intoksikasi speed 1 2012

Upload: samuel-s-sirapanji

Post on 06-Mar-2016

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

intoksikasi

TRANSCRIPT

  • INTOKSIKASI (POISONING)Muchlis Achsan Udji SofroDivisi Tropik InfeksiDepartemen Penyakit Dalam FK UNDIP /RSUP Dr Kariadi Semarang*

    muchlis-intoksikasi-2010

  • PENDAHULUAN*Insidensi Intoksikasi cenderung Tanpa sengaja/ sengaja (percobaan bunuh diri)Obat antidotum hanya tertentu keracunan beratPenanganan tidak ke antidotum Simtomatis & Suportif Terapi suportif (hipotermi, pernafasan, sirkulasi, cegah absorbsi > lanjut, keseimbangan cairan & elektrolit)

  • 1. ORGANOFOSFAT (Baygon)* Mekanisme toksisitasHambat enzim asetilkolinesterase (membantu penyaluran sinyal dari saraf ke otot)Akumulasi kelebihan asetilkolin pada reseptor muskarinik (cholinergic effector cells), di reseptor nikotinik (sceletal neuromuscular junctions and autonomic ganglia) dan di Sistem Saraf Pusat (SSP)

  • *

    muchlis-intoksikasi-2010

  • GEJALA KLINIS Organofosfat*A. Manifestasi Muskarinik (otot polos): muntah, diare, kram perut, spasme bronkhus, miosis, bradikardi, salivasi >>, keringat >>. Severe diaphoresis dehidrasi hipovolemia SyokB. Efek Nikotinik (otot lurik):Fasikulasi otot (gerakan otot dari satu fiber), tremor, kelemahan. Paralisis otot pernafasan MeninggalPeningkatan tekanan darah dan nadi

  • *

  • Gejala Klinis (Organofosfat)*C. Sistem Saraf Pusat: AgitasiKejang Koma

  • DIAGNOSIS Organofosfat*Berdasarkan anamnesa terpapar organofosfat dan gejala klinis yang khas dari efek muskarinik, nikotinik, dan SSPLaboratorium: Pseudokholinesterase (PChE) plasma Asetilkholinesterase (AChE) sel darah merah Elektrolit, glukosa, BUN, kreatinin, transaminase hati, Analisa gas darah, oksimetri, EKG, Rontgen Thorax.

  • TERAPI Organofosfat (1)*A. Suportiv Pelihara jalan nafas, bila perlu dg ventilatorPemberian O2B. AntidotumAtropine: 0,5-2 mg iv bolus (1 amp: 0,25 mg) 2-8 amp. Diulang secara teratur sesuai kebutuhan. (Bila Berat bisa s/d 100 mg = 400 amp). Gejala klinis Atropinisasi tentukan terus tidaknya atropin Atropin berperan pada efek muskarinik (Miosis, Spasme bronkus) tapi tidak pada efek nikotinik.

  • Terapi Organofosfat (2)*2. Pralidoxime (2-PAM, Protopam)Antidotum spesifik yang berperan untuk regenerasi aktivitas enzim pada semua sisi (muskarinik, nikotinik, dan mungkin SSP)1 2 g initial bolus iv selama 5-10 menit, diikuti oleh infus kontinyu.Umumnya efektif jika dimulai < 24 jam setelah terpapar.

  • Terapi Organofosfat (3)*C. DekontaminasiKulit, rambut, bawah kuku, baju Cuci dengan air dan sabun. Mata: irigasi dengan air atau infus salin (NaCl 0,9%). Tertelan: Norit. Bila perlu: kumbah lambung

  • 2. METANOL (Metil alkohol, Cong Yang)*Mekanisme toksisitasMetanol dimetabolisme secara lambat oleh alkohol dehidrogenase formaldehid Dipecah oleh aldehid dehdrogenase asam format. Asam Format ~ As Laktat sebabkan Asidosis sistemik, kebutaan Dosis toksik : 30-240 ml (20-150 gr).

  • Gejala Klinis (METHANOL (1)*Beberapa jam setelah tertelan Mabuk & gastritis. Mungkin disebabkan oleh peningkatan osmolar gap. Osmolar gap sedikitnya 10 mosm/l yang menetap konsentrasi toksik dari metanol

  • Gejala klinis (METHANOL (2)*Setelah periode laten: s/d 30 jamAsidosis metabolik, anion gap berat Gangguan penglihatan (seperti berdiri di hamparan salju = like standing in a snowfield)KebutaanKejangKomaMeninggal

  • DIAGNOSIS Metanol (1)*Anamnesa, gejala klinis, pem. LaboratoriumSpecific level: serum methanol > 20 mg/dl toxic, > 40 mg/dl sangat serius.Berlanjut ke periode laten.

  • DIAGNOSIS Metanol (2)* konsentrasi Format serum konfirmasi diagnostik. Ini cara yang > baik u mengukur toksisitas. belum diterima secara luas.Laboratorium: Electrolit, glukosa, BUN, kreatinin, osmolaritas serum & osmolar gap, BGA (blood gas analysis) /AGD (analisa gas darah), kadar etanol, kadar laktat, kadar as format.

  • Terapi Methanol (1)*Gawat darurat & suportifPertahankan jalan nafas, bila perlu ventilatorAtasi koma, kejang-kejang Asidosis metabolik ? Bicarbonat natrikus i.v. Berdasarkan hasil BGA/AGD.

  • Terapi Metanol (2)*Obat spesifik dan antidotum : EthanolBisa oral atau intravena Oral: Pharmaceutical grade ethanol (96% USP). Catatan: belum ada di pasaran Parenteral: Etanol 70% dalam larutan Dextrose 5% Dianjurkan kadar minimal BB 70 kg dewasa dalam 24 jam pertama: 3 bottles (10% ethanol, masing-masing 1 liter)

  • Terapi Metanol (3)*Asam folat, mampu menkonversi as format C02 + H20dosis rasional : 50 mg iv tiap 4 jam.Dekontaminasi: Lavase lambung, Norit.Hemodialisis: asidosis metabolik berat. osmolar gap > 10 mosm/l, konsentrasi metanol serum > 40 mg/dl. Sambil HD diberikan infus Etanol yang dinaikkan secara bertahap

  • 3. ETANOL (Etil Alkohol)*Mekanisme toksisitasA. Depresi Sistem Saraf Pusat B. Kegagalan glukoneogenesis Hipoglikemi Dosis Toksik : kadar > 100 mg/dl hambat glukoneogenesis hipoglikemia.Kadar > 300 mg/dl koma

  • Gejala Klinik Etanol (1)*Intoksikasi:Intoksikasi ringan sedang Euforia, Gangg koordinasi ringan, ataksia, nystagmus, pengambilan keputusan & refleks keliru. Kehilangan hambatan sosial, perilaku agresif. Hipoglikemi.Intoksikasi berat: Koma, depresi pernafasan, aspirasi paru. Pupil kecil. Temperatur, tekanan darah, nadi

  • Gejala Klinik Etanol (2)*Kecanduan Etanol kronik:Perdarahan Gastrointestinal: gastritis, ulkus peptikum, Mallory Weiss Syndrome, varises esofagusPankreatitis, hepatitis, sirosis, encefalopati hepatikum, hipokalemi, hipofosfatemi, hipomagnesemi, Defisiensi tiamin (Wernicks enchephalopathy), ketoasidosis alkoholik, penurunan daya tahan thd infeksi.

  • DIAGNOSIS Etanol*Riwayat mengkonsumsi alkohol, khas: berbau alkohol segar. Tanda: nystagmus, ataksia, gangg status mental. Laboratorium: Kadar Ethanol in darahGula darah, elektrolit, ureum, kratinin, SGOT-SGPT, PTT-PTTK, magnesium, Analisa Gas Darah (AGD) atau oksimetri.

  • TERAPI Etanol*AntidotumNaloxone 2-5 mg ivDekontaminasi:lavage lambung jika dikonsumsi dalam jumlah besar dan baru saja terjadi (< 30-45 menit).Norit tidak efisien menyerap etanol tapi bisa diberikan bila difikirkan ada toksin lain yang ikut terminum.

  • 4. ASETAMINOFEN (Parasetamol)*Mekanisme toksisitas Salah satu hasil metabolisme normal asetaminofen : cytochrome P-450 mixed oxidase system hepatotoksik; Normal: Metabolit reaktif ini didetoksifikasi cepat oleh glutation di Hepar. Overdosis (6 gr = 12 tab @ 500 mg) kerusakan hepar, ginjal.

  • Gejala Klinik Asetaminofen*A. Awal: anoreksi, mual, muntahB. Setelah 24-48 jamGagal hati akutEnsefalopatiAsidosis metabolikGagal ginjal akutKematian,

  • DIAGNOSIS Asetaminofen*Anamnesa: minum asetaminofen Laboratorium:ElektrolitGDSBUN, kreatinintransaminase hepar (SGOT-SGPT)Prothrombine time (PTT-PTTK)

  • Terapi (asetaminofen)*Antidotum Acetylcysteine 140 mg/kg BBDekontaminasi: norit Gagal hepar berat transplantasi hepar

  • 5. INTOKSIKASI BENZODIAZEPINE*Biasanya dimasukkan ke dalam minuman kaleng dan diberikan oleh seseorang di dalam perjalanan (Bis, Kereta Api).Benzodiazepine: Alprazolam, Chlordiazepoxide, Clonazepam, Diazepam, Lorazepam, Midazolam, Oxazepam, Prazepam, Temazepam, Triazolam

  • Mekanisme Intoksikasi:*Benzodiazepine hambat neurotransmiter Gamma-amminobutiryc acid (GABA). Hambat sistem neuronal lain mekanisme aksi yang belum jelas. Akibatnya terjadi depresi refleks spinal dan sistem aktivasi retikuler. sebabkan koma dan gagal nafas.

  • *Respiratory arrest > Sering terjadi oleh karena short acting triazolobenzodiazepines seperti: Triazolam (Halcon), Alprazolam (Xanax, Frixitas), dan Midazolam (Versed). Cardiopulmonarry arrest > sering terjadi setelah penyuntikan diazepam. Hal ini kemungkinan karena efek depresi Susunan Saraf Pusat atau karena efek toksik diluent propilent glycol.

  • Dosis Toxic:*Umumnya, dosis terapi diazepam yang sebabkan toxic sangat besar. Misal, overdosis diazepam oral pada pemakaian 15-20 x dosis terapi tanpa penurunan kesadaran yang berarti. Sebaliknya, Respiratory Arrest pernah dilaporkan setelah minum triazolam 5 mg dan setelah injeksi bolus diazepam, midazolam, dan beberapa jenis benzodiazepine lainnya.

  • Gejala Klinis:*Gejala Klinis:Onset deperesi SSP dapat dilihat < 30-120 menit pasca minum obat. Bisa terjadi letargi, pembicaraan yang kacau, ataksia, koma, dan Respiratory arrest.Koma, disertai hiporefleksi, dan pupil yang kecil, atau midposision pupil. Kadang hipotermi.

  • Diagnosis:*Ada riwayat minum obat atau injeksi obat. Perlu di DD dengan obat hipnotik sedatif lain, antidepresan, antipsikotik, narkotika. Koma dan pupil yang kecil tidak berrespon dengan pemberian naloxone, namun membaik dengan pemberian flumazenil.Level spesifik: Kadar obat dalam darah biasanya bisa diperiksa di laboratorium, tapi kadar ini tidak mempengaruhi penanganan kegawatan.Laborat: gula darah sewaktu, AGD (analisa gas darah), Oksimetri nadi.

  • Penanganan:*Atasi kegawatan dan terapi suportif.Bila perlu pasang ventilatorAtasi koma, hipotensi, hipotermi. Hipotensi seringkali berrespon terhadap posisi supine dan pemberian cairan intravena yang adekuat.

  • Obat Spesifik dan antidotum*Flumazenil i.v dimulai dengan dosis 0,1-0,2 mg, diulang sesuai kebutuhan, total tidak lebih dari 3 mg. Bisa memicu kejang pada pasien dengan overdosis antidepresan cyclic.Memicu withdrowal: kejang, instabilitas otonomik, terutama pada pasien yang ketergantungan benzodiazepine

  • Dekontaminasi:*NoritJangan dipaksa dimuntahkan terutama pada pemakaian triazolam, sebab onset koma bisa terjadi begitu cepat.

  • Thank You very much*

    **************************************