infrastruktur data spasial

14
Infrastruktur Data Infrastruktur Data Spasial Spasial Lidya Rihi Nawa 12 25 024 Cening Ayu Merta 12 25 081

Upload: cening-ayuu-merta

Post on 18-Nov-2015

135 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

Tugas

TRANSCRIPT

  • Infrastruktur Data SpasialLidya Rihi Nawa12 25 024Cening Ayu Merta12 25 081

  • Apa itu Infrastruktur Data Spasial?

  • Konsep Infrastruktur Data Spasial (IDS) bukanlah merupakan konsep baru. Konsep IDS sudah mulai diperkenalkan sejak pertengahan dekade 1980-an. Kelahiran konsep IDS berawal dari adanya kesadaran para pengguna SIG (Sistem Informasi Geografis) agar lebih mampu mengoptimalkan manfaat dari Data spasial.

  • JURNAL-JURNAL YANG BERKAITANDENGAN INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL

  • APLIKASI INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL (IDSN) UNTUK PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHANStudi kasus di Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat

    Pada jurnal ini, aplikasi IDS digunakan dalam membangun sistem untuk mengendalikan kebakaran hutan dan lahan di kabupaten Sanggau KALBAR. Untuk aplikasi kerangka kerja IDSN dalam kaitan dengan mitigasi dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan dilakukan tahapan sebagai berikut : Identifikasi pemilik data.

    Dataset di Indonesia ada 42 dataset, dimana dataset tersebar dibanyak instansi, identifikasi dataset diperlukan untuk pemanfaatan data spasial. Standarisasi Data.

    Pembahasan standarisasi data dilakukan oleh panitia teknis pada setiap bidang masing-masing dibawah koordinasi Badan Standardisasi Nasional. Sharing Data.

    Untuk terjadinya sharing data, diperlukan software interoperabialitas sehingga data-data spasial yang standart dapat dipertukarkan.Akuisisi.

    Kepemilikan data dihubungkan dengan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) sehingga kastodian mempunyai kewenangan untuk menyampaikan atau menolak memberikan data kepada pengguna.Kerjasama.

    Kerjasama diperlukan untuk semua pemilik data/kastodian sehingga diperlukan koordinasi dalam bentuk clearing house.

  • PENYUSUNAN BASIS DATA UNTUK IDENTIFIKASI DAERAH RAWAN BANJIR DIKAITKAN DENGAN INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL Studi kasus di Provinsi JABAR

    Pada jurnal ini pengaplikasian IDS di kaitkan dengan basis data untuk membangun sistem identifikasi daerah rawan banjir di provinsi jawa barat.Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji dan menyusun basis data SIG terkait dengan model identifikasi daerah rawan banjir ditinjau dari keberadaan dan ketersediaan data spasial yang diperlukan. Dalam penelitian ini, penanggulangan banjir yang akan dibahas adalah identifikasi daerah rawan banjir Provinsi Jawa Barat. Data spasial yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data spasial yang didefinisikan dari model identifikasi daerah rawan banjir yang dibuat oleh [1]. Dikaitkan dengan kebutuhan akan IDS dalam proses SIG, maka dikaji keberadaan dan ketersediaan data spasial yang diperlukan pada sejumlah instansi (custodian) yang ada di Provinsi Jawa Barat.

  • PERANCANGAN INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL DAERAH (IDSD) DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT ACCSESS DAN MICROSOFT VISUAL BASICStudi kasus Kota Makassar

    Infrastruktur Data Spasial (IDSD) merupakan suatu sistem dalam pengelolaan data spasial yang terintegrasi antara komponen Sumber Daya Manusia (SDM) atau stakeholder, Kebijakan dan perundangundangan, teknologi, dan standardisasi serta data spasial, yang memungkinkan berbagi data (data sharing) dan kemudahan akses untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pemanfaatan data spasial pada suatu daerah.

    Pembuatan infrastruktur data spasial daerah untuk pengolahan data dan metadata peta dapat membantu permasalahan diatas sehingga konsep spasial data sharing dapat terwujud bila masing-masing pengguna dapat saling menginformasikan data yang telah dimiliki dalam cakupan wilayah tertentu dalam bentuk basis data spasial. Untuk itu Infrastruktur Data Spasial Daerah (IDSD) diperlukan untuk menentukan standar, prosedur, bentuk, dan aturan kerja sama antar institusi pengguna data spasial.

  • Penyusunan Basis Data untuk Identifikasi Daerah Rawan Banjir Dikaitkan dengan Infrastruktur Data SpasialStudi kasus Jawa Barat

    Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji dan menyusun basis data SIG terkait dengan model identifikasi daerah rawan banjir ditinjau dari keberadaan dan ketersediaan data spasial yang diperlukan, dan yang akan dibahas adalah identifikasi daerah rawan banjir Provinsi Jawa Barat. Data spasial yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data spasial yang didefinisikan dari model identifikasi daerah rawan banjir kemudian dikaitkan dengan kebutuhan akan IDS dalam proses SIG, maka dikaji keberadaan dan ketersediaan data spasial yang diperlukan pada sejumlah instansi (custodian) yang ada di Provinsi Jawa Barat.

  • Terciptanya IDS dapat dimulai dengan pembangunan clearinghouse. Sistem clearinghouse adalah suatu sistem penelusuran informasi metadata data spasial yang berbasiskan pada internet. Dalam sistem ini akan terbentuk jaringan lintas pelaku (stakeholder) baik penghasil atau pengguna data yang lokasinya tersebar dan masing-masing terhubung dalam jaringan internet. Kemudian untuk menunjang pembangunan clearinghouse maka perlu dibangun unit clearing yang berfungsi sebagai simpul pusat untuk melakukan sharing data antar lintas pelaku. Rancangan Clearinghouse Data untuk Identifikasi Daerah Rawan Banjir Provinsi Jawa Barat

    Selain dibangun sistem clearinghouse, untuk mendukung terbentuknya IDS juga perlu dilakukan standarisasi data dasar. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan pengguna data dalam mengintegrasikan data spasial menjadi sebuah sistem informasi daerah rawan banjir.

  • KAJIAN APLIKASI DAN TEKNOLOGI PADA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONALInfrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN ) adalah sistem peran serta dalam pengelolaan, penyebarluasan, dan perolehan data dan informasi spasial. IDSN meliputi kabupaten, kota, dan provinsi di seluruh Indonesia. Pengumpulan data sudah dimulai sejak tahun 1990, jadi selayaknya data yang terkumpul dalam jangka waktu hingga kini dapat terakumulasi. Data tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar untuk perekonomian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), berguna bagi pemerintah, dan para Industriawan dalam menentukan kebijakan kebijakan yang akan diambil pada masa yang akan datang. Salah satu persoalan IDSN adalah dataset fundamental atau data dasar. Sedangkan salah satu aspek yang jadi persoalan dalam data dasar adalah standardisasi, di antaranya deskripsi, klasifikasi data spasial, kodifikasi data, dan akses terhadap data dasar tersebut. Demi mempermudah proses pertukaran data (exchange format) dan pemakaian data secara bersama-sama (spatial data sharing), maka diperlukanlah standardisasi data pada IDSN. Hasil penelitian dari Tugas Akhir ini adalah Usulan Fundamental Dataset 2010 yang berisi Klasifikasi, Deskripsi, dan Kodifikasi dari data-data spasial untuk pedoman pertukaran data dan pemakaian data secara bersamasama.

  • INTEGRASI DATA SPASIAL DARAT DAN LAUT Studi Integrasi Geodata Sharingvia Online GIS Servicessebagai Penunjang Pengelolaan Wilayah PesisirIndonesia sebagai salah satu negara yang memiliki zona daerah pesisir yang luas, harus dapat meningkatkan nilai sosial-ekonomi daerah pesisir dengan pengelolaan yang efisien dan efektif dengan perencanaan yang matang. Dalam beberapa tahun terakhir ini pula sering terjadi berbagai bencana alam yang melanda banyak daerah pesisir di Indonesia, yang banyak menimbulkan korban jiwa, dan kerugian materiil dalam jumlah yang sangat banyak. Akan tetapi harus diingat pula bahwa penanganan pasca bencana juga harus menjadi perhatian berikutnya. Belajar dari bencana ini, tidak dapat dipungkiri pula bahwa perencanaan berkelanjutan dengan didukung adanya suatu infrastruktur data spasial (IDS) yang menunjang perencanaan ini. Dengan tersedianya suatu informasi spasial yang terintegrasi dan komprehensif baik darat maupun laut, akan menunjang perencanaan pengelolaan dan pembangunan yang berkelanjutan Dalam tulisan ini akan disampaikan sebuah hasil studi implementasi integrasi data spasial darat dan laut sebagai suatu contoh integrasi data spasial darat dan laut, yang dapat digunakan dalam suatu perencanaan pengelolaan zona daerah pesisir di wilayah Nusa Dua, Bali.

  • Pengembangan Database Spasial untuk Pembuatan Aplikasi Berbasis GISIndonesia sebagai salah satu negara yang memiliki zona daerah pesisir yang luas, harus dapat meningkatkan nilai sosial-ekonomi daerah pesisir dengan pengelolaan yang efisien dan efektif dengan perencanaan yang matang. Dalam beberapa tahun terakhir ini pula sering terjadi berbagai bencana alam yang melanda banyak daerah pesisir di Indonesia, yang banyak menimbulkan korban jiwa, dan kerugian materiil dalam jumlah yang sangat banyak. Akan tetapi harus diingat pula bahwa penanganan pasca bencana juga harus menjadi perhatian berikutnya. Belajar dari bencana ini, tidak dapat dipungkiri pula bahwa perencanaan berkelanjutan dengan didukung adanya suatu infrastruktur data spasial (IDS) yang menunjang perencanaan ini. Dengan tersedianya suatu informasi spasial yang terintegrasi dan komprehensif baik darat maupun laut, akan menunjang perencanaan pengelolaan dan pembangunan yang berkelanjutan Dalam tulisan ini akan disampaikan sebuah hasil studi implementasi integrasi data spasial darat dan laut sebagai suatu contoh integrasi data spasial darat dan laut, yang dapat digunakan dalam suatu perencanaan pengelolaan zona daerah pesisir di wilayah Nusa Dua, Bali.