implementasi penilaian autentik dalam proses ...repository.uinjambi.ac.id/443/1/siti munawaroh...
TRANSCRIPT
-
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK DALAM PROSES
PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM 2013 KELAS V
DI MADRASAH IBTIDAYAH NURUL HIKMAH
KOTA JAMBI
SKRIPSI
Oleh
SITI MUNAWAROH
NIM. TPG.141163
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2018
-
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK DALAM PROSES
PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM 2013 KELAS V
DI MADRASAH IBTIDAYAH NURUL HIKMAH
KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukasn sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh
SITI MUNAWAROH
NIM. TPG.141163
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2018
-
i
-
ii
ii
-
iii
iii
-
iv
iv
-
v
v
MOTTO
Artinya: Musa berkata kepadanya: “Bolehkah aku mengikutimu agar
engkau mengajarkan kepadaku (ilmu yang benar) yang telah diajarkan
kepadamu (untuk menjadi) petunjuk?”.(Q.S Al-Kahf Ayat 66).
-
vi
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan ridho-Mu
sehingga penulis mampu menyelesaikan karya ini.
Ku persembahkan karya kecil ini untuk orang-orang yang berarti dan
membantuku dalam suka maupun duka.
Untuk kedua orang tuaku ayahanda tercinta Suratin dan ibuku tersayang Watini.
Yang senantiasa membimbingku dan mendidikku dari putri kecil yang tidak
mengerti apa-apa hingga sekang tumbuh menjadi wanita dewasa yang
berpengetahuan. Yang senantiasa tiada henti memberi semangat, nasehat, serta
do‟anya, hingga terselesaikannya karya ini.
Untuk adikku tersayang Wahyudi, dan saudara/i ku yang tak pernah lelah
memberi semangat dan bantuan ketika penulis menghadapi kesulitan. Semoga
Allah selalu merahmati dan membalas segala amal perbuatan.
-
vii
vii
ABSTRAK
Nama : Siti Munawaroh
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : Implementasi Penilaian Autentik Dalam Proses
Pembelajaran Pada Kurikulum 2013 Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Hikmah Kota Jambi
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) implementasi penilaian
autentik dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013 (2) faktor pendukung
implementasi penilaian autentik (3) faktor penghambat implementasi penilaian
autentik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data penelitian
diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi untuk mengetahui
implementasi penilaian autentik di kelas V. Hasil dari data yang dikumpulkan
menunjukkan bahwa: (1) teknik dan instrumen yang digunakan dalam
implementasi penilaian autentik dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013:
(a) Aspek Sikap, meliputi: observasi, penilaian diri dan penilaian antar peserta
didik. (b) Aspek Pengetahuan, meliputi: tes tertulis dan lisan. (c) Aspek
Ketrampilan, meliputi: tes praktik. (2). Faktor pendukung keberhasilan
implementasi penilaian autentik antara lain; Adanya pelatihan tentang
implementasi penilaian autentik, Instrument penilaian autenti dari media internet
dan buku paket. (3). Faktor penghambat keberhasilan implementasi penilaian
autentik antara lain; Kurang mahirnya guru menggunakan komputer, kurangnya
saran dan prasarana untuk menunjang proses pembelajaran, proses penilaian
memerlukan waktu yang lama, terlalu rumitnya penilaian autentik, keadaan siswa
yang kurang mendukung proses penilaian. Dalam pelaksanaan implementasi
penilaian autentik dalam proses pembelajaran diketahui bahwa guru tidak
sepenuhnya melakukan penilaian karena guru tidak begitu paham dalam
pembuatan ataupun pelaksanaan penilaian. Selain itu ada beberapa kendala yang
perlu diperbaiki oleh guru sehingga pelaksanaan penilaian autentik dapat
dilakukan sepenuhnya, perlunya dilakukan pelatihan yang lebih mendalam tentang
implementasi penilaian autentik oleh orang yang lebih kompeten.
Kata kunci: penilaian autentik, kurikulum 2013
-
viii
viii
ABSTRACT
Name : Siti Munawaroh
Departemen : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Title : Implementation of Authentic Assessment in Learning
Process In Curriculum 2013 Class V in Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hikmah Kota
Jambi
The purpose of this study is to describe (1) the implementation of authentic
assessment in the learning process in the curriculum of 2013 (2) supporting
factors for the implementation of authentic assessment (3) inhibiting factors for
the implementation of authentic assessment. This study used a qualitative
approach. Research data were obtained from observations, interviews and
documentation for knowing the implementation of authentic assessment in class
V. The results of the data collected indicate that: (1) techniques and instruments
used in the implementation of authentic assessment in the learning process in the
2013 curriculum: (a) Attitudes, including: observation, self-assessment and
assessment among learners. (b) Aspects of Knowledge, including: written and oral
tests. (c) Skills Aspects, including: practice tests. (2) supporting factors for
successful implementation of authentic assessment between courses there is
training in the implementation of authentic assessment, authentic assessment
instrument from internet media and textbooks. (3). Factors inhibiting the
successful implementation of authentic assessors, among others; less useful
teacher use computers, lack of advice and infrastructure to support the learning
process, the assessment process takes a long time, too complicated authentic
assessment, student coditions that are less supportive of the assessment process in
the implementation of authentic assessment in the learning process it is known
that the teacher does not fully assess because teacher do not really understand in
making or conducting assessments beside that there are some obstacles that need
to be corrected by the teacher so that the implementation of authentic assessment
can be done fully, it is necessary to do more in depth training, the implementation
of authentic assessment by people who are more competent.
Keywords: authentic assessment, curriculum 2013
-
ix
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha „Alim yang
kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkan, atas biradahnya hingga skripsi
ini dapat dirampungkan. Salawat dan salam atas Nabi SAW pembawa risalah
pencerahan bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat akademik
guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas Tarbiyah UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi. Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak yang telah memberikan motivasi
baik moral maupun materil. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Hadri Hasan, M.A selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN STS Jambi.
3. Bapak Dr. H. Lukman Hakim, M.Pd, Bapak Dr. Zawaki Afdal Jamil,
M.Pd.I, Bapak Dr. Kemas Imran, M.Pd.I selaku wakil Dekan I,II dan III
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi.
4. Bapak Drs. Mahluddin, M.Pd.I selaku ketua jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah UIN STS Jambi.
5. Ibu Dra. Umil Muhsinin, M.Pd, selaku dosen pembimbing I dan Ibu Al
Ihwana, M.Pd.I, sebagai pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan
mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
6. Bapak ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi yang
telah memberikan pengetahuan kepada penulis.
7. Ibu Linda Hartati, S.Ag selaku kepala sekolah dan Bapak Baharuddin, S.Ag
selaku wali kelas V MI Nurul Hikmah Kota Jambi yang telah bersedia
menerima penulis dalam melakukan riset dan pemerolehan data lapangan.
-
x
x
1. Siswa/i kelas V MI Nurul Hikmah Kota Jambi yang turut berpartisipasi
dengan baik, sehingga memudahkan penulis dalam memperoleh data
lapangan.
2. Sahabat-sahabat mahasiswa PGMI B yang telah menjadi patner diskusi
dalam penyusunan skripsi ini.
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak atas segala
dukungan dan doanya, semoga Allah SWT melimpahkan karunianya dalam setiap
amal kebaikan kita semua. Dan semoga Allah SWT membalas segala kebaikan
yang telah mereka berikan kepada penulis dan Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu.
Jambi, 2018
Penulis
Siti Munawaroh
NIM.TPG.141163
-
xi
xi
DAFTAR ISI
HALAM JUDUL i
NOTA DINAS ii
NOTA DINAS iii
LEMBAR PENGESAHAN iv
PERNYATAAN ORISINALITAS v
MOTTO vi
PERSEMBAHAN vii
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR TABEL xv
DAFTAR LAMPIRAN xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Fokus Penelitian 4
C. Rumusan Masalah 5
D. Tujuan Penelitian 5
E. Kegunaan Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Kurikulum 2013 7
a) Pengertian Kurikulum 7
b) Perubahan Kurikulum KTSP Menjadi Kurikulum 2013 7
c) Perbedaan Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 9
d) Keunggulan Kurikulum 2013 10
e) Fungsi Kurikulum 2013 10
2. Penilaian Autentik 12
-
xii
xii
a) Pengertian Penilaian Autentik 12
b) Ruang Lingkup Penilaian Autentik 13
c) Karakteristik Penilaian Autentik 14
d) Aspek-Aspek Kompetensi Inti 15
e) Langkah Pengembangan Penilaian Autentik 16
f) Teknik Penilaian Autentik 18
g) Pemetaan Kompetensi Dasar 28
h) Penyusunan Instrumen Penilaian Autentik 29
B. Studi Relevan 36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian 39
B. Setting Dan Subjek Penelitian 40
C. Sumber Data 40
D. Teknik Pengumpulan Data 41
E. Teknik Analisis Data 43
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data 45
G. Jadwal Penelitian 47
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum 48
B. Temuan Khusus dan Pembahasan 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 95
B. Saran 96
DAFTAR PUSTAKA 98
LAMPIRAN-LAMPIRAN 100
-
xiii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hikmah Kota
Jambi Tahun Ajaran 2018/219 54
Gambar 4.2 Ruang Kelas V Yang Bersebelahan Dengan Kelas IV 91
-
xiv
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Perbedaan esensial kurikulum SD/MI 9
Tabel 2.2. Contoh Format Buku Catatan Khusus Observasi Langsung 19
Tabel 2.3. Contoh Format Penilaian Diri Untuk Menilai Kejujuran Dan
Tanggung Jawab Siswa Dalam Melakukan Observasi
Di Luar Kelas. 20
Tabel 2.4. Contoh Lembar Penilaian Antar Peserta Didik 21
Tabel 2.5. Contoh Format Penilaian Jurnal 22
Table 2.6. Contoh Soal Menjodohkan 22
Tabel 2.7. Contoh Tes Lisan Atau Pertanyaan Berdasarkan Tingkat
Kognitif 23
Table 2.8. Contoh Format Penilaian Untuk Menilai Kemampuan Peserta
Didik Dalam Bernyanyi Mengiringi Musik 24
Table 2.9. Rubrik Penilaian 25
Table 2.10. Contoh Format Penilaian Proyek 26
Table 2.11. Contoh Format Penilaian Portofolio 27
Table 2.12. Pemetaan Kompetensi Dasar 28
Tabel 2.13. Instrument Penilaian Sikap Spiritual (penilaian diri) bentuk
check list 29
Table 2.14. Penilaian Sikap Sosial 30
Table 2.15. Penilaian Pengetahuan 32
Table 2.16. Penilaian Ketrampilan 34
Table 3.1. Jadwal Penelitian 48
Table 4.1. Nama Kepala Sekolah dan Masa Jabatannya 55
-
xv
xv
Table 4.2. Nama-nama Wali Kelas MI Nuru Hikmah Kota Jambi 56
Table 4.3. Tenaga Kependidikan Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hikmah 57
Table 4.4. Daftar Jumlah Siswa Kelas I-VI Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Hikmah 58
Table 4.5. Tata Tertib Berpakaian 59
Table 4.6. Sarana Di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hikmah 60
Table 4.7. Prasarana Mi Nurul Hikmah Kota Jambi 60
Table 4.8. Lembar Penilaian Observasi 65
Table 4.9. Lembar Penilaian Diri 67
Table 4.10. Lembar Penilaian Antar Teman 69
Table 4.11. Soal Uraian 73
Table 4.12. Penilaian Penugasan 82
Table 4.13. Rubrik Penilaian Praktik 85
Table 4.14. Lembar Penilaian Praktik 85
-
xvi
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Transkip wawancara guru
Lampiran 2 : Silabus
Lampiran 3 : Program Tahunan
Lampiran 4 : Program Semester
Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 6 :Dokumentasi
Lampiran 7 :Daftar Riwayat Hidup
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perlunya perubahan kurikulum juga dikarena adanya kelemahan yang
ditemukan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Selain itu
perubahan kurikulum terjadi karena salah satu alasan dan dasar pertimbangan,
pemerintah melakukan penyempurnaan kurikulum, yaitu dengan kebijakan
kurikulum baru untuk pendidikan dasar dan menengah melalui kurikulum 2013
sebagai penganti dan penyempurna kurikulum 2006 (KTSP). Tujuannya yakni
untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang mampu bersaing dan
menyesuaikan diri dengan perubahan zaman (Andi prastowo, 2015, hal. 2).
Kurikulum 2013 lebih menekankan pengembangan kompetensi pengetahuan,
ketrampilan dan sikap peserta didik secara holistik, yang harus diimplementasikan
dalam pembelajaran dan ditagih dalam rapor, serta sebagai penentu kenaikan kelas
dan kelulusan peserta didik. Manajemen pengembangan kurikulum bersifat
sentralistik-desentralistik. Pemerintah menetapkan setandar nasional pendidikan,
kerangka dasar dan struktur kurikulum, silabus, dan pedoman implementasi
kurikulum (Herry Widyastono, 2014, hal. 178).
Setiap satuan pendidikan seperti halnya pada kurikulum Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP meliputi: Dokumen 1, antara lain
berisi visi, misi, tujuan satuan pendidikan, struktur dan muatan KTSP, beban
belajar, dan kalender akademik; dokumen 2, berupa silabus setiap mata pelajaran
yang sudah disusun oleh pemerintah, guru tinggal mengopinya; dokumen 3,
berupa RPP yang harus disusun oleh setiap guru (Herry Widyastono, 2014, hal.
179).
Dalam kurikulum 2013 segala kegiatan penilaian pembelajaran dari mulai Sekolah
Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah dan jenjang pendidikan dasar dan menengah
lainnya telah berubah ke era model penilaian baru. Penilaian yang lebih
1
-
2
representatif dan mampu menggambarkan kemampuan yang nyata berhasil
dikuasai oleh peserta didik, atau disebut dengan penilaian autentik. Penilaian
autentik ialah penilaian yang dilakukan secara holistik (menyeluruh) untuk
menilai mulai dari (input) masukan, proses, dan (output) keluaran pembelajaran
(Andi prastowo, 2015, hal. 366).
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran adalah hal yang tidak
dapat dipisahkan dari perencanaan ataupun pelaksanaan proses pembelajaran
guru. Penilaian pembelajaran pada kurikulum 2013 diarahkan pada penilaian
autentik. Secara sederhana penilaian autentik disebut dengan authentic
assessment. Authentic assessment merupakan suatu asesmen hasil belajar yang
menuntut peserta didik menunjukkan prestasi dan hasil belajar, berupa
kemampuan dalam kehidupan nyata dalam bentuk kinerja atau hasil kerja (Herry
Widyastono, 2014, hal. 24).
Melalui implementasi kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi dan
berbasis karakter, dengan menggunakan pendekatan tematik dan kontekstual
diharapkan peseta didik mampu mandiri, dalam meningkatkan dan menggunakan
pengetahuannya untuk mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi
nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari
saat siswa berada di lingkungan rumah, sekolah, maupun masyarakat (Mulyasa,
2016, hal. 7).
Penilaian autentik adalah penilaian yang sebenarnya terhadap hasil belajar
peserta didik. Penilaian yang sebenarnya tidak hanya melihat hasil akhir, tetapi
kemajuan hasil belajar peserta didik dinilai dari proses hingga akhir. Penilaian
nyata merupakan proses yang dilakukan oleh guru untuk mengumpulkan sebuah
informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan oleh peserta didik
(Supardi, 2015, hal. 24).
Penilaian autentik adalah karakteristik lain yang menandai diterapkannya
kurikulum 2013. Penilaian autentik disebut juga penilaian yang senyata-nyatanya,
yakni penilaian yang menggambarkan prestasi belajar peserta didik sesuai dengan
kemampuan mereka yang sesungguhnya atau sesuai dengan kemampuan yang
-
3
dimiliki peserta didik, dalam arti tidak persial ataupun manipulatif. Persial berarti
hanya aspek tertentu, misalnya pengetahuan atau ketrampilan saja. Manipulatif
berarti bersifat seolah-olah, misalnya ketika kita akan mengukur kemampuan
peserta didik untuk berpidato, seharusnya guru meminta peserta didik berpidato
secara langsung tidak menggunakan teknik pilihan ganda (Kosasih, 2014, hal.
131).
Sejalan dengan orientasi Kurikulum 2013, yakni terjadinya peningkatan
dan keseimbangan antara kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan
kompetensi ketrampilan. Dimana pada jenjang Sekolah Dasar atau Madrasah
Ibtidaiyah penilaian autentik hendaknya lebih menekankan pada kompetensi
sikap. Hal ini karena pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar atau Madrasah
Ibtidaiyah penanaman sikap harus benar-benar ditekankan agar ketika peserta
didik akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Mereka sudah
memiliki pondasi sikap yang kuat dan di jenjang yang lebih tinggi yang
diperlukan hanya memperdalam kompetensi pengetahuan dan ketrampilan (Andi
prastowo, 2015, hal.368).
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang baru saja diterapkan di
Indonesia, sedikit sekali sekolah yang menggunakan kurikulum 2013. Pergantian
kurikulum ini dianggap mendadak karena tidak diimbangi dengan kesiapan para
pendidiknya sebelum kurikulum 2013 diberlakukan. Pelatihan serta pengarahan
kurikulum 2013 yang dilaksanakan pemerintah kurang maksimal. Guru
mengalami kesulitan dalam melakukan penilaian autentik, dikarenakan kurangnya
pemahaman guru dalam penerapan penilaian autentik.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, pada tanggal 22 Oktober dan 16
Desember 2017, Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hikmah Kota Jambi sudah
menerapkan penilaian autentik meskipun dalam penerapannya guru belum
menerapkan penilaian autentik secara maksimal. hal tersebut dikarenakan
kurangnya pemahaman guru tentang penilaian autentik. Guru menyuruh orang
lain untuk membuatkan instrument penilaian autentik. Selaian itu banyak faktor
-
4
yang menghambat terlaksananya penilaian autentik, guru perlu menambah
wawasannya dan belajar lagi mengenai implementasi penilaian autentik.
Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang penilaian autentik dalam kurikulum 2013 di Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Hikmah. Karena di sekolah tersebut baru memberlakukan
kurikulum 2013 sehingga banyak faktor pendukung maupun faktor penghambat
yang dihadapi guru mengenai penerapan penilaian autentik dalam proses
pembelajaran yang belum terlaksana dengan sepenuhnya. Dengan demikian maka
peneliti mengambil judul “Implementasi Penilaian Autentik dalam Proses
Pembelajaran Pada Kurikulum 2013 Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Hikmah Kota Jambi”
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti hanya memfokuskan
penelitian kedalam aspek :
1. Kegiatan menilai masukan, keluaran, dan proses pembelajaran dalam
implementasi penilaian autentik pada kurikulum 2013.
2. Problem yang dihadapi dalam implementasi penilaian autentik pada aspek
sikap, aspek pengetahuan dan Ketrampilan pada tema panas dan
perpindahannya sub tema 1 kelas V semester II tahun ajaran 2017/2018 di
MI Nurul Hikmah Kota Jambi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi penilaian autentik dalam proses pembelajaran
pada kurikulum 2013 ?
2. Apa saja faktor pendukung implementasi penilaian autentik ?
3. Apa saja faktor penghambat implementasi penilaian autentik?
-
5
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini mempunyai tujuan
untuk:
1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan implementasi penilaian autentik
dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013.
2. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung implementasi penilaian
autentik.
3. Untuk mengetahui apa saja faktor penghambat implementasi penilaian
autentik.
E. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan
mempunyai manfaat teoritis maupun manfaat praktis sebagai berikut:
1. Aspek teoritis
Pada aspek teoritis diharapkan mampu memberikan manfaat-manfaat sebagai
berikut :
a) Memberikan informasi terkait tentang diterapkannya penilaian autentik
dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013 yang dilakukan di
Madrasah Ibtidaiyah.
b) Memberikan sumbangan terhadap perkembangan keilmuan, sebagai
wacana baru dalam bidang pendidikan khususnya mengenai implementasi
penilaian autentik dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013.
2. Aspek Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
a) Bagi Sekolah hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dan
contoh untuk pembenahan meningkatkan kualitas penilaian.
-
6
b) Bagi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan pertimbangan kebijakan yang berimbas pada perubahan
paradigma keilmuan, khususnya kurikulum.
c) Bagi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin, penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan kajian keilmuan dan pengembangan kajian
khususnya dibidang pendidikan.
d) Bagi peneliti dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman baru
serta dapat mengembangkan wawasan khususnya tentang implementasi
penilaian autentik dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013.
-
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Kurikulum 2013
a) Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang berfungsi untuk mengoptimalkan
perkembanngan siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam
seluruh proses pendidikan kedudukan kurikulum sangat strategis, karena berisi
rumusan tentang tujuan yang menentukan ke mana siswa akan dibawa dan
diarahkan. Selain itu kurikulum berisi rumusan tentang isi dan kegiatan belajar,
yang akan membekali siswa dengan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap, serta
nilai-nilai yang diperlukan dalam kehidupan (Herry Widyastono, 2014, hal. 11).
b) Perubahan Kurikulum KTSP Menjadi Kurikulum 2013
Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum itu sifatnya dinamis serta
harus selalu dilakukan perubahan dan pengembangan, agar dapat mengikuti
perkembangan dan tantangan zaman. Meskipun demikian, perubahan dan
pengembangan harus dilakukan secara sistematis dan terarah, tidak asal berubah.
Perubahan dan pengembangan kurikulum tersebut harus memiliki visi dan arah
yang jelas, mau dibawa kemana sistem pendidikan nasional dengan kurikulum
tersebut (Mulyasa, 2016, hal. 59).
Perlunya perubahan kurikulum juga karena adanya beberapa kelemahan
yang ditemukan dalam KTSP 2006 (diadaptasi dari materi kurikulum 2013;
(1) Isi dan pesan-pesan kurikulum masih terlalu padat, yang ditunjukkan dengan
banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan kesukarannya
melampaui tingkat perembangan usia dini.
(2) Kurikumul belem mengembangkan kompetensi secara utuh sesuai dengan
visi, misi dan tujuan pendidikan nasional.
7
-
8
(3) Kompetensi dikembangkan lebih dominasi oleh aspek pengetahuan, belum
sepenuhnya mengambarkan pribadi pesera didik(pengetahuan,ketrampilan
dan sikap)
(4) Berbagai kompetensi yang diperlukan sesuai dengan perkembangan
masyarakat sepertipendidikan karakter, kesadaran lingkungan, pendekatan
dan metode pembelajaran konstruktivistik, keseimbangan soft skills and
hard skills, serta jiwa kewira usahaan belum terakomodasi didalam
kurikulum.
(5) Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi
pada tingkat lokal. Nasional. Maupun global.
(6) Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran
yang rinci sehingga membuka peluang penapsiran yang beraneka ragam
yang berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.
(7) Penilaian belum menggunakan standar penilaian berbasis kompetensi, serta
belum tegas memberikan layanan remediasi dan pengayaan secara berkala.
c) Perbedaan Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013
Pada kurikulum 2013, pemerintah menetapkan standar nasional
pendidikan, kerangka dasar dan struktur kurikulum, silabus, dan pedoman
implementasi kurikulum, sedangkan setiap satuan pendidikan seperti halnya
pada kurikulum 2006, juga menyusun KTSP, kecuali Dokumen 2, yang
berupa silabus setiap mata pelajaran sudah disusun oleh pemerintah, guru
tinggal mengopi dan menyusunnya menjadi satu kesatuan KTSP yang utuh.
Silabis dipakai acuan guru untuk menyusun RPP (Herry Widyastono, 2014,
hal. 117).
-
9
Tabel 2. 1
Perbedaan esensial kurikulum SD/MI
KTSP 2006 Kurikulum 2013 Status
Mata pelajaran tertentu
mendukung kompetensi
tertentu
Tiap mata pelajaran mendukung semua
kompetensi (sikap, ketrampilan, pengetahuan)
benarnnya
Mata pelajaran dirancang
berdiri sendiri dan memiliki
kompetensi dasar sendiri
Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan
yang lain dan memiliki kompetensi dasar
yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas
benarnnya
Bahasa Indonesia sejajar
dengan maple lain
Bahasa Indonesia sebagai penghela maple lain
(sikap dan ketrampilan berbahasa)
Idealnnya
Tiap mata pelajaran diajarkan
dengan pendekatan berbeda
Semua mata pelajaran diajarkan dengan
pendekatan yang sama (saintifik) melalui
mengamati, menanya, mencoba, menalar,..
Idealnnya
Tiap jenis konten
pembelajaran diajarkan
terpisah (separated
curriculum)
Bermacam jenis konten pembelajaran
diajarkan terkait dan terpadu satu sama lain(
cross curriculum atau integrated curriculum)
Baiknya
Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan
dijadikan penggerak konten pembelajaran
laiinnya
Tematik untuk kelas -III (
belum integratif)
Tematik integratif untuk kelas I-VI Baiknya
Sumber: Mulyasa, 2016, hal.169
d) Keunggulan Kurikulum 2013
Diharapkan kurikulum 2013 dapat menghasilkan peserta didik yang
produktif, kreatif dan inovatif. Hal itu mungkin terjadi, karena kurikulum
2013 berbasis karakter dan kompetensi, yang secara konseptual memiliki
beberapa keunggulan. Keungulannya antara lain sebagai berikut :
(1) Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat konseptual
(alamiah), karena berangkat, berfokus, dan bermuara pada hakekat
peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai
dengan potensinya masing-asing. Dalam hal ini peserta didik
merupakan subjek belajar, dan proses belajar berlangsung secara
alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami berdasarkan kompetensi
tertentu.
-
10
(2) Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi
mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan
ilmu pengetahuan, dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, serta
kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
(3) Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam
pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi,
terutama yang berkaitan dengan ketrampilan (Mulyasa, 2016, hal. 163).
e) Fungsi Kurikulum
Kurikulum memiliki berbagai fungsi. Bagi guru, kepala sekolah,
pengawas, orang tua, dan peserta didik fungsi kurikulum sebagai berikut:
(1) Bagi guru
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses
pembelajaran. Proses pembelajaran yang tidak berpedoman pada
kurikulum tidak akan berjalan dengan sistematis dan efektif, sebab
pembelajaran adalah proses yang bertujuan, sehingga segala sesuatu yang
dilakukan guru dan peserta didik diarahkan untuk mencapai tujuan.
(2) Bagi kepala sekolah
Kurikulum berfungsi untuk menyusun perencanaan dan program sekolah.
Penyusunan kalender sekolah, pengajuan sarana prasarana sekolah
kepada komite sekolah, penyusunan berbagai kegiatan sekolah, baik
intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler, dan kegiatan-kegiatan
lainnya didasarkan pada kurikulum yang digunakan.
(3) Bagi pengawas
Kurikulum berfungsi sebagai panduan dalam melakukan supervisi ke
sekolah. Dengan berpedoman pada kurikulum, pengawas, dapat melihat
apakah program sekolah, termasuk pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan tuntutan kurikulum, bagian-
bagian mana yang sudah dilaksanakan dan sedang dilaksanakan, serta
bagian-bagian mana yang belum dilaksanakan.
(4) Bagi orang tua peserta didik
-
11
Kurikulum sebagai pedoman untuk memberikan bantuan, bagi
penyelenggaraan program sekolah dan membantu putra-putrinya belajar
di rumah sesuai dengan program sekolah. Melalui kurikulum, orang tua
dapat mengetahui tujuan yang harus dicapai peseta didik (Herry
Widyastono, 2014, hal. 9).
2. Penilaian Autentik
a) Pengertian Penilaian Autentik
Penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan secara
menyeluruh untuk menilai aspek sikap, pengetahuan dan ketrampilan
mulai dari masukan, proses, dan keluaran pembelajaran. Penilaian yang
menyeluruh seharusnya dilakukan oleh semua pihak yang terlibat dalam
kegiatan belajar; terutama oleh pendidik, teman sejawat, dan siswa itu
sendiri. Penilaian yang dilakukan oleh siswa sendiri dinamakan penilaian
diri. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh siswa
secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya degan kriteria
yang telah ditetapkan. Penilaian oleh teman sejawat lebih banyak
digunakan untuk menilai proses belajar yang dilakukan secara
berkelompok atau menilai sikap antar teman (Ridwan Abdullah, 2014,
hal. 203).
Penilaian autentik adalah penilaian yang sebenarnya, yaitu suatu
proses yang dilakukan oleh guru dalam mengumpulkan informasi tentang
perkembangan belajar dan perubahan tingkah laku peserta didik, Setelah
suatu kegiatan belajar mengajar berakhir. Penilaian autentik dilakukan
untuk mengetahui apakah terjadi perubahan tingkah laku pada diri peserta
didik, apakah peserta didik melakukan pengalaman belajar atau tidak
(Supardi, 2015, hal. 25).
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya dan penilaiannya dilakukan secara
nyata serta penilaian yang dilakukan secara menyeluruh yang
didalamnya terdapat tiga aspek penilaian yaitu, aspek sikap, aspek
pengetahuan dan aspek ketrampilan. Dalam penilaian autentik, semua
-
12
pihak ikut menilai pelaksanaan proses pembelajaran mulai dari guru,
teman sejawat dan siswa itu sendiri.
b) Ruang Lingkup Penilaian Autentik
Secara lebih khusus dapat diuraikan bahwa ruang lingkup penilaian
kompetensi sikap terdiri dari lima jenjang, dan ruang lingkup penilaian
kompetensi pengetahuan terdiri dari enam jenjang, serta ruang lingkup
penilaian kompetensi ketrampilan terdiri dari lima jenjang. Uraian
selengkapnya mengenai ruang lingkup masing-masing ranah tersebut
dijelaskan antara lain sebagai berikut ini.
(1) Penilaian kompetensi sikap merupakan penilaian yang dilakukan
pendidik, untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap
dari siswa yang meliputi beberapa aspek antara lain aspek
menerima atau memperhatikan, merespon atau menanggapi,
menilai atau menghargai, mengorganisasi atau mengelola, dan
berkarakter. Dalam kurikulum 2013 kompetensi sikap dibagi
menjadi dua, yakni sikap spiritual dan sikap sosial.
(2) Kompetensi pengetahuan merefleksikan konsep-konsep keilmuan
yang harus dikuasai oleh peserta didik melalui proses belajar
mengajar. Pengetahuan atau kognitif meliputi enam tingkatan,
yaitu ingatan atau hafalan, pemahaman, penerapan atau aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi. Penilaian kompetensi pengetahuan
ditujukan untuk menilai berbagai aspek dari kompetensi
pengetahuan.
(3) Kompetensi ketrampilan merupakan ranah yang berkaitan dengan
skill (ketrampilan) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu. Kompetensi ketrampilan itu
sebagai implikasi dari tercapainnya kompetensi pengetahuan dari
siswa (Andi prastowo, 2015, hal. 370).
c) Karakteristik Penilaian Autentik
-
13
Setelah mengetahui pengertian dan ruang lingkup penilaian autentik
dapat diketahui Karakteristik penilaian autentik antara lain sebagai berikut
:
(1) Penilaian autentik dapat dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi terhadap satu atau beberapa kompetensi dasar (formatif),
maupun pencapaian kompetensi terhadap standar kompetensi atau
kompetensi inti dalam satu semester (sumatif).
(2) Penilaian autentik itu ditujukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi yang menekankan aspek ketrampilan dan kinerja, bukan
hanya mengukur kompetensi yang sifatnya mengingat fakta (hafalan
dan ingatan).
(3) Dalam melakukan penilaian autentik harus secara terus-menerus, dan
merupakan satu kesatuan secara utuh sebagai alat untuk
mengumpulkan informasi terhadap pencapaian kompetensi peserta
didik.
(4) Penilaian autentik yang dilakukan oleh guru-guru, dapat digunakan
sebagai umpan balik terhadap pencapaian kompetensi siswa secara
menyeluruh.
Berdasarkan karakteristik di atas ada beberapa hal yang harus
diperhatikan ketika melakukan penilaian autentik dalam kegiatan
pembelajaran pertama, instrument yang digunakan bervariasi sesuai
dengan karakteristik kompetensi yang akan dicapai. Kedua, aspek
kemampuan belajar dinilai secara menyeluruh meliputi berbagai
aspek penilaian. Ketiga, penilaian dilakukan berdasarkan input,
proses, dan output baik sikap, pengetahuan, maupun ketrampilan (
Supardi, 2015, hal. 27).
d) Aspek-Aspek Kompetensi Inti
Kompetensi inti adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan
bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap,
dan ketrampilan yang dimiliki oleh siswa yang telah menyelesaikan
pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu. Kompetensi inti dijadikan
-
14
gambaran secara kategorial mengenai kompetensi utama dalam aspek
sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang harus dipelajari dan dimiliki
peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran
tertentu (Ridwan Abdullah Sani, 2016, hal. 66). Pada kurikulum 2013
terdapat empat aspek, yakni KI-1, KI-2, KI-3, KI-4 dijelaskan sebagai
berikut:
(1) KI-1: Aspek Sepiritual. Aspek ini mengacu pada sikap peserta didik
terhadap Tuhan. Yaitu menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya.
(2) KI-2:Aspek Sosial. Aspek ini mengacu pada sikap peserta didik
terhadap dirinya dan terhadap lingkungan. Yaitu menghargai dan
menghayati prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli(toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
keberadaanya.
(3) KI-3: Aspek Pengetahuan. Aspek ini mengacu pada harapan guru
terhadap siswa mengenai pengetahuan yang didapat setelah proses
pembelajara. Pengetahuan yang didapat siswa melalui proses
pembelajaran yaitu melalui cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya
di rumah dan di sekolah.
(4) KI-4: Aspek Ketrampilan. Aspek ini mengacu pada harapan guru
agar siswa dapat mencoba, mengolah dan menyajikan dalam ranah
konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar dan mengarang) setelah melakukan proses
pembelajaran (Ridwan Abdullah Sani, 2014, hal. 67).
Adanya empat aspek yang tertuang dalam empat
kompetensi inti seperti yang telah disebutkan, maka pada setiap
-
15
kegiatan pembelajaran pada kurikulum 2013, harus memuat
keseluruhan aspek kompetensi inti. Dalam artian, guru harus
mampu membantu membentuk tidak hanya pengetahuan siswa,
akan tetapi juga membentuk diri siswa yang ahlakul ihsan, mampu
bersosialisasi dengan sangat baik, dan memiliki ketrampilan di
dunia kerja.
e) Langkah Pengembangan Penilaian Autentik
Dalam pengembangan penilaian autentik pada tematik terpadu dalam
kurikulum 2013 SD/MI harus memperhatikan, sejumlah prinsip dan
pendekatan penilaian yang diatur dalam Standar Penilaian Pendidikan
(Permendikbud RI No.66 Tahun 2013). Dalam Permendikbud RI No. 66
Tahun 2013 dijelaskan bahwa prinsip-prinsip penilaian itu terdiri dari:
(1) Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi
faktor subjektif tes penilaian.
(2) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana,
menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
(3) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporannya.
(4) Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
(5) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada
pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur,
dan hasilnnya.
(6) Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru (Andi
prastowo, 2015, hal. 376).
Secara lebih teknis dan operasional, pengembangan penilaian
autentik dalam pembelajaran tematik terpadu di SD/MI, merujuk pendapat
Muller dan newmann ditempuh dalam empat langkah yaitu dijelaskan
sebagai berikut:
(1) Penentuan Standar
-
16
Standar dimaksudkan sebagai suatu pernyataan tentang apa yang harus
diketahui dan dilakukan pembelajaran. Standar kompetensi lulusan
adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan dan ketrampilan; kompetensi inti adalah
tingkat kemampuan siswa pada setiap kelas; kompetensi dasar
kemampuan untuk mencapai kompetensi inti yang harus diperoleh
siswa
(2) Penentuan Tugas Autentik
Tugas autentik adalah tugas-tugas yang secara nyata dibebankan
kepada siswa untuk mengukur pencapaian kompetensi yang
dibelajarkan, baik ketika kegiatan pembelajaran masih berlangsung atau
sudah berakhir.
(3) Pembuatan Kriteria
Kriteria merupakan pernyataan yang menggambarkan capaian
kompetensi dan bukti nyata capaian belajar subjek belajar dengan
kualitas tertentu yang diinginkan. Kriteria lazimnya juga telah
dirumuskan sebelum pelaksanaan pembelajaran. Dalam kurikulum
berbasis kompetensi kriteria lebih dikenal dengansebutan indikator.n
(4) Pembuatan rubrik
Rubric dapat dipahami sebagai sebuah skala pensekoran yang
digunakan untuk menilai kinerja subjek didik untuk setiap kriteria
terhadap tugas-tugas tertentu.
f) Teknik Penilaian Autentik
Teknik penilaian yang digunakan dalam penilaian autentik untuk menilai
tiga kompetensi yaitu sikap, pengetahuan, dan ketrampilan (Andi prastowo,
2015, hal. 375) antara lain sebagai berikut:
(1) Penilaian kompetensi afektif (sikap)
Pada kurikulum 2013 tujuannya adalah untuk membentukan sikap peserta
didik melalui kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut wajib dilakukan
-
17
seorang guru, sehingga penilaian sikap merupakan suatu kewajiban yang
harus dilakukan dan dilaporkan oleh guru. Penilaian sikap harus dilakukan
secara terus menerus untuk melihat konsistensi sikap yang ditunjukkan oleh
peserta didik baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah.
Adapun teknik yang digunakan untuk melakukan penilaian sikap (Ridwan
Abdullah Sani, 2016, hal. 136) sebagai berikut:
(a) Observasi prilaku
Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan
dengan menggunakan indra, baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator
prilaku yang diamati. Observasi prilaku dapat dilakukan di sekolah dengan
menggunakan buku catatan khusus, tentang kejadian-kejadian berkaitan
dengan siswa selama di sekolah (Ridwan Abdullah Sani, 2014, hal. 204).
Tabel 2. 2
Contoh Format Buku Catatan Khusus Observasi Langsung
N0 Hari/ tanggal Nama siswa Kejadian
(positif dan negative)
1
2
3
4
Sumber: Ridwan Abdullah Sani, 2014, hal.137
(b) Penilaian diri
Merupakan teknik penilaian yang dilakukan dengan cara meminta siswa untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinnya, dalam konteks pencapaian
kompetensi instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri (Ridwan
Abdullah Sani, 2014, hal. 204). Guru harus melibatkan peserta didik agar dapat
mengisi dan mengumpulkan lembaran evaluasi diri terkait sikap dan prilaku
sebagai hasil belajar (Ridwan Abdullah Sani, 2014, hal. 215).
-
18
Tabel 2.3
Contoh Format Penilaian Diri Untuk Menilai Kejujuran Dan Tanggung Jawab
Siswa Dalam Melakukan Observasi Di Luar Kelas.
Sikap
Indikator sikap
penilaian
Ya
Tidak
Tanggung
jawab
a. Saya melakukan observasi dengan penuh konsentrasi.
b. Saya melakukan observasi sesuai dengan tahapan yang disepakati
c. Saya menyelesaikan tugas menulis hasil observasi sampai selesai
Kejujuran a. Saya mendapatkan data observasi tanpa menyontek data teman
b. Saya menyusun laporan sesuai data hasil observasi tanpa mengurangi dan melebihi
c. Saya membuat laporan dengan pilihan kata dan kalimat yang saya susun sendiri
Percaya diri a. Saya yakin telah memperoleh data yang cukup sesuai dengan keperluan penelitian untuk menjawab
pertanyaan
b. Saya memahami apa yang ditugaskan dan pentingnya melaksanakan tugas secara tuntas
c. Saya mampu membuat laporan yang bagus berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai sumber
Sumber: Ridwan Abdullah Sani, 2014, hal. 215
(c) Penilaian antar peserta didik
Merupakan teknik penilaian yang dilakukan
dengan cara meminta siswa untuk saling menilai terkait
dengan pencapaian kompetensi. Keterbatasan pendidik
dalam melakukan observasi semua siswa dalam waktu
yang terbatas membuat metode observasi menjadi sulit
dilakukan. (Ridwan Abdullah Sani, 2014, hal. 204).
-
19
Tabel 2.4
Contoh Lembar Penilaian Antar Peserta Didik
Nama peserta
didik yang
dinilai
Sikap dan prilaku yang dinilai
Kejujuran
Disiplin
Tanggung
Jawab
Kerjasama
Dsb .
Amir
Ahmad
Budi
Cecep
Nama peserta didik yang menilai :
Tanggal penilaian:
Sumber: Ridwan Abdullah Sani, 2014, hal. 217
(d) Jurnal
Merupakan catatan yang dilakukan pendidik baik didalam kelas maupun
diluar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan
kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan prilaku peserta
didik di dalam dan diluar kelas (Ridwan Abdullah Sani, 2014, hal. 204).
Kelebihan penggunaan jurnal untuk penilaian sikap dan prilaku ialah
penilaian jurnal sebagai pencatatan peristiwa dengan segera, sehingga dapa
direkam secara lebih akurat dan tidak terlupakan (Ridwan Abdullah Sani,
2016, hal. 156).
Tabel 2. 5
Contoh Format Penilaian Jurnal
Nama peserta didik Catatan pengamatan Tindak lanjut
Erin
-
20
Rina
Rini
Sumber: Ridwan Abdullah Sani, 2016, hal. 156
(2) Penilaian kompetensi pengetahuan (kognitif)
Penilaian ini dimulai dari pemilihan kata kerja operasional yang disesuaikan
dengan bidang atau aspek ketarampilan kognitif yang akan diukur dan dinilai.
Lalu dilanjutkan dengan pembuatan instrument penilaian berbentuk tes untuk
mengukur kemampuan pengetahuan. yang terdiri dari tes objektif dan tes
subjektif (Supardi, 2015, hal. 27). Pendidik menilai kompetensi pengetahuan
melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
(a) Instrument tes tertulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat,
benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrument uraian dilengkapi
pedoman pensekoran.
Table 2.6
Contoh Soal Menjodohkan
No Pernyataan Pilihan jawaban
1. 2.
Partikel bermuatan negatif yang ada dalam atom.
Partikel yang bermuatan positif yang menjadi bahan
penyusunan inti atom
a. Electron b. Netron
3. Partikel tidak bermuatan yang menjadi bahan penyusunan inti atom
c. Proton d. Positron
Sumber: Ridwan Abdullah Sani, 2016, hal. 19
(b) Instrument tes lisan berupa daftar pertanyaan
Tabel 2. 7
Contoh Tes Lisan Atau Pertanyaan Berdasarkan Tingkat Kognitif
Taksonomi bloom
yang direvisi
Contoh tes lisan /pertanyaan
Mengingat Deskripsikan empat hal yang harus dimiliki rusa
dalam habitatnya agar dapat bertahan hidup.
-
21
Memahami Kenapa daerah Indonesia bagian timur lebih cepat
gelap daripada bagian barat ?
Mengaplikasikan Jika untuk membuat dinding bata seluas satu meter
persegi dibutuhkan 60 batu bata. Berapakah batu bata
yang dibutuhkan untuk membuat tembok sepanjang 8
meter dengan tinggi 1,5 meter ?
Menganalisis
Megapa tsunami terjadi di daerah pantai selatan
pulau jawa, dan tidak terjadi di daerah pantai utara ?
Mengevaluasi Bagaimana pendapat kamu tentang program
pengolahan sampah di kotamu?
Berkreasi Menurut kamu, bagaimana mengatur factor-faktor
yang dapat mengurangi populasi hama keong mas
yang menyerang tanaman padi ?
Sumber: Ridwan Abdullah Sani, 2016, hal. 211
(c) Instrument penugasan berupa pekerjaan rumah atau projek yang dikerjakan
secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas (Ridwan
Abdullah Sani, 2014, hal. 205).
(3) Penilaian kompetensi psikomotorik (ketrampilan)
Pendidik menilai kompetensi ketrampilan melalui penilaian kinerja, yang
menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, proyek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang
digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian yang dilengkapi rubrik (Andi
prastowo, 2015, hal. 376).
(a) Tes praktik merupakan penilaian yang menuntut respons berupa ketrampilan
melakukan suatu aktivitas atau prilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi
(Andi prastowo, 2015, hal. 376). Berikut ini contoh format penilaian untuk
menilai kemampuan peserta didik dalam bernyanyi mengiringi musik (Ridwan
Abdullah Sani, 2016, hal. 244).
-
22
Table 2.9
Contoh Format Penilaian Untuk Menilai Kemampuan Peserta Didik
Dalam Bernyanyi Mengiringi Musik
Nama
peserta
didik
Aspek yang dinilai
Skor
Vocal
Kemampuan
mengiringi musik
Penampilan
Amir
Ahmad
Budi
Cecep
Doni
Sumber: Ridwan Abdullah Sani, 2016, hal. 244
Table 2.9
Rubrik Penilaian
Kriteria
penilaian
Rubrik pemberian skor
Skor 1 Skor 2 Skor 3
Vocal Nada vocal, ritme,
dan Irma kurang
bagus dan tidak
menguasai teknik
Nada vocal
bagus, namun
tidak menguasai
teknik vokal
Nada vokal, teknik
vokal, dan irama
sangat bagus
Kemampuan
mengiringi
music
Tidak mampu
mengiringi musik
dan jelas tidak
selaras antara vocal
dan music
Mampu
mengurungi
music, namun
masih ada
ketidak
selarasan antara
vokal dan musik
Mampu mengiringi
musik dengan
sempurna
Penampilan Penampilan sangat
kaku
Penampilan
cukup bagus,
namun kurang
luwes
Penampilan sangat
bagus
Sumber: Ridwan Abdullah Sani, 2016, hal. 245
-
23
(b) Penilaian Proyek merupakan tugas-tugas belajar yang
meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan
pelaporan baik secara tertulis maupun lisan dalam
waktu tertentu (Andi prastowo, 2015, hal. 376).
Penilaian proyek dilakukan dengan menugaskan peserta
didik untuk membuat atau melaksanakan sebuah proyek
belajar. Proyek belajar merupakan tugas belajar yang
harus diselesaikan. Tahap perencanaan meliputi
kegiatan membuat dokumen persiapan, tahap
pengerjaan proyek terkait dengan proses proyek
dikerjakan, tahap pelaporan proyek (Ridwan Abdullah
Sani, 2016, hal. 261).
Table 2.10
Contoh Format Penilaian Proyek
No
Aspek penilaian
Skor (1s.d 4)
SB
(4)
B
(3)
C
(2)
K
(1)
1 Perencanaan
Persiapan
Penentuan langkah kegiatan
Pembagian tugas
2 Pelaksanaan
Kerjasama tim
Instrument/alat yang digunakan
Efisiensi waktu
3 Laporan proyek
Kualitas proyek
Presentasi
Penguasaan
Sumber: Ridwan Abdullah Sani, 2014, hal. 236
-
24
(c) Penilaian portofolio merupakan penilaian yang
dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya
siswa dalam bidang tertentu, yang bersifat reflektif-
integratif untuk mengetahui minat, perkembangan,
prestasi, atau kreativitas yang dimiliki siswa dalam
kurung waktu tertentu. Karya yang dihasilkan bisa
dalam bentuk tindakan nyata yang mencerminkan
kepedulian siswa terhadap lingkungannya. Penilaian
prortofolio melibatkan peserta didik dalam pengukuran
ketrampilan berdasarkan hasil kerjaanya (Ridwan
Abdullah Sani, 2014, hal. 206).
Table 2.11
Contoh Format Penilaian Portofolio
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kompetensi dasar : Mengarang
Nama peserta didik : Rani
Tanggal : 26 september 2013
Indikator Penilaian
1. Menulis karangan dengan ide cerita yang jelas dan penggunaan kalimat
yang mengalir
2. Menceritakan karangan didepan
Sangat
kurang
Kurang Baik Sangat
baik
Refleksi peserta didik
(dicapai melalui ):
Komentar guru:
Rina sangat pandai mengarang cerita
dan dapat membuat teman-temannya
terharu jika bercerita di depan kelas Pertolongan guru
Seluruh kelas
Kelompok kecil
Sendiri
-
25
Catatan refleksi peserta didik:
Saya senang mengarang berkat bimbingan orang tua dan arahan guru. Karangan
yang saya sampaikan minggu ini merupakan karya saya sendiri setelah menulis
selama satu minggu.
Komentar orang tua:
Rina memang pandai bercerita dan sering menulis karangan sejak telah pandai
membaca dan menulis. Kami membelikan beberapa buku cerita rina dan
membuat perpustakaan kecil di rumah.
Sumber: Ridwan Abdullah Sani, 2014, hal. 305
g) Pemetaan Kompetensi Dasar
Table 2.12
Pemetaan Kompetensi Dasar
Mata pelajaran Kompetensi dasar
PPKn 1.2 Menghargai kewajiban, hak, dan tanggug jawab sebagai warga
masyarakat dan umat beragama dalam kehidupan sehari-hari.
2.2 Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam memenuhi kewajiban dan hak sebagai warga masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari.
3.2 Memahami hak, kewajiban dan tanggung jawab sebagai warga
dalam kehidupan sehari-hari.
4.2 Menjelaskan hak, kewajiban, dan tanggung jawab sebagai warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari
Bahasa Indonesia 3.3 Meringkas teks penjelasan (eksplanasi) dari media cetak atau
elektronik.
4.3 Menyajikan ringkasan teks penjelasan (eksplanasi) dari media
cetak atau elektronik dengan menggunakan kosakata baku
dan kalimat efektif secara lisan, tulis, dan visual.
IPS 3.2 Menganalisis bentuk interaksi manusia dengan lingkungan dan
pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, budaya, dan
ekonomi masyarakat Indonesia.
4.2 Menyajikan hasil analisis tentang interaksi manusia dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap pembangunan
sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat Indonesia.
IPA 3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan
sehari-hari.
4.6 Melaporkan hasil pengamatan tentang perpindahan kalor.
SBDP 3.2 Memahami tangga nada.
-
26
4.2 Menyanyikan lagu-lagu dalam berbagai tangga nada dengan iringan music
Sumber: buku guru tema panas dan perpindahannya
Dalam penelitian ini, peneliti mengamati tema VI yaitu
tentang panas dan perpindahannya, sub tema I suhu dan kalor,
pembelajaran 1-6 di kelas V semester genap tahun ajaran 2017 /2018.
h) Penyusunan Instrumen Penilaian Autentik
Contoh bentuk instrumen penilaian dari hasil indentifikasi
teknik penilaian sekaligus pemetaan level masing-masing aspek
kompetensi meliputi:
(1) Instrumen penilaian sikap sepiritual
Tabel 2.13
Contoh Instrument Penilaian Sikap Spiritual (penilaian diri) bentuk check list
Lembar Instrumen Penilaian Diri
rasa syukur dan bangga terhadap peninggalan sejarah pada masa islam di indonesia sebagai
karunia Tuhan YME
Nama siswa : …..
Tema/subtema : Indahnya kebersamaan/ bersyukur atas keberagaman
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kompetensi dasar : 1.3 Menerima karunia Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Menciptakan manusia dan lingkunganya
Indikator :1.3.1 Siswa dapat menampilkan rasa syukur terhadap nikmat peninggalan
pada masa islam di daerahnya
Hari/tanggal : …/…20….
Tema penilaian diri : Mensyukuri karunia Tuhan YME
No Pernyataan Ya Tidak
1. Saya tidak tertarik bila berkunjung ke tempat peninggalan- Peninggalan Islam. 2. Saya kagum terhadap tokoh-tokoh yang menyebarkan islam di Indonesia. 3. Saya selalu merasa bersyukur dilahirkan di lingkungan keluarga Beragama Islam. 4. Saya malu apabila memakai jilbab(pr) dan memakai baju koko (lk) jika keluar rumah 5. Saya selalu rajin berjamaah di masjid 6. Saya senang bila melihat tayangan di tv mengenai peninggalan-peninggalan pada zaman
islam di Indonesia
7. Saya merasa senang bila dapat turut serta dalam melestarikan dan menjaga peninggalan sejarah.
Catatan:
1. Bila menjawab ya pada pernyataan positif, maka skornya 1 dan bila menjawab tidak maka skornya 0.
2. Bila menjawab ya pada pernyataan negatif maka skornya 0, dan bila menjawab tidak maka skornya 1.
3. Guru hendaknya memandu pemahaman peserta didik terhadap instrumen penilaian diri, terutama dalam memahami pernyataan, sehingga tidak terjadi salah tafsir.
*berikan tanda (√) pada kolom sesuai kriteria yang ditunjukkan siswa.
-
27
(sambungan)
Sumber: Andi prastowo, 2015, hal. 386
(2) Insrtumen penilaian kompetensi sikap sosial Teknik penilaian : observasi
Bentuk instrumen: skala penilaian
Table 2.14
Penilaian Sikap Sosial
J Rumus Penilaian :
Nilai =
Keterangan :
Nilai 91-100 berarti sangat baik (sudah membudaya)
Nilai 71-90 berarti baik (mulai berkembang)
Nilai 61-70 berarti cukup (mulai terlihat)
Nilai kurang dari 60 berati kurang (belum terlihat)
Lembar instrumen observasi
Kompetensi sikap sosial
Nama siswa : …..
Tema/subtema : Indahnya kebersamaan/ bersyukur atas keberagaman
Mata pelajaran : Ilmu pengetahuan sosial (IPS)
Kompetensi dasar :2.1 Menunjukkan prilkaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli,
santun dan percaya diri sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh-tokoh
pada masa Hindu-Budha dan islam dalam kehidupannya sekarang.
Indikator :2.1.1 Siswa dapat hadir disiplin mengikuti pelajaran IPS
2.1.2 Siswa dapat aktif dalam menyelesaikan tugas diskusi dalam
Kelompok.
2.1.3 Siswa dapat menunjukkan sifat santun ketika menyampaikan
pendapat dalam forum.
2.1.4 Siswa dapat menghargai perbedaan pendapat di dalam forum.
2.1.5 Siswa dapat bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas
kelompok diskusi kelas.
2.1.6 Siswa dapat menunjukkan perhatian terhadap penjelasan guru.
2.1.7 Siswa dapat menunjukkan sikap antusias saat mengikuti
proses pembelajaran
Hari/tanggal : …/…20….
-
28
(sambungan)
Sumber: Andi prastowo, 2015, hal. 387
(3) Instrument penilaian kompetensi pengetahuan Teknik penilaian : tes tertulis
Bentuk : pilihan ganda
Tema penilaian : prilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli, santun, dan percaya
diri sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh-tokoh pada masa Hindu-Budha dan islam
No aspek yang diamati kategori penilaian * keterangan
B C K
1. Tingkat kedisiplinan kehadiran 2. Keaktifan dalam menyelesaikan tugas dalam diskusi 3. Menyampaikan pendapat dalam forum secara santun 4. Menghargai pendapat orang lain dalam diskusi kelas 5. Tanggung jawab sesuai tugasnya dalam kelompok diskusi 6. Kerjasama dalam menyelesaikan tugas 7. Keseriusan dalam menyimak penjelasan guru 8. Antusiasme dalam mengikuti pembelajaran *berikan tanda (√) pada kolom sesuai kriteria yang ditunjukkan siswa
Rubrik penilaian :
Baik : jika aspek atau kriteria yang diamati muncul dengan nyata dan
sesuai indikator aspek yang diamati.(skor 3)
cukup : jika aspek yang atau kriteria yang diamati muncul dengan cukup nyata
dan cukup sesuai indikator aspek yang diamati. (Skor 2)
kurang : jika aspek atau kriteria yang diamati muncul dengan kurang nyata dan kurang
sesuai indikator aspek yang diamati (skor 1)
Rumus penilaian :
Nilai =
Keterangan :
1. Nilai 91-100 berarti sangat baik (sudah membudaya) 2. Nilai 71-90 berarti baik (mulai berkembang) 3. Nilai 61-70 berarti cukup (mulai terlihat) 4. Nilai kurang dari 60 berati kurang (belum terlihat)
-
29
Tabel 2.15
Penilaian Pengetahuan
A. Soal pilihan ganda Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan jalan membubuhkan tada (x)
pada huruf abjad A, B,C,atau D!
1. Proses penyebaran islam di Indonesia melalui beberapa cara, berikut ini yang bukan merupakan proses penyebaran islam di Indonesia adalah….
a. Perdagangan b. perkawinan c. tasawuf d. Kekerasan 2. Perkawinan putri Chempa dengan Raja Majapahit (Brawijaya) merupakan salah
satu penyebaran islam di Indonesia dengan cara…….
a. Tasawuf b. Perdagangan c. Perkawinan d. Pendidikan 3. Walisongo adalah tokoh yang menyebarkan islam di pulau…..
a. Jawa b. Papua c. Sulawesi d. Kalimantan 4. Yang bukan merupakan kerajaan islam di jawa adalah……
a. Demak b. Gowa c. Banten d. Cirebon 5. Berikut ini adalah kerajaan islam pertama di pulau jawa adalah….
a. Demak b. Cirebon c.Mataram d. Cirebon
B. Soal uraian Jawablah pertanyaaan dibawah ini dengan uraian yang benar dan jelas!
1. Jelaskan 3 faktor yang menyebabkan islam cepat berkembang di Indonesia! (skor 30)
2. Sebutkan 5 dari Sembilan walisongo sebagai tokoh yang menyebarkan agama islam di jawa! (25)
3. Sebutkan 4 kerajaan islam peninggalan zaman islam yang berada dipulau jawa! (skor 20)
4. Kunci Jawaban
A. pilihan ganda 1. D 2. C 3. A 4. B 5. A
B.
-
30
(sambungan)
Sumber:
(sambungan)
B. Uraian 1. Faktor-faktor yang menyebabkan islam cepat berkembang di Indonesia antara
lain:pertama, syarat masuk islam hanya dilakukan dengan mengucapkan dua
kalimat syahadat; kedua, tata cara beribadahnya islam sangat sederhana; dan
ketiga, agama yang menyebar ke Indonesia disesuaikan dengan kebudayaan
Indonesia.
Rubrik Pensekoran Skor
Siswa mampu menjelaskan tiga faktor dengan tepat 30
Siswa mampu menjelaskan dua faktor dengan tepat 20
Siswa hanya mampu menjelaskan satu factor dengan tepat 10
2. Nama-nama walisongo: a. Sunan Gresik Atau Maulana Malik Ibrahim b. Sunan Ampel Atau Raden Rahmat c. Sunan Bonang Atau Raden Makhdum Ibrahim d. Sunan Derajat Atau Raden Qasim e. Sunan Kudus Atau Ja‟far Shadiq f. Sunan Giri Atau Raden Paku Atau Ainul Yaqin g. Sunan Kalijaga Atau Raden Said h. Sunan Gunung Jati Atau Syarif Hidayatullah
Rubrik pensekoran skor
Siswa mampu menyebutkan 5 dari 9 wali dengan tepat 25
Siswa mampu menyebutkan 4 dari 9 wali dengan tepat 20
Siswa mampu menyebutkan 3 dari 9 wali dengan tepat 15
Siswa mampu menyebutkan 2 dari 9 wali dengan tepat 10
Siswa mampu menyebutkan 1 dan 9 wali dengan tepat 5
3. Kerajaan-kerajaan islam di jawa: a. Kesultanan Banten b. Kesultanan Demak c. Kesultanan Pajang d. Kesultanan Banten e. Kesultanan Cirebon
Rubrik pensekoran skor
Siswa mampu menyebutkan 4 dan 5 kerajaan islam di jawa dengan tepat 20
Siswa mampu menyebutkan 3 dan 5 kerajaan islam di jawa dengan tepat 15
Siswa mampu menyebutkan 2 dan 5 kerajaan islam di jawa dengan tepat 10
Siswa mampu menyebutkan 1 dan 5 kerajaan islam di jawa dengan tepat 5
-
31
Sumber: Andi prastowo, 2015, hal. 388
(4) Instrumen penilaian kompetensi ketrampilan (membuat laporan pengamatan)
Teknik penilaian : proyek
Bentuk : skala penilai
Table 2.16
Penilaian Ketrampilan
Lembar instrument penilaian proyek
Membuat laporan pengamatan
Nama siswa : …..
Tema/subtema : Indahnya kebersamaan/ bersyukur atas keberagaman
Mata pelajaran : Ilmu pengetahuan sosial (IPS)
Kompetensi dasar : 4.2 Merangkum hasil pengamatan dan menceritakan
manusia, perubahan dan keberlanjutan dalam waktu pada
masa pra-aksara, hindu-buddha, islam dalam aspek
pemerintah, sosial, ekonomi, dan pemerintahan.
Pedoman pensekoran:
1. Pedoman pensekoran pilihan ganda (PG) Rumus
Nilai PG = N X 5
Keterangan:
Nilai PG = Nilai Pilihan Ganda
N = Jumlah Soal Yang Dijawab Benar
2. Pedoman pensekoran uraian Bobot skor masing-masing soal:
(soal no.1=30, soal No.2= 25, soal No.3=20)
Rumus:
Nilai uraian = N1+N2+N3
N1 = skor yang diperoleh dari soal no 1
N2 = skor yang diperoleh dari soal no 2
N3 = skor yang diperoleh dari soal no 3
3. Pedoman pensekoran nilai akhir Nilai akhir tes tertulis= nilai PG+ nilai uraian
Keterangan :
Kesimpulan penilaian kompetensi pengetahuan diperoleh dengan membandingkan
dengan nilai KKM. Jika skor akhir tes tersebut sama atau lebih besar dari KKM
berarti siswa telah tuntas, jika siswa belum mencapai KKM berarti siswa belum
tuntas perlu dilakukan remidi.
-
32
(sambungan)
Sumber: Andi prastowo, 2015, hal. 391
Indikator :
Nama proyek : Laporan pengamatan peninggalan sejarah zaman islam di
sekitar lingkungan rumah.
Alokasi waktu : 1 minggu
Kelas/semester : IV/1 (satu)
No aspek penilaian skor penilaian
1 1 2 3 4
A. Identifikasi peninggalan sejarah
1. Kelengkapan
2. Kejelasan
3. Ketepatan
B. Identifikasi sejarah berdirinnya atau penemuan sejarah yang diidentifikasi
1. Kelengkapan
2. Kejelasan
3. Ketepatan
C. Identifikasi usaha siswa dalam melestarikannya
1. Kelengkapan
2 2. Kejelasan
3. Ketepatan
D. Sistematika penulisan
1. Penggunaan bahasa yang baik,
2 2. Urutan secara rutut:
Skor perolehan,
Skor maksimal
Keterangan pensekoran : 1= kurang kompeten 2= cukup kompeten 3= kompeten 4= sangat kompeten rumus penilaian :
Nilai =
Keterangan :
Nilai 91-100 berarti sangat baik (sudah membudaya)
Nilai 71-90 berarti baik (mulai berkembang)
Nilai 61-70 berarti cukup (mulai terlihat)
Nilai kurang dari 60 berati kurang (belum terlihat)
-
33
B. Studi Relevan
Sebelum adanya penelitian ini, sudah ada beberapa penelitian atau
tulisan yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti yang membahas tentang
penilaian autentik. Maka dari itu perlu adanya perbandingan penelitian ini
dengan penelitian yang telah ada sebelumnya. Apakah ada keterkaitan
dengan judul atau topik yang akan diteliti. Berikut beberapa penelitian
tersebut :
Menurut Penelitian kualitatif yang berjudul “Implementasi Penilaian
Autentik Pada Pembelajaran Tematik Integratif Kelas IV B Sekolah Dasar
Negeri Banaran 1 Kertosono Nganjuk ( Nurani Rahmania , Skripsi, 2015),
hasil metode penelitian kualitatif ini menunjukkan bahwa, (1)penilaian
kompetensi sikap meliputi observasi, jurnal, dan penilaian antarteman, dalam
perencanaanya sudah cukup baik akan tetapi pelaksanaan tidak sesuai dengan
perencanaan yang ada, (2) penilaian kompetensi pengetahuan meliputi tes
tertulis, tes lisan, dan penugasan, pelaksanaan penilaian kompetensi
pengetahuan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang dibuat, (3)
penilaian kompetensi ketrampilan meliputi tes kinerja, uji proyek dan
portofolio. Perencanaan penilaian sudah baik akan tetapi kurang dalam hal
pelaksanaanya, (4) faktor pendukung dalam pelaksanaan penilaian autentik
adanya kerjasama antar guru untuk membuat rubrik penilaian, terdapat buku
guru yang dijadikan pedoman serta siswa mampu mengikuti. Sedangkan
faktor penghambat dilaksanakan penilaian autentik adalah terlalu banyaknya
jumlah siswa yaitu 37.
Menurut penelitian kualitatif yang berjudul “Implementasi Penilaian
Autentik Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti
Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Sanden Bantul (Menik Lestari, Skripsi,
2015), hasil metode penelitian kualitatif yang diperoleh yaitu : (1) teknik dan
instrument penilaian dalam penilaian pendidikan agama islam dan budi
pekerti meliputi: (a) ranah pengetahuan menggunakan teknik tes tertulis,
penugasan dan tes lisan (b) ranah sikap menggunakan teknik observasi,
penilaian diri, penilaian antar teman dan jurnal, dan (c) ranah kertampilan
-
34
menggunakan teknik tes praktik, portofolio dan proyek. (2) tindak lanjut yang
dirancang guru setelah mengetahui hasil belajar siswa yaitu (a) melakukan
remedial dan pengayaan untuk tindak lanjut penilaian pada ranah
pengetahuan . (b) melakukan pembinaan secara umum pada tindak lanjut
penilaian ranah sikap, dan (c) melakukan pembimbingan pada tindak lanjut
penilaian ranah ketrampilan.
Menurut penelitian kualitatif yang berjudul” Implementasi Penilaian
Autentik Dalam Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas IV B di Sekolah Dasar
HJ. Isriyati Baiturrahman 1 Semarang Tahun Ajaran 2014/2015 (Nuryati,
Skripsi, 2015), hasil penelitian kualitatif ini menunjukkan bahwa, faktor
penghambat implementasi penilaian autentik dalam pembelajaran tematik
terpadu pada tema cita-citaku antara lain; peserta didik yang banyak dan
beragam, peserta didik yang kurang bisa dikondisikan, kurang tersedianya
tempat. Temuan tersebut memberikan acuan bagi lembaga pendidikan untuk
lebih dapat meningkatkan kualitas dan kreativitas seorang guru sehingga
kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Serta dapat
tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Menurut penelitian kualitatif yang berjudul “ Pelaksanaan Penilaian
Autentik Dalam Pembelajaran Tematik Pada Siswa Kelas IV A Sekolah
Dasar Negeri 4 Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo (Ade
Cintya Putri, Skripsi, 2015), hasil penelitian kualitatif ini menunjukkan
bahwa : 1) guru dan kepala sekolah mengetahui tentang penilaian autentik
dalam pembelajaran tematik. 2) guru melaksanakan penilaian autentik dalam
pembelajaran tematik yang mencakup penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan ketrampilan. Penilaian kompetensi sikap dilaksanakan
melalui teknik observasi, Penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan
penilaian jurnal. Penilaian kompetensi pengetahuan dilaksanakan melalui
teknik tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Penilaian kompetensi ketrampilan
dilaksanakan melaui teknik penilain untuk kerja, penilaian projek, penilaian
produk, dan penilaian portofolio.
-
35
Menurut penelitian kualitatif yang berjudul “ Implementasi Penilai
Berbasis Kurikulum 2013 Pada Rumpun Pendidikan Agama Islam di MIN
Bendungan Jati Pacet Mojokerto ( Nurul Indah Damayanti, Skripsi, 2016),
hasil penelitian kualitatif menunjukkan bahwa MIN Bendungan Jati Pacet
Mojokerto menggunakan aplikasi penilaian. Aplikasi tersebut berasal dari
kemenag yang selanjutnya diajarkan kepada seluruh madrasah yang ter
akreditasi A yang ada di Mojokerto. Aplikasi penilaian diisi oleh masing-
masing guru. Penerapan penilaian dinilai oleh semua guru untuk apsek sikap.
Guru dapat mengamati sikap siswa setiap harinya. Untuk aspek pengetahuan
siswa diberikan tugas individu dengan mengerjakan LKS, Buku cetak,
ataupun soal yang dibuatkan oleh guru. Sedangkan untuk aspek ketrampilan
siswa akan membuat produk dengan menulis ayat atau hadist yang terkait
dengan materi.
Dari beberapa penelitian diatas, adapun perbedaan penelitian yang
dilaksanakan peneliti dengan kelima penelitian diatas, yaitu peneliti
melakukan penelitian pada kelas V sedangkan beberapa penelitian diatas
melakukan penelitian pada kelas IV dan kelas VIII. Selain itu tempat
penelitian yang dilakukan berbeda. Dalam penelitian ini terdapat kesamaan
diantaranya sama-sama meneliti tentang penilaian autentik. Namun, dalam
penelitian kali ini lebih dikhususkan untuk kelas V semester genap tema
panas dan perpindahannya tahun ajaran 2017/2018. Maka dari itu peneliti
tertarik untuk meneliti tentang implementasi penilaian autentik dalam proses
pembelajaran pada kurikulum 2013.
-
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif,
pendekatan penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan suatu
keadaan yang sebenarnya. Terkait dengan implementasi penilaian autentik
dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013 di kelas V tahun ajaran
2017/2018 di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hikmah Kota Jambi.
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan latar
alamiah, yang didalammnya menafsirkan fenomena yang terjadi dan
dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai macam metode yang ada. Dari
segi pengertian ini, para penulis mempermasalahkan latar almiah dengan
maksud agar hasilnya dapat digunakan untuk menafsirkan fenomena dan
dapat dimanfaatkan untuk penelitan kualitatif. Metode yang biasa digunakan
dalam penelitian kualitatif yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi .
Penelitian kualitatif lebih ditekankan pada kedalaman berfikir formal dari
peneliti dalam menjawab permasalahan yang dihadapi (Lexy J. Moleong,
2013, hal. 5).
Penelitian kualitatif menggunakan berbagai metode atau cara
pengumpulan data, seperti wawancara individual, wawancara kelompok,
penelitian dokumen dan arsip, serta penelitian lapangan untuk mengetahui
kebutuhan data yang beraneka ragam. Metode satu dengan yang lainnya
saling berkaitan dan saling mendukung untuk menghasilkan data yang sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan. Data yang diperoleh dari suatu metode
yang disilangkan dengan data yang diperoleh melalui metode yang lain
sehingga menghasilkan data yang dapat dipercaya dan sesuai dengan
kenyataan (Imam Gunawan, 2015, hal.142).
36
-
37
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian kualitatif ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Hikmah Kota Jambi. Peneliti memilih lokasi ini dengan
pertimbangan disekolah tersebut memberlakukan kurikulum 2013
sehingga sekolah tersebut sangat cocok untuk dilakukan penelitian.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Hikmah Kota Jambi. Subjek penelitian yang lain adalah guru kelas
1 orang. Adapun siswa yang akan menjadi subjek penelitian berjumlah
11 orang.
C. Sumber Data
Sumber data penelitian kualitatif adalah manusia dengan prilakunya,
peristiwa, arsip, dan dokumen. Data inti yang dikumpulkan dalam penelitian
kualitatif adalah prilaku yang nyata berupa penglihatan, pendengaran,
pengajuan pertanyaan, dan pengumpulan benda-benda. Jadi sumber data dari
penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan yang diperoleh dari informan
yang terkait dalam penelitian. Selanjutnya dokumen atau sumber tertulis
lainnya merupakan data tambahan. Oleh karena itu peneliti merupakan
instrument kunci yang langsung bertatapan muka dengan orang-orang yang
terlibat dalam penelitiannya (Imam Gunawan, 2015, hal.142). Sumber data
utama Pengumpulan data menggunakan sumber primer dan sumber skunder.
1. Sumber Primer
Sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data (Sugiyono, 2015, hal. 193). Dalam penelitian ini, data
primer yang diperoleh peneliti adalah dari hasil wawancara yang
dilakukan dengan guru dan siswa kelas V. Selaian itu peneliti juga
melakukan observasi secara langsung pada saat proses belajar mengajar.
2. Sumber Skunder
-
38
Sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnnya lewat orang lain atau dokumen (Sugiyono,
2015, hal. 309). Sumber sekunder yang digunakan peneliti dalam bentuk
tertulis berupa dokumen tetang sekolah. Sumber data sekunder tambahan
lainya terdiri atas foto terkait dengan penerapan penilaian autentik, arsip
pribadi guru tentang penilaian, dan foto dengan informan.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah teknik atau cara yang dilakukan peneliti untuk
mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara peneliti mengadakan
penelitian atau pengamatan yang dilaksanakan secara teliti, serta
dilakukan pencatatan secara tersetruktur. Dalam hal ini yang diteliti atau
yang diamati ialah tentang fenomena sosial yang dapat berupa tingkah
laku manusia. Observasi yang dilakukan yaitu observasi langsung dan tak
langsung (Imam Gunawan, 2015, hal. 143).
Observasi merupakan dasar semua ilmu pengetahuan. Para
ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai
dunia nyata yang diperoleh melalui observasi. Lalu, Data itu
dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat
canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan electron)
maupun yang sangat jauh tempatnya (benda ruang angkasa) dapat
diobservasi dengan jelas (Sugiyono, 2015, hal. 310). Peneliti mengamati
bagaimana guru dalam menilai siswa melalui tiga aspek (sikap,
pengetahuan, dan ketrampilan), mengamati apa saja problem yang
dihadapi guru serta mengamati problem yang dihadapi siswa dalam
implementasi penilaian autentik.
2. Wawancara
Wawancara merupakan suatu percakapan yang diarahkan pada
suatu permasalahan tertentu, dan merupakan proses tanya jawab yang
-
39
dilakukan secara lisan. Dilakukan oleh dua orang atau lebih yang
berhadapan secara fisik untuk memperoleh data atau informasi sebanyak
dan sejelas mungkin kepada subjek penelitian. Wawancara merupakan
bentuk pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian
kualitatif (Imam Gunawan, 2015, hal. 160).
Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi
yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin menemukan
permasalahan yang harus diteliti ( Sugiono, 2015, hal.194). Peneliti
melakukan wawancara dengan guru kelas V MI Nurul Hikmah.
Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengali informasi tentang
implementasi penilaian autentik.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan peristiwa ataupun kejadian yang
telah berlalu yang dapat berupa tulisan dan gambar dari seseorang.
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya biografi, sejarah kehidupan
dan sebagainnya. Dokumen yang berupa gambar misalnya foto, gambar
hidup, sketsa dan lain-lain yang dianggap membantu mendapatkan
informasi terkait penelitian ( Sugiono, 2015, hal. 329).
Dokumen juga bisa dikatakan sebagai pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara. Sehingga hasil penelitian
lebih dipercaya jika didukung dengan dokumen. (Imam Gunawan, 2015,
hal. 176). Peneliti mengumpulkan dokumen berupa perangkat
pembelajaran, foto-foto saat penelitian, hasil belajar siswa dari semua
jenis penilaian dan dokumen mengenai sekolah.
E. Teknik Analisis Data
Analisi data merupakan proses yang dilakukan untuk mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam
-
40
kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melalukan sintesa, menyusun
kedalam pola, memilih mana yang dianggap penting dan yang akan dipelajari,
dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
orang lain ( Sugiyono, 2015, hal. 335).
Pada hakikatnnya analisis data merupakan sebuah kegiatan untuk
mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi tanda, dan
mengategorikannya sehingga memperoleh suatu temuan berdasarkan fokus
temuan atau masalah yang ingin dijawab. Melalui serangkaian aktivitas
tersebut, data kualitatif yang berserakan dan bertumpuk bisa disederhanakan
agar dapat mudah dipahami (Imam Gunawan, 2015, hal. 210).
Analisis data akan dilakukan sebelum memasuki lapangan, selama di
lapangan dan setelah selesai di lapangan. Analisis data telah dimulai sejak
merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum berada dilapangan, dan
berlangsung terus menerus sampai penulisan hasil penelitian selesai. Namun
dalam penelitian ini, analisis data lebih difokuskan selama proses dilapangan
bersamaan dengan pengumpulan data (Sugiono, 2015, hal. 336).
Miles & Huberman mengemukakan tiga tahapan yang harus
dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu (1) data
reduction (reduksi data) ; (2) data display (paparan data); dan (3) conclusion
drawing/ verifying (penarikan kesimpulan dan vertifikasi). Analisis data
kualitatif dilakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan data
berlangsung, artinya kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan juga selama dan
sesudah pengumpulan data (Imam Gunawan, 2015, hal. 210). Komponen
yang digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini, peneliti
menggunakan tahapan sebagai berikut:
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data adalah kegiatan yang dilakukan untuk
merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, dan mencari tema dan polannya lalu membuang hal-hal yang
dianggap tidak penting. Data yang sudah direduksi akan memberi
-
41
gambaran yang lebih jelas dan memudahkan untuk melakukan
pengumpulan data (Imam Gunawan, 2015, hal. 211).
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data di reduksi maka langkah selanjutnya yaitu
mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, dan sejenisnnya. Melalui penyajian
data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan.
Sehingga akan semakin mudah dipahami. Penelitian kualitatif penyajian
data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat. Namun, yang paling
sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif
adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data,
maka akan memudahkan peneliti untuk memahami dan merencanakan
kerja selanjutnya berdasarkan apa yang sudah dipahami (Sugiyono, 2015,
hal. 341).
3. Conclusion Drawing/ Verification (Penarikan Kesimpulan)
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan biasanya masih
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Penarikan simpulan adalah hasil penelitian yang menjawab fokus
penelitian berdasarkan hasil analisis data (Sugiyono, 2015, hal. 345).
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif uji keabsahan data dapat dilakukan
dengan uji validitas (kesahihan) dan reliabilitas (kendala). Namun dalam
penelitian ini peneliti menggunakan uji kredibilitas (kepercayaan) terhadap
data hasil penelitian kualitatif, antara lain dilakukan dengan meningkatan
ketekunan, triangulasi dan menggunakan bahan referensi (Sugiono, 2015, hal.
363) yang dijelaskan sebagai berikut :
-
42
1. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan merupakan kegiatan yang dilakukan
dengan mengamati secara lebih cermat dan berkesinambungan, yaitu
dilakukan dengan cara tersebut agar kepastian data dan urutan peristiwa
dapat direkam secara pasti dan berurutan. Peneliti harus membekali
dirinya dengan cara membaca referensi buku dan hasil penelitian
(dokumentasi-dokumentasi) yang berkaitan dengan temuan yang diteliti.
Dengan membaca maka wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam,
sehingga dapat digunakan untuk memeriksa da