intensi kepatuhan membayar pajak...

66
INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK DITINJAU DARI THEORY PLANNED BEHAVIOR PADA WAJIB PAJAK BERPROFESI ENTREPRENEUR SKRIPSI Oleh : Muhammad Ridhani Muslim 201210230311031 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015

Upload: dinhanh

Post on 29-Aug-2018

254 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK DITINJAU DARI THEORY PLANNED BEHAVIOR

PADA WAJIB PAJAK BERPROFESI ENTREPRENEUR

SKRIPSI

Oleh :

Muhammad Ridhani Muslim 201210230311031

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015

Page 2: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK DITINJAU DARI THEORY PLANNED BEHAVIOR

PADA WAJIB PAJAK BERPROFESI ENTREPRENEUR

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi

Oleh :

Muhammad Ridhani Muslim 201210230311031

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015

Page 3: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

i

SKRIPSI Dipersiapkan dan disusun oleh :

Muhammad Ridhani Muslim

Nim : 201210230311031

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal, 19 Januari 2016

Dinyatakan memenuhi syarat sebagai kelengkapan

memperoleh gelar sarjana (S1) Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

SUSUNAN DEWAN PENGUJI :

Ketua/Pembimbing I, Sekretaris/Pembimbing II

Yuni Nurhamida, S.Psi, M.Si Tri Muji Ingarianti S.Psi, M.Psi

Anggota I Anggota II

Muhammad Shohib S.Psi, M.Si Adhyatman Prabowo, S.Psi, M.Psi

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Dra. Tri Dayakisni, M.Si.

Page 4: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

ii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muhammad Ridhani Muslim

NIM : 201210230311031

Fakultas / Jurusan : Psikologi / Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi / karya ilmiah yang berjudul :

Intensi Kepatuhan Membayar Pajak Ditinjau Dari Theory Planned Behavior Pada Wajib Pajak Berprofesi Entrepreneur

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah/ skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak Bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Mengetahui

Ketua Program Studi,

Yuni Nurhamida, S.Psi. M.Si.

Malang, 25 Januari 2016

Yang Menyatakan,

Muhammad Ridhani Muslim

Page 5: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Intensi Kepatuhan Membayar Pajak Ditinjau Dari Theory Planned Behavior Pada Wajib Pajak Berprofesi Entrepreneur”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan dan motivasi

dari berbagai pihak yang turut mendukung tersusunnya skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Kedua orang tua penulis Abdul Rasyid dan Mardasiah yang telah memberikan dukungan

dalam segala aspek mulai awal perkuliahan sampai teselesaikannya skripsi ini. 2. Dra.Tri Dayakisni, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

Malang. 3. Ibu Yuni Nurhamida S.Psi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberi arahan

dan bimbingan pada penulis dalam proses menyelesaikan skripsi ini. 4. Ibu Tri Muji Ingarianti, M.Psi selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberi arahan

dan bimbingan pada penulis dalam proses menyelesaikan skripsi ini. 5. Ibu Diana Savitri Hidayati, M.Psi selaku dosen wali yang telah mendukung sejak awal

perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi ini. 6. Para Bapak dan Ibu pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

yang telah memberikan banyak ilmu pada penulis selama ini. 7. Saudara-saudari penulis, Kak Noor Hasniah Jamil, Ading Khatimatul Husna, Ading

Muhammad Ridho, yang menjadi motivasi penulis, dan memberikan doa kepada penulis. 8. Praditri Sagacici Anja Santoso yang telah memberikan dukungan semangat, motivasi, dan

doa serta dukungan aspek lainya untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi. 9. Keluarga tercinta, Mama Aluh Hamdah, Julak Hilal, Acil Mujai, dan Paman Kani, yang

memberikan dukungan doa dan materi selama perkuliahan. 10. Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A 2012 terlebih untuk Indra Setiaka,

Bhimo Surya Putra, Dyah Ayu Candra, dan Taufiq Eko Purwantoro yang selalu memberikan semangat, keceriaan, rasa kekeluargaan dan doa untuk penulis. Semoga cepat menyusul menyelesaikan skripsinya.

11. Teman-teman Lab. Infokom UMM yang membantu doa, dukungan pengalaman, dan bantuan-bantuan lain dalam mengerjakan skripsi

12. Teman-teman KM2 Malang dan Asrama Murakata Gagah Malang yang memberikan keceriaan, kebersamaan, semangat dan doa untuk kelancaran skripsi penulis.

13. Kantor Pajak Pratama Malang Utara, yang telah membantu bekerjasama, dan para karyawan serta wajib pajak yang membantu pelaksanaan turun lapang.

Page 6: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

iv

14. Semua pihak yang telibat membantu, mendoakan dan memberi dukungan terhadap

penulis, yang tidak bisa disebutkan satu per satu oleh penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran sebagai perbaikan dalam skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya bagi para pembaca.

Malang, 2 Januari 2016 Penulis

Muhammad Ridhani Muslim

Page 7: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN ......................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. v

DAFTAR TABEL .................................................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................... vii

ABSTRAK ................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 2

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................... 6

Sikap .................................................................................................................................................... 6

Norma Subjektif .................................................................................................................................. 6

Perceived Behavioral Control ............................................................................................................. 6

Intensi Kepatuhan ................................................................................................................................ 7

Teori Perilaku Terencana (Theory Of Planned Behavior)................................................................... 8

Pajak (Tax) .......................................................................................................................................... 9

Entrepreneur Wajib Pajak ................................................................................................................... 9

Sikap, Norma Subjektif, Perceived Behavioral Control dan Intensi Kepatuhan Membayar Pajak .. 10

Hipotesa ............................................................................................................................................. 12

METODE PENELITIAN ...................................................................................................... 12

Rancangan Penelitian ........................................................................................................................ 12

Subjek Penelitian ............................................................................................................................... 12

Variabel dan Instrumen Penelitian .................................................................................................... 13

Prosedur dan Analisa Data Penelitian ............................................................................................... 14

HASIL PENELITIAN............................................................................................................ 15

DISKUSI ................................................................................................................................. 16

SIMPULAN DAN IMPLIKASI ............................................................................................ 18

REFERENSI ........................................................................................................................... 19

Page 8: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penyampaian SPT Tahunan KPP Pratama Malang Utara ........................................ 2

Tabel 2. Rancangan Penelitian ............................................................................................. 12

Tabel 3. Kategorisasi Tingkat Pada Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control .................................................................................................................................. 15

Tabel 4 : Hasil Analisis Uji Pengaruh Antara TPB dengan Intensi Kepatuhan (Regresi Linier Berganda) ................................................................................................................... 15

Tabel 5 : Hasil Analisis Koefisien Pengaruh Antara, Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control Terhadap Intensi Kepatuhan ................................................................. 16

Page 9: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala Dan Blue Print Skala ................................................................................... 21

Lampiran 2 Hasil Try Out, Uji Validitas Dan Reliablititas ...................................................... 27

Lampiran 3 Output Analisa Data ............................................................................................ 39

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian .............................................................................................. 42

Lampiran 5 Data Kasar Penelitian ........................................................................................... 45

Lampiran 6 Flowchart Idea ...................................................................................................... 56

Page 10: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

1

INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK DITINJAU DARI THEORY PLANNED BEHAVIOR

PADA WAJIB PAJAK BERPROFESI ENTREPRENEUR

Muhammad Ridhani Muslim

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang

[email protected]

Pajak memiliki peranan penting dalam pembangunan negara, dimana pembiayaan pembangunan sebagian bersumber dari pendapatan pajak, namun masih banyak masyarakat pada berbagai profesi yang kurang peduli dengan perilaku patuh membayar pajak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi intensi kepatuhan membayar pajak dengan dengan menggunakan TPB. Desain yang digunakan kuantitatif prediktif dengan menggunakan skala sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku dengan skala intensi kepatuhan membayar pajak. Jumlah subjek sebanyak 261 entreprenuer wajib pajak yang berada di wilayah KPP Malang Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TPB dapat digunakan untuk memprediksi intensi kepatuhan membayar pajak. Ditunjukan dengan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara sikap, norma subjektif, perceived behavioral control dengan intensi kepatuhan membayar pajak. Prosentase pengaruh ditunjukan dengan nilai R 0,509 dan R Square sebesar 0.259 (25,9%), dengan besar kontribusi dari sikap adalah 0.188 β atau 13,4%, norma subjektif sebesar 0.149 β atau 5,5%, sedangkan nilai perceived behavioral control memiliki kontribusi sebesar 0,348 β atau 20%. Kata kunci : Theory Of Planned Behavior, Intensi Kepatuhan Membayar Pajak Taxes have an important role in the development of the country, where the majority of development financing comes from tax revenue, but there are still many people on various profession who have less concerned of taxes paymen) behavior. The purpose of this study was to identify the intentions of compliance to pay taxes by using the TPB. This study used predictive quantitative design by using attitude, subjective norm, perceived behavioral control scale with scale adherence intention to pay taxes. The number of subjects consists of 261 entreprenuer taxpayers who residing at the KPP North of Malang. The results of this study showed that the TPB can be used to predict the intentions of compliance to pay taxes. Showed that there is a positive influence and significant correlation between attitude, subjective norm, perceived behavioral control and the intention compliance of paying taxes. Percentage corellation showed with the value of R 0,509 and R Square of 0.259 (25.9%), with a large contribution of attitude is 0188 β or 13.4%, subjective norm of β 0149, or 5.5%, while the value of behavioral control have contributed 0,348 β or 20%. Keywords : Theory Of Planned Behavior, Intentions Of Compliance To Pay Taxes

Page 11: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

2

Pajak bagi suatu masyarakat, memegang peranan penting. Pembiayaan, penyelenggaraan dan pembangunan negara sebagian besar bersumber dari pajak. Karena peranannya yang sangat sentral dalam negara, tentunya masyarakat dari berbagai profesi, mestinya paham tentang pentingnya pajak serta mengerti bagaimana melaksanakan hak dan kewajibannya terkait dengan pajak. Sejak diterapkannya sistem self assesment dalam perpajakan di Indonesia, kunci pokoknya adalah kesadaran dan kepatuhan wajib pajak. Pada sistem self assesment Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, melaporkan, dan membayar sendiri kewajiban pajaknya (Ilyas, 2003). Pelaksanaan sistem self assesment harus didukung tingkat pemahaman dan kesadaran wajib pajak. Sayangnya di Indonesia, tingkat kesadaran dan kepatuhan tentang pajak ini sangat rendah (Wahyudi, 2007 dalam Dianawati, 2008). Padahal dalam Undang-undang No. 28 Tahun 2007 menyatakan bahwa setiap wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas di Indonesia wajib membayar pajak (Ernawati & Syamsiah, 2013). Berikut adalah data penyampaian SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara : Tabel 1. Penyampaian SPT Tahunan KPP Pratama Malang Utara

Tahun Jumlah

Wajib Pajak (Wajib SPT)

Tepat Waktu Menyampaikan SPT

Terlambat Menyampaikan SPT

Tidak Menyampaikan SPT

Jumlah % Jumlah % Jumlah % 2011 56.837 31.148 54,80 1.058 1,86 24.631 43,34 2012 62.083 5.435 8,75 - - 56.648 91,25 2013 54.848 31.458 57,3 1.914 3,4 21.476 40,1 2014 53.995 32.339 59,8 8.189 15,2 13.427 25 2015 51.126 34.342 67.1 1.653 3,2 15.131 29,6

Sumber: KPP Pratama Malang Utara. Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa masih terdapat Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) yang terlambat dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT). Jumlah WPOP yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) dari tahun ke tahun juga cenderung meningkat. Banyaknya jumlah WPOP yang terlambat dan tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) sangat mengkhawatirkan karena dengan tidak menyampaikan SPT menandakan bahwa WPOP tersebut tidak memenuhi kewajibannya untuk menghitung dan membayar pajak terutangnya. Dari data tersebut maka sangat menarik bagi peneliti melahui penelitian ini untuk melihat intensi kepatuhan untuk membayar pajak pada wajib pajak yang ada di wilayah KPP Malang Utara pada tahun 2015 ini. Kesadaran tentang pajak haruslah dimiliki oleh setiap warga negara yang telah memiliki penghasilan diatas PTKP, baik orang pribadi, maupun badan sebuah perusahaan, demi mewujudkan pembanguan yang berkemajuan bagi negara. Penelitian oleh Handayani, dkk (2012), meneliti tentang perilaku pajak pada wajib pajak yang memiliki pekerjaan bebas atau wajib pajak orang pribadi. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan dan tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum secara simultan berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak pada Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Penelitian tersebut juga mejelaskan bahwa

Page 12: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

3

pekerjaan bebas yang dimaksud salah satunya adalah pekerjaan bebas yang dilakukan di luar tenaga ahli seperti artis, seniman, atlet, penulis, peneliti, penceramah, dan profesional lainnya yang bekerja secara independent, bukan sebagai karyawan. Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas, yaitu pekerjaan yang dilakukan oleh orang pribadi yang mempunyai keahlian khusus sebagai usaha untuk memperoleh penghasilan yang tidak terkait oleh suatu hubungan kerja (UU KUP, 2007). Hal ini menyebabkan adanya kemungkinan Wajib Pajak yang melakukan pekerjaan bebas akan menghindari kewajiban untuk membayar pajak atau bisa disebut tidak patuh terhadap pajak (Vebrina, 2012). Dijelaskan juga oleh Feld dan Frey (2007) bahwa perilaku kepatuhan membayar pajak didorong oleh kontrak psikologis mengenai pajak, antara wajib pajak dengan otoritas pajak. Seorang pekerja bebas yang tidak terikat hubungan langsung dengan otoritas pajak, hanya memiliki kontrak atau hubungan psikologis, dalam hal kepatuhan pajak, seperti kemauan dan kesadaran untuk patuh terhadap pajak, sehingga berpeluang besar untuk seorang yang melakukan pekerjaan bebas untuk tidak patuh terhadap pajak. Entrepreneur yang memiliki pengasilan diatas PTKP merupakan salah satu bagian dari profesional lainnya yang tidak terikat yang disebut sebagai pekerja bebas, namun sudah memiliki kewajiban untuk patuh terhadap peraturan mengenai perpajakan. Sehingga Entrepreneur merupakan salah satu bagian dari wajib pajak yang memiliki pekerjaan bebas yang memilki peluang untuk tidak patuh terhadap pajak. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melihat kecendrungan patuh membayar pajak pada profesi tersebut. Perilaku patuh dalam aspek kehidupan sangatlah erat kaitannya dengan peningkatan kualitas diri seseorang, kepatuhan menjadi cerminan kemampuan seseorang berbaur dalam lingkungan sosial. Salah satu kepatuhan yang saat ini menjadi penting untuk dikaji adalah mengenai kepatuhan pajak, Kepatuhan pajak akan berperan penting untuk pembangunan kehidupan bernegara (Diana Sari, 2013). Kepatuhan pajak telah berkembang menjadi topik penelitian utama dalam psikologi ekonomi. Kepatuhan diukur, dari norma-norma sosial yang berlaku dan pemikiran orang yang ada dalam pikiran seseorang ketika memenuhi pernyataan pajak tahunan mereka (Kirchler, 2007 dalam Nicolae, 2011). Penjelasan teoritis yang paling sering digunakan tentang fenomena yang paling umum diamati adalah kita patuh karena pengaruh-pengaruh informasional atau normatif. Informasional adalah dimana individu melihat orang lain sebagai sumber informasi untuk menentukan perilaku mereka, yang dapat mendorong penerimaan pribadi di mana terdapat keyakinan sungguh-sungguh bahwa orang lain benar. Sedangkan normatif adalah sikap dan perilaku dituntun oleh kebutuhan untuk disukai atau diterima oleh orang lain atau lingkungan atau agar tidak terlihat bodoh. Menunjukan kesesuaian di depan umum, namun sudut pandang tidak selalu diterima secara pribadi. (Deutsch & Gerard, 1955 dalam Mercer & Clayton, 2012). Kepatuhan pertama kali dipublikasikan Milgram pada tahun 1963, salah satu dari beberapa eksperimen psikologi terkenal pada abad 20. Kepatuhan muncul bukan karena adanya keinginan dari pelaksana perintah untuk menyesuaikan diri, tetapi lebih karena didasarkan akan kebutuhan untuk menjadi apa yang lingkungan harapkan atau reaksi yang timbul untuk merespon tuntutan lingkungan sosial yang ada. (Milgram, 1963 dalam Myers, 2012). Penelitian ini akan mengkaji fenomena kepatuhan wajib pajak dengan profesi entrepreneur dalam membayar pajak penghasilan dengan mengaplikasikan salah satu teori yang juga

Page 13: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

4

banyak digunakan oleh beberapa peneliti terdahulu untuk mengukur kepatuhan melalui intensi yaitu Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) yang dikemukakan oleh Icek Ajzen yang memiliki tiga variabel yaitu sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control. Ketiga variable tersebut sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control yang mempengaruhi niat atau intensi berperilaku seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku. (Khilmi, 2009). Sebelum terjadinya suatu perilaku, ada hal yang menjadi prediktor utama dalam menentukan perilaku, yaitu intensi. Intensi adalah niat seseorang untuk melakukan perilaku tertentu (Dayakisni & Hudaniah, 2012). Intensi merefleksikan kesediaan individu untuk mencoba melakukan suatu perilaku tertentu. Dalam referensi lainnya, Ajzen mengemukakan bahwa intensi memiliki korelasi yang tinggi dengan perilaku, oleh karena itu dapat digunakan untuk meramalkan perilaku (Ajzen, 2005 dalam Khilmi 2009). Dalam berbagai penelitian, pada umumnya para peneliti hanya menggunakan TPB sebagai landasan teori, sebagai kerangka kerja dan atau verifikasi teori tersebut dalam setting yang berbeda dan di tempat yang berbeda pula, untuk kemudian menyatakan bahwa teori tersebut benar adanya. Misalnya seperti yang dilakukan oleh Kolvereid (1996), Chiou (1998), Okun & Sloane (2002), Martin & Kulinna (2004), Marrone (2005), Godin dkk. (1992), Higgins & Marcum (2005), Billary & Philipov (2005), Tang & Wong (2005) dan Kouthouris & Spontis (2005) dalam (Zakarija, 2010). Penelitian-penelitian tersebut juga menggunakan TPB untuk memprediksi intensi perilaku tertentu sebagaimana yang dilakukan oleh penggagasnya. (Zakarija, 2010). Adanya berbagai penelitian yang menggunakan Theory of Planned Behavior sebagai dasar teori, menunjukkan betapa fleksibelnya teori tersebut untuk digunakan dalam berbagai bidang kajian. Artinya, meskipun awalnya teori tersebut dicetuskan untuk memprediksi perilaku-perilaku sosial, dalam kajian psikologi sosial, ternyata bisa diaplikasikan secara luas (Zakarija, 2010). Perilaku tertentu yang dimaksud berupa tindakan patuh untuk membayar pajak penghasilan yang menjadi kewajiban seorang wajib pajak yang berprofesi sebagai entrepreneur. Mustikasari (2007) melakukan penelitian tentang kepatuhan wajib pajak. Teori yang digunakan sama seperti dengan para pendahulu yaitu Theory of Planned Behaviour dengan variabel independen sikap, norma subjektif, dan kontrol keperilakuan yang dipersepsikan berpengaruh terhadap niat tax professional untuk berperilaku tidak patuh. Hasil dari penelitian adalah faktor-faktor tersebut secara signifikan dapat mempengaruhi niat untuk berperilaku serta perilaku responden itu sendiri. Theory of Planned Behavior menerangkan bahwa perilaku yang ditampilkan oleh individu timbul karena adanya niat untuk berperilaku. Sedangkan muncul niat berperilaku ditentukan oleh 3 faktor penentu yaitu: (a) behavioral beliefs, yaitu keyakinan individu akan hasil dari suatu perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut, (b) normatif beliefs, yaitu keyakinan tentang harapan normatif orang lain dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut, dan (c) kontrol beliefs, yaitu keyakinan tentang keberadaan hal-hal yang mendukung atau menghambat perilaku yang akan ditampilkan dan persepsinya tentang seberapa kuat hal-hal yang mendukung dan menghambat perilakunya tersebut (Ajzen, 2006). Dari penjelasan tersebut menjelaskan hal yang serupa dengan tujuan peneliti untuk mengetahui hubungan antara sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control dengan intensi kepatuhan membayar pajak pada wajib pajak yang berprofesi sebagai entrepreneur.

Page 14: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

5

Penelitian lain yang dilakukan di luar negeri mengenai sikap terhadap pajak dengan kepatuhan membayar pajak yang dilakukan oleh Lumumba, Migwi dan Ombara (2010) di Kenya Afrika, menunjukan bahwa sikap wajib pajak tehadap pajak mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam pembayaran pajak. Sebagian dari mereka menganggap peraturan pemerintah mengenai pajak bersifat tidak adil, undang-undang tentang perpajakan, pengawasan petugas pajak, persepsi dan sikap mereka tentang denda pajak, serta pertimbangan mereka terkait keuntungan bisnis dalam pajak juga mempengaruhi keputusan mereka dalam membayar pajak. Penelitian ini menjadi gambaran bahwa sikap terhadap pajak tersebut memiliki hubungan dengan tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak, maka dari hal ini peneliti juga tertarik untuk melihat sikap wajib pajak yang berprofesi sebagai entrepreneur tentang pajak itu sendiri dan melakukan analisa terhadap kaitannya dengan intensi kepatuhan untuk membayar pajaknya tersebut. Selain penelitian di atas, untuk menjelaskan kaitan antara variabel yang akan diteliti oleh peneliti maka peneliti melihat beberapa penelitian lain yang dilakukan sebelumnya berkaitan dengan hubungan yang terjadi antara sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control terhadap intensi kepatuhan, seperti dalam penelitian yang dilakukan oleh Khilmi (2009) menjelasakan bahwa sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control, memiliki pengaruh terhdap kepatuh membayar tagihan telepon rumah. Membayar tagihan telepon rumah dengan membayar pajak memiliki karakteristik yang sama sehingga penelitian ini menarik untuk melihat hubungan antra variable-variabel tersebut terhadap intensi kepatuhan pajak. Kemudian Agustina (2010) juga melakukan penelitian pada perilaku wajib pajak, hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa sikap, norma subjektif dan moral memiliki pengaruh simultan yang signifikan terhadap perilaku pajak wajib pajak di KPP Pratama Serpong. Perilaku pajak tersebut terkait dengan kepatuhan pajak wajib pajak untuk menyerahkan, membayar dan melakukan pelaporan SPT pada petugas pajak. Dari penelitian yang dilakukan di KPP Pratama Serpong tersebut selain menjelaskan kaitan yang sama antara hasil penelitian dengan variabel yang akan diteliti juga membuat peneliti tertarik untuk melalukan penelitian yang sama terkait perilaku pajak, namun peneliti menyesuaikan dengan kondisi data kepatuhan yang dijelaskan diawal tadi, dimana penelitian ini akan dilaksanakan di KPP Pratama Malang Utara, untuk melihat perilaku intensi kepatuhan pajak dari sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control wajib pajak yang berprofesi sebagai entrepreneur. Berdasarkan pembahasan diatas maka munculah rumusan masalah yang ingin diteliti yaitu apakah intensi kepatuhan membayar pajak dapat diketahui dengan theory of planned behavior dimana sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control memiliki hubungan positif dengan intensi kepatuhan membayar pajak penghasilan pada entrepreneur wajib pajak, yang kemudian dapat dijadikan pengetahuan bagi penulis serta pembaca dan dapat dijadikan acuan dan sumber infomasi bagi pembaca, maupun Kantor Pelayanan Pajak untuk meningkatkan sosialisasi yang lebih baik tentang pajak pada profesi yang membutuhkan pengetahuan lebih tentang kepatuhan membayar pajak karena menurut Wahyudi (2007) dalam Daniawati (2008) terdapat dua aspek perpajakan yang perlu disosialisasikan. Pertama, aspek kesadaran dan pemahaman tentang pajak. Aspek inilah sebenarnya yang harus diarahkan kepada masyarakat luas, baik itu wajib pajak atau bukan dalam beragam macam profesi. Dalam penelitian Devos (2012) tentang hubungan pemberian nasehat yang giat oleh profesional pajak kepada orang pribadi di Australia juga menunjukan adanya hubungan yang signifikan yang menyatakan bahwa perlu dilakukan sosialisasi yang lebih giat untuk meningkatkan kepatuan membayar pajak. Kemudian melalui beberapa hal tersebut mampu meningkatkan kepatuhan semua warga negara dalam membayar pajak.

Page 15: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

6

Sikap Secara spesifik, dalam planned behavior theory, sikap terhadap suatu perilaku didefinisikan sebagai derajat penilaian positif atau negatif terhadap suatu perilaku. Sikap ditentukan oleh belief mengenai konsekuensi positif dan atau negatif dari melakukan suatu perilaku (behavioral beliefs) dengan nilai subjektif terhadap setiap konsekuensi berperilaku tersebut (outcome evaluation). Secara umum, semakin individu memiliki penilaian bahwa suatu perilaku akan menghasilkan konsekuensi positif maka individu akan cenderung bersikap favorable terhadap perilaku tersebut, sebaliknya semakin individu memiliki penilaian bahwa suatu perilaku akan menghasilkan konsekuensi negatif maka individu akan cenderung bersikap unfavorable terhadap perilaku tersebut (Ajzen, 2006).

Oleh karena dalam penelitian ini objek perilaku adalah kepatuhan wajib pajak entrepreneur untuk membayar pajak penghasilan, maka faktor pertama yang mempengaruhi intensi perilaku adalah sikap terhadap kepatuhan membayar pajak. Sikap ini dipengaruhi oleh keyakinan konsekuensi apa yang terjadi pada perilaku patuh, seberapa besar keyakinan akan kemungkinan hasil yang diperoleh jika ia menampilkan perilaku patuh. Norma Subjektif Norma subjektif didefinisikan sebagai persepsi individu tentang tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku. Subjective norm ditentukan oleh belief individu tentang kesetujuan dan atau ketidaksetujuan rujukan seseorang maupun kelompok yang penting bagi individu terhadap suatu perilaku (normative beliefs), dengan motivasi untuk mematuhi rujukan tersebut (motivation to comply). Secara umum, semakin individu mempersepsikan bahwa rujukan sosialnya merekomendasikan untuk melakukan suatu perilaku maka individu akan cenderung merasakan tekanan sosial untuk melakukan perilaku tersebut (Ajzen, 2006). Norma subjektif mengacu pada harapan-harapan yang dipersepsi oleh wajib pajak berkaitan dengan kepatuhan pelanggan untuk membayar pajak penghasilan, yang berasal dari orang atau kelompok yang dipandang berpengaruh dan mempengaruhi perilaku kepatuhan seperti suami atau istri, keluarga, teman atau petugas pajak. Norma subjektif wajib pajak memuat dua aspek pokok. Aspek pertama adalah seberapa besar keyakinan akan harapan-harapan normatif dari orang lain, bahwa orang atau kelompok yang dianggap penting akan mendukung atau tidak mendukung yang bersangkutan untuk patuh membayar pajak. Aspek kedua adalah seberapa besar motivasi untuk mematuhi harapan-harapan orang atau kelompok lain yang dianggap penting tersebut. Perceived Behavioral Control

Perceived behavioral control didefinisikan sebagai persepsi mengenai kemudahan atau kesulitan untuk melakukan suatu perilaku. Perceived behavioral kontrol ditentukan oleh belief mengenai faktor pendukung dan atau penghambat untuk melakukan suatu perilaku (kontrol beliefs), dengan kekuatan perasaan akan setiap faktor pendukung ataupun penghambat tersebut (perceived power kontrol). Secara umum, semakin individu merasakan banyak faktor pendukung dan sedikit faktor penghambat untuk dapat melakukan suatu perilaku, maka individu akan cenderung mempersepsikan diri mudah untuk melakukan perilaku tersebut. (Ajzen, 2006).

Page 16: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

7

Perceived behavioral control memuat dua aspek pokok. Aspek pertama adalah seberapa besar keyakinan akan faktor-faktor yang mungkin memudahkan atau mempersulit untuk menampilkan perilaku kepatuhan membayar pajak. Aspek kedua adalah seberapa kuatnya faktor-faktor yang dipersepsi oleh wajib pajak yang mungkin mempermudah atau mempersulitnya untuk menampilkan perilaku kepatuhan. Intensi Kepatuhan Intensi adalah niat seseorang untuk melakukan perilaku tertentu (Dayakisni & Hudaniah, 2012). Intensi dapat direduksi oleh keyakinan (belief) dan keinginan (desire) karena gagasan rasional untuk melakukan sesuatu tindakan dapat dinyatakan dalam keinginan dan keyakinan. Reduksi intensi ke keyakinan dan keinginan berarti bahwa seseorang yang berniat untuk melakukan sesuatu jika dan hanya jika ia memiliki keiginan untuk melakukannya, dan berkeyakinan bahwa ia akan melakukannya. Intensi merefleksikan kesediaan individu untuk mencoba melakukan suatu perilaku tertentu (Ajzen, 2006 dalam Khilmi 2009). Intensi dalam penelitian ini adalah intensi kepatuhan wajib pajak untuk membayar pajak penghasilan. Sedangkan yang dimaksud dengan kepatuhan menurut David O. Sears, yang menerangkan bahwa kepatuhan adalah menampilkan perilaku tertentu karena adanya tuntutan, meskipun mereka lebih suka tidak menampilkannya. Menurut Robert A. Baron & Donn Byrne, adalah bentuk pengaruh sosial di mana satu orang memerintahkan seseorang atau lebih untuk melakukan sesuatu, dan mereka merekapun melakukannya. Penjelasan teoritis yang paling sering digunakan tentang fenomena yang paling umum diamati adalah kita patuh karena pengaruh-pengaruh informasional atau normatif. Informasional adalah dimana individu melihat orang lain sebagai sumber informasi untuk menentukan perilaku mereka, yang dapat mendorong penerimaan pribadi di mana terdapat keyakinan sungguh-sungguh bahwa orang lain benar. Sedangkan normatif adalah sikap dan perilaku dituntun oleh kebutuhan untuk disukai atau diterima oleh orang lain atau lingkungan atau agar tidak terlihat bodoh. Menunjukan kesesuaian di depan umum, namun sudut pandang tidak selalu diterima secara pribadi. (Deutsch & Gerard, 1955, dalam Mercer & Clayton, 2012) Menurut Ajzen (2005) dalam Khilmi (2009) intensi merupakan anteseden dari sebuah perilaku yang nampak. Intensi dapat meramalkan secara akurat berbagai kecenderungan perilaku. Dalam hal ini intensi dianggap mampu menjadi anteseden yang perdiktif untuk perilaku patuh seseorang, yaitu perilaku membayar pajak. Untuk memberikan pengukuran pada variabel yang terkait dengan intensi, maka pengukuran dapat dilakukan dengan memperhatikan aspek yang ada pada intensi. Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) dalam Saragih dan Ginting (2015) menjelaskan intensi memiliki empat aspek, yaitu:

1. Perilaku (behavior), yaitu perilaku spesifik yang nantinya akan diwujudkan. Dalam hal ini maka perilaku spesifik yang dikaitkan dalam pengukuran intensi adalah perilaku patuh untuk membayar pajak penghasilan, perilaku yang dilakukan secara spesifik oleh wajib pajak tersebut, apakah memutuskan untuk melakukan perilaku tersebut atau tidak, atau melakukannya dengan sendiri atau bantuan orang lain, atau melakukan pembayaran sendiri dengan memperhatikan secara detail bentuk pembayaran yang akan dilakukan.

Page 17: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

8

2. Sasaran (target), yaitu objek yang menjadi sasaran perilaku. Objek yang menjadi sasaran dari perilaku spesifik dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu orang tertentu/objek tertentu (particular object), sekelompok orang/sekelompok objek (a class of object), dan orang atau objek pada umumnya (any object). Dalam hal membayar pajak sasaran yang dimaksud yaitu membayar pajak penghasilan tersebut, dengan menyiapkan segala kebutuhkan untuk melakukan perilaku tersebut, seperti perhitungan pajak dan uang.

3. Situasi (situation), yaitu situasi yang mendukung untuk dilakukannya suatu perilaku (bagaimana dan dimana perilaku itu akan diwujudkan). Dalam hal ini konteks situasi yang simaksud adalah keadaan yang seperti apa yang akan dijadikan wajib pajak untuk melakukan perilaku patuh dalam membayar pajak, apakah keadaan yang memang mengharuskan membayar pajak, dukungan pihak lain, atau keadaan yang memang dipilih oleh wajib pajak, misalnya membayar pada saat pengasilan kecil, dan lain sebagainya.

4. Waktu (time), yaitu waktu terjadinya perilaku yang meliputi waktu tertentu, dalam satu periode atau jangka waktu yang tidak terbatas. Waktu yang dimaksud dalam hal ini adalah keputusan wajib pajak untuk melakukan pembayaran pajak pada waktu-waktu tertentu dalam satu periode atau jangka waktu yang tidak terbatas.

Pengukuran intensi yang dapat memprediksi perilaku adalah dengan memasukkan keempat aspek intensi yaitu perilaku, target, situasi, dan waktu. Keempat aspek intensi pada penjelasan sebelumnya tadi dapat dijadikan sebagai indkator dalam pengukuran intensi kepatuhan membayar pajak seseorang khususnya entrepreneur wajib pajak. Teori Perilaku Terencana (Theory Of Planned Behavior) Theory of Planned Behavior (TPB) adalah teori yang dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen yang pada awalnya adalah teori rasional. TPB adalah teori yang digunakan untuk mengukur behavioral intention sebagai predictor behavior yang menggambarkan hubungan antara keyakinan (beliefs), Sikap (Attitudes), perilaku (behavior) dan perceived behavior control. Perceived behavior control merupakan keyakinan seseorang tentang sejauhmana taraf kesulitan atau kemudahan dalam mewujudkan perilaku tertentu. Perceived behavior control dapat mempengaruhi perilaku secara langsung, tanpa bergantung pada sikap dan norma subjektif (Dayakisni & Hudaniah, 2012). Sikap terhadap perilaku sebagai faktor personal, dipengaruhi oleh keyakinan individual akan akibat jika melakukan perilaku tersebut (behavioral beliefs) dan dipertimbangkan berdasarkan sejumlah penilaian individu akan hasil yang diperolehnya jika melakukan perilaku tersebut (outcome evaluation). Norma subjektif sebagai faktor sosial dipengaruhi oleh sejumlah persepsi atau keyakinan individu akan harapan sosial atau pihak lain agar ia melakukan perilaku tersebut (normative beliefs) dan dipertimbangkan berdasarkan motivasi individu yang bersangkutan untuk mematuhi harapan-harapan yang dirasakannya dari pihak lain (motivation to comply). Dari model perilaku terencana di atas, secara singkat dapat dikemukakan bahwa perilaku manusia diarahkan oleh tiga jenis pertimbangan yakni; (a) keyakinan akan kemungkinan hasil dari perilaku dan penilaian akan hasil-hasil tersebut (behavior belief), (b) keyakinan akan harapan normatif akan pihak lain dan motivasi untuk mematuhi harapan-harapan tersebut (normative belief), dan (c) keyakinan akan tersedianya faktor-faktor yang mungkin memudahkan atau menghalangi terlaksananya perilaku dan kekuatan yang dipersepsi akan faktor-faktor tersebut (kontrol beliefs). Selanjutnya, keyakinan akan

Page 18: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

9

berperilaku (behavioral beliefs) menghasilkan suatu sikap terhadap perilaku tersebut yang favorable atau unfavorable keyakinan normatif akan berdampak dalam tekanan sosial yang dipersepsi yang dikenal dengan norma subjektif dan keyakinan kontrol akan menghasilkan perceived behavioral control yang dipersepsi. Sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan kontrol yang dipersepsi mengarah kepada pembentukan niat berperilaku (behavioral intention). Akhirnya, adanya perceived behavioral control aktual tertentu yang memadai, seseorang diharapkan untuk melaksanakan niat untuk melakukan perilaku tertentu ketika kesempatan tersebut muncul (Ajzen, 1985 Dalam Khilmi, 2009) Penelitian ini mengaplikasikan model TPB untuk memahami intensi berperilaku pada perilaku kepatuhan wajib pajak entrepreneur membayar pajak penghasilan berdasarkan model TPB. secara konseptual, intensi tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu sikap individu, norma subjektif, perceived behavioral control. Pajak (Tax) Menurut R.R.A. Seligman dalam Kusuma (2013) pajak merupakan suatu pungutan yang bersifat paksaan dari orang kepada pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang bertalian dengan masyarakat umum tanpa dapat ditunjukan adanya keuntungan-keuntungan khusus sebagai imbalannya.

Berdasarkan Pasal 4, Undang-Undang perpajakan Nomor 38 Tahun 2008, yang menjadi objek pajak penghasilan adalah setiap tambahan atau kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia, ataupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun. (Purnawan, 2001)

Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007, Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) merupakan subjek pajak yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia ataupun di luar Indonesia yang melakukan pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan perpajakan. (Purnawan, 2001) Entrepreneur Wajib Pajak Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Entrepreneur didefinisikan sebagai orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya. Entreprenuer merupakan pekerja bebas yang tidak terikat dengan hubungan kerja dan entrepreneur merupakan orang pribadi yang memiliki penghasilan otoritas penuh pada pekerjaannya, kemudian yang dimaksud wajib pajak orang pribadi dalam peraturan pajak penghasilan adalah mereka yang menjadi subjek pajak atau telah memiliki penghasilan diatas PTKP atau memilki NPWP yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia ataupun di luar Indonesia yang melakukan pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan perpajakan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Entrepreneur wajib pajak adalah pengusaha atau pekerja bebas yang memiliki otoritas penuh terhadap pekerjaannya yang memiliki pengasilan diatas Pengahsilan Kena Tidak Pajak (PTKP) atau memilki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Page 19: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

10

Sikap, Norma Subjektif, Perceived Behavioral Control dan Intensi Kepatuhan Membayar Pajak Pembiayaan penyelenggaraan negara sebagian besar bersumber dari pajak, pajak juga merupakan sumber dana utama dalam melakukan pembangunan. Karena peranannya yang sangat sentral dalam negara, tentunya masyarakat dari berbagai profesi, sebagai warga negara mestinya memilki kesadaran tentang pentingnya pajak serta mengerti bagaimana melaksanakan hak dan kewajibannya terkait dengan pajak. Kesadaran tentang pajak pada hakikatnya haruslah dimiliki oleh setiap warga negara yang telah memiliki penghasilan diatas PTKP, baik orang pribadi, maupun badan sebuah perusahaan, demi mewujudkan pembanguan yang berkemajuan bagi negara. Dalam konteks masalah ini adalah tidak semua masyarat yang memiliki kewajiban sebagai wajib pajak, atau mereka yang telah memilki penghasilan diatas PTKP dan memiliki NPWP memilki kesadaran untuk patuh membayar pajak, seperti halnya mereka yang bekerja sebagai entrepreneur yang termasuk dalam pekerjaan yang tidak terikat langsung dengan pihak penyelenggara pekerjaan, karena termasuk pekerjaan yang bebas, dalam penelitian sebelumnya yang diasumsikan memiliki kemungkinan untuk tidak patuh dalam membayar pajak, selain itu entrepreneur juga diasumsikan tidak memilki kontrak secara langsung dengan otoritas pajak, namun memilki kontrak pikologis saja dengan otoritas penyelenggara pajak, hal tersebut mempengaruhi kepatuhan dalam membayar pajak, sehingga entrepreneur wajib pajak tersebut dapat berpeluang untuk tidak patuh dalam membayar pajak. Data tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam hal ini juga menunjukan adanya permasalahan terkait kepatuhan untuk membayar pajak, sehingga hal tersebut dapat dijadkan bahan yang menarik untuk dilakukan penelitan lanjut mengenai kaptuhan dalam membayar pajak pada entrepreneur wajib pajak.

Perilaku patuh terhadap pajak diawali dengan intensi. Munculnya perilaku diawali dengan sikapnya terhadap pajak tersebut terlebih dahulu, yang meliputi behavioral belief dan evaluation of behavioral belief yang dapat menentukan perilaku seseorang dalam mengambil keputusannya untuk melakukan perilaku tersebut, dimana individu memilkiki keyakinan perilaku tersebut memiliki muatan positif atau negatif dan memiliki evaluasi terhadap konsekuensi positif yang akan didapatkan dalam perilaku tersebut. Selain sikap norma subjektif juga memilki hubungan dalam menentukan intensi berperilaku. Norma subjekif yang terdiri dari normative belief mengenai keyakinan individu terhadap harapan orang lain untuk melakukan perilaku, yang kemudian mempengaruhi individu untuk menerima ataupun menolak menampilkan perilaku, serta seberapa besar keinginan untuk mengikuti pendapat tersebut atau motivation to comply. Faktor lain yang juga memilki pengaruh dalam intensi adalah perceived behavioral control dimana individu mempersepsi mengenai kemudahan atau kesulitan individu dalam menampilkan perilaku membayar pajak dan diasumsikan merupakan refleksi dari pengalaman yang telah terjadi sebelumnya serta hambatan-hambatan yang diantisipasi dan seberapa kuat untuk mempengaruhi individu dalam memunculkan tingkah laku, sehingga memudahkan atau menyulitkan pemunculan tingkah laku tersebut dalam hal ini membayar pajak.

Penelitian ini akan mengkaji fenomena kepatuhan wajib pajak dengan profesi entrepreneur dalam membayar pajak penghasilan dengan mengaplikasikan salah satu teori yang juga banyak digunakan oleh beberapa peneliti terdahulu untuk mengukur kepatuhan melalui intensi yaitu teori perilaku terencana. Theory of Planned Behavior menerangkan bahwa perilaku yang ditampilkan oleh individu timbul karena adanya niat untuk berperilaku. Sedangkan muncul niat berperilaku ditentukan oleh 3 faktor penentu yaitu, behavioral beliefs, yaitu keyakinan

Page 20: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

11

individu akan hasil dari suatu perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut, normatif beliefs, yaitu keyakinan tentang harapan normatif orang lain dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut (normative beliefs and motivation to comply), dan kontrol beliefs, yaitu keyakinan tentang keberadaan hal-hal yang mendukung atau menghambat perilaku yang akan ditampilkan (kontrol beliefs) dan persepsinya tentang seberapa kuat hal-hal yang mendukung dan menghambat perilakunya tersebut. Dari penjelasan tersebut menjelaskan hal yang serupa dengan tujuan peneliti untuk mengetahui hubungan antara sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control dengan intensi kepatuhan membayar pajak pada wajib pajak yang berprofesi sebagai entrepreneur.

Semua variabel tersebut kemudian diasumsikan sebagai bahan pertimbangan setiap individu untuk menampilkan perilaku patuh dalam membayar pajak atau tidak. Semakin kuat faktor-faktor tersebut ada pada diri seseorang individu sebelum individu melakukan suatu perilaku maka akan semakin kuat pula intensi individu untuk menampilkan perilaku tersebut, dalam hal ini semakin kuat sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control seseorang maka akan semakin kuat pula mempengaruhi intensi seseorang dalam mematuhi pajak, atau membayar pajak. Alur pemikiran peneliti ini diilustrasikan melalui gambar berikut :

SIKAP - Memilki keyakinan

positif akan pajak - Keyakinan mendapat

konsekuensi positif

NORMA SUBJEKTIF - Memiliki keyakinan

bahwa perilaku tersebut diharapkan banyak pihak.

- Motivasi positif memenuhi harapan pihak lain

PBC - Banyak hal yang

dipersepsikan mendukung untuk patuh, seperti, dana, proses, waktu, d.l.l

- Meyakini kemudahan untuk medapatkan hal yang memudahkan tersebut.

INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK - Memiliki keputusan untuk membayar pajak dengan

kesadaran, perhitungan dan keterlibatan secara sadar dan positif untuk perilaku patuh.

- Menyiapkan hal yang mendukung perilaku patuh, dengan rapi, dan terstruktur.

- Tetap memiliki keyakinan patuh dalam berbagai situasi, yang sesuai persyaratan.

- Tetap memiliki keyakinan patuh dalam berbagai waktu yang sesuai persyaratan.

-

Entrepreneur

Wajib Pajak.

PATUH MEMBAYAR PAJAK

FAKTOR

Page 21: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

12

Hipotesa

Intensi Kepatuhan Membayar Pajak Dapat Diketahui Dengan Theory Of Planned Behavior Dimana Sikap, Norma Subjektif, Dan Perceived behavioral control Memiliki Pengaruh Positif Dengan Intensi Kepatuhan Membayar Pajak Penghasilan Pada Entrepreneur Wajib Pajak

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional, dimana peneliti mengumpulkan data skor intensi kepatuhan membayar pajak, skor sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control pada entrepreneur wajib pajak. Skor beberapa variable tersebut kemudian dijadikan data untuk dianalisis hubungan antara variable tersebut. Rancangan Penelitian dapat digambarkan pada Tabel 2. Tabel 2. Rancangan Penelitian

Skor Sikap Skor Norma Subjektif Skor Perceived

Behavioral Control Skor Intensi Kepatuhan

Membayar Pajak Xa1 Xb1 Xc1 Y1

Xa… Xb… Xc… Y… ..Xan …Xbn …Xcn …Yn

Keterangan :

Xa1 : Skor Sikap subjek ke 1 Xan : Skor Sikap subjek ke n Xb1 : Skor Norma Subjektif subjek ke 1 Xbn : Skor Norma Subjektif subjek ke n Xc1 :Skor Perceived Behavioral Control

subjek ke 1

Xcn :Skor Perceived Behavioral Control subjek ke n

Y1 :Skor Intensi Kepatuhan Membayar Pajak subjek ke 1

Yn :Skor Intensi Kepatuhan Membayar Pajak subjek ke n

Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah para entrepreneur wajib pajak sejumlah 261 orang yang berada di wilayah KPP Malang. Penentuan jumlah sampling tersebut didasarkan jumlah populasi penelitian yaitu wajib pajak yang berprofesi entrepreneur sebanyak 7.839 orang, berdasarkan tabel penentuan jumlah subjek penelitian oleh Issac dan Michael, dengan jumlah populasi tersebut maka jumlah sampel penelitian adalah 261 subjek (Sugiono, 2014)

Pengambilan subjek ini digunakan dengan teknik nonprobability sampling, dimana peniliti menentukan sendiri sampel yang digunakan untuk dijadikan penelitian berdasarkan kajian peneliti pada rumusan masalah. Pengambilan subjek menggunakan metode purposive sampling, dimana peneliti menentukan sampel berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti yaitu entrepreneur wajib pajak yang ada di wilayah KPP Malang Utara.

Page 22: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

13

Variabel dan Instrumen Penelitian Pada penelitian ini, yag dimaksud dengan variabel bebas adalah Theory Of Planned Behavior terdiri dari yang pertama (Xa) adalah Sikap. Variabel bebas kedua (Xb) adalah Norma Subjektif dan variabel bebas yang ketiga (Xc) adalah Perceived Behavior Control. Sedangakan variabel terikatnya (Y) adalah Intensi Kepatuhan Membayar Pajak. Sikap yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perasaan entrpreneur wajib pajak tentang, aktifitas, peristiwa yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negatif, atau netral) pada perilaku membayar pajak penghasilan, dari aspek belief dan outcome evaluation. Aspek belief, yaitu keyakinan bahwa membayar pajak adalah sesuatu yang positif, dan pajak merupakan hal positif yang harus dipatuhi, aspek outcome evaluation, yaitu keyakinan mendapatkan konsekuensi positif dari perilaku patuh membayar pajak. Norma subjektif adalah keyakinan akan harapan normatif tersebut mengacu pada seberapa besar harapan-harapan yang dipersepsi oleh individu yang berkaitan dengan perilaku kepatuhan membayar pajak penghasilan, yang berasal dari orang-orang yang dianggap berpengaruh dan mempengaruhi individu untuk melakukan perilaku membayar pajak penghasilan. Referensi dalam hal ini adalah orang tua, saudara, teman, tetangga, dengan memperhatikan aspek normatif belief, yaitu keyakinan bahwa membayar pajak adalah sesuatu yang diharapkan banyak pihak, dan aspek motivation to comply, yaitu besarnya motivasi untuk memenuhi harapan pihak lain tersebut dalam membayar pajak. Perceived behavioral control merupakan persepsi akan kemampuannya untuk menampilakan perilaku kepatuhan membayar pajak penghasilan yang ditandai oleh hadirnya faktor-faktor yang dipandang dapat memudahkan dan mempersulit terlaksananya perilaku kepatuhan mambayar pajak penghasilan, dengan memperhatikan aspek kontrol belief, yaitu perepsi keyakinan bahwa banyak hal yang dapat mendukung pembayaran pajak, seperti dana, waktu, dan proses yang mudah, dan aspek perceived power control, yaitu keyakinan mendapatkan kemudahan untuk mendapatkan hal yang mendukung pembayaran pajak tadi Intensi kepatuhan membayar pajak merupakan keputusan untuk membayar pajak dengan kesadaran, pehitungan dan keterlibatan secara positif untuk patuh, kemudian ditambahkan dengan skor aspek sasaran, yaitu menyiapkan segala sesuatu yang mendukung perilaku patuh membayar pajak, seperti dana, waktu, secara rapi dan terstruktur, kemudian ditambahkan lagi dengan aspek situasi, yaitu memiliki keyakinan patuh membayar pajak dalam berbagai situasi, serta skor aspek waktu, dimana subjek memilki keyakinan patuh membayar pajak dalam sesuai waktu yang ditentukan dalam persyaratan. Kemudian yang dimaksud dengan Entrepreneur wajib pajak dalam penelitian ini adalah pengusaha atau pekerja bebas yang memilki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument penelitian menggunakan metode skala, berbentuk skala Likert. Pengukuran dilakukan dengan mengumpulkan hasil skala skor intensi kepatuhan membayar pajak, skor sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control pada entrepreneur wajib pajak, yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan indikator yang dijelaskan pada kajian teori.

Page 23: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

14

Berdasarkan hasil try out yang dilaksanakan, dan uji validitas yang telah dilakukan, didapatkan angka validitas untuk sikap dengan indeks validitas antara 0,271-0,715, untuk skala norma subjektif didapatkan indeks validitas antara 0,289-0,571, untuk skala perceived behavioral control didapatkan indeks validitas antara 0,295-0,793, sedangkan untuk skala intensi kepatuhan membayar pajak didapatkan indeks validitas antara 0,405-0,703.

Dari uji reabilitas yang sudah dilakukan untuk skala sikap memiliki memiliki nilai alpha sebesar 0.825, untuk skala norma subjektif memiliki nilai alpha sebesar 0.648, dan untuk skala perceived behavioral control yang dirasakan memiliki nilai alpha sebesar 0.828. Sedangkan untuk skala intensi kepatuhan membayar pajak sebesar 0.876. Jika dilihat dari nilai validitas dan reabilitas dapat di simpulkan bahwa skala yang digunakan merupakan skala yang valid dan memiliki reabilitas yang baik.

Prosedur dan Analisa Data Penelitian

Secara umum prosedur penelitian dan pengambilan data dilakukan dengan tiga prosedur utama, sebagai berikut :

Persiapan, tahap ini dimulai dari peneliti melakukan pendalaman materi penelitian, dan merumuskan indikator tiap variabel dengan menganalisis teori dan menggabungkan paham maksud yang dijelaskan melalui kajian berbagai teori. Kemudian alat ukur yang dibuat oleh peneliti diuji cobakan dengan subjek penelitian yaitu 40 enterpreneur wajib pajak di wilayah KPP Malang Utara mulai tanggal 18 November 2015 sampai 26 November 2015. Uji coba tersebut dilakukan untuk melihat validitas dan reliabilitas alat ukur yang telah dibuat oleh peneliti. Setelah mengetahui hasilnya maka peneliti baru dapat menentukan alat ukur yag digunakan untuk mengumpulkan data skor kepatuhan pajak yang akan digunakan dalam penelitian. Pengukuran validitas dilakukan dengan menginputkan hasil uji coba pada tiap item instrument pada SPSS for windows versi 21. Untuk mengetahui validitasnya peneliti membandingan antara angka R hitung dan R tabel yang didapatkan melalui perhitungan statistic pada SPSS. Kemudian melihat reliabilitas instrument melalui perbandingan angka Cronbach Alpha pada hasil output perhitungan SPSS dengan r tabel.

Tahap kedua dalam prosedur penelitian adalah melakukan pengambilan data yang dilakukan dengan cara membagikan skala yang telah valid pada entrepreneur di wilayah KPP Malang Utara yang telah memiliki NPWP Mulai Tanggal 1 Desember 2015 sampai 24 Desember 2015, dengan jumlah 261 orang. Setelah memperoleh data dari hasil penyebaran alat ukur maka peneliti membuat norma untuk mengkategorikan tingkat intensi kepatuhan membayar pajak pada entrepreneur wajib pajak, sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control berdasarkan nilai norma kelompok. kemudian hasil data yang telah didapatkan dilakukan analisis untuk membandingkan rata-rata skor pada 4 variabel tersebut. Tahap ketiga yaitu analisa data, yaitu melakukan analisis data mulai dari uji normalitas, dimana diketahui bahwa data dalam penelitian telah berdistribusi normal dengan angka signifikansi sebesar 0,164 (p= 0,05). Kemudian dilakukan analisis data melalui skor dari penyebaran skala yang telah dilakukan dengan menginput data yang telah didapatkan dengan program SPSS for windows versi 21. Teknik statistik yang digunakan dalam uji hipotesis pada penelitian ini adalah analisis korelasi multiple linier regression digunakan untuk mencari pengaruh antara variabel bebas dengan variabel tergantung, dengan tingkat signifikansi sebesar 5 % (0,05).

Page 24: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

15

HASIL PENELITIAN Hasil penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control yang dirasakan, yang tergabung dalam TPB memiiki hubungan dan pengaruh terhadap intensi kepatuhan membayar pajak. Seperti pada tabel berikut : Tabel 3. Kategorisasi Tingkat Pada Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral

Control

Kategori Interval Frekuensi Presentase Sikap Positif T-Score > 50 145 55.6% Negatif T-Score < 50 116 44,4% Total 100% Norma Subjetif Tinggi T-Score > 50 125 47,9% Rendah T-Score < 50 136 52,1% Total 100% Perceived Behavioral

Control

Tinggi T-Score > 50 134 51,3% Rendah T-Score < 50 127 48,7% Total 100% Intensi Kepatuhan Tinggi T-Score > 50 125 47,9% Rendah T-Score < 50 136 52,1% Total 100%

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai sikap yang dimiliki subjek cukup positif, dimana dari 261 subjek 145 subjek atau 55,6% masuk kategori positif dan 116 atau 44.4% memiliki kategori yang negatif. selain itu ketahui bahwa tidak ada perbedaan yang jauh antara kategori tinggi dan rendah. Kemudian untuk norma subjektif diperoleh 125 subjek (47,9%) memiliki norma subjektif yang tinggi dan 136 subjek (52,1%) memiliki norma subjektif yang rendah. Antara kategori rendah dan tinggi tidak memiliki perbedaan yang jauh. Selain itu untuk perceived behavioral control diperoleh 134 subjek (51,3%) memiliki perceived behavioral control yang tinggi dan 127 subjek (48,7%) memiliki perceived behavioral control yang rendah. Antara kategori rendah dan tinggi tidak memiliki perbedaan yang jauh. Sedangkan untuk kategorisasi tingkat intensi kepatuhan, dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 261 subjek penelitian, diperoleh 125 subjek (47,9%) memiliki intensi kepatuhan membayar pajak yang tinggi dan 136 subjek (52,1%) memiliki intensi kepatuhan membayar pajak yang rendah. Antara kategori rendah dan tinggi tidak memiliki perbedaan yang jauh. Tabel 4 : Hasil Analisis Uji Pengaruh Antara TPB dengan Intensi Kepatuhan (Regresi Linier Berganda)

R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

0,509

0,259 0,251 8,655 Berdasarkan hasil analisa uji regresi linear berganda didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,509 dan R Square sebasar 0,259 dimana hal ini menunjukkan bahwa TPB

Page 25: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

16

menyumbangkan 25,9% dalam pembentukan intensi kepatuhan membayar pajak dan 74,1% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Tabel 5 : Hasil Analisis Koefisien Pengaruh Antara, Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control Terhadap Intensi Kepatuhan

Model B Beta R2 Sig. Constan 15,735 - 0,000 Sikap 0,188 0,188 0,134 0,002 Norma Subjek 0,149 0,149 0,055 0,007 Perceived Behavioral

Control 0,348 0,348 0,200 0,000

Berdasarkan nilai koefisien variabel bebas dalam pembentukan intensi membayar pajak, nilai konstanta intensi membayar pajak sendiri sebesar 14,326. Dilihat dari rumus regresi berganda yaitu “Y=B0+B1X1+B2X2+B3X3” pengaruh dan hubungan yang diberikan merupakan pengaruh dan hubungan yang positif dan signifikan, karena nilai dari TPB merupakan nilai yang positif dan nilai probabilitasnya kurang dari 0,05. Dari hasil analisis yang dilakukan didapatkan besar kontribusi dari sikap adalah 0.188 β atau 13,4%, norma subjektif sebesar 0.149 β atau 5%, sedangkan nilai perceived behavioral control memiliki kontribusi sebesar 0,348 β atau 20%. Sehingga dari data tersebut dapat kita ketahui bahwa aspek yang paling mempengaruhi atau aspek yang memberikan kontribusi terbesar adalah perceived behavioral control yaitu sebesar 0,348 β atau 20%.

DISKUSI Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan yang positif antara TPB yaitu sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control dengan intensi membayar pajak dimana sikap seseorang yang positif terhadap perilaku membayar pajak, norma subjektif yang tinggi mengenai pandangan tentang dukungan membayar pajak, dan semakin besar kontrol yang dipersepsikan terhadap perilaku membayar pajak, maka semakin kuat niat seseorang untuk patuh dalam membayar pajak. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Mustikari (2007) dan Agustina (2010) yang juga menyatakan adanya pengaruh sikap, norma subjektif, dan kontrol keperilakuan yang dipersepsikan terhadap niat tax professional dan perilaku pajak. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa TPB dapat digunakan untuk memprediksi niat perilaku membayar pajak, TPB memberikan pengaruh sebesar 25,9% terhadap pembentukan intensi, sedangkan 74,1% dipengaruhi oleh faktor lain seperti pendapatan, tingkat pendidikan, kualitas pelayanan petugas pajak (Ernawati, 2014), sanksi pajak (Utami, 2015), serta faktor-faktor lain seperti, sistem self assessment, modernisasi sistem perpajakan pengetahuan wajib pajak, dan pemeriksaan pajak. Perceived behavioral control memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap intensi kepatuhan membayar pajak, yang artinya semakin tinggi persepsi akan kemampuannya untuk menampilkan perilaku kepatuhan membayar pajak, maka akan semakin tinggi pula intensi kepatuhan untuk membayar pajak. Perceived behavioral control juga merupakan variabel yang paling besar pengaruhnya dibanding variabel sikap dan norma subjektif dalam membentuk intensi kepatuhan membayar pajak. Berdasarkan hasil uji menunjukan angka

Page 26: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

17

pengaruh sebesar 20%, sedangkan sikap hanya berperan sebesar 13,4% dan norma subjektif sebesar 5,5%. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Icek Azjen yang meneliti tentang intensi memakai kondom untuk mencegah penyakit AIDS, yang menunjukan bahwa perceived behavioral control memiliki pengaruh paling besar membentuk intensi (Azjen, 2011 dalam Riyanti, 2015). Dalam penelitian lain oleh Permatasari (2015) mengenai pengaruh sikap, norma subjektif, perceived behavioral control terhadap intensi, dari 45,3% pengaruh, perceived behavioral control memiliki pengaruh yang paling besar membentuk intensi yang memiliki nilai koefisien sebesar 0,387 sedangkan sikap hanya 0,277, dan norma subjektif tidak memiliki pengaruh terhadap intensi. Berbeda dengan sikap dan norma subjektif, pada beberapa penelitian umumnya perceived behavioral control memiliki pengaruh tinggi, karena niat dan perilaku keduanya dapat langsung dipengaruhi oleh perceived behavioral control. Seperti yang dijelaskan Azjen (2006) perceived behavioral control merupakan perasaan kemampuan diri (Sense of self-efficacy) atau kemampuan untuk membentuk perilaku. Maksudnya adalah niat akan terbentuk secara beriringan apabila individu merasa mampu untuk menampilkan perilaku. Sebagaimana penelitian ini menunjukan semakin banyak hal yang dipersepsikan subjek dapat mendukung perilaku patuh membayar pajak seperti dana, proses, dan waktu, serta semakin memiliki keyakinan akan kemudahan mendapatkan hal tersebut akan memberikan pengaruh yang beriringan pula pada intensi kepatuhan membayar pajak. Variabel yang memiliki pengaruh terbesar kedua dalam penelitian ini adalah variabel sikap. Ditunjukan dengan adanya pengaruh positif dan signifikan membentuk intensi kepatuhan membayar pajak sebesar 13,4%. Dengan kata lain subjek yang memiliki sikap yang positif tentang pajak akan memiliki intensi yang besar pula untuk berperilaku patuh membayar pajak. Hal tersebut terjadi melalui proses perubahan perilaku seseorang yang diawali dengan perubahan pemikirannya. Pola pikir akan mempengaruhi pemahaman, lalu membentuk sikap, yang selanjutnya akan mempengaruhi perilaku orang tersebut dalam menanggapi atau mengatasi suatu informasi atau permasalahan (Khilmi, 2009). Sebagaimana dalam penelitian ini subjek yang memiliki pola pikir yang positif akan pajak dan keyakian mendapat konsekuensi positif dari pajak akan membentuk sikap yang positif mengenai pajak sehingga terbentuk intensi untuk patuh membayar pajak. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Lumumba, Migwi dan Ombara (2010) di Kenya Afrika, menunjukan bahwa sikap wajib pajak tehadap pajak mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam pembayaran pajak. Norma subjektif juga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pembentukan intensi kepatuhan membayar pajak. Namun prosentase pengaruhnya lebih kecil dibanding variabel lain dalam penelitian ini dengan angka pengaruh sebesar 5,5%. Hal serupa juga dijelaskan dalam penelitian Purnomo (2012) yang menjelaskan bahwa lingkungan sosial yang meliputi teman, konsultan pajak, petugas pajak, pimpinan perusahaan, serta media cetak dan elektronik kurang memiliki pengaruh besar pada niat patuh terhadap pajak dibanding sikap dan control perilaku. Dalam Theory Planned Behavior norma subjektif adalah keyakinan tentang harapan normatif orang lain dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut. Individu yang mempersepsikan bahwa rujukan sosialnya merekomendasikan untuk melakukan suatu perilaku maka individu akan cenderung merasakan tekanan sosial dan merasa bahwa perilaku tersebut dapat diterima

Page 27: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

18

di masyarakat, sehingga munculah intensi untuk melakukan perilaku, (Ajzen, 2005 dalam Khilmi 2009). Sebagaimana dalam penelitian ini subjek memiliki keyakinan bahwa perilaku patuh pajak merupakan perilaku yang diharapkan banyak pihak, maka subjek akan memiliki tekanan sosial untuk berperilaku patuh terhadap pajak sehingga tekanan sosial tersebut memotivasi subjek untuk memenuhi rujukan tersebut lalu terbentulah intensi untuk patuh membayar pajak. Namun dalam konteks perilaku membayar pajak, norma subjektif tidak memiliki prosentase pengaruh yang besar, karena membayar pajak bukanlah suatu perilaku yang bergantung besar secara normatif dan subjektif, karena kepatuhan pajak merupakan kewajiban yang terikat dan berlandaskan hukum, sehingga norma subjetif tidak begitu dipandang sebagai landasan untuk patuh. Dari hasil penelitian menunjukan frekuensi intensi kepatuhan membayar pajak pada wajib pajak yang berprofesi sebagai entrepreneur, dari 261 responden yang termasuk memiliki kategori tinggi sebanyak 12 orang sedangkan yang dikategorikan rendah sebanyak 136 orang, yang menunjukan lebih dari 50% memiliki intensi untuk patuh membayar pajak yang rendah. Hal ini sejalan dengan penelitian Vebrina (2012) yang menjelaskan bahwa wajib pajak yang memiliki pekerjaan bebas, dalam hal ini diasumsikan yaitu entrepreneur memiliki kemungkinan berperilaku tidak patuh dalam pajak. Hal tersebut dipengaruhi faktor, bahwa biasanya seseorang yang bekerja sebagai entrepreneur, memiliki penghasilan yang tidak menetap, waktu yang padat untuk kepentingan usaha, sehingga perceived behavioral control pada mereka cukup sulit terbentuk. Meskipun mereka memiliki sikap yang positif, ataupun norma subjektif yang tinggi terhadap pajak, namun karena tipe pekerjaan yang mereka kerjakan cukup sulit memebentuk persepsi mereka pada kemampuan membayar, waktu dan proses itulah yang menyebabkan rendahnya intensi kepatuhan mereka dalam membayar pajak.

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Intensi kepatuhan membayar pajak pada wajib pajak berprofesi entrepreneur dapat diprediksi dengan menggunakan Theory of Planned Bihavior (TPB). Ditunjukan dengan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara TPB dengan Intensi Kepatuhan Membayar Pajak. Dalam penelitian ini menunjukan adanya pengaruh antara sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control terhadap intensi kepatuhan membayar pajak, pada wajib pajak yang berprofesi entrepreneur, dimana perceived behavioral control memiliki pengaruh yang paling besar membentuk intensi kepatuhan dalam membayar pajak dibanding variabel sikap, dan norma subjektif. Berdasarkan hasil tersebut disarankan bagi petugas pajak agar lebih menekankan sosialisasi yang efektif pada pandangan wajib pajak terhadap pajak yang positif, seperti tranparansi penggunaan pajak, prosedur yang mudah dan menekankan manfaat yang didapat dari perilaku patuh pajak. Sosialisasi juga ditekankan pada aspek hukum serta sanksi pajak pada kalangan entrepreneur wajib pajak, sehingga dapat membentuk sikap pajak yang positif, dan mengukatkan perceived behavioral control wajib pajak. Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan dengan metode eksperimen yang lebih sistematis, logis, dan teliti dalam melakukan kontrol terhadap kondisi atau manipulasi suatu stimulus, treatment atau kondisi-kondisi eksperimental, selain itu bisa mengobservasi pengaruh yang diakibatkan oleh adanya perlakuan atau manipulasi yang telah dilakukan.

Page 28: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

19

REFERENSI Agustina, Farisya Widya (2010). Pengaruh sikap, norma subjektif, dan kewajiban moral

terhadap kepatuhan pajak di kpp serpong. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.

Ajzen, I. (2006). The theory of planned behavior. Retrieved January, 09, 2011 Diakses

Melalui : (http://people.umass.edu/aizen/tpb.html.) Dayakisni, T., & Hudaniah. (2012). Psikologi sosial (Ed. Revisi). Malang:Umm Press. Devos, Ken (2012). The impact of tax professionals upon the compliance behavior of

australian individual taxpayers. Revenue Law. Journal: Vol. 22: Iss. 1, Article 2. Diana Sari, (2013). Konsep dasar perpajakan. Bandung;Pt Refika Adimata. Dianawati, Susi (2008). Analisis pengaruh motivasi dan tingkat pendidikan terhadap

kepatuhan wajib pajak (studi kasus pada kpp tanah abang). Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Ernawati & Syamsiah. (2013). Pengaruh faktor tax payer terhadap keberhasilan penerimaan

pajak penghasilan (studi kasus kontor pelayanan pajak pratama kota banjarmasin). Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia.

Ernawati (2014). Pengaruh tingkat pendidikan, pendapatan, dan kualitas pelayanan fiskus

terhadap kepatuhan wajib pajak. Jurnal Akuntansi Universitas Hassanuddin Makasar. Feld, L & Frey, B (2007). Tax compliance as the result of a psychological tax contract : the

role of incentive and responsive regulation. Journal Of Economic, 29, 3-13. Handayani, Sapti Wuri, Agus, F, & Umi, P (2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi

kemauan membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Jurnal Ekonomi Universitas Jenderal Sudirman.

Ilyas,W,B, & Waluyo, (2003). Perpajakan Indonesia, edisi revisi. Jakarta;Salemba Empat. Khilmi (2009). Hubungan sikap pelanggan, norma subjektif pelanggan dan perceived

behavioral control pelanggan dengan intensi kepatuhan pelanggan dalam membayar tagihan jasa telepon rumah di PT. Telkomunikasi Iindonesia, tbk malang (penerapan teory of planned behavior). Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Kusuma, Angga (2013). Surat keputusan pajak. Jurnal Administrasi Bisnis Unversitas Riau

Pekanbaru. Lumumba, Dkk (2010). Taxpayers’ attitudes and tax compliance behaviour in kenya how the

taxpayers’ attitudes influence compliance behavior among smes business income earners in kerugoya town, kirinyaga district. African Journal Of Business & Management (Ajbuma) Vol.1 (2010), 11 Pages.

Page 29: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

20

Mercer, Jenny & Clayton, Debbie (2012). Psikologi sosial. Jakarta;Erlangga. Mustikasari, Elia. (2007). Kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di

perusahaan industri pengolahan di surabaya. Jurnal Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya.

Myers, David G. (2012). Psikologi sosial. Jakarta;Salemba Humanika. Nicolae Balcescu Street (2011). A review of factors for tax compliance. Journal Of Afaculty

Of Economics And Business Administration, Romania, 59-6. Permatasari (2015). Pengaruh sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control

terhadap intensi berhenti merokok sebagai dampak peraturan gambar peringatan pada mahasiswa strata satu di kota malang. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang.

Purnawan, H. (2001). Undang-undang perpajakan 2000. Jakarta;Erlangga. Purnomosidhi, Bambang & Ernawati, W.D. (2012). Pengaruh sikap, norma subjektif, kontrol

perilaku yang dipersepsikan, dan sunset policy terhadap kepatuhan wajib pajak dengan niat sebagai variabel intervening. Jurnal Politenik Dan Universitas Brawijaya Malang.

Riyanti. (2015). Intensi mencontek ditinjau dari theory of planned behavior. Skripsi Fakultas

Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Saragih, Rismaya & Ginting, Eka Danta Jaya (2015). Relationship between attitudes,

subjective norms, and perceived behavioral kontrol with intention to continue to magister program of psychology profession in faculty of psychology at university of sumatera utara. Jurnal Psikologi Universitas Sumatera Utara.

Sugiyono (2014). Statistika untuk penelitian. Bandung;Alfabeta. Utami, Renny Sri. (2015). Pengaruh sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak dan

implikasinya pada penerimaan pajak (survey pada kpp pratama di kanwil jabar 1). Jurnal Universitas Komputer Indonesia.

Vebrina, Sari, (2012). Tingkat kepatuhan wajib pajak badan usaha mikro kecil dan menengah

pasca kebijakan fasilitas pengurangan tarif pph di kpp pratama jakarta kebayoran lama. Jurnal Ilmu Administrasi Universitas Indonesia.

Zakarija Achmad (2010). Theory of planned behavior masihkah relevan?. Artikel Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang.

Page 30: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

21

LAMPIRAN 1 Skala dan Blue Print Skala

Page 31: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

22

Muhammad Ridhani Muslim

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Saya Muhammad Ridhani Muslim Mahasiswa fakultas psikologi Universitas

Muhammadiyah Malang Semester VII. Dengan penuh rasa hormat, memohon bantuan

Saudara(i) untuk mengisi skala penelitian saya guna memenuhi tugas akhir sebagai syarat

mendapatkan gelar sarjana psikologi. Perlu kami sampaikan bahwa penelitian ini bersifat dan

bertujuan akademis / keilmuan semata. Mohon membaca setiap isi peryataan dengan teliti.

Tidak ada jawaban benar atau salah, yang peneliti butuhkan hanya pendapat pribadi dari

Anda. Semua hasil dan identitas akan peneliti rahasiakan untuk kepentingan akademik saja,

tidak akan berpengaruh bagi Anda. Oleh karena itu kejujuran dalam pengisian skala ini

sangat diharapkan.

Terima kasih atas kesediaan Saudara(i) meluangkan waktu mengisi lembar skala

penelitian ini. Semoga partisipasi Saudara(i) bermanfaat untuk pengembangan pengetahuan

khususnya dalam bidang Psikologi.

Hormat Saya

Peneliti,

Muhammad Ridhani Muslim

Page 32: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

23

Nama/Inisial : Usia : Pekerjaan : Jenis Usaha :

Memiliki NPWP : YA / TIDAK

PETUNJUK

1. Dalam skala ini terdapatbeberapa pernyataan.

2. Pada pernyataan yang ditampilkan dibawah ini, silahkan Anda memberikan penilaian

yang paling sesuai dengan pendapat atau karakteristik yang anda miliki.

3. Dengan munggunakan skala berikut, berikan penilaian dari Sangat Setuju (SS), Setuju

(S), Cukup Setuju (CS), Tidak Setuju (TS), atau Sangat Tidak Setuju (STS), dengan

menuliskan tada centang (√)berdasarkan kriteria dibawah ini : STS = Sangat Tidak Sesuai dengan karakteristik Diri Saya/Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak Sesuai dengan karakteristik Diri Saya/Tidak Setuju

CS = Cukup sesuai dengan karakteristik diri saya/Cukup Setuju

S = Sesuai dengan karakteristik Diri Saya/Setuju

SS = Sangat Sesuai dengan karakteristik Diri Saya/Sangat Setuju

4. Pastikan bahwa anda memberi tanggapan pada semua item tanpa ada yang terlewat.

SKALA 1 NO PERNYATAAN SS S CS TS STS

1. Membayar pajak membuat penghasilan saya bermanfaat bagi orang lain.

SS S CS TS STS

2. Saya sudah merasakan manfaat pajak. SS S CS TS STS

3. Bagi saya membayar pajak merupakan tindakan yang sia-sia.

SS S CS TS STS

4. Saya yakin bahwa mematuhi peraturan pajak merupakan tindakan yang berdampak baik bagi orang lain.

SS S CS TS STS

5. Saya meyakini bahwa membayar pajak adalah perilaku taat hukum.

SS S CS TS STS

6. Membayar pajak sama dengan membantu pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat kecil.

SS S CS TS STS

7. Saya menilai infrastruktur Negara yang saya gunakan, berasal dari pajak yang saya bayarkan.

SS S CS TS STS

8. Patuh membayar pajak sama dengan mengajarkan orang lain juga untuk patuh.

SS S CS TS STS

Page 33: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

24

9. Saya merasa bahwa tidak membayar pajak harus ditindak tegas secara hukum.

SS S CS TS STS

10. Saya membayar pajak karena orang lain meminta saya membayar pajak.

SS S CS TS STS

11. Orang tua saya tidak masalah mengetahui saya tidak membayar pajak.

SS S CS TS STS

12. Banyak orang lain yang mengharapkan saya patuh dalam membayar pajak

SS S CS TS STS

13. Saya merasa takut pada hukuman yang akan saya terima jika tidak patuh membayar pajak.

SS S CS TS STS

14. Saya ingin orang lain bangga melihat saya patuh membayar pajak.

SS S CS TS STS

15. Jika orang lain beranggapan pajak itu baik, maka saya akan patuh membayar pajak karena pemikiran itu.

SS S CS TS STS

16. Saya tidak punya banyak waktu untuk membayar pajak.

SS S CS TS STS

17. Saya memahami bagaimana proses membayar pajak yang benar.

SS S CS TS STS

18. Motivasi saya untuk membayar pajak kurang. SS S CS TS STS

19. Bagi saya membayar pajak setiap kali adanya waktu membayar pajak merupakan hal yang mudah saya lakukan.

SS S CS TS STS

20. Saya yakin bisa menyisihkan uang untuk membayar pajak.

SS S CS TS STS

21. Saya sangat sulit menemukan waktu luang untuk pergi membayar pajak.

SS S CS TS STS

22. Bagi saya keinginan saya sendiri tidak cukup memotivasi saya untuk membayar pajak.

SS S CS TS STS

23. Mempelajari proses perhitungan dan pembayaran pajak merupakan hal yang tidak ingin saya lakukan.

SS S CS TS STS

SKALA 2 NO PERYATAAN SS S CS TS STS

1. 1. Saya akan datang sendiri ke kantor pajak untuk pembayaran pajak.

SS S CS TS STS

2. Saya akan membayar pajak selama saya memiliki NPWP.

SS S CS TS STS

3. Saya berencana menghitung dan mempelajari dengan baik proses pajak.

SS S CS TS STS

4. Saya akan membayar pajak meskipun rekan saya tidak membayar pajak.

SS S CS TS STS

5. Saya akan menyiapakan uang setiap bulan untuk membayar pajak.

SS S CS TS STS

Page 34: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

25

6. Jika perlu saya akan memakai akuntan untuk menghitung pajak terutang saya.

SS S CS TS STS

7. Saya akan mempunyai anggaran tersendiri untuk membayar pajak setiap tahun.

SS S CS TS STS

8. Saya harus punya jadwal tetap setiap tahun untuk memproses pembayaran pajak.

SS S CS TS STS

9. Saya akan patuh membayar pajak meski pendapatan menurun.

SS S CS TS STS

10. Saat ada kesempatan untuk tidak patuh, atau lambat dalam pajak, saya akan memanfaatkannya.

SS S CS TS STS

11. Saya akan tetap membayar pajak meskipun wajib pajak lain tidak patuh.

SS S CS TS STS

12. Saya tidak akan membayar pajak jika saya tahu wajib pajak lain seperti saya tidak membayar pajak juga.

SS S CS TS STS

13. Saya akan merasa bersalah jika terlambat membayar pajak.

SS S CS TS STS

Page 35: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

26

Lampiran : Blue Print Skala Penelitian

Skala Variabel Aspek Jumlah

Item

Item

Favorabel

Item Unfavorabel

1 Sikap Belief 9 1,2,4,5 3

Outcome

evaluation

6,7,8,9

Norma

Subjektif

Normative

belief

6 10,12 11

Motivation

to comply

13, 14, 15

Kontrol

Perilaku

Control

belief

8 17,19 16,18

Perceived

power

20 21,22,23

2

Intensi

Kepatuhan

Membayar

Pajak

Keputusan

Perilaku

13 1,2,3

Sasaran 4,5,6,8

Situasi 9,11 10,12

Waktu 13

Page 36: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

27

LAMPIRAN 2 Hasil Try Out , Uji Validitas dan

Reliabilitas

Page 37: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

28

Lampiran : Hasil Try Out, Uji Validitas dan Reliabilitas

ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS SKALA 1 (SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, KONTROL PERILAKU)

Syarat Data dikatakan Valid Apabila : Rhitung (Corrected Item-Total Correlation) > Rtabel

Rtabel

Ttabel didapatkan dari angka probabilitas sebesar 10% atau = 0,95 dan df Sebesar N-1 = 39

Berdasarkan perhitungan melalui SPSS 21 didapatkan nilai Ttabel = 1,68 dan Rtabel = 0,26. Sehingga item dinyatakan valid apabila angka Rhitung (Corrected Item-Total Correlation) lebih dari (>) 0,26 (Rtabel).

Syarat Data dikatakan ReliabelApabila : Rhitung (Cronbach's Alpha) > Rtabel Berdasarkan perhitungan melalui SPSS 21 didapatkan nilai Ttabel = 1,68 dan Rtabel = 0,26. Sehingga item dinyatakan reliabel apabila angka Rhitung (Cronbach's Alpha) lebih dari (>) 0,26 (Rtabel).

Variabel Xa (Sikap)

Item 1 – Item 10

Hasil Output Spss 21 Uji Pertama

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item1 33,75 23,936 ,527 ,786

item2 34,18 26,456 ,303 ,809

item3 33,85 22,746 ,603 ,776

item4 33,75 23,577 ,671 ,771

item5 33,40 24,605 ,624 ,779

item6 33,60 22,554 ,705 ,764

item7 33,53 26,153 ,357 ,804

Page 38: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

29

item8 34,40 26,297 ,218 ,825

item9 33,78 24,640 ,547 ,784

item10 33,95 25,485 ,386 ,801

Analisi Validitas

Analisis pertama menunjukan bahwa terdapat 1 item yang dinyatakan tidak valid karena nilai R hitungnya lebih kecil dibanding R tabel yaitu (item8 = 0,218< 0,26). Kemudian data item yang valid dilakukan uji validitas lagi sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item1 30,58 20,558 ,555 ,804

item2 31,00 23,385 ,271 ,835

item3 30,68 19,507 ,624 ,795

item4 30,58 20,404 ,680 ,790

item5 30,23 21,563 ,602 ,801

item6 30,43 19,430 ,715 ,783

item7 30,35 23,208 ,309 ,830

item9 30,60 21,272 ,573 ,802

item10 30,78 21,769 ,445 ,817

Pada analisa kedua, semua item dinyatakan valid karena angka Rhitung semuanya lebih besar dari (>) Rtabel (0,26).

Analisis Reliabelitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

Page 39: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

30

,825 9

Pada analisa kedua, Instrumen dinyatakan Relibael karena angka Rhitung lebih besar dari (>) Rtabel (0,26).

Kesimpulan : Terdapat 9 Item yang dinyatakan Valid karena angka Rhitung > Rtabel, sehingga 9 item tersebut dapat digunakan untuk mengukur sikap wajib pajak terhadap perpajakan pada wajib pajak yang berprofesi entreprenuer. Interumen dikatakan reliabel karena angka Rhitung > Rtabel, sehingga instrumen dapat digunakan secara konsisten untuk mengukur sikap wajib pajak terhadap perpajakan pada wajib pajak yang berprofesi entreprenuer.

Variabel Xb (Norma Subjektif)

Item 11 – Item 20

Hasil Output Spss 21 Uji Pertama

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item11 29,80 18,472 ,319 ,589

item12 29,35 22,541 ,061 ,633

item13 29,48 18,922 ,322 ,587

item14 29,70 22,626 ,010 ,647

item15 29,28 18,820 ,417 ,566

item16 28,93 20,430 ,254 ,603

item17 28,80 20,164 ,373 ,583

item18 28,70 20,318 ,251 ,604

item19 29,30 16,728 ,535 ,526

item20 29,18 18,815 ,313 ,590

Analisi Validitas

Page 40: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

31

Analisis pertama menunjukan bahwa terdapat 4 item yang dinyatakan tidak valid karena nilai R hitungnya lebih kecil dibanding R tabel yaitu (item12 = 0,016< 0,26), (item14 = 0,010 < 0,26), (item16 = 0,254 < 0,26), dan (item18 = 0,251 < 0,26). Kemudian data item yang valid dilakukan uji validitas lagi sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item11 16,48 11,281 ,372 ,609

item13 16,15 11,823 ,358 ,613

item15 15,95 12,869 ,289 ,635

item17 15,48 13,589 ,296 ,633

item19 15,98 10,128 ,571 ,524

item20 15,85 11,413 ,390 ,601

Pada analisa kedua, semua item dinyatakan valid karena angka Rhitung semuanya lebih besar dari (>) Rtabel (0,26).

Analisis Reliabelitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,648 6

Pada analisa kedua, Instrumen dinyatakan Relibael karena angka Rhitung lebih besar dari (>) Rtabel (0,26).

Kesimpulan : Terdapat 6 Item yang dinyatakan Valid karena angka Rhitung > Rtabel, sehingga 6 item tersebut dapat digunakan untuk mengukur norma subjektif wajib pajak terhadap perpajakan pada wajib pajak yang berprofesi entreprenuer. Interumen dikatakan reliabel karena angka Rhitung > Rtabel, sehingga instrumen dapat digunakan secara konsisten untuk mengukur norma subjektif wajib pajak terhadap perpajakan pada wajib pajak yang berprofesi entreprenuer.

Page 41: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

32

Variabel Xc (Kontrol Perilaku)

Item 21 – Item 30

Hasil Output Spss 21 Uji Pertama

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item21 32,03 31,204 ,039 ,800

item22 31,58 25,892 ,796 ,715

item23 32,05 29,382 ,265 ,770

item24 31,95 30,356 ,101 ,795

item25 32,15 25,310 ,556 ,733

item26 32,05 26,613 ,612 ,731

item27 31,90 26,810 ,520 ,740

item28 32,10 22,862 ,752 ,699

item29 32,00 26,154 ,426 ,753

item30 31,70 26,779 ,477 ,745

Analisi Validitas

Analisis pertama menunjukan bahwa terdapat 2 item yang dinyatakan tidak valid karena nilai R hitungnya lebih kecil dibanding R tabel yaitu (item21 = 0,039< 0,26), dan (item24 = 0,101< 0,26). Kemudian data item yang valid dilakukan uji validitas lagi sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item22 24,55 22,305 ,793 ,785

item23 25,03 25,256 ,295 ,838

Page 42: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

33

item25 25,13 21,548 ,574 ,805

item26 25,03 22,897 ,618 ,802

item27 24,88 23,189 ,511 ,814

item28 25,08 19,199 ,783 ,771

item29 24,98 22,230 ,451 ,826

item30 24,68 22,943 ,493 ,816

Pada analisa kedua, semua item dinyatakan valid karena angka Rhitung semuanya lebih besar dari (>) Rtabel (0,26).

Analisis Reliabelitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,828 8

Pada analisa kedua, Instrumen dinyatakan Relibael karena angka Rhitung lebih besar dari (>) Rtabel (0,26).

Kesimpulan : Terdapat 8 Item yang dinyatakan Valid karena angka Rhitung > Rtabel, sehingga 8 item tersebut dapat digunakan untuk mengukur kontrol perilaku wajib pajak terhadap perpajakan pada wajib pajak yang berprofesi entreprenuer. Interumen dikatakan reliabel karena angka Rhitung > Rtabel, sehingga instrumen dapat digunakan secara konsisten untuk mengukur norma kontrol perilaku pajak terhadap perpajakan pada wajib pajak yang berprofesi entreprenuer.

Page 43: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

34

ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS SKALA 2 (INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK)

Hasil Output Spss 21 Uji Pertama

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item1 49,48 47,999 ,534 ,846

item2 49,50 49,077 ,374 ,854

item3 49,48 48,563 ,603 ,844

item4 49,43 47,379 ,609 ,842

item5 49,45 46,305 ,675 ,838

item6 50,33 44,481 ,623 ,840

item7 50,60 49,990 ,256 ,863

item8 49,70 49,600 ,423 ,851

item9 49,55 46,408 ,615 ,841

item10 49,73 46,820 ,671 ,839

item11 49,50 46,872 ,521 ,846

item12 49,65 48,695 ,490 ,848

item13 49,60 47,323 ,508 ,847

item14 49,53 53,384 ,055 ,868

item15 49,65 48,387 ,548 ,845

Analisi Validitas

Analisis pertama menunjukan bahwa terdapat 2 item yang dinyatakan tidak valid karena nilai R hitungnya lebih kecil dibanding R tabel yaitu (item7 = 0,256< 0,26), dan (item14 = 0,067< 0,26). Kemudian data item yang valid dilakukan uji validitas lagi sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :

Page 44: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

35

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item1 43,15 42,490 ,538 ,868

item2 43,18 43,174 ,405 ,876

item3 43,15 42,951 ,616 ,866

item4 43,10 42,092 ,594 ,865

item5 43,13 40,881 ,680 ,861

item6 44,00 38,667 ,667 ,861

item8 43,38 43,984 ,428 ,874

item9 43,23 41,307 ,588 ,866

item10 43,40 41,118 ,703 ,860

item11 43,18 41,276 ,536 ,869

item12 43,33 43,353 ,471 ,872

item13 43,28 41,692 ,524 ,869

item15 43,33 43,251 ,509 ,870

Pada analisa kedua, semua item dinyatakan valid karena angka Rhitung semuanya lebih besar dari (>) Rtabel (0,26).

Analisis Reliabelitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,876 13

Pada analisa kedua, Instrumen dinyatakan Relibael karena angka Rhitung lebih besar dari (>) Rtabel (0,26).

Page 45: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

36

Kesimpulan : Terdapat 13 Item yang dinyatakan Valid karena angka Rhitung > Rtabel, sehingga 13 item tersebut dapat digunakan untuk mengukur intensi membayar pajak pada wajib pajak yang berprofesi entreprenuer. Interumen dikatakan reliabel karena angka Rhitung > Rtabel, sehingga instrumen dapat digunakan secara konsisten untuk mengukur intensi membayar pajak pada wajib pajak yang berprofesi entreprenuer.

Blue Print Hasil

Skala Variabel Aspek Jumlah

Item Valid

Item

Favorabel Item Unfavorabel

1

Sikap

Belief

9

1,2,4,5 3

Outcome

evaluation 6,7,9,10

Norma

Subjektif

Normative

belief 6

11,15 13

Motivation

to comply 17,19,20

Kontrol

Perilaku

Control

belief 8

23 22,25

Perceived

power 26,27 28,29,30

2

Intensi

Kepatuhan

Membayar

Pajak

Keputusan

Perilaku

13

1,2,3

Sasaran 4,5,6,8

Situasi 10,12 11, 13

Waktu 15

Page 46: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

37

Lampiran Input Data

Page 47: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

38

Page 48: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

39

LAMPIRAN 3 Output Analisis Data

Page 49: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

40

Intensi Kepatuhan Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Tinggi 125 47.9 47.9 47.9

Rendah 136 52.1 52.1 100.0

Total 261 100.0 100.0

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .509a .259 .251 8.65582

a. Predictors: (Constant), T_Kontrol_perilaku, T_Norma_Subjektif, T_Sikap

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 15.735 3.846 4.092 .000

T_Sikap .188 .060 .188 3.129 .002

Lampiran : Output Uji Sikap

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Positif 145 55.6 55.6 55.6

Negatif 116 44.4 44.4 100.0

Total 261 100.0 100.0

Norma Subjektif Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Tinggi 125 47.9 47.9 47.9

Rendah 136 52.1 52.1 100.0

Total 261 100.0 100.0

Kontrol Perilaku Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Tinggi 134 51.3 51.3 51.3

Rendah 127 48.7 48.7 100.0

Total 261 100.0 100.0

Page 50: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

41

T_Norma_Subjektif .149 .055 .149 2.717 .007

T_Kontrol_perilaku .348 .059 .348 5.869 .000

a. Dependent Variable: T_Intensi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .366a .134 .131 9.32437 2.116

a. Predictors: (Constant), T_Sikap

b. Dependent Variable: T_Intensi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .234a .055 .051 9.74030 2.186

a. Predictors: (Constant), T_Norma_Subjektif

b. Dependent Variable: T_Intensi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .447a .200 .197 8.96162 2.164

a. Predictors: (Constant), T_Kontrol_perilaku

b. Dependent Variable: T_Intensi

Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized

Residual

N 261

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 8.60573519

Most Extreme Differences

Absolute .069

Positive .069

Negative -.050

Kolmogorov-Smirnov Z 1.117

Asymp. Sig. (2-tailed) .164

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 51: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

42

LAMPIRAN 4 Surat Penelitian

Page 52: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

43

Page 53: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

44

Page 54: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

45

LAMPIRAN 5 Data Kasar Penelitian

Page 55: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

46

Lampiran : Data Kasar Penelitian

Responden Skor_TPB Skor_Intensi S NS KP kategori Kategori NS Kategoti Kategori KP T_Sikap T_NS T_KP T_IN Z_S Z_NS Z_KP Z_IN UDS

1 88 131 39 16 33 Positif Rendah Tinggi Tinggi 61.6 41.3 60.3 60.5 1.163 -0.868 1.026 1.0496 6.035

2 96 144 42 25 29 Positif Tinggi Rendah Tinggi 68.4 68.5 50.9 44.4 1.844 1.8473 0.093 -0.565 -12.2

3 95 144 39 24 32 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 61.6 65.5 57.9 60.5 1.163 1.5456 0.793 1.0496 3.244

4 75 113 30 17 28 Negatif Rendah Rendah Rendah 41.2 44.3 48.6 34.7 -0.88 -0.566 -0.14 -1.533 -12.3

5 84 126 36 21 27 Positif Tinggi Rendah Rendah 54.8 56.4 46.3 46 0.482 0.6404 -0.37 -0.403 -4.59

6 107 167 41 26 40 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 66.2 71.5 76.6 71.8 1.617 2.149 2.659 2.1796 6.295

7 90 136 38 20 32 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 59.4 53.4 57.9 54 0.936 0.3387 0.793 0.4039 -0.99

8 81 123 36 17 28 Positif Rendah Tinggi Rendah 54.8 44.3 48.6 70.2 0.482 -0.566 -0.14 2.0182 20.61

9 79 119 33 18 28 Negatif Rendah Tinggi Rendah 48 47.4 48.6 57.3 -0.199 -0.265 -0.14 0.7267 8.525

10 97 150 42 21 34 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 68.4 56.4 62.6 71.8 1.844 0.6404 1.259 2.1796 12.99

11 72 107 32 14 26 Negatif Rendah Rendah Rendah 45.7 35.3 43.9 36.3 -0.426 -1.472 -0.61 -1.372 -8.61

12 87 129 41 19 27 Positif Tinggi Tinggi Rendah 66.2 50.4 46.3 71.8 1.617 0.037 -0.37 2.1796 20

13 72 106 32 16 24 Negatif Rendah Rendah Rendah 45.7 41.3 39.3 39.5 -0.426 -0.868 -1.07 -1.049 -4.66

14 67 102 27 14 26 Negatif Rendah Rendah Rendah 34.4 35.3 43.9 37.9 -1.561 -1.472 -0.61 -1.21 -4.86

15 84 127 35 20 29 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 52.6 53.4 50.9 50.8 0.255 0.3387 0.093 0.081 -0.5

16 84 125 38 18 28 Positif Rendah Rendah Rendah 59.4 47.4 48.6 49.2 0.936 -0.265 -0.14 -0.08 -1.68

17 87 131 38 12 37 Positif Rendah Tinggi Tinggi 59.4 29.3 69.6 55.7 0.936 -2.075 1.959 0.5653 0.173

18 98 144 44 28 26 Positif Tinggi Tinggi Rendah 73 77.5 43.9 70.2 2.298 2.7525 -0.61 2.0182 13.86

19 65 98 29 12 24 Negatif Rendah Rendah Rendah 38.9 29.3 39.3 46 -1.107 -2.075 -1.07 -0.403 4.882

20 73 107 35 15 23 Positif Rendah Rendah Rendah 52.6 38.3 36.9 34.7 0.255 -1.17 -1.31 -1.533 -9.52

21 88 136 34 22 32 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 50.3 59.4 57.9 57.3 0.028 0.9422 0.793 0.7267 3.05

22 80 120 34 21 25 Positif Tinggi Tinggi Rendah 50.3 56.4 41.6 54 0.028 0.6404 -0.84 0.4039 5.954

23 83 126 34 22 27 Positif Tinggi Tinggi Rendah 50.3 59.4 46.3 50.8 0.028 0.9422 -0.37 0.081 0.652

24 59 86 24 17 18 Negatif Rendah Rendah Rendah 27.6 44.3 25.3 26.6 -2.243 -0.566 -2.47 -2.34 -9.74

Page 56: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

47

25 84 128 36 18 30 Positif Rendah Rendah Tinggi 54.8 47.4 53.3 37.9 0.482 -0.265 0.326 -1.21 -13.8

26 97 144 44 19 34 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 73 50.4 62.6 58.9 2.298 0.037 1.259 0.8882 0.123

27 70 106 30 15 25 Negatif Rendah Rendah Rendah 41.2 38.3 41.6 47.6 -0.88 -1.17 -0.84 -0.242 3.907

28 88 130 40 19 29 Positif Tinggi Rendah Tinggi 63.9 50.4 50.9 49.2 1.39 0.037 0.093 -0.08 -3.8

29 80 122 35 20 25 Positif Tinggi Rendah Rendah 52.6 53.4 41.6 47.6 0.255 0.3387 -0.84 -0.242 -0.48

30 86 128 35 23 28 Positif Tinggi Rendah Rendah 52.6 62.4 48.6 39.5 0.255 1.2439 -0.14 -1.049 -12.3

31 89 139 33 20 36 Negatif Tinggi Tinggi Tinggi 48 53.4 67.3 63.7 -0.199 0.3387 1.726 1.3725 7.587

32 84 125 37 18 29 Positif Rendah Tinggi Tinggi 57.1 47.4 50.9 54 0.709 -0.265 0.093 0.4039 2.778

33 89 132 39 20 30 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 61.6 53.4 53.3 52.4 1.163 0.3387 0.326 0.2425 -1.4

34 78 121 30 23 25 Negatif Tinggi Rendah Rendah 41.2 62.4 41.6 33.1 -0.88 1.2439 -0.84 -1.695 -14.2

35 86 130 35 16 35 Positif Rendah Tinggi Tinggi 52.6 41.3 64.9 55.7 0.255 -0.868 1.493 0.5653 1.275

36 87 132 34 22 31 Positif Tinggi Rendah Tinggi 50.3 59.4 55.6 46 0.028 0.9422 0.559 -0.403 -7.44

37 80 121 33 16 31 Negatif Rendah Tinggi Tinggi 48 41.3 55.6 52.4 -0.199 -0.868 0.559 0.2425 2.148

38 106 160 45 25 36 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 75.3 68.5 67.3 78.3 2.525 1.8473 1.726 2.8253 14.74

39 80 119 35 16 29 Positif Rendah Rendah Tinggi 52.6 41.3 50.9 49.2 0.255 -0.868 0.093 -0.08 -0.31

40 77 118 33 20 24 Negatif Tinggi Rendah Rendah 48 53.4 39.3 44.4 -0.199 0.3387 -1.07 -0.565 -2.04

41 86 130 36 22 28 Positif Tinggi Tinggi Rendah 54.8 59.4 48.6 57.3 0.482 0.9422 -0.14 0.7267 5.443

42 79 115 37 19 23 Positif Tinggi Rendah Rendah 57.1 50.4 36.9 36.3 0.709 0.037 -1.31 -1.372 -10.6

43 92 139 39 23 30 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 61.6 62.4 53.3 62.1 1.163 1.2439 0.326 1.211 6.932

44 70 104 31 18 21 Negatif Rendah Rendah Rendah 43.5 47.4 32.3 37.9 -0.653 -0.265 -1.77 -1.21 -4.31

45 83 125 35 17 31 Positif Rendah Tinggi Tinggi 52.6 44.3 55.6 57.3 0.255 -0.566 0.559 0.7267 5.687

46 90 134 40 23 27 Positif Tinggi Tinggi Rendah 63.9 62.4 46.3 75 1.39 1.2439 -0.37 2.5025 21.85

47 86 126 37 23 26 Positif Tinggi Rendah Rendah 57.1 62.4 43.9 47.6 0.709 1.2439 -0.61 -0.242 -3.5

48 83 123 36 23 24 Positif Tinggi Rendah Rendah 54.8 62.4 39.3 49.2 0.482 1.2439 -1.07 -0.08 0.169

49 80 118 35 20 25 Positif Tinggi Rendah Rendah 52.6 53.4 41.6 42.7 0.255 0.3387 -0.84 -0.726 -5.32

50 83 123 37 18 28 Positif Rendah Tinggi Rendah 57.1 47.4 48.6 57.3 0.709 -0.265 -0.14 0.7267 6.818

51 85 135 32 19 34 Negatif Tinggi Tinggi Tinggi 45.7 50.4 62.6 60.5 -0.426 0.037 1.259 1.0496 6.86

52 92 139 37 23 32 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 57.1 62.4 57.9 57.3 0.709 1.2439 0.793 0.7267 1.319

Page 57: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

48

53 93 142 40 19 34 Positif Tinggi Rendah Tinggi 63.9 50.4 62.6 41.1 1.39 0.037 1.259 -0.888 -15.9

54 84 127 35 22 27 Positif Tinggi Rendah Rendah 52.6 59.4 46.3 49.2 0.255 0.9422 -0.37 -0.08 -1.39

55 80 124 28 25 27 Negatif Tinggi Rendah Rendah 36.7 68.5 46.3 46 -1.334 1.8473 -0.37 -0.403 -2.98

56 77 116 34 14 29 Positif Rendah Rendah Tinggi 50.3 35.3 50.9 49.2 0.028 -1.472 0.093 -0.08 1.017

57 85 132 34 20 31 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 50.3 53.4 55.6 57.3 0.028 0.3387 0.559 0.7267 4.762

58 58 89 22 15 21 Negatif Rendah Rendah Rendah 23 38.3 32.3 29.8 -2.697 -1.17 -1.77 -2.018 -7.19

59 82 125 33 19 30 Negatif Tinggi Rendah Tinggi 48 50.4 53.3 49.2 -0.199 0.037 0.326 -0.08 -1.62

60 91 138 36 24 31 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 54.8 65.5 55.6 57.3 0.482 1.5456 0.559 0.7267 2.107

61 97 147 41 26 30 Positif Tinggi Rendah Tinggi 66.2 71.5 53.3 49.2 1.617 2.149 0.326 -0.08 -8.19

62 88 130 41 16 31 Positif Rendah Rendah Tinggi 66.2 41.3 55.6 49.2 1.617 -0.868 0.559 -0.08 -4.5

63 74 108 34 19 21 Positif Tinggi Rendah Rendah 50.3 50.4 32.3 16.9 0.028 0.037 -1.77 -3.309 -27

64 106 161 45 22 39 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 75.3 59.4 74.3 78.3 2.525 0.9422 2.426 2.8253 13.66

65 66 102 26 16 24 Negatif Rendah Rendah Rendah 32.1 41.3 39.3 36.3 -1.788 -0.868 -1.07 -1.372 -5.32

66 84 127 35 17 32 Positif Rendah Rendah Tinggi 52.6 44.3 57.9 49.2 0.255 -0.566 0.793 -0.08 -3.2

67 63 90 28 22 13 Negatif Tinggi Rendah Rendah 36.7 59.4 13.6 39.5 -1.334 0.9422 -3.64 -1.049 3.278

68 77 112 39 12 26 Positif Rendah Rendah Rendah 61.6 29.3 43.9 46 1.163 -2.075 -0.61 -0.403 -1.01

69 84 125 36 19 29 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 54.8 50.4 50.9 55.7 0.482 0.037 0.093 0.5653 4.368

70 77 115 32 25 20 Negatif Tinggi Tinggi Rendah 45.7 68.5 29.9 54 -0.426 1.8473 -2.01 0.4039 9.066

71 81 121 35 16 30 Positif Rendah Tinggi Tinggi 52.6 41.3 53.3 50.8 0.255 -0.868 0.326 0.081 0.492

72 87 130 41 18 28 Positif Rendah Rendah Rendah 66.2 47.4 48.6 42.7 1.617 -0.265 -0.14 -0.726 -9.42

73 75 111 35 13 27 Positif Rendah Rendah Rendah 52.6 32.3 46.3 49.2 0.255 -1.773 -0.37 -0.08 2.664

74 78 116 35 15 28 Positif Rendah Tinggi Rendah 52.6 38.3 48.6 54 0.255 -1.17 -0.14 0.4039 5.794

75 82 122 40 12 30 Positif Rendah Rendah Tinggi 63.9 29.3 53.3 47.6 1.39 -2.075 0.326 -0.242 -3.07

76 81 127 29 18 34 Negatif Rendah Rendah Tinggi 38.9 47.4 62.6 46 -1.107 -0.265 1.259 -0.403 -5.94

77 93 140 40 24 29 Positif Tinggi Rendah Tinggi 63.9 65.5 50.9 41.1 1.39 1.5456 0.093 -0.888 -14.1

78 75 112 34 16 25 Positif Rendah Tinggi Rendah 50.3 41.3 41.6 57.3 0.028 -0.868 -0.84 0.7267 11.43

79 79 120 32 17 30 Negatif Rendah Rendah Tinggi 45.7 44.3 53.3 39.5 -0.426 -0.566 0.326 -1.049 -9.98

80 69 104 28 17 24 Negatif Rendah Rendah Rendah 36.7 44.3 39.3 36.3 -1.334 -0.566 -1.07 -1.372 -6.63

Page 58: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

49

81 89 135 41 16 32 Positif Rendah Tinggi Tinggi 66.2 41.3 57.9 54 1.617 -0.868 0.793 0.4039 -0.46

82 85 135 29 18 38 Negatif Rendah Tinggi Tinggi 38.9 47.4 71.9 67 -1.107 -0.265 2.192 1.6953 11.8

83 68 96 34 18 16 Positif Rendah Rendah Rendah 50.3 47.4 20.6 33.1 0.028 -0.265 -2.94 -1.695 -6.37

84 81 127 29 18 34 Negatif Rendah Tinggi Tinggi 38.9 47.4 62.6 63.7 -1.107 -0.265 1.259 1.3725 11.82

85 97 147 41 21 35 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 66.2 56.4 64.9 62.1 1.617 0.6404 1.493 1.211 2.92

86 74 113 25 26 23 Negatif Tinggi Tinggi Rendah 29.9 71.5 36.9 67 -2.015 2.149 -1.31 1.6953 22.08

87 95 144 36 28 31 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 54.8 77.5 55.6 50.8 0.482 2.7525 0.559 0.081 -6.15

88 85 128 36 21 28 Positif Tinggi Rendah Rendah 54.8 56.4 48.6 36.3 0.482 0.6404 -0.14 -1.372 -15.1

89 82 124 31 23 28 Negatif Tinggi Tinggi Rendah 43.5 62.4 48.6 52.4 -0.653 1.2439 -0.14 0.2425 2.284

90 108 164 45 24 39 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 75.3 65.5 74.3 60.5 2.525 1.5456 2.426 1.0496 -5

91 106 161 45 22 39 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 75.3 59.4 74.3 57.3 2.525 0.9422 2.426 0.7267 -7.33

92 66 102 26 16 24 Negatif Rendah Tinggi Rendah 32.1 41.3 39.3 60.5 -1.788 -0.868 -1.07 1.0496 18.89

93 84 127 35 17 32 Positif Rendah Tinggi Tinggi 52.6 44.3 57.9 57.3 0.255 -0.566 0.793 0.7267 4.875

94 63 90 28 22 13 Negatif Tinggi Rendah Rendah 36.7 59.4 13.6 41.1 -1.334 0.9422 -3.64 -0.888 4.893

95 77 112 39 12 26 Positif Rendah Rendah Rendah 61.6 29.3 43.9 47.6 1.163 -2.075 -0.61 -0.242 0.604

96 84 125 36 19 29 Positif Tinggi Rendah Tinggi 54.8 50.4 50.9 46 0.482 0.037 0.093 -0.403 -5.32

97 82 125 33 19 30 Negatif Tinggi Rendah Tinggi 48 50.4 53.3 49.2 -0.199 0.037 0.326 -0.08 -1.62

98 91 138 36 24 31 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 54.8 65.5 55.6 55.7 0.482 1.5456 0.559 0.5653 0.493

99 97 147 41 26 30 Positif Tinggi Rendah Tinggi 66.2 71.5 53.3 29.8 1.617 2.149 0.326 -2.018 -27.6

100 88 130 41 16 31 Positif Rendah Rendah Tinggi 66.2 41.3 55.6 49.2 1.617 -0.868 0.559 -0.08 -4.5

101 74 108 34 19 21 Positif Tinggi Tinggi Rendah 50.3 50.4 32.3 57.3 0.028 0.037 -1.77 0.7267 13.33

102 83 123 37 18 28 Positif Rendah Rendah Rendah 57.1 47.4 48.6 49.2 0.709 -0.265 -0.14 -0.08 -1.25

103 85 135 32 19 34 Negatif Tinggi Rendah Tinggi 45.7 50.4 62.6 49.2 -0.426 0.037 1.259 -0.08 -4.44

104 92 139 37 23 32 Positif Tinggi Rendah Tinggi 57.1 62.4 57.9 16.9 0.709 1.2439 0.793 -3.309 -39

105 93 142 40 19 34 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 63.9 50.4 62.6 78.3 1.39 0.037 1.259 2.8253 21.2

106 84 127 35 22 27 Positif Tinggi Rendah Rendah 52.6 59.4 46.3 36.3 0.255 0.9422 -0.37 -1.372 -14.3

107 80 124 28 25 27 Negatif Tinggi Rendah Rendah 36.7 68.5 46.3 49.2 -1.334 1.8473 -0.37 -0.08 0.248

108 77 116 34 14 29 Positif Rendah Rendah Tinggi 50.3 35.3 50.9 39.5 0.028 -1.472 0.093 -1.049 -8.67

Page 59: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

50

109 85 132 34 20 31 Positif Tinggi Rendah Tinggi 50.3 53.4 55.6 46 0.028 0.3387 0.559 -0.403 -6.54

110 58 89 22 15 21 Negatif Rendah Tinggi Rendah 23 38.3 32.3 55.7 -2.697 -1.17 -1.77 0.5653 18.64

111 81 127 29 18 34 Negatif Rendah Tinggi Tinggi 38.9 47.4 62.6 54 -1.107 -0.265 1.259 0.4039 2.133

112 97 147 41 21 35 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 66.2 56.4 64.9 50.8 1.617 0.6404 1.493 0.081 -8.38

113 84 125 36 19 29 Positif Tinggi Rendah Tinggi 54.8 50.4 50.9 42.7 0.482 0.037 0.093 -0.726 -8.55

114 77 115 32 25 20 Negatif Tinggi Rendah Rendah 45.7 68.5 29.9 49.2 -0.426 1.8473 -2.01 -0.08 4.223

115 81 121 35 16 30 Positif Rendah Tinggi Tinggi 52.6 41.3 53.3 54 0.255 -0.868 0.326 0.4039 3.72

116 87 130 41 18 28 Positif Rendah Rendah Rendah 66.2 47.4 48.6 47.6 1.617 -0.265 -0.14 -0.242 -4.58

117 75 111 35 13 27 Positif Rendah Rendah Rendah 52.6 32.3 46.3 46 0.255 -1.773 -0.37 -0.403 -0.56

118 78 116 35 15 28 Positif Rendah Rendah Rendah 52.6 38.3 48.6 41.1 0.255 -1.17 -0.14 -0.888 -7.12

119 82 122 40 12 30 Positif Rendah Rendah Tinggi 63.9 29.3 53.3 42.7 1.39 -2.075 0.326 -0.726 -7.91

120 81 127 29 18 34 Negatif Rendah Rendah Tinggi 38.9 47.4 62.6 39.5 -1.107 -0.265 1.259 -1.049 -12.4

121 93 140 40 24 29 Positif Tinggi Rendah Tinggi 63.9 65.5 50.9 36.3 1.39 1.5456 0.093 -1.372 -19

122 75 112 34 16 25 Positif Rendah Tinggi Rendah 50.3 41.3 41.6 54 0.028 -0.868 -0.84 0.4039 8.206

123 79 120 32 17 30 Negatif Rendah Tinggi Tinggi 45.7 44.3 53.3 67 -0.426 -0.566 0.326 1.6953 17.46

124 69 104 28 17 24 Negatif Rendah Rendah Rendah 36.7 44.3 39.3 33.1 -1.334 -0.566 -1.07 -1.695 -9.86

125 89 135 41 16 32 Positif Rendah Tinggi Tinggi 66.2 41.3 57.9 63.7 1.617 -0.868 0.793 1.3725 9.221

126 85 135 29 18 38 Negatif Rendah Tinggi Tinggi 38.9 47.4 71.9 62.1 -1.107 -0.265 2.192 1.211 6.957

127 68 96 34 18 16 Positif Rendah Tinggi Rendah 50.3 47.4 20.6 67 0.028 -0.265 -2.94 1.6953 27.53

128 74 113 25 26 23 Negatif Tinggi Tinggi Rendah 29.9 71.5 36.9 50.8 -2.015 2.149 -1.31 0.081 5.939

129 95 144 36 28 31 Positif Tinggi Rendah Tinggi 54.8 77.5 55.6 36.3 0.482 2.7525 0.559 -1.372 -20.7

130 85 128 36 21 28 Positif Tinggi Tinggi Rendah 54.8 56.4 48.6 52.4 0.482 0.6404 -0.14 0.2425 1.051

131 82 124 31 23 28 Negatif Tinggi Rendah Rendah 43.5 62.4 48.6 46 -0.653 1.2439 -0.14 -0.403 -4.17

132 82 124 34 21 27 Positif Tinggi Tinggi Rendah 50.3 56.4 46.3 58.9 0.028 0.6404 -0.37 0.8882 9.174

133 95 148 36 23 36 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 54.8 62.4 67.3 55.7 0.482 1.2439 1.726 0.5653 -3.12

134 94 143 38 23 33 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 59.4 62.4 60.3 50.8 0.936 1.2439 1.026 0.081 -6.38

135 70 106 29 16 25 Negatif Rendah Rendah Rendah 38.9 41.3 41.6 36.3 -1.107 -0.868 -0.84 -1.372 -7.42

136 98 150 40 20 38 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 63.9 53.4 71.9 54 1.39 0.3387 2.192 0.4039 -6.71

Page 60: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

51

137 83 128 31 21 31 Negatif Tinggi Rendah Tinggi 43.5 56.4 55.6 49.2 -0.653 0.6404 0.559 -0.08 -2.48

138 82 120 35 16 31 Positif Rendah Tinggi Tinggi 52.6 41.3 55.6 50.8 0.255 -0.868 0.559 0.081 -0.32

139 91 138 36 23 32 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 54.8 62.4 57.9 55.7 0.482 1.2439 0.793 0.5653 0.132

140 59 85 26 20 13 Negatif Tinggi Tinggi Rendah 32.1 53.4 13.6 57.3 -1.788 0.3387 -3.64 0.7267 22.79

141 99 152 39 26 34 Positif Tinggi Rendah Tinggi 61.6 71.5 62.6 34.7 1.163 2.149 1.259 -1.533 -25.1

142 92 137 38 24 30 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 59.4 65.5 53.3 71.8 0.936 1.5456 0.326 2.1796 16.59

143 84 127 34 22 28 Positif Tinggi Tinggi Rendah 50.3 59.4 48.6 62.1 0.028 0.9422 -0.14 1.211 11.14

144 87 130 37 21 29 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 57.1 56.4 50.9 52.4 0.709 0.6404 0.093 0.2425 -0.19

145 103 154 42 27 34 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 68.4 74.5 62.6 71.8 1.844 2.4507 1.259 2.1796 10.29

146 90 138 34 24 32 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 50.3 65.5 57.9 57.3 0.028 1.5456 0.793 0.7267 2.149

147 64 101 23 16 25 Negatif Rendah Rendah Rendah 25.3 41.3 41.6 33.1 -2.47 -0.868 -0.84 -1.695 -8.08

148 92 140 36 24 32 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 54.8 65.5 57.9 70.2 0.482 1.5456 0.793 2.0182 14.21

149 91 143 32 23 36 Negatif Tinggi Tinggi Tinggi 45.7 62.4 67.3 57.3 -0.426 1.2439 1.726 0.7267 0.206

150 87 130 41 18 28 Positif Rendah Tinggi Rendah 66.2 47.4 48.6 50.8 1.617 -0.265 -0.14 0.081 -1.35

151 75 111 35 13 27 Positif Rendah Rendah Rendah 52.6 32.3 46.3 42.7 0.255 -1.773 -0.37 -0.726 -3.79

152 78 116 35 15 28 Positif Rendah Rendah Rendah 52.6 38.3 48.6 49.2 0.255 -1.17 -0.14 -0.08 0.951

153 82 122 40 12 30 Positif Rendah Tinggi Tinggi 63.9 29.3 53.3 54 1.39 -2.075 0.326 0.4039 3.387

154 81 127 29 18 34 Negatif Rendah Rendah Tinggi 38.9 47.4 62.6 47.6 -1.107 -0.265 1.259 -0.242 -4.32

155 93 140 40 24 29 Positif Tinggi Rendah Tinggi 63.9 65.5 50.9 46 1.39 1.5456 0.093 -0.403 -9.28

156 84 128 34 19 31 Positif Tinggi Rendah Tinggi 50.3 50.4 55.6 41.1 0.028 0.037 0.559 -0.888 -10.9

157 77 116 34 17 26 Positif Rendah Rendah Rendah 50.3 44.3 43.9 34.7 0.028 -0.566 -0.61 -1.533 -12.4

158 74 113 31 18 25 Negatif Rendah Rendah Rendah 43.5 47.4 41.6 31.4 -0.653 -0.265 -0.84 -1.856 -14

159 76 116 31 18 27 Negatif Rendah Rendah Rendah 43.5 47.4 46.3 42.7 -0.653 -0.265 -0.37 -0.726 -4.34

160 78 119 32 18 28 Negatif Rendah Rendah Rendah 45.7 47.4 48.6 47.6 -0.426 -0.265 -0.14 -0.242 -0.73

161 72 109 30 17 25 Negatif Rendah Rendah Rendah 41.2 44.3 41.6 37.9 -0.88 -0.566 -0.84 -1.21 -6.68

162 72 111 26 20 26 Negatif Tinggi Rendah Rendah 32.1 53.4 43.9 42.7 -1.788 0.3387 -0.61 -0.726 -2.29

163 73 112 29 18 26 Negatif Rendah Tinggi Rendah 38.9 47.4 43.9 54 -1.107 -0.265 -0.61 0.4039 8.628

164 77 115 33 18 26 Negatif Rendah Tinggi Rendah 48 47.4 43.9 57.3 -0.199 -0.265 -0.61 0.7267 10.15

Page 61: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

52

165 71 106 30 17 24 Negatif Rendah Rendah Rendah 41.2 44.3 39.3 41.1 -0.88 -0.566 -1.07 -0.888 -2.64

166 65 98 26 17 22 Negatif Rendah Rendah Rendah 32.1 44.3 34.6 33.1 -1.788 -0.566 -1.54 -1.695 -7.38

167 84 126 34 23 27 Positif Tinggi Tinggi Rendah 50.3 62.4 46.3 52.4 0.028 1.2439 -0.37 0.2425 1.816

168 77 115 33 18 26 Negatif Rendah Rendah Rendah 48 47.4 43.9 39.5 -0.199 -0.265 -0.61 -1.049 -7.61

169 74 113 30 18 26 Negatif Rendah Rendah Rendah 41.2 47.4 43.9 39.5 -0.88 -0.265 -0.61 -1.049 -6.33

170 82 123 34 19 29 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 50.3 50.4 50.9 50.8 0.028 0.037 0.093 0.081 0.379

171 77 117 31 17 29 Negatif Rendah Rendah Tinggi 43.5 44.3 50.9 44.4 -0.653 -0.566 0.093 -0.565 -3.9

172 76 119 26 20 30 Negatif Tinggi Rendah Tinggi 32.1 53.4 53.3 44.4 -1.788 0.3387 0.326 -0.565 -3.93

173 79 121 31 20 28 Negatif Tinggi Tinggi Rendah 43.5 53.4 48.6 52.4 -0.653 0.3387 -0.14 0.2425 3.635

174 76 117 30 17 29 Negatif Rendah Tinggi Tinggi 41.2 44.3 50.9 52.4 -0.88 -0.566 0.093 0.2425 4.602

175 79 119 31 20 28 Negatif Tinggi Tinggi Rendah 43.5 53.4 48.6 54 -0.653 0.3387 -0.14 0.4039 5.25

176 86 136 29 20 37 Negatif Tinggi Tinggi Tinggi 38.9 53.4 69.6 60.5 -1.107 0.3387 1.959 1.0496 5.254

177 78 120 31 17 30 Negatif Rendah Rendah Tinggi 43.5 44.3 53.3 41.1 -0.653 -0.566 0.326 -0.888 -7.94

178 82 125 34 20 28 Positif Tinggi Tinggi Rendah 50.3 53.4 48.6 60.5 0.028 0.3387 -0.14 1.0496 10.43

179 78 117 32 20 26 Negatif Tinggi Rendah Rendah 45.7 53.4 43.9 49.2 -0.426 0.3387 -0.61 -0.08 1.604

180 80 123 31 20 29 Negatif Tinggi Tinggi Tinggi 43.5 53.4 50.9 57.3 -0.653 0.3387 0.093 0.7267 7.667

181 76 117 30 18 28 Negatif Rendah Rendah Rendah 41.2 47.4 48.6 44.4 -0.88 -0.265 -0.14 -0.565 -3.11

182 84 128 35 17 32 Positif Rendah Tinggi Tinggi 52.6 44.3 57.9 57.3 0.255 -0.566 0.793 0.7267 4.875

183 75 113 31 19 25 Negatif Tinggi Rendah Rendah 43.5 50.4 41.6 42.7 -0.653 0.037 -0.84 -0.726 -3.16

184 73 109 31 18 24 Negatif Rendah Rendah Rendah 43.5 47.4 39.3 42.7 -0.653 -0.265 -1.07 -0.726 -1.9

185 87 125 44 17 26 Positif Rendah Tinggi Rendah 73 44.3 43.9 57.3 2.298 -0.566 -0.61 0.7267 5.904

186 79 120 33 19 27 Negatif Tinggi Tinggi Rendah 48 50.4 46.3 52.4 -0.199 0.037 -0.37 0.2425 4.044

187 79 118 34 17 28 Positif Rendah Tinggi Rendah 50.3 44.3 48.6 54 0.028 -0.566 -0.14 0.4039 5.32

188 78 114 35 18 25 Positif Rendah Rendah Rendah 52.6 47.4 41.6 47.6 0.255 -0.265 -0.84 -0.242 0.421

189 78 115 35 19 24 Positif Tinggi Rendah Rendah 52.6 50.4 39.3 47.6 0.255 0.037 -1.07 -0.242 0.783

190 77 116 32 18 27 Negatif Rendah Rendah Rendah 45.7 47.4 46.3 47.6 -0.426 -0.265 -0.37 -0.242 0.078

191 82 125 34 19 29 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 50.3 50.4 50.9 60.5 0.028 0.037 0.093 1.0496 10.06

192 81 121 36 15 30 Positif Rendah Tinggi Tinggi 54.8 38.3 53.3 55.7 0.482 -1.17 0.326 0.5653 5.358

Page 62: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

53

193 76 116 33 16 27 Negatif Rendah Rendah Rendah 48 41.3 46.3 49.2 -0.199 -0.868 -0.37 -0.08 2.166

194 78 118 33 18 27 Negatif Rendah Tinggi Rendah 48 47.4 46.3 52.4 -0.199 -0.265 -0.37 0.2425 4.494

195 71 110 26 19 26 Negatif Tinggi Rendah Rendah 32.1 50.4 43.9 37.9 -1.788 0.037 -0.61 -1.21 -6.68

196 78 119 32 19 27 Negatif Tinggi Tinggi Rendah 45.7 50.4 46.3 50.8 -0.426 0.037 -0.37 0.081 2.857

197 78 120 32 16 30 Negatif Rendah Rendah Tinggi 45.7 41.3 53.3 46 -0.426 -0.868 0.326 -0.403 -3.07

198 83 126 35 16 32 Positif Rendah Tinggi Tinggi 52.6 41.3 57.9 55.7 0.255 -0.868 0.793 0.5653 3.711

199 85 128 37 16 32 Positif Rendah Tinggi Tinggi 57.1 41.3 57.9 57.3 0.709 -0.868 0.793 0.7267 4.471

200 96 146 36 25 35 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 54.8 68.5 64.9 73.4 0.482 1.8473 1.493 2.341 14.55

201 78 119 30 19 29 Negatif Tinggi Rendah Tinggi 41.2 50.4 50.9 49.2 -0.88 0.037 0.093 -0.08 0.472

202 81 122 34 18 29 Positif Rendah Tinggi Tinggi 50.3 47.4 50.9 50.8 0.028 -0.265 0.093 0.081 0.83

203 74 113 29 18 27 Negatif Rendah Rendah Rendah 38.9 47.4 46.3 42.7 -1.107 -0.265 -0.37 -0.726 -3.48

204 80 120 36 16 28 Positif Rendah Tinggi Rendah 54.8 41.3 48.6 55.7 0.482 -0.868 -0.14 0.5653 6.531

205 87 132 37 17 33 Positif Rendah Tinggi Tinggi 57.1 44.3 60.3 58.9 0.709 -0.566 1.026 0.8882 4.824

206 76 113 33 16 27 Negatif Rendah Rendah Rendah 48 41.3 46.3 49.2 -0.199 -0.868 -0.37 -0.08 2.166

207 76 113 34 17 25 Positif Rendah Tinggi Rendah 50.3 44.3 41.6 52.4 0.028 -0.566 -0.84 0.2425 6.141

208 75 114 32 17 26 Negatif Rendah Rendah Rendah 45.7 44.3 43.9 39.5 -0.426 -0.566 -0.61 -1.049 -6.73

209 82 121 39 17 26 Positif Rendah Rendah Rendah 61.6 44.3 43.9 49.2 1.163 -0.566 -0.61 -0.08 -0.03

210 79 117 36 15 28 Positif Rendah Rendah Rendah 54.8 38.3 48.6 49.2 0.482 -1.17 -0.14 -0.08 0.524

211 78 117 33 15 30 Negatif Rendah Rendah Tinggi 48 38.3 53.3 41.1 -0.199 -1.17 0.326 -0.888 -7.89

212 80 121 32 19 29 Negatif Tinggi Tinggi Tinggi 45.7 50.4 50.9 57.3 -0.426 0.037 0.093 0.7267 7.69

213 82 124 33 18 31 Negatif Rendah Tinggi Tinggi 48 47.4 55.6 54 -0.199 -0.265 0.559 0.4039 2.861

214 86 131 34 17 35 Positif Rendah Tinggi Tinggi 50.3 44.3 64.9 55.7 0.028 -0.566 1.493 0.5653 1.252

215 80 121 34 16 30 Positif Rendah Tinggi Tinggi 50.3 41.3 53.3 57.3 0.028 -0.868 0.326 0.7267 7.376

216 79 120 32 17 30 Negatif Rendah Rendah Tinggi 45.7 44.3 53.3 49.2 -0.426 -0.566 0.326 -0.08 -0.29

217 78 118 34 15 29 Positif Rendah Rendah Tinggi 50.3 38.3 50.9 47.6 0.028 -1.17 0.093 -0.242 -1.05

218 82 126 32 18 32 Negatif Rendah Tinggi Tinggi 45.7 47.4 57.9 57.3 -0.426 -0.265 0.793 0.7267 5.705

219 79 119 33 16 30 Negatif Rendah Rendah Tinggi 48 41.3 53.3 46 -0.199 -0.868 0.326 -0.403 -3.5

220 92 143 34 23 35 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 50.3 62.4 64.9 65.3 0.028 1.2439 1.493 1.5339 8.236

Page 63: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

54

221 74 117 25 17 32 Negatif Rendah Rendah Tinggi 29.9 44.3 57.9 49.2 -2.015 -0.566 0.793 -0.08 1.072

222 87 132 35 19 33 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 52.6 50.4 60.3 57.3 0.255 0.037 1.026 0.7267 3.162

223 82 125 32 21 29 Negatif Tinggi Tinggi Tinggi 45.7 56.4 50.9 52.4 -0.426 0.6404 0.093 0.2425 1.946

224 82 122 35 18 29 Positif Rendah Tinggi Tinggi 52.6 47.4 50.9 54 0.255 -0.265 0.093 0.4039 3.631

225 76 116 31 16 29 Negatif Rendah Rendah Tinggi 43.5 41.3 50.9 47.6 -0.653 -0.868 0.093 -0.242 -0.22

226 73 112 28 20 25 Negatif Tinggi Rendah Rendah 36.7 53.4 41.6 36.3 -1.334 0.3387 -0.84 -1.372 -8.79

227 78 117 32 19 27 Negatif Tinggi Rendah Rendah 45.7 50.4 46.3 44.4 -0.426 0.037 -0.37 -0.565 -3.6

228 85 125 38 19 28 Positif Tinggi Tinggi Rendah 59.4 50.4 48.6 57.3 0.936 0.037 -0.14 0.7267 5.941

229 83 127 34 18 31 Positif Rendah Tinggi Tinggi 50.3 47.4 55.6 54 0.028 -0.265 0.559 0.4039 2.435

230 79 123 28 22 29 Negatif Tinggi Rendah Tinggi 36.7 59.4 50.9 49.2 -1.334 0.9422 0.093 -0.08 -0.03

231 81 124 30 21 30 Negatif Tinggi Tinggi Tinggi 41.2 56.4 53.3 52.4 -0.88 0.6404 0.326 0.2425 1.988

232 78 118 31 22 25 Negatif Tinggi Rendah Rendah 43.5 59.4 41.6 49.2 -0.653 0.9422 -0.84 -0.08 1.942

233 78 119 32 17 29 Negatif Rendah Tinggi Tinggi 45.7 44.3 50.9 50.8 -0.426 -0.566 0.093 0.081 2.134

234 82 128 30 21 31 Negatif Tinggi Tinggi Tinggi 41.2 56.4 55.6 57.3 -0.88 0.6404 0.559 0.7267 6.019

235 81 123 33 19 29 Negatif Tinggi Rendah Tinggi 48 50.4 50.9 44.4 -0.199 0.037 0.093 -0.565 -5.65

236 83 130 30 21 32 Negatif Tinggi Tinggi Tinggi 41.2 56.4 57.9 57.3 -0.88 0.6404 0.793 0.7267 5.208

237 81 123 33 18 30 Negatif Rendah Tinggi Tinggi 48 47.4 53.3 54 -0.199 -0.265 0.326 0.4039 3.673

238 85 129 35 19 31 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 52.6 50.4 55.6 57.3 0.255 0.037 0.559 0.7267 4.786

239 89 137 35 20 34 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 52.6 53.4 62.6 62.1 0.255 0.3387 1.259 1.211 6.743

240 78 117 33 17 28 Negatif Rendah Rendah Rendah 48 44.3 48.6 47.6 -0.199 -0.566 -0.14 -0.242 -0.71

241 83 125 35 16 32 Positif Rendah Tinggi Tinggi 52.6 41.3 57.9 52.4 0.255 -0.868 0.793 0.2425 0.482

242 78 119 31 18 29 Negatif Rendah Rendah Tinggi 43.5 47.4 50.9 47.6 -0.653 -0.265 0.093 -0.242 -1.12

243 81 128 30 15 36 Negatif Rendah Tinggi Tinggi 41.2 38.3 67.3 52.4 -0.88 -1.17 1.726 0.2425 -0.18

244 75 111 32 18 25 Negatif Rendah Tinggi Rendah 45.7 47.4 41.6 50.8 -0.426 -0.265 -0.84 0.081 4.931

245 76 114 31 19 26 Negatif Tinggi Rendah Rendah 43.5 50.4 43.9 49.2 -0.653 0.037 -0.61 -0.08 2.481

246 69 103 30 16 23 Negatif Rendah Rendah Rendah 41.2 41.3 36.9 36.3 -0.88 -0.868 -1.31 -1.372 -6.22

247 79 117 34 21 24 Positif Tinggi Rendah Rendah 50.3 56.4 39.3 49.2 0.028 0.6404 -1.07 -0.08 1.923

248 83 125 34 19 30 Positif Tinggi Tinggi Tinggi 50.3 50.4 53.3 55.7 0.028 0.037 0.326 0.5653 4.41

Page 64: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

55

249 74 108 35 15 24 Positif Rendah Rendah Rendah 52.6 38.3 39.3 47.6 0.255 -1.17 -1.07 -0.242 2.584

250 74 112 30 18 26 Negatif Rendah Rendah Rendah 41.2 47.4 43.9 49.2 -0.88 -0.265 -0.61 -0.08 3.358

251 77 116 31 17 29 Negatif Rendah Rendah Tinggi 43.5 44.3 50.9 47.6 -0.653 -0.566 0.093 -0.242 -0.67

252 73 111 30 17 26 Negatif Rendah Rendah Rendah 41.2 44.3 43.9 39.5 -0.88 -0.566 -0.61 -1.049 -5.88

253 77 118 30 21 26 Negatif Tinggi Rendah Rendah 41.2 56.4 43.9 39.5 -0.88 0.6404 -0.61 -1.049 -7.68

254 74 111 32 15 27 Negatif Rendah Rendah Rendah 45.7 38.3 46.3 36.3 -0.426 -1.17 -0.37 -1.372 -9.87

255 69 105 29 13 27 Negatif Rendah Rendah Rendah 38.9 32.3 46.3 41.1 -1.107 -1.773 -0.37 -0.888 -2.85

256 73 110 31 17 25 Negatif Rendah Rendah Rendah 43.5 44.3 41.6 42.7 -0.653 -0.566 -0.84 -0.726 -2.26

257 66 103 25 15 26 Negatif Rendah Rendah Rendah 29.9 38.3 43.9 34.7 -2.015 -1.17 -0.61 -1.533 -7.69

258 78 116 34 16 28 Positif Rendah Rendah Rendah 50.3 41.3 48.6 49.2 0.028 -0.868 -0.14 -0.08 0.928

259 73 113 29 15 29 Negatif Rendah Rendah Tinggi 38.9 38.3 50.9 41.1 -1.107 -1.17 0.093 -0.888 -5.37

260 82 121 35 18 29 Positif Rendah Tinggi Tinggi 52.6 47.4 50.9 50.8 0.255 -0.265 0.093 0.081 0.403

261 71 107 30 15 26 Negatif Rendah Rendah Rendah 41.2 38.3 43.9 37.9 -0.88 -1.17 -0.61 -1.21 -6.59

Page 65: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

56

LAMPIRAN 6 Flowchart Idea

Page 66: INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK …eprints.umm.ac.id/34283/1/jiptummpp-gdl-muhammadri-43050-1-naska… · intensi kepatuhan membayar pajak . ditinjau dari . theory planned behavior

57

FLOWCHART IDEA

TOPIK - Kepatuhan Membayar Pajak - Urgensi Membayar Pajak bagi

masyarakat yang memilki penghasilan diatas PKP.

MASALAH - Tidak semua wajib pajak

patuh. - Entrepreneur sebagai pekerja

bebas ikatan hubungan kerja, dan otoritas, memiliki kemungkinan tidak patuh.

KEBENARAN MASALAH - Data Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi - “ Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan

bebas, yaitu pekerjaan yang dilakukan oleh orang pribadi yang mempunyai keahlian khusus sebagai usaha untuk memperoleh penghasilan yang tidak terkait oleh suatu hubungan kerja (UU KUP, 2007). Hal ini menyebabkan adanya kemungkinan Wajib Pajak yang melakukan pekerjaan bebas akan menghindari kewajiban untuk membayar pajak atau bisa disebut tidak patuh terhadap pajak (Vebrina, 2012). Dijelaskan juga oleh Frey dan Feld (2002) bahwa perilaku kepatuhan membayar pajak didorong oleh kontrak psikologis mengenai pajak, antara warga atau wajib pajak dengan otoritas pajak. Seorang pekerja bebas yang tidak terikat hubungan langsung dengan otoritas pajak, maka hanya akan memiliki kontrak atau hubungan psikologis, dalam hal kepatuhan pajak, seperti kemauan dan kesadaran untuk patuh terhadap pajak, sehingga berpeluang besar untuk seorang yang melakukan pekerjaan bebas untuk tidak patuh terhadap pajak.”

KETERBATASAN - Banyak faktor yang mempengaruhi

kepatuhan membayar pajak sehingga mempengaruhi kepatuhan pajak, yaitu : INTENSI

- Intensi dipengaruhi : 1. Sikap 2. Norma Subjektif 3. Perceived behavioral control

“ Theory of Planned Behavior menerangkan bahwa perilaku yang ditampilkan oleh individu timbul karena adanya niat untuk berperilaku. Sedangkan muncul niat berperilaku ditentukan oleh 3 faktor penentu yaitu: (1) behavioral beliefs, yaitu keyakinan individu akan hasil dari suatu perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut (beliefs strength and outcome evaluation), (2) normatif beliefs, yaitu keyakinan tentang harapan normatif orang lain dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut (normative beliefs and motivation to comply), dan (3) kontrol beliefs, yaitu keyakinan tentang keberadaan hal-hal yang mendukung atau menghambat perilaku yang akan ditampilkan (kontrol beliefs) dan persepsinya tentang seberapa kuat hal-hal yang mendukung dan menghambat perilakunya tersebut (Ajzen, 1991 dalam Hidayat 2010).”

MANFAAT - Dari hasil penelitian dapat diketahui faktor mana yang paling

mempengaruhi intensi kepathan, sehingga dapat dijadikan fokus efektifitas sosialisasi tentang kepatuhan bagi petugas pajak.

- Dapat dijadikan pengetahuan bagi penulis serta pembaca dan dapat dijadikan acuan dan sumber infomasi bagi pembaca maupun Kantor Pelayanan Pajak untuk meningkatkan sosialisasi yang lebih baik tentang pajak pada profesi yang membutuhkan pengetahuan lebih tentang kepatuhan membayar pajak.