inspiring story -...

21
Inspiring Story 38 Kisah yang menginspirasi Kumalawati Abadi

Upload: ngonga

Post on 08-Apr-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Inspi ringStory

38 Kisah yang menginspirasi

Kumalawati Abadi

ii | I N S P I R I N G S T O R Y

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta

Pasal 2:

1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang tim-bul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.Ketentuan Pidana

Pasal 72:

1.Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan seba-gaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

K U M A L A W A T I A B A D I | iii

Inspiring StoryHak cipta ©2016 Kumalawati Abadi

Cover Designer: Nulisbuku Team

Layout Designer: Nulisbuku Team

Diterbitkan secara mandiri di Nulisbuku.com

Cetakan Pertama: Agustus 2016Isi di luar tanggung jawab percetakan

iv | I N S P I R I N G S T O R Y

K U M A L A W A T I A B A D I | v

K U M - K U M Y A N G S A Y A K E N A L

Kum-Kum, begitu orang memanggil Kumalawati A-badi, saya kenal dengan baik sejak tahun 2006. Sei-

ngat saya awal pertemanan kami terjadi karena dia be-gitu hangat dan akrab menyambut saya. Dia membuat suasana mudah cair dan terbuka sehingga orang bisa dengan mudah bergaul dengan Kum-Kum.

Sejak kecil Kum-Kum sangat dekat denga mami-nya. Dia begitu mengagumi maminya yang bekerja keras untuk menghidupi keenam anak-anaknya seorang diri setelah papi Kum-Kum meninggal dunia saat Kum-Kum berusia tiga bulan. Kekuatan sang mami yang berjuang untuk hidup keluarganya menurun pada diri Kum-Kum. Dia menjadi seorang perempuan tangguh yang berjuang untuk hidupnya seorang diri sejak kuliah S1 di Univer-sitas Trisakti, Jakarta pada tahun 1992. Perjuangannya membuahkan hasil positif, bukan hanya sukses di bang-ku kuliah hingga S2 Akuntasi dengan nilai terbaik, tetapi juga di tempat kerjanya yang telah ditekuninya selama 17 tahun.

Serius, tekun, dan disiplin menjadi ciri Kum-Kum. Ciri ini terlihat juga dalam pelayanannya di gereja. Dia penuh komitmen, tepat waktu dan tidak mau memberi

vi | I N S P I R I N G S T O R Y

yang sisa buat pekerjaan Tuhan. Dia tidak pernah me-rasa lelah untuk pelayanan walaupun tugas-tugas kan-tornya ‘segunung’ banyaknya. Kegigihannya memegang prinsip dan nilai yang dianggap benar membuatnya be-rani untuk berhadapan dengan siapa pun yang berbeda dengannya.

Satu hal yang menjadi hobby Kum-Kum ada-lah menuliskan kisah hidupnya menjadi sebuah reflek-si iman. Sebuah hobby yang positif dan menghasilkan berkat bagi banyak orang. Inilah cara Kum-Kum menya-takan betapa baiknya Tuhan selama hidupnya. Dia in-gin selalu berbagi pengalaman imannya agar orang lain dapat pula merasakan kasih Tuhan dalan hidup mereka. Buku di tangan Saudara adalah bukti keseriusan dan ke-murahatian Kum-Kum dalam berbagi pengalaman iman-nya. Selamat membaca dan selamat terberkati dengan kisah-kisah kehadiran Tuhan dalam hidup kita.

(Pdt Linna Gunawan)

K U M A L A W A T I A B A D I | vii

K A T A M E R E K A . .

Kumalawati adalah adik saya terkecil, yang mana kita saudara-saudaranya memanggilnya : Minon. Sejak kecil, dia tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah, dia orang yang keras hati dan disiplin, menurun dari sifat mami, seorang wanita yang kuat. Karena kita dari kelu-arga pas-pas an, maka ketika dia kuliah di Jakarta de-ngan uang bulanan yang pas-pasan, dia berjuang untuk hidupnya dan dia tetap bisa menjadi mahasiswa terbaik dan lulus dengan prestasi yang mengagumkan. Dia juga ulet, pekerja keras juga perhatian kepada semua sau-dara. Kalau kita membutuhkan pertolongan, dia selalu siap membantu, jika dia bisa. Dia seorang adik yang pe-nuh perhatian juga terhadap orang disekelilingnya pun dia tidak segan-segan mengulurkan tangan bila orang memerlukan bantuannya. Semoga Tuhan melindungi-nya, memberi dia kesehatan dan rejeki yang berkecuku-pan. (Siang Tjen – Kakak)

Kumalawati Abadi adalah adik paling kecil dari ibu saya dan saya memanggilnya ‘Ik Non’, entah darimana sebu-tan Non atau Minon (sapaan/ nama panggilan dari ke-

viii | I N S P I R I N G S T O R Y

cil). Dari kecil sampai dewasa, saya selalu dapat kado ulang tahun darinya (kadang juga agak pelit, maklum kerjanya sebagai akuntan, hahaha). Ik Non sangat rajin bekerja, Dia dulu seorang diri juga ke Jakarta (meran-tau) untuk kuliah di Trisakti, kemudian lulus dan men-cari pekerjaan di Ibukota. Dari hasil keringatnya, dia sudah bisa membeli rumah sendiri dan karena hobby nya travelling, pasti dia menyisihkan penghasilannya un-tuk budget travelling ke luar ataupun dalam negeri. Dia mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi (S2) dan setelah lulus menda-pat kesempatan untuk menjadi staf pengajar (dosen) di Trisakti juga (keren kan?). Dia pun rajin melakukan pe-layanan di gereja sebagai pemandu pujian (cita-cita jadi penyanyi yang belum kesampaian), dan dengan adanya Program Indonesia Mengajar, dia pun mendaftarkan diri secara sukarela untuk menyumbangkan pengetahuan-nya kepada kawan-kawan kita di pelosok yang kurang mampu. Masih banyak hal yang belum terungkapkan, maka sebaiknya kita tunggu buku perjalanan hidupnya saja.. ho.. ho.. ho.. dan kita tunggu pengalamannya se-lanjutnya. (Robert Yuwono Abadi– Keponakan)

Kontak pertama kali saya dan istri dengan Kumala ter-jadi sekitar tahun 2003, yaitu saat dia ikut dalam Pen-dalaman / Pemahaman Alkitab (PA) di GKI Kayu Putih dimana mendiang istri saya menjadi penanggung jawab

K U M A L A W A T I A B A D I | ix

absensi / pendaftar peserta PA.Ketika saya bertanya dimana Kum tinggal sebelum pin-dah ke Kelapa Gading, dia menjawab di daerah Jelambar, spontan saya berkata, “Wah, ada teman akrabku sejak SD yang tinggal diwilayah itu, namanya Dr. Christan-to..” Kum nampak terkejut dan setengah berteriak dia menjawab....” lho Pak Osa..., dia itu papi angkatku.... “ Sungguh suatu kebetulan yang tak terduga.Aku dan istri penasaran dan malamnya langsung aku telpon Dr. Christanto...(dan saking akrabnya kita bersa-habat, kita masing2 punya nama panggilan...) “ Hai, Tet.. (= Betet/Beo)..., kataku di telpon, awakmu pun-ya anak angkat ya.... yang pindah ke Kelapa Gading dan sekarang ikut ibadah di GKI Kayu Putih..., gimana anaknya.....(dasar auditor.., suka investigasi....he..he..he... ). Dr. Chris, menceritakan secukupnya tentang Kumala dan bagian yang berkesan adalah.... bahwa Kumala .. tidak mengenal sosok seorang ayah secara fisik sejak masih baby..., lalu..bla..bla..bla.... dan diakhir pembi-caraan telpon itu, ada pesan Dr. Chris kepada saya dan istri... “ya, tolong diperhatikan & dibantu anakku itu, dimana perlu..... ya! ”Sebagai sahabat karib, tentu saja kami menyanggupi.... Pesan itu, menjadi begitu terkesan bahkan kemudian menjadi seperti “amanat” ; karena beberapa waktu ke-mudian Dr. Chris meninggal dunia secara mendadak....

x | I N S P I R I N G S T O R Y

Kami, saya dan istri cepat sekali menjadi akrab den-gan Kumala..., dasar anaknya memang ceria, ramah dan mudah bersahabat...., bahkan dengan berjalannya waktu.. Kum kemudian memanggil kami berdua “papi & mami”....Kumala memiliki sifat suka membantu dimana dia mampu..a.l., ketika saya minta dia untuk membantu menjadi “procantor= pemandu pujian Jemaat”, dia tanpa ragu bersedia... dan ternyata suaranya memang luma-yan bagus...he..he...he..., jadi waktu itu saya merasa sangat terbantu.... Saya dan istri, juga minta dia ber-gabung dengan dengan kami dalam Paduan Suara Sen-tosa....Dengan berjalannya waktu..., kami berdua berusaha menjalankan “ amanat “ Alm. Dr. Chris, diatas semampu kami..., membantu / menasehati / “menjual telinga “ di-mana perlu.....Sifat yang kami suka dari Kum a.l., dia disiplin..., me-miliki rasa welas-asih & suka membantu.., tegas..., mandiri, punya prinsip dan punya semangat juang yang tinggi..., pekerja keras, sepertinya nggak kenal lelah....Sering juga kami menasihati agar jangan terlalu “ me-maksa diri “ karena dapat berakibat buruk terhadap kes-ehatan-nya.., tapi kadang “ dia nekat..., bandel..., keras kepala”, sampai kalo udah “ambruk “, baru dia nyerah.... Jadi, jaga kesehatan baik2, ya Kum...Selain menyanyi, Kumala juga mempunyai berbagai tal-

K U M A L A W A T I A B A D I | xi

enta yang baik..a.l., menulis... ada sejumlah renungan yang dia tulis dan dimuat dalam Warta GKI Kayu Putih..., juga menulis beberapa makalah profesi...... last but not least.., dia juga punya talenta mengajar.....Semua orang.., tanpa kecuali akan terbawa kedalam in-teraksi dengan sesama dengan membawa prinsip2 hidup dan pola pikir masing2.Demikian juga pola pikir dan prinsip hidup yang penuh disiplin, mandiri serta perjuangan hidupnya yang keras, tentu saja akan terbawa dan mempunyai pengaruh didalam interaksi Kumala dengan orang2 lain disekitar-nya.Diakhir testimoni ini, papi Osa berharap, kiranya dalam kehidupan Kumala yang terus berlanjut..., Kum makin sukses..., tetapi sekaligus tidak lupa pada syair & lagu ...” the more candles on your cake.., the more wisdom in your heart...”

With Love,(Papi Osa – Papi Angkat Kum)

Pertama kali saya mengenal Kumala, kira-kira tahun 2012, saya mengira dia orang yang keras, kaku, dan su-lit untuk diajak kerja sama. Setelah saya mengenal Ku-mala lebih dekat, ternyata anggapan saya salah.Kumala yang saya kenal adalah seorang pekerja keras dan berdedikasi tinggi. Dia juga memiliki integritas yang

xii | I N S P I R I N G S T O R Y

tinggi dan selalu berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang dia yakini benar.Kumala juga bukan seseorang yang “pelit” ilmu, hal ini terbukti dia rela meluangkan waktu liburnya untuk men-gajar mahasiswa Trisakti dan juga terlibat aktif di Indo-nesia Mengajar.Walaupun kami berbeda agama, dia sangat menghar-gai perbedaan tersebut dan saya sangat menghargai hal tersebut.Yang membuat kami bisa lebih dekat karena kami sama-sama penyuka pete.. Benar, sejenis kacang yang berbau dan jika sudah dimasak rasanya sedap... (Gita Salam– Wanita Muslim Rekan Kantor)

Kumala yang saya kenal adalah sosok wanita yang menghargai keragaman budaya, dan tidak pelit dalam berbagi ilmu kepada sesama. Banyak pengalaman yang menarik dari kisah hidupnya yang bisa menjadi inspirasi buat kita semua. (Krishna Pillay -Ex Boss Pemeluk Agama Hindu)

As I know you for about 7 years, Kum is a kind people who like to help others passionately. You are also hard working and willing to have continuous learning over the time. However, Kum also need to take care of the health and do not always force to work. By giving opportunities to Kum, she will be a competent and reliable person in

K U M A L A W A T I A B A D I | xiii

any works related to her abilities. All the best for your future, Kum. (Juniati Gunawan – Dosen Kum saat study S2 di Universitas Trisakti)

K a t a P E N G A N T A R

Mengapa Inspiring Story ini ditulis? Dan mengapa buku ini hanya berisi 38 refleksi?

Hidup yang tidak semulus jalan tol sangat menginspirasi penulis untuk menuangkan perjalanan hidup dan pelayanan penulis dalam sepenggal refleksi sebagai ungkapan rasa syukur bahwa empat puluh satu tahun sudah Tuhan menyertai dan mewarnai hidup penulis dengan canda, tawa juga airmata. Tidak jarang dalam menuangkan ide dalam tulisan (baca: refleksi), penulis menitikkan airmata sebagai bentuk ungkapan rasa syukur dan rasa kagum atas kebesaran Tuhan maupun sebagai refleksi atas kesedihan yang penulis alami.

Hidup memang tidak mudah dan butuh perjuangan untuk tetap bisa bertahan dalam hidup. Itu pula yang penulis alami, namun penulis meyakini bahwa sesulit apapun hidup ini, jika kita bersandar penuh pada Tuhan, Sang Pemberi Hidup, niscaya kita dimampukan untuk melewati badai hidup. Inspiring Story ini merupakan kisah nyata yang penulis alami dan penulis ingin membagikan ini dengan harapan para pembaca, siapapun dan apapun agamanya, meyakini bahwa Tuhan, Sang Pemberi Hidup, nyata dalam hidup kita meskipun seringkali jalan kita berbeda dengan jalan-NYA.

xvi | I N S P I R I N G S T O R Y

Tuhan mempunyai rencana yang indah bagi setiap kita. Demikian hal itu juga yang penulis rasakan. Pada saat penulis menjalani hidup profesional-nya sebagai seorang akuntan di salah satu perusahaan multinasional, sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta, sebagai ”volunteer” Gerakan Indonesia Mengajar, sebagai seorang pemandu pujian maupun sebagai salah satu penulis rubrik ”renungan warta jemaat” di salah satu gereja di Jakarta.

Penulis mulai menekuni dan membagikan talenta yang Tuhan beri melalui refleksi yang ditulis untuk pertama kalinya di tahun 2009 hingga sekarang. Tuhan merangkai hidup penulis dengan begitu indahnya, hingga dalam setiap refleksi, seolah penulis ingin melukiskan betapa besar dan agungnya Tuhan, Sang Pencipta alam semesta.

Mengapa hanya 38 Refleksi? Sederhana sekali jawabannya. Karena ini untuk pertama kalinya penulis membukukan sepenggal refleksi pengalaman hidupnya saat berjalan dan dibentuk oleh Tuhan. Penulis ingin selalu mengingat angka 38, yaitu angka di mana untuk pertama kalinya Tuhan memberi kesempatan penulis hidup di dunia yang penuh ketidakpastian ini dan di dalamnya Tuhan mengajarkan untuk mengingat janji-Nya yang penuh kepastian dalam hidup penulis. Tepat tanggal 3 bulan 8 (baca : Agustus), Tuhan memperkenalkan penulis kepada dunia, tempat penulis bersedia dibentuk; dunia tempat penulis mengalami Kasih Tuhan yang begitu luar biasa; serta tempat penulis mengarungi badai hidup

K U M A L A W A T I A B A D I | xvii

bersama Tuhan.

Akhir kata, penulis ingin mengucapkan terima kasih dari lubuk hati terdalam atas kebesaran, keagungan dan kemurahan Tuhan dalam hidup penulis. Terima kasih atas dukungan juga doa dari alm. mami tercinta, Ibu Lie Brenti Nio, yang telah membesarkan dan memberi kesempatan penulis untuk mengenyam pendidikan tinggi. Mami juga yang menanamkan nilai-nilai moral untuk selalu memaknai hidup yang sulit ini dengan kerja keras dan pantang menyerah, terus berjuang tanpa mengenal lelah serta selalu berbagi dengan sesama sekalipun dalam kekurangan. Terima kasih kepada Pdt. Linna Gunawan yang selalu bersedia membantu mengedit refleksi yang penulis tulis. Terima kasih kepada Ev. Margie Yang yang telah membantu penulis dalam menerjemahkan refleksi ini ke dalam Bahasa Inggris, dengan harapan agar refleksi ini bisa juga di baca oleh para sahabat saya dari berbagai mancanegara. Terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu dan mendukung dalam mewujudkan impian penulis untuk membagikan ”Inspiring Story” ini ke dalam buku. Kiranya Kasih Tuhan yang terus memampukan kita melihat keagungan dan kebesaran Tuhan lewat perjalanan hidup kita masing-masing dan semua ini hanya untuk kemuliaan nama Tuhan saja. Soli deo Gloria.

Jakarta, 8 Desember 2015

Kumalawati Abadi

xviii | I N S P I R I N G S T O R Y

K U M A L A W A T I A B A D I | 1

ALLAH PEDULI

“Dalam kesesakan aku telah berseru kepada TUHAN. TUHAN telah menjawab aku dengan memberi kel-egaan.” (Mazmur 118: 5)

Seri doa Pentakosta tahun ini saya rasakan agak sedikit berbeda. Metode Lectio Divina tentu saja

baru bagi saya. Begitu juga kehadiran saya dalam seri doa ini pun tidak lengkap seperti biasanya. Namun keti-ka saya mendengar lagu “ALLAH PEDULI” yang dinyanyi-kan pada salah satu seri doa Pentakosta tersebut, saya jadi teringat pengalaman masa lalu. Sebenarnya saya ingin menceritakan pengalaman ini dalam acara seri doa tersebut, namun mulut saya terkunci mendengar lagu ini. Saya teringat peristiwa yang menimpa mami saya tahun 2005. Saat itu saya sedang sibuk di kantor. Ti-

2 | I N S P I R I N G S T O R Y

ba-tiba handphone saya berdering dan ada kabar yang mengejutkan datang dari kakak saya yang berada di Se-marang. Mami terkena penyakit kanker rahim dan harus dioperasi segera. Bagaikan disambar petir, saat itu saya hanya menangis tanpa bisa melakukan apa-apa. Dengan suasana hati yang sedang berkecamuk, sedih, bingung memikirkan bagaimana keadaan mami, saya terus ber-doa: “TUHAN, jangan ambil nyawa mami, saya belum siap dan saya belum membalas semua pengorbanan mami.” Saya ingat bagaimana pengorbanan mami seba-gai single parent yang harus membesarkan anak-anakn-ya karena sejak saya berumur 3 bulan, papi saya sudah meninggal dunia. Tiba-tiba saja saya mendengar lagu ”ALLAH PEDULI” yang diputar di radio mobil teman yang mengantar saya ke airport. Saya ingat sekali syair lagu tersebut sungguh menguatkan saya: “Banyak perkara yang tak dapat kumengerti. Mengapakah harus terjadi di dalam kehidupan ini?.... Allah mengerti, Allah peduli, segala persoalan yang kita hadapi. Tak akan pernah dibi-arkannya kubergumul sendiri sbab Allah Mengerti.”

Saya meyakini benar apa yang tertulis dalam lagu ALLAH PEDULI dan nyanyian yang dinyanyikan pemazmur dalam Mazmur 118. Dia pun merasakan per-tolongan Tuhan tepat pada waktu-Nya. Bukan hanya mendapat kelegaan, pemazmur pun bersandar sepe-nuhnya kepada Tuhan. Bahkan baginya, Tuhan adalah tempat bersandar paling aman dibandingkan bersandar

K U M A L A W A T I A B A D I | 3

pada manusia. Begitu juga pemeliharaan Tuhan kepada saya berlipat kali ganda. Mami dinyatakan sembuh sete-lah proses pengangkatan rahimnya dan sampai saat ini penyakit kanker nya itu tidak menyebar kemana-mana. Selain itu juga kekuatiran saya akan dipecat dari kantor setelah 3 minggu saya tidak bekerja karena harus men-jaga mami saya di Rumah Sakit juga tidak terjadi. Bah-kan saat ini saya masih boleh diberi kesempatan oleh TUHAN untuk bekerja di tempat yang sama, dan tahun ini saya mendapatkan scholarship dari kantor saya un-tuk bisa mengambil CPA Course. Saya pun boleh diberi kesempatan TUHAN juga untuk terlibat pelayanan di GKI Kayu Putih.

Allah juga peduli terhadap Saudara. Pertolongan-Nya pasti tepat pada waktu-Nya. Mari terus bersandar hanya kepada DIA bukan kepada yang lain.

—Kumalawati Abadi