inspeksi heat exchanger

9
Engineering Article Endro Wacono +2 Rekomendasikan ini di Google Jumat, 11 Mei 2012 INSPEKSI HEAT EXCHANGER HEAT EXCHANGER adalah alat penukar/perpindahan panas dari suatu fluida yang temperaturnya tinggi ke fluida lain yang temperaturnya lebih rendah tanpa terjadi kontak secara langsung diantara kedua fluida tersebut. Klasifikasi: 1) Heat exchanger: Disebut heat exhanger apabila alat tersebut dipergunakan untuk menukarkan panas antara dua proses stream tanpa adanya perubahan phase pada kedua proses stream tersebut dengan maksud mendinginkan satu fluida dan memanaskan fluida lainnya. 2) Cooler: alat penukar panas (mendinginkan) fluida proses yang panas dengan media pendingin (air, udara) tanpa adanya perubahan phase. 3) Condenser: alat penukar panas, yang digunakan untuk menurunkan suhu dari uap/vapour sampai ke suhu cair dengan menyerahkan panasnya kepada fluida yang lain (biasanya air). 4) Reboiler: Alat penukar panas dimana dalam satu proses kerjanya satu proses stream berubah menjadi phase uap. 5) Pre heater: alat pemanas dari suatu feed untuk satu unit proses dengan media pemanas steam atau hot proses lainnya. Faktor yang mempengaruhi perpindahan panas adalah: 1) Perbedaan temperature: Semakin besar selisih temperatur akan semakin cepat perpindahan panasnya. 2) Thermal Conductivity: Setiap benda mempunyai thermal conductivity sendirisendiri, yaitu angka yang menunjukan kemampuan perambatan panas. Misalnya: logam mempunyai thermal conductivity yang lebih baik dari pada kayu. 3) Luas permukaan kontak: Luas permukaan mempengaruhi jumlah panas yang dapat dipindahkan oleh suatu bend, semakin luas permukaan akan semakin banyak terjadi perpindahan panas. 4) Kecepatan aliran suatu fluida: Semakin tinggi kecepatan aliran fluida akan semakin menaikan perpindahan panasnya terhadap fluida yang lain. 5) Arah aliran: Dua fluida yang mempunyai temperatur berbeda dan hendak dipertukarkan panasnya, maka fluida tersebut bisa alirannya searah (paralel flow). Tetapi boleh juga berlawanan arah alirannya (counter flow), dalam kenyataan aliran yang berlawanan perpindahan panasnya lebih efektif. TUJUAN PEMERIKSAAN Pada umumnya tujuan untuk dilakukannya pemeriksaan adalah untuk menentukan kondisi phisik dari peralatan, menentukan laju korosi (corrosion rate) serta menentukan penyebab terjadinya kerusakan. Dengan adanya data pemeriksaan tersebut maka selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan tindakan perbaikan yang diperlukan untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang ataupun penggantian, mencegah ataupun memperlambat kerusakan lebih lanjut. menentukan waktu peralatan perlu diganti (remaining life), untuk menjaga kontinuitas produksi dan menghindarkan adanya stop yang tidak terencana (unscheduled shutdown) Enter your email address: Subscribe Delivered by FeedBurner Email Subscribe 2012 (14) Juni (2) Mei (12) LUBRICANT INSPEKSI HEAT EXCHANGER ASME Sec. VIII Versi Indonesian Language Reference Documents General Specification Piping V... Manual Inspection Pressure Vessel VACUM TEST for Bottom or Roof on Storage Tank BAHAYA PENGELASAN SECARA UMUM DAN PENGENDALIANNYA Standardisation of Pipe Joints KESELAMATAN KERJA DALAM PENGELASAN Inspection Manual Katup Pengaman ASTM Standards Source Metals Collection Type A Engiinering club Arsip Blog Daily Calendar 0 Lainnya Blog Berikut» [email protected] Dasbor Keluar

Upload: schrubs

Post on 14-Jul-2016

36 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Inspeksi Heat Exchanger

TRANSCRIPT

Page 1: Inspeksi Heat Exchanger

Engineering Article

Endro Wacono

+2   Rekomendasikan ini di Google

Jumat, 11 Mei 2012

INSPEKSI HEAT EXCHANGER

HEAT EXCHANGER adalah alat penukar/perpindahan  panas dari suatu fluida yang temperaturnyatinggi ke fluida lain yang temperaturnya lebih rendah tanpa terjadi kontak secara langsung diantarakedua fluida tersebut.Klasifikasi:

1)   Heat exchanger: Disebut heat exhanger apabila alat tersebut  dipergunakan untuk menukarkanpanas  antara  dua  proses  stream  tanpa  adanya  perubahan  phase  pada  kedua  proses  streamtersebut dengan maksud mendinginkan satu fluida dan memanaskan fluida lainnya.

2)  Cooler: alat penukar panas (mendinginkan) fluida proses yang panas dengan media pendingin(air, udara) tanpa adanya perubahan phase.

3)    Condenser:  alat  penukar  panas,  yang  digunakan  untuk  menurunkan    suhu  dari  uap/vapoursampai ke suhu cair dengan menyerahkan panasnya kepada fluida yang lain (biasanya air).

4)   Reboiler: Alat penukar panas dimana dalam satu proses kerjanya satu proses stream berubahmenjadi phase uap.

5)  Pre heater: alat pemanas dari suatu feed untuk satu unit proses dengan media pemanas steamatau hot proses lainnya.

Faktor yang mempengaruhi perpindahan panas adalah:

1)   Perbedaan  temperature: Semakin  besar  selisih  temperatur  akan  semakin  cepat  perpindahanpanasnya.

2)  Thermal Conductivity: Setiap benda mempunyai thermal conductivity sendirisendiri, yaitu angkayang  menunjukan  kemampuan  perambatan  panas.  Misalnya:  logam  mempunyai  thermalconductivity yang lebih baik dari pada kayu.

3)  Luas permukaan kontak: Luas permukaan mempengaruhi jumlah panas yang dapat dipindahkanoleh suatu bend, semakin luas permukaan akan semakin banyak terjadi perpindahan panas.

4)  Kecepatan aliran suatu fluida: Semakin  tinggi kecepatan aliran  fluida akan semakin menaikanperpindahan panasnya terhadap fluida yang lain.

5)    Arah  aliran:  Dua  fluida  yang  mempunyai  temperatur  berbeda  dan  hendak  dipertukarkanpanasnya,  maka  fluida  tersebut  bisa  alirannya  searah  (paralel  flow).  Tetapi  boleh  jugaberlawanan arah alirannya (counter flow), dalam kenyataan aliran yang berlawanan perpindahanpanasnya lebih efektif.

 TUJUAN  PEMERIKSAAN

Pada umumnya   tujuan untuk dilakukannya pemeriksaan adalah untuk menentukan kondisi phisikdari  peralatan, menentukan    laju  korosi    (corrosion    rate)  serta  menentukan  penyebab  terjadinyakerusakan.

Dengan adanya data pemeriksaan  tersebut maka selanjutnya dapat digunakan untuk menentukantindakan perbaikan yang diperlukan untuk  jangka pendek maupun untuk  jangka panjang ataupunpenggantian,    mencegah  ataupun  memperlambat  kerusakan  lebih  lanjut.  menentukan  waktuperalatan perlu  diganti    (remaining    life),  untuk menjaga  kontinuitas produksi  dan menghindarkanadanya stop yang tidak terencana (unscheduled shutdown)

Enter your email address:

Subscribe

Delivered by FeedBurner

Email Subscribe

▼  2012 (14)

►  Juni (2)

▼  Mei (12)

LUBRICANT

INSPEKSI HEAT EXCHANGER

ASME Sec. VIII Versi IndonesianLanguage

Reference Documents GeneralSpecification Piping V...

Manual Inspection Pressure Vessel

VACUM TEST for Bottom or Roof onStorage Tank

BAHAYA PENGELASAN SECARAUMUM DANPENGENDALIANNYA

Standardisation of Pipe Joints

KESELAMATAN KERJA DALAMPENGELASAN

Inspection Manual Katup Pengaman

ASTM Standards Source MetalsCollection Type A

Engiinering club

Arsip Blog

Daily Calendar

0   Lainnya    Blog Berikut» [email protected]   Dasbor   Keluar

Page 2: Inspeksi Heat Exchanger

1.Keselamatan 

Korosi dan erosi dapat melemahkan bagianbagian dari Heat Exchanger yang diserangnya sehinggaakan  menyebabkan  kerusakan,  kebocoran  atau  kegagalan.  Kebocoran  dapat  membahayakankeselamatan dan menimbulkan kebakaran.  

Walaupun  kebocoran  tube  tidak  begitu  serius  dari  segi  keselamatan,    tetapi  dapat  menyebabkanproduksi  menyimpang  dari  spesifikasi,  karena  itu  perlu  menghentikan  kegiatan  alat  yangbersangkutan.    Kerusakan  tube  didalam  cooler  dapat  menimbulkan  kerugian  produksi  dan  jugadapat menimbulkan masalah keselamatan bila minyak atau vapour atau gas terbebas bersama airpendingin.

Kerusakan pada shell, channel dan cover akan menimbulkan kebocoran yang serius dan kegagalan.

2.Penghematan Biaya Pemeliharaan

Heat Exchanger merupakan suatu alat yang mahal dilihat dari konstruksinya yang rumit, terdiri darishell,  channel,  tube  sheet,  tube,  cover,  baffleplate,  tierod  dan  gasket,  memberikan  banyakkemungkinan  rusak.  Dengan  pemeriksaan  yang  cermat,  mencatat  semua  data  kerusakan  danperbaikan yang dialaminya akan bermanfaat dalam menentukan perbaikan yang akan datang danpenggantian  yang  diperlukan.  Hal  ini  dapat  membantu  perencanaan  pemeliharaan  untukmengurangi downtime dan biaya.

Jenis Heat Exchanger:

1.  SHELL DAN TUBE BUNDLE HEAT EXCHANGER (API 660).Type Shell & Tube Heat Exchanger dideskripsikan oleh symbol pada stationary head, shell danrear head.

Terdapat beberapa type dari shell dan tube bundle exchanger antara lain:

a.   Fixed tubesheet dan floating tubesheet serta floating head cover.

Terdiri  dari  shell  yang  berbentuk  silinder  dengan  flange  pada  setiap  ujungnya,  channel  danchannel cover, floating head cover serta shell cover.

Diameter salah satu tube sheetnya lebih kecil sehingga dapat masuk kedalam shell dan diametertube sheet  lainnya  lebih besar dari pada diameter shell sehingga tidak dapat masuk (tertahan)kedalam shell.

Setelah  tube  bundle  dimasukan  kedalam  shell maka  tubesheet  yang  diameternya  lebih  besarakan tertahan pada flange shell.

Channel diikatkan dengan menggunakan baut ke arah  lubang baut  flange shell sehingga  tubesheet  akan  terjepit  diantara  keduanya  dengan  kuat,  floating  head  cover  lalu  diikatkan  dengan

this info up to date and correct, we make no representations or warranties of any kind, express or implied, about the completeness,accuracy, reliability, suitability or availability with respect to the AT@Tsite or the information, products, services, or related graphicscontained on the website for any purpose. Any reliance you place on such knowledge is therefore strictly at your own risk.In no event will we be liable for any loss or damage including without limitation, indirect or consequential loss or damage, or any loss or

Situs ini menggunakancookie dari Google untuk

November 2015Su M Tu W Th F Sa1 2 3 4 5 6 78 9 10 11 12 13 1415 16 17 18 19 20 2122 23 24 25 26 27 2829 30

Bisa

Tidak

Raguragu

No comment

Votes so far: 1 Poll closed 

   1 (100%)

  0 (0%)

  0 (0%)

  0 (0%)

Bisa kah KKN di Indonesia di brantashabis?

Ada kesalahan di dalam gadget ini

Page 3: Inspeksi Heat Exchanger

menggunakan baut ke tubesheet yang diameternya lebih kecil.

Channel  dan  floating head  cover  dapat  juga  terdiri  dari  atas beberapa  ruangan  yang  terpisaholeh pass partition plate, sehingga fluida dapat mengalir masuk melalui sebagian dari tube dankeluar  melalui  sebagian  tube  lainnya  kearah  channel.  Jumlah  jalan  yang  selanjutnya  seringdisebut sebagai “pass” dari arah fluida tergantung dari designnya.

Arah arus aliran fluida didalam shell diatur dengan menggunakan baffle plate.

Dengan adanya perubahan suhu (panas) maka akan  terjadi kontraksi dan ekspansi pada  tubebundle.

Tube bundle dengan floating tubesheet  akan bebas bergerak didalam shell sehingga prosesekspansi dan kontraksi didalam shell tidak tertahankan.

 b.   Dua fixed tube sheet.

Konstruksi untuk heat exchanger dengan dua fixed tubesheet pada dasarnya sama dengan typefloating tubesheet perbedaan terletak pada kedua tube sheetnya yang fixed (tetap).

Pada heat exchanger dengan  type  ini kelemahannya  tidak dapat membersihkan bagian dalamshell, sehingga pemakaian heat excahnger dengan type ini lebih ditujukan kepada kondisi prosesyang bersih atau proses pembersihan dengan metode chemical cleaning.

Dikarenakan kedua tubesheet dalam kondisi tetap (fixed) maka ekspansi dan kontraksinya tubebundle menjadi sangat terbatas kecuali  pada shell dilengkapi dengan expansion bellows. 

c.   Satu fixed tube sheet dengan “ U” tube.

Konstruksinya terdiri dari tube yang dibengkokan sehingga menyerupai huruf “U” dan dengansatu buah tubesheet yang tetap.

 d.   Double tubesheet.

Konstruksi tube bundle dengan menggunakan double tube sheet  yang dipasang sejajar dan

Page 4: Inspeksi Heat Exchanger

berdekatan kemudian tube yang berupa “U” dipasang dengan system roll kedalam kedua tubesheet, pada konstruksi ini tidak menggunakan  floating tubesheet.

e.   Reboiler dan evaporator.Konstruksinya sama seperti untuk satu fixed tubesheet, tetapi terdapat ruang yang besar diatastube bundle horizontal reboiler. Ruang ini untuk tempat vapor yang dihasilkan dari liquid denganmelewatkan steam melalui tube bundle.

 2.  AIR COOLED HEAT EXCHANGER (API 661)

Exchanger dengan pendinginan udara prinsipnya sama dengan type tube bundle yang terbuka,tanpa shell,  tube bundles didesign sebagai assembly lengkap. Disini udara digunakan sebagaifluida pendingin. Pada tube dipasang fins untuk memperluas bidang pendinginan. Tube bundlediletakkan dalam suatu  rangka konstruksi,  terhadapnya dialirkan udara dengan memakai  fans.Fansnya dapat diletakkan dibawah (Forced Draft) atau diatas (Induced Draft) tube bundle. Tubeharus  disupport pada barisan tubes yang terbawah untuk mencegah sagging dan meshing atauterjadi deformation of fins  pada design temperature. Tube support harus mempunyai jarak tidaklebih dari 1,83 meter (6 feet) dari center ke center.

Air cooler  ini digunakan untuk mengkondensasikan atau mendinginkan vapor dan liquid. Biayadesign dan perawatan yang relatip lebih murah dari type shell dan tube bundle exchanger jugamerupakan pertimbangan mengapa konstruksi ini dipilih.

Air cooled exchanger memerlukan lebih sedikit perlengkapan utilities bila dibandingkan denganshell  dan  tube  bundle  exchanger  karena  tidak  memerlukan  rumah  pompa  air  dan  sistimperpipaan  untuk  air.  Kerusakan  karena  korosi  juga  berkurang  karena  tidak  menggunakan  airsebagai  media  pendinginan.Air  cooler  hanya  dapat  dipakai  untuk  heat  exchanger  dengankapasitas kecil.

Page 5: Inspeksi Heat Exchanger

  Figure 3. Figure a and b is typical construction of tube bundles with removable cover plate and

removable bonnet                         header

Page 6: Inspeksi Heat Exchanger

4.  BOX COOLER: 

Pada alat penukar panas dengan  jenis box cooler, tube bundle yang berbentuk rangkaian (coil)pipa  direndam  kedalam  air  yang  berada  dialam  bak  besar.  Bundle  atau  coil  tersebut  dapatdiletakan  dalam  posisi  vertikal  maupun  horisontal.  Fluida  panas  yang  akan  didinginkandimasukan kedalam cooler melalui top header pada posisi vertikal atau bagian atas bila posisinyahorisontal, selanjutnya fluida tersebut keluar melalui bagian bawah cooler. Air yang dingin masukdari  bagian  bawah  box  dan  air  yang  sudah  panas  mengalir  keluar  melalui  bagian  atas.Pengaturan  seperti  ini  merupakan  arus  yang  berlawanan  arah  dan  memberikan  pendinginanyang maximum dengan pemakaian air yang minimum.

Page 7: Inspeksi Heat Exchanger

 5.     BAGIANBAGIAN HEAT EXCHANGER.

Sebagai pedoman terhadap istilahistilah yang standard pada umumnya menggunakanpedoman dari TEMA Standard. Hal ini akan cukup membantu para Inspector dalam membuatlaporan dan rekomendasinya.Istilah umum yang sering kita dengar adalah pada saat melakukan pekerjaanpengujian/pengetesan, istilah tersebut adalah “tubeside dan shell side”.Tube  side  dapat  diartikan  sebagai  sisi  dimana  fluida  mengalir  melalui  bagian  dalam  tubesedangkan “shell side” dapat diartikan sebagai fluida yang mengalir pada sisi bagian luar tube.

INSPEKSI

Tujuan  dilakukannya  pemeriksaan:  untuk  menentukan  kondisi  phisik  dari  peralatan,menentukan   laju korosi    (corrosion    rate)  serta menentukan penyebab  terjadinya  kerusakan,selanjutnya  dapat  digunakan  untuk  menentukan  tindakan  perbaikan  yang  diperlukan  untukjangka  pendek  maupun  untuk  jangka  panjang  ataupun  penggantian,    mencegah  ataupunmemperlambat kerusakan  lebih  lanjut. menentukan waktu peralatan perlu diganti    (remaining life),  untuk  menjaga  kontinuitas  produksi  dan  menghindarkan  adanya  stop  yang  tidakterencana (unscheduled shutdown

1.     Aspek SafetyKorosi  dan  erosi  dapat  melemahkan  bagianbagian  dari  Heat  Exchanger  yang  diserangnyasehingga  akan  menyebabkan  kerusakan,  kebocoran  atau  kegagalan.  Kebocoran  dapatmembahayakan keselamatan dan menimbulkan kebakaran.  .

2.  Penghematan Biaya PemeliharaanDengan  pemeriksaan  yang  cermat,  mencatat  semua  data  kerusakan  dan  perbaikan  yangdialaminya akan bermanfaat dalam menentukan perbaikan yang akan datang dan penggantianyang diperlukan. Hal ini dapat membantu perencanaan pemeliharaan untuk mengurangi downtime dan biaya.

A.   Pemeriksaan Ukuran (dimensi)Tiga besaran yang sangat penting untuk diketahui dari suatu peralatan adalah :

1.     Batas ketebalan mininium (retiring thickness).2.     Laju kerusakan, rate of deterioration atau corrosion rate.3.     Sisa umur, remaining life.

Beberapa variable utama yang mempengaruhi ketebalan minimum adalah ukuran, bentuk, tipeexchanger, material dan metode pembuatan. Bila kerusakan disebabkan oleh korosi dan erosi,corrosion  rate  dapat  ditentukan  dengan  membandingkan  selisih  hasil  pengukuran  yangdilakukan dengan waktu pemakaian, dinyatakan dalam mm atau inci pertahun.

Corrosion rate = mm/year = (t original ‐ t actual)/Service life

Bila corrosion rate lebih besar dari nol, remaining life dapat dihitung dengan rumus berikut:

Remaining life, year = (t actual  t minimum)/Corrosion life 

Dengan  formula  diatas  saja  beium  cukup  untuk  menentukan  remaining  life  karena  harusdipertimbanakan juga beban luar yang bekerja.  Juga perlu dipertimbangkan kemungkinan atauadanya  kerusakankerusakan  lain  seperti  creep,  fatigue,  stress  corrosion  cracking,  hydrogenattack, carbonization, graphitization dan sebagainya.Bentuk lain dari kerusakan seperti mechanical damage, retak dan kerusakan karena kesalahanoperasi umumnya sukar diramalkan.Remaining  life  untuk  sesuatu  exchanger  atau  bagian  exchanger  harus  diketahui  jauhsebelumnya untuk mencegah penggantian yang  tibatiba. Harus diingat bahwa bagianbagianyang berbeda dari exchanger, mempunyai remaining life yang berbeda.

Kebanyakan exchanger  dibuat  dengan  ketebalan  yang  lebih  dari  pada  yang diperlukan  untukmenjaga  supaya  cukup  tahan  lama  terhadap  korosi  dan  tekanan  operasi.  Kelebihan  tebal  inidinamakan corrosion allowance.Tebal  minimum  harus  ditentukan  pada  shell,  channel,  cover  bonnet  tube,  tube  sheet,  danbagianbagian lainnya yang menerima tekanan.

Page 8: Inspeksi Heat Exchanger

Minimum shell thickness.Tebal  minimum  dari  shell  dihitung  menurut  code  design  formula  dari  ASME,  Boiler  andPressure Vessel Section VIII Division 1.

MIMINUM SHELL THICKNESS (Semua Dimensi Dalam Inchi)

NOMINALSHELL

DIAMETER

MINIMUM THICKNESSALLOY (*)CARBON STEEL

PIPE PLATE8 – 12 Sch. 30 1/813 – 29 3/8 3/8 3/1630 – 39 7/16 ¼40 – 60 ½ 5/16

  (*)        Schedule 5S dibolehkan untuk 8 inches shell diameter.Nominal total thickness untuk clad atau lined shell sama untuk carbon steel plate shell.

Minimum shell cover  thickness (ASME, Boiler  and Pressure Vessel Section VIII, Division1.)Nominal thickness untuk shell cover paling sedikit sama dengan tebal shell seperti pada tabel1.

Minimum channel and bonnet thickness (ASME, Boiler and Pressure Vessel Section VIII,Division 1) Tebal nominal dari channel dan bonnet tidak boleh kurang dari tabel 1.

Minimum flat channel cover thickness. (TEMA standard.)

Minimum  tube  thickness (ASME, Boiler  and Pressure Vessel  Section VIII,  Division  I  atauTEMA standard).

Tube sheet thickness (TEMA standard).

B.  FREKWENSI DAN WAKTU PEMERIKSAAN1).  Peraturan Pemerintah

pertimbangan  legalitas yaitu adanya PP 11  tahun 1979 dimana untuk setiap peralatan dikilang  minyak  INDONESIA  harus  memiliki  SKPP  (Surat  Kelayakan  PenggunaanPeralatan) yang berlaku selama 3 tahun.Dengan  demikian  setiap  3  tahun  peralatan  heat  exchanger  haruslah  diperiksa  gunamemenuhi aspek legalitasnya.

2).  Pemeriksaan saat cleaningUmumnya peralatan yang memerlukan cleaning rutin adalah pada preheat system, coolerdan  condensor  dengan  air  laut.  Disamping  itu  juga  umumnya  peralatan  dapat  distopindividu tanpa harus menggangu jalannya operasi secara keseluruhan.

3).  Schedule pemeriksaan.Schedule  pemeriksaaan  umumnya  dirancang  sedemikian  rupa  yang  melibatkan  semuadepartemen  sehingga  dapat  terencana  secara  detail  dan matang  dengan  demikian  hasilpemeriksaannya  diharapkan  akan  memenuhi  kebutuhan  kelangsungan  operasi  sesuaidengan rencana operasi kedepan.

PENGUJIAN Setelah  heat  exchanger  berhenti  dari  operasi,  sebelum  dibuka  sebaiknya  diadakan  pengujian terhadap shell side atau tube side terlebih dahulu untuk mengetahui exchange dalam keadaan bocoratau tidak. Bila ternyata bocor maka pada exchanger tersebut perlu dibuka dan diuji kembali untukmencari tempat yang bocor.

Kriteria penerimaan untuk pengujian suatu heat exchanger sangat tergantung pada acuan standartyang diterapkan saat alat tersebut dibangun, namun metoda pengujian umumnya sama.Bila suatu heat exchanger akan direlease dari operasinya , maka pengujian tekan dapat dilakukanterhadap shell maupun tube Kebocoran dapat diketahui melalui adanya fluida keluar melalui drainnozzle terendah. Pengujian umumnya memerlukan waktu tahan (holding time) yang tujuannya untukmengetahui  tighteness dan memberi  kesempatan bagi  inspector mengamati  ,  seluruh bagian dariheat  exchanger.  Jika  ditemukan  ada  yang  bocor  maka  bocoran  diperbaiki  lebih  dahulu  barukemudian dilakukan pengujian ulang.

Sebagai  contoh  ,  pada pengujian  floating head cover dengan  tekanan ada didalam  tube, dimanashell cover dilepas maka potensi bocor dapat terjadi pada gasket floating head cover, rolrolan tube,tube. Bila ditemukan bocoran pada gasket maka perlu dilakukan menambah pengikatan baut floatinghead cover, bila kebocoran pada  rolrolan  tube maupun  tube, maka yang dapat dilakukan adalahdengan pengujian shell side untuk mengetahui tube mana yang bocor.Oleh karena itu untuk heat exchanger umumnya pengujian tekan dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu :Shell side test dan Tube side test namun ada juga yang menerapkan pengujian hingga 3 kali yaitumelakukan pengujian shell side test sebelum dan sesudah tube side test.

Media pengujian dapat berupa air, air dengan spesifikasi khusus maupun udara atau N2 tergantungdengan  standart  dan  code  yang  diterapkan.  Untuk  heat  exchanger  yang  terbuat  dari  materialAustenitic SS maka umumnya air yang digunakan untuk hidrostatic test memiliki batas kandungan CI()  nya  harus  dibawah  50  ppm untuk menghindari  SCC. Demikian  juga  bila menggunakan  udara

Page 9: Inspeksi Heat Exchanger

Diposkan oleh Engineering Club Time 14.27 

Reaksi:  Verry Good (0) Good (0) No Good (0) No Comment (0)

Lokasi: Indonesia

maka batas maksimum udara boleh ditekan maksimum 7 Kg/Cm2 karena sifat dari udara  tersebutakan memiliki efek explosive.

Besarnya  tekanan pengujian sangat  tergantung pada standart  dan code yang diterapkan sebagaicontoh:

                 TEMA mengatur besar tekanan pengujian hidrostatic test adalah 1,5 kali tekanan designdengan koreksi temperatur. Untuk pneumatic test adalah 1,25 kali tekanan design dengankoreksi tempratur.

         STD 160, mengatur besar tekanan pengujian hidrostatic test maupun pneumatic test samadengan yang diatur pada TEMA RCB 1.3.

         KP9, mengatur besar tekanan pengujian hidrostatict test adalah tidak kurang dari 1,5 kalitekanan kerja maksimum yang diijinkan, untuk pneumatic test tidak diatur.

         ASME VIII DIV I, mengatur besar tekanan pengujian hidrostatic test adalah paling tidak 1,5kali  tekanan  design.  Untuk  pneumatic  test  adalah  paling  tidak  1,25  kali  tekanan  designdengan koreksi tempratur.

                 NBIC, mengatur  besar  tekanan pengujian  tekan adalah  tidak boleh  lebih  dari  1,5  kalitekanan maksimum yang diijinkan, Bila besar pegujian  tekan original mempertimbangkancorrosion  allowance  maka  besarnya  pengujian  juga  mempertimbangkan  sisa  corrosionallowance.

Untuk batasan  temperatur pengujian seluruh standart maupun code memiliki  batasan pada  rangemin 15, 6 °C s/d 49 °CBila  dispesifikasi  khusus  oleh  pemilik  bahwa  pegujian  harus menggunakan  air  dengan  tempraturdiatas 49 °C maka besamya pengujian tekan harus mempertimbangkan koreksi tempratur.

Pengujian tekan

Untuk  heat  exchanger  tipe  fixed  tube,  tube  weld  harus  ditest menggunakan  pneumatic  test  padatekanan  25  Psi(173  Kpa)  dari  shell  side  dengan  air  sabun  terutama  untuk  tube  yang  diexpand.Kecuali untuk differential pressure design, hydrostatic test secara sendirisendiri pada shell side dantube side harus dilakukan. Minimum temperature untuk hydrotest harus sesuai dengan ASME Codesection VIII Division 1. Tekanan hydrotest harus dijaga paling tidak selama 1 jam. Setelah pengujianselesai, heat exchanger harus didrain. Air untuk hydrotest unit dengan material austenitic stainlesssteel  harus  menggunakan  potable  water  dengan  chloride  ion  kurang  dari  50  ppm  (mg/kg).  jikadiminta  oleh  purchaser,  pengujian  hydrotest  dari  shell  side  harus  dilakukan  dengan  bonnet  atauchannel cover dilepas. Nozzle reinforcement pad harus dilakukan pneumatic test pada tekanan 25psi. untuk keperluan keamanan, penambahan pengujian pneumatic harus dilakukan pada tekanan25 psi (173Kpa). Sambungan flange yang telah dilepas setelah pengujian hydrotest harus dipasangulang dengan gasket baru/gasket yang belum pernah dipakai dan dilakukan hydrotest kembali untukpengencangan. Pengecatan atau external  coating  tidak boleh dilakukan pada area weld sebelumdilakukan  final  hydrotest.  Heat  exchanger  yang  berfungsi  sebagai  cadangan  harus  dilakukanhydrotest juga.   

Rekomendasikan ini di Google

Keluar

  Beri tahu saya

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai:  Unknown (Google)

Publikasikan   Pratinjau

1 komentar:

Unknown 17 Januari 2013 14.40

Terimakasih atas penjabarannya ttg ACHE,,,mantab.

Tapi  ada  yang  ingin  saya  tanyakan,,  untuk  SKPP,,yang  disebut  satu  unit  ACHE  itumaksudnya satu bay atau bukan ya???

Balas