implikasi kendala struktural dan kelangkaan modal …

82
IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT PEDAGANG IKAN KELILING DI KABUPATEN BONE (STUDI KASUS PENJUAL IKAN DI DESA BARUGAE KECAMATAN LAMURU) SKRIPSI Oleh PATMISARI NIM 105710216515 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

PEDAGANG IKAN KELILING DI KABUPATEN BONE (STUDI KASUS PENJUAL IKAN

DI DESA BARUGAE KECAMATAN LAMURU)

SKRIPSI

Oleh PATMISARI

NIM 105710216515

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2020

Page 2: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

PEDAGANG IKAN KELILING DI KABUPATEN BONE (STUDI KASUS PENJUAL IKAN

DI DESA BARUGAE KECAMATAN LAMURU)

Oleh PATMISARI

NIM 105710216515

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2020

ii

Page 3: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

iii

PERSEMBAHAN

Penelitian Ini dengan Judul “Implikasi Kendala Struktural dan Kelangkaan Modal

Terhadap Perilaku Sosial Masyarakat Pedagang Ikan Keliling di Kabupaten Bone

(Studi Kasus Penjual Ikan di Desa Barugae Kecamatan Lamuru)”, kupersembahkan

kepada:

1. Orang tua tercinta dan terkasih, Bapak Kunnase dan Ibu Halia Linjang Habe

terima kasih sudah dengan sabarnya telah merawat, dan membesarkan saya

hingga sekarang. Terima kasih atas sumbangan material maupun non

material dalam menyelesaikan skripsinya. Jasa kedua orang tua tidak akan

bisa terbalaskan, tapi pencapaian ini merupakan persembahan saya untuk

kalian. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan, hingga melihat anakmu

mampu sukses dan membahagiakanmu.

2. Terima kasih kepada teman-teman jurusan Ekonomi Pembangunan yang

selalu memberikan semangat dan dukungan dalam mengerjakan skripsi

saya.

MOTTO HIDUP

Jangan Perbanyak Program, Tapi Perbanyaklah Gerakan

Ikhlas Tak Tersebut, Sabar Tak Terbatas

Page 4: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

iv

Page 5: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

v

Page 6: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

vi

Page 7: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan segala rahmat, taufik, hidayah, nikmat dan karunia-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul “Implikasi

Kendala Struktural dan Kelangkaan Modal Terhadap Perilaku Sosial Masyarakat

Pedagang Ikan Keliling di Kabupaten Bone (Studi Kasus Penjual Ikan Di Desa

Barugae Kecamatan Lamuru)” dengan baik. Salawat beserta salam semoga

senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita NabiMuhammad SAW. Beserta

keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya. Penelitian ini dilakukan guna

memenuhi persyaratan kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Dalam penelitian ini, penulis menyadari sepenuhnya masih terdapat banyak

kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Namun berkat

dorongan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya penelitian ini dapat

terselesaikan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun penelitian ini.

Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE., M.M., selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Page 8: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

viii

2. Bapak Ismail Rasullong, SE., M.M., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Hj. Naidah, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan

Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Asdar, SE., M.Si., selaku sekretaris Jurusan Program Studi Ekonomi

Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Bapak Drs. H. Sanusi AM, S.E., M.Si. selaku Pembimbing I yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi

selesai dengan baik.

6. Ibu Sri Andayaningsih, S.E., M.M. selaku Pembimbing II yang telah berkenan

membantu selama dalam penyusunan Skripsi hingga ujian Skripsi.

7. Bapak/Ibu asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya

kepada penulis selama mengikuti kuliah.

8. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

9. Kepada orang tua tercinta terima kasih atas segala doa, motivasi dan kasih

sayang baik secara materi dan non materi kepada penulis sehingga penulis bisa

menyelesaikan Skripsi ini .

10. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi

Pembangunan Angkatan 2015 yang yang tidak sedikit bantuan dan dorongan

dalam aktivitas studi penulis.

11. Terima Kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu

yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya

sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih sangat

jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para

pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kutikannya

demi kesempurnaan Skripsi ini. Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat

Page 9: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

ix

bagi semua pihak uatamanya kepada almamater kampus biru Universitas

Muhammadiyah Makassar

Billahi Fii Sabililhaq fastabikul Khairat !!!

Page 10: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

x

ABSTRAK

PATMISARI, 2020. Implikasi Kendala Struktural dan Kelangkaan Modal

Terhadap Perilaku Sosial Masyarakat Pedagang Ikan Keliling di Kabupaten

Bone (Studi Kasus Penjual Ikan di Desa Barugae Kecamatan Lamuru). Skripsi

Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Bapak H. Sanusi dan

Pembimbing II Ibu Sri Andayaningsih

Sumber daya perikanan perairan Teluk Bone merupakan aset strategis untuk dikembangkan dengan basis kegiatan ekonomi untuk tujuan pemakmuran masyarakat pesisir khususnya nelayan penangkap ikan dan perolehan pendapatan asli daerah. Potensi kekayaan laut tersebut memudahkan masyarakat kabupaten Bone khusunya yang terdapat di Kecamatan Lamuru Desa Barugae mudah memperoleh ikan karena penjual ikan biasa menjajakan ikannya untuk dijual kepada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh implikasi kendala struktural dan kelangkaan modal terhadap perilaku sosial masyarakat dalam melakukan penjualan ikan keliling di Desa Barugae. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa data primer dan sekunder, sedangkan informan dalam penelitian ini yaitu sebanyak tiga orang. Penelitian tersebut berlangsung selama bulan Desember. Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut, terdapat hasil penelitian bahwa sumber daya modal, tingkat daya jual, pengaruh dari luar, pengaruh pendidikan dan lain sebagainya sangat berpengaruh terhadap peningkatan penjual ikan keliling di Desa Barugae. Dari hasil penelitian ini diharapkan kedepannya penjual ikan keliling dapat meningkatkan kualitas ikan yang dijual dan dapat membuktikan bahwa perempuan juga dapat berperan dalam mewujudkan perbaikan ekonomi keluarga sampai pada ekonomi negara.

Kata kunci : Implikasi Kendala Struktural, Kelangkaan Modal, Perilaku Sosial

Page 11: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

xi

ABSTRACT

PATMISARI, 2020. Implications of Structural Constraints and Capital Scarcity for Social Behavior of Traveling Fish Traders in Bone Regency (Case Study of Fish Sellers in Barugae Village, Lamuru District). Thesis of Economic Development Study Program, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Supervisor I Mr. H. Sanusi and Supervisor II Mrs. Sri Andayaningsih

Bone Bay waters fisheries resources are a strategic asset to be developed on the basis of economic activities for the purpose of the prosperity of coastal communities, especially fishing fishermen and the acquisition of local revenue. The potential of the marine wealth makes it easy for the people of Bone district, especially in the District of Lamuru, Barugae Village to easily obtain fish because fish sellers usually sell their fish to be sold to the community. This study aims to determine the effect of structural constraints and capital scarcity implications on community social behavior in selling mobile fish in Barugae Village. This research uses qualitative research. The research methods used in this study are observation, interviews and triangulation. The data sources used in this study are primary and secondary data while the informants used in this study are as many as three people. The research took place during December. Based on the results of the study, there are results of research that capital resources, the level of selling power, external influences, the influence of education and so on are very influential on the increase of mobile fish sellers in Barugae Village. From the results of this study, it is expected that in the future itinerant fish sellers can improve the quality of fish sold and can prove that women can also play a role in bringing about improvements in the family's economy to the country's economy. Keywords: Implications of Structural Constraints, Scarcity of Capital, Social Behavior

Page 12: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................ i

HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... vi

KATA PENGANTAR .............................................................................. vii

ABSTRAK BAHASA INDONESIA ......................................................... x

ABSTRACT ............................................................................................ xi

DAFTAR ISI ........................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Implikasi Kendala Struktural ................................................. 6

B. Kelangkaan Modal ............................................................... 9

Page 13: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

xiii

C. Perilaku Sosial ..................................................................... 10

D. Tinjauan Empiris .................................................................. 12

E. Kerangka Konsep ................................................................ 16

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .................................................................... 19

B. Fokus Penelitian .................................................................. 19

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 20

D. Defenisi Operasional Variabel .............................................. 20

E. Jenis dan Sumber Data........................................................ 21

F. Populasi dan Sampel ........................................................... 22

G. Pengumpulan Data .............................................................. 22

H. Instrumen Penelitian ............................................................ 23

I. Teknik Analisis Data ............................................................ 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................... 26

B. Hasil Penelitian

Karakterisktik Responden .................................................... 43

Implikasi Kendala Struktural dan Kelangkaan Modal ............ 49

Perilaku Sosial Masyarakat .................................................. 52

C. Pembahasan ........................................................................ 53

Page 14: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

xiv

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................ 55

B. Saran ................................................................................. 55

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

Page 15: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tinjauan Empiris .................................................................................. 15

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ............................................................. 21

Tabel 4.1 Jumlah Kecamatan di Kabupaten Bone ............................................ 28

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ................................. 40

Tabel 4.3 Karakteristik Responden .................................................................... 43

Page 16: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian .......................................................... 17

Gambar 4.1 Denah Lokasi Kabupaten Bone...................................................... 27

Gambar 4.2 Denah Lokasi Kecamatan di Kabupaten Bone .............................. 27

Page 17: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah mencatat bahwa Bone merupakan salah satu kerajaan besar di

nusantara pada masa lalu. Kerajaan Bone yang didirikan oleh Manurung

Rimatajang pada tahun 1330, pernah mencapai puncak kejayaannya pada

masa pemerintahan Latenritatta Towappatunru Daeng Serang Datu Mario

Riwawo Aru Palakka Malampee Gemmekna Petta Torisompae Matinroeri

Bontoala, pertengahan abad ke-17 . Pada masa itu, masyarakat Bone yang

didominasi oleh suku Bugis tersohor bukan hanya sebagai pelaut dan pedagang

yang tangguh, melainkan juga petani yang ulet, handal dan produktif (Pudjianto,

2006:44).

Cermin kemasyhuran warga Bone dan suku Bugis khususnya dibidang

pertanian masih terlihat sampai sekarang. Data sensus penduduk tahun 2003

menunjukkan bahwa 72,2 persen penduduk Bone berusia 15 tahun ke atas

bekerja dan hidup dari sektor pertanian. Dari jumlah itu, sebesar 97,4 persen

adalah warga suku Bugis. Etos kerja yang tinggi dan sistem pertanian yang baik

membuat Bone di kenal sebagai lumbung padi. Bahkan bukan hanya di

Sulawesi Selatan, melainkan juga di kawasan timur Indonesia.

Pertanian telah menjadi tiang utama kegiatan ekonomi Bone. Tahun

2002 nilainya mencapai Rp 2,2 triliun. Yang merupakan 65 persen total kegiatan

daerah. Angka itu lebih kecil dibanding tahun 1999 dan 2000 yang mencapai

67,7 dan 66,3 persen. Tanaman bahan makanan menjadi penyumbang terbesar

1

Page 18: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

2

pendapatan asli daerah. Dominannya sektor pertanian di Bone juga tercermin

dari luas wilayah Kabupaten Bone yang sebagian besar merupakan lahan

persawahan dan tegalan. Data BPS tahun 2002 menyebutkan, dari 4.559 km

persegi luas Kabupaten Bone, 88.449 ha merupakan lahan persawahan,

120.524 ha lahan tegalan/ladang, dan 43.052 ha lahan perkebunan. „Hanya‟

11.148 ha lahan untuk tambak/empang dan 145.073 ha merupakan hutan.

Meskipun Bone menjadi daerah sentral penghasil bahan makanan,

dalam mata rantai perdagangan hasil pertanian, para petani yang notabene

menjadi aktor utama produksi dan merupakan mayoritas penduduk Bone justru

tidak bisa menikmati keuntungan yang memadai. Segelintir spekulan dan

tengkulak yang menguasai jalur perdagangan yang justru selama ini meraup

untung besar. Tidak sulit untuk mendapatkan petani Bone yang terlilit hutang

para tengkulak. Akibatnya taraf hidup masyarakat Bone terbilang rendah jika

dibandingkan dengan potensi dan kemampuan di miliki.

Sumberdaya perikanan Indonesia, khususnya yang berada di wilayah

perairan Teluk Bone Provinsi Sulawesi Selatan merupakan aset strategis untuk

dikembangkan dengan basis kegiatan ekonomi untuk tujuan pemakmuran

masyarakat pesisir khususnya nelayan penangkap ikan dan peningkatan

perolehan pendapatan asli daerah. Salah satu sumberdaya ikan di perairan

Teluk Bone yang potensinya cukup besar adalah ikan cakalang yang

diperkirakan ikan cakalang menjadikan perairan Teluk Bone sebagai tempat

mencari makan (feeding ground) dan tempat pembesaran (nursery ground)

serta wilayah lintasan migrasinya (Mallawa, 2009).

Page 19: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

3

Penelitian ini ditujukan untuk melihat gejala yang muncul akibat fakta

sosial yang dijelaskan di atas. Artinya, gambaran tentang potensi dan

sumberdaya sosial, ekonomi dan alam di Kabupaten Bone memberi solusi atas

permasalahan yang mengalami masalah sosial yang timbul akibat terjadinya

ketimpangan strategi pembangunan dengan penguatan sumber daya lokal

selama ini.

Sumberdaya perikanan Indonesia, khususnya yang berada di wilayah

perairan Teluk Bone Provinsi Sulawesi Selatan merupakan aset strategis untuk

dikembangkan dengan basis kegiatan ekonomi untuk tujuan pemakmuran

masyarakat pesisir khususnya nelayan penangkap ikan dan peningkatan

perolehan pendapatan asli daerah. Salah satu sumber alam yang menonjol

seperti ikan di perairan Indonesia seperti di Teluk Bone yang potensinya cukup

besar adalah ikan cakalang, di mana diperkirakan ikan cakalang menjadikan

perairan Teluk Bone sebagai tempat mencari makan (feeding ground) dan

tempat pembesaran (nursery ground) serta wilayah lintasan migrasinya

(Mallawa, 2009).

Kegiatan usaha perikanan di Kabupaten Bone dalam periode 2014-2017

produksinya dari tahun ke tahun berfluktuasi. Produksi perikanan budidaya

tambak pada tahun 2014 sebanyak 115.674 ton kemudian pada tahun 2015

naik menjadi 116.377 ton, pada tahun 2016 meningkat menjadi 151.770 ton dan

pada tahun 2017 turun menjadi 137.655 ton. Sedangkan produksi perikanan

dengan budidaya di kolam pada tahun 2017 sebanyak 401 ton (BPS, 2017).

Page 20: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

4

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dua tahun terakhir bahwa

produksi ikan sangat memadai di Kabupaten Bone. Hal tersebut juga diimbangi

dengan kebutuhan masyarakat sehari-hari akan mengkomsumsi ikan. Namun,

kendalanya yaitu terletak pada distribusi khususnya di wilayah penjualan ikan

keliling Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone. Hal tersebut dikarenakan ketika

masa paceklik ikan semakin meningkat harga jualnya sehingga berdampak

kepada modal penjual untuk menjajalkan dagangan ikannya dari desa ke desa

yang terdapat di Kabupaten Bone.

Melihat kondisi permasalahan diatas, maka dari itu peneliti ingin

melakukan penelitian yang mengarah kepada analisa atau analisis implikasi

kendala struktural dan pengaruh kelangkaan modal terhadap perilaku sosial

masyarakat. Sehingga penulis berinisiatif mengangkat judul penelitian

“Implikasi Kendala Struktural dan Kelangkaan Modal Terhadap Perilaku

Sosial Masyarakat Pedagang Ikan Keliling di Kabupaten Bone (Studi

Kasus Penjual Ikan di Desa Barugae Kecamatan Lamuru)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas , adapun yang

menjadi rumusan masalah dari penelitian ini yaitu “Bagaimana pengaruh

implikasi kendala struktural dan kelangkaan modal terhadap perilaku sosial

masyarakat pedagang ikan keliling di Kabupaten Bone ?”.

Page 21: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

5

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui

pengaruh implikasi kendala struktural dan kelangkaan modal terhadap perilaku

sosial masyarakat pedagang ikan keliling di Kabupaten Bone.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan berdaya guna sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoretis

a. Diharapkan mampu menambah khazanah keilmuan dalam bidang

budaya khususnya mengenai lingkup perekonomian.

b. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan menambah

wawasan bagi pembaca baik dari kalangan akademis maupun

masyarakat umum tentang pengaruh implikasi kendara struktural dan

kelangkaan modal terhadap perilaku sosial masyarakat pada pedagang

ikan keliling.

c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan referensi bagi

penelitian selanjutnya.

2. Secara Praktis

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran bagi tempat penelitian

b. Bagi peneliti lain hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dan

informasi tentang pengaruh implikasi kendara struktural dan kelangkaan

modal terhadap perilakuka sosial masyarakat pada pedagang ikan keliling.

Page 22: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Implikasi Kendala Struktural

1. Implikasi

Implikasi dalam bahasa Indonesia adalah efek yang ditimbulkan di

masa depan atau dampak yang dirasakan ketika melakukan sesuatu.

Implikasi adalah akibat langsung yang terjadi karena suatu hal misalkan

penemuan atau karena hasil penelitian. Implikasi memiliki makna bahwa

sesuatu yang telah disimpulkan dalam suatu penelitian yang lugas dan

jeslas (Anonim, 2016).

Menurut Islamy (2003, 114-115), implikasi merupakan segala

sesuatu yang telah dihasilkan dengan adanya proses perumusan kebijakan.

Dengan kata lain implikasi adalah akibat-akibat dan konsekuensi-

konsekuensi yang ditimbulkan dengan dilaksanakannya kebijakan atau

kegiatan tertentu. Menurut Silalahi (2005: 43), implikasi adalah akibat yang

ditimbulkan dari adanya penerapan suatu program atau kebijakan, yang

dapat bersifat baik atau tidak terhadap pihak-pihak yang menjadi sasaran

pelaksanaan program atau kebijaksanaan tersebut. Implikasi dalam

pendidikan adalah keterlibatan tersebut berperan tersebut dalam

mematangkan berbagai konsep pendidikan dari segi landasan pendidikan

itu sendiri.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka yang dimaksud

dengan implikasi dalam penelitian ini adalah suatu akibat yang terjadi atau

6

Page 23: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

7

ditimbulkan pelaksanaan kebijakan atau program tertentu bagi sasaran

pelaksanaan program baik yang bersifat baik atau tidak baik (Anonim,

2011).

2. Kendala

Kata kendala berarti penghambat dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia diterjemahkan sebagai hal, keadaan atau penyebab lain yang

menghambat (merintangi, menahan, menghalangi). Sedangkan pengertian

dari hambatan adalah sesuatu yang dapat menghalangi kemajuan atau

pencapaian suatu hal. Pada penelitian ini faktor penghambat proses

pelaksanaan proyek konstruksi didefinisikan sebagai hal, keadaan yang

dapat merintangi, menahan dan menghalangi proses pelaksanaan

konstruksi.

Dalam mengimplementasi ide-ide sebagai solusi dari suatu

permasalahan atau mengatasi kendala, Goldratt mengembangkan lima

langkah yang berurutan agar proses perbaikan lebih terfokus dan

memberikan pengaruh positif yang lebih baik bagi sistem sebelumnya.

Langkah-langkah tersebut adalah:

a. Identifikasi sumber daya kendala (Constraints) dalam sistem, yaitu

memprioritaskan menurut pengaruh terhadap tujuan. Walaupun

mungkin ada banyak kendala dalam suatu waktu, biasanya hanya

sedikit kendala yang sesungguhnya dalam sistem itu.

Page 24: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

8

b. Putuskan bagaimana menghilangkan kendala tersebut, pada tahap ini

ditentukan bagaimana menghilangkan kendala yang telah ditemukan

dengan mempertimbangkan perubahan dengan biaya terendah.

c. Subordinatkan sumber daya lain untuk mendukung langkah

menagguhkan hal-hal yang lain yang bukan kendala dari pertimbangan

pembuatan keputusan. Alasannya, segala sesuatu yang hilang pada

kendala tidak memberikan pengaruh karena sumber-sumber daya itu

masih cukup tersedia.

d. Lakukan kendala untuk memperbaiki performansi constraint sistem.

Memperioritaskan solusi masalah pada kendala sistem tidak

memuaskan.

e. Kembali ke langkah pertama untuk peningkatan terus menerus, jika

langkah-langkah sebelumnya memunculkan kendala-kendala baru

dalam sistem tersebut

3. Struktural

Struktural merupakan suatu penelaahan literatur di bidang sosiologi

dan administrasi negara yang memusatkan perhatiannya pada birokrasi

akan segera bahwa istilah tersebut sering digunakan untuk menunjuk suatu

tipe organisasi bagi sejumlah perkantoran yang secara hirarkis

berhubungan satu sama lain.

Dalam pengertian ini kata tersebut jelas menunjuk pada suatu

struktur, bukan fungsi, tetapi masih terdapat perbedaan besar dalam definisi

tentang struktur yang di tunjuk. Apabila birokrasi di definisikan sebagai

Page 25: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

9

suatu hirarki dari kantor-kantor di bawah otoritas dari seorang kepala, maka

konteks ini suda jelas. Maka dari itu birokrasi di bedakan tidak hanya oleh

konteksnya tetapi juga oleh isinya. Sehingga dapat di definisikan birokrasi

sebagai suatu hirarki kantor di bawah otoritas seorang pimpinan. Ini berarti

mengeluarkan faktor pimpinan dari konsep birokrasi.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulkan bahwa implikasi

kendala struktural merupakan sesuatu perumusan kebijakan yang memiliki

beberapa rintangan yang berbasis tersistematis, khususnya para pedagang ikan

keliling ini harus memiliki kebijakan untuk menghadapi rintangan atau hambatan

dalam melakukan penjualan di Desa Barugae.

B. Kelangkaan Modal

Kekurangan modal berupa uang untuk membiayai kegiatan produksi

biasanya dihadapi negara miskin dan negara yang sedang berkembang,

misalnya kendala modal untuk pengadaan bahan mentah, membayar gaji, dan

pembayaran lainnya. Kelangkaan (Scarity) dalam Ilmu Ekonomi merupakan

suatu pengertian yang relatif. Kelangkaan merupakan situasi atau suatu

keadaan yang dimana jumlah sumber daya yang ada dirasakan kurang atau

tidak cukup untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia.

Keterbatasan dalam sumber daya, menyebabkan manusia perlu mencari cara

yang terbaik untuk mengelola sumber daya tersebut (Setiawan, 2019).

Kelangkaan atau kekurangan berlaku sebagai akibat dari ketidak

simbangan antara kebutuhan masyarakat dengan faktor-faktor produksi yang

tersedia dalam masyarakat atau yang disedikan oleh alam. Di satu pihak, dalam

Page 26: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

10

setiap masyarakat selalu terdapat keinginan yang relatif tidak terbatas untuk

menikmati semua jenis barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan

mereka. Sebaliknya dilain pihak, sumber-sumber daya atau faktor-faktor

produksi yang dapat digunakan untuk menghasilkan barang-barang tersebut,

relatif terbatas. Oleh kerenanya masyarakat tidak dapat memperoleh dan

menikmati semua barang yang mereka butuhkan atau inginkan. Mereka perlu

membuat dan menentukan pilihan.

C. Perilaku Sosial Masyarakat

Pembentukan perilaku tidak dapat terjadi dengan sendirinya atau dengan

sembarang saja. Pembentukannya senantiasa berlangsung dalam interaksi

manusia, dan berkenaan dengan objek tertentu. Menurut W.A. Gerungan,

perilaku dapat terbentuk karena adanya faktor-faktor intern dan faktor-faktor

ekstern individu yang memegang peranannya.

Faktor intern adalah faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu

sendiri, ini dapat berupa selectivity atau daya pilih seseorang untuk menerima

dan mengelola pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. Dan faktor ekstern

adalah faktor yang terdapat di luar pribadi manusia yang bersangkutan, ini dapat

berupa interaksi sosial di luar kelompok. Perilaku dapat terbentuk melalui

empat macam cara, yaitu adopsi, deferensial, integrasi, dan trauma.

Perilaku Sosial mengatakan perilaku manusia tidak lepas dari keadaan

individu itu sendiri dan lingkungan bahwa individu tersebut berada. Perilaku

Sosial adalah aktifitas fisik dan psikis seseorang terhadap orang lain atau

sebaliknya dalam rangka memenuhi diri atau orang lain yang sesuai dengan

Page 27: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

11

tuntutan sosial. Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang

merupakan keharusan untuk menjamin keberadaan manusia, artinya bahwa

kelangsungan hidup manusia berlangsung dalam suasana saling mendukung

dalam kebersamaan. Perilaku sosial memusatkan perhatiannya kepada antar

hubungan antara individu dan lingkungannya yang terdiri atas bermacam-

macam objek sosial dan non sosial atau tidak menyenangi objek tersebut.

Perilaku sosial seseorang merupakan sifat relatif untuk menanggapi orang lain

dengan cara-cara yang berbeda. Misalnya dalam kerjasama, ada orang yang

melakukan dengan tekun, sabar dan selalu mementingkan kepentingan

bersama diatas kepentingan pribadinya (Nisrima, dkk, 2016:195).

Manusia sebagai makhluk sosial berarti manusia sebagai makhluk yang

memiliki dimensi kebersamaan dengan orang lain. Teori Psikoanalisa misalnya,

menyatakan bahwa manusia memiliki pertimbangan moral sosial (super ego)

ketika dihadapkan pada pilihan-pilihan berperilaku. Sedangkan ilmu humaniora

menjelaskan realitas sosial sebagai sebuah organisme hidup dalam bentuk

teori-teori sosial tentang kehidupan manusia dalam bentuk masyarakat.

Menurut teori psikososial maupun teori perkembangan kognitif

menyatakan bahwa perilaku yang ada pada diri seseorang berlandasan pada

pertimbangan-pertimbangan moral kognitif. Selanjutnya, masalah aturan,

norma, nilai, etika, akhlak dan estetika adalah hal-hal yang sering didengar dan

selalu dihubungkan dengan konsep moral ketika seseorang akan menetapkan

suatu keputusan perilakunya.

Page 28: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

12

Diri manusia dalam setiap insan terdapat dua faktor utama yang sangat

menentukan kehidupannya, yaitu fisik dan ruh. Pemahaman terhadap kedua

faktor ini memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap seseorang

berperilaku dalam realitas kehidupannya. Kedua faktor ini memiliki ruang dan

dimensi yang berbeda. Jika yang pertama adalah sesuatu yang sangat mudah

untuk diindra, tampak dalam bentuk perilaku, namun pada faktor yang kedua

hanya dapat dirasakan dan menentukan terhadap baik buruknya suatu perilaku.

D. Tinjauan Empiris

Puti andiny pada tahun 2017 dengan judul analisis tingkat keuntungan

pedagang ikan di kecamatan peurelak aceh timur puti dengan jurnal samudra

ekonomika, vol. 1 No. 1 Fenomena pedagang ikan eceran merupakan strategi

pemasaran dalam perdagangan ikan khususnya di pasar pajak ikan. Ikan yang

dibeli pada pedagang pengumpul (muge) atau pada pedagang pengumpul

(Toke Ikan) atau pada petani tambak penghasil ikan, guna untuk menampung

stok ikan di pasar ikan untuk dijual eceran kepada masyarakat konsumen.

Penjualan ikan di Pajak Ikan yang masih pasar tradisional dengan harga

yang sangat bersaing antara pengecer ikan lainnya, sehingga pada saat ikan

membludak sering pedagang ikan eceran ini mengalami kerugian. Menyikapi

keadaan ini, bahwa pedagang ikan sebagai pengusaha kecil informal akan

selalu dihadapkan pada berbagai kendala keterbatasan, khususnya

keterbatasan skala usaha, manajemen usaha, modal, dan pemasaran. Salah

satu pelaku usaha yang terlibat tersebut adalah para pedagang ikan yang ada di

Kecamatan Peureulak.

Page 29: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

13

Maradou pada tahun 2017 dengan judul Peran Perempuan Penjual Ikan

Keliling dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga di Kelurahan Tumumpa Dua

Kecamatan Tuminting Kota Manado dengan jurnal Akulturasi Vol. 5 No. 10

Sumberdaya perikanan Indonesia yang melimpah belum diimbangi oleh kualitas

sumberdaya manusia pesisir dan sarana penunjang pesisir lainnya, hal ini

membuat masyarakat nelayan masih menjadi masyarakat golongan ekonomi

rendah. Satria (2009), menyatakan bahwa kemiskinan masyarakat pesisir dapat

dibagi tiga macam, yaitu kemiskinan struktural, kemiskinan kultural, dan

kemiskinan alamiah. Kusnadi (2003), menambahkan bahwa kemiskinan yang

melekat pada masyarakat pesisir itu disebabkan oleh struktur yang tidak

mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat serta budaya yang masih

melekat dalam masyarakat tersebut. Tingkat sosial ekonomi dan kesejahteraan

hidup yang rendah masyarakat nelayan, menyebabkan nelayan menjadi lapisan

sosial yang paling miskin.

Bintang Dwitya Cahyono Dan Mochammad Nadjib dalam jurnal Implikasi

Kendala Struktural Dan Kelangkaan Modal Terhadap Perilaku Sosial Ekonomi

Nelayan pada tahun 2015. Tulisan ini membahas secara mendalam modal dan

investasi yang dibutuhkan nelayan serta hambatan struktural yang

mempengaruhi perilaku sosial ekonomi masyarakat nelayan. Diharapkan dari

pembahasan secara mendalam terhadap perilaku sosial ekonomi nelayan, akan

dapat diungkap hambatan struktural dan kondisi sosial ekonomi serta budaya

masyarakat nelayan. Dengan demikian akan dapat dipahami permasalahan riil

yang dihadapi nelayan, sehingga program kebijakan yang diterapkan untuk

Page 30: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

14

masyarakat nelayan bisa cocok dan sesuai implementasinya untuk berbagai

komunitas nelayan.

Jurnal Ilmiah yang berjudul Pembinaan Perilaku Sosial Remaja

Penghuni Yayasan Islam Media Kasih Kota Banda Aceh. Hal tersebut dijadikan

sebagai sumber refensi dikarenakan jurnal tersebut mengkaji terkait perilaku

sosial tapi lebih ditekankan kepada remaja. Maka dari itu, penelis mengemas

karya tulis ini dengan mengkaji kepada perilaku masyarakat yang dijadikan

referensi dalam menyelesaikan penelitian ini.

Menurut Saratturahmi dalam Jurnal Ekonomi Pertanian Unimal pada

tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

Pengaruh Modal Dan Permintaan Terhadap Pendapatan Pedagang Ikan

Tongkol Lisong di Kota Lhokseumawe. Data yang digunakan dalam penelitian

ini ialah data primer yang diperoleh dari survey. Metode analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Model Regresi Linear Berganda. Variabel

yang diteliti sudah terbebas dari uji asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukkan

secara simultan variabel modal dan permintaan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pendapatan pedagang ikan tongkol lisong di Kota

Lhokseumawe.

Lubis pada tahun 2007 Analisis Pendapatan Dan Strategi Pemasaran

Ikan Kerapu Tangkap (Ephinephelus Tauvina) Di Kabupaten Serdang Bedagai.

Kondisi pedagang yang mengelola ikan kerapu didaerah penelitian tentunya

berbeda perlakukannya dalam setiap mengelola usaha pemasarannya. Suatu

produk akan lebih dikenal apabila dipromosikan. Berdasarkan penelitian

Page 31: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

15

tersebut peneliti sering mendengar bahwa ikan kerapu yang berasal dari

perairan laut Selat Malaka wilayah Serdang Bedagai dan sekitarnya memiliki

cita rasa yang manis dan daging ikannya lebih lembut.

Tabel 2.1 Tinjauan Empiris

No. Nama Penulis Tahun Metode Hasil

1. Puti Andiny 2007

Metode Penelitian yang digunakan yaitu

penelitian kuantitatif

Penjualan ikan di Pajak Ikan yang masih pasar tradisonal dengan harga yang sangat bersaing antara pengecer ikan lainnya, sehingga pada saat ikan membludak sering pedagang ikan eceran ini mengalami kerugian.

2. Maradou 2017

Metode Penelitian yang digunakan yaitu

penelitian kualitatif

Sumberdaya perikanan Indonesia yang melimpah belum diimbangi oleh kualitas sumberdaya manusia pesisir dan sarana penunjang pesisir lainnya, hal ini membuat masyarakat nelayan masih menjadi masyarakat golongan ekonomi rendah

Page 32: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

16

3. Bintang Dwitya Cahyono Dan Mochammad

Nadjib

2015

Metode Penelitian yang digunakan yaitu

penelitian kualitatif

membahas secara mendalam modal dan investasi yang dibutuhkan nelayan serta hambatan struktural yang mempengaruhi perilaku sosial ekonomi masyarakat nelayan

4. Lubis 2007

Metode Penelitian yang digunakan yaitu

penelitian kualitatif

Kondisi pedagang yang mengelola ikan kerapu didaerah penelitian tentunya berbeda perlakukannya dalam setiap mengelola usaha pemasarannya.

5. Saratturahmi 2018

Metode penelitian yang

digunakan metode regresi linear berganda

untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Modal Dan Permintaan Terhadap Pendapatan Pedagang Ikan Tongkol Lisong di Kota Lhokseumawe. Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data primer yang diperoleh dari survey

E. Kerangka Konsep

Pedagang ikan keliling merupakan pedagang (muge) yang berjualan

secara keliling masuk kampung dari rumah ke rumah melalui jalan desa yang

Page 33: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

17

bisa dilaluinya. Hal ini menggambarkan aktivitas penjualan merupakan cerminan

kegiatan ekonomi yang tidak dapat berdiri sendiri tetapi senantiasa

menunjukkan adanya saling ketergantungan satu sama lainnya. Pedagang

pengumpul umumnya membeli langsung ditempat pemangkalan ikan

(tangkapan) atau tempat penjualan ikan (TPI) yang ada dibeberapa tempat.

Fenomena pedagang ikan keliling merupakan strategi pemasaran

lainnya dalam perdagangan ikan. Ikan yang semula dijual di dalam pasar saat

ini menggunakan perantara pedagang keliling dimana jangkauan atau

kemampuan jelajah dan kapasitas ikan yang dijual beragam. Menggunakan

sarana bergerak roda dua bermuatan lebih dari 15 kilogram, ikan dapat sampai

ke tangan konsumen dengan lebih mudah dan dalam keadaan yang masih

segar, dan sekali-sekali ada ikan segar yang masih hidup atau belum digunakan

es. Sehingga harga jual laku dipasaran dengan harga yang cukup relevan bagi

warga desa Barugae.

Kondisi harga pada ikan yang ditawarkan oleh produsen kepada

konsumen relatif stabil dan tidak mengalami kenaikan, artinya nelayan tidak

mendapatkan untung lebih dari penjualan ikan tersebut. Hasil tangkapan

Nelayan selalu mengharapkan hasil tangkapan ikan agar selalu mengalami

peningkatan setiap harinya. Hal tersebut dapat menyebabkan pendapatan

nelayan terus mengalami peningkatan lewat penjual ikan keliling yang menjadi

sumber penghasilan warga di pelabuhan Bajoe.

Adapun kerangka konsep dari penelitian itu dimulai dari Masyarakat

Desa Barugae, kemudian Implikasi kendala struktural yang terdiri atas beberapa

Page 34: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

18

indikator dan bagian setelah itu yaitu perilaku sosial masyarakat kemudian

terkahir yaitu merujuk kepada hasil penelitian.

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Implikasi Kendala Struktural dan Kelangkaan Modal a) Sumber Daya Modal b) Minat Konsumsi c) Tingkat Daya Jual

Pedagang Ikan Keliling

Perilaku sosial masyarakat a) Ilmu Pengetahuan yang

diperoleh b) Pengaruh dari luar c) Lingkungan Sekitar

Masyarakat Desa Barugae

Hasil Penelitian

Page 35: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipilih adalah deskriptif kualitatif. Metode penelitian

kualitatif merupaka metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah.

Serta metode penelitian yang digunakan ini yaitu jenis metode penelitian

berbasis studi kasus. Studi kasus merupakan jenis penelitian yang melakukan

eksplorasi secara mendalam terhadap program, kejadian, proses, aktivitas,

terhadap satu atau lebih orang (Sugiyono, 2014:15). Penelitian ini dilaksanakan

untuk memperoleh gambaran atau peta mengenai jenis, kriteria dan lokasi

penyandang masalah sosial serta potensi dan sumber kesejahteraan sosial

secara kualitatif di Kabupaten Bone. Deskriptif yang dimaksud adalah mencari

dan menggali persepsi yang ada dan berkembang di masyarakat dengan

menggali kenyataan sosial yang ada dan mengkaitkannya dengan budaya yang

dimiliki oleh anggota masyarakat. Yakni simbol-simbol penyampaian dan

penetapan suatu gejala sosial sebagai kenyataan yang ada di sekeliling

masyarakat dan yang dialami oleh anggota masyarakat.

B. Fokus Penelitian

Peneliti ini ingin memahami tingkat perekonomian masyarakat

kabupaten Bone melalui tingkat penjualan masyarakat di Kecamatan Lamuru

secara lebih baik. Fokus berikut ini dia buat setelah melakukan pengkajian

19

Page 36: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

20

kepustakaan yang relevan, dan juga mengamati beberapa penjual ikan keliling

sebagai studi awal. Pada kenyataannya, deskripsi tentang fokus ini bisa cukup

panjang dan kaya dengan data-data empiris hasil pengamatan awal (preliminary

research). Fokus penelitian merupakan ketentuan objek yang akan diteliti (

Anggito, 2018). Adapun Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri

atas objek atau subjek yang mempunyain kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajarari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Sedangkan sampel merupakan bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014:119).

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pedagang ikan keliling di

Desa Barugae. Sedangkan teknik pengambilan sampel yaitu sampling insidental

yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang

secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan

sebagai sampel, bila dipandang orang yang dianggap cocok sebagai sumber

data.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Bone tepatnya berlokasi di

Kecamatan Lamuru, Desa Barugae. Alasan pemilihan lokasi tersebut karena

mempunyai tingkat keberhasilan keuntungan pedagang ikan keliling yang relatif

tinggi. Adapun waktu penelitian tersebut dilakukan selama dua bulan yaitu pada

bulan November-Desember tahun 2019.

Page 37: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

21

D. Defenisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah salah satu operasional yang diberikan

pada suatu variabel atau dengan cara memberikan arti kegiatan ataupun

membenarkan suatu operasional yang perlu mengukur variabel tersebut (Umar

dalam Khakim, Mendefinisikan secara operasional suatu konsep sehingga dapat

diukur, dicapai dengan melihat pada dimensi tingkah laku atau properti yang

ditunjukkan oleh konsep dan mengkategorikan hal tersebut menjadi elemen yang

dapat diamati dan dapat diukur (Setyawan, 2017). Berikut ini adalah definisi

operasional variabel daam penelitian ini.

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Konsep Variabel

Pengaruh

Implikasi Kendala Struktural dan

kelangkaan Modal

Perilaku Sosial Masyarakat

Pedagang Ikan Keliling

Page 38: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

22

E. Jenis dan Sumber data

1. Jenis Data

Terdapat dua jenis data yang digunakan, yaitu:

a. Data Primer, data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner dan

data hasil wawancara peneliti dengan narasumber. Data yang diperoleh

dari data primer ini harus diolah lagi. Sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data (Sujarweni, 2015: 89).

b. Data Sekunder, yaitu data yang didapatkan dari buku, jurnal, artikel, web,

dan sebagainya. Data yang diperoleh dari data sekunder ini tidak perlu

diolah lagi. Sumber yang tidak langsung memberikan data pada

pengumpulan data (Sujarweni, 2015: 89).

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek darimana data

diperoleh. Adapun yang dijadikan sumber data adalah pedagang ikan keliling

yang melakukan penjualan di sekitar Desa Barugae.

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam

memperoleh data, yaitu:

1. Teknik Wawancara (Interview)

Teknik pengumpulan data yang digunakan selain kuesioner/angket

adalah teknik wawancara. Teknik wawancara merupakan teknik tanya jawab

yang dilakukan oleh peneliti kepada responden. Dalam penelitian ini, teknik

Page 39: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

23

wawancara digunakan untuk menghimpun informasi tentang tingkat

penjualan pedagang ikan keliling di Kabupaten Bone, Kota Makassar.

2. Teknik Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berupa tulisan, gambar, atau karya monumental dari

seseorang. Misalnya hasil foto yang diambil pada saat kegiatan observasi,

wawancara, dan pembagian kuesioner di lapangan (Sugiyono, 2015). Dalam

penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi berupa foto yang diabadikan

pada saat kegiatan penyebaran kuesioner dan pengolahan data.

G. Instrumen Penelitian

Penelitian ini pengumpulan datanya menggunakan kuesioner. Kuesioner

adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal

yang ia ketahui (Arikunto, 2013: 194).

H. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif dilakukan apabila data empiris yang diperoleh

adalah data kualitatif berupa kumpulan berwujud kata-kata dan bukan rangkaian

angka serta tidak dapat disusun dalam kategori-kategori/struktur klasifikasi.

Data bisa saja dikumpulkan dalam aneka macam cara (observasi, wawancara,

intisari dokumen, pita rekaman) dan biasanya diproses terlebih dahulu sebelum

siap digunakan (melalui pencatatan, pengetikan, penyuntingan, atau alih tulis),

tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang biasanya disusun ke

Page 40: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

24

dalam teks yang diperluas, dan tidak menggunakan perhitungan matematis atau

statistika sebagai alat bantu analisis.

Menurut penarikan kesimpulan atau verifikasi. Terjadi secara bersamaan

berarti reduksi data , penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verivikasi

sebagai sesuatu yang saling jalin menjalin merupakan proses siklus dan

interaksi pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam

bentuk sejajar yang membangun wawasan umum yang disebut “analisis” (Ulber

Silalahi, 2009: 339).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif

mencakup transkip hasil wawancara, reduksi data, analisis, interpretasi data dan

triangulasi. Dari hasil analisis data yang kemudian dapat ditarik kesimpulan.

berikut ini adalah teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti:

1. Reduksi data, merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan

mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan

akhirnya dapat ditarik dan diverivikasi. Reduksi data atau proses transformasi

ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, sampai laporan akhir lengkap

tersusun. Jadi dalam penelitian kualitatif dapat disederhanakan dan

ditransformasikan dalam aneka macam cara: melalui seleksi ketat, melalui

ringkasan atau uraian singkat, menggolongkan dalam suatu pola yang lebih

luas, dan sebagainya.

2. Triangulasi, Selain menggunakan reduksi data peneliti juga menggunakan

teknik Triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Dimana

Page 41: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

25

dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil

wawancara terhadap objek penelitian (Moloeng, 2004:330)

3. Menarik Kesimpulan

Kegiatan analisis ketiga adalah menarik kesimpulan dan verifikasi. Ketika

kegiatan pengumpulan data dilakukan, seorang penganalisis kualitatif mulai

mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan,

konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi.

Kesimpulan yang mula-mulanya belum jelas akan meningkat menjadi lebih

terperinci. Kesimpulan-kesimpulan “final” akan muncul bergantung pada

besarnya kumpulan-kumpulan catatan lapangan, pengkodeannya,

penyimpanan, dan metode pencarian ulang yang digunakan, kecakapan

peneliti, dan tuntutan pemberi dana, tetapi sering kali kesimpulan itu telah

sering dirumuskan sebelumnya sejak awal.

Page 42: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

26

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Kondisi Umum Desa Barugae

Kabupaten Bone merupakan kabupaten yang memiliki lautan luas

disertai dengan beberapa kecamatan. Kabupaten Bone merupakan salah satu

kabupaten di pesisir timur Provinsi Sulawesi selatan yang berjarak 174 km

dari kota Makassar . Mempunyai garis pantai sepanjang 138 km dari arah

selatan ke arah utara. Secara astronomis terletak dalam posisi 4˚ 13 „ – 5˚

06‟Lintang Selatan dan antara 119 ˚42‟ – 120 º40‟ Bujur Timur dengan batas

wilayah sebagai berikut (disperin.go.id) :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan Soppeng

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sinjai dan Gowa

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Teluk Bone

Sebelah Barat berbatasan dengan kabupaten Maros, Pangkep dan Barru.

Kemudian memiliki daerah perairan sekitar, diantaranya yaitu :

Panjang Garis Pantai : 138 Km

Jumlah Kecamatan Pantai : 10 Kec.

Jumlah Kecamatan Air tawar / Minapadi : 17 Kecamatan

Jumlah Desa/Kel. Pesisir : 63 Desa/Kel

Jumlah Desa/kel. Air Tawar/Minapadi : 119 Desa/Kel.

26

Page 43: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

27

Gambar 4.1 Denah Lokasi Kabupaten Bone

Gambar 4.2 Denah Kecamatan di Kabupaten Bone

Page 44: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

28

Tabel 4.1 Jumlah Kecamatan di Kabupaten Bone

NO. KECAMATAN DESA/KELURAHAN

1 TANETE RIATTANG

1. Kelurahan Biru

2. Kelurahan Ta'

3. Kelurahan Manurunge

4. Kelurahan Watampone

5. Kelurahan Walaennae

6. Kelurahan Masumpu

7. Kelurahan Pappolo

2 TANETE RIATTANG BARAT

1. Kelurahan Macege

2. Kelurahan Mattiro Walie

3. Kelurahan Macanang

4. Kelurahan Majang

5. Kelurahan Bulu Tempe

6. Kelurahan Jeppe'e

7. Kelurahan Polewali

8. Kelurahan Palakka

3 TANETE RIATTANG TIMUR

1. Bajoe

2. Kelurahan Cellu

3. Kelurahan Panyula

4. Kelurahan Wae Tuo

5. Kelurahan Pallette

6. Kelurahan Toro

7. Kelurahan Lonrae

4 BAREBBO

1. Desa Bacu

2. Desa Lampoko

3. Desa Congko

4. Desa Wollangi

5. Desa Parippung

Page 45: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

29

6. Kelurahan Apala

7. Desa Barebbo

8. Desa Attobaja

9. Desa Kading.

10 Desa Kajaolalilldong

11. Desa Samaelo

12. Desa Corawalie

13. Desa Talungeng

14. Desa Watu

15. Desa Cinnong

16. Desa Cingkang

17. Desa Cempaniga

18. Desa Sugi Ale

5 PALAKKA

1. Desa Cinennung

2. Desa Lemoape

3. Desa Pasempe

4. Desa Usa

5. Desa Passippo

6. Desa Panyili

7. Desa Melle

8. Desa Mattanete Bua

9. Desa Mico

10. Desa Maduri

11. Desa Tanah Tengnga

12. Desa Ureng

13. Desa Bainang

14. Desa Siame

15. Tirong

Page 46: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

30

6 AWANG PONE

1. Desa Carebbu

2. Desa Cumpiga

3. Desa Paccing

4. Desa Lattekko

5. Desa Matuju

6. Desa Unra

7. Desa Kading

8. Desa Mallari

9. Desa Kajuara

10. Kelurahan Maccope

11. Desa Jaling

12. Desa Bulumpare

13. Desa Abbanuang

14. Desa Lappoase

15. Desa Awolagading

16. Desa Carigading

17. Desa Cakkebone

18. Desa Mappalo Ulaweng

7 CINA

1. Desa Arasoe

2. Desa Tanete Harapan

3. Desa Lompu

4. Desa Walenreng

5. Desa Ajang Pulu

6. Desa Padang Loang

7. Desa Abbumpungeng

8. Desa Kawerang

9. Desa Awo

10. Desa Kanco

11. Desa Cinennung

12. Kelurahan Tanete

Page 47: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

31

8 SIBULUE

1. Desa Pattiro bajo

2. Desa Massenrengpulu

3. Desa Tunreng Tellue

4. Desa Polewali

5. Desa Tadang Palie

6. Desa Cinnong

7. Desa Malluse Tasi

8. Desa Pakkasalo

9. Desa Pattiro Sompe

10. Desa Ajangpulu

11. Desa Sumpang

Minangae

12. Desa Mabbiring

13. Desa Pasaka

14. Desa Kalibong

15. Desa Pattiro Riolo

16. Desa Letta Tanah

17. Desa Manajeng

18. Desa Bulie

19. Desa Balieng Toa

20. Kelurahan Maroanging

9 ULAWENG

1. Desa Lilina Ajangale

2. Desa Cani Sirenreng

3. Desa Ulaweng Cinnong

4. Desa Pallawa Rukka

5. Desa Jompie

6. Desa Sappewalie

7. Desa Lamakkaraseng

8. Desa Mula Menre'e

9. Desa Tea Musu

Page 48: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

32

10. Desa Tea Malala

11. Desa Galung

12. Desa Tadang Palie

13. Desa Timusu

14. Desa Manurungnge

15. Desa Cinnong

10

TELLU SIATTINGE

1. Desa Palongki

2. Desa Tajong

3. Desa Ulo

4. Desa Lanca

5. Desa Itterung

6. Kelurahan Otting

7. Desa Mattoanging

8. Desa Lamuru

9. Desa Waji

10. Desa Ajjalireng

11. Desa Sijelling

12. Desa Lea

13. Desa Pada Idi

14. Desa Pongka

15. Desa Lappae

16. Desa Patangnga

17. Kelurahan Tokaseng

11 DUA BOCCOE

1. Desa Mario

2. Desa Laccori

3. Desa Pattiro

4. Desa Cabbeng

5. Desa Panyili

6. Desa Sanrangeng

7. Desa Sailong

Page 49: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

33

8. Desa Melle

9. Desa Pakkasalo

10. Desa Tawaroe

11. Desa Uloe

12. Desa Ujung

13. Desa Padang Cenga

14. Desa Lallatang

15. Desa Kampoti

16. Desa Praja Maju

17. Desa Tocina

18. Desa Tempe

19. Desa Solo

20. Desa Turu Memame

21. Kelurahan Unnyi

12 AJANGALE

1. Desa Timurung

2. Desa Allamung Patue

3. Desa Lebbae

4. Desa Telle

5. Desa Opo

6. Desa Welado

7. Kelurahan Pompanua

8. Kelurahan Pompanua

Riattang

9. Desa Pinceng Pute

10. Desa Manciri

11. Desa Pacciro

12. Desa Amessangeng

13. Desa Leppangeng

14. Desa Labissa

Page 50: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

34

13 CENRANA

1. Desa Pacubbe

2. Desa Panyiwi

3. Desa Latonro

4. Desa Watu

5. Desa Nagauleng

6. Kelurahan Cenrana

7. Desa Pallime

8. Desa Laoni

9. Desa Labotto

10. Desa Cakkeware

11. Desa Lebonge

12. Desa Ajanglasse

13. Desa Pusunge

14. Desa Pallae

15. Desa Watang Ta

16. Desa Awang Cenrana

14

AMALI

1. Desa Lili Riattang

2. Desa Mattaro Purae

3. Desa Ulaweng Riaja

4. Desa Pubbue

5. Desa Waemputtange

6. Desa Amali Riattang

7. Desa Tassipi

8. Desa Wellulang

9. Desa Benteng Tellue

10. Desa Taccipong

11. Desa Ajang Laleng

12. Desa Laponrong

13. Desa Bila

14. Desa Mampotu

Page 51: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

35

15. Desa Tocinnong

15 LAPPARIAJA

1. Desa Mattampa Walie

2. Desa Lili Riattang

3. Desa Sengeng Palie

4. Desa Tenri Pakkua

5. Desa Patangkai

6. Desa Tonronge

7. Desa Waekecce'e

8. Desa Pattukku Limpoe

9. Desa Ujung Lamuru

16 BENGO

1. Desa Samaenre

2. Desa Tungke

3. Desa Selli

4. Desa Bengo

5. Desa Mattaro Puli

6. Desa Lili Riawang

7. Desa Walimpong

8. Desa Mattiro Walie

9. Desa Bulu Allapporenge

17 MARE

1. Desa Paccing

2. Desa Mario

3. Desa Ujung Salangketo

4. Desa Tellu Boccoe

5. Desa Mattampa Walie

6. Desa Ujung Tanah

7. Desa Sumaling

8. Desa Tellongeng

9. Desa Data

10. Desa Batu Gading

11. Desa Cege

Page 52: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

36

12. Desa Kadai

13. Desa Lakukang

14. Desa Pattiro

15. Desa Lappa Upang

16. Desa Lapasa

17. Desa Karella

18. Kelurahan Padaelo

19. Desa Mattiro Walie

18 TONRA

1. Desa Biccuing

2. Desa Ujung

3. Desa Gareccing

4. Desa Bulu-Bulu

5. Desa Libureng

6. Desa Rappa

7. Desa Muara

8. Desa Bacu

9. Desa Bone Pute

10. Desa Padatuo

11. Desa Samaenre

19 PATIMPENG

1. Desa Patimpeng

2. Desa Paccing

3. Desa Massila

4. Desa Pationgi

5. Desa Talabangi

6. Desa Bulu Ulaweng

7. Desa Masago

8. Desa Latellang

9. Desa Batu Lappa

10. Desa Maddanreng Pulu

Page 53: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

37

20 SALOMEKKO

1. Desa Malimongeng

2. Desa Manare

3. Desa Ulubalang

4. Desa Gattareng

5. Desa Bellu

6. Desa Lebba

7. Desa Mappatoba

8. Kelurahan Pancaitana

21 KAJUARA

1. Desa Raja

2. Desa Abbumpungeng

3. Desa Bulu Tanah

4. Desa Gona

5. Desa Buareng

6. Desa Polewali

7. Kelurahan Padaelo

8. Desa Ancu

9. Desa Tarasu

10. Desa Lemo

11. DesaKalero

12. Desa Lappa Bosse

13. Desa Waetuo

14. Desa Pude

15. Desa Lamakkabba

16. Desa Massangkae

17. Desa Malahae

18. Desa Awang Tangka

22 PONRE

1. Desa Mappesangka

2. Desa Salebba

3. Desa Mattampae

4. Desa Pattimpa

Page 54: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

38

5. Desa Tellu Boccoe

6. Desa Turu Adae

7. Desa Salampe

8. Desa Poleonro

9. Desa Bolli

23 LIBURENG

1. Desa Tompo Bulu

2. Desa Tappale

3. Desa Polewali

4. Desa Pitumpidange

5. Desa Bune

6. Desa Swadaya

7. Desa Binuang

8. Desa Mallinrung

9. Desa Ceppaga

10. Desa Baringeng

11. Desa Mario

12. Desa Wanua Waru

13. Desa Mattiro Walie

14. Desa Poleonro

15. Desa Mattiro Bulu

16. Desa Mattiro Deceng

17. Desa Sua

18. Desa Laburasseng

19. Desa Ponre-Ponre

20. Desa Tanabatu

24 LAMURU

1. Desa Mattampa Walie

2. Desa Poleonro

3. Desa Sengeng Palie

4. Desa Mattampa Bulu

5. Desa Turu Cinnae

Page 55: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

39

6. Desa Seberang

7. Desa Massenreng Pulu

8. Desa Mamminasae

9. Desa Padaelo

10. Desa Barugae

11. Desa Barakkae

12. Kelurahan Lalebbata

25 KAHU

1. Desa Nusa

2. Desa Pasaka

3. Desa Labuaja

4. Desa Cakkela

5. Desa Balle

6. Desa Matajang

7. Desa Cenrana

8. Desa Sanrego

9. Desa Biru

10. Desa Palakka

11. Desa Tompong Patu

12. Desa Hulo

13. Desa Maggenrang

14. Desa Arellae

15. Desa Mattoanging

16. Desa Carima

17. Desa Bonto Padang

18. Desa Lallepo

19. Desa Cammilo

20. Kelurahan Palattae

26 TELLU LIMPOE

1. Desa Tellangkere

2. Desa Lagori

3. Desa Gaya Baru

Page 56: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

40

4. Desa Tapong

5. Desa Sadar

6. Desa Tondong

7. Desa Samaenre

8. Desa Bonto Masunggu

9. Desa Pallawa

10. Desa Polewali

11. Desa Batu Putih

27 BONTOCANI

1. Desa Watang Cani

2. Desa Pattukku

3. Desa Bonto Jai

4. Desa Bana

5. Desa Pammusureng

6. Desa Langi

7. Desa Era Cinnong

8. Desa Bulu Sirua

9. Desa Lamoncong

10. Desa Mattiro Walie

11. Desa Kahu

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2019

Berdasarkan Agregat Kependudukan Kabupaten Bone sampai Juni Tahun

2019, Penduduk Kabupaten Bone sebanyak 806.889 jiwa yang terdiri

atas 394.477 jiwa penduduk laki-laki dan 412.412 jiwa penduduk perempuan.

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No KECAMATAN LAKI-LAKI

PEREMPUAN JUMLAH

1 ULAWENG 13.388 14.034 27.422

2 PALAKKA 12.435 13.332 25.767

3 AWANGPONE 16.348 17.795 34.143

4 TELLU SIATTINGE 22.167 23.666 45.833

Page 57: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

41

5 AJANGALE 13.783 14.901 28.684

6 DUA BOCCOE 16.303 17.494 33.797

7 CENRANA 13.161 13.760 26.921

8 TANETE RIATTANG 25.938 27.591 53.529

9 TANETE RIATTANG BARAT 24.326 25.220 49.546

10 TANETE RIATTANG TIMUR 22.652 22.979 45.631

11 AMALI 10.248 11.338 21.586

12 TELLU LIMPOE 8.424 8.000 16.424

13 BENGO 13.553 14.080 27.633

14 PATIMPENG 8.824 9.214 18.038

15 BONTO CANI 9.042 8.869 17.911

16 KAHU 20.027 20.945 40.972

17 KAJUARA 18.064 18.570 36.634

18 SALOMEKKO 8.315 8.345 16.660

19 TONRA 7.306 7.685 14.991

20 LIBURENG 15.638 16.021 31.659

21 MARE 14.406 14.761 29.167

22 SIBULUE 17.207 18.455 35.662

23 BAREBBO 14.574 15.496 30.070

24 CINA 13.981 14.568 28.549

25 PONRE 7.551 7.748 15.299

26 LAPPARIAJA 13.702 13.916 27.618

27 LAMURU 13.114 13.629 26.743

JUMLAH TOTAL 394.477 412.412 806.889

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone, 2019

Kabupaten Bone dengan luas wilayah sekitar 4.599 Km2 atau 9,78

persen dari luas Provinsi Sulawesi Selatan. Secara administratif Kabupaten

Bone terdiri dari 27 kecamatan, 328 desa, 44 kelurahan, dan 1.299 dusun.

Kabupaten Bone mempunyai garis pantai sepanjang 138 Km yang

memanjang dari Utara ke Selatan di pesisir Teluk Bone . Secara astronomis

Kabupaten Bone terletak pada posisi 4°13‟ – 5°6‟ Lintang Selatan dan

antara 119°42‟-120°30‟ Bujur Timur. Letaknya yang dekat dengan garis

Page 58: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

42

khatulistiwa menjadikan Kabupaten Bone beriklim tropis . Kelembaban

udara sepanjang tahun rata-rata berkisar antara 77–86 persen dengan suhu

udara 24,4°C-27,6°C.

Pengembangan potensi kelautan dan perikanan di Kabupaten Bone

untuk penangkapan ikan, budidaya laut dan air payau terdapat 10 kecamatan

yang memiliki wilayah pesisir dengan jumlah desa sebanyak 63 buah, garis

pantai sepanjang 138 km. Meskipun demikian, budidaya air tawar dapat

dilakukan di 27 kecamatan di Kabupaten Bone.

Potensi lahan budidaya

a. Budidaya Air Payau, Luas areal budidaya tambak air payau 15.244 Ha

dan sudah dikelola seluas 11.632 Ha masing-masing Budidaya Bandeng

seluas 350,0 Ha, Budidaya Udang + Bandeng seluas 534 Ha, Budidaya

Bandeng seluas 275 Ha, Budidaya Kepiting Bakau : 190,0 Ha, Budidaya

Rumput Laut : 80 Ha, Budidaya Udang + Bandeng + Rumput Laut : 350

Ha, dan Budidaya Bandeng + Kepiting seluas 853 Ha.

b. Budidaya Laut (Mariculture), Pengembangan budidaya laut dilakukan di

10 kecamatan pantai dengan luasan potensial 101.638 Ha dengan

realisasi areal tergarap seluas 1.597,7 Ha.

c. Budidaya Kolam, Budidaya kolam Kabupaten Bone seluas 2.085 Ha dan

terkelola sekitar 261 Ha

Potensi armada penangkapan

Jumlah armada kapal perikanan sebanyak 3.301 unit yang terdiri dari

kapal motor berukuran ≤ 5 GT termasuk perahu tanpa motor dan motor

Page 59: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

43

tempel sebanyak 1.620 unit, kapal ukuran > 5 – 10 GT sebanyak 155 unit

dan kapal berukuran > 10 GT sebanyak 175 unit.

Potensi tenaga kerja dan kelembagaan

Adapun potensi tenaga kerja dan kelembagaan antara lain, Jumlah

pembudidaya 18.977 orang, jumlah pokdakan sebanyak 340 pokdakan dan 1

unit pengembangan perikanan (UPP), Jumlah nelayan 9.397 orang, jumlah

KUB sebanyak 226 KUB dan 1 Forum Komunikasi Kelompok Usaha

Bersama (FKKUB) dan terdapat 1 unit koperasi nelayan yaitu Koperasi Mitra

Mina Bahari yang menaungi seluruh nelayan di Kabupaten Bone.

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Penyajian data hasil penelitian ini diperoleh melalui metode

wawancara yang dilakukan kepada penjual ikan keliling yang terdapat di

Kabupaten Bone. Adapun responden yang dijadikan informan wawancara

pada penelitian saya yaitu penjual ikan keliling yang ada di Desa Barugae.

Tabel 4.3 Karakeristik Responden

No Nama Jenis Kelamin Usia Kode

1 Tisman Laki-laki 24 Tahun T

2 Rudi Laki-laki 25 Tahun R

3 Abdul Rahman Laki-laki 55 Tahun AR

Sumber : Olahan Peneliti

Page 60: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

44

Penjual ikan keliling di Desa Barugae memiliki keuntungan yang

cukup dalam setiap harinya melalui penjualan ikan yang dilakukan di Desa

Barugae.

Adapun hasil penelitian yang dilakukan pada beberapa informan

yaitu penelitian ini membahas mengenai implikasi kendala struktural dan

kelangkaan modal terhadap perilaku sosial masyarakat dalam penjualan

pedagang ikan keliling. Pedagang ikan keliling merupakan salah satu jenis

usaha yang bagus untuk dijalankan di desa Barugae karena warganya

merupakan salah satu jenis pengomsumsi ikan yang banyak terjual setiap

harinya di daerah tersebut ketika melakukan penjualan.

Demi mengetahui kendala struktural dan kelangkaan modal

terhadap penjualan ikan keliling di Desa Barugae maka dipergunakan

metode pengisian kuesioner dan wawancara sebagai alat pengumpulan data

yang paling utama. Dari data yang diperoleh mengenai indikator implikasi

kendala struktural dan perilaku sosial masyarakat dalam penjualan ikan

keliling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implikasi kendala struktural

dan kelangkaan modal terdiri dari 1) sumber daya modal; 2) minat konsumsi;

3) dan tingkat daya jual pedagang ikan keliling. Serta perilaku sosial

masyarakat terdiri dari 1) Ilmu Pengetahuan; 2) Pengaruh dari luar; dan 3)

lingkungan sekitar. Beberapa indikator diatas dapat dijelaskan sebagai

berikut :

Page 61: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

45

2. Implikasi Kendala Struktural dan Kelangkaan Modal

a. Sumber Daya Modal

Modal termasuk juga sumber daya yang penting. Unsur-unsur

modal antara lain informasi, teknologi, fasilitas fisik dan peralatan.

Informasi yang baik sangat diperlukan dalam menjalin kerja sama

dengan negara lain. Teknologi bertujuan untuk mempermudah aktivitas

atau pekerjaan manusia, hal ini berkaitan dengan penemuan baru,

mesin-mesin, dan alat telekomunikasi.

Modal merupakan suatu bagian yang menjadi penghalang

biasanya penjual untuk memulai usaha. Sama seperti halnya dengan

pendapat informan T yaitu:

“Ya. Ikan mahal jadi membutuhkan modal yang banyak untuk memulai usaha ini”. (Hasil wawancara pada tanggal 30 November 2019)

Hal tersebut senada dengan informan R, yaitu sebagai berikut :

“Mappamula usaha iyede parellu modala maega. Yaku lakunna biasa engka lalenna siesso biasa to dega’ tapi ya marapee ya lakue”. (Hasil wawancara pada tanggal 14 Desember 2019) Artinya : Untuk memulai usaha ini butuh modal yang tidak sedikit. Kalau untuk mengenai lakunya ika tersebut dalam satu hari biasa ada biasa juga tidak ada yang laku sama sekali.

b. Minat Konsumsi

Pola konsumsi suatu susunan kebutuhan seseorang terhadap

barang dan jasa yang akan dikonsumsi dan tergantung berdasarkan

Page 62: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

46

pendapatan dalam jangka waktu tertentu. Perlu diketahui bahwa pola

konsumsi seseorang berbeda dengan orang yang lainnya. Hal ini

tergantung dari besarnya pendapatan seseorang tersebut untuk

memenuhi kebutuhan konsumsinya. Seseorang juga akan menyusun

kebutuhan konsumsinya berdasarkan prioritas yang pokok kemudian

sekunder. Seperti misalnya kebutuhan pokok adalah kebutuhan untuk

makan, pendidikan, dan kesehatan. Sedangkan yang termasuk ke dalam

kebutuhan sekunder adalah hiburan dan rekreasi. Sehingga ketika

pendapatan seseorang tersebut mengalami penurunan, maka orang

tersebut akan memangkas kebutuhan sekunder nya kemudian

memprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pokok terlebih

dahulu. Hal ini akan menekan kebiasaan melakukan pola konsumsi yang

berlebihan. Karena pada dasarnya perilaku konsumtif akan menimbulkan

efek negatif yang tidak baik bagi tingkat perekonomian seseorang. Maka

dari itu, seseorang harus menerapkan pola konsumsi yang rasional

dalam pemenuhan kebutuhannya.

Minat konsumsi seseorang yang paling mempengaruhi yaitu

kebutuhan dan pendapatan suatu masyarakat. Hal tersebut sesuai

dengan pernyataan informan AR menyatakan bahwa

“Magello responna masyarakat e. Iya maega nasappa masyarakat desa Barugae bale lajang. Biasa to engka warga mega protes bale laung iyarega bale baru ileleang untu’ dibalui. Ya, kalau engka protes kada malaunni ya maccimekko maki ba kasi”.

(Hasil wawancara pada tanggal 14 Desember 2019)

Artinya :

Page 63: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

47

“Respon warga masyarakat bagus. Namun, biasa juga banyak masayarakat Desa Barugae yang membeli ikan layang. Biasa juga banyak warga yang protes mengenai ikan baik baru atau sudah lama yang dijual keliling. Jadi, kalau ada yang protes kita sebagai penjual, ya hanya diam saja.

Hal tersebut senada dengan pernyataan informan T yang

mengatakan bahwa:

“Biasa maega tarala biasa to cedde lalenna siesso’. Iya maega nasappa pangelli biasa iyanaritu bale lajang, bale bolu, sibawa bale dempo’ ”. (Hasil wawancara pada tanggal 30 November 2019)

Artinya : “Dalam sehari biasa banyak yang laku biasa juga sedikit. Jenis ikan yang paling banyak dicari oleh masyarakat yaitu ikan layang, ikan bandeng, dan ikan yang dikeringkan”.

Melihat pernyataan kedua informan diatas, dapat dibuktikan

bahwan minat konsumsi masyarakat mengenai penjualan ikan yang ada

di Kabupaten Bone itu tinggi. Namun, dilihat dari beberapa pernyataan

juga manyatakan bahwa warda Desa Barugae cenderung selektif dalam

membeli ikan.

c. Tingkat Daya Jual Penjual Ikan Keliling

Nilai merupakan suatu alat yang dapat mengukur dan

memberikan ukuran yang sudah kita lakukan. Nilai merupakan sebuah

perhitungan baik logika atau hanya kata-kata tentang sesuatu yang

dilihatnya. Nilai menjadi sangat penting karena dapat membandingkan

satu hal dengan hal lainnya yang sama. Ini juga berlaku untuk sebuah

produk yang dijual. Nilai yang dilihat disini bukan hanya sebatas harga,

berat, ukuran, dan perhitungan logika lainnya. Namun nilai produk juga

dapat berupa sebuah pembanding dengan produk yang ditawarkan

Page 64: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

48

orang lain dengan jenis yang sama. Nilai yang terkandung dalam suatu

produk akan sangat berpengaruh terhadap nilai jual dipasaran nantinya.

Saat seseorang ingin membeli suatu produk, tentu saja

seseorang membutuhkan sesuatu yang dapat meyakinkan kita bahwa

barang atau produk tersebut memang sesuai dengan kebutuhan dan

keinginan orang tersebut. Hal tersebut bisa berupa bentuk, rasa, ukuran,

warna, ataupun harga. Nilai sangatlah penting dibentuk untuk dapat

menarik dan membandingkan produk kita dengan produk para

kompetitor kita. Nilai bukan hanya berupa perhitungan angka, nilai juga

dapat berupa tatapan pertama pada sebuah produk. Saat kita ingin

memberikan nilai tambah pada produk yang kita ciptakan dan kita jual,

kita harus tahu terlebih dahulu apa yang membuat produk kita pantas

mendapatkan nilai tambah lebih dari yang lain.

Jika ingin sukses dalam penjualan, kita harus memiliki hal atau

ciri khas yang membedakan produk kita dengan produk milik kompetitor,

yang pastinya juga akan memberikan nilai tambah pada produk yang

mereka hasilkan. Nilai inilah yang nantinya akan menjadikan

pembanding bagi pelanggan yang ingin membeli produk Anda.

Melalui penjelasan diatas, dapat dipahami bahwa tingkat daya

jual suatu produk dapat dilihat dari berbagai kualitas suatu barang yang

dijual serta keramahan penjual juga menjadi tolok ukur suatu tingkat

penjualan ikan keliling. Hal tersebut senada dengan informan AR yaitu

sebagai berikut :

Page 65: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

49

“Dalam menjual keuntungan yang diperoleh dalam suatu penjualan selama satu hari biasa mendapatkan keuntungan Rp. 150.000,00. Tergantung juga bagaimana respon penjual kepada pembeli”.

(Hasil wawancara pada tanggal 14 Desember 2019)

Pernyataan tersebut senada dengan pernyataan informan T yang

menyatakan bahwa :

“Untung biasa uruntue yanaritu sekitarang ceddi setengah juta iyarega dua juta lalenna siulengnge. Narekko uleng seppulo duaki biasa matebbe ruginna nasaba wettu pabosingngi sehingga masuli ibalukengngi biasani rugi karena makurangngi pangelli. Tapi, selama megello carata lokka ripangelli e magello to laku bale’e”. (Hasil wawancara pada tanggal 30 November 2019) Artinya : Keuntungan yang biasa saya dapatkan yaitu sebanyak Rp 1,5 Juta – Rp 2 Juta. Namun, ketika biasanya bulan 12 kami sebagai penjual ikan keliling biasanya mendapatkan banyak kerugian karena cuaca hujan sehingga pembeli un berkurang karena harga ikan dipasang mahal. Namun, selama cara sesorang menjual baik maka akan bagus juga respon pembelian masyarakat”.

Penjualan ikan keliling yang paling diutamakan yaitu tingkat

keramahan penjual atau bisa dikatakan kualitas pelayanan. Kualitas

pelayanan sangat mempengaruhi kualitas pembeli dalam merespon

barang jualan yang ditawarkan.

3. Perilaku Sosial Masyarakat

a. Ilmu pengetahuan yang diperoleh

Pengetahuan produk yang dimiliki oleh konsumen sangat

mempengaruhi dalam membeli suatu produk. Begitu juga pada

mahasiswa Pendidikan Ekonomi di Universitas Jember, mereka

membeli produk softdrink Frestea karena pengetahuan produk tentang

Page 66: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

50

Frestea yang mereka miliki. Menurut Lamb, et al (2001:192) semakin

banyak pengetahuan dan informasi terhadap produk yang dimiliki

oleh konsumen, maka konsumen akan semakin cepat dalam

memutuskan pembelian terhadap suatu produk (Iklilah, 2014).

Ilmu pengetahuan sangat mempengaruhi kualitas pembelian

suatu warga masyarakat. Hal tersebut bisa dilihat pada penjualan pada

umumnya oleh informan AR, yaitu sebagai berikut :

“Pembelian terhadap penjualan ikan yaitu sangat dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan. Kalau pembeli melihat ikan pasti andai memilih ikan yang bagus dan biasanya melakukan penwaran yang sesuai dengan kualitas ikan tersebut”. (Hasil wawancara pada tanggal 14 Desember 2019)

Kemudian, selanjutnya terdapat juga pernyataan informan R, yaitu

sebagai berikut:

“Pendidikan sangat memepngaruhi tingkat keputusan warga desa Barugae dalam penjualan ikan”. (Hasil wawancara pada tanggal 14 Desember 2019)

Pengetahuan sesorang sangat memeengaruhi dalam

pengambilan keputusan. Melihat dari beberapa informan diatas, juga

dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan sangat berpengaruh

terhadap kehidupan seseorang, lingkungan sekitar dan sebagainya.

b. Pengaruh dari luar

Pengaruh dari luar memberikan pengaruh kepada warga dalam

pengambilan keputusan pembelian dan pemilihan barang yang dijual.

Kondisi ikan yang kurang segar ketika didagangkan masyarakat juga

akan berpikir untuk melakukan pembelian ikan karena akan berpengaruh

Page 67: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

51

ketika ikan tersebut sedang dikonsumsi dan bisa mempengaruhi

kesehatan keluarga yang mengomsumsinya. Maka dari itu, pernyataan

informan AR sebagai berikut :

“Pengaruh dari luar yang sangat berpengaruh yaitu dari segi pendidikan dan etika seorang pembeli. Namun, faktor cuaca juga bisa mempengaruhi penghasilan saya”. (Hasil wawancara pada tanggal 14 Desember 2019)

Selain dari pengaruh pendidikan yang dikatakan juga pengaruh

dari luar hal lainnya yang berpengaruh yaitu kondisi cuaca. Hal tersebut

senada dengan pernyataanInforman T yaitu sebagai berikut:

“kondisi cuaca merupaka pengaruh dari luar yang mempengaruhi tangkanapan hasil nelayan. Sehingga nelayan biasa memasok harga tinggi sehingga ikan sampai dimasyarakat terbilang tinggi”. (Hasil wawancara ada tanggal 30 November 2019)

Berdasarkan pernyataan kedua informan diatas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa penjualan ikan di desa barugae yang dipengaruhi

oleh cuaca sangat berpengaruh hal tersebut dikarenakan keadaan

nelayan yang sulit menangkap ikan saat cuaca buruk. Sehingga

berdampak kepada penjualan ikan.

c. Lingkungan sekitar

Penjualan ikan terhadap lingkungan sosial masyarakat sangat

berpengaruh. Pendapatan masyarakat desa Barugae yang mayoritas

mata pencaharian petani terbilang diatas rata-rata karena jumla konsumsi

ikan serta pengaruh lingkungan juga dalam hal ini dari segi pendapatan

masyarakat sangat berpengaruh terhadap kondisi sekitar.

Page 68: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

52

Perilaku sosial masyarakat dalam suatu lingkungan juga sangat

mempengaruhi kuantitas baik tinggi rendahnya penjualan ikan disuatu

desa tersebut. Maka dari itu, hal tersebut sesuai dengan pernyataan

informa R yang menyatakan sebagai berikut :

“Masyarakat barugae termasu’i masyarakat pakkanre bale maega taunna. Nasaba lalena siesso alhamdulillah maegamu tarala balu baleku”. (Hasil wawancara pada tanggal 14 Desember 2019) Artinya: “Masyarakat desa Barugae termasuk masyarakat pengonsumsi ikan. Karena dalam satu hari alhamdulillah biasanya banyak yang laku hasil jualan saya”.

Berdasarkan pernyataan informan tersebut sesuai dengan

penjelasan diawal bahwa pengaruh dari luar juga sangat berpengaruh

terhadap kondisi penjualan ikan yang ditemui oleh pedagang ikan keliling

di Desa Barugae. Kondisi lingkungan sekitar seperti pendapatan

masyarakat juga menjadi penentu pengaruh penjualan ikan keliling.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil tersebut adapun pembahasannya yaitu dapat ditarik

kesimpulan melalui jumlah informan sebanyak 3 orang, rata-rata mempunyai

pernyataan bahwa implikasi kendala struktural dan kelangkaan modal terhadap

perilaku sosial masyarakat memiliki pengaruh baik dari kendala modal, faktor

lingkungan, dan lain sebagainya. Dari pernyataan awal sampai akhir dapat

diketahui bahwa penjual ikan memiliki keuntungan yang lumayan banyak dalam

setiap bulannya. Namun, hal tersebut dipengaruhi oleh pengaruh pendidikan

dan juga pendapat masyarakat, dan lain-lain.

Page 69: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

53

Potensi penjualan ikan di Desa Barugae sangat menjanjikan. Namun,

penjual ikan harus memerhatikan kondisi serta kualitas ikan itu sendiri. Karena

menurut salah satu informan tersebut menyatakan bahwa banyak warga yang

pintar mengetahui atau melakukan protes mengenai kondisi ikan yang dijual

apabila kurang layak untuk diperjualbelikan.

Kabupaten Bone yang terdiri atas 27 kecamatan salah satunya yaitu

kecamatan Lamuru desa Barugae di temukan sebanyak kurang lebih 7

pedagang ikan keliling yang melakukan penjualan di Desa Barugae ini.

Kebanyakan masyarakat rata-rata menyukai ikan layang. Hal tersebut terbukti

dari beberapa informan bahwa kebanyakn ikan yang laku di desa Barugae yaitu

ikan layang.

Melihat hal tersebut yang berhubungan dengan penelitian Bambang Dwi

Cahyono dan Mohammad Nadjib yang berjudul “Implikasi kendala struktural dan

Kelangkaan Modal terhadap Perilaku Sosial Ekonomi Masyarakat”, menurut

hasil penelitiaanya bahwa implikasi kendala struktural dan kelangkaan modal

sangat berpengaruh terhadap perilaku sosial ekonomi masyarakat baik dari segi

pengaruh lingkungan sekitar, pendidikan, dan serta modal yang dibutuhkan

penjual ikan keliling dalam memulai usahanya.

Menurut maradou pada tahun 2017 dengan judul penelitian yang

berjudul “Peran perempuan penjual ikan keliling dalam meningkatkan

pendapatan keluarga di kelurahan Tumumpua dua kecamatan Tuminting kota

Manado”. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif. Dalam

penelitian ini yaitu sumber daya perikanan indonesia yang melimpah belum

Page 70: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

54

diimbangi oleh kualitas sumberdaya manusia pesisir dan sarana penunjang

pesisir lainnya, hal ini membuat masyarakat nelayan masih menjadi masyarakat

golongan ekonomi rendah. Penelitian ini juga sempat menjelaskan sumber daya

manusia seperti pendidikan, lingkungan sekitar dan pengaruh dari luar sangat

berpengaruh dalam melakukan transaksi jual beli ikan.

Berdasarkan hasil peneltian terdahulu tersebut penelitian mereka tidak

terlalu beda jauh mengatakan bahwa perilaku sosial masyarakat memiliki

pengaruh terhadap tingkat penjualan ikan di Desa Barugae. Namun, adapun

perbedaannya yaitu dari segi kajian yang diadakan yaitu kami lebih berfokus

disuatu tempat.

Page 71: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

55

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh implikasi kendala

struktural dan kelangkaan modal terhadap perilaku sosial masyarakat

pedagang ikan keliling di Kabupaten Bone dipengaruhi dari implikasi kendala

struktural yaitu biasanya penjual ikan keliling terkendala dalam memulai usaha

karena modal, minat konsumsi dari komplain warga mengenai kualitas ikan

dan tingkat daya jual penjual ikan dari kualitas barang tersebut. Sedangkan,

ilmu pengetahuan yang diperoleh merupakan pemahaman warga dalam

pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian, pengaruh dari luar dan

lingkungan sekitar itu biasa berupa karena cuaca maupun etika masyarakat

dalam transaksi jual beli. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan informan

yang diwawancarai saat melakukan penelitian.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti perlu memberikan saran

kepada berbagai pihak:

1. Pemerintah

Pemerintah sebaiknya memperbaiki pusat pembelian ikan yang

biasanya dilakukan di Bajoe kemudian penjual ikan keliling menjajakannya

kepada desa-desa yang ada di kabupaten Bone.

55

Page 72: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

56

2. Dinas Perikanan dan Kelautan

Sebaiknya Dinas Perikanan dan Kelautan bertanggung jawab

menangani tata ruang, yang memiliki hubungan di dalam tugas pokok dan

fungsi untuk menangani segala bentuk dampak negatif yang bisa

mempermudah penjual ikan keliling dalam mendapatkan ikan dan

menjualnya kepada masyarakat.

3. Masyarakat

Masyarakat memiliki peran yang tinggi dalam perekonomian namun

keterlibatan masyarakat dalam penjualan ikan keliling khususnya salah

satunya yaitu pola pikir msayarakat tentang kualitas ikan serta pengaruhnya

dalam membantu sesama manusia perlu ditingkatkan tanpa terlalu banyak

komplain terhadap penjual ikan ketika kualitas memang cukup bagus.

4. Pembaca

Apabila pembaca yang berminat untuk meneliti yang ada kaitannya

dengan penelitian ini, penulis mengharapkan penelitian ini merupakan

rintisan bagi penulisan penelitian yang lebih lanjut atau mendalam.

Apabila terdapat kekurangan dalam penelitian ini, penulis

mengharapkan agar pembaca mencari solusi dari kekurangan penelitian ini

dengan menambah referensi bacaan dari yang lain.

Page 73: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

57

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2016. Pengertian Implikasi.(online).(http://www.pengertianmenurutparaahli.

com/pengertian-implikasi/).Diakses pada tanggal 12 Juni 2019 pukul 01.01 wita.

Andiny, P. 2017. Analisis Tingkat Keuntungan Pedagang Ikan di Kecamatan

Peurelak Aceh Timur. https://ejurnalunsam.id/index.php/jse/article/download/63/37. (online). Jurnal Samudra Ekonomika, Vol. 1 No. 1

Anggito, A, dkk.2018. Metodologi Penelitian Kualitatif.Jawa Barat:CV Jejak

Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (online). (etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75249/.../S2-2014-295362-bibliography.pdf). diakses pada tanggal 8 Juli 2017 pukul 08.00 wita.

Asriadi. 2014. Masalah Kelangkaan dalam Kerangka Ekonomi Islam. (Online).

(journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Iqtisaduna/article/.../3747).diakses pada tanggal 15 Juni 2019 pukul 19.52 wita.

Badan Pusat Statistik. 2019. https://bonekab.bps.go.id/publication/download.

Disperindo. https://disperin.bone.go.id/2017/08/27/gambaran-umum-kabupaten-

bone/.

Iklilah, 2014. Pengaruh Pengetahuan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Softdrink Merk Frestea Pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fkip Universitas Jember, (Online), (https://adoc.tips/pengaruh-pengetahuan-produk-terhadap-keputusan-pembelian-sof.html, diakses 12 November 2019).

Juswan, dkk. 2019. Optimalisasi Dermaga Pelabuhan Bajoe Kabupaten Bone.

(Online). (https://docplayer.info/72811093-Optimalisasi-dermaga-pelabuhan-bajoe-kabupaten-bone.html). Diakses pada tanggal 29 April 2019 pukul 17.00 wita.

Maradou, P, dkk. 2017. Peran Perempuan Penjual Ikan Keliling Dalam

Meningkatkan Pendapatan Keluarga Di Kelurahan Tumumpa Dua Kecamatan Tuminting Kota Manado. Jurnal AKULTURASI. (online). http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi Vol. 5 No. 10

Page 74: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

58

Nadjib, M, dkk. Implikasi kendala struktural dan Kelangkaan Modal terhadap Perilaku Sosial Ekonomi Masyarakat. https://jurnalekonomi.lipi.go.id/JEP/article/view/184. Jurnal Eknomi Pembangunan, vol 22 (2).

Nisrima, S, dkk. 2016. Pembinaan Perilaku Sosial Remaja Penghuni Yayasan Islam

Media Kasih Kota Banda Aceh. (online). (https://media.neliti.com) . Jurnal Ilmiah

Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan Unsyiah Volume 1, Nomor 1: 192-

204 Agustus 2016. Diakses pada tanggal 12 Juni pukul 02.03 wita Pudjianton, B. 2004. Peta Masalah Sosial Di Bone: Potensi, Problem

Dan Strategi Penanganannya.(https://puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/89d9

03bc35dede724fd52c51437ff5fd.pdf). Saratturahmi, Dkk. 2018. Pengaruh Modal dan Permintaan Terhadap Pendapatan

Pedagang Ikan Tongkol Lisong di Kota Lhokseumawe. Jurnal Ekonomi Pertanian Unimal, Vol 1 Nomor 1. https://ojs.unimal.ac.id/index.php/JEPU/article/view/681 (Online). diakses pada tanggal 17 Juni 2019 pukul 20.00 wita.

Setiawan, S. 2019. Penjelasan Kelangkaan ( Scarity ) Dalam Ilmu Ekonomi. (online). diakses pada tanggal 10 Juni 2019 pukul 12.18 Wita.

Setyawan, FEB.2017. Pedoman Metodologi Penelitian (Statistika Praktis). Sidoarjo : Zifatama Jawara

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian. (online).(digilib.unila.ac.id/3322/14/BAB%20III.pdf). diakses pada tanggal 8 Mei 2019 pukul 22.00 wita.

Sujarweni, VW. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi.Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Sidiq, Z. 2019.Pemahaman Perilaku Sosial.(http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196010151987101-ZULKIFLI_SIDIQ/L.pdf).(online). diakses pada tanggal 14 Juni 2019 pukul 23.00 wita.

Page 75: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 76: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …
Page 77: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

Lampiran 2 Instrumen Penelitian

Lembar Observasi

Pedoam Wawancara untuk Pedagang Ikan Keliling

Nama Informan :

Jenis Kelamin :

Usia :

Jenjang Pendidikan :

1. Apa alasan utama anda untuk berprofesi sebagai pedagang ikan keliling ?

Jawab: ...................................................................................................................

2. Apa saja kendala yang dihadapi dalam memulai profesi ini ?

Jawab: ...................................................................................................................

3. Bagaimana respons pembelian masyarakat desa Barugae dalam melakukan

penjualan ikan ?

Jawab: ...................................................................................................................

4. Apakah kesulitan mendapatkan modal dalam menjalankan usaha ini ?

Jawab: ...................................................................................................................

5. Jenis Ikan apa yang banyak disukai oleh masyarakat desa Barugae ?

Jawab: ...................................................................................................................

6. Adakah hubungan pendidikan dengan profesi sebagai penjual ikan ?

Jawab : ..................................................................................................................

7. Bagaimana pengaruh lingkungan sekitar dalam melakukan penjualan ikan di

Desa Barugae ?

Jawab : ..................................................................................................................

8. Bagaimanakah pengaruh perilaku sosial masyarakat dalam melakukan

perdagangan di desa Barugae ?

Jawab : .................................................................................................................

9. Berapa banyak keuntungan yang anda dapatkan dalam sehari ?

Jawab : ..................................................................................................................

Page 78: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

10. Bagaimana menghadapi warga masyarakat yang banyak komplain dalam

melakukan pembelian terhadap jenis ikan yang ditawarkan ?

Jawab : ..................................................................................................................

11. Apakah melakukan penjualan pedagang ikan keliling sering mengalami kerugian

?

Jawab : ..................................................................................................................

12. Apakah faktor yang mempengaruhi sehingga anda tertarik untuk melakukan

kegiatan pedagang ikan keliling di desa ini ?

Jawab : ..................................................................................................................

Page 79: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

Lampiran 3

Dokumentasi

Sumber: Olahan Penulis

Wawancara dengan saudara Tisman

Page 80: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

Sumber: Olahan Penulis

Wawancara dengan saudara Rudi

Page 81: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

Sumber: Olahan Penulis

Wawancara dengan Bapak Abdul Rahman

Page 82: IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL …

Patmisari lahir pada tanggal 24 Mei 1997 di Desa

Barugae Kecamatan Lamuru dari pasangan seorang

ayah yang bernama Kunnase dan ibu bernama Halia.

Penulis menempuh pendidikan di SD Negeri 168

Barugae pada tahun 2002 dan lulus pada tahun 2009.

Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP

Negeri 1 Bengo dan tamat pada tahun 2012, dan

melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 2 Watampone dan dinyatakan lulus pada

tahun 2015. Setelah tamat, penulis melanjutkan pendidikannya di Universitas

Muhammadiyah Makassar dengan mengambil jurusan Ekonomi Pembangunan

dengan nomor induk mahasiswa 105710216515. Penulis beralamat di Jl.

Talasalapang 1 Kompleks Mangasa Permai Blok Z4 No. 3. Adapun pengalaman

organisasi penulis yaitu Palang Merah Remaja (PMR) dan Lembaga Kreativitas

Ilmiah Mahasiswa Penelitian dan Penaran (LKIM-PENA). Karya penelitian yang

disusun dalam menyelesaikan studinya yaitu dengan judul “Implikasi Kendala

Struktural dan Kelangkaan Modal Terhadap Perilaku Sosial Masyarakat Pedagang

Ikan Keliling di Kabupaten Bone (Studi Kasus Penjual Ikan Keliling di Desa Barugae

Kecamatan Lamuru)”.

BIOGRAFI PENULIS