interpretasi anomali gayaberat, citra landsat 8+ oli …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. skripsi tanpa...

114
INTERPRETASI DAN DEM UNTUK SISTEM HIDR LINE KEMENTRIAN I ANOMALI GAYABERAT, CITRA LAN K MENENTUKAN STRUKTUR BAWAH ROTERMAL DAN MENDELINIASI KER EAMENT FAULT SURFACE PADA ARE PROSPEK GEOTERMAL “WS” (Skripsi) Oleh Witta Putri Anggraini 1415051074 N RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKA JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2018 NDSAT 8+ OLI PERMUKAAN, RAPATAN EA AN TINGGI

Upload: others

Post on 10-Jan-2020

41 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI

DAN DEM UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR BAWAH

SISTEM HIDROTERMAL DAN MENDELINIASI

LINEAMENT FAULT SURFACE PADA AREA

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI

DAN DEM UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR BAWAH

SISTEM HIDROTERMAL DAN MENDELINIASI KERAPATAN

LINEAMENT FAULT SURFACE PADA AREA

PROSPEK GEOTERMAL “WS”

(Skripsi)

Oleh

Witta Putri Anggraini

1415051074

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI

DAN DEM UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN,

ERAPATAN

LINEAMENT FAULT SURFACE PADA AREA

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

Page 2: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

ABSTRACT

INTERPRETATION OF GRAVITY ANOMALIES, USING LANDSAT 8+

OLI AND DEM TO DETERMINE SUBSURFACE, HYDROTHERMAL

ZONES AND DELINIATED LINEAMENT DENSITY FAULT SURFACE

AT GEOTHERMAL PROSPECT AREA “WS”

By

WITTA PUTRI ANGGRAINI

The geological structure is one of the geothermal system that has an important role

as a permeable zone. Geothermal fluid, will flow upward through permeable zone

is generally derived from the geological structures. Thus the existence of a

permeable zone is a target in geothermal exploration and also as an indication of

the productive areas can be mapped by studying patterns and the presence of such

structures. In this study, we analyzed the pattern and existence of structures by

using Landsat 8+, DEM and Gravity data to delineate the permeable zone and

indicate the existence of structures in the subsurface. To analyze the structure of

the data density used Landsat 8+ method Fault Fracture Density (FFD). In addition,

DEM and gravity is used to compare the results of the lineament on the satellite

image. Gravity method is used to determine the direction and type of structures in

the subsurface by analyzing the derivative of First Horizontal Derivative (FHD)

and Second Vertical Derivative (SVD). FHD and SVD are performed three slicing

at the cross-residuals then carried forward modeling to determine the density of the

rock formations subsurface. It also conducted a 3D gravity inversion modeling to

show a clearer picture of the subsurface structures. From the results, obtained trend

of lineament in the area Geothermal Dieng, generally has a NE-SW, E-W and N-S.

Based Fault Fracture Density Map Geothermal Dieng grouped into 3 grades of high

density (6-10 km/km2) medium density (3-5 km/km

2) and low density (1- 3

km/km2). On Geological map, there are total 22 faults horizontal and normal

trending N30oE. Based on Landsat map, there are 8 fault trending that

corresponding with geological maps N30oE. Based on the Digital Elevation Map

(DEM), there are 13 fault trending N30oE.. Bouguer anomaly map in the study area

showed anomalous values range between 5.2 to 24.6 mGal. In cross-section A-A'

trending N-S has a horizontal fault with value |SVD|max = |SVD|min, cross section

B-B' and C-C' are trending E-W have normal fault with value |SVD|max >

|SVD|min.

Keyword :Gravity, Geothermal, Derivative, FFD.

i

Page 3: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

ABSTRAK

INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+

OLI DAN DEM UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR BAWAH

PERMUKAAN, SISTEM HIDROTERMAL DAN MENDELINIASI

KERAPATAN LINEAMENT FAULT SURFACE PADA AREA

PROSPEK GEOTERMAL “WS”

Oleh

WITTA PUTRI ANGGRAINI

Struktur geologi merupakan salah satu syarat dari sistem panasbumi yang

memiliki peranan penting sebagai zona permeable dan recharge area. Pada

penelitian ini dilakukan analisis dengan menggunakan data Citra Landsat 8+,

DEM dan Gayaberat untuk mendeliniasi zona permeable dan mengindikasikan

keberadaan struktur di bawah permukaan. Untuk menganalisis kerapatan struktur

dari data Citra Landsat digunakan metode Fault Fracture Density (FFD). Analisis

derivative yaitu First Horizontal Derivative (FHD) dan Second vertical

Derivative (SVD) dilakukan 3 slicing pada penampang residual kemudian

dilakukan forward modelling untuk mengetahui densitas formasi batuan bawah

permukaan. Selain itu juga dilakukan pemodelan inversi 3D gayaberat untuk

menunjukkan gambaran yang lebih jelas mengenai struktur bawah permukaan.

Dari hasil tersebut didapatkan trend kelurusan di daerah Panas bumi “WS” umumnya

memiliki arah timurlaut-baratdaya, barat - timur dan utara-selatan. Berdasarkan

Fault Fracture Density Map Panas Bumi ‘WS’ dikelompokkan menjadi 3 kelas

densitas Densitas tinggi (6-10 m/km2), densitas sedang (3-5 m/km

2) dan densitas

rendah (1-3 m/km2) dengan warna hijau. Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan

baik patahan mendatar dan normal berarah N30o, berdasarkan Citra Landsat di

tarik kelurusan patahan pada Lineament Map terdapat 8 patahan yang berarah

sama dengan peta geologi yaitu N30o, berdasarkan Digital Elevation Map (DEM)

terdapat 13 patahan yang berarah N30o. Peta Anomali Bouguer di daerah

penelitian menunjukkan rentang nilai anomali antara 5,2 mGal sampai 24,6 mGal,

pada penampang A-A’ yang berarah utara selatan memiliki patahan mendatar

dengan nilai SVDmax = SVDmin, penampang B-B’ dan C-C’ yang berarah

timur-barat memiliki patahan normal SVDmax > SVDmin.

Kata Kunci : Citra Landsat, DEM, Gravity, Derivative, FFD, Geotermal

ii

Page 4: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+

OLI DAN DEM UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR BAWAH

PERMUKAAN, SISTEM HIDROTERMAL DAN MENDELINIASI

KERAPATAN LINEAMENT

PROSPEK GEOTERMAL “WS”

Sebagai S

Faku

KEMENTERIAN

UN

JURUSAN

INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+

OLI DAN DEM UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR BAWAH

ERMUKAAN, SISTEM HIDROTERMAL DAN MENDELINIASI

ERAPATAN LINEAMENT FAULT SURFACE PADA AREA

PROSPEK GEOTERMAL “WS”

Oleh

Witta Putri Anggraini

Skripsi

Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Geofisika

kultas Teknik Universitas Lampung

AN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDI

UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA 2018

INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+

OLI DAN DEM UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR BAWAH

ERMUKAAN, SISTEM HIDROTERMAL DAN MENDELINIASI

FAULT SURFACE PADA AREA

IDIKAN TINGGI

Page 5: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Karyanto, S.Si., M.T. .................................

Sekretaris : Dr.Nandi Haerudin, S.Si., M.Si. .................................

Penguji

Bukan Pembimbing : Prof. Suharno, M.S., M.Sc.Ph.D.` .................................

2. Dekan Fakultas Teknik

Prof. Suharno, M.S., M.Sc.Ph.D.` NIP.19620717 198703 1002

Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 14 Mei 2018

v

Page 6: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar
Page 7: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar
Page 8: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

RIWAYAT HIDUP

Witta Putri Anggraini dilahirkan di Bandar Lampung pada

tanggal 31 Juli 1996 dari pasangan Bapak Erlian dan Ibu

Erwina. Penulis mengenyam pendidikan formalnya dimulai

sejak Taman Kanak-kanak (TK) Kartika II, Enggal, Tanjung

Karang Pusat, Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2002,

Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 1 Beringin raya,

Kecamatan kemiling, Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun 2008, Sekolah

Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMP Kartika II-2, Bandar Lampung pada

tahun 2011, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang diselesaikan di SMAN 3

Bandar Lampung pada tahun 2014. Selama di SMA Penulis tercatat aktif pada

Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) sebagai Staff Kesekertariatan pada tahun

2011-2012 dan Ketua Umum BURSA (Buletin Jurnalistik Siswa) SMAN 3 Bandar

Lampung pada tahun 2012, dan pada tahun 2011 tergabung dalam PASIS (Pasukan

Inti Sisa).

Tahun 2014, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Geofisika Fakultas

Teknik Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN. Selama menjadi mahasiswa,

penulis terdaftar dan aktif di beberapa Unit Kegiatan Kemahasiswaan dan Keilmuan.

Di Bidang Kemahasiswaan, seperti HIMA TG BHUWANA sebagai Anggota Masa

Bakti 2016-2017, Executive Commitee Education and Creative Division AAPG

(American Assosiation of Petroleum Geologist) Student Chapter Universitas

Lampung 2017-2018, Sebagai Staff Education and Creative dan Staff

vii

Page 9: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

Kesekertariatan BEM-FT Universitas Lampung serta Staff Multimedia dan

Informasi (MI) FOSSI-FT Universitas Lampung.

Di bidang Keilmuan, penulis dipercaya menjadi Asisten Praktikum Komputasi dan

ASDG (Analisis Sinyal Digital Geofisika) pada tahun 2017, dan Koordinator Asisten

Praktikum Komputasi di tahun 2018. Selain itu penulis juga beberapa kali mengikuti

kegiatan publikasi paper, poster, karya ilmiah mengenai panas bumi sebagai

presenter di acara IIGCE (Indonesia Internasional Geothermal Convention and

Exhibition) Ke-5 pada tahun 2017, Co-Author EAGE-HAGI First Asia Pacific

Meeting On Near Surface Geoscience and Engineering dan tahun 2016 Peserta

Lomba Poster IUGC (Indonesian Undergraduated Competition) yang bertema

Geoteknik dan Lingkungan.

Dalam pengaplikasian ilmu di bidang Geofisika penulis juga telah melaksanakan

Praktik Kerja Lapangan (PKL) Pada Bulan Agustus 2017 di Kementrian PU-PR

(Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) dengan tema “Analisis Kestabilan

Lereng Menggunakan Software Rockslide Pada Perencanaan Pembangunan

Bangunan Air”. Pada Bulan November hingga Desember 2017, Penulis melakukan

penelitian Tugas Akhir di PT. Geo Dipa Energi Recapital Building 8th

floor, Jl.

Adityawarman Kav. 55 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Hingga akhirnya penulis

berhasil menyelesaikan pendidikan sarjananya pada 28 Mei 2018 dengan skripsi

yang berjudul “Interpretasi Anomali Gayaberat, Citra Landsat 8+ OLI dan

DEM Untuk Menentukan, Struktur Bawah Permukaan, Zona Hidrotermal

dan Mendeliniasi Kerapatan Lineament Fault Surface Pada Area Prospek

Geotermal “WS””.

viii

Page 10: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

Kupersembahkan Karya Ini Untuk Orangtua yang Luar Biasa, M. Erlian Saanta & Erwina Adikku Tercinta, M. Yudha Pratama

Beserta Doa Pengorbanan dan Perjuangan yang selalu meraka berikan,

ix

Page 11: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

MOTTO

“The more knowledge you have, the greater will be your fear of Allah”

(Abu Bakar Al-Shiddiq)

“Jangan Takut Jatuh, karena yang tidak pernah memanjatlah yang tidak pernah jatuh.

Jangan takut gagal , karena yang tidak pernah gagal hanyalah orang yang tidak pernah

melangkah. Jangan takut salah, karena dengan kesalahan pertama kita dapat

menambah pengetahuan untuk mencari jalan yang benar pada langkah yang kedua”

(Buya Hamka)

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)

“There is no Beauty Better Than Intellect”

(Prophet Muhammad )

“Jika Sudah mencoba, berusaha, maka tak usah ikut campur lagi. Karena selebihnya

adalah urusan Tuhanmu.” (Witta Putri Anggraini)

“Do Good, Maybe Someday it will be your help”

(Witta Putri Anggraini)

x

Page 12: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

Asalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur Alhamdulilah, saya

Maha Esa atas segala

menyelesaikan Skripsi dengan judul

Landsat 8+ OLI dan DEM Untuk Menentukan

Zona Hidrotermal dan

Pada Area Prospek Geotermal “WS”

serta salam mari kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah

mengantarkan kita melewati masa jahiliyah sampai ke masa sekarang ini.

Skripsi ini merupakan syarat untuk menyelesaikan studi Strata

Geofisika, Fakultas Teknik, Universitas Lampung. Penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, diperlukan saran

dan kritik yang membangun untuk perbaikan ke depannya. Semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi kita semua.

Demikianlah kata pengantar yang dapat disampaikan, apabila ada salah kata

saya mohon maaf dan kepada Allah SWT saya mohon ampun.

Terimakasih

Wassalamualaikum Wr. Wb.

KATA PENGANTAR

Asalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur Alhamdulilah, saya panjatkan kepada Allah Swt,

Maha Esa atas segala nikmat dan rahmat-Nya, sehingga saya

Skripsi dengan judul “Interpretasi Anomali Gayaberat, Citra

Landsat 8+ OLI dan DEM Untuk Menentukan, Struktur Bawah Permukaan,

Zona Hidrotermal dan Mendeliniasi Kerapatan Lineament

Pada Area Prospek Geotermal “WS”. sesuai pada waktunya. Tak lupa shalawat

serta salam mari kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah

mengantarkan kita melewati masa jahiliyah sampai ke masa sekarang ini.

Skripsi ini merupakan syarat untuk menyelesaikan studi Strata

akultas Teknik, Universitas Lampung. Penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, diperlukan saran

dan kritik yang membangun untuk perbaikan ke depannya. Semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi kita semua.

nlah kata pengantar yang dapat disampaikan, apabila ada salah kata

saya mohon maaf dan kepada Allah SWT saya mohon ampun.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Penulis

Witta Putri Anggraini

xi

Allah Swt, Tuhan Yang

sehingga saya dapat

Interpretasi Anomali Gayaberat, Citra

, Struktur Bawah Permukaan,

Lineament Fault Surface

pada waktunya. Tak lupa shalawat

serta salam mari kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah

mengantarkan kita melewati masa jahiliyah sampai ke masa sekarang ini.

Skripsi ini merupakan syarat untuk menyelesaikan studi Strata-1 Teknik

akultas Teknik, Universitas Lampung. Penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, diperlukan saran

dan kritik yang membangun untuk perbaikan ke depannya. Semoga skripsi ini

nlah kata pengantar yang dapat disampaikan, apabila ada salah kata

Penulis

Witta Putri Anggraini

Page 13: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

SANWACANA

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Alhamdulillahi Rabbil `alamin, rasa syukur yang mendalam penulis panjatkan

kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Interpretasi Anomali Gayaberat, Citra

Landsat 8+ OLI dan DEM Untuk Menentukan, Struktur Bawah Permukaan,

Zona Hidrotermal dan Mendeliniasi Kerapatan Lineament Fault Surface

Pada Area Prospek Geotermal “WS”. dengan baik dan benar.

Banyak pihak yang terlibat dalam memberikan kontribusi ilmiah, spiritual, dan

informasi baik secara langsung maupun tidak langsung hingga terbentuk Laporan

Praktek Kerja Lapangan ini. Pada kesempatan kali ini penulis ingin

menyampaikan terimakasih kepada :

1. Ibuku tercinta Erwina yang tak henti-hentinya mendidik, berkorban, berdoa,

dan mendukung penulis dalam segala hal terutama dalam pendidikan.

2. Ayahku M. Erlian Saanta, yang selalu mensupport baik dalam segi materi

dan doa serta motivasinya.

3. Bapak Ruly Husnie Ridwan selaku Engineering Manager PT. Geo Dipa

Energi yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan

tugas akhir dan penelitian di PT. Geo Dipa Energi.

4. Bapak Chevy Iskandar, S.Si selaku pembimbing Tugas Akhir di PT. Geo

Dipa Energi.

5. Bapak Karyanto, S.Si., M.T. selaku Pembimbing I yang telah banyak

membimbing, mengarahkan serta mengingatkan dalam penyusunan skripsi

ini. Terimakasih banyak atas pembelajaran support, dan motivasinya

xii

Page 14: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

penyusunan skripsi ini. Terimakasih banyak atas pembelajaran support, dan

motivasinya selama ini.

6. Bapak Rustadi, S.Si., M.T. selaku Pembimbing II dan Ketua Jurusan Teknik

Geofisika yang telah memberikan banyak motivasi dan bimbingan yang sangat

baik dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Dr. Muh Sarkowi, S.Si, M.Si. selaku Penguji yang telah memberikan

banyak masukan dan koreksi dengan sangat luar biasa dalam penyusunan

skripsi ini.

8. Dosen-dosen Jurusan Teknik Geofisika Universitas Lampung; Bapak

Prof.Drs. Suharno, M.Sc., Ph.D., Bapak Dr. Muh Sarkowi, S.Si., M.Si.,

Bapak Dr. Ahmad Zaenudin, S.Si., M.T., Bapak Nandi H, M.Si., Bapak

Bagus Sapto Mulyatno, S.Si., M.T., Bapak Dr. Ordas Dewanto, S.Si., M.Si.,

Bapak Karyanto, S.Si., M.T., Bapak Rustadi, M.T., Bapak Syamsurijal

Rasimeng., M.Si., Bapak Alimuddin Muchtar, M.Si., Bapak Rahmad Catur

Wibowo, M.Eng., Bapak I Gede Boy, M.Eng., yang telah memberikan banyak

pembelajaran dan bantuan selama menempuh studi di Jurusan Teknik Geofisika

Universitas Lampung.

9. Seluruh staff Tata Usaha Jurusan Teknik Geofisika Unila, Pak Marsono, Pak

Legino, Pak Pujono, Mbak Dhea, Mbk Bella yang telah memberikan

banyak bantuan dalam proses administrasi.

10. Adik-Adikku tercinta M. Yudha Pratama yang telah banyak memberi

dukungan & semangat.

11. Kakek dan Nenek (Aboku Sudirman, Kakekku Alm. Raden Mas Saiboen,

Nenekku Alm. Wasnidar, Nenekku Alm. Ceote Maryam) yang telah

memotivasi.

xiii

Page 15: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

12. Om, Tante, dan Sepupu (Om Andhika, Om Ojiono, Bunda Irma, Tante

Diana, Adek Bintang, Adek Andien, Adek Fitra, Uni Helda, Uni Dini,

Etek Dita, Etek Pipit).

13. Teruntuk Sdra. Agung Budi Laksono, Terimakasih atas semua Motivasi dan

segala dukungan yang telah diberikan selama ini, untuk menggapai semua

impian dan cita-cita kita.

14. UNESCO KINGDOM Kelas IPA 1 SMAN 3 Bandar Lampung, yang telah

menjadi saudara perjuangan selama 3 Tahun semasa sekolah di SMAN 3

Bandar Lampung.

15. Teruntuk Cewek-Cewek Manis, Kreatif, dan Berisik BURSA (.Zelda

Tryani, Ferita Anggriana, Regina Rissa Nadia, Melista Aulia, Prisma

Fadli, Tanti Senja Pradipta, Septia Anggraini, Dafina Trimasfia ) yang

telah mensupport, memotivasi hingga memberikan semangat yang sangat

menusuk hati.

16. Aniza Vidya Widata, Hanifah Pury Larasati, Serta teman-teman

sepermainan lainnya yang tidak saya sebutkan yang telah memberi support.

17. Terima Kasih Kepada Kak Shiska, Kak Wuri, Kak Ririn yang telah

menyempatkan waktu untuk mengajarkan prosessing dan tempat saya

bertanya berbagai kendala selama pengerjaan Tugas Akhir.

18. Sahabat,Saudara,Teman, Teknik Geofisika 2014 (Agung Ari, Agung Budi,

Agra, Agnes, Amir, Aldi, Alfa, Alfan, Andi, Arip, Asrin, Aziz, Azri, Cintia,

Darta, Delvia, Desta, Diana, Dicky, Dimas, Evi, Fajar, Faqih, Farizi, Fera,

Filza, Fitria, Galang, Ghafar, Ghiat, Helbrat, Ida, Idenk, Ikhwan, Ilham,

Indra, Ino, Ipeh, Isti, Iqbal, Jefri, Malik, Martin, Mora, Nabila, Nana,

Niko, Norman, Nupit, Nurdin, Pakde, Rhaka, Rido, Rita, Romi, Sofyan,

Kiki, Tiwi, Umidiana, Viska, Zaki, Pungky, Erwin) yang “Luar Biasa Biasa

Diluar Behhh” dimana selama ini menjadi orang-orang hebat tempat bermain,

xiv

Page 16: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

bertengkar, tertawa, berbagi ilmu dan pengalaman, dalam suka dan duka

menghadapi kehidupan di masa perkuliahan ini.

19. Kakak tingkat 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013 serta adik

tingkat 2015, 2016, dan 2017 yang saya banggakan.

20. Terima Kasih Kepada

berbagai referensi dan juga tutorial.

21. Terima Kasih Kepada BTS (

Jhope, dan Jin) yang telah menghilangkan stress.

22. Serta semua pihak yang telah membantu pelaksanaan Tugas Akhir hi

Skripsi.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala

dengan sebaik-baiknya. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan

dalam penulisan Skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik

dan saran yang membangun demi perbaikan mendatang. Penulis juga

Skripsi ini membawa manfaat positif bagi kita semua. Aamiin.

Wa’alaikumussalām warahmatullahi wabarakatuh

tawa, berbagi ilmu dan pengalaman, dalam suka dan duka

menghadapi kehidupan di masa perkuliahan ini.

Kakak tingkat 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013 serta adik

tingkat 2015, 2016, dan 2017 yang saya banggakan.

Terima Kasih Kepada Google dan Youtube berkat kalian lah saya mendapat

berbagai referensi dan juga tutorial.

Terima Kasih Kepada BTS ( Jiminnnnn, Jongkook,Taehyung, RM, Suga,

yang telah menghilangkan stress.

Serta semua pihak yang telah membantu pelaksanaan Tugas Akhir hi

Subhanahu wa Ta'ala membalas semua bantuan dari semua pihak

baiknya. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan

dalam penulisan Skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik

dan saran yang membangun demi perbaikan mendatang. Penulis juga

Skripsi ini membawa manfaat positif bagi kita semua. Aamiin.

Wa’alaikumussalām warahmatullahi wabarakatuh

Bandar Lampung, 30

Penulis,

Witta Putri Anggraini

xv

tawa, berbagi ilmu dan pengalaman, dalam suka dan duka

Kakak tingkat 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013 serta adik-adik

berkat kalian lah saya mendapat

Jiminnnnn, Jongkook,Taehyung, RM, Suga,

Serta semua pihak yang telah membantu pelaksanaan Tugas Akhir hingga

membalas semua bantuan dari semua pihak

baiknya. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan

dalam penulisan Skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik

dan saran yang membangun demi perbaikan mendatang. Penulis juga berharap

30 Mei 2018

Witta Putri Anggraini

Page 17: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ........................................................................................................... i

ABSTRACT ........................................................................................................ ii

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ v

HALAMAN PERNYATAAN............................................................................. vi

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... ix

MOTTO .............................................................................................................. x

KATA PENGANTAR ........................................................................................ xi

SANWACANA ................................................................................................... xii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xix

DAFTAR TABEL .............................................................................................xxii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 2

1.3 Batasan Masalah ............................................................................... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Energi Panasbumi ............................................................................. 6

2.2 Komponen Penyusun Sistem Panasbumi .......................................... 6

2.3 Zona Ubahan ..................................................................................... 8

2.4 Lokasi Daerah Penelitian .................................................................. 11

2.5 Fisiografi dan Morfologi ................................................................... 22

2.6 Geologi Komplek Gunung Dieng ..................................................... 26

2.6.1 Episode Pertama ..................................................................... 26

xvi

viii

Page 18: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

2.6.2 Episode Kedua ........................................................................ 27

2.6.3 Episode Ketiga ........................................................................ 28

2.7 Struktur Geologi Komplek Gunung Dieng ....................................... 29

2.8 Alterasi dan Manifestasi Komplek Gunung Dieng ........................... 32

BAB III. TEORI DASAR

3.1 Konsep Dasar Metode Gravity.......................................................... 35

3.2 Koreksi Metode Gravity ................................................................... 37

3.3 Koreksi Lintang (Latitude Correction) ............................................. 38

3.4 Koreksi Udara Bebas (Free Air Correction) .................................... 39

3.5 Koreksi Bouguer (Bouguer Correction) ........................................... 40

3.6 Anomali Bouguer .............................................................................. 41

3.7 Analisis Spektrum ............................................................................. 42

3.8 Filter Moving Average ...................................................................... 44

3.9 First Horizontal Derivative (FHD) ................................................... 46

3.10 Second Vertical Derivative (SVD) .................................................. 47

3.11 Forward Modelling ......................................................................... 50

3.12 Inversi 3D........................................................................................ 50

3.13 Citra................................................................................................. 51

3.14 Identifikasi Citra ............................................................................. 51

3.15 Gelombang Elektromagnetik .......................................................... 52

3.16 Satelit Landsat ................................................................................. 54

3.17 Keunggulan Citra Landsat .............................................................. 54

3.18 Band Pada Landsat 8 ....................................................................... 55

3.19 Koreksi Radiometrik ....................................................................... 57

3.20 Fast Line of Sight Atmospheric Analysis of Spectral Hypercube ... 58

3.21 Principal Component Analysis (PCA) ............................................ 60

3.22 Algoritma LINE .............................................................................. 63

3.23 Densitas Lineament ......................................................................... 66

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Waktu dan Tempat Kerja Praktek ..................................................... 69

4.2 Alat dan Bahan .................................................................................. 69

4.3 Diagram Alir ..................................................................................... 70

4.4 Prosedur Penelitian ........................................................................... 73

4.4.1 Prepocessing ........................................................................... 73

4.4.2 Pemilihan Index Ranking Band ............................................... 75

4.4.3 Automatic Lineament Extraction ............................................ 77

4.4.4 Fault and Fracture Density (FFD) ......................................... 79

4.4.5 Trend Analisis ......................................................................... 80 xvii

Page 19: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

4.4.6 Pengolahan dan Koreksi Gravity ............................................ 81

4.4.7 Analisis Spektral ..................................................................... 84

4.4.8 Pemisahan Anomali Regional dan Residual ........................... 86

4.4.9 Analisis Derivative ................................................................. 87

4.4.10 Pemodelan Bawah Permukaan .............................................. 88

4.5 Agenda Kegiatan ............................................................................... 89

BAB V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Peta Kerapatan Kelurusan ................................................................. 90

5.2 Anomali Bouguer……………………………………………………97

5.3 Analisis Spektral…………………………………………….…….100

5.4 Penapisan (Filter Moving Average)…………………………….……..109

5.5 Anomali Regional…………………………………………………110

5.6 Anomali Residual………………………………………………….111

5.7 Interpretasi Kualitatif……………………………………………...115

5.8 Interpretasi Kuantitatif………………………………………….…119

5.9 Inversi 3D………………………………………………………….128

BAB VI. KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan………………………………………………………..138

6.2 Saran………………………………………………………………139

DAFTAR PUSTAKA

xviii

Page 20: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Sistem Panasbumi dan Manifestasi Permukaan ............................. 6

Gambar 2. Peta Lokasi Daerah Penelitian ........................................................ 20

Gambar 3. Kawasan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Dataran Tinggi Dieng

yang dikelola oleh PT Geo Dipa Energy ....................................... 21

Gambar 4. Fisiografi dan Morfologi Dataran Tinggi Dieng ............................ 25

Gambar 5. Peta Geologi dan Struktur Geologi Komplek Gunung Dieng ........ 31

Gambar 6. Gaya tarik menarik antara dua benda ............................................. 36

Gambar 7. Perbedaan nilai gayaberat di kutub dan khatulistiwa ..................... 38

Gambar 8. Koreksi udara bebas terhadap data gaya berat ................................ 40

Gambar 9. Koreksi Bouguer ............................................................................. 41

Gambar 10. Grafik hubungan antara amplitudo dan bilangan gelombang pada

analisis spektrum ............................................................................ 47

Gambar 11. Nilai Gradien Horizontal Pada Model Tabular ............................. 48

Gambar 12. Respon analisa SVD pada struktur geologi .................................. 49

Gambar 13. Skema Citra Satelit ....................................................................... 51

Gambar 14. Interpretasi Citra Satelit ................................................................ 52

Gambar 15. Selang panjang gelombang elektromagnetik, jendela atmosfir dan

sistem penginderaan jauh .................................................................................... 53

Gambar 16. Spectral Band ................................................................................. 60

Gambar 17. Hasil penarikan kelurusan di daerah Panas Bumi Patuha dari

empat sudut cahaya yang berbeda (hijau = 0o, kuning = 45o, merah = 90o, Ungu

= 315o). ............................................................................................................... 65

Gambar 18. Lineament map of ophiolitic cover with rose diagrams ............... 66

Gambar 19. Sel raster dan lingkaran untuk menghitung lineament density .. 67

Gambar 20. Kiri : metode perhitungan lineament count density dalam sebuah

lingkaran. Kanan : susunan lingkaran pada setiap node dengan radius dan interval

grid r .................................................................................................................... 68

Gambar 21. Lineament Density Map ............................................................... 68

xix

Page 21: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

Gambar 22. Diagram Alir Pengolahan Citra Satelit ......................................... 72

Gambar 23. Diagram Alir Pengolahan Data Gayaberat ................................... 73

Gambar 24. Sebelum FLAASH ........................................................................ 74

Gambar 25. Setelah FLAASH .......................................................................... 74

Gambar 26. Sesudah GS-Pansharpening .......................................................... 75

Gambar 27. Sebelum GS- Pansharpening ........................................................ 75

Gambar 28. Index Highest Ranking Band ........................................................ 76

Gambar 29. Composite 432 RGB ..................................................................... 77

Gambar 30. Composite 751 RGB ..................................................................... 77

Gambar 31. Principal Analysis Component pada Envi Classic........................ 78

Gambar 32. Hasil Extraction Lineament .......................................................... 79

Gambar 33. Result Processing Lineament Density Map .................................. 80

Gambar 34. (a) Rose diagram frequency percent of total population (b) Rose

diagram length as percent of total lineation length .................... 81

Gambar 35. Pengolahan data pada Ms. Excel .................................................. 82

Gambar 36. Slicing di Oasis Montaj 6.4.2 ....................................................... 83

Gambar 37. Fast Fourier Transformation di MATLAB 2016a ....................... 85

Gambar 38. Linemaent Map of Dieng Plateu………………………………… 86

Gambar 39. FFD (Fault Fracture Density) Map………………………………….. 93

Gambar 40. Kelurusan Digital Elevation Map (DEM)…………………………94

Gambar 41. Korelasi Kelurusan Patahan Berdasarkan Geologi, Citra, DEM di

permukaan……………………………………………………………………….95

Gambar 42. Complete Bouguer Anomaly……………………………………………98

Gambar 43. Anomali Bouguer Lengkap………………………………………..99

Gambar 44. Peta Anomali Regional…………………………………………...113

Gambar 45. Peta Anomali Residual…………………………………………...114

Gambar 46. Peta First Horizontal Derivative …………………………………….117

Gambar 47. Peta Second Vertical Derivative …………………………………118

Gambar 48. Slicing Lintasan A-A’, B-B’ dan C-C……………………………124

Gambar 49. Model 2D Forward Modelling Line 1 (A-A’)………………..….125

Gambar 50. Model 2D Forward Modelling Line 2 ( B-B’) …………………..126

Gambar 51. Model 2D Forward Modelling Line ( C-C’)…………………….127

Gambar 52. Section Line 1 (A-A’)…………………………………………….130

Gambar 53. Section Line 2 (B-B’)…………………………………………….131

Gambar 54. Section Line 3 (C-C’)…………………………………………….132

Gambar 55. Overlay Line 1, 2 dan 3…………………………………………..133

Gambar 56. Overlay Line 1, 2 dan 3…………………………………………..134

xx

Page 22: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

Gambar 57. Kenampakan Lokasi Gunung, Manifestasi dan Telaga pada Citra

Landsat……………………………………………………………………..135

Gambar 58. Model 3D Inversi Sistem Panas Bumi Dieng ……………….136

Gambar 59. Lokasi Sumur Produksi ……………………………………..137

xxi

Page 23: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Klasifikasi kelompok sistem panas bumi Indonesia ............................ 9

Tabel 2 Nilai Densitas Rata-rata Batuan Beku .................................................. 10

Tabel 3 Nilai Densitas Rata-rata Batuan Metamorf........................................... 10

Tabel 4 Nilai Densitas Rata-rata Batuan Sedimen............................................. 11

Tabel 5 Operator Elkinsfilter SVD ..................................................................... 48

Tabel 6 Karakteristik Band pada Satelit Landsat 8 ............................................ 55

Tabel 7 Penggunaan Kombinasi Band ............................................................. 56

Tabel 8 Agenda kegiatan Tugas Akhir ............................................................... 89

Tabel 9. Kedalaman Bidang Anomali Penampang Lintasan 1-6 …………….. 108

Tabel 10. Bilangan gelombang (kc) dan Lebar Jendela (N) …………………..109

Tabel 11. Collar Boreholle daerah Sumur Produksi dan Potensi……………..129

Tabel 12. Lokasi Manifestasi…………………………………………………..129

xxii

Page 24: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara teori tektonik lempeng, pembentukan Kepulauan Indonesia dimulai sekitar

55 juta tahun yang lalu. Indonesia dibentuk oleh interaksi tiga lempeng

penyusun bumi, yaitu: Lempeng Samudera Hindia, Lempeng Laut Filipina, dan

Lempeng Eurasia yang merupakan lempeng kontinen. Lempeng- lempeng

tersebut bergerak satu sama lain, dimana Lempeng Samudera Hindia bergerak

relatif ke arah Utara dengan kecepatan 7 cm per tahun, Lempeng Laut Filipina

bergerak ke arah Barat Daya dengan kecepatan 8 cm per tahun dan Lempeng

Eurasia yang cenderung stabil. Pergerakan lempeng-lempeng ini kemudian

bertemu pada satu zona tumbukan yang disebut dengan zona subduksi yang

menyebabkan terbentuknya struktur geologi yang kemudian beberapa membentuk

suatu sistem panasbumi. Dimana struktur geologi dalam panasbumi adalah bidang

lemah yang mengontrol kelurusan yang terlihat diatas permukaan. Dengan mempelajari

pola dan zona rekahan dapat memandu indikasi daerah produktif suatu reservoir

panasbumi. Bidang sesar yang permeable menjadi target dalam eksplorasi panasbumi.

Page 25: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

2

Pada penelitian yang berlokasi di WKP Dieng memiliki posisi geografis 07o 12' 19,50"

LS dan 109o 53' 18,12" BT dengan ketinggian 2065 Mdpl, dan di kawasan Dieng dapat

ditemui struktur-struktur geologi berupa sesar, graben, dan horst. Maka dari itu

untuk memetakan struktur permukaan ataupun bawah permukaan dan juga

mendeliniasi/menentukan zona hidrotermal pada penelitian ini dilakukan

menggunakan data Citra Landsat 8+ OLI dan Gravity. Dari hasil interpretasi citra

satelit menunjukkan adanya sesar/patahan dominan, komparasi citra landsat dengan peta

geologi membantu untuk menentukan sesar/patahan guna menyusun analisis Fault

Fracture Density (FFD), Analisis FFD sangat membantu untuk menentukan kualitas

ruang pori dalam reservoir geotermal. Adapun Metode Gayaberat merupakan metode

yang sangat peka terhadap perubahan ke arah lateral. Oleh karena itu gravitasi

mempunyai kemampuan yang baik dalam memetakan struktur geologi bawah

permukaan, karena itu metode ini sering digunakan pada eksplorasi geotermal

terutama untuk memetakan patahan, graben, dan intrusi batuan yang menjadi

sumber panas (heat source). Serta adanya densifikasi yang terjadi pada zona

rekahan dalam suatu reservoir geotermal.

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis area prospek panasbumi menggunakan Fault Fracture

Density (FFD).

Page 26: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

3

2. Menganalisis jenis struktur berdasarkan analisis FHD (First Horizontal

Derivative) dan SVD (Second Vertical Derrivative).

3. Mengetahui struktur bawah permukaan melalui pemodelan 2D (Forward

Modeling) Gravity.

4. Menentukan sistem hidrotermal menggunakan pemodelan 3D.

1.3 Batasan Masalah

Pada penelitian Tugas Akhir ini penulis menggunakan data Gravity berformat

(Excel Workbook) milik PT. Geo Dipa Energi yang telah dilakukan Terrain

Correction. Dan Data Citra berupa Citra Landsat 8+ OLI yang bersumber dari

USGS.

Page 27: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Energi Panasbumi (Geothermal)

Energi panasbumi (geothermal) merupakan salah satu bentuk energi alami yang

dihasilkan oleh bumi. Sesuai dengan namanya, energi panasbumi mengacu pada

panas (di atas suhu lingkungan rata-rata) yang tersimpan di dalam bumi, dan

berasal terutama dari peluruhan bahan radioaktif di kerak bumi. Secara alami,

suhu bumi bertambah besar secara konstan selaras dengan bertambahnya

kedalaman pada sistem panasbumi bumi mengalami peningkatan panas yang

kontinyu seiring bertambahnya kedalaman lapisan. Perubahan suhu bumi ini biasa

disebut gradien panasbumi (Suharno, 2013). Kirkland (2010) menyatakan, rata-

rata peningkatan temperatur kerak bumi sebesar 72˚F/mile atau 25˚C/km,

meskipun masih dimungkinkan adanya perbedaan yang besar dari satu tempat

dengan tempat lainnya. Seperti contoh, daerah volkanik memiliki gradien

temperatur yang lebih tinggi pada kedalaman dangkal dibanding daerah lainnya

dengan kedalaman yang sama.

2.2 Komponen Penyusun Sistem Panasbumi

Alterasi adalah suatu proses yang di dalamnya terjadi perubahan kimia, mineral,

dan tekstur karena berinteraksi dengan ”fluida cair panas” (hidrotermal) yang

Page 28: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

5

dikontrol oleh kondisi kimia dan fisika yang ada. Alterasi dapat terjadi karena

suatu proses ”Supercritical Fluids”, yaitu suatu karakteristik air pada keadaan

tertentu. Alterasi identik dengan proses Metasomatisme, yaitu suatu proses

ubahan yang berlangsung dalam fasa cair karena proses ini berada dalam suatu

sistem hidrotermal. Suatu sistem hidrotermal harus memiliki komponen-

komponen sebagai syarat terjadinya proses ini, antara lain :

1. Fluida, merupakan komponen utama dari sistem hidrothermal. Sistem

hidrothermal adalah suatu sistem yang dikontrol oleh air (fluida). Fluida

hidrotermal berasal dari air juvenil / magmatik, air meteorik, air

metamorfik, air konat, air laut, dsb. Temperatur dari fluida yang

terpanaskan oleh heat source adalah berkisar antara 50 – 500 oC,.

2. Heat Source, komponen ini cukup penting karena berfungsi untuk

memberikan panas terhadap fluida yang hadir, sehingga fluida cukup

panas untuk mengubah batuan yang dilewatinya. Heat Source yang ada

tidak harus selalu berasal dari magma.

3. Reservoir dan Rekahan komponen ini berfungsi sebagai tempat fluida

hidrotermal bersirkulasi, sehingga memungkinkan untuk mengubah batuan

yang letaknya relatif jauh dari sumber panas-nya.

4. Caprock, komponen ini berfungsi sebagai penutup agar proses yang terjadi

tidak keluar ke permukaan dan tetap pada jalurnya.

Page 29: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

Gambar

Menurut Browne 1998,

mineral ubahan dalam sistem hidrotermal, yaitu:

1. temperatur

2. sifat kimia larutan

3. konsentrasi larutan hidrotermal

4. komposisi batuan samping

5. durasi aktivitas hidrotermal

6. permeabilitas.

Berdasarkan temperatur dari prosesnya, sistem hidrotermal ini terbagi menjadi 4

proses, yaitu :

1. Teletermal, dengan temperatur < 100

mbar 1. Sistem Panasbumi dan manifestasi permuka

1998)

1998, terdapat enam faktor yang mempengaruhi pembentukan

mineral ubahan dalam sistem hidrotermal, yaitu:

sifat kimia larutan hidrotermal

konsentrasi larutan hidrotermal

komposisi batuan samping

durasi aktivitas hidrotermal

Berdasarkan temperatur dari prosesnya, sistem hidrotermal ini terbagi menjadi 4

Teletermal, dengan temperatur < 100 oC.

6

mukaan (Browne

terdapat enam faktor yang mempengaruhi pembentukan

Berdasarkan temperatur dari prosesnya, sistem hidrotermal ini terbagi menjadi 4

Page 30: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

7

2. Epitermal, dengan temperatur antara 100 – 300 oC, pada proses epitermal

endapan ini terbagi menjadi 2 berdasarkan karakteristik sulfidanya, yaitu High

Sulfidation dan Low Sulfidation.

3. Mesotermal, dengan temperatur antara 300 – 500 oC, pada proses ini urat yang

dihasilkan sebagai proses mineralisasi relatif tabular dan tipis (kecil), karena

pengaruh tekanan litostatik yang cukup besar.

4. Hipotermal, dengan temperatur berkisar antara 500 - + 600 oC.

Tabel 1. Klasifikasi kelompok sistem panas bumi Indonesia ( suharno, 2010).

Page 31: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

8

2.3 Zona Ubahan

Proses ubahan hidrotermal juga merupakan perubahan mineral pada batuan yang

disebabkan oleh adanya perubahan suhu dan fluida. Fluida melalui pori-pori

batuan atau rekahan-rekahan batuan akan mengubah batuan samping baik secara

kimiawi, mineralogi, dan tekstur. Walaupun faktor-faktor di atas saling terkait,

tetapi suhu dan kimia fluida merupakan faktor yang paling berpengaruh pada

proses ubahan hidrotermal (Corbett dan Leach, 1998).

Suatu daerah yang memperlihatkan penyebaran kesamaan himpunan mineral

bahan disebut sebagai zona ubahan. Berdasarkan hubungan antara suhu dan pH

larutan, Corbett dan Leach (1998) telah membuat tabel zona ubahan yang

ditunjukkan oleh himpunan mineral tertentu dan tipe mineralisasinya.

Menurut Browne (1991), mineral-mineral ubahan yang dihasilkan dari proses

ubahan hidrotermal terjadi melalui empat cara, yaitu:

1. pengendapan langsung dari larutan pada rongga, pori, retakan membentuk urat

2. penggantian pada mineral primer batuan guna mencapai kesetimbangan pada

kondisi dan lingkungan yang baru

3. pelarutan dari mineral primer batuan

4. akibat arus turbulen dari zona didih

Menurut Guilbert and Park (1975), pembentukan endapan bijih sangat beragam

tergantung dari karakteristik fluida, sifat kimia dan fisik dari batuan dinding serta

cara pengendapannya. Hal ini akan ditunjukkan oleh tekstur yang terbentuk pada

Page 32: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

9

endapan bijih tersebut. Kenampakan tekstur ini akan dapat membantu dalam

menafsirkan urutan himpunan mineral yang diendapkan (paragenesis), lingkungan

pembentukan (tipe mineralisasi) dan cara pengendapannya.

Corbett dan Leach (1998) membagi zona ubahan hidrotermal ke dalam lima zona

ubahan berdasarkan kumpulan dan asosiasi mineral ubahan yang muncul pada

kondisi kesetimbangan yang sama dan derajat pH, sebagai berikut:

1. Argilik lanjut (advanced argillic), terdiri dari fasa mineral pada kondisi

pH rendah (≤4) yaitu kelompok silika dan alunit. Meyer dan Hemley

menambahkan kelompok kaolin temperatur tinggi seperti dikit dan

pirofilit.

2. Argilik, terdiri dari kumpulan mineral ubahan dengan temperatur relatif

rendah (<220-250ºC) dan pH larutan antara 4-5. Zona ubahan ini

didominasi oleh kaolinit dan smektit. Pada zona ini mungkin juga terdiri

dari klorit dan ilit

3. Filik, terbentuk pada pH yang hampir sama dengan pH ubahan argilik,

namun temperaturnya lebih tinggi daripada temperatur ubahan argilik.

Dicirikan dengan kehadiran mineral serisit atau muskovit. Pada zona filik

dapat juga hadir kelompok mineral kaolin temperatur tinggi yaitu pirofilit

dan andalusit dan juga mineral klorit.

4. Propilitik, terbentuk pada kondisi pH mendekati netral dengan kehadiran

mineral epidot dan/atau. Pada zona ini dapat juga ditemukan mineral k-

feldspar dan albit sekunder. Pada temperatur yang relatif rendah (<200-

Page 33: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

10

250ºC), dicirikan oleh ketidakhadiran epidot yang dikenal sebagai zona

subpropilitik.

5. Potasik, terbentuk pada temperatur tinggi, kondisi netral, dicirikan dengan

kehadiran mineral biotit dan/atau k-feldspar ± magnetit ± aktinolit ±

klinopiroksen.

Tabel 2. Nilai Densitas Rata-rata Batuan Beku (Telford et al., 1976).

Rock Type Range Average (wet)

(g/cm3)

Rock Type Range Average (wet)

(g/cm3)

Rhyolite glass 2,20-2,28 2,24 Quartz dorite 2,62-2,96 2,79

Obsidian 2,20-2,40 2,30 Diorite 2,72-2,99 2,85

Vitrophyre 2,36 -2,53 2,44 Lavas 2,80-3,00 2,90

Rhyolite 2,35-2,70 2,52 Diabase 2,50-3,20 2,91

Dacite 2,35-2,80 2,58 Essexite 2,69-3,14 2,91

Phonolite 2,45-2,71 2,59 Norite 2,70-3,24 2,92

Trachyte 2,42-2,80 2,60 Basalt 2,74-3,30 2,99

Andesite 2,40-2,80 2,61 Gabbro 2,70-3,50 3,03

Nephelite-

Syenite 2,53-2,70 2,61

Hornblend-

Gabbro 2,98-3,18 3,08

Granite 2,50-2,81 2,64 Pendotite 2,78-3,37 3,15

Granodiorite 2,67-2,79 2,73 Pyroxenite 2,93-3,34 3,17

Porphyry 2,60-2,89 2,74 Acid igneous

(av) 2,30-3,11 2,61

Syenite 2,60-2,95 2,77 Basic igneous

(av) 2,09-3,17 2,79

Anorthosite 2,64-2,94 2,78

Tabel 3. Nilai Densitas Rata-rata Batuan Metamorf (Telford et al., 1976).

Rock Type Range Average (wet)

(g/cm3)

Rock Type Range Average (wet)

(g/cm3)

Quartzite 2,50-2,70 2,60 Serpentine 2,40-3,10 2,78

Schists 2,39-2,90 2,64 Slate 2,70-2,90 2,79

Graywacke 2,60-2,70 2,65 Gneiss 2,59-3,00 2,80

Granulite 2,52-2,73 2,65 Chloritic slate 2,75-2,98 2,87

Phylite 2,68-2,80 2,74 Amplubolite 2,90-3,04 2,96

Marble 2,60-2,90 2,75 Aclogite 3,20-3,54 3,37

Quartzitic

slate 2,63-2,91 2,77

Methamorpic-

Av. 2,40-3,10 2,74

Tabel 4. Nilai Densitas Rata-rata Batuan Sedimen (Telford et al., 1976).

Rock Type Range Average (wet)

(g/cm3)

Range Average (dry)

(g/cm3)

Page 34: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

11

Alluvium 1,96-2,00 1,98 1,50-1,60 1,54

Clays 1,63-2,60 2,21 1,30-2,40 1,70

Glacial drift - 1,80 - -

Gravels 1,70-2,40 2,00 1,40-2,20 1,95

Loess 1,40-1,93 1,64 0,75-1,60 1,20

Sand 1,70-2,30 2,00 1,40-1,80 1,60

Sand and

Clays

1,70-2,50 2,10 - -

Silt 1,80-2,20 1,93 1,20-1,80 1,43

Soils 1,20-2,40 1,92 1,00-2,00 1,46

Snadstone 1,60-2,76 2,35 1,60-2,68 2,24

Shale 1,77-3,20 2,40 1,56-3,20 2,10

Limestones 1,93-2,90 2,55 1,74-2,76 2,11

Dolomite 2,28-2,90 2,70 2,04-2,54 2,30

2.4 Lokasi Daerah Penelitian

Wilayah konsesi bidang geothermal Dieng adalah 63 km2

yang tersebar di 4

kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Daerah ini terletak di busur vulkanik yang

sesuai dengan vulkanisme andesitik aktif terkait dengan subduksi di sepanjang

Palung Jawa dari Lempeng Indo-Australia di bawah Lempeng Asia Tenggara.

Daerah ini dicirikan oleh 10 unit litologi, yang meliputi produk G. ("Gunung"

atau Gunung) Prau (lava dan breksi tufaan, 3,6 ma), G. Nagasari (andesit, 2,99

ma), G. Bisma ( andesit basaltik, 2,53 ma), G. Pagerkandang (andesit, 0,46

ma), G. Merdada dan Pangonan (andesit, 0,37 ma), G. Kendil (lava andesit

anditit, 0,19 ma), G. Pakuwaja (kuarsa latit, 0,09 ma) ), G. Seroja (kubah lava,

0,07 ma), dataran vulkanik dan batuan diubah secara hidrotermal (Boedihardi

et al., 1991). Area konsesi meliputi 3 sektor aktif geothermal bernama Sileri,

Sikidang dan Pakuwaja.

Page 35: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

12

Sumber daya panas bumi di Dieng diakui sejak periode kolonial Belanda dan

pada tahun 1964/1965 daerah itu diidentifikasi sebagai salah satu prospek

panas bumi terbaik di Indonesia oleh tim UNESCO. Pada tahun 1970 survei

awal dilakukan oleh USAID dan USGS: itu termasuk pengeboran enam lubang

gradien suhu, dibor hingga kedalaman sekitar 150 m. Dua dari mereka

menemukan air panas geothermal suhu tinggi. Karya pengintaian selanjutnya

dilakukan pada tahun 1977 oleh Pertamina. Serangkaian lubang gradien

lainnya dibor di sektor Sikidang dan pada September 1977 sumur DNG-1 dibor

dan selesai pada bulan April 1978 pada kedalaman 1.903 m. Pada akhir tahun

1993, Pertamina telah menyelesaikan 27 sumur berukuran penuh dalam

prospek Dieng (Boedihardi et al., 1991). Dari 24 sumur yang diuji, 13 sumur

(54%) diproduksi pada tekanan yang dieksploitasi secara komersial. Pada awal

1990-an, sebuah perusahaan swasta Indonesia (Himpurna) diberikan hak untuk

mengembangkan lebih lanjut bidang geothermal Dieng. Pada bulan Desember

1994, HCE menandatangani ESC (Energy Sales Contract) dengan PLN untuk

pengiriman 150 MW listrik ke PLN dari lapangan panas bumi Dieng. Selama

tahun 1995 hingga 1998, HCE (Himpurna California Energy, perusahaan

konsorsium antara Himpurna dan CalEnergy) mengebor 25 sumur, termasuk 5

lubang gradien suhu, untuk memberi umpan ke Dieng Unit 1 dan Dieng Unit 2

(Layman et al., 2002). Berdasarkan penilaian sumber daya yang dilakukan

pada tahun 1997, model probabilistik terbaru menunjukkan cadangan dalam

Page 36: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

13

kisaran 132-527 MW, dengan potensi yang paling mungkin sebesar 260 MW

untuk umur proyek 30 tahun (GeothermEx, 1998).

Dieng Unit 1, dengan kapasitas terpasang sebesar 60 MW, selesai pada bulan

Juli 1998 tetapi tidak dioperasikan secara komersial karena dikeluarkannya

Keputusan Presiden No. 5/98 yang menangguhkan proyek Dieng serta

beberapa lainnya. Pembangunan Dieng Unit 2 juga dihentikan pada tahun

1998. Pada tahun 2002, re-commissioning Unit Dieng 1 dilakukan di bawah

Geo Dipa Energi dan pada September 2002 Unit Dieng 1 mulai beroperasi

secara komersial. Hingga saat ini, Dieng Unit 1 diberi makan oleh 9 sumur

HCE yang terletak di sektor Sileri; untuk keperluan injeksi, ia menggunakan 1

sumur HCE di Sileri dan 4 sumur Pertamina di sektor Sileri dan Sikidang.

Setelah 12 tahun beroperasi dan memiliki target untuk memenuhi komitmen

dengan PLN untuk memberikan 110 MW lainnya, Geo Dipa Energi

direncanakan pada tahun 2013 untuk mengembangkan Dieng Unit 2 dan Dieng

Unit 3, keduanya dengan kapasitas terpasang 55 MW, dalam 5 berikutnya

tahun. Menurut rencana pengembangan, 2 unit tambahan ini akan dioperasikan

pada tahun 2017 dan 2018. Untuk mendukung 2 unit ini, uap tambahan tentu

saja diperlukan sejak tahun 2017 dan 2018. Pembaruan dari model konseptual

sebelumnya dari medan panas Geothermal Dieng (West JEC, 2006) dan

pemodelan reservoir numerik dilakukan dengan tujuan untuk menilai kapasitas

Page 37: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

14

waduk Dieng untuk mendukung 3 unit dan untuk menganalisis dan

meramalkan perilaku waduk selama 30 tahun eksploitasi lapangan tambahan

(PWC et al, 2013).

Page 38: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

20

Gambar 2. Peta Lokasi Daerah Penelitian

Page 39: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

21

Gambar 3. Kawasan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Dataran Tinggi

Dieng yang dikelola oleh PT Geo Dipa Energy (PT. Geodipa

Energi, 2011)

Sumber panas dari sistem panas bumi Dieng dapat dirujuk ke badan magmatik.

Badan yang bertanggung jawab atas aktivitas gunung api dataran tinggi Dieng

baru-baru ini. Semua fitur yang terkait dengan penilaian potensi sumber panas

hasilnya menguntungkan:

1. Umur: produk vulkanik di pusat dan sektor SE dari area konsesi telah

bertanggal kurang dari 0,5 Ma, menyaksikan usia yang sangat baru dan

subaktif sifat ruang magmatik yang berasal dari produk-produk ini.

2. Persistensi: vulkanisme telah aktif di dataran tinggi Dieng sejak

Pleistocene tengah.

Page 40: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

22

3. Volume besar letusan gunung berapi di area konsesi merupakan

indikasi tidak langsung dari volume ruang magmatik.

4. Kedalaman: Karena diferensiasi yang agak menonjol dari produk

vulkanik, adalah mungkin untuk berhipotesis sumber panas yang relatif

dangkal, mungkin terletak pada kedalaman antara 5 dan 10 km.

2.5 Fisiografi dan Morfologi

Daerah Jawa Tengah secara fisiografis terbagi menjadi 4 bagian dengan arah

barat-timur (van Bemmelen, 1949). Adapula dengan berarah utara-selatan (

gambar 4) meliputi :

1) Dataran Pantai Utara Jawa Tengah, terletak di Lembah Pemali yang

memisahkan Daerah Bogor, Jawa Barat dari Pegunungan Utara Jawa

Tengah (van Bemmelen, 1949).

2) Daerah Serayu Utara, bagian utara dibatasi oleh Gunung Slamet dan di

bagian timur dibatasi oleh produk volkanik muda Rogojembangan,

Komplek Vulkanik Dieng, dan Ungaran. Garis batas yang memisahkan

dengan Zona Bogor berada di Prupuk-Bumiayu-Adjibarang (van

Bemmelen, 1949).

3) Pegunungan Serayu Selatan, dibentuk oleh depresi antar pegunungan

(Intramountaine Depressions). Pegunungan yang membatasi

depresidepresi tersebut pada umumnya berupa tinggian yang tersusun

atas batuan berumur tersier yang tidak berbeda jauh dengan pergunungan

Page 41: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

23

yang ada di selatan Jawa Barat. Secara struktural, zona ini merupakan

puncak Antiklin Jawa (van Bemmelen, 1949).

4) Dataran Pantai Selatan Jawa Tengah, bagian dari Pantai Selatan Jawa

yang terbentang dari Pelabuhan Ratu hingga Nusa Kambangan, Cilacap.

Dimana bagian pegunungan dari Pantai Selatan Jawa dapat dibedakan

menjadi tiga bagian, yaitu Jampang, Pangalengan, dan Karangnunggal

(van Bemmelen, 1949).

Dataran Tinggi Dieng termasuk ke dalam Zona Serayu Utara yang dibatasi

sebelah barat oleh Daerah Karangkobar dan sebelah timur dibatasi oleh

Daerah Ungaran. Geomorfologi daerah Dataran Tinggi Dieng dan

sekitarnya bisa dibedakan menjadi 2 satuan :

1) Daerah Pegunungan, daerah ini melingkupi hampir seluruh bagian tepi.

Terdiri dari gunungapi yang tersusun dalam satu kelurusan, diantaranya

Gunung Srodja, Gunung Kunir, Gunung Prambanan, Gunung

Pakuwadja, Gunung Kendil, Gunung Butak, Gunung Patarangan,

Gunung Prahu, Gunung Patakbanteng, Gunung Djurangsawah, Gunung

Blumbang, dan beberapa kubah soliter seperti Gunung Bisma dan

Gunung Nagasari. Semuanya berbentuk stratovolcano, umumnya

gunung yang ada di daerah ini mempunyai kawah terbuka. Untuk

Gunung Serodja mempunyai kawah ganda, yang tertua berbentuk seperti

tapal kuda, terbuka ke arah timur, dan yang termuda berbentuk

Page 42: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

24

melingkar. Gunung Pakuwadja mempunyai kawah kembar, keduanya

berbentuk melingkar.

2) Daerah Dataran Tinggi (Plateau), daerah ini terletak diantara barisan

gunungapi dan kubah soliter, umumnya telah diisi material vulkanik.

Terdiri dari Dataran Tinggi Dieng, Dataran Tinggi Batur dan Dataran

Tinggi Sidongkal Dataran Tinggi Dieng, berada sekitar 2000 m di atas

permukaan laut, dikelilingi oleh Gunung Prahu dan sebagian dari

Gunung Pakuwadja, Gunung Kendil, Gunung Pangonan, dan Gunung

Sipandu. Mempunyai beberapa danau atau telaga, diantaranya Telaga

Warna, Telaga Pengilon, Telaga Terus, Telaga Lumut, Telaga

Balekambang. Telaga Warna dan Telaga Pengilon berasal dari satu

badan yang dipisahkan oleh punggungan yang terbentuk dari Lava

Gunung Kendil, telaga ini berasal dari satu kawah yang kemudian diisi

oleh air yang berasal dari pembendungan Sungai Tulis oleh aliran lava.

Dataran Tinggi Batur, mempunyai ketinggian sekitar 1600 meter dari

permukaan laut, dikelilingi oleh Gunung Bisma, Gunung Nagasari dan

bagian dari Gunung Djimat, Gunung Petarangan. Dataran tinggi ini

terbuka ke arah barat, dataran tinggi ini hadir karena Blok Ratamba

bergerak secara vertikal, yaitu bagian dari utara telah ditutupi oleh

material vulkanik, Blok Ratamba ini bisa dilihat dari daerah perbukitan

Page 43: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

25

Gunung Bisma. Daerah Ratamba secara kenampakan morfologi terlihat

lebih tinggi.

Dataran Tinggi Sidongkal, mempunyai ketinggian sekitar 1800 meter

diatas permukaan laut, dikelilingi oleh Gunung Klaras, Gunung Alang,

Gunung Petarangan, dan Gunung Butak, daerah ini merupakan daerah

depresi.

Daerah Dieng umumnya mempunyai aliran sungai radial (melingkar)

yang berasal dari aliran ketinggian gunungapi, selain itu tampak pula

pola aliran pinnate (menjarum) yang bisa dilihat pada daerah di barat

daya. Kelurusan secara umum mempunyai kelurusan yang berasal dari

punggungan pada daerah selatan yang berarah utara–selatan.

Kebanyakan air terjun yang ditemukan karena kehadiran dari aliran lava.

Page 44: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

25

Gambar 4. Fisiografi dan Morfologi Dataran Tinggi Dieng terdiri dari (a) Fisiografis Jawa, (b) gambar di kotak merah berupa daerah

penelitian (van Bemmelen ,1949)

Page 45: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

26

2.6 Geologi Komplek Gunung Dieng

Kegiatan gunungapi pada komplek G.Dieng dari yang tua hingga yang

termuda dapat dibagi dalam tiga episoda yang didasarkan pada umur relatif,

sisa morfologi, tingkat erosi, hubungan stratigrafi dan tingkat pelapukan.

a. Formasi pra Kaldera, diindikasikan oleh kegiatan vulkanik dari Rogo

Jembangan, Tlerep, Djimat dan vulkanik Prau. Produknya tersebar di

bagian luar dari komplek Dieng.

b. Formasi setelah Kaldera, diperlihatkan oleh aktivitas vulkanik yang

berada di dalam kaldera diantaranya, Bisma-Sidede, Seroja, Nagasari,

Pangonan, igir Binem dan Vulkanik Pager Kandang. Produknya berupa

piroklastik jatuhan yang menyelimuti hampir seluruh daerah, dikenal

juga sebagai endapan piroklastik daerah Dieng yang tak terpisahkan.

Kegiatan saat ini ditandai oleh lava berkomposisi biotit andesit

berasosiasi dengan jatuhan piroklastik. Aktivitas terakhir ditandai oleh

erupsi-erupsi preatik.

2.6.1 Episoda pertama (Formasi Pra Kaldera)

Produk piroklastika Rogojembangan (Djimat) menutupi daerah utara

dan selatan komplek, kemungkinan terbentuk pada Kuarter bawah.

Kawah Tlerep yang terdapat pada batas timur terbuka kearah selatan

membentuk struktur dome berkomposisi hornblende andesit. Krater

vulkanik Prau terletak kearah utara dari Tlerep.Setengah dari kawah

Page 46: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

27

bagian barat membentuk struktur kaldera. Prau vulkanik menghasilkan

endapan piroklastik dan lava andesit basaltis.

2.6.2 Episoda kedua

Beberapa aktivitas vulkanik berkembang didalam kaldera, diantaranya:

a. G. Bisma, yaitu kawah tua yang terpotong membuka kearah barat,

dengan produknya berupa lava dan jatuhan piroklastik.

b. G. Seroja memperlihatkan umur lebih muda dengan tingkat erosi

selope yang kurang kuat dibandingkan G.Bisma. Produknya berupa

lava berkomposisi andesitis dan endapan piroklastika.

c. G.Nagasari, yaitu gunungapi composite, terdapat diantara Dieng-

Batur dan berkembang dari utara ke selatan.

d. G. Palangonan dan Mardada memiliki kawah yang berlokasi kearah

timur dari Nagasari, masih memperlihatkan morfologi muda

(bertekstur halus), serta menghasilkan lava dan endapan

piroklastika.

e. G. Pager Kandang (Sipandu) memiliki kawah pada bagian utara.

Solfatara dan fumarola tersebar sepanjang bagian dalam dan luar

kawah dengan suhu 74oC, serta batuan lava berkomposisi basaltis,

yang tersingkap di dinding kawah.

Page 47: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

28

f. G. Sileri, merupakan kawah preatik yang memperlihatkan aktivitas

hidrotermal berupa airpanas dan fumarola. Kawah ini telah aktif

sejak dua ratus tahun terahir, menghasilkan piroklastika jatuhan.

g. G. Igir Binem, adalah gunungapi strato yang memiliki dua kawah,

disebut dengan telaga warna, yang tingkat aktivitas hidrotermalnya

cukup kuat.

h. Group G. Dringo-Paterangan terletak didalam daerah depresi Batur,

terdiri dari kawah komposite, menghasilkan lava andesitis dan

piroklastik jatuhan.

2.6.3 Episoda ketiga

Aktivitas gunungapi pada episoda ini, menghasilkan lava andesit biotit,

jatuhan piroklastik dan aktivitas hidrotermal.

Lava andesit biotit

Ada sembilan titik erupsi pada bagian tenggara dari Dieng kaldera telah

menghasilkan lava dome dan lava flow biotit andesit. Secara fisik produk

tersebut segar, blocky, dan tajam. Produk tersebut secara tidak selaras ditutupi

oleh endapan piroklastik jatuhan Dieng, dan tersebar di :

1. Sikidang dan Legetang

2. Dome tampa nama kearah timur dari dome Sikidang

3. Dome Perambanan

4. G.api strato Pakuwaja

Page 48: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

29

5. Dome Kunir

6. Dome Kendil

7. Dome Watu Sumbul

8. Kawah Sikunang

Piroklastik Jatuhan G.Pakuwaja

Gunungapi Pakuwaja, mempunyai dua kawah, menghasilkan lava dan

piroklastik yang menutupi secara tidak selaras formasi lava andesit biotit.

Endapan jatuhan tersebut berasal dari erupsi freatik dan freatomagmatik yang

berkompsosisi andesitis.

c. Endapan erupsi Hidrotermal

Sebaran produknya terbatas disekitar kawah pada komplek Dieng.

Pengulangan erupsi pernah terjadi dari beberapa kawah, diantaranya erupsi

pada kawah Sileri (1944); kawah Sinila dan Timbang (1979). Endapannya

berupa Lumpur dan komponen shale yang tererupsikan melalui vent,

mengindikasikan adanya basemen material sedimen (PVMBG, 2014).

2.7 Struktur Geologi Komplek Gunung Dieng

Di kawasan Dieng, dapat ditemui struktur-struktur geologi berupa sesar,

graben, dan horst. Struktur geologi ini terbagi menjadi dua kelompok, yakni:

1. Kelompok struktur geologi berarah utara – selatan,

2. Kelompok struktur geologi berarah barat laut – tenggara.

Page 49: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

30

Kelompok struktur geologi berarah utara-selatan di antaranya adalah Graben

Sidongkal, Graben Batur, dan Depresi Batur. Struktur berarah utara-selatan

juga dapat ditemui di Desa Pulosari, Gunung Tlerep (Telerejo), dan lereng

Gunung Prahu. Struktur-struktur geologi seperti Horst Ratamba, sesar-sesar

yang memotong Graben Sidongkal, sesar yang memotong Gunung Prahu,

dan sesar yang memotong Gunung Tlerep, kesemuanya adalah struktur

geologi yang memiliki arah jurus “strike” barat laut – tenggara (Muffler,

1971).

Page 50: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

31

Gambar 5. Peta Geologi dan Struktur Geologi Komplek Gunung Dieng (PT.Geodipa Energi, 2015).

Page 51: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

32

2.8 Alterasi dan Manifestasi Komplek Gunung Dieng

Material yang telah bereaksi dengan fluida panas bumi ini akan berubah sifat

fisika dan kimianya, dalam kata lain material tersebut telah teralterasi.

menemukan tiga ragam alterasi utama di kawasan Dieng, yakni alterasi argilik,

propilitik, dan filik “phyllic”. Ketiga tipe alterasi ini berjalan sesuai fungsi ruang

dan suhu.

1. Alterasi argilik ditemukan di lokasi manifestasi panas bumi hingga

kedalaman sekitar 1100 – 1300 meter, dengan suhu material berkisar

antara 150°C - 250°C. Ragam alterasi ini dicirikan oleh keberadaan

mineral lempung yang tahanan jenis dan permeabilitasnya sangat rendah.

Material yang telah menjalani alterasi argilik banyak berperan sebagai

batuan penudung “cap rock” pada sistem panas bumi Dieng.

2. Alterasi propilitik ditemukan pada kedalaman 1100 – 2400 meter dari

permukaan tanah, dengan suhu material berkisar antara 250°C - 300°C.

Mineral-mineral seperti epidot, kuarsa, kalsit, ilit “illyte”, dan klorit

berhubungan dengan ragam alterasi ini.

3. Alterasi filik dapat ditemukan mulai kedalaman 1600 meter di

sebelah timur Gunung Pangonan. Di sebelah selatan Telaga

Warna, alterasi filik mulai pada kedalaman 2400 meter dari permukaan

tanah. Suhu material yang sedang menjalani alterasi ini lebih panas dari

300°C. Pengecualian terjadi di bawah Gunung Pakuwojo, tempat

Page 52: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

33

ditemukannya zona alterasi filik dengan suhu 290°C. Kemungkinan besar,

material di bawah Gunung Pakuwojo ini sedang mendingin. Penanda

utama ragam alterasi filik adalah keberadaan mineral aktinolit. Nilai

tahanan jenis material yang telah menjalani alterasi filik cenderung tinggi.

Manifestasi-manifestasi panas bumi di kawasan Dieng Barat kemungkinan

besar memiliki sifat reservoar yang berbeda dengan kawasan Dieng Timur.

memperkirakan bahwa reservoar sistem panas bumi di kawasan Dieng Barat

adalah batuan sedimen yang singkapannya ditemukan oleh di Desa

Pejawaran, di Desa Pejawaran terdiri dari batupasir, serpih, dan napal3.

Penemuan pecahan koral, batugamping, dan serpih pada endapan hasil

letusan Kawah Sinila tahun 1979 semakin menguatkan dugaan bahwa

reservoar panas bumi di sana adalah batuan sedimen. Belum pernah ada

sumur yang dibor di kawasan Dieng Barat, sehingga sulit untuk mengetahui

sifat fisis dan kimia dari reservoar geotermal dan fluida pengisinya di sini.

Menggunakan isotop C-13, memperkirakan bahwa suhu reservoar di sana

berkisar antara 290°C-300°C. Lapisan penudung reservoar panas bumi di

kawasan Dieng Barat adalah endapan piroklastik dan lahar, baik yang segar

atau telah teralterasi.

Page 53: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

34

Satu hal yang khas dari manifestasi panas bumi di kawasan Dieng Barat

adalah kadar gas CO2 yang sangat tinggi, dengan kandungan uap air yang

sangat sedikit. Kadar gas CO2 maksimum di Kawah Sigludug (salah satu

kawah di kawsan Dieng Barat) adalah 98,2%, jauh lebih tinggi dari kawah-

kawah di kawasan Dieng Timur.

Sementara itu, kandungan uap air dari gas vulkanik Kawah Sigluduk

mendekati 0%. Hal ini berkebalikan dengan kondisi gas-gas vulkanik dari

kawah kawah kawasan Dieng Timur, yang kandungan uap airnya di atas 70%

Page 54: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

35

BAB III

TEORI DASAR

3.1 Konsep Dasar Metode Gayaberat

1. Gaya Gravitasi (Hukum Newton I)

Teori ilmu gravitasi didasarkan oleh hukum Newton yang menyatakan bahwa

gaya tarik menarik antara dua partikel bergantung dari jarak dan massa masing-

masing partikel tersebut, yang dinyatakan sebagai berikut:

����� = − � � � ................................................................................................. (1)

Dimana :

F(r) : Gaya Tarik Menarik (N)

m1, m2 : Massa benda 1 dan massa benda 2 (kg)

r : jarak antara dua buah benda (m)

G : Konstanta Gravitasi Universal (6,67 x 10-11 m3kgs-1)

Dari persamaan (1) Dapat disimpulkan Hukum Newton I direpresentasikan,

bahwa sebuah pusat masa m1 dan m2 yang dipisahkan oleh jarak r yang kemudian

mengalami gaya Tarik menarik . Seperti terlihat pada (Gambar 7) Akibat

pengaruh gaya gravitasi yang menyebabkan kedua benda tersebut saling Tarik

menarik.

Page 55: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

Gambar

2. Percepatan Gravitasi (Hukum Newton II)

Newton juga telah mendefinisikan hubungan antara

II Newton adalah tentang gerak

perkalian massa benda dengan percepatan yang dialami benda tersebut.

sebagai berikut :

� = �. � ................................

Percepatan sebuah benda bermassa

bermassa M1 pada jarak

dkk, 1990).:

� = � ................................Kita substitusikan persamaan (1) dan persamaan (3) menjadi:

� = � = �.. � = Dimana :

g : Percepatan gaya tarik bumi(ms

F : Gayaberat (N)

G : Konstanta percepatan gravitasi universal(6.67 × 10

Gambar 6. Gaya Tarik menarik antara dua benda

Percepatan Gravitasi (Hukum Newton II)

mendefinisikan hubungan antara percapatan dan gaya

tentang gerak yang menyatakan bahwa gaya sebanding dengan

perkalian massa benda dengan percepatan yang dialami benda tersebut.

................................................................................................

ah benda bermassa m2 yang disebabkan oleh tarikan benda

pada jarak R secara sederhana dapat dinyatakan dengan

................................................................................................

Kita substitusikan persamaan (1) dan persamaan (3) menjadi:

� � .......................................................................................

: Percepatan gaya tarik bumi(ms-1)

: Gayaberat (N)

: Konstanta percepatan gravitasi universal(6.67 × 10-11 Nm2kg

36

Gaya Tarik menarik antara dua benda

percapatan dan gaya. Hukum

gaya sebanding dengan

perkalian massa benda dengan percepatan yang dialami benda tersebut. Adalah

............................................... (2)

yang disebabkan oleh tarikan benda

secara sederhana dapat dinyatakan dengan, (Telford

................................................... (3)

....................... (4)

11 Nm2kg-2)

Page 56: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

37

M : Massa bumi (kg) m : Massa benda (kg)

r : Jari-Jari bumi (m)

1 Gal = 1 cm/s2 = 10

-2 m/s

2 (dalam c.g.s)

Satuan anomali gayaberat dalam kegiatan eksplorasi diberikan dalam orde miligal

(mGal):

1 mGal = 10-3

Gal

1 μGal = 10-3

mGal = 10-6

Gal = 10-8

m/s2

Dalam satuan m.k.s, gravitasi diukur dalam g.u. (gravity unit) atau μm/s2:

1 mGal = 10 g.u. = 10-5

m/s2

3.2 Koreksi Metode Gravity

Secara teoririk menyatakan bahwa permukaan bumi adalah permukaan yang rata

atau tanpa variasi topografi, bisa pula disebut sebagai bentuk spheroid, yang

menggelembung di ekuator dan flatten di kutub (persamaan 4.1) dan dengan

distribusi densitas meningkat secara teratur.

1

298,25

e p

e

R Rf

R

.......................................................................................... (5)

Dimana :

Re adalah jari-jari bumi di ekuator;

Rp adalah jari-jari bumi di kutub

Page 57: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

38

3.3 Koreksi Lintang (Latitude Correction)

Bentuk Bumi yang merupakan Ellipsoid mengakibatkan perbedaan nilai gravitasi

pada daerah equator dan juga kutub. Dimana, pada daerah equator (khatulistiwa)

terjadi penambahan massa, rotasi dan juga radius lebih besar dibandingkan pada

daerah kutub.

Gambar 7. Perbedaan nilai gayaberat di kutub dan khatulistiwa (Sarkowi, 2011).

Secara matematis, anomali medan gravity di topografi dinyatakan dalam

persamaan sebagai berikut:

∆g(x,y,z) = gobs (x,y,z) – gteoritis (x,y,z) ........................................................... (6)

dengan ∆g(x,y,z) merupakan anomali medan gravitasi di topografi, dan

gobs(x,y,z) adalah medan gravitasi observasi di topografi yang sudah

dikoreksikan terhadap koreksi pasang surut, koreksi tinggi alat dan koreksi drift.

Sedangkan gteoritis(x,y,z) merupakan medan gravitasi teoritis di topografi.

Pada tahun 1967 International Assosiation of Geodesy merumuskan suatu

formula. Formula tersebut bernama GRS67, yang diberikan pada persamaan :

Page 58: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

39

222 /2sin000023462.0sin005278895.013185.978 scmg n .......... (7)

dimana,

= sudut lintang

gn = gaya berat normal pada lintang (mGal)

3.4 Koreksi Udara Bebas (Free Air Correction)

Koreksi udara bebas atau Free Air Correction merupakan koreksi yang bertujuan

untuk mereduksi pengaruh elevasi dan kedalaman titik pengukuran terhadap data

observasi. Karena menganggap bentuk bumi yang ideal, spherical, tidak berotasi

dan massa terkonsentrasi pada pusatnya, maka nilai gaya berat haruslah pada

mean sea level, yang direpresentasikan sebagai berikut :

2R

GMgo

........................................................................................................... (8)

dimana go adalah gravitasi dengan bentuk bumi yang spheroid dan R adalah jari-

jari bumi.

Pada survey gaya berat dilakukan pengukuran pada stasiun dengan elevasi h

(meter) diatas mean sea level, maka persamaannya menjadi:

R

h

R

MGg h

212

............................................................................................... (9)

Perbedaan nilai gaya berat antara yang terletak di mean sea level dengan yang

terletak dengan elevasi h (meter) adalah koreksi udara bebas diberikan pada

persamaan (Reynolds 1997) :

Page 59: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

40

0

20,3086 mGalo

F h

g hg g g h

R

………………………………… (10)

dimana, go = 981785 mGal R = 6371000 meter

Maka koreksi udara bebasnya ,

FAC = 0.3086 · h (mGal) ………………………………………………(11)

dimana, h : ketinggian stasiun pengukuran (meter)

Sedangkan anomali udara bebasnya/FAA, dapat dituliskan sebagai berikut:

hggFAA anglobs 3085.0int ..........................................................................(12)

Gambar 8. Koreksi udara bebas terhadap data gaya berat (Zhou, 1990)

3.5 Koreksi Bouguer (Bouguer correction)

Koreksi Bouguer merupakan koreksi perhitungan massa batuan antara stasiun

pengukuran dengan bidang geoid. Koreksi ini dilakukan dengan menghitung

tarikan gravitasi yang disebabkan oleh batuan berupa slab dengan ketebalan H dan

densitas rata-rata ρ

Koreksi ini dihitung dengan persamaan (20) (Telford, dkk., 1990):

Page 60: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

41

�� = 2��ℎ …………………………………………………………………(13)

dimana:

� = 3,14; = 6,67 x10-11

m3kg

-1det

-3; � dalam gr/cm

3; dan h dalam meter, maka:

�� = 0,04192�ℎ mGal ………………………………………………………(14)

Gambar 9. Koreksi Bouguer (Zhou, dkk., 1990).

3.6 Anomali Bouguer

Anomali Bouguer merupakan anomali yang disebabkan oleh variasi densitas

secara lateral pada batuan di kerak bumi yang telah berada bidang geoid.

Persamaan untuk memperoleh nilai anomali Bouguer (gAB) adalah sebagai

berikut:

�!"# = � $%& − �'(&$ − �& ()' ………………………………………………...(15)

�*� = �!"# − �∅ + ��* − �� + -. …………………………………………..(16)

dimana:

�!"#= nilai pembacaan gravitasi di lapangan

�'(&$= koreksi pasang surut

Page 61: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

42

�& ()'= koreksi apungan

�∅= koreksi lintang

��*= koreksi udara bebas

��= koreksi Bouguer

3.7 Analisa Spektrum

Analisa spektrum bertujuan untuk mengestimasi lebar jendela dan mengestimasi

kedalaman dari anomali gaya berat. Selain itu analisa spektrum juga dapat

digunakan untuk membandingkan respon spektrum dari berbagai metode filtering.

Analisa spektrum dilakukan dengan men-transformasi Fourier lintasan-lintasan

yang telah ditentukan. Spektrum diturunkan dari potensial gaya berat yang

teramati pada suatu bidang horisontal dimana transformasi Fouriernya sbb (

Blakely, 1996) :

r

FUF1

)( dan

k

e

rF

zzk '0

21

.............................................(17)

dimana,

U = potensial gaya berat = konstanta gaya berat

= anomali rapat massa r = jarak

sehingga persamaannya menjadi :

k

eUF

zzk '0

2)(

......................................................................................(18)

Page 62: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

43

Berdasarkan persamaan (2.7.2-2), transformasi Fourier anomali gaya berat yang

diamati pada bidang horisontal diberikan oleh :

rF

z

rzFgF z

1

1)(

'02)(zzk

z egF ......................................................................................(19)

dimana

gz = anomali gaya berat k = bilangan gelombang

z 0 = ketinggian titik amat z = kedalaman benda

Jika distribusi rapat massa bersifat random dan tidak ada korelasi antara masing-

masing nilai gaya berat, maka : =1, sehingga hasil transformasi Fourier anomali

gaya berat menjadi :

'0 zzkeCA

.................................................................................................(20)

dimana A = amplitudo dan C = konstanta.

kzzALn )'( 0 ...............................................................................................(21)

Dari persamaan garis lurus diatas, melalui regresi linier diperoleh batas antara

orde satu (regional) dengan orde dua (residual), sehingga nilai k pada batas

tersebut diambil sebagai penentu lebar jendela. Hubungan panjang gelombang (λ)

dengan k diperoleh dari persamaan (Blakely 1996).

2k

n x

....................................................................................................(22)

dimana, n : lebar jendela.

Page 63: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

44

Maka didapatkan didapatkan estimasi nilai lebar jendelanya

Gambar 10. Grafik hubungan antara amplitudo dan bilangan gelombang pada

analisis spektrum (Sarkowi, 2011).

Untuk estimasi kedalaman diperoleh dari nilai gradien persamaan garis lurus

diatas, persamaan 5.7 (z0 –z’). Nilai gradien hasil regresi linier zona regional

menunjukkan kedalaman regional dan nilai hasil regresi linier zona residual

menunjukkan kedalaman residual.

3.8 Filter Moving Average

Anomali Bouguer adalah anomaly gayaberat yang disebabkan oleh perbedaan

rapatmasa batuan pada daerah dangkal atau daerah yang lebih dalam yang berada

di bawah permukaan. Anomali residual adalah efek yang berasal dari batuan

pada daerah dangkal, anomali regional adalah sementara efek yang berasal dari

batuan pada daerah yang lebih dalam. Proses filter ini bertujuan untuk

Page 64: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

45

memisahkan antara anomali residual dengan anomali regional yang terdapat pada

anomali Bouguer. Selain itu, hasil pemisahan anomali regional dan residual

berguna sebagai referensi dalam menginterpretasi kualitatif sebelum

dilakukannya pemodelan 2D struktur bawah permukaan secara kuantitatif.

Moving average window filter merupakan suatu metode atau teknik pemisahan

jika di analisis spektrumnya maka akan menyerupai low pass filter sehingga output

dari proses ini adalah frekuensi rendah dari anomali Bouguer yang akan

merepresentasikan kedalaman yang lebih dalam (regional). Karena frekuensi

rendah ini mempunyai penetrasi yang lebih dalam. Sedangkan anomali residual

didapatkan dengan cara mengurangkan anomali regional dengan anomali

Bouguernya.

Persamaan moving average untuk lebar window NxN adalah:

∆� $0(!1%2 = 34567 , 4567 8 = ∑ ∑ ∆0�(,:�4�4:;64(;6 ……………….………………(23)

untuk anomali residualnya adalah:

∆� $#(&<%2�=, >� = ∆��=, >� − ∆� $0(!1%2�=, >�………………………………(24)

dan untuk estimasi lebar jendelanya didapatkan dari :

? = 7@∆A.BCDEFGHH………………………………………………………………...(25)

dimana:

∆I = grid spasi

JK<'L!))= frekuensi cut-off regional dan residual

Penerapannya pada peta 2D dimana harga ∆�M pada suatu titik dapat

dihitung dengan merata-ratakan semua nilai ∆�� di dalam sebuah kotak persegi

Page 65: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

46

dengan titik pusat adalah titik yang akan dihitung harga ∆�M. Contoh

penerapannya dengan jendela 5x5 pada data 2D sesuai dengan.

Persamaan (26) berikut:

∆�M = 67N [�∆��6� + �∆��7� + ⋯ + �∆��7N�]………………………………(26)

Berdasarkan karakter spektrum dari filter ini, lebar window NxN berbanding

langsung dengan low cut dari panjang gelombang atau high cut frekuensi spasial

dari low-pass filter, sehingga dengan bertambahnya lebar window akan

menyebabkan bertambahnya panjang gelombang regional output. Dengan kata

lain, jika lebar window terkecil akan menyebabkan harga regionalnya

mendekati anomali Bouguernya.

3.9 First Horizontal Derivative (FHD)

First Horizontal Derivative (FHD) atau Turunan Mendatar Pertama merupakan

salah satu analisis derivative bertujuan untuk menentukan lokasi batas kontak

kontras densitas horizontal dari data gayaberat, dimana anomali gayaberat yang

disebabkan oleh suatu body cenderung untuk menunjukkan tepian dari body-nya

tersebut

�RS = 0�TU��L0�T�∆V ………………………………………………………………(27)

Dengan :

� : nilai anomali (mgal)

∆W : selisih antara jarak pada lintasan (m)

Page 66: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

47

�RS : First Horizontal Derivative

Gambar 11. Nilai Gradien Horizontal Pada Model Tabular (Blakely,1996).

3.10 Second Vertical Derivative (SVD)

Second Vertical Derivative (SVD) dilakukan untuk memunculkan efek dangkal

dari pengaruh regionalnya dan untuk menentukan batas-batas struktur yang ada di

daerah penelitian, sehingga filter ini dapat menyelesaikan anomali residual yang

tidak mampu dipisahkan dengan metode pemisahan regional-residual yang ada.

Secara teoritis, metode ini diturunkan dari persamaan Laplace’s (Telford dkk.,

1976):

∇7∆� = 0 dimana ∇7∆� = Y��∆0�YZ� + Y��∆0�Y[� + Y��∆0�Y\� = 0 ………………….(28)

Sehingga Persamaannya menjadi:

]7�∆��]V� + ]7�∆��]^� + ]7�∆��]_� = 0 … … … … … … … … … … … … … … … … … �29�

]7�∆��]_� = − ]7�∆��]V� + ]7�∆��]^� … … … … … … … … … … … … … … … … … . �30�

Page 67: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

48

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan filter SVD hasil perhitungan Elkins

(1951). Dalam penentuan patahan normal ataupun patahan naik, maka dapat

dilihat pada harga mutlak nilai SVDmin dan harga mutlak SVDmax. Dalam

penentuannya dapat dilihat pada ketentuan berikut: |SVD|min<|SVD|max=Patahan

Normal

2.1 Untuk sedimentary basin atau patahan turun berlaku:

3Y�∆0YV� 8 �aJb > d3Y�∆0YV� 8 �=?d 2.2 Untuk granit batolit/intrusi dan patahan naik berlaku:

3Y�∆0YV� 8 �aJb < d3Y�∆0YV� 8 �=?d Filter second Vertical Derivative (SVD) dengan operator Elkins filter 2-D

ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 5. Operator Elkinsfilter SVD (Elkins, 1951)

Operator Filter SVD menurut Elkins (1951)

0.0000 -0.0833 0.0000 -0.0833 0.0000

-0.0833 -0.0667 -0.0334 -0.0667 -0.0833

0.0000 -0.0334 1.0667 -0.0334 0.0000

-0.0833 -0.0667 -0.0334 -0.0667 -0.0833

0.0000 -0.0833 0.0000 -0.0833 0.0000

Page 68: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

49

Gambar 12. Respon analisa SVD pada struktur geologi (Reynolds, 1997)

Untuk penentuan arah (dip) sesar dapat dilihat dari kurva-kurva Anomali

Gayaberat, FHD, dan SVD. Arah (dip) sesar tersebut akan mengikuti dari

kemiringan arah kurva Anomali Gayaberat dan kurva SVD. Jika arah kurva

Anomali Gaya berat dan kurva SVD menurun ke arah kiri, maka sesar pun

arahnya akan menurun ke arah kiri bawah, begitu juga sebaliknya. Jika arah kurva

Anomali Gayaberat dan kurva SVD menurun ke arah kanan, maka sesar

pun arahnya akan menurun ke arah kanan bawah.

Page 69: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

50

Forward modeling (pemodelan ke depan) merupakan suatu metode interpretasi

yang memperkirakan densitas bawah permukaan dengan membuat terlebih

dahulu Benda geologi bawah permukaan. Selanjutnya grafik observasi atau data

pengamatan yang berupa grafik di cocokan dengan model bawah permukaan

dengan cara mencocokan yaitu trial and error. Adapun prinsip umum pemodelan

ini adalah meminimumkan selisih error yang tinggi agar mengurangi

keambiguitasan dari data observasi, yang mana di cari model yang paling

mendekati kondisi bawah permukaan. Dan metode interpretasi ini digunakan

untuk menentukan formasi batuan bawah permukaan berdasarkan densitas,

sehingga akan diketahui posisi batuan dan model struktur bawah permukaan .

3.12 Pemodelan Tiga Dimensi Bawah Permukaan dengan Inverse Modelling

Inverse Modelling adalah pemodelan yang berkebalikan dengan pemodelan

ke depan. P ro s es p emodelan inversi berjalan dengan cara suatu model

yang dihasilkan dari suatu data. Tujuan dilakukannya pemodelan 3 dimensi ini

agar struktur bawah permukaan ataupun persebaran densitas bawah permukaan

lebih jelas dan terkonfirmasi setelah dibandingkan dengan forward modelling.

Page 70: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

3.13 Citra

Citra di definisikan sebagai suatu fungsi intensitas cahaya

oleh f(x,y), dimana nilai

intensitas (kecerahan) citra pada titik tersebut

merupakan suatu reflectance

memiliki reflectance yang berbe

gambar dibawah ini adalah

berkas cahaya tersebut

misalnya: mata manusia, kamera,

Gambar

3.14 Identifikasi

Tiga ciri utama benda yang tergambar pada citra berdasarkan ciri yang terekam

oleh sensor yaitu sebagai berikut:

sebagai suatu fungsi intensitas cahaya 2D yang dinyatakan

imana nilai amplitudo dari f pada koordinat spasial

ahan) citra pada titik tersebut. Gambaran citra yang terilhat

reflectance dan absorsi dari suatu objek, karena setiap objek

memiliki reflectance yang berbeda-beda. Dimana skema yang tergambar dari

gambar dibawah ini adalah suatu objek akan memantulkan kembali sebagian dari

berkas cahaya tersebut kemudian pantulan cahaya ditangkap oleh alat optik,

misalnya: mata manusia, kamera, scanner, sensor satelit.

Gambar 13. Skema Citra Satelit (Danoedoro, 2012

Tiga ciri utama benda yang tergambar pada citra berdasarkan ciri yang terekam

oleh sensor yaitu sebagai berikut:

51

yang dinyatakan

pada koordinat spasial (x,y) merupakan

Gambaran citra yang terilhat

dan absorsi dari suatu objek, karena setiap objek

Dimana skema yang tergambar dari

memantulkan kembali sebagian dari

pantulan cahaya ditangkap oleh alat optik,

2012).

Tiga ciri utama benda yang tergambar pada citra berdasarkan ciri yang terekam

Page 71: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

52

a) Spektoral dinyatakan dengan rona dan warna yang merupakan suatu ciri

yang dihasilkan oleh interaksi antara tenaga elektromagnetik dan benda

b) Spatial dinyatakan dengan bentuk, ukuran, bayangan, pola, tekstur situs dan

asosiasi merupakan ciri yang terkait dengan ruang

c) Temporal merupakan ciri yang terkait dengan umum benda atau saat

perekaman.

Gambar 14. Interpretasi Citra Satelit (Danoedoro, 2012).

3.15 Gelombang Elektromagnetik

Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang merambat dalam gerak yang

harmonis secara kontiyu. Adapun sumber dari gelombang ini secara alami adalah

Page 72: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

53

sinar matahari, selain dapat pula dibuat secara artifisial seperti pada

penginderaan dengan gelombang radar (gelombang mikro). Rentang panjang

gelombang elektromagnetik sekitar 0,3 nm sampai orde meter meliputi gelombang

ultra ungu sampai radio (Gambar 2.2).

Gambar 15. Selang panjang gelombang elektromagnetik, jendela atmosfir dan

sistem penginderaan jauh (Danoedoro, 2012).

Interaksi antara atmosfer dengan gelombang elektromagnetik dapat

menimbulkan penyerapan energi gelombang dan adanya hamburan oleh berbagai

pertikel atmosfer. Besar penyerapan berbeda dan nilai hamburan pada satu

panjang gelombang dengan gelombang lainnya. Pada beberapa panjang

gelombang tidak terjadi penyerapan atau hamburan ini. Atmosferic window

merupakan Rentang panjang gelombang yang tidak terhamburkan atau terserap

oleh partikel. Ukuran partikel dan panjang gelombang akan berpengaruh terhadap

Page 73: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

54

hamburan gelombang elektromagnetik. Partikel yang menyebabkan terjadinya

hamburan merupakan partikel oksigen, nitrogen, dan ozon. (Sutanto, 1986)

3.16 Satelit Landsat

Satelit Landsat merupakan satelit yang biasa dikenal sebagai satelit sumber daya

alam karena fungsinya yang digunakan untuk memetakan potensi sumber daya

alam dan memantau kondisi lingkungan. Instrumen dari satelit Landsat telah

menghasilkan jutaan citra, tiap-tiap citra diarsipkan di Amerika Serikat dan

stasiun-stasiun penerima Landsat diseluruh dunia yang memiliki sumber daya

untuk riset perubahan global dan aplikasinya pada pertanian, kehutanan, geologi,

perencanaan daerah, keamanan social dan pendidikan. Sensor satelit tersebut

mempunyai resolusi sampai 30m x 30m dan bekerja mengumpulkan data

permukaan bumi dan luas sapuan 185km x 185km.

3.17 Keunggulan Satelit Landsat

Landsat 8 merupakan trobosan citra landsat yang pertama kali, landsat menjadi

satelit pengamat bumi sejak tahun 1972. Landsat 8 ini memiliki karakteristik yang

mirip seperti Landsat 7, baik resolusinya (spasial, temporal, spektral), metode

koreksi, ketinggian terbang maupun karakteristik sensor yang dibawa. Namun

memiliki tambahan yang menjadi titik penyempurnaan dari Landsat 7 yaitu seperti

jumlah band yang lebih banyak dibandingkan landsat 7 dan rentang spektrum

Page 74: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

55

gelombang elektromagnetik terendah yang dapat ditangkap sensor serta nilai bit

(rentang nilai Digital Number) dari tiap piksel citra. Warna objek pada semua citra

tersusun atas 3 warna dasar, Red, Green, dan Blue (RGB).

3.18 Band pada Landsat 8

Landsat 8 ditentukan oleh frekuensi spektrum elektromagnetik sehingga memiliki

sensor dengan rentang yang berbeda masing-masing memiliki karakteristik

tersendiri. Setiap rentang tersebut dikenal dengan istilah band. Secara keseluruhan

Landsat 8 memiliki 11 band. (Tabel 1). merupakan karakteristik band pada satelit

Landsat 8.

Tabel 6. Karakteristik Band pada Satelit Landsat 8 (sumber : www.terra-

image/band-landsat/).

Nomor Band Panjang

Gelombang (µm) Resolusi Spasial Manfaat

1 (Ultra Blue) 0.43 – 0.45 30 m Studi pesisir dan

aerosol

2 (Blue) 0.45 – 0.51 30 m

Pemetaan batimetri

dan membedakan

tanah

3 (Green) 0.53 – 0.59 30 m

Menekankan vegetasi

puncak, yang berguna

untuk melihat

kekuatan tanaman.

4 (Red) 0.64 – 0.67 30 m Mendiskriminasikan

Lereng vegetasi

5 (NIR) 0.85 – 0.88 30 m

Menekankan konten

Biomasa dan garis

pantai

6 (SWIR 1) 1.57 – 1.65 30 m

Mendiskriminasikan

kadar air tanah,

vegetasi dan menebus

awan tipis

Page 75: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

56

7 (SWIR 2) 2.11 – 2.29 30 m

Peningkatan Kadar

Air tanah dan kadar

penetrasi awan tipis

8 (Panchromatic)

0.50 – 0.68 15 m

Resolusi 15 meter,

mendapatkan gambar

yang lebih tajam

9 (Cirrus) 1.36 – 1.38 30 m

Peningkatan

kontaminasi awan

cirrus

10 (TIR) 10.6 – 11.19 100 m

Resolusi 100 meter

pemetaan termal dan

perkiraan kelembaan

tanah

11 (TIR) 10.6 – 11.19 100 m

Resolusi 100 meter

pemetaan termal dan

perkiraan kelembaan

tanah

Tabel 7. Kombinasi Band (Esri, 2012).

Aplikasi Kombinasi Band

Natural Color (True Color) 4, 3, 2

False color (Urban) 7, 6, 4

Color Infrared (Vegetation) 5, 4, 3

Pertanian 6, 5, 2

Penetrasi Atmosfer 7, 6, 5

Vegetasi Sehat 5, 6, 2

Tanah/Air 5, 6, 4

Natural With Amospheric Removal 7, 5, 3

Shortwave Infrared 7, 5, 4

Analisis Vegetasi 6, 5, 4

3.19 Koreksi Radiometrik

Page 76: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

57

Koreksi radiometrik merupakan koreksi perbaikan citra dari faktor radiometrik.

Koreksi radiometrik bertujuan untuk memperbaiki nilai piksel pada citra agar

sesuai dengan nilai atau warna asli. Efek dari atmosfer menyebabkan nilai

pantulan objek yang terekam menjadi bukan merupakan nilai aslinya, nilai

tersebut akan menjadi lenih besar dibandingkan dengan nilai aslinya, dikarenakan

adanya hamburan partikel yang disebabkan oleh atmosfer. Metode yang sering

digunakan untuk menghilangkan efek atmosfer antara lain metode pergeseran

histogram (histogram adjustment), metode regresi dan metode kalibrasi bayangan

(Projo Danoedoro, 1996).

Adapun koreksi Atmosfer dapat dilakukan pada raster calculator di ArcGis

dengan rumus sebagai berikut :

ρλ' = MρQcal + Aρ……………………………………………….………..(31)

Dimana:

ρλ' = Koreksi Reflektan TOA (Tanpa Elevasi Matahari).

Mp = Multiplicative Rescaling Factor Band.

Aρ = Additive Rescaling Factor Band (REFLECTANCE_ADD_BAND_X)

Qcal = Standard Product Pixel Values atau Digital Number (DN).

Persamaan koreksi radiometrik dengan memanfaatkan koefisien rescaling

reflektan dan sudut matahari adalah sebagai berikut (landsat.usgs.gov):

�λg = higjkl�mAn�………………………………………………………………..(32)

Page 77: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

58

Dimana:

ρλ' = Koreksi Reflektan TOA (Dengan Koreksi Sudut Matahari)

oIp =Sun Elevation (SUN_ELEVATION)

3.20 Fast Line-of-sight Atmospheric Analysis of Spectral Hypercube

(FLAASH)

Koreksi atmosferik dengan perangkat lunak pengolahan citra menggunakan modul

Fast Line-of-sight Atmospheric Analysis of Spectral Hypercube (FLAASH).

FLAASH yang bekerja dengan kode Moderate Resolution Atmospheric

Transmission (MODTRAN4) dapat menganalisis pengaruh atmosfer dari saluran

tampak hingga inframerah pada citra multispektral. Parameter FLAASH yang

digunakan terdiri dari file input dan output FLAASH, karakteristik sensor yang

digunakan dan model atmosfer.

Parameter FLAASH lanjutan terdiri dari model atmosfer tropical, model aerosol

maritim, dan jarak pandang 40 m. Pengolahan awal klasifikasi yaitu proses

segmentasi terhadap Input Image Layer (IIL) yang merupakan saluran

multispektral citra WorldView-2 (coastal, blue, green, yellow, red, red-edge, NIR-

1 dan NIR-2).Metode klasifikasi berbasis piksel sebelumnya memiliki kelemahan

yaitu banyak mengabaikan hubungan spasial. Untuk mengatasi kelemahan ini,

segmentasi digunakan dengan tujuan mengelompokkan informasi alam piksel

Page 78: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

59

yang bersifat homogen.Segmentasi merupakan proses yang sama dengan deliniasi

poligon untuk sampel klasifikasi. Parameter segmentasi terdiri dari tiga parameter,

yaitu: shape, compactness,dan scale. Nilai yang digunakan oleh parameter shape

dan compactness berkisar 0-1. Faktor shape mengatur homogenitas spektral dan

bentuk objek. Faktor compactness menyeimbangkan kekompakan dan kehalusan,

menentukan bentuk objek antara batas yang halus dan tepi yang kompak.

Parameter scale mengatur ukuran objek yang sesuai dengan kebutuhan pengguna

berdasarkan tingkat kedetailan dan merupakan parameter kunci dalam segmentasi

citra. Keputusan nilai skala tergantung pada ukuran objek yang dibutuhkan.

FLAASH dimulai dari persamaan standar untuk pancaran spektral pada piksel

sensor, L, yang berlaku untuk rentang panjang gelombang matahari (emisi termal

diabaikan) dan material datar, Lambertian atau ekuivalennya. Persamaannya

adalah sebagai berikut (FLAASH User Guide, 2011):

q = 3 rh6Ls$t8 + 3 uhv6Ls$t8 + qa………………………………………………….(33)

Dimana :

ρ : the pixel surface reflectance

ρe : an average surface reflectance for the pixel and a surrounding region

S : the spherical albedo of the atmosphere

La : the radiance back scattered by the atmosphere

Page 79: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

60

A and B are coefficients that depend on atmospheric and geometric conditions but

not on the surface.

3.21 Principal Component Analysis (PCA)

Principal Component Analysis (PCA) adalah proses mereduksi atau mengurangi

informasi yang terkandung didalamnya. Proses Principal Component Analysis

(PCA) menghasilkan suatu nilai vector matriks yang baru dilakukan, maka proses

selanjutnya adalah mendapatkan nilai norm, berdasarkan nilai vector matriks yang

baru tersebut.

Gambar 16. Spectral Band (AlTufaili, 2016).

Bila menggunakan teknik matriks semacam ini dalam visi komputer, kita harus

mempertimbangkan representasi gambar. A persegi, dengan gambar dapat

dinyatakan sebagai vektor-dimensi.

Page 80: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

61

PCA (Principal Component Analysis) digunakan untuk mereduksi dimensi. y =

Dtx merupakan transformasi yang dibutuhkan untuk membentuk sumbu baru y

yang mana kelas-kelas terpisah optimal. Langkah-langkah yang harus dilakukan

dalam mencari sumbu transformasi :

Dari setiap sampel dihitung mean (m) dan kovarian (Cx)

……………………………………………(34)

Lambang xj menyatakan vektor pixel ke–j dari pixel sebanyak K. Matriks kovarian

within class dirumuskan sebagai berikut :

…………………………………………………(35)

Dimana Ci adalah matriks kovarian dari data pada kelas ke i, M adalah jumlah

total kelas, ni adalah populasi dari kelas ke i, dan S n adalah jumlah total pixel dari

seluruh training data (sampel). Matriks kovarian antar kelas (among class

covariance matrix) dirumuskan sebagai berikut :

…………………………………………………………………(36)

Dimana mi adalah mean dari kelas ke i, ξ operator harapan (expectation

operator), dan m0 adalah global mean. Global mean dihitung dengan persamaan

berikut :

……………………………………………..(37)

Page 81: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

62

Dimana m0 = global mean

M = jumlah kelas mi = mean kelas ke i

ni = jumlah anggota kelas ke i (jumlah pixel dalam training data yang ke i)

m0 = global mean

Sn = jumlah total pixel dari seluruh training data (sampel).

Persamaan eigen value dan eigen vector

(CA − λCw )d = 0 ……………………………………………………………….(38)

Menjadi Persamaan,

(CA − λCw )d = 0………………………………………………………………(39)

Bias diubah dalam bentuk persamaan

(Cw−1

CA − λI )d = 0……………………………………………………………(40)

Dengan serangkaian langkah berikut :

Λ adalah matriks diagonal dari sekumpulan nilai eigen (eigen value) dan D

adalah matriks dari vektor d.

Page 82: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

63

Variabel N adalah dimensi ruang ciri tersebut. Tiap elemen Λ menunjukkan

variansi data pixel pada tiap sumbu canonical dalam sistem koordinat hasil

transformasi. Nilai eigen (eigen value) ini dapat diurutkan secara descending

menjadi λ1 , λ2 ,.., λN , sedemikian hingga menunjukkan data pixel mencapai

variansi maksimum pada sumbu canonical y1. Variansi terbesar kedua

ditunjukkan oleh y2, dan seterusnya, hingga variansi minimum berada pada

sumbu canonical yN.

w�a�x �ay�=Jb . =z{| w�a�x}x~y��1w�a�x}x~y��2… … .w�a�x}x~y�� 20�

��

3.22 Algoritma LINE

Algoritma LINE adalah algoritma pada PCI Geomatica untuk mengekstraksi

lineament secara otomatis yang prosesnya terdiri dari tiga tahap, yaitu: deteksi

tepi (edge detection), thresholding, dan ekstraksi kurva. Pada tahap pertama,

algoritma canny edge detection diterapkan untuk menghasilkan citra akumulasi

tepi. Pada tahap kedua, citra akumulasi tepi dilakukan thresholding (suatu proses

mengubah citra berderajat keabuan menjadi citra biner atau hitam putih

sehingga dapat diketahui daerah mana yang termasuk obyek dan

background dari citra secara jelas) untuk mendapatkan citra binary edge.

Setiap piksel yang bernilai satu pada citra binary edge merupakan elemen tepi.

Nilai ambang diberikan oleh Parameter Gradien Threshold (GTHR). Pada tahap

Page 83: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

64

ketiga, kurva dieskstraksi dari elemen citra binary edge. Langkah ini terdiri dari

beberapa sub-steps. Pertama, algoritma thinning diterapkan pada citra binary

edge untuk menghasilkan kurva piksel-wide skeleton. Setiap kurva dengan jumlah

piksel kurang dari nilai parameter Curve Length Threshold (LTHR)

dilewatkan dari proses berikutnya.

Kurva hasil ekstraksi kemudian diubah menjadi bentuk vektor yang

hasilnya merupakan polyline yang merupakan pendekatan untuk piksel dari

citra binary edge, di mana kesalahan maksimum (jarak antara keduanya)

ditentukan oleh parameter Line Fitting Threshold (FTHR). Terakhir, diterapkan

suatu algoritma untuk menghubungkan pasangan polylines yang memenuhi

kriteria sebagai berikut:

1. Dua segmen yang merupakan dua polylines saling berhadapan dan memiliki

orientasi yang sama (sudut antara dua segmen kurang dari parameter Angular

Difference Threshold atau ATHR)

2. Dua segmen yang dekat satu sama lain (jarak antara titik akhir kurang

dari parameter Linking Distance Threshold atau DTHR)

Sebuah lineament dapat dibedakan oleh perubahan intensitas pada citra yang

diukur dengan gradien. Dengan menerapkan filter deteksi tepi pada citra, maka

metode numerik untuk deteksi kelurusan dapat dilakukan. Metode ini

bagaimanapun juga tidak seakurat sistem visual manusia yang sangat efisien

Page 84: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

65

dalam melakukan ekstrapolasi kelurusan. Sehingga identifikasi lineament secara

manual mampu mengidentifikasi suatu lineament sebagai kelurusan tunggal yang

panjang, sedangkan dengan metode numerik, kelurusan yang sama mungkin

muncul dalam beberapa segmen yang lebih pendek (Geomatica, 2015).

Gambar 17. Hasil penarikan kelurusan di daerah Panas Bumi Patuha dari

empat sudut cahaya yang berbeda (hijau = 0o, kuning = 45o, merah = 90o, Ungu

= 315o) (Cyrke, 2011).

Page 85: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

66

Gambar 18. Lineament map of ophiolitic cover with rose diagrams (Aaron,

2017).

3.23 Densitas Lineament

Fitur topografi atau tonal linear pada permukaan bumi yang mewakili zona

kelemahan struktural dapat ditunjukkan oleh sebuah Lineament. Jika densitas

Page 86: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

67

lineament dapat dipetakan maka akan diperoleh informasi mengenai zona

permeabel pada suatu daerah.

Gambar 1 9 . Sel raster dan lingkaran untuk menghitung lineament density

(Aaron, 2017).

Proses kalkulasi lineament density dapat diilustrasikan oleh Gambar 19, dimana

terdapat sebuah sel raster dan sebuah lingkaran dengan jari-jari tertentu, dimana

garis L1 dan L2 yang merepresentasikan panjang dari sebagian dari lineament

yang tercakup dalam radius lingkaran (r). Persamaan untuk

menghitung lineament density pada setiap sel tersebut adalah:

Sx?b=y� = ��5��7@ ………………………………………………………………(41)

dan perhitungan densitas lineament secara umum dapat dilakukan

dengan persamaan:

Sx?b=y� = ∑ ���T��7@ ………………………………………………………….......(42)

Page 87: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

68

Gambar 20. Kiri : metode perhitungan lineament count density dalam sebuah

lingkaran. Kanan : susunan lingkaran pada setiap node dengan radius dan

interval grid r (Hardcastle dalam Kim, 2003).

Gambar 21. Lineament Density Map (Aaron, 2017).

Page 88: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

69

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Tugas Akhir

Penelitian Tugas Akhir dilakukan selama dua bulan di PT. Geo Dipa Energi yang

berkantor di Recapital Building 8th

floor, Jl. Adityawarman Kav. 55 Kebayoran

Baru, Jakarta Selatan, 12160 pada tanggal 15 November hingga 15 Desember

2017. Dan kemudian dilanjutkan di Laboratorium Geofisika, Jurusan Teknik

Geofisika, Fakultas Teknik, Universitas Lampung.

4.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan selama Tugas Akhir adalah sebagai

berikut:

1. Laptop

2. Perangkat Lunak (Software):

a. Oasis Montaj 8.3

b. ArcGIS 10.3

c. ENVI 5.3

Page 89: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

70

d. MATLAB R2016a

e. PCI Geomatica 2016

f. Ilwis 3.3 Academic

g. Rockwork

h. Ms. Excel

3. Peta Digital :

a. Peta Geologi

b. Peta Sebaran Alterasi dan Manifetasi

4. Data Gravity

5. Citra Landsat 8+ OLI/TIRS Tahun 2015

4.3 Diagram Alir

Metode penelitian yang dilakukan selama Tugas Akhir ditunjukan pada diagram

alir sebagai berikut:

Page 90: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

71

Gambar 22. Diagram Alir Pengolahan Citra, DEM, dan Peta Geologi

Automatic Lineament

Extraction, Lineament

Density, Trend Analysis

Preprocessing

Coc

ok

Mendeliniasi

Lineament dan

Struktur di Permukaan

Citra Landsat 8+

OLI/TIRS

Lineament Map,

Lineament

Ubah Azimuth

NO

YES

FIX

Selesai

Hillshade

Manual

Extraction Fault

Arah Patahan

Dominan

DEM

Rose Diagram

Peta Geologi

Curve

Calculator

Direction and

Distance

Rose Diagram

Arah Patahan

Dominan

Bandingkan

Arah Patahan

Dominan

Selesai

dd Mulai

Page 91: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

72

Gambar 23. Diagram Alir Pengolahan Data Gayaberat

Proses Koreksi dan

Pengolahan Data

Analisis Spektrum

Data Gravity,

Complete Bouguer Anomaly

(CBA)

Filtering

Residual Regional

Analisis

Derivatif. FHD

dan SVD

Inversi 3D

Estimasi

Kedalaman

Lebar Jendela

Interpretasi

Forward

Coc

ok

Informasi Geologi

Citra Satelit

Pola Bawah

Permukaan

Interpretasi

Kuantitatif

Mulai

Selesai

FIX NO

YES

Page 92: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

73

4.4 Prosedur Penelitian

4.4.1 Preprocessing

1.) Radiometric Calibration

Sebelum melakukan komputasi ataupun pengolahan lebih lanjut data Citra

haruslah dilakukan preprocessing koreksi radiometrik atau Radiometric

Calibration, dimana perlu dilakukannya Radiometric calibration ini untuk

mengurangi efek kabut pada citra tersebut. Pertama dengan mengimport data

mentah berformat *.MTL pada software Envi 5.1 kemudian dengan

menggunakan FLAASH adalah alat koreksi atmosfer menggunakan metode

MODTRAN4 yang sudah dapat mengoreksi cahaya tampak, NIR (Near Infrared)

dan SWIR (Short -wave Infrared) sampai panjang gelombang 3 μm. FLAASH

dapat menghilangkan pengaruh gangguan atmosfer dengan memperoleh parameter

yang lebih akurat dari reflektivitas, emisivitas, suhu permukaan dan fisik

permukaan. FLAASH mempunyai metode pengambilan nilai aerosoldan rata -rata

jarak pandang menggunakan rasio reflektansi piksel gelap berdasarkan penelitian

Kaufman (FLAASH, 2009). dengan output Radiance at sensor BIL.dat

selanjutnya sebelum dilakukan proses perhitungan menggunakan Metode

FLAASH dapat dilihat pada (Gambar. 24 dan 25) hasil compute statistic yang

menunjukkan nilai negatif dari Band1 – Band7 sebelum dilakukannya perhitungan

menggunakan Metode FLAASH. Yang perlu diperhatikan bahwa nilai citra

haruslah absolut sehingga citra yang memiliki nilai negatif masih terkontaminasi

Page 93: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

dengan noise. Sehingga setelah dilakukannya perhitungan Post FLAASH Band

Math Equation :

(B1 le 0)*0+(B1 ge 10000)*1+(B1 gt 0 and B1 lt 10000)*float (b1)/10000

Gambar 24.

1.) Gram Schmidt Pansharpening

Algoritma Pan-sharpening digunakan untuk mempertajam data multispektral

dengan menggunakan data pankromatik resolusi spasial yang tinggi. Asumsi yang

mendasari algoritma ini adalah bahwa Anda dapat secara akurat memperkirakan

seperti apa data pankromatik tersebut dengan menggunakan data multispektral

resolusi spasial yang lebih rendah.

dengan noise. Sehingga setelah dilakukannya perhitungan Post FLAASH Band

(B1 le 0)*0+(B1 ge 10000)*1+(B1 gt 0 and B1 lt 10000)*float (b1)/10000

Sebelum FLAASH Gambar 25. Setelah FLAASH

Gram Schmidt Pansharpening

sharpening digunakan untuk mempertajam data multispektral

dengan menggunakan data pankromatik resolusi spasial yang tinggi. Asumsi yang

mendasari algoritma ini adalah bahwa Anda dapat secara akurat memperkirakan

erti apa data pankromatik tersebut dengan menggunakan data multispektral

resolusi spasial yang lebih rendah.

74

dengan noise. Sehingga setelah dilakukannya perhitungan Post FLAASH Band

(B1 le 0)*0+(B1 ge 10000)*1+(B1 gt 0 and B1 lt 10000)*float (b1)/10000.

Setelah FLAASH

sharpening digunakan untuk mempertajam data multispektral

dengan menggunakan data pankromatik resolusi spasial yang tinggi. Asumsi yang

mendasari algoritma ini adalah bahwa Anda dapat secara akurat memperkirakan

erti apa data pankromatik tersebut dengan menggunakan data multispektral

Page 94: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

Metode Gram Schmidt memberikan

visual citra dengan metode GS

dengan GS lebih baik dan lebih alami.

yang lebih tajam dari 30 x 30 meter menjadi resolusi 15 x 15 meter dan pixel

raster tersebut akan semakin tajam.

sesudah (Gambar 26).

Gambar 26. Sesudah GS

4.4.2 Pemilihan Index Ranking Band

Index Ranking Band merupakan pemilihan composite band dengan nilai tertinggi

yang akan berpengaruh terhadap ketajaman rona warna pada citra yang normalnya

composite pada citra Landsat 8 yaitu 4

Ranking Band (Gambar

Metode Gram Schmidt memberikan resolusi terbaik untuk setiap band. Kualitas

visual citra dengan metode GS menjadi lebih baik. Warna citra yang me

dengan GS lebih baik dan lebih alami. Sehingga akan didapatkan resolusi citra

yang lebih tajam dari 30 x 30 meter menjadi resolusi 15 x 15 meter dan pixel

raster tersebut akan semakin tajam. Adapun Gambar sebelum (Gambar 27) dan

).

Sesudah GS Gambar 27. Sebelum GS

Pemilihan Index Ranking Band

Index Ranking Band merupakan pemilihan composite band dengan nilai tertinggi

yang akan berpengaruh terhadap ketajaman rona warna pada citra yang normalnya

itra Landsat 8 yaitu 4R, 3G, 2B . Untuk menent

Ranking Band (Gambar 28 ) penulis menggunakan software ILWIS 3.3 Academic

75

terbaik untuk setiap band. Kualitas

Warna citra yang menyatu

ehingga akan didapatkan resolusi citra

yang lebih tajam dari 30 x 30 meter menjadi resolusi 15 x 15 meter dan pixel

Adapun Gambar sebelum (Gambar 27) dan

Sebelum GS

Index Ranking Band merupakan pemilihan composite band dengan nilai tertinggi

yang akan berpengaruh terhadap ketajaman rona warna pada citra yang normalnya

. Untuk menentukan Index

) penulis menggunakan software ILWIS 3.3 Academic

Page 95: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

untuk mendapatkan Composite RGB. Pada prosesnya dilakukan correlation

matrix, yang mana mengkorelasikan setiap band sehingga

ranking tertinggi dari setiap band.

Gambar

untuk mendapatkan Composite RGB. Pada prosesnya dilakukan correlation

matrix, yang mana mengkorelasikan setiap band sehingga didapat harga nilai atau

ranking tertinggi dari setiap band.

Gambar 28. Index Highest Ranking Band

76

untuk mendapatkan Composite RGB. Pada prosesnya dilakukan correlation

didapat harga nilai atau

Page 96: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

(Gambar 29.

4.4.3 Automatic Lineament Extraction

Mengekstraksi kelurusan secara otomatis menggunakan Software PCI Geomatic

yang pertama dilakukan adalah mengexport citra yang telah dilakukan

preprocessing khususnya hingga Gram Schmidt Pansharpened kemudian

dilakukan proses PCA, proses ini adalah sebuah t

digunakan pada kompresi data. PCA juga merupakan teknik yang umum

digunakan untuk menarik fitur

PCA memproyeksikan data ke dalam subspace. PCA adalah transformasi linear

untuk menentukan sistem koordinat yang baru dari data. Teknik PCA dapat

mengurangi dimensi dari data tanpa menghilangkan informasi penting dari data

tersebut. Principal Analysis Component

Composite 432 RGB) (Gambar 30. Composite 751 RGB)

Automatic Lineament Extraction

Mengekstraksi kelurusan secara otomatis menggunakan Software PCI Geomatic

yang pertama dilakukan adalah mengexport citra yang telah dilakukan

preprocessing khususnya hingga Gram Schmidt Pansharpened kemudian

PCA, proses ini adalah sebuah transformasi linier yang biasa

digunakan pada kompresi data. PCA juga merupakan teknik yang umum

digunakan untuk menarik fitur-fitur dari data pada sebuah skala berdimensi tinggi.

PCA memproyeksikan data ke dalam subspace. PCA adalah transformasi linear

uk menentukan sistem koordinat yang baru dari data. Teknik PCA dapat

mengurangi dimensi dari data tanpa menghilangkan informasi penting dari data

Principal Analysis Component pada Envi Classic (Gambar 31

77

Composite 751 RGB)

Mengekstraksi kelurusan secara otomatis menggunakan Software PCI Geomatic

yang pertama dilakukan adalah mengexport citra yang telah dilakukan

preprocessing khususnya hingga Gram Schmidt Pansharpened kemudian

ransformasi linier yang biasa

digunakan pada kompresi data. PCA juga merupakan teknik yang umum

fitur dari data pada sebuah skala berdimensi tinggi.

PCA memproyeksikan data ke dalam subspace. PCA adalah transformasi linear

uk menentukan sistem koordinat yang baru dari data. Teknik PCA dapat

mengurangi dimensi dari data tanpa menghilangkan informasi penting dari data

pada Envi Classic (Gambar 31). yang

Page 97: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

kemudian akan di save pada format *

PCI Geomatic dilakukan proses Modul Algomarith LINE: Lineament Extraction

dengan memasukkan parameter

Extraction: 30.

Gambar 31

kemudian akan di save pada format *.TIFF/GeoTIFF. Selanjutnya pada Software

PCI Geomatic dilakukan proses Modul Algomarith LINE: Lineament Extraction

dengan memasukkan parameter Azimuth, Edge Detection : 50 dan Curve

31. Principal Analysis Component pada Envi Classic.

78

.TIFF/GeoTIFF. Selanjutnya pada Software

PCI Geomatic dilakukan proses Modul Algomarith LINE: Lineament Extraction

Edge Detection : 50 dan Curve

pada Envi Classic.

Page 98: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

Gambar

4.4.4 Fault Fracture Density

Metode Fault Fracture Density

digunakan untuk mengidentifikasi daerah panas bumi berdasarkan densitas

kelurusan. Kelurusan disini diasumsikan sebagai bidang lemah yang berasosiasi

dengan fault atau fracture

reservoir yang muncul di permukaan sebagai manifestasi seperti mata air panas

atau fumarol. Hasil dari analisis kelurusan berupa peta FFD yang kemudian

dikorelasikan dengan data

Gambar 32. Hasil Extraction Lineament.

Fault Fracture Density

Fault Fracture Density (FFD) merupakan metode sederhana yang

digunakan untuk mengidentifikasi daerah panas bumi berdasarkan densitas

kelurusan. Kelurusan disini diasumsikan sebagai bidang lemah yang berasosiasi

fracture yang menjadi jalur pergerakan fluida yan

reservoir yang muncul di permukaan sebagai manifestasi seperti mata air panas

atau fumarol. Hasil dari analisis kelurusan berupa peta FFD yang kemudian

dikorelasikan dengan data gravity.

79

(FFD) merupakan metode sederhana yang

digunakan untuk mengidentifikasi daerah panas bumi berdasarkan densitas

kelurusan. Kelurusan disini diasumsikan sebagai bidang lemah yang berasosiasi

yang menjadi jalur pergerakan fluida yang berasal dari

reservoir yang muncul di permukaan sebagai manifestasi seperti mata air panas

atau fumarol. Hasil dari analisis kelurusan berupa peta FFD yang kemudian

Page 99: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

Gambar 33

4.4.5 Trend Analysis

Arah penunjaman(Trend)

yang melalui garis, yang menunjukkan arah kecondongan garis tersebut.Arah

penunjaman dapat dideskripsikan menggunakan konveksi azimuth ataupu

kuadran. Arah penun

tersebut menunjam. Struktur garis yang menunjam ke timur tidak sama dengan

struktur garis yang menunjam kebarat. Kedua struktur garis tersebut berlawanan

arah. Penunjaman (Plunge) adalah besaran sudut

garis dengan bidang horizontal. Nilai dari penunjaman berkisar antara 0° dan

90°,penunjaman 0° dimiliki oleh garis horizontal, dan penunjaman 90° dimiliki

Gambar 33. Result Processing Lineament Density Map

Trend Analysis

Trend) adalah garis horizontal atau jurus dari bidang vertikal

yang melalui garis, yang menunjukkan arah kecondongan garis tersebut.Arah

penunjaman dapat dideskripsikan menggunakan konveksi azimuth ataupu

kuadran. Arah penunjaman harus menunjuk kepada arah kemana struktur garis

tersebut menunjam. Struktur garis yang menunjam ke timur tidak sama dengan

struktur garis yang menunjam kebarat. Kedua struktur garis tersebut berlawanan

Penunjaman (Plunge) adalah besaran sudut pada bidang vertikal , antara

garis dengan bidang horizontal. Nilai dari penunjaman berkisar antara 0° dan

90°,penunjaman 0° dimiliki oleh garis horizontal, dan penunjaman 90° dimiliki

80

Result Processing Lineament Density Map

adalah garis horizontal atau jurus dari bidang vertikal

yang melalui garis, yang menunjukkan arah kecondongan garis tersebut.Arah

penunjaman dapat dideskripsikan menggunakan konveksi azimuth ataupu

jaman harus menunjuk kepada arah kemana struktur garis

tersebut menunjam. Struktur garis yang menunjam ke timur tidak sama dengan

struktur garis yang menunjam kebarat. Kedua struktur garis tersebut berlawanan

pada bidang vertikal , antara

garis dengan bidang horizontal. Nilai dari penunjaman berkisar antara 0° dan

90°,penunjaman 0° dimiliki oleh garis horizontal, dan penunjaman 90° dimiliki

Page 100: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

81

oleh garis vertikal. Secara umum,penunjaman yang berkisar antar 0° dan 20°

dianggap landai(shallow), penunjaman yang berkisar antara 20° dan 50° dianggap

sedang(moderat),dan penunjaman yang berkisar antara 50° dan 90° dianggap

terjal (steep). Dimana analisis trend(ArahPenunjaman) menggunakan Software

Rockwork

Gambar 34. (a) Rose diagram frequency percent of total population (b) Rose

diagram length as percent of total lineation length

4.4.6. Analisis Geological Strike

Analisis Geological strike yaitu analisis mengenai panjang dan arah dari struktur

dan kemudian menentukan arah struktur dominan dengan bantuan rose diagram.

Perhitungan panjang dan sudut dilakukan dengan bantuan software ArcGIS pada

lembar Peta Geologi dan Struktur. Langkah pertama adalah mendigitasi semua

struktur kedalam format .shp, kemudian melakukan perhitungan sudut direksi dan

jarak pada peta shp atau dalam bentuk garis menggunakan fasilitas COGO

sehingga menghasilkan arah (direction) dan jarak (distance). Yang perlu menjadi

Page 101: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

82

catatan yaitu dalam penggambaran melalui COGO titik awal yang digunakan

berupa koordinat yang kita input dalam tamplate yang baru atau kita dapat

menentukan titik koordinat bersadarkan kursor yang ada pada tampilan peta di

ArcGIS 10.3. Dengan adanya titik awal tersebut maka kita dapat menggabarkan

garis yang kita inginkan berdasarkan arah dan juga jarak. Di dalam ArcGIS 10.3

terdapat 4 jenis Direction measuring systems yaitu arah utara, timur, barat dan

selatan. Namun pada penelitianini menggunakau Azimuth utara.

Gambar 35. Perhitungan Sudut Arah dan Panjang Struktur dengan Fasilitas

COGO.

Kemudian dari hasil perhitungan sudut arah (direction) dan jarak (lenght)

dilakukan plot menjadi rose diagram dengan menggunakan software GEOrient,

sehingga dapat mengetahui sudut arah dominan dari struktur daerah penelitian.

Page 102: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

83

Nilai dari sudut arah dominan tersebut adalah sudut yang digunakan dalam rotasi

atau disebut sebagai geological strike.

4.4.7 Pengolahan dan Koreksi Gravity

1. Anomali Bouguer Lengkap

Gambar 36. Pengolahan RAW data pada Ms. Excel

Data gayaberat dalam penelitian ini adalah data gayaberat sekunder atau data

gayaberat yang telah melalui berbagai koreksi-koreksi, sehingga diperoleh

Anomali Bouguer Lengkap (ABL) menggunakan Ms. Excel dengan equation

Page 103: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

84

masing-masing koreksi (Gambar 36) hingga didapat Anomali Bouguer

Lengkap (ABL). Langkah pertama pada penelitian ini adalah membuat Peta

Anomali Bouguer Lengkap (ABL), proses ini dibantu dengan menggunakan

perangkat lunak Geosoft 6.4.2.

4.4.8 Analisis Spektral

Setelah didapatkan peta anomali bouguer lengkap (ABL), langkah selanjutnya

adalah analisis spektral. Analisis spektral bertujuan untuk mengestimasi nilai

kedalaman suatu anomali dan untuk mengetahui lebar jendela optimal yang

akan digunakan untuk pemisahan anomali regional dan residual. Analisis

spektral dilakukan dengan Transformasi Fourier dari lintasan yang telah

ditentukan. Untuk analisis spektral penulis membuat 6 lintasan pada peta ABL,

kelima lintasan diproses menggunankan perangkat lunak Geosoft 8.3 (Gambar

37.). Sehingga menghasilkan data jarak dan anomaly Bouguer pada setiap

lintasan. Transformasi Fourier dikemas dalam bahasa pemrograman pada

parangkat lunak MATLAB 2017 (Gambar 38). Hasil dari proses FFT adalah

nilai real dan imajiner dari setiap lintasan yang selanjutnya akan diproses

dengan menggunakan perangkat lunak Ms.Excel untuk mendapatkan nilai

amplitudo (A), ln A, frekuensi dan nilai bilangan gelombang k. Nilai amplitudo

(A) dihasilkan dengan cara menghitung akar kuadrat dari nilai real dan

imajiner. Nilai ln A sebelumnya. Setelah semua nilai diperoleh selanjutkan

akan diplot grafik antara ln A (sumbu y) dan k (sumbu x). Dari grafik akan

Page 104: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

85

didapatkan dua gradien, gradien atau kemiringan garis dari grafik ln A terhadap

k adalah kedalaman bidang batas residual dan regional. Gradien yang bernilai

besar mencerminkan bidang diskontinuitas dari anomali regional (dalam) dan

gradien yang bernilai kecil adalah bidang diskontinuitas dari anomali residual.

Perpotongan antara kedua gradien adalah bilangan gelombang kc (cutoff) yang

merupakan dasar dalam menentukan lebar jendela. Nilai kedalaman rata-rata

hasil regresi linear residual dan regional akan digunakan pada pemodelan

struktur bawah permukaan.

Gambar 37. Slicing di Oasis Montaj 8.3

A

A’ B’

B C

D

E

F

C’ D’ E’

F’

Page 105: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

86

Gambar 38. Fast Fourier Transformation di MATLAB 2017

4.4.9 Pemisahan Anomali Regional dan Residual

Anomali Bouguer pada metode gayaberat disebabkan oleh perbedan densitas

batuan, baik yang berada dekat dengan permukaan bumi maupun yang jauh

dari permukaan bumi. Efek yang berasal dari batuan pada daerah dangkal

disebut dengan anomali residual sedangkan efek yang berasal dari batuan yang

dalam disebut dengan anomali residual. Dalam penelitian menggunakan

metode gayaberat ini semua anomali diamati, baik yang berasal dari daerah

dangkal maupun daerah dalam, oleh karena itu perlu dilakukan pemisahan

anomali regional dan residual dari anomali Bouguer. Pada penelitian ini penulis

menggunakan pemisahan dengan metode moving average. Moving average

merupakan perata-rataan dari data anomali gayaberat, hasil dari metode ini

Page 106: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

87

adalah anomali regional, dan untuk anomali residual diperoleh dari selisih

antara anomali Bouguer dengan anomali residual. Perangkat lunak yang

digunakan untuk proses ini adalah perangkat lunak Geosoft, proses pemisahan

anomali dimulai dengan menginputkan data anomali Bouguer ke dalam

perangkat lunak Geosoft lalu nilai lebar jendela optimal yang didapatkan pada

proses analisis spektral dimasukkan sebagai nilai input pemisahan.

4.4.10 Analisis Derivative

Setelah didapatkan anomali residual dan regional dari filtering moving average,

maka akan diketahui nilai anomali rendah memperlihatkan adanya batuan

dengan kontras rapat massa batuan yang lebih rendah (batuan sedimen),

sedangkan anomali tinggi mencerminkan adanya batuan dengan kontras rapat

massa lebih tinggi, sebagai data pendukung untuk analisis struktur bawah

permukaan tersebut maka penulis melakukan analisis derivative untuk sebaran

patahan pada daerah penelitian, analisis derivative juga dilakukan untuk

membantu dalam pembuatan model 2D, analisis derivative yang digunakan

pada penelitian ini adalah turunan pertama anomali Residual atau First

Horizontal Derivative (FHD) dan turunan kedua anomali Residual atau Second

Vertical Derivative (SVD). Untuk analisis derivative turunan pertama penulis

melakukan slicing pada peta anomali Residual dan selanjutnya dibuat grafik

berdasarkan teori dasar turunan pertama First Horizontal Derivative (FHD).

Pada peta kontur SVD dibuat berdasarkan prinsip dasar dan teknik perhitungan

Page 107: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

88

yang telah dijelaskan oleh Henderson & Zietz (1949), Elkins (1951), dan

Rosenbach (1953). Namun pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan filter

Elkins yang dianggap sebagai filter yang cocok untuk digunakan analisis

struktur geologi bawah permukaan.

4.4.11 Pemodelan Bawah Permukaan

Pemodelan bawah permukaan dalam penelitian ini penulis menggunakan dua

metode, yaitu dengan metode forward modeling (2D) atau pemodelan ke depan

yang dibantu dengan perangkat lunak Geosoft.

Forward modeling dilakukan dengan cara menginput data jarak dan data

anomali residual berdasarkan lintasan atau slice yang telah di tentukan pada

perangkat lunak Geosoft. Penentuan lintasan dalam penelitian ini penulis

menarik lintasan dengan melewati jalur perpotongan sesar ransiki dan sesar

sorong. Dimulai dengan membuat polygon terlebih dahulu kemudian

dibandingkan dengan anomali hasil pengukuran, densitas yang sesuai dengan

informasi geologi dijadikan input untuk polygon dan rata-rata kedalaman

bidang diskontinuitas dangkal (residual) dan dalam (regional) yang telah

diperoleh dari proses analisis spektral digunakan sebagai acuan atau input pada

saat menentukan batas batuan dasar pada saat pemodelan, dari hasil pemodelan.

Page 108: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

89

4.5 Agenda Kegiatan

Agenda kegiatan selama pelaksanaan Tugas Akhir adalah sebagai berikut:

Tabel 8. Agenda kegiatan Tugas Akhir

Mei

Analisis Data Pengukuran

Preprocessing Citra Landsat 8+

OLI/TIRS

Automatic Lineament Extraction

dan Lineament Density

Trend Analysis

Koreksi Data Gravity hingga

diperoleh CBA

Pengolahan HVD, SVD, dan 3D

Forward Modelling

Interpretasi dan Analisis

Seminar Proposal

Seminar Hasil

Ujian Kompre

KegiatanDesember Januari Februari

Waktu

Page 109: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah :

1. Panas Bumi Dieng plateu dikelompokkan menjadi 3 kelas densitas:

Densitas tinggi (6-10 km/km2), densitas sedang (3-5 km/km

2) dan densitas

rendah (1-3 km/km2) .

2. Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar dan normal

berarah N30o, berdasarkan Citra Landsat di Tarik kelurusan patahan pada

Lineament Density Map terdapat 8 patahan yang berarah sama dengan peta

geologi yaitu N30o, berdasarkan Digital Elevation Map (DEM) terdapat 13

patahan yang berarah N30o.

3. Berdasarkan analisis FHD dan SVD 3 lintasan (A-A’,B-B’, dan C-C’) di

identifikasi terdapat intrusi batuan dan sesar turun Pada lintasan A-A’

memiliki patahan mendatar dan ditemukan adanya intrusi. Pada lintasan B-

B’ dan C-C’ yang memotong sesar di identifikasikan adanya intrusi batuan

pada lintasan B-B’ sedangkan pada lintasan C-C’ terdapat adanya sistem

sesar turun dengan nilai FHD maksimum dan minimum yang menunjukkan

batas bidang kontak dan nilai SVD memperlihatkan nilai SVD minimum

lebih besar daripada nilai mutlak SVD maksimum.

4. Hasil pemodelan bawah permukaan 2D menunjukkan:

Page 110: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

Letak patahan pada pemodelan 2D sesuai dengan respon grafik SVD

yang diperoleh dari peta anomali SVD residual.

Batuan pengisi dari penampang struktur bawah permukaan yaitu :

1. Penampang lintasan A-A’ memiliki panjang lintasan kurang lebih 12

km. Dari informasi geologi lintasan ini melewati 6 formasi, yaitu

(Gjm) Gajah Mungkur tuff breccia memiliki densitas sebesar 2,8

g/cm3, (Bsm) Bisma tuff breccia memiliki densitas sebesar 2,1

g/cm3, (Ngs) Nagasari lava & tuff breccia memiliki densitas sebesar

2,7 g/cm3, (Pkd) Pagerkandang lava & tuff breccia memiliki densitas

sebesar 2,8 g/cm3, (Pgn) Pengonan Lava tuff & breccia memiliki

densitas sebesar 2,67 g/cm3.dan (Skg) Sikunang lava sebesar 2,81

g/cm3.

2. Penampang lintasan B-B’ memiliki panjang

lintasan kurang lebih 12 km. Dari informasi geologi lintasan ini

melewati 4 formasi, yaitu Formasi (Rbn) Reban lava memiliki densitas

sebesar 3,3 g/cm3, Formasi (Jmt) Jimat lava & tuff breccia memiliki

densitas sebesar 2,67 g/cm3, Formasi (Ngs) Nagasari lva & tuff breccia

memiliki densitas sebesar 2,7 g/cm3, Formasi (Pkd) Pgerkandang

memiliki densitas sebesar 2,8 g/cm3 dan Formasi (Gjm) Gajah

mungkur breccia memiliki densitas sebesar 2,8 g/cm3. Parameter

penentuan densitas batuan penulis mengacu pada pada tabel densitas

(Telford,1990). Dari Model 2D di bawah ini menunjukkan bahwa yang

menjadi batuan yang tersesarkan yaitu Reban Lava.

Page 111: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

3. Penampang lintasan C-C’ memiliki panjang lintasan 13,5 km. Dari

informasi geologi lintasan ini melewati 4 formasi, yaitu Formasi

Gajah mungkur tuff breccia, Formasi (Skg) Sikunang lava memiliki

densitas sebesar 2,5 g/cm3, Formasi (Srj) Sejora lava & tuff breccia

memiliki densitas sebesar 2,71 g/cm3, Formasi (Mdd) Merdada lava &

tuff breccia memiliki densitas sebesar 2,7 g/cm3, Formasi (Pgn)

Pangonan lava & tuff breccia memiliki densitas sebesar 2,67 g/cm3,

Formasi (Prm) Prambanan lava & tuff breccia memiliki densitas

sebesar 2,8 g/cm3 dan Formasi (Kdl) Kendil lava & tuff breccia

memiliki densitas sebesar 2,67 g/cm3.

5. Tebal lapisan batuan ubahan ini diperkirakan lebih dari 500 meter

yang berperan sebagai lapisan penudung yang dapat menahan fluida

panas didalam reservoir. Batuan yang memungkinkan sebagai

basement diduga memiliki nilai densitas > 3 g/cm3

6.2. Saran

Adapun saran yang coba diberikan oleh penulis adalah perlu dilakukan penelitian

dengan data geofisika lain,yaitu MT untuk melihat korelasi antar metode agar

lebih mengonfirmasi keberadaan struktur bawah permukaan dan sistem

hidrotermal.

Page 112: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

DAFTAR PUSTAKA

Aaron K. 2017. Mapping of Hydrothermal Minerals Related to Geothermal

Activities Using Remote Sensing and GIS: Case Study of Paka Volcano in

Kenyan Rift Valley. Department of Geology, University of Nairobi, Nairobi,

Kenya.

Al-Tufaili, Farah. (2012). Features extraction and representation / Image

processing Principal Component Analysis. Egypt.

Bemmelen, van, R.W., 1949, The Geology of Indonesia, Martinus Nyhoff, The

Haque, Nederland.

Blakley, RJ., 1996. Potential Theory in Gayaberat and Magnetic Applications,

Cambridge University Press, Cambridge

Campbell J.B, & Wynne R.H. 2011. Introduction to Remote Sensing (5th Ed.).

New York. The Guilford Press.

Cordell, L., and Grauch, V. J. S., 1985. Mapping Basement Magnetization Zones

From Aeromagnetic Data in The San Juan Basin, New Mexico, in Hinze, W.

J., Ed., The Utility of Regional Gayaberat and Magnetic Anomaly

Maps: Sot. Explor. Geophys., 181 and 197.

Cyrke A.N. Bujung., Singarimbun, A., Muslim, D., Hirnawan, F., & Sudradjat,

A. (2011). Identifikasi prospek panas bumi berdasarkan Fault and

Fracture Density (FFD): Studi kasus Gunung Patuha, Jawa Barat. Jurnal

Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 2 No. 1 April 2011 2011: 67 – 75.

Danoedoro, Projo. 2012. Pengantar Penginderaan Jauh Digital. Yogyakarta:

Penerbit ANDI.

Elkins, T.A., 1951. The Second Derivative Methode of Gravity Interpretation

Geophysics. Bab XVI. Hal 29-50 dan V.23, 97-127

Esri com. http://www.blog.esri.com/. Diakses tanggal 28 Januari 2018, pukul

16:50 WIB.

Estes, J. E dan Simonett, D. S. 1975. Fundamnetals of Image Interpretation, In

Manual of Remoet Sensing. Falls Chruch, Virginia : The American Society

of Photogrametri

Page 113: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

Geodipa Energi. 2011. Lapangan Existing. https://www.geodipa.co.id/bisnis-

kami/lapangan-existing/. Diakses pada tanggal 28 Januari 2018 pada pukul

14.00 WIB.

Hartati, A. 2012. Identifikasi Struktur Patahan Berdasarkan Analisa Derivative

Metode Gayaberat Di Pulau Sulawesi. (Skripsi) Depok: Universitas

Indonesia.

Hendro H. 2010. Application of Fault and Fracture Density (FFD) Method for

Geothermal Exploration in Non-Volcanic Geothermal System; a Case

Study in Sulawesi-Indonesia. Proceedings World Geothermal Congress

2010. Bali, Indonesia, 25-29 April 2010.

Heru, Sigit. 2011. Catatan Kuliah Pemrosesan Digital. Yogyakarta: Dimploma

Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi.

Kelas Belajarku. http://www.kelasbelajarku.com/spectrum-elektromagnetik/.

Diakses tanggal 28 J a n u a r i 2018, pukul 16:50 WIB.

Kim. (2011). Construction of a Lineament Density Map with ArcView and Avenue.

Investigation and Planning Department Korea Water Resources

Corporation San 6-2, Yonchuk-dong, Daeduk-gu Daejon city, South Korea.

Landsat.USGS.gov.http://www.citrasatelit.com/2013/04/13/landsat8-landsat-

data-continuity-mission/. Diakses tanggal 28 J a nu a r i 2018, pukul 16:50

WIB.

Muffler, L.J.P. 1971. Evaluation of Initial Investigations Dieng Geothermal Area,

Central Java, Indonesia. Open-File Report. Denver: United States

Geological Survey.

PVMBG. 2014 . Data Dasar Gunungapi Indonesia : Dieng. Bandung,. PDF

User Guide. 2006. Introduction to Atmospheric Correction and Envi FLAASH :

Page 6.

Reid, A. B., Allsop, J.M. Granser, H., Millett, A. J., and Somerton. I. W., 1990 ,

Magnetic Interpretation in Three Dimensions Using Euler Deconvolution :

Geophysics, 55, 80-90.

Telford, W.M., Goldrat, L.P., dan Sheriff, R.P. 1990. Applied Geophysics 2nd ed.

Cambridge University Pres, Cambridge.

Terra.com. http://www.terra-image/band-landsat./. Diakses tanggal 28 J a n u a r i

2018, pukul 16:50 WIB.

Page 114: INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT, CITRA LANDSAT 8+ OLI …digilib.unila.ac.id/31792/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada Peta Geologi terdapat 22 patahan baik patahan mendatar

Zaenudin, A., Sarkowi, M., dan Suharno. 2013. Pemodelan Sintetik Gradien

Gayaberat Untuk Identfikasi Sesar. Jurusan Teknik Geofisika Fakultas

Teknik, UNILA.