implementasi pphi -uu no.2 tahun 2004

54
Implementasi dan Sistem Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Pasca Berlakunya UU No. 2/2004 A ndi Yanuar , SH HRD Manager PT.PIPA MAS PUTIH

Upload: andi-yanuar

Post on 28-Nov-2015

92 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

Implementasi dan Sistem Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Pasca Berlakunya UU No. 2/2004

Andi Yanuar, SHHRD Manager

PT.PIPA MAS PUTIH

Page 2: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

2

Tujuan dan Sasaran Topik Bahasan Para peserta dapat memahami lebih

mendalam materi peraturan perundangan tentang penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang telah diberlakukan terhitung mulai tanggal 14 Januari 2006;

Para peserta dapat mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin dalam menghadapi berlakunya UU No. 2 Tahun 2004 Tentang PPHI.

Page 3: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

3

Sessi 1

Pemahaman Pasal – Pasal UU No. 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial dan Ketentuan Perundangan Yang Terkait :

Page 4: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

4

Jenis-jenis Perselisihan Hubungan Industrial UU No. 2/2004

Perselisihan Hak; Perselisihan Kepentingan; Perselisihan PHK, dan Perselisihan antar SP/SB hanya

dalam satu perusahaan.

Page 5: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

5

PERSELISIHAN HAK Perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak, akibat adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuan perundang-undangan, PK, PP, atau PKB

PERSELISIHAN KEPENTINGAN Perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan dan atau perubahan syarat-syarat kerja yang ditetapkan dalam PK, PP atau PKB.

PERSELISIHAN PHK Perselisihan yang timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai PHK, yang dilakukan oleh salah satu pihak.

PERSELISIHAN ANTAR SP/SB Perselisihan antara SP/SB lain hanya dalam satu perusahaan, karena tidak adanya persesuaian paham mengenai keanggotaan,pelaksanaan hak, dan kewajiban keserikat-pekerjaan.

DEFINISI :

Page 6: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

6

PERUNDINGAN BIPARTIT Perundingan antara P/B atau SP/SB dengan Pengusaha untuk menyelesaikan PHI;

MEDIASI HUBUNGAN INDUSTRIAL Penyelesaian Perselisihan Hak, Perselisihan Kepentingan, PHK, Perselisihan antar SP/SB dalam satu perusahaan melalui musyawarah yang ditengahi oleh seorang atau lebih Mediator yang netral;

KONSILIASI HI Penyelesaian Perselisihan Kepentingan, PHK, Perselisihan antar SP/SB dalam satu perusahaan melalui musyawarah yang ditengahi oleh seorang atau lebih Konsiliator yang netral;

URUTAN & PILIHAN PPHI

Page 7: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

7

ARBITRASE HI Penyelesaian suatu perselisihan kepentingan, dan perselisihan antar SP/SB hanya dalam satu perusahaan, diluar Pengadilan Hubungan Industrial melalui kesepakatan tertulis dari para pihak yang berselisih untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan kepada arbiter yang putusannya mengikat para pihak dan bersifat final;

PENGADILAN HI Pengadilan khusus yang dibentuk dilingkungan Pengadilan Negeri yang berwenang memeriksa, mengadili, dan memberi putusan terhadap perselisihan hubungan industrial;

URUTAN & PILIHAN PPHI

Page 8: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

8

Mekanisme PPHI

1. Perundingan Bipartit -- Perjanjian Bersama (PB);2. Mediasi/ Instansi Pemerintah :

Persilisihan hak Perselisihan Kepentingan Perselisihan PHK Perselisihan Antar SP/SB Hanya Dalam 1 Perusahaan;

3. Konsiliasi : Perselisihan Kepentingan Perselisihan PHK, dan Perselisihan antar SP/SB hanya dalam satu perusahaan.

4. Arbitrase : Perselisihan Kepentingan Perselisihan antar SP/SB hanya dalam satu perusahaan.

5. Pengadilan Hubungan Industrial – dilingkungan Peradilan Umum.

Page 9: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

9

MEKANISME PENYELESAIAN PHI

BERSELISIH

Hak, Kepentingan, PHK, Antar SP/SBP/B

Bipartit/Musyawarah/Mufakat(Risalah Rapat)

Pengusaha/MGT

TDK SEPAKAT

Konsiliasi

Pengadilan PHI

KASASI MAHKAMAH AGUNG

Mediasi Arbitrase

Peninjauan Kembali MAPK MA

Page 10: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

10

PROSEDUR PENYELESAIAN PHI MELALUI BIPARTIT

BERSELISIH

Hak, Kepentingan, PHK, Antar SP/SBP/B

Bipartit/Musyawarah/Mufakat(Risalah Rapat)

Pengusaha/MGT

Mediasi Konsiliasi Arbitrasi Pengadilan

SEPAKATPerjanjianBersama

(PB)

Daftar PadaPengadilan

PHI

Akte Bukti Daftar

TDK SEPAKAT

Page 11: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

11

PROSEDUR PENYELESAIAN PHI MELALUI MEDIASI

BERSELISIH

Hak, Kepentingan, PHK, Antar SP/SBP/B

Bipartit/Musyawarah/Mufakat(Risalah Rapat)

Pengusaha/MGT

TDK SEPAKAT

SEPAKATBERDAMAI

PerjanjianBersama

(PB)

Daftar PadaPengadilan

PHI

Akte Bukti Daftar

MEDIASI

GUGAT TDK SETUJU

- Mediator Membuat Anjuran- Anjuran Disampaikan dalam 10 hari- Para Pihak menjawab anjuran selama 10 hari sejak diterima- Tidak dijawab dianggap menolak- Setuju anjuran hrs buat PB dlm 6 hari sejak anjuran diterima

PENGADILAN PHI

Page 12: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

12

PROSEDUR PENYELESAIAN PHI MELALUI KONSILIASI

BERSELISIH

Kepentingan, PHK, Antar SP/SBP/B

Bipartit/Musyawarah/Mufakat(Risalah Rapat)

Pengusaha/MGT

TDK SEPAKAT

SEPAKATBERDAMAI

PerjanjianBersama

(PB)

Daftar PadaPengadilan

PHI

Akte Bukti Daftar

KONSILIASI

GUGAT TDK SETUJU

- Konsiliator mengeluarkan Anjuran- Anjuran Disampaikan dalam 10 hari- Para Pihak menjawab anjuran selama 10 hari sejak diterima- Tidak dijawab dianggap menolak- Setuju anjuran hrs buat PB dlm 3 hari sejak anjuran diterima

PENGADILAN PHI

Akte Bukti Daftar

Page 13: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

13

PROSEDUR PENYELESAIAN PHI MELALUI ARBITRASE

BERSELISIH

Kepentingan, Antar SP/SBP/B

Bipartit/Musyawarah/Mufakat(Risalah Rapat)

Pengusaha/MGT

TDK SEPAKAT

SEPAKATBERDAMAI

PerjanjianBersama

(PB)

Daftar PadaPengadilan

PHI

Akte Bukti Daftar

ARBITRASE

MAHKAMAH AGUNG

SIDANG ARBITER

Page 14: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

14

Pengadilan Hubungan Industrial (PHI)

STATUS: Merupakan Pengadilan Khusus yang berada pada

lingkungan Peradilan Umum; TUGAS & KEWENANGAN:

Di tingkat pertama perselisihan hak; Di tingkat pertama dan terakhir perselisihan

kepentingan; Di tingkat pertama PHK; Di tingkat pertama dan terakhir perselisihan

antar SP/SB dalam satu perusahaan.

Page 15: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

15

• HUKUM ACARA:

Hukum Acara yang berlaku pada Pengadilan HI adalah Hukum Acara Perdata yang berlaku pada Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum kecuali yang diatur secara khusus dalam UU ini;

• BIAYA & BIAYA EKSEKUSI:

Dalam proses beracara di Pengadilan HI, pihak-pihak yang berperkara tidak dikenakan biaya termasuk biaya eksekusi yang nilai gugatannya dibawah Rp. 150.000,000,-

HUKUM ACARA & BIAYA EKSEKUSI

Page 16: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

16

HAKIM Diangkat & diberhentikan berdasarkan Keputusan Ketua MA yang pelaksanaannya sesuai dengan peraturan yang berlaku;

HAKIM AD-HOC Diangkat dengan KEPPRES atas usul Ketua MA & Ketua MA mengusulkan pemberhentian Hakim Ad-Hoc HI kepada Presiden

SUSUNAN PENGADILAN HI PADA PENGADILAN NEGERI

SUSUNAN PENGADILAN HI PADA MAHKAMAH AGUNG

Page 17: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

17

PENGAJUAN GUGATAN: Gugatan oleh P/B atas PHK sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 159 & 171 UU 13/2003 dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu 1 tahun sejak diterimanya / diberitahukannya keputusan dari pihak Pengusaha (Ps. 82);

Pengajuan gugatan yang tidak dilampiri risalah penyelesaian melalui mediasi / konsiliasi, maka Hakim Pengadilan HI wajib mengembalikan gugatan kepada penggugat (Ps. 83 (1));

Dalam hal perselisihan hak, atau kepentingan diikuti dengan perselisihan PHK, maka Pengadilan HI wajib memutus terlebih dahulu perkara perselisihan hak atau kepentingan (Ps. 86);

PENYELESAIAN MELALUIPENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Page 18: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

18

PENYELESAIAN MELALUIPENGADILAN HUBUNGAN

INDUSTRIAL SP/SB dan Organisasi Pengusaha

dapat bertindak sebagai Kuasa Hukum untuk beracara di Pengadilan HI untuk mewakili anggotanya;

Ketua PN dalam waktu paling lambat 7 hari kerja setelah menerima gugatan harus sudah menetapkan Majelis Hakim terdiri dari 1 Hakim (Ketua Majelis) & 2 Hakim Ad-Hoc (Anggota Majelis) yang memeriksa & memutus perkara.

Page 19: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

19

Dalam waktu paling lambat 7 hari kerja sejak Penetapan Majelis Hakim, maka Ketua Majelis harus sudah melakukan sidang pertama (Ps. 89);

Dalam hal salah satu pihak tidak dapat menghadiri sidang tanpa alasan yang dapat dipertanggung-jawabkan, Ketua Majelis menetapkan hari sidang berikutnya (Ps. 93 (1));

Hari sidang berikutnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93 (1) ditetapkan dalam waktu selambat-lambatnya 7 hari kerja terhitung sejak tanggal penundaan (Ps. 93 (2));

PEMERIKSAAN DENGAN ACARA BIASA

Page 20: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

20

Penundaan sidang karena ketidak-hadiran salah satu atau para pihak diberikan paling banyak 2 kali penundaan (Ps. 93 (3)):

Apabila dalam sidang pertama secara nyata-nyata pihak Pengusaha terbukti tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 155 (3) UU 13/2003, Hakim Ketua Sidang harus segera menjatuhkan Putusan Sela berupa perintah kepada Pengusaha untuk membayar upah & hak lain yang biasa diterima P/B yang bersangkutan (Ps. 96 (1));

Page 21: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

21

Selama pemeriksaan sengketa masih berlangsung & Putusan Sela (Ps. 96 (1)) tidak juga dilaksanakan oleh pengusaha, Hakim Ketua Sidang memerintahkan sita jaminan dalam sebuah Penetapan Pengadilan HI (Ps. 96 (3));

Putusan Sela sebagaimana dimaksud pada Ps. 96 (1) dan Penetapan pada Ps. 96 (2) tidak dapat diajukan perlawanan atau tidak dapat digunakan upaya hukum.

Page 22: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

22

Dalam mengambil putusan, Majelis Hakim mempertimbangkan :

hukum, perjanjian yang ada, kebiasaan dan keadilan (Ps. 100)

Putusan Pengadilan HI pada Pengadilan Negeri mengenai perselisihan kepentingan dan perselisihan antar SP/SB dalam satu perusahaan merupakan putusan akhir dan bersifat tetap (Ps. 109);

Sub Kepaniteraan Pengadilan HI pada Pengadilan Negeri dalam waktu paling lambat 14 hari kerja terhitung sejak tanggal penerimaan permohonan kasasi harus sudah menyampaikan berkas perkara kepada Ketua MA.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Page 23: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

23

KETENTUAN LAIN-LAIN

Psl. 123:Dalam hal terjadi perselisihan hubungan industrial pada usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang tidak berbentuk perusahaan tetapi mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah, maka perselisihannya diselesaikan sesuai dengan ketentuan undang-undang ini.

Page 24: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

24

Sessi 2

Kiat-kiat Perundingan Bipartit yang efektif untuk mencapai mufakat, yang aman dan kondusif dan tatacara membuat Perjanjian Bersama dalam Proses PHK.

Page 25: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

25

Mendefinisikan Perundingan

“…sebagai suatu upaya yang dilakukan melalui pembicaraan, tindakan persuasif / bujukan, dan bila perlu kompromi untuk mencapai perjanjian dengan pihak lain mengenai suatu / beberapa masalah tertentu.”

Page 26: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

26

Bidang yang pada umumnya dapat dilibatkan dalam perundingan di tempat kerja, meliputi :

Cara menangani / mengatasi keluh kesah;

Konseling; Pemecahan masalah; PHK; Perundingan bersama.

Page 27: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

27

Apa yang dimaksudPerundingan Bipartit?

“Pada hakekatnya merupakan upaya musyawarah antara pihak pekerja atau SP/SB di satu sisi dan pihak pengusaha / manajemen di sisi lain”.

Page 28: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

28

Definisi Perundingan

Perundingan adalah:Proses dimana dua pihak atau lebih, yang mempunyai kepentingan yang sama (common interest) ataupun yang bertolak belakang (conflicting interest), bertemu dan berbicara dengan sebuah niat untuk mencapai sebuah persetujuan yang disepakati bersama.

Istilah: Negosiasi / Berunding / Bargaining Perundingan / musyawarah / Tawar Menawar

Page 29: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

29

Dalam Hubungan IndustrialKepentingan :

Common interest adalah pertumbuhan usaha yang berkesinambungan. Kedua pihak ingin pertumbuhan diteruskan dan ditingkatkan sehingga merupakan sumber kesejahteraan bersama;

Conflicting interest adalah pembagian hasil usaha yang adil dan memadai dari masing-masing pihak.

Pekerja : syarat-syarat kerja dan jaminan sosial yang lebih baik.Management : pertumbuhan yang lebih besar dan investasi.

Page 30: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

30

Kepentingan

Kepentingan Pengusaha:1. Pertumbuhan usaha yang berkesinambungan

dalam persaingan global;2. Kemampuan membayar upah;3. Ketenangan usaha.

Kepentingan Pekerja / Serikat Pekerja:1. Kelangsungan pekerjaan;2. Upah dan jaminan sosial, termasuk untuk

keluarganya;3. Kelayakan dan keadilan dalam pekerjaan dan

pengupahan.

Page 31: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

31

PROSES PHK

PHK Tidak Bisa Dihindari :

Apabila segala upaya telah dilakukan, maksud PHK wajib dirundingkan oleh Pengusaha dan SP/SB atau dengan P/B apabila P/B tidak menjadi anggota SP/SB;

Pengusaha hanya dapat memutuskan hubungan kerja dengan P/B setelah memperoleh penetapan dari PPHI;

Page 32: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

32

Kewajiban Para Pihak Sebelum Terbit Penetapan PPHI Selama putusan PPHI belum

ditetapkan, baik Pengusaha maupun P/B harus tetap melaksanakan segala kewajibannya;

Pengusaha dapat melakukan penyimpangan, berupa tindakan skorsing kepada P/B dengan tetap wajib membayar upah beserta hak-hak lainnya yang biasa diterima P/B.

Page 33: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

33

Isu-Isu Penting Berkaitan Dengan PHK, Status, Upah & Kompensasi

Status & Upah proses selama menunggu Putusan dari PHI;

Upah skorsing; Upah P/B yang ditahan oleh

Kepolisian; Uang Pesangon, UPMK, UPH & Uang

Pisah; Putusan MK

Page 34: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

34

Status P/B & Proses PHK PHK hanya dapat dilakukan setelah

Pengusaha memperoleh Penetapan dari PPHI (dahulu Izin dari P4D/P);

Kedua belah pihak harus tetap melaksanakan kewajibannya;

PP-PHK (dahulu PI-PHK) tertulis diajukan ke PPHI (dahulu ke P4D/P);

PP-PHK hanya dapat diterima apabila telah dirundingkan oleh para pihak;

Penetapan (dahulu izin) hanya dapat diberikan setelah upaya perundingan tidak mencapai kesepakatan.

Page 35: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

35

Upah Proses/Skorsing Selama belum ada putusan/penetapan LPPHI

Pengusaha maupun P/B harus tetap melaksanakan segala kewajibannya artinya P/B bekerja seperti biasa dan menerima upah/gaji dan fasilitas / penerimaan lain yang biasa diterima;

Bila mengambil langkah skorsing, Pengusaha wajib membayar upah/gaji sebagaimana biasa;

Upah proses muncul sebagai bagian dari pembayaran kompensasi PHK dalam hal P/B tidak dibenarkan bekerja atau tidak ada skorsing.

Page 36: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

36

Upah P/B Yang Ditahan Pihak Yang Berwajib / Polisi

Dengan adanya Putusan MK, maka dalam hal P/B ditahan pihak yang berwajib baik atas pengaduan Pengusaha atau bukan, Pengusaha hanya wajib memberikan bantuan kepada keluarga P/B; untuk paling lama 6 bulan sbb:

a. 1 orang tanggungan 25 % upah;b. 2 orang tanggungan 35 % upah;c. 3 orang tanggungan 45 % upah;d. 4 orang tanggungan/lebih 50 % upah.

Page 37: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

37

Uang Pesangon, UPMK, UPH& Uang Pisah PHK bukan karena kesalahan P/B berhak

mendapat UP paling sedikit 2 X , 1 X UPMK dan 1 X UPH sesuai Pasal 156 ayat (1, 2, 3 dan 4);

PHK karena terbukti melakukan kesalahan berat sesuai Pasal 158 P/B dapat memperoleh UPH, bagi yang tidak mewakili kepentingan Perusahaan secara langsung ditambah Uang Pisah;

Uang Pisah diatur dalam PK, PP, atau PKB.

Page 38: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

38

Uang Pesangon, UPMK, UPH& Uang Pisah PHK karena dinyatakan bersalah oleh

putusan Pengadilan sebelum masa penahanan 6 bulan berakhir, Pengusaha wajib membayar P/B UPMK dan UPH;

PHK setelah mendapat pembinaan melalui SP 1,2 & 3, P/B memperoleh 1 X UP, UPMK & UPH;

P/B yang mengundurkan diri atas kehendak sendiri yang tugas dan fungsinya tidak mewakili kepentingan Pengusaha secara langsung menerima UPH dan Uang Pisah.

Page 39: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

39

PHK ATAS KEHENDAK PEKERJA

Harus memenuhi syarat: Diajukan tertulis selambat-lambatnya 30

hari sebelum tanggal mulai pengunduran diri;

Tidak terikat dalam ikatan dinas; Tetap melaksanakan kewajibannya

sampai tanggal efektif pengunduran diri; Tanpa penetapan PPHI.

Page 40: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

40

PHK Karena Perubahan Status Perusahaan

1. P/B tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja :P/B berhak atas UP 1 X, UPMK, dan UPH sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (2, 3 dan 4);

2. Pengusaha tidak bersedia menerima P/B :P/B berhak atas UP 2 X, UPMK, dan UPH sesuai ketentuan Pasal ayat (2, 3 dan 4).

Page 41: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

41

PHK Karena Perusahaan Tutup

Perusahaan tutup karena mengalami kerugian secara terus menerus selama 2 tahun atau keadaan memaksa (force majeur), P/B berhak atas UP 1 X, UPMK, dan UPH;

Perusahaan tutup karena melakukan efisiensi, P/B berhak atas UP 2 X, UPMK, dan UPH.

Page 42: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

42

PHK KARENA BERBAGAI SEBAB

Perusahaan pailit, P/B berhak atas UP 1 x UPMK, dan UPH;

P/B meninggal dunia, ahli warisnya diberi sejumlah uang yang besar perhitungannya sama dengan perhitungan 2 x UP, 1 x UPMK dan UPH.

P/B mencapai usia pensiun, apabila Pengusaha telah mengikutkan P/B pada program pensiun, maka P/B tidak berhak mendapatkan UP, UPMK, tetapi tetap berhak atas UPH. Dalam hal perolehan dana pensiun lebih kecil dari 2 x UP, UPMK dan UPH, selisih kekurangannya dibayar oleh Pengusaha;

Dalam hal Pengusaha tidak mengikutkan P/B pada program pensiun, Pengusaha wajib memberikan kepada P/B UP 2 x UPMK, dan UPH;

Hak atas manfaat pensiun tidak menghilangkan hak P/B atas JHT sesuai peraturan perundangan yang berlaku (Jamsostek),

Page 43: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

43

P-PHK (PI-PHK) OLEH P/B

P/B dapat mengajukan P-PHK kepada PPHI dalam hal Pengusaha melakukan perbuatan:

1.Menganiaya, menghina, secara kasar atau mengancam P/B;2.Membujuk dan/atau menyuruh P/B untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;3.Tidak membayar upah tepat waktu yang telah ditentukan selama 3 bulan berturut-turut atau lebih;

Page 44: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

44

P-PHK (PI-PHK) OLEH P/B3. Tidak melakukan kewajiban yang telah dijanjikan

kepada P/B;4. Memerintahkan P/B untuk melaksanakan diluar

yang diperjajikan;5. Memberikan pekerjaan yang membahayakan jiwa,

keselamatan, kesehatan, dan kesusilaan P/B sedangkan pekerjaan tersebut tidak dicantumkan pada perjanjian kerja.

6. P/B berhak mendapat UP 2 X, UMPK, dan UPH sesuai Pasal 156 ayat (2, 3, dan 4);

7. Dalam hal Pengusaha dinyatakan tidak melakukan perbuatan seperti yang dituduhkan P/B, maka P/B dapat di PHK tanpa memperoleh UP dan UPMK.

Page 45: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

45

Putusan Mahkamah Konstitusi

Perkara Nomor: 012/PUU-I/2003 Tentang Pengujian UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Terhadap UUD RI 1945

1. Berkaitan dengan kesalahan berat (Pasal 158, 159, 160 ayat (1), Pasal 170, dan Pasal 171);

2. Berkaitan dengan mogok kerja (Pasal 186).

Page 46: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

46

Pokok Pokok Putusan MK

1. Mengabulkan permohonan para Pemohon untuk sebagian; Menyatakan UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan;

Pasal – Pasal: 158; 159; 160 ayat (1) sepanjang mengenai anak kalimat “bukan atas pengaduan pengusaha……..”; 170 sepanjang anak kalimat” ……kecuali Pasal 158 ayat (1) ….”; 171 sepanjang mengenai anak kalimat “Pasal 158 ayat (1) …..”; 186 sepanjang mengenai anak kalimat “ ……..Pasal 137 dan Pasal 138 ayat (1) ………..”;Tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat.

2. Menolak permohonan para Pemohon untuk selebihnya.

Page 47: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

47

Sessi 3

Masa Peralihan Tatacara Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial sampai dengan diberlakukannya UU No. 2 Tahun 2004 Tentang PPHI.

Page 48: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

48

KETENTUAN PERALIHAN

Ps. 124 :Sebelum terbentuk Pengadilan HI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59, Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Daerah (P4D) dan Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Pusat (P4P) tetap melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Page 49: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

49

KETENTUAN PENUTUP Dengan berlakunya UU 2/2004 ini maka:

UU 22/1957 Tentang Penyelesaian Perselisihan Perburuhan;

UU 12/1964 Tentang PHK di Perusahaan Swasta;

DINYATAKAN TIDAK BERLAKU LAGI;

UU ini mulai berlaku 1 tahun setelah diundangkan.

Page 50: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

50

Sessi 4

Strategi Perusahaan dalam menciptakan Hubungan Industrial yang harmonis, sebagai upaya memperkecil konflik Hubungan Industrial.

Page 51: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

51

Penguasaan Pengetahuan Perburuhan/Ketenagakerjaan Dan

Keterampilan Berunding Yang Harus Dimiliki

UU No. 22/1957 Tentang Penyelesaian Perselisihan Perburuhan;

UU No. 12/1964 Tentang PHK Di Perusahaan Swasta;

UU No. 21/2000 Tentang SP/SB; UU No. 13/2003 Tentang

Ketenagakerjaan; UU No. 2/2004 Tentang PPHI; Peraturan Pelaksanaan Setiap UU; PP / PKB Perusahaan.

Page 52: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

52

Team Perusahaan harus memahami dan menguasai tentang:Metode Penyelesaian PHI:a. Wajib diupayakan terlebih dahulu melalui

perundingan bipartit untuk musyawarah mufakat (paling lama 30 hari);

b. Bila bipartit gagal, maka salah satu atau kedua belah pihak mencatatkan peselisihan ke Disnaker setempat untuk diperantarai atau memilih penyelesaian melalui Konsiliator atau Arbiter yang terdaftar;

c. Bila tidak memilih Konsiliator atau Arbiter dalam waktu 7 hari, penyelesaian akan ditangani oleh Mediator HI dari Kadisnaker setempat;

d. Bila tidak dicapai kesepakatan penyelesaian, salah satu pihak dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Hubungan Industrial.

Page 53: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

53

Langkah prioritas yang disarankan :

Bipartit : Menempuh langkah-langkah perun-dingan secara musyawarah mufakat, untuk mencapai win-win solution.Bila tercapai dituangkan dalam PB;

Melibatkan APINDO : Menginformasikan dan mengkonsultasikan permasalahan kepada APINDO sejak dini.

Page 54: Implementasi Pphi -Uu No.2 Tahun 2004

54

Terima Kasih