indikasi dan kontraindikasi anastesi lokal dan eksodonsi.docx

4
Indikasi dan Kontraindikasi Anastesi Lokal dan Eksodonsi I. Anastesi Lokal  Indikasi 1. Penderita dalam keadaan sadar dan kooperatif, karena apabila penderita dalam keadaan tidak sadar akan menyulitkan operator. Dengan kesadaran dan kooperatifnya penderita dapat mempermudah interaksi atara penderita dengan operator. 2. Tekniknya relatif sederhana dan presentase kegagalan dalam penggunaannya relatif kecil. 3. Pada daerah yang diinjeksi terdapat pembengkakan atau apabila ada  pembengkakan diredakan 4. Peralatan yang digunakan sedikit dan sederhana serta obat yang digunakan relatif murah. 5. Dapat digunakan sesuai dengan yang dikehendaki pada daerah anatomi tertentu 6. Dapat diberikan pada penderita yang keadaan umumnya kurang baik, karena  pemberian obat anastesi tidak mempengaruhi keadaan normal penderita atau  pengaruhnya sangat kecil.  Kontraindikasi 1. Alergi atau hipersensitivitas terhadap obat anestesi lokal yang telah diketahui. Kejadian ini mungkin disebabkan oleh kelebihan dosis atau suntikan intravaskular. 2. Kurangnya prasarana resusitasi Apabila terjadi komplikasi saat melakukan anestesi maka sangat dibutuhkan adanya sarana resusitasi 3. Usia pasien terlalu muda. Biasanya usia pasien menentukan keberhasilan tiap tindakan. Untuk dilakukannya anestesi, usia muda menjadi kontraindikasi. Hal ini disebabkan karena biasanya  pada usia muda, kerjasama yang baik anatara pasien dan dokter sulit didapatkan. 4. Kurang tenaga terampil yang mampu atasi dan dukung teknik tertentu.

Upload: citraayum

Post on 10-Oct-2015

189 views

Category:

Documents


28 download

TRANSCRIPT

Indikasi dan Kontraindikasi Anastesi Lokal dan EksodonsiI. Anastesi LokalIndikasi1. Penderita dalam keadaan sadar dan kooperatif, karena apabila penderita dalam keadaan tidak sadar akan menyulitkan operator. Dengan kesadaran dan kooperatifnya penderita dapat mempermudah interaksi atara penderita dengan operator.2. Tekniknya relatif sederhana dan presentase kegagalan dalam penggunaannya relatif kecil. 3. Pada daerah yang diinjeksi terdapat pembengkakan atau apabila ada pembengkakan diredakan 4. Peralatan yang digunakan sedikit dan sederhana serta obat yang digunakan relatif murah.5. Dapat digunakan sesuai dengan yang dikehendaki pada daerah anatomi tertentu6. Dapat diberikan pada penderita yang keadaan umumnya kurang baik, karena pemberian obat anastesi tidak mempengaruhi keadaan normal penderita atau pengaruhnya sangat kecil.Kontraindikasi1. Alergi atau hipersensitivitas terhadap obat anestesi lokal yang telah diketahui. Kejadian ini mungkin disebabkan oleh kelebihan dosis atau suntikan intravaskular.2. Kurangnya prasarana resusitasiApabila terjadi komplikasi saat melakukan anestesi maka sangat dibutuhkan adanya sarana resusitasi3. Usia pasien terlalu muda.Biasanya usia pasien menentukan keberhasilan tiap tindakan. Untuk dilakukannya anestesi, usia muda menjadi kontraindikasi. Hal ini disebabkan karena biasanya pada usia muda, kerjasama yang baik anatara pasien dan dokter sulit didapatkan. 4. Kurang tenaga terampil yang mampu atasi dan dukung teknik tertentu.Hal ini disebabkan karena dalam melakukan anestesi diperlukan asisten yang berpengetahuan baik yang bisa mendukung atau membantu mengatasi kemungkinan komplikasi yang timbul.Anastesi lokal hanya mempunyai beberapa kontraindikasi pada praktek perwatan gigi sehari-hari. Walaupun demikian, untuk penderita penyakit gangguan darah yang langka seperti hemophilia, penyakit Christmas dilarang menggunakan anastesi lokal untuk perawatan gigi karena adanya resiko terjadinya perdarahan di daerah suntikan. Ada beberapa pasien yang memang alergi terhadap bahan anastesi lokal tertentu. Untung reaksi abnormal ini umumnya bersifat spesifik sehingga dapat digunakan bahan alternative lain yang mempunyai struktur kimia yang berbeda, yang tidak atau belum pernah menimbulkan alergi pada pasien yang alergi terhadap obat tertentu. Kontraindikasi anastesi lokal yang terpenting adalah adanya infeksi akut pada daerah operasi. Suntikan pada daerah peradangan akut akan menyebabkan infeksi menyebar melalui rusaknya daya pertahanan tubuh alami dan jarang menimbulkan efek anastesi. Kadang-kadang anastesi regional dapat digunakan untuk mendapat efek yang diinginkan tetapi sebaiknya suntikan blok gigi inferior jangan dilakukan pada pasien dengan infeksi dasar rongga mulut atau daerah retromolar. Efek anastesi lokal sering tidak efektif diberikan kepada pasien dengan adanya infeksi akut. Tubuh kita yang sedang merespons infeksi akan mempunyai pH basa, sedangkan anastesi lokal kebanyakan bersifat asam. Ketika asam ketemu basa akan terjadi percampuran pH akan menyebabkan pH menjadi netral sehingga efek dari anastesi akan gagal. Untuk mencegah hal ini maka bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menambah pH asam pada obat anastesi atau dengan memberikan relief of pain terlebih dulu kepada pasien sampai proses inflamasi akut pada pasien berakhir. II. EksodonsiIndikasiAda beberapa indikasi dilakukannya tindakan pencabutan gigi. Indikasi dilakukan pencabutan gigi adalah pada gigi supernumerary, gigi impaksi, gigi yang diduga sebagai fokal infeksi, gigi yang mengalami nekrosis dan infeksi periapikal dan tidak dapat dilakukan terapi endodontik, gigi yang terlibat kista dan tumor, gigi yang terlibat dalam fraktur rahang, dan gigi sulung yang persisten. Selain itu tindakan ekstraksi juga dapat dilakukan pada gigi yang sehat dengan tujuan memperbaiki maloklusi, untuk alasan estetik, dan juga untuk kepentingan perawatan orthodontik dan prosthodontikSedangkan Menurut Starshak (1980) dan Kruger (1974), indikasi dilakukannya pencabutan gigi adalah sebagai berikut:1. Gigi dengan patologis pulpa, baik akut ataupun kronik, yang tidak mungkin dilakukan terapi endodontik harus dicabut. 2. Gigi dengan karies yang besar, baik dengan atau tanpa penyakit pulpa atau periodontal, harus dicabut ketika restorasinya akan menyebabkan kesulitan keuangan bagi pasien dan keluarga. 3. Penyakit periodontal yang terlalu parah untuk dilakukan perawatan merupakan indikasi ekstraksi. Pertimbangan ini juga meliputi keinginan pasien untuk kooperatif dalam rencana perawatan total dan untuk meningkatkan oral hygiene sehingga menghasilkan perawatan yang bermanfaat. 4. Gigi malposisi dan overeruption.5. Gigi impaksi dalam denture bearing areaharus dicabut sebelum dilakukan pembuatan protesa. 6. Gigi yang mengalami trauma harus dicabut untuk mencegah kehilangan tulang yang lebih besar lagi. 7. Beberapa gigi yang terdapat pada garis fraktur rahang harus dicabut untuk meminimalisasi kemungkinan infeksi, penyembuhan yang tertunda atau tidak menyatunya rahang. 8. Tipe dan desain protesa gigi dapat membutuhkan satu atau beberapa gigi yang sehat sehingga dapat dihasilkan protesa yang diharapkan. 9. Ekstraksi profilaksis harus diperhatikan. 10. Pasien yang sedang menjalani terapi radiasi

Kontraindikasi1. Oral hygiene burukOral hygiene juga berpengaruh penting dalam perawatan eksodonsi. Oral hygiene merupakan salah satu yang harus dipertimbangkan dikarenakan apabila oral hygiene buruk maka akan menjadi kontraindikasi bagi perawatan eksodonsi. Apabila didapati oral hygiene pasien buruk maka harus dilakukan perubahan oral hygiene pasien agar menjadi lebih baik seperti dilakukan scalling. Apabila oral hygiene sudah baik barulah gigi tersebut dilakukan perawatan eksodonsi.

Sumber : Howe. G.L Whitehead F.I 1994. Anastesi Lokal Edisi 3 tahun Hipokrates Jakarta. Pederson G.W. 1996 Buku Ajar Praktis Bedah Mulut Penerbit EGC Koerner, Karl R. 2006. Manual of Minor Oral Surgery for the General Dentist. Blackwell Munksgaard, published by Blackwell Publishing, a Blackwell Publishing Company. McGowan, David A. 1999. An Atlas of Minor Oral Surgery Principles and Practice Second Edition. Thieme New York 333 Seventh Avenue New York, NY 10001. Anonim. ANASTESI DAN PENCABUTAN GIGI ANAK. Available at: ocw.usu.ac.id/course/download/611.../pdi705_slide_anaesthesi.pdf. diakses tanggal:8 september 2011. Thomas B.B and Colin E.B: Anestesiologi. EGC 1994.