implementasi pelaksanaan inspeksi k3 sebagai …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan...

57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN AKIBAT KERJA DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA SEMARANG Arinda Ratna Sari R.0009018 PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2012

Upload: lamnga

Post on 31-Mar-2019

300 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAPORAN TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAIUPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN AKIBAT KERJA DI

PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIACENTRAL JAVA SEMARANG

Arinda Ratna SariR.0009018

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta2012

Page 2: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI SALAHSATU UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN AKIBAT KERJA DI

PT.COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA.

Arinda Ratna Sari*), Sumardiyono*), dan Lusi Ismayenti**)

.Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana implementasipelaksanaan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja sebagai upaya pencegahankecelakaan akibat kerja, usaha tindak lanjut dari hasil inspeksi tersebut, dan jugakesesuaian pelaksanaan inspeksi dengan Permenaker No. 05/MEN/1996.

Metode: Penelitian ini dilaksanakan dengan metode diskriptif, yaitu memberikangambaran secara jelas tentang objek penulisan dengan cara mengadakan observasilangsung ke lapangan, wawancara dan studi pustaka di PT.Coca-Cola BottlingIndonesia Central Java. Analisis data menggunakan Permenaker No. Per-05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT.Coca-Cola Bottling IndonesiaCentral Java telah melaksanakan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja sesuaidengan Permenaker No. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatandan Kesehatan Kerja pada Lampiran II bagian 7.1 tentang Standar Pemantauanmengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerjadan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut berfungsi sebagaisalah satu alat kontrol administratif untuk mengidentifikasi bahaya sebagai upayapencegahan terhadap kecelakaan. Jenis inspeksi meliputi inspeksi harian, inspeksibulanan dan inspeksi tahunan.

Simpulan: Perusahaan telah melaksanakan inspeksi keselamatan dan kesehatankerja sebagai upaya mencegah terjadinya kecelakaan kerja sesuai denganPermenaker No. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan danKesehatan Kerja pada Lampiran II bagian 7.1 tentang Standar Pemantauan.

Kata Kunci : Inspeksi K3

__________________________________________________________________*) Prodi Diploma III Hiperkes dan KK FK UNS.**) Prodi Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja FK UNS

Page 5: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

IMPLEMENTATION OF INSPECTION K3 PREVENTION EFFORTS AS ONEOF WORK ACCIDENT IN PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA

CENTRAL JAVA SEMARANG

Arinda Ratna Sari*), Sumardiyono*), dan Lusi Ismayenti**)

.Objective: The purpose of this study to find out how the implementation of theimplementation of occupational safety and health inspections for prevention ofoccupational accidents, business follow-up of the inspection results, and alsocompliance with the Minister of Manpower implementation of the inspectionNo.Per-05/MEN/1996

Methods: The study was conducted with descriptive method, that is to give aclear picture of the object by holding writing directly to the field observation,interview and literature study on PT.Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java.Data analysis using Permenaker. No.Per-05/MEN/1996 on Safety ManagementSystem and Occupational Health

Results: The results showed that PT.Coca-Cola Bottling Indonesia Central Javahas implemented safety and health inspection in accordance with the Minister ofManpower No.Per-05/MEN/1996 about Management System OccupationalHealth and Safety in Annex II section 7.1 of the Standard Monitoring of theproceedings, stating that the dangers of workplace inspections and work carriedout on a regular basis. Permenaker serves as a tool of administrative control toidentify hazards for prevention of accidents. Types of inspections include dailyinspections, monthly inspections and annual inspections

Conclusion: The Company has implemented safety and health inspections in aneffort to prevent the occurrence of occupational accidents according to theMinister of Manpower No.Per-05/MEN/1996 about Management SystemOccupational Health and Safety in Annex II section 7.1 of the StandardMonitoring

Keywords: Inspeksi K3

__________________________________________________________________*) Prodi Diploma III Hyperkes and KK FK UNS**) Prodi Diploma IV Occupational Health and Safety FK UNS

Page 6: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T yangtelah memberikan rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikanTugas Akhir dengan judul penelitian Implementasi Pelaksanaan Inspeksi K3Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Akibat Kerja Di PT.Coca-ColaBottling Indonesia Central Java Semarang. Laporan ini disusun sebagai salahsatu persyaratan kelulusan dalam menyelesaikan Pendidikan Program Diploma IIIHiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas MaretSurakarta.

Dalam pelaksanaan magang dan penyusunan laporan ini penulis telahdibantu dan dibimbing oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankan penulismenyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Zainal Arifin Adnan, dr. Sp.PD-KR-FINASIM, selakuDekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Sumardiyono, SKM., M.Kes selaku Ketua Program Diploma IIIHiperkes dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Sumardiyono, SKM., M.Kes selaku pembimbing I yang telahmemberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan ini.

4. Ibu Lusi Ismayenti, ST, M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikanbimbingan dan saran dalam penyusunan laporan ini.

5. Ibu Yeremia R. A., S.Sos., M.Kes selaku penguji yang telah menguji penulissehingga dapat menyelesaikan ujian.

6. Bapak Sri Hartanto selaku Occupational Health and Safety (OHS) ManagerPT.Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java terimakasih telahmemperkenankan penulis melaksanakan magang dan terimakasih atas ilmuyang diberikan serta bimbingan selama magang di PT.Coca-Cola BottlingIndonesia Central Java.

7. Bapak Muhammad Wardoyo dan Bapak Wahyu Triwibowo selaku OHSSupervisor/pembimbing perusahaan di PT.Coca-Cola Bottling IndonesiaCentral Java terimakasih atas bimbingannya dan ilmu yang diberikan selamamagang.

8. Bapak Bawa Riski Y, Bapak Bambang Rudji S dan Bapak Cahyono A selakuteam QMS yang telah membantu selama penulis melaksanakan magang diPT.Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java.

9. Team HRD (Bapak Zaenudin, Ibu Sri Capegiawati, bapak Sri Sihono, BapakLutfi A, Ibu Arina, Bapak Maryani, Bapak Bogi, Bapak Eko, Ibu Prih, IbuTutik, Ibu Elly, Mbak Anis dan Mbak Dini) terimakasih atas bantuan danbimbingannya selama magang di PT.Coca-Cola Bottling Indonesia CentralJava.

10. Seluruh keluarga besar PT.Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java yangtidak bisa penulis sebutkan satu persatu terimakasih atas bantuan, bimbingandan sambutan hangat yang diberikan selama penulis melaksanakan programmagang.

Page 7: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11. Bapak, ibu, adik tercinta dan seluruh keluarga yang telah mendoakan danmemberi dukungan serta perhatian dan kasih sayang yang sangat bermanfaatbagi penulis untuk menyelesaikan laporan.

12. Yanuar Chrisutama, Ajeng Ayu Fika Stefane, Betti Novitasari, DwiSetiyaningsih, Dwi Wulan Wahyu W, Hemas Winahyoe A terima kasih atasperhatian dan dukungan yang kalian berikan.

13. Segenap keluarga besar angkatan 2009 D.III Hiperkes dan Kesehatan Kerja,bangga menjadi bagian dari kalian.

14. Teman-teman magang Bayu (UII), Dwi, Anggi, Izul (UNDIP), Mira, Jati(UNS), Devi, Niken, Ilham, Bagus, Andi ( UNISSULA), Inta, Indah, Gia,Shila, Puji, Fauziah, Ririn, Ervan terima kasih persahabatan kita.

15. Teman-teman Kost Wisma Putih (Ulul, Mila, Lia, Nuning, Dian, Nopi dansemuanya) terima kasih dukungannya.

16. Semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan hingga laporan inibisa terselesaikan.

Penulis menyadari dalam penulisannya laporan ini masih jauh darikesempurnaan. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkanpenulis demi penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bisa bermanfaatbagi penulis maupun pembaca

Surakarta, Mei 2012Penulis,

Arinda Ratna Sari

Page 8: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. iHALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iiHALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ........................................... iiiKATA PENGANTAR ................................................................................. ivDAFTAR ISI ............................................................................................... viDAFTAR GAMBAR................................................................................... viiDAFTAR LAMPIRAN................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1B. Rumusan Masalah ................................................................... 3C. Tujuan Penelitian..................................................................... 3D. Manfaat Penelitian................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 5A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 5B. Kerangka Pemikiran ............................................................... 18

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 19A. Metode Penelitian ................................................................... 19B. Lokasi Penelitian ..................................................................... 19C. Obyek Penelitian ..................................................................... 19D. Sumber Data............................................................................ 19E. Teknik Pengumpulan Data....................................................... 20F. Pelaksanaan ............................................................................. 21G. Analisis Data ........................................................................... 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................... 22A. Hasil Penelitian........................................................................ 22B. Pembahasan............................................................................. 36

BAB V SIMPULAN DAN SARAN............................................................ 44A. Simpulan ................................................................................. 44B. Saran ....................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 47LAMPIRAN

Page 9: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemikiran .................................................................. 18

Page 10: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Magang

Lampiran 2. Laporan Bulanan Pemeriksaan Tabung Pemadam( APAR )

Lampiran 3. Laporan Bulanan Pemeriksaan Instalasi Fire Hydrant.

Lampiran 4. Check list Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lampiran 5. Laporan Bulanan Pemeriksaan Emergency Lamp

Lampiran 6. Pelaporan P3K

Lampiran 7. Laporan Bulanan Pemeriksaan Shower & Eye Wash Emergency

Lampiran 8. Inspection Report-Toilet

Lampiran 9. Laporan pemakaian P3K

Lampiran10. Laporan pemeriksaan APD

Lampiran11. Checklist dan monitoring kotak K3

Page 11: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi

kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian

yang tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri, penggunaan teknologi maju

tidak dapat dielakkan, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya

proses mekanisasi, elektrifikasi dan modernisasi serta transformasi globalisasi.

Dalam keadaan demikian penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi dan bahan-

bahan berbahaya akan terus meningkat sesuai kebutuhan industrialisasi. Hal

tersebut di samping memberikan kemudahan bagi suatu proses ptoduksi, tenrunya

efek samping yang tidak dapat dielakkan adalah bertambahnya jumlah dan ragam

sumber bahaya bagi pengguna teknologi itu sendiri. Di samping itu, factor

lingkungan kerja yang tidak memenuhi syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3), proses kerja tidak aman, dan sistem kerja yang semakin komplek dan

modern dapat menjadi ancaman tersendiri bagi keselamatan dan kesehatan

pekerja. Kondisi lain adalah, masih kurangnya kesadaran dari sebagian besar

masyarakat perusahaan, baik pengusaha maupun tenaga kerja yang akan arti

pentingnya K3 merupakan hambatan yang sering dihadapi (Tarwaka, 2008).

Page 12: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Sifat dan jenis pekerjaan di perusahaan seperti pemanfaatan bahan

kimia, penggunaan listrik dalam penyelesaian pekerjaan, penggunaan alat

angkat­angkut, adanya mesin yang bergerak yang dapat menimbulkan gangguan

kesehatan dan keselamatan yang berupa penyakit umum, penyakit akibat kerja

dan kecelakaan akibat kerja (Silalahi dan Silalahi, 1995).

Mengingat pentingnya keselamatan dan kesehatan para tenaga kerja yang

diharapkan mencapai produktivitas yang tinggi maka perlu diupayakan

perlindungan dengan antisipasi bahaya sedini mungkin. Dalam hal ini,

pemerintah khususnya menteri tenaga kerja telah mengeluarkan Permenaker No.

Per-05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(Depnaker RI, 1996).

Bahan baku dan peralatan produksi di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia

Central Java Semarang mengandung potensi bahaya yang dapat menyebabkan

kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Upaya yang dilakukan PT. Coca-Cola

Bottling Indonesia Central Java Semarang agar semua tenaga kerja tetap sehat

dan selamat dengan menerapakan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena adanya kondisi tidak

aman (unsafe act and unsafe condition). Salah satu langkah pencegahan

kecelakaan akibat kerja yang dilakukan oleh perusahaan salah satunya adalah

dengan melaksanakan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja. Inspeksi

keselamatan kerja merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk

Page 13: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

mendeteksi secara dini dan mengoreksi adanya potensi bahaya di tempat kerja

yang dapat menimbulkan kecelakaan. Inspeksi yang dilakukan untuk mencari

temuan­temuan tindakan dan kondisi tidak aman (unsafe act and condition) di

lapangan yang selanjutnya akan dilakukan tindak lanjut sebagai tindakan

perbaikan guna mencegah terjadinya kecelakaan serta diharapkan mampu

meminimalkan frekuensi kecelakaan kerja.

Dari latar belakang diatas maka penulis melakukan magang untuk

mengetahui implementasi pelaksanaan inspeksi k3 sebagai upaya pencegahan

kecelakaan akibat kerja di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java

Semarang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka

yang menjadi permasalahan dalam penelitian adalah “Bagaimana implementasi

pelaksanaan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja sebagai upaya pencegahan

kecelakaan akibat kerja di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia (CCBI) Central Java

Semarang?”

Page 14: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui pelaksanaan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja

sebagai upaya pencegahan kecelakaan akibat kerja di PT. Coca-Cola Bottling

Indonesia (CCBI) Central Java Semarang.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi :

1. Bagi Perusahaan

Dapat memberikan informasi dan masukan dalam pelaksanaan

inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Coca-Cola Bottling

Indonesia (CCBI) Central Java Semarang.

2. Bagi Penulis

Menambah wawasan atau pengetahuan dan pengalaman dalam

melakukan aplikasi ilmu teori yang diperoleh selama menempuh pendidikan

di Fakultas Kedokteran Program Studi Diploma III Hiperkes dan

Keselamatan Kerja Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.

3. Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

Sebagai bahan masukan sekaligus dokumentasi yang berguna dan

pustaka mengenai pelaksanaan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja

yang bermanfaat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan peningkatan

program belajar mengajar.

Page 15: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

a. Pengertian

Inspeksi adalah upaya deteksi dini dan mengoreksi adanya

potensi bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan kecelakaan.

Inspeksi tempat kerja bertujuan untuk mengidentifikasi sumber­

sumber bahaya potensial yang ada di tempat kerja, mengevaluasi

tingkat resiko terhadap tenaga kerja serta mengendalikan sampai

tingkat yang aman bagi kesehatan dan keselamatan tenaga kerja.

Inspeksi tidak ditujukan untuk mencari kesalahan orang, melainkan

untuk menemukan dan menentukan lokasi bahaya potensial yang

dapat mengakibatkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Sahab,

1997).

Inspeksi menurut Birds dan Germain (1986) bahwa inspeksi

merupakan suatu cara terbaik untuk menemukan masalah-masalah dan

menilai resikonya sebelum kerugian atau kecelakaan dan penyakit

akibat kerja benar-benar terjadi.

b. Tujuan Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sesuai dengan UU No. 01 tahun 1970 tentang Keselamatan

Page 16: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

dan Kesehatan Kerja maka upaya K3 bertujuan:

1) Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja (formal

maupun informal) selalu dalam keadaan sehat dan selamat.

2) Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman

dan efisien.

3) Menjamin proses produksi berjalan lancar.

Menurut Bird dan Germain (1986) bahwa inspeksi merupakan

cara terbaik untuk menemukan masalah-masalah dan menilai resikonya

sebelum kerugian atau kecelakaan dan penyakit akibat kerja benar-

benar terjadi. Program inspeksi harus dilakukan secara terstruktur dan

mempunyai beberapa tujuan umum, seperti :

1) Mengidentifikasi masalah-masalah yang potensial yang tidak

terantisipasi selama proses desain ataupun selama analisis tugas-

tugas/pekerjaan.

2) Mengidentifikasi defisiensi atau ketidakfungsian mesin-mesin dan

peralatan kerja.

3) Mengidentifikasi kondisi lingkungan kerja dan tindakan-tindakan

tidak aman atau tidak sesuai dengan prosedur kerja.

4) Mengidentifikasi pengaruh dan perubahan proses produksi atau

perubahan material.

5) Mengidentifikasi tindakan korektif yang kurang tepat yang dapat

menimbulkan masalah lain di tempat kerja.

Page 17: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

6) Menyediakan informasi K3 untuk bahan evaluasi diri bagi

manajemen perusahaan.

7) Mendemonstrasikan komitmen manajemen melalui tindakan nyata

dalam bidang K3 di tempat kerja.

c. Klasifikasi Inspeksi K3

1) Inspeksi Informal

Inspeksi informal merupakan inspeksi yang tidak

direncanakan sebelumnya dan sifatnya cukup sederhana yang

dilakukan atas kesadaran orang-orang yang menemukan atau

melihat masalah K3 di dalam pekerjaannya sehari-hari

(Arhamsyah, 2010).

2) Inspeksi Rutin / Umum

Inspeksi yang dilakukan secara menyeluruh dan mencakup

aspek keselamatan dan kesehatan kerja. Inspeksi ini dilakukan

dengan berjalan ke semua bagian untuk memeriksa adanya potensi

bahaya secara berkala dengan frekuensi tertentu (Tarwaka, 2008).

3) Inspeksi Khusus

Inspeksi khusus merupakan kegiatan inspeksi yang

dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi potensial

hazard terhadap objek-objek kerja tertentu yang mempunyai resiko

tinggi yang hasilnya sebai dasar untuk pencegahan dan

pengendalian resiko di tempat kerja (Tarwaka, 2008).

Page 18: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

d. Pelaksana Inspeksi

Menurut Sahab (1997), untuk dapat melaksanakan

inspeksi dengan baik, seorang pelaksana inspeksi memerlukan :

1. Pengetahuan yang menyeluruh tentang tempat kerja,

2. Pengetahuan tentang standart dan peraturan perundang­ undangan,

3. Langkah pemeriksaan yang sistematik,

4. Metoda pelaporan, evaluasi dan penggunaan data..

e. Pelaksanaan Inspeksi

Tahapan-tahapan yang perlu dilakukan dalam melaksanakan

inspeksi adalah tahap persipan, pelaksanaan, tindakan

penanggulangan, tindak lanjut, laporan, dan review.

1) Tahap Persiapan

Menurut Arhamsyah (2010) sebelum melaksanakan

inspeksi keselamatan kerja, sebaiknya kita mengetahui beberapa

tindakan yang harus dilakukan, yaitu :

a) Persiapan jadwal waktu

b) Perencanaan inspeksi

c) Menentukan objek arau tujuan

d) Mengetahui/memahami objek

e) Membuat daftar inspeksi (checklist), peta, prosedur kerja,

rencana jalur jalan inspeksi, anggaran waktu yang cukup

(melobi, pengambilan data, memotret, mengukur dan

melaporkan temuan secara ringkas)

Page 19: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

f) Peninjauan laporan yang lalu (review previous inspection

report)

2) Pelaksanaan Inspeksi

Alkon (1999) menyatakan bahwa, frekuensi atau tingkat

keseringan inspeksi sangat ditentukan oleh :

a) Potensi atau resiko bahaya (semakin besar resiko bahaya

semakin sering dilakukan inspeksi).

b) Persyaratan hukum (secara hukum telah ditentukan kapan

harus diadakan inspeksi)

c) Sejarah kecelakaan (riwayat kecelakaan masa lalu,

perawatan, terhambatnya produksi, laporan penyelidikan

kecelakaan).

d) Umur peralatan atau saran produksi (semakin tua semakin

sering diinspeksi).

Pelaksanaan inspeksi menurut Tarwaka (2008) yaitu :

a) Berpedoman pada peta inspeksi dan checklist.

b) Melakukan pengamatan sesuai poin-poin dalam checklist

c) Ambil tindakan perbaikan sementara

d) Klasifikasi hazard

e) Koreksi

f) Laporan Lisan

3) Pengembangan Upaya Perbaikan

4) Tindak Lanjut

Page 20: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

5) Pelaporan

6) Review

2. Kecelakaan Kerja

a. Pengertian

Suatu industri pasti tidak menginginkan terjadinya suatu

kecelakaan karena dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan

itu sendiri. Menurut Suma’mur, yang dimaksud dengan kecelakaan

adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan. Tidak

terduga karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur

kesengajaan, terlebih lagi dalam bentuk perencanaan. Tidak

diharapkan karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian

material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai yang

paling berat (Suma’mur, 1989).

Menurut Frank E. Bird (1990), kecelakaan adalah suatu

kejadian yang tidak diinginkan, datangnya dengan tiba-tiba dan tak

terduga yang bisa menyebabkan kerugian pada manusia, masyarakat

dan lingkungan.

Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang

berhubungan dengan pekerjaan. Hubungan kerja ini dapat berarti,

bahwa kecelakaan terjadi karena pekerjaan itu sendiri atau pada

waktu melaksanakan pekerjaan (Suma’mur, 1989). Kecelakaan kerja

yang sering terjadi dalam suatu industri dapat dibagi menjadi 2, yaitu:

1) Kecelakaan industri (Industrial Accident) yaitu suatu kecelakaan

Page 21: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

yang terjadi di tempat kerja, karena adanya potensi bahaya yang

tidak terkendali.

2) Kecelakaan di dalam perjalanan (Community Accident) yaitu

kecelakaan yang terjadi di luar tempat kerja tetapi masih

berhubungan dengan pekerjaan. (Tarwaka, 2008)

b. Penyebab Kecelakaan

Kecelakaan kerja hanya akan terjadi bila tedapat beberapa

faktor penyebab secara bersamaan pada suatu tempat kerja atau

proses produksi. Dari beberapa penelitian, para ahli memberikan

kesimpulan bahwa suatu kecelakaan tidak dapat terjadi dengan

sendirinya, akan tetapi terjadi oleh satu atau beberapa faktor

penyebab kecelakaan.

Kecelakaan kerja daat terjadi karena adanya sumber-sumber

bahaya di lingkungan kerja. Sumber bahaya itu dapat berasal

dari bahan baku yang digunakan, peralatan, proses produksi, cara

kerja dan lingkungan kerja (Sahab,1997).

Pada dasarnya kecelakaan disebabkan oleh dua hal yaitu

tindakan yang tidak aman (Unsafe Act) dan kondisi yang tidak aman

(Unsafe Condition). Dari data kecelakaan didapatkan 85% sebab

kecelakaan adalah faktor manusia. Oleh karena itu sumber daya

manusia dalam hal ini memegang peranan yang penting dalam

penciptaan keselamatan dan kesehatan kerja. Tenaga kerja yang

mau membiasakan dirinya dalam keadaan aman dan melakukan

Page 22: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

pekerjaan dengan aman pula akan sangat membantu dalam

memperkecil angka kecelakaan kerja (Suma’mur, 1989).

Sebuah pemikiran modern telah lahir karena seringnya terjadi

kecelakaan, mengenai penyebab terjadinya kecelakaan yaitu Loss

Causation Model yang diperkenalkan oleh International Loss

Control Institute (ILCI) yang mampu menyingkap bahwa

kecelakaansampai pada tingkat manajemen dalam kasus kecelakaan.

Pemikiran ini dikemukaan dalam buku yang berjudul Practical Loss

Control Leadership (Bird, 1990). Teori ini menyatakan bahwa

kecelakaan tidak datang dengan sendirinya, akan tetapi ada

serangkaian peristiwa sebelumnya yang mendahului terjadinya

kecelakaan tersebut yang meliputi :

1) Kurangnya Kontrol (Lack of Control)

Pengawasan merupakan satu dari empat fungsi manajemen

yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan

pengawasan. Keempat fungsi ini saling berhubungan satu dengan

yang lain. Teori domino yang pertama ini akan jatuh karena

kelemahan pengawasan dan pihak manajemen yang tidak

mengarahkan pekerjaanya dengan benar, mengetahui standar

yang dipakai, melakukan pengamatan kerja, melaksanakan

inspeksi dan lain sebagainya. Lemahnya pengawasan ini

disebabkan karena:

Page 23: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

a) Program yang Tidak Memadai (Inadequate Program)

Hal ini disebabkan karena terlalu sedikit program

yang diterapkan di tempat kerja, atau karena terlalu banyak

kegiatan-kagiatan program. Kegiatan- kegiatan atau program

yang diterapkan dalam suatu perusahaan harus bervariasi

sesuai dengan lingkup, sifat dan jenis perusahaan.

b) Standar yang Tidak Layak (Inadequate Program Standard)

Penyebab umum dari kebingungan dan pelanggaran

terhadap standar disebabkan karena standar yang tidak jelas,

terlalu tinggi bahkan terlalu rendah. Standar yang sesuai dapat

digunakan untuk membantu proses pengawasan.

Guna mematuhi pelaksanaan kegiatan manajemen

keselamatan kerja dan kesehatan kerja yang baik, perusahaan

harus membuat suatu program keselamatan dan kesehatan

kerja merupakan standard yang digunakan serta

melakukan pemantauan pelaksanaan program tersebut.

2) Penyebab Dasar (Basic Causes)

Penyebab dasar adalah penyebab nyata yang

melatarbelakangi atau mendasari terjadinya kecelakaan, meliputi:

a) Faktor personal (Personal factor) yaitu meliputi:

(1) Kurangnya pengetahuan

(2) Kurangnyaketerampilan

(3) Keterbatasan kemampuan fisik dan mental

Page 24: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

(4) Kurangnya motivasi

(5) Stres fisik atau mental

b) Faktor pekerja

(1) Kepemimpinan dan kepengawasan yang tidak memadai

(2) Engineering kurang memadai

(3) Maintenance kurang memadai

(4) Alat dan peralatan kurang memadai

(5) Pembelian barang kurang memadai

(6) Aus dan retak akibat pemakaian

(7) Standar kerja kurang memadai

(8) Penyalahgunaan wewenang

3) Penyebab Langsung (Immediate Cause)

Penyebab langsung dapat dibagi menjadi 2 yaitu tindakan

tidak aman dan kondisi tidak aman, dimana hal tersebut secara

langsung menyebabkan kecelakaan yang biasanya dapat dilihat dan

dirasakan.

a) Tindakan tidak aman (substandard practices) adalah

melakukan tata cara kerja yang tidak aman sehingga dapat

menimbulkan peluang akan terjadinya kecelakaan, misalnya:

(1) Mengoperasikan peralatan tanpa wewenang

(2) Mengoperasikan mesin/peralatan/kendaraan dengan

kecepatan yang tidak layak

(3) Di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan terlarang

Page 25: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

(4) Gagal mengikuti prosedur kerja

(5) Melepas alat pengaman

(6) Membuat alat pengaman tidak berfungsi

(7) Tidak memakai alat pelindung diri

(8) Menggunakan peralatan yang sudah rusak

(9) Posisi kerja yang salah

(10) Pengankutan yang tidak layak

(11) Bersendau gurau di waktu kerja

(12) Kegagalan untuk memperingatkan

b) Keadaan tidak aman (substandard condition) adalah kondisi

fisik yang membahayakan dan langsung membuka terhadap

kecelakaan. Keadaan tidak aman tersebut antara lain:

(1) Peralatan atau material yang rusak

(2) Pelindung atau pembatas yang tidak layak

(3) Alat pelindung diri yang kurang sesuai

(4) Sistem peringatan tanda bahaya yang kurang berfungsi

(5) Kebersihan dan tata ruang tempat kerja tidak layak

(6) Kondisi lingkungan kerja mengandung debu, asap, gas, atau

uap yang melebihi NAB

(7) Intensitas kebisingan yang melebihi NAB (Nilai Ambang

Batas)

(8) Paparan radiasi

(9) Temperatur ruang kerja terlalu tinggi atau rendah

Page 26: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

(10) Penerangan yang kurang atau berlebihan

(11) Ventilasi kurang

(12) Bahaya kebakaran dan peledakan

(13) Tindakan yang terbatas atau berlebih

4) Kecelakaan (Incident)

Menurut Frank E. Bird (1990), kecelakaan dapat terjadi

karena adanya kontak antara sumber energi (energi kinetik, kimia,

mekanikal, elektrikal, radiasi) yang melebihi ambang batas tubuh

atau struktur.

Jika potensi penyebab kecelakaan dibiarkan saja untuk

terjadi, maka akan terbuka kemungkinan terjadinya kontak

antara energi dengan sumber bahaya. Secara umum, ada

beberapa tipe dari kecelakaan yaitu:

a) Terbentur/menabrak suatu benda

b) Terbentur/tertabrak benda/alat yang bergerak

c) Jatuh ke tingkat yang lebih rendah

d) Jatuh pada tingkat yang sama (tergelincir, tersandung,

terpeleset)

e) Terjepit diantara dua benda

f) Terjepit ke dalam alat/denda yang berputar

g) Kontak dengan listrik, panas, dingin, radiasi, bahan-bahan

beracun dan sebagainya

h) Kelebihan beban

Page 27: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

5) Kerugian (Loss)

Akibat dari kecelakaan adalah kerugian, sebagaimana

termasuk dalam definisi kecelakaan bahwa kerugian dapat

terwujud penderitaan pada manusia, kerusakan pada harta

benda, dan lingkungan serta kerugian pada proses. Kerugian-

kerugian lain yang mungkin timbul adalah terganggunya

kinerja produksi dan menurunnya keuntungan.

3. Hubungan Inspeksi K3 dengan Kecelakaan Akibat Kerja

Setiap proses produksi memiliki potensi bahaya yang dapat

mengakibat kecelakaan, sehingga dilakukan inspeksi keselamatan dan

kesehatan kerja diperusahaan. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena

adanya unsafe act dan unsafe condition. Untuk mencegah terjadinya

kecelakaan kerja, maka perlu suatu upaya pengendalian salah satunya

dengan melakukan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja. Sedangkan

bila tidak dilakukan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja maka dapat

mengakibatkan kecelakaan yang dapat menimbulkan kerugian. Dengan

dilakukan inspeksi maka akan diperoleh hasil inspeksi yang kemudian

akan dilakukan evaluasi dan tindak lanjut secara terkontrol terhadap hal-

hal yang telah dilakukan sehingga kecelakaan dapat dicegah dan dapat

tercapai Zerro Accident. Sedangkan jika tidak dilakukan evaluasi secara

terkontrol dan hasil inspeksi tidak dilakukan tindak lanjut akan

mengakibatkan kecelakaan dan menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Page 28: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

Proses Produksi

Unsafe ConditionUnsafe Act Kecelakaan Kerja

Tidak ada programpelaksanaan inspeksi

K3

program pelaksanaaninspeksi K3

Tidak terkontrol

PelaksanaanInspeksi K3

Kecelakaan Kerja

Evaluasi dantindak lanjut

kerugian

Terkontrol

Zero AccidentKeselamatan danKesehatan Kerja

tercipta

Kecelakaan Kerja

kerugian

Inspeksi K3

Page 29: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif

dimana penulis berusaha menggambarkan sejelas-jelasnya kepada pembaca

tentang obyek penelitian dan data yang diperoleh digunakan sebagai bahan

penulisan ini (Notoatmojo, 2002).

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central

Java Semarang. Jalan Soekarno-Hatta Km 30, Harjosari, Bawen, Kab. Semarang.

C. Objek Penelitian

Obyek penelitian yang digunakan dari penulisan laporan ini adalah hasil

inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia

Central Java Semarang.

D. Sumber Data

Data yang diperoleh dan dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data

primer dan sekunder.

Page 30: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

1. Data Primer

Adalah data yang diperoleh dari observasi langsung di tempat kerja

dan wawancara dengan karyawan dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan

penelitian ini.

2. Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen milik perusahaan

dan juga literatur yang lain.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data

sebagai berikut :

1. Observasi Lapangan

Observasi yang dilakukan adalah dengan pengamatan langsung

terhadap inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab dengan

koordinator magang maupun dengan orang-orang yang berkomitmen

dibidangnya.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data-data dan

mempelajari dokumen-dokumen serta catatan-catatan perusahaan yang

berhubungan dengan obyek penelitian.

Page 31: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

4. Studi Kepustakaan

Studi Pustaka yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari

dokumen-dokumen perusahaan, buku-buku kepustakaan, laporan- laporan

penelitian yang sudah ada serta sumber lain yang berhubungan dengan

penelitian ini.

F. Pelaksanaan

Pelaksanaan magang ini dilakukan mulai tanggal 01 Februari 2012 sampai

30 April 2012 dengan waktu antara pukul 08.00 – 16.30 WIB, dari hari Senin

sampai Jum’at.

G. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan hasil inspeksi di PT.

Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang dengan Permenaker No.

Per-05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

lampiran II bagian 7 tentang Standar Pemantauan, (7.1) mengenai pemeriksaan

bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja

dilaksanakan secara teratur.

Page 32: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Inspeksi K3 di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang

Semarang.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di PT. Coca-Cola

Bottling Indonesia Central Java Semarang dengan melakukan pengamatan

langsung di lapangan dan wawancara dengan tenaga kerja yang

bersangkutan serta data-data yang diperoleh, PT. Coca-Cola Bottling

Indonesia Central Java Semarang dilakukan inspeksi keselamatan dan

kesehatan kerja secara teratur oleh bagian Occupational Health and Safety

(OHS), bagian QMS (Quality Management System), bagian ME

(Maintenace Enginering), PT. ISS, PT. Sucofindo, petugas Poliklinik,

Budi Sehat dan Balai Hiperkes Semarang.

2. Tujuan Inspeksi K3 di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java

Semarang .

Tujuan dilakukan inspeksi ini adalah untuk mengetahui kondisi

lingkungan PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang dari

keadaan tidak aman termasuk kebersihan lingkungan kerja dan tata letak

serta sebagai tindakan pencegahan sehingga tercipta lingkungan tempat

kerja yang aman, bersih serta bebas dari potensi dan faktor bahaya. Tujuan

Page 33: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

dari pelaksanaan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja tersebut

sebagai berikut :

a. Meminimalkan dan mengurangi angka kecelakaan.

b. Meminimalkan dan mengurangi penyakit akibat kerja.

c. Meminimalkan dan mengurangi tindakan dan kondisi tidak aman.

d. Mencegah agar kecelakaan yang sama tidak terulang kembali.

e. Mencapai Zero Accident.

f. Mengevaluasi hasil pemeriksaan yang lalu.

Agar dapat tercapai tujuan tersebut di atas diperlukan kerjasama

yang baik antara pihak perusahaan, semua departemen dan karyawan.

3. Jenis-jenis Inspeksi K3 di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java

Semarang.

a. Inspeksi Umum

PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang

adalah salah satu perusahaan minuman ringan di Indonesia. PT. Coca-

Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang telah melaksanakan

inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja sebagai upaya pencegahan

kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Inspeksi dilakukan untuk

mengetahui adanya potensi dan faktor bahaya (tindakan dan kondisi

tidak aman) yang ada di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central

Java Semarang dan dapat segera melakukan tindak lanjut perbaikan

sehingga mampu meminimalkan angka kecelakaan dan penyakit akibat

kerja serta mampu mencapai zerro accident. Kegiatan-kegiatan yang

Page 34: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

termasuk inspeksi umum di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central

Java Semarang ada tiga macam, antara lain :

1) Inspeksi Harian (Daily Inspection)

Pelaksanaan inspeksi ini dilaksanakan rutin setiap hari oleh

masing-masing bagian mengenai kondisi lingkungan kerja

(meliputi unsafe act atau unsafe condition) yang dapat

mengakibatkan kecelakaan kerja. Inspeksi ini dilaksanakan oleh

petugas dari poliklinik dan petugas PT. ISS. Inspeksi harian yang

dilakukan di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java

Semarang, antara lain :

a) Pengambilan sampel makanan di kantin

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengantisipasi apabila

terjadi keracunan pada karyawan PT. Coca-Cola Bottling

Indonesia Central Java Semarang. Inspeksi dilakukan oleh

petugas dari pihak Poliklinik dengan cara mmengambil sampel

makanan di kantin setiap hari sebelum jam makan siang atau

sebelum jam istirahat (± jam 11.30 WIB). Sampel yang sudah

diambil diberi label pada setiap wadah sampel makanan dengan

mencantumkan nomor sampel, nama makanan, tanggal dan

waktu pengambilan, nama perusahaan kantin (catering) dan

tanda tangan petugas pengambil. Kemudian dicatat pada

lembar laporan dengan menyertakan tanda tangan petugas

pengambil, petugas kantin dan petugas paramedis yang akan

Page 35: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

mengecek. Sampel makanan kemudian disimpan dalam lemari

pendingin selama 1 hari dan pada hari berikutnya sampel yang

lama diambil untuk dibuang di tempat sampah organik serta

sampel yang baru disimpan lagi. Hasil dari pengambilan

sampel makan di kantin tidak ditemukan makan yang dapat

menimbulkan keracunan pada tenaga kerja.

Hal ini dilakukan agar dapat mengantisipasi jika

sewaktu-waktu terjadi keracunan pada karyawan, perusahaan

dapat mencari penyebabnya melalui pengecekan sampel

makanan kantin yang dilakukan oleh laboratorium yang

berwenang, penyebab keracunan dapat diketahui apakah karena

zat toksik yang terkandung dalam makan yang disediakan oleh

kantin tersebut.

b) Inspeksi House Keeping

Bahan baku proses produksi di PT. Coca-Cola Bottling

Indonesia Central Java Semarang adalah air maka dlakukan

inspeksi house keeping yang dilakukan setiap hari oleh petugas

dari PT. ISS. Pelaksanaan inspeksi ini bertujuan agar

menciptakan lingkungan yang bersih sehingga tenaga kerja

terbebas dari penyakit akibat kerja dan penyakit umum.

Dalam hal ini petugas inspeksi melakukan kegiatan

terutama untuk menjaga keadaan lantai yang bersih, jalur bebas

halangan benda apapun, penempatan barang sesuai, penerangan

Page 36: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

di ruangan tidak melebihi/tidak kurang, ventilasi udara, jalur

evakuasi jelas terutama lingkungan kerja di dalam dan luar

ruang produksi. Inspeksi yang dilakukan PT. ISS meliputi :

(1) Pembersihan toilet

Hasil inspeksi pembersihan toilet yaitu :

(a) Lantai kering tidak tergenang air, tidak berdebu dan

lantai bebas dari noda.

(b) Dinding bersih tidak bernoda, tidak ada sarang laba-

laba, cermin kering dan bersih, pintu toilet bersih.

(c) Langit-langit bersih dari sarang laba-laba, tidak

bernoda, reflector lampu bersih.

(d) Wash basin bersih, kering, tidak bernoda, kran dan

drain bersih tidak berkerak.

(e) Toilet Bowl bersih, kering, lubang toilet bersih.

(f) Pengambilan sampah

Pengambilan sampah dilakukan pada pagi dan sore

hari oleh petugas cleaning sevice PT. ISS yang berada pada

lokasi masing-masing.

(g) Wall cleaning and whashing

Wall cleaning and washing dilakukan satu minggu

sekali oleh petugas cleaning service PT. ISS pada area

masing-masing.

Page 37: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

(h) Glass cleaning

Glass cleaning dilakukan setiap pagi hari oleh

petugas cleaning service PT. ISS untuk membersihkan

permukaan kaca pada area masing-masing.

(i) Gardening

Gardening dilakukan mulai jam 6.00 WIB sampai

jam 16.00 WIB oleh gardener PT. ISS meliputi taman dan

halaman yang ada di semua area PT. Coca-Cola Bottling

Indonesia Central Java Semarang.

(j) Pembersihan lantai dan furniture

Dilakukan pada pagi hari sebelum jam kerja oleh

petugas cleaning service PT. ISS pada area masing-masing

yang sudah ditentukan, meliputi menyapu lantai dan

membersihkan semua furniture yang ada di ruangan

tersebut.

(k) Pembersihan selokan

Pembersihan selokan dilakukan setiap hari oleh

petugas cleaning service PT. ISS pada area masing-masing,

meliputi membersihkan lumut yang ada dselokan agar jalan

air tidak tersumbat.

2) Inspeksi Bulanan (Monthly Inspection)

Inspeksi Bulanan merupakan salah satu program

departemen OHS yang melibatkan partisipasi karyawan dalam

Page 38: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

lingkungan perusahaan dan dilaksanakan tiap satu bulan sekali.

Inspeksi bulanan yang dilakukan di PT. Coca-Cola Bottling

Indonesia Central Java Semarang, antara lain :

a) Inspeksi Fasilitas Pemadam Kebakaran (Fire System)

Untuk mengatasi adanya potensi bahaya kebakaran, PT.

Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang

dilakukan inspeksi terhadap fasilitas pemadam kebakaran oleh

departemen OHS yang meliputi :

(1) Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Inspeksi APAR dilakukan setiap satu bulan sekali

oleh pihak departemen OHS. Pada inspeksi APAR

dilakukan pengecekkan yang meliputi :

(a) Mencatat data APAR yang meliputi merk, type, jenis isi,

berat (Kg), berat total (Kg).

(b) Mengecek perlengkapan APAR seperti kotak atau

rantai, kaca, hammer, nomor urut atau kode dan

petunjuk.

(c) Mengecek kondisi tabung APAR yang meliputi pen,

selang, segel dan tekanan.

(d) Melihat dan mencatat tanggal kadaluarsa (expired) serta

tanggal pengisian ulang.

Jumlah tabung APAR yang ada di PT. Coca-Cola

Bottling Indonesia Central Java Semarang totalnya 100

Page 39: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

buah. Jarak pemasangan ± 20 meter tiap titik serta ± 1,2

meter dari lantai. Dari hasil inspeksi APAR tidak dilakukan

penimbangan pada APAR jenis CO2.

(2) Instalasi Hydrant

Inspeksi instlalasi Hydrant di PT. Coca-Cola

Bottling Indonesia Central Java Semarang dilakukan oleh

pihak departemen OHS yang ada pada 12 titik.

Kelengkapan item pada saat inspeksi meliputi Body Box

Hydrant, cat box Hydrant, Body Pipa, Cat Pipa, Body

selang, gulungan selang, Coupling Nozzle, tekanan

pancaran (Kg/cm2), kondisi Coupling, pondasi/dudukan dan

lokasi bebas dari barang.

(3) Pemeriksaan Emergency Lamp

Emergency Lamp berfungsi sebagai penerangan

darurat. Pemeriksaan dilakukan oleh pihak departemen

OHS yang meliputi kelayakan nyala lampu darurat yang

berjumlah 29 unit yang terdapat di PT. Coca-Cola Bottling

Indonesia Central Java Semarang.

b) Inspeksi Emergency System

Inspeksi Emergency Sistem dilakukan oleh pihak

departemen OHS yang meliputi :

(1) Pemeriksaan Insect Killer Lamp

Page 40: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Pemeriksaan insect killer lamp di PT. Coca-Cola

Bottling Indonesia Central Java Semarang dilakukan satu

kali dalam sebulan. Untuk insect killer lamp di PT. Coca-

Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang berjumlah

26 titik yang kondisinya masih bagus dan tidak terdapat

kerusakan.

(2) Pemeriksaan Shower & Eye Wash Emergency

Pemeriksaan shower & eye wash emergency di PT.

Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang

dilaksanakan setiap satu bulan sekali. Untuk emergency

shower ada 11 titik dan eye wash ada 2 titik, jadi di PT.

Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang

shower & eye wash emergency totalnya 13 titik. Pada

inspeksi shower & eye wash emergency tidak ditemukan

kerusakan hanya shower & eye wash emergency masih

banyak yang kotor dan kurang terawat dengan baik.

c) Pemeriksaan Material

Pemeriksaan ini dilakukan oleh departemen QMS dan

OHS terhadap kondisi dan label wadah penyimpanan bahan

kimia, kebersihan tempat penyimpanan bahan kimia,

penyimpanan dan posisi tabung gas, keberadaan MSDS di

ruangan yang terdapat bahan kimia, ketersediaan bahan

Page 41: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

penyerap tumpahan, APD yang diperlukan di tempat seperti

masker dan sarung tangan serta tersedia shower dan eye wash.

d) Pemeriksaan Pekerja dan Cara Kerja

Pemeriksaan pekerja dan cara kerja dilakukan oleh

pihak departemen OHS pada area produksi dan wharehousing,

pemeriksaan ini dilakukan terhadap kesesuaian penggunaan

APD seperti masker, sarung tangan, topi, kacamata, dan safety

shoes oleh pekerja, kesesuaian cara kerja misalnya dalam

mengangkat barang dan penggunaan peralatan terhadap

ketetapan dan persyaratan, adanya rambu-rambu peringatan dan

pembatasan ijin masuk daerah yang beresiko tinggi, pelatihan

terhadap karyawan.

e) Pemeriksaan Lingkungan Kerja

Pemantauan lingkungan yang dilakukan setiap enam

bulan sekali di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java

Semarang yang bekerjasama dengan pihak ketiga oleh Balai

HIPERKES Kab Semarang, yang meliputi :

(1) Pemeriksaan Kebisingan

(2) Pemeriksaan Getaran

(3) Pemeriksaan Kualitas Udara

(4) Pemeriksaan ISBB

(5) Pemeriksaan Penerangan

Page 42: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

f) Inspeksi kotak APD beserta isinya.

Inspeksi kotak APD PT. Coca-Cola Bottling Indonesia

Central Java Semarang dilakukan oleh pihak OHS yang

meliputi ketersediaaan isi APD di kotak-kotak K3 yang ada di

semua titik serta pemeriksaan kepatuhan pekerja dalam

memakai APD di tempat kerja dan ruang kerja pada saat

bekerja. Isi APD seperti Ear plug, ear muff, masker kain,

sarung tangan.

g) Inspeksi Kotak P3K beserta isinya

Inspeksi kotak P3K dilakukan untuk mengetahui

kelengkapan isi kotak P3K meliputi kapas, tensoplast, plester,

boor water, betadine, kasa steril, perban, levertran zalf, gelas

mata, tetes mata, rivanol, minyak angin, peniti, balsam,

gunting, pinset, daftar obat-obatan, form bukti pemakaian, buku

pedoman P3K serta mengetahui rekapan daftar pekerja yang

menggunakan obat dan banyak penggunaan obat tersebut. Dan

jika pengecekan sudah dilakukan kemudian diisi obat yang

sudah habis, agar tetap ada jika ada yang akan menggunakan.

Inspeksi dilakukan setiap satu bulan sekali oleh departemen

OHS. Di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java

Semarang memiliki tandu dan ambulance sebagai alat

transportasi apabila terjadi keadaan darurat sehingga korban

cepat tertolong.

Page 43: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

3) Inspeksi Tahunan (Yearly Inspection).

Di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java

Semarang inspeksi ini dilakukan setiap satu tahun sekali atau dua

kali setahun dan ada yang dua tahun sekali. Inspeksi tahunan di PT.

Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang ini meliputi :

a) Inspeksi Personil

Inspeksi personil di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia

Central Java Semarang dilakukan oleh pihak ketiga dari Budi

Sehat khususnya dilakukan pemeriksaan kesehatan karyawan

yang dilakukan satu tahun sekali berupa general check up

meliputi pemeriksaan seluruh badan. Pemeriksaan ini dilakukan

oleh pusat diagnostik Budi Sehat. Pemeriksaan dilakukan

kepada seluruh karyawan di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia

Central Java Semarang. Selain general check up juga dilakukan

pemeriksaan pemantauan kesehatan mata dan THT kepada

inspector.

b) Inspeksi Mesin

Dalam pemeriksaan mesin dilakukan oleh pihak ketiga

yaitu dari PT. Sucofindo setiap satu/dua tahun sekali untuk

motor diesel, bejana tekan dan ketel uap, sedangangkan

pesawat angkut (forklift) dan pesawat angkat (lift) dilakukan

satu tahun sekali. Pada saat pemeriksaan mesin dilakukan

pemasangan alat pengaman mesin, kondisi mesin, kondisi

Page 44: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

sekitar mesin, penandaan pada saat perbaikan salah satunya

dengan penandaan Log Out Tag Out (LOTO), fungsi tombol

darurat, instruksi pengoperasian mesin.

b. Pelaksana Inspeksi

Inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja PT. Coca­ Cola

Bottling Indonesia Central Java Semarang dilakukan oleh petugas

dari OHS, QMS yang merupakan pelaksanaan intern perusahaan,serta

dari Budi Sehat dan PT. Sucofindo. Untuk inspeksi lingkungan

dilakukan oleh pihak ketiga. Adapun tugas dari pelaksana inspeksi

adalah :

1) Melaksanakan inspeksi secara obyektif ke tempat kerja atau unit

kerja untuk mengetahui adanya potensi bahaya.

2) Mencari temuan­temuan inspeksi yang ada di lapangan.

3) Mencatat temuan hasil inspeksi di lapangan.

4) Memberikan saran tindak lanjut terhadap hasil temuan sebagai

tindakan perbaikan.

5) Melakukan tindakan perbaikan.

c. Pelaksanaan Inspeksi

Pelaksanaan inspeksi yang dilakukan di PT. Coca-Cola

Bottling Indonesia Central Java Semarang secara umum sama.

Pelaksanaan inspeksi dilakukan 3 tahap, yaitu :

Page 45: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

1) Tahap Persiapan

Sebagian besar inspeksi yang dilaksanakan PT. Coca-Cola

Bottling Indonesia Central Java Semarang adaah inspeksi informal

atau inspeksi terencana. Pada tahap persiapan, hal-hal yang perlu

dilakukan, antara lain :

a) Menyiapkan tim inspeksi.

b) Menentukan area yang akan diinspeksi.

c) Menetukan waktu dilaksanakannya inspeksi.

d) Menyiapkan form check list beserta alat tulis.

e) Menyiapkan alat pelindung diri.

f) Dilakukan breefing lebih dahulu dengan departemen terkait.

2) Tahap Pelaksanaan

a) Petugas melakukan visit ke baguan-bagian sesuai urutan yang

ditentukan.

b) Melihat keadaan di lapangan secara seksama dan teliti sesuai

standar yang ada.

c) Mencatat temuan-temuan yang ada di lapangan serta saran

untuk tindak lanjutnya.

3) Tahap Pelaporan

a) Petugas membuat laporan hasil ispeksi yang dilakukan di

lapangan serta temuan-temuan yang dapat menimbulkan

potensi bahaya.

Page 46: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

b) Laporan dianalisis oleh pihak OHS untuk dievaluasi awal agar

segera dilakukan perbaikan apabila ada temuan.

c) Laporan dijadikan dokumen untuk dibahas saat rapat rutin

P2K3

d. Tindak Lanjut Inspeksi

Dari laporan inspeksi yang dilakukan temuan-temuan di

lapangan diteruskan tindak lanjut perbaikan agar tidak menjadi

berkelanjutan. Petugas yang bertanggung jawab dari masing-masing

departemen melaporkan hasil perbaikan disertai kendala, komentar

serta saran kepada manajemen sebagai laoparan penyelesaian hasil

inspeksi. Laporan kemudian disampaikan pada rapat ruti P2K3 sebagai

informasi status terakhir tindak lanjut temuan.

B. Pembahasan

1. Inspeksi Umum

PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang adalah

salah satu perusahaan minuman ringan di Indonesia. PT. Coca-Cola

Bottling Indonesia Central Java Semarang telah melaksanakan inspeksi

keselamatan dan kesehatan kerja sebagai upaya pencegahan kecelakaan

dan penyakit akibat kerja. Inspeksi dilakukan untuk mengetahui adanya

potensi dan faktor bahaya (tindakan dan kondisi tidak aman) yang ada di

PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang dan dapat segera

melakukan tindak lanjut perbaikan sehingga mampu meminimalkan angka

Page 47: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta mampu mencapai zerro

accident. Adapun yang termasuk inspeksi umum adalah sebagai berikut :

a. Inspeksi Harian (Daily Inspection)

Inspeksi harian yang ada di PT. coca-cola bottling Indonesia

central java semarang meliputi :

1) Inspeksi Sampel Makanan

Inspeksi ini dilakukan setiap hari untuk mengantisipasi

apabila terjadi keracunan di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia

Central Java Semarang, ini merupakan langkah untuk mewujudkan

kenyamanan bagi setiap karyawan. Pelaksanaa dilakukan secara

rutin oleh petugas dari Poliklinik.

2) Inspeksi House Keeping

Inspeksi dilakukan oleh PT. ISS dimana pelaksanaannya

setiap hari dengan visit ke setiap area untuk mengecek hasil

pekerjaan karyawan dan melihat kondisinya.

b. Inspeksi Bulanan (Monthly Inspection)

1) Inspeksi Fasilitas Pemadam Kebakaran (Fire System)

a) Inspeksi APAR

Inspeksi APAR di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia

Central Java Semarang dilaksanakan setiap bulan sekali secara

rutin meliputi data APAR, perlengkapan APAR, kondisi tabung

dan tanggal expired dengan tujuan agar APAR selalu dalam

keadaan siap pakai dan aman. Apabila saat inspeksi ditemukan

Page 48: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

keadaan yang tidak baik APAR harus segera diperbaiki atau

diganti dengan yang baru.

Dalam pemeriksaan berat tabung APAR yang berisi

CO2 tidak dilakukan penimbangan, hal ini tidak sesuai dengan

Permenakertrans No. Per-04/MEN/1980 pasal 12 (h)

disebutkan bahwa untuk APAR jenis CO2 harus diperiksa

dengan cara menimbang serta mencocokan beratnya dengan

berat yang tertera pada APAR tersebut, bila berat kurang dari

10% maka APAR harus segera diisi kembali dengan berat yang

ditentukan.

b) Instlalasi Hydrant

Inspeksi instlalasi Hydrant di PT. Coca-Cola Bottling

Indonesia Central Java Semarang dilakukan oleh pihak

departemen OHS yang ada pada 12 titik. Kelengkapan item

pada saat inspeksi meliputi Body Box Hydrant, cat box

Hydrant, Body Pipa, Cat Pipa, Body selang, gulungan selang,

Coupling Nozzle, tekanan pancaran (Kg/cm2), kondisi

Coupling, pondasi/dudukan dan lokasi bebas dari barang. Dari

hasil pemeriksaan instlalasi hydrant ini sudah sesuai ketentuan

yang sudah ada. Hal ini sesuai dengan Instruksi Menteri

INS/11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus K3

Penanggulangan Kebakaran.

Page 49: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

c) Pemerikasaan Emergency Lamp

Pemeriksaan emergency lamp di 29 unit yang dilakukan

perusahaan agar emergency lamp tetap dalam kondisi baik

yaitu dengan melakukan pemeriksaan nyala lampu di semua

unit emergency lamp. Emergency lamp yang ada di PT. Coca-

Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang masih dalam

kondisi baik dan tidak ada kerusakan.

2) Inspeksi Emergency System

a) Shower & eye wash emergency

Inspeksi dilakukan untuk mengetahui kondisi dari

Shower & Eye Wash Emergency di tempat kerja, karena alat

tersebut merupakan sarana untuk tindakan awal apabila terjadi

kecelakaan terkena bahan kimia.

b) Inspeksi Insect Killer Lamp

Dilakukan inspeksi ini untuk mengetahui kondisi

apakah masih dalam keadaan layak dan baik, karena alat ini

merupakan salah satu alat untuk memenuhi salah satu syarat di

tempat kerja. Alat ini digunakan untuk membunuh dan

mengusir serangga agar tidak masuk dalam ruang kerja dalam

proses produksi.

3) Pemeriksaan Material

Pemeriksaan material yang dilakukan oleh departemen

QMS dan OHS terhadap kondisi, label, wadah, MSDS dan

Page 50: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

penyimpanan bahan kimia serta tersedia bahan penyerap tumpahan

bahan kimia. Pemakaian APD yang sesuai tempat kerja.

4) Pemeriksaan pekerja dan cara kerja

Pemeriksaan yang dilakukan terhadap kesesuaian

penggunaan APD seperti masker, sarung tangan, topi, kacamata,

dan safety shoes serta keseuaian angkat-angkut pekerja sudah

memenuhi peraturan yang ada di perusahaan.

5) Inspeksi APD

Inspeksi alat pelindung diri seperti masker, ear plug, sarung

tangan, kacamata, back support, safety shoes dan lain-lainnya

dilakukan secara rutin setiap bulannya dan menyediakan secara

cuma-cuma untuk semua tenaga kerja yang ada di perusahaan. Hal

ini sesuai dengan Undang-Undang No. 01 tahun 1970 tentang

keselamatan kerja pasal 14 (c).

6) Kotak P3K

Inspeksi kotak P3K meliputi kapas, tensoplast, plester, boor

water, betadine, kassa steril, perban, levertran zalf, gelas mata,

tetes mata, rivanol, minyak angin, peniti, balsam, gunting, pinset,

daftar obat-obatan, form bukti pemakaian, dan buku pedoman P3K

dilakukan secara rutin setiap bulan, pemeriksaan ini sudah sesuai

dengan peraturan perusahaan yang ditentukan. Pada pengecekan

kotak P3K yang sudah ada ketentuan apabila memakai obat

mencatat pada buku pemakaian P3K, agar dapat diketahaui tempat

Page 51: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

kerja mana yang potensi bahayanya tinggi sehingga dapat segera

dilakukan tindak lanjut. Hal ini sesuai dengan SNI-19-3994-1995.

Masih ada tenaga kerja yang tidak melakukan pencatatan

setelah memakai obat-oabatan seperti betadine, tensoplast, tetes

mata.

7) Pemriksaan lingkungan

Pelaksanaan inspeksi ini dilakukan oleh pihak ketiga dari

Balai Hiperkes Semarang secara rutin setiap 6 bulan sekali sesuai

dengan sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Nomor : Per-13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor

Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja sehingga mampu

mengadakan koreksi terhadap lingkungan dan mesin yang ada di

PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang dan

dapat tercipta lingkungan yang aman dan nyaman.

c. Inspeksi tahunan (Yearly Inspection)

1) Inspeksi Personil

Inspeksi personil bagi karyawan telah dilakukan secara

rutin setiap satu tahun sekali, hal ini sesuai dengan

Permenakertrans No. Per-02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan

Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja pasal 2

dan 3 tentang Pemeriksaan Berkala Bagi Tenaga Kerja.

Page 52: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

2) Inspeksi mesin

Pemeriksaan mesin dilakukan oleh pihak maintenance

enginering yang meliputi pemeriksaan alat pengamanan mesin atau

peralatan kerja, kondisi sekitar mesin dan dilakukan penandaan

(Tag Out) pada saat perbaikan, serta dilengkapi kunci pengaman

(Pad Lock) pada saat perbaikan.

2. Pelaksana Inspeksi

Dalam pelaksanaan inspeksi dilakukan OHS PT. Coca-Cola

Bottling Indonesia Central Java Semarang yang termasuk dalam kategori

pelaksana inspeksi intern perusahaan, karena personil berasal dari

dalam perusahaan itu sendiri. Di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia

Central Java Semarang yang bertugas sebagai pelaksana inspeksi yaitu

personil dari OHS yang telah mendapatkan pelatihan dan mempunyai

keahlian. Hal ini sesuai dengan Permenaker No. Per­ 05/MEN/1996

Lampiran I bagian 4 yang menyatakan bahwa “personil yang terlibat

harus mempunyai pengalaman dan keahlian yang cukup”.

3. Pelaksanaan Inspeksi

Pelaksanaan inspeksi di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central

Java Semarang berjalan dengan baik dan rutin, dilakukan disemua plant

atau area secara rutin dan teratur setiap bulannya meliputi tahap persiapan,

pelaksanaan dan pelaporan. Hal ini sesuai dengan Permenakertrans No.

Per-05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan

Page 53: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Kesehatan Kerja. Sehingga di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central

Java Semarang telah tercapai Zerro Accident.

4. Tindak Lanjut Inspeksi

Program inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja yang

direncanakan dan dilaksanakan dengan baik tidak akan bermanfaat bila

tidak disertai dengan tindak lanjut perbaikan. Hal ini sesuai dengan

Permenakertrans No. Per-05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Page 54: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 44

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pelaksanaan

inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja dapat diambil kesimpulan PT. Coca-

Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang telah melaksanakan inspeksi

keselamatan dan kesehatan kerja secara rutin dan dilakukan secara teratur sesuai

dengan Permenaker No. Per-05/MEN/1996 Lampiran II bagian 7 tentang

pelaksanaan inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur.

Adapun inspeksi yang dilakukan meliputi :

1. Pelaksanaan inspeksi harian meliputi :

a. Inspeksi sampel makanan dilakukan secara rutin setiap harinya oleh

petugas poliklinik.

b. Inspeksi House Keeping dilaksanakan dengan baik dan rutn oleh pihak

ketiga PT. ISS.

2. Inspeksi Bulanan yang meliputi :

a. Inspeksi APAR telah berjalan dengan baik, akan tetapi pada

pengecekan isi atau berat tabung CO2 tidak dilakukan

Page 55: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

penimbangan. Hal ini tidak sesuai dengan Permenakertrans No. Per-

04/MEN/1980 pasal 12.

b. Inspeksi Hydrant sesuai dengan Instruksi Menteri

INS/11/M/BW/1997.

c. Inspeksi Emergency System

Adapun inspeksi Emergency System yang dilakukan meliputi :

1) Shower & eye wash emergency

2) Inspeksi Insect Killer Lamp

d. Pemeriksaan material dilakukan secara rutin setiap bulan oleh pihak

QMS dan OHS.

e. Pemerikasaan pekerja dan cara kerja dilakukan secara rutin oleh pihak

OHS.

f. Inspeksi APD sesuai dengan Undang-Undang No. 01 tahun 1970

tentang keselamatan kerja pasal 14 (c).

g. Inspeksi P3K tidak sesuai peraturan dari perusahaan tenaga kerja tidak

mencatat setelah memakai obat-oabatan seperti betadine, tensoplast,

tetes mata.

h. Inspeksi Lingkungan sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Nomor : Per-13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang

Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja.

3. Inspeksi tahunan yang meliputi :

Page 56: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

1) Inspeksi personil di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java

Semarang sesuai dengan Permenakertrans No. Per-02/MEN/1980

tentang Pemeriksaan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan

Keselamatan Kerja pasal 2 dan 3 tentang Pemeriksaan Berkala Bagi

Tenaga Kerja.

2) Inspeksi mesin dilakukan pihak ketiga setiap tahun oleh PT. Sucofindo

B. Saran

1. Sebaiknya dilakukan penimbangan saat pemeriksaan APAR jenis CO2 agar

sesuai dengan Permenakertrans No. Per-04/MEN/1980 pasal 12.

2. Sebaiknya pekerja mencatat setelah pemakaian obat-obatan seperti betadine,

tetes mata, tensoplast dan obat lainnya, agar dapat diketahui tempat yang

mempunyai potensi bahaya tinggi. Sehingga dapat dilakukan tindak lanjut

perbaikan.

Page 57: IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI …...mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 47

DAFTAR PUSTAKA

Alkon, 1999. Manajemen Keselamatan Kerja Bagi Pengawas. Surabaya :Lembaga Pembinaan Keterampilan dan Majemen Alkon.

Bennett N. B. Silalahi dan Rumandang B. Silalahi,1995. ManajemenKeselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Pustaka BinamanPressindo.

Bird, Frank E dan Germain, George L., 1990. Practical Loss Control Leadership.Georgia : ILCI.

Depnaker RI, 1996. Permenaker No. 05/MEN/1996 Tentang Sistem ManajemenKeselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Departemen Tenaga Kerja.

Sahab Syukri, Dr., MS, 1997. Teknik Manajemen Keselamatan dan KesehatanKerja. Jakarta: PT. Bina Sumber Daya Manusia.

Soekidjo Notoatmojo, 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT RinekaCipta

Suardi, Rudi, 2007. Sistem Manajemen keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PPM.

Suma’mur, 1996. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan Kerja. Jakarta: PT. Gunung Agung.

Suma’mur. P. K, 1996. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta:CV Haji Masagung.

Tarwaka, 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja “Manajemen dan ImplikasiK3 di Tempat Kerja”. Surakarta : Harapan Press.