interaksi obat kurva dosis respon curam

7
1. PENGERTIAN DAN KEJADIAN INTERAKSI Interaksi obat adalah peristiwa di mana aksi suatu obat diubah atau dipengaruhi oleh obat lain yang diberikan bersamaan. Kemungkinan terjadinya peristiwa interksi harus selalu dipertimbangkan dalam klinik, manakala dua obat atau lebih diberikan secara bersamaan atau hampior bersamaan. Tidak semua interaksi obat membawa pengaruh yang merugikan, beberapa interaksi justru diambil manfaatnya dalam praktek pengobatan, misalnya saja peristiwa interaksi antara probenesid dengan penisilin, di mana probenesid akan menghambat sekresi penisilin di tubuhi ginjal, sehingga akan memperlambat ekskresi penisilin dan mempertahankan penisilin lebih lama dalam tubuh. Interaksi dapat membawa dampak yang merugikan kalau terjadinya interaksi tersebut sampai tidak dikenali sehingga tidak dapat dilakukan upaya-upaya optimalisasi. Secara ringkas dampak negatif dari interaksi ini kemungkinan akan timbul sebagai, - Terjadinya efek samping, - Tidak tercapainya efek terapetik yang diinginkan. 2. OBAT YANG TERLIBAT DALAM PERISTIWA INTERAKSI Interaksi obast paling tidak melibatkan 2 jenis obat, · Obat obyek, yakni obat yang aksinya atau efeknya dipengatuhi atau diubah oleh obat lain.

Upload: rafian-dizar-santya

Post on 23-Dec-2015

207 views

Category:

Documents


42 download

DESCRIPTION

interaksi obat

TRANSCRIPT

Page 1: Interaksi Obat Kurva Dosis Respon Curam

1. PENGERTIAN DAN KEJADIAN INTERAKSI

Interaksi obat adalah peristiwa di mana aksi suatu obat diubah atau dipengaruhi oleh obat lain

yang diberikan bersamaan. Kemungkinan terjadinya peristiwa interksi harus selalu

dipertimbangkan dalam klinik, manakala dua obat atau lebih diberikan secara bersamaan atau

hampior bersamaan. Tidak semua interaksi obat membawa pengaruh yang merugikan,

beberapa interaksi justru diambil manfaatnya dalam praktek pengobatan, misalnya saja

peristiwa interaksi antara probenesid dengan penisilin, di mana probenesid akan menghambat

sekresi penisilin di tubuhi ginjal, sehingga akan memperlambat ekskresi penisilin dan

mempertahankan penisilin lebih lama dalam tubuh.

Interaksi dapat membawa dampak yang merugikan kalau terjadinya interaksi tersebut sampai

tidak dikenali sehingga tidak dapat dilakukan upaya-upaya optimalisasi. Secara ringkas

dampak negatif dari interaksi ini kemungkinan akan timbul sebagai,

- Terjadinya efek samping,

- Tidak tercapainya efek terapetik yang diinginkan.

2. OBAT YANG TERLIBAT DALAM PERISTIWA INTERAKSI

Interaksi obast paling tidak melibatkan 2 jenis obat,

· Obat obyek, yakni obat yang aksinya atau efeknya dipengatuhi atau diubah oleh obat

lain.

· Obat presipitan (precipitan drug), yakni obat yang mempengaruhi atau mengubah aksi

atau atau efek obat lain.

2.1. Obat obyek

Obat-obat yang kemungkinan besar menjadi obyek interaksi atau efeknya dipengaruhi oleh

obat lain, umumnya adalah obat-obat yang memenuhi cirri :

Page 2: Interaksi Obat Kurva Dosis Respon Curam

a. Obat-obat di mana perubahan sedikit saja terhadap dosis (kadar obat) sudah akan

menyebabkan perubahab besar pada efek klinik yang timbul. Secara farmakologi obat-obat

seperti ini sering dikatakan sebagai obat-obat dengan kurva dosis respons yang tajam (curam;

steep dose response curve). Perubahan, misalnya dalam hal ini pengurangan kadar sedikit saja

sudah dapat mengurangi manfaat klinik (clinical efficacy) dari obat.

b. Obat-obat dengan rasaio toksis terapik yang rendah (low toxic:therapeutic ratio), artinya

antara dosis toksik dan dosis terapetik tersebut perbandinganya (atau perbedaanya) tidak

besar. Kenaikan sedikit saja dosis (kadar)obat sudah menyebabkan terjadinya efek toksis.

Kedua ciri obat obyek di atas, yakni apakah obat yang manfaat kliniknya mudah dikurangi

atau efek toksiknya mudah diperbesar oleh obat presipitan, akan saling berkaitan dan tidak

berdiri sendiri-sendiri. Obat-obat seperti ini juga sering dikenal dengan obat-obat dengan

lingkupterapetik yang sempit (narrow therapeutic range).

Obat-obat yang memenuhi ciri-ciri di atas dan sering menjadi obyek interaksi dalam klinik

meliputi,

· antikoagulansia: warfarin,

· antikonvulsansia (antikejang): antiepilepsi,

· hipoglikemika: antidiabetika oral seperti tolbutamid, klorpropamid dll,

· anti-aritmia: lidokain,prokainamid dll,

· glikosida jantung: digoksin,

· antihipertensi,

· kontrasepsi oral steroid,

· antibiotika aminoglikosida,

· obat-obat sitotoksik,

· obat-obat susunan saraf pusat, dan lain-lain.

2.2. Obat presipitan

Page 3: Interaksi Obat Kurva Dosis Respon Curam

Obat-obat presipitan adalah obat yang dapat mengubah aksi/efek obat lain. Untuk dapat

mempengaruhi aksi/efek obat lain, maka obat presipitan umumnya adalah obat-obat dengan

ciri sebagai berikut:

a. Obat-obat dengan ikatan protein yang kuat, oleh karena dengan demikian akan

menggusur ikatan-ikatan yang protein obat lain yang lebih lemah. Obat-obat yang tergusur ini

(displaced) kemudian kadar bebasnya dalam darah akan meningkat dengan segala

konsekuensinya, terutama meningkatnya efek toksik. Obat-obat yang masuk di sini misalnya

aspirin, fenilbutazon, sulfa dan lain lain.

b. Obat-obat dengan kemampuan menghambat (inhibitor) atau merangsang

(inducer)enzim-enzim yang memetabolisir obat dalam hati. Obat-obat yang punya sifat

sebagai perangsang enzim (enzyme inducer) misalnya rifampisin, karbamasepin, fenitoin,

fenobarbital dan lain-lain akan mempercepat eliminasi (metabolisme) obat-obat yang lain

sehingga kadar dalam darah lebih cepat hilang. Sedangkan obat-obat yang dapat menghambat

metabolisme (enzyme inhibator) termasuk kloramfenikol, fenilbutason, alopurinol, simetidin

dan lain-lain,akan meningkatkan kadar obat obyek sehingga terjadi efek toksik.

c. Obat-obat yang dapat mempengaruhi /merubah fungsi ginjal sehingga eliminasi obat-

obat lain dapat dimodifikasi. Misalnya probenesid, obat-obat golongan diuretika dan lain-

lain.

Ciri-ciri obat presipitan tersebut adalah kalau kita melihat dari segi interaksi farmakokinetika,

yakni terutama pada proses distribusi (ikatan protein), metabolisme dan ekskresi renal. Masih

banyak obat-obat lain diluar ketiga ciri ini tadi yang dapat bertindask sebagai obat presipitan

dengan mekanisme yang berbeda-beda.

5 obat yang mempunyai kurva dosis respon yang curam adalah

Page 4: Interaksi Obat Kurva Dosis Respon Curam

1. GENTAMISIN

NAMAGENERIK

Gentamisin

NAMAKIMIA

Gentamisin sulfa

SIFATFISIKOKIMIA

Serbuk agak keputih-putihan. Larut baik dalam air, tidak larut dalam alkohol, aseton,

kloroform, eter dan benzen.

SUBKELASTERAPI

Anti Infeksi

FARMAKOLOGI

Didistribusikan melalui plasenta;Volume distribusi meningkat pada odem, asites dan

menurun pada dehidrasi. ;Neonatus : 0,4- 0,6 per kg BB,;Anak 0,3 -0,35 /kg BB.;Dewasa 0,2-

0,3 /kg BB;Protein binding : < 30 %;Waktu paruh eliminasi : ;Infant : umur < 1 minggu 3-

11,5 jam. 1 minggu -6 bulan 3-3,5 jam.;Dewasa ; 1,5-3 jam.;Pasien dengan gangguan ginjal

36-70 jam;Kadar puncak serum : i.m 30-90 menit; i.v. 30 menit setelah pemberian dengan

infus;Ekskresi : Urin

Page 5: Interaksi Obat Kurva Dosis Respon Curam

KONTRAINDIKASI

Hipersensitif terhadap Gentamisin dan Aminoglikosida lain

EFEKSAMPING

> 10%;- Susunan syaraf pusat : Neurotosisitas (vertigo, ataxia) ;- Neuromuskule dan

skeletal : Gait instability;- Otic : Ototoksisitas (auditory), Ototoksisitas (vestibular);- Ginjal :

Nefrotoksik ( meningkatkan klirens kreatinin) ;1% � 10%;- Cardiovaskuler : Edeme;- Kulit :

rash, gatal, kemerahan;< 1%;- Agranulositosis ;- Reaksi alergi;- Dyspnea;-

Granulocytopenia;- Fotosensitif;- Pseudomotor Cerebral;- Trombositopeni

INTERAKSIMAKANAN

Harus dipertimbangkan terhadap diet makanan yang mengandung Calcium, magnesium ,

potassium

INTERAKSIOBAT

Penisilin, Sefalosporin, Amfoterisin B, Diuretik dapat meningkatkan efek nefrotoksik, efek

potensiasi dengan neuromuscular blocking agent