inovasi pengawasan -...

72
Edisi 49 - Desember 2018 Media Manajemen dan Pengawasan ISSN : 1411 - 7045 7D4DD9 771411 9 INOVASI PENGAWASAN PROGRAM/LAYANAN PERTANIAN

Upload: others

Post on 08-Oct-2019

17 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

Edisi 49 - Desember 2018

Media Manajemen dan Pengawasan

ISSN : 1411 - 70457D4DD97714119

INOVASI PENGAWASAN PROGRAM/LAYANAN PERTANIAN

Page 2: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui
Page 3: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui
Page 4: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui
Page 5: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

media auditoredisi 49

MENU UTAMA8 Inovasi Pengawasan Melalui Optimalisasi Peran Serta Masyarakat12 Inovasi Pengawasan Menuju Akuntabilitas Nasional17 Inovasi Pengawasan Dalam Pengelolaan Data Laporan Hasil Pengawasan

WAWASAN22 Mengharap Efisiensi Anggaran Melalui Reviu RKBMN26 APIP : Agen Perubahan Untuk Peningkatan Efektifitas Pengawasan30 Efektivitas Pengendalian Intern Untuk Laporan Keuangan Yang Andal35 Strategi Kehumasan Dalam Mempublikasikan Citra Positif Pemerintah40 Pengawalan Program BEKERJA Berbasis Hortikultura TA. 2018

INFO MEDIA44 Lensa Gaul Protani46 Temu Koordinasi Kehumasan Pengendalian Intern di Bidang Kehumasan47 Untuk Kedua Kalinya Kementan Dapatkan Penghargaan KPK “Komitmen Anti Korupsi”49 GO-WAS Pengawasan Intern 4.0 ala Kementan51 Diklat Sertifikasi JFA Ahli52 Pameran Agrivaganza 201853 4 Tahun Kinerja Inspektorat Jenderal : Sebuah Succes Story56 Itjen Kementan Raih Peringkat 4 Kategori Eselon I KIP Tahun 2018 57 NTB Bangkit Bersama Protani59 Forum Nasional SPI61 Itjentan Persembahkan 3 Lagu Sebagai Karya ABadi Bagi AAIPI63 Pelepasan Merpati Simbol Semangat Berantas Korupsi di Kementan64 BAKPIA : Itjentan Ubah Strategi Pengawasan dari Intern ke Jaminan Mutu Terbatas

INFO KESEHATAN66 Bawang Hitam yang Menghebohkan Kesehatan

POJOK ANTI KORUPSI 68 Jujur

EDITORIAL5 Urgensi Inovasi Pengawasan Menghadapi Era 4.0

Page 6: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

3Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MEJA REDAKSI

Pelindung :Inspektur Jenderal

PembinaSekretaris Itjen

Inspektur IInspektur IIInspektur IIIInspektur IV

Inspektur Invetigasi

Penanggung jawabKepala Bagian Organisasi, Kepegawaian,

Hukum, dan Humas

Wakil Penanggung jawabKepala Subbagian Hukum dan Humas

ISSN1141-7045

KantorJl. Harsono RM No. 3

Gedung B Lt.II Pasar Minggu, Jakarta 12550

T (021) 7804018 F(021) 7800220

Redaksi menerima tulisan atau berita tentang manajemen dan pengawasan. Redaksi berhak mengubah tulisan tanpa merubah isi secara keseluruhan.

Isi artikel menjadi tanggung jawab penulis

Pimpinan RedaksiDr. Heni Nugraha, SE, MM

RedaksiIr. R. Muh. Imron Rosjidi, M.Si

Tin Latifah, SP, M.SiNurwanto Condo Negoro, SE, M.Si

Dian Rachmawati, STP, M.SiUun Undayasari, SP. M.AkWidodo Teguh Santoso, SE

Sekretaris RedaksiDesy Permatasari, SH, M.Hum

Muhammad Havil,SH

Artisitik / EditorAnggie Nur Fitrianti, S.Sos

Arief Kurniawan, STP

PhotographyIndrastari Sintia Laksmi, SE, M.Ak

Irfan Arnando

HumasSuparmadi, SE, MAAndri Cahyadi, S.Psi

Page 7: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

3Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MEJA REDAKSI

Perkembangan teknologi informasi maupun digitalisasi informasi secara menyeluruh memberikan pengaruh mendasar bagi pengembangan dan pelaksanaan operasionalisasi kegiatan, termasuk audit internal pemerintah. Hal ini menjadi tantangan bagi Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) untuk berkembang menjadi organisiasi yang cerdas dan efektif, baik dalam konteks penyelenggaraan knowledge management, maupun dalam tatakelola program/kegiatan, layanan maupun tatalaksana organisasi. APIP dituntut harus mampu membuat inovasi pengawasan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi maupun digitalisasi informasi, untuk pengembangan

metode, teknik, pendekatan, serta berbagai aplikasi berbasis teknologi informasi (digitalisasi) dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan peran dan fungsi APIP sebagai bentuk respon terhadap meningkatnya tuntutan akuntabilitas dan transparansi publik.Mengingat pentingnya inovasi pengawasan di tengah perkembangan teknologi informasi yang pesat dan untuk mendukung tugas dan fungsi APIP dalam mencapai tujuan penyelenggaraan pemerintahan secara efektif dan efisien, maka Media Auditor Edisi 49, mengangkat menu utama, yaitu, “Inovasi Pengawasan Program/Layanan Pertanian”. Diharapkan materi-materi yang disajikan dapat

INOVASI PENGAWASAN

SUATU KEBUTUHAN

Page 8: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

4 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

EDITORIAL

5Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

EDITORIAL

4 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MEJA REDAKSI

5Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

EDITORIAL

memacu auditor intern Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian khususnya, dana auditor lainnya untuk terus meningkatkan kompetensi diri dan kreativitasnya untuk menghasilkan inovasi-inovasi di bidang pengawasan intern guna mendukung tugas dan fungsi pengawasan melalui consulting dan assurance terkait governance, risk dan control pada mitranya.Pada menu wawasan, Media Auditor menyajikan tulisan para auditor lingkup Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian terkait bidang pengawasan. Sedangkan dalam Menu Info Media, ditampilkan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian pada Triwulan IV Tahun 2018. Pada kesempatan ini, seluruh Tim Media Auditor ikut bangga atas Penghargaan Pengelolaan Gratifikasi Terbaik Tahun 2018 yang diperoleh Kementerian Pertanian yang diberikan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK RI). Penghargaan lain yang patut diapresiasi adalah Penghargaan kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT) dengan Predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) Nasional yang diberikan oleh Kementerian PAN RB kepada Balai Besar Veteriner Denpasar, Balai Besar Karantina Pertanian Makassar dan Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya, serta Predikat Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Nasional yang diraih oleh Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari. Semoga pemberian penghargaan tersebut memberikan motivasi dan menumbuhkan berkompetisi positif dan koorporatif kepada seluruh unit kerja dan pegawai di lingkup Kementerian Pertanian dalam

melaksanakan Reformasi Birokrasi.Di penghujung tahun 2018, tak lupa seluruh Tim Redaksi Media Auditor mengucapkan Selamat Natal bagi Umat Kristiani semoga kita semua senantiasa dalam kedamaian dan Selamat Tahun Baru 2019, semoga di Tahun 2019 kita semua menjadi lebih baik dan berkinerja yang terbaik.Dengan penuh pengharapan, semoga semua materi yang kami sajikan dalam Media Auditor Edisi 49 ini dapat memberikan pencerahan dan wawasan kepada Pembaca. Dengan penuh kerendahan hati, kami senantiasa memohon masukan atau kritikan yang membangun demi kemajuan Media Auditor dalam memberikan informasi terbaik untuk Pembaca. Selamat membaca. (wdd)

Page 9: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

4 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

EDITORIAL

5Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

EDITORIAL

4 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MEJA REDAKSI

5Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

EDITORIAL

Menurut Wikipedia.org, istilah Industri 4.0 berasal dari sebuah proyek dalam strategi teknologi canggih pemerintah Jerman yang mengutamakan komputerisasi pabrik. Ada empat prinsip rancangan dalam Industri 4.0. Prinsip-prinsip ini membantu perusahaan mengidentifikasi dan mengimplementasikan skenario-skenario Industri 4.0, yaitu:

1. Interoperabilitas (kesesuaian), yaitu kemampuan sistem komputer, perangkat, sensor, dan manusia untuk berhubungan dan berkomunikasi dengan satu sama lain lewat internet untuk segala (Internet of Things/IoT).

2. Transparansi informasi, yaitu kemampuan sistem informasi untuk menciptakan salinan dunia fisik secara virtual dengan memperkaya model pabrik digital dengan data sensor. Prinsip ini membutuhkan pengumpulan data sensor mentah agar menghasilkan informasi konteks bernilai tinggi.

3. Bantuan teknis, yaitu : Pertama, kemampuan sistem bantuan untuk membantu manusia dengan mengumpulkan dan membuat visualisasi informasi secara menyeluruh

agar bisa membuat keputusan bijak dan menyelesaikan masalah genting yang mendadak. Kedua, kemampuan sistem siber-fisik untuk membantu manusia secara fisik dengan melakukan serangkaian tugas yang tidak menyenangkan, terlalu berat, atau tidak aman bagi manusia.

4. Keputusan mandiri, yaitu kemampuan sistem siber-fisik untuk membuat keputusan sendiri dan melakukan tugas semandiri mungkin. Bila terjadi pengecualian, gangguan, atau ada tujuan yang berseberangan, tugas didelegasikan ke atasan.

Merespon Revolusi Industri 4.0, Presiden Joko Widodo telah meluncurkan Peta Jalan “Making Indonesia 4.0” yang merupakan strategi industri nasional di era Revolusi Industri 4.0 pada acara Indonesia Industrial Summit pada bulan April 2018. Selanjutnya, di lingkungan pemerintahan, sosialisasi revolusi industri 4.0 juga gencar dilakukan dan mulai diimplementasikan dengan menyusun strategi-strategi untuk menghadapinya. Berbagai upaya tersebut patut diapresiasi, tetapi tanpa mengubah tatakelola dalam diri pemerintah, hal tersebut tidak akan

URGENSIINOVASI PENGAWASANMENGHADAPI ERA INDUSTRI 4.0

Page 10: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

6 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

EDITORIAL

7Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

EDITORIAL

membawa perubahan yang signifikan, sebab revolusi industri 4.0 akan mendisrupsi di semua bidang. Pada Era Revolusi Industri 4.0 daya adaptiflah yang menjadi kunci keberhasilan meraih prestasi dan mencapai visi dan misi organisasi.

Dari sisi retail, disrupsi yang dilakukan toko online seperti Tokopedia, Buka Lapak, dan lainnya telah memberikan dampak turunnya omset mall dan ditutupnya banyak lapak-lapak kecil di pusat-pusat perbelanjaan. Dari sisi jasa transportasi, munculnya jasa transportasi online seperti Gojek, Grab juga telah memberikan dampak turunnya omset ojeg atau jasa transportasi konvensional/Tradisional. Hal ini membuktikan bahwa yang cepat dapat memangsa yang lambat dan bukan yang besar memangsa yang kecil. Bercermin dari survival organisasi bisnis, sudah sepatutnya organisasi pemerintah peka dan melakukan instrospeksi diri, sehingga mampu mendeteksi posisinya di tengah perkembangan peradaban Revolusi Industri 4.0 guna tetap survive dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan lebih efesien dan efektif sebagai respon terhadap meningkatnya tuntutan akuntabilitas dan transparansi publik.

Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) sebagai organisasi pun harus jeli, lincah, dalam merespon perkembangan Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan pesatnya penggunaan internet dan teknologi informasi. Perkembangan Industri 4.0, mau tidak mau, suka tidak suka, APIP dipaksa untuk segera bertransformasi secara lincah, jeli dan adaptif. APIP harus mengambil langkah strategis dengan melakukan inovasi-inovasi di bidang pengawasan

untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengawasan melalui proses percepatan dalam mengadaptasikan pengembangan metodologi, teknik, dan pendekatan-pendekatan pengawasan intern, dalam format teknologi informasi. Selain itu, APIP harus mendorong auditor intern terus belajar dan meningkatkan keterampilannya untuk memahami penggunaan teknologi Internet of things atau mengintegrasikan kemampuan internet dengan pelaksanaan tugas pengawasan, dan mampu mengembangkan teknologi dan metode pengawasan yang dapat diakses dalam gengaman (Internet of People).

Gambaran disrupsi teknologi di era Revolusi Industri 4.0 yang sudah disebutkan di atas, mewajibkan auditor internal untuk tidak hanya memiliki keahlian dalam bidang tertentu saja seperti auditing, keuangan, sumber daya manusia, dan sebagainya, tetapi juga diperlukan pengetahuan teknologi dan informasi mengikuti era revolusi yang suka tidak suka akan dihadapi. Kualitas kinerja auditor internal sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan keahlian yang merupakan unsur profesionalisme yang dimilikinya. Tantangan Revolusi Industri 4.0 harus direspon cepat dan tepat oleh auditor intern, sehingga auditor intern tidak ketinggalan ditengah perkembangan teknologi dan informasi yang begitu pesat. Auditor intern harus menyiapkan diri dengan melakukan pembenahan diri terutama dalam upaya peningkatan kompetensi di bidang teknologi informasi. Dengan keahlian auditor intern di bidang teknologi informasi, para auditor intern ini diharapkan akan berperan sebagai konsultan internal

Page 11: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

6 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

EDITORIAL

7Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

EDITORIAL

yang akan membawa perubahan pada peningkatan kinerja satuan kerja dan lebih luas lagi dapat ikut mengawal semua kebijakan menyongsong era Revolusi Industri 4.0.

Pembelajaran yang dapat diambil dari Revolusi Industri 4.0 adalah apabila APIP terlambat memulai untuk melakukan transformasi di era Revolusi Industri 4.0 akan berakibat pada kegagalan dalam menjalankan tugas dan fungsinya dengan lebih efesien dan efektif. APIP harus mampu melihat dengan jeli dan lincah melihat dan memanfaatkan peluang di era disruptive technology dan melakukan inovasi-inovasi di bidang pengawasan secara cepat, menyesuaikan perkembangan teknologi informasi.

Revolusi Industri 4.0 bukan hanya sekedar jargon atau istilah yang sedang trend. Dengan berbagai fenomena kemajuan teknologi serta dampaknya, menjadi nyatalah urgensitas atau pentingnya inovasi di bidang pengawasan sehingga APIP akan

tetap survive ditengah revolusi industri 4.0 serta mampu menjawab tuntutan akuntabilitas publik dan transparansi yang semakin tinggi dewasa ini, akibat perkembangan era Revolusi Industri 4.0. APIP harus merespon dengan membuat inovasi-inovasi di bidang pengawasan yang menjadi core business. Pada Era Industri 4.0, APIP dituntut harus mumpuni menggunakan teknologi informasi dalam pelaksanaan tugas-tugas pengawasan (consulting dan assurance) untuk mencapai tujuan audit secara efektif dan efisien. Para auditor intern juga harus meng-update kompetensi di bidang teknologi informasi dengan tetap memegang nilai dan etika profesi sehingga pada akhirnya APIP dapat dipercaya oleh stakeholder dan masyarakat secara luas serta terwujudnya kapabilitas APIP berkelas dunia. Semoga. (wdd).

Page 12: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

8 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MENU UTAMA

9Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MENU UTAMA

Masyarakat mempunyai peran penting dalam fungsi pengawasan penyelenggaraan Negara, yaitu untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari KKN. Masyarakat selaku penyumbang anggaran terbesar bagi Pendapatan negara mel-alui pajak dan retribusi yang akan digunakan untuk pembangunan, sudah semestinya juga dilibatkan dalam pengawasan. Keterlibatan masyarakat dalam pengawasan adalah melalui pemberian informasi untuk perbaikan pembangunan pemerintah, sehingga perlu diberikan wadah dalam pengelolaanya. Hal tersebut sejalan dengan Peraturan Menteri PAN dan RB nomor 52 tahun 2014 tentang pembangunan Zona Integritas, bahwa salah satu penguatan pengawasan adalah dengan pengelolaan pengaduan masyarakat yang baik dan memadai, dan terus dilakukan inovasi sesuai kebutuhan masyarakat

INOVASI PENGAWASAN MELALUI OPTIMALISASI PERAN SERTAMASYARAKATOLEH SUPARMADI DAN TEGUH UJIANTO

PendahuluanPengawasan merupakan unsur dari

manajemen yang memiliki peran vital, dengan melalui aktivitas pengawasan di-harapkan penyimpangan terhadap tujuan organisasi dapat segera dideteksi. Menu-rut Bohari (2004:9) Fungsi pengawasan pada dasarnya merupakan proses yang dilakukan untuk memastikan agar apa yang telah dirancanakan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Sedangkan tujuan pengawasan menurut Menurut Simbolon (2004:62) adalah agar hasil pelaksanaan pekerjaan diperoleh secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif) sesuai dengan rencana yang telah ditentukan se-belumnya.

Pengawasan dapat dilakukan secara

intern dan ekstern, pengawasan intern merupakan pengawasan yang dilakukan dari dalam organisasi yang bersangkutan, misalnya dilakukan oleh Inspektorat jen-deral atau Inspektorat wilayah, sedangkan pengawasan ekstern merupakan penga-wasan atau pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan yang ada di luar unit organisasi, contohnya BPK adalah perang-kat pengaewas ekstern terhadap pemerin-tah dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya kepada DPR-RI.

Bagaimana dan dimana fungsi masyarakat dalam ikut berperan seba-gai pengawas pembangunan pemerin-tah ?. Pengawasan masyarakat adalah pengawasan yang dilakukan oleh warga masyarakat yang disampaikan secara lisan

Page 13: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

8 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MENU UTAMA

9Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MENU UTAMA

atau tertulis kepada aparatur pemerintah yang berkepentingan berupa sumbangan pikiran, saran, gagasan, atau keluhan/pen-gaduan yang ber-sifat membangun yang disampaikan baik secara lang-sung maupun mel-alui media.

P e n g a w a s a n masyarakat meru-pakan jenis pen-gawasan ekstern karena berada di-luar organisasi, hal tersbeut juga tertu-ang dalam Undang –Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik, pada pasal 35 ayat ayat (3) yang menya-takan bahwa salah satu pengawasan ek-sternal penyelenggaraan pelayanan pub-lik dilakukan melalui pengawasan oleh masyarakat berupa laporan atau pengad-uan masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik, sehingga dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan pengaduan masyarakat perlu inovasi, tujuannya agar informasi dan pengaduan dari masyarakat dapat dikelola secara baik, efektif dan efisien. Pada kesempatan ini penulis akan membahas peran pengawasan masyarakat khususnya dalam memberikan informasi terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam tata kelola pemerintaan.

Telah diketahui banyak kalangan, bah-wa pengelolaan APBN dan APBD yang dikelola oleh pemerintah pusat maupun daerah dan digunakan dalam pembangu-nan masih ditemukan banyak sekali peny-impangan yang mengakibatkan kerugian negara dengan banyaknya praktik korupsi , gratifikasi, pungli, suap dan sejenisnya yang memberikan dampak buruk bagi kelancaran pembangunan. Dilain pihak

jumlah aparat pengawas masih kurang dibanding dengan sebaran realisasi peng-gunaan APBN dan APBD, terlebih masih

minimnya aparat pen-gawas yang memiliki integritas. Sehingga peran masyarakat dalam berkontribusi memberikan infor-masi dan pengaduan penyimpangan tata kelola pemerintahan, merupakan bentuk pengawasan yang efektif.

K o n t r i b u s i masyarakat dalam pengawasan ada-

lah dengan banyaknya lembaga swadaya masyarakat yang ikut mengawal penggu-naan anggaran negara untuk pembangu-nan, baik pusat maupun daerah, kontri-busi yang banyak diberikan adalah dengan memberikan informasi melalui pengaduan, meskipun pengaduan juga banyak dilaku-kan oleh masyarakat secara individu. Dari kondisi tersebut maka instansi pemerintah yang berwenang melakukan pengawasan, baik KPK, BPK, BPKP, dan Inspektorat da-pat melakukan inovasi pengawasan den-gan salah satunya memberikan wadah dalam mengelola pengaduan masyarakat secara baik.

Kenapa harus berinovasi ?Inovasi merupakan suatu hal yang harus

dilakukan oleh organisasi jika ingin terus berkembang, termasuk di bidang penga-wasan. Berdasarkan Peraturan menteri PAN dan RB nomor 30 tahun 2014 tentang pedoman inovasi pelayanan publik, inovasi didefinisikan adalah proses kreatif pen-ciptaan pengetahuan dalam melakukan penemuan baru yang berbeda dan/atau modifikasi dari yang sudah ada. sehingga

Page 14: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

10 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MENU UTAMA

11Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MENU UTAMA

inovasi memiliki ciri-ciri memiliki kekhasan / khusus, artinya suatu inovasi memiliki ciri yang khas dalam arti ide, program, tatan-an, sistem, termasuk kemungkinan hasil yang diharapkan, Memiliki ciri atau unsur kebaruan, dalam arti suatu inovasi harus memiliki karakteristik sebagai sebuah kar-ya dan buah pemikiran yang memiliki ka-dar Orisinalitas dan kebaruan, Program in-ovasi dilaksanakan melalui program yang terencana, dalam arti bahwa suatu inovasi dilakukan melalui suatu proses yang yang tidak tergesa-gesa, namun inovasi diper-siapkan secara matang dengan program yang jelas dan direncanakan terlebih da-hulu, dan Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan, program inovasi yang dilakukan harus memiliki arah yang ingin dicapai, ter-masuk arah dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut.

Pengaduan masyarakat yang masuk di Kementerian Pertanian, masih banyak yang melalui media surat dengan identi-tas palsu/surat kaleng, atau dengan via SMS yang tidak dapat ditelusuri kembali identitas pelapornya. Sebenarnya telah disiapkan media secara online yang lebih memadai. Namun masyarakat masih takut melakukan pengaduan dengan media on-line, dengan alasan bahwa dengan media online tersebut akan mudah ditelusuri se-hingga dapat diketahui identiitas pelaporn-ya, yang selanjutnya akan berdampak adanya intimidasi dan tekanan dari pihak – pihak yang dilaporkan. Selain itu belum ada jaminan rasa aman dan perlindungan yang jelas bagi pihak pelapor. Hal inilah yang mendasari perlunya secara terus me-nerus dilakukan inovasi sesuai dengan ke-butuhan masyarakat.

Inovasi Pengelolaan Dunia MayaPrinsip dari inovasi adalah adanya pe-

rubahan yang lebih efektif dan efisien dari sebelumnya, baik dari segi manfaat mau-

pun dari dampaknya. Bagaimana langkah melakukan inovasi dalam pengelolaan pengaduan masyarakat sehingga fungsi pengawasan akan berjalan lebih efektif dan efisien, Salah satunya adalah dengan membangun sistem dan jaringan. Contoh di Kementerian Pertanian mulai tahun 2013 telah membangun whistleblower’s system, Awal sistem ini dibangun dilengkapi den-gan aplikasi laporan secara online, tetapi belum membuat masyarakat/pelapor per-caya akan jaminan terhadap sistem terse-but, baik jaminan keamanan maupun jami-nan tindaklanjutnya. Sistem tersebut terus dikembangkan sehingga pada tahun 2017 dilakukan kerjasama dengan LPSK dan KPK, Mou yang dilakukan ini merupakan inovasi, yaitu untuk memberikan jaminan kepada pelapor , baik jaminan fisik mau-pun non fisik.

Langkah – langkah tersebut tentu saja tidak berhenti hanya sebatas Mou, tapi sosialisasi dan pemahaman kepada masyarakat terus dilakukan, yaitu pema-haman bagaimana whisteblower”s system dapat memberikan jaminan keamanan bagi pelapor dan jaminan tindaklanjut yang cepat dan transparan bagi pelapor. Selain itu sistem pengaduan yang dibangun dapat memberikan jaminan tidak adanya unsur fitnah dan conflict of interest.

Prosedur whistle blower’s sistem harus terus dikembangkan baik dari aplikasi maupun tindaklanjutnya hal tersebut un-tuk meminimalisir pengaduan-pengaduan yang sifatnya fitnah dan potensi conflic of interest. Contoh pengembangannya, ad-min penerima laporan dan tim penelaah, dan tim tindalanjut merupakan personil yang berbeda untuk menghindari adanya conflic of interest . Selain itu untuk pen-gaduan yang tidak dilengkapi dengan bukti yang memadai atau yang meyakinkan tim penelaah, maka merupakan laporan yang dianggap cacat atau tidak dapat ditindak-

Page 15: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

10 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MENU UTAMA

11Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MENU UTAMA

lanjuti, hal tersebut dapat di proteksi mela-lui penolakan dalam sistem, yaitu kewa-jiban melampirkan dokumen, ketika tidak ada dokumen yang dilampirkan sebagai bukti awal, maka terdapat penolakan untuk lanjutan.

Bagaimana mengembangkan inova-si pengelolaan pengaduan masyarakat kedepan? Prinsip yang perlu terus diban-gun adalah pengelolaan pengaduan masyarakat merupakan bentuk pelayanan publik, sehingga perlu terus dibangun dan ditanamkan rasa percaya (trust) kepada masyarakat bahwa pengaduan masyarakat yang baik dan memiliki niat untuk ikut ber-partisipasi dalam kelancaran pembangu-nan pemerintahan maka akan dilakukan tindaklanjut secara cepat dan adannya ja-minan bagi pelapor. Selain itu Inovasi yang harus dikembangkan adalah memberikan kemudahan akses dalam memberikan ma-teri pengaduan, juga mudah mengakses kembali terhadap informasi progres tindak-lanjut dari pengaduan tersebut, sehingga masyarakat/ pelapor mengetahui sampai dimana proses tindalanjut dari pengaduan-nya.

PenutupSecara khusus whistleblower’s system

belum memberikan dampak yang besar, tetapi secara manfaat, jelas dapat dira-sakan bagi masyarakat untuk berperan dalam memberikan informasi/pengaduan yang benar, dan dapat menjamin materi pegaduan yang tidak mengandung unsur fitnah serta adanya jaminan keamanan bagi pelapor. Whistleblower’s System han-ya salah satu contoh inovasi pengawasan khususnya dalam pengelolaan pengaduan masyarakat, sarana/media pengelolaan pengaduan masyarakat dengan sistem yang lain perlu juga terus dioptimalkan un-tuk memberi kemudahan bagi masyarakat

memberikan informasi dan pengaduan yang baik dan benar. Dengan banyaknya inovasi pengawasan, khususnya dalam pengelolaan pengaduan masyarakat maka semakin tinggi tingkat penguatan penga-wasan serta tidak ada ruang lagi bagi para pelaku kejahatan korupsi dan penyimpan-gan lainnya.

Penulis adalah Auditor pada Inspektorat Investigasi

Daftar Pustaka• Undang –Undang Nomor 25 tahun 2009

tentang pelayanan publik• Permen PAN RB No 52 Tahun 2014,

tentang pembangunan Zona Integritas• Peraturan menteri PAN dan RB nomor

30 tahun 2014 tentang pedoman inovasi pelayanan publik

• www.sumberpengertian.co/pengertia inovasi menurut par aahli

• http://www.materibelajar.id/2016/05/tu-juan-dan-fungsi-pengawasan

Page 16: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

12 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MENU UTAMA

13Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MENU UTAMA

Inovasi harus dilakukan organisasi untuk tetap bertahan dan unggul dalam ling-kungan strategis yang berkembang dengan cepat. Pengawasan adalah suatu proses untuk memastikan bahwa segala aktivitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan dan direncanakan.

INOVASI PENGAWASAN MENUJU AKUNTABILITAS NASIONAL

OLEH NGADININGSIH

Pengawasan merupakan fungsi control dalam suatu rangkaian kegiatan dalam se-jarah keberadaannya mengalami beberapa perubahan paradigm. Pada awalnya pen-gawasan berfungsi sebagai watch dog lalu sebagai katalis dan pada akhirnya sebagai consulting and assurance. Pengawasan merupakan proses yang sistematik dalam menetapkan standar kerja atau ukuran kin-erja dan pengambilan tindakan yang men-dukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai standar kinerja yang ditetapkan.

Pengawasan untuk menilai/menetap-kan apakah terjadi suatu penyimpangan dalam pekerjaan serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan khu-susnya bagi pelaksana kegiatan .untuk menjamin bahwa sumberdaya pemerinta-han telah digunakan seefisien dan seefek-tif mungkin guna mencapai tujuan pemer-intah. Pengawasan adalah suatu proses untuk memastikan bahwa segala aktivitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan.dan direncanakan.

Pengawasan ditempatkan sebagai fungsi terakhir dalam fungsi managemen artinya fungsi control wajib ada dalam se-buah managemen yang ideal.sehingga da-pat dikatakan bahwa pengawasan memiliki

makna “suatu usaha agar suatu pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan dengan adanya pen-gawasan dapat memperkecil timbulnya hambatan dan hambatan yang telah terjadi dapat segera diketahui secara dini yang kemudian dapat dilakukan tindakan per-baikannya. Atau dengan kata lain bahwa pengawasan itu suatu proses kegiatan membandingkan apa yang dijalankan, di-laksanakan, atau diselenggarakan itu den-gan dengan apa yang dikehendaki diren-canakan atau diperintahkan.

Inovasi harus dilakukan organisasi un-tuk tetap bertahan dan unggul dalam ling-kungan strategis yang berkembang den-gan cepatFungsi Pengawasan sebagai:1. Penilai apakah setiap unit telah melak-

sanakan kebijaksanaan dan prosedur yang menjadi tanggungjawabnya

2. Penilai apakah surat surat atau laporan yang dibuat sudah menggambarkan kegiatan kegiatan yang sebenarnya se-cara tepat dan cermat,

3. Penilai apakah pengendalian manage-ment sudah memadai dan dilakukan se-cara efektif

4. Penilai apakah kegiatan telah dilaksan-

Page 17: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

12 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MENU UTAMA

13Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MENU UTAMA

akan secara efektif yakni mencapai tu-juan yang sudah ditetapkan sebelumya.

5. Sebagai Penilai apakah kegiatan telah dilaksanakan secara efisien.

Fungsi pengawasan mitra pertanian un-tuk memberikan nilai analisis merekomen-dasikan dan menyampaikan hasil yang berhubungan dengan bidang pekerjaan suatu lembaga atau organisasi yang diau-dit, seperti halnya pada kegiatan program program di Kementerian Pertanian baik program bidang Tanaman Pangan Peter-nakan Perkebunan Hortikultura Litbang Prasarana Sarana Pertanian, Karantina, Badan Ketahanan Pangan, BPSDMP, ma-uun kegiatan pada Sekretariat dan Inspek-torat Jenderal.

Sebagai fungsi kontrol terhadap pe-nyelenggaraan Negara, pengawasan dilak-sanakan untuk menghindari dan mencegah terjadinya korupsi penyelewengan dan pemborosan anggaran negara oleh aparat, Dengan demikian diharapkan pengelolaan dan pertanggungjawaban anggaran dan kebijakan Negara dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan dan berjalan efektif dan efisian, meminimalisir pem-borosan pada pengeluaran pengeluaran yang tidak seharusnya.

Inovasi pengawasan diperlukan agar kita dapat memenuhi kebutuhan dan eks-pektasi stakeholder an harapan masyarakat pada umumnya yang membutuhkan pelay-anan dibidang pen-gawasan termasuk didalammya pengawa-lan dan pemantauan tidak lanjut atas hasil audit secara memadai sesuai dengan koridor yang telah ditetapkan.

Untuk itu, diperlukan updating dan upgrad-ing produk layanan pengawasan yang kita miliki secara berkelanjutan,”, yaitu dengan cara update diri sebagai SDM yang bekerja dibidang pengawasan dan mengupgrade kemampuan untuk membedakan apa yang dibutuhkan dan diperlukan. Mengupgrade diri dibidang pengawasan akan membuka wawasan dan akan mudah mempertemu-kan dengan bidang pekerjaan yang dige-luti dan makin terbuka makin memper-kaya pengetahuan dibidang pengawasan termasuk inivasi inovasi bidang penga-wasan yang pada akhirnya akan bermuara pada inovasi pengawasan pelayanan masyarakat melalui SDM pengawasan yang professional dan mendapat keper-cayaan dari stakeholder.

Inovasi pengawasan yang dilakukan pemerintah Indonesia,dapat dikemukakan bahwa pemerintah kita telah mendudukan internal audit dalam proses pengambilan keputusan di tingkat nasional,

Pemerintah Indonesia juga telah sadar risiko dan pengendalian dalam manajemen pemerintahan. Hal ini diwujudkan dengan dimasukkannya Maturitas SPIP dan Kapa-bilitas APIP dalam target RPJMN.penyem-angat kita semua untuk mewujudkan visi menjadi auditor berkualitas dan berkelas. Perkembangan terakhir tingkat Maturi-tas pada masing masing Eselon I lingkup Kementerian Pertanian berada pada level

Page 18: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

14 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MENU UTAMA

15Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MENU UTAMA

antara level (3,0 ≤ skor <4,0) atau terdefin-isi ( Ditjen Peternakan Ditjen Perkebunan Badan Ketahanan Pangan, Inspektorat Jenderal, Setjen Badan SDM, Ditjen Horti-kultura dan 4,0 ≤ skor <4,5 atau terkelola dan terukur (Badan Litbang, dan Badan Karantina, PSP) Pertanian.

Inovasi Pengawasan Inovasi Pengawasa harus dikembang-

kan dalam setiap bisnis proses penga-wasan, mulai perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pelaporan dan monitoring tindak lanjut pengawasan baik dari sisi program maupun kegiatan pengawasan. Penulis telah menyadari bahwa pola pikir auditor dalam melaksanakan tugasnya berbasis SPIP dimana untuk menilai sua-tu kegiatan berdasar proses bisnis atau tahapan tahapan kegiatan baik dalam ta-hapan perencanaan pelaksanaan maupun tahapan akhir kegiatan.

Di dalam rutinitas pekerjaan sehari hari yang sifatnya monoton juga diperlukan kegiatan kegiatan yang dapat maknai se-bagai penyegaran kembali kondisi tubuh dan pikiran kita dari pekerjaan agar kita dapat bekerja lebih baik dan melahirkan inovasi-inovasi baru.

Ukuran efektivitas apa yang harus ada dan menjadi prasyarat untuk mengukur peran aparat pengawasan intern tersebut telah efektif atau tidak ?

Peran APIPPeran APIP adalah melaksanakan

salah satu fungsi sebagai auditor internal. Sebagai auditor internal, maka secara nor-matif, harus mewujudkan prinsip-prinsip yang berlaku umum dalam organisasi In-ternal Audit. Definisi yang berlaku, sesuai pemahaman yang dikembangkan adalah “ Internal auditing in an independent, ob-jective assuranse and consulting activity designed to add value and improve an or-

ganization’s operations. It helps an organi-zation accomplish its objectives by bring-ing a systematic, disciplined approach to evaluate an improve the effectiveness of risk management, control and governance processes.

Sesuai dengan definisi tersebut, maka untuk mewujudkan peran yang efektif, maka peran Internal Auditing oleh APIP harus juga mengacu pada praktek prak-tek yang berorientasi kepada pencapaian tujuan organisasi, melalui kegiatan :a. Pemberian kepastian, keyakinan dan

penjaminan yang memadai (assurance) dengan melakukan kegiatan antara lain : audit, reviu, penilaian, evaluasi, verifi-kasi, pengujian dan pemantauan atau monitoring.

b. Konsulting untuk memberikan solusi atas berbagai macam permasalahan dan pencapaian tujuan organisasi, den-gan kegiatan : sosialisasi, bimbingan, pendampingan, pemberian saran / pe-tunjuk, konsultasi, pelatihan dan survei.

Efektivitas perwujudan peran APIP juga sangat tergantung pada :a. Komitmen pimpinan di tingkat stake-

holder (pemangku kepentingan), yaitu : pimpinan tertinggi di lingkungan instansi pemerintah dan manajemen instansi pemerintah yang diawasi, terutama dukungan atas akses informasi / data / sumber daya, persamaan persepsi dan penentuan fokus, bidang, sektor, ruang lingkup pengawasan, pelaksanaan re-komendasi tindak lanjut dan penilaian kinerja APIP.

b. Pengelolaan manajerial pengawasan internal, mulai dari perencanaan, keg-iatan tahunan, pelaksanaan kegiatan sampai dengan pelaporan dan peman-tauan tindak lanjut.

c. Masa lalu unit pengawasan internal yang lebih menitik beratkan pencarian

Page 19: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

14 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MENU UTAMA

15Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MENU UTAMA

kesalahan manajemen, melalui pema-haman yang baru ini sudah menjadi tidak relevan, untuk saat ini lebih meni-tikberatkan pada capaian kinerja dan tingkat keberhasilan tujuan dan sasaran. Unit internal audit harus menjadi bagian dari solusi, harus mampu memberikan rekomendasi perbaikan yang mampu mengeliminir penyebab yang sistemik dari suatu penyimpangan. Peran kon-sultatif, pendampingan dan perbaikan manajemen melalui bimbingan, pembe-rian petunjuk menjadi salah satu titik be-rat peran internal audit saat ini. Namun demikian peran watch dog juga masih diperlukan, paling tidak sebagai salah satu upaya penjaminan yang memadai bahwa seluruh tugas dan fungsi telah dilaksanakan oleh manajemen dan me-mastikan bahwa suatu kegiatan dalam program program Kementerian Perta-nian sudah berjalan sesuai tujuan dan sasaran sehinga terjadi keseimbangan antara input dan output serta outcome yang dihasilkan.

Perubahan Paradigma PengawasanDari perubahan paradigma tentang in-

ternal audit melaui kegiatan-kegiatan Au-dit, reviu, evaluasi, penilaian, verifikasi, pengujian maupun pemantauan harus di dasarkan pada pola kerja yang profe-sional. Artinya, harus bisa dipastikan se-luruh proses tersebut telah dimulai den-gan perencanaan yang mampu memberi keyakinan yang memadai bahwa output dari kegiatan-kegiatan tersebut mampu memberikan keyakinan bagi manajemen dan pengambilan keputusan, terhadap permasalahan-permasalahan yang muncul dan harus ditindaklanjuti oleh manajemen. Dokumentasi atas proses-proses kegiatan yang dilakukan harus betul-betul mampu menunjang bahwa seluruh permasalahan yang diangkat berdasarkan fakta yang di-

gali dari proses yang profesional.

Peran sebagai konsultan, mensyaratkan pentingnya kompetensi tehnis dari proses bisnis yang dilakukan oleh manajemen. Kita harus menyampaiakan dalam kegiatan konsultansi bahwa didalam menilai kegia-tan pokok kita harus mengawali dari proses bisnis yang tentunya terdiri dari beberapa ta-hapan , dan selanjutnuya menyusun register Risiko diteruskan dengan menyusun Ran-cang Pengendalian dari Daftar Risiko yang telah ditetapkan dan terakhir kita melakukan dan evaluasi Rancang Pengendalian.

Membangun unit Pengawasan yang efektif adalah menjadi tugas bersama. Jangan sampai muncul penolakan-peno-lakan dari auditan karena yang ditemui dari proses audit bukan sebuah solusi tetapi tambahnya persoalan baru karena ketidakefektifan kegaitan internaal audit. Memberikan keyakinan bagi pihak luar, khususnya bagi manajemen adalah se-buah keutamaan bagi unit pengawasan in-ternal. Dan semuanya itu harus dibangun dari nilai-nilai profesional, kejujuran dan mau selalu belajar dari kesalahan. Mari kita kembangkan unit Internal Audit, khususnya Inspektorat Jenderal Kementeria Pertanian yang semakin efektif, mampu memban-gun kepercayaan publik dan diterima oleh manajemen sebagai bagian dari solusi.

Keberhasilan penyelenggaraan SPIP sangat ditentukan oleh efektivitas APIP. Terkait dengan hal ini presiden Presiden Republik Indonesia peduli dibidang pen-gawasan yang disampaiakn oleh Kepala BPKP Ardan bahwa :“Presiden selalu mengingatkan pentingnya inovasi karena dapat memberikan quantum leap terha-dap produktivitas dan peningkatan capa-ian strategis. Inovasi pengawasan perlu diarahkan untuk mendukung transformasi produk dan proses bisnis pengawasan dari kegiatan assurance yang bersifat korektif

Page 20: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

16 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MENU UTAMA

17Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MENU UTAMA

menjadi kegiatan advice yang bersifat pre-ventif,”.

Hasil pengawasan harus dapat men-unjukan sampai dimana terdapat kecoco-kan dan ketidakcocokan dan menemukan ketidakcocokannya yang muncul dalam komonteks membangun managemen pemerintahan yang baik bercirikan good governance. Pengawasan merupakan as-pek penting untuk menjaga funsi pemerin-tahan berjalan sebagaimana mestinya

Berkaitan dengan akuntabilitas public pengawasan merupakan suatu cara untuk membangun dan menjaga legitimasi warga masyarakat terhadap kinerja pemerintah dengan menciptakan suatu sistem pen-gawasan efektif baik pengawasan internal maupun pengawasan eksternal.

KesimpulanInspektorat Jenderal sebagai lembaga

pengawasan harus update dan upgrade diri untuk mengembangkan kemampuan dalam aktivitasnya yang selalu dituntut keprofesion-alannya sehingga mampu melahirkan ino-vasi inovasi baru dalam rangka meningkat-kan hasil mutu/kualitas pengawasan menuju akuntabilitas nasional dengan mengaplikasi-kannya Sistem Pengendalian Intern mela-lui konsep dan metode tertentu sehingga menimbulkan daya tarik unit kerja untuk me-mahami secara detail Sistem Pengendalian Intern kepada Unit Kerja Eselon I Sebagai Mitra Inspektorat Jenderal.

Inovasi Pengawasan harus dikembang-kan dalam setiap bisnis proses penga-wasan, mulai perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pelaporan dan monitoring tindak lanjut pengawasan baik dari sisi program maupun kegiatan pengawasan. Penulis telah menyadari bahwa pola pikir auditor dalam melaksanakan tugasnya berbasis SPIP dimana untuk menilai sua-tu kegiatan berdasar proses bisnis atau tahapan tahapan kegiatan baik dalam ta-

hapan perencanaan pelaksanaan maupun tahapan akhir kegiatan.

APFP sebagai fungsi control terhadap penyelenggaraan negara, pengawasan dilaksanakan untuk menghindari terjadinya korupsi penyelewengan dan pemborosan anggaran negara oleh aparat, dengan de-mikian diharapkan pengelolaan dan per-tanggungjawaban anggaran dan kebijakan negara dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan dan berjalan efektif dan efisian, serta meminimalisir pemborosan pada pengeluaran pengeluaran yang tidak seharusnya.

Menurut penulis, upaya dalam rangka meningkatkan provesionalisme Aparat Fungsional Auditor dan mutu hasil pen-gawasan perlu dilakukan inovasi inovasi dibidang pengawasan dengan update dan upgrade diri adalah implementasi Sistem Pengendalian Intern secara intensif dengan strategi dan inovasi pengawasan intern yang salah satunya dapat dicapai melalui Pematangan (maturitas) penyelenggaraan SPIP pada seluruh satuan kerja di lingkun-gan Kementerian Pertanian.

Penulis adalah Auditor Madya pada Ins-pektorat III

Daftar Pustaka1. Situs Resmi BPKP 2018 16 Maret 2018

14:48:12 / adminkita / dibaca: 2189 kali / Kat: Kegiatan Sosial, Seremonial

2. https://www.google. www.itjen.kemen-keu.go.id

3. Inovasi Pengawasan Pembangunan Edisi 31 Mei 2018

4. Workshop SPI Maret 18.5. Berita berita actual bidang Inovasi Pen-

gawasan.

Page 21: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

16 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MENU UTAMA

17Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MENU UTAMA

Inovasi pengawasan diperlukan agar kita dapat memenuhi kebutuhan dan ekspektasi stakeholder. Sebuah inovasi dapat sukses melangkah memerlukan strategi dan adanya kerja sama semua pihak, baik internal maupun eksternal. Inovasi dalam pengelolaan data LHP harus menjadi tujuan bersama di Bagian DPLHP

INOVASI PENGAWASAN DALAM PENGELOLAAN DATA LAPORAN HASIL PENGAWASAN

OLEH KADRI YULIZAR, ARIEF KURNIAWAN, HALIM PRASETIO

PendahuluanHanya orang gila yang melakukan hal

yang sama namun mengharapkan hasil yang berbeda”(Albert Einstein). “Barang-siapa yang hari ini sama dengan hari kema-rin, rugilah. Barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, celakalah. Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari ke-marin, itulah orang-orang yang beruntung.” (al-hadist). Dua kalimat tersebut yakni kata bijak (quote) dan hadist, merupakan lejutan bagi kita untuk melakukan perbai-kan secara terus menerus agar dihasilkan peningkatkan kualitas dan kemampuan diri merupakan keniscayaan. Ungkapan ‘mer-ugi” bila hari ini sama kualitasnya dengan hari kemaren haruslah kita hindari, apal-agi hari ini lebih buruk dari hari kemaren maka kita akan termasuk dalam golongan orang-orang yang “celaka”yang tercermin pada peningkatan kualitas kepekaan kita pada lingkungan. Oleh karenanya, perbai-kan yang terus-menerus tanpa henti merti mesti dilakukan agar kita terhindar dari dua kategori yakni celaka dan merugi. Perbai-kan dimaksud diperlukan sebagai proses untuk menuju harapan yang diinginkan pada segala bidang, tidak terkecuali pada

bidang pengawasan. Perbaikan di bidang pengawasan sangat diperlukan sebagai bagian dari pemenuhan kebutuhan organ-isasi pengawasan, ekspektasi dari peman-gku kepentingan (stakeholder) serta me-nyesuaikan dengan perkembangan jaman saat ini, sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala BPKP bahwa inovasi penga-wasan diperlukan agar kita dapat memen-uhi kebutuhan dan ekspektasi stakeholder. Untuk itu, diperlukan updating dan upgrad-ing produk layanan pengawasan yang kita miliki secara berkelanjutan,” tutur Ardan. Revoldi H Siringoringgo menyebutkan bahwa inovasi erat hubungannya dengan perubahan dimana setiap perubahan yang memberikan manfaat dapat dikategorikan sebagai inovasi. Setiap upaya yang dilaku-kan secara sadar dalam rangka perbaikan kinerja baik berupa perubahan dalam ga-gasan/ide, proses serta strategi/model baru yang diyakini dapat memberikan manfaat lebih baik, efisien, waktu yang singkat dan memberikan keuntungan relatif dan nilai tambah dari sebelumnya di bidang penga-wasan adalah inovasi.

Untuk menghasilkan suatu perubahan/inovasi biasanya ditentukan oleh factor

Page 22: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

18 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

19Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

18 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MENU UTAMA

19Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MENU UTAMA

yang mendorongnya. Factor pendorong terjadi suatu inovasi karena adanya doron-gan internal dan eksternal. Namun factor eksternal biasanya lebih dominan men-dorong terjadinya inovasi bila dibanding-kan dengan faktor internal. Cooper (2001) mengemukakan pendorong sebuah proses inovasi dalam 4 hal utama yaitu (a) Kema-juan tehnologi (Technology advances), (b) Perubahan kebutuhan pelanggan (Chang-ing customer needs), (c) Siklus hidup produk yang semakin cepat (Shortening product life cycles) dan (d) Meningkatnya kompetensi global (Increased world com-petition). Keempat factor yang disampai-kan oleh Cooper (2001) tersebut semuan-ya masuk dalam factor eksternal yang mendorong terjadinya inovasi.

Sumber inovasi adalah perubahan itu sendiri, selain sebagai sumber inovasi, pe-rubahan juga menjadi sebuah tantangan, karena jika organisasi tidak dapat mere-spon secara baik perubahan yang terjadi di lingkungannya, maka organisasi akan ket-inggalan, bahkan sampai ada yang berani menyampaikan bahwa organisasi itu akan hilang. Organisasi harus inovatif untuk da-pat mempertahankan eksistensinya.

Kebijakan perubahan tata kelola terutama pada lingkungan pemerintah bukanlah hal baru. Pada Tahun 2015, Kementerian Pen-dayagunaan Aparatur Negara telah mener-bitkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2015 – 2019. Dalam PermenPAN Nomor 11 Tahun 2015 ini telah ditetapkan 3 (tiga) sasaran dan 8 (delapan) area perubahan reformasi bi-rokrasi. Ketiga Sasaran tersebut adalah: 1) Birokrasi yang bersih dan Akuntabel, 2) Bi-rokrasi yang efektif dan efisien, serta 3) Bi-rokrasi yang memiliki pelayanan publik yang berkualitas. Sedangkan 8 (delapan) area perubahan tersebut adalah: 1) Organisasi, 2) Tatalaksana, 3) Peraturan Perundang-undangan, 4) Sumber daya manusia apara-tur, 5) Pengawasan, 6) Pelayanan Publik, 7) Pola piker (Mind set) serta 8) Budaya Kerja (Culture set). Dari 3 (tiga) sasaran dan 8 (de-lapan) area perubahan reformasi birokrasi penulis mengambil kesimpulan bahwa ujung reformasi birokrasi adalah peningkatan kuali-tas terhadap pelayanan public (stakeholder). Indikator atas peningkatan kualitas pelay-anan public tercermin pada adanya penigka-tan kepuasan pelanggan atas layanan yang diberikan.

Page 23: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

18 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

19Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

18 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MENU UTAMA

19Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MENU UTAMA

Perbaikan kinerja dalam pelayanan publik terutama pada pengelolaan informa-si menjadi perhatian pemerintah dan men-jadi utama pemerintah dalam kerangka reformasi birokrasi. Tuntutan reformasi bi-rokrasi yang dilaksanakan oleh pemerintah digadangkan untuk meningkatkan kinerja pemerintah yang pada akhirnya mening-katkan daya saing negara dengan negara lain di dunia.

Kebijakan Pengawasan Inspektorat Jen-deral Kementerian Pertanian Mengede-pankan IT

Berdasarkan Keputusan Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian Nomor B.3350/Kpts/PW.170/12/2017 tentang Arah Kebijakan Pengawasan Intern Ke-menterian Pertanian Tahun 2018, menga-matkan bahwa Inspektorat Jenderal Ke-menterian Pertanian Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian dalam melaksan-akan pengawasan intern perlu didukung dengan peningkatan kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Peningkatan kapabilitas APIP salah satun-ya dengan peningkatan kapasitas informa-tion and communication technology (ICT) pengawasan yang terintegrasi. Pembangu-nan sistem pengawasan yang terintegrasi ini diperlukan untuk mengendalikan dan mempermudah pemantauan pelaksanaan dan pencapaian kinerja pengawasan.

Kapabiltas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) pada Rencana Strat-egis (Renstra) Inspektorat Jenderal Ke-menterian Pertanian Tahun 2015 – 2019 versi revisi diharapkan kapabilitasnya mencapai level III. Kapabilitas APIP level III ini bermakna, bahwa APIP mampu me-nilai efisiensi, efektivitas, ekonomis suatu kegiatan dan mampu memberikan kon-sultasi pada tata kelola manajemen risiko dan pengendalian intern. Alat/Instrument yang digunakan untuk menilai kapabilitas

APIP adalah menggunakan Internal Audit Capalitiy Model (IA-CM) yang dikembang-kan oleh Institute of Internal Auditors (IIA). Untuk mencapai kapabilitas APIP level III, diperlukan kriteria diantaranya adalah APIP terlah menerapkan dan mengembangkan sistem informasi manajemen dalam pelak-sanaan kerja APIP seperti sistem informasi pengawasan (Simwas), e-reviu, e-audit, e-pengawalan atau e-tujuan tertentu dan lain-lain.

Inovasi dalam Tata Kelola Data Laporan Hasil Pengawasan

Penyajian data atas pengelolaan Lapo-ran Hasil Pengawasan (LHP) lingkup Ba-gian Data dan Pemantauan Laporan Hasil Pengawasan (DPLHP); mulai dari proses penerimaan LHP yang masuk ke Bagian DPLHP, pemindaian, penggandaan dan penjilidan, entry data LHP berdasarkan temuan dan rekomendasi, kodifikasi te-muan dan rekomendasi sampai pada pen-erimaan dokumen tindak lanjut, menginput data tindak lanjut pendokumentasi TL LHP dan penyajian data LHP serta analisis data LHP. Rutinitas kerja di Bagian DPLHP ini dinilai masih belum memberikan hasil yang maksimal. Terutama untuk menyajikan data secara cepat, tepat dan akurat serta real time.

Pengelolaan LHP selanjutnya adalah berupa pengelolaan data dan informasi yang terdapat dalam LHP, yakni berupa kondisi, sebab, akibat, kriteria dan reko-mendasi, dilaksanakan oleh analis data LHP selaku penanggungjawab Eselon I, dimana hasil kegiatan tersebut didoku-mentasikan baik dalam bentuk output ba-rang atau filling data yang hanya dapat diakses oleh petugas yang bersangkutan. Begitu juga dengan tata laksana; proses kerja yang masih manual serta filling data yang dikelola oleh masing-masing analis data LHP dan belum terintegrasi sehingga

Page 24: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

20 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MENU UTAMA

21Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MENU UTAMA

untuk memperoleh rekap data yang cepat untuk seluruh eselon I, data yang mutakh-ir atau real time juga menjadi terhambat karena proses kerja yang parsial.

Proses kerja yang cepat dan terpadu disetiap tingkatan/ta-hap pekerjaan men-jadi keniscayaan, ter-utama penyajian data dan informasi terse-bit dibutuhkan oleh pimpinan. Data dan Informasi yang cepat, tepat dan real time diperlukan dalam mem-buat keputusan yang tepat juga. Ketepatan waktu pada proses penyelesaian Laporan Hasil Pengawasan menjadi satu tahap yang krusial, karena ini akan menentukan langkah berikutnya yakni tindak lanjut atas Laporan Hasil Pengawasan oleh auditi. Tin-dak lanjut LHP yang dilakukan oleh auditi, bukan saja sekedar menyajikan data atas rekomendasi yang disampaikan akantetapi yang diharapkan adalah pemanfaattan re-komendasi hasil pengawasan dalam pen-ingkatkan kinerja auditi yang bersangkutan lebih diutamakan. Pemanfaatan rekomen-dasi LHP oleh auditi, merupakan cermi-nan dari peran Inspektorat Jenderal dalam membantu unit kerja untuk meningkatkan kinerjanya.

Dalam mengelola informasi yang ber-hubungan dengan hak publik seyogyanya oleh penyelenggara negara dengan berpa-tokan pada azas tersebut dengan mengede-pankan ketepatan waktu, kecepatan, ke-mudahan serta keterjangkuan. Perbaikan ditekankan pada area “Tatalaksana” hasil yang diharapkan adalah perubahan sis-tem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance). Perubahan

area tatalaksana ini, akan memberikan dampak pada area perubahan keenam yakni “Pelayanan Publik” dengan hasil

yang diharapkan adalah pelayanan prima sesuai den-gan kebutuhan dan harapan masya-karat atau peman-gku kepentingan (stakeholders). Ada keterkaitan yang kuat antara pelay-anan publik dan tatalaksana, dima-

na dalam memberikan pelayanan publik yang prima (cepat, tepat, mudah dan ter-jangkau) perlu dilakukan perubahan dalam tatalaksana (proses dan prosedur kerja) yang jelas, efektif, efisien dan terukur teru-tama pada pelayanan terhadap data dan informasi.

Pada konteks manfaat data dan infor-masi, bukan hanya kebutuhan pimpinan, akan tetapi stakeholder lainpun juga mem-butuhkan data dan informasi baik langsung maupun tidak langsung menerima manfaat atau dampak dari terbitnya sebuah LHP. Penyajian data proses penyelesaian LHP menjadi prioritas untuk diselesaikan den-gan segera. Melalui sistem aplikasi yang dapat memantau penyelesaian LHP di-harapkan proses perbaikan dan perubahan pada Bagian DPLHP akan terus berjalan. Sehingga output berupa penyajian data yang dibutuhkan baik oleh pimpinan mau-pun stakeholders lain dapat tersaji dengan cepat dan tepat serta real time.

Perubahan tidak bisa dilakukan oleh satu orang, apalagi perubahan dimaksud menyangkut proses dan mekanisme kerja dalam sebuah organisasi, maka dibutuh-kan kerjasama semua pihak agar peru-bahan itu berjalan dengan baik. Sebuah proses inovasi dapat sukses melangkah

Page 25: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

20 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MENU UTAMA

21Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

MENU UTAMA

memerlukan strategi dan adanya kerja sama semua pihak, baik internal maupun eksternal, Sebuah mekanisme kerja yang solid serta dukungan penuh dari organ-isasi, memungkinkan proses perubahan atau proses inovasi dapat terjadi dalam organisasi. Kerja di sebuah organisasi bukanlah kerja personal akan tetapi kerja bersama dalam sebuah team work yang saling membutuhkan dan diperlukan. Oleh karenanya, inovasi pengelolaan data LHP harus menjadi tujuan bersama di Bagian DPLHP

KesimpulanInovasi pengawasan dalam pengelo-

laan data LHP sangat diperlukan dalam kaitannya dengan:1. Amanat dari PermenPAN tentang Road

Map Reformasi Birokrasi 2015 – 2019 Nomor 11 Tahun 2015 bahwa ujung reformasi birokrasi adalah peningka-tan kualitas terhadap pelayanan public (stakeholder). Indikator atas peningka-tan kualitas pelayanan publik tercermin pada adanya penigkatan kepuasan pel-anggan atas layanan yang diberikan. Maka perlu secara terus menerus mel-akukan perubahan dalam proses dan mekanisme kerja agar diperoleh kuali-tas pelayanan publik yang terus menin-gkat.

2. Inspektorat Jenderal Kementerian Per-tanian telah menerbitkan Surat Kepu-tusan Inspektur Jenderal Kemente-rian Pertanian Nomor B.3350/Kpts/PW.170/12/2017 tentang Arah Kebija-kan Pengawasan Intern Kementerian Pertanian Tahun 2018, mengamatkan bahwa peningkatan kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) diperlukan yang salah satunya dengan peningkatan kapasitas information and communication technology (ICT) penga-wasan yang terintegrasi. Pembangunan sistem pengawasan yang terintegrasi

ini diperlukan untuk mengendalikan dan mempermudah pemantauan pelak-sanaan dan pencapaian kinerja penga-wasan.

3. Kinerja atau output dari Bagian DPLHP adalah kualitas data yang valid dan penyajian data LHP yang tersaji dengan cepat dan tepat serta real time yang sangat dibutuhkan baik oleh pimpinan maupun stakeholders lain.

4. Saat ini mengelolaan data di Bagian DPLHP masih manual dan proses kerja yang parsial sehingga diperlukan prose-dur dan mekanisme kerja yang cepat dan terpadu disetiap tingkatan/tahap pekerjaan sehingga mengeliminir ket-ergantungan personal untuk menghasil-kan suatu output di di Bagian DPLHP.

5. Kerja di sebuah organisasi bukanlah kerja personal akan tetapi kerja ber-sama dalam sebuah team work yang saling membutuhkan dan diperlukan. Oleh karenanya, inovasi pengelolaan data LHP harus menjadi tujuan bersa-ma di Bagian DPLHP

Daftar Pustaka1. PermenPAN Nomor 11 Tahun 2015

tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2015 – 2019

2. Rencana Strategis (Renstra) Inspek-torat Jenderal Kementerian Pertanian Tahun 2015 – 2019 versi revisi

3. Keputusan Inspektur Jenderal Kemen-terian Pertanian Nomor B.3350/Kpts/PW.170/12/2017 tentang Arah Kebija-kan Pengawasan Intern Kementerian Pertanian Tahun 2018

4. Revoldi H Siringgoringgo, Manajemen Proses Inovasi (paper), Pusdiklatwas BPKP http://pusdiklatwas.bpkp.go.id/asset/files/post/a_49/Manajemen_Ino-vasi_pada_Pusdiklatwas_BPKP.pdf di-unduh tanggal 23 Oktober 2018.

Page 26: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

22 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

23Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

Terciptanya sinergi antara manajemen APIP dan pihak yang direviu dalam pelak-sanaan reviu RKBMN dapat menjamin terselenggaranya perencanaan kebutu-han BMN yang efektif dan efisien

MENGHARAPEFISIENSI ANGGARAN MELALUI

REVIU RKBMNOLEH UUN UNDAYASARI

Dua tahun terakhir ini, Inspektorat Jenderal mendapatkan mandat baru untuk melakukan reviu Rencana Kebu-tuhan Barang Milik Negara (RKBMN). Sesuai dengan amanat pada Peratu-ran Menteri Keuangan (PMK) No.150/PMK.06/2014 tanggal 16 Juli 2014 ten-tang Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Negara, Inspektorat memiliki ke-wajiban untuk melakukan reviu terha-dap usulan RKBMN yang diajukan oleh UAPB ( Unit Akuntansi Pengguna Ba-rang).

Tugas reviu yang dilakukan oleh APIP bertujuan untuk membantu pros-es penelitian RKBMN yang dilaksana-kan oleh Pengguna Barang, seperti tertuang dalam pasal 14 ayat (4) PMK No.150/PMK.06/2014 yang menyata-

kan bahwa dalam penelitian RKBMN, Pengguna Barang mengikutsertakan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) pada Kementerian/Lembaga bersangkutan untuk melakukan reviu terhadap kebenaran dan kelengkapan usulan RKBMN serta kepatuhan terha-dap penerapan ketentuan perencanaan kebutuhan BMN.

Pelaksanaan penyusunan dan pe-nelaahan RKBMN ini telah dilaksana-kan mulai dari tahun 2017 untuk per-encanaan RKBMN tahun 2019 dan tahun 2018 untuk perencanaan RK-BMN tahun 2010. Tata cara reviu terha-dap RKBMN ini pun telah diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan (KMK) No.332/KM.6/2016 tanggal 4 Oktober 2016 tentang modul Tata Cara reviu

Page 27: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

22 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

23Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Negara oleh Aparat Pengawas Intern Pemerintah yang merupakan peruba-han dari KMK No.134/KM.6/2015 dan KMK No.309/KM.6/2015.

Secara umum tujuan reviu RKBMN yaitu untuk memberi keyakinan ter-batas mengenai kesesuaian RKBMN dengan ketentuan penyusunan RKBMN yang berlaku kepada Menteri/Pimpinan Lembaga, sehingga dapat menghasil-kan RKBMN yang berkualitas. Dengan reviu diharapkan agar dokumen peren-canaan kebutuhan BMN yang disusun oleh Pengguna Barang telah sesuai dengan Renstra K/L, kelengkapan data pendukung, serta kepatuhan terhadap penerapan ketentuan perencanaan kebutuhan BMN antara lain memen-uhi Standar Barang Standar Kebutu-han (SBSK), serta mempertimbangkan kondisi dan status barang yang telah dimiliki.

Meskipun demikian, pelaksanaan reviu oleh APIP tidak mengambil alih tanggung jawab Pengguna Barang (manajemen) terhadap kebijakan yang ditetapkan dalam penyusunan kebe-naran angka RKBMN yang diusulkan karena hal tersebut tetap menjadi tang-gung jawab Pengguna Barang.

Reviu APIP meliputi reviu terha-dap RKBMN pengadaan dan RKBMN pemeliharaan. RKBMN pengadaan meliputi pengadaan tanah gedung perkantoran, tanah rumah negara, ge-dung perkantoran, rumah negara, dan Alat Angkut Darat Bermotor (AADB) Dinas Operasional Jabatan. Sedan-gkan RKBMN pemeliharaan meliputi tanah dan/atau bangunan, kendaraan bermotor dan aset tetap lainnya den-

gan nilai perolehan per satuan lebih dari Rp100.000.000,00. RKBMN untuk pemeliharaan tidak dapat diusulkan un-tuk BMN yang dalam kondisi rusak be-rat, BMN yang sedang diusulkan akan dipindahtangankan, dan BMN yang se-dang dalam status penggunaan semen-tara. Adapun Standar Barang Standar Kebutuhan (SBSK) mengacu pada PMK No. 7/PMK.06/2016 tentang perubahan atas PMK No.248/PMK.06/2011 ten-tang Standar Barang Standar Kebutu-han Barang Milik Negara BerupaTAnah dan/atau Bangunan dan PMK No.76/PMK.06/2015 tentang Standar Barang Standar Kebutuhan Barang Milik Ne-gara Berupa Alat Angkutan Darat Ber-motor Dinas Operasional Jabatan di Dalam Negeri.

Secara proses, reviu RKBMN telah menyediakan perangkat atau tools bagi auditor melalui aplikasi yang disebut SIMAN (Sistem Informasi Manajemen Aset Negara). Aplikasi SIMAN tersebut telah terintegrasi secara baik dengan seluruh proses di tingkat UAPB/Kemen-terian, mulai dari usulan satker ke koor-dinator wilayah, Eselon I, Kementerian, Reviu APIP dan persetujuan UAPB un-tuk selanjutnya dikirim ke Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN). Dengan adanya aplikasi tersebut san-gat membantu untuk mempermudah pelaksanaan reviu, sehingga dapat menghemat waktu secara signifikan.

Pertanyaan besar yang muncul ke-mudian adalah apakah reviu RKBMN dapat mendukung perencanaan kebu-tuhan BMN secara efektif dan efisien untuk mencapai perencanaan kebu-tuhan BMN secara efektif dan efisien diperlukan adanya kerjasama antara

Page 28: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

24 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

25Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

pereviu dengan yang direviu, baik di tingkat Kuasa Pengguna Barang/satker maupun tingkat Pengguna Barang (Ke-menterian). Pereviu/APIP perlu menin-gkatkan kemampuan dan pemahaman tentang RKBMN, SIMAN dan peratu-rannya serta dukungan prasarana yang memadai. Dalam upaya memaksimal-kan reviu, maka auditor perlu mema-hami tahapan penyusunan RKBMN terutama di tingkat satker, karena re-viu dilakukan berdasarkan usulan dari masing – masing Kuasa Pengguna Ba-rang (KPB). Tahapan penyusunan RK-BMN tingkat satker sebagai berikut.1. Persiapan (meliputi Instalasi ap-

likasi SIMAN terbaru, Login aplikasi SIMAN, Update plugin SIMAN, dan melengkapi data Identitas Unit Kerja pada plugin identitas).

2. Pemutakhiran (persiapan ADK SIMAK BMN, sinkronisasi SIMAK-SIMAN dan master aset).

3. Penilaian kembali (update pelaksan-aan inventarisasi terhadap data mas-ter tanah, bangunan, rumah negara, kendaraan bermotor dan Peralatan dan Mesin diatas 100 Juta)

4. Pengajuan RKBMN (Pengadaan dan Pemeliharaan)

5. Dokumentasi dan Pengiriman RK-BMN.

Demikian juga dari sisi yang direviu, misalnya pada tingkat Kuasa Peng-guna Barang (KPB) harus menyusun usulan RKBMN dengan teliti, terutama menyangkut penilaian kembali master aset, sehingga data dalam master aset benar – benar merupakan data yang valid. Pada tingkat Wilayah/Eselon I/Pengguna Barang harus melaksanakan

penelitian terhadap RKBMN yang diaju-kan oleh KPB. Pada kenyataanya pada dua tahun penyusunan RKBMN peneli-tian yang dilakukan oleh Eselon I dan Pengguna Barang masih belum optimal, yaitu tanpa dilakukan penelitian terlebih dahulu tapi langsung dikirim ke APIP untuk dilakukan reviu. Kondisi tersebut membuat beban APIP menjadi berat karena penelitian pada tingkat Eselon I dan PB tidak berjalan. Akhirnya meskip-un reviu sudah difasilitasi secara online melalui SIMAN, dalam pelaksanaannya aktivitas manual tetap harus dilakukan. Misalnya untuk RKBMN pengadaan kendaraan operasional pejabat, auditor harus tetap menelusuri Surat Keputusan (SK) pemegang kendaraan operasional dan laporan kondisi barang yang dimi-liki Satker, karena pada umumnya KPB tidak memasukan kendaraan yang digu-nakan oleh pejabat sebagai kendaraan pejabat pada master aset, sehingga pada SIMAN kendaraan eksisting nya tidak muncul dan secara SBSK akan muncul dibutuhkan. Hal tersebut akan menyamarkan keadaan sebenarnya, seharusnya diperlukan “kejujuran” dari pihak KPB sehingga data BMN eksist-ing pada master aset merupakan data yang valid sehingga pengadaan yang diusulkan memang benar – benar BMN dibutuhkan oleh satker. Contoh lainnya yaitu tidak dilakukannya penelaahan ul-ang terhadap pengusulan pemelihaan terhadap aset tetap dengan nilai per-olehan lebih dari Rp100.000.000,00, sehingga semua aset dengan nilai lebih dari Rp100.000.000,00 diajukan pemeliharaan, contoh kasus hasil pe-nelitian yang pada kenyataannya tidak memerlukan biaya pemeliharaan, na-

Page 29: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

24 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

25Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

mun tetap diusulkan pemeliharaannya.Selain permasalahan di atas, ter-

dapat masalah lain yang tidak kalah penting yaitu kurangnya perhatian manajemen APIP terhadap peningka-tan kualitas SDM Auditor dan sarana penunjang tugas pengawasan. Sebagai contoh di Inspektorat Jenderal Kemen-terian Pertanian, kegiatan dalam rang-ka peningkatan kualitas SDM auditor yang difasilitasi masih sangat minim, sementara auditor dituntut untuk selalu meng upgrade pengetahuannya. Selain itu, sarana pendukung tugas pun tidak kalah minimnya. Misalnya untuk pelak-sanaan reviu RKBMN ini diperlukan sa-rana pendukung yang memadai berupa laptop untuk menunjang pelaksanaan reviu yang dilakukan menggunakan tools berupa aplikasi SIMAN, namun pada kenyataannya secara umum lap-top yang digunakan merupakan milik pribadi yang kadangkala kurang mema-dai untuk install aplikasi.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka apabila tidak di-lakukan sinkronisasi antara manaje-men APIP dan pihak yang direviu, tu-juan efisiensi penggunaan anggaran melalui reviu RKBMN merupakan hara-pan semu. Oleh karena itu, diharap-kan dengan terciptanya sinergi antara manajemen APIP dan pihak yang dire-viu, pelaksanaan reviu RKBMN dapat menjamin terselenggaranya perenca-naan kebutuhan BMN yang efektif dan efisien.

Penulis adalah Auditor Inspektorat I

Daftar Pustaka1. PMK No.150/PMK.06/2014 tentang

Perencanaan Kebutuhan BMN.2. KepmenKeu No.332/KM.6/2016 ten-

tang modul Tata Cara reviu Perenca-naan Kebutuhan BMN oleh APIP

3. PMK No. 7/PMK.06/2016 ten-tang perubahan atas PMK No.248/PMK.06/2011 tentang Standar Ba-rang Standar Kebutuhan BMN Beru-pa Tanah dan/atau Bangunan

4. PMK No.76/PMK.06/2015 tentang Standar Barang Standar Kebutuhan BMN Berupa Alat Angkutan Darat Bermotor Dinas Operasional Jabatan di Dalam Negeri.

Page 30: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

26 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

27Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

Sesuai dengan Renstra Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) pada Pasal 7 ayat 2 bahwa Misi AAIPI, meningkatkan kapabilitas APIP sebagai agen perubahan untuk menuju tata kelola pemerintahan yang baik. Karena itu, APIP harus jadi agen perubahan dalam pemerintahan yang baik dengan mem-pengaruhi penerapan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian yang ter-integrasi dan efisien dalam biaya.

APIP : AGEN PERUBAHAN UNTUK PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENGAWASANOLEH RAKHMI AMAROH

Apa sebenarnya agen perubahan Perubahan adalah proses yang men-

jadikan sesuatu/situasi lain daripada yang sudah ada. Perubahan yang dimaksud di sini adalah yang terjadi pada orang, struk-tur atau teknologi. Adapun faktor yang me-nyebabkan perubahan itu sifatnya dapat berasal dari internal maupun eksternal or-ganisasi, dan biasanya perubahan banyak terjadi akibat faktor eksternal. Faktor inter-nal meliputi struktur organisasi, pegawai, gaya kepemimpinan, budaya organisasi, motivasi pegawai, dan sebagianya, se-dangkan faktor eksternal bisa disebabkan perubahan dari luar mungkin datang dari pasar, pemerintah dengan peraturannya, perubahan ekonomi, teknologi baik dari dalam negeri atau luar negeri.

Organisasi pemerintah perubahannya banyak dipengaruhi oleh pemerintah den-gan peraturannya, sehingga perlu diran-cang kembali struktur organisasi, kepega-waian disesuaikan, sarana dan prasarana harus ditata kembali sesuai perubahan kebutuhan organisasi dalam rangka men-

jalankan tugas dan fungsi organisasi. Salah satunya Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian sebagai salah satu anggota AAI-PI dan Auditor Inspektorat Jenderal seba-gai agen perubahan sesuai dengan Misi pada Renstra AAIPI yaitu pasal 7. Sebagai agen perubahan, maka menuntut komit-men auditor sebagai pegawai pemerintah yang memiliki tugas pengawasan untuk melaksanakan proses serta menjadikan hasil pengawasan menjadi sesuatu yang lain dari pada proses/hasil pengawasan yang sudah ada.

Melalui perubahan proses pengawasan dari Watch Dog menjadi Assurance dan Consulting ini, kegiatan praktik penga-wasan dititikberatkan melalui kegiatan audit, pengawalan, reviu dan evaluasi, fasilitasi dan advokasi pada setiap proses bisnis Satuan Kerja. Auditor sebagai agen perubahan dituntut untuk dapat memahami proses bisnis Satuan Kerja sehingga setiap risiko dan titik kritis yang dihadapi Satuan Kerja dapat diketahui lebih awal.

Dalam peran Assurance, auditor da-

Page 31: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

26 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

27Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

pat memberikan jaminan atas kuali-tas audit internal pemerintah yang baik, obyektif dan bebas dari campur tangan,sedangkan peran Consult-ing, auditor dapat memberikan fasili-tasi dan advokasi dalam pengemban-gan berkelnajutan bagi peningkatan kualitas audit intern pemerintah, kapa-sitas APIP. Dengan memahami proses bisnis, risiko (titik kritis auditee), maka rekomendasi audi-tor dapat lebih terarah untuk peningkatan tata kelola pemerintahan satuan kerja yang menjadi kewenangannya. Rekomendasi yang dapat ditindaklnjuti dan memberikan perbaikan menunjukkan bahwa hasil pen-gawasan dinilai lebih efektif atau dapat di-katakan bahwa Auditor sebagai agen peru-bahan dinilai telah menjalankan tugasnya dengan baik.

Efektivitas pengawasan, bagaimana memahaminya?

Efektivitas adalah keberhasilan suatu organisasi yang dalam hal ini adalah In-spektorat Jenderal didalam mengemban tugas pokok dan fungsi pemerintahan se-bagai aparat pengawasan intern pemerin-tah lingkup Kementerian Pertanian. Tugas dan fungsi utama sesuai Visi AAIPI ada-lah “Menjadi organisasi profesi terdepan dalam mendorong terwujudnya peran APIP yang profesional sebagai pemberi Assur-ance dan Consulting dalam mewujudkan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan kinerja pemerintah pusat dan daerah”.

Saat ini tingkat efektivitas pengawasan mengacu pada perumusan dengan meng-gunakan referesni dari IACM (Internal Audit Capability Model), dengan 5 tingkat penca-paian Maturitas SPIP, yaitu (1) Initial, (2) Infrastructure (3) Integrated (4) Managed dan (5) Optimizing. Level pertama, adalah level initial, APIP belum dapat memberi-kan jaminan atas proses tata kelola sesuai peraturan dan belum mampu mencegah korupsi. Kedua level Infrastructure, dalam level ini APIP sudah mampu memberikan keyakinan bahwa proses yang dilakukan telah sesuai aturan bahkan telah mampu mendeteksi terjadinya korupsi. Ketiga, level integrated, dlam level ini APIP tel-ah mampu menilai efesiensi, efektivitas ekonomiis suatu kegiatan. dan APIP telah mampu memberikan konsultasi atas tata kelola, manajemen resiko dan pengendali-an intern. Keempat adalah level managed, APIP telah mampu memberikan assurance secara keseluruhan atas tata kelola, mana-jemen risiko dan pengendalian intern. Ter-akhir, level optimizing, dimana APIP telah mampu atau bisa diandalkan jadi agen pe-rubahan.

Page 32: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

28 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

29Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

Saat ini Inspektorat Jenderal Kemente-rian Pertanian masih dalam IACM (2) Level Infrastucture, sehingga masih menjadi tu-gas berat untuk bisa mencapai IACM (5) Level Optimizing atau level dimana Auditor Inspektorat Jenderal Kementerian Perta-nian telah dapat dinilai sebagai agen peru-bahan yang handal. Peningkatan Maturitas SPI sendiri dilakukan sejalan dengan peran Internal Auditing oleh APIP yang mengacu pada Visi AAIPI. Peran pengawasan yang berorientasi kepada pencapaian tujuan or-ganisasi dilakukan melalui :1. Assurance : memberikan jaminan dan

keyakinan yang memadai (assurance) dengan melakukan kegiatan antara lain : audit, reviu, evaluasi, pemantauan dengan kepatuhan terhadap standar, kode etik dan profesionalisme auditor.Efektivitas yang diminta dari perubahan paradigma tentang internal audit melaui kegiatan-kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan harus di dasarkan pada pola kerja yang profesional. Artinya, harus bisa dipastikan seluruh proses tersebut telah dimulai dengan peren-canaan yang baik, sehingga output berupa rekomendasi mampu memberi-kan keyakinan untuk ditindaklanjuti oleh satuan kerja. Dokumentasi berupa Ker-tas Kerja Audit/Reviu/Pemantauan atas kegiatan pengawasan yang dilakukan harus betul-betul menjelaskan seluruh permasalahan yang ada berdasarkan fakta yang digali dari proses yang due profesional. KKA menjadi salah satu bukti arah kegiatan audit internal se-hingga diharapkan audit mendapatkan output berupa rekomendasi yang efektif dan efisien, baik bagi satuan kerja mau-pun proses pengawasan yang dilaku-kan oleh unit internal audit yang ada

2. Consulting : memberikan fasilitiasi dan advokasi/solusi atas berbagai macam permasalahan dan pencapaian tujuan

organisasi, dengan kegiatan sosialisasi, konsultasi dan pendampingan dengan memberikan masukan satuan kerja untuk dapat meningkatkan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian.Peran sebagai konsultan, mensyarat-kan pentingnya kompetensi tehnis dari proses bisnis yang dilakukan oleh satuan kerja. Perkembangan teknolo-gi informasi yang sangat cepat akan mempengaruhi pola kerja dan du-nia audit. Auditor dituntut untuk dapat berkembang sejalan dengan perubahan teknologi yang ada, sehingga setiap pe-rubahan yang terjadi pada satuan kerja-auditee antara lain data dan informasi atas proses bisnis dapat diketahui lebih cepat dan akurat.

Sedang pengukuran atas tingkat Maturi-tas SPIP yang diselenggarakan oleh APIP diukur dengan elemen-elemen, antara lain (1) Peran dan Layanan, (2) Manajemen SDM, (3) Praktik Profesional, (4) Akuntabil-itas dan Manajemen Kinerja, (5) Hubungan dan Budaya Organisasi, dan (6) Struktur Tata Kelola. Semakin baik penilaian ele-men – elemen tersebut maka semakin baik pula level IACM yang dicapai atau semakin baik pencapaian efektivitas pengawasan yang dilakukan oleh APIP. Pencapaian el-emen-elemen tersebut sendiri dipengaruhi oleh:1. Komitmen Pimpinan Organisasi dan

APIP.Salah satu unsur SPIP, lingkungan pen-gendalian bahwa komitmen pimpinan atas pelaksanaan tugas dan fungsi or-ganisasi sangat penting. Hal ini men-jadi dasar jalannya SPIP secara kes-eluruhan. Komitmen ini berlaku bagi pimpinan tertinggi organisasi (Menteri) dan pimpinan tertinggi APIP (Inspektur) meliputi persamaan persepsi, fokus, tu-

Page 33: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

28 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

29Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

juan, ruang lingkup serta pelaksanaan rekomendasi dan penilaian kinerja APIP.Pimpinan memberikan ruang dan kebe-basan bahwa pelaksanaan pengawasan dilaksanakan dengan obyektifitas (tidak ada conflict of interest) dari Pimpinan Organisasi/Pimpinan APIP maupun sit-uasi yang membuat auditor tidak mam-pu mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan profesionalnya.

2. Pengelolaan Manajerial PengawasanManajemen Pengawasan hampir sama dengan prinsip dasar manajemen beru-pa PLOC (Plan, Organize, Actuating dan Controlling), antara lain perencanaan berupa penentuan Program Kerja Pen-gawasan Tahunan (PKPT), pelaksan-aan audit dengan prinsip efisiensi waktu dan biaya, pengelolaan pelaporan hasil audit yang akuntabel dan pemantauan Tindak Lanjut (TL) hasil audit. Dalam or-ganisasi pengawasan, pencapaian pen-gelolaan manajerial pengawasan yang handal dapat dicapai dengan dukungan Sekretariat Inspektorat sebagai Unit Es-elon II pada Organisasi Pengawasan.

3. Pengembangan Kemampuan/Inovasi PengawasanPengembangan/Inovasi pengawasan ini didititik beratkan pada pengemban-gan Sumber Daya Manusia, teknologi dan informasi serta pengetahuan dan pemahaman atas kegiatan penga-wasan. Pengembangan SDM dilakukan dengan peningkatan kemampuan ke-limuan secara formalitas (Penidikan-S1, S2, S3) dan non formalitas (Pelatihan, Diklat, Workshop, Lokakarya,dan lain-nya). Pengembangan teknologi antara lain penyediaan sarana dan prasarana teknologi informasi, penyusunan dan pengembangan program audit dan reviu secara elektronik. Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian dalam hal ini se-dang mengembangkan elektronik kegia-

tan reviu LK/RKA-KL, Audit Kinerja, dan Pengawalan. Output atas pengemban-gan elektronik pengawasan ini adalah tersedianya suatu sistem informasi yang memudahkan pelaksanaan Audit, Reviu atau Pengawalan dan meningkatkan kualitas audit, reviu dan pengawalan yang dilaksanakan Inspektorat Jen-deral Kementerian Pertanian. Pening-katan pemahaman tentang pengawsan juga dilakukan antara lain pendidikan dan pelatihan jenjang jabatan auditor (AT,KT, PT, PM) serta PKS (Pelatihan Kantor Sendiri) maupuan TOT (Trainer of Trainer). Pengembangan tersebut menjadi tugas bersama dalam lingkun-gan organisasi pengawasan dan dihara-pkan kemampuan pelaksanaan tugas setiap auditor dapat ditingkatkan dan dikembangkan setiap saat.

Akhirnya, membangun unit Penga-wasan Internal menjadi Agen Perubahan dan meningkatkan efektivitas pengawasan adalah menjadi tugas bersama. Memberi-kan keyakinan yang memadai dengan rekomendasi yang dapat ditindakjuti dan memberikan perbaikan pada satuan kerja adalah sebuah keutamaan bagi unit pen-gawasan internal. Dan semuanya itu harus dibangun dari nilai-nilai integritas, profe-sional, obyektifitas, dan independensi au-ditor Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian.

Daftar Pustaka1. Rencana Strategis AAIPI 2. PP.60 Tahun 2008 tentang SPIP3. Bpkp.go.id

Page 34: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

30 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

31Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

Dalam rangka menjaga efektivitas penerapan Pengendalian Intern atas Pelapo-ran Keuangan, setiap entitas akuntansi dan entitas pelaporan, termasuk entitas pelaporan yang melakukan konsolidasi laporan keuangan, melaksanakan penila-ian Pengendalian Intern atas Pelaporan Keuangan

EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN UNTUK LAPORAN KEUANGANYANG ANDAL

OLEH NUR WANTO CONDRO NEGORO

Sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Republik Indonesia Nomor 213/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, Menteri/Pimpinan Lembaga/Peng-guna Anggaran, Kuasa Pengguna Ang-garan, dan Penanggung jawab Unit Akun-tansi Pembantu Pengguna Anggaran, termasuk Menteri Keuangan atas nama Pemerintah Pusat, membuat pernyataan tanggung jawab atas Laporan Keuangan yang disampaikan. Format pernyataan tanggung jawab yang dimaksud tercantum dalam lampiran PMK tersebut yaitu ”Lapo-ran Keuangan tersebut telah disusun ber-dasarkan pengendalian intern yang mema-dai.........”. Selain itu, sesuai Lampiran PMK Nomor 10/PMK.09/2015 tentang Standar Reviu atas LK BUN dan Lampiran PMK Nomor 255/PMK.09/2015 tentang Standar Reviu atas Laporan Keuangan Kementeri-an /Lembaga, dalam sub bab Tujuan Reviu dinyatakan bahwa reviu tidak memberikan dasar untuk meyatakan opini sebagaimana dalam audit karena reviu tidak mencakup pengujian atas pengendalian intern. Reviu atas Laporan Keuangan hanya memberi-

kan keyakinan terbatas bahwa Laporan Keuangan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Berdasarkan ke-tentuan tersebut maka diterbitkanlan PMK Nomor 14/PMK.09/2017 tentang Pedoman Penerapan, Penilaian, dan Reviu Pengen-dalian Intern atas Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

PenerapanPengendalian Intern atas Pelaporan

Keuangan (PIPK) adalah pengenda-lian yang secara spesifik dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan yang dihasil-kan merupakan laporan yang andal dan disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan. PIPK yang dimaksud dalam PMK Nomor 14/PMK.09/2017 terdiri dari Penerapan yang dilakukan entitas akun-tansi yang bersangkutan, Penilaian yang dilakukan oleh Tim Penilai, serta Reviu oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerin-tah (APIP).

Penerapan PIPK bertujuan untuk mem-berikan keyakinan memadai bahwa Pe-laporan Keuangan disusun dengan pen-

Page 35: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

30 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

31Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

gendalian intern yang memadai dengan prinsip-prinsip penerapan yaitu 1) Men-dukung pencapaian tujuan organisasi; 2) Merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses organisasi dan pengambilan keputusan khususnya dalam perencanaan strategis; 3) Sistematis, terstruktur, dan tepat waktu; 4) Mempertimbangkan kes-eimbangan aspek biaya dan manfaat; dan 5) Menjaga kepatuhan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan.

PIPK diterapkan oleh setiap entitas akuntansi dan/atau entitas pelaporan pe-nyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP). Entitas pelaporan tersebut termasuk entitas pelaporan yang melaku-kan konsolidasi laporan keuangan. Pen-erapan PIPK oleh entitas akuntansi dan/atau entitas pelaporan dilaksanakan pada tingkat entitas dan tingkat proses/ transaksi meliputi komponen-komponen pengenda-lian intern yaitu, lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, in-formasi dan komunikasi dan pemantauan.

Penerapan PIPK pada tingkat proses/transaksi terdiri dari pengendalian intern yang diterapkan pada proses/transaksi yang bersifat manual dan proses/transaksi yang menggunakan sistem aplikasi. Se-lain itu, setiap entitas akuntansi dan entitas pelaporan penyusun LKPP juga bertang-gung jawab untuk mengelola, memelihara, dan secara berkala memutakhirkan doku-mentasi penerapan PIPK.

PenilaianUntuk menjaga efektivitas penerapan

PIPK, setiap entitas akuntansi dan enti-tas pelaporan, termasuk entitas pelapo-ran yang melakukan konsolidasi laporan keuangan, wajib melaksanakan penilaian PIPK. Penilaian tersebut dilaksanakan oleh Tim Penilai dengan proses penila-ian dilakukan melalui pendekatan penila-ian mandiri atau Control Self Assessment

(CSA). CSA adalah sebuah proses menilai efektivitas pengendalian intern yang ber-tujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan organisasi dapat tercapai. Dalam pelaksanaannya, teknik CSA ini dilaksanakan sendiri oleh pihak manajemen, sehingga memungkinkan ket-erlibatan manajemen secara penuh dalam proses penilaian pengendalian intern yang dilaksanakan dalam organisasi. Hal terse-but dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa pihak yang paling memahami dan men-guasai proses bisnis termasuk pengen-dalian intern dalam suatu organisasi ada-lah manajemen, mulai dari level pimpinan hingga pelaksana. Sehingga, diharapkan proses penilaian dapat berjalan secara cepat, efisien, dan efektif. Di samping itu, hasil penilaian diharapkan juga akan men-jadi lebih komprehensif dan memberikan nilai tambah yang besar bagi organisasi karena berisi temuan yang kuat dan reko-mendasi yang fokus pada tindakan perbai-kan PIPK.

Tim Penilai dibentuk pada unit akun-tansi dan unit pelaporan sesuai dengan tingkat manajemen yang memberi perny-ataan tanggung jawab. Untuk Kementerian Negara/Lembaga, susunan Tim Penilai meliputi: 1) Tim Penilai Tingkat Unit Akun-tansi dan Pelaporan Keuangan Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA); 2) Tim Pe-nilai Tingkat Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pembantu Pengguna Anggaran Tingkat Wilayah (UAPPA-W); 3) Tim Pe-nilai Tingkat Unit Akuntansi dan Pelapo-ran Keuangan Pembantu Pengguna Ang-garan Tingkat Eselon I (UAPPA-El); dan 4) Tim Penilai Tingkat Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pengguna Anggaran (UAPA).

Tim Penilai Tingkat UAPA (untuk K/L) diketuai oleh Sekretaris Jenderal atau pimpinan unit lain yang sejenis. Tim Penilai di bawahnya diketuai oleh Pejabat yang

Page 36: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

32 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

33Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

secara struktural berada satu tingkat di bawah dan ditunjuk langsung oleh pimpi-nan entitas akuntansi dan/ atau entitas pe-laporan yang membuat pernyataan tang-gung jawab atas laporan keuangan. Bagi Kementerian/Lembaga yang telah memiliki unit kepatuhan internal selaku lini perta-hanan kedua, maka unit kepatuhan inter-nal itu dapat ditunjuk sebagai Tim Penilai sesuai dengan kedudukan dan kewenan-gan unit kepatuhan internal tersebut dalam struktur organisasi K/L.

Manajemen harus menggunakan per-timbangan profesionalnya dalam memilih anggota Tim Penilai dan harus memper-timbangkan untuk mengikutsertakan per-wakilan dari seluruh bagian organisasi seperti bagian akuntansi/keuangan, ba-gian Teknologi Informasi dan Komunikasi, bagian umum, bagian sumber daya ma-nusia, dan/atau APIP sebagai penasihat atau pemberi asistensi. Untuk dapat mel-aksanakan penilaian dengan baik, diper-lukan kualifikasi Tim Penilai yang memiliki kompetensi teknis yang memadai baik ter-hadap proses bisnis yang dipantau, kon-sep pengendalian intern maupun teknik pemantauan); Memiliki sikap mental ke-pribadian yang baik, tercermin dari keju-juran, objektivitas, ketekunan, loyalitas, bijaksana, dan bertanggung jawab terha-dap profesinya; Memiliki kemampuan ber-interaksi dan berkomunikasi secara efektif baik lisan maupun tertulis dengan berba-gai pihak di lingkungan unit organisasinya; dan Memiliki keinginan untuk maju dan menambah pengetahuan/meningkatkan kemampuan profesionalnya

Tugas dan tanggung jawab Tim Penilai berbeda-beda disesuaikan dengan tingkat entitas akuntansi/laporannya. Tugas dan tanggung jawab Tim Penilai Tingkat UAPA yaitu membantu Menteri untuk memantau implementasi PIPK dan meningkatkan ke-sadaran akan pengendalian intern dalam

pelaporan keuangan. Proses penilaian ini tidak hanya berlangsung di tiap akhir se-mester atau pada saat penyusunan dan penyampaian laporan keuangan. Akan tetapi, kegiatan ini merupakan upaya terus menerus sepanjang tahun untuk mendoku-mentasikan, menilai, dan memantau pen-gendalian intern dan memperbaiki kelema-hannya.

Tanggung jawab Tim Penilai Tingkat UA-PPA-Eselon I yaitu memetakan rancangan pengendalian, menyusun desain penilaian pengendalian intern dan metodologinya, menentukan batas materialitas pos yang akan diuji, menyusun jadwal dan kebutu-han sumber daya penilaian, melaksana-kan penilaian pengendalian intern di unit kerjanya, melakukan kompilasi dan me-narik kesimpulan atas penilaian efektivitas pengendalian intern pada tingkat tersebut, melaksanakan pemantauan tindak lanjut atas rekomendasi; serta mengoordinasi-kan kegiatan penilaian oleh Tim Penilai di bawahnya.

Tanggung jawab Tim Penilai Tingkat UA-PPA-Wilayah yaitu menyusun jadwal dan kebutuhan sumber daya penilaian; melak-sanakan penilaian pengendalian intern di unit kerjanya; melaksanakan pemantauan tindak lanjut atas rekomendasi; mengoor-dinasikan kegiatan penilaian oleh Tim Pe-nilai di bawahnya; menyampaikan laporan kepada Tim Penilai tingkat UAPPA-Eselon I; serta memantau perkembangan tindakan perbaikan PIPK.

Tanggung jawab Tim Penilai Tingkat UAKPA yaitu menyusun jadwal dan ke-butuhan sumber daya penilaian; melak-sanakan penilaian pengendalian intern di unit kerjanya; melaksanakan pemantauan tindak lanjut atas rekomendasi; menyam-paikan laporan kepada Tim Penilai tingkat UAPPA-Wilayah sebagai dasar pembua-tan pernyataan tanggung jawab; serta me-mantau perkembangan tindakan perbaikan

Page 37: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

32 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

33Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

PIPK.Untuk dapat memberikan pernyataan

tanggung jawab atas laporan keuangan berupa pernyataan bahwa laporan keuan-gan telah disusun berdasarkan sistem pen-gendalian intern yang memadai, manaje-men harus menilai efektivitas PIPK untuk mendukung pernyataan tersebut. Agar dapat melakukan penilaian tersebut, pen-dekatan dari atas ke bawah (Top-Down Approach) harus digunakan dalam meren-canakan penilaian PIPK. Penilaian PIPK dilakukan untuk memberikan asurans pada tingkat entitas unit kerja. Pendekatan dari atas ke bawah dalam perencanaan, pen-gujian, dan pendokumentasian PIPK dimu-lai dengan laporan keuangan yang signifi-kan di level entitas dan ditelusuri sampai ke proses utama pengendalian, dan dokumen pendukungnya. Tim Penilai Tingkat UAPA/UABUN akan menentukan ruang lingkup pelaporan keuangan, desain penilaian pen-gendalian intern dan metodologinya, serta penentuan batas materialitas pos yang akan diuji. Manajemen memiliki fleksibilitas dalam menentukan laporan keuangan sig-nifikan yang akan diuji pengendaliannya. Tim Penilai Tingkat UAPA/UABUN akan mengomunikasikan prosedur tersebut ke seluruh unit organisasi dan memantau ke-majuan entitas akuntansi atau entitas pe-laporan dalam menjalankan strategi yang telah ditetapkan.

Tim Penilai harus memiliki dokumen-tasi untuk mendukung hasil penilaian yang dilakukan. Tim Penilai harus secara jelas mengomunikasikan kepada seluruh pega-wai prosedur yang dilakukan, bukti yang diperoleh, dan kesimpulan yang diambil berkenaan dengan PIPK. Dokumentasi tersebut setidaknya memuat informasi ten-tang bagaimana transaksi signifikan dii-dentifikasi, dicatat, diproses dan dilapork-an, informasi yang memadai tentang risiko salah saji dan kecurangan yang mungkin

timbul dari proses/transaksi, pengendalian yang dirancang untuk mencegah dan men-deteksi kecurangan termasuk siapa yang melaksanakan pengendalian tersebut, pengendalian proses pelaporan keuan-gan pada akhir periode, pengendalian atas pengamanan aset serta hasil penilaian PIPK.

ReviuPenilaian PIPK yang dilaksanakan oleh

manajemen atau penilaian mandiri dipen-garuhi oleh integritas manajemen. Ketidak-seragaman integritas manajemen dapat menghasilkan subjektivitas penilaian PIPK. Oleh karena itu, diperlukan reviu oleh APIP yang merupakan pihak eksternal mana-jemen untuk memastikan hasil penilaian PIPK memenuhi kualitas standar yang di-harapkan serta objektivitas penilaiannya dapat ditingkatkan. Dalam rangka mem-berikan keyakinan terbatas kepada pimpi-nan Kementerian Negara/Lembaga men-genai efektivitas penerapan PIPK secara memadai, maka dilakukan Reviu PIPK.

Reviu PIPK dilaksanakan oleh APIP ter-hadap penerapan PIPK yang berasal dari laporan hasil Penilaian PIPK yang disam-paikan oleh Tim Penilai dengan tahapan 1) Perencanaan Reviu PIPK, 2) Pelaksanaan Reviu PIPK; dan 3) Pelaporan Reviu PIPK. Prosedur reviu PIPK dilakukan sebagai berikut:a. Reviu Pengendalian Intern Tingkat Enti-

tasReviu Pengendalian Intern Tingkat Entitas dilakukan terhadap Penilaian Mandiri untuk memastikan manajemen telah melakukan penilaian mandiri atas efektivitas Pengendalian Intern Tingkat Entitas sesuai dengan pedoman dan didukung dengan kertas kerja penila-ian yang memadai. Dalam hal terdapat ketidaksesuaian, lakukan pengujian langsung atas efektivitas Pengendalian

Page 38: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

34 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

35Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

Intern Tingkat Entitas, sebagian atau keseluruhan bergantung kondisinya dan tuangkan ke dalam kertas kerja.

b. Reviu Pengendalian Umum Teknologi Informasi dan KomunikasiReviu Pengendalian Umum Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap Penilaian Mandiri untuk memastikan manajemen telah melakukan Penilaian Mandiri atas rancangan pengendalian umum TIK. Dalam hal terdapat ketidak-sesuaian, lakukan pengujian langsung atas rancangan pengendalian umum TIK yang terdiri dari manajemen risiko, manajemen perubahan, akses logika, dan operasional TIK dan kelangsungan layanan, sebagian atau keseluruhan bergantung kondisinya dan tuangkan ke dalam kertas kerja

c. Reviu Pengendalian Intern Tingkat Proses/TransaksiReviu Pengendalian Intern Tingkat Proses/ Transaksi dilakukan terhadap Penilaian Mandiri untuk memastikan manajemen telah melakukan penilaian mandiri atas rancangan, efektivitas im-plementasi Pengendalian Intern Ting-kat Proses/Transaksi sesuai dengan pedoman dan didukung dengan kertas kerja yang memadai yang terutama terkait dengan Risk Control Matrix.

d. Reviu Penilaian Temuan PIPKReviu penilaian temuan PIPK dilakukan terhadap Penilaian Mandiri untuk me-mastikan manajemen telah melakukan Penilaian Mandiri atas temuan dari se-luruh tahapan penilaian PIPK. Dalam hal tidak sesuai sebagian atau keseluru-han, dilakukan penilaian sebagian atau keseluruhan, tergantung kondisinya, atas temuan dari seluruh tahapan pe-nilaian PIPK termasuk pengklasifika-sian temuan menjadi inconsequential (kurang penting), significant Deficiency (kekurangan yang nyata), dan material

weakness (kelemahan).e. Reviu Penyusunan Simpulan Pengen-

dalian InternReviu penyusunan simpulan Pengenda-lian Intern dilakukan terhadap Penilaian Mandiri untuk memastikan manajemen telah melakukan penilaian mandiri atas penyusunan simpulan pengendalian intern terutama: a) Penyusunan simpu-lan pengendalian intern telah dilakukan dengan tepat yaitu pengendalian Intern Efektif (PIE) dalam hal hanya terdapat inconsequential, Pengendalian Intern Efektif Dengan Pengecualian (PIEDP) dalam hal terdapat significant deficiency namun tidak terdapat material weak-ness, dan Pengendalian Intern Men-gandung Kelemahan Material (PIMKM) dalam hal terdapat deficiency yang di-kategorikan sebagai material weakness.

Daftar Pustaka• Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara• Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004

tentang Perbendaharaan Negara• Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun

2005 yang berisi SAP dengan basis akuntansi Kas Menuju Akrual

• Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

• Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian In-tern Pemerintah

• Peraturan Menteri Keuangan Repub-lik Indonesia Nomor 270/PMK.05/2014 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Aktual pada Pemerintah Pusat

• Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 14/PMK.09/2017 ten-tang Pedoman Penerapan, Penilaian, dan Reviu Pengendalian Intern atas Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Page 39: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

34 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

35Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

Humas merupakan cermin yang harus dijaga dan dirawat sebaik-baiknya untuk tetap bersih, sehingga dapat memberikan citra dan kesan yang baik terhadap organisasi yang wakilinya

STRATEGI KEHUMASAN DALAM MEMPUBLIKASIKAN CITRA POSITIF PEMERINTAHOLEH INDRASTARI SINTIA LAKSMI

PendahuluanKita sebagai generasi

milenial yang lebih populer dengan sebutan generasi Y (kelompok demografis) yang lahir setelah generasi X (generasi ABG “ Angka-tan Babe Gue”). Generasi milenial lahir sekitar tahun 1990 s.d 2000 dengan kata lain anak anak muda yang usia antara 15 s.d 35 tahun. Seiring berjalan-nya waktu dan ketatnya persaingan dunia dengan keanekaragaman kepentingan yang begitu rumit dan kompleks dalam penguasaan teknologi digital informasi yang dikuasai oleh kaum milennials. Arus globalisasi merupakan fenomena menarik yang se-dang terjadi pada masyarakat dewasa ini, tidak terdapat sekat geografis yang mem-batasi masyarakat dalam memperoleh in-formasi, walaupun berbeda suku bangsa, bahasa dan agama.

Di era transparansi, perkembangan teknologi informasi menjadikan kaum gen-

erasi masyarakat khusunya kaum milenial lebih kritis terhadap perkembangan yang terjadi di dunia manapun. Mereka dapat mengakses berbagai informasi melalui dunia nyata dan maya. Namun demikian, meski dengan menjamurnya berbagai in-formasi digital maupun cetak terhadap pen-derasan informasi dan komunikasi yang terlalu pesat, belum tentu dapat memberi-kan pencerahan terhadap informasi yang didapat, terkadang kita justru menjadi rancu dan bingung. Dalam keadaan terse-but justru dikwatirkan terjadi pencitraan

Page 40: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

36 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

37Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

negative dan stigmatisasi buruk terhadap pemerintahan. Untuk itu kita sebagai hu-mas pemerintah, harus dapat mensikapi keadaan tersebut. Fungsi utama pemerin-tah adalah memberikan pelayanan terbaik terhadap publik. Untuk itu perlu dibangun kelembagaan yang kuat untuk dapat men-yambung komunikasi infomasi yang baik antara publik seluruh eleman, baik secara internal maupun eksternal.

Peran, tugas dan fungsi serta keberhasi-lan Humas sangat tergantung dari profe-sionalisme dari Aparat Humas Pemerintah. Posisi hubungan kemasyarakatan (hu-mas) dalam sebuah organisasi khususnya pemerintahan telah bergerak ke arah yang lebih dinamis yakni bukan hanya sebagai image maker tapi juga difungsikan menjadi sebuah bagian yang cukup penting dalam fungsi manajemen.

Hal ini diperkuat dengan definisi public relations menurut Scott M Cutlip, Allen H Centre dan Glen M Broom dalam buku, Ef-fective Public Relation, yang mengatakan bahwa public relations merupakan profesi yang sangat penting dalam suatu organ-isasi, karena public relations merupakan penengah antara internal (organisasi) dan eksternal (publik) yang mana jika tidak me-mahami salah satu aspek dalam internal atau eksternal akan memengaruhi kesuk-sesan atau kegagalan organisasi tersebut.

Fungsi dan Tugas Humas Pemerintah“Humas pada dasarnya merupakan se-

buah fungsi manajemen yang menilai si-kap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan dan tata cara seseorang ataupun organ-isasi demi kepentingan publik, serta mer-encanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih dukungan publik (Scott M Cutlip, Allen H Centre and Glen M Broom, 1982).”

Selain definisi yang dikemukakan oleh Cutlip, Allen H Centre dan Glen M Broom,

Frank Jefskin juga mengemukakan definisi humas yang memperlihatkan pengertian humas yang tidak hanya sebagai mesin pembentuk citra dalam sebuah perusa-haan ataupun instansi.

Public Relations practice is the planned and sustained effort to establish and main-tain goodwill and mutual understanding between an organization and its publics (Jefskin, 1997). Dari pengertian tersebut, humas menjalankan fungsi manajemen dengan ciri kegiatan yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambun-gan oleh organisasi-organisasi dan lem-baga umum dan swasta dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka terkait cara mengevaluasi opini publik dengan tujuan untuk sedapat mung-kin menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan guna memenuhi kepent-ingan bersama yang lebih efisien dengan kegiatan penerangan yang berencana dan tersebar luas.

Humas memang tidak dapat meng-hindari posisinya yang berada di antara publik internal dan juga eksternal. Maka, humas harus mampu membentuk hubun-gan yang harmonis dengan publik internal maupun eksternal.

Untuk hubungan dengan publik internal dikenal dengan istilah internal relations ke-tika semua aktivitas humas ditujukan ke-pada publik internal yang terdiri dari orang-orang yang terkait langsung di perusahaan yaitu karyawan, keluarga karyawan, pe-megang saham sampai eksekutif puncak.

Adapun external relations adalah aktivi-tas yang ditujukan kepada pihak eksternal seperti kalangan pers, Pemerintah, dan masyarakat di luar perusahaan yang me-merlukan informasi atau penerangan mela-lui aktivitas publisitas oleh Humas.

Page 41: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

36 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

37Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

Strategi Humas Membentuk Citra Positif Pemerintah

Humas merupakan cermin yang harus dijaga dan dirawat sebaik-baiknya untuk tetap bersih, sehingga dapat memberikan citra dan kesan yang baik terhadap organ-isasi yang wakilinya. Oleh sebab itu Humas Pemerintah harus mampu mampu mem-bangun citra positif baik ke dalam maupun ke luar. Humas memiliki peranan penting dalam setiap lembaga karena humas men-jadi salah satu strategi dalam membentuk citra organisasi baik itu citra positif maupun citra negatif. Dalam membentuk citra suatu lembaga, humas biasanya memiliki relasi yang luas.

Dalam membangun citra tersebut, ter-dapat 5 sasaran Humas antara lain :1. Citra Bayangan (Miirror Image) mer-

upakan citra yang dianut oleh publik dalam pandangan luar terhadap organ-isasinya;

2. Citra Yang Berlaku (Current Image) merupakan suatu citra atau pandan-gan yang melekat pada pihak pihak luar mengenai suatu organisasi;

3. Citra Harapan ( The Wish Image) meru-pakan suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajeman;

4. Citra Majemuk (The Multiple Image) merupakan citra yang di dalam sebuah organisasi atau perusahaan memiliki lebih dari satu unit dan pegawai. Se-hingga banyak ragam ini menciptakan suatu citra yang belum tentu sama den-gan citra yang dimilki oleh perusahaan lain;

5. Citra Perusahaan (Corporate Image) merupakan Citra dari suatu organ-isasi secara keseluruhan jadi bukan citra atap produk dan pelayanannya saja.Menurut Steinberg yang dikutip Mein-

anda (2008) tujuan Humas adalah untuk menciptakan publik yang favourable ten-

tang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh organisasi yang bersangkutan.

Humas pemerintah mempunyai peranan yang sangat penting bagi suatu organisasi, baik organisasi manufaktur maupun jasa. Seorang humas pemerintah harus mampu menciptakan citra yang positif bagi organ-isasinya sehingga terbentuk pula opini publik yang baik. Peranan Humas terbagi menjadi dua, yaitu : 1. Kegiatan intern Humas pemerintah

Tujuan terpenting dalam intern humas adalah mencapai dan mewujudkan pegawai yang mempunyai gairah kerja dan produktifitas kerja yang lebih baik. Sedangkan bentuk kegiatan intern pub-lic relations pada / Humas pemerintah harus lebih ditujukan untuk pengemban-gan pribadi dan meningkatkan kinerja.

2. Kegiatan ekstern Humas PemerintahKegiatan ekstern Humas pemerintah ra-ta-rata sudah cukup baik, dimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa kualitas layanan yang diberikan setiap tahunnya mengalami peningkatan. Usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas layanan yang dilakukan oleh Humas Sekretariat Kota Malang dinilai sudah cukup ber-hasil selain terbukti dengan peningka-tan kualitas layanan, juga dengan ter-ciptanya opini publik yang positif dan citra yang baik bagi Humas pemerintah.

Kegiatan yang dilakukan melalui strate-gi komunikasi harus lebih ditingkatkan lagi, setiap metode-metode kerja yang telah dilakukan oleh humas dan harus mampu menyelesaikan setiap masalah ataupun dalam menyelesaikan suatu pekerjaan serta kegiatan-kegiatan secara sistematis. Apabila timbul suatu permasalahan, maka pihak Humas sesegera mungkin mencari solusi agar permasalahan cepat teratasi dengan baik.

Dalam upaya mempublikasikan dan

Page 42: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

38 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

39Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

meningkatkan citra pemerintahan upaya yang dapat dilakukan humas adalah den-gan membangun image yang positif dalam relasi dengan masyarakat serta lembaga yang lain dan meningkatkan kinerja yang mengutamakan masyarakat. Lebih lanjut untuk meningkatkan citra, dapat dilakukan dengan langkah yang disampaikan oleh Djanaid (2003) bahwa untuk menciptakan citra yang baik diperlukan beberapa bentuk kerjasama dengan media massa yaitu : 1. Mengadakan kunjungan kekantor

redaksi atau kantor-kantor berita un-tuk berkenalan dan menjalin hubun-gan baik. Mengundang wartawan untuk berkunjung kekantor, bentuk ini dapat dilakukan direstoran sambil makan-ma-kan.

2. Konferensi pers Suatu pertemuan antara satu organisa-si/perorangan dengan pers.

3. Pers tour Kegiatan mengajak wartawan meninjau keadaan lapangan dari kegiatan suatu organisasi.

4. Kursus latihan wartawan Program ini bertujuan menambah wa-wasan tentang suatu masalah misalnya hukum, politik, ekonomi, atau masalah-masalah yang bersifat teknis lainnya.

5. Sponsor artikel Suatu bentuk kegiatan publikasi yang dilakukan oleh suatu organisasi melalui penulisan artikel/berita.

6. Wawancara pers Bentuk kegiatan ini dalam rangka kepentingan dengan wartawan surat ka-bar secara khusus. Inisiatif wawancara ini adalah dari pihak wartawan sendiri, baik atas inisiatif sendiri maupun atas perintah pemimpin redaksi.

7. Iklan Bentuk kegiatan ini dalam rangka kepentingan suatu perusahaan/instansi.Dapat dalam bentuk pengumuman, pro-

mosi dan lain lain.

Ada empat langkah dan proses yang lazim dilakukan humas dalam melaksana-kan kegiatannya (Cutlip, dkk, Ibid., 1982, h 169). Adapun keempat kegiatan tersebut adalah:1. Fact Finding and Feedback (Riset Pen-

emuan Fakta)Pada tahapan ini dilakukan penemuan fakta di lapangan atau hal-hal yang berkaitan dengan opini, sikap, dan reak-si publik dengan kebijaksanaan pihak organisasi atau perusahaan yang ber-sangkutan. Setelah menemukan fakta di lapangan, maka data, fakta, dan in-formasi tersebut dievaluasi untuk dapat dijadikan pedoman pengambilan kepu-tusan berikutnya.Pada tahapan ini yang paling diperlu-kan adalah kepekaan humas dalam mendengarkan dan menemukan fakta yang berhubungan dengan kepentingan perusahaan atau organisasi. Tahap ini juga dinamakan tahapan analisis situ-asi.

2. Planning and ProgrammingTahapan perencanaan dan penyusu-nan program kerja merupakan upaya yang dilakukan untuk menentukan lang-kah selanjutnya yang sejalan dengan kepentingan publik.

3. Action and CommunicatingProses ini merupakan tidak lanjut sete-lah melakukan perencanaan. Humas harus bisa melakukan tindakan ber-dasarkan rencana matang yang sudah dibuat. Tindakan dilakukan sesuai fakta yang ada sehingga dapat menyampai-kan pesan efektif yang bisa mempen-garuhi opini publik.

4. EvaluationEvaluasi merupakan tahap penilaian hasil dari riset awal hingga perencanaan program, serta keefektifan dari proses

Page 43: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

38 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

39Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

manajemen dan bentuk komunikasi yang digunakan. Tahapan ini dikatakan sebagai tahap penafsiran hasil kerja.

Keempat tahap di atas sangat pent-ing dilakukan dan saling terkait satu sama lain. Bila terjadi kendala atau ketidakco-cokan dan salah penerapan, maka dapat diduga bahwa hasil kegiatan, pelaksan-aan program kerja humas sampai penila-ian hasilnya tidak signifikan untuk tujuan pengambilan keputusan secara tepat dan benar.

Kesimpulan1. Strategi intern Humas pemerintah

Tujuan terpenting dalam intern humas adalah mencapai dan mewujudkan pegawai yang mempunyai gairah kerja dan produktivitas kerja yang lebih baik. Sedangkan bentuk kegiatan intern pub-lic relations pada / Humas pemerintah harus lebih ditujukan untuk pengemban-gan pribadi dan meningkatkan kinerja.

2. Strategi ekstern Humas PemerintahKegiatan ekstern Humas pemerintah ra-ta-rata sudah cukup baik, dimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa kualitas layanan yang diberikan setiap tahunnya mengalami peningkatan. Usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas layanan yang dilakukan oleh Humas Sekretariat Kota Malang dinilai sudah cukup ber-

hasil selain terbukti dengan peningka-tan kualitas layanan, juga dengan ter-ciptanya opini publik yang positif dan citra yang baik bagi Humas pemerintah.

Kegiatan yang dilakukan melalui strate-gi komunikasi harus lebih ditingkatkan lagi, setiap metode-metode kerja yang telah di-lakukan oleh humas harus mampu menye-lesaikan setiap masalah ataupun dalam menyelesaikan suatu pekerjaan serta keg-iatan-kegiatan secara sistematis. Apabila timbul suatu permasalahan, maka pihak Humas sesegera mungkin mencari solusi agar permasalahan cepat teratasi dengan baik.

Daftar Pustaka1. h t t ps : / /med ia .ne l i t i . com/med ia /

publications/42441-ID-strategi-komu-nikasi-humas-dalam-membentuk-citra-pemerintahan-di-kota-malang.pdf

2. Djanaid, Djanalis. 2003. Publik Relation Dalam Teori dan Praktek. Edisi VII (Re-visi). Indopurels Training. Malang

3. Meinanda, Teguh. 2008. Tanya Jawab Dasar-Dasar Publik Relation. Cetakan Kedua, Armico. Bandung.

4. Ucjana Effeny, Onong. 1983. Human Relations Dan Public Relations. Band-ung: Mandar Maju.

Page 44: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

40 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

41Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

Pengawalan Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera Berbasis Hortikultura berupa bantuan sarana produksi budidaya buah dan sayuran kepada rumah tangga miskin pertanian. mendorong program terlaksana secara efektif, efisien dan tertib.

PENGAWALAN PROGRAM BEDAH KEMISKINAN RAKYAT SEJAHTERA BERBASIS HORTIKULTURA TAHUN ANGGARAN 2018OLEH BUDI PRAYIGNO

Kementerian Pertanian mendorong upaya pengentasan kemiskinan melalui Program Bedah Kemiskinan Rakyat Se-jahtera (#BEKERJA) berbasis pertanian Tahun Anggaran 2018 yang didukung oleh unit kerja Direktorat Jenderal Hortikultura. Peran Hortikultura dalam mendukung pen-gentasan kemiskinan nasional diarahkan untuk meningkatkan akses konsumsi ko-moditas hortikultura dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui nilai jual produk.

Direktorat Jenderal Hortikultura mem-berikan fasilitasi benih sayuran dan buah, untuk pengentasan kemiskinan jangka pendek, menengah dan panjang kepada rumah tangga miskin pertanian dibeberapa kabupaten dan provinsi di Indonesia. Pe-milihan lokasi tersebut mempertimbangkan aspek jumlah penduduk miskin, keunggu-lan komparatif komoditas di masing-mas-ing lokasi dan respon pemerintah daerah. Fasilitasi komoditas tersebut mempertim-bangkan keunggulan komparatif komoditas

dan akses pasar melalui nilai jual produk. Pengawalan merupakan sala satu

kegiatan Inspektorat Jenderal Kemente-rian Pertanian untuk mengarahkan satker mampu mengembangkan dan menyeleng-grakan system pengendalian intern sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern (SPIP) di tingkat kegiatan yang meliputi : evaluasi Lingkungan Pengendalian, Pe-nilaian Risiko Kegiatan, Pembangunan Kegiatan Pengendalian dalam bentuk K-SOP berbasis risiko. Dengan dilakukan pengawalan, program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera Berbasis Hortikultura Tahun 2018 diharapkan dapat berjalan se-cara efektif efesien untuk mencapai sasa-ran dan tujuan.

Berdasarkan DIPA Ditjen Hortikultu-ra Tahun Anggaran 2018, alokasi dana Program Bedah Kemiskinan Rakyat Se-jahtera (#BEKERJA) total anggaran senilai Rp50.195.000.000,00 dengan penyebaran lokasi di 10 provinsi, 22 kabupaten, 807

Page 45: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

40 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

41Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

desa dan 190.000 Rumah Tangga Miskin-Pertanian (RTM-P). Komoditas hortikultura yang dikembangkan yaitu buah mang-gis seluas 800 Ha setara minimal 88.000 batang, buah mangga seluas 1.000 Ha se-tara minimal 100.000 batang, buah pisang seluas 276 Ha setara minimal 276.000 batang, buah duku seluas 100 Ha setara minimal 10.000 batang, dan buah papaya seluas 100 Ha setara minimal 100.000 batang, serta pengembangan sayuran se-luas 1.764 Ha. Pemilihan penerima bantu-an RTM-P berbasis hortikultura berdasaran RTM-P yang menerima paket ternak (ayam buras). Adapun sarana produksi yang di-adakan yaitu pengadaan benih buah untuk pengembanan seluas 2.356 Ha (mang-gis seluas 800 Ha setara minimal 88.000 batang, mangga seluas 1.000 Ha setara minimal 100.000 batang, pisang seluas 276 Ha setara minimal 276.000 batang, duku seluas 100 Ha setara minimal 10.000 batang, dan pepaya seluas 100 Ha setara minimal 100.000 batang), dan benih say-uran untuk penanaman seluas 1.764 Ha, serta pengadaan pupuk organik dan atau anorganik.

Proses Bisnis, Penilaian Risiko dan Ak-tifitas Pengendalian

Proses bisnis adalah suatu kumpulan

kegiatan terstruktur yang saling terkait untuk mencapai tujuan. Adapun proses bisnis program bekerja yaitu Penetapan Rumah Tangga Miskin Pertanian (RTM-P) Penerima Manfaat Bantuan Berbasis Horti-kultura, Perencanaan dan Persiapan Pen-gadaan Benih (Buah dan Sayuran) Pupuk Organik dan atau Anorganik, Pelaksanaan Pengadaan Benih (Buah dan Sayuran) Pu-puk Organik dan atau Anorganik, dan Pe-mantauan Perkembangan Budidaya Tana-man Berbasis Hortikultura.

Penetapan Rumah Tangga Miskin Per-tanian (RTM-P) penerima manfaat bantuan berbasis hortikultura mengacu pada RTM-P penerima paket ternak yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang didasarkan atas data RTM dari Kementerian Sosial. Pada tahap ini risiko yang mungkin terjadi data untuk menetapkan RTM-P tidak valid yaitu RTM-P yang ditetapkan kenyataan di lapa-ngan sudah mengalami perubahan yaitu tidak RTM-P lagi, tapi sudah masuk pada kelompok rumah tangga pra sejahtera. Un-tuk mengantisipasi kondisi tersebut maka kegiatan pengendalian yang dilakukan adalah mereviu ulang data RTM-P, supaya RTM-P yang ditetapkan memenuhi per-syaratan yang ditetapkan.

Pada tahap perencanaan dan persia-

Page 46: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

42 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

43Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

pan pengadaan benih (buah dan sayuran), pupuk organik dan atau anorganik, risiko yang mungkin timbul yaitu penyusunan harga perkiraan sendiri (HPS) tidak ber-dasarkan harga wajar yang paling men-guntungkan Negara. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut maka kegiatan pengenda-lian yang dilakukan yaitu melakukan sur-vey harga dengan tepat dan melakukan kalkulasi perhitungan harga dengan cer-mat.

Pada tahap pelaksanaan pengadaan benih (buah dan sayuran), pupuk organik dan atau anorganik, risiko yang mungkin timbul yaitu penyaluran benih (buah dan sayuran), pupuk organik dan atau anor-ganik tidak sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak yang mengacu pada 5 tepat (tepat waktu, mutu, jumlah jenis dan sasa-ran). Untuk mengantisipasi kondisi terse-but maka kegiatan pengendalian yang di-lakukan yaitu menyampaikan peringatan tertulis kepada penyedia barang, supaya penyaluran benih (buah dan sayuran), pu-puk organik dan atau anorganik kepada RTM-P sesuai dengan kontrak yang telah disepakai.

Pada tahap pemantauan perkemban-gan budidaya tanaman berbasis horti-kultura, risiko yang mungkin timbul yaitu penanaman (buah dan sayuran) tidak sesuai dengan GAP/SOP/anjuran teknik

budidaya. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut maka kegiatan pengendalian yang dilakukan yaitu pendampingan oleh Tim Teknis dan Penyuluh kepada RTM-P dalam upaya budidaya komoditi berbasis hortikultura dapat lebih intensif dan berkes-inambungan untuk bisa menerapkan GAP/SOP/anjuran teknik budidaya.

KesimpulanPengawalan Program Bedah Kemiski-

naan Rakyat Sejahtera Berbasis Hortiktura Tahun Anggaran 2018 memberikan peran consulting bagi satker untuk membangun unsur-unsur SPIP melalui pengembangan penerapan sistem pengendalian sehingga program terlaksana secara efektif, efisien, handal dalam pelaporan serta taat terha-dap peraturan perundang-undangan.

Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera Berbasis Hortikultura merupa-kan upaya untuk mengentaskan kemiski-nan guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan melalui kegiatan pertanian yang terintegrasi. Tujuan Progran Bekerja diharapkan dapat tercapai karena telah di-lakukan upaya antisipasi berupa penilaian risiko dan upaya kegiatan pengendalian.

Dengan keberhasilan Program Bedah Kemiskinaan Rakyat Sejahtera Berba-sis Hortiktura, maka akan timbul sentra produksi komoditas berbasis hortikultura

Page 47: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

42 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

43Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

WAWASAN

yang dapat menambah nilai gizi pangan bagi kehibupan masyarakat.

Penulis adalah Auditor Utama pada Ins-pektorat I Inspektorat Jenderal Kementerian Perta-nian

Daftar Pustaka :1. Peraturan Menteri Pertanian Repub-

lik Indonesia Nomor 20/PERMENTAN/RC.120/5/2018 tanggal 2 Mei 2018 Tentang Pedoman Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera Berbasis Pertanian Tahun Anggaran 2018

2. Petunjuk Teknis, Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (#BEKERJA) Berba-sis Hortikultura Tahun Anggaran 2018, Kementerian Pertanian Direktorat Jen-deral Hortikultura, 2018

3. Standar Teknis Pengawalan, STP-211, Inspektorat Jenderal Kementerian Per-tanian 2017

4. Standar Profesional Audit Intenal, Pusat Pengembangan Internal Audit,Yayasan Pendidikan Inernal Audit (YPIA), 2015

5. Makmur,Dr, Prof, Efektivitas Kebijakan Kelembagaan Pengawasan, Penerbit PT. Refika Aditama, 2015.

Page 48: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

44 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

45Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

LENSA GAUL PROTANI

Perkembangan zaman menuju teknolo-gi yang serba digital dan banyak media sosial yang bermunculan antara lain, YouTube adalah sebuah situs web video sharing (berbagi video) populer dimana para pengguna dapat memuat, menon-ton, dan berbagi klip video secara gratis. Perkembangan video-video di YouTube adalah klip musik (video klip), film, TV, dan video yang dioptimalkan para penggunan-ya sendiri. Format yang merupakan video-video di YouTube adalah Flv yang dapat diputar di web yang memiliki plugin Flash Player.

Inspektorat Jenderal kali ini berinisiasi untuk menderaskan program Kementerian Pertanian dalam bentuk web video yang

dikenal dengan “Lensa Gaul Protani (LGP)” yang menggunakan youtube sebagai media publikasi ke publik untuk dapat menyebarluaskan keberhasilan atas upaya upaya penca-paian target luas tambah tanam, sekaligus mengedukasi masyarakat dalam mendukung visium Indonesia untuk menuju Lumbung Pangan Dunia Tahun 2045. Tim Humas Inspek-torat Jenderal bekerjasama dengan tim lensa gaul protani melakukan peliputan kegiatan Luas Tambah Tanam (LTT) terhadap pemanfaatan alat mesin pertanian sebagai bahan pembuatan film pendek (storyline) tentang keberhasilan Program Kerja Kementerian Per-tanian. Host “ Lensa Gaul Protani “ oleh Justan Siahaan, Inspektur Jenderal Kemente-rian Pertanian. Setiap episode mengambil tema keberhasilan pertanian menuju lumbung pangan dunia.

Sampai saat ini storyline yang telah dipublikasi oleh “Lensa Gaul Protani” sudah men-capai 12 episode dengan berbagai macam tema yang disesuaikan dengan kaum milenial masa kini dan mempersembahkan berbagai macam keindahan pertanian di pelosok neg-eri. Storyline dapat ditonton langsung melalu akun youtube dengan link sebagai berikut :• Film Dilan 1990 LGBT !!!! #DILAN #MILEA

https://www.youtube.com/watch?v=bJraVoJPR4M

• Mengaggumkan!!! 3 teknologi mutakhir masa depanhttps://www.youtube.com/watch?v=MjmFRSu_5is

• Avengers Pertanian Jaman Now

Page 49: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

44 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

45Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

https://www.youtube.com/watch?v=5c6iAyQZIvw

• Wow!!Ternyata Perjuangan Petani Itu Ada #IQBALRAMADHANhttps://www.youtube.com/watch?v=RMYRdV5gx38

• Aku INDONESIA PERTANIAN jiwa ragaku #dirgahayu73thindonesiahttps://www.youtube.com/watch?v=C3Eci66hBuM

• Rahasia Dibalik #avengersinfinitywar#Hits2018 https://www.youtube.com/watch?v=uh6kDXLI-k8

• Geger!!! Penemuan Bawang Putih Emas di Danau Toba #viral2018 https://www.youtube.com/watch?v=OUCfFhwi3D0

• Groot Milenial : Wujud Lumbung Pangan Dunia Kini Di Tangan Anda https://www.youtube.com/watch?v=1bmQj0ODe64

• #hulk sang raksasa hijau “ sobat petani di lahan rawa https://www.youtube.com/watch?v=ooI_s2Vd7Go

• Agriculture Groot 4.0 #VIRAL2018 #HITS2018https://www.youtube.com/watch?v=T9YKytUN9sg

• Peran Baby Groot di pertanian indonesia #avengersinvinitywarhttps://www.youtube.com/watch?v=4BkIQRQ1qnQ

• Hebat !!! Petani Ayam Kaya Dengan Semangat BEKERJA #viral2018https://www.youtube.com/watch?v=PKplVvEsBNU

Kaum Milenial Ingatlah !!Sebuah Karya Besar Dimulai Dengan Impian Ingatlah, Anda Memiliki Kekuatan,

Kesabaran dan Semangat untuk Meraih Impian Anda Ikuti Hasrat Anda, Bertekunlah Dalam Kerja Keras dan Berkorban dan Yang Terpenting Jangan Biarkan Membatasi Im-pian Anda Memperlajari Alam, Mencintai Alam, Bersahabat dan Berdialog dengan Alam Percayalah itu.

Semoga video ini dapat menginspirasi generasi muda milenial untuk menjadi petani muda yang berinovasi demi majunya pertanian Indonesia. (Indrastari-Humas)

Page 50: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

46 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

47Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

Temu Koordinasi Kehumasan Pengendalian Intern di Bidang Kehumasan

Pengendalian Internal merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah keg-iatan. Selama ini kehumasan belum men-jalankan pengendalian internal sesuai dengan pedoman Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP). Untuk itu Ins-pektorat Jenderal sebagai pembina SPIP menyelenggarakan temu koordinasi ke-humasan dengan unit eselon I lingkup Kementerian Pertanian untuk membahas peran pengendalan internal di bidang ke-humasan. Kegiatan ini dilaksanakan sela-ma dua hari penuh pada 29-39 Nopember 2018 di Bogor Jawa Barat Hadir pada keg-iatan ini peserta sebanyak 60 orang yang terdiri dari Pejabat Fungsional PranataHu-mas lingkup Kementerian Pertanian dan Pelaksana Humas lingkup Kementerian Pertanian.

Kegiatan diisi dengan materi dari Ana-lisis Risiko dari Inspektorat Jenderal Ke-menterian Pertanian, Peran Informasi Publik dari Kementerian Komunikasi dan Informasi, dan Peran Humas Kementerian Pertanian dari Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian. Pada keg-iatan ini juga dilakukan edukasi ujicoba survey dengan menggunakan alat voting yang hasilnya langsung dapat dilihat dan diolah. Survey ini juga merupakan salah satu bagian dari cara melakukan analisis risiko dalam pengendalian kehumasan.

Dalam perspektif kehumasan, tujuan utama penyampaian informasi adalah mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan, dan memperoleh masukan untuk percepatan pencapaian tujuan pem-bangunan lingkup pertanian. Sebagian masyarakat masih menilai kinerja pemer-intah belum cukup menggembirakan, ke-butuhan masyarakat belum tercukupi, pelayanan belum efisien, dan terkesan pemerintah masih melayani diri sendiri.

Berangkat dari kondisi tersebut, Itjen merasa perlu melakukan upaya peningka-tan kompentensi tenaga kehumasan untuk mampu mengidentifikasi risiko-risiko yang dapat timbul pada kegiatan kehumasan. Kemampuan Identifikasi risiko adalah fak-tor yang penting dalam pengendalian in-tern. Pengendalian intern merupakan salah satu cara untuk meminimalisir terjadinya risiko-risiko pada kegiatan. Dengan dilaku-kannya analisi risiko, maka hal-hal yang dapat menggagalkan suatu kegiatan dapat dicegah. Dalam bidang kehumasan, pen-gendalian internal merupakan hal penting, terlebih humas sering bersentuhan lang-sung dengan publik.

Diharapkan dengan kegiatan ini, pelak-sana kehumasan di Kementerian Pertani-an dapat memahami pentingnya pengen-dalian intern di bidang kehumasan. Untuk jangka panjang, pelaksana kehumasan bersama dengan Biro Humas dan Informa-si Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian diharapkan dapat merumuskan risiko-risiko di bidang kehumasan, sehing-ga dapat dijadikan acuan dalam pelaksan-aan kegiatan kehumasan di Kementerian Pertanian. (Anggie-Humas)

Page 51: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

46 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

47Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

UNTUK KEDUA KALINYA KEMENTAN DAPATKAN PENGHARGAAN KPK “ KOMITMEN ANTI KORUPSI”

Kementerian Pertanian (Kementan) kembali meraih pernghargaan sebagai salah satu Ke menterian, Lembaga, dan Organisasi Pemerintah Daerah (KLOP) ter-baik kategori Sistem Pengendalian Gratifi-kasi Terbaik. Penghargaan tersebut diberi-kan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai rangkaian dari Hari Anti Ko-rupsi Sedunia (Hakordia) 2018 di Hotel Bidakara, Jakarta pada Rabu (5/11/2018).

Komitmen Kementan dalam menye-lenggarakan pemerintahan yang bersih dan akuntabel terus di dorong di bawah kepemimpinan Menteri Pertanian Andi Am-ran Sulaiman dengan sejumlah program terobosan. Penghargaan dengan kategori yang sama yang sama telah diterima Ke-mentan pada tahun 2017 lalu.

Justan menegaskan bahwa, pemer-intahan yang bersih merupakan amanat Nawacita yakni Mewujudkan Pemerinta-han Bersih, Efektif dan Demokratis yang harus dijalankan dengan dengan sepenuh hati. “Prinsipnya adalah penegakan integ-ritas. Hal itu benar-benar dilakukan Men-teri Pertanian, dan kemudian diterapkan ke masing-masing individu. Selain itu kita juga membangun sistem pengendalian in-teren di setiap unit,” kata Inspektur Jender-al Kementan Justan Riduan Siahaan yang mewakili Menteri Pertanian saat menerima penghargaan tersebut.

Justan juga melihat komitmen Kemen-tan terutama untuk visi memastikan lum-bung pangan dunia dan semua program diarahkan untuk mendukung visi tersebut,

Page 52: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

48 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

49Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

maka penyimpangan tidak bisa ditore-lir. Standar kerja yang dibuat tinggi oleh pimpinan, menurut Justan, juga membantu fokus pada capaian sehingga tidak sempat melakukan penyimpangan.

“Menteri Pertanian menegaskan tidak ada toleransi untuk penyimpangan. Kita tegas menerapkan aturan baik untuk pe-nyelenggara negara maupun pengusaha yang bermain-main dengan anggaran dan kinerja,” tegas Justan.

Menteri Amran sering menegaskan se-banyak 1.295 pegawai sejak 2014 men-jalani mutasi dan demosi, bahkan dipecat karena terbukti melanggar hukum. Amran juga tak segan memblacklist sejumlah pe-rusahaan di bidang pertanian yang terindi-kasi bertindak merugikan negara. Dalam memberantas mafian, Amran juga menya-takan ada sekitar 700 orang yang tengah menjalani proses hukum, dan yang ditetap-kan tersangka kurang lebih 400-an orang.

“Kami bersih bersih ke dalam dengan tegas demosi dan mutasi pegawai 429 pegawai bahkan ada yang langsung dipe-cat. Juga bersama satgas mafia, 400an tersangka, 15 importir bawang di blacklist dan dalam wktu dekat akan diblacklist lagi

sekitar 30 perusahaan,” tegasnya.Justan menerangkan pada prinsipnya,

Kementan membuka pintu untuk KPK membantu pemberantasan korupsi di lingkungannya. “Bahkan Menteri Amran, secara praktek sejak awal kepemimpinan-nya, menyediakan ruangan khusus untuk anggota KPK agar bisa menjalankan tugas mencegah gratifikasi,” ujar Justan.

Selain penghargaan dari KPK, Kemen-tan juga sudah mendapat status Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada 2016, dan berhasil dipertahankan di 2017. Sta-tus yand ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tersebut merupakan yang pertama sejak 10 tahun penilaian oleh KPK, dan menjadi bukti komitmen dalam menjaga akuntabilitas laporan keuangan.

Kementan menjadi satu dari tiga pen-erima penghargaan tersebut sekalin Ke-menterian Keuangan dan Kementerian Kesehatan. Sebuah apresiasi yang san-gat konstruktif dalam menjaga semangat, mengingat saat ini ada 34 kementerian yang juga berusaha memberantas korupsi. (Indrastari-Humas Itjentan)

Page 53: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

48 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

49Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

GO-WAS Pengawasan Intern 4.0 ala Kementan

Sejalan dengan penerapan roadmap dan strategi ”Making Indonesia 4.0” yang diluncurkan Presiden Joko Widodo be-berapa waktu lalu, Kementerian Perta-nian melalui Inspektorat Jenderal telah mengembangkan sistem pengawasan ber-basis elektronik, GO-WAS. Sistem ini ter-diri atas aplikasi Wistleblowing’s System, aplikasi SIGAP Protani dan E-Audit.

Untuk mempermudah masyarakat yang ingin melaporkan indikasi tindak pidana ko-rupsi di Kementerian Pertanian, di Tahun 2014 Inspektorat Jenderal membangun sistem pelaporan online, Wistleblowing’s System (WBS). Sistem pelaporan online ini bertujuan untuk memotivasi seseorang untuk berani melaporkan adanya tindak pi-dana korupsi yang dilakukan oleh atasan, teman sekerja, dan lain-lain namun merasa sungkan atau takut identitasnya terungkap jika melaporkan secara langsung. Inspek-torat Jenderal telah bekerjasama dengan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban untuk menjamin kerahasiaan identitas dan

keamanan pelapor.Di tahun yang sama (2014),

Kementerian Pertanian mener-ima penghargaan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berupa Apresiasi KPK sebagai Kementerian Unit Pengelola Gratifikasi (UPG) Terbaik I dan Kementerian dengan Jumlah Laporan Gratifikasi Terban-yak dan 99,11% Tepat Waktu. Pengaturan dan penyebutan gratifikasi secara spesifik dike-nal sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001

tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberan-tasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor). Undang-undang memberikan kewajiban bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara untuk melaporkan pada KPK setiap penerimaan gratifikasi yang berhubungan dengan jabatan dan berlawanan den-gan tugas atau kewajiban penerima. Jika gratifikasi yang dianggap pemberian suap tersebut tidak dilaporkan pada KPK, maka terdapat resiko pelanggaran hukum baik pada ranah administratif ataupun pidana.

Di tahun 2017, Inspektorat Jenderal mengembangkan sistem untuk memberi-kan kemudahan bagi seluruh pimpinan dan pegawai lingkup kementerian per-tanian dalam melaporkan penerimaan gratifikasi non kedinasan maupun kedi-nasan. Aplikasi yang diberi nama Sistem Informasi Gratifikasi Pertanian (siGAP Protani), dibangun dalam rangka mening-katkan efektivitas pengelolaan gratifikasi di lingkungan kementerian pertanian. Sis-

Page 54: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

50 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

51Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

tem ini dapat diakses pada alamat http://sigap-upg.pertanian.go.id. Dengan launch-ing aplikasi pelayanan gratifikasi online SIGAP Protani ini, Kementerian Pertanian mendapatkan penghargaan ”Kementerian dengan Sistem Pengendalian Gratifikasi Terbaik Tahun 2017” dari KPK RI.

Penghargaan Sistem Pengendalian Gratifikasi Terbaik dari KPK ini berhasil dipertahankan oleh Kementerian Pertanian pada tahun 2018 ini. Komitmen Kementan dalam menyelenggarakan pemerintahan yang bersih dan terus di dorong di bawah kepemimpinan Menteri Pertanian Andi Am-ran Sulaiman memang tidak main-main.

Untuk mengoptimalkan tugas Aparat Pengawas Intern Kementerian Pertanian dalam melakukan tugas-tugas penga-wasan di lingkungan Kementerian Pertani-an, di tahun 2018 ini Inspektorat Jenderal menrubah sistem kerja ke arah elektronik melalui E-Audit. Sistem ini terdiri atas tujuh aplikasi yang mencakup seluruh program kerja Inspektorat Jenderal, yaitu melaku-kan audit, evaluasi pengawalan dan moni-taring laporan hasil pemeriksaan. Aplikasi

tersebut antara lain; (1) e-kinerja, aplikasi pelaksanaan audit kinerja; (2) e-tujuan ter-tentu, aplikasi pelaksanaan audit kinerja; (3) e-reviu RKA-KL, aplikasi pelaksan-aan reviu RKA-KL; (4) e-reviu LK, aplikasi pelaksanaan reviu Laporan Keuangan; (5) e-pengawalan; aplikasi pelaksanaan Sis-tem Pengendalian Intern Pemerintah; (6) e-evaluasi, aplikasi pelaksanaan evaluaso kegiatan strategis; dan (7) SIPTL, aplikasi pelaksanaan pemauntauan Laporan Hasil Pemeriksaan Inspektorat Jenderal.

Ke depan Inspektorat Jenderal terus berupaya mewujudkan Kementerian Per-tanian sebagai wilayah bebas dari korupsi, serta mengawal kepatuhan Kementerian Pertanian pada peraturan yang berla-kumelalui berbagai program dan kegiatan. Seluruh upaya dan keberhasilan yang tel-ah dicapai ini merupakan bentuk komitmen Inspektorat Jenderal dalam mendukung pembangunan pertanian menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045.(Anggie- Humas)

Page 55: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

50 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

51Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

Diklat Sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) Pembentukan Auditor Ahli dilaksanakan pada 21 November 2018 s.d 12 Desember 2018 bertempat di di Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Lampung Selatan den-gan jumlah peserta sebanyak 34 orang yang seluruhnya merupakan calon auditor Ins-pektorat Jenderal Kementerian Pertanian. Tujuan dari diklat ini untuk meningkatkan profesion-alisme auditor dalam rangka pelaksanaan tugas pengawasan atas pelaksanaan keg-iatan umum pemerintahan dan pemban-gunan agar berjalan secara efisien, efektif dan sesuai dengan kebijakan dan peratu-ran perundang-undangan yang berlaku.

Materi diklat sertifikasi JFA Pemben-tukan Auditor Ahli dilaksanakan 190 jam pelatihan, dengan paket ajar sesuai pada kurikulum baru tahun 2014 yang terdiri atas 40% bersifat pengetahuan dan 60% simulasi/latihan dan disetiap bahan ajar telah disediakan buku kerja, dengan materi pembelajaran sebagai berikut; (1)Penjela-san Jabatan Fungsional Auditor dan angka kredit, serta Pola diklat; (2)Komunikasi Au-dit Intern; (3)Kode etik dan Standar Audit Intern; (4)Manajemen Pemerintah Daerah II; (5)Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern II; (6)Audit Intern; (7)Praktik Audit Intern (Audit Kinerja); (8)Praktik Audit Intern (Audit Investigasi); (9) Reviu Laporan Keuangan; (10)Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Setelah mengikuti diklat, peserta dihara-pkan terus mengembangkan kemampuan dan pengetahuannya. Hal ini dikarenakan

Diklat Sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor Ahli

tugas auditor sangat luas, tidak hanya me-meriksa aspek keuangan tetapi juga aspek kinerja suatu unit kerja. Setiap auditor di-

tuntut selalu belajar baik melalui forum pembelaja-ran resmi, seperti diklat dan bimtek maupun dari pen-galaman riil pada saat mel-akukan tugas pengawasan.

Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, di revolusi industry generasi

4.0 dengan kecepatan perubahan 3000 kali dibanding revolusi industri pertama, Auditor perlu melakukan inovasi di bidang pengawasan. Saat ini ITJENTAN telah me-mulai dengan membangun sistem, mulai dari perencanaan pengawasan, aplikasi untuk mendukung kegiatan pengawasan, sampai dengan pelaporan. “Ke depan Saudara harus berkontribusi menyempur-nakan dan melengkapi sistem yang sudah kita bangun” ujar Irjen Justan Siahaan saat memberikan arahan pada pembukaan diklat. Sebagai generasi milenial, para auditor ini diminta mampu menciptakan inovasi yang dapat memberikan manfaat bagi mitra kerja dalam peningkatan kinerja, pengendalian, menekan risiko kegiatan, dan pada akhirnya mendukung terwujudn-ya Lumbung Pangan Dunia 2045.

Oleh karena itu, dengan meningkatnya profesionalisme dan kompetensi calon auditor, diharapkan dapat membantu unit kerja dalam meningkatkan kinerja dan program/kegiatan berjalan secara efisien, efektif, dan sesuai dengan peraturan pe-rundang-undangan yang berlaku. (Desy Permatasari – HH).

Page 56: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

52 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

53Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

Pameran Agrivaganza 2018

Inspektorat Jenderal Kementerian Per-tanian turut berpartisipasi dalam Pemeran Agrivaganza Tahun 2018, dengan mengisi stand yang di selenggarakan di Area Ge-dung Pusat Informasi Agribisnis (PIA) Kan-tor Pusat Kementerian Pertanian tanggal 23-24 November 2018. Rangkaian acara dimu-lai pada Jumat pagi hari dengan kegiatan senam bersama Menteri Perta-nian, Amran Sulaiman dan masyarakat, seka-ligus dimeriahkan oleh karnaval dan drum band dari Polbangtan Bogor.

Acara yang diinisiasi oleh Biro Humas dan Informasi Publik (HIP) Kementerian Pertanian juga dimaksudkan untuk menggiring generasi muda terhadap sek-tor pertanian guna mendukung revolusi industri 4.0 dengan menyajikan talkshow santai Menteri Pertanian dengan wirau-sahawan muda pertanian yang mengang-kat tema “Usaha Pertanian Digital, Trend

Masa Depan Pertanian Indonesia” serta Pameran foto 4 tahun kinerja Kementerian Pertanian, bazar lokal dan pasar tani turut mengisi rangkaian acara tersebut.

Selain talkshow, rangkaian acara juga dimeriahkan dengan beberapa sesi eduka-

si untuk masyarakat, antara lain cara membuat kopi yang enak dan cara merawat he-wan kesayangan, sekaligus melakukan tatap muka den-gan para duta Kementerian Pertanian untuk kampanye beberapa komoditas pertani-an yaitu Duta Ayam dan Telor serta Duta Kopi Indonesia.

Dalam stand pameran, In-spektorat Jenderal mengisi stand dengan mempublikasi-kan infografis Sistem Pen-gendalian Internal (SPI) dan

whistleblower system (WBS), leaflet Pro-tani, leaflet visi misi, leaflet jam kerja, leat-let gerakan permak, leaflet Whistleblower System (WBS) dan leaflet deklarasi prota-ni. Kami juga menyiapkan souvenir cantik berupa pouch dan bolpoint yang diberikan secara cuma-cuma kepada pengunjung dengan sasaran khususnya bagi pelajar untuk ikut memfollow akun media sosial milik humas inspektorat jenderal kemente-rian pertanian.

Rangkaian acara berlanjut pada hari Sabtu tanggal 24 November 2018, dengan agenda Bincang Buah Lokal Sehat oleh Di-rektorat Jenderal Hortikultura, serta untuk meramaikan acara tesebut digelar demo masak aneka snack olahan singkong dan lomba mewarnai tingkat PAUD. (Desy Per-matasari HH).

Page 57: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

52 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

53Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

4 Tahun Kinerja Inspektorat Jenderal : Sebuah Success Story

Kedaulatan pangan dan agroindustri merupakan agenda utama pembangunan nasional di sektor pertanian. Pada kurun waktu 4 tahun, Kabinet Kerja telah meng-hasilkan capaian kerja di sektor pertanian antara lain; tingginya peningkatan produksi pangan strategis, tidak adanya impor be-ras dan penghematan devisa, mulainya modernisasi pertanian, mulai bangkitnya investasi di bidang pertanian, mening-katnya kesejahteraan petani dan keterse-diaan pangan. Menteri Pertanian Amran Sulaiman telah menetapkan target kinerja guna mencapai kedaulatan pangan yakni dengan membuat target produksi komodi-tas strategis nasional antara lain padi, ja-gung, kedelai, tebu, daging sapi, cabai, bawang merah, kelapa sawit, karet dan kopi. Target tersebut akan dicapai melalui segenap kegiatan strategis di di Kemente-rian Pertanian.

Untuk mendukung keberhasilan pro-gram dalam rangka mencapai target yang telah ditetapkan oleh Menteri Pertanian, Inspektorat Jenderal telah mengubah ke-bijakan dan strategi pengawasannya. Peningkatan akuntabilitas pembangunan pertanian yang semula hanya dalam ben-tuk Pengawasan intern, berubah menjadi pemberian jaminan mutu terbatas (assur-ance & consultancy) terhadap program ke-daulatan pangan. Dalam rangka Peningka-tan akuntabilitas pembangunan pertanian dilakukan dalam bentuk audit, evaluasi, pemantauan, dan pengawalan program dan kegiatan, serta reviu Laporan Keuan-gan dan RKA-KL.

Saat ini kebijakan dan strategi Itjentan juga fokus pada peningkatan maturitas

penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dalam rangka menin-gkatkan kualitas tata kelola pemerintahan. Dengan maturitas SPIP, diharapkan pelak-saan program kegiatan taat, hemat, efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan. Pen-ingkatan Maturitas SPIP ini dilakukan mel-alui pembinaan, evaluasi, audit tujuan tert-entu, dan audit investigatif oleh Inspektorat Jenderal.

Selain itu dalam rangka peningkatan kapabilitas internal, itjen juga melakukan upaya-upaya melalui penyusunan dan penyempurnaan pedoman pelaksanaan, petunjuk teknis, SOP dan kebijakan pen-gawasan. Itjen juga menyusun SPI keg-iatan, perencaanan berbasis risiko, audit universe, dan membangun pengawasan berbasis online (GO-WAS).

Untuk mengawal kualitas Laporan Keuangan Kementerian Pertanian, Inspek-torat Jenderal melaksanakan pengawasan

Page 58: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

54 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

55Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

melalui gerakan Wajar Tanpa Pengecual-ian yang dikemas dalam 4 bentuk kegiatan yaitu: Audit Barang Milik Negara (BMN); Reviu Laporan Keuangan Tingkat Eselon I dan Kementerian; Pendampingan Work-shop Penyusunan Laporan Keuangan Es-elon I; dan Diklat Reviu Laporan Keuangan. Hasil pemeriksaan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) RI terhadap kualitas lapo-ran keuangan, menetapkan pada periode tahun 2017-2018 Kementerian Pertanian memperoleh opini Wajar Tanpa Pengec-ualian (WTP).

Nilai kualitas penerapan Sistem Akunta-bilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

Kementerian Pertanian periode 2015-2017 juga dinilai oleh Kementerian PAN dan RB. Hasil evaluasi menyatakan skor Laporan Kinerja meningkat dari 72.17 (tahun 2015) menjadi 72.47 (tahun 2018). Untuk terus mendorong dan mempertahankan kualitas tersebut, Kementerian Pertanian melalui Inspektorat Jenderal menerapkan Gera-kan SAKIP Kementarian Pertanian. Gera-kan ini akan mendorong penerapan SAKIP di Kementerian Pertanian secara baik dan benar, terutama dalam hal pencatatan dan

pelaporan penggunaan keuangan negara serta kesesuaiannya dengan ketentuan yang berlaku.

Selain itu, Kementerian PAN dan RB juga melakukan evaluasi atas pelaksan-aan Reformasi Birokrasi. Evaluasi bertu-juan untuk menilai kemajuan pelaksanaan program reformasi birokrasi dalam rangka mencapai sasaran yang mewujudkan bi-rokrasi yang bersih dan akuntabel, birokra-si yang efektif dan efesien serta birokrasi yang mampu memberikan pelayanan pub-lik semakin baik, Hasil evaluasi Reformasi Birokrasi pada Kementerian Pertanian dinilai baik, yaitu meningkat dari 71.89 (ta-hun 2015) menjadi 76.79 (tahun 2018).

Di bidang pengawasan Kementerian Pertanian juga mendapatkan berbagai pr-estasi dan penghargaan dari berbagai lem-baga. Tahun 2014 Kementerian Pertanian menerima penghargaan berupa Apresiasi KPK sebagai Kementerian Unit Pengelola Gratifikasi (UPG) Terbaik I dan Kemente-rian dengan Jumlah Laporan Gratifikasi Terbanyak dan 99,11% Tepat Waktu. Ta-hun 2017, dengan launching aplikasi pe-layanan gratifikasi online http://sigap-upg.pertanian.go.id, Kementerian Pertanian mendapatkan penghargaan Kementerian

Page 59: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

54 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

55Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

dengan Sistem Pengendalian Gratifikasi Terbaik Tahun 2017 dan 2018 dari KPK RI.

Kinerja Aparat Pengawasan Intern Pemerintah di Kementerian Pertanian juga dinilai telah mampu (capable) dalam me-nilai efisiensi, efektivitas, ekonomis pro-gram dan kegiatan pembangunan pertani-an. Selain itu APIP Kementerian Pertanian juga dinilai mampu memberikan konsultasi pada tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern. Penilaian dilakukan oleh BPKP melalui metode Internal Audit Capability Model. Pada penilaian ini, Ka-pabilitas APIP dikelompokkan ke dalam 5 level, yaitu Level 1 (Initial), Level 2 (In-frastructure), Level 3 (Integrated), Level 4 (Managed), dan Level 5 (Optimizing). Setiap level terdiri dari enam elemen yang dipetakan, yaitu Peran dan Layanan APIP, Pengelolaan SDM, Praktik Profesional, Akuntabilitas dan Manajemen Kinerja, Budaya dan Hubungan Organisasi, serta Struktur Tata Kelola. Di Tahun 2017, APIP Kementerian Pertanian telah berada di lev-el 3 (integrated)

Ke depan Inspektorat Jenderal terus

berupaya mewujudkan Kementerian Per-tanian sebagai wilayah bebas dari korupsi, serta mengawal kepatuhan Kementerian Pertanian pada peraturan yang berla-kumelalui berbagai program dan kegiatan. Selain itu Kementerian Pertanian juga berupaya mengubah SDM pengawasan-nya menjadi auditor 4.0, sejalan dengan penerapan roadmap dan strategi ”Making Indonesia 4.0” yang diluncurkan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Selu-ruh upaya dan keberhasilan yang telah dicapai ini merupakan bentuk komitmen Inspektorat Jenderal dalam mendukung pembangunan pertanian menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045. (Anggie-Humas)

Page 60: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

56 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

57Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

Itjen Kementan Raih Peringkat ke 4Kategori Eselon I Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2018

Reformasi Bi-rokrasi ditandai den-gan adanya tuntutan tata kelola kepemer-intahan yang baik (Good Governance) yang mensyaratkan adanya akuntabilitas, transparasi dan par-tisipasi masyarakat dalam setiap pros-

es terjadinya kebijakan publik. Ditambah lagi dengan modernisasi teknologi infor-masi dan komunikasi memberikan kele-luasaan bagi masyarakat untuk menda-patkan informasi yang mereka inginkan dengan mudah dan cepat. Dengan kead-aan tersebut,pemerintah dituntut untuk membuka diri kepada masyarakat untuk memberikan infomasi-informasi dan kebi-jakan-kebijakan yang sangat diperlukan serta mudah diakses dari mana saja. Ter-lebih dengan adanya UU Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) maka pemer-intah diamanatkan untuk membuka informasi terkait penyelenggaraan pemerintahan kepada masyarakat.

Pemeringkatan Keterbukaan In-formasi Badan Publik Tahun 2018 dilakukan guna mengetahui pelak-sanaan keterbukaan informasi di Badan Publik sebagaimana aman-ah dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbu-kaan Informasi Publik (selanjutnya disebut UU KIP) yang kemudian

secara teknis telah diatur dalam Peratu-ran Komisi Informasi Nomor 5 Tahun 2016 tentang Metode dan Teknik Evaluasi Keter-bukaan Informasi Badan Publik. Kegiatan ini dilaksanakan selama 7 (tujuh) bulan yang berlangsung pada Juni-Desember 2018 yang diakhiri dengan Pemeringka-tan Badan Publik. Badan Publik WAJIB mengikuti seluruh alur kegiatan yang telah ditetapkan oleh Komisi Informasi Pusat.

Tahun 2018, Inspektorat Jenderal Ke-menterian Pertanian meraih peringkat IV untuk kategori eselon I atas Keterbukaan Informasi Publik yang diumumkan pada Upacara Bendera dalam rangka HUT KORPRI ke 47 di Kantor Pusat Kemen-terian Pertanian, penghargaan diberikan secara langsung oleh Sekretaris Jenderal Syukur Riwantoro kepada Sekretaris Itjen-tan Suprodjo Wibowo. (Indrastari-Humas Itjentan)

Page 61: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

56 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

57Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

NTB Bangkit bersama PROTANI Wujudkan Swasembada Pangan Berkelanjutan Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045”

Mataram (6/11) “Kami tidak ingin ter-jadi penyelewengan dan penyalagunaan dalam pemanfaatan dana bantuan pemer-intah pertanian yang berakibat para apara-tur dan petugas pertanian akan berusuran dengan Aparat Penegak Hukum atau men-jadi “pe[sakit]an” tegas Sotarduga Huta-barat, Inspektur Investigasi Kementerian Pertanian pada pembukaan kegiatan Pro-tani di Mataram Nusa Tenggara Barat tadi malam.

Pembinaan kali ini diikuti oleh Pimpinan Satker Provinsi dan Kabupaten/Kota yang Membidangi Pertanian, KTNA/Gapoktan dan Babinsa di Provinsi Nusa Tenggara Barat, serta Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkup Kementerian Pertanian, kurang-lebih sebanyak 200 orang.

Pembinaan Tekad Antikorupsi kali ini mengambil Tema, “NTBangkit Tanpa Sakit untuk Mewujudkan Program Swasembada

Pangan Berkelanjutan Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045”. Tema yang diusung mengand-ung makna, bahwa Pembinaan Protani sebagai salah satu upaya untuk mengajak “NTB Bangkit” setelah didera benca-na gempa bumi yang dahsyat beberapa bulan yang lalu.

kegiatan ini difokuskan untuk menciptakan pemahaman yang sama antara pemerintah pu-sat dengan pemerintah daerah dalam pemanfaatan dana ban-tuan pemerintah untuk menan-gani dan membenahi infrastruk-

tur, prasarana dan sarana pertanian yang mengalami kerusakan akibat gempa bumi yang terjadi di Lombok dan sekitarnya.

Kegiatan Pembinaan Protani kali ini mel-ibatkan narasumber dari Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintahan dan Pembangu-nan Daerah (TP4D), Ombudsman Repub-lik Indonesia (ORI), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Nusa Tenggara Barat, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Motivator dan Narasumber dari Internal Kementerian Pertanian. Semua rangkaian materi diar-ahkan untuk mendorong dan mewujudkan pengelolaan dan pemanfaatan dana ban-tuan pemerintah (Banpem) Kementerian Pertanian yang dialokasikan ke Provinsi Nusa Tenggara Barat dilaksanakan secara efektif, transparan dan akuntabel, dapat tepat sasaran dan dinikmati langsung oleh petani yang berhak, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani

Page 62: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

58 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

59Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

secara bersih dan bebas pungli (KKN).Kegiatan Pembinaan Protani ini juga un-

tuk memberikan motivasi kepada seluruh aparatur dan petani di provinsi, kabupaten/kota untuk bersama “bangkit dan semangat kembali” untuk melakukan pembenahan terhadap infrastruktur, prasarana dan sa-rana pertanian yang mengalami kerusakan akibat gempa dahsyat yang terjadi di Pulau Lombok beberapa bulan yang lalu dengan memanfaatkan dana bantuan pemerintah (Banpem) yang telah disalurkan oleh Ke-menterian Pertanian kepada provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Inspektorat Jenderal memandang per-lu untuk terus mendorong dibentuknya komite integritas yang akan bersama – sama dengan Inspektorat Jenderal untuk mereproduksi (Repro) Tunas-tunas In-tegritas sebanyak mungkin di lingkungan Kementerian Pertanian. Tunas Integritas akan diberdayakan untuk mengikis dan mencegah terjadinya pungli di Kemente-rian Pertanian. Kegiatan Protani mengu-sung tagline, “#TIPS atau Tunas Integritas - Pungli Stop”.

Tunas-tunas integritas diharapkan dapat bersama-sama mengawal dan mendorong pencapaian target eksisting Kementerian Pertanian, yaitu Pencapaian Peningkatan Pangan Strategis (Padi, Bawang Merah, dan Cabai) pada Tahun 2016; Jagung pada Tahun 2017; Gula Konsumsi pada Tahun 2019; Kedelai pada Tahun 2020; Gula In-dustri pada Tahun 2025; Daging Sapi pada Tahun 2026; Bawang Putih pada Tahun 2021 dan pada akhirnya Indonesia mampu mewujudkan kemandirian pangan local dan Menjadi Lumbung Pangan Dunia pada Tahun 2045”. (Anggie-Humas)

Page 63: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

58 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

59Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

Depok, Perhelatan Forum Nasional SPI diselenggarakan oleh Inspektorat Jenderl sejak tahun 2009 sebagai sarana untuk sharing experience dan proses pemb-elajaran atas penyelenggaraan SPI dari masing-masing satker dan Unit Pelaksana Teknis(UPT) lingkup Kementerian Pertani-an. Kegiatan SPI dilaksanakan untuk men-gurangi ketimpangan (gap) dalam penera-pan SPI antara Satker Pusat, UPT dan satker Daerah, sekaligus menyamakan konsepsi penyelenggaraan SPI sehing-ga tujuan program/kegiatan dicapai se-cara efektif dan efisien serta pengelolaan keuangan secara tranparan dan akuntabel.

Acara Forum SPI Kementerian Perta-nian diselenggarakan selama 3(tiga) hari bertempat di Hotel The Margo Depok Jawa Barat dibuka langsung oleh Inspektur Jen-deral Kementerian Pertanian Justan Rid-uan Siahaan dan dihadiri oleh 270 orang yang berasal dari Satker Pusat, Daerah/ka-bupaten yang membidangi pertanian dan

FORUM NASIONAL SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI): INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTAN MENUJU PERUBAHAN ERA INDUSTRIALISASI 4.0

UPT lingkup Kementerian Pertanian,. Forum SPI kali ini mengambil tema ”Harmoni Bersama SPI Wujudkan Kesejahteraan Petani”. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mengu-rangi kesenjangan penyelenggaraan SPI antara pusat dan daerah, khu-susnya pada Program dan Layanan Pertanian secara memadai guna mewujudkan Program Swasemba-da Pangan Berkelanjutan Lumbung Pangan Dunia 2045. Selain itu untuk menyiapakan diri sebaik dan sedini

mungkin melalui harmonisasi atas penera-pan SPI berbasis digital (berbantuan com-puter) atau digitalisasi system pengenda-lian level 4.0 (Terkelola dan Terukur).

Tantangan di era masa kini sangat be-rat, kita harus siap dan mampu untuk dapat menghadapi Era Revolusi Industri 4.0 yai-tu Era Milineal dan Era Digitalisasi, Internet untuk segala bidang (Internet of Things) dan Internet Khalayak (Internet of Peo-ple). Industrialisasi 4.0 merupakan sebuah kondisi perubahan besar-besaran di ber-bagai bidang lewat perpaduan teknologi yang mengurangi sekat-sekat antara dunia fisik, digital dan biologi. Kondisi ini berpo-tensi meningkatkan kualitas hidup, namun disisi lain dapat menimbulkan kekhawati-ran bahwa mesin-mesin suatu hari akan mengambil alih pekerjaan manusia. Kema-juan kecerdasan buatan dan otomatisasi dapat menggantikan tenaga kerja manusia secara keseluruhan.

Page 64: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

60 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

61Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

Sejurus dengan itu, sudah selayaknya kita harus mencerdaskan diri agar mam-pu berkompetisi dengan tuntutan serta kemajuan teknologi dan informasi guna mendukung mewujudkan program/kegia-tan pertanian secara cerdas/tangkas/gesit (agility), fokus pada pelanggan/masyarakat (Customer Focus) dan membangun ino-vasi (innovation) teknologi dan pelayanan pertanian.

Pada kesempatan ini Justan Riduan Si-ahaan mengemukan “ Bahwa Inspektorat Jenderal Kementan sedang menyiapkan auditor-auditor yang siap menghadapai tantangan era industrialisasi 4.0 yang ser-ba IT dan auditor yang handal dan mampu memecahkan masalah dan keahlian dalam sosialisasi. Untuk itu sudah selayaknya auditor harus mencerdaskan diri agar mampu berkompetisi dengan tuntutan ser-ta kemajuan teknologi dan informasi guna mendukung mewujudkan program perta-nian secara cerdas, tangkas, gesit (agil-ity), fokus pada pelanggan/masyarakat (customer focus) dan membangun inovasi (innovation) teknologi dan pelayanan per-tanian.

Untuk itu, kita harus mampu menyika-pi lima perubahan yang mungkin terjadi.

Pertama, perubahan regulasi/kebijakan. Kedua, perubahan model bisnis baru atau strategi bisnis baru. Ketiga, ancaman adanya cyber security (privacy). Keempat, tantangan keuangan. Kelima, adanya pe-rubahan/kemajuan teknologi agar tidak tergilas perubahan itu sendiri.

Justan mengakui, tantangan makin be-sar yakni adanya per-

aturan baru, perubahan model bisnis atau strategi baru, ancaman cyber security dan privasi, tantangan keuangan dan adanya kemajuan/perkembangan teknologi. Untuk itu pihaknya juga mendorong SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah) 4.0. Se-hingga perlu dipahami bahwa SPI meru-pakan sistem pengendalian intern yang dibangun untuk mengendalikan risiko keg-agalan dan kerugian negara atas pelak-sanaan tugas dan fungsi, serta program/kegiatan. Jadi melalui SPIP diharapkan mampu memberikan keyakinan yang me-madai bagi pimpinan, bahwa seluruh kebi-jakan dan prosedur yang ditetapkan telah diimplementasikan sepenuhnya sebagai acuan dan standar pelaksanaan kegiatan di lapangan. Dengan SPI nantinya tiap unit yang membangun sistem, sehingga mampu mendeteksi sendiri adanya peny-impangan atau error. Karena manajemen yang paling tahu,” katanya lagi. ( Indras-tari-Humas Itjen)

Page 65: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

60 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

61Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menggelar Konfer-ensi dan Musyawarah Nasional Auditor In-tern Pemerintah Indonesia Tahun 2018 di Auditorium Gandhi Gedung BPKP Jakarta pada tanggal 27 November 2018. Konfe-rensi dan Musyawarah Nasional Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAI-PI) Tahun 2018 mengangkat tema “Pening-katan Kapabilitas APIP untuk Mewujudkan Efektivitas Pencegahan Korupsi”.

Acara dibuka oleh Kepala BPKP Ar-dan Adiperdana dan dilanjutkan dengan Keynote Speech dari Menteri Pendaya-gunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Syafruddin dengan judul “Peran APIP dalam Mewujudkan Grand Design Reformasi Birokrasi yang Diharapkan”, dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dengan judul “Penguatan Lembaga dan Kapasitas APIP Daerah”. Hadir dalam aca-ra tersebut antara lain Inspektur Jenderal, Inspektur Utama dan Inspektur Kementeri-an dan Lembaga, Jaksa Agung Muda Pen-gawasan, Inspektur Pengawasan Umum

INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTANPERSEMBAHKAN 3 LAGU SEBAGAI “KARYA ABADI” BAGI AAIPI

POLRI, dan Inspektorat Jenderal TNI AD, AU dan AL, seluruh Inspektur Provinsi, In-spektur Kabupaten/Kota terpilih, Pejabat Struktural Eselon I dan II BPKP, Seluruh Pengurus Asosiasi Auditor Intern Pemer-intah Indonesia, dan Aliansi Auditor Intern Indonesia.

Acara dihadiri oleh sekitar 350 peserta yang terdiri dari Dewan Pengurus Na-sional (DPN) dan Perwakilan Pengurus Wilayah. Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Inspektur Jenderal Ke-menterian Keuangan, dan Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi menjadi para panelis dalam diskusi panel yang digelar pada acara tersebut. Turut diagendakan, pemilihan dan pengangkatan DPN Pe-riode 2018-2021 sehubungan dengan berakhirnya pengurusan DPN periode 2015-2018. Disampaikan pula Laporan Pertanggungjawaban oleh DPN yang lama. Berdasarkan hasil musyawarah anggota eksekutif tentang susunan DPN AAIPI Periode 2018-2021, Ketua Umum AAIPI, Inspektur Jenderal Kementerian

Page 66: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

62 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

63Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

Keuangan Sumiati terpilih kembali menja-di Ketua AAIPI periode 2018-2021. Se-lanjutnya Wakil Ketua I adalah Inspektur Utama Kementerian Perencanaan Pem-bangunan Nasional/Bappenas dan seba-gai Wakil Ketua II Inspektur Jenderal Ke-menterian Dalam Negeri.

Pada pelaksanan acara tersebut, Ins-pektorat Jenderal Kementerian Pertanian berpartisipasi selain sebagai peserta, juga diminta untuk membawakan 3 (tiga) buah lagu yang menurut Inspektur Jenderal

Kementerian Pertanian dis-ebutnya sebagai “KARYA ABADI” yang dipersem-bahkan bagi AAIPI. Usai penampilan tim paduan su-ara, ketiga lagu tersebut sekaligus ditetapkan seba-gai Hymne, Mars dan Spirit AAIPI. Ketiga lirik lagu ini diciptakan oleh Inspektur Jenderal Kementerian Per-tanian (Justan RS), Sekre-taris Inspektorat Jenderal (Suprodjo Wibowo), dan Au-

ditor Madya pada Inspektorat Investigasi (Heni Nugroho), arransement ke tiga lagu tersebut adalah hasil kolaborasi antara In-spektur Jenderal Kementerian Pertanian (Justan RS) dan Sdr. Bimo Ario Utomo. (Desy Permatasari – HH).

Page 67: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

62 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

63Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

Dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia (HA-KORDIA) yang jatuh setiap tang-gal 9 Desember 2018, Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian menggelar kegiatan senam Bersa-ma dalam rangka Hari Anti Korupsi Sedunia (HAKORDIA) di Lapangan Kampus Pusat Kementerian Perta-nian tanggal 7 Desember 2018. A cara dibuka langsung oleh Inspek-tur Jenderal Kementerian Pertanian Justan Riduan Siahaan dan dihadiri juga oleh Sekretaris Jenderal Keme ntan Syukur Riwantoro, Deputy Pengawasan Instansi Pemerintah Bi-dang Polhukam PMK Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Er-nadhi Sudarmanto dan jajaran pejabat es-elon I dan pegawai lingkup Kementerian Pertanian serta peserta undangan dari luar Kementerian Pertanian.

Pada arahannya beliau berpesan agar Pegawai Kementerian Pertanian harus mempunyai Integritas yang tinggi dan berkomitmen untuk tetap menegakkan nilai kejujuran pada diri sendiri dengan be-gitu penyimpangan di Kementan dapat di-hindari.

Pada kesempatan yang sama Inspek-torat Jenderal memberikan banner Gelora-kan Spirit “Anti Korupsi” Menuju Lumbung Pangan Sedunia kepad a masing-masing Eselon I sebagai komitmen bahwa unit kerja siap tegakkan Integritas, Beran-tas Korupsi di Kementerian Pertanian.

PELEPASAN MERPATI SIMBOL “ SEMANGAT BERANTAS KORUPSI DI KEMENTERIAN PERTANIAN”.

Pelepasan 150 ekor burung merpati oleh punggawa-punggawa Kementerian Perta-nian sebagai wujud semangat Kementan dalam memberantas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dan melepaskan sifat sifat koruptor.

Acara dilanjutkan dengan Talk Show “Bakpia” (Bincang Asyik Kementerian Pertanian) yang dihadiri oleh awak media online, cetak , elektronik terkait dengan capaian kinerja yang telah dicapai oleh In-spektorat Jenderal Kementerian Pertanian, narasumber pada acara ini Inspektur Jen-deral Justan Riduan Siahaan dan Deputy Polhukam BPKP Ernadhi Sudarmanto dan di pandu oleh Inspektur IV IGMN Kuswand-hana. (Indrastari-Humas Itjen)

Page 68: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

64 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

65Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

Dalam rangka penderasan informasi terhadap keberhasilan program kerja 4 ta-hun Kementerian Pertanian dalam rangka mencapai target yang telah ditetapkan oleh Menteri Pertanian, Inspektorat Jenderal melakukan konfrensi pers dalam bentuk acara Bincang Asik Pertanian Indone-sia (BAKPIA) pada tanggal 7 Desember 2018 dengan mengundang media cetak, elektronik maupun online bertempat di Lapangan Kanpus Kementerian Pertanian. Acara ini dipandu oleh IGMN Kuswand-hana sebagai narasumber Justan Riduan Siahaan Inspektur Jenderal Kementan dan Ernadhi Sudarmanto Deputy Pengawasan Instansi Pemerintah bidang Polhutkam PMK Badan Pengawasan Keuangan dan

BINCANG ASIK PERTANIAN INDONESIA:ITJENTAN UBAH STRATEGI PENGAWASAN DARI INTERN KE JAMINAN MUTU TERBATAS

P e m b a n g u n a n (BPKP).

Dalam arahan-nya Justan Riduan Siahaan menge-mukan bahwa ta-hun 2015 meru-pakan tonggak perubahan Ins-pektorat Jenderal Jenderal Kemen-terian untuk lebih berperan sebagai assurance dan consultant. Peru-bahan tersebut terlihat pada visi baru, dari sebel-

umnya “Menjadi Lembaga Pengawasan yang Profesional dalam Menegakkan Kepemerintahan yang Baik dan Bebas dari KKN di Kementerian Pertanian, menjadi “Sebagai Mitra Proaktif Pemilik Program dalam Mewujudkan Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Pertani.

Untuk mewujudkan visi tersebut, ditetapkan misi, yaitu melaksanakan pen-gawasan intern terhadap akuntabilitas program pembangunan pertanian dalam rangka kedaulatan pangan; Mewujudkan penerapan Sistem Pengendalian Intern lingkup Kementerian Pertanian secara efektif; dan meningkatkan kapabilitas pen-gawasan intern Inspektorat Jenderal. Pe-rubahan tersebut juga diikuti perubahan

Page 69: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

64 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

65Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO MEDIA

indikator kinerja yaitu dimanfaatkan reko-mendasi hasil pengawasan, yang memi-liki makna Inspektorat Jenderal berupaya memberikan manfaat secara optimal bagi mitra kerja pemilik program di lingkungan kementerian pertanian. Disamping itu In-spektorat Jenderal juga mendorong mi-tra kerja untuk membangun kemandirian dalam pengendalian intern di unit kerjanya. Disamping itu, secara internal, Inspektorat Jenderal berupaya meningkatkan kualitas pengelolaan pengawasan melalui pening-katan level kapabilitas pengawasannya.

Pada kurun waktu empat tahun, Kabinet Kerja dari Presiden RI Joko Widodo telah menghasilkan capaian positif antara lain peningkatan produksi pangan strategis, stop impor beras, hemat devisa, modern-isasi pertanian, bangkitnya investasi sektor pertanian, kesejahteraan petani membaik, dan ketersediaan pangan.

“Menteri Pertanian Andi Amran Su-laiman menetapkan target kinerja untuk mencapai kedaulatan pangan, dengan target produksi komoditas pangan strat-egis seperti padi, jagung, kedelai, tebu, daging sapi, cabai, bawang merah, kelapa sawit, karet dan kopi. Target tersebut akan dicapai melalui segenap kegiatan strat-egis di kementerian,” kata Justan Siahaan

didampingi Deputi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) bi-dang Polhukam, Ernadhi Sudarmanto.

Selain itu dalam rangka peningkatan ka-pabilitas internal, ItJenTan juga melakukan upaya-upaya melalui penyusunan dan pe-nyempurnaan pedoman pelaksanaan, pe-tunjuk teknis, standar operasional prosedur (SOP) dan kebijakan pengawasan. ItJen-Tan juga menyusun SPI kegiatan, peren-caanan berbasis risiko, audit universe, dan membangun pengawasan berbasis online disingkat Go-Was.

Tampak hadir Sekretaris ItJenTan, Su-prodjo Wibowo; Inspektur I, Susanto MM; Inspektur III Bambang Pamuji; Inspektur IV, IGMN Kuswandana; Inspektur Investigasi, Sotarduga Hutabarat; sementara Inspektur II, Tin Latifah berhalangan datang. Hadir pula Kabag Organisasi, Kepegawaian, Hu-kum dan Humas (OKHH) Edi Puspito, Kas-ubbag Hukum dan Humas Eko Supriyanto dan Kasubag Analisis Pendapat Umum Sekjen Agung Hari Ismanto. (Indrastari-Humas Itjentan)

Page 70: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

66 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO KESEHATAN

67Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO KESEHATAN

Bawang Hitam yang Menghebohkan Kesehatan

Bawang putih atau garlic black merupakan jenis bawang putih yang diproses secara alami melalui suhu dan juga kelembaban yang dikontrol ketat sehingga tercipta for-mulasi kimia yang akhirnya menghasilkan bawang hitam. Black garlic ini digunakan sebagai suplemen tubuh alami yang mem-punyai kadar antioksidan yang tinggi.Kandungan didalam proses yang telah dila-lui bawang hitam memiliki berbagai man-faat farmakologi bagi kesehatan tubuh dan juga vitalitas sebab kandungan senyawa S-allycysteine merupakan komponen alami bawang putih segar dan turunan asam ami-no sistein yang ditemukan dalam jumlah konsentrasi yang lebih besar dibandingkan bawang putih , sehingga senyawa tersebut dilansir dapat membantu menurunkan ko-lesterol dan menurunkan risiko kanker.

Melihat bawang putih adalah anti kanker nomer satu, maka black garlic diklaim mempunyai kelebihan 10 kali dari khasiat bawang putih biasa. Begitu juga dengan penyakit lain, dimana khasiatnya diklaim 10 kali lipat dari bawang putih. Berikut adalah beberapa manfaat dari garlic black yang dapat dikonsumsi setiap hari, antara lain :

1. Mengobati KankerKhasiat dari bawang hitam juga sudah mengalami pembuktian lewat hasil penelitian, dimana terdapat senyawa anti kanker didalam bawang hitam tersebut. Kandungan sulfida alil dalam bawang hitam sangat baik dijadikan obat herbal untuk solusi kanker.

Page 71: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

66 Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO KESEHATAN

67Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

INFO KESEHATAN

2. Perlindungan infeksiBawang putih asli mengandung senyawa anti-mikroba, antibiotik dan juga anti jamur yang terdapat didalam senyawa aktif allicin. Setelah diformulasi ke bawang hitam, muncullah senyawa S-allycysteine yang mampu mambantu penyerapan metabolisme serta menawarkan perlindungan bagi tubuh. Selain itu, perlindungan tubuh tersebut juga mampu meningkatkan resistensi terhadap infeksi pada tubuh.

3. Menurunkan Tekanan Darah TinggiRiset juga membuktikan jika bawang hitam sangat efektif untuk digunakan sebagai penurunan tekanan darah tinggi antara 7 sampai 8 persen. Bahkan, bawang hitam ini juga dikatakan sanggup menurunkan tekanan darah normal yang diteliti berdasarkan penggunaan bubuk hitam pada penderita hipertensi atau darah tinggi juga bisa menggunakan mengkudu untuk hipertensi.

4. Mengandung Allicin dan Anti BakteriDalam bawang hitam mengandung allicin yang merupakan zat pembuat obat. Allicin ini merupakan zat pembuat obat. Aliicin merupakan komponen biologis aktif yang berfungsi sebagai anti bakteri dalam bawang hitam. Kandungan zat allicin tersebut yang menimbulkan bau khas pada bawang hitam menjadi lebih nikmat. Dari beberapa riset yang dilakukan membuktikan jika allicin mempunya peran penting untuk menyembuhkan beberapa macam penyakit seperti :a. Menurunkan berat badan berlebihanb. Mengencerkan penggumpalan darahc. Mencegah hipertensi atau darah tinggid. Mengandung zat anti kankere. Mengadung antioksidan tinggif. Anti mikroba atau anti bakteri.

(Desy Permatasari-HH)Referensi :https://manfaat.co.id/manfaat-bawang-hitam https://medium.com/@khairuddin81192/manfaat-black-garlic-bawang-hitam-56ab6bafcafd

Page 72: INOVASI PENGAWASAN - itjen.pertanian.go.iditjen.pertanian.go.id/assets/upload/files/Media_Auditor_no_49_lengkap.pdf · media auditor edisi 49 MENU UTAMA 8 Inovasi Pengawasan Melalui

68Media Auditor - Edisi 49 - Desember 2018

POJOK ANTI KORUPSI

JUJUR Kejujuran dapat didefinisikan sebagai lu-

ruh hati, tidak berbohong, dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat pent-ing bagi kehidupan manusia. Kejujuran juga merupakan nilai dasar utama dalam penega-kanintegritas diri. Sifat jujur dapat memben-tengi diri dari godaan untuk berbuat curang atau berbohong. Kejujuran harus menjadi pegangan seseorang dalam menjalani kegiatan sehari-hari. Belakangan ini, media dipenuhi dengan pemberitaan mengenai pejabat negara ataupun pegawai pemerintahan yang terlibat dalam kasus suap dan korupsi. Hal tersebut merupakan akibat dari kejujuran yang mulai luntur dari dalam diri manusia saat ini.

Penerapan sifat jujur harus dimulai dari usia dini. Contoh sederhana, ketika seorang anak melakukan sesuatu kesalahan, orang tua

hendaknyta mengajarkan untuk mengakui kesalahanya. Namun pada kenyataannya, sebagian be-sar orang tua menghukum atau memarahi anak jika melakukan kesalahan, sehingga anak beru-saha menutupi kesaahannya dengan berbohong. Hal ini dapar menjadi pemicu sang anak untuk menjadi pribadi yang tidak jujur saat beranjak dewasa.

Kejujuran memiliki manfaat bagi diri kita. Dengan jujur, dalam menjalani kehidupan sehari- hari kita tidak akan merasakan terbebani. Selain itu rasa percaya diri akan timbul dalam diri apabila kita jujur. Jika menjalankan kegiatan dengan jujur, segala sesuatunya dapat berjalan tanpa ada keraguan. Kejujuran juga akan menimbulkan sikap berani, karena seseorang yang jujur akan berpegang teguh dan tidak ragu-ragu dalm bertindak. Sikap jujur juga dapat menimbulkan per-ilaku tidak bergantung dengan orang lain

Untuk itu penting bagi kita untuk menanamkan kejujuran dalam hati dan setiap langkah kita. Kejujuran akan membawa kita menjadi pribadi yang amanah, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Kejujuran adalah kunci untuk meraih kebagiaan di dunia dan akhirat. (Anggie- Humas)