interaksi antarbudaya etnik jawa tengah dengan jawa serang...

127
Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang di Desa Karang Kepuh Bojonegara SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Konsentrasi Ilmu Humas Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Oleh : Ade Putri Wahyuningsih NIM 6662110227 Konsentrasi : Ilmu Hubungan Masyarakat PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2016

Upload: vunhan

Post on 19-Aug-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa

Serang di Desa Karang Kepuh Bojonegara

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Konsentrasi

Ilmu Humas Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Oleh :

Ade Putri Wahyuningsih

NIM 6662110227

Konsentrasi : Ilmu Hubungan Masyarakat

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG

2016

Page 2: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75
Page 3: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75
Page 4: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75
Page 5: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

“ Memperbaiki diri itu tidak ada habisnya, karena

manusia tidak ada yang sempurna”

Ridha dengan ketetapan Allah yang tidak

menyenangkan adalah tingkat keyakinan yang

paling tinggi (Ali bin Abi Thalib)

Skripsi ini kupersembahkan untuk Bapak dan Ibu yang tak pernah

lelah untuk membimbing dan mendoakan anaknya untuk menjadi

seseorang yang sukses dan membanggakan,

serta Untuk Kakak kakak ku yang tidak pernah lelah untuk

memberikan dukungan terbaiknya

Page 6: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

ABSTRAK

Ade Putri Wahyuningsih. NIM. 6662110227. Skripsi. Interaksi Antarbudaya

Etnis Jawa Tengah dengan Jawa Serang di Desa Karang Kepuh Bojonegara.

Bertemunya berbagai kelompok sosial suku-suku bangsa pada suatu wilayah dapat

terjadi dua kemungkinan proses sosial yaitu hubungan sosial atau interaksi sosial,

yang memiliki nilai hubungan sosial positif dan negatif. Berbagai macam suku,

bahasa, budaya dalam berinteraksi. Dengan kemampuan komunikasi antarbudaya

yang mereka miliki maka secara tidak langsung mereka telah mampu

meminimalisir hal-hal yang cenderung menimbulkan konflik dan juga mampu

menyesuaikan diri dengan perbedaan yang timbul dari hasil hubungan interaksi

yang terjadi dalam proses bermasyarakat. Di desa Karang Kepuh Bojonegara

terdapat dua etnis yang berbeda yaitu etnis Jawa Tengah sebagai suku pendatang

serta etnis Jawa Serang sebagai pribumi, Tujuan penelitian adalah

Menggambarkan secara mendalam tingkat kemampuan interaksi para masyarakat

Desa Karang Kepuh Bojonegara, khususnya antar etnis Jawa Tengah dengan Jawa

Serang. Menjelaskan secara mendalam faktor-faktor yang mempengaruhi

kemampuan komunikasi antarbudaya antara etnis Jawa Tengah dan Jawa Serang

di Desa Karang Kepuh Bojonegara dalam proses berinteraksi. Menjelaskan secara

mendalam sejauh mana masyarakat asli dalam mempengaruhi tingkat kemampuan

komunikasi antara etnis, memberi gambaran secara mendalam bagaimana tingkat

kemampuan atau kompetensi warga khususnya etnis Jawa Tengah dan etnis Jawa

Serangdalam proses komunikasi antarbudaya dalam berinteraksi, dan bagaimana

peran budaya asli sangat mampengaruhi perilaku komunikasinya. Dengan adanya

proses- proses interaksi yaitu proses asosiatif dan disasosiatif dalam penyesuaian

dua etnis tersebut yang telah menjadi satu sehingga terjadi proses pembauran atau

akulturasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekriptif dengan

pendekatan kualitatif, dan teknik penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling. Teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara, observasi,

dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian maka terdapat komunikasi serta

Interaksi budaya dengan mempelajari proses interaksi sosial seperti proses

asosiatif dan disasosiatif.

Kata kunci: Interaksi Antarbudaya, Asosiatif dan Disasosiatif, Akulturasi

Page 7: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

ABSTRACT

Ade Putri Wahyuningsih. NIM. 6662110227. Thesis. Interaksi antar budaya

Etnis Jawa Tengah dengan Jawa Serang di Desa Karang Kepuh Bojonegara.

Convergence of various social groups of the tribes in an area can occur two

possible social processes that social relationships or social interaction, which has a

value of negative and positive social relationships. A wide variety of ethnic,

linguistic, cultural interaction. With the ability of intercultural communication at

their disposal, indirectly they have been able to minimize the things that tend to

cause conflicts and are also able to adjust to the differences arising from the

interaction that takes place throughout society. In the village of Karang Kepuh

Bojonegara there are two different ethnicities, namely the ethnic Jawa Tengah as

migrants and ethnic Jawa Serang as native Java, Objective Describing the research

is in-depth level of interaction capability of the villagers of Karang Kepuh

Bojonegara, particularly inter-ethnic Jawa Tengah with Jawa Serang. To explain

the factors that affect the ability of intercultural communication between ethnic

Jawa Tengah and Jawa Serang in Bojonegara billowing interaction process. To

explain in depth the extent to which indigenous communities in influencing the

level of communication skills among ethnic, illustrates in depth how the level of

ability or competence citizens, especially ethnic Jawa Tengah and Jawa Serang in

intercultural communication processes interact, and how the role of indigenous

culture is very influence the commmunication. With the processes of interaction

are associative process and disassociative in the adjustment of the two ethnic

groups who have become one resulting in a process of assimilation or

acculturation. The method used is descriptive method with qualitative approaches,

and techniques of this study using purposive sampling technique. The technique

of collecting data by conducting interviews, observation, and documentation.

Based on the research results are communication and cultural interaction by

studying the social processes such as associative process and disassociative.

Keywords : Intercultural Interactions, Associative and Dissasosiative

tAcculturation

Page 8: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkah dan

inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian yang berjudul Interaksi

antarbudaya etnis Jawa Tengah dengan Jawa Serang di Desa Karang Kepuh

Bojonegara. Tidak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada sang

teladan manusia Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat dan kepada

seluruh umatnya, hingga akhir zaman, amin

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar kesarjanaan

strata satu (S1) pada program studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Hubungan

Masyarakat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

Penulis menyadari bahwasanya Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,

untuk itu saran dan kritik yang dapat membantu perbaikan skripsi ini sangat

diharapkan oleh penulis.

Keberhasilan penyusunan penelitian ini tentu tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak, baik bantuan berupa doa, motivasi, maupun bimbingan. Untuk itu,

Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah

memberikan dukungan dan bantuan terhadap penulis, yaitu:

1. Allah SWT karena hanya Rahmat dan Karunia-Nya lah, maka skripsi ini

dapat terselesaikan

Page 9: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

iii

2. Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa

3. Dr. Agus Sjafari, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

4. Dr. Rahmi Winangsih, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa

5. Prof, Dr. H. Ahmad Sihabudin M.Si selaku dosen pembimbing I skripsi

yang selalu membantu memberikan arahan serta masukkan untuk

menyelesaikan skripsi ini

6. Uliviana Restu, S.Sos., M.Ikom selaku dosen pembimbing II skripsi yang

selalu membantu memberikan arahan serta masukkan untuk

menyelesaikan skripsi ini

7. Bapak/Ibu Dosen beserta staf Program Studi Ilmu Komunikasi

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Peneliti mengucapkan terima kasih

atas ilmu yang telah dibagikan selama perkuliahan di Program Studi Ilmu

Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Rajudin selaku kepala desa Karang Kepuh Bojonegara yang telah

member izin untuk melakukan penelitian serta telah menuntun dan

mengarahkan dalam pengumpulan data penelitian.

Page 10: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

iv

9. Erlis, Ruman, Waskija, Rizal Hidayat, Andreas, Dewi penulis ucapkan

terimakasih atas waktunya yang telah memberikan masukan dan

bantuannya dalam pengumpulan data di lapangan

10. Kedua orang tua, Bapak Sudrajat dan Ibu Nurhayati serta keluarga besar

yang senantiasa memberikan doa, kasih sayang dan motivasi yang begitu

berharga untuk penulis, serta bantuan secara moril maupun materil yang

tak terhitung.

11. Kakak- kakak tercinta Diah Novianti, Dewi Anyris, Tri Mulyani,

Chomzha Nurhayati, dan Yanuar Eko Saputro yang telah memberikan

motivasi, doa, serta dukungan dalam menyelesaikan penelitian ini.

12. Abel Meisaputra, seseorang yang selalu mengerti dan selalu memberikan

dukungan dan motivasi baik kepada penulis.

13. Okeu Yudi Pratomo, Mutia Noviagustin,Fairuz Baiquny sebagai teman

yang terus memberikan motivasi dan dukungannya, teman terbaik selama

perkuliahan, sukses selalu.

14. Pratiwi Utami Putri, Nurbaetty Rochmah, Siti Choirunissa, Rizky

Meilinda Pratiwi, Fela Anita Sandra, Devita sebagai sahabat yang selalu

memberikan motivasi serta dukungan kepada penulis

15. Seluruh teman-teman mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi

angkatan 2011, atas segala rasa kebersamaan selama menempuh

pendidikan di bangku perkuliahan.

Page 11: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

v

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang secara

langsung maupun tidak langsung telah memberikan dukungan dan

bantuan.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada semua

pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan

penelitian ini. Semoga karya kecil ini dapat menjadi langkah yang positif dikemudian

hari, dan bisa bermanfaat bagi semua pihak.

Serang, Februari 2016

Penulis

Ade Putri Wahyuningsih

Page 12: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2.Rumusan Masalah.................................................................................. 7

1.3. Identifikasi Masalah ............................................................................. 7

1.4. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7

1.5. Manfaat Penelitian ................................................................................ 8

1.5.1. Manfaat Teoritis ......................................................................... 8

1.5.2.Manfaat Praktis ........................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 9

2.1. Komunikasi dan Komunikasi Antarbudaya ......................................... 9

2.1.1. Definisi Komunikasi .................................................................. 9

2.1.2. Definisi Budaya .......................................................................... 12

2.1.3. Komunikasi Antarbudaya ........................................................... 14

Page 13: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

vii

2.2. Definisi Etnik ....................................................................................... 15

2.3 Proses Komunikasi Antarbudaya .......................................................... 18

2.4 Hambatan dalam Komunikasi Antarbudaya .......................................... 20

2.5 Komponen Permasalahan Komunikasi Antarbudaya ............................ 24

2.5.1. Perbedaan Bahasa Dalam Pesan Verbal ..................................... 24

2.5.2. Perbedaan Bahasa Dalam Pesan Non Verbal ............................. 24

2.5.3. Perbedaan Norma dan Peran Dalam

Melakukan Hubungan ................................................................. 25

2.5.4. Perbedaan Kepercayaan dan Nilai .............................................. 26

2.6. Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Interaksi sosial ..................... 27

2.7. Proses Interaksi Sosial .......................................................................... 28

2.8. Percampuran Budaya ............................................................................ 31

2.8.1. Akulturasi ................................................................................... 31

2.8.2. Asimilasi atau Pembauran .......................................................... 33

2.9. Kerangka Berpikir ................................................................................ 35

2.10. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 37

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 39

3.1. Pendekatan Penelitian ........................................................................... 39

3.2. Paradigma Penelitian ............................................................................ 40

3.3. Sifat Penelitian ..................................................................................... 41

3.4. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 42

3.5. Sumber Data ......................................................................................... 45

3.6. TeknikAnalisis Data ............................................................................. 48

Page 14: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

viii

3.7. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 50

BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 51

4.1 DeskripsiSubjekPenelitian..................................................................... 51

4.1.1 Latar Dan Keadaan Geografis ................................................... 51

4.1.2. Luas Wilayah ........................................................................... 51

4.1.3. Keadaan Penduduk................................................................... 51

4.1.4. Admisnistrasi Desa .................................................................. 53

4.2. Karakteristik Umum Masyarakat Karang Kepuh Bojonegara ............. 53

4.2.1. Karakteristik Masyarakat Asal Jawa Tengah ........................... 53

4.2.2 Karakteristik Jawa Serang......................................................... 58

4.3 Proses- Proses Interaksi Sosial .............................................................. 61

4.3.1. Proses Asosiatif ........................................................................ 62

4.3.2. Proses Disasoiatif ..................................................................... 76

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 80

5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 80

5.2. Saran ..................................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 83

LAMPIRAN .................................................................................................... 95

Page 15: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 PenelitianTerdahulu ............................................................................ 37

Tabel 2 Jadwal Penelitian................................................................................. 50

Tabel 3 Keadaan penduduk berdasarkan tingkat pendidikan ........................... 52

Tabel 4 Keadaan penduduk berdasarkan jenis pekerjaan ................................ 52

Page 16: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Komunikasi Antar Budaya .................................................... 19

Gambar 2.2 Asimilasi ............................................................................... 34

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir Interaksi Antarbudaya ............................ 35

Gambar 4.1 Foto Kegiatan Pembenahan Jalan serta Irigasi...................... 64

Gambar 4.2 Foto Kegiatan Posyandu ....................................................... 65

Gambar 4.3 Foto Kegiatan Perlombaan Catur .......................................... 68

Gambar 4.4 Foto Kegiatan Kerja Bakti Membangun Masjid ................... 72

Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ....................................................... 75

Page 17: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Hasil Wawancara .......................................................................... 86

Lampiran 3 Foto-Foto Penelitian ..................................................................... 100

Lampiran 4 Lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran 5 Lembar Sit In Sidang Skripsi

Lampiran 6 Daftar Riwayat Informan

Page 18: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan alat utama untuk memanfaatkan berbagai sumber

daya yang ada di lingkungan untuk menunutut ilmu. Dengan komunikasi kita

dapat berinteraksi, beradaptasi dengan masyarakat serta lingkungan sekitar.

Dalam komunikasi kita sering bertemu dengan keanekaragaman lawan

komunikasi seperti keberagaman etnis, suku, agama yang dimana

keanekaragaman tersebut ditandai dengan keanekaragaman budaya. Komunikasi

dan budaya pada dasarnya memiliki hubungan timbal balik, oleh karena itu

kebudayaan dan komunikasi tidak dapat dipisahkan. Budaya merupakan sesuatu

yang diwariskan secara turun temurun.

Budaya hadir di setiap lingkungan manusia. Bagaimana cara manusia

berpikir, bertindak, berperilaku pada dasarnya berkaitan dengan budaya yang

mereka kenal sejak lahir, karena budaya telah menyatu dalam kehidupan manusia,

maka setiap individu telah dibentuk oleh budaya tempat dimana ia berasal.

Menurut Parsudi Suparlan (1978:2)

“Kebudayaan merupakan keseluruhan pengetahuan manusia sebagai

makhluk sosial, yang digunakan untuk memahami dan mengintrepretasikan

1

Page 19: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

2

lingkungan dan pengalaman manusia, serta menjadi kerangka landasan

untuk mewujudkan atau mendorong terwujudnya perilaku seseorang.”1

Kemampuan beradaptasi dan berinteraksi terhadap lingkungan yang

baru tidaklah mudah. Budaya yang ada pada setiap individu setiap lingkungan

tentulah berbeda. Oleh karena itu pengaruh budaya yang melekat pada setiap

individu, ketika seseorang melakukan komunikasi dengan orang yang berbeda

budaya maka terdapat perbedaan yang signifikan.Dalam komunikasi antarbudaya

maka ada beberapa hal yang perlu di perhatikan berdasarkan pandangan

Ohoiwutun (1997:99-107) dalam Liliweri (2003:94), yang harus diperhatikan

adalah: (1) kapan orang berbicara; (2) apa yang dikatakan; (3) hal yang

memperhatikan; (4) intonasi; (5) gaya kaku dan puitis; (6) bahasa yang tidak

langsung, inilah yang disebut dengan saat yang tepat bagi seseorang untuk

menyampaikan pesan verbal dalam komunikasi antarbudaya.

Hal ini ditandai dengan kenyataan latar belakang sosial budaya serta etnis

yang beragam di wilayah Indonesia. Dengan kenyataan tersebut, tidaklah mudah

bagi setiap budaya untuk meyatukan pemahaman agar tidak timbul perpecahan, Di

Indonesia sendiri terdiri lebih dari 740 suku dan 583 bahasa sehingga Indonesia

adalah Negara yang memiliki aneka ragam budaya, adat istiadat, ras, suku,

maupun agama.2Hal yang paling mendasar yang menetukan perilaku individu

dalam berkomunikasi adalah latar belakang budaya di mana ia berasal. Dengan

1Parsudi Suparlan Masyarakat dan Kebudayaan Perkotaan: Perspektif Antropologi Perkotaan, YIK (yayasan ilmu

kepolisian) 2005

2Stefanusdiptya.2009.24 Rekor Dunia Indonesia yang Tidak Dimiliki Negara Manapun.Steafnusdiptya.wordpress.com. 12

Oktober 2015. 01.15 Wib

Page 20: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

3

perbedaan latar belakang tersebut maka berbeda pula ciri khas dan karakteristik

perilaku komunikasinya, serta mampu memahami makna di balik pesan yang

disampaikan.

Banten merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia wilayah

daerahnya tidak begitu luas terdapat 4 kabupaten dan 4 kota. Ibukota dari Banten

adalah Serang. Banten sebelumnya merupakan bagian dari provinsi Jawa Barat. 4

kabupaten dan 4 kota di Banten antara lain: (1) Kabupaten Serang; (2) Kabupaten

Lebak; (3) Kabupaten Pandeglang; (4) Kabupaten Tangerang; (5) Kota Serang;

(6) Kota Cilegon (7) Kota Tangerang; (8) Kota Tangerang Selatan.3 Banten

terkenal dari beberapa sisi mulai dari sejarahnya, budaya, serta kulinernya, serta

memiliki pantai yang memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Terdapat salah satu Kabupaten Serang yaitu terdapat Desa Karang Kepuh

yang berada di kecamatan Bojonegara.Letak wilayah Bojonegara berada pada

bagian barat dari Desa Gunung Kaler kecamatan Gunung Kaler yang memiliki

luas sekitas 336 Ha dan merupakan dtaran rendah Di desa Karang Kepuh sendiri

terdapat etnis Jawa yang cukup banyak karena telah terjadinya arus urbanisasi.

Namun, etnis Jawa tersebut menjadi dua bagian para pendatang yang tinggal di

desa tersebut terdapat etnis Jawa Tengah asli serta Jawa serapan atau biasa disebut

Jawa Serang sehingga populasi penduduk yang berada di Desa Karang Kepuh

kecamatan Bojonegara Kabupaten Serang Banten, tercatat jumlah laki-laki 2.433

3NegeriPesona.http://www.negeripesona.com/2013/09/nama-kabupaten-kota-di-provinsi-banten.html, 12 Oktober 2015,

01.30WIB

Page 21: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

4

dan perempuan 2.451 dari jumlah kepala keluarga 1.243 kepala keluarga yang ada

dengan total keseluruhan adalah 4.884 jiwa. Jumlah yang cukup padat dalam

sebuah desa namun di dalam Desa Karang Kepuh terdapat lima perkampungan

antara lain kampung Banjar, Kubang kepuh, Cinagrek, Wadas dan Karang Dalan.

Dengan perbedaan dua etnik penduduk tentu saja terdapat perbedaan dialek, cara

berpikir serta jenis pekerjaan yang berbeda di dalam desa tersebut.

Bertemunya dua etnis yang berbeda dimana etnis Jawa Tengah

merupakan pendatang di desa tersebut sedangkan etnis Jawa Serang yang

merupakan penduduk asli daerah Desa Karang Kepuh. Kedatangan etnis Jawa

Tengah memberikan warna tersendiri dalam kehidupan bermasyarakat.

Komunikasi akan efektif apabila dua etnis ini memiliki kecakapan dan

kemampuan komunikasi, dan saling memahami perbedaan pelafalan diantara

mereka tidak hanya dalam berkomunikasi para penduduk yang merupakan kaum

pendatang dari etnis Jawa Tengah mampu menjalani proses interaksi,

sebagaimana mereka mampu beradaptasi terhadap lingkungan tempat tinggal,

perilaku sosial, jenis pekerjaan.

Melihat fenomena bertemunya dua etnis yang berbeda tersebut, ketika

mencoba mengamati kegiatan beberapa penduduk etnis Jawa Tengah yang berada

di daerah Bojonegara. Terlihat dengan jelas, bahwa penduduk pendatang etnis

Jawa Tengah memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta seperti berjualan bakso,

membuka warung, dan atau menjadi pegawai pabrik di daerah sekitar berbeda

dengan penduduk asli atau etnisJawa Serang dimana memiliki pekerjaan seperti

bertani atau nelayan.

Page 22: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

5

Banyaknya perbedaan budaya antara etnis Jawa Tengah dengan Etnis

Jawa serang ini menimbulkan kurangnya rasa nyaman mereka untuk beradaptasi

dan berinteraksi terhadap lingkungan. Bertemunya antarbudaya di Desa

Bojonegara membuat etnis pendatang serta etnis asli memiliki masalah juga dalam

berkomunikasi. Dalam etnis Jawa Tengah terdapat beda pelafalan bahasa

walaupun memiliki arti yang sama. Misalnya pada etnis Jawa Tengah “ora” yang

memiliki arti “tidak” di dalam etnis Jawa Serang memiliki lafal “Ore”.

Bertemunya etnis Jawa Tengah dengan etnis Jawa Serang di Desa

Karang Kepuh, berarti mempertemukan etnis-etnis yang berbeda pula.

Koentjaraningrat (2002:203) membagi tujuh unsur kebudayaan yang dapat

ditemukan pada semua bangsa di dunia, yaitu: (1) bahasa yaitu lisan dan tulisan,

(2) sistem pengetahuan, (3) organisasi sosial, (4) sistem peralatan hidup dan

teknologi, (5) sistem mata pencaharian hidup, (6) sistem religi (7) kesenian.

Ketika melakukan interaksi dengan lingkungan sosial yang berbeda

budaya maka membuat masyarakat pendatang dituntut untuk beradaptasi seperti

penggunaaan bahasa, pekerjaan, perbedaan pandangan, sikap. Tuntutan yang ada

merupakan hal yang wajar, yang mau tidak mau harus dilakukan oleh masyrakat

Jawa Tengah sebagai etnik pendatang agar bisa diterima oleh kelompok sosial

yang baru. Sebagai budaya yang berbeda masyarakat yang merupakan etnik Jawa

Tengah dituntut untuk mempersiapkan diri secara mental maupun fisik untuk

menghadapi lingkungan yang baru. Persiapan mental penting dilakukan, untuk

menghindari geger budaya dalam diri mereka ketika nilai-nilai budaya yang baru

berbenturan dengan budaya mereka berasal.

Page 23: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

6

Kemampuan beradaptasi merupakan hal penting dalam melakukan proses

interaksi antarbudaya, bagaimana penduduk etnis Jawa Tengah mampu

beradaptasi dengan etnis asli sehingga dapat menjalani keselarasan dalam

kehidupan sehari-hari dan cendrung jauh dari suasana konflik. Banyak yang

menganggap bahwa melakukan interaksi atau komunikasi itu mudah. Namun,

setelah mendapat hambatan ketika melakukan komunikasi, barulah kita sadar

komunikasi antarbudaya yang tidak mudah.

Komunikasi yang terjadi antar kelompok orang yang ditandai dengan

bahasa serta asal-usul yang sama. Oleh karena itu, komunikasi antar etnis juga

merupakan bagian dari komunikasi antarbudaya. Pemahaman mengenai

komunikasi antarbudaya bukan sesuatu yang baru, karena sebenarnya sejak dulu

manusia sudah saling berinteraksi yang tentu saja manusia tersebut mempunyai

latar belakang kebudayaan yang berbeda, maka komunikasi antar budaya dapat

dikatakan berlangsung.Kajian ini menarik untuk melihat keberagaman komunikasi

antarbudaya antar etnis yang berbeda. Oleh karena itu, untuk melihat secara

mendalam mengenai kemampuan komunikasi antarbudaya yang dimiliki oleh

masyarakat Desa Karang Kepuh Bojonegara.

Page 24: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

7

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian

adalah “Interaksi Antarbudaya Etnis Jawa Tengah Dengan Jawa Serang di Desa

Karang Kepuh Bojonegara”.

1.3. Identifikasi Masalah

1. Bagaimana interaksi antarbudaya yang terjadi dalam masyarakat Desa

Karang Kepuh Bojonegara?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan komunikasi

antarbudaya, sehingga masyarakat dapat hidup berdampingan dalam

jangka waktu yang lama dalam berinteraksi?

1.4.Tujuan Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini

bertujuan untuk:

1. Menggambarkan secara mendalam tingkat kemampuan interaksi para

masyarakat Desa Karang Kepuh Bojonegara, khususnya antar etnis

Jawa Tengah dengan Jawa Serang.

2. Menjelaskan secara mendalam faktor-faktor yang mempengaruhi

kemampuan komunikasi antarbudaya antara etnis Jawa Tengah dan

Jawa Serang di Desa Karang Kepuh Bojonegara dalam proses

berinteraksi.

Page 25: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

8

1.5.Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat teoritis

Secara akademis, penelitian ini bertujuan untuk memberikan sumbangan

bagi pengembangan ilmu komunikasi, khususnya komunikasi antarbudaya.

Dengan adanya penelitian proses interaksi antarbudaya masyarakat Desa

Karang Kepuh Bojonegara, maka diharapkan dapat memberikan gambaran

dalam proses interaksi antarbudaya dalam masyarakat Indonesia.

1.5.2. Manfaat praktis

a. Bagi Mahasiswa

Memberikan masukan yang cukup bagi mahasiswa mengenai

penyesuaian kebudayaan yang terjadi di Desa Karang Kepuh

Bojonegara. Dalam perkembangannya, hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai salah satu pedoman atau referensi dalam

melaksanakan penelitian lebih lanjut, khususnya dalam bidang

komunikasi antarbudaya.

b. Bagi Peneliti

Memperluas wawasan, memperkaya pengetahuan, serta mendapat

pemahaman yang lebih mengenai interaksi antarbudaya, khususnya

di Desa Karang Kepuh Bojonegara. Dengan adanya penelitian ini

diharapkan mampu memperdalam keahlian dalam menganalisis

komunikasi antarbudaya sesuai dengan kapasitas peneliti sebagai

mahasiswa ilmu komunikasi.

Page 26: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Komunikasi dan Komunikasi Antarbudaya

2.1.1.Definisi Komunikasi

Komunikasi dilakukan setiap waktu dan di berbagai macam kegiatan

dengan tujuan penyampaian komunikasi yang berbeda tentunya baik itu

hanya menyampaikan hingga mempengaruhi lawan bicara. Dennis Mcquail

dan Steven Windahl (1981) dalam bukunya menjelaskan bahwa komunikasi

dapat didefinisikan sebagai interaksi sosial melalui pesan-pesan

(Garbner,1967), di mana secara hakekatnya komunikasi menunjukan adanya

sebuah pengirim, sebuah saluran, sebuah pesan, sebuah hubungan pengirim

dengan penerima, sebuah efek, sebuah konteks di mana komunikasi itu

berlangsung dan sebuah rangkaian yang disebut pesan.

Menurut Larry A Samovar dkk (1985) pada dasarnya komunikasi

bersifat lebih kompleks dan merupakan hal penting dalam kehidupan

manusia. William I. Gorden mengemukakan terhadap empat fungsi

komunikasi, yakni komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi

ritual, dan komunikasi instrumental. Apabila berbicara mengenai komunikasi

sosial maka akan berkaitan dengan konteks budaya, karena budaya

9

Page 27: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

10

merupakan bentuk atau pola yang digunakan dalam kelangsungan hidup

manusia.

Inti dari sebuah komunikasi adalah pemberian makna atas sebuah

pesan atau perilaku. Bila seseorang memperhatikan perilaku kita dan

memberikan makna, maka komunikasi telah terjadi. Komunikasi dikatakan

efektif apabila kedua belah pihak yang melakukan komunikasi memiliki

kesamaan makna, dan untuk menciptakan komunikasi yang efektif itu juga

diperlukan adanya pemahaman terhadap unsur-unsur komunikasi (Mulyana,

2003:15). Diantara unsur-unsur komunikasi itu adalah:

1. Sumber (Source)

Semua peristiwa komunikasi melibatkan sumber sebagai pe,buat

atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia,

sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi juga bisa dalam bentuk

kelompok misalnya: partai, organisasi, atau lembaga. Sumber

sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa

inggrisnya source atau sender.

2. Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu

yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat

disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media

komunikasi. Isisnya bisa berupa ilmu pngetahuan, hiburan,

informasi, nasihat, propaganda.

Page 28: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

11

3. Media

Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk

memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.

4. Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim

oleh sumber. Penerima pesan bisa terdiri dari satu orang atau

lebih.

5. Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan,

dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah

menerima pesan.

6. Tanggapan Balik

Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya salah satu

bentuk daripada pengaruh yang berasa dari penerima. Akan tetapi

sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti

pesan dan media, meski pesan belum sampai kepada penerima.

7. Lingkungan

Lingkungan dapat dibagi kedalam empat macam yakni,

lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan

psikologis dan dimensi waktu.

Komunikasi yang dinyatakan efektif apabila menghasilkan efek atau

timbal balik sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dengan adanya unsur-

unsur tersebut maka komunikasi dapat dikatakan efektif. Namun, dampak dari

Page 29: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

12

pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan dapat terlihat

langsung maupun tidak langsung. Ada beberapa dampak dalam melakukan

proses komunikasi:

1. Dampak kognitif

Dampak yang timbul pada komunikan yang menyebabkan

menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya. Tujuan

komunikator hanya berupaya mengubah pikiran komunikan.

2. Dampak Afektif

Dampak yang timbul tidak hanya mengubah pikiran atau

membuat komunikan hanya sekedar tahu tetapi menimbulkan

perasaan yang berbeda dari sebelum perasaan tersebut

disampaikan, misalnya: perasaan sedih, gembira, marah, iba.

3. Dampak Behavioral

Dampak yang timbul pada komunikan berlanjut pada perilaku

atau tindakan. (Effendi, 1986:8)

2.1.2. Definisi Budaya

Pengertian tentang budaya sebagai sebuah sistem ide, menurut Parsudi

Suparlan (1980:20-24) kebudayaan merupakan pengetahuan, yang merupakan

suatukesatuan ide yang ada di dalam kepala manusia, antara lain terdiri atas

serangkaian nilai-nilai, yang pada gilirannya mengkondisikan seseorang

untuk melakukan suatu tindakan sosial dalam menghadapi suatu lingkungan

Page 30: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

13

sosial, kebudayaan, alam, dan berisikan konsep-konsep serta model-model

pengetahuan mengenai berbagai tindakan dan tingkah lakuyang seharusnya

diwujudkan oleh pendukungnya dalam menghadapi lingkungannya. budaya

merupakan seperangkat pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai-nilai ,

sikap, makna dan sebagainya yang dimiliki oleh sekelompok besar orang

(Larry A. Samovar, dkk,1985). Maka pada dasarnya budaya yang akan

mempengaruhi manusia dalam aktifitas komunikasi, di mana orang

berkomunikasi sesuai dengan budaya di mana ia berada dan bagaimana

pengaruh budaya tersebut. Menurut Larry A. Samovar (1985) budaya juga

dapat dilihat sebagai suatu sistem belief, value, attitude, worldview, sosial

organization.

a) Belief adalah kemungkinan anggapan subjektif bahwa suatu objek

atau peristiwa punya ciri atau nilai tertentu, dengan atau tanpa

bukti. Dalam hal ini budaya memiliki suatu peranan terpenting

dalam pembentukan kepercayaan.

b) Value adalah komponen evaluatif dari kepercayaan kita,

mencakup kegunaan, kebaikan, estetika, dan kepuasan . Jadi nilai

bersifat normatif, memberitahu anggota budaya mengenai apa

yang baik dan buruk, benar dan salah dan sebagainya.

c) Attitude adalah suatu kecenderungan yang diperoleh dengan cara

belajar untuk merepon suatu objek secara konsisten.

d) Worldview atau pandangan dunia merupakan orientasi budaya

terhadap Tuhan, kehidupan, kematian, alam semesta, kebenaran

Page 31: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

14

dan isu-isu filosofis lainnya yang berkaitan dengan kehidupan.

Worldview merupakan unsur penting yang mempengaruhi

persepsi seseorang ketika berkomunikasi dengan orang lain,

khususnya yang berbeda budaya.

3) Social Organization, merupakan suatu cara bagaimana suatu

budaya mengorganisasikan, menata dirinya sendiri dimana

lembaga-lembaganya mempengaruhi bagaimana anggota

budayanya mempersepsikan dunia dan melakukan aktifitas

komunikasi. Lembaga- lembaga tersebut antara lan: keluarga,

sekolah, lingkungan organisasi sosial masyarakat.

2.1.3.Komunikasi Antarbudaya

Komunikasi dan kebudayaan tidak sekedar dua kata tetapi dua konsep

yang tidak dapat dipisahkan, harus dicatat bahwa studi komunikasi

antarbudaya adalah studi yang menekankan pada efek kebudayaan terhadap

komunikasi. Orang-orang berkomunikasi sesuai dengan budaya yang

dimilikinya . kapan, dengan siapa, berapa banyak hal yang dikomunikasikan

sangat bergantung pada budaya dari orang-orang yang berinteraksi. Menurut

Tubbs dan Moss (1996 : 236) dalam komunikasi antarbudaya , Sihabudin

(2011:13) mengatakan bahwa:

“komunikasi antarbudaya, terjadi bila pengirim pesan adalah

anggota dari suatu budaya dan penerima pesannya adalah anggota

dari suatu budaya lain . komunikasi antar budaya , komunikasi antar

orang-orang berbeda budaya (baik dalam ras,etnik ataupun

perbedaan sosial ekonomi)”.

Page 32: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

15

Poter dan Samovar dalam Mulyana dan Rahmat (1990) menyatakan

bahwa komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang terjadi bila

produsen adalah anggota suatu budaya dan penerima pesannya adalah

anggota suatu budaya lainnya. Dalam keadaan demikian, kita segera

dihadapkan kepada masalah-masalah yang ada dalam situasi dimana suatu

pesan disandi dalam suatu budaya suatu budaya dan harus disandi balik dalam

budaya lain atau yang disebut pola interaksi antarbudaya. Seperti diketahui

bahwa budaya mempengaruhi orang berkomunikasi

Komunikasi antar budaya merupakan komunikasi sebagai fungsi

sosial yang setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk

membangun konsep diri, aktualisasi diri, kelangsungan hidup, memperoleh

kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan melalui komunikasi yang

menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain. Schramm

menyebutkan bahwa:

“komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak

dapat dipisahkan. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat

terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat, maka manusia tidak mungkin

dapat mengembangkan komunikasi (schramm, 1982 : 11)

2.2. Definisi Etnik

Dalam pengertian yang klasik, kelompok etnik dipandang sebagai suatu

kesatuan budaya dan teritorial yang tersusun rapi dan dapat digambarkan ke dalam

sebuah peta etnografi. Setiap kelompok memiliki batas-batas yang jelas (well-

defined boundaries) memisahkan satu kelompok etnik dengan etnik lainnya.

Kemudian secara de facto masing-masing kelompok itu memiliki budaya yang

Page 33: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

16

padu satu sama lain dan dapat dibedakan baik dalam organisasi, bahasa, agama,

ekonomi, tradisi, maupun hubungan antar kelompok etnik, termasuk dalam

pertukaran jasa dan pelayanan. Keetnikan merupakan salah satu ciri kehidupan

sosial manusia yang universal, dalam artian bahwa semua anggota etnik

mempunyai cara berpikir dan pola perilaku tersendiri sesuai dengan etniknya

masing-masing. Satu etnik dengan etnik lainnya akan beebeda, dan tidak dapat

dipaksakan untuk menjadi sama seutuhnya. Perbedaan tersebut justru sebenarnya

sebuah kekayaan, keberagaman, yang dapat membuat hidup manusia menjadi

dinamis serta tidak membosankan. Jones, dalam Liliweri (2007: 14)

mengemukakan bahwa:

“etnik atau sering disebut kelompok etnik adalah sebuah himpunan

manusia(subkelompok manusia) yang dipersatukan oleh suatu

kesadaran atas kesamaan sebuah kultur atau subkultur tertentu, atau

karena kesamaan ras, agama, asal usul bangsa, bahkan peran dan

fungsi tertentu. Anggota-anggota suatu kelompok etnik memiliki

kesamaan dalam hal sejarah,bahasa, sistem nilai, adat istiadat, dan

tradisi.”

Kelompok etnik adalah kelompok orang-orang sebagai suatu populasi

yang:

1. Mampu melestarikan kelangsungan kelompok dengan

berkembang pesat

2. Mempunyai nilai-nilai budaya sama dan sadar akan rasa

kebersamaannya dalam suatu bentuk budaya

3. Membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri

4. .Menentukan ciri kelompoknya sendiri dan diterima oleh

kelompok lain serta dapat dibedakan dari ko;ompok populasi lain.

Page 34: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

17

Antara satu etnik dengan etnik lainnya kadang-kadang juga terdapat

kemiripan bahasa. Kesamaan bahasa itu dimungkinkan karena etnik-etnik tersebut

memiliki kesamaan sejarah tradisi kuno yang satu, yang mewariskan tradisi yang

mirip dan juga bahasa yang mirip pula.

Komunikasi Antaretnik

Komunikasi antaretnik adalah komunikasi antar-anggota etnik

yang berbeda, atau komunikasi antar-anggota etnik yang sama,

tetapi mempunyai latar belakang kebudayaan/subkultur yang

berbeda. Konkretnya, komunikasi antaretnik adalah proses

pemahaman dan memahami antara dua orang atau lebih yang

memiliki latar belakang etnis yang berbeda. Komunikasi

antaretnik merupakan bagian dari komunikasi antarbudaya.

Berbicara tentang komunikasi antarbudaya berarti

mengikutsertakan bagaimana proses komunikasi antaretnik yang

terjadi dalam suatu kebudayaan. Begitu pun sebaliknya, jika kita

membahas komunikasi antaretnik maka secara tidak langsung

pembahasan itu masuk dalam ruang lingkup komunikasi

antarbudaya.

Komunikasi dan kebudayaan memang tak dapat dipisahkan. Kata edward T.

Hall, komunikasi adalah kebudayaan dan kebudayaan adalah komunikasi.

Kebudayaan itu hanya dimiliki oleh manusia maka maka komunikasi itu milik

Page 35: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

18

manusia dan dijalankan di antara manusia. Smith, dalam Rumondor (1995: 284)

menerangkan hubungan yang tak terpisahkan antara komunikasi dan kebudayaan

yaitu: Pertama, kebudayaan merupakan suatu kode atau kumpulan peraturan yang

dipelajari dan dimiliki bersama. Kedua, untuk mempelajari dan memiliki bersama

diperlukan komunikasi, sedangkan komunikasi memerlukan kode-kode dan

lambang-lambang yang harus dipelajari dan dimiliki bersama. Korzybski, dalam

Mulyana (2005: 6) mengatakan bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk

mewariskan pengetahuan dari generasi ke generasi dan dari budaya ke budaya

dengan kemampuan tersebut, manusia mampu mengendalikan dan mengubah

lingkungan mereka. Kita dapat memperkirakan nilai-nilai yang dianut orang-orang

berdasarkan kelompok-kelompok yang mereka masuki.

2.3. Proses Komunikasi Antarbudaya

Dalam komunikasi budaya yang efektif, pertama kita harus menyadari

faktor-faktor budaya yang mempengaruhi, baik dalam budaya kita maupun dalam

budaya orang lain. Untuk itu kita perlu mengetahui perbedaan-perbedaan dan

persamaan-persamaan budaya. Perbedaan tersebut dapat dijadikan tolak ukur

untuk mengetahui masalah-masalah yang timbul. Sedangkan persamaannya

membantu untuk mendekatkan diri dengan pihak lain yang memiliki budaya yang

berbeda.

Selanjutnya Wilbur Schramm dalam Mulyana dan Rahmat (1990)

mengemukakan beberapa persyaratan untuk mengadakan komunikasi antar

budaya yang efektif, yaitu : pertama, adanya sikap menghormati anggota budaya

lain sebagai manusia; kedua, harus menghormati budaya lain sebagaimana apa

Page 36: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

19

adanya, dan bukan sebagaimana yang kita hendaki; ketiga, adalah menghormati

hak anggota budaya yang lain untuk bertindak berbeda dari cara kita bertindak;

dan keempat, komunikator lintas budaya yang kompeten harus belajar

menyenangi hidup bersama orang dari budaya yang lain.

Untuk menyederhanaakan proses penyandian komunikasi budaya yang

berbeda dibawah ini digambarkan model komunikasi budaya, yang

menggambarkan pengaruh budaya atas individu dan masalah-masalah penyandian

dan penyandian balik.

Gambar. 2.1

Komunikasi Antar Budaya

Budaya A Budaya B

Sumber : Mulyana dan Rahmat (1990)

Rahmat menjelaskan bahwa daalam setiap budaya ada bentuk lain yang

agak serupa dengan bentuk budaya. Ini menunjukkan individu yang telah dibentuk

Page 37: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

20

oleh budaya. Bentuk individu sedikit berbeda dari bentuk budaya yang

mempengaruhinya. Ini menunjukkan pula dua hal yaitu ; pertama, ada pengaruh

lain disamping budaya yang membentuk individu dan; kedua, meskipun budaya

merupakan kekuatan dominan yang mempengaruhi individu, orang-orang dalam

suatu budaya pun mempunyai sifat-sifat yang berbeda.

2.4. Hambatan dalam Komunikasi Antarbudaya

Hambatan komunikasi atau yang juga dikenal sebagai communication

barrier adalah segala sesuatu yang menjadi penghalang untuk terjadinya

komunikasi yang efektif (Lilian Chaney, 2004:11). Sesuatu yang menjadi

penghalang untuk terjadinya komunikasi yang efektif (Lilian Chaney, 2004:11).

Tiga faktor penentu prasangka yang diduga mempengaruhi komunikasi yang

menurut Poortinga (1990) dalam jurnal ilmiah Nurjanah, Awza, Tinambunan

(2012 : 4) yaitu :

Stereotype

Kesulitan komunikasi akan muncul dari penstereotipan

(stereotyping), yakni menggeneralisasikan orang-orang

berdasarkan sedikit informasi dan membentuk asumsi orang-

orang berdasarkan keanggotaan mereka dalam suatu kelompok.

Dengan kata lain, penstereotipan adalah proses menempatkan

orang-orang ke dalam kategori-kategori yang mapan, atau

penilaian mengenai orang-orang atau objek-objek berdasarkan

Page 38: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

21

kategori-kategori yang sesuai, ketimbang berdasarkan

karakteristik individual mereka. Stereotip dapat membuat

informasi yang kita terima tidak akurat. Pada umumnya, stereotip

bersifat negatif. Stereotip tidak berbahaya sejauh kita simpan di

kepala kita, namun akan bahaya bila diaktifkan dalam hubungan

manusia. Stereotip dapat menghambat atau mengganggu

komunikasi itu sendiri. Contoh dalam konteks komunikasi lintas

budaya misalnya, kita melakukan persepsi stereotip terhadap

orang padang bahwa orang padang itu pelit.

Lewat stereotip itu, kita memperlakukan semua orang padang

sebagai orang yang pelit tanpa memandang pribadi atau keunikan

masing-masing individu. Orang padang yang kita perlakukan

sebagai orang yang pelit mungkin akan tersinggung dan

memungkinkan munculnya konflik. Atau misal stereotip terhadap

orang batak bahwa mereka itu kasar. Dengan adanya persepsi itu,

kita yang tidak suka terhadap orang yang kasar selalu berusaha

menghindari komunikasi dengan orang batak sehingga

komunikasi dengan orang batak tidak dapat berlangsung lancar

dan efektif, dalam (Iswaro dan Prawito, 2012 : 5).

Keterasingan

Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dasar

dari kata asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang,

Page 39: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

22

sehingga kata terasing berarti, tersisih dari pergaulan,

terpindahkan dari yang lain, atau terpencil. Terasing atau

keterasingan adalah bagain hidup manusia (Deddy

Mulyana,Opcit:67). Keterasingan merupakan bentuk pengalaman

ketika orang mengalami degradasi mental, yang mana

menganggap bahwa dirinya sendiri sebagai orang asing. Orang

yang merasa asing dengan dirinya sendiri (Alo,Opcit:77). Ia tidak

menganggap sebagai subjek atau sebagai pusat dari dunia, yang

berperan sebagai pelaku atas perbuatan karena inisiatifnya sendiri.

Tetapi sebaliknya, perbuatan beserta akibat-akibatnya telah

menjadi tuannya, yang harus ditaati setiap waktu. Keterasingan

itu boleh dikatakan menyangkut hubungan personal dengan

pekerjanya, dengan barang-barang yang mereka konsumsi,

dengan sesama manusia, dan bahkan dengan dirinya sendiri.

Keterasingan – perasaan tidak berdaya, terpencil – dalam

pengertian ilmu sosial barangkali dimulai oleh Karl Marx yang

menganggap bahwa sumber dari keterasingan itu terletak dalam

cara berproduksi masyarakat. (Kuntowijaya, 2006:109).

Pembagian kerja masyarakat telah melemparkan kaum proletariat

ke tingkat keterasingan yang puncak, direnggutkan dari semua

kualitas dan pemilikan (terutama pemilikan alat-alat produksi).

Proses dehumanisasi semacam ini telah terjadi dalam masyarakat

kapitalis dan telah menyusutkan sifat-sifat manusiawi kaum

Page 40: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

23

proletar menjadi alat pengada keuntungan semata-mata, dalam

(Iswaro dan Prawito, 2012 : 5).

Ketidakpastian

Ketidakpastian adalah dasar penyebab dari kegagalan komunikasi

pada situasi antar kelompok. Terdapat dua penyebab dari mis-

interpretasi yang berhubungan erat, kemudian melihat itu sebagai

perbedaan pada ketidakpastian yang bersifat kognitif dan

kecemasan yang bersifat afeksi- suatu emosi. Kelanjutan

komunikasi tergantung pada tingkat bagaimana orang tersebut

mampu dan mau untuk ber-empati dan berniat mengurangi tingkat

ketidakpastian dalam komunikasi. Bila, salah satu peserta

komunikasi mampu dan mau melanjutkan komunikasi, maka

dengan sendirinya ia harus berusaha masuk pada level

komunikasi orang lain yang diajak berkomunikasi, dimana

masing-masing orang yang berkomunikasi tersebut berusaha

menuju pada satu titik pemahaman (convergence) sehingga

tercapai suatu tahap komunikasi yang efektif. Tetapi, bila tidak

maka tentu saja ia akan menghentikan komunikasi (divergence)

atau bisa dikatakan komunikasi menjadi tidak efektif, dalam

(Iswaro dan Prawito, 2012 : 6).

Page 41: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

24

2.5. Komponen Permasalahan Komunikasi Antarbudaya

2.5.1. Perbedaan bahasa dalam pesan verbal

Menurut Mulyana (2007 : 260-261)Secara sederhana bahasa dapat

diartikan sebagai suatu system lambang terorganisasikan, disepakati secara

umum dan merupakan hasil belajar, yang digunakan untuk menyajikan

pengalaman pengalaman-pengalaman dalam suatu komunitas geografis atau

budaya. Objek-objek, kejadian-kejadian, pengalaman-pengalaman, dan

perasaan-perasaan mempunyai label atau nama tertentu semata-mata

Karena suatu komunitas orang, atas kehendak mereka memutuskan

untuk menamakan hal-hal tersebut demikian. Karena bahasa merupakan suatu

system tak pasti untuk mennyajikan realitas secara simbolik, maka makna

kata yang digunakan bergantung pada berbagai penafsiran.

Sebagai contoh ambil kata “kopi”, suatu objek dengan bahan dasar

sama ternyata mempunyai berbagai penamaan, misalnya kopi pekat, kopi

dengan gula atau krim, kopi tubruk, atau kopi tanpa gula, tergantung pada

kebiasaan yang berlaku di wilayah tersebut.

2.5.2. Perbedaan Bahasa dalam Non Verbal

Proses-proses verbal merupakan alat utama untuk petukaran pikiran

dan gagasan, namun proses ini sering dapat diganti oleh proses-proses non

verbal. Walaupun tidak terdapat kesepakatan tentang bidang proses nonverbal

ini, kebanyakan para ahli setuju bahwa hal-hal berikut mesti dimasukan:

isyarat, ekpresi wajah, pandangan mata, postur dan gerakan tubuh, sentuhan,

pakaian, ruang, waktu dan suara.Sistem komunikasi nonverbal, sama seperti

Page 42: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

25

komunikasi verbal, bervariasi dari satu budaya ke budaya lain. Tetapi kita

sering kali meremehkan sifat simbolik dari system ini. Sebagai contoh banyak

orang Amerika yang merasa malu ketika menemukan bahwa gerakan

memesan dua porsi dengan menggunakan dua jari tangan memiliki makna

yang berbeda di beberapa Negara. Mereka sering kali terkecoh karena

menyalah artikan anggukan, yang di Amerika berarti “ya”, ternyata di

beberapa Negara justru artinya “tidak”.Contoh lain volume suara. Di Arab,

misalnya, kaum laki-laki akan berbicara dengan suara yang keras untuk

mengisyaratkan kekuatan dan ketulusan hati. Tetapi ketka berbicara dengan

dengan orang yang dianggap lebih terhormat atau dituakan maka orang Arab

akan menurunkan volume suaranya sebagai penghormatan. Bagi orang

Amerika, volume suaranya sering kali terlalu keras dan agresif. Ketika

keduanya berinteraksi, kebingungan di dalam mengartikan symbol-simbol

komunikasi ini jelas akan menghancurkan interaksi.

2.5.3.Perbedaan Norma dan Peran dalam Melakukan Hubungan

Orang dari budaya yang berbeda mengharapkan perlakuan berbeda

yang berbeda pula dalam melakukan hubungan satu sama lain. Satu gerakan

yang mengisyaratkan keakraban pada satu budaya tertentu, misalnya menaruh

tangan dipundak lawan bicara, dapat diterjemahkan secara negatif sebagai

siakap agresif oleh budaya lain.Budaya juga mengatur hubungan-hubungan

manusia berdasarkan usia, jenis kelamin, status, kekeluargaan, kekuasaan dan

kebijaksanaan. Supaya hubungan antar manusia di dalam suatu masyarakat

terlaksana sebagaimana diharapkan maka dirumuskan norma-norma

Page 43: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

26

masyarakat. Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status) apabila

seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya

maka dia menjalankan suatu peranan.

Pembedaan cara pandang tentang peranan perempuan dan laki-laki di

dalam sebuah masyarakat, misalnya akan mempresentasikan perbedaan

budaya dalam KAB. Bagaimana pasangan yang belum menikah harus

berperilaku dan bagaimana pula perempuan dan laki-laki harus berperilaku

dalam situasi bisnis, apa tanggung jawab suami dan apa yang menjadi

tanggung jawab ibu di dalam sebuah rumah tangga menunjukan bagaimana

hubungan antar manusia sebetulnya didikte secara kultural.

2.5.4. Perbedaan Kepercayaan dan Nilai

Budaya memainkan suatu peranan penting dalam pembentukan

kepercayaan. Apakah kita menerima kitab suci, daun-daun teh, bawang putih

sebagai obat, atau yang lainnya, tergantung pada latar belakang budaya dan

pengalaman-pengalaman kita. Dalam KAB tidak ada hal yang benar atau

yang salah, sejauh hal-hal tersebut berkaitan dengan kepercayaan. Bila

seseorang percaya bahwa suara angin itu dapat menuntun perilaku seseorang

ke jalan yang benar, kita tidak dapat mengatakan bahwa kepercayaan itu

salah. Sebaliknya, kita harus mengenal dan menghadapi kepercayaan tersebut

bila kita ingin melakukan komunikasi yang sukses dan memuaskan.

Nilai budaya umumnya normatif dalam arti bahwa nilai-nilai tersebut

menjadi rujukan seorang anggota budaya tentang apa yang baik dan apa yang

buruk, apa yang benar dan apa yang salah, yang sejati dengan yang palsu,

Page 44: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

27

positif dan negatif. Nilai budaya menegaskan perilaku-perilaku mana yang

penting dan yang harus dihindari.

Nilai-nilai dalam suatu budaya menampakan diri dalam perilaku para

anggota budaya yang dituntut oleh budaya tersebut. Orang-orang katolik,

misalnya, dituntut untuk menghadiri misa, para pengendara dituntut untuk

berhenti ketika tanda lalulintas menunjukan berhenti, dan para pekerja

dituntut untuk datang di tempat kerja tepat pada waktu yang telah ditetapkan.

Kebanyakan orang melaksanakan perilaku normatif, hanya sedikit yang tidak.

Orang yangtidak melaksanakan perlaku normatif mungkin mendapatkan

sanksi informal ataupun sanksi yang sudah dibakukan.perilaku-perilaku

normatif juga tampak pada perilaku sehari-hari yang menjadi pedoman bagi

individu dan kelompok untuk mengurangi dan menghindari konflik.

2.6. Komunikasi Antarbudaya dalam Proses Interaksi Sosial

Pada dasarnya komunikasi merupakan proses interaksi sosial melaui pesan-

pesan (Garbner, 1967 dalam Dennis McQuail and Sven Windahl, 1981), dimana

komunikasi diartikan sebagai suatu keseluruhan dari sebuah tindakan terhadap

orang lain, sebuah interaksi dengan orang lain, dan sebuah rekasi terhadap orang

lain. Pengertian interaksi itu sendiri adalah perilaku sosial, dimana dua atau lebih

saling berkomunikasi dan saling menanggapi perilaku masing-masing (Roger M.

Keesing, 1992:252). Maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman komunikasi

antar budaya dalam keidupan manusia merupakan proses interaksi antara

individu-individu, atau kelompok tertentu yang memiliki perbedaan budaya.

Dalam hal ini, dapat diakatakan bahwa komunikasi natar budaya dapat terlihat

Page 45: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

28

atau tercipta pada saat seseorang melakukan kontak atau berinteraksi dengan

orang lain yang berbeda budaya dengannya (Koestoer A. L. R,1999:32)

Menurut Joseph A. Devito (1997:487) pada saat seseorang

berkomunikasi, perbedaan antar budaya merupakan hal penting dalam proses awal

sebuah interaksi, dan perbedaan tersebut dapat berkurang apabila hubungan dalam

proses interaksi tersebut berkembang menjadi lebih akrab.

2.7. Proses Proses Interaksi Sosial

Menurut Gillin dan Gillin dalam Soekanto (2002: 71-104), menjelaskan

bahwa ada dua golongan proses sosial sebagai akibat interaksi sosial, yaitu proses

sosial asosiatif dan proses sosial disasositif.

1. Proses Asosiatif

Dimaksud dengan proses asosiatif adalah sebuah proses yang

terjadi saling pengertian dan kerja sama timbal balik antara orang

per orang atau kelompok satu dengan yang lainnya, di mana

proses ini menghasilkan pencapaian tujuan bersama.

a) Kerja sama (coorperation) adalah usaha bersama antara

individu atau suatu kelompok untuk mencapai satu atau

beberapa tujuan bersama. Proses terjadinya coorperation

lahir apabila di antara individu atau kelompok menyadari

adanya kepentingan dan ancaman yang sama. Apabila

individu atau kelompok merasa adanya ancaman dan bahaya

Page 46: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

29

dari luar, maka prose s coorperation ini akan bertambah

kuat.

b) Akomodasi (accomodation) adalah proses sosial dengan

dua makna, pertama adalah proses sosial yang menunjukan

pada suatu keadaan yang seimbang (equilibrium) dalam

interaksi sosial antara individu dan antarkelompok di dalam

masyarakat, terutama yang ada hubungannya dengan norma-

norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat

tersebut. Kedua adalah menuju pada suatu proses yang

sedang berlangsung, di mana akomodasi menampakkan suatu

proses pertentangan yang terjadi di antara individu,

kelompok, masyarakat, maupun dengan norma dan nilai yang

ada di masyarakat itu

c) Asimilasi (Assimilation) adalah proses sosial dalam taraf

lanjut. Ia ditandai denganadanya usaha-usaha mengurangi

perbedaan-perbedaan yang terdapat anatara orang per

orangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga usaha-

usaha untik memertinggi kesatuan, sikap dan proses-proses

mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan

serta tujuan bersama. Apabila orang-orang melakukan

asimilasi ke dalam suatu kelompok manusia atau masyarkat,

dia tidak lagi membedakan dirinya dengan kelompok tersebut

Page 47: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

30

yang mengakibatkan bahwa mereka dianggap sebagai orang

asing.

2. Proses Disasosiatif

Proses disasosiatif merupakan proses perlawanan (oppositional

processes) yang dilakukan individu- individu dan kelompok

dalam proses sosial di antara mereka pada suatu masyarakat.

Oposisi diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau

kelompok yang dianggap tidak mendukungperibahan untuk

mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan . bentuk-bentuk proses

disasosiatif adalah persaingan, kontravensi, dan konflik.

a) Persaingan (Competition) adalah proses sosial di mana

individu atau kelompok berjuang untuk bersaing mencari

keuntungan pada bidang-bidang kehidupan yang menjadi

pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok

manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau

mempertajam prasangka yang telah ada tanpa menggunakan

ancaman atau kekerasan.

b) Kontravensi (Contravention) pada hakikatnya merupakan

proses sosial yang berada antar persaingan atau pertikaian.

Kontravensi terutama ditandai oleh gejala-gejala adanya

ketidakpastian mengenai diri atau seseorang atau suatu

rencana dan perasaan tidak suka, kebencian, atau keragu-

raguan terhadap kepribadian seseorang. Atau, perasaan

Page 48: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

31

tersebut dapat pula berkembang terhadap kemungkinan,

kegunaan, keharusan, atau penilaian terhadap suatu usul,

pemikiran, kepercayaan, doktrin, atau rencana yang

dikemukakan orang perorangan atau kelompok manusia lain.

c) Konflik (Conflict) adalah proses sosial di mana individu

ataupun kelompok menyadari memiliki perbedaan-perbedaan,

misalnya dalam ciri badaniah, emosi, unsur-unsur

kebudayaan, pola-pola perilaku, prinsip, politik, ideologi

maupun kepentingan dengan pihak lain. Perbedaan ciri

tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga

menjadi satu pertentangan atau pertikaian itu sendiri dapat

menghasilkan ancaman dan kekerasan fisik.

2.8. Percampuran Budaya

2.8.1. Akulturasi

Koentjaraningrat (1996 : 155), Akulturasi atau dikenal juga dengan

culture contact merupakan konsep yang menjelaskan mengenai proses sosial

yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan

dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing itu lambat laun

diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan

kehilangan kebudayaan itu sendiri.

Akulturasi dapat terjadi melalui kontak budaya yang bentuknya dapat

bermacam-macam, antara lain sebagai berikut.

Page 49: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

32

Kontak sosial dapat terwujud pada seluruh lapisan sebagian

masyarakat, atau bahkan antar individu.

Kontak budaya dapat terwujud dalam situasi bersahabat atau

situasi bermusuhan.

Kontak budaya dapat terwujud antara kelompok yang menguasai

dan dikuasai dalam seluruh unsur budaya, baik dalam ekonomi,

bahasa. teknologi. kemasyarakatan. agama, kesenian, maupun

ilmu pengetahuan.

Kontak budaya dapat terwujud di antara masyarakat yang jumlah

warganya banyak atau sedikit.

Kontak budaya dapat terwujud dalam ketiga wujud budaya baik

sistem budaya, sistem sosial, maupun unsur budaya fisik.

Hasil proses akulturasi budaya ditentukan oleh kekuatan setiap

budaya. Semakin kuat suatu budaya maka semakin cepat memengaruhi

budaya lainnya. Salah satu contoh dari proses akulturasi di Indonesia

adalah yang terjadi di daerah transmigrasi. Di antara berbagai suku bangsa

yang terdapat di daerah transmigrasi, secara alami terjadi pertemuan dua

budaya atau lebih. Dalam proses akulturasi, perbedaan-perbedaan yang ada

berjalan beriringan dengan unsur persamaan-persamaan yang mereka

miliki sampai pada akhirnya budaya memiliki pengaruh lebih kuat akan

berperan besar dalam proses akulturasi.

Page 50: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

33

2.8.2. Asimilasi atau Pembauran

Asimilasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses sosial yang

ditandaidengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan

yang terdapatantara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia

dan jugameliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap,

danproses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan

dantujuan-tujuan bersama.

Pada proses asimilasi terjadi proses peleburan kebudayaab, sehingga

pihak-pihak atau warga-warga dari dua-tiga kelompok yang tebgah

berasimilasi akan merasakan adanya kebudayaan tunggal yang dirasakan

milik bersama. Sebagai contoh ketika sekelompok masyarakat pendatang

yaitu etnis Jawa Tengah berada di Desa Karang Kepuh Bojonegara dalam

melakukan interaksi dengan masyarakat asli yang secara turun temurun

tinggal disana dan menyebut dirinya sebagai masyarakat Jawa Derang,

maka mereka sebagai masyarakat pendstang untuk sementara dalam

keadaan tertentu menyingkirkan identitas kebudayaanya masing-masing,

misalnya dala aspek bahasa. Ketika berinteraksi dengan masyarakat asli,

sebagai kaum minoritas maka etnis Jawa Tengah melebur dengan

menggunakan Bahasa Indonesia atau pelafalan yang disesuaikan dengan

masyarakat asli.

Secara konvensional, Darroch dan Marston (dalam Mulyana &

Rakhmat, 2009:163) menganggap asimilasi hampir tidak

Page 51: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

34

terhindarkandalam proses urbanisasi dan industrialisasi. Di bawah

pengaruh keduakekuatan yang bersifat menyeragamkan ini, minoritas-

minoritas etnik harussemakin menyesuaikan diri dengan dan menerima

standar-standar budayamasyarakat dominan serta berintegrasi dengan

struktur sosial masyarakat“modern” yang lebih luas.

Gambar 2.2

Asimilasi

Sumber : Soerjono Soekanto. 1982 Hal. 81

Unsur- unsur kebudayaan yang diperoleh dari kebudayaan lain sebagai akibat

Pergaulan yang intensif dan lama

Page 52: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

35

2.9. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teoritis, penulis mencoba menggambarkan sebuah

kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2.3

Kerangka berpikir Interaksi Antarbudaya

Interaksi

Antarbudaya

Percampuran Budaya Akulturasi dan

Asimilasi/Pembauran

Etnis Jawa Tengah

Etnis Jawa Serang

Penyesuaian

Kebudayaan:

Komunikasi

Antarbudaya

Proses

Komunikasi

Antarbudaya

Interaksi

Antarbudaya

Faktor pendukung

penyesuaian

komunikasi dalam

interaksi antarbudaya

masyarakat Karang

Kepuh Bojonegara

Faktor

penghambatpenyesua

ian komunikasi

dalam interaksi

antarbudaya

masyarakat Karang

Kepuh Bojonegara

Page 53: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

36

Analisis dari gambar kerangka berpikir di atas bahwa adalah bahwa

masyarakat yang ada dalam Desa Karang Kepuh Bojonegara merupakan

masyarakat pribumi Banten yaitu Jawa Serang yang berbaur dengan Masyarakat

pendatang yaitu Etnis Jawa Tengah. Masyarakat pendatang bermigrasi menuju

lingkungan budaya yang baru dengan tujuan utama mereka, yaitu mendapat

pekerjaan serta kehidupan yang lebih baik.

Setelah masyarakat pendatang mulai menetap di lingkungan Desa Karang

Kepuh Bojonegara, ada dua kegiatan utama yang harus mereka lakukan. Kegiatan

pertama adalah melakukan proses asimilasi atau pembauran ke dalam masyarakat

pribumi atau penduduk asli di Desa Karang Kepuh Bojonegara.

Kemudian setelah masyarakat pendatang dapat membaur ke dalam

masyarakat pribumi, mereka melakukan penyesuain kebudayaan. Hal ini

dilakukan untuk menyelaraskan diri mereka yang berasal dari lingkungan asal

mereka ke dalam lingkungan budaya baru di Desa Karang Kepuh Bojonegara.

Dalam melakukan interaksi antarbudaya tentunya akan menemui berbagai faktor

yang mendukung dan menghambat dalam pelaksanaanya. Faktor-faktor inilah

yang nantinya akan mempengaruhi apakah upaya interkasi antarbudaya yang

terjadi di Desa Karang Kepuh Bojonegara yang dilakukan masyarakat pendatang

akan berjalan mulus tanpa kendala atau mungkin akan menemui kendala yang

cukup berarti.

Page 54: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

37

Tabel 1

Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian

Terdahulu

Kesimpulan Penulis

1 Interaksi Dalam Proses

Belajar Antar Budaya

(Studi Kasus Peserta

Pendidikan dan Pelatihan

Luar Negeri Departemen

Dalam Negeri dan Otonomi

Daerah di Jepang)

Penelitian ini menjelaskan

tentang pencapaian hasil

komunikasi peserta

pendidikan dan pelatihan

dari proses interaksi yang

berlangsung di Jepang,

menunjukan adanya

kemampuan berinteraksi

terhadap perbedaan budaya

yang ada di Indonesia

dengan Jepang.

Penelitian ini

menggunakan metode

kualitatif dengan

menggunakan pendekatan

inetraksionis.

Linda Sumilat

Paembonan

Universita

s

Indonesia

2 Kompetensi Komunikasi

Antarbudaya Dalam Proses

Interaksi Kaum Pedagang (

Studi Kasus`Pada Proses

Interaksi Kaum Pedagang

Etnis Padang dan Etnis

Sunda di Pasar Mayestik

Jakarta Selatan)

Pada proses interaksi kaum

pedagang etnis Padang dan

etnis Sunda di pasar

Mayestik, terlihat

komunikasi antarbudaya

yang sangat potensial,

meskipun dengan latar

belakang kultur budaya

yang berbeda. Namun

mereka mampu

mengaktualisasikan

kemampuan mereka secara

efektif dan layak sehingga

dapat berjualan dan

menempati suatu wilayah

secara berdampingan dan

cukup lama.

Penelitian ini

menggunakan metode

penelitian kualitatif

deskriptif , menggunakan

teknik wawancara dan

pengamatan dengan

Fauzanah

Fauzan El

Muhammady

Universita

s

Indonesia

Page 55: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

38

menggunakan pendekatan

interaksionalisme simbolik.

3 Komunikasi Antarbudaya

Kuncen dan Pengunjung

Banten Girang dan Banten

lama.

Melihat efektivitas

Komunikasi Antarbudaya

kuncen dan pengunjung

situs budaya di Banten dan

Untuk

Untuk memetakan

Bagaimana proses

interpretasi pesan yang

dilakukan antara kuncen

dan pengunjung dalam

kajian interaksi simbolik.

Penelitian ini

menggunakan metode

penelitian kualitatif

deskriptif , menggunakan

teknik wawancara dan

pengamatan dengan

menggunakan pendekatan

interaksionalisme simbolik.

Dindin

2013

UNTIRTA

4 Proses Adaptasi budaya

mahasiswa perantau (Studi

Kulaitatif Pada Mahasiswa

Asal Kupang, Palu,

Pringsewu, dan

Singkawang di FISIP UI)

Membahas mengenai

proses adaptasi mahasiswa

perantau dengan

mahasiswa lain yang

berbeda budaya. Seringkali

proses adapatasi dengan

lingkungan baru tidaklah

mudah disebabkan karena

perbedaan pandangan,

sikap, dan pendapat yang

terlihat pada karakter setiap

individu.

Penelitian ini

menggunakan paradigma

konstruktivis, dengan

pendekatan kualitatif, serta

bersifat deskriptif

Hasil penelitian

mengungkap: latar

belakang budaya berperan

penting dalam proses

adaptasi.

Yuvantinus

Effrem W. Universit

as

Indonesia

Page 56: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

39

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Dalam suatu penelitian untuk mendapatkan hasil yang optimal harus

menggunakan metode penelitian yang tepat. Ditinjau dari permasalahan dalam

penelitian yaitu tentang “Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa

Serang di Desa Karang Kepuh Bojonegara” maka penelitian ini bersifat kualitatif.

Menurut Sugiyono (2011:15), menyimpulkan bahwa metode penelitian

kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme, digunakan untuk meniliti pada obyek yang alamiah, (sebagai

lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,

pengambilan sumber data, dilakukan secara purposive dan snowball, teknik

penggambungan dengan triangulasi (penggabungan), analisis data bersifat

induktif/kualitatif, hasil penelitian kualitatiflebih menekankan makna pada

generalisasi.

Pendekatan penelitian kualitatif diambil agar dapat menjadi sebuah

proses yang riil dengan mampu melihat data secara representatif dan tematik

sehingga memperoleh temuan-temuan yang berbeda dan mendalam untuk

mendukung hasil dari penilitian yang diharapkan. Proses penelitian kualitatif ini

38

Page 57: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

40

sangat memperhatikan kedalaman dari adanya teori, metodologi penelitian dan

desain dari penelitian.

Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini, maka dibentuk sebuah fokus

penelitian seperti yang yang telah disebutkan dalam identifikasi masalah.

Penentuan fokus penelitian ini menjadi sebuah hal yang penting dalam penelitian

kualititaif yang dimulai dengan penemuan permasalahan di lapangan yang

kemuaian di analisis dengan teori yang ada dalam keilmuan komunikasi sebagai

bagian dari ilmu sosial. Pada mulanya permasalahan yang diangkat adalah bersifat

umum dan tak terbatas namun kemudian ditemukan fokus dari permasalahan yang

kemudian diambil garis hubung antara permasalahan yang ada denga teori yang

berlaku untuk sampel implementasinya.

3.2. Paradigma Penelitian

Menurut Salim (2006) paradigma dapat diartikan sebagai seperangkat

kepercayaan atau keyakinan dasar yang menuntun seseorang dalam bertindak

dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Ihalauw (1985) paradigma

menggambarkan apa yang seharusnya dipelajari, pernyataan apa yang harus

dikemukakan, dan kaidah apa yang harus diikuti dalam menafsirkan jawaba yang

diperoleh (Salim,2006).

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan paradigma konstruktivis,

menurut pendekatan kontruktivistik, pengetahuan bukanlah kumpulan fakta dari

suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif

seseorang terhadap objek, pengalaman maupun lingkungannya. Pengetahuan

Page 58: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

41

bukanlah sesuatu yang sudah ada atau tersedia dan sementara orang lain tinggal

menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai pembentukan yang terus menerus oleh

seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-

pemahaman baru. Dan dalam paradigma konstruktivis ini objek penelitian akan

melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan makna tentang dirinya sendiri,

sehingga memunculkan pengetahuan baru yang mendalam.

Dalam paradigma konstruktivis pengetahuan yang diperoleh akan

dikonstruksi sesuai dengan pemahaman yang diperoleh oleh peneliti, yang dalam

hal ini semakin besar intensitas bertemu dengan onjek penelitian maka akan

semakin besar interpretasi yang diperoleh serta penjabaran makna dari objek

penelitian tersebut.

Melalui paradigma penelitian konstruktivis ini peniliti mencoba

melakukan penelitian mendalam dan membangun pengetahuan berdasarkan

landasan teori yang telah dijabarkansehingga proses interaksi komunikasi yang

terjadi dalam etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ini akan menjadi data

penelitian yang detail dan valid.

3.3. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif. Dengan maksud untuk membuat

gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakts yang terjadi

(suryabrata, 2003:75). Dengan menggunakan sifat penelitian ini, maka peneliti

ingin memeperlihatkan sebuah gambaran detail atau spesifik dari suatu situasi,

setting sosial, dan hubungan antar individu. Pada penelitisn deskriptif, peniliti

Page 59: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

42

memulai dengan suatu obyek yang sudah cukup dikenal dan penelitian itu

menggambarkan obyek tersebut dengan lebih akurat. Studi deskriptif

menggambarkan tpe-tipe manusia dan aktivitas sosialnya. Dalam studi ini, peneliti

berusaha menjawab pertanyaan “bagaimana” dan “siapa”. Bagaimana suatu hal

terjadi dan siapa yang terlibat di dalamnya (Lexi J. Meleong, 2004:102)

3.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam

penelitian karena itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data

agar mendapatkan data yang valid. Pengumpulan data adalah prosedur yang

sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.

1. Metode Observasi (Pengamatan)

Observasi merupakan pengumpulan data yang menggunakan

pengamatan terhadap objek penelitian. Metode obserrvasi dalam

penelitian ini digunakan untuk mengetahui interaksu yang

ditunjukan oleh masyarakat pendatang dalam upaya mereka

melakukan komunikasi antarbudaya di Desa Karang Kepuh

Bojonegara.

Dalam hal ini pengamatan yang dilakukan dapat diklasifikasikan

menjadi dua cara yaitu:

Pengamatan berperan serta, artinya pengamat melakukan

dua peran sekaligus, yakni pengamat dan juga ikut

beriteraksi dengan kelompok yang diamatinya; dan

Page 60: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

43

Pengamatan tanpa perasb serta, yakni pengamat hanya

berfungsi mengadakan pengamatan (Meleong, 2006:176-

177).

Dalam penelitian ini kegiatan pengamatan dilakukan adalah

pengamatan tanpa peran serta pengamat, artinya bahwa peneliti

hanya mengamati komunikasi serta interkasu masyarakat

pendatang dengan masyarakat asli di Desa Karang Kepuh

Bojonegara.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak yakni pewawancara

(Interviewer) yangmengajukan pertanyaan dan pihak yang

diwawancarai (Respondent) yangmemberikan jawaban atas

pertanyaan itu (Moleong 2012:186).

Bentuk wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini

adalahwawancara informal (spontan) dan wawancara tak

terstruktur. Pemilihankedua jenis ini ditempuh bukan tanpa

alasan, karena menurut penulishal ini didasari atas pemikiran

bahwa wawancara informal akan mempunyaiarti penting dalam

menjalin hubungan timbal balik antara peneliti denganobjek

penelitian serta untuk mendapatkan infromasi spontan. Demikian

puladengan penggunaan wawancara tak terstruktur yang

merupakanpenggunaan wawancara yang lebih bebas iramanya,

Page 61: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

44

bebas dalampembicaraan, tidak kaku, serta pertanyaan dapat

disesuaikan dengankeadaan dan ciri khas responden.

Dalam penelitian ini, wawancara digunakan untuk mendapatkan

data utama sebagai sumber data primer, yaitu data mengenai

interaksu antarbudaya yang dilakukan masyarakat pendatang

yakni etnis Jawa Tengah serta faktor yang menjadu pendukung

dan penghambat dalam penyesuian komunikasi interaksi

antarbudaya

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah pengumpulan data dengan meneliti

catatan-catatan penting yang sangat erat hubungannya dengan

obyek penelitian.

Metode dokumentasi digunakan untuk mencari dan

mengumpulkan data serta informasi tertulis yang berhubungan

dengan permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini, metode

dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yang

berkaitan dengan aspek kajian yang telah dirumuskan, meliputi

pengambilan beberpa foto atau gambar serta rekaman audio

visual(video) atau audio selama kegiatan observasi, dan lain

sebagainya.

Tujuan digunakan metode ini untuk memperoleh data secara jelas

dan konkret tentang interaksi yang terjadi dalam komunikasi

Page 62: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

45

antarbudaya Jawa Tengah dan Jawa Serang di Desa Karang

Kepuh Bojonegara.

3.5.Sumber Data

Arikunto (2010:172) mengemukakan bahwa sumber data dalam

penelitian adalah subyek yang dapat diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini

mencakup sumber data primer dan sekunder.

1. Sumber Data Primer

Meleong (2006:157) berpendapat bahwa data primer adalah kata-

kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai.

Sumber primer adalah segala sesuatu yang secara langsung

berkaitan dengan objek material penelitian. Adapun yang menjadi

sumber data primer dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Masyarakat Pendatang, yaitu masyarakat di Desa Karang

Kepuh Bojonegara dengan latar belakang dari luar Banten

yang datang ke daerah Serang seperti Etnis Jawa Tengah.

Masyarakat pribumi atau penduduk asli yang menyebut

diri mereka sebagai etnis Jawa Serang yang secara turun

temurun tinggal dan menetap di Desa Karang Kepuh

Bojonegara sebagai sumber data primer penguat.

2. Sumber Data Sekunder

Kaelan (2005:65) mengemukakan bahwa sumber data sekunder

adalah catatan-catatan yang jaraknya telah jauh dari sumber

orisinil. Dilihat dari segi sumber data, sumber tertulis dibagi atas

Page 63: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

46

sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen

pribadi, dan dokumen resmi (Meleong 2006:159).

Dalam rangka melengkapi data primer, maka digunakan sumber

data tambahan yaitu dokumentasi berupa foto atau gambar selama

kegiatan observasi. Digunakan pula rekaman gambar (video)

maupun suara yang didapat selama pelaksanaan wawancara

maupun dalam kegiatan observasi sebagai data sekunder.

Data sekunder yang berupa dokumen-dokumen atau arsip

diperoleh dari catatan-catatan peneliti yang ditulis sendiri dari

metode wawancara yang diperoleh dari informan.

3.6 Teknik Analisis Data

Moleong (2001:103) mendefinisikan analisis data sebagai proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan

uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema and dapat dirumuskan hipotesis kerja

seperti yang disarankan oleh data. Sehingga interpretasi data adalah memberikan

arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari

hubungan diantara dimensi-dimensi uraian.

Analisis data kualitatif digunakan bila data-data yang terkumpul dalam

riset adalah data kualitatif.Data kualitatif dapat berupa kata-kata, kalimat-kalimat

atau narasi-narasi, baik yang diperoleh dari wawancara medalam maupun

observasi.4

4 Kriyantono, 2012:196

Page 64: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

47

Tahap analisis data memegang peran penting dalam riset kualitatif, yaitu

sebagai factor utama penilaian kualitas tidaknya riset.Artinya, kemampuan periset

memberi makna kepada data merupakan kunci apakah data yang diperolehnya

memenuhi unsure reliabilitas dan validitas atau tidak.

Riset kualitatif adalah riset yang menggunakan cara berpikir induktif,

yaitu cara berpikir yang berangkat dari hal-hal yang khusus (fakta empiris)

menuju hal-hal yang umum (tataran konsep).

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam

periode tertentu.Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap

jawaban yang diwawancarai, bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis

belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap

tertentu diperoleh data yang dianggap kredibel.

Menurut Sugiyono, tahap analisis data menurut model Milles and

Huberman adalah

1. Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting dan dicari tema dan

polanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan

meberikan gambaran yang lebih jelas.

2. Penyajian data, dalam kegiatan ini peneliti menyusun kembali

data berdasarkan klasifikasi dan masing-masing topik dipisahkan,

kemudian topik yang sama disimpan dalam satu tempat, masing-

Page 65: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

48

masing tempat diberi kode, hal ini dikarenakan agar tidak terjadi

ketimpangan data yang telah dijaring. Pada tahap ini data

disajikan dalam kesatuan tema yang terkhusus pada permasalahan

yang dituangkan dalam pertanyaan penelitian

3. Data yang dikelompokkan yang sesuai dengan topik-topik,

kemudian diteliti kembali dengan cermat, mana data yang sudah

lengkap dan mana data yang belum lengkap yang masih

memerlukan data tambahan, dan kegiatan ini dilakukan selama

penelitian berlangsung.

4. Setelah data dianggap cukup dan dianggap telah memperoleh

kesesuaian, maka kegiatan selanjutnya adalah menyusun laporan

hingga pada akhirnya pembuatan kesimpulan.

Peneliti dalam penelitian ini menguji keabsahan data dengan cara uji

kredibilitas atau kepercayaan terhadap data yang dilakukan dengan triangulasi.

Peneliti menguji kredibilitas data dengan melakukan triangulasi sumber.

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber dengan teknik

pengumpulan data yang bermacam-macam. Pada penelitian ini digunakan teknik

pengumpulan data berupa wawancara antar masyarakat untuk melihat “Interaksi

Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang di Desa Karang Kepuh

Bojonegara.

Alasan menggunakan triangulasi sumber, karena teknik tersebut tepat

untuk menguji keabsahan data yang diperoleh peneliti. Dalam penelitian ini,

Page 66: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

49

peneliti menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil

wawancara yang peneliti dapat mengenai “Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa

Tengah dengan Jawa Serang di Desa Karang Kepuh Bojonegara. diperoleh dari

informan kemudian di kroscek lagi menggunakan hasil observasi.

Apabila hasil dari ketiga teknik tersebut berbeda karena sudut pandang

setiap sumber berbeda maka peneliti mendiskusikannya lagi kepada sumber data

untuk mencaritahu mana yang dianggap benar atau memang semuanya benar

3.7.Lokasi dan Waktu Penelitian

Pemilihan lokasi dan waktu penelitian sangatlah penting dalam rangka

mempertanggungjawabkan data yang diambil. Dalam penelitian ini lokasi

penelitian ditetapkan di Desa Karang Kepuh Bojonegara.

Penetapan lokasi penelitian ini dimaksudkan untuk mempermudah atau

memperlancar objek yang menjadi sasaran dalam penelitian, sehingga penelitian

tersebut akan terfokus pada pokok permasalahannya.

Sebelum dilakukan penilitian ini maka penulis telah melakukan

penelitian sebelumnya yakni telah dilakukan selama 1 bulan, dimulai sejak

tanggal 09 September 2014. Lokasi penelitian dilakukan disekitar Desa Karang

Kepuh Bojonegara

Page 67: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

50

Tabel 2

Jadwal Penelitian

No

.

Kegiatan Sept Jan Ags Sep Sep Okt Nov Jan Feb

1. Pra Riset

2. Pengajuan

judul

3. Bab I, II,

dan III

4. Sidang

Outline

5. Riset

Lapangan

6. Bab IV

7. Bab V

8. Acc Bab

IV dan V

9. Sidang

Page 68: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Subjek Penelitian

4.1.1. Latar Dan Keadaan Geografis

Desa Karang Kepuh adalah desa yang terletak di kecamatan

Bojonegara, kabupaten Serang.

4.1.2. Luas Wilayah

Secara geografis Desa Gunung Kaler kecamatan Gunung Kaler dengan

luas area 336 Ha.

Sebelah Utara : Desa Ukirsari dan Desa Bojonegara

Sebelah Timur : Desa Lambangsari

Sebelah Selatan : Desa Mangkunegara

Sebelah Barat :Desa Bojonegara

4.1.3. Keadaan Penduduk

Berdasarkan survey dan pengumpulan data tentang keadaan penduduk

Desa Karang Kepuh keamatan Bojonegara Kabupaten Serang Banten, tercatat

jumlah laki-laki 2.433 dan perempuan 2.451 dari jumlah kepala keluarga

1.243 kepala keluarga yang ada dengan total keseluruhan adalah 4.884 jiwa.

Jumla penduduk tersebut dapat diklasifikasikan lagi sebagai berikut.

51

Page 69: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

52

Tabel 3

Keadaan penduduk berdasarkan tingkat pendidikan

NO Tingkat Pendidikan Persentase

1 SD 29 %

2 SLTP 9,7 %

3 SLTA 12,4 %

4 Perguruan Tinggi 2,3 %

5 Tidak menyelesaikan pendidikan 46,6 %

Jumlah Persentase 100 %

Berdasarkan data tersebut di atas di peroleh kesimpulan bahwa

mayoritas tingkat pendidikan penduduk Desa Karang Kepuh adalah tidak

menyelesaikan pendidikan dan yang kedua adalah Sekolah Dasar atau

sederajat.

Tabel 4

Keadaan penduduk berdasarkan jenis pekerjaan

No Jenis Pekerjaan Jumlah

1 Karyawan / ABRI / PNS 109

2 Tani 274

3 Pertukangan 28

4 Buruh Tani 320

5 Pensiunan 6

6 Nelayan 680

7 Pemulung 6

8 Pedagang / Wirausaha 164

9 Jasa Lainnya 110

Page 70: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

53

Jumlah keseluruhan data tersebut tidak berhubungan dengan

jumlah penduduk Desa Karang Kepuh, jumlah data tersebut merupakan

jumlah penduduk yang memiliki usia produktif atau usia masa kerja dan

penduduk yang sedang bekerja. Data tersebut bersifat relative atau hanya

sebagai sampel dari jumlah populasi yang ada.Berdasarkan data- data yang

sudah di kemukakan di muka dan data tersebut di atas dapat di simpulkan

bahwa sebagian besar penduduk Desa Karang Kepuh adalah Hasil Laut.

4.1.4. Admisnistrasi Desa

Secara umum pelaksanaan pada administrasi pemerintahan Desa

Karang Kepuh Kecamatan Bojonegara Kebupaten Serang sudah berjalan

baik.Adanya pembagian kerja yang jelas di sesuaikan dengan bidang dan

kemampuan aparaturnya.

Pada tingkat dusun pemerintahan desa di pimpin oleh Kepala Desa

atau Lurah dan dibantu oleh sekdes dan staf-staf yang telah di tunjuk

sebagai aparatur desa.Dalam pengumpulan data dan pengarsipan desa tertata

dan tercatat secara sistematis dan jelas dicatat pada arsip sesuai dengan jenis

data. Pelayanan terhadap warga akan kebutuhan ditangani oleh aparat yang

berwenang sesuai dengan keperluan dan kebutuhannya. Pemerintah Desa

Karang Kepuh Kecamatan Bojonegara Kabupaten Serang dalam jam

kerjanya dijalankan di Kantor Desa.Bidang – bidang kerja pemerintahan

desa tergambarkan secara jelas pada struktur pemeintahan desa.

4.2. Karakteristik umum Masyarakat Karang kepuh Bojonegara

Komunikasi erat kaitannya dengan budaya. Ketika proses komunikasi

berlangsung maka dalam proses itu pula dipengaruhi oleh budaya yang dianut

Page 71: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

54

oleh komunikator dengan komunikan. Ketika komunikator dengan komunikan

memiliki budaya yang berbeda maka terjadilah komunikasi lintas budaya. Andrea.

I. Rich dan Dennis M. Ogawa dalam bukunya Intercultural Communication, A

Reader bahwa komunikasi antarbudaya adalah komunikasi orang-orang yang

berbeda kebudayaan, misalnya sukubangsa, etnis, ras, dan kelas sosial. Samovar

dan Porter menjelaskan bahwa:

“Komunikasi antar budaya terjadi diantara produsen pesan dengan

penerima pesan yang latar belakang kebudayaan yang berbeda.”

(Samovar&Porter, 1976)

Pada umumnya masyarakat di Desa Karang Kepuh Bojonegara

mempunyai karakteristik yang ramah, saling menghormati, menghargai antar

warga. Hal ini bisa dilihat dari kegiatan sehari-hari baik dari masyarakat

pendatang atau masyarakat asli desa karang kepuh bojonegara. Pada umumnya

kehidupan masyarakat di Desa Karang kepuh Bojonegara dijalani dengan

harmonis, karena jarang terjadi konflik maupun kerusuhan yang mungkin sering

terjadi di desa yang banyak kaum trasmigrasi karena perbedaan prinsip-prinsip

budaya. Masyarakat Desa Karang Kepuh Bojinegara dari sisi latar belakang

budaya, pada umumnya di dominasi oleh berbgai macam etnis salah satunya etnis

Jawa Tengah dan Etnis Jawa Serang yang tergolong etnis pribumi.

4.2.1. Karakteristik Masyarakat Asal Jawa Tengah

Etnis Jawa merupakan salah satu etnis terbesar yang berdiam di

negara Indonesia. Sebagai buktinya, kemana pun bepergian ke bagian

pelosok penjuru negeri ini, pasti akan menemukan etnis Jawa yang

Page 72: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

55

mendiami kawasan tersebut meskipun terkadang jumlahnya minoritas,

dengan kata lain di mana ada kehidupan di seluruh Indonesia etnis Jawa

selalu ada.

Etnis Jawa Tengah merupakan etnis yang berasal dari suku jawa asli.

Dari segi bahsanya maka orang Jawa memiliki bahasa daerahya sendiri.

Bahasa Jawa dipakai sebagian besar penduduk asal Jawa, kecuali Jawa

Barat, Tegal, Jawa Serang karena mungkin memiliki pelafalan yang cukup

berbeda.

Dalam hal ini bahasa Jawa digunakan dalam bahasa pengantar sehari-

hari. Melihat lebih jauh mengenai kebudayaan Jawa, orang Jawa memiliki

karakteristik yang memiliki sifat terbuka dan mudah sekali menerima

penngaruh dari luar, tetapi pengaruh dari luar tersebut mereka serap dengan

sedemikian rupa sehingga menjadi miliknya sendiri (Ekadjati, 1980:133).

Orang Jawa memiliki sifat sensitif serta optimis, sifat ramah saling

menghargai, menghormati dan suka mengalah, tidak jauh berbeda dengan

etnis yang ada pada umumnya, orang Jawa mayoritas memeluk agama islam

dan sangat menjunjung tinggi kaidah islam yang menjadi dasar pandangan

hidup dan diterapkan melalui tingkah laku mereka sehari-hari.

Dalam melakukan kehidupan sosial, sifat-sifat orang jawa memiliki

solidaritas serta cepat akrab dengan lingkungan mereka tinggal, kehidupan

yang mereka jalani hampir tidak adaa persaingan. Dalam tingkah laku pada

Page 73: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

56

saat menjalani aktivitas sehari-hari orang Jawa selalu menjalankan nilai-

nilai moral yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Ciri khas Narimo ing pandum adalah salah satu konsep hidup yang

dianut oleh orang Jawa. Pola ini menggambarkan sikap hidup yang serba

pasrah dengan segala keputusan yang ditentukan oleh Tuhan.

Orang Jawa memang menyakini bahwa kehidupan ini ada yang mengatur

dan tidak dapat ditentang begitu saja. Setiap hal yang terjadi dalam

kehidupan ini adalah sesuai dengan kehendak sang pengatur hidup. Semua

hal yang terjadi tidak dapat terelakkan, apalagi melawan semua itu. Inilah

yang dikatakan sebagai nasib kehidupan. Dan, nasib kehidupan adalah

rahasia Tuhan, sebagai makhluk hidup tidak dapat mengelak. Orang Jawa

memahami betul kondisi tersebut sehingga mereka yakin bahwa Tuhan telah

mengatur segalanya. Pola kehidupan orang jawa memang unik banyak hal

positif yang diambil atau dicontoh dari orang Jawa. Bagi orang jawa, Tuhan

telah mengatur jatah penghidupan bagi semua makhluk hidupnya, termasuk

manusia.

Konsep hidup nerimo ing pandum ( urip ora ngoyo ) selanjutnya

mengisyaratkan bahwa orang Jawa hidup tidak terlalu berambisi. Jalani saja

segala yang harus di jalani. Tidak perlu terlalu ambisi untuk melakukan

sesuatu yang nyata-nyata tidak dapat di lakukan. Orang Jawa tidak

menyarankan hal tersebut. Hidup sudah mengalir sesuai dengan koridornya.

Boleh saja mempercepat laju aliran tersebut, tetapi laju tersebut jangan

terlalu drastis. Perubahan tersebut hanya sebuah improvisasi atas kehidupan

Page 74: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

57

yang lebih baik dari sebelumnya. Orang Jawa mengatakan dengan istilah

jangan ngoyo. Biarkan hidup membawamu sesuai dengan alirannya.

Bagi orang jawa hidup dan kehidupan itu sama dengan kendaraan. Dia akan

membawa kita pada tujuan yang pasti. Seperti air di dalam saluran sungai,

jika mereka mengalir biasa, maka kondisinya aman dan nyaman. Tetapi

ketika alirannya dipaksa untuk besar, maka aliran sungai tersebut tidak

aman lagi bagi kehidupan. Orang Jawa memahami hal tersebut sehingga

menerapkan konsep hidup jangan ngoyo. Ngoyo artinya memaksakan diri

untuk melakukan sesuatu. Jika memaksakan diri untuk melakukan sesuatu,

maka kemungkinan besarakan mengalami sesuatu yang kurang baik.

Ciri khas lain yang tak bisa di tinggalkan adalah sifat gotong royong atau

saling membantu sesama orang di lingkungan hidupnya apalagi lebih

kentara sifat itu bila bertandang ke pelosok pelosok daerah suku Jawa di

mana sikap gotong royong akan sering terlihat dalam suasana baik suka

maupun duka.

Pola kehidupan orang jawa memang telah tertata sejak nenek moyang.

Berbagai nilai luhur kehidupan adalah warisan nenek moyang yang adi

luhung, dan semua itu dapat diketahui wujud nyatanya. Bagaimana

eksistensi orang jawa terjaga begitu kuat sehingga sampai detik ini pola-pola

tersebut tetap ada dalam kehidupan. Pola hidup kerjasama ini dapat kita

ketemukan pada kerja gotongroyong yang banyak diterapkan dalam

masyarakat Jawa. Orang Jawa sangat memegang teguh pepatah yang

mengatakan: ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Ini merupakan

Page 75: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

58

konsep dasar hidup bersama yang penuh kesadaran dan tanggungjawab.

Maka perlu diketahui bahwa kehidupan orang jawa memang begitu spesifik,

dari sekian banyak suku bangsa di Indonesia, bahkan yang ada di dunia,

orang Jawa mempunyai pola hidup yang berbeda. Kebiasaan hidup secara

berkelompok menyebabkan rasa diri mereka sedemikian dekat satu dengan

lainnya, sehingga saling tolong menolong merupakan sebuah kebutuhan

Mereka selalu memberikan pertolongan kepada orang lain yang

membutuhkan pertolongan. Bahkan dengan segala cara mereka ikut

membantu seseorang keluar dari permasalahan,

Ngajeni pada orang yang lebih tua hal lain yang tidak dapat diabaikan

adalah sikap hidup orang Jawa yang menejunjung tinggi nilai-nilai positif

dalam kehidupan. Dalam interaksi antar personal di masyarakat, mereka

selalu saling menjaga segala kata dan perbuatan untuk tidak menyakiti hati

orang lain. Mereka begitu menghargai persahabatan sehingga eksistensi

orang lain sangat dijunjung sebagai sesuatu yang sangat penting. Mereka

tidak ingin orang lain atau dirinya mengalami sakit hati atau terseinggung

oleh perkataan dan perbuatan yang dilakukan sebab bagi orang

Jawa, ajining diri soko lathi, ajining rogo soko busono artinya, harga diri

seseorang dari lidahnya (omongannya), harga badan yang dinilai dari

pakaian yang digunakan.

4.2.2 Karakteristik Jawa Serang

Pada Sejarahnya Provinsi Banten adalah sebuah provinsi di Pulau

Jawa, Indonesia. Provinsi ini dulunya merupakan bagian dari Provinsi Jawa

Page 76: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

59

Barat, namun dipisahkan sejak tahun 2000, dengan keputusan Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2000.Pusat pemerintahannya berada di Kota

Serang. Provinsi ini memiliki delapan kabupaten/kota, yakni Kabupaten

Serang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Tangerang

ditambah Kota Tangerang, Kota Serang, Kota Cilegon dan Kota Tangerang

selatan.Pada kabupaten Serang terdapat sebuah desa yang bernama Desa

Karang Kepuh Bojonegara didalamnya banyak masyarakat yang mengatakan

diri mereka sebagai “ Jawa Serang”. Seperti halnya etnis lain masyarakat

yang pada dasarnya merupakan masnyarakat Banten ini memliki karakteristik

yang khas misalnya saja dalam penggunaan Bahasa.

Menurut sejarahnya, bahasa Jawa Banten mulai dituturkan di zaman

Kesultanan Banten pada abad ke-16. Di zaman itu, bahasa Jawa yang

diucapkan di Banten tiada bedanya dengan bahasa di Cirebon, sedikit diwarnai

dialek Banyumasan. Asal muasal kerajaan Banten memang berasal dari

gabungan kerajaan Demak dan Cirebon yang berhasil merebut wilayah pesisir

utara Kerajaan Pajajaran. Namun, bahasa Jawa Banten mulai terlihat bedanya,

karena daerah penuturannya dikelilingi daerah penuturan bahasa

Sunda dan Betawi.

Bahasa ini menjadi bahasa utama Kesultanan Banten (tingkatan bebasan)

yang menempati Keraton Surosowan. Bahasa ini juga menjadi bahasa sehari –

harinya warga Banten Lor (Banten Utara).Bahasa Jawa Banten atau bahasa

Jawa dialek Banten ini dituturkan di bagian utara Kabupaten Serang, Kota

Serang, Kota Cilegon dan daerah barat Kabupaten Tangerang. Dialek ini

Page 77: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

60

dianggap sebagai dialek kuno juga banyak pengaruh bahasa Sunda dan

Betawi. Tetapi ada beberapa bagian di daerah Banten yang juga menggunakan

Bahasa Sunda untuk daerah tengah, barat dan selatan, masyarakat banten lebih

dekat menuturkan dengan bahasa sunda. meskipun sunda yang ada pada

masyarakat banten (di telinga orang priyangan begitu kasar) karena pilihan

kata yang berbeda seperti perempuan disebut dengan ewean yang artinya yang

biasa disenggamai, ataupun bikang yang artinya barang perempuan. atau

banyak kata-kata lainnya. tetapi justru bahasa sunda yang ada di banten

merupakan bahasa sunda yang tidak terpengaruh jawa (baik mataram, demak

ataupun cirebon) sebagaimana sunda priyangan yang mengenal strata bahasa.

Pada beberapa kata di atas merupakan bahasa percakapan yang sifat

sangat lokal, artinya, terkadang kata di satu kampung berbeda dengan

kampung lainnya. sehingga bahasa jawa di banten termasuk daerah yang

dinamika bahasa percakapannya tinggi.Dalam bahasa Jawa dialek Banten

(Jawa Serang), pengucapan huruf „e‟, ada dua versi. ada yang diucapkan „e‟

saja, seperti pada kata “teman”. Dan juga ada yang diucapkan „a‟, seperti pada

kata “Apa”.

Daerah yang melafalkan “a” adalah kecamatan

Keragilan, Kibin, Cikande, Kopo, Pamarayan, dan daerah timurnya.

Sedangkan daerah yang melafalkan „e‟ adalah kecamatan Serang, Cipocok

Jaya, Kasemen, Bojonegara, Kramatwatu, Ciruas, Anyer, dan seberang

baratnya.

Page 78: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

61

Contoh :

„kule‟, dibaca „kula‟ atau „kule‟. (artinya, saya)

„ore‟, dibaca „ora‟ atau „ore‟. (artinya, tidak)

„pire‟, dibaca „pira‟ atau „pire‟ (artinya, berapa)

Ciri Khas lainnya dari orang Jawa Serang pada umumnya hampir sama

dengan Jawa pada umumnya mudah bergaul, saling, menghargai,

menghormati, saling membantu tetapi ada sifat lain yaitu cenderung agresif,

memberontak tetapi memiliki pemikiran yang cerdas. Hal ini mungkin

diwariskan oleh nenek moyang Banten yang merupakan suku yang dilintasi

banyak kerajaan sehingga banyak peperangan yang terjadi, jiwa pahlawan

yang masih menurun.

4.3 Proses- Proses Interaksi Sosial

Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Gillin dan Gillin dalam Soekanto

(2002 : 71-104), menjelaskan bahwa ada dua golongan proses sosial sebagai

akibat interaksi sosial, yaitu proses disasosiatif dan proses sosail asosaitif. Setelah

penulis melakukan penelitian di Desa Karang Kepuh Bojonegara, penulis sering

kali menemukan interaksi berupa komunikasi yang terjalin sangat intensif.

Bahkan banyak diantara mereka yang tergabung dalam suatu kegiatan sosial.

Kegiatan sosial seperti kerja bakti maupun gotong royong hal ini sering dilakukan

agar terjalin silaturahmi, komunikasi yang baik dan tidak terjadi diskriminasi atau

perbedaan golongan dari masyarakat Jawa Tengah dengan Jawa Serang.

Page 79: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

62

Dahulu terdapat perbedaan yang mencolok antara masyarakat pendatang

yaitu etnis Jawa Tengah dengan Jawa Serang seolah ada jurang pemisah diantara

keduanya. Salah satu narasumber yaitu Ibu Erlis berpendapat bahwa:

“Pernah ada keluarga dari masyarakat asli desa setempat yaitu Jawa

serang yang enggan menikahkan anaknya jika itu tidak berasal dari

Masyarakat pendatang. Tetapi sekarang sudah tidak terjadi karena saya

menikah dengan suami saya yang berasal dari Yogyakarta”.(Erlis)5

Meskipun demikian, seperti apa yang sudah penulis katakan di atas, saat ini

memang keadaan masyarakat desa Karang Kepuh Bojonegara sudah jauh lebih

baik, namun penulis masih bisa menemukan beberapa konteks yang dapat

digolongkan sebagai Proses Asosiatif dengan Disasosiatif

4.3.1 Proses Asosiatif

Proses asosiatf yang merupakan proses yang terjadi saling pengertian

dan kerja sama, timbal balik antara orang per orang atau kelompok satu

dengan yang lainnya, dimana proses ini mencapai tujuan bersama. Dalam

penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian dilapangan maka penulis

menjabarkan di bawah ini:

a) Kerja sama ( Coorperation) adalah usaha bersama antara individu

atau kelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.

Dalam penelitian ini kerja sama yang dilakukan di Desa Karang

Kepuh Bojonegara biasanya berkesinambungan dalam konteks sosial

Salah satu ciri khas masyarakat desa pada umumnya yang juga

terlihat di desa Karang Kepuh Bojonegara adalah gotong royong atau

Page 80: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

63

kalau dalam bahasa Jawa Tengah lebih dikenal dengan istilah

“sambatan” . uniknya, tanpa harus dimintai pertolongan, serta

mereka akan langsung bahu membahu meringankan beban

tetangganya yang sedang kesusahan. Atau misal sedang terjadi

Hajatan yang dilakukan oleh salah seorang penduduk, mereka tidak

memperhitungkan kerugian materiil yang diperlukan untuk membantu

orang lain. Saling membawakan makanan, hiburan agar acara

tersebut meriah. Misalnya saja ada yang sedang melakukan khitanan

maka beberapa tetangga akan dating bergotong royong membawa

atau membantu “si punya hajat” dalam menyiapkan sajian untuk para

tamu.

“Ya kalo ada yang hajatan mau kawinan, nyunatin biasanya disini

ada yang pada bawain beras, telor, minyak, atau sayuran lain buat

makanan hajatan, ntar mulangin istilahnya jadi keutangan, kalo

pas ada yang hajat bawain beras ya dibawain beras lagi pas dia

hajat gitu neng, kalo duit ya duit lagi balikinnya”. (Dewi)6

Penulis berpendapat di sini masyarakat setempat tidak hanya

bergotong royong jika salah satu warga memilik hajat atau musibah

saja, tetapi dalam semua konteks sosial, diantaranya adalah kerja

bakti, pembenahan jalan serta pembuatan sarana dan prasarana umum,

agar masyarakat desa Karang Kepuh Bojonegara sejahtera secara

keseluruhan.

6 Hasil wawancara informan 6 Dewi, lampiran hal.107

Page 81: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

64

Gambar 4.1

Kegiatan Pembenahan Jalan serta Irigasi

Dalam komunikasi dengan konteks sosial ini masyarakat dari Jawa

Tengah dengan Jawa Serang akan bertemu dan berinteraksi. Dalam

konteks ini juga terlihat karakteristik masyarakat desa, yaitu sikap

kekeluargaan dimana sudah menjadi karakteristik khas dari desa pada

umumnya. Seperti gambar di atas maka kekeluargaan tersebut dapat

tercipta setiap harinya dengan bergotong royong, kerja bakti, hingga

posyandu yang dilakukan ibu-ibu sebanyak satu bulan sekali.

“disini mah cuma ada bidan rumah sakit jauh, jadi sebulan sekali

ada posyandu dirumah ibu lurah, anak-anak pada imunisasi,

nimbang, ibunya juga kadang sekalian pada KB” (Dewi)7

7 Hasil wawancara informan 6 Dewi, lampiran hal.107

Page 82: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

65

Gambar 4.2

Kegiatan Posyandu

b) Akomodasi (Accomodation) adalah proses sosial dengan dua makna,

pertama adalah proses sosial yang menujukan pada suatu keadaan

yang seimbang dalam interaksi sosial terutama yang ada hubungannya

dengan nilai-nilai serta norma-norma yang berlaku di masyarakat

Kedua, adalah menuju pada suatu proses yang sedang berlangsung.

Sesuai dengan penjabaran diatas maka fakta disesuaikan dilapangan

yang ada di Desa Karang Kepuh Bojonegara dapat dilihat melalui

konteks keagamaan, konteks politik, konteks ekonomi.

Konteks Keagamaan

Jika dilihat dari konteks keagamaan, biasanya masyarakat

pedesaan dikenal sangat religious, Artinya, dalam keseharian

mereka taat menjalankan ibadah agamanya, secara kolektif,

maksud kolektif disini ketika solat Ied maka mereka tidak ada

perbedaan dilakukan secara bersama-sama dan secara tentram

dan rukun, mereka juga mengaktualisasikan diri ke dalam

Page 83: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

66

kegiatan budaya yang bernuansa keagamaan dalam hal ini

baik masyrakat pendatang maupun masyarakat asli berbaur

dalam kegiatan keagamaan, misalnya: tahlilan, rajaban,

ceramah, tabligh akbar rebanaan. Dalam kegiatan keagamaan

menurut penulis adalah merupakan salah satu contoh dari

komunikasi kelompok. Dimana bertindak sebagai penyampai

pesan atau komunikator adalah ustadz atau kyai yang

biasanya merupakan sesepuh dari desa Bojonegara.

Masyarakat pendatang seperti Jawa Tengah biasanya

mengikuti kegiatan keagamaan yang ada di desa setempat

saja karena menurut mereka tidak ada perbedaan yang cukup

signifikan dari daerah asal mereka atau di desa tempat

mereka tinggal saat ini.

Konteks Politik

Bentuk kerjasama lainnya dalam kegiatan politik tentu saja

masyarakat mayoritas yaitu etnis Jawa Serang yang

mendominasi hal ini, tetapi tentu saja dari kalangan-kalangan

yang secara turun-temurun memiliki kekuasaan hal ini dapat

dilihat dari latar belakang seseorang yang ingin menjadi

aparat atau bagian dari politik desa. Biasanya seseorang yang

terpilih menjadi calon dalam politik desa akan membentuk

kelompok-kelompok tertentu untuk membantu memenangkan

misinya. Tidak hanya mendekatkan diri dengan warga

Page 84: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

67

pribumi tetapi juga mendekatkan diri kepada warga

pendatang yaitu Jawa Tengah agar mereka mau memberikan

suara hak pilih mereka dalam pemilihan. Hal ini terlihat

ketika ingin pemilihan Lurah untuk Desa Bojonegara.

“Saya merasa senang di desa ini cukup banyak warga

pendatang karena saya bisa mendekatkan diri agar mereka

lebih mengenal dan memilih calon yang saya jagokan atau

memberikan hak suaranya di pemilihan lurah, tetapi warga

yang berhak memilih tentu saja warga yang telah terdaftar

namanya di kantor desa. Bahkan sering kali mungkin

money politic, bisa dimainkan meskipun tidak hanya untuk

warga pendatang saja. He he he….” (Rizal Hidayat).8

Selain itu kerjasama yang terjadi di desa pada umumnya yaitu

gotong royong, kerja bakti membersihkan lingkungan desa

yang dilakukan rutin sebanyak dua sampai tiga kali dalam

sebulan, melakukan ronda setiap malam, kegiatan-kegiatan

perayaan lain seperti agustusan, atau perayaan hari besar

dilakukan secara bersamaan dan tidak membedakan semua

masyarakat yang tinggal di desa ikut memeriahkan.

8 Hasil wawancara informan 5 Rizal Hidayat, lampiran hal.104

Page 85: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

68

Gambar 4.3

Kegiatan Perlombaan Catur

Cooley dalam Soekanto (2004 : 72-73) mengemukakan

kerjasama timbul jika orang menyadari bahwa mereka

mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama pada saat

yang bersamaan, mempunyai cukup pengetahuan dan

pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi

kepentingan-kepentingan.

Konteks Ekonomi

Desa Karang Kepuh Bojonegara terletak di dataran rendah,

namun merupakan daerah yang cukup strategis. Lokasinya

baik digunakan untuk lahan pertanian, selain itu desa

Bojonegara juga dekat dengan pesisir pantai, meskipun saat

ini sudah banyak pabrik-pabrik yang didirikan di sekitar desa.

Namun, terbukti dengan masyarakat asli Jawa Serang ini

memiliki pekerjaan sebagian besar adalah petani dan nelayan.

Page 86: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

69

Bentuk lain dari faktor ekonomi yang terjadi antara

masyarakat etnis Jawa Tengah dengan Jawa Serang yaitu

Jawa Tengah sebagai etnis pendatang mereka tidak menjadi

petani atau nelayan tetapi untuk menghidupi kebutuhan

sehari-hari masyarakat Jawa Tengah ini memilih berdagang,

atau menjadi pegawai pabrik setempat. Salah satu narasumber

berpendapat:

“saya lebih memilih berdagang bakso, waktu awal merantau

ke Bojonegara saya pernah mengikuti jejak kakak ipar sebagai

nelayan, tapi gak sanggup, hasil sedikit, resiko besar, sejak

saya itu saya berjualan bakso saja. Saya berjualan bakso

karna menurut saya keahlian saya ya disini,,dan saya juga

memang pernah bakso sebelumnya dikampung daerah saya

berasal.”(Andreas).9

Komunikasi yang penulis lihat dari faktor ekonomi di atas,

maka menurut penulis bukanlah komunikasi yang dapat

mendekatkan hubungan antara masyarakat pedatang dengan

masyarakat asli seperti Jawa Serang tetapi lebih kedalam

konteks ekonomi atau hanya sekedar hasil pendapatan yang

diperoleh. Padahal menurut Stewart L. Tubss dan Sylvia Moss,

ada lima indikasi dari komunikasi yang efektif, yaitu:

pemahaman berarti dalam proses komunikasi orang-orang yang

terlibat di dalamnya saling memahami apa yang diinginkan

atau dimaksud oleh lawan bicaranya. Pemahaman, dalam hal

ini seperti yang telah salah satu narasumber katakan, maka

9 Hasil wawancara informan 1 Andreas, lampiran hal.100

Page 87: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

70

penulis berpendapat bahwa orang pendatang seperti etnis Jawa

Tengah lebih memilih menjadi wirastawan atau pegawai

dikarenakan memang mereka tidak memiliki keahlian dalam

bertani maupun nelayan.

“Gimana mau jadi petani neng, disini aja saya pendatang, gak

punya lahan, tanah yang ada disini juga punya warga asli sini

mereka juga makan dari hasil nyawah.” (Andreas) 10

Kesenangan yaitu bagaimana komunikasi itu tidak

saja memberikan informasi, tetapi juga dapat mempengaruhi

sikap dari komunikannya. Hubungan yang makin baik bersarti

terjalin silaturahmi dan merekatkan hubungan dan dibuktikan

melalui tindakan para komunikannya. Kesenangan melalui

sikap yang ditunjukan oleh para penduduk asli kepada

penduduk pendatang salah satunya adalah dagangan bakso

yang dijual oleh salah satu narasumber penulis laris manis,

setiap harinya habis terjual hal ini menunjukan konsumen suka

akan cita rasa bakso maupun pelayanan yang diberikan oleh

narasumber sebagai penjual bakso.

“dagangan saya tiap hari abis neng, katanya sih enak dan

trus pesaing disini juga gak terlalu banyak, harga ga mahal

Cuma 6000 semangkok, mending untung kecil tapi abis setiap

hari daripada jual mahal tapi nyisa prinsip jualan saya sih gitu

neng” (Andreas).

c) Asimilasi (Assimilation) proses sosial dengan taraf lanjut, ditandai

dengan usaha- usaha mengurangi perbedaan- perbedaan yang terdapat

10

Hasil wawancara informan 1 Andreas, lampiran hal.101

Page 88: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

71

antara orang- per orang atau kelompok- kelompok manusia juga

usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan, sikap dan proses-proses

mental dengan memperhatikan kepentingan kepentingan serta tujuan

bersama. Beberapa sikap yang ditunjukan oleh masyarakat Karang

Kepuh Bojonegara antara lain:

Sikap Kekeluargaan

Sudah menjadi karakteristik bagi masyarakat desa bahwa

suasana kekeluargaan dan persaudaraan telah “ mendarah-

daging” tidak terkecuali di desa Karang Kepuh Bojonegara.

Hal ini pun terlihat dalam kehidupan sehari-hari masayarakat

desa Karang Kepuh bojonegara yang memperlihatkan sikap

kekeluargaan, seperti contoh ada salah satu warga yang

terkena musibah, suatu hajat seperti menikahkan anaknya,

atau sekedar tasyakuran, biasanya para tetamgga di

lingkungan sekitar akan segera datang memberikan bantuan

baik secara materiil maupun tenaga misalnya secara materiil

mereka membawa makanan, sayur mayor atau sebagainya,

untuk yang terkena musibah misalnya mereka meberi

dukungan moral, dukungan materiil berupa uang tanpa

diminta terlebih dahulu atau sekedar bekerja bakti yang

diadakan dua sampai tiga kali dalam sebulan, jika sedang

dilakukan kerja bakti ibu-ibu sekitar tidak lantas berpangku

tangan tetapi mereka berinisiatif membuatkan makanan

Page 89: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

72

ataupun minuman untuk bapak-bapak yang sedang

melakukan kerja bakti.

Gambar 4.4

Kegiatan Kerja Bakti Membangun Masjid

Menjunjung Tinggi Sikap Sopan Santun

Hal ini sangat terlihat sekali pada msyarakat desa Karang

Kepuh Bojonegara, dimana mereka bisa menempatkan sikap

mereka. Cotohnya seperti, mereka membedakan logat bahasa

yang digunakan saat mereka berbicara dengan orang yang

lebih tua, tidak hanya itu ketika orang Jawa Tengah dengan

Jawa Serang bertemu mereka menyesuaikan bahasa mereka

misalnya dengan Bahasa Indonesia saja untuk meminimalisir

kesalahpahaman karena perbedaan pembendaharaan bahasa

daerah masing-masing serta pelafalannya. Hal itu

dikarenakan setiap masyarakat pendatang maupun asli tidak

ingin menonjolkan identitas diri dari budaya mereka masing-

Page 90: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

73

masing, mereka hanya ingin hidup rukun, tentram, serta

memajukan desa tempat mereka tinggal.

“mereka tidak mengedepankan budaya mana mereka

berasal, gak pingin menonjolkan atau mendominasi,

budaya mereka tetap ada tapi hanya sebagai identitas,

mereka tetap beradaptasi dengan siapa mereka

berhadapan”. (Rajudin)11

Sikap Saling Menghargai Orang Lain

Sesuai dengan sikap masyarakat desa pada umumnya,

masyarakat desa Karang Kepuh Bojonegara sangat menghargai

orang lain, mereka benar-benar memperhitungkan kebaikan

orang lain yang pernah diterimanya sebagai patokan untuk

membalas kebaikan orang tersebut tidak memandang orang

tersebut pendatang atau masyarakat asli desa Karang Kepuh

Bojonegara. Adanya sikap toleransi atau tenggang rasa yang

memberikan kebebasan orang lain, tidak memandang rendah

kebudayaan orang lain. Selain itu di desa Bojonegara baik

masyarakat pendatang maupun masyrakat asli memili rasa

empati yang tinggi dimana memiliki rasa “senasib-

sepenanggungan” dengan adanya rasa empati tersebut maka

timbulah semangat gotong royong dan sebagainya yang telah

dijabarkan dalam konteks sosial. Etnis Jawa Serang sebagai

penduduk asli di desa Bojonegara harus menerima serta

menghargai etnis lain yang dating ke wilayah desa Bojoengara,

11

Hasil wawancara informan pendukung Rajudin, lampiran hal.109

Page 91: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

74

serta masyarakat pendatang seperti etnis Jawa Tengah juga

harus menghargai, menerima hal-hal apa saja yang sudah

menjadi tradisi serta budaya yang ada di desa Bojonegara.

Tidak membedakan harkat, martabat dan derajat yang dimiliki

seseorang serta menerima perbedaan latar belakang sosial

budaya, adat istiadat, profesi, dan sebagainya.

Sikap Demokratis

Sikap demokratis akan tercermin ketika masyarakat tidak

memiliki prinsip diferensiasi atau adanya perbedaan antara

etnis pendatang atau etnis Jawa Serang sebagai penduduk asli,

tidak adanya sifat diskriminatif antarbudaya. Hal ini akan

terjadi bila setiap etnis memberikan peluang secara adil kepada

seluruh lapisan budaya masyarakat meskipun terdapat

perbedaan. Contoh sikap demokratis selain dengan adanya

kebebasan mengemukakan pendapat tentu saja memberikan

peluang agar tercapai kata mufakat. Sejalan dengan adanya

perubahan struktur desa, pengambilan keputusan terhadap suatu

kegiatan pembangunan selalu dilakukan dengan musyawarah

dan mufakat. Dalam kehidupan sehari-hari apabila masyarakat

desa Karang Kepuh Bojonegara terdapat selisih paham maka

jalan yang ditempuh melalui musyawarah baik itu masalah

pribadi atau antar kelmpok, dan biasanya tokoh masyarakat

Page 92: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

75

setempat yang menjadi penengah diantara orang yang

berselelisih.

Religius

Mayoritas masyarakat desa Karang Kepuh Bojonegara

adalah muslim dan dalam agama islam di anjurkan untuk

saling menjaga tali silaturahmi antar umat islam. Hal ini

terlihat dalam berbagai kegiatan keagaamaan seperti

pengajian, tabligh akbar, Yasinan, Rebanaan. Ibu Dewi

mengatakan:

“Kalo kegiatan rebanaan biasanya juga jadi ajang lomba

antar desa pada saat acara agustusan, tetapi kalo pengajian

ibu-ibu biasanya rutin satu minggu sekali di masjid”.12

Gambar 4.5

Kegiatan Rebanaan

Yang melakukan kegiatan seperti ini tidak hanya

masyarakat penduduk asli Jawa Serang tetapi penduduk

pendatang Jawa Tengah juga boleh bergabung dalam

12

Hasil wawancara informan 6 Dewi, lampiran hal.106

Page 93: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

76

kegiatan-kegiatan tersebut. Selain untuk menyambung tali

silaturahmi selain itu juga kegiatan-kegiatan tersebut sudah

menjadi kebudayaan di desa Karang Kepuh Bojonegara.

4.3.2. Proses Disasosiatif

Proses Disasosiatif merupakan proses pwerlawanan yang dilakukan

individu atau kelompok dalam proses sosial diantara mereka. Adapun proses

disasosiatif yang ada didesa Karang Kepuh Bojonegara

a) Sikap Mudah Curiga

Pada umumnya masyarakat desa memiliki sikap yang

mudah curiga kepada orang lain mengenai suatu hal yang

dianggap asing bagi mereka. Hal ini menjadi salah satu faktor

penghambat komunikasi antarbudaya. Misalnya saja di desa

Karang Kepuh Bojonegara masih terdapat salah satu gunung

yang memiliki nilai sejarah dan mitos yang tinggi masyarakat

disana masih sering melakukan ziarah kubur, tetapi masyarakat

pendatang seperti etnis Jawa Tengah cukup asing melihat hal ini

karena mereka berpikir di era modern ini dan Bojonegara sudah

terletak dekat dengan kota Cilegon masih melakukan ritual

tersebut. Rizal Hidayat mengatakan:

“Biasanya warga yang pendatang sih jarang mengikuti

ziarah kubur tetapi kalo pengajian, yasinan mereka

berbaur dengan kami masyarakat asli Serang ini,menurut

saya seharusnya mereka tidak perlu curiga karena Serang

Page 94: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

77

di Bojonegara ini merupakan Jawa Pesisiran sehingga

sering disebut sebagai Jaseng, di Jawa manapun masih ada

ritual ziarah kubur meskipun tidak semua orang

melaksanakan, karena itu hanya sebuah tradisi.13

Sikap mudah curiga tersebut membawa masyarakat etnis

Jawa Tengah dengan Jawa Serang terdapat gesekan- gesekan

persoalan. Etnis Jawa Tengah yang telah berpikir modern ini

beranggapan ziarah kubur mungkin adalah “memuja”, tetapi

untuk orang Jaseng itu sendiri mereka hanya melaksanakan

tradisi dan kebudayaan yang telah ada secara turun temurun.

b) Prasangka sosial

Dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari antara

masyarakat Jawa Tengah dengan Jawa Serang juga terdapat

prasangka sosial, yang memiliki beberapa sebab, antara lain:

Kepentingan, jika terjadi benturan kepentingan antara satu

orang dengan orang lain terlebih orang tesebut berasal dari

kelompok atau golongan yang berbeda, maka prasangka

sosial mudah terjadi.

Misalnya saja dalam masalah pemilihan kepala desa atau

pejabat daerah setempat, calon-calon dari kepala desa

tersebut merupakan warga asli Jawa Serang. Mereka dapat

memenangkan jabatan tersebut terkadang dianggap karena

bermain curang atau sebagainya saat pemilihan. Rizal

Hidayat mengatakan

13

Hasil wawancara informan 5 Rizal Hidayat, lampiran hal. 105

Page 95: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

78

“Jika dalam hal kepentingan pemilihan pejabat daerah

mungkin kecurangan bisa terjadi, atau hal-hal yang diluar

nalar pun bisa dilakukan, money politic dan sebagainya,

atau turunan siapa pada dahulunya”.14

maka hal ini akan menimbulkan omongan-omongan miring

dari warga sekitar. Misalnya ada yang beranggapan main

dukun atau sebagainya sehingga menimbulkan konflik batin

yang merugikan.

Faktor kurangnya pengetahuan dalam masyarakat. Dalam

penjelasan ini, penulis menjelaskan bahwa prasangka sosial

dapat menimbulkan konflik batin dalam bermasyarakat.

Meskipun demikian seharusnya perbedaan yang terjadi

antara kedua masyarakat tersebut tidak menjadi masalah

yang signifikan. Misalnya dalam hal pemilihan pejabat desa

, seharusnya orang yang memiliki pengetahuan harus secara

cermat menyelidiki latar belakang para calon pejabat desa

tersebut, mengenal secara baik.

Tetapi dengan seiring perkembangan pengetahuan

masyarakat sepertinya hal-hal tersebut sudah jarang terjadi,

meskipun masih terjadi tetapi tidak seperti dahulu.

c) Stereotype, dari hasil pengamatan penulis, ada beberpa

stereotype yang dilekatkan pada masyarakat Jawa Serang

maupun masyarakat pendatang seperti Jawa Tengah.

14

Hasil wawancara informan 5 Rizal Hidayat, lampiran hal. 104

Page 96: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

79

Masyarakat Jawa Serang terkenal sangat religious dan

terkadang selalu mewarisi secara turun temurun tidak hanya

budaya tetapi juga kekuasaan seperti jabatan, mungkin banyak

yang menilai ingin memperkaya diri sendiri.atau misalnya

penduduk Jawa Tengah yang sikapnya lebih tenang dan jika

diam yang dianggap “setuju” sedangkan sebaliknya sebagai

masyarakat pribumi Jawa Serang lebih agresif dalam

mengukakan pendapat dan lebih berani mengungkapkan apa

yang menurutnya tidak benar.

Page 97: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

80

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1) Interaksi antarbudaya adalah hubungan antara individu dengan

individu atau kelompok dengan kelompok yang memiliki latar

belakang kebudyaan yang berbeda yang saling mempengaruhi,

serta adanya hubungan timbal balik. Dalam kegiatan sehari-hari di

Desa Karang Kepuh Bojonegara tidak terdapat perbedaan yang

signifikan semua kegiatan berjalan harmonis hanya saja masih

terdapat sedikit perbedaan tetapi masyarakat Jawa Tengah

menyesuaikan adat istiadat atau kebudayaan tempat dimana mereka

tinggal.

2) Faktor-faktor yang terdapat dalam proses interaksi terbagi menjadi

dua yaitu proses asosiatif dengan proses disasosoatif yang menjadi

proses disasosiatif dalam interaksi antarbudaya seperti stereotype,

keterasingan, serta ketidakpastian.

80

Page 98: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

81

5.2 Saran

Mengacu pada pandangan Wilbur Schramm ( Mulyana&Rakhmat,2010) yang

menjelaskan Syarat-syarat Komunikasi antarbudaya yang efektif, komunikasi

antarbudaya Jawa Tengah dengan Jawa Serang seharusnya :

1. Menghormati budaya lain apa adanya, bukan sebagaimana kita

kehendaki. Sebuah budaya adalah cara hidup yang telah

dijalankan

2. orang sehingga mereka hidup menurut kehendak mereka. Tidak

ada kebudayaan yang tidak baik, oleh karena itulah semuanya

perlu dihormati. Dengan mengurangi etnosentrisme dan tidak

menganggap budaya sendiri lebih tinggi dari budaya orang lain.

3. Menghormati hak anggota budaya lain untuk bertindak berbeda

dari cara kita bertindak. Dengan memandang orang lain tidak dari

perspektif budaya kita, namun berfikir bahwa seseorang bertindak

dengan baik menurut budaya yang dianutnya walaupun berbeda

bahkan bertentangan dengan budaya kita. Memahami budaya lain

seperti orang Jawa Tengah memahami ke agresifan orang Jawa

Serang.

4. Sebagai warga masyarakat yang heterogen, hendaknya setiap

warga harus memiliki sikap saling menhormati dan saling

menghargai perbedaan-perbedaan yang ada. Jangan menjadikan

Page 99: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

82

perbedaan tersebut menjadi keterbatasan dalam komunikasi.

Karena indahnya kebersamaan berdampingan dengan adanya

perbedaan.

Page 100: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

83

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

RinekaCipta.

Keesing M. Roger. 1992. Pengantar Sosiologi. Jakarta: PT Gramedia.

Liliweri Alo. 2003. Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Meleong Lexy. J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Mcquail Dennis.2009. Teori Komunikasi Massa. Salemba Humanika.

Mulyana, Deddy.2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Mulyana, Deddy dan Jalaludin Rakhmat. Komunikasi Antarbudaya. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Kriyantono,Rachmat, 2006, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana.

Sihabudin Ahmad. 2011. Komunikasi Antarbudaya. Jakarta: Bumi Aksara.

Soerjono Soekanto dan Budi Sulistyowati. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Edisi

Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Suparlan Parsudi. 2005. Masyarakat dan Kebudayaan Perkotaan: Perspektif

Antropologi Perkotaan. Yayasan Pengembangan Ilmu Kepolisian: Jakarta.

83

Page 101: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

84

Website :

Stefanusdiptya.2009.24 RekorDunia Indonesia yangTidakDimiliki Negara

Manapun.Steafnusdiptya.wordpress.com. 12 Oktober 2015. 01.15 Wib

2013.NegeriPesona.http://www.negeripesona.com/2013/09/nama-kabupaten-kota-di-

provinsi-banten.html, 12 Oktober 2015, 01.30 WIB

Skripsi danTesis:

Linda Sumilat Paembonan. 2001. Interaksi Dalam Proses Belajar Antar Budaya

(Studi Kasus Peserta Pendidikan dan Pelatihan Luar Negeri Departemen Dalam

Negeri dan Otonomi Daerah di Jepang). Program Pascasarjana Bidang Ilmu

Komunikasi Universitas Indonesia.

Fauzanah Fauzan El Muhammady. 2001. Kompetensi Komunikasi Antarbudaya

Dalam Proses Interaksi Kaum Pedagang ( Studi Kasus`Pada Proses Interaksi

Kaum Pedagang Etnis Padang dan Etnis Sunda di Pasar Mayestik Jakarta

Selatan). Program Pascasarjana Bidang Ilmu Komunikasi Universitas

Indonesia.

Dindin. 2013. Komunikasi Antarbudaya Kuncen dan Pengunjung Banten Girang dan

Banten lama. Program Sarjana Bidang Ilmu Komunikasi Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

Page 102: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

85

Yuvantinus Effrem W. Proses Adaptasi budaya mahasiswa perantau (Studi Kulaitatif

Pada Mahasiswa Asal Kupang, Palu, Pringsewu, dan Singkawang di FISIP UI).

Program Sarjana Bidang Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia.

Page 103: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

85

LAMPIRAN

Page 104: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

86

Lampiran 1

Hasil Wawancara Informan 1. Erlis

Wawancara dengan Ibu Erlis, 35 Tahun

Senin 23 November 2015 Pukul 13.34 WIB

Lokasi : Di kediaman Ibu Erlis

Situasi : Waktu siang hari saat Ibu Erlis sedang beristirahat di rumahnya

bersama dengan ketiga anaknya.

T : Assalamualaikum bu, maaf mengganggu minta waktunya sebentar

J : Iya neng, silahkan masuk, sin eng yang pernah KKM disini yah waktu itu?

T : Iya bu benar, sekarang saya sedang mengadakan penelitian bu untuk skripsi,

boleh saya wawancara ibu tentang perbedaan budaya antara warga asli atau Jawa

Serang dengan pendatang khususnya Jawa Tengah

J : Baik neng silahkan, kebetulan suami saya juga pendatang dari Yogyakarta

T : Wah, kebetulan sekali bu, sudah berapa lama ibu menikah sama bapak?

J : Sudah 17 tahun neng,

T : Sudah cukup lama ya bu, pertama kali ibu kenal bapak darimana? Bapak kan

berbeda daerah?

J : Dulu saya tinggal di Cilegon neng, tinggal sama kakak saya disana, trus

tetanggaan dengan bapak hingga kenal dan dekat

T : Oh seperti itu bu, pertama kali kenal sama bapak ada kesulitan gak bu pas

komunikasi?

J : Banyak neng, ibu malah gak ngerti si bapak ngomong apa, logat jawanya

masih kental neng, kalo si bapak ngomong Jawa ibu mencernanya sedikit-sedikit atau

engga nanya sama bapak artinya apa, kadang si bapak juga langsung ngomong bahasa

Indonesia aja sih neng

T : Ibu pernah ngobrol dengan bapak pake bahasa Serang?

J : Ya pernah tapi si bapak juga nanya sebaliknya artinya apa

Page 105: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

87

T : oh gitu bu, semenjak nikah dengan bapak , ibu langsung tinggal di desa ini?

Di Bojonegara?

J : Awalnya masih ngontrak neng di Cilegon kira-kira setaun, trus ibu dibuatkan

rumah sama emak saya neng, ya saya pindah ke Bojonegara

T : Tapi bu, waktu ibu menikah sama bapak ada pertentangan gak sih bu? Kan

beda budaya?

J :“Pernah ada keluarga dari masyarakat asli desa setempat yaitu Jawa serang

yang enggan menikahkan anaknya jika itu tidak berasal dari Masyarakat pendatang.

Tetapi sekarang sudah tidak terjadi karena saya menikah dengan suami saya yang

berasal dari Yogyakarta”

T : Ibu pernah pulang kampung ke Yogyakarta?

J : Pernah neng, rutin sih biasanya setaun sekali pas lebaran, suami ngajak

pulang ke Yogya, tapi udah dua tahun ini ibu ga pulang

T : Ada kesulitan gak bu buat ngatasin perbedaan budaya antara ibu sm bapak?

J : Yang paling susah sih bahasa neng tapi kalo yang lain sih gak ada, kalo saya

lagi di Yogya ya biasa aja karna kan gak lama paling seminggu disana

T : Trus gimana respon keluarga ibu atau tetangga sekitar dengan bapak bu?

J : Kalo bapak sih biasanya ngikutin aja apa yang ada di daerah sini, kalo

bahasa ya bapak pake Bahasa Indonesia. Neng sudah dulu yak anak saya menangis

T : Baik bu, terima kasih untuk waktunya , kalo saya mau ketemu bapak kira-

kira jam berapa ya bu?

J : Sore neng jam 5an neng balik aja kesini

T : Terima kasih bu, saya pamit

J : Assalamualaikum

T : Waalaikumsalam

Page 106: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

88

Lampiran 2

Hasil Wawancara Informan 2. Waskija

Wawancara dengan Bapak Waskija, 45 Tahun

Senin 23 November 2015 Pukul 15.50 WIB

Lokasi : Di kediaman Bapak Waskija

Situasi : waktu sore hari saat Bapak Wakija sedang beristirahat di rumahnya

setelah pulang kerja di teras rumah.

T : Assalamualaikum Pak

J : Waalaikumsalam neng,

T : Iya pak maaf ganggu istirahatnya, mau wawancara tentang interaksi budaya

pak

J : Iya neng sini duduk tadi ibu udah cerita

T : He he ..iya pak, bapak kerja dimana emang pak?

J : Saya pegawai pabrik neng di SPIS

T : Bapak pindah ke daerah sini karna pekerjaan?

J : Iya neng, awalnya bapak mah ngekos di Cilegon deket sama rumah kakanya

si Ibu, trus abis nikah sama si Ibu , bapak pindah kesini

T : Oh gitu pak, waktu sebelum nikah bapak tinggal sendirian kan di Cilegon?

Pasti ada perbedaan bahasa atau yang lainnya kan pak?

J : Banyak neng, apalagi bahasa ada yang pake bahasa Sunda, Bahasa

Indonesia, Bahasa Jawa Serang, waktu bapak baru kenal sama ibu juga susah neng

ngerti bahasa yang ibu pakai. Kalo budaya mah saya menyesuaikan aja gak terlalu

banyak ngerti juga neng apalagi pas udah nikah saya punya kependudukan di desa ini

ya ngikutin aja aturan yang ada.

T : Ehm gitu, tapi bapak sering pulang kampung?

Page 107: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

89

J : Sering neng, ya setaun sekali lah bapak nyempetin pulang ke Yogya sm

keluarga ajak anak istri karna keluarga bapak mayoritas si Yogya yah disini mah

istilahnya merantau neng, tapi dapet rezeki sama Jodoh disini neng

T : Semenjak bapak tinggal disini pernah gak ngalamin kesalahpahaman sm

masyarakat sekitar?

J : Alhamdulillah sampe sekarang mah gak ada neng, bapak mah ikutin aturan

yang ada aja, kalo lagi ada kegiatan gotong royong, pengajian atau apa bapak mah

ngikut aja

T : Ada gak sih budaya Yogya yang masih bapak pertahankan semenjak tinggak

didesa ini?

J : Kalo budaya gak banyak sih neng, paling juga bapak mah masakan aja suka

minta dimasakin sama ibu gudeg, dulu si ibu gabisa tapi bapak suruh belajar masak

gudeg, soalnya jarang ada yang jual neng di daerah sini jadi bapak nyruruh ibu

masak.

T : Wah berarti bapak suka gudeg banget dong ya? Trus selain itu apalagi pak?

Kalo sama masyarakat yang lain bapak sering melakukan interaksi?

J : Yah neng kalo makanan mah bapak suka kangen sama gudeg, suka yang

manis , kalo yang lain mah bapak ngikut aja apalagi kalo masalah interaksi sama

warga ya ngikut aja neng, pas gotong royong, kalo ada yang hajatan ,ronda paling

gitu neng ketemunya sama warga yang lain, namanya juga merantau neng ya jaga

sikap sopan santun, menghargai aja sikap orang Jawa pada umumnya.

T : Oh seperti itu pak, terima kasih ya pak untuk informasi dan waktunya

J : Iya neng, semoga lancar ya penelitiannya

T : Terima kasih Pak

Page 108: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

90

Lampiran 3

Hasil Wawancara Informan 3. Andreas

Wawancara dengan Bapak Andreas, 40Tahun

Selasa 24 November 2015 Pukul 08.00 WIB

Lokasi : Di kediaman Bapak Andreas

Situasi : Waktu Pagi hari disaat Pak Andreas sedang mepersiapkan gerobak

baksonya untuk berjualan.

T : Assalamualaikum pak, maaf ganggu boleh minta waktunya, saya sedang

melakukan wawancara untuk penelitian

J : Iya neng silahkan, tapi saya sambil ngerapiin gerobak bakso ya neng

T : Iya pak gapapa silahkan, bapak asli Bojonegara atau pendatang pak?

J : Saya pendatang neng dari Solo

T : Bapak udah berapa lama tinggal disini?

J : Baru dua setengah tahun neng, kesini ikut kakak ipar saya mau coba

peruntungan baru aja neng

T : disini bapak tinggal ngontrak, sama kakak ipar bapak, atau sudah punya

rumah sendiri?

J : Dulu waktu awal kesini saya ngontrak neng, pas setaun jualan bakso saya

bisa bangun rumah neng

T : Wah cukup sukses ya pak jualannya. Kenapa bapak memilih dagang bakso?

J : Ya Alhamdulillah neng, “saya lebih memilih berdagang bakso, waktu awal

merantau ke Bojonegara saya pernah mengikuti jejak kakak ipar sebagai nelayan, tapi

gak sanggup, hasil sedikit, resiko besar, sejak saya itu saya berjualan bakso saja.Saya

berjualan bakso karna menurut saya keahlian saya ya disini,,dan saya juga memang

pernah bakso sebelumnya dikampung daerah saya berasal”

T : Kalo nelayan menurut bapak beresiko dan hasil nya sedikit, kenapa gak

bertani pak?

Page 109: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

91

J : Gimana mau jadi petani neng, disini aja saya pendatang, gak punya lahan,

tanah yang ada disini juga punya warga asli sini mereka juga makan dari hasil

nyawah.

T : Setiap hari jualan pak? Abis terus dagangannya?

J : dagangan saya tiap hari abis neng, katanya sih enak dan trus pesaing disini

juga gak terlalu banyak, harga ga mahal Cuma 6000 semangkok, mending untung

kecil tapi abis setiap hari daripada jual mahal tapi nyisa prinsip jualan saya sih gitu

neng

T : Oh seperti itu pak, kalo interaksi sama penduduk asli sini ada kendala gak

pak?

J : Kendala sih biasanya bahasa ya neng ada beda aja paling saya pake Bahasa

Indonesia kalo udah gak ngerti tapi kalo masalah yang lain sih ga ada,

T : Kalo tentang tradisi atau kebudayaan ada yang beda gak pak?

J : Sejauh ini sih disini belom banyak tradisi neng ya paling acara maulidan,

hajatan, ceramah, tabligh akbar menurut saya mah umum aja sih neng kalo yang

tradisi banget belom pernah ngeliat atau ngerasain sendiri sih neng.

T : Apakah bapak sering berinteraksi dengan warga sekitar?

J : Sering neng, kalo gotong royong atau semacamnya, ya kalo hari-hari mah

paling sekedar jual beli bakso saya aja sih neng

T : Bapak pernah mengalami konflik dengan warga asli sini?

J : Engga sih neng, belom pernah biasanya juga kalo ada sesama warga asli sini

aja itu juga denger denger aja kan saya jualan depan kantor lurah tapi diselesaikan

secara musyawarah

T : Bapak betah tinggal di desa ini? Apa yang membuat bapak betah tinggal

disini?

J : Ya betah kok neng, ya warganya gak pernah bedain meskipun saya

pendatang ramah tamahnya bagus gak membedakan atau mengucilkan meskipun saya

warga pendatang, saya juga ikutin budaya sini aja neng, namanya juga tinggal di desa

orang hehe,,

T : berarti mencoba adaptasi dengan baik aja ya pak, baik pak terimakasih untuk

waktunya

J : iya neng samasama ya

Page 110: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

92

Lampiran 4

Hasil Wawancara Informan 4. Ruman

Wawancara dengan Ruman, 22 Tahun

Selasa 24 November 2015 Pukul 09.00 WIB

Lokasi : Di halaman depan kantor lurah desa Karang Kepuh Bojonegara

Situasi : Waktu pagi hari suasana santai dikantor lurah

T : Man, boleh nanya nanya sebentar gak? Lo nya penduduk asli Bojonegara?

J : Iya silahkan, iya,ada apa emang?

T : Mau wawancara buat penelitian, Lo dari lahir di Bojonegara kan?

J : Iya dari lahir disini, besar disini oaring tua juga asli sini

T : Nah, disini tuh ada perbedaan kubu gak sih man antara masyarakat asli atau

masyarakat pendatang?

J : Kalo sama masyarakat pendatang mah gak ada biasa aja paling bahasa aja

mereka mah pake bahasa daerah masing-masing kalo yang disini mah pake bahasa

Jaseng (Jawa Serang) orang luar juga kadang nyebut kita orang Jaseng. Tapi kalo

masalah perbedaan kubu ga ada paling ada komunitas , ada komunitas pemuda

namanya “slankers” gue juga kurang tau sih.

T : Slankers? Itu penduduk asli juga anak mudanya?

J : Iya, anak-anak kampung sini juga

T : Pernah ada masalaha gak dari komunitas itu?

J : Ah sejauh ini mah gapernah sih, kayak Cuma anak-anak nongkrong aja

isinya

T : Oh gitu, kalo sama masyarakat pendatang pernah denger ada masalah gak?

J : Gak ada sih

T : Menurut lo, ada gak sih perbedaan antara masyarakat pendatang sama

masyarakat asli Jawa Serang selain bahasa?

Page 111: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

93

J : biasanya kerjaan, pendidikan, kalo kerjaan yang pendatang rata-rata pada

kerja di pabrik sekitar sini, ngontraknya daerah sini atau punya keluarga disini, atau

gak pada jualan di pasar, jualan bakso gitu aja.nah kalo pendidikan beragam dah.

T : Kalo dibidang pendidikan gimana?

J : Kalo pendidikan disini rendah banyak yang Cuma lulus SD paling tinggi

SMA kaya gue, ya kalo yang kuliah itu paling misalnya anaknya siapa gitu kayak

anaknya pak lurah gitu aja sih

T : Tapi kalo lu Cuma lulusan SMA bisa kerja di kantor kelurahan?

J : Yah, kalo itumah biasa lah dibantu sama keluarga, keluarga gue masih ada

yang jadi pejabat desa.

T : Oh gitu, tapi sejauh ini belom ada pertentangan untuk hal kaya gini?

J : Gak ada sih biasa aja, yang pendatang juga nerima-nerima aja jadi gak ada

masalah

T : Kalo masalah tradisi atau kebudayaan disini apa aja sih yang masih

mendarah daging?

J : ya gitu-gitu aja pengajian, arak-arakan kalo mau tahun baru hijriah,

agustusan juga ada arak-arakan, naik ke gunung santri ziarah kubur gitu aja sih

T : Tapi suka ada masyarakat pendatang yang ikut?

J : Ya biasanya mah ikut aja, ikut meramaikan tapi kalo engga ya gak maksa.

T : Ada gak sih perbedaan status sosial?

J : Setau gue mah gak ada kalo misalnya dibuat sumbangan untuk acara ya

biaya nya disama ratakan mau yang keuangannya lebih atau pas pasan ,buat

masyarakat pendatang atau penduduk asli yang penting dia udah terdaftar di daerah

sini.

T : Oh gitu, okedeeh makasih ya buat infonya

J : Iya sama sama

Page 112: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

94

Lampiran 5

Hasil Wawancara Informan 5. Rizal Hidayat

Wawancara dengan Bapak Rizal Hidayat, 35 Tahun

Selasa 24 November 2015 Pukul 10.00 WIB

Lokasi : Di Kantor Kepala Desa

Situasi : waktu pagi hari saat bapak Rizal Hidayat belum sibuk melakukan

aktivitasnya.

T : Assalamualikum pak

J : Waalaikumsalam Neng

T : Maaf pak mengganggu sebentar, saya ingin melakukan wawancara perihal

interaksi budaya antara masyarakat dengan penduduk asli sini pak

J : Silahkan neng, mumpung bapak gak terlalu banyak kerjaan

T : Gini pak, menurut bapak dengan adanya masyarakat pendatang di desa ini

ganggu kebudayaan yang ada gak sih pak?

J : Tentu saja engga lah neng, justru banyak untungnya hehe..

T : Untungnya? Misalnya pak?

J :Saya merasa senang di desa ini cukup banyak warga pendatang karena

sayabisa mendekatkan diri agar mereka lebih mengenal dan memilih calon yang saya

jagokan atau memberikan hak suaranya di pemilihan lurah, tetapi warga yang berhak

memilih tentu saja warga yang telah terdaftar namanya di kantor desa. Bahkan sering

kali mungkin money politic, bisa dimainkan meskipun tidak hanya untuk warga

pendatang saja. He he he….

T : Berarti lebih kepada unsur politik ya pak? Ada praktek kecurangan gak pak?

J :Jika dalam hal kepentingan pemilihan pejabat daerah mungkin kecurangan

bisa terjadi, atau hal-hal yang diluar nalar pun bisa dilakukan, money politic dan

sebagainya, atau turunan siapa pada dahulunya

T : Oh seperti itu ya pak, berarti sama aja yah kaya pemerintahan di luar sana

Page 113: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

95

J : Ya kurang lebih gitu lah neng, namanya juga pejabat desa

T : Kalo interaksi dalam konteks lain ada gak pak?

J : Ada misalnya agama kalo pengajian gitu sih biasa tapi kalo kaya ziarah gitu

warga yang pendatang biasa nya jarang ikut

T : Kenapa pak memangnya?

J :Biasanya warga yang pendatang sih jarang mengikuti ziarah kubur tetapi kalo

pengajian, yasinan mereka berbaur dengan kami masyarakat asli Serang ini,menurut

saya seharusnya mereka tidak perlu curiga karena Serang di Bojonegara ini

merupakan Jawa Pesisiran sehingga sering disebut sebagai Jaseng, di Jawa manapun

masih ada ritual ziarah kubur meskipun tidak semua orang melaksanakan, karena itu

hanya sebuah tradisi.

T : Tetapi masyarakat bojonegara sendiri merasa tersinggung gak pak kalo

ziarah tersebut disebut “memuja”?

J : Gak sih biasa aja karna kalo ada masyarakat pendatang yang lain juga udah

pada sering mikirnya gitu, tapi kita mah tradisi jadi ya biasa aja sih, neng maaf bapak

gabisa lama mau ambil beras bulog.

T : baik pak, terima kasih atas waktunya

J : iya neng, semoga cukup ya informasi dari bapak

T : iya pak,

Page 114: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

96

Lampiran 6

Hasil Wawancara Informan 6. Dewi

Wawancara dengan Ibu Dewi, 50 Tahun

Selasa 24 November 2015 Pukul 11.00 WIB

Lokasi : Di Kediaman Ibu Dewi

Situasi : waktu siang hari, ketika ibu dewi sedang menyapu teras rumahnya

T : Assalamualaikum bu

J : Waalaikumsalam

T : Maaf bu, ganggu

J : iya neng gapapa, ibu juga lagi nyapu halaman, abis kkm baru keliatan lagi

neng

T : Iya bu, baru sempat berkunjung, sekaligus sekalian penelitian

J : Iya Neng

T : Bu, saya mau Tanya nih, ibu kan dulu sebenernya warga pendatang dari

Purworejo Jawa Tengah, nah trus udah lama banget disini sampe sekarang anak cucu

ibu pun disini, waktu awal pindah ada kesulitan berinteraksi bu?

J : Ah ga banyak neng, sama aja soalnya pas pindah disini belom banyak

penduduk banget neng, saya masih gadis udah disini. Bahasa aja paling awalnya tapi

sekarang mah ya biasa aja, saya malah gak keliatan jadi kaya warga pendatang tapi

malah kaya penududuk asli sini.

T : Kalo tentang budayanya ada yang beda bu?

J : yah namanya dikampung kalo saya bilang mah sama aja,

T : emang biasanya apa sih bu,budaya yang khas dikampung?

J :gini neng misalnya hajatan

T : Emang kalo hajatan, tradisi disini gimana bu?

Page 115: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

97

J :Ya kalo ada yang hajatan mau kawinan, nyunatin biasanya disini ada yang

pada bawain beras, telor, minyak, atau sayuran lain buat makanan hajatan, ntar

mulangin istilahnya jadi keutangan, kalo pas ada yang hajat bawain beras ya dibawain

beras lagi pas dia hajat gitu neng, kalo duit ya duit lagi balikinnya.

T : Oh gitu bu, trus apalagi?

J : ya gitu-gitu aja neng beda sama neng dikota hajatan pake gedung, masakan

udah jadi, dating tinggal bawa amplop

T : Ah si ibu bisa aja, kalo selain kegiatan hajatan biasanya ibu-ibu kumpul

kapan bu sehingga adanya interaksi?

J : Paling posyandu, kalo gak pengajian

T : Posyandu? Posyandu di puskesmas ?

J : gak, paling di rumah bu lurah, puskemas lumayan jauh neng pada males

kesana

T : Trus berobat kalo ada yang sakit?

J : ya bidan, disini mah cuma ada bidan rumah sakit jauh, jadi sebulan sekali

ada posyandu dirumah ibu lurah, anak-anak pada imunisasi, nimbang, ibunya juga

kadang sekalian pada KB.

T : Jadi semuanya bidan sekitar aja ya bu yang nanganin

J : ya gitu neng

T : Kalo kegiatan pengajiannya gimana bu?

J : Biasa ngaji di masjid

T : Trus apalagi?

J : Paling rebanaan, kalo kegiatan rebanaan biasanya juga jadi ajang lomba

antar desa pada saat acara agustusan, tetapi kalo pengajian ibu-ibu biasanya rutin satu

minggu sekali di masjid.

T : Hmm gitu , yaudah bu makasih yah buat waktunya

J : samasama neng.

Page 116: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

98

Lampiran 7

Hasil Wawancara Informan 7. Rajudin

Informan Pendukung

Wawancara dengan Bapak Rajudin, 48 Tahun

Selasa 24 November 2015 Pukul 13.45 WIB

Lokasi : di Kantor Kepala Desa

Situasi : waktu siang hari

T : Assalamualaikum pak

J : Waalaikumsalam

T : langsung aja ya pak, saya ingin mewawancarai bapak mengenai interaksi

budaya

J : Iya silahkan

T : Menurut anda apa yang dimaksud dengan budaya?

J : Budaya adalah tata cara, nilai, norma, kepercayaan secara turun temurun,

yang ada sejak lahir terbawa hingga kapanpun sehingga menjadi identitas diri.

T : Nah membahas tentang identitas diri, di desa ini kan ada msayarakat

pendatang kaya etnis Jawa Tengah trus sama penduduk asli nih pak kaya Jawa

Serang, gimana bapak melihat dua kebudayaan tersebut melalui sudut pandang

sebagai identitas diri?

J : Gini neng, identitas diri itu kan dibawa kemana-kemana kayaknya misalnya

seorang berperilaku, itu bakal jadi identitas diri mereka, warga sini kalo ngomong

ceplas ceplos, kalo yang pendatang mah pada senyum atau ikut aturan yang ada aja

atau misalnya orang pendatang kalo diajak rapat Cuma pada diem ya kaya misalnya

saya warga asli sini ya diam nya masnyarakat Jawa Tengah saya anggap “setuju” atau

“ya”.

T : trus pak karna ada dua etnis yang beda, pasti ada dua budaya yang beda

pandangan juga kan pak. Itu kalo misalnya ada kegiatan kaya kerja bakti atau

semacamnya yang ngumpul gitu gimana pak?apakah mereka saling mendominasi

budaya mereka masing-masing atau tidak?

Page 117: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

99

J : mereka tidak mengedepankan budaya mana mereka berasal, gak pingin

menonjolkan atau mendominasi, budaya mereka tetap ada tapi hanya sebagai

identitas, mereka tetap beradaptasi dengan siapa mereka berhadapan.

T ; Selama ini apakah bapak melihat ada perbedaan atau persamaan antara dua

etnis tersebut?

J : persamaan ada, perbedaan juga ada pastinya .menurut saya persamaan

misalnya saling tolong menolong, tenggang rasa seperti itulah pada umumnya sama

saja, kalo perbedaan paling bahasa neng ya pasti juga neng bisa melihatnya sendiri

kan pas berinteraksi langsung, kalo masyarakat Jawa Serang bisa lebih ekspresif dan

lebih berani mengemukakan pendapat.

T : Pernah gak sih pak terjadi konflik antarbudaya?

J : Konflik pasti ada tapi tidak pernah sampai pake kekerasan , kalopun sampe

masalah serius biasanya musyawarah, gak sampe ektrim gitu. Pernah ada sih neng

tentang sengketa luas tanah sama surat tanahnya antara pendatang sama warga asli

tapi ya jalan tengah tetap musyawarah dan gak ada dendam sampe sekarang,

Alhamdulillah semua bisa hidup berdampingan.

Page 118: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

100

Foto Kegiatan Posyandu desa Karang Kepuh Bojonegara

100

Page 119: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

101

Kegiatan Kerja Bakti Pembanganan Masjid, Perbaikan Jalan, Irigasi

Page 120: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

102

Perlombaan Catur Warga

Kegiatan Rebanaan

Page 121: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75
Page 122: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75
Page 123: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75
Page 124: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75
Page 125: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75
Page 126: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Curriculum Vitae

Data Pribadi / Personal Details

Nama / Name : Ade Putri Wahyuningsih

Nomor Induk Mahasiswa : 6662110227

Alamat / Address : Jl. Blok Malang Rt 003. Rw 02 Poris

Plawad-Cipondoh-Tangerang

Kode Post / Postal Code : 15141

Nomor Telepon / Phone : 08568511171

Email : [email protected]

Jenis Kelamin / Gender : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir / Date of Birth : 5 Juni 1993

Status Perkawinan / Marital Status : Belum Menikah

Warga Negara / Nationality : Indonesia

Agama / Religion : Islam

Riwayat Pendidikan dan Pelatihan

Educational and Professional Qualification

Page 127: Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa Tengah dengan Jawa Serang ...repository.fisip-untirta.ac.id/911/1/Interaksi Antarbudaya Etnik Jawa... · Gambar 4.5 Foto Kegiatan Rebanaan ..... 75

Jenjang Pendidikan :

Education Information

Periode Sekolah / Institusi / Universitas Jurusan IPK

1999 - 2005 SDN TANAH TINGGI 04 - -

2005 - 2008 SMPN 5 TANGERANG - -

2008 - 2011 SMAN 10 TANGERANG IPA -

2011 - sekarang UNIVERSITAS SULTAN AGENG

TIRTAYASA

S1 - ILMU

KOMUNIKASI

(Humas)

3,50

Pendidikan Non Formal / Training – Seminar - Organisasi

1. Pendidikan Dokter Kecil (2003)

2. TOEFL dan Beasiswa Netherland Internatonal Studies

3. POM FISIP (Futsal Putri) (2012)

4. Seminar Nasional Harmonisasi CSR dan Kearifan Lokal dalam Pembangunan

(2013)

5. Seminar Nasional Sinergitas Keilmuan dan Profesionalitas dalam

Membangun Karakter dan Moralitas Akademik (2014)

6. Seminar Film Komunikasi Politik Untirta (2013)

7. Festival Film Pendek Untirta (2013)

8. AJB Bumiputera (Divisi Komunikasi Bagian Humas 2014)

9. Volunteer About TNG Divisi Marketing Komunikasi (2015)

Demikian CV ini saya buat dengan sebenar – benarnya dan dapat dipertanggung

jawabkan.

Ade Putri Wahyuningsih