ino fo makati nyinga dalam kehidupan masyarakat … · 2017. 12. 18. · gambar peta wilayah...

37
42 BAB III INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT HALMAHERA BARAT Halmahera Barat merupakan salah satu kabupaten yang ada di pulau Halmahera Maluku Utara. Halmahera barat dikenal dengan berbagai etnis yang konon katanya menjadi cikal bakal masyarakat yang mendiami pulau Halmahera, diantaranya suku Sahu, Wayoli, Gamkonora, Loloda dan Tobaru. Wilayah ini juga memiliki kesamaan dengan pulau-pulau lainnya yang mana terdapat suku pendatang yang mendiami wilayah tersebut. 1 Secara historis, banyak kearifan lokal yang sudah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Halmahera Barat sejak dulu dalam membentuk sebuah tatanan kehidupan manusia dalam bentuk tradisi lisan. Salah satu tradisi lisan yang menjadi falsafah hidup masyarakat Halmahera Barat adalah Ino fo makati nyinga yang diadopsi dari kehidupan orang Ternate. Falsafah ini yang selalu dipegang masyarakat sebagai blue print (cetak biru) dari para pendahulu atau nenek moyang masyarakat Halmahera barat dalam menata kehidupannya sampai sekarang yang akan dijelaskan di bab ini. Pada Bab ini akan dijelaskan tiga hal pokok, antara lain : (1) Gambaran umum wilayah Halmahera Barat (Soakonora); (2) Asal-usul Ino fo makati nyinga; (3) Pemaknaan Ino fo makati nyinga dan pelaksanaannya dalam kehidupan masyarakat Desa Soakonora Halmahera Barat 1 Kerja sama Badan Kearsipan dan Perpustakaan Maluku Utara dan Pusat Studi Lingkungan (PSL) Universitas Khairun, Pemetaan Tradisi Lisan Kawasan Moloku Kieraha, (Ternate: Universitas Khairun, 2015), 21.

Upload: others

Post on 04-Dec-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

42

BAB III

INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT HALMAHERA

BARAT

Halmahera Barat merupakan salah satu kabupaten yang ada di pulau Halmahera

Maluku Utara. Halmahera barat dikenal dengan berbagai etnis yang konon katanya menjadi

cikal bakal masyarakat yang mendiami pulau Halmahera, diantaranya suku Sahu, Wayoli,

Gamkonora, Loloda dan Tobaru. Wilayah ini juga memiliki kesamaan dengan pulau-pulau

lainnya yang mana terdapat suku pendatang yang mendiami wilayah tersebut.1 Secara

historis, banyak kearifan lokal yang sudah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat

Halmahera Barat sejak dulu dalam membentuk sebuah tatanan kehidupan manusia dalam

bentuk tradisi lisan. Salah satu tradisi lisan yang menjadi falsafah hidup masyarakat

Halmahera Barat adalah Ino fo makati nyinga yang diadopsi dari kehidupan orang Ternate.

Falsafah ini yang selalu dipegang masyarakat sebagai blue print (cetak biru) dari para

pendahulu atau nenek moyang masyarakat Halmahera barat dalam menata kehidupannya

sampai sekarang yang akan dijelaskan di bab ini.

Pada Bab ini akan dijelaskan tiga hal pokok, antara lain : (1) Gambaran umum

wilayah Halmahera Barat (Soakonora); (2) Asal-usul Ino fo makati nyinga; (3) Pemaknaan

Ino fo makati nyinga dan pelaksanaannya dalam kehidupan masyarakat Desa Soakonora

Halmahera Barat

1 Kerja sama Badan Kearsipan dan Perpustakaan Maluku Utara dan Pusat Studi Lingkungan (PSL)

Universitas Khairun, Pemetaan Tradisi Lisan Kawasan Moloku Kieraha, (Ternate: Universitas Khairun, 2015),

21.

Page 2: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

43

3.1 Gambaran Umum Kabupaten Halmahera Barat

Kabupaten Halmahera Barat awalnya merupakan kabupaten induk dari Maluku Utara

yang berubah nama setelah terjadi pemekaran berdasar UU No. 1 Tahun 2003. Kabupaten

yang menjadikan Jailolo sebagai ibu kota ini dahulu memiliki lima kecamatan, yaitu Ibu,

Jailolo, Jailolo Selatan, Loloda dan Sahu. Seiring berjalannya waktu, pertumbuhan penduduk

yang begitu cepat, perkembangan aspirasi masyarakat yang semakin memaksa, serta rentang

kendali pemerintahan yang terlalu jauh, maka melalui perda No 7 tahun 2005, pemerintah

daerah kemudian memekarkan tiga kecamatan baru, yaitu kecamatan sahu timur, kecamatan

Ibu Utara dan ibu Selatan. Setelah itu, sebelumya dterbitkan Perda No. 6 tahun 2005 tentang

pemekaran kecamatan jailolo Timur, maka saat itu wilayah administratif kabupaten

Halmahera barat terdiri dari sembilan kecamatan yaitu, Ibu, Ibu Selatan, Ibu Utara,Jailolo,

Jailolo Selatan, jailolo Timur, Sahu, Sahu Timur, dan yang terakhir Loloda.2

Luas Kabupaten Halmahera Barat tercatat 14.823.16 km2

dengan luas daratan

2.361.56 km2 dan laut seluas 12.461.60 km

2. Secara geografis Halmahera Barat terletak

antara 00

48’

lintang utara sampai 10

48’ lintang utara dan antara 127

0 16

’ 00

’’ bujur timur

sampai 1270

16’ 01

” bujur timur. Batas-batas geografis wilayah kabupaten Halmahera Barat

adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Kabupaten Halmahera Utara

- Sebelah Timur : Kabupaten Halmahera Utara

- Sebelah Selatan : Kota Tidore Kepulauan

- Sebelah Barat : Laut Maluku

2 Kerja sama Badan Kearsipan dan Perpustakaan Maluku Utara dan Pusat Studi Lingkungan (PSL)

Universitas Khairun, Pemetaan Tradisi Lisan Kawasan Moloku Kieraha, … 20.

Page 3: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

44

Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat

Berdasarkan wilayah administratif kabupaten Halmahera barat yang di bagi atas 9

(sembilan) kecamatan dan 176 (seratus tujuh puluh enam) desa dengan wilayah kecamatan

terluas adalah kecamatan Ibu Selatan dan yang terkecil adalah kecamatan Jailolo Selatan. Ibu

kota kabupaten Halmahera Barat terletak di kecamatan Jailolo, yang dapat di tempuh dari

seluruh kecamatan dengan perjalanan darat kecuali dari kecamatan Loloda yang harus

ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat yng terdiri dari wilayah

kecamatan ini pada Tahun 2013 adalah sebanyak 106.791 jiwa. Dari jumlah tersebut.

Penduduk laki-laki berjumlah 54.561 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 52.230 jiwa.

Jumlah penduduk terbesar ada di kecamatan Jailolo, yakni sebanyak 29.288 jiwa atau 27,43

persen dari total jumlah penduduk di kabupaten Halmahera Barat.3

3 Kerja sama Badan Kearsipan dan Perpustakaan Maluku Utara dan Pusat Studi Lingkungan (PSL)

Universitas Khairun, Pemetaan Tradisi Lisan Kawasan Moloku Kieraha, … 21.

Page 4: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

45

3.1.1 Asal-Usul kerajaan Jailolo: Kerajaan Tertua Maluku Utara

Dalam catatan sejarah, wilayah Jailolo atau dikenal dengan Ibu Kota kabupaten

Halmahera Barat adalah salah satu kerajaan tertua di Moloku Kie Raha4 yang awal

pemerintahannya berada di pulau Motir/ Moti. Wilayah Gilolo/ Jilolo atau dikenal dengan

Jailolo juga dimasukan dalam wilayah Maluku, dengan anggapan bahwa salah satu kerajaan

tertua di Maluku sebelum tahun 1250 adalah kerajaan Gilolo5. Perlu juga dicatat sebutan

lainnya bagi keempat kerajaan yang ada di Maluku Utara tersebut:

1. Jailolo : Jiko ma-kolano, "penguasa teluk."

2. Tidore : Kie ma-kolano, "penguasa gunung."

3. Ternate: Kolano Maluku, "penguasa Maluku."

4. Bacan : dehe ma-kolano, "penguasa tanjung."

Dalam urutan berdirinya kerajaan-kerajaan Maluku, Jailolo dipandang sebagai

kerajaan tertua. Walaupun diakui sebagai kerajaan tertua oleh kerajaan –kerajaan Maluku

lainnya, tidak dapat dipastikan kapan kerajaan itu didirikan. Yang dapat dicatat hanyalah

peristiwa kesejarahan bahwa pada masa awal ada seorang raja perempuannya yang kawin

dengan Raja Loloda, sebuah kerajaan di bagian utara pulau Halmahera – mungkin merupakan

kerajaan yang lebih tua dari Jailolo. Menurut cerita rakyat di daerah ini, perkawinan antara

Ratu Jailolo dengan Raja Loloda merupakan perkawinan politik untuk memberikan akses

kepada Jailolo menguasai seluruh Halmahera. Politik Jailolo berhasil, sebab sebelum tahun

1250, teritorial Kerajaan Jailolo telah meliputi hampir seluruh Halmahera, termasuk Loloda.

Sumber Nagarakartagama mengungkapkan bahwa ketika Jailolo terbentuk sebagai Kerajaan,

4 Moloku Kie Raha (Moloku = gunung; Kie = tanah; Raha = rumah/mata rumah ) adalah sebutan kepada

empat kerajaan di Maluku Utara yaitu, Jailolo, Tidore, Bacan dan Ternate. Arti sebenarnya adalah empat kerajaan

di empat kaki gunung (Moloku). Pertemuan dilakukan di Pulau Moti yang menyepakati membentuk konfederasi

Moloku Kie Raha yang termuat dalam Perjanjian Moti (Motir Verbond) 1322 (Catatan waktu tahun diperkirakan

oleh Francois Valentijn dengan mengumpulkan catatan/informasi tentang masa kekuasaan kolano (raja) Ternate

sebelumnya).

5 Hal ini berkaitan dengan mitos Tujuh Putri, tentang asal-usul Kerajaan kerajaan di Moloku Kie Raha.

Page 5: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

46

wilayahnya belum mencakup Halmahera Utara bagian barat, karena di sana terdapat Kerajaan

Loloda. Di samping itu, di bagian utara Halmahera juga terdapat Kerajaan Moro, yang pada

masa belakangan menjadi sasaran perluasan Kerajaan Jailolo di bawah Katarabumi pada abad

ke-16.6

Bagian barat Kerajaan Jailolo adalah Batu Cina, yang letaknya berhadapan dengan

Kepulauan Maluku – yakni pulau-pulau Ternate, Tidore, Moti, dan Makian. Jailolo semula

adalah nama sebuah desa, dan kerajaan yang berdiri di desa itu yang diperintah oleh seorang

Kolano /Sultan.7 Menurut sumber Nagarakartagama, yang disusun oleh Mpu Prapanca,

kemungkinan kolano/ Sultan pertama Jailolo adalah seorang perempuan yang berkuasa secara

tiran dan memerintah dengan tangan besi. Setelah Ratu Jailolo yang tiran itu wafat, Loloda

terlihat mampu melepaskan diri dari kekuasaan Jailolo. Sebab, ketika berlangsung pertemuan

Moti pada abad ke-14, Raja Loloda berikhtiar untuk menghadiri pertemuan tersebut, tetapi

terhalang oleh angin ribut, yang menyebabkannya mendarat di Dufa-dufa, Ternate. Karena

memerintah dengan tangan besi, terjadi perlawanan dan pembangkangan terhadap Kolano/

Sultan Jailolo, yang diikuti dengan eksodus para pembangkang politik ke pulau-pulau kecil di

sekitar Halmahera: Ternate, Tidore, Moti, dan Makian. Di pulau-pulau inilah para

pemberontak Jailolo mendirikan kerajaan-kerajaan salah satu di antaranya yang terbesar dan

terkuat adalah Ternate yang pada gilirannya merongrong dan bahkan mengakhiri eksistensi

Kerajaan Jailolo.8

Nama Halmahera menurut sumber-sumber Portugis adalah Batu cina de Moro, atau

Batu cina yang merujuk pada kerajaan tua di Halmahera Utara yang masih eksis hingga abad

ke-17, dimana Portugis berhasil mengkonversi agama sebagian penduduknya ke Kristen.

Namun Batu cina tidak punya hubungan sama sekali dengan orang-orang Cina, sebagai

6 M. Adnan Amal, Kepulauan Rempah-rempah: perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250-1950, ( Ternate :

Universitas Khairun 2006), 15.

7 Penguasa kerajaan-kerajaan di Maluku ini disebut kolano (dari bahasa Jawa kelana) atau raja, dan

setelah memeluk agama Islam sebutan kolano diubah menjadi Sultan.

8 Amal, Kepulauan Rempah-rempah: perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250-1950, … 15-16.

Page 6: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

47

bangsa asing pertama yang menemukan Maluku, dan memperoleh keuntungan besar dari

perdagangan rempah-rempah. Batu cina dalam pengucapan orang-orang Portugis menjadi Bat

(a) Chin (a) yang dalam teks-teks lama ditulis sebagai Batchian. Menurut Lapian, adalah

sebuah salah ucap dari kata Bacan, kekuatan tertua di Maluku yang punya pengaruh jauh

hingga Seram dan pulau-pulau di Sulawesi Utara.9

Jailolo merupakan kerajaan yang paling eksis atau kerajaan peringkat pertama

dibanding ketiga kerajaan yang ada di maluku utara berdasarkan Pertemuan Moti (1322)

yang melahirkan Persekutuan Moti (MotirVerbond) dalam hal senioritas, tapi hal itu tidak

membuat Ternate untuk menyurutkan ambisinya menguasai Jailolo. Kolano Ternate, Tulu

Malamo, tidak lagi mengakui keputusan Motir Verbond, dan menyerang serta menduduki

Jailolo. Raja Jailolo ketika itu tidak dapat berbuat sesuatupun, walaupun tindakan Tulu

Malamo menuai reaksi keras dari Kolano Tidore dan Bacan. Sekalipun serbuan Tulu Malamo

atas Jailolo telah menuai reaksi keras dari kerajaan-kerajaan lainnya di Maluku, pada 1359

Kolano Ternate, Gapi Malamo, kembali menyatakan tantangannya terhadap Jailolo. Kali ini

agresi yang dilancarkan Ternate tidak berhasil. Bala tentara Jailolo dapat menghalau tentara

Ternate keluar dari wilayahnya. Kegagalan inilah yang barangkali menyebabkan

dilangsungkannya perkawinan politik antara putera sulung Kolano Ternate pengganti Gapi

Malamo, yakni Kolano Gapi Baguna, dengan puteri Kolano Jailolo, Kaicil Kawalu, pada

1372. Tetapi, perkawinan politik ini tampaknya tidak berhasil mengimplementasikan ambisi

politik Ternate untuk mendominasi Jailolo.

Pada 1529, bangsawan tinggi Katarabumi (Catabruno) diangkat sebagai Mangkubumi

Jailolo. Dengan pengangkatan Katarabumi, Ternate mulai mengalami kesulitan dalam

melakukan ambisi politiknya. Berkat bantuan Kerajaan Tidore, Katarabumi berhasil

menangkis semua serbuan Ternate yang dibantu Portugis. Pada 1533 Sultan Jusuf wafat dan

9 Lapian dalam M. Adnan Amal, Kepulauan Rempah-rempah: perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250-

1950, … 16.

Page 7: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

48

digantikan puteranya, Firuz Alauddin, sebagai penguasa Jailolo. Karena Sultan Jailolo itu

masih di bawah umur dan sering sakit-sakitan, Katarabumi ditunjuk sebagai Mangkubumi

untuk menjalankan roda pemerintahan Kesultanan Jailolo.10

Sementara itu, Gubernur Portugis Tristao d’Ataide menuduh orang-orang Spanyol

yang ada di Jailolo telah memberikan perlindungan kepada 4 hingga 5 negeri yang dahulu

berada di bawah kekuasaan Portugis. Dengan alasan tersebut, Ataide mengerahkan tentaranya

menyerang dan setelah mengepung selama beberapa waktu memerintahkan Jailolo menyerah.

Sultan Jailolo yang masih di bawah umur, Firuz Alauddin, dibawa ke Benteng Gamlamo di

Ternate untuk “berobat.” Evakuasi ini merupakan konspirasi antara d’Ataide dengan

Katarabumi, yang ketika itu menjabat sebagai Mangkubumi Kesultanan Jailolo.

Persekongkolan ini baru terungkap setelah berbagai hadiah yang diberikan d’Ataide kepada

Katarabumi secara berlebihan, termasuk hadiah payung emas dan pakaian dalam jumlah

besar, diketahui umum.11

Pada 1534, Katarabumi mengambil-alih Kesultanan Jailolo dan memproklamasikan

dirinya sebagai Kolano, setelah putera mahkota yang berobat di rumah sakit Portugis di

Ternate mati diracuni orang-orang suruhan Katarabumi. Dalam proklamasinya, Katarabumi

mengatakan bahwa ia akan memerintah Jailolo atas nama Raja Portugal, “Raja pertama yang

akan memberikan kevazalannya dengan wibawa Kerajaan” . Selama berkuasa, Katarabumi

berhasil membebaskan seluruh wilayah Kesultanan Jailolo yang diduduki Kesultanan

Ternate.12

Selama pemerintahan Katarabumi, Jailolo tampil sebagai sebuah kekuatan yang

cukup menakutkan dan disegani di sekitar kawasan Maluku. Sehingga menimbulkan

kecurigaan di sekeliling kekuasaan yang ada seperti Portugis dan itu terbukti bahwa semua

tindakan –tindakan yang dianggap pro terhadap Portugis ternyata hanyalah kamuflase saja.

10 Amal, Kepulauan Rempah-rempah: perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250-1950, … 18.

11

Amal, Kepulauan Rempah-rempah: perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250-1950, … 18.

12

Amal, Kepulauan Rempah-rempah: perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250-1950, … 18.

Page 8: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

49

Sukses Katarabumi juga telah menimbulkan kecemburuan Ternate. Dalam berbagai

pernyataan yang diberikan beberapa waktu setelah penobatannya, Katarabumi selalu berujar

bahwa raja-raja Maluku ingin tetap bersahabat dengan Portugis. Pernyataan ini sangat

membingungkan Gubernur d’Ataide, karena Katarabumi terus menyerang Misi Jesuit di

Moro,dan bersekutu dengan Deyalo, Sultan Ternate yang dilengserkan Portugis dari

takhtanya dan sedang dicari-cari. Dengan Deyalo, Katarabumi membuat persetujuan

membantunya merebut tahta Kesultanan Ternate. Sebagai imbalannya, daerah Moro menjadi

milik Jailolo.13

Pada 1551, Portugis memutuskan menyerbu Jailolo dan meminta keikutsertaan

Ternate dalam ekspedisi militer ini. Ternate mula-mula menolaknya, tetapi akhirnya terpaksa

menerima permintaan itu. Rencana penyerbuan Portugis ke Jailolo telah diketahui terlebih

dahulu melalui agen-agen Jailolo dalam ketentaraan Ternate. Karena itu, untuk menghadapi

serbuan tersebut, benteng Jailolo diperkuat dan tembok-temboknya yang rusak diperbaiki

serta ketinggiannya ditambah, sehingga “seekor tikuspun tidak dapat melewatinya.” Benteng

dipersenjatai dengan 100 pucuk senjata laras panjang, 18 pucuk meriam serta sebuah “mortir”

dan berbagai senjata lainnya buatan Jawa, berikut berbagai peralatan untuk mengatasi

kepungan. 14

Pasukan Alifuru Jailolo dalam jumlah besar disiapkan dengan beragam senjata

tradisional, seperti tombak, kelewang, dan lembing. Reputasi mereka dalam perang hutan

begitu menakutkan, dan pasukan ini sewaktu-waktu dapat menghilang tanpa diketahui

jejaknya. Akan tetapi, setelah Portugis memperketat pengepungannya selama lebih dari 3

bulan, benteng yang dipersenjatai sangat kuat itu akhirnya jatuh. Jailolo, di bawah pimpinan

Katarabumi yang perkasa itu akhirnya takluk tanpa syarat. Katarabumi pun menyerah,

walaupun Portugis tidak pernah masuk ke dalam benteng dan meletuskan senapannya.

13 Amal, Kepulauan Rempah-rempah: perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250-1950, … 19.

14

Amal, Kepulauan Rempah-rempah: perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250-1950, … 19.

Page 9: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

50

Blokade yang lama menyebabkan terputusnya hubungan dengan dunia luar dan kekurangan

perbekalan.

Setelah ada isyarat dari dalam benteng tentang penyerahan, Portugis memerintahkan

pintu benteng dibuka untuk memperlihatkan volume persenjataan dan posisi pertahanan

benteng selama beberapa hari. Menurut sumber-sumber Portugis, Katarabumi menolak

menyaksikan penyerahan Jailolo. Dengan mengenakan jubah pemberian Gubernur d’Ataide,

Sultan Jailolo itu menghilang pada suatu malam yang gelap dan masuk hutan. Ia menjalani

hidup sebagai seorang pertapa. Tetapi, menurut suatu sumber gereja, pada saat-saat terakhir,

Katarabumi ingin mengonversi agamanya menjadi Kristen Katolik. Ketika akan dibaptis dan

para pastor telah siap di depannya, mereka meminta agar sebelum dibaptis Katarabumi harus

menceraikan istri-istrinya dan menyisakan satu orang saja. Katarabumi menolak permintaan

ini, sehingga pembaptisan gagal dilakukan. Beberapa hari kemudian, masih dalam tahun

1551, Katarabumi wafat karena minum racun.15

Sepeninggal Katarabumi, Jailolo kehilangan dinamika dan kekuatannya sebagai

sebuah kerajaan. Ia hanya meninggalkan nama dan identitas sebagai bekas sebuah kerajaan

tertua dan terbesar pada masa awal kelahiran kerajaan-kerajaan Maluku. Jailolo juga telah

meninggalkan identitasnya sebagai salah satu dari empat pilar kerajaan Maluku – yakni:

Jailolo, Ternate, Tidore, dan Bacan yang dikenal sebagai Moloku Kie Raha.Semenjak

hilangnya kerajaan Jailolo, seluruh Pulau Halmahera telah bdimasukan dalam kekuasaan

Ternate, khususnya Halmahera bagian Utara dan Selatan dimana wilayah kerajaan Jailolo

menjadi suatu bagian dari Halmahera Utara. Aneksasi yang dilakukan Oleh Ternate dengan

Bantuan VOC tersebut, pada akhirnya menyebabkan Kerajaan Jailolo hilang pada awal abad

ke-17.Bahkan jauh sebelum itu, yakni pada abad ke-13 dan ke-14 supremasi telah dijalankan

di seluruh wilayah Halmahera, termasuk Kerajaan Jailolo hingga pada Tahun 1540 kerajaan

15

Amal, Kepulauan Rempah-rempah: perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250-1950, … 21.

Page 10: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

51

Jailolo menjadi wilayah wajib pajak Ternate.16

Pada awal abad ke-19 penduduk Halmahera

Timur mengungsi ke Seram bagian Utara (Seram Pasir) dan bergabung dengan Raja Jailolo.

Peristiwa ini menyebabkan kekuatan Raja Jailolo berkembang Pesat, sehingga untuk

mengatasinya, Gubernur maluku yaitu Mr. Pieter Merkus (1882-1828), memutuskan untuk

berkompromi dengan Raja Jailolo. Kompromi antara pemerintah nkolonial dan Raja jailolo

menghasilkan Kerajaan Seram pasir dengan Raja Jailolo sebagai “ Sultan Seram” dengan

istananya di Hatiling. Namun, hal itu tidak berlangsung lama, karena raja Jailolo sejatinya

tetap menginginkan kerajaan Jailolo dibangun di Halmahera sesuai dengan ideologi “ Moloku

Kie Raha “ yang telah ada sejak berabad-abad yang lalu.17

Pada masa Hindia Belanda, terdapat sebuah distrik di wilayah ternate bernama

Jailolo, yang menurut cerita turun-temurun, distrik tersebut merupakan peninggalan kerajaan

Jailolo di masa lalu. Distrik Jailolo terletak di pantai sebelah utara semenanjung Halmahera

dan berada di antara Sahu dan Sidangoli. Batas wilayah Distrik Jailolo dengan Sidangoli

adalah Sungai Tauru-Lei, sedangkan batas dengan wilayah Sahu adalah Teluk Obu-Obu yang

berada di sebelah utara Pulau Damar. Distrik tersebut dibagi menjadi dua onderdistrik, yaitu

Jailolo dan Moro. Kepala distriknya memiliki gelar ngofamanyira. Ibukota Jailolo, yang

disebut juga Soah-sio, berjarak sekitar seperempat jam dari pantai. Ibukota tersebut terdiri

dari wilayah-wilayah yang didiami oleh penduduk Muslim, yaitu daerah Soah-Konorah dan

Siawa, yang masing-masing dibawahi oleh seorang kimalaha serta sebuah dusun yang berada

di teluk terdalam. Selanjutnya di sebelah selatan kampung-kampung muslim ada Toadah dan

Todowangi, sementara di pedalaman tinggal para penyembah berhala dari suku Tobaru di

kampung Porniki dan Waiolo, yang tersebar juga, yang tersebar juga di dusun-dusun

lainnya.18

16

Badan Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi maluku Utara 2015, Khazanah Arsip Empat Kerajaan di

Maluku Utara: Moloku Kie Raha dalam catatan Bangsa Eropa (Ternate 2015), 63.

17

Amal, Kepulauan Rempah-rempah: perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250-1950, … 22. 18

Badan Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Maluku Utara 2015, Khazanah Arsip Empat Kerajaan... 64.

Page 11: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

52

Sejarah kerajaan Jailolo sebagai kerajaan terbesar dan kemudian kependudukan yang

kemudian diambil alih oleh Ternate sebagai bagian dari wilayah kerajaan Ternate dari Jailolo

sebagai sebuah kerajaan yang tertua kemudian menjadi sebuah distrik merupakan bagian

yang tidak terpisahkan ketika membahas tentang Halmahera Barat. Dan membahas tentang

hubungan antara kerajaan yang semula menjadi satu kesatuan akhirnya hilang satu kerajaan

yang pernah berkuasa di daerah Maluku. Memang secara formal masih diakui, Jailolo

memang masih sering disebut-sebut dalam upacara-upacara formal berkenaan dengan

statusnya sebagai salah satu dari empat pilar yang menopang Maluku pada zaman bahari tapi

lebih dari itu tidak. Hal inilah yang berimbas pada wilayah Halmahera Barat karena berada

dalam wilayah kekuasaan dari Ternate bukan hanya struktur pemerintahan yang dipengaruhi,

tapi juga perilaku dan tata kehidupan masyarakat juga dipengaruhi oleh Kebudayaan Ternate

terus menerus dari generasi ke generasi. Bahasa Ternate menjadi Bahasa sentral atau bahasa

yang pada umumnya dipakai di wilayah Halmahera barat.19

3.1.2 Letak Geografis dan Demografis

Desa Soakonora adalah desa yang keberadaannya ,masih di zaman pemerintahan

Kolonial Belanda, awalnya merupakan kawasan Hutan belantara di jazirah wilayah Jailolo,

yang secara Geografis memiliki batas desa yaitu :

Sebelah utara berbatasan dengan desa Hatebicara

Sebelah selatan berbatasan dengan desa Gamlamo

Sebelah Timur berbatasan dengan desa Jalan Baru

Sebelah barat berbatasan dengan Desa Porniti

Desa Soakonora merupakan salah satu desa yang cukup besar karena memiliki tiga

dusun yang kalau dikelompokan bisa menjadi 3 desa yaitu Dusun Soakonora (induk)

19 Badan Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi maluku Utara 2015, Khazanah Arsip Empat

Kerajaan... 64.

Page 12: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

53

kemudian Dusun Kusumadehe dan Dusun Jati. Jumlah penduduk yang ada di desa Soakonora

kalau dikelompokan ada 640 kepala keluarga yang terdiri dari jumlah laki-laki 993 orang dan

jumlah perempuan 847 orang. Berkaitan dengan strukutur mata pencaharian, mata

Pencaharian yang terbesar yang ada di Soakonora adalah pertanian yang kemudian disusul

dengan PNS ( pegawai Negeri Sipil ) yang bias dikatakan cukup banyak. 20

Sebagai Daerah yang cukup subur, Sub sektor pertanian merupakan salah satu

potensi yang menjadi andalan Kabupaten Halmahera Barat. Potensi tersebut antara lain

tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan. Dengan posisi yang strategis berada dekat

dengan Kota Ternate, Sub sektor pertanian Halmahera Barat menjadi pemasok utama hasil-

hasil untuk pasar di Kota Ternate. Tanaman Pangan Halmahera Barat memiliki tingkat

keragaman komoditas yang sangat tinggi. Ada tujuh komoditas di sub sektor Tanaman

Pangan yang banyak diusahakan oleh petani di Halmhera Barat. Komoditas tersebut yaitu;

padi sawah, padi ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, dan kacang

kedelai. Komoditas ini tersebar di 9 (sembilan) kecamatan di Halmahera Barat.21

Halmahera Barat mempunyai potensi komoditas jagung yang cukup potensial,

dengan luas lahan sebesar 1.619 Ha, memiliki luas panen sebesar 1.402 Ha, dan Produksi

sebesar 4.968 Ton/Tahun, atau memiliki produktivitas rata-rata sebesar 3.5 Ton per Ha.

Namun usaha ini tidak menyebar merata, hanya di Kecamatan Jailolo dan Sahu Timur yang

banyak diusahakan oleh petani, sedangkan Kecamatan Jailolo Timur tidak ada yang

mengusahakan komoditas jagung. Orientasi produksi jagung Halmahera Barat masih sebatas

pasar lokal dan regional, yaitu pasar di wilayah Halmahera Barat dan Kota Ternate.22

20 Profil Desa Soakonora Kabupaten Halmahera Barat tahun 2016/2017.

21

http://www.halbarkab.go.id/index.php/pages/get/1800 diunduh pada 17 Januari 2017.

22

Badan Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Maluku Utara 2015, Khazanah Arsip Empat Kerajaan, ...

64.

Page 13: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

54

Dapat ditarik kesimpulan bahwa kaya dengan sumber daya alam yang karena

menjadi tumpuan perekonomian dalam hal pertanian.

3.2 Asal Usul Ino fo makati nyinga (Penyatuan Kebudayaan)

Sejak dahulu, Ternate merupakan bagian penting dalam menghubungkan ke 4

Kerajaan yang ada di Maluku Utara. Hal ini dibuktikan dengan dijadikannya bahasa Ternate

sebagai sebagai bahasa pengantar (lingua franca) bagi setiap kerajaan baik Tidore, Bacan,

dan Juga Jailolo. Bahkan menghilangnya Jailolo sebagai Kesultanan yang diakui sebagai

kerajaan yang paling tua tetap dipakai bahasa Ternate sebagai bahasa utama seperti bahasa

indonesia. Namun sekarang, bahasa Ternate hanya dipahami oleh orang tua saja sedangkan

anak muda jarang menggunakan bahasa Ternate. Berbagai interaksi masyarakat dibicarakan

dalam bahasa ternate, bahkan berbagai nasihat, sindiran dan kritikan pun disampaikan secara

arif melalui berbagai tradisi lisan yang ada di Ternate. Tradisi lisan ini juga ikut menjadi

bagian dalam mengatur kehidupan masyarakat yang berada dalam wilayah administratif

Ternate.23

3.2.1 Tatanan Budaya dan adat istiadat Orang ternate

Sebelum masuknya agama Islam ke Ternate pada abad ke 15, Kesatuan adat-istiadat

begitu mempengaruhi kehidupan masyarakat Ternate. Dahulu masyarakat Ternate dikenal

dengan animisme dan dinamisme, pada masa itu pemimpin atau penguasa disebut Momole.

mole berasal dari kata To Mole, artinya orang yang ucapannya memiliki tuah, apa yang

dikatakan itulah yang terjadi. Segala fatwa, penyataannya harus dipatuhi karena jika tidak

melaksanakannya akan dikena kutukan. Dalam cerita lain Momole digambarkan sebagai

pemimpin (orang suci), seorang dukun perempuan yang memiliki kesaktian dan tubuhnya

23

Badan Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi maluku Utara 2015, Khazanah Arsip Empat Kerajaan, ...

64.

Page 14: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

55

memancarkan cahaya. Karena kesaktian yang dimilikinya pula sehingga memancarkan

cahaya di malam hari. Mereka inilah merupakan pemimpin-pemimpin tradisional di Maluku

Utara, sebelum mengenal sistem pemerintahan kerajaan. Hubungan yang harmonis

ditunjukan antara pemimpin dengan rakyatnya, artinya apa yang dikatakan oleh Momole

selalu menjadi patokan kehidupan masyarakat. 24

Sistem kepercayaan yang dianut masyarakat Ternate dikenal dengan animisme dan

dinamisme. Umumnya meliputi alam pikiran manusia tentang kekuatan lain di luar dirinya

yang lebih besar. Kekuatan yang dimaksud adalah yang muncul berupa peristiwa-peristiwa

alam dan alam gaib. Roh-roh halus mempunyai kekuatan tersendiri sehingga mereka

menyandarkan setiap masalah yang mereka alami sehari-hari kepada Roh-roh tersebut yang

dikenal denga sebutan Baba Ete (Bapak atau Kakek). Pada masyarakat Ternate terdapat

perbedaan cara pandang akan segala peristiwa-peristiwa alam baik berupa bencana alam

seperti gunung meletus, gempa bumi, dan lain-lain peristiwa atau gejala-gejala alam lainnya.

Pengaturan tata kehidupan melalui adat istiadat atau budaya masyarakat selalu dijaga. Ketika

Islam mulai memasuki kehidupan masyarakat ternate.25

Ketika agama Islam masuk di Ternate pada abad ke 15, agama ini menjadi perekat

buat 4 kesultanan yang ada. Dari Momole berubah nama menjadi islami yaitu kolano atau

Sultan. Tapi hal itu tidak membuat masyarakat ketika memeluk agama Islam melepaskan

kepercayaannya begitu saja karena mereka berfikir bahwa ini merupakan peninggalan leluhur

yang patut dilestarikan.dan selama hal itu tidak bertentangan dengan agama Islam,

masyarakat tetap mempercayainya. dalam lingkungan masyarakat adat di Kesultanan Ternate

24 Ridwan Dero, Ajaran Moral Adat dan Budaya Orang Ternate, (Ternate: Lembaga Penerbitan

Universitas Khairun (LepKhair) ) 2015), 172

25

Dero, Ajaran Moral Adat dan Budaya Orang Ternate,… 172.

Page 15: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

56

mereka masih mempercayai bahwa Baba Ete (Roh) masih bertugas menjaga negeri ini suka

atau tidak suka.26

Bagi masyarakat Ternate, Adat istiadat merupakan tata nilai atau norma yang berlaku

secara turun temurun yang mengatur hubungan manusia dengan sang khalik, hubungan

masyarakat dengan pimpinan, sebaliknya juga mengatur hubungan pimpinan dengan

masyarakat dan hubungan masyarakat dengan masyarakat. Masyarakat Ternate mempunyai

Filosofi Jou Se Ngofangare (Aku dan engkau) Seperti diketahui bahwa simbol

menyimpulkan sejarah manusia yang sangat panjang. Dia merupakan himpunan alam pikiran

dan gerak manusia. Jadi dapat katakan bahwa simbol adalah pusat pengalaman manusia atau

pusat nilai. Bertolak dari alam pikiran (Aku dan Engkau) terlihat bahwa manusia Kie-Raha

(Ternate) sudah memikirkan hubungan Aku dan Tuhan. Bagaimana manusia memahami

eksistensi dirinya dengan hubungannya dengan sang Pencipta, dan juga hubungannya dengan

mansuia dan alam. Jadi di sini ada tiga kata kunci yaitu Tuhan, Manusia, dan Alam.

Bagaimana mungkin dia bisa mengenal Tuhan kalau tidak bisa membangun hubungan

dengan sesama dan melindungi Alam.27

Seiring perkembangan waktu dan kehidupan, falsafah ini telah mengalami proses

kulturasi yang digunakan sebagai pedoman hidup bagi masyarakat Ternate, hal ini dilakukan

dalan ruang dan waktu obyektif universal berbentuk Gogeba Dopolo Romdidi yaitu burung

Garuda berkepala dua, berbadan dan berhati satu sebagai simbol masyarakat Ternate.

26 Dero, Ajaran Moral Adat dan Budaya Orang Ternate,… 172.

27

http://bahrunmomol.blogspot.co.id/2013/04/kebudayaan.html di unduh tanggal 26 Januari 2017.

Page 16: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

57

Gambar Gogeba Dopolo Romdidi

Hakikat dari simbol ini adalah ada yang mengadakan, sedangkan dalam pergaulan

manusia diartikan sebagai bersatunya raja dan rakyat. Dalam kehidupan masyarakat, Jou Se

Ngofangare( Aku dan engkau) diterjemahkan Jou (Pemimpin) dan Ngofangare (

masyarakat). Bagaimana ada hubungan timbal balik antara masyarakat dan pemimpin begitu

pula sebaliknya ada rasa saling menghormati satu sama lain. Masyarakat Ternate sangat

menghargai kultur, simbol ini menjadi nilai hidup dan identitas komunitas yang merupakan

tanda sebagai hukum dasar yang diterima dan dipatuhi oleh warga.28

Falsafah ini mempunyai

7 dasar hukum atau sila dasar yang selalu diingat dan dipatuhi masyarakat yaitu Adat se

Atorang, Istiadat se kabasarang, Ghalib se Likudi, Cing se Cingari, Bobaso se Rasai, Ngale

se Cara, Sere se Duniru.:

Nilai-nilai dasar inilah yang dihidupi dalam Ino fo makati nyinga. Penekanan akan kesatuan

hati dan juga penghormatan akan kehidupan setiap manusia tercermin dalam kehidupan

masyarakat yang menganut prinsip Ino fo makati nyinga Dalam kehidupan masyarakat, sikap

untuk saling memahami satu sama lain sangat dibutuhkan, karena setiap manusia diciptakan

28 https://kapitamolokukieraha.wordpress.com/2011/09/07/jou-se-ngofangare/ di unduh tanggal 26

Januari 2017.

Page 17: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

58

unik, dengan berbagai perbedaan konsep kehidupan. Ino fo makati nyinga sebagai bagian

untuk menyatukan keseluruhan budaya yang ada. Hal ini didasarkan pada pola yang

menyebabkan semua orang harus berjalan bersama, menanggung beban bersama,

menghadapi ancaman dan tantangan bersama, dan bahkan memiliki perasaan yang sama satu

dengan yang lain. Dari nilai-nilai dasar ini bisa dirumuskan bahwa pengakuan akan

kehidupan yang berbeda dari masyarakat itu bisa dipakai untuk saling melengkapi dalam

kehidupan.Pada masa itu masyarakat Ternate, belum mengenal tulisan sehingga dalam

menyampaikan adat dan aturan kepada masyarakat yang ada, ke 6 sila dasar ini

ditransformasikan kedalam tradisi lisan agar bisa dimengerti dan dipahami masyarakat

sebagai bagian dari perwujudan tingkah lakunya.29

3.3 Pemaknaan Ino fo makati nyinga

Berbicara mengenai budaya dalam hal seni sastra, bagi orang ternate, termasuk dalam

tradisi lisan yang biasa digunakan dalam kesultanan ternate. Tradisi lisan yang ada di

Ternate di golongkan menjadi 3 jenis sastra yang pertama adalah Dolo Bololo, yang kedua

adalah Dalil Moro dan yang ketiga adalah Dalil Tifa.30

Pertama, Dolo Bololo (bunyi

ungkapan) sebagai sebuah pernyataan sikap dalam bentuk kalimat peribahasa yang

merupakan ciri kebijakan seseorang dalam kehidupan bermasyarakat untuk menyampaikan

ungkapan perasaan dan pendapatnya melalui kata-kata bijak kepada orang lain agar mereka

dapat memahami dan mengerti isi dari peribahasa itu secara halus yang tidak menimbulkan

rasa ketersinggungan dalam penyampaian sebuah maksud.

Kemudian yang kedua Dalil Moro ialah bentuk sastra lama yang dalam peribahasanya

mengungkapkan bentuk perumpamaan sebagai contoh untuk ditiru dan merupakan warisan

29 Kerja sama Badan Kearsipan dan Perpustakaan Maluku Utara dan Pusat Studi Lingkungan (PSL)

Universitas Khairun, Pemetaan Tradisi..... 14. 30

Kerja sama Badan Kearsipan dan Perpustakaan Maluku Utara dan Pusat Studi Lingkungan (PSL)

Universitas Khairun, Pemetaan Tradisi..... 15.

Page 18: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

59

nenek moyang yang telah merasuk dan dihayati dan patut ditaati. Ketiga, Dalil Tifa juga

berbentuk pribahasa yaitu pernyataan pendapat yang bersifat petunjuk atau nasihat yang

diungkapkan dalam bentuk kata-kata bijak. Isi yang terkandung didalamnya kebanyakan

berkaitan dengan pendidikan agama. Terlebih khusus agama Islam yang diidentikan dengan

fungsi beduk atau tifa sebagai alat untuk memanggil orang mentaati perintah atau panggilan

agama yaitu mendirikan Shalat sehingga disebut Dalil Tifa atau Agama.31

Ketiga sastra lisan

ini tidak beda jauh satu dengan lainnya karena merupakan wejangan atau nasihat kepada para

anak cucu untuk mengatur tatanan kehidupan sesuai akidah dan ketentuan yang berlaku di

tempat dimana dia berada. Secara historis ke tiga tradisi lisan ini sudah dimulai sejak awal

dan merupakan aturan baku yang harus selalu dipegang oleh-generasi ke generasi sebagai

bentuk pemeliharaan adat istiadat. 32

Ino’fo makati nyinga merupakan penggalan kalimat dari satu bentuk dari Dolo Bololo

yang ada. Dalam berkomunikasi dengan menggunakan Dolo Bololo, nasehat atau peribahasa

dalam bentuk Dolo Bololo, dianggap sangat berkesan maupun mudah dipahami maksud dan

tujuan orang kepada yang lain sebagai sebuah bentuk komunikasi secara halus dan terhormat

dalam kehidupan masyarakat di masa lampau ketika mereka membahas sesuatu masalah atau

topik-topik serius, selalu diselingi dengan kata-kata Dolo Bololo. Ungkapan ini biasanya

disampaikan kebanyakan menggunakan percakapan antara dua orang atau lebih dimana saja

tempat dan waktu bilamana mereka bertemu seperti pada hajatan perkawinan, sunatan,

kematian dan lain-lain. Selain itu juga bisa disisip di awal maupun di akhir sambutan. dalam

bentuk nasihat dari orang tua kepada anak-anak. Dari yang tua kepada yang muda tanpa

orang yang dituju tidak merasa tersinggung. Bentuk Dolo Bololo ini juga menjadi bahan

31

Dero, Ajaran Moral Adat dan Budaya, … viii.

32

Hasil wawancara dengan Bapak Yakub Nasir. Tokoh adat desa Susupu, beragama Islam. Wawancara

dilakukan Di Susupu, 5 Desember 2016.

Page 19: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

60

pembicaraan disampaikan Kolano atau Sultan pada pertemuan moti sebagai bentuk saling

menghormati dan menghargai satu sama lain.33

Kalimat Ino fo makati nyinga terdiri dari 3 kata, Kata Ino mempunyai arti mengajak

orang (kamari) kemudian fo makati dalam pengertian luas artinya kita bersatu (Torang satu)

kemudian kata nyinga berarti hati. Ino’fo makati nyinga berarti mari kita satu hati.34

Kalimat

ini dipilih sebagai bagian dari logo Halmahera Barat dan menjadi motto Halmahera Barat

ketika Halmahera Barat menjadi kabupaten induk pada tahun 2003 yang pada awalnya

berpusat di Ternate dengan nama Maluku Utara. Alasannya bahwa masyarakat Halmahera

Barat ini hidup tidak hanya dengan sesama orang Asli, tetapi masyarakat Halmahera Barat ini

merupakan masyarakat yang tinggal dengan berbagai macam etnis dan suku sehingga untuk

menyatukan setiap suku dan etnis dalam satu kehidupan bersama maka dipilihlah motto Ino

fo makati nyinga sebagai falsafah hidup masyarakat Halmahera Barat.35

Sebenarnya masih

ada lanjutan dari kalimat ini atau dia tidak berdiri sendiri namun karena diabadikan sebagai

logo makanya hanya tiga kata ini yang dipilih. Bentuk lengkapnya adalah:

Ino fo makati nyinga

Doka gosora se bualawa

Om doro fo mamote

Fo magogoru, fo madodara

Kalimat ini dia memiliki arti: Mari torang (kita) bersatu hati Bagaikan Pala dan

Cengkeh Jatuh bersama matang bersama saling sayang menyayangi.36

Prinsip ini sama

denagn dengan konsep Bhinneka Tunggal Ika yang dipakai sebagai semboyan Negara

Indonesia Buatan Mpu Tantular yang menegaskan biarpun berbeda tapi tetap satu. Pesan

33 Hasil wawancara dengan Bapak Yakub Nasir di Desa Susupu, 5 Desember 2016.

34

Hasil wawancara dengan Bapak Yakub Nasir di Desa Susupu, 5 Desember 2016.

35 Hasil wawancara dengan Bapak Yakub Nasir di Desa Susupu, 5 Desember 2016.

36

Hasil wawancara dengan Bapak Yakub Nasir di Desa Susupu, 5 Desember 2016.

Page 20: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

61

yang terkandung didalamnya juga yang pertama adalah kesatuan hati dan pikiran. Dalam

perbedaan ada kesatuan. karena pada masa itu sering terjadi konflik antar para kolano dalam

hal pengembangan sumber daya (cengkeh) yang membuat orang eropa tertarik untuk datang

di Maluku. Tahun 1512 merupakan awal sejarah perdagangan rempah-rempah yang panjang

dan penuh konflik antara sesama kerajaan Maluku ataupun antara kerajaan-kerajaan di

Maluku dengan orang-orang Eropa serta antara sesama orang Eropa. 37

Konflik-konflik ini terutama dilatari kehendak untuk memperebutkan rempah-rempah

dan perniagaannya atau untuk mendapatkan hak monopoli atasnya. Konflik-konflik yang

berkepanjangan dan rumit, yang terjadi pada masa-masa selanjutnya, tidak hanya merambat

ke dalam kehidupan sosio-kultural dan keagamaan, tetapi juga menggembosi dan meludeskan

kedaulatan serta kemerdekaan kerajaan-kerajaan Maluku.38

Karena konflik sangat

mempengaruhi hubungan kekerabatan antara para Sultan. Jadi keputusan yang diambil

merupakan keputusan bersama dilandaskan pada (Kolano), maka perlu adanya penyatuan hati

antara setiap kerajaan untuk terus sama-sama tetap menjaga tali silahturahmi satu dengan

yang lain. Maka dipakailah istilah Ino fo makati nyinga sebagai bukti kesatuan hati dari para

penguasa Moloku Kie Raha.

Kemudian yang kedua, manusia dituntut untuk bisa bermanfaat bagi orang lain.

Selain rempah-rempah, cengkeh juga memiliki beragam fungsi seperti penyedap pada

masakan, pengobatan, bahkan parfum. Jadi seperti cengkeh yang memiliki banyak fungsi,

manusia dituntut juga harus bermanfaat untuk orang lain. Dalam masyarakat, mereka harus

memiliki jati diri, Jati diri ini meliputi:

a) Tata karma atau sopan santun.

b) Tata kesusilaan

c) Moral budi pekerti

37 Amal, Kepulauan Rempah-rempah: perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250-1950, … 145.

38

Amal, Kepulauan Rempah-rempah: perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250-1950, … 145.

Page 21: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

62

d) Taat dan istiqamah

e) Percaya pada kemampuan diri sendiri.39

Kemudian yang ketiga dalam kehidupan sehari-hari, manusia itu harus saling berkasih

sayang. Pala dan cengkeh melambangkan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Saling terikat

satu sama lain Artinya dalam mewujudkan sesuatu atau melakukan sesuatu, sebagai mahluk

sosial, sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang sempurna, maka manusia harus bisa bekerja sama

saling menyayagi satu dengan yang lain tanpa memandang suku apapun. Contoh di Maluku

utara tradisi yang masih dilakukan bagi masyarakat Maluku utara yang menekankan

hubungan kerja sama masyarakat yaitu tradisi Lilian (sikap gotong-royong yang

dikonotasikan pada kaum perempuan, namun tak menutup kemungkinan kaum laki-laki

untuk menyiapkan alakadar dalam setelah tahlil). yang biasanya dilakukan pada saat

pelaksanaan hajatan, baik pernikahan, upacara kematian, maupun yang lainnya. Hal ini

bertujuan untuk menjaga kebersamaan dan toleransi antar masyarakat.40

Hakikat manusia dalam masyarakat Moloku Kie Raha pada dasarnya itu hidup

berdampingan satu sama lain, hidup penuh tanggung jawab karena bersumber dari 3 potensi

(Tri Potensi) yaitu Cipta, Rasa, dan karsa. Dengan nilai dasar ini, manusia dapat menciptakan

segala sesuatu yang diinginkan dan dapat dipakai sebagai sesuatu yang berguna bagi orang

banyak. Adat dan aturan yang tercipta atau yang sudah dianut oleh para leluhur ini sudah

sesuai dengan ajaran agama sehingga bisa diterapkan dalam kehidupan masyarakat baik

masyarakat Adat maupun masyarakat awam sebagai landasan kehidupan bersama.41

Memang aturan atau adat istiadat ini tidak memiliki sanksi adat berupa denda

yang berbentuk uang atau barang, tapi sanksi adat ketika orang tidak melaksanakan pesan

39 Hasil wawancara dengan Bapak Yakub Nasir di Desa Susupu, 5 Desember 2016.

40

Hasil wawancara dengan Bapak Yakub Nasir di Desa Susupu, 5 Desember 2016.

41 Hasil wawancara dengan Bapak Yakub Nasir di Desa Susupu, 5 Desember 2016.

Page 22: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

63

yang ada dalam Dolo Bololo ini dalam hidup kesehariannya, maka dia akan mendapatkan

sanksi sosial berupa pengucilan dari masyarakat terhadap orang tersebut pengucilan dalam

hal ini ketika dia membutuhkan bantuan maka masyarakat tidak akan membantunya. Tapi

selama ini masyarakat adat biasanya tidak pernah kenan sanksi sosial ini karena mereka tetap

saling tolong menolong. Bagi masyarakat adat, manusia adalah makluk sosial, hidup di antara

dan bersama manusia-manusia lain dalam hubungan tertentu. Oleh karena itu manusia tidak

mungkin dapat memenuhi kemanusiaannya dengan baik tanpa berada di tengah sesamanya.

Ambil contoh dalam masyarakat, biasanya dalam hal-hal baku tolong (saling membantu)

ketika orang tidak bisa membantu satu sama lain, membantu dalam hal upacara-upacara atau

hajatan atau kerja gotong royong seperti Bari Fala (Kerja rumah), Bari Gura ( kerja Kebun),

Oro gia (Ambil Tangan) dan Morom (kerja bakti membuka kebun baru) maka orang tersebut

pasti tidak diperdulikan oleh komunitas. 42

Bagi masyarakat adat, tradisi yang diturunkan turun temurun melalui pesan-pesan

dalam Dolo Bololo harus selalu dijaga dan terus dikembangkan dan dilakukan dalam

kehidupan. hal ini dikatakan dalam Dolo Bololo yaitu guraci no ige ua karabanga no gonofo

artinya lengkuas (kunyit) yang asli dari hutan kita ambil dan pelihara. Maknanya adalah

semua yang ditinggalkan oleh para leluhur itu harus selalu dijaga dan dilestarikan dalam

setiap aspek kehidupan karena kalau tidak maka akan hilang dan identitas masyarakat ada

pun tidak akan bisa hidup dengan damai dan saling menyayangi. Karena budaya atau adat

istiadat inilah yang menjadi perekat bagi setiap masyarakat dalam hal membangun

silahturahmi satu dengan yang lain. istilah ini kenapa masih dilestarikan karena istilah ini

juga karena bagi masyarakat Ternate, Pesan-pesan moral yang ada bagi pendahulu tidak

hanya berhenti bagi masyarakat itu sendiri tapi juga untuk kedepan bagaimana warisan ini

diturunkan dari generasi ke generasi sebagai bagian dari identitas masyarakat. Hal ini juga

42

Hasil wawancara dengan Bapak Yakub Nasir di Desa Susupu, 5 Desember 2016.

Page 23: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

64

berlaku untuk kehidupan masyarakat yang lain. Artinya dia berlaku bagi setiap suku yang ada

dalam wilayah Jazirah Ternate karena nilai-nilai ini mengandung makna sebagai bagian dari

nilai-nilai hidup yang dianut dan sama dengan setiap suku-suku yang ada di Indonesia yang

menkankan hubungan antara manusia.43

Kesimpulannya adalah bagi masyarakat Ino fo makati nyinga ini merupakan

pengaturan kehidupan masyarakat yang sejak dahulu sudah dipelihara dan terbukti dapat

mempersatukan dan membantu masyarakat menjaga tali silahturahmi antara sesama

masyarakat.karena memiliki daya perekat yang bisa masuk dalam setiap orang dalam lapisan

masyarakat yang ada khususnya untuk suku-suku yang ada di Ternate dan sekitarnya bahkan

juga berlaku untuk setiap orang yang ada dalam wilayah tersebut tidak mengenal dari mana

dia maupun siapa dia. Ino fo makati nyinga memiliki nilai bahwa setiap manusia dipandang

memiliki kesetaraan derajat. Kesatuan yang dimaksud adalah bagaimana manusia

memandang dirinya sama dengan oranglain, bertumbuh bersama dalam perbedaan yang ada

sehingga tercipta suasan harmonis.

3.3.1 Pemaknaan Ino fo makati nyinga Dalam kehidupan Masyarakat Desa Soakonora

Pemaknaan Ino fo makati nyinga dalam kehidupan masyarakat Soakonora dalam

bagian ini dilihat dari berbagai pandangan besar yaitu menurut pandangan masyarakat asli

dan masyarakat pendatang yang masih ada dan juga pandangan dari masyarakat seiring

berjalannya waktu apakah betul-betul mereka memahami dan mengerti apa itu Ino fo makati

nyinga dan perannya dalam kehidupan masyarakat sebagai falsafah hidup masyarakat sebagai

pedoman hidup masyarakat sebagai identitas diri dalam kehidupan kesehariannya.

Masyarakat Desa Soakonora merupakan masyarakat yang didominasi penduduknya

bukan masyarakat asli Halmahera Barat. Hal ini dibuktikan dari data Desa soakonora pada

Tahun 2016/2017 dengan presentase jumlah penduduknya yang hampir sebagian masyarakat

43 Hasil wawancara dengan Bapak Yakub Nasir di Desa Susupu, 5 Desember 2016.

Page 24: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

65

desa Soakonora merupakan masyarakat pendatang yaitu dari suku sanger. Sedangkan sisanya

masyarakat terbagi lagi dari suku asli seperti suku Ternate dan suku Wayoli, yang tersisa dari

suku Asli disini hanya keturunannya saja, dan dari suku Ambon dan Manado. Ada berbagai

macam faktor yang melatarbelakangi sehingga sehingga masyarakat pendatang berdomisili di

Soakonora dan menetap.44

menurut pak Jhon Sahusiwa selaku masyarakat pendatang yang

tinggal di Soakonora, yang melatar belakangi kedatangan masyarakat pendatang datang dan

menetap di Soakonora, ada berbagai faktor, yaitu faktor pernikahan, faktor pekerjaan dan

lain-lain. Tapi, faktor pekerjaan merupakan salah satu faktor paling besar yang menyebabkan

banyak orang-orang pendatang datang dan berdomisili di Soakonora sehingga mereka sudah

mulai menetap di Soakonora.45

Bagi masyarakat asli atau penduduk yang merupakan keturunan di Halmahera barat,

mereka memahami istilah Ino fo makati nyinga ini merupakan cara pandang atau pola

berpikir masyarakat dalam sudut pandang adat yang diwariskan secara turun temurun yang

yang bersifat mengatur tatanan kehidupan masyarakat. Meskipun Ino fo makati nyinga baru

saja diangkat sebagai motto pada Tahun 2003, tapi bagi masyarakat Asli yang mendiami

Halmahera Barat mereka mengerti tentang pesan-pesan yang ada didalam Ino fo makati

nyinga.

Menurut Rajif Duchlun, mereka memaknai atau mengerti apa maksud atau pesan

yang ada ini sejak turun-temurun sebagai warisan leluhur dalam Dolo Bololo. Ino fo makati

nyinga tidak hanya merupakan bagian dari semangat kebersamaan antar manusia tetapi juga

berfungsi menyelesaikan setiap permasalahan permasalahan dalam bentuk nasihat yang biasa

disampaikan ketika ada hajatan perkawinan maupun acara-acara kesultanan, untuk selalu

mengingatkan orang-orang untuk memelihara tali silahturahmi dan ini menyangkut

pengaturan setiap tingkah laku masyarakat dalam kehidupan dalam berbagai aspek, dan

44 Profil Desa Soakonora Kabupaten Halmahera Barat tahun 2016/2017.

45

Hasil wawancara dengan Bapak John Sahusiwa, warga jemaat Desa Soakonora, beragama Kristen.

Wawancara dilakukan di Desa Soakonora, 4 Desember 2016.

Page 25: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

66

dilaksanakan dalam kehidupan.46

Senada dengan hal tersebut, Pak Ramli Mahmud

menegaskan bahwa Ino fo makati nyinga merupakan pegangan hidup masyarakat dalam

bersikap. Dunia ini tidak selalu buruk, yang buruk adalah perilaku manusia itu sendiri (i ira

ua, ngone fo ma gulaha) manusianya dalam tingkah laku dan perbuatan selalu saling

menyayangi, saling satu hati, maka dunia akan selalu aman dan terjaga. Seperti misalnya

ambil salah satu contoh dalam kehidupan keluarga pada saat anak-anak yang melaksanakan

perkawinan tanpa sepengetahuan orang tua (kawin lari), awalnya pihak keluarga tidak setuju.

Solusi untuk mencegah masalah ini semakin melebar maka perlu ada penyatuan hati dari

pihak keluarga, sehingga dipakailah istilah Ino fo makati nyinga untuk bersatu hati melihat

masalah yang terjadi ditengah-tengah keluarga tersebut untuk mendapatkan suatu

kesepakatan bersama.47

Dalam kehidupan sosial, melalui Ino fo makati nyinga mereka selalu diingatkan untuk

saling menyayangi satu sama lain sebagai satu kesatuan dan rasa saling memiliki satu dengan

yang lain dimana ada rasa saling toleransi dalam masyarakat misalnya dalam kegiatan-

kegiatan yang melibatkan peran banyak orang, seperti pada saat pilkada, di sini banyak pro

dan kontra mendukung pasangan calon pemerintah daerah. Ketika ada pasangan yang

terpilih, maka untuk membuat masyarakat menyatu lagi maka istilah dipakai. Ino fo makati

nyinga merupakan perekat yang bisa menghubungkan setiap individu masyarakat.48

Ino fo makati nyinga sebagai landasan hidup kehidupan masyarakat, baik dalam

pekerjaan maupun kehidupan membangun hubungan yang lebih baik dan juga dalam kegiatan

yang menyangkut komunitas, misalnya kegiatan seperti pertemuan-pertemuan untuk

menghasilkan sesuatu keputusan bersama, masing-masing memakai pemikirannya sendiri

sehingga kadang tidak mencapai kata sepakat karena ada yang menganggap pendapatnya

46 Hasil wawancara dengan Saudara Rajif Duchlun, masyarakat asli Halmahera Barat, beragama

Islam. Wawancara dilakukan melalui telepon seluler pada tanggal 2 Desember 2016

47

Hasil wawancara dengan Bapak Ramli Mahmud, masyarakat asli Kusumadehe (salah satu distrik

terbesar di Desa Soakonora), beragama Islam. Wawancara dilakukan di Kusumadehe, 24 Agustus 2016.

48 Hasil wawancara dengan Saudara Rajif Duchlun, melalui telepon seluler, 2 Desember 2016.

Page 26: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

67

lebih baik dari lain, maka diperlukan Ino fo makati nyinga untuk menghasilkan keputusan

bersama.49

Bagi masyarakat pendatang yang ada di desa Soakonora, motto Ino fo makati nyinga

di pahami dalam dua pengertian besar yaitu :

a. Ino fo makati nyinga sebagai Logo Halmahera Barat

b. Ino fo makati nyinga milik masyarakat Ternate.

Bagi masyarakat pendatang khususnya para orang tua yang dianggap sebagai tokoh

masyarakat yang ada di Soakonora, Ino fo makati nyinga merupakan istilah yang baru

mereka dengar dan yang mereka tahu bahwa istilah ini dipakai sebagai logo dari Halmahera

Barat. mereka baru mendengar istilah Ino fo makati nyinga ini. Selama ini mereka tidak

mengenal istilah ini alasannya karena masyarakat yang dahulu sudah terbiasa hidup

berdampingan dan harmonis baik masyarakat asli maupun pendatang.

Dulu tuh tara ada yang pake istilah ini karena torang tara pernah baku

masalah baik deng orang pendatang maupun deng orang asli. rasa toleransi

Tong baku jaga deng baku sayang dan kalau memang ada masalah langsung

tong kasih selesai tanpa harus kase tinggal sampe lama-lama. 50

Memang pada saat itu karena orang-orang pendatang banyak datang dan tinggal di

Soakonora yang awalnya bukan sebuah lahan yang layak huni karena hanya berupa hutan

belantara atau lahan kosong yang ditumbuhi banyak pohon kelapa, namun atas isin sangaji

(camat) yang ada maka masyarakat pendatang mulai diberikan tempat untuk bisa hidup dan

berkembang di daerah ini sehingga bisa berbaur dengan masyarakat asli dan membentuk satu

perkampungan yang terdiri dari tiga dusun yang hampir didominasi oleh masyarakat

49 Hasil wawancara dengan Bapak Ramli Mahmud. Wawancara dilakukan di Kusumadehe, 24

Agustus 2016.

50

Hasil wawancara dengan bapak Elai Sanggelorang masyarakat pendatang Desa Soakonora,

beragama Kristen, 8 Desember 2016.

Page 27: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

68

pendatang. Masyarakat yang asli kebanyakan tinggal di daerah pegunungan karena itu

sehingga dikenal dengan istilah kalao (ke laut) dan kadara (ke darat).51

Bagi orang tua yang pendatang yang sudah lama menetap di Soakonora, istilah ini

tanpa disampaikan pun mereka sudah melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti

rasa saling membantu atau baku tolong tanpa melihat siapa dia baik dari orang asli maupun

pendatang. Masyarakat pada saat itu hidup maso keluar (hidup bertengga yang terjalin

dengan baik). Kalau ada yang buat hajatan atau buat acara, selalu orang-orang berkumpul

untuk bersama-sama saling membantu. Dalam perkumpulan dan pengambilan keputusan juga

tidak merupakan hasil keputusan sepihak atau mayoritas tetapi lebih kepada hasil

kesepakatan bersama.52

Halmahera Barat baru saja dijadikan sebagai kabupaten induk pada tahun 2003 dan

motto ini baru dicanangkan pada tahun 2004 sehingga masyarakat khususnya pendatang

banyak yang tidak mengerti dan bahkan tidak tahu apa itu Ino fo makati nyinga. Ino fo makati

nyinga merupakan hal yang baru bagi masyarakat Soakonora yang dijadikan sebagai Logo

bagi masyarakat Halmahera Barat. Menurut bapak Erasmus Samodara selaku kepala desa

Soakonora, masyarakat pendatang yang tahu tentang Ino fo makati nyinga hanya masyarakat

yang berprofesi sebagai PNS ( Pegawai Negeri Sipil) karena sebagai identitas daerah, motto

Ino fo makati nyinga sering di sosialisasikan dalam tempat pekerjaan mereka sedangkan yang

pekerjaannya seperti masyarakat biasa seperti petani, nelayan dan yang lain, mereka tidak

mengetahuinya.53

Bagi masyarakat pendatang, motto Ino fo makati nyinga dipahami sebagai bagian dari

budaya yang menjadi bagian masyarakat asli bukan budaya mereka, alasannya bahasa yang

dipakai, karena istilah Ino fo makati nyinga merupakan bahasa Ternate yang sudah jarang

51

Hasil wawancara dengan Bapak Ramli Mahmud, 24 Agustus 2016.

52

Hasil wawancara dengan Bapak Hans Bowombengo, tokoh masyarakt desa Soakonora, beragama

Kristen. Wawancara dilaksanakan di Soakonora, 6 Desember 2016.

53

Hasil wawancara dengan Bapak Erasmus Samodara, Kepala Desa Soakonora, beragama Kristen. Di

Soakonora, 7 desember 2016.

Page 28: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

69

digunakan masyarakat pada umumnya. bagi masyarakat yang asli, mereka memahami bahasa

Ternate sebagai bahasa sentral yang dipakai sebagai bahasa yang menghubungkan antara

wilayah yang ada. Contohnya suku Wayoli dan Sahu yang ada di Halmahera Barat. ketika

orang dari suku Sahu bertemu di jalan atau dimanapun, bahasa yang digunakan bukan bahasa

dari suku masing-masing, tapi dengan menggunakan bahasa Ternate bukan memakai bahasa

masing-masing, karena satu sama lain tidak akan bisa mengerti maksud dan tujuan dari apa

yang disampaikan orang tersebut. 54

Bahasa Ternate dipahami dan dimengerti oleh setiap suku yang ada di Halmahera

Barat bahkan seluruh jazirah Maluku Utara. Tapi berbeda dengan masyarakat pendatang yang

ada Bahasa Ternate hanya berlaku buat masyarakat Ternate saja bukan menjadi bagian

kehidupan mereka yang datang dari suku Sanger,Ambon,Manado dan lain-lain. Masing-

masing dengan budayanya jadi Ino fo makati nyinga sebagai bagian kehidupan masyarakat

Ternate bukan menjadi kehidupan masyarakat pendatang yang lain.55

Memasuki pergantian generasi yang ada sekarang, bahasa Ternate hanya dipahami

oleh-oleh orang tua dahulu karena sering digunakan, sedangkan pada saat sekarang ini sudah

jarang orang khususnya generasi sekarang menggunakannya. Sehingga tidak ada sosialisasi

dalam kehidupan masyarakat yang ada.56

54 Hasil wawancara dengan Bapak Edi Karetji. Penduduk asli Soakonora, beragama Kristen. Di

Soakonora, 26 November 2016.

55

Hasil wawancara dengan Bapak Yesaya Lelmalaya. Masyarakat pendatang di Soakonora, beragama

Kristen. Di Soakonora 26 November 2016

56

Hasil wawancara dengan Bapak Yakub Nasir. Wawancara dilakukan di Desa Soakonora, 5

Desember 2016.

Page 29: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

70

3.4 Permasalahan-permasalahan Yang Terjadi di Masyarakat Desa Soakonora

Tapi hubungan yang semula baik-baik saja hilang pada saat konflik yang terjadi pada

tahun 1999 sampai 2002. Konflik itu membuat orang yang semula tinggal berdampingan

harus terpecah- belah. Masyarakat Soakonora khsususnya yang pendatang dan beragama

Kristen kebanyakan mengungsi kembali ke kampung halamannya selama konflik ini terjadi

ada juga yang bertahan dan mengungsi ke tempat yang aman. 57

Ketika masyarakat desa Soakonora mulai membangun kembali bagi masyarakat pada

saat itu hubungan yang yang lama masih dibayang-bayangi dengan ketakutan sehingga untuk

berinteraksi dengan orang lain khususnya dengan warga yang muslim tidak terlalu baik

karena trauma konflik. Bagi mereka kebersamaan itu hilang atau rasa satu hati sudah tidak

lagi hadir dalam kehidupan masyarakat Soakonora karena trauma akan konflik yang terjadi

dulu. Orang Kristen pada kondisi pasca konflik mengalami banyak perubahan menyangkut

kehidupan berelasi dengan masyarakat yang beragama muslim kepercayaan mereka sudah

tidak lagi ada. Membangun kepercayaan masyarakat untuk menyembuhkan luka konflik

butuh waktu yang cukup lama dan melalui proses yang panjang sejak tahun 2002.58

Pada Tahun 2002 setelah kondisi sudah mulai kondusif baru para pengungsi mulai

kembali satu persatu kembali ke Soakonora untuk mulai membersihkan lahan dan tempat

tinggal mereka yang sebelumnya dihancurkan pada saat konflik dan mulai membangun dari

awal. Ketika masyarakat kembali dari situasi konflik, masyarakat masih dipenuhi oleh rasa

trauma karena rasa ketakutan yang muncul akibat konflik sehingga tidak semua mau kembali

ke Soakonora. Ada yang sudah menetap di desa lain yang dirasa lebih aman bahkan sudah

tidak kembali lagi ke Soakonora. Di sinilah mulai muncul perbedaan interpretasi tentang

kehidupan masyarakat Desa Soakonora Baik masyarakat asli maupun pendatang.

57 Hasil wawancara dengan Bapak Edi Karetji. Wawancara dilakukan di Desa Soakonora, 26

November 2016

58 Hasil wawancara dengan Bapak Erasmus Samodara. Wawancara dilakukan di Desa Soakonora, 7

Desember 2016

Page 30: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

71

Dalam laporan pelaksanan kegiatan masyarakat desa Soakonora, Permasalahan yang

dialami dan dirasakan masyarakat desa Soakonora yaitu :

a) Pembangunan moral masyarakat yang terabaikan,

b) Kesadaran masyarakat untuk peduli dengan yang lain masih kurang

c) Kondisi pembangunan yang kurang merata mengakibatkan kecemburuan

sosial.

d) Pelayanan masyarakat yang masih bersifat sentralistik.

e) Kurangnya kebersamaan dalam menyelesaikan masalah.

f) Kurang kerja sama antar dusun-dusun yang ada. 59

Selain masalah yang terjadi di atas, masalah kesadaran untuk saling menghargai dan

juga untuk menyatukan hati melihat kebersamaan menjadi masalah utama dalam masyarakat

Soakonora. Soakonora mempunyai tiga dusun yang cukup besar, yang mendominasi adalah

yang beragam Kristen karena mereka mendiami dua dusun yaitu dusun Soakonora induk dan

dusun Jati. Sedangkan yang muslim menjadi warga dari dusun Kusumadehe. tapi keterbukaan

atau usaha untuk membangun kesatuan hati masih susah. Misalnya kalau ada acara-acara

tingkat partisipasinya sangat rendah. Biasanya kalau dalam acara- acara misalnya seperti

pesta perkawinan, kematian, sering kali kalau dibuat di distrik Kusumadehe, maka distrik

yang lain hanya sebagian yang membantu sebagian lagi tidak. Karena rendahnya partisipasi

masyarakat untuk saling membantu begitu pula sebaliknya.60

“Torang pe orang-orang desa ini dong pe sifat kapala keras, yang satu mau

ini yang satu mau itu tara mau dengar orang, tara ada rasa peduli deng orang

apalagi deng orang Kusumadehe dong paling suka baku hal. Satu desa tapi

paling suka bikin masalah.”61

59 Profil Desa Soakonora Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2016/2017.

60

Hasil wawancara dengan Pendeta O. Pattimukay. Wawancara dilakukan di Desa Soakonora, 6

Desember 2016.

61

Hasil wawancara dengan Bapak Alex Tutuhatunewa. Masyarakat pendatang di Desa Soakonora, 6

Desember 2016.

Page 31: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

72

Permasalahan yang muncul berkaitan dengan kebersamaan dalam menjaga keamanan

dalam lingkungan masyarakat yang ada di Soakonora baik masalah antar warga desa, maupun

masalah dengan masyarakat di luar desa. Soakonora mempunyai tiga dusun yang cukup

besar, tapi keterbukaan atau usaha untuk membangun kesatuan hati masih susah. Dalam

kegiatan bakti sosial, yang terlihat adalah setiap dusun tidak pernah saling membantu

Sekarang masyarakat sudah bisa untuk membangun kembali semangat kebersamaan dalam

hidup setiap orang karena sudah lebih bisa menjalin hubungan baik namun belum terlalu

sama seperti hubungan orang tua dahulu yang menekankan pada nilai persatuan dan

kebersamaan masyarakat masih terlalu mudah untuk terpancing dengan hal-hal yang

berkaitan dengan komunikasi antar warga.62

Kemudian, masyarakat di dusun Kusumadehe yang bisa dikatakan masyarakat asli

karena berasal dari suku Ternate dan Tidore, sering berkonflik dengan masyarakat di dusun

Sokonora induk terlebih khusus para pemuda, padahal satu desa tapi seringkali berkelahi

untuk hal-hal yang sepele. Awalnya muncul dalam bentuk saling tuduh menuduh dan ketika

terbukti, masyarakat sudah tidak berfikir secara logis lagi, dan terjadilah konflik. misalnya

ketika Dusun Soakonora mengadakan pesta, pemuda-pemuda dari dusun Kusumadehe yang

datang untuk bersama-sama mengikuti pesta pernikahan. Hanya karena tersenggol temannya

bisa jadi perkelahian yang kalau tidak didamaikan akan berbuntut saling baku jaga (mau

melakukan balas dendam ) antar pemuda. Berulang-ulang dinasehati untuk saling menghargai

satu sama lain tapi tidak bisa didamaikan. Hari ini selesai tapi nantinya akan timbul konflik

dengan hal yang sama. kemudian masalah yang muncul berkaitan dengan masalah

kepemilikan hak tanah yang ada di dalam masyarakat.63

62 Hasil wawancara dengan Bapak Alex Tutuhatunewa. Wawancara dilakukan di Desa Soakonora, 6

Desember 2016.

63

Hasil wawancara dengan Saudara Nawilto Noki, Ketua Pemuda desa Soakonora. Wawancara

dilakukan di Desa Soakonora, 26 November 2016.

Page 32: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

73

Bagi masyarakat Soakonora pasca konflik, masalah mengenai sengketa lahan Zending

yang ada yang merupakan bekas lahan Gereja yang sudah hancur akibat konflik. Karena

tanah Zending merupakan tanah yang dihibahkan atau diberikan ketika para misionaris ini

kembali ke Belanda kepada Gereja, tapi setelah konflik ketika tanah zending bekas Gereja

yang mau dibangun kembali, datanglah orang-orang yang mengatasnamakan ahli waris

menyatakan tanah ini milik mereka dengan bermodalkan pemahaman bahwa orang tua

mereka pernah bakabong (bertani) di situ sehingga tanah itu dianggap milik mereka.

Persoalan ini masih terus berlanjut sampai sekarang dan belum ada jalan keluar untuk

menyelesaikan masalah ini. Sampai sekarang masalah sengketa ini membuat masyarakat

khususnya yang Kristen belum bisa untuk membangun tempat ibadah di atas lahan ini sebab

kalau membangun pasti akan ada masalah yang timbul sehingga tanah ini masih tidak jelas

statusnya.64

Dari permasalahan ini, masyarakat merasa kalau orang pendatang selalu disepelekan

dalam hak kepemilikan tanah. kalau mau membangun rumah di larang tidak jadi persoalan,

tetapi ini menyangkut kepentingan untuk beribadah. Padahal tanah itu tidak digunakan dalam

pembangunan apapun dan hanya dibiarkan saja dipenuhi dengan semak-semak tetapi kalau

masyarakat yang Kristen mau membangun di situ pasti sering terjadi keributan oleh yang

mengaku ahli waris.65

Disini dari permasalahan-permasalahan yang dialami, peran tokoh-tokoh agama

belum mampu menyelesaikan atau berbicara banyak berkaitan dengan masalah perselisihan

ini. Baik masalah internal maupun masalah antar kehidupan masyarakat asli dan pendatang.

Gereja khususnya hanya mampu sampai pada tahap menasihati, kalau dalam konflik internal

masyarakat.tapi hal itu tidak membuat gereja menjadi solusi penyelesaian konflik karena

64 Hasil wawancara dengan Pendeta O. Pattimukay. Wawancara dilakukan di Desa Soakonora, 6

Desember 2016.

65

Hasil wawancara dengan Bapak Eusebius Humune. Masyarakat pendatang di Soakonora, beragama

Kristen. Wawancara dilakukan di Desa Soakonora, 27 November 2016.

Page 33: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

74

konflik masih juga sering terjadi dalam masyarakat.Masyarakat sering diingatkan berkali-kali

tetapi tetap saja pasti selalu ribut dengan hal-hal yang sepele.66

Masalah-masalah ini

membuat masyarakat mengalami sebuah perubahan cara berfikir bagaimana memandang

orang lain tidak lagi menjadi bagian dalam kehidupannya.

3.5 Peranan Ino fo makati nyinga terhadap Permasalahan di Desa Soakonora

Masyarakat yang memegang teguh adat adat istiadat sebagai bagian dari kehidupan

mereka, tentu dalam kehidupannya tidak hanya memandang budaya ini sebagai bagian dari

sejarah saja tapi juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan mereka karena

sudah menjadi kebiasaan yang diturunkan sejak lama. Hal ini juga berlaku ketika masyarakat

mengalami masalah, sehingga menurut Bapak Ramli Mahmud, ketika masyarakat hidup

dalam Ino fo makati nyinga, masyarakat sebagai bagian terpenting dalam menghubungkan

tali silaturahmi satu dengan yang lain. Bagaimana merangkul masyarakat menjadi satu

dengan yang lain tumbuh dan berkembang bersama.67

Di sini menyatukan atau merangkul

masyarakat yang berbeda ini untuk saling menjaga hubungan baik dalam masyarakat antar

dusun yang ada di Soakonora. Hal yang membuat masalah yang terjadi semakin parah karena

susahnya masyarakat Soakonora untuk duduk bersama dan melakukan pembicaraan

mengenai permasalahan yang terjadi. Tugas untuk menyelesaikannya hanya diserahkan ke

kepala desa untuk menyelesaikannya.68

Menurut Bapak Yakub Nasir, kehidupan masyarakat yang harmonis dibentuk dari

masyarakat yang saling menghargai perbedaan antar budaya yang ada. Sehingga bisa

dikatakan sebagai Ino fo makati nyinga merupakan jiwa yang akan terus hidup ketika

masyarakat terus menghidupi aturan- aturan adat yang berlaku yang membentuk kepribadian

masyarakat yang tidak hanya dipahami secara pengertian tapi juga dalam emosional dan

66 Hasil wawancara dengan Pendeta O. Pattimukay, di Desa Soakonora, 6 Desember 2016.

67

Hasil wawancara dengan Bapak Ramli Mahmud. Wawancara dilakukan di Desa Soakonora, 24

Agustus 2016.

68

Hasil wawancara dengan Bapak Eusebius Humune. Wawancara dilakukan di Desa Soakonora, 7

Desember 2016.

Page 34: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

75

diwujudkan dalam tingkah laku kehidupan masyarakat. Peran Ino fo makati nyinga sendiri

bagi kehidupan masyarakat Pertama sebagai pengingat agar masyarakat tetap menjaga

budaya dan menjadikan budaya sebagai bagian yang terus menjadi patokan kehidupan.

Pengingat dalam pengertian sebagai masyarakat yang menjadikan budaya sebagai bagian

kehidupan memahami kembali bahwa konflik terjadi karena masyarakat tidak lagi

membangun kebersamaan, sehati sepikir dalam kehidupan. Kedua dalam penyelesaian

konflik, ketika pesan Ino fo makati nyinga ini disampaikan maka pihak yang berkonflik

menjadi sadar dan tidak lagi berkonflik dalam hal ini tidak hanya sekedar menyelesaikan

permasalahan yang terjadi tetapi juga membangun kepercayaan dan kesadaran saling

memiliki satu sama lain. Kemudian yang Ketiga peran sebagai bentuk pendidikan budaya

buat generasi-generasi berikutnya.69

Ini merupakan cara masyarakat memahami budaya

sebagai identitas diri yang sekarang mulai ditinggalkan.

Bagi masyarakat desa Soakonora sendiri, Usaha untuk mewujudkan kehidupan yang

mengangkat kembali nilai-nilai budaya lokal, baru bisa diupayakan pada pemerintahan desa

yang sekarang. pemerintah Desa membuat Visi bagi masyarakat Desa Soakonora dalam

program pemerintahannya ke depan yaitu “Mewujudkan Desa Soakonora yang Agamis dan

Memegang Teguh Adat Istiadat untuk Terciptanya Pemerintahan yang Tertib, Bersih dan

Berwibawa” artinya kehidupan masyarakat, Agama dan budaya menjadi tolak ukur

masyarakat dalam membangun hubungan baik dan menjaga tali silahturahmi karena sama-

sama mengajarkan nilai-nilai kehidupan bagi setiap masyarakat tentang bagaimana bertindak

dan berperilaku.70

karena selama ini nilai-nilai Agama sudah ditanamkan dalam hidup setiap

masyarakat baik yang beragama Kristen maupun Muslim tapi dianggap belum cukup

menyadarkan masyarakat untuk lebih membangun kebersamaan dengan yang lain. Oleh

69 Hasil wawancara dengan Bapak Yakub Nasir, di Desa Soakonora, 5 Desember 2016.

70

Hasil wawancara dengan Pdt. O. Pattimukay. di Desa Soakonora, 6 Desember 2016.

Page 35: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

76

karena itu menurut Bapak Erasmus Samodara selaku pemerintah desa, 3 cara yang dilakukan

untuk mengatasi masalah yang terjadi antar masyarakat desa Soakonora yaitu :

1. Musyawarah

Ketika masyarakat atau individu bermasalah maka semuanya di bawa dalam

musyawarah desa yang dihadiri tokoh-tokoh adat yang ada di masyarakat, tokoh Agama,

pemerintah desa dan juga masyarakat sebagai bagian selain untuk proses mendamaikan

juga sebagai bagian dari upaya bahwa tidak ada keberpihakan. Dalam musyawarah ini

terjadi proses penggalian akar permasalahan yang terjadi kemudian akar permasalahannya

di ketahui maka dalam proses damai, para tokoh-tokoh adat atau orang yang dituakan

memberikan nasihat agar tidak terjadi masalah yang sama. Musyawarah di sini tidak hanya

untuk yang bermasalah saja tapi juga dalam mengambil keputusan bersama. berkaitan

dengan perkembangan desa ke depan. Proses musyawarah ini merupakan hasil dari proses

saling menghargai satu sama lain dan juga sebagai solusi agar tidak ada kecemburuan antara

masyarakat sehingga rasa kepercayaan selalu ada diantara masyarakat.

2. Gotong Royong ( Baku Tolong)

Masyarakat Halmahera Barat memahami bahwa salah satu cara melihat untuk bisa

beradaptasi dengan yang lain adalah mampu untuk menolong yang lain, saling membantu.

Kerja bakti yang dilakukan ingin menunjukan bahwa desa ini akan bisa maju apabila

masyarakat bisa bersama-sama saling bekerja sama membangun desa Soakonora lebih baik.

Selain kerja bakti juga saling membantu dalam kehidupan sosial seperti ketika seseorang

membangun rumah, membuat kebun, dalam kedukaan dan lain sebagainya. Ada nilai yang

tersirat nilai persatuan bahwa manusia tidak akan bisa maju dan berkembang kalau tidak ada

saling menopang antar setiap individu antar masyarakat sehingga masyarakat bisa bekerja

Page 36: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

77

sama, ada rasa keterikatan dan rasa saling memiliki sehingga tidak terjadi masalah-masalah

antar masyarakat desa tanpa melihat asal budayanya.71

3. Partisipasi Masyarakat ( Pemberdayaan )

Dalam rangka proses ketika masyarakat sudah bisa saling membangun hubungan

baik, maka Pemerintah Desa memberi kegiatan-kegiatan untuk semakin mempererat

hubungan antar masyarakat seperti bagi anak muda yang sering berkonflik ketika berdamai

dibuat kegiatan sepak bola antar masyarakat desa Soakonora. Hal ini bertujuan untuk para

anak muda ini bisa saling mengenal satu dengan yang lain, semakin mempererat hubungan

yang ada yang tadinya rusak bisa semakin lebih baik lagi dan semakin harmonis.

Menurut bapak Ramli Mahmud, masyarakat sebenarnya sudah menerapkan nilai Ino fo

makati nyinga dalam kehidupan mereka, ketika mereka saling membantu dalam kehidupan

masyarakat bisa saling menolong satu sama lain, saling menghargai dan saling memiliki.

Maslahnya karena masyarakat sudah tidak lagi mensosialisasikan dalam kehidupan nilai-

nilai yang ada dalam nilai Ino fo makati nyinga penyampaian nilai Ino fo makati nyinga untuk

mengingatkan kembali masyarakat bahwa ketika mereka bermasalah mereka tidak lagi hidup

dalam budaya yang sudah turun temurun menjadi bagian kehidupan orang-orang tua dahulu

yang suidah hidup berdampingan satu dengan yang lain sehingga masyarakat menjadi sadar

dan tidak lagi berkonflik.72

71 Hasil wawancara dengan Bpk Erasmus Samodara. Wawancara dilakukan di Desa Soakonora, 7

Desember 2016.

72

Hasil wawancara dengan Bapak Ramli Mahmud. Wawancara dilakukan di Desa Soakonora, 24

Agustus 2016.

Page 37: INO FO MAKATI NYINGA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT … · 2017. 12. 18. · Gambar Peta Wilayah Halmahera Barat . ... ditempuh melalui jalur laut. Penduduk Kabupaten Halmahera Barat

78

3.6 Rangkuman

Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dirangkum beberapa hal yang

merupakan inti dari pembahasan ini yaitu :

1. Asal- usul Ino fo makati nyinga berasal dari landasan filosofis Jou Se Ngofangare

yang menghasilkan 6 hukum atau sila dasar Adat se Atorang, Istiadat se kabasarang,

Ghalib se Likudi, Cing se Cingari, Ngale se Cara, Sere se Duniru. Pemaknaan Ino fo

makati nyinga yaitu Roh atau energi kehidupan masyarakat, yang berakar dari Tri

potensi ( Cipta, Rasa, Karsa) berada pada tatanan Pikiran, Perasaan ( emosional), dan

diwujudkan dalam Perilaku.

2. Dalam menghadapi masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan masyarakat

Soakonora, Peranan Ino fo makati nyinga sebagai pengingat akan kebudayaan,

sebagai cara memperbaiki hubungan masyarakat yang berkonflik dan sebagai bentuk

sosialisasi ( pendidikan) budaya.