implementasi pendidikan karakter peduli …repository.unja.ac.id/2190/1/artikel skripsi.pdf ·...

36
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI NOMOR 99/I BENTENG RENDAH KECAMATAN MERSAM KABUPATEN BATANGHARI SKRIPSI Diajukan Oleh : NOVI HARIANTI NIM. A1D113044 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI SEPTEMBER 2017

Upload: doquynh

Post on 03-Mar-2019

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN

DI SEKOLAH DASAR NEGERI NOMOR 99/I BENTENG RENDAH

KECAMATAN MERSAM KABUPATEN BATANGHARI

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

NOVI HARIANTI

NIM. A1D113044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

SEPTEMBER 2017

Page 2: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

ABSTRAK

Harianti, Novi 2017. “Implementasi Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Di

Sekolah Dasar Negeri 99/I Benteng Rendah Kecamatan

Mersam Kabupaten Batanghari”. Skripsi. Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan,

FKIP Universitas Jambi, Pembimbing (1) Drs. H. Syahrial

M.Ed PhD (2) M.Sofwan S.Pd M.Pd

Kata Kunci: Implementasi Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan

Pendidikan karakter peduli lingkungan merupakan Sikap dan tindakan

yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya,

dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang

sudah terjadi. Masalah yang ada dalam penelitian ini adalah meskipun sudah

diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa

tentang kepedulian terhadap lingkungan mengakibatkan siswa menjadi kurang

bertanggung jawab dan disiplin.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Implementasi Pendidikan

Karakter Peduli Lingkungan Di Sekolah Dasar Negeri 99/I Benteng Rendah

Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari.

Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas III Di Sekolah Dasar Negeri 99/I

Benteng Rendah Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari. Objek penelitian ini

berupa pendidikan karakter peduli lingkungan. Teknik pengumpulan data

menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian melalui observasi dan wawancara menunjukkan bahwa

Kepedulian lingkungan siswa kelas III sudah menunjukkan kepeduliannya

terhadap lingkungan sekolah. Hal ini terlihat dari keadaan kelas dan sekolah yang

sudah bersih, rapi, sejuk dan hijau. Disini jelas terlihat bahwa kepedulian siswa

terhadap lingkungan dapat mempengaruhi pembentukan moral siswa khususnya

moral disiplin dan bertanggungjawab dalam menjaga dan merawat lingkungan.

Kendala yang dihadapi dalam implementasi pendidikan karakter peduli

lingkungan siswa kelas III Di Sekolah Dasar Negeri 99/I Benteng Rendah

Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari adalah kebiasaan siswa dan

keteladanan. Hal ini dapat dilihat dari masih adanya beberapa orang siswa yang

masih kurang peduli terhadap lingkungan sekolah. Kendala yang berkaitan dengan

kebiasaan siswa adalah siswa masih harus diingatkan guru dalam

pelaksanaannya. Adapun kendala yang berkaitan dengan keteladanan adalah guru

belum memberikan keteladanan secara menyeluruh kepada siswa, baik waktu,

tempat, maupun situasi.

Page 3: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan penting bagi manusia. Menurut undang-

undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

Nasional menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujutkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya usaha untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Selain itu Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

juga menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, tujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri

dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan memiliki tujuan yang dapat dicapai melalui proses

pendidikan. Proses pendidikan tentunya tidak terlepas dari lingkungan pendidikan.

Proses pendidikan dengan lingkungan memiliki hubungan yang erat dan tidak bisa

dipisahkan. Lingkungan pendidikan itu sendiri memiliki ruang lingkup yang

sangat luas. Arif Rohman berpendapat bahwa hubungan pendidikan dengan

lingkungan ibarat makhluk hidup dalam ilmu ekologi dinyatakan selalu hidup

dalam habitatnya. Pendidikan memiliki tujuan yang mulia bagi kehidupan dan

lingkungan manusia, tetapi sekarang semakin banyak kerusakan lingkungan yang

terjadi di sekitar manusia. (Rohman, A, 2009: 195)

Selama tahun 2016 sampai dengan awal tahun 2017, Indonesia banyak

mengalami bencana alam yang ditimbulkan oleh kesalahan perlakuan manusia

terhadap lingkungan. Bencana banjir dan longsor terjadi dimana-mana, bencana

banjir dan tanah longsor tersebut disebabkan oleh banyak faktor, salah satu faktor

yang menyebabkan terjadinya bencana tersebut yaitu kerusakan lingkungan.

Kerusakan lingkungan merupakan masalah yang sedang dialami di Indonesia.

Kementerian kehutanan merilis data bahwa setiap tahunnya angka kerusakan

lingkungan mengalami peningkatan di berbagai daerah.

Hal ini terlihat dari semakin luasnya lahan-lahan hutan yang dialih

fungsikan dari fungsi alaminya untuk sesuatu yang memungkinkan seseorang

untuk menarik keuntungan. Permasalahan lingkungan yang terjadi tidak terlepas

dari prilaku manusia. Manusia cenderung mengekspoilitasi lingkungan untuk

kepentingannya tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan. Memudarnya

kepedulian terhadap lingkungan pada akhirnya menyebabkan berbagai

permasalahan lingkungan yang berakibat pada kehidupan manusia. Hal itu dapat

kita lihat melalui kebiasaan-kebiasaan orang-orang disekitar kita, salah satu

contohnya yaitu sulitnya menanamkan kebiasaan membuang sampah pada

tempatnya, meskipun sudah disediakan tempat sampah.

Permasalahan lain yang sering terjadi yaitu ketidak pedulian masyarakat

terhadap kelestarian lahan hijau disekitarnya, sehingga menyebabkan mudahnya

terjadi banjir tanah longsor dan lainnya. Permasalahan lingkungan yang selama ini

Page 4: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

terjadi harus segera ditanggulangi. Salah satu upaya untuk mengatasi

permasalahan lingkungan yaitu melalui pembentukan karakter peduli lingkungan

sejak dini. Uno, H. B. dan Mohamad, N, (2011: 136) mengemukakan bahwa

menyadarkan masyarakat yang sudah terlanjur kurang memahami arti kualitas

lingkungan untuk kelestarian umat manusia sulit dilakukan.

Lebih lanjut Uno, H. B. dan Mohamad, N, (2011: 136) menyebutkan

bahwa, penanaman, pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya menjaga

kelestarian kualitas lingkungan sangat baik apabila mulai diterapkan melalui

pendidikan. Pendidikan yang paling dasar yaitu sekolah dasar. Pada masa usia

sekolah ini menurut Sadulloh, U, (2010: 141) menyebutkan bahwa anak sangat

efektif mempelajari apa saja yang ada dilingkungannya, dorongan untuk

mengetahui dan berbuat terhadap lingkungannya sangat besar.

Penanaman karakter sejak dini dapat menjadi dasar yang kuat bagi

penanaman karakter peduli lingkungan. Karakter peduli lingkungan dapat

ditanamkan berdasarkan kurikulum sekolah maupun program-program yang

sudah direncanakan sekolah. Setiap sekolah harus mampu menanamkan karakter

peduli lingkungan. Ada beberapa indikator yang harus dicapai oleh sekolah dalam

rangka menanamkan pendidikan karakter peduli lingkungan (Fathurrohman, P.,

Suryana, Aa., dan Fatriani, F, 2013: 191) berupa :

1) Pembiasaan memelihara kebersihan dan kelestarian

lingkungan sekolah

2) Tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan

3) Menyediakan kamar mandi dan air bersih

4) Pembiasaan hemat energi

5) Membangun saluran pembuangan air limbah dengan baik

6) Melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah organik

dan anorganik

7) Penugasan pembuatan kompos dari sampah organik

8) Menyediakan peralatan kebersihan

Selain indikator yang harus dicapai oleh sekolah, penanaman pendidikan

karakter juga harus didukung oleh seluruh warga sekolah. Pihak yang berperan

penting dalam program penanaman pendidikan karakter peduli lingkungan yaitu

kepala sekolah. Program yang telah diputuskan harus mampu direalisasikan

melalui guru kelas untuk diperkenalkan kepada peserta didik.

Berdasarkan Grand Tour yang penulis lakukan melalui observasi dan

wawancara, terlihat terjadi kesenjangan antara teori yang idealnya dengan fakta

dilapangan, dimana pada Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah

Kecamatan Mersam pendidikan karakter sudah diterapkan, dari indikator

pendidikan karakter peduli lingkungan sebagaimana yang telah dikemukakan

diatas, ada indikator yang belum diterapkan, yaitu pembiasaan memelihara

kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah. Sedangkan pada Sekolah Dasar

Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah Kecamatan Mersam Pendidikan karakter

peduli lingkungan secara teori dalam pembelajaran sudah diajarkan, namun secara

praktek belum terlihat adanya penerapan indikator pendidikan karakter peduli

lingkungan.

Berdasarkan hasil Grand Tour melalui observasi dan wawancara diatas,

maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh yang akan penulis tuangkan dalam

bentuk skripsi yang berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter Peduli

Page 5: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

Lingkungan di Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah Kecamatan

Mersam Kabupaten Batanghari”.

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan diatas,

dan mengingat keterbatasan waktu serta dana, maka dalam penelitian ini penulis

memfokuskan Implementasi Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan pada kelas

III (tiga) Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah Kecamatan Mersam

Kabupaten Batanghari.

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : Bagaimana Pelaksanaan

Implementasi Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan di Sekolah Dasar Negeri

Nomor 99/I Benteng Rendah Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan ini adalah untuk

mendeskripsikan Implementasi Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan di

Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah Kecamatan Mersam

Kabupaten Batanghari.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini terbagi kepada dua bagian, yaitu secara

teoritis dan secara praktis, sebagai berikut :

1.5.1 Secara Teoritis

Secara teoritis, manfaat dari penelitian ini dapat menggambarkan dan

memberikan masukan dalam pelaksanaan pendidikan karakter peduli lingkungan.

1.5.2. Secara Praktis

1. Bagi Kepala Sekolah

Memberikan masukan mengenai pentingnya penanaman pendidikan

karakter bagi siswa.

2. Bagi Guru

a. Memberikan masukan kepada guru dalam menerapkan nilai pendidikan

karakter peduli lingkungan kepada siswa.

b. Memberikan motivasi kepada guru untuk mengintegrasikan nilai-nilai karakter

peduli lingkungan dalam pembelajaran.

3. Bagi Siswa

a. Dapat memberikan informasi kepada siswa tentang pentingnya pendidikan

karakter peduli lingkungan.

b. Meningkatkan motivasi siswa dalam menginplementasikan nilai pendidikan

karakter peduli lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.

1.6 Defenisi Operasional

Untuk mempermudah dalam memahami judul skripsi ini serta terhindar

dari kesalah pahaman, maka terlebih dahulu perlu dijelaskan istilah-istilah dan

batasan yang ada pada judul proposal skripsi yang penulis susun. Adapun istilah-

istilah yang dimaksud yaitu sebagai berikut :

1.6.1. Pendidikan Karakter

Page 6: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

Secara etimologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin character,

yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, keperibadian dan

akhlak. Istilah karakter juga dadopsi dari bahasa Latin kharakter, kharessian, dan

xharaz yang berarti tools for marking, to engraven dan pointed stake, yang

kemudian hari dipehami sebagai stempel atau cap. Jadi watak itu adalah sebuah

stempel atau cap, sifat- sifat yang melekat pada diri seseorang (Musfah, 2011:

217). Dalam bahasa Inggris, diterjemahkan menjadi character.

Kata karakter juga sering diartikan sebagai watak. Ahli pendidikan

Zuchdi, D. dalam Adisusilo dan Sutardjo (2013: 77), memaknai watak (karakter)

sebagai perangkat sifat-sifat yang dikagumi sebagai tanda- tanda kebajikan, dan

kematangan moral seseorang. Untuk mewujudkan karakter tersebut tidaklah

mudah. Karakter yang berarti mengukir hingga terbentuk pola itu memerlukan

proses yang panjang melalui pendidikan. Pendidikan kerakter adalah usaha aktif

untuk membentuk kebiasaan (habit) sihingga sifat anak akan terukir sejak dini,

agak dapat mengambil keputusan dengan baik dan bijak serta dapat

mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari (Fitri., Zaenul, A. 2012: 21).

Menurut Kemendiknas yang dikutip oleh Agus Wibowo dalam Bukunya

Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah menyebutkan pendidikan karakter

adalah pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter

luhur kepada peserta didik, sehingga mereka memiliki karakter luhur itu,

menerapkan dan mempraktikkan dalam kehidupannya, entah dalam keluarga,

sebagai anggota masyarakat dan warga Negara. (Wibowo, A, 2013: 13). Secara

praktis, pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai kebaikan

kepada warga sekolah atau kampus yang meliputi komponen pengetahuan,

kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut,

baik dalam berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, sesama manusia,

lingkungan, maupun nusa bangsa sehingga menjadi manusia paripurna (insan

kamil). (Wibowo, A, 2013: 41).

Menurut Scerenko pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai upaya

yang sungguh-sungguh dengan cara mana ciri kepribadian positif dikembangkan,

didorong, dan diberdayakan melalui keteladanan, kajian (sejarah, dan biografi pata

bijak dan pemikir besar), serta praktik emulasi (usaha yang maksimal untuk

mewujudkan hikmah dari apa-apa yang diamati dan dipelajari). (Samani, M. dan

Harianto, 2013: 45). Dengan demikian pendidikan karakter adalah segala upaya

yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru

membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan

bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi,

bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya.

1.6.2 Penanaman Sikap Peduli Lingkungan

Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya

mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan

upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Lingkungan

merupakan tempat kita berada. Lingkungan harus dijaga dengan sebaik-baiknya.

Jangan sampai lingkungan dibiarkan rusak begitu saja tanpa adanya pemeliharaan

dan pembaruan. Peduli lingkungan adalah solusi untuk mengatasi krisis

Page 7: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

kepedulian lingkungan saat ini. Banyaknya banjir, tanah longsor, dan polusi udara

merupakan akibat dari tidak adanya kepedulian terhadap lingkungan.

Melalui pendidikan karakter diharapkan dapat mampu membangkitkan

dan mewujudkan kepedulian lingkungan. Caranya ialah dengan mengenalkan

anak-anak tentang pentingnya menjaga lingkungan. Pembelajaran dapat dilakukan

dengan mengajarkan anak untuk membuang sampah pada tempatnya, menyayangi

tumbuh-tumbuhan, dan selalu menjaga kebersihan di tempat mana pun berada.

Pembelajaran seperti ini harus dimulai sejak dini, agar kelak menjadi terbiasa.

Orangtua maupun pendidik dapat memberikan teladan kepada anak- anak.

Misalnya, ketika melihat sampah langsung diambil dan dimasukkan di tempat

sampah, menanam dan menyirami pepohonan, serta menjaga kebersihan kelas

maupun pekarangan sekolah maupun rumah. (Fadlillah, M & Khorida, L. M,

2013: 203-204).

Dalam kerangka character building, peduli lingkungan menjadi nilai

yang penting untuk ditumbuhkembangkan. Manusia berkarakter adalah manusia

yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan, baik lingkungan sosial maupun

lingkungan fisik. Manusia semacam ini memiliki kesadaran bahwa dirinya

menjadi bagian yang tidak terpisah dari lingkungan sekaligus berusaha untuk

berbuat sebaik mungkin bagi lingkungannya. Hubungan timbal balik semacam ini

penting artinya untuk harmonisasi lingkungan. Munculnya berbagai persoalan

lingkungan yang semakin hari semakin kompleks merupakan cermin dari

tidak harmonisnya relasi manusia dengan lingkungan. (Naim, N, 2012: 200).

1.6.3 Pendidikan Karakter Melalui Penanaman Sikap Peduli Lingkungan

Pendidikan karakter sendiri merupakan usaha untuk mendidik anak agar

mereka dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikannya dalam

kehidupan sehari-hari sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif

kepada lingkungannya. (Wiyani, N. A, 2013: 16). Jadi dalam pengertian yang

sederhana pendidikan karakter adalah hal positif apa saja yang dilakukan guru dan

berpengaruh kepada karakter siswa yang diajarkannya. Sedangkan Peduli

lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan

pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk

memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. (Fadlillah, M. dan Khorida, L.

M, 2013: 203).

Page 8: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan

2.1.2 Pengertian Pendidikan

Pendidikan memiliki peranan penting dalam tahapan hidup manusia.

Melalui proses pendidikan, manusia dapat memiliki bekal untuk membentuk

karakter positif dan mengembangkan potensi yang dimiliki. (Suwarno, W, 2009:

19) mengemukakan bahwa dalam bahasa Inggris, pendidikan diistilahkan to

educate yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual. Pendidikan

karakter mempercayai adanya keberadaan moral absolute, yakni moral absolute

perlu diajarkan kepada generasi muda agar mereka paham betul mana yang baik

dan benar. Pendidikan karakter mempunyai makna yang lebih tinggi daripada

pendidikan

Manusia pasti mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Maka harus

diseimbangkan dengan pendidikan. menyatakan pendidikan merupakan usaha

sengaja dari orang dewasa untuk meningkatkan kedewasaan yang selalu diartikan

sebagai kemampuan untuk bertanggung jawab terhadap segala perbuatan.

(Sugihartono., Fathiyah, K.N., Harhap, F., Setiawati, F.G., dan Nurhayati, S.T,

2007: 3). Suwarno, W (2009: 20) memandang pendidikan sebagai sebuah

rekonstruksi atau reorganisasi pengalaman agar lebih bermakna, sehingga

pengalaman tersebut dapat mengarahkan pengalaman yang akan didapat

berikutnya.

2.1.2 Komponen Pendidikan

Sistem pendidikan nasional merupakan komponen pendidikan yang saling

terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional secara

menyeluruh. Komponen pendidikan adalah semua hal yang berkaitan

dengan jalannya proses pendidikan. Jika salah satu komponen tidak ada, proses

pendidikan tidak akan bisa dilaksanakan. Komponen- komponen utama dalam

pendidikan diantaranya.

2.1.3 Tujuan Pendidikan

Pendidikan selalu disertai dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai.

Tujuan pendidikan ialah seperangkat sasaran kemana pendidikan itu diarahkan.

Melalui pendidikan, diharapkan tujuan-tujuan pendidikan dapat dicapai secara

optimal.

Sadulloh, U (2010: 73) mengemukakan bahwa Tujuan pendidikan

memiliki fungsi yang sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan. Berdasarkan

beberapa pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa tujuan pendidikan

merupakan sasaran pendidikan yang diharapkan dapat membentuk akhlak

manusia disertai kemampuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dalam

kehidupan. Tujuan pendidikan dapat dicapai melalui proses pendidikan yang baik

yang didukung oleh banyak aspek.

2.1.4 Peserta Didik

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan

potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan

Page 9: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

jenis pendidikan (Suwarno, W, 2009: 36). Dasar hakiki diperlukannya pendidikan

bagi peserta didik adalah karena manusia makhluk susila yang dapat dibina dan

diarahkan untuk mencapai derajat kesusilaan. Peserta didik menurut sifatnya dapat

dididik, karena mereka mempunyai bakat dan disposisi- disposisi yang

memungkinkan untuk diberi pendidikan (Suwarno, W, 2009; 36), diantaranya:

1. Tubuh anak sebagai peserta didik selalu berkembang sehingga

semakin lama semakin dapat menjadi alat untuk menyatakan

kepribadiannya.

2. Anak dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya. Keadaan ini

menyebabkan dia terikat kepada pertolongan orang dewasa yang

bertanggung jawab.

3. Anak membutuhkan pertolongan dan perlindungan serta

membutuhkan pendidikan.

4. Anak mempunyai daya eksplorasi. Anak mempunyai kekuatan

untuk menemukan hal-hal yang baru di dalam lingkungannya

dan menuntut kepada pendidik untuk diberi kesempatan.

5. Anak mempunyai dorongan untuk mencapai emansipasi dengan

orang lain.

Seorang pendidik memiliki kepentingan untuk mengetahui usia

perkembangan setiap peserta didik, sebab perkembangan antara satu peserta didik

dengan lainnya itu berbeda, dan itu tergantung pada kondisi fisik dan lingkungan

yang memengaruhinya.

2.1.5 Pendidik

Pendidik adalah orang dewasa yang membimbing anak agar si anak

tersebut bisa menuju kearah kedewasaan (Sadulloh, U, 2010). Pendidik

merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan

dengan sasarannya adalah peserta didik. Dalam mencapai keberhasilan

pendidikan, pendidik memiliki peran yang menentukan, sebab bisa dikatakan

pendidik merupakan kunci utama terhadap kesuksesan pendidikan.

Sedangkan secara akademis, pendidik adalah tenaga kependidikan, yakni

anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang

penyelenggaraan pendidikan yang berkualifikasi sebagai pendidik, dosen,

konselor, pamong belajar, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lainnya yang

sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan

pendidikan. Jadi, pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran,serta melakukan pembimbingan dan pelatihan.

Pendidan tanpa disertai komponen pendidikan tidak akan bisa diukur dan

diamati. Proses pendidikan terjadi apabila antar komponen pendidikan yang ada di

dalam upaya pendidikan itu saling berhubungan secara fungsional dalam suatu

kesatuan yang terpadu.

2.1.6 Lingkungan Pendidikan

Menurut pendapat Muhtadai, A (2011: 6) lingkungan merupakan sesuatu

yang mengelilingi kita, tempat kita berada dan melangsungkan kehidupan serta

memenuhi segala keperluan hidup. Lingkungan merupakan segala sesuatu yang

berada di sekitar kita dan memiliki peranan tertenu.

Page 10: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

Pengertian lingkungan tertuang dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun

2009 yang menyebutkan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan

semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan

perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan,

dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Berdasarkan beberapa

pengertian di atas peneliti menyimpulkan lingkungan merupakan segala sesuatu

yang berada di sekeliling kita yang dapat mempengaruhi kehidupan kita baik

berupa benda hidup maupun mati. Lingkungan harus senantiasa dilestarikan untuk

menciptakan keseimbangan di dalam kehidupan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan adalah

lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di

sekitar manusia, baik berupa benda mati, makhluk hidup, ataupun peristiwa-

peristiwa yang terjadi termasuk kondisi masyarakat terutama yang dapat

memberikan pengaruh kuat kepada individu (Kadir, A., Fauzi, A., Yulianto, E.,

Baehaqi., Kurmianto, R., Rosmiati., dan Nu’man, A, 2012: 158). Lingkungan

pendidikan erat kaitannya dengan peserta didik. Pendapat serupa juga

dikemukakan oleh Sadulloh, U, (2010: 185) menyebutkan bahwa lingkungan

merupakan tempat berlangsungnya pendidikan, itulah yang disebut lingkungan

pendidikan.

Lebih lanjut lagi lingkungan pendidikan meliputi cakupan yang luas.

Lingkungan pendidikan adalah lingkungan yang melingkupi terjadinya proses

pendidikan (Suwarno, W. 2009: 39). Lingkungan pendidikan meliputi lingkungan

keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendapat tersebut sesuai dengan penjabaran

yang dikemukakan oleh bapak pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara dalam

(Arif Rohman, A, 2009: 197) mengemukakan teori tentang “tri pusat pendidikan”

yang membedakan lingkungan pendidikan menjadi tiga, yaitu 1) lingkungan

keluarga, 2) lingkungan sekolah, dan 3) lingkungan masyarakat.

2.1.6.1 Lingkungan Keluarga

Lingkungan pendidikan yang pertama dan utama adalah keluarga.

Langgulung (Kadir, A., Fauzi, A., Yulianto, E., Baehaqi., Kurmianto, R.,

Rosmiati., dan Nu’man, A, 2012) mengemukakan keluarga merupakan unit

pertama dan institusi pertama dalam masyarakat yang di dalamnya terdapat

interaksi yang bersifat langsung. Di situlah berkembang individu dan

terbentuknya tahap- tahap awal proses pemasyarakatan. Melalui interaksi tersebut

diperoleh pengetahuan, keterampilan, minat, nilai-nilai, emosi dan sikapnya dalam

hidup dan dengan itu diperoleh ketenangan dan ketentraman.

Keberhasilan pendidikan dalam lingkungan keluarga dipengaruhi oleh

peran orang tua. Orang tua bertugas mendidik anak sejak dini, memberi teladan

ataupun menjadi role model bagi anak untuk bertindak. Keluarga diberikan

kesempatan untuk membentuk karakter dan kepribadian anak sejak dini.

2.1.6.2 Lingkungan Sekolah

Lingkungan pendidikan yang berperan penting selanjutnya adalah sekolah.

Menurut Sadulloh, U, (2010: 197) sekolah merupakan lingkungan pendidikan

yang sengaja dirancang dan dilaksanakan dengan aturan-aturan ketat. Sekolah

merupakan lingkungan pendidikan yang mendapat pengawasan langsung dari

Page 11: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

pemerintah. Sekolah memiliki tugas memberikan pendidikan kepada peserta

didik secara formal serta mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta

didik.

Setiap sekolah dilengkapi dengan sarana prasarananya baik berupa sarana

fisik dan non fisik. Dalam konteks ini, sekolah yang mendidik ialah sekolah yang

dapat memberikan kesempatan bagi seluruh peserta didik untuk dapat

mengembangkan potensi yang dimilikinya melalui sarana maupun fasilitas yang

ada di sekolah. Kehidupan sekolah mampu mengembangkan pola-pola tingkah

laku dan sikap yang sangat bermanfaat dalam rangka mencukupi kebutuhan hidup

manusia.

2.1.6.3 Lingkungan Masyarakat

Menurut Rohman, A (2009: 204) kehidupan di masyarakat merupakan

kehidupan yang amat luas cakupanya, sehingga sangat berbeda dengan

lingkungan keluarga. Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan non formal

terdekat setelah lingkungan keluarga dan sekolah. Masyarakat memilik peranan

yang penting dalam pendidikan peserta didik teruama dalam hal menciptakan

lingkungan yang kondusif. Kondisi lingkungan masyarakat yang kondusif dapat

mencerminkan keadaan masyarakat yang ada di dalamnya.

Lingkungan masyarakat tidak memiliki aturan-atuan yang baku, maka dari

itu orang tua harus selektif dalam memilih lingkungan masarakat yang tepat bagi

anak. Ketika anak berinteraksi dengan lingkungan masyarakat harus disesuaikan

dengan tahap perkembangannya, karena lingkungan masyarakat akan

memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan anak. Lingkungan masyarakat

akan memberikan contoh interaksi yang dapat ditiru oleh anak. Oleh karena itu,

penting bagi orang tua untuk berhati-hati dan terus memberi pengawasan serta

bimbingan pada anak dalam berinteraksi di lingkungan masyarakat.

Lingkungan pendidikan yang sudah dijabarkan terdiri dari beberapa

macam lingkungan. Lingkungan sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang

terdiri dari beberapa jenjang. Lingkungan sekolah berjenjang terdiri atas

pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pada penelitian

ini, peneliti memfokuskan pada pendidikan di lingkungan sekolah jenjang sekolah

dasar. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 pada pasal 17 ayat (1) dan (2) bahwa :

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang

pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan

madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah

pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

Lingkungan sekolah dalam proses pendidikan diharapkan mampu

mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Lingkungan sekolah dapat membantu

membentuk karakter peduli lingkungan untuk meningkatkan kepekaan dan

kepeduliaan tehadap lingkungan.

2.1.7 Metode Pendidikan

Metode pendidikan menurut Susanto, D.,H, dalam Suwarno, W (2009:38)

ialah cara-cara yang dipergunakan orang dalam membantu dan membimbing anak

Page 12: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

dalam pertumbuhan jiwa dan seluruh pribadinya untuk mencapai jatidiri dan

kedewasaannya. Kegiatan ini dapat berlangsung di mana saja. Ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan dalam memilih metode pendidikan, yaitu kepentingan

anak didik, tujuan pendidikan, dan isi pendidikan.

2.1.8 Alat Pendidikan

Alat pendidikan berhubungan erat dengan metode pendidikan. Alat

pendidikan dapat diartikan sebagai berbagai situasi dan kondisi, tingkah laku dan

perbuatan, tindakan dan perlakuan yang diadakan atau dilaksanakan dengan

sengaja, berencana dan yang langsung maupun tidak langsung dimaksudkan untuk

mencapai tujuan pendidikan. Alat pendidikan adalah hal yang tidak saja membuat

kondisi-kondisi yang memungkinkan terlaksananya pekerjaan mendidik, tetapi

juga mewujudkan diri sebagai perbuatan atau situasi yang membantu pencapaian

tujuan pendidikan (Suwarno, W, 2009: 38).

2.1.9 Isi Pendidikan

Isi pendidikan akan menentukan kualitas pendidikan. Isi pendidikan

adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik/subjek didik untuk

keperluan pertumbuhan/perkembangan raga dan jiwanya dan sebagai modal bagi

kehidupannya di masa. Isi pendidikan yang baik akan menunjang dan mengisi

pertumbuhan dan perkembangan anak didik menjadi manusia yang baik,

mempunyai budi pekerti yang luhur, berkepribadian yang mantap, mandiri, dan

mempunyai rasa tanggung jawab yang besar.

2.2 Pendidikan Karakter

Secara etimologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin character, yang

berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, keperibadian dan akhlak.

Istilah karakter juga dadopsi dari bahasa Latin kharakter, kharessian, dan xharaz

yang berarti tools for marking, to engraven dan pointed stake, yang kemudian hari

dipehami sebagai stempel atau cap. Jadi watak itu adalah sebuah stempel atau cap,

sifat- sifat yang melekat pada diri seseorang (Musfah, 2011: 217). Dalam bahasa

Inggris, diterjemahkan menjadi character. Character berarti tabiat, budi pekerti,

watak (John. E, 2005: 37).

Kata karakter juga sering diartikan sebagai watak. Ahli pendidikan Zuchdi,

D dalam Adisusilo dan Sutardjo (2013: 77), memaknai watak (karakter) sebagai

perangkat sifat-sifat yang dikagumi sebagai tanda- tanda kebajikan, dan

kematangan moral seseorang. Untuk mewujudkan karakter tersebut tidaklah

mudah. Karakter yang berarti mengukir hingga terbentuk pola itu memerlukan

proses yang panjang melalui pendidikan. Pendidikan kerakter adalah usaha aktif

untuk membentuk kebiasaan (habit) sihingga sifat anak akan terukir sejak dini,

agak dapat mengambil keputusan dengan baik dan bijak serta dapat

mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari (Fitri, 2012: 21).

Pendidikan karakter mempercayai adanya keberadaan moral absolute,

yakni moral absolute perlu diajarkan kepada generasi muda agar mereka paham

betul mana yang baik dan benar. Pendidikan karakter mempunyai makna yang

lebih tinggi daripada pendidikan moral, karena bukan sekadar mengajarkan

mana yang benar dan mana yang salah. Lebih dari itu pendidikan karakter

menanamkan kebiasaan (habituation) tentang mana yang benar mana yang salah,

Page 13: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

mampu merasakan (domain afektif) nilai yang baik dan bisa melakukannya

(domain perilaku) (Aqib, Z, 2012: 90).

Jadi pendidikan karakter erat kaitannya dengan “habit” atau kebiasaan

yang terus menerus di praktikkan atau dilakukan, dalam arti pendidikan karakter

diharapkan dapat menyentuh ketiga domain (kognitif, afektif, dan psikomotorik)

siswa sehingga siswa tidak sekadar tahu akan tetapi juga mau dan mampu

melaksanakan apa yang mereka ketahui kebenarannya.

Pendapat penulis sejalan dengan apa yang disampikan Buchori, M dalam

Aqib, Z bahwa pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke

pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya

pengalaman nilai secara nyata. (Aqib, Z, 2012: 90). Karakter merupakan hasil dari

kebiasaan-kebiasaan perilaku yang melekat pada manusia. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (Fathurrohman, P., Suryana, Aa., dan Fatriani, F, 2013: 122)

yang dimaksud karakter adalah tingkah laku, akhlak, dan watak. Karakter inilah

yang membedakan manusia yang satu dengan manusia yang lain. Pengertian

karakter dapat ditinjau dari segi bahasa, karakter secara bahasa (Munir, A, 2010:

2), berasal dari bahasa Yunani, charasesein, yang artinya mengukir.

Karakter menurut Hidayatullah, F (2010: 17) adalah kualitas atau kekuatan

mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian

khusus yang menjadi pendorong dan penggerak, serta yang membedakan dengan

individu lain. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, karakter merupakan

sesuatu yang dapat dibentuk secara sadar melalui kebiasan berperilaku yang

menajdi sebuah pola dan melekat pada manusia. Membentuk karakter positif salah

satunya dapat dilakukan melalui pendidikan karakter.

Pendidikan karakter dapat membantu dalam pembentukan karakter

manusia.Pembentukan karakter dapat dilakukan melalui penanaman karakter

yang tercermin dari perilaku yang konsisten. Berdasarkan beberapa pengertian di

atas dapat disimpulkan bahawa pendidikan karakter merupakan usaha untuk

membentuk kepribadian khusus yang dilihat dari perilaku positif yang dilakukan

secara konsisten hingga menjadi kebiasaan yang melekat pada manusia.

Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk kepribadian, moral, maupun

akhlak mulia yang menunjang pendidikan. Pendidikan krakter memiliki cakupan

yang luas dan terdiri dari nilai-nilai karakter positif yang membantu proses

berkembangnya peserta didik. Nilai-nilai karakter positif ini akan membantu

peserta didik dalam proses pembelajaran maupun dalam interaksi dengan

lingkungan sekitar.

2.3 Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan

Pendidikan karakter peduli lingkungan terkonsep dalam penanaman

pendidikan karakter. Implementasi atau pelaksanaan pendidikan karakter di

sekolah terdiri dari beberapa jenis. Ada empat jenis pendidikan karakter yang

selama ini dikenal dan dilaksanakan dalam proses pendidikan. Berikut keempat

jenis pendidikan karakter tersebut menurut Asmani, J. M (2012: 80) adalah :

1) Pendidikan karakter berbasis nilai religius, yang merupakan

kebenaran wahyu Tuhan (konservasi moral)

2) Pendidikan karakter berbasis nilai budaya, antara lain yang

Page 14: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

berupa budi pekerti, Pancasila, apresiasi sastra, serta

keteladanan tokoh- tokoh sejarah dan para pemimpin bangsa

(konservasi lingkungan).

3) Pendidikan karakter berbasis lingkungan (konservasi

lingkungan).

4) Pendidikan karakter berbasis kompetensi diri, yaitu sikap

pribadi, hasil proses pemberdayaan potensi diri yang

diarahkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Berdasarkan jenis pendidikan karakter, pendidikan karakter peduli

lingkungan menurut peneliti termasuk dalam jenis pendidikan karakter berbasis

lingkungan. Pendidikan karakter berbasis lingkungan akan membantu dalam

penanaman karakter peduli terhadap lingkungan. Karakter peduli lingkungan

dapat dikembangkan melalui upaya menanamkan kepekaan dan kepeduliaan

terhadap lingkungan. Upaya perlindungan terhadap lingkungan dijelaskan dalam

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup pasal 1 ayat (2) dinyatakan bahwa:

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya

sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi

lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau

kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,

pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan

penegakan hukum.

Pendidikan karakter peduli lingkungan merupakan bentuk pengembangan

dari nilai-nilai karakter. Pendidikan karakter peduli lingkungan merujuk pada 18

nilai karakter yang di kemukakan oleh Zamroni dalam Zuchdi, D ( 2011: 168-

170), dari Badan penelitian dan pengembangan, Pusat Kurikulum Kementrian

Pendidikan Nasional, mengemukakan bahwa materi pendidikan karakter

mencakup banyak aspek. Aspek-aspek pendidikan karakter mencakup : Religius,

Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin

Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi, Bersahabat

dan Komunikatif, Cinta Damai, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli

Sosial, dan Tanggung jawab.

Peduli lingkungan merupakan salah satu karakter yang harus

dikembangkan di sekolah. Peduli lingkungan adalah sikap dan tidakan yang selalu

berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan

mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah

terjadi (Daryanto dan Darmiatun, S, 2013: 71). Peduli lingkungan merupakan

karakter yang harus dimiliki peserta didik. Karakter peduli lingkungan dapat

mencerminkan kepeduliaan serta kepekaan peserta didik kepada lingkungannya.

Penanaman pendidikan karakter peduli lingkungan yang dilakukan oleh

sekolah harus disesuiakan dengan jenjang pendidikan. Setiap jenjang pendidikan

memiliki indikator yang berbeda sesuai dengan tahap perkembangan peserta

didik. Pada sekolah dasar perkembangan peserta didik dibagi menjadi 2 yaitu

kelas rendah yang terdiri dari kelas 1-3 dan kelas tinggi yang terdiri dari kelas 4-6

yang memiliki karakteristik yang berbeda. Bagi peserta didik kelas rendah yaitu

Page 15: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

kelas 1-3 terdapat beberapa indikator yang harus dicapai dalam penanaman

pendidikan karakter peduli lingkungan (Daryanto dan Darmiatun, S, 2013: 150)

berupa :

1) Buang air besar dan kecil di WC

2) Membuang sampah di tempatnya

3) Membersihkan halaman sekolah

4) Tidak memetik bunga di taman sekolah

5) Tdak menginjak rumput di taman sekolah

6) Menjaga kebersihan rumah

Sedangkan bagi peserta didik kelas tinggi yaitu kelas 4-6 indikator yang

harus dicapai dalam penanaman pembentukan karakter peduli lingkungan berupa:

1) Membersihkan WC

2) Membersihkan tempat sampah

3) Membersihkan lingkungan sekolah

4) Memperindah kelas dan sekolah dengan tanaman

5) Ikut memelihara taman di halaman sekolah

6) Ikut dalam kegiatan menjaga kebersihan lingkungan

Peduli lingkungan merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya

mencegah kerusakan lingkungan alam di sekitarnya dan pengembangkan upaya-

upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Adapun indikator

peduli lingkungan untuk siswa Kelas 1 - 3: buang air besar dan kecil di WC,

Membuang sampah di tempatnya, membersihkan halaman sekolah, tidak memetik

bungan di taman sekolah, menjaga kebersihan rumah. Kelas 4 - 6, membersihkan

WC, membersihkan tempat sampah, membersihkan lingkungan sekolah,

memperindah kelas dan sekolah dengan tanaman, ikut memelihara taman di

halaman sekolah.

Tabel berikut menggambarkan keterkaitan antara nilai, jenjang kelas, dan

indikator untuk nilai itu. Indikator itu bersifat berkembang secara progresif.

Artinya, perilaku yang dirumuskan dalam indikator untuk jenjang kelas 1 - 3 lebih

sederhana dibandingkan perilaku untuk jenjang kelas 4 – 6.

Tabel. I

Keterkaitan Nilai, Jenjang Kelas dan Indikator Untuk SD/MI

Nilai Indikator

1-3 4-6

Peduli Lingkungan:

Sikap dan tindakan

yang selalu berupaya

mencegah kerusakan

lingkungan alam di

sekitarnya dan

Buang air besar dan

kecil di WC Membersihkan WC

Membuag sampah pada

tempatnya

Membersihkan tempat

sampah

Membersihkan halaman

sekolah

Membersihkan lingkungan

sekolah

Page 16: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

mengembangkan

upaya-upaya untuk

memperbaiki

kerusakan alam yang

sudah terjadi

Tidak memetik bunga di

taman sekolah

Memperindah kelas dan

sekolah dengan tanaman

Tidak menginjak rumput

di taman sekolah

Ikut memelihara taman di

halaman sekolah

Menjaga kebersihan

rumah

Ikut dalam kegiatan menjaga

kebersihan lingkungan

(Sumber: Daryanto dan Darmiatun, S, 2013: 150)

Berdasarkan kajian teori di atas pendidikan karakter peduli lingkungan

adalah usaha untuk menanamkan nilai-nilai karakter berbasis lingkungan yang

berupaya meningkatkan kepekaan peserta didik terhadap pelestarian lingkungan.

Pendidikan karakter peduli lingkungan merupakan upaya untuk membentuk

generasi yang berbudi luhur. Peduli lingkungan dilaksanakan tidak hanya di

dalam proses pembelajaran tetapi juga di luar proses pemelajaran.

2.4 Implementasi Pendidikan Karakter

Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya

mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan

upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Lingkungan

merupakan tempat kita berada. Lingkungan harus dijaga dengan sebaik-baiknya.

Jangan sampai lingkungan dibiarkan rusak begitu saja tanpa adanya pemeliharaan

dan pembaruan. Peduli lingkungan adalah solusi untuk mengatasi krisis

kepedulian lingkungan saat ini. Banyaknya banjir, tanah longsor, dan polusi udara

merupakan akibat dari tidak adanya kepedulian terhadap lingkungan.

Melalui pendidikan karakter diharapkan dapat mampu membangkitkan

dan mewujudkan kepedulian lingkungan. Caranya ialah dengan mengenalkan

anak-anak tentang pentingnya menjaga lingkungan. Pembelajaran dapat dilakukan

dengan mengajarkan anak untuk membuang sampah pada tempatnya, menyayangi

tumbuh-tumbuhan, dan selalu menjaga kebersihan di tempat manapun berada.

Pembangunan karakter bangsa dapat dilakukan melalui pendidikan,

pembelajaran, dan fasilitasi. Melalui pendidikan, pembangunan karakter

dilakukan dalam konteks makro dan mikro. Dalam konteks makro,

penyelenggaraan pendidikan karakter mencangkup keseluruhan kegiatan

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan (implementasi) dan pengendalian

mutu, yang melibatkan seluruh unit utama di lingkungan pemangku kepentingan

pendidikan nasional. Sedangkan dalam konteks mikro merupakan

penyelenggaraan pendidikan karakter pada tingkat sekolah (Sulistyowati, E,

2012: 11).

Alur penyelenggaraan pendidikan karakter secara makro seperti gambar

berikut ini:

Page 17: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

Gambar. I

Desain Gambar Pendidikan Karakter Secara Macro

Sumber : (Sulistyowati, E, 2012: 11)

Berdasarkan gambar 1 di atas, implementasi nilai-nilai pendidikan karakter

dilaksanakan melalui proses pemberdayaan dan pembudayaan sebagaimana

digariskan sebagai salah satu prinsip penyelenggraan pendidikan nasional. Proses

ini berlangsung dalam tiga pilar pendidikan, yakni dalam; 1) sekolah, 2)

keluarga, 3) masyarakat.

Dalam masing-masing pilar pendidikan, akan ada dua jenis pengalaman

belajar yang dibangun melalui dua pendekatan yakni intervensi dan habituasi.

Dalam intervensi dikembangkan seuasana interaksi belajar dan pembelajaran yang

sengaja dirancang untuk mencapai tujuan pembentukkan karakter dengan

menerapkan kegiatan yang terstruktur. Agar proses pembelajaran tersebut berjalan

dengan berhasil, peran guru sebagai sosok panutan sangat menentukan.

Sedangkan di lingkungan keluargan dan masyarakat, intervensi dilakukan dengan

memberikan contoh pembelajaran melalui perilaku terpuji dan karakter yang baik

(Sulistyowati, E, 2012: 11).

Sementara itu dalam habituasi, diciptakan situasi dan kondisi serta

penguatan yang memungkinkan siswa di lingkungan sekolah, rumah, dan

masyarakat, untuk membiasakan diri berperilaku sesuai nilai dan menjadi

karakter yang telah diinternalisasi melalui proses intervensi. Proses pembudayaan

dan pemberdayaan yang mencangkup pemberian contoh, pembelajaran,

pembiasaan, dan penguatan harus dikembangkan secara sistemik, holistik,

dinamis, kuat dan pikiran argumentatif. Diharapkan, melalui pilar satuan

pendidikan (sekolah), keluarga dan masyarakat dapat dilakukan proses

pembudayaan dan pemberdayaan nilai karakter secara efektif (Sulistyowati, E,

2012: 12).

Penyelenggaraan pendidikan pada konteks mikro berfokus kepada

implementasi pendidikan karakter di sekolah. Pendidikan menjadi garda depan

dalam upaya pembentukkan karakter manusia Indonesia yang sesungguhnya dan

sekolah merupakan sektor utama yang secara optimal memanfaatkan dan

memperdayakan semua lingkungan belajar yang ada untuk menginisiasi,

memperbaiki, menguatkan, dan menyempurnakan secara terus menerus melalui

Page 18: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

proses pendidikan karakter di sekolah (Sulistyowati, E, 2012: 12). Adapun bentuk

implementasi pendidikan karakter secara mikro seperti gambar berikut:

Gambar. II

Desain Pengembangan Pendidikan Karakter Secara Mikro

Sumber : (Sulistyowati, E, 2012: 12)

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa pembentukan karakter di

sekolah dibagi dalam empat pilar, yakni belajar mengajar di kelas; keseharian

dalam bentuk pengembangan budaya sekolah; ko-kurikuler dan ekstrakurikuler;

serta keseharian di rumah dan masyarakat.

2.5 Kerangka Berpikir

Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya, baik

lingkungan alam maupun sosial dengan suatu hubungan timbal balik.

Keseimbangan alam memiliki keterkaitan (mempengaruhi dan dipengaruhi)

dengan perilaku manusia. Alam beserta isinya diciptakan Tuhan untuk

kesejaheraan manusia. Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk berakal

dan pemimpin di muka bumi. Oleh karena itu, manusia perlu menjaga

keharmonisan interaksinya dengan alam, termasuk dengan Tuhan sebagai bentuk

tanggung jawab terhadap Tuhan dan sesama sekaligus demi keberlangsungan dan

kesejahteraan hidupnya.

Ketika manusia mulai menunjukkan ketidakharmonisan interaksinya

dengan alam, sesama, serta Tuhan dengan perilaku desruktif terhadap alam maka

sebenarnya manusia telah mengalami kerugian. Kerugian ini tercermin dari

berbagai kerusakan lingkungan yang berdampak pada timbulnya permasalahan

hidup manusia itu sendiri.

Setiap manusia pada dasarnya memiliki hak dan kewajiban untuk hidup

bersih dan sehat serta berperilaku peduli lingkungan. Bumi hanya satu dan sudah

mengalami kerusakan sehingga memerlukan perhatian dalam bentuk sikap peduli

lingkungan. Pada hakikatnya, kerusakan lingkungan berkaitan dengan perubahan

perilaku manusia.

Perubahan perilaku manusia senantiasa memerlukan edukasi. Sekolah

dasar sebagai sebuah lembaga pendidikan formal memiliki tanggung jawab

memberikan pendidikan yang baik bagi siswa. Sekolah juga bertanggung jawab

Page 19: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

dalam proses pembudayaan kehidupan manusia. Pembudayaan kehidupan

manusia menunjuk pada proses transmisi, transformasi, serta internalisasi untuk

melestarikan nilai-nilai luhur bangsa, dalam hal ini nilai peduli lingkungan kepada

siswa pada khususnya dan warga sekolah pada umumnya. Hal ini dilakukan dalam

kerangka pendidikan karakter (nilai peduli lingkungan) melalui berbagai kegiatan,

kebijakan, program sekolah.

Pentingnya implementasi nilai peduli lingkungan berkaitan dengan

permasalahan degradasi moral masyarakat Indonesia dalam hal peduli lingkungan.

Kesadaran masyarakat, dalam hal ini masyarakat sekolah terutama siswa akan

pentingnya sikap peduli lingkungan menjadi suatu keniscayaan demi kelestarian

alam dan kehidupan sebagaimana tujuan program Adiwiyata (Sekolah Peduli dan

Berbudaya Lingkungan). Meskipun dalam proses implementasi masih ditemui

kendala, harapan untuk sikap peduli lingkungan dapat menjadi karakter dan

budaya (identitas) sekolah tetaplah ada. Budaya sekolah secara tidak langsung

juga akan menjadi ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di

mata masyarakat luas.

Uraian kerangka berpikir di atas dapat disederhanakan dalam sebuah bagan.

Berikut adalah

Bagan Kerangka Berfikir

Pendidikan karakter

Peduli Lingkungan

Implementasi Pendidikan Karakter Peduli

Lingkungan Di Sekolah Dasar

Page 20: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian 3.1.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif yang didefinisikan oleh Bodgan dan Taylor dalam Moleong, L. J, (2007: 4)

menyatakan bahwa penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

yang tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Berdasarkan

pendapat ahli tersebut, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dalam

melaksanakan penelitian.

3.1.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Hal ini sesuai dengan pendapat

Bodgan dan Biklen (Moleong, L. J, 2007: 3) yang mengemukakan ada beberapa istilah

yang digunakan dalam penelitian kualitatif , yaitu penelitian atau inkuiri naturalistik atau

alamiah, etnografi, interaksionis simbolik, perspektif ke dalam, etnometodologi, the

Chicago School, fenomenologis, studi kasus, interpretative, ekologis, dan deskriptif.

Berdasarkan pendapat yang diungkapkan Bodgan dan Biklen tersebut, maka penelitian ini

termasuk dalam jenis penelitian deskriptif. Jenis penelitian ini dipilih untuk

mendeskripsikan implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan di Sekolah Dasar

Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah Kecamatan Mersam

3.2 Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti bertindak sebagai

instrument sekaligus pengumpul data. Kehadiran peneliti mutlak diperlukan,

karena disamping itu kehadiran peneliti juga sebagai pengumpul data.

Sebagaimana salah salah satu ciri penelitian kualitatif dalam pengumpulan data

dilakukan sendiri oleh peneliti. Sedangkan kehadiran peneliti dalam penelitian ini

sebagai pengamat partisifan/berperan serta, artinya dalam proses pengumpulan

data peneliti mengadakan pengamatan dan mendengarkan secermat mungkin

sampai kepada yang secil-kecilnya. (Moleong, L. J, 2007: 117).

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng

Rendah Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari. Tempat penelitian ini berada

di Desa Benteng Rendah Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari Provinsi

Jambi.

3.4 Sumber Data dan Data

3.4.1 Sumber Data

Adapun sumber data dalam penelitian ini yaitu dibagi menjadi dua, yaitu

data primer dan data skunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya tanpa

ada perantara. (Mukhtar, 2009: 86). Data primer yang penulis maksudkan disini

adalah dari hasil wawancara dan dokumentasi mengenai Implementasi Pendidikan

Karakter peduli lingkungan di Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah

Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung atau

bersumber dari tangan kedua. (Sudjiono, A, 2006). Data sekunder dalam

Page 21: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

penelitian ini adalah data yang diambil dari Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I

Benteng Rendah Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari mengenai :

a. Struktur organisasi

b. Keadaan guru dan siswa

c. Keadaan sarana dan prasarana

d. Historis dan geografis.

3.4.2 Data

Data yang diambil dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

a. Data Kepala Sekolah

b. Data guru

c. Data siswa

3.5 Prosedur Pengumpulan Data Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berupa observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Arikunto, S (2005: 100) menyatakan bahwa teknik

pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data. Sugiyono (2010: 309) mengemukakan dalam penelitian kualitatif,

teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi (pengamatan), wawancara

(interview), kuisisoner (angket), dokumentasi, dan gabungan keempatnya. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

3.5.1 Observasi Teknik observasi digunakan untuk memperoleh data secara langsung.

Observasi dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah

Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari. Menurut pendapat Faisal, S dalam Sugiyono,

(2005: 64) teknik observasi partisipasi dibedakan menjadi pasif, moderat, aktif, dan

lengkap. Dari beberapa macam teknik tersebut, peneliti memilih menggunakan observasi

partisipasi pasif dimana peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi

tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Peneliti melakukan observasi dengan

mengamati secara langsung guru kelas III (tiga) dalam pelaksanaan pendidikan karakter

peduli lingkungan di Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah Kecamatan

Mersam Kabupaten Batanghari.

3.5.2 Wawancara Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas III (tiga) selaku key informan

dalam penelitian ini. Wawancara kemudian dilakukan kepada beberapa guru yang sudah

di rekomendasikan oleh kepala sekolah. Peneliti kemudian melakukan wawancara kepada

salah satu guru. Sugiyono (2010: 317) mengemukakan bahwa wawancara digunakan

sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan

untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Esterberg dalam Sugiyono

(2005: 73) membedakan wawancara menjadi 3 macam berupa wawancara terstruktur,

semiterstruktur, dan tak terstruktur. Merujuk pada pendapat Esterberg, maka peneliti

memilih menggunakan wawancara semiterstruktur yang bertujuan untuk menemukan

permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta

pendapat, dan ide-idenya.

3.5.3 Dokumentasi Data dokumentasi yang diperoleh peneliti dalam penelitian ini berupa

dokumen-dokumen rencana kerja sekolah, program sekolah, kurikulum sekolah, dan

papan slogan yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan karakter peduli lingkungan.

Arikunto, S (2010; 274) mengemukakan bahwa metode dokumentasi yaitu mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Menurut Sugiyono (2010: 329)

Page 22: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Data dokumentasi yang

dikumpulkan peneliti merupakan data tambahan untuk mendukung terlaksananya

pendidikan karakter peduli lingkungan.

3.6 Analisis Data

3.7 Pengecekan Keabsahan Data

3.8 Tahapan-tahapan Penelitian

Page 23: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

BAB IV

PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Paparan Data

4.1.1 Historis dan Geografis

Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah didirikan pada tahun

1982, pada waktu itu namanya Sekolah Dasar Negeri Nomor 203/I Benteng

Rendah. Adanya pemekaran wilayah menjadikan Kabupaten Batanghari menjadi

2 Kabupaten yaitu Kabupaten Batanghari dan Kabupaten Muaro Jambi, perubahan

ini juga nampak kepada perubahan Sekolah, sehingga Sekolah Dasar Negeri 203/I

benteng Rendah menjadi Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah

berdasarkan Surat Keputusan Bupati Batanghari Nomor 333 Tahun 201 tanggal 6

Juli 2001.

Awalnya Sekolah Dasar ini bangunan gedungnya dibangun rendah,

dikarenakan seringnya kena banjir, maka gedung ini dilakukan pemugaran dengan

dibangunnya gedung baru panggung permanen, yakni 3 unit bangunan. Kemudian

4 unit bangunan lainnya panggung semi permanen. Keseluruhan bangunan itu

terdiri dari 1 unit kantor dan 1 unit ruang belajar, 3 unit rumah dinas guru, 1 unit

rumah dinas penjaga sekolah dan sampai saat ini bangunan masih kokoh dan blum

ada gedung baru.

Selama proses pendirian Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng

Rendah Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari ini telah dipimpin oleh

beberapa orang kepala sekolah. Adapun nama-nama yang pernah menjabat

sebagai kepala Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah Kecamatan

Mersam Kabupaten Batanghari adalah sebagai berikut:

Tabel. II

Daftar Nama Kepala SDN Nomor 99/I Benteng Rendah

Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari

Tahun 1983 – 2017

No. Nama Kepala Tahun Ket

1. Hasan Fuad, A.Ma.Pd 1983 – 2004

2. Suryani, S.Pd 2004 – 2007

3. Asnawi, S.Pd.SD 2007 – 2008

4. Iriani Pertiwi, S.P 2008 - 2011

5. Lukman, S.Pd.SD 2011 - 2014

6. Fauzan, S.Pd., MM 2014 - sekarang

Page 24: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

Dari tabel di atas, terlihat bahwa sejak berdiri Sekolah Dasar Negeri

Nomor 99/I Benteng Rendah Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari sampai

dengan saat ini telah dipimpin sebanyak 7 orang kepala sekolah. Dari 6 orang

kepala sekolah tersebut terdapat 1 orang yang berpendidikan diploma dua (DII), 4

orang berpendidikan Strata Satu (S1) dan 1 orang berpendidikan Strata Dua (S2).

Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah Kecamatan Mersam

Kabupaten Batanghari beralamat di Jalan Lintas Jambi Bungo Desa Benteng

Rendah Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi. Letak

Geografisnya terletak di tenggah Desa Benteng Rendah, yaitu :

a. Sebelah timur berbatasan dengan Tanah Ibu Salmi

b. Sebelah Barat berbatasan dengan tanah Ibu Batul

c. Sebelah utara berbatasan dengan tanah Bapak Suri

d. Sebelah selatan berbatasan dengan jalan lintas jambi bungo

Dilihat dari letak geografis Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng

Rendah Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari ini cukup strategis, dimana

Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah Kecamatan Mersam

Kabupaten Batanghari berada di tenggah Desa Benteng Rendah dan berada di

jalan lintas, sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat Desa

Benteng Rendah Kecamatan Mersam ini.

4.1.2 Struktur Organisasi

Setiap lembaga pendidikan tentunya mempunyai struktur organisasi sekolah.

Struktur organisasi sangat berperan dalam setiap lembaga pendidikan untuk

menjalankan tugas kepala sekolah

4.1.3 Identitas Sekolah

4.1.4 Keadaan Guru, Pegawai dan Siswa

4.2 Temuan Penelitian

Peneliti mengumpulkan data menggunakan teknik wawancara, observasi,

dan dokumentasi. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi

diperoleh data tentang implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan di

Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah Kecamatan Mersam

Kabupaten Batanghari yang ditinjau dari kebijakan sekolah, program sekolah dan.

Deskripsi hasil penelitian sebagai berikut.

4.2.1 Penetapan Visi dan Misi Sekolah

Dalam sebuah organisasi, tujuan pelaksanaan program kegiatan yang

direncanakan biasanya sudah tertuang dalam visi dan misi organisasi tersebut,

pada Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah Kecamatan Mersam

Kabupaten Batanghari, penanaman pendidikan karakter peduli lingkungan telah

tergambar dalam visi dan misi Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah

Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari.

Berdasarkan hasil observasi penulis, visi dan misi Sekolah Dasar Negeri

Nomor 99/I Benteng Rendah Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari ini yaitu

visi dari Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah Kecamatan Mersam

Kabupaten Batanghari adalah “Berprestasi, Berakhlak Mulia serta Berwawasan

Lingkungan”. Sedangkan misi dari Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng

Page 25: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

Rendah Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari ini yaitu “Meningkatkan mutu

pendidikan warga sekolah, berprestasi akademik, minimal di tingkat Kecamatan

dan Kabupaten, Mewujudkan lulusan yang berbudi pekerti dan berakhlak mulia,

Menciptakan lingkungan yang asri”. (Observasi, Tanggal 22 Agustus 2017).

Berdasarkan visi dan misi diatas, Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I

Benteng Rendah Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari ini terlihat bertujuan

untuk mengimplementasikan pendidikan karakter peduli lingkungan. Hal ini

sebagaimana hasil wawancara penulis dengan Bapak Fauzan, S.Pd., MM, kepala

Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah Kecamatan Mersam

Kabupaten Batanghari, yang menyatakan sebagai berikut :

“Saya memilih visi dan misi tersebut karena menjaga kelestarian

lingkungan dan kebersihan lingkungan menjadi kewajiban bagi

setiap manusia, kesalahan perlakuan manusia terhadap

lingkungan telah banyak menyebabkan bencana alam seperti

banjir, tanah longsor dan masih banyak bencana alam lainnya.

Untuk itu pendidikan karakter peduli lingkungan harus di

implementasikan sejak dini, agar siswa-siswa mengerti dan

terbiasa bersikap peduli terhadap peduli lingkungan sekolah

dimanapun ia berada seperti dirumah menjaga kebersihan juga

menjadi kewajiban kita karena pada hakikattnya manusia di

ciptakan sebagai pemimpin atau kholifah di muka bumi maka

kita wajib menjaga kelestarian lingkungan kita itu.”

(Wawancara, Tanggal 22 Agustus 2017).

Pendidikan karakter peduli lingkungan memang sudah seharusnya diajarkan

kepada peserta didik sejak dini atau pada di usia sekolah dasar, karena dengan di

tanamkannya nilai pendidikan karakter peduli lingkungan di usia sekolah dasar

peserta didik akan menjadi terbiasa dan peduli terhadap lingkungan. Sekolah

Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah Kecamatan Mersam Kabupaten

Batanghari sangat peduli terhadap lingkungan, hal ini terlihat lingkungan sekolah

yang sangat bersih, tertata dengan baik.

Dengan kondisi lingkungan sekolah yang demikian, penulis mewancarai

salah satu guru di Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah Kecamatan

Mersam Kabupaten Batanghari, yaitu dengan Ibu Masita, S.Pd yang menjelaskan

bahwa :

“Di sekolah ini sangat peduli terhadap lingkungan sekolah

awalnya saya mengajarkan kepada anak peduli terhadap

lingkungan itu sangat susah ada sebagian siswa itu yang bandel

disuruh untuk mengambil sampah ada sebagian siswa yang tidak

patuh tapi dengan beriringan dengan waktu lama kelamaan

siswa sadar dengan sendirinya. Dan setiap harinya ada guru

yang piket untuk mengontrol anak untuk membersihkan

lingkungan sekolah, Tetapi kondisi bangunan sekolah ini rawan

dengan banjir dan kami sebagai warga disekolah sudah sangat

merasakan bagaimana dampak dari banjir tersebut. Maka dari itu

kami menerapkan pendidikan karakter peduli lingkungan kepada

siswa dan kami menggajarkan kepada siswa agar peduli kepada

lingkungan.” (Wawancara, Tanggal 22 Agustus 2017).

Page 26: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara penulis diatas, sudah

terlihat bahwa pada Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah

Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari pengimplementasian pendidikan

karakter peduli lingkungan sudah tergambar pada visi dan misi sekolah. Dengan

visi dan misi tersebut, sekolah membuat program-program kebijakan yang akan

dilaksnakaan dalam mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan tersebut.

4.2.2 Program Sekolah

Sebagai bentuk realisasi visi sekolah dengan salah satu indikator yang

memuat nilai peduli lingkungan, sekolah memiliki beberapa program-program

pendukung yang diupayakan pelaksanaannya. Program-program sekolah sangat

menentukan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Dalam implementasi

pendidikan karakter peduli lingkungan, Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I

Benteng Rendah Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari telah membuat

program-program untuk melaksanakan pendidikan karakter peduli lingkungan.

Pendidikan karakter peduli lingkungan bukan saja di berikan kepada siswa secara

teoritis saja, akan tetapi lebih ditekankan secara prakteknya.

Hal ini terlihat dimana siswa terbiasa melaksanakan aktivitas

membersihkan lingkungan kelas dan lingkungan sekolah. Sebagaimana hasil

observasi penulis di kelas III Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah

Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari, penulis melihat aktivitas siswa sedang

membersihkan lingkungan kelas, membersihkan kelas, membuang sampah pada

tempat yang telah disediakan sekolah, dan menyirami taman kelas. Kegiatan siswa

ini tanpa dikomando oleh guru. Di kelas lain aktivitas siswa membersihkan

lingkungan kelas juga terlihat. (Observasi, Tanggal 22 Agustus 2017).

Setelah penulis melakukan observasi, kemudian penulis melalukan

wawancara dengan Bapak kepala Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng

Rendah Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari, yaitu Bapak Fauzan, S.Pd.,

MM yang mengatakan sebagai berikut:

“Untuk kegiatan rutin kami menetapkan kegiatan piket kelas

setiap kelas harus ada daftar piketnya jadi kebersihan kelas di

jaga siswa itu sendiri setiap hari semua siswa bergantian

membersihkan kelas berdasarkan jadwal yang sudah ada. Selain

itu ada juga kegiatan sabtu bersih kegiatan gotong royong semua

siswa beserta guru dan pokoknya warga sekolah bersama-sama

membersihkan sekolah .” (Wawancara, Tanggal 22 Agustus

2017).

Selanjutnya penulis mewawancarai Kepala Sekolah Dasar Negeri Nomor

99/I Benteng Rendah Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari dengan beberapa

pertanyaan, yaitu Bapak Fauzan S.Pd MM yang mengatakan sebagai berikut :

“Sudah, wc sudah ada tapi tidak setiap kelas memiliki wc satu

wc untuk semua. wc siswa terletak di ujung kelas disebelah

kelas satu” (wawancara Tanggal, 22 Agustus 2017)

“untuk yang kelas dua dan tiga alhamdulillah sudah terbiasa

namun kelas satu itu masih harus di paksa dulu karena belum

Page 27: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

terbiasa maklum siswa masih anak-anak” (wawancara Tanggal,

22 Agustus 2017)

“Iya, setiap sebelum jam pelajaran itu siswa membersihkan

halaman sekolah terlebih dahulu cuma sebentar sebelum masuk

jam pelajaran bersih-bersih dulu halaman sekolah untuk yang

didepan kelas siswa yang piket membersihkannya” (wawancara

Tanggal, 22 Agustus 2017)

“Iya yang kelas dua dan tiga alhamdulillah tidak merusak

bahkan mereka selalu menjaga taman-taman didepan kelas

kecuali kelas satu seperti yang di bilang tadi belum terbiasa

karena masih baru” (wawancara Tanggal, 22 Agustus 2017)

“caranya siswa di ajak terlibat dalam pembuatan taman, pagar

taman, menanam bunga jadi rasa memiliki terhadap taman

tumbuh dalam diri siswa dan kalau taman rusak yang

memperbaikinya mereka juga” (wawancara Tanggal, 22 Agustus

2017)

“Gak ada, jarang anak masuk ke dalam taman karena taman ada

pagarnya” (wawancara Tanggal, 22 Agustus 2017)

“Ada, pasti setiap sekolah pasti ada yang bertugas khusus

membersihkan sekolah itukan sudah dikoper oleh pelayan

sekolah” (wawancara Tanggal, 22 Agustus 2017)

“kalau pas lagi sabtu bersih kadang siswa ikut” (wawancara

Tanggal, 22 Agustus 2017)

“Gotong royong yang rutin setiap hari sabtu bersih semua siswa

di ajak bersih-bersih bersama guru-gurunya juga pokoknya

warga sekolah kami bersama-sama membersihkan lingkungan

sekolah” (wawancara Tanggal, 22 Agustus 2017)

“Untuk taman ada didepan kelas yang bertugas menjaganya

otomatis siswa yang didekat tamn itu” (wawancara Tanggal, 22

Agustus 2017)

“Kebersihan sekolah ini menjadi tanggung jawab warga sekolah

menjaga kebersihan namun yang paling bertanggung jawab ya

pelayan sekolah tapi untuk mendidik siswa agar selalu

membiasakan peduli terhadap lingkungan maka siswa juga di

ajak untuk menjaga kebersihan sekolah dan siswa juga selalu di

libatkan dalam kegiatan menjaga kebersihan sekolah gotong

royong,menjaga menjaga kebersihan kelas terus menjaga taman

dan lain-lainnya.” (wawancara Tanggal, 22 Agustus 2017)

Page 28: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

Selanjutnya penulis mewawancai kepala sekolah dengan keteladanan dari

kepala sekolah dan guru dalam meneladankan sikap dan perilaku peduli

lingkungan pada siswa.

“Sebagai kepala sekolah saya mulai dari diri saya sendiri untuk

selalu menjaga kebersihan baik diruangan saya ataupun di

kantor ini saya selalu menekankan kepada guru untuk menjaga

kebersihan untuk jadi contoh kepada siswa agar selalu menjaga

kebersihannya. Selain itu, pada kegiatan sabtu bersih juga semua

guru saya tekankan harus ikut dalam kegiatan bersih-bersih itu

supaya siswa bisa melihat bahwa gurunya juga peduli terhadap

lingkungan itu”(wawancara Tanggal, 22 Agustus 2017)

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah menunjukkan bahwa

bentuk kegiatan rutin yang dilakukan sekolah dalam mengimplementasikan

pendidikan karakter peduli lingkungan adalah piket kelas setiap pagi, gotong

royong, kepala sekolah juga menekankan kepada guru untuk menjaga kebersihan

untuk menjadi contoh kepada siswa dan selanjutnya fasilitas nya pun sudah cukup

memadai seperti sapu, kain pel, tong sampah dan lain-lainnya.

Pernyataan tersebut diperkuat dengan hasil wawancara penulis dengan Ibu

Masita S.Pd, guru sekaligus wali kelas III Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I

benteng Rendah Kecamatan Mersam Kabupaten batanghari yang mengatakan

sebagai berikut:

“Kegiatan yang dilaksanakan biasanya di sekolah ini yaitu

dengan menerapkan piket kelas setiap paginya piket kelas ini

sudah disusun selama satu semester jadi dengan demikian setiap

pagi siswa sudah terjadwal dalam piket kelas tersebut

melaksanakan tugasnya. Dan piket kelas ini di kontrol oleh

walikelas masing-masing selain dari pada itu kegiatan peduli

lingkungan sekolah juga di terapkan dengan membiasakan setiap

sabtu pagi membersihkan lingkungan sekolah bersama-sama

dengan siswa, guru pokoknya anggota warga yang berada di

lingkungan sekolah kegiatan ini di lakukan bertujuan untuk

menumbuhkan pendidikan karakter peduli lingkungan.”

(Wawancara, 26 Tanggal Agustus 2017).

Hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru diatas diperkuat dengan

hasil observasi penulis pada Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah

Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari ini dimana penulis melakukan

observasi dan penulis menemukan bahwa disetiap kelas terlihat sebagian siswa

melakukan rutinitas membersihkan ruangan kelas, dan menyirami taman kelas,

hal ini juga dilakukan oleh kelas-kelas yang lain. Selain dari kegiatan

membersihkan kelas dan lingkungan kelas, implementasi pendidikan karakter

peduli lingkungan juga nampak diterapkan, hal ini terlihat dimana ada kegiatan

rutinitas setiap hari sabtu pagi warga sekolah mulai dari siswa sampai kepada guru

melakukan kegiatan peduli lingkungan sekolah dengan membersihkan lingkungan

sekolah bersama-sama. (Observasi, Tanggal 22 Agustus 2017).

Hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru diperkuat dengan hasil

observasi kegiatan rutin sekolah selama peneliti melakukan pengamatan.

Page 29: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

Berdasarkan hasil observasi selama pengamatan diperoleh hasil bahwa sekolah

melaksanakan kegiatan piket kelas yang sudah sesuai jadwal mulai dari kelas I

sampai Kelas VI. Siswa yang bertugas piket datangnya lebih awal sampai

sekolah. Pada saat piket pagi, siswa yang bertugas piket membersihkan dan

merapikan ruang kelas dengan cara menyapu, menggepel, menata meja dan kursi,

serta menata buku pelajaran yang ada di kelas masing-masing. Siswa yang

bertugas piket juga membersihkan lingkungan sekitar kelas, selain dari pada itu

siswa juga menyirami taman yang ada di depan kelas. Setiap pulang sekolah

petugas piket merapikan dan membersihkan ruang kelas. Kegiatan meliputi

menutup jendela, merapikan kursi, menyapu ruang kelas, mematikan lampu dan

kipas angin, menata buku dan menggunci pintu kelas. Hasil wawancara dan

observasi diperkuat dengan hasil dokumentasi pelaksanaan kegiatan piket rutin

sekolah. Setiap kelas menyusun regu atau petugas piket harian kelas. Jadwal piket

harian kelas di setiap kelas mulai dari kelas I sampai kelas VI di tempel di dinding

ruang kelas.

4.2.3 Penyediaan Sarana Pendukung

Dalam mengimplementasikan pendidikan karakter peduli lingkungan,

keberadaan sarana sangat dibutuhkan, tanpa adanya sarana pendukung, maka

implementasi pendidikan karakter tidak akan berjalan dengan optimal. Sarana

pendukung yang penulis maksud disini adalah sarana untuk mendukung

implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan. Beberapa sarana pendukung

yang dimaksud antara lain penyediaan tempat sampah di berbagai tempat dalam

kondisi sudah bersih dari sampah setiap pagi hari, penyediaan toilet dan air

bersih, penyediaan peralatan kebersihan dan perawatan lingkungan, taman-taman

sekolah, serta slogan-slogan dan atau poster peduli lingkungan di berbagai sudut

sekolah.

Berdasarkan observasi penulis di Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I

Benteng Rendah Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari ini, penulis

menemukan bahwa sarana pendukung implementasi pendidikan karakter peduli

lingkungan sudah cukup memadai, hal ini terlihat dimana tersedianya tempat

sampah yang tertata dengan rapi di depan lokal, adanya poster yang bersifat

menggajak untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah, adanya jadwal piket

kelas yang ditempel di dalam ruangan kelas, adanya alat-alat kelengkapan untuk

membersihkan lingkungan sekolah. (Observasi, Tanggal 22 Agustus 2017).

Setelah penulis melakukan observasi, selanjutnya penulis melakukan

wawancara dengan Bapak Fauzan, S.Pd., MM, selaku kepala Sekolah Dasar

Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari,

sebagai berikut :

“Ruang dan fasilitas yang kami siapkan seperti alat-alat

kebersihan kalau ada permintaan dari siswa atau guru-guru

misalnya, ada tong sampah yang rusak kami segera

menggantikannya seperti sapu, kain pel, itu sudah disediakan

setiap kelas.”(wawancara Tanggal 22 Agustus 2017)

Selanjutnya penulis mewancarai salah satu guru Sekolah Dasar Negeri

Nomor 99/I Benteng Rendah Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari, yaitu

dengan Ibu Masita, S.Pd, sebagai berikut :

Page 30: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

“Alhamdulillah untuk sejauh ini kelengkapan sarana untuk

kebersihan lingkungan pada sekolah kami ini sudah cukup

memadai sekolah sudah menyediakan berbagai macam sarana

kebersihan sebagai bentuk kepeduliaan terhadap lingkungan

sekolah. Sampai-sampai poster yang bertuliskan tentang

menjaga lingkungan sekolah sudah ada sehingga untuk

mengimplementasikan pendidikan karakter peduli lingkungan

bisa teroalisasi.” (Wawancara, Tanggal 26 Agustus 2017).

Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah Kecamatan Mersam

Kabupaten Batanghari ini memiliki tenaga kebersihan sebanyak 1 (satu) orang,

yang bertugas membersihkan dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah.

Dengan adanya tenaga kebersihan ini, seharusnya siswa tidak lagi terlibat untuk

menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Namun pada Sekolah Dasar Negeri

Nomor 99/I Benteng Rendah Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari ini

siswanya sangat antusias dalam membersihkan dan menjaga kebersihan

lingkungan sekolah, hal ini dikarenakan sekolah menerapkan pendidikan karakter

peduli lingkungan kepada siswa-siswanya. Selain dari pada itu budaya sekolah

yang sangat peduli terhadap lingkungan juga menjadi faktor penyebab terbiasanya

siswa-siswa dalam membersihkan dan menjaga lingkungan sekolah.

4.2.4 Budaya Sekolah

Pada dasarnya, budaya sekolah menunjuk pada kebiasaan- kebiasaan yang

ditampilkan dan tindakan-tindakan yang ditunjukkan oleh warga sekolah dalam

kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah. Berkaitan dengan implementasi

nilai peduli lingkungan maka kebiasaan atau tindakan yang dimaksud juga

berkaitan dengan nilai peduli lingkungan.

Hasil pengamatan yang didukung dengan hasil wawancara dan dokumentasi

menunjukkan adanya kebiasaan, kegiatan pembiasaan berbasis partisipasi,

keteladanan, hukuman, dan penghargaan dalam implementasi nilai peduli

lingkungan di Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah Kecamatan

Mersam Kabupaten Batanghari.

Hal ini sebagaimana hasil observasi penulis, dimana pada warga sekolah

setiap hari sabtu pagi bersama-sama dengan siswa untuk membersihkan

lingkungan sekolah, program ini sebagai bentuk implementasi pendidikan

karakter peduli lingkungan. Dengan adanya budaya sekolah ini dapat memberikan

nilai pendidikan kepada siswa bahwa peduli lingkungan adalah tugas semua

warga sekolah. (Observasi, Tanggal 30 Agustus 2017).

Salah satu kebiasaan yang ditunjukkan Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I

Benteng Rendah Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari berkaitan dengan

nilai peduli lingkungan adalah kebiasaan siswa dalam hal membuang sampah.

Berdasarkan hasil observasi, peneliti mendapati kebiasaan siswa dalam

membuang sampah langsung di tempat sampah. Selain dari pada itu siswa juga

sudah terbiasa membersihkan ruang kelas dan lingkungan kelas, siswa terlihat

sangat bertanggung jawab dengan jadwal piket yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan, penulis melihat siswa

membuang sampah jajannya di tempat sampah, kondisi lain terlihat siswa

membersihkan ruang kelas dan membuang sampah pada tempah sampah. Kondisi

Page 31: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

yang demikian bukan hanya terjadi pada satu kelas saja, melainkan setiap kelas

terlihat adanya aktivitas siswa membersihkan ruang kelas, lingkungan kelas dan

menyirami taman kelas. (Observasi, Tanggal 30 Agustus 2017).

Berdasarkan dari hasil observasi penulis diatas, bahwa implementasi

pendidikan karakter peduli lingkungan pada Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I

Benteng Rendah Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari ini sudah berjalan

dengan optimal, ini terlihat dimana aktivitas warga sekolah mulai dari para guru

sampai dengan siswa-siswa sangat peduli terhadap lingkungan sekolah, adanya

kegiatan piket rutin dikelas dan adanya kegiatan sabtu bersih yang secara

bersama-sama dilakukan oleh para guru dan siswa. Namun dalam implementasi

pendidikan karakter peduli lingkungan pada Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I

Benteng Rendah Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari ini masih

menemukan kendala dalam pelaksanaan implementasi pendidikan karakter peduli

lingkungan.

4.2.5 Kendala Implementasi Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan

Dalam melaksanakan setiap program kegiatan, sudah pasti menemukan

kendala, begitu juga Implementasi Pendidikan Karakter peduli lingkungan di

Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah Kecamatan Mersam

Kabupaten Batanghari ini. Kendala yang dihadapi sekolah ini yaitu bagunannya

yang berdiri pada daratan rendah, sehingga sering sekali terkena banjir.

Sebagaimana observasi penulis pada Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I

Benteng Rendah Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari ini, dimana pada saat

hujan, perkarangan sekolah ini terkena banjir dan becek, sehingga siswa tidak bisa

membersihkan lingkungan sekolah. Bangunan sekolah ini panggung dikarenakan

sekolah ini berada pada dataran rendah. Jika masuk waktunya musim penghujan

akan menghambat siswa dan warga sekolah untuk melakukan kebersihan

lingkungan sekolah. (Observasi, Tanggal 30 Agustus 2017).

Berkenaan dengan kendala sekolah dalam implementasi pendidikan

karakter peduli lingkungan, penulis melakukan wawancara dengan kepala sekolah

Bapak Fauzan S.Pd, MM yang mengatakan sebagai berikut :

“Kendala di sekolah dasar ini berada di daerah dataran rendah

karena belakang sekolah dasar ini ada sungai apabila musim

hujan itu di halaman sekolah langsung tergenang sampai bawah

kelas kadang-kadang sudah kami bersihkan. Sudah besih-bersih

turun hujan banjir dan kotor lagi dan becek sampai kedepan

kelas siswa naik basah-basah dan becek kotor itu naik nempel

kena sepatunya tadi.” (Wawancara, Tanggal 22 Agustus 2017).

Berdasarkan kendala di atas ini adalah cara mengatasi kendala tersebut

penulis melakukan wawancara dengan kepala sekolah Bapak Fauzan S.Pd, MM

yang mengatakan sebagai berikut :

“Kendalanya yaitu sekolah ini dulunya di bangun rendah cuma

karena masalah yang sudah di jelaskan tadi sering banjir maka

di bangun jadi berbentuk rumah panggung tiga lokal sudah

berbentuk permanen dan sisanya masih semi

permanen.”(Wawancara, Tanggal 22 Agustus 2017)

Page 32: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

Berdasarkan observasi dan wawancara penulis mengenai kendala sekolah

dalam implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan di Sekolah

Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah Kecamatan Mersam Kabupaten

Batanghari ini yaitu lokasi sekolah ini berdiri bangunannya pada dataran

rendah, walaupun sekolah ini bangunannya panggung, jika terjadi banjir

lingkungan sekolah ini menjadi tidak kondusif dan warga sekolah tidak

dapat menjaga kebersihan lingkungan sekolah

Page 33: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana yang telah

penulis uraikan pada bab sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat penulis

simpulkan bawah implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan di Sekolah

Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah Kecamatan Mersam Kabupaten

Batanghari yaitu melalui :

5.1.1 Penetapan visi dan misi sekolah. Visi Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I

Benteng Rendah Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari yaitu

Berprestasi, Berakhlak Mulia serta Berwawasan Lingkungan. Sedangkan

misinya Meningkatkan mutu pendidikan warga sekolah, berprestasi

akademik, minimal di tingkat Kecamatan dan Kabupaten, Mewujutkan

lulusan yang berbudi pekerti dan berakhlak mulia, Menciftakan

lingkungan yang asri. Melalui visi dan misi ini

5.1.2 Program Sekolah. Adapun program sekolah dalam mengimplementasi

pendidikan karakter peduli lingkungan di Dasar Negeri Nomor 99/I

Benteng Rendah Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari selain melalui

materi yang diberikan dalam proses belajar mengajar, program lainnya

yaitu membuat jadwal piket kelas dan menyelenggarakan kegiatan sabtu

bersih yang dilakukan oleh guru, tenaga kependidikan dan seluruh siswa.

5.1.3 Penyediaan sarana pendukung. Untuk mengimplementasikan pendidikan

karakter peduli lingkungan, Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng

Rendah Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari ini yaitu membuat

poster tentang peduli lingkungan sekolah, menyediakan tempat sampah

yang bersih di setiap kelas, menyiapkan sapu ruangan dan sapu taman,

menyediakan alat untuk menyirami taman kelas, dan kelengkapan

kebersihan lainnya.

5.1.4 Budaya Sekolah. Pada Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah

Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari, budaya sekolah dalam

mengimpelementasikan pendidikan karakter peduli lingkungn yaitu guru

memberikan contoh langsung melalui kegiatan sabtu bersih, dimana para

guru bersama-sama dengan siswa untuk membersihkan lingkungan sekolah

sebagai bentuk peduli terhadap lingkungan sekolah. Melalui kegiatan ini

dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa terhadap kebersihan

lingkungan sekolah.

5.1.5 Adapun kendala Sekolah Dasar Negeri Nomor 99/I Benteng Rendah

Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari dalam implementasi pendidikan

karakter peduli lingkungan yaitu sekolah ini didirkan di dataran yang cukup

rendah, sehingga sering sekali terkena banjir, dan hal ini sangat mempersulit

sekolah untuk mengimplementasikan pendidikan karakter peduli lingkungan

secara langsung.

Page 34: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

5.2. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penulis, dalam penulisan ini

penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :

5.2.1 Bagi pihak sekolah, agar kiranya terus meningkatkan pendidikan karakter

peduli lingkungan sekolah, karena hal ini sangat penting untuk siswa.

Dengan tumbuhnya rasa tanggung jawab siswa terhadap lingkungan

sekolah, diharapkan siswa juga akan mempunyai rasa tanggung jawab

terhadap lingkungan disekitarnya.

5.2.2 Bagi Pemerintah Kabupaten batanghari agar kiranya dapat mencari solusi

agar sekolah ini tidak lagi terkena banjir, karena selain sekolah ini tidak

dapat melaksanakan secara langsung pendidikan karakter peduli lingkungan,

sekolah ini menjadi sangat kotor sekali setelah terkena banjir. Selain

daripada itu, proses belajar mengajar juga menjadi terkendala.

Page 35: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo & Sutardjo. 2013. Pembelajaran Nilai Karakter: Komstruktivisme dan

VCT Sebagai Inofasi Pendekatan Pembelajaran Afekti. Jakarta:

Rajagrafindo Persada.

Aqib, Z. 2012. Pendidikan Karakter di Sekolah: Membangun Karakter dan

Kepribadian Anak. Bandung: Yrama Widya.

Arikunto. S. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Asmani, J. M. 2012. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di

Sekolah. Yogyakarta: Diva Press.

Daryanto & Darmiatun. S. 2013. Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah.

Yogyakarta :Gava Media.

Fadlillah, M & Khorida, L. M. 2013. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini:

Konsep dan Aplikasinya dalam PAUD. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Fathurrohman, P., Suryana, Aa., & Fatriani, F, 2013. Pengembangan Pendidikan

Karakter. Bandung: Refika Aditama.

Fitri & Zaenul, A. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di

Sekolah. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Hidayatullah, F. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa.

Surakarta: Yuma Pustaka.

John. E, 2005. Kamus Populer. Jakarta: Rieneka Cipta Media.

Kadir, A., Fauzi, A., Yulianto, E., Baehaqi., Kurmianto, R., Rosmiati., & Nu’man,

A. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta :Kencana Prenada Media

Group

Marijan. 2012. Upaya Pengembalian Pendidikan Karakter Peserta Didik yang

Hilang dan Implementasinya di Sekolah. Proceeding, Seminar Nasional.

Yogyakarta: IKA UNY.

Moleong, L. J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. (Alih bahasa: Hasan Basari).

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muhtadai, A. 2011. Tingkatkan Taqwa melalui Kepedulian Lingkungan. Jakarta:

Deputi Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat

Kementerian Lingkungan Hidup dan Lembaga Penanggulangan Bencana

dan Perubahan Iklim Pengurus Besar Nadhatul Ulama.

Mukhtar. 2009. Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah. Jakarta: Rineka

Cifta.

Musfah. 2011. Pendidikan Karakter:Sebuah Tawaran Model Pendidikan Holistik

Integralistik,. Jakarta: Prenada Media.

Naim, N. 2012. Character Building: Optimalisasi Peran Pendidikan dalam

Pengembangan Imu dan Pembentukan Karakter Bangsa. Yokyakarta:

Ar-Ruzz Media.

Page 36: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI …repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL SKRIPSI.pdf · diterapkan kegiatan peduli lingkungan namun masih kurangnya minat siswa tentang kepedulian

Rohman, A. 2009. Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:

Laksbang Mediatama Yogyakarta.

Sadulloh, U. 2010. PEDAGOGIK (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta.

Samani, M & Heriyanto. 2013. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudjiono. A. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rineka Cifta.

Sugihartono. Fathiyah, K.N., Harhap, F., Setiawati, F.G., & Nurhayati, S.T. 2007.

Psikologi Pendidikan.Yogyakarta: UNY Press.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sulistyowati, E. 2012. Implementasi Kurikulum Pendidikan Karakter:

(Dilengkapi cara penyusunan dan contoh dokumen KTSP, Silabus dan

RPP Ingrasi nilai Budaya dan Karakter Bangsa). Yokyakarta: Citra Aji

Parama.

Suwarno, W. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Ar – Ruzz Media

Uno, H. B. & Mohamad, N. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta

: PT BumiAksara.

Wibowo, A. 2012. Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa

Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wiyani, N. A. 2013. Manajemen Pendidikan Karakter: Konsep dan Aplikasinya

di Sekolah. Yokyakarta: Pedagogia.

Zuchdi, D. 2011. Pendidikan Karakter dalam Perspektif Teori dan Praktek.

Yokyakarta: Uny Press.