inventarisasi alternatif air baku untuk...
TRANSCRIPT
TUGAS AKHIR – RE 141581
INVENTARISASI ALTERNATIF AIR BAKU UNTUK PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN SUKOLILO DAN RUNGKUT KOTA SURABAYA BIMO TEGUH YUWONO 3313100066 Dosen Pembimbing Dr.Ali Masduqi ,S.T,M.T NIP : 19680128 199403 1 003
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan, dan Kebumian Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2018
i
FINAL PROJECT – RE 141581 ALTERNATIVE INVENTORY OF RAW WATER FOR PROVIDING CLEAN WATER IN SUKOLILO AND RUNGKUT DISTRICT SURABAYA BIMO TEGUH YUWONO
3313100066
SUPERVISOR
Dr. Ali Masduqi,ST.,MT
NIP : 19680128 199403 1 003
DEPARTMENT OF ENVIRONMENTAL ENGINEERING
Faculty of Civil, Environmental, and Geo Engineering
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2018
ii
iii
iv
INVENTARISASI ALTERNATIF AIR BAKU UNTUK PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN SUKOLILO DAN RUNGKUT KOTA SURABAYA
Nama Mahasiswa : Bimo Teguh Yuwono
NRP : 3313100066 Department : Environmental Engineering FTSP ITS Dosen Pembimbing : Dr. Ali Masduqi,ST.,MT NIP : 19680128 199403 1 003
ABSTRAK
Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Rungkut merupakan salah satu kecamatan di kota Surabaya yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Perkembangan di berbagai sektor menimbulkan permintaan air bersih yang meningkat baik dari segi domestik dan non domestik. Persen pelayanan PDAM di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut telah mencapai 95% Dengan peningkatan penduduk dan fasilitas yang ada pada tahun 2030 PDAM tidak mampu melayani keseluruhan pelanggan di dua kecamatan tersebut. Hal ini disebabkan peningkatan penduduk dan fasilitas umum yang meningkat drastis sehingga demand akan lebih besar dari supply sehingga dari permasalahan berikut perlu dilakukan inventarisasi alternatif air baku kemudian dilakukan kajian berdasarkan aspek kualitas, kuantitas dan kontinuitas Analisis yang dilakukan yaitu inventarisasi akses penyediaan air bersih eksisting, proyeksi penduduk dan kebutuhan air dari tahun 2015-2030, proyeksi perkiraan suplai PDAM, perbandingan suplai dan demand, inventarisasi alternatif air baku,penilaian air baku berdasarkan kualitas, kuantitas dan kontinuitas serta penerapan teknologi pengolahan air berdasarkan karakteristik air baku Hasil dari penelitian ini adalah peningkatan kebutuhan air pada tahun di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut tidak diimbangi oleh supply yang disediakan PDAM sehingga diperlukan alternatif pemenuhan kebutuhan air bersih yaitu dengan pencarian air baku
v
di lokasi penelitian. Pada lokasi penelitian terdapat empat sumber air baku potensial yaitu Kali Jagir, waduk SIER, air tanah dan air laut di pantai Wonorejo. Pemilihan sumber air baku dikarenakan pada saat ini sumber belum termanfaatkan maksimal dan diyakini dapat digunakan untuk pelayanan air bersih di wilayah studi. Kali Jagir memiliki kuantitas air yang cukup untuk digunakan pelayanan air bersih di wilayah studi, namun dari segi kualitas kurang baik karena mengandung beban pencemar yang tinggi serta bersifat payau pada musim kemarau dan memiliki kontinuitas yang baik karena tersedia sepanjang tahun. Waduk SIER memiliki kapasitas yang terbatas untuk penyediaan air, memiliki kualitas sedikit lebih baik daripada Kali Jagir karena jumlah bakteri coliform tidak terlalu banyak dan dari segi kontinuitas kurang baik karena debit sedikit pada musim kemarau. Air laut memiliki kuantitas air yang sangat melimpah, namun kualitas air cenderung berkadar garam tinggi sehingga sedikit susah dalam pengolahan. Air tanah memiliki kuantitas yang terbatas apabila dieksploitasi berlebihan cenderung dapat mnurunkan muka air tanah, memiliki kualitas yang lebih baik daripada air permukaan karena tidak mengandung coliform berlebih dan dari segi kontinuitas kurang baik Pemilihan alternatif air baku dengan skala penilaian 5 sampai 30 mendapatkan hasil bahwa Kali Jagir merupakan sumber air baku alternatif yang terpilih dan diharapkan dapat dimaksimalkan pemanfaatannya
Kata Kunci : inventarisasi, air baku, air bersih, supply dan demand, Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Rungkut, Surabaya, teknologi pengolahan air bersih
vi
ALTERNATIVE INVENTORY OF RAW WATER FOR PROVIDING CLEAN WATER IN SUKOLILO AND RUNGKUT DISTRICT SURABAYA
Name of Student : Bimo Teguh Yuwono
NRP : 3313100066 Department : Environmental Engineering FTSP ITS Supervisor : Dr. Ali Masduqi,ST.,MT NIP : 19680128 199403 1 003
ABSTRACT
Sukolilo and Rungkut sub-districts are one of the districts in Surabaya that have high population density. Developments in various sectors have led to increased demand for clean water both domestically and non-domestically. Percentage of PDAM service in Sukolilo and Rungkut Sub-districts has reached 95% With the increase of population and existing facilities in 2030 PDAM is unable to serve the entire customers in the two sub-districts. This is due to the increase in population and public facilities that increased drastically so that demand will be greater than the supply so that from the following problems need to be inventory of raw water alternatives then conducted studies based on aspects of quality, quantity and continuity.
The analyzes are inventory of existing water supply, population projection and water demand from 2015-2030, projected estimation of PDAM supply, supply and demand comparison, raw water alternative inventory, raw water valuation based on quality, quantity and continuity as well as application of processing technology water based on raw water characteristics The result of this research is the increase of water requirement in the year of Sukolilo and Rungkut sub-district is not balanced by the supply provided by PDAM so that the alternative needs of clean water is needed by searching for raw water in the research location. At the location of the study there are four potential raw water sources, namely Jagir River, SIER lake, ground water and
vii
seawater at Wonorejo beach. The selection of raw water resources is due to the fact that the source has not been fully utilized and is believed to be used for clean water services in the study area. Jagir river has sufficient water quantity for the use of clean water services in the study area, but in terms of poor quality because it contains a high pollutant load and is brackish in the dry season and has good continuity as it is available throughout the year. The SIER reservoir has limited capacity for water supply, has slightly better quality than Kali Jagir because the number of coliform bacteria is not too much and in terms of continuity is less good because of the slight discharge in the dry season. Sea water has a very abundant quantity of water, but the quality of water tends to be high salt content so it is a bit difficult in processing. Groundwater has a limited quantity when over-exploited tends to lower the water table, has a better quality than surface water because it does not contain excess coliform and in terms of poor continuity The selection of raw water alternatives with the assessment scale of 5 to 30 obtained the result that Jagir river is the alternative source of alternative water that is selected and is expectedtobemaximizedutilization.
Keywords: inventory, raw water, clean water, supply and demand, Sukolilo District, Rungkut Sub-district, Surabaya, clean water treatment technology
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas rahmat, kasih karunia, berkat dan penyertaan-Nya sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan. Tugas akhir “Inventarisasi Alternatif Air Baku Untuk Penyediaan Air Bersih di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut” ini disusun sebagai upaya untuk mendapatkan gelar sarjana teknik dengan memperdalam dan mengaplikasikan ilmu tentang teknik lingkungan khususnya seputar pengolahan dan pengelolaan air bersih. Dalam penyyusunan laporan ini penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ali Masduqi,ST.,MT selaku dosen pembimbing, atas bimbingan dan arahan terutama kesediaan untuk membagi waktu dan ilmu mulai dari awal hingga akhir tugas selesai
2. Bapak Prof. Wahyono Hadi,M.Sc.,Ph.D.,Bapak Ir. Bowo Djoko Marsono,M.Eng, Ibu Alia Damayanti,ST.,MT.,Ph.D, Bapak Arie Dipareza Syafei,ST.,MEPM, Bapak Alfan Purnomo ,ST.,MT selaku dosen pengarah, terima kasih atas saran, masukan, dan bimbingannya
3. Ibu Dr.Ir.Ellina S. Pandebesie,MT atas kesediannya membantu dan membimbing selama 4 tahun perkuliahan
3. Altwater Project yang telah memberikan ide penelitian serta biaya untuk mewujudkan penelitian ini
4. Bapak Edi Pratikto, selaku laboran di Laboratorium Manajemen Kualitas Lingkungan, atas kesediaan dan waktunya dalam melakukan analisis kualitas air sesuai dengan kebutuhan penelitian tugas akhir
5. Seluruh instansi yang turut andil memberikan ijin penelitian dan memberikan data terkait yaitu Bakesbangpol Kota Surabaya, PDAM Surya Sembada Surabaya, Kantor Kecamatan dan Kelurahan di Sukolilo dan Rungkut, Perum Jasa Tirta 1 Surabaya, Dinas PU Cipta Karya, Dinas PU Bina Marga dan Pematusan dan BAPPEKO
6. Ibu, Almarhum Ayah, Kakak dan Adik yang telah memberikan doa, semangat dan motivasi
7. Fadlilatin Nailah selaku teman satu perjuangandosen pembimbing
ix
8. Uridna Marwah, Cipta Persada, Aninsa Nan, Dwiyanti Rosalia dan Royyan Farodis selaku teman satu tema tugas akhir
9. Moh. Rosidi, Edi Lukito, Kristiandita Ariella, Pratama Heru, Adhee Moh.Rizky, Ignatius Chandra, Kristianus Octavianus, R.Cipta Anugerah Persada, Edwin Cris, Alfian Nur Rohman sahabat yang telah mewarnai 4 tahun selama masa perkuliahan
10.Bias G.Wickasi, Ignatius Chandra, Agung Wahyu,Cipta Anugrah, Marissa Olivia Damanik, Pandu Winata,Ekadhana Chana, Moh.Rosidi dan Uridna Marwah yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini
11.Astarina Wili Martha dan Augusta Esmeralda yang telah menjadi tempat keluh kesah di saat susah
Penyusunan laporan ini telah diusahan semaksimal mungkin, namun apabila terdapat kesalahan baik itu disengaja maupun tidak disengaja oleh penulis sebagaimana penulis juga masih dalam tahap belajar mohon dimaafkan. Untuk itu, apabila terdapat kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
Surabaya, November2017
Penyusun
x
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................... iv ABSTRACT .................................................................................. vi KATA PENGANTAR .................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................... x DAFTAR TABEL .......................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ...................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 2 1.3 Tujuan .................................................................................. 3 1.4 Ruang Lingkup ................................................................... 3 1.6 Manfaat ............................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 5 2.1 Air Baku .............................................................................. 5
2.1.2 Air Permukaan ............................................................. 6 2.1.3 Air Tanah ..................................................................... 6
2.2 Pemilihan Sumber Air Baku ............................................... 6 2.2.1 Syarat Pemilihan Sumber Air ...................................... 7
2.3 Parameter Air Minum .......................................................... 8 2.4 Kualitas Air Sungai Berdasarkan Kelas ............................ 12
2.5.1 Proses Pengolahan Air Minum .................................. 14 2.5.2 Pengolahan Air Permukaan....................................... 15 2.5.3 Pengolahan Air Tanah ............................................... 15
2.6 Pengukuran Debit Sungai ................................................ 15 2.7 Penentuan Potensi Debit Air Tanah ................................. 19 2.7 Teknik Penentuan Jumlah Sampel ................................... 20
BAB III GAMBARAN UMUM ........................................................ 21 3.1 Gambaran Umum Kota Surabaya .................................... 21 3.2 Hidrologi Surabaya ........................................................... 22 3.3 Sumber Air Baku Eksisting PDAM Surabaya ................... 24
xi
3.4 Zona Distribusi Pelayanan Air Bersih Kecamatan Sukolilo
dan Rungkut ............................................................................ 25 3.4.1 Sumber Air Bersih Kecamatan Sukolilo dan Rungkut 26 3.4.2 Kondisi Pelayanan PDAM Kecamatan Sukolilo dan
Rungkut ............................................................................... 29 3.5 Gambaran Umum Kecamatan Sukolilo ............................. 33 3.6 Curah Hujan Kecamatan Sukolilo .................................... 34 3.7 Kependudukan di Kecamatan Sukolilo............................. 34 3.8 Gambaran Umum Kecamatan Rungkut ........................... 36 3.9 Curah Hujan di Kecamatan Rungkut ................................ 37 3.10 Pemerintahan di Kecamatan Rungkut............................ 39 2.13 Kepadatan Penduduk Kecamatan Rungkut ................... 39
BAB IV METODE PENELITIAN .................................................. 41 4.1 Umum ................................................................................ 41 4.2 Tahapan Penelitian ............................................................ 42 4.3 Studi Literatur ................................................................... 44 4.4 Perizinan dan Permohonan Data ...................................... 44 4.5 Survei Lokasi ..................................................................... 45 4.6 Pengumpulan Data ............................................................ 45 4.7 Data Primer ....................................................................... 45 4.8 Data Sekunder .................................................................. 46 4.9 Aspek Teknis .................................................................... 47 4.10 Kesimpulan ..................................................................... 48
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN ....................................... 49 5.1 Perkiraan Akses Air Bersih Wilayah Penelitian ................ 49 5.2 Inventarisasi Akses Air Bersih di Kecamatan Sukolilo dan
Rungkut ................................................................................... 55 5.3 Hasil Survei Masyarakat Melalui Kuisioner ...................... 56 5.5 Proyeksi Penduduk ........................................................... 80 5.6 Proyeksi Fasilitas Umum .................................................. 86 5.7. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih ........................................ 88 5.8 Potensi Sumber Air Baku ............................................... 101 5.9 Pemilihan Sumber Air Baku ............................................ 131
xii
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ......................................... 139
6.1 Kesimpulan ...................................................................... 139 6.2 Saran ............................................................................... 140
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 141 LAMPIRAN A ............................................................................. 143 LAMPIRAN B ............................................................................. 173 LAMPIRAN C ............................................................................. 177
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Produksi Air Bersih PDAM Surabaya .......................... 25 Tabel 3.2 Sumber Pasokan Air Bersih Kecamatan Sukolilo dan
Kecamatan Rungkut .......................................................... 26 Tabel 3.3 Luas Wilayah Kelurahan di Kecamatan Sukolilo ......... 33 Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin per
Kelurahan Tahun 2015 ...................................................... 35 Tabel 3.5 Luas Wilayah, Ketinggian Wilayah dan Jarak ke
Kecamatan ........................................................................ 36 Tabel 3.6 Data Curah Hujan Kecamatan Rungkut ...................... 38 Tabel 3.7 Kelembapan dan Temperatur di Kecamatan Rungkut 38 Tabel 3.7 Jumlah RT dan RW di Kecamatan Rungkut ............... 39 Tabel 3.8 Luas Wilayah Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk
per Kelurahan Tahun 2014 ............................................... 39 Tabel 3.9 Jumlah Penduduk Tiap Kelurahan Berdasarkan Jenis
Kelamin ............................................................................. 40 Tabel 4.1 Scoring Dengan Metode Deskriptif .............................. 48 Tabel 5.1 Jumlah Pengguna Sambungan PDAM Kecamatan
Rungkut ............................................................................. 50 Tabel 5.2 Jumlah Pengguna Sambungan PDAM Kecamatan
Sukolilo .............................................................................. 51 Tabel 5.3 Jumlah Pengguna Sumber Non Perpipaan ................. 52 Tabel 5.4 Jumlah Responden Tiap Kelurahan di Kecamatan
Sukolilo dan Rungkut ........................................................ 56 Tabel 5.5 Jenis Kelamin Responden di Kecamatan Sukolilo dan
Rungkut ............................................................................. 57 Tabel 5.6 Jenis Pekerjaan Responden ....................................... 57 Tabel 5.7 Penghasilan Per Bulan Responden ............................ 58 Tabel 5.8 Jumlah Penghuni Rumah di Kecamatan Sukolilo dan
Rungkut ............................................................................. 59 Tabel 5.9 Biaya Yang Dikeluarkan Pelanggan PDAM ................ 65 Tabel 5.10 Pemakaian Air Bersih Tiap Kelurahan ...................... 69 Tabel 5.11 Kriteria Teknis Periode Perencanaan Berdasarkan
Klasifikasi Kota .................................................................. 70 Tabel 5.12 Sub Zona di Tiap Kelurahan ...................................... 71 Tabel 5.13 Persentase Sub Zona Yang di Tiap Kelurahan ......... 76 Tabel 5.14 Jumlah Fasilitas Umum Berdasarkan Golongan
Pelanggan ......................................................................... 77
xiv
Tabel 5.15 Keterangan Klasifikasi Pelanggan PDAM ................. 78 Tabel 5.16 Debit Fasilitas Umum di Tiap Kelurahan ................... 79 Tabel 5.17 Perhitungan Nilai Korelasi (r) Metode Aritmatik ........ 81 Tabel 5.18 Perhitungan Nilai Korelasi (r) Metode Geometrik ...... 81 Tabel 5.19 Perhitungan Nilai Korelasi (r) Metode Least Square . 82 Tabel 5.20 Pertambahan Penduduk Tiap Kelurahan .................. 85 Tabel 5.21 Perhitungan Proyeksi Fasilitas Umum Tahun 2030 .. 87 Tabel 5.22 Tingkat Pelayanan PDAM di Kecamatan Sukolilo dan
Rungkut ............................................................................. 88 Tabel 5.24 Pemakaian Air Bersih Golongan 1 ............................ 91 Tabel 5.25 Besaran Kebutuhan Air Non Domestik di Kelurahan
Keputih .............................................................................. 92 Tabel 5.26 Kebutuhan Air Non Domestik di Kelurahan Keputih . 94 Tabel 5.27 Total Kebutuhan Air Per Kelurahan Tahun 2030 ...... 96 Tabel 5.28 Proyeksi Suplai PDAM Non Domestik Selama 5
Tahun ................................................................................ 98 Tabel 5.29 Proyeksi Suplai PDAM Domestik Selama 5 Tahun... 99 Tabel 5.30 Proyeksi Suplai PDAM Total Selama 5 Tahun .......... 99 Tabel 5.31 Perbandingan Antara Kebutuhan Air Total dengan
Perkiraan Debit Yang Dihasilkan PDAM ......................... 100 Tabel 5.32 Hasil Pengukuran Debit Sumber Kali Jagir ............. 103 Tabel 5.33 Debit Bulanan Kali Jagir .......................................... 104 Tabel 5.38 Proses Pengolahan Polutan Air Yang Sesuai ......... 118 Tabel 5.40 Kriteria Air Tanah Berdasarkan Jumlah Debit ......... 120 Tabel 5.41 Perbandingan Antara Debit Air Tanah Dengan
Kebutuhan Air .................................................................. 121 Tabel 5.43 Spesifikasi Bak Filter Jenis RMD 5000 Pengolahan
Sumur .............................................................................. 126 Tabel 5.44 Kualitas Air Laut Wonorejo ...................................... 129 Tabel 5.45 Kecocokan Sumber Air Baku di Tiap Kelurahan ..... 132
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pengukuran Kecepatan Aliran Dengan Cara 1 ....... 17 titik, 2 titik dan 3 titik .................................................................... 17 Gambar 2.2 Macam Jenis Pelampung ....................................... 18 Gambar 2.3 Pelampung Ganda (Double Floats) ........................ 18 Gambar 3.1 Pembagian Zona Distribusi Pelayanan Kota
Surabaya ........................................................................... 27 Gambar 3.2 Peta Pelayanan IPAM Per Sub Zona Sistem
Distribusi ............................................................................ 28 Gambar 3.3 Peta Kawasan Jangkauan Pelayanan Per Sub Zona
Sistem Distribusi ................................................................ 31 Gambar 3.4 Kepadatan Penduduk per Kelurahan di Kecamatan
Sukolilo .............................................................................. 35 Gambar 3.5 Luas Wilayah Kecamatan Rungkut ........................ 37 Gambar 3.6 Perbandingan Jumlah Penduduk di Kecamatan
Rungkut Tahun 2013 ......................................................... 40 Gambar 4.1 Kerangka Tugas Akhir ............................................. 44 Gambar 5.1 Daerah Terlayani Jaringan Pipa PDAM di Kecamatan
Rungkut ............................................................................. 53 Gambar 5.2 Daerah Terlayani Jaringan Pipa PDAM di Kecamatan
Sukolilo .............................................................................. 54 Gambar 5.3 Akses Air Bersih Yang Digunakan Oleh Masyarakat
........................................................................................... 60 Gambar 5.4 Akses Air Untuk Minum Yang Digunakan Oleh
Masyarakat ........................................................................ 61 Gambar 5.5 Kecukupan Kebutuhan Air Berdasarkan Akses
Yang Digunakan ................................................................ 62 Gambar 5.6 Kualitas Secara Fisik Sambungan Rumah PDAM63 Gambar 5.8 Kualitas Sumur Secara Fisik ................................. 64 Gambar 5.9 Kualitas Hidran Umum Secara Fisik ..................... 64 Gambar 5.10 Kualitas Air PDAM di Wilayah Studi .................... 66 Gambar 5.11 Kontinuitas Air PDAM di Wilayah Studi ............... 67 Gambar 5.12 Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan PDAM
........................................................................................... 68 Gambar 5.13 Persen Pembagian Sub Zona di Tiap Kelurahan 73 Gambar 5.13 Plot Grafik Metode Aritmatik .................................. 83 Gambar 5.14 Plot Grafik Metode Geometrik ............................... 83
xvi
Gambar 5.15 Plot Grafik Metode Least Square .......................... 84 Gambar 5.16 Kurva Perbandingan Supply dan Demand .......... 101 Gambar 5.17 Lokasi Pengukuran Debit Sumber Kali Jagir ....... 103 Gambar 5.18 Current Meter Jenis Double Floats ..................... 104 Gambar 5.19 Lokasi Sampling Kualitas Air Kali Jagir ............... 106 Gambar 5.20 Hasil Sampling Air Kali Jagir ............................... 107 Gambar 5.17 Diagram Alir Proses Pengolahan Kali Jagir ........ 110 Gambar 5.18 Kondisi Terjadi Back Water Pada Sungai ........... 111 Gambar 5.19 Rencana Posisi Intake ......................................... 112 Gambar 5.20 Bendung Gerak ................................................... 113 Gambar 5.21 Rencana Lokasi Bendung Gerak ........................ 113 Gambar 5.22 Lokasi Waduk PT SIER ....................................... 114 Gambar 5.18 Lokasi Pengambilan Air di Waduk PT SIER ....... 116 Gambar 5.19 Sampel Air Waduk PT SIER ................................ 116 Gambar 5.20 Diagram Alir Proses Pengolahan Waduk SIER .. 119 Gambar 5.21 Rangkaian Aerasi Filter ....................................... 124 Gambar 5. 20 Peta Kedalaman Air Tanah Surabaya ................ 127 Gambar 5.21 Peta Sebaran Karakteristik Cl- Pada Air Tanah . 128 Gambar 5.24 Sea Water Reverse Osmosis .............................. 131
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Surabaya berdasarkan letak dan fungsinya merupakan ibukota provinsi Jawa Timur dengan dikelilingi oleh beberapa kota satelit seperti Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, Tuban dan Bojonegoro. Kota Surabaya merupakan salah satu kota dengan jumlah kepadatan penduduk yang tinggi. Hal ini didukung dengan berkembangnya sektor pembangunan kota sehingga meningkatnya jumlah berbagai fasilitas penunjang kota. Berdasarkan data dari Surabaya Dalam Angka tahun 2016 Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Rungkut merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk yang besar. Hal ini didukung pula dengan semakin berkembangnya sektor pembangunan sehingga banyak ditemui apartemen, pusat perbelanjaan baik dalam skala besar maupun kecil, perguruan tinggi dan lain-lain. Semakin berkembangnya suatu daerah akan menyebabkan jumlah penduduk yang ingin pindah ke daerah tersebut semakin tinggi. Sehingga jumlah kebutuhan air baik dari sisi domestik maupun non domestik akan meningkat. Kondisi eksisting pelayanan air bersih di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut telah mencapai ± 95% sehingga pelayanan air bersih dikatakan baik. Namun dengan adanya perkembangan dalam segala aspek setiap tahunnya di 2 kecamatan tersebut dapat menyebabkan kebutuhan air yang tidak dapat dipenuhi oleh PDAM. Terdapat 2 kemungkinan yang dapat terjadi pertama suplai air dari PDAM tidak mampu memenuhi permintaan air bersih di tahun 2030 sehingga persen pelayanan eksisting saat ini dapat turun dan yang kedua yaitu PDAM mampu melayani keseluruhan permintaan air bersih kota Surabaya. Sumber air eksisting yang digunakan PDAM Surabaya saat ini untuk produksi air bersih berasal dari Kali Surabaya dan Mata Air Umbulan. Kali Surabaya memiliki kapasitas
2
debit sekitar 30 – 35 m3/detik dan yang telah dimanfaatkan untuk produksi air bersih sekitar 11-12 m3/detik. Sumber air lain yang digunakan untuk produksi air bersih yaitu dari Mata Air Umbulan dengan pemanfaatan sekitar 110 l/detik. Kondisi Kali Surabaya setiap tahun mengalami penurunan kuantitas air yang disebabkan oleh penebalan sedimen di dasar sungai dan banyaknya pembangunan liar disekitar sungai yang menyebabkan pengurangan daerah resapan air. Selain itu dalam segi kualitas setiap tahun terjadi penurunan kualitas yang disebabkan pembuangan sisa limbah indsutri. Untuk mata air Umbulan sedikit susah untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin selain karena jarak sumber air yang jauh, pemanfaatan mata air Umbulan juga dimanfaatkan oleh kota Gresik, Sidoarjo dan Pasuruan Dari permasalahan diatas diperlukan adanya inventarisasi jenis akses air bersih yang digunakan oleh masyarakat, pemakaian air bersih secara nyata, kondisi akses air bersih yang digunakan dan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan PDAM. Lalu dilakukan perhitungan proyeksi kebutuhan air dan proyeksi suplai air bersih oleh PDAM dan dibandingkan antara kebutuhan dan suplai tersebut. Selain itu diperlukan juga adanya inventarisasi sumber air baku yang terdapat di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut. Sumber air baku yang diinventarisasi yaitu air permukaan berupa sungai dan waduk, air tanah dan air laut. Dari sumber air baku tersebut dilakukan analisis dalam hal kualitas, kuantitas dan kontinuitas 1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat di wilayah studi ?
2. Berapakah kebutuhan air yang diperlukan oleh masyarakat pada tahun 2030 di wilayah studi ?
3. Apakah air yang disediakan oleh PDAM mampu memenuhi kebutuhan air pada tahun 2030 ?
4. Apa saja jenis sumber air baku potensial di wilayah penelitian ?
3
1.3 Tujuan
1. Melakukan inventarisasi terkait pemenuhan kebutuhan air bersih di wilayah studi
2. Menghitung kebutuhan air bersih di wilayah studi pada tahun 2030
3. Membandingkan antara perkiraan kebutuhan air bersih yang diperlukan dengan PDAM dan perkiraan suplai air bersih dari PDAM pada tahun 2030 di wilayah penelitian
4. Melakukan inventarisasi terkait dengan air baku yang berlokasi di sekitar wilayah studi
5. Melakukan kajian air baku yang ada berdasarkan prinsip kuantitas, kualitas dan kontinuitas
1.4Ruang Lingkup
Berdasarkan rumusan masalah dan latar belakang di atas, maka ruang lingkup dari proposal tugas akhir ini adalah :
1. Jenis tugas akhir adalah penelitian lapangan 2. Studi dilakukan di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut 3. Periode perencanaan adalah 15 tahun 4. Inventarisasi yang dilakukan berupa inventarisasi
pemenuhan kebutuhan air bersih oleh masyarakat dan inventarisasi sumber air baku di wilayah penelitian
5. Analisis yang dilakukan yaitu analisi kebutuhan air bersih periode 2015-2030, analisis perbandingan antara kebutuhan air dengan suplai air oleh PDAM, analisa sumber air baku berdasarkan kualitas, kuantitas dan kontinuitas serta teknologi yang dapat digunakan
6. Aspek yang dikerjakan :aspek teknis dan aspek ekonomis
7. Jenis air baku yaitu air permukaan ; sungai dan danau, air tanah, air hujan dan air laut
4
8. Analisa kualitas air baku menggunakan Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 terkait dengan standar kelas air baku
9. Metode analisis secara deskriptif 10. Inventarisasi dilakukan dengan cara survei melalui
kuisioner dan wawancara dengan tujuan mengetahui kondisi eksisting sarana air bersih dan kebutuhan air bersih
1.6 Manfaat
Manfaat penyusunan tugas akhir ini adalah : 1. Memberikan informasi terkait kebutuhan nyata air
bersih di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut 2. Memberikan referensi terkait perbandingan antara
suplai air PDAM dengan tingkat kebutuhan air masyarakat melalui perhitungan proyeksi
3. Memberikan informasi terkait sumber air bersih yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana penyedia air bersih
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air Baku
Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan dan air laut yang berada di darat. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah. Daya air adalah potensi yang terkandung dalam air dan/atau pada sumber air yang dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungannya. Sumberdaya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung didalamnya (Eryani,2014)
Air baku adalah air yang digunakan sebagai sumber atau bahan baku dalam penyediaan air bersih. Sumber air baku yangdapat digunakan untuk penyediaan air bersih yaitu air hujan, air permukaan (air sungai, air danau atau rawa), air tanah (air tanah dangkal, air tanah dalam, mata air) (JICA, 1974; Linsley, 1989; Sutrisno, 2002). Ketersediaan air baku harus cukup secara kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Karena air baku sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia.
Menurut peraturan yang tercantum pada PP RI No.82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, yaitu secara kuantitas jumlah debit air yang sesuai dengan kebutuhan domestik dan non domestik, serta kebocoran, yang sumbernya dapat memenuhi kebutuhan tersebut dan dapat dipertanggungjawabkan (mata air, air tanah, air sungai, danau) dan secara kontinuitas yaitu sumber air tersebut harus dapat menghasilkan debit air yang sesuai dengan kuantitas air yang dibutuhkan selama musim kemarau maupun musim hujan. Hal ini dikarenakan air untuk pengolahan harus ada setiap saat (memenuhi kebutuhan manusia setiap saat) (Reynold,1995).
6
2.1.2 Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan tanah, sebagian menguap dan sebagian lainnya mengalir ke sungai, saluran air lalu disimpan di dalam danau, waduk dan rawa. Air permukaan dalam dibedakan menjadi dua jenis yaitu perairan darat dan perairan laut. Air permukaan memiliki keuntungan dan kerugian dalam penggunaannya. Keuntungan nya antara lain (a) kuantitas atau jumlah nya cukup banyak, (b) cara pengambilannya lebih banyak. Kerugian nya antara lain (a) kualitas air kurang baik karena terkontaminasi dengan bahan pencemar selama pengaliran, (b) debit atau jumlah air tidak menentu, (c) air permukaan memerlukan pengolahan sebelum dimanfaatkan. (Sari,2016)
2.1.3 Air Tanah
Air tanah dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu air tanah tidak tertekan (bebas) adalah air yang terletak pada suatu dasar yang kedap air dan permukaan bebas. Pada air tanah tertekan adalah air yang sepenuhnya jenuh dengan bagian atas dan bawah dibatasi oleh lapisan kedap air, salah satunya sumur arteis (Effendi,2003)
Air tanah mengalir ke bawah akibat gaya gravitasi mengikuti gradient tekanan. Air tanah terletak di dalam pori-pori tanah, oleh karenanya sering disebut sebagai aliran dalam media berpori (porous media). Air tanah terletak dalam celah atau retakan batuan dan mengalir melalui lapisan tanah yang disebut aquifer dan media porous yang dangkal (sekitar 450 m di bawah permukaan tanah) (Mardyanto,2010)
2.2 Pemilihan Sumber Air Baku
Dalam memilih sumber air baku, harus diperhatikan hal-hal seperti berikut:
1. Kualitas air baku. 2. Volume (kuantitas) air baku. 3. Kondisi iklim di daerah sumber air baku. 4. Lokasi sumber air baku harus tetap, tidak mengalami
kemungkinan pindah atau tertutup.
7
5. Konstruksi intake yang memenuhi syarat dan kesulitan yang kecil.
6. Kemungkinan perluasan intake di masa yang akan datang.
7. Elevasi muka air sumber mencukupi. 8. Kemungkinan timbulnya pencemar di masa yang
akan datang. 9. Fasilitas dan biaya operasi dan perawatan yang
tersedia mencukupi. Pendekatan yang paling efektif untuk menentukan apakah suatu sumber air memenuhi persyaratan sebagai sumber air baku air minum adalah memilih sumber dengan kualitas yang baik. Kualitas dari sumber air baku haruslah diperhatikan, karena berpotensi mengandung berbagai macam polutan. (Droste,1997).
Dalam menentukan berbagai alternatif sumber air bersih yang dipilih, perlu beberapa pertimbangan dan langkah-langkah yang perlu dilakukan. Adapun dasar pemilihan alternatif sumber air yang dipilih adalah biaya yang terkecil, jarak dari sumber air ke daerah pelayanan terpendek, pengaliran secara gravitasi, kualitas air yang terbaik, kuantitas air yang terbesar, dan kontinuitas sumber air (Dirjen Cipta Karya, 2009)
2.2.1Syarat Pemilihan Sumber Air
Sistem air minum sangat ditentukan oleh sumber airnya karena itu survey sumber air harus dilakukan secara hati-hati dan teliti, yang menyangkut antara lain :
1. Kuantitas dipilih alternatif sumber air yang kapasitasnya cukup memenuhi
2. Kontinuitas, debit, dipilih alternatif sumber air yang debitnya kontinu sepanjang tahun (misal untuk opsi sumur gali ketersediaan air dimusim kemara harus menjadi perhatian)
3. Kualitas diutamakan sumber air yang kualitasnya sesedikit mungkin memerlukan pengolahan / perbaikan kualitas
8
4. Jarak sumber air ke area yang akan dilayani tidak jauh
5. Elevasi, diutamakan ketinggian lokasi sumber air lebih tinggi dari ketinggian lokasi area yang akan dilayani sehinggab air dapat mengalir secara gravitasi
(Sumber Dirjen Cipta Karya, 2009)
2.3Parameter Air Minum
Berdasarkan Permen.Kesehatan RI.No 492/MENKES/PER/IV/2010
a. Parameter Fisik
• Temperatur/Suhu a. Mempengaruhi kelarutan bahan-bahan kimia
dan aktifitas biologis b. Hilangnya rasa kesegaran atau sejuk pasa air
• Warna a. Mempengaruhi segi estetika dan psikologis
bagi pemakai air minum. b. Menyulitkan proses koagulasi. c. Dapat menodai bahan – bahan kain atau
mempengaruhi proses industri. d. Penyebab dari warna : Zat organic dan
anorganik yang terlarut.
• Bau dan Rasa a. Mempengaruhi segi estetika. b. Menyebabkan air minum tidak enak untuk
diminum c. Disebabkan zat organic yang terdekomposisi
oleh bakteri
• Kekeruhan/Turbidity a. Kekeruhan yang tinggi dapat mempersulit
desinfeksi dan pemeliharaan, menyebabkan bau dan rasa, menimbulkan deposit pada sistem distribusi dan menyebabkan konsumen meragukan keamanan air minum.
b. Dapat menaikkan biaya pengolahan air minum.
9
b. Parameter Kimia Air minum tidak boleh mengandung bahan- bahan kimia dalam jumlah yang melampaui batas. Beberapa persyaratan kimia tersebut antara lain:
• pH a. pH yang rendah memungkinkan untuk
pertumbuhan fungi atau algae. b. pH yang terlalu rendah atau tinggi dapat
menyebabkan korosi pada logam atau pipa. c. Mempengaruhi aktifitas pengolahan yang akan
dilakukan, misalnya : proses koagulasi dan flokulasi dimana kelarutan bahan kimia yang digunakan tergantung pada pH.
• Zat Padat (Total Solid) a. Menyebabkan kekeruhan. b. Dapat mempengaruhi rasa air dan apabila
masuk dalam usus manusia dapat menyebabkan iritasi usus.
• Zat Organik a. Menyebabkan perubahan sifat fisik pada air
(warna, bau, rasa, dan kekeruhan). b. Kehadirannya dalam air dapat mengundang
timbulnya mikroorganisme pada air tersebut. c. Penyebab adanya lemak, protein, yang terlarut.
• CO2 Agresif Menyebabkan korosi pada pipa distribusi
• Kesadahan (disebabkan oleh ion-ion Ca2+ dan Mg2+, juga oleh Fe2+, Mn2+ dan semua kation yang bermuatan dua)
a. Air sadah mengakibatkan konsumsi sabun lebih tinggi.
b. Kelebihan ion Ca2+ serta ion CO3-2 (salah satu
ion alkalinity) mengakibatkan terbentuknya kerak pada dinding pipa yang disebabkan endapan kalsium karbonat.
c. Konsentrasi Ca > 76 mg / l menyebabkan tulang rapuh.
10
d. MgSO4 menyebabkan iritasi usus , menimbulkan noda – noda pada kain.
• Besi (Fe) dan Mangan (Mn) a. Menimbulkan rasa pahit dan air berwarna
merah. b. Menyebabkan bau dan rasa sehubungan
dengan adanya organisme (non bacterial) yang mengkonsumsi Fe serta senyawa – senyawanya
c. Konsentrasi Mn > 0,5 mg / l menyebabkan rasa amis pada minuman dan meninggalkan warna kecoklat – coklatan pada pakaian atau kain.
d. Menimbulkan bau dan rasa pada minuman
• Tembaga (Cu) a. Menyebabkan korosi pada pipa. b. Menimbulkan rasa dan warna.
• Zink (Zn) Menimbulkan rasa dan deposit pasir.
• Chlorida (Cl) a. Menimbulkan rasa b. Menyebabkan korosi pada sistem distribusi air
minum. c. Dapat menimbulkan penyakit apabila terminum
oleh manusia.
• Sulfat (SO4) a. Menimbulkan rasa. b. Menimbulkan bau ( akibat dari reduksi sulfat
menjadi H2S ) dan dapat menyebabkan korosi pada pipa.
• Sulfida (S) dan Hidrogen Sulfida a. Merupakan gas beracun yang berbau busuk. b. Dalam konsentrasi besar dapat memperkecil
pH sehingga menyebabkan korosifitas pada pipa logam.
• Flourida (F) a. Konsentrasi 1,5 – 3 mg / l menyebabkan
marled enamel pada gigi.
11
b. Konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan gigi hitam.
c. Konsentrasi < 0,5 mg / l banyak menimbulkan kerusakan gigi.
• Amoniak (NH3) , Nitrat (NO3-), Nitrit (NO2
-) Jika kehadirannya dalam air minum (Nitrat, Nitrit) dapat menyebabkan methemoglobinemania dan blue babies (karena dalam usus NO3
-) berubah menjadi NO2
- , hal ini dapat mengikat haemoglobin pada darah manusia dan dapat mengakibatkan kematian).
• Phenolit a. Menimbulkan bau dan rasa (karena phenol
berubah menjadi chlorophenol jika tidak ada tree avaitable chlorine).
b. Sangat beracun bagi mokroorganisme dank arena phenol merupakan strong toxin.
• Arsen(As), Timbal(Pb), Selenium(Se), Chromium(Cr), Cyanida(Cn), Air Raksa(Hg)
a. Merupakan zat kimia beracun yang dapat merusak organ tubuh.
b. As : Racun yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan, kanker kulit, hati, dan saluran empedu.
c. Pb : Bersifat racun merupakan penghambat yang kuat terhadap reaksi enzim.
d. Se : Bersifat toxic menyebabkan kanker pada hati, ginjal, dan limpha (3 – 4 mg / l makanan yang dimakan).
e. Cr – VI : Bersifat karsinogen pada saluran pernafasan.
f. Cn : Mengganggu metabolisme oksigen, sehingga tubuh tidak mampu mengolah oksigen.
g. Cd : Bila unsure ini terakumulasi dalam tubuh manusia dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan lambung, kelapukan tulang, mengurangi haemoglobin darah dan pigmentasi gigi.
12
h. Hg : Meracuni sel – sel tubuh.
2.4 Kualitas Air Sungai Berdasarkan Kelas
Dalam upaya pengendalian pencemaran lingkungan khususnya pencemaran terhadap air sungai sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air pada bagian ketiga (klasifikasi dan kriteria mutu air), Pasal 8 disebutkan bahwa klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 kelas.
1. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
2. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
3. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut.
4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Menurut Chapman (1996) ditinjau dari tingkat pencemaran
Badan Air diklasifikasikan menjadi 6 kelas sebagai berikut: 1. Kualitas Kelas I : tidak tercemar hingga sangat
sedikittercemar Bagian badan air dengan oksigen yang alami dan hampir selalu jenuh serta air dengan unsur hara yang
13
sangat sedikit; mengandung sedikit bakteria; cukup dihuni koloni, umumnya alga, lumut, cacing pipih, dan serangga, serta tempat bertelur famili salmon pada dasar badan air.
2. Kualitas Kelas I – II : tercemar ringan Bagian badan air dengan sedikit masukan unsur hara organik maupun inorganik namun tanpa penipisan oksigen; cukup dihuni oleh berbagai spesies namun didominasi oleh famili salmon
3. Kualitas Kelas II : tercemar sedang Bagian badan air dengan cukup bahan pencemar namun persediaan oksigen masih baik ; sangat banyak varietas dan populasi spesies individu jenis alga, siput, udang karang dan larva serangga ; terdapat banyak tumbuhan makrofitik berpijak ; terdapat banyak hasil ikan.
4. Kualitas Kelas II – III : tercemar kritis Bagian badan air dengan masukan bahan organik, substansi pemakan oksigen yang mampu menyebabkan penipisan oksigen hingga kritis ; kematian ikan mungkin terjadi pada periode – periode kekurangan oksigen yang berlangsung singkat ; peningkatan jumlah organisme makro ; spesies tertentu cenderung menghasilkan populasi besar – besaran ; alga umumnya menutupi area secara luas ; umumnya terdapat banyak hasil ikan.
5. Kualitas Kelas III – IV: sangat tercemar berat Bagian badan air dengan kondisi hampir seluruhnya terlarang untuk dihuni akibat pencemaran bahan organik yang sangat parah, pencemaran substansi yang menghabiskan oksigen, bahkan sering kali bercampur dengan efek beracun; kadang – kadang penipisan oksigen secara keseluruhan; kekeruhan yang berasal dari lumpur jenuh; lapisan endapan anoksik yang luas, padat dihuni oleh larva cacing darah merah atau endapan, cacing tabung ; ikan umumnya tidak dijumpai, kecuali pada daerah tertentu.
14
6. Kualitas Kelas IV: tercemar dengan sangat berlebihan Bagian badan air dengan bahan pencemar organik dan lumpur yang mengonsumsi oksigen secara berlebihan ; periode dengan konsentrasi oksigen sangat minim yang berkepanjangan ; umumnya dihuni oleh koloni bakteri, flagellata, dan siliata bergerak ; tidak ada ikan sama sekali ; tidak ada kehidupan biologis akibat adanya masukan bahan beracun yang parah.
2.5 Proses Pengolahan Air Minum
Proses pengolahan air minum tergantung dari kualitas sumberdaya air yang digunakan sebagai air baku dan kualitas air minum yang diinginkan.Pada prinsipnya, proses air minum dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu :
a. Pengolahan Fisik Yaitu pengolahan untuk menurunkan parameter – parameter fisik, seperti kekeruhan , Total Dissolved Solid, warna dan bau.
b. Pengolahan Kimiawi Yaitu pengolahan untuk menurunkan parameter – parameter kimiawi, seperti kesadahan, nitrat, magnesium, Mn, Fe dan lain-lain.
c. Pengolahan Biologis Yaitu pengolahan untuk menurunkan parameter – parameter biologi, seperti bakteri, E-Coli, dan Coli tinja.
Sedangkan menurut jenisnya, pengolahan air minum dibagi menjadi 2(dua) yaitu : a. Pengolahan Lengkap
Yaitu pengolahan yang melibatkan pengolahan fisik, kimia, dan biologi.
b. Pengolahan Tidak Lengkap Yaitu pengolahan yang hanya melibatkan salah satu atau dua diantara proses pengolahan fisik, kimia, dan biologi.
Secara umum kita membedakan proses pengolahan air minum menjadi air bersih atas pengolahan air permukaan
15
(pengolahan air lengkap) dan pengolahan air tanah (pengolahan tak lengkap).
2.5.1 Pengolahan Air Permukaan
Pada proses pengolahan air permukaan, misalnya air sungai adalah proses pengolahan lengkap. Adapun bangunan pengolahan yang diperlukan untuk proses pengolahan meliputi :
a. Intake b. Prasedimentasi c. Pengaduk Cepat d. Pengaduk Lambat e. Sedimentasi f. Filtrasi g. Desinfeksi h. Reservoir
2.5.2 Pengolahan Air Tanah
Proses pengolahan air tanah adalah proses yang tidak selengkap pengelolahan air permukaan. Beberapa proses pengolahan yang tidak lengkap adalah :
a. Intake b. Aerasi c. Filtrasi d. Desinfeksi e. Reservoir
2.6 Pengukuran Debit Sungai
Menurut Natalia (2013) pada prinsipnya untuk mengetahui debit suatu sungai/saluran dilakukan pengukuran kecepatan aliran dan penampang sungai/saluran. Rumus umum untuk menghitung debit adalah:
Q = A x V…………………….……………………(2.1) Dimana:
16
Q = debit (m3/s) A = luas penampang basah (m2) V = kecepatan aliran rata-rata (m/s)
Pengukuran kecepatan aliran dapat dilakukan dengan alat ukur pelampung. Ketentuan pelaksanaan pengukuran kecepatan aliran dengan pelampung berdasarkan SNI 8066:2015 adalah sebagai berikut:
a) Menggunakan jenis pelampung permukaan atau pelampung yang sebagian tenggelam di dalam aliran dan tergantung pada bahan yang tersedia dan kondisi aliran.
b) Lintasan pelampung harus mudah diamati, kalau perlu pelampung diberi tanda khusus terutama untuk pengukuran debit pada malam hari.
c) Pengukuran kecepatan aliran harus dipilih pada bagian alur yang lurus, dan memenuhi salah satu syarat berikut.
- bagian alur yang lurus paling sedikit tiga kali lebar aliran atau
- lintasan pelampung pada bagian alur yang lurus paling sedikit memerlukan waktu tempuh lintasan 40 detik.
d) Adanya fasilitas untuk melemparkan pelampung, misalnya jembatan.
e) Lintasan pelampung paling sedikir mencakup tiga titik dan di setiap titik lintasan paling sedikit dilakukan dua kali pengukuran.
f) Kecepatan aliran dapat dihitung dengan rumus: V = c x ………………………………………..……..(2.2)
Dimana: V = kecepatan aliran (m/s) L = panjang lintasan pelampung (m) t = waktu tempuh lintasan
pelampung (s) c = koefisien kecepatan
Sedangkan kecepatan aliran rata-rata pada jalur vertikal dapat dilakukan dengan metode 1 titik, 2 titik, dan 3 titik tergantung kedalaman air dan ketelitian yang diinginkan
17
(Gambar 2.1). Kecepatan rata-rata dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan antara lain:
a) menggunakan 1 titik : Vrata-rata = V x 0,6 ........................................(2.3) b) menggunakan 2 titik : Vrata-rata = (V0,2 + V0,8) / 2.............................(2.4) c) menggunakan 3 titik : Vrata-rata = [((V0,2 + V0,8)/ 2)+ V0,6] x 0,5……………………...(2.5) Dimana: V0,2 = kecepatan aliran pada titik 0,2 d (m/s) V0,6 = kecepatan aliran pada titik 0,6 d (m/s) V0,8 = kecepatan aliran pada titik 0,8 d (m/s)
Gambar 2.1 Pengukuran Kecepatan Aliran Dengan Cara 1titik, 2
titik dan 3 titik
Sumber : Badan Standarisasi Nasional (2015)
2.6.2 Pengukuran dan Perhitungan Kecepatan Sungai
Kecepatan air di setiap segmen sungai dapat ditentukan oleh
A) Pelampung permukaan (surface floats),
18
B) Pelampung ganda (double floats), C) jenis pelampung lainnya.
Berikut gambar jenis pelampung bisa dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2Macam Jenis Pelampung
Gambar 2.3 Pelampung Ganda (Double Floats)
Pelampung ganda atau Double Floats seperti pada Gambar 2.3. dapat digunakan untuk pengukuran kecepatan di kedalaman sungai. Double Floats adalah pelampung ganda terdiri dari pelampung permukaan (bola) dan sub-surface
19
body pelampung yang dapat diposisikan pada kedalaman 0,6 di bawah permukaan, atau kedalaman yang lain sesuai dengan SNI. Besar koefisien yang digunakan bila sub-surface body pelampung berada pada kedalaman 0,6, koefisiennya kira-kira sama dengan 1,0 dan pada 0,5 kedalaman, Koefisiennya kira-kira sama dengan 0,96. Koefisien ini digunakan bila tidak memungkinkan untuk memeriksa koefisien secara langsung (ISO 748,2007).
2.7Penentuan Potensi Debit Air Tanah
Dalam pemetaan hidrogeologi, pemahaman kualitas dan kuantitas air tanah merupakan informasi yang penting untuk didapatkan. Kualitas air tanah bisa didapatkan melalui uji laboratorium. Sedangkan untuk mengetahui kuantitas air tanah dapat ditentukan berdasarkan uji pemompaan (pumping test). Pumping Test biasanya dilakukan dengan dua metode yaitu :1). Uji pemompaan bertahap (Step- drawdown test);2.) Uji pemompaan debit konstan (Long-Term Constant Rate test). Prinsip uji pemompaan adalah melakukan pengambilan air dari suatu sumur dengan debit tertentu, dan mengukur penurunan muka air (drawdown). Adapun sasaran utama pelaksanaan uji pemompaan adalah sebagai berikut :
1. Pengujian Akuifer (Aquifer Test)
Pengujian akuifer atau lebih dikenal dengan metode long-term Constant rate test dimaksudkan untuk pengukuran parameter yang arahnya horizontal terhadap sumur uji, sehingga diperlukan beberapa sumur pengamat disekitar sumur uji, dan pada uji akuifer ini biasanya disertai pula dengan recovery test atau uji kambuh, merupakan uji Pemulihan kedudukan muka air tanah setelah dipompa
2. Pengujian Sumur (Well Test)
Tujuannya uuntuk menetapkan kemampuan sumur dan tidak dibutuhkannya piziometer didekatnya serta lebih sederhana daripada pengujian akuifer. Uji ini lebih ditekankan pada perekaman data sumur secara vertikal. Data debit dan muka air tanah yang diukur, dapat diperoleh kapasitas jenis
20
(specific capacity) sumur, yang dinyatakan oleh besarnya debit setiap satuan penurunan dan dapat diperoleh penurunan jenis (specific drawdown) yang dinyatakan dengan besarnya penurunan setiap satuan debit (Sudrajat, 2017)
2.7 Teknik Penentuan Jumlah Sampel
Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (1989), menyatakan bahwa sebelum menentukan berapa besar ukuran sampel yang harus diambil dari populasi tertentu, ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan yaitu:
1. Derajat Keseragaman Populasi (degree of homogenity). Jika tinggi tingkat homogenitas populasinya tinggi atau bahkan sempurna, maka ukuran sampel yang diambil boleh kecil, sebaliknya jika tingkat homogenitas populasinya rendah (tingkat heterogenitasnya tinggi) maka ukuran sampel yang diambil harus besar. Untuk menentukan tingkat homogenitas populasi sebaiknya dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan uji statistik tertentu.
2. Tingkat Presisi (level of precisions) digunakan dalam penelitian eksplanatif, misalnya penelitian korelasional, yakni suatu pernyataan peneliti tentang tingkat keakuratan hasil penelitian yang diinginkannya. Tingkat presisi biasanya dinyatakan dengan taraf signifikansi (α) yang dalam penelitian sosial biasa berkisar 0,05 (5%) atau 0,01 (1%), sehingga keakuratan hasil penelitiannya (selang kepercayaannya) 1–α yakni bisa 95% atau 99%. Jika kita menggunakan taraf signifikansi 0,01 maka ukuran sampel yang diambil harus lebih besar daripada ukuran sampel jika kita menggunakan taraf signifikansi 0,05.
Selain mempertimbangkan faktor-faktor di atas, pada studi ini dalam penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :
21
BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1 Gambaran Umum Kota Surabaya
Dalam lingkup GerbangKertoSusila, pengembangan Surabaya merupakan bagian dari Surabaya Metropolitan Area, yang arahan pengembangannya adalah sebagai berikut : 1. Sebagai pusat kegiatan ekonomi untuk wilayah Jawa
Timur, Bali, hingga Kalimantan Timur, yang ditunjang dengan keberadaan Pelabuhan Tanjung Perak
2. Sebagai pusat urban yang menunjang kegiatan sosial-ekonomi wilayah GerbangKertoSusila, fungsi dominan Kota Surabaya adalah sebagai pusat kegiatan finansial, perdagangan, informasi, administrasi, sosial dan kesehatan
3.1.1 Kondisi Geografis Kota Surabaya
Kota Surabaya merupakan ibukota provinsi Jawa Timur dengan luas 32.637,06 ha, yang mempunyai kedudukan geografis pada 07º21’ Lintang Selatan dan 112º36’ sampai dengan 112º54’ Bujur Timur. Batas administrasinya adalah :
o Sebelah Utara : Selat Madura o Sebelah Timur : Selat Madura o Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo o Sebelah Barat : Kabupaten Gresik Secara administrasi pemerintahan Kota Surabaya dikepalai oleh walikota yang juga membawahi koordinasi atas wilayah administrasi Kecamatan yang dikepalai oleh Camat. Jumlah kecamatan yang ada di Kota Surabaya sebanyak 31 kecamatan dan jumlah kelurahan sebanyak 163 kelurahan dan terbagi lagi menjadi 1.363 RW (Rukun Warga) dan 8.509 RT (Rukun Tetangga).
22
3.1.2 Kondisi Morfologi Surabaya
Berdasarkan Badan Lingkungan Hidup Surabaya kondisi morfologi Kota Surabaya pada umumnya didominasi oleh dataran rendah 80,72% dengan luas 25.919,04 Ha dengan ketinggian 3-8 m LWS dan sisanya merupakan perbukitan yang terletak di Wilayah Surabaya Barat (12,77%) dan Surabaya Selatan (6,52%) . Dataran rendah meliputi wilayah Surabaya Timur, Utara dan Selatan memiliki kemiringan < 3% dan terletak pada ketinggian <10m dari permukaan laut. Dataran rendah terbentuk dari endapan alluvial sungai dan endapan pantai. Bagian tengah Kota Surabaya terbentuk oleh endapan Sungai Brantas beserta cabang cabang sungainya dan endapan Sungai Rowo. Endapan Sungai Brantas berasal dari letusan gunung-gunung berapi yang berada di hulu dan beberapa rombakan sebelumnya. Endapan ini biasanya berupa pasir (0,075 mm -0.2 mm) dan kerikil (2 mm – 75 mm) .Bagian timur dan utara sampai sepanjang Selat Madura dibentuk oleh endapan pantai yang masuk ke daratan sampai ± 5 km. Endapan pantainya terdiri dari lempung lanau dan lempung kelanauan, sisipan tipis tipis yang pada umumnya mengandung banyak kepingan kerang di beberapa tempat.
3.2 Hidrologi Surabaya
a. Kali Mas
Sungai utama yang berada di Kota Surabaya berasal dari Kali Brantas yang mengalir melalui Kota Mojokerto. Di kota ini Kali Brantas terbagi menjadi dua yakni Kali Porong dan Kali Surabaya yang dimensinya lebih kecil. Di Wonokromo Kali Surabaya terpecah menjadi dua anak sungai yaitu Kali Mas dan Kali Wonokromo. Kali Mas mengalir ke arah pantai utara melewati tengah kota, sedangkan Kali Wonokromo ke arah pantai timur dan bermuara di selat Madura. Secara administratif, terdapat 8 kecamatan yang dilalui oleh Kali Mas, yang meliputi Kecamatan Wonokromo, Kecamatan Tegalsari, Kecamatan Gubeng, Kecamatan Genteng, Kecamatan Bubutan, Kecamatan Pabean Cantikan, Kecamatan Krembangan, dan Kecamatan Semampir.
23
Wilayah Kelurahan yang dilalui oleh Kalimas sebanyak 15 Kelurahan, yang meliputi Kelurahan Ngagel, Kelurahan Darmo, Kelurahan Keputran, Kelurahan Gubeng, Kelurahan Pacarkeling, Kelurahan Genteng, Kelurahan Embong Kaliasin, Kelurahan Ketabang, Kelurahan Alon-alon Contong, Kelurahan Bongkaran, Kelurahan Krembangan Utara, Kelurahan Nyamplungan, Kelurahan Perak Utara, Kelurahan Krembangan Selatan dan Kelurahan Ujung. Kalimas mengalir ke arah utara Kota Surabaya dari Pintu Air Ngagel sampai kawasan Tanjung Perak memiliki bentuk sungai yang meliuk dan sebagian melurus, khususnya di bagian utara.
b. Kali Surabaya
Kali Surabaya sebagai salah satu dari tiga sungai yang mengalir di Kota Surabaya merupakan sumber daya alam dengan potensi air tawar cukup besar. Saat ini, Kali Surabaya mulai memperlihatkan indikasi adanya tekanan yang berlebihan terhadap ekosistemnya. Akibat pemanfaatan yang tidak mengedepankan konsep keberlanjutan. Bantaran Kali Surabaya juga telah beralih ke sejumlah fungsi lahan. Mulai dari permukiman padat, sampai ratusan industri berskala kecil sampai besar. Kali Surabaya yang mengalir dari DAM Mlirip Mojokerto sampai DAM Jagir Surabaya, sepanjang 41 km, berperan penting bagi kehidupan masyarakat, khususnya yang tinggal di Kota Surabaya. Ini disebabkan air Kali Surabaya merupakan pasokan utama sumber air baku PDAM yang melayani lebih dari tiga juta penduduk Surabaya. Tidak hanya itu, Kali Surabaya juga memberikan peranan penting bagi masyarakat yang tinggal di bantarannya, termasuk masyarakat industri yang memanfaatkan air sungai sebagai salah satu komponen dalam proses produksinya. Saat tekanan terhadap Kali Surabaya oleh keberadaan berbagai limbah kegiatan yang ada di bantaran dan hulunya makin meningkat, maka dapat dipastikan kesehatan masyarakat Surabaya sebagai pengkonsumsinya pun akan terancam. Disinyalir saat ini, terdapat lebih dari 250 industri pada DAS Brantas, yang salah satu subnya adalah Kali Surabaya. Besarnya jumlah industri ini, mengilustrasikan betapa besar tekanan terhadap Kali
24
Surabaya. Sementara itu, tidak banyak industri yang dilengkapi fasilitas pengolah limbah memadai, sehingga memanfaatkan Kali Surabaya sebagai tempat membuang limbahnya (BLH Kota Surabaya, 2007)
C. Kali Wonokromo (Jagir)
Sungai utama yang berada di Kota Surabaya berasal dari Kali Brantas yang mengalir melalui Kota Mojokerto. Di Kota ini Kali Brantas terbagi menjadi dua yakni Kali Porong dan Kali Surabaya yang dimensinya lebih kecil. Kali Surabaya terpecah menjadi dua anak sungai yaitu Kalimas dan Kali Wonokromo. Kalimas mengalir ke arah pantai utara melewati tengah kota, sedangkan Kali Wonokromo ke arah pantai timur dan bermuara di selat Madura. Kali Wonokromo merupakan salah satu anak Sungai Brantas yang mengalir di Kota Surabaya, berada di sepanjang Jl. Jagir Wonokromo .
Akibat pencemaran air Kali Wonokromo berwarna keruh, dan saat ini Pemerintah Kota Surabaya telah mulai membersihkan Kali Jagir. Di sungai ini juga terdapat bangunan Pintu Air peninggalan Belanda yang saat ini masih dipergunakan untuk pengaturan debit air Kali Jagir. Letak pintu air tersebut tepat di sebelah Stasiun Kereta Api Wonokromo dan PDAM Surabaya. Dalam Kali Wonokromo, terdapat berbagai macam sumberdaya, diantaranya ikan air tawar, yang terkenal salah satunya ialah ikan keting dan udang (BLH Kota Surabaya, 2007)
3.3 Sumber Air Baku Eksisting PDAM Surabaya
Dalam produksi air bersih, PDAM Surabaya memanfaatkan dua sumber air yaitu dari Kali Surabaya dan Mata Air Umbulan. Untuk air yang didapatkan dari Kali Surabaya dilakukan pengolahan terlebih di instalasi pengolahan air minum yang berlokasi di Karangpilang dan Ngagel. Dilakukan pengolahan karena sumber air baku berdasarkan lampiran PP No 82 tahun 2001 tergolong sumber air baku kelas 2 yang disebabkan telah tercemar limbah industri dan rumah tangga. Pada Mata Air Umbulan tidak diperlukan adanya pengolahan terlebih dahulu karena
25
kualitas sumber air sudah baik. Berikut adalah produksi air bersih PDAM Surabaya akan dijelaskan pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Produksi Air Bersih PDAM Surabaya
Water Treatment Plan Product Capacity
(WTP) (L/S)
Ngagel 1 2000
Ngagel 2 1000
Ngagel 3 1900
Karang Pilang 1 1450
Karang Pilang 2 2600
Karang Pilang 3 2050
Mata Air Umbulan 110
Total 11110 Sumber : Data PDAM Surabaya, 2017
3.4 Zona DistribusiPelayanan Air Bersih Kecamatan Sukolilo dan Rungkut
Pelayanan air bersih oleh PDAM Surabaya dibagi berdasarkan pembagian zona. Dalam pelaksanaannya terdapat lima pembagian zona distribusi air bersih. Dalam tiap zona masih dibagi lagi menjadi banyak sub zona Tujuan dari pembagian zona distribusi air bersih untuk mempermudah distribusi pelayanan air bersih. Pembagian distribusi zona pelayanan berdasarkan kondisi topografi, sungai, jalan raya, lintasan kereta api dam sebagainya. Istilah yang kerap digunakan untuk pembagian ini lebih dikenal zona, sub zona, distrik meter dan step area Untuk Kecamatan Sukolilo termasuk dalam pelayanan zona 2, sedangkan Kecamatan Rungkut termasuk dalam pelayanan zona 1. Berikut adalah pembagian distribusi pelayanan air bersih berdasarkan sub zona pada gambar 3.1
26
3.4.1 Sumber Air Bersih Kecamatan Sukolilo dan Rungkut
Air baku yang digunakan PDAM Surabaya masih memerlukan proses pengolahan untuk menjadi air bersih karena masih belum memenuhi standar baku mutu air baku kelas 1 berdasarkan PP no 82 tahun 2001. Dalam pelaksanaan pengolahan air baku PDAM Surabaya memiliki enam lokasi instalasi pengolahan air minum yang terdari atas IPA Ngagel 1, IPA Ngagel 2, IPA Ngagel 3, IPA Karang Pilang 1, IPA Karang Pilang 2, IPA Karang Pilang 3. Berikut akan dijelaskan sumber pasokan air bersih di Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Rungkut dalam Tabel 3.2
Tabel 3.2 Sumber Pasokan Air Bersih Kecamatan Sukolilo dan
Kecamatan Rungkut
Kecamatan Kelurahan Sumber
Rungkut
Kalirungkut IPA Ngagel 1
Rungkut Kidul IPA Karang Pilang 3 & Ngagel
1
Kedung Baruk IPA Karang Pilang 3
Medokan Ayu IPA Ngagel 2
Penjaringan Sari IPA Karang Pilang 3
Wonorejo IPA Ngagel 2
Sukolilo
Gebang Putih IPA Ngagel 3
Keputih IPA Ngagel 3
Klampis Ngasem IPA Ngagel 3
Medokan Semampir
IPA Ngagel 3
Menur Pumpungan IPA Ngagel 3
Nginden Jangkungan
IPA Ngagel 3
Sumber : Data PDAM Surabaya, 2016
Pada Kecamatan Rungkut mendapatkan suplai air
bersih dari IPAM Ngagel 1, IPAM Karang Pilang 3 dan IPAM
Ngagel 2, sedangkan di Kecamatan Rungkut mendapatkan
suplai hanya dari IPAM Ngagel 2. Berikut adalah pelayanan
instalasi produksi PDAM di Kota Surabaya pada Gambar 3.2
27
Gambar 3.1 Pembagian Zona Distribusi Pelayanan Kota
Surabaya
28
Gambar 3.2 Peta Pelayanan IPAM Per Sub Zona Sistem Distribusi
29
3.4.2 Kondisi Pelayanan PDAM Kecamatan Sukolilo dan
Rungkut
Kondisi pelayanan PDAM Surabaya di masing-masing kecamatan berbeda satu dengan lainnya. Terdapat kecamatan dengan akses air bersih yang mudah namun terdapat beberapa kecamatan yang sedikit susah dalam hal akses air bersih. Dalam hal kondisi pelayanan air bersih dibagi menjadi empat kelompok kawasan, yaitu :
1. Kawasan pelayanan air 24 jam, tekanan sangat bagus
2. Kawasan pelayanan air 24 jam,tekanan bagus 3. Kawasan pelayanan air < 24 jam, tekanan cukup 4. Kawasan pelayanan air < 24 jam, tekanan kurang
Untuk mengetahui daerah di Surabaya berdasarkan 4 kelompok kawasan tersebut dapat dilihat pada gambar 3.3. Berdasarkan gambar 3.3 dapat dilihat bahwa Kecamatan Rungkut mayoritas masih belum terlayani 24 jam dengan tekanan cukup yaitu pada Kelurahan Wonorejo, Medokan Ayu, Kedung Baruk dan Rungkut Kidul. Sedangkan, Kecamatan Sukolilo kelurahan yang belum terlayani 24 jam dengan tekanan cukup yaitu Kelurahan Keputih, Semolowaru dan Medokan Semampir.Adapun kemungkinan penyebab dari beberapa kelurahan tergolong dalam kawasan tidak terlayani air 24 jam adalah :
1. Adanya ketidakseimbangan antara jumlah suplai PDAM dengan permintaan pelanggan PDAM sehingga menyebabkan pembagian air tidak merata
2. Jaringan pipa di wilayah penelitian belum tersebar secara merata, apabila terpaksa dilakukan memerlukan biaya yang sangat besar
30
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan
31
Gambar 3.3 Peta Kawasan Jangkauan Pelayanan Per Sub Zona Sistem Distribusi
32
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan
33
3.5 Gambaran Umum Kecamatan Sukolilo
Secara Geografis, Kecamatan Sukolilo terletak di wilayah Surabaya Timur. Batas wilayah Kecamatan Sukolilo terbagi menjadi empat, yaitu :
• Sebelah Utara : Berbatasan dengan kecamatan Mulyorejo,
• Sebelah Timur : Berbatasan dengan Selat Madura
• Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Gubeng
• Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Rungkut
Kecamatan Sukolilo terbagi menjadi tujuh kelurahan, yaitu Kelurahan Nginden Jangkungan, Semolowaru, Medokan Semampir, Keputih, Gebang Putih, Klampis Ngasem dan Menur Pumpungan. Ketinggian wilayah kelurahan tersebut berkisar kurang lebih 5 meter di atas permukaan air laut. Jarak Kelurahan Keputih ke Kecamatan Sukolilo sebesar empat kilometer, sedangkan jarak Kelurahan Medokan Semampir dan Menur Pumpungan ke kecamatan hanya sebesar satu kilometer. Berikut adalah luas wilayah tiap kelurahan di kecamatan Sukolilo
Tabel 3.3 Luas Wilayah Kelurahan di Kecamatan Sukolilo
Kelurahan Luas wilayah (km2)
Ketinggian wilayah (m)
Nginden Jangkungan 1,14 7
Semolowaru 1,67 6
Medokan Semampir 1,87 6
Keputih 14,4 3
Gebang Putih 1,33 2
Klampis Ngasem 1,68 3
Menur Pumpungan 1,57 5
Jumlah 23,66 Sumber : Kecamatan Sukolilo Dalam Angka,2016
Berdasarkan keterangan pada tabel 2.2 menggambarkan bahwa Keputih memiliki wilayah terluas sebesar 14,4 km2 dengan persentase 60,86% dari seluruh Kecamatan Sukolilo, sedangkan Kelurahan Nginden
34
Jangkungan memiliki wilayah terkecil sebesar 1,14 km2 dengan persentase 4,8% dari seluruh wilayah Kecamatan Sukolilo
3.6 Curah Hujan Kecamatan Sukolilo
Curah hujan di Indonesia dipengaruhi oleh letak geografis. Curah hujan di wilayah Indonesia Bagian Barat lebih besar dibandingkan wilayah Indonesia Bagian Timur, salah satunya Jawa Timur. Rata-rata curah hujan di Indonesia untuk setiap tahunnya tidak sama. Begitu pula di Surabaya, antara wilayah yang satu dengan yang lain rata-rata curah hujannya tidaklah sama. Jumlah hari hujan terbanyak Di kecamatan Sukolilo tahun 2015 di bulan April,yaitu sebanyak 25 hari, sedangkan pada bulan September dan Oktober tidak terjadi hujan. Curah hujan di Kecamatan Sukolilo tidak stabil. Curah hujan tertinggi pada bulan Januari sebanyak 503,4 mm.
3.7 Kependudukan di Kecamatan Sukolilo
Nilai sex ratio merupakan perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan. Nilai sex ratio dapat dikatakan tinggi jika bernilai di atas 100 persen. Pada Kecamatan Sukolilo memiliki nilai sex ratio sebesar 100,11. Kelurahan Gebang Putih masing masing berjumlah 3.852 jiwa dan 3.891 jiwa. Kelurahan yang memiliki nilai sex ratio tertinggi adalah. Kelurahan Medokan Semampir sebesar 102,61 dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 9.510 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 9.268 jiwa. Berdasarkan jenis kelamin,penduduk berjenis kelamin laki laki dan perempuan terendah ada di Kelurahan Gebang Putih.
35
Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin per
Kelurahan Tahun 2015
Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah
Nginden jangkungan 7969 7847 15816
Semolowaru 100160 10105 20265
Medokan Semampir 9510 9268 18778
Keputih 8476 8417 16893
Gebang Putih 3852 3891 7743
Klampis Ngasem 9580 10005 19585
Menur Pumpungan 8413 8362 16775
Sumber : Kecamatan Sukolilo Dalam Angka Tahun 2016
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk per satuan luas daerah wilayah. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kepadatan penduduk adalah tersedianya sumber daya alam dan lapangan kerja pada suatu daerah tertentu. Daerah dengan kepadatan tertinggi dikategorikan sebagai daerah dengan sumber daya alam yang melimpah atau daerah tersebut memiliki lapangan kerja yang banyak. Berikut adalah persentase kepadatan penduduk di tiap kelurahan pada Gambar 3.4
Gambar 3.4 Kepadatan Penduduk per Kelurahan di Kecamatan
Sukolilo Sumber : Kecamatan Sukolilo Dalam Angka,2016
Nginden Jangkungan
Semolowaru
Medokan Semampir
Keputih
Gebang Putih
Klampis Ngasem
Menur Pumpungan
Kepadatan Penduduk (Jiwa/km2)
36
3.8 Gambaran Umum Kecamatan Rungkut
Secara Geografis, Kecamatan Rungkut terletak di wilayah Surabaya Timur. Dengan elevasi ketinggia kurang lebih 4,6 meter di atas permukaan laut. Batas wilayah Kecamatan Rungkut terbagi menjadi empat, yaitu :
• Sebelah Utara : Kecamatan Sukolilo
• Sebelah Timur : Selat Madura
• Sebelah Barat : Kecamatan Gunung Anyar
• Sebelah Selatan : Kecamatan Gunung Anyar
• Sebelah Barat : Kecamatan Tenggilis Mejoyo Luas wilayah Kecamatan Rungkut kurang lebih 21,02 km2 , terbagi menjadi enam kelurahan yaitu kelurahan Rungkut Kidul , kelurahan Medokan Ayu, kelurahan Wonorejo, kelurahan Penjaringan Sari, kelurahan Kedung Baruk dan kelurahan Kalirungkut. Berikut adalah luas wilayah , ketinggian, dan jarak dari kelurahan ke kecamatan per kelurahan tahun 2013
Tabel 3.5 Luas Wilayah, Ketinggian Wilayah dan Jarak ke
Kecamatan
Kelurahan Luas wilayah (km2)
Ketinggian wilayah (m)
Jarak ke kecamatan (km)
Rungkut Kidul 1,37 4,6 0,8
Medokan Ayu 7,23 4,6 2,5
Wonorejo 6,48 4,6 3
Penjaringan Sari
1,81 4,6 1,6
Kedung Baruk 1,55 4,6 0,6
Kalirungkut 2,58 4,6 0,1
Jumlah 21,02 - -
Sumber : Kecamatan Sukolilo Dalam Angka, 2016
37
Gambar 3.5 Luas Wilayah Kecamatan Rungkut
Sumber : Kecamatan Sukolilo Dalam Angka,2016
Berdasarkan dari persentase luas wilayah tiap kelurahan di kecamatan rungkut dapat dilihat bahwa kelurahan dengan luas wilayah terbesar yaitu kelurahan Medokan Ayu dengan persentase 34% sedangkan persentase luas wilayah terkecil terdapat pada kelurahan Rungkut Kidul dan Kedung Baruk masing-masing dengan persentase 7.
3.9 Curah Hujan di Kecamatan Rungkut
Curah hujan sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis dari suatu wilayah tertentu. Pada umumnya di Indonesia curah hujan di bagian Barat lebih tinggi dibandingkan dengan di bagian Timur. Kecamatan Rungkut merupakan bagian dari Surabaya yang terletak di kawasan Timur sehingga dapat dikategorikan memiliki curah hujan yang tidak terlalu tinggi. Di Kecamatan Rungkut pada bulan Januari merupakan hari hujan terbanyak yaitu 24 hari . Untuk curah hujan tertinggi terdapat pada bulan Maret dengan curah hujan sebanyak 455 mm. Berikut adalah rekapitulasi data curah hujan , kelembapan dan temperatur di kecamatan Rungkut pada tahun 2014.
7%
34%
31%
9%
7%12%
Luas Wilayah Kecamatan Rungkut
Rungkut Kidul
Medokan Ayu
Wonorejo
Penjaringan Sari
Kedung baruk
38
Tabel 3.6 Data Curah Hujan Kecamatan Rungkut
Bulan Hari Hujan (Hari)
Curah Hujan (mm)
Januari 24 259
Februari 22 247
Maret 22 455
April 22 273
Mei 16 105
Juni 9 202
Juli 6 48
Agustus - -
September - -
Oktober - -
Nopember 11 72
Desember 22 320
Rata-Rata
2013 15,17 189,2
2012 14 178,91
Sumber : Stasiun Meteorologi Perak II Surabaya
Tabel 3.7 Kelembapan dan Temperatur di Kecamatan Rungkut
Bulan Kelembapan Temperatur
Max Min Max Min
Januari 98 56 33,4 22,6
Februari 98 56 340 224
Maret 97 53 335 231
April 98 54 350 234
Mei 95 46 330 232
Juni 97 54 340 233
Juli 94 52 320 212
Agustus 91 45 320 212
September 86 24 320 211
Oktober 83 31 340 210
November 93 33 350 225
Desember 97 56 313 287
Rata-rata
348 228
2013 94,8 49,5 33,7 22,6
Sumber : Stasiun Meteorologi Perak II Surabaya
39
3.10 Pemerintahan di Kecamatan Rungkut
Kecamatan Rungkut memilik sistem pemerintahan yaitu kecamatan dibagi menjadi beberapa kelurahan kemudian kelurahan dibagi oleh beberapa rukun tetangga . Kecamatan Rungkut memiliki total 404 RT dan 73 RW. Berikut adalah rekapitulasi data dari RT dan RW di masing-masing kelurahan.
Tabel 3.7 Jumlah RT dan RW di Kecamatan Rungkut
Kelurahan RT RW
Rungkut Kidul 58 12
Medokan Ayu 96 14
Wonorejo 51 10
Penjaringan Sari 59 12
Kedung Baruk 49 10
Kalirungkut 86 15
Sumber : Kecamatan Rungkut Dalam Angka, 2016
2.13 Kepadatan Penduduk Kecamatan Rungkut
Kepadatan penduduk merupakan komponen penting dalam suatu daerah. Kepadatan penduduk meliputi perbandingan sex ratio antara jumlah penduduk laki-laki dengan perempuan. Data jumlah penduduk didapatkan dengan cara melakukan sensus penduduk . Berikut adalah data kependudukan dari Kecamatan Rungkut
Tabel 3.8 Luas Wilayah Jumlah Penduduk, Kepadatan
Penduduk per Kelurahan Tahun 2014
Kelurahan Luas
Wilayah (km2)
Jumlah penduduk
(jiwa)
Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)
Rungkut Kidul 1,37 12968 9465,7
Medokan Ayu 7,23 21,483 2971,3
Wonorejo 6,48 14,125 2179,8
Penjaringan Sari 1,81 17,517 9678
Kedung Baruk 1,55 15650 100967,8
Kalirungkut 2,58 22299 8643
Jumlah 21,02 50970 133905,6
Sumber : Kecamatan Rungkut Dalam Angka, 2014
40
Berikut adalah perbandingan jumlah penduduk tiap
kelurahan di Kecamatan Rungkut
Gambar 3.6 Perbandingan Jumlah Penduduk di Kecamatan
Rungkut Tahun 2013
Berikut adalah jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan sex ratio per kelurahan hasil registrasi tahun 2014
Tabel 3.9 Jumlah Penduduk Tiap Kelurahan Berdasarkan Jenis
Kelamin
Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah
Sex Ratio
Rungkut Kidul 6411 6527 12968 98,2
Medokan Ayu 10776 10707 21483 100,64
Wonorejo 7146 6979 14125 102,4
Penjaringan Sari 8713 8804 17517 98,97
Kedung Baruk 7834 7816 15650 100,23
Kalirungkut 11208 11091 22299 101,05
Jumlah 52118 51924 104042 100,38
2013 56028 55917 111945 100,2
2012 54106 53970 108076 100,25
Sumber : Kecamatan Rungkut Dalam Angka, 2014
0
5000
10000
15000
20000
25000
Jumlah Penduduk Rungkut 2013
41
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Umum
Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan peningkatan fasilitas umum menyebabkan jumlah permintaan akan air bersih di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut diprediksi akan meningkat. Hal ini menyebabkan jumlah pasokan air bersih yang harus disediakan PDAM di masa yang akan datang sangat banyak. PDAM memanfaatkan Kali Surabaya dan Mata Air Umbulan sebagai sumber air baku untuk produksi air bersih. Sedangkan kondisi Kali Surabaya dalam keadaan jenuh dan mata air Umbulan yang secara pemanfaatan susah untuk dimanfaatkan secara maksimal akibat dimanfaatkan oleh beberapa kota lain disekitar Surabaya. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian lapangan terkait inventarisasi alternatif air baku untuk penyediaan air bersih di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut. Hal yang pertama perlu diketahui yaitu baik akses air bersih dan air minum masyarakat, juga pemakaian air bersih masyarakat sehari-hari. Lalu dilakukan pengumpulan data pemakaian air bersih fasilitas umum dan suplai air bersih yang didapatkan dari PDAMSurabaya. Sehingga dapat dilakukan perhitungan kebutuhan air bersih sampai tahun 2030 serta dapat dilakukan proyeksi perkiraan suplai air bersih oleh PDAM. Berikutnya dilakukan perbandingan antara suplai dan permintaan pelanggan. Berikutnya dilakukan inventarisasi sumber air baku yang terdapat di area Kecamatan Sukolilo dan Rungkut. Air baku yang dilakukan proses pendataan yaitu air permukaan yaitu sungai dan danau, air tanah didapatkan dari data sekunder dan air laut didapatkan hasil kualitas dari uji laboratorium. Setelah dilakukan inventarisasi, kemudian dari sumber air baku dilakukan analisa secara deskriptif berdasarkan prinsip kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Lalu
42
dipilih sumber air potensial yang dapat memenuhi kebutuhan air bersih di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut
4.2 Tahapan Penelitian Susunan kerangka penelitian secara umum disusun sedemikian rupa sehingga dapat terlihat urutan kerja yang sistematis dan terencana. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian tugas akhir ini dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut .
1. Kepadatan penduduk di
Kecamatan Rungkut dan
Sukolilo yang tinggi
sehingga kebutuhan air
bersih juga tinggi
2. Banyaknya jumlah
fasilitas umum
meningkatkan kebutuhan
air bersih
3. PDAM memanfaatkan
Kali Surabaya sebagai
sumber bahan baku air
bersih
1. Peningkatan jumlah
penduduk dan fasilitas
umum di Kecamatan
Sukolilo dan Rungkut yang
pesat akan menyebabkan
suplai air PDAM tidak
mencukupi kebutuhan air
yang akan datang
Rumusan Masalah Studi Literatur
Ide Penelitian
Inventarisasi Alternatif Air Baku Untuk
Penyediaan Air Bersih di Kecamatan
Sukolilo dan Rungkut
A
43
Tujuan dan Manfaat
Penelitian
Perijinan dan
Permohonan Data
Data Sekunder
1. Data penduduk Kecamatan Sukolilo dan
Rungkut 8 tahun terakhir
2. RDRTK Kecamatan Sukolilo dan Rungkut
3. Jumlah fasilitas umum
4. Pemakaian air non domestik
5. Persen pelayanan eksisting PDAM
6. Suplai air bersih PDAM di Kecamatan
Sukolilo dan Rungkut
7. Data kualitas dan kuantitas air tanah
Surabaya
8. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah
Data Primer
1. Pemakaian air bersih
masyarakat di Kecamatan
Sukolilo dan Rungkut
2. Kondisi eksisting akses air
bersih dan sumber air baku
3. Kualitas dan kuantitas air
baku
A
Pengumpulan Data
B
44
Gambar 4.1 Kerangka Tugas Akhir
4.3 Studi Literatur
Dalam studi pustaka ini merupakan kegiatan proses tinjauan terhadap teori-teori yang mendasari ruang lingkup penelitian , yang bertujuan untuk memberikan referensi , landasan teori , pola pikir dan cara kerja yang didapatkan dari jurnal, buku, artikel, majalah,tugas akhir , tesis, disertasi, bahan ajar perkuliahan serta institusi yang terkait. Studi literatur diharapkan juga dapat membantu memberikan konsep pengembangan sistem serta mendukung dalam pelaksanaan penelitian ini.
4.4 Perizinan dan Permohonan Data
Dalam pengerjaan tugas akhir penelitian lapangan kali ini dibutuhkan berbagai macam data untuk mendukung pengerjaan tugas akhir. Tidak lupa juga dilakukan perizinan
Aspek Teknis
Kesimpulan dan Saran
Pengolahan dan Analisa Data
B
45
penelitian terhadap instansi terkait seperti Bakesbang Kota Surabaya, kantor Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Rungkut. Data yang dibutuhkan untuk pengerjaan tugas akhir didapatkan di instansi seperti Bappeko Surabaya, PDAM Surya Sembada Surabaya,Disperindag Provinsi Jawa Timur, BMKG Provinsi Jawa Timur, Dinas PU Cipta Karya, Dinas PU Bina Marga dan Pematusan, PU Perairan Jawa Timur dan Kantor Kecamatan Sukolilo dan Rungkut
4.5 Survei Lokasi
Tujuan dari survei lokasi yaitu untuk mengetahui kondisi eksisting wilayah studi dari segi sarana dan prasarana. Dari kegiatan survei dapat dilakukan kuisioner terhadap masyarakat di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut terkait dengan kebutuhan air nyata yang diperlukan. Selain itu dapat digunakan untuk mengetahui apabila terdapat sumber air potensial yang terdapat di daerah sekitar lokasi studi.
4.6 Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan penting dalam perencanaan penyediaan air bersih kali ini. Pengumpulan data berupa data sekunder dan data primer. Pengumpulan data dilakukan sebagai penunjang untuk menyelesaikan tugas stud penyediaan air bersih. Setelah mendapatkan data yang dibutuhkan dilakukan proses penyeleksian dan pemilahan data sehingga data yang akan ditampilkan sebagai informasi sudah merepresentasikan hasil yang sesungguhnya dan akurat.
4.7 Data Primer
Data primer adalah data yang didapatkan dari pengukuran langsung di lapangan.
a. Survei Keadaan Eksisting Tujuan dari survei keadaan eksisting yaitu untuk mengetahui kondisi secara nyata akses dan kondisi seputar air bersih yang terdapat di masyarakat di wilayah studi. Kondisi eksisting yang disurvei yaitu mengenai penggunaan air bersih masyarakat, kondisi ekonomi,
46
kondisi akes air bersih yang digunakan, pendapat mengenai pelayanan PDAM, kondisi sumber alternatif air baku seperi pengukuran debit, luas sumber air baku, kedalaman sumber air baku, koordinat dan lokasi sumber air baku b. Sampling Kualitas Air
Sampling kualitas air dilakukan untuk mengetahui kualitas sumber air baku alternatif sehingga dari data kualitas air yang didapatkan dapat diketahui teknologi pengolahannya. Sampling kualitas air dilakukan dengan teknik yang sesuai dengan SNI yang berlaku. Parameter yang digunakan untuk mengetahui baik buruknya kualitas air baku berdasarkan pada Peraturan Pemerintah No 82 tahun 2001 tentang syarat baku mutu kualitas air baku
4.8 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data-data pendukung yang diperoleh dari instansi terkait berupa laporan kegiatan, standar dan peraturan. Data sekunder yang dibutuhkan meliputi :
• Data Penduduk Surabaya 8 tahun terakhir
• Dokumen Rencana Detail Tata Ruang (RDTRK) Kecamatan Sukolilo dan Rungkut
• Jumlah fasilitas umum
• Pemakaian air non domestik Kecamatan Sukolilo dan Rungkut
• Pelayanan PDAM di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut
• Data suplai air PDAM di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut
• Jaringan distribusi Kecamatan Sukolilo dan Rungkut
• Data tarif kelas pelanggan PDAM Surabaya
• Data kualitas dan kuantitas air tanah Surabaya
47
4.9 Aspek Teknis
a. Inventarisasi Sistem Penyediaan Air Bersih Eksisting
Melakukan analisa terkait akses air bersih yang digunakan oleh masyarakat di wilayah studi untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari b. Inventarisasi Alternatif Air Baku
Bertujuan untuk mengetahui kondisi air baku potensial yang terdapat di wilayah penelitian terkait dengan debit, volume, luas, kedalaman dan koordinat
c. Proyeksi penduduk
Untuk mengetahui jumlah penduduk di masa yang akan datang menggunakan metode aritmatik, metode geometrik dan metode least square. Lalu dipilih metode yang sesuai dengan karakteristik di wilayah studi sehingga didapatkan jumlah penduduk di masa yang akan datang. Setelah didapatkan jumlah penduduk di masa yang akan datang melalui proyeksi penduduk dihitung kebutuhan air bersih
d. Perhitungan Kebutuhan Air Bersih
Perhitungan kebutuhan air bersih terkait dengan jumah penduduk yang didapatkan dari proyeksi penduduk. Semakin banyak jumlah penduduk semakin banyak jumah kebutuhan air
e. Perbandingan Suplai dan Kebutuhan
Suplai air bersih PDAM didapatkan dari data sekunder lalu dilakukan perhitungan proyeksi suplai air. Dari perhitungan suplai air PDAM lalu nilai suplai PDAM dibandingkan dengan kebutuhan air di wilayah studi. Dilakukan identifikasi terkait perbandingan suplai dan kebutuhan
f.Kajian sumber air baku
Survei lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi eksisting dari air baku. Survei yang dilakukan berupa pengukuran debit dan uji kualitas air di laboratorium, selain melakukan pengukuran secara langsung untuk mendapatkan debit air baku digunakan data sekunder dari instansi terkait.
48
Setelah dilakukan inventarisasi data dari masing-masing air baku dilakukan kajian berdasarkan segi kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Berikutnya dilakukan penilaian sumber air baku untuk mendapatkan sumber air baku pilihan yang menjadi rekomendasi untuk dilakukan pemanfaatan lebih lanjut. Metode penilaian air baku dilakukan berdasarkan analisis deskriptif dan dari setiap analisis diberikan skala penilaian. Berikut adalah skala penilaian setiap sumber air baku berdasarkan aspek kualitas, kuantitas dan kontinuitas dapat dilihat dalam Tabel 4.1
Tabel 4.1 Scoring Dengan Metode Deskriptif
Nilai Kategori
5 buruk
15 sedang
30 Baik
4.10Kesimpulan Pada tahapan ini akan dilakukan penarikan kesimpulan yang berdasarkan analisa dan pembahasan yang telah dilakukan. Kesimpulan yang dituliskan merupakan hasil jawaban dari tujuan yang diterapkan pada bagian awal pendahuluan. Dari kesimpulan berikut dapat dijadikan pedoman dan acuan untuk pihak pemrakarsa pengolahan air minum sebagai implementasi dalam pengolahan sumber air baku
49
BAB V
ANALISA DAN PEMBAHASAN
5.1 Perkiraan Akses Air Bersih Wilayah Penelitian
Kondisi secara eksisting air bersih dalam suatu wilayah dapat diketahui dengan cara melakukan survei secara langsung baik itu melalui kuisionerkepada masyarakat ataupun pengamatan secara langsung terhadap fasilitas penunjang air bersih di wilayah penelitian. Namun sebelum melakukan identifikasi secara langsung perlu dilakukan kegiatan pra survei melalui pengumpulan data sekunder sehingga hasil penelitian yang didapatkan lebih akurat. Dalam Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, akses air bersih masyarakat dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan atau sistem jaringan non perpipaan. Akses dengan sistem jaringan perpipaan dimulai dengan pengambilan air baku lalu air diolah di instalasi pengolahan sehingga menghasilkan air produksi yang ditampung di reservoir, kemudian dilakukan proses distribusi dari IPAM menuju sambungan rumah pelanggan. Akses dengan sistem non perpipaan pada umumnya memanfaatkan sumur dangkal, sumur dalam, pemanfaatan air hujan, air kemasan,atau mobil tangki air. Pada umumnya daerah yang belum memiliki akses air bersih melalui sistem perpipaan dikategorikan daerah dengan krisis air bersih.
5.1.1Sumber Dari Sistem Perpipaan
Dalam jaringan distribusi Kota Surabaya dibagi atas 5 zona pelayanan dengan tujuan untuk mempermudah distribusi pelayanan air bersih. Kecamatan Sukolilo termasuk dalam pelayanan zona 2 dan Kecamatan Rungkut termasuk dalam pelayanan zona 1. Untuk suplai air bersih Kecamatan Rungkut mendapatkan pasokan air bersih dari IPAM Ngagel 1, IPAM Karang Pilang 3 dan IPAM Ngagel 2. Kecamatan Sukolilo mendapatkan suplai air bersih dari IPAM Ngagel 3.
50
Berdasarkan data laporan PDAM tahun 2016 94,58% masyarakat di Kecamatan Rungkut telah memasang sambungan rumah, sedangkan Kecamatan Sukolilo 96,24% telah memasang sambungan rumah PDAM. Selain sambungan rumah, akses air bersih melalui sistem perpipaan dapat berupa hidran umum atau kran umum yang biasanya ditempatkan pada lokasi padat, kumuh dan miskin Berikut adalah perincian jumlah pengguna sambungan rumah PDAM di Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Rungkut pada Tabel 5.1 dan Tabel 5.2
Tabel 5.1 Jumlah Pengguna Sambungan PDAM Kecamatan
Rungkut
Kelurahan
Jumlah Persil
Jumlah Pelanggan
Potensi Pelanggan
Kalirungkut
5.175 4.676 499
Rungkut Kidul 3.045 2.721 324
Kedung Baruk 3.416 3.403 13
Penjaringan Sari
4.526 4.547 -
Wonorejo
8.389 7.300 1.089
Medokan Ayu 11.935 11.303 632
Sumber : Laporan Pelanggan PDAM, 2016
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa masih banyak kelurahan di Kecamatan Rungkut yang belum memiliki sambungan rumah PDAM. Hal ini dibuktikan dengan jumlah potensi pelanggan yang besar, hanya pada Kelurahan Penjaringan Sari setiap rumah tangga telah menggunakan sambungan rumah. Potensi pelanggan terbesar terdapat pada Kelurahan Wonorejo dengan jumlah 1089, sehingga ada potensi masyarakat menggunakan akses air bersih selain sambungan rumah PDAM. Dapat diketahui lebih lanjut setelah dilakukan survei kebutuhan nyata di lokasi tersebut. Kelurahan dengan jumlah potensi pelanggan yang tergolong besar yaitu Wonorejo, Kalirungkut, Rungkut Kidul dan Medokan Ayu
51
Tabel 5.2 Jumlah Pengguna Sambungan PDAM Kecamatan
Sukolilo
Kelurahan Jumlah Persil
Jumlah Pelanggan
Potensi Pelanggan
Keputih 6.951 5849 1.102
Gebang Putih 1.803 1.791 12
Klampis Ngasem 4.272 3475 797
Menur Pumpungan 3.559 3560
Nginden Jangkungan
2.984 3003
Semolowaru 4.757 4742 15
Medokan Semampir 4.139 4137 2
Sumber : Laporan Pelanggan PDAM, 2016
Berdasarkan tabel 5.2 diatas dapat dilihat bahwa sudah hampir semua kelurahan di Kecamatan Sukolilo telah menggunakan sambungan rumah PDAM. Kelurahan yang masih banyak jumlah potensi pelanggan yaitu Kelurahan Keputih dengan 1.102 potensi pelanggan dan Kelurahan Klampis Ngasem dengan 797 potensi pelanggan. Hal ini menandakan bahwa banyak masyarakat di Kelurahan Keputih dan Klampis memggunakan akses air bersih yang lain. Sehingga dalam melakukan survei lapangan dapat diprioritaskan pertanyaan tentang akses air bersih lain yang digunakan masyarakat
5.1.2 Sumber Dari Sistem Non Perpipaan
Selain sistem perpipaan, sarana untuk mendapatkan air bersih dapat melalui sistem non perpipaan. Dalam kenyatannya masih terdapat masyarakat yang menggunakan sistem non perpipaan di Kota Surabaya. Sistem non perpipaan digunakan karena masyarakat belum memiliki akses air bersih melalui sistem perpipaan baik itu secara individual maupun komunal. Berikut adalah data masyarakat yang menggunakan akses air bersih dari sistem non perpipaan pada Tabel 5.3
52
Tabel 5.3 Jumlah Pengguna Sumber Non Perpipaan
No Kecamatan Jumlah Penduduk
Sumur Sungai Hujan
1 Sukolilo 118563 8.878 - -
2 Rungkut 119148 1.189 - -
Sumber : Dinas Kesehatan, 2016
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Surabaya diatas menyatakan bahwa akses air bersih melalui sistem non perpipaan yang eksisting di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut yaitu sumur. Tidak terdapat masyarakat yang memanfaatkan air sungai dan penampungan air hujan. Dari data diatas apabila dilakukan persentase antara total keseluruhan jumlah penduduk dan pengguna sumur, di Kecamatan Sukolilo hanya 7% dari total masyarakat yang menggunakan sumur, sedangkan di Kecamatan Rungkut hanya 1% yang menggunakan sumur. Pada wilayah penelitian tidak terdapat sumber berupa mata air karena terletak pada lokasi dekat pesisir pantai. Dalam melakukan kegiatan survei lapangan perlu diketahui profil dari daerah yang akan dilakukan survei. Survei akses dan kebutuhan air di wilayah penelitian diutamakan di daerah dengan jumlah pengguna sambungan rumah yang sedikit, tetapi daerah dengan mayoritas memiliki sambungan rumah juga dilakukan survei terhadap masyarakat. Survei diprioritaskan di daerah dengan jumlah pengguna sambungan rumah yang sedikit bertujuan untuk mengetahui macam-macam akses air bersih yang digunakan masyarakat. Untuk mengetahui kawasan yang mayoritas belum memiliki sambungan rumah dapat dilihat pada peta jaringan pipa tersier PDAM. Berikut adalah peta kondisi pelayanan air bersih di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut pada Gambar 5.1 dan Gambar 5.2
53
Gambar 5.1 Daerah Terlayani Jaringan Pipa PDAM di
Kecamatan Rungkut
54
Gambar 5.2 Daerah Terlayani Jaringan Pipa PDAM di
Kecamatan Sukolilo
55
5.2 InventarisasiAkses Air Bersih di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut
Inventarisasi air bersih air bersih dimaksudkan untuk mengetahui pemakaian air bersih, sumber air eksisting yang digunakan oleh masyarakat, permasalahan mengenai air bersih, kecukupan akan air bersih dari sumber yang tersedia, mengetahui kebutuhan air bersih dari masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (real demand) dan mengetahui pendapat masyarakat terhadap pelayanan PDAM.Inventarisasi dilakukan dengan melakukan survey berupa penyebaran kuisioner terhadap beberapa responden yang terdapat di Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Rungkut. Metode survei yang digunakan yaitu metodeSimple Random Sampling Method yaitu penyebaran kuisioner terhadap responden dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu sehingga dapat diartikan bila anggota populasi dianggap homogen (Sugiyono,2014). Untuk lebih jelasnya mengetahui konten pertanyaan yang disajikan pada responden dapat dilihat di Lampiran B. Untuk mengetahui jumlah responden yang didapatkan di masing-masing kelurahan di Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Rungkut didapatkan dari rumus
slovin seperti berikut n = 𝑁
1+𝑁𝑒2
n = jumlah sampel N = jumlah populasi
𝑒2 = derajat kesalahan Pada tahun 2015 jumlah penduduk di Kecamatan Sukolilo sekitar 115.855 jiwa sedangkan di Kecamatan Rungkut terdapat 113.745 jiwa. Dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% dan derajat kepercayaan sebesar 10% didapatkan jumlah sampel untuk masing-masing kecamatan yaitu 100 sampel. Berikut adalah jumlah sampel secara spesifik di masing-masing kelurahan dapat dilihat dalam Tabel 5.4
56
Tabel 5.4 Jumlah Responden Tiap Kelurahan di Kecamatan
Sukolilo dan Rungkut
Kecamatan Kelurahan Jumlah
Penduduk Jumlah sampel
Sukolilo
Nginden Jangkungan 15816 14
Semolowaru 20265 17
Medokan Semampir 18778 16
Keputih 16893 15
Gebang Putih 7743 7
Klampis Ngasem 19585 17
Menur Pumpungan 16775 14
Rungkut
Rungkut Kidul 12968 12
Medokan Ayu 21483 21
Wonorejo 14125 14
Penjaringan Sari 17517 17
Kedung Baruk 15650 15
Kalirungkut 22299 21
Total 200
Sumber : Hasil Perhitungan,2017
5.3 Hasil Survei Masyarakat Melalui Kuisioner
5.3.1 Jenis Kelamin
Dalam penelitian lapangan kali ini penduduk yaitu responden merupakan objek penelitian karena dari jawaban responden akan menggambarkan kondisi dari akses air bersih dan kebutuhan air bersih di wilayah studi.Identitas penduduk perlu diketahui untuk mengetahui secara garis besar profil dari suatu wilayah yang dilakukan studi. Kuisioner dibagikan secara acak di masing-masing kelurahan. Dari hasil kuisioner didapatkan identitas jenis kelamin responden seperti pada tabel 5.5
57
Tabel 5.5 Jenis Kelamin Responden di Kecamatan Sukolilo dan
Rungkut
Jenis Kelamin Jumlah Persen
Wanita 145 67%
Pria 70 33%
Total 215 100%
Sumber : Hasil Survei, 2017
Dari hasil wawancara sesuai tabel di atas diketahui bahwa jumlah responden wanita lebih banyak dibanding pria. Hal ini disebabkan karena waktu survei dilakukan pada saat siang hingga sore hari pada waktu jam kerja. Selain itu dari pokok pertanyaan kuisioner akan lebih mudah untuk wanita untuk menjawab pertanyaan seperti penggunaan air untuk memasak, mandi, dan mencuci pakaian.
5.3.2 Kondisi Sosial Ekonomi
Kondisi sosial dan ekonomi meliputi jenis pekerjaan dan penghasilan per bulan dari responden. Dari hasil survei dan wawancara tidak terdapat perbedaan secara spesifik dari jenis pekerjaan maupun penghasilan di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut. Berikut adalah jenis pekerjaan berdasarkan hasil survei pada Tabel 5.6
Tabel 5.6 Jenis Pekerjaan Responden
Jenis pekerjaan Jumlah Persentase
Pegawai Negeri 1 1%
Pegawai Swasta 34 21%
Wiraswasta 42 25%
Buruh 13 8%
Pedagang 24 15%
Tidak Bekerja 27 16%
lain-lain 24 15%
Total 165 100%
Sumber : Hasil Survei, 2017
Jenis pekerjaan responden di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut yang terbanyak yaitu wiraswasta, sedangkan
58
jenis pekerjaan paling sedikit dari responden yaitu pegawai negeri. Berikut adalah penghasilan per bulan dari responden di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut akan dijelaskan pada tabel 5.7
Tabel 5.7 Penghasilan Per Bulan Responden
Penghasilan Jumlah Persentase
< 500 ribu 39 21%
500 ribu - 1 juta 20 11%
1 juta - 1,5 juta 18 10%
1,5 - 3 juta 52 29%
3 juta - 5 juta 50 27%
> 5 juta 3 2%
Total 182
Sumber : Hasil Survei,2017
Dari hasil wawancara dan pengisian kuisioner, diketahui bahwa jumlah penghasilan per bulan responden terbesar yaitu kisaran 1,5 juta – 3 juta. Sedagkan penghasilan per bulan responden terkecil yaitu > 5 juta. Hal ini disebabkan karena survei sebagian besar dilaksanakan di lokasi di daerah menengah ke bawah.
5.3.3 Jumlah Penghuni Rumah Salah satu faktor penting untuk mengetahui jumlah kebutuhan air bersih di wilayah studi yaitu dengan melakukan survei terkait dengan jumlah penghuni dalam satu rumah. Besar kecilnya jumlah pemakaian air sangat tergantung dengan jumlah penghuni dalam satu rumah. Dengan mengetahui jumlah penghuni rumah maka dapat diketahui kebutuhan air dalam liter/orang.hari. Berikut adalah jumlah penghuni rumah berdasarkan hasil survei dan wawacara pada Tabel 5.8
59
Tabel 5.8 Jumlah Penghuni Rumah di Kecamatan Sukolilo dan
Rungkut
Jumlah penghuni
rumah (orang)
Jumlah responden
Persen (%)
Jumlah Penghuni Rumah (orang)
1 4 2% 4
2 16 9% 32
3 30 16% 90
4 61 33% 244
5 37 20% 185
6 11 6% 66
7 11 6% 77
8 6 3% 48
9 5 3% 45
10 1 1% 10
11 3 2% 33
Jumlah 185 100% 834
Rata-rata 4,5
Sumber : Hasil Perhitungan,2017
Berdasarkan hasil survei dan wawancara dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah responden terbesar untuk jumlah penghuni rumah yaitu 4 orang dengan persentase 33%. Sedangkan responden terkecil mempunyai jumlah penghuni rumah yaitu 10 orang dalam satu rumah. Dari hasil wawancara di atas data diolah dan dilakukan perhitungan rata-rata didapatkan bahwa jumlah penghuni rumah rata-rata yaitu 4,5 orang.
5.3.4Penyediaan Air Bersih Eksisting di Masyarakat
5.3.4.1Akses Air Bersih Eksisting
Berdasarkan Permenkes Nomor 416 Tahun 1990 definisi air bersih adalah air yang digunakan keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak
60
Dalam survei kali ini akan dilakukan identifikasi terkait akses air bersih yang digunakan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari. Lalu akan dilakukan analisa terkait akses air bersih masyarakat. Berikut adalah grafik hasil survei tentang akses air bersih di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut dapat dilihat pada Gambar 5.3
Gambar 5.3Akses Air Bersih Yang Digunakan Oleh Masyarakat
Sumber : Hasil Survei, 2017
Di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut terdapat 3 jenis akses air bersih yang digunakan oleh masyarakat yaitu sambungan rumah PDAM, sumur dan hidran umum. Sebesar 82% responden menggunakan sambungan rumah PDAM, 17% menggunakan sumur dan sisanya 1% menggunakan hidran umum. Masyarakat yang menggunakan akses hidran umum ditemukan hanya di Kecamatan Sukolilo sedangkan di Kecamatan Rungkut tidak ditemukan.Berdasarkan Permenkes No 492 Tahun 2010 air minum adalah air yang telah memenuhi persyaratan kualitas air minum sehingga dapat dikonsumsi. Dalam survei kali ini ditemukan masyarakat menggunakan air bersih namun dimasak terlebih dahulu sehingga dapat dikonsumsi. Berikut adalah akses air minum yang dimanfaatkan masyarakat untuk memasak dan diminum pada Gambar 5.4
82%
1%
17%
SR hidran umum sumur
61
Gambar 5.4Akses Air Untuk Minum Yang Digunakan Oleh Masyarakat
Sumber : Hasil survei, 2017
.Terdapat 4 macam akses air minum yang digunakan oleh masyarakat untuk masak dan minum yaitu melalui air isi ulang, air kran (sambungan rumah), air jirigen dan hidran umum. Sebanyak 67% responden menggunakan air isi ulang, 26% menggunakan air kran PDAM, 5% membeli dari air jirigen dan 2% mengambil air dari hidran umum. Dapat dilihat dari hasil survei sebagian besar akses air minum yang digunakan oleh responden yaitu air isi ulang. Hal ini disebabkan air isi ulang merupakan air yang sudah terlebih dahulu dilakukan proses pengolahan sehingga aman untuk dikonsumsi tanpa perlu dimasak terlebih dahulu
5.3.4.2 Kecukupan Kebutuhan Air Berdasarkan Akses Yang Digunakan
Dalam upaya pemenuhan kebutuhan air bersih tiap hari dalam beberapa kasus ditemukan bahwa akses air bersih yang digunakan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan per hari. Hal ini bisa disebabkan pada saat musim kemarau terjadi penurunan debit air misal pada sumur ataupun adanya gangguan pada aliran air PDAM. Pada tugas akhir kali ini akan dilakukan survei terhadap responden mengenai kecukupan kebutuhan air berdasarkan akses air bersih yang digunakan. Survei dilaksanakan pada periode bulan April
67%
2%
26%
5%
air isi ulang hidran umum SR air jirigen
62
2017. Berikut adalah hasil survei kecukupan kebutuhan air bersih berdasarkan akses air bersih yang digunakan di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut akan dijelaskan melalui Gambar 5.5
Gambar 5.5 Kecukupan Kebutuhan Air Berdasarkan Akses
Yang Digunakan
Sumber : Hasil Survei, 2017
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa akses air bersih yang digunakan sanggup mencukupi kebutuhan air bersih tiap hari. Hal ini disebabkan karena sebagian besar sudah terlayani oleh PDAM. Namun berdasarkan hasil survei dan wawancara ditemukan bahwa responden yang menytakan bahwa akses air bersih tidak mencukupi kebutuhan air disebabkan responden hanya menggunakan sumur sebagai akses air bersih dan terkadang air dari sambungan rumah PDAM tidak dapat mengalir pada jam tertentu sehingga agak susah dalam memenuhi kebutuhan air. Responden yang mengeluhkan bahwa air PDAM tidak lancar terdapat di kelurahan Kalirungkut, Medokan Semampir, Penjaringan Sari, Nginden Jangkungan, Gebang, dan Keputih
5.3.4.3 Kualitas Sumber Air
Kualitas sumber air merupakan aspek yang perlu diperhatikan dalam hal penyediaan air bersih untuk masyarakat karena memiliki berpengaruh terhadap sanitasi dan kesehatan dari masyarakat. Langkah berikutnya yaitu
97%
3%
Cukup
Tidak Cukup
63
dilakukan survei terhadap masyrakat di wilayah studi terkait kualitas akses air bersih yang digunakan secara fisik. Parameter fisik yang ditanyakan terhadap responden melalui kuisioner yaitu jernih dan keruh. Hal ini mempertimbangkan bahwa keterbatasan responden dalam menganalisis akses air bersih yang digunakan. Berikut adalah hasil survei tentang kualitas air bersih di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut akan dijelaskan pada Gambar 5.6 sampai Gambar 5.8
Gambar 5.6 Kualitas Secara Fisik Sambungan Rumah PDAM
Sumber : Hasil Survei, 2017
Berdasarkan hasil survei di tiap kelurahan di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut menyatakan bahwa sebagian besar kualitas air secara fisik sambungan rumah PDAM sudah jernih, sedangkan sisanya 17% dari responden menyatakan bahwa kualitas air masih keruh.
83%
17%
jernih
keruh
Jernih73%
Keruh27%
Jernih Keruh
64
Gambar 5.8 Kualitas Sumur Secara Fisik
Sumber : Hasil Survei, 2017
Berdasarkan hasil survei di tiap kelurahan ditemukan bahwa 73% responden menyatakan bahwa kualitas sumur jernih, sedangkan 27% responden menyatakan bahwa sumur yang digunakan keruh. Responden beranggapan bahwa sumur yang keruh terutama terjadi pada musim kemarau.
Gambar 5.9 Kualitas Hidran UmumSecara Fisik
Sumber : Hasil Survei, 2017
Pada survei kali ini pengguna hidran umum hanya
ditemukan di Kecamatan Sukolilo tepatnya berada di Kelurahan Semolowaru dan Nginden Jangkungan. Secara umum air yang dikeluarkan dari hidran umum sama dengan yang dikeluarkan oleh sambungan rumah karena merupakan air PDAM. Berdasarkan pendapat responden 75% menyatakan bahwa air sudah jernuh dan sisanya 25% responden menyatakan bahwa air masih keruh. Pengguna hidran umum di Kecamatan Sukolilo merupakan masyarakat yang tidak sanggup memasang SR PDAM, sehingga akses air bersih yang digunakan yaitu kombinasi antara sumur yang digunakan untuk cuci baju dan mandi sedangkan hidran umum digunakan untuk memasak
jernih75%
keruh25%
65
5.3.4.4 Pendapat Mengenai Pelayanan PDAM
PDAM Surabaya merupakan salah satu penyedia utama dalam sarana penyedia kebutuhan air bersih di Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Rungkut. Berdasarkan laporan dari PDAM Surabaya tahun 2016 menyatakan bahwa cakupan layanan di Kecamatan Rungkut sudah mencapai 94,58% sedangkan untuk Kecamatan Sukolilo sudah mencapai 96,24%. Pada bahasan kali ini akan dilakukan analisa terhadap pendapat responden mengenai pelayanan PDAM berkaitan dengan biaya per bulan berlangganan PDAM, kualitas air yang masuk ke pelanggan, ketersediaan (kontinuitas) air selama 24 jam dan kepuasan pelanggan terhadap air dari PDAM.
a. Biaya Per Bulan Berlangganan PDAM
Dalam pemenuhan kebutuhan air bersih responden yang memanfaatkan air dari sambungan rumah PDAM harus mengeluarkan biaya tiap bulannya. Jumlah biaya yang dikeluarkan sangat tergantung dari jumlah pemakaian air yang dipakai oleh responden tersebut. Semakin banyak air yang dikeluarkan maka semakin besar biaya yang harus dikeluarkan. Berikut adalah jumlah biaya yang dikeluarkan oleh responden di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut akan dijelaskan dalam Tabel 5.12
Tabel 5.9 Biaya Yang Dikeluarkan Pelanggan PDAM
Jumlah tagihan (bulanan) Jumlah KK Persen (%)
< 50 ribu 86 45%
50 ribu - 100 ribu 69 36%
100 ribu - 200 ribu 15 8%
200 ribu - 500 ribu 6 3%
> 500 ribu 15 8%
Total 191 100%
Sumber : Hasil Survei, 2017
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap responden di tiap kelurahan di wilayah studi diketahui bahwa kemampuan membayar biaya per bulan PDAM paling banyak dipilih oleh responden yaitu < 50 ribu dengan persentase
66
responden 45%, sedangkan biaya per bulan PDAM yang paling sedikit dipilih oleh responden yaitu kisaran 200 ribu – 500 ribu. Hal ini disebabkan karena lokasi survei lebih dominan dilakukan di daerah perkampungan menengah ke bawah dengan asumsi dapat menemukan masyarakat pengguna akses air bersih selain sambunga rumah PDAM. Biaya per bulan PDAM mengacu pada golongan kelas rumah tangga berdasarkan jenis rumah dan luas jalan, semakin panjang luas jalan maka biaya berlangganan air makin besar.
b. Kualitas Air PDAM
Mayoritas masyarakat di wilayah studi memanfaatkan air PDAM dalam memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari. Saat di reservoir sebelum dilakukan proses distribusi air PDAM sudah memenuhi kriteria syarat dari Permenkes No 492 tahun 2010. Pada pembahasan kali ini akan dilakukan survei terkait tanggapan masyarakat tentang air PDAM yang digunakan.Parameter yang ditanyakan terhadap responden yaitu baik dan tidak baik. Berikut adalah hasil survei di masing-masing kelurahan di wilayah studi pada gambar 5.10
Gambar 5.10 Kualitas Air PDAM di Wilayah Studi
Sumber : Hasil Survei, 2017
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yaitu 90% menyatakan bahwa kualitas air PDAM yang digunakan telah baik, sedangkan sisanya yaitu 10% dari total responden menyatakan bahwa
90%
10%
baik
67
kualitas air PDAM yang digunakan masih tidak baik. Dari 10% responden ditemukan bahwa responden yang menyatakan bahwa kualitas air belum baik terdapat di kelurahan Semolowaru, Menur Pumpungan, Penjaringan Sari dan Kedung Baruk. Penyebab belum baiknya kualitas air PDAM yaitu secara fisik air yang keluar keruh terutama pada musim hujan serta air berbau tidak sedap
c. Kontinuitas Air Selama 24 jam
Kontinuitas merupakan salah satu parameter penting dalam upaya penyediaan air bersih untuk masyarakat. Air PDAM diharapkan dapat mengalir kontinu selama 24 jam terutama pada waktu penting penggunaan air yaitu pada pagi hari dan sore hari. Pada bagian ini akan dilakukan survei dan wawancara terhadap pengguna fasilitas sambungan rumah PDAM terkait dengan ketersediaan air selama 24 jam. Berikut adalah hasil survei yang akan dijelaskan dalam Gambar 5.11
Gambar 5.11Kontinuitas Air PDAM di Wilayah Studi
Sumber : Hasil Survei, 2017
Berdasarkan hasil survei menurut gambar di atas diketahui bahwa 72% responden menyatakan bahwa kontinuitas air sudah 24 jam sedangkan sisanya 28% menyatakan bahwa air belum kontinu selama 24 jam. Responden yang mengeluhkan bahwa kontinuitas air tidak 24 jam terutama berada di kelurahan Keputih, Gebang, Semolowaru, Kalirungkut, Kedung Baruk dan Penjaringan Sari. Beberapa alasan yang menyebabkan responden
72%
28%
24 jam
tidak 24 jam
68
menyatakan bahwa kontinuitas air tidak 24 jam yaitu air sering mati pada jam tertentu terutama pada pagi hari, kemudian pada siang hari air yang keluar sangat sedikit.
d. Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan PDAM
Dalam survei dan wawancara kepada responden di masing-masing kelurahan di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut ditanyakan mengenai kepuasan pelanggan terhadap pelayanan air bersih dari PDAM. Maksud dari pertanyaan kepuasan pelanggan yaitu meliputi aspek biaya per bulan, kualitas air dan kontinuitas air. Berikut adalah hasil survei akan dijelaskan pada Gambar 5.12
Gambar 5.12Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan PDAM
Sumber : Hasil Survei, 2017
Dari hasil survei didapatkan bahwa 70% responden menyatakan sudah puas terhadap pelayanan PDAM, sisanya 30% belum puas akan pelayanan PDAM. Hal yang menyebabkan beberapa responden belum puas akan pelayanan PDAM karena kualitas air masih cenderung keruh dan berbau, biaya per bulan yang dikeluarkan dirasa terlalu mahal, kontinuitas air tidak 24 jam terutama pagi dan siang hari.
5.3.4.5 Kebutuhan Nyata Air Bersih
Kebutuhan nyata air (real water demand) adalah besaran penggunaan air secara nyata yang didapatkan dari aktivitas sehari-hari yang membutuhkan air bersih. Kebutuhan
70%
30%
Puas
Tidak Puas
69
air bersih didapatkan dari survei secara langsung terhadap masyarakat di wilayah studi. Kebutuhan air bersih meliputi kebutuhan air untuk masak, mandi dan cuci yang dapat dilihat pada Lampiran B. Berikut adalah kebutuhan nyata air bersih tiap kelurahan dapat dilihat pada Tabel 5.10
Tabel 5.10Pemakaian Air Bersih Tiap Kelurahan
Kelurahan responden Pemakaian air (l/org.hari)
Semolowaru 17 140
Klampis Ngasem 17 129
Keputih 15 109,1
Gebang Putih 7 149,3
Medokan Semampir 16 142,1
Menur Pumpungan 14 173
Nginden Jangkungan 14 158,6
Kalirungkut 21 145
Medokan Ayu 21 125
Kedung Baruk 15 170,7
Rungkut Kidul 12 136
Penjaringan Sari 17 142
Wonorejo 14 104,7
Total 200 1826
Rata-rata 140
Sumber : Hasil Survei,2017
Pemakaian air bersih tiap hari di masing-masing kelurahan didapatkan dari survei melalui kuisioner yang dijawab oleh masyarakat di masing-masing kelurahan. Untuk dapat melihat secara lebih jelas kuisioner dapat dilihat pada Lampiran B. Pemakaian air bersih per hari terbesar di Kecamatan Sukolilo berada di Kelurahan Menur Pumpungan dengan 173 liter per orang.hari, sedangkan pemakaian air bersih paling sedikit di Kelurahan Keputih dengan 109,1 liter
70
per orang.hari. Untuk Kecamatan Sukolilo, kelurahan dengan pemakaian air bersih terbesar yaitu kelurahan Kedung Baruk dengan 170,7 liter per orang.hari dan yang terkecil yaitu Wonorejo dengan 104,7 liter per orang.hari.
5.4.1 Penentuan Periode Perencanaan
Periode perencanaan merupakan jangka waktu yang ditentukan untuk merencanakan suatu pekerjaan sehingga dapat diketahui hasil pada tahun yang diinginka. Pada penelitian kali ini periode perencanaan dibutuhkan untuk melakukan proyeksi penduduk dan fasilitas umum. Proyeksi penduduk dan fasilitas umum dibutuhkan untuk melakukan perhitungan kebutuhan air sesuai dengan tahun yang diinginkan. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 18/PRT/M2007 periode perencanaan disesuaikan dengan jenis daerah perencanaan. Berikut adalah kriteria teknis periode perencanaan berdasarkan Permen PU No.18 tahun 2007 akan dijelaskan dalam Tabel 5.11
Tabel 5.11 Kriteria Teknis Periode Perencanaan Berdasarkan
Klasifikasi Kota
No Kriteria Teknis
Jenis Kota
Metro Besar Sedang Kecil
1 Horison Perencanaan
20 tahun
15-20 tahun
15-20 tahun
15-20 tahun
Sumber : Permen PU No.18/PRT/M/2007
Kota Surabaya termasuk dalam klasifikasi kota besar, berdasarkan dari tabel 5.12 untuk kota besar memiliki periode perencanaan antara 15-20 tahun. Pada penelitian ini periode perencanaan dipilih 15 tahun. Penentuan periode perencanaan ini selain memperhatikan standar peraturan juga mempertimbangkan bahwa semakin panjang periode perencanaan maka akan menurun tingkat ketelitian dan keakuratannya.
71
5.4.2 Penentuan Fasilitas Umum
Kebutuhan air dibagi menjadi dua jenis yaitu kebutuhan air domestik dan kebutuhan air non domestik. Kebutuhan air domestik didapatkan dari jumlah kebutuhan air yang digunakan oleh penduduk skala rumah tangga dalam satuan liter per orang hari. Sedangkan kebutuhan air non domestik sendiri didapatkan dari jumlah kebutuhan air yang digunakan oleh fasilitas umum dalam satuan liter per hari. Secara umum contoh dari fasilitas umum sendiri antara lain bangunan perkantoran, fasilitas ibadah, fasilitas pendidikan, bangunan komersial (toko, hotel, restoran, ruko, dll), prasarana umum (pasar, terminal) dan industri besar atau kecil. Fasilitas umum yang digunakan pada penelitian kali ini berdasarkan kode golongan jenis pelanggan. Data jumlah pelanggan dan debit air yang digunakan didapatkan dari data sekunder PDAM Surabaya. Namun terdapat kendala dalam collecting dikarenakan data yang dimiliki oleh PDAM dibagi dalam tiap-tiap sub zona, sedangkan data yang dibutuhkan adalah jumlah fasilitas umum dari tiap-tiap kelurahan. Maka solusi yang digunakan yaitu melakukan interpretasi secara manual untuk membagi persentase pelayanan sub zona dalam satu kelurahan. Berikut adalah bagian dari sub zona yang terbagi di tiap kelurahan akan dijelaskan dalam Tabel 5.12
Tabel 5.12 Sub Zona di Tiap Kelurahan
Kelurahan Sub zona
Keputih
223
222
225
215
217
221
Gebang putih
215
214
225
227
72
*) Lanjutan Tabel 5.12
Klampis Ngasem 214
204
Menur Pumpungan 204
Nginden Jangkungan 212
213
Medokan Semampir 222
Wonorejo 119
114
Medokan Ayu 118
115
102
Rungkut Kidul 106
112
106
KaliRungkut 112
115
Medokan Ayu 118
115
Kedung Baruk 113
113
Penjaringan Sari 114
115
Sumber : Master Peta PDAM,2016
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat masing-masing sub zona yang terdapat di tiap kelurahan. Terdapat sub zona yang tidak hanya pada satu kelurahan saja contohnya sub zona 215 terdapat di kelurahan Keputih dan Gebang Putih, sub zona 204 terdapat di kelurahan Klampis Ngasem dan Menur Pumpungan, sub zona 222 di kelurahan Keputih dan Medokan Semampir, sub zona 214 di kelurahan Gebang Putih dan Klampis Ngasem dan sub zona 106 di kelurahan Rungkut Kidul dan Kalirungkut. Sehingga untuk mendapatkan jumlah fasilitas umum per kelurahan, perlu dilakukan persentase pembagian sub zona yang ada pada kelurahan dengan interpretasi manual melalui peta. Berikut adalah peta interpretasi persen pembagian sub zona pada kelurahan pada Gambar 5.13
73
Gambar 5.13Persen Pembagian Sub Zona di Tiap Kelurahan
74
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan
75
Dari Gambar 5.13 dapat dilihat persentase pembagian sub zona yang terdapat di kelurahan. Untuk secara lebih jelas interpretasi pembagian sub zona berdasarkan kelurahan dapat dilihat pada Tabel 5.14 berikut
Kecamatan Kelurahan Sub zona
% pelayanan
Sukolilo
Keputih
223 100%
222 95%
215 30%
225 70%
Gebang Putih
215 40%
225 25%
214 20%
Klampis Ngasem 227 40%
204 5%
Menur Pumpungan 204 95%
Nginden Jangkungan
212 95%
Semolowaru
213 75%
214 20%
225 5%
Medokan Semampir
212 5%
213 25%
222 5%
Rungkut
Wonorejo 119 100%
114 45%
Medokan Ayu 118 100%
115 50%
Penjaringan Sari 114 45%
115 30%
Kedung Baruk 113 80%
76
*) Lanjutan Tabel 5.14
Kalirungkut 113 20%
106 45%
102 5%
Rungkut Kidul 102 25%
106 10%
112 50%
115 5%
Tabel 5.13 Persentase Sub Zona Yang di Tiap Kelurahan
Sumber : Hasil Analisa,2017
Dari tabel di atas diketahui persentase pembagian sub zona di masing-masing kelurahan berdasarkan interpretasi. Setelah diketahui masing-masing persen pembagian sub zona di tiap kelurahan, kemudian persen pembagian dikalikan jumlah fasilitas umum pada masing-masing sub zona di kelurahan yang sama. Setelah mendapatkan hasil perkalian dari masing-masing sub zona di kelurahan yang sama, lalu masing-masing sub zona di kelurahan yang sama di jumlahkan sehingga mendapatkan jumlah fasilitas umum di satu kelurahan. Misalkan pada kelurahan Keputih terdiri dari sub zona 223, 222, 215 dan 225. Persen pembagian sub zona 223 adalah 100%, 222 adalah 95%, 215 adalah 30%, 225 adalah 70%. Lalu dimisalkan menghitung fasilitas umum golongan 1 di mana sub zona 223 berjumlah 1 unit, sub zona 222 berjumlah 12 unit, sub zona 215 berjumlah 9 unit, sub zona 225 berjumlah 19 unit. Cara mendapatkan fasilitas umum di Kelurahan Keputih ;
- Sub zona = Fasilitas umum x % pembagian sub zona - 223 = 1 unit x 100% = 1 unit - 222 = 12 unit x 95% = 11 unit - 215 = 9 unit x 30% = 5 unit - 225 = 19 unit x 70% = 15 unit Golongan 1 = 1 unit + 11 unit + 5 unit + 15 unit = 32 unit
77
Tabel 5.14Jumlah Fasilitas Umum Berdasarkan Golongan Pelanggan
Kecamatan Kelurahan 1 2A.1 2A.2 2B 3B.1 3B.2 3C.1 4B.1 4C
Sukolilo
Keputih 32 17 7 1 81 1 141 6 2
Gebang Putih 16 13 10 1 62 2 64 6 4
Klampis Ngasem 19 11 19 1 75 0 34 4 1
Menur Pumpungan 28 10 25 1 159 1 32 7 4
Nginden Jangkungan 24 7 33 1 68 2 57 4 2
Semolowaru 30 19 21 1 137 3 62 6 1
Medokan Semampir 10 6 8 0 44 1 22 2 0
Rungkut
Wonorejo 28 11 15 0 64 0 35 6 0
Medokan Ayu 35 14 17 2 146 2 44 4 0
Penjaringan Sari 30 13 12 1 127 1 32 6 0
Kedung Baruk 21 7 27 1 63 0 22 6 1
Kalirungkut 43 16 31 1 142 2 48 6 1
Rungkut Kidul 16 11 8 1 149 1 17 5 1
Sumber : Hasil Perhitungan,2017
78
Berikut adalah keterangan tentang golongan pelanggan berdasarkan peraturan perusahaan PDAM Surabaya No.4 tahun 2008 pada Tabel 5.15
Tabel 5.15 Keterangan Klasifikasi Pelanggan PDAM
Kelas Klasifikasi
1
Hidran Umum
Tempat Ibadah
Rumah Susun
2A.1 Pondok Pesantren,panti asuhan,panti jompo dan panti sosial
2A.2 Sekolah negeri,madrasah,sekolah dengan akreditasi C
2B
Layanan kesehatan milik pemerintah non komersial
(puskesmas,poliklinik,BKIA,rumah sakit)
3B.1 Kursus ketrampilan,Warnet
3B.2 Salon kecantikan,usaha kesegaran
jasmani,laundry
3C.1 Sekolah swasta (TK,SD,SMP,SMA)
4B.1 Kantor pemerintah/asing/parpol
4C
Usaha pabrikan/industri besar
Rumah sakit kategori besar
Perguruan tinggi negeri dan swasta akreditasi A
Sumber : Peraturan PDAM Surabaya No.4 Tahun 2008
Dengan cara yang sama seperti memperkirakan jumlah fasilitas umum di kelurahan dihitung perkiraan debit dari masing-masing fasilitas umum berdasarkan golongan pelangan PDAM. Debit masing-masing fasum dapat dilihat pada Tabel 5.16
79
Tabel 5.16 Debit Fasilitas Umum di Tiap Kelurahan
Kecamatan Kelurahan Kebutuhan Air Non Domestik (m3/bulan)
1 2A.1 2A.2 2B 3B.1 3B.2 3C.1 4B.1 4C
Sukolilo
Keputih 5254 5970 308 237 8072 99 15339 3346 11545
Gebang Putih 1675 3616 246 88 7204 170 4933 4431 17020
Klampis Ngasem 1862 1411 765 69 4372 1 3836 1060 541
Menur Pumpungan 2920 949 749 154 8239 27 2119 1907 2246
Nginden Jangkungan 212 3025 1143 803 27825 3104 34 27768 4148
Semolowaru 2629 2917 1011 56 5309 306 5362 363 1627
Medokan Semampir 2425 2593 988 40 4722 270 5211 416 240
Rungkut
Wonorejo 8395 1271 459 11 2161 0 2027 396 0
Medokan Ayu 3453 1402 177 54 8203 27 3048 98 0
Penjaringan Sari 11029 1264 292 65 9145 27 2636 416 0
Kedung Baruk 1316 527 492 46 1466 0 1210 430 0
Kalirungkut 1068 369 228 15 2153 15 918 187 899
Rungkut Kidul 1626 766 165 9 5181 17 1222 276 726
Sumber : Hasil Perhitungan, 2017
80
5.5 Proyeksi Penduduk
Proyeksi penduduk digunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk pada masa yang akan datang. Dalam penelitian kali ini dilakukan proyeksi penduduk selama 15 tahun yaitu mulai tahun 2015 hingga 2030, sehingga akan diketahui jumlah penduduk Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Rungkut di tahun 2030. Proyeksi penduduk dilakukan pada seluruh kelurahan di masing-masing kecamatan. Tujuan dari dilakukan proyeksi penduduk sampai tahun 2030 untuk mengetahui seberapa besar kebutuhan air di tahun 2030. Jumlah penduduk sangat mempengaruhi jumlah debit air yang dibutuhkan. Semakin banyak jumlah penduduk yang tinggal di suatu wilayah maka semakin banyak jumlah air yang perlu disediakan sehingga hal ini menjadi tantangan bagi PDAM Surabaya untuk selalu menyediakan air yang mana jumlah penduduk pasti akan bertambah setiap tahunnya. Dalam menghitung proyeksi terdapat 3 metode yaitu metode aritmatik, metode geometrik dan metode least square. Untuk menentukan penggunaan metode yang paling tepat yaitu dengan cara menghitung nilai korelasi. Nilai korelasi yang dipilih diantara 3 metode yang dihitung yaitu yang paling mendekati 1. Perhitungan nilai korelasi untuk menentukan metode proyeksi dihitung pada 2 kecamatan di Rungkut dan Sukolilo. Dalam menghitung proyeksi penduduk dibutuhkan data pertumbuhan penduduk dapat dilihat pada Lampiran A. Seperti yang telah disajikan pada Lampiran A tentang jumlah penduduk tiap kelurahan di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut terdapat data jumlah penduduk mulai tahun 2009 hingga tahun 2015. Data jumlah penduduk 9 tahun terakhir dirasakan cukup untuk menjadi acuan dalam perhitungan proyeksi penduduk karena data minimal yang dibutuhkan 5 tahun terakhir. Sebagai contoh akan dilakukan perhitungan nilai korelasi r di Kecamatan Sukolilo. Dalam menghitung koefisien korelasi digunakan rumus (2.1). yaitu :
r =𝑛. (𝜀𝑋𝑌)(𝜀𝑌)
√(𝜀𝑌)2 − (𝜀𝑌2)√𝑛(𝜀𝑋2) − (𝜀𝑋2)
81
a. Metode Aritmatik Perhitungan koefisien korelasi (r) dengan metode aritmatik dapat dilihat pada Tabel 5.17 di bawah ini
Tabel 5.17 Perhitungan Nilai Korelasi (r) Metode Aritmatik
Aritmatik
Tahun Jumlah No.Data (x)
Selisih Jumlah Penduduk Tiap tahun (y)
XY X2 Y2
2007 94866 0 0 0 0 0
2008 95516 1 650 650 1 422500
2009 96216 2 700 1400 4 490000
2010 92808 3 -3408 -10224 9 11614464
2011 104809 4 12001 48004 16 144024001
2012 107889 5 3080 15400 25 9486400
2013 112474 6 4585 27510 36 21022225
2014 114935 7 2461 17227 49 6056521
2015 115855 8 920 7360 64 846400
Jumlah 36 20989 107327 204 193962511
r 0,251
Sumber : Hasil Perhitungan,2017
b. Metode Geometrik
Perhitungan koefisien korelasi (r) dengan metode geometrik dapat dilihat pada Tabel 5.18 di bawah ini
Tabel 5.18 Perhitungan Nilai Korelasi (r) Metode Geometrik
Geometrik
Tahun Jumlah No. Data (X)
Selisih Jumlah Penduduk Tiap Tahun (y)
XY X2 Y2
2007 94866 1 11,46 11,46 1 131,33
2008 95516 2 11,467 22,934 4 131,49
2009 96216 3 11,474 34,423 9 131,66
2010 92808 4 11,438 45,753 16 130,83
2011 104809 5 11,559 57,799 25 133,631
2012 107889 6 11,588 69,533 36 134,30
2013 112474 7 11,630 81,413 49 135,26
82
*) Lanjutan Tabel 5.18
2014 114935 8 11,652 93,216 64 135,7
2015 115855 9 11,660 104,94 81 135,957
Jumlah 45 103,9 521,47 285 1200,25
r 0,934
Sumber : Hasil Perhitungan,2017
c. Metode Least Square
Perhitungan nilai korelasi (r) dengan metode least square dapat dilihat pada Tabel 5.19 di bawah ini
Tabel 5.19 Perhitungan Nilai Korelasi (r) Metode Least Square
Tahun Jumlah
Least Square
No data (x)
Jumlah penduduk per tahun
(y) XY X2 Y2
2007 94866 1 94866 94866 1 8999557956
2008 95516 2 95516 191032 4 9123306256
2009 96216 3 96216 288648 9 9257518656
2010 92808 4 92808 371232 16 8613324864
2011 104809 5 104809 524045 25 10984926481
2012 107889 6 107889 647334 36 11640036321
2013 112474 7 112474 787318 49 12650400676
2014 114935 8 114935 919480 64 13210054225
2015 115855 9 115855 104269
5 81 13422381025
Jumlah 45 935368 486665
0 285 97901506460
r 0,929
Sumber : Hasil Perhitungan,2017
Setelah didapatkan nilai korelasi (r) dari masing-masing metode proyeksi, kemudian dari masing-masing metode tersebut dilakukan plotting dalam grafik dengan tujuan untuk mengetahui nilai korelasi yang mendekati 1. Berikut adalah plotting grafik metode proyeksi aritmatik, geometrik dan least square pada Gambar 5.13 sampai dengan Gambar 5.15
83
Gambar 5.13 Plot Grafik Metode Aritmatik
Gambar 5.14 Plot Grafik Metode Geometrik
y = 81.85x + 2038.3R² = 0.0122
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
0 2 4 6 8 10
Selis
ih D
ata
Tiap
Tah
un
Tahun
Nilai Korelasi (r) Metode Aritmatik
y = 0.0286x + 11.404R² = 0.9703
11.4
11.45
11.5
11.55
11.6
11.65
11.7
0 2 4 6 8 10
Selis
ih D
ata
Tahun
Nilai Korelasi (r) Metode Geometrik
84
Gambar 5.15 Plot Grafik Metode Least Square
Berdasarkan perhitungan nilai korelasi serta plotting grafik diketahui bahwa nilai korelasi yang paling mendekati angka 1 adalah nilai korelasi dengan metode geometrik dengan nilai r = 0,934 sehingga digunakan metode geometrik. Perhitungan proyeksi penduduk dengan metode geometrik dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Pn = P0 x (1+i)2 Keterangan : Pn = Jumlah penduduk tahun yang diinginkan Po = Jumlah penduduk tahun awal n = kurun waktu tertentu i = persentase kenaikan penduduk tiap tahun Dalam menghitung proyeksi penduduk dengan metode geometrik perlu diketahui rata-rata persentase kenaikan penduduk per tahun (r). Perhitungan nilai rasio kenaikan penduduk dilakukan pada tiap kelurahan karena tiap kelurahan memiliki nilai rasio yang berbeda-beda serta hasil perhitungan akan lebih akurat. Perhitungan cara memperoleh nilai rasio pertambahan penduduk secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran A. Berikut
y = 2950.5x + 88984R² = 0.972
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
140000
0 2 4 6 8 10
Selis
ih D
ata
Tahun
Nilai Korelasi (r) Metode Least Square
85
adalah rekapitulasi nilai rasio pertambahan penduduk tiap kelurahan di Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Rungkut pada Tabel 5.20
Tabel 5.20 Pertambahan Penduduk Tiap Kelurahan
Kecamatan Kelurahan Nilai i
Sukolilo
Nginden Jangkungan 0,010
Semolowaru 0,017
Medokan Semampir 0,070
Keputih 0,057
Gebang Putih 0,019
Klampis Ngasem 0,027
Menur Pumpungan 0,008
Rungkut
Rungkut Kidul 0,010
Medokan Ayu 0,045
Wonorejo 0,033
Penjaringan Sari 0,028
Kedung Baruk 0,014
Kalirungkut 0,013
Sumber : Hasil Perhitungan, 2017
Langkah berikutnya yaitu dilakukan perhitungan proyeksi penduduk hingga tahun 2030 dengan metode geometrik. Diambil contoh perhitungan proyeksi penduduk di Kelurahan Keputih dengan metode proyeksi geometrik. Berikut adalah contoh perhitungan proyeksi penduduk Kelurahan Keputih pada tahun 2016
Po (2015) = 16893 jiwa n = 2016 – 2015 = 1 r = 0,0577 Sehingga proyeksi penduduk Kelurahan Keputih pada tahun 2016 adalah : Pn = P0 x (1+r)1 Pn = 16893 (1+0,0577)1 = 17868 jiwa
86
Dalam menghitung proyeksi di kelurahan yang lain menggunakan langkah yang sama. Untuk mengetahui perhitungan secara lengkap proyeksi penduduk di tiap kelurahan hingga tahun 2030 dapat dilihat pada Lampiran A
5.6 Proyeksi Fasilitas Umum
Fasilitas umum yang terdapat di tiap kelurahan sangat menentukan besarnya kebutuhan air non domestik. Seperti jumlah penduduk yang diproyeksi selama 15 tahun maka fasilitas umum yang terdapat di kelurahan perlu dilakukan pengerjaan proyeksi . Fasilitas umum sangat berkaitan dengan jumlah penduduk, sebagaimana jumlah penduduk yang makin bertambah tiap tahunnya begitu pula dengan fasilitas umum diharapkan juga bertambah. Data fasilitas umum yang diproyeksikan pada penelitian kali ini berdasarkan jumlah pelanggan berdasarkan klasifikasi kelas pelanggan dari PDAM. Data fasilitas umum yang akan digunakan seperti pada Tabel 5.14.
Untuk mendapatkan jumlah proyeksi fasilitas umum setiap tahunnya dapat digunakan rumus perhitungan fasilitas umum berdasarkan persamaan (2.3) berikut
𝜀 𝑃𝑛
𝜀 𝑃0 =
𝜀 𝐹𝑛
𝜀 𝐹0
Dimana : 𝜀 𝑃𝑛 = jumlah penduduk tahun proyeksi
𝜀 𝑃0 = jumlah penduduk awal tahun
𝜀 𝐹𝑛 = jumlah fasilitas umum tahun proyeksi 𝜀 𝐹0 = jumlah fasilitas umum awal tahun Dengan menggunakan cara perhitungan di atas maka dapat diketahui hasil proyeksi seluruh fasilitas umum pada masing-masing kelurahan. Berikut akan disajikan data hasil proyeksi fasilitas umum di tahun 2030 pada Tabel 5.21.,sedangkan untuk proyeksi fasilitas umum keseluruhan tiap tahun dapat dilihat pada Lampiran A.
87
Tabel 5.21 Perhitungan Proyeksi Fasilitas Umum Tahun 2030
Kecamatan Kelurahan Proyeksi Fasilitas Umum Berdasarkan Golongan PDAM Tahun 2030
1 2A.1 2A.2 2B 3B.1 3B.2 3C.1 4B.1 4C
Sukolilo
Keputih 67 36 14 3 168 0 293 12 4
Gebang Putih 20 16 13 1 78 2 81 8 5
Klampis Ngasem 27 16 27 1 106 0 48 6 1
Menur Pumpungan 30 12 27 1 175 1 36 7 4
Nginden Jangkungan 27 8 38 1 78 2 65 4 2
Semolowaru 37 23 26 1 171 3 77 8 1
Medokan Semampir 24 14 19 0 108 2 54 5 0
Rungkut
Wonorejo 43 16 23 0 99 0 35 6 0
Medokan Ayu 61 24 30 3 258 4 67 6 0
Penjaringan Sari 44 19 18 2 183 2 57 11 0
Kedung Baruk 25 9 33 1 76 0 32 8 1
Kalirungkut 52 19 37 1 170 3 57 7 1
Rungkut Kidul 18 12 9 1 169 1 20 6 1
Sumber : Hasil Perhitungan, 2017
88
5.7. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih
Perhitungan proyeksi kebutuhan air bersih didasarkan pada periode perencanaan proyeksi penduduk yaitu tahun 2015 – 2030. Adapun tujuan dari dilakukan proyeksi kebutuhan air bersih 15 tahun yaitu untuk memperkirakan jumah kebutuhan air bersih dari masyarakat. Serta dari proyeksi kebutuhan air bersih akan diketahui apakah PDAM Surabaya mampu cukup menyediakan air bersih.Komponen dari kebutuhan air bersih sendiri yaitu kebutuhan air domestik, kebutuhan air non domestik, tingkat pelayanan PDAM dan kebocoran fisik pada pipa
5.7.1 Persentase Pelayanan PDAM Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Rungkut sudah terlayani semua oleh PDAM dengan tingkat pelayanan antar kelurahan yang berbeda. Semakin besar tingkat pelayanan PDAM maka jumlah alokasi air yang didistribusikan semakin besar. Berdasarkan wawancara singkat dengan pegawai divisi penelitian dan pengembangan target dari PDAM untuk setiap kelurahan yaitu adanya kenaikan tingkat pelayanan tiap tahun sebanyak 2,5%. Berikut adalah tingkat pelayanan PDAM di tiap kelurahan di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut akan dijelaskan pada tabel 5.22
Tabel 5.22 Tingkat Pelayanan PDAM di Kecamatan Sukolilo dan
Rungkut
Kecamatan Kelurahan Persen Pelayanan
Rungkut
Kalirungkut 92,39%
Rungkut Kidul 91,75%
Kedung Baruk 99,62%
Penjaringan Sari 99,67%
Wonorejo 87,90%
Medokan Ayu 96,16%
Sukolilo
Keputih 88,33%
Gebang Putih 100,00%
Klampis Ngasem 86,50%
89
*) Lanjutan tabel 5.22
Menur Pumpungan 99,69%
Nginden Jangkungan 100,00%
Semolowaru 99,14%
Medokan Semampir 100,00%
Sumber : Data PDAM Surabaya, 2016
Dari data tingkat pelayanan PDAM tiap kelurahan dapat diperkirakan jumlah penduduk terlayani dari total penduduk di masing-masing kelurahan. Hampir semua kelurahan di wilayah studi sudah terlayani hampir 100%. Kelurahan dengan tingkat pelayanan mencapai 100% yaitu Gebang Putih, Nginden Jangkungan dan Medokan Semampir. Kelurahan dengan tingkat pelayanan tergolong rendah yaitu Wonorejo dan Keputih karena masih di bawah 90%.
5.7.3 Kebutuhan Air Sektor Domestik
Kebutuhan sektor domestik didapatkan dari hasil survei dan wawancara terhadap responden mengenai kebutuhan air bersih per hari. Data pemakaian air bersih per hari tiap kelurahan dapat dilihat pada Tabel 5.10 di pembahasan sebelumnya
5.7.4 Kebutuhan Air Sektor Non Domestik Kebutuhan air sektor non domestik adalah jenis kebutuhan air yang bukan berasal dari kebutuhan air dari sektor rumah tangga. Kebutuhan air sektor non domestik didapatkan dari kebutuhan air dari fasilitas umum. Pada penelitian kali ini fasilitas umum yang digunakan yaitu berdasarkan klasifikasi pelanggan PDAM menurut Peraturan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surabaya No 04 Tahun 2008. Berikut adalah penjelasan mengenai klasifikasi penggolongan fasilitas non domestik tersebut.
a. Kode Tarif 1 Merupakan jenis kelompok pelanggan 1 yang terdiri dari hidran umum, tempat ibadah dan rumah susun sewa (rusunawa)
b. Kode Tarif 2A.1
90
Merupakan jenis kelompok pelanggan 2 yang terdiri dari pondok pesantren, panti asuhan, panti jompo dan panti sosial
c. Kode Tarif 2A.2 Merupakan jenis kelompok pelanggan 2 yang terdiri dari sekolah negeri, madrasah, sekolah swasta (TK,SD,SMP,SMA) dengan akreditasi C
d. Kode Tarif 2B Merupakan jenis pelanggan kelompok pelanggan 2 yang terdiri dari golongan pelanggan yaitu layanan kesehatan milik pemerintah (Puskesmas,Poliklinik,BKIA, rumah sakit) non komersial dan WC umum
e. Kode Tarif 3B.1 Merupakan jenis kelompok pelanggan 5 yang terdiri dari golongan pelanggan yaitu kursus ketrampilan dan warnet
f. Kode Tarif 3B.2 Merupakan jenis kelompok pelanggan 5 yang terdiri dari golongan pelanggan yaitu salon kecantikan, usaha kesegaran jasmani dan laundry
g. Kode Tarif 3C.1 Merupakan jenis kelompok pelanggan 6 yang terdiri dari golongan pelanggan yaitu sekolah swasta dengan akreditasi A dan B
h. Kode Tarif 4B.1 Merupakan jenis kelompok pelanggan 8 yang terdiri dari golongan pelanggan yaitu kantor pemerintah / asing / partai politik
i. Kode Tarif 4C Merupakan jenis kelompok pelanggan 9 yang terdiri dari golongan usaha pabrikan / industri besar
Setelah diketahui komponen non domestik yang akan dikerjakan, berikutnya perlu diketahui jumlah besaran pemakaian air bersih dari komponen non domestik. Berikut adalah cara untuk mengetahui besaran kebutuhan air diambil contoh dari golongan kode tarif 1 pada tahun 2017 yang bisa dilihat pada Tabel 5.24
91
Tabel 5.24 Pemakaian Air Bersih Golongan 1
Kode Tarif I
Kecamatan Kelurahan m3/ bulan
unit m3/unit.hari
l/unit.s
Sukolilo
Keputih 5254 32 5,44 0,06
Gebang Putih 1675 16 3,52 0,04
Klampis Ngasem
1862 19 3,26 0,04
Menur Pumpungan
2920 28 3,53 0,04
Nginden Jangkungan
212 24 0,3 0
Semolowaru 2629 30 2,96 0,03
Medokan Semampir
2425 10 8 0,09
Rungkut
Wonorejo 8395 28 10,07 0,12
Medokan Ayu 3453 35 3,34 0,04
Penjaringan Sari
11029 30 12,13 0,14
Kedung Baruk 1316 21 2,11 0,02
Kalirungkut 1068 43 0,83 0,01
Rungkut Kidul 1626 16 3,46 0,04
Sumber : Hasil Perhitungan, 2017
Dengan cara perhitungan yang sama maka dapat diketahui besar kebutuhan air untuk non domestik lainnya. Untuk secara lebih lengkapnya perhitungan besaran kebutuhan air non domestik di masing-masing kelurahan dapat dilihat pada bagian Lampiran A. Berikut adalah besaran kebutuhan air non domestik dengan menggunakan Kelurahan Keputih sebagai contoh dapat dilihat pada Tabel 5.25
92
Tabel 5.25 Besaran Kebutuhan Air Non Domestik di Kelurahan
Keputih
Kelurahan Golongan Q (m3/ bulan)
Jumlah unit
m3/ unit. hari
l/unit. detik
Keputih
1 5254 32 5,44 0,06
2A.1 5970 17 11,44 0,13
2A.2 308 7 1,51 0,02
2B 237 1 6,07 0,07
3B.1 8072 81 3,33 0,04
3B.2 99 1 2,76 0,03
3C.1 15339 141 3,62 0,04
4B.1 3346 6 18,59 0,22
4C 11545 2 183,25 2,12
Sumber : Hasil Perhitungan, 2017
5.7.5 Kehilangan Air
Kehilangan air dibagi menjadi 2 yaitu kehilangan air secara fisik dan non fisik. Kehilangan air secara fisik disebabkan oleh adanya kebocoran pipa dan rembesan dari IPAM. Dalam sistem penyediaan air minum dalam suatu kota tidak dapat dilepaskan dari kebocoran, sehingga dalam perhitungan kebutuhan air bersih perlu diperhatikan pula tingkat kebocoran fisik. Menghitung persentase kehilangan air dapat digunakan cara, yaitu :
% Kehilangan Air = 𝑄 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖−𝑄 𝑎𝑖𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑗𝑢𝑎𝑙
𝑄 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑥 100%
Adapun dalam penelitian kali ini digunakan persentase kehilangan air rata-rata kota Surabaya menurut laporan RISPAM tahun 2014 sebanyak 30%. Nilai kehilangan air digunakan dalam perhitungan proyeksi kebutuhan air bersih untuk ditambahkan dengan jumlah kebutuhan air bersih sebagai faktor keamanan.
93
5.7.6 Perhitungan Proyeksi Kebutuhan Air Bersih
Perhitungan proyeksi kebutuhan air bersih akan dilakukan sesuai dengan periode perencanaan yaitu 15 tahun. Proyeksi kebutuhan air bersih bertujuan untuk memperkirakan kebutuhan air di masa yang akan datang sehingga dapat disesuaikan dengan kapasitas sumber air yang nanti akan dilakukan inventarisasi. Selain itu tujuan dari proyeksi kebutuhan air bersih nantinya akan dibandingkan dengan proyeksi suplai air dari PDAM pada periode yang sama. Sebagai contoh perhitungan kebutuhan air pada Kelurahan Keputih tahun 2017 : - Jumlah penduduk Keputih tahun 2017 = 18.899 orang - Persentase pelayanan domestik = 88,33% - Jumlah penduduk terlayani = persentase pelayanan x jumlah
penduduk = 88,33% x 18.899 orang = 16.694 orang
- Kebutuhan air = 109 liter/orang.hari Kebutuhan domestik = jumlah penduduk terlayani x
kebutuhan air = 16.694 orang x 109 l/org.hari
= 21,08 liter/detik Kebutuhan Non Domestik (contoh pada golongan I) -jumlah pelanggan = 32 unit - unit pemakaian = 5439 liter/unit.hari - Q rata-rata = jumlah pelanggan x unit pemakaian / 86400 = 32 unit x 5439,13 l/unit.hari / 86400 = 2,03 liter/detik
Adapun untuk mendapatkan perhitungan Q rata-rata pada golongan non domestik yang lain menggunakan cara yang sama dengan golongan 1. Berikut adalah perhitungan Q rata-rata untuk golongan non domestik pada masing-masing unit di kelurahan Keputih pada Tabel 5.26
94
Tabel 5.26 Kebutuhan Air Non Domestik di Kelurahan Keputih
1
Golongan 2A.1 Satuan 2017
Jumlah pelanggan
Unit 32,2
unit pemakaian l/unit.hari 5439,13
Q rata-rata l/detik 2,027083
2
Golongan 2A.2
Jumlah pelanggan
unit 6,8
unit pemakaian l/unit.hari 1511,275
Q rata-rata l/detik 0,118943
3
Golongan 2B
Jumlah pelanggan
unit 1,3
Unit pemakaian l/unit.hari 6069,231
Q rata-rata l/detik 0,091319
4
Golongan 3B.1
Jumlah pelanggan
unit 80,9
Unit pemakaian l/unit.hari 3325,711
Q rata-rata l/detik 3,114005
5
Golongan 3B.2
Jumlah pelanggan
unit 1,2
Unit pemakaian l/unit.hari 2758,333
Q rata-rata l/detik 0,03831
6
Golongan 3C.1
Jumlah pelanggan
unit 141,2
Unit pemakaian l/unit.hari 3620,987
Q rata-rata l/detik 5,917631
95
*) Lanjutan Tabel 5.26
7 Golongan 4B.1
Jumlah pelanggan
unit 6
Unit pemakaian
l/unit.hari 18591,11
Q rata-rata l/detik 1,291049
8 Golongan 4C
Jumlah pelanggan
unit 2,1
Unit pemakaian l/unit.hari 183247,6
Q rata-rata l/detik 4,453
Sumber : Hasil Perhitungan, 2017
Setelah diketahui Q rata-rata dari kebutuhan air domestik dan non domestik kemudian didapatkan Q total yaitu jumlah antara Q domestik dan Q non domestik. Setelah didapatkan Q rata-rata total, lalu ditambahkan nilai kebocoran pada pipa yaitu 30% untuk faktor keamanan. Berikut contoh dari perhitungan kebutuhan air pada Kelurahan Keputih tahun 2017 :
- Q rata-rata total = Q domestik + Q non domestik = 21,08 liter/detik + 2,03 liter/detik + 2,30 liter/detik + 0,12
liter/detik + 0,09 liter/detik + 3,11 liter/detik + 0,04 liter/detik + 5,92 liter/detik + 1,29 liter/detik + 4,4 liter/detik = 40,4 liter/detik
- Kehilangan air = 30%
- Q total = 𝑄 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
100%−% 𝑘𝑒𝑏𝑜𝑐𝑜𝑟𝑎𝑛
= 40,4
100%−30%
= 57,76 liter/detik
Perhitungan kebutuhan air di kelurahan lainnya menggunakan cara yang sama seperti di atas. Untuk dapat melihat secara lengkap perhitungan kebutuhan air dapat dilihat pada
96
Lampiran A. Berikut adalah total kebutuhan air per kelurahan sampai tahun 2030 dapat dilihat pada Tabel 5.27
Tabel 5.27 Total Kebutuhan Air Per Kelurahan Tahun 2030
Kelurahan Kebutuhan Air (lt/detik)
2017 2020 2023 2027 2030
Keputih 69,32 83,51 101,21 126,67 149,90
Gebang Putih 49,86 52,21 55,20 59,46 62,86
Klampis Ngasem 55,02 67,18 72,89 81,27 88,18
Menur Pumpungan 72,23 73,95 75,63 77,93 79,70
Nginden Jangkungan 93,85 96,20 99,05 102,97 106,02
Semolowaru 70,71 74,65 78,44 83,81 88,08
Medokan Semampir 71,67 87,03 106,76 140,21 172,00
Wonorejo 40,24 46,81 53,42 60,66 66,74
Medokan Ayu 54,05 69,43 79,19 94,36 107,62
Penjaringan Sari 53,08 63,17 68,81 77,15 84,07
Kedung Baruk 57,51 66,13 69,03 73,09 76,29
Kalirungkut 66,37 81,79 85,32 90,14 93,93
Rungkut Kidul 38,45 46,98 48,70 50,65 52,16
Sumber : Hasil Perhitungan, 2017
5.7.6 Perhitungan Proyeksi Suplai Debit PDAM di Tiap Kelurahan
Pada bagian ini akan dilakukan analisa mengenai debit air yang dikeluarkan PDAM di masing-masing kelurahan. Debit yang dikeluarkan oleh PDAM dibagi menjadi 2 yaitu debit untuk kegiatan domestik dan debit untuk kegiatan non domestik. Untuk mengetahui debit air bersih domestik yang dikeluarkan oleh PDAM dilihat dari data debit pada golongan 3A dan 4A, sedangkan untuk non domestik dapat dilihat pada golongan 1, 2A.1, 2A.2,2B, 3B, 3C.1, 4B.1 dan 4C. Data yang dimiliki oleh PDAM Surabaya masih dalam bentuk sub zona bukan kelurahan maka perlu diolah lagi sehingga dalam bentuk kelurahan.
97
Cara yang dapat dilakukan yaitu dengan cara interpretasi data yang dapat dilihat pada Gambar 5.26. Tujuan dilakukan proyeksi debit air yang dikeluarkan PDAM di tahun 2030 adalah untuk membandingkan dengan hasil perhitungan kebutuhan air yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Dalam melakukan proyeksi data antara debit domestik dan non domestik dipisah terlebih dahulu. Lalu dilakukan metode proyeksi hampir sama dengan metode proyeksi untuk fasilitas umum. Untuk debit domestik dibandingkan dengan jumlah penduduk, sedangkan untuk debit non domestik dibandingkan dengan jumlah fasilitas umum yang telah dijumlahkan keseluruhan.Setelah itu debit suplai PDAM domestik dijumlahkan dengan debit suplai non domestik Berikut adalah metode proyeksi untuk debit PDAM domestik dan non domestik :
𝜀 𝑃𝑛
𝜀 𝑃0 =
𝜀 𝐹𝑛
𝜀 𝐹0
Dimana : 𝜀 𝑃𝑛 = jumlah penduduk tahun proyeksi / fasilitas umum tahun proyeksi 𝜀 𝑃0 = jumlah penduduk tahun ke-0/ fasilitas umum tahun ke-0
𝜀 𝐹𝑛 = debit PDAM tahun proyeksi
𝜀 𝐹0 = debit PDAM tahun ke-0 Langkah selanjutnya yaitu dilakukan proyeksi debit
PDAM masing-masing untuk yang domestik dan non domestik. Berikut adalah contoh perhitungan proyeksi suplai PDAM di sektor domestik pada Kelurahan Keputih :
• Suplai sektor domestik tahun 2017 = 39.954 m3/bulan
• Jumlah penduduk tahun 2017 = 18.899 jiwa
• Jumlah penduduk tahun 2018 = 19.990 jiwa
• Suplai sektor domestik tahun 2018 = 𝜀 𝐹𝑛 Perhitungan :
19.990
18.899 =
𝜀 𝐹𝑛
39.954
✓ 𝜀𝐹𝑛 =19.990 𝑗𝑖𝑤𝑎𝑥 39.954 𝑚3/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
18.899 𝑗𝑖𝑤𝑎
✓ 𝜀𝐹𝑛= 42.220 m3/bulan
98
Berikut adalah perhitungan proyeksi suplai PDAM di sektor domestik pada Kelurahan Keputih :
• Suplai non domestik tahun 2017 = 50.170 m3/bulan
• Jumlah fasum total tahun 2017 = 289 unit
• Jumlah fasum total tahun 2018 = 305 unit
• Suplai non domestik tahun 2018 = 𝜀 𝐹𝑛
Perhitungan :
305
289 =
𝜀 𝐹𝑛
50.170
✓ 𝜀𝐹𝑛 =305 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑥 50.170 𝑚3/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
289 𝑢𝑛𝑖𝑡
✓ 𝜀𝐹𝑛= 55.895 m3/bulan
Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 5.28 dan tabel
5.29. Setelah didapatkan masing-masing proyeksi maka kedua komponen dijumlahkan. Hasil perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran A
Tabel 5.28 Proyeksi Suplai PDAM Non Domestik Selama 5 Tahun
Kelurahan Debit Non Domestiik (m3/bulan)
2017 2020 2025 2030
Keputih 39954 44699 59175 78339
Gebang Putih 23092 23966 26300 28860
Klampis Ngasem 34594 36529 41852 47952
Menur Pumpungan 44744 45420 47154 48954
Nginden Jangkungan 4663 4755 4993 5243
Semolowaru 73677 76274 83173 90695
Medokan Semampir 68605 78619 110526 155381
Wonorejo 38155 40733 47966 56484
Medokan Ayu 54059 59052 73650 91856
Penjaringan Sari 39083 41332 47536 54672
Kedung Baruk 27484 28267 30323 32529
Kalirungkut 17956 18456 19768 21173
Rungkut Kidul 15822 16132 16932 17773
Sumber : Hasil Perhitungan,2017
99
Tabel 5.29 Proyeksi Suplai PDAM Domestik Selama 5 Tahun
Kelurahan Debit Domestik (m3/bulan)
2017 2020 2025 2030
Keputih 39954 44699 59175 78339
Gebang Putih 23092 23966 26300 28860
Klampis Ngasem 34594 36529 41852 47952
Menur Pumpungan 44744 45420 47154 48954
Nginden Jangkungan 4663 4755 4993 5243
Semolowaru 73677 76274 83173 90695
Medokan Semampir 68605 78619 110526 155381
Wonorejo 38155 40733 47966 56484
Medokan Ayu 54059 59052 73650 91856
Penjaringan Sari 39083 41332 47536 54672
Kedung Baruk 27484 28267 30323 32529
Kalirungkut 17956 18456 19768 21173
Rungkut Kidul 15822 16132 16932 17773
Sumber : Hasil Perhitungan, 2017
Tabel 5.30 Proyeksi Suplai PDAM Total Selama 5 Tahun
Kelurahan Q Domestik + Q Non Domestik (l/detik)
2017 2020 2025 2030
Keputih 35 41 54 72
Gebang Putih 24 25 28 31
Klampis Ngasem 19 20 23 27
Menur Pumpungan 25 25 26 27
Nginden Jangkungan 28 29 30 32
Semolowaru 36 38 41 45
Medokan Semampir 33 40 57 80
Wonorejo 20 22 26 30
Medokan Ayu 27 31 39 48
Penjaringan Sari 25 27 31 36
100
*) Lanjutan tabel 5.30
Kedung Baruk 13 13 14 15
Kalirungkut 9 10 10 11
Rungkut Kidul 10 10 11 11
Sumber : Hasil Perhitungan, 2016
Dari tabel di atas dapat diketahui besaran debit yang mampu dihasilkan ke pelanggan di masing – masing kelurahan sampai tahun 2030. Pertanyaannya adalah apakah debit perkiraan yang dapat dihasilkan PDAM pada tahun 2030 mampu memenuhi kebutuhan air total pada tahun 2030. Berikut adalah perbandingan kebutuhan air total yang diharapkan dengan perkiraan debit yang mampu dihasilkan oleh PDAM pada tahun 2030 akan dipaparkan dalam Tabel 5.31
Tabel 5.31 Perbandingan Antara Kebutuhan Air Total dengan
Perkiraan Debit Yang Dihasilkan PDAM
Kelurahan
total kebutuhan air (l/detik)
total suplai PDAM
(l/detik)
Sisa (l/detik)
2030 2030 2030
Keputih 149,90 66 83,79
Gebang Putih 62,86 30 33,09
Klampis Ngasem 88,18 26 62,43
Menur Pumpungan 79,70 27 52,72
Nginden Jangkungan 106,02 31 74,76
Semolowaru 88,08 44 44,31
Medokan Semampir 172,00 74 98,28
Wonorejo 66,74 29 37,44
Medokan Ayu 107,62 46 62,09
Penjaringan Sari 84,07 35 49,48
Kedung Baruk 76,29 15 61,19
Kalirungkut 93,93 11 83,14
Rungkut Kidul 52,16 11 41,00
Sumber : Hasil Perhitungan, 2017
Pada perhitungan Tabel 5.31 dapat dilihat bahwa suplai debit air bersih yang diberikan oleh PDAMbelum mampu untuk
101
memenuhi total kebutuhan air bersih di Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Rungkut sehingga diperlukan penambahan debit air di dua kecamatan tersebut. Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa Kelurahan Medokan Semampir dan Kelurahan Kalirungkut memiliki defisit debit air bersih paling besar, sedangkan Kelurahan Gebang Putih memilik defisit air bersih paling kecil. Dari permasalahan tersebut diperlukan adanya penambahan kapasitas air bersih baik yang dikelola oleh PDAM ataupun pihak lainnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan air bersih di Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Rungkut. Berikut adalah kurva perbandingan antara kebutuhan air bersih dengan suplai air bersih mulai dari tahun 2017- 2030 dapat dilihat pada Gambar 5.14
Gambar 5.16 Kurva Perbandingan Supply dan Demand
5.8 Potensi Sumber Air Baku
Dari perhitungan kebutuhan air dan perkiraan debit suplai yang disediakan oleh PDAM terdapat defisit yang disebabkan karena jumlah permintaan air lebih besar dibanding dengan perkiraan debit yang di suplai oleh PDAM. Salah satu upaya untuk meningkatkan penyediaan air bersih di dua kecamatan tersebut yaitu pemanfaatan sumber air baku potensial. Sumber
0.00
200.00
400.00
600.00
800.00
1000.00
1200.00
1400.00
2015 2020 2025 2030 2035
Q (
l/d
etik
)
Tahun
Supply vs Demand
demand
supply
102
air baku yang digunakan merupakan sumber air yang berlokasi di wilayah studi. Dianggap potensial karena pada kondisi eksisting belum termanfaatkan sebagai bahan baku air bersih. Dari masing-masing sumber air baku dipilih salah satu sumber air baku berdasarkan penilaian secara deskriptif. Penilaian sumber air baku berdasarkan prinsip kualitas, kuantitas dan kontinuitas.
5.8.1 Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang berasal dari hujan yang mengalir ke sungai yang mana apabila hendak dimanfaatkan perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu terutama untuk air sungai (Sari, 2016). Saat ini PDAM Surabaya memanfaatkan Kali Surabaya dan mata air Umbulan sebagai sumber air baku. Berikut akan dibahas sumber air baku yang berasal dari air permukaan pada wilayah studi.
5.8.1.1 Kali Jagir
Kali Jagir atau biasa disebut kali Wonokromo merupakan anak sungai dari Kali Surabaya yang mengalir dari DAM Jagir ke arah pantai timur melewati Kelurahan Ngagel, Kelurahan Nginden Jangkungan, Kelurahan Medokan Semampir, Kelurahan Wonorejo dan bermuara di selat Madura. Kali Jagir merupakan, salah satu anak sungai Brantas yang mengalir di kota Surabaya, yang berada di sepanjang jalan Jagir Wonokromo.Secara geografis Kali Jagir terletak pada koordinat 7⁰18′20.58″ LS dan 112⁰44′28.29″ BT. Pemilihan Kali Jagir sebagai air baku potensial yang digunakan karena Kali Jagir melewati daerah wilayah studi serta dari segi pemanfaatan Kali Jagir hanya dimanfaatkan sebagai saluran drainase kota.
a. Kuantitas Kali Jagir
Kuanititas Kali Jagir didapat dari data primer dan data sekunder. Data sekunder didapatkan dari Perum Jasa Tirta 1 berupa data debit Kali Jagir selama 1 tahun. Data primer didapatkan dengan cara pengukuran secara langsung di lokasi. Data primer yang diukur secara langsung mencakup data kecepatan, kedalaman air dan debit air
Pengukuran data primer dilaksanakan pada tanggal 10 September 2017. Lokasi pengukuran dilakukan disekitar
103
jembatan MERR 2C di depan apartemen Gunawangsa dengan koordinat 7⁰18′39.22″ LS dan 112⁰46′50.23″ BT. Pengukuran debit kali menggunakan current meter jenis pelampung ganda dapat dilihat pada Gambar 5.18. Metode pengukuran debit kali menggunakan SNI 8066 : 2015. Dari metode tersebut diukur luas penampang dan kecepatan aliran rata-rata menggunakan 1 titik pada koefisien 0,6h dapat dilihat pada persamaan 2.2 dan 2.3. Adapun titik lokasi pengukuran debit dapat dilihat pada Gambar 5.17. Hasil pengukuran dan perhitungan dapat dilihat pada Tabel 5.32
Gambar 5.17 Lokasi Pengukuran Debit Sumber Kali Jagir
Tabel 5.32 Hasil Pengukuran Debit Sumber Kali Jagir
No Pengukuran Satuan Titik A Titik B Titik C
1 h air m 1,5 3 1,5
2 luas penampang m2 24,5 51,2 26,7
3 panjang lintasan m 1 1 1
4 kecepatan aliran m/detik 0,65 0,88 0,7
5 Q m3/detik 15,92 45,05 18,69
6 Q total m3/detik 79,66
Sumber : Hasil Perhitungan, 2017
104
Gambar 5.18 Current Meter Jenis Double Floats
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 5.32 dapat dilihat bahwa Kali Jagir memiliki debit air sebesar 79,66 m3/detik. Dalam penelitian kali ini untuk menentukan kuantitas Kali Jagir selain menggunakan data primer yaitu pengukuran, digunakan data sekunder dari Perum Jasa Tirta I. Data debit Kali Jagir yang digunakan yaitu data debit maksimum dan debit minimum pada periode Januari 2016 sampai dengan September 2017. Berikut data debit Kali Jagir dapat dilihat pada Tabel 5.35
Tabel 5.33 Debit Bulanan Kali Jagir
Tahun Bulan Q maksimum
(m3/detik)
Q minimum (m3/detik)
2016
Januari 37,13 24,93
Februari 102,61 59,87
Maret 58,31 39,66
April 36,56 23,79
Mei 24,34 39,43
Juni 16,26 31,76
Juli 24,44 18,09
Agustus 13,86 12,89
September 14,84 12,99
Oktober 41,84 26,88
Nopember 36,56 26,1
Desember 36,56 26,1
2017 Januari 51,19 39,97
Februari 75,52 48,14
105
Maret 55,57 38,81
*) Lanjutan Tabel 5.33
April 58,28 42,51
Mei 24,09 21,8
Juni 21,51 20,24
Juli 14,55 14,14
Agustus 14,14 14,14
September 9,38 8,95
Rata-rata 36,5 28,2
Sumber : Hasil Perhitungan, 2017
Untuk mengetahui kuantitas Kali Jagir mencukupi kebutuhan air di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut, maka dilakukan perhitungan perbandingan kebutuhan air dan kuantitas sumber air . Berikut adalah perhitungan perbandingan menggunakan debit dari hasil pengukuran dengan current meter :
• Kuantitas Kali Jagir = 79,66 m3/detik x 1000 = 79660 l/detik
• Kebutuhan air 2030 = 1126,32 l/detik
• Kuantitas – Kebutuhan air = 78.534 l/detik
Masih tersisa 78.354 l/detik sehingga sangat layak dalam segi kuantitas dan masih cukup untuk digunakan pelayanan di kecamatan selain di wilayah penelitian. Berikut adalah perbandingan kebutuhan air dan kuantitas berdasarkan Q minimum data Perum Jasa Tirta I :
• Q minimum Jagir = 28,2 m3/detik x 1000 = 28200 Liter/detik
• Kebutuhan air 2030 = 1126,32 l/detik
• Kuantitas – Kebutuhan air = 27.073,68 l/detik
Masih tersisa 27.073,68 l/detik sehingga dari segi kuantitas sangat layak untuk digunakan, bahkan masih cukup apabila sumber air digunakan untuk melayani kebutuhan air bersih di kecamatan lain di luar wilayah studi. Berdasarkan Tabel 5.33 diketahui bahwa kapasitas maksimum debit air di Kali Jagir yaitu sebesar 102,61 m3/detik pada bulan Februari tahun 2016.
a. Kualitas Kali Jagir
Kualitas merupakan salah satu parameter penting terutama dalam pemanfaatan air baku. Semakin baik kualitas sumber air
106
maka pengolahan yang dilakukan semakin sedikit sehingga biaya operasional yang dikeluarkan semakin sedikit. Namun pada kenyataannya mayoritas kualitas air sungai di Surabaya telah tercemar baik itu dari limbah industri maupun domestik, sehingga apabila dilakukan pemanfaatan terutama untuk penyediaan air bersih perlu dilakukan cek kualitas air.Waktu pengambilan sampel kualitas Kali Jagir dilaksanakan pada tanggal 20 September 2017 pada saat musim kemarau. Adapun lokasi pengambilan sampel kualitas air dapat dilihat pada Gambar 5.19
Gambar 5.19 Lokasi Sampling Kualitas Air Kali Jagir
Berikut adalah lokasi pengambilan sampel air sungai. Air sungai diambil pada bagian tengah sungai dengan asumsi bahwa bagian tengah sungai mewakili masing-masing titik. Uji kualitas air Kali Jagir dilakukan di Laboratorium Manajemen Kualitas Lingkungan di Departemen Teknik Lingkungan FTSP ITS. Adapun parameter uji kualitas air berdasarkan Peraturan Pemerintah no 82 Tahun 2001 digunakan syarat air baku kelas 1. Berikut adalah sampel Kali Jagir dapat dilihat pada Gambar 5.20
107
Gambar 5.20Hasil Sampling Air Kali Jagir
Pada Gambar 5.20 dapat dilihat bahwa secara fisik Kali Jagir memiliki warna yang cukup jernih dan tidak tampak terdapat endapan terlarut yang membuat warna menjadi keruh. Namun kualitas secara fisik yang baik tidak menjamin bahwa kualitas air sudah baik. Hasil uji kualitas air di laboratorium dapat dilihat pada Lampiran C. Berikut adalah parameter yang tidak memenuhi syarat kualitas air baku dapat dilihat pada Tabel 5.36
Tabel 5.36 Parameter Kualitas Air Yang Tidak Lolos
Parameter Satuan Hasil
Analisa Baku Mutu Kelas
1
Padatan Tersuspensi mg/l 54 50
total phospat mg/l 0,32 0,2
amonia bebas mg/l 0,38 0
BOD mg/l 3 2
Dissolved Oxygen mg/l 4,6 6
Detergent Anionik mg/l 0,63 0,2
Total Coliform MPN/100
ml 24 x 104 1000
Sumber : Hasil Analisa Laboratorium, 2017
Berdasarkan hasil uji kualitas Kali Jagir yang tidak memenuhi syarat baku mutu air kelas 1 dapat dianalisa sebagai berikut :
1. Padatan tersuspensi atau kekeruhan sedikit melebihi ambang batas. Kekeruhan yang berlebih tidak berbahaya namun dapat mengurangi nilai estetika suatu sumber air
2. Kadar total phospat berlebih 0,1 mg/l dari baku mutu. Apabila berlebih dapat menyebabkan terjadinya eutrofikasi atau tumbuhnya ganggang atau alga berlebih pada sungai
3. Kandungan BOD melebihi ambang batas minimum. Banyaknya kadar BOD dalam air baku menandakan banyaknya jumlah polutan organik yang terkandung dalam air
4. Kandungan detergent anionik berlebih dalam air akan menyebabkan terjadinya eutrofikasi badan air
108
5. Kadar total coliform sangat melebihi ambang batas minimum. Besarnya kadar total coliform pada air disebabkan oleh aktivitas masyarakat di bantaran sungai yang melakukan aktivitas BABs. Apabila dikonsumsi sangat berbahaya dan menyebabkan penyakit
Sehingga dari penjelasan di atas apabila air dari Kali Jagir ingin dimanfaatkan sebagai sumber air bersih maka perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu hingga sesuai baku mutu
Berdasarkan hasil kualitas air Kali Jagir maka diperlukan bangunan pengolahan air sebagai berikut :
1. Indirect Intake
Memiliki fungsi penyadap atau penangkap air baku sebelum dilakukan proses pengolahan. Menggunakan pipa penyadap dalam bentuk sumur pengumpul. Sebagai pengolahan secara fisik, intake dilengkapi dengan saringan kasar dan saringan halus. Tipe umum saringan kasar yaitu bar screen memiliki fungsi untuk menyaring partikel kasar seperti sampah dan alga agar tidak merusak alat-alat pada pengolahan selanjutnya. Saringan halusmemiliki bukaan berkisar 2,3 mm – 6 mm berfungsi untuk menyaring partikel diskrit yang bersifat lebih halus seperti pasir.
2. Aerasi Air baku yang telah ditangkap di bangunan intake lalu dilakukan proses aerasi.Memiliki fungsi untuk melakukan transfer gas dari fase gas ke fase cair. Tujuan dilakukan proses transfer gas karena kadar Dissolved Oxygen dalam air kurang dari baku mutu. Penambahan oksigen pada air akan membantu mikroorganisme untuk mendegradasi bahan organik sehingga kadar BOD dan COD akan turun, selain itu dapat menurunkan kadar amonia berlebih pada air
3. Prasedimentasi Menggunakan bangunan prasedimentasi karena air baku memiliki suspended solid melebihi standar baku mutu. Bangunan prasedimentasi merupakan preliminary treatment untuk menyisihkan partikel grit secara gravitasi tanpa pembubuhan bahan kimia sehingga mencegah terjadinya akumulasi grit pada pipa transmisi.
3. Koagulasi- Flokulasi
109
Koagulasi merupakan proses destabilisasi koloid dan partikel dalam air menggunakan pembubuhan bahan kimia (koagulan). Koagulasi dimaksudkan agar koagulan yang dibubuhkan dapat tercampur secara merata/homogen. Koagulan yang dapat digunakan yaitu alum (Al2(SO4)3.14H2O) karena bersifat lebih mudah larut dalam air dibandingkan dengan garam ferri. Flokulasi adalah proses penggabungan inti flok sehingga menjadi flok yang berukuran lebih besar dengan sistem pengadukan lambat. Pengadukan lambat dalam flokulasi berfungsi untuk memberi kesempatan pada partikel flok yang sudah yang sudah terkoagulasi untuk bergabung membentuk flok yang ukurannya semakin membesar. Proses koagulasi-flokulasi juga dapat menurunkan kadar BOD dan COD
4. Sedimentasi
Bak sedimentasi memiliki fungsi untuk mengendapkan partikel-partikel flokulen yang terbentuk dari proses koagulasi dan flokulasi. Pada bak sedimentasi, pengendapan partikel flokulen berlangsung secara gravitasi. Untuk menghindari terjadinya pecahnya flok saat pengendapan maka aliran harus laminer (Nre< 2000). Agar aliran air laminer maka perlu dipasang perforated baffle setelah pipa inlet.
5. Filtrasi
Merupakan proses pengolahan air secara fisik dengan konsep menyaring air melalui media-media filter. Jenis filter yang digunakan yaitu filter pasir cepat disebabkan proses sebelumnya melalui menggunakan proses kimiawi koagulasi-flokulasi. Jenis media yang biasa digunakan dual mediayaitu menggunakan media pasir silica dan anthrasit dengan maksud agar periode pencucian lebih lama
6. Pertukaran Ion
Berdasarkan sumber dari Perum Jasa Tirta I Surabaya menyatakan bahwa pada musim kemarau kualitas air Kali Jagir cenderung payau disebabkan naiknya air laut ke air permukaan dan tidak adanya gelontoran outflow dari Kali Surabaya. Digunakan ion exchange untuk proses demineralisasi air. Sebagai contoh reaksi pertukaran ion dalam demineralisasi air seperti berikut :
110
2 NaR (s) + CaCl2 (aq) CaR (s) + 2 NaCl (aq)
Pada reaksi di atas menyatakan bahwa larutan yang mengandung CaCl2 diolah dengan resin penukar kation NaR, dengan R menyatakan resin
7. Desinfeksi
Merupakan proses untuk menghilangkan bakteri e-coli sebagai patokam untuk pengukuran bakteri patogen. Untuk menghilangkan bakteri e-coli pada air menggunakan klor karena merupakan bahan paling umum sebagai desinfektan yang efektif pada konsentrasi rendah, murah dan membentuk sisa klor jika diterapkan pada dosis yang mencukupi
Gambar 5.17 Diagram Alir Proses Pengolahan Kali Jagir
Sumber : Buku Operasi dan Proses Pengolahan Air, 2012
c. Kontinuitas Kali Jagir
Salah satu faktor penting dalam pemanfaatan sumber air baku untuk penyediaan air bersih yaitu kontinuitas. Kontinuitas air baku adalah kondisi ada atau tidak ada air yang tersedia di setiap musim. Kondisi tidak kontinu yaitu kondisi dimana air tidak tersedia (terjadi kekeringan) terutama pada saat musim kemarau. Pada Kali Jagir tidak pernah ditemukan adanya kondisi kekeringan terutama pada saat musim kemarau. Hal ini disebabkan letak sungai yang berada pada hilir, sehingga ketika muka air sungai menurun dan muka air laut lebih tinggi dari muka air sungai akan menyebabkan backwater yaitu masuknya air laut ke badan sungai. Hal ini dapat mengakibatkan kualitas air
111
menjadi payau. Berikut adalah kondisi saat terjadi back water dapat dilihat pada Gambar 5.18
Gambar 5.18 Kondisi Terjadi Back Water Pada Sungai
Adapun apabila akan dilakukan pemanfaatan penyediaan
air bersih berdasarkan keadaan eksisting Kali Jagir dimana
kondisi air payau dapat dilakukan dua alternatif, yaitu :
1. Pemasangan intake diletakkan pada posisi sebelum air
melimpah di pintu air Jagir yaitu di posisi tengah antara Kali
Mas, Kali Surabaya dan Kali Jagir. Adapun posisi intake
dapat dilihat pada Gambar 5.19
112
Gambar 5.19 Rencana Posisi Intake
2. Apabila air yang dimanfaatkan setelah melewati pintu air
memiliki potensi kualitas air payau , maka untuk menghindari
terjadinya back water perlu adanya rencana pemasangan
bendung gerak. Bendung gerak berfungsi untuk
mengaturelevasi muka air sungai sehingga tidak terjadi back
water. Pemilihan bendung gerak disebabkan Kali Jagir
merupakan bagian dari hilir sungai dimana permukaannya
cenderung landai. Berikut adalah contoh bendung gerak
dapat dilihat di Gambar 5.20
113
Gambar 5.20 Bendung Gerak
Adapun pemilihan rencana lokasi letak bendung gerak di
Kali Jagir dapat dilihat di sepanjang garis berwarna kuningdalam
Gambar 5.21
Gambar 5.21 Rencana Lokasi Bendung Gerak
5.8.2.2 Waduk/Boezem SIER
Selain sungai, sistem hidrologi Surabaya juga ditentukan melalui keberadaan beberapa waduk. Di Surabaya terdapat 3 waduk yaitu boezem Morokrembangan, boezem Kedurus Dukuh dan boezem PT SIER. Menurut laporan RISPAM tahun 2014, waduk SIER berfungsi sebagai pengendali banjir di kawasan Rungkut Industri, namun tidak dapat disampingkan bahwa effluen limbah industri hasil pengolahan IPAL ditampung oleh waduk tersebut. PT SIER memiliki 6 lokasi waduk namun waduk yang terbesar berlokasi di depan Masjid Baiturrohim. Waduk berlokasi di titik koordinat 7⁰18′ 48″ LS dan 112⁰45′.7″ BT. Berikut adalah lokasi waduk PT SIER pada Gambar 5.22
114
Gambar 5.22 Lokasi Waduk PT SIER
Berikutnya dilakukan pengukuran kondisi eksisting pada waduk, yaitu dilakukan pengukuran panjang,lebar dan kedalaman dengan maksud untuk mengetahui volume tampungan kapasitas waduk. Pengukuran panjang dan lebar menggunakan aplikasi google earth dan pengukuran kedalaman menggunakan tali rafia yang diberi pemberat. Pengukuran kedalaman waduk dilakukan di posisi tengah pada jembatan yang melintang di danau. Berikut adalah hasil pengukuran waduk dapat dilihat pada Tabel 5.36
Tabel 5.36Kondisi Waduk PT SIER Karakteristik Dimensi
Panjang (m) 230
Lebar (m) 165
Kedalaman (m) 0,6
Volume tampungan (m3) 22.770
Sumber : Hasil Survei, 2017
Dari tabel diatas diketahui bahwa volume tampungan waduk sebesar 22.770 m3. Setelah diketahui volume tampungan waduk, perlu diketahui recharge atau air yang mengisi waduk tersebut. Seperti dibahas pada sub bab sebelumnya diketahui bahwa recharge air yang masuk di waduk SIER berasal dari air hujan dan effluen air limbah IPAL SIER. Berdasarkan Isti, 2016 menyatakan bahwa dalam setiap harinya debit air limbah yang masuk ke pengolahan IPAL SIER sebesar 5000-8000 m3/hari
115
sehingga Q air limbah yang tertampung di waduk sama dengan debit air limbah yang masuk di IPAL. Diasumsikan bahwa debitair yang berasal dari drainase 1000 m3/hari.
Dari segi pemanfaatan waduk SIER merupakan bahan baku air dari pemadam kebakaran di Rungkut Industri serta digunakan oleh sebagian warga untuk menyiram tanaman. Berdasarkan survei terhadap warga sekitar dalam satu hari terdapat sekitar 5 unit truk pemadam kebakaran dengan kapasitas 5000 L, sedangkan asumsi penggunaan air untuk siram-siram sekitar 200 L/hari. Asumsi debit pemeliharaan (maintenance flow) pada waduk yaitu 10% dari ketersediaan air. Berikut adalah perhitungan kuantitas waduk SIER -Q inflow = Q effluen air limbah + Q drainase = 8000 m3/hari + 1000 m3/hari = 9000 m3/hari = 9.000.000 L/hari - Q terpakai = Q air untuk damkar + Q untuk siram-siram
= 25.000 l/hari + 200 l/hari = 25.200 l/hari - Q maintenance = 10% x ketersediaan air - Ketersediaan = Q inflow – Q terpakai = 9.000.000 L/hari – 25.200 L/hari = 8.974.800 L/hari - Q maintenance = 897.480 L/hari - Q dimanfaatkan = Ketersediaan air – Q maintenance = 8.974.800 L/hari – 897.480 L/hari = 8.077.320 L/hari = 93,5 L/detik
Adapun jumlah debit dari waduk SIER yang dapat dimanfaatkan yaitu 93,5 liter/detik. Rencana pemanfaatan sumber air dari waduk SIER hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di kelurahan sekitar waduk yaitu di Kelurahan Kalirungkut. Kebutuhan air bersih di Kelurahan Kalirungkut yaitu 85,5 liter/detiksehingga secara kuantitas cukup.
b. Kualitas Waduk PT SIER
Kualitas merupakan salah satu parameter penting dalam pemanfaatan sumber air untuk penyediaan air bersih. Perlu dilakukan cek kualitas air di laboratorium untuk mengetahui macam-macam polutan yang terkandung dalam air baku. Pengambilan sampel air waduk dilaksanakan pada 20 September
116
2017 saat musim kemarau. Lokasi pengambilan sampel terletak di tengah jembatan yang melintang di danau. Berikut adalah lokasi pengambilan air waduk pada Gambar 5.18
Gambar 5.18 Lokasi Pengambilan Air di Waduk PT SIER
Waktu pengambilan sampel dilaksanakan pada saat pagi hari pukul 10.00 WIB. Berikut adalah kualitas waduk secara fisik dapat dilihat pada Gambar 5.19
Gambar 5.19 Sampel Air Waduk PT SIER
Berdasarkan Gambar 5.19 dapat dilihat bahwa air waduk SIER memiliki kualitas yang kurang baik dapat dilihat bahwa air berwarna keruh dan tampak kehijau-hijauan, selain itu air berbau tidak sedap. Sampel air yang telah diambil dilakukan uji kualitas air di Laboratorium Manajemen Kualitas Lingkungan. Adapun baku mutu yang digunakan yaitu Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 tentang syarat kualitas air baku kelas 1. Hasil uji kualitas
117
Tabel 5.37Parameter Kualitas Air Yang Tidak Lolos Syarat
Parameter Satuan Hasil
Analisa Baku Mutu Kelas
1
Padatan Tersuspensi
mg/l 158 50
Besi mg/l 0,65 0,3
Fluorida mg/l 0,68 0,5
total phospat mg/l 0,67 0,2
amonia bebas mg/l 0,49 0
BOD mg/l 50 2
COD mg/l 86 10
Dissolved Oxygen mg/l 1,4 6
Detergent Anionik mg/l 1,54 0,2
Total Coliform MPN/100
ml 2000 1000
Sumber : Hasil Analisa Laboratorium, 2017
Berdasarkan parameter yang tidak lolos baku mutu air baku kelas 1 dapat dianalisa sebagai berikut :
1. Kadar padatan tersuspensi sangat melebihi batas baku mutu minimum. Padatan tersuspensi berlebih berpengaruh terhadap kejernihan air, selanjutnya berpengaruh terhadap daya penetrasi cahaya sehingga akan menggagnggu proses fotosintesis dan menyebabkan turunnya oksigen terlarut yang dilepas ke dalam air
2. Kadar Fe lebih dari baku mutu minimum sebanyak 0,3 mg/l. Kadar Fe yang berlebih dapat menimbulkan bau dan rasa sehubungan dengan adanya organisme (non bacterial) yang mengkonsumsi Fe serta senyawanya
3. Kadar F sedikit lebih tinggi dari baku mutu minimum sebanyak 0,1 mg/l. Kelebihan kadar fluorida dalam air menyebabkan marled enamel pada gigi
4. Kadar phospat berlebih 0,4 mg/l dari baku mutu minimum. Kelebihan kandungan phospat dapat menyebabkan eutrofikasi
118
5. Kadar amoniak dalam air apabila dikonsumsi dapat menyebabkan methemoglobinemia dan blue babies (karena dalam usus NO3) berubah menjadi NO2 pada darah manusia, hal ini dapat mengakibatkan kematian
6. Kadar BOD dan COD melebihi baku mutu minimum. Banyaknya BOD dan COD sebagai pertanda bahwa banyaknya partikulat organik biologis dan kimiawi
7. Kadar detergent anionik berlebih dari baku mutu minimum sehingga dapat menyebabkan terbentuknya lapisan film pada permukaan badan air yang akan menghalangi transfer oksigen dari udara ke dalam air, selain itu dapat memperkaya kandungan nutrien dalam air yang dapat mempercepat laju pertumbuhan gulma air, seperti enceng gondok
8. Kadar total coliform lebih tinggi dari baku minimum namun tidak sebesar total coliform dari Kali Jagir. Apabila dikonsumsi oleh masyarakat dapat menyebabkan penyakit seperti diare, kolera, tipus dll
Adapun dalam pemanfaatannya, air dari waduk PT SIER perlu dilakukan proses pengolahan terlebih dahulu. Berikut adalah pengolahan yang dapat dilakukan pada Tabel 5.38
Tabel 5.38 Proses Pengolahan Polutan Air Yang Sesuai
Polutan Pengolahan
Padatan Tersuspensi Sedimentasi
Besi aerasi , klorinasi
Fluorida alumina aktif
Total Phospat adsorpsi
Amonia bebas aerasi, klorinasi
BOD Koagulasi-flokulasi
COD Koagulasi-flokulasi
DO Aerasi
Detergent Anionik adsorpsi
Total Coliform klorinasi
Sumber : Unit Operasi dan Proses Pengolahan Air,2012
119
Berikut adalah diagram alir proses pengolahan untuk air
baku dari waduk SIER dapat dilihat pada Gambar 5.20
Gambar 5.20 Diagram Alir Proses Pengolahan Waduk SIER
Sumber : UnitOperasi dan Proses Pengolahan Air, 2012
c.Kontinuitas Waduk SIER
Pada penelitian lapangan kali ini hanya dilakukan sekali
pengamatan pada sumber air baku, namun berdasarkan
wawancara terhadap warga disekitar waduk menyatakan bahwa
tidak pernah ditemukan waduk tersebut kering. Apabila ingin
diketahui lebih lanjut dapat dilakukan studi berikutnya terkait
kontinuitas waduk SIER.
5.8.3 Air Tanah Salah satu potensi air baku yang dapat digunakan sebagai penyedia air bersih selain air permukaan yaitu air tanah. Aliran air tanah kota Surabaya berasal dari dua recharge area yaitu berasal dari pegunungan lipatan yaitu formasi pucangan dan dari pegunungan vulkanik. Pertemuan kedua arah aliran air tanah yang berasal dari dua recharge terdapat di wilayah Surabaya barat disekitar Kali Rawa. Berdasarkan survei di pembahasan sebelumnya beberapa masyarakat yang belum menggunakan PDAM memanfaatkan air tanah yaitu sumur gali. a. Kuantitas Air Tanah
120
Untuk mengetahui kuantitas debit optimum dari air tanah di suatu wilayah dapat digunakan metode pumping test. Teknis mengukur potensi debit air tanah melalui pumping test dapat dilihat di sub bab 2.7. Permasalahan yang sering terjadi ketika pemanfaatan air tanah yaitu sering terjadi over flow akibat dari penggunaan pompa yang melebihi kemampuan debit aquifer. Prinsip kerja pumping test adalah melakukan pengukuran besarnya debit dan parameter fisik akuifer terhadap fungsi penurunan muka air tanah, kambuh terhadap fungsi waktu.
Berdasarkan data dari Badan Lingkungan Hidup kota Surabaya kedalaman air tanah di Kecamantan Sukolilo dan Rungkut hanya berkisar 0 – 1 m sehingga tidak ditemukan adanya sumur dalam maupun sumur artesis. Berikut adalah peta kedalaman air tanah kota Surabaya dapat dilihat di Gambar 5.20
Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Rungkut merupakan bagian dari wilayah Surabaya Timur. Berdasarkan data dari laporan RISPAM tahun 2014 menyatakan bahwa potensi air tanah di Surabaya Timur mencapai 6000 m3/hari. Apabila dikonversikan menjadi satuan liter per detik maka kuantitas air tanah di Surabaya Timur adalah 69,4 liter per detik. Berdasaran keputusan menteri ESDM tahun 2000 debit air tanah dibagi menjadi 3 kriteria. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 5.40
Tabel 5.40Kriteria Air Tanah Berdasarkan Jumlah Debit
Kriteria Jumlah debit (liter/detik)
Besar > 10
Sedang 2,0 – 10
Kecil < 2
Sumber : Keputusan Menteri ESDM No.1451 K/10/MEM/2000
Dari Tabel 5.40 dapat dilihat bahwa bahwa potensi debit air tanah di wilayah studi terhitung besar karena lebih besar dari 10 liter/detik. Untuk penggunaan air tanah dapat digunakan di skala rumah tangga. Namun apabila diplotkan dengan kebutuhan air di tiap kelurahan, kuantitas dari air tanah hanya mampu melayani kebutuhan air di Kelurahan Gebang Putih, Wonorejo dan Rungkut Kidul. Berikut adalah perbandingan antara kebutuhan air dengan kuantitas air tanah pada Tabel 5.40
121
Tabel 5.41Perbandingan Antara Debit Air Tanah Dengan Kebutuhan
Air
Kebutuhan air (lt/detik)
Kelurahan 2030 Q air tanah
Keputih 136,41 69,4
Gebang Putih 57,2 69,4
Klampis Ngasem 80,24 69,4
Menur Pumpungan 72,53 69,4
Nginden Jangkungan 96,48 69,4
Semolowaru 80,16 69,4
Medokan Semampir 156,52 69,4
Wonorejo 60,74 69,4
Medokan Ayu 97,94 69,4
Penjaringan Sari 76,5 69,4
Kedung Baruk 69,43 69,4
Kalirungkut 85,48 69,4
Rungkut Kidul 47,47 69,4
Sumber : Hasil Perhitungan, 2017
b. Kontinuitas Air Tanah
Kontinuitas air tanah dapat diketahui apabila dilakukan pengukuran debit air tanah di lokasi studi. Pengukuran debit air tanah dapat dilakukan dengan pumping test. Dalam studi kali ini tidak dilakukan pengukuran debit air tanah sehingga apabila dilaksanakan studi lebih lanjut dapat diperkirakan kontinuitas air tanah. Pengukuran debit dapat dilakukan pada saat musim kemarau dan musim hujan sehingga diketahui fluktuasi debit. Pemanfaatan air tanah sebagai kebutuhan air bersih perlu dilakukan kajian lagi sehingga tidak merusak fungsi dari air tanah
c. Kualitas Air Tanah
Berdasarkan data dari laporan RISPAM Surabaya tahun 2014, Kecamatan Sukolilo dan Rungkut termasuk wilayah dengan kategori air tanah yang asin. Termasuk kategori asin karena memiliki kadar Cl-> 650 mg/l. Berikut adalah peta sebaran karakteristik air tanah di Surabaya pada Gambar 5.21. Secara
122
umum karakteristik air permukaan tanah dapat dilihat pada Tabel 5.42
Tabel 5.42Karakteristik Umum Air Tanah
Karakteristik Air Tanah
Temperatur Konstan
Turbiditas tidak ada
Warna Disebabkan oleh padatan terlarut
Mineral Tinggi
Besi dan Mangan (Fe) Ada
CO2 Ada
Dissoved Oxygen tidak ada
Hidrogen Sulfida sering ada
Amonium (NH4) Sering ditemukan
Nitrat (NO3) Tinggi
Silika (SiO2) Tinggi
Mikroorganisme bakteri besi
Sumber : Unit Operasi dan Proses Pengolahan Air
Berdasarkan dari kualitas air sumur di atas didapatkan kesimpulan
1. Polutan besi di air menyebabkan air berasa pahit dan menyebabkan warna kecoklatan pada pakaian. Penyebab dari tingginya kadar besi yaitu tidak adanya oksigen terlarut dalam air
2.Adanya polutan mangan dapat menyebabkan warna kecoklatan pada pakaian dan perpipaan dan menimbulkan rasa pada air
3. Keberadaan CO2 terlarut di air menyebabkan asiditas atau alkalinitas
d. Pengolahan Air Tanah
Air tanah yang digunakan berupa air sumur dangkal disebabkan karena di wilayah penelitian memiliki kedalaman air tanah yang dangkal. Pada penelitian kali ini diasumsikan bahwa satu sumur dapat melayani satu RT. Pengolahan air
123
tanah dilakukan dengan teknologi sederhana skala rumah tangga yaitu paket pengolahan aerasi filtrasi ditambah sinar UV. Jenis filter yang digunakan yaitu Ferro Filter RMD 5.000. Berikut akan dijelaskan perhitungan kemampuan pelayanan dari teknologi aerasi filtrasi dan sinar UV Asumsi :
- Jumlah rumah dalam 1 RT = 50 rumah - Jumlah penghuni dalam satu rumah = 4 orang - Jumlah orang dalam 1 RT = 200 orang - Pemakaian air bersih per hari = 140 liter/orang.hari
Perhitungan : - Kebutuhan air bersih = Jumlah orang 1 RT x pemakaian air
= 200 orang x 140 l/orang.hari = 28.000 l/hari = 0,32 l/detik
- Kapasitas Filter = 5000 liter/jam = 1,38 l/detik - Kapasitas pelayanan = 200 orang x 1,38 l/detik : 0,32
l/detik = 863 orang = 215 rumah = 4 RT
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi aerasi filtrasi dengan jenis filter Ferro RMD 5.000 mampu digunakan untuk melayani 4 RT
Pada dasarnya air sumur memiliki kualitas air sesuai dengan tabel 5.42 dimana kadar besi (Fe) dan mangan (Mn) cukup tinggi yang disebabkan oleh kadar DO yang cukup rendah, terdapat gas Hidrogen Sulfida serta memiliki kandungan nitrat dan sulfat. Pada wilayah penelitian tidak jarang ditemui sumur yang berdekatan dengan sungai dengan kondisi tercemar sehingga diasumsikan bahwa terdapat bakteri coliform pada air sumur. Kandungan besi menyebabkan air memiliki rasa, kandungan mangan menyebabkan air berwarna kuning kecoklatan apabila kadarnya tinggi dan kandungan H2S menyebabkan air berbau kurang sedap sehingga diperlukan pengolahan sebelum digunakan untuk pemakaian air bersih. Untuk mengolah air sumur sesuai dengan kualitas air yang telah dibahas sebelumnya digunakan teknologi gabungan aerasi, filtrasi dan sinar UV. Aerasi yaitu mengontakkan udara dalam hal ini O2 ke dalam badan air dengan maksud agar kandungan besi dan mangan dalam air baku bereaksi dengan
124
oksigen yang ada dalam udara membentuk senyawa besi dan senyawa mangan yang dapat diendapkan, selain itu proses aerasi dapat menghilangkan gas hidrogen sulfida dalam air sumur. Filtrasi atau penyaringan digunakan untuk menyaring padatan terlarut dalam air, selain itu proses filtrasi dapat menurunkan kadar besi dan mangan dalam air. Kegunaan sinar UV yaitu sebagai pengolahan tambahan untuk proses desinfeksi berfungsi untuk meghilangkan mikroorganisme dalam air. Penggunaan sinar UV pada tahap pengolahan paling akhir karena radiasi UV tidak dapat bekerja pada kualitas air dengan kadar suspended solids tinggi, kekeruhan, warna atau bahan organik terlarut sehingga dapat mengurangi kemampuan desinfeksi pada air. Sistem pengolahan air minum sederhana gabungan antara aerasi dan filtrasi pada umumnya telah terangkai dalam satu unit pengolahan sehingga hanya perlu ditambahkan pemasangan sinar UV. Kelebihan dari sistem pengolahan air ini yaitu tanpa menggunakan bahan kimia. Berikut adalah contoh unit pengolahan aerasi filtrasi yang ada dalam pasaran pada gambar 5.21
Gambar 5.21 Rangkaian Aerasi Filter
Sumber : www.7pilar.net
125
Dapat dilihat dalam gambar diatas bahwa air sumur dipompa terlebih dahulu menuju sebuah bak untuk dilakukan proses aerasi. Proses aerasi menggunakan injector O2 yang diinjeksikan dalam sebuah pipa dengan tujuan untuk mengendapkan zat besi dan mangan yang terlarut dalam air, kemudian hasil dari bak aerasi yaitu air beserta dengan flok-flok hasil aerasi dialirkan ke dalam sebuah tangki yang telah dipasang media filter. Pada umumnya komposisi media filter yang digunakan yaitu kerikil, pasir silika atau pasir kwarsa berfungsi untuk menyaring flok-flok yang terbentuk hasil dari proses pengendapan di bak aerasi serta menyaring partikel-partikel kotoran yang tersuspensi dalam air. Selain ketiga media filter tadi, umumnya ditambahkan media karbon aktif yang terbuat dari batok kelapa. Karbon aktif memiliki fungsi untuk menyerap zat besi, bakteri, partikel sisa kotoran tersuspensi dalam air. Langkah berikutnya yaitu air sumur yang telah melalui proses pengolahan aerasi dan filtrasi dipaparkan radiasi sinar UV. Sinar ultraviolet memilik kemampuan untuk melakukan penetrasi ke dinding sel mikroorganisme dan mampu mengubah asam nukleatnya. Proses desinfeksi dapat dilakukan dengan pembuatan kolom desinfeksi yang terbuat dari pipa paralon. Di dalam pipa paralon dirangkaikan alat lampu UV kapasitas 8 watt.Berdasarkan Uridna, 2017 penyerapan sinar UV oleh DNA dapat menyebabkan mikroorganisme tersebut tidak mampu melakukan replikasi akibat pembentukan ikatan rangkap dua pada molekul-molekul primidin.
Teknologi pengolahan aerasi filtrasi digunakan untuk mengolah satu sumur yang digunakan untuk melayani satu RT atau satu komplek perumahan, sehingga jenis filter yang digunakan yaitu filter air kapasitas besar dengan tipe Ferro Filter RMD 35.000. Berikut adalah spesifikasi dari Ferro Filter RMD 5.000 pada Tabel 5.43
126
Tabel 5.43 Spesifikasi Bak Filter Jenis RMD 5000 Pengolahan
Sumur
FERRO FILTER RMD 5000
Material Pelat baja
Diameter 900 mm
Tinggi 1800 mm
Kaki konstruksi baja max 600 mm
Kapasitas
5000 lt/jam Sumber : www.7pilar.net
127
Gambar 5. 20 Peta Kedalaman Air Tanah Surabaya
128
Gambar 5.21 Peta Sebaran Karakteristik Cl- Pada Air Tanah
129
5.8.4 Air Laut
Berdasarkan hierarki skema pemilihan sumber air, air laut diletakkan di alternatif terakhir yang dipilih. Hal ini dikarenakan pada air laut terdapat kandungan mineral garam yang tinggi, sedangkan air bersih yang dibutuhkan oleh masyarakat berupa air tawar sehingga diperlukan adanya pengolahan. Namun pengolahan untuk air laut memerlukan biaya yang cukup besar dibandingkan dengan pengolahan sumber air baku yang lainnya.
a. Kuantitas
Air laut memiliki kuantitas yang sangat besar dibandingkan dengan sumber air baku yang lain. Dari total keseluruhan air di muka bumi 97,5% merupakan air laut. Perkiraan jumlah air laut di muka bumi yaitu 1.385.984.610 km3. Kelebihan dari air laut yaitu sangatlah cukup apabila digunakan untuk melayani kebutuhan air di wilayah studi. b. Kontinuitas
Dilihat dari segi kontinuitas air laut memiliki kapasitas yang tak terhingga sehingga sangat mampu untuk melakukan penyediaan air bersih secara kontinu di wilayah penelitian
c. Kualitas
Data kualitas air laut diambil di pesisir pantai Wonorejo pada bulan November 2017 diambil pada saat air laut surut. Berikut adalah data kualitas air laut Wonorejo pada Tabel 5.44
Tabel 5.44 Kualitas Air Laut Wonorejo
Parameter Satuan Hasil Analisa Baku Mutu Status
Temperatur C 24 03-Jun Tidak Memenuhi
pH - 7,4 6,5- 8,5 memenuhi
Kekeruhan NTU 194 5 Tidak memenuhi
Warna Unit Pt.Co 105 15 Tidak memenuhi
TDS mg/L 2130 500 Tidak memenuhi
Besi mg/L Fe 7,93 0,3 Tidak memenuhi
Mangan mg/L Mn 0 0,4 memenuhi
Khlorida mg/L Cl 1524 250 Tidak memenuhi
Sumber : Hasil Analisa Laboratorium, 2017
Dari hasil analisa kualitas air laut di pantai Wonorejo
dapat dilihat bahwa pada parameter kekeruhan, warna, TDS, Fe,
130
Mn dan Klorida masih belum memenuhi baku mutu air baku kelas
satu. Sehingga apabila dimanfaatkan memerlukan pengolahan
water treatment process
d. Pengolahan Air Laut
Pengolahan air laut di pantai Wonorejo menggunakan
teknologi Reverse Osmosis yaitu menggunakan teknologi
membran untuk menyisihkan kadar garam dari air laut. Dalam
penggunaannya teknologi RO melalui 3 proses yaitu :
1. Pre- Treatment
Pada proses ini air baku diambil dengan menggunakan
pipa sadap menuju ke intake. Air tersebut kemudian dikumpulkan
di sumur pengumpul lalu dipompa menuju unit koagulasi-flokulasi
untuk ditambahkan pembubuhan kapur, sehingga kandungan
logam mengendap pada tangki pengendap. Setelah itu air laut
dialirkan menuju ke unit sand filter untuk menyisihkan kekeruhan
dan kandungan zat organik. Selanjutnya, air laut dialirkan menuju
ke filter karbon aktif guna menghilangkan zat organik pada air laut
yang dapat menyebabkan terjadinya biofoulling pada membran.
2. Pengolahan Utama
Berdasarkan tabel 5.42 diketahui bahwa kadar TDS pada
air laut tinggi yaitu 2130 mg/l, sehingga jenis membran yang
cocok untuk mengolah kadar TDS yang tinggi yaitu Seawater
Reverse Osmosis (SWRO). SWRO memiliki kemampuan dalam
meremoval TDS sebesar 95% sehingga TDS yang dihasilkan <
500 ppm. Selanjutnya air yang telah bebas dari pengotor,
kandungan organik dan logam disisihkan konsetrat garamnya.
Residu dari penyisihan garam disebut Reject Water telah
terbebas dari bahan kimia, logam berat dan polutan organik
sehingga dapat dimanfaatkan menjadi garam murni. Berikut
adalah contoh dari SWRO dapat dilihat pada Gambar 5.24
131
Gambar 5.24 Sea Water Reverse Osmosis
Sumber : Enviromatch.com
5.9 Pemilihan Sumber Air Baku
Alternatif air baku yang telah dibahas sebelumnya dipilih berdasarkan kuantitas debit sumber air, kualitas hasil uji sumber air, kontinuitas sumber air dan pengolahannya . Pemilihan sumber air baku yang paling direkomendasikan berdasarkan sistem poin. Cara penilaian sumber air baku yang terpilih dapat dilihat pada bab metode penelitian Tabel 4.1. Berdasarkan dari perhitungan penilaian didapatkan bahwa total nilai untuk Kali Jagir sebesar 80, untuk waduk SIER sebesar 40, untuk air tanah sebesar 50 dan air laut sebesar 70 sehingga dalam penelitian kali ini Kali Jagir lebih direkomendasikan untuk dilakukan pemanfaatan sebagai pemenuhan kebutuhan air bersih di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut berdasarkan kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Berikut adalah penilaian dari masing-masing sumber air baku dapat dilihat pada Tabel 5.46, selain itu pada tiap sumber air baku dicocokkan dengan masing-masing kelurahan berdasarkan prinsip kualitas dan kuantitas dapat dilihat pada Tabel 5.45
132
Tabel 5.45 Kecocokan Sumber Air Baku di Tiap Kelurahan
Kelurahan Kali
Jagir Waduk SIER
Air Tanah
Air Laut
Keputih √ - - √
Gebang Putih √ - √ √
Klampis Ngasem √ - - √
Menur Pumpungan √ - - √
Nginden Jangkungan √ - - √
Semolowaru √ - - √
Medokan Semampir √ - - √
Wonorejo √ - √ √
Medokan Ayu √ - - √
Penjaringan Sari √ - - √
Kedung Baruk √ - - √
Kalirungkut √ √ - √
Rungkut Kidul √ - √ √
Sumber : Hasil Survei, 2017
Berikut pada Tabel 5.45 dapat dilihat bahwa yang bertanda √berarti bahwa sumber air tersebut berdasarkan prinsip kualitas dan kontinuitas cocok untuk digunakan di kelurahan tersebut. Pada sumber air di Kali Jagir dan air laut di pesisir Pantai Wonorejo dapat digunakan di semua kelurahan, sedangkan untuk waduk SIER hanya dapat digunakan di Kelurahan Kalirungkut dan air tanah hanya di Kelurahan Gebang Putih, Rungkut Kidul dan Gebang Putih
133
Tabel 5.46 Perbandingan Alternatif Air Baku
No Kategori Kali Jagir Waduk SIER Air Tanah Air Laut
1 kuantitas
Mampu melayani kebutuhan air di
wilayah studi secara keseluruhan bahkan masih terdapat sisa yang banyak dari
debit yang digunakan
Kapasitas dari waduk diperkirakan
hanya sanggup melayani 1
kelurahan saja
Debit yang dihasilkan hanya
mampu mencukupi
kebutuhan air beberapa kelurahan,
namun debit yang tersisa
sangat mepet
Debit air yang dapat
dimanfaatkan sangat melimpah dan sangat cukup
untuk menyediakan kebutuhan air
bersih di wilayah studi
Nilai 30 5 5 30
2
Kualitas
Memiliki kadar total coliform yang sangat tinggi, pada musim kemarau air payau
Memiliki kadar coliform yang lebih
tinggi dari baku mutu namun lebih rendah daripada Kali Jagir,
tetapi memiliki kadar BOD dan COD yang
tinggi
Memiliki kadar mineral yang
tinggi, kadar Cl tinggi
Memiliki kadar salinitas yang
tinggi, TDS tinggi dan terdapat
kandungan logam berat seperti kadmium dan
timbal
Nilai 5 5 15 5
134
*) Lanjutan tabel 5.43
3 Kontinuitas kontinu Cukup kontinu Cukup kontinu Kontinu
Nilai 30 15 15 30
4 Pengolahan Menggunakan pengolahan tambahan advanced treatment yaitu ion exchange karena air payau pada musim kemarau
Memerlukan penambahan pengolahan advanced treatment yaitu adsorbsi
Menggunakan pengolahan air sederhana, tetapi perlu diolah untuk penyisihan kadar Cl-
Perlu teknologi pengolahan yang mutakhir dengan biaya operasional yang cukup mahal
Nilai 15 15 15 5
5 Total Nilai 80 40 50 70
135
Kuantitas
Kali Jagir :
- Dari hasil pengukuran dan data Perum Jasa Tirta I debit yang
dimiliki oleh Kali Jagir sangat mampu untuk dimanfaatkan
serta dikelola untuk penyediaan air bersih di Kecamatan
Sukolilo dan Kecamatan Rungkut. Apabila dibandingkan, debit
yang dihasilkan mampu digunakan untuk melayani kecamatan
lain selain di wilayah studi
Waduk PT SIER :
- Perkiraan debit air pada waduk sekitar 93,5 liter/detik. Adapun
debit waduk hanya digunakan untuk penyediaan air bersih di
lokasi sekitar waduk tepatnya di Kelurahan Kalirungkut,
sehingga secara kuantitas debit dari waduk SIER kurang baik
Air Tanah :
- Menurut laporan RISPAM 2014 kuantitas air tanah di
Kecamatan Sukolilo dan Rungkut tergolong besar karena lebih
dari 10 liter/detik, tetapi dengan jumlah kebutuhan air yang
cukup besar di wilayah studi maka untuk kuantitas air tanah
dikategorikan kurang baik
Air Laut :
- Seperti diketahui bahwa air laut memiliki kapasitas debit yang
sangat melimpah dan tidak terbatas, sehingga apabila
digunakan untuk penyediaan air bersih di dua kecamatan lebih
dari cukup sehingga sangat baik dalam segi kuantitas
Kualitas :
Kali Jagir :
- Secara fisik berwarna cukup jernih dan tidak menghasilkan
bau, tetapi kualitas air hasil laboratorium menunjukan bahwa
banyak terkandung bakteri coliform dengan kadar yang cukup
tinggi serta air bersifat payau karena berlokasi di dekat laut
136
Waduk SIER :
- Secara fisik berwarna agak keruh dan berwarna agak hijau.
Hasil dari cek kualitas laboratorium menunjukan bahwa
terdapat kandungan bakteri coliform yang cukup tinggi namun
tidak sebesar Kali Jagir, terdapat kandungan logam seperti
fluoride dan besi serta BOD dan COD lebih dari baku mutu
Air Tanah :
- Secara umum kualitas air tanah memiliki kadar Fe dan Mn.
Berdasarkan pemetaan potensi sumber daya air tanah pada
laporan RISPAM tahun 2014 wilayah studi terletak pada
potensi air tanah dengan Cl- tinggi
Air Laut :
- Berdasarkan hasil uji laboratorium, kualitas air laut di Pantai
Wonorejo memilik kadar Cl- yang tinggi, kadar TDS yang tinggi
serta kandungan logam berat yang belum memenuhi standar
baku mutu, sehingga dari segi kualitas masih kurang baik dan
perlu dilakukan pengolahan
Kontinuitas
Kali Jagir :
- Berdasarkan hasil analisa data setahun tidak ditemukan debit
dengan nilai kosong , selain itu berdasarkan wawancara
dengan pengelola sungai yaitu Perum Jasa Tirta 1 dikatakan
bahwa tidak adanya kekeringan saat musim kemarau
Waduk SIER :
- Termasuk kontinu karena recharge danau tidak hanya berasal
dari air hujan namun juga berasal dari effluent limbah IPAL
SIER, perlu dilakukan studi lebih lanjut terkait kontinuitas
waduk
Air Tanah :
- Sumber air cukup kontinu tetapi dalam pemanfaatannya tidak
bisa dilakukan secara berlebihan, perlu ada kajian terkait
137
batas pemanfaatan air tanah. Selain itu untuk menghitung
kontinuitas air tanah di suatu wilayah perlu dilakukan
pemetaan secara hidrologi dengan melalui uji pompa
Air Laut :
- Sangat kontinu karena memiliki kapasitas air yang tidak
terbatas
Pengolahan
Kali Jagir :
- Memerlukan pengolahan tambahan atau advanced treatment
untuk menyisihkan kadar garam berlebih dalam air dapat
digunakan cara ion exchange, selain itu kandungan bakteri
coliform cukup tinggi sehingga akan mempengaruh biaya dan
operasonal pengolahan
Waduk SIER :
- Memerlukan pengolahan tambahan yaitu proses adsorbsi
untuk menurunkan kandungan logam berat sehingga dari segi
pengolahan dikategorikan cukup baik.
Air Tanah :
- Dapat dilakukan pengolahan dengan skala rumah tangga,
tetapi perlu dipikirkan untuk menurunkan kadar garam dalam
air tanah sehingga dikategorikan cukup baik
Air Laut :
- Perlu pengolahan yang cukup rumit karena kandungan garam
dalam air cukup tinggi selain itu biaya operasional untuk
pengolahan menggunakan Sea Water Reverse Osmosis
cukup mahal sehingga dikategorikan kurang baik
Adapun berdasarkan penjabaran diatas dipilihlah sumber air yaitu
Kali Jagir yang sesuai dengan kriteria 3K yaitu kualitas, kuantitas,
kontinuitas dan pengolahannya untuk dapat dimanfaatkan oleh
pengembang untuk membantu penyediaan air bersih di
Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Rungkut
138
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan
139
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan Inventarisasi Alternatif Air baku Untuk Penyediaan Air Bersih di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut adalah sebagai berikut : 1. Pada Kecamatan Sukolilo dan Rungkut akses air bersih
eksisting yang digunakan yaitu sambungan rumah PDAM sebanyak 82%, penggunaan sumur sebanyak 17% dan pemanfaatan hidran umum sebanyak 1%. Sedangkan untuk akses air minum yang digunakan oleh masyarakat yaitu air kemasan galon isi ulang sebanyak 67%, air kran lalu dimasak 26%, air hidran umum lalu dimasak 2% dan air beli jirigen sebanyak 5%
2. Kepuasan pelanggan di Kecamatan Sukolilo dan rungkut terhadap pelayanan PDAM berdasarkan aspek biaya per bulan, kualitas air dan ketersediaan air selama 24 jam yaitu 70% menyatakaan puas dan 30% menyatakan tidak puas
3. Perbandingan antara kebutuhan air bersih dan pasokan (supply) PDAM pada tahun 2030 masih terdapat defisit sehingga diperlukan adanya penambahan kapasitas air di 2 kecamatan tersebut
4. Sumber air baku yang dimanfaatkan yaitu air permukaan terdiri dari Kali Jagir dan Waduk SIER, air tanah dan air laut di pesisir pantai Wonorejo
5. Melalui perhitungan penilaian air baku potensial didapatkan bahwa Kali Jagir merupakan sumber air baku yang paling potensial untuk dimanfaatkan sebagai sumber air
140
6.2 Saran
1. Perlu adanya penambahan kapasitas pasokan air di
Kecamatan Sukolilo dan Rungkut agar memenuhi
kebutuhan air pada tahun 2030
2. Perlu dilakukan studi lebih lanjut terkait potensi air tanah
di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut menggunakan uji
pumping test
3. Perlu dipertimbangkan oleh PDAM Surabaya untuk
menggunakan sumber air dari Kali Jagir, Waduk SIER
dan air laut pesisir pantai Wonorejo
141
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. 2015. SNI 6989.57:2008 tentang Tata Cara Pengukuran Debit Aliran Sungai dan Saluran Terbuka Menggunakan Alat Ulur Arus dan Pelampung Departemen Kesehatan (Depkes) (2010), Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 Tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air, Jakarta
Dinas Tata Kota dan Pemukiman Kota Surabaya, 2008 Dirjen Cipta Karya (19980, Petunjuk Teknis Pelaksanaan ,
Perencanaan, Pengawasan Pembangunan dan Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Bersih Pedesaan, Departemen PU, Jakarta
Droste,R.L.,1997, Theory and Practice of Water and Wastewater Treatment , John Wiley and Sons , New York
Eryani,I.G.A.P.,2014.Potensi Air dan Metode Pengelolaan Sumber Daya Air Di Daerah Aliran Sungai Sowan Perencak Kabupaten Jembran. Vol 1 (1) Hal 33-34
Kordi, M.G.H.K., 1996 .Parameter Kualitas Air. Penerbit Karya Anda, Surabaya Nusa Idaman Said,N.2004. Kesehatan Masyarakat dan Teknologi
Peningkatan Kualitas Air. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS.Surabaya
Laporan Bulanan PDAM Kota Surabaya, 2016. Surabaya ; PDAM Kota Surabaya
Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Surabaya, 2012. Surabaya ; Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya
Mangkoedihardjo,S (1985). Penyediaan Air Bersih. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Surabaya : Jurusan Teknik Lingkungan ITS
Mardyanto,M.A.2010.Geohidrologi Bahan Ajar.Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember Press
Moegijantoro,1992. Air Untuk Kehidupan Manusia,Majalah Air Minum,edisi No.85 / th.XXV Oktober 2001
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no 38 Tahun 2011 tentang Konservasi Sungai,pengembangan sungai dan pengendalian daya rusak air
PDAM. 2014. Rispam Kota Surabaya 2014-2035. PDAM : Surabaya
142
Pemerintah Republik Indonesia. 2001. Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 tentang Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air
Pemerintah Kota Surabaya. 2014. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 12 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya 2014-2034
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Pengembangan Penyediaan Air Minum
Puspitorini, Dwi. 2011. Strategi Penyediaan Air Bersih di Desa Rawan Air Bersih di Kabupaten Ponorogo. Tesis. FTSP. Teknik Lingkungan. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Reynolds,T.1995. Unit Operation and Processes in Environmental Engineering California : Texas A&M University, Brook/Cole Engineering Division
Said, Nusa Idaman, “Teknologi Pengolahan Air Minum: Teori dan Pengalaman Praktis”, PTL-BPPT, Jakarta 2008. 2
Singarimbun,S.dan Efendi,S.,1989. Metode Penelitian Survei, Jakarta : LP3ES
Statistik Daerah Kecamatan Sukolilo tahun 2016. Surabaya ; BPS Kota Surabaya
Statistik Daerah Kecamatan Rungkut tahun 2016. Surabayan ; BPS Kota Surabaya
Wahid,A. (2009).”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Debit Sungai Mamasa”. Jurnal SMARTek.7 (3), 205-218
143
LAMPIRAN A
TABEL PERHITUNGAN
Tabel A.1 Data Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Rungkut
Kecamatan Kelurahan Jumlah Penduduk
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Rungkut
Rungkut Kidul 13122 13145 13498 12885 12989 13565 13981 14081 14281
Medokan Ayu 15028 15862 16998 18484 18761 20664 21938 22038 22238
Wonorejo 11711 11820 12701 13611 13771 14680 15361 15461 15661
Penjaringan Sari 15108 15148 16117 17240 17468 18293 18835 18935 19135
Kedung Baruk 15124 15213 15624 15760 15850 16511 16850 16950 17150
Kali Rungkut 22361 22361 23031 23171 23357 24363 24980 25080 25280
144
Tabel A.2 Data Pertambahan Penduduk Kecamatan Sukolilo
Kecamatan Kelurahan Jumlah Penduduk
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Sukolilo
Nginden Jangkungan 14488 14538 14638 14987 15373 15448 15621 15774 15816
Semolowaru 17412 17512 17612 17713 18289 18679 20450 20790 20265
Medokan Semampir 15087 15187 15287 8742 17073 17583 18178 18453 18778
Keputih 10270 10370 10470 11687 13016 14295 15208 16157 16893
Gebang Putih 6556 6656 6756 6893 7151 7301 7624 7737 7743
Klampis Ngasem 15369 15469 15569 16765 17615 18223 18733 19207 19585
Menur Pumpungan 15684 15784 15884 16021 16292 16360 16660 16817 16775
145
Tabel A.3 Perhitungan Nilai Korelasi Metode Aritmatik Kecamatan Rungkut
Aritmatik
Tahun Jumlah No.Data (X) Selisih Jumlah Penduduk Tiap
tahun (Y)
XY X2 Y2
2007 92454 0 0 0 0 0
2008 93549 1 1095 1095 1 1199025
2009 97969 2 4420 8840 4 19536400
2010 101151 3 3182 9546 9 10125124
2011 102196 4 1045 4180 16 1092025
2012 108076 5 5880 29400 25 34574400
2013 111945 6 3869 23214 36 14969161
2014 112545 7 600 4200 49 360000
2015 113745 8 1200 9600 64 1440000
Jumlah 36 21291 90075 204 83296135
r 0,110
146
Tabel A.4 Pertambahan Penduduk Kelurahan Rungkut Kidul
Kelurahan Rungkut Kidul
Tahun Jumlah penduduk Pertambahan
penduduk i
2007 13122 0 0
2008 13145 23 0,002
2009 13498 353 0,027
2010 12885 -613 -0,045
2011 12989 104 0,008
2012 13565 576 0,044
2013 13981 416 0,031
2014 14081 100 0,007
2015 14281 200 0,014
Jumlah 0,088
rata-rata (i) 0,010
147
Tabel A.5 Pertambahan Penduduk Kelurahan Medokan Ayu
Kelurahan Medokan Ayu
Tahun Jumlah
penduduk Pertambahan
penduduk i
2007 15028 0 0
2008 15828 800 0,053
2009 16828 1000 0,063
2010 18484 1656 0,098
2011 18761 277 0,015
2012 20664 1903 0,101
2013 21938 1274 0,062
2014 22038 100 0,005
2015 22238 200 0,009
Jumlah 0,407
rata-rata (i) 0,045
148
Tabel A.5 Pertambahan Penduduk Kelurahan Wonorejo
Kelurahan Wonorejo
Tahun Jumlah penduduk Pertambahan
penduduk i
2007 11711 0 0
2008 11820 109 0,009
2009 12701 881 0,075
2010 13611 910 0,072
2011 13771 160 0,012
2012 14680 909 0,066
2013 15361 681 0,046
2014 15461 100 0,007
2015 15661 200 0,013
Jumlah 0,299
rata-rata (i) 0,033
149
Tabel A.6 Pertambahan Penduduk Penjaringan Sari
Kelurahan Penjaringan Sari
Tahun Jumlah penduduk Pertambahan
penduduk i
2007 15108 0 0
2008 15148 40 0,002647604
2009 16117 969 0,063968841
2010 17240 1123 0,06967798
2011 15850 -1390 -0,08062645
2012 18293 2443 0,154132492
2013 18835 542 0,02962882
2014 18935 100 0,005309265
2015 19135 200 0,01056245
Jumlah 0,255301001
rata-rata (i) 0,028366778
150
Tabel A.7 Pertambahan Penduduk Kelurahan Kedung Baruk
Kelurahan Kedung Baruk
Tahun Jumlah
penduduk Pertambahan
penduduk i
2007 15124 0 0
2008 15213 89 0,005884687
2009 15624 411 0,027016368
2010 15760 136 0,008704557
2011 15850 90 0,00571066
2012 16511 661 0,04170347
2013 16850 339 0,020531767
2014 16950 100 0,005934718
2015 17150 200 0,01179941
Jumlah 0,127285636
rata-rata (r) 0,014142848
151
Tabel A.8 Pertambahan Penduduk Kelurahan Kalirungkut
Kelurahan Kalirungkut
Tahun Jumlah penduduk Pertambahan
penduduk i
2007 22361 0 0
2008 22361 0 0
2009 23031 670 0,029963
2010 23171 140 0,006079
2011 23357 186 0,008027
2012 24363 1006 0,043071
2013 24980 617 0,025325
2014 25080 100 0,004003
2015 25280 200 0,007974
Jumlah 0,124442
rata-rata (i) 0,013827
152
Tabel A.9 Pertambahan Penduduk Kelurahan Nginden Jangkungan
Kelurahan Nginden Jangkungan
Tahun Jumlah penduduk Pertambahan
penduduk i
2007 14488 0 0
2008 14588 100 0,007
2009 14688 100 0,007
2010 14987 299 0,020
2011 15373 386 0,026
2012 15448 75 0,005
2013 15621 173 0,011
2014 15774 153 0,010
2015 15816 42 0,003
Jumlah 0,088
rata-rata (i) 0,010
153
Tabel A.10 Pertambahan Penduduk Kelurahan Semolowaru
Kelurahan Semolowaru
Tahun Jumlah penduduk Pertambahan
penduduk i
2007 17412 0 0
2008 17512 100 0,006
2009 17612 100 0,006
2010 17713 101 0,006
2011 18289 576 0,033
2012 18679 390 0,021
2013 20450 1771 0,095
2014 20790 340 0,017
2015 20265 -525 -0,025
Jumlah 0,157
rata-rata (i) 0,017
154
Tabel A.11 Pertambahan Penduduk Kelurahan Medokan Semampir
Kelurahan Medokan Semampir
Tahun Jumlah penduduk Pertambahan
penduduk i
2007 15087 0 0
2008 15187 100 0,006628223
2009 15287 100 0,006584579
2010 8742 -6545 -0,428141558
2011 17073 8331 0,952985587
2012 17583 510 0,029871727
2013 18178 595 0,033839504
2014 18453 275 0,015128177
2015 18778 325 0,017612312
Jumlah 0,634508551
rata-rata (i) 0,07050095
155
Tabel A.12 Pertambahan Penduduk Kelurahan Keputih
Kelurahan Keputih
Tahun Jumlah
penduduk Pertambahan
penduduk i
2007 10270 0 0
2008 10370 100 0,009737098
2009 10470 100 0,009643202
2010 11687 1217 0,116236867
2011 13016 1329 0,113716095
2012 14295 1279 0,098263675
2013 15208 913 0,063868485
2014 16157 949 0,062401368
2015 16893 736 0,045553011
Jumlah 0,519419802
rata-rata (i) 0,057713311
156
Tabel A.13 Pertambahan Penduduk Kelurahan Gebang Putih
Kelurahan Gebang Putih
Tahun Jumlah penduduk Pertambahan
penduduk i
2007 6556 0 0
2008 6656 100 0,015253203
2009 6756 100 0,015024038
2010 6893 137 0,020278271
2011 7151 258 0,037429276
2012 7301 150 0,020976087
2013 7624 323 0,044240515
2014 7737 113 0,014821616
2015 7743 6 0,000775494
Jumlah 0,169
rata-rata (i) 0,019
157
Tabel A.14 Perhitungan Proyeksi Penduduk di Kecamatan Sukolilo
Kelurahan 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Keputih 18899 19990 21144 22364 23655 25020 26464 27991 29606 31315 33122 35034 37056 39195
Gebang Putih 8036 8187 8340 8497 8656 8819 8984 9152 9324 9499 9677 9859 10044 10232
Klampis Ngasem 20680 21251 21837 22439 23058 23694 24348 25020 25710 26419 27148 27896 28666 29457
Menur Pumpungan 17028 17156 17285 17415 17546 17678 17811 17945 18080 18216 18353 18491 18630 18770
Nginden Jangkungan 16128 16287 16447 16608 16771 16936 17102 17270 17440 17611 17784 17959 18135 18314
Semolowaru 20979 21346 21719 22098 22484 22877 23276 23683 24097 24518 24946 25382 25825 26276
Medokan Semampir 21519 23036 24660 26399 28260 30252 32385 34668 37112 39729 42530 45528 48738 52174
Tabel A.15 Perhitungan Proyeksi Penduduk di Rungkut
Kelurahan 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Wonorejo 16719 17275 17849 18442 19055 19688 20342 21018 21717 22439 23184 23955 24751 25573
Medokan Ayu 24292 25390 26536 27735 28988 30297 31666 33096 34591 36154 37787 39493 41277 43142
Penjaringan Sari 20236 20810 21400 22007 22632 23274 23934 24613 25311 26029 26767 27527 28307 29110
Kedung Baruk 17639 17888 18141 18398 18658 18922 19189 19461 19736 20015 20298 20585 20876 21171
Kalirungkut 25984 26343 26707 27077 27451 27831 28215 28606 29001 29402 29809 30221 30639 31062
Rungkut Kidul 14560 14702 14845 14990 15136 15283 15432 15582 15734 15887 16042 16198 16356 16515
158
Tabel A.16 Perhitungan Fasilitas Umum Golongan 1
Kelurahan 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Keputih 32 32 34 36 38 40 43 45 48 50 53 56 60 63
Gebang Putih 16 16 16 16 17 17 17 18 18 18 19 19 19 20
Klampis Ngasem 19 19 20 20 21 21 22 22 23 24 24 25 26 26
Menur Pumpungan 28 28 28 28 28 28 29 29 29 29 29 30 30 30
Nginden Jangkungan 24 24 24 24 24 25 25 25 25 26 26 26 26 27
Semolowaru 30 30 30 31 31 32 32 33 33 34 35 35 36 36
Medokan Semampir 10 10 11 12 12 13 14 15 16 17 19 20 21 23
Wonorejo 28 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 39 40 41
Medokan Ayu 35 35 36 38 39 41 43 45 47 49 51 54 56 59
Penjaringan Sari 30 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Kedung Baruk 21 21 21 21 22 22 22 23 23 23 24 24 24 25
Kalirungkut 43 43 44 44 45 46 46 47 47 48 49 49 50 51
Rungkut Kidul 16 16 16 16 16 16 16 17 17 17 17 17 17 18
159
Tabel A.16 Perhitungan Fasilitas Umum Golongan 2A.1
Kelurahan 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Keputih 17 17 18 19 21 22 23 24 26 27 29 30 32 34
Gebang Putih 13 13 13 13 13 13 14 14 14 15 15 15 15 16
Klampis Ngasem 11 11 12 12 12 13 13 13 14 14 14 15 15 16
Menur Pumpungan 10 10 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11
Nginden Jangkungan 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
Semolowaru 19 19 19 19 20 20 20 21 21 21 22 22 23 23
Medokan Semampir 6 6 6 7 7 8 8 9 10 10 11 12 13 13
Wonorejo 11 11 11 11 12 12 13 13 14 14 14 15 15 16
Medokan Ayu 14 14 14 15 15 16 17 18 18 19 20 21 22 23
Penjaringan Sari 13 13 13 14 14 15 15 15 16 16 17 17 18 18
Kedung Baruk 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 8 8 9
Kalirungkut 16 16 16 16 16 17 17 17 17 18 18 18 18 19
Rungkut Kidul 11 11 11 11 11 11 11 11 11 12 12 12 12 12
160
Tabel A.17 Perhitungan Fasilitas Umum Golongan 2A.2
Kelurahan 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Keputih 7 7 7 8 8 9 9 10 10 11 11 12 13 13
Gebang Putih 10 10 10 11 11 11 11 12 12 12 12 12 13 13
Klampis Ngasem 19 19 19 20 21 21 22 22 23 23 24 25 25 26
Menur Pumpungan 25 25 25 25 25 25 26 26 26 26 26 27 27 27
Nginden Jangkungan 33 33 34 34 34 35 35 35 36 36 36 37 37 37
Semolowaru 21 21 21 21 22 22 23 23 23 24 24 25 25 25
Medokan Semampir 8 8 8 9 10 10 11 12 12 13 14 15 16 18
Wonorejo 15 15 15 16 17 17 18 18 19 19 20 21 21 22
Medokan Ayu 17 17 18 19 19 20 21 22 23 24 25 26 28 29
Penjaringan Sari 12 12 13 13 13 14 14 15 15 15 16 16 17 17
Kedung Baruk 27 27 28 28 28 29 29 30 30 30 31 31 32 32
Kalirungkut 31 31 31 32 32 32 33 33 34 34 35 35 36 36
Rungkut Kidul 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9
161
Tabel A.18 Perhitungan Fasilitas Umum Golongan 2B
Kelurahan 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Keputih 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
Gebang Putih 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Klampis Ngasem 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Menur Pumpungan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Nginden Jangkungan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Semolowaru 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Medokan Semampir 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Wonorejo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Medokan Ayu 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
Penjaringan Sari 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Kedung Baruk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Kalirungkut 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Rungkut Kidul 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
162
Tabel A.19 Perhitungan Fasilitas Umum Golongan 3B.1
Kelurahan 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Keputih 81 81 86 91 96 101 107 113 120 127 134 142 150 159
Gebang Putih 62 62 63 64 65 66 67 69 70 71 73 74 75 77
Klampis Ngasem 75 75 77 79 81 83 86 88 90 93 95 98 101 104
Menur Pumpungan 159 159 160 161 162 163 165 166 167 168 170 171 172 174
Nginden Jangkungan 68 68 69 70 70 71 72 73 73 74 75 75 76 77
Semolowaru 137 137 139 142 144 147 149 152 154 157 160 163 166 168
Medokan Semampir 44 44 48 51 55 58 62 67 72 77 82 88 94 101
Wonorejo 64 64 67 69 71 73 76 78 81 84 86 89 92 95
Medokan Ayu 146 146 152 159 166 174 181 190 198 207 217 226 237 247
Penjaringan Sari 127 127 130 134 138 142 146 150 154 159 163 168 173 178
Kedung Baruk 63 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
Kalirungkut 142 142 144 146 148 150 152 155 157 159 161 163 166 168
Rungkut Kidul 149 149 150 152 153 154 156 157 159 161 162 164 165 167
163
Tabel A.20 Perhitungan Fasilitas Umum Golongan 3B.2
Kelurahan 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Keputih 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Gebang Putih 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Klampis Ngasem 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Menur Pumpungan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Nginden Jangkungan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Semolowaru 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Medokan Semampir 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2
Wonorejo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Medokan Ayu 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3
Penjaringan Sari 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2
Kedung Baruk 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kalirungkut 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3
Rungkut Kidul 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
164
Tabel A.21 Perhitungan Fasilitas Umum Golongan 3C.1
Kelurahan 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Keputih 141 141 149 158 167 177 187 198 209 221 234 247 262 277
Gebang Putih 64 64 65 66 67 69 70 71 72 74 75 77 78 80
Klampis Ngasem 34 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 47
Menur Pumpungan 32 32 33 33 33 33 34 34 34 34 35 35 35 35
Nginden Jangkungan 57 57 58 58 59 59 60 60 61 62 62 63 63 64
Semolowaru 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62
Medokan Semampir 22 22 24 26 27 29 31 34 36 38 41 44 47 51
Wonorejo 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Medokan Ayu 44 44 45 46 48 50 51 53 55 57 58 60 62 64
Penjaringan Sari 32 32 33 35 36 38 40 42 44 45 48 50 52 54
Kedung Baruk 22 22 23 24 24 25 26 26 27 28 29 30 30 31
Kalirungkut 48 48 49 49 50 51 51 52 53 54 54 55 56 57
Rungkut Kidul 17 17 17 17 17 18 18 18 18 19 19 19 19 20
165
Tabel A.22 Perhitungan Fasilitas Umum Golongan 4B.1
Kelurahan 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Keputih 6 6 6 7 7 8 8 8 9 9 10 11 11 12
Gebang Putih 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7 7 7 7 7
Klampis Ngasem 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
Menur Pumpungan 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
Nginden Jangkungan 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Semolowaru 6 6 6 7 7 7 7 7 7 7 7 8 8 8
Medokan Semampir 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5
Wonorejo 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
Medokan Ayu 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 6 6 6
Penjaringan Sari 6 6 7 7 7 8 8 8 9 9 9 10 10 11
Kedung Baruk 6 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7 7 8 8
Kalirungkut 6 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7 7 7 7
Rungkut Kidul 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6
166
Tabel A.22 Perhitungan Fasilitas Umum Golongan 4C
Kelurahan 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Keputih 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4
Gebang Putih 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5
Klampis Ngasem 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Menur Pumpungan 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Nginden Jangkungan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Semolowaru 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Medokan Semampir 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Wonorejo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Medokan Ayu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Penjaringan Sari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kedung Baruk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Kalirungkut 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Rungkut Kidul 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
167
Tabel A.23 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Kecamatan Sukolilo
Kelurahan Kebutuhan Air (lt/detik)
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Keputih 63,08 65,96 70,81 75,99 81,55 87,07 92,10 97,42 103,04 108,98 115,27 121,93 128,96 136,41
Gebang Putih 45,38 45,78 46,64 47,51 48,40 49,31 50,23 51,18 52,13 53,11 54,10 55,12 56,15 57,20
Klampis Ngasem 50,07 52,45 59,50 61,14 62,82 64,55 66,33 68,16 70,04 71,97 73,95 75,99 78,09 80,24
Menur Pumpungan 65,73 66,30 66,80 67,30 67,80 68,31 68,83 69,34 69,86 70,39 70,92 71,45 71,99 72,53
Nginden Jangkungan 85,40 85,86 86,69 87,54 88,40 89,26 90,13 91,01 91,90 92,80 93,70 94,62 95,54 96,48
Semolowaru 64,35 65,73 66,82 67,93 69,06 70,21 71,38 72,57 73,78 75,01 76,26 77,54 78,84 80,16
Medokan Semampir 65,22 69,11 73,98 79,20 84,78 90,76 97,15 104,00 111,34 119,19 127,59 136,58 146,21 156,52
168
Tabel A.24 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Kecamatan Rungkut
Wonorejo 36,62 38,36 40,43 42,60 44,87 47,09 48,61 50,18 51,80 53,47 55,20 56,98 58,83 60,74
Medokan Ayu 54,05 57,24 60,47 63,18 66,01 68,97 72,06 75,29 78,66 82,18 85,87 89,72 93,74 97,94
Penjaringan Sari 53,08 54,29 55,86 57,48 59,15 60,86 62,62 64,44 66,30 68,23 70,21 72,24 74,34 76,50
Kedung Baruk 57,51 58,49 59,33 60,18 61,04 61,92 62,81 63,72 64,63 65,57 66,51 67,47 68,44 69,43
Kalirungkut 66,37 68,97 71,67 74,43 75,54 76,58 77,64 78,72 79,81 80,91 82,03 83,16 84,31 85,48
Rungkut Kidul 38,45 40,11 41,42 42,75 43,45 43,88 44,32 44,75 45,19 45,64 46,09 46,55 47,01 47,47
169
Tabel A.25 Rekapitulasi Pemakaian Air Sektor Non Domestik Tiap Golongan
Debit (m3/bulan)
1 2A.1 2A.2 2B 3A 3B.1 3B.2 3C.1 4A 4B.1 4C Total
5254,2 5970,1 308,3 236,7 21448,95 8071,5 99,3 15338,5 18505,4 3346,4 11544,6 90124,0
1675,3 3615,75 245,7 88,05 12693,8 7203,55 170 4933,45 10398,2 4431,3 17019,6 62474,7
1861,7 1410,75 764,6 68,5 17846,65 4371,65 1,4 3835,55 16747,1 1059,55 541 48508,5
2920,3 949,05 748,6 153,9 20289,15 8239,35 26,6 2119,45 24454,9 1906,65 2245,8 64053,8
212 3024,8 1142,85 802,75 19,95 27824,55 3103,65 34,2 4642,65 27767,55 4147,7 72722,7
2628,7 2916,55 1010,65 55,65 20334,6 5309,35 306,1 5361,8 53342,65 362,5 1626,8 93255,4
2425,3 2593,25 988 40,05 17463,45 4722,45 270,3 5210,7 51141,3 416,3 239,8 85510,9
8394,65 1270,8 459,25 11,25 15854 2161 0 2027,45 22300,7 396,2 0 52875,3
3452,5 1401,5 176,5 53,5 5996 8203 27 3047,5 48062,5 97,5 0 70517,5
11029,15 1264,3 291,75 64,75 16170 9145 27 2635,95 22913,2 415,7 0 63956,8
1316 527,2 492 46,4 22210,4 1466,4 0 1210,4 5273,6 429,6 0 32972,0
1067,5 368,7 227,5 15,1 11158,7 2152,8 14,5 918 6797,6 187,45 898,8 23806,7
1626,35 765,65 164,85 9,35 6598,7 5180,5 17,2 1221,95 9223,35 276,4 726 25810,3
170
Tabel A.26 Proyeksi Suplai PDAM Sektor Non Domestik
Kelurahan Debit Non Domestik (m3/bulan)
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Keputih 50170 50170 50170 53065 56128 59367 62793 66417 70250 74305 78593 83129 87927 93001
Gebang Putih 39383 39383 39383 40121 40874 41640 42421 43217 44028 44853 45695 46552 47425 48314
Klampis Ngasem 13915 13915 13915 14298 14693 15098 15514 15942 16382 16833 17298 17775 18265 18769
Menur Pumpungan 19310 19310 19310 19455 19601 19749 19897 20047 20198 20350 20503 20657 20812 20969
Nginden Jangkungan 68060 68060 68060 68729 69404 70085 70774 71469 72171 72880 73596 74319 75049 75786
Semolowaru 19578 19578 19578 19844 20115 20390 20670 20955 21246 21541 21841 22147 22457 22774
Medokan Semampir 16906 16906 16906 18094 19366 20728 22185 23745 25416 27204 29118 31167 33360 35708
Wonorejo 14721 14721 14721 15086 15463 15853 16256 16672 17102 17546 18005 18479 18968 19474
Medokan Ayu 16459 16459 16459 17167 17905 18676 19480 20319 21195 22109 23063 24058 25097 26181
Penjaringan Sari 24874 24874 24874 25651 26453 27282 28137 29021 29933 30876 31849 32855 33893 34966
Kedung Baruk 5488 5488 5488 5581 5675 5772 5870 5970 6072 6176 6281 6389 6499 6611
Kalirungkut 5850 5850 5850 5932 6014 6097 6182 6268 6355 6443 6533 6623 6715 6809
Rungkut Kidul 9988 9988 9988 10090 10193 10297 10402 10508 10615 10723 10832 10943 11054 11167
171
Tabel A.27 Proyeksi Suplai PDAM Sektor Domestik
Kelurahan Debit Domestik (m3/bulan)
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Keputih 3995
4 3995
4 4226
0 4469
9 4727
9 5000
8 5289
4 55946 59175 62590 66203 70023 74065 78339
Gebang Putih 2309
2 2309
2 2352
5 2396
6 2441
6 2487
4 2534
0 25816 26300 26793 27295 27807 28329 28860
Klampis Ngasem 3459
4 3459
4 3554
8 3652
9 3753
6 3857
2 3963
6 40729 41852 43007 44193 45412 46665 47952
Menur Pumpungan 4474
4 4474
4 4508
1 4542
0 4576
1 4610
5 4645
2 46802 47154 47508 47865 48225 48588 48954
Nginden Jangkungan 4663 4663 4708 4755 4801 4849 4896 4944 4993 5042 5091 5141 5192 5243
Semolowaru 7367
7 7367
7 7496
4 7627
4 7760
6 7896
2 8034
1 81745 83173 84626 86104 87608 89138 90695
Medokan Semampir 6860
5 6860
5 7344
1 7861
9 8416
2 9009
5 9644
7 10324
7 11052
6 11831
8 12665
9 13558
9 14514
8 15538
1
Wonorejo 3815
5 3815
5 3942
3 4073
3 4208
6 4348
5 4493
0 46423 47966 49560 51207 52909 54667 56484
Medokan Ayu 5405
9 5405
9 5650
0 5905
2 6172
0 6450
8 6742
1 70467 73650 76977 80454 84088 87886 91856
Penjaringan Sari 3908
3 3908
3 4019
2 4133
2 4250
4 4371
0 4495
0 46225 47536 48885 50272 51698 53164 54672
Kedung Baruk 2748
4 2748
4 2787
3 2826
7 2866
7 2907
2 2948
3 29900 30323 30752 31187 31628 32075 32529
Kalirungkut 1795
6 1795
6 1820
5 1845
6 1871
1 1897
0 1923
3 19498 19768 20041 20318 20599 20884 21173
Rungkut Kidul 1582
2 1582
2 1597
6 1613
2 1628
9 1644
7 1660
7 16769 16932 17097 17264 17432 17602 17773
172
Tabel A.27 Proyeksi Suplai PDAM Sektor Domestik + Non Domestik
Kelurahan Debit Domestik + Non Domestik (l/detik)
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Keputih 35 35 36 38 40 42 45 47 50 53 56 59 62 66
Gebang Putih 24 24 24 25 25 26 26 27 27 28 28 29 29 30
Klampis Ngasem 19 19 19 20 20 21 21 22 22 23 24 24 25 26
Menur Pumpungan 25 25 25 25 25 25 26 26 26 26 26 27 27 27
Nginden Jangkungan 28 28 28 28 29 29 29 29 30 30 30 31 31 31
Semolowaru 36 36 36 37 38 38 39 40 40 41 42 42 43 44
Medokan Semampir 33 33 35 37 40 43 46 49 52 56 60 64 69 74
Wonorejo 20 20 21 22 22 23 24 24 25 26 27 28 28 29
Medokan Ayu 27 27 28 29 31 32 34 35 37 38 40 42 44 46
Penjaringan Sari 25 25 25 26 27 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Kedung Baruk 13 13 13 13 13 13 14 14 14 14 14 15 15 15
Kalirungkut 9 9 9 9 10 10 10 10 10 10 10 11 11 11
Rungkut Kidul 10 10 10 10 10 10 10 11 11 11 11 11 11 11
173
LAMPIRAN B
Kuisioner
KUISIONER KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN AIR BERSIH
Judul Penelitian :Inventarisasi Alternatif Air Baku Untuk
Penyediaan Air Bersih di Kecamatan Sukolilo dan Rungkut
Peneliti / NRP :Bimo Teguh Yuwono / 3313100066 Perguruan Tinggi :Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Kecamatan : Kelurahan : Alamat : Nama Responden : Pewawancara : Tanggal wawancara : A. Data Keluarga 1. Jumlah anggota kk dalam satu rumah : a. 1 kk b. 2 kk c. 3 kk d. 4 kk 2. Jumlah anggota keluarga yang menghuni rumah ..... orang 3. Pekerjaan utama : a. Tidak bekerja b. Pegawai Negeri c. Pegawai Swasta d. Wiraswasta e. Pedagang f. Buruh ....... g. Petani h. Lainnya ..... 4. Penghasilan rata-rata setiap bulan :
174
a. < Rp 500.000,00 b. Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00 c. Rp 1.000.000,00 – Rp 1.500.000,00 d. Rp 1.500.000,00 – Rp 3.000.000,00 e. Rp 3.000.000,00 – Rp 4.000.000,00 f. > Rp 5.000.000,00 5. Jenis bangunan rumah yang dihuni a. Permanen (semua dinding rumah terbuat dari batu bata) b. Semi Permanen (sebagian dinding rumah terbuat dari batu bata) c. Non Permanen (dinding rumah terbuat dari triplek / kayu ) 6. Status rumah tinggal a. Milik sendiri b. Sewa atau kontrak c. Kos d. Rumah Dinas B. Sumber Air Bersih dan Tingkat Konsumsi
1. Berasal dari manakah saudara mendapatkan air bersih sehari-hari ?
a. Sambungan rumah PDAM b. Hidran / kran umum c. Air hujan d. Sungai / kali e. Lain-lain ......... 2. Dalam sehari berapa liter / bak penggunaan air bersih yang saudara butuhkan (bisa dipilih lebih dari 1 )
• Untuk minum dan masak a. Sambungan rumah PDAM ...... l/hari / .... bak/hari b. Kran umum .... l/hari / ... bak/hari c. Air isi ulang ... ..l/hari / ..... bak/hari d. Air hujan ... l/hari/.... bak/hari e. Lain-lain (contohnya .....................)....... l/hari/... bak/hari
• Untuk mandi, cuci dan siram-siram : a. Sumur .... l/hari .... bak/hari b. Air hujan .... l/hari .... bak/hari c. Sambungan rumah PDAM ... l/hari/.... bak/hari d. Kran umum .... l/hari/ ... bak/hari
175
e. Sungai / kali .... l/hari /.... bak/hari 3. Apakah sumber air yang saudara gunakan mampu untuk mencukupi kebutuhan air saudara tiap hari ?
a. Tidak cukup, alasan ........ b. Cukup 4. Bagaimana kondisi / kualitas sumber air yang saudara gunakan ?
a. Keruh (jenis sumber air ......................................)
b. Jernih (jenis sumber air......................................)
C. Pengguna Sambungan Rumah PDAM
*) Nb : diisi apabila masyarakat menggunakan sambungan rumah PDAM
1 . Berapa meter kubik jumlah pemakaian air dalam sebulan berdasarkan rekening air ? ..... m3/bulan
2. Berapakah biaya kebutuhan air PDAM tiap bulan yang saudara keluarkan ?
a. Kurang dari Rp 50.000,00 b. Antara Rp 50.000,00 – Rp 100.000,00 c. Antara Rp 100.000 – Rp 200.000,00 d. Antara Rp 200.000,00 – Rp 500.000,00 e. Diatas Rp 500.000,00 11. Bagaimana kualitas air PDAM pada rumah saudara ? a. Baik b. Tidak baik , alasan ........... c. 12. Apakah air PDAM tersedia sepanjang waktu ? a. Ya b. Hanya pada jam tertentu, menyala pada jam... hingga...., mati pada jam.... sampai ....
13. Bagaimana pendapat saudara terkait dengan pelayanan PDAM di rumah saudara ?
a. Puas Tidak puas , alasan ..................
176
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan
177
LAMPIRAN C Hasil Analisa Laboratorium
178
179
BIOGRAFI PENULIS
Penulis lahir di Kota Surabaya pada tanggal 21 November tahun 1994. Penulis memulai pendidikannya pada tahun 1999-2001 di TK Kristen Petra 9 Surabaya Surabaya, pendidikan dasar pada tahun 2001-2007 di SD Kristen Petra 9 Surabaya, pendidikan tingkat menengah pertama di SMP Kristen Petra 5 Surabaya pada tahun 2007-2010 dan pendidikan tingkat atas di SMA Kristen Petra 5 Surabaya pada tahun 2010- 2013. Penulis kemudian
melanjutkan pendidikan S1 di Departemen Teknik Lingkungan di Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan dan Kebumian ITS Surabaya pada tahun 2013. Selama masa perkuliahan penulis aktif berorganisasi di Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan dimulai tahun pertama sebagai staff bidang olahraga di departemen Seni dan Olahraga pada periode kepengurusan 2013-2014, pada tahun kedua menjabat sebagai kepada bidang bagian olahraga periode kepengurusan 2015-2016, selain aktif di dalam internal jurusan penulis juga aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa FTSP sebagai staff kewirausahaan periode kepengurusan 2013-2014. Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitiaan yaitu sebagai panitia Kampung Mandiri dan Unggul, Hari Air Sedunia, Natal dan Paskah PMK ITS, Olimpiade FTSP dan Enterpreneur Week. Penulis memiliki pengalaman melakukan Kerja Praktik di PDAM Surya Sembada Surabaya. Penulis dapat dihubungi melalui e-mail [email protected]
180