implementasi+mdg's

67
Djoti Atmodjo

Upload: nauval-arif

Post on 07-Aug-2015

101 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Implementasi+MDG's

Djoti Atmodjo

Page 2: Implementasi+MDG's
Page 3: Implementasi+MDG's

Gambaran Umum

Nation political commitment 189 negara Indonesia menandatangani kesepakatan pembangunan MDGs (tahun 2000)

Tujuan mempercepat pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan

Page 4: Implementasi+MDG's

8 MISI MDGs

Page 5: Implementasi+MDG's

8 MISI MDGs

Page 6: Implementasi+MDG's

Sasaran MDGs terkait Standar Akreditasi Baru

Sasaran I : Penurunan angka kematian bayi dan Peningkatan kesehatan ibu

Sasaran II: Penurunan angka kesakitan HIV/AIDS

Sasaran III: Penurunan angka kesakitan TB

Page 7: Implementasi+MDG's

Penurunan angka kematian bayi dan peningkatan

kesehatan ibu

Page 8: Implementasi+MDG's

Standar SMDGs I

Maksud dan Tujuan

Rumah sakit melaksanakan PONEK

Proses persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu dalam bentuk pelayanan obstetrik dan neonatus komprehensif (PONEK) di rumah sakit dan pelayanan obstetrik dan neonatus dasar (PONED) di Puskesmas

Penurunan angka kematian bayi dan peningkatan kesehatan ibu

Page 9: Implementasi+MDG's

Langkah – langkah PONEK

1. Melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi secara terpadu dan paripurna

2. Mengembangkan kebijakan dan SPO sesuai dengan standar

3. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk kepedulian terhadap ibu dan bayi.

4. Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan obstetrik dan neonatus termasuk pelayanan kegawat daruratan (PONEK 24 Jam)

Page 10: Implementasi+MDG's

5. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan pembina teknis dalam pelaksanaan Inisisasi Menyusui Dini (IMD) dan pemberian ASI Eksklusif

6. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan ibu dan bayi bagi sarana pelayanan kesehatan lainnya.

7. Meningkatkan fungsi Rumah Sakit dalam Perawatan Metode Kangguru (PMK) pada bayi BBLR.

8. Melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan program Rumah Sakit Sayang Ibu Bayi (RSSIB) 10 langkah menyusui dan peningkatan kesehatan ibu

Langkah – langkah PONEK

Page 11: Implementasi+MDG's

Elemen Penilaian SMDG I

1. Pimpinan RS berpartisipasi dalam menyusun rencana PONEK

2. Pimpinan RS berpartisipasi dalam menetapkan keseluruhan proses/mekanisme dalam program PONEK termasuk pelaporannya

3. Adanya kebijakan rumah sakit dan dukungan penuh manajemen dalam pelayanan PONEK

4. Terbentuk dan berfungsinya Tim PONEK Rumah Sakit

5. Terlaksananya pelatihan untuk meningkatkan kemampuan teknis Tim PONEK sesuai standar

6. Terlaksananya fungsi rujukan PONEK pada rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang berlaku.

Page 12: Implementasi+MDG's

PENURUNAN ANGKA KESAKITAN HIV/AIDS

Page 13: Implementasi+MDG's

 Standar SMDGs II

Maksud dan Tujuan

Rumah sakit melaksanakan Penanggulangan HIV/AIDS sesuai pedoman rujukan ODHA

kemudahan akses bagi ODHA untuk mendapatkan layanan pencegahan, pengobatan, dukungan dan perawatan, sehingga diharapkan lebih banyak ODHA yang memperoleh pelayanan yang berkualitas di rumah sakit yang ditetapkan sebagai RS rujukan ODHA.

PENURUNAN ANGKA KESAKITAN HIV/AIDS

Page 14: Implementasi+MDG's

Langkah – langkah penanggulangan HIV/AIDS

Meningkatkan fungsi pelayanan VCT (Voluntary Counseling and Testing);

Meningkatkan fungsi pelayanan ART (Antiretroviral Therapy); Meningkatkan fungsi pelayanan PMTCT (Prevention Mother to

Child Transmision); Meningkatkan fungsi pelayanan Infeksi Oportunistik (IO); Meningkatkan fungsi pelayanan pada Orang Dengan HIV AIDS

(ODHA) dengan faktor risiko Injection Drug User (IDU); dan Meningkatkan fungsi pelayanan penunjang, yang meliputi:

pelayanan gizi, laboratorium, dan radiologi, pencatatan dan pelaporan.

Page 15: Implementasi+MDG's

1. Pimpinan RS berpartisipasi dalam menyusun rencana pelayanan penanggulangan HIV/AIDS

2. Pimpinan RS berpartisipasi dalam menetapkan keseluruhan proses/mekanisme dalam pelayanan penanggulangan HIV/AIDS termasuk pelaporannya

3. Adanya kebijakan Rumah Sakit dan dukungan penuh manajemen dalam pelayanan penanggulangan HIV/AIDS

4. Terbentuk dan berfungsinya Tim HIV/AIDS Rumah Sakit

5. Terlaksananya pelatihan untuk meningkatkan kemampuan teknis Tim HIV/AIDS sesuai standar

6. Terlaksananya fungsi rujukan HIV/AIDS pada rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang berlaku

7. Terlaksananya pelayanan VCT, ART, PMTCT, IO, ODHA dgn faktor risiko IDU, penunjang sesuai dengan kebijakan

Elemen Penilaian SMDGs II

Page 16: Implementasi+MDG's

Other diseases:Tuberkulosis

Page 17: Implementasi+MDG's

Standar SMDG’s III.

Maksud dan Tujuan

Rumah sakit melaksanakan Penanggulangan TB sesuai pedoman strategi DOTS

Penerapan strategi DOTS di rumah sakit dalam meningkatan angka: penemuan kasus (care detection rate, CDR), keberhasilan pengobatan (cure rate), dan keberhasilan rujukan (success referal rate).

Other diseases:Tuberkulosis

Page 18: Implementasi+MDG's

Elemen Penilaian SMDGs III

1. Pimpinan RS berpartisipasi dalam menyusun rencana pelayanan DOTS TB

2. Pimpinan RS berpartisipasi dalam menetapkan keseluruhan proses/mekanisme dalam program pelayanan DOTS TB termasuk pelaporannya

3. Adanya kebijakan rumah sakit dan dukungan penuh manajemen dalam pelayanan DOTS TB sesuai dengan standar

4. Terbentuk dan berfungsinya Tim DOTS TB Rumah Sakit

5. Terlaksananya pelatihan untuk meningkatkan kemampuan teknis Tim DOTS TB sesuai standar

6. Terlaksananya fungsi rujukan TB DOTS pada rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang berlaku

Page 19: Implementasi+MDG's

KEBIJAKAN DAN DASAR HUKUM

SE MENKES 884/Menkes/VII/2007 Perihal Ekspansi TB Strategi DOTS di Rumah Sakit dan Balai Kesehatan / Pengobatan Penyakit Paru

SE Dirjen Bina Yanmed YM.02.08/III/673/07 perihal:

Penatalaksanaan TB di Rumah Sakit.

Keputusan MENKES No.129/Menkes/SK/II/2008 Tentang STANDAR PELAYANAN MINIMAL DI

RUMAH SAKIT

Page 20: Implementasi+MDG's

5 Strategi DOTS

1. Komitmen politik dengan meningkatkan dan kesinambungan pembiayaan

2. Penemuan kasus melalui pemeriksaan bakteriologi yang terjamin kualitasnya

3. Pengobatan yang terstandarisasi dengan supervisi dan dukungan terhadap pasien

4. Pasokan obat yang efektif dan terjamin kontinuitasnya

5. Sistim monitoring evaluasi dan penilaiannya

Page 21: Implementasi+MDG's

Djoti - Atmodjo

IV. SASARAN MILENIUM DEVELOPMENT GOALS

SASARAN I. PENURUNAN ANGKA KEMATIAN BAYI DAN PENINGKATAN KESEHATAN IBU

SASARAN II. PENURUNAN ANGKA KESAKITAN HIV/AIDS

SASARAN III.PENURUNAN ANGKA KESAKITAN TB

Page 22: Implementasi+MDG's

Djoti - Atmodjo

IV. SASARAN MILENIUM DEVELOPMENT GOALS

SASARAN I. PONEK

SASARAN II. SASARAN III.

Penyakit

Page 23: Implementasi+MDG's

Djoti - Atmodjo

Adanya kebijakan rumah sakit dan dukungan penuh manajemen dalam pelayanan

Partisipasi pimpinan RS menyusun rencana pelayanan

Pimpinan RS berpartisipasi dalam menetapkan keseluruhan proses/mekanisme dalam program pelayanan

Terbentuknya Tim Terlaksananya pelatihan Terlaksananya rujukan

Page 24: Implementasi+MDG's
Page 25: Implementasi+MDG's

Elemen Penilaian SMDG I

1. Pimpinan RS berpartisipasi dalam menyusun rencana PONEK

2. Pimpinan RS berpartisipasi dalam menetapkan keseluruhan proses/mekanisme dalam program PONEK termasuk pelaporannya

3. Adanya kebijakan rumah sakit dan dukungan penuh manajemen dalam pelayanan PONEK

4. Terbentuk dan berfungsinya Tim PONEK Rumah Sakit5. Terlaksananya pelatihan untuk meningkatkan

kemampuan teknis Tim PONEK sesuai standar6. Terlaksananya fungsi rujukan PONEK pada rumah

sakit sesuai dengan kebijakan yang berlaku.

Page 26: Implementasi+MDG's

Djoti - Atmodjo

Page 27: Implementasi+MDG's

Djoti - Atmodjo

Page 28: Implementasi+MDG's

Djoti - Atmodjo

Page 29: Implementasi+MDG's

Djoti - Atmodjo

Page 30: Implementasi+MDG's

Djoti - Atmodjo

Page 31: Implementasi+MDG's

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 1051/MENKES/SK/XI/2008

TENTANG

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK)

24 JAM DI RUMAH SAKIT

Ditetapkan di Jakarta, Pada Tanggal 11 November 2008

Page 32: Implementasi+MDG's

Pada Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa – Bangsa pada tahun 2000 disepakati bahwa terdapat 8 Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals) pada tahun 2015. Dua diantara tujuan tersebut mempunyai sasaran dan indikator yang terkait dengan kesehatan ibu, bayi dan anak yaitu :

1. Mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua per tiga dari AKB pada tahun 1990 menjadi 20 dari 25/1000 kelahiran hidup.

2. Mengurangi angka kematian ibu sebesar tiga per empat dari AKI pada tahun 1990 dari 307 menjadi 125/100.000 kelahiran hidup.

Page 33: Implementasi+MDG's

PENGERTIAN

Rumah Sakit PONEK 24 Jam adalah Rumah Sakit yang menyelenggarakan pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif dan terintegrasi 24 jam.

Page 34: Implementasi+MDG's

VISI

Pada tahun 2015 tercapai Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals) yaitu :

Mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua pertiga dari AKB pada tahun 1990 menjadi 20 dari 25/1000 kelahiran hidup

Mengurangi angka kematian ibu sebesar tiga per empat dari AKI pada tahun 1990 menjadi 125/100.000 kelahiran hidup

Page 35: Implementasi+MDG's

MISI

Menyelenggarakan pelayanan obstetri dan neonatal yang bermutu melalui standarisasi Rumah Sakit PONEK 24 jam, dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di indonesia

Page 36: Implementasi+MDG's

TUJUAN

1. Adanya kebijakan Rumah Sakit dan dukungan penuh manajemen dalam pelayanan PONEK.

2. Terbentuknya Tim PONEK Rumah Sakit.3. Tercapainya kemampuan teknis Tim PONEK sesuai standar.4. Adanya koordinasi dan sinkronisasi antara pengelola dan

penanggung jawab program pada tingkat kabupaten / kota, propinsi, dan pusat dalam manajemen program PONEK.

Sistem Rujukan

Page 37: Implementasi+MDG's

SASARAN

1. Seluruh pimpinan Rumah Sakit tingkat Kabupaten / Kota

2. Seluruh Dinas Kesehatan Propinsi dan Kabupaten / Kota

3. Pengelola program kesehatan ibu dan anak di seluruh Dinas Kesehatan Propinsi dan Kabupaten / Kota

Page 38: Implementasi+MDG's

FUNGSI RUMAH SAKIT

1. PelayananRumah Sakit harus dapat menangani kasus rujukan yang tidak mampu ditangani oleh petugas kesehatan di tingkat pelayanan primer (dokter, bidan, perawat).

2. PendidikanRumah Sakit harus terus menerus meningkatkan kemampuan baik petugas rumah sakit, luar rumah sakit maupun peserta pendidikan tenaga kesehatan sehingga mampu melakukan tindakan sesuai dengan standar dan kewenangannya untuk menyelesaikan kasus darurat.

3. PenelitianRumah Sakit harus mempunyai program evaluasi kinerja baik rumah sakit maupun wilayah kerja dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.

Page 39: Implementasi+MDG's

MONITOR DAN EVALUASI KINERJA

1. Fasilitas fisik2. Kinerja kelompok kerja di unit gawat darurat, kamar

bersalin, kamar operasi (harus mampu dilakukan operasi dalam waktu kurang dari 30 menit, setelah diputuskan), dan kamar neonatal

3. Case Fatality Rate, angka kematian penyakit yang harus menurun setiap tahun dengan percepatan 20 %

4. Angka rasio kematian ibu harus (< 200/100.000 kelahiran hidup), rasio kematian perinatal (<20/1000 kelahiran hidup) di rumah sakit

Page 40: Implementasi+MDG's

TARGET

a. Angka Kematian Ibu (AKI) < 100/100.000 kelahiran hidupb. Angka Kematian Neonatal < 18/1000 kelahiran

Page 41: Implementasi+MDG's

PONEK RUMAH SAKIT

1. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Fisiologis

2. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal dengan risiko tinggi

3. Pelayanan Kesehatan Neonatal

4. Perawatan Intensif Neonatal

Page 42: Implementasi+MDG's

PELAYANAN PENUNJANG MEDIK

1. Pelayanan Darah

2. Perawatan Intensif

3. Pencitraan

4. Laboratorium

Page 43: Implementasi+MDG's

KRITERIA RUMAH SAKIT PONEK 24 JAMA. KRITERIA UMUM RUMAH SAKIT PONEK

Ada dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasus emergensi baik secara umum maupun emergency obstetrik-neonatal

Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan tim PONEK di rumah sakit meliputi resusitasi neonatus, kegawat-daruratan obstetrik dan neonatus

Mempunyai Standar Operating Prosedur penerimaan dan penanganan pasien kegawat-daruratan obstetrik dan neonatal

Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawat-daruratan obstetrik dan neonatal

Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tertentu Mempunyai standar respon time di UGD selama 10 menit, di

kamar bersalin kurang dari 30 menit, pelayanan darah kurang dari 1 jam

Page 44: Implementasi+MDG's

Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) untuk melakukan operasi, bila ada kasus emergensi obstetrik atau umum

Memiliki kru/awak yang siap melakukan operasi atau melaksanakan tugas sewaktu-waktu, meskipun on call

Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK, antara lain dokter kebidanan, dokter anak, dokter/petugas anestesi, dokter penyakit dalam, dokter spesialis lain serta dokter umum, bidan dan perawat

Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam Tersedia pelayanan penunjang lain yang berperan dalam

PONEK, seperti Laboratorium dan Radiologi selama 24 jam, obat dan alat penunjang yang selalu siap tersedia

Page 45: Implementasi+MDG's

Perlengkapan Semua perlengkapan harus bersih (bebas debu, kotoran,

bercak, cairan dll)Permukaan metal harus bebas karat atau bercakSemua perlengkapan harus kokoh (tidak ada bagian yang

longgar atau tidak stabil)Permukaan yang dicat harus utuh dan bebas dari goresan

besarRoda perlengkapan (jika ada) harus lengkap dan berfungsi

dengan baik Instrumen yang siap digunakan harus disterilisasi Semua perlengkapan listrik harus berfungsi baik (saklar,

kabel dan steker menempel kokoh)Bahan

Semua bahan harus berkualitas tinggi dan jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan unit ini

Page 46: Implementasi+MDG's

Elemen Penilaian SMDGs II

1. Pimpinan RS berpartisipasi dalam menyusun rencana pelayanan penanggulangan HIV/AIDS

2. Pimpinan RS berpartisipasi dalam menetapkan keseluruhan proses/mekanisme dalam pelayanan penanggulangan HIV/AIDS termasuk pelaporannya

3. Adanya kebijakan Rumah Sakit dan dukungan penuh manajemen dalam pelayanan penanggulangan HIV/AIDS

4. Terbentuk dan berfungsinya Tim HIV/AIDS Rumah Sakit

5. Terlaksananya pelatihan untuk meningkatkan kemampuan teknis Tim HIV/AIDS sesuai standar

6. Terlaksananya fungsi rujukan HIV/AIDS pada rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang berlaku

7. Terlaksananya pelayanan VCT, ART, PMTCT, IO, ODHA dgn faktor risiko IDU, penunjang sesuai dengan kebijakan

Page 47: Implementasi+MDG's

Djoti - Atmodjo

Page 48: Implementasi+MDG's

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 832/Menkes/SK/X/2006

TENTANGPENETAPAN RUMAH SAKIT RUJUKAN BAGI ORANG DENGAN HIV / AIDS (ODHA) DAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT RUJUKAN ODHA DAN SATELITNYA

Page 49: Implementasi+MDG's

Meningkatkan fungsi pelayanan kesehatan bagi ODHA di rumah sakit rujukan ODHA dan satelitnya.

TUJUAN UMUM

Page 50: Implementasi+MDG's

TUJUAN KHUSUSa. Meningkatkan fungsi pelayanan VCT (Voluntary

Counseling and Testing).b. Meningkatkan fungsi pelayanan ART

(Antitetroviral Therapy).c. Meningkatkan fungsi pelayanan PMTCT

(Prevention Mother to Child Transmision).d. Meningkatkan fungsi pelayanan Infeksi

Oportunistik (IO).e. Meningkatkan fungsi pelayanan pada ODHA

dengan faktor risiko IDU.f. Meningkatkan fungsi pelayanan penunjang yang

meliputi pelayanan gizi, laboratorium, dan radiologi, pencacatan, dan pelaporan.

Page 51: Implementasi+MDG's

Pengertian dan proses pelayanan kesehatan bagi ODHA adalah memberikan perawatan komprehensif, dukungan dan pengobatan.

Pelayanan kesehatan bagi ODHA diawali dengan melakukan konseling dan melanjutkan dengan terapi medis (ARV dan IO), dengan selalu didampingi dengan konseling bagi ODHA dan keluarganya / pendampingnya.

Page 52: Implementasi+MDG's

PELAYANAN KESEHATAN BAGI ODHA

Pelayanan kesehatan bagi ODHA meliputi 5 pelayanan, yaitu :

1. VCT (Voluntary Counseling and Testing).2. ART (Antitetroviral Therapy).3. PMCT (Prevention Mother to Child Transmision)4. Infeksi Oportunistik (OI)5. Pelayanan penunjang yang meliputi : pelayanan gizi,

laboratorium, dan perawatan, pencacatan, dan pelaporan.

Page 53: Implementasi+MDG's

Elemen Penilaian SMDGs III

1. Pimpinan RS berpartisipasi dalam menyusun rencana pelayanan DOTS TB

2. Pimpinan RS berpartisipasi dalam menetapkan keseluruhan proses/mekanisme dalam program pelayanan DOTS TB termasuk pelaporannya

3. Adanya kebijakan rumah sakit dan dukungan penuh manajemen dalam pelayanan DOTS TB sesuai dengan standar

4. Terbentuk dan berfungsinya Tim DOTS TB Rumah Sakit

5. Terlaksananya pelatihan untuk meningkatkan kemampuan teknis Tim DOTS TB sesuai standar

6. Terlaksananya fungsi rujukan TB DOTS pada rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang berlaku

Page 54: Implementasi+MDG's

Djoti - Atmodjo

Page 55: Implementasi+MDG's

PELAYANAN TUBERKULOSIS DENGAN STRATEGI DOTS DI RUMAH SAKIT

Page 56: Implementasi+MDG's

TUJUAN UMUM

Pedoman Manajerial Pelayanan Tuberkulosis Dengan Strategi DOTS di Rumah Sakit disusun dengan tujuan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan tuberkulosis di rumah sakit

Page 57: Implementasi+MDG's

TUJUAN KHUSUS

• Sebagai pedoman manajerial dalam program penanggulangan TB di rumah sakit dengan strategi DOTS.

• Sebagai indikator mutu penerapan standar pelayanan rumah sakit (SPRS) dalam program penanggulangan TB melalui akreditasi.

• Sebagai salah satu alat ukur kinerja rumah sakit dalam penanggulangan TB melalui indikator Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (SPM-RS)

Page 58: Implementasi+MDG's

SASARAN

Pedoman Manajerial Pelayanan Tuberkulosis Dengan Strategi DOTS Di Rumah Sakit diperuntukkan bagi seluruh rumah sakit di Indonesia, baik rumah sakit pemerintah maupun swasta.

Page 59: Implementasi+MDG's

Setiap pelayanan TB dengan strategi DOTS bagi pasien TB harus berdasarkan standar pelayanan yang telah ditetapkan oleh Program Penanggulangan Tuberkulosis Nasional.

Setiap Pelayanan TB harus berdasarkan International Standard for Tuberculosis (ISTC) atau Standar Diagnosis, Pengobatan dan Tanggung Jawab Kesehatan Masyarakat.

Page 60: Implementasi+MDG's

Direktur / Wakil Direktur berfungsi sebagai administrator. Fungsi administrator antara lain :

• Membuat kebijakan dan melaksanakannya.• Mengintegrasikan, merencanakan, dan mengkoordinasikan

pelayanan.• Melaksanakan pengembangan staf dan pendidikan /

pelatihan.• Melakukan pengawasan terhadap penerapan standar

pelayanan medis / kedokteran termasuk medico legal.• Berkoordinasi dengan Komite Medik untuk memfasilitasi

implementasi etika kedokteran dan mutu profesi, penetapan Standar Pelayanan Medis dan SPO.

• Membentuk Tim DOTS yang dipimpin oleh Ketua / pimpinan yang berfungsi.

Page 61: Implementasi+MDG's

TIM DOTS

• Pimpinan rumah sakit membentuk Tim DOTS sebagai wadah khusus dalam pengelolaan pasien TB di rumah sakit.

• Pembentukan Tim DOTS di rumah sakit bersifat fungsional ditetapkan melalui surat keputusan direktur rumah sakit.

• Tim DOTS di rumah sakit berada dibawah koordinasi Direktur / Wakil Direktur Pelayanan Medik.

Page 62: Implementasi+MDG's

Ketua Tim DOTS Rumah Sakit

• Ketua Tim DOTS adalah seorang dokter spesialis paru atau penyakit dalam atau dokter spesialis atau dokter umum yang bersertifikat Pelatihan Pelayanan Tuberkulosis dengan Strategi DOTS di Rumah Sakit (PPTS DOTS)

• Ketua Tim DOTS merangkap sebagai anggota.

Page 63: Implementasi+MDG's

FASILITAS DAN PERALATAN

1. Tersedia ruangan khusus pelayanan pasien TB (Unit DOTS) yang berfungsi sebagai pusat pelayanan TB di RS meliputi kegiatan diagnostik, pengobatan, pencatatan dan pelaporan, serta menjadi pusat jejaring internal / eksternal DOTS.

2. Ruangan tersebut memenuhi persyaratan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI-TB) di rumah sakit.

3. Tersedia peralatan untuk melakukan pelayanan medis TB.4. Tersedia ruangan / sarana bagi penyelenggaraan KIE

terhadap pasien TB dan keluarga.5. Tersedia ruangan laboratorium yang mampu melakukan

pemeriksaan mikroskopis dahak.

Page 64: Implementasi+MDG's

KEBIJAKAN DAN PROSEDUR

1. Ada kebijakan / ketentuan / pedoman dan prosedur tertulis yang harus menjadi acuan pokok bagi semua staf medik dalam melaksanakan tugas sehari – hari.

2. Ada kebijakan / ketentuan / pedoman tentang jejaring internal dan eksternal dalam pelayanan pasien.

3. Ada kebijakan / ketentuan / pedoman tentang pelayanan pasien TB bagi orang miskin.

4. Kebijakan / ketentuan / prosedur tentang OAT, ketersediaan obat, bila terjadi kekosongan.

5. Kebijakan / ketentuan / prosedur tentang Pelayanan pasien TB di rawat jalan.

6. Kebijakan / ketentuan / prosedur tentang Pelayanan pasien TB di rawat inap.

Page 65: Implementasi+MDG's

7. Kebijakan / ketentuan / prosedur tentang Pelayanan pasien TB di Unit Gawat Darurat.

8. Kebijakan / ketentuan / prosedurtentang pengelolaan pasien dengan MDR, HIV.

9. Kebijakan / ketentuan / prosedurtentang pasien yang mangkir.10. Kebijakan / ketentuan / prosedur tentang rujukan pasien ke UPK

lain.11. Kebijakan tentang cross check pasien.12. Kebijakan tentang OAT termasuk dalam pengelolaan instalasi

farmasi rumah sakit.13. Kebijakan tentang OAT masuk dalam formularium RS (baik obat

program maupun diluar program, Jamkesmas, Askes, dll).14. Ada kebijakan bahwa staf medik membantu pimpinan rumah sakit

dalam perencanaan, penggunaan, dan pemeliharaan persediaan fasilitas dan peralatan pelayanan medis.

Page 66: Implementasi+MDG's

15. Ada kebijakan dan prosedur mekanisme untuk mengawasi, memonitor dan mengevaluasi penerapan standar pelayanan TB di rumah sakit.

16. Ada kebijakan dan prosedur mekanisme untuk menentukan standar pelayanan minimal, atau indikator keberhasilan pelayanan TB di rumah sakit. (Angka pemeriksaan mikroskopik dahak, menurunnya angka drop out, angka kesalahan baca laboratorium, angka konversi, angka keberhasilan rujukan dan sebagainya).

17. Ada kebijakan dan prosedur tentang pemenuhan standar pencegahan dan pengendalian infeksi TB di Rumah Sakit (standar manajerial, administrasi, lingkungan, dan alat pelindung diri).

18. Ada kebijakan dan prosedur bagi rumah sakit yang digunakan sebagai lahan pendidikan, pelatihan dan penelitian terkait TB.

Page 67: Implementasi+MDG's

Djoti - Atmodjo