interpretasi data klinik

65
Penggunaan Obat Rasional dan Interpretasi Data Laboratorium Kelompok 9 Merry Suryani I22112010 Nuranissa I22112018 Wahid Hasyim Ashari I22112017 Bary Azhari I22112019

Upload: wahied-na-hasyim

Post on 06-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


38 download

DESCRIPTION

wahid farmasiuntan

TRANSCRIPT

Penggunaan Obat Rasional dan Interpretasi Data Laboratorium

Penggunaan Obat Rasional dan Interpretasi Data LaboratoriumKelompok 9Merry Suryani I22112010Nuranissa I22112018Wahid Hasyim Ashari I22112017Bary Azhari I22112019Penggunaan Obat RasionalObat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan (Ansel, 1985)Apa itu obat?Pengobatan dapat disebut rasional apabila pasien menerima terapi yang tepat sesuai dengan kebutuhan kliniknya, sesuai dengan dosis yang dibutuhkannya, pada periode waktu yang adekuat, dan dengan harga yang terjangkau untuk pasien dan masyarakat (WHO,1985).

Pengobatan RasionalPenggunaan obat dikatakan rasional jika memenuhi kriteriaTepat diagnosisSesuai dengan indikasi penyakit Tepat pemilihan obat Tepat Dosis Tepat cara pemberian Tepat interval waktu pemberian Tepat lama pemberian

Waspada terhadap efek sampingPenilaian terhadap kondisi pasien Tepat Informasi Tepat dalam melakukan upaya tindak lanjut Obat yang Efektif, aman, dan mutu terjamin dan terjangkau. Tepat Penyerahan obat Pasien patuh terhadap perintah pengobatan yang dibutuhkan

Dampak pada mutu pengobatan dan pelayanan.Contoh : Penderita ISPA non pneumonia pada anak sering diberikan antibiotik

Dampak terhadap biaya pengobatanContoh : Penggunaan obat tanpa indikasi yang jelas, atau pemberian obat untuk keadaan yang sama sekali tidak memerlukan terapi obat

Dampak terhadap kemungkinan efek samping dan efek lain yang tidak diharapkanContoh : Terjadinya resistensi kuman terhadap antibiotik merupakan salah satu akibat dari pemakaian antibiotik yang berlebihan (over prescribing), maupun pemberian yang bukan indikasi (misalnya infeksi yang disebabkan oleh virus).

Dampak terhadap mutu ketersediaan obatContoh : keluhan demam,batuk dan pilek mendapatkan antibiotik untuk rata-rata 3 hari pemberian

DAMPAK PENGGUNAAN OBAT YANG TIDAK RASIONAL

Pembuat resep (dokter), dokter yang kurang pengetahuan, ketrampilan dan tidak percaya diri, pengalaman praktek sehari-hari yang keliru, aktivitas promosi yang bias dari industri farmasi, tekanan permintaan dari pasien, generalisasi pengobatan penyakit, waktu diagnosa yang terbatasPasien/masyarakat; ketidaktahuan terapi pengobatan, pengalaman sebelumnya yang salah (misalnya, pasien yang pernah mengalami diare dan sembuh setelah disuntik maka saat diare lagi maka pasien pun minta disuntik)Sistem perencanaan dan pengelolaan obatLain-lain misalnya informasi dan iklan obat, persaingan praktek dan memberikan pengobatan yang sesuai dengan permintaan pasien

Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan obat yang tidak rasionalInterpretasi Data LabHasil pemeriksaan laboratorium merupakan informasi yang berharga untuk membedakandiagnosis, mengkonfi rmasi diagnosis, menilai status klinik pasien, mengevaluasiefektivitas terapi dan munculnya reaksi obat yang tidak diinginkan.Konfirmasi diagnosis yang dibuatMengetahui tingkat keparahan penyakit, gangguan cairan dan elektrolitMonitoring respon terapi

Aplikasi interpretasi Data LabFaktor yang mempengaruhi interpretasi data labObat-obatanSukuOlahragaUmurpasienGender

PosturtubuhDiet WaktuKesalahan lab/bangsalKesalahan sampling

Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri dari beberapa jenis parameter pemeriksaan, yaitu1. Hemoglobin 2. Hematokrit 3. Leukosit (White Blood Cell / WBC) 4. Trombosit (platelet) 5. Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)

6. Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC) 7. Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR) 8. Hitung Jenis Leukosit (Diff Count) 9. Platelet Disribution Width (PDW) 10.Red Cell Distribution Width (RDW)

Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah. Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl Anak anak : 11-13 gram/dl

Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl

Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia. Ada banyak penyebab anemia diantaranya yang paling sering adalah perdarahan, kurang gizi, gangguan sumsum tulang, pengobatan kemoterapi dan penyakit sistemik (kanker, lupus,dll). Sedangkan kadar hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada orang yang tinggal di daerah dataran tinggi dan perokok. Beberapa penyakit seperti radang paru paru, tumor, preeklampsi, hemokonsentrasi, dll Hematokrit merupakan ukuran yang menentukan banyaknya jumlah sel darah merah dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam persent (%). Nilai normal hematokrit untuk pria berkisar 40,7% - 50,3% sedangkan untuk wanita berkisar 36,1% - 44,3%. Kadar hemoglobin berbanding lurus dengan kadar hematokrit, sehingga peningkatan dan penurunan hematokrit terjadi pada penyakit-penyakit yang sama. Leukosit merupakan komponen darah yang berperanan dalam memerangi infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun proses metabolik toksin, dll Nilai normal leukosit berkisar 4.000 - 10.000 sel/ul darah Penurunan kadar leukosit bisa ditemukan pada kasus penyakit akibat infeksi virus, penyakit sumsum tulang, dllpeningkatannya bisa ditemukan pada penyakit infeksi bakteri, penyakit inflamasi kronis, perdarahan akut, leukemia, gagal ginjal, dll Trombosit merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi membantu dalam proses pembekuan darah dan menjaga integritas vaskuler. Beberapa kelainan dalam morfologi trombosit antara lain giant platelet (trombosit besar) dan platelet clumping (trombosit bergerombol). Nilai normal trombosit berkisar antara 150.000 - 400.000 sel/ul darah. Trombosit yang tinggi disebut trombositosis dan sebagian orang biasanya tidak ada keluhan. Trombosit yang rendah disebut trombositopenia, ini bisa ditemukan pada kasus demam berdarah (DBD), Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP), supresi sumsum tulang, dll. Eritrosit atau sel darah merah merupakan komponen darah yang paling banyak, dan berfungsi sebagai pengangkut / pembawa oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh dan membawa kardondioksida dari seluruh tubuh ke paru-paruNilai normal eritrosit pada pria berkisar 4,7 juta - 6,1 juta sel/ul darah, sedangkan pada wanita berkisar 4,2 juta - 5,4 juta sel/ul darahEritrosit yang tinggi bisa ditemukan pada kasus hemokonsentrasi, PPOK (penyakit paru obstruksif kronik), gagal jantung kongestif, perokok, preeklamsieritrosit yang rendah bisa ditemukan pada anemia, leukemia, hipertiroid, penyakit sistemik seperti kanker dan lupusIndeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC) Biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosis penyebab anemia (Suatu kondisi di mana ada terlalu sedikit sel darah merah). Indeks/nilai yang biasanya dipakai antara lain : MCV (Mean Corpuscular Volume) atau Volume Eritrosit Rata-rata (VER), yaitu volume rata-rata sebuah eritrosit yang dinyatakan dengan femtoliter (fl) MCV = Hematokrit x 10 Eritrosit Nilai normal = 82-92 fl MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) atau Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER), yaitu banyaknya hemoglobin per eritrosit disebut dengan pikogram (pg) MCH = Hemoglobin x 10 Eritrosit Nilai normal = 27-31 pg MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) atau Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (KHER), yaitu kadar hemoglobin yang didapt per eritrosit, dinyatakan dengan persen (%) (satuan yang lebih tepat adalah gr/dl)

MCHC = Hemoglobin x 100 Hematokrit Nilai normal = 32-37 % Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji yang tidak spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan). International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH) merekomendasikan untuk menggunakan metode Westergreen dalam pemeriksaan LED, hal ini dikarenakan panjang pipet Westergreen bisa dua kali panjang pipet Wintrobe sehingga hasil LED yang sangat tinggi masih terdeteksi. Nilai normal LED pada metode Westergreen : Laki-laki : 0 15 mm/jam Perempuan : 0 20 mm/jam Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil hitung jenis leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses penyakit. Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total dan hasilnya dinyatakan dalam sel/l.

Nilai normal : Eosinofil 1-3%, Netrofil 55-70%, Limfosit 20-40%, Monosit 2-8% Platelet Disribution Width (PDW) merupakan koefisien variasi ukuran trombosit. Kadar PDW tinggi dapat ditemukan pada sickle cell disease dan trombositosis, sedangkan kadar PDW yang rendah dapat menunjukan trombosit yang mempunyai ukuran yang kecil.

Red Cell Distribution Width (RDW) merupakan koefisien variasi dari volume eritrosit. RDW yang tinggi dapat mengindikasikan ukuran eritrosit yang heterogen, dan biasanya ditemukan pada anemia defisiensi besi, defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12, sedangkan jika didapat hasil RDW yang rendah dapat menunjukan eritrosit yang mempunyai ukuran variasi yang kecil.

Pemeriksaan ElektrolitNatrium (Na+)

Nilai normal : 135 144 mEq/L

SI unit : 135 144 mmol/LNilai kritis untuk Natrium: 155 mEq/L gejala kardiovaskular dan ginjal> 160 mEg/L gagal jantung

Kalium (K+)Nilai normal: 0 - 17 tahun : 3,6 - 5,2 mEq/L SI unit : 3,6 - 5,2 mmol/L 18 tahun : 3,6 4,8 mEq/L SI unit :3,6 4,8 mmol/LHiperkalemia. Faktor yang mempengaruhi penurunan ekskresi kalium yaitu: gagal ginjal, kerusakan sel (luka bakar, operasi), asidosis, penyakit Addison, diabetes yang tidak terkontrol dan transfusi sel darah merah. Hipokalemia, adalah konsentrasi kalium dalam serum darah kurang dari 3,5 mmol/L.Klorida (Cl-)Nilai normal : 97 - 106 mEq/L SI unit : 97 - 106 mmol/Lnilai kritis klorida: 120 mEq/L atau mmol/LGlukosa (Fasting Blood Sugar/FBS)Nilai normal : 7 tahun : 70 - 100 mg/dL SI unit : 3,89 - 5,55 mmol/L12 bulan - 6 tahun: 60-100 mg/dL SI unit : 3,33 - 5,55 mmol/LPeningkatan gula darah (hiperglikemia) atau intoleransi glukosa (nilai puasa > 120 mg/dL) dapat menyertai penyakit cushing (muka bulan), stres akut, feokromasitoma, penyakit hati kronik, defi siensi kalium, penyakit yang kronik, dan sepsis. Kadar gula darah menurun (hipoglikemia) dapat disebabkan oleh kadar insulin yang berlebihan atau penyakit Addison. Obat-obat golongan kortikosteroid dan anestetik dapat meningkatkan kadar gula darah menjadi lebih dari 200 mg/dL. Bila konsentrasi glukosa dalam serum berulang-ulang > 140 mg/dL, perlu dicurigai adanya diabetes mellitus. Dengan menghubungkan konsentrasi serum glukosa dan adanya glukosa pada urin membantu menentukan masalah glukosa dalam ginjal pasien.Calsium (Ca++)Nilai normal : 8,8 10,4 mg/dL SI unit : 2,2 2,6 mmol/LHal yang harus diwaspadai:1. Nilai kritis total kalsium:2. < 6 mg/dL (1,5 mmol/L) dapat menyebabkan tetanus dan kejang3. 13 mg/dL (3,25 mmol/L) dapat menyebabkan kardiotoksisitas, aritmia, dan koma)4. Terapi cepat pada hiperkalsemia adalah kalsitoninFosfor anorganik (PO4)

Hiperfosfatemia dapat terjadi pada gangguan fungsi ginjal, uremia, kelebihan asupan fosfat, hipoparatiroidisme, hipokalsemia, kelebihan asupan vitamin D, tumor tulang, respiratori asidosis, asidosis laktat dan terapi bifosfonat.

Hipofosfatemia dapat terjadi pada hiperparatiroidisme, rickets, koma diabetik, hyperinsulinisme, pemberian glukosa iv secara terus menerus pada nondiabetik, antasida, tahap-tahap diuretik pada luka bakar parahdan respiratori alkalosis.

Analisa gas darah (AGD)Analisis dilakukan untuk evaluasi pertukaran oksigen dan karbon dioksida dan untuk mengetahui status asam basa. Pemeriksaan dapat dilakukan pada pembuluh arteri untuk melihat keadaan pH, pCO2, pO2, dan SaO2Saturasi Oksigen (SaO2)Nilai Normal: 95-99% O2

Tekanan Parsial Oksigen (PaO2)Nilai normal (suhu kamar, tergantung umur) : 75-100 mmHg SI : 10-13,3 kPa

Tekanan Parsial Karbon Dioksida (PaCO2)Nilai normal : 35-45 mmHg SI : 4,7-6,0 kPa

pHNilai normal : 7,35-7,45Nilai kritis: < 7,25 atau >7,55

Karbon Dioksida (CO2)Nilai normal : 22 - 32 mEq/L SI unit : 22 - 32 mmol/L

Anion Gap (AG)Nilai normal : 13-17 mEq/L

Sistem Buffer BikarbonatNilai normal : 21-28 mEq/L

Urinalisis (UA)

Urinalisis dapat digunakan untuk evaluasi gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi hati, gangguan hematologi, infeksi saluran kemih dan diabetes mellitus.Nilai Normal :

Berat jenis spesifik (Specific gravity)

Berat jenis normal adalah 1,001-1,030 dan menunjukkan kemampuan pemekatan yang baik, hal ini dipengaruhi oleh status hidrasi pasien dan konsentrasi urin.

Warna urin

pH urin (normal 5,0-7,5)Dipengaruhi oleh diet dan vegetarian dimana asupan asam sangat rendah sehingga membuat urin menjadi alkali. pH urin mempengaruhi terbentuknya Kristal. Misalnya pada pH urin asam dan peningkatan specific gravity akan mempermudah terbentuknya kristal asam urat .ProteinJumlah protein dapat dilacak pada pasien yang berdiri dalam periode waktu yang panjang. Protein urin dihitung dari urin yang dikumpulkan selama 24 jam. Dikatakan proteinuria bila lebih dari 300 mg/hari GlukosaKorelasi antara urin glukosa dengan glukosa serum berguna dalam memonitor dan penyesuaian terapi antidiabetik.

KetonDapat ditemukan pada urin malnutrisi, pasien DM yang tidak terkontrol, dan pecandu alkohol.

Tes ini memberikan gambaran adanya infeksi saluran kemih, batu ginjal atausaluran kemih, nefritis, keganasan atau penyakit hati. Tidak ada tipe urin casttertentu yang patognomonik bagi gangguan penyakit ginjal yang khusus,walaupun terdapat cast sel darah cast sel darah putih. Sedimen urin dapatnormal pada kondisi preginjal atau postginjal dengan minimal atau tanpaproteinuria.

KreatininNilai normal : 0,6 1,3 mg/dL SI : 62-115 mol/LPemeriksaan Faal Ginjal

Kreatinin terbentuk sebagai hasil dehidrasi kreatin otot dan merupakan produk sisa kreatin. Kreatinin difi ltrasi oleh glomerulus ginjal dan tidak direabsorbsi oleh tubulus pada kondisi normal. Kreatinin serum dan klirens kreatinin memberikan gambaran fi ltrasi glomerulus.Kreatinin Urin (Clcr) Creatinine clearanceNilai normal : Pria : 1 - 2 g/24 jamWanita : 0,8 - 1,8 g/24 jamPemeriksaan GastrointesinalSerum amilaseNilai normal : 20 123 U/L

LipaseNilai normal : 10 140 U/L

Pemeriksaan fungsi hatiTes fungsi hati adalah tes yang menggambarkan kemampuan hati untuk mensintesa protein (albumin, globulin, faktor koagulasi) dan memetabolisme zat yang terdapat di dalam darah.

AlbuminNilai Normal : 3,5 5,0 g% SI: 35-50g/L

Nilai normal: 10 15 detik (dapat bervariasi secara bermakna antar laboratorium)Mengukur secara langsung kelainan secara potensial dalam sistem tromboplastin ekstrinsik (fibrinogen, protrombin, faktor V, VII dan X).

Prothrombin TimeAlanin Aminotransferase (ALT) dahulu SGPTNilai normal : 5-35 U/L

Alkalin Fosfatase (ALP)Nilai normal : 30 - 130 U/L

BilirubinNilai normal : Total 1,4 mg/dL SI =