indonya jurnal farkit indometasin

7
abstrak Latar belakang dan tujuan: farmakokinetik dari acemetacin, non- steroid anti-inflamasi obat yang kemudian di biotransformed ke indometasin melalui FPE , diperiksa efek nekrotik dan regenerasi hati akibat hepatitis akut yang disebabkan oleh induksi karbon tetraklorida (CCl4). Bahan dan cara: membuat keadaan hepatitis akut dengan menginduksi CCl4 dan di lakukan pada tikus Wistar jantan. Pada hari 0, 1 dan 3 setelah diinduksi, analisis histologis hati dilakukan, indikator kerusakan biokimiahati dan regenerasinya diukur, dan farmakokinetik acemetacin dan metabolit aktifnya yaitu indometasin, juga ditentukan. Hasil: Satu hari setelah induksi CCl4 ,terjadi nekrosis hati secara jelas dan ada peningkatan dalam indikator tingkat kerusakan hati dan regenerasi berkaitan dengan kondisi kontrol. Bioavailabilitas acemetasin meningkat, meskipun tidak signifikan secara statistik. Sebaliknya, bioavailabilitas indometasin secara signifikan berkurang. Pada hari ke-3, analisis histologi menunjukkan pemulihan pada nekrosis hati, meskipun tidak lengkap, sementara Indikator kerusakan biokimia hati telah kembali normal secara total atau sebagian. indicator regenerasi hati meningkat. bioavailabilitas acemetacin dan indometasin adalah sebanding dengan nilai kontrol. Kesimpulannya: bioavailabilitas Indomethacin setelah pemberian peroral prekursornya yaitu acemetacin, secara signifikan mengalami penurunan dengan kondisi hepatitis akut yang diinduksi oleh CCl4. Perubahan farmakokinetik karena kerusakan hati bersifat reversibel, namun tidak memerlukan regenerasi liver untuk kembali ke kondis normal. Pendahuluan Acemetacin adalah turunan ester karboksimetil yang merupakan prekursor indometasin, saat ini digunakan dalam pengobatan antiinflamasi dan analgetik. Studi klinis menunjukkan bahwa acemetacin kurang signifikan terhadap kerusakan lambung daripada indomethacin. Acemetacin dimetabolisme untuk memperoleh indometasin dengan cara pemutusan sterolytic setelah pemberian secara oral melalui proses FPE ( firts past effect). acemetacin tidak hanya merupakan prodrug indometasin, namun juga berpengaruh pada mekanisme lambung, yang mungkin juga melibatkan penurunan leukosit.

Upload: wirnamaya

Post on 10-Aug-2015

116 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Indonya Jurnal Farkit Indometasin

abstrak

Latar belakang dan tujuan: farmakokinetik dari acemetacin, non-steroid anti-inflamasi obat yang kemudian di biotransformed ke indometasin melalui FPE , diperiksa efek nekrotik dan regenerasi hati akibat hepatitis akut yang disebabkan oleh induksi karbon tetraklorida (CCl4). Bahan dan cara: membuat keadaan hepatitis akut dengan menginduksi CCl4 dan di lakukan pada tikus Wistar jantan. Pada hari 0, 1 dan 3 setelah diinduksi, analisis histologis hati dilakukan, indikator kerusakan biokimiahati dan regenerasinya diukur, dan farmakokinetik acemetacin dan metabolit aktifnya yaitu indometasin, juga ditentukan. Hasil: Satu hari setelah induksi CCl4 ,terjadi nekrosis hati secara jelas dan ada peningkatan dalam indikator tingkat kerusakan hati dan regenerasi berkaitan dengan kondisi kontrol. Bioavailabilitas acemetasin meningkat, meskipun tidak signifikan secara statistik. Sebaliknya, bioavailabilitas indometasin secara signifikan berkurang. Pada hari ke-3, analisis histologi menunjukkan pemulihan pada nekrosis hati, meskipun tidak lengkap, sementara Indikator kerusakan biokimia hati telah kembali normal secara total atau sebagian. indicator regenerasi hati meningkat. bioavailabilitas acemetacin dan indometasin adalah sebanding dengan nilai kontrol. Kesimpulannya: bioavailabilitas Indomethacin setelah pemberian peroral prekursornya yaitu acemetacin, secara signifikan mengalami penurunan dengan kondisi hepatitis akut yang diinduksi oleh CCl4. Perubahan farmakokinetik karena kerusakan hati bersifat reversibel, namun tidak memerlukan regenerasi liver untuk kembali ke kondis normal.

Pendahuluan

Acemetacin adalah turunan ester karboksimetil yang merupakan prekursor indometasin, saat ini digunakan dalam pengobatan antiinflamasi dan analgetik. Studi klinis menunjukkan bahwa acemetacin kurang signifikan terhadap kerusakan lambung daripada indomethacin. Acemetacin dimetabolisme untuk memperoleh indometasin dengan cara pemutusan sterolytic setelah pemberian secara oral melalui proses FPE ( firts past effect). acemetacin tidak hanya merupakan prodrug indometasin, namun juga berpengaruh pada mekanisme lambung, yang mungkin juga melibatkan penurunan leukosit.

Hepatitis akut bisa mengubah sifat obat dan dapat mempengaruhi penurunan aktivitas beberapa enzim metabolisme sehingga menurunkan clearens obat. jurnal ini melaporkan bahwa hasil kerusakan hati mempengaruhi perubahan dalam bioavailabilitas beberapa obat non-steroid anti-inflammatory (NSAIDs), contohnya naproxen, ketorolac dan diclofenac. Bila mengalami kerusakan hati maka akan menyebabkan penyakit nekrosis dan usaha regenerasi dari hati serta menyebabkan perubahan farmakokinetik pada tubuh. Namun perubahan farmakokinetik setelah kerusakan hati akut bersifat tidak permanen. Sebagaimana disebutkan di Atas, acemetacin akan di biotransformasikan ke indometasin melalui FPE. Namun hinngga saat ini belum ada laporan farmakokinetik acemetacin pada kerusakan hati akut dan kemampuan regenerasi pada kerusakan hati akut . sehingga, tujuan penelitian ini adalah untuk menguji farmakokinetik acemetacin Dan metabolit aktifnya, indometasin, selama nekrotik Dan proses regenerasi hati dengan cara pengkondisian kerusakan hati pada tikus dengan induksi CCl4.

Page 2: Indonya Jurnal Farkit Indometasin

Material and methods

bahan kimia

Indometasin dan minyak mineral yang dibeli dari Sigma Chemical Company (Saint Louis, MO, USA). CCl4 dan metanol (kelas kromatografi) diperoleh dari J.T. Baker (Xalostoc, Meksiko). Acemetacin adalah hadiah dari Bayer de México (Mexico City). Semua reagen lainnya adalah kelas analitis. Tinggi kualitas air, digunakan untuk mempersiapkan solusi, diperoleh menggunakan Milli- Q Reagen Air System (Kontinental Waters Systems, El Paso, TX, USA)

Hewan

Jantan galur Wistar (250-300 g) dari peternakan. Hewan ditempatkan dalam kondisi yang terkendali pada 22 ± 2 º C suhu, kelembaban relatif 50-60% dan puasa makanan selama 12 jam sebelum percobaan, namun hewan tetap bebas untuk minum.

studi desainTikus diinduksi CCl4 (4 g / kg) yang dilarutkan dalam mineral minyak . setelah penginduksian ccl4 maka diberikan acemetacin (35 mg / kg) secara oral yang tersuspensi dalam karboksimetil selulosa (4 mL / kg).sekitar 200MikroL darah sampel diambil dari arteri caudal, diambil pada 0, 0,08, 0,16, 0,25, 0,33, 0,5, 0,75, 1, 2, 4, 8, 10, 24, 27 dan 30 jam setelah pemberian obat. Setelah plasma diperoleh maka parameter farmakokinetik acemetacin dan indometasin ditentukan dalam sampel plasma. Setelah pengambilan sampel darah selesai, hewan yang dibius dengan eter dan di ambil darahnya.Darah ini digunakan untuk menentukan indikator fungsi enzim hati.

Liver function and regeneration assays

Fungsi hati dan tes regenerasi dari Kerusakan hati ditentukan dengan mengukur aktivitas Dari enzim gamma-glutamyltranspeptidase (ᵞ-GTP) and alanine amino-transferase (ALT). ALT dianggap sebagai indikator nekrosis hati, sedangkan GTP merupakan indikator dari cholestasis. regenerasi Hati dilihat dari penentuan alfa fetoprotein oleh enzim kekebalan dianalisis menggunakan kit komersial (AxSYM AFP, Abbott, Mexico City) seperti yang dijelaskan sebelumnya. analisis histologi hati dilakukan oleh pewarnaan hematoxiline-eosin

Penentuan acemetacin dan indometasin dalam plasma

Acemetacin dan indometasin konsentrasi diplasma ditentukan oleh HPLC fase terbalik dengan deteksi sinar ultraviolet. Secara singkat, 100mikroliter plasma telah dibubuhi 30 mikrog / mL carbamazepine (Standar internal) dan 1.100 mikroliter metanol ditambahkan. Ekstraksi dilakukan oleh cara di vortex selama 1 menit pada kecepatan maksimum, kemudian sampeldisentrifugasi. 60 mikroliter dari supernatan yang disuntikkan ke dalam sistem HPLC.Sistem HPLC terdiri dari kolom C-18 Novapak (150 x 3,9 mm ID, ukuran partikel 4 IM, Waters Assoc.,Milford, MA, USA) dielusi dengan fase gerak yang terdiri dari campuran 0,025 M buffer fosfat(PH 6,0) dengan metanol, 45:55 v / v pada aliran konstan yaitu 1,0 mL / menit pada suhu kamar. Eluen dari kolom dipantau spektrofotometri pada 260 nm. Waktu retensi 2,30, 4,25 dan 5,10 menit sesuai standar internal indometasin dan acemetacin. Sistem diisi dengan sampel plasma murni dari tikus kemudian sampel plasma lainnya ditambahkan acemetacin, indometacin dan standar internal yang digunakan adalah carbamazepine. Sampel plasma yang ketiga ditambahkan dengan acemetacin dan standar internal ( carbamazepin) yang dijelaskan pada gambar 1.hal itu menunjukan bahwa tidak ada sel endogen yang manggangu analisis tersebut.

Page 3: Indonya Jurnal Farkit Indometasin

Nilai recovery Acemetacin dan indometasin dari sampel plasma, sebagaimana ditetapkan dengan perbandingan dengan solusi standar, adalah 85-95%. Pengujian kurva dari acemetacin dan indometasin dalam kisaran 5-100 ig / mL, menghasilkan kurva yang linier (r2> Untuk kedua senyawa) 0,98. Akurasi dan ketepatan uji adalah dalam 100 ±15%.

analisis datadibuat kurva konsentrasi Plasma terhadap waktu. Konsentrasi puncak (Cmax), waktu untuk mencapai puncak ini (Tmax) ditentukan secara grafis dari plot ini. Daerah di bawah kurva (AUC) dihitung dengan aturan trapesium. Waktu paruh didapat kan dengan memplotkan konsentrasi vs waktu pada semilog. Semua parameter farmakokinetik diperoleh oleh non-compartamental analisis menggunakan Win nonlin software, versi 3.0 (Pharsight Corp, Mountain view, CA, USA).Perbandingan indikator fungsi hati atau farmakokinetik parameter antara eksperimental yang berbeda kelompok dibuat dengan menggunakan ANOVA satu arah diikuti oleh uji Tukey. Perbedaan dianggap untuk mencapai statistik signifikansi ketika p <0,05.

hasilpemberian CCl4 memicu kerusakan hati reversibel (Gambar 2, Tabel I). Satu hari setelah pemberian dosis tunggal CCl4 dari analisis histologis nya jelas menunjukkan adanya nekrosis dengan aktivitas enzim ALT dan gamma-GTP dalam plasma meningkat dibandingkan dengan kondisi kontrol. tingkatdari alfa –fetoprotein yang merupakan indikator regenerasi hati, juga meningkat.

Pada hari ke-3, analisis histologi menunjukan bahwa pemulihan hati telah terjadi. Sebenarnya dapat dilihat pada Gambar 1 tapi sangat sulit melihat zona nekrosis nya namun masih bisa dideteksi. ALT menurun, tapi tetap di atas nilai-nilai kontrol, sementara alfa GTP menurun ke tingkat yang lebih rendah daripada kontrol hewan. Tingkat Alfa-fetoprotein Diperlihatkan lebih lanjut meningkat pada hari 1,hal ini menunjukkan bahwa proses regenerasi sepenuhnya active dari hari pertama. Kurva Konsentrasi plasma terhadap waktu pada acemetacin saat satu dan tiga hari setelah induksi CCl4 ditunjukan pada gambar 3.

Konsentrasi Acemetacin yang rendah dan dideteksi dengan waktu yang sangat singkat. Oleh karena itu, itu sulit untuk memperkirakan paruh nilai secara akurat karena terbatasnya jumlah data yang digunakan untuk regresi . parameter Farmakokinetik yang dapat diperkirakan dengan presisi dan akurasi yang baik diberikan dalam Tabel II. Satu hari setelah pemberian CCl4,kadar plasma acemetasin bertambah . Meskipun, tidak ada perbedaan yang signifikan dengan AUC, Cmax dan Tmax. Pada hari 3, kadar plasma acemetacin mempunyai parameter farmakokinetik yang sebanding dengan nilai kontrol. Kurva Konsentrasi plasma terhadap waktu untuk indometasin ditunjukkan pada Gambar 4. Parameter farmakokinetik nya ditunjukkan pada Tabel III. Satu hari setelah pemberian CCl4, kadar plasma ndometasin lebih rendah dari nilai kontrol. Akibatnya, nilai AUC dan Cmax dalam statistik berkurang secara signifikan, namun Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam Tmax. Pada hari ke-3, kadar plasma indometasin dan semua parameter farmakokinetik nya sebanding dengan nilai kontrol.

diskusiAcemetacin adalah obat yang sebagian mengalami biotransformasi menjadi indometasin dengan melalui FPE. Diketahui juga bahwa kerusakan hati dapat mengubah farmakokinetik berbagai obat, hal ini berkaitan untuk melihat apakah ada perubahan parameter farmakokinetik obat yang mengalami biotransformasi melalui FPE pada hati yang mengalami kerusakan. Digunakan ccl4 untuk menginduksi kerusakan hati yang digunakan sebagai model yang cocok dari hapatitis akut. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk memeriksa efek hepatitis akut dengan induksi CCl4 dengan melihat parameter farmakokinetik acemetacin dan metabolit aktif indometasin nya,. Induksi CCl4 memicu kerusakan hati yang bersifat reversibel.

Page 4: Indonya Jurnal Farkit Indometasin

Analisis histologi menunjukkan bahwa hati yang cukup mengalami kerusakan dengan penyakit nekrosis pada hari pertama setelah induks . Meskipun, tiga hari setelah induksi terjadi pemulihan regenerasi pada hati secara jelas, meskipun zona nekrosis masih ada, hal itu menunjukan bahwa regenerasi dari hati masih belum sepenuhnya selasai . sama hal nya dengan analisis histologis,pada indikator biokimia dari kerusakan hati menunjukan bahwa aktifitas dari ALT dan gama GTP, meningkat satu hari setelah penginduksian, namun menurun pada hari ke 3 . Di sisi lain,alfa –fetoprotein , yang merupakan indikator regenerasi hati, mengalamin peningkatan pada hari 1 , Dan lebih meningkat pada hari ke 3 setelah penginduksian CCl4. Secara keseluruhan, hasil ini menunjukkan bahwa, dalam hal ini model percobaan mengalami kerusakan hati yang signifikan pada satu hari setelah pemberian CCl4 dan juga sudah mulai mengalami regenerasi hati. Pada hari ke 3 setelah pemberian CCl4, fase nekrotik telah hampir hilang, sedangkan proses regenerasi tampaknya mulai aktif sepenuhnya. Pemberian CCl4 mengakibatkan peningkatan kadar plasma acemetacin. Namun, kami tidak dapat mengamati perbedaan yang signifikan dalam bioavailabilitas acemetacin antara kelompok eksperimen yang dibandingkan (kontrol dan perlakuan). Hal Ini mungkin karena fakta bahwa acemetacin dengan cepat diserap, tetapi juga sangat cepat dihilangkan dengan biotransformasi menjadi indometasin. Oleh karena itu, konsentrasi plasma terukur hanya berlangsung pada waktu yang singkat. Akibatnya, ada cukup besar ketidaktelitian dalam penentuan parameter farmakokinetik dan dengan demikian tidak mungkin untuk mendeteksi secara signifikan pada perbedaan antara kondisi eksperimental yang beragam. Hal ini juga telah diamatipada obat lain bahwa bioavailabilitas aspirin tidak dapat di perkirakan pada tikus dengan pemberian oral karena faktanya bahwa aspirin mudah dimetabolisme untuk salisilat asam melalui peristiwa FPE. Sebaliknya, muncul dan hilangnya indometasin dalam plasma dapat diamati, karena konsentrasinya tinggi dan dapat bertahan lama dalam plasma sehingga memiliki waktu yang cukup unntuk di amati. kadar plasma indometasin, setelah pemberian acemetacin, mengalami penurunan pada hari pertama setelah pemberian CCl4, yaitu selama fase nekrotik pada kerusakan hati. Nilai AUC dan Cmax berkurang.Data ini menunjukkan bahwa pembentukan indometasin dari acemetacin menurun karena FPE nya mengalami gangguan dari kerusakan hati. Meskipun mengalami penurunan AUC, indometasin memiliki waktu paruh yang panjang. Perlu dicatat indometasin yang juga dieliminasikan dengan clearance metabolik, terutama oleh hati CYP2C9.25 Oleh karena itu,eliminasi indometasin juga tampaknya dipengaruhi oleh CCl4 kerusakan hati. Harus disebutkan, namun,penurunan bioavailabilitas indometasin juga bisa terjadi karena penyerapan acemetacin mengalami gangguan, seperti yang telah kita sebelumny bahwa pemberian ketorolac secara oral menyebabkan kemampuan penyerapan nya berkurang karena kerusakan hati yaitu terbentuk ligan pada saluran empedu. Selanjutnya Investigasi diperlukan untuk menentukan penyerapan acemetacin yang diberikan secra oral pada kerusakan hati yang diinduksu ccl4 Pada hari ke-3, parameter farmakokinetik indometasin hampir mendekati nilai kontrol.hal ini juga didukung dengan indikator kerusakan hati yang menggunakan alfa fetoprotein sebagai indikator menunjukkan bahwa proses regenerasi hati sepenuhnya aktif. Dengan demikian, tampak bahwa perubahan farmakokinetik karena proses biotransformasi dari acemetacin dan indometasin, dan gangguan dalam penyerapan acemetacin, dapat kembali normal dengan waktu yang cukup cepat dan tidak memerlukan melengkapi regenerasi hati untuk kembali ke keadaan normal. Oleh karena itu,secara konvensional indikator kerusakan hati Tidak berhubungan langsung dengan perubahan farmakokinetik acemetacin Maka tidak dapat digunakan untuk pengaturan dosis akhirnya. Hal ini menyimpulkan bahwa perubahan farmakokinetik pada hepatitis akut bersifat tidak permanen dan dapat kembali normal karena kemampuan regenerasi hati. Perubahan farmakokinetik ini sangat penting untuk obat yang mengalami biotrasformasi dari melalui Proses FPE . Namun, perubahan farmakokineti k dapat kembali normasl ketika regenerasi hati sebagaimana ditentukan oleh analisis histologis dan biokimia sebelumnya. Oleh karena itu, indikator kerusakan hati bukan merupakan indikator yang tepat pada perubahan sifat acemetacin dan indometasin. Hasilnya menunjukan bahwa induksi ccl4 merupakan model yang cocok digunakan untuk pemahaman perubahan farmakokinetik pada acemetacin dan indometasin. Oleh karena itu, model ini dapat digunakan untuk

Page 5: Indonya Jurnal Farkit Indometasin

mempelajari pengaruh kerusakan hati akut dan regenerasi terhadap farmakokinetika yang mengalami FPE