integrasi

4
Peneliti PPKS Medan membangun mesin yang bisa mencacah 700 kilogram pelepah kelapa sawit per jam dan mesin pengaduk untuk memproduksi pakan sapi secara mandiri. Sekitar 90 persen bahan baku pakan merupakan serbuk pelepah kelapa sawit dan bungkil inti sawit diaduk bersama dedak, molases atau gula merah, garam dan urea. Pakan tersebut bisa diberikan langsung kepada sapi. Namun, Ilyas dan Jones sering memeram pakan semalaman sampai muncul aroma tape sebelum diberikan kepada sapi-sapi yang melahapnya dengan cepat. “Aroma tersebut emrangsang nafsu makan mereka sehingga sapi-sapi ini menjadi lebih cepat gemuk. Rata-rata bobot sapi lokal naik 1,4 kilogram per hari dan sapi impor jenis brahmana cross bisa 1,7 kilogram 2,2 kilogram per hari.” Kata Amir. Ilyas menjelaskan, mereka membeli 20 sapi lokal bakalan dengan berat rata- rata 170 kilogram. Selama seminggu dipelihara, berat rata-rata 20 sapi itu menjadi 210 kilogram. “Ketersediaan bahan baku pakan begitu melimpah sehingga kami bisa memproduksi sesuai kebutuhan. Saat ini kami juga sedang mencoba menggunakan singkong sebagai salah satu bahan baku untuk lebih memacu bobot sapi.” Kata Ilyas. Adapun kotoran 40 sapi ditampung di sumur tertutup berkapasitas 60 meter kubik untuk memproduksi biogas. PPKS membangun jaringan pipa guna menyalurkan biogas kepada 24 keluarga di sekitar peternakan sampai ke Sekolah Dasar Negeri Bukit 1. Menurut Amir, masyarakat bisa memproduksi sendiri biogas dengan memelihara empat sapi. Kotoran empat sapi mencukupi untuk kebutuhan biogas memasak sehari-hari satu keluarga. Biogas sebagai energi terbarukan ini tidak sebatas digunakan untuk rumah tangga. Ansori mengatakan, PPKS Medan telah menemukan cara mengaplikasikan biogas untuk kendaraan bermotor. “Kami sudah menguji coba mobil berbahan bakar 65 liter volume biogas tekanan 200 bar setara 30 liter setara premium bisa dikendarai sejauh 200 kilometer. Harga biogas hanya Rp 3.000 per liter setara premium sehingga sangat efisien dan layak dikembangkan untuk menekan subsidi energi kita,” kata Ansori. Kandungan nutrisi dari pelepah sawitmeskipun tergolong berkualitas rendah, tetapi cukup lengkap sebagai pakan

Upload: wasqito-sii-apotig

Post on 06-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

IntegraSi

TRANSCRIPT

Page 1: IntegraSi

Peneliti PPKS Medan membangun mesin yang bisa mencacah 700 kilogram pelepah kelapa sawit per jam dan mesin pengaduk untuk memproduksi pakan sapi secara mandiri. Sekitar 90 persen bahan baku pakan merupakan serbuk pelepah kelapa sawit dan bungkil inti sawit diaduk bersama dedak, molases atau gula merah, garam dan urea. Pakan tersebut bisa diberikan langsung kepada sapi. Namun, Ilyas dan Jones sering memeram pakan semalaman sampai muncul aroma tape sebelum diberikan kepada sapi-sapi yang melahapnya dengan cepat. “Aroma tersebut emrangsang nafsu makan mereka sehingga sapi-sapi ini menjadi lebih cepat gemuk. Rata-rata bobot sapi lokal naik 1,4 kilogram per hari dan sapi impor jenis brahmana cross bisa 1,7 kilogram 2,2 kilogram per hari.” Kata Amir. Ilyas menjelaskan, mereka membeli 20 sapi lokal bakalan dengan berat rata-rata 170 kilogram. Selama seminggu dipelihara, berat rata-rata 20 sapi itu menjadi 210 kilogram. “Ketersediaan bahan baku pakan begitu melimpah sehingga kami bisa memproduksi sesuai kebutuhan. Saat ini kami juga sedang mencoba menggunakan singkong sebagai salah satu bahan baku untuk lebih memacu bobot sapi.” Kata Ilyas. Adapun kotoran 40 sapi ditampung di sumur tertutup berkapasitas 60 meter kubik untuk memproduksi biogas. PPKS membangun jaringan pipa guna menyalurkan biogas kepada 24 keluarga di sekitar peternakan sampai ke Sekolah Dasar Negeri Bukit 1. Menurut Amir, masyarakat bisa memproduksi sendiri biogas dengan memelihara empat sapi. Kotoran empat sapi mencukupi untuk kebutuhan biogas memasak sehari-hari satu keluarga. Biogas sebagai energi terbarukan ini tidak sebatas digunakan untuk rumah tangga. Ansori mengatakan, PPKS Medan telah menemukan cara mengaplikasikan biogas untuk kendaraan bermotor. “Kami sudah menguji coba mobil berbahan bakar 65 liter volume biogas tekanan 200 bar setara 30 liter setara premium bisa dikendarai sejauh 200 kilometer. Harga biogas hanya Rp 3.000 per liter setara premium sehingga sangat efisien dan layak dikembangkan untuk menekan subsidi energi kita,” kata Ansori.

Kandungan nutrisi dari pelepah sawitmeskipun tergolong berkualitas rendah, tetapi cukup lengkap sebagai pakan alternatif sapi potong. Hasil analisis Lab. Ilmu Nutrisi Makanan Ternak, Departemen Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara (2000), pelepah dan sawit mengandung 6,50-14,80% protein kasar, 32,55% serat kasar, 4,47% lemak kasar, 93,4 bahan kering dan 56,00% TDN, serta ligin 27,6% dan kecernaan invitro kurang dari 50%. 

Hasil analisis memperlihatkan bahwa kandungan protein kasar pelepah dan daun sawit masih

rendah yaitu sebesar 6,50% dengan serat kasar yang masih tinggi yaitu sebesar 32,55%. Kandungan

serat kasar yang tinggi akan mempengaruhi kecernaan bahan pakan.Daun sawit memiliki keambaan,

daya serap air dan kelarutan yang lebih tinggi.  Hasil analisis nutrisi pepelah sawit (Sumber PPKS

Medan, 2008) sebagai berikut : 12,04% protein kasar, 4,76% lemak kasar, dan 96,87% BK. 

Page 2: IntegraSi

  

Tabel 3.  Nutrisi Silase Pelepah Sawit pada Berbagai Periode Penyimpanan 

No. NutrisiHari Ke

0 3 6 9 12 24 36------------------------------------------------------------- ( % )

-------------------------------------------------------------

1Protein Kasar 12,83 13,31 13,56 13,69 13,76 13,87 12,95

2Lemak Kasar 4,63 4,77 4,84 4,85 4,98 4,86 4,55

3 Serat Kasar 25,37 25,04 24,37 24,06 23,82 23,77 24,134 Abu 8,47 9,16 9,02 8,21 8,16 10,00 11,50

5Bahan Kering 92,21 90,56 90,43 89,12 89,22 89,29 89,40

6 Kadar Air 7,79 9,44 9,50 10,88 10,78 10,71 10,60

Sumber : PPKS Medan, 2010.Jika rata-rata bobot badan sapi potong adalah 225 kg, maka pakan yang

diperlukan adalah 4% BKdari bobot badan yaitu 9 kg (bahan kering). Dengan mempertimbangkan pakan pelepah yang digunakan hanya 50% dari total pakan lengkap (feed complete), maka kebutuhan pelepah adalah 4,5 kg BK atau 11,25 kg bobot basah. Dengan perhitungan tersebut, maka daya dukung kebun sawit 1 hektar untuk 1 ekorpada komposisi tanaman muda (4-8 tahun) dan tanaman remaja (9-12 tahun), sementara pada tanaman dewasa (13-20 tahun) dapat mensuplai 2 ekor.

SILASE PELEPAH SAWIT 

Kendala utama dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit adalah sifat fisiknya yang keras sehingga tidak bisa langsung dimanfaatkan untuk pakan ternak. Untuk itu diperlukan teknologi pengolahan pakan dalam hal ini pengolahan secara fisik dan biologi sehingga pelepah sawit dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak. 

Fermentasi pelepah kelapa sawit menjadi silase ditujukan preservasi dan konsentrat,

pengaruhnya terhadap nilai gizi bahan relatif kecil. Adapun untuk meningkatkan kandungan gizi

dalam proses fermentasi dapat ditambahkan urea. Penambahan urea sebanyak 3-6% akan

meningkatkan kandungan protein bahan dari 5,6 menjadi 12,5 atau 20% (Hassan and Ishida, 1992).

Tahapan pembuatan silase dimulai dari melakukan pencacahan bahan menjadi partikel yang

halus. Cacahan pelepah kelapa sawit tersebut dicampur dengan salahsatu bahan berikut ini: tepung

kanji, tepung jagung, onggok atau molases, sebanyak 3-5% dari berat bahan. Pemilihan bahan

pencampur sangat tergantung nilai ekonomis dan ketersediaan di wilayah setempat. 

Selanjutnya tambahkan juga urea 3-6%, kemudian semua bahan dimasukan ke dalam drum. padatkan dan tutup rapat untuk mempertahankan kondisi tanpa udara (anerob) selama 2-3 minggu, baru bisa digunakan. Pada saat selase dibuka, kering

Page 3: IntegraSi

anginkan terlebih dahulu baru diberikan kepada ternak. Silase dapat disimpan dalam waktu yang lama. bahkan bertahun-tahun tanpa mengalami penurunan nilai nutrisi. 

 

 

Gambar 1.  Proses Pembuatan Silase Pelepah Sawit

Gambar 2.  Bagan Teknik Pembuatan Silase Pelepah SawitNilai nutrisi pakan silase seperti padaTabel 3, mampu meningkatkan pertambahan bobot badan

harian (PBBH) sapi potong antara 1,2 – 1,4 kg/ekor/hari, dengan porsi 4 kg/ekor/hari.

Berikut beberapa bangsa/rumpun sapi potong yang pernah diberi silase pelepah sawitdan hasil

PBBH-nya (kg/ekor/hari)untuk sapi ongole 0,67, sapi brahman 0,62, brangus 0,64, madras 0,46, dan

brahman cross 1,16. 

KESIMPULAN

Daya dukung kebun kelapa sawit 1 hektar untuk 1 ekor sapi potong dewasa pada komposisi

tanaman muda (4-8 tahun) dan remaja (9-12 tahun), sementara pada tanaman dewasa (13-20 tahun)

dapat mensuplai 2 ekor.  Kerapatan pohon kelapa sawit sebanyak 130-145 pohon/Ha. Penggunaan

pelepahnya adalah 50% untuk mulsa di kebun dan 50% untuk bahan pakan.  Bobot basahnya 3,5-10

kg/pelepah. Satu hektar kebun kelapa sawit menghasilkan 22,75 kg/hari pelepah basah, atau setara

dengan 1,64 ton/Ha/tahun pelepah kering.

Nutrisi pelepah sawit : protein kasar 6,50-12,40%, 32,55%, lemak kasar 4,47-4,76%, bahan

kering 93,40-96,87% dan TDN 56,00%, serta ligin 27,6% dan kecernaan invitro kurang dari 50%.

Sementara itu nutrisi silase pelepah sawit pada fermentasi hari ke-24 sebagai berikut : protein

kasar 13,87%, serat kasar 23,77%, lemak kasar 4,86%, abu 10,00%, dan bahan kering 89,29%.

Kendala utama dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit adalah sifat fisiknya yang keras sehingga tidak bisa langsung dimanfaatkan untuk pakan ternak. Untuk itu diperlukan teknologi pengolahan pakan dalam hal ini pengolahan secara fisik dan biologi sehingga pelepah sawit dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak.