indrawati: jurnal guru halaman 1-4

4
Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei – Juni (2015): 1 - 4 ISSN : 2459-9743 | 1 Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru Kelas dalam Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Melalui In House Training (IHT) di Gugus 1 Kecamatan Keluang Indrawati Pengawas SD Kecamatan Keluang, Kab. Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan Diterima: 8 Mei 2015 Disetujui: 17 Mei 2015 ABSTRAK Penelitian tindakan sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru kelas dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran di Gugus 1 Kecamatan Keluang. Penelitian dilaksanakan di sekolah Gugus 1 Kecamatan Keluang pada tahun pelajaran 2014/2015 dengan kemampuan yang heterogen berjumlah 30 orang guru kelas binaan. Metode penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif yaitu dengan membandingkan kemampuan guru kelas dalam membuat RPP pada siklus pertama dan siklus kedua melalui In-House Training (IHT). Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi untuk mengamati pelaksanaan IHT dan lembar penilaian RPP. Penelitian berlangsung dalam dua siklus, dapat disimpulkan bahwa meningkatkan kemampuan guru kelas dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran di Gugus 1 Kecamatan Keluang dapat dilakukan melalui In-House Training (IHT). Dengan nilai rata-rata kemampuan guru kelas dalam membuat RPP sebelum dilaksanakan IHT 72,75. Setelah dilaksanakan In-House Training (IHT) pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 76,30. Dari hasil siklus I kemudian dilakukan perbaikan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 83,62 Kata Kunci: kemampuan guru, rencana pelaksanaan pembelajaran, IHT A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Salah satu dari delapan standar pendidikan adalah standar isi. Standar isi memuat standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran dalam jenjang dan waktu tertentu, sehingga pada gilirannya mencapai standar kompetensi lulusan (SKL). Agar siswa dapat mencapai SK, KD dan SKL secara maksimal maka perlu didukung dengan oleh berbagai standar lainnya dalam sebuah sistem yang utuh. Salah satunya tertuang dalam standar proses. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses menyatakan bahwa guru diharapkan dapat mengembangkan perencanaan pembelajaran seperti rencana pembelajaran (RPP) khususnya pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Menurut Mulyasa (2006: 167), rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai salah satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP adalah salah satu komponen penting dari KTSP yang pengembangannya harus dilakukan oleh guru secara profesional. Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Dalam penyusunan RPP ini, setiap guru harus berpedoman pada program pengajaran setiap bidang studi serta kalender akademik pada saat tahun pelajaran berlangsung. Ketika guru membuat RPP dengan baik, maka guru tersebut dimudahkan dalam mengajar. Akan tetapi lain halnya dengan sebagian besar guru yang mengajar di lima sekolah, yang berada di Gugus 1 Kecamatan Keluang. Sekolah Dasar yang berada pada gugus 1 Kecamatan Keluang seperti: SDN 1 Keluang, SDN 2 Keluang, SDN 3 Keluang, SDN 4 Keluang dan

Upload: jurnal-guru

Post on 24-Sep-2015

30 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran (www.e-jurnalguru.com)

TRANSCRIPT

  • Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei Juni (2015): 1 - 4

    ISSN : 2459-9743 | 1

    Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru Kelas

    dalam Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    Melalui In House Training (IHT)

    di Gugus 1 Kecamatan Keluang

    Indrawati Pengawas SD Kecamatan Keluang, Kab. Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan

    Diterima: 8 Mei 2015 Disetujui: 17 Mei 2015

    ABSTRAK

    Penelitian tindakan sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru kelas dalam

    membuat rencana pelaksanaan pembelajaran di Gugus 1 Kecamatan Keluang. Penelitian

    dilaksanakan di sekolah Gugus 1 Kecamatan Keluang pada tahun pelajaran 2014/2015 dengan

    kemampuan yang heterogen berjumlah 30 orang guru kelas binaan. Metode penelitian ini

    menggunakan analisis data kuantitatif yaitu dengan membandingkan kemampuan guru kelas dalam

    membuat RPP pada siklus pertama dan siklus kedua melalui In-House Training (IHT). Observasi

    dilakukan dengan menggunakan lembar observasi untuk mengamati pelaksanaan IHT dan lembar

    penilaian RPP. Penelitian berlangsung dalam dua siklus, dapat disimpulkan bahwa meningkatkan

    kemampuan guru kelas dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran di Gugus 1 Kecamatan

    Keluang dapat dilakukan melalui In-House Training (IHT). Dengan nilai rata-rata kemampuan guru

    kelas dalam membuat RPP sebelum dilaksanakan IHT 72,75. Setelah dilaksanakan In-House Training

    (IHT) pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 76,30. Dari hasil siklus I kemudian dilakukan perbaikan

    pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 83,62

    Kata Kunci: kemampuan guru, rencana pelaksanaan pembelajaran, IHT

    A. Pendahuluan

    1. Latar Belakang

    Salah satu dari delapan standar

    pendidikan adalah standar isi. Standar isi

    memuat standar kompetensi (SK) dan

    kompetensi dasar (KD) yang harus dicapai

    siswa setelah mengikuti pembelajaran dalam

    jenjang dan waktu tertentu, sehingga pada

    gilirannya mencapai standar kompetensi

    lulusan (SKL). Agar siswa dapat mencapai SK,

    KD dan SKL secara maksimal maka perlu

    didukung dengan oleh berbagai standar lainnya

    dalam sebuah sistem yang utuh. Salah satunya

    tertuang dalam standar proses.

    Berdasarkan Peraturan Menteri

    Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007

    tentang Standar Proses menyatakan bahwa

    guru diharapkan dapat mengembangkan

    perencanaan pembelajaran seperti rencana

    pembelajaran (RPP) khususnya pada jenjang

    pendidikan dasar dan menengah. Menurut

    Mulyasa (2006: 167), rencana pelaksanaan

    pembelajaran (RPP) adalah rencana yang

    menggambarkan prosedur dan manajemen

    pembelajaran untuk mencapai salah satu atau

    lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam

    Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP

    adalah salah satu komponen penting dari KTSP

    yang pengembangannya harus dilakukan oleh

    guru secara profesional.

    Setiap pendidik pada satuan pendidikan

    berkewajiban membuat rencana pelaksanaan

    pembelajaran (RPP) secara lengkap dan

    sistematis agar pembelajaran berlangsung

    secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

    menantang, memotivasi siswa untuk

    berpartisipasi aktif serta memberikan ruang

    cukup bagi prakarsa, kreativitas dan

    kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan

    perkembangan fisik serta psikologis siswa.

    Dalam penyusunan RPP ini, setiap guru harus

    berpedoman pada program pengajaran setiap

    bidang studi serta kalender akademik pada saat

    tahun pelajaran berlangsung. Ketika guru

    membuat RPP dengan baik, maka guru tersebut

    dimudahkan dalam mengajar.

    Akan tetapi lain halnya dengan sebagian

    besar guru yang mengajar di lima sekolah, yang

    berada di Gugus 1 Kecamatan Keluang. Sekolah

    Dasar yang berada pada gugus 1 Kecamatan

    Keluang seperti: SDN 1 Keluang, SDN 2

    Keluang, SDN 3 Keluang, SDN 4 Keluang dan

  • Indrawati | Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru Kelas

    2 | ISSN : 2459-9743

    SDN Mekarsari masihbanyak gurunya lamban

    dalam penyusunan RPP. Jadwal pengumpulan

    RPP sudah ditentukan, tetapi masih banyak

    yang terlambat mengumpulkannya. Bahkan ada

    yang baru mengumpulkan sudah hampir

    selesai semester. Dengan demikian, guru perlu

    meningkatkan kemampuan dalam membuat

    RPP.

    Mengacu pada Permenpan RB RI nomor

    21 tahun 2010 tentang jabatan fungsional

    pengawas sekolah dan angka kreditnya,

    Peraturan pemerintah No. 74 Tahun 2008

    Tentang Guru, dapat dikemukakan tentang

    tugas pokok dan tanggung jawab pengawas

    sekolah yang meliputi: melaksanakan

    pengawasan akademik dan manajerial pada

    satuan pendidikan yang meliputi penyusunan

    program pengawasan, pelaksanaan pembinaan,

    pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar

    Nasional Pendidikan, penilaian, pembimbingan

    dan pelatihan profesional Guru, evaluasi hasil

    pelaksanaaan program pengawasan dan

    pelaksanaan tugas kepengawasan daerah

    khusus.

    Dengan demikian berdasarkan tugas

    pokok tersebut, salah satu kegiatan yang dapat

    dilakukan pengawas adalah memberikan

    arahan, bantuan dan bimbingan kepada guru

    tentang proses pembelajaran/ bimbingan yang

    bermutu untuk meningkatkan mutu proses dan

    hasil belajar/ bimbingan siswa. Salah satu cara

    yang dapat dilakukan pengawas dalam hal ini

    adalah melalui In-House Training (IHT).

    Untuk mengatasi masalah guru dalam

    pembuatan RPP dan sesuai dengan tugas pokok

    pengawas dapat dilakukan melalui In-House

    Training (IHT). Berdasarkan latar belakang di

    atas peneliti mengambil judul Upaya

    Meningkatkan Kemampuan Guru Kelas Dalam

    Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    Melalui In-House Training (IHT) Di Gugus 1

    Kecamatan Keluang.

    2. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas,

    diperoleh rumusan masalah adalah Apakah

    melalui In- House Training (IHT) dapat

    meningkatkan kemampuan guru kelas dalam

    membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

    di Gugus 1 Kecamatan Keluang?

    3. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah untuk

    meningkatkan kemampuan guru kelas dalam

    membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

    di Gugus 1 Kecamatan Keluang melalui In-

    House Training (IHT).

    4. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat dari penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    a. Bagi guru, sebagai pedoman untuk

    membuat rencana pelaksanaan

    pembelajaran.

    b. Bagi kepala sekolah, sebagai sumbangan

    untuk meningkatkan kinerja dalam

    membina guru yang menjadi tugas kepala

    sekolah.

    c. Bagi pengawas, dapat meningktakan

    kemampuan dan keterampilan pengawas

    dalam melaksanakan tugas kepengawasan

    di satuan pendidikan binaan.

    B. Kajian Teori

    1. Kemampuan Guru

    Guru sebagai tenaga professional dibidang

    kependidikan, di samping memahami hal-hal

    yang bersifat filosofis dan konseptual, harus

    juga mengetahui dan melaksanakan hal-hal

    yang bersifat teknis. Hal yang bersifat teknis

    terutama kegiatan mengelola dan

    melaksanakan proses belajar mengajar.

    Didalam kegiatan pegelolaan proses belajar

    mengajar guru paling tidak harus memiliki dua

    modal dasar, yakni kemampuan mendisain

    program pengajaran dan ketrampilan

    mengkominikasikan program itu kepada

    peserta didik.

    Proses penampilan dapat dikatakan tatap

    muka di kelas, merupakan bagian terpenting

    dalam proses kegiatan belajar mengajar,

    dimana terjadi interaksi atau hubungan timbal

    balik antara siswa dengan guru, antara siswa

    dengan siswa atau antara siswa dengan materi.

    Dengan demikian perlu dikaji secara mendalam

    bahwa penyusunan RPP perlu dipersiapkan

    oleh guru dengan sebaik-baiknya. Proses

    penampilan ini, membutuhkan kesiapan

    mental, kestabilan emosi dan menuntut

    penguasaan materi serta kemampuan atau

    teknik penyampaian materi, sehingga akan

    terciptanya suasana belajar yang kondusif,

    edukatif, dan komunikatif. Secara tidak

    langsung siswa akan memperoleh waktu aktif

    belajar sesuai dengan perencanaan.

    Pada saat proses penampilan di kelas,

    kegiatan pembelajaran harus sesuai Rencana

    Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun.

    Namun pada kenyataannya terkadang terjadi

    penyimpangan dari rencana yang telah disusun.

    Meskipun RPP telah ada namun terkadang

    kegiatan pembelajaran tidak sesuai dengan RPP

    yang telah disusun oleh seorang guru setaip

    menyampaikan materi pelajaran.

    Pendidik/ Guru professional yang

    memiliki sikap profesionalitas dituntut untuk

    memenuhi persyaratan kompetensi yang

    dibutuhkan oleh pekerjaan tersebut, berupa

    kompetensi pengetahuan dan ketrampilan

    (Webster 1989). Kompetensi untuk tenaga

  • Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei Juni (2015): 1 - 4

    ISSN : 2459-9743 | 3

    professional pendidikan mengacu pada

    perbuatan dalam melakukan tugas-tugas

    kependidikan.

    Perilaku pengajar atau pembelajar yang

    ditampilkan guru di depan kelas akan menjadi

    acuan mutu pembelajaran, mengapa demikian,

    karena guru adalah orang yang memfasilitasi

    terjadinya proses pembelajaran pada diri

    siswa, disamping itu kreativitas yang

    ditampilkan guru biasanya mendorong siswa

    untuk kreatif belajar (Permendiknas RI Nomor

    41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses) . Guru

    yang kompeten, harus juga mengelola program

    belajar mengajar, dalam hal ini ada beberapa

    langkah yang harus ditempuh oleh guru

    menurut Sardiman ( 2000:163) antara lain:

    a. Merumuskan tujuan pembelajaran

    b. Mengenal dan dapat menggunakan proses

    instruksional yang tepat

    c. Melaksanakan program belajar mengajar

    d. Mengenal kemampuan peserta didik

    2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    Untuk melihat mutu pembelajaran guru

    dapat dilihat dari kemampuan guru dalam

    merencanakan pembelajaran, kemampuan

    melakukan kegiatan pembelajaran,

    kemampuan mengumpulkan hasil belajar

    untuk melakukan tindak lanjut (remidi dan

    pengayaan). Menurut Mulyasa (2006: 167),

    rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

    adalah rencana yang menggambarkan prosedur

    dan manajemen pembelajaran untuk mencapai

    salah satu atau lebih kompetensi dasar yang

    ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan

    dalam silabus. RPP adalah salah satu komponen

    penting dari KTSP yang pengembangannya

    harus dilakukan oleh guru secara profesional.

    RPP dikembangkan berdasarkan

    karakteristik dan kondisi sekolah, serta

    kemampuan guru dalam menjabarkan menjadi

    rencana pelaksanaan pembelajaran yang siap

    dijadikan pedoman pembentukan kompetensi

    siswa. Agar guru dapat membuat RPP yang

    efektif dan berhasil guna dituntut untuk

    memahami berbagai aspek yang berkaitan

    dengan hakikat, fungsi, prinsip dan prosedur

    pengembangan serta cara mengukur efektivitas

    pelaksanaannya dalam pembelajaran.

    Menurut Anwar (2010: 181), beberapa

    prinsip yang harus diperhatikan dalam

    pengembangan RPP antara lain sebagai berikut:

    a. Memperhatikan perbedaan individu

    peserta didik

    b. Mendorong partisipasi aktif peserta didik

    c. Mengembangkan budaya membaca dan

    menulis proses pembelajaran dirancang

    untuk mengembangkan kegemaran

    membaca, pemahaman beragam bacaan,

    dan berekspresi dalam berbagai bentuk

    tulisan

    d. Memberikan umpan balik dan tindak

    lanjut

    e. Keterkaitan dan keterpaduan

    f. Menerapkan teknologi informasi dan

    komunikasi.

    Rencana pelaksanaan pembelajaran

    secara umum berisi apa yang akan dikerjakan

    oleh guru dan siswa selama proses

    pembelajaran, baik untuk satu kali pertemuan

    maupun beberapa kali pertemuan. Adapun

    langkah-langkah minimal dari penyusuan RPP

    dimulai dari mencamtumkan identitas RPP,

    tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,

    metode pembelajaran, langkah-langkah

    kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan

    penilaian.

    3. In-House Training (IHT)

    Pelatihan dibagi dalam dua pengertian;

    IHT (In-House Training) dan PT (Public

    Training). In-House Training adalah pelatihan

    yang terjadi atas permintaan suatu komunitas

    tertentu apakah itu lembaga profit ataupun

    nonprofit. Secara umum, tujuan In-House

    Training yaitu untuk meningkatkan kualitas

    sumberdaya manusia yang didayagunakan

    instansi terkait, sehingga pada akhirnya dapat

    lebih mendukung dalam upaya pencapaian

    sasaran yang telah ditetapkan. Selain hal

    tersebut di atas, sasaran pelatihan internal ini

    antara lain: menciptakan interaksi antara

    peserta dilingkungan instansi yang terkait serta

    mempererat rasa kekeluargaan/ kebersamaan,

    meningkatkan motivasi baik bagi peserta

    maupun bagi narasumber untuk membiasakan

    budaya pembelajaran yang

    berkesinambungan, untuk mengeksplorasi

    permasalahan-permasalahan yang dihadapi di

    lapangan yang berkaitan dengan peningkatan

    efektifitas kerja, sehingga dapat diformulasikan

    solusi pemecahannya secara bersama-sama.

    Merujuk pada pendapat tersebut, pada

    dasarnya In-House Training adalah Program

    pelatihan yang diselenggarakan di tempat

    peserta pelatihan. Dengan program ini peserta

    akan lebih mudah menyerap dan

    mengaplikasikan materi pelatihan untuk

    menyelesaikan dan mengatasi permasahan

    kerja yang sering dialami dan mampu secara

    langsung meningkatkan kualitas dan kinerja

    dari sumber daya manusia dilingkungan

    instansi peserta pelatihan.

    4. Hipotesis Tindakan

    Melalui In-House Training (IHT) dapat

    meningkatkan kemampuan guru kelas dalam

    membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

    di Gugus 1 Kecamatan Keluang.

  • Indrawati | Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru Kelas

    4 | ISSN : 2459-9743

    C. Pembahasan

    Dari hasil pengamatan selama proses

    pelaksanaan tindakan terlihat bahwa adanya

    perkembangan ke arah yang lebih baik pada

    peningkatan kemampuan guru dalam membuat

    rencana pelaksanaan pembelajaran. Dari hasil

    observasi pelaksanaan tindakan In-House

    Training (IHT) siklus I dan siklus II terlihat

    jelas adanya perkembangan yang positif. Pada

    siklus I, hasil observasi pelaksanaan In-House

    Training (IHT) yang dilakukan oleh peneliti

    memperoleh nilai 77,78 sedangkan pada siklus

    II mencapai 92,22.

    Dari data awal yang diperoleh nilai rata-

    rata kemampuan guru kelas dalam membuat

    RPP adalah 72,75. Setelah dilaksanakan siklus I

    diperoleh nilai rata-rata 76,30 meningkat 3,55

    dari data awal sebelum menggunakan In-House

    Training (IHT). Hal ini menunjukkan adanya

    peningkatan antara kondisi awal dengan siklus

    I, namun indikator keberhasilan belum tercapai

    dikarenakan hanya 63 % guru kelas yang

    mencapai nilai dengan kriteria baik.

    Dari hasil siklus I kemudian dilakukan

    perbaikan pada siklus II diperoleh nilai rata-

    rata 83,62 dan indikator keberhasilan tercapai.

    Hal ini dapat dilihat dari jumlah guru yang

    mencapai kategori baik sebanyak 24 orang dari

    30 orang guru kelas. Ini artinya telah mencapai

    80 % dari seluruh guru kelas.Peningkatan

    kemampuan guru kelas dalam membuat

    rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

    melalui In-House Training (IHT) dapat dilihat

    pada tabel berikut.

    Tabel 1. Perbandingan Kemampuan

    Guru Pada Siklus I dan Siklus II

    Dari tabel diatas, terlihat bahwa adanya

    peningkatan jumlah guru kelas dengan nilai 76-

    89. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam

    grafik berikut.

    Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus I,

    siklus II dapat disimpulkan bahwa

    meningkatkan kemampuan guru kelas dalam

    membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

    (RPP) dapat melalui In-House Training (IHT).

    D. Kesimpulan dan Saran

    1. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian diperoleh

    bahwa adanya peningkatan kemampuan guru

    kelas dalam membuat RPP. Sebelum dilaksankan

    In-House Training (IHT) diperoleh nilai rata-rata

    kemampuan guru kelas dalam membuat RPP

    adalah 72,75. Setelah dilaksanakan In-House

    Training (IHT) pada siklus I diperoleh nilai rata-

    rata 76,30. Dari hasil siklus I kemudian dilakukan

    perbaikan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata

    83,62 dan indikator keberhasilan tercapai.

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

    meningkatkan kemampuan guru kelas dalam

    membuat rencana pelaksanaan pembelajaran di

    Gugus 1 Kecamatan Keluang dapat dilakukan

    melalui In-House Training (IHT).

    2. Saran

    Berdasarkan kesimpulan di atas, ada

    beberapa saran yang bisa dipertimbangkan yaitu

    sebagai berikut:

    a. Guru hendaknya terus menerus dapat

    meningkatkan kompetensi dan

    keterampilannya dalam membuat rencana

    pelaksanaan pembelajaran sehingga mampu

    meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.

    b. Kepala sekolah hendaknya selalu

    meningkatkan kualitas pembelajaran dengan

    memberikan pembinaan dan pelayanan

    kepada guru untuk meningkatkan

    kemampuan keprofesionalannya dalam

    proses pembelajaran. Salah satu upaya yang

    dapat dilakukan melalui In-House Training

    (IHT)

    c. Pengawas hendaknya selalu meningkatkan

    kemampuan dan keterampilan pengawas

    dalam melaksanakan tugas kepengawasan di

    satuan pendidikan, salah satunya adalah

    pembinaan dan dapat melalui In-House

    Training (IHT)

    Daftar Pustaka

    Anwar, Dkk. 2011. Perencanaan Sistem

    Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan

    Pendidikan KTSP. Bandung: Elfabeta.

    Mulyasa, E. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan.

    Bandung: Remaja Rosdakarya.

    Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang

    Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

    tentang Sistem Pendidikan Nasional.

    Jakarta: Depdikbud.

    Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah

    Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

    tentang Standar Nasional Pendidikan.

    Jakarta: Depdikbud.