integument n luka bakar

Upload: arrum-chyntia-yuliyanti

Post on 03-Apr-2018

263 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    1/46

    1

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    2/46

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

    rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan Laporan Tutorial Kedua sebagai

    suatu laporan atas hasil diskusi kami yang berkaitan dengan kegiatan tutorial pada Blok

    7 semester 3 ini.

    Tragedi Lilin merupakan judul dari kegiatan tutorial kedua ini. Di sini kami

    membahas masalah yang berkaitan dengan anatomi, histology, fisiologi, dari sistem

    integumen, serta kami juga membahas mengenai mekanisme penyembuhan lika bakar.

    Kami mohon maaf jika dalam laporan ini terdapat banyak kekurangan dalam

    menggali semua aspek yang menyangkut segala hal yang berhubungan dengan

    skenario pertama ini serta Learning Objectives yang kami cari. Karena ini semua

    disebabkan oleh keterbatasan kami sebagai manusia. Tetapi, kami berharap laporan ini

    dapat memberi pengetahuan serta manfaat kepada pembaca

    Mataram, September 2008

    Kelompok 1

    2

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    3/46

    DAFTAR ISI

    Struktur MikroskopisFungsi

    Regenerasi

    Luka Bakar (Combustio)...

    Integrasi Kasus dalam Skenario..

    3

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    4/46

    CONCEPT MAP

    4

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    5/46

    SKENARIO 2

    TRAGEDI LILINAyu Inges, wanita, fotomodel, usia 25 th datang di UGD RSU

    Mataram dengan luka bakar yang ia alami kurang lebih 4 jam yang

    lalu, luka bakar tersebut terjadi karena lilin yang terjatuh dan

    membakar pakaiannya sewaktu tidur. Luka bakar yang ia alami

    menyebabkan kulit pada bagian betis kanan terkelupas dan tampak

    berwarna kemerah-merahan serta terasa sangat nyeri sehingga ayu

    inges seringkali mengaduh kesakitan.Setelah luka bakarnya mengalami penyembuhan, ayu inges

    kontrol ke poliklinik kulit dengan keluhan luka bakar yang membekas

    kehitam-hitaman. Perubahan apa yang terjadi pada kulit yang terbakar

    ?. Apakah kulit ayu inges bisa sembuh seperti sedia kala ?

    5

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    6/46

    LEARNING OBJECTIVES

    6

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    7/46

    Integumen

    Integument terdiri dari kulit dan derivatnyarambut, kuku, dan

    glandula sebasea dan kelenjar keringat. Integument merupakan organ

    terbesar di tubuh, 16% dari total berat badan.

    Struktur Mikroskopis

    Secara histologis, struktur kulit dari profundus ke superficial adalah

    sebagai berikut:

    Hipodermis

    - Merupakan lapisan terdalam kulit. Dikenal juga sebagai

    jaringan subkutan atau fasia superficial.

    - Terdiri dari jaringan ikat longgar dengan serabut kolagen dan

    elastin.

    - Tipe sel: fibroblast, sel lemak, dan makrofag.

    7

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    8/46

    Dermis

    Lapisan

    Ketebalan berkisar antara 0,5 3 mm atau lebih

    Terdiri atas dua lapisan jaringan ikat yang terususun tidak

    teratur : (1) lapisan papilar permukaan dan (2) lapisan retikular

    di bawahnya.

    1. LAPISAN PAPILAR :

    a. Termasuk rabung dan papil yang menonjol ke dalam

    epidermis

    b. Beberapa papil mengandung ujung saraf khusus; yang

    lainnya mempunyai pembuluh darah kapiler (papil

    vaskular)

    c. Terdiri atas serat kolagen halus, elastin, dan retikulin yang

    terususn dalam jejaring luas

    2. LAPISAN RETIKULAR :

    1. Merupakan bagian utama dermis yang berserat

    2. Terdiri atas jalinan serat-serat kolagen kasar, padat, dan

    bersulamkan sedikit serat retikulin dan banyak serat

    elastin; jalannya serat sejajar dengan permukaan kulit

    membentuk garis ketegangan kulit (garis-garis Langer)

    Bahan dasar dermis merupakan matriks amorf yang

    membenam serat kolagen dan elastin, juga turunan kulit.

    Glikosaminoglikan utama kulit adalah asam hyaluronat,

    dermatan sulfat, dan sangat hidrofilik membentuk gel.

    8

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    9/46

    UNSUR SEL

    Sel utama dermis adalah fibroblas dan makrofag; sel

    lemak yang berkelompok; dan sel jaringan ikat yang bercabangdan berpigmen kromatofor (banyak terdapat pada lingkungan

    yang epidermisnya mengandung pigmen (areola puting susu dan

    lengkung di sekitar anus). Pada umumnya, lapis papilar

    mengandung lebih banyak sel dan serat-seratnya lebih sedikit

    dan halus dibandingkan serat lapis retikular.

    SERAT OTOT

    Membentuk berkas dihubungkan dengan folikel rambut

    (m.arektor pili) dan bertebar di seluruh dermis dalam jumlah

    yang cukup banyak pada kulit, puting susu, penis, skrotum, dan

    sebagian di perineum. Kontraksinya menyebabkan kulit di

    sekitarnya mengkerut. Di dalam kulit muka dan leher, sejumlah

    serat otot rangka berakhir pada jalinan serat elastin halus

    dengan dermis.

    Epidermis

    Lapisan superficial non vascular yang mengandung epitel berlapis

    gepeng dan berasal dari ectoderm.

    Terdiri atas 4 jenis sel :

    1. Keratiniosit

    Ialah sel epitel yang akan berkembang untuk membentuk

    keratin. Sel permukaan yang mengalami keratinasi terkelupas

    terus-menerus dan digantikan oleh sel-sel yang tumbuh akibat

    mitosis pada sel basal epidermis.

    9

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    10/46

    Perkembangan keratinosit : proliferasi dan diferensiasi sel,

    pergeseran ke permukaan kulit, kematian dan pengelupasan sel.

    2. Melanosit

    Tersebar di antara keratinosit. Sel ini akan membentuk pigmen

    melanin, memberi warna gelap pada kulit. Pembentukan melanin

    dapat dirangsang sinar matahari. Melanosit berasal dari

    ectoderm Krista neural. Pembentukan melanin terjadi di

    melanosom, granula bermembran yang terdapat di sitoplasma

    melanosit. Granula ini mengandung enzim tirosinase yang

    dihasilkan ribosom. Enzim terbungkus vesikel akan menyatu

    dengan premelanosom yang akan dimatangkan menjadi

    melanosom penuh melanin. Kemudian akan bergerak melalui

    percabangan sitoplasma melanosit menjadi keratinosit.

    3. Sel Langerhans

    Berbentuk bintang dengan banyak cabang mirip dendrite,

    banyak terdapat di lapisan taju epidermis. Sel ini terlibat dalampengenalan antigen asing atau menjadi APC

    4. Sel Merkel

    Terdapat di lapisan germinativum. Inti irregular, sitoplasma

    banyak granula kecil dan padat, terletak di keratinosit di

    sekitarnya. Fungsinya sebagai reseptor mekanis.

    Berdasarkan ketebalan epidermis, kulit dibagi menjadi :

    1. Kulit tebal : di telapak tangan dan kaki

    2. Kulit tipis : di bagian badan lainnya

    10

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    11/46

    Epidermis pada kulit tebal, terdiri atas 5 lapis:

    1. Stratum germinativum

    - Terdiri dari selapis sel kubis / silindris.

    - Memiliki tonjolan sitoplasma yang menambat epidermis pada

    dermis di bawahnya.

    - Membran plasma yang menghadap membrane basal membentuk

    hemidesmosom yang mengikat sel satu sama lain.

    - Sel-sel mengandung berkas filament yaitu tonofibril untuk

    bermitosis

    2. Stratum spinosum

    - Terdiri atas sel polygonal tak teratur yang terpisah dan semakin

    menggepeng ke arah atas

    - Permukaan sel-selnya dipenuhi tonjolan sitoplasma yang melekat

    dengan sel di sebelahnya

    - Sitoplasma selnya memiliki kandungan RNA cukup banyak untuk

    sintesis protein dan pembelahan

    - Sitoplasma juga mengandung tonofibril untuk mempetahankan

    kohesi antar sel dan tahan pengaruh abrasi

    11

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    12/46

    3. Stratum granulosum

    - Tersusu atas 3-5 lapis sel gepeng

    - Sitoplasmanya mengandung granula keratohialin untuk sawar

    pencegah masuknya benda asing terutama air.

    4. Stratum lusidum

    - Lapisan bening terang terdiri atas 3-5 lapis sel.

    - Sitoplasmanya mengandung bahan cair yaitu keratohialin

    12

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    13/46

    5. Stratum

    korneum

    - Terdiri dari sel-

    sel jernih,

    mati

    seperti

    sisik yang

    semakin

    menggepeng dan menyatu

    - Bagian paling atas ialah stratum disjungtum, ialah serpihan

    tanduk yang terkelupas terus-menerus

    Epidermis pada permukaan tubuh lainnya :

    - Tak ada stratum lusidum

    - Stratum basale sama

    - Stratum spinosum lebih tipis

    - Stratum granulosum terdiri atas 1 atau 2 lapis sel.

    13

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    14/46

    WARNA KULIT

    Pigmen pada kulit, sirkulasi darah yang melewati kulit, dan

    ketebalan dari stratum korneum menentukan warna dari kulit.

    Melanin adalah salah satu dari pigmen kulit yang

    memberi warna pada kulit, rambut, dan mata. Melalnin

    dipercaya memberikan proteksi yang melawan sinar ultraviolet

    dari matahari.

    14

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    15/46

    Sejumlah besar melanin ditemukan pada bagian tertentu

    di kulit misalnya pada bintil atau jerawat, puting susu, areola,

    aksila, dan organ genitalia.

    Daerah lain pada tubuh, seperti bibir, palmar tangan, dan

    telapak kaki, mengandung sdikit melanin. Pada produksi

    melanin, enzim tyrosinase mengkonversi asam amino tirosin

    menjadi dopaquinon. Dopaquinon dapat dikonversi juga menjadi

    molekul pigmen yang bervariasi, tetapi sebagian besarnya

    adalah berwarna coklat atau hitam, namun ada beberapa yang

    berwarna kekuning-kuningan atau kemerahan.

    Melanin diproduksi oleh melanosit, sel yang berbetuk

    irregular dengan prosesus panjang yang menjulur di antara

    keratinosit dari stratum basalis dan stratum spinosum.

    Apparatus golgi melanosit mengandung seperangkat melanin

    yang terletak di dalam vesikel yang disebut melanosom, yang

    berpindah dari prosesus sel dari melanosit. Keratinosit dapat

    memfagosit prosesus dari melanosit sehingga bisa mengandung

    melanosom juga. Walaupun semua keratinosit bisa mengandung

    melanin, tetapi penghasil utamanya tetap melanosit.

    Produksi melanin ditentukan oleh beberapa factor, antara

    lain genetic, hormone, dan paparan sinar matahari. Factor

    genetic adalah alas an utama terdapat variasi kulit setiap orang

    yang berbeda ras, bahkan orang dengan ras yang sama. Jumlah

    melanin dan jenisnya diproduksi oleh melanosit, dan ukuran,jumlah,dan distribusi melanosom juga diatur secara genetic.

    15

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    16/46

    Warna kulit tidak ditentukan dari jumlah melanosit karena

    semua ras rata-rata memiliki julah melnosit yang sama.

    Walaupun beberapa gen dapat mempengaruhi warna kulit,

    mutasi tunggal dapat mencegah produksi melanin.

    Selama masa kehamilan, hormon tertentu dapat

    meningkatkan produksi melanin pada ibu, yang pada akhirnya

    dapat menggelapkan kulit bagian puting susu, areola, dan

    genitalia. Tulang pipi, dahi dan dada juga menghitam,

    menghasilkan tampakan topeng saat kehamilan dan garis

    hitam (gelap) yang muncul pada pertengahan abdomen.

    Paparan sinar ultraviolet juga menstimulasi produksi

    melanin sehingga kulit menjadi gelap. Lokasi pigmen dan

    substansi lain pada kulit mempengaruhi produksi warna. Lapisan

    lebih dalam dari dermis atau hypodermis adalah temapt pigmen

    berlokasi, pigmen yang lebih biru muncul karena taburan warna

    dari jaringan ikat kolagen. Hal ini dapat menimbulkan kesan

    warna biru pada tato dan beberapa pembuluh darah yang

    superficial.

    16

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    17/46

    Caroten adalah pigmen kekuningan yang ditemukan pada

    tanaman, misalnya jagung dan wortel. Secara normal, manusia

    juga mengkonsumsi pigmen karoten dati tumbuh-tumbuhan

    yang dimakannya sebagai sumber vitamin A. ketika banyak

    pigemn karoten yang dikonsumsi, maka ia akan terakumulasi

    pada stratum korneum dan jaringan adiposa dermis dan

    hypodermis yang menyebabkan warna kulit terlihat kekuning-

    kuningan yang lama kelamaan tereduksi saat konsumsinya

    berkurang.

    Derivate kulit yang berdiferensiasi, yaitu:

    Kelenjar-kelenjar

    Kelenjar keringat

    Kelenjar Keringat Asli

    Merupakan kelenjar terbanyak yang terdapat pada lapisan kulit

    dan termasuk kelompok kelenjar ekrin. Kelenjar ini

    mensekresikan sekret berupa keringat dengan metode seperti

    kelenjar merokrin.

    Kelenjar keringat terdapat pada area dermis dari kulit dan sedikit

    ke hypodermis dan bermuara pada permukaan lapisan epitel

    kulit yaitu berupa pori keringat.

    Pada unit sekretorisnya terdapat 2 sel khas yang menyusun sel

    epitelnya selain selapis kolumnar atau kuboid yaitu :

    sel terang (utama) merupakan lapisan sel yang tingginya tidak

    sama, dalam sitoplasmanya terdapat bintik lemak dan kadang

    granula pigmen. Kelenjar ini menghasilkan getah encer yang

    mengandung zat terlarut.

    17

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    18/46

    sel gelap (musigen), menghasilkan glikoprotein mukoid.

    Kelenjar keringat ini berperan dalam proses termoregulasi. Kelenjar

    keringat sejati ini terbagi menjadi 2 yaitu:

    kelenjar keringat kecil, merupakan kelenjar keringat yang

    menempati sebagian basar permukaan tubuh dan menghasilkan

    secret yang lebih encer dari kelenjar keringat besar.

    kelenjar keringat besar (apokrin), merupakan kelenjar keringat

    yang hanya terdapat pada sekitar anus, ketiak areola mamma,

    dan labium mayus.

    Kelenjar sebasea

    Merupakan suatu kelenjar yang berhungan dengan folikel

    rambut dan bermuara pada tempat keluarnya rambut di kulit

    separti pada glan penis, labium minus, dan kelenjar tarsalis

    Meibom pada kelopak mata.

    18

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    19/46

    Kelenjar ini terdapat pada lapissan dermis kulit. Tersusun atas

    lapisan epitel yang nantinya sel-sel epitel ini mengalami

    penerutan dan hancur. Pecahan ini akan pecah menjadi massa

    berlemak dan serpihan sel yang biasa disebut sebum.

    Pertumbuhan dan perkembangan kelenjar sebasea terutama

    pada masa pubertas berada dibawah pengaruh hormonal.

    Kuku

    1. Merupakan struktur yang bening, keras, dan merupakan derivate dari

    stratum corneum.

    2. Tersusun atas sel-sel scalelike, tersusun padat dan terisi serat-serat

    paralel dari keratin yang keras.

    3. Kuku yang cenderung mendatar ini menyebabkan struktur ujung jari juga

    cenderung membesar dan sensitif, yang juga digunakan untuk menggali,

    kecantikan, memisah makanan, dan manipulasi lainnya.

    4. Kuku pada jari tumbuh dengan laju sekitar 1 mm per minggu, sedangkan

    jempol kaki tumbuh lebih lambat.

    5. Sel-sel baru ditambahkan pada kuku dengan proses mitosis pada matriks

    kuku di ujung proksimalnya.

    19

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    20/46

    Rambut

    20

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    21/46

    Merupakan organ aksesoris atau appandages organ

    Tersusun atas sel terkeratinisasi atau sel tanduk yang udah mati

    Disebut juga pillus (pilli bentuk jamak)

    Ada 3 tahap pertumbuhan rambut (jenis rambut):

    1. Lanugo >> rambut yang tidak terpigmentasi; terbentuk pada fetus

    dalam 3 bulan kandungan terakhir

    2. Vellus >> menggantikan Lanugo sewaktu fetus lahir; struktur serupa;

    tidak terpigmentasi; terdapat pada seluruh tubuh selain alis dan bulu

    mata

    3. Terminal Hair >> struktur tebal, pankang, kokoh dan terpigmentasi;menggantikan vellus; tmbuh khususnya pada saat pubertas

    Struktur rambut:

    21

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    22/46

    Fase pertumbuhan rambut:

    1. Anagen >> sel batang mendorong papila dermal -> bentuk epithel root-

    sheat -> bentuk matrix rambut -> setelah epitel mati (terkeratinisasi),

    naik dan terdorong papilla

    2. Catagen >> folikel mengecil

    3. Telogen >> tahap istirahat

    Kelainan pada struktur rambut:

    Alopecia >> enipisan /kebotakan rambut total, dapat disebabkanpenyakit, nutrisi yang buruk, demam, trauma, radiasi dan kemoterapi.

    Kebotakanberpola (patternbaldnes) >> rambut rontok pada wilayahtertentu pada scalp, dipengaruhi faktor genetik dan hormonal.

    Hirsutism >> kelainan genetik di mana rambut tumbuh berlebihan.

    22

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    23/46

    Fungsi rambut:

    menghindari abrasi

    pelindung organ tertentu, seperti otak (pada scalp hair) dari radiasi dan

    suhu tinggi

    fungsi filtrasi, yaitu pada Vibrassae.

    23

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    24/46

    Fungsi Integumen

    Fungsi proteksi integument sistem1. Susunannya yang berupa epithelium squamous complex proteksi

    struktur dibawahnya dari abrasi.

    2. Mencegah masuknya mikroorganisme dan substansi-substansi lainnya

    ke dalam tubuh. sekresi dari kelenjar, menciptakan lingkungan dimana

    beberapa mikroorganisme tidak bisa hidup. Selain itu, terdapat pula

    sel Langerhans sebagai makrofag (sel imun).

    3. Melanin mengabsorpsi sinar UV dan melindungi struktur di bawahnya

    dari kerusakan akibat sinar UV.

    4. Rambut

    kepala: insulator panas dan melindungi dari sinar UV serta abrasi;

    alis: melindungi dari keringat;

    bulu mata: melindungi mata dari benda asing;

    hidung dan telinga: mencegah masuknya koteran ke sistempernapasan dan pendengaran;

    axial dan genitalia: tanda kematangan seksual dan melindungi dari

    abrasi

    5. Mencegah kehingan air.

    6. Kuku: melindungi ujung distal falanges.

    Peran Kulit Dalam Pengaturan Suhu Tubuh

    Nervus, endokrin, muscular, dan system integument berperan

    dalam regulasi suhu tubuh. Dermis memiliki ujung saraf yang

    disebut thermoreceptor, beberapa merespon ketika temperature

    kulit naik melebihi normal dan yang lain merespon saat

    temperature turun di bawah normal. Thermoreceptor

    meneruskan sinyal ke hipotalamus di otak.

    24

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    25/46

    Untuk menghangatkan tubuh, hipotalamus kemudian

    mengirimkan sinyal yang mengkonstriksikan erteri cutaneous,

    menurunkan aliran darah dekat permukaan tubuh. Dengan

    berkurangnya aliran darah ke kulit, temperature kulit akan

    menurun. Bila penurunan temperature sampai di bawah 15C,

    pembuluh darah akan berdilatasi untuk mencegah kerusakan

    jaringan karena dingin. Kontraksi dari muskulus arrector pili

    menyebabkan rambut berdiri. Tetapi dengan sedikitnya jumlah

    rambut di tubuh, hal ini tidak secara signifikan mengurangi

    kehilangan panas. Walaupun demikian, rambut di kepala adalah

    isolator yang efektif.

    Untuk mendinginkan tubuh, sinyal dari hipotalamus diinhibisi,

    dan arteri cutaneous berdilatasi. Hal ini meningkatkan aliran

    darah melewati kulit, dan membuat lebih banyak panas keluar

    dari tubuh.Bila hal ini belum cukup untuk mengembalikan suhu

    menjadi normal, hipotalamus juga menstimulasi keringat, yang

    akan membawa panas keluar dari tubuh. Suhu tubuh cenderung

    meningkat saat olahraga, demam, atau peningkatan

    temperature lingkungan.

    Produksi Vitamin D

    Vitamin D3 (kolekalsiferol) di bentuk di kulit dibantu oleh

    sinar UV dari 7-dehidrokolesterol. Sinar UV juga mengubah

    provitamin D3 menjadi bahan yang tidak aktif. Banyaknya

    provitamin D dan bahan tidak aktif yang dibentuk bergantungpada intensitas radiasi sinar UV. Faktor lain yang berpengaruh

    terhadap pembentukan provitamin D3 adala pigmentasi,

    penggunaan alas penahan matahari dan lama waktu

    penyingkapan terhadap matahari. Manusia dapat menghasilkan

    semua vitamin D yang dibutuhkan oleh proses ini jika tersedia

    sinar ultraviolet yang cukup.

    25

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    26/46

    Karena manusia hidup di dalam ruangan dan memakai

    pakaian, pencahayaan sinar UV mungkin tidak adekuat untuk

    menghasilkan vitamin D yang cukup. Ini khusus untuk orang

    yang tinggal di daerah beriklim dingin karena mereka tinggal di

    dalam ruangan atau karena dibungkus oleh pakaian panas ketika

    berapa di luar ruangan.

    Vitamin D di dalam hati diubah menjadi bentuk aktif 25-

    hidroksi kolekalsiferol [25(OH)D3] yang lima kali lebih aktif

    daripada vitamin D3 . Bentuk [25(OH)D3] adalah bentuk vitamin D

    yang paling banyak di dalam darah dan banyaknya bergantung

    pada konsumsi dan penyingkapan tubuh terhadap matahari.

    Bentuk paling aktif adalah kalsitriol atau 1,25-dihidroksi

    kolekalsiferol [1,25 (OH)2 D3] yang 10 kali lebih aktif dari vitamin

    D3 . Bentuk aktif ini dibuat oleh ginjal. Kalsitriol di usus halus

    meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfor dan meningkatkan

    mobilisasinya. Sumber alami vitamin D terdapat pada hati,

    kuning telur, dan hasil produksi perusahaan susu, misalnya

    mentega, keju dan susu. Selain itu, dalam makanan juga dapat

    ditambahkan dengan vitamin D hasil fortifikasi susu atau

    vitamin dalam bentuk pil.

    Ekskresi

    Dibandingkan dengan jumlah ekskresi ginjal, ekskresi melalui kulit

    sangan sedikit.

    Zat-zat yang diekskresi NaCl, urea, ammonia.

    26

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    27/46

    Sensasi

    Ujung saraf bebas: nyeri, gatal, geli, dan suhu

    Folikel rambut + sel Merkel: sentuhan halus

    Vater Paccini: tekanan yang dalam

    Corpusculum Meissner: sentuhan dan diskriminasi sentuhan pada dua

    titik yang berbeda

    Ruffini: sentuhan atau tekanan yang terus-menerus

    27

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    28/46

    Regenerasi sel

    Pada saat sel dan jaringan sedang mengalami cedera, terjadi peristiwa

    perusakan sekaligus penyiapan sel yang bertahan hidup untuk

    melakukan replikasi. Berbagai rangsang yang menginduksi kematian

    beberapa sel dapat memicu pengaktifanjalur replikasi pada sel

    lainnya; sel radang yang direkrut tidak hanya membersihkan debris

    nekrotik, tetapi juga menghasilkan mediator yang merangsang sintesis

    matriks ekstraselular (ECM) yang baru. Oleh karena itu, pada proses

    peradangan, pemulihan melibatkan dua proses yang sangat berbeda:

    Regenerasi jaringan yang mengalami jejas oleh sel parenkim dan

    jenis yang sama

    Penggantian oleh jaringan ikat (fibrosis), yang menimbulkan suatu

    jaringan parut

    Pengendalian Pertumbuhan Dan Diferensiasi Sel

    Secara umum, jumlah sel yang ada pada suatu jaringan

    merupakan fungsi kumulatif antara masuknya sel baru dan keluarnya

    sel yang ada pada populasi. Masuknya sel baru ke dalam populasi

    jaringan sebagian besar ditentukan oleh kecepatan proliferasinya,

    sementara sel dapat meninggalkan populasinya karena kematian sel

    ataupun karena berdiferensiasi menjadi jenis sel lain.

    Proliferasi sel dapat dirangsang oleh faktor pertumbuhanintririsik, jejas, kematian sel, atau bahkan oleh defonnasi mekanis

    jaringan. Mediator biokimiawi dan/atau tekanan mekanis yang

    terdapat dalam lingkungan mikro setempat secara khusus dapat

    merangsang atau menghambat pertumbuhan sel. Oleh karena itu,

    kelebihan stimulator atau kekurangan inhibitor menyebabkan

    pertumbuhan sel yang sesungguhnya.

    28

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    29/46

    PROLIFERASI SEL: SIKLUS SEL

    Siklus sel tersebut terdiri atas (secara berurutan) fase

    pertumbuhan prasintesis 1, atau G1 fase sintesis DNA, atau S; fuse

    pertumbuhan pramitosis 2, atau G2 dan fase mitosis, atau M. Sel

    istirahat berada dalam keadaan fisiologis yang disebut G0.

    Masuk dan berkembangnya sel melalui siklus sel dikendalikan

    melalui perubahan pada kadar dan aktivitas suatu kelompok protein

    yang disebut siklin. Siklin menjalankan fungsi regulasinya melalui

    pembentukan kompleks dengan (sehingga akan mengaktivasi) protein

    yang disintesis secara konstitutif yang disebut kinase yang bergantung

    siklin (CDK, cyclin-dependent kinases).

    Potensi Proliferatif Jenis Sel yang Berbeda.

    Berdasarkan kemampuan regenerasi serta hubungannya terhadap

    siklus sel, sel tubuh dibagi menjadi tiga kelompok.

    Sel labil. Sel ini terus membelah (dan terus-menerus mati).

    Regenerasi terjadi dari suatu populasi sel stem dengan

    kemampuan berproliferasi yang relatif tidak terbatas. Sel labil

    meliputi sel hematopoiesis dalam sumsum tulang dan juga

    mewakili sebagian besar epitel permukaan, yaitu permukaan

    skuamosa bertingkat pada kulit, rongga mulut, vagina, dan serviks;

    epitel kuboid pada duktus yang mengalirkan produksi organ

    eksokrin (misalnya, kelenjar liur, pankreas, traktus biliaris); epitel

    kolumnar pada traktus gastrointestinal, uterus, dan tuba fallopi;

    serta epitel transisional pada saluran kemih.

    Sel stabil. Dalam keadaan normalnya, sel ini dianggap istirahat

    (atau hanya mempunyai kemampuan replikasi yang rendah), tetapi

    mampu membelah diri dengan cepat dalam hal merespons cedera.

    Sel stabil menyusun parenkim pada jaringan kelenjar yang paling

    29

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    30/46

    padat, yaitu hati, ginjal, pankreas, dan sel endotel yang melapisi

    pembuluh darah, serta fibroblas dan sel jaringan ikat otot polos

    (mesenkim); proliferasi fibroblas dan sel otot polos sangat penting

    dalam hal merespons cedera dan penyembuhan luka.

    Sel permanen. Sel ini dianggap mengalami diferensiasi tahap akhir

    dan nonproliferatif dalam kehidupan pascakelahiran. Yang termasuk

    dalam kategori ini adalah sebagian besar neuron dan sel otot

    jantung.

    Interaksi Matriks Ekstraselular dan Sel-Matriks

    ECM merupakan suatu kompleks makromolekul yang mengalami

    remodeling secara dinamis dan konstan yang disintesis secara

    lokal dan menyusun bagian penting pada setiap jaringan. Selain

    memberikan turgor pada jaringan lunak dan kekerasan pada

    tulang, ECM juga menyediakan suatu sublapisan untuk

    perlekatan sel dan secara cermat mengatur pertumbuhan,

    pergerakan, serta diferensiasi sel yang hidup di dalamnya. ECM

    terdapat dalam dua bentuk dasar: matriks interstisial dan

    membran basalis (BM).

    Matriks interstisial. Bentuk ini terdapat dalam ruang antarsel dalam

    jaringan ikat, serta antara epitel dan struktur pembuluh darah dan

    otot polos yang menopang; matriks ini disintesis oleh sel mesenkim

    (misalnya, fibroblas) dan cenderung membentuk suatu gel amorf

    tiga dimensi.

    Membran basalis. Tampaknya matriks interstisial yang tersusun

    acak dalam jaringan ikat menjadi sangat tertata rapi di sekitar sel

    epitel, sel endotel, dan sel otot polos, dan membentuk membran

    basalis yang khusus. BM terletak di bawah epitel dan disintesis oleh

    epitel di atasnya dan oleh sel mesenkim di bawahnya.

    Teradpat tiga komponen dasar ECM: protein struktural fibrosa yang

    memberikan kekuatan regang dan rekoil, gel yang dehidrasi oleh air

    30

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    31/46

    yang memungkinkan adanya daya pegas dan pelumasan, serta

    glikoprotein adhesif yang melekatkan unsur matriks satu sama lain

    serta melakatnnya pada sel. Proteoglikan dalam ECM dan pada sel

    bertindak sebagai reservoir faktor pertumbuhan.

    PEMULIHAN OLEH JARINGAN IKAT (FIBROSIS)

    Jejas jaringan berat atau menetap yang disertai kerusakan pada sel

    parenkim dan kerangka stroma menimbulkan suatu keadaan yang

    pemulihannya tidak dapat dilaksanakan melalui regenerasi parenkim

    saja. Dalam kondisi seperti ini, pemulihan terjadi melalui penggantian

    sel parenkim nonregeneratif oleh jaringan ikat. Terdapat empat

    komponen umum proses ini:

    Pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis)

    Migrasi dan proliferasi fibroblast

    Deposisi ECM

    Maturasi dan reorganisasi jaringan fibrosa (remodeling)

    Pemulihan dimulai dalam waktu 24 jam setelah jejas melalui emigrasi

    fibroblas dan induksi proliferasf fibroblas dan sel endotel. Dalam 3

    sampai 5 hari, muncul jenis jaringan khusus yang mencirikan

    terjadinya penyembuhan, yang disebut jaringan granulasi. Istilah

    jaringan granulasi berasal dan gambaran makroskopisnya yang

    berwarna merah muda, lembut, dan bergranula, seperti yang terlihatdi bawah keropeng pada luka kulit. Gambaran histologisnya ditandai

    dengan proliferasi fibroblas dan kapiler baru yang halus dan

    berdinding tipis di dalam ECM yang ionggar. Jaringan granulasi

    kemudian akan mengumpulkan matriks jaringan ikat secara progresif,

    yang akhirnya menghasilkan fibrosis padat, yang dapat melakukan

    remodeling lebih lanjut sesuai perjalanan waktu.

    31

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    32/46

    REMODELING JARINGAN PARUT

    Perubahan dan jaringan granulasi menjadi jaringan parut melibatkan

    perubahan dalam komposisi ECM; bahkan, setelah sintesis dandeposisinya, ECM jaringan parut akan terus diubah dan dilakukan

    remodeling. Hasil akhir dan setiap tahapan adalah keseimbangan

    antara sintesis dan degradasi ECM. Degradasi kolagen dan komponen

    ECM lainnya dilakukan oleh suatu kelompok metalloproteinase.

    Metaloproteinase, meliputi kolagenase interstisial, yang memecah

    kolagen fibril tipe IV dan; gelatinase (atau kolagenase tipe IV), yang

    memecah kolagen aniorf dan fibronektin; dan stromelisin, yang

    mengatabolisasi berbagai unsur pokok ECM, termasuk proteoglikan,

    laminin, fibronektin, dan kolagen amorf.

    Enzim ini dihasilkan oleh berbagai macam jenis sel (fibroblas,

    makrofag, neutrofil, sel sinovial, dan beberapa sel epitel), serta

    sintesis dan sekresinya diatur oleh faktor pertumbuhan, sitokin,

    fagositosis, bahkan tekanan fisik.

    PENYEMBUHAN LUKA

    Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks, tetapi

    umumnya terjadi secara teratur. Jenis sel khusus secara beruntun

    pertama-tama akan membersihkan jejas, kemudian secara progresif

    membangun dasar (scaffolding) untuk mengisi setiap defek yang

    dihasilkan. Peristiwa tersebut tertata rapi melalui keadaan salingmemengaruhi antara faktor pertumbuhan terlarut dan ECM; faktor fisik

    juga turut berperan, termasuk tenaga yang dihasilkan oleh perubahan

    bentuk sel. Penyembuhan luka akhimya dapat diringkas menjadi

    serangkaian:

    Induksi respons peradangan akut olehjejas awal

    Regenerasi sel parenkim (jika mungkin)

    32

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    33/46

    Migrasi dan proliferasi, balk sel parenkim maupun sel jaringan ikat

    Sintesis protein ECM

    Remodeling unsur parenkim untuk mengembalikan fungsi jaringan

    Remodeling jaringan ikat untuk memperoleh kekuatan luka

    Di sini, kami menggambarkan secara khusus proses penyembuhan

    luka kulit. Proses ini melibatkan, baik regenerasi epitel maupun

    pembentukan jaringan ikat, dan merupakan penggambaran prinsip

    umum yang berlaku pada penyembuhan luka di semua jaringan.

    Namun, seharusnya disadari bahwa setiap jaringan yang berbeda didalam tubuh mempunyai sel dan gambaran khusus.

    Penyembuhan Primer

    Salah satu contoh paling sederhana pemulihan luka adalah

    penyembuhan suatu insisi bedah yang bersih dan tidak terinfeksi

    di sekitar jahitan bedah. Proses ini disebut dengan penyatuan

    primer, atau penyembuhan primer. Insisi tersebut hanya

    menyebabkan robekan fokal pada kesinambungan membran

    basalis epitel dan menyebabkan kematian sel epitel dan jaringan

    ikat dalam jumlah yang relatif sedikit. Akibatnya, regenerasi

    epitel menonjol daripada fibrosis. Ruang insisi yang sempit

    segera terisi oleh darah bekuan fibrin; dehidrasi pada

    permukaan menghasilkan suatu keropeng yang menutupi dan

    melindungi tempat penyembuhan.

    33

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    34/46

    Penyembuhan Sekunder

    Jika kehilangan sel atau jaringan terjadi lebih luas, seperti pada

    infark, ulserasi radang, pembentukan abses, atau bahkan luka

    besar, proses pemulihannya menjadi lebih kompleks. Pada

    keadaan mi, rgenerasi sel parenkim saja tidak dapat

    mengembalikan arsitektur asal. Akibatnya, terjadi pertumbuhan

    jaringan granulasi yang luas ke arah dalam dan tepi luka, diikuti

    dengan penumpukan ECM serta pembentukan jaringan parut.

    Bentuk penyembuhan mi disebut sebagai penyatuan sekunder,

    atau penyembuhan sekunder.

    Penyembuhan sekunder berbeda dengan penyembuhan

    primer dalam beberapa hal:

    Secara intrinsik, kerusakan jaringan yang luas mempunyai

    jumlah debris nekrotik, eksudat, dan fibrin yang lebih besar yang

    harus disingkirkan. Akibatnya, reaksi radang menjadi lebih

    hebat, dan berpotensi lebih besar mengalami cedera sekunder

    yang diperantarai radang.

    34

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    35/46

    Jaringan granulasi akan terbentuk dalam jumlah yang jauh lebih

    besar. Kerusakan yang lebih luas meningkatkan jumlah jaringan

    granulasi yang lebih besar untuk mengisi kekosongan dalam

    arsitektur stroma dan menyediakan kerangka pertumbuhan

    kembali epitel jaringan yang mendasari. Pada umumnya,

    jaringan granulasi yang lebih besar akan menghasilkan suatu

    massa jaringan parut yang lebih besar.

    Penyembuhan sekunder menunjukkan fenomena kontraksi luka.

    Sebagai contoh, dalam waktu 6 minggu kerusakan kulit yang

    luas dapat berkurang menjadi 5%-10% dan ukuran semula,

    terutama melalui kontraksi. Proses mi dianggap berasal dan

    adanya miofibroblas, yaitu fibroblas yang diubah yang

    menunjukkan berbagai gambaran ultra struktural dan fungsional

    sel otot polos kontraktil.

    KEKUATAN LUKA

    Luka yang dlijahit dengan cermat mempunyai kirakira 70% kekuatan

    dibandingkan kekuatan kulit yang tidak terluka, sebagian besar

    disebabkan oleh penempatan jahitan. Jika jahitan dilepas, biasanya

    setelah 1 minggu, kekuatan luka menjadi kira-kira 10% dari kulit yang

    tidak terluka, tetapi kekuatan mi meningkat dengan cepat selama 4

    minggu berikutnya. Pemulihan kekuatan peregangan diakibatkan oleh

    adanya sintesis kolagen yang melebihi degradasinya selama 2 bulan

    pertama, dan oleh perubahan struktural kolagen (misalnya, pertautansilang dan peningkatan ukuran serabut) ketika sintesisnya berkurang

    di saat selanjutnya. Kekuatan luka mencapai kira-kira 70%-80% dan

    normal pada bulan ke-3, tetapi biasanya tidak akan meningkat

    melebihi angka tersebut.

    ASPEK PATOLOGIS PEMULIHAN

    35

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    36/46

    Dalam penyembuhan luka, pertumbuhan sel yang normal dan fibrosis

    dapat diubah oleh berbagai macam pengaruh, yang sering kali

    mengurangi kualitas atau kecukupan proses pemulihan. Faktor ini

    dapat bersifat ekstrrnsik (misalnya, infeksi) atau intrinsik terhadap

    jaringan yang cedera:

    Infeksi merupakan penyebab tunggal terpenting melambatnya

    penyembuhan, dengan memperpanjang fase peradangan proses

    tersebut dan berpotensi meningkatkan jejas jaringan lokal. Nutrisi

    mempunyai efek mendalam terhadap penyembuhan luka; misalnya,

    kekurangan protein dan khususnya kekurangan vitamin C,

    menghambat sintesis kolagen dan memperlama penyembuhan.

    Faktor mekanis, seperti peningkatan tekanan lokal atau torsi dapat

    menyebabkan luka-luka menjadi terpisah, atau dehisce. Perfusi

    yang buruk, yang disebabkan oleh arterioskierosis ataupun oleh

    sumbatan aliran vena, juga mengganggu penyembuhan. Akhirnya,

    benda asing, seperti pecahan baja, kaca, atau bahkan tulang, akan

    menghalangi penyembuhan.

    Jenis (dan jumlah) jaringan yang mengalami jejas merupakan faktor

    penting. Pemulihan sempurna hanya dapat terjadi pada jaringan

    yang tersusun atas sel stabil dan labil. Jejas pada jaringan yang

    tersusun atas sel permanen pasti mengakibatkan pembentukan

    jaringan disertai paling maksimal, adanya upaya kompensasi

    fungsional oleh sisa unsur yang dapat hidup.

    Lokasi atau sifat jaringan yang mengalami jejas merupakan hal

    yang penting pula. Sebagai contoh, peradangan yang muncul

    dalam rongga jaringan (misalnya, rongga pleura, rongga

    peritoneum, rongga sinovial) menghasilkan eksudat luas. Pemulihan

    selanjutnya dapat terjadi melalui cemaan eksudat, yang dimulai

    oleh eazim proteolitik leukosit serta penyerapan eksudat yang

    mencair. Proses ini disebut resolusi, dan jika tidak terjadi nekrosis

    sel, bentuk jaringan yang normal pada umumnya akan diperbaiki.

    Namun, pada penumpukan yang lebih besar, eksudat tersebut

    36

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    37/46

    mengalami organisasi-jaringan granulasi tumbuh ke dalam eksudat,

    akhimya diikuti oleh pembentukan jaringan parut fibrosa.

    Penyimpangan pertumbuhan sel serta produksi ECM dapat terjadi,

    walaupun dimulai dengan penyembuhan luka yang normal. Sebagai

    contoh, penumpukan kolagen yang sangat banyak dapat

    menimbulkan jaringan parut yang menonjol dan menyembul yang

    dikenal sebagai keloid. Pembentukan keloid agaknya mempunyai

    suatu kecenderungan genetik, dan kondisi tersebut lebih lazim

    terjadi pada orang kulit hitam. Luka yang menyembuh dapat pula

    menghasilkan jaringan granulasi yang berlebihan yang menonjol di

    atas kulit sekitar dan dalam kenyataannya akan menghambat

    reepitelialisasi. Keadaan mi disebut dengan granulasi eksuberan,

    atau proud flesh: dan untuk mengembalikan kontinuitas epitel

    memerlukan reseksi bedah atau reseki menggunakan kauter pada

    jaringan granulasi tersebut.

    Mekanisme yang mendasari fibrosis yang menimbulkan cacat

    dihubungkan dengan penyakit radang kronis, seperti artritis

    reumatoid, fibrosis paru, dan sirosis, pada dasarnya sama dengan

    mekanisme yang terlibat dalam penyembuhan luka normal. Namun,

    pada berbagai penyakit mi perangsangan fibrogenesis yang

    menetap berasal dan reaksi imun/autoirnun kronis yang menyokong

    sintesis dan sekresi faktor pertumbuhan, sitokin fibroeiik, dan

    protease.

    37

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    38/46

    Luka Bakar (Combustio)

    Luka bakar (Combustio) merupakan trauma pada kulit karena api,

    air panas, sinar UV, radiasi ion, asam dan basa kuat, serta akibat

    shock elektrik.

    Mayoritas penyebab kematian akibat luka bakar adalah karena

    kehilangan cairan, infeksi, dan efek toxic eschar (jaringan mati

    pada luka bakar).

    Beberapa menit setelah luka bakar pembuluh kapiler lebih

    permeabel cairan dan elektrolit keluar, mengisi 3rd

    space volume darah kemampuan jantung untuk memompa darah

    suplai darah untuk jaringan perifer jaringan rusak, shock,

    mati

    Karenanya diperlukan terapi pergantian cairan dan elektrolit

    secepatnya, setelah 12-24 jam permeabilitas kapiler kembali

    normal

    Dampak klinis luka bakar bergantung pada faktor penting berikut:1. kedalaman luka bakar

    2. persentase luas permukaan yang terkena

    3. kemungkinan adanya cedera dalam akibat inhalasi

    asap/uap panas dan toksik

    4. kecepatan dan efektifitas terapi, terutama

    penatalaksanaan cairan dan elektrolit serta pencegahan

    atau pengendalian infeksi luka Klasifikasi luka bakar:

    1. berdasarkan kedalaman luka:

    - partial thickness

    Grade I:

    mengenai epidermis, berwarna kemerahan, disertai edema

    ringan dan nyeri.

    38

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    39/46

    Proses healing berlangsung dalam 5-7 hari, tanpa disertai

    scar.

    Mis. Tersengat matahari (sunburn)

    Grade II:

    mengenai epidermis dan dermis bagian superficial, tetapi

    masih ada sel epitel sehat tersisa (mis. Sel epitel basal,

    kelenjar sebasea, kelenjar keringan, dan pangkal rambut),

    berwarna antara merah-kecoklatan-putih, disertai bula-

    bula, dan sangat nyeri. Bula-bula berisi cairan eksudat

    nonselular (eksudat serosa), yang hampir seluruhnya

    terdiri atas cairan dan zat-zat yang terlarut dengan sangat

    sedikit leukosit.

    Proses healing berlangsung dalam 2-3 minggu, disertai

    scar.

    Regenerasi dengan epitel pada folikel rambut dan kelenjar

    keringat pada tepi lesi.

    -

    full thicknessGrade III:

    mengenai epidermis, dermis, dan jaringan lebih dalam,

    tidak terasa nyeri (ujung saraf rusak).

    Regenerasi hanya berasal dari tepi luka, timbul kontraktur

    (jaringan ikat fibrosis yang abnormal) dan cacat berat,

    sehingga seringkali butuh skin graft(terlebih untuk luka

    bakar yang luas).

    Untuk membedakan antara grade II dan III digunakan uji

    tusuk, bila masih merasakan nyeri dimasukkan dalam

    grade II.

    39

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    40/46

    2. berdasarkan luas permukaan yang terkena:

    -ringan grade I atau II, luas

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    41/46

    Terapi combustioLuka bakar derajat satu dan dua yang menyisakan elemen epitel

    berupa kelenjar sebasea, kelenjar keringat, atau pangkal rambut,

    dapat diharapkan sembuh sendiri, selama dijaga agar elemen tersebut

    tidak hancur atau rusak karena infeksi. Oleh karena itu, perlu

    dilakukan pencegahan infeksi.

    Pada luka lebih dalam perlu diusahakan secepat mungkin

    membuang jaringan kulit yang mati dan memberi obat topical yang

    daya tembusnya tinggi sampai mencapai dasar jaringan mati.

    Perawatan pada luka bakar dapat dilakukan secara terbuka atau

    tertutup.

    Keuntungan perawatan terbuka adalah mudah dan murah.

    Permukaan luka yang selalu terbuka menjadi dingin dan kering

    41

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    42/46

    sehingga kuman siulit berkembang. Kerugiannya, bila digunakan obat

    tertentu, misalnya nitrat-argenti, alas tidur menjadi kotor.

    Perawatan tertutup dilakukan dengan memberikan balutan

    untuk menutup luka dari kemungkinan kontaminasi, tetapi tutupnya

    sedemikian rupa sehingga luka masih cukup longgar untuk

    berlangsungnya penguapan.

    Keuntungan perawatan tertutup adalah luka tampak rapi,

    terlindung dan enak bagi penderita. Hanya, diperlukan tenaga dan

    dana lebih banyak karena menggunakan pembalut dan antiseptic.

    Terkadang suasana luka yang lembap dan hangat memungkinkan

    kuman untuk berkembang biak. Oleh karena itu, pembalut yang

    melekat pada luka dan tidak berbau jangan dilepas, tetapi ditunggu

    sampai lepas sendiri. Sebisa mungkin luka ditutup kassa penjerap

    setelah dibubuhi dan dikompres dengan antiseptic.

    Obat topical yang dipakai dapat berbentuk :

    1. Larutan

    2. Salep

    3. Krim

    Antibiotic dapat diberikan dalam bentuk sediaan kasa / tulle.

    Antiseptic yang dipakai adalah : yodium povidon atau nitras-

    argenti 0,5%.

    Kompres nitras-argenti yang selalu dibasahi tiap 2 jam efektif

    sebagai bakteriostatik untuk semua kuman.

    Obat ini mengendap sebagai garam sulfida atau klorida yang

    memberi warna hitam sehingga mengotori semua kain.

    Obat lain yang banyak dipakai adalah : zilversulfadiazin dalam

    bentuk krim 1%

    Krim ini sangat berguna Karena bersifat bakteriostatik,

    mempunyai daya tembus yang cukup, efektif terhadap semua

    kuman

    42

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    43/46

    Tidak bersifat resistensi, aman

    Krim ini dioleskan tanpa pembalut

    Dapat dibersihkan dan diganti setiap hari

    Pada luka bakar derajat dua sebaiknya keropeng dibiarkan menjadi

    kering. Keropeng ini akan terlepas seperti kulit ular setelah 7-12 hari.

    Pada waktu itu, kulit di bawahnya telah sembuh.

    Pada luka bakar derajat tiga sebaiknya keropeng dibiarkan menjadi

    kering selama 10-18 hari. Kemudian keropeng dapat dilepaskan dan

    dilakukan cangkok kulit.

    Perlu diingat, pada luka bakar, reaksi kompensasi tubuh yang pertama

    kali adalah vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas pembuluh

    darah. Hal ini menyebabkan tubuh kehilangan cairan. Pada luka bakar

    yang cukup besar, kehilangan cairan ini sangat berbahaya bahkan

    dapat membunuh. Oleh karena itu, terapi yang pertama diberikan

    adalah cairan dan elektrolit. Tetapi, setelah 24 jam, terapi ini harus

    dihentikan karena dapat memperparah edema.

    Disamping terapi cairan dan elektrolit, terapi yang tidak kalah penting

    adalah penanganan infeksi, antara lain dengan antibiotic dan

    antimikroba. Sebagian besar kematian karena luka bakar disebabkan

    karena infeksi.

    43

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    44/46

    Integrasi Kasus dalam Skenario

    Dalam kasus ini Nona Inges mengalami luka bakar karena lilin yang

    terjatuh lalu mebakar pakaiannya. Disini kulit tempat luka bakar

    tersebut terkelupas tampak berwarna kemerahan dan terasa sangat

    nyeri. Terkelupasnya kulit disebabkan karena terpapar oleh panas

    maka kulit akan mengalami pengkerutan karena cairan didalamnya

    mengalami penguapan. Salah satu reaksi setelah terluka bakar adalah

    tentunya menjaga homeostasis dari cairan tubuh. Pada saat terpapar

    panas, untuk mengembalikan suhu tubuh kembali normal salah

    satunya dengan dilatasi vascular untuk ekstravasasi cairan lebih

    banyak kedalam cairan interstisial. Inilah yang menyebabkan kulitnya

    mengalami kemerahan. Pada luka bakar nona Inges ini masih

    mengalami kesakitan tapi tidak timbul suatu bula-bula. Ini disebabkan

    luka bakar yang diderita sudah mencapai grade II yang sudah

    mencapai sedikit bagian dari dermis.

    44

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    45/46

    Pada luka bakar tipe ini cairan berpindah menuju third space tapi tidak

    bisa tertahan pada kulit karena kemungkinan besar bagian dari

    epidermis yaitu stratum granulosum yang mengandung keratohyalin

    yang kedap air sudah tidak terdapat lagi sehingga cairan tidak

    tertahan lagi oleh kulit. Sehingga cairan itu langsung menglami

    penguapan. Disini juga saraf sensoriknya juga terkena sehingga nona

    inges selalu mengalami kesakitan karena saraf sensoriknya telah

    mengalami jejas. Sinyal nyeri ini dikirimkan ke menuju serabut

    sensorik menuju cornu radiks posterior. Sinyal ini terkirim melalui

    traktus acendens menuju cerebri dan diproses dan pada akhirnya

    terjadi proses penekanan saraf sehingga lama-kelamaan tidak

    mengalami kesakitan lagi. Setelah itu terjadi proses remodelling

    kembali.

    Proses regenerasi pada luka bakar, terdiri dari tiga tahap, yaitu:

    a. fase inflamasi

    terjadi pembekuan darah, produksi substansi-substansi

    inflamsi, peningkatan permeabilitas pembuluh darah,

    sehingga timbul ciri-ciri umum inflamasi (rubor, kalor,

    rubor, tumor) serta terjadi fogositosis

    b. fase proliferasi

    terbentuk serat kolagen, sel-sel epitel pada lapisan basal

    bergerak ke atas sehingga menutup diskontinuitas kulit

    c. fase remodeling

    maturasi sel-sel dan menghilangnya sel-sel imunitas

    45

  • 7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR

    46/46

    Daftar Pustaka

    Gartner, L dan Hiatt, J. 2001. Color Textbook of Histology. WBSaunders Company:New York

    Keith L. Moore, Athur F. Dalley. 5thEd. 2006.Clinically Oriented

    Anatomy.

    Kenneth S. Saladin. 2007. Anatomy & Physiology, the Unity of Form

    and Function. Fourth Edition. available in

    server.fkunram.edu/anatomi fisiologi

    Leeson dan Leeson. 2000. Buku Ajar Histologi. Penerbit EGC : JakartaPrice and Wilson. 2005. Patofisiologi. Jakarta : EGC.

    Robbins, Kumar, Cotranz. 2005. Buku Ajar Patologi. EGC, Jakarta.

    Seeley, Stephens,Tate, 2004, Anatomy and Physiology,Sixth Edition,

    The McGrawHill Companies, available in

    server.fkunram.edu/anatomy fisiologi.

    Sjamsuhidayat. 2003. Ilmu Bedah. EGC, Jakarta.