innate imunity
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 Innate Imunity
1/9
INNATE IMMUNITYSEBAGAI LINI PERTAMA PERTAHANAN TUBUH
1. Pendahuluan
Manusia terpapar jutaan patogen potensial setiap hari, melalui kontak, konsumsi
(ingesti) dan inhalasi. Kemampuan tuan rumah (inang) dalam hal ini manusia untuk
mempertahankan diri terhadap infeksi, salah satunya adalah melalui sistem imun adaptif atau
didapat yang akan mengenali spesifik patogen pada infeksi pertama pertama dan
menghancurkannya apabila menyerang kembali. Tetapi respon imun adaptif pada paparan
pertama terhadap patogen baru, timbulnya lambat, karena harus mengaktifkan terlebih dulu
dan memperbanyak klonal sel B dan sel T spesifik, hal ini memerlukan waktu sekitar 1
minggu agar respon tersebut efektif. Sebaliknya bakteri dapat berlipat ganda menjadi 20 juta
dalam1 jam pertama, sehingga terjadi a full-blown infection, dalam 1 hari. Karena itu pada
hitungan jam dan hari kritis pertama paparan suatu patogen baru, mekanisme pertahanan
tubuh terhadap infeksi bergantung pada respon imun non spesifik disebut juga komponen non
adaptif atau innate, atau imunitas alamiah, disebut juga respon imun non spesifik.
Respon imun non spesifik tersebut bergantung pada sekelompok protein dan sel
fagositik yang mengenali struktur patogen dan dengan cepat diaktifkan untuk membantu
menghancurkan patogen tersebut .
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai imunitas innate baik dari segi meknisme,
komponen sistem imun alamiah dan mekanismenya.
2. Sistim imun
Sistem imun atau sistem pertahanan tubuh berkembang di bawah tekanan selektif
infeksi mikroorganisme. Akibatnya, semua organisme multiselular mengembangkan berbagai
mekanisme pertahanan yang memiliki kapasitas untuk dapat dirangsang oleh infeksi dan
melindungi tuan rumah (inang) dengan menghancurkan invasi mikroba dan menetralkan
faktor virulensinya.
Mekanisme pertahanan tubuh terdiri atas mekanisme pertahanan non spesifik dan
mekanisme pertahanan spesifik.
Mekanisme pertahanan non spesifik disebut juga komponen nonadaptif atau innate,
atau imunitas alamiah, artinya mekanisme pertahanan yang tidak ditujukan hanya untuk satu
jenis antigen, tetapi untuk berbagai macam antigen. Imunitas alamiah sudah ada sejak bayilahir dan terdiri atas berbagai macam elemen non spesifik. Jadi bukan merupakan pertahanan
-
7/29/2019 Innate Imunity
2/9
khusus untuk antigen tertentu. Mekanisme imunitas innate juga dikenal sebagai sistem
kekebalan tubuh bawaan/alamiah, menggunakan germline-encoded reseptor (reseptor
penanda germinal) untuk mengenali mikroba patogen. Hal ini membedakan sistem kekebalan
tubuh bawaan dengan sistem kekebalan tubuh adaptif.
Mekanisme pertahanan tubuh spesifik atau disebut juga komponen adaptif atau
imunitas didapat adalah mekanisme pertahanan yang ditujukan khusus terhadap satu jenis
antigen, karena itu tidak dapat berperan terhadap antigen jenis lain. Bedanya dengan
pertahanan tubuh non spesifik adalah bahwa pertahanan tubuh spesifik harus kontak atau
ditimbulkan terlebih dahulu oleh antigen tertentu, baru ia akan terbentuk. Sedangkan
pertahanan tubuh non spesifik sudah ada sebelum ia kontak dengan antigen. Bila pertahanan
non spesifik belum dapat mengatasi invasi mikroorganisme maka imunitas spesifik akan
terangsang. Mekanisme pertahanan spesifik adalah mekanisme pertahanan yang diperankan
oleh sel limfosit, dengan atau tanpa bantuan komponen sistem imun lainnya seperti sel
makrofag dan komplemen. Dilihat dari caranya diperoleh maka mekanisme pertahanan
spesifik disebut juga respons imun didapat.
Imunitas spesifik hanya ditujukan terhadap antigen tertentu yaitu antigen yang
merupakan liganya. Di samping itu, respons imun spesifik juga menimbulkan memori
imunologis yang akan cepat bereaksi bila host terpajan lagi dengan antigen yang sama di
kemudian hari. Pada imunitas didapat, akan terbentuk antibodi dan limfosit efektor yang
spesifik terhadap antigen yang merangsangnya, sehingga terjadi eliminasi antigen. Sel yang
berperan dalam imunitas didapat ini adalah sel yang mempresentasikan antigen (APC =
antigen presenting cell = makrofag) sel limfosit T dan sel limfosit B. Sel limfosit T dan
limfosit B masing-masing berperan pada imunitas selular dan imunitas humoral. Sel limfosit
T akan meregulasi respons imun dan melisis sel target yang dihuni antigen. Sel limfosit B
akan berdiferensiasi menjadi sel plasma dan memproduksi antibodi yang akan menetralkan
atau meningkatkan fagositosis antigen dan lisis antigen oleh komplemen, serta meningkatkan
sitotoksisitas sel yang mengandung antigen yang dinamakan proses antibody dependent cell
mediated cytotoxicy (ADCC).
Respons imun adalah respons tubuh berupa suatu urutan kejadian yang kompleks
terhadap antigen, untuk mengeliminasi antigen tersebut. Respons imun ini dapat melibatkan
berbagai macam sel dan protein, terutama sel makrofag, sel limfosit, komplemen, dan sitokin
yang saling berinteraksi secara kompleks.
Tabel 1. Perbedaan imunitas Innate dan adaptif
-
7/29/2019 Innate Imunity
3/9
Imunitas innate imunitas adaptif
1. Positif : selalu siap, respon cepat, tidak
perlu paparan sebelumnya
Negatif : memori (-)
Negatif: Tidak siap bila belum ada paparan
Respon lambat
Positif : repon intens, perlindungan lebih baik
pada paparan berikutnya
2. Natural/ innate/ alamiah Adaptif, aquired/ didapat3. Pertahanan terdepan: primer Memori : sekunder
4. Spesifisitas untuk semua
mikroorganisme
Spesifisitas untuk mikroorganisme yang
merangsang
5. Resistensi tidak berubah oleh infeksi Resistensi membaik oleh infeksi berulang
6. Komponen terbentuk sejak lahir Komponen terbentuk oleh antigen
7. Terdiri dari mekanisme pertahanan
Fisik, mekanik, biokimia, seluler
Terdiri dari meknisme pertahanan Humoraldan
seluler
8. Sel utama: fagosit, sel NK, Sel utama : limfosit B dan limfosit T
9. Molekul : lisozim, komplemen, CRP,
IFN
Molekul : antibodi, sitokin
3. Mekanisme imunitas alamiah/ non spesifik atau innate
Imunitas innate/alamiah dapat dibagi menjadi Immediate innate immunity dan Early
induced innate immunity
a. Immediate innate immunity (Imunitas alamiah langsung)
Imunitas alamiah lansung dimulai segera dalam waktu 0 - 4 jam setelah terpapar agen
infeksi, berperan sebagai larutan molekul antimikroba yang beredar dalam darah, cairan
jaringan ekstraseluler, dan disekresikan oleh sel-sel epitel. Termask antara lain :
antimikroba enzim dan peptida
protein sistem komplemen
Barier / pertahanan anatomi terhadap infeksi, mekanisme mekanik penghapusan
(removal) mikroba, dan antagonisme bakteri oleh bakteri flora normal
b. . Early induced innate immunity (Imunitas alamiah induksi dini )
Imunitas alamiah yang diinduksi mulai 4- 96 jam setelah terpapar agen infeksi menular
dan melibatkan sel-sel pertahanan sebagai akibat pola molekul terkait patogen atau
pathogen-associated molecular patterns (PAMPs) yang berikatan dengan pola reseptor
pengenal ataupattern-recognition receptors (PRRs )
Sel-sel pertahanan yang terlibat antara lain :
Sel fagositik : leukosit seperti neutrofil, eosinofil, dan monosit, jaringan sel fagositik
dalam jaringan seperti makrofag sel yang melepaskan mediator inflamasi: sel-sel inflamasi di jaringan seperti makrofag
-
7/29/2019 Innate Imunity
4/9
dan sel mast, leukosit seperti basofil dan eosinofil, dan
sel pembunuh alami (sel NK sel)
Tidak seperti kekebalan adaptif, kekebalan bawaan tidak mengenali setiap antigen.
Sebaliknya, ia dirancang untuk mengenali molekul bersama kelompok mikroba terkait yang
penting untuk kelangsungan hidup organisme tersebut dan tidak ditemukan pada sel
mamalia. Molekul mikroba yang unik tersebut dinamakan pola molekul pola molekul terkait
patogen atau PAMPs, dan termasuk diantaranya molekul lipopolisakarida (LPS) dari
dinding sel bakteri gram negatif, peptidoglikan dan asam lipotehoik dari dinding sel bakteri
gram positif, mannose (komponen gula terminal pada glikolipid mikroba dan glikoprotein
yang jarang terdapat pada manusia), DNA bakteri dan virus, flagellin bakteri, asam amino
N-formilmetionin pada protein bakteri, RNA beruntai ganda dan beruntai tunggal dari virus,
dan glukan dinding sel jamur. Karena PAMPs merupakan molekul semuamikroba,bukan
hanya yang patogen, kadang PAMPs disebut juga sebagai microbe-associated molecular
patterns(MAMPs.)
Sebagian besar sel pertahanan memiliki pola-pengenalan reseptor atau PRRS untuk
PAMPs yang segera memberikan respon (immediate) terhadap invasi mikroorganisme.
PAMPs juga dikenali oleh serangkaian larutan PRRS dalam darah yang berfungsi sebagai
opsonin dan memulai jalur komplemen. Sistem kekebalan tubuh bawaan diperkirakan dapat
mengenali sekitar 103 pola-pola molekuler mikroba (PAMPs)
Gambar 1. Pathogen-Associated Molecular Patterns (PAMPs) berikatan denganPattern-
Recognition Receptors (PRRs ) pada sel Pertahanan
-
7/29/2019 Innate Imunity
5/9
3. Komponen Pertahanan tubuh alamiah /Innate
Yang merupakan komonen mekanisme pertahanan non spesifik tubuh kita adalah kulit
dengan kelenjarnya, lapisan mukosa dengan enzimnya, serta kelenjar lain dengan enzimnya
seperti kelenjar air mata. Demikian pula sel fagosit (sel makrofag, monosit,
polimorfonuklear) dan komplemen merupakan komponen mekanisme pertahanan non
spesifik.
Pertahanan Fisik
Kulit
Permukaan tubuh merupakan pertahanan pertama terhadap penetrasi mikroorganisme.
Bila penetrasi mikroorganisme terjadi juga, maka mikroorganisme yang masuk akan
berjumpa dengan pelbagai elemen lain dari sistem imunitas alamiah.
Kulit merupakan rintangan yang secara normal dan tidak dapat ditembus oleh virus dan
bakteri. Lapisan luar kulit yang mengandung sedikit air akan menghambat tubuhnya
mikroorganisme. Pada kulit juga terjadi pertahanan kimia yang akan dijelaskan
selanjutnya.
Kelenjar dengan enzim dan sil ia yang ada pada mukosa dan kul i t
Produk kelenjar menghambat penetrasi mikroorganisme, demikian pula silia pada
mukosa. Enzim seperti lisozim dapat pula merusak dinding sel mikroorganisme.
Air mata
Kelenjar lakrimal mensekresikan air mata yang secara terus menerus membasahi,
melarutkan dan mencuci mikroorganisme yang terpapar penyebab iritasi mata
Sekresi kelenjar minyak dan kelenjar keringat
-
7/29/2019 Innate Imunity
6/9
Sebum yang disekresikan oleh kelenjar sebaceous mengandung asam lemak yang
memiliki pH rendah (3-5) yang menghambat pertumbuhan bakteri dan bersifat
antimikrobial
Mukus
Mukus (sekresi lendir) oleh sel-sel goblet pada saluran pernafasan akan mengikat
pathogen yang berasal dari udara dan akan dikeluarkan melalui bersin. Mukus yang
disekresikan oleh membran mukosa saluran pencernaan juga akan menghambat
pertumbuhan pathogen.
Pertahanan Mekanik
Pertahanan mekanik merupakan pertahanan tubuh karena adanya pergerakan struktur
organ didalam tubuh. Misalnya rambut hidung sebagai filter udara, struktur silia pada
saluran pernafasan juga terus menerus mengalami pergerakan yang mendorong pathogen
yang telah terikat pada mucus ke luar tubuh.
Pertahanan Kimia
Pada manusia, misalnya sekresi yang berupa air mata, mukus, saliva, keringat, sebum
akan memberikan pH yang berkisar 3-5 yang cukup asam dalam mencegah kolonisasi
oleh banyak pathogen. Selain itu, semua sekresi tersebut mengandung protein
antimikroba yang disebut dengan lisozim. Lisozim yaitu enzim yang mencerna dinding
sel dari banyak jenis bakteri.
Mikroba yang masuk kedalam saluran pencernaan bersama makanan juga akan
menghadapi suasana lambung yang sangat asam. Asam akan merusak banyak banyak
mikroba sebelum mikroba tersebut masuk kesaluran usus. Akan tetapi terdapat
pengecualian penting yaitu virus hepatitis A merupakan salah satu dari sekian banyak
pathogen yang dapat bertahan hidup dalam keasaman lambung. Selait itu, asam laktat
yang terkandung dicairan keringat dan cairan yang disekresikan vagina.
Pertahanan Biologis
Terdapat beberapa jenis bakteri yang merupakan flora alami kulit dan membran mukosa.
Bakteri tersebut tidak berbahaya bagi tubuh melainkan melindungi kita dengan cara
berkompetisi dengan bakteri pathogen dalam mendapatkan nutrisi.
-
7/29/2019 Innate Imunity
7/9
Komplemen dan makr ofag
Jalur alternatif komplemen dapat diaktivasi oleh berbagai macam bakteri secara langsung
sehingga eliminasi terjadi melalui proses lisis atau fagositosis oleh makrofag atau leukosit
yang distimulasi oleh opsonin dan zat kemotaktik, karena sel-sel ini mempunyai reseptor
untuk komponen komplemen (C3b) dan reseptor kemotaktik. Zat kemotaktik akan
memanggil sel monosit dan polimorfonuklear ke tempat mikroorganisme dan memfagositnya.
-
7/29/2019 Innate Imunity
8/9
Protein fase akut
Protein fase akut adalah protein plasma yang dibentuk tubuh akibat adanya kerusakan
jaringan. Hati merupakan tempat utama sintesis protein fase akut. C-reactive protein (CRP)
merupakan salah satu protein fase akut. Dinamakan CRP oleh karena pertama kali protein
khas ini dikenal karena sifatnya yang dapat mengikat protein C dari pneumokok. Interaksi
CRP ini juga akan mengaktivasi komplemen jalur alternatif yang akan melisis antigen.
Sel natural killer (NK) dan interferon
Sel NK adalah sel limfosit yang dapat membunuh sel yang dihuni virus atau sel tumor.
Interferon adalah zat yang diproduksi oleh sel leukosit dan sel yang terinfeksi virus, yang
bersifat dapat menghambat replikasi virus di dalam sel dan meningkatkan aktivasi sel NK.
-
7/29/2019 Innate Imunity
9/9
Daftar pustaka
Alberts B, Johnson A, Lewis J, et al. Innate Immunity. Dalam Molecular Biology of the Cell.
4th ed. New York. 2002.
Medzhitov R, janeway CA. Innate Immunity: The Virtues of a Nonclonal System of
Recognition. Cell. 1997; 91(3):2958
Bruce Beutler. Innate immunity: an overview. Molecular Immunology Volume 40, Issue 12,
February 2004, Pages 845859
Turvey SE, Broide DH. Innate immunity. Journal of Allergy and Clinical Immunology,
Volume 125, Issue 2, Supplement 2, February 2010, Pages S24S32
Todar K. Immune Defense against Bacterial Pathogens: Innate Immunity. Dalam Todar's
Online Textbook of Bacteriology. Diakses melalui www.textbookofbacteriology.net
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0092867400804122http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S016158900300316Xhttp://www.sciencedirect.com/science/journal/01615890http://www.sciencedirect.com/science/journal/01615890/40/12http://www.textbookofbacteriology.net/http://www.textbookofbacteriology.net/http://www.textbookofbacteriology.net/http://www.sciencedirect.com/science/journal/01615890/40/12http://www.sciencedirect.com/science/journal/01615890http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S016158900300316Xhttp://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0092867400804122