indacaterol sebagai bronkodilator kerja panjang untuk ppok indicaterol bronkodilator.pdf · sar...

2
515 | SEPTEMBER - OKTOBER 2010 P enyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru yang ditandai dengan keter- batasan aliran udara pada saluran pernapasan yang tidak sepenuhnya reversibel. Saat ini PPOK menjadi pe- nyebab kematian keempat terbanyak di seluruh dunia. Diperkirakan pada tahun 2020, PPOK akan menjadi pe- nyebab kematian nomor 3 terbanyak di seluruh dunia. Beberapa penyakit yang termasuk di dalam kelompok be- sar penyakit PPOK adalah emfisema, bronkitis kronik dan penyakit saluran nafas kecil (small airway disease). PPOK adalah penyakit yang bersifat kronik progresif, yang berarti perjalan- an penyakit ini akan berlangsung terus dengan kecenderungan memburuk; oleh karena itu kepatuhan penderita dalam pengobatan adalah salah satu faktor penting untuk keberhasilan tera- pi. Salah satu cara meningkatkan ke- patuhan penderita dalam pengobatan adalah dengan mengurangi frekuensi pemakaian obat dalam sehari. Global Initiative for Chronic Obstruc- tive Lung Disease (GOLD) mereko- mendasikan penggunaan bronkodi- lator seperti golongan beta-2 agonis dan antikolinergik sebagai terapi sim- tomatik PPOK. Indacaterol sebagai bronkodilator in- halasi golongan beta-2 agonis mem- punyai waktu kerja yang panjang mencapai 24 jam (ultra long acting bronchodilator) sehingga diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan bero- bat pasien PPOK. Sebuah uji klinis fase III dengan sam- pel sebanyak 416 pasien PPOK menilai efikasi dan keamanan dari indacaterol. Disain penelitian ini acak, multi sen- ter, tersamar ganda dan kontrol pla- Indacaterol sebagai Bronkodilator Kerja Panjang untuk PPOK BERITA TERKINI CDK ed_180 Sept'10 OK.indd 515 8/26/2010 3:39:02 PM

Upload: vuongthuan

Post on 06-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Indacaterol sebagai Bronkodilator Kerja Panjang untuk PPOK Indicaterol bronkodilator.pdf · sar penyakit PPOK adalah emfisema, bronkitis kronik dan penyakit saluran nafas kecil (small

515| SEPTEMBER - OKTOBER 2010

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru yang ditandai dengan keter-

batasan aliran udara pada saluran pernapasan yang tidak sepenuhnya reversibel. Saat ini PPOK menjadi pe-nyebab kematian keempat terbanyak di seluruh dunia. Diperkirakan pada tahun 2020, PPOK akan menjadi pe-nyebab kematian nomor 3 terbanyak di seluruh dunia. Beberapa penyakit yang termasuk di dalam kelompok be-sar penyakit PPOK adalah emfisema, bronkitis kronik dan penyakit saluran nafas kecil (small airway disease).

PPOK adalah penyakit yang bersifat kronik progresif, yang berarti perjalan-an penyakit ini akan berlangsung terus dengan kecenderungan memburuk; oleh karena itu kepatuhan penderita dalam pengobatan adalah salah satu faktor penting untuk keberhasilan tera-pi. Salah satu cara meningkatkan ke-patuhan penderita dalam pengobatan adalah dengan mengurangi frekuensi pemakaian obat dalam sehari.

Global Initiative for Chronic Obstruc-tive Lung Disease (GOLD) mereko-mendasikan penggunaan bronkodi-lator seperti golongan beta-2 agonis dan antikolinergik sebagai terapi sim-tomatik PPOK.

Indacaterol sebagai bronkodilator in-halasi golongan beta-2 agonis mem-punyai waktu kerja yang panjang mencapai 24 jam (ultra long acting bronchodilator) sehingga diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan bero-bat pasien PPOK.

Sebuah uji klinis fase III dengan sam-pel sebanyak 416 pasien PPOK menilai efikasi dan keamanan dari indacaterol. Disain penelitian ini acak, multi sen-ter, tersamar ganda dan kontrol pla-

Indacaterol sebagai Bronkodilator Kerja Panjang untuk PPOK

BERITA TERKINI

CDK ed_180 Sept'10 OK.indd 515 8/26/2010 3:39:02 PM

Page 2: Indacaterol sebagai Bronkodilator Kerja Panjang untuk PPOK Indicaterol bronkodilator.pdf · sar penyakit PPOK adalah emfisema, bronkitis kronik dan penyakit saluran nafas kecil (small

517| SEPTEMBER - OKTOBER 2010

sebo selama 12 minggu. Tujuan studi ini adalah untuk menilai efikasi dan keamanan indacaterol dibandingkan dengan plasebo pada pasien PPOK derajat sedang dan berat. Intervensi yang diberikan adalah pemberian in-dacaterol sekali sehari (n=211) atau plasebo (n=205) melalui dry powder inhaler dosis tunggal.

Hasil studi ini menunjukkan adanya perbedaan FEV1 (Volume Ekspiratori Paksa pada detik pertama) yang signi-fikan antara indacaterol dibandingkan dengan plasebo pada hari pertama terapi dan minggu 12 yaitu sebanyak 190 ± 28 ml (p<0,001) dan 160 ± 28 ml (p<0,001)

Indacaterol secara bermakna juga menurunkan jumlah hari kontrol yang buruk (day of poor control) sebanyak 22,5% dibandingkan plasebo (p<0,001) dan secara signifikan menurunkan pemakaian obat-obat untuk ”rescue medication” (p<0,001).

Efek samping Indacaterol dibanding-kan dengan plasebo tidak berbeda bermakna (indacaterol 49,3% dan plasebo 46,8%); yang terbanyak ada-lah perburukan episode PPOK (inda-caterol 8,5 , plasebo 12,2 %) dan batuk (indacaterol 6,2 %, plasebo 7,3%)

Indacaterol merupakan bronkodila-tor golongan beta-2 agonis dengan waktu kerja 24 jam (ultra long acting bronchodilator) yang secara bermakna menurunkan volume ekspiratori paksa 1 detik pertama (FEV1), day of poor control dan penggunaan obat-obatan ”rescue medication” dibandingkan dengan plasebo. Selain itu efek samp-ing indacaterol tidak berbeda ber-makna dengan plasebo. n (ASL)

DAFTAR PUSTAKA

1. Feldman G, Siler T, Prasad N, et al. Efficacy

and Safety of Indacaterol 150 µg once-daily in

COPD: a double-blind, randomised, 12 week

study. BMC Pulmonary Medicine 2010.10;11

2. Global Initiative for Chronic Obstructive Lung

Disease (GOLD): Global strategy for the diag-

nosis, management, and prevention of chronic

obstructive pulmonary disease, Updated 2008.

[Accessed: 04 March 2010].

BERITA TERKINI

CDK ed_180 Sept'10 OK.indd 517 8/26/2010 3:39:05 PM