inisiatif, edisi 1, tahun 2010

36
inisiatif "Reclaim Your Future” Edisi 1 tahun 3 Desember 2010 B ERKENALAN {kembali} DENGAN PikUl Pelahan maya, Sebuah Fondasi Fritz Nggili dan Geng motor imut: ‘Wow!’-nya Dampak appreciave inquiry mengenali Wilayah intervensi

Upload: dokhanh

Post on 12-Jan-2017

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif "Reclaim Your Future”

Edisi 1 tahun 3Desember 2010

BErkEnalan {kembali}

DEngan PikUl

Pelatihan maya, Sebuah Fondasi

Fritz nggili dan geng motor imut: ‘Wow!’-nya Dampak appreciative inquiry

mengenali Wilayah intervensi

Page 2: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

“Yuk, berkenalan kembali...!”Setiap awal pertemuan selalu dimulai dengan berkenalan, dan kami menyebut edisi ini sebagai edisi perkenalan. Mengapa INISIATIF yang sudah berkali-kali terbit masih disebut sebagai edisi perkenalan? Jika teman-teman pernah membaca INISIATIF sebelumnya tentunya akan terlihat perbedaan perwajahan yang dulu dengan sekarang. Tapi, tunggu dulu..bukan hanya soal perwajahan newsletter kami yang baru dan harus diperkenalkan. Saat ini Pikul juga menggunakan metode baru dalam mewujudkan perubahan sosial, sebuah metode yang disebut Appreciative Inquiry. Selain itu, secara kelembagaan kami juga memiliki formasi yang baru, teman-teman baru yang bergabung dalam Lingkar Belajar Komunitas Bervisi (LBKB) dan para associate yang membentuk Infasi-Kreatif. Untuk itulah mengapa edisi kali ini kami sebut “perkenalan”, melalui edisi kali ini kami mengharapkan teman-teman bisa mengenal Pikul dan visi serta misi Pikul ke depan.

Salam hangat dari kami semua!

Silvia FanggidaeDirektur EksekutifPerkumpulan PIKUL

Dewan RedaksiSilvia Fanggidae, Torry Kuswardono, Wahyu Adiningtyas, Andry P. Ratumakin, Danny Wetangterah, George Hormat

Redaksi PelaksanaGeorge Hormat

keuanganEmil FanggidaeDaniel Temuluru

DistribusiTrini Welita, Ande Ngongolende

Desain/layoutRidho Pamungkas

Perkumpulan PikUlJl. Wolter Monginsidi II, No.2, Kel. Pasir Panjang, KupangNusa Tenggara Timur

telp: 0380-830218Faks: 0380-822434

inisiatif"Reclaim Your Future”

INISIATIF adalah sebuah media saling belajar yang diterbitkan oleh Perkumpulan PIKUL. Terutama ditujukan bagi para anggota Lingkar Belajar Komunitas Bervisi yang berada di pelosok dan tidak dapat mengakses media elektronik, anggota Institut Fasilitator Kreatif dan anggota Perkumpulan PIKUL.

notes

Page 3: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

daftar isi :hal 04.

PikUl, Tahun ke TahunPikul sebagai organisasi adalah

sistem yang hidup. Pikul berkembang terus menerus

dan memberi makna pada apa yang dilakukannya.

Pelatihan maya, Sebuah Fondasi .08

Fritz Nggili dan Geng motor imut: ‘Wow!’-nya Dampak appreciative inquiry .11

mengenali Wilayah intervensi .17

Di banyak Tempat, banyak Orang Sedang bikin Perubahan .23

Visioning Para Juara .27

Email: [email protected] | Web: http://www.perkumpulanpikul.org | Kanal youtube: http://www.youtube.com/users/pikulers | fb: perkumpulan pikul |

fb (fan page): perkumpulan pikul | Twitter: perkumpulan pikul

PIKULLINGKAR BELAJAR KOMUNITAS BERVISI

Page 4: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future”4

PikUl sebagai organisasi adalah sistem yang hidup. Pikul berkembang terus menerus dan memberi makna pada apa yang dilakukannya. Sejak awal pembentukannya, Pikul terbuka untuk perubahan dan telah melakukannya untuk memastikan visi, prinsip, semangat, gagasan, tata kelola dan aktivitasnya tetap relevan dengan perkembangan konteks.

Biografi singkat ini menceritakan tentang periode-periode perkembangan Pikul sejak pembentukannya (1998) sampai dengan sekarang (2010). Tentang kepala, hati dan kaki Pikul dari masa ke masa. Tentang apa yang menjadi gagasan utama (kepala), nilai-nilai (hati) dan pekerjaan (kaki) Pikul, yang dibagi secara garis besar menjadi 3 periode.

PeRiODe PeRTama, 1998 – 2005 Periode ini adalah periode dimana Pikul berperan besar memperkuat gerakan advokasi hak di Indonesia Bagian Timur: organisasi lingkungan bersama rakyat korban tambang di Kalimantan, organisasi

“after you’ve done a thing the same way for two

years, look it over carefully. after five years, look at it

with suspicion. and after ten years, throw it away and start all over. “

alfred edward Perlman

oleh Silvia Fanggidaephoto PikUl

PIKULLINGKAR BELAJAR KOMUNITAS BERVISI

Page 5: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future” 5

HAM bersama rakyat korban konflik di Sulawesi Tengah, organisasi HAM dan korban kekerasan negara di Papua dan Timor Leste (sebelum merdeka), organisasi-organisasi perempuan di seluruh Indonesia Timur, organisasi-organisasi lokal yang mengadvokasikan pendekatan pengurangan risiko (preventif) terhadap bencana sosial, ekologis, klimatologis di NTT, Sulawesi dan Papua. Di periode ini Pikul juga menguatkan jejaring strategis untuk menajamkan advokasi, baik antar mitra di Indonesia Timur, dengan organisasi berprinsip sama di nasional maupun internasional.

Pikul yang dibentuk secara sah tahun 1998 adalah organisasi pionir yang bekerja dengan passion untuk membuat perubahan. Para pendiri Pikul (Chalid Muhammad – aktivis lingkungan, tinggal di Jakarta; Rambu Atanau Mela – aktivis perempuan, tinggal di TTS, NTT; Galuh Wandita – aktivis perempuan dan HAM, yang menjadi direktur pertama)

memutuskan untuk berkantor di Kupang, NTT agar lebih dekat dengan medan perjuangannya. Pendirian Pikul didukung oleh Oxfam Australia dan secara formal Pikul adalah principle client.

Pada masa ini Pikul bekerja melalui 3 program besar: (1) Program Hak Asasi dan Kesehatan Perempuan; (2) Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Hak Masyarakat Adat; (3) Penanggulangan Bencana. Pikul sendiri mengambil peran perantara, yang berdiri di garis belakang untuk memastikan perjuangan hak dilakukan langsung oleh rakyat setempat. Pikul memberikan dukungan kepada lebih dari 40 organisasi lokal di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, NTT, Timor Leste (masih Timor Timur, sebelum merdeka) dan Papua. Pikul juga memberikan bantuan-bantuan darurat untuk korban bencana.

PeRiODe keDUa, 2006 – 2009 Periode ini adalah periode dimana Pikul

history

PikUl, TahUN kE TahUN

inisiatif"Reclaim Your Future” 5

Page 6: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future”6

mulai memberi porsi perhatian lebih pada hak-hak ekonomi, sosial dan budaya di Indonesia Timur. Perubahan pasca reformasi menjadi salah satu pemicu perubahan moda perjuangan Pikul ini, yang menekankan pada 4 hak dasar rakyat: air, pangan, enerji dan kesehatan. Pikul kemudian mulai mendukung inisiatif-inisiatif pemenuhan hak dasar tersebut, dengan percaya bahwa rakyat mampu memenuhi sendiri secara inovatif, bila prasyarat-prasyaratnya dilindungi dan dihormati oleh negara.

Di dalam organisasi sendiri mulai diganggu oleh pertanyaan-pertanyaan reflektif: tidakkah kerja-kerja Pikul menjadi demikian tersegmentasi dalam program-program, sehingga terkadang sulit memahami suatu masalah secara komprehensif? Apa sebenarnya perubahan menyeluruh yang diinginkan Pikul sebagai sebuah organisasi? Apa akan dirayakan Pikul sebagai kemenangan?

Pikul kemudian, melalui serangkaian pencarian yang sistematik, kemudian memvisualisasikan cita-cita perubahannya sebagai “rakyat berdaulat atas air, pangan, enerji dan kesehatan, termasuk dalam kondisi bencana”. Untuk mencapai

visi tersebut, Pikul melebur program-program dalam pendekatan wilayah dengan kluster: Sulawesi, Papua dan NTT.

Lewat program payung ‘From Practices to Policies: People’s Initiatives for People’s Rights’, Pikul memberi dukungan terhadap inisiatif-inisiatif pemenuhan hak dasar air, pangan, enerji dan kesehatan di tingkat basis. Advokasi tetap menjadi pendekatan utama, terutama lewat counter terhadap arus utama wacana pembangunanisme.

Inisiatif-inisiatif ini didukung lewat 25 organisasi lokal yang melakukan pengorganisasian di basis bersama kelompok-kelompok perempuan, masyarakat adat, komunitas paska konflik, kelompok petani, serta komunitas-komunitas terpinggirkan lainnya.

Pikul pun melakukan perubahan bentuk organisasi. Pikul menyadari bahwa peran

inisiatif"Reclaim Your Future”6 inisiatif

"Reclaim Your Future” 7

Page 7: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future” 7

masyarakat sipil paska 1998 sedang berubah. Di satu sisi, negara menjadi lebih ‘manis’ terhadap gerakan-gerakan perubahan, tetapi disisi lain makin membelit dengan aturan-aturan formal, antara lain dengan UU Yayasan.

Pikul mengubah bentuk organisasi menjadi perkumpulan, untuk lebih demokratik dalam pengambilan keputusannya, dan lebih inklusif dalam gerakannya. Masih dalam taraf awal, Perkumpulan Pikul adalah perkumpulan terbatas dengan 15 orang anggota, yakni mereka diyakini memahami Pikul, mendukung nilai dan prinsip Pikul.

PeRiODe keTiGa, mUlai 2009 Inilah Pikul sekarang. Pikul yang belajar dari 11 tahun super berharga, bersama organisasi lokal di Indonesia Timur. Pikul yang belajar bahwa perubahan bisa dilakukan oleh orang-orang biasa yang bervisi dalam solidaritas dengan manusia dan alam, dan percaya pada kemampuannya untuk mandiri sekaligus saling mendukung. Mereka inilah yang bisa menjadi pioneer perubahan, yang bisa membalik krisis sosio-ekologi di wilayahnya, bukan sekedar memperbaiki krisis yang ada.

Pikul mengusung mimpi Kampung Berdaulat 2016: berdaulat atas air, pangan dan enerji. Kampung adalah wilayah hidup, tempat warga merasa memiliki dan nyaman sebagai rumahnya. Pikul percaya, tanda-tanda awal kampung berdaulat adalah warga yang terorganisir, mengenali dan menghargai kekuatan dan sukses mereka. Warga yang punya

agenda masa depan mereka, apa yang harus mereka lakukan dan memanfaatkan sumber daya dan kesempatan yang ada untuk mencapai cita-cita mereka.

Lewat serangkaian pemindaian, Pikul memilih bekerja di pulau-pulau kecil di Indonesia Timur, dimana realita krisis sosio ekologi terasa brutal. Pikul memulai misinya di Pulau Adonara, Pulau Solor, Teluk Kupang dan Kepulauan Alor, dengan mencari individu dan komunitas yang telah mengerjakan misinya, melakukan inovasi dan menerobos krisisnya menuju kampung berdaulat. Pikul memperbesar ruang berbagi dan belajar dalam lingkar belajar komunitas bervisi. Di sini, ada apresiasi tinggi terhadap terobosan dan inovasi, ada pertukaran dan pengayaan pengalaman dan pengetahuan, ada penggalangan solidaritas dan penajaman tapak-tapak menuju visi kolektif.

Pikul percaya bahwa organisasi adalah sistem yang hidup dan perubahan adalah keniscayaan. Untuk tidak menjadi kuno, Pikul berupaya menjadi organisasi yang asosiatif dan inklusif tanpa terjebak menjadi gendut dan lamban. Pikul menjadi milik banyak orang, para anggota, associates dan relawan. Pikul menjadi milik mereka yang tertarik untuk belajar bersama dalam pengerjaan misi masing-masing. Pikul membuka ruang untuk meneliti, mengfasilitasi, membuat publikasi-publikasi ataupun untuk berdiskusi berbagai fenomena. Pikul berupaya untuk menjadi hub pengetahuan yang terbuka.

inisiatif"Reclaim Your Future” 7

Page 8: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future”8

beGiTU jawaban yang diperoleh jika dua tahun lalu Anda bertanya apa itu PIKUL. Coba tanyakan itu sekarang, pada siapa pun yang Anda temui di kantor PIKUL, akan akan mendapatkan jawaban penuh keyakinan, “PIKUL adalah suatu kekuatan perubahan, dengan lebih dari 20 associate aktif yang mumpuni sebagai fasilitator, community actors profilers, peneliti, evaluator, assessor, dan creative documentation (visual, audio-visual), dan lebih dari 200 aktor perubahan komunitas dengan beragam inovasi.”

Coba masuk ke dalam dan dengarkan percakapan penuh antusias orang-orang di dalamnya. Anda akan dengarkan pembicaraan positif tentang: visi, kekuatan, inovasi, kisah-kisah sukses komunitas-komunitas, dan cerita inspiratif tentang para aktor perubahan. Ya, PIKUL yang sekarang adalah pelopor pendekatan berbasis aset, garda depan para penggiat perubahan yang mengimani pentingnya visi sebagai landasan gerak menuju perubahan, dan yang percaya penuh bahwa di setiap tempat ada hal baik yang sedang terjadi.

pelatihan

PelaTihaN maYa, SebUah FONDaSi

oleh George hormat photo PikUl

“PIKUL itu lembaga intermediari, penghubung antar donor dan

lembaga-lembaga swadaya masyarakat di tingkat lokal,”

Page 9: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future” 9

Kalau Anda bertanya dari mana semua energi positif itu berasal, kami yakin salah satu momentumnya adalah Training Fasilitator Visioning dan Perencanaan, di Kota Kupang pada Oktober 2009. Karena diadakan di hotel Maya, trainning itu lebih dikenal sebagai “Pelatihan Maya”, dan para pesertanya disebut “Alumni Maya.”

Dalam Pelatihan Maya, para penggiat perubahan sosial di Nusa Tenggara Timur--sebagian besar dari antara mereka adalah pimpinan NGO dan organisasi rakyat--diperkenalkan dua hal baru: Metode Appreciative Inquiry dan teknik vibrant Facilitation. Tindak tanggung-tanggung, PIKUL mendatangkan pendiri Inspirit, Dani Wahyu Munggoro. Sebagaimana diakui dimana-mana, Mas Dani dan Inspirit adalah salah satu yang terdepan dalam penerapan dan pengembangan metode Appreciative Inquiry dan teknik vibrant Facilitation. “Saya sudah beberapa kali mengikuti pelatihan yang difasilitasi Mas Danny. Tetapi saya selalu mendapat hal baru darinya,” kata Winston Rondo, seorang fasilitator terkemuka di NTT.

PelaTihaN maYa, SebUah FONDaSi

Tidak sampai setengah hari berjalan, sikap acuh tak acuh para peserta yang jenuh dengan

inisiatif"Reclaim Your Future” 9

Page 10: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future”10

berbagai pelatihan sepanjang karir mereka, berubah menjadi antusiasme. “AI metode yang luar biasa. Ia menyadarkan kita akan kekurangan pendekatan problem solving yang selama ini kita gunakan...dan teknik vibrant Facilitation ini benar-benar membuat kita melupakan semua beban pekerjaan di luar. Kita mendapat pengalaman baru di sini,” kata Vincent Bureni, pimpinan Bengkel Apek.

Pelatihan Maya adalah aktivitas sekali merengkuh dayung untuk melampaui dua pulau. Para peserta tidak saja dilatih menggunakan metode AI dan teknik vibrantt Facilitation, lebih dari itu, entah sadar atau tidak, mereka sedang di-visioning. Gara-gara itu, Ile (sapaan akrab Silvie Fanggidae), direktur PIKUL menemukan mantra hidupnya yang luar

Metode Appreciative Inquiry (AI) adalah metode pengembangan organisasi berbasis asset. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia apresiatif adalah bentuk kata sifat dari apresiasi yang diartikan sebagai penilaian (penghargaan) terhadap sesuatu. Bila diterjemahkan secara bebas, AI adalah penelitian/penyelidikan mengenai hal-hal yang berharga terhadap diri seseorang.

Metode ini dikembangkan oleh David Copperider dan Suresh Srivastva,

sejak tahun 1980, sebagai antithesis dari metode problem solving yang deficit-based. AI menekankan pada penggalian kekuatan yang dimiliki ketika individu atau organsasi berada dalam kondisi terbaiknya, yaitu ketika mencapai kesuksesan yang patut dikenang. Dengan menemukan kekuatan-kekuatan itu, individu atau organisasi memiliki dasar positif untuk membangun visinya. Kekuatan dan visi inilah yang menjadi dasar bagi komunitas dalam menyusun sejumlah langkah perubahan sosial.

bOX 1

Teknik vibrant Facilitation adalah teknik fasilitasi yang didasari prinsip-prinsip accelerated learning. Teknik vibrant facilitation menggunakan berbagai media yang mengaktifkan seluruh indera manusia, melibatkan peserta dalam aktivitas belajar melalui bermain, menggambar, bernyanyi, berpuisi, menari, dan mementaskan drama. Dengan itu, teknik vibrant

facilitation menstimulus aktivitas seimbang antara otak kiri dan kanan, menjadikan proses belajar sebuah proses mencipta sekaligus menyerap hal baru secara simultan. Tubuh yang bergerak aktif, keterlibatan seluruh indera, dan perasaan riang gembira membantu otak bekerja lebih maksimal.

bOX 2

Page 11: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future” 11

biasa, “make your life as a mission, not just a carier.” Mantra itu lah yang kami yakini turut membangun roh PIKUL yang sekarang ini.

Pelatihan Maya melibatkan para peserta dalam pengalaman pribadi luar biasa. Pengalaman itu membuat mereka yakin, seorang aktor perubahan akan berlipat ganda hasratnya dalam membuat perubahan jika menemukan kekuatan-kekuatan dalam dirinya, dan dengan optimis, berbasis kekuatan-kekuatan itu, merumuskan impian masa depan yang diinginkannya. Mereka yakin, dengan menyadari kekuatan-kekuatannya, seseorang dapat mengambil tindakan-tindakan kreatif, yang tidak pernah dilakukan sebelumnya, untuk mewujudkan impian.

Karena itu para alumni maya yakin, mereka dapat membantu banyak komunitas dan organisasi menemukan visi dengan menerapkan metode AI dan teknik vibrantt facilitation pada komunitas-komunitas dan organisasi-organisasi. Tidak mengherankan jika sejak pelatihan itu, sudah tak terhitung banyaknya visioning komunitas dan organisasi yang difasilitasi para alumni Maya.***

Page 12: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future”12

NOveRiUS Nggili atau yang lebih dikenal sebagai

Frits Nggili adalah salah satu alumni Maya. Ia seorang PNS

yang juga community organizer, dan memanfaatkan waktu senggang bersama kawan-kawannya, sesama peminat ternak dan teknologi alternatif tepat guna, mengunjungi desa-desa untuk berbagi ilmu dan pengetahuan kepada masyarakat desa. Mereka mengajarkan rakyat menggunakan tumbuh-tumbuhan yang disediakan alam di sekitar desa untuk dijadikan pupuk dan pakan ternak.

Tetapi, sejak Pelatihan Maya, aktivitas itu telah berubah menjadi sebuah kegiatan serius, dan perkawanan sekelompok kecil orang telah berkembang menjadi sebuah organisasi besar bernama Geng motor imut.

Fritz Nggili dan Geng motor imut:

‘WOW!’-NYa DamPak AppReciAtive inquiRY

oleh George hormat photo PikUl

inisiatif"Reclaim Your Future”

inisiatif"Reclaim Your Future”12 13

Page 13: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future” 13

Jangan membayangkan Geng Motor Imut sebagaimana gambaran geng motor yang kita lihat dalam berita kenakalan remaja di televisi. Jangan pula membayangkan anggotanya berasal dari kalangan remaja belasan tahun atau para pria dan perempuan yang baby face dan centil. Tidak. Geng Motor Imut adalah kumpulan orang-orang yang paham dan mencintai dunia peternakan, dan mengabdikan diri untuk berbagi ilmu peternakan alternatif yang memanfaatkan sumber daya lokal kepada masyarakat desa. Imut adalah kepanjangan dari Aliansi Masyarakat Peduli Ternak NTT. Sedangkan geng motor menggambarkan kendaraan yang mereka gunakan untuk keluar masuk desa.

Frits menemukan

nama itu pada Pelatihan Maya. Pendekatan Appreciative Inquiry-lah yang membongkar keluar ide kreatif itu dari dalam dirinya. Pelatihan Maya juga-lah yang meluaskan impian dan ruang kepedulian Frits, tidak sekedar berurusan dengan ternak, tetapi juga pemanfaatan limbah sebagai sumber energi alternatif.Tidak heran jika sejak perkenalan pertama dengan AI, Frits langsung jatuh cinta pada metode ini. Karena jiwa organizernya, ia menjadi salah seorang Alumni Maya yang paling aktif memperkenalkan pendekatan AI kepada banyak komunitas dan membantu mereka melakukan visioning.

feature

Fritz Nggili dan Geng motor imut:

‘WOW!’-NYa DamPak AppReciAtive inquiRY

inisiatif"Reclaim Your Future”

inisiatif"Reclaim Your Future”12 13

Page 14: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future”14

Masyarakat Airnona, kelurahan tempatnya bekerja menjadi ‘korban’ pertama. Frits berhasil meyakinkan lurah dan warga untuk menggunakan pendekatan yang bersemangat positif ini pada

pertemuan antara warga dan anggota DPRD

Kota Kupang.

Hasilnya, suasana pertemuan

ini keluar dari pakem, ia tidak menjadi ajang pelampiasan warga pada anggota DPRD yang telah mereka pilih tetapi berkinerja buruk. Bersenjatakan AI, Frits menyulap pertemuan itu menjadi acara penuh keceriaan, dan yang lebih penting, masyarakat Air Nona berhasil merumuskan impian mereka, Kelurahan Ramah Anak, dan para anggota DPRD yang berkunjung dengan senang hati memperjuangkan bantuan bagi program tersebut. Visioning warga Air Nona juga menghasilkan realisasi keterlibatan warga pada program penghijauan dan pembangunan perpustakaan warga yang bertempat di kantor lurah.

Dalam visioning pada Januari 2010, Frits cs merumuskan impian, strategi, dan sejumlah langkah Geng Motor Imut hingga 2015, 1) Tahun 2010-2011: sejumlah inovasi dan aplikasinya pada pakan ternak berbasis bahan lokal; pengolahan limbah peternakan menjadi biogas untuk menciptakan kemandirian energi masyarakat; dan pertanian organik dengan pupuk organik dan

inisiatif"Reclaim Your Future”

inisiatif"Reclaim Your Future”14 15

pestisida/herbisida organik. 2) Tahun 2011-2012: Menciptakan Peternak sebagai Dukun Ternak. Geng motor imut mengembangkan inovasi dan mengajarkan peternak menggunakan bahan-bahan lokal dan tradisional sebagai obat penyakit ternak. 3) Tahun 2012-2013: Menciptakan Peternak Cilik melalui penyelenggaraan Lomba Memelihara Ternak Ayam Kampung dan Cerdas Cermat Peternakan. 4) Tahun 2013-2014: Pengembangan Rusa Timor sebagai satwa harapan yang cocok untuk usaha ternak budidaya 5) Tahun 2014-2015: Membangun Kampung Wisata Ternak dan mengadakan Kontes Ayam dan Babi Kampung.

Sepanjang 2010, intensitas aktivitas Geng Motor Imut meningkat pesat. Lumayan banyak aktivitas penyuluhan dan pelatihan yang mereka selenggarakan secara gratis, seperti penyuluhan dan pelatihan pertanian organik (pembuatan pupuk bokashi semak bunga putih), peternakan (Pembuatan Blok Suplemen Pakan Gula Lontar untuk ternak sapi), dan pengolahan limbah menjadi biogas (pembuatan dan

Page 15: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future” 15

penggunaan biogas, pembuatan kompor bioetanol yang memanfaatkan sopi sebagai sumber energi). Sejumlah komunitas yang telah mereka kunjungi antara lain: masyarakat Pitai di Kabupaten Kupang, Kelompok Pecinta Tanaman Hias di Kelurahan Airnona Kota Kupang, PKK kelurahan Bakunase Kota Kupang, masyarakat Desa Oeprigi Kabupaten TTU, dan masyarakat Desa Merbaun Kecamatan Amarasi Barat Kabupaten Kupang. Mereka juga membantu menfasilitasi komunitas-komunitas untuk melakukan visioning dan perencanaan, seperti PKBM Sonaf Martin di Takari Kabupaten Kupang.

Demikian pula beragam inovasi mereka kembangkan. Mereka berhasil membuat Prototipe Digester Biogas Portable versi Geng Motor iMuT. Dengan bahan baku faces 2 ekor ternak babi, prototipe ini dapat menyalakan kompor biogas selama 45 menit.

Di Kelurahan Bakunase Kota Kupang, Geng Motor iMuT berhasil mencegah konflik antara masyarakat dengan pengusaha pengolahan tempe tahu. Di Kelurahan itu terdapat lebih dari 30 industri rumah tangga pengolahan kedelai menjadi tempe-tahu. Limbah yang dihasilkan industri tersebut telah lama dikeluhkan masyarakat sekitar karena baunya yang menyengat. Ketegangan antara masyarakat dan pengusaha nyaris berakhir dengan tragedi pengrusakan tempat usaha. Beruntunglah, pelatihan pemanfaatan

limbah pengolahan tahu tempe menjadi biogas yang diselenggarakan Geng Motor iMuT tidak saja membantu para pengusaha dalam memperoleh energi murah, tetapi lebih dari itu menyelesaikan persoalan pencemaran tanah dan udara yang telah lama menjadi sumber konflik. Berkat Geng Motor iMuT, Kelurahan Bakunase meraih juara pertama Lomba Kupang Green and Clean (KGC) 2010, sebuah perlombaan dibidang kebersihan dan penghijauan yang diselenggarakan Pemerintah Kota Kupang.

atas upaya Frits dkk, Desember 2010, Geng motor imut memenangkan academia award di bidang Sains dan inovasi keteknikan ini adalah penghargaan tahunan yang diberikan sebuah perkumpulan alumni mahasiswa pascasarjana dan doktoral asal NTT.

inisiatif"Reclaim Your Future”

inisiatif"Reclaim Your Future”14 15

Page 16: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future”16

Geng Motor Imut tidak sekedar berinovasi dan melakukan penyuluhan teknis. Mereka menyadari pentingnya perubahan pada kebijakan publik. Karena itu, mereka berencana untuk mengadvokasi hak masyarakat kota memelihara ternak. Untuk itu, Perda yang melarang warga kota memelihara ternak dalam jumlah besar harus dicabut. Menurut Frits, ternak dapat diandalkan baik sebagai tabungan ataukah sumber pangan bagi rumah tangga perkotaan. Persoalannya, ternak justru sering dianggap sebagai musuh di perkotaan karena bau limbahnya yang mengganggu kenyamanan. Dengan teknologi pemanfaatan limbah ternak menjadi biogas, cara pandang pemerintah dan masyarakat kota terhadap ternak akan berubah.

Seiring karya-karya yang terus mengalir, ide-ide baru pun terus bermunculan di kepala anggota Geng Motor ImuT.

Berapa diantaranya adalah Pemanfaatan drum bekas dan pedal sepeda sebagai media pencampur limbah organik agar proses pencampuran limbah menjadi lebih menyenangkan bagi keluarga perkotaan karena sekaligus aktivitas beroleh raga layaknya orang bersepeda statis; digester portable biogas untuk limbah Padat yang dapat menghasilkan biogas dan pupuk padat sekaligus; Kompresor pemadat biogas ke dalam tabung gas elpiji dari

limbah kulkas rusak; teknologi drum kapiler sebagai pemompa air dari sumur tanpa dinamo.

Dalam diri Frits dan Geng Motor ImuT, Appreciative Inquiry membuktikan diri sebagai pendekatan yang tidak sekedar membantu individu atau kelompok menemukan impian yang ”paling memanggil” dan berkomitmen mengejar impian tersebut, tetapi melebihi itu, juga memiliki daya generatif. Dalam upaya mengejar impian yang dihasilkan visioning dan perencanaan sebelumnya, sejumlah impian dan rencana tindakan baru muncul. Geng Motor ImuT kini memiliki impian baru: Kota Kupang sebagai Kota Ternak dan teknologi murah pemanfaatan energi matahari.

inisiatif"Reclaim Your Future”

inisiatif"Reclaim Your Future”16 17

Page 17: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future” 17

meWUjUDkaN mimpi Kampung Berdaulat 2016 adalah sebuah pekerjaan jangka panjang. Ia menuntut kesiapan manajemen dan kapasitas PIKUL. Adanya potret status pemenuhan hak dasar air, pangan, energi dan kesehatan yang adil gender di Indonesia bagian Timur sebagai baseline gagasan perubahan Pikul merupakan salah satu prasyarat kesiapan itu. Hal ini penting sebagai dasar untuk memastikan program jangka panjang mewujudkan impian Kampung Berdaulat 2016 berjalan terarah dan terukur.

meNGeNali WilaYah iNTeRveNSi

baselining

oleh George hormat photo PikUl

inisiatif"Reclaim Your Future”

inisiatif"Reclaim Your Future”16 17

Page 18: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future”18

Fondasi bagi kegiatan ini adalah latihan system modelling

sebagai kerangka

pelaksanaan baseling. Dipandu

Arief Wicaksono, tim peneliti baselining dan kawan-kawan PIKUL yang terlibat berhasil memetakan 3 kelompok rentan di 3 wilayah kerja Pikul. Mereka adalah nelayan artisanal, petani berlahan sempit, dan migran tak beraset.

Dipimpin Torry Kuswardono, tim yang terdiri dari Oddie Mesakh, Wilson Therik, Fritz Nggili, Wahyu Adiningtyas, Donald Mangi, Andri Ratumakin, dan Veronika Lamahoda melakukan riset lapangan ke Solor-Adonara, Alor, serta Kupang dan sekitarnya. Tiga wilayah itu merupakan representasi wajah wilayah pulau-pulau kecil di kawasan timur Indonesia. Dibekali kemampuan mewawancara, memfasilitasi, dan menggunakan peralatan yang dibutuhkan, mereka mendatangi masyarakat di kampung-kampung dan sudut-sudut kota. Di Kupang, sebuah survey dilakukan untuk memahami kondisi migran tak beraset yang sama sekali belum memiliki data.

“Riset kali ini berbeda dengan apa

yang selama ini saya lakukan, yang menggunakan logframe ketat sesuai ‘order’ yang diberikan. Sekarang saya memiliki ruang yang luas untuk mempertajam intuisi dalam membaca fenomena lapangan. Selain itu, penerapan metode AI dalam aktivitas-aktivitas riset sangat membantu menguatkan kesadaran dan solidaritas dalam menghimpun kekuatan untuk maju melakukan perubahan,” kata Torry Kuswardono.

DaRi kelaNGkaaN PaNGaN hiNGGa POTeNSi kONFlik hORizONTalRiset baselining menghasilkan banyak temuan penting yang memberi gambaran pada PIKUL tentang apa yang sedang terjadi.

Sejak tanaman komoditi perkebunan diperkenalkan

bangsa-bangsa kolonialis Eropa, perlahan tetapi pasti lahan-lahan pertanian pangan rakyat beralih fungsi menjadi kebun kopi, vanili, cengkeh, coklat, dan

mente.

Sepintas, jika dilihat dari nominal uang yang diterima,

bertanam komoditi perkebunan memang lebih menguntungkan dari bertani pangan, terutama ketika harga sedang baik. Jika memiliki lahan sempit, pilihan bertani komoditi perkebunan tampak lebih masuk akal. Merawat tanaman komoditi tidak membutuhkan waktu sesering mengurus tanaman pangan. Karena itu petani bisa memanfaatkan

inisiatif"Reclaim Your Future”18

Page 19: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future” 19

sebagian besar waktunya untuk menjadi buruh tani di lahan orang. Kondisi ini berbeda sekali dengan usaha bertani pangan yang mengandalkan teknologi sederhana bertempur melawan kerasnya alam.

Alih fungsi lahan membuat petani lebih mengandalkan pasar dari pada produsi subsisten di lahan sendiri. Apalagi, beras-nisasi sejak Orde Baru, yang kian gencar di masa pemerintahan Yudhoyono melalui raskin dan operasi pasar berhasil membangun persepsi masyarakat bahwa beras-lah pangan pokok yang layak. Di sisi lain, dengan curah hujan rendah dan keterbatasan air permukaan, NTT bukanlah tempat yang tepat bagi beras.

Dengan lebih mengandalkan ketersediaan di pasar, kondisi pemenuhan pangan masyarakat jadi sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Kini serangan terhadap akses pangan masyarakat datang dari tiga arah: 1) naiknya harga beras di pasar, 2) turunnya harga komoditas perkebunan, dan 3) gagal panen komoditi perkebunan karena iklim dan hama. Ini lah sebagian wajah dari kondisi yang sering diteriakan para pejabat pemerintah

sebagai rawan pangan.

Selain pangan, masyarakat Solor, Adonara, dan Alor juga menghadapi kondisi sulitnya mendapat air

bersih. Sumber air bersih terbatas dan jauh dari

perkampungan. Banyak sumur yang dimiliki warga terkontaminasi

resapan air laut. Soal keterbatasan akses air bersih ini bukan perkara nelayan artisanal dan petani berlahan sempit saja, tetapi keresahan mayoritas penduduk di tiga wilayah tersebut, bahkan di sebagian besar Nusa Tenggara Timur.

Sulitnya mengakses pangan layak dan air bersih berdampak pada rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Ketiga keterbatasan ini sangat berdampak pada anak-anak yang berada dalam masa golden age. Sulit berharap anak-anak itu mengalami pertumbuhan fisik, mental, dan intelektual yang baik.

Dikuatirkan, beberapa tahun ke depan masyarakat Solor, Adonara,

dan Alor menghadapi kondisi lost generation

Semakin sulitnya tantangan hidup di kampung asal membuat

masyarakat, terutama kaum pria, merantau mengadu nasib

ke kota, pulau seberang, hingga menjadi TKI. Niat awalnya memberikan

hidup yang lebih baik bagi istri, anak, dan orang tua suatu hari kelak. Tetapi, para perempuan yang ditinggalkan justru menemukan, hidup mereka kian sulit oleh bertambahnya beban kerja. Mereka harus

inisiatif"Reclaim Your Future” 19

Page 20: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future”20

menggantikan suami mengurus kebun, membagi

waktu yang telah sempit oleh berbagai kewajiban domestik.

Semua kesulitan di atas menjadi bertambah parah oleh kerusakan lingkungan. Pemanasan global telah mengacaukan ritme musim, memporak-porandakan kalender tanam yang turun-temurun diwariskan. Membuat rencana kini kian sulit dalam usaha tani. Begitu pula risiko, semakin tak bisa dikalkulasi. Hal serupa dihadapi nelayan. Laut kini menjadi asing, dan angin seolah bukan lagi sahabat lama. Banyak hal berubah.

Upaya rakyat melonggarkan belitan kondisi hidup seringkali justru memperburuk keadaan. Ketika lahan tak tak lagi produktif, atau hasilnya tak lagi cukup membiayai kebutuhan hidup yang terus naik, maka lahan baru harus dibuka. Seringkali itu berarti memurtadi iman budaya mereka, memperkosa hutan pemberi kehidupan. Terkadang mereka terpaksa membunuh rasa bersalah,

ketika tangan mereka yang dulu menjadi bidan yang menumbuhkan aneka tanaman, kini berganti menggenggam

gergaji yang merubuhkan pohon-pohon di hutan. Ujungnya, air

pun semakin sulit, dan upaya petani menyelamatkan diri

untuk sehari justru berbuah penderitaan panjang di

ujung masa depan.

Hal yang sama dialami nelayan artisanal.

Bagi nelayan, semakin mahalnya biaya usaha akibat kenaikan harga bahan bakar direspon dengan meningkatkan jumlah tangkapan yang sedapat mungkin tidak memperpanjang hari melaut. Itu berarti perluasan wilayah tangkapan hingga ke daerah-daerah yang jauh, berebutan wilayah tangkapan, dan menggunakan bom atau racun yang efektif memberi hasil banyak sesaat. Maka, para nelayan dari pulau di bagian barat Flores masuk hingga pesisir-pesisir Alor, melepaskan bom dan mengangkut pergi ikan-ikan yang mati keracunan.

Para nelayan artisanal menjadi korban karena posisi mereka terendah dalam rantai makanan. Mereka tak memiliki cukup kapasitas untuk melaut hingga jauh. Kerusakan ekosistem pesisir benar-benar memukul kesejahteraan mereka.Beratnya kondisi hidup meningkatan kejadian dan potensi konflik horizontal

memperebutkan tanah dan air di kalangan petani,

serta

inisiatif"Reclaim Your Future”

inisiatif"Reclaim Your Future”20 21

Page 21: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future” 21

konflik antara para nelayan pengguna bom dengan nelayan artisanal yang berusaha mempertahankan kelestarian wilayah pesisir.

Kesulitan hidup membuat petani lahan sempit dan nelayan artisanal, dan tentu saja masyarakat desa dan pesisir pada umumnya, menjadi perhatian lembaga-lembaga donor dan para perencana pembangunan. Bantuan diberikan. Beras murah (raskin) disalurkan; embung dan bak penampung dibangun; demikian pula program-program pemberian makanan tambahan; dan begitu banyak yang lainnya. Tetapi tampaknya bantuan dan pendampingan itu menempatkan masyarakat sebagai objek yang perlu dibantu. Mereka tidak ditempatkan sebagai warga negara yang berhak atas pengembalian pajak yang telah mereka bayarkan. Mereka tidak ditempatkan

sebagai subjek yang berhak untuk membuat

perencanaan dan menentukan sendiri apa yang mereka

butuhkan dan mereka impikan.

Maka berbagai macam bantuan dan

pendampingan justru membuat masyarakat kehilangan kepercayaan diri dan solidaritas untuk memikirkan upaya bersama yang bisa

membawa mereka keluar dari

berbagai persoalan. Masyarakat bahkan kehilangan kemampuan memimpikan masa depan yang lebih baik, dan berusaha mencapai itu. Di desa-desa yang dikunjungi tim riset baseline, umumnya ditemukan keinginan untuk mendapatkan bantuan pemerintah dan LSM .

Tetapi kondisi ini belum benar-benar menjadi bencana sosial. Karena di banyak tempat, ditemukan pula aktor-aktor perubahan di kalangan masyarakat yang mengorganisasikan komunitas-komunitas dalam beragam aksi solidaritas menolong diri sendiri.

“Kami menemukan kondisi pemburukan yang sedang terjadi dalam pemenuhan hak dasar dan kondisi sosial ekologi. Adaptasi-adaptasi baru perlu dilakukan masyarakat. Saya yakin, akal budi yang dimiliki membuat masyarakat sanggup menentukan apa yang harus dilakukan untuk menghadapi perubahan lingkungan dan kondisi krisis ini. Dalam riset ini, Pikul juga mendorong peran kepada pemerintah dalam penghargaan terhadap pemeliharaan lingkungan. Sesuatu yang positif akan menghasilkan hal positif pula,” kata Oddie Mesakh, anggota Tim Riset Baseline.

miGRaN Tak beRaSeT: meNGejaR imPiaN Di TeNGah abSeNSi NeGaRaSurvey terhadap migran tak beraset di Kota Kupang menemukan kesimpulan bahwa tempat tinggal yang pasti merupakan impian utama.

inisiatif"Reclaim Your Future”

inisiatif"Reclaim Your Future”20 21

Page 22: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future”22

Hal ini wajar mengingat sebagian besar tinggal di kos-kosan sempit, yang selain tidak nyaman juga senantiasa mencemaskan kemungkinan terusir ketika penghasilan yang diperoleh tak sanggung menutupi biaya kontrakan. Bagi mereka, soal kesulitan pangan bisa diatasi dengan penyesuaian diri, tetapi kesulitan uang untuk membayar kontrakan seringkali tidak bisa dinegosiasikan dengan induk semang. Apalagi jika tunggakan mereka menumpuk berbulan-bulan.

Sekitar 8,2 persen dari responden tinggal di tanah milik pemerintah dan perusahaan swasta. Kecemasan utama kelompok ini adalah ancaman penggusuran yang kian sering. Akhir-akhir ini pemerintah kota dan provinsi memang sedang giat mendata dan menata lahan-lahan yang menjadi asset mereka.

Persoalan lapangan kerja menempati urutan kedua dalam daftar isu paling dipedulikan migran tak beraset Kota Kupang. Data statistik sekitar 80 persen migran tidak menamatkan SMU, dan 16 persen tidak tamat sekolah dasar cocok dengan temuan survey bahwa mayoritas migran tak beraset berprofesi sebagai pekerja serabutan. Selain berupah rendah, keharusan berjuang setiap hari mengejar pekerjaan kasar yang tak cukup banyak tersedia, tentulah bukan pengalaman hidup yang bisa dinikmati.

Upah yang kecil merupakan perkara besar ketika harga pangan mahal. Statistik Kota Kupang menyebutkan, rata-rata penduduk kota itu menghabiskan 51 persen pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan pangan. Tentu saja, untuk mendapatkan pangan, pendapatan kaum migran tak beraset yang berprosesi sebagai pekerja serabutan tergerus jauh lebih besar dari itu.

Sebagai migran, kelompok ini paling rentan terhadap pengabaikan campur tangan negara. Meski 78 persen memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP), jumlah kaum migran tak beraset yang mendapat raskin, BLT, dan Jamkesmas masing-masing hanya sebesar 33 persen, 18,8 persen, dan 40 persen.

Kondisi pemenuhan hak dasar memburuk, demikian pula dengan daya dukung lingkungan, pun solidaritas sosial melemah. Beruntunglah, di tengah semua kondisi itu, masih ada cukup banyak orang, yang berasal dari komunitas-komunitas terpinggirkan itu sendiri, yang memimpikan masa depan yang lebih baik bagi sesanya. Mereka telah dan sedang berjuang untuk perubahan. Pikul yakin, keterlibatan dalam agenda perubahan bukan saja wajib, tetapi sangat mungkin berbuah sukses. Impian Kampung Berdaulat adalah kewajiban yang harus diperjuangkan, sekaligus keniscayaan masa depan.***

inisiatif"Reclaim Your Future”

inisiatif"Reclaim Your Future”22 23

Page 23: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future” 23

SeSUaTU yang baik selalu terjadi di setiap tempat. Di tengah-tengah absennya peran negara dalam pemenuhan hak-hak dasar rakyatnya, dibeberapa komunitas justru berkembang semangat bersolidaritas dalam berbagai bentuk perjuangan pemenuhan

kebutuhan dasar. Solidaritas tersebut sebagian besar didorong maju oleh inisiatif individu-individu yang hidup di tengah-tengah komunitas, dan sebagian lain

oleh individu atau organisasi yang datang dari luar komunitas, yang berkomitmen

pada perubahan sosial menuju masyarakat yang berdaulat atas pangan, air, energi dan

kesehatan.

Layaklah jika individu atau organisasi tersebut disebut aktor perubahan. Tidak pula dapat

disangkal, peran penting mereka adalah kunci dalam mendinamisir kolektivitas masyarakat menuju

perubahan sosial, menuju tergenapinya impian Kampung Berdaulat.

Penyebarluasan kisah-kisah sukses pemenuhan hak dasar berbasis solidaritas warga yang pernah dan sedang terjadi di berbagai tempat dapat menjadi bahan pembelajaran dan inspirasi bagi komunitas-komunitas lain di kawasan timur Indonesia. Ujungnya adalah

Di baNYak TemPaT, baNYak ORaNG SeDaNG bikiN PeRUbahaN

oleh George hormat photo PikUl

Profiling

inisiatif"Reclaim Your Future”

inisiatif"Reclaim Your Future”22 23

Page 24: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future”24

efek generatif: lahir kisah-kisah baru, bentuk-bentuk baru dari solidaritas warga dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.

Karena itu, aktor-aktor ini harus ditemukan, dan kisah-kisah kesuksesan mereka yang inspiratif harus diangkat, disebarluaskan agar sebanyak mungkin orang tahu...kemudian turut bergerak! Sementara para aktor itu, para juara itu, juga memerlukan sebuah wadah. Mereka butuh ruang dan waktu yang mempertemukan mereka, untuk saling berbagi cerita, saling menginspirasi, belajar dari pengalaman satu sama lain. Dengan itu, semakin sadar mereka akan kekuatan-kekuatan diri yang dimiliki, kekuatan-kekuatan komunitas, semakin jauh ke depan impian akan hidup bersama yang lebih baik terpatri kuat dalam jiwa dan pikiran mereka, dan semakin ”wow!” langkah-langkah perubahan yang dilakukan.

Untuk hal di atas lah profiling aktor-aktor perubahan penting untuk dilakukan. Profiling Aktor-aktor perubahan adalah suatu kegiatan kontinyu. Ia adalah bagian dari setiap tarikan nafas kegiatan-kegiatan PIKUL.

Gelombang pertama profiling telah dilakukan di Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Alor dan Kabupaten Flores Timur. Kegiatan ini diawali dengan pembentukan tim inti profilling. Stef

Miramangi, Anitra Sitanggang, Cornelis

Moa Nita, dan George Hormat, adalah empat orang yang dipercayakan untuk itu. Sebuah kewajiban memfokuskan pengabdian pada hal penting lain membuat Stef mengundurkan diri dan digantikan James Faot.

Pekerjaan ini seperti mencari permata. Tidak heran jika antusiasme meliputi tim inti. Karena antusiasme itulah perdebatan-perdebatan untuk merumuskan siapa sebenarnya para aktor perubahan mewarnai rapat-rapat awal. Antusiasme yang sama pula yang menyala dalam diri para ”penjaga kantor”--sebutan bagi para pekerja tetap PIKUL, dan membuat mereka tak dapat menahan diri untuk terlibat sumbang pendapat. Perdebatan juga terjadi ketika merumuskan langkah-langkah kerja. Semuanya menginkan langkah paling efektif untuk menemukan sebanyak mungkin aktor dan kisah-kisah paling inspiratif di tengah sempitnya waktu.

Perdebatan-perdebatan itu bernas, dan menghasilkan kesepakatan untuk membuka peluang sebesar-besarnya bagi setiap orang yang melakukan hal baik bagi

inisiatif"Reclaim Your Future”24

Page 25: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future” 25

komunitasnya. Semuanya kemudian menyadari, pembelajaran dari proses kerja dan temuan-temuan di lapangan lah yang bisa menghasilkan kesimpulan tentang siapa sesungguhnya aktor perubahan itu, demikian juga kesimpulan tentang bagaimana sebenarnya profilling aktor perubahan itu dilakukan.

Tim inti pun menyebar ke empat wilayah: George di Kota Kupang, Stef dan (kemudian digantikan oleh) James di Kabupaten Kupang, Anitra di Solor dan Adonara, serta Nelis di Alor. Masing-masing anggota tim inti diberikan kesempatan untuk membentuk tim pewawancara.

Untuk mendapatkan data awal para aktor, sejumlah aktivis perubahan yang telah ”senior”, tokoh masyarakat, dan pemuka agama dimintai rekomendasinya. Berbekal rekomendasi ini, dan kisah-kisah yang berkembang di lapangan, tim inti dan tim pewawancara menemui para aktor.

Dalam perkembangannya, kegiatan profiling ini dibantu pula oleh Andri Ratumakin, wakil kepala sekolah Lingkar Belajar Komunitas Bervisi yang akan dibentuk kemudian. Sebagaimana kegiatan ini merupakan bagian dari setiap tarikan nafas PIKUL, penemuan aktor dan kisah-kisah inspiratif mereka mendapat banyak bantuan dari tim lain, seperti Torry Kusumardono dan Oddy

Mesakh dari tim baselining (tentang baselining lihat artikel “Mengenali

Wilayah Intervensi”), serta Silvia Fanggidae yang memiliki

banyak informasi tentang para aktor perubahan.

Akhirnya, gelombang pertama profilling ini berhasil menemukan 200-an orang aktor perubahan yang berkarya dan berdomisili di Kota Kupang, Kabupaten

Kupang, Kabupaten Alor dan Kabupaten Flores Timur. Profil

masing-masing aktor telah ditulis dalam narasi singkat yang menarik. Sebagian di antara mereka lah yang kemudian masuk menjadi anggota Lingkar Belajar Komunitas Bervisi.

Begitu banyak orang dan kisah luar biasa! Ada kepala desa yang sukses meningkatkan kesejahteraan warga melalui kelompok pengrajin emping jagung; ibu guru yang mengajarkan murid-muridnya kreatifitas mengolah berbagai bahan pangan lokal hingga bisa mewakili Indonesia dalam ajang lomba olah pangan tingkat ASEAN; ada pendeta yang mengajak umat menghutankan kembali bukit-bukit gundul; ada tamatan SMP yang

inisiatif"Reclaim Your Future” 25

Page 26: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future”26

bisa mengorganisasikan gerakan mahasiswa; perempuan desa yang membangun kekuatan ekonomi perempuan hingga bisa buat rumah; ataukah bekas supir angkot yang memilih banting setir menjadi petani dan mendidik rakyat desa menjadi petani sukses.

Dari kegiatan profiling gelombang pertama itu kami telah belajar banyak hal, dan menuangkannya dalam sebuah panduan. Kami juga berani merumuskan siapa aktor perubahan versi PIKUL. Ia perlu memenuhi dua kriteria. Kriteria pertama terkait upaya perubahan itu sendiri, yaitu merupakan upaya kolektif, upaya bersama dari sebuah komunitas untuk mewujudkan pemenuhan kebutuhan akan air,

pangan, energi, atau kesehatan dari komunitas tersebut atau masyarakat dalam lingkup yang lebih luas.

Kriteria kedua terkait peran aktor. Ia haruslah orang yang memiliki visi tentang kedaulatan air, pangan, energi atau kesehatan bagi komunitas atau masyarakatnya. Ia menyebarluaskan visi tersebut, membangun dialog yang generatif demi sebuah visi kolektif. Ia mengorganisasikan komunitasnya dalam

memikirkan rencana tindakan untuk mewujudkan visi kolektif mereka, dan Ia pun terlibat aktif di dalam

tindakan kolektif, dalam mengeksekusi rencana yang telah dihasilkan komunitasnya.

Kami telah menemukan permata, dan akan terus menemukannya. Sungguh, di tempat-tempat pencarian kami, banyak orang memiliki mimpi luar biasa tentang kehidupan bersama yang lebih baik. Orang-orang itu sedang dan akan terus berbuat hal luar biasa untuk mewujudkan impiannya. Kami pun yakin, impian Kampung Berdaulat kami tidak akan menjadi impian kosong. Kami tidak sendiri, banyak orang sedang mengambil bagian dengan cara masing-masing, di banyak tempat yang tersebar di segenap penjuru.***

inisiatif"Reclaim Your Future”

inisiatif"Reclaim Your Future”26 27

Page 27: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future” 27

Ada 2 hal penting yang PIKUL lalukan. Yang pertama adalah menuliskan dan mempublikasikan profil para aktor dan upaya perubahan yang telah ia lakukan. Dengan cara ini, PIKUL berharap akan lebih banyak orang yang terinspirasi terlibat di dalam upaya perubahan menuju kondisi pemenuhan hak-hak dasar yang lebih baik. Yang kedua adalah mewadahi para aktor agar bisa saling berbagi pengalaman dan menginspirasi.

viSiONiNG PaRa jUaRaoleh George hormat

photo PikUl

aktor

lebih dari 200 orang aktor perubahan yang berkarya

di Nusa Tenggara Timur berhasil dikenali PikUl

melalui kegiatan profilling.

inisiatif"Reclaim Your Future”

inisiatif"Reclaim Your Future”26 27

Page 28: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future”28

Memahami bahwa kita tidak sendirian dalam mencita- citakan dan memperjuangkan kehidupan bersama yang lebih baik, akan sangat membantu kita mempertahankan impian itu dan terus mengejarnya. Wadah itu PIKUL sebut sebagai Lingkar Belajar Komunitas Bervisi (LBKB).

Salah satu kegiatan terkait LBKB itu adalah visioning bagi para aktor perubahan yang ditemukan pada profilling gelombang pertama. Kegiatan visioning LBKB I ini dilaksanakan di dua tempat, di Kupang tanggal 26-30 Juli 2010, dan di Alor pada bulan Oktober 2010. Visioning di Kupang dihadiri oleh para aktor perubahan yang berkarya dan berdomisili di Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Pulau Solor dan Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur. Sedangkan visioning di Kalabahi, Alor dihadiri oleh para aktor perubahan dari Pulau Alor, Pulau Pantar, dan Pulau Pura.

Perkenalan yang appresiatif

Sejak sesi perkenalan, para aktor telah berhadapan dengan aktivitas

yang tidak lazim. Mereka diminta membentuk kelompok lalu diberikan kamera untuk berburu foto di luar ruangan. Para aktor harus mengambil gambar hal yang aneh dan pose kelompok paling heboh. Tua dan muda dari berbagai tempat berbaur dalam senda gurau, menyusun formasi kelompok untuk mendapat pose paling menarik. “Ini cara yang unik untuk berkenalan. Sejak awal, kami sudah larut dalam suasana gembira,” komentar mereka.

Tetapi perkenalan yang sesungguhnya baru dilakukan pada sesi selanjutnya. Para peserta diminta menggambar sepak terjang mereka dalam membuat perubahan dan alasan yang mendorongnya. Satu persatu kemudian maju menjelaskan siapa dirinya berdasarkan gambar itu. Setiap seorang peserta selesai mempresentasikan siapa dirinya, peserta yang lain akan menyimpulkan si aktor dengan kalimat apresiatif yang terdiri dari 5 kata.

Page 29: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future” 29

Maka pada pertemuan di Kupang ada Tokoh Penggerak

Ile Boleng Hijau (Julius Peduli

Hala dari Ileboleng),

Hidup

Saya Hanya Untuk Anak-Anak (Maya Ufi, Guru Paud di Noelbaki), Bekerja Sukarela Untuk Lewo Tana (Ambrosia Somi, kader Posyandu di Solor Timur), Hidup Bukan Untuk Diri Sendiri (Hilhelmus Bunga Ole yang memimpin penghijauan bukit-bukit gundul di Solor), Pejuang Perubahan Rakyat Miskin (Rio Ello dari Serikat Rakyat Miskin Indonesia), Saya Ada Karena Masyarakat (Ita Adu, kader Posyandu yang berdedikasi di Kelapa Tinggi), dan 20 orang lainnya, masing-masing dengan karya luar biasa di komunitasnya. Sedangkan di Alor ada Orpha Ruth Naomi (guru SMP yang karena kreativitasnya mengolah pangan lokal telah dikirim mewakili Indonesia dalam perlombaan kreasi makanan tingkat Asean), Sefnat Sailana (pendeta di Apui yang penuh kreativitas melibatkan jemaatnya dalam memulihkan kondisi

lingkungan dan meningkatkan taraf hidup rakyat), Imanuel Langmau (perintis budidaya Vanili di Alor dan berhasil memperjuangkan pengakuan atas vanili Alor sebagai varietas sendiri), dan 14 orang aktor perubahan lainnya.

Sesi perkenalan ini merupakan kekhasan pendekatan AI. Dalam AI, orang dituntut mengapresiasi hal membanggakan yang pernah dilakukan dan kekuatan-kekuatan diri yang dimiliki. Selain mengapresiasi diri, melalui

perkenalan ini, para peserta berlatih

mengapresiasi orang lain. Dengan mengapresiasi diri dan orang lain, terbangun emosi positif yang sangat dibutuhkan bagi sesi-sesi selanjutnya. “Memuaskan, menyenangkan, bahagia, menarik, dan membanggakan,” tulis salah seorang peserta di Kupang dalam review hari pertama.

BRutAll ReAllitY DaN hambaTaN DiRiHari kedua diisi dengan sesi-sesi yang disebut sebagai “proses U”. Aslinya proses U merupakan proses inti dari perubahan transformatif pada organisasi dan masyarakat. Ia dikembangkan oleh Glasi dan Lemson pada 1970. Pikul mempelajarinya dalam Barefoot Guide, Pedoman Bekerja Dengan Organisasi dan Perubahan Sosial. Proses ini terdiri dari 7 mata rantai, yaitu 1) menggambarkan

Page 30: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future”30

situasi krisis, 2)

mengenali pola krisis, 3) mengungkap akar krisis, 4) mengenali hambatan diri dan menguji keinginan untuk berubah, 5) merumuskan nilai-nilai sebagai dasar bagi perubahan, 6) menciptakan impian, dan 7) merencanakan langkah-langkah untuk mewujudkan impian. Terus belajar dari setiap proses visioning komunitas yang diadakannya membuat Pikul menemukan pentingnya menerapkan proses ini (mata rantai 1-4) pada rangkaian alur standar pendekatan Appresiatif Inquiry.

Pada sesi pertama peserta diminta menonton dan mendiskusikan film The Story of Stuff, produksi Tides Foundation. Ini adalah sebuah film singkat yang dengan luar biasa dapat menjelaskan dasar-dasar ekonomi politik dibalik produksi barang, konsumsi, serta ketidakadilan yang melandasi dan dampak buruk yang disebabkannya pada kehidupan ekonomi, sosial, politik, budaya, dan ekologi. Dengan menonton dan mendiskusikan film ini, diharapkan peserta dapat menemukan kesamaan pola dan akar dari krisis di wilayahnya dengan yang sedang terjadi di seluruh dunia.

Karena pengenalan atas krisis wilayah--di Pikul populer disebut brutal reallity--sangat penting, para aktor kembali dilibatkan dalam proses yang mengasah daya kritis mereka dalam melihat kondisi wilayah. Mereka diajak memainkan parliament game. Kelompok-kelompok peserta memerankan fraksi-fraksi dalam parlemen dan membahas sikap mereka atas tiga kasus dalam artikel koran, yaitu tentang 1) Warga Ende menolak Beras Miskin, 2) pernyataan Kadis Kesehatan bahwa tingginya angka kematian ibu dan anak disebabkan oleh rendahnya tingkat kesadaran masyarakat, dan 3) desakan anggota DPRD agar gubernur menghentikan usaha penambangan mangan.

Setelah rangkaian pengkondisian itu, akhirnya peserta diminta mendiskusikan kondisi krisis di wilayah mereka. Di dalam kelompok, peserta menggambar peta wilayah, lengkap dengan kenyataan-kenyataan menggelisahkan terkait pemenuhan hak dasar, daya dukung alam, dan keadilan gender dan dampaknya pada kehidupan individu, keluarga, komunitas dan masyarakat luas. Di Kupang, peserta mempresentasikan gambaran kondisi krisis itu melalui lagu “Mau Dibawa Kemana” (Armada) yang diubah syairnya.

Ibu Kasperina Baol dan para aktor dari Kecamatan Teluk Mutiara, Alor mencemaskan maraknya penebangan hutan dan penambangan galian C yang tanpa kendali, mengancam ketersediaan air dan berpotensi menyebabkan banjir

Page 31: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future” 31

dan longsor. Di Pantar dan Pulau Pura, masyarakat pesisir dihadapkan dengan maraknya pengunaan bom ikan dan penyakit yang menyerang rumput laut. Di wilayah pertanian, program pemerintah telah mendorong alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan. Kondisi krisis serupa juga dipetakan Pdt. Sefnat Sailana dari Apui. Ada kerusakan wilayah pantai oleh penambangan batu hitam; pembakaran hutan oleh para pemburu rusa dan babi hutan, berkurangnya populasi pohon kenari akibat penebangan; pencemaran tanah oleh penggunaan pupuk anorganik.

Di Kupang, para aktor dari Solor dan Adonara menemukan krisis sama: semakin berkurangnnya lahan pertanian pangan, dan pergeseran pola konsumsi pangan pokok yang kini lebih banyak bergantung pada pangan yang datang dari luar pulau. Mereka juga melihat ancaman yang datang dari maraknya penggunaan pupuk kimia pada lahan pertanian, dan pemboman ikan di pesisir. Sementara para aktor yang berasal dari Kota Kupang dan Kabupaten Kupang menggambarkan peta wilayahnya sebagai tempat dengan keterbatasan lapangan kerja dan rendahnya kesejahteraan rakyat yang berdampak pada angka kriminalitas, porstitusi, human traficking dan keresahan sosial. Mereka juga menyoroti keterlibatan TNI sebagai broker dan tukang pukul para pengejar rente penambangan mangan.

Sisa proses U, yaitu penghancuran hambatan diri dilaksanakan pada hari ketiga. Ini merupakan sesi menilai

kemauan untuk berubah. Dengan mengenali hambatan diri, mengakuinya, dan membangun niat untuk meninggalkannya, para aktor siap untuk melakukan agenda-agenda perubahan yang lebih besar.

Di Kupang, para aktor diminta merenungkan hambatan-hambatan dalam diri untuk maju, mendiskusikan dalam kelompok, dan membuat monumen hambatan diri dari bahan-bahan yang tersedia. Monumen itu dihancurkan sebagai simbol komitmen untuk meninggalkan semua hambatan yang ada.

DiScOveRY iNTi POSiTiF DaN membaNGUN imPiaNHari ketiga aktor kembali masuk dalam alur appreciative inquiry. Mereka diminta untuk menemukan inti positif yang dimiliki, yaitu kekuatan-kekuatan yang paling signifikan mendukung keberhasilan mereka dalam agenda-agenda perubahan pada waktu lampau. Berdasarkan inti positif itu, para aktor membangun impian kolektif tentang masa depan wilayah mereka dalam beberapa tahun kemudian.

Sebagai pra-kondisi aktivitas ini, para aktor berlatih berpikir kreatif. Mereka dibantu dengan video dan gambar yang biasa digunakan dalam awareness test. Tayangan video dan gambar ini memberikan bukti bahwa realita yang dipahami manusia bergantung pada persepsinya. Suatu objek (realita) akan tampak berbeda jika dilihat dari sudut pandang yang satu dengan sudut pandang yang lain.

Page 32: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future”32

Pada sebuah gambar yang sebenarnya berisi perempuan cantik dan perempuan tua, peserta hanya akan menemukan gambar perempuan cantik jika fasilitator meminta mereka menemukan gambar perempuan cantik. Begitu juga sebaliknya, jika fasilitator meminta menemukan gambar perempuan tua, hanya gambar perempuan tualah yang akan mereka temukan. Tetapi jika fasilitator memberikan arahan terbuka, “gambar apa yang ada pada slide,” peserta akan terbagi antara yang melihat perempuan cantik dan perempuan tua.

Manusia tidak bisa lepas dari persepsi, tetapi manusia bisa menentukan arah atau persepsi yang dipilih. Inilah salah satu pilar pendekatan appreciative inquiry. Ketika percakapan sehari-hari hanya diisi dengan hal-hal negatif, hal-hal yang belum berjalan, pengalaman-pengalaman gagal, kekurangan-kekurangan, maka realita defisit itulah yang hadir bagi komunitas. Sebaliknya, ketika sebuah komunitas mengkomunikasikan kisah-kisah sukses, hal-hal yang dibanggakan, kekuatan-kekuatan diri, maka individu dalam komunitas dan komunitas itu sendiri akan menemukan harapan meski berada di tengah kondisi krisis. Dengan menyadari kekuatan, orang memiliki pengharapan.

Dengan memiliki pengharapan, orang diharapkan dapat melangkah maju, melakukan perubahan.

Bentuk latihan berpikir kreatif lainnya adalah dengan menyebutkan fungsi-fungsi tak lazim dari sebuah benda. Sebuah kursi, misalnya. Peserta diminta menyebutkan 10 fungsi lain dari kursi selain untuk duduk. Latihan ini membantu berpikir out of box. Dalam kehidupan sehari-hari, segala sesuatu yang sudah berjalan seolah-olah tidak bisa lagi diutak-atik. Orang cenderung menerima begitu saja relasi-relasi dan organisasi dari masa lampau, dan tidak memikirkan alternatif lain. Di masyarakat perkotaan, sering kita temukan masyarakat begitu bergantung pada persetujuan ketua rukun tetangga atau rukun warganya. Jika suatu aktivitas tidak disetujui ketua RT/RW, masyarakat tidak akan menjalankannya. Sama sekali tidak terpikirkan untuk membangun relasi dan organisasi alternatif. Begitu juga di pedesaan, para tetua adat dan

Page 33: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future” 33

perangkat desa menjadi lembaga yang begitu dominan. Sialnya, ketika individu-individu yang memiliki kekuasaan lebih itu berposisi antagonis dalam perubahan sosial, masyarakat pasrah tanpa mampu melakukan apa-apa. Dengan berpikir kreatif, orang dapat melihat segala sesuatu mungkin dilakukan selama tidak terpaku pasrah pada pola-pola lama, sistem mapan, dan relasi-relasi tua.

Latihan selanjutnya adalah menemukan kekuatan diri berdasarkan pengalaman sukses pribadi di masa lampau, dan membangun impian pribadi. Para aktor diminta membuat mandala diri, yaitu gambar yang berisi kekuatan-kekuatan diri dan impian pribadinya.

Para aktor kemudian diminta mendiskusikan di dalam kelompok, kekuatan-kekuatan yang dimiliki wilayahnya. Kekuatan itu bisa berupa hubungan sosial masyarakat, nilai-nilai yang berlaku, lembaga-lembaga yang

perannya, sumber daya alam, bahkan pemerintah dan kebijakannya. Di Kupang, peserta diminta mempresentasikan kekuatan-kekuatan itu dalam bentuk pentas drama. Sedangkan di Alor, presentasinya dilakukan melalui lagu yang diubah dari syair lagu “Bongkar” milik Iwan Fals.

Para aktor perubahan di Kupang menemukan keberagaman etnis sebagai modal bagi perubahan

sosial. Mereka juga melihat kekayaan dan keindahan laut sebagai potensi peningkatan kesejahteraan laut melalui pembangunan sektor perikanan dan pariwisata. Para aktor dari Solor menemukan, kuatnya semangat gotong royong dan nilai-nilai budaya yang positif dapat menjadi modal bagi Solor yang lebih baik di masa depan. Kentalnya nilai gotong royong juga merupakan kekuatan Adonara. Alam yang subur dan mendukung perkebunan Kelapa, kakao dan kopi merupakan keunggulan lain wilayah itu. Di Alor, para aktor berkelompok dalam wilayah kecamatan-kecamatan. Demokrasi lokal yang berpusat pada musyawarah di rumah adat dan semangat gotong royong masyarakat merupakan kekuatan utama yang ditemukan di oleh setiap kelompok.

Setelah kekuatan itu ditemukan, para aktor memiliki landasan untuk membangun impian mereka. Impian

Page 34: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future”34

kolektif mereka tentang apa yang mereka dambakan terwujud di wilayah masing-masing pada 2015. Mereka diminta mendiskusikan impian itu di dalam kelompok berdasarkan wilayah. Untuk visioning Kupang ada kelompok aktor di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang, kelompok aktor perubahan di Solor, dan kelompok aktor perubahan di Adonara. Pada visioning di Alor, ada kelompok aktor di Pulau Alor dan kelompok Aktor di Pulau Pantar dan Pulau Pura.Veronika Lamahoda dan para aktor perubahan di Adonara memimpikan pada 2015, 1) minyak kelapa yang diproduksi komunitas pedesaan di Adonara menguasai pasar di tingkat kabupaten dan mulai diekspor; 2) transportasi darat, udara, dan laut membuka isolasi desa-desa penghasil komoditi pertanian dan perkebunan; 3) pendidikan tersedia untuk semua anak-anak di Adonara; 4) pemerintah bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme; dan 5) semua warga memiliki akses pada air bersih. Adonara Satu untuk Maju Jaya, demikian motto impian mereka.

Para aktor perubahan di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang mendambakan pada 2015 setiap orang di Kupang memiliki pekerjaan ber-upah layak, anak-anak mendapat pendidikan layak, dan kesejahteraan bagi setiap keluarga. Ada taman kota dan ruang terbuka hijau, serta lingkungan laut yang terjaga menjadikan Kupang sebagai daerah tujuan wisata. Mereka juga memimpikan pemerintahan Kota dan Kabupaten Kupang yang bebas korupsi.

Para aktor dari Solor menamakan impian mereka Solor Nusa Hijau 2015. Impian itu mencakup hutan hijau yang melindungi mata air; akses air bersih bagi semua penduduk Solor; laut yang bisa menghidupi karena tak ada lagi pengeboman ikan; perkebunan yang bisa memberikan kesejahteraan; dan pendidikan bagi setiap anak di Solor. Mereka juga mengharapkan pada 2015 nanti, daerah-daerah penghasil komoditi perkebunan, seperti vanili, akan lebih sejahtera karena pembangunan jalan yang membuka isolasi daerah itu.

Di Alor, para aktor mendamba, tahun 2015 nanti, Alor akan memiliki sumber air yang cukup sebagai dampak keberhasilan program penghijauan; ada hutan wisata; rakyat sejahtera dari hasil cengkeh, kemiri, dan kopi; rakyat memiliki kemampuan mengolah pangan lokal sehingga tak ada lagi kasus gizi buruk; pendidikan tersedia di setiap kecamatan; dan pemerintahnya bersih dan pro-rakyat. Para aktor di Pura dan Pantar memimpikan pemerintahan Alor yang bersih dan pro-rakyat; swasembada pangan; tersedia bidan desa di setiap Posyandu dan PAUD di setiap desa; serta pembukaan ruas jalan antar kecamatan di Pulau Pantar.

PeTa jalaN PeRUbahaNMimpi tanpa rencana adalah sebuah khayalan belaka. Karena itu, setelah menemukan mimpi para aktor diminta untuk menentukan peta jalan perubahan. Hal ini dimulai dengan memilih impian paling memanggil, menentukan elemen-elemen sukses dari impian itu

Page 35: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future” 35

dan memilih langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mewujudkannya. Sesi ini merupakan penggabungan dua fase dalam pendekatan Appreciative Inquiry, yaitu design dan destiny.

Jika pada sesi dream (impian), peserta membayangkan hal yang mungkin tercapai pada masa yang akan datang, maka pada sesi design (perancangan), peserta memilih elemen sukses, yaitu hal yang harus ada agar impian bisa terwujud, sekaligus hal-hal yang ketika terpenuhi mengindikasikan impian pun telah terpenuhi. Seumpama rumah, bangunan utuh sebuah rumah adalah impiannya, sedangkan terbuat dari apa dinding, seperti apa corak lantai, bagaimana bentuk pintu, jendela, warna atap, dan design interior-nya merupakan elemen sukses dari impian.

Pada sesi destiny, peserta diminta menyusun peta jalan, yaitu rangkaian langkah-langkah (rencana tindakan) dalam alur waktu yang dilakukan hingga impian terwujud. Termasuk di dalam rangkaian rencana tindakan ini adalah menentukan siapa saja yang akan diajak terlibat dan bagaimana peran keterlibatan mereka.

Untuk itu, di dalam kelompok, peserta menentukan impian yang paling ingin mereka wujudkan dari sekian banyak impian yang telah ditemukan pada sesi sebelumnya. Mereka kemudian mendiskusikan arsitektur impian atau elemen-elemen sukses dari impian tersebut, dan memilih langkah-langkah paling mungkin—berdasarkan inti positif yang ditemukan pada sesi

discovery—dilakukan untuk mewujudkannya. Selanjutnya, dengan elemen sukses dan rencana langkah-langkah itu, para fasilitator menyusun peta jalan perubahan menggunakan potongan-potongan gambar.

Para aktor dari Adonara menemukan bahwa “masyarakat sejahtera melalui usaha pengolahan minyak kelapa dan emping jagung” merupakan impian yang paling memanggil mereka. Karena itu pada 2010, mereka mentargetkan kedua usaha tersebut sudah bisa mensejahterakan keluarga-keluarga yang selama ini bergabung di dalam 12 kelompok usaha yang ada. Kelompok-kelompok baru, yaitu 6 kelompok di Kecamatan Ile Boleng, 4 di Kecamatan Wotanulumado, dan 6 di Kecamatan Kelubagolit ditargetkan terbentuk pada 2011. Pada 2012 mereka akan memiliki pabrik yang membuat usaha pengolahan minyak kelapa dan emping jagung lebih

Page 36: Inisiatif, Edisi 1, Tahun 2010

inisiatif"Reclaim Your Future”36

produktif karena menggunakan mesin. Di sini peran pemerintah

kabupaten dibutuhkan. Pemkab juga diharapkan berperan dalam hal

membantu pencapaian standar kualitas produk.

Tahun 2013, tingkat produksi telah memenuhi kebutuhan pasar Adonara,

dan mulai merambah wilayah di luar Adonara.

Peran pedagang dan konsumen yang “terdidik” sangat dibutuhkan pada tahap ini. Tahun 2014 sistem dan kualitas produk dievaluasi dan ditingkatkan. Akhirnya, minyak kelapa dan emping jagung asal Adonara menembus pasar nasional pada 2015.

Para aktor Solor memimpikan Solor yang berkelimpahan air. Pada 2010, mereka akan mulai dengan mengkomunikasikan dan mengkonsolidasikan gagasan agar diterima seluas-luasnya masyarakat. Pada tahap ini, kerja sama dengan pemerintahan desa sangat penting. Pada 2011 dibuat gerakan swadaya masyarakat untuk pengadaan bibit lamtoro, gamal, dan rumput gajah yang akan ditanam di kawasan-kawasan mata air. Pada 2012, areal penghijauan diperluas. Sebuah kontrak sosial untuk menghijaukan Solor, menjaga dan memelihara hutan dan sumber air dibuat melalui upacara adat dan peraturan desa. Tahun 2013 adalah tahun pemeliharaan. Pada 2014, Solor yang hijau mulai terlihat nyata. Pada 2015, ketersediaan air di Solor meningkat.

aPa YaNG meNaRik?Apresiasi yang besar perlu diberikan pada keseriusan para fasilitator untuk menghadirkan proses yang partisipatif, dan menyenangkan.

Jauh-jauh hari sebelum hari H, para fasilitator yang akan terlibat telah mendiskusikan bentuk alur proses yang akan memberikan pengalaman berbeda pada para peserta. Diskusi dan perdebatan tidak saja difokuskan pada bagaimana secara konsisten menerapkan fase-fase AI yang dipadukan dengan Proses U, tetapi juga pada hal detil seperti bagaimana dan kapan game, tugas menggambar, menggubah lagu, membuat puisi, mementaskan tarian ataukah drama akan dilakukan. Prinsip-prinsip accelerated learning tampaknya benar-benar diperhatikan dengan menerapkan teknik vibrant facilitation.

Tidaklah mengherankan jika para peserta berkomentar, “tidak seperti biasanya, baru kali ini kami sama sekali tak pernah merasa jenuh mengikuti sesi demi sesi.” Ada juga yang berkata, “Biasanya kami diminta hadir pada acara-acara seperti ini untuk diberikan berbagai materi. Kami diberitahu tentang apa yang harus kami lakukan. Kami menemukan hal yang berbeda dalam kegiatan bersama Pikul. Kalian datang menanyakan apa yang telah kami lakukan, menghargainya, dan membantu kami untuk memikirkan hal apa lagi yang harus kami buat. Kami jadi merasa kuat dan bersemangat untuk berbuat lebih banyak hal lagi bagi masyarakat.”***