implikasi hukum pelarangan total iklan, promosi dan sponsorship rokok

120
1 IKLAN, PROMOSI, DAN SPONSOR ROKOK: Meneropong Strategi Industri Rokok Mempengaruhi Anak Advokat Muhammad Joni

Upload: joni-tanamas-law-office

Post on 22-Jun-2015

1.696 views

Category:

Health & Medicine


7 download

TRANSCRIPT

  • 1. 1ADVOKASI LARANGAN MENYELURUHIKLAN, PROMOSI, DAN SPONSOR ROKOK:Meneropong Strategi Industri Rokok Mempengaruhi AnakAdvokat Muhammad Joni

2. 2(Laporan Peneliti Myron E. Johnson ke Wakil PresidenRiset dan Pengembangan Phillip Morris)Remaja hari ini adalah calonpelanggan tetap hari esok karenamayoritas perokok memulai merokokketika remaja.. 3. 3Kemasan Nikotin 4. 4Iklan Promosi Menjual Nikotin: 5. 5Agitasi Nikotin lewat Iklan 6. 6Beginilah Citra yang Dijual Iklan RokokEnjoy Aja!Nggak Ada Loe gak Rame!Ekspresikan Aksimu!My Life My Adventure!Bukan Basi Basi!Tanya Kenapa!U Are U!Pria Punya Selera!Emang Bikin Bangga! 7. 7Strategi Memangsa Remaja 8. 8JumlahKegiatan140287517314519913426872125Olah Raga 870Musik 378Film 9Seni dan Budaya 60Keagamaan 24Tobacco Industry Surveillance, January-October 20071350 kali kegiatan yang disponsori IndustriRokok 9. 9Point of Sale: Brand & Kemasan Nikotin 10. 10MusikBerderap Memangsa Kaum Muda, Mardhiyah Chamim,2007Musik memiliki pesona universaldan berpengaruh kuat untukmembidik target pasar remaja(Dokumen Internal Perusahaan Rokok KentNo. 5000010132) 11. 11Musik 12. 12International ArtistMusic Concerts 13. 13 14. 14Sponsor MusikMenyentuh semua aliran musik: Gudang Garam Rock X Mild Rock Dji Sam Soe Jazz Sejati Dangdut Djarum Coklat Dangdut, Pop A Mild Pop, R&B, Hip Hop, Club Music,Alternative LA Lights Pop, R&B, Hip Hop, Alternative Star Mild Reggae, Rock, Pop, R&B Marlboro Club Music, Rock 15. 15Dji Sam Soe Spekta Bola,22 April 2007A Mild IBL, 3 Maret 2007Menjajakan nikotin 16. 16Olah RagaBerderap Memangsa Kaum Muda, Mardhiyah Chamim,2007Olah raga adalah cara terbaikmenarik perhatian, memberi contohdan mempengaruhi target pasar kita(Dokumen Internal Phillip Morris) 17. 17Olah Raga 18. 18Seni dan Budaya Tak luput daricengkeraman Industri Rokok 19. 19Ekspansi perdagangan nikotin ke ranahkeagamaan 20. 20Membangun aliansi melalui CSRTarget group:- Masyarakat miskin- Civitas akademika- Media 21. 21Membangun aliansi melalui CSR- Strategi membangun imejgood corporate citizen Strategi membungkampemerintah dan menariksimpati masyarakat 22. 222846 Tobacco sponsored TV ShowsTypes ofTVShows2007Jan FebMarAprilMayJuneJulyAugSeptOctMusic 4 26 32 46 22 58 51 58 48 50Sport 6 1 14 69 112 78 81 150150 120Movies - - - - - - - - - -Art &Culture- - - - 1 - - 1 - -Religious - - - - - - - - 144 96News 35 128 145 166 151 149 150 155148 158Others - - - - 5 - - - - -Total/bulan47 155 191 281 331 285 282 364490 4242846 23. 23Berbentuk : Konser Ajang Pencarian Bakat: AMild Live Wanted, GudangGaram Rock Competition Rekaman (CD, kaset) Promosi AlbumSponsor Musik 24. 24Film Layar LebarLove is Cinta3 Hari Untuk SelamanyaBukan Bintang BiasaKamulah Satu-satunyaMerah Itu CintaGet MarriedButterfly 25. 25Karakteristik Sponsor Rokok Segmentasi remaja dan anak muda Menyentuh seluruh lapisan sosial ekonomi masyarakat Berwujud 1001 ragam, tidak pernah kehabisan ide! Menjemput bola Terus menerus Masif Merangkul industri entertainment Memanfaatkan momentum Menciptakan ketergantungan 26. 26Kemasan Bungkus RokokModus Operandi: MengeluarkanKemasan EdisiKhusus/EdisiTerbatas Melibatkan targetpasar untukberperan dalammenentukan desainkemasan 27. 27CSR Industri RokokSampoerna Foundation: Beasiswa SD, SMP, SMA, S1, S2, S3(dalam dan luar negeri)PT HM Sampoerna: Sampoerna Indonesia Best Student andLecturer Sampoerna Theater for Life Sampoerna Young EnterpreneurChallenge Anugerah Adiwarta Sampoerna Dji Sam Soe Award Dji Sam Soe Sentra UKM 28. 28I. MENGAPA MELINDUNGI ANAK? Anak bukan orang dewasa dalam ukuran mini. Merekamembutuhkan topangan, sokongan, dan perlindunganaktor orang dewasa: keluarga, masyarakat, Pemerintahdan Negara. Karakteristik anak, yang sedang dalam proses evolvingcapacity, 29. 29Anak sebagai kelompok rentan Apalagi, anak yang berada dalam kualifikasi tertenturentan (vulnerable) dengan kekerasan, eksploitasi, danpenerlantaran, sehingga membutuhkan perlindungankhusus (children in need of special protection) 30. 30Mengapa Anak Membutuhkan Perlindungan? Biaya recovery akibat dari kegagalan perlindungan anak sangat tinggi. Lebihtinggi jika anak-anak memperoleh perlindungan. Anak-anak sangat berpengaruh langsung dan berjangka panjang - atasperbuatan (action) ataupun tidak adanya perbuatan (inaction) pemerintahataupun kelompok lainnya. Anak-anak selalu mengalami pemisahan atau kesenjangan dalam pelayananpublik. Anak-anak tidak mempunyai hak suara, dan tidak mempunyai lobymempengaruhi agenda kebijakan pemerintah. Anak-anak pada banyak keadaan tidak dapat mengakses perlindungan danpentaatan hak-hak anak. Anak-anak lebih beresiko dalam eksploitasi dan penyalahgunaan. 31. 31II. HAK-HAK ANAK Konvensi hak Anak (KHA) yang mengintegrasikan hak sipil danpolitik (political and civil rights), secara bersamaan dengan hak-hak ekonomi, sosial dan budaya (economic, social and culturalrights). Kemajuan ratifikasi KHA ini menggembirakan, karena jikadibandingkan dengan instrumen HAM lainnya, KHA telah diratifikasi oleh paling banyak anggota PBB. 32. 32Prinsip-prinsip Dasar KHA Prinsip-prinsip umum (general principles) KHA yang diserapsebagai prinsip-prinsip dasar dalam UU No.23/2002tersebut, yakni: Non diskriminasi; Kepentingan terbaik bagi anak; Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; Penghargaan terhadap pendapat anak. 33. 33Kepentingan Terbaik bagi Anak Prinsip Kepentingan Terbaik bagi Anak (the best interest ofthe child) diadopsi dari Pasal 3 ayat 1 KHA, dimana prinsip inidiletakkan sebagai pertimbangan utama (a primaryconsideration) dalam semua tindakan untuk anak, baik olehinstitusi kesejahteraan sosial pada sektor publik ataupunprivat, pengadilan, otoritas administratif, ataupun badanlegislatif. 34. 34Paramount consideration Pasal 2 Deklarasi Hak Anak itu, prinsip the best interestof the child sebagai paramount consideration :The child shall enjoy special protection, and shall begiven opportunities and facilities, by law and by othermeans, to enable him to develop physically in a healthyand normal manner and in conditions of freedom anddignity. In the enacment of laws for this purpose, thebest interests of the child shall be the paramountconsiderations 35. 35Prinsip Hak untuk Hidup, Kelangsungan Hidup, danPerkembangan Hak hidup ini bukan saja dijamin dalam KHA, karena beberapainstrumen/konvensi internasional juga sudah menjamin hakhidup sebagai hak dasar seperti Universal Declaration ofHuman Rights (pasal 2), International Covenant on Civil andPolitical Rights ICCPR (pasal 6). Bahkan, dalam GeneralComment -nya pada tahun 1982, The Human RightsCommittee, menyebutkan hak hidup sebagai hak yang tidakdapat diabaikan termasuk dalam waktu darurat (rights to life is the supreme right from which no derogation is permittedeven in time of emergency). 36. 36Hak terhadap Kelangsungan Hidup (Survival Rights) hak Kelangsungan Hidup didalam KHA terdapat pada pasal 6 danpasal 24 KHA. pasal 6 KHA tercantum ketentuan yang mewajibkan kepada setiapnegara peserta untuk menjamin kelangsungan hak hidup (rightsto life), kelangsungan hidup dan perkembangan anak (the survivaland development of the child). 37. 37III. Hak Anak dalam UU Perlindungan Anak Hak anak atas hidup, tumbuh kembang, perlindungan dan partisipasisecara wajar (Pasal 4 UU Nomor 23/2002. Hak memperoleh pelayanan kesehatan (Pasal 8 UU No.23/ 2002). Hakterpenting dalam kelompok hak atas tumbuh kembang anak. Hak menenerima, mencari, dan memberikan informasi (Pasal 10 UU No.23/2002). Hak anak yang membutuhkan perlindungan khusus. UU Nomor 23/2002diatur secara spesifik anak dalam situasi khusus, termasuk anak korbanpenyalahgunaan narkotika, alkohol, dan psikotropika, dan zat adiktif lainnya(Psl 67); 38. 38Perlindungan Anak dalam UU Penyiaran Kua-normatif masalah iklan rokok sebagai isi siaran terkaitdengan pembatasan-pembatasan: Pasal 36 ayat (3) Undang-undang Nomor 32 tahun 2002tentang Penyiaran yang mewajibkan isi siaran memberikanperlindungan dan pemberdayaan kepada anak-anak danremaja; Pasal 36 ayat (5) UU Penyiaran yang melarang isi siaran yangbersifat fitnah, menghasut, menyesatkan dan/atau bohong; 39. 39IV. Perlindungan Anak dalam FCTC terdapat bukti penelitian yang jelas pengaruh asap rokok padabayi dalam kandungan dapat mempengarui kesehatan danpertumbuhannya; ..eskalasi merokok dan konsumsi tembakau oleh anak-anak danremaja di seluruh dunia, terutama merokok pada usia mudacenderung meningkat. 40. 40Konsideran FCTC...meningkatnya angka merokok dan konsumsi tembakaudalam bentuk lain oleh kaum perempuan dan remajaputri .....berbagai bentuk iklan, promosi, sponsor yang ditujukanuntuk mendorong penggunaan produk tembakau. 41. 41 Iklan dan promosi tembakau:Setiap bentuk komunikasi komersial, rekomendasi atautindakan dengan tujuan mempengaruhi melalui promosiproduk tembakau atau penggunaan tembakau baik langsungmaupun tidak langsung. 42. 42Batasan Industri tembakau:Perusahaan penghasil rokok, distributor besar dan pengimpor produktembakau. Sponsor tembakau:Bentuk kontribusi terhadap suatu acara, kegiatan atau individualdengan tujuan mempengaruhi melalui promosi produk tembakau ataupenggunaan tembakau baik langsung maupun tidak langsung. 43. 43Pedoman Prinsip (Pasal 4) Harus diinformasikan akibat kesehatan, sifat ketagihan dan ancaman kematianakibat konsumsu tembakau dan pengaruh asap rokok. Menjaga semua orang dari pengaruh tembakau. Tindakan mencegah inisiasi, untuk mempromosikan dan mendukung enghentianuntuk menurunkan konsumsi tembakau. Partisipasi peroranan dan masyarakat lokal dalam pengendalian tembakau. Menyampaikan resiko khusus jender sebagai strategi pengendalian tembakau. 44. 44Kewajiban Umum (Pasal 5) Memperbarui strategi, rencana dan program. Membuat mekanisme nasional pengendalian tembakau. Penerapan regulasi, penerapan, dan administrasi yang efektif dantindakan kerjasama. Menjaga kebijakan dari komersialisasi dan kepentingan industritembakau. Kerjasama dalam formulasi tindakan, prosedur, dan pedomanuntuk penerapan. Kerjasama dengan organisasi antar pemerintah di regional daninternasional. Kerjasama memperoleh anggaran untuk penerapan FCTC. 45. 45Proteksi pengaruh asap rokok (Pasal 8).Para pihak mengakui bukti penelitian yangmenunjukkan pengaruh asap rokok dapatmengakibatkan kematian, penyakit dan kecacatan. 46. 46Iklan, Promosi, dan sponsor tembakau (Pasal 13)Pelarangan iklan, tembakau dan sponsor akanmengurangi konsumsi tembakau.Melakukan pelarangan iklan, promosi dan sponsorsecara komprehensif. 47. 47Kriteria promosi Kriteria minimal dalam pelarangan iklan, promosi dan sponsortembakau: melarang seluruh bentuk IPS dengan maksud yang berbeda,menyesatkan atau kesan salah mengenai karakterstik, pengaruh padakesehatan, bahaya atau emisi. Menyaratkan adanya pesan kesehatan. Membatasi penggunaan insentif secara langsung maupun tiak langsung. Jika belum melaksanakan larangan IPS kmprehensif, dilakukanpembatasan IPS di media radio, televisi, media cetak dan media lainseperti internet dalam kurun 5 tahun. Membatasi sponsor tembakau pada acara internasional. 48. 48Penjualan kepada anak dan oleh anak di bawah umur(Pasal 16).Tindakan legislatif, eksekutif dan administratifatau tindakan yang yang melarang penjualan produktembakau pada anak dibawah 18 tahun, yangmencakup: Larangan penjualan tembakau pada anak-anak dengan menaruh indikatoryang jelas dan nampak bagi seluruh penjual produk tembakau; Larangaan penempatan produk tembakau yang bisa langsung dicapai (rak-rak di toko). Melarang memproduksi dan menjual kembang gula, makanan kecil, mainandan objek lain dalam bentuk produk tembakau yang menarik anak dibawahumur. Memastikan mesin-mesin penjual produk tembakau tidak bleh diakses anak-anak dan tidak mempromosikan kepada anak dibawah umur. 49. 49Larangan penjualan kepada anak dan oleh anakdi bawah umur Melarang distribusi produk tembakau gratis kepada masyarakat utamanyaanak-anak. Melarang penjualan secara individu atau paket kecil yang meningkatkandaya beli anak-anak. Menerapkan sanksi kepada penjual dan distributor. Diintegrasikan penerapannya dengan/pada peraturan lainnya. Harmonisasi kedalam hukum domestik/lokal. 50. 50V. Analisis Kritis PP No. 19/2003 tentangPengamanan Rokok bagi Kesehatan. Konsideran PP NO 19/2003, hanya mengemukakan bahwa rokok adalahzat adiktif yang mengakibat bahaya kesehatan individu danmasyarakat. Tidak menyebutkan pengaruhnya pada kematian dankecacatan. Konsideran PP No 19/2003 untuk melaksanakan Pasal 44 UUKesehatan. PP No. 19/2003 tidak berdasar karena mengandung norma legalisasiiklan rokok. Padahal rokok adalah zat adiktif yang merusak kesehatan; 51. 51Analisa Kritis Pasal 44 UU Kesehatan mengatur Pengamanan Zat Adiktif, bukanPengamanan Rokok bagi Kesehatan sebagaimana diatur dalam PP No19/2003. Perintah membuat PP No 19/2003 tidak ditemukan mandatnya dalamPasal 44 UU Kesehatan; PP No. 19/2003 bertentangan dengan Pasal 44 UU Kesehatan, karenamelegalisasi iklan dan promosi rokok. Juga UU Perlindungan Anak. 52. 52Legalisasi Iklan dan promosi rokok denganPP No 19/2003 melanggar hak-hak anak Pasal 59 UU No 23/2002 (kewajiban pemerintahmenyelenggarakan perlindungan khusus anak ataspengunaan zat adiktif); Pasal 2 UU No 23/2002 (prinsip Hak Hidup, Kelangsunganhidup dan Tumbuh Kembang; dan prinsip KepentinganTerbaik bagi Anak); 53. 53PP No 19/2003 Vs Hak Anak Pasal 4 UU No 23/2002 (hak hidup, tumbuh dan berkembang danpartisipasi). Pasal 10 UU No 23/2002 (hak atas informasi yang sehat bagianak). Pasal 44 ayat (2) dan (3) UU No 23/2002 (hak kesehatan yangkomprehensif, mencakup promotif, preventif, kuratif,rehabilitatif). 54. 54PP No 19/2003 Vs Hak Anak Pasal 56 ayat (1) dan (2) UU No 23/2002 (pemerintahmelindungi anak dari bebas menerima informasi, akantetapi tidak menghambat dan menggangu perkembangananak). Iklan rokok justru informasi yang merusak kesehatananak, bahkan hak hidup dan tumbuh kembang anak. 55. 55PP No 19/2003 Vs Hak Anak Pasal 67 ayat (1) UU No 23/2002 (perlindungan khususbagi anak korban zat adiktif lainnya, baik terlibat dalamdistribusi ataupun produksi). Pasal 67 ayat (2) UU No 23/2002 (laranganmenempatkan, membiarkan, melibatkan, menyuruhmelibatkan anak dalam produksi ataupun distribusi zatadiktif). 56. 56PP No 19/2003 Vs Hak Anak Pasal 89 ayat (2) UU No 23/2002 (sanksi pidanamenempatkan, membiarkan, melibatkan, menyuruhmelibatkan anak dalam produksi ataupun distribusi zatadiktif, dipidana dengan pidana penjara maksimal 10tahun dan minimal 2 tahun, dan sanks denda maksimalRp. 200 juta minimal Rp. 20 juta). Pasal 90 UU No 23/2002 (pidana bagi korporasi sebagaipelaku). 57. 57PP No 19/2003 Vs Hak Anak Pasal 2 PP No 19/2003 (melindungi penduduk usiaproduktif dan remaja dari pengaruh iklan rokok, sebagaitujuan penyelengaraan pengamanan rokok), adalahpasal yang tidak konsisten dengan norma pasal 16 s/d21 PP No 19/2003. 58. 58PP No 19/2003 Vs Hak Anak Pasal 3 dan Pasal 16 PP No 19/2003 (persyaratan iklan danpromosi rokok) bertentangan dengan Pasal 28 B ayat 2 UUD1945, Pasal 59, 2, 4, 10, 44, dan 56 UU No 23/2002. Tidak ada justifikasi yuridis dan konstitusional dari iklan danpromosi rokok, dengan persyaratan dan legalisasi iklan danpromosi rokok sebagai zat adiktif, karena membahayakan hidup,kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak. 59. 59PP No 19/2003 Vs Hak AnakPasal 17 huruf (b) PP No 19/2003 (dilarang menggambarkanatau menyarankan merokok memberi manfaat bagi kesehatan),adalah norma yang lemah dan tidak berguna, sertamengaburkan kausalitas rokok dengan akibatnya yang merusakkesehatan. Iklan rokok justru mengelabui atau menyesatkan informasidengan pelembutan istilah dan resiko rokok, seperti: low tar,light, mild, ultra light. iklan, promosi, dan sponsor rokok masuk ke dalam domeinpendidikan, kesehatan, olahraga, seni, anak-anak dan remaja. 60. 60PP No 19/2003 Vs Hak AnakPasal 17 huruf (c) PP No 19/2003 (dilarang memperagakanatau menggambarkan dalam bentuk gambar, tulisan atau gabungankeduanya, bungkus rokok, rokok atau orang sedang merokok ataumengarah pada orang yang sedang merokok). mudah disiasati untuk tidak dilanggar, dengan berbagai cara dan keahlian,telah terjadi transformasi dan celah kreatif pembuatan iklan, sehinggamuncul dalam berbagai brand image, collour image, dan life style image. yang dilarang adalah hanya iklan rokok yang memperagakan, danmenggambarkan. iklan tidak hanya dengan menggambarkan dan memperagakan saja. 61. 61PP No 19/2003 Vs Hak AnakPasal 18 PP No. 19/2003 (iklan rokok hasrusmencantumkan peringatan bahaya merokok bagikesehatan). Ketentuan ini tidak lebih maju dengan regulasi di negara-negaraAsia Tenggara, misalnya Thailand yang mengambarkankerusakan organ tubuh akibat merokok. 62. 62Iklan Rokok di televisi:Analisa Psl 46 ayat 3 huruf c UU 32/2002Siaran iklan niaga dilarang melakukan :a. promosi yang dihubungkan dengan ajaran suatu agama,ideologi, pribadi dan/atau kelompok, yang menyinggungperasaan dan/atau merendahkan martabat agama lain,ideologi lain, pribadi lain, atau kelompok lain;b. promosi minuman keras atau sejenisnya dan bahan atau zatadiktif;c. promosi rokok yang memperagakan wujud rokok;d. hal hal yang bertentangan dengan kesusilaanmasyarakat dan nilai nilai agama; dan/ataue. eksploitasi anak di bawah umur 18 (delapan belas) tahun. 63. 63Akibat Iklan Rokok di TV:Seberapa Dekat Iklan Rokok Dengan Remaja* 99.7% remaja DKI Jakarta melihat iklan rokok di televisi 86.7 % remaja DKI melihat iklan rokok di media luarruang 81% remaja DKI pernah mengikuti kegiatan yangdisponsori industri rokok*Studi Penelitian Dampak Keterpajanan Iklan dan Sponsor Rokok terhadapKognitif, Afeksi dan Perilaku Merokok Remaja, UHAMKA dan Komnas Anak 64. 640.0%20.0%40.0%60.0%80.0%100.0%120.0%% 99.7% 76.2% 86.7% 50.1% 39.4% 77.0%TVKoran/MajalahSpanduk/Poster/BillboardRadio InternetKegiatanYangDisponsoriRata-rata 71,52% terpajan oleh semua media iklan rokokKeterpajanan Menurut Jenis Media**Studi Penelitian Dampak Keterpajanan Iklan dan Sponsor Rokok terhadap Kognitif,Afeksi dan Perilaku Merokok Remaja, UHAMKA dan Komnas Anak 65. 6546.3%37.0%16.7%24.1%40.7% 40.7%37%18.60%11.10%11.10%5.60%11.10%0.0%5.0%10.0%15.0%20.0%25.0%30.0%35.0%40.0%45.0%50.0%Mulai Merokok TetapMerokok Kembali MerokokPengaruh Besar Pengaruh Sedang Pengaruh Kecil Tidak Ada PengaruhPengaruh Iklan Rokok Terhadap Perokok**Studi Penelitian Dampak Keterpajanan Iklan dan Sponsor Rokok terhadap Kognitif,Afeksi dan Perilaku Merokok Remaja, UHAMKA dan Komnas Anak 66. 6641.5%35.8%30.2% 28.3%24.5%20.8%30.2% 30.2%28.3%11.3%7.5%11.3%0.0%5.0%10.0%15.0%20.0%25.0%30.0%35.0%40.0%45.0%Mulai Merokok Tetap Merokok Kembali MerokokBesar Sedang Kecil Tak berpengaruhPengaruh Keterlibatan Kegiatanyang Disponsori Industri Rokok Terhadap Perokok**Studi Penelitian Dampak Keterpajanan Iklan dan Sponsor Rokok terhadap Kognitif,Afeksi dan Perilaku Merokok Remaja, UHAMKA dan Komnas Anak 67. 67 Menimbulkan keinginan remaja untukmulai merokok Mendorong perokok remaja untuk terusmerokok(29% responden menyatakan menyalakan rokoknya bilaterpajan pada iklan rokok pada saat tidak merokok) Mendorong remaja yang telah berhentimerokok kembali merokok(8% responden perokok menyatakan mereka kembalimerokok setelah berhenti merokok karena mengikutikegiatan yang disponsori industri rokok)Dampak Iklan, Promosi dan Sponsor Rokok**Studi Penelitian Dampak Keterpajanan Iklan dan Sponsor Rokok terhadap Kognitif,Afeksi dan Perilaku Merokok Remaja, UHAMKA dan Komnas Anak 68. 68Rokok Vs Minuman keras Pasal 46 ayat (3) huruf c UU No. 32/2002melarang promosi rokok (yang merupakan barang atau zatadiktif) yang memperagakan wujud rokok. Pasal 46 ayat (3) huruf c UU No. 32/2002:promosi minuman keras atau sejenisnya dan bahan atau zatadiktif. 69. 69Rokok = Adiktif (tafsir PP 19/2003) Pasal 1 butir 1: Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutuatau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman NicotianaTabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnyayang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahantambahan. Pasal 1 butir 2 : Nikotin adalah zat, atau bahan senyawa pirrolidin yang terdapatdalam Nikotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnyaatau sintetisnya yang bersifat adiktif dapat mengakibatkanketergantungan. 70. 70Rokok = adiktif (bukti ilmiah) secara ilmiah sudah terbukti bahwa nikotin yangterkandung dalam rokok membuat sifat adiktif dari rokoktersebut[Stanton A. Glantz, Cs., The Cigarette Papers, sub judul Addiction andCiggaretts as Nicotine Delivery Devices, University of California Press,1996, hal. 58.] 71. 71Penormaan Rokok = adiktif(dalam UU No. 13/2003) norma Pasal 74 ayat (2) UU No 13/2003 disimpulkan: kualifikasi yuridis yang jelas bahwa bahan atau zat yangbernama minuman keras, narkotika, psikotropika, danzat adiktif lainnya termasuk bahan atau zat yang dilarangmelibatkan anak dalam pekerjaan. UU No 13/2003 menormakan bahwa minuman keras,narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnyatermasuk satu kualifikasi yang sama bahan atau zat yangdilarang; 72. 72Penormaan Rokok = adiktif(dalam UU No. 23/2002)anak yang membutuhkan perlindungan khusustermasuk di dalamnya kualifikasi anak yangmenjadi korban penyalahgunaan narkotika,alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya(napza)[Pasal 59]. 73. 73Penormaan Rokok = adiktif(dalam UU 23/2002) Pasal 89 ayat (2) UU No. 23/2002, menormakan Setiap orang yang dengan sengaja menempatkan,membiarkan,melibatkan, menyuruh melibatkan anak dalampenyalahgunaan, produksi, atau distribusi alkohol dan zatadiktif lainnya dipidana ....; UU Nomor 23 Tahun 2002 menormakan bahan atau zat yakninarkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza)dalam satu kualifikasi yang sama. 74. 74UU Cukai Pasal 2 UU No. 39/2007 tentang Perubahan tentang Cukai,menormakan barang yang dinyatakan sebagai barang kena cukaiadalah barang-barang tertentu yang mempunyai sifat ataukarakteristik: konsumsi yang perlu dikendalikan; peredarannya perlu diawasi; pemakaiannya dapat menimbulkan dampak negatif bagimasyarakat atau lingkungan hidup; atau; pemakaiannya perlu pembebanan pungutan Negara demikeadilan dan keseimbangan, dikenai cukai berdasarkanundang-undang ini; 75. 75Legalisasi Iklan Rokok di Televisi (Pasal 46 ayat(3) huruf c UU 32/2002): Diskriminatif ! adanya pembedaan (distinction) diskriminatif dalammenormakan rokok yang merupakan zat adiktif denganminuman keras, atau sejenisnya dan zat adiktif lainnya. Norma yang tidak jelas ratio legisnya. Ketidakpastian hukum. 76. 76Iklan Rokok:Norma Diskriminatif Vs UUD 1945 hak konstitusional untuk terlindungi dari diskriminasi termasukdalam Pasal 46 ayat 3 huruf c UU No 32/ 2002 dijamin dalamPasal 28B ayat 2 dan Pasal 27 ayat 1 UUD 1945. perlindungan dari diskriminasi adalah merupakan asas atauprinsip yang dijamin dalam segenap instrument HAMinernasional sehingga menjadi asas atau prinsip yang universal; 77. 77Non Diskriminasi dalam berbagai Konvensi prinsip non diskriminasi ini merupakan prinsip hak asasi yangtetap dijadikan sebagai bagian dari konvensi seperti UniversalDeclaration of Human rights, International Covenant on Civil andPolitical Rights, and Covenan on Economic, Social and CulturalRights, Convention on Elimination of All Form DiscriminartionAgainst Women (CEDAW). Prinsip non diskriminasi adalah universal dalam hak asasimanusia. Beberapa konvensi HAM mengartikan diskriminasi sebagai adanyapembedaan (distiction), pengucilan (exclusion), 78. 78Norma Diskriminasi Vs Morality of LawPrinsip-prinsip pembuatan hukum yang adil menurut Lon Fuller dalamThe Morality of Law :1. harus ada aturan-aturan sebagai pedoman dalam pembuatan keputusan.Keputuan-keputusan otoritatif tidak dibuat atas suatu dasar ad hoc(sementara) dan atas dasar kebijakan kebijakan yang bebas, melainkanatas dasar aturan-aturan yang umum;2. aturan-aturan yang menjadi pedoman bagi otoritas tidak bolehdirahasiakan, melainkan harus diumumkan;3. aturan-aturan harus dibuat untuk menjadi pedoman bagi kegiatan-kegiatan dikemudian hari. Mereka tidak boleh berlaku surut;4. hukum-hukum harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dimengertioleh rakyat biasa;5. aturan-aturan tidak boleh bertentangan satu sama lain; 79. 79Bukti Kerugian konstitusional anak:Berkaca dari Data SUSENAS 2004 Survey Sosial Ekonomi (Susenas) tahun 2001 dan Tahun2004, adanya peningkatan prevalensi anak usia 15-19tahun yang merokok dari tahun 2001 (sebelum UU No.32/2002) dibandingkan dengan tahun 2004 (setelah UUNo. 32/2002). 80. 80Perokok Pemula :data Susenas (2001, 2004) perokok umur 15-19 tahun pada tahun 2001 sebesar 12,7%,meningkat pada ahun 2004 menjadi 17,3%. kecenderungan perokok mulai merokok pada usia yang semakinmuda. kelompok umur 15-19 tahun (tahun 2001) mulai merokok (rata-rata) pada umur 15,4 tahun. Pada 2004 usia mulai merokoksemakin muda (rendah) yakni umur 15,0 tahun; 81. 8132,521,510,501995 2001 20040,6%0,4%2,8%Perokok Pemula Umur 5 9 Tahun Indonesia 1995-2004(Data Susenas) 82. 82Rata-rata mulai merokok berumur 14 tahunUsia Mulai Merokok**Studi Penelitian Dampak Keterpajanan Iklan dan Sponsor Rokok terhadap Kognitif,Afeksi dan Perilaku Merokok Remaja, UHAMKA dan Komnas Anak 83. 83Jika Iklan Rokok Berlanjut, Implikasinya? Apabila Pasal 46 ayat (3) huruf c UU No. 32/2002 terusdiberlakukan maka ada kausalitas yang dapat diperkirakan akanmakin : meningkatkan prevalensi anak-anak merokok, makin rendahnya usia anak merokok, dan tidak dapat berhentinya anak-anak (dan remaja) dari bahayamerokok. MENGAPA??? 84. 84Road Map Industri Rokok 2007-2020:Biang Epidemi rokok!(1) Road Map Industri Rokok 2007-2020 menentukanPRIORITAS INDUSTRI ROKOK: target produksi rokok tahun 2007 s.d 2010 adalah 240 miliarbatang; Kebijakanya? Fokus pada prioritas peningkatanjumlah tenagakerja; target produksi rokok tahun 2010 s.d 2015 adalah 260 miliarbatang; Kebijakannya? Fokus pada prioritas peningkatanpendapatan pemerintah target produksi rokok tahun 2015 s.d 2020 tetap sebanyak 260miliar batang. Kebijakannya? Prioritas pada kesehatan,tenagakerja, dan pendapatan pemerintah; 85. 85Anak & Remaja di tengah agresifitas industri(2) Adanya strategi industri rokok menjangkau anak-anak dan remajasebagai sasaran bagi perokok baru. Dokumen internal Philip Moristerungkap dengan pernyataan berikut ini: remaja hari ini adalah calon pelanggan tetap hari esok ..., polaperokok remaja penting bagi Philip Morris. (Laporan ke PhilipMorris, 1981).[WHO Indonesia & Departemen Kesehatan Republik Indonesia,Larangan menyeluruh iklan, promosi & pemberiansponsor, Fact Sheet, No. 04/2/2004] 86. 86 SubstitusiRemaja adalah target pasar untukmenggantikan perokok senior yang sudahmeninggal atau berhenti merokok DurasiSemakin dini remaja merokok, semakinbesar keuntungan bagi industri rokok LoyalitasRemaja sangat loyal terhadap merekrokok yang dihisapnyaRemaja Adalah Korban Eksploitasi Industri Rokok 87. 87Cukai minimalis & anti globalisasi:paradoks kebijakan industri rokok(3) Kebijakan tidak sensitif hak anak, yang terbukti dari kebijakan tarif cukaiproduk tembakau/rokok Indonesia masih rendah (37%) dari harga jual.Pada faktanya: terlalu rendah dibandingkan standar global sebesar 70%. dibawah tarif cukai maksimal sebesar 57% dalam UU Nomor 39tahun 2007 tentang Cukai. jauh lebih rendah dibandingkan cukai negara-negara lain sepertiFilipina sebesar 55%, India sebesar 55%, Thailand sebesar 75%, Chinasebesar 39%; Menteri Keuangan RI: Pemerintah menolak usulan menaikkan cukairokok. (Pemerintah Tolak Usulan FE-UI soal Tarif Cukai, Kompas, 22Agustus 2008) 88. 88Ratifikasi FCTC: Terganjal prolegnas atau agendatersembunyi industri rokok?(4) Ratifikasi/Aksesi Framework Convention on Tobacco Control(FCTC) belum masuk program legislasi nasional (prolegnas)sehingga: Pemerintah Indonesia tidak terikat untuk melaksanakan isiFCTC yang secara tegas mengikat negara peserta untukmelakukan pelarangan komprehensif (total ban) atas iklan,promosi dan soponsor rokok. Lambannya proses legislasi amandemen UU Penyiaran. UU Penyiaran dianggap produk reformasi yang fokus kepadaaspek penataan penyiaran saja. 89. 89Sponsorship Rokok di televisi diluar jam yang dibenarkan:Ketentuan PP 19/2003 dilanggar A Mild Sound of Chane, 18 Agusts 2007, jam 11.00 WIB disiarkanGlbal TV; Clas News Entertainment, tiap malam jam 20.00 WIB disiarkanGlobal TV; Star Mild Music Campus Obsession, 24 Agustus 2007, jam 21.00WIB disiarkan ANTV; Clas On Campus, 27 Agustus 2007, jam 21.00 WIB di ANTV; Liga Djarum, Agustus 2007 jam 15.00 dan jam 18.00 di ANTV; Sampoerna Hijau Volly ASEAN Championship, 31 Agustus 2007, jam16.00 di LATIVI. 90. 90TMK > MK:Watak industri rokok tidak patuh hukum Walaupun PP NO 19/2003 membolehkan iklanpromosi rokok, namun tetap lebih banyak yangtidak dipatuhi. Hasil pengawasan BPOM (2006), iklan rokok dimedia elektronik sebanyak 9.230 iklan. Sebanyak 68% dinilai tidak memenuhi ketentuan(TMK), dan hanya sebanyak 32% memenuhiketentuan (MK)[presentasi Badan POM , Direktorat Pengawaan NAFZA, Deputi I, Pengawasan Promosi dan IklanRokok, disajikan pada Workshop Perlindungan Anak dari dampak Iklan, Promosi dan SponsorRokok, Jakarta, 28 Januari 2008] 91. 91Strategi & Efek Iklan Rokok:metamorfosa racun normal/biasaKausalitas Iklan dengan perilaku anak & remaja pengkondisian untuk merubah sikap dilakukan dengan memilih konteks yangsesuai dengan segmen sasaran; perubahan perilaku dilakukan dengan iklan yang berulang-ulang melaluiberbagai media; pembawa pesan adalah aktor/grup pemusik/idola remaja; penerima pesan yakni remaja adalah kelompok yang sedang mencari jati diri; pesan umumnya bersifat visual, bukan verbal. Aspek emosi lebih berperandaripada aspek kognitif; isi pesan membankitkan emosi menyenangkan, gagah, kuat, trendi, nikmat,dan kebersamaan.[Dr. Widyastuti Soerojo, Pengendalian Iklan Produk Tembakau, Promosi danPemberian Sponsor, Juli 2004]. 92. 92Penelitian US Surgeon General Report :Kausalitas mengapa iklan rokok berpengaruh kepada anak-anak? mendorong anak-anak dan remaja mencoba-coba merokok sehinggamenjadi pengguna tetap. mendorong para perokok untuk meningkatkan konsumsinya. mengurangi motivasi perokok untuk berhenti merokok. mendorong mantan perokok untuk merokok kembali. menciptakan lingkungan dimana merokok dianggap baik dan biasa. menciptakan ketergantungan media pada pendapatan dari iklan rokoksehingga membatasi keterbukaan untuk berdiskusi tentang bahayarokok. menciptakan ketergantungan lembaga penerima sponsor ada industrirokok sehingga menghambat upaya pengendalian tembakau;[US Departement of Healt and Human Services, Reducing the Health Consequences of smoking: 25years of progress,1989,SurgeonGeneralsReport/http://profiles.nlm.gov/NN/B/B/X/S] 93. 93Iklan Rokok bukan untuk anak & remaja??Wartawan MBM GATRA: tapi, perusahaan rokok bersikukuh bahwa mereka takmenyasar perokok remaja dan anak-anak? buktinya, kita lihat iklan dan sponsor itusemuanya untuk kaum muda, bukan untuk kakek-kakek. Belum lagi pemberian rokok gratis.Ironisnya, untuk pembodohan masyarakat sepertiini, pemerintah tutup mata[Majalah Berita Mingguan GATRA, 4 Juni 2008, Widyastuti Soerojo-Pemerintah Tutup Mata Pada Anak Korban Rokok, hal. 105]. 94. 94Siaran niaga iklan rokok di TV yang dominan Televisi merupakan media pemajanan iklanrokok tertinggi terhadap responden (99,7%),disusul oleh Spanduk/Poster/Billboard(86.7%), kegiatan yang disponsori perusahaanrokok (77%), dan Koran/Majalah (76.2%).[Fakutas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA yang bertitelDampak Keterpajanan Iklan Rokok dan Kegiatan Yang Disponsori PerusahaanRokok Terhadap Aspek Kognitif, Afektif, dan Perilaku Merokok pada Remaja,Jakarta, 2007, halaman 14-15] 95. 95Dipengaruhi & Meniru dari TV Tingginya keterpajanan terhadap iklan rokok melaluiTelevisi, Spanduk/ Poster/Billboard, dankoran/majalah juga terungkap dari respon informankualitatif remaja ;....sering, di televisi.........pernah, di televisi dan di jalan.........televisi, spanduk, billboard....Sering, di televisi, majalah, koran, spanduk...Sering, seperti di televisi, spanduk, billboard,koran, dan majalah...[Fakutas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA yang bertitel DampakKeterpajanan Iklan Rokok dan Kegiatan Yang Disponsori Perusahaan Rokok Terhadap Aspek 96. 96Mengingat slogan iklan rokok? Lima slogan yang terbanyak disebutkan adalah : Enjoy Aja dengan responden yang menjawab sebanyak45.33%, Pria Punya Selera (29.18%), Gak ada Loe gak rame (27,2%), Bukan Basa Basi (17,56%), dan Tanya Kenapa (16,15%).Terbukti dan tampak jelas sekali slogan-slogan tersebut sesuaiuntuk remaja. 97. 97Slogan iklan rokok diadaptasi? Wawancara mendalam menunjukkan 21 informan dari 30 informanremaja mengaku pernah menggunakan slogan iklan rokok dalampergaulan sehari-hari. ...Sering...misalnya Kapan Kawin...?, Enjoy Aja, Asyiknyarame-rame... ...Pernah...kalo lagi bercanda dengan teman, Enjoy Ajamas.... Pernah, karena kata-katanya menarik 98. 98Bahaya Iklan: Manipulasi, disinfomasi, dominasi &kejahatan kolektif simbolikDisertasi Doktor Thomas Noach Peea, pada Universitas Indonesia demi kepentingan mencari pangsa pasar, tak jarang iklan berubahmenjadi media disinformasi, manipulasi, dan dominasi, yangmengandung bias serta cenderung memberikan pemahaman yangkeliru mengenai produk yang sebenarnya. Fenomena ini menyebabkan munculnya kejahatan kolektif secarasimbolik (symbolic collective crime) yang terjadi karena sikapmasyarakat yang belum kritis; 99. 99Iklan promosi rokok = manipulasi? iklan promosi rokok (sebagai suatu bentuk informasi) yang justru tidakbenar atau misleading, atau manipuasi. Metamorfosa dari rokok (terdiri 4000 zat kimia yang mengandung zat jenisracun, dan 43 diantaranya bersifat karsinogenik) menjadi suatu yangbiasa atau normal. Kebenaran ilmiah dan fakta empiris akibat merokok: penyebab 90% kanker paru (pada laki-laki) dan 70%(perempuan); penyebab 22% penyakit jantung dan pembuluh darah(kardiovaskular); penyebab kematian yang berkembang paling cepat di duniabersamaan HIV/AIDS; sebanyak 70.000 artikel ilmiah bahwa merokok menyebabkankanker, mulai dari kanker mulut sampai kanker kandung kemih,penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit pembuluh darah 100. 100Fakta Bahaya rokok = Kebenaran yuridis-formil PP No.19/2003 (Pasal 8 ayat 2) mengakui bahayamerokok yakni dengan membuat pesan padakotak/bungkus rokok yang berbunyi : merokok dapat menyebabkan kanker,serangan jantung, impotensi dan gangguankehamilan dan janin; 101. 101Rokok, mematikan!(sekali lagi) Rokok, mematikan! berdasarkan analisis ekonomi di Indonesia, angka kematiankarena merokok pada tahun 2004, sejumlah 427.948 jiwaberarti 1.172 jiwa setiap hari.[Soewarta Kosen, An Economic Analysis Use inIndonesia, Mei 2004]. kasus-kasus penyakit yang berhubungan dengan perilakumerokok di Indonesia (2001), terdapat 5.160.075 kasus[Profil Tembakau Indonesia, TCSC-IAKMI, hal 18] 102. 102Rokok yang Mematikan ! VsHak Kelangsungan Hidup, Hak Tumbuh & Berkembang Anak hak hidup (right to life) bagi anak, tidak dapat dilepaskan dengan& terkaitkan langsung dengan hak untuk tumbuh kembang(rights to development), hak atas perlindungan (right toprotection) dari kekerasan dan perlakuan diskriminatif. Hak konstitusional anak yang dijamin secara eksplisit dalamPasal 28B ayat 2 UUD 1945. 103. 103Low Tar & Nicotin Branding:Strategi Baru rokok sehat????? Moreover, nicotine is addictive. Sifat adiktif nikotin juga berimplikasi pada regulasi iklan danpromosi rokok Mengapa industri rokok mengupayakan nikotin tidak adiktif?Karena industri rokok berargumentasi dalam masalah legaltanggungjawab produk (product liability), bahwa merokok adalahmasalah pilihan personal (personal choise). JIka nikotin didalilkan adiktif, maka pemerintah mesti membuatregulasi. Sama halnya seperti adikif lainnya (miras, narkoba,psikotropika, dllsb). 104. 104Strategi & Trik Industri Rokok: Safe Cigarettes Dibuatlah produk/merek & citra baru: Safe Cigarettes, rokoksehat. Diperkenalkan rokok dgn modifikasi merek atau label: Low Tar,Light, Mild, Slim, dllsb 105. 105Sejarah & Positioning Low Tar & Nicotin Branding Sejak awal 1950an, ilmuan mempublikasi hasil kajian ilmiah bahwarokok penyebab kanker paru-paru dan penyakit-penyakit. Drs. Ernst L. Wynder & Evart A. Graham (1950) menunjukkan perokokmempunyai resiko lebih besar. Respons segera industi rokok terhadap bukti ilmiah itu denganmempromosikan tipe baru rokok: rokok dengan filter (tahun 1950an)dan Rokok Low Tar (tahun 1960an). Diiklankan seakan lebih sehatdari yang lama. [Stanton A. Glantz, Cs., The Cigarette Papers, sub judul Smokkingand Disease, University of California Press, 1996, hal. 26-27.] 106. 106Strategi Produk Low Tar dan Strategi Iklan Imej rokok sehat (Health-image cigarettes) didisain untukmembuat ilusi perokok mengisap produk lebih aman. Diformalisasikan dalam konperensi riset BAT Hilton Headpada 1968. Strategi industri rokok mengembangkan rokok filter & rokoklow tar dengan memorandum Industry Response to theCigarette/Health Controversy. Memo ditulis Ernest Pepples,B&Ws vice president pada 1976. 107. 107Strategi & Trik bulus Low Tar:Seakan-akan Permintaan Kosumen Sekarang industri rokok mengklaim, rokok filter & rokokLow-Tar diproduksi (& diiklankan) karena permintaankonsumen/publik, bukan karena produksi itu safer. Lagi-lagi membangun ILUSI PRODUK ROKOK AMAN. 108. 108Trik curang lain? Memproduksi lebih banyak merek Lower Tar. Satu perusahaan(company) banyak merek dagang (brand). Mengembangkan riset ilmiah & menyembunyikannya. Menyampaikan kampanye informasi melawan klaim loby kalangan antimerokok. Iklan rokok Low Tar beragam & metamorfosa. Iklan pemeringkatan tar & nikotin pada rokok. Stanton A. Glantz, Cs., The Cigarette Papers, sub judul LegalConcern facing the Industry, University of California Press, 1996, hal.254] 109. 109Hak hidup, kelangsungan hidup = supreme right Hak untuk hidup...... tidak dapat dikurangi dalam keadaanapa pun dan merupakan Hak yang Utama (supremerights). Dalam ICCPR yan sudah diratifikasi oleh pemerintahIndonesa terdapat sejumlah hak asasi yangdikategorikan sebagai non-derogable rights, termasukhak untuk hidup. 110. 110Iklan Rokok Vs Hak Informasi yang sehat Rokok = 4000 jenis zat kimia yang mengandung racun berbahaya,telah bermetamorfosa mejadi zat yang normal/biasa. Rokok diiklankan = informasi yang manipulaif, disinformasi,dominasi = informasi tidak sehat bagi anak dan remaja Hak Konstitusi yang dilanggar (Psl 28F UUD 1945) Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasiuntuk mengembangkan pribadi dan linkungan sosialnya, 111. 111Iklan Rokok Vs Hak atas manfaat seni dan budaya Rokok = 4000 jenis raun berbahaya, telah bermetamorfosa mejadi zat yangnormal/biasa. IKLAN ROKOK sebagai produk karya kreatif seni dalam penyiaran/pertelevisian. IKLAN ROKOK sebagai bagian dari hasil karya = budaya (?) Iklan rokok (yang manipulatif, metamorfosa racun menjadi normal) merupakanpelanggaran hak konstitusional. Pasal 28 C ayat 1 UUD 1945: Setiap orang .... berhak mendapat pendidikan dan manfaat dari ilmupengetahuan dan tekhnologi, seni dan budaya, demi meningkatkankualitas hidupnya demi kesejahteraan ummat manusia; 112. 112Kerugian konstitusional(1) Advokasi belum mengubah kebijakan Pemerintah & regulasi.Akibatnya anak & remaja terus terpajan ikalan, dan terdorongmengonsumsi rokok.(2) Iklan rokok mempengaruhi anak & remaja merokok. Susenas2002 Vs Susenan 2004, Prevalensi perokok pemula, usiamerokok makin rendah.(3) Iklan rokok adalah informasi yang tidak benar, manipulatif.Bermetamorfosa 4000 jenis zat kimia yang mengandung zatracun diiklankan menjadi suatu zat yang normal, iklan rokokLow Tar seakan rokok aman. Brand & label menyesatkan:Mild, Light, Slim, dllsb. 113. 113Kerugian konstitusional(4) Prevalensi perokok pemula meningkat berakibat:(a) biaya konsumsi rokok meningkat(b) nikotin & tar dan adiktif lain makin besar masuk tubuh manusia/anak (c)makin besar peluang rusaknya janin & gangguan kehamilan (suatuNotoir Feiten, pesan pada bungkus/kotak versi Psl 8 PP 19/2003,(d) tercurinya biaya pendidikan, kesehatan, pangan(indeks Nikotin/rokok = Nol dalam perhitungan kalori)(e) merokok makin banyak, memicu kemiskinan, garis kemiskinan. 114. 114Kerugian Konstitusional(5) Tahun produktif makin menurun, sehingga penurunanusia produktif, dan mengancam HAK HIDUP,KELANGSUNGAN HIDUP & TUMBUH KEMBANG ANAK.LAWAN EPIDEMI ROKOK SEBELUM DIAMENYERANG HAK HIDUP ANDA! 115. 115Agenda dan Rekomendasi1. Litigasi Judicial Review PP 19/2003 & Advokasi pembentukan PPpelarangan komprehensif iklan, promosi dan sponsor rokok(mengganti PP No 19/2003).2. Uji Materil Psl 46 ayat (3) huruf c UU 32/20023. Advokasi untuk ratifikasi FCTC;4. Advokasi untuk memberikan program perlindungan khusus padaanak-anak dalam/sebagai korban pengaruh produk tembakau. 116. 116Agenda dan Rekomendasi5. Advokasi melarang anak-anak sebagai penjual atau terlibatdalam distributor produk tembakau.6. Advokasi dan litigasi atas penggunaan anak-anak dibawahumur 18 tahun (termasuk anak perempuan, remaja putri)sebagai penjual (sales promotion) atau disalahgunakandalam distribusi produk tembakau; 117. 117Agenda dan Rekomendasi7. Advokasi dan litigasi untuk Iklan dan merek/brand yangmenyesatkan bahaya tembakau dengan mencantumkankata/label low tar, light, mild, ultra light.8. Advokasi iklan rokok yang berada ada area abu-abu, danmemanfaatkan celah Pasal 17 huruf (c) PP No 19/2003.dengan melakukan transformasi dan celah kreatif iklanmelalui brand image, collour image, life style image. 118. 118Agenda dan Rekomendasi9. Advokasi dan litigasi untuk justifikasi atau deklarasi rokoksebagi zat adiktif sebagai/dalam putusan pengadilan.10. Advokasi dan litigasi atas pelanggaran Pasal 67 ayat (2) UUNo 23/2002 (larangan menempatkan, membiarkan,melibatkan, menyuruh melibatkan anak dalam produksiataupun distribusi zat adiktif), dengan menggunakan Pasal89 ayat (2) UU No 23/2002. 119. 119Agenda dan Rekomendasi11. Advokasi agar Pemerintah menggunakan danmenerapkan ketentuan Pasal 59 UU No 23/2002 dalammenangani masalah sosial perokok anak; 120. 120Penutup Melindungi anak, investasi masa depan. Wassalam.Muhammad Joni, SH, MH.Wakil Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak;Advokat & Managing Partner Law Office Joni & Tanamas;Staf Ahli Panitia Ad Hoc III (PAH III)Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI).Email: [email protected];Website: www.advokatmuhammadjoni.com