interdependensi dalam perdagangan internasional
TRANSCRIPT
EKSPOR-IMPOR ANTAR NEGARAAKANKAH MENSTIMULASI HUBUNGAN YANG BAIK?
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ekonomi Internasional
Oleh:
Shintia Pramita Dewi 209000060
Siti Octrina Malikah 209000061
Karina Kusuma 209000149
Johannes Raindy 209000187
Dosen Pengajar:
Dr. Iyus Wiadi
PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS FALSAFAH DAN PERADABAN UNIVERSITAS
PARAMADINA
2010
1
ABSTRAK
Masalah yang paling fundamental dalam ekonomi di setiap lingkungan adalah kelangkaan:
di mana tidak ada lingkungan yang dapat menyediakan sumber daya yang cukup
memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan keinginan dari setiap permintaan dan
keinginan untuk memiliki. Banyak negara di berbagai belahan dunia yang mengalami
kelangkaan ini dan mencoba keluar dari permasalahan yang mereka hadapi. Ekonom-
ekonom hebat di negara mereka berpikir keras dan menganalisa. Bahwasanya, tujuan dari
sistem ekonomi itu sendiri untuk meminimalisasi efek dari kelangkaan atau yang lebih positif
lagi untuk memaksimalkan kehidupan sosial yang lebih baik. Kehidupan sosial yang lebih
baik ini dikategorikan dalam peningkatan ekonomi suatu negara.
Di abad 21 ini, isu-isu yang berputar di masalah perdagangan barang dan jasa antara
negara semakin muncul ke wacana-wacana publik utama. Nyatanya, berbagai berita dari
media massa mengungkapkan kebenaran yang begitu jelas, masyarakat dunia semakin
peduli tentang dampak dari perdagangan internasional itu sendiri. Secara spesifik,
perdagangan internasional mencakup ekspor dan impor. Ekspor dan impor inilah yang
nantinya akan menentukan apakah kerjasama antar negara yang sama-sama memiliki
kelangkaan, dapat meningkatkan perekonomian suatu negara.
Salah satu konsep utama yang dapat dipakai untuk menggambarkan sifat sistem
internasional dalam perdagangan internasional saat ini adalah konsep interdepedensi.
Konsep ini menyatakan bahwa negara bukan aktor independen secara keseluruhan, malah
negara saling bergantung satu sama lainnya. Inilah konsep dari ekspor dan impor itu sendiri.
Tidak ada satu negarapun yang mampu memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi
sendiri kebutuhannya. Masing-masing negara bergantung pada sumberdaya dan produk
dari negara lainnya. Transaksi ekspor dan impor memiliki implikasi yang besar terhadap
interdepedensi. Negara-negara yang ikut dalam perdagangan internasional, akan
menciptakan mutual dependent dalam hal barang dan jasa yang tidak dapat diproduksi oleh
mereka sendiri.
Dalam penulisan karya ilmiah kami ini, kami akan mengangkat masalah di beberapa negara
yang mencakup perdagangan internasional; ekspor dan impor. Contoh negara yang akan
kami jadikan sebagai permasalahan adalah Indonesia-Cina, Amerika dengan Amerika Latin.
Kami mengangkat negara-negara ini karena dianggap memiliki hubungan yang
interdepedensi, yaitu negara maju dengan negara berkembang. Masing-masing negara ini,
ikut dalam perdagangan internasional untuk meningkatkan perekonomian negaranya
masing-masing.
2
Karya ilmiah ini membuktikan bahwa negara-negara yang melakukan perdagangan
internasional, yaitu ekspor dan impor, sama-sama diuntungkan. Meskipun keuntungan yang
didapat berbeda-beda, namun tidak ada satu negarapun yang dirugikan. Semua implikasi
pedagangan internasional ini, menuju pada satu tujuan. Untuk meminimalisasi efek dari
kelangkaan dan memaksimalkan kehidupan sosial yang lebih baik, yaitu peningkatan
perekonomian negara.
3
BAB IPENDAHULUAN
Jika saat ini kita melihat merek baju dan sepatu yang kita gunakan atau yang teman-teman
kita gunakan, besar kemungkinan baju dan sepatu itu buatan luar negeri. Bertahun-tahun
lalu, industri tekstil dan pakaian adalah sector yang signifikan di AS, namun ternyata
sekarang tidak lagi. Di perdagangan internasional, AS harus bersaing dengan banyak
negara-negara lain yang ternyata lebih mampu memproduksi tekstil dan pakaian berkualitas
bagus dan dengan harga yang murah. Dewasa ini, banyak pabrik tekstil dan pakaian di AS
yang tidak mampu bersaing dan mendapat keuntungan yang pada akhirnya harus gulung
tikar sehingga memaksa karyawan-karyawan di sektor ini harus mencari pekerjaan di sektor
non tekstil dan pakaian. Sebagai akibatnya saat ini sebagian besar tekstil dan pakaian yang
dipakai oleh masyarakat AS diimpor dari negara lain.1
Kisah industri tekstil dan pakaian yang kami angkat sebagai entry point di atas ternyata
menimbulkan suatu pertanyaan pentingmengenai kebijakan ekonomi di dunia internasional
ini: Bagaimana perdagangan internasional memengaruhi kesejahteraan ekonomi di setiap
negara? Siapakah yang sebenarnya diuntungkan dan dirugikan dalam kegiatan ekspor
impor di perdagangan internasional? Dari petimbangan untung rugi tersebut dapatkan
terbina hubungan yang baik antar negara? Pada dasarnya dalam mekanisme perdagangan
internasional, setiap negara dapat memperoleh keuntungan dengan saling melakukan
perdagangan, karena perdagangan memungkinkan setiap negara untuk melakukan
spesialisasi pada bidang atau jenis produksi yang paling baik untuk diproduksinya.
Berikut kami akan menjelaskan pemahaman sederhana mengenai ekpor impor yaitu:
1. Kondisi yang memaksa suatu negara untuk mengekspor adalah di saat harga dunia lebih
tinggi dibandingkan harga domestik sehingga akan memberikan keuntungan lebih besar jika
diekspor;
2. Kondisi yang memaksa suatu negara untuk mengimpor adalah di saat harga dunia lebih
rendah dari harga domestik sehingga negara tersebut akan meminimalisir ekspor dan
memaksimalkan impor karena harga dunia yang lebih murah.
Contohnya Brasil yang memproduksi karet, di saat harga karet dunia lebih mahal daripada
harga karet domestik Brasil maka Brasil akan menjadi pengekspor karet ke dunia karena
produsen karet di Brasil akan terdorong untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya
atas karet melaui tingginya harga karet dunia. Sebaliknya, jika harga karet dunia lebih
rendah daripada harga karet domestik, begitu hubungan dagang dibuka, Brasil akan menjadi 1 N. Gregory Mankiw, Principles of Economics (Pengantar Ekonomi Makro), Mason, Ohio:South-
Western of Thompson Learning, 2004, hal 215-220.
4
pengimpor karet karena konsumen karet di Brasil akan lebih suka membeli karet impor dari
pasar dunia dengan pertimbangan harga yang lebih murah dan hal ini akan meningkatkan
permintaan atas karet impor.
Perdagangan pasti akan menguntungkan semua pihak. Jika Brasil membuka pasar karetnya
bagi perdagangan internasional, tindakan ini akan memunculkan pemenang (yang
diuntungkan) dan pecundang (yang dirugikan), terlepas dari apakah Brasil berposisi sebagai
pengimpor atau pengekspor karet. Dalam hal apa pun, keuntungan Brasil pasti akan
melampaui kerugiannya begitu juga dengan negara lainnya, dan secara keseluruhan
mereka diuntungkan. Ekspor dan impor ini bagaikan sebuah kue ekonomi yang akan tetap
melahirkan pihak-pihak dengan ukuran kue lebih besar dan ukuran kue yang lebih kecil.
Dapat kita pahami sekarang mengapa perdebatan mengenai kebijakan perdagangan selalu
ramai karena setiap kebijakan akan menciptakan pihak yang menang dan pihak yang kalah,
peperangan politik selalu terjadi. Negara kadang gagal menikmati keuntungan dari
perdagangan karena pihak lain memiliki pengaruh politik yang lebih besar sehingga setiap
pihak bisa melobi untuk diterapkannya batasan-batasan perdagangan, seperti tarif dan
kuota impor. Maka meskipun suatu negara kalah dalam hal persaingan di perdagangan
internasional, ia dapat mempolitisasi kekalahannya dengan mekanisme tarif dan kuota
impor.
Berikut kami akan menyajikan beberapa hasil diskusi mengenai dampak ekspor impor
perdagangan internasional terhadap beberapa negara di dunia serta kemampuan ekspor
impor dalam menciptakan hubungan yang baik antar negara tersebut. Kami akan
mengangkat arena ekonomi sebagai soft diplomacy yang dapat menstimulasi hubungan
kerjasama yang didasari maksud baik dan memberikan keuntungan bagi masing-masing
negara karena sektor ekonomi tidak akan menyentuh arena kedaulatan negara.
BAB II
5
PENSTIMULASIAN HUBUNGAN BAIK ANTAR NEGARA MELALUI EKSPOR-IMPOR
Sektor ekonomi di dunia ini sudah sangat signifikan perannya apalagi ternyata kehadirannya
mampu menggeser pemahaman kaum realis yang menyatakan kekuatan militer adalah yang
paling penting. Kehadiran sektor ekonomi antar negara ternyata mampu menimbulkan
interdependensi yang pada akhirnya meminimalisir terjadinya konflik atau perang antar
negara karena konsep interdependensi ini justru menstimulasi kerjasama dan saling
ketergantungan antar negara. Kegiatan ekspor impor sebagai cara komunikasi telah
membangun tata masyarakat dunia untuk memenuhi kebutuhan domestik dan memperoleh
keuntungan melalui kegiatan ekspor impor ini. Dan sebagai hasilnya tercipta kehidupan
masyarakat internasional antar negara dengan terjalinnya hubungan baik antar negara
melalui kegiatan ekspor impor.
2.1 INDONESIA-CINA
Semenjak CAFTA (China-ASEAN Free Trade Agreement) ditandatangani sepuluh tahun
yang lalu, ternyata masih terdapat berbagai macam polemik ketidaksiapan Indonesia,
sebagai salah satu negara anggota ASEAN yang telah menyetujui dan menandatangani
CAFTA tersebut untuk dijalankan di dalam negerinya. Ketakutan akan mendapatkan
kerugian yang jauh lebih besar daripada China, kecemasan akan eksploitasi bahan baku
yang berlebihan oleh China, dan berbagai macam perspektif negatif terhadap perekonomian
China (khususnya dalam hal perdagangan). Hal-hal tersebutlah yang kini berkembang di
dalam masyarakat Indonesia.
Di tengah pro dan kontra tersebut, sudah seharusnya Indonesia menyatakan siap
melaksanakan CAFTA dan menghindari pandangan negatif tentang China dalam
perdagangan internasional. Sebenarnya, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Indonesia akan
mendapatkan keuntungan dari perjanjian tersebut, walaupun keuntungan yang didapatkan
tidak sebesar China dan beberapa negara anggota ASEAN lainnya. Hal ini pun dapat
dibuktikan dengan adanya kesamaan tariff antar sesama negara anggota ASEAN. Selain itu,
terdapatnya perbedaan jumlah keuntungan adalah sesuatu hal yang sangat wajar dalam
perdagangan internasional, dalam hal ini adalah ekspor dan impor. Maksudnya adalah
dalam perdagangan sudah pasti ada pihak yang memperoleh keuntungan tapi adapula
pihak yang mengalami kerugian. Namun, sebenarnya pihak yang mengalami kerugian
tersebut telah mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar dari kerugian yang
diperolehnya.
6
Sedangkan, menurut seorang analisis ada beberapa langkah untuk menanggulangi dampak
CAFTA tersebut. Pertama, mengembangkan pasar domestik melalui pencegahan impor di
perbatasan dan pasar. Kedua, melakukan peningkatan daya sing produk UMKM. Terakhir
adalah dengan penggunaan produk dalam negeri dengan cara promosi dan meningkatkan
daya beli masyarakat.
Lalu, keuntungan apakah yang didapat oleh Indonesia dan China dalam CAFTA ini?
Pertama, Indonesia tentunya akan mendapatkan bahan mentah yang lebih murah untuk
mendukung proses produksi di dalam negerinya. Selain itu keuntungan Indonesia pun
terdapat pada tersedianya sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang
memadai, sehingga dapat memperlancar proses produksi barang-barang ekspor maupun
barang-barang domestik. Lalu, keuntungan yang diperoleh China salah satunya adalah
dapat memperluas pasar bahan mentah yang diperlukan oleh produsen dari negara-negara
lain. Hal ini pun juga didukung dengan kebijakan dumping yang dilakukan oleh pemerintah
China, dimana China menjual harga suatu barang lebih murah di pasaran internasional
daripada pasar domestiknya, termasuk harga barang mentah. Keuntungan China pun
adalah dari segi kuantitas SDM yang lebih banyak daripada negara-negara lain serta dapat
memperdayakan SDM tersebut secara maksimal.
Menurut kami, sudah sebaiknya pemerintah Indonesia membuka jalan kerjasama yang
saling menguntungkan dengan China melalui CAFTA ini karena keuntungan yang dapat
diperoleh Indonesia dalam bidang produksi barang-barang ekspor adalah jaminan
ketersediaan barang baku dari China. Membahas topik perdagangan internasional, tentunya
tidak lepas pula dari pembahasan hubungan kerjasama bilateral antara negara pengekspor
dengan negara pengimpor, karena perdagangan internasional merupakan salah satu aspek
yang dibahas dalam kerjasama tersebut (aspek ekonomi) di luar aspek-aspek lainnya
(pendidikan, keamanan, dan lain-lain). Sudah dapat terlihat dengan jelas dampak positif
CAFTA bagi hubungan bilateral Indonesia-China membawa prospek yang baik ke depannya
dan dapat membuka peluang kerjasama di berbagai sektor lainnya.
2.2 FENOMENA DI AMERIKA SERIKAT
Perselisihan perbedaan pendapat para ekonom pun juga terjadi di Amerika Serikat berkaitan
dengan perdagangan bebas/free trade. Di dalam suatu Kongres AS pada bulan Mei tahun
2000 dibahas apakah akan memberikan China “suatu hubungan dagang yang normal dan
permanen” yang tentunya akan mengurangi pembatasan-pembatasan perdagangan di
antara kedua negara. Pendapat umum / opini public pun terbelah menjadi dua. Kubu
pertama memberikan pendapat bahwa “perdagangan asing buruk bagi perekonomian AS,
7
karena harga impor yang rendah akan berdampak pada upah dan lapangan kerja yang
menurun”. Sedangkan, kubu kedua memberikan pendapat bahwa “perdagangan asing baik
bagi perekonomian AS, karena hasilnya adalah pertumbuhan perekonomian dan lapangan
kerja untuk orang Amerika”.
Para ekonom, sangat mendukung kubu terakhir karena menurut mereka perdagangan
bebas adalah cara mengalokasikan produksi suatu barang/jasa dengan efisien dan
meningkatkan standar hidup di kedua negara tersebut. Mereka pun menganggap bahwa
Amerika sebagai suatu eksperimen yang sedang berjalan, yang sedang membuktikan
kemampuan dan manfaat dari perdagangan bebas. Melihat sejarahnya, Amerika telah
mengizinkan terjadinya perdagangan bebas antar negara-negara bagian yang menghasilkan
pertumbuhan yang pesat bagi perekonomian di Amerika. Karena, menurut mereka , orang-
orang Amerika tidak akan dapat menikmati standar hidup setinggi saat ini apabila mereka
hanya bisa mengkonsumsi hasil produk negara bagiannya sendiri. Dan, sebenarnya
masyarakat dunia juga akan mendapatkan manfaat yang sama dari perdagangan
internasional yang bebas.
BAB III
8
KESIMPULAN
Kegiatan ekspor impor yang terjadi antar negara dunia melalui perdagangan internasional
bisa memberikan keuntungan dan kerugian. Seperti kasus di Amerika Serikat yang kami
jabarkan di atas di mana ternyata mereka mengalami kegagalan di industri tekstil dan
pakaian yang memaksa pekerjanya mencari lahan kerja di sektor lain. Namun, hal ini
bukanlah semata-mata kerugian karena hal ini juga memberikan keuntungan tersendiri bagi
Amerika Serikat di mana pada akhirnya mereka mampu menentukan di sektor mana mereka
dapat menguasai perdagangan internasional. Inilah hasil yang diharapkan dari kegiatan
ekspor impor yaitu di mana akan terjadi spesialisasi dan setiap negara mampu memperoleh
keuntungan dari produksi unggulannya.
Posisi sebuah negara apakah sebagai pengimpor ataupun pengekspor tidak selamanya
memberikan jaminan keuntungan atau kerugian secara absolute karena semua itu
ditentukan oleh harga dunia (world price). Di lain sisi kegiatan perdagangan internasional ini
memang seperti kue di mana ada pihak-pihak yang mendapat potongan besar dan ada juga
pihak-pihak yang mendapatkan potongan kecil namun intinya adalah mereka akan tetap
memperoleh potongan kue baik itu besar ataupun kecil.
Setiap negara yang hidup di dalam pergaulan dunia internasional tidak lepas dari
perdagangan internasional. Dan, tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa dengan adanya kegiatan
ekspor dapat menghasilkan berbagai keuntungan yang ada walaupun keuntungan yang
diperoleh negara pengekspor dengan negara pengimpor akan mengalami perbedaan.
Namun, perbedaan yang muncul tersebut adalah sebuah hal yang cukup lumrah. Pihak
yang keuntungannya lebih kecil pada umumnya dikarenakan mereka telah berjuang untuk
memperoleh keuntungan yang besar dengan bermacam cara, sehingga dalam
perjuangannya tersebut mereka mengalami kerugian.
Indonesia memiliki SDA dan SDM yang memadai untuk melakukan produksi suatu
barang/jasa yang siap diekspor, akan tetapi Indonesia memiliki ketakutan untuk bersaing
dengan negara lain (khususnya China). Ketakutannya lebih kepada kerugian yang akan
timbul kemudian hari. Sama halnya dengan Indonesia, China juga memiliki SDA dan SDM
yang memadai. Selain itu, China juga mampu memperdayakan SDM secara maksimal
daripada Indonesia, sehingga produk-produk yang dihasilkan juga akan lebih maksimal.
Hubungan bilateral pun akan terjadi dengan sendirinya sebagai dampak positif dari
perdagangan internasional. Selain itu, sektor-sektor lainnya pun akan menjadi peluang
kerjasama saling menguntungkan di kemudian hari.
9
Menurut para ekonom di Amerika, perdagangan bebas adalah salah satu cara
mengalokasikan produksi suatu barang/jasa dengan efisien dan meningkatkan standar
hidup di kedua negara tersebut. Dan pada akhirnya, apabila kita melihat sejarah
perdagangannya, Amerika juga telah mengizinkan perdagangan bebas antar negara-negara
bagian sehingga menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang pesat di Amerika. Akhirnya,
para ekonom tersebut menyimpulkan bahwa masyarakatnya tidak dapat memenuhi standar
hidup setinggi sekarang apabila produksi barang/jasa hanya dinikmati di masing-masing
negara bagian.
Kesimpulannya pastilah akan ada si pecundang dan si pemenang dalam hal ini, tapi
walaupun si pecundang memperoleh kerugian pada kenyataannya ia akan memperoleh
keuntungan yang lebih besar dari kerugiannya meskipun keuntungannya tidak sebesar si
pemenang. Pada akhirnya kegiatan ekspor impor yang melahirkan hubungan yang simultan
dan saling menguntungkan ini pastilah akan merangsang terciptanya hubungan baik antar
negara selama negara-negara tersebut bermain dengan sportif dan sesuai dengan aturan
yang ada apalagi kegiatan ekonomi seperti ekspor impor ini mampu meminimalisir konflik
antar negara karena pada akhirnya menimbulkan interdependensi. Interdependensi ini
ditimbulkan karena tidak ada satupun negara yang mampu memenuhi kebutuhan negaranya
sendiri dan dengan adanya ekpor impor justru mereka mampu memaksimalkan keuntungan
melalui pemanfaatan faktor produksi dengan lebih efektif yaitu dengan didistribusi ke negara
lain dengan harga lebih baik dibandingkan hanya dinikmati secara domestik. Akhirnya, kami
percaya bahwa selama setiap negara memainkan perannya dengan sportif dan sesuai
peraturan maka kegitan ekspor impor pastilah membangun hubungan yang baik antar
negara tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
10
Banyu Perwita,Anak Agung & Dr.Yanyan Mochamad Yani.2005. Ilmu Hubungan
Internasional. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
M. Sharp,Ansel, Charles A. Register & Paul W. Grimes. 2003. Economic o social issues.
United States of America: MGraw-Hill.
Mankiw, N. Gregory.2004. Principles of Economics (Pengantar Ekonomi Makro). Mason,
Ohio:South-Western of Thompson Learning.
Case&Fair. 1999. Principles of Macroeconomics. United States of America:Prentice Hall.
11