implementasi pendidikan karakter pada santri di...
TRANSCRIPT
i
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA
SANTRI DI PONDOK PESANTREN HIDAYATUL
MUBTADI-IEN KALIBENING SALATIGA
TAHUN 2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
DEWI USWATUN KHASANAH
NIM 111-12-073
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
Man jadda wajada
Man shabara zhafira
Man sara ala darbiwashala
Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang disertai
dengan do’a, karena sesungguhnya nasib seorang manusia tidak akan berubah
dengan sendirinya tanpa usaha.
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku tercinta yaitu bapak Ngabedi dan ibu Sartinah,
yang senantiasa selalu mencurahkan kasih sayang, mendidik dan
membimbingku, dan do‟a restu yang tak pernah putus serta nasihat-
nasihatnya yang selalu ku rindukan.
2. Kedua kakakku tercinta mbak Umi dan Mas Ali yang senantiasa selalu
membuatku semangat dalam belajar dan membuatku lebih
bertanggung jawab dalam segala hal.
3. Keluarga besarku yang tak henti-hentinya memberi semangat dan
bimbingan kepada ku.
4. Keluarga besar pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien yang selalu
mendukung dan menyemangatiku.
5. Kepada beliau Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku pembimbing skripsi
yang senantiasa selalu mengarahkan dan membimbingku dengan
penuh ketulusan dan kesabaran.
6. Sahabat-sahabatku, Ambar, Iik, Anisa, Ariyani, Nurus, Nurul, Arifah
yang selalu menyemangati ku dalam membuat skripsi.
7. Semua teman-teman angkatan 2012 yang sama-sama berjuang dalam
menuntut ilmu.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada
Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat diberi kemudahan dalam menyelesaikan sekripsi yang
berjudul Implementasi Pendidikan Karakter pada Santri di Pondok
Pesantren Hiayatul Mubtadi-Ien Kalibening Salatiga Tahun 2016.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Agung,
Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut-Nya.
Penulis mengakui dan sadar bahwa skripsi ini tidak akan selesai
tanpa motivasi, dukungan, bentuan, dan bimbingan dari berbagai pihak
yang berkait. Sungguh menjadi kebahagiaan yang tiada tara penulis
rasakan setelah skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis ucapkan terima
kasih dengan setulusnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Kepala Jurusan Pendidikan Agama
Islam (PAI), pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
ix
x
ABSTRAK
Khasanah, Dewi Uswatun. 2016. Implementasi Pendidikan Karakter pada
Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien Kalibening
Salatiga Tahun 2016. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam
Negeri Salatiga. Pembimbing Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
Kata Kunci: Implementasi, Pendidikan Karakter, dan hambatan serta
solusi.
Pendidikan karakter adalah suatu usaha yang dilakukan agar dapat
membentuk diri, membina diri, mengarahkan, mendidik sesorang agar
menjadi lebih baik dan mempunyai akhlakul karimah yang berdasarkan
rukun-rukun Islam dan sesuai ajaran Islam. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui: (1)Bagaimana pendidikan karakter di pondok pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien tahun 2016? (2) Bagaimana implementasi
pendidikan karakter pada santri di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-
Ien tahun 2016? (3) Apa hambatan dan solusi pendidikan karakter pada
santri di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien tahun 2016?.
Untuk menjawab pertanyaan diatas, penelitian menggunakan
pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut
adalah metode wawancara, metode observasi, dan metode dokumentasi.
Objek peneliti adalah pengasuh pondok pesantren, dewan asatidz,
pengurus dan sebagian santri di pondok pesantren hidayatul Mubtadi-Ien
Kalibening Salatiga.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan : 1) Pendidikan karakter
adalah suatu usaha yang dilakukan agar dapat membentuk diri, membina
diri, mengarahkan, mendidik sesorang agar menjadi lebih baik dan
mempunyai akhlakul karimah yang berdasarkan rukun-rukun Islam dan
sesuai ajaran Islam. 2) Implementasi pendidikan karakter di pondok
pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien dengan mengenalkan pembelajaran
kitab-kitab akhlak berjalan dengan baik dan efektif. Di pondok pesantren
sejak awal sudah di ajarkan kitab-kitab akhlak supaya karakter santri
terbentuk dengan baik. 3) Hambatan dan solusi pendidikan karakter.
Hambatannya yaitu: (a) Kurangnya pengetahuan santri.(b) Pengaruh dari
teman-teman sekolah dari luar.(c) Santri kurang disiplin.(d)Santri kurang
mentaati peraturan pondok pesantren.(e) Pergaulan teman luar.(f) Tidak
menggunakan waktu dengan baik. Dan solusi untuk mengatasi
hambatannya yaitu: (a) Mengajarkan santri tentang kesungguhan. (b)
Menekankan pembentukan akhlak. (c) Kerjasama antara sekolah dan
pondok pesantren. (d) Mendidik santri untuk lebih disiplin. (e) Membatasi
alat-alat elektronik seperti HP, leptop dan tv.(f) Memperketat peraturan.(g)
Menggunakan waktu dengan baik. (h) Bergaul dengan teman yang baik.(i)
Adanya dukungan.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL..................................................................................................................i
LEMBAR BERLOGO...........................................................................................ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................................iii
PENGESAHAN KELULUSAN...........................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.............................................................v
MOTTO.................................................................................................................vi
PERSEMBAHAN................................................................................................vii
KATA PENGANTAR.........................................................................................viii
ABSTRAK..............................................................................................................x
DAFTAR ISI..........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL...............................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................1
B. Fokus Masalah.......................................................................................5
C. Tujuan Penelitian...................................................................................5
D. Kegunaan Penelitian...............................................................................6
E. Penegasan Istilah....................................................................................6
xii
F. Metode Penelitian ..................................................................................8
G. Sistematika Penulisan...........................................................................16
BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................19
A. Pengertian Pendidikan Karakter...........................................................19
B. Jenis-Jenis Pendidikan Karakter..........................................................23
C. Ciri-Ciri Pendidikan Karakter..............................................................23
D. Macam-Macam Metode Pendidikan Karakter.....................................27
1. Macam-Macam Metode Pendidikan Karakter...............................27
a. Memakai Desain Pembelajaran untuk Pendidikan Karakter....27
b. Model Refleksi.........................................................................29
c. Medel Pembelajaran pembangun rasional...............................31
2. Macam-Macam Metode pembelajaran Tradisional di Pondok
Pesantren Salafiyah........................................................................32
a. Metode Sorogan ......................................................................32
b. Metode Wetonan/ Bandongan..................................................32
c. Metode Musyawarah/ Bahtsul Masa‟il....................................33
d. Metode Pengajian pasaran........................................................34
e. Metode Hafalan/ Muhafazhah..................................................34
f. Metode Demontrasi/ Praktik Ibadah........................................35
E. Pembelajaran Pendidikan Karakter pada Santri di Pondok Pesantren.36
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN...........................45
A. Paparan Data........................................................................................45
1. Gambaran Lokasi Penelitian..........................................................45
xiii
a. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-
Ien.............................................................................................45
b. Letak Geografis........................................................................46
c. Kondisi Pondok Pesantren.......................................................48
d. Sarana dan Prasarana................................................................49
e. Struktur Organisasi...................................................................51
f. Visi, Misi, dan Tujuan..............................................................52
g. Keadaan Santri dan Ustadz......................................................55
h. Bentuk-Bentuk Kegiatan..........................................................61
i. Kurikulum Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien.............65
j. Tata Tertib Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien............69
2. Gambaran Informan.......................................................................71
B. Temuan Penelitian................................................................................73
1. Persepsi pendidikan Karakter di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien....................................................................................73
2. Implementasi Pendidikan Karakter pada Santri di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien..................................................76
a. Sistem Pendidikan Karakter pada Santri..................................78
b. Cara Menerapkan Pendidikan Karakter pada Santri................79
c. Pelaksanaan/ Implementasi Pendidikan Karakter....................80
d. Metode Pendidikan Karakter....................................................83
e. Kegiatan dan Pembelajaran yang Mendukung Pembelajaran
Pendidikan Karakter.................................................................84
xiv
f. Sikap Santri dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter.............86
3. Hambatan dan Solusi Pendidikan Karakter pada Santri di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien..................................................87
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................92
A. Persepsi pendidikan Karakter di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-
Ien.........................................................................................................92
B. Implementasi Pendidikan Karakter pada Santri di Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien.........................................................................93
1. Sistem Pendidikan Karakter pada Santri di Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien...................................................................93
2. Metode Pembelajaran di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
Kalibening Salatiga........................................................................94
3. Implementasi Pendidikan Karakter pada Santri di pondok
pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien...................................................98
C. Hambatan dan Solusi Pendidikan Karakter pada Santri di pondok
pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien ........................................................99
1. Faktor Penghambat........................................................................99
a. Faktor penghambat para ustadz dalam membentuk pendidikan
karakter pada santri di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-
Ien.............................................................................................99
b. Faktor penghambat para pengurus dalam membentuk
pendidikan karakter pada santri di pondok pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien............................................................................101
xv
c. Faktor penghambat para santri dalam membentuk pendidikan
karakter...................................................................................101
2. Solusi yang di tempuh dalam mengatasi faktor penghambat.......102
BAB V PENUTUP.............................................................................................105
A. Kesimpulan........................................................................................105
B. Saran ..................................................................................................107
DAFTAR LAMPIRAN.
DAFTAR PUSTAKA.
BIOGRAFI PENULIS.
PEDOMAN WAWANCARA.
HASIL WAWANCARA.
LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI.
SURAT IZIN PENELITIAN.
SURAT KETERANGAN PENELITIAN.
DAFTAR NILAI SKK.
DOKUMENTASI WAWANCARA
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Gambaran-gambaran dan lokasi pondok pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien tahun 2016 ................................................................48
Tabel 2 Kondisi pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien tahun 2016 ... 48
Tabel 3 Sarana dan prasarana pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
tahun 2016......................................................................................50
Tabel 4 Data jumlah santri madrasah pondok pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien tahun 2016................................................................ 57
Tabel 5 Data jumlah santri putra pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
tahun 2016..................................................................................... 58
Tabel 6 Data jumlah santri putri pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
tahun 2016..................................................................................... 58
Tabel 7 Keadaan guru/ ustadz pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
tahun 2016......................................................................................59
Tabel 8 Kegiatan harian pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien tahun
2016................................................................................................62
Tabel 9 Kegiatan mingguan pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
tahun 2016......................................................................................62
xvii
Tabel 10 Kegiatan bulanan pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien tahun
2016................................................................................................63
Tabel 11 Kegiatan tahunan pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien tahun
2016................................................................................................64
Tabel 12 Jadwal pelajaran tahun 2016 madrasah TPA dan Ibtida‟ pondok
pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien...................................................66
Tabel 13 Jadwal pelajaran tahun 2016 madrasah Tsanawiyah pondok
pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien...................................................67
Tabel 14 Jadwal pelajaran tahun 2016 madrasah Aliyah pondok pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien...................................................................68
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan. Sifatnya mutlak dalam kehidupan, baik dalam
kehidupan seseorang, keluarga, maupun bangsa dan negara. Maju
mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan oleh maju mundurnya
pendidikan bangsa itu. Pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh
seseorang atau sekelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai
tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental
( Sudirman, dkk, 1989: 3-4).
Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 20, tahun 2003, pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan nasional
berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Hal ini bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Sahertian,
2008:1).
Pendidikan karakter, menurut Ratna Megawangi (2004: 95),
sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan
dengan bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
2
mereka dapat memberikan konstribusi yang positif kepada
lingkungannya. Definisi lainnya dikemukakan oleh Fakry Gaffar (2010:1),
sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuh
kembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam
perilaku kehidupan orang itu. Dalam definisi itu ada tiga ide pikiran
penting yaitu: 1) proses transformasi, 2) ditumbuh kembangkan dalam
kepribadian, dan 3) menjadi satu dalam perilaku. (Kesuma, dkk, 2012: 5).
Karakter juga merupakan sebuah pola, baik itu pikiran, sikap,
maupun tindakan, yang melekat pada diri seseorang dengan sangat kuat
dan sulit dihilangkan (Munir, 2010:3). Karakter merupakan bentuk
kegiatan manusia yang bersifat mendidik, yang bertujuan untuk
membentuk penyempurnaan individu dan melatih agar menjadi individu
yang lebih baik.
Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan akan penanaman
pendidikan nilai bagi generasi bangsa mulai nampak dan dirasakan penting
setelah maraknya berbagai bentuk penyimpangan asusila, moral ditengah
masyarakat. Hampir setiap hari ada saja pemberitaan di media cetak dan
elektronik tentang pembunuhan, pemerkosaan, seks bebas diluar nikah,
aborsi, peredaran dan pemakaian narkoba, bahkan kasus pemerasan yang
dilakukan anak usia sekolah dasar.
Hal tersebut tentu membuat gelisah dan cemas orang tua. Apalagi
pihak lembaga pendidikan yang mengemban tugas penting untuk
mendidik, melatih dan membimbing anak didiknya. Ini persoalan serius
3
dan perlu mendapat perhatian ekstra khususnya bagi pelaku-pelaku dunia
pendidikan (Damayanti, 2014:21).
Seiring perkembangan zaman, dan semakin meningkatnya
kebutuhan manusia akan pendidikan maka ada beberapa jenis pendidikan
yang dapat ditempuh guna memenuhi kebutuhan individu akan
pendidikan. Jenis-jenis pendidikan tersebut adalah: 1) Lembaga
pendidikan formal, pendidikan formal adalah pendidikan yang
berlangsung secara teratur, bertingkat dan mengikuti syarat-syarat tertentu
secara ketat, pendidikan ini berlangsung di sekolah. 2) lembaga
pendidikan nonformal yaitu pendidikan yang dilaksanakan secara teratur
dan sadar tetapi tidak perlu mengikuti peraturan yang ketat, dan 3)
lembaga pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang
dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar sepanjang
hayat, pendidikan ini dapat berlangsung dalam keluarga, dalam pergaulan
sehari maupun dalam pekerjaan, dan organisasi (Ahmadi, 1991: 97).
Pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan keagamaan yang
mempunyai kekhasan tersendiri dan berbeda dengan lembaga pendidikan
lainnya. Pendidikan di pesantren meliputi pendidikan islam, dakwah,
pengembangan kemasyarakatan dan pendidikan yang sejenis. Para peserta
didik pada pesantren disebut santri menetap di pesantren, disebut dengan
santri yang umumnya menetap di pesantren, disebut dengan istilah
pondok. Dari sinilah timbul istilah pondok pesantren (Direktorat Jendral
Kelembagaan Agama Islam, 2003:1).
4
Sejak zaman penjajahan, pondok pesantren merupakan lembaga
pendidikan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat.
Eksistensinya tidak diragukan lagi oleh masyarakat, lembaga itu ikut
menyelenggarakan pendidikan baik dari jalur pendidikan sekolah atau
pendidikan di luar sekolah.
Era globalisasi telah membawa pendidikan ke arah yang lebih maju
dan modern dan terus mengembangkan pembelajaran-pembelajaran yang
modern. Akan tetapi di pondok pesantren juga tak kalah dengan
pendidikan formal, di dalam pondok pesantren juga menerapkan
pendidikkan karakter untuk membangun santri agar menjadi seseorang
yang mampu dan melatih diri demi menuju kearah hidup yang lebih baik.
Sejak awal pertumbuhannya, tujuan utama pondok pesantren adalah 1)
menyiapkan santri mendalami dan menguasia ilmu agama islam atau yang
lebih dikenal dengan tafaqquh fid-din, yang diharapkan dapat mencetak
kader-kader ulama dan turut mencerdaskan masyarakat indonesia,
kemudian di ikuti dengan tugas, 2) dakwah menyebarkan agama islam dan
3) benteng umat dalam bidang akhlak.
Materi yang diajarkan di pondok pesantren kebanyakan adalah
kitab-kitab klasik yang berbahasa arab. Kegiatan-kegiatan yang dijalankan
juga membimbing dan mengarahkan santri agar menjadi santri yang
berpendidikan dan berakhlak mulia. Pendidikan di pondok pesantren
sangat berbeda dengan pendidikan formal di sekolah, pembelajaran yang
di ajarkan, kebiasaan yang di kerjakan,dan pergaulan seorang santri.
5
Dengan latar belakang di atas peneliti ingin mengetahui lebih jauh
bagaimana pendidikan karakter di bentuk di pondok pesantren, maka judul
dalam penelitian ini adalah “IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
KARAKTER PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN
HIDAYATUL MUBTADI-IEN KALIBENING SALATIGA TAHUN
2016”.
B. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah ini maka penulis memiliki
beberapa hal sebagai fokus penelitian dan tujuan dalam penelitian, yang
meliputi:
1. Bagaimana persepsi pendidikan karakter di pondok pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien tahun 2016?
2. Bagaimana implementasi pendidikan karakter pada santri di pondok
pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien tahun 2016?
3. Apa hambatan dan solusi pendidikan karakter pada santri di pondok
pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien tahun 2016?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian di atas, tujuan yang hendak di capai
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui persepsi pendidikan karakter di pondok pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien tahun 2016.
2. Untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter pada santri di
pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien tahun 2016.
6
3. Untuk mengetahui hambatan dan solusi pendidikan karakter pada
santri di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien tahun 2016.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
a. Memberi sumbangan dan memperluas wawasan
pendidikan karakter pada santri di pondok pesantren
Hidayatul Mubtadi-ien.
b. Memberi sumbangan fikiran dan informasi kepada
pengelola pesantren dalam menanamkan pendidikan
karakter.
2. Kegunaan Praktis
a. Menghantarkan dunia pondok pesantren agar dapat
menghadapi persoalan-persoalan perubahan globalisasi.
b. Menghantarkan seorang santri agar menjadi santri yang
lebih baik dan berakhlak mulia yang mampu
menghasilkan generasi yang bermanfaat di masyarakat.
E. Penegasan Istilah
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan supaya terhindar dari
timbulnya kesalah pahaman terhadap apa yang di kandung dalam skripsi
ini, maka perlu kiranya diperjelas dan dibatasi pengertiannya sebagai
berikut:
7
1. Implementasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia implementasi berarti
pelaksanaan atau penerapan. Susilo menyatakan bahwa implementasi
merupakan suatu penerapan ide, konsep, kebijakan, inovasi, dan suatu
tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa
perubahan, pengetahuan, ketrampilan maupun nilai dan
sikap(2007:174).
Jadi , implementasi yang di maksud oleh penulis yaitu suatu
penerapan dan pelaksanaan yang ada di pondok pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien. Seperti penerapan pendidikan karakter, yang mencakup
bagaimana penerapan kurikulum pembelajaran, kegiatan-kegiatan dan
pergaulan santri di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien.
2. Pendidikan Karakter
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan
untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan (Sahertian, 2008:1).
Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa
karakter adalah sifat atau ciri kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dari yang lain, tabiat dan watak. Dengan
demikian karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi
ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam
lingkup keluarga, masyarakat bangsa, dan negara. Individu yang
8
berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan
bisa mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia
buat (Damayanti, 2014: 11).
Jadi, pendidikaan karakter yang dimaksud penulis yaitu suatu
usaha yang dilakukan agar dapat membentuk diri menjadi baik dan
berakhlak mulia. Seperti yang telah ada pada pribadi Rasullah
tersemai akhlak mulia dan agung. Di sebutkan dalam Al Qur‟an surat
Al Ahzab ayat 21 yang artinya: “sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia
banyak menyebut nama Allah”.
Jadi yang dimaksud judul skripsi ini adalah pendidikan karakter
harus dimiliki seorang santri. Setiap santri pasti mempunyai karakter
tersendiri dan memiliki karakter yang berbeda-beda, maka setiap
santri di tanamkan pendidikan karakter agar dapat membentuk diri
menjadi baik dan berakhlak mulia. Di pondok pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien santri di tanami pendidikan karakter. Dengan pendidikan
karakter santri mampu menciptakan generasi pendidik yang berakhlak
mulia.
F. Metode Penelitian
Untuk mencapai penelitian yang failid, maka data harus sesuai dan
harus bisa dipercaya kebenarannya serta menggunakan metode yang sesuai
pula.
9
1. Pendekatan dan jenis penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian Lapangan Fieid research. Disini
penulis mengumpulkan data dari lapangan dengan mengadakan
penyelidikan secara langsung di lapangan untuk mencari berbagai
masalah yang ada relevansinya dengan penelitian ini (Moleong, 2009:
hal 3). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Yaitu
penelitian yang tidak menggunakan perhitungan (Moleong, 2009: hal
3).
Secara teknis penelitian kualitatif dapat diartiakan sebagai
penelitian yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada
manusia dalam bahasanaya dan dalam peristilahannya (Moleong, 2009
: hal 3).
Hasil penelitian yang didapat adalah data yang berisi pendidikan
karakter menurut santri, serta bagaimana implementasi pendidikan
karakter pada santri dan hambatan serta solusi pendidikan karakter
pada santri di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien.
2. Kehadiran penelitian
Peneliti hadir secara langsung pada obyek penelitian dalam rangka
pengumpulan data yang akan diolah menjadi deskripsi. Penelitian
dilaksanakan dalam cara wawancara dan pengamatan aktifitas sehari-
hari, maka peneliti terlibat secara langsung dan aktif dalam rangka
pengumpulan data.
10
3. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian adalah Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien
yang beralamat di Jl.Raden Patah 20 Kalibening Salatiga.
4. Instrumen penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau
penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human
instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan
sebagai sumbar data, melekukkan pengumpulan data, menilai kualitas
data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas
temuannya (Sugiyono, 2009 :222). Begitu pula yang dikatakan oleh
Moleong yaitu, peneliti sebagai instrumen karena ia merupakan
peneliti sekaligus pelaksana, pelaksanaan pengumpulan data analisis
dan penafsiran data dan akhirnya ia menjadi pelopor-pelopor hasil
penelitiannya. Pengertian instrumen atau alat penelitian di sini tepat
karena ia menjadi segalanya dari seluruh proses penelitian (Sugiyono,
2009 :121).
Dalam melakukan instrumen peneliti, peneliti itu sendiri
mencari data dengan memberikan pertanyaan tentang pendidikan
karakter kepada santri. Peneliti melakukan observasi di pondok
pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien secara langsung. Kemudian data dan
informasi yang didapat dianalisis dan dikelola oleh peneliti itu sendiri.
11
5. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah:
a) Data Primer
Sumber primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2009
:225). Adapun yang terlibat secara langsung sebagai sumber
data primer yaitu: Pengasuh Pondok Pesantren, Dewan
Asatidz, Pengurus, serta para Santri.
b) Data Sekunder
Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya liwat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono,
2009: 225). Adapun sumber data sekunder yaitu buku-
buku, arsip-arsip, dokumen, catatan dan laporan pondok
pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien.
6. Prosedur pengumpulan data
a. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang,
melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari
seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan,
berdasarkan tujuan tertentu (Mulyana, 2010:180). Wawancara
merupakan percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
12
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2009:186).
Wawancara ini merupakan bentuk komunikasi langsung
antara peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam
bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap muka. Dalam
wawancara ini peneliti langsung mewawancarai santri secara
langsung untuk memperoleh informasi dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dengan bertujuan agar santri menyampaikan
pendapatnya mengenai pendidikan karakter.
b. Metode Observasi
Metode observasi adalah melengkapinya dengan format
atau blangko pengamatan atau instrumen. Format yang disusun
berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang di
gambarkan akan terjadi. Dari peneliti berpengalaman diperoleh
suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar
mencatat, tapi juga mengadakan pertimbangan kemudian
mengadakan penilaian kedalam suatu sekala bertingkat (Arikunto,
2010:272).
Adapun cara yang digunakan dalam observasi adalah
mengadakan pengamatan langsung di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien dengan cara melihat dan mengindrakan lainnya.
Observasi secara langsung mempunyai maksud untuk mengamati
dan melihat langsung kegiatan-kegiatan keseharian dalam
13
pesantren. Dalam observasi ini yang menjadi objeknya adalah
santri Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat ,lengger, agenda dan sebagainya
(Arikunto, 2010:274). Dokumentasi dalam penelitian ini
diperlukan untuk memperkuat data-data yang diperoleh dari
lapangan yaitu dengan cara mengumpulkan data yang berupa
catatan tertulis dari Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien.
7. Analisis data
Analisis data adalah upaya yang di lakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi
satuan yang dapat di kelola, mensintesiskannya, mencari dan
menemukan pola, menempatkan apa yang penting dan apa yang di
pelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang
lain (Moleong, 2009:248).
Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan di lapangan adalah:
a. Pengumpulan data
Merupakan hasil dari data informasi yang diperoleh dari
pengumpulan data baik menggunakan metode wawancara,
pengamatan maupun observasi, data yang terkumpul masih
14
berupa data mentah yang belum di olah, sehingga masih perlu
dipilih data yang penting dan tidak
b. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,
dicari pola dan temanya (Muhadjir, 2002:6). Reduksi data
merupakan penyederhanaan yang di peroleh dari catatan
lapangan sebagai upaya untuk mengorganisasikan data dan
memudahkan penarikan kesimpulan.
c. Penyajian data
Penyajian data disini dibatasi sebagai sekumpulan
informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan (Miles,
1992:16). Penyajian data dilakukan supaya data dapat
terorganisasikan dan mudah dipahami.
d. Penarikan kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah
ada (Sugiyono, 2009: 253). Dari hasil pengumpulan data
kemudian direduksi dan diverifikasi. Kesimpulan yang di
verifikasi selama penelitian berlangsung untuk mencari
kesimpulan akhir.
15
8. Pengecekan keabsahan data
Dalam memperoleh keabsahan data, maka peneliti menggunakan
teknik trianggulasi. Teknik tringgulasi adalah teknik pemerisaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong,
2009:331). Ada dua macam trianggulasi yang digunakan, yaitu:
a. Trianggulasi sumber data
Trianggulasi sumber berarti, untuk mendapatkan
data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang
sama (Sugiyono, 2011:241). Teknik ini dilakukan dengan
menggali data yang berbeda-beda tetapi metodenya sama.
b. Trianggulasi metode
Trianggulasi metode dilakukan dengan cara
mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian
beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan
derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode
yang sama (Moleong, 2009:331). Teknik ini dilakukan
dengan menggali data yang sama tetapi metodenya yang
berbeda.
9. Tahap-tahap penelitian
Menurut moleong (2009, 127-148) tahap-tahap penelitian kualitatif
harus memuat:
16
a. Tahap Pra Lapangan
Tahap pra lapangan yaitu memperhatikan segala
macam persoalan dan segala macam persiapan sebelum
penelitian terjun kedalam kegiatan penelitian berupa:
menyusun rancangan penelitian, mengurus perizinan
kepada pihak Pondok Pesantran Hidayatul Mubtadi-Ien,
menjajaki dan menilai keadaan, memilih dan
memanfaatkan informan, serta menyiapkan
perlengkapan penelitian.
b. Tahap Pekerjaan Lapangan
Pada tahap ini peneliti harus bersungguh-sungguh
dalam memahami latar penelitian dan mempersiapkan
diri dengan segala daya dan upayanya, memasuki
lapangan dengan berperan serta sambil mengumpulkan
data.
c. Tahap Analisis Data
Pada tahap ini di kemukakan konse analisis data
juga di persoalkan bahwa analisis data itu di bimbing
oleh usaha untuk menemukan data dan kesimpulan.
G. Sistematika penulisan
Skripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematis dapat di
jabarkan sebagai berikut:
17
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, fokus penelitian,tujuan
penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode
penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II : LANDASAN TEORITIS
Meliputi: pengertian pendidikan karakter, jenis-jenis
pendidikan karakter, ciri-ciri pendidikan karakter, macam-macam
metode pendidikan karakter, dan pembelajaran pendidikan karakter
pada santri di pondok pesantren.
BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan data
1. Gambaran lokasi penelitian.
2. Gambaran informan.
B. Temuan penelitian
1. Persepsi pendidikan karakter di pondok pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien.
2. Implementasi pendidikan karakter pada santri di
pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien.
3. Hambatan dan solusi pendidikan karakter pada
santri di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien.
BAB IV : PEMBAHASAN
Meliputi: persepsi pendidikan karakter di pondok pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien, implementasi pendidikan karakter pada
18
santri di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien, hambatan dan
solusi pendidikan karakter pada santri di pondok pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian pendidikan karakter
Pendidikan adalah usaha manusia untuk membina kepribadiannya
sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam
perkembangannya, istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan
yang di berikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi
dewasa. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan
oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau
mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti
mental.
Pengertian pendidikan menurut para ahli (pendidikan) yaitu:
1. John Dewey
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-
kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke
arah alam dan sesama manusia (Hisbullah, 2009: 2).
2. Langeveld
Pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan
bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada
pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar
cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri (Maunah,
2009: 4).
20
3. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-
anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka
sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya (Hisbullah, 2009: 4)
Dari beberapa pendapat tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa
pendidikan yaitu sebuah usaha yang disengaja yang diberikan kepada
seseorang agar menjadi dewasa dan upaya untuk mencerdaskan anak
bangsa dengan berbagai cara agar menjadi anak yang memiliki
kepribadian utama, berpendidikan dan berakhlak mulia melalui
bimbingan, pengajaran, pelatihan, dan pengembangan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa karakter
adalah sifat atau ciri kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dari yang lain, tabiat dan watak. Dengan demikian karakter
adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu
untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat
bangsa, dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang
bisa membuat keputusan dan bisa mempertanggungjawabkan tiap akibat
dari keputusan yang ia buat (Damayanti, 2014: 11).
21
Definisi karakter menurut para ahli :
1. Thomas Lickona
Karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespon situasi
secara bermoral (Wibowo, 2012:32).
2. Prof Suyanto
Karakter adalah cara berfikir dan perilaku yang menjadi ciri khas
tiap individu untuk hidup dan bekerjasama baik dalam lingkungan
keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara (Muslich, 2011:70)
Dari pengertian di atas karakter adalah sifat-sifat yang dimiliki
seseorang yang melekat dalam diri dan menjadi ciri khas tersendiri seperti
budi pekerti, akhlak, watak, yang membedakan seseorang dengan orang
lain, seperti karakter santri yang berbeda-beda antara santri satu dengan
santri lainnya. Setiap santri memiliki karakter yang berbeda dalam
kegiatan sehari-hari misalnya: disiplin beribadah, disiplin belajar dan
disiplin waktu.
Pendidikan karakter, menurut Ratna Megawangi (2004: 95),
sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan
dengan bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
mereka dapat memberikan konstribusi yang positif kepada
lingkungannya. Definisi lainnya dikemukakan oleh Fakry Gaffar (2010:1),
sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuh
kembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam
perilaku kehidupan orang itu. Dalam definisi itu ada tiga ide pikiran
22
penting yaitu: 1). proses transformasi, 2) ditumbuh kembangkan dalam
kepribadian, dan 3) menjadi satu dalam perilaku.
Adapun definisi pendidikan karakter sebagai pembelajaran yang
mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh
yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang di rujuk oleh sekolah.
Definisi ini mengandung makna:
1. pendidikan karakter merupaka pendidikan yang terintegrasi dengan
pembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran.
2. Diarahkan pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara
utuh. Asumsinya anak merupakan organisme manusia yang
memiliki potensi untuk dikuatkan dan dikembangkan.
3. Panguatan dan pengembangan perilaku didasari oleh nilai yang di
rujuk sekolah atau lembaga (Kesuma,dkk, 2012:5-6).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penidikan
karakter adalah segala usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi
karakter seseorang, sehingga ia dapat memahami, memperhatikan,
melakukan nilai etika yang baik dan dapat berfikir dan berperilaku yang
menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama baik dalam
lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa maupun negara.
Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan islam.
Tempat untuk mengembangkan dan membentuk karakter. Di pondok
pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien menerapkan pendidikan karakter supaya
santri memiliki karakter atau akhlak yang baik. Di pondok pesantren santri
23
di ajarkan ilmu-ilmu keagamaan dan melaksanakan berbagai kegiatan di
bawah bimbingan Kyai, ustad atau ustadzah.
B. Jenis- jenis pendidikan karakter
Ada 4 jenis pendidikan karakter yang selama ini di kenal dan di
laksanakan antara lain:
1. Pendidikan karakter berbasis nilai religius, yang merupakan kebenaran
wahyu Tuhan (konservasi moral).
2. Pendidikan karakter berbasis nilai budaya, antaralain yang berupa budi
pekerti, pancasila, apresiasi sastra, serta keteladanan tokoh-tokoh
sejarah dan para pemimpin bangsa (konsevarsi budaya)
3. Pendidikan karakter berbasis lingkungan (konservasi lingkungan)
4. Pendidikan karakter berbasis potensi diri, yaitu sikap pribadi, hasil
meningkatkan pendidikan (konsevarsi humans) (Triananurhidayati,
2013).
Dalam jenis pendidikan karakter ini dapat menjadikan pendidikan
senantiasa hidup secara individu, sosial, peradaban dan agama. Pendidikan
karakter ini untuk mengarahkan individu agar mereka mampu mengatasi
diri dan mampu mengembangkan potensi diri. Keempat jenis pendidikan
karakter diatas akan menyempurnakan individu akan hidup sejahtera.
C. Ciri-ciri pendidikan karakter
Sebagian besar para pendidik berpendapat bahwa karakter peserta
didik dapat dibentuk melalui proses pembelajaran formal di sekolah, tetapi
pendidikan karakter juga dapat dilakukan di luar jalur formal sekolah.
24
Pendidikan karakter di luar sekolah adalah pendidikan nonformal. Misal
pendidikan nonformal yaitu pendidikan di pondok pesantren dll.
Ada 4 (empat) ciri dasar pendidikan karakter yang di rumuskan
oleh seorang pencetus pendidikan karakter dari Jerman yang bernama
Foerster yaitu:
1. Keteraturan interior dimana setiap tindakan diukur berdasarkan
hierarki nilai. Nilai menjadi pedoman normatif setiap tindakan.
2. Koherensi yang memberi keberanian, membuat seseorang teguh
pada prinsip, tidak mudah terombang-ambing pada situasi baru
atau takut resiko. Koherensi merupakan dasar yang membangun
rasa percaya satu sama lain.tidak adanya koherensi meruntuhkan
kredibilitas seseorang.
3. Otonomi, seseorang menginternalisasikan aturan dari luar sampai
menjadi nilai-nilai bagi pribadi. Ini dapat dilihat lewat penilaian
atas keputusan pribadi tanpa terpengaruh atau desakan pihak lain.
4. Keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan merupakan daya tahan
seseorang guna menginginkan apa yang di pandang baik dan
kesetiaan merupakan dasar bagi penghormatan atas komitmen yang
dipilih (Muslich, 2011:127-128).
Dari keempat ciri dasar pendidikan karakter di atas setiap individu
sebaiknya mengamalkannya, agar senantiasa memiliki kepribadian yang
teguh dan mempunyai akhlak yang baik. Ciri dasar pendidikan karakter
25
juga memberikan dampak positif terhadap perkembangan emosional,
spiritual, dan kepribadian seseorang.
Pendidikan karakter penting bagi pendidik di pondok pesantren.
Pendidikan karakter akan menjadi basic atau dasar dalam pembentukan
karakter berkualitas bangsa, yang tidak mengabaikan nilai-nilai sosial
seperti toleransi, kebersamaan, gotong royong, saling membantu,
menghormati dll. Pendidikan karakter akan melahirkan pribadi santri yang
tidak hanya memiliki kemampuan kognitif saja namun memiliki karakter
yang mampu mewujudkan kesuksesan.
Prinsip agar pendidikan karakter dapat berjalan efektif menurut
Lickona dkk sebagai berikut:
1. Kembangkan nilai-nilai etika inti dan nilai-nilai kinerja
pendukungnya sebagai pondasi karakter yang baik.
2. Devinisikan karakter secara komprehensif yang mencakup
pikiran, perasaan, dan perilaku.
3. Gunakan pendekatan yang komperehensif, disengaja dan
proaktif dalam pengembangan karakter.
4. Ciptakan komunikasi sekolah yang penuh perhatian.
5. Beri siswa kesempatan untuk melakukan tindakan moral.
6. Buat kurikulum akademik yang bermakna dan menantang yang
menghormati semua peserta didik, mengembangkan karakter,
dan membantu siswa untuk berhasil.
7. Usahakan mendorong motivasi diri siswa.
26
8. Libatkan staf sekolah sebagai komunikasi pembelajaran dan
moral yang berbagai tanggung jawab dalam pendidikan
karakter dan upaya untuk mematuhi nilai-nilai yang sama yang
membimbing pendidikan siswa.
9. Tumbuhkan kebersamaan dalam kepemimpinan moral dan
dukungan jangka panjang bagi inisiatif pendidikan karakter.
10. Libatkan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dan
upaya pembangunan karakter.
11. Evaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai pendidik
karakter, dan sejauh mana siswa memanifestasikan karakter
yang baik. (Muslich,2011: 129).
Dengan melakukan prinsip di atas pendidikan karakter akan
berjalan dengan lancar. Sebuah prinsip itu sebuah pendukung untuk
keberhasilan. Peserta didik juga harus giat dan sungguh-sungguh dalam
pembelajaran, supaya peserta didik mencapai pembelajaran yang maksimal
dan mendapat hasil yang memuaskan sesuai yang di inginkan.
Dalam pendidikan karakter di pondok pesantren sangat penting
dikembangkan nilai-nilai etikanya seperti: kepedulian, kejujuran, keadilan,
tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap diri dan orang lain. Dan juga
ada nilai- nilai pendukung seperti: ketekunan, kerja etos yang tinggi, dan
kegigihan sebagai basis karakter yang baik. Di sini pondok pesantren harus
berkomitmen mengembangkan karakter para santri berdasarkan nili-nilai
27
yang mendinifisikan perilakunya dalam bentuk perilaku yang dapat di
amati dalam kehidupan di pondok sehari-hari.
D. Macam- macam metode pendidikan karakter.
1. Macam-macam metode pendidikan karakter secara umum
a. Memakai desain pembelajaran untuk pendidikan karakter.
Desain pembelajaran dalam pendidikan karakter perlu
dipahami terlebih dahulu. Pemahaman akan hal ini amat penting
untuk memberikan dasar pemikiran mengenai bagaimana
seharusnya pembelajaran desain. Beberapa teori yang ada pada saat
ini yang dikemukakan oleh Hergenhahn dan Olson untuk
memahami makna belajar sebagai berikut :
1) Belajar diukur berdasarkan perubahan dalam perilaku.
Hasil belajar harus selalu diterjemahkan kedalam perilaku
atau tindakan yang dapat diamati.
2) Perubahan behavioral ini relatif permanen. Artinya hanya
sementara dan tidak menetap (relatif).
3) Perubahan perilaku itu tidak selalu terjadi secara langsung
setelah proses belajar selesai. Potensi untuk bertindak ini
mungkin tidak akan di terjemahkan ke dalam bentuk
perilaku secara langsung .
4) Perubahan perilaku (potensi behavioral) berasal dari
pengalaman atau praktik(latihan).
28
5) Pengalaman atau praktik harus di perkuat. Hanya respon-
respon yang menyebabkan penguatanlah yang akan di
pelajari.
Dari memahami makna belajar di atas dapat di simpulkan bahwa
belajar itu diukur berdasarkan perubahan perilaku yang bersifat relatif
permanen dan perubahan itu berasal dari pengalaman dan praktik. Ini
merupakan salah satu desain pembelajaran pendidikan karakter.
Dalam proses belajar harus di sertai niat dan do‟a. Agar tidak ada
pengaruh gangguan dari setan. Gambaran pengaruh ini dalam di kaji
dalam surat An-Nas sebagai berikut.
1. Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan
menguasai) manusia.
2. Raja manusia.
3. Sembahan manusia.
4. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
5. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
6. Dari (golongan) jin dan manusia (Qur‟an terjemah, 2007: 112)
Berdasarkan surat An-Nas di atas maka pendidik perlu untuk
membentengi perilaku diri dan anak didiknya melalui do‟a kepada Allah
Swt. Dapat di pahami bahwa sebelum melakukan proses pembelajaran
maka harus berdo‟a terlebih dahulu, agar tidak di ganggu oleh godaan
29
setan dan berharap mendapat ilmu yang bermanfaat serta mendapat ridho
dari Allah.
Bentuk-bentuk pembelajaran dalam pendidikan karakter sebagai
berikut:
a) Pembelajaran substantif
Pembelajaran substantif adalah pembelajaran yang
substansi materinya terkait langsung dengan suatu nilai seperti
pada mata pelajaran agama dan Pendidikan Kewarga Negaraan.
Proses pembelajaran substantif dilakukan dengan mengkaji
suatu nilai yang dibahas, mengkaitkannya dengan
kemaslahatan(untuk kebaikan) kehidupan anak dan kehidupan
manusia, baik di dunia maupun di akhirat.
b) Pembelajaran reflektif
Pembelajaran reflektif adalah pendidikan karakter yang
terintregrasi melekat pada semua pembelajaran /bidang studi di
semua jenjang dan jenis pendidikan. Proses pembelajaran
dilakukan oleh semua guru mata pelajaran seperti guru
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan
Sosial, Bahasa Indonesia, dan mata pelajaran lainnya.
b. Model refleksi
Manusia memiliki sisi religi/ keagamaan yang tidak dapat
dipungkiri kebenarannya. Ketika manusia dilahirkan ke dunia dan
mulai berkembang kemampuan berfikirnya, akan muncul pertanyaan
30
dalam dirinya yang menunjukkan bahwa manusia akan selalu berfikir
mengenai kondisi spiritual /batiniah di balik materi/keduniaan.
Dalam agama islam, pemenuhan kebutuhan batiniyah banyak
terpenuhi melalui praktik ibadah ritual, baik ibadah yang langsung
berhubungan dengan Allah Swt, seperti shalat, puasa, ibadah haji dan
sebagainya, maupun ibadah yang berhubungan dengan makhluk Allah
seperti zakat, shodaqah, infaq,dan lain sebagainya.
Pengalaman nabi Ibrahim a.s dalam proses pencarian Tuhannya
yang di ceritakan secara langsung oleh Allah Swt pada surat Al Anam
ayat 76-78.
76. Ketika malam telah gelap, Dia melihat sebuah bintang (lalu) Dia
berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam Dia
berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam."
77. Kemudian tatkala Dia melihat bulan terbit Dia berkata: "Inilah
Tuhanku". tetapi setelah bulan itu terbenam, Dia berkata:
"Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaKu,
pastilah aku Termasuk orang yang sesat."
31
78. Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, Dia berkata: "Inilah
Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu
terbenam, Dia berkata: "Hai kaumku, Sesungguhnya aku berlepas
diri dari apa yang kamu persekut (Qur‟an terjemah, 2007: 137).
Dari ayat di atas menunjukkan secara nyata, bahwa manusia
memang di karuniai rasa untuk mengabdi pada Tuhan. Tuhan dengan
makna Dzat yang Maha Kuasa yang menciptakan segala sesuatu.
Model reflektif dalam bagian ini adalah model pembelajaran
pendidikan karakter yang diarahkan pada pemahaman terhadap makna
dan nilai yang terkandung di balik teori, fakta, fenomena, informasi,
atau benda yang menjadi bahan ajar dalam suatu mata pelajaran.
c. Model pembelajaran pembangun rasional
Pada hakikatnya manusia memiliki kelebihan dibanding
dengan makhluk Tuhan lainnya, salah satunya karena manusia
diberikan akal pikiran. Dengan akal pikiran ia menjalani kehidupan
yang lebih baik. Akal pikiran merupakan karunia yang patut disyukuri
keberadaannya dengan cara digunakan sebaik-baiknya untuk menjalani
kehidupan ini menjadi lebih baik, baik saat ini di dunia maupun nanti
di akhirat (Kesuma dkk,2012:91-126).
Dari model-model pembelajaran di atas merupakan model
pembelajaran secara umum. Model-model sangat penting dalam
pembelajaran, karena untuk sebuah kreasi untuk pembelajaran. Adanya
model-model pembelajaran untuk mempermudah proses pembelajaran,
agar pembelajaran bisa berjalan dengan efektif.
32
2. Macam-macam metode pembelajaran tradisional di Pondok Pesantren
Salafiyah
a. Metode sorogan
Sorogan, berasal dari kata sorog (bahasa jawa), yang berarti
menyodorkan kitabnya di hadapan kyai. Sistem sorogan ini
termasuk belajar secara individual, dimana seorang santri
berhadapan dengan seorang guru, dan terjadi interaksi saling
mengenal diantara keduanya. Sistem sorogan ini terbukti sangat
efektif sebagai taraf pertama bagi seorang murid yang bercita-cita
menjadi seorang alim (Depag RI, 2003:38). Metode ini dilakukan
para santri Hidayatul Mubtadi-ien ketika mengaji diniyyah.
b. Metode wetonan/ Bandongan
Wetonan adalah sistem pengajaran dengan jalan, wetonan
dilaksanakan dengan cara kyai/ustadz dan ustadzah membaca suatu
kitab dalam waktu tertentu dan santri dengan membawa kitab yang
sama mendengarkan dan menyimak bacaan kyai
(Mafruah:2007:262-263). Mengaji wetonan dilaksanakan para
santri untuk menimba ilmu dan mengharap barokah kyai agar
ilmunya bermanfaat.
Bandongan dilakukan dengan cara kyai/ guru membaca
teks-teks kitab yang berbahasa arab, menerjemahkan ke dalam
bahasa lokal, dan sekaligus menjelaskan maksud yang terkandung
dalam kitab tersebut. Didalam bandongan, hampir tidak pernah
33
terjadi diskusi antara kyai dan para santri (Nafi‟ dkk,2007:67).
Seperti yang dilaksanakan di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-
Ien ketika mengaji kitab tafsir setelah shalat ashar dan mengaji
diniyah.
c. Metode musyawarah/ Bahtsul masa‟il
Metode musyawarah atau dalam istilah lain Bahtsul masa‟il
merupakan metode pembelajaran yang lebih mirip dengan metode
diskusi atau seminar. Beberapa orang santri dengan jumlah tertentu
membentuk halaqoh yang dipimpin langsung oleh kyai atau ustadz,
atau juga santri senior, untuk membahas atau mengkaji suatu
persoalan yang telah ditentukan sebelumnya dalam
pelaksanaannya, para santri dengan bebas mengajukan pertanyaan-
pertanyaan atau pendapat.
Metode ini lebih menitik beratkan pada kemampuan
perseorangan di dalam menganalisis dan memecahkan suatu
masalah dengan argumen logika yang mengacu pada kitab-kitab
tertentu. Musyawarah dilakukan juga untuk membahas materi-
materi tertentu dari sebuah kitab yang dianggap rumit untuk
memahaminya (Faiqoh, 2003:43).
Di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien metode
musyawarah ini sudah menjadi tradisi kegiatan santri. Para santri
musyawarah membahas suatu permasalahan yang belum di fahami
dan memusyawarahkan dengan di dampingi kyai atau ustadz.
34
Metode musyawarah ini di laksanakan pada sore hari jam 5 sampai
menjelang maghrib.
d. Metode pengajian pasaran
Metode pengajian pasaran adalah kegiatan belajar para
santri melalui pengkajian materi (kitab) tertentu pada seseorang
kyai/ustadz yang dilakukan oleh sekelompok santri dalam kegiatan
yang terus menerus, selama tenggang waktu tertentu. Pada
umumnya dilakukan pada bulan Ramadhan selama setengah bulan,
duapuluh hari, atau terkadang satu bulan penuh tergantung pada
besarnya kitab yang dikaji.
Dalam persepektif lebih luas, pengajian ini dapat dimaknai
sebagai proses pembentukan jaringan kitab-kitab tertentu diantara
pesantren-pesantren yang ada. Mereka yang mengikuti pengajian
pasaran ditempat tertentu akan menjadi bagian atau jaringan
pengajian pesantren itu. Dalam konteks pesantren hal ini amat
penting karena akan memperkuat keabsahan pengajian di
pesantren-pesantren para kyai yang telah mengikuti pengajian
pesantren itu (Faiqah, 2003:45)
e. Metode hafalan (muhafazhah)
Metode hafalan atau kegiatan belajar santri dengan cara
hafalan suatu teks tertentu dibawah bimbingan dan pengawasan
kyai atau ustadz. Para santri diberi tugas untuk menghafal bacaan-
bacaan dalam jangka waktu tertentu. Hafalan yang dimiliki santri
35
ini kemudian dihafalkan dihadapan kyai atau ustadz secara
periodik atau insidental tergantung kepada petunjuk kyai atau
ustadz yang bersangkutan.
Dalam metode pembelajaran ini seorang santri di tugasi
oleh kyai untuk menghafal suatu bagian tertentu atau keseluruhan
dari suatu kitab. Titik tekan metode ini santri mampu mengucap
atau menghafal kalimat-kalimat tertentu secara lancar tanpa teks.
Pengucapan tersebut dapat dilakukan secara perorangan atau
kelompok. Metode ini dapat juga di gunakan dengan metode
bandongan atau sorogan (Faiqoh,2003:46-47).
f. Metode demontrasi/ praktik ibadah
Metode ini adalah cara pembelajaran yang dilakukan
dengan memperagakan (mendemontrasikan) suatu ketrampilan
dalam hal pelaksanaan ibadah tertentu yang dilakukan secara
perseorangan atau kelompok dibawah petunjuk dan bimbingan
kyai atau ustadz, dengan kegiatan sebagai berikut:
1). Para santri mendapat pelajaran / teori tentang tata cara
pelaksanaan ibadah yang akan di praktikkan sampai mereka
betul-betul memahaminya.
2). Para santri berdasar bimbingan kyai/ ustadz mempersiapkan
segala peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk
kegiatan praktik.
36
3). Setelah menentukan waktu dan tempat para santri berkumpul
untuk menerima penjelasan singkat berkenaan dengan urutan
kegiatan yang akan dilakukan serta berbagai tugas kepada para
santri berkenaan dengan pelaksanaan praktik.
4). Para santri bergilir atau bergantian memperagakan pelaksanaan
praktik ibadah tertentu dengan di bimbing dan di arahkan oleh
kyai atau ustadz sampai benar-benar sesuai kaifiat ( tata cara
pelaksanaan beribadah sesungguhnya) (Faiqah,2003: 47-48)
Dari beberapa metode diatas merupakan metode pembelajaran
dipondok-pondok pesantren salafiyah yang masih tradisional. Metode yang
di gunakan yaitu: metode sorogan, bandongan, musyawarah, pengajian
pasaran, muhafazhah, dan praktik ibadah. Pengajarannya disampaikan
Kyai, ustadz ataupun ustadzah.
E. Pembelajaran pendidikan karakter pada santri di pondok pesantren
Pendidikan karakter disini meniru pendidikan model Rasulullah,
tidak hanya membentuk akal yang cerdas, namun juga membentuk
kepribadian yang cemerlang, kepribadian yang mengasah kepekaan jiwa
untuk bisa menjadi pribadi yang memberikan manfaat bagi sekitarnya,
bukan pribadi sekedar cerdas secara intelektual, namun tidak peka
terhadap persoalan-persoalan sosial yang ada di masyarakat.
Penelitian dan pengembangan pusat kurikulum kemendiknas RI
menyusun delapan belas karakter pendidikan karakter bangsa yaitu:
37
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan
hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur
Perilaku yang di dasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan
pekerjaan.
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etis,
pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dengan dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh kepada
berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas dengan sebaik-
baiknya.
6. Kreatif
Berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil
baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
38
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa ingin tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari suatu yang dipelajarinya, dilihat dan
didengar.
10. Semangat kebangsaan
Cara berfikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan
kelompoknya.
11. Cinta tanah air
Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik dan bangsa.
12. Menghargai prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui serta
menghormati keberhasilan orang lain.
39
13. Bersahabat / komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan senang berbicara, bergaul, dan
bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta damai
Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain
merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar membaca
Kebiasaan menyediakan waktu membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebijakan bagi dirinya.
16. Peduli lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu ingin berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya, dan mengembangkan
upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang
lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung jawab (Syafri, 2014:xi-xiii)
Pembelajaran pendidikan karakter pada santri di pondok pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien sama dengan pondok-pondok salafiyah lainnya . di
pondok di ajarkan kitab kuning. Kitab kuning adalah kitab-kitab
keagamaan berbahasa arab atau berhuruf arab karya ulama‟ salaf, ulama‟
zaman dulu, yang dicetak dengan kertas kuning. (Siradj, 2009:18)
40
Keseluruhan kitab-kitab klasik yang diajarkan di pesantren dapat
digolongkan kedalam 8 kelompok yaitu:
1. Nahwu (syantax) .
2. Shorof (morfologi).
3. Fiqih.
4. Usul fiqih.
5. Tafsir.
6. Tauhid.
7. Tasawuf dan etika.
8. Cabang-cabang lainnya seperti tarikh dan balagoh.
Kesemua yang diatas dapat digolongkan kedalam 3 kelompok yaitu:
1. Kitab-kitab dasar.
2. Kitab-kitab tingkat menengah.
3. Kitab-kitab besar.
Sistem pembelajarannya pun yaitu sistem wetonan, sorogan dan
bandongan demikian pula bahasa jawa (yang spesifik pesantren) yang di
pakai sebagai bahasa penerjemah. Sistem pengajaran ini di sampaikan oleh
kyai, ustadz atau ustadzah (Dhofier, 1980:50-51). Di pondok pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien menerapkan juga sistem pembelajaran seperti di
atas, karena pondok pesantren ini berbasis salafiyah.
Untuk mencapai Pembelajaran pendidikan karakter pada santri
pesantren merinci mata pelajaran yang masing-masing menguatkan
kopetensi santri diberbagai bidang ilmu agama dan penunjangnya.
41
Tekanan pada masing-masing mata pelajaran dan sub-mata pelajaran
disesuaikan dengan misi dan kekhasan pesantern. Sekedar sebagai
gambaran, rincian berikut memuat 32 mata pelajaran dan sub-mata
pelajaran yaitu sebagai berikut:
1. Al Qur‟an.
a. Tahfidh (hafalan al-Qur‟an).
b. Tajwid (tata baca al Qur‟an).
c. Qir‟at (ragam bacaan al-Qur‟an).
d. Ulum al-Qur‟an (teori al Qur‟an).
e. Al-Adab Hamalatl Al-Qur‟an (kode perilaku bagi
pengamal/penghafal al-Qur‟an).
2. Tafsir.
a. „ilmu Tafsir (teori tafsir/penjelasan al-Qur‟an).
b. Matan tafsir (teks tafsir al-Qur‟an).
3. Hadits.
a. Matan hadits (teks hadits).
b. Musthalah al-Hadits (teori hadits).
c. Fiqh al-hadits (rincian penjelasan hadits).
4. Aqidah.
a. Tauhid (dasar-dasar aqidah islam, terutama keesaan Allah
SWT).
b. „Ilmu kalam (teologi islam).
42
c. Al-Firaq al-Kalamiyah al-Islamiyah (aliran-aliran teologi
islam).
5. Fiqih.
a. Matan fiqh dan Syarah-syarahnya (teks yurisprudensi islam).
b. Fiqh Muqaran (fiqh perbandinag).
c. Ushul fiqh (teori fiqih).
d. Qawa‟id al-Fiqhiyah (kaidah-kaidah fiqh).
e. Tarikh at-Tasyri‟ (sejarah penetapan syari‟ah islam).
6. Akhlaq.
a. Ta‟lim al-Muta‟alim (kode perilaku penuntut ilmu).
b. Tashawwuf (esoterisme islam).
7. Bahasa arab.
a. Nahwu (gramatika).
b. Sharaf (morfologi).
c. Muthala‟ah (membaca dan memahami ).
d. Muhadatsah ( percakapan).
e. Insya‟ (mengarang).
f. Mahfudhat (kata-kata mutiara).
g. Balaghah (sastra).
h. Mantiq (logika).
i. „Arudl (irama bahasa).
j. Khath (kaligrafi).
k. Al-adab al- muqaran (sastra perbandingan).
43
8. Tarikh.
a. Sirah nabawiyah (sejarah Nabi Muhammad SAW).
b. Tarikh tsaqafi ( sejarah peradaban).(Nafi‟ dkk,2007: 57-58).
Semua mata pelajaran itu tidak kesemuanya di ajarkan dalam satu
jenjang dan sepanjang masa belajar santri, melainkan disebar kedalam
struktur program pelajaran yang menyesuaikan jenjang
madrasah/pengajian kitab yang di selenggarakan oleh pesantren. Masa
belajar masing-masing jenjang di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-
ien ada tiga tingkatan yaitu ibtida‟iyah, tsanawiyah dan aliyah.
Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan pondok
pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang
diterapkan dalam pendidikan pada umumnya yaitu:
1. Memakai sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh
dibandingkan dengan sekolah modern, sehingga terjadi hubungan
dua arah antara santri dan kyai.
2. Kehidupan di pesantren menampilkan semangat demokrasi karana
mereka praktis bekerja sama mengatasi problema nonkurikuler
mereka.
3. Para santri tidak mengidap penyakit simbiolis, yaitu perolehan gelar
dami ijazah, karena sebagian besar pesantren tidak mengeluarkan
ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan hatinya untuk masuk
pesantren tanpa adanya ijazah tersebut.
44
4. Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme,
persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri dan keberanian diri.
5. Alumni pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan
pemerintahan, sehingga mereka hampir tidak dapat dikuasai oleh
pemerintahan.
Apa yang dikemukakan oleh Amin Rais tersebut diatas
tidak sepenuhnya benar, karena ada beberapa hal yang perlu di
kritis, seperti semangat demokrasi yang terjadi hanya sebatas antara
santri dan tidak antara santri dengan kyai. Setiap pondok pesantren
mempunyai karakter pembelajaran tersendiri dan mempunyai khas
sendiri-sendiri. Tergantung kyai yang mengajar karena kyai
berkuasa penuh atas pondok pesantren.
45
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan data
1. Gambaran lokasi penelitian
a. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
Keunikan pondok pesantren dibandingkan lembaga formal
salah satunya dapat dilihat dari sejarah berdirinya, dimana
pada waktu itu datang sejumlah santri untuk menyantri kepada
kyai. Dalam proses perkembangannya, santri benar-benar
merasa memiliki tali persaudaraan dan adanya ikatan
emosional yang kuat antara santri dan kyai. Kita sering
menjumpai bagaimana seorang santri alumni yang sering
silaturahim kepada kyainya, sehingga pondok pesantren
mempunyai jaringan yang luas di berbagai lapisan masyarakat.
Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien sudah berdiri
sejak tahun 1926 M di bawah naungan ulama besar yang
bernama KH. Ismail, saat itu pesantren masih terbuat dari
bambu. Pesantren tersebut bermula dari kelompok pengajian
Al-Qur‟an yang santrinya adalah kalong yang berdatangan
untuk mengaji dengan K.H. Ismail.
Sepeninggal K.H. Ismail yaitu pada tahun 1940
kepemimpinan Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
46
diteruskan oleh putranya yaitu K.H. Abdul Halim. Pada masa
kepemimpinan K.H. Abdul Halim Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien sudah mulai berkembang yaitu sistem
pengajiannya tidak hanya Al-Qur‟an saja melainkan
mempelajari kitab-kitab kuning yang sistem pengajiannya
menggunakan sistem bandongan.
Setelah K.H. Abdul Halim wafat, yaitu pada tahun 1979
Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien mengalami masa
fatroh (kekosongan) selama satu tahun. Kemudian pada tahun
1980 Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien tumbuh
kembali dengan kepemimpinan KH. Abda‟ Abdul Malik yang
letak perkembanganya tepat di sebuah perkampungan di Desa
Kalibening Kec. Tingkir Kota Salatiga. Pondok Pesantren dan
Madrasah Salafiyah "Hidayatul Mubtadi-Ien" sampai sekarang
mengajarkan kitab-kitab kuning, Falaqiyah, Faroid, ilmu
Nahwu-Shorof mulai dari Al Imrithi sampai Jauharul Maknun
dan lain-lainnya. Sistem pembelajaran itu berkembang di
pesantren dan madrasah. Untuk madrasah dibagi menjadi tiga
tahap yaitu tingkat TPA dan Ibtida'iyah, tingkat Tsanawiyah
dan tingkat Aliyah.
b. Letak Geografis
Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien Berada di Jl.
Raden Fatah 20 Kalibening Kec. Tingkir Kota Saltiga, di
47
tengah pemukiman penduduk yang beragama Islam 100%,
samping Masjid Al-Muttaqin, yang memiliki luas tanah 520
M².
Sedangkan letak Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
adalah sebagai berikut :
1. Batas bagian utara :Masjid Al Muttaqiin
Kalibening.
2. Batas bagian timur : Jalan dan Perumahan warga.
3. Batas bagian selatan : Jalan dan Lapangan
Kalibening.
4. Batas bagian barat : Perumahan warga.
Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien di Desa
Kalibening, letak geografis Desa Kalibening adalah sebagai
berikut:
1. Batas bagian utara : Desa Klumpit.
2. Batas bagian timur : Desa Kalilondo.
3. Batas bagian selatan : Perumahan Tingkir
Residance.
4. Batas bagian barat : Desa Krasak.
48
Tabel 1
Gambaran-gambaran dan lokasi
Pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
Tahun 2016
1 Nama
Pondok
Berdiri
Pengelola
Alamat
No.Telp
PONDOK PESANTREN
HIDAYATUL MUBTADI-IEN
Th. 1926
Yayasan Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien Salatiga
Jl. Raden Patah No. 20
Kalibening, RT/W. 06/01 Kec.
Tingkir, Kota Salatiga, Jawa
Tengah
(0298) 311315
2 Pengasuh PPHM
Pendidikan
KH Abda' Abdul Malik
SMA
3 Lurah PPHM
Pendidikan
Imam Safrudy
Sarjana Pendidikan Islam
c. Kondisi Pondok Pesantren
Tabel 2
Kondisi Pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
Tahun 2016
1 Kondisi Pondok
a) Jumlah
guru/ustadz
b) Jumlah Santri
35orang terdiri dari : ustadz dan
ustadzah
129 orang yang terdiri dari :
84 Putra dan 45 putri
49
c) Sarana dan
Prasarana
d) fasilitas lain-lain
1 masjid , 6 ruang kelas , 1 lokal
aula pertemuan, 1 lokal ruang
ustadz, 1 lokal kantor
administrasi , 1 lokal
perpustakaan mini, 9 kamar
tidur, 1 kamar tamu, 1 gudang, 1
kantin, 9 kamar mandi/toilet, 1
kamar UKS.
3 unit computer, 2 unit TV, 2
unit mesin Jahit, dan 2 set alat
Rebana
Lapangan Sepak bola, Sound
System
2 Kondisi Lingkungan
a) Gedung Pon-pes
b) Lokasi Pon-pes
c) Ekonomi Wali
Santri
d) Potensi Santri
Sudah tidak menampung jumlah
santri perlu ditambah ruang
belajar .
Di tengah pemukiman penduduk,
samping Masjid Al-Muttaqin,
luas tanah 520 M2
Rata-rata penghasilan per bulan
400.000, - 800.000,-
Ekonomi Santri di bawah rata-
rata, kemampuan membayar
living Cost Per anak
Rp.13.000/bln
d. Sarana dan prasarana
Untuk memperlancar proses belajar mengajar di pesantren
dan untuk memudahkan interaksi belajar mengajar serta untuk
mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan, maka adanya
sarana dan prasarana sangatlah penting.
50
Untuk dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar
dengan baik, Pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai, yaitu
(Dokumen PPHM):
Tabel 3
Sarana dan prasarana
Pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
Tahun 2016
No. Nama Barang Banyaknya
1. Asrama putra 1
2. Asrama Putri 6
3. Dapur 3
4. Kompor gas 2
5. Komputer 2
6. Aula 2
7. Meja siswa 54
8. Meja ustadz 9
9. Kursi siswa 6
10. Kursi murid 122
11. Koperasi 2
12. Perpustakaan 1
13. Kamar mandi putra 8
14. Kamar mandi putri 10
15. Sound syistem 2
16. Printer 1
51
17. Lapangan voli 1
18. Lapangan badminton 1
e. Struktur Organisasi
Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien memiliki 2 buah
kepengurusan, yaitu kepengurusan putra dan putri. Selain itu
ada juga kepengurusan untuk program madrasah. Dalam
kepengurusan ini tidak semata-mata berdasarkan hasil voting,
tetapi juga berdasarkan hasil musyawarah bersama dan
disetujui oleh pengasuh.
1) Pengurus Putra
a) Pengasuh : K H Abda‟ Abdul Malik
b) Ketua : Imam Safrudy
c) Wakil ketua : Sholihin
d) Sekretaris : Samsul Hadi S.Pd.I
e) Bendahara : M. Amiruddin
f) Seksi-seksi
Seksi Dirosah : 1. M uhammad Yasin
2. Imam Sutoyo S.Pd.I
3. Bima Archami S.Pd.I
Seksi Keamanan : 1. Muhlisin
2. Mustaqim
3. M Riyan Hidayat
Seksi kebersihan : 1. Shobaruddin
52
2. Hasanuddin
3. Rozzin Makfi
Seksi Sarpras :1.Muttholib
2. Wakidin
3. Abdul Hafidz
Seksi Pendanaan : Daman Huri S.Pd.I
2) Pengurus Putri
a) Pengasuh : K H Abda‟ Abdul Malik
b)Ketua : Siti Anita
c) Sekretaris : Munasiroh S.Pd.I
d) Bendahara : Arina Maghfiroh
e) Seksi-seksi :
Seksi keamanan : Munadiroh
Seksi perlengkapan : Uswatun Khasanah
Seksi Kebersihan : Siti Masruroh
f. Visi, Misi dan Tujuan
1) Visi
Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
merupakan sub-sistem dalam Pendidikan Nasional di
Indonesia, yang dikelola oleh Masyarakat secara otonom.
Visi Pendidikan Pondok Pesantren mengarah pada
pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia
yang sekaligus dapat membentuk santri yang:
53
a). Menguasai ilmu-ilmu fiqih, tasawuf, nahwu sorof dan
tauhid serta ilmu-ilmu bantu lainya.
b). Memiliki kepedulian yang tinggi terhadap
pengembangan ahklak bangsa.
c). Berahklakul karimah dan Berkepribadian luhur.
d). Memahami dan Mengapresiasi ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK).
e). Memiliki kepedulian yang tinggi terhadap masalah-
masalah lingkungan hidup.
f). Berwawasan kerakyatan dan peduli terhadap kemajuan
serta kesejahteraan bangsa Indonesia.
2) Misi
Misi Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
antara lain (dokumen PPHM) :
a). Menggelorakan semangat pemurnian ajaran Islam,
sesuai dengan ajaran “Ahlussunah Wal Jama‟ah” yang
bersumber pada Al-Qur‟an dan Hadis serta Ijma‟ dan
Qiyas.
b). Membina budaya kesholihan (Kesholihan Individual
dan Kesholihan sosial) dan budaya kefakiran (
Asketisme Intelektual ) di kalangan santri dan
masyarakat.
54
c). Mengembangkan Budaya Prestasi dan sikap Produktif
di kalangan santri dan masyarakat.
d). Mendukung, Mengamalkan, dan melaksanakan
Pembangunan Nasional di segala bidang secara
proaktif, dinamis, ikhlas dan bertanggung jawab.
3) Tujuan
Adapun tujuan Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien adalah:
a). Berjiwa Islam, berwawasan kebangsaan dan
berkepribadian utuh.
b). Bersikap terbuka dan tanggap terhadap perkembangan
ilmu-ilmu bahasa Arab, Fiqih, ilmu-ilmu agama Islam,
kemajuan IPTEK dan masalah yang dihadapi
masyarakat.
c). Menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang
dimilikinya sesuai dengan bidangnya dalam kegiatan
produktif dan pelayanan kepada masyarakat.
d). Menguasai dasar-dasar ilmu agama Islam beserta
metodologi bidang keahlian, sehingga mampu
memahami, menjelaskan dan merumuskan cara
penyelesaian masalah yang ada di kawasan keahliannya
serta mampu berpikir, bersikap dan bertindak sebagai
ilmuan Islam sekaligus sebagai ulama.
55
g. Keadaan santri dan ustadz
1). Keadaan Santri
Sampai dengan tahun 2016 berjumlah 129 santri, dengan
rincian 84 Santri putra dan 45 santri putri. Rata-rata santri yang
mondok, berasal dari keluarga menengah ke bawah,
penghasilan orang tuanya rata-rata per bulan Rp 400.000-Rp
800.000 (Dokumen PPHM).
Adapun Keadministrasian santri Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien:
a). Kewajiban
Pendaftaran : Rp. 80.000,-
Daftar ulang : Rp. 20.000,-
I‟anah Zahriyah perbulan :
1). Santri tidak ber Hp : Rp. 17.500,-
2). Santri ber Hp : Rp. 40.000,-
3). Santri berlaptop : Rp. 60.000,-
Pembuatan kts gratis
b). Perijinan
Surat ijin pulang : Rp. 1.500,-
Suran ijin sementara (ke kota) : Rp. 500,-
Surat ijin kontrak : menyesuaikan
Surat ijin dirosah MHM : Rp. 500.-
Kegiatan sekolah (mingguan ) : Rp. 1.000.-
56
Ijin kontrak :
Kegiatan sekolah (>1 minggu) : Rp. 1.000.-
Bekerja berkala : Rp. 1.000.-
PKL sekolah : Rp. 10.000.-
c). Ta‟ziran
Musyawarah tanpa ijin : Rp.1000,- / hari
Keluar ma‟had tanpa ijin:
Menginap : Rp. 15.000,- / hari
Tidak menginap : Rp. 5.000,- / hari
Denda setiap kegiatan (absen ) : Rp. 2000.-
Denda musyawarah : Rp. 2000.-
d). Lain-lain
Menyeterika : Rp. 500.- /3 buah
Perpawonan : menyesuaikan
Kamar tidak piket : Rp. 10.000.-
Pendanaan kamar : Menyesuaikan
Keadministrasian Madrasah Hidayatul Mubtadi-Ien
a). Pendaftaran Siwa-siswi baru
1). Tingkat TPA sampai 6 Ibtidaiyah : Rp. 20.000,-
2). Tingkat Tsanawiyah sampai 3 Aliyah : Rp. 25.000,-
b). Daftar ulang semua tingkatan : Rp. 10.000,-
c). I‟anah syahriyah perbulan:
1). Tingkat TPA sampai 5 Ibtidaiyah : Rp. 7.500,-
57
2). Tingkat 6 Ibtidaiyah :Rp. 10.000,-
3). Tingkat 1 sampai 2 Tsanawiyah :Rp. 10.000,-
4). Tingkat 3 Tsanawiyah :Rp. 12.500,-
5). Tingkat 1 dan 2 Aliyah :Rp. 10.000,-
6). Tingkat 3 Aliyah :Rp. 12.500,-
Selain itu di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien juga
mempunyai program pondok yang dinamakan madrasah.
Program tersebut terdiri dari kelas TPA, Ibtidaiyah,
Tsanawiyah, Aliyah. Jumlah keseluruhan santri madrasah ialah
236 santri. Santri yang belajar di madrasah tersebut tidak hanya
terdiri dari santri yang tinggal di pesantren, tapi juga dari
masyarakat sekitar Kalibening. Adapun kurikulum yang
dijalankan mengikuti kurikulum dari pesantren.
Tabel 4
Data jumlah santri madrasah
Pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
Tahun 2016
NO Tingkatan Madrasah Jumlah
1
2
3
4
TPA
Ibtida‟iayah
Tsanawiyah
Aliyah
22
107
76
31
58
Tabel 5
Data jumlah santri putra
Pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
Tahun 2016
No. Nama Kamar (Santri Putra) Jumlah
1 . Al Ghozali 7 orang
2. Darut Tholibin 8 orang
3. Muadz Ibnu Amr 8 orang
4. Hujrotul Muhajirin 9 orang
5. Imroatul Ma‟had 10 orang
6. Ibnu Malik 6 orang
7. Kamar Tamu 5 orang
8. Ittihadul Muata‟alimin 9 orang
9. Sirojul Huda 7 orang
10. Ibnu Hamdun 5 orang
Jumlah 84 orang
Tabel 6
Data jumlah santri putri
Pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
Tahun 2016
No. Nama Kamar (Santri Putri) Jumlah
1 . Kamar Pengurus 7 orang
2. Nurul Falah 8 orang
3. Miftahul Janah 8 orang
4. Roudlotun Jinan 8orang
59
5. Jamiatul Muta'alimat 9 orang
6. Kamar enam 5 orang
Jumlah 45 orang
2). Keadaan Ustadz dan Ustadzah
Ustadz pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
ada dua golongan yaitu ustadz yang berasal dari warga
Kalibening sendiri yang telah lulus belajar di suatu
pesantren dan ustadz yang berasal dari luar warga
Kalibening yaitu santri lulusan pondok ini dan yang masih
menjabat sebagai pengurus pondok pesantren. Adapun
jumlah ustadz ialah 35 orang, adapun perinciannya sebagai
berikut (Dokumen PPHM):
Tabel 7
Keadaan guru/ ustadz
Pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
Tahun 2016
No. Nama Keterangan Asal
1. K.H. Abda‟ Abdul Malik Desa
2. Ustadz Drs Ridwan Desa
3. Ustadz Khoirudin Desa
4. Ustadz Abdul Ghofur Desa
5. Ustadz M Umar Syaifi‟i Desa
6. Ustadz Ma‟sum A A Desa
60
7. Ustadz Thohir Ahmad Desa
8. Ustadz Ahmad D J K Desa
9. Ustadz Zahroni Desa
10. Ustadz Mahfudhi Desa
11. Ustadz Syukron H Desa
12. Ustadz Abdul Rohim Desa
13. Ustadz Daman Huri S.Pd.I Desa
14. Ustadz Muhdi Azis Desa
15. Ustadz Mutho‟un Desa
16. Ustadz Agus H S Desa
17. Ustadz Muhyiddin C N Desa
18. Ustadz Sabiqun Desa
19. Ustadz Mustaqim Desa
10. Ustadz Sukiman Desa
21. Ustadz Abdul Roziq Desa
22. Ustadz Misri B Desa
23. Ustadz Solihin Pengurus
24. Ustadz Masykur Desa
25. Ustadz Muhlisin Pengurus
26. Ustadz Sobaruddin Pengurus
27. Ustadz Mustakim Pengurus
28. Ustadz M Amiruddin Pengurus
29. Ustadz Imam Safrudy Pengurus
30. Ustadz Ahmad Fariq A Pengurus
31. Ustadz Hasanudin Pengurus
32. Ustadz Nur Faizin Pengurus
61
33. Ustadz Rozin Makfi Pengurus
34. Ustadz A Syamsul H S.Pd.I. Pengurus
35. Ustadz Mutholib Pengurus
h. Bentuk-bentuk kegiatan
1). Di bidang pendidikan:
a) Penyelenggaraan Pondok Pesantren.
b) Taman Pendidikan Al Qur‟an (TPQ).
c) Madrasah Diniyah (MADIN).
d) Madrasah Tsanawiyah.
e) Madrasah Aliyah.
f) Pengajian Kitab (Bandongan).
2). Melaksanakan dakwah Islamiyah dan bekerja sama dengan
pihak-pihak yang memiliki kesamaan tujuan dan misi
dalam penanggulangan hal-hal negatif di masyarakat.
3). Mengusahakan dan mengadakan majlis ta‟lim, pengajian-
pengajian, ceramah dan diskusi agama Islam ke berbagai
lapisan masyarakat.
4). Menyalurkan dan/ atau mengusahakan santunan kepada
anak-anak yatim, fakir miskin dan dhu‟afa‟ (orang lemah
tidak mampu).
62
Tabel 8
Kegiatan harian pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
Tahun 2016
No. Waktu Kegiatan
1. Sebelum Subuh Mujahadah Al- Qur‟an
2. Subuh Awal Pengajian Bandongan Hadrotus
Syeikh
3. Subuh Tsani Pengajian Ihya‟ Ulumuddin
4. 07.00 WIB Piket
5. Subuh Tsalis Pengajian Kitab-kitab Bandongan
6. Ba‟da Ashar
Pengajian Tafsir Jalalain
Dzikiran, Do‟aiyah, Suratan
Penting
7. 16.00 Istiwa‟ Musyawaroh
8. Sebelum Maghrib Mujahadah Al-Qur‟an
9. Ba‟da Jama‟ah
Maghrib
Dirosah MHM
10. 21.00 WIB Sorogan Al-Qur‟an
11. 22.00 WIB Belajar Bersama
12. 23.00 WIB Istirahat
Tabel 9
Kegiatan mingguan pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
Tahun 2016
No. Waktu Kegiatan
1. Kamis Sore Ziarah ke Maqbaroh
63
2.
Malam Jum‟at
Ba‟da Maghrib
20.30 WIB
I‟tikaf di Masjid
Jam‟iyah Al Bazanji
3.
Jum‟at
Ba‟da Subuh
06.30 WIB
09.30 WIB
Mujahadah Nariyah
Muhafadhoh
Olahraga/Ekstarkulikuler
4. Malam Ahad (21.30-
00.00WIB)
Ru‟shoh nonton TV
5.
Ahad
08.00 WIB
10.00 WIB
Musyafahah Qutubul Fiqhiyah
Seni Kreatifitas Khot Kaligrafi
Ru‟shoh nonton TV
6. Malam Senin Khitobiyah
Tabel 10
Kegiatan bulanan pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
Tahun 2016
No Waktu Kegiatan
1 Malam jum‟at kliwon Sholat tasbih
2 Jum‟at Kliwon
Ro‟an / Kerja Bakti
Bersama
3 Malam Hari Menguras MCK
4. Malam Hari
Menguras Tempat
Wudhu Masjid
64
Tabel 11
Kegiatan tahunan pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
Tahun 2016
No. Waktu Kegiatan
1. Dzulhijah Takbir Keliling
Qurbanan
2. Sya‟ban Ziarah
3. Sya‟ban Pra-Haflah Muwada‟ah Akhirussanah
4. Sya‟ban Pengajian Haflah Muwada‟ah Akhirussanah
Ada tiga katagori kegiatan yang ada dalam di pondok
pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien yaitu:
a. Sistem pendidikan
1). Clasical
2). Bandongan .
3). Sorogan
b. Kegiatan penunjang
1). Khitobah
2). Al- Barjanji
3) Mujahadah Nariyah
c. exstra kulikuler
1). Rebana
2). Seni baca Al-Qur‟an
3). Seni menulis khot
65
4). Computer
5). Pertanian
6). Menjahit
Adapun kegiatan-kegiatan lain yang dilaksanakan di
pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien yaitu:
1). Acara alumni soan pengasuh
2). Rapat rutin alumni
3). Sarasehan alumni PPHM
4). Kegiatan ziarah makam
5). Pertemuan rutin alumni.
i. Kurikulum Pondok pesantran Hidayatul Mubtadi-Ien
Kurikulum Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
berkiblat pada Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
Lirboyo Jawa Timur dan Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-
Ien Ngunut Jawa Timur, yaitu menggunakan sistem klasik
(sorogan dan bandongan). Adapun kitab-kitab yang dikaji
adalah kitab klasik yang bermazhab Syafiyah. Kitab-kitab hasil
karya ulama klasik tersebut digolongkan ke dalam ilmu Nahwu,
Shorof, Fiqih, Usul Fiqih, Hadits, Tafsir, Tauhid, dan Tarikh.
Untuk lebih rinciannya kitab-kitab yang dianjurkan di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien adalah sebagai berikut
(Dokumen PPHM):
66
Tabel 12
Jadwal pelajaran tahun 2016
Madrasah TPA dan Ibtida‟ pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
Hari
TPA I
Pengajar Pelajaran Pengajar Pelajaran
Sabtu Fina AS
Arina M
Qiroati +
Tauhid
Syamsul H
Rozin Makfi Qiroati + Kitabah 2
Ahad Syamsul H
Rozin Makfi
Qiroati +
Kitabah
Sukiman
Muhlisin Qiroati + Fasholatan
Senin Safrudy
Sobarudin Qiroati +
Tauhid
Solihin
Rozin Makfi Qiroati + Do‟aiyah
Selasa Arina M
S Masruroh
Qiroati +
Do‟aiyah
Amirudin
M Yasin Qiroati + Tauhid
Rabu S Masruroh
Arina M
Qiroati +
Kitabah
Fina AS Alizatul
„ilmi Qiroati + Kitabah 2
Kami
s
Rozin
Makfi
Solihin
Qiroati +
Do‟aiyah
S Masruroh
Arina M Qiroati + Tauhid
II III
Pengajar Pengajar Pelajaran Pelajaran
Sabiqun Ma`shum AA Aqidatul-Aw Al Qur‟an
Munadziroh
Munasiroh Mustaqim Pndk Kifayatul-G Bahasa Arab
Abdur Rohim Alizatul „Ilmi Bahasa Arab Ala La
Abdul Roziq Mutho`un Al-Qur`an Pasolatan
67
Damanhuri M.Yasin Khot Tauhid
M Yasin Agus HS Tarikh Khot
III IV V
Pengajar Pelajaran Pengajar Pelajaran Munawib
Ma`shum
AA
Aqidatul-
Aw Bima Archami Bahasa Arab
Sobarudin
Syafrudy
MYasin
Mustaqim
Pndk Kifayatul-G Masykur S Kifayatul-G
Bima Amirudin
Arina M
Masruroh
Alizatul
„Ilmi
Bahasa
Arab Bima Archami Al-Qur‟an
Muhlisin
Samsul H
Mutho`un Al-Qur`an Muhlisin Hidayatus-S Rozin M
Sobarudin Bima
M.Yasin Khot
Thohir
Ahmad Hadits
Muhlisin Bima
Rozin M
Agus HS Tarikh Sobarudin Matlap Bima
Amirudin
Tabel 13
Jadwal pelajaran tahun 2016
Madrasah Tsanawiyah pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
انىقد األاو1 2 3
األصاذذ انذروس األصاذذ انذروس األصاذذ انذروس
انضثد أت صجاع 1
Muhyiddin
CN
فرح انقزة
االول Agus HS ذجا Sabiqun
68
2 قىاعذ
االعالل
Mustaqiem
Pndk صهى انصثا
Bima
Archami Muhlisin يقصىد
األ حذ
يخرصزجذا 1Alizatul
„Ilmi ثاصهى انص
Bima
Archami
فرح انقز
2ة Rifqotus S
يخرصزجذا 2Alizatul
„Ilmi
فرح انقزة
االولAgus HS
فرح انقز
2ة Rifqotus S
اإلث
يخرصزجذا 1Alizatul
„Ilmi
ذصزف
اصطالح,
Muhlisin اإلعالل M. Yasin انعزط
انقزأ 2Bima
Archami ذحهح
Abd. Roziq
ذعهى
رعهى ان
Muhdi
Aziz
انثال ثاء
أت صجاع 1Muhyiddin
CN Khoiruddin قاعذج األونى
قاعذج
انثاح
Mustaqiem
Pndk
أت صجاع 2Muhyiddin
CN Khoiruddin قاعذج األونى
قاعذج
انثاح
Mustaqiem
Pndk
األرتعاء
Mutho‟un وصاا 1 جىاهزانكاليح
Zahroni انعزط M. Yasin
2 انخزذج
انثهح Zahroni
فرح انقزة
االولAgus HS انعزط M Yasin
انخـش
1 ىرانق
2+3
Thohir
Ach
رصانح
انحضFina AS
ذصزف
نغىي
Achmad
DJK
2 ىرانق
2+3
Thohir
Ach
ذصزف
اصطالح,
اإلعالل
Muhlisin حذث
أرتع
Muhyiddin
CN
Tabel 14
Jadwal pelajaran tahun 2016
Madrasah Aliyah pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
انىقد األاو1 2 3
األصاذذ انذروس األصاذذ انذروس األصاذذ انذروس
69
انضثد 1انفه 1
M
Amiruddin Muthoun او انثزاه Sholihin 2انفح
2 جىاهز
انثخاري
Ma‟shum
AA
فرح
2انع
Mustaqiem Muthoun او انثزاه
األ حذ
1 ذفضز
جز عى
Sabiqun
Abd
جىاهز
انثخاري
2
Misri B
Damanhuri 3 فرح انع
2 إعزاب
1
Abd.
Rohim جىاهز
انثخاري
2
Misri B
حضابA Samsul
Hadi
اإلث
1انفه 1M
Amiruddin عذج
انفزض
Abd.
Ghofur جىهزانكى
KH Abda‟
Abd M
2 قىاعذ
اإلعزاب
Abd.
Rohim Damanhuri 3فرح انع sholihin 2 انفح
1انفه 1 انثال ثاءM
Amiruddin
فرح
انع
2
Mustaqiem 3فرح انع Damanhuri
Mustaqiem انجزرح 2 عذج
انفزضAbd.ghofur انقىاعذانفقهه Masykur S
األرتعاء
1 كفاح
انعىاو
Achmad
DJK اخورق
M Umar S انقىاعذانفقهه
Masykur S
2
فرح
انع
1
Sukiman
حجح اهم
انضح
وانجاعح
Abd. Roziq
صهى انىرقAchmad
DJK
1 انخـشجىاهز
انثخاري
Ma‟shum
AA 2انفح
Sholihin جىهزانكى
KH Abda‟
Abd M
2
فرح
انع
1
Sukiman فهكه Achmad
DJK جىهزانكى
KH Abda‟
Abd M
j. Tata Tertib Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
Al-Wajibat (Kewajiban) :
a. Menjunjung tinggi kehormatan santri.
70
b. Menjalankan salat berjama‟ah.
c. Berpeci tanpa miqot.
d. Mengikuti dirosah PP/MHM, Musyawarah, Mujahadah
Nariyah, Mujahadah Al-Qur‟an, dan Musyafahah.
e. Minta ijin pengasuh dan pengurus bila pulang atau
bepergian.
f. Membayar i‟anah syahriyah atau i‟anah lain yang
ditentukan.
g. Saling menghormati dan tolong-menolong.
h. Memberitahu pengurus bila ada tamu laki-laki (khusus bagi
santri putri).
Al-Manhiyat (Larangan) :
a. Melanggar semua hukum syara‟.
b. Bergaul antara ajnabi dan ajnabiyah.
c. Menggunakan hak milik orang lain tanpa ijin.
d. Menonton hiburan tanpa ru’shoh.
e. Keluar ma‟had (asrama) setelah pukul 23.30 WIB.
f. Memperlihatkan aurat di depan umum dan berpakaian
kurang sopan.
g. Menyalahgunakan kewenangan sarana dan prasarana
PP/MHM.
h. Masuk kamar lain dalam keadaan kosong.
i. Mengikuti pengajian tanpa seijin pengasuh atau pengurus.
71
j. Memakai kulot, celana panjang (khusus santri putri).
Al-Ma‟murot (Anjuran) :
a. Menjalankan berbagai riyadhoh.
b. Membudayakan salam.
c. Membudayakan, disiplin, mandiri, dan giat belajar.
d. Ziarah ke maqom.
e. Menjaga kebersihan.
f. Mujahadah Al-Qur‟an sebelum subuh.
2. Gambaran informan.
a. AAM
AAM lahir di salatiga, yang usianya sudah semakin tua,
tetapi beliau sangat antusias dalam mendidik dan mengajar
santrinya. Beliau sebagai pengasuh pondok pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien Kalibening Salatiga. Namanya juga sangat terkenal di
masyarakat. Meskipun hanya lulusan SMA, tetapi beliau
mempunyai pengalaman mondok berbeda-beda tempat.
b. S
S lahir di Ambarawa Semarang, usia beliau 29 tahun.
Ustadz S termasuk santri paling lama di pondok pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien. Beliau mondok kurang lebih selama 10
tahun, dan sekarang beliau menjabat sebagai ustadz. Meskipun
ustadz S hanya lulusan SMP beliau sangat semangat dalam
mempelajari ilmu agama di pondok pesantren.
72
c. MR
MR lahir di Banyu Biru Semarang, umurnya 19 tahun tetapi
beliau sudah lulus madrasah dinniyah di pondok pesantren.
Sekarang beliau menjadi ustadzah. Beliau tak hanya pandai
mengaji, tetapi beliau juga mahir dalam melantunkan qiro‟atul
Qur‟an dan menulis khot. Beliau juga menghafalkan Al-Qur‟an.
d. BA
BA lahir di Boyolali, umurnya 23 tahun. Beliau sebagai
pengurus pondok pesantren dan juga sebagai ustadz. Selain
mondok beliau juga lulusan kuliah jurusan pendidikan bahasa arab
di IAIN Salatiga tahun 2016. Sebagai seorang Hafidz beliau juga
mengajarkan santri untuk membaca Al-Qur‟an dengan benar.
e. MN
MN lahir di Demak, sekarang umurnya 25 tahun. Di
pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien MN sebagai pengurus.
MN termasuk santri yang tertua. Beliau mondok kurang lebih
sudah 6 tahun. Selain mondok beliau juga lulusan STAIN Salatiga
fakultas Tarbiyah jurusan Pendidikan Agama Islam. Beliau juga
baru lulus madrasah dinniyah tahun 2016.
f. TT
TT lahir di Salatiga, umurnya masih sangat kecil 1 4
tahun. Beliau masih menduduki bangku SMP di SMP 9 Salatiga.
TT sebagai santri teladan, beliau selalu mendapatkan peringkat
73
terbaik di kelas madrasah dinniyah. TT mondok sudah 4 tahun,
tetapi beliau sebelum mondok juga mengaji TPA di pondok
pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien, karena rumahnya dekat dengan
pondok.
g. MM
MM lahir di Karanggede, umurnya 20 tahun. Beliau
sebagai santri di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien. MM
tinggal di pondok pesantren sudah 4 tahun, beliau santri mukim(
hanya mondok saja). Meskipun hanya lulusan SMP beliau tetap
semangat dalam mengaji. MM selalu mendapatkan peringkat
terbaik di madrasah dinniyahnya.
B. Temuan penelitian
Sesuai dengan hasil observasi, wawancara, serta dokumentasi di
lokasi penelitian yaitu di Pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien,
peneliti mendapatkan beberapa hal di antaranya:
1. Persepsi pendidikan karakter di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-
Ien.
Pendidikan karakter sangatlah penting bagi santri. Seperti di
Pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien dengan pembelajaran kitab-
kitab dan kegiatan-kegiatan yang ada di pondok secara tak sadar akan
tertanam pendidikan karakter. Harapannya dengan pendidikan karakter
dapat membentuk santri menjadi lebih baik dan santri mampu
menciptakan generasi pendidik yang berakhlak mulia.
74
Berdasarkan wawancara dengan kyai AAM selaku pengasuh
pondok pesantren berikut data yang penulis dapatkan dari apa yang di
ketahui mengenai pendidikan karakter sebagai berikut:
“Pendidikan karakter adalah membina akhlakul karimah yang
sesuai dengan rukun-rukun Islam”( 4 Juni 2016.AAM ).
Hal serupa yang di sampaikan oleh beberapa dewan asatidz,
pengurus dan santri mengenai pendidikan karakter yaitu sebagai
berikut: Menurut Al Ustadz S mengenai pendidikan karakter dari
hasil wawancara sebagai berikut:
“Setahu saya tentang karakter itu merupakan sifat yang melekat
yang ada pada diri seseorang, dan karakter itu bisa terbentuk dari
keluarga dan lingkungan”( 3 Juni 2016. S).
Menurut Al Ustadz SH mengenai pendidikan karakter dari hasil
wawancara sebagai berikut:
“Pendidikan karakter itu banyak dari para ahli yang
mendefinisikan pendidikan karakter adalah pendidikan yang
menekankankan pada akhlak atau kepribadian siswa atau
seseorang”( 3 Juni 2016. SH).
Menurut Al Ustadz MA mengenai pendidikan karakter dari hasil
wawancara sebagai berikut:
“Pendidikan karakter itu kalau secara globlal menjadikan anak
santri itu supaya anak didik menjadi orang yang berakhlakul karimah,
baik thohirun wa batinun” (3 Juni 2016. MA).
Sedangkan menurut pengurus yang bernama BA mengenai
pendidikan karakter dari hasil wawancara sebagai berikut:
“Pendidikan karakter merupakan sebuah usaha secara
menyeluruh dari tiap-tiap orang yang terlibat dalam suatu lembaga
untuk mempelajari, membimbing, menggali kemudian membimbing
kemampuan yang di milikinya atau kata lain potensi untuk membentuk
75
suatu akhlak atau karakter yang sesuai dengan ajaran islam”( 3 Juni
2016. BA)
Menurut mbak M yang sebagai pengurus mengenai pendidikan
karakter dari hasil wawancara sebagai berikut:
“Pendidikan karakter menurut saya adalah suatu pembentukan jati
diri seseorang “(3 Juni 2016. M).
Menurut pengurus yang bernama RM mengenai pendidikan
karakter dari hasil wawancara sebagai berikut:
“Pendidikan karakter yaitu sebuah usaha mendidik siswa agar
mempunyai kepribadian yang baik dengan membina akhlakul karimah
sesuai dengan ajaran agama islam” (3 Juni 2016. RM).
Menurut santi yang bernama MAK mengenai pendidikan karakter
dari hasil wawancara sebagai berikut:
“Pendidikan karakter sikap yang melekat pada diri seseorang
yang bisa di ubah agar menjadi pribadi yang baik dan mempunya
akhlakul karimah sesuai ajaran islam” (3 Juni 2016. MAK).
Menurut santri yang bernama AM mengenai pendidikan karakter
dari hasil wawancara sebagai berikut:
“Pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengarah karakter
seseorang atau sikap seseorang dan tingkah laku” (3 Juni 2016. AM).
Menurut santri yang bernama MAP mengenai pendidikan karakter
dari hasil wawancara sebagai berikut:
“Pendidikan karakter yaitu pembentukan karakter seseorang yang
akan menjadikan seseorang itu baik atau tidaknya tingkah laku” (3
Juni 2016. MAP).
Dari beberapa pendapat tentang pendidikan karakter di atas penulis
dapat menyimpulkan bahwa pendidikan karakter suatu usaha yang
dilakukan agar dapat membentuk diri, membina diri, mengarahkan,
76
mendidik sesorang agar menjadi lebih baik dan mempunyai akhlakul
karimah yang berdasarkan rukun-rukun islam dan sesuai ajaran islam.
2. Implementasi pendidikan karakter pada santri di pondok pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien.
Di Pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien, merupakan pondok
yang mampu menerapkan pendidikan karakter pada santri. Dengan
dukungan Abah Kyai, dewan asatidz, pengurus, santri mampu
mengikuti dan melaksanakan pembelajaran yang ada di Pondok
Pesantren, sesuai dengan kurikulum yang dibuat oleh Abah Kyai.
Adapun tujuan pendidikan karakter yang di sampaikan oleh AAM
dalam wawancara sebagai berikut:
“Tujuannya ya untuk mempersiapkan tokoh-tokoh pimpinan yang
akan datang, mempersiapkan kaderisasi pimpinan yang berakhlakul
karimah” ( 4 Juni 2016.AAM ).
Jadi tujuan pendidikan karakter pada santri di Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien yaitu mempersiapkan tokoh pemimpin yang
akan datang yang berakhlakul karimah. Selain tujuan adapun harapan
pengasuh pondok dalam pendidikan karakter yaitu agar bisa andil
dalam ilmu nafi‟ (ilmu yang bermanfaat).
Sedangkan menurut pengurus yang bermana RM tujuan pendidikan
karakter untuk membentuk karakter seseorang. Barikut hasil
wawancara yang penulis dapatkan dari RM:
”Ya tujuannya pembelajaran pendidikan karakter di pondok ini
untuk membentuk karakter santri agar lebih baik dan mempunyai
akhlakul karimah”(3 Juni 2016. RM).
77
Kemudian menurut pengurus yang bernama BA mengenai tujuan
adanya pembelajaran karakter di Pondok pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien dari hasil wawancara sebagai berikut:
“Yang paling utama tujuannya yaitu diharapkan menjadi santri
yang beriman, bertakwa, dan berikhsan sesuai dengan nilai-nilai
akidah ahlusunnah al jama’ah ahnadiyyan (NU). Dan di harapkan
lagi dengan pembentukan karakter itu bisa hidup di tengah-tengah
masyarakat, mampu untuk berguna bagi masyarakat, nusa, bangsa,
dan agama” (3 Juni 2016. BA).
Menurut pengurus juga yang bernama mbak M tentang tujuan
pembelajaran pendidikan karakter pada santri di Pondok pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien dari hasil wawancara sebagai berikut:
“Tujuannya yang pasti yang pertama membentuk akhlakul
karimah, agar menjadi generasi muda yang bermoral, beradap, dan
generasi yang intelek” (3 Juni 2016. M).
Jadi tujuan pembelajaran pendidikan karakter di Pondok
pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien dari hasil wawancara beberapa
pengurus penulis dapat menyimpulkan tujuan pendidikan karakter
adalah membentuk karakter seseorang yang berakhlakul karimah,
menjadikan santri yang beriman, bertakwa sesuai ajaran islam.
Selain tujuan penulis juga mendapatkan beberapa informasi
mengaenai pendidikan karakter yaitu: (a)Sistem pendidikan karakter
pada santri (b)Cara menerapkan pendidikan karakter pada santri
(c)Pelaksanaan/ implementasi pendidikan karakter (d)Metode
pendidikan karakter (e)Kegiatan dan pembelajaran yang mendukung
pembelajaran pendidikan karakter (f)Sikap santri dalam pelaksanaan
pendidikan karakter.
78
a. Sistem pendidikan karakter pada santri.
Berikut sistem pendidikan karakter pada santri di
Pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien, data yang
berhasil dihinpun oleh peneliti dan hasil wawancara dari
beberapa dewan asatidz.
Ustadz S selaku ustadz di Pondok pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien mengatakan bahawa:
“Sistem pendidikan karakter di pondok pesantren di
sisi dilandasi dengan pendidikan yang berdasarkan aqidah
karena dengan akidah yang kuat nantinya para santri akan
terlatih pada kehidupan yang akan datang dengan
berbagai lingkungan yang dihadapi nanti di lingkungan
masing-masing, karena santi hidup yang berbeda-beda,
tapi dengan pendidikan akhlak dan pendidikan tauhid yang
matang Insya Allah itu akan tercapai” (3 Juni 2016. S).
Sedangkan menurut ustadz SH sistem pendidikan
karakter di Pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien dari
hasil wawancara sebagai berikut:
“Sistemnya ya berdasarkan pada kitab-kitab ulama’
salaf bukan pada buku-buku jaman sekarang tetapi
berdasarkan kitab-kitab jaman dahulu kitab-kitab yang
sudah di kembangkan para ulama’, semisal kitab taisirul
akhlak atau lebih terkenal dengan talim muta’alim” (3 Juni
2016. SH).
Menurut ustadz MA sistem pendidikan karakter
pada santri di Pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien dari
hasil wawancara sebagai berikut:
“Sistem pendidikan yaitu dengan mengajarkan
ilmu-ilmu agama yang disitu adalah perintah Allah untuk
mempelajari Al-Qur’an dan As-Sunnah, nanti supaya anak
79
didik itu menjadi orang yang mengamalkan apa yang
diharapkan Al-Qur’an dan As-Sunnah” (3 Juni 2016. MA).
Dari bebrapa paparan yang di sampaikan Al ustadz
di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa sistem
pendidikan karakter Pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-
Ien menggunakan sistem salafiyah yang masih tradisional,
menggunakan kitab-kitab yang berlandasan akhlak dan
tauhid. Di ajarkan juga Al-Qur‟an dan As-Sunnah.
b. Cara menerapkan pendidikan karakter pada santri
Di Pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
penerapan pendidikan karakter dengan mengajarkan kitab-
kitab yang berlandasan akhlak. Berikut yang di sampaikan
pengurus yang bernama BA mengenai penerapan
pendidikan karakter pada santri dari hasil wawancara
sebagai berikut:
“Penerapan pendidikan karakter pada santri yang
pertama melalui dalam selama 24 jam mengawasi dan
membimbing kegiatan belajar mengajar santri dari mulai
bangun tidur sampai tidur lagi selama 24 jam selama
setiap harinya kecuali hari libur” (3 Juni 2016. BA).
Pengurus yang bernama RM juga mengatakan cara
penerapan pendidikan karakter yaitu sebagai berikut:
“Penerapan pendidikan karakter pada santri
dengan cara mengenalkan kitap-kitab yang di ajarkan serta
mengajarkan dan membina santri dengan aturan-aturan
yang sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah” (3 Juni
2016. RM).
80
Sedangkan menurut pengurus yang bernama M cara
penerapan pendidikan karakter pada santri dari hasil
wawancara sebagai berikut:
“Cara penerapan pendidikan karakter pada santri
dengan pengajaran kitab- kitab maka secara tak sadar
dengan pembelajaran santri akan terbentuk karakter” (3
Juni 2016. M).
Dari beberapa yang di sampaikan pengurus peneliti
dapat menyimpulkan bahwa cara penerapan pendidikan
karakter pada santri yaitu dengan mengenalkan dan
mempelajari kitab-kitab serta mengawasi dan membimbing
santri.
c. Pelaksanaan /implementasi pendidikan karakter.
Di Pondok pesantren Hidayatul Mubtdi-Ien
pendidikan karaketer masih di terapkan dalam mengaji,
dengan cara mempelajari kitab-kitab yang di ajarkan secara
tidak langsung karakter santri akan terbentuk. Dalam
pelaksanaan pendidikan karakter di pondok berjalan dengan
lancar, seperti yang dituturkan pengasuh pondok Kyai
AAM dalam wawancaranya sebagai berikut:
“Pelaksanaannya cukup bagus dan tidak ada
halangan dalam pembelajaran “( 4 Juni 2016.AAM ).
Begitu juga yang disampaikan oleh para ustadz
mengenai pelaksanaan metode pembelajaran yang
diterapkan di pondok dari hasil wawancara sebagai berikut:
81
Ustadz S mengatakan sebagai berikut:
“Pelaksanaanya disini mengacu pada pembelajaran
salaf yaitu ada bandongan, sorogan, muhafadzoh,
musyawarah, dan praktik pembelajaran”(3 Juni 2016. S).
Ustadz AM mengatakan sebagai berikut:
“Dengan model sorogan yaitu ustadz membacakan,
menerjemahkan dan menjelaskan sedangkan santri
mendengarkan, menulis, memahami, sampai menghafalkan
juga” (3 Juni 2016. AM).
Ustadz SH mengatakan sebagai berikut:
“Jadi pelaksanaan dari metode misalnya
bandongan seperti disekolah-sekolah umum, ustadz
membacakan kitab sementara santri menyimak dan menulis
maknanya yang sudah dibacakan sedangkan musyawarah
ini dilakukan semua santri dikelas dan salah satu santri
memimpin jalannya musyaarah membahas kitab-kitab
kalau disini tentang akhlak” (3 Juni 2016. SH).
Dalam pelaksanan metode disini para ustadz
mengajarkan pembelajaran dengan sistem salafiyah yang
masih menggunakan kitab-kitab tradisional dan
pembelajaran berjalan dengan lancar.
Dari beberapa pengurus dan santri juga
menyampaikan bagaimana pelaksanaan kegiatan dan
pembelajaran yang ada di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien dari hasil wawancara sebagai berikut:
Pengurus yang bernama RM mengatakan sebagai berikut:
“Pelaksanaannya berjalan dengan efektif, tetapi
jika santri tidak mengikuti pembelajaran dan kegiatan
mereka mempunyai kegiatan di luar pondok” (3 Juni 2016.
RM).
82
Kang BM juga mengatakan sebagai berikut:
“Pelaksanaan pembelajaran di pondok pesantren
tentunya terpusat kepada romo Kyai apapun yang
dilakukan pondok itu berdasarkan perintah romo Kyai.
Dan pelaksanaan pembelajaran dirosah di pondok
menggunakan sistem salafiyah apapun kitabnya
menggunakan qowaid wa tarjamah, guru membacakan
sekaligus menjelaskan” (3 Juni 2016. BA).
Mbak M mengatakan sebagai berikut:
“Pembelajaran di pondok itu pengkajian kitab-kitab
salafi, yang sudah di restui romo Kyai karena tidak semua
kitab diperbolehkan untuk diajarkan ya kitab-kitab yang
bermahzab syafi’i” (3 Juni 2016. M).
Santri MAP Mengatakan sebagai berikut:
“Pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan
sangat menyenangkan “(3 Juni 2016. MAP).
Santri AM juga mengatakan sebagai berikut:
“ Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan
sangat efektif” (3 Juni 2016. AM).
Menurut MAK mengatakan sebagai berikut:
“Pelaksanaan mengaji dan dirosah yang saya alami
terkadang kalau lelah tidak ngaji kalau masalah kegiatan
kitobiyah dan berjanji meskipun ngantuk tetap
dilaksanakan” (3 Juni 2016. MAK).
Dari beberapa yang di sampaikan Kyai, ustadz,
pengurus beserta santri penulis dapat menyimpulkan bahwa
pelaksanaan atau implementasi pendidikan karakter di
Pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien sangat bagus dan
tidak ada halangan, berjalan dengan efektif dan
83
menyenangkan. Dan semua pembelajaran dan kegiatan
terpusan kepada romo Kyai.
d. Metode pendidikan karakter
Sebuah pembelajaran pasti memiliki metode untuk
menyampaikan materi pembelajaran pada murid. Seperti
halnya yang ada di Pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-
Ien memiliki beberapa metode pembelajaran yang
diterapkan. Dalam wawancara dengan pengasuh pondok
KH AAM menuturkan beberapa metode pembelajaran yang
di terapkan Pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
sebagai berikut:
“Metode pendidikan di sini berbasis salafiyah
masih menggunakan metode sorogan, bandongan,
musyawarah, hafalan, bathul masa’il, praktik ibadah dan
pembelajarannya menggunakan kitab-kitab tradisional”( 4
Juni 2016.AAM ).
Tak jauh dari yang disampaikan Abah kyai dan
dewan asatidz, pengurus juga mengatakan mengenai
metode pendidikan karakter yaitu sebagai berikut: Ustadz S
sebagai ustadz di Pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
mengatakan metode yang digunakan sebagai berikut:
“Metode pembelajaran di Hidayatul Mubtadi-Ien
ini menggunakan sistem salafiyah yaitu dengan ngaji
bandongan yang digunakan kitab-kitab salafussholikin” (3
Juni 2016. S).
Pengurus M juga menyampaikan metode yang di
gunakan di Pondok yaitu sebagai berikut:
84
“Metode yang di gunakan di sini sorogan,
bandongan, musyawaroh, praktik ibadah, kilatan
ramadhan disini menggunakan sistem salafiyah” (3 Juni
2016. M).
Dari beberapa yang disampaikan Kyai, Dewan
Asatidz dan pengurus penulis dapat menyimpulkan bahwa
metode yang di gunakan di Pondok pesantren hidayatul
mubtadi-Ien yaitu dengan sistem salafiyah masih
menggunakan metode sorogan, bandongan, musyawarah,
hafalan dan praktik ibadah dll.
e. Kegiatan dan pembelajaran yang mendukung pembelajaran
pendidikan karakter.
Kegiatan dan pembelajaran merupakan dukungan
dalam pembentukan karaker pada santri, seperti di pondok
pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien ada beberapa kegiatan
dan pembelajaran yang mendukung pembentukan karakter.
Dari hasil wawancara dengan mbak M menyampaikan
beberapa kegiatan dan pembelajaran yang mendukung
pendidikan karakter yaitu sebagai berikut:
“Kegiatannya macam-macam ada dirosah, setoran
kitab, muhafadzoh, kitobah, ekstra kulikuler, kemudian
pelajaran yang mendukung yaitu mengkaji kitab-kitab
seperti wasoya, taklim muta’alim dan akhlakul banin” (3
Juni 2016. M).
Pengurus BA juga mengatakan beberapa kegiatan
dan pembelajaran yang mendukung pembentukan karakter
dari hasil wawancara sebagai berikut:
85
“Ada banyak sekali kegiatan yaitu pengajian kitab
kuning, belajar bersama tentang nilai-nilai agama islam
melalui kitab yang telah teruji ontetikasinya dari zaman ke
zaman yaitu ngaji kitab kuning bersama romo Kyai Abda’
Abdul Malik lalu ada lagi kegiatan dirosah merupakan
kegiatan belajar mengajar secara nonformal yang sama
persis dilakukan di sekolah-sekolah umum namun ini
berlaku dalam lingkup nonformal. Ada lagi kegiatan
qiroatul Qur’an, qiroatil Kutub, basailul masail addiniyah,
ekstra kulikuler meliputi rebana, tilawah dll. Pembelajaran
yang dapat membentuk karakter yaitu Tauhid, Fikih,
Bahasa Arab, Al Qur’an, Hadits, Adab dll” (3 Juni 2016.
BA).
RM Sebagai pengurus juga menyampaikan
mengenai kegiatan dan pembelajaran pendidikan karakter
dari hasil wawancara sebagai berikut:
“Kegiatan yang ada di Pondok pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien yaitu dirosah, kithobah, al barjanji, dan ada
beberapa ekstra kulikuler sedangkan pelajaran yang dapat
membentuk pendidikan karakter yaitu kitab-kitab akhlak
yaitu ta’lim muta’alim, adab, akhlakul banin dll” (3 Juni
2016. RM).
Beberapa santri juga menyampaikan beberapa
kegiatan-kegiatan yang ada di pondok dan tak kalah jauh
berbeda dari apa yang disampaikan pengurus di atas di
antaranya yaitu mengaji, ro‟an, ekstra kulikuler dll.
Dari beberapa yang di sampaikan pengurus dan
santri diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa kegiatan-
kegiatan yang ada di pondok sangatlah banyak di antaranya
dirosah dan ekstra kulikuler. Sedangkan pelajaran yang
dapat membentuk pendidikan akhlak yaitu pembelajaran
kitab-kitab akhlak.
86
f. Sikap santri dalam pelaksanaan pendidikan karakter
Dalam pelaksanaan pendidikan karakter yang di
sampaikan Abah kyai dan para dewan asatidz pastilah ada
tingkahlaku atau respon dari santri. Dibawah ini beberapa
sikap santri dalam melaksanakan pendidikan karakter yang
di tuturkan oleh pengasuh pondok Kyai AAM dari hasil
wawancara sebagai berikut:
“Sikap santri dalam pelaksanaan pendidikan
karakter sangat optimis”( 4 Juni 2016.AAM ).
Para dewan asatidz juga menyampaikan tentang
sikap santri dalam pelaksanaan pendidikan karakter. Ustadz
MA mengatakan sebagai berikut:
“Sikap santri dalam belajar dan kesehariannya
selalu sopan dan tawadhu’ penghormatan oleh santri
terhadap ustadz atau Kyai itu sangat tinggi melebihi
penghormatan terhadap guru pada sekolah-sekolah umum.
Aku pikir salah satunya karena ustadz mengajar dengan
ikhlas dan tidak mendapatkan bayaran” (3 Juni 2016. MA).
Ustadz S mengatakan sikap santri ketika
pelaksanaan pendidikan karakter dari hasil wawancara
sebagai berikut:
“ Sikap santri disini antusias banget karena itu juga
merupakan niat dari rumah, niatnya untuk belajar dan
mengaji maka dari itu disini 90% berjalan dengan lancar
“(3 Juni 2016. S).
Begitu juga al ustadz SH juga mengatakan sikap
santri dalam pelaksanaan pendidikan karakter dari hasil
wawancara sebagai berikut:
87
“Jadi ketika di ajar macem-macem sikapnya ada
yang senang juga ada yang di kelas tidur, rame sendiri
banyak yang seperti itu” (3 Juni 2016. SH).
Dari beberapa yang disampaikan romo Kyai dan
dewan asatidz mengenai sikap santri dalam pembelajaran
pendidikan karakter maka penulis dapat menyimpulkan
bahawa sikap santri dalam pembelajaran itu bermacam-
macam ada yang optimis, antusias tapi juga ada juga yang
malas ya begitulah karena santri mempunyai karakter yang
berbeda-beda.
3. Hambatan dan solusi pendidikan karakter pada santri di pondok
pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien.
Dalam pendidikan pasti ada hambatan yang dialami dalam proses
pembelajaran, setiap hambatan yang di lalui pasti ada jalan keluar atau
solusi untuk mengatasinya. Dalam pembelajaran pendidikan krakter di
Pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien berjalan dengan lancar dan
tidak ada hambatan, seperti yang di tuturkan Kyai AAM dalam
wawancara sebagai berikut:
“Menurut saya tidak ada hambatan dalam melaksanakan
pendidikan karakter di Pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien”( 4
Juni 2016.AAM ).
Hal serupa disampaikan oleh beberapa dewan asatidz, pengurus
dan para santri mengenai hambatan dan solusi dalam pelaksanaan
pendidikan karakter. Hambatan dalam pelaksanaan pendidikan
88
karakter karana karakter santri yang berbeda-bada, seperti halnya yang
di katakan ustadz S Dari hasil wawancara sebagai berikut:
“Hambatannya disini karena setiap santri itu berbeda-beda, beda
orang, beda wilayah, beda pendidikan dulunya kesulitan disini
hambatannya pasti berbeda-beda juga, ada yang sudah mengetahui
ada yang belum mengetahui jadi di sini dilatih semua dari nol dan
insya Allah dari nol itu terbentuk karakter santri” (3 Juni 2016. S).
Kemudian ustadz S juga mengatakan solusi untuk mengatasi
hambatan dalam pelaksanaan pendidikan karakter di pondok dari hasil
wawancara sebagai berikut:
“Dalam solusinya disini untuk mengatasi hambatan atau problem
dengan mengajarkan santri tentang kesungguhan dalam mempelajari
sesuatu sedikit ataupun banyaknya pembelajaran pastilah nanti ada
yang masuk dan ada yang di pahami dan sedikit demi sedikit seperti
dalam pepatah, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit” (3 Juni
2016. S).
Hambatan lainnya yang di alami yaitu karena terpengaruh dari
pergaulan dari luar seperti yang di katakan ustadz SH dari hasil
wawancara sebagai berikut:
“Hambatannya disini banyak sekali apalagi di pondok kami,
karena santrinya banyak yang sekolah diluar sehingga mereka itu
kebanyakan sudah terpengaruh dari teman-teman sekolah yang dari
luar yang belum pernah mondok jadi ketika di pondok di ajari tentang
akhlak yang baik nanti bergaul dengan teman-teman disekolah sudah
terpengaruh akhlak-akhlak yang kurang baik akhirnya mereka dengan
tidak sadar itu mereka lupa sama akhlak yang sudah di ajarkan di
pondok, misalnya cara berpakaian, potong rambut yang model-model
tidak genah seperti anak jalanan, pakaiannya ya pakaian pensil, jadi
sulit untuk mengatasi seperti itu” (3 Juni 2016. SH).
Setelah mengtakan beberapa hambatan ustadz SH juga
menyampaikan beberapa solusi sebagai berikut:
“Solusinya ketika disini dikarang tina di bentuk akhlaknya, dan
ada kerjasama antara sekolah umum dengan pesantren dan alangkah
89
baiknya Mentri Agama memperbanyak pelajaran akhlak di sekolah
karena sekarang ini pembelajaran akhlak di sekolahan berkurang baik
pelajaran Agama dan PKN, dan sekarang di Indonesia krisis moral”
(3 Juni 2016. SH).
Hambatan selanjutnya disampaikan oleh ustadz MA dari hasil
wawancara sebagai berikut:
“Hambatan yang saya alami yaitu dalam membentuk karakter
dibutuhkan yang namanya disiplin kadang santri tidak berangkat ngaji
atau mungkin bolos karena pulang, nonton bola, main ps. Adanya hp,
leptop, tv, yang membuat santri ketungkul/ tersibukkan, ini dampak
yang paling besar terkikisnya karakter sebagai santri, kemudian para
santri membuang waktu dengan bermalas-malasan dan tidur” (3 Juni
2016. MA).
Solusi yang ditempuh yaitu sebagai berikut:
“Santri di tekan untuk aktif dalam kegiatan belajar, berjama’ah
sholat, di ingatkan tujuan mondok itu apa, juga diperketat
keamanannya supaya tidak bolos ngaji dan membatasi alat-alat
elektronik seperti HP, leptop dan tv”(3 Juni 2016. MA).
Hambatan untuk pendidikan karakter selanjutnya yaitu
pemaksimalan pembelajaran, peraturan pondok yang belum di taati
seperti yang di sampaikan pengurus yang bernama mbak M dari hasil
wawancara sebagai berikut:
“Hambatannya tidak ada pasal yang kuat yang mendukung buat
menjalankan aturan sehari-hari, kemudian saya merasa kualahan
dalam membimbing santri karena karakternya yang berbeda-beda” (3
Juni 2016. M).
Kemudian solusi yang di tempuh yaitu:
“Harus ada pasal dari atasan, pasal ketat selama-lamanya dari
romo Kyai, dukungan dari semua yaitu dewan ustadz, keluarga dalem,
dan juga wali santri” (3 Juni 2016. M).
90
Hal serupa di sampaikan oleh pengurus bernama BA dari hasil
wawancara mengenai hambatan dan solusi pendidikan krakter sebagai
berikut:
“Hambatannya peraturan yang belum mengikat, kesadaran santri
untuk aktif mengikuti kegiatan, faktor motifasi dari orang tua” (3 Juni
2016. BA).
Kemudaian solusinya yang di sampaikan kang BA yaitu sebagai
berikut:
“Solusinya untuk mengatasi yaitu memperbaiki peraturan, dan
peraturan kebijakan, pengawalan terhadan peraturan, perhatian
ekstra kepada santri dan memberikan masukan serta bimbingan untuk
mengikuti kegiatan, perlunya pengawalan orang tua terhadap
anaknya” (3 Juni 2016. BA).
Disini kebanyakan hambatan yang di hadapi para santri yaitu
faktor dari luar dan ada kegiatan di luar seperti yang dikatakan MAK
dari hasil wawancara sebagai berikut:
“Hambatannya yaitu kalau cuma melakukan bisa, tetapi juga ada
faktor dari luar kadang konco juga pergaulan” (3 Juni 2016. MAK).
Sedangkan solusi yang tempuh seharusnya yaitu sebagai berikut:
“Mengusahakan menggunakan waktu sebaik-baiknya dan mencari
teman yang baik dan menjaga pergaulan dengan teman ” (3 Juni
2016. MAK).
Sedangkan hambatan yang di alami santri yang bernama AM ysitu
sebagai berikut:
“Saya sekolah, saya tidak mengikuti ngaji tsani, ngajinya keteteran
tetapi juga udah biasa, dan membatasi pergaulan” (3 Juni 2016. AM).
Dan solusinuya yaitu membatasi pertemanan dan mengatur waktu
sebaik-baiknya.
91
Dari beberapa hambatan dan solusi yang di sampaikan Kyai AAM,
dewan asatidz, pengurus dan santri penulis dapat menyimpulkan
bahwa hambatan yang di alami sangat berbeda-beda karena setiap
orang yang memiliki karakter yang berbeda-beda, serta solusi yang di
tempuh juga berbeda-beda, tergantung hambatan yang di hadapi.
92
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Persepsi pendidikan karakter di pondok pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien.
Pendidikan karakter sangatlah penting bagi santri. Seperti di
Pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien dengan pembelajaran kitab-kitab
dan kegiatan-kegiatan yang ada di pondok secara tak sadar akan tertanam
dan terbentuk pendidikan karakter. Harapannya dengan pendidikan
karakter dapat membentuk santri menjadi lebih baik dan santri mampu
menciptakan generasi pendidik yang berakhlak mulia.
Berdasarkan wawancara dengan pengasuh beliau mengatakan
pendidikan karakter adalah membina akhlakul karimah yang sesuai dengan
rukun-rukun islam. Hal serupa juga disampaikan oleh pengurus pondok
mengenai pendidikan karakter adalah sebuah usaha secara menyeluruh
dari tiap-tiap orang yang terlibat dalam suatu lembaga untuk mempelajari,
membimbing, menggali kemudian membimbing kemampuan yang di
milikinya atau kata lain potensi untuk membentuk suatu akhlak atau
karakter yang sesuai dengan ajaran islam
Dewan asatidz juga mengatakan pendidikan karakter adalah
pendidikan yang menekankankan pada kepribadian akhlak seseorang atau
sifat yang melekat yang ada pada diri seseorang. Karakter juga merupakan
menjadikan anak santri supaya anak didik menjadi orang yang berakhlakul
93
karimah, baik thohirun wa batinun. Karakter bisa terbentuk dari keluarga
dan lingkungan.
Dari beberapa pendapat tentang pendidikan karakter di atas penulis
dapat menyimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah suatu usaha yang
dilakukan agar dapat membentuk diri, membina diri, mengarahkan dan
mendidik sesorang agar menjadi lebih baik dan mempunyai akhlakul
karimah yang berdasarkan rukun-rukun islam dan sesuai ajaran islam.
B. Implementasi pendidikan karakter pada santri di pondok pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien.
Sebuah pendidikan di pondok pesantren, tidak terlepas dari sistem
pendidikan dan sistem pembelajaran yang mendukungnya. Seperti halnya
sistem pendidikan karakter pada santri yang ada di pondok pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien Kalibening Salatiga tidak bisa terlepas dari hal-hal
yang melengkapinya, sebagai berikut:
1. Sistem pendidikan karakter pada santri di pondok pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien Kalibening Salatiga.
Sistem pendidikan yang digunakan di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien dalam wawancara dengan pengasuh beliau menuturkan
bahwa sistem pendidikan di pondok pesantren tersebut menggunakan
sistem salaf. Kitab yang di kaji karangan ulama‟ terdahulu dan dalam
sistem pengajarannya pun masih menggunakan sistem lama atau
sistem tradisional. Di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien dalam
pendidikan dan pengajaran mempertahankan pengajaran kitab-kitab
94
klasik (salaf) sebagai inti pendidikan, dan metode yang digunakan
sehari hari tak lain metode sorogan dan bandongan.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem
pendidikan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien menggunakan sistem salafiyah yang masih tradisional dan
masih menggunakan kitab kuning karya ulama‟ terdahulu.
2. Metode pembelajaran di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
Kalibening Salatiga.
Kegiatan pembelajaran yang ada di pondok pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien sudah terjawdal secara rinci. Dan semua santri diwajib
mengikuti jadwal tersebut. Pembelajaran di pondok pesantren ini
terdiri atas kyai, ustadz, pengurus dan santri. Kyai mempuyai peran
penting dalam proses pembelajaran, karena semua kegiatan yang di
laksanakan berdasarkan perintah dan di bawah bimbingan kyai.
Sebuah pembelajaran pasti memiliki metode untuk menyampaikan
materi pembelajaran kepada murid, seperti halnya yang ada di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien memiliki beberapa metode
pembelajaran yang di tetapkan sebagai berikut:
a. Sorogan.
Metode sorogan ini berlangsung dimana seorang santri
berhadapan dengan seorang guru, dan terjadi interaksi saling
mengenal diantara keduanya. Sistem ini terbukti sangat efektif
karena memungkinkan seorang guru mengawasi, menilai, dan
95
membimbing secara maksimal kemampuan seorang santri dalam
menguasai materi pembalajaran.
Metode sorogan di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-
Ien di laksanakan setelah madrasah diniyyah dan pada hari minggu
pagi. Setelah madrasah diniyyah sorogan Al-Qur‟an dan pada hari
minggu pagi sorogan kitab sesuai dengan tingkatan kelas masing-
masing. Sorogan disini di ajar langsung oleh para ustadz maupun
pengurus pondok pesantren agar ustadz mengetahui sejauh mana
kemampuan dari masing-masing.
b. Bandongan.
Metode bandongan di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien dilaksanakan habis asar dan subuh. Metode ini
dilaksanakan di masjid yang disampaikan oleh romo kyai, kyai
membacakan serta menjelaskan isi kandungan kitab kuning,
sementara santri mendengarkan dan memberi makna pada kitab
masing-masing.
Jadwal metode bandongan di pondok pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien di laksanakan oleh semua santri dari kelas tsanawiyah
sampai dengan aliyah itu mengaji habis subuh, sedangkan habis
ashar hanya kelas 1 2 3 aliyah yang mengikuti ngaji bandongan
dengan kyai mengaji kitab Tafsir Jalalain. Dan yang kelas 1 2 3
tsanawiyah mengaji bandongan dengan ustadz dengan kitab
Akhlakul Banin.
96
c. Musyawarah.
Musyawarah yang dilakukan di pondok pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien adalah musyawarah mata pelajaran atau
yang sering santri sebut dengan takror.
1. Jadwal atau waktu musyawarah.
Musyawarah dilakukan masing-masing kelas setiap hari
kecuali hari kamis. Waktunya sore hari mulai jam 05.00 sampai
menjelang adzan maghrib.
2. Model musyawarah.
Model pelaksanaan musyawarah di pondok pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien dengan diskusi atau perdebatan yang
dilakukan antara santri dengan santri untuk mengulas hal-hal
yang belum dipahami mengenai kitab-kitab yang telah
dipelajari dengan ustadz. Kegiatan ini di pimpin oleh salah satu
santri dan saling bergantian.
d. Hafalan.
Di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien metode ini
dilakukan oleh para santri dengan cara menghafal nadzoman dari
kitab masing-masing kelas yang sudah ditentukan di bawah
bimbingan dan pengawasan kyai atau ustadz. Para santri di beri
tugas untuk menghafalkan nadzoman imriti, alfayah, jahur maknun
97
dan lain-lain dalam jangka waktu tertentu. Hafalan yang dimiliki
santri kemudian di setorkan di hadapan kyai atau ustadz.
e. Bathul Masail.
Penerapan metode ini di pondok pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien dilaksanakan satu tahun sekali, biasanya bersamaan
dengan hari dimana pondok pesantren akhirusanah dilaksanakan
oleh para kyai, dewan asatid dan alumni. Kegiatan ini diskusi dan
tanya jawab menurut Al-Qur‟an dan Hadist yang membahas
permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat sekitar.
Setelah semua di sepakati kemudian hasilnya dibukukan.
f. Metode demonstasi.
Metode ini dilakukan dengan cara memperagakan atau
mempraktekan suatu ketrampilan dalam hal pelaksanaan ibadah
tertentu yang dilakukan secara perseorangan mupun kelompok
dibawah petunjuk atau bimbingan kyai atau ustadz.
Di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien juga
menerapkan metode demonstrasi seperti hasil wawancara penulis
kepada beberapa nara sumber, para santri diminta mempraktekkan
tata cara wudlu dan shalat yang dibimbing oleh pengurus atau
ustadz secara langsung. Untuk mengevaluasi sejauh mana
pemahaman tentang materi dalam pembelajaran yang sudah di
sampaikan dan diajarkan.
98
3. Implementasi pendidikan karakter pada santri di pondok pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien.
Di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien Kalibening Salatiga,
merupakan pondok yang masih menerapkan pendidikan karakter
dengan mengajarkan kitab-kitab akhlak. Karena pendidikan karekter
sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan pendidikan
karakter di ajarkan oleh kyai, ustadz maupun ustadzah dengan
diharapkan dengan pendidikan karakter santri mampu membangun
akhlak yang mulia.
Pembentukan karakter pada santri ini dilaksanakan dengan cara
ustadz mengenalkan kitab-kitab yang diajarkan serta mengajarkan dan
membina santri dengan aturan-aturan yang sesuai dengan Al-Qur‟an
dan As-Sunnah. Serta pengurus selama 24 jam mengawasi dan
membimbing kegiatan belajar mengajar santri dari mulai bangun tidur
sampai tidur lagi selama 24 jam selama setiap harinya kecuali hari
libur.
Pelaksanaan pendidikan karakter di pondok pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien terpusat kepada romo Kyai. Apapun yang dilakukan
pondok pesantren berdasarkan perintah romo Kyai. Dan pelaksanaan
pembelajaran dirosah di pondok menggunakan sistem salafiyah.
Apapun kitabnya menggunakan qowaid wa tarjamah, ustadz
membacakan sekaligus menjelaskan.
99
Dalam pelaksanaan pembentukan pendidikan karakter adapun
kegaiatan-kegiatan yang dapat mendukung yaitu kegiatan dirosah,
khitobah, dziba‟an, ro‟an dan ekstra kulikuler seperti: qiro‟atul Qur‟an,
qiro‟atul kutub, seni khot dan lain-lain. Selain itu juga ada beberapa
kitab yang dapat membentuk pendidikan karakter yaitu wasoya, ta‟lim
muta‟alim, akhlakul banin dan lain-lain.
C. Hambatan dan solusi pendidikan karakter pada santri di pondok
pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien.
1. Faktor penghambat.
Dari hasil wawancara dengan pengasuh pondok pesantren beliau
menuturkan bahwa beliau tidak ada hambatan dalam melaksanakan
dan menerapkan pendidikan karakter pada santri. Dan Kyai sangat
antusias dan semangat dalam mendidik santri dalam membentuk
pendidikan karakter pada santri, karena harapan Kyai agar santrinya
dapat menjadi generasi-generasi yang berakhlak mulia.
Berikut ini beberapa faktor penghambat dalam pelaksanaan
pendidikan karakter pada santri di pondok pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien Kalibening Salatiga sebagai berikut:
a. Faktor penghambat para ustadz dalam membentuk pendidikan
karakter pada santri di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien.
1). Kurangnya pengetahuan santri.
Hambatannya, karena setiap santri itu berbeda-beda, beda
orang, beda wilayah, beda pendidikan maka hambatannya pasti
100
berbeda-beda juga, ada yang sudah mengetahui ada yang belum
mengetahui, jadi di sini dilatih semua dari nol dan insya Allah dari
nol itu terbentuk karakter santri.
2). Pengaruh dari teman-teman sekolah dari luar.
Hambatannya disini banyak sekali apalagi di pondok
pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien santrinya banyak yang sekolah
diluar sehingga mereka itu kebanyakan sudah terpengaruh dari
teman-teman sekolah yang dari luar yang belum pernah mondok.
Jadi ketika di pondok di ajarkan tentang akhlak yang baik, nanti
bergaul dengan teman-teman disekolah sudah terpengaruh akhlak-
akhlak yang kurang baik, akhirnya mereka dengan tidak sadar
mereka lupa dengan akhlak yang sudah di ajarkan di pondok,
misalnya cara berpakaian, potong rambut yang model-model tidak
genah seperti anak jalanan, dan memakai pakaian celana pensil.
3). Santri kurang disiplin.
Hambatan dalam membentuk karakter dibutuhkan yang
namanya disiplin, tetapi banyak santri yang kurang disiplin, kadang
santri tidak berangkat ngaji atau mungkin bolos karena pulang,
nonton bola, main ps. Dan adanya hp, leptop, tv, yang membuat
santri ketungkul/ tersibukkan, ini dampak yang paling besar
terkikisnya karakter sebagai santri, kemudian para santri
membuang waktu dengan bermalas-malasan dan tidur.
101
b. Faktor penghambat para pengurus dalam membentuk pendidikan
karakter pada santri di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
Kalibening Salatiga.
1). Santri kurang mentaati peraturan pondok pesantren.
Hambatannya peraturan yang belum mengikat dan tidak
ada pasal yang kuat yang mendukung buat menjalankan aturan
sehari-hari, kemudian pengurus merasa kualahan dalam
membimbing santri karena karakternya yang berbeda-beda.
c. Faktor penghambat para santri dalam membentuk pendidikan karakter.
1). Pergaulan teman luar.
Faktor penghambat para santri di pondok pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien kebanyakan karena terpengaruh dengan
teman luar yang mereka mempunyai pergaulan kurang baik.
Karena kebanyakan santri mondok dan sekolah di luar maka
mereka juga harus pilih-pilih dalam memilih teman.
2). Tidak menggunakan waktu dengan baik.
Para santri pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien yang
kebanyakan sekolah di luar dan sambil bekerja, mereka kesulitan
mengatur waktu. Di saat mereka lelah mereka juga kadang tidak
mengikuti ngaji. Ketika mereka mempunyai kegiatan di sekolah
mereka juga tidak mengikuti ngaji. Dan mereka kadang
menggunakan waktu untuk bermalas-malasan dan tidur.
102
Kesimpulan faktor penghambat dari pembentukan
pendidikan karakter pada santri adalah kurangnya pengetahuan
santri, adanya pengaruh dari teman dan banyak santri yang tidak
mentaati peraturan, tidak disiplin dan santri tidak menggunakan
waktunya dengan baik.
2. Solusi yang di tempuh dalam mengatasi faktor penghambat.
Berikut ini beberapa solusi hasil dari wawancara untuk mengatasi
penghambat dalam membentuk pendidikan karakter pada santri di pondok
pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien sebagai berikut:
a. Mengajarkan santri tentang kesungguhan.
Mengajarkan santri tentang kesungguhan dalam
mempelajari sesuatu, sedikit ataupun banyaknya pembelajaran
pastilah nanti ada yang masuk dan ada yang di pahami dan sedikit
demi sedikit seperti dalam pepatah, sedikit demi sedikit lama-lama
menjadi bukit.
b. Menekankan pembentukan akhlak .
Para santri di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien,
mereka di ajarkan mengaji pelajaran-pelajarn yang mampu dan
dapat membentuk karakter santri dengan mempelajari beberapa
kitab yang berisi tentang akhlak.
c. Kerjasama antara sekolah dan pondok pesantren.
Ada kerjasama antara sekolah umum dengan pesantren
dalam mendidik pelajaran akhlak. Alangkah baiknya Menteri
103
Agama memperbanyak pelajaran akhlak di sekolah karena
sekarang ini pembelajaran akhlak di sekolahan berkurang, baik
pelajaran Agama maupun Pendidikan Kewarga Negaraan.
d. Mendidik santri untuk lebih disiplin.
Santri di tekan untuk aktif dalam kegiatan belajar, sholat
berjama‟ah, mengingatkan tujuan mondok itu apa, juga diperketat
keamanannya supaya tidak membolos ngaji.
e. Membatasi alat-alat elektronik seperti HP, leptop dan tv.
Di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien memang di
perbolehkan untuk membawa alat elektronik, tetapi kadang santri
tak sadar mereka menghabiskan waktu untuk menikmatinya, maka
perlu di tekankan untuk membatasinya. Dan di pondok pesantren
Hidayatul Mubtad-Ien hp hanya di perbolehkan ketika siang hari
kalau sebelum maghrib hp di kumpulkan dan di ambil pagi. Begitu
juga diperbolehkan menonton tv kalau libur mengaji.
f. Memperketat peraturan.
Dalam membentuk karakter santri karena mempunyai
karakter yang berbeda-beda maka santri di ajarkan untuk mematuhi
peraturan dan harus ada pasal dari atasan, pasal ketat selama-
lamanya dari romo Kyai, dan memperbaiki peraturan supaya santri
lebih disiplin dalam menjalankan peraturan.
104
g. Menggunakan waktu dengan baik.
Salah satu solusi untuk mengatasi santri dalam
pembentukan karakter yaitu santri harus pandai-pandai dalam
mengatur waktu.
h. Bergaul dengan teman yang baik.
Pergaulan memanglah sangat di butuhkan oleh seorang
manusia siapapun, tetapi di sini harus di perhatikan, dalam
berteman harus memilih-milih teman. Karena teman sangat
pengaruh dalam tingkah laku, maka pilihlah teman yang baik
akhlaknya.
i. Adanya dukungan.
Sebuah dukungan sangatlah di perlukan bagi seorang
pendidik, maka dalam pembentukan pendidikan karakter di pondok
pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien didukungan dari Kyai, keluarga
dalem, ustadz, pengurus dan wali santri.
105
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bedasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dapat di simpulkan
bahwa:
1. Persepsi pendidikan karakter di pondok pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien.
Dari beberapa pendapattentang pendidikan karakter penulis dapat
menyimpulkan bahwa pendidikan karakter suatu usaha yang dilakukan
agar dapat membentuk diri, membina diri, mengarahkan, mendidik
sesorang agar menjadi lebih baik dan mempunyai akhlakul karimah
yang berdasarkan rukun-rukun islam dan sesuai ajaran islam.
2. Implementasi pendidikan karakter pada santri di pondok
pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien.
Implementasi pendidikan karakter di pondok pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien dengan mengenalkan pembelajaran kitab-kitab akhlak
berjalan dengan baik dan efektif. Di pondok pesantren sejak awal
sudah di ajarkan kitab-kitab akhlak supaya karakter santri terbentuk
dengan baik.
Pembentukan karakter pada santri ini dilaksanakan dengan cara
ustadz mengenalkan kitab-kitab yang di ajarkan serta mengajarkan dan
membina santri dengan aturan-aturan yang sesuai dengan Al-Qur‟an
dan As-Sunnah. Serta pengurus selama 24 jam mengawasi dan
106
membimbing kegiatan belajar mengajar santri dari mulai bangun tidur
sampai tidur lagi selama 24 jam selama setiap harinya kecuali hari
libur.
Pelaksanaan pendidikan karakter di pondok pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien terpusat kepada romo Kyai. Apapun yang dilakukan
pondok pesantren berdasarkan perintah romo Kyai. Dan pelaksanaan
pembelajaran dirosah di pondok menggunakan sistem salafiyah dan
masih tradisional. Apapun kitabnya menggunakan qowaid wa
tarjamah, ustadz membacakan sekaligus menjelaskan.
3. Hambatan dan solusi pendidikan karakter pada santri di pondok
pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien.
a. Hambatan.
1) Faktor penghambat para ustadz dalam membentuk
pendidikan karakter pada santri di pondok pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien sebagai berikut: (1) Kurangnya
pengetahuan santri.(2) Pengaruh dari teman-teman sekolah
dari luar.(3) Santri kurang disiplin.
2) Faktor penghambat para pengurus dalam membentuk
pendidikan karakter pada santri di pondok pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien Kalibening Salatiga yaitu Santri
kurang mentaati peraturan pondok pesantren.
107
3) Faktor penghambat para santri dalam membentuk
pendidikan karakter sebagai berikut: (1) Pergaulan teman
luar.(2) Tidak menggunakan waktu dengan baik.
b. Solusi.
Solusi untuk menangani penghambat pendidikan karakter
pada santri di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien sebagai
berikut: (1) Mengajarkan santri tentang kesungguhan. (2) Menekankan
pembentukan akhlak. (3) Kerjasama antara sekolah dan pondok
pesantren. (4) Mendidik santri untuk lebih disiplin. (5) Membatasi alat-
alat elektronik seperti HP, leptop dan tv.(6) Memperketat peraturan.(7)
Menggunakan waktu dengan baik. (8) Bergaul dengan teman yang
baik.(9) Adanya dukungan.
B. Saran.
Berdasarkan hasil yang di peroleh selama melakukan penelitian,
sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, maka penulis kemudian
memberikan saran kepada kyai, dewan asatidz, pengurus dan santri yang
ada di pondok pesantren untuk mengatasi kendala yang di hadapi dalam
implementasi pendidikan karakter sebagai berikut:
1. Untuk lembaga pondok pesantren
a. Memperbanyak pembelajaran kitab tentang akhlak.
b. Menyiapkan absensi untuk santri yang mengikuti mengaji dan
kegiatan agar santri terkontrol dengan baik.
c. Ustadz aktif dalam mengabsen santri.
108
d. Meningkatkan pengetahuan agar santri tidak bosan dalam
pembelajaran.
e. Dapat mengatur waktu pembelajaran secara maksimal agar
pembelajaran berjalan dengan optimal.
f. Memberi sanksi kepada santri yang tidak mengikuti ngaji dan
kegaitan-kegiatan.
g. Selalu mengingatkan santri agar aktif dalam mengikuti mengaji
dan kegiatan-kegaitan.
h. Membericontoh yang baik untuk para santri.
2. Untuk santri.
a. Bersungguh-sungguhlah dalam mencari ilmu.
b. Bersikap disiplin dalam mengikuti ngaji dan melaksanakan
kegaitan-kegiatan pondok pesantren.
c. Gunakanlah waktu sebaik-baiknya untuk belajar.
d. Pilih-pilihlah dalam memilih teman dan bergaullah dengan teman
yang baik.
109
DAFTAR LAMPIRAN
1. DAFTAR LAMPIRAN.
2. DAFTAR PUSTAKA.
3. BIOGRAFI PENULIS.
4. PEDOMAN WAWANCARA.
5. HASIL WAWANCARA.
6. LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI.
7. SURAT IZIN PENELITIAN.
8. SURAT KETERANGAN PENELITIAN.
9. DAFTAR NILAI SKK.
10. DOKUMENTASI WAWANCARA.
110
DAFTAR PUSTAKA
Agus , Wibowo. 2012. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ahmad. Abu dan Nur, Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Aqodri, Azizy. 2003. Pola Pengembangan Pondok Pesantren. Jakarta:
Ditpekapontren Ditjen Kelembagaan Agama Islam Departeman Agama.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur suatu Penelitian suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Damayanti. 2007. Praktis Pembelajaran Pesantren. Yogyakarta: PT. LKS Pelangi
Aksara.
Damayanti, Deni. 2014. Panduan Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah.
Yogyakarta: Araska.
Departemen Agama RI. 2007. Al-Qur’an dan Terjemah. Bandung: PT Sygma
Examedia Arkanleema.
Derektorat Jendral Kelembagaan Agama Islam. 2003. Pondok Pesantren dan
Madrasah Diniyah dan Perkembangan. Jakarta: Depag RI..
Dhofier, Zamakhsyari. 1980. Tradisi Pesantren. LP3ES.
Gaffar, Fakri.Praktis Pembelajaran Pesantren. Yogyakarta: PT. LKS Pelangi
Aksara.
111
Hisbullah. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Kesuma, Dharma. 2011a. Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja
Posdakarya.
________. 2012b. Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Mafruah. 2007. Moderisasi Pesantren. Jakarta: Balai Penelitian dan
Pengembangan Agama.
Maunah, Binti. 2009. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Teras.
Megaangi, Ratna. Praktis Pembelajaran Pesantren. Yogyakarta: PT. LKS
Pelangi Aksara.
Moleong, J Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rasdakarya.
Mulyana, dedy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rasda
Karya.
Munir. Abdullah. 2010. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pedagogia.
Muslich, Mansur. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis
Multimensional. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nafi‟, Dian dkk. 2007. Praktis Pembelajaran Pesantren. Yogyakarta: PT. LKS
Pelangi Aksara.
112
Sahertian, Piet. 2008. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam
Rangka Pengembangan Sumbar Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Siradj, Said Aqiel. 2009. Pondok Pesantren untuk Kemaslahatan Umat.
Nusantara: Lembaga Kajian Pendidikan Keislaman dan Sosial (Lek Dis).
Sudirman. 1989. Ilmu pendidikan. Bandung: Remadja Karya.
Sugiyono. 2009. Cetakan VIII. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif.
Bandung: Alfabeta.
Syafri, Ulil Amri. 2014. Pendidikan karakter berbasis Al-Qur’an. Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada.
http:// Triananurhidayati. Blogspot.in/ 2013/05/ Jenis-Jenis Pendidikan Karakter.
Html. (08.24). 15 April 2016.
113
BIOGRAFI PENULIS
NAMA : DEWI USWATUN KHASANAH
TEMPAT, TANGGAL LAHIR : KAB. SEMARANG, 2 APRIL
1994
AGAMA : ISLAM
ALAMAT : WADAS RT. 07 RW. 02, DESA
REJOSARI, KECAMATAN
JAMBU, KABUPATEN
SEMARANG.
Riwayat pendidikan formal
1. Tamatan : SDN REJOSARI 01 Tahun 2006
2. Tamatan : MTs. ROUDLOTUL FURQON
BANYUBIRU Tahun 2009
3. Tamatan : MAN SALATIGA Tahun 2012
4. Kuliyah strata satu (S1) Jurusan Pendidikan Agama Islam
(PAI) dan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga tahun 2012
sampai sekarang.
114
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PENGASUH PONDOK
1. Apa yang anda ketahui mengenai pendidikan karakter?
2. Apakah tujuan pendidikan karakter pada santri di Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien?
3. Apa harapan pengasuh pada santri dalam pembelajaran karakter?
4. Bagaimana penerapan pendidikan karakter pada santri di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien?
5. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter pada santri di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien?
6. Bagaimana sikap santri dalam melaksanakan pendidikan karakter di
Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien?
7. Bagaimana model pendidikan karakter di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien?
8. Apa hambatan pengasuh dalam melaksanakan pendidikan karakter di
Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien?
9. Bagaimana solusi yang di tempuh untuk mengatasi hambatan atau problem
dalam pelaksanaan pendidikan karakter pada santri di Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien?
115
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK DEWAN ASATIDZ
1. Apa yang anda ketahui mengenai pendidikan karakter?
2. Bagaimana sistem pendidikan karakter pada santri di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien?
3. Bagaimana pelaksanaan / implementasi pendidikan karakter pada
santri di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien?
4. Metode pembelajaran apakah yang di terapkan di Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien?
5. Bagaimana pelaksanaan metode pembelajaran yang di terapkan di
Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien?
6. Bagaimana proses pembelajaran pendidikan karakter di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien?
7. Bagaimana sikap santri ketika mempelajari metode pembelajaran yang
di ajarkan ustadz/ ustadzah?
8. Apakah hambatan ustadz/ ustadzah dalam membentuk karakter santri?
9. Bagaimana solusi yang di tempuh untuk mengatasi hambatan atau
problem dalam pelaksanaan pendidikan karakter di Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien?
116
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PENGURUS
1. Apa yang anda ketahui mengenai pendidikan karakter?
2. Apa saja kegiatan yang ada di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien?
3. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran di Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien?
4. Metode pembelajaran apa saja yang di gunakan dalam
pembelajaran pendidikan karakter di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien?
5. Apa saja tujuan pembelajaran pendidikan karakter di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien?
6. Pembelajaran apa saja yang dapat membentuk karakter pada santri?
7. Bagaimana cara menanamkan pendidikan karakter pada santri?
8. Apa hambatan dalam pelaksanaan pendidikan karakter pada santri
di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien?
9. Bagaimana solusi untuk mengatasi terhambatnya pelaksanaan
pendidikan karakter pada santri?
117
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK SANTRI
1. Apa yang anda ketahui mengenai pendidikan karakter?
2. Bagaimana pendidikan karakter menurut anda?
3. Apa tujuan anda menuntut ilmu di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien?
4. Bagaimana pelaksanaan kegiatan dan pembelajaran di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien?
5. Bagaimana pendidikan karakter di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien?
6. Menurut kamu kegiatan apa saja yang mendukung pendidikan
karakter?
7. Apa saja hambatan yang di alami dalam proses pembelajaran
pendidikan karakter ?
8. Bagaimana solusi untuk mengatasi terhambatnya pelaksanaan
pendidikan karakter pada santri?
9. Apa yang kamu dapat setelah menempuh pendidikan di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien?
118
HASIL WAWANCARA DARI PENGASUH
PONDOK
Nama : KH. Abda‟ Abdul Malik
Usai : 63
Jabatan : Pengasuh Pondok Pesantren
Pendidikan terakhir : SMA
Tempat wawancara : Rumah Abah Kyai
Hari/tanggal : Sabtu/ 04 Juni 2016
Waktu : 19: 40- selesai
N
O
PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa yang anda ketahui mengenai
pendidikan karakter?
pendidikan karakter adalah membina
akhlakul karimah yang sesuai dengan
rukun-rukun Islam
2 Apakah tujuan pendidikan
karakter pada santri di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-
Ien?
Tujuannya ya untuk mempersiapkan
tokoh-tokoh pimpinan yang akan
datang, mempersiapkan kaderisasi
pimpinan yang berakhlakul karimah
3 Apa harapan pengasuh pada
santri dalam pembelajaran
karakter?
harapan pengasuh pondok dalam
pendidikan karakter yaitu agar bisa
andil dalam ilmu nafi‟ (ilmu yang
bermanfaat).
4 Bagaimana penerapan pendidikan
karakter pada santri di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-
Ien?
Penerapannya lewat pengajian-
pengajian, bandongan, musafahah,
sorogan dan sistem pengajian macam-
macam, basailul masail dan praktik
ibadah untuk pendalamannya.
5 Bagaimana pelaksanaan
pendidikan karakter pada santri
di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien?
Pelaksanaannya cukup efektif dan
tidak ada halangan bagi saya.
6 Bagaimana sikap santri dalam
melaksanakan pendidikan
karakter di Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien?
Sikap santri dalam pelaksanaan sangat
optimis.
7 Bagaimana model pendidikan
karakter di Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien?
Metode pendidikan di sini berbasis
salafiyah masih menggunakan metode
sorogan, bandongan, musyawarah,
hafalan, bathul masa‟il, praktik ibadah
dan pembelajarannya menggunakan
kitab-kitab tradisional
119
8 Apa hambatan pengasuh dalam
melaksanakan pendidikan
karakter di Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien?
Menurut saya tidak ada hambatan
dalam melaksanakan pendidikan
karakter di Pondok pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien.
9 Bagaimana solusi yang di tempuh
untuk mengatasi hambatan atau
problem dalam pelaksanaan
pendidikan karakter pada santri
di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien?
--------------------------------------------
120
HASIL WAWANCARA DARI DEWAN ASATIDZ
Nama : Sholikin
Usia : 29
Jabatan : Ustadz
Pendidikan terakhir : SMP
Tempat wawancara : Masjid
Hari/tanggal : Jum‟at/ 3 Juni 2016
Waktu : 20.17-selesai
No Pertanyaan jawaban
1 Apa yang anda ketahui
mengenai pendidikan
karakter?
Setahu saya tentang karakter itu merupakan
sifat yang melekat yang ada pada diri
seseorang, dan karakter itu bisa terbentuk
dari keluarga dan lingkungan.
2 Bagaimana sistem
pendidikan karakter pada
santri di Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien?
Sistem pendidikan karakter di pondok
pesantren di sisi dilandasi dengan
pendidikan yang berdasarkan aqidah karena
dengan akidah yang kuat nantinya para
santri akan terlatih pada kehidupan yang
akan datang dengan berbagai lingkungan
yang dihadapi nanti di lingkungan masing-
masing, karena santi hidup yang berbeda-
beda, tapi dengan pendidikan akhlak dan
pendidikan tauhid yang matang Insya Allah
itu akan tercapai.
3 Bagaimana pelaksanaan /
implementasi pendidikan
karakter pada santri di
Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien?
Dalam pelaksanaannya setiap santri di
haruskan untuk mempelajari apa harus di
pelajari di pondok pesantren, disini
dilandasi dengan akidah-akidah dan juga
dilandasi dengan akhlakul karimah yang
nantinya dapat direalisasikan di masyarakat
pada umumnya.
4 Metode pembelajaran
apakah yang di terapkan di
Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien?
metode pembelajaran di Hidayatul Mubtadi-
Ien ini menggunakan sistem salaf yaitu
dengan ngaji bandongan yang digunakan
kitab-kitab salafussholikin.
5 Bagaimana pelaksanaan
metode pembelajaran yang
di terapkan di Pondok
Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien?
Pelaksanaan metedo di sini mengacu
pembelajaran salaf yaitu ada bandongan,
sorogan, muhafadoh, musyaaroh, ada kilatan
,dan praktik pembelajaran.
6 Bagaimana proses
pembelajaran pendidikan
Prosesnya bersama pelaksanaan untuk di
tempuh, dan prosesnya ada metode dan
121
karakter di Pondok
Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien?
materi yang disiapkan, tempat untuk
pembelajaran.
7 Bagaimana sikap santri
ketika mempelajari metode
pembelajaran yang di
ajarkan ustadz/ ustadzah?
Sikap sntri di sini sangat antusias karena di
sini santri emang niatnya dari rumah untuk
mengaji di sini insya Allah 90% berjalan
dengan lancar.
8 Apakah hambatan ustadz/
ustadzah dalam
membentuk karakter
santri?
Hambatannya disini karena setiap santri itu
berbeda-beda, beda orang, beda wilayah,
beda pendidikan dulunya kesulitan disini
hambatannya pasti berbeda-beda juga, ada
yang sudah mengetahui ada yang belum
mengetahui jadi di sini dilatih semua dari
nol dan insya Allah dari nol itu terbentuk
karakter santri”.
9 Bagaimana solusi yang di
tempuh untuk mengatasi
hambatan atau problem
dalam pelaksanaan
pendidikan karakter di
Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien?
Dalam solusinya disini untuk mengatasi
hambatan atau problem dengan
mengajarkan santri tentang kesungguhan
dalam mempelajari sesuatu sedikit ataupun
banyaknya pembelajaran pastilah nanti ada
yang masuk dan ada yang di pahami dan
sedikit demi sedikit seperti dalam pepatah,
sedikit demi sedikit lama-lama menjadi
bukit.
122
HASIL WAWANCARA DARI DEWAN ASATIDZ
Nama : Samsul Hadi
Usia : 26
Jabatan : Ustadz
Pendidikan terakhir : S1
Tempat wawancara : Masjid
Hari/tanggal : Jum‟at/3 Juni 2016
Waktu : 20.44-selesai
No Pertanyaan jawaban
1 Apa yang anda ketahui
mengenai pendidikan
karakter?
Pendidikan karakter itu banyak dari para
ahli yang mendefinisikan pendidikan
karakter adalah pendidikan yang
menekankankan pada akhlak atau
kepribadian siswa atau seseorang.
2 Bagaimana sistem
pendidikan karakter pada
santri di Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien?
Sistemnya ya berdasarkan pada kitab-
kitab ulama‟ salaf bukan pada buku-buku
jaman sekarang tetapi berdasarkan kitab-
kitab jaman dahulu kitab-kitab yang sudah
di kembangkan para ulama‟, semisal kitab
taisirul akhlak atau lebih terkenal dengan
talim muta‟alim.
3 Bagaimana pelaksanaan /
implementasi pendidikan
karakter pada santri di
Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien?
Penerapannya karena di pondok salah
satunya setiap santri diajibkan untuk
mengikuti pengajian akhlak selain itu juga
diterapkan buat peraturan yang peraturan
tersebut lebih condong pada akhlak
misalnya tentang kedisiplinan.
4 Metode pembelajaran
apakah yang di terapkan di
Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien?
Metode pembelajaran di sini sistem
salafiyah , dan yang paling banyak di
gunakan adalah sistem bandongan dan
musyawarah, kalau sorogan itu tergantung
ustadznya .
5 Bagaimana pelaksanaan
metode pembelajaran yang
di terapkan di Pondok
Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien?
Pelaksanaannya dari metode diatas
misalnya bandongan ustadz membacakan
kitab sedangkan santri menyimak sambil
menulis maknanya yang sudah di bacakan
oleh ustad, sedangkan musyaarah
dilakukan santri perkelas dimana ketika
musyawarah itu salah satu seorang santri
yang memimpin jalannya musyawarah
membahas kitab-kitab yang di sini tentang
akhlak.
123
6 Bagaimana proses
pembelajaran pendidikan
karakter di Pondok
Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien?
Proses dari pembelajaran mungkin setiap
santri sedikit demi sedikit menerapkan
atau mengamalkan apa yang sudah
didapatkan ketika pembalajaran dikelas
bersama ustadz.
7 Bagaimana sikap santri
ketika mempelajari metode
pembelajaran yang di
ajarkan ustadz/ ustadzah?
Sikap santri ketika diajar macam-macam
sikapnya ada yang senang ada juga saat di
kelas di ajar tidur ada juga yang rame
sendiri juga ada namanya juga orang
banyak.
8 Apakah hambatan ustadz/
ustadzah dalam membentuk
karakter santri?
Hambatannya disini banyak sekali apalagi
di pondok kami, karena santrinya banyak
yang sekolah diluar sehingga mereka itu
kebanyakan sudah terpengaruh dari
teman-teman sekolah yang dari luar yang
belum pernah mondok jadi ketika di
pondok di ajari tentang akhlak yang baik
nanti bergaul dengan teman-teman
disekolah sudah terpengaruh akhlak-
akhlak yang kurang baik akhirnya mereka
dengan tidak sadar itu mereka lupa sama
akhlak yang sudah di ajarkan di pondok,
misalnya cara berpakaian, potong rambut
yang model-model tidak genah seperti
anak jalanan, pakaiannya ya pakaian
pensil, jadi sulit untuk mengatasi seperti
itu.
9 Bagaimana solusi yang di
tempuh untuk mengatasi
hambatan atau problem
dalam pelaksanaan
pendidikan karakter di
Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien?
Solusinya ketika disini dikarang tina di
bentuk akhlaknya, dan ada kerjasama
antara sekolah umum dengan pesantren
dan alangkah baiknya Mentri Agama
memperbanyak pelajaran akhlak di
sekolah karena sekarang ini pembelajaran
akhlak di sekolahan berkurang baik
pelajaran Agama dan PKN, dan sekarang
di Indonesia krisis moral.
124
HASIL WAWANCARA DARI DEWAN ASATIDZ
Nama : Muhammad Amiruddin
Usia : 26
Jabatan : Ustadz
Pendidikan terakhir : SMA
Tempat wawancara : Masjid
Hari/tanggal : Jum‟at/ 3 Juni 2016
Waktu : 22.14- selesai
No Pertanyaan jawaban
1 Apa yang anda ketahui
mengenai pendidikan karakter?
Pendidikan karakter adalah pendidikan
yang mengarah karakter seseorang
atau sikap seseorang dan tingkah laku.
2 Bagaimana sistem pendidikan
karakter pada santri di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-
Ien?
Sistem pendidikan yaitu dengan
mengajarkan ilmu-ilmu agama yang
disitu adalah perintah Allah untuk
mempelajari Al-Qur‟an dan As-
Sunnah, nanti supaya anak didik itu
menjadi orang yang mengamalkan apa
yang diharapkan Al-Qur‟an dan As-
Sunnah.
3 Bagaimana pelaksanaan /
implementasi pendidikan
karakter pada santri di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-
Ien?
Pelaksanaannya dengan mengamalkan
dan selain mencari ilmu mengaji juga
menerapkan, penerapan pada santri
,santri melaksanakan apa yang sudah
di ajarkan.
4 Metode pembelajaran apakah
yang di terapkan di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-
Ien?
Metode pembelajaran yang di
terapkan yaitu dengan ustadz
membacakan murid mendengarkan
dan secara tidak langsung murid
mendatahui artinya dari setiap lafad
yang di bacakan, intinya memakai
sistem salafiyah.
5 Bagaimana pelaksanaan metode
pembelajaran yang di terapkan
di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien?
Pelaksanaannya dengan metode
pembelajaran para ustad lebih mudah
menyampaikan pelajaran yang akan di
sampaikan.
6 Bagaimana proses pembelajaran
pendidikan karakter di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-
Ien?
Proses pembalajaran berjalan dengan
lancar santri di ajarkan kitab-kitab
akhlak dan secara tidak sadar karakter
santri akan terbentuk.
7 Bagaimana sikap santri ketika
mempelajari metode
Karena santri yang berbeda-beda
maka dalam proses pembelajaran
125
pembelajaran yang di ajarkan
ustadz/ ustadzah?
brbeda-beda pula sikap santri ada yang
senang, ada yang malas ada juga yang
tidur saat pembelajaran berlangsung.
8 Apakah hambatan ustadz/
ustadzah dalam membentuk
karakter santri?
Hambatan yang saya alami yaitu
dalam membentuk karakter
dibutuhkan yang namanya disiplin
kadang santri tidak berangkat ngaji
atau mungkin bolos karena pulang,
nonton bola, main ps. Adanya hp,
leptop, tv, yang membuat santri
ketungkul/ tersibukkan, ini dampak
yang paling besar terkikisnya karakter
sebagai santri, kemudian para santri
membuang waktu dengan bermalas-
malasan dan tidur.
9 Bagaimana solusi yang di
tempuh untuk mengatasi
hambatan atau problem dalam
pelaksanaan pendidikan karakter
di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien?
Santri di tekan untuk aktif dalam
kegiatan belajar, berjama‟ah sholat, di
ingatkan tujuan mondok itu apa, juga
diperketat keamanannya supaya tidak
bolos ngaji dan membatasi alat-alat
elektronik seperti HP, leptop dan tv.
126
HASIL WAWANCARA DARI PENGURUS
Nama : Munadziroh
Usia : 21
Jabatan : Pengurus
Pendidikan terakhir : MTs
Tempat wawancara : Kamar Imarotul ma‟had
Hari/tanggal : Jum‟at/3 Juni 2016
Waktu : 23.00- selesai
NO Pertanyaan Jawaban
1 Apa yang anda ketahui mengenai
pendidikan karakter?
Pendidikan karakter menurut saya
adalah suatu pembentukan jati diri
seseorang.
2 Apa saja kegiatan yang ada di
Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien?
Kegiatan yang ada dipondok macam-
macam ada dirosah, khitobah, setoran
nadzoman, lalaran, ekstra kulikuler
meliputi kaligrafi, qiro‟, khot dan
komputer.
3 Bagaimana pelaksanaan
pembelajaran di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-
Ien?
Pembelajaran di pondok pesantren
Hidayatul Mubtadi-ien dengan
pengkajian kitab-kitab salafi yang
sudah di restui romo yai karena tak
semua kitab di perbolehkan khusus
yang bermahdzab syafi‟i .
4 Metode pembelajaran apa saja
yang di gunakan dalam
pembelajaran pendidikan
karakter di Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien?
Metode yang di gunakan di sini
sorogan, bandongan, musyawaroh,
praktik ibadah, kilatan ramadhan
disini menggunakan sistem salafiyah.
5 Apa saja tujuan pembelajaran
pendidikan karakter di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-
Ien?
Tujuannya yang pasti yang pertama
membentuk akhlakul karimah, agar
menjadi generasi muda yang
bermoral, beradap, dan generasi yang
intelek.
6 Pembelajaran apa saja yang dapat
membentuk karakter pada santri?
Dengan mengkaji kitab-kitab yang
mengajarkan menggemblengan
terhadap akhlak misalnya asoya,
ta‟lim muta‟alim dan akhlakul banin.
7 Bagaimana cara menanamkan
pendidikan karakter pada santri?
cara penerapan pendidikan karakter
pada santri dengan pengajaran kitab-
kitab maka secara tak sadar dengan
pembelajaran santri akan terbentuk
127
karakter.
8 Apa hambatan dalam
pelaksanaan pendidikan karakter
pada santri di Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien?
Hambatannya tidak ada pasal yang
kuat yang mendukung buat
menjalankan aturan sehari-hari,
kemudian saya merasa kualahan
dalam membimbing santri karena
karakternya yang berbeda-beda.
9 Bagaimana solusi untuk
mengatasi terhambatnya
pelaksanaan pendidikan karakter
pada santri?
Harus ada pasal dari atasan, pasal
ketat selama-lamanya dari romo
Kyai, dukungan dari semua yaitu
dewan ustadz, keluarga dalem, dan
juga wali santri.
128
HASIL WAWANCARA DARI PENGURUS
Nama : Bima Arcahami
Usia : 23
Jabatan : Pengurus
Pendidikan terakhir : S1
Tempat wawancara : Masjid
Hari/tanggal : Jum‟at/03 Juni 2016
Waktu : 22.01- selesai
NO Pertanyaan Jawaban
1 Apa yang anda ketahui mengenai
pendidikan karakter?
Pendidikan karakter merupakan
sebuah usaha secara menyeluruh dari
tiap-tiap orang yang terlibat dalam
suatu lembaga untuk mempelajari,
membimbing, menggali kemudian
membimbing kemampuan yang di
milikinya atau kata lain potensi untuk
membentuk suatu akhlak atau karakter
yang sesuai dengan ajaran islam.
2 Apa saja kegiatan yang ada di
Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien?
Ada banyak sekali kegiatan ada satu
yaitu pengajian kitab kuning yaitu
belajar bersama tentang nilai-nilai
agama islam melalui buku atau kitab
yang telah teruji ontetikasinya dari
zaman ke zaman yaitu mengaji kitab
kuning bersama romo kyai Abda‟
Abdul Malik, lalu ada lagi kegiatan
dirosah, kegiatan dirosah ini
merupakan kegiatan belajar mengajar
secara non formal yang sama persis
dengan di sekolah-sekolah umum
namun ini berlaku dalam non formal,
dan kitab yang dipakai tentunya kitab
yang berdasarkan ajaran islam, ada
lagi kegiatan qiroatul qur‟an, qiroatul
kutub atau bandongan, basul masail
addiniyah membahas masalah agama
yang sedang tren di topek, ekstra
kulikuler meliputi rebana, tilaah al
qur‟an.
3 Bagaimana pelaksanaan
pembelajaran di Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien?
Pelaksanaan pembelajaran di pondok
pesantren tentunya terpusat pada
Romo Kyai, apapun yang dilakukan
pondok berdasarkan perintah romo
129
Kyai dan pelaksanaan pembelajaran
dirosah di PPHM menggunakan
sistem salaf atau qowaid wa tarjamah
apapun kitabnya pasti menggunakan
qowaid wa tarjamah, guru
membacakan sekaligus mengartikan
dan menjelaskan.
4 Metode pembelajaran apa saja yang
di gunakan dalam pembelajaran
pendidikan karakter di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien?
Metode pendidikan pondok pesantren
pastinya boarding school 24 jam
terikat dengan aturan tidak bebas
dibawah pengawasan imarotul ma‟had
sedangkan untuk pembelajarannya
yang berhubungan dengan pendidikan
karakter ada metode bandongan,
sorogan, tikror, praktik, qowaid wa
tarjamah, samiyah safahiyah, idba‟,
hikmah.
5 Apa saja tujuan pembelajaran
pendidikan karakter di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien?
Yang paling utama tujuannya yaitu
diharapkan menjadi santri yang
beriman, bertakwa, dan berikhsan
sesuai dengan nilai-nilai akidah
ahlusunnah al jama‟ah ahnadiyyan
(NU). Dan di harapkan lagi dengan
pembentukan karakter itu bisa hidup
di tengah-tengah masyarakat, mampu
untuk berguna bagi masyarakat, nusa,
bangsa, dan agama.
6 Pembelajaran apa saja yang dapat
membentuk karakter pada santri?
Yang pertama tauhid, fiqih, bahasa
arab, al Qur‟an dan hadits dll.
7 Bagaimana cara menanamkan
pendidikan karakter pada santri?
Penerapan pendidikan karakter pada
santri yang pertama melalui dalam
selama 24 jam mengawasi dan
membimbing kegiatan belajar
mengajar santri dari mulai bangun
tidur sampai tidur lagi selama 24 jam
selama setiap harinya kecuali hari
libur.
8 Apa hambatan dalam pelaksanaan
pendidikan karakter pada santri di
Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien?
Hambatannya peraturan yang belum
mengikat, kesadaran santri untuk aktif
mengikuti kegiatan, faktor motifasi
dari orang tua.
9 Bagaimana solusi untuk mengatasi
terhambatnya pelaksanaan
pendidikan karakter pada santri?
Solusinya untuk mengatasi yaitu
memperbaiki peraturan, dan peraturan
kebijakan, pengawalan terhadan
peraturan, perhatian ekstra kepada
santri dan memberikan masukan serta
130
bimbingan untuk mengikuti kegiatan,
perlunya pengawalan orangtua
terhadap anaknya.
131
HASIL WAWANCARA DARI PENGURUS
Nama : Rozin Makfi
Usia : 24
Jabatan : Pengurus
Pendidikan terakhir : SMA
Tempat wawancara : Masjid
Hari/tanggal : Jum‟at/3 Juni 2016
Waktu : 21.20- selesai
N
O
Pertanyaan Jawaban
1 Apa yang anda ketahui mengenai
pendidikan karakter?
Pendidikan karakter yaitu sebuah
usaha mendidik siswa agar
mempunyai kepribadian yang baik
dengan membina akhlakul karimah
sesuai dengan ajaran agama islam.
2 Apa saja kegiatan yang ada di
Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien?
Kesehariannya memang di pondok
pesantren ini sebagai adah dimana di
situ di aktifitaskan terpicu pada soal
keagamaan, berarti setiap harinya
memang jika itu ada kegaitan yaitu
menimba ilmu. Kegiatan lainnya disini
kita banyak di ajarkan kususnya
pendidikan karakter di ajarkan cara
bersosialisasi dengan masyarakat.
3 Bagaimana pelaksanaan
pembelajaran di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-
Ien?
Dari ketika matahari terbit sampai
terbenam pun dari ba‟da subuh sudah
di ajarkan untuk mengikuti ngaji dan
sampai malem dan berjalan efektif
meskipun santri yang mengikuti ngaji
sedikit tetap berjalan.
4 Metode pembelajaran apa saja
yang di gunakan dalam
pembelajaran pendidikan karakter
di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien?
Semua santri diacukan untuk
mempelajari bagaimana tatacara adab
keseharian di sampaikan dari tingkat
baah ke atas di anjurkan untuk
mempelajari kitab yang megajarkan
tentang adab dan sistemnya yaitu face
to face yaitu kalau secara salaf
bantongan tapi yang dianjurkan juga
ada menghafal atau muhafadzoh dan
itu merupakan sistem salafiyah.
5 Apa saja tujuan pembelajaran
pendidikan karakter di Pondok
Ya tujuannya pembelajaran
pendidikan karakter di pondok ini
132
Pesantren Hidayatul Mubtadi-
Ien?
untuk membentuk karakter santri agar
lebih baik dan mempunyai akhlakul
karimah.
6 Pembelajaran apa saja yang dapat
membentuk karakter pada santri?
Pembelajaran yang dapat membentuk
karakter santri yaitu tatacara
keseharian bagaimana nanti kita di
hadapan masyarakat dan pandai-
pandai menempatkan diri . kitab yang
dapat membentuk santri yaitu yang
fokus pada ta‟lim muta‟alim dan
adab(tatacara mencari ilmu).
7 Bagaimana cara menanamkan
pendidikan karakter pada santri?
Penerapan pendidikan karakter pada
santri dengan cara mengenalkan kitap-
kitab yang di ajarkan serta
mengajarkan dan membina santri
dengan aturan-aturan yang sesuai
dengan Al-Qur‟an dan As-Sunnah.
8 Apa hambatan dalam pelaksanaan
pendidikan karakter pada santri di
Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien?
Hambatannya kita adalah kondisional
yang mana kita tidak menfosil santri,
pemaksimalan jadwal.
9 Bagaimana solusi untuk
mengatasi terhambatnya
pelaksanaan pendidikan karakter
pada santri?
Terus mengingatkan santri untuk
selalu ingat tujuan dan apa yang
dilakukan disini, ketika mempelajari
pendidikan karakter di kususkan.
133
HASIL WAWANCARA DARI SANTRI
Nama : Muhammad Agus Purnama
Usia : 21
Jabatan : Santri
Pendidikan terakhir : SMA
Tempat wawancara : Masjid
Hari/tanggal : jum‟at/3 Juni 2016
Waktu : 21.17- selesai
NO Pertanyaan Jawaban
1 Apa yang anda ketahui mengenai
pendidikan karakter?
Pendidikan karakter yaitu
pembentukan karakter seseorang
yang akan menjadikan seseorang
itu baik atau tidaknya tingkah laku.
2 Bagaimana pendidikan karakter
menurut anda?
Pendidikan karakter menurut saya
untuk membentuk karakter yang
ada dalam diri seseorang agar
menjadi lebih baik.
3 Apa tujuan anda menuntut ilmu di
Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-
Ien?
Tujuan saya mondok yaitu untuk
mengetahui dasar-dasar dalam
agama islam dan untuk membentuk
akhlakul karimah.
4 Bagaimana pelaksanaan kegiatan dan
pembelajaran di Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien?
Pelaksanaannya sangat
menyenangkan.
5 Bagaimana pendidikan karakter di
Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-
Ien?
Pendidikan karakter di pondok
pesantren hidayatul mubtadi-ien
sangat bagus, di pondok di ajarkan
agama yang baik yang dapat
membentuk karakter dan akhlak
yang bagus.
6 Menurut kamu kegiatan apa saja yang
mendukung pendidikan karakter?
Kegiatan yang mendukung
pendidikan karakter yaitu mengaji,
ro‟an dll.
7 Apa saja hambatan yang di alami
dalam proses pembelajaran
pendidikan karakter ?
Hambatan saya dalam proses
pendidikan karakter yaitu uang, ada
juga karena nyambi kerja.
8 Bagaimana solusi untuk mengatasi
terhambatnya pelaksanaan pendidikan
karakter pada santri?
Menyeimbangi antara ngaji dan
kerja dan berusaha mengatur
waktu.
9 Apa yang kamu dapat setelah
menempuh pendidikan di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien?
Yang saya dapatkan selama
mondok yaitu ilmu dan banyak
teman.
134
HASIL WAWANCARA DARI SANTRI
Nama : Akhsanul Munji
Usia : 16
Jabatan : Santri
Pendidikan terakhir : SMK
Tempat wawancara : Masjid
Hari/tanggal : Jum‟at/3 Juni 2016
Waktu : 20.57- selesai
NO Pertanyaan Jawaban
1 Apa yang anda ketahui mengenai
pendidikan karakter?
Pendidikan karakter adalah
pendidikan yang mengarah karakter
seseorang atau sikap seseorang dan
tingkah laku.
2 Bagaimana pendidikan karakter
menurut anda?
Pendidiih bkan karakter menurut saya
yaitu sifatnya positif karena mendidik
seseorang menjadi lebih baik.
3 Apa tujuan anda menuntut ilmu
di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien?
Tujuan saya menuntut ilmu yaitu
membahagiakan orang tua juga
memang keinginan saya sendiri
mondok di pesantren ini.
4 Bagaimana pelaksanaan kegiatan
dan pembelajaran di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-
Ien?
Pelaksanaannya pembelajaran disini
cukup efektif pagi setelah subuh
mengaji, setelah asar dan setelah
maghrib itu tidak menghalangi
sekolah di smk.
5 Bagaimana pendidikan karakter
di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien?
Disini juga ada pendidikan karakter
contohnya seperti di kelas saya ada
kitab Wasoya pada saat sore setelah
sholat asar juga ada mengaji yang
membentuk karakter yaitu akhlakul
banin.
6 Menurut kamu kegiatan apa saja
yang mendukung pendidikan
karakter?
Kegiatan yang mendukung
pendidikan karakter yaitu kerja bakti
atau ro‟an, khitobah, berjanji dll.
7 Apa saja hambatan yang di alami
dalam proses pembelajaran
pendidikan karakter ?
Saya sekolah saya tidak mengikuti
ngaji tsani, ngajinya keteteran tetapi
juga udah biasa, dan membatasi
pergaulan.
8 Bagaimana solusi untuk Dan solusinuya yaitu membatasi
135
mengatasi terhambatnya
pelaksanaan pendidikan karakter
pada santri?
pertemanan dengan orang luar dan
mengatur waktu sebaik-baiknya.
9 Apa yang kamu dapat setelah
menempuh pendidikan di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-
Ien?
Yang saya dapat yaitu karakter saya
menjadilebih baik , mendapat ilmu
baru dan mendapat teman baru.
136
HASIL WAWANCARA DARI SANTRI
Nama : Makhrus Ali Kamal
Usia : 17
Jabatan : Santri
Pendidikan terakhir : SMK
Tempat wawancara : Masjid
Hari/tanggal : Jum‟at/3 Juni 2016
Waktu : 22-22- selesai
NO Pertanyaan Jawaban
1 Apa yang anda ketahui mengenai
pendidikan karakter?
Pendidikan karakter sikap yang
melekat pada diri seseorang yang
bisa di ubah agar menjadi pribadi
yang baik dan mempunya akhlakul
karimah sesuai ajaran islam.
2 Bagaimana pendidikan karakter
menurut anda?
Pendidikan yang ditekankan untuk
membentuk karakter seseorang
agar menjadi lebih baik dan dengan
di pedomi akhlak dan pendidikan
yang mengedepankan karakter
seeorang dengan adanya
pembelajaran dan pemberian ilmu
tentang akhlaq.
3 Apa tujuan anda menuntut ilmu di
Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-
Ien?
Tujuan menuntut ilmu di pondok
yaitu selamat di dunia dan akhirat.
4 Bagaimana pelaksanaan kegiatan dan
pembelajaran di Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-Ien?
Pelaksanaan dalam pembelajaran
kadang kalau capek ya istirahat
dulu tidak mengaji, masalah
kegiatan-kegiatan lainnya seperti
kitobiah dll tetap dilakukan
meskipun nagantuk dan capek.
5 Bagaimana pendidikan karakter di
Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-
Ien?
Pendidikan karakter disini dengan
mengaji kitab-kitab seperti
akhlakul banin, asoya dan kitab-
kitab lainnya yang menjelaskan
tentang cara berperilaku dan
berakhlakul karimah.
6 Menurut kamu kegiatan apa saja yang
mendukung pendidikan karakter?
Kegiatn yang mendukung salah
satunya yaitu mengaji, kitobiyah,
ekstrakulikuler dan ro‟an.
7 Apa saja hambatan yang di alami
dalam proses pembelajaran
pendidikan karakter ?
Hambatannya yaitu kalau cuma
melakukan bisa, tetapi juga ada
faktor dari luar kadang konco juga
137
pergaulan.
8 Bagaimana solusi untuk mengatasi
terhambatnya pelaksanaan pendidikan
karakter pada santri?
Mengusahakan menggunakan
waktu sebaik-baiknya dan mencari
teman yang baik dan menjaga
pergaulan dengan teman.
9 Apa yang kamu dapat setelah
menempuh pendidikan di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien?
Terutama mendapatkan ilmu,
teman dan pengalaman.
138
139
140
141
142
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Dewi Uswatun Khasanah
Fakultas/ Jurusan : Tarbiyah/ PAI
Nim : 111-12-073
Dosen Pembimbing : Mohammad Ali Zamroni, M.A.
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Status Skor
1 Orientasi Pengenalan Akademik dan
Kemahasiswaan (OPAK) STAIN
Salatiga.
05-07 Septembar
2012
Peserta 3
2 Orientasi Pengenalan Akademik dan
Kemahasiswaan (OPAK) Jurusan
Tarbiyah STAIN Salatiga.
8-9 September
2012
Peserta 3
3 Orientasi Dasar Keislaman (ODK)
STAIN Salatiga.
10 September 2012 Peserta 2
4 Entrepreneurship dan Perkoprasian. 11 September 2012 Peserta 2
5 Achievment Motivation Training. 12 September 2012 Peserta 2
6 Library User Education (Pendidikan
Pemakaian Perpustakaan).
13 September 2012 Peserta 2
7 Seminar Nasional Mahasiswa “
Urgensi Media Dalam Pergulatan
Politik”.
29 September 2012 Peserta 8
8 MAPABA PMII Joko Tingkir 07 Oktober 2012 Peserta 2
143
Salatiga 2012 “ Membentuk
Militansi Kader Menuju Mahasiswa
yang Ideal”.
9 Perguruan Wushu Putra Nusantara”
Kenaikan Tingkat Pemula dan Lulus
berhak sebagai Pemegang Sabuk
Hitam I”.
14 Desember 2012 Peserta 2
10 Seminar Nasional dalam Rangka
Pelantikan Pengurus Himpunan
Mahasiswa Islam Cabang Salatiga
Periode 2013-2014 ” Kepemimpinan
dan Masa Depen Bangsa”.
23 febuari 2013 Peserta 8
11 Seminar Pendidikan HMJ Tarbiyah
STAIN Salatiga “ Menimbang Mutu
dan Kualitas Pendidikan di
Indonesia”.
2 Mei 2013 Peserta 2
12 Tafsir Tematik” Sihir dalam
Perspektif Al-Qur‟an dan Hukum
Negara”.
04 Mei 2013 Peseta 2
13 Seminar Nasional HMJ Tarbiyah
STAIN Salatiga” Guru Kreatif dalam
Implementasi Kurikulum 2013”.
18 November 2013 Peserta 8
14 Pelatihan Administrasi “
Menciptakan Keseragaman dalam
Management Administrasi dan
Keuangan Demi Menuju Terbit
Organisasi”.
24 Januari 2014 Peserta 2
144
15 Seminar dan Pelatihan Praktek
Kewirausahaan “ Entrepreneurs Is
The Way Of Live”.
16 April 2014 Peserta 2
16 Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT)
Keprofesian “ Mencerahkan Dunia
Pendidikan Melalui Kreatifitas
Guru”.
14 Mei 2014 Peserta 2
17 Sarasehan Pesantren “ Mengukuhkan
Para Santri Pondok Pesantren di Era
Globalisasi melalui Dakwah dan
Seni”.
9 juni 2014 Panitia 3
18 Diklat Microteaching HMPS PAI
Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
08 November 2014 Peserta 2
19 Seminar Ekonomi dan Perbankan “
Strategi Pengadilan Inflasi Oleh Tim
Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)
Pasca Kenaikan BBM”.
6 Desember 2014 Peserta 2
20 Pra Haflah Muada‟ah Akhirusanah
Pondok Pesantren dan Madrasah
Hidayatul Mubtadi-Ien Kalibening
”Juri Lomba CCQ Tingkat TPQ
MHM”.
13-17 Mei 2015 Juri 4
21 Pra Haflah Muada‟ah Akhirusanah
Pondok Pesantren dan Madrasah
Hidayatul Mubtadi-Ien Kalibening
”Panitia”.
13-17 Mei 2015 Panitia 3
145
22 Pra Haflah Muada‟ah Akhirusanah
Pondok Pesantren dan Madrasah
Hidayatul Mubtadi-Ien Kalibening
“Juri Festifal Lalaran”.
13-17 Mei 2015 Juri 4
23 Pra Haflah Muada‟ah Akhirusanah
Pondok Pesantren dan Madrasah
Hidayatul Mubtadi-Ien Kalibening”
Panitia Festifal Seni Islam Santri (
FSIS)”.
26-27 Mei 2015 Panitia 3
24 Seminar Nasional Kewirausahaan “
Jiwa Muda, Berani Berwirausaha”.
30 Oktober 2015 Peserta 8
25 Seminar Nasional DEMA FTIK “
Peningkatan Profesionalisme Guru
sebagai dalam Pembelajaran di Era
Globalisasi”.
23 November 2015 Peserta 8
26 Seminar Nasional “ Musik, Islami
dan Nusantara”.
5 Desember 2015 Peserta 8
27 Seminar Nasional “ Penguatan
Wawasan Kebangsaan dan
Nasionalisme” .
28 April 2016 Peserta 8
28 Nusantara Mengaji 300.000
Khataman Al-Qur‟an “ Serentak se-
Indonesia Untuk Keselamatan dan
Kesejahteraan Bangsa”.
08 Mei 2016 Peserta 2
29 Sosialisasi Regulasi Terkait
Kerukunan Umam Beragama
30 Mei 2016 Peserta 2
146
Kepada Mahasiswa.
30 Dialog Nasional “ Peningkatan
Konsep Hablum Minnas melalui
Ramadhan”.
19 Juni 2016 Peserta 8
JUMLAH 117
Salatiga, 23 Agustus 2016
Wakil Dekan
Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama
Achmad Maimun, M.Ag.
NIP. 19700510 199803 1 003
147
Pondok pesantren putra Hidayatul Mubtadi-Ien
Pondok pesantren putri Hidayatul Mubtadi-Ien
148
Penandatangan Surat Keterangan Penelitian oleh Pengasuh Pondok
Dokumentasi
149
150
Wawancara
151
Beberapa Kegiatan Pondok Pesantren Hidayatul Muntadi-Ien
152
153