industri petrokimia

36
PENGILANGAN MINYAK BUMI DAN NABATI “INDUSTRI PETROKIMIA” Oleh Kelompok 2: Maihendra Rini Dwi Agustianti Adam Fadillah Ganis Kharisma Wiranti Heru Kristianto PROGRAM SARJANA TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU

Upload: herukristianto

Post on 11-Dec-2015

261 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

petro

TRANSCRIPT

Page 1: Industri Petrokimia

PENGILANGAN MINYAK BUMI DAN NABATI

“INDUSTRI PETROKIMIA”

Oleh Kelompok 2:

MaihendraRini Dwi Agustianti

Adam FadillahGanis Kharisma Wiranti

Heru Kristianto

PROGRAM SARJANA TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2015

Page 2: Industri Petrokimia

DAFTAR ISI

Daftar Isi...............................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................2

2.1 Pengertian Industri Petrokimia ..................................................... 2

2.2 Bahan Baku Industri Petrokimia.....................................................2

2.3 Cara-Cara Mendapatkan Bahan Baku Industri Petrokimia ........... 6

2.4 Penyediaan Bahan Baku Industri Petrokimia ............................... 7

2.5 Produk-Produk Industri Petrokimia ............................................. 7

2.6 Jalur-Jalur dalam Pembuatan Industri Petrokimia........................10

2.7 Penggunaan dan Pemanfaatan Produk-Produk Petrokimia...........12

2.8 Persebaran Perusahaan Industri Petrokimia di Indonesia.............14

2.9 Dampak Negatif Industri Petrokimia............................................15

BAB III TUGAS KHUSUS (PERTAMINA RU II DUMAI)...........................16

BAB IV PENUTUP ..........................................................................................18

4.1 Kesimpulan...................................................................................18

4.2 Saran ..........................................................................................18

Daftar Pustaka .................................................................................................. 19

i

Page 3: Industri Petrokimia

BAB I

PENDAHULUAN

Industri petrokimia secara umum dapat didefinisikan sebagai ”industri

yang berbahan baku utama produk migas (naphta, kondensat yang merupakan

produk samping eksploitasi gas bumi, gas alam), batubara, gas metana batubara,

serta biomassa yang mengandung senyawa-senyawa olefin, aromatik, n-parrafin,

gas sintesa, asetilena dan menghasilkan beragam senyawa organik yang dapat

diturunkan dari bahan-bahan baku utama tersebut, untuk menghasilkan produk-

produk yang memiliki nilai tambah lebih tinggi daripada bahan bakunya.” Kondisi

ketersediaan bahan baku dari produk migas yang makin terbatas dan mahal

mengakibatkan mulai munculnya pencarian-pencarian bahan baku pengganti,

diantaranya gas etana, batubara, gas dari coal bed methane, dan limbah refinery

(coke).

Indonesia mempunyai sumber yang potensial untuk pengembangan klaster

industri petrokimia yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia

seperti sandang, papan dan pangan. Produk-produk petrokimia merupakan produk

strategis karena merupakan bahan baku bagi industri hilirnya (industri tekstil,

plastik, karet sintetik, kosmetik, pestisida, bahan pembersih, bahan farmasi, bahan

peledak, bahan bakar, kulit imitasi).

1

Page 4: Industri Petrokimia

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Industri Petrokimia

Bahan-bahan atau produk yang terbuat dari bahan dasarnya minyak dan

gas bumi disebut petrokimia. Bahan-bahan petrokimia dapat digolongkan: plastik,

serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis

obat dan vitamin.

Sementara itu, yang dimaksud industri petrokimia adalah industri yang

berhubungan dengan minyak bumi yang mengkaitkan suatu produk-produk

industri minyak bumi yang tersedia, dengan kebutuhan masyarakat akan bahan

kimia atau bahan konsumsi dalam kehidupan sehari-hari.

2.2 Bahan Baku Industri Petrokimia

Proses petrokimia umumnya melalui tiga tahapan, yaitu:

a. Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan dasar petrokimia

b. Mengubah bahan dasar petrokimia menjadi produk antara, dan

c. Mengubah produk antara menjadi produk akhir yang dapat dimanfaatkan.

Pada dasarnya hampir semua produk petrokimia umumnya berasal dari

tiga jenis bahan baku dasar, yaitu : olefin, aromatika, dan gas – sintesis (syn-gas).

1. Olefin (alkena – alkena)

Olefin merupakan bahan dasar petrokimia paling utama. Produksi olefin di

seluruh dunia mencapai miliaran kg per tahun. Di antara olefin yang terpenting

(paling banyak diproduksi) adalah etilena (etena), propilena (propena), butilena

(butena), dan butadiena.

Olefin pada umumnya dibuat dari etena, propana, nafta, atau minyak gas

(gas- oil) melalui proses perengkahan (cracking). Etana dan propana dapat berasal

dari gas bumi atau dari fraksi minyak bumi; nafta berasal dari fraksi minyak bumi

dengan molekul C-6 hingga C-10 ; sedangkan gas oil berasal dari fraksi minyak

bumi dengan molekul dari C- 10 hingga C – 30 atau C-40.

2

Page 5: Industri Petrokimia

CH2 = CH2 CH2 = CH - CH3

Etilena Propilena

CH3 - CH = CH - CH3 CH2 = CH - CH = CH2

Butilena Butadiena

2. Aromatika (benzena dan turunannya)

Aromatika adalah benzena dan turunanaya. Aroamatika dibuat dari nafta

melalui proses yang disebut reforming. Di antara aromatika yang terpenting

adalah benzene (C6H6), toluene (C6H6CH3), dan xilena (C6H4(CH3)2). Ketiga jenis

senyawa ini secara kolektif disebut BTX.

3. Gas Sintetis

Gas sintetis (syn-gas) adalah campuran dari karbon monoksida (CO) dan

hidrogen (H). Syn – gas dibuat dari reaksi gas bumi atau LPG melalui proses yang

disebut steam reforming atau oksidasi parsial. Steam reforming adalah campuran

metana (gas bumi) dan uap air dipanaskan pada suhu dan ekanan tinggi dengan

bantuan katalis ( bahan pemercepat reaksi). Sedangkan, oksidasi parsial yaitu

metana direaksikan dengan sejumlah terbatas oksigen pada suhu dan tekanan

tinggi.

Reaksi stean reforming : CH4(g) + H2O → CO(g) + 3H2(g)

Reaksi oksidasi parsial : 2CH4(g) + O2 → 2CO(g) + 4H2(g)

Petrokimia dari Ofelin

Berikut adalah beberapa produk petrokimia yang berbahan dasar etilena :

a) Polietilena

Polietilena adalah plastik yang paling banyak diproduksi. Plastik polietilena

antara lain digunakan sebagai kantong plastik dan plastik pembungkus /

sampul. Plastik polietilena ( maupun plastik lainya) yang kita kenal, selain

mengandung polietilena juga menggandung berbagai bahan tambahan,

misalnya bahan pengisi, plasticer,dan pewarna.

b) PVC

PVC atau polivinilklorida juga merupakan plasik, yang antara lain digunakan

untuk membuat pipa (paralon) dan pelapis lantai.

c) Etanol

3

Page 6: Industri Petrokimia

Etanol adalah bahan yang sehari – hari biasa kita kenal sebagai alkohol.

Etanol digunakan untuk bahan bakar atau bahan antara untuk berbagai produk

lain, misalnya asam asetat.

Alkohol dibuat dari etilena:

CH2 = CH2 + H2O → CH3 – CH2OH

d) Etilena glikol atau glikol

Glikol digunakan sebagai bahan anti beku dalam radiator mobil di daerah

beriklim dingin.

Berikut adalah beberapa produk petrokimia yang berbahan dasar propilena:

a) Polipropilena

Plastik polipropilena lebih kuat dibandingkan dengan plastik polietilena.

Polipropilena antara lain digunakan untuk karung plastik dan tali plastik.

b) Gliserol

Zat ini antara lain digunakan sbagai bahn kosmetik ( pelembab ) industri

makanan, dan bahn peledak ( nitrogliserin).

c) Isopropil alkohol

Zat ini digunakan sebagai bahan – antara untuk berbagai produk petrokimia

lainya, misalnay aseton (bahan pelarut, digunakan sebagai pelarut pelapis

kuku/kutek).

4

Page 7: Industri Petrokimia

Berikut adalah beberapa produk petrokimia yang berbahan dasar butadiena:

a) Karet sintetis , seperti SBR ( styrene-butadiene-rubber) dan neoprena

b) Nilon, yaitu nilon 6,6

Petrokimia dari Aromatika

Pada industri petrokimia berbahan dasar benzena, umumnya benzena

diubah menjadi stirena,kumena,dan sikloheksena.

a) Stirena digunakan untuk membuat karet sintetis, seperti SBR dan polistirena.

b) Kumena digunakan untuk membuat fenol, selanjutnya fenol digunakan untuk

membuat perekat dan resin.

c) Sikloheksena digunakan terutama untuk membuat nilon, misalnya nilon-6,6

dan nilon-6.

Selain itu, sebagian benzena digunakan sebagi bahan dasar untuk

membuat detergen, misalnya ABS dan LAS.

Beberapa contoh produk petrokimia berbahan dasar totulen dan xilena

antara lain:

a) Bahan peledak, yaitu trinitrotoluena (TNT)

b) Asam tereftalat yang merupakn bahan dasar untuk membuat serat seperti

metiltereftalat.

Petrokimia dari Gas-Sintetis(Syn-Gas)

Seperti telah disebutkan, gas- sintetik (sn-gas) merupakn campuran dari

karbon monoksida (CO) dan hidrogen(H2). Berbagai contoh petrokimia dari syn-

gas adalah :

a) Amonia (NH3)

N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)

Amonia dibuat dari nitrogen dan hidrogen. Pada industri petrokimia gas

nitrogen diperoleh dari udar, sedangkan gas hidrogen dari syn-gas. Sebagian

besar produk amonia digunakan untuk membuat pupuk seperti [CO(NH2)2]

urea, [(NH4)2SO4]; pupuk ZA, dan (NH4NO3); amonium nitrat. Sebagian

lainya digunakan untuk membuat berbagai senyawa nitrogen lain, seperti

asam nitrat dan berbagai bahan untuk membuat resin dan plastik.

5

Page 8: Industri Petrokimia

b) Urea [CO(NH2)2]

CO2(g) + 2NH3(g) → NH2COH4(S)

NH2CONH4(S) → CO(NH2)2(S) + H2O(g)

Sebagian besar urea digunakan sebagai pupuk. Kegunaan yang lain yaitu

untuk makanan ternak,industri perekat, plastik, dan resin.

c) Metanol (CH3OH)

CO(g) + 2H3(g) → CH3OH(g)

Metanol dibuat dari syngas melalaui perpanasan suhu dan tekanan tinggi

dengan bantuan katalis. Sebagian besar metanol diubah menjadi formaldehida.

Sebagian yang lain digunakan untuk membuat serat , dan campuran bahan

bakar.

d) Formaldehida (HCHO)

CH3OH(g) → HCHO(g) + H2(g)

Formaldehida dibuat melalui oksidasi metanol dengan bantuan katalis.

Larutan Formaldehida dalam air dikenal dengan nama formalin. Formalin

digunakan untuk mengawetkan preparat biologi (termasuk mayat). Akan

tetapi, penggunaan utama dari Formaldehida adalah untuk membuat resin

urea- Formaldehida dan lem. Lem Formaldehida banyak digunakan untuk

industri kayu lapis.

2.3 Cara-Cara Mendapatkan Bahan Baku Industri Petrokimia

Berikut ini diuraikan cara-cara mendapatkan bahan baku Industri

Petrokimia.

1. Gas Metana (CH4) à Dari pengeboran gas di lapangan. Gas metana dari

kilang BBM (off gases) dijadikan gas buangan

2. Gas Etana (C2H6) à Dari lapangan gas bumi

3. Gas Etilena (C2H4) à Cracking gas etana, nafta dan kondensat

4. Gas Propana (C3H8) à Absorpsi dan ekstraksi

5. Gas Propilena (C3H6) à Cracking gas etana, propane, nafta dan kondensat

6. Gas Butana (n-C4H10) à Ekstraksi dan absorpsi

7. Kondensat (C5H12 – C11H24) à Ekstraksi dan absorpsi. Selain itu, juga dapat

diperoleh dari kilang BBM

6

Page 9: Industri Petrokimia

8. Benzena, Toluena dan Xilena (BTX Aromatik) à Catalytic reforming

9. Nafta (C6H14 – C12H26) à Proses distilasi

10. Kerosin (C12H26) à Distilasi atmosferik

11. Short Residue / waxy residue

2.4 Penyediaan Bahan Baku Industri Petrokimia di Indonesia

Berikut ini akan di uraikan ketersediaan bahan baku Industri Petrokimia

yang ada di Indonesia, diantaranya gas bumi, bahan baku kondesat, bahan baku

nafta, dan bahan baku residu.

1. Ketersediaan Cadangan Gas Bumi (C1-C4)

Ketersediaan cadangan gas bumi 60%-80% kandungannya adalah gas metana.

Ketersediaan tersebut hampir merata dan menjangkau dareah padat penduduk

dan pusat industri.

2. Ketersediaan Bahan Baku Kondensat (C5-C11)

Kondensat dalam negeri selama ini diekspor ke luar negeri. Jika kandungan

Produk paraffin dan olefinnya besar à jalur olefin center. Jika kandungan

naftene dan aromatic besar à jalur aromatic center

3. Ketersediaan Bahan Baku Nafta (C6-C12)

Diperoleh dari kilang Cilacap dan Balikpapan dan produksinya diekspor ke

luar negeri.

4. Ketersediaan Bahan Baku Residu / Low Sulfur Waxy Residu (LSWR) Berasal

dari Kilang Dumai, Sungai Pakning, dan Eksor I Balongan.

2.5 Produk–Produk Industri Petrokimia

Produk petrokimia merupakan produk lanjut dari hasil pengolahan minyak

dan gas bumi guna memperoleh nilai tambah yang lebih besar. Produk petrokimia

yang dihasilkan dari hasil pengolahan minyak bumi berupa naptha, dan kondensat

adalah produk aromatik (benzene, toluene dan xylene) dan produk olefin

(ethylene, propylene dan butadiene) yang merupakan bahan baku untuk industri

sandang, karet, sintetis, plastik.

Produk petrokimia yang dihasilkan dari pengolahan gas bumi adalah

methanol, urea, ammonia yang merupakan bahan baku untuk industri perekat,

7

Page 10: Industri Petrokimia

pupuk. Industri petrokimia Pertamina yang berbahan baku minyak dan gas bumi

antara lain Kilang Metanol di Pulau Bunyu Kalimantan Timur, Kilang Purified

Terephthalic Acid (PTA) dan Kilang Polypropylene (Polytam) di Plaju, Sumatra

Selatan, Kilang Paraxylene dan Benzene di Cilacap, Jawa Tengah.

Secara garis besar produk – produk Industri Petrokimia dapat dibedakan

menjadi dua macam, yaitu :

1. Industri Petrokimia Hulu (Upstream Petrochemical)

Industri petrokimia hulu yaitu industri yang menghasilkan produk

petrokimia yang masih berupa produk dasar atau produk primer dan produk antara

atau produk setengah jadi (masih merupakan bahan baku untuk produk jadi).

Pada daftar berikut disebelah kiri diurutkan beberapa bahan baku yang

dapat dipakai untuk industri petrokimia hulu. Semuanya merupakan atau terdiri

dari hidrokarbon yang merupakan produk-produk industri minyak dan gas bumi.

Dari atas sampai kebawah (gas oil) konsistensinya semakin berat d.p.l.

dari gas sampai kecairan. Disebelah kanan diurutkan beberapa produk-produk

industri petrokimia hulu yang kadang-kadang disebut “first generation

petrochemicals” atau juga “basic petrochemicals” atau “petrochemical building

blocks”.

Feedstocks Petrochemical Product Fuel Coproduct

Methane

Ethane

Propane

Butane

Condensate

Naphta

Gas Oil

Reformate

Raffinate

Pyrolysis

Gasoline

Methanol

Ethylene

Propylene

Butadiene

Benzene

Toluene

Xylenes

Pyrolysis Gasoline

Pyrolysis Fuel Oil

Raffinate

Mixed C4’s

8

Page 11: Industri Petrokimia

Perlu ditambahkan bahwa LPG dapat berasal dari alam dari perut bumi

dan dapat pula berasal dari operasi pengilangan. LPG juga mengandung senyawa-

senyawa tak jenuh dari C3 dan C4, yakni propylene dan butene/butadiene.

2. Industri Petrokimia Hilir (Downstream Petrochemical)

Industri petrokimia hilir yaitu industri yang menghasilkan produk

petrokimia yang sudah berupa produk akhir dan/atau produk jadi.

Oleh karena itu, maka produk petrokimia berdasarkan proses

pembentukannya dan pemanfaatannya dapat dibagi atas 4 jenis, yaitu:

1. Produk dasar

Produk dasar terdiri dari gas CO dan H2 sintetik, etilena, propilena, butadiene,

benzene. toluene, xilena, dan n-parafin.

2. Produk antara

Produk antara diantaranya adalah amonia, inetanol, carbon black, urea, etil

alkohol, etilklorida, Rumen (cumene), propilen-oksida, butil alkohol,

isobutilena, nitrobenzene, nitrotoluena, PTA (purified terephthalic acid), TPA

(terephthalic acid), DMT (dimethyl terephthalate), kaprolaktam (caprolactain),

LAB (liner alkyl benzene).

3. Produk akhir

Produk akhir antara lain adalah urea, carbon black, formaldehida, asetilena,

poli etilena, poli propilena, poli vinil klorida, poli stirena, TNT (trinitro

toluene), poli ester, nilon, poli uretan, “LAB-sulfonate” (Surfactant).

4. Produk jadi

Pada umumnya berupa barang-barang atau bahan-bahan yang dalam

kehidupan kita sehari-hari banyak dipakai di rumah tangga seperti: plastik-

plastik untuk produk-produk elektronik dan telekomunikasi (radio, tv, film

alat-lat komputer, kabel-kabel telefon, kabel-kabel listrik), plastik-plastik

untuk rumah tangga (ember plastik, kantong/karung plastik, botol-botol

kemasan plastik), peralatan plastik untuk industri mobil dan pesawat terbang

(bemper mobil, jok/busa mobil, jok/busa kapal terbang, ban pesawat terbang).

Baju dan kaus kaki yang kita pakai dibuat dari benang poliester dan nilon, ban

mobil dari bahan campuran karet dan carbon black, sabun bubuk deterjen

dibuat dari “LAB-sulfonate” dan lain sebagainya.

9

Page 12: Industri Petrokimia

Dengan proses polimerisasi dari migas (yaitu yang disebut polimer sintetik

atau polimer buatan manusia). Pengertian polimer dalam arti sempit adalah suatu

molekul raksasa (dengan berat molekul berkisar antara 104-107 yang terbentuk

melalui proses polimerisasi. Molekul raksasa ini disebut juga makromolekul.

Maka berdasarkan proses pembentukannya, bahan/produk polimer dapat dibagi

alas 2 bagian, yaitu: 

1. Produk polimer alamiah atau polimer alam, misalnya:

a) Polisakarida (pati dan bahan selulosa)

b) Protein alam (serat sutera, serat otot dan enzim)

c) Karel alam dan asam-asam nukleat

2. Produk polimer sintetik atau produk polimer buatan manusia, yang  

mencakup semua produk petrokimia yang dihasilkan secara sintetik dengan

proses polimerisasi dari migas, misalnya:

a) Plastik-plastik sintetik

b) Serat-serat sintetik

c) Karet-karet sintetik

2.6 Jalur–Jalur dalam Pembuatan Produk Industri Petrokimia

Proses pembuatan produk petrokimia yang lebih ekonomis dapat ditempuh

dengan 3 jalur/lintasan utama :

1. Jalur Gas Sintetik

Jalur gas sintetik yaitu dengan pembentukan gas CO dan H2 dari bahan

baku gas bumi (CH4) untuk menghasilkan ammonia, methanol dan carbon black.

Dan untuk memproduksi gas sintetik melalui 3 cara:

a) Reaksi steam reforming untuk membentuk amonia yang reaksinya

berlangsung dengan bantuan katalis Ni pada suhu 1.400 – 1.600oF, pada

tekanan 400-500 psi.

2 CH4 + O2 + 2 H2O + N2 à 2 CO2 + 4 NH3

b) Reaksi stream reforming pada pembentukan methanol dan cara

memproduksinya menggunakan 2 macam proses  yaitu pada tekanan tinggi

dan tekanan rendah. (Lurgi High Pressure Process dan ICI Low Pressure

Process)

10

Page 13: Industri Petrokimia

c) Reaksi oksidasi parsial pada pembentukan gas sintetik yang dilanjutkan

dengan reaksi pirolisis pada suhu 1300-1500oC dan tekanan 100-150 atm.

2. Jalur Olefin

Jalur olefin yaitu untuk membentu gas-olefin (gas etilena, propilena dan

butena/butadiena) adalah suatu senyawa hidrokarbon tidak jenuh, yang

mempunyai ikatan rangkap terbuka yang sangat reaktif , sehingga dengan mudah

dapat berpolimerisasi antara satu dengan yang lainnya membentuk bahan/produk

polimer. Gas olefin dapat dapat diproduksi  dengan 2 cara yaitu olefin dengan

bahan baku nafta dan dengan bahan baku etana.

1) Ofelin dangan bahan baku nafta

Jika bahan baku berasal dari nafta fraksi berat (C15 – C23) dan dari jenis

minyak parafin, maka akan terbentuk campuran molekul parafin dan olefin :

a) C23H48 à C8H18 + C15H30 à C3H8 + C12H22 (cracking)

Proses ini dapat terjadi terus menerus hingga terbentuk cokes :

a) C12H22 à C2H6 + C10H16 à C2H4 + C8H12 à 2 CH4 + C6H4 (cracking)

b) C6H4 à CH4 + 5 C (cracking)

Selain itu juga dapat terbentuk terdiri hasil polimerisasi olefin :

a) C10H16 + C10H16 à C20H32 + C15H30 à C35H62 (kopolimerisasi C20H32

dengan C15H30 )

2) Ofelin dengan bahan baku etana

Jika bahan baku yang digunakan adalah gas etana, maka reaksi cracking yang

terjadi adalah sebagai berikut :

a) C2H6 à 2 C2H4 + H2 (cracking)

Karena di dalam umpan juga terdapat gas propana, maka terjadi pula reaksi

cracking sebagai berikut :

a) C3H8 à C3H6 + H2 (cracking)

b) C3H8 à C2H4 + CH4 (cracking)

c) 2 C3H8 à C4H8 + 2 CH4

d) 2 C3H8 à C2H6 + C2H6 + CH4

Hasil cracking tersebut akan mengalami cracking dan hidrogenasi lebih lanjut

sebagai berikut :

11

Page 14: Industri Petrokimia

a) C3H6 + 3 H2 à 3 CH4

b) C3H6 à C4, C5, C6 + H2

3. Jalur Aromatik

Jalur aromatik yaitu dengan pembentukan fraksi-fraksi aromatik (benzena,

toulena dan xilena). Senyawa aromatic adalah suatu senyawa hidrokarbon tidak

jenuh yang mempunyai rangkaian ikatan atom C secara siklis berupa ikatan atom

antara C6-C8 yang sangat reaktif sehingga akan mudah bereaksi atau

berpolimerisasi antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk produk

polimer.

2.7 Penggunaan dan Pemanfaatan Produk-produk Petrokimia

Penggunaan dan Pemanfaatan Menurut Sektor Industri :

1. Penggunaan dalam Industri Pupuk dan Pestisida

Produk amoniak / urea dalam negeri sebagian besar digunakan sebagai pupuk

pertanian, dan adhesive urea formaldehida.

Dalam industri pestisida, sebagaian bahan aktif pestisida, pelarut dan aditifnya

merupakan produk akhir petrokimia seperti senyawa carbamate,

thiocarbamate, surfaktan organik, organoklorida, alkohol, dsb.

2. Penggunaan dalam Industri Serat Sintetik

Produk petrokimia yang digunakan untuk serat sintetik adalah TPA

(terepthalic   acid), DMT (dimethyl terepthalate), PTA (purified terepthalic

acid), dan kaprolaktam.

3. Penggunaan dalam Industri Bahan Plastik

PE (polietilena), PP (polipropilena), PVC (poli vinil klorida), dan PS

(polistirena).

4. Penggunaan Dalam Industri Adhesive Resin

Urea formaldehida, melamin formaldehida dan fenol formaldehida.

5. Penggunaan dalam Industri Deterjen

Alkil benzena, alkil benzene sulfonat (ABS), dan selulosa karboksi metil

(CMC).

6. Penggunaan dalam Industri Elastomer

12

Page 15: Industri Petrokimia

Karet sintetik yang digunakan untuk industri ban adalah SBR dan karet butil

sebesar 20%.

7. Penggunaan dalam industri Kimia, Khusus Industri Zat Pewarna (Dyestuff

Industry), Phthalic anhydride (pewarna tekstil) dan carbon black.

Pemanfaatan produk Industri Petrokimia lainnya :

1. Aspal

Kegunaan aspal digunakan untuk pelapis tanggul, pelapis tahan air, sebagai

bahan isolasi, pelapisa anti korosi pada logam dan juga sebagai bahan

campuran pada pembuatan briket batubara.

2. Lilin

Kegunaan lilin sebagai cadangan bila lampu dari PLN padam. Lilin jenis ini

oleh pertamina diproduksi dengan nama Hard Semi White Wax dan Fully

Refined White Wax. Selain untuk penerangan, kedua jenis lilin tersebut dapat

digunakan sebagai kertas lilin pembungkus, bahan baku semir serta pengkilap

lantai dan mebel.

3. Polytam PP (Polipropilena Pertamina)

Kantong plastik, karung plastik, film, produk cetakan (moulding) dan tali

rafiaadalah produk yang sangat memasyarakat. Produk tersebut dibuat dengan

menggunakan bahan polytam pp.

4. Methanol

Methanol dapat digunakan sebagai lem untuk industri plywood, bahan bakar

pesawat, bahan bakar jenis methylfuel, bahan pelarut jenis nitro cellulose,

insektisida,dehidrator gas alam, dan sebagai bahan baku untuk industri protein

sintesis dengan fermentasi berkesinambungan.

5. Petrolium Cokes

Bila cokes diproduksi dengan bahan dasar tanaman cola, maka petrlium cokes

tersiri dari dua macam yakni; Green coke merupakan produk samping dari

proses pengolahan residu untuk bahan dasar minyak. Green coke bermanfaat

sebagai bahan baku Calcined coke,yang berfungsi sebagai reduktor dalam

proses peleburan timah,bahan bakar padat atau bahan penambahan kadar

karbon pada industri logam.Satunya lagi adalah Calcined coke berguna

sebagai elektroda dalam proses pengolahan aluminium pada industri Kalsium

13

Page 16: Industri Petrokimia

Karbida (CaC2), bahan baku industri elektroda grafit, bahan bakar padat atau

bahan penambah kadar karbon pada industri modern, dan sebagai unsur

pengisi pada industri baja (sebagai karbon).

6. Solvent

Pertamina memproduksi lima macam solvent, yakni;

a) Low Aromatic White Spirit (LAWS) yang berguna sebagai pengencer cat

dan vernis, pelarut untuk warna cetakan, industri tekstil (printing), bahan

pembersih (dry cleaning solvent), bahan baku pestisida.

b) Special Boiling Point (SBP-XX) yang berguna sebagai adhesive dan

pelarut karet, pelarut pada industri (cat dan tinner,tinta cetak,industri

farmasi seperti perekat pada salonpas), industri kosmetika.

c) Special Gas Oil, digunakan pada industri farmasi, khususnya pembuatan

pil kina, sbagai solvent dalam proses ekstraksi kulit kina.

d) Minasil-M, digunakan sebagai industri cat, thinner vernis, industry tinta

cetak, industri karet dan adhesive, dan industri farmasi.

e) Pertasol CA dan CB, petasol CA banyak digunakan sebagai pengencer

pada cat, lacquers, venis, pelarut dan pengencer pada tinta cetak.

7. Processing Oil

Processing Oil terdiri dari dua macam yakni Minarex - B yang berguna,

sebagai processing oil pada industri telapak ban kendaraan bermotor, bantalan

jembatan, sol sepatu kanvas dan sol karet cetak. Paraffinic Oil 60 dan 95

bermanfaat sebagai processing oil pada telapak ban, sepatu dan sol karet,

karpet karet, pipa plastik, pengganti dioktilptalat pada industri tinta cetak.

8. Kimia Pertanian

Produk kimia pertanian terbagi menjadi dua macam, yakni; Tenac Stiker yang

bermanfaat sebagai bahan perekat dan perata pestisida. Sedangkan TB 192

berguna untuk menutup luka tanaman / bidang sadap tanaman karet,

mencegah pengeringan bidang sadap.

2.8 Persebaran Perusahaan Industri Petrokimia di Indonesia

1. Pulau Sumatra

a) Asean Aceh Fertilizer, PT. (Aceh)

14

Page 17: Industri Petrokimia

b) Belawan Deli Chemical PT. (Sumatra Utara)

c) Intan Prima Tani, PT. (Lampung)

d) Justus Sakti, PT.(Riau)

e) Pupuk Sriwidjaya, PT. (Sumatra Selatan)

f) Sabak Indah, PT. (Jambi)

2. Pulau Jawa

a) Dover Chemical, PT. (Banten)

b) Henkel Indonesia, PT. (Jawa Barat)

c) Justus Sakti, PT. (DKI. Jakarta)

d) Indo Acidatama Chem. Ind., PT.(Jawa Tengah)

3. Pulau Kalimantan

a) Benua Multi Lestari, PT. (Kalimantan Barat)

b) Cakram Utama Jaya, PT. (Kalimantan Timur)

c) Intan Wijaya Internasional, PT. (Kalimantan Selatan)

d) Korindo Ariabima Sari, PT. (Kalimantan Tengah)

4. Pulau Papua

a) Kayu Lapis Indonesia, PT.

b) Kodeco Memberamo, PT.

5. Kepulauan Maluku

a) Nusa Prima Pratama Industry, PT.

b) Wira Nusa Trisatrya, PT.

2.9 Dampak Negatif Industri Petrokimia

Dalam usahanya meningkatkan kualitas hidup manusia berupaya untuk

mengolah dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada demi tercapainya kualitas

hidup yang diinginkan. Namun, pada kenyataannya timbul dampak negatif dari

industri tersebut. Dampak terhadap lingkungan dapat mengurangi daya dukung

alam yang berarti mengurangi kemampuan alam untuk mendukung kelangsungan

hidup manusia. Sedangkan bagi manusia dapat menurunkan kualitas hidup

manusia itu sendiri. Dampak lain yaitu dampak yang berhubungan dengan

masalah sosial masyarakat (dampak psikososiekonomi).

15

Page 18: Industri Petrokimia

BAB III

TUGAS KHUSUS (PERTAMINA RU II DUMAI)

Bahan baku (feed stock) yang diolah oleh kilang P.T

PERTAMINA RU II Dumai (Persero) adalah minyak mentah produksi P.T

CHEVRON PASIFIC INDONESIA yang dihasilkan oleh ladang minyak

daerah Duri (Duri Crude) dan Minas (Minas Crude),dengan perbandingan

campuran untuk sekarang ini adalah 85 % volume Minas Crude dan 15 %

volume Duri Crude.

Pada awalnya kapasitas desain Kilang Dumai adalah sebesar 100.000

barrel minyak mentah / hari.Dengan adanya modifikasi sejumlah peralatan,maka

kapasitas desain bertambah menjadi 130.000 – 135.000 barrel / hari atau sekitar

130 % kapasitas design.

Minas Crude adalah jenis minyak mentah dengan berat jenis ringAn

menurut standar API Gravity,yaitu kurang lebih 34,10.Sedangkan Duri Crude

dengan berat jenis yang sedikit lebih berat,yaitu kurang lebih 19,80 yang banyak

mengandung garam-garam ikutan yang dapat menyebabkan problem korosi

terhadap peralatan-peralatan prose pengilangan,sehingga diharapkan angka

perbandingan campuran tersebut adalah ideal dengan nilai ekonomis tinggi resiko

kerusakan peralatan proses yang masih terkendali.

Sedangkan Kilang PT. PERTAMINA RU II Sei. Pakning (persero) yang

menjadi satu system integrasi dengan kilang yang ada di Dumai,pengolah minyak

mentah jenis Handil dan Lirik Crude yang merupakan produksi dari P.T

PERTAMINA (persero) unit eksplorasi produksi (UEP) II Lirik Riau dengan

kapasitas design 35.000 barrel / hari,namun dioperasikan sampai 45.000 – 50.000

barrel / hari.

Produk – produk Kilang P.T PERTAMINA RU II Dumai (Persero)

dan Sei.Pakning adalah berupa bahan baker minyak (BBM) seperti bensin,

kerosene, solar, minyak pesawat terbang (Avtur & JP – 5) dan produk non

bahan bakar minayak (BBM) seperti LPG,dan Green coke.Dimana semua

jenis-jenis produk Kilang Putri Tujuh Dumai ini didistribusikan untuk

16

Page 19: Industri Petrokimia

memenuhi konsumsi dalam negeri khususnya daerah operasi UPDN I

(Aceh, Sumut, SuMbar dan Riau, sedangkan Avtur khususnya disalurkan

ke Jakarta dengan menggunakan kapal tanker. Jenis produksi Kilang PT.

PERTAMINA UP II Dumai (persero) adalah :

A. Produk BBM

No Jenis Produk Juta BBL/thn Volume (%)

1 Aviation Turbine ( Avtur ) 3,10 4,75

2 Mogas 88 9,60 14,70

3 Kerosene 14,77 22,62

4 Automotive Diesel Oil ( ADO ) 25,29 38,73

5 Refinery Fuel 5,10 7,81

B. Produk Non BBM

No Jenis produk Juta BBL/thn volume(%)

1 Liquid Petroleum Gas ( LPG ) 1,04 1,60

2 Green Coke 1,31 1,97

3 Low Sulphur Wax Residu 6,07 9,30

Total 66,28 101,51

Selain jenis produk tersebut di atas juga diproduksi Jet Petroleum

Grade 5 (JP – 5) yang merupakan bahan baker pesawat tempur F –

16.Produksi jenis JP_5 tergantung permintaan dalam negeri dan eksport.

Persentase dan jenis produk yang dihasilkan Kilang P.T PERTAMINA

RU II Dumai (Persero) dan Sei.Pakning tersebut bukan merupakan harga yang

tetap,karena pola pengoperasian Kilang pada unit-unit proses untuk mendaptkan

jenis dan jumlah produk tertentu masih dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan

tergantung dari jenis bahan baker yang diperlukan dipasaran.

Pengolahan minyak mentah di Pertamina UP II Dumai dapat

dikelompokkan ke dalam tiga kompleks, yaitu Hydro Skimming Complex (HSC),

Hydro Cracking Complex (HCC), dan Heavy Oil Complex (HOC).

Pengelompokan tersebut didasarkan atas bahan baku serta proses yang terjadi di

17

Page 20: Industri Petrokimia

dalamnya. Ketiga kompleks tersebut masih terbagi lagi menjadi beberapa unit-

unit pengolahan.

18

Page 21: Industri Petrokimia

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dalam bidang industri, bahan atau zat yang berasal dari minyak bumi

dinamakan petrokimia. Sementara itu, industri yang berhubungan dengan minyak

bumi dinamakan industri petrokimia. Hampir semua produk petrokimia berasal

dari tiga jenis bahan dasar yaitu ofelin, aromatika, dan gas sintesis. Jalur-jalur

dalam pembuatan produk petrokimia yang ekonomis dapat ditempuh dengan tiga

jalur utama yaitu jalur gas sintetik, jalur olefin, dan jalur aromatik. Umumnya

produk petrokimia berupa barang-barang atau bahan-bahan yang dalam kehidupan

kita sehari-hari banyak dipakai di rumah tangga seperti: plastik-plastik untuk

produk-produk elektronik, telekomunikasi, dan rumah tangga, peralatan plastik

untuk industri mobil dan pesawat terbang. Penggunaan dan pemanfaatan menurut

sektor industri antara lain sebagai industri pupuk dan pestisida, industri serat

sintetik, industri bahan plastik, industri bahan baku cat, industri adhesive resin,

industri detergen/pencuci, industri elastomer/ karet sintetik, dan industri kimia

khusus.

4.2 Saran

Hasil Industri Petrokimia menghasilkan berbagai macam produk yang

penting bagi kehidupan manusia, namun masih dapat ditemukan juga hasil dari

produk Industi Petrokimia yang tidak ramah lingkungan seperti halnya plastik.

Oleh karena itu kita sebagai konsumen sebaiknya berusaha untuk mengurangi

pemakaian produk tersebut secara berlebihan. Kita juga tidak boleh

mengeksploitasi penggunaan bahan baku Industri Petrokimia. Jadi tetap

pergunakan bahan baku Industri Petrokimia secukupnya serta berusaha untuk

meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan.

19

Page 22: Industri Petrokimia

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, A. 2012. “Makalah Industri Petrokimia”. http://akbarcules46.blogspot. com/2012/06/makalah-industri-petrokimia. 24 Mei 2015, 16:56 WIB.

Budhiarto, A. “Buku Pintar Migas Indonesia”. www.bpmigas.com/Buku Pintar Migas Indonesia. 10 Mei 2015, 19:09 WIB.

Khopkar, SM. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press

Manurung, P. 2011. Laporan KP Inspeksi pengelasan, manajemen, dan Proses pengolahan Minyak PT.Pertamina RU II Dumai. Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Pratika, Y. 2013. “Makalah Industri Petrokimia”. https://yenideva14.wordpress. com/2013/12/05/ makalah-industri-petrokimia. 24 Mei 2015, 16:58 WIB.

Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta : PT Kalman Media.

20