interferometer michelson
TRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Percobaan ini ditemukan oleh fisikawan Amerika A. A. Michelson
(1852 – 1931). Caranya adalah dengan memisahkan cahaya ke dua bagian yang
sama dan selanjutnya direkomendasikan untuk membentuk pola interferensi.
Interferensi merupakan peristiwa bergabungnya dua atau lebih gelombang
menjadi satu gelombang baru. Dalam percobaan ini gelombang yang
digunakan adalah gelombang cahaya. Interferensi yang dihasilkan oleh cahaya
dapat berupa interferensi destruktif dan interferensi konstruktif. Interferensi
destruktif merupakan interferensi yang terjadi jika gelombang yang akan
digabung berbeda fase dengan perbandingan sebesar dan seterusnya
yang menyebabkan gelombang yang terbentuk hampir habis. Sedangkan
interferensi konstruktif merupakan interferensi yang terjadi jika kedua
gelombang yang akan digabung berbeda fase dengan perbandingan
dan seterusnya.
B. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengukur panjang gelombang cahaya sumber dengan menggunakan
Interferometer Michelson.
1
2. Untuk mengetahui indeks refraksi cahaya
3. Untuk mempelajari kegunaan pola interferensi yang dihasilkan Interferometer
Michelson.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Teori interferensi adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa manusia lupa
bukan karena kehilangan memori tetapi karena informasi lainnya menghalangi hal
yang ingin diingati. Teori ini, bersama dengan teori kemerosotan (decay theory),
diajukan sebagai sebab-sebab mengapa manusia dapat melupakan sesuatu.
Menurut teori ini, terdapat dua jenis "penganggu" (interference, interferensi):
interferensi proaktif dan interferensi retroaktif. Interferensi proaktif terjadi ketika
informasi yang dipelajari sebelumnya mengganggu pengingatan kembali suatu hal
yang dipelajari kemudian. Ini dapat menjadi bermasalah ketika informasi yang
baru tidak dapat digunakan dengan benar akibat diganggu informasi lama.
Interferensi retroaktif adalah kebalikan dari interferensi proaktif, di mana
informasi baru menggangu informasi lama. (http://id.wikipedia.org/wiki/
teori_interferensi, 2008)
Agar mendapatkan pola interferensi cahaya pada layar maka harus digunakan dua
sumber cahaya yang koheren (cahaya dengan beda fase tetap). Percobaan Young
menggunakan satu sumber cahaya tetapi dipisahkan menjadi dua bagian yang
koheren, sedangkan percobaan Fresnel menggunakan dua sumber koheren,
sehingga pada layar terjadi pola-pola terang (interferensi
konstruktif = maksimum) dan gelap (interferensi destruktif = minimum).
3
Rumus percobaan Young dan Fresnel untuk celah ganda (dua celah) adalah sama,
yaitu:
jarak terang/gelap ke pusat
jarak dua celah terdekat
jarak sumber-layar
orde = 1,2,3, .........
panjang gelombang cahaya
Jarak antara 2 garis yang berdekatan (terang ke terang atau gelap ke gelap) adalah , sehingga
Untuk difraksi dan interferensi pada celah tunggal (satu celah) rumusnya menjadi:
( http://trimendes.com/content/view/372/32/, 2008)
Interferometer adalah alat yang di gunakan untuk mengukur panjang gelombang
atau perubahan panjang gelombang dengan ketelitian yang sangat tinggi
berdasarkan penentuan garis-garis interferensi , sebelum kita beranjak pada
interfarometer Michelson sebelumnya telah ada ilmuan yang melakukan
penelitian-penelitin yaitu Thomas Young. Nmaun Thomas Young hanya
menjelaskan tentang pola interferensinya saja. Sedangkan interferometer
4
Michelson di gunakan untuk menentukan panjang gelombang dan untuk
mengamti sifat medium optik. (http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-
makalah/fisika-dasar/percobaan-michelson, 2008 )
Sebelumnya telah di lakukan percobaan oleh Thomas Young yang mendisain
metode untuk menghasilkan pola interferensi. Thomas menggunakan sebuah
berkas cahaya tunggal (monokromatis) dan celah sempit yang memancar menuju
dua celah sempit atau sejajar dan jaraknya berdekatan, celah-celah young dapat di
gunakan untuk menentukan pola interferensi.
Setelah itu A.Michelson melakukan percobaan denagn disain dan prinsip yang
sama seperti milik Young berapa percobaan celah ganda, awalnya percobaan
interferometer Michelson di gunakan untuk membuktikan adanya eter, namun
tidak terbukti, akhirnya interferometer Michelson di gunakan untuk menentukan
panjang gelombang cahaya dan untuk menentukan jarak yang sangat pendek serta
untuk mengamati sifat medium optik. ( http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-
tugas-makalah/fisika-dasar/percobaan-michelson )
Interferensi adalah satu berkas cahaya yang dapat dipandang sebagai sebuah
gelombang dari medan listrik-magnetik yang berosilasi. Yaitu yang diperoleh
dengan menjumlahkan gelombang-gelombang tersebut. Hasil penjumlahan itu
akan memberikan intensitas yang maksimum disuatu titik, apabila di titik tersebut
gelombang-gelombang itu selalu sefase. Agar pola interferensi yang misalnya
berwujud lingkaran-lingkaran gelap-terang dapat terjadi, hubungan fase antara
gelombang-gelombang di sembarang titik pada pola interferensi haruslaah tetap
5
sepanjang waktu, atau dengan kata lain gelombang-gelombang itu harus koheren.
Syarat koheren tidak terpenuhi jika gelombang-gelombang itu berasal dari
sumber-sumber cahaya yang berlainan, sebab setiap sumber cahaya biasa tidak
memancarkan gelombang cahaya secara kontinu, melainkan terputus-putus,
gelombang elektromagnetik cahaya dipancarkan sewaktu terjadi dieksitasi atom.
Agar diperoleh gelombang-gelombang elektromagnetik cahaya yang koheren,
gelombang-gelombang itu harus berasal dari satu sumber cahaya yanga sama.
Kemudian interferensi diperoleh dari gelombang-gelombang yang memancar dari
bagian-bagian medan gelombangnya.
Pada interferometer Michelson pola interfeensi yang terbentuk berupa frinji gelap
terang. Interferometer Michelson ini juga berdasar interferens sinar-sinar hasil
pemecahan amplitude. Interferometer Michelson banyak digunakan untuk
menentukan panjang gelombang cahaya, dan jika menggunakan sumber cahaya
dengan panjang gelombang yang sudah diketahui, maka alat ini dapat digunakan
untuk menentukan jarak yang sangat pendek serta untuk mengamati sifat medium
optik.(http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/fisika-dasar/bentuk-
dan-hubungan-grafik-antara-jumlah-frinji-n-dengan-pergeseran-cermin, 2008 )
6
III. PROSEDUR PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut :
1. Laser
2. Layar
3. Cermin tetap, M1
4. Cermin bergerak, M2
5. Beam splitter
6. Vacuum chamber
7. Vacuum pump
Gambar 3.1 Rangkaian Interferometer
7
Laser
Layar
Interferometer michelson
B. Prosedur Percobaan
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam percoban ini adalah :
1. Pengukuran panjang gelombang
a. Mengatur laser dan interferometer seperti diteranganka sebelumnya
sehingga kita dapat melihat dengan jelas friges meingkar.
b. Mengatur knob mikrometer sehingga lengan levernya kira-kira paralel
dengan sisi dasar interferometer. Dalam posisi ini hubungan antara
rotasi knob dan pergerakan cermin mendekati linier.
c. Memutar knob mikrometer satu putaran penuh arah counterclockwise.
Melanjutkan memutar counterclockwise hingga angka nol pada knob
terarah dengan tanda indeks. Mengabaikan backlash yag terjadi ketika
memutar reverse.
d. Jika kita memakai secarik kertas kosong sebagai layar, Menandai
rujukan pada kertas di antara dua fringes. Akan lebih mudah
menghitung fringes jika tanda rujuikan adalah satu atau dua fringes di
luar pusat bola.
e. Memutar pelan-pelan knob mikrometer counterclockwise. Menghitung
jumlah fringes yang melewati tada rujukan tadi. Melanjutkan hingga
hitungan sekitar 20 fringers atau lebih. Ketika kita selesai menghitung,
fringers itu seharusnya akan sama posisinya dengan tanda rujukan tadi
ketika kita mulai menghitung.
f. Mencatat beberapa jarak pergeseran cermin yang bergerak kearah beam
splitter ketika kita memutar knob mikrometer, itu disebut dm.
8
g. Mencatat beberapa jumlah fringers yang melewati tanda rujukan tadi
disebut m
h. Menghitung panjang gelombang laser dengan rumus .
Menghitung juga error percobaan kita.
i. Menghitung persentasi perbedaan panjang gelombang antara
pengukuran dengan laser yang tertera dalam spesifikasi alat.
2. Pengukuran Indeks Refraksi Udara
a. Mengatur laser dan interferometer seperti diterangkan sebelumnya.
b. Menekan hose udara dari pompa vakum melalui keluaran lubang udara
untuk mengosongkan chamber. Memasukan plug bentuk pisang dari
vacum chamber ke lubang di dasar interferometer, yaitu antara cermin
tetap dan beam-splitter.
c. Mengatur baut pengarah dari cermin tetap sehingga pusat pola
interferensi jelas terlihat pada layar. Pola fringe kadang terngangu oleh
ketidak teraturan dalam ujung gelas chamber.
d. Mengusahakan vacuum chamber tegak lurus terhadap berkas laser.
Memutar chamber pelan-pelan dan mengamati efek pada fringers
interferensi. Berdasarkan pengamatan kita, bagaimana kita bisa yakin
bahwa ujung plat vacuum chamber benar-benar terarah ?
e. Untuk membuat variasi tekanan, mulai dari tekanan chamber yang
kosong, kemudian biarkan udara masuk sedikit-demi sedikit sambil
diadakan pengukuran.
f. Mencatat Pi (cmHg) yaitu pembacaan vacuum mula-mula. Catatan Pi
dan Pr harus tekanan absolute yaitu Pabsolute = 76 cmHg - Ppompa .
9
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Setelah dilakukan percobaan maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Panjang Gelombang
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Indeks Bias Udara
10
B. Pembahasan
Pada percobaan interferometer michelson digunakan suatu cara yaitu dengan
cara memisahkan cahaya kedua bagian yang sama dan kemudian
direkombinasikan untuk membentuk pola interferensi. Pada percobaan ini
digunakan cermin pemisah yang berfungsi membagi dua berkas yang
kemudian berjalan pada lintasan satu dan dua. Kedua sinar ini akan bergabung
dan menghasilkan pola interferensi yang dapat diamati pada layar. Hasilnya
berupa deret cincin gelap terang.
Pada percobaan ini dilakukan dua percobaan yaitu mengukur panjang
gelombang dan mengukur indeks refraksi cahaya. Pada percobaan pertama,
mengukur panjang gelombang menghitung fringersnya dan jarak penggeseran
pada mikrometer, dan yang dimaksud dengan fringes adalah cahaya gelap dan
terang. Dengan fringes yang ditetapkan 20, melihat perubahan jarak pada
mikrometer. Percobaan ini dilakukan degan lima kali pengulangan dari hasil
perhitungan didapatkan panjang gelombang yaitu 8 x 10-7, 9,5 x 10-7, 8 x 10-7, 9
x 10-7, 9 x 10-7 dan KR sebesar 3,44 %.
Pada percobaan kedua, mengukur indeks refraksi udara, sama halnya dengan
dengan pengukuran panjang gelombang menggunakan pula interferometer,
tetapi bedanya pada vacuum chamber. Untuk indeks refraksi udara digunakan
vacuum chamber untuk membuat tekanan yang berubah-ubah. Dari hasil
perhitungan yang telah didapatkan jelas terlihat bahwa jika tekanan besar pada
vacuum chamber maka nilai dari indeks refraksi udara akan semakin besar dan
jika tekanan vacuum chamber kecil maka nilai indeks refraksi udara semakin
11
kecil. Pada percobaan ini diperoleh hasil pengamatan bahwa panjang
gelombang tidak terpengaruh oleh panjang atau jarak pergeseran maupun
jumlah fringers. Hal ini dikarenakan gelap terang suatu cahaya yang datang dan
yang dipantulkan tergantung oleh sinar dari pada lingkungan sekitarnya.
Apabila pada cermin M1 dan M2 benar-benar tegak lurus dengan yang lainya,
efeknya sama saja dengan cahaya dan sumber besar S jatuh pada lapisan –
lapisan tebal udara. Sebagaimana akibat adanya perubahan sudut datang yang
sangat kecil dari cahaya yang berasal dari titik lain pada sumber S dan jatuh
pada lapisan udara yang sama. Dalam percobaan ini didapatkan hasil
perhitungan untuk Ppompa = 10; 20; 30; 40; 50 dan untuk Pabsolute
= 66; 56; 46; 36; 26 sedangkan ( n1 – nf ) = 0,25; 0,4; 0,6; 0,75; 0,9 . Selisih
perhitungan masing-masing tidak terlalu banyak.
12
V. KESIMPULAN
Dari percobaan interferometer michelson maka dapat diambil suatu kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pada pengukuran panjang gelombang didapatkan KR sebesar 3,44 %.
2. Hasil dari interferensi pada interferometer michelson berupa lingkaran gelap
terang.
3. Besarnya frekuensi dan panjang gelombang dari sinar yang datang melalui
interferometer dipengaruhi juga oleh sinar yang lain.
4. Interferometer adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur panjang
gelombang atau perubahan panjang dengan ketelitian yang tinggi berdasarkan
penentuan garis-garis interferensi medan pandangan.
5. Pada emisi terangsang terjadi penguatan cahaya karena sedikit cahaya yang
datang menyebabkan keluarnya cahaya dalam jumlah yang lebih besar dan
gejala ini merupakan prinsip pembangkit sinar laser.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_interferensi, 25 November 2008
http://trimendes.com/content/view/372/32/, 25 November 2008
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/fisika-dasar/percobaan-
michelson, 24 November 2008
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/fisika-dasar/percobaan-
michelson, 30 November 2008
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/fisika-dasar/bentuk-dan-
hubungan-grafik-antara-jumlah-frinji-n-dengan-pergeseran-cermin,
1 Desember 2008
14
LAMPIRAN
15