implementasi pengelolaan wakaf produktif dalam
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM
MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT
DI KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
Oleh
ASRIDHAWATI
NIM 105741100116
PRODI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
ii
HALAMAN JUDUL
IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF
DALAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT
DI KOTA MAKASSAR
Oleh ASRIDHAWATI
NIM 105741100116
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan studi pada Program Studi Strata 1 Ekonomi Islam
PRODI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR 2020
iii
PERSEMBAHAN
Bismillahirahmanirrahim
Karya ilmiah ini ku persembahkan kepada kedua orang tua saya serta
untuk ajji saya yang telah membantu membiayai kuliah saya sampai saya
selesai. Semoga setelah ini saya segera mendapatkan pekerjaan dan bisa
segera membahagiakan keluargaUntuk kakakku semoga cita-citanya
menjadi PNS bisa tercapai dan untuk adikku semoga bisa lulus
diUniversitas Negeri tahun depan.
MOTTO
“Allah SWT tidak akan membebani ummatnya melainkan sesuai
kesanggupannya”
iv
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra lt. 7 Telp. (0411)-866972 Makassar
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul : “Implementasi Pengelolaan Wakaf Produktif Dalam Mensejahterakan Masyarakat Di Kota Makassar“.
Nama : Asridhawati No. Stambuk/NIM : 105741100116 Program studi : Ekonomi Islam Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Perguruan tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar Menyatakan bahwa skripsi ini telah diperiksa dan diujikan didepan panitia penguji skripsi Strata 1 (S1). Pada hari Rabu , 27 Oktober diruangan IQ. 7.1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 07 Desember 2020 Menyetujui
Pembimbing I
Dr. H. Agus Salim Harrang, SE, MM.
NIDN: 0911115703
Pembimbing II
Agusdiwana Suarni, S.E.,M.Acc
NIDN: 0904088601
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi Ekonomi Islam
Ismail Rasulong, SE, MM Agusdiwana Suarni, S.E., M.Acc NBM: 903078 NBM : 1005 987
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra lt. 7 Telp. (0411)-866972 Makassar
v
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi atas Nama : ASRIDHAWATI, NIM: 105741100116, diterima dan
disahkan oleh panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor
Universitas Muhammadiya Makassar Nomor : 0005/SK-Y/60202/091004/2020,
Tanggal 10 Rabiul Awal 1442/27 Oktober 2020 M, sebagai salah satu syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Ekonomi Islam
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar 22 Rabiul Akhir 1442 H
07 Desember 2020 M
PANITIA UJIAN
1. Pengawas Umum : Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag (…………)
(Rektor Unismuh Makassar)
2. Ketua : Ismail Rasulong, SE., MM (…………)
(Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
3. Sekretaris : Dr. Agus Salim HR, SE., MM (…………)
(WD 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
4. Penguji : 1. Dr. Agus Salim HR,SE.,MM (…………)
2. Agusdiwana Suarni, SE, M.Acc (…………)
3. Sri Wahyuni, SE.,M.E (………...)
4. Syahidah Rahmah, SE.Sy,M.E.I (………...)
Disahkan Oleh,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
Ismail Rasulong, SE.,MM NBM : 903078
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra lt. 7 Telp. (0411)-866972 Makassar
vi
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Asridhawati
NIM : 105741100116
Jurusan : Ekonomi Islam
Dengan Judul :“Kajian Tentang Garam Tradisional Dan Kondisi Sosial
Ekonomi Petani Garam Dalam Perspektif Islam Di
Kabupaten Jeneponto Dan Kabupaten Pangkep“.
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya
sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, 07 Desember 2020
Yang membuat pernyataan,
ASRIDHAWATI
Diketahui oleh,
Dekan Ketua Program Studi Ekonomi Islam
Ismail Rasulong, S.E.,MM Agusdiwana Suarni., SE., M.Acc
NBM: 903078 NBM: 100 5987
vii
ABSTRAK
ASRIDHAWATI, 2020. Implementasi Pengelolaan Wakaf Produktif Dalam Mensejahterakan Masyarakat di Kota Makassar, Skripsi Program Studi Ekonom Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, diBimbing Oleh Agus Salim HR selaku pembimbing I dan Agusdiwana Suarni selaku pembimbing II
Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui bagaimana Implementasi
Pengelolaan Wakaf produktif Dalam Mensejahterakan Masyarakat di Kota
Makassar; (2) Untuk mengetahui Apa Problematik yang dihadapi dalam
Pengelolaan Wakaf Produktif di Kota Makassar. Jenis Penelitian yang digunakan
adalah Kualitatif dengan responden sebanyak 6 orang yaitu Staf KEMENAG 1
orang, Nadzir 3 orang dan Masyarakat 2 orang. Hasil yang diperoleh dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa Implementasi pengelolaan wakaf di Kota
Makassar belum tergolong produktif, karena proses pengelolaan wakaf yang ada
di Kota Makassar masih bersifat konsumtif sehingga tidak dapat berpengaruh
pada perekonomian masyarakat; (2) Problematik yang hadapi dalam pengelolaan
wakaf produktif adalah kurangnya pemahaman nadzir terhadap pengelolaan
harta wakaf yang produktif. Problematik lainnya yang dihadapi dalam
pengelolaan wakaf adalah masih banyaknya tanah wakaf yang tidak memiliki
sertifikat.
Kata Kunci: Wakaf, Wakaf Produktif, Kesejahteraan Masyarakat
viii
ABSTRACT
ASRIDHAWATI, 2020. Implementation of productive waqf management for the welfare of the people in the city of Makassar, The thesis of the Islamic Ekonomic study program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar, was guided by Agus Salim HR as mentor I and Agusdiwana Suarni as mentor II This study aims: (1) to determine how the implementation of productive waqf management in the welfare of the community in Makassar City; (2) To find out what are the problems faced in the management of productive waqf in Makassar City. This type of research is qualitative with 6 respondents, namely 1 staff of the Ministry of Religion, 3 people of Nadzir and 2 people of the community. The results obtained in this study indicate that the implementation of waqf management in Makassar City is not classified as productive, because the process of managing waqf in Makassar City is still consumptive in nature so that it cannot affect the community's economy; (2) The problem faced in the management of productive waqf is the lack of nadzir understanding of the productive management of waqf assets. Another problem faced in managing waqf is that there are still many waqf lands that do not have certificates.
Keywords: Waqf, Productive Waqf, Community Welfare
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya berupa ilmu pengetahuan
petunjuk, kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Implementasi Pengelolaan Wakaf Produktif Dalam
Mensejahterakan Masyarakat di Kota Makassar” Skripsi ini sebagai syarat
untuk mencapai gelar sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Bapak Prof Dr. H. Ambo Asse,S,Ag selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar
2. Ibunda Agusdiwana Suarni SE.,M.ACC selaku ketua Prodi Ekonomi Islam
dan Pembimbing II, yang senantiasa memberikan arahan, koreksi serta
motivasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini
3. Ayahanda Dr. Agus Salim Harrang, SE, MM selaku Pembimbing I, yang
senantiasa memberikan arahan dalam bimbingannya
4. Semua Dosen dan Civitas Akademika Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
x
5. Kedua Orang tua tercinta , Ayahanda Muhtar dan Ibunda Ida Royani, yang
senantiasa mencintai, merawat dan membesarkan, sehingga saya bisa
seperti sekarang ini. Serta untuk Ajjiku, Hj. Nastiah , yang berperan penting
dalam membiayai kuliah saya sehingga saya bisa seperti sekarang ini ,
semoga saya dilebihkan Rezeki untuk membahagiakan mereka
6. Kakak dan Adikku ( Indri Maulidiya sari Amd.AK dan Nurul Annisa) yang
senantiasa memberikan motivasi dan semangat sehingga skripsi ini dapat
saya selesaikan
7. Terima kasih untuk Syahru Ramdhani K yang tak kenal lelah memberikan
semangat serta dorongan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
8. Kepada sahabat – sahabat saya Iprayana Hasan, Reski Amelia, Israwati,
Khaerunnisa, Nurul Utari dan Ayu lestari yang telah menemani penulis dalam
suka maupun duka.
Terima kasih atas segala bantuan dan kemudahan yang diberikan oleh
semua pihak. Semoga apa yang telah diberikan ini dapat bermanfaat juga bagi
orang lain. Penulisan dan penelitian skripsi ini sangat membutuhkan, masukan
saran dan kritikan yang bersifat positif, guna untuk perbaikan penulisan dan
penelitian skripsi yang akan dating.
Makassar, Desember 2020
Asridhawati
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL ........................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
ABSTRACT ....................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR/ BAGAN ............................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 6
A. Wakaf ..................................................................................................... 6
1. Pengertian Wakaf ............................................................................ 6
2. Macam-Macam Wakaf ..................................................................... 8
3. Tujuan Wakaf .................................................................................. 9
4. Hukum Dasar Wakaf ....................................................................... 11
5. Syarat Wajib Wakaf ......................................................................... 12
6. Fungsi Wakaf .................................................................................. 13
7. Badan Wakaf Indonesia ................................................................... 14
8. Wakaf Produktif ............................................................................... 15
B. Tinjauan Empiris .................................................................................... 20
C. Kerangka Konsep ................................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 25
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 25
B. Fokus Penelitian ............................................................................... 25
xii
C. Lokasi Dan Waktu Penelitian ............................................................ 25
D. Jenis Dan Sumber Data ................................................................... 26
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 26
F. Instrumen Penelitian ......................................................................... 28
G. Metode Analisis Data ........................................................................ 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 31
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................. 31
B. Deskripsi Penelitian .......................................................................... 37
C. Hasil Penelitian ................................................................................. 37
D. Pembahasan ................................................................................... 42
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 46
A. Kesimpulan ...................................................................................... 46
B. Saran ............................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 48
LAMPIRAN ........................................................................................................ 50
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. 65
xiii
DAFTAR TABEL
3.1 Daftar Informan ....................................................................................... 26
3.2 Daftar Pedoman Wawancara .................................................................. 27
4.1 Jumlah Luas Kota Makassar ................................................................... 32
4.2 Jumlah Penduduk Kota Makassar ........................................................... 33
4.3 Identitas Responden ............................................................................... 36
4.4 Data Persertifikasian ............................................................................... 42
xiv
DAFTAR GAMBAR
Kerangka Konsep ......................................................................................... 24
Struktur Organisasi ....................................................................................... 36
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wakaf merupakan salah satu kegiatan dalam islam yang bertujuan untuk
mencapai tujuan ekonomi islam yaitu mewujudkan kehidupan yang sejahtera.
Dalam islam wakaf memiliki peran yang sangat penting seperti halnya zakat dan
sedekah. Wakaf mengharuskan seorang muslim untuk merelakan sebagian harta
yang dimiliki untuk digunakan dalam kepentingan ibadah. Harta wakaf yang
sudah diberikan sudah bukan menjadi hak milik wakif pribadi melainkan menjadi
hak milik wakif umat ( Bashlul ,2016).
Potensi pengelolaan wakaf di Kota Makassar melibatkan strategi
pengelolaan yang baik perlu diciptakan untuk mencapai tujuan diadakannya
wakaf. Namun sebagian studi perwakafan di tanah air kita masih terfokus pada
segi hukum fiqih muamalah dan belum menyentuh mengenai pengelolaan
perwakafan. salah satunya berada di Kota Makassar. Menurut potensi yang ada
pemerintah cukup serius dalam mengkoordinir pengelolaan harta wakaf, hal
tersebut telah disampaikan dalam peraturan perundang-undangan yang sangat
progresif dalam mengakomodir tanah wakaf yaitu Undang-Undang- No 41
Tahun 2004 tentang wakaf menyebutkan bahwa “ tujuan wakaf adalah
memanfaatkan harta benda wakaf sesuai dengan fungsinya Wakaf memiliki
fungsi untuk mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf
untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum. Dengan
adanya peraturan tersebut umat islam di Kota Makassar tinggal menjalankan
saja dan tidak perlu lagi berwacana.
2
Dalam sejarah wakaf telah memainkan peranan yang sangat penting
dalam pembangunan masyarakat, namun dijumpai berbagai kenyataan di
beberapa tempat yang belum berhasil mengelola wakaf. Wakaf di Indonesia
belum banyak yang dikelola secara produktif Itulah mengapa Undang-Undang
Wakaf mencoba melakukan terobosan dengan tidak hanya mengatur mengenai
perwakafan tanah milik wakif melainkan perwakafan semua benda baik benda
bergerak maupun benda tidak bergerak, dengan wakaf yang dikelola dengan
baik akan menumbuhkan masyarakat yang sejahtera. Oleh karena itu strategi
pengelolaan yang baik perlu diciptakan untuk mencapai tujuan diadakannya
wakaf namun pengelolaan dan pendayagunaan wakaf produktif di tanah air
masih sedikit ketinggalan dibanding Negara lain begitupun studi perwakafan di
tanah air masih terfokus pada segi hukum fiqh (muamalah) dan belum
menyentuh mengenai pengelolaan perwakafan. Oleh karenanya studi
pengelolaan harta wakaf perlu dilakukan agar tercapainya pengelolaan yang
baik. Berbagai permasalahan sebagaimana disebutkan diatas, sangat penting
untuk dikaji dan dievaluasi secara seimbang untuk menentukan tingkat
keberhasilan sistem pengelolaan wakaf di Kota Makassar.
Wakaf dikenal sebagai aset umat yang pemanfaatan dapat dilakukan
sepanjang masa. Namun pengelolaan dan pendayagunaan harta wakaf secara
produktif di Indonesia masih ketinggalan jika dibandingkan dengan Negara Islam
lainnya. Beberapa hasil penelitian wakaf menunjukkan bahwa ternyata selaindi
Indonesia, banyak Negara yang semula wakafnya kurang berfungsi bagi
perekonomian umat karena tidak dikelola dengan manajemen yang baik. Barulah
kemudian, dengan regulasi yang di atur pemerintah berdasarkan undang-undang
wakaf dikelola dengan manajemen yang baik. Wakaf diharapkan menjadi salah
3
satu alternative yang mampu memberikan solusi dalam menyelesaikan masalah
ekonomi. Mengingat salah satu tujuan wakaf ialah menjadikannya sebagai
sumber data yang produktif, ini tentu memerlukan nadzir yang mampu
melaksanakan tugas-tugasnya secara profesional dan bertanggung jawab. Untuk
itu diperlukan profesionalisme nadzir yang handal dan mempunyai keahlian
dalam mengelola benda wakaf secara baik dan benar. Syarat-syarat nadzir yang
tersebut dalam kitab-kitab fikih kiranya perlu dipertahankan, yakni beragama
Islam, baligh, akil, memiliki kemampuan dalam mengelola wakaf dan memiliki
sifat amanah, jujur, tabligh, fatonah serta adil.
Didalam Al-Quran telah dinyatakan bahwa ketentuan berwakaf telah
dijelaskan dalam (Q.S Ali-Imran: 92 )
به عليم ون وما تنفقوا من شىء فان الل ا تحب ى تنفقوا مم لن تنالوا البر حت
Terjemahan: “ Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebijakan (yang sempurna), sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu maka sesungguhnya Allah mengetahuinya Rasulullah bersabda:
له مثله في الجنة من بنى مسجدا بنى اللArtinya: Barang siapa yang membangun masjid karena Allah, maka Allah membangunkan dia istana disurga (HR Bukhori dan Muslim) (Abdullah Istiqomah, 2016) Dari penjelasan Q.S dan hadis diatas dapat kita lihat bahwa urgensi
wakaf di kota makassar sangatlah penting untuk diterapkan dalam peningkatan
taraf hidup masyarakat di Kota Makassar, maka dari itu peneliti ingin melakukan
penelitian yang berjudul “Implementasi Pengelolaan Wakaf Produktif Dalam
Mensejahterakan Masyarakat Di Kota Makassar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka permasalahan
yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
4
1. Bagaimana implementasi pengelolaan wakaf produktif dalam
mensejahterakan masyarakat di Kota Makassar?
2. Bagaimana strategi serta problematik dalam pengelolaan wakaf produktif di
Kota Makassar
C. Tujuan Penelitian
Dari beberapa uraian rumusan masalah diatas maka dapat dispesifikan
beberapa tujuan penelitian , diantaranya sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana proses implementasi pengelolaan wakaf
produktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kota Makassar
2. Untuk mengetahui bagaimana strategi serta problematik dalam pengelolaan
wakaf produktif di Kota Makassar
D. Manfaat Penelitian
Dari uraian tujuan penelitian diatas dapat dipetakan manfaat penelitian sebagai
berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat pada ilmu
pengetahuan yang nantinya dapat digunakan sebagai acuan atau referensi
untuk penelitian sejenis untuk pengembangan ilmu ekonomi islam
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pembelajaran dalam
melakukan proses penelitian yang baik, memperluas jaringan dan
menjadi peneliti yang kredibel.
5
b. Bagi Masyarakat Umum
Diharapkan penelitian ini menjadikan sumber informasi dan
pengetahuan bagi masyarakat luas bahwa program pemberdayaan
ekonomi masyarakat berbasis wakaf dalam kemiskinan dan kurangnya
kesejahteraan di Indonesia.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Umum Tentang Wakaf
1. Pengertian Wakaf
Secara bahasa wakaf berasal dari kata waqafa yang artinya
berhentiSedangkan secara istilah wakaf menurut Abu Hanifah adalah
menahan harta di bawah naungan pemiliknya disertai pemberian manfaat
sedekah (Anisa, 2018). Wakaf adalah menahan sesuatu benda untuk diambil
manfaatnya sesuai dengan ajaran islamHarta yang sudah diwakafkan sudah
bukan menjadi hak milik wakif yang mewakafkan dan juga bukan menjadi hak
milik wakif Nadzir melainkan menjadi hak milik wakif Allah
Di dalam Al-Quran pada dasarnya wakaf tidak disebutkan dengan tegas,
namun ada beberapa ayat memberi petunjuk untuk mengamalkan wakaf
sehingga dapat dijadikan amalan seperti ayat yang menjadi rujukan dalam
perwakafan. adalah (QS. Al- Baqarah : 267)
ن الرض و ا اخرجنا لكم م ت ما كسبتم ومم ب ا انفقوا من طي منو ها الذين ا اي موا الخبيث منه تنفقون و ي لستم ل تيم
غني حميد ا ان الل ان تغمضوا فيه واعلمو خذيه ال با
Terjemahannya: “ Hai orang-orang yang beriman infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bui untuk kamu dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menginfakkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya dan ketahui lah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji
Ayat tersebut mengingatkan manusia untuk berinfak, karena dengan
berinfak akan mendapatkan pahala yang berlipat gandaHal inilah yang
menjadi dasarbahwa ayat-ayat diatas menjadi dalil dalam disyariatkannya
ibadah wakaf yang merupakan salah satu bentuk sedekah (Huda,2009:22)
7
Selain Al-Quran yang dijadikan sebagai rujukan dalam mengamalkan
wakaf, terdapat pula hadis yang dijadikan dasar mengamalkan wakaf :
ذا مات النسان انقطع عمله إل من ثلثة من صدقة جارية وعلم ينتفع به و إ ولد صالح يدعو له “Dari Abu Hurairah ra., sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda :
Apabila anak adam (manusia) meninggal dunia, maka putuslah amalnya, kecuali tiga perkara yaitu: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakan orang tuanya (HRMuslim) (Abdullah Istiqomah2016)
Para ahli fiqih berbeda dalam mendefinisikan wakaf menurut istilah,
sehingga mereka berbeda pula dalam memandang hakikat wakaf itu di
berbagai pandangan tentang wakaf menurut istilah sebagai berikut :
a. Abu Hanifah
Wakaf adalah menahan suatu benda menurut hukum tetap milik wakif
si wakif dalam rangka mempergunakan manfaatnya untuk kebajikan.
Berdasarkan definisi itu maka pemilik harta wakaf tidak lepas dari si wakif
bahkan ia dibenarkan menarik kembali dan ia boleh menjualnyaJika si wakif
wafat, harta tersebut menjadi harta warisan buat ahli warisnya. Jika yang
timbul dari wakafnya hanyalah menyumbangkan manfaat, karena itu
mazhab Hanafi mendefinisikan wakaf adalah tidak melakukan suatu
tindakan atas suatu benda yang berstatus tetap sebagai hak milik wakif
dengan menyedekahkan manfaatnya kepada suatu pihak kebajikan (social),
baik sekarang maupun akan dating bertukar.
b. Mazhab Maliki
Mazhab Maliki berpendapat bahwa waktu itu tidak melepaskan harta
yang diwakafkan dari ke pemilikan namun wakaf tersebut mencegah wakif
melakukan tindakan yang dapat melepaskan ke pemilikan atas harta
tersebut kepada yang lainDengan kata lain, pemilik harta menahan benda itu
dari penggunaan secara pemilikan, tetapi membolehkan pemanfaatannya
8
hasilnya untuk tujuan kebaikan, yaitu pemberian manfaat benda secara
wajar sedang benda itu tetap menjadi milik wakaf si wakif
c. Mazhab Syafi’I dan Ahmad bin Hambal
Syafi'I dan Ahmad berpendapat bahwa wakaf adalah melepaskan dari
kepemilikan wakif setelah sempurna prosedur perwakafan. Wakif tidak boleh
melakukan apa saja terhadap harta yang diwakafkan, seperti : perlakuan
pemilik dengan cara memindahkan kepemilikannya kepada yang lain baik
dengan atau tidak. Jika wakif wafat harta yang diwakafkan tersebut tidak
dapat diwarisi oleh ahli warisnya
2. Macam-Macam Wakaf
Adapun macam-macam wakaf dapat dibedakan menjadi dua bentuk
perwakafan. sebagaimana yang dikemukakan sebagai berikut:
a) Wakaf ahli (wakaf keluarga), yaitu wakaf yang diperuntukkan khusus
pada orang-orang tertentu,seseorang atau lebih, keluarga wakif atau
bukan. Wakaf ahli disebut juga dengan wakaf khususDalam konsepsi
hukum Islam, seseorang yang punya harta yang hendak mewakafkan
sebagaian hartanya, sebaiknya lebih dulu melihat kepada sanak keluarga.
(Halim,2015)
b) Wakaf khairi (wakaf umum), yaitu wakaf yang semula manfaatnya
diperuntukkan untuk kepentingan umum tidak khusus untuk orang-orang
tertentu, contohnya untuk mendirikan masjid atau mewakafkan sebidang
tanah yang hasilnya dapat dimanfaatkan untuk sarana pendidikan dan
sebagainya. Wakaf jenis ini lebih banyak manfaatnya karena tidak
membatasi pihak-pihak yang dapat mengambil manfaat darinya.
(Cahyani,2013)
9
Adapun macam-macam wakaf berdasarkan jenis harta, yaitu:
1) Benda tidak bergerak dibagi menjadi hak atas tanah, hak milik wakif atas
rumah, bangunan atau bagian bangunan yang berdiri diatas tanah,
tanaman
2) Benda bergerak selain uang, terdiri atas benda yang digolongkan
sebagai benda yang dapat bergerak karena sifatnya yang dapat
berpindah seperti kendaraan, benda bergerak yang dapat dihabiskan
karena pemakaiannya tidak dapat diwakafkan. Adapun pendapat fuqaha
tentang mewakafkan benda bergerak antara lain:
Menurut malikiya (2003) benda bergerak boleh saja diwakafkan, bila
mana harta itu sesuai dengan maksud yang dituju oleh syariat, dengan
harta wakaf seperti ini temak untuk diambil susu dan bulunya, buku-buku
dipelajari kandungannya, kendaraan untuk diambil hasil sewaannya dan
sebagainya.
Menurut syafi’iyah (2013) barang siapa yang mewakafkan haruslah
barang yang kekal manfaatnya baik berupa barang tidak bergerak
maupun barang milik wakif bersama. (Kurniati,2013)
3) Benda bergerak berupa uang, dalam hal ini wakaf uang ini hanya boleh
disalurkan dan digunakan untuk hal-hal yang dibolehkan secara syar'i
3. Tujuan Wakaf
Dalam Syariat Islam tujuan utama wakaf adalah kemaslahatan umat yang
berpatokan pada hukum islam yaitu “jalb al-mashalih wa daru al-mafasid
(menjaga kemaslahatan dan menangkal kerusakan). Selain itu wakaf
memiliki fungsi sosial, karena sasaran wakaf bukan sekedar untuk fakir
10
miskin tetapi juga untuk kepentingan public dan masyarakat luas. Wakaf
memiliki sasaran yang lebih spesifik, yaitu:
1. Semangat Keagamaan
Dengan wakaf, berniat untuk mendapatkan ridho Allah dan
kesinambungan pahala yaitu selama harta yang diwakafkan memberi
manfaat sekalipun ia telah meninggal dunia
2. Semangat Sosial
Sasaran ini diarahkan pada aktivitas kebajikan, didasarkan pada
kesadaran manusia untuk berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat
sehingga wakaf yang dikeluarkan merupakan bukti partisipasi dalam
pembangunan masyarakat
3. Motivasi Keluarga
Motivasi ini ingin menjadikan wakaf sebagai sarana mewujudkan rasa
tanggung jawab kepada keluarga, terutama sebagai jaminan hidup di
masa Depan. Namun wakaf tidak dapat diperuntukkan untuk diri ataupun
pada janin yang masih dalam kandungan
4. Dorongan Kondisional
Dengan wakaf bisa menyalurkan hartanya untuk menyantuni orang-orang
yang ditinggalkan oleh keluarganya sehingga tidak ada yang
menanggungnya atau seseorang perantau yang jauh meninggalkan
keluarganya
5. Dorongan naluri
Naluri manusia memang tidak ingin lepas dari kepemilikannya Setiap
orang cenderung ingin menjaga peninggalan harta orang tua atau
kakeknya dari kehancuran dan kemusnahan. Dengan wakaf maka dia
11
akan terdorong membatasi pembelanjaan dengan berniat wakaf kepada
seseorang atau lembaga tertentu dia bisa menyalurkan hartanya dengan
baik sehingga tidak terjadi pemborosan atau kepunahan kekayaan.
(Nurhayati, 2009)
4. Hukum Dasar Wakaf
Dalil yang menjadi landasan yang disyariatkannya wakaf terdapat
a. Quran Surah Al- Baqarah 267
ن الرض و ا اخرجنا لكم م ت ما كسبتم ومم ب ا انفقوا من طي منو ها الذين ا اي موا الخبيث منه تنفقون ي ل تيم
خذيه ال غني حميد ولستم باا ان الل ان تغمضوا فيه واعلمو
Terjemahannya: “ Hai orang-orang yang beriman infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bui untuk kamu dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menginfakkan daripadanya, padahal kamu tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya dan ketahui lah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
b. Quran Surah Ali Imran 92
به عليم لن تنالوا البر ون وما تنفقوا من شىء فان الل ا تحب ى تنفقوا مم حت
Terjemahannya: “ Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebijakan (yang sempurna), sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu maka sesungguhnya Allah mengetahuinya
c. Quran Surah Al- Baqarah 261 بتت سبع سنابل فى كل س ة ان كمثل حب
ة حبة مثل الذين ينفقون اموالهم فى سبيل الل ا بلة م ن يض
والل
شاء لمن واسع عليم ي والل
Terjemahannya:“ Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan harta mereka dijalan Allah SWT adalah serupa dengan sebutir benih bijian yang menumbuhkan tujuh bulir yang pada tiap-tiap tandanya berbuah 100 biji-bijian, Allah akan melipat gandakan (pahala) bagi orang yang dikehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.”
d. (HR Bukhari)
ه ل يباع ول يوهب ول يورث أ ن
Sesungguhnya tanah wakaf tidak boleh dijual, tidak boleh dihibahkan, tidak boleh diwarisi. (HR Bukhari) (Abdullah Istiqomah, 2016)
12
e. (HR Tirmidzi dari Abi Barzah)
ل تزول قدما عبد حتى يسأل عن أربع: عن عمره فيم أفناه وعن علمه ما فل فيه وعن ماله من هأين اكتسبه وفيم أنفقه وعن جسمه فيم أبل
“ Tidak akan berpindah, dua kaki anak Adam dihari kiamat dari sisi Robbnya, sampai dia ditanya tentang 4 perkara, dimana dia dapatkan hartanya dan dimana dia habiskan. (HR Tirmidzi dari Abi Barzah) (Abdullah Istiqomah, 2016)
5. Syarat Wajib Wakaf dan Badan Wakaf
Menurut Abu Zahrah bahwa budak bukan sebagai penghalang untuk
mewakafkan hartanya jika mendapat izin dari tuannya dan ia sebagai wakil
Tuannya. Demikian juga menurut Zahiri bahwa budak boleh mewakafkan
hartanya, golongan Shafi’i berpendapat bahwa bodoh atau pemboros boleh
menjadi ahliyyatal tabarru setelah meninggal dunia. Harta yang diwakafkan
sah apabila memenuhi kriteria syarat-syarat sebagai berikut :
1) Harta yang bernilai
2) Harta yang tidak bergerak atau benda bergerak
3) Harta yang dapat diketahui kadar dan batasnya
4) Harta milik wakif
5) Harta yang terpisah dari harta bersama
Syarat orang berhak menerima wakaf dijelaskan dalam undang-undang
Nomor 41 tahun 2004 pasal 10 ayat (1) perseorangan sebagaimana dimaksud
pada pasal 9 Nadzir atau perseorangan hanya dapat menjadi Nadzir apabila
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Warga negara Indonesia
2) Beragama Islam
3) Dewasa
4) Amanah
5) Mampu secara jasmani dan rohani
13
6) Tidak terhalang melakukan perbuatan hukum
6. Fungsi Wakaf
Dalam pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 tentang pelaksanaanya bahwa
wakaf bertujuan memanfaatkan harta benda wakaf sesuai dengan fungsinya
dan wakaf berfungsi mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda
wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum.
Pada hakikatnya bakti kepada masyarakat serta menyantuni umat Islam ada
tujuan yang dapat dicapai dengan wakaf agar memperoleh keridhoan Allah
SWT dan memberikan pengayoman social. Berikut adalah beberapa fungsi
dari wakaf:
1. Fungsi Ekonomi
Salah satu aspek yang terpenting dari wakaf adalah sebagai suatu sistem
transfer kekayaan yang efektif dimana setiap orang yang memiliki
kelebihan kekayaan dianjurkan untuk berwakaf yakni menyerahkan
sebagian dari harta untuk kepentingan kehidupan masyarakat. Harta
wakaf tersebut pada hakikatnya berfungsi sebagai modal dengan cara-
cara tertentu yang dibenarkan oleh agama dapat dikembangkan untuk
meningkatkan taraf kehidupan ekonomi.
2. Fungsi Sosial
Dari segi sosial wakaf mempunyai fungsi yang sangat penting sekali
apabila wakaf diurus dan dilaksanakan dengan baik berbagai kekurangan
akan fasilitas dalam masyarakat akan lebih mudah teratasi, setiap orang
miskin dan melarat akan mendapatkan jaminan dan pelayanan yang
cukup. Fungsi social dari wakaf jauh lebih kuat dan pasti dari jaminan
yang diberikan oleh sistem buatan manuasia yang sepenuhnya
14
bergantung pada situasi dan kondisi temporer serta kebijaksanaan-
kebijaksanaan lainnya.
3. Fungsi Ibadah
Sejatinya wakaf merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT.
Mewakafkan suatu harta berarti menggunakan harta dijalan Allah
membutuhkan kerelaan yang besar pada akhirnya wakaf akan
mendekatkan hubungan seorang manusia dengan Allah.
7. Badan Wakaf Indonesia (BWI)
Berdirinya Badan Wakaf Indonesia berawal dari banyaknya tanah wakaf
dan inovasi pengembangan wakaf yang belum tercatat dan terkelola dengan
baik sehingga pendataan dan pembimbingan atas Nadzir perlu diadakan
sosialisasi dan pembinaan, adanya BWI menjadi poin penting untuk
membangkitkan gerakan wakaf. Di Indonesia masih sedikit sekali tanah
wakaf yang dikelola secara produktif dalam bentuk suatu usaha yang
hasilnya dapat dimanfaatkan bagi pihak-pihak yang memerlukan terutama
fakir miskin. Peruntukkan dan pengelolaan wakaf di Indonesia yang kurang
mengarah pada pemberdayaan ekonomi umat dan cenderung hanya untuk
kepentingan kegiatan-kegiatan ibadah , pendidikan , serta lembaga sosial
lainnya. Lahirnya BWI merupakan perwujudan amanat yang digariskan dalam
undang-undang nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf. Kehadiran BWI,
sebagaimana dijelaskan dalam pasal 47, adalah untuk memajukan dan
mengembangkan perwakafan di Indonesia. Dalam undang-undang wakaf
ditetapkan bahwa badan wakaf Indonesia adalah lembaga yang
berkedudukan sebagai media untuk memajukan dan mengembangkan
perwakafan nasional.
15
Dalam Kepengurusan BWI terdiri atas badan pelaksana dan dewan
pertimbangan, masing-masing dipimpin oleh satu orang ketua dan dua orang
wakil ketua yang dipilih dari dan oleh para anggota, badan pelaksana
merupakan unsur pelaksana tugas, sedangkan dewan pertimbangan adalah
unsur pengawas pelaksanaan tugas badan wakaf Indonesia. Dalam upaya
mengembangkan dan memanfaatkan harta wakaf secara maksimal, maka
diperlukan kebijakan bagi setiap lembaga pengelola wakaf untuk bersinergi
dengan pemerintah. (Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 2008)
8. Wakaf Produktif
a. Definisi Wakaf Produktif
Wakaf produktif adalah wakaf harta yang digunakan untuk kepentingan
produksi , baik di bidang pertanian , perindustrian, perdagangan dan jasa
yang manfaatnya bukan pada benda wakaf secara langsung tetapi dari
keuntungan bersih hasil pengembangan wakaf yang diberikan kepada orang-
orang sesuai dengan tujuan wakaf. Dalam hal ini, wakaf produktif adalah
untuk dapat menghasilkan barang atau jasa kemudian dijual dan hasilnya
dipergunakan sesuai tujuan wakaf. Wakaf memiliki dua sisi sekaligus yakni
menghancurkan ketimpangan struktur sosial serta mensejahterakan ekonomi
masyarakat. Wakaf produktif sangat berdimensikan sosial, ia semata-mata
hanya berperan pada kemaslahatan umat,wakaf jenis ini lebih cocok dengan
realitas umat Islam yang saat ini menghadapi masalah kemiskinan,
keterbelakangan serta kebodohan. Wakaf produktif, dengan demikian
merupakan pengembangan dari penafsiran lama tentang wakaf
b. Pengelolaan Wakaf Produktif
Wakaf merupakan salah satu sumber daya ekonomi yang terbukti
berperan dalam perekonomian. Di Indonesia, pengelolaan wakaf mengalami
16
masa yang cukup panjang setidaknya ada tiga periode besar pengelolaan
wakaf di Indonesia (Suhairi, 2014) Pertama yaitu periode tradisional, yaitu
dimana pada periode ini wakaf masih ditempatkan sebagai ajaran murni yang
dimasukkan dalam kategori ibadah, Kedua periode semi professional, yaitu
dimana pengelolaan wakaf mulai dikembangkan pola pemberdayaan wakaf
secara produktif, meskipun belum maksimal, Ketiga periode profesional, yaitu
periode dimana wakaf di Indonesia sudah mulai dilirik dan diberdayakan
secara profesional produktiff profesionalisme yang dilakukan meliputi benda
wakaf bergerak seperti uang, saham, dan surat berharga lainnya.
Manajemen pengelolaan wakaf merupakan salah satu aspek penting
dalam pengembangan paradigma baru wakaf di Indonesia. Dalam paradigma
lama wakaf selama ini lebih menekan pelestarian dan keabadian benda
wakaf, maka dalam pengembangan paradigma baru wakaf lebih menitik
beratkan pada aspek pemanfaatan yang lebih nyata tanpa kehilangan
eksistensi benda wakaf itu. Untuk meningkatkan dan mengembangkan aspek
kemanfaatannya tentu uang sangat berperan sentral dalam sistem
manajemen pengelolaan wakaf yang diterapkan Undang-undang perwakafan.
Nomor 41 Tahun 2004 ditetapkan bahwa pihak yang menerima harta benda
wakaf dari untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya
dinamakan nadzir atau nadir, yang merupakan salah satu unsur atau rukun
wakaf. Tugas dan kewajiban pokok nadzir tersebut adalah mengelola dan
mengembangkan wakaf secara produktif sesuai dengan tujuan, fungsi, dan
peruntukannya yang dilaksanakan sesuai prinsip syariah. (Usman R.,2015)
Pengelolaan dan pengembangan benda wakaf secara produktif
dimaksud dilakukan antara lain dengan cara pengumpulan , investasi,
17
penanaman modal, produksi, kemitraan, perdagangan, agrobisnis,
pertambangan, perindustrian, sarana pendidikan ataupun sarana kesehatan
dan usaha-usaha yang tidak bertentangan benda syariah. Jadi nadzir adalah
pengelola benda wakaf yang tugasnya mengelola dan mengembangkan harta
wakaf sesuai dengan peruntukannya. (Azizah, 2018) Pengelolaan wakaf
secara produktif untuk kesejahteraan masyarakat menjadi tuntutan yang tidak
bisa dihindari lagi apalagi saat ini negeri kita sedang mengalami krisis
ekonomi yang memerlukan antisipasi banyak pihak. Oleh karena itu, sudah
selayaknya umat islam dan masyarakat Indonesia pada umumnya
mengapresiasi peraturan undang-undang perwakafan. secara positif.
c. Strategi Pengelolaan Wakaf Produktif
Wakaf telah memainkan peranan penting dalam pembangunan
masyarakat Muslim sepanjang sejarah perkembangan Islam, namun dalam
kenyataannya persoalan perwakafan belum dikelola secara baik sebagaimana
tujuan para wakif itu sendiri khususnya di Indonesia. Di Indonesia memang
sedikit orang yang mewakafkan tanahnya dalam bentuk wakaf produktif dan
seandainya ada untuk mengelola tanah tersebut masih memerlukan biaya
yang tidak sedikit dan biaya tersebut harus diusahakan. Oleh karena itu
diperlukan strategi riil agar wakaf dapat segera diberdayakan untuk
kepentingan kesejahteraan masyarakat. Strategi riil dalam pengembangan
wakaf produktif yaitu lembaga-lembaga nadzir harus menjalin kemitraan
usaha dengan pihak-pihak lain yang mempunyai modal dan ketertarikan
usaha sesuai dengan posisi strategis yang ada dimana nilai komersialnya
cukup tinggi, jalinan kerjasama ini dalam rangka menerapkan seluruh potensi
ekonomi yang dimiliki tersebut.(Suhairi,2014)
18
d. Kesejahteraan
Kesejahteraan merupakan sistem yang terorganisasi dari pelayanan
sosial dan lembaga-lembaga yang bermaksud untuk membantu individu dan
kelompok agar mencapai standar-standar kehidupan dan kesehatan yang
memuaskan serta hubungan perorangan dan sosial yang memungkinkan
mereka memperkembangkan segenap kemampuan dan meningkatkan
kesejahteraan mereka selaras dengan kebutuhan keluarga maupun
masyarakat. Kesejahteraan meliputi seluruh bidang kehidupan manusia mulai
dari Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Iptek. Untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat perlu memperhatikan indikator kesejahteraan tersebut. Adapun
indikator kesejahteraan tersebut adalah:
a. Jumlah dan Pemerataan Pendapatan
Tanda-tanda masih belum sejahteranya suatu kehidupan masyarakat
adalah jumlah dan sebaran pendapatan yang mereka terima. Kesempatan
kerja dan bisnis diperlukan agar masyarakat mampu memutar roda
perekonomian yang pada akhirnya mampu meningkatkan jumlah
pendapatan yang mereka terima.
b. Pendidikan Yang Semakin Mudah Untuk Dijangkau
Kesejahteraan manusia dapat dilihat dari kemampuan mereka untuk
mengakses pendidikan, serta mampu menggunakan pendidikan itu untuk
mendapatkan kebutuhan hidupnya.
c. Kualitas Kesehatan Yang Semakin Meningkat dan Merata
Masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh
jarak dan waktu. Apabila masih banyak keluhan masyarakat tentang
pelayanan kesehatan, maka itu pertanda bahwa suatu Negara masih
belum mampu mencapai taraf kesejahteraan yang diinginkan masyarakat.
19
d. Model Wakaf Produktif
Salah satu strategis yang dilakukan oleh pemerintah untuk
mengembangkan lembaga wakaf dan memberdayakan potensinya
sehingga memberikan dampak yang positif dalam perbaikan kehidupan
sosial dan ekonomi umat Islam. Dalam masa sekarang ini wakaf produktif
sangat dibutuhkan karena pembiayaan wakaf ke sektor produksi dianggap
lebih ampuh meningkatkan kesejahteraan dan penurunan kemiskinan.
Sebagai langkah yang tepat untuk wakaf produktif maka perlu
dikembangkan suatu sistem pengelolaan dan pengembangan wakaf
dengan berbagai model dan manajerial dalam perspektif usaha untuk
memajukan umat bangsa dan Negara Indonesia. Adapun macam-macam
model upaya peningkatan kesejahteraan kehidupan ekonomi masyarakat
yaitu:
1. Model wakaf produktif pengembangan usaha
Indonesia sangat terkenal sebagai Negara yang memiliki dua potensi
sumber daya alam yang besar, yaitu sector darat agribisnis dan sektor
kelautan. Adapun beberapa yang dapat diberdayakan dalam model ini
khususnya disektor agribisnis dan kelautan yaitu peternakan, perikanan,
perkebunan, industri rumahan, perbengkelan, dll
2. Model wakaf produktif pembangunan gedung
Departemen agama selaku perwakilan pemerintah telah memiliki
kewenangan untuk mendorong kegiatan umat islam dalam
pengembangan wakaf produktif, adapun beberapa kegiatan dalam
pengambangan wakaf secara produktif yaitu pertokoan, gedung wakaf
atau bisnis center, rumah kost muslim, dan minimarket
20
3. Model pengelolaan cash wakaf
Dalam perkembangan wakaf produktif yang kekinian di Indonesia,
wacana wakaf tunai sangat berpengaruh dalam implementasi produk
funding lembaga keuangan syariah dan lembaga amil zakat seperti wakaf
tunai dompet dhuafa republic dan waqtumu (wakaf tunai muamalat) yang
diluncurkan baitul mal muamalat- BMI. Perkembangan ekonomi dan
pembangunan yang memacu timbulnya gagasan adanya wakaf
diantaranya karena berkembangnya sistem perekonomian islam. Dalam
sistem ekonomi islam wakaf belum banyak dieksplorasi semaksimal
mungkin padahal wakaf sangat potensial sebagai salah satu instrument
untuk pemberdayaan ekonomi umat islam.
B. Tinjauan Empiris
Anisa Fitria Utami (2018) , dengan judul “ Implementasi Pengelolaan
Wakaf Tunai (Studi pada Baitul Maal Hidayatullah dan Yayasan Dana Sosial
Al- Falah) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
seharusnya wakaf tunai diimplementasikan. Hasil penelitian mengemukakan
bahwa implementasi wakaf tunai Baitul Maal Hidayatullah dan Yayasan Dana
Sosial Al- Falah belum dikelola secara produktif dimana dana wakaf tunai
dikedua lembaga tersebut masih dikelola dengan cara konsumtif.
Sudirman Hasan. (2017) dengan judul Implementasi Total Quality
Management Dalam pengelolaan Wakaf di Dompet Dhuafa”.Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang total quality management
(TQM) dalam pengelolaan wakaf di Dompet Dhuafa. Hasil dari penelitian ini
menyimpulkan bahwa Implementasi nilai TQM dalampengelolaan wakaf di
21
Dompet Dhuafa dapat dikatakan relatif maju karena perhatian lembaga ini
kepada pelanggan baik eksternal maupun internal cukup bagus.
Riyanto. (2017) dengan judul “Optimalisasi Pengelolaan Wakaf (Studi
Kasus di Kabupaten Demak)”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang dapat mendukung dan
menghambat upaya optimalisasi pemberdayaan wakaf. Hasil dari penelitian
ini mengungkap fakta bahwa lembaga wakaf di Kabupaten Demak belum
mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Nurul Huda,Desti Anggraini, dkk. (2018) dengan judul Akuntabilitas
Sebagai Sebuah Solusi Pengelolaan Wakaf. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui seberapa besar akuntabilitas pengelolaan wakaf. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan prioritas masalah pengelolaan wakaf terletak pada
wakif yang menyerahkan harta wakaf secara langsung kepada personal
bukan melalui lembaga pengelola wakaf.
ASyathir Sofyan, (2016) dengan judul Peran Tanah Wakaf Produktif
Sebagai Sumber Ekonomi Di Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai
Sulawesi Selatan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana
pemanfaatan wakaf tanah tersebut sebagai salah satu sumber daya ekonomi
yang dapat memberikan sumbangsih dalam meningkatkan kesejahteraan
ekonomi umat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa
faktor-faktor yang mempengaruhi kontribusi tanah wakaf di Kecamatan Sinjai
Selatan khususnya di desa Pucee adalah pengelolaan tanah wakaf yang
masih tradisional,
22
Devi Megawati, ( 2016) dengan judul “ Pengelolaan Dan Pengembangan
Wakaf Produktif Di Kota Pekanbaru”. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui bagaimana pengelolaan dan pengembangan wakaf di Kota
Pekanbaru. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa pengelolaan dan
pengembangan wakaf produktif di Kota Pekanbaru masih sederhana dengan
manajemen tradisional.
Ahmad Furqon, ( 2016) dengan judul “Praktik Wakaf Uang Di Bank
Syariah Mandiri”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana
bentuk pengelolaan wakaf uang yang dilakukan oleh LKS-PWU BSM dan apa
saja hambatan hambatan yang dihadapi LKS-PWU BSM dalam mengelola
wakaf uang. Hasil dari penelitian menyimpulkan bahwa LKS-PWU BSM telah
melakukan pengelolaan dana wakaf uang akan tetapi masih dalam usaha
yang terbatas.
Rahmat Dahlan, (2017) dengan judul “Impresi Nadzir Terhadap
Pemahaman Wakaf Uang”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi wakaf uang
nadzir. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi nadzir
dipengaruhi oleh media akses informasi dan pemahaman tentang peraturan
amal.
Dennise RH Paputungan,( 2018) dengan judull ”Wakaf Tanah Milik wakif
Sebagai Bentuk Peralihan Hak”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana pelaksanaan peralihan hak wakaf tanah milik wakif
dalam perspektif hukum islam dan pengembangan wakaf tanah milik wakif
dalam perspektif hukum islam. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa
suatu peralihan hak wakaf tanah milik wakif dalam islam juga dapat diatur
23
melalui KUH perdata; UUPA serta dapat diatur melalui hukum adat yang
pada prinsipnya tidak terdapat perbedaan yang menonjol
Reza Fauzan Rasmana, ( 2015) dengan judul “Status Hukum Tanah
Wakaf Dalam Perspektif Hukum Positif”. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui status hukum tanah dalam perspektif hukum positif di Kota
Manado. Hasil dari penelitian ini yaitu tanah wakaf di Kota Manado berjumlah
128 yang tersebar di 77 (tujuh) kecamatan yaitu Wanea, Singkil, Bunaken,
Tuminting, Tikala, Mapanget, Sario. Status tanah wakaf di kota Manado
belum semuanya sudah dilandasi oleh dasar hukum tentang wakaf, dan
sebagian besar belum bersertifikat
C. Kerangka Konsep
Wakaf adalah salah satu lembaga sosial Islam atau disingkat
dengan (LSI) Pada satu sisi wakaf berfungsi sebagai hablum minallah
(hubungan dengan Tuhan) Dan sisi lain berfungsi sebagai salah satu sumber
daya ekonomi yang dapat mensejahterakan masyarakat (Reza Fauzan
2015). Wakaf telah ditetapkan dalam syariat islam sebagai penolong bagi
masyarakat sehingga dalam kehidupan masyarakat dapat mencapai suatu
kemaslahatan. Adanya wakaf tentu sangat membantu masyarakat dalam
meningkatkan kesejahteraan.
Allah SWT berfirman dalam Q.S Ali-Imran: 92
به عليم ون وما تنفقوا من شىء فان الل ا تحب ى تنفقوا مم لن تنالوا البر حت
Terjemahannya; “ Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebijakan (yang sempurna) sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu infakkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.
24
Implementasi pengelolaan wakaf produktif yang dioptimalkan dapat
mewujudkan pemanfaatan wakaf yang stabil dalam kehidupan masyarakat Kota
Makassar. Dalam kehidupan bermasyarakat wakaf merupakan salah satu aspek
yang menjadi pertimbangan dalam mencapai kemaslahatan bersama.
ه ل يباع ول يوهب ول يورثأ ن
Artinya: Sesungguhnya tanah wakaf tidak boleh dijual, tidak boleh dihibahkan, tidak boleh diwarisi. (HR Bukhari) (Abdullah Istiqomah, 2016)
Untuk mempermudah dalam memahami penelitian ini, maka akan disajikan
gambaran secara ringkas mengenai kerangka pikir dalam penelitian, yaitu:
Gambar2.1 Kerangka Pikir
Al-Quran dan Hadist
1. QS Ali Imran 92
2. HR Bukhari
(Abdullah Istiqomah,2016)
Implementasi Pengelolaan Wakaf
Produktif Dalam Mensejahterakan
Masyarakat di Kota Makassar
Implementasi Pengelolaan
Wakaf Produktif Di Kota
Makassar
Strategi Dan
ProblemtikDalam
Pengelolaan Wakaf Produktif
di Kota Makassar
Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat
di Kota Makassar
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu suatu proses
penelitian dan penafsiran yang berdasarkan pada metode yang menganalisis
suatu fenomena sosial dan masalah manusia, landasan teori dipergunakan
sebagai pemandu agar fokus penelitian ini sesuai dengan fakta dilapangan.
Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum
tentang latar penelitian dan sebagai acuan pembahasan hasil penelitian. Sifat
penelitian ini adalah deskriptif yaitu suatu bentuk metode penelitian yang
mengikuti proses pengumpulan data, penulisan dan penjelasan atas data
setelah itu dilakukan analisis. Deskriptif kualitatif yaitu menganalisa data yang
bersifat penjelasan atau penyajian data dan informasi yang kemudian
dihubungkan dengan teori dan konsep-konsep yang mendukung pembahasan
yang signifikan dimana penjelasan ini menggunakan metode kualitatif kemudian
diperoleh kesimpulan dari permasalahan penelitian ini.
B. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti berfokus pada rumusan masalah yang telah
ditetapkan pada rumusan masalah.
C. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini berlokasi di Kota Makassar dalam jangka waktu kurang lebih
2 bulan dari bulan Juli sampai Agustus setelah melaksanakan seminar ujian
proposal.
26
D. JENIS DAN SUMBER DATA
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif
dengan pengambilan informasi secara langsung
2. Sumber Data
a. Data Primer, Sumber utama yang dijadikan bahan penelitian adalah
Primer, yaitu data yang diperoleh dari tempat penelitian (Kantor
kementerian Agama Kota Makassar dan hasil wawancara dari
masyarakat Kota Makassar yang pernah berwakaf)
Tabel 3.1 Informan Penelitian
NO NAMA USIA
1. Tasir, S.HI 61 Tahun
2. Sahalia Hamid 57 Tahun
3. Jamaluddin 41 Tahun
4. Abdul Rahman 56 Tahun
5. Rahman 43 Tahun
6. Muh Sidik 34 Tahun
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku yang
berhubungan dengan penelitian
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Untuk mendapatkan data yang benar dan tetap, penulis melakukan:
1. Observasi yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
langsung pada objek yang akan diteliti. Tujuannya adalah untuk
27
mendapatkan gambaran secara langsung tentang eksistensi
implementasi pengelolaan wakaf produktif di Kota Makassar.
2. Wawancara yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data dengan
mengajukan pertanyaan langsung kepada para responden. Berikut daftar
pedoman wawancara untuk informan:
Tabel 3.2
Daftar Pedoman Wawancara
NO. Pedoman wawancara untuk staf KEMENAG
1. Bagaimanakah implementasi pengelolaan wakaf produktif di Kota Makassar saat ini?
2. Bagaimana sistem pengelolaan wakaf produktif yang di Kota Makassar?
3. Apa saja problematik yang dihadapi dalam pengelolaan wakaf?
NO Pedoman wawancara untuk Nadzir
1. Bagaimanakah implementasi pengelolaan wakaf produktif di Kota Makassar saat ini?
2. Bagaimana sistem pengelolaan wakaf produktif yang di Kota Makassar?
3. Apa saja problematik yang dihadapi dalam pengelolaan wakaf?
4. Apakah tanah wakaf tersebut sudah bersertifikat dan didaftarkan ke lembaga pengelola wakaf?
NO Pedoman wawancara untuk masyarakat
1. Apakah Bapak/Ibu sudah merasakan manfaat dari adanya tanah wakaf di Kota Makassar?
2. Apakah Bapak/Ibu sudah mengetahui apa itu wakaf produktif ?
3. Apakah Bapak/Ibu sudah mengetahui apa itu wakaf produktif ?
3. Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang ditujukan untuk
memperoleh data sekunder mengenai Implementasi pengelolaan wakaf di
Kota Makassar melalui dokumen yang telah dipublikasikan, seperti
menggunakan jurnal.
28
4. Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawab.
F. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen penelitian merupakan suatu komponen yang amat penting
dalam melakukan suatu penelitian, karena fungsinya sebagai sarana
pengumpul data yang banyak menentukan keberhasilan suatu penelitian yang
dituju. Oleh karena itu, instrumen penelitian yang digunakan harus disesuaikan
dengan situasi dan kondisi dari penelitian itu sendiri. Adapun alat-alat penelitian
yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian sebagai berikut:
1. Handphone sebagai alat perekam
Alat perekam dipergunakan sebagai alat untuk membantu agar tidak
ada informasi yang terlewatkan dan selama wawancara peneliti dapat
berkonsentrasi pada apa yang ditanyakan tanpa harus mencatat. Alat
perekam ini juga memudahkan peneliti mengulang kembali hasil wawancara
yang diperoleh dalam wawancara. Hal ini berguna untuk mengurangi
kesalahan biasa yang sering terjadi karena keterbatasan dan subjektivitas
peneliti. Alat perekam ini digunakan dengan seizin responden. Selain alat
perekam peneliti juga menggunakan catatan sebagai alat bantu untuk
menggambarkan situasi dan keadaan saat berlangsungnya proses
wawancara dan semua respon non verbal yang ditunjukkan oleh informan.
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti
mengenai aspek-aspek yang harus digali, serta apa yang sudah atau belum
ditanyakan. Adanya pedoman wawancara juga akan memudahkan peneliti
29
dalam melakukan wawancara dan dijadikan dasar untuk memperoleh
informasi dari informanPedoman wawancara yang didasari oleh kerangka
teori yang ada guna menghindari penyimpangan dari tujuan penelitian yang
dilakukan.
G. METODE ANALISA
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan
metode deskriptif yang bertujuan agar dapat mengetahui Implementasi
Pengelolaan Wakaf Produktif Dalam Mensejahterakan Masyarakat di Kota
Makassar. Dalam rangka menjawab rumusan masalah yang ditetapkan penulis
maka analisis data yang menjadi acuan dalam penelitian ini mengacu pada
beberapa tahapan yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengumpulan data baik melalui observasi langsung dilapangan kemudian
wawancara mendalam terhadap informan yang compatible terhadap
penelitian untuk menunjang penelitian yang dilakukan agar memperoleh
data sesuai dengan diharapkan , ataupun dengan menelah literatur-
literatur yang berhubungan dengan penelitian.
2. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan dari catatan-catatan yang diperoleh dari pengumpulan
data.
3. Penyajian data adalah kegiatan mengumpulkan informasi dalam bentuk
teks naratif atau grafik jaringan yang bertujuan mempertajam pemahaman.
Pengumpulan data, penyajian data, reduksi data, penarikan kesimpulan
penelitian terhadap informasi yang dipilih kemudian disajikan dalam uraian
penjelasan.
30
4. Tahap akhir adalah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan dilakukan
secara cermat dengan melakukan pemeriksaan berupa tinjauan ulang pada
catatan-catatan data yang didapatkan. Dimana dalam analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif yaitu
menganalisa data yang bersifat penjelasan atau penyajian data dan
informasi yang kemudian dikaitkan dengan teori dan konsep-konsep yang
mendukung pembahasan yang relevan kemudian diperoleh kesimpulan dari
permasalahan penelitian ini.
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Kota Makassar
a. Letak Geografis dan Batas Wilayah
Makassar adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, yang
terletak dibagian Selatan Pulau Sulawesi yang dahulu disebut Ujung
Pandang, terletak antara 1190241738” Bujur Timur dan 508619” Lintang
Selatan yang berbatasan sebelah Utara dengan Kabupaten Maros,
sebelah Timur Kabupaten Maros, sebelah Selatan Kabupaten Gowa dan
sebelah Barat adalah Selat Makassar. Luas Wilayah Kota Makassar
tercatat 175.55 km persegi Kota Makassar memiliki kondisi iklim sedang
hingga tropis memiliki suhu udara rata-rata berkisar antara 260C sampai
dengan 290C.
Secara administrasi Kota Makassar dibagi menjadi 15 kecamatan
dengan 153 kelurahan. Di antara 15 kecamatan tersebut, ada 7
kecamatan yang berbatasan dengan pantai yaitu Kecamatan Tamalate,
Kecamatan Mariso, Kecamatan Wajo, Kecamatan Ujung Tanah,
Kecamatan Tallo, Kecamatan Tamalanrea, dan Kecamatan Biringkanaya.
32
32
Tabel 4.1 Jumlah Luas Kota Makassar
NO KECAMATAN LUAS (km2) TOTAL AREA
PRESENTASE
1. MARISO 1,82 1,04
2. MAMAJANG 2,25 1,28
3. TAMALATE 20,21 11,50
4. RAPPOCINI 9,23 5,25
5. MAKASSAR 2,52 1,43
6. UJUNG PANDANG 2,63 1,50
7. WAJO 1,99 1,13
8. BONTOALA 2,10 1,19
9. UJUNG TANAH 4,40 2,50
10. KEPSANGKARRANG 1,54 0,88
11. TALLO 5,83 3,32
12. PANAKUKANG 17,05 9,70
13. MANGGALA 24,14 13,73
14. BIRINGKANAYA 48,22 27,43
15. TAMALANREA 31,84 18,11
KOTA MAKASSAR 175,77 100,00
b. Pemerintah
Kota Makassar pada tanggal 1 September 1971 berubah namanya
menjadi Kota Ujung Pandang setelah diadakan perluasan Kota dari 21
km2 menjadi 175,77 km2 Namun kemudian, pada tanggal 13 Oktober
1999 berubah kembali namanya menjadi Kota Makassar. Kota Makassar
merupakan Kota Internasional serta terbesar di Kawasan Indonesia Timur
dan pada masa lalu pernah menjadi ibu Kota Negara Indonesia Timur
Provinsi Sulawesi. Secara administrasi Kota Makassar terdiri dari 15
kecamatan dan 153 kelurahan. Kegiatan pemerintahan di Kota Makassar
dilaksanakan oleh Wali Kota , Wakil Wali Kota serta sejumlah
aparat/pegawai yang berasal dari berbagai dinas/instansi pemerintah.
33
33
c. Kondisi Penduduk
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kota Makassar
NO KECAMATAN JUMLAH
PENDUDUK
RASIO JENIS
KELAMIN
LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK PER TAHUN 2018-2019
1 MARISO 60.499 102,405 0,61
2 MAMAJANG 61.452 96,188 0,19
3 TAMALATE 205.541 98,757 1,8
4 RAPPOCINI 170.121 93,409 1,05
5 MAKASSAR 85.515 99,048 0,24
6 UJUNG PANDANG 29.054 89,425 0,59
7 WAJO 31.453 96,79 0,5
8 BONTOALA 57.197 95,138 0,33
9 UJUNG TANAH 35.534 103,086 0,51
10 KEPSANGKARRANG 14.531
99,273 0,5
11 TALLO 140.330 100,394 0,22
12 PANAKKUKANG 149.664 97,725 0,36
13 MANGGALA 149.487 100,942 2,48
14 BIRINGKANAYA 220.456 99,837 2,81
15 TAMALANREA 115.843 95,318 1,02
KOTA MAKAS
SAR
HASIL REGISTRASI 1.480.480
… …
HASIL PROYEKSI 1.526.677 98,087 1,23
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar 2019
Penduduk Kota Makassar berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2019
sebanyak 1.526.677 jiwa. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun
2018, penduduk Kota Makassar mengalami pertumbuhan sebesar 1,23
persenSementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2019 penduduk
laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 98,09.
Kepadatan penduduk di Kota Makassar tahun 2019 mencapai 8.686
jiwa/km2. Kepadatan penduduk di 155 kecamatan cukup beragam dengan
kepadatan penduduk tertinggi terletak di Kecamatan Makassar dengan
34
kepadatan sebesar 33.953 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Tamalanrea
sebesar 3.638 jiwa/km2.
2. Kantor Kementerian Agama Kota Makassar
a. Sejarah Kementerian Agama Kota Makassar
Pada tanggal 1 januari 2010 Kantor Departemen Agama (DEPAG)
berubah menjadi Kantor Kementerian Agama (KEMENAG) diseluruh
bagian Kota Indonesia atas keputusan Menteri Agama termasuk Kota
Makassar.
Kementerian Agama Kota Makassar mempunyai tugas yaitu
melaksanakan tugas dan fungsi kementerian agama dalam wilayah Kota
Makassar berdasarkan kebijakan kepala Kantor Wilayah Kementerian
Agama provinsi Sulawesi Selatan dan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
b. Visi dan Misi Kantor Kementerian Agama Kota Makassar
1) Visi
Terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama, maju,
sejahtera., dan cerdas serta saling menghormati antar sesama pemeluk
agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
dalam wadah Negara kesatuan Republik Indonesia.
2) Misi
Meningkatkan kualitas bimbingan, pemahaman, pengalaman, dan
pelayanan kehidupan beragama
Meningkatkan penghayatan moral dan etika beragama
Meningkatkan kualitas umat beragama
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan haji
35
Memberdayakan umat beragama dan lembaga keagamaan
Memperkokoh kerukunan umat beragama dan mengembangkan
keselarasan pemahaman keagamaan dengan wawasan kebangsaan
Indonesia
36
36
3) Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA MAKASSAR
Jalan Rappocini Raya No. 223 A Makassar 9022 Telp: 0411-453572453015. Fax: 0411-424137
Gambar 4.3 Strukt ur
KEPALA KANTOR DR. H. ARSYAD AMBO TUO, M.AG
KEPALA SUBBAGIAN TATA USAHA
DRS. HABDUL RAFIK, M.PD
KEPALA SEKSI PENDIDIKAN MADSRASAH SUEDI, S.PD.I
KEPALA SEKSI PENDDINIYAH & PONTREN
DRSHALIMUDDIN AKIB, M.AG
KEPALA SEKSI PENDAGAMA ISLAM
DRS. H. TOMPO, M.HI
KEPALA SEKSI PENYELENGGARA HAJI & UMROH
HMAHYUDDIN, SH
KEPALA SEKSI BIMAS ISLAM
HAMBO SAKKA AMBO, S.AG, M.AG
PENYELENGGARA SYARIAH
DRS. MUHAJIR HM, M.SI
PENYELENGGARA KRISTEN
MERPATI SAMPE LILING, S.TH
37
B. Deskripsi Data Penelitian
1. Karakteristik Responden
Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 6 orang yang
berprofesi sebagai Staf KEMENAG Kota Makassar, Nadzir, serta Masyarakat
Kota Makassar. Berikut ini data subjek yang peneliti dapatkan:
Tabel 4.3
Identitas Responden
No Nama Jenis Kelamin
Usia Keterangan
1. Tasir, S.HI L 61 Staf KEMENAG
2. Sahalia Hamid P 57 Nadzir
3. Jamaluddin L 41 Nadzir
4. Abdul Rahman L 56 Nadzir
5. Rahman L 43 Masyarakat
6. MuhSidik L 34 Masyarakat
Sumber: data diperoleh melalui wawancara
C. Hasil Penelitian
1. Implementasi pengelolaan wakaf produktif di Kota Makassar
Wakaf yang ada di Kota Makassar masih banyak yang belum dikelola
secara produktif. Hampir semua aset wakaf di Kota Makassar diperuntukkan
untuk masjid, sekolah, serta Lembaga sosial lainnya. Dalam Undang-undang
no. 41 tahun 2004 pasal 5 mengatakan bahwa wakaf berfungsi untuk
mewujudkan potensi serta manfaat ekonomis dan harta wakaf tersebut untuk
memajukan kesejahteraan umum. Dengan demikian terlihat jelas bahwa
wakaf hendaknya harus diproduktifkan dimana hasilnya dapat digunakan
untuk kesejahteraan umum.
Berdasarkan wawancara dengan Informan T (07/08/2020) beliau
mengatakan bahwa ada banyak sekali tanah wakaf yang tercatat di Kantor
Kementerian Agama Kota Makassar dengan pengelolaan yang berbeda-
38
beda. Beliau juga mengatakan bahwa belum ada harta wakaf yang dikelola
dengan tujuan untuk membantu perekonomian masyarakat. Dalam hal ini
salah satu upaya yang harus dilakukan agar wakaf menjadi produktif adalah
menjadikan wakaf lebih optimal di tengah-tengah masyarakat yang masih
menerapkan tentang wakaf tradisional atau dengan menjadikan aset-aset
wakaf lebih produktif.
Penulis juga melakukan wawancara dengan saudari SH, (11/08/2020)
selaku ketua yayasan diTK Aisyiyah Bustanul Athfal beliau mengatakan
bahwa yayasan tersebut dapat dikategorikan dalam bentuk wakaf yang
produktif, dimana yayasan ini sangat bermanfaat untuk sumber daya
manusia masyarakat setempat.
Penulis juga melakukan wawancara dengan saudara AR (07/08/2020)
beliau mengakatakan bahwa penerapan wakaf yang ada disini masih belum
tergolong produktif karena tidak ada kegiatan yang dapat membantu
perekonomian masyarakat sekitar.
2. Sistematika Pengelolaan Wakaf Produktif di Kota Makassar
Sistematika tata kelola wakaf yang paling utama adalah menghimpun
harta benda wakaf dari wakif. Penghimpunan termasuk proses yang sangat
berpengaruh bagi masyarakat agar mau melaksanakan kebajikan dalam
bentuk wakaf maupun sumbangan untuk pengelolaan harta wakaf. Seperti
yang diungkapkan pada saat wawancara dengan saudara T ( 07/08/2020)
beliau mengatakan bahwa salah satu poin penting dalam pengelolaan harta
benda wakaf adalah adanya pendataan atau pencatatan terhadap tanah-
tanah tersebut. Selain itu juga perlu menginvertarisasi dokumen kelengkapan
39
tanah wakaf seperti Ikrar Wakaf, Akta Ikrar Wakaf, dan Dokumen
kelengkapan lainnya.
Pengelolaan harta wakaf sepenuhnya diserahkan kepada Nadzir sebagai
pihak yang diberi wewenang dan amanah untuk mengelola harta tersebut.
Pada dasarnya Nadzir sangat berperang penting dalam keberhasilan
pengembangan harta wakaf untuk mencapai tujuan wakaf sebagaimana yang
telah diharapkan oleh wakif , Nadzir bertanggung jawab atas berhasil
tidaknya dalam pengembangan harta wakaf. Dalam wawancara dengan
informan SH, (11/08/2020) beliau mengatakan bahwa sistem pengelolaan
wakaf dilakukan dengan cara bergotong royong dimana pelaksanaan
pembangunan yayasan tersebut langsung dilakukan oleh Kepala Sekolah,
Guru-guru, serta masyarakat setempat.
Penulis juga melakukan wawancara dengan Bapak AR (07/08/2020)
beliau mengatakan selama adanya tanah wakaf yang dijadikan masjid disini
masyarakat sekitar lebih mudah melakukan ibadah tanpa pergi kemesjid
yang jaraknya cukup jauh dari rumah.
Penulis juga melakukan wawancara kepada Bapak JL (11/08/2020) beliau
mengatakan pengurus masjid disini mendapatkan dana dari warga sekitar
dan sumbangan dari pemerintah.
Kunci pengelolaan wakaf produktif terletak pada eksistensi pengelolaan
wakaf, terutama bagi nadzir (Hasymi,1987) Dengan demikian sudah
selayaknya peran nadzir dapat didorong semaksimal mungkin dalam rangka
mencapai kinerja yang lebih baik.
3. Problematika Pengelolaan Wakaf Produktif Dalam Mensejahterakan Masyarakat Di Kota Makassar
40
Lembaga wakaf merupakan salah satu pilar ekonomi Islam dan sangat
erat kaitannya dengan masalah sosial ekonomi masyarakat. Wakaf pada
umumnya berupa tanah, sayangnya tanah wakaf tersebut belum dikelola
secara produktif. Produktif dalam hal ini yaitu harta wakaf belum dapat
berperan dalam mensejahterakan masyarakat. Kurangnya pemahaman
Nadzir terhadap undang-undang perwakafan juga menjadi faktor utama
dalam masalah pengelolaan harta wakaf yang produktif. Dalam wawancara
dengan bapak AR, (07/08/2020) mengatakan bahwa problematik yang
dihadapi para setiap nadzir adalah kurang memahami bagaimana
pengelolaan wakaf secara produktif Ini dikarenakan pemahaman Nadzir
masih berbasis pada wakaf konsumtif sehingga peranan wakaf produktif
belum diterapkan.
Penulis juga melakukan wawancara kepada Bapak JL (11/08/2020)
beliau problematika yang dibangun dalam tanah wakaf disini ialah
terkendalanya pendanaan dalam pembangunan masjid tersebut.
Wakaf di Kota Makassar sangat berpengaruh bagi masyarakat akan
tetapi masih banyak aset wakaf tersebut tidak bersertifikat dan didaftarkan ke
lembaga pengelola wakaf. Dalam wawancara dengan Bapak T (07/08/2020)
diperoleh keterangan bahwa problematik yang dihadapi dalam pengelolaan
harta wakaf adalah masih adanya masyarakat yang kurang memahami
pentingnya pendaftaran tanah wakaf. Hal ini disebabkan masyarakat yang
hanya menggunakan asas saling percaya dan mengabaikan prosedur yang
telah dijelaskan oleh peraturan perundang-undangan.
4. Manfaat Pengelolaan Wakaf Produktif Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat di Kota Makassar
41
Masyarakat Kota Makassar sudah cukup banyak merasakan akan
manfaat dari banyaknya wakaf yang telah diwakafkan akan tetapi
keberadaan wakaf di Kota Makassar belum bisa menjadi media yang mampu
untuk lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara umum
pengelolaan wakaf di Kota Makassar masih berupa benda-benda konsumtif
ini dapat dilihat pada bangunan masjid , sekolah, serta lembaga sosial
lainnya. Pada perkembangan wakaf pihak yang paling berperan atas berhasil
atau tidaknya pemanfaatan harta wakaf adalah nadzir. Pengelolaan wakaf
yang dilakukan nadzir secara profesional dapat memberikan peluang bagi
pengembangan wakaf yang produktif.
Dalam wawancara dengan informan R (12/08/2020) selaku masyarakat
setempat mengatakan bahwa adanya tanah wakaf diperuntukkan sebagai
sarana pendidikan serta ibadah sudah cukup baik, melihat banyaknya upaya
dari pihak nadzir dengan tidak membiarkan tanah wakaf tersebut
menganggur sehingga tidak memberi manfaat. Penulis juga melakukan
wawancara dengan informan MS (12/08/2020) pengelolaan wakaf dengan
membangun sarana ibadah sangatlah bermanfaat bagi masyarakat setempat.
Selain mempermudah masyarakat untuk beribadah tanah wakaf tersebut juga
memberikan nilai-nilai yang positif bagi anak-anak setempat karena adanya
kegiatan TK –TPA yang sangat berpengaruh pada pendidikan keagamaan
anak-anak tersebut.
Untuk mengoptimalkan potensi wakaf, dituntut kemampuan serta kerja
keras kita untuk mewujudkannya, terutama dalam menambah upaya
paradigma terhadap pengelolaan harta wakaf. Kesamaan persepsi dan cara
pandang terhadap pengembangan dan pemberdayaan wakaf produktif
42
sangat penting agar tumbuhnya dukungan masyarakat guna terwujudnya
perekonomian masyarakat yang kuat dan sejahtera.
5. Jumlah Data Persertifikasian Tanah Wakaf Tahun 2019
Tabel 4.4
Data Persertifkasian
NO KECAMATAN
YANG SUDAH BERSERTIFIKAT
YANG BELUM BERSERTIFIKAT
JUMLAH
LOKASI LUAS M2 LOKASI LUAS M2 LOKASI LUAS M2
1 BIRINGKANAYA 15 11905 66 254450.5 81 266.35
5.5
2 BONTOALA 5 1952 15 17739 20 19691
3 MAKASSAR 10 8935 11 16029 21 24964
4 MAMAJANG 5 3052 9 2867 14 5919
5 MANGGALA 4 1463 24 16169 26 18604
6 MARISO 5 2552 11 2268 16 4820
7 PANAKKUKANG 5 1970 13 5421 18 7391
8 RAPPOCINI 5 3268 24 12850 29 16118
9 TALLO 6 3865 16 18967 22 22832
10 TAMALANREA 6 1814 18 71466 24 73280
11 TAMALATE 9 4351 29 15989 38 20340
12 UJUNG PANDANG 1 1049 8 5743 9 6792
13 UJUNG TANAH 5 6386 5 1833 10 8219
14 WAJO 6 4060 7 2083 13 6143
JUMLAH 87 56622 256 443975 341 23511
3
Dari daftar tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah lokasi tanah yang
sudah bersertifikat sebanyak 87 lokasi dengan luas tanah 56622 m2. Sedangkan
jumlah lokasi yang belum bersertifikat sebanyak 256 lokasi dengan luas tanah
443975 m2. Ini menunjukkan bahwa tanah wakaf yang ada di Kota Makassar
masih banyak yang belum bersertifikat ini dikarenakan kurangnya pemahaman
nadzir terhadap persertifikatan tanah wakaf.
D. Pembahasan
43
1. Implementasi Pengelolaan Wakaf Produktif Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat di Kota Makassar
Implementasi dalam pengelolaan wakaf merupakan suatu proses
mewujudkan suatu rencana dengan jenjang waktu tertentu untuk
mendapatkan suatu keberhasilan. Pengelolaan dan pengembangan wakaf
merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam hal perwakafan.
Baik atau idealnya harta wakaf tersebut tergantung dari kemampuan
pengelola wakaf tersebut, ketika pengelola wakaf tidak baik dalam
mengelolanya maka akan mengakibatkan wakaf tersebut kurang optimal
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Wakaf sebaiknya dikelola
secara produktif menggunakan manajemen modern agar wakaf tersebut
dapat berkembang secara baik dan optimal. Manajemen diperlukan dalam
wakaf untuk upaya agar terciptanya kegiatan pengelolaan wakaf yang
berjalan secara efektif dan efisien (Ulil Albab, 2019). Dari segi manajemen
wakaf di Kota Makassar masih belum menggunakan sistem manajemen
yang baik , pada dasarnya fungsi manajemen itu sendiri yang menunjang
pengelolaan dan pengembangan wakaf yang baik sehingga pengelolaan
wakaf akan menjadi lebih terstruktur dan sistematis.
Masyarakat Kota Makassar sudah cukup banyak merasakan akan
manfaat dari banyaknya wakaf yang telah diwakafkan. Akan tetapi
keberadaan wakaf disana belum bisa menjadi media yang mampu untuk
lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tanah wakaf yang berada
di Kota Makassar belum bisa menjadi penopang usaha produktif bagi
masyarakat karena ruang lingkupnya masih bersifat pembangunan masjid,
sekolah dan lembaga sosial lainnya. Memang pada dasarnya
44
pembangunan tersebut sudah bisa dikategorikan dalam bentuk produktif ,
namun secara ekonomi wakaf diharapkan dapat membangun harta
produktif melalui kegiatan investasi dan produksi saat ini, untuk
dimanfaatkan hasil bagi generasi yang akan dating. Dalam hal ini
pengelolaan wakaf harus diperluas pemanfaatannya dan didorong juga
agar menyentuh pada pembangunan sektor usaha yang produktif agar
keuntungan yang dihasilkan menjadi lebih besar. Pengelolaan wakaf yang
ditujukan untuk memperkuat perekonomian umat dapat dilakukan dengan
memanfaatkan berbagai alternatif program yang pendanaannya bersumber
dari wakaf. Pencapaian tujuan penggunaan wakaf memerlukan manajemen
pengelolaan yang profesional sehingga perlu ditangani oleh sumber daya
manusia yang handal. Untuk optimalisasi pengelolaan wakaf, posisi nadzir
sangat signifikan karena terkait langsung dengan keberhasilan pengelolaan
wakaf. Pengelola wakaf atau nadzir harus memiliki manajemen
pengelolaan yang baik agar potensinya dapat dikembangkan untuk
kesejahteraan umat.
(Suarni.A dan Rahmat.H.P 2019) Wakaf produktif merupakan
sebuah alternative untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat.
Lembaga wakaf merupakan sumber aset yang memberikan
pemanfaatannya sepanjang masa. Pemberdayaan harta wakaf sangatlah
penting dalam mewujudkan keadilan social dan kesejahteraan masyarakat.
Wakaf tampak mengabadikan diri dalam kemaslahatan umat islam yang
berwujud kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Wakaf produktif
ini tidak secara langsung digunakan untuk kemaslahatan umat tetapi wakaf
digunakan untuk kegiatan produksi, yang mana hasil dari produksi tersebut
45
yang kemudian dimanfaatkan sebagai sumber pendanaan dalam mencapai
tujuan dari wakaf tersebut.
46
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap Implementasi
Pengelolaan Wakaf di Kota Makassar, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses pengelolaan wakaf yang dilakukan di Kota Makassar masih
diperuntukkan pada pembangunan sarana ibadah, sekolah, panti asuhan
serta lembaga sosial lainnya sehingga hasil yang dicapai dalam
pengelolaan harta wakaf belum maksimal karena belum dikelola secara
produktif. Ini disebabkan karena kurangnya pemahaman bagi pihak wakif
dan Nadzir tentang wakaf produktif sehingga harta wakaf yang dikelola
belum dapat mensejahterakan masyarakat yang ada di Kota Makassar
2. Problematik pengelolaan wakaf di Kota Makassar adalah masih
banyaknya tanah wakaf yang tidak bersertifikat hal ini dikarenakan
kurangnya pemahaman nadzir terhadap Undang-Undang perwakafan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya, terkait
dengan penelitian ini, maka ada beberapa aspek yang perlu dilakukan oleh
beberapa pihak, yaitu:
1. Untuk lembaga pengelola wakaf atau Nadzir agar lebih memahami
pentingnya pelaksanaan wakaf produktif sehingga dampak yang
dirasakan oleh masyarakat tidak hanya berdampak sosial tetapi juga
berdampak materi pula yang dapat mensejahterakan taraf hidup
masyarakat Kota Makassar.
47
2. Untuk Pemerintah Kota Makassar agar kiranya melakukan sosialisasi
mengenai pembinaan Nadzir yang sesuai dengan Undang-Undang
perwakafan, sehingga tidak lagi terdapat tanah wakaf yang tidak memiliki
sertifikat.
48
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran Surah Al-Baqarah Ayat 261
Al-Qur’an Surah Al-Baqarah Ayat 267
Al-Qur’an Surah Ali-Imran Ayat 92
A.SyathirSofyan,2016. Peran Tanah Wakaf Produktif Sebagai Sumber Ekonomi
Di Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan
(online), vol10, no2 (http://garuda.riset.dikti.go.id diakses 25
desember 2019).
A.Zamakhsyari Baharuddin, Rifqi Qowiyul Iman, 2018. Nazir Wakif Profesional
dan Problematikanya (online), vol 3, no 2 (http://garuda.riset.dikti.go.id
diakses 28 September 2020).
Abdullah Istiqomah, 2016. Hadist Tentang Wakaf (http://Fimadani.co./hadist-
tentang-wakaf).
Abdurrahman Kasdi,2014. Peran Nadzir Dalam Pengembangan Wakaf (online),
vol.1, No2 ( http://garuda.riset.dikti.go.id diakses 27 September
2020).
Ahmad Furqon,2012. Praktik Wakaf Uang Di Bank Syariah Mandiri (online), volvl,
no 1 (http://garuda.riset.dikti.go.id diakses 12 januari2020 ).
Annisa Fitria Utami, Munawwar Ismail, 2015. Implementasi Pengelolaan Wakaf
Tunai (Studi pada Baitul Maal Hidayatullah dan Yayasan Dana Sosial
Al-Falah), (online), Vol 3, no 1 ( http:// garuda.riset.dikti.go.id diakses
12 november 2019).
Bushlul Hazami, 2016. Peran dan Aplikasi Wakaf Dalam Mewujudkan
Kesejahteraan Umat diIndonesia, (online), Vol XVI, no 1 (http://
garuda.riset.dikti.go.id diakses 27 September 2020).
Darwanto, 2012. Wakaf Sebagai Alternatif Pendanaan Penguatan Ekonomi
Masyarakat Indonesia (online), vol 3, no 1
(http://garuda.riset.dikti.go.id diakses 10 desember 2019).
49
DenniseR.H.Paputungan, 2015. Wakaf Tanah Milik wakif Sebagai Bentuk
Peralihan Hak (online), vol III, no 4 (http://garuda.risetdikti.go.id di
akses 31 Maret 2020).
Departemen Agama, Republik Indonesia 2004, (online), (http:risetdikti.go.id
diakses 4 Mei 2020 pukul 10:25).
Devi Megawati, 2014. Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf Produktif Di Kota
Pekanbaru (online), vol XIV No 1 (http://garuda.risetdikti.go.id diakses
2 Januari2020 ).
Jaenal Arifin, 2014. Problematik Perwakafan. Di Indonesia, (online), Vol 1 No 2
(http://garuda.riset.dikti.go.id diakses 1 Oktober 2020).
Nurul Huda, 2014. Akuntabilitas Sebagai Sebuah Solusi Pengelolaan Wakaf
(online), vol 5, no 3, ( http://garuda.riset.dikti.go.id diakses 10
desember 2019 ).
RahmatDahlan, 2017. Impresi Nadzir Terhadap Pemahaman Wakaf Uang
(online), vol.1, no 2 (http://garuda.riset.dikti.go.id di akses 20 Maret
2020).
Rahmat H.P., Suarni A2019. Pengelolaan Harta Wakaf Produktif Dalam
Menciptakan Kesejahteraan Masyarakat di desa Tosora Kabupaten
Wajo.
Riyanto, 2017. Optimalisasi Pengelolaan Wakaf (Studi di Kabupaten Demak),
(online), vol 14, no 2 ( http://garuda.riset.dikti.go.id di akses 10
desember 2019).
SudirmanHasan, 2012. Implementasi Total Quality Management Dalam
Pengelolaan Wakaf Di Dompet Dhuafa, (online), Vol XII No 1
(http://garuda.riset.dikti.go.id di akses 26 november 2019).
Umi Supraptiningsih, 2012. Problematik Implementasi Sertifikasi Tanah Wakaf
Pada Masyarakat, (online), Vol9 No 1 (http://garuda.riset.dikti.go.id
diakses 1 Oktober 2020).
50
LAMPIRAN
51
Lampiran 1
No Nama Peneliti Judul Penelitian
Hasil Penelitian
1, Anisa Fitria Utami
Implementasi Pengelolaan Wakaf Tunai (Studi Pada Baitul Maal Hidayatullah dan Yayasan Dana Sosial Al-Falah)
Implementasi wakaf tunai Baitul Maal Hidayatullah dan Yayasan Dana Sosial Al- Falah belum produktif serta dana wakaf tunai di kedua lembaga tersebut masih dikelola dengan konsumtif
2.
Sudirman Hasan Implementasi Total Quality Management Dalam Pengelolaan Wakaf di Dompet Dhuafa
Implementasi nilai TQM dalam pengelolaan wakaf di Dompet Dhuafa dapat dikatakan relatif maju karena perhatian lembaga ini kepada pelanggan baik eksternal maupun internal cukup bagus
3. Riyanto Optimalisasi Pengelolaan Wakaf ( Studi Kasus di Kabupaten Demak )
Lembaga wakaf di Kabupaten Demak belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
4. Nurul Huda Akuntabilitas Sebagai Sebuah Solusi Pengelolaan Wakaf
Prioritas masalah pengelolaan wakaf terletak pada wakif yang menyerahkan harta wakaf secara langsung kepada personal bukan melalui lembaga pengelolaan wakaf
5. ASyathir Sofyan Peran Tanah Wakaf Produktif Sebagai Sumber Ekonomi Di Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan
Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kontribusi tanah wakaf tersebut sebagai salah satu sumber daya ekonomi yang dapat memberikan sumbangsih dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat
6. Devi Megawati Pengelolaan dan Pengembangan wakaf produktif di Kota Pekanbaru
Pengelolaan dan pengembangan wakaf produktif di Kota Pekanbaru masih sederhana dengan manajemen tradisional
7. Ahmad Furqon Praktik Wakaf Uang Di Bank Mandiri Syariah
LKS- PWU BSM telah melakukan pengelolaan dana wakaf uang akan tetapi masih dalam usaha yang terbatas
52
8. Rahmat Dahlan Impresi Nadzir Terhadap Pemahaman Wakaf Uang
Persepsi nadzir dipengaruhi oleh media akses informasi dan pemahaman tentang peraturan amal
9. Dennise RHPaputungan
Wakaf Tanah Milik wakif Sebagai Bentuk Peralihan Hak
Peralihan hal wakaf tanah dalam islam juga dapat diatur melalui KUH perdata; UUPA serta dapat diatur melalui hukum adat yang pada prinsipnya tidak terdapat perbedaan yang menonjol
10. Reza Fauzan Rasmana
Status Hukum Tanah Wakaf Dalam Perspektif Hukum Positif
Tanah wakaf di Kota Manado berjumlah 128 yang tersebar di 77 (tujuh) kecamatan yaitu Wanea, Singkil, Bunaken, Tuminting, Tikala, Mapanget, Sario. Status tanah wakaf di kota Manado tidak semuanya sudah dilandasi oleh dasar hukum tentang wakaf, sebagian besar belum bersertifikat
53
Lampiran 2 Pedoman Wawancara
NO Rumusan Masalah
Coding
STAF KEMENAG
1.1 Bagaimanakah implementasi pengelolaan wakaf produktif di Kota Makassar saat ini?
T
1.1 Bagaimana sistem pengelolaan wakaf produktif yang di Kota Makassar?
T
1.1 Apa saja problematik yang dihadapi dalam pengelolaan wakaf?
T
NADZIR
1.2 Bagaimanakah implementasi pengelolaan wakaf produktif di Kota Makassar saat ini?
SH,AR,JL
1.2 Bagaimana sistem pengelolaan wakaf produktif yang di Kota Makassar?
SH,AR,JL
1.2 Apa saja problematik yang dihadapi dalam pengelolaan wakaf?
SH,AR,JL
1.2 Apakah tanah wakaf tersebut sudah bersertifikat dan didaftarkan ke lembaga pengelola wakaf?
SH,AR,JL
MASYARAKAT KOTA MAKASSAR
1.3 Apakah Bapak/Ibu sudah merasakan manfaat dari adanya tanah wakaf di Kota Makassar?
R, MS
1.3 Apakah Bapak/Ibu sudah mengetahui apa itu wakaf produktif ?
R, MS
1.3 ApakahBapak/Ibu sudah pernah berwakaf?
R, MS
54
Lampiran 3
NO
Coding
Transkrip
STAF KEMENAG
1.1 T Ada banyak sekali tanah wakaf yang tercatat di Kantor Kementerian Agama Kota Makassar dengan pengelolaan yang berbeda-beda. Beliau juga mengatakan bahwa belum ada harta wakaf yang dikelola dengan tujuan untuk membantu perekonomian masyarakat
1.1 T Salah satu poin penting dalam sistem pengelolaan harta benda wakaf adalah adanya pendataan atau pencatatan terhadap tanah wakaf tersebut. Selain itu juga perlu menginvertarisasi dokumen kelengkapan tanah wakaf seperti Ikrar Wakaf, Akta Ikrar Wakaf, dan Dokumen kelengkapan lainnya
1.1 T Problematik yang dihadapi dalam pengelolaan harta wakaf adalah masih adanya Nadzir yang kurang memahami pentingnya pendaftaran tanah wakaf. Hal ini disebabkan karena Nadzir dan wakif hanya menggunakan asas saling percaya dan mengabaikan prosedur yang telah dijelaskan oleh peraturan perundang-undangan
NADZIR
1.1 SH yayasan tersebut dapat dikategorikan dalam bentuk wakaf yang produktif, dimana yayasan ini sangat bermanfaat untuk sumber daya manusia masyarakat setempat
1.2 AR penerapan wakaf yang ada disini masih belum tergolong produktif karena tidak ada kegiatan yang dapat membantu perekonomian masyarakat sekitar.
1.3 JL Pengelolaan wakaf yang ada disini masih dalam bentuk sarana ibadah ini dikarenakan wakif mewakafkan tanah dengan bentuk masjid.
2.1 SH Sistem pengelolaan wakaf dilakukan dengan cara bergotong royong dimana pelaksanaan pembangunan yayasan tersebut langsung dilakukan oleh Kepala Sekolah, Guru-guru, serta masyarakat setempat
55
2.2 AR selama adanya tanah wakaf yang dijadikan masjid disini masyarakat sekitar lebih mudah melakukan ibadah tanpa pergi kemesjid yang jaraknya cukup jauh dari rumah
2.3 JL problematika yang dibangun dalam tanah wakaf disini ialah terkendalanya pendanaan dalam pembangunan masjid tersebut.
3.1 SH Problematika yang dihadapi dalam pengelolaan tanah wakaf disini yaitu sempitnya lahan sehingga pihak nadzir dan pengelola membeli tanah kosong yang ada di dekat tanah wakaf tersebut.
3.2 AR Problematika yang dihadapi para setiap nadzir adalah kurang memahami bagaimana pengelolaan wakaf secara produktif ini dikarenakan pemahaman nadzir masih berbasis pada konsumtif sehingga peranan wakaf produktif belum diterapkan
3.3 JL Tanah wakaf tersebut tidak pernah didaftarkan dengan alasan wakif beserta nadzir pada waktu itu sudah membuat perjanjian bahwa tanah tersebut sudah diwakafkan dan juga pihak keluarga wakif tidak pernah mempersoalkan tanah wakaf tersebut
MASYARAKAT KOTA MAKASSAR
1.1 R Adanya tanah wakaf diperuntukkan sebagai sarana pendidikan serta ibadah sudah cukup baik, melihat banyaknya upaya dari pihak nadzir dengan tidak membiarkan tanah wakaf tersebut menganggur sehingga tidak memberi manfaat
1.2 MS Pengelolaan wakaf dengan membangun sarana ibadah sangatlah bermanfaat bagi masyarakat setempat, selain mempermudah masyarakat untuk beribadah tanah wakaf tersebut juga memberikan nilai-nilai yang positif bagi anak-anak setempat karena adanya kegiatan TK –TPA yang sangat berpengaruh pada pendidikan keagamaan anak-anak tersebut
2.1 R Masyarakat masih kurang memahami apa itu wakaf produktif karena tidak pernah ada lembaga pengelola wakaf yang datang bersosialisasi
56
2.2 MS Wakaf produktif masih sangat minim pada ingatan masyarakat, sehingga masyarakat hanya mengetahui wakaf dalam bentuk konsumtif
3.1 R Dalam hal berwakaf masyarakat masih menganggap wakaf itu dalam bentuk tanah jadi masyarakat merasa terbengkalai dalam hal berwakaf , padahal dalam berwakaf kita tidak perlu menunggu adanya tanah karena sudah ada wakaf dalam bentuk tunai.
3.2 MS Wakaf dalam bentuk tanah sangat memberatkan bagi masyarakat yang mau berwakaf padahal sudah ada wakaf dalam bentuk tunai. Ini dikarenakan kurangnya sosialisasi dari lembaga wakaf.
57
Lampran 4
Reduksi Data
NO CODING REDUKSI
STAF KEMENAG
1.1
T
Dalam pengelolaan wakaf di Kota Makassar belum dapat dikatakan mensejahterakan perekonomian masyarakat ini dikarenakan pengelolaan wakaf masih tergolong komsumtif
1.2
T
salah satu upaya yang harus dilakukan agar wakaf menjadi produktif adalah menjadikan wakaf lebih optimal di tengah-tengah masyarakat yang masih menerapkan tentang wakaf tradisional atau dengan menjadikan aset-aset wakaf lebih produktif.
1.3
T
Problematika yang dihadapi dalam pengelolaan wakaf yang ada di Kota Makassar yaitu Nadzir kurang memahami bagaimana pengelolaan wakaf yang secara produktif sehingga tanah wakaf di Kota Makassar masih tergolong konsumtif dimana pembangunannya masih dalam bentuk sarana ibadah, pendidikan, dan lembaga sosial lainnya.
NADZIR
1.1
SH,AR,JL
Sistematika tata kelola wakaf yang paling utama adalah menghimpun harta benda wakaf dari wakif. Penghimpunan termasuk proses yang sangat berpengaruh bagi masyarakat agar mau melaksanakan kebajikan dalam bentuk wakaf maupun sumbangan untuk pengelolaan harta wakaf.
1.2
SH,AR,JL
Problematika yang dihadapi dalam pengelolaan harta wakaf adalah masih adanya Nadzir yang kurang memahami pentingnya pendaftaran tanah wakaf. Hal ini disebabkan karena Nadzir dan wakif hanya menggunakan asas saling percaya dan mengabaikan prosedur yang telah dijelaskan oleh peraturan perundang-undangan.
1.3
SH,,AR,JL
Salah satu permasalahan disetiap tanah wakaf yang dibangun ialah tidak bersetifikatnya tanah wakaf tersebut. Hal ini dikarenakan kurangnya memahaman nadzir atas pendataan tanah wakaf. Oleh karena itu pemerintah Kota Makassar agar kiranya melakukan sosialisasi mengenai pembinaan Nadzir yang sesuai dengan Undang-Undang perwakafan, sehingga tidak lagi terdapat tanah wakaf yang tidak memiliki sertifikat.
58
MASYARAKAT KOTA MAKASSAR
1.1
R, MS
Untuk mengoptimalkan potensi wakaf, dituntut kemampuan serta kerja keras kita untuk mewujudkannya, terutama dalam menambah upaya paradigma terhadap pengelolaan harta wakaf. Kesamaan persepsi dan cara pandang terhadap pengembangan dan pemberdayaan wakaf produktif sangat penting agar tumbuhnya dukungan masyarakat guna terwujudnya perekonomian masyarakat yang kuat dan Sejahtera
1.2
R,MS
Masyarakat Kota Makassar belum memahami apa itu wakaf produktif ini dikarenakan kurangnya sosialisasi oleh lembaga-lembaga pengelola wakaf
1.3
R,MS
Kurangnya pemahaman masyarakat tentang perwakafan membuat wakaf menjadi tidak terlalu berkembang dikalangan masyarakat.
59
Lampiran 4
LAPORAN
PERSERTIFIKASIAN WAKAF PERIODE 2019
60
LAMPIRAN 5
Dokumentasi Wawancara
1. Wawancara dengan Staf Kantor Kementerian Agama Kota
Makassar
Wawancara dengan bapak Tasir, S.HI pada tanggal 07 Agustus 2020
61
2. Wawanacara dengan Nadzir
Wawancara dengan Abdul Rahman pada 11 Agustus 2020
Wawancara dengan Ibu Sahalia pada tanggal 11 Agustus 2020
62
Wawancara dengan bapak Jamaluddin pada tanggal 11 Agustus 2020
63
3. Wawancara dengan Masyarakat Kota Makassar
Wawancara dengan bapak Rahman pada tanggal 12 Agustus 2020
64
Lampiran 6
Surat Keterangan Telah Meneliti
65
BIOGRAFI PENULIS
Nama lengkap Asridhawati, Lahir di Desa Barembeng,
Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi
Selatan, pada tanggal 03 Maret 1997. Lahir dari pasangan
suami istri yang bernama Bapak Muhtar dan Ibu Ida Royani
Peneliti merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Alamat
peneliti di desa Barembeng , Kecamatan Bontonompo,
Kabupaten Gowa.
Riwayat pendidikan Penulis, yaitu pernah bersekolah di TK
Aisyiyah Bustanul Athal, SD Barembeng II, SMP PGRI Barembeng, serta SMA
Negeri 2 GOWA. Sekarang, penulis tengah menempuh jenjang pendidikan Strata
1 (S1) di Universitas Muhammadiyah Makassar dengan Program Studi Ekonomi
Islam , Fakultas Ekonomi dan Bisnis, pada tahun 2016 – sekarang. Tugas akhir
dalam pendidikan tinggi yang diselesaikan oleh penulis yang berjudul “
Implementasi Pengelolaan Wakaf Produktif Dalam Mensejahterakan Masyarakat
Di Kota Makassar”