indekskesejahteraan pembangunan manusia masih jalan di …€¦ · salnya, peran jawa-bali dalam...

1
KOMPAS, JUMAT, 25 OKTOBER 2013 45 Metodologi: Indeks Kesejahteraan terdiri dari aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan infrastruktur dasar. Aspek tersebut dihitung dari sejumlah indikator yang diperoleh dari data Susenas, Sakernas, dan PDRB yang dikeluarkan BPS. Angka indeks ini berkisar 0 sampai 400. Semakin tinggi angkanya semakin sejahtera daerah tersebut. Sumber: Litbang ”Kompas”/LUH/RIN/RST, diolah. ANDRI Ketimpangan kesejahteraan masih menjadi pekerjaan rumah panjang bagi pemerintah. Kesejahteraan di Indonesia masih terpusat di Pulau Jawa. Kemudahan aksesibilitas pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan ekonomi belum berpihak di luar Jawa terutama wilayah perbatasan seperti Papua, NTT, dan Kaliman- tan Barat. JAWA MASIH MEMIMPIN Peta Indeks Kesejahteraan dan Aliran Dana Masuk ke Daerah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Anggaran Belanja Daerah Berdasarkan Fungsi Indeks Kesejahteraan 280-322 (5) 253-280 (14) 232-253 (10) 170-232 (4) 62,0 64,0 66,0 68,0 70,0 72,0 74,0 76,0 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Sumatera Jawa dan Bali Kalimantan Sulawesi Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua Sumatera Jawa dan Bali Kalimantan Sulawesi Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua P E N D I D I K A N K E S E H A T A N E K O N O M I 2 0 0 9 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 2 2 0 1 1 2 0 1 0 2 0 0 9 2 0 0 9 2 0 1 0 2 0 1 1 2012 0 0 10 10 10 20 20 20 30 30 30 40 40 40 50 50 50 60 60 60 70 70 70 80 80 80 90 90 90 0 0 10 10 10 20 20 20 30 30 30 40 40 40 50 50 50 0 0 10 10 10 20 20 20 30 30 30 40 40 40 50 50 50 60 60 60 70 70 70 80 80 80 90 90 90 (DALAM JUTA RUPIAH) TANTANGAN INDONESIA 2014 INDEKS KESEJAHTERAAN Indonesia boleh jadi salah satu raksasa ekonomi Asia dan dunia. Akan tetapi, soal kesejahteraan, rakyatnya masih jauh tertinggal. Ketimpangan anggaran dan inisiatif antarwilayah menjadi sebabnya. Apabila tidak segera ditangani, jalan menuju Indonesia yang sejahtera tampaknya masih panjang. Pembangunan Manusia Masih Jalan di Tempat LUHUR FAJAR M/ YULIANA RINI DY/ DWI RUSTIONO W D ari kacamata ekonomi, kekuatan Indonesia ada di peringkat ke-16 dunia. Produk domestik bruto (PDB) Indonesia kini melampaui 800 mi- liar dollar AS atau sekitar 1,2 persen PDB dunia. Di wilayah Asia, Indonesia hanya kalah dari China, Jepang, India, dan Korea Selatan. Dengan pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen dalam beberapa tahun ter- akhir, Indonesia menjadi salah satu negara ekonomi utama di dunia. Ironisnya, laju perekonomian yang tinggi itu belum berhasil membawa rakyat Indonesia menjadi sejahtera. Indikasinya, pencapaian pembangunan manusia. Ter- lepas dari perubahan metode perhitung- annya sejak 2008, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia masih tergo- long rendah. Sepanjang sejarah perhi- tungan IPM, sejak 1980 hingga saat ini, nilai Indonesia selalu di bawah rata-rata dunia. Bahkan, di tingkat ASEAN, In- donesia hanya lebih baik dari Vietnam, Laos, Kamboja, dan Myanmar. Meski terus meningkat, pertumbuhan IPM Indonesia tergolong rendah. Dalam setahun hanya tumbuh sekitar 1,3 persen. Bandingkan dengan sesama negara ber- penduduk besar, seperti India yang tum- buh sekitar 1,7 persen setiap tahun. Al- hasil, berdasarkan laporan pembangunan manusia Program Pembangunan Perser- ikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) 2013, In- donesia hanya berada di peringkat ke-121 dari 187 negara. Masih timpang Ketimpangan antarwilayah menjadi sa- lah satu isu utama. Perbedaan rata-rata IPM antara wilayah Sumatera dan Ja- wa-Bali dengan Nusa Tenggara-Malu- ku-Papua tidak pernah kurang dari 5 angka. Artinya, ketertinggalan wilayah ti- mur Indonesia masih relatif tinggi. Ketimpangan tersebut menyebabkan laju IPM Indonesia tidak optimal. Ide- alnya, IPM Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua harus tumbuh lebih tinggi diban- dingkan dengan wilayah lain. Kenyata- annya, dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan IPM di wilayah tersebut justru melambat. Hal serupa ditunjukkan Indeks Ke- sejahteraan (IK) yang disusun Litbang Kompas. Ketimpangan antarwilayah men- jadi warna utama dari potret kesejah- teraan Indonesia. Lagi-lagi, Jawa-Bali menjadi wilayah dengan IK terbaik. Se- mentara Nusa Tenggara-Maluku-Papua tetap yang terburuk. Tahun 2012 rata-rata IK Jawa-Bali 69,4, berselisih 12,8 poin di atas rata-rata gabungan enam provinsi di bagian timur Indonesia. Laju IPM dan IK tidak lepas dari kinerja ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur dasar di setiap wilayah. Semakin baik kinerjanya, semakin tinggi pula probabilitas IPM dan IK tumbuh lebih cepat. Nyatanya, kinerja tiap-tiap wilayah ma- sih timpang. Dalam aspek ekonomi, mi- salnya, peran Jawa-Bali dalam pereko- nomian nasional masih sangat dominan. Sumbangan terhadap PDB riil oleh wi- layah ini terus meningkat dalam dekade terakhir. Tahun lalu, mencapai 62,7 per- sen. Demikian pula pendidikan, Jawa-Bali selalu menjadi yang terbaik. Angka Par- tisipasi Murni (APM) sekolah menengah atas di wilayah berpenduduk lebih dari 140 juta jiwa ini melampaui 55 persen. Jauh di atas wilayah Nusa Tenggara-Ma- luku-Papua yang baru mencapai 45,8 per- sen. Tingkat kesehatan masyarakat Ja- wa-Bali pun relatif lebih baik dibanding- kan dengan wilayah lain. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan 2007, persentase anak balita bergizi buruk di Jawa-Bali hanya sekitar 3,6 persen. Sementara itu, di Nusa Tengga- ra-Maluku-Papua lebih dari dua kalinya. Distribusi anggaran Karakteristik wilayah mungkin memi- liki pengaruh kinerja wilayah. Namun, yang jelas, distribusi anggaran sebagai salah satu determinan utama kinerja pun ternyata masih timpang. Berdasarkan data Anggaran Pendapat- an dan Belanja Daerah (APBD), Jawa-Bali mendominasi ”kue” anggaran untuk fung- si-fungsi terkait ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Tahun 2012 wilayah ini meng- ambil sekitar 31 persen dari total anggaran untuk fungsi ekonomi. Bahkan, untuk fungsi pendidikan dan kesehatan men- capai 44 dan 46 persen. Pertumbuhan anggaran untuk Ja- wa-Bali dalam empat tahun terakhir juga tertinggi. Setiap tahun anggaran untuk fungsi ekonomi, pendidikan, dan kese- hatan secara berurutan tumbuh sekitar 17 persen, 20 persen, dan 21 persen. Hingga kini, pembangunan manusia, yang menjadi representasi kesejahteraan rakyat, menjadi salah satu pekerjaan rumah terberat. Sayangnya, para peng- ambil kebijakan masih saja bersilang pen- dapat mengenai prioritas perbaikan. Upa- ya untuk mendorong konvergensi an- tarwilayah hanya menjadi isu minor dan kian terabaikan. Tanpa pemerataan anggaran dan ini- siatif perbaikan yang kuat, sulit rasanya menjadikan Indonesia negara terdepan dalam pembangunan manusia. Ringkas- nya, jalan menuju Indonesia yang se- jahtera masih panjang. Inilah tantangan bagi presiden Indonesia mendatang. (LITBANG KOMPAS)

Upload: others

Post on 20-Oct-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • KOMPAS, JUMAT, 25 OKTOBER 2013 45

    Metodologi:Indeks Kesejahteraan terdiri dari aspek pendidikan,kesehatan, ekonomi, dan infrastruktur dasar. Aspek tersebutdihitung dari sejumlah indikator yang diperoleh dari dataSusenas, Sakernas, dan PDRB yang dikeluarkan BPS. Angkaindeks ini berkisar 0 sampai 400. Semakin tinggi angkanyasemakin sejahtera daerah tersebut.

    Sumber: Litbang ”Kompas”/LUH/RIN/RST, diolah.

    ANDRI

    Ketimpangan kesejahteraan masih menjadi pekerjaanrumah panjang bagi pemerintah. Kesejahteraan diIndonesia masih terpusat di Pulau Jawa. Kemudahanaksesibilitas pendidikan, kesehatan, infrastruktur,dan ekonomi belum berpihak di luar Jawa terutamawilayah perbatasan seperti Papua, NTT, dan Kaliman-tan Barat.

    JAWA MASIH MEMIMPIN

    Peta Indeks Kesejahteraan danAliran Dana Masuk ke Daerah

    Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Anggaran Belanja Daerah Berdasarkan Fungsi

    Indeks Kesejahteraan280-322 (5)253-280 (14)232-253 (10)170-232 (4)

    62,0

    64,0

    66,0

    68,0

    70,0

    72,0

    74,0

    76,0

    2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

    Sumatera

    Jawa dan Bali

    Kalimantan

    Sulawesi

    Nusa Tenggara,Maluku, danPapua

    Sumatera

    Jawa dan Bali

    Kalimantan

    Sulawesi

    Nusa Tenggara,Maluku, dan

    Papua

    PENDIDIKANKES

    EHATAN

    EKONOMI

    2009

    2010 20112012

    2012

    2011

    20

    10

    2009

    20092010

    2011

    2012

    000

    101010

    202020

    303030

    404040

    505050

    606060

    707070

    808080

    909090

    000

    101010

    202020

    303030

    404040

    505050

    000

    101010

    202020

    303030

    404040

    505050

    606060

    707070

    808080

    909090

    (DALAM JUTA RUPIAH)

    TANTANGAN INDONESIA 2014

    INDEKS KESEJAHTERAAN

    Indonesia boleh jadi salah satu raksasa ekonomi Asia dandunia. Akan tetapi, soal kesejahteraan, rakyatnya masih jauhtertinggal. Ketimpangan anggaran dan inisiatif antarwilayahmenjadi sebabnya. Apabila tidak segera ditangani, jalan

    menuju Indonesia yang sejahtera tampaknya masih panjang.

    Pembangunan ManusiaMasih Jalan di Tempat

    LUHUR FAJAR M/ YULIANA RINI DY/ DWI RUSTIONO W

    Dari kacamata ekonomi, kekuatanIndonesia ada di peringkat ke-16dunia. Produk domestik bruto(PDB) Indonesia kini melampaui 800 mi-liar dollar AS atau sekitar 1,2 persen PDBdunia. Di wilayah Asia, Indonesia hanyakalah dari China, Jepang, India, danKoreaSelatan.Denganpertumbuhanekonomidiatas 6 persen dalam beberapa tahun ter-akhir, Indonesiamenjadi salah satunegaraekonomi utama di dunia.

    Ironisnya, laju perekonomian yangtinggi itu belumberhasilmembawa rakyatIndonesia menjadi sejahtera. Indikasinya,pencapaian pembangunan manusia. Ter-lepas dari perubahan metode perhitung-annya sejak 2008, Indeks PembangunanManusia (IPM) Indonesia masih tergo-long rendah. Sepanjang sejarah perhi-tungan IPM, sejak 1980 hingga saat ini,nilai Indonesia selalu di bawah rata-ratadunia. Bahkan, di tingkat ASEAN, In-donesia hanya lebih baik dari Vietnam,Laos, Kamboja, dan Myanmar.

    Meski terus meningkat, pertumbuhanIPM Indonesia tergolong rendah. Dalamsetahun hanya tumbuh sekitar 1,3 persen.Bandingkan dengan sesama negara ber-penduduk besar, seperti India yang tum-buh sekitar 1,7 persen setiap tahun. Al-hasil, berdasarkan laporan pembangunanmanusia Program Pembangunan Perser-ikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) 2013, In-donesia hanya berada di peringkat ke-121dari 187 negara.

    Masih timpangKetimpangan antarwilayahmenjadi sa-

    lah satu isu utama. Perbedaan rata-rataIPM antara wilayah Sumatera dan Ja-wa-Bali dengan Nusa Tenggara-Malu-ku-Papua tidak pernah kurang dari 5angka. Artinya, ketertinggalan wilayah ti-mur Indonesia masih relatif tinggi.

    Ketimpangan tersebut menyebabkanlaju IPM Indonesia tidak optimal. Ide-alnya, IPM Nusa Tenggara, Maluku, danPapua harus tumbuh lebih tinggi diban-dingkan dengan wilayah lain. Kenyata-annya, dalam beberapa tahun terakhir,pertumbuhan IPM di wilayah tersebutjustru melambat.

    Hal serupa ditunjukkan Indeks Ke-sejahteraan (IK) yang disusun LitbangKompas.Ketimpangan antarwilayahmen-jadi warna utama dari potret kesejah-teraan Indonesia. Lagi-lagi, Jawa-Balimenjadi wilayah dengan IK terbaik. Se-mentara Nusa Tenggara-Maluku-Papuatetap yang terburuk. Tahun 2012 rata-rataIK Jawa-Bali 69,4, berselisih 12,8 poin diatas rata-rata gabungan enam provinsi dibagian timur Indonesia.

    Laju IPM dan IK tidak lepas darikinerja ekonomi, pendidikan, kesehatan,dan infrastruktur dasar di setiap wilayah.

    Semakin baik kinerjanya, semakin tinggipula probabilitas IPM dan IK tumbuhlebih cepat.

    Nyatanya, kinerja tiap-tiapwilayahma-sih timpang. Dalam aspek ekonomi, mi-salnya, peran Jawa-Bali dalam pereko-nomian nasional masih sangat dominan.Sumbangan terhadap PDB riil oleh wi-layah ini terus meningkat dalam dekadeterakhir. Tahun lalu, mencapai 62,7 per-sen.

    Demikian pula pendidikan, Jawa-Baliselalu menjadi yang terbaik. Angka Par-tisipasi Murni (APM) sekolah menengahatas di wilayah berpenduduk lebih dari140 juta jiwa ini melampaui 55 persen.Jauh di atas wilayah Nusa Tenggara-Ma-luku-Papua yang baru mencapai 45,8 per-sen.

    Tingkat kesehatan masyarakat Ja-wa-Bali pun relatif lebih baik dibanding-kan dengan wilayah lain. Berdasarkanhasil Riset Kesehatan Dasar KementerianKesehatan 2007, persentase anak balitabergizi buruk di Jawa-Bali hanya sekitar3,6persen. Sementara itu, diNusaTengga-ra-Maluku-Papua lebih dari dua kalinya.

    Distribusi anggaranKarakteristik wilayah mungkin memi-

    liki pengaruh kinerja wilayah. Namun,yang jelas, distribusi anggaran sebagaisalah satu determinan utama kinerja punternyata masih timpang.

    Berdasarkan data Anggaran Pendapat-an dan Belanja Daerah (APBD), Jawa-Balimendominasi ”kue” anggaran untuk fung-si-fungsi terkait ekonomi, pendidikan, dankesehatan. Tahun 2012 wilayah ini meng-ambil sekitar 31 persendari total anggaranuntuk fungsi ekonomi. Bahkan, untukfungsi pendidikan dan kesehatan men-capai 44 dan 46 persen.

    Pertumbuhan anggaran untuk Ja-wa-Bali dalam empat tahun terakhir jugatertinggi. Setiap tahun anggaran untukfungsi ekonomi, pendidikan, dan kese-hatan secara berurutan tumbuh sekitar 17persen, 20 persen, dan 21 persen.

    Hingga kini, pembangunan manusia,yang menjadi representasi kesejahteraanrakyat, menjadi salah satu pekerjaanrumah terberat. Sayangnya, para peng-ambil kebijakan masih saja bersilang pen-dapat mengenai prioritas perbaikan. Upa-ya untuk mendorong konvergensi an-tarwilayah hanya menjadi isu minor dankian terabaikan.

    Tanpa pemerataan anggaran dan ini-siatif perbaikan yang kuat, sulit rasanyamenjadikan Indonesia negara terdepandalam pembangunan manusia. Ringkas-nya, jalan menuju Indonesia yang se-jahtera masih panjang. Inilah tantanganbagi presiden Indonesia mendatang.

    (LITBANG KOMPAS)