intoksikasi logam berat jadi

Upload: dsafitri55

Post on 14-Oct-2015

114 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

forensik 2

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    1/42

    MAKALAH

    INTOKSIKASI LOGAM BERAT

    DISUSUN OLEH:

    Lalu Yan Hidayat H1A007036

    Dian Nurhani Safitri H1A008005

    Dini Hariyati Maulida Syakur H1A008022Meta Risky Anggorani H1A008046

    Meylinda Komala W H1A009037

    SUPERVISOR :

    dr. Arfi Syamsun, Sp. KF, M.Si.Med

    DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA

    SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

    RSU PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM

    2014

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    2/42

    1

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas ridho dan limpahan rahmat-Nya Tugas

    Makalah ini dapat tersusun tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan salah satu prasyarat

    dalam rangka menyelesaikan Kepaniteraan Klinik di SMF Ilmu Kedokteran Forensik.

    Makalah ini berjudul Intoksikasi Logam Berat.

    Makalah ini akan membahas mengenai beberapa jesnis logam berat diantaranya arsen,

    merkuri, timbal, kadmium, dan antimoni terkait sifat-sifat logam berat, dosis toksisk, aspek

    farmakologis dan farmakodinamiknya beserta ciri-ciri keracunan yang ditimbulkan dan

    pemeriksaan forensiknya secara umum sesuai dengan tanda-tanda keracunan pada logam

    berat tersebut.

    Kami mohon maaf jika dalam penulisan referat ini terdapat kesalahan. Kritik dan

    saran yang membangun sangat diharapkan untuk dapat memperbaikinya pada kesempatan

    mendatang. Semoga tulisan ini dapat memberikan sumbangan ilmiah dalam masalah

    kesehatan dan memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya dalam kaitannya dengan

    ilmu forensik terkait intoksikasi logam berat.

    Mataram, 17 Maret 2014

    Penulis

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    3/42

    2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Unsur logam berat adalah unsur yang mempunyai densitas (masa jenis) lebih dari 5

    gr/cm3. Hg mempunyai densitas 13,55 gr/cm3. Diantara semua unsur logam berat, Hg

    menduduki urutan pertama dalam hal sifat racunnya, dibandingkan dengan logam berat

    lainnya, kemudian diikuti oleh logam berat antara lain Cd, Ag, Ni, Pb, As, Cr, Sn, Zn. Kasus

    keracunan baik fatal maupun non fatal hampir selalu dijumpai setiap tahunnya. Di

    Laboratorium/Instalasi Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas

    Airlangga/ RSU Dr. Soetomo Surabaya, kasus keracunan walaupun tidak menempati urutan

    teratas dari semua kasus forensik namun perlu mendapat cukup perhatian.

    Logam berat terutama merkuri merupakan bahan cemaran yang perlu diwaspadai

    karena dapat menimbulkan efek akumulatif seperti halnya penyakit Minamata di Jepang

    (Anon, 2000). Pada daerah perairan yang berdampingan/berdekatan dengan industri berat

    diduga tingkat pencemarannya lebih tinggi dibandingkan dengan perairan yang tidak

    berdekatan dengan industri berat. Hal ini disebabkan senyawa logam berat banyak digunakan

    dalam industri sebagai bahan baku, katalisator, fungisida maupun bahan tambahan lainnya.

    Menurut FDA di dalam Anon (1998), selain merkuri (Hg), jenis logam berat yang

    membahayakan kesehatan antara lain timbal (Pb), kadmium (Cd), arsen (As), khromiun (Cr)

    dan nikel (Ni). Tidak dipungkiri bahwa ada kaitan yang erat antara kemajuan teknologi yang

    demikian pesatnya dewasa ini dengan masalah diatas baik secara langsung maupun tidak

    langsung. Kemajuan-kemajuan dibidang industri, di lapangan pertanian, dibidang sosial

    ekonomi maupun budaya dan lain sebagainya tidak dapat luput dari dampak negatif yang

    menyertai sehingga membawa akibat-akibat yang juga merugikan bagi umat manusia.

    Meningkat dan meluasnya pemakaian obat-obatan sebagai produk farmasi, pemakaian

    insektisida, pemakaian bahan kimia sebagai bahan tambahan dalam makanan dan lan

    sebagainya mendorong terjadinya kasus-kasus keracunan fatal karena faktor kesengajaan

    ataupun kecelakaan, baik di lapangan industri, pertanian maupun rumah tangga serta dibidang

    medis, terlebih lagi karena tidak diimbangi dengan usaha-usaha pencegahan terhadap akibat-

    akibat merugikan yang ditimbulkannya..

    Toksikologi dewasa ini mengalami perkembangan sejalan dengan perkembangan ilmu

    dan teknologi sehingga bidang telaah toksikologi bukan hanya meliputi pengetahuan tentang

    hal ihwal racun dalam arti sempit namun menyangkut hal yang lebih luas lagi yaitu meliputi

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    4/42

    3

    evaluasi terhadap semua akibat-akibat yang berkaitan dengan produk farmasi, pestisida,

    bahan tambahan pada makanan bahkan sampai pada polusi lingkungan, akibat radiasi serta

    efek limbah kimia atau biologi.

    Dalam hal-hal yang telah diuraikan diatas dapat diartikan sebagai tantangan bagi kita

    semua untuk lebih mempersiapkan diri sebaik-baiknya, sebagai dokter dalam menangani

    kasus-kasus keracunan fatal (ataupun kadang-kadang pada kasus keracunan non fatal),

    terutama dalam penentuan sebab kematian korban, karena pengambilan kesimpulan sebab

    kematian korban akibat intoksikasi logam berat tidak dapat diambil tanpa melakukan analisa

    toksikologi yang jelas-jelas akan menunjukkan adanya atau ditemukannya racun penyebab

    kematian korban dalam jaringan atau cairan tubuh korban yang dianalisa.

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    5/42

    4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. ARSEN

    Arsen merupakan logam berat dengan valensi 3 atau 5, dan berwarna metal

    (steel-grey). Senyawa arsen didalam alam berada dalam 3 bentuk: Arsen trichlorida

    (AsCl3) berupa cairan berminyak, Arsen trioksida (As2O3, arsen putih) berupa

    kristal putih dan berupa gas arsine (AsH3). Lewisite, yang sering disebut sebagai gas

    perang, merupakan salah satu turunan gas arsine. Pada umumnya arsen tidak berbau,

    tetapi beberapa senyawanya dapat mengeluarkan bau bawang putih. Racun arsen pada

    umumnya mudah larut dalam air, khususnya dalam air panas .

    Arsen merupakan unsur dari komponen obat sejak dahulu kala. Senyawa

    arsen trioksida misalnya pernah digunakan sebagai tonikum, yaitu dengan dosis 3 x

    1-2 mg. Dalam jangka panjang, penggunaan tonikum ini ternyata telah menyebabkan

    timbulnya gejala intoksikasi arsen kronis. Arsen juga pernah digunakan sebagai obat

    untuk berbagai infeksi parasit, seperti protozoa, cacing, amoeba, spirocheta dan

    tripanosoma, tetapi kemudian tidak lagi digunakan karena ditemukannya obat lain

    yang lebih aman. Arsen dalam dosis kecil sampai saat ini juga masih digunakan

    sebagai obat pada resep homeopathi .

    Bermacam-macam bentuk senyawa kimia dari arsen ini yaitu sebagai berikut ;

    1. Arsen triokasida (As2O3), ialah bentuk garam inorganic dan bentuk trivial dariasam arsenat (H4AsO4) berwarna putih dan padat seperti gula.

    2. Arsen pentaoksida (As2O5)3. Arsenat (misalnya : PbHAsO4), ialah bentuk garam dari asam arsenat, merupakan

    senyawa arsen yang banyak dijumpai di alam dan bersifat kurang toksik.

    4. Arsen organic, arsen berikatan kovalen dengan rantai karbon alifatik atau strukturcincin,dimana arsen terikat dalam bentuk trivalent ataupun pentavalen.Bentuk

    senyawa arsen ini kurang toksin dibandingkan denagn bentuk senyawa arsen

    inorganic trivalent.

    Bentuk senyawa arsen yang paling beracun ialah gas arsin (AsH3),yang

    terbentuk bila asam bereaksi dengan arsenat yang mengandung logam lain.

    Selain dapat ditemukan di udara, air maupun makanan, arsen juga dapat

    ditemukan di industri seperti industri pestisida, proses pengecoran logam maupun

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    6/42

    5

    pusat tenaga geotermal. Elemen yang mengandung arsen dalam jumlah sedikit atau

    komponen arsen organik (biasanya ditemukan pada produk laut seperti ikan laut)

    biasanya tidak beracun(tidak toksik). Arsen dapat dalam bentuk in organik bervalensi

    tiga dan bervalensi lima. Bentuk in organik arsen bervalensi tiga adalah arsenik

    trioksid, sodium arsenik, dan arsenik triklorida., sedangkan bentuk in organik arsen

    bervalensi lima adalah arsenik pentosida, asam arsenik, dan arsenat (Pb arsenat, Ca

    arsenat). Arsen bervalensi tiga (trioksid) merupakan bahan kimia yang cukup

    potensial untuk menimbulkan terjadinya keracunan akut.

    2.1.1. Sifat-Sifat

    A. Karakteristik Arsen

    Arsen berwarna abu-abu, namun bentuk ini jarang ada di lingkungan. Arsen di

    air di temukan dalam bentuk senyawa dengan satu atau lebih elemen lain (Wijanto,

    2005).

    Arsen secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa dengan fosfor, dan

    sering dapat digunakan sebagai pengganti dalam berbagai reaksi biokimia dan juga

    beracun. Ketika dipanaskan, arsen akan cepat teroksidasi menjadi oksida arsen, yang

    berbau seperti bau bawang putih. Arsen dan beberapa senyawa arsen juga dapat

    langsung tersublimasi, berubah dari padat menjadi gas tanpa menjadi cairan terlebih

    dahulu. Zat dasar arsen ditemukan dalam dua bentuk padat yang berwarna kuning dan

    metalik, dengan berat jenis 1,97 dan 5,73.

    B. Sifat Kimia Arsen

    Arsen, Sb, dan Bi, terutama terdapat sebagai mineral sulfide seperti

    mispickel,FeAsS, atau stibnite,Sb2S3. Arsen, Sb, dan Bi, diperoleh sebagai

    logamnya.semuanya membentuk Kristal yang strukturnya mirip dengan fosfor hitam.

    Namun ketiga unsure tersebut tampak mengkilat dan seperti logam, serta mempunyai

    tahanan masing-masing 30, 40, dan 105 cm, yang bias dibandingkan dengan

    logam-logam seperti Ti dan Mn (berturut-turut 42 dan 185 cm). melalui reduksi

    oksidasinya dengan karbon dan hydrogen. Logamnya terbakar pada pemanasan dalam

    oksigen menghasilkan oksida.

    Arsen trihalida mirip dengan trihalida fosfor. SbCl3 berbeda karena ia larut

    dalam sejumlah air yang terbatas menghasilkan larutan jernih, yang dalam

    pengenceran menghasilkan okso klorida yang tidak terlarut seperti SbOCl dan

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    7/42

    6

    Sb4O5Cl2. Tidak ada ion Sb3+ sederhana dalam larutan BiCl3, suatu padatan Kristal

    putih, terhidrolisis oleh air menjadi BiOCl namun reaksi ini di bolak=balik.

    C. Sumber Pencemaran oleh Arsen

    Keberadaan arsen di alam (meliputi keberadaan di batuan (tanah) dan sedimen,

    udara, air dan biota), produksi arsen di dalam industri, penggunaan dan sumber

    pencemaran arsen di lingkungan.

    1. Keberadaan Arsen di Alama. Batuan (Tanah) dan Sedimen

    Di batuan atau tanah, arsen (As) terdistribusi sebagai mineral. Kadar

    As tertinggi dalam bentuk arsenida dari amalgam tembaga, timah hitam, perak

    dan bentuk sulfida dari emas. Mineral lain yang mengandung arsen adalah

    arsenopyrite (FeAsS), realgar (As4S4) dan orpiment (As2S3). Secara kasar

    kandungan arsen di bumi antara 1,5-2 mglkg (NAS, 1977). Bentuk oksida

    arsen banyak ditemukan pada deposit/sedimen dan akan stabil bila berada di

    lingkungan.

    Tanah yang tidak terkontaminasi arsen ditemukan mengandung kadar

    As antara 0,240 mg/kg, sedang yang terkontaminasi mengandung kadar As

    rata-rata lebih dari 550 mg/kg (Walsh & Keeney, 1975). Secara alami

    kandungan arsen dalam sedimen biasanya di bawah 10 mg/kg berat kering.

    Sedimen bagian bawah dapat terjadi karena kontaminasi yang berasal dari

    sumber buatan kering ditemukan pada sedimen bagian bawah yang dekat

    dengan buangan pelelehan tembaga.

    b. UdaraZat padat di udara (total suspended particulate = TSP) mengandung

    senyawa arsen dalam bentuk anorganik dan organik (Johnson & Braman,

    1975). Crecelius (1974) menunjukkan bahwa hanya 35% arsen anorganik

    terlarut dalam air hujan. Di lokasi tercemar, kadar As di udara ambien kurang

    dari satu gram per meter kubik (Peirson, et al 1974; Johnson & Braman, 1975).

    c. AirBeberapa tempat di bumi mengandung arsen yang cukup tinggi

    sehingga dapat merembes ke air tanah. Kebanyakan wilayah dengan

    kandungan arsen tertinggi adalah daerah aluvial yang merupakan endapan

    lumpur sungai dan tanah dengan kaya bahan organik. Arsenik dalam air tanah

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    8/42

    7

    bersifat alami dan dilepaskan dari sedimen ke dalam air tanah karena tidak

    adanya oksigen pada lapisan di bawah permukaan tanah (www.wikipedia.org,

    2009). Arsen terlarut dalam air dalam bentuk organik dan anorganik (Braman,

    1973; Crecelius, 1974). Jenis arsen bentuk organik adalah methylarsenic acid

    dan methylarsenic acid, sedang anorganik dalam bentuk arsenit dan arsenat.

    Arsen dapat ditemukan pada air permukaan, air sungai, air danau, air sumur

    dalam, air mengalir, serta pada air di lokasi di mana terdapat aktivitas panas

    bumi (geothermal).

    b.BiotaPenyerapan ion arsenat dalam tanah oleh komponen besi dan

    aluminium, sebagian besar merupakan kebalikan dari penyerapan arsen pada

    tanaman (WaIlsh, 1977). Kandungan arsen dalam tanaman yang tumbuh pada

    tanah yang tidak tercemari pestisida bervariasi antara 0,01-5 mg/kg berat

    kering (NAS, 1977). Tanaman yang tumbuh pada tanah yang terkontaminasi

    arsen selayaknya mengandung kadar arsen tinggi, khususnya di bagian akar

    (Walsh & Keene, 1975; Grant & Dobbs, 1977). Beberapa rerumputan yang

    mengandung kadar arsen tinggi merupakan petunjuk/indikator kandungan

    arsen dalam tanah (Porter & Peterson, 1975). Selain itu, ganggang laut dan

    rumput laut juga umumnya mengandung sejumlah kecil arsen.

    2. Produksi dalam IndustriBerdasarkan data yang digunakan dari Biro Pertambangan Amerika

    Serikat (Nelson, 1977), dapat diperkirakan bahwa total produksi senyawa arsen di

    dunia mulai tahun 1975 sekitar 600.000 ton. Negara-negara produser utama

    adalah: China, Peru, Swedia, USA dan USSR. Negara-negara tersebut mampu

    mencukupi sampai 90% produk dunia. Arsen trivalen adalah basis utama industri

    kimia arsen dan merupakan produk samping dalam pelelehan bijih tembaga dan

    timah hitam.

    3. Penggunaan Senyawa ArsenArsen banyak digunakan dalam berbagai bidang, yaitu salah satunya

    dalam bidang pertanian. Di dalam pertanian, senyawa timah arsenat, tembaga

    acetoarsenit, natrium arsenit, kalsium arsenat dan senyawa arsen organik

    digunakan sebagai pestisida.

    Sebagian tembakau yang tumbuh di Amerika Serikat, perlu diberi

    pestisida yang mengandung arsen untuk mengendalikan serangga yang menjadi

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    9/42

    8

    hama tanaman tersebut selama masa pertumbuhannya. Tembakau ini akan

    digunakan sebagai bahan baku pembuatan rokok.

    2.1.2. Dosis Toksik

    Toksisitas senyawa arsenik dan sangat bervariasi. Bentuk organik tampaknya

    memiliki toksisitas yang lebih rendah daripada bentuk arsenik anorganik.. Penelitian

    telah menunjukkan bahwa arsenites (trivalen bentuk) memiliki toksisitas akut yang

    lebih tinggi daripada arsenates (pentavalent bentuk). Minimal dosis akut arsenik yang

    mematikan pada orang dewasa diperkirakan 70-200 mg atau 1 mg/kg/hari. Sebagian

    besar melaporkan keracunan arsenik tidak disebabkan oleh unsur arsenik, tapi oleh

    salah satu senyawa arsen, terutama arsenik trioksida, yang sekitar 500 kali lebih

    beracun daripada arsenikum murni. Gejalanya antara lain: sakit di daerah perut,

    produksi air liur berlebihan, muntah, rasa haus dan kekakuan di tenggorokan, suara

    serak dan kesulitan berbicara, masalah muntah (kehijauan atau kekuningan, kadang-

    kadang bernoda darah), diare, tenesmus, sakit pada organ kemih, kejang-kejang dan

    kram, keringat basah, lividity dari ekstremitas, wajah pucat, mata merah dan berair.

    Gejala keracunan arsenik ringan mulai dengan sakit kepala dan dapat berkembang

    menjadi ringan dan biasanya, jika tidak diobati, akan mengakibatkan kematian.

    2.1.3. Aspek Farmakokinetik dan Farmakodinamik

    Mekanisme Masuknya Arsen dalam tubuh manusia umumnya melalui oral,

    dari makanan/minuman. Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap lambung dan

    usus halus kemudian masuk ke peredaran darah (Wijanto, 2005).Arsen adalah racun

    yang bekerja dalam sel secara umum.Hal tersebut terjadi apabila arsen terikat dengan

    gugus sulfhidril (-SH), terutama yang berada dalam enzim.Salah satu system enzim

    tersebut ialah kompleks.piruvat dehidrogenase yang berfungsi untuk oksidasi

    dekarboksilasi piruvat menjadi Co-A dan CO2 sebelummasuk dalam siklus TOA

    (tricarbocyclic acid). Dimana enzim tersebut terdiri dari beberapa enzim dan

    kofaktor.Reaksi tersebut melibatkan transasetilasi yang mengikat koenzim A(CoA-

    SH) untuk membentuk asetil CoA dan dihidrolipoil-enzim, yang mengandung dua

    gugus sulfhidril.Kelompok sulfhidril sangat berperan mengikat arsen trivial yang

    membentuk kelat.kelat dari dihidrofil-arsenat dapat menghambat reoksidasi dari

    kelompok akibatnya bila arsen terikat dengan system enzim, akan terjadi akumulasi

    asam piruvat dalam darah.

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    10/42

    9

    Arsenat juga memisahkan oksigen dan fosfolirasi pada fase kedua

    dariglikolosis dengan jalan berkompetisi dengan fosfat dalama reaksi gliseraldehid

    dehidrogenase.Dengan adanya pengikatan arsenat reaksi gliseraldehid-3-fosfat,

    akibatnya tidak terjadi proses enzimatik hidrolisis menjadi 3-fosfogliserat dan tidak

    memproduksi ATP.Selama Arsen bergabung dengan gugus SH,maupun gugus SH

    yang terdapat dalam enzim,maka akan banyak ikatan As dalam hati yang terikat

    sebagai enzim metabolic.Karena adanya protein yang juga mengandung gugus SH

    terikat dengan As, maka hal inilah yang meneyebbkan As juga ditemukan dalam

    rambut, kuku dan tulang.Karena eratnya As bergabung dengan gugus SH, maka

    arsen masih dapat terdeteksi dalam rambut dan tulang bebrapa tahun kemudian.

    Sekitar 90% arsen yang diabsorbsi dalam tubuh manusia tersimpan dalam

    hati,ginjal,dinding saluaran pencernaan,limfa, dan paru.Juga tersimpan dalam jumlah

    sedikit dalam rambut dan kuku serta dapat terdeteksi dalam waktu lama, yaitu

    beberapa tahun setelah keracunan kronis.Di dalam darah yang normal ditemukan

    arsen 0,2g/100ml. sedangkan pada kondisi keracunan ditemukan 10g/100ml dan

    pada oarng yang mati keracunan arsen ditemukan 60-90g/100ml.

    2.1.4. Manifestasi klinis dan Temuan pada Pemeriksaan Luar dan Pemeriksaan Dalam

    A. Toksisitas Akut

    Toksisitas akut arsen biasanya memperlihatkan gejala sakit perut, gejala

    tersebut disebabkan oleh adanya vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) yang

    akan mengakibatkan terbentuknya vesikel (lepuh) pada lapisan submukose

    lambung dan usus. Gangguan tersebut mengakibatkan rasa mual, muntah, diare

    (kadang bercampur darah) dan sakit perut yang sangat. Bau napas seperti bawang

    putih, diare profus menyebabkan banyak cairan tubuh keluar sehingga

    menyebabkan gejala hipontesi. Terjadinya diare profus menyebabakan banyak

    larutan protein terbuang keluar tubuh,sehingga mengakibatkan usus ridak berfungsi

    normal (enteropati). Arsen juga dapat menyebabkan peningkatan aktivitas mitotik

    pada sel hati. Gas arsenik dapat mengakibatkan hemolisis dalam waktu 3-4 jam dan

    mengakibatkan nekrosis tubulus ginjal akut sehingga terjadi kegagalan ginjal.

    Tanda-tanda toksisitas As yang akut juga terlihat jelas ialah dengan

    ditemukannya gejala rambut rontok kebotakan (alopesia) , tidak berfungsinya saraf

    tepi yang ditandai dengan kelumpukan anggota gerak bagian bawah,kaki

    lemas,persendian tangan lumpuh, dan daya reflex menurun

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    11/42

    10

    B. Toksisitas kronis

    Terjadinya toksisitas kronis biasanya melibatkan sejumlah populasi

    penduduk yang tinggal dalam suatu kawasan pencemarn lingkungan oleh arsen

    dari limbah industri pestisida, pabrik kertas, bubur pulp dan sebagainya.

    Epidemiologi penyakit toksisitas arsen kronis terjadi pada sebuah populasi

    penduduk di Bangladesh yang mengonsumsi air tanah yang mengandung arsen.

    Konsentrasi arsen dalam air tanah pada daerah tersebut dapat mencapai 10

    sampai 1820 mg/l. Gejala akan timbul dalm waktu 2 sampai 8 minggu sejak

    penderita mulai mengonsumsi air yang terkontaminasi tersebut. Gejala yang jelas

    terlihat adalah adanya kelainan pada kulit dan kuku, terciri dengan adanya

    hyperkeratosis, hiperpigmentasi, dermatitis dengan terkelupasnya kulit dan adanya

    warna putih pada persambungan kulit dan kuku.

    Toksisitas As kronik juga dapat meningkatkan penyebab risiko terjadinya

    kanker pada kulit, paru-paru, hati (liver-angiosarkoma), kantung kencing, ginjal,

    dan kolon. Beberapa kelompok peneliti menyatakan bahwa keracunan kronis A

    dapat menyebabkan hepatotoksik hidroarsenicisme (karena mengonsumsi air

    minum yang terkontaminasi As), hal tersebut terjadi setelah 1-15 tahun sejak

    mengonsumsi air tersebut. Hepatomegali (pembesaran hati) terjadi pada 76,7% dari

    248 pasien yang dirawat karena kasus toksisitas kronis As ini.

    Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan gejala kerusakan hati ditandai

    dengan kolestasis, hiperbilirubinemia dan peningkatan aktivitas enzim alkaline

    fosfatase yang disertai dengan tingginya konsentrasi arsenik dalam urine.

    Gangguan saraf perifer akan mulai terlihat pada fase lanjut.Saraf kaki

    akanlebih parah dari pada saraf tangan, menyebabkan kulumpuhan pada saraf

    motorik dan sensorik.Terlihat kecenderungan terjadinya ulcer (borok) dalam

    saluran pencernaan, hepatitis kronis, dan sirosis.

    Pada pemeriksaan darah tepi terlihat adanya pansitopeni (sel darah

    berkurang), terutama neutropeni (sel darah putih menurun).produksi sel darah

    merah berhenti dan adanya gambaran basophilic stippling.Anemia yang ada

    hubungannya dengan defisiensi asam folat juga terlihat.

    Pada penelitian epidemiologi, nyata hubungan antara toksisitas kronis dari

    arsen trivial dan arsen pentavalen dengan ditemukannya kasus kanker paru,kanker

    limfa, dan kanker kulit.

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    12/42

    11

    2.1.5. Penatalaksanaan

    A. Pencegahan Terjadinya Paparan Arsen

    Usaha pencegahan terjadinya paparan arsen secara umum adalah pemakaian

    alat proteksi diri bagi semua individu yang mempunyai potensi terpapar oleh arsen.

    Alat proteksi diri tersebut misalnya :

    - Masker yang memadai- Sarung tangan yang memadai- Tutup kepala- Kacamata khusus

    Usaha pencegahan lain adalah melakukan surveilance medis, yaitu

    pemeriksaan kesehatan dan laboratorium yang dilakukan secara rutin setiap tahun.

    Jika keadaan dianggap luar biasa, dapat dilakukan biomonitoring arsen di dalam

    urine. Usaha pencegahan agar lingkungan kerja terbebas dari kadar arsen yang

    berlebihan adalah perlu dilakukan pemeriksaan kualitas udara (indoor), terutama

    kadar arsen dalam patikel debu. Pemeriksaan kualitas udara tersebut setidaknya

    dilakukan setiap tiga bulan. Ventilasi tempat kerja harus baik, agar sirkulasi udara

    dapat lancar.

    B. Cara Menanggulangi Toksisitas Arsen

    Pada kasus keracunan akut, perlu segera diberi obat suportif dan simptomatik

    untuk mencegah terjadinya gejala neuropati. Pengobatan dengan pemberian khelasi

    spesifik yaitu BAL. Standar pemberian BAL ialah 3-5 mg/kg yang diberikan setiap

    4 jam selama 2 hari diikuti dengan pemberian 2,5 mg/kg setiap 6 jam selama 2

    hari. Kemudian diberikan 2,5 mg/kg setiap 12 jam selama 1 minggu. Pada periode

    pemberian pengobatan tersebut, sampel urine diperiksa setiap 24 jam dan

    pengobatan segera dihentikan jika konsentrasi As dalam urine kurang dari 50 mg.

    pengobatan BAL sering diikuti dengan pemberian penisilamin yang diberikan

    setiap 6 jam selama 5 hari.

    Pada kasus keracunan kronis, tindakan pertama yang dilakukan ialah

    menghilangkan sumber kontaminasi dari penderita. Pengobatan sistem kelasi tidak

    dianjurkan, karena As mempunyai waktu paruh biologik hanya sekitar 3-4 hari.

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    13/42

    12

    2.2. MERKURI

    Merkuri (Hg) merupakan obat penting selama berabad-abad, yaitu sebagai

    diuretika, antibakteri, sntiseptik, salep kulit dan laksan. Sekarang ini obat yang lebih

    efektif dan spesifik telah menggantikan Hg, sehingga keracunan merkuri dari obat

    berkurang, namun keracunan merkuri dari pencemaran lingkungan semakin menonjol.

    Kadar merkuri diudara, tanah dan air telah meningkat karena penggunaan bahan bakar

    fosil yang mengandung merkuri dalam jumlah besar dan meningkatnya penggunaan

    merkuri dibidang industri dan pertanian.

    2.2.1. Sifat-Sifat

    Merkuri (Hg) adalah logam bentuk cairan kental, berat, sangat mudah

    menyublim apabila dipanaskan. Pada dasarnya, merkuri/raksa (Hg) adalah unsur

    logam yang sangat penting dalam teknologi di abad modern saat ini. Merkuri adalah

    unsur yang mempunyai nomor atom (NA=80) serta mempunyai massa molekul relatif

    (MR= 200,59). Merkuri diberikan simbol kimia Hg yang merupakan singkatan yang

    berasal dari bahasa yunaniHydrargyricumyang berarti cairan perak. Bentuk fisik dan

    kimianya dangat menguntungkan karena merupakan satu-satunya logam yang

    berbentuk cair dalam temperatur kamar (25oC), titik bekunya paling rendah (-39oC),

    mempunyai kecendrungan menguap lebih besar, mudah bercampur dengan logam-

    logam lain menjadi logam campuran (Amalgam/Alloi), juga dapat mengalirkan arus

    listrik rendah.

    Gambar 1. Merkuri

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    14/42

    13

    Merkuri oleh Clarkson (1976) dapat digolongkan sebagai merkuri organik dan

    anorganik sebagai berikut:

    Merkuri anorganik terdiri dari raksa unsur dan garam merkurous dan merkuri

    yang dapat terurai. Merkuri yang bersifat molekul dan terikat dalam atom karbon

    disebut merkuri organik. Rantai pendek merkuri alkil, aril, dan alkoksialkil termasuk

    dalam kelompok ini. Ikatan merkuri karbon adalah stabil karena aktivitas merkuri

    yang rendah terhadap oksigen.

    Bentuk kimia merkuri mempunyai pengaruh terhadap pengendapannya. Secara

    umum ada tiga bentuk merkuri yaitu uap Hg (unsur Hg), garam Hg, dan Hg organik.

    Berikut akan dibahas mengenai tiga bentuk utama Hg tersebut:

    a. Uap Hg (unsur Hg)Unsur merkuri merupakan Hg anorganik yang paling mudah menguap. Unsur

    merkuri mempunyai tekanan uap yang tinggi dan unsur larut di dalam air. Pada

    suhu kamar kelarutannya kira-kira 60 mg/l dalam air dan antara 50 mg/l dalam

    lipida. Bila ada oksigen, merkuri diasamkan langsung ke dalam bentuk ionik. Uap

    merkuri wujud (hadir) dalam bentuk monoatom yang apabila terserap ke dalam

    tubuh akan dibebaskan ke dasar alveolar.

    Pajanan manusia terhadap uap Hg sudah lama dikenal dan sebagian besar

    disebabkan oleh jenis pekerjaan seseorang. Pajanan kronis Hg dalam udara ialah

    akibat kontaminasi yang tidak sengaja dalam ruangan berventilasi buruk,

    misalnya dalam laboratorium penelitian.

    b. Garam Hg terdapat dalam bentuk garam monovalen (Hg2Cl2) dan divalen(HgCl2).

    Dianatara kedua tahapan pengoksidaan, Hg2+ adalah lebih reaktif. Ia dapat

    membentuk kompleks dengan ligan organik, terutama golongan sulfurhidril

    (contohnya HgCl2sangat larut dalam air dan sangat toksik, sebaliknya HgCl tidaklarut dan kurang toksik).

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    15/42

    14

    HgCl2 (sublimat) yang dahulu diindikasi sebagai obat cacing, masih terdapat

    dalam sejumlah krim kulit sebagai antiseptik. Garam Hg merupakan iritan dan

    racun yang sangat kuat dari logam tersebut. Hg (NO2)2merupakan bahaya umum

    dalam industri topi laken lebih dari 400 tahun silam. Kelainan neurologis dan

    tingkah laku terjadi akibat pajanan ditempat kerja tersebut. HgCl2, yang pernah

    digunakan sebagai antiseptik juga digunakan untuk tujuan bunuh diri. Garam

    merkuri masih digunakan dalam industri dan limbah industri ke sungai telah

    mencemari lingkungan hidup. Merkuri anorganik di industri digunakan untuk

    memproduksi kloralkali dan alat elektronik, juga untuk pembuatan plastik,

    fungisida, germisida dan tanaman formula amalgam dalam kedokteran gigi.

    c. Hg organik yang digunakan dewasa ini mengandung merkuri dengan satu ikatankovalen dengan atom karbon. Ini merupakan suatu kelompok senyawa heterogen,

    dan masing-masing mempunyai kemampuan yang berbeda untuk menghasilkan

    efek toksik. Garam alkilmerkuri paling berbahaya dari kelompok senyawa ini,

    terutama metilmerkuri. Garam ini digunakan sebagai fungisida dan dapat

    menimbulkan efek toksik pada manusia.

    Sediaan-sediaan merkuri yang sering menimbulkan keracunan adalah:

    a. Metallic mercury (merkuri dalam bentuk logam) yang sering dijumpai padasediaan salep obat-obatan, kosmetika dan lain-lain. Logam merkuri sendiri tidak

    beracun, namun dapat toksis apabila berada dalam tubuh dalam jangka waktu

    cukup lama.

    b. Senyawa merkuri anorganik dapat berupa senyawa mercuro (Hg+) ataupunsenyawa mercuri (Hg++), dimana mercuri/Hg++biasanya mudah larut dan sangat

    toksis, sedang bentuk mercuro/Hg+ lebih tidak/sukar larut dan relatif kurang

    toksis.

    - Contoh senyawa Hg++:Sublimat (mercuri chloride), mercuri cyanide, mercuri salicylate, dan lain-

    lain.

    - Contoh senyawa Hg+:Calomel (mercuro choloride) dan lain-lain.

    c. Senyawa merkuri diuretika, sering dipakai dalam pengobatan misal sebagaidiuretika, germisida, pengawet.

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    16/42

    15

    Contoh: mercuri benzoat, mercuri oxycyanide, mercurochrome, salyargan, phenyl

    mercuri nitrat dan lain-lain.

    Dari semua senyawa merkuri diatas maka diambil contoh keracunan yang paling

    sering terjadi adalah akibat seblimat (mercuri chloride). Mercuri chloride berbentuk

    kristal dan menyublim pada temperatur 180oF. Sangat larut dalam air, rasa pahit dan

    membentuk endapan dengan albumin. Dipakai sebagai antiseptik atau desinfektansia.

    Jarang digunakan untuk tujuan pembunuhan.

    2.2.2. Dosis Toksik

    Dalam tubuh manusia mempunyai ketahanan hemostasis untuk mengontrol

    logam berat. Walaupun begitu, dalam konsentrasi yang berlebihan ia akan

    memberikan efek keracunan secara kronik atau akut. Beberapa logam toksik, dalam

    hal ini logam merkuri, mempunyai separuh hayat biologi yang panjang dan

    menyebabkan akumulasi di dalam tubuh.

    Senyawa merkuri anorganik pada umumnya sangat tergantung pada

    kelarutannya dalam cairan lambung, untuk menunjukkan toksisitasnya, makin larut

    dalam cairan lambung senyawa tersebut makin toksis. Sedang senyawa merkuri

    organik, toksisitasnya sangat bervariasi dan tidak selalu tergantung pada kelarutannya

    dalam cairan lambung. Mercuri chloridedengan kadar 0,1 gram sudah menyebabkan

    gejala-gejala keracunan serius. Dosis fatalnya sekitar 200-500 mg.

    Batas tertinggi merkuri dalam darah adalah 0,03-0,04 ppm. Kadar merkuri

    dalam darah diatas 0,04 ppm harus dianggap abnormal pada orang dewasa. Karena

    metilmerkuri terkumpul dalam eritrosit dan merkuri anorganik tidak, maka distribusi

    merkuri total antara eritrosit dan plasma merupakan petunjuk yang membedakan

    keracunan Hg anorganik atau organik. Hubungan anatara kadar Hg anorganik dalam

    darah dan toksisitasnya tergantung dari bentuk pajanan. Misalnya pajanan uap

    merkuri mengakibatkan kadar dalam otak kira-kira sepuluh kali lebih tinggi daripada

    kadar akibat pajanan garam Hg anorganik dengan dosis yang sama.

    2.2.3. Aspek Farmakokinetik dan Farmakodinamik

    Garam merkuri yang larut diabsorbsi dengan cepat melalui saluran pencernaan

    makanan atau mukosa membran lain. Dapat diabsorbsi melalui kulit yang intak dan

    tidak sampai menimbulkan keracunan akut karena absorbsinya sangat lambat namun

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    17/42

    16

    tidak jarang menyebabkan keracunan khronis. Dari deposit mercuri dalam tubuh,

    reabsorbsi akan dipercepat dengan pemberian senyawa jodida, karena asidosis atau

    karena trauma pada tempat suntikan sehingga menyebabkan keadaan

    mercurialisme.

    Adapun farmakokinetik dari tiga bentuk utama Hg adalah sebagai berikut:

    a. Unsur merkuriUnsur merkuri tidak toksik bila termakan karena absorpsi dari saluran cerna

    sangat rendah dan Hg dalam bentuk ini tidak bereaksi dengan molekul penting

    secara biologis. Uap merkuri yang terhirup diserap seluruhnya oleh paru dan

    dioksidasi menjadi kation merkuri divalen oleh katalase dalam eritrosit. Disposisi

    uap merkuri sama dengan garam Hg tetapi karena uap merkuri lebih cepat

    melintasi membran maka sejumlah besar uap merkuri telah memasuki otak

    sebelum dioksidasi sehingga toksisitasnya terhadap SSP lebih besar daripada

    bentuk divalennya.

    b. Garam merkuri anorganikGaram merkuri yang larut (Hg2+) memasuki sirkulasi bila diberikan secara

    oral. Absorbsi melalui usus kira-kira 10%, sejumlah besar Hg2+ tetap berikatan

    pada mukosa usus dan isi usus. Senyawa merkuri anorganik yang tidak dapat

    larut, seperti kalomel (Hg2Cl2), bisa mengalami oksidasi menjadi senyawa yang

    larut lebih mudah diabsorpsi. Distribusi merkuri anorganik sangat tidak beragam.

    Kadar tinggi Hg2+ ditemukan pada ginjal dan bertahan lebih lama daripada

    dijaringan lain. Kadar merkuri anorganik dalam darah sama tinggi dengan dalam

    plasma. Hg anorganik sukar melewati sawar darah otak atau plasenta. Logam ini

    diekskresi melalui urin dan tinja, tetapi ekskresi melalui tinja lebih penting. Masa

    paruhnya pada manusia kira-kira 60 hari.

    Efek toksisitas merkuri pada manusia bergantung pada bentuk komposisi

    merkuri, jalan masuknya ke dalam tubuh, dan lamanya berkembang. Contohnya

    adalah bentuk merkuri (HgCl2) lebih toksik daripada merkuro (HgCl). Hal ini

    disebabkan karena bentuk divalen lebih mudah larut daripada bentuk monovalen.

    Disamping itu, bentuk HgCl2 juga cepat dan mudah diabsorpsi sehingga daya

    toksisitasnya lebih tinggi.

    c. Merkuri organikHg organik diabsorpsi lebih lengkap melalui usus daripada garam anorganik

    karena Hg organik lebih larut dalam lemak dan kurang korosif terhadap mukosa

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    18/42

    17

    usus. Lebih dari 90% metilmerkuri diabsorpsi melalui saluran cerna manusia. Hg

    organik melintasi sawar darah otak dan plasenta sehingga efek neurologis dan

    teratogenik lebih nyata daripada yang disebabkan oleh garam anorganik. Hg

    organik didistribusi ke seluruh jaringan lebih merata daripada garam anorganik.

    Sebagian besar Hg organik terdapat dalam eritrosit. Rasio kadar Hg organik

    dalam eritrosit dengan kadar kadarnya dalam plasma berbeda tergantung dari

    bentuk senyawa, untuk metilmerkuri ialah 20:1. Ikatan karbon-merkuri dari

    beberapa Hg organik terurai setelah diabsorpsi. Penguraian ini sangat lambat pada

    metilmerkuri, dan Hg anorganik yang terbentuk tidak toksik. Arilmerkuri,

    misalnya merkurofen mempunyai ikatan merkuri-karbon yang labil, dan toksisitas

    senyawa ini serupa dengan toksisitas Hg anorganik. Ekskresi metilmerkuri

    terutama melalui tinja; kurang dari 10% melalui urin. Waktu paruh biologis

    metilmerkuri pada manusia kira-kira 65 hari.

    Merkuri mudah membentuk ikatan kovalen dengan sulfur, dan sifat inilah yang

    mendasari sebagian besar efek biologisnya. Apabila sulfur terdapat dalam bentuk

    sulfhidril, maka merkuri divalen menggantikan atom hidrogen membentuk

    merkaptida, X-Hg-SR dan Hg (SR)2; X menunjukkan suatu radikal elektronegatif dan

    R ialah protein. Hg organik membentuk merkaptida tipe RHg-SR. Akibatnya

    aktivitas enzim sulfidril terhambat sehingga metabolisme dan fungsi sel terganggu.

    2.2.4. Manifestasi klinis dan Temuan pada Pemeriksaan Luar

    Dari semua senyawa merkuri diatas maka diambil contoh keracunan yang paling

    sering terjadi adalah akibat seblimat (mercuri chloride). Mercuri chloride berbentuk

    kristal dan menyublim pada temperatur 180oF. Sangat larut dalam air, rasa pahit dan

    membentuk endapan dengan albumin. Dipakai sebagai antiseptik atau desinfektansia.

    Jarang digunakan untuk tujuan pembunuhan.

    Cara kejadian keracunan:

    a. Dahulu sering dipakai untuk tujuan bunuh diri (sublimat)b. Sering akibat kecelakaan, misalnya:

    - Dipakai sebagai vaginal douche- Terminum karena disangka obat

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    19/42

    18

    - Akibat sampingan pada industri yang memakai bahan mengandung senyawamerkuri.

    A. Manifestasi Klinis dan Temuan Pemeriksaan Luar pada Keracunan Akut:Keracunan akut (setelah beberapa menit sampai setengah jam setelah

    keracunan peroral) penderita menunjukkan gejala acute gastrointestinal

    inflamationdengan keluhan: rasa logam yang tajam pada mulut, rasa haus hebat,

    rasa terbakar pada kerongkongan dan perut.

    Gejala yang paling utama pada awal keracunan adalah mual, kemudian

    muntah bercampur darah disertai rasa sakit pada abdomen. Selanjutnya keluhan

    tenesmus serta diarrhea berdarah disertai dengan penurunan produksi urine,

    uremia dan collaps. Pada beberapa kasus tampak adanya kelainan pada mulut dan

    gigi berupa gingivitis dan juga stomatitis terutama pada keracunan peroral larutan

    pekat merkuri khlorida.

    Pada pemeriksaan luar: pada beberapa kasus tampak adanya kelainan pada

    mulut dan gigi berupa gingivitis dan juga stomatitis terutama pada keracunan

    peroral larutan pekat merkuri khlorida. Adanya garis kebiru-biruan pada gusi

    mirip dengan pada keracunan bismuth, hanya saja dengan derajat yang lebih

    ringan.

    B. Manifestasi Klinis dan Temuan Pemeriksaan Luar pada Keracunan Kronis:Biasanya terjadi karena kontak dengan uap merkuri, sehingga terjadi

    absorbsi melalui saluran pernapasan, maupun karena pemakaian senyawa yang

    mengandung merkuri pada jangka waktu lama. Gejala yang paling dini adalah

    albuminuria hebat, gingivitis, salivasi dan rasa logam pada mulut. Gejala umum

    lainnya adalah anorexia, berat badan turun, anemia, diare, cerebral excitability,

    tremor halus pada muka dan ekstremitas, insomnia serta kelemahan otot-otot.

    Temuan pada pemeriksaan luar: tanda yang paling khas adalah stomatitis

    disertai dengan pelunakan gusi, salivasi, lidah membengkak, nafas berbau busuk,

    mulut bernanah (luka), adanya garis biru kehitaman pada gusi dekat gigi. Tulang

    rahang dapat mengalami nekrosis akibat dari proses diatas yang nantinya dapat

    mengakibatkan fraktur spontan. Gingivitis diatas lebih jelas tampak pada

    penderita yang kurang memiliki kesehatan dan kebersihan gigi.

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    20/42

    19

    2.2.5. Temuan pada Pemeriksaan Dalam

    Sebab kematian:

    a. Keracunan akut- Kematian berkisar antara 1 jam setelah keracunan akibat shock atau karena

    depresi myocard

    - Dalam waktu 10 hari pertama akibat kegagalan ginjal- Dapat pula diperpanjang sekitar 2-3 minggu setelah keracunan akibat

    toxemia, kerusakan mukosa usus, hepatitis, colitis maupun karena gizi yang

    buruk (starvation)

    b. Keracunan kronis:Keracunan kronis jarang menimbulkan kematian kecuali karena sudah adanya

    efek yang sangat lanjut dari racun.

    Perubahan post mortem

    a. Pada mukosa mulut, pharynx dan oesophagus tampak luka etsa keputihan dandengan permukaan kasar

    b. Mukosa lambung, mukosa mengalami nekrosis berwarna abu-abukeperakan/putih keperakan, lambung mungkin kontraksi dan keriput, kadang

    dapat berwarna hijau kekuningan akibat regurgitasi empedu ke dalam lambung,

    apabila penderita tidak segera meninggal (beberapa hari kemudian)

    c. Colon mengalami inflamasi dengan derajat yang ringan (reddening) sampaipenebalan dan pembengkakan hebat dinding usus dengan pseudomembrane

    berwarna hitam kehijauan dan abu kekuningan.

    d. Ginjal membengkak dengan tanda-tanda spesifik:e. Yang khas keracunan corrosive sublimateadalah tidak terpengaruhnya glomeruli

    dan jaringan interstitial ginjal.

    f. Sering dijumpai adanya peripheral neuritis.

    2.2.6. Tes Kimia untuk Diagnosis Keracunan Merkuri

    a. Reinsch testHnya sebagai test pendahuluan/preeliminary test karena dapat memberi hasil

    positif untuk logam selain mercuri seperti arsen, antimony, bismuth, perak dan

    lain-lain.

    b. Mikro test terhadap hasil reinsch test- Pembentukan aluminium amalgam

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    21/42

    20

    Metoda yang sangat sensitif dan spesifik untuk deteksi mercuri yang

    didasarkan atas pembuatan aluminium amalgam yang segera membentuk

    aluminium oksida pada suasana udara lembab, sehingga terbentuk

    selanjutnya amalgam dari merkuri dengan aluminium bebas tadi, dan proses

    pembentukan oksida terulang kembali. Aluminium yang terbebas tadi

    dideteksi dengan natrium alizaria sulfomat.

    c. Penentuan kuantitatif dengan metoda titrasi dithizoned. Cara instrumentil (kuantitatif)

    - Chromatography- Spectrophotometry

    2.2.7. Penatalaksanaan

    Pada keracunan akut sublimat peroral:

    a. Segera berikan albumin (putih telur) dan lakukan segera kumbah lambung untukmencegah reabsorbsi racun. Sebagai cairan cuci lambung dipakai larutan 5-10%

    Na formaldehyde sulfoxylate dimana akan merubah sublimat (Hg++) menjadi

    senyawa merkuro (Hg+) yang tidak larut. Setelah itu segera berikan susu, putih

    telur atau bahan yang mengandung protein.

    b. Kadang lebih disukai memakai cairan cuci lambung dan sekaligus sebagai emeticadalah larutan Na-bicarbonat hangat.

    c. Berikan antidotum fisiologis B.A.L walau dikatakan hasilnya tidak seefektif padakeracunan arsenikum, tetapi dengan pemberian secara i.m larutan B.A.L dalam

    minyak dengan dosis mula-mula 300 mg kemudian diikuti dengan dosis 150 mg

    i.m setelah 1-2 jam kemudian, dan setelah 4-6 jam kemudian disusul dengan dosis

    150 mg kembali. Selanjutnya sebelum 12 jam terlampaui disusul lagi dengan

    dosis 150 mg. Dengan cara ini dapat menurunkan mortality rate dan

    menghasilkan yang efektif.

    d. Terapi simptomatis

    Pada keracunan kronis:

    a. Pemberian dimercaprol sebagaimana halnya dengan keracunan akutb. Menjaga kesehatan mulut dan gigi untuk mencegah efek lanjut gingivitis.

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    22/42

    21

    2.3. TIMBAL

    Keracunan timbal merupakan salah satu masalah lingkungan di dunia yang bisa

    merusak kesehatan manusia. Manusia senantiasa dapat terpapar logam berat di

    lingkungan kehidupannya sehari-hari. Dilingkungan yang kadar logam beratnya

    cukup tinggi, kontaminasi dalam makanan, air, dan udara dapat menyebabkan

    keracunan. Timbal atau timah hitam (Pb/plubum) adalah satu unsur logam berat yang

    lebih tersebar luas dibandingkan kebanyakan logam toksik lainnya. Kadar dalam

    lingkungan meningkat karena penambangan, peleburan, dan berbagai penggunaannya

    dalam industry. (Kemenkes, 2004). Timah hitam (Pb) tidak larut dalam air murni

    (Department of Sustainability, 2001). Makanan dan minuman yang bersifat asam,

    seperti air tomat, air buah, minuman kola, air apel dan asinan dapat melarutkan Pb

    yang terdapat pada lapisan mangkuk dan panci sehingga menyebabkan keracunan

    yang fatal pada manusia ( FK UI, 2008).

    Timah hitam (Pb) digunakan juga dalam produksi baterei, produk-produk yang

    digunakan untuk melindungi sinar-X, produksi plastik, karet, logam, korek api,

    amunisi, kembang api, bahan peledak, zat warna, bahan celup, cat, rodentisida,

    insektisida dan produk logam lainnya (pipa, solder, amunisi, pemberat pancingan,

    alat-alat elektronik dan campuran dengan logam lainnya). Bagi kebanyakan orang,

    sumber utama asupan Pb adalah makanan yang biasanya menyumbang 100-300 g

    per hari. (Departement of Sustainability, 2001).

    2.3.1. Sifat-Sifat

    Timbal (Pb) adalah unsur yang bersifat logam, dimana Pb memiliki sifat khusus,

    yaitu:

    - Merupakan logam yang lunak sehingga mudah ditempat atau dapat dipotongdengan menggunakan pisau atau tangan dan dapat dibentuk dengan mudah

    - Merupakan logam yang tahan terhadap zat korosi atau karat- Memiliki titik lebur rendah hanya 327,5C- Mempunyai kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan logam-logam,

    kecuali emas dan merkuri

    - Merupakan penghantar listrik yang kurang baik

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    23/42

    22

    2.3.2. Dosis Toksik

    Pada anak dan orang dewasa normal, nilai Pb darah berkisar antara 0,10-0,40

    ppm, pasien dengan kadar Pb darah 0,40 0,60 ppm tidak memperlihatkan gejala

    keracunan, namun mungkin memperlihatkan penurunan aktivitas d-ALA dehidratase

    yang nyata dan sedikit peningkatan ekskresi d-ALA dalam urin. Gejala keracunan Pb

    jelas terlihat bila kadar Pb darah melebihi 0,8 ppm dan lead enchelopathy terlihat jelas

    bila Pb darah lebih dari 1,2 ppm. Kebanyakan pasien dengan keracunan Pb yang nyata

    memperlihatkan kadar Pb 150-300 g/L urin. Permulaan keracunan Pb biasanya tidak

    jelas, sehingga perlu pengukuran kandungan Pb dalam tubuh orang yang terpajan. Uji

    mobilisasi dengan CaNa2EDTA membantu menentukan terdapatnya peningkatakn

    kandungan Pb dalam tubuh orang yang terpajan. Uji mobilisasi ini tidak pada pasien

    dengan gejala keracunan Pb yang nyata, uji ini dilaksanakan dengan infuse 1 g

    CaNa2EDTA dalam 250 mL larutan dekstrosa 5% selama satu jam. Kemudian

    produksi urin selama 4 hari dikumpulkan. Batas tertinggi ekskresi Pb orang dewasa

    normal ialah 600g. (FK UI, 2008).

    2.3.3. Aspek Farmakokinetik dan Farmakodinamik

    A. Aspek FarmakokinetikTimah hitam dapat diabsorpsi melalui berbagai cara, terutama melalui

    saluran cerna dan saluran napas. Saluran cerna terutama usus halus mengabsorbsi

    Pb sebanyak 5-10% dari Pb yang ditelan, sedangkan lambung tidak mengabsorbsi

    (FK UI, 1997). Absorpsi melalui usus pada orang dewasa kira-kira 10%, pada

    anak kira-kira 40%. Ada dugaan bahwa Pb dan kalsium berkompetisi dalam

    transpor lewat mukosa usus karena ada suatu hubungan timbal balik antara kadar

    kalsium makanan dan absorpsi Pb. Kekurangan zat besi dilaporkan meningkatkan

    absorpsi Pb melalui saluran cerna. Absorpsi Pb yang dihirup berbeda-beda

    tergantung dari bentuk (uap atau pertikel). Kira-kira 90% partikel Pb di udara

    diabsorpsi melalui saluran napas. Pb anorganik mula-mula terdistribusi di

    jaringan lemak terutama ginjal dan hati. Kemudian Pb mengalami redistribusi ke

    dalam jaringan keras yaitu tulang panjang dan gepeng, gigi dan rambut,

    sedangkan didalam darah hanya tersisia kira-kira 1% (FK UI, 2008).

    Sejumlah kecil Pb anorganik ditimbun dalam otak, sebagian besar dari

    jumlah tersebut pada substansia grissea dan ganglia basal. Hampir semua Pb

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    24/42

    23

    anorganik terikat dengan eritrosit dalam sirkulasi. Bila kadar Pb relatif tinggi

    dalam sirkulasi, barulah ditemukan Pb dalam plasma (FK UI, 2008).

    Akumulasi Pb dalam tulang mirip dengan akumulasi kalsium, tetapi

    sebagian Pb fosfat tersier, garam Pb di tulang (fosfat, karbonat) tidak

    menyebabkan efek toksik. Pada pajanan yang baru terjadi, kadar Pb lebih tinggi

    dalam tulang pipih daripada dalam tulang panjang, meskipun secara keseluruhan

    tulang panjang mengandung lebih banyak Pb. Dalam masa awal, deposisi kadar

    paling tinggi dalam epifisis tulang panjang. Faktor yang mempengaruhi distribusi

    kalsium juga mempengaruhi distribusi Pb. Asupan fosfat tinggi mempermudah

    penimbunan Pb dalam tulang dan mengurangi kadar Pb dalam jaringan lunak (FK

    UI, 2008).

    Pb disimpan dalam bentuk tri-lead-phosphate yang inaktif sehingga

    merupakan detoksikasi temporer, meskipun masih selalu ada pertukaran kecil

    antara tulang dan jaringan lunak, 90 % Pb terdapat pad atulang, tetapi pada

    keadaan tertentu, seperti infeksi saluran nafas bagian atas, stress fisik dna psikis,

    minuman alkohol, dan asidosis, akan terjadi mobilisasi yang lebih besar. Pb

    dilepas ke dalam darah sehingga timbul gejala-gejala. Hal inilah yang

    menjelaskan mengapa pada keracunan kronik gejalanya hilang timbul (FK UI,

    1997).

    Pada manusia eksresi urin lebih penting dan kadar Pb dalam urin

    berbanding langsung dengan kadarnya dalam plasma. Waktu paruh Pb dalam

    darah ialah 1-2 bulan, kadar mantap dicapai dalam waktu kira-kira 6 bulan.

    Asupan Pb normal per hari kira-kira 0,3 mg, sementara orang normal dengan

    asupan 0,6 mg per hari dalam jangka sangat lama dapat menderita keracunan.

    Asupan Pb yang lebih besar misalnya dengan asupan Pb 2,5 mg/hari keracunan

    terjadi setelah 4 tahun, sedangkan asupan 3,5 mg/ hari hanya memerlukan waktu

    beberapa bulan (FK UI, 2008).

    B. Aspek FarmakodinamikPenelanan Pb karbonat 20 g atau Pb asetat 20-30 g akan mengakibatkan

    keracunan akut. Sedangkan jika menelan 2 mg sehari selama beberapa minggu

    akan terjadi keracunan kronik (rata-rata hanya diserap 350 g). dalam air minum,

    maksimum hanya boleh terdapat 0,1ppm dalam makan maksimum 7 ppm, dalam

    udara maksimum 0,2 ppm. Keracunan akan menyebabkan spasme arteriol, maka

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    25/42

    24

    akan pucat. Gangguan spasme otot polos usus akan menimbulkan kolik, demikian

    pula dengan ureter. Anemia akan timbul karena gangguan pembentukan heme,

    hal ini karena Pb mempunyai afinitas yang kuat untuk mengikat S, sehingga akan

    meningkatkan diri pada gugus SH yaitu enzim-enzim yang berepran pada

    pembentukan heme seperti d-amino asam levulinat dehidratase, dan heme

    sintetase. Pembentukan heme terganggu menyebabkan timbulnya anemia

    hipokromik mikrositik. Selain itu, d-ALA dalam darah dan urin meningkat.

    Koproporfirin III dan porfobilinogen dapat meningkat juga (FK UI, 1997).

    Pb juga mengurangi umur eritrosit, dengan menghambat ATP-ase yang

    bereperan dalam pengaturan keseimbangan kation intra dan ekstra seluler. Syarat

    agar eritrosit dapat bertahan lama ialah banyak ion K+dan seidkit Na+ di dalam

    eritrosit. Untuk menahan K+ diperlukan oksidasi fosforilasi yang memerlukan

    ATP-ase. Pada keracunan hebat dapat terjadi hemolisis (FK UI, 1997).

    Dalam ginjal terjadi gangguan reabsorpsi pada tubuli sehingga timbul

    glukosuri, asama-amino-uri, fosfaturi. Gangguan ini timbul melalui hambatan

    ATP-ase. Pada SSP terjadi gangguan terhadapa MAO sehingga timbul edema

    serebri difus, edema perivaskuler, perdarahan, nekrosis kecil-kecilm degenerasi

    sel saraf, dan pembengkakan sel endotel.dapat pula timbul ensefalopati Pb yang

    ireversibel (FK UI, 1997).

    2.3.4. Manifestasi klinis

    Keracunan suatu zat ditentukan oleh kadar dan lamanya paparan. Keracunan

    dibedakan menjadi keracunan akut dan kronis.

    A. Keracunan AkutKeracunan Pb akut ditandai dengan kadar lebih dari 0, 72 ppm dalam darah,

    jarang terjadi. Keracunan yang biasanya disebabkan oleh masuknya senyawa Pb

    yang larut dalam asam atau inhalasi uap Pb. Gejala lain yang sering timbul ialah

    mual, muntah dengan muntahan menyerupai susu karena Pb klorida dan sakit

    perut hebat. Tinja warna hitam karena Pb sulfida, dapat disertai diare dan

    konstipasi. Pb yang diserap dengan cepat dapat menyebabkan sindrom syok yang

    juga disebabkan oleh kehilangan cairan lewat saluran cerna. Terhadap susunan

    saraf, Pb anorganik menyebabkan paresthesia, nyeri dan kelemahan otot. Anemia

    berat dan hemoglobinuria terjadi karena hemolisis darah. Jika keracunan akut

    dapat teratasi, umumnya terlihat gejala keracunan Pb kronis (FK UI, 2007).

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    26/42

    25

    B. Keracunan KronisGejala keracunan Pb kronis dapat dibedakan atas enam macam sindrom

    yaitu sindrom abdominal, neuromuskular, SSP, hematologi, renal dan sindrom

    lain.

    Sindrom abdominaldimulai dengan mual, malaise, sakit kepala. Konstipasi

    biasanya merupakan gejala awal paa orang dewasa, kadang-kadang terjadi diare.

    Rasa logam yang menetap merupakan gejala dini dari sindrom ini. Dengan

    memberatnya intoksikasi, anoreksia dan konstipasi menghebat. Spasme intestinal

    yang menyebabkan nyeri abdominal (Kolik Pb) merupakan gejala abdominal

    lanjut yang paling mengganggu dan berat. Serangannya bersifat paroksismal

    berupa kaku otot perut dan nyeri tekan daerah pusar (FK UI, 2007).

    Sindrom neuromuskular (lead palsy) lebih jarang terlihat, gejala ini

    merupakan gejala keracunan subakut lanjut. Gejala patognominis ialah wrist drop

    dan kadang-kadang foot drop karena yang terserang ialah oto aktif, terutama

    bagian ekstensor lengan bawah, pergelanhan jari tangan, jari, serta otot

    ekstraokular. Kelemahan otot tidak terjadi kecuali setelah aktivitas otot

    berlebihan (FK UI, 2008).

    Sindrom Hematologiantara lain berupa basophilic stipplingakibat agregasi

    asam ribonukleat pada eritrosit, yang terjadi bila kadar Pb darah 0,80 ppm atau

    lebih. Hal ini dianggap merupakan akibat penghambatan enzim pirimidin-5-

    nukleotidase oleh Pb, tetapi basophilic stippling bukan tanda patognomonik

    keracunan Pb. Gambaran hematologi intoksikasi Pb kronis yang sering timbul

    pada anak ialah anemia hipokrom mikrositer, anemia ini mirip anemia defisiensi

    besi dan dianggap disebabkan oleh dua faktor yaitu menurunnya umur eritrosit

    dan hambatan sintesis heme (FK UI, 2008).

    Sindrom SSP yang disebut juga enselopati timbal (lead encephalopathy)

    lebih sering terjadi pada anak-anak. Gejala permulaan berupa kekakuan, ataksia,

    vertigo, insomnia, gelisah dan iritabilitas. Dengan memberatnya enselopati pasien

    akan terangsang dan bingung, delirium disertai konvulsi tonik-klonik, letargi dan

    disusul koma (FK UI, 2008).

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    27/42

    26

    TOKSISITAS

    A. Toksisitas Pb pada AnakPada kebanyakan negara, toksisitas Pb terjadi pada anak yang belum

    sekolah (umur sekitar 3 tahun) yang tinggal di kawasan kumuh dan di bawah

    standar hidup layak, sehingga kurang kecukupan kebutuhan nilai nutrisinya. Anak

    yang hidup dalam lingkungan yang demikian cenderung mempunyai kebiasaan

    makan sembarangan, makan, dan minum bahan yang terkontaminasi Pb

    (Damono, 2006).

    Gejala keracunan akut Pb pada anak dimulai dengan hilangnya nafsu makan

    (anoreksia), kemudian diikuti dengan rasa sakit perut dan muntah, tidak

    berkeinginan untuk bermain, berjalan sempoyongan, sulit berkata-kata,

    ensepalopati dan akhirnya koma. Pada waktu 1-6 minggu setelah mengkonsumsi

    tidak terlihat gejala tapi segera setelah 6 minggu timbul gejala seperti di atas.

    Gejalanya juga adalah penurunan tingkat kecerdasan (IQ) dan pada anak yang

    lahir dari ibu yang berkadar Pb nya tinggi dalam darah menyebabkan bobot bayi

    yang dilahirkan lebih rendah daripada yang normal (Damono, 2006).

    B. Toksisitas Pb pada Orang DewasaKeracunan Pb pada orang dewasa kebanyakan terjadi di tempat mereka

    bekerja. Prevalensi kejadiannya bervariasi untuk setiap jenis pekerjaannya. Gejala

    yang terlihat ialah penderita terlihat pucat, sakit perut, konstipasi, muntah,

    anemia, dan sering terlihat adanya garis biru tepat di daerah gusi di atas gigi. Pada

    pemeriksaan psikologi dan neuropsikologi ditemukan adanya gejala sulit

    mengingat-ingat (sistem memori sangat berkurang), konsentrasi menurun, kurang

    lancar berbicara, dan gejala saraf lainnya. Resiko terjadinya toksisitas Pb pada

    orang dewasa bergantung pada pekerjaannya yang biasanya bersifat kronis. Pada

    pemeriksaan darah para pekerja terhadap konsentrasi Pb akan diketahui seberapa

    jauh derajat toksisitas kronis Pb tersebut (Damono, 2006).

    2.3.5. Pemeriksaan Kedokteran Forensik

    A. Pemeriksaan LuarDiagnosis keracunan Pb pada orang hidup ditegakan dengan melihat adanya

    gejala keracunan dan pemeriksaan kadar Pb darah dan urin. Jika orang meninggal

    karena keracunan kronik, maka didapatkan tubuh sangat kurus, pucat, terdapat

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    28/42

    27

    garis Pb, ikterik, atrofi otot lengan dan tungkai juga sering dijumpai (FK UI,

    1997).

    B. Pemeriksaan DalamKadar tertinggi Pb terdapat dalam tulang, ginjal, hati, dan otak sehingga

    bahan pemeriksaan diambil dari organ-organ tersebut, pada pemeriksaan dalam

    kedokteran forensik oleh karen intoksikasi atau keracunan timbal, maka dalam

    hasil pemeriksaan didapatkan (FK UI, 1997) :

    - Otak : Bila terdapat enselopati, dijumpai edema otak dan titik-titikperdarahan.

    - Lambung : Terdapat tanda-tanda dehidrasi, lambung mengerut (spastis),hiperemi, isi lambung berwarna putih, usus spastik dan feses berwarna

    hitam.

    - Usus : Jika karena keracunan kronik, biasanya didapatkan bercak hitam.- Ginjal : Menunjukan tanda tubular nekrosis, korteks menebal, dan hiperemi.

    Mikroskopik terlihat sel tubuli menunjukan degenerasi sitoplasma.

    - Tulang panjang : Bila dipotong tampak garis Pb yang lebih pucat darisekiatrnya.

    C.Pemeriksaan PenunjangNormal kadar Pb dalam darah kurang dari 60 g/100ml. bila lebih dari 70

    g/100ml berarti ada pemaparan abnormal. Bila lebih dari 100 g/100ml berarti

    telah terjadi keracunan. Pemeriksaan laboratorium untuk menentukan Pb dalam

    urin dapat dengan cara, dalam urin ditambahkan H2SO4 encer sehingga terbentuk

    endapan PbSO4berwarna putih, lalu disaring. Endapan ini tak alrut dalam HNO3

    tapi alrut dalam HCl atau NH4-asetat. Untuk pemeriksaan Pb dalam urin

    sebaiknya digunakan urin 24 jam. Dalam urin kadar Pb normal 0,5 g/100ml.

    pemaparan abnormal bila sama atau lebih besar dari 8 g/100ml, sedangkan

    keracunan bila sama atau lebih besar dari 20 g/100ml. pada keracunan

    didapatkan pula kadar koproporfirin 80 g/100ml kreatinin, dan d-ALA

    2mg/100mg kreatinin (FK UI, 1997).

    2.3.6. Penatalaksanaan

    Pengobatan awal fase akut intoksikasi Pb ialah secara suportif, dan selanjutnya

    harus dicegah pajanan lebih jauh. Serangan kejang diobati dengan diazepam;

    keseimbangan cairan dan elektrolit harus dipertahankan; edema otak diatasi dengan

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    29/42

    28

    manitol dna deksametason. Kadar Pb dalam darah harus ditentukan sebelum

    pengobatan dengan kelator. Kelator harus diberikan pada pasien dengan gejala atau

    kadar Pb darah melebihi 0,5-0,6 ppm. Ada tiga kelator yang biasanya digunakan

    dalam pengobatan intoksikasi Pb, yaitu:

    1. Kalsium disodium edetat (CaNa2EDTA) diberikan dengan dosis 50-75mg/kgBB/IM per hari dibagi dalam dua kali pemberian atau sebagai infuse

    selama 5 hari. Interval antara pemberian CaNa2EDTA dan pemberian BAL

    pertama ialah 4 jam. Pengulangan pemberian CaNa2EDTA bisa diberikan setelah

    pengobatan dihentikan 2 hari. Setiap rejimen CaNa2EDTA tidak boleh melebihi

    jumlah dosis 500mg/kgBB.

    2. Dimerkaprol (British antilewisite; BAL) diberikan dengan dosis 4mg/kgBB/IMsetiap 4 jam selama 48 jam, kemudian 6 jam selama 48 jam, dan akhirnya setiap

    6-12 jam selama 17 hari terakhir.

    3. D-penisilamin, efektif secara peroral dengan dosis 4x250 mg sehari selama 5 hari.Pada terapi jangka panjang, dosis tidak boleh melebihi 40 mg/kgBB/hari.

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    30/42

    29

    2.4. KADMIUM

    Kadmium merupakan logam toksik yang penting saat ini. Dalam alam,

    cadmium tercampur dengan seng dan Pb; ekskresi serta pengolahan kedua logam

    terakhir ini sering menyebabkan pencemaran lingkungan oleh kadmium. Unsur

    cadmium ditemukan pada tahun 1817, tetapi baru digunakan kira-kia 50 tahun yang

    lalu. Resistensi yang tinggi terhadap korosi, sifat elektrokimiawi yang berharga, dan

    sifat kimiawi yang bermanfaat lainnya menyebabkan cadmium digunakan secara luas

    dalam electroplating dan galvanisasi, dalam pembuatan plastik, warna cat (kuning)

    dan baterai nikel-kadmium.

    Pencemaran lingkungan dengan kadmium akan bertambah karena hanya

    kurang dari 5% cadmium yang mengalami daur ulang. Batu bara dan bahan bakar

    fosil lainnya mengandung cadmium, dan pembakaran benda ini melepaskan unsure

    cadmium ke dalam lingkungan. Pekerja pada tempat peleburan dan pabrik pengolahan

    logam lainnya dapat terpajan cadmium kadar tinggi diudara; namun bagi kebanyakan

    penduduk, yang paling utama adalah pada kontaminasi makanan.

    Bahan makanan yang tidak tercemar mengandung cadmium kurang dari 0,05

    g pergram berat basah, dan jumlah asupan rata-rata perhari kira-kira 50 g. Air

    minum biasanya tidak memberikan tambahan yang berarti dalam kadmium, tetapi,

    tetapi rokok sebaliknya. Setiap batang rokok mengandung 1 sampai 2 g kadmium.

    Walaupun absopsi cadmium melalui paru 10%, menghisap satu bungkus rokok

    perhari berarti mengkonsumsi kira-kira 1mg cadmium pertahun. Kerang serta hati dan

    ginjal hewan merupakan bahan makanan yang mengandung cadmium melebihi 0,05

    g/g. bila beras dan gandum terkontaminasi cadmium dalam tanah dan air, maka

    kadar cadmium bisa meningkat secara mencolok (1 g/g). Di Fuchu, Jepang setelah

    perang dunia II, sejumlah besar orang menderita nyeri reumatik dan otot, penyakit

    tersebut diberi nama itai-itai. Kemudian diketahui bahwa cadmium yang berasal dari

    limbah sebuah pabrik pengolahan Pb-Seng telah mencemari sawah setempat.

    Rekomendasi pemasukan Cd menurut gabungan FAO/WHO dengan batas

    toleransi tiap minggunya adalah 420 ug untuk orang dewasa dengan berat badan 60

    kg. Pemasukan Cd rata-rata pada tubuh manusia ialah 10-20 % dari batas yang telah

    direkomendasikan. Unsur ini dapat terlarut dalam larutan tanah, diserap oleh

    permukaan koloid organik maupun anorganik, terikat kuat dalam mineral-mineral

    tanah, diendapkan oleh senyawa-senyawa yang berada di dalam tanah dan terkandung

    di dalam bahan hidup.

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    31/42

    30

    2.4.1. Sifat-Sifat

    A. Sifat Fisik- Logam berwarna putih keperakan- Mengkilat- Lunak/Mudah ditempa dan ditarik- Titik lebur rendah- Akan kehilangan kilapnya jika berada dalam udara yang basah atau lembab

    dan akan mengalami kerusakan bila terkena uap amonia dan sulfur

    hidroksida

    B. Sifat Kimia- Cd tidak larut dalam basa- Larut dalam H2SO4 encer dan HCl encer Cd- Cd tidak menunjukkan sifat amfoter- Bereaksi dengan halogen dan nonlogam seperti S, Se, P- Cd adalah logam yang cukup aktif- Dalam udara terbuka, jika dipanaskan akan membentuk asap coklat CdO- Memiliki ketahanan korosi yang tinggi- CdI2 larut dalam alcohol

    Sumber-sumber dan bahan polutan

    Logam kadmium mempunyai penyebaran sangat luas di alam, hanya ada satu

    jenis mineral kadmium di alam yaitu greennockite (CdS) yang selalu ditemukan

    bersamaan dengan mineral spalerite (ZnS). Mineral greennockite ini sangat jarang

    ditemukan di alam, sehingga dalam eksploitasi logam Cd biasanya merupakan

    produksi sampingan dari peristiwa peleburan bijih-bijih seng (Zn). Biasanya pada

    konsentrat bijih Zn didapatkan 0,2 sampai 0,3 % logam Cd. Di samping itu, Cd juga

    diproduksi dalam peleburan bijih-bijih logam Pb(timah hitam) dan Cu(tembaga).

    Namun demikian, Zn merupakan sumber utama dari logam Cd, sehingga produksi

    dari logam tersebut sangat dipengaruhi oleh Zn.

    Dalam lingkungan,menurut Clark (1986) sumber kadmium yang masuk ke

    perairan berasal dari:

    1. Uap, debu dan limbah dari pertambangan timah dan seng.2. Air bilasan dari elektroplating.

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    32/42

    31

    3. Besi, tembaga dan industri logam non ferrous yang menghasilkan abu dan uapserta air limbah dan endapan yang mengandung kadmium.

    4. Seng yang digunakan untuk melapisi logam mengandung kira-kira 0,2 % Cdsebagai bahan ikutan (impurity); semua Cd ini akan masuk ke perairan melalui

    proses korosi dalam kurun waktu 4-12 tahun.

    5. Pupuk phosfat dan endapan sampah

    Sumber kadmium terutama dari biji seng, timbal-seng, dan timbal-tembaga-

    seng. Kandungan logam Cd bersumber dari makanan dan lingkungan perairan yang

    sudah terkontaminasi oleh logam berat. Kontaminasi makanan dan lingkungan

    perairan tidak terlepas dari aktivitas manusia didarat maupun pada perairan. Sifat

    logam Cd yang akumulatif pada suatu jaringan organisme serta sulit terurai. Kadmium

    dalam air juga berasal dari pembuangan industri dan limbah pertambangan. Logam ini

    sering digunakan sebagai pigmen pada keramik, dalam penyepuhan listrik, pada

    pembuatan alloy, dan baterai alkali.

    Bahan bakar dan minyak pelumas mengandung Cd sampai 0,5 ppm, batubara

    mengandung Cd sampai 2 ppm, pupuk superpospat juga mengandung Cd bahkan ada

    yang sampai 170 ppm. Limbah cair dari industri dan pembuangan minyak pelumas

    bekas yang mengandung Cd masuk ke dalam perairan laut serta sisa-sisa pembakaran

    bahan bakar yang terlepas ke atmosfir dan selanjutnya jatuh masuk ke laut.

    2.4.2. Dosis Toksik

    Uap kadmium sangat toksik dengan letal dosis melalui pernapasan

    diperkirakan 10 menit terpapar sampai dengan 190 mg/m3 selama 240 menit akan

    dapat menimbulkan kematian. Perkiraan dosis mematikan akut adalah sekitar 500

    mg/kg untuk dewasa, dan efek dosis akan nampak bila terabsarpsi 0,043 mg/kg/hari.

    2.4.3. Aspek Farmakokinetik dan Farmakodinamik

    Cadmium sukar diabsorpsi dari saluran cerna. Absorpsinya pada hewan coba

    kira-kira 1,5% dan pada manusia kira-kira 5%. Absorpsi cadmium melalui saluran

    napas para perokok antara 10-40%. Selanjutnya cadmium diangkut dalam darah,

    sebagian besar terikat pada eritrosit dan albumin. Setelah distribusi, kira-kira 50% dari

    jumlah cadmium dalam tubuh ditemukan pada hati dan ginjal. Waktu paruh cadmium

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    33/42

    32

    dalam tubuh berkisar antara 10-30 tahun. Eliminasi cadmium melalui feses secara

    kuantitatif lebih penting daripada melalui urin.

    Interaksi Kadmium dengan unsur nutrisi lain

    Beberapa unsur nutrisi yang berpengaruh terhadap hadirnya Cd dalam tubuh

    ialah seng,besi,tembaga,selenium,kalsium,piridoksin,asam askorbat dan protein yang

    interaksinya bersifat antagonisme. Kebanyakan toksisitas Cd terjadi karena adanya

    defisiensi unsur tersebut diatas yang mengakibatkan meningkatnya absorpsi Cd. Pada

    umumnya rendahnya intake unsur nutrisi esensial mengakibatkan bertambah parahnya

    toksisitas Cd, sedangkan intake yang tinggi dari unsur nutrisi esensial mengakibatkan

    berkurangnya efek toksisitas Cd.

    Beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa ada hubungannya

    antara absorpsi Cd dengan cadangan Fe dalam tubuh. Percobaan pada orang(pria dan

    wanita sukarelawan) yang diberi sarapan pagi mengandung 25 microgram Cd dalam

    bentuk CdCl2, menunjukkan bahwa 8,9% orang terlihat gejala adanya deposit Fe yang

    rendah, yang pada analisi serum feritin ditemukan kurang dari normal(

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    34/42

    33

    a. GinjalKadar cadmium 200 g/g ginjal, akan menyebabkan cedera ginjal; ada

    kemungkinan bahwa metalotienien sebagai pengikat cadmium, melindungi

    ginjal pada kadar cadmium yang lebih rendah. Proteinuria disebabkan oleh

    cedera tubuli proksimal. Pengukuran 2-mikroglobulin dalam urin merupakan

    petunjuk paling peka terhadap nefrotoksisitas cadmium. Pada pajanan

    cadmium berat, terjadi cedera glomeruli, berkurangnya filtrasi serta

    timbulnya aminoasiduria, glikosuria, dan proteinuria. Sifat cedera glomeruli

    tersebut tidak diketahui tetapi mungkin melibatkan suatu komponen

    autoimun.

    b. ParuSesak napas merupakan keluhan yang paling sering terjadi karena eemfisema

    dan fibrosis paru. Patogenesisnya tidak diketahui, namun secara spesifik

    cadmium menghambat sintesis 1- antitripsinplasma; dan terdapat asosiasi

    antara defisiensi 1- antitrypsin bawaan yang berat dengan emfisima pada

    manusia.

    c. Sistem kardiovaskularPeran kadmium dalam menyebabkan hipertensi sangat kontroversial.

    Penelitian yang bersifat epidemologis memperlihatkan bahwa orang yang

    meninggal karena hipertensi mengandung cadmium lebih tinggi dan rasio

    cadmium seng lebih tinggi dalam ginjal dibandingkan dengan orang yang

    meninggal karena sebab lain. Namun demikian, hipertensi tidak menonjol

    pada keracunan cadmium dalam industri. Efek hipertensi yang ditimbulkan

    cadmium pada manusia masih belum jelas.

    d. TulangSalah satu tanda utama penyakit itai-itai ialah osteomalasia. Tetapi penelitian

    di swedia dan inggris tidak menyokong hal ini. Jumlah asupan kalsium dan

    vitamin larut-lemak seperti vitamin D jauh lebih tinggi dinegara ini dari pada

    di jepang. Korban dijepang kebanyakan terdiri dari wanita multipara dan

    pascamenopause. Jadi, mungkin terdapat suatu interaksi antara cadmium, gizi

    dan penyakit tulang. Penyimpanan kalsium dalam tulang menurun pada

    orang yang terpajan cadmium. Efek cadmium ini bisa disebabkan oleh

    gangguan terhadap pengaturan ginjal atas keseimbangan kalsium dan fosfat.

    e. Testis

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    35/42

    34

    Nekrosis testicular terjadi pada hewan coba dengan pajanan akut cadmium;

    tetapi hal ini tidak ditemukan pada manusia.

    2.4.4. Temuan pada Pemeriksaan Dalam

    Hasil otopsi di USA menunjukkan bahwa absorpsi kadmium dalam tubuh

    masyarakat umum secara rata-rata 30 mg, yang didistribusikan dalam ginjal 33%, hati

    14%, paruparu 2% dan pankreas 0,3%, sisanya diekskresikan melalui saluran

    pencernaan. Efek toksik kadmium ginjal dapat berupa degenerasi sel-sel tubulus

    ginjal. Tingkat akumulasi kadmium tergantung pada jumlah dosis yang diberikan dan

    lama mengkonsumsi. Gejala klinis keracunan kadmium kronis sangat mirip dengan

    penyakit glomerulo-nephritis. Oleh karena itu gejala keracunan kadmium ini selalu

    disertai dengan proteinuria, glukosuria, kadar kalsium dan asam-amino dalam urine

    juga meningkat.

    2.4.5. Penatalaksanaan

    Terapi efektif untuk keracunan cadmium sukar dilakukan. Setelah penghirupan

    akut, pasien harus dipindahkan dari sumber cadmium dan ventilasi paru harus

    dipantau dengan cermat. Napas buatan dan terapi kelasi dengan CaNa 2EDTA

    umumnya diberikan, meskipun tidak terbukti bermanfaat. Dimerkaprol

    dikontraindikasi karena obat inimeningkatkan nefrotoksisitas. Hal tersebut mungkinkarena cadmium didistribusi ketempat yang sukar dicapai oleh kelator.

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    36/42

    35

    2.5. ANTIMONI

    2.5.1. Sifat-Sifat

    Antimon adalah suatu unsur metaloid kimia dalam tabel periodik yang

    memiliki lambang Sb dan nomor atom 51. Lambangnya diambil dari bahasa Latin

    Stibium. Antimon merupakanmetaloid dan mempunyai empatalotropibentuk. Bentuk

    stabil antimon adalah logam biru-putih. Antimoni kuning dan hitam adalah logam tak

    stabil. Antimon digunakan sebagai bahan tahan api, cat, keramik, elektronik dankaret.

    Antimon merupakan unsur dengan warna putih keperakan, berbentuk kristal

    padat yang rapuh. Daya hantar listrik (konduktivitas) dan panasnya lemah. Zat ini

    menyublim (menguap dari fasa padat) pada suhu rendah. Sebagai sebuah metaloid,

    antimon menyerupai logam dari penampilan fisiknya tetapi secara kimia ia bereaksi

    berbeda dari logam sejati.

    Sifat Kimia Antimon

    1. Reaksi dengan airKetika antimon panas merah akan bereaksi dengan air untuk membentuk antimon

    (III) trioksida.

    2Sb (s) + 3H2O (g) Sb2O3(s) + 3H2(g)

    2. Reaksi dengan udaraKetika antimon dipanaskan akan bereaksi dengan oksigen di udara untuk formulir

    trioksida antimon (III).

    4Sb (s) + 3O2(g) 2Sb2O3(s)

    3. Reaksi dengan halogenAntimon bereaksi dalam kondisi yang terkendali dengan semua halogen untuk

    membentuk antimon (III) dihalides.

    2Sb (s) + 3F2 (g) 2SbF3(s)

    2Sb (s) + 3Cl2(g) 2SbCl3(s)

    2Sb (s) + 3Br2(g) 2SbBr3(s)

    2Sb (s) + 3I2(g) 2SbI3(s)

    4. Reaksi dengan asamAntimon larut dalam asam sulfat pekat panas atau asam nitrat, untuk membentuk

    solusi yang mengandung Sb (III). Reaksi asam sulfat menghasilkan sulfur (IV)

    gas dioksida. Antimon tidak bereaksi dengan asam klorida dalam ketiadaan

    oksigen.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Unsur_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tabel_periodikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Nomor_atomhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Latinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Metaloidhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Alotropi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Karethttp://id.wikipedia.org/wiki/Unsurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kristalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Metaloidhttp://id.wikipedia.org/wiki/Logamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Logamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Metaloidhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kristalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Unsurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karethttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Alotropi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Metaloidhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Latinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Nomor_atomhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tabel_periodikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Unsur_kimia
  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    37/42

    36

    2.5.2. Dosis Toksik

    A. Dosis Toksik:

    100-200B. Toksisitas :

    - Data pada manusiaTCLo inhalasi:73 mg/kg

    - Data pada hewanLD50 oral-tikus (rat) 525 mg/kg ; LD50 intraperitoneal-tikus (mouse) 13

    mg/kg; LD50 oral-marmut (guinea pig) 574 mg/kg; LD50 oral tikus (mouse)

    700 mg/kg; LD50 dermal-kelinci (rabbit) 1120 mg/kg; TDLo oral-marmot

    (guinea pig) 22282 mg/kg/9W-I; TDLo oral-marmot (guinea pig) 8518

    mg/kg/26W-I; TDLo oral-tikus (rat) 44 mg/kg; Pasangan kromatida paru-paru

    hamster 2500 ug/L.

    - Data KarsinogenikIARC : Tidak ada komponen pada bahan ini keberadaannya mempunyai

    tingkat lebih atau sama dengan 0,1% yang diidentifikasikan sebagai

    karsinogen atau berpotensi sebagai karsinogen.

    2.5.3. Aspek Farmakokinetik dan dan Farmakodinamik

    Absorpsi antimoni melalui usus bervariasi. Distribusinya tergantung dari lama

    pemberian. Sebagian besar antimoni disimpan dalam hati, ginjal, jantung dan paru.

    Antimoni diendapakan dalam rambut dan kuku dalam waktu yang cukup lama. Selain

    itu juga diendapkan dalam tulang dan gigi. Antimoni dieliminasi melalui tinja, urin,

    keringat, ASI, rambut, kulit, dan paru. Pada manusia, sebagian besar antimoni

    dikeluarkan melalui urin. Masa paruh untuk ekskresi antimoni dalam urin adalah 3-5

    hari.

    2.5.4. Manifestasi klinis

    A. TerhirupBerbahaya jika terhirup, dapat menimbulkan gejala: sakit tenggorokan, batuk, dan

    sesak napas.

    B. Kontak dengan kulitBerbahaya jika terabsorbsi melalui kulit. Dapat menimbulkan iritasi kulit

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    38/42

    37

    C. Kontak dengan mataDapat menyebabkan erosi kornea atau kehilangan penglihatan.Dapat meyebabkan

    iritasi mata. Dapat gejala kemerahan, nyeri dan luka parah.

    D. TertelanDapat menyebabkan mual, muntah, sakit perut, dan diare serta Iritasi saluran

    pencernaan.

    E. TerhirupMual, muntah, sakit kepala, hemolisis

    F. Kontak dengan kulitDapat menyebabkan kulit menjadi tipis, menghitam, atau pecah- pecah.

    2.5.5. Temuan pada Pemeriksaan Luar

    Pada keracuan antimoni kronik tampak dari luar terlihat kelainan yang merata

    dipermukaan kulit yang ditandai dengan kekeringan pada kulit, ketombe, permukaan

    yang hyperkeratosis. Secara klinis terlihat Rain Drop/ pigmentasi punctata, tapi hal ini

    tidak terdapat setelah meningggal kecuali bila keadaan sudah berat. Hal ini lebih

    sering terjadi pada lipatan-lipatan kulit, dahi dan leher. Kerontokan rambut mungkin

    timbul, dapat terjadi penebalan dan edema dari wajah dan curiga terdapat myxedema.

    2.5.6. Temuan pada Pemeriksaan Dalam

    Saat otopsi bila tertelan kristal putih maka akan timbul efek pemutihan

    mukosa mulut, faring dan esofagus walau perdarahan lokal juga bisa terjadi.

    Diperut juga terjadi kerusakan mukosa dan warnanya menjadi cokelat tua atau

    hitam yang berasal dari asam hematin, dindingnya erosi. Kristal kalsium oksalat bisa

    terlihat pada isi perut atau dinding mukosa.

    Kematian pada korban yang telah melewati fase akut disebabkan karena

    kelainan fungsi otot (termasuk kelainan myocardium) karena hipokalemi akibat

    presipitasi kalsium tubuh. Kematian terjadi sertelah 2-10 hari.

    Pada keracunan akut temuan mungkin hanya sedikit. Pada kematian yang

    terjadi 1 jam. Mungkin bisa ditemukan iritasi minimal pada GIT bagian atas seperti

    tanda kemerahan pada mukosa gaster terutama sepanjang tepi atas dari rugae.

    Gambaran red velvet ditemukan pada beberapa lapisan diperut. Pada keracunan akut

    mungkin terdapat lapisan mucus dan granule dari agen beracun yang terperangkap

    pada lapisan tersebut. Usus halus biasanya normal pada keracunan akut.

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    39/42

    38

    Lesi lain yang mungkin ditemukan adalah subendokardial hemorragi pada

    dinding ventrikel kiri. Hal ini tentu saja temuan yang umum pada kondisi shock yang

    berat ketika hipotensi timbul tiba-tiba. Hal ini terlihat pada luka-luka yang banyak,

    yang kehilangan banyak darah, penurunan tekanan darah dan shock neurogenik.

    Perdarahan terletak dibagian atas septum interventrikulare dan pada otot

    papillary yang berlawanan. Pada kasus keracuan kronik antimoni, gambaran agak

    berbeda dengan yang akut, meskipun sedikitnya ada kejadian yang mendukung atau

    kejadian yang tidak langsung, diagnosis mungkin saja masih sulit untuk ditentukan.

    Pada pemeriksaan dalam, lambung normal atau dapat juga menunjukan

    gastritis kronis dengan disertai penebalan mukosa dan lapisan suserous dapat terlihat

    adanya mucus dan kemerahan akibat inlamasi dari ruggae, kadang-kadang didaptkan

    gastritis hemoragik dengan erosi akut atau kronis. Pada usus kecil berdilatasi dan

    merah merata, dengan mukosa yang menebal dan gambaran keseluruhannya edema

    kongestif yang non-spesifik yang umum ditemukan pada penyakit enteritis. Jarang

    terjadi ulcerasi pada mukosa, isi dari usus sendiri dapat berlebihan atau berupa cairan

    dengan gambaran seperti air perasan beras. Usus besar juga menunjukan perubahan

    yang minimal atau dapat juga normal, isi nya dapat cair dan sama seperti usus kecil.

    Pada hepar menunjukkan perlemakan hati/ nekrosis yang berat, kadang dapat

    ditemukan pada lobus perifer. Kerusakan hati yang berat ditandai dengan terlihatnya

    warna kuning pada tubuh. Ginjal pada keracunan antimoni menjadi rusak akibat

    terjadi nekrosis tubular. Myokardium menunjukkan erusakan myofibril, kumpulan sel

    interstitial dan degenerasi lemak.

    2.5.7. Penatalaksanaan

    - Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjaminpertukaran udara.

    - Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengancara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan

    oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.

    - Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.o Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis: Dewasa: 10-20 mg IV dengan

    kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30 menit, jika perlu dosis ini dapat

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    40/42

    39

    diulang setelah 30-60 menit. Mungkin diperlukan infus kontinyu sampai

    maksimal 3 mg/kg BB/24 jam. Anak-anak: 200-300 g/kg BB.

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    41/42

    40

    BAB III

    SIMPULAN

    3.1 SimpulanDari penjabaran yang telah disebutkan sebelumnya, dapat kami simpulkan bahwa

    pada intoksikasi logam berat, logam berat dapat menimbulkan gangguan pada faal tubuh

    organisme oleh karena daya kerja yang umumnya melalui mekanisme penghambatan suatu

    sistem enzim tertentu, seperti halnya pada merkuri (Hg) dan Arsen (As) akan menghambat

    gugus sulfhydryl (-SH group) dari suatu sistem enzym. Intoksikasi logam berat memiliki ciri

    tertentu dan dengan pemeriksaan forensik serta pemeriksaan penunjang dapat dibedakan dari

    keracunan pada zat atau logam berat lainnya.

  • 5/24/2018 Intoksikasi Logam Berat Jadi

    42/42

    41

    DAFTAR PUSTAKA

    Alfian, Zul. 2006. Merkuri Antara Manfaat dan Efek Penggunaannya Bagi Kesehatan

    Manusia dan Lingkungan. Available at

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/708/1/08E00123.pdf [Accessed at:

    March, 8th2014 ]

    Badan POM RI. 2010. Antimony Triklorida Sentra Informasi Keracunan Nasional

    (SIKERNAS), Pusat Informasi Obat dan Makanan. Available at:

    http://www.google.com/url?q=http://ik.pom.go.id/v2012/katalog/ANTIMONY%2520T

    RIKLORIDA.pdf&sa=U&ei=IdUmU_H5LI2TigfUq4G4Bw&ved=0CCcQFjAD&sig2

    =gkMfcOB-Mh97R1iqwCrTrA&usg=AFQjCNGMq-

    u4P6WZp6wvZKnygzCYQBIcTg [Accessed at: March, 10th2014]

    Budiyanto, Arif., dkk. 1997. Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas

    Indonesia. Penerbit Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas

    Indonesia: Jakarta

    Darmono. (2006).Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam. UI-Press: Jakarta

    Department of Sustainability, Environment, Water, Population and Communities of australian

    Goverment. 2001. Air toxics and indoor air quality in Australia. Available at:

    http://www.environment.gov.au/atmosphere/airquality/publications/sok/lead.html

    [Accessed at: March, 10th2014]

    Kusuma, Soekry Erfan., dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal.

    Edisi 3. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK Unair: Surabaya

    Subakti, P. 2011. Analisis Logam Berat. Available at:

    http://www.respiratory.usu.ac.id/bitstream/4/chapterII/pdf [Accessed at: March, 14th

    2014]

    Tim Farmakologi FK UI. 2008.Farmakologi dan Terapi. Balai Penerbit FK UI: Jakarta

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/708/1/08E00123.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/708/1/08E00123.pdfhttp://www.google.com/url?q=http://ik.pom.go.id/v2012/katalog/ANTIMONY%2520TRIKLORIDA.pdf&sa=U&ei=IdUmU_H5LI2TigfUq4G4Bw&ved=0CCcQFjAD&sig2=gkMfcOB-Mh97R1iqwCrTrA&usg=AFQjCNGMq-u4P6WZp6wvZKnygzCYQBIcTghttp://www.google.com/url?q=http://ik.pom.go.id/v2012/katalog/ANTIMONY%2520TRIKLORIDA.pdf&sa=U&ei=IdUmU_H5LI2TigfUq4G4Bw&ved=0CCcQFjAD&sig2=gkMfcOB-Mh97R1iqwCrTrA&usg=AFQjCNGMq-u4P6WZp6wvZKnygzCYQBIcTghttp://www.google.com/url?q=http://ik.pom.go.id/v2012/katalog/ANTIMONY%2520TRIKLORIDA.pdf&sa=U&ei=IdUmU_H5LI2TigfUq4G4Bw&ved=0CCcQFjAD&sig2=gkMfcOB-Mh97R1iqwCrTrA&usg=AFQjCNGMq-u4P6WZp6wvZKnygzCYQBIcTghttp://www.google.com/url?q=http://ik.pom.go.id/v2012/katalog/ANTIMONY%2520TRIKLORIDA.pdf&sa=U&ei=IdUmU_H5LI2TigfUq4G4Bw&ved=0CCcQFjAD&sig2=gkMfcOB-Mh97R1iqwCrTrA&usg=AFQjCNGMq-u4P6WZp6wvZKnygzCYQBIcTghttp://www.google.com/url?q=http://ik.pom.go.id/v2012/katalog/ANTIMONY%2520TRIKLORIDA.pdf&sa=U&ei=IdUmU_H5LI2TigfUq4G4Bw&ved=0CCcQFjAD&sig2=gkMfcOB-Mh97R1iqwCrTrA&usg=AFQjCNGMq-u4P6WZp6wvZKnygzCYQBIcTghttp://www.environment.gov.au/index.htmlhttp://www.environment.gov.au/atmosphere/airquality/publications/sok/lead.htmlhttp://www.environment.gov.au/atmosphere/airquality/publications/sok/lead.htmlhttp://www.respiratory.usu.ac.id/bitstream/4/chapterII/pdfhttp://www.respiratory.usu.ac.id/bitstream/4/chapterII/pdfhttp://www.respiratory.usu.ac.id/bitstream/4/chapterII/pdfhttp://www.environment.gov.au/atmosphere/airquality/publications/sok/lead.htmlhttp://www.environment.gov.au/index.htmlhttp://www.google.com/url?q=http://ik.pom.go.id/v2012/katalog/ANTIMONY%2520TRIKLORIDA.pdf&sa=U&ei=IdUmU_H5LI2TigfUq4G4Bw&ved=0CCcQFjAD&sig2=gkMfcOB-Mh97R1iqwCrTrA&usg=AFQjCNGMq-u4P6WZp6wvZKnygzCYQBIcTghttp://www.google.com/url?q=http://ik.pom.go.id/v2012/katalog/ANTIMONY%2520TRIKLORIDA.pdf&sa=U&ei=IdUmU_H5LI2TigfUq4G4Bw&ved=0CCcQFjAD&sig2=gkMfcOB-Mh97R1iqwCrTrA&usg=AFQjCNGMq-u4P6WZp6wvZKnygzCYQBIcTghttp://www.google.com/url?q=http://ik.pom.go.id/v2012/katalog/ANTIMONY%2520TRIKLORIDA.pdf&sa=U&ei=IdUmU_H5LI2TigfUq4G4Bw&ved=0CCcQFjAD&sig2=gkMfcOB-Mh97R1iqwCrTrA&usg=AFQjCNGMq-u4P6WZp6wvZKnygzCYQBIcTghttp://www.google.com/url?q=http://ik.pom.go.id/v2012/katalog/ANTIMONY%2520TRIKLORIDA.pdf&sa=U&ei=IdUmU_H5LI2TigfUq4G4Bw&ved=0CCcQFjAD&sig2=gkMfcOB-Mh97R1iqwCrTrA&usg=AFQjCNGMq-u4P6WZp6wvZKnygzCYQBIcTghttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/708/1/08E00123.pdf