instrumentasi pengukuran temperatur

Upload: muarief-s-amd

Post on 14-Oct-2015

96 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas praktikum pengendalian proses politeknik negeri lhokseumawe jurusan teknik kimia jurusan pengolahan migas

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Tujuan Percobaana) Untuk memberikan pengertian dan pemahaman tentang instrumentasi pengukuran temperatur.b) Dapat menggunakan instrumentasi pengukuran temperatur.c) Mampu mengkalibrasi alat ukur temperatur.d) Menentukan linieritas alat ukur temperatur..e) Menentukan responsibilitas temperatur.B. Bahan dan Alata) Seperangkat alat pengukuran temperatur.b) Termometer Celcius.c) Termometer Fahrenheit.d) Termokopel Celcius.e) Stopwatchf) Es batu / es mencair, P = 1 atm. (0C = 32F = 273 K)g) Cairan panas / air mendidih, P = 1 atm. (100C = 212F = 373 K)C. Prosedur Percobaana. Prosedur Kalibrasi Termokopel1) Pada es mencaira) Masukkan es kedalam termos.b) Ambilkan termokopel, masukkan kedalam es diamkan selama 2 menit.c) Baca skala pada temokopel dan catat.d) Ulangi langkah 2 dan 3 sebanyak 5 kali.e) Hitung suhu rata-rata.

2) Pada air mendidiha) Masukkan air kedalam pemanas air .b) Didihkan air tersebutc) Celupkan temokopel kedalamnya.d) Baca skala temokopelnya.e) Hitung suhu rata-rata.b. Prosedur Kalibrasi Termometer1) Pada es mencaira) Masukkan es kedalam termos.b) Ambil temometer celupkan kedalam air es diamkan selama 2 menit.c) Baca skala termometer dan catat.d) Ulangi langkah 2 dan 3 sebanyak 5 kali.e) Hitung suhu rata-rata.2) Pada air mendidiha) Masukkan air kedalam pemanas air.b) Didihkan air tersebutc) Celupkan termometer kedalamnya.d) Baca skala termometernya.e) Hitung suhu rata-rata.c. Prosedur Menentukan Linieritas Termometera) Masukkan cairan kedalam wadah.b) Ukur temperatur cairan dengan termometer.c) Panaskan cairan tersebut dengan laju panas konstan. (bisa diukur pada skala 3 atau 4).d) Ukur temperatur cairan tiap 2 menit.e) Hentikan pengukuran cairan pada saat cairan sudah mendidih ( suhu konstan).

d. Prosedur Menentukan Linieritas Termokopela) Masukkan cairan kedalam wadah.b) Ukur temperatur cairan dengan termometer.c) Panaskan cairan tersebut dengan laju panas konstan. (bisa diukur pada skala 3 atau 4).d) Ukur temperatur cairan tiap 2 menit.e) Hentikan pengukuran cairan pada saat cairan sudah mendidih ( suhu konstan).

e. Prosedur Menentukan Responsibilitas (termokopel).a) Siapkan cairan yang sudah bersuhu konstan.b) Masukkan termometer kedalam cairan hingga suhu dapat dibaca secara konstan.c) Pada saat yang sama ukur cairan tersebut dengan termokopel dan disaat yang bersamaan hidupkan stopwatch.d) Lihat kenaikan temperatur hingga mencapai temperatur cairan yang konstan sama dengan suhu termokopel.e) Matikan stopwatch.f) Ulangi hingga 10 kali percobaan.f. Prosedur Menentukan Responsibilitas (termometer).a) Siapkan cairan yang sudah bersuhu konstan.b) Masukkan termokopel kedalam cairan hingga suhu dapat dibaca secara konstan.c) Pada saat yang sama ukur cairan tersebut dengan termometer dan disaat yang bersamaan hidupkan stopwatch.d) Lihat kenaikan temperatur hingga mencapai temperatur cairan yang konstan sama dengan suhu termometer.e) Matikan stopwatch.f) Ulangi hingga 10 kali percobaan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Temperatur atau suhu merupakan derajat aktivitas termal partikel dalam suatu material. Apabila dua benda yang berbeda suhunya dikontakkan, maka akan terjadi transmisi panas dari benda yang lebih panas ke benda yang lebih dingin. Kejadiaan ini akan terus berlangsung sampai tercapai keadaan keseimbangan termal yaitu pada temperatur kedua benda itu sama.Tujuan dari pengukuran temperatur :1. Mencegah terjadinya kerusakan pada alat.2. Mendapatkan mutu produksi / kondisi yang diinginkan.3. Pengontrolan jalannya proses.Metode pengukuran temperatur :1. Secara mekanik menggunakan sensor yang merespon temperatur dengan perubahan sifat mekanis. Seperti diformasi bellows, diafragma atau element bourdon.2. Secara elektrik menggunakan sensor yang merespon temperatur dengan menghasilkan perubahaan tahanan maupun tenaga listrik.Beberapa metode pengukuran temperatur yang sering digunakan diindustri serta pengukurannya.Tabel 2.1 Pengukuran Temperatur yang Sering digunakanNoMetodeRentang Pengukuran

1Filled Sistem- 195 s/d 760

2Termokopel - 200 s/d 1700

3Resistansi

RTD- 250 s/d 650

Termistor- 195 s/d 450

4Pirometer - 40 s/d 3000

Pengertian TermometerTermometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu ataupun perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa latin, yaitu thermo yang berarti bahan, dan meter berarti untuk mengukur. Prinsip kerja termometer ada bermacam-macam yang paling umum digunakan adalah termometer air raksa.I. Termometer Air RaksaAlat ini terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan material kaca dengan kandungan merkuri dibagian ujung bawah. Untuk tujuan pengukuran pipa ini dibuat sedemikian rupa sehingga hampa udara, jika temperatur baik merkuri akan mengembang naik kearah atas pipa dan memberikan petunjuk tentang suhu disekitar alat ukur sesuai dengan skala yang sudah ditentukan.II. Filled Sistem TermometerPengukuran temperatur dengan filled sistem termasuk cara mekanik. Instrument pengukuran dengan sistem ini terdiri atas :a) Bulb: Sebagai sensorb) Pipa kapiler: Sebagai element penghubungc) Bourdon bellow (diafragma): Sebagai element yang akan berubah dengan adanya perubahan temperatur.Lembaga Selentifie Apparatur Manufactures Association (SAMA) membagi filled menjadi 4 kelas yaitu :1. Kelas I liquid filled volume change (tidak termasuk merkuri).a. Full compensationb. Case compensation2. Kelas II vapour filled pressure change.a. Dirancang untuk temperatur diatas suhu lingkungan.b. Dirancang untuk temperatur dibawah suhu lingkungan.

c. Dirancang untuk temperatur diatas dan dibawah suhu lingkungan.d. Dirancang untuk seluruh temperatur.3. Kelas III gas filled pressure change.a. Full compensationb. Case compensation4. Kelas IV mercury filled volume change.a. Full compensationb. Case compensation

Tabel 2.2 Rentang Pengukuran Filled System Termometer untuk masing-masing Kelas dan Fluida Isiannya.KelasFluida isianRentang pengukuran (C)

INaftalenaKerosinEtil benzeneEtanol- 15 s/d 260- 50 s/d 315- 85 s/d 175- 130 s/d 50

IIAirTolueneAsetonDietil eterButanaMetil kloridaPropana100 s/d 230115 s/d 31565 s/d 20040 s/d 185- 5 s/d 150- 10 s/d 120- 40 s/d 70

IIIHeliumNitrogenArgon- 195 s/d -130- 130 s/d 170470 s/d 760

IVMercury- 35 s/d 650

Kelebihan filled sistem termometer.a. Konstruksi sederhana dan kuatb. Harga relatif murahc. Tidak menimbulkan bahaya listrikKekurangan filled sistem termometer.a. Respon relatif rendahb. Daerah kerja temperatur dibawah 150Fc. Kerusakan tabung sensor memerlukan pengganti seluruh sistem termald. Jarak transmisinya sangat terbatasIII. Termometer BimetalTermometer bimetal termasuk dengan cara kerja mekanik. Yaitu berdasarkan dengan memanfaatkan pemuaian dua jenis logam apabila terkena panas dengan koefisien pemuaian masing-masing logam berbeda. Kedua logam tersebut disatukan menjadi suatu lempengan yang berbentuk pelat. Adanya perubahan temperatur akan mennimbulkan pemuaian deferensial pada pelat tersebut sehingga terjadi lengkungan.Termometer bimetal ada yang bertipe :1. Spiral.2. Single helix dan multiple helix.Pada tahun 1742 adres celcius dalam bukunya menjelaskan metode kalibrasi alat temometer yaitu :1. Letakkan silinder termometer pada es yang sedang mencair beri tanda poin pada termometernya disaat seluruh air tersebut berwujud cair seluruhnya, poin ini adalah poin titik beku air.2. Dengan cara yang sama, tandai poin termometer disaat seluruh air tesebut mendidih seluruhnya saat dipanaskan.3. Bagi panjang dari dua poin diatas menjadi seratus bagian yang sama.Metode Kalibrasi Termometer1. Tempatkanlah termometer didalam air yang membeku untuk memperoleh temperatur yang sama dengan 0C.2. Tempatkan termometer didalam air yang mendidih untuk memperoleh temperatur yang sama dengan 100C.3. Bagi panjang dari dua poin diatas menjadi seratus bagian yang sama.IV. TermokopelTermokopel merupakan instrument ukur temperature yang bekerja dengan cara elektrik. Termokopel merupakan pasangan konduktor yang terdiri atas dua jenis logam paduan yang ujungnya disatukan dengan lilitan. Pengelasan maupun dengan cara ditekan pada tekanan tertentu. Titik persatuan antara kedua material ini disebut dengan titik hubung.Tabel 2.3 Tipe-tipe Termokopel Material yang digunakan dan Rentang Temperaturnya.TipeMaterial yang digunakanRentang temperature (oC)

KKhromel (+) dan Alumel (-)-200 s.d 1200

EKhromel (+) dan konstanta (-)-270 s.d 100

JBesi (+) dan konstanta (-)-40 s.d 750

NNikosil (+) dan Nisil (-)0 s.d 1200

BPlatina 6% Rhodium (+) dan Platina 30% Rhodium (-)100 s.d 1200

RPlatina (+) dan Platina 13% Rhodium (-)100 s.d 1720

SPlatina (+) dan Platina 10% Rhodium (-)100 s.d 1720

T Tembaga (+) dan konstanta (-)-200 s.d 350

CTungsten 5% Rhenium (+) dan Tungsten 26% Rhenium (-) s.d 2320

MNikel 18% Molibdenum (+) dan Nikel 0,8% Molibdenum (-)200 s.d 1460

Berdasarkan informasi terakhir dari Wikipedia The Free Encyclopedia (20 November 2007)

V. Termokopel Infrared1. Metode baru pengukuran temperature pada permukaana. Tidak bertenaga mesinb. Harga murahc. Non invasived. Dapat dipasang pada pengontrol termokopel yang sesuai2. Cara kerja dari Termokopel Infrareda. Menerima energy panas dari objek tersebut merupakan tujuan dan mengubah panas menjadi energy potensialb. Sinyal hasil pengeluaran milivolt adalah skala yang diinginkan yang sama sebagai thermometer infrared yang lainnya.3. Keunggulan Termokopel infrareda. Infrared permanometer dapat mengukur objek yang bergerak, berputar atau bergetarb. Dapat mengukur temperature >1500 oCc. Tidak merusak atau mengotori permukaan objek yang diukurd. Respon waktu dalam milidetik.VI. Resisteance Themperatur Detector (RTD)Termometer RTD merupakan instrument ukur temperature yang bekerja berdasarkan pada perubahan harga tahanan listrik pada kawat sensor akibat dari perubahan temperature. Pada umumnya material mempunyai resistansi dengan koefisien temperature positif, artinya resistansi naik seiring dengan naiknya temperature.

Gambar 2.1 RTD.Tabel 2.4 Bahan RTD beserta koefisien temperatur dan jenis resistansinya.BahanKoefisien temperatureJenis Resistansinya

Aluminium0,00452,65

Besi0,002 s.d 0,00610

Karbon-0,00071400

Nikel0,00676,85

Perak0,00411,59

Tembaga0,00431,67

Termistor-0,068 s.d 0,14109

Platina0,00485,65

Wolfram0,003910,5

Konstruksi RTD dan sensor RTD dengan bahan platinum disajikan dalam gambar di bawah ini

Gambar 2. Konstruksi dan Sensor RTD (tampak dalam).

Gambar 2.3 Konstruksi dan Sensor RTD (tampak luar).Dari berbagai bahan yang dapat digunakan RTD. Bahan platina banyak digunakan. Sensor platina mempunyai sensitifitas yang paling tinggi besarnya sensivitas suatu bahan bergantung juga pada temperature.Tabel 2.5 Sensitifitas Platina menurut TemperaturTemperaturSensitifitas

00.390

1000.378

2000.367

3000.355

4000.344

Pada umumnya RTD platina komersial dapat digunakan untuk pengukuran temperature pada temperature -230 C. Alat ini mencapai akurasi 0,1 C jika digunakan sesuai dengan spesifikasinya. RTD platina biasanya distandarisasi memiliki resistansi 100 pada 0 C. Pada penggunaan diatas 600 C dianjurkan memakai resistansi 10.Berbeda dengan RTD platina, RTD dengan bahan nikel tidak distandarisasi, karena setiap pabrik membuat resistansi yang sama. Salah satunya mempunyai resistansi 233,16 pada 0C. Batas pengukuran RTD nikel adalah -196C hingga 360C dengan akurasi lebih jelas dibanding platina RTD nikel mempunyai kelebihan karena bahan ini mudah dilimerisasi dengan jembatan wheat 50.Termometer InframerahTermometer inframerah menawarkan kemampuan untuk mendeteksi temperatur secara optik, selama objek diamati radiasi energi sinar inframerah diukur dan disajikan sebagai suhu. Mereka menawarkan metode pengukuran suhu yang cepat dan akurat dengan objek dari kejauhan dan tanpa disentuh situasi ideal dimana objek bergerak cepat, jauh letaknya sangat panas, berada di lingkungan yang bahaya atau adanya kebutuhan menghindari kontaminasi objek (seperti makanan obat-obatan, dll).Termometer inframerah mengukur suhu menggunakan radiasi kotak hitam yang dipanaskan objek. Kadang menggunakan laser jika menggunakan laser untuk membantu pekerjaan pengukuran atau termometer tanpa sentuhan untuk menggambarkan kemampuan alat mengukur suhu dari jarak jauh. Dengan mengetahui jalan energi inframerah yang di pancarkan oleh objek dan emisinya temperatur objek dapat di bedakan.Desain utama terdiri dari lensa pemfokus energi inframerah pada detektor yang mengubah energi menjadi sinyal elektrik yang biasa ditunjukkan dalam unit temperatur setelah disesuaikan dengan variasi temperatur lingkungan.Termometer inframerah berguna untuk mengukur suhu pada keadaan dimana termokopel atau sensor tipe lainnya tidak dapat digunakan atau tidak menghasilkan suhu yang akurat untuk beberapa keperluan.Termometer Inframerah dapat digunakan untuk beberapa fungsi pengamatan temperatur:1. Mendeteksi awam untuk untuk sistem operasi teleskop jarak jauh.2. Memeriksa peralatan mekanik atau kontak sekering listrik atau saluran hotspot.3. Memeriksa suhu pemanas atau oven, untuk tujuan kontrol dan kalibrasi.4. Mendeteksi titik api/menunjukkan diagnosa pada produksi papan rangkaian listrik.5. Memeriksa titik api bagi pemadam kebakaran.6. Mendeteksi suhu tubuh makhluk hidup.7. Memonitor proses pendinginan atau pemanasan material untuk penelitian dan pengembangan kualitas tensial pada manufaktur.Jenis-jenis sensor.1. Sistem pencitraan garis infra merah biasanya menentukan titik api permintaan putar untuk secara terus menerus menandai ruang yang luas pada permukaan.2. kamera inframerah didesain dimana tiap pixel menunjukkan temperatur.

Tabel 2.6 Sifat Beberapa Termokopel pada Suhu 25 CTipeMaterialTemperatur kerja (C)Sensitivitas (MN/C)

ENi-Cr dan Nu-Ni-270 100060,9

JFe dan Cu-Ni-210 120051,7

KNi-Cr dan Ni-Al-270 135040,6

TCu dan Cu-Ni-270 40040,6

RPt dan Pt (87%), RH (13%)-50 17506

SPt dan Pt (90%), RH (10%)-50 17506

BPt (70%) RH (10%) dan Pt (94%) RH (6%)-50 17506

Pengukuran temperatur dengan termokopel.Rangkaian alat di bawah ini dapat digunakan untuk melakukan pengukuran temperatur dengan kisaran 0C hingga 100C dengan menggunakan termokopel tipe K. Jika nilai nilai komponen rangkaian ini di ubah maka kita dapat menggunakan konfigurasi rangkaian yang sama untuk melakukan pengukuran temperatur yang berbeda serta dengan menggunakan tipe termokopel yang lain.Sambungan dingin (cold junction) adalah benda dalam kondisi temperatur lingkungan, setiap variasi atau perubahan yang terjadi ini akan di kompensasi oleh perubahan jatuh tegangan arah maju dengan sekitar 2 m v/c. sebuah pembagi tegangan akan mengurangi nilai tegangan ini sehingga keluaran termokopel menjadi lebih rendah lagi. Tegangan keluaran termokopel yang diperkuatkan oleh komponen dan kemudian di sampaikan ukuran 100 A adalah berbanding lurus terhadap temperatur sambungan termokopel satu tegangan tunggal yang digunakan adalah baterai 9 V.Titik nol alat ukur dapat ditetapkan dengan mengatur besarnya resistor Rs. Rentang nilai resistansi resistor Rs serta prosedur kalibrasinya dapat di gunakan dalam poin-poin berikut ini:1. Tempatkanlah sambungan termokopel di dalam air yang membeku untuk memperoleh temperatur yang sama dengan 0C.2. Aturlah Rs untuk memperoleh pembacaan alat ukur yang sama dengan nol.3. Tempatkanlah sambungan termokopel di dalam air yang mendidih untuk memperoleh tempat yang sama dengan 100C.

Pelelehan konversi dari keadaan padat ke cair. Titik leleh normal suatu padatan ialah suhu pada saat padatan dan cairan berada pada keseimbangan. Pelelehan konversi dari keadaan padat ke cair. Titik leleh normal suatu padatan ialah suhu pada saat padatan dan cairan berada pada keseimbangan di bawah tekanan 1 atm, titik leleh normal es adalah 0,00C sehingga air dan es berada bersama-sama dalam waktu tak terhingga (dalam keseimbangan). Pada suhu ini dan tekanan 1 atm. Jika suhu diturunkan sedikit saja, maka semua airnya membeku, jika suhu dinaikkan sedikit saja semua airnya meleleh.Termokopel

Gambar 2.4 Termokopel. Sensor suhu ruangan dalam (C)Pada dunia elektronika, termokopel adalah sensor suhu yang banyak digunakan untuk mengubah perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik (voltase). Termokopel yang sederhana dapat dipasang, dan memiliki jenis konektor standar yang sama, serta dapat mengukur temperatur dalam jangkauan suhu yang cukup besar dengan batas kesalahan pengukuran kurang dari 1C.

Prinsip OperasiPada tahun 1821, seorang fisikawan Estonia bernama Thomas Johann Seebeck menemukan bahwa sebuah konduktor (semacam logam) yang diberi perbedaan panas secara gradien akan menghasilkan tegangan listrik. Hal ini disebut sebagai efek termoelektrik. Untuk mengukur perubahan panas ini gabungan dua macam konduktor sekaligus sering dipakai pada ujung benda panas yang diukur. Konduktor tambahan ini kemudian akan mengalami gradiasi suhu, dan mengalami perubahan tegangan secara berkebalikan dengan perbedaan temperatur benda. Menggunakan logam yang berbeda untuk melengkapi sirkuit akan menghasilkan tegangan yang berbeda, meninggalkan perbedaan kecil tegangan memungkinkan kita melakukan pengukuran, yang bertambah sesuai temperatur. Perbedaan ini umumnya berkisar antara 1 hingga 70 microvolt tiap derajat celcius untuk kisaran yang dihasilkan kombinasi logam modern. Beberapa kombinasi menjadi populer sebagai standar industri, dilihat dari biaya, ketersediaanya, kemudahan, titik lebur, kemampuan kimia, stabilitas, dan hasil. Sangat penting diingat bahwa termokopel mengukur perbedaan temperatur di antara 2 titik, bukan temperatur absolut.Pada banyak aplikasi, salah satu sambungan (sambungan yang dingin) dijaga sebagai temperatur referensi, sedang yang lain dihubungkan pada objek pengukuran. Hubungan dingin akan ditempatkan pada tembaga pada papan sirkuit. Sensor suhu yang lain akan mengukur suhu pada titik ini, sehingga suhu pada ujung benda yang diperiksa dapat dihitung. Termokopel dapat dihubungkan secara seri satu sama lain untuk membuat termopile, dimana tiap sambungan yang panas diarahkan ke suhu yang lebih tinggi dan semua sambungan dingin ke suhu yang lebih rendah. Dengan begitu, tegangan pada setiap termokopel menjadi naik, yang memungkinkan untuk digunakan pada tegangan yang lebih tinggi. Dengan adanya suhu tetapan pada sambungan dingin, yang berguna untuk pengukuran di laboratorium, secara sederhana termokopel tidak mudah dipakai untuk kebanyakan indikasi sambungan lansung dan instrumen kontrol. Mereka menambahkan sambungan dingin tiruan ke sirkuit mereka yaitu peralatan lain yang sensitif terhadap suhu (seperti termistor atau dioda) untuk mengukur suhu sambungan input pada peralatan, dengan tujuan khusus untuk mengurangi gradiasi suhu di antara ujung-ujungnya. Di sini, tegangan yang berasal dari hubungan dingin yang diketahui dapat disimulasikan, dan koreksi yang baik dapat diaplikasikan. Hal ini dikenal dengan kompensasi hubungan dingin. Biasanya termokopel dihubungkan dengan alat indikasi oleh kawat yang disebut kabel ekstensi atau kompensasi. Kabel ekstensi menggunakan kawat-kawat dengan jumlah yang sama dengan kondoktur yang dipakai pada Termokopel itu sendiri. Kabel-kabel ini lebih murah daripada kabel termokopel, walaupun tidak terlalu murah, dan biasanya diproduksi pada bentuk yang tepat untuk pengangkutan jarak jauh umumnya sebagai kawat tertutup fleksibel atau kabel multi inti. Kabel-kabel ini biasanya memiliki spesifikasi untuk rentang suhu yang lebih besar dari kabel termokopel. Kabel ini direkomendasikan untuk keakuratan tinggi. Kabel kompensasi pada sisi lain, kurang presisi, tetapi murah. Mereka memakai perbedaan kecil, biasanya campuran material konduktor yang murah yang memiliki koefisien termoelektrik yang sama dengan termokopel (bekerja pada rentang suhu terbatas), dengan hasil yang tidak seakurat kabel ekstensi. Kombinasi ini menghasilkan output yang mirip dengan termokopel, tetapi operasi rentang suhu pada kabel kompensasi dibatasi untuk menjaga agar kesalahan yang diperoleh kecil. Kabel ekstensi atau kompensasi harus dipilih sesuai kebutuhan termokopel. Pemilihan ini menghasilkan tegangan yang proporsional terhadap beda suhu antara sambungan panas dan dingin, dan kutub harus dihubungkan dengan benar sehingga tegangan tambahan ditambahkan pada tegangan termokopel, menggantikan perbedaan suhu antara sambungan panas dan dingin.

Hubungan Tegangan dan Suhu.Hubungan antara perbedaan suhu dengan tegangan yang dihasilkan termokopel bukan merupakan fungsi linier melainkan fungsi interpolasi polynomial.Koefisien an memiliki n antara 5 dan 9. Agar diperoleh hasil pengukuran yang akurat, persamaan biasanya diimplementasikan pada kontroler digital atau disimpan dalam sebuah tabel pengamatan. Beberapa peralatan yang lebih tua menggunakan filter analog.

Tipe-Tipe Termokopelsensitivitas sekitar 52 V/C1. Tipe N (Nicrosil (Ni-Cr-Si alloy) / Nisil (Ni-Si alloy))Stabil dan tahanan yang tinggi terhadap oksidasi membuat tipe N cocok untuk pengukuran suhu yang tinggi tanpa platinum. Dapat mengukur suhu di atas 1200 C. Sensitifitasnya sekitar 39 V/C pada 900C, sedikit di bawah tipe K. Tipe N merupakan perbaikan tipe KTermokopel tipe B, R, dan S adalah termokopel logam mulia yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Mereka adalah termokopel yang paling stabil, tetapi karena sensitifitasnya rendah (sekitar 10 V/C) Tersedia beberapa jenis termokopel, tergantung aplikasi penggunaannya2. Tipe K (Chromel (Ni-Cr alloy) / Alumel (Ni-Al alloy))Termokopel untuk tujuan umum. Lebih murah. Tersedia untuk rentang suhu 200 C hingga +1200 C.3. Tipe E (Chromel / Constantan (Cu-Ni alloy))Tipe E memiliki output yang besar (68 V/C) membuatnya cocok digunakan pada temperatur rendah. Properti lainnya tipe E adalah tipe non magnetik.4. Tipe J (Iron / Constantan)Rentangnya terbatas (40 hingga +750 C) membuatnya kurang populer dibanding tipe KTipe J memiliki mereka biasanya hanya digunakan untuk mengukur temperatur tinggi (>300 C).5. Type B (Platinum-Rhodium/Pt-Rh)Cocok mengukur suhu di atas 1800 C. Tipe B memberi output yang sama pada suhu 0C hingga 42C sehingga tidak dapat dipakai di bawah suhu 50C.6. Type R (Platinum /Platinum with 7% Rhodium)Cocok mengukur suhu di atas 1600 C. sensitivitas rendah (10 V/C) dan biaya tinggi membuat mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum.

7. Type S (Platinum /Platinum with 10% Rhodium)Cocok mengukur suhu di atas 1600 C. sensitivitas rendah (10 V/C) dan biaya tinggi membuat mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum. Karena stabilitasnya yang tinggi Tipe S digunakan untuk standar pengukuran titik leleh emas (1064.43 C).8. Type T (Copper / Constantan)Cocok untuk pengukuran antara 200 to 350 C. Konduktor positif terbuat dari tembaga, dan yang negatif terbuat dari constantan. Sering dipakai sebagai alat pengukur alternatif sejak penelitian kawat tembaga. Type T memiliki sensitifitas ~43 V/C.

Penggunaan TermokopelTermokopel paling cocok digunakan untuk mengukur rentangan suhu yang luas, hingga 1800 K. Sebaliknya, kurang cocok untuk pengukuran dimana perbedaan suhu yang kecil harus diukur dengan akurasi tingkat tinggi, contohnya rentang suhu 0--100 C dengan keakuratan 0.1 C. Untuk aplikasi ini, Termistor dan RTD lebih cocok.

Contoh Penggunaan Termokopel yang umum antara lain:a. Industri besi dan bajab. Pengaman pada alat-alat pemanasc. Untuk termopile sensor radiasid. Pembangkit listrik tenaga panas radioisotop, salah satu aplikasi termopile.

18