induksi elektromagnetik
TRANSCRIPT
Bab V Induksi ElektromagnetikPendahuluan
Para fisikawan telah lama memimpikan agar
hukum-hukum alam dapat dipahami dengan mudah.
Kalau perlu, jumlah rumus yang menjelaskan gejala
alam sedikt mungkin. Dan semua hikum alan itu
saling berkaitan. Sebagian impian tersebut kini telah
terwujud dan sebagian lainnya masih dalam
penyelidikan yang mendalam.
Salah satu hukum alam yang berhasil
digabungkan adalah kelistrikan dan kemagnetan.
Dulu orang menganggap listrik dan magnet adalah
dua gejala alam yang berbeda. Hal itu karena sumber
listrik adalah muatan positif dan muatan negatif,
sedangkan sumber magnet adalh kutub utara dan
kutub selatan. Muatan listrik menghasilkan medan
listrik disekitarnya, sedangkan kutub magnet
menghasilkan medan magnet disekitarnya. Selain
itusifat medan magnet berbeda dengan sifat medan
listrik. Muatan listrik yang mengalir menghasilkan arus
listrik, tetapi kita tidak pernah menjumpai adanya arus
magnet. Listrik dapat dijumpai dalam bentuk muatan
positif saja, mnuatan negatif sja, atau pasangan
muatan positif dan negatif. Sedangkan, magnet selalu
dijumpai berpasangan kutb utara dan kutub selatan.
Ketika Oerstad menemukan medan magnet disekitar
arus lirtrik, para ahli mulai berpikir mengenai keterkaitan
antara listrik dan magnet. Arus listrik adalah aliran
muatan listrik. Lalu, mengapa disekitarnya muncul
medan magnet? Pengamtan yang dilakukan oleh
Oerstad dan penelitian lebih lanjut oleh Biot Savart
membuktikan kebenarannya. Arus listrik dapat
menghasilkan medan magnet.
Hingga awal abad ke-19, para fisikawan telah
sepakat bahwa listrik dapat menghasilkan magnet.
Namun, apakah peristiwa sebaliknya dapat diwujudkan?
Bisakah magnet mengahasilkan listrik?
A. GEJALA-GEJALA INDUKSI
ELEKTROMAGNETIK
Pertanyaan diatas menarik minat Michael
Faraday (1791-1867). Setelah kurang lebih sepuluh
tahun berusaha keras, akhirnya pada tahun 1831
Faraday menemukan bukti bahwa magnet dapat
menimbulkan listrik. Pembuktian ini ternyata dapat
dilakukan dengan cara yang sangat sederhana. Ia
mengarak-gerakkan sebuah magnet batang keluar
masuk kumparan kawat dan ternyata pada kumparan
tersebut muncul arus listrik. Kita juga dapat membuktikan
hal ini dengan cara yang sama dengan melakukan
kegiatan 5.1.
Kegiatan 5.1 Pengamatan
Analisis Materi Fisika Sekolah Menengah I 84
Bab V Induksi ElektromagnetikTimbulnya Arus listrik oleh Magnet
Tujuan:
Mengamati timbulnya arus listrik oleh magnet.
Alat dan Bahan:
Dua buah magnet batang yang berbeda ukurannya.
Sebuah galvanometer.
Dua buah kumparan kawat.
Langkah Kerja:
1. Hubungkan ujung-ujung kawat kumparan kawat ke galvanometer.
2. Amati posisi jarum galvanometer. Apakah sudah menunjuk ke angka nol?
3. Jika belum, putar sekrup penala hingga jarum menunjukan angka nol. Tanyakan pada gurumu jika kurang
jelas.
4. Gerakkan kutub selatan salah satu magnet batang masuk ke dalam kumparan. Apa yang terjadi pada
jarum galvanometer?
5. Diamkan magnet batang di dalam kumparan. Apa yang terjadi pada jarum galvanometer?
6. Gerakkan kutub selatan salah satu magnet batang keluar ke dalam kumparan. Apa yang terjadi pada jarum
galvanometer?
7. Gerakkan kutub selatan salah satu magnet batang keluar-masuk ke dalam kumparan. Apa yang terjadi
pada jarum galvanometer?
8. Ulangi langkah 5 hingga langkah 7 dengan menggunakan kutub utara magnet batang. Apa yang terjadi
pada jarum galvanometer?
9. Ulangi langkah 5 hingga langkah 8 dengan menggunakan magnet batang yang lain. Apa yang terjadi pada
jarum galvanometer?
10.Ulangi langkah 5 hingga langkah 8 dengan menggunakan kumparan kawat yang lain. Apa yang terjadi
pada jarum galvanometer?
Ketika magnet batang dimasukkan ke dalam
kumparan ternyata jarum galvanometer menyimpang.
Ketika magnet didiamkan di dalam kumparan, jarum
galvanometer kembali menunjukan angka nol. Ketika
magnet itu di tarik keluar kumparan, jarum
galvanometer menyimpang lagi.
Analisis Materi Fisika Sekolah Menengah I 85
Bab V Induksi Elektromagnetik
Gambar 1.1 Proses kuluar masuknya magnet dalam kumparan menghasilkan arus bolak-balik
Namun, arah penyimpangan berlawanan dengan
ketika magnet dimasukkan ke dala kumparan. Ketika
magnet digerakkan keluar-masuk menyimpang bolak-
balik. kumparan, jarum galvanometer ikut bergerak
Penyimpangan jarum galvanometer pada
kegiatan 5.1 menunjukan telah timbulnya arus listrik di
dalam kumparan. Arus listrik itu terjadi hanya terjadi
jika magnet digerakkan. Sedangkan pada waktu
magnet didiamkan, tidak timbul arus listrik di sana.
Dengan demikian, agar dihasilkan arua (dan
tegangan) listrik harus ada gerak relatif antara magnet
dan kumparan. Arus listrik dihasilakan ketika terjadi
perubahan jumlah garis gaya magnet yang ada di
dalam rongga kumparan. Jika jumlah garis gaya
magnet dalam kumparan tidak berubah, berapapun
banyaknya garis gaya magnet di dalam rongga
kumpararan tidak akan mengahasilkan arus (dan
tegangan) listrik.
Penggunaan kutub lain untuk digerak-
gerakkan ke dalam rongga kumparan memberikan
hasil yang sama. Hanya saja arah jarum
galvanometer menyimpang ke arah sebaliknya.
Sedangkan, penggunaan magnet batang dengan
ukurang yang lebih besar (memiliki medan magnet
yang lebih kuat) dan kumparan dengan jumlah lilitan
yang lebih banyak berti menambah jumlah garis-garis
gaya magnet yang keluar-masuk rongga kumparan. Hal
ini menyebabkan jarum galvanometer menyimpang lebih
jauh lagi. Denga kata lain, akan timbul arus (dan
tegangan) listrik yang lebih besar. Peristiowa ini di kenal
dengan nama, induksi elektromagnetik. Arus listrik
yang timbul selam proses ini disebut arus listrik
induksi, sedangkan tegangan listriknya disebut gaya
gerak listik (ggl) induksi.
Pada saat magnet mendekati kumparan, di
dalam kumparan timbul magnet yang juga memiliki kutub
utara dan kutub selatan. Ujung kumparan yang didekati
selatan utara magnet menjadi kutub utara, namun
kertika dijauhi menjadi kutub selatan. Menurut hukum
Lenz, arah arus induksi dalam kumparan selalu
menghasilkan medang magnet yang menentang sebab-
sebab yang menimbulkannya.
1. Arus Listrik Bolak-
balik
Penyimpangan jarum galvanometer yang terus
bergerak bolak-balik ini menunjukan bahwa arus listrik
induksi yang timbul juga mengarah bolak-balik. Oleh
karena itu, ares listrik seperti iini sering disebut arus
listrik bolak-balik (AC= Alternating Current). Untuk
mengukur besarnya arus listrik AC digunakan
galvanometer AC atau ammeter AC. Sedangkan untuk
mengukur tegangan listrik AC digunakan volmeter AC.
Selain itu, kamu juga dapat menggunakan osiloskop
untuk mengukur kedua besarn tersebut.
Arus (dan tegangan) listring Ac ini dapat
digambarkan dengan bentuk kurva arus (dan tegangan)
terhadap waktu. Sebagian kurva berada di bagian atas
sumbu waktu dan sebagian lagi berada di bagian
bawahnya. Kedua bagian kurva itu muncul secara
bergantian. Bagian kurva yang berada diatas sumbu
waktu menyatakan arus listrik pada arah tertentu,
Analisis Materi Fisika Sekolah Menengah I 86
Bab V Induksi Elektromagnetiksedangkan yang berada di bagian bawah kurva
menyatakan arus listrik pada arah sebaliknya. Sebagi
contoh, jika bagian kurva di bagian atas sumbu waktu
menyatakan arus listrik ke kiri berarti bagian kurva di
bagian bawah sumbu waktu menyatakan arus listrik
ke kanan.
Penting kamu ketahui bahwa tidak semua
arus listrik yang nilainya berubah-ubah merupakan
arus listrik AC. Perlu kamu perhatikan apakah
perubahan tersebut menyebabkan arus listrik bernilai
positif dan negatif atau tidak. Jika selalu bernilai
positif dan negatif secara bergantian, arus listrik itu
termasuk arus listrik AC. Namun, jika perubahan itu
tidak menghasilakan nilai positif dan negatif secara
bergantian secara teratur, arus listrik itu termasuk
arus listrik searah (DC= Direct Current).
2. Arus riak
Sebuah piringan aluminium yang berputar
membutuhkan sejenak waktu agar gaya gesek dapat
menghentikan geraknya. Namun piringan itu dapat
berhenti seketika jika diputar di antara kutub-kutub
magnet yang berlawanan. Hal ini terjadi karena
piringan itu terbuat dari konduktor listrik sehingga
timbul arus listrik induksi padanya saat berputar
disekitar medan magnet.
Arus listrik seperti inilah yang di sebut arus
riak . arus listrik ini menghasilkan medan magnet
yang arahnya berlawanan dengan arah gerak piringan
aluminium. Gejala ini merupakan akibat dari hukum
kekekalan energi sehingga tidak ada energi yang
tercipta atau hilang dari perubahan yang terjadi. Arus
riak timbul jika suatu kepingan logam berada di sekitar
medan magnet yang garis-garis gayanya sedang
berubah-ubah.
Arus riak dimanfaatkan untuk pembuatan rem
magnetik pada kereta dan pada alat detector logam.
3. Gaya Gerak Lisrik
Induksi
Selain seperti pada kegiatan 5.1 yang sudah
kamu lakukan, listrik induksi juga dapat diperoleh dengan
cara lain seperti berikut.
Menggerakkan
kumparan terhadap kutub magnet.
Memutar
magnet didepan kumparan
Memutus-
sambung arus listrik pada kumparan untuk
menginduksi kumparan lain.
Agar lebih memahaminya, lakukan Kegiatan 5.2.
Kegiatan 5.2 Eksperimen
GGL Induksi Dua Kumparan
Tujuan:
Memahami GGL induksi dua kumparan.
Alat dan Bahan:
Analisis Materi Fisika Sekolah Menengah I 87
Bab V Induksi Elektromagnetik Kabel penghubung secukupnya
Langkah Kerja:
1. Susun alat seperti pada gambar. Pastikan agar kedua sisi kumparan tepat berhadapan.
2. Putus-sambungkan saklar secara terus-menerus. Apa yang terjadi pada jarum galvanometer?
3. masukkan inti besi kedalam kumparan. Ulangi langkah 2. Apa yang terjadi pada jarum galvanometer?
Kumparan yang dihubungkan dengan sumber
ggl (baterai) dan saklar disebut kumparan primer.
Sedangkang , kumparan lain yang dihubungkan
dengan galvanometer disebut kumparan sekunder.
Akibat saklar diputus-sambung secara tyerus-
menerus, arus listrik yang mengalir di dalam
kumparan primer menjadi terputus-putus. Dengan
demikian, timbul medan magnet di sekitar kumparan
primer dengan garis-garis gaya yang terus menerus
berubah. Karena letaknya berdekatan, medan magnet
itu menerobos ke dalam rongga kumparan sekunder.
Hal ini menyebabkan timbulnya ggl induksi pada
kumparan sekunder. Arus listrik yang mengalir
pada umparan primer disebut arus primer,
sedangkan pada kumparan sekunder disebut arus
sekunder.
Jika saklar dibiarkan terus terhubung, jarum
galvanometer tidak akan menyimpang. Hal ini karena
arus listrik yang mengalir terus-menerus tidak
menimbulkan perubahan medan magnet di sekitar
kumparan primer. Akibatnya, tidak timbul ggl induksi
pada kumparan sekunder.
Dari kegiatan 5.1 dan 5.2 dapat kita simpulkan
bahwa besarnya ggl induksi dipengaruhi oleh hal-hal
berikut.
Kecepatan gerak magnet. Makin cepat
magnet bergerak maka makin banyak perubahan
gari gaya magnet yang terjadi. Akibatnya, makin
besar ggl induksi yang ditimbulkan.
Kuat medan magnet. Makin kuat medan
magnet yang digunakan maka makin banyak garis
gaya magnet yang dimilikinya. Akibatnya, makin
besar ggl induksi yang ditimbulkan.
Jumlah lilitan kawat pada kumparan.
Makin banyak jumlah lilitan kawat pada kumparan
maka makin banyak garis gaya magnet yang
dimilikinya. Akibatnya, makin besar ggl induksi yang
ditimbulkan.
Luas penampang kumparan. Makin
luas penampang kumparan maka makin banyak
garis gaya magnet yang dimilikinya. Akibatnya,
makin besar ggl induksi yang ditimbulkan.
Analisis Materi Fisika Sekolah Menengah I 88
Bab V Induksi Elektromagnetik Meletakkan inti besi kedalam rongga
kumparan. Dengan adanya inti besi pada
kumparan, diperoleh medan magnet yang lebih
kuat dan garis-garis gaya magnet yang lebih
banyak. Akibatnya, maki besar ggl induksi yang
timbul.
4. Penerapan GGL
Induksi
Pada proses induksi elektromagnetik
sebenarnya terjadi perubahan energi gerak menjadi
energi listrik. Berdasarkan hal ini para ahli
mengembangkan alat yang dapat mengubah energi
gerak menjadi energi listrik, yaitu generator. Ada dua
jenis generator
menurut arus listrik yang dihasilkannya, yaitu
generator listrik AC (alternator) dan generator listrik
DC (dinamo).
Generator Listrik AC
Pada generator ini terdapat dua buah magnet
tetap yang kuat (disebut stator). Kutub-kutub magnet
yang berlawanan dihadapkan. Dengan demikian, di
dalam ruang antara kedua kutub magnet dihasilkan
medan magnet. Di dalam medan magnet itu terdapat
kumparan yang mudah berputar pada porosnya (disebut
rotor).
Gambar 1.2 Skema generator listrik AC
Karena kumparan selalu berputar, jumlah garis
gaya magnet yang masuk ke dalam kumparan pun selalu
berubah-ubah. Ketika posisi kumparan sejajar dengan
garis gaya magnet, tidak ada garis gaya magnet yang
masuk ke dalam kumparan. Sebaliknya, ketika posisi
kumparan tegak lurus terhadap garis gaya magnet,
Jumlah garis gaya magnet yang masuk ke dalam
kumparan menjadi maksimal. Dengan demikian, timbul
ggl induksi AC. Ggl induksi ini dihubungkan dengan
rangkaian listrik melalui sikat karbon yang terdapat pada
kedua cincin geser secara bergantian. Akibatnya , timbul
arus listrik induksi AC.
Gambar 1.3 Posisi kumparan terhadap garis gaya magnet
pada alternator.
Gambar 1.4. Alternator digunakan pada kendaraan bermotor sebagai sumber arus listrik
Arah aliran arus itu pada berbagai posisi
kumparan adalah sebagai berikut:]
Jika jumlah
garis gaya magnet yang masuk kumparan makin
banyak, arus listrik induksi mengalir ke salah satu
arah.
Analisis Materi Fisika Sekolah Menengah I 89
Bab V Induksi Elektromagnetik Jika jumlah
garis gaya magnet yang masuk kumparan makin
sedikit, arus listrik induksi mengalir ke arah yang
berlawanan.
Jika jumlah
garis gaya magnet yang masuk kumparan tidak
berubah, tidak ada arus listrik induksi yang
mengalir.
Arus listrik induksi yang dihasilkan generator lisrik
AC memiliki sifat sebagai berikut:
Berjenis bolak-balik (AC) dengan bentuk
seperti gelombang.
Amplitudonya bergantung pada kuat
medan magnet, jumlah lilitan kawat, dan luas
penampang kumparan.
Frekuensi gelombangnya sama dengan
frekuensi putaran kumparan.
Generator Listrik DC
Prinsip kerja generator ini mirip dengan
generator listrik AC. Hanya saja pada generator ini
digunakan sebuah cincin belah (komutator) pada
bagian outputnya. Cincin ini memungkinkan arus
listrik
induksi yang dialirkan ke rangkaian lisrik berupa arus
listrik DC meskipun kumparan di dalamnya
menghasilkan arus listrik AC. Perhatikan gambar.
Gambar 1.5. Skema generator listrik DC
Pada saat kumparan sejajar debgan arah garis-
garis gaya magnet, belum terbentuk arus listrik. Selama
perputaran kumparan, arus listrik membesar secara
perlahan-lahan dan mencapai nilai maksimalnya ketika
kumparan tegak lurus terhadap arah gais-garis gaya
magnet. Selanjutnya, arus listrik mulai mengecil dan
akhirnya menjadi nol lagi saat kumparan sejajar dengan
arah garis-garis gaya magnet.
Pada posisi mendatar ini terjadi hubungan
pendek antara cincin belah dan sikat karbon. Akibanta,
pada perputaran berikutnya tidak terjadi pertukaran arah
arus listrik. Dengan kata lain, arus listrik induksi yang
dihasilkan generator itu selalu searah (DC).
Perbedaan utama kedua jenis generator di atas
adalah pada jumlah dan bentuk cincin yang digunakan
pada outputnya. Generator listrik DC dapat diubah
menjadi generator listrik AC dengan cara mengganti
cincin outputnya menjadi dua buah dan tidak berbelah.
Demikian pula sebaliknya, generator listrik AC dapat
diubah menjadi generator listrik DC dengan mengganti
cincin outputnya dengan sebuah cincin belah
Review
1. Apakah yang dimaksud dengan arus listrik induksi? Bagaimana proses terjadinya?
2. Apakah perbedaan antara arus listrik searah dengan arus listrik bolak-balik?
3. Apa yang dimaksud dengan ggl induksi? Faktor-faktor apakah yang dapat memperbesar
ggl induksi?
4. Apakah perbedaan antara generator listrik AC dan generator listik DC? Bagaimana cara
mengubah generator listrik AC menjadi generator listrik DC?
5. Jelaskan hubungan saling mempengaruhi arus listrik dan magnet di mana magnet dapat
mengakibatkan listrik, dan listrik dapat mengakibatkan magnet.
6. Bagaimanakah terjadinya arus primer dan arus sekunder dalam ggl induksi?
Analisis Materi Fisika Sekolah Menengah I 90
Bab V Induksi Elektromagnetik
B. TRANSFORMATOR
Seringkali tegangan listrik yang tersedia tidak
sesuai dengan tegangan yang dibutuhkan alat.
Misalnya, tegangan PLN adalah 220 V sedangkan
walkman milikmu membutuhkan tegangan sebesar 3
V. Contoh lainnya, listrik yang dihasilkan generator
pembangkit tenaga listrik biasanya dikirim dalam
bentuk tegangan yang sangat tinggi (puluhan ribu
volt). Namun setibanya dirumahmu, tegangan yang
terukur adalah 220 V. Bagaimana cara mengubah
tegangan listrik itu?
Alat yang paling berperan untuk mengubah
tegangan listrik adalah transformator (sering
disingkat trafo). Trafo dapat mengubah listrik AC dari
tegangan rendah ke tinggi atau sebaliknya.
Pengubahan tegangan oleh trafo tidak mengubah
frekuensi listrik AC tersebut. Misalkan, tegangan listrik
PLN 220 V memiliki frekuensi 50 Hz. Ketika diubah
menjadi tegangan 6 V, frekuensinya tetap 50 Hz.
Perlu diingat bahwa listrik yang dapat diubah
oleh trafo hanyalah listrik AC. Listrik DC tidak dapat
diubah oleh trafo klarena trafo
Gambar 1.6. Trafo yang menjadi komponen utama dalam pesawat radio
bekerja berdasarkan prinsip induksi electromagnet.
Induksi ini akan muncul jika terjadi perubahan garis gaya
yang masuk ke dalam kumparan trafo.
Trafo memiliki dua terminal utama, yaitu terminal
input dan terminal output. Arus listrik yang akan di ibah
tegangannya masuk melalui terminal input , sedangkan
arus listrik hasil pengubahan itu dapat diambil melalui
terminal output. Jika tegangan yang dikeluarkan
tegangan output lebih tinggi dairipada tegangan yang
dimasukkan ke terminal input, trafo jenis ini disebut trafo
step-up (penaik tegangan). Sebaliknya, jika tegangan
yang dikeluarkan tegangan output lebih rendah daripada
tegangan yang dimasukkan ke terminal input, trafo jenis
ini disebut trafo step-down (penurun tegangan).
Agar kamu lebih memahami prinsip kerja trafo,
lakukanlah Kegiatan 5.4.
Berikut ini kita bahas secara singkat prinsip kerja
trafo. Perhatikan gambar
Kegiatan 5.4 Eksperimen
Analisis Materi Fisika Sekolah Menengah I 91
Bab V Induksi ElektromagnetikPrinsip kerja Trafo
Tujuan:
Memahami prinsip kerja trafo.
Alat dan Bahan:
Dua buah trafo kecil (500 ) yang masing-masing berupa trafo step-up dan trafo step- down.
Sebuah pembangkit sinyal.
Sebuah sumber arus listrik DC (misalnya baterai, aki, atau catu daya)
Sebuah osiloskop
Langkah Kerja:
1. Hubungkan output sumber arus listrik DC ke terminal input trafo.
2. Ukur tegangan listrik di terminal output trafo dengan osiloskop. Tanyakan pada gurumu cara
melakukannya. Adakah tegangan yang terukur?
3. Hubungkan output pembangkit sinyal ke terminal input trafo.
4. Ukur tegangan listrik di terminal output trafo dengan osiloskop. Adakah tegangan yang terukur?
5. Ubah tegangan input dengan mengatur amplitude pembangkit sinyal. Tanyakan pada gurumu cara
melakukannya. Apakah tegangan output yang terukur pada osiloskop juga berubah?
6. Ubah frekuensi tegangan input dengan mengatur tombol frekuensi pembangkit sinyal. Tanyakan pada
gurumu cara melakukannya. Apakah frekuensi tegangan output yang terukur pada osiloskop juga
berubah?
7. Lakukan langkah 1 hingga langkah 5 untuk masing-masing jenis trafo.
8. Apakah benar dengan menggunakan trafo step-up tegangan listrik di terminal output lebih tinggi dari pada
di terminal input? Sebaliknya, apakah benar dengan menggunakan trafo step-down tegangan listrik di
terminal output lebih rendah dari pada di terminal input?
Gambar 1.7. trafo memiliki dua kumparan, kumparan primer dan kumparan sekunder
Ketika dialiri arus listrik,
kumparan primer menghasilkan medan listrik.
Sebagian garis-garis gaya megnetnya masuk
kedalam kumparan sekunder.
Jika arus listrik yang mengalir
pada kumparan primer tetap, kuat medan magnet
yang dihasilkannya pun tetap. Dengan demikian,
garis-garis gaya magnet yang memasuki kumparan
skunder juga tetap jumlahnya.
Akibatnya, pada kumpaeran sekunder tidak timbul
ggl induksi.
Analisis Materi Fisika Sekolah Menengah I 92
Bab V Induksi Elektromagnetik Jika arus listrik yang mengalir
pada kumparan primer berubah, kuat medan
magnet yang dihasilkannya pun berubah.
Akibatnya, garis-garis gaya magnet yang
memasuki kumparan sekunder juga berubah
jumlahnya sehingga kumparan sekunder
menghasilkan ggl induksi.
Makin banyak jumlah lilitan
pada kumparan sekunder, makin besar pula ggl
induksi yang dihasilkannya.
Jika kumparan primer dan
sekunder terpisah, yidak semua garis gaya
magnet dihasilkan kumparan primert masuk
kedalam kumparan sekunder. Sebagian garis
gaya magnet ada yangberada di luar kumparan
sekunder.
Untuk memperbanyak garis
gaya magnet yang masuk ke kumparan sekunder,
pada rongga antara kumparan primer dan
kumparan sekunder dipasang bahan magnet,
misalnya inti besi (ferit). Bahan tersebut berperan
sebagai tempat perambatan medan magnet dari
kumparan primer ke kumparan sekunder. Trafo
yang dijual memiliki bentuk inti besi yang
bermacam-macam. Bentuk dan jenis bahan inti ini
menentukan efisiensi daya trafo. Tujuan
pemasangan inti besi yang lain adalah agar
sedapat mungkin trafo tidak mengalami
pemanasan yang akan mengubah energi listrik
menjadi energi kalor.
1. Jenis-Jenis Trafo
Apakah yang menentukan suatu trafo
termasuk jenis step-down atau step-up? Jawabannya
adalah perbandingan jumlah lilitan kumparan
sekunder dan kumparan primer. Untuk memahami hal
tersebut, mari kita tinjau trafo ideal yang memiliki ciri-
ciri sebagai berikut.
Seluruh garis
gaya magnet pada kumparan primer masuk ke
kumparan sekunder.
Tidak ada
energi listrik yang diubah menjadi energi kalor.
Denga kata lain, seluruh daya listrik pada
kumparan primer dipindahkan ke kumparan sekunder.
Pada trafo ideal seperti itu berlaku hubungan:
atau
Dan
Keterangan:V = tegangan primer
V = tegangan sekunder
N = Jumlah lilitan primer
N = Jumlah lilitan sekunder
P = daya listrik primer
P = daya listrik sekunder
Mengingat hubungan antara tegangan, arus, dan
daya listrik yang memenuhi P = V.I, maka diperoleh:
PP = Vp IP
PS = VS IS
Sehingga
Vp IP = VS IS atau
Hasil di atas menjukan bahwa:
Tegangan di kumparan sekunder makin besar
jika perbandingan jumlah lilitan tegangan sekunder
terhadap jumlah lilitan primer makin besar.
o Jika maka
o Jika maka
Trafo ini termasuk jenis step-up.
Analisis Materi Fisika Sekolah Menengah I 93
Bab V Induksi Elektromagnetik
Gambar 1.8. perbandingan jumlah lilitan kumparan primer dan kumparan sekunder menentukan jenis trafo
Arus listrik di kumparan
sekunder makin kecil jika perbandingan jumlah
lilitan sekunder terhadap lilitan primer makin
besar.
o Jika maka
o Jika maka
Dari rumus-rumus di atas tampak bahwa
untuk menaikkan tegangan sekunder menjadi dua kali
tegangan primer maka perbandingan jumlah lilitan
sekunder terhadap lilitan primer haruslah dua. Tetapi,
hal ini tidak berarti jumlah lilitan kumparan trafo boleh
sembarang. Misalnya, lilitan primer satu dan lilitan
sekunder dua.
Ada faktor lain yang harus diperhitungkan
dalam menentukan jumlah lilitan kumparan. Jika
jumlah lilitan terlalu sedikit, arus listrik yang mengalir
dalam trafo menjadi besar sehingga dapat
menyebabkan trafo terbakar. Sebaliknya, jika jumlah
lilitan terlalu banyak,arus listrik yang mengalir di
dalam trafo mendekati nol sehingga daya listrik trafo
menjadi sangat rendah.
2. Efisiensi Trafo
Persaman-persamaan tentang trafo di atas idak
berlaku untuk trafo-trafo yang di jual ditoko-toko
komponen elektronika. Kedua persamaan itu hanya
berlaku untuk trafo yang dianggap ideal. Pada kenyataan
di dunia ini tidak ada trafo yang ideal, melainkan hanya
trafo yang mendekati ideal.
Pengubahan energi listrik menjadi energi kalor
merupakan masalah besar yang di hadapi pembuat dan
pengguna trafo. Pengubahan energi tersebut
menyebabkan daya listrik di terminal output selau lebih
kecil daripada di terminal input.
Perbandingan daya listrik di terminal output
terhadap daya listrik di terminal input mencerminkan
kualitas trafo. Jika perbandingan tersebut makin
mendekati suatu ( daya listrik terminal output mendekati
daya listrik terminal input), kualitas trafo tersebut
semakin baik. Sebaliknya, jika perbandingan tersebut
makin menjauhi satu (daya listrik terminal output jauh
lebih kecil daripada daya listrik terminal input), kualitas
trafo tersebut makin buruk. Pada trafo
Contoh 5.2
Sebuah trafo memiliki kumparan primer dengan
2.000 lilitan dan kumparan sekunder denhan 500
lilitan. Terminal input dihubungkan ke tegangan
listrik 220 V. Arus listrik pada kumparan primer
sebesar 0,25 A dan trafo dianggap ideal. Tentukan:
a. Te
gangan listrik di terminal output.
b. Da
ya listtik yang dihasilkan kumparan sekunder.
c. Ku
at arus listrik di kumparan sekunder.
Jawab:
Diketahui: NP=2.000 lilitan
NS=500 lilitan
VP=220 V
Ip=0,25 A
Analisis Materi Fisika Sekolah Menengah I 94
Bab V Induksi Elektromagnetika. Tegangan listrik
sekunder.
V
b. Daya listrik di kumparan
primer
W
Karena trafo dianggap ideal, daya listrik pada
kumparan sekunder sama dengan daya listrik
pada kumparan primer, yaitu 55 W.
c. Kuat asrus listrik di
kumparan sekunder
A
Nilai itu juga bisa dipeoleh dari
A
yang demikian banyak energi listrik yang di ubah
menjadi energi kalor sehingga pada saat digunakan
trafo biasanya sangat panas.
Kita mendefinisikan efisiensi trafo yang
mencerminkan kualitas trao sebagai berikut:
Keterangan:PS= daya sekunderPP = daya primer
Kalor dalam trafo muncul karena adanya arus
pasaran pada inti besi. Arus ini timbul karena adanya
medan magnet yang berubah-ubah dalam inti besi
yang memutar muatan bebas (elektron) di dalamnya.
Dalam usaha untuk menekan besarnya arus pasaran,
banyak inti besi trafo yang dibuat dari baja berlapis
yang tiap lapisannya diselingi bahan isolator. Dengan
adanya lapisan-lapisan ini, ruang gerak arus pasaran
menjadi sangat kecil sehingga arus pasaran yang
muncul pun secara keseluruhan akan lebih kecil. Dengan
demikian, energi listrik yang berubah menjadi kalor akan
makin kecil.
3. kegunaan Trafo
Di rumahmu tentu ada radio, televisi, atau
peralatan elektronika lainnya, bukan? Di dalam peralatan
tersebut terdapat berbagai komponen elektronika.
Komponen-komponen itu akan dilewati arus listrik dan
menanggung tegangan listrik pada kaki-kainya.
Kebanyakan komponen dalam peralatan elektronika
yang kita miliki hanya sanggup menanggung tegangan
listrik kurang dari 25 V. bahkan, sebagian komponen lain
hanya sanggup menanggung tegangan listrik kurang dari
10 V. Jika dihubungkan ke sumber tegangan yang
melebihi kemampuannya, komponen tersebut akan rusak
(terbakar).
Kebanyakan peralatan elektronika yang kita
miliki dijalankan dengan menggunakan tegangan listrik
dari PLN. Tegangan listrik di Indonesia memiliki nilai
sebesar 220 V. Nilai tegangan tersebut jauh di atas
kemampuan maksimal yang dapat ditanggung oleh
komponen-komponen dalam peralatan elektronika kita.
Tetapi, mengapa peralatan elektronika tersebut tetap
bisa bekerja dan komponen-komponen di dalamnya tidak
terbakar? Ternyata, di dalam peralatan tersebut terdapat
trafo step-down.
Listrik dari PLN masuk ke dalam peralatan
tersebut melaui trafo step-down. Tegangan output trafo
menjadi lebih kecil. Dari terminal output trafo inilah arus
listrik kemudian dialirkan ke komponen-komponen di
dalam peralatan elektronika. Perbandingan jumlah lilitan
sekunder terhadap lilitan primer trafo telah diatur
sedemikian rupa sehingga tegangan output sesuai
dengan nilai yang dibutuhkan komponen-komponen itu.
Analisis Materi Fisika Sekolah Menengah I 95
Bab V Induksi Elektromagnetik
Gambar 1.9. skema transmisi listrik dari pusat pembangkit listrik hingga ke pemukiman
Mari kita tinjau kejadian lain. Sebelum dikirim
dalam bentuk tegangan tinggi, tegangan listrik yang
dihasilkan generator pembangkit tenaga listrik perlu
dinaikkan dengan menggunakan trafo step-up.
Tegangan listrik yang dikirim dari satasiun
pembangkit tenaga listrik biasanya sangat tinggi
(puluhan ribu volt). Pengiriman listrik dalam bentukj
tegangan tinggi dimaksudkan untuk
menekanperubahan jumlah energi listrik yang berubah
menjadi energi kalor selama proses pengiriman.
Perubahan itu menurunkan efisiensi. Ketika mulai masuk
jaringan distribusi penduduk, listrik bertegangan tingi
tersebut harus diturunkan menjadi 220 V. dengan
menggunakan trafo step-down.
Penggunaan trafo yang lain adalah untuk
adaptor. Adaptor yang biasa kamu jumpai adalah alat
pengubah listrik Ac yang bernilai tinggi (misalnya 110 V
atau 220 V) menjadi listrik DC yang bernilai rendah
(misalnya 1.5 V, 3 V, 4,5 V, dan 6 V). Bagaimana hal
tersebut dapat terjadi?
Di dalam adaptor terdapat dua bagian utama,
yaitu trafo step-down dan rangkaian penyearah. Trafo
step-down berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik
AC yang lebih rendah. Sedangkan, rangkaian penyearah
berfungsi untuk mengubah tegangan listrik AC yang
dihasilkan trafo menjadi tegangan listrik DC.
Daftar Rumus
o Trafo ideal:
atau
o Efisiensi trafo:
UJI PEMAHAMANA. Pilihan Ganda
1. Suatu kumparan akan menghasilkan
ggl induksi jika . . . .
a. Di dalam kumparan terdapat medan
magnet, meskipun kecil.
Analisis Materi Fisika Sekolah Menengah I 96
Bab V Induksi Elektromagnetikb. Di dalam kumparan terdapat medan
magnet yang cukup besar.
c. Di dalam kumparan terjadi perubahan
jumlah garis gaya magnet.
d. Medan magnet di dalam kumparan
berubah,tetapi jumlah garis gaya magnet
tetap.
2. Peristiwa berikut
menimbulkan arus listrik pada kumparan
dengan arah yang berbeda, kecuali….
a. Mendorong magnet batang mendekati
kumparan dan menarik magnet batang
menjauhi kumparan.
b. Mendorong kumparan mendekati dan
menjauhi magnet.
c. Memperkecil dan memperbesar
penampang kumparan
d. Menggerakkan kumparan dan magnet
secara bersama-sama ke kanan dan ke
kiri
3. Di terminal output
trafo akan terdeteksi tegangan jika . . . .
a. Pada
terminal input hanya diberikan arus listrik
bolak-balik
b. Pada
terminal input hanya diberikan arus listrik
searah
c. Pada
terminal input hanya diberikan arus listrik
yang berubah-ubah nilainya
d. Pada
terminal input hanya diberikan arus riak.
4. Faktor berikut dapat
memperbesar ggl induksi yang dihasilkan
generator atau dynamo, kecuali . . . .
a. Mempercepa
t putaran
b. Mengubah
kumparan dengan lilitan kawat yang lebih
banyak
c. Menggunaka
n magnet yang lebih kuat
d. Menggunaka
n kawat lilitan yang berukuran
penampang lebih besar
5. Berikut ini adalh ciri-
ciri trafo step-up, kecuali . . .
a. Perbandinga
n jumlah lilitan kawat primer terhadap
jumlah lilitan kawat sekunder <1
b. Perbandinga
n tegangan primer terhadap tegangan
kawat sekunder <1
c. Perbandinga
n arus listrik primer terhadap arus listrik
sekunder >1
d. Efisiensi
trafo >1
6. Kalor yang
dihasilkan trafo dapat dikurangi dengan
menggunakan . . . .
a. Inti trafo dari
lapisan logam terisolasi
b. Inti trafo dari
bahan isolator
c. Inti trafo dari
logam padat
d. Sedikit
kumparan
7. Arus induktansi
terjadi apabila. . . .
a. Magnet
diletakkan dalam kumparan
Analisis Materi Fisika Sekolah Menengah I 97
Bab V Induksi Elektromagnetikb. Magnet
digerakkan mendeteksi dan menjadi
kumparan
c. Kumparan
diletakkan berdampingan dengan magnet
d. Kumparan
diletakkan dalam medan magnet
10. Arus listrik yang digunakan untuk
memperoleh tegangan tinggi dengan daya
yang kecil disebut . . . .
a. Transformator c. adaptor
b. Stabilizer voltmeter d.
inductor
11. Diagram di samping
menunjukan galvanometer yang jarumnya
mengarah ke nol. Sebuah magnet kuat
dilaui ke dalam kumparan ABC yang
terhubung dengan galvanometer ersebut.
Simpangan jarum galvanometer yang
benar saat magnet melalui A, B, dan C
adalah . . . .
A B C
a.
b.
c.
d.
kiri
kiri
kiri
kiri
kiri
kanan
kanan
kiri
kiri
kanan
kiri
kiri
12. Inti logam pada trafo
terbuat dari . . . .
a. Baja, karena sulit untuk
dimagnetisasi
b. Besi, karena mudah dimagnetisasi
c. Besi, karena konduktor yang baik
d. Tembaga, karena mudah
dimagnetisasi
13. Sebuah trafo memiliki
200 lilitan pada kumparan sekunder dan 500
lilitan pada kumparan primer. Tegangan yang
bekerja pada kumparan sekunder jika
tegangan primernya 240 volt adalah . . .
a. 60 V c. 900 V
b. 500 V d. 2.000 V
14. Inti trafo terbuat dari
besi karena . . . .
a. Besi memiliki titik didih tinggi
b. Besi merupakan penghantar listrik
c. Besi merupakan penghantar panas
d. Besi merupakan bahan magnetik
15. Terminal trafo yang
harus dihubungkan dengan 12 V, 24 W agar
lampu dapat menyala normal adalah . . .
a. RT c. SV
b. RV d. TV
Analisis Materi Fisika Sekolah Menengah I 98
Bab V Induksi Elektromagnetik
B. Esai
1. Sebuah kumparan dihubungkan ke ammeter. Saat kutub utara magnet didorong ke
kumparan, jarum ammeter menyimpang ke kanan. Bergerak ke manakah (jika bergerak) jarum
ammeter, jika:
a. Kutub utara magnet ditarik?
b. Kutub selatan magnet didorong?
c. Magnet dibiarkan diam di dalam kumparan?
d. Sebutkan tiga cara untuk menyimpangkan jarum ammeter lebih jauh lagi.
2. Perhatikan gambar di samping.
Sebuah magnet digerakkan menuju kumparan.
a. Pada saat timbul arus listrik induksi pada kumparan, kutub magnet apakah yang terbentuk
di ujung kiri kumparan?
b. Pada arah manakah arus listrik (konvensional) mengalir melui galvanometer, pada arah
AB ataukah BA?
3. Efisiensi termal sebuah trafo adalah 75 %. Daya dan arus listrik pada terminal output trafo
adalah 25 W dan 1 A. Jika trafo dihubungkan ke tegangan listrik PLN 220 V, hitung:
a. Daya listrik di terminal sekunder.
b. Kalor yang dihasilkan selama satu jam penggunaan trafo.
c. Arus listrik yang mengalir pada kumparan primer
d. Perbandingan jumlah liitan kawat di kumparan primer dan kumparan sekunder.
e. Tegangan listrik di terminal output.
4. Sebuah trafo ideal memiliki NP=500, NS=100, VP=100 V, dan IP=0,5 A. Tentukan:
a. Tegangan listrik di terminal sekunder.
b. Daya listrik di kumparan primer dan kumparan sekunder.
c. Arus listrik di kumparan sekunder.
d. Daya listrik yang di ubah menjadi kalor.
e. Jenis trafo tersebut.
5. Gambar di samping adalah sekema sederhana sebuah trafo yang digunakan untuk
menurunkan tegangan listrik bolak-balik.
a. Jelaskan bagaimana cara kerja trafo tersebut sehubungan dengan medan magnet di sekitarnya.
b. Tegangan input trafo adalah 11.000 V, sedangkan tegangan outputnya adalah 415 V. Daya input
trafo adalah 800 kW.
i. Berapah kuat arus listrik di lilitan sekunder? Asumsi apakah yang kamu gunakan pada trafo
ini?
ii. Tegangan input trafo digunakan tegangan sebesar mungkin. Mengapa demikian?
6. Data pada tabel berikut diperoleh dari kawat berbahan tembaga, aluminium, dan baja.
Analisis Materi Fisika Sekolah Menengah I 99
Bab V Induksi Elektromagnetik
BahanHambatan
(ohm)Gaya untuk
memutuskan kawat (N)Massa jenis ( ) Harga (/m)
Tembaga
Aluminium
Baja
2,2
3,2
127
320
160
1.600
8.900
2.700
9.000
Rp 550,00
Rp 150,00
Rp 25,00
Panjang setiap jenis kawat adalh 100 m dengan diameter 2 mm. Gunakan data yang diberikan untuk
menjelaskan mengapa kabel pada stasiun pembangkit tenaga listrik menggunakan aluminium
berintikan baja.
7. Sebuah lampu 6 V, 24 W menyala sangat terang ketika dihubungkan ke output trafo
berikut. Misalkan, trafo ini ideal. Hitung:
a. Jumlah lilitan sekunder agar lampu dapat menyala dengan normal.
b. Kuat arus listrik yang mengalir pada kabel input
c. Mengapa jumlah lilitan sekunder pada trafo harus diubah agar:
i. Dua buah lampu 6 V yang dirangkai seri dapat menyala normal.
ii. Dua buah lampu 6 V yang dirangkai paralel dapat menyala normal.
8. Gambarkan diagram sebuah trafo yang dapat digunakan untuk mengubah tegangan AC
240 V menjadi 15 V. Jelaskan apa yang terjadi jika tegangan DC 240 V dihubungkan dengan trafo
kepada tegangan AC.
Analisis Materi Fisika Sekolah Menengah I 100