inlay ryan

13
DENTAL SIDE TEACHING (DST) RESTORASI TUANG ONLAY I. KASUS Seorang pria berusia 55 tahun berdomisili di Winangun, datang ke klinik BP-RSGM PSKG FK UNSRAT, Gigi tersebut pernah di tambal dengan tumpatan komposit Klas II sekitar + 4 bulan yang lalu dan sejak + 1 bulan yang lalu tambalan tersebut terlepas dan seringkali terselip makanan yang menyebabkan gusi terasa sakit. Gigi yang dirawat : 35 Tanggal : 28 Oktober 2013 PEMERIKSAAN KLINIS A. Pemeriksaan Subjektif (Anamnesis) Keluhan utama: Pasien mengeluhkan tambalanya terlepas dan seringkali terselip makanan yang menyebabkan gusi terasa sakit. Riwayat gigi terlibat: Gigi tersebut pernah ditumpat komposit Klas II sekitar + 4 bulan yang lalu dan sejak + 1 bulan tambalan tersebut lepas dan seringkali terselip makanan yang menyebabkan gusi terasa sakit. Riwayat kesehatan penderita yang perlu diperhatikan : 1

Upload: l

Post on 26-Nov-2015

278 views

Category:

Documents


24 download

TRANSCRIPT

Page 1: Inlay Ryan

DENTAL SIDE TEACHING (DST)

RESTORASI TUANG ONLAY

I. KASUS

Seorang pria berusia 55 tahun berdomisili di Winangun, datang ke klinik BP-RSGM

PSKG FK UNSRAT, Gigi tersebut pernah di tambal dengan tumpatan komposit Klas II

sekitar + 4 bulan yang lalu dan sejak + 1 bulan yang lalu tambalan tersebut terlepas dan

seringkali terselip makanan yang menyebabkan gusi terasa sakit.

Gigi yang dirawat : 35

Tanggal : 28 Oktober 2013

PEMERIKSAAN KLINIS

A. Pemeriksaan Subjektif (Anamnesis)

Keluhan utama:

Pasien mengeluhkan tambalanya terlepas dan seringkali terselip makanan yang

menyebabkan gusi terasa sakit.

Riwayat gigi terlibat:

Gigi tersebut pernah ditumpat komposit Klas II sekitar + 4 bulan yang lalu

dan sejak + 1 bulan tambalan tersebut lepas dan seringkali terselip makanan

yang menyebabkan gusi terasa sakit.

Riwayat kesehatan penderita yang perlu diperhatikan :

- Riwayat penyakit menular : Tidak ada kelainan

- Riwayat penyakit yang diidap penderita : Diabetes dan Hipertensi dengan

tekanan darah sebesar 130/90 mmHg

- Riwayat alergi obat-obatan : Tidak ada kelainan

Gejala Subjektif :

- Rasa sakit : Tidak ada

1

Page 2: Inlay Ryan

B. Pemeriksaan Objektif

Gigi karies : Profunda (bagian distal)

Fraktur pada mahkota : Ada (bagian distal)

Tes Vitalitas (Tes Termal) : Bereaksi terhadap dingin (Vital)

Gingiva sekitar gigi : Normal

Perkusi sakit : Tidak Ada

Tekanan sakit : Tidak Ada

Palpasi : Tidak Ada

II. FOTO KEADAAN GIGI SEBELUM PERAWATAN

Tampak oklusal

III. GAMBAR KEADAAN GIGI (SECARA SKEMATIS)

Tampak Oklusal

2

Page 3: Inlay Ryan

IV. DIAGNOSIS KLINIK

Berdasarkan pemeriksaan objektif dan subjektif dapat disimpulkan bahwa pasien

menderita Pulpitis Reversible pada gigi 35.

V. PROSEDUR PERAWATAN

Rencana Perawatan : Restorasi Tuang Onlay dengan bahan logam/metal.

Alat dan bahan yang perlu disediakan :

Masker, Hanscoen, Penutup Dada

Diagnostik Set (Kaca Mulut, Sonde, Eskavator, Pinset)

Nierbekken

Contra Angle Handpiece (Low Speed dan High Speed)

Mata Bur Low-Speed dan High Speed (round, fissure, dan tapered

diamond bur)

Spatula Semen

Cement Stopper

Glass Lab

Dappen Glass

Plastic Filling Instrument

Kapas + Alkohol 70% + Kasa

Cotton Roll dan Cotton Pellet

Penahan Rahang

Articulating Paper

Dental Floss

Glass Ionomer Cement Tipe I

Malam Merah

Malam Violet (dental inlay casting wax)

Benang Retraksi

Adrenalin (Pehacain)

Sendok Cetak No.2 dan Sendok Cetak Partial

3

Page 4: Inlay Ryan

Spiritus Burner

Bahan Cetak Elastomer (Double Impression), Putty Type dan Light Body merk

Esaflex

Bahan Cetak Alginat

Gips Biru (Moldano) + Gips Kuning

Bahan Tumpatan Sementara (Caviton)

Tahap Perawatan

1. 28 Oktober 2013

Pengisian kartu status (selesai) dan dokumentasi sebelum perawatan serta dilakukan

pencetakan pendahuluan (pre-operative) sebagai record. Kemudian kavitas

dibersihkan dan dilakukan pulp capping kaena karies sudah sampai tahap profunda.

Instruktur : drg. Annisha

2. Preparasi Gigi

a. Diperiksa posisi gigi pada saat oklusi, yaitu kontak oklusal gigi sebelum

preparasi, kontak oklusal pada intercusp dan fossa, serta kontak oklusal selama

pergerakan mandibula.

b. Dibuat cetakan pre-operative sebagai record sebelum tahap preparasi (sudah

dilakukan sebelum DST).

c. Dipersiapkan mata bur yang akan digunakan untuk preparasi.

d. Membuang tumpatan sementara yang telah ditumpat sebelumnya saat capping

menggunakan round bur.

e. Selanjutnya dilanjutkan dengan menggunakan fissure bur silendris tepi-tepi

bekas preparasi yang terasa tajam dihaluskan.

f. Bagian disto-proximal dipreparasi menggunakan teppered-fissure bur

g. Bagian dinding-dinding kavitas yang kosong yang membentuk ceruk, karena

telah kehilangan jaringan dentin ditumpat dengan GIC tipe II.

h. Selanjutnya dinding kavitas dibuat divergen ke arah oklusal. Dinding bukal dan

lingual dipreparasi dengan kemiringan 5˚ atau konvergen ke arah pulpa

(divergen ke arah oklusal), kemudian dinding kavitas bagian bukal dan lingual

4

Page 5: Inlay Ryan

bagian oklusal yang tipis dikurangi. Dinding gingival di daerah proksimal

dipreparasi sampai sebatas interdental papil, dan tegak lurus dengan sumbu gigi.

i. Preparasi dilanjutkan ke arah oklusal mengikuti grove oklusal membentuk dove

tail.

j. Seluruh permukaan cusp dikurangi 1-1,5 mm mengikuti kontur alamiah gigi

sampai ke arah tepi cusp dengan flame bur atau dengan fissure bur.

k. Dilakuan slicing pada bagian proksimal sampai daerah kontak bebas dengan gigi

tetangga.

l. Setelah preparasi selesai, dibuat bevel pada seluruh permukaan cavo-surface

enamel margin dengan menggunakan fissure/flame bur.

m. Sebelum proses pencetakan gigi, maka terlebih dahulu dilakukan pembersihan

yang menyeluruh pada kavitas dan dilakukan pemeriksaan ketepatan hasil

preparasi dengan menggunakan malam violet. Satu sisi batangan malam violet

dihangatkan dengan api hingga konsistensi lunak kemudian ditekan pada kavitas

dengan jari hingga konsistensinya mengeras. Selanjutnya hasil preparasi

diperiksa dari replika cetakan malam violet tersebut.

2. Tahap Pencetakan

- Sebelum pencetakan gigi, terlebih dahulu dilakukan pembersihan secara

menyeluruh pada kavitas. Semua partikel kotoran dibersihkan dengan

semprotan udara dan air, dan keringkan perlahan-lahan dengan aliran

udara dan periksa ada tidaknya kesalahan atau undercut.

- Proses pencetakan ini akan dilakukan dengan teknik mencetak double

impression. Cetakan kavitas (rahang bawah) dibuat dengan menggunakan

bahan cetak elastomer, sedangkan cetakan dari rahang antagonisnya

(rahang atas) dicetak dengan bahan alginate. Pencetakan dilakukan dengan

menggunakan sendok cetak partial.

- Pencetakan rahang atas hanya dilakukan satu tahap. Dimana bahan cetak

alginate diaduk sesuai aturan pabrik dan diletakkan pada sendok cetak lalu

dimasukkan ke dalam mulut pasien, tunggu sampai setting kemudian

keluarkan dari dalam mulut.

5

Page 6: Inlay Ryan

- Pencatakan rahang bawah :

Bahan cetak elastomer yang digunakan terdiri dari 2 tahap pencetakan

dengan konsistensi berbeda, yaitu:

a. Heavy body (putty type) tahap I, digunakan sebagai pedoman dasar

untuk sendok cetak perorangan.

b. Light body tahap II, bahan cetak kedua ini memiliki konsistensi lebih

encer, working time lebih lama dan setting time lebih panjang dibanding

jenis putty type. Detil replika preparasi gigi yang dicetak akan lebih

jelas dan tajam.

Tata laksana :

Tahap I Bahan cetak putty type diaduk sampai homogen sesuai

aturan pabrik dan diletakkan pada sendok cetak. Masukkan ke dalam

mulut pasien, tunggu sampai setting kemudian keluarkan dari dalam

mulut. Selanjutnya diperiksa kemungkinan adanya daerah undercut

yang dapat menyulitkan pengembalian sendok cetak ke dalam mulut

kembali. Apabila ada penyulit maka area tersebut dihilangkan dengan

cutter. Cobakan kembali ke dalam mulut, hingga dipastikan sendok

cetak telah dapat masuk ke posisi semula dengan tepat. Selanjutnya

bersihkanlah dengan menggunakan semprotan udara dari syringe.

Tahap II Bahan cetak light body type diaduk di atas glass slab

dengan menggunakan spatula semen sampai homogen kemudian

tuangkan di atas hasil cetakan yang jenis putty type tadi. Lalu

dicetakkan kembali ke dalam mulut pasien. Setelah bahan cetak setting,

6

Page 7: Inlay Ryan

sendok cetak dikeluarkan dari mulut dengan hati-hati. Periksa

keakuratan hasil cetakan tersebut.

-

3. Tahap Pembuatan Catatan Gigitan (bite-registration)

Pencatatan gigitan dilakukan dengan cara menuntun penderita menggigit

(oklusi sentris) dua lapis lempeng malam merah yang diletakkan di oklusal

gigi antagonis dari gigi 46, dimana diantara dua lapis lempeng malam

tersebut diberi selapis kasa sebagai penguat dan pembatas sehingga pada

kedua sisi lempeng malam tersebut tampak cetakan dari bidang oklusal gigi.

Lalu tutup kavitas dengan dentorit dan pasien diminta menunggu jadwal

kunjungan selanjutnya untuk insersi tumpatan.

4. Tahap Pembuatan Die dan Model Kerja

Die adalah tiruan atau replika berupa model gips dari gigi pasien yang

telah selesai dipreparasi dan akan dilanjutkan pada proses laboratorium. Hasil

cetakan tadi kemudian dicor dengan gips biru untuk rahang atas dan gips

merah untuk rahang bawah.

5. Proses Pembuatan Logam Tuang Inlay di Laboratorium

Pada tahap ini rencananya model kerja akan dikirim ke laboratorium

untuk proses pembuatan logam tuang inlay. Pengiriman model kerja disertai

instruksi lab dari operator menyangkut desain tumpatan tuangnya.

7

Page 8: Inlay Ryan

6. Tahap Pasang Mahkota Gigi

Setelah logam tuang inlay selesai dibuat, selanjutnya dilakukan pasang

coba mahkota gigi inlay tersebut. Tujuan tahap pasang coba restorasi tuangan

pada kavitas gigi adalah untuk mengetahui ketepatan :

a. Kontak dan kontur proksimal

b. Oklusi dan artikulasi

c. Batas preparasi

Tata laksana :

a. Lepaskan tumpatan sementara (dentorit)

b. Cobakan inlay logam pada gigi dengan tekanan ringan

c. Periksa daerah marginal, kontur proksimal, batas preparasi

d. Periksa posisi kontak proksimal

e. Periksa kemungkinan kontak prematur dengan gigi antagonis dengan

menggunakan articulating paper.

7. Tahap Sementasi

Semen yang biasanya digunakan untuk insersi restorasi tuang pada

kavitas gigi yang telah dipreparasi antara lain : Zinc phospat cement, Zinc

poliakrilat cement, glass ionomer cement, dan resin cement. Pada kasus ini,

semen yang akan digunakan adalah GIC tipe I.

Teknik sementasi :

a. Gigi diisolasi dari saliva dengan bantuan cotton roll dan saliva ejector

b. Dinding kavitas dikeringkan dengan menggunakan syringe udara selama 3-5

detik

c. Tumpatan tuang onlay dibersihkan dan dikeringkan

d. Semen dicampur sesuai instruksi pemakaian (petunjuk pabrik)

e. Semen diaplikasikan ke dalam kavitas gigi dan logam tuang

f. Logam didudukkan pada tempatnya dengan menggunakan jari lalu tekan

bidang oklusal dengan semen stopper hingga kelebihan semen keluar

perlahan dari tepi logam tuang.

8

Page 9: Inlay Ryan

g. Setelah semen agak mengeras, kelebihan semen mulai dibersihkan dengan

sonde dan excavator, sedangkan kelebihan semen pada daerah proksimal

dibersihkan dengan dental floss.

h. Letakkan cotton roll di oklusal area tersebut, dan instruksikan pasien

menggigit sekitar 10 menit (atau waktu setting sesuai aturan pabrik).

i. Periksa kembali kondisi restorasi tuang pada gigi, oklusi dan artikulasi

pasien.

8. Tahap Kontrol

Kontrol dilakukan 2-3 minggu pasca insersi mahkota tuang inlay. Dalam

tahap kontrol dilakukan pemeriksaan subjektif dan pemeriksaan objektif.

Pemeriksaan subjektif berupa anamnesa tentang hal-hal yang mungkin

dikeluhkan oleh pasien berkaitan dengan inlay tersebut, sedangkan

pemeriksaan objektif berupa pemeriksaan oklusi dan tepi tumpatan.

VI. PROGNOSIS

Baik

Keterangan : Prognosis dikatakan baik, karena belum ada keluhan nyeri ataupun

sakit secara spontan, dan jaringan periodonsium masih dalam keadaan baik.

Menyetujui Tutor: Operator:

drg. Dinar A. Wicaksono, SpKG Ryan I. Tunggal, SKG

9