implikasi penataan ruang dalam pengembangan ekonomi kawasan dan pelayanan sosial dasar

17
IMPLIKASI PENATAAN RUANG DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI KAWASAN DAN PELAYANAN SOSIAL DASAR Prof. Dr. R. Rijanta, M.Sc. Facultas Geografi Universitas Gadjah Mada Pelatihan Peningkatan Kapasitas Aparatur , Tat a Laksana dan Kelembagaa n Penataan Ru ang Kawasan Perbatasan Angkatan III Grand Inna Kuta, Jln. Pantai Kuta No. 1 Kuta, Denpasar, Bali. 26-28 Agustus 2014

Upload: pustaka-virtual-tata-ruang-dan-pertanahan-pusvir-trp

Post on 11-Oct-2015

29 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pada acara Peningkatan Kapasitas Aparatur, Tata Laksana, dan Kelembagaan Penataan Ruang Kawasan Perbatasan Angkatan III Tahun 2014, Bali 26-27 Agustus 2014

TRANSCRIPT

  • IMPLIKASI PENATAAN RUANG DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI KAWASAN DAN PELAYANAN SOSIAL DASARProf. Dr. R. Rijanta, M.Sc.Facultas GeografiUniversitas Gadjah MadaPelatihan Peningkatan Kapasitas Aparatur, Tata Laksana dan Kelembagaan Penataan Ruang Kawasan Perbatasan Angkatan IIIGrand Inna Kuta, Jln. Pantai Kuta No. 1 Kuta, Denpasar, Bali. 26-28 Agustus 2014

  • wilayah perbatasanwilayah paling tertinggal dari yang tertinggal baik dari segi ekonomi maupun pelayanan sosial dasarbagaimanakah implikasi penataan ruang dalam pengembangan ekonomi kawasan dan pemenuhan pelayanan sosial dasar?esensi penataan ruang memberikan peluang bagi setiap wilayah/kawasan untuk berkembang sesuai potensinya melalui berbagai macam upaya dengan mengoptimalkan kepentingan berbagai stakeholder dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat secara berlanjut

  • daerah tertinggal vs wilayah perbatasan

  • UUTR 26/2007Yang termasuk kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, antara lain, adalah kawasan perbatasan negara, termasuk pulau kecil terdepan, dan kawasan latihan militer.Kerja sama penataan ruang antarnegara melibatkan negara lain sehingga terdapat aspek hubungan antarnegara yang merupakan wewenang Pemerintah. Yang termasuk kerja sama penataan ruang antarnegara adalah kerja sama penataan ruang di kawasan perbatasan negara.

  • Konfigurasi fisik wilayah perbatasandarat lautpulau kecil

  • Masalah-masalah ekonomi dan pelayanan sosial dasar di wilayah perbatasanisolasi fisik (turunan fisik dasar dan pola aliran yang kurang menguntungkan)pola keruangan jaringan dengan konektivitas rendah isolasi sosial dan perasaan terabaikan (alienation)jumlah & aglomerasi penduduk kecil, migrasi keluar tinggi (versus efisiensi pelayanan ekonomi dan sosial dasar)pola permukiman terserak versus efisiensi pelayananketerbatasan fasilitas dan pelayanankesempatan kerja dan ekonomi lokal terbataskelangkaan infrastruktur transportasi dan komunikasipotensi gangguan keamanan lintas batasketertinggalan di segala bidang

  • masalah besar di wilayah pulau-pulau kecilbasis sumberdaya alam yang relative homogendaerah aliran sungai berukuran relatif kecil-kecilsecara fisik rapuh & rawan longsorcurah hujan terbatas (IBT) sebagai kendala kegiatan pertaniandiversifikasi ekonomi terbatasketerbatasan infrastruktur dan pelayananjumlah & aglomerasi penduduk terlalu kecil (sulit memenuhi penduduk ambang untuk berbagai standard pelayanan)migrasi keluar yang tinggi (brain drain)interaksi intraregional terbatas dan keterkaitan fungsional antarsektor ekonomi tidak terwujud

  • sifat-sifat program pembangunan perbatasanmulti sectorsbasic need orientationinward looking quick yielding?resettlement untuk efisiensi pelayananindependent spatial closureinterkoneksi antarpermukiman perbatasan dalam rangka pengembangan wilayahindependent economic closure vs gagasan asli agropolitan dari friedmann

  • Kaidah pengembangan ekonomi di wilayah perbatasanbasis sumberdaya lokalquick yieldingdurability of productsketerkaitan pertanian dan non-pertaniandiversifikasiketerkaitan desa-kotapartisipasi masyarakatorientasi lokal dan supra regional/internasionalperanan ICT untuk menjangkau kesempatan eksternalinfrastrukturpeningkatan kapasitas manusia dan kelembagaan

  • Gagasan Pembangunan Agropolitan Stohr (1981) menyatakan bahwa agropolitan memberikan pendekatan bottom-up pada perencanaan pembangunan dan pencapaian pemerataan pendapatan yang lebih cepat daripada strategi pusat pertumbuhan.pendekatan agropolitan dalam pengembangan wilayah mencakup kaidah-kaidah sebagai berikut:skala geografis yang relatif kecil (agro & polis)pembuatan keputusan dan perencanaan yang mengutamakan kemandirian (self sufficiency) dan berdikari (self reliance), berbasis partisipasi masyarakat dan tindakan kooperatif pada tingkat lokaldiversifikasi kesempatan kerja di perdesaan yang mencakup kegiatan pertanian mapun non-pertanian, dengan menekankan pertumbuhan industri perdesaan pada skala kecil fungsi industrial desa-kota dan keterkaitannya dengan sumberdaya lokal serta struktur ekonomipemanfaatan dan evaluasi sumberdaya dan teknologi tepat guna

  • Kaidah-kaidah penyediaan pelayanan dasar di wilayah perbatasanStandard perencanaan dalam penyediaan pelayanan dasar tidak dapat disamaratakan dengan wilayah non-perbatasanStandard Perencanaan Lingkungan Permukiman perlu diterapkan secara lebih longgar dalam konteks wilayah perbatasanPerlu upaya untuk mendekatkan masyarakat ke fasilitas pelayanan untuk mencapai efisiensi (asrama, boarding school, pelayanan keliling)Perhatian khusus dapat diberikan kepada pemanfaatan ICT untuk mengatasi kendala jarak dalam penyediaan pelayanan tertentu

  • Contoh standard penyediaan fasilitas pelayanan sosial dasar: kesehatanhttp://ramadanuhraa.blogspot.com/

    Jenis FasilitasPenduduk MinimalLuas Tanah MinimalJarak Dari Pusat PermukimanBalai pengobatan3.000 orang300 m21.500 meterPustu6.000 orang500 m21.500 meterBKIA & RB6.000 orang1.500 m23.500 meterPuskesmas30.000 orang6.500 m22.000 meterRumah sakit240.000 orang86.400 m2akses merataApotek10.000 orang350 m21500 meterPraktek dokter5.000 orang500 m21500 meter

  • Contoh standard penyediaan fasilitas pelayanan sosial dasar: pendidikanhttp://ramadanuhraa.blogspot.com/

    Jenis FasilitasPenduduk MinimalLuas Tanah MinimalJarak Dari Pusat PermukimanTK1.000 orang1.200 m2SD6.000 orang1.200-3.000 m21.500 mSMP25.000 orang6.000-10.000 m21.500 mSMA30.000 orang20.000 m21.500 m

  • konfigurasi spasial jaringan pada daerah-daerah perbatasanpermeable border

  • konfigurasi spasial jaringan pada daerah-daerah perbatasanimpermeable border

  • konfigurasi spasial jaringan pada daerah-daerah perbatasan