infobpjs - bpjs-kesehatan.go.id · malaysia, direktur utama bpjs kesehatan fachmi idris...

24
KESEHATAN INFOBPJS MEDIA INTERNAL BPJS KESEHATAN EDISI 69 CAKUPAN KESEHATAN SEMESTA MENUJU 2019

Upload: others

Post on 19-Nov-2019

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · Malaysia, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengungkapkan negara-negara Asia Pasiik yang saat ini mayoritas merupakan negara berkembang,

K E S E H A T A N

I N F O B P J S

MEDIA INTERNAL BPJS KESEHATAN EDISI 69

CAKUPAN KESEHATAN SEMESTA

MENUJU

2019

Page 2: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · Malaysia, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengungkapkan negara-negara Asia Pasiik yang saat ini mayoritas merupakan negara berkembang,
Page 3: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · Malaysia, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengungkapkan negara-negara Asia Pasiik yang saat ini mayoritas merupakan negara berkembang,

MESSAGE

CEOMESSAGE

Pembaca Info BPJS yang budiman,

Sejak 1 Januari 2014, Bangsa Indonesia telah meretas jalan menuju cakupan

kesehatan semesta melalui pencanangan Program Jaminan Kesehatan

Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Bangsa ini telah melakukan

lompatan besar yang luar biasa untuk menyelenggarakan jaminan kesehatan

bagi seluruh rakyat Indonesia. Harapan dan cita-cita mewujudkan keadilan

dalam memperoleh akses dan jaminan pelayanan kesehatan makin lekat di

depan mata, karena komitmen bersama terus terupaya.

Memang terdapat sejumlah tantangan yang memerlukan kontribusi dan

kerjasama dari semua pihak, khususnya dalam upaya memperluas cakupan

kepesertaan atau memastikan bahwa seluruh penduduk menjadi peserta

JKN-KIS. Tercapainya cakupan kesehatan semesta atau universal health

coverage (UHC) atau 95% dari jumlah penduduk, adalah sasaran kuantitatif

Program JKN-KIS pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) Tahun 2019.

BPJS Kesehatan terus melakukan koordinasi untuk mencapai sasaran

tersebut. Upaya tersebut antara lain sinkronisasi data peserta dengan

Kementerian Dalam Negeri dalam hal ini Ditjen Kependudukan dan Catatan

Sipil, perluasan kepesertaan melalui optimalisasi Jamkesda, Program

Donasi, Canvassing, Desa SWA JKN, serta perluasan kanal pendaftaran

berbasis teknologi informasi.

Kami sadari bahwa upaya tersebut tak serta merta hanya dilakukan oleh

BPJS Kesehatan. Kabar baik kami terima bahwa terdapat pemerintah daerah

yang menjelang penghujung tahun 2018 berkomitmen untuk mewujudkan

Universal Health Coverage di wilayah masing-masing. Sampai dengan 1

Desember 2018, 5 Provinsi yaitu DKI Jakarta, Aceh, Gorontalo, Papua Barat

dan Kalimantan Utara serta 154 Kabupaten/Kota lainnya telah bersungguh-

sungguh memberikan komitmennya untuk menjamin akses finansial

seluruh warganya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Dan kabar

baik lain sudah ada Provinsi dan Kabupaten/Kota lain yang siap berintegrasi

mewujudkan UHC di wilayahnya pada Januari 2019 mendatang.

Cakupan kesehatan semesta juga akan semakin optimal apabila masyarakat

serta badan usaha secara sadar dan patuh untuk segera mendaftarkan diri

menjadi peserta JKN-KIS. Penerapan sanksi sesuai Peraturan Pemerintah

Nomor 86 Tahun 2013 juga diharapkan dapat mendukung percepatan UHC di

Indonesia. Masyarakat diharapkan dapat berkomitmen untuk mendaftarkan

diri, berkontribusi membayar iuran rutin, serta memelihara dan menjaga

kesehatan bersama.

Akan mudah rasanya menjawab tantangan implementasi program JKN-KIS

apabila semua pihak mau bekerjasama, bergotong royong untuk membangun

negeri ini. Melalui berbagai sinergi, komitmen bersama dan inovasi di atas,

serta dukungan dari lembaga-lembaga negara terkait, harapannya Universal

Health Coverage bisa lebih cepat terwujud, serta terciptanya masyarakat

Indonesia yang madani dan terjamin kesejahteraannya.

Direktur Utama

Fachmi Idris

Kerja Bersama Menyongsong Impian Cakupan Kesehatan Semesta

Bangsa ini telah melakukan lompatan

besar yang luar biasa untuk

menyelenggarakan jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat

Indonesia.

Page 4: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · Malaysia, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengungkapkan negara-negara Asia Pasiik yang saat ini mayoritas merupakan negara berkembang,

KILAS & PERISTIWA

5

FOKUS

MENUJU CAKUPAN Kesehatan SeMESTA 2019 6

PELANGGAN

12

dukung uhc dukcapil percepat

layanan ktp e1

14

BENEFIT

18bantu masyarakat lepas dari jerat rokok

INSPIRASI

19

SEHAT & GAYA HIDUP

SALAM REDAKSI

PERSEPSI

DAFTAR ISI

BINCANG

10 20

BULETIN DITERBITKAN OLEH BPJS KESEHATAN :

Jln. Letjen Suprapto PO BOX 1391/JKT Jakarta Pusat Tlp. (021) 4246063, Fax. (021) 4212940

PENGARAH Fachmi Idris PENANGGUNG JAWAB Mira Anggraini PEMIMPIN UMUM Irfan Humaidi PEMIMPIN

REDAKSI M.Iqbal Anas Ma’ruf SEKRETARIAT Rini Rahmitasari, Paramita Suciani REDAKTUR Elsa Novelia, Budi Setiawan, Widiani

Utami, Sri Wahyuningsih, Dede Chandra S, Endang Diarty, Upik Handayani, Maria Yuniarti, Tati Haryati Denawati, Juliana Ramdhani, Diah Ismawardani,

Ranggi Larissa Izzati, Darusman Tohir, DISTRIBUSI & PERCETAKAN Gusti Ngurah Catur Wiguna, Asto Bawono, Muhammad Aryad, Imam

Rahmat Muhtadin, Eko Yulianto

hidup lebih sehat bersama hewan peliharaan

TESTIMONI

16

Pembaca Setia Media Info BPJS Kesehatan,

Salah satu tantangan yang dihadapi BPJS Kesehatan di tahun 2019, yakni mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

mencapai cakupan kesehatan semesta atau Universal Health Coverage (UHC). Tantangan cakupan kesehatan

semesta juga paralel dengan sejumlah tantangan lain agar program ini tetap berkesinambungan karena begitu sejak

kehadirannya 1 Januari 2014 lalu, begitu banyak masyarakat yang merasakan manfaat.

BPJS Kesehatan terus berupaya mendorong laju pertumbuhan peserta JKN-KIS, mulai dari segmen peserta peserta

Pekerja Penerima Upah (PPU), Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU), Bukan Pekerja (BP) dan Penerima Bantuan

Iuran (PBI). Namun diperlukan komitmen tugas dari semua pihak bahkan jika diperlukan pemberlakuan sanksi atau

punishment yang tegas tidak bisa mendapatkan pelayanan publik bagi masyarakat yang belum terdaftar sebagai

peserta JKN-KIS sesuai dengan amanat PP 86 tahun 2013. Sejumlah tantangan dan upaya lain terus dilakukan dan

dalam edisi ini rubrik FOKUS akan memaparkan secara mendalam.

Kami menyadari, untuk meningkatkan kualitas informasi yang ada dalam media ini kami masih membutuhkan

masukan dan kritik dari pembaca sekalian. Kami ucapkan terima kasih kepada pembaca yang budiman, atas atensi

dan masukan membangun sehingga diharapkan media ini terus menjadi sarana komunikasi yang efektif bagi BPJS

Kesehatan dan masyarakat serta pembaca sekalian. Selamat beraktivitas.

Redaksi

Tantangan Cakupan Kesehatan Semesta

SETELAH PENGHARGAAN ASEAN, BPJS KESEHATAN SABET 9 PENGHARGAAN

ASIA PASIFIC

Ada kompensasi Bagi Peserta yang Wilayahnya Belum Tersedia

Fasilitas Kesehatan

penyakit berat Bisa Langsung Dirujuk Ke RS Kelas B dan A

optik mikeda dan optik internasional Salurkan Dana CSR

Melalui Program Donasi JKN-KIS

Benarkah Perokok Menyumbang JKN-KIS ?

Page 5: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · Malaysia, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengungkapkan negara-negara Asia Pasiik yang saat ini mayoritas merupakan negara berkembang,

INFO BPJS KESEHATANEDISI 69 5

KILAS & PERISTIWA

Kuala Lumpur - Indonesia kembali mengejutkan dunia

melalui BPJS Kesehatan, yang meraih 9 penghargaan

dari asosiasi jaminan sosial internasional, International

Social Security Association (ISSA). “Raihan

penghargaan ini memacu kami BPJS Kesehatan

beserta seluruh jajaran untuk terus bekerja lebih keras

menjaga program JKN-KIS tetap sustain bagi seluruh

rakyat Indonesia," ujar Direktur Utama BPJS Kesehatan

Fachmi Idris, di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (2/10).

ISSA merupakan asosiasi lembaga jaminan sosial yang

beranggotakan 158 negara di dunia. BPJS Kesehatan

menjadi satu-satunya peraih 9 penghargaan pada acara

yang dihadiri lebih dari 40 negara di kawasan Asia

Pasifik. Penghargaan yang diberi nama ISSA Good

Practice Award ini diberikan tiga tahun sekali untuk

masing-masing kawasan. Indonesia masuk kawasan

Asia Pasifik. Tiga negara lain masing-masing hanya

meraih 2 penghargaan (Malaysia) dan 1 penghargaan

(Iran dan China).

“Di usia emas BPJS Kesehatan ini, kami harapkan

institusi akan lebih memberikan prestasi yang lebih

baik dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi

bangsa dan negara," ujar Fachmi Idris di sela-sela

penghargaan.

Penghargaan diberikan langsung oleh Presiden ISSA,

Prof. Dr. Breuer Joachim kepada Direktur Utama BPJS

Kesehatan Fachmi Idris, pada acara International Social

Security Association Regional Forum tingkat Asia

Pasifik yang diselenggarakan di Kuala Lumpur.

9 penghargaan yang diberikan ISSA kepada BPJS

Kesehatan tersebut diberikan berkat inovasi yang

dilaksanakan dan terus disempurnakan dalam

melaksanakan Jaminan Kesehatan Nasional selama

kurun waktu 3 tahun terakhir. Penghargaan itu

mencakup aspek kepesertaan, iuran, sistem informasi

hingga mekanisme mengefektifkan pembayaran

kepada fasilitas kesehatan.

Rangkaian kegiatan ISSA Regional Forum tingkat

Asia Pasifik diawali dengan seminar Internasional

bertemakan "Global Challenge for Sosial Security Asia

& Pasific" bekerja sama dengan Perkeso Malaysia

(Pertubuhan Keselamatan Sosial). Forum dibuka

langsung oleh Wakil Perdana Menteri Malaysia Wan

Azizah Wan Ismail, didampingi oleh Sekretaris Jenderal

ISSA Hans Horst Konklewsky, dan pimpinan Perkeso M

Azman bin Aziz Mohammed.

"Sosial security is not a cost, it is an investment,"

ujar Pimpinan Perkeso Malaysia M Azman bin Aziz

Mohammed. Senada dengan Pimpinan Perkeso

Malaysia, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi

Idris mengungkapkan negara-negara Asia Pasifik yang

saat ini mayoritas merupakan negara berkembang,

harus mulai membangun sistem jaminan sosial yang

merupakan salah satu instrumen investasi bangsa,

khususnya investasi bidang kesehatan.

"Jika negara sudah berinvestasi kesehatan untuk

rakyatnya, produktivitas negara otomatis akan meningkat.

Efek dari Program JKN-KIS yang belum berusia 5 tahun

di Indonesia nyatanya memang sudah memiliki dampak

perekonomian pada masyarakat, termasuk angka

harapan hidup," papar Fachmi.

ISSA sebagai asosiasi internasional jaminan sosial

menyelenggarakan ISSA Good Practice Award setiap

tiga tahun sekali di setiap wilayah regionalnya yang

terbagi atas beberapa benua. Indonesia menjadi bagian

dari regional Asia dan Pasifik. Hasil ISSA Good Practice

Award Regional Asia dan Pasifik tahun 2018 ini cukup

menggembirakan bagi negara Indonesia, khususnya

bagi BPJS Kesehatan sebagai salah satu lembaga yang

mengolola Jaminan Sosial yang mengikuti kompetisi

tersebut, karena telah mengukir prestasi luar biasa

dengan dianugerahi Certificates of Merit With Spesial

Mentiondan Certificates of Merit untuk 9 kategori dari

10 yang dikirim BPJS Kesehatan untuk dikompetisikan.

Dalam konteks ISSA, Good Practice didefinisikan sebagai

sebuah pengalaman, aktivitas, pengukuran, proses,

program, proyek, atau teknologi yang diimplementasikan

oleh organisasi jaminan sosial dengan tujuan perbaikan

kapasitas administratif dan operasional, dan/atau

efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program.

Berikut ini9 Penghargaan ISSA untuk BPJS Kesehatan :

Certificates of Merit With Spesial Mention :

1. Implementation of integrated risk management

in line with ISSA Guidelines to manage the National

Health Social Security programme.

2. Involving the society to care about social health

care through Kader JKN Programme.

3. Mobile JKN : A one-stop solution for social security

health services at people’s fingertips.

Certificates of Merit:

1. Commitmend-based capitation as Indonesia’s

model for performance-based payment system

for primary care providers: Resolving the

challenges of implementing the KBK Scheme

in Indonesia’s National Health Social Security

Program.

2. Customer Service Time Index and Customer

Voice Integrated System CSTI-SUPEL

3. DEFRADA (Deteksi Potensi Fraud dengan

Analisa Data Klaim) The Development of a fraud

detection tool in hospital service.

4. Ease of registration for National Health Social

Security through Fast Track.

5. Health Facilities Information System (HFIS)

for better contracting accountability and more

effective referral system.

6. Implementing digital claim hospital verification

in National Health Social Security in Indonesia.

SETELAH PENGHARGAAN ASEAN, BPJS KESEHATAN SABET 9 PENGHARGAAN ASIA PASIFIC

Page 6: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · Malaysia, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengungkapkan negara-negara Asia Pasiik yang saat ini mayoritas merupakan negara berkembang,

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 69 6

F O K U S

MENUJUCAKUPAN SEMESTA

KESEHATAN

Sejak mulai diimplementasikan per 1 Januari

2014, kehadiran Program Jaminan Kesehatan

Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang

diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan semakin

dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dengan

berbagai dinamika yang terjadi, tidak terbantahkan

lagi bahwa Program JKN-KIS telah membuka akses

yang lebih luas bagi masyarakat terhadap pelayanan

kesehatan. Tantangan lainnya akan dihadapi BPJS

Kesehatan di tahun 2019, yakni mewujudkan cita-

cita bangsa Indonesia mencapai cakupan kesehatan

semesta atau Universal Health Coverage (UHC).

Tidak mudah memang. Namun, dengan sinergi

yang dilakukan dan berbagai inovasi yang terus

dikembangkan, cita-cita mulia ini tidak mustahil

untuk diwujudkan.

Program JKN-KIS yang diselenggarakan oleh

BPJS Kesehatan telah mendekati penghujung

tahun ke lima. Hingga 1 November 2018, jumlah

peserta yang terdaftar dalam Program JKN-KIS

telah mencapai 205.071.003 jiwa atau mencakup 78,16%

dari total penduduk Indonesia. Fasilitas kesehatan

(Faskes)yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dan

melayani peserta JKN-KIS mencapai 27.105 faskes.

Telah banyak masyarakat yang merasakan manfaat dari

hadirnya program ini. Dalam waktu empat tahun (2014-

2017), pemanfaatan pelayanan kesehatan di seluruh

tingkat layanan mencapai 640,2 juta pemanfaatan,

atau rata-rata 438.000 per hari. Sedangkan untuk biaya

pelayanan kesehatan yang sudah dikeluarkan selama

tahun 2014-2017, totalnya mencapai Rp250 triliun yang

terdiri dari Rp203 triliun di Fasilitas Kesehatan Rujukan

Tingkat Lanjut (FKRTL), dan Rp47 triliun di Fasiitas

Kesehatan Tingkat Pertama.

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi Idris

menyampaikan, dengan dicanangkannya pelaksanaan

Jaminan Kesehatan Nasional per 1 Januari 2014, yang

merupakan implementasi dari amanat Undang-Undang

Nomor 40 Tahun 2014 tentang Sistem Jaminan Sosial

Nasional (SJSN), Bangsa Indonesia telah melakukan

lompatan besar yang luar biasa dalam penyelenggaraan

2019

Page 7: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · Malaysia, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengungkapkan negara-negara Asia Pasiik yang saat ini mayoritas merupakan negara berkembang,

INFO BPJS KESEHATANEDISI 69 7

FOKUSjaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dengan pencanangan tersebut, Bangsa Indonesia telah

meretas jalan menuju cakupan kesehatan semesta.

Fachmi menambahkan, pencanangan tersebut juga telah

menumbuhkan kesadaran akan pentingnya bergotong-

royong dalam memelihara dan menjaga kesehatan

bersama. Pemeliharaan kesehatan tidak lagi hanya

menjadi tanggung jawab pemerintah saja, namun juga

menjadi tanggung jawab dan kebutuhan bersama, antara

Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah

Kabupaten dan Kota serta seluruh komponen masyarakat.

Membenahi Data

Sesuai dengan peta jalan Program JKN-KIS, diharapkan

pada tahun 2019 seluruh penduduk Indonesia sudah

terdaftar dalam Program JKN-KIS atau Universal

Health Coverage. Untuk mewujudkan cita-cita mulia

tersebut, BPJS Kesehatan terus berupaya mendorong

laju pertumbuhan peserta JKN-KIS, mulai dari segmen

peserta peserta Pekerja Penerima Upah (PPU), Pekerja

Bukan Penerima Upah (PBPU), Bukan Pekerja (BP) dan

Penerima Bantuan Iuran (PBI).

Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta BPJS

Kesehatan, Andayani Budi Lestari menyampaikan,

dalam upaya mewujudkan cakupan kesehatan semesta,

memang masih ada beberapa hal yang menjadi

tantangan. Misalnya saja sanksi atau punishment tidak

bisa mendapatkan pelayanan publik bagi masyarakat

yang belum terdaftar sebagai peserta JKN-KIS sesuai

dengan amanat PP 86 tahun 2013. Bila hal ini belum

bisa dilaksanakan, maka tidak ada ketegasan kepada

masyarakat untuk segera mendaftar.

Di sisi lain, masih banyak masyarakat yang belum

menyadari akan pentingnya pemiliki proteksi jaminan

kesehatan dengan menjadi peserta JKN-KIS. Padahal,

sakit bukan hanya menggerogoti kesehatan, tetapi juga

bisa memiskinkan mereka, terutama untuk penyakit-

penyakit berbiaya mahal.

“Edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya

memiliki jaminan kesehatan akan terus dilakukan.

Makanya tagline kita kan protection, sharing, and

compliance. Artinya kita mengedukasi masyarakat

bahwa suatu saat kalau terkena penyakit berbiaya

mahal, itu akan berat. Kalau pun tidak sakit, iuran yang

mereka bayarkan sebetulnya dipakai untuk membantu

peserta lain yang sakit. PR besarnya saat ini memang

terkait compliance, bagaimana setiap warga negara taat

menjalankan kewajibannya untuk mendaftar sebagai

peserta JKN-KIS,” ujar Andayani.

Sambil proses ini berjalan, Andayani menambahkan

BPJS Kesehatan juga terus membenahi data sebagai

tulang punggung kepesertaan JKN-KIS, termasuk

untuk data peserta PBI agar tidak terjadi exclusion error

dan inclusion error. Dalam hal ini, BPJS Kesehatan

terus berkoordinasi dengan Ditjen Kependudukan dan

Pencatatan Sipil (Disdukcapil) untuk melakukan proses

penyelarasan Data Kependudukan (NIK).

Ditjen Dukcapil juga telah memberikan Data NIK

yang belum menjadi peserta JKN-KIS kepada BPJS

Kesehatan. Data tersebut selanjutnya digunakan untuk

menugaskan para petugas perluasan peserta BPJS

Kesehatan untuk melakukan pendekatan, baik kepada

Pemerintah Daerah, Badan Usaha, dan masyarakat untuk

segera mendaftarkan diri menjadi peserta JKN KIS.

“Dengan Dukcapil, kita sudah tukar-menukar data.

Sehingga sekarang ini kita sudah punya data mana

saja yang belum punya NIK dan yang belum masuk di

data masterfile kepesertaan BPJS Kesehatan. Ini yang

nantinya akan kita selaraskan dengan daerah, supaya

bisa ketahuan siapa saja yang belum mendaftar, dan

juga untuk mencari tahu apakah yang ada di dalam data

tersebut benar atau tidak. Karena kan induk dari data itu

harusnya satu,” paparnya.

Dukungan pemerintah daerah juga sangat dibutuhkan

dalam mewujudkan cakupan kesehatan semesta.

Andayani memberi contoh apa yang sudah dilakukan oleh

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan terlebih dahulu

membayarkan iuran seluruh warganya untuk kelas tiga.

“Karena masih ada beberapa kendala, kita mencari

beberapa kota, kabupaten, dan provinsi yang siap, mulai

dari siap pemahaman, data, dan juga kemampuan bayar.

Kemampuan bayar ini apakah dari masyarakatnya atau

dari pemerintah daerahnya. Misalkan di DKI Jakarta,

datanya sudah siap dan pemerintahnya mampu bayar,

sehingga mereka bayarin dulu iuran semua warganya.

Kemudian setelah warganya menerima kartu, kalau

memang bersedia di kelas tiga, ya bisa diteruskan. Tetapi

kalau tidak mau di kelas tiga dan merasa mampu, mereka

harus mendaftar secara mandiri dengan mengembalikan

kartunya,” papar Andayani.

“Hal inilah yang juga kami minta dari beberapa

pemerintah daerah, sambil kami berbenah dengan

Dukcapil menyelaraskan datanya. Tapi kan ada juga

daerah yang memang tidak mampu bayar. Kalau

Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan

Andayani Budi Lestari

Page 8: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · Malaysia, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengungkapkan negara-negara Asia Pasiik yang saat ini mayoritas merupakan negara berkembang,

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 69 8

kondisinya seperti itu, ini yang nantinya disiapkan apakah

akan ditarik ke PBI nasional atau seperti apa. Artinya,

kita sedang mempersiapkan data yang bisa dibaca oleh

semua stakeholder, sehingga bisa ditentukan kebijakan

apa yang akan diambil,” sambung Andayani.

Dalam mencapai Universal Health Coverage, setidaknya

terdapat tiga peran penting Pemda yang bisa dilakukan,

yakni memperluas cakupan kepesertaan, meningkatkan

kualitas pelayanan, dan juga peningkatan kepatuhan.

Saat ini, hampir seluruh Pemda telah mengintegrasikan

program Jamkesda mereka ke dalam Program JKN-KIS.

Hingga 1 Oktober 2018, yang telah mengintegrasikan

program Jamkesda ke JKN-KIS sebanyak 498 kabupaten/

kota dengan jumlah peserta 27.394.906.

Inovasi Wujudkan UHC

Selain membenahi data, BPJS Kesehatan juga terus

mengembangkan inovasi baru dalam upaya mewujudkan

cakupan kesehatan semesta. Salah satunya menggulirkan

Program Donasi JKN-KIS. Melalui program ini, badan

hukum maupun perorangan bisa dapat berpartisipasi

mewujudkan kepedulian untuk peningkatan kualitas

hidup masyarakat dengan mendaftarkan dan

membayarkan iuran sebagai peserta JKN-KIS.

Bagi badan hukum berupa badan usaha, Program

Donasi JKN-KIS ini dapat disinergikan dengan program

Corporate Social Responsibility (CSR), di mana badan

usaha mendaftarkan dan membayarkan iuran masyarakat

menjadi peserta JKN-KIS, melalui perjanjian kerja sama

dengan BPJS Kesehatan.

“Program Donasi JKN-KIS ini juga merupakan wujud dari

prinsip gotong royong dan kepedulian kepada sesama,

demi terwujudnya Indonesia yang lebih sehat,” ujar

Andayani.

Sementara itu, agar target kepesertaan PPU terpenuhi,

BPJS Kesehatan juga menggalakkan strategi canvassing

dan penegakan kepatuhan. Canvassing merupakan

aktivitas terencana yang dilakukan untuk memberikan

advokasi tentang kewajiban Pemberi Kerja, yaitu dengan

mendaftarkan seluruh pekerja dan anggota keluarganya

menjadi peserta JKN-KIS. Hal ini dilakukan melalui

pemetaan Badan Usaha berdasarkan area terkecil

(seperti kelurahan dan kecamatan) untuk mendapatkan

data potensi Badan Usaha dan ditindaklanjuti secara

terintegrasi bersama kepatuhan.

Melalui canvassing yang dilakukan door to door ini,

petugas BPJS Kesehatan dapat menjaring langsung

Badan Usaha yang belum bergabung dalam program JKN-

KIS. Selain itu, BPJS Kesehatan juga dapat lebih optimal

dalam mengedukasi Badan Usaha. Edukasinya bisa

bermacam-macam, mulai dari kewajiban mendaftarkan

seluruh karyawan, sosialisasi pemanfaatan E-Dabu, dan

petunjuk pelayanan peserta JKN-KIS.

Dalam kegiatan canvassing tersebut, petugas BPJS

Kesehatan juga akan membuat data badan usaha

yang tidak langsung mendaftar saat dikunjungi, untuk

selanjutnya dikoordinasikan dengan unit kerja kepatuhan.

Jika sudah diingatkan oleh unit kerja kepatuhan

dan badan usaha tersebut tetap enggan mendaftar,

maka BPJS Kesehatan akan mengkomunikasikan hal

tersebut kepada Dinas Tenaga Kerja dan Kejaksaan

untuk dilakukan langkah selanjutnya. Tidak sampai di

situ, beberapa inovasi lainnya yang juga dikembangkan

BPJS Kesehatan adalah Program Kader JKN untuk

meningkatkan pertumbuhan jumlah kepesertaan, serta

meningkatkan kolektabilitas iuran bagi segmen peserta

informal atau PBPU.

Inovasi Desa SWA JKN pun digulirkan untuk menjawab

tantangan kondisi geografis Indonesia yang sangat luas.

Page 9: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · Malaysia, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengungkapkan negara-negara Asia Pasiik yang saat ini mayoritas merupakan negara berkembang,

INFO BPJS KESEHATANEDISI 69 9

Program ini bertujuan untuk menjaring pemerataan

keanggotaan JKN-KIS untuk masyarkat di wilayah

terpencil yang selama ini kesulitan mendaftar maupun

membayar iuran lantaran akses yang sulit atau jauh.

Melalui program SWA JKN, dibuatlah mekanisme “BPJS

Kolektif”, di mana pengurusan pendaftaran kepesertaan

JKN-KIS, pembayaran iuran, hingga penagihan iuran

dikelola secara mandiri oleh aparat desa setempat.

Warga desa hanya tinggal datang ke kantor desa untuk

mendaftar atau membayar iuran.

Tidak hanya merekrut peserta baru, program Desa SWA

JKN juga memikirkan bagaimana pembiayaan iuran di

Desa SWA JKN bisa terus berkelanjutan. Alternatif solusi

yang ditawarkan sangat beragam, seperti swadaya dan

swakelola oleh masyarakat, swadaya yang dikelola aparat

desa, anggaran unit ekonomi produktif (BUMDES/KUD),

atau melalui usaha pemberdayaan masyarakat. Konsep

yang sudah dijalankan di beberapa daerah seperti

program gugus ketahanan pangan.

Selain itu, kanal-kanal pendaftaran telah diperluas untuk

memberi kemudahan kepada masyarakat yang ingin

mendaftar. Mengikuti perkembangan era digital, aplikasi

Mobile JKN juga dihadirkan untuk mengakomodir

berbagai kebutuhan peserta.

Meningkatkan Pelayanan

Menjelang Universal Health Coverage, performa Fasilitas

Kesehatan juga terus ditingkatkan. Misalnya melalui

implementasi Kapitasi Berbasis Kompetensi Pelayanan

(KBK) pada FKTP, sistem rujukan online, hingga

mengembangkan sistem Pelayanan Informasi dan

Penanganan Pengaduan (PIPP) di rumah sakit, sehingga

dapat memudahkan akses peserta dalam mendapatkan

informasi dan penanganan pengaduan melalui kanal

pelayanan rumah sakit, serta meningkatkan kepuasan

peserta terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit.

“Seluruhnya memang kita benahi, mulai dari pelayanan

di kantor-kantor cabang, sampai di fasilitas kesehatan.

Sehingga masyarakat yang sudah menjadi peserta akan

merasa puas dan ikhlas membayar iuran setiap bulan,”

tutur Andayani.

Di sisi lain, Presiden Republik Indonesia juga telah

mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun

2017 Tentang Optimalisasi Pelaksanaan Program Jaminan

Kesehatana Nasional. Dalam Impres tersebut, Presiden

menginstruksikan kepada 11 pimpinan lembaga negara

untuk mengambil langkah sesuai kewenangannya dalam

rangka menjamin keberlangsungan dan peningkatan

kualitas pelayanan peserta JKN-KIS. 11 pimpinan

lembaga negara itu terdiri dari Menteri Koordinator

Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK),

Menteri Kesehatan, Menteri Dalam Negeri, Menteri

Sosial, Menteri BUMN, Menteri Ketenagakerjaan,

Menteri Komunikasi dan Informatika, Jaksa Agung,

Direksi BPJS Kesehatan, Para Gubernur, serta Para

Bupati dan Walikota.

“Melalui berbagai sinergi dan inovasi yang kami lakukan,

serta dukungan dari lembaga-lembaga negara terakit,

mudah-mudahan saja Universal Health Coverage bisa

lebih cepat terwujud, sehingga tidak ada lagi penduduk

Indonesia yang kesulitan mengakses fasilitas kesehatan

saat jatuh sakit,” ujar Andayani.

Page 10: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · Malaysia, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengungkapkan negara-negara Asia Pasiik yang saat ini mayoritas merupakan negara berkembang,

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 69 10

B I N C A N G

DUKCAPIL PERCEPAT LAYANAN KTP E1

Jaminan kesehatan semesta atau Universal

Health Coverage (UHC) semakin di depan mata.

Di tahun 2019, sebanyak 95 persen atau sekitar

249,8 juta orang dari total penduduk Indonesia

(263 juta berdasarkan data Dukcapil) diharapkan sudah

menjadi peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional-

Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Sampai dengan

1 November 2018, jumlah peserta JKN-KIS telah

mencapai 205.071.003 atau mencakup 80 persen dari

total penduduk Indonesia. BPJS Kesehatan bersama

Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil

(Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terus

bersinergi khususnya dalam optimalisasi pemanfaatan

data Nomor Induk Kependudukan (NIK). Berbagai inovasi

pun telah dikembangkan dua instansi ini agar pelayanan

administrasi peserta JKN-KIS makin optimal.

Dirjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri, Prof. Dr. Zudan Arif Fakrulloh,SH,MH.

DUKUNG UHC

Page 11: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · Malaysia, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengungkapkan negara-negara Asia Pasiik yang saat ini mayoritas merupakan negara berkembang,

INFO BPJS KESEHATANEDISI 69 11

BINCANG

Misalnya melakukan pemadanan

data peserta dengan data

kependudukan. Per Juli 2018, Ditjen

Dukcapil dan BPJS telah melakukan

pemadanan data peserta JKN-

KIS sebanyak 198.197.889 jiwa.

Sementara, data peserta yang

belum terisi lengkap seperti data

NIK, alamat, tanggal lahir dan

lainnya sudah dan terus dilengkapi,

diverifikasi serta validasi.

Lebih jauh tentang dukungan Ditjen

Dukcapil terhadap Program JKN-KIS,

khususnya dalam mencapai UHC di

2019, berikut ini adalah tanggapan

Dirjen Dukcapil Kementerian

Dalam Negeri, Prof. Dr. Zudan Arif

Fakrulloh,SH,MH.

Bagainana komitmen Dukcapil

dalam mendukung program JKN-

KIS khususnya untuk capai UHC ?

Sebenarnya untuk mendukung

keberlangsungan Program JKN-KIS,

termasuk mencapai UHC di 2019,

kami optimalkan Instruksi Presiden

(Inpres) Nomor 8 tahun 2017

tentang Optimalisasi Pelaksanaan

Program JKN. Dalam inpres itu,

Presiden meminta para menteri

terkait untuk mengambil langkah-

langkah sesuai tugas, fungsi, dan

kewenangan masing-masing guna

menjamin keberlangsungan dan

peningkatan kualitas pelayanan JKN.

Dari 14 menteri yang diinstruksikan,

salah satunya adalah Menteri Dalam

Negeri.

Presiden telah mengintsruksikan

Menteri Dalam Negeri agar

meningkatkan pembinaan dan

pengawasan kepada gubernur,

bupati, dan walikota dalam

melaksanakan JKN-KIS. Memastikan

kepala daerah mengalokasikan

anggaran, dan mendaftarkan seluruh

penduduknya dalam program JKN.

Juga memastikan gubernur, bupati,

dan walikota untuk menyediakan

sarana dan prasarana pelayanan

kesehatan dan sumber daya

manusia kesehatan di wilayah

masing-masing.

Selain itu menyediakan data

penduduk berbasis NIK untuk

dapat dimanfaatkan sebagai data

kepesertaan JKN. Komitmen

Dukcapil dalam mendukung

optimalisasi JKN-KIS tercermin

dari bagaimana kami serius

menyikapi masalah penyediaan

data penduduk berbasis NIK untuk

dapat dimanfaatkan sebagai data

kepesertaan JKN.

Bagaimana penataan adminduk

untuk optimalkan JKN-KIS ?

Komitmen terhadap optimalisasi

Program JKN-KIS terlihat dari

upaya kami mengentaskan

masyarakat tak sadar administrasi

penduduk (adminduk) yang secara

langsung membantu optimalisasi

penerapan JKN. Pasalnya, produk

adminduk adalah satu-satunya data

kependudukan yang digunakan

untuk mendaftar sebagai anggota

program JKN-KIS.

Tahun ini, sesuai dengan hasil

rapat terbatas penataan adminduk

dengan Presiden Joko Widodo pada

April 2018, yang kami tindaklanjuti

dengan cepat dengan menerbitkan

Permendagri Nomor 19 Tahun

2018 Tentang Peningkatan Kualitas

Pelayanan Adminduk, kami gerak

cepat meningkatkan kualitas dan

mempercepat layanan adminduk di

daerah.

Hal ini sejalan dengan Instruksi

Mendagri Tentang Gerakan Indonesia

Sadar Administrasi Kependudukan

(GISA) tertanggal 7 Februari 2018.

Sadar Adminduk ditunjukkan dalam

4 hal, yakni sadar akan pentingnya

dokumen kependudukan, pentingnya

pemutakhiran data kependudukan,

pentingnya pemanfaatan data

kependudukan untuk semua

urusan, dan pentingnya pelayanan

administrasi kependudukan yang

membahagiakan rakyat.

Untuk mempercepat layanan KTP

elektronik (KTP el) kami juga sudah

menerbitkan surat edaran yang saya

tandatangani atas nama Mendagri

tentang Percepatan Penerbitan KTP

Elektronik tertanggal 3 Mei 2018.

Melalui edaran ini, setiap kepala

unit kerja/dinas dukcapil kabupaten

dan kota tetap memberikan layanan

perekaman dan percetakan KTP-el

pada hari Sabtu dan Minggu serta

hari libur lainnya.

Kami juga meminta agar mereka

segera menerbitkan KTP-el bagi

penduduk yang status perekamannya

sudah siap cetak, termasuk KTP-

el bagi penduduk yang memegang

surat keterangan pengganti KTP-el

yang telah habis masa berlakunya.

Kepada kepala unit kerja atau dinas

kependudukan dan pencatatan sipil

provinsi agar melakukan pengawasan

terhadap percepatan pelayanan

perekaman dan penerbitan KTP-el

yang dilakukan unit kerja atau dinas

di tingkat kabupaten/kota. Semua itu

kami lakukan untuk menghadirkan

data kependudukan yang tidak hanya

akurat, tapi efektif dan efisien.

Harapan Bapak terhadap Program

JKN-KIS ?

Impian kami, BPJS Kesehatan

mencapai target UHC di mana

100 persen penduduk Indonesia

terlindung jaminan kesehatannya.

Impian ini pasti mendapat dukungan

semua pihak, pemerintah maupun

swasta, sehingga menurut saya

tidak ada kendala yang berarti untuk

mencapainya.

Hanya, tantangan besar kita bukan

pencapaian UHC, melainkan lebih

kepada membangun kesadaran

semua pihak, pemerintah, swasta,

dan masyarakat, untuk komitmen

dengan keberlanjutan dan

pengembangan program JKN-KIS

di masa masa mendatang yang

tantangannya bisa jadi tidak pernah

bisa kita duga kompleksitasnya.

Untuk mendukung program JKN-

KIS, sesuai dengan tugas dan

kewenangan kami akan berusaha

semaksimal mungkin untuk

konsisten dan komitmen, salah

satunya melalui pemberian identitas

kependudukan kepada seluruh

penduduk Indonesia berupa NIK dan

KTP-el sebagai basis kepesertaan

dan pengembangan program JKN-

KIS ke depan.

Bahkan pemberian NIK dan KTP-

el ini sudah masuk dalam rencana

aksi nasional optimalisasi JKN.

Rencana aksi ini dipantau langsung

oleh Presiden Joko Widodo melalui

Kantor Staf Presiden. Juga dalam

waktu dekat kami akan membahas

bersama KSP terkait kegiatan

prioritas pantauan KSP Tahun

2018 dan 2019, yang di antara

agendanya terkait dengan identitas

kependudukan dan JKN.

Page 12: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · Malaysia, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengungkapkan negara-negara Asia Pasiik yang saat ini mayoritas merupakan negara berkembang,

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 69 12

B E N E F I T

12

Wilayah Indonesia yang sangat luas

dengan penduduk yang menyebar

sampai ke daerah terpencil menjadi

salah satu tantangan yang dihadapi

dalam menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan

Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Tantangan

itu makin berat karena pembangunan infrastruktur yang

belum merata sehingga ada wilayah yang sulit diakses,

termasuk ketersediaan fasilitas kesehatan dan sarana

serta prasarana pendukungnya.

Persoalan itu sudah diantisipasi pemerintah, oleh

karenanya UU No.40 Tahun 2004 tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional (SJSN) mengatur bagi

daerah yang belum memiliki fasilitas kesehatan yang

memenuhi syarat untuk memenuhi kebutuhan medik

sejumlah peserta, BPJS Kesehatan wajib memberikan

kompensasi.

Ketentuan mengenai kompensasi ini diatur dalam

Peraturan Presiden (Perpres) No.82 Tahun 2018

tentang Jaminan Kesehatan. Perpres mengatur selain

kompensasi, BPJS Kesehatan dapat bekerjasama

dengan pihak lain untuk menyediakan fasilitas kesehatan.

Dalam Perpres sebelumnya, kompensasi yang bisa

diberikan ada 3 bentuk yaitu uang tunai, pengiriman

tenaga kesehatan dan penyediaan fasilitas kesehatan.

Sekarang, melalui Perpres No.82 Tahun 2018 bentuk

kompensasi itu hanya 2 yaitu uang tunai dan penyediaan

fasilitas kesehatan.

Dalam rangka pemberian kompensasi dan pemenuhan

pelayanan pada daerah belum tersedia Fasilitas

Kesehatan yang memenuhi syarat, BPJS Kesehatan

dapat mengembangkan pola pembiayaan pelayanan

kesehatan. Pengembangan pola pembiayaan kesehatan

ini meliputi pola pembiayaan untuk pelayanan kesehatan

Bagi Peserta yang Wilayahnya Belum Tersedia Fasilitas Kesehatan

Ada KompensasiKompensasi yang diberikan bisa berbentuk uang tunai atau menyediakan fasilitas kesehatan.

Page 13: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · Malaysia, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengungkapkan negara-negara Asia Pasiik yang saat ini mayoritas merupakan negara berkembang,

INFO BPJS KESEHATANEDISI 69 13

BENEFIT

13

bergerak, pelayanan kesehatan berbasis telemedicine,

dan/atau pengembangan pelayanan kesehatan lain yang

ditetapkan oleh Menteri.

Ketentuan mengenai kompensasi akan diatur dalam

Peraturan Menteri Kesehatan yang akan ditetapkan

paling lambat 6 bulan setelah Perpres No.82 Tahun

2018 diundangkan. Selama belum ada pengaturan baru,

pemberian kompensasi mengacu ketentuan yang saat ini

berlaku.

Uji Coba

Tahun 2017 BPJS Kesehatan telah melakukan uji coba

pemberian kompensasi bagi daerah belum tersedia

fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat di 6(enam)

kabupaten/kota berupa pengiriman tenaga medis. Uji

coba itu menggunakan indikator untuk menentukan

daerah belum tersedia fasilitas kesehatan yang

memenuhi syarat.

Indikator yang digunakan meliputi ketersediaan FKTP/

jejaring, jarak menjangkau fasilitas kesehatan, letak

geografis, dan akses transportasi. Dalam uji coba itu

BPJS Kesehatan bersama pemerintah daerah dan

asosiasi fasilitas kesehatan melakukan asesmen

terhadap pemenuhan indikator tersebut.

Dalam uji coba kompensasi uang tunai acuan yang

digunakan yaitu tarif pelayanan kesehatan pada fasilitas

kesehatan tingkat pertama yang tidak bekerjasama.

Tapi kompensasi uang tunai tidak direkomendasikan

karena administrasi implementasinya sulit dan tidak

meningkatkan ekuitas askes terhadap pelayanan

kesehatan.

BPJS Kesehatan hanya menjamin kompensasi uang

tunai untuk biaya pelayanan kesehatan langsung, tidak

termasuk transportasi, akomodasi dan pelayanan lain

yang tidak termasuk dalam cakupan benefit program

JKN.

Untuk uji coba terkait penyediaan fasilitas kesehatan,

bentuknya pengiriman tenaga kesehatan dari fasilitas

kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.

Kegiatan itu dilakukan melalui koordinasi dan kerjasama

dengan pemerintah daerah. Dalam uji coba ini pemerintah

daerah menjamin akomodasi tenaga kesehatan serta

sarana dan prasarana pelayanan kesehatan, sedangkan

BPJS Kesehatan menjamin biaya pelayanan kesehatan

untuk komponen non kapitasi dan lumpsum harian untuk

tenaga kesehatan.

Page 14: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · Malaysia, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengungkapkan negara-negara Asia Pasiik yang saat ini mayoritas merupakan negara berkembang,

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 69 14

P E L A N G G A N

14

Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang

kecuali pada keadaan gawat darurat, kekhususan

permasalahan kesehatan pasien, pertimbangan

geografis, dan pertimbangan ketersediaan fasilitas.

Penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan

Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS)

mengacu prinsip Sistem Jaminan Sosial Nasional

(SJSN) antara lain menyeluruh (komprehensif)

sesuai standar pelayanan medik yang cost effective dan

rasional. Serta pelayanan terstruktur, berjenjang dengan

portabilitas dan ekuitas.

Oleh karenanya dalam memberikan pelayanan kesehatan

kepada peserta, program JKN-KIS menganut mekanisme

rujukan berjenjang. Pelayanan kesehatan dilaksanakan

secara berjenjang dimulai dari pelayanan kesehatan

tingkat pertama.

Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat

diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat

pertama. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat

diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat

kedua atau tingkat pertama, kecuali pada keadaan gawat

darurat, kekhususan permasalahan kesehatan pasien,

pertimbangan geografis, dan pertimbangan ketersediaan

fasilitas.

Dalam hal Peserta memerlukan pelayanan kesehatan

rujukan tingkat lanjutan atas indikasi medis, Fasilitas

Kesehatan tingkat pertama (FKTP) harus merujuk ke

Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL)

terdekat sesuai dengan Sistem Rujukan yang diatur

dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan

ke dokter dan/atau dokter gigi pemberi pelayanan

kesehatan tingkat pertama. Untuk rujukan ke faskes

yang tingkatnya lebih tinggi, bisa dilakukan oleh dokter

yang bertanggungjawab di FKTP yang bersangkutan.

Bagi peserta yang mengalami kegawatdaruratan bisa

langsung menyambangi FKRTL terdekat.

Setiap pemberi pelayanan kesehatan wajib merujuk

pasien bila keadaan penyakit atau permasalahan

kesehatan memerlukannya. Sebelum melakukan

rujukan, perujuk harus melakukan pertolongan pertama

dan/atau tindakan stabilisasi kondisi pasien sesuai

indikasi medis serta sesuai dengan kemampuan untuk

tujuan keselamatan pasien selama pelaksanaan rujukan.

Perujuk juga perlu melakukan komunikasi dengan

penerima rujukan dan memastikan bahwa penerima

rujukan dapat menerima pasien dalam hal keadaan

pasien gawat darurat dan membuat surat pengantar

Bisa Langsung Dirujuk Ke RS Kelas B dan A

PENYAKIT BERAT

Page 15: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · Malaysia, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengungkapkan negara-negara Asia Pasiik yang saat ini mayoritas merupakan negara berkembang,

INFO BPJS KESEHATANEDISI 69 15

PELANGGAN

15

rujukan untuk disampaikan kepada penerima rujukan.

Dalam melakukan komunikasi itu, penerima rujukan

wajib menginformasikan ketersediaan sarana dan

prasarana serta kompetensi dan ketersediaan tenaga

kesehatan dan memberikan pertimbangan medis atas

kondisi pasien.

Rujukan dianggap telah terjadi apabila pasien telah

diterima oleh penerima rujukan. Penerima rujukan

bertanggung jawab untuk melakukan pelayanan

kesehatan lanjutan sejak menerima rujukan dan wajib

memberikan informasi kepada perujuk mengenai

perkembangan keadaan pasien setelah selesai

memberikan pelayanan.

Untuk memudahkan peserta dalam melakukan rujukan,

BPJS Kesehatan telah mengembangkan sistem rujukan

online. Implementasi rujukan online diharapkan dapat

memberikan kontribusi besar dalam penyelenggaraan

pelayanan kesehatan di Indonesia. Penerapan

rujukan online bisa dikatakan salah satu momentum

dalam perbaikan sistem rujukan berjenjang berbasis

kompetensi di Indonesia yang selama ini masih sulit

untuk diimplementasikan.

Salah satu tantangan yang dihadapi dalam menerapkan

sistem rujukan online yakni bagaimana peserta

memahami dan meyakini bahwa ia akan mendapatkan

pelayanan kesehatan berdasarkan pada kapasitas dan

kompetensi dari pemberi pelayanan kesehatan, misalnya

dokter atau rumah sakit. Karena saat ini masih ada

peserta yang berpikiran, misalnya hanya cocok dilayani

di RS atau dokter tertentu. Padahal kapasitas atau

kompetensi pemberi pelayanan kesehatan yang lain bisa

dikatakan sama.

Dalam pelaksanaan rujukan online, penting bagi fasilitas

kesehatan melengkapi dan memperbarui kompetensi

dan sarana melalui aplikasi Health Facilities Information

System (HFIS), serta terus mengedukasi konsep

rujukan online kepada peserta. Digitalisasi rujukan ini

makin mendekatkan peserta JKN-KIS dengan fasilitas

kesehatan dan mengurangi antrean dalam pelayanan

kesehatan.

BPJS Kesehatan terus menyempurnakan sistem rujukan

online ini, khususnya aplikasi P-Care di FKTP dan V-Claim

di FKRTL. Pada aplikasi P-Care akan dioptimalkan

mekanisme pencarian FKRTL menggunakan

kapasitas sesuai kompetensi, rujukan kondisi khusus

menampilkan riwayat pelayanan di FKRTL sebelumnya

dan penambahan informasi masa berlaku surat rujukan.

Untuk aplikasi V-Claim akan Penambahan informasi masa

berlaku surat rujukan di SEP (Surat Eligibilitas Peserta).

Penerapan uji coba rujukan online sudah bergulir sejak

15 Agustus 2018, dan berdampak pada tertatanya

distribusi pasien rujukan tingkat lanjut di RS sesuai

dengan kelasnya. Tapi untuk lebih menyempurnakan

sistem ini, penerapan uji coba rujukan online akan

diperpanjang sampai dengan 31 Oktober 2018, dengan

tujuan untuk lebih menguatkan keterlibatan dan sinergi

dengan Dinas Kesehatan dan asosiasi fasilitas kesehatan

dalam melakukan review mapping dan validasi kapasitas

FKRTL, serta optimalisasi bridging system.

Kemudahan dan kepastian pasien dalam mendapatkan

pelayanan kesehatan sesuai dengan kelas dan

kompetensi rumah sakit memang menjadi salah satu

tujuan dari rujukan online. Ini menjadi bagian dari

upaya untuk mewujudkan harapan masyarakat yang

menginginkan tidak ada lagi antrean dan kualitas layanan

meningkat.

Salah satu tantangan yang dihadapi program JKN-KIS

yakni terbatasnya jumlah fasilitas kesehatan seperti RS

dan sebarannya tidak merata. Begitu pula kompetensi

setiap RS, misalnya jumlah dokter spesialis dan sarana

prasarana tidak sama. Di tengah tantangan itu program

JKN-KIS harus memberikan pelayanan kesehatan kepada

peserta sesuai kebutuhan medis berdasarkan fasilitas

kesehatan yang tersedia.

Sistem rujukan online tidak menutup kesempatan bagi

peserta JKN-KIS untuk mendapatkan pelayanan di rumah

sakit tujuan rujukan kelas B dan kelas A selama sesuai

dengan kebutuhan medisnya. Untuk kasus tertentu

yang kompetensinya hanya dimiliki oleh rumah sakit

kelas B, bisa langsung dirujuk dari FKTP ke rumah sakit

kelas B. Misalnya, gagal ginjal (hemodialisa), hemofilia,

thalassemia, kemoterapi, radioterapi, jiwa, kusta, TB-

MDR, dan HIV-ODHA.

Page 16: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · Malaysia, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengungkapkan negara-negara Asia Pasiik yang saat ini mayoritas merupakan negara berkembang,

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 69 16

T E S T I M O N I

Guna mewujudkan jaminan kesehatan cakupan

kesehatan semesta atau Universal Health

Coverage (UHC) pada tahun 2019, dibutuhkan

dukungan dari banyak pihak untuk membantu

kesuksesan Program Jaminan Kesehatan Nasional -

Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), salah satunya dari

badan usaha.

Selain mendaftarkan seluruh karyawan beserta anggota

keluarganya ke dalam Program JKN-KIS dan disiplin

dalam membayar iuran, dukungan lain yang juga bisa

diberikan badan usaha adalah melalui program Donasi

JKN-KIS.

Melalui program ini, badan usaha/lembaga atau badan

lainnya maupun perorangan bisa membantu sesama

yang membutuhkan uluran tangan untuk didaftarkan dan

dibayarkan iurannya sebagai peserta JKN-KIS.

Bagi badan usaha, program Donasi JKN-KIS ini

dapat disinergikan dengan program Corporate Social

Responsibility (CSR) yang selama ini sudah dijalankan

perusahaan, di mana badan usaha mendaftarkan

sejumlah keluarga tidak mampu menjadi peserta JKN-

KIS, dan dibayarkan iurannya melalui perjanjian kerja

sama dengan BPJS Kesehatan.

Dukung Terwujudnya UHC

Badan usaha yang telah berpartisipasi dalam program

Donasi JKN-KIS adalah Optik Internasional, salah satu

perusahaan yang memberikan pelayanan kesehatan

di bidang perkacamataan. Dari 255 cabang Optik

Internasional yang ada di seluruh Indonesia, saat ini

sebagian besarnya sudah bekerja sama menjadi optik

provider BPJS Kesehatan, dan juga mengikuti program

Donasi JKN-KIS.

Salurkan Dana CSR Melalui Program Donasi JKN-KIS

Optik Mikeda & Optik Internasional

Page 17: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · Malaysia, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengungkapkan negara-negara Asia Pasiik yang saat ini mayoritas merupakan negara berkembang,

INFO BPJS KESEHATANEDISI 69 17

TESTIMONIGM Operation Optik Internasional, Elviati menyampaikan,

keterlibatan Optik Internasional dalam program Donasi

JKN-KIS merupakan bentuk dukungan perusahaan

terhadap program pemerintah dalam mencapai Universal

Health Coverage. Apalagi di lingkungan cabang Optik

Internasional beroperasi, masih banyak ditemukan

masyarakat kurang mampu yang membutuhkan uluran

tanggan untuk dibantu menjadi peserta Program JKN-KIS

dan dibayarkan iuran bulanannya.

"Sebagai perusahaan berskala nasional, bentuk

kepedulian terhadap sesama yang dilakukan Optik

Internasional sebetulnya bukan hal yang baru. Kali ini

kami ikut terlibat di dalam program Donasi JKN-KIS untuk

mendukung cita-cita pemerintah mencapai Universal

Health Coverage," ungkap Elviati.

Untuk setiap cabang Optik Internasional, jumlah warga

tidak mampu yang didaftarkan dan dibayarkan iurannya

dalam program Donasi JKN-KIS ini sangatlah bervariasi.

Ada cabang yang memberikan bantuan untuk 100 warga,

200 warga, hingga 300 warga. Warga yang dibantu

tersebut merupakan masyarakat tidak mampu yang

belum terdaftar sebagai Peserta Penerima Bantuan Iuran

(PBI) yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah.

"Sebagai perusahaaan yang juga bekerja sama dengan

BPJS Kesehatan, tentunya kami ingin keterlibatan Optik

Internasional di dalam program Donasi JKN-KIS ini bisa

selamanya dengan cakupan yang lebih luas, sehingga

makin banyak warga tidak mampu yang bisa terbantu.

Yang kami lakukan ini memang tidak besar, tetapi kami

berharap ini bisa menginspirasi badan usaha lain untuk

melakukan hal serupa dalam mendukung pencapaian

Universal Health Coverage," ujar Elviati.

Selain Optik Internasional, badan usaha serupa yang juga

mengikuti program Donasi JKN-KIS adalah Optik Mikeda.

Saat ini ada lima cabang Optik Mikeda yang sudah

bekerja sama sebagai optik provider BPJS Kesehatan,

dua di antaranya telah mengikuti program Donasi JKN-

KIS, yaitu Optik Mikeda Mall Artha Gading di Jakarta

Utara dan Optik Cilegon.

Untuk Optik Mikeda Mall Atha Gading Jakarta Utara,

jumlah warga tidak mampu yang dibantu sebanyak 50

orang, sementara Optik Cilegon sebanyak 100 orang.

Warga tersebut didaftarkan dan dibayarkan iurannya

sebagai peserta Program JKN-KIS untuk kelas 3.

"Sebagai badan usaha yang juga bekerja sama dengan

BPJS Kesehatan, intinya kami ikut mendukung program-

program yang dijalankan BPJS Kesehatan, termasuk

di program Donasi JKN-KIS ini," ujar Manager Optik

Mikeda, Nadi Supriadi.

Meskipun saat ini baru ada dua cabang Optik Mikeda

yang berpastisipasi dalam program Donasi JKN-KIS, Nadi

menyampaikan untuk cabang-cabang lainnya juga akan

didorong untuk melakukan hal serupa, sehingga warga

tidak mampu yang bisa dibantu menjadi lebih besar. Tiga

cabang Optik Mikeda lainnya berada di Rawamangun,

Salemba, dan Cibarusah.

"Selama kami masih bekerja sama dengan BPJS

Kesehatan, harapannya donasi yang kami berikan ini bisa

berjalan selamanya, tidak hanya satu atau dua tahun saja.

Kalau pun ada warga yang iurannya sudah dibayarkan

oleh pemerintah, nantinya donasi kami ini bisa dialihkan

ke warga lain yang membutuhkan," ujar Nadi.

GM Operational Optik Internasional

Elviati

Manager Optik Mikeda

Nadi Supriadi

Page 18: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · Malaysia, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengungkapkan negara-negara Asia Pasiik yang saat ini mayoritas merupakan negara berkembang,

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 69 18

I N S P I R A S I

Aktor Di-era 90 an Fuad Baradja

Lepas dari Jerat Rokok BANTU MASYARAKAT

Di tahun 1990-an, sosok Fuad Baradja sangat

dikenal sebagai pemeran ayah Sahrul Gunawan

dalam sinetron Jin dan Jun. Lama tidak muncul

di layar kaca, Fuad rupanya tengah sibuk

mengampanyekan bahaya rokok. Beberapa tulisannya

di media sosial mengenai bahaya rokok juga sudah

banyak diterbitkan menjadi buku, seperti buku “Hari Gini

Masih Ngerokok? Apa Kata Dunia” dan “Love Your Live,

Lebih Memahami Perilaku Merokok”. Selain itu, Fuad

juga membuka klinik berhenti merokok di rumahnya di

kawasan Jatiwarna Bekasi untuk membantu masyarakat

melepaskan diri dari jerat rokok.

Fuad bercerita, ketertarikannya pada masalah rokok

bermula dari artikel yang dibacanya di surat kabar

tahun 1998. Artikel tersebut membahas tentang biaya

kesehatan akibat rokok yang jauh lebih besar ketimbang

pendapatan pemerintah dari cukai rokok. Hal ini

mengusik rasa ingin tahunya tentang bahaya rokok.

“Moment itu memang menjadi turning point dari

kegiatan yang saya jalani saat ini. Saya mulai mendatangi

lembaga penanggulangan masalah rokok untuk mencari

tahu lebih banyak tentang bahaya rokok. Dari situ

saya baru tersadar bahwa rokok ternyata tidak hanya

menyebabkan penyakit-penyakit berbahaya, tetapi juga

bisa memiskinkan mereka,” ujar Fuad.

Tidak hanya untuk diri sendiri, pengetahuan tersebut

kemudian juga dibagikan Fuad kepada masyarakat.

Saat tidak ada jadwal syuting, ia kerap mendatangi

sekolah-sekolah untuk memberikan penyuluhan tentang

bahaya rokok. Kegiatan ini dilakukannya secara sukarela.

“Setelah tahu lebih banyak tentang bahaya rokok, saya

merasa terpanggil untuk menyebarkan hal ini kepada

lebih banyak masyarakat, agar orang-orang yang belum

merokok tidak sampai ikut-ikutan, dan yang sudah

terlanjur merokok bisa segera berhenti,” ungkapnya.

Setelah 10 tahun keliling Indonesia untuk

menyosialisasikan bahaya rokok, barulah di tahun 2009,

Fuad mulai mempelajari teknik Spiritual Emotional

Freedom Technique (SELF). Teknik ini bisa membantu

menyelesaikan masalah fisik dan psikis, salah satunya

membantu orang-orang untuk berhenti merokok.

“Untuk memperbanyak jam terbang, setiap bertemu

orang yang merokok, saya sering menawarkan diri untuk

memberikan terapi, sampai akhirnya saya membuka

klinik berhenti merokok untuk membantu orang-orang

yang ingin kembali menjalani pola hidup sehat,” tutur

Fuad.

Sebelum aktif melakukan sosialisasi tentang bahaya

rokok, Fuad mengaku dulunya ia juga termasuk perokok

aktif mulai dari tahun 1980 sampai 1991. Namun, setelah

mengalami penyakit batuk yang berat selama satu bulan,

ia akhirnya memutuskan untuk menjauhkan diri dari

rokok.

“Berhentinya itu karena batuk yang tidak sembuh-

sembuh selama sebulan. Setelah dianjurkan dokter untuk

berhenti merokok, ternyata keesokan harinya batuk saya

langsung hilang. Itulah yang kemudian menjadi motivasi

saya untuk berhenti merokok,” cerita Fuad.

Kuncinya Niat dan Motivasi

Menurut Fuad, berhenti merokok setelah sebelumnya

menjadi kebiasaan sebetulnya tidak sulit. Kunci utamanya

adalah niat dan motivasi yang kuat untuk melepaskan

diri dari zat nikotin dalam rokok yang menyebabkan

kecanduan.

“Niat dan motivasi memang jadi kunci utama. Terapi yang

saya berikan ini sifatnya hanya membantu seseorang

bisa bertahan untuk tidak merokok sampai pengaruh

nikotin di otaknya hilang,” ujar Fuad.

Pengaruh nikotin ini biasanya hilang dalam waktu tiga

sampai empat minggu. Bila seseorang bisa bertahan

untuk tidak merokok sampai waktu tersebut, menurut

Fuad hampir dipastikan keinginannya untuk merokok

akan hilang. Dan hal itu hanya bisa dicapai apabila orang

tersebut memiliki niat dan motivasi yang kuat. Selain

itu, salah satu cara paling baik untuk berhenti merokok

adalah berhenti seketika. Jika bertahap, justru pengaruh

nikotinnya akan lebih lama hilang.

Page 19: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · Malaysia, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengungkapkan negara-negara Asia Pasiik yang saat ini mayoritas merupakan negara berkembang,

INFO BPJS KESEHATANEDISI 69 19

P E R S E P S I

Peraturan Presiden (Perpres) 82 Tahun 2018

tentang Jaminan Kesehatan akhirnya diterbitkan.

Perpres yang ditanda-tangani Presiden Joko

Widodo pada 17 September 2018 ini mengatur

salah satunya tentang langkah bauran kebijakan

pemerintah untuk mengatasi defisit keuangan Program

Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat

(JKN-KIS).

Pasal 99 Perpres 82 Tahun 2018 ini menyebutkan

bahwa pemerintah daerah (pemda) wajib mendukung

penyelenggaraan Program JKN-KIS melalui kontribusi

dari pajak rokok bagian daerah. Di Pasal 100 ayat 1

disebutkan besaran kontribusinya adalah 75% dari

50% realisasi penerimaan pajak masing-masing daerah.

Selanjutnya di Pasal 100 Ayat 2 disebutkan pajak rokok

ini langsung dipindahbukukan ke dalam rekening BPJS

Kesehatan.

Jika tahun ini total penerimaan cukai sebesar Rp147,8

triliun, maka sebesar 10% atau sekitar Rp14,7 triliun

masuk ke daerah-daerah sebagai pajak rokok. Dari

angka ini, 50% atau sekitar Rp7 triliunan di antaranya

dialokasikan untuk bidang kesehatan. Dari bagian

kesehatan ini, 75% atau sekitar Rp5 triliunan digunakan

untuk mendukung Program JKN-KIS. Namun, menurut

Peraturan Menteri Keuangan (PMK), pemotongan

pajak cukai rokok hanya diberlakukan kepada pemda

yang belum mendukung sepenuhnya Program JKN-

KIS, misalnya belum integrasikan penduduknya menjadi

peserta JKN-KIS, dan lain-lain. Sehingga diperkirakan ada

dana bersih sebesar Rp 1,4 triliun pajak rokok daerah

untuk dukung keberlangsungan Program JKN-KIS.

Ironisnya, banyak kalangan keliru menilai tujuan baik dari

Perpres 82 ini. Ada yang beranggapan bahwa dengan

menggunkan cukai untuk menutup defisit Program JKN-

KIS, maka perokok ikut menyumbang bagi pembiayaan

program pemerintah ini. Perokok berbangga karena

aktivitasnya ini dirasa membantu pelayanan JKN-KIS.

Ajakan untuk beramai-ramai merokok pun bermunculan

lewat sosial media. Bahkan muncul gambar BPJS

Kesehatan di bungkus rokok, yang terpampang dalam

bagian yang semestinya bergambar ilustrasi bahaya

merokok. Peringatan pemerintah yang semestinya

dicantumkan di bungkus rokok juga ikut diubah

dengan narasi yang menyebutkan bahwa merokok

dapat membantu BPJS Kesehatan, seperti: "Merokok

Meringankan BPJS" atau "Merokok Mendukung BPJS".

Tentu saja ini adalah salah kaprah. Karena pada dasarnya

cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap

barang-barang yang mempunyai sifat atau karakteristik

yang ditetapkan dalam UU Cukai. Barang-barang yang

dikenai cukai adalah yang konsumsinya perlu dikendalikan,

keberadaannya perlu diawasi, pemakaiannya dapat

menimbulkan efek negatif bagi masyarakat/lingkungan

hidup, dan pemakaiannya perlu pungutan negara demi

keadilan dan keseimbangan. Selain rokok, dua produk

lain yang juga dikenai cukai adalah etil alkohol atau etanol

dan minuman yang mengandung etil alkohol.

Rokok termasuk barang yang dikenai cukai karena

merupakan produk turunan dari tembakau, dan

pemakaiannya dapat menimbulkan efek negatif bagi

masyarakat atau lingkungan. Di luar negeri disebut

dengan sin tax atau pajak dosa. Merokok dianggap

berdosa karena merusak kesehatan dan lingkungan.

Uang cukai yang disetor produsen rokok kepada

pemerintah adalah uang yang diperoleh dari

masyarakat (perokok) yang notabene melanggar.

Cukai ini dipergunakan pemerintah untuk memperbaiki

berbagai hal, salah satunya kesehatan. Undang-

Undang 28 tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi

Daerah mengamanatkan 50% dari realisasi cukai rokok

dialokasikan untuk kesehatan.

Namun, kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat

merokok bahkan jauh lebih besar dari cukai yang masuk ke

APBN. Tahun 2017, Kementerian Kesehatan (Kemenkes)

menghitung kerugian yang dialami Indonesia mencapai

Rp596,5 triliun per tahunnya. Kerugian karena rokok ini

empat kali lipat lebih besar dari penerimaan negara dari

cukai rokok di tahun yang sama hanya sebesar Rp139

triliun.

Hasil survei tentang kerugian ini dilaporkan Kemenkes

dalam buku berjudul “Health Economic Cost of Tobacco

in Indonesia”. Kerugian ini dihitung dari besarnya uang

untuk belanja rokok, biaya pengobatan untuk penyakit-

penyakit terkait rokok, dan hilangnya waktu produktif

akibat kecacatan serta kematian akibat rokok.

Penulis buku tersebut sekaligus peneliti dari

Badan Litbangkes Kemenkes, Soewarta Kosen,

mengungkapkan dalam satu tahun masyarakat Indonesia

setidaknya membakar Rp208 triliun untuk rokok. Belanja

rokok paling besar pada kelompok miskin.

Rokok adalah faktor risiko utama berbagai penyakit tidak

menular yang bersifat kronik dan membutuhkan biaya

tinggi, seperti kanker, jantung, stroke, dan gagal ginjal.

Biaya kesehatan untuk penyakit-penyakit terkait rokok ini

turut membebani pembiayaan Program JKN-KIS.

Catatan BPJS Kesehatan menunjukkan, di tahun 2017

ada delapan penyakit katastropik yang menyerap

anggaran mencapai Rp18,4 triliun atau sekitar 21,84%

dari total pengeluaran untuk biaya pengobatan peserta

JKN di tahun itu sebesar Rp84,4 triliun. Penyakit jantung

menduduki posisi pertama sebesar Rp9,42 triliun,

disusul kanker Rp3,10 triliun, gagal ginjal dan stroke

masing-masing sebesar Rp2,25 triliun lebih. Di tahun

2018, hingga bulan Agustus, penyakit-penyakit ini masih

menduduki posisi yang sama sebagai penyedot anggaran

terbesar Program JKN-KIS. Dengan lebih besar kerugian

yang ditimbulkan dibanding manfaatnya, apakah perokok

masih berbangga dan menganggap menyumbang untuk

JKN-KIS ?.

Benarkah Perokok Menyumbang JKN-KIS ?

Page 20: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · Malaysia, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengungkapkan negara-negara Asia Pasiik yang saat ini mayoritas merupakan negara berkembang,

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 69 20

S E H A T & G A Y A H I D U P

Bersama Hewan Peliharaan

HIDUP LEBIH SEHAT

Memelihara hewan peliharaan sering

dianggap sebagai hal yang merepotkan.

Layaknya anggota keluarga, ada banyak

kebutuhan harian yang harus dipenuhi.

Mulai dari memberinya makan, minum, dijaga kebersihan

tubuhnya, dibersihkan kandangnya, hingga diajak

berinteraksi secara rutin.

Tidak seperti hewan ternak yang dipelihara untuk diambil

manfaatnya, hewan peliharaan biasanya dirawat sebagai

teman untuk menemani hari-hari pemiliknya, misalkan di

saat waktu luang. Jenis hewan peliharaan ini juga sangat

beragam, mulai dari yang jinak hingga buas sekalipun

seperti kucing, anjing, burung, dan juga ikan.

Tidak hanya lucu dan menggemaskan, ternyata ada

segudang manfaat yang bisa didapatkan dari hewan

peliharaan dari segi kesehatan fisik dan psikologi. Psikolog

Kasandra Putranto menyampaikan, banyak penelitian

membuktikan bahwa memiliki hewan peliharaan dapat

membantu individu mengatasi berbagai gangguan

psikologis, seperti menurunkan kecenderungan depresi,

kecemasan, dan kesepian. Bahkan untuk anak-anak

dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD),

memiliki hewan peliharaan bisa membantu mereka

berkonsentrasi lebih baik.

"Memiliki hewan peliharaan juga bisa memberikan

kenyamanan bagi pemiliknya. Mereka bisa menjadi

teman yang setia untuk menemani dan mendengarkan

keluh kesah tanpa menghakimi," ungkap Kasandra.

Selain itu, memiliki hewan peliharaan juga bisa melatih

pemiliknya untuk bertanggung jawab. Seperti ketika

mengurus diri sendiri, hewan tersebut harus dipelihara

dengan baik dan benar agar mereka tidak menderita,

jatuh sakit, atau bahkan mati akibat kelalaian kita. Semua

ini tentunya butuh kedisiplinan dan tanggung jawab dari

pemiliknya.

Mendorong Gaya Hidup Sehat

Tidak hanya dari sisi psikologis, memiliki hewan peliharaan

yang aktif seperti anjing ternyata juga bisa mendorong

individu untuk berkegiatan di luar rumah sebagai

rutinitas, yang kemudian mempengaruhi kesehatan fisik

dan psikologis mereka. Bahkan saat membersihkan

kandang, secara tak langsung pemiliknya juga dituntut

untuk menggerakkan tubuh layaknya berlatih fisik

Page 21: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · Malaysia, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengungkapkan negara-negara Asia Pasiik yang saat ini mayoritas merupakan negara berkembang,

INFO BPJS KESEHATANEDISI 69 21

SEHAT & GAYA HIDUP

Tren memelihara hewan reptil yang terkenal liar

dan buas belakangan ini kian meningkat. Padahal

hewan jenis ini sebetulnya tidak termasuk hewan

peliharaan, sehingga untuk memeliharanya pun

butuh komitmen dan perlakuan khusus.

Novandry Dwi Saputra dari Komunitas Dekat Bareng

Reptil (Debar) menyampaikan, untuk orang-orang

yang ingin memelihara reptil, setidaknya ada tiga

komitmen utama yang harus dipenuhi, yaitu siap

dicakar, siap digigit, dan siap disabet ekornya. Sebab

karakter reptil memang paling sulit ditebak dan bisa

menjadi agresif dengan tiba-tiba. Ditambah lagi

dengan sifat aslinya yang memang liar dan buas.

Bila tidak siap dengan ketiga hal tersebut, biasanya

pemilik hewan reptil akan kapok, lalu menelantarkan

hewan peliharaannya.

Selain itu, orang-orang yang memelihara reptil juga

harus tahu saat-saat reptil menjadi buas. Misalnya

untuk ular, sebaiknya tidak dipegang saat musim

ganti kulit atau birahinya sedang tinggi. Dalam

kondisi tersebut, ular biasanya akan berubah

menjadi sangat galak.

Memelihara Reptil Butuh Perlakuan Khusus

"Memiliki hewan peliharaan yang aktif bisa membuat

gaya hidup kita menjadi lebih sehat dan teratur, sebab

kita menjadi lebih banyak melakukan aktivitas di luar

rumah dan melakukan aktifitas lain untuk memenuhi

kebutuhan hariannya," tutur Kasandra.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh American

Heart Association (AHA), orang yang memiliki anjing bisa

berolahraga rutin karena harus mengajak anjingnya jalan-

jalan. Hasilnya, aktifitas tersebut mampu menurunkan

tekanan darah, tingkat kolesterol, kegemukan, serta

meningkatkan usia harapan hidup bagi para penderita

penyakit jantung.

Di luar hal tersebut, memelihara reptil sebetulnya

paling mudah dibandingkan jenis hewan lainnya.

Sebab reptil memiliki kebiasaan hanya makan sekali

seminggu dan jarang buang air besar. Dwi juga

mengingatkan untuk lebih dahulu mencari tahu

bagaimana perawatannya dan jenis makanannya.

Jangan sampai hal-hal tersebut baru diketahui

setelah memelihara reptil.

Namun, sebelum memelihara hewan, baiknya setiap

orang memperhatikan syarat-syarat tertentu, sebab

hewan adalah makhluk hidup yang juga membutuhkan

rasa tanggung jawab dalam memeliharanya. Yang harus

diperhatikan seperti meyakinkan diri sendiri jenis hewan

peliharaan yang akan dipelihara, kemampuan diri dalam

mempersiapkan tempat bagi hewan tinggal secara layak,

dan makanan yang cukup.

"Penting juga untuk memperhatikan kondisi pribadi,

apakah individu memiliki alergi terhadap jenis hewan

yang hendak dipelihara, lalu pertimbangkan kenyamanan

orang lain yang juga akan tinggal bersama hewan

tersebut," pesan Kasandra.

Page 22: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · Malaysia, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengungkapkan negara-negara Asia Pasiik yang saat ini mayoritas merupakan negara berkembang,

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 69 22

KO N S U LTA S I

J A W A B :

J A W A B :

01

02

Jika ada pasangan suami istri yang masing-masing merupakan pekerja, maka keduanya wajib didaftarkan sebagai peserta JKN-KIS segmen

Pekerja Penerima Upah oleh masing-masing pemberi kerja, dalam hal ini pemerintah. Keduanya juga harus membayar iuran sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Suami dan istri tersebut berhak memilih kelas perawatan tertinggi. Adapun untuk hal kelas rawat anaknya, dapat

ditetapkan sejak awal pendaftaran.

Suami saya bekerja sebagai

PNS, saya pun demikian.

Apakah kami berdua harus

bayar iuran atau saya bisa

ikut tanggungan suami

saya?

[email protected] -

Manado

Peserta JKN-KIS dari segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) seperti Anda, wajib menyampaikan perubahan data kepesertaan kepada

pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan tempat Anda bekerja. Selanjutnya, pemberi kerja wajib melaporkan perubahan data kepesertaan

pegawainya kepada BPJS Kesehatan paling lambat 7 hari sejak terjadinya perubahan data oleh pekerja. Anda juga bisa melaporkannya

sendiri kepada BPJS Kesehatan dengan membawa surat pengantar dari instansi tempat Anda bekerja.

Perubahan data ini sangat penting untuk dilaporkan, karena jika ada ketidaksesuaian dalam data (misalnya NIK salah atau data anak belum

update), peserta tersebut dapat terkendala saat hendak memperoleh pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan

Saya sudah menjadi

peserta BPJS Kesehatan

yang didaftarkan

perusahaan. Bagaimana

jika saya mau melakukan

perubahan data?

[email protected] -

Madiun

Page 23: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · Malaysia, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengungkapkan negara-negara Asia Pasiik yang saat ini mayoritas merupakan negara berkembang,
Page 24: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · Malaysia, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengungkapkan negara-negara Asia Pasiik yang saat ini mayoritas merupakan negara berkembang,