industrialisasi musik pop bali: ideologi, kepentingan, dan ... awal.pdfindustrialisasi musik pop...

33
i DISERTASI INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA NI WAYAN ARDINI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016

Upload: tranngoc

Post on 31-Jul-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

i

DISERTASI

INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI:

IDEOLOGI, KEPENTINGAN,

DAN PRAKTIKNYA

NI WAYAN ARDINI

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR2016

Page 2: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

ii

DISERTASI

INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI:

IDEOLOGI, KEPENTINGAN,

DAN PRAKTIKNYA

NI WAYAN ARDININIM. 1290371016

PROGRAM DOKTORPROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR2016

Page 3: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

iii

INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI:

IDEOLOGI, KEPENTINGAN,

DAN PRAKTIKNYA

Disertasi untuk Memeroleh Gelar Doktorpada Program Doktor, Program Studi Kajian Budaya

Program Pascasarjana Universitas Udayana

NI WAYAN ARDININIM. 1290371016

PROGRAM DOKTORPROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR2016

Page 4: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

iv

Lembar Pengesahan

DISERTASI INI TELAH DISETUJUITANGGAL 14 AGUSTUS 2015

Promotor,

Prof. Dr. A.A. Bagus Wirawan, S.U.NIP. 194807201978031001

Mengetahui

Ko-promotor I,

Prof. Dr. I Nyoman Suarka, M.Hum.NIP. 196102121988031001

Ko-promotor II,

Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar, M.Hum.NIP. 196612011991031003

KetuaProgram Studi Doktor (S3)Kajian Budaya Program PascasarjanaUniversitas Udayana,

Prof. Dr. A.A. Bagus Wirawan, S.U.NIP. 194807201978031001

DirekturProgram PascasarjanaUniversitas Udayana,

Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K).NIP. 195902151985102001

Page 5: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

v

Disertasi ini Telah Diuji pada Ujian Tertutup

Tanggal 14 Agustus 2015

Panitia Penguji Disertasi

Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana

No.: 2381/UN.14.4/HK/2015

Tanggal 7 Agustus 2015

Ketua : Prof. Dr. I Wayan Cika, M.S.

Anggota :

1. Prof. Dr. A.A. Bagus Wirawan, S.U.

2. Prof. Dr. I Nyoman Suarka, M.Hum.

3. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar, M.Hum.

4. Prof. Dr. I Nyoman Sirtha, S.H., M.S.

5. Dr. Putu Sukardja, M.Si.

6. Dr. Ni Made Wiasti, M.Hum.

7. Dr. I Nyoman Dhana, M.A.

Page 6: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

vi

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Ni Wayan Ardini

NIM : 1290371016

Jurusan/Program Studi : Program Doktor Kajian Budaya

Fakultas/Program Studi : Program Pascasarjana Universitas Udayana

menyatakan dengan sebenarnya bahwa disertasi ini benar-benar merupakan

hasil karya sendiri, bebas dari peniruan hasil karya lain. Kutipan, pendapat, dan

tulisan orang lain dirujuk sesuai dengan cara-cara penulisan karya ilmiah yang

berlaku. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa dalam

disertasi terkandung ciri-ciri plagiat dan bentuk-bentuk peniruan lain yang

dianggap melanggar aturan, maka saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut.

Denpasar, 31 Oktober 2015

Saya yang membuat pernyataan,

Ni Wayan Ardini

Page 7: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Om Suastiastu.

Penulis mengucapkan puji syukur ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi

Wasa, karena atas anugerah-Nya, disertasi ini dapat diselesaikan. Tugas ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar doktor pada Program

Doktor, Program Studi Kajian Budaya, Program Pascasarjana, Universitas

Udayana.

Penelitian disertasi ini dapat berlangsung atas kebaikan hati dan

kebijaksanaan banyak pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini, izinkan penulis

mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak di bawah ini.

(1) Promotor Prof. Dr. Anak Agung Bagus Wirawan, S.U., Ko-promotor 1

Prof. Dr. I Nyoman Suarka, M.Hum., dan Ko-promotor 2 Dr. I Gede Arya

Sugiartha, S.Skar, M.Hum., atas bimbingannya dalam penelitian dan

penulisan disertasi.

(2) Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. I Ketut Suastika, Sp.PD.,

KEMD., dan Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr.

dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan studi dan semua fasilitas

yang diberikan di Program Pascasarjana Universitas Udayana.

(3) Ketua dan Sekretaris Program Studi Doktor (S3) Kajian Budaya

Universitas Udayana Prof. Dr. Anak Agung Bagus Wirawan, S.U., dan Dr.

Putu Sukardja, M.Si., atas kemudahannya selama penulis menempuh studi.

(4) Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Dr. I Gede Arya Sugiartha,

S.SKar, M.Hum., dan segenap pimpinan Fakultas Seni Pertunjukan dan

Program Studi Musik, atas izin studi serta dukungan moral dan material

yang diberikan untuk melanjutkan studi.

(5) Para penguji pada Ujian Kualifikasi (22 Agustus 2013), Ujian Seminar

Hasil (5 Desember 2013), dan Ujian Tertutup (14 Agustus 2015), yaitu

Prof. Dr. I Nyoman Sirtha, S.H., M.S., Prof. Dr. I Wayan Cika, M.S., Dr.

Putu Sukardja, M.Si., Dr. Ni Made Wiasti, M.Hum, dan Dr. I Nyoman

Dhana, M.A., atas masukan serta kritik dan saran konstruktifnya.

Page 8: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

viii

(6) Para informan, baik musisi pop Bali dan Pramusti Bali maupun pihak-

pihak terkait lainnya, yang tidak disebutkan satu per satu, serta pribadi-

pribadi yang banyak membantu sejak awal, terutama I Nyoman Wija

(Radar Bali/Jawa Pos), Dedi Gusman, dan I Gede Alit Widusaka.

(7) Media Bali TV dan Radar Bali/Jawa Pos yang memberikan data, bahan

tulisan, dan inspirasi terkait industrialisasi musik pop Bali.

(8) Seluruh dosen dan staf administrasi Program Studi Doktor Kajian Budaya

Universitas Udayana, atas semua bekal pengetahuan/ilmu dan layanan

yang diberikan sejak awal studi.

(9) Teman-teman mahasiswa angkatan 2012/2013 di Program Studi Doktor

Kajian Budaya yang senantiasa memberikan dorongan dan masukannya.

(10) Guru dan orang tua kedua Usadi Wiryatnaya (alm.) yang mengarahkan

jalan kehidupan penulis di dunia pendidikan musik dan musik pendidikan.

(11) Suami penulis (I Gede Mudana) dan anak-anak tercinta (Paramarthika

Vidya dan Bayu Putra Upadana), atas dukungan, pengertian, dan

keikhlasan atas waktu yang terbatas untuk mereka, serta Bapa-Meme (I

Wayan Subarata-Ni Nyoman Sriada), adik-adik (Ni Nengah Miartini, Ni

Nyoman Mustini, I Wayan Budiana, dan I Nengah Suastika, ibu mertua (Ni

Nengah Suplag), dan seluruh keluarga besar, yang namanya terlalu panjang

untuk disebutkan, atas doa dan energi penyemangat yang tidak terhingga.

Mengingat keterbatasan penulis, karya ini memiliki kekurangan di

sana-sini yang penulis tanggungjawabi sendiri. Dalam kesederhanaannya,

semoga ia dapat memberikan manfaat yang bermakna baik bagi keberadaan

kajian budaya (cultural studies) yang tergolong baru dalam peta keilmuan

maupun bagi pewujudan cita-cita emansipasi manusia dalam ranah

industrialisasi musik pop Bali sebagaimana diniatkan bersama.

Om Santih, Santih, Santih, Om.

Denpasar, 31 Oktober 2015

Penulis

Page 9: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

ix

ABSTRAK

Musik pop Bali mengalami industrialisasi sejak dasawarsa 1990-anketika perkembangan teknologi, sistem ekonomi, dan budaya musik barumendorong kelahiran studio-studio rekam, musisi-musisi, dan produk-produknya. Di tangan pemilik modal, muncul kapitalisme musik pop Bali dimana masyarakat Bali sebagai pemilik/pelaku kebudayaan Bali adalah objekkonsumsinya, sehingga identitas kebalian semakin berkurang dalam produk-produknya. Di balik diskursus pelestarian dan pengembangan seni dan budayaBali melalui musik pop Bali, ideologi dan kepentingan bekerja untuk tujuankapitalisasinya. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentukindustrialisasi musik pop Bali di wilayah Provinsi Bali; ideologi dankepentingan yang bekerja di dalamnya; dan praktik pergulatan maknanya secaraekonomi, sosial, budaya, dan politik di antara pihak-pihak yang terlibat.Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studidokumen. Data dianalisis secara eklektik dengan Teori Musik Pop TheodorAdorno, Teori Budaya Pop John Storey, Teori Relasi Kekuasaan/PengetahuanMichel Foucault, dan Teori Praktik Pierre Bourdieu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sepanjang dua setengahdasawarsa industrialisasinya, musik pop Bali berlangsung dalam bentukproduksi, distribusi, dan konsumsi di wilayah Provinsi Bali akibat adanyajalinan kekuasaan budaya, kekuasaan kapital, dan kekuasaan media. Kekuasaanbudaya berasal dari sumber daya estetik-musikal para musisi pop Bali di manamusik pop Bali merupakan bagian dari kebudayaan Bali dan musisi tersebutbagian dari masyarakat Bali. Kekuasaan kapital mencakup pemilik modal yangumumnya merupakan produser/pemilik studio rekam berteknologi digital.Kekuasaan media yang pada awalnya terdiri atas radio-radio, sejak tahun 2002,memusat pada media audio-visual, terutama Bali TV. Belakangan muncul RBT,bluetooth, dan online/internet. Pemilik modal tersebut bertindak dominan dalamsistem bagi hasil dengan para musisi (pencipta lagu, penata musik, penyanyi,pemain musik) dan dalam penentuan produk-produk yang dikeluarkan. Secaramusikalitas, musik pop Bali cenderung semakin tidak Bali dalam tangga nada,lirik/syair, gaya penyajian, dan alat musik. Demi pasar, beragam genre dannuansa musik pop Bali diproduksi padahal sebenarnya bersifat standar. Ideologikapitalisme secara halus berhasil mengendalikan ideologi-ideologi lainnya,yakni popisme, politik budaya lokal, dan kulturalisme. Tercipta kesadaran palsubahwa musik pop Bali merupakan kebutuhan masyarakat dan demi pelestarianseni dan budaya Bali. Banyaknya pihak yang terlibat memunculkan pergulatanantarpihak terkait, yakni artikulasi yang berbeda-beda atas makna-makna yangdimiliki untuk kepentingannya masing-masing. Makna ekonomi dipergulatkanuntuk nilai tukar; makna sosial dipergulatkan untuk nilai guna/manfaat; maknabudaya dipergulatkan untuk nilai identitas/otentisitas; dan makna politikdipergulatkan untuk nilai pembangunanisme. Dalam suasana kapitalisme,pihak-pihak tersebut bergulat terus baik secara horisontal maupun vertikal.

Kata kunci: industrialisasi, musik pop Bali, ideologi, kepentingan, praktik.

Page 10: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

x

ABSTRACT

Balinese pop music was industrialized in 1990’s when thetechnological progress, economic system, and new musical culture had led tothe born of related recording studios, musicians, and products. In the hands ofcapital owners, Balinese pop music capitalism occurs in which Balinese societyas the owner/performer of the Balinese culture is the object of consumption, sothat the Balinese identity is less and less in the products. Behind the discourseof the preservation and development of Balinese art and culture, ideologies andinterests work for the purpose of capitalization. That is why, this study is tocomprehend the forms of industrialization of the Balinese pop music in BaliProvince; the ideologies and interests that work behind; and the practices ofstruggle to get economic, social, cultural, and political meaning among allparties engaged. Data collecting covers techniques of interview, observation,and document studies. The data are eclectically analyzed by using Theory ofPop Music Theodore Adorno, Theory of Pop Culture John Storey, Theory ofPower/Knowledge Relation Michel Foucault, and Theory of Practice PiereBourdieu.

The result of the study shows that for more than two and half decadesof its industrialization, the Balinese pop music has been in the forms ofproduction, distribution, and consumption in all areas of Bali Province becauseof the system of cultural power, capital power, and media power. The firstpower is an aesthetic-musical source found in the Balinese pop musicians inwhich the music is part of the Balinese culture and the musicians are Balinese.The second covers the capital owner who are generally producers and/or ownersof digital technology-based recording studio. The last which firstly are radiostations, since 2002, have been supported by television, especially Bali TV.These days, it comes up RBT, bluetooth, and internet (online). For about twoand half decades, the capital owner act dominantly in determining products andsystem of profit share with the musicians (song writer, music arranger, singer,music player). Even in the musicality aspects, the Balinese pop music tends tolose their balineses in their tone scales, lyrics, performance styles, andinstruments. For the sake of market, various musical genres and nuances arecreated although, in fact, they are standard. In the industrialization, capitalismideology can smoothly control other ideologies, such as popism, politics oflocal culture, and culturalism. A false consciousness, that the Balinese popmusic is the need of the society and for the conservation of the Balinese art andculture, is constructed. A lot of parties involved in it, so that there are strugglesamong them, i.e. different articulations towards meaning for the interests theyhave. Economic meaning is struggled to get the exchange value; social meaningis to get the use value; cultural meaning is to get the identitiy/authenticity value;and political meaning is to get the developmentalism value. In a situation ofcapitalism as valued by cultural studies, they all struggle horizontally andvertically all the times.

Keywords: industrialization, Balinese pop music, ideology, interest, practice.

Page 11: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

xi

RINGKASAN

Musik pop Bali, sebagai musik modern yang berbasis kebudayaan

Bali, terutama bahasa Bali, diawali kepeloporan Anak Agung Made Cakra pada

dasawarsa 1970-an. Bersama Band Putra Dewata, ia mengeluarkan album/lagu

Kosir Dokar yang seketika laku keras dan sangat populer pada masa itu. Dua

dasawarsa kemudian, yakni sejak dasawarsa 1990-an, musik pop Bali

mengalami industrialisasi dengan masuknya teknologi, sistem ekonomi, dan

budaya musik baru. Banyak produser/studio rekam, dan musisi dengan produk-

produk fisiknya berupa kaset, yang belakangan digantikan CD (compact disc),

selain pertunjukan-pertunjukan, bermunculan seiring bertumbuhnya pasar

musik pop Bali di seluruh wilayah Provinsi Bali. Sebagai budaya pop

komersial, musik pop Bali menjadi komoditas kapitalisme di tangan pemilik

modal, yang biasanya merupakan produser/pemilik studio rekam, yang

bertindak sentral di mana masyarakat Bali sebagai pemilik/pelaku kebudayaan

Bali adalah objek konsumsinya. Bahkan pemilik modal bertindak dominan

dalam penentuan produk-produk yang dikeluarkan. Karena musik pop Bali

semakin menjadi komoditas ekonomi, identitas kebalian pun semakin lama

semakin hilang. Selain itu, para musisi, yaitu pencipta lagu, arranger, penyanyi,

pemain musik, dan sebagainya, umumnya mengalami ketidakadilan dalam

sistem bagi hasil dengan pemilik modal. Masyarakat Bali pun mengonsumsi

produk-produk musik pop Bali yang tanpa disadarinya begitu kapitalistik, untuk

keuntungan pemilik modal.

Permasalahan penelitian ini dirumuskan ke dalam pertanyaan-

pertanyaan berikut. (1) Bagaimana bentuk industrialisasi musik pop Bali di

wilayah Provinsi Bali yang dihasilkan oleh jalinan kekuasaan budaya, kapital,

dan media, (2) Ideologi dan kepentingan apa yang bekerja dalam industrialisasi

musik pop Bali di wilayah Provinsi Bali, dan (3) Bagaimana praktik pergulatan

makna industrialisasi musik pop Bali di wilayah Provinsi Bali secara ekonomi,

sosial, budaya, dan politik di antara pihak-pihak terlibat.

Page 12: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

xii

Penelitian ini merupakan sebuah penelitian kualitatif berparadigma

kajian budaya (cultural studies). Pengumpulan datanya dilakukan dengan

teknik wawancara, observasi, dan studi dokumen. Data dianalisis dengan teknik

analisis data kualitatif melalui Teori Musik Pop (Theodor Adorno), Teori

Budaya Pop (John Storey), Teori Relasi Kekuasaan/Pengetahuan (Michel

Foucault), dan Teori Praktik (Pierre Bourdieu), yang diterapkan secara eklektik.

Menurut Teori Musik Pop, sekali suatu pola musik atau lirik berhasil dibuat ia

akan dieksploitasi untuk tujuan komersial. Untuk menutupi standardisasi,

industri musik melakukan ”individualisasi semu”. Di samping itu, musik pop

menciptakan pendengar pasif dan berlaku sebagai perekat sosial. Teori Budaya

Pop menyatakan, budaya pop berciri disukai orang; jenis kerja rendahan; untuk

menyenangkan orang; dan dibuat untuk diri sendiri (masyarakat); merupakan

budaya sisa (residu); ditetapkan sebagai ”budaya massa”; berasal dari ”rakyat”;

mengandung hegemoni; dan merupakan pemikiran postmodernisme yang

menentang perbedaan antara budaya tinggi dan budaya pop. Dalam Teori Relasi

Kekuasaan/Pengetahuan ditunjukkan, kekuasaan dengan kepentingan-

kepentingan yang dimilikinya menciptakan pengetahuan dan ideologi dan di

balik pengetahuan dan ideologi, selalu terdapat kekuasaan. Teori Praktik

meyakini, subjek atau masyarakat (sebagai agensi) terlibat aktif dalam

bernegosiasi dengan struktur objektif dalam rangka mengonstruksi kebudayaan.

Kebudayaan berproses melalui habitus karena merupakan arena/ranah

perjuangan tempat pergulatan kekuasaan berdasarkan modal/kapital (budaya,

ekonomi, simbolik) yang dimiliki.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa industrialisasi musik pop Bali di

wilayah Provinsi Bali sudah berlangsung dua setengah dasawarsa yang ditandai

dengan terjadinya produksi, distribusi, konsumsi secara masif. Sebagai bagian

dari praktik budaya pop, musik pop Bali bersumberkan kebudayaan Bali di

mana musisinya bagian dari masyarakat Bali sendiri. Ia melibatkan banyak

pihak, utamanya pelaku industri terkait, yaitu produser/pemilik studio rekam,

toko dan outlet musik, dan event organizer, yang didukung kalangan media,

pemerintah, dan tentu saja masyarakat Bali umumnya yang menjadi pasar

Page 13: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

xiii

aktual dan potensial, sebagai konsumen langsung maupun tidak. Meskipun

melibatkan kebudayaan dan masyarakat Bali, industrialisasi musik pop Bali

yang terjadi ternyata lebih merupakan gerakan kapitalisme yang banyak

mengatasnamakan masyarakat dan seni-budaya (kebudayaan) tersebut.

Ada tiga kekuasaan yang saling ber-relasi dalam menghasilkan

produksi, distribusi, dan konsumsi dalam industrialisasi musik pop Bali.

Kekuasaan budaya berupa bakat/keahlian estetik-musikal dan kekuasaan kapital

berupa sumber daya uang (produser/pemilik studio rekam) membentuk

produksi musik pop Bali. Dalam produksi, teknologi rekaman beralih dari

sistem analog ke sistem digital. Kekuasaan kapital sebagai pusat kekuasaan

melakukan fungsi distribusi produk-produk musik pop Bali melalui toko-toko

dan lapak-lapak musik dengan dukungan kekuasaan media, khususnya media

elektronik, terutama radio-radio swasta sejak dasawarsa 1990-an dan televisi

lokal, khususnya Bali TV, sejak dasawarsa 2000-an di samping melalui

ringback tone (RBT), bluetooth, dan internet sejak dasawarsa 2010-an, yang

semuanya mempromosikan dan menyosialisasikan serta menseduksi

masyarakat.

Selain musik pop Bali biasa/konvensional, musik pop Bali kreatif pun

berkembang tetapi elemen-elemen kebaliannya berkurang dalam hal tangga

nada, bahasa lirik/syair, cara penyajian musik, gaya penampilan musisi, dan alat

musiknya. Irama (genre) musik pop Bali meluas dan nuansanya pun bervariasi.

Teknologi permusikan semakin maju tetapi pembajakan semakin luas yang

menyebabkan dinamika dalam industrialisasi itu sendiri. Widi Widiana, Lolot,

[XXX], Bayu KW, Agung Wirasutha, Dek Ulik, Raka Sidan, dan KIS Band

pun menjadi artis-artis bintang musik pop Bali yang merentangkan sejarah

industrialisasi tersebut. Meskipun dikreasikan menjadi nuansa-nuansa dan/atau

genre-genre berbeda-beda (bercampur dengan berbagai nuansa dan/atau aliran

musik tertentu), hal ini merupakan sebuah standarisasi tersendiri yang

pembedaannya tidak lebih merupakan individualisasi semu demi tetap lakunya

produk-produk yang ditawarkan. Standarisasi tersebut mampu menciptakan

Page 14: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

xiv

banyak konsumen di mana musik pop Bali menjadi perekat sosial di antara

mereka meskipun para konsumen tidaklah seragam.

Kehebatan kapitalisme musik pop Bali di tangan kekuasaan kapital

adalah kemampuannya untuk meramu ideologi-ideologi lainnya, yakni

popisme, politik budaya lokal, dan kulturalisme, yang mampu dikooptasinya

sedemikian rupa. Kekuasaan besar produser/pemilik studio rekam sebagai

penentu pengetahuan-pengetahuan mampu menciptakan kesadaran palsu,

bahwa musik pop Bali adalah kebutuhan masyarakat Bali dan untuk tujuan

pengembangan seni-budaya Bali padahal sebenarnya lebih demi keuntungan

ekonomi mereka. Popisme terkait dengan estetisasi produk, gaya hidup musisi

(dan masyarakat), dan fetisisme komoditas. Politik budaya lokal, yaitu politik

keetnikan Bali, berhubungan dengan semangat identitas kebalian atau balinisasi

(yang sejak berdirinya Bali TV milik Kelompok Media Bali Post pada tahun

2002 dikenal sebagai ajeg Bali) dengan bahasa Bali sebagai salah satu penanda

pentingnya. Kulturalisme adalah perayaan kehidupan dan kebudayaan sehari-

hari di mana musisi mengedepankan realitas yang dihadapi masyarakat Bali

kontemporer.

Industrialisasi musik pop Bali dalam praktiknya dari dahulu sampai

saat ini adalah habitus perjuangan pelaku industri (produser/pemilik studio

rekam, musisi, dan sebagainya) dan pihak-pihak terkait dan pendukung lainnya,

dengan modalnya masing-masing, melalui ranah atau ruang pergulatan makna

bersama. Makna ekonomi dipergulatkan untuk memeroleh keuntungan ekonomi

(nilai tukar) yang melibatkan produser/pemilik studio rekam dan termasuk

musisi dalam interaksinya dengan berbagai pihak lain yang membentuk

industrialisasi tersebut. Makna sosial dipergulatkan untuk mendapatkan

kepuasan estetik (nilai guna/manfaat) di mana konsumen berupaya

melakukannya dalam interaksinya dengan para pelaku industrialisasi musik pop

Bali, baik secara langsung maupun tidak langsung dan baik disadari maupun

tidak disadari. Makna budaya dipergulatkan untuk mencari (nilai

identitas/otentisitas) karena masyarakat Bali dan kebudayaannya adalah sumber

(asal muasal) musik pop Bali padahal pihak yang dominan dalam industrialisasi

Page 15: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

xv

tersebut adalah kekuasaan kapital. Makna politik dipergulatkan untuk mencapai

nilai pembangunanisme/developmentalisme di mana pemerintah, khususnya

pemerintahan di Bali (provinsi dan kabupaten/kota) yang meskipun aktivitasnya

tidak tampak di permukaan merasa ikut berjuang menjalankan peran dan

fungsinya. Dengan kata lain, keberhasilan industrialisasi musik pop Bali hampir

selalu dianggap buah kebijakan politik pejabat publik di pemerintahan. Praktik

budaya musik pop Bali dalam industrialisasinya adalah paduan dan saling

silang antara kebudayaan dari atas (pemerintah, sistem kebudayaan, dan sistem

ekonomi) dan kebudayaan dari bawah (musisi sebagai bagian dari masyarakat,

konsumen yang juga bagian dari masyarakat, dan masyarakat itu sendiri).

Mengingat esensi industrialisasi musik pop Bali adalah kapitalisme,

antarmereka sudah pasti melakukan persaingan intensif, baik secara manifes

maupun laten, antarproduser/pemilik studio rekam, antarmusisi, antarmedia,

dan seterusnya. Di balik semua itu, industrialisasi musik pop Bali pantas

dikembangkan terus dengan memperbaiki sisi-sisi kelemahan dan

kekurangannya.

Dapat disimpulkan bahwa industrialisasi musik pop Bali berbentuk

produksi, distribusi, dan konsumsi secara masif yang dihasilkan kekuasaan

budaya, kekuasaan kapital, dan kekuasaan media melalui produk-produk musik

pop Bali biasa/konvensional dan kreatif. Musik pop Bali dimanfaatkan

kapitalisme, dalam hal ini kekuasaan kapital (pemilik modal), untuk memeroleh

keuntungan ekonomi maksimal. Kehebatan kapitalisme musik pop Bali di

tangan kekuasaan kapital adalah kemampuannya untuk meramu ideologi-

ideologi lainnya, yakni popisme, politik budaya lokal, dan kulturalisme, dan

menciptakan pengetahuan dan kesadaran palsu bahwa musik pop Bali adalah

kebutuhan masyarakat Bali dan untuk tujuan pengembangan seni-budaya Bali

padahal sebenarnya lebih demi keuntungan kapital mereka. Praktik

industrialisasi musik pop Bali merupakan habitus perjuangan yang

menyediakan ranah sebagai ruang pergulatan makna berbagai pihak yang

terlibat. Di dalamnya, terjadi pergulatan makna ekonomi, sosial, budaya, dan

politik di antara pihak-pihak yang terlibat.

Page 16: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

xvi

Penelitian ini menghasilkan sejumlah temuan baru sebagai berikut.

Pertama, kapitalisme industrialisasi musik pop Bali bersifat postmodern karena

melibatkan masyarakat Bali dan kebudayaannya. Ia bukan jenis kapitalisme

modern yang semata-mata ingin mencari keuntungan sebesar-besarnya. Kedua,

karena besarnya dominasi kekuasaan kapital, terjadi kecenderungan

berkurangnya elemen-elemen budaya Bali dalam musik pop Bali. Lokalisasi

(etnik-tradisionalitas) dalam produksi musik pop Bali dikalahkan aspek

globalisasi (modernitas)nya. Ketiga, dilihat lebih dalam, dari besarnya pasar

musik pop Bali, konsumen bersifat beragam, baik pasif, tengah-tengah, dan

aktif. Kebanyakan merupakan pendengar pasif yang menjadi objek konsumsi

produk-produk terkait (konsumen terhegemoni/terdominasi). Terakhir, terjadi

dinamika industrialisasi musik pop Bali akibat tidak tertanganinya kriminal

pembajakan yang merugikan para pelaku dalam industrialisasi tersebut,

khususnya produser/pemilik studio rekam dan musisi.

Disarankan, pertama, pemerintah, semakin terlibat dalam seluruh

proses industrialisasi musik pop Bali, termasuk dalam hal pembajakan. Kedua,

produser/pemilik studio rekam selayaknya mempertimbangkan azas kebaikan

dan keadilan, baik dalam penentuan produksi musik pop Bali maupun sistem

bagi hasil dengan pihak musisi. Ketiga, musisi pop Bali sebaiknya semakin

banyak mempelajari seluk beluk dunia industrialisasi permusikan dan

mengeksplorasi kebudayaan Bali lebih dalam agar kebalian produk-produknya

tetap terjaga. Keempat, masyarakat Bali, baik selaku konsumen musik pop Bali

maupun sebagai penikmat yang tidak membeli secara langsung agar lebih

menyadari keberadaan dirinya sebagai objek konsumsi. Di samping itu, mereka

seharusnya lebih selektif dalam memilih produk-produk yang sesuai untuk

dirinya. Ilmuwan, budayawan, seniman, dan lembaga-lembaga terkait, di

antaranya Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Bali, harus intens

memberikan pemahaman kepada seluruh pihak tentang perlunya industrialisasi

musik pop Bali yang lebih berkeadilan dan khususnya kepada masyarakat agar

memliki kesadaran mengonsumsi musik pop Bali secara cerdas.

Page 17: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

xvii

DAFTAR ISI

Halaman

PRASYARAT GELAR………………………………………………. ii

LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………….. iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI…………………………………. iv

PERNYATAAN KEASLIAN………………………………………... v

UCAPAN TERIMA KASIH…………………………………………. vi

ABSTRAK………………………………………...………………… viii

ABSTRACT…………………………………………………………. ix

RINGKASAN………………………………………………………… x

DAFTAR ISI…...……………………………………………………. xvi

DAFTAR TABEL……………...…………………………………..... xxi

DAFTAR GAMBAR………………………………………………..... xxii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….. xxvii

GLOSARIUM........................................................................................ xxviii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 10

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................. 10

1.3.1 Tujuan Umum............................................................................... 10

1.3.2 Tujuan Khusus.............................................................................. 11

1.4 Manfaat Penelitian........................................................................... 11

1.4.1 Manfaat Teoretis........................................................................... 11

1.4.2 Manfaat Praktis............................................................................. 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORETIS,

DAN MODEL PENELITIAN................................................13

2.1 Kajian Pustaka................................................................................. 13

2.2 Konsep............................................................................................. 19

Page 18: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

xviii

2.2.1 Budaya Pop, Musik Pop, dan Musik Pop Bali.............................. 19

2.2.2 Industrialisasi Musik Pop Bali...................................................... 25

2.2.3 Produksi, Distribusi, dan Konsumsi............................................. 27

2.2.4 Kekuasaan Budaya, Kekuasaan Kapital, dan Kekuasaan Media.. 29

2.2.5 Ideologi, Kepentingan, dan Praktik.............................................. 31

2.3 Landasan Teoretis............................................................................ 36

2.3.1 Teori Musik Pop (Theodor Adorno)............................................. 37

2.3.2 Teori Budaya Pop (John Storey)................................................... 39

2.3.3 Teori Relasi Kekuasaan/Pengetahuan (Michel Foucault)............. 41

2.3.4 Teori Praktik (Pierre Bourdieu).................................................... 43

2.4 Model Penelitian.............................................................................. 45

BAB III METODE PENELITIAN........................................................ 49

3.1 Rancangan Penelitian....................................................................... 49

3.2 Lokasi Penelitian.............................................................................. 51

3.3 Jenis dan Sumber Data..................................................................... 52

3.4 Instrumen Penelitian........................................................................ 53

3.5 Teknik Penentuan Informan............................................................. 53

3.6 Teknik Pengumpulan Data............................................................... 54

3.6.1 Wawancara.................................................................................... 55

3.6.2 Observasi...................................................................................... 56

3.6.3 Studi Dokumen............................................................................. 56

3.7 Teknik Analisis Data....................................................................... 57

3.8 Teknik Penyajian Hasil Penelitian.................................................. 58

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI BALI DAN MUSIK

POP BALI.............................................................................

59

4.1 Kilasan Provinsi Bali....................................................................... 59

4.1.1 Wilayah Administratif, Lokasi, dan Geografi............................. 60

4.1.2 Kependudukan.............................................................................. 62

4.1.3 Perkembangan Ekonomi............................................................... 66

Page 19: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

xix

4.2 Munculnya Musik Modern di Bali................................................... 70

4.3 Musik Pop Bali sebelum Era Industrialisasi.................................... 74

4.3.1 Awal Mula Musik Pop Bali (1960-an)......................................... 74

4.3.2 Kepeloporan Musik Pop Bali Anak Agung Made Cakra (1970-an)..................................................................................................

79

4.3.3 Embrio Industri Musik Pop Bali menuju Era Industrialisasi(1980-an).....................................................................................

85

BAB V BENTUK INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI YANG

DIHASILKAN KEKUASAAN BUDAYA, KAPITAL, DAN

MEDIA.....................................................................................

91

5.1 Produksi, Kekuasaan Budaya, dan Kekuasaan Kapital dalamIndustrialisasi Musik Pop Bali......................................................

93

5.1.1 Fenomena Artis Bintang............................................................... 93

5.1.2 Berbagai Ranah Produk................................................................ 110

5.1.3 Keberagaman Irama dan Nuansa dalam Standarisasi danIndividualisasi Semu....................................................................

128

5.1.4 Pentingnya Kapital dan Teknologi dalam Produksi Musik PopBali................................................................................................

135

5.1.4.1 Kapital sebagai Determinan Produksi........................................ 135

5.1.4.2 Teknologisasi Produksi melalui Kapital.................................... 143

5.2 Distribusi dan Kekuasaan Media dalam Industrialisasi Musik PopBali...................................................................................................

149

5.2.1 Distribusi Konvensional............................................................... 149

5.2.1.1 Distribusi Langsung oleh Produser/Pemilik Studio Rekam...... 149

5.2.1.2 Distribusi melalui Toko dan Outlet........................................... 150

5.2.2 Distribusi dengan Dukungan Kekuasaan Media........................... 156

5.3 Konsumsi dan Konsumen dalam Industrialisasi Musik Pop Bali.... 163

5.3.1 Perilaku Konsumsi........................................................................ 163

5.3.2 Karakteristik Konsumen dalam Rekatan Sosial............................ 169

BAB VI IDEOLOGI DAN KEPENTINGAN DALAM INDUSTRI-

ALISASI MUSIK POP BALI............................................... 178

6.1 Kapitalisme sebagai Ideologi Dominan Musik Pop Bali................. 179

Page 20: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

xx

6.1.1 Logika Pasar dalam Kapitalisme.................................................. 180

6.1.2 Masyarakat sebagai Pasar dan Terjadinya Konsumerisme........... 188

6.2 Popisme Musik Pop Bali.................................................................. 193

6.2.1 Popisme melalui Estetisasi Produk dan Gaya Hidup Musisi........ 194

6.2.2 Popisme melalui Fetisisme Komoditas pada Konsumen.............. 205

6.3 Politik Budaya Lokal (Balinisasi) Musik Pop Bali.......................... 210

6.3.1 Politik Identitas Kebalian.............................................................. 212

6.3.2 Bahasa Bali sebagai Penanda Identitas......................................... 224

6.4 Kulturalisme Musik Pop Bali (Perayaan Kehidupan Sehari-hari)... 236

6.4.1 Kulturalisme melalui Tema Manusia Bali Kontemporer.............. 238

6.4.2 Kulturalisme melalui Tema ”Common Sense” Cinta danPersoalan Hubungan Suami-Istri..................................................

246

BAB VII PRAKTIK PERGULATAN MAKNA INDUSTRI-

ALISASI MUSIK POP BALI SECARA EKONOMI,

SOSIAL, BUDAYA, DAN POLITIK................................... 254

7.1 Genealogi Praktik Pergulatan Makna Industrialisasi Musik

Pop Bali............................................................................................

254

7.2 Pergulatan Makna Ekonomi dalam Industrialisasi Musik PopBali..................................................................................................

257

7.3 Pergulatan Makna Sosial dalam Industrialisasi Musik Pop Bali..... 280

7.4 Pergulatan Makna Budaya dalam Industrialisasi Musik Pop Bali... 295

7.5 Pergulatan Makna Politik dalam Industrialisasi Musik Pop Bali.... 303

BAB VIII PENUTUP............................................................................ 324

8.1 Simpulan.......................................................................................... 324

8.2 Temuan Penelitian........................................................................... 328

8.3 Saran................................................................................................ 331

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 333

LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................... 343

Page 21: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

xxi

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 4.1 Luas wilayah, jumlah rumah tangga, dan jumlah

penduduk menurut kabupaten/kota di Provinsi Balitahun 2011........................................................................

62

Tabel 4.2 Penduduk Provinsi Bali menurut kelompok usia hasilSensus Penduduk 2010.....................................................

63

Tabel 4.3 Persentase penduduk usia 15 tahun ke atas menurutijazah tertinggi yang ditamatkan di Provinsi Bali tahun2011..................................................................................

64

Tabel 4.4 Penduduk beragama Hindu per kabupaten/kota di Bali2010..................................................................................

65

Tabel 5.1 Artis bintang musik pop Bali di antara kemampuanmenyanyi dan/atau mencipta lagu yang membangunkekuasaan budaya/estetik-musikal dalam industrialisasimusik pop Bali..................................................................

108

Tabel 5.2 Program musik pop Bali televisi di Bali........................... 117

Tabel 5.3 Sejumlah rumah produksi (music production/studiorekam) musik pop Bali yang tergolong besar di Bali…...

137

Tabel 5.4 Toko dan outlet musik yang tergolong besar yangmenjual produk musik pop Bali di pusat kota dankecamatan di kabupaten/kota di Bali................................

154

Tabel 6.1 Nama-nama populer musisi (penyanyi) solo dankelompok dalam industrialisasi musik pop Bali...............

196

Tabel 6.2 Perbandingan aspek kebahasaan musik pop Bali dalamkasus judul lagu semua album KIS Band.........................

227

Page 22: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

xxii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Model penelitian............................................................ 46

Gambar 4.1 Peta Provinsi Bali.......................................................... 61

Gambar 4.2 Anak Agung Made Cakra dan kover kaset albumKusir Dokar dan jalan Gajah Mada, Denpasar,dasawarsa 1970-an, yang menjadi pusat keramaianBali dan tempat penjualan produk musik pop BaliKusir Dokar...................................................................

82

Gambar 4.3 Sampul kaset Album Trendy Pop Bali Kusir Dokar AACakra produksi Bali Record (tanpa tahun)....................

83

Gambar 4.4 Aksi bintang musik pop Bali dasawarsa 1980-an YongSagita.............................................................................

87

Gambar 5.1 Ikon musik pop Bali Widi Widiana dalam sebuahpertunjukan dengan band pengiringnya.........................

96

Gambar 5.2 Lolot dari Lolot n Band yang bermodal Bali rockalternatif dan [XXX] saat menerima sebuahpenghargaan musik pop Bali.........................................

98

Gambar 5.3 Bayu KW dan Agung Wirasutha................................... 100

Gambar 5.4 Dek Ulik saat melakukan salah satu pertunjukan danRaka Sidan si ”Song Brerong”......................................

103

Gambar 5.5 Krisna Purpa dan KIS Band yang sensasional di awaldasawarsa 2010-an.........................................................

105

Gambar 5.6 Program musik pop Bali ”Klip Bali”, ”TembangBali”, dan ”Samatra Artis Bali” di Bali TV...................

113

Gambar 5.7 Suasana penyiaran musik pop Bali di Radio AR(104.4 FM) di lingkungan Renon, Denpasar, yangintens dengan program musik pop Bali denganbersemboyankan ”jaja uli mewadah cemper, lagu Balipasti AR”.......................................................................

121

Gambar 5.8 Beberapa pilihan lagu dan operator selular dari lagu-lagu album Jahat KIS Band (2012)...............................

123

Gambar 5.9 Peralatan Minus One dan peralatan MIDI (musicalinstrument digital interface) untuk musik pop Bali.......

125

Gambar 5.10 Alat musik kecapi tradisional Cina guzheng yangdigunakan untuk produksi musik pop Bali bernuansaMandarin………………………………………………

131

Page 23: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

xxiii

Gambar 5.11 Plang studio rumah produksi Maharani Record diJalan Gajah Mada, Denpasar dan studio/rumahproduksi Jayagiri Record di Jalan Tunjung, Denpasaryang berlokasi di belakang Jayagiri Digital Printing.....

138

Gambar 5.12 Toko Istana Musik di Jalan Hasanudin, Denpasar danToko Kharisma Musik di Jalan Kamboja, dekat PasarKreneng, Denpasar........................................................

152

Gambar 5.13 Toko dan outlet musik yang tergolong besar dikabupaten-kabupaten di Bali yang menjual produk-produk musik pop Bali (Gianyar, Buleleng,Klungkung, Bangli, Karangasem, Jembrana, Tabanan,dan Badung)...................................................................

153

Gambar 5.14 Musik pop Bali di klip video pengisi waktu di televisi(Bali TV) dan situs internet YouTube...........................

157

Gambar 5.15 Iklan pertunjukan di Radar Bali/Jawa Pos, Minggu, 27April 2014, hal. 30), advertorial pertunjukan di sebuahdiskotik di Radar Bali/Jawa Pos, Minggu, 24 Februari2014, hal. 30, dan berita aktivitas musisi di RadarBali/Jawa Pos, Minggu, 27 April 2014, hal. 30.............

160

Gambar 5.16 Dua spanduk iklan album musik pop Bali dari JanuadiRecord di sebuah SPBU di Jalan Raya Batubulan,Desa Batubulan, Gianyar...............................................

162

Gambar 5.17 Penampilan [XXX] dan perilaku konsumsi parapemujanya dalam pertunjukan menyambut HUT KotaKlungkung dan Peringatan Puputan Klungkung ke-106 di alun-alun kota, Minggu, 27 April 2014..............

165

Gambar 6.1 Sejumlah produser musik pop Bali yang beberapa diantara mereka sekaligus pemilik studio rekam,arranger (penata musik), pencipta lagu, dan penyanyi:Oka Swetanaya, Dek Jun, I Gusti NgurahMurthana/Rah Man, Jimmy Sila’a, I Gusti AgungBagus Mantra/Gus Mantra, Ketut Asmara Putra, danMang Gita......................................................................

181

Gambar 6.2 Pajangan berbagi produk musik, termasuk musik popBali, di sebuah toko dan lapak musik di Bali.Semuanya adalah demi pasar.........................................

184

Gambar 6.3 Para remaja putra berekspresi dalam menikmatipertunjukan Lolot n Band dan remaja putri berebutmemotret dengan HP penampilan Widi Widiana.Kedua fenomena ini merupakan praktik konsumerismemusik pop Bali...............................................................

191

Page 24: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

xxiv

Gambar 6.4 Manik dan mendiang Ayu Stiati saat aktif dalamindustrialisasi musik pop Bali di mana keduanyamemiliki penampilan fisik di atas rata-rata musisi popBali.................................................................................

198

Gambar 6.5 Perbandingan penampilan Britney Spears, Agnez Mo,dan Trisna (STE) dalam album Si Sexy (2013) yangsangat mirip Agnez Mo serta pendesainan fisik Trisna.

201

Gambar 6.6 Gambar kover depan dan kover dalam KIS Banddalam album Jahat (2012) yang tidak menggambarkankebalian tetapi menunjukkan fetisisme komoditas parakonsumennya.................................................................

206

Gambar 6.7 Suasana panggung pertunjukan musik pop Bali diArdha Candra/Arts Centre, Denpasar, saat peringatanhari ulang tahun ke-12 Bali TV dan para penontonyang tekun menikmati alunan musik sampai akhiracara...............................................................................

207

Gambar 6.8 Sebuah pertunjukan [XXX] dengan identitastradisional kebaliannya pada PKB 2013 di PanggungArdha Candra, Denpasar dan kover album Nak Bali(2011) yang menunjukkan fitur-fitur identitaskedaerahan.....................................................................

215

Gambar 6.9 Informan I Gusti Ngurah Murthana (Ketua PramustiBali) saat diwawancarai dalam sebuah acara persiapankegiatan seni di Kampus ISI Denpasar, Jalan NusaIndah, Denpasar, tanggal 30 Maret 2015.......................

235

Gambar 6.10 Album kaset dan CD Song Brerong (2012) RakaSidan yang meledak di pasar musik pop Bali................

239

Gambar 7.1 Ekonomi uang industrialisasi musik pop Bali melaluiproduk-produk kaset musisi Widi Widiana dan KetutBimbo serta VCD Raka Sidan dan Dek Ulik.................

259

Gambar 7.2 Salah satu pencipta dan arranger musik pop Balipaling populer Komang Raka yang mengalamipermasalahan royalti dan contoh kartu anggota KaryaCipta Indonesia (KCI) sebagai pencipta lagu/musikpop Bali..........................................................................

264

Gambar 7.3 Para musisi proyek Tiga Bintang Bali di depan posterpertunjukannya dan gaya pertunjukan musik pop Bali”Muani Buaya” Dewi Pradewi......................................

270

Gambar 7.4 Musisi Agung Wirasutha bersama penulis seusaiwawancara dan Ayu Saraswati dalam sebuahpertunjukan dengan dua penari latarnya........................

272

Page 25: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

xxv

Gambar 7.5 Suasana lapak-lapak CD yang menjual produk-produkmusik pop Bali di kawasan Pasar Senggol Angsoka,Kreneng, Denpasar dan tulisan ”SELAMATKANINDUSTRI MUSIK BALI” di baju kaos seorangpenggemar musik pop Bali............................................

273

Gambar 7.6 Produk-produk (CD) musik pop Bali yang beredar dipasar: antara yang asli dan palsu...................................

275

Gambar 7.7 Tiket pertunjukan musik pop Bali ”Konser TigaZaman (K3Z)” pada hari Sabtu, 25 Oktober 2014,seharga Rp. 50.000,00, yang kurang laku......................

286

Gambar 7.8 Koleksi kaset musik pop Bali milik informan I GedeAlit Widusaka................................................................

288

Gambar 7.9 Informan Ni Ketut Karmini sedang menikmati musikpop Bali di hp melalui headset di kamarnya.................

289

Gambar 7.10 Tut Warna merekam pertunjukan musik pop Bali yangditonton anggota PPG Bali dan tulisan menarik di bajukaos anggota PPG Bali serta pembentangan spandukPPG Bali........................................................................

291

Gambar 7.11 Seorang perempuan tua Ni Nengah Suara sedangmenikmati acara musik pop Bali terkait siaranlangsung HUT ke-12 Bali TV pada Senin malam, 26Mei 2014........................................................................

299

Gambar 7.12 Spanduk dan baliho Parade Musik Pop Bali proyekBali Mandara Mahalango Pemerintah Provinsi Bali.....

309

Gambar 7.13 Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Balibersama KIS Band sedang melakukan persiapanrekaman musik kampanye Pilgub Bali 2013.................

317

Gambar 7.14 Baliho Kampanye Dek Ulik dalam Pemilu Legislatif2014 sebagai calon anggota DPRD Provinsi Bali dariKabupaten Gianyar di sebuah pertigaan di KelurahanBitera, Gianyar...............................................................

319

Gambar 7.15 Sebuah klip video lagu kampanye di Bali TV dalamPemilu Legislatif 2014 dan Dek Arta sebagai arrangerlagu tersebut...................................................................

322

Page 26: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

xxvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Pedoman Wawancara....................................................... 348

Lampiran 2 Daftar Informan................................................................ 354

Lampiran 3 Kliping Surat Kabar terkait Diskursus IndustrialisasiMusik Pop Bali.................................................................

357

Lampiran 4 Daftar Anggota Pramusti (Perkumpulan Artis, Musisi,Pencipta, dan Insan Seni) Bali.........................................

370

Page 27: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

xxvii

GLOSARIUM

ajeg Bali : ideologi balinisasi atau tradisionalisasi kebudayaandalam masyarakat Hindu-Bali kontemporer (pascabomBali 2002) yang dimotori Kelompok Media Bali Post(Bali Post dan Bali TV).

artis : seniman; sering mengacu pada seniman pertunjukanmodern, termasuk di bidang seni musik.

artis bintang : istilah untuk sejumlah kecil artis/seniman musik yangtergolong paling populer di antara banyak musisi yangpopuler dalam industrialisasi musik; bintang di antarabintang-bintang seni.

bluetooth : sistem teknologi untuk jaringan kawasan pribadi tanpakabel untuk melakukan saling tukar data di antaraperanti.

budaya massa : mass culture; budaya rakyat yang secara dominan danhegemonik dijadikan komoditas oleh kekuasaankapital.

budaya pop : pop culture; singkatan dari budaya populer; budayayang berasal dari rakyat, disukai banyak orang, danmenjadi ranah pertarungan hegemoni dan kontra-hegemoni.

budaya rendah : low culture; budaya yang berasal dari rakyat,rendahan, dan tidak berkualitas; sering bersinonimdengan budaya pop tetapi keduanya dapat dibedakan.

budaya tinggi : high culture; budaya adiluhung dan berkualitas darikelas menengah dan tinggi yang sering dilawankandengan budaya rendah dan budaya pop.

CD/VCD/DVD : singkatan dari compact disk/video compact disc/digitalvideo disc; salah satu bentuk produk digital musiksetelah era kaset (cassette).

cengkok : gaya dialek musikalitas, lebih-lebih vokalitasnya,menurut nuansa dan/atau genre musiknya; ornamentasimelodi.

diatonik : sistem rangkaian tangga nada yang terdiri atas tujuhnada dengan skala mayor atau minor.

diskursus : kesalingkaitan di antara gagasan, pernyataan, diskusi,wacana, aturan, praktik, subjektivitas, kekuasaan(penguasa/pembuat diskursus), ideologi, dankepentingan, tentang persoalan tertentu.

Page 28: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

xxviii

distribusi : proses penyaluran produk hingga di tangan konsumen;penyebaran, penawaran, dan penjualan produk yangdibantu seduksi (bujuk rayu) promosi, iklan, danmedia.

easy listening : sifat (musik) yang ringan/lembut untuk didengarkan,enak dinikmati, dan mudah dipahami; mengacu padasifat musik pop.

emansipasi : aksi dan lokasi kritisisme yang menjadi tujuan kajianbudaya; cita-cita kajian budaya untuk meningkatkanharkat manusia dari kekuasaan yangmengendalikannya.

fetisismekomoditas

: sifat berlebih konsumen dalam mencintai produk;keyakinan konsumen bahwa produk memilikikekuatan/kharisma tertentu.

gending : kata bahasa Bali untuk lagu, nyanyian, atau musik.

genre : aliran; dapat mengacu pada jenis irama (musik).

global : sifat mendunia/kesejagatan; mengacu pada wilayahgeobudaya yang relatif sangat besar/luas dan sama.

globalisasi : gerakan mendunia/kesejagatan yang umumnyamerupakan proyek kapitalisme akibat kemajuan ilmupengetahuan dan teknologi; kecenderungan luasmenuju yang satu atau sama.

hegemoni : kekuasaan yang halus, intelektual, moral, dan budaya,sehingga disetujui orang yang dikuasai.

identitas : jati diri; konsep, deskripsi, narasi, atau konstruksitentang diri seseorang atau sekelompok orang.

ideologi : sistem pandangan yang berisi keyakinan akan proyek-proyek (keinginan, rencana, dan tujuan) tertentu.

individualisasisemu

: rekayasa dengan membuat keragaman (individualisasi)produk untuk menyamarkan standarisasi yangdilakukan; modifikasi elemen-elemen kecil produkagar produk tampak baru dan pasar mau membelinya.

industri : kesatuan dan relasi antarpelaku dalam industrialisasi;mengacu pada para pelaku industri.

industri musik : kesatuan dan relasi antarpelaku dalam industrialisasimusik; mengacu pada musisi (pencipta lagu, penyanyi,arranger, pemain musik), rumah produksi (produser),pemilik studio rekam, dan sebagainya.

industrialisasi : proses masif produksi, distribusi, dan konsumsi barangatau jasa akibat maju dan berkembangnya para pemain

Page 29: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

xxix

industri dengan berbagai sumber dayanya, yaitumanusia, uang, teknologi, dan media.

industrialisasimusik

: proses berkembangnya pemain industri musik karenaketerlibatan ekonomi kapital, teknologi, dan budaya(musik) baru dalam masyarakat.

industrialisasimusik pop Bali

: proses masif produksi, distribusi, dan konsumsi musikpop Bali di wilayah Provinsi Bali akibat majunyasumber daya budaya (termasuk manusianya), uang,teknologi, media, dan adanya budaya musik baru.

kajian budaya : cultural studies; kajian interdisipliner yang bersifatpolitis, ideologis, dan kritis terhadap berbagai praktik(ke)budaya(an) masyarakat dalam kaitannya dengankekuasaan-kekuasaan yang bekerja di dalamnya.

kapitalisme : ideologi sistem produksi berdasarkan kepemilikanpribadi yang mencari keuntungan sebesar-besarnyadengan cara penumpukan modal pada dirinya; ideologiyang dikembangkan kekuasaan kapital.

kapitalismemodern

: sistem kapitalisme dalam industrialisasi modern yangsemata-mata mencari keuntungan ekonomi sebesar-besarnya tanpa memedulikan keadilan dankemanusiaan.

kapitalismepostmodern

: sistem kapitalisme yang berkenaan dengan produkjasa, khususnya yang melibatkan manusia dankebudayaan lokal.

karawitan : seni musik instrumental tradisional di Bali; istilah lainuntuk seni tabuh di Bali.

kaset : cassette; produk fisik musik yang menggunakan pita(tape).

kebalian : balineses; identitas orang Bali yang mengacu padasifat-sifat khas kebudayaan dan kehinduannya.

(ke)budaya(an) : peta-peta tumpang tindih tentang makna diskursif yangsaling silang membentuk zona-zona koherensipemaknaan sementara dalam ruang sosial yang dialamibersama dan selalu diperebutkan (Barker, 2005: 516).

(ke)budaya(an)Bali

: kebudayaan yang dianut sebagian besar penduduk diProvinsi Bali yang terkait dengan aspek-aspek kebaliandan kehindu-balian; mengacu pada seni-budaya Bali.

kekuasaanbudaya

: sumber daya budaya, khususnya modal budaya(cultural capital) estetik-musikal, yang berada padadiri musisi dalam menciptakan produk-produk musikal

Page 30: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

xxx

yang dapat menguasai/menghegemoni masyarakat.

kekuasaan kapital : sumber daya uang penggerak bisnis yang melekat padadiri pemilik modal (produser/pemilik studio rekam).

kekuasaan media : sumber daya media massa yang menghubungkanproduksi ke konsumsi; institusi yang di antaranyaberfungsi mensosialisasikan, mengomunikasikan, danmenseduksi masyarakat untuk membeli produk.

kepentingan : interes; suatu keinginan, agenda, dan tujuan yangmendomplengi secara samar sesuatu yang lain.

kesadaran palsu : pengetahuan yang tidak sepenuhnya benar yangdirekayasa sedemikian rupa menjadi pengetahuan yangbenar, sehingga merupakan kesadaran tertentu;mengacu pada ideologi.

komodifikasi : upaya menjadikan segala sesuatu, yang seharusnyaatau pada awalnya bukan untuk tujuan uang,mendatangkan uang.

konsumerisme : konsumsi yang kuantitas dan/atau kualitasnya melebihikebutuhan normal; konsumsi irasional akibat besarnyahasrat dan/atau sistem promosi kapitalisme.

konsumsi : proses penikmatan konsumen atas produk yangdibelinya.

kulturalisme : ideologi yang menganggap kebudayaan adalahperayaan kehidupan sehari-hari masyarakat; paradigmakajian budaya di Centre for Contemporary CulturalStudies (CCCS) di Birmingham University, Inggris.

lagu cengeng : istilah untuk genre musik pop Indonesia yangmengungkapkan kesedihan/kegalauan dan mendayu-dayu penuh ratapan dan mencitrakan rasa pasrah(fatalis).

lapak : alas, meja, atau gerobak tempat menjual produk musik.

lokal : kedisinian, setempat; mengacu pada wilayahgeobudaya yang relatif kecil.

lokalisasi : proses menjadikan sesuatu bersifat kedisinian/-setempat.

makna : dalam kajian budaya, mengacu pada ”peta makna”karena plural (polisemi) dan tergantung yangmengartikulasikan, terkait dengan kekuasaan, danselalu diperebutkan.

MIDI : singkatan dari musical instrument digital interface;peranti teknologi yang menghubungkan komputer

Page 31: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

xxxi

dengan alat-alat musik elektronik.

minus one : sistem musik elektronik canggih yang fungsinyamengiringi musisi untuk menciptakan sajian musikalyang utuh; sistem musik ”kurang satu” yang biasanyavokal tetapi bisa juga salah satu instrumennya.

modernisme : paham atau gerakan yang menjalankan oposisi binerdan kebenaran tunggal demi pertumbuhan dankemajuan; ideologi kemajuan yang menjadi sasarandan aksi kritis kajian budaya dan postmodernisme.

MP3 : singkatan dari moving pictures expert group 1 layer 3;format file yang berisi file-file audio.

musik pop : pop music; jenis musik yang sangat disukai masyarakatyang bersumber dari mereka sendiri dan di tangankapital mendapat sentuhan teknologi dan media; salahsatu bentuk musik populer.

musik pop Bali : jenis musik pop modern bersyair/lirik bahasa Bali yangterdapat di wilayah Provinsi Bali; salah satu musik popdaerah di Indonesia.

musisi : musician; profesi bidang seni musik: penciptamusik/lagu, penyanyi, pemain musik, danpenata/arranger musik.

nuansa : aksen (musik) yang mengacu pada wilayah geografisatau daerah tertentu; perbedaan kecil (musikalitas).

otentisitas : authenticity; keaslian, originalitas.

outlet : tempat penjualan produk.

pasar : market; kelompok pembeli aktual dan potensial yangmenjadi sasaran pemasaran produk.

pelog : sistem tangga nada tradisional Bali yang terdiri ataslima nada.

pembajakan : tindakan ilegal memperbanyak atau memalsukanproduk pihak lain; memproduksi tanpa izin pemeganghak.

penanda identitas : ciri-ciri terpenting yang menunjukkan asal-usul dankekhasan masyarakat.

pendengar aktif : kelompok sosial pendengar musik pop yang bertindakkritis terhadap produk yang ditawarkan.

pendengar pasif : kelompok sosial pendengar musik pop yang selaluberkonsensus dengan produk yang ditawarkan.

pentatonik : sistem rangkaian tangga nada yang terdiri atas lima

Page 32: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

xxxii

nada.

penyanyi : singer; bagian dari profesi musisi yang bertindakmenyanyi.

perekat/rekatansosial

: kesamaan sifat dan solidaritas di antara sesamapenikmat (musik pop).

pergulatan makna : pergulatan untuk memerebutkan makna dalam suatuaktivitas di antara pihak-pihak terlibat akibatperbedaan kepentingan di antara mereka.

pergulatan maknaekonomi

: pergulatan makna untuk memerebutkan keuntunganekonomi; mengacu pada nilai tukar (exchange value).

pergulatan maknasosial

: perebutan makna untuk memerebutkan kepuasanestetik; mengacu pada nilai guna/manfaat (use value).

pergulatan maknabudaya

: perebutan makna untuk memerebutkan aspek-aspekjatidiri kebudayaan; mengacu pada nilaiidentitas/otentisitas.

pergulatan maknapolitik

: perebutan makna untuk memerebutkan tujuan-tujuanyang bersifat politik; mengacu pada nilaipembangunanisme/developmentalisme.

politik budayalokal

: politik yang mengedepankan keserba-lokalan danidentitas keaslian (ke)budaya(an) setempat; ideologipengutamaan kebudayaan lokal, termasuk seni-budaya.

politik identitas : politik yang mengedepankan identitas (etnik) melaluikelokalan/ketradisionalan.

politik musik : politik yang memadukan peran negara, industri musik(termasuk musisi), dan masyarakat.

pop : umumnya singkatan dari populer tetapi tidak semua”populer” sama dengan ”pop”. Musik pop tidak bisaserta merta disamakan dengan musik (yang) populer.

popisme : ideologi (serba) pop; semangat perayaan pop; dalamindustrialisasi musik, ideologi yang dikembangkankekuasaan budaya (musisi) yang dimanfaatkankekuasaan kapital karena disukai pasar (konsumen).

postmodernisme : paham atau gerakan melawan kemapanan, kekuasaan,dan ketidak-adilan modernitas; ideologi perayaanperbedaan dan hal-hal kecil yang dilupakanmodernitas.

praktik : practice; tindakan masyarakat atau manusia yangdiarahkan teori/konsep/gagasan; mengacu pada praksis(praxis).

Page 33: INDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN ... Awal.pdfINDUSTRIALISASI MUSIK POP BALI: IDEOLOGI, KEPENTINGAN, DAN PRAKTIKNYA ... bebas dari peniruan hasil karya

xxxiii

praktikpemaknaan

: signifying practices; tindakan menciptakan dan salingtukar makna dan pemahaman.

produksi : proses penggagasan, perencanaan, pembuatan sampaiterciptanya produk siap jual; sistem kerja ataupengerjaan yang meliputi input, proses, dan output.

RBT : singkatan dari ringback tone; ringing tone atau nadadering; penanda suara pada telepon saat menunggudiangkat.

representasi : praktik-praktik di dunia ”nyata” yang sengaja dibuatuntuk mewakili kehadiran praktik-praktik yang lain.

royalti : penghasilan yang diterima pencipta lagu/musik darisetiap ciptaan yang dikeluarkan/dijual produser/studiorekam.

seni-budaya : istilah umum di Indonesia, termasuk Bali, untuk(ke)seni(an) sebagai bagian integral dari kebudayaan.

slendro : sistem tangga nada tradisional Bali yang terdiri ataslima nada.

standarisasi : sifat kesamaan di antara produk-produk (musik pop),sehingga memproduksi sebenarnya hanya mengulang-ulang; praktik memproduksi yang sesungguhnyamerupakan keberagaman (individualisasi) semu.

taksu : kekuatan/spirit kharismatis dan magis yang membuatpelaku seni di Bali menciptakan/menampilkan karyaberkualitas tinggi; kearifan lokal berdasarkan kekuatanniskala yang membangkitkan keberterimaan penonton.