informasi pembangunan daerahbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada...

53
INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2017 KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2017 KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2017 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Gunungkidul Kabupaten Gunungkidul Diterbitkan oleh : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Gunungkidul

Upload: others

Post on 13-Jan-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHINFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHINFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHKABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2017KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2017KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2017

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)Kabupaten GunungkidulKabupaten Gunungkidul

Diterbitkan oleh :Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)Kabupaten Gunungkidul

Page 2: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 1

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan Berkat dan Rahmat-Nya sehingga kami berhasil

menyelesaikan penyusunan Buku Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017 ini.

Pasal 274 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa Perencanaan

Pembangunan Daerah didasarkan pada data dan informasi yang dikelola dalam Sistem Informasi Pembangunan Daerah. Oleh karena

itu sangat penting untuk menyusun buku Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul sebagai dasar/acuan perencanaan

pembangunan Kabupaten Gunungkidul. Peningkatan kualitas buku ini terus diupayakan agar data yang disajikan semakin lengkap,

terkini dan akurat, sehingga dapat digunakan sebagai bahan rujukan dalam pengambilan atau perumusan kebijakan dalam menyusun

dokumen perencanaan, melakukan pemantauan, pengendalian dan evaluasi program serta sasaran yang telah ditetapkan sebagai salah

satu kunci keberhasilan perencanaan pembangunan.

Buku Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017 ini secara umum memberikan gambaran tentang

kondisi fisik, karakteristik sosiodemografis, kondisi sosial politik dan sosial budaya, perekonomian daerah, sarana dan prasarana

(infrastruktur), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan sumber pembiayaan, kinerja pembangunan yang telah dilaksanakan di

Kabupaten Gunungkidul dengan total elemen data sejumlah 1.470 yang diperoleh dari Perangkat Daerah, Instansi, Lembaga

Pemerintah maupun Swasta sejumlah 40 Institusi. Diharapkan ke depannya dapat selalu membantu memberikan informasi data yang

akurat, tepat waktu serta dapat dipertanggung jawabkan demi peningkatan kualitas penyusunan Buku Informasi Pembangunan

Daerah Kabupaten Gunungkidul.

Kepada semua pihak yang telah membantu memberikan data dan informasi sertasaran dan pendapat kami ucapkan terima

kasih. Semoga Buku Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017 ini dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak yang menggunakannya.

Gunungkidul, Juli 2018

KEPALA,

SRI SUHARTANTA, S.IP.,M.Si. Pembina Tingkat I, IV/b

NIP. 19720211 199603 1 002

Page 3: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 2

DAFTAR ISI

I. SEJARAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ............... 1

II. GEOGRAFI .......................................................... 5

1 Luas dan Batas Wilayah Admistrasi...................... 5

2 Letak dan Kondisi Geografis ................................. 6

3 Topografi ............................................................... 7

4 Geologi .................................................................. 8

5 Hidrologi ............................................................... 8

6 Klimatologi ............................................................ 10

III. DEMOGRAFI ....................................................... 11

1 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk ................... 11

2 Struktur Umur ..................................................... 12

3 Jenis Kelamin ....................................................... 13

4 Kepadatan Penduduk ........................................... 13

IV. PEMERINTAHAN ................................................. 14

1 Visi Misi Kabupaten Gunungkidul ....................... 14

2 Organisasi Pemerintahan ...................................... 18

V. EKONOMI MAKRO............................................... 21

1 Pertumbuhan Ekonomi ......................................... 21

2 Nilai dan Kontribusi PDRB ................................... 21

3 Struktur Ekonomi ................................................. 21

4 Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita ......... 23

5 Laju Inflasi............................................................ 24

6 Rasio Gini ............................................................. 25

VI. KEUANGAN DAERAH ........................................... 26

1 Pendapatan Daerah .............................................. 26

2 Belanja Daerah ..................................................... 26

3 Pembiayaan Daerah .............................................. 27

VII. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEMISKINAN

1 IndeksPembangunan Manusia ............................. 28

2 Kemiskinan .......................................................... 31

VIII. KESEHATAN ........................................................ 32

IX. PENDIDIKAN ....................................................... 33

1 Angka Partisipasi Kasar ....................................... 33

2 Angka Partisipasi Murni ....................................... 34

3 Angka Pendidikan Yang Ditamatkan .................... 35

4 Sarana Pendidikan ............................................... 35

X. SISTEM INFORMASI ............................................ 37

XI. PARIWISATA ....................................................... 38

1 Wisata Pantai ....................................................... 39

2 Destinasi Wisata Pantai Yang Sudah Dikelola

Pemerintah Daerah .............................................. 40

3 Wisata Hutan ....................................................... 42

4 Wisata Gunung .................................................... 42

5 Wisata Sungai dan Air Terjun .............................. 43

6 Wisata Goa yang Sudah Berkembang................... 43

7 Kawasan Wisata Minat Khusus ............................ 44

8 Wisata Pendidikan ............................................... 45

LAMPIRAN .................................................................. 48

Page 4: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 3

Page 5: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 1

I. SEJARAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Berdirinya Gunungkidul sebagai daerah administrasi,

menurut Mr R.M Suryodiningrat dalam bukunya

”Peprentahan Praja Kejawen” yang dikuatkan buku de

Vorstenlanden terbitan 1931 tulisan G.P Rouffaer, dan

pendapat B.M.Mr.A.K Pringgodigdo dalam bukunya Onstaan

En Groei van hetMangkoenegorosche Rijk, adalah tahun 1831

setahun seusai Perang Diponegoro, bersamaan dengan

terbentuknya kabupaten lain di Yogyakarta. Dan oleh upaya

yang dilakukan panitia untuk melacak Hari Jadi Kabupaten

Gunungkidul tahun 1984 baik yang terungkap melalui fakta

sejarah, penelitian, pengumpulan data dari tokoh masyarakat,

pakar serta daftar kepustakaan yang ada, akhirnya

ditetapkan bahwa Kabupaten Gunungkidul dengan Wonosari

sebagai pusat pemerintahan lahir pada hari Jumat Legi

tanggal 27 Mei 1831 atau 15 Besar Je 1758 dan dikuatkan

dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II

Gunungkidul No : 70/188.45/6/1985 tentang Penetapan hari,

tanggal bulan dan tahun Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul

yang ditandatangani oleh bupati saat itu Drs KRT Sosro

Hadiningrat tanggal 14 Juni 1985.

Sedangkan secara yuridis, status Kabupaten

Gunungkidul sebagai salah satu daerah kabupaten kabupaten

yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya

sendiri dalam lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta dan

berkedudukan di Wonosari sebagai ibu kota kabupaten,

ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15

Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten

dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Guna mengabadikan Hari Jadi Kabupaten

Gunungkidul dibangun prasasti berupa tugu di makam

bupati pertama Mas Tumenggung Pontjodirjo dengan

bertuliskan Suryo sangkala dan Condro sangkala berbunyi :

NYATA WIGNYA MANGGALANING NATA ” HANYIPTA

TUMATANING SWAPROJO” Menurut Suryo sangkala tahun

1831 dibalik 1381, sedang Condro sangkala 1758 dibalik

8571.

Nama Bupati Gunungkidul

No. Tahun Nama

1 1831 - …. Mas Tumenggung Pontjodirjo

2 Raden Tumenggung Prawirosetiko

3 Raden Tumenggung Suryokusumo

4 Raden Tumenggung Tjokrokusumo

5 Raden Tumenggung Padmonegoro

6 …. - 1901 Raden Tumenggung Danuhadiningrat

7 1901 – 1914 Raden Tumenggung Wiryodiningrat

8 1914 - 1930 KRT.Yudodiningrat

9 1930 – 1935 KRT.Pringgodiningrat

10 1935 – 1944 KRT.Djojodiningrat

11 1944 - 1945 KRT.Mertodiningrat

12 1945 – 1946 KRT.Dirjodiningrat

13 1946 - 1947 KRT.Tirtodiningrat

14 1947 - 1949 KRT.Suryaningrat

15 1949 - 1952 KRT.Labaningrat

16 1952 - 1955 KRT.Brataningrat

17 1955 - 1958 KRT.Wiraningrat

18 1958 - 1959 Prawirosuwignyo

19 1959 – 1974 KRT.Djojodiningrat,BA

20 1974 – 1984 Ir.Raden Darmakum Darmokusumo

Page 6: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 2

No. Tahun Nama

21 1984 – 1989 Drs.KRT.Sosrodiningrat

22 1989 – 1994 Ir.Soebekti Soenarto

23 1994 – 2001 KRT.Harsodingrat,BA

24 2001 – 2005 Drs.KRT.Hardjohadinegoro (Drs.Yoetikno)

25 2005 – 2010 Suharto,SH

26 2010 Prof.Dr Ir Sumpeno Putro, MSc

27 2010 - 2015 Hj Badingah S.Sos

28 2016 - 2021 Hj Badingah S.Sos

LAMBANG KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor : 1 tahun 1968

Lambang Daerah pemerintah Kabupaten Gunungkidul

mengandung makna tersendiri sebagai berikut:

1. Perisai sebagai alat penangkis serangan musuh/untuk

melindungi diri.

2. Bintang bersudut 5 (lima) berwarna kuning emas,

mengingatkan akan keagungan Tuhan Yang Maha Esa

sebagai sumber segala perikehidupan dan penghidupan

serta "Sangran paraning dumadi".

3. Lukisan pohon beringin yang melambangkan

pengayoman, tempat berteduh bagi rakyat yang

memerlukan pimpinan dan perlindungan dengan 5 (lima)

akar dasar yang berarti bahwa kepemimpinan didalam

Daerah Kabupaten Gunungkidul berdasarkan dan

berlandaskan Falsafah Negara Republik Indonesia:

Pancasila. Pohon bercabang 3 (tiga) melambangkan,

bahwa Pemerintah sebagai pelindung dari rakyat

mempunyai 3 (tiga) bidang, yakni : legislatif,eksekutif dan

yudikatif. Pohon beringin mempunyai sulur (akar angin) 8

buah (sebelah menyebelah pokok pohon 4 sulur) berarti

bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul

dalam melindungi, membina dan memimpin maupun

memerintah rakyat mengulurkan tangannya dan

memberikan kesempatan kepada rakyat untuk ikut serta

secara aktif dalam pemerintahan dengan jalan

melaksanakan dan memberikan social control, social

participation dan social responbility sehingga dapat

tercapai koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan

simplifikasi

4. Roda bergigi, dalam naungan/pengayoman pemerintah,

rakyat Gunungkidul giat membangun segala bidang yang

dilukiskan dengan sebuah roda bergigi berwarna putih

perak, karenanya pembangunan dilaksanakan dengan

kesucian lahir batin.

5. Lukisan busur panah berwarna merah putih berarti

rakyat Gunungkidul gigih berjuang melawan semua

penghambat pembangunan di segala bidang yang ada

dalam semangat kesatuan dan persatuan yang

digambarkan dengan, warna-warni sang saka, bendera

pusaka kita: merah putih.

Page 7: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 3

6. Setangkai daun ketelah pohon (singkong) menggambarkan

hasil produksi terbanyak didaerah Gunungkidul.

7. Sepasang burung walet berwarna hitam menggambarkan

salah satu hasil daerah Gunungkidul yang tinggi nilainya

yakni sarang burungnya. Selain itu burung walet adalah

burung yang tahan hidup di daerah yang sangat sulit.

Demikian pula rakyat Gunungkidul, meskipun tempat

tinggalnya tandus dan sangat sulit, namun dengan

semangat dan penuh keinsyafan dan rasa tanggung jawab

terhadap generasi yang akan datang selalu berusaha

dengan sekuat tenaga menghasilkan kerja yang kondusif

dan produktif.

8. Keris luk 5, dapur : Pandawa, berwarna kuning emas,

mewujudkan senjata ampuh dan naluri di tangan dan

pemimpin-pemimpinnya dalam menghadapi segala

tantangan dan rintangan.

9. Sederetan bukit berjumlah 8 (delapan) buah

menggambarkan daerah Gunungkidul yang berbukit-

bukit. Perlu kemantapan serta keteguhan hati untuk

mengolahnya. Bukit yang berjumlah 8 (delapan) buah

melambangkan "Hasta Dharma yaitu :

Pengayoman seluruh rakyat tanpa membedakan

golongan aliran dan agama.

Pemberi petunjuk dan bimbingan kepada rakyat

menunjukkan ketertiban dan keamanan.

Penyuluh dalam gelap dan penolong dalam penderitaan

bagi seluruh lapisan masyarakat, sehingga terjadi

ketenangan dan ketentraman lahir dan batin.

Pembina semangat kehidupan masyarakat sehingga

tertanam sikap dan sifat dinamis, konstruktis, dan

korektif.

Pembangkit dan pemupuk daya cipta menuju ke arah

kesejahteraan masyarakat.

Sifat sabar, tekun, ulet dan bijaksana agar dapat

menampung dan mencarikan penyelesaian segala

persoalan hidup dan kehidupan rakyat sehari-hari.

Penggerak segala kegiatan masyarakat menuju

tercapainya masyarakat adil makmur yang diridhoi

Tuhan Yang Maha Esa.

Memberantas kejahatan dan kemaksiatan dengan jalan

bertindak tegas, adil dan jujur tanpa pandang bulu dan

harus menjadi teladan didalam kebaikan lahir, batin

dan kemaslahatan.

10. Setangkai padi berisi 5 (lima) butir padi berwarna kuning

emas melambangkan kemakmuran Bangsa Indonesia

umumnya dan khususnya yang dicita-citakan rakyat

Gunungkidul dalam bidang pangan.

11. Setangkai kapas berbunga 4 (empat) buah dan berdaun 8

(delapan) helai melambangkan kemakmuran Bangsa

Indonesia umumnya dan Kabupaten Gunungkidul

khususnya pada bidang sandang.

12. Lukisan laut dengan gelombang/ombak yang berjumlah

17 (tujuh belas) berwarna putih perak menggambarkan

bahwa Daerah Kabupaten Gunungkidul berbatasan

dengan Lautan Indonesia yang kaya raya.

13. Rumput laut yang digambarkan berwarna coklat

mewujudkan hasil Gunungkidul yang penting.

14. Sehelai pita kuning bertuliskan "GUNUNGKIDUL" sebagai

petunjuk bahwa lambang tersebut milik Daerah

Kabupaten Gunungkidul

15. Warna-warna melambangkan sifat sebagai berikut:

Page 8: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 4

Kuning/kuning emas: keluhuran yang bijaksanya atau

cendekia

Hijau : doa, harapan dan Kepercayaan.

Biru : ketaatan, kesetiaan

Hitam : Kemantapan, keteguhan dan kekekalan

Merah : berani yang gagah perkasa

Putih : Kesucian yang bersih tanpa pamrih

Cokelat : kokoh, sentosa

GUNUNGKIDUL HANDAYANI

SK Bupati Gunungkidul Nomor 198/188.45/1990

Tanggal 19 Desember 1990

H IJAU

A MAN

N ORMATIF

D INAMIS

A MAL

Y AKIN

A SAH, ASIH, ASUH

N ILAI TAMBAH

I NDAH

Page 9: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 5

II. KONDISI GEOGRAFIS

1. Luas dan Batas Wilayah Admistrasi

Kabupaten Gunungkidul yang ber-Ibukota di Kota

Wonosari merupakan salah satu kabupaten di Daerah

Istimewa Yogyakarta yang terletak 39 km sebelah tenggara

Kota Yogyakarta. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul

adalah 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63 % dari luas wilayah

Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan batas wilayah dirinci

sebagai berikut:

a. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sleman dan

Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.

b. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Klaten dan

Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah.

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri

Provinsi Jawa Tengah.

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia

Gambaran wilayah Kabupaten Gunungkidul secara

administratif dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

Peta Administratif Kabupaten Gunungkidul

Secara administratif, Kabupaten Gunungkidul terbagi

menjadi 18 Kecamatan yang meliputi 144 desa dan 1.431

padukuhan. Luas dan pembagian wilayah administratif

Kabupaten Gunungkidul dapat dilihat pada Tabel berikut :

Page 10: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 6

Luas Dan Pembagian Wilayah Administratif

Kabupaten Gunungkidul

No KECAMATAN LUAS

(km2)

PERSENTASE

(%)

JUMLAH

DESA

JUMLAH

PADUKUHAN

1 Panggang 99,8 6,72 6 44

2 Purwosari 71,76 4,83 5 32

3 Paliyan 58,07 3,91 7 50

4 Saptosari 87,83 5,91 7 60

5 Tepus 104,91 7,06 5 83

6 Tanjungsari 71,63 4,82 5 72

7 Rongkop 83,46 5,62 8 100

8 Girisubo 94,57 6,37 8 82

9 Semanu 108,39 7,30 5 106

10 Ponjong 104,49 7,03 11 119

11 Karangmojo 80,12 5,39 9 104

12 Wonosari 75,51 5,08 14 103

13 Playen 105,26 7,09 13 101

14 Patuk 72,04 4,85 11 72

15 Gedangsari 68,14 4,59 7 67

16 Nglipar 73,87 4,97 7 53

17 Ngawen 46,59 3,14 6 67

18 Semin 78,92 5,31 10 116

Jumlah 1.485,3

6

100,00 144 1.431

Sumber : BPS Kabupaten Gunungkidul, 2017

2. Letak dan Kondisi Geografis

Secara geografis Kabupaten Gunungkidul berada pada

746 LS-809 LS dan 11021 BT-11050 BT, berada di

bagian tenggara dari Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kabupaten Gunungkidul tidakmemiliki kawasan pedalaman

maupun kawasan terpencil. Menurut kondisi geografis, desa-

desa di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 18 desa pesisir, 56

desa terletak di lereng/punggung bukit dan 70 desa terletak

di dataran.

Ditinjau dari posisi geostrategis, Kabupaten

Gunungkidul berbatasan langsung dengan Samudera Hindia

yang kaya akan sumberdaya laut dan menjadikan Kabupaten

Gunungkidul memiliki wilayah berupa kepulauan. Kabupaten

Gunungkidul memiliki 28 pulau tersebar pada lima

kecamatan, yaitu Purwosari, Panggang, Tanjungsari, Tepus,

dan Girisubo. Daftar pulau di wilayah Kabupaten

Gunungkidul tersebut disajikan seperti dalam tabel berikut:

Pulau-Pulau di Wilayah Kabupaten Gunungkidul

No Kecamatan Desa Nama Pulau

1 Purwosari Giricahyo Gunungsemar

2 Panggang Giriwungu Payung

3

Tanjungsari

Kemadang

Ngrawe

Jumpina

Lawang

Banjarejo Drini

Ngestirejo Watupayungsiratan

4

Tepus

Sidoharjo Watulawang

Tepus Timang

Purwodadi

Ngondo

Watupayungsiyung

Watupanjang

Watunglambor

Watuganten Lor

Watuganten Kidul

Watubebek

5

Girisubo

Jepitu

Watutogog

Jungwok

Watutopi

Ngusalan

Page 11: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 7

No Kecamatan Desa Nama Pulau

Tileng

Kalong

Amben

Pucung Watugrek

Songbanyu Gungunggandul

Godeg

Baron

Layar

Krokoh

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul 2017

3. Topografi

Berdasarkan kondisi topografi Kabupaten Gunungkidul

dibagi menjadi 3 (tiga) zona pengembangan, yaitu :

a. Zona Utara disebut wilayah Batur Agung dengan

ketinggian 200m - 700m di atas permukaan laut.

Keadaannya berbukit-bukit terdapat sumber-sumber air

tanah kedalaman6m – 12m dari permukaan tanah. Jenis

tanah didominasi latosol dengan batuan induk vulkanik

dan sedimen taufan. Wilayah ini meliputi Kecamatan

Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin, dan Ponjong

bagian utara.

b. Zona Tengah disebut wilayah pengembangan Ledok

Wonosari, dengan ketinggian 150m – 200m di atas

permukaan laut. Jenis tanah didominasi oleh asosiasi

mediteran merah dan grumosol hitam dengan bahan

induk batu kapur. Sehingga meskipun musim kemarau

panjang, partikel-partikel air masih mampu bertahan.

Terdapat sungai di atas tanah, tetapi di musim kemarau

kering. Kedalaman air tanah berkisar antara 60m – 120m

di bawah permukaan tanah. Wilayah ini meliputi

Kecamatan Playen, Wonosari, Karangmojo, Ponjong bagian

tengah, dan Semanu bagian utara.

c. Zona Selatan disebut wilayah pengembangan Gunung

Seribu (Duizon gebergton atau Zuider gebergton), dengan

ketinggian 0m – 300m di atas permukaan laut. Batuan

dasar pembentuknya adalah batu kapur dengan ciri khas

bukit-bukit kerucut (Conical limestone) dan merupakan

kawasan karst. Pada wilayah ini banyak dijumpai sungai

bawah tanah. Zone Selatan ini meliputi kecamatan

Saptosari, Paliyan, Girisubo, Tanjungsari, Tepus,

Rongkop, Purwosari, Panggang, Ponjong bagian selatan,

dan Semanu bagian selatan.

Lahan di Kabupaten Gunungkidul mempunyai tingkat

kemiringan yang bervariasi yang dikelompokkan menjadi

empat bagian, yaitu : datar (0-2%), bergelombang (3-15%),

curam (16-40%) dan sangat Curam (>40%)

Kemiringan Lahan Kabupaten Gunungkidul

Datar (0-2%) 26.768 Ha

18%

Bergelombang (3-15%)

41.435 Ha 28%

Curam (16-40%)

59.452 Ha 40%

Cangat Curam (>40%)

20.881 Ha 14%

Page 12: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 8

Wilayah Kabupaten Gunungkidul terletak pada

ketinggian yang bervariasi antara 0–800 meter di atas

permukaan laut. Sebagian besar wilayah Kabupaten

Gunungkidul yaitu 1.341,71 km2 atau 90,33 % berada pada

ketinggian 100–500 m di atas permukaan laut (dpl).

Sedangkan sisanya 7,75 % terletak pada ketinggian kurang

dari 100 m dpl, dan 1,92 % terletak pada ketinggian lebih dari

500m dpl.

4. Geologi

Jenis tanah di wilayah Kabupaten Gunungkidul cukup

beragam, dengan rincian sebagai berikut:

a. Latosol, dengan batuan induk kompleks sedimen tufan dan

batuan vulkanik,yang terletak pada wilayah bergunung-

gunung, tersebar di wilayah Kecamatan Patuk bagian Utara

dan Selatan, Gedangsari, Ngawen, Semin bagian Timur,

dan Ponjong bagian Utara

b. Kompleks latosol dan mediteran merah, dengan batuan

induk batuan gamping, bentuk wilayah bergelombang

sampai berbukit, terdapat di wilayah Kecamatan Panggang,

Purwosari, Saptosari, Tepus, Tanjungsari, Semanu bagian

Selatan dan Timur, Rongkop, Girisubo, serta Ponjong

bagian Selatan.

c. Asosiasi mediteran merah dan renzina, dengan batuan

induk batu gamping, bentuk wilayah berombak sampai

bergelombang, terdapat di wilayah Kecamatan Ngawen

bagian Selatan, Nglipar, Karangmojo bagian Barat dan

Utara, Semanu bagian Barat, Wonosari bagian Timur,

Utara dan Selatan, Playen bagian Barat dan Utara, serta

Paliyan bagian Selatan.

d. Grumosol hitam, dengan batuan induk batu gamping,

bentuk wilayah datar sampai bergelombang, terdapat di

wilayah Kecamatan Playen bagian Selatan, Wonosari bagian

Barat, Paliyan bagian Utara, dan Ponjong bagian Selatan.

e. Asosiasi latosol merah dan litosol, dengan bahan induk

tufan dan batuan vulkanik intermediet, bentuk wilayah

bergelombang sampai berbukit, terdapat di wilayah

Kecamatan Semin bagian Utara, Patuk bagian Selatan, dan

Playen bagian Barat.

Struktur tanah di Kabupaten Gunungkidul dibedakan

atas dasar komposisi komponen pasir, debu, dan lempung,

sehingga secara garis besar dipilahkan menjadi tekstur kasar,

sedang, dan halus.

5. Hidrologi

Kabupaten Gunungkidul dilalui oleh dua daerah

aliran sungai (DAS) permukaan yaitu DAS Opak–Oyo dan DAS

Dengkeng. Masing-masing DAS itu terdiri dari beberapa Sub

DAS yang berfungsi untuk mengairi areal pertanian, juga

terdapat DAS bawah permukaan yaitu DAS Bribin.

Air permukaan (sungai dan mata air) banyak dijumpai

di Gunungkidul wilayah utara dan tengah. Di wilayah tengah

beberapa tempat mempunyai air tanah yang cukup dangkal

dan dimanfaatkan untuk sumur ladang. Wilayah selatan

Gunungkidul merupakan kawasan karst yang jarang

ditemukan air permukaan. Di wilayah ini dijumpai sungai

bawah tanah seperti Bribin, Ngobaran, dan Seropan serta

ditemukan juga telaga musiman yang multiguna bagi

penduduk sekitarnya.

Berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber

Daya Mineral Nomor 1659 K/ 40/MEN/2004 Tanggal 1

Page 13: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 9

Desember 2004 tentang Penetapan Kawasan Karst

Gunungsewu dan Pacitan Timur, untuk Kabupaten

Gunungkidul kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan karst

adalah kawasan perbukitan batu gamping yang terletak di

Kecamatan Wonosari, Ponjong, Panggang, Semanu, Purwosari,

Paliyan, Saptosari, Rongkop, Tanjungsari, Tepus, dan

Girisubo. Kawasan tersebut perlu dikelola sesuai dengan daya

dukung lingkungannya dalam upaya mengoptimalkan

pemanfaatan potensi kawasan karst yang berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan.

Kabupaten Gunungkidul memiliki 14 sungai, sebagian

besar terdapat di wilayah utara. Sungai terbesar di Kabupaten

Gunungkidul adalah Sungai Oyo dengan lokasi mata air di

Kabupaten Wonogiri (Propinsi Jawa Tengah) dan bermuara di

Samudera Hindia.

Jumlah mata air di wilayah Kabupaten Gunungkidul

ada 215 buah, sedangkan jumlah telaga ada 252 buah. Di

wilayah Kabupaten Gunungkidul bagian tengah dan sebagian

kecil wilayah selatan terdapat sumur bor (deep well) sebanyak

55 buah dengan fungsi untuk irigasi pertanian dan untuk air

minum penduduk setempat. Untuk kepentingan irigasi, satu

sumur bor mempunyai kemampuan oncoran antara 15–50 ha.

Kemampuan masing-masing sumur tergantung pada debit

airnya.

Beberapa sungai bawah tanah dimanfaatkan airnya

untuk memenuhi kebutuhan air baku/air bersih bagi rumah

tangga antara lain, di Bribin, Ngobaran, Seropan, dan Baron.

Air sungai bawah tanah juga dirintis untuk kepentingan

irigasi pertanian seperti Seropan untuk wilayah Kecamatan

Semanu.

Lingkungan ekosistem di Kabupaten Gunungkidul

dibedakan menjadi 4 kategori satuan ekosistem yaitu:

a. Satuan Ekosistem Perbukitan Baturagung

b. Satuan Ekosistem Dataran Wonosari

c. Satuan Ekosistem Perbukitan Karst Gunungsewu

d. Satuan Ekosistem Wilayah Kepesisiran.

Gambaran singkat untuk satuan ekosistem

Baturagung, Dataran Wonosari dan Perbukitan Karst

Gunungsewu sebagaimana diuraikan dalam pembagian tiga

daerah pengembangan. Untuk wilayah pesisir di Kabupaten

Gunungkidul, secara umum dikelompokkan ke dalam 3 (tiga)

tipologi pesisir primer, yaitu:

a. Pesisir erosi lahan-lahan daratan (land erosion coast)

terbentuk akibat bekerjanya proses erosi dan solusional

yang intensif pada topogafi karst akibat air hujan dan

aliran permukaan, yang menyebabkan sebagian permukaan

lahan terkikis membentuk alur-alur atau lembah-lembah

sempit dan igir-igir sisa yang menjorok atau membentuk

pola menjari ke arah laut. Tipologi ini hampir dijumpai

pada seluruh wilayah pesisir di Kabupaten Gunungkidul,

yang secara khusus tampak di wilayah pesisir Ngrenehan,

Baron, Kukup, Sepanjang, Drini, Krakal, dan Sundak.

b. Pesisir akibat aktivitas gunungapi purba (volcanic coast),

yang ditandai oleh adanya bentukan-bentukan morfologi

sisa (residual) yang tersusun atas batuan beku volkan tua

berumur Oligosen, yang berada pada tebing dan pelataran

pantainya. Tipologi ini dijumpai di pesisir Siung dan

Wediombo.

c. Pesisir akibat struktural (structurally shape coast),

merupakan pesisir yang ditandai oleh adanya tebing-tebing

cliff yang curam, pola garis pantai lurus, dengan gua-gua

Page 14: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 10

abrasi (sea cave) yang langsung berhadapan dengan

Samudera Hindia. Tipologi ini meliputi pesisir Ngobaran,

Ngungap, dan Sadeng.

Selanjutnya wilayah pesisir Kabupaten Gunungkidul

dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) zona akuifer dan potensi air

tanahnya, yaitu: akuifer produksi sedang dengan persebaran

lokal, akuifer produksi rendah dengan persebaran lokal, dan

non akuifer atau daerah langka airtanah.

Potensi sumberdaya hayati yang ada di Ekosistem

Wilayah Kepesisiran meliputi keanekaragaman hayati alami,

potensi hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan,

perikanan, maupun kelautan. Sementara itu, sumberdaya

mineral yang umum terdapat di wilayah pesisir Kabupaten

Gunungkidul terbatas pada Bahan Galian Golongan C, yaitu:

batugamping, lempung, dan pasir marin. Mineral

batugamping menempati satuan perbukitan karst yang

merupakan batugamping terumbu, dan berlanjut menjadi

pelataran pantai (shore platform) pada dasar pantai dekat

(near shore).

Kawasan pesisir di Kabupaten Gunungkidul terletak di:

1. Desa Girijati, Giricahyo dan Giripurwo, Kecamatan

Purwosari

2. Desa Giriwungu dan Girikarto, Kecamatan Panggang

3. Desa Krambilsawit, Kanigoro dan Planjan, Kecamatan

Saptosari

4. Desa Kemadang dan Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari

5. Desa Sidoharjo, Tepus dan Purwodadi, Kecamatan Tepus

6. Desa Balong, Jepitu, Tileng, Pucung dan Songbanyu,

Kecamatan Girisubo

6. Klimatologi

Jumlah rata-rata bulan basah di Kabupaten

Gunungkidul tiap tahunnya berkisar 4-5 bulan, sedangkan

bulan kering berkisar antara 7–8 bulan. Musim hujan dimulai

pada bulan Oktober–Nopember dan berakhir pada bulan

Maret–April setiap tahunnya. Puncak curah hujan terjadi

pada bulan Desember – Pebruari dengan wilayah bagian utara

mengalami curah hujan lebih tinggi dibandingkan wilayah

tengah dan selatan.

Suhu udara Kabupaten Gunungkidul untuk suhu rata-

rata harian 27,7° C, suhu minimum 23,2°C dan suhu

maksimum 32,4° C. Kelembaban nisbi di Kabupaten

Gunungkidul berkisar antara 80% – 85%. Kelembaban nisbi

ini bagi wilayah Kabupaten Gunungkidul tidak terlalu

dipengaruhi oleh tinggi tempat, tetapi lebih dipengaruhi oleh

musim. Kelembaban tertinggi terjadi pada bulan Januari–

Maret, sedangkan terendah pada bulan September.

Page 15: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 11

III. DEMOGRAFI

1 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Gunungkidul tahun 2017

tercatat 755.977 jiwa, dengan laju pertumbuhan - 0,70% yang artinya antara tahun 2016 sampai dengan tahun 2017 penduduk Kabupaten Gunungkidul mengalami penurunan

sebesar - 0,70%.

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2017

NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK

L % P % L+P %

1 WONOSARI 42.801 49,76% 43.208 50,24% 86.009 11,36%

2 NGLIPAR 16.677 49,80% 16.808 50,20% 33.485 4,42%

3 PLAYEN 29.713 49,38% 30.490 50,62% 60.228 7,97%

4 PATUK 16.728 49,35% 17.268 50,65% 34.094 4,51%

5 PALIYAN 16.170 49,53% 16.564 50,47% 32.820 4,34%

6 PANGGANG 14.474 49,33% 14.829 50,67% 29.264 3,87%

7 TEPUS 18.233 49,59% 18.497 50,41% 36.695 4,85%

8 SEMANU 28.877 50,08% 28.677 49,92% 57.451 7,60%

9 KARANGMOJO 27.555 49,73% 27.861 50,27% 55.422 7,33%

10 PONJONG 27.903 49,74% 28.301 50,26% 56.310 7,45%

11 RONGKOP 14.943 49,85% 15.099 50,15% 30.107 3,98%

12 SEMIN 28.305 50,24% 28.161 49,76% 56.598 7,49%

13 NGAWEN 17.190 49,89% 17.305 50,11% 34.533 4,57%

14 GEDANGSARI 19.631 50,00% 19.618 50,00% 39.239 5,19%

15 SAPTOSARI 19.409 50,18% 19.186 49,82% 38.512 5,09%

16 GIRISUBO 12.668 49,52% 13.024 50,48% 25.798 3,41%

17 TANJUNGSARI 14.335 49,34% 14.677 50,66% 28.971 3,83%

18 PURWOSARI 10.201 48,94% 10.571 51,06% 20.704 2,74%

JUMLAH 375.813 49,75% 379.886 50,25% 755.977 100,00%

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 2017.

Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan

jumlah penduduk dari waktu ke waktu. Pertumbuhan

penduduk secara alami dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu

kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk.

Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Gunungkidul

Tahun 1961-2010

0.81

0.68

0.13

0.3

0.07

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1961 - 1971 1971 - 1980 1980 - 1990 1990 - 2000 2000 - 2010

Page 16: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 12

Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2010-2016

2 Struktur Umur

Komposisi kelompok umur penduduk Gunungkidul

selama kurun waktu 2011-2015 didominasi oleh penduduk

usia dewasa/produktif. Penduduk kelompok umur 0-14 tahun

selama kurun waktu tersebut cenderung tidak mengalami

perubahan. Struktur umur penduduk Gunungkidul dikatakan

sebagai “penduduk usia tua” karena penduduk umur 0-14

tahun kurang dari 30% dan penduduk usia 65 tahun keatas

mengalami kenaikan. Semakin meningkatnya jumlah

penduduk usia lanjut mengindikasikan tingginya usia

harapan hidup penduduk Gunungkidul. Berikut gambaran

persentase komposisi penduduk menurut umur Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2011-2015 dan pirmida penduduk

menurut umur dan jenis kelamin tahun 2015 :

Persentase Komposisi Penduduk Menurut Umur Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2011-2015

Piramida Penduduk Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015

0.78 0.80 0.78 0.76

2.35

1.01

0

0.5

1

1.5

2

2.5

650,000

660,000

670,000

680,000

690,000

700,000

710,000

720,000

730,000

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Penduduk Angka Pertumbuhan Penduduk

22.15 21.77 22.72 21.62 21.55

64.13 65.17 64.32 65.4 65.46

13.72 13.06 12.96 12.98 12.99

0

10

20

30

40

50

60

70

2011 2012 2013 2014 2015

0 - 14

15 - 64

65 +

30000 20000 10000 00 10,000 20,000 30,000

0 - 4

10 - 14

20 - 24

30 - 34

40 - 44

50 - 54

60 - 64

70 +

Laki-laki Perempuan

Page 17: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 13

3 Jenis Kelamin

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin per Kecamatan

di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016

No. Kecamatan Laki-laki

(Jiwa)

Perempuan

(Jiwa)

Rasio Jenis

Kelamin (%)

1 Panggang 13.264 14.772 91,98

2 Purwosari 9.660 10.818 91,47

3 Paliyan 14.562 16.193 92,12

4 Saptosari 17.227 19.012 92,82

5 Tepus 15.863 17.862 90,96

6 Tanjungsari 12.894 14.280 92,49

7 Rongkop 13.524 14.920 92,85

8 Girisubo 10.989 12.476 90,22

9 Semanu 25.999 28.710 92,76

10 Ponjong 25..118 27.542 93,42

11 Karangmojo 24..512 27.053 92,81

12 Wonosari 40.166 43.111 95,44

13 Playen 27.476 30.153 93,34

14 Patuk 15.441 16.643 95,04

15 Gedangsari 18.015 19.266 95,78

16 Nglipar 15.018 16.373 93,95

17 Ngawen 16.056 17.380 94,64

18 Semin 24.747 27.090 93,57

Jumlah 348.825 373.654 93, 36

Sumber : Gunungkidul Dalam Angka 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat diartikan bahwa

jumlah penduduk laki-laki 6,37 % lebih sedikit dibanding

jumlah penduduk perempuan atau dari setiap 100 orang

perempuan terdapat 93,68 laki-laki.

4 Kepadatan Penduduk

Kepadatan Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2016

No. KECAMATAN Luas Areal

(Km2)

Total

(Jiwa)

Kepadatan

Penduduk

(Jiwa/Km2)

1 Panggang 99,8 28.360 284,17

2 Purwosari 71,76 20.713 288,64

3 Paliyan 58,07 31.110 535,73

4 Saptosari 87,83 36.658 417,37

5 Tepus 104,91 34.110 325,14

6 Tanjungsari 71,63 27.488 383,75

7 Rongkop 83,46 28.773 344,75

8 Girisubo 94,57 23.732 250,95

9 Semanu 108,39 55.342 510,58

10 Ponjong 104,49 53.273 509,84

11 Karangmojo 80,12 52.162 651,05

12 Wonosari 75,51 84.257 1.115,84

13 Playen 105,26 58.299 553,86

14 Patuk 72,04 32.460 450,58

15 Gedangsari 68,14 37.719 553,55

16 Nglipar 73,87 31.756 429,89

17 Ngawen 46,59 33.828 726,08

18 Semin 78,92 52.439 664,46

Gunungkidul 1.485,36 722.479 486,40

Sumber : Gunungkidul Dalam Angka 2017

Page 18: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 14

IV. PEMERINTAHAN

1. Visi Misi Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021

Penentuan arah pembangunan di Kabupaten Gunungkidul didasarkan pada filosofi atau sesanti yang adiluhung dari leluhur serta sebagai perspektif ke depan, maka penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 dijiwai filosofi pembangunan Kabupaten Gunungkidul yaitu: “DHAKSINARGHA BUMIKARTA” yang memiliki cakrawala yang luas dan mampu menjadi pedoman bagi daerah dalam menentukan visi, misi, dan arah pembangunan. Filosofi pembangunan Kabupaten Gunungkidul tersebut sesuai dengan Filosofi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu: “HAMEMAYU HAYUNING BAWANA”.

Mendasarkan pada filosofi para the founding fathers atau sesanti yang adiluhung dari leluhur serta sebagai perspektif ke depan, maka penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dijiwai filosofi pembangunan Kabupaten Gunungkidul yaitu: “DHAKSINARGHA BHUMIKARTA” yang memiliki cakrawala yang luas dan mampu menjadi pedoman bagi daerah dalam menentukan visi, misi, dan arah pembangunan.

Penjabaran dari filosofi tersebut adalah Dhaksinarga berasal dari kata-kata dhaksina dan argha yang berarti :

Dhaksina : Selatan

Argha : Gunung

Dirangkai menjadi satu kata Dhaksinarga yang artinya

Gunungkidul Bhumi : Bumi, tanah, daerah

Karta : Subur, makmur, rahayu, damai, sejahtera

Filosofi pembangunan Kabupaten Gunungkidul DHAKSINARGHA BHUMIKARTA merupakan tekad masyarakat Gunungkidul untuk senantiasa ingin mewujudkan semboyan yang mengandung harapan agar Gunungkidul menjadi Daerah yang subur dan makmur dengan cara melaksanakan pembangunan di segala bidang berlandaskan “Hastha Dharma”.

Adapun Hastha Dharma merupakan amanah yang harus dilaksanakan oleh setiap pemimpin dan aparatur daerah

yaitu: 1. Pengayoman seluruh rakyat tanpa membedakan agama,

aliran, dan golongan. 2. Pemberi petunjuk dan bimbingan kepada rakyat menuju

ketertiban dan keamanan umum. 3. Penyuluh di dalam gelap dan penolong di dalam

penderitaan bagi seluruh lapisan masyarakat, sehingga tercapai ketenangan dan ketenteraman lahir batin.

4. Pembina semangat kehidupan masyarakat sehingga terjelma sifat dan sikap dinamis, konstruktif, dan korektif.

5. Pembangkit dan pemupuk daya cipta menuju ke arah kesejahteraan masyarakat.

6. Bersifat sabar, tekun, ulet, dan bijaksana agar dapat menampung dan mencarikan pemecahan segala persoalan hidup dan kehidupan rakyat sehari-hari.

7. Penggerak segala kegiatan masyarakat menuju tercapainya masyarakat yang adil dan makmur yang diridhoi Tuhan Yang Maha Esa.

8. Pemberantas kejahatan dan kemaksiatan dengan jelas bertindak tegas, adil dan jujur tanpa pandang bulu dan harus menjadi teladan didalam kebaikan lahir, batin, dan masyarakat.

Implementasi dari filosofi luhur tersebut di atas menjiwai dan memaknai visi dan misi serta arah kebijakan pembangunan Kabupaten Gunungkidul jangka panjang dalam kerangka pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

Page 19: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 15

Konsep pembangunan Kabupaten Gunungkidul juga dilandasi filosofi pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana tertuang dalam Perda DIY Nomor 6 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Hamemayu Hayuning Bawana, sebagai cita-cita luhur untuk mewujudkan tata nilai kehidupan masyarakat Yogyakarta berdasarkan nilai budaya. Hakekat budaya adalah hasil cipta, karsa dan rasa, yang diyakini masyarakat sebagai sesuatu yang benar dan

bermanfaat. Demikian pula budaya Jawa, yang diyakini oleh masyarakat DIY sebagai salah satu acuan dalam hidup bermasyarakat, baik ke dalam maupun ke luar.Ini berarti bahwa budaya tersebut bertujuan untuk mewujudkan masyarakat gemah ripah loh jinawi, ayom, ayem, tata, titi, tentrem, kerta raharja. Dengan perkataan lain, budaya tersebut akan bermuara pada kehidupan masyarakat yang penuh dengan kedamaian, baik ke dalam maupun ke luar.

Enam nilai dasar budaya (Hamemayu Hayuning Bawana, Sangkan Paraning Dumadi, Manunggaling Kawula Gusti, Tahta Untuk Rakyat, Golong-Gilig Sawiji Greget Sengguh Ora Mingkuh, Catur Gatra Tunggal dengan Sumbu Tugu-Krapyak, dan Pathok Negara) dalam konteks keistimewaan Yogyakarta perlu didudukkan sebagai nilai rujukan deskriptif dan preskriptif, serta perlu dijabarkan sebagai pemandu gerak nyata kehidupan di Yogyakarta.

Demikian juga halnya dengan konsep Tahta Untuk Rakyat dan Manunggaling Kawulo Gusti sangat dekat dan mirip dengan konsep-konsep demokrasi dan partisipatori. Konsep Pathok Nagara memiliki pesan yang mirip dengan konsep green belt dalam pembangunan kota modern. Konsep Catur Gatra Tunggal dan Sumbu Kraton-Tugu mirip dengan kota-kota Teokrasi di Eropa yang dibangun pada abad pertengahan yang menyimbolkan centrum dan identitas dan sampai saat ini masih dirawat dengan sangat baik sehingga menjadi bagian penting bagi kegiatan pariwisata. Konsep Sawiji Greget Sengguh Ora Mingkuh, mirip dengan spirit atau

semangat Bushido yang telah menjadi acuan mental manusia Jepang moderen dalam membangun negara dan bangsanya.

Filosofi pembangunan daerah Kabupaten Gunungkidul yang juga dilandasi filosofi pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta selanjutnya menjadi ruh atau jiwa dalam Visi pembangunan daerah sebagai suatu pernyataan yang merupakan ungkapan atau artikulasi dari citra, nilai arah, dan tujuan organisasi yang realistis, memberikan kekuatan, semangat, dan komitmen serta memiliki daya tarik yang dapat

dipercaya sebagai pemandu dalam pelaksanaan aktivitas dan pencapaian tujuan organisasi.

Visi

Dengan berdasarkan pada arah kebijakan dan sasaran pembangunan jangka panjang, memperhatikan Visi dan Misi RPJMN, Visi dan Misi RPJMD DIY, serta visi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih Hj.Badingah,S.Sos. dan Dr.H. Immawan Wahyudi,M.Hum dirumuskan visi Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021 :

“Mewujudkan Gunungkidul sebagai daerah tujuan wisata yang terkemuka dan berbudaya menuju masyarakat yang

berdaya saing, maju, mandiri, dan sejahtera tahun 2021”.

Daerah tujuan wisata yang terkemuka dimaknai sebagai

sebuah kondisi kabupaten Gunungkidul mampu menjadi

salah satu tujuan wisata utama dalam skala regional dan nasional. Daerah tujuan wisata yang berbudaya dimaknai bahwa dalam pengembangan pariwisata yang juga mengoptimalkan potensi dan kekayaan budaya lokal dengan konsep mengembangkan dan mempertahankan budaya, adat istiadat, serta nilai-nilai luhur budaya (keistimewaan). Berbudaya juga dimaknai sebagai kondisi dimana budaya

Page 20: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 16

lokal juga mampu menyerap dan menyaring budaya asing namun tetap mempertahankan identitas budaya lokal.

Dengan terwujudnya Gunungkidul sebagai daerah tujuan wisata yang terkemuka dan berbudaya, maka masyarakat yang berdaya saing, maju, mandiri, dan sejahtera akan tercapai.

Masyarakat yang berdaya saing adalah kondisi masyarakat Gunungkidul dengan tingkat pendidikan dan kesehatan yang baik, mempunyai kemampuan dan

keterampilan memadai untuk bersaing dalam berbagai bidang dengan berlandaskan pada keunggulan komparatif dan kompetitif.

Masyarakat yang maju adalah kondisi masyarakat Gunungkidul yang tumbuh dan berkembang secara ekonomi dan dan politik. Ditinjau dari aspek ekonomi masyarakat yang maju diukur dari tingkat pendapatan yang lebih baik dan distribusi yang lebih merata. Proses produksi telah berkembang dengan keterpaduan antar sektor, terutama sektor industri, sektor pertanian, dan sektor jasa-jasa terutama pariwisata, didukung pemanfaatan sumber daya alam secara rasional, efisien, dan berwawasan lingkungan. Dalam aspek politik, masyarakat yang maju adalah masyarakat yang mampu mengembangkan sistem dan kelembagaan politik yang demokratis, hak-hak politik masyarakat terjamin, dan peran serta masyarakat dalam berbagai bidang tinggi.

Masyarakat yang mandiri adalah kondisi masyarakat

Gunungkidul yang memiliki kemampuan untuk mengelola dan memanfatkan potensi dan kemampuan yang dimiliki sendiri dengan baik, efektif, dan efisien untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan taraf hidupnya, tanpa harus meninggalkan kerjasama dengan pihak lain untuk melaksanakan pembangunan daerah.

Masyarakat yang sejahtera adalah kondisi masyarakat Gunungkidul yang telah terpenuhi kebutuhan dasar hidup lahir dan batin, yang ditandai oleh kecukupan pangan,

sandang, papan, kesehatan, pendidikan, situasi keamanan yang kondusif, suasana kehidupan yang religius, rukun, saling menghormati dan menghargai, serta menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan keadilan.

Misi

Misi merupakan penjabarkan dari visi dan disusun dalam rangka mengimplementasikan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam mewujudkan visi tersebut. Rumusan misi merupakan penggambaran visi yang ingin dicapai dan menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan. Rumusan misi disusun untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai visi.

Untuk mencapai Visi Kabupaten Gunungkidul tahun 2021, ditetapkan misi pembangunan sebagai berikut :

1. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance).

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing.

3. Memantapkan pengelolaan pariwisata yang profesional. 4. Meningkatkan infrastruktur yang memadai untuk

menggerakkan perekonomian yang tangguh berbasis potensi daerah.

5. Mengembangkan sektor-sektor unggulan daerah dan iklim

investasi yang kondusif. 6. Meningkatkan pengelolaan dan perlindungan sumber

daya alam secara berkelanjutan.

Penjelasan misi sebagai berikut: Misi 1 :Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance).

Page 21: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 17

Misi ini adalah upaya Pemerintah Daerah untuk menyelenggarakan tata pemerintahan dengan berlandaskan asas prinsip good governancemelalui sinergisme antar stakeholders pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha dalam rangka pengelolaan dan manajemen pembangunan daerah. Prinsip yang menjadi landasan good governance adalah:

1. Akuntabilitas yaitu meningkatkan akuntabilitas para

pengambil kebijakan daerah dalam segala bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat.

2. Pengawasan yaitumeningkatkan upaya pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dengan mengefektifkan keterlibatan swasta dan masyarakat luas.

3. Daya tanggap yaitu meningkatkan kepekaan para penyelenggara pemerintahan terhadap aspirasi masyarakat tanpa kecuali.

4. Profesionalisme yaitumeningkatkan kemampuan dan moral penyelenggaraan pemerintahan agar mampu memberi pelayanan yang mudah, cepat, tepat dengan biaya terjangkau.

5. Efisiensi dan efektifitas yaitu menjamin terselenggaranya pelayanan kepada masyarakat dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan bertanggung jawab.

6. Transparansi yaitu mampu menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat melalui

penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam memperoleh informasi.

7. Kesetaraan yaitu mampu memberi peluang yang sama bagi setiap anggota masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya.

8. Wawasan ke depan(strategic vision) yaitu Pemerintah Daerah berupaya membangun daerah berdasarkan visi strategis yang jelas dan mengikuti-sertakan warga dalam

seluruh proses pembangunan, sehingga warga merasa memiliki dan ikut bertanggungjawab terhadap kemajuan daerahnya.

9. Partisipasi yaitu Pemerintah Daerah mendorong setiap warga untuk mempergunakan hak dalam menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, yang menyangkut kepentingan masyarakat, baik secara langsung mapun tidak langsung.

10. Penegakan hukum adalah mewujudkan penegakan

hukum yang adil bagi semua pihak tanpa pengecualian, menjunjung tinggi hak asasi manusia dan memperhatikan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.

Misi 2 : Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing. Misi ini adalah upaya Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk membangun sumberdaya manusia yang berkualitas dan berdaya saing di segala bidang melalui human investment sebagai pilar pokok pembangunan daerah. Upaya tersebut sebagai rangkaian upaya untuk mewujudkan manusia Gunungkidul seutuhnya dan masyarakat Gunungkidul seluruhnya yaitu mencakup pembangunan manusia, baik sebagai insan maupun sumber daya pembangunan manusia. Sebagai insan memberikan tekanan pada harkat, martabat, hak, dan kewajiban manusia yang tercermin dalam nilai-nilai yang terkandung dalam diri manusia baik segi etika, estetika, maupun logika yang meliputi nilai-nilai rohaniah, kepribadian

dan kejuangan.

Misi 3 : Memantapkan pengelolaan pariwisata yang profesional.

Misi ini adalah upaya Pemerintah Daerah Pariwisata untuk meningkatkan berbagai macam kegiatan wisata yang didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah

Page 22: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 18

Daerah yang berupa hasil olah cipta, rasa dan karsa manusia sebagai makhluk budaya, baik yang bersifat berwujud (tangible) maupun tidak berwujud (intangible) dengan didukung sumber daya manusia yang dapat turut membentuk sikap dan perilaku serta kepribadian yang tangguh, sementara kepribadian yang tangguh tersebut merupakan prasyarat dalam membentuk profesionalisme.

Misi 4 : Meningkatkan infrastruktur yang memadai untuk menggerakkan perekonomian yang tangguh berbasis potensi daerah.

Misi ini adalah upaya Pemerintah Daerah dalam membangun konektivitas antar wilayah melalui peningkatan kondisi jalan dan jembatan, sarana-prasarana transportasi dan telekomunikasi dalam rangka percepatan pembangunan dan dukungan bagi pengembangan potensi pariwisata,serta penyediaan infrastruktur pelayanan dasar berupa air bersih, irigasi, dan sanitasi yang merata di wilayah Kabupaten Gunungkidul.

Misi 5 : Mengembangkan sektor-sektor unggulan daerah dan iklim investasi yang kondusif.

Misi ini adalah upaya Pemerintah Daerah untuk meningkatkan daya saing sektor-sektor unggulan daerah dan iklim investasi yang kondusif yang menjadi penggerak dan penguat bagi perekonomian daerah yang meliputi bidang pertanian dalam arti luas, industri kecil, usaha mikro kecil dan menengah, serta investasi yang mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang inklusif. Peran Pemerintah adalah sebagai fasilitator yang mendampingi masyarakat dengan meningkatkan akses bagi masyarakat agar lebih mudah berusaha, sehingga kemampuan ekonomi rakyat lebih berkembang dan semakin kuat.

Misi 6 : Meningkatkan pengelolaan dan perlindungan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Misi ini adalah upaya Pemerintah daerah untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup yang lestari berorientasi pada pelestarian fungsi lingkungan hidup bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan daya dukung sumber daya alam dan lingkungan hidup.

2. Organisasi Pemerintahan

Organisasi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul terdiri

dari Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah yang terdiri

atas Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah,

Lembaga Teknis Daerah, Rumah Sakit Umum Daerah, dan

Kecamatan. Perangkat Daerah dimaksud bertanggung jawab

kepada Kepala Daerah dan membantu Kepala Daerah dalam

penyelenggaraan pemerintahan. Meskipun pada bulan

September tahun 2016 telah disusun Perda Nomor 7 Tahun

2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah

Kabupaten Gunungkidul, namun Perda tersebut baru efektif

berlaku di tahun 2017, sehingga sampai pada akhir tahun

2016 masih berlaku susunan perangkat daerah yang lama.

A. Struktur Organisasi Sekretariat Daerah yaitu :

1. Sekretaris Daerah.

2. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, yang

membawahi:

a. Bagian Administrasi Pemerintahan Umum.

b. Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat.

Page 23: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 19

3. Asisten Perekonomian dan Pembangunan, yang

membawahi :

a. Bagian Administrasi Perekonomian dan Sumber

Daya Alam.

b. Bagian Administrasi Pembangunan.

4. Asisten Administrasi Umum, yang membawahi :

a. Bagian Umum.

b. Bagian Hubungan Masyarakat, dan Protokol.

c. Bagian Hukum.

d. Bagian Organisasi.

5. Staf Ahli, yang terdiri dari :

a. Staf Ahli Bidang Hukum dan Pemerintahan.

b. Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM.

c. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan.

6. Kelompok Jabatan Fungsional.

B. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dengan

struktur organisasi sebagai berikut :

1. Sekretaris DPRD.

2. Bagian Tata Usaha.

3. Bagian Perencanaan dan Keuangan.

4. Bagian Risalah dan Perundang-undangan.

5. Bagian Persidangan dan Protokol.

6. Kelompok Jabatan Fungsional.

C. Lembaga Teknis Daerah :

1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

2. Badan Kepegawaian, Pendidikandan Pelatihan

Daerah.

3. Inspektorat Daerah.

4. Badan Keuangan dan Aset Daerah

5. Badan Kesatuan Bangsa, dan Politik.

6. Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

7. Satuan Polisi Pamong Praja.

D. Dinas-Dinas Daerah :

1. Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga.

2. Dinas Kesehatan.

3. Dinas Pertanian dan Pangan.

4. Dinas Kelautan dan Perikanan.

5. Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan

Kawasan Permukiman.

6. Dinas Sosial

7. Dinas Tenaga Kerja, dan Transmigrasi.

8. Dinas Perindustrian dan Perdagangan

9. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

10. Dinas Perhubungan

11. Dinas Komunikasi, dan Informatika.

12. Dinas Kebudayaan

13. Dinas Pariwisata.

14. Dinas Lingkungan Hidup.

15. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu.

16. Dinas Pertanahan dan Tata Ruang

17. Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,

Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.

18. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah.

19. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.

Pada Tahun 2017 penyelenggaraan pemerintahan

Kabupaten Gunungkidul didukung oleh pegawai sebanyak

8.683 orang PNS, yang tersebar pada seluruh Instansi/PD di

lingkungan pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Jumlah PNS

dari data terlihat terus mengalami penurunan sebanyak 2.455

orang dari tahun 2012 ke tahun 2017.

Page 24: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 20

Jumlah PNS Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2017

Sedangkan komposisi berdasarkan golongan PNS dapat

terlihat pada tabel berikut :

Komposisi PNS Kabupaten Gunungkidul Menurut Golongan

Tahun 2013-2017

URAIAN

TAHUN

2013 2014 2015 2016 2017

Golongan I 447 362 282 208 134

Golongan II 2.116 1.840 1.739 1.620 1.468

Golongan III 4.280 4,539 4.642 4.688 4.013

Golongan IV 3.834 3.863 3.695 3.602 3.068

Jumlah 10.677 10.604 10.358 10.118 8.683

Sumber : Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah

Kabupaten Gunungkidul 2017

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa dominasi golongan PNS

terdapat pada golongan III, diikuti dengan golongan IV. Secara

kualitas meihat dari golongan maka kualitas PNS Kabupaten

Gunungkidul sudah baik, namun perlu dipertimbangkan untuk

tenaga pelaksana yang semakin berkurang.

Jumlah Pejabat Struktural Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2013-2017

No Jabatan TAHUN

L/P 2013 2014 2015 2016 2017 1 Eselon II L+P 24 26 24 24 33 -IIA L 1 1 0 0 1 P 0 0 0 0 -IIB L 21 23 22 22 28 P 2 2 2 2 4 2 Eselon III L+P 145 147 148 140 164 -IIIA L 51 51 52 51 52 P 7 9 9 8 9 -IIIB L 66 66 65 60 78 P 22 21 22 21 25 3 Eselon IV L+P 508 519 524 498 517 -IVA L 291 293 300 286 308 P 112 112 110 106 134 -IVB L 72 74 73 68 45 P 33 40 41 38 30 4 Eselon V L+P 51 61 65 60 -VA L 37 45 48 45 P 14 16 17 15

Jumlah L+P 728 753 761 722 714 Sumber : Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah

Kabupaten Gunungkidul 2017

11,138 10,677 10,604 10,358 10,118

8,683

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Data PNS Kab. Gunungkidul

Page 25: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 21

V. EKONOMI MAKRO

1 Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gunungkidul

menunjukkan perbaikan kinerja selama periode 2012-2017,

dari 4,84 persen pada tahun 2012 menjadi 5,00 persen pada

tahun 2017. Perekonomian Gunungkidul sempat mengalami

perlambatan pada tahun 2014 dari 4,97% pada tahun 2013

menjadi 4,54 di tahun 2014, namun kembali menunjukkan

kinerja yang baik dengan terus tumbuh sampai tahun 2017

menunjukkan angka pertumbuhan ekonomi sebesar 5,00%,

meskipun angka tersebut masih dibawah angka pertumbuhan

ekonomi DIY dan Nasional. Angka tersebut juga masih

dibawah target Indikator Kinerja Utama RPJMD tahun 2017

sebesar 5,40 %.

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2012-2017 (%)

2 Nilai dan Kontribusi PDRB

Besarnya nilai PDRB yang berhasil dicapai dan

perkembangannya merupakan refleksidari kemampuan

daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya

manusia. Keberhasilan tersebut dicapai melalui berbagai

sasaran pembangunan sesuai dengan prioritas serta

kebijakan yang disusun untuk menghadapi tantangan

pembangunan untuk mencapai target sasaran pembangunan

yang telah ditetapkan.

Perkembangan PDRB Kabupaten Gunungkidul Tahun Dasar 2010

Tahun 2012-2017(Juta Rp.)

3 Struktur Ekonomi

Besarnya peranan berbagai lapangan usaha ekonomi

dalam memproduksi barang dan jasa sangat menentukan

struktur ekonomi suatu daerah. Struktur ekonomi yang

terbentuk dari nilai tambah yang diciptakan oleh masing-

masing lapangan usaha dapat menggambarkan seberapa

2012 2013 2014 2015 2016 2017

PDRB ADHK 9,695,9 10,177, 10,639, 11,152, 11,697, 12,282,4

PDRB ADHB 10,545, 11,530, 12,557, 13,798, 14,982, 16,207,

-

5,000,000.00

10,000,000.00

15,000,000.00

20,000,000.00

Perkembangan PDRB Gunungkidul (juta rupiah)

PDRB ADHK PDRB ADHB

Page 26: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 22

besar ketergantungan suatu daerah terhadap kemampuan

berproduksi dari setiap lapangan usaha.

Struktur perekonomian sebagian masyarakat

Gunungkidul masih didominasi kategori Pertanian,

Kehutanan, dan Perikanan. Sumbangan kategori ini masih

mencapai lebih dari seperempat nilai PDRB. Sumbangan

PDRB Kabupaten Gunungkidul tahun 2017 ini masih

didominasi oleh kategori Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan, diikuti oleh kategori konstruksi; kategori industri

pengolahan; kategori administrasi pemerintahan, pertahanan

dan jaminan sosial wajib serta kategori perdagangan besar

dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor. Kategori lain

yang menyumbang lebih dari 5% adalah kategori transportasi

dan pergudangan; kategori penyediaan akomodasi dan makan

minum, kategori informasi komunikasi, serta kategori jasa

pendidikan. Sementara peranan kategori lainnya di bawah

5%. Masih dominannya kategori Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan dikarenakan produk dari kategori tersebut

dikonsumsi dalam bentuk langsung dan belum melalui

pengolahan yang dapat memberikan nilai tambah, sehingga

perlu diberikan program-program untuk meningkatkan nilai

tambah kategori pertanian melalui pengolahan yang dapat

dilakukan industri kecil dan menengah yang lebih cocok

dilaksanakan di Gunungkidul.

Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Gunungkidul Atas Dasar

Harga Berlaku Tahun 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun

2013-2017 (%)

No. LAPANGAN USAHA TAHUN

2013 2014 2015 2016 2017

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

26,43 25,77 25,56 25,28 24,59

B Pertambangan dan Penggalian

1,48 1,42 1,37 1,31 1,23

Industri Pengolahan 9,42 9,59 9,31 9,38 9,69

D Pengadaan Listrik dan Gas 0,07 0,07 0,08 0,08 0,08

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

0,17 0,18 0,17 0,16 0,17

F Konstruksi 9,62 9,54 9,41 9,40 9,50

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

8,70 8,97 8,83

9,22 9,25

H Transportasi dan Pergudangan

5,23 5,25 5,13 5,04 5,04

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

5,45 5,78 5,90 5,90 6,12

J Informasi dan Komunikasi 7,42 7,30 6,98 7,02 6,91

K Jasa Keuangan dan Asuransi

2,11 2,27 2,34 2,32 2,40

L Real Estat 3,35 3,43 3,44 3,53 3,60

M,N Jasa Perusahaan 0,43 0,44 0,44 0,43 0,43

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

9,10 9,29 9,34 9,38 9,30

P Jasa Pendidikan 5,89 6,15 6,35 6,20 6,29

Q Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial

1,97 1,97 2,01 2,00 1,96

R,S,T,U

Jasa lainnya 3,18 3,26 3,28 3,35 3,45

Produk Domestik Regional Bruto

100 100 100 100 100

Sumber : BPS Gunungkidul, 2018.

Page 27: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 23

Laju Pertumbuhan Riil PDRB Kabupaten Gunungkidul Menurut

Lapangan Usaha Tahun 2013-2017 (%)

No. LAPANGAN USAHA TAHUN

2013 2014 2015 2016 2017

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

2.3 -0.62 2.58 2,18 1,98

B Pertambangan dan Penggalian

4.86 1.6 0.25 0,79 2,70

C Industri Pengolahan 8.21 4.11 2.64 5,27 6,77 D Pengadaan Listrik dan Gas 6.91 7,47 2,37 14,3

3

5,12

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

1.45 3.88 2.88 2,29 3,72

F Konstruksi 4.52 5.06 4.36 5,34 7,71 G Perdagangan Besar dan

Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

5.11 6.77 6.89 6,96 6,12

H Transportasi dan Pergudangan

4.73 2.43 3.68 3,53 3,89

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

8.31 8.61 6.43 5,55 5,60

J Informasi dan Komunikasi 6.23 7.9 5.65 8,78 6,74 K Jasa Keuangan dan Asuransi 11.8

9 11.05 8.54 4,72 0,84

L Real Estat 4.44 8.09 6.65 6,83 5,37 M,N Jasa Perusahaan 3.53 6.37 7.04 5,06 6,08 O Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

4.54 5.79 5.26 5,26 4,62

P Jasa Pendidikan 4.92 8.13 7.61 3,42 6,07

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial

8.42 7.37 7.19 4,48 6,13

R,S,T,U

Jasa lainnya 5.17 6.42 8.65 7,47 6,50

Produk Domestik Regional Bruto 4.84 4.97 4.54 4.81 5,00 Sumber : BPS Gunungkidul, 2018.

Laju pertumbuhan riil PDRB paling tinggi dicatat oleh

sektor Industri Pengolahan, sedangkan sektor pertanian

kehutanan, dan perikanan terus menurun laju

pertumbuhannya, dapat diartikan bahwa sektor ekonomi

terus bergeser dari perekonomian hulu ke industri

pengolahan.

4 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita

Salah satu indikator tingkat kemakmuran penduduk di

suatu daerah/wilayah dapat dilihat dari nilai PDRB per

kapita, yang merupakan hasil bagi antara nilai tambah yang

dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan jumlah

penduduk. Oleh karena itu, besar kecilnya jumlah penduduk

akan mempengaruhi nilai PDRB per kapita, sedangkan besar

kecilnya nilai PDRB sangat tergantung pada potensi sumber

daya alam dan faktor-faktor produksi yang terdapat di daerah

tersebut. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku

menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang

penduduk.

Pada tahun 2017, PDRB per kapita Gunungkidul

mencapai 22,22 juta Rupiah yang terus meningkat sejak

tahun 2013 dengan pertumbuhan sebesar 6,97%.

Pertumbuhan ini sedikit menurun dibandingkan dengan

pertumbuhan tahun sebelumnya yaitu sebesar 8,03%, nilai

pertumbuhan tersebut masih diatas angka inflasi sebesar

3,77%.

Page 28: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 24

PDRB Per Kapita Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2013- 2017(Juta Rupiah)

5 Laju Inflasi

Pada tahun 2017, laju inflasi tahun ke tahun (year on

year) kota Wonosari sebesar 3,77 % tercatat lebih rendah bila

dibanding dengan kota Yogyakarta yang tercatat mengalami

laju inflasi tahun ke tahun sebesar 4,2 %, namun masih lebih

tinggi bila dibanding dengan nasional yang tercatat

mengalami laju inflasi sebesar 3,61 %. Kelompok perumahan,

air, listrik, gas dan bahan bakar menunjukkan angka inflasi

tertinggi di kota Wonosari. Kelompok sandang mengalami laju

inflasi tertinggi untuk kota Yogyakarta, sedangkan pada

kelompok makanan jadi, minuman rokok dan

tembakaumengalami laju inflasi tertinggi untuk nasional.

Nilai Inflasi YoYdi Kota Wonosari, Kota Yogyakarta danNasional

Tahun 2013-2017

Laju Inflasi Tahunan Kota Wonosari, Kota Yogyakarta

danNasionalTahun 2016

No. Kelompok Pengeluaran Wonosari Yogyakarta Nasional

1 Umum 2,58 2,29 3,02

2 Bahan Makanan 3,65 4,77 5,69

3 Makanan Jadi, Minuman, Rokok,

Tembakau

5,72 3,84 5,38

4 Perumahan 1,09 1,64 1,90

5 Sandang 5,03 3,04 3,05

6 Kesehatan 5,32 4,17 3,92

7 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

0,17 2,40 2,73

8 Transportasi,

Komunikasi dan Jasa

Keuangan

-1,02 -2,06 -0,72

Sumber : Warta Indeks Harga Konsumen Kota Wonosari Desember 2016

16.47 17.74

19.29 20.74

22.22

0

5

10

15

20

25

2013 2014 2015 2016 2017

PDRB PER KAPITA (JUTA RUPIAH)

PDRB per kapita 8.11

7.71

3.22 2.58

3.77

7.32 6.59

3.09 2.29

4.2

8.38 8.36

3.35 3.02 3.61

2013 2014 2015 2016 2017

Axi

s Ti

tle

Laju Inflasi YoY

Wonosari Yogyakarta Nasional

Page 29: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 25

6 Rasio Gini

Kebijakan untuk mengejar percepatan pertumbuhan

ekonomi di satu sisi berdampak baik bagi peningkatan

kesejahteraan penduduk melalui peningkatan pendapatan per

kapita. Namun, kebijakan tersebut bisa juga membawa

persoalan berupa peningkatan ketidakmerataan atau

ketimpangan distribusi pendapatan. Untuk melihat

ketimpangan pendapatan penduduk, salah satu indikator

yang sering dipakai adalah Rasio Gini. Ide dasar perhitungan

Rasio Gini sebenarnya berasal dari upaya pengukuran luas

suatu kurva (yang kemudian dinamakan Kurva Lorenz) yang

menggambarkan distribusi pendapatan untuk seluruh

kelompok pengeluaran.

Rasio Gini Menurut Tipe Daerah di Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2015-2016

No. Tipe Daerah

Tahun

2015 2016

Rasio

Gini

Kriteria

Oshima

Rasio

Gini

Kriteria

Oshima

1 Perkotaan 0,3810 Moderat 0,4066 Moderat

2 Perdesaan 0,3070 Moderat 0,3204 Moderat

3 Kota + Desa 0,3190 Moderat 0,3337 Moderat

Sumber : Susenas, 2015’(revisi) - 2016

Pada Tahun 2016, Rasio Gini Kabupaten Gunungkidul

tercatat 0,3337, lebih tinggi 0,0147 poin dibandingkan dengan

Rasio Gini pada 2015. Hal ini berarti distribusi pendapatan

penduduk Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2016 lebih

timpang dibandingkan pada 2015. Ketimpangan distribusi

pendapatan ini terjadi di semua wilayah baik perkotaan

maupun pedesaan, dengan peningkatan derajat ketimpangan

yang berbeda.

Page 30: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 26

VI. KEUANGAN DAERAH

1 Pendapatan Daerah

Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Gunungkidul

tahun anggaran 2017 mencapai 1,847 trilyun rupiah atau

naik sebesar 11,6 persen dibanding tahun anggaran 2016.

Pendapatan terbesar berasal dari bagian Dana Perimbangan

yaitu sebesar 67,71 persen, disusul oleh lain-lain pendapatan

yang sah sebesar 17,59 persen dan PAD yang hanya sebesar

14,69 persen terhadap total pendapatan daerah

Pendapatan Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015-2017

Pendapatan Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015-2017

URAIAN

TAHUN

2016 2017

PENDAPATAN ASLI DAERAH 206.278.865.615,67 271.370.043.388,71

1. Pendapatan Pajak Daerah 37.544.018.290,00 43.686.045.795,82

2. Pendapatan Retribusi Daerah

32.082.077.804,95 34.783.664.615,00

3. Hasil Pengelolaan Daerah yang Dipisahkan

12.940.951.336,61 13.088.999.290,33

4. Lain-lain Pendapatan Asli

Daerah yang Sah

123.711.818.184,11 179.811.333.687,56

DANA PERIMBANGAN 1.239.624.998.868,00 1.250.742.434.026,00

1. Dana Bagi Hasil Pajak 28.240.324.144,00 26.468.644.452,00

2. Dana Bagi Hasil SDA 2.390.677.489,00 2.344.005.472,00

2. Dana Alokasi Umum 954.997.369.000,00 938.221.136.000,00

3. Dana Alokasi Khusus 253.996.628.235,00 283.708.648.102,00

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH

208.440.972.503,47 324.992.941.168,39

1.Transfer Pemerintah Pusat lainnya

105.326.318.480,00 160.667.997.000,00

2.Transfer Pemerintah Provinsi

84.826.454.023,47 89.029.917.919,39

3.Bantuan Keuangan Provinsi 14.790.200.000,00 18.240.217.899,00

4.Pendapatan Hibah 3.498.000.000,00 5.170.592.350,00

5. Pendapatan lainnya 0 51.884.216.000,00

JUMLAH PENDAPATAN 1.654.344.836.987,14 1.847.105.418.583,10

Sumber Data : BKAD Kabupaten Gunungkidul 2017

2 Belanja Daerah

Realisasi Belanja Pemerintah Daerah tahun 2016

tercatat 1,758 trilyun rupiah. Pengeluaran untuk Belanja

Tidak Langsung merupakan bagian terbesar yang mencapai

69 persen dari total belanja terutama untuk Belanja Pegawai

56 persen dari total belanja.

1,599,005,995,104.47

1,654,344,836,987.14

1,847,105,418,583.10

196,099,244,204.02

206,278,865,615.67

271,370,043,388.71

978,310,012,465.00

1,239,624,998,868.00

1,250,742,434,026.00

424,596,738,435.45

208,440,972,503.47

324,992,941,168.39

2015

2016

2017

PENDAPATAN DAERAH

Lain-lain pendapatan sah Dana Perimbangan PAD Pendapatan

Page 31: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 27

Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015-2016

(Milyard Rp)

Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2017

Uraian Realisasi Realisasi

2016 2017

Belanja Operasi 1.204.285.055.219,95 1.215.396.079.934,38

Belanja Pegawai 939.038.345.309,00 845.856.903.059,50

Belanja Barang 251.360.757.314,25 347.304.478.779,88

Bunga 1.352.596,70

Subsidi

Belanja Hibah 13.884.600.000,00 22.234.698.095,00

Belanja Bantuan Sosial

Bantuan Keuangan

Belanja Modal 234.690.533.691 396.845.243.914,63

Belanja Tak Terduga 0 2.636.676.819,00

Transfer

Transfer Bagi Hasil Pendapatan

8.824.866.275,00 9.497.596.225,00

Transfer Bantuan Keuangan 203.753.125.200,00 235.850.041.400,00

Jumlah Belanja Daerah dan 1.651.553.580.385,95 1.860.225.638.293,01

Uraian Realisasi Realisasi

2016 2017

Belanja Transfer

Surplus/Defisit 2.791.256.601,19 (13.120.219.709,91)

Pembiayaan 198.261.972.831,80 181.538.386.990,99

Penerimaan Pembiayaan 226.778.359.702,23 201.053.321.175,99

Pengeluaran Pembiayaan 28.516.386.870,43 19.514.934.185,00

Sisa Lebih Pembiayaan

Anggaran (SILPA)

201.053.229.432,99 168.418.167.281,08

Sumber Data : BKAD Kabupaten Gunungkidul 2017

3 Pembiayaan Daerah

Pembiayaan Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2017

Uraian

Realisasi Realisasi

2016 2017

Penerimaan Pembiayaan 226.778.359.702,23 201.053.321.175,99

Penggunaan SiLPA 226.770.869.058,23 201.053.229.432,99

Penerimaan kembali pinjaman 7.490.644,00 91.743,00

Penerimaan piutang daerah 0,00 0,00

Pengeluaran Pembiayaan 28.516.386.870,43 19.514.934.185,00

Penyertaan Modal Pemerintah

Daerah

28.462.000.000,00 18.500.000.000,00

Pembayaran pokok pinjaman

dalam negeri

54.386.870,43 1.014.934.185,00

Pemberian pinjaman daerah 0,00 0,00

Sumber Data : BKAD Kabupaten Gunungkidul 2017

1,586.00

1,061.77

524.23

1,758.14

1,211.23

546.91

- 500 1,000 1,500 2,000

Belanja Daerah

Belanja Tidak Langsung

Belanja Langsung

2016 2015

Page 32: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 28

VII. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEMISKINAN

1 Indeks Pembangunan Manusia

IPM mencakup tiga aspek kebutuhan dasar manusia

yakni kesehatan, pendidikan, dan pendapatan. Tiga aspek ini

menunjukkan tingkat pembangunan manusia suatu wilayah

melalui pengukuran penduduk yang sehat dan berumur

panjang, berpendidikan dan berketrampilan, serta memiliki

pendapatan yang memungkinkan untuk hidup layak.

Indikator Indeks Pembangunan Manusia

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2015

Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Komponen IPM

Umur Harapan Hidup (tahun) 73.38 73.39 73.69 73,76 73,82

Harapan Lama Sekolah (tahun) 12.49 12.82 12.92 12,93 12,94

Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 6.22 6.45 6.46 6,62 6,99

Pengeluaran perkapita (Rp 000) 8.202 8.235 8.336 8.467 8.788

Indeks

Harapan Hidup 82.13 82.14 82.60 82,71

Pendidikan 55.40 57.12 57.42 57,98

Pendapatan 64.08 64.20 64.58 65,05

IPM 66.31 67.03 67.41 67,82 68,73

Sumber: BPS, 2018

Hasil penghitungan IPM dengan metode baru pada

tahun 2015 untuk Kabupaten Gunungkidul menunjukkan

perkembangan yang positif dari tahun ke tahun, apabila

dilihat lima tahun kebelakang, pada tahun 2014 IPM

Kabupaten Gunungkidul baru mencapai 66,31 maka di tahun

2017 sudah menginjak angka 68,73 dengan pertumbuhan

1,34%, namun demikian masih dibawah target RPJMD di

tahun 2017 sebesar 69,60. Untuk mengejar target sesuai

dengan RPJMD di tahun 2021 yang sebesar 71,98 masih

perlu dilakukan upaya-upaya yang lebih baik lagi. Begitupun

jika dibandingkan dengan IPM Kabupaten/Kota lain di DIY,

menunjukan bahwa IPM Gunungkidul masih yang terendah

dengan kategori sedang, masih dibawah IPM DIY dan nasional

yang sudah berstatus tinggi. Satu hal yang positif untuk

Gunungkidul adalah angka pertumbuhan IPM Gunungkidul

paling tinggi dibanding Kabupaten/Kota lainnya di DI

Yogyakarta, yaitu sebesar 1,34% diatas laju pertumbuhan IPM

Propinsi yang hanya 0,65%.

Indeks Pembangunan Manusia

DI Yogyakarta 2014-2017

Sumber : BPS, 2018 (diolah)

2014 2015 2016 2017

DIY 76.81 77.59 78.38 78.89

Kulonprogo 70.68 71.52 72.38 73.23

Bantul 77.11 77.99 78.42 78.67

Gunungkidul 67.03 67.41 67.82 68.73

Sleman 80.73 81.2 82.15 82.85

Kota Yogyakarta 83.78 84.56 85.32 85.49

60

70

80

90

Page 33: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 29

Komponen Umur harapan hidup, pendidikan dan

pengeluaran perkapita meningkat tiap tahunnya. Ini

mengindikasikan selama tahun 2013-2017 terus terjadi

perbaikan kualitas pembangunan manusia dari sisi

kesehatan, pendidikan dan daya beli penduduk. Indeks

harapan hidup penduduk meningkat dari 82,13 pada tahun

2013 menjadi 82,71 pada tahun 2016. Indeks pendidikan

meningkat dari 55,40 pada tahun 2013 menjadi 57,98 pada

tahun 2016. Sedangkan indeks pendapatan meningkat dari

64,08 pada tahun 2013 menjadi 65,05 pada tahun 2016.

Komponen IPM

Umur Harapan Hidup Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2012-2017 (Tahun)

Sumber : BPS, 2018 (diolah)

Angka harapan hidup Kabupaten Gunungkidul berada

di umur 73,82 pada tahun 2017 ini, berarti bayi yang lahir

pada tahun 2017 memiliki harapan hidup sampai usia 73,82

tahun. Usia harapan hidup di Gunungkidul masih lebih tinggi

dari rata-rata nasional yang masih di usia 70an tahun. Angka

harapan hidup dipengaruhi oleh Sarana Kesehatan dan

Derajat Kesehatan Masyarakat. Untuk meningkatkan IPM

dapat dilakukan program-program untuk intervensi baik

Sarana Kesehatan maupun derajat Kesehatan Masyarakat.

Harapan Lama Sekolah Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2012-2017

Sumber : BPS, 2018 (diolah)

Angka harapan lama sekolah (HLS) didefinisikan

sebagai lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan

dirasakan oleh anak pada umur tertentu dimasa mendatang.

HLS dihitung pada usia 7 tahun keatas sesuai program wajib

belajar Pemerintah. Angka HLS Gunungkidul di tahun 2017

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Gunungkidul 73.37 73.38 73.39 73.69 73.76 73.82

DIY 74.36 74.45 74.5 74.68 74.71 74.74

Indonesia 70.2 70.4 70.59 70.78 70.9 71.06

Umur Harapan Hidup

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Harapan lama sekolah 12.14 12.49 12.82 12.92 12.93 12.94

11.6

11.8

12

12.2

12.4

12.6

12.8

13

Harapan Lama Sekolah di Gunungkidul (Tahun)

Page 34: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 30

sebesar 12,94 tahun, angka ini berarti lamanya sekolah yang

diharapkan oleh anak umur 7 tahun adalah sampai lulus

SMA (12 tahun) atau Diploma I (13 tahun). Dari tahun 2012

tercatat mengalami kenaikan 0,80 point.

Lama Sekolah Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2012 -2017

Sumber : BPS, 2018 (diolah)

Rata-rata lama sekolah mengambarkan lamanya

sekolah yang dijalani oleh penduduk usia 25 tahun keatas.

Pada tahun 2017 tercatat angka rata-rata lama sekolah di

Gunungkidul 6,99 tahun, artinya rata-rata penduduk usia 25

tahun keatas di Gunungkidul hanya menyelesaikan sekolah

setingkat SD atau SMP kelas satu. Dibandingkan daerah lain

di DIY, lebih rendahnya rata-rata lama sekolah di

Gunungkidul menunjukkan prioritas peningkatan akses

untuk memperoleh akses pendidikan masih perlu perhatian

serius.

Pengeluaran per Kapita Gunungkidul

Tahun 2012-2017

Sumber : BPS, 2018 (diolah)

Komponen pengeluaran per kapita penduduk

menggambarkan kemampuan daya beli untuk dapat hidup

layak. Daya beli merupakan kemampuan masyarakat dalam

membelanjakan uang untuk barang dan jasa. Kemampuan ini

sangat dipengaruhi oleh harga-harga riil antar wilayah karena

nilai tukar yang digunakan dapat menaikkan atau

menurunkan daya beli.

Pengeluaran per kapita per tahun di Kabupaten

Gunungkidul di tahun 2017 sebesar Rp. 8.788.000,-

meningkat dibanding tahun 2016 yaitu Rp. 8.467.000,-

2012 2013 2014 2015 2016 2017

RLS 6.08 6.22 6.45 6.46 6.62 6.99

HLS 12.14 12.49 12.82 12.92 12.93 12.94

0

2

4

6

8

10

12

14

Lama Sekolah di Kab. Gunungkidul (Tahun)

RLS HLS

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Pengeluaran per kapita 8,170 8,202 8,235 8,336 8,467 8,788

7,800 7,900 8,000 8,100 8,200 8,300 8,400 8,500 8,600 8,700 8,800 8,900

Pengeluaran per Kapita (ribu rupiah)

Page 35: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 31

seiring dengan semakin tingginya kebutuhan hidup dan

semakin membaiknya kondisi ekonomi penduduk dengan

adanya kenaikan pendapatan.

Berdasarkan rata-rata geometrik ketiga indeks yang

menyusun IPM, diperoleh nilai IPM Kabupaten Gunungkidul

pada tahun 2017 sebesar 68,73. Selama lima tahun terakhir

nilai IPM Kabupaten Gunungkidul terus mengalami

peningkatan, dari 66,31 pada tahun 2013 menjadi 68,73 pada

tahun 2017. Secara umum hal ini menggambarkan terjadinya

perbaikan kualitas pembangunan sumber daya manusia

selama lima tahun terakhir di Kabupaten Gunungkidul.

2 Kemiskinan

Badan Pusat Statistik (BPS) menghitung garis

kemiskinan menggunakan konsep kemampuan memenuhi

kebutuhan dasar (basic needs approach) dengan data

SUSENAS-nya. Dengan pendekatan ini, kemiskinan

dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk

memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan

yang diukur dari sisi pengeluaran. Metode yang digunakan

adalah menghitung garis kemiskinan, yang terdiri dari dua

komponen yaitu garis kemiskinan makanan dan garis

kemiskinan non-makanan, sehingga garis kemiskinan

merupakan penjumlahan garis kemiskinan makanan dengan

garis kemiskinan nonmakanan. Garis kemiskinan makanan

merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan

yang disetarakan dengan 2.100 kalori per kapita per hari,

sedangkan garis kemiskinan non-makanan adalah kebutuhan

minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan

kesehatan.

Angka Kemiskinan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2017

Garis batas yang membedakan antara penduduk

miskin dan tidak miskin disebut dengan garis kemiskinan.

Garis kemiskinan di Kabupaten Gunungkidul merupakan

yang terendah dibanding kabupaten/kota lain di Daerah

Istimewa Yogyakarta, yaitu pada 2016 sebesar Rp. 264.637,00

per kapita per bulan, menjadi Rp. 277.261,00 per kapita per

bulan pada 2017.

Garis Kemiskinan Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2012-2017

No Tahun Garis Kemiskinan

(Rupiah)

1 2012 228.745

2 2013 238.256

3 2014 243.847

4 2015 250.630

5 2016 264.637

6 2017 277.261

Sumber : BPS Gunungkidul, 2018.

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah Penduduk 688,135 693,524 698,825 704,026 722,479 729,363

Jumlah Penduduk Miskin 156,344 150,495 145,565 152,985 139,727 136,026

Persentase 22.72 21.70 20.83 21.73 19.34 18.65

- 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000

Kemiskinan di Gunungkidul Tahun 2012-2017

Page 36: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 32

VIII. KESEHATAN

Sesuai Undang-Undang No.36 Tahun 2009, tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan kesehatan merupakan suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia yang bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih baik. Melalui berbagai kebijakan program dan kegiatan, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul berupaya meningkatkan mutu dan pelayanan kesehatan yang semakin terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Pelayanan kesehatan masyarakat diwujudkan oleh pemerintah dengan menambah fasilitas kesehatan maupun pelayanannya misalnya membangun sarana dan prasarana puskesmas dan menambah tenaga dokter maupun tenaga kesehatan lainnya. Data jenis dan jumlah fasilitas penunjang kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut :

Jenis dan Jumlah Fasilitas Penunjang Kesehatan

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 – 2017

No. Sarana

Kesehatan

Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

1 Posyandu 1.464 1465 1.465 1.465 1.466

2 PosKesDes 20 21 21 21 21

3 Puskesmas

- Induk 30 30 30 30 30

- Pembantu 110 110 110 110 110

- Keliling 42 30 30 30 30

4 RSUD

UmumUmum

Umum

Pemerintah

No. Sarana

Kesehatan

Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

Tipe C 1 1 1 1 1

5 Laboratorium

pemerintah

1 1 1 1 1

6 RS Swasta

Tipe D 2 2 4 4 4

7 Klinik/Praktek

Dokter

156 156 154 187 271

8 Apotek 21 21 25 24 42

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul 2017

Selain perkembangan fasilitas penunjang kesehatan juga SDM

tenaga kesehatan meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.

Perkembangan SDM tenaga kesehatan dapat dilihat pada

tabel berikut :

No TENAGA KESEHATAN TAHUN

2013 2014 2015 2016 2017

1. Dokter Umum 76 78 56 90 90

2. Dokter Gigi 35 35 28 32 34

3. Perawat 298 223 223 457 487

4. Bidan 148 148 135 171 238

5. Ahli Penyehatan

Lingkungan

25 25 24 24 24

6. Sarjana Farmasi 2 2 2 7 13

7. Ahli Gizi 31 31 28 34 26

8. Analis Laboratorium 30 30 29 55 31

9. Ahli Rontgen 2 2 1 1 1

10. Asisten Apoteker 7 22 26 46 29

11. Sanitarian 35 35 24 30 26

Page 37: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 33

No TENAGA KESEHATAN TAHUN

2013 2014 2015 2016 2017

12. Penyuluh Kesehatan Masyarakat

28 28 28 30 6

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul 2017

IX. PENDIDIKAN

1 Angka Partisipasi Kasar

Angka Partisipasi Kasar (APK) berguna untuk melihat

partisipasi penduduk yang sedang mengenyam pendidikan

sesuai dengan jenjang pendidikannya. APK merupakan

persentase jumlah penduduk yang sedang bersekolah pada

suatu jenjang pendidikan (berapapun usianya) terhadap

jumlah penduduk usia sekolah yang sesuai dengan jenjang

pendidikan tersebut. APK digunakan untuk mengukur tingkat

keberhasilan program pembangunan pendidikan yang

diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan bagi

penduduk untuk mengenyam pendidikan. APK merupakan

indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap

penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan.

Nilai APK suatu jenjang pendidikan bisa lebih dari 100 %

karena masih terdapat siswa yang berusia di luar batasan

usia sekolah baik yang lebih tua maupun yang lebih muda.

Angka Parttisipasi Kasar (APK) Kabupaten Gunungkidul

tahun 2012-2016 untuk tingkat SD dari tahun ke tahun

mencapai lebih dari 100 %, sementara untuk SMP berkisar

91-110% dan SLTA 67-97%. Perbedaan angka-angka di atas

lebih disebabkan oleh banyaknya anak sekolah yang masuk

suatu tingkatan sekolah namun diluar umur umumnya untuk

tingkatan tersebut semisal anak yang berumur kurang dari

tujuh tahun namun sudah masuk SD.

Page 38: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 34

Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2012-2016 (%)

2 Angka Partisipasi Murni

Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan persentase

jumlah anak padakelompok usia sekolah tertentu yangsedang

bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan

usianya terhadap jumlah seluruh anak pada kelompok usia

sekolah yang bersangkutan. Bila APK digunakan untuk

mengetahui seberapa banyak penduduk usia sekolah yang

sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan di suatu

jenjang pendidikan tertentu tanpamelihat berapa usianya,

maka APM mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat

waktu.

Bila seluruh anak usia sekolah dapat bersekolah tepat

waktu, maka APM akan mencapai nilai 100. Secara umum,

nilai APM akan selalu lebih rendah dari APK karena nilai APK

mencakup anak diluar usia sekolah pada jenjang pendidikan

yang bersangkutan.

Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Tingkat Pendidikan di

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 – 2016

Mulai tahun 2014 di Kabupaten Gunungkidul, APM

pada jenjang SD sebesar100 % yang berarti bahwa seluruh

anak usia 7-12 tahun telah bersekolah di SD tepat waktu.

Untuk jenjang SLTP dan SLTA belum 100 % anak usia

sekolah SLTP dan SLTA yang bersekolah karena bisa

2012 2013 2014 2015 2016

SD 107.32 113.92 107.2 106.67 105.71

SLTP 91.04 76.72 78.5 110.96 106.67

SLTA 84.31 96.83 85.6 76.2 67.58

0

20

40

60

80

100

120

Angka Partisipasi Kasar

93

.67

99

.89

10

0

10

0

10

0 73

.04

73

.59

74

.15

83

.59

91

.91

65

.18

68

.16

70

.75

67

.42

58

.24

0

20

40

60

80

100

120

2012 2013 2014 2015 2016

Angka Partisipasi Murni

SD SLTP SLTA

Page 39: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 35

disebabkan beberapa hal seperti putus sekolah atau setelah

lulus SD atau SLTP langsung bekerja.

3 Angka Pendidikan Yang Ditamatkan

Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur

kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah pendidikan

tertinggi yang ditamatkan. Semakin tinggi tingkat pendidikan

masyarakat maka semakin tinggi kualitas SDM nya dan

semakin tinggi tingkat kesejahteraannya. Berdasarkan

Susenas 2016, jenjang pendidikan tertinggi yang

ditamatkanpenduduk usia 15 tahun ke atas berbeda dengan

Susenas 2015 dimana usia minimal penduduk yang dihitung

mulai usia 10 tahun. Secara detail bisa dilihat pada gambar

berikut.

Prosentase Pendidikn yang ditamatkan oleh Penduduk Usia 15

Tahun ke Atas di Kabupten Gunungkidul Tahun 2016

4 Sarana Pendidikan

Aspek Pelayanan Umum Urusan Pendidikan Jenjang SD/MI

Kabupaten Gunungkidul 2013-2017

No Uraian Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

1 Jumlah SD Negeri/ Swasta

485 485 485 474 473

2 Jumlah MI

Negeri/Swasta

78 78 79 79 79

3 Jumlah Siswa SD Negeri/Swasta

51.869 51.197 51.543 56.637 56.907

4 Jumlah Siswa MI Negeri/Swasta

5.372 5.426 5.742 5.777 6.335

5 Lulusan SD/MI 10.230 10.230 8.760 9.408 9.408

7 Ruang Kelas SD Negeri/Swasta

3.593 3.071 3.070 2.965 2.965

8 Ruang Kelas MI

Negeri/ Swasta

461 461 461 461 461

9 Jumlah Guru SD Negeri

3.232 3.473 4.220 4.051 3.638

10 Jumlah Guru SD Swasta

1.634 2.192 554 482 1.027

11 Jumlah Guru MI Negeri

240 228 134 155 157

12 Jumlah Guru MI Swasta

614 574 655 667 1.098

13 Rasio siswa dengan guru

9,99 9,80 10,30 11,66 10,68

14 Rasio siswa dengan sekolah

101,67 100,57 101,57 112,86 114,57

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul 2017

13

.86

38

.69

7.5

1

27

.57

12

.37

26

.26

31

.96

18

.2

19

.65

3.9

4

24

.91

32

.69

17

.04

20

.5 4.8

6

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Tidak punya SD SMP SMA/SMK PT

Prosentase Tingkat Pendidikan Ditamatkan

Perkotaan Perdesaan Total

Page 40: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 36

Aspek Pelayanan Umum Urusan Pendidikan Jenjang SLTP

Kabupaten Gunungkidul 2013-2017

No Uraian Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

1 Jumlah SMP Negeri/ Swasta

107 108 113 111 113

2 Jumlah MTs Negeri/Swasta

29 30 31 31 31

3 Jumlah Siswa SMP

Negeri/Swasta

24.944 25.203 25.068 30.761 29.209

4 Jumlah Siswa MTs Negeri/Swasta

5.155 5.565 5.673 5.753 5.506

5 Lulusan SMP/MTs 10.040 9.545 10.262 10.192 10.192

7 Ruang Kelas SMP Negeri/Swasta

908 897 942 1.009 1.161

8 Ruang Kelas MTs Negeri/Swasta

219 219 219 219 219

9 Jumlah Guru SMP Negeri

1.371 1.437 1.563 1.729 1.666

10 Jumlah Guru SMP Swasta

644 844 827 1.090 959

11 Jumlah Guru MTs Negeri

232 226 224 219 237

12 Jumlah Guru MTs Swasta

357 362 373 289 249

13 Rasio siswa dengan guru

11,14 10,40 10,73 10,98 11,16

14 Rasio siswa dengan sekolah

224,03 220,75 213,18 257,14 241,08

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul 2017

Aspek Pelayanan Umum Urusan Pendidikan Jenjang SLTA

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013-2017

No Uraian Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

1 Jumlah SMA Negeri/ Swasta 23 24 24 22 22

2 Jumlah SMK Negeri/ Swasta 43 44 46 46 46

3 Jumlah MA Negeri/Swasta 6 5 9 9 9

4 Jumlah Siswa SMA

Negeri/Swasta

5.714 5.730 5.737 5.971 6.064

5 Jumlah Siswa SMK Negeri/Swasta

16.444 16.531 16.721 17.623 19.100

6 Jumlah Siswa MA

Negeri/Swasta

999 811 1.365 1.529 1.832

7 Lulusan SMA Negeri/Swasta 1.924 1.751 7.441 1.837 1.837

8 Lulusan SMK Negeri/Swasta 5.016 3.666 5.293 5.293

9 Lulusan MA Negeri/Swasta 297 180 338 338

10 Ruang Kelas SMA Negeri/Swasta

236 266 241 258 258

11 Ruang Kelas SMK Negeri/Swasta

596 523 633 506 506

12 Jumlah Guru SMA Negeri 502 486 537 513 513

13 Jumlah GuruSMA Swasta 323 326 295 282 282

14 Jumlah Guru SMK Negeri 684 634 755 766 766

15 Jumlah Guru SMK Swasta 1.021 1.031 1.009 1.001 1.001

16 Jumlah Guru MA Negeri 55 60 44 44 48

17 Jumlah Guru MA Swasta 97 65 168 168 142

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul, 2017

Page 41: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 37

X. SISTEM INFORMASI

Kabupaten Gunungkidul telah memiliki Sistem

Informasi Desa (SIDA) dan Sistem Informasi Kabupaten

(SIKAB) yang telah diluncurkan oleh Bupati Gunungkidul

pada tanggal 25 April 2017 dengan nama SIDA SAMEKTA

(Sistem Informasi Desa Sarana Mewujudkan Masyarakat Desa

Aktif dan Sejahtera) untuk SIDA dan SIKAB GUMREGAH

(Sistem Informasi Kabupaten Gunungkidul Mewujudkan

Masyarakat Sejahtera) untuk Sistem Kabupaten. Inisiatif SIDA

Gunungkidul diawali sejak pertengahan tahun 2011 dengan

melaksanakan program percontohan pembangunan dan

pemanfaatan SIDA di 6 desa di Kabupaten Gunungkidul oleh

LSM CRI dan IDEA. Inisiatif tersebut kemudian berlanjut

dengan dukungan PNPM untuk 18 desa di 18 kecamatan pada

tahun 2012. Melalui cost sharing program MP3KI (Masterplan

Percepatan Program Penanggulangan Kemiskinan Indonesia),

APBD Gunungkidul menganggarkan pengembangan SIDA di

20 desa di 3 kecamatan pada tahun 2014. Selanjutnya tahun

2015 APBD Gunungkidul membiayai pengembangan SID di

124 desa di 15 kecamatan, sehingga pada tahun 2015 seluruh

desa di Kabupaten Gunungkidul telah mengembangkan SID.

SIDA memiliki 3 (tiga) fungsi pokok, yakni pelayanan

publik, jurnalisme warga, dan pengolahan data. Pelayanan

publik yang dapat dilayani melalui SIDA antara lain : layanan

Surat Keterangan Domisili, Surat Pengantar SKCK, Surat

Keterangan Beda Identitas, Surat Keterangan Bepergian /

Jalan, Surat Keterangan Kurang Mampu, Surat Keterangan

Miskin, Surat Keterangan Penghasilan, Surat Pengantar Izin

Keramaian, Surat Keterangan Domisili Usaha, Surat

Keterangan Kehilangan, Surat Pengantar AKTA Kelahiran,

Surat Keterangan Kelahiran, Surat Keterangan Belum Masuk

Database Kependudukan, Surat Pengantar Nikah Perempuan,

Surat Pengantar Nikah Laki-laki, Surat Keterangan Belum

Nikah, Surat Pernyataan Jejaka, Surat Izin Orangtua, Surat

Keterangan Kematian Suami/Istri, Surat Keterangan Wali

Nikah, Surat Keterangan Numpang Nikah, Surat Permohonan

Nikah di Luar Balai Nikah, Surat Permohonan Dispensasi

Nikah, Surat Pengantar Permohonan Kutipan II Surat Nikah,

Surat Keterangan Kematian, Surat Pengantar Akta Kematian,

dan Surat Kuasa AKTA Kematian.

Jurnalisme warga berisi Informasi kebijakan Desa,

Pembangunan Desa, Profil Desa dan berita-berita yang terjadi

di desa yang bersangkutan, sedangkan pengolahan data

selama ini dilakukan untuk mengupdate data penduduk

dengan tingkat kesejahteraan 40% terendah di Indonesia yang

bersumber dari Basis Data Terpadu (BDT) tahun 2015. Hasil

Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) data kemiskinan

tahun 2015 dari TNP2K dijadikan data dasar untuk

pemutakhiran data kesejahteraan secara berjenjang. Subtansi

pemutakhiran yang dilakukan yakni pada aspek mutasi (lahir,

mati, datang, pergi), danperubahan kondisi kesejahteraan.

Variabel pemutakhiran menggunakan variabel sesuai dengan

ketentuan Pemerintah Pusat dan dilakukan setahun dua kali.

Hasil pemutakhiran data diproses dalam SID dan

diintegrasikan ke Sistem Informasi Kabupaten. Masyarakat

umum maupun para pemangku kepentingan dapat

mengakses data tentang statistik kependudukan maupun

analisis data kemiskinan di Kabupaten Gunungkidul. Sistem

Informasi Kabupaten dapat diakses di alamat :

sikab.gunungkidulkab.go.id.

Page 42: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 38

XI. PARIWISATA

Potensi pariwisata di Kabupaten Gunungkidul cukup

potensial dan beragam, baik wisata alam berupa pantai, goa,

bukit, air terjun dan pegunungan, tempat bersejarah serta

wisata budaya maupun wisata religi. Obyek wisata pantai

merupakan obyek wisata unggulan Kabupaten Gunungkidul

yang terbentang 72 km di wilayah selatan mulai dari ujung

barat ke ujung timur dan salah satunya adalah kawasan yang

terdiri tujuh pantai yang letaknya saling berdekatan. Ketujuh

pantai itu adalah pantai Baron, pantai Kukup, Sepanjang,

Drini, Krakal, Slili, Sundak dan Pantai Ngandong.

Selain wisata alam pantai, Kabupaten Gunungkidul

juga memiliki wisata alam yang sangat unik berupa kawasan

karst yang meliputi 10 wilayah kecamatan dengan luas

13.000 km2. Keunikan tersebut bercirikan fenomena di

permukaan (ekokarst) dan bawah permukaan (endokarst).

Fenomena permukaan meliputi bentukan positif berwujud

perbukitan karst yang jumlahnya + 40.000 bukit yang

berbentuk kerucut, sedangkan bentukan negatifnya berupa

lembah-lembah karst dan telaga karst. Fenomena bawah

permukaan meliputi goa-goa karst (119 goa) dengan hiasan

stalaktit dan stalakmit serta semua aliran sungai bawah

tanah. Beberapa tempat wisata di kawasan karst Kabupaten

Gunungkidul yang banyak dikunjungi wisatawan antara lain:

goa Ngingrong dan lembah Karst Mulo kecamatan Wonosari,

goa Jlamprong, goa Kali Suci, goa Jomblang dan goa Grubug

Kecamatan Semanu, goa Seropan perbatasan Kecamatan

Semanu dan Kecamatan Ponjong, goa Cokro Kecamatan

Ponjong dan goa Pindul Kecamatan Karangmojo.

Wisata budaya yang dimiliki Kabupaten Gunungkidul

juga sangat beragam dan menarik. Tradisi bersih desa /

rasulan merupakan budaya lokal Gunungkidul yang sangat

menarik bagi wisatawan. Disamping rasulan, terdapat juga

upacara-upacara adat yang masih dilestarikan sampai

sekarang dan menjadi komoditas pariwisata yang unik dan

khas, antara lain : Upacara Melasti di Pantai Ngobaran,

Upacara Sedekah Laut di Pantai Baron, Ngalap berkah di

Nglanggeran, Upacara cing cing goling di Karangmojo, dan

kesenian-kesenian tradisional seperti kesenian Rinding

Gumbeng, Gejog lesung, wayang kulit, reog, jathilan,

campursari, dan sebagainya.

Jumlah Obyek Wisata di Kabupaten Gunungkidul 2013-2017

Jenis Obyek

Wisata

Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

Alam 58 60 60 199 199

Buatan 19 19 19 22 22

Sejarah 59 59 59 218 219

Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul 2017

Jumlah Wisatawan Yang Berkunjung ke

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013-2017

WISATAWAN TAHUN

2013 2014 2015 2016 2017

Asing

(Mancanegara)

5.772 4.228 4.125 3.891 21.082

Domestik (Nasional)

1.766.208 2.026.026 2.638.634 2.989.006 3.236.931

Jumlah 1.771.980 2.030.257 2.642.759 2.992.897 3.258.013

Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul 2017

Page 43: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 39

Pendapatan Sektor Pariwisata Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2013-2017

Elemen Data TAHUN

2013 2014 2015 2016 2017

Pajak Hotel 42.987.911 56.512.620 236.626.223 377.692.366 716.245.584

Pajak Restoran 1.339.666.031 2.014.769.578 2.837.757.051 4.504.005.100 5.204.844.586

Pajak Hiburan 23.178.000 27.041.000 53.146.850 64.432.200 118.663.050

Retribusi Tempat Penginapan/ Pesanggrahan/Villa

20.300.000 12.712.500 23.593.750 43.543.750 44.987.500

Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga

5.760.742.500 14.989.421.527 16.264.048.485 24.020.468.803 26.168.954.233

Jumlah 7.186.874.442 17.100.457.225 19.415.172.359 29.010.142.219 32.253.694.953

Sumber:Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Gunungkidul, 2017

WISATA ALAM KABUPATEN GUNUNGKIDUL

1. Wisata Pantai

No. Nama Pantai Lokasi

1. Parangendog Girijati, Purwosari

2. Klampok Girijati, Purwosari

3. Bekah Giripurwo, Purwosari

4. Watugupit Giricahyo, Purwosari

5. Grigak Girikarto, Panggang

6. Kesirat Girikarto, Panggang

7. Gesing Girikarto, Panggang

8. Karangtelu Girikarto, Panggang

9. Nguluran Girikarto, Panggang

10. Wohkudu Girikarto, Panggang

11. Tedunan Girikarto, Panggang

12. Nampu Giriwungu, Panggang

13. Ngunggah Giriwungu, Panggang

14. Ngrenehan Kanigoro, Saptosari

15. Nguyahan Kanigoro, Saptosari

16. Ngobaran Kanigoro, Saptosari

17. Torohudan Kanigoro, Saptosari

18. Butuh Krambil Sawit, Saptosari

19. Ngedan Krambil Sawit, Saptosari

20. Langkap Krambil Sawit, Saptosari

21. Parangracuk Kemadang, Tanjungsari

22. Baron Kemadang, Tanjungsari

23. Kukup Kemadang, Tanjungsari

Page 44: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 40

No. Nama Pantai Lokasi

24. Sepanjang Kemadang, Tanjungsari

25. Watukodok Kemadang, Tanjungsari

26. Sanglen Kemadang, Tanjungsari

27. Drini Banjarejo, Tanjungsari

28. Krakal Ngestirejo, Tanjungsari

29. Slili Sidoharjo, Tepus

30. Sadranan Sidoharjo, Tepus

31. Ngandong Sidoharjo, Tepus

32. Sundak Sidoharjo, Tepus

33. Somandeng Tepus, Tepus

34. Pulangsawal Tepus, Tepus

35. Poktunggal Tepus, Tepus

36. Suing Purwodadi, tepus

37. Banyunibo Purwodadi, tepus

38. Watutogog Purwodadi, tepus

39. Sawahan Purwodadi, tepus

40. Pakundon Purwodadi, tepus

41. Muncar Purwodadi, tepus

42. Songlibeg Purwodadi, tepus

43. Lambor Purwodadi, tepus

44. Ngondo Purwodadi, tepus

45. Jogan wetan Purwodadi, tepus

46. Busung Purwodadi, tepus

47. Timang Purwodadi, tepus

48. Jogan Purwodadi, tepus

49. Jogang kulon Purwodadi, tepus

No. Nama Pantai Lokasi

50. Weru Purwodadi, tepus

51. Kelorsirat Purwodadi, tepus

52. Ngetun Purwodadi, tepus

53. Klumpit Purwodadi, tepus

54. Nguluran Purwodadi, tepus

55. Jungwok Jepitu, Girisubo

56. Ngungap Tileng, Girisubo

57. Watulumbung Balong, Girisubo

58. Wediombo Jepitu, Girisubo

59. Sadeng Pucung, Girisubo

60. Krokoh Songbanyu, Girisubo

2. Destinasi Wisata Pantai Yang Sudah Dikelola Pemerintah

Daerah

NO. NAMA LOKASI KETERANGAN

1. Pantai Ngrenehan Kanigoro,

Saptosari

Pantai ngrenehan merupa-kan pantai

kecil, namundikenal sebagai pantai

penghasil ikan laut, wisatawan dapat

menikmati ikan segar maupun siap

saji.

2. Pantai Ngobaran Kanigoro,

Saptosari

Berjarak 30 km arah selatan kota

wonosari, pantai ini tidak begitu luas,

di tepi pantai terdapat bangunan

pura dan setiap tahun

diselenggarakan upacara melasti. Tak

jauh dari satu terdapat sumber air

bawah tanah yang cukupbesar.

Page 45: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 41

NO. NAMA LOKASI KETERANGAN

3. Pantai Nguyahan Kanigoro,

Saptosari

Terletak disebelah timur pantai

ngobaran, pantai yang luas dan

berpasir putih ini, bisa untuk

aktivitas memancing, disana juga

terdapat beberapa penjual ikan segar.

4. Pantai Baron Kemadang,

Tanjungsari

Merupakan pintu gerbang masuk

kawasan obyek wisata pantai. Pantai

ini dikelilingi bukit kapu yang

diatasnya terdapat jalan setapak

kepantai kukup, sambil menikmati

bentangkan laut luas. Disebelah barat

terdapat muara air bawah tanah (air

tarwar). Banyak pedagang ikan laut

segar maupun siap saji (Soup Ikan

Kakap), juga buah-buahan kas

daerah. Petugas SAR dan TIS siap

melayani wisatawan.

5. Pantai Kukup

(Termasuk Pantai

Sepanjang dan

Pantai

Watukodok)

Kemadang,

Tanjungsari

Terdapat sebuah pulau karang kecil

yang diatasnya terdapat gardu

pandang untuk menikmati keindahan

laut luas. Ditepi pantai, banyak

penjual ikan hias dan aneka biota

laut, tak jauh dari pantai terdapat

gedung aquarium laut.

6. Pantai Drini Banjarejo,

Tanjungsari

Merupakan pelabuhan nelayan

tradisional dan tempat pelelangan

ikan, juga terdapat sebuah pulau

karang kecil. Pantai ini banyak

tumbuh pohon Drini yang dipercaya

sebagai penangkal ular berbisa.

NO. NAMA LOKASI KETERANGAN

7. Pantai Krakal Ngestirejo,

Tanjungsari

Merupakan pantai berpasir putih

yang luas dan panjang, terdapat

banyak gardu pandang serta sebuah

bangunan joglo tempat pertemuan.

Banyak penjual ikan laut siap saji

termasuk krispy rumput laut. Ada

petugas SAR serta komunitas

pemancing ikan laut.

8. Pantai Sundak Sidoharjo,

Tepus

Cocok untuk tempat berkemah,

memiliki fasilitas berupa bangunan

pendopo kecil, sebuah panggung

terbuka dan rumah-rumah makan.

Tak jauh dari pantai ini terdapat goa

kecil sebagai sumber air tawar.

9. Pantai Suing Purwodadi,

Tepus

Berciri khas tersendiri yaitu banyak

bukit-bukit curam yang mengelilingi

pantai dengan panorama indah,

sehingga lokasi ini justru ideal untuk

olahraga panjat tebing, bahkan setiap

tahun diselenggarakan event lomba

panjat tebing. Ada juga bangunan

pendopo kayu dan petugas tourism

information service (TIS).

10. Pantai Wediombo Jepitu,

Girisubo

Berjarak 40km arah tenggara kota

wonosari, pantai wediombo memiliki

panorama sunset yang sempurna

atau ideal untuk aktivitas memancing

serta banyak ikan panjo. Kearah

timur sekitar 1,5km terdapat pantai

Page 46: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 42

NO. NAMA LOKASI KETERANGAN

Gremeng, Pantai Jungwok dan

Pulang kalong.

11. Pantai Sadeng Pucung,

Girisubo

Terletak diujung timur kab.

Gunungkidul pantai ini dikenal

sebagai pangkalan pendaratan ikan

(PPI) bertaraf nasional. Pantai ini

cukup potensial akan udang

laut/Lobster dan ikan tuna. Pinggir

jalan sebelum menuju pantai,

terdapat telaga suling sebuah lembah

yang diyakini pada jaman dahulu

sebagai muara sungai bengawan solo

purba.

3. Wisata Hutan

No. Nama Hutan Lokasi

1. Hutan Lindung Girijati, Purwosri

2. Hutan Kalikidul Purwosari

3. Wana Wisata Girisuko, Panggang

4. Hutan Watu Payung Girisuko, Panggang

5. Hutan Nampu Giriwungu, Panggang

6. Linggomanik Panggang

7. Hutan Rakyat Klepu Nglegi, Patuk

8. Hutan Rakyat Nglanggeran Nglanggeran, Patuk

9. Sodong Karangduwet, Paliyan

10. Kawasan Hutan Bunder Gading, Playen

11. Kawasan Hutan Wanagama Banaran, Playen

No. Nama Hutan Lokasi

12. Hutan Kota Tawarsari Wonosari, Wonosari

13. Hutan Wonosadi Beji, Ngawen

4. Wisata Gunung

NO. NAMA GUNUNG/BUKIT LOKASI

1. Kawasan Karst Gunung Sewu Panggang, Paliyan,

Saptosari, Tepus, Ponjong,

Semanu, Rongkop

2. Gunung Patuk/Hargodumilah Patuk, Patuk

3. Gunung Ireng/Butak Pengkok, Patuk

4. Gunung Butak Bobung, Putat, Patuk

5. Gunung Nglanggeran Nglanggeran, Patuk

6. Gunung Gentong Ngalang, Gedangsari

7. Gunung Curug Tegalrejo, Gedangsari

8. Gunung Tumpang Sampang, Gedangsari

9. Bukit Batugede Kedungpoh, Nglipar

10. Gunung Watujoli Klitekuk, semin

11. Gunung Gambar Jurangjero, Ngawen

12. Gunung Bagus Giring, Paliyan

13. Gunung Tutup Sumbergiri, Ponjong

14. Gunung Panggung Tambakromo, Ponjong

15. Gunung Kendil Ponjong, Ponjong

16. Gunung Batur Balong, Girisubo

Page 47: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 43

5. Wisata Sungai dan Air Terjun

No. Nama Obyek Lokasi

1. Air Terjun Jurug Gede Pengkok, Patuk

2. Jurug Banyu Nibo Ngembes, Pengkok, Patuk

3. Jurug Taman Sari Semoyo, Patuk

4. Kedung Kembar Terbah, Patuk

5. Air Terjun Banyu Nibo Putat, Patuk

6. Air Terjun Sri Gethuk Bleberan, Playen

7. Sungai Oya Bunder, Playen

8. Sungai Oya Bejiharjo, Karangmojo

9. Air Terjun Curug Tegalrejo, Gedangsari

10. Sungai Klayar Kedungpoh, Nglipar

11. Sungai Beton Beton, Ponjong

12. Sungai DAM Payaman-

Ngerco

Rejosari, Semin

6. Wisata Goa yang Sudah Berkembang

NO. NAMA

GOA LOKASI KETERANGAN

1. Pindul Bejiharjo,

Karangmojo

Goa horizontal yang dilewati aliran

sungai bawah tanah sepanjang 350m,

bisa dinikmati dengan kegiatan susur

goa/cave-tubing. Terdapat 3 zona

lintasan, yaitu zona terang, zona

remang, dan zona Gelap.

NO. NAMA

GOA LOKASI KETERANGAN

2. Kali Suci Pacarejo,

Semanu

Goa horizontal yang cukup panjang

antara 500-700m dan lebar serta

dilewati aliran sungai bawah tanah.

Wisatawan dapat berpetualangan

dengan kegiatan susur goa/cave-

tubing selama 2jam.

3. Jomblang

dan Grubug

Ngeposari,

Semanu

Dua goa Vertikal yang berdekatan

letaknya dengan kedalaman 40-50m

dan ada aliran sungai bawah tanah

diGoa grubug. Wisatawan dapat

melakukan susur goa atau caving

melalui satu pintu masuk atau keluar

yaitu goa jomblang dengan durasi

5jam dan jasa pemanduan serta

peralatan lengkap.

4. Cokro dan

Gremeng

Umbulrejo,

Ponjong

Goa cokro merupakan Goa

vertical/luweng (bahasa jawa) dengan

kedalaman 7,5m , dengan caving bisa

melihat pemandanga eksotis diPerut

bumi. Sedangkan goa gremeng

merupakan goa horizontal yang

letaknya tidak jauh dari goa cokro.

5. Jlamprong Ngeposari,

Semanu

Goa horizontal sepanjang 700m,

melalui susur goa/caving terlihat

didalamnya ada yang datar kering,

adapula yang berlubang dan penuh

air setinggi kaki.

Page 48: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 44

NO. NAMA

GOA LOKASI KETERANGAN

6. Sinden Ngeposari,

Semanu

Goa horizontal yang cukup unik.

7. Ngingrong Mulo,

Wonosari

Caving diGoa horizontal ini akan

melalui jalan terjal dan agak basah

dengan durasi 60menit, kemudian

keluar melalui goa kecil.

8. Cerme Giritirto,

Purwosari

Goa horizontal yang panjang

seluru7hnya kurang lebih 1,2km

kedalam air mencapai 1-1,5m dan

dilewati aliran sungai b awah tanah

dan aman utuk kegiatan caving.

9. Songgilap Kenteng,

Ponjong

Goa horizontal.

10. Glatik Bejiharjo,

Karangmojo

Goa horizontal.

11. Rancang

Kencono

Bleberan,

Playen

Goa vertikal dan kering, dengan

kedalaman 2meter, didasarnya cukup

luas dan sering dipakai untuk ruang

pertemuan.

12. Goa Senen Purwodadi,

Tepus

Goa vertikal dengan kedalaman 7m,

dan pemandangan luas didalam goa.

7. Kawasan Wisata Minat Khusus

NO. NAMA

KAWASAN LOKASI KETERANGAN

1. Segmen Karst

Kalisuci

Kemadang,

Tanjungsari

Kawasan eko wisata

2. Karst Lembah

Mulo

Mulo,

Wonosari

Kawasan wisata minat khusus

geowisata karst

3. Goa Pindul Bejiharjo,

Karangmojo

Kawasan wisata minat khusus

wisata air susur goa

4. Goa Cokro Umbulrejo,

Ponjong

Kawasan wisata minat khusus

geowisata karst

5. Pantai Girijati Girijati,

Purwosari

Kawasan wisata minat khusus

terbang laying (gantole)

6. Parangracuk Kanigoro,

Saptosari

Kawasan taman wisata teknologi

dan pusat study pemanfaatan dan

pengembangan enegi terbarukan.

7. Pantai Kukup Kemadang,

Tanjungsari

Aquarium ekosistem laut, sentra

budidaya ikan hias, fasilitas

gardu pandang dan konservasi

pelestarian alam pantai.

8. Pantai Siung Purwodadi,

Tepus

Kawasan wisata minat khusus

panjat tebing dan petualangan

9. Pantai Timang Purwodadi,

Tepus

Kawasan eko wisata

10. Pantai

Wediombo

Tepus Kawasan wisata bersifat

petualangan dan wisata minat

khusus menyelam serta out bond.

11. Gunung

Nglanggeran

Nglanggeran,

Patuk

Kawasan wisata minat khusus

geo wisata gunung api purba.

Page 49: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 45

NO. NAMA

KAWASAN LOKASI KETERANGAN

12. Bengawan

Solo Purba

Pucung,

Girisubo

Kawasan wisata minat khusus

keunikan proses geologi.

13. Hutan

Wanagama

Gading,

Playen

Kawasan wisata minat khusus

untuk pendidikan dan out bond.

8. Wisata Pendidikan

NO. NAMA LOKASI KETERANGAN

1. Kawasan

Karst

Pegunungan

Sewu

7 Kecamatan

diwilayah

selatan kab.

GK

Pegunungan batu gamping

berjajar, goa vertikal dan

horizontal, sumber air bawah

tanah

2. Geo Site

Gunung api

Purba

Nglanggeran

Nglanggeran,

Patuk

Breksi gunung api hasil letusan

gunung api tua yang terjadi sekitar

20.000 tahun yang lalu (permulaan

misoen tengah), terletak didaerah

yang berdekatan dengan laut

dangkal disebelah selatannya.

Kekar-kekar tegak yang

memotong batuan berarah utara

selatan sebagai perkembangan

gaya tarikan yang disebabkan oleh

mampatan penujaman lempeng

samudera hindia belasan juta

tahun yang lalu

NO. NAMA LOKASI KETERANGAN

3. Geo Site Goa

Pindul

Bejiharjo,

Karangmojo

Goa yang berkembang pada batu

gamping formasin oyo terbentuk

sekitar 1,8 juta tahun yang lalu.

Ketika batu gamping terangkat

dari dasar laut dan mengalami

karsttifikasi tindak lanjut. Arah

lorong goa dikendalikan oleh

struktur geologi (sesar). Tebing

terjal dimulut goa adalah gawir

patahan. Aneka ukuran stalaktit

dan flowstone menghiasai lorong.

4. Geo Site Air

Terjun

Srigetuk

Bleberan,

Playen

Cucuran air setinggi belasan meter

yang melewati dinding terjal batu

gamping. Tebing ini merupakan

hidang patahan yang arahnya

memotong aliran sungai. Situs

geologi ini dikelola masyarakat

setempat sebagai obyek wisata.

5. Geo Site

Lembah Karst

Mulo

Mulo,

Wonosari

Goa yang diluarnya terdapat

lembah kering, merupakan

fenomena alam yang unik

6. Geo Site Goa

Kalisuci

Pacarejo,

Semanu

Berhulu dibagian selatan plato

wonosari yang masuk ke tanah

melalui mulut goa kalisuci. Sungai

bawah tanah yang mengalir

sepanjang 100m tersingkap

didasar luweng elatikal disebelah

selatannya. Aliran bawah tanah

Page 50: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 46

NO. NAMA LOKASI KETERANGAN

sepanjang 2km muncul didasar

luweng grubug, sebuah singleshaft

sedalam sekitar 98m. Sungai

bawah tanah akhirnya muncul

pantai baron. Kelurusan goa-goa

suci-glatikan-mburi omah-grub ug

dikendalikan oleh struktur

patahan berarah utara timur laut

selatan barat daya.

7. Geo Site

Jomblang

Pacarejo,

Semanu

Goa tegak sedalam 40m ini

merupakan dolina-runtuhan

berbentuk membulat dengan garis

tengah sekitar 50m. Luweng

jomblang terbentuk sekitar 1,8 juta

tahun lalu. Dasar sumuran

menyingkapkan keberadaan

sungai bawah tanah. Lorong

mendatar disisi barat dasar goa

berhubungan dengan luweng

grubug yang nilai estetiknya

sangat tinggi. Batu gamping

berlapis formasi wonosari

menyusun dinding tegak luweng

jomblang.

8. Geo Site Goa

Cokro

Kenteng,

Ponjong

Collapse-dolina berkembang

menjadi shaft sedalam lebih dari

7,5m. dasar sumuran terhubung

dengan lorong mendatar. Kegiatan

NO. NAMA LOKASI KETERANGAN

menuruni goa dengan tali menjadi

daya tarik situs geologi yang telah

dikembangkan oleh masyarakat

local menjadi obyek dan daya tarik

geowisata.

9. Geosite Pantai

Siung

/Wediombo/G

unung batur

Purwodadi,

Tepus, Jepitu,

Girisubo,

Balong,

Girisubo

Morfologi pantai sangat menarik

sekaligus luas. Ekspresi bentang

alamnya dipengaruhi oleh struktur

geologi. Singkapan batuan gunung

api tua yang tersesarkan di

segmen pantai Siung sebelah

barat. Bongkahan batu gamping

yang disebabkan oleh struktur

geologi membentuk tonjolan yang

sangat ekspresif. Bentuknya yang

mirip gigi taring mendasari

penamaan pantai ini, sentuhan

stratigrafi tak selaras antara

batuan gunung api tua dan batu

gamping teraati di segmen barat.

10. Geo Site

Baron, Kukup

dan Krakal

Kemadang,

Tanjungsari

Deretan pantai pasir putih

sepanjang belasan Km dengan

panoramanya yang indah dibatasi

bukit-bukit batu gamping yang

mencirikan karst Gunung Sewu.

Fenomena pensesaran dapat

diamati di pantai Baron dan

Sepanjang. Di Pantai Baron

Page 51: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 47

NO. NAMA LOKASI KETERANGAN

terdapat mata air besar, titik

keluaran sungai bawah tanah yang

berasal dari deretan luweng di

selatan Semanu.

11. Geo Site

Lembah

Bengawan

Solo Purba

Pucung,

Girisubo

Lembah kering yang terbentuk

melalui proses geologi, dahulu

kala pada zaman pra-sejarah

disekitarnya ada beberapa goa

yang digunakan penduduk

sebagai rumah

12. Geo Site

Turunan

Girisuko,

Panggang

Hutan konservasi yang dikelola

oleh masyarakat lokal

13. Geo Site

Wanagama

Banaran,

Playen

Hutan di kawasan karst yang

dikembangkan untuk konservasi,

pendidikan dan study tanaman

langka yang bervariasi.

Page 52: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 48

LAMPIRAN

INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL 2017

Page 53: INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHbappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/... · ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAHBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

(BAPPEDA)(BAPPEDA)

Jalan Satria No. 3 Wonosari Gunungkidul 55812Jalan Satria No. 3 Wonosari Gunungkidul 55812Telp. 0274 - 391 761, Fax. 0274 - 391 701Telp. 0274 - 391 761, Fax. 0274 - 391 701

Website : http://bappeda.gunungkidulkab.go.idWebsite : http://bappeda.gunungkidulkab.go.idE-Mail : [email protected] : [email protected]

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

(BAPPEDA)

Jalan Satria No. 3 Wonosari Gunungkidul 55812Telp. 0274 - 391 761, Fax. 0274 - 391 701

Website : http://bappeda.gunungkidulkab.go.idE-Mail : [email protected]