infeksi saluran pernafasan akut
TRANSCRIPT
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
DISUSUN OLEH :
Nama : Anggrahita Gadis MentariJurusan : Kesehatan LingkunganKelas : REG ANIM. : P07133114007
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTATAHUN 2015/2016
Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA)1. PENGERTIAN2. FAKTOR PENYEBAB3. KLASIFIKASI ISPA4. FAKTOR AGEN, HOST, ENVEROMENTAL5. RIWAYAT ALAMIAH 6. MODEL SEGITIGA EPIDEMIOLOGI
1. PENGERTIAN• ISPA atau yang sering di sebut dengan infeksi pernafasan akut adalah
infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli termasuk adneksanya
• ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin maupun udara pernafasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat.
• ISPA dapat menyebar ke seluruh sistem pernapasan tubuh. Tubuh tidak bisa mendapatkan cukup oksigen karena infeksi yang terjadi dan kondisi ini bisa berakibat fatal, bahkan mungkin mematikan.
2. FAKTOR PENYEBABBakteri Penyebab ISPA antara lain dari genus :• Streptococcus • Stafilococcus• Pnemococcus• Hemofilus• Bordetella dan Corinebakterium.
Virus penyebabnya antara lain golongan :• Micsovirus• Adenovirus• Coronavirus• Picornavirus• Micoplasma• Herpesvirus
3. KLASIFIKASI ISPA a. Pneumonia beratb. Pneumoniac. Bukan pneumonia
• Klasifikasi ini dibedakan untuk golongan umur dibawah 2 bulan dan untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun
Untuk golongan umur kurang 2 bulan ada 2 klasifikasi penyakit yaitu :a. Pneumonia berada:
diisolasi dari cacing tanah oleh Ruiz dan kuat dinding pada bagian bawah atau napas cepat. Batas napas cepat untuk golongan umur kurang 2 bulan yaitu 60 kali per menit atau lebih. b. Bukan pneumonia:
batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau napas cepat.
• Tanda bahaya pada anak golongan umur < 2 bulan :- Kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari setengah
volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun, mendengkur, mengi, demam, dan dingin.
Untuk golongan umur 2 buan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit yaitu:
• Tanda bahaya pada anak golongan umur < 2 bulan :
- Kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari setengah volume yang biasa
diminumnya), kejang, kesadaran menurun, mendengkur, mengi, demam, dan dingin.
• Pada Agustus lalu jumlah penderita ISPA di SUBANG mencapai 300 orang. Bulan sebelumnya, jumlah penderita ISPA mencapai 332 orang, sementara pada Juni lalu jumlahnya hanya 189.
4. FAKTOR AGEN, HOST, ENVEROMENTAL
Faktor Agen Penyakit infeksi saluran nafas akut bagian atas mulai dari hidung,
nasofaring, sinus paranasalis sampai dengan laring hampir 90% disebabkan oleh viral, sedangkan infeksi akut saluran nafas bagian bawah hamper 50 % diakibatkan oleh bakteri streptococcus pneumonia adalah yang bertanggung jawab untuk kurang lebih 70-90%, sedangkan stafilococcus aureus dan H influenza sekitar 10-20%.
• Saat ini telah diketahui bahwa infeksi saluran pernapasan akut ini melibatkan lebih dari 300 tipe antigen dari bakteri maupun virus tersebut (WHO, 1995).
Faktor hosta. Usia b. Jenis kelaminc. Status gizid. Status imunisasi e. Pemberian suplemen vitamin A f. Pemberian air susu ibu (ASI)
Faktor environment a. Rumah b. Kepadatan hunian (crowded)c. Status sosioekonomid. Kebiasaan merokok e. Polusi udara
5. RIWAYAT ALAMIAH• PRE-PATOGENESISPencegahan Sekunder1. Mengusahakan agar anak memperoleh gizi yang baik.2. Memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak.3. Rumah dengan ventilasi yang sempurna.4. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan agar tetap bersih.5. Mencegah anak berhubungan dengan klien ISPA.6. Pemberian vitamin A dan ASI pada bayi.
• FATOGENNESISPencegahan Sekunder
Diagnosa awal ini dapat berupa pemeriksaan ada tidaknya gejalagejala yang muncul seperti ada tidaknya batuk, pilek dengan atau tanpademam, kecepatan pernapasan, ada tidaknya nafas menciut-ciut, bercakkemerahan sesak dan lain-lain. Pemeriksaan sederhana seperti denyut nadi,pernapasan, suhu, dan kondisi fisik. Diagnosa ditegakkan dari gejala klinisdan pemeriksaan lanjutan.
• POSTPATOGENNISISPencegahan Tersier1. Pemberian oksigenasi bila mengalami sesak napas.2. Penahisapan suction.3. Penderita sebaiknya dirawat di rumah sakit diperlukan untuk mencegah
terjadinya syok yang dapat terjadi secara tepat.4. Pemberian obat penurun panas jika disertai demam.5. Pemberian nutrisi yang cukup.6. Pemberian vitamin C, A dan mineral seng atau anti oksidan jika kondisi
tubuh menurun/asupan makanan berkurang.7. Berikan sirkulasi udara yang cukup.
• Masa inkubasi dan klinisMasa inkubasi penyakit ISPA yaitu 1 sampai dengan !4
hari.Gambaran klinik ISPA adalah pilek,nyeri tenggorokan,batuk-batukdengan dahak kering,mata merah dengan suhu badan meningkatantara 4-7hari lamanya.
Pengobatan- Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik
parenteral, oksigendan sebagainya. - Pneumonia: diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila
penderita tidak mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata denganpemberian kontrmoksasol keadaan penderita menetap, dapatdipakai obat antibiotik pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain.
- Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikanperawatan di rumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuktradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yangmerugikan seperti kodein,dekstrometorfan dan, antihistamin. Bilademam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol. Penderitadengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan didapatadanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran kelenjar getahbening dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kumanstreptococcuss dan harus diberi antibiotik (penisilin) selama 10 hari.
6. MODEL SEGITIGA EPIDEMIOLOGIKemampuan agent untuk menginfeksi inang meningkat
• Pada model segitiga ini, agent meningkat yang mengakibatkan host menjadi sakit karena kemampuan bibit penyakit meningkat. Pada kasus ISPA ini terjadi mutasi bakteri streptococcus menjadi semakin virulen sehingga inang menjadi tidak kebal.
Kepekaan inang terhadap agent meningkat
• Pada model segitiga ini, kepekaan inang terhadap agen meningkat, misalnya karena angka kelahiran jauh lebih tinggi dari angka kematian yang akan berakibat pada pertumbuhan penduduk yang meningkat. Dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk akan berdampak pada semakin banyaknya pula manusia rentan yang dapat tertular dan terjangkit ISPA
H
E
AH
E
A
Lingkungan berubah sehingga agent penyakit menyebar di lingkungan.
• Faktor lingkungan juga sangat berpengaruh dalam penyebaran ISPA. Lingkungan yang berubah dapat mengakibatkan agent dari penyakit ISPA semakin meningkat dan akan berdampak pada penularan ISPA terhadap manusia.
Lingkungan merubah inang menjadi lebih rentan.
• Lingkungan yang semakin memburuk dapat mempengaruhi turunnya daya tahan tubuh manusia. Hal ini mengakibatkan lebih mudahnya bakteri ISPA untuk menjangkiti manusia.
H
E
A H
E
A
TERIMA KASIH