implementasi p3dn · 2021. 2. 3. · uu no. 3 tahun 2014 tentang perindustrian ... badan usaha...
TRANSCRIPT
-
Implementasi P3DN
Jakarta, 24 Juni 2020
Disampaikan dalam Talkshow IISIA dengan tema
Implementasi P3DN dalam mendukung Industri Baja Nasional menghadapi dampak Covid-19
Asisten Deputi Industri Maritim dan Transportasi, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi,
Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi
-
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN)
adalah Amanat UU No. 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian
Tujuan
Kewajiban
& Sangsi
• WAJIB digunakan oleh Lembaga Negara, Kementerian, LPNK, SKPD [APBN, APBD, Pinjaman, Hibah]
• BUMN, BUMD, Swasta [APBN, APBD, KPBU, pengusahaan sumberdaya yang dikuasai negara]
• Sangsi administratif: peringatan tertulis, denda administratif, pemberhentian
Asas:
Kepentingan
Nasional
-
P3DN Sebagai Wujud PelaksanaanUU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
• Pasal 86: Produk dalam negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 wajib digunakan oleh:
a. Lembaga negara, kementerian, lembaga pemerintah non kementerian, dan satuan kerjaperangkat daerah dalam pengadaan barang/jasa apabila sumber pembiayaannya berasal darianggaran pendapatan dan belanja negara, anggaran pendapatan dan belanja daerah, termasukpinjaman atau hibah dari dalam negeri atau luar negeri; dan
b. Badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, dan badan usaha swasta dalam pengadaanbarang/jasa yang pembiayaannya berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara, anggaranbelanja dan pendapatan daerah dan/atau pekerjaannya dilakukan melalui pola kerja sama antaraPemerintah dengan Badan Usaha Swasta dan/atau mengusahakan sumber daya dikuasai negara
• Pembiayaan asing→Wajib mentaati PP 29/2018
-
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
sebagai Solusi dalam Menjawab Kondisi Makroekonomi
PotensiPenggunaan
Produk DalamNegeri TA 2019
[Rp Triliun]
AnggaranPendidikan
492,5 T
AnggaranKesehatan
123,1 T
AnggaranInfrastruktur
415 T
AnggaranTransfer keDaerah dan Dana Desa
826,8 T
1• Mengurangi impor [Defisit Neraca
Perdagangan]
2• Meningkatkan Penyerapan Produk Hasil
Industri Dalam Negeri
3• Mendorong Peningkatan Konsumsi Dalam
Negeri
4• Meningkatkan Skala Ekonomi Industri
Sehingga Memiliki Daya Saing Tinggi
5• Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang
Berkelanjutan
6• Meningkatkan Penyerapan Tenaga Kerja
7• Menciptakan Bangsa Indonesia yang
Mandiri
TKDN
-
Semua Fihak Harus Memiliki Komitmen yang Kuat
KL harus bersinergi dan menyesuaikan regulasi
Pemilik proyek jangan sengaja membuatpersyaratan yang menyulitkan
Pengusaha dalam negeri harusmeningkatkan dayasaing
-
Keppres 24/2018 tentang Tim Nasional P3DN
• Tim Nasional P3DN melibatkan
asosiasi industri dan
asosiasi profesi, dibantu oleh
Sekretariat
Amanat PP No. 29 Tahun 2018
Ketua: Menko Maritim
Wakil Ketua: Menko Perekonomian
Ketua Harian: Menteri Perindustrian
Sekretaris: Sekjen Kemenperin
Menteri Dalam Negeri,
Menteri Keuangan,
Menteri Pertanian,
Menteri Kesehatan,
Menteri ESDM,
Menteri Perhubungan
Menteri Perdagangan,
Menteri PUPR,
Menteri Dikbud,
Menteri Ristekdikti,
Menteri Kominfo,
Menteri BUMN
Kepala Bappenas,
Jaksa Agung,
Sekretaris Kabinet
Kepala BPPT,
Kepala BKPM,
Kepala BPKP,
Kepala LKPP,
Kepala KPPU,
Ketua Umum KADIN
Anggota
-
Melakukan promosi dan
sosialisasi mengenai produk
dalam negeri
Mengoordinasikan penyelesaian
permasalahan
Mengawasi implementasi
konsistensi nilai TKDN
Melakukan koordinasi dan
evaluasi terhadap
pelaksanaan tugas Tim
P3DN;
Melakukan pemantauan
terhadap penggunaan produk
dalam negeri sejak tahap perencanaan
Tugas Tim Nasional P3DN
-
Kelompok Kerja Tim Nasional P3DN[Keputusan Menko Maritim No 84 Tahun 2019, 23|04|2019]
Pokja
Peman-
tauan
Pokja
TKDN
Pokja
Sosiali-
sasi
Ketua: Deputi Infrastruktur, Kemenko MaritimWakil Ketua I: Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi, BPPT
Wakil Ketua II: Wakil Ketua Umum KADIN
Sekretaris: Inspektur Jenderal, Kementerian Perindustrian
Anggota: 26 Anggota → Perwakilan Kemenko Maritim, Kemenperind,Setkab, KBUMN, Kemenristekdikti, Kemenkes,
Kemenhub, ESDM, PUPR, KKP, Kemenkeu, BPPT, LKPP, KPPU, POLRI, Kejaksaan, BPKP, Kemenkeu, KADIN, PII
Ketua: Sekretaris Jenderal, Kementerian PerindustrianWakil Ketua: Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri, Kemenko Perekonomian
Sekretaris Kepala Pusat Data dan Informasi, Kementerian Perindustrian
Anggota: 25 Anggota → Perwakilan Setkab, Kemenko Perekonomian, Kemenristekdikti, Kemenkominfo, LKPP, Kemenperin,
BKPM, BPPT, Kemenkes, PU PR, Kemenko Maritim, BPKP, KADIN, PII
Ketua: Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian PerdaganganWakil Ketua: Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka, Kemenperin
Sekretaris: Kepala Biro Informasi dan Hukum, Kemenko Bidang Kemaritiman
Anggota: 21 Anggota → Perwakilan Kemendagri, Kemendag, BKPM, Kemenko Perekonomian, Kemenperin, Bapenas,
Kemenkominfo, BPPT, Kemendikbud, Kemenristekdikti, Kementan, Kemenko Maritim, KADIN, PII
Memantau
Rencana
Pengadaan &
Realisasinya
Menjamin
Konsistensi
Nilai TKDN
Meningkatkan
Semangat
Cinta Produk
Dalam Negeri
-
Penerapan P3DN dalam Tahapan Proyek
▪ Pemerintah menetapkan batasan TKDN untuk
mengikuti Proyek Barang/Jasa Pembangunan
▪ Pengguna produk Dalam Negeri
(K/L/BUMN/BUMD/Swasta) menyusun
rencana proyek dengan mengutamakan
produk dalam negeri
▪ Membentuk Tim P3DN beranggotakan
pengguna produk DN, K/L teknis & asosiasi
▪ Tim P3DN melakukan pra-evaluasi atas
rencana proyek yang telah disusun oleh
pengguna produk DN
(K/L/BUMN/BUMD/Swasta)
▪ Tim P3DN melakukan pemantauan
secara berkala terhadap Proyek yang
berjalan, dan melaporkan sewaktu-waktu
kepada Tim Nasional P3DN apabila
ditemukan adanya indikasi
ketidaksesuaian dengan perencanaan
Proyek
▪ Tim P3DN melakukan evaluasi atas
pelaksanaan Proyek yang telah
dilaksanakan oleh pengguna produk DN
(K/L/BUMN/BUMD/Swasta)
▪ Pengguna produk DN
(K/L/BUMN/BUMD/Swasta)
menindaklanjuti hasil evaluasi dan
rekomendasi dari Tim P3DN, sebagai
dasar perencanaan proyek tahun
selanjutnya.
Perencanaan Implementasi Evaluasi
PENTING: Pembentukan Tim P3DN di seluruh lembaga pengguna produk dalam negeri [PP 29/2018, Pasal 74]
-
Kendala: Harmonisasi Regulasi
• Sinkronisasi dan harmonisasi Regulasi Sektor tentang P3DN harusberpedoman kepada PP Nomor 29 Tahun 2018, apabila belummaka yang berlaku adalah PP Nomor 29 Tahun 2018
• Bentuk-bentuk harmonisasi regulasi:
✓ Regulasi penetapan Tim P3DN di setiap K/L/Badan Usaha;
✓ Regulasi Barang Wajib [melarang impor barang wajib]
✓ Regulasi pengadaan yang dibiayai APBN & Non APBN;
✓ Regulasi pengadaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor, Sub Kontraktor, KPBU, IPP dan sistem kontrak kerja lainnya;
✓ Regulasi integrasi database dalam sistem pengadaan sepertidaftar inventarisasi barang/jasa pemerintah Kemenperin, APDN Kementerian ESDM, Simpak Kementerian PUPR, AML SKK Migas, AML Pertamina, e-catalogue LKPP, dsb.
✓ Regulasi pengenaan sanksi bagi yang tidak memaksimalkan P3DN
PP 29 Tahun 2018
TentangPemberdayaan
Industri
PeraturanMenteri ESDM
PeraturanMenteri
Perindustri-an
PeraturanMenteri
PUPR
PeraturanMenteri BUMN
PeraturanMenteri
Kesehatan
PeraturanMenteri
Pertanian
PeraturanMenteri
Perhubung-an
-
Sektor Industri Terdampak Covid-19 danPeluang Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
• Industri yang terdampak akibat penyebaran COVID 19 sehingga perlu diberi perhatian lebih dan peta industri dengan kebutuhan tinggi yang bisa memperkuat neraca perdagangan.
• Berbagai megaproyek infrastruktur harus berperan dalam mengembalikan kinerja sektor industrimanufaktur
INPEX Masela
-
Komitmen Pertamina untuk TKDN Megaproyek Kilang
Komitmen TKDN
Kilang Balikpapan:$1.41 billion
Kilang Cilacap:$ 83.4 million
Kilang Balongan:$ 37.02 million
-
13
USD 6.5 Milyar
USD 3.1 Milyar
USD 5.8 Milyar USD 15.7 Milyar
USD 0.1
Milyar
USD 10 Milyar
KENDALA & SOLUSI
1. Update daftar AB/VL untuk produsen barang wajib ,
2. Barang Wajib tetap di import dan memperoleh fasilitas, klarifikasi
Kemenperin dan BKPM
3. HS Code barang wajib tidak sesuai, klarifikasi Kemenperin dan
BKPM
4. Harga barang wajib lebih mahal dari import, akan dibicarakan lebih
lanjut B to B
5. MPQT (survei lapangan) sulit dilaksanakan dimasa covid-19,
dilakukan virtual/video;
6. Lisensi produk sulit didapatkan oleh produsen DN, perlu tahapan
untuk pengembangan produk, dimulai dari fabrikasi;
7. Sinergi database/informasi AML di internal Pertamina (MP2 & PHM)
PROJECT RDMP BALIKPAPAN
Nilai Investasi : USD 6.5 Milyar
Target TKDN : 30 %
PROJECT LAWE-LAWE
Nilai Investasi : IDR 3.7 Trilyun
Target TKDN : 30 %
PROYEK KILANG PT PERTAMINA (PERSERO)
-
Perlu Komitmen Kuat Para Fihak
• Diperlukan komitmen yang kuat dari pemilik proyek dan EPC Kontraktor, dalam mendukung program P3DN, untuk menghidupkanindustri dalam negeri;
• BPKP dapat menjadi pendamping dari proses awal hingga akhir proyeksebagai antisipasi kekhawatiran Pertamina dan/atau pengguna saatmelakukan terobosan dan industri dalam negeri dapat terakomodir
• Apabila barang atau peralatan sudah dapat difabrikasi di dalam negeri, maka di dalam dokumen persyaratan pengadaan ditambahkan bahwapeserta wajib melakukan pekerjaan fabrikasi di wilayah Indonesia
TKDN
-
Approved Manufacturer List [AML]
• Penyusunan kebutuhan barang/jasa harus mengedepankan kemampuan industri dalam negeri sesuai Daftar Inventarisasi Produk Dalam Negeri yang diterbitkan oleh Kementerian Perindustrian dan buku APDN yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi;
• AML bukan merupakan satu-satunya persyaratan dan bukan menjadi penghambat bagi produsendalam negeri untuk mengikuti tender dalam berbagai proyek Pertamina;
• Persyaratan AML harus disesuaikan dengan kemampuan dan kapasitas produksi dalam negeri, dan Standar Nasional Indonesia;
• Penyederhaan proses administrasi AML
-
Paket Lelang Harus Membuka Peluang PDN
• Pengadaan "Barang Diwajibkan" harus dipisahkan dari Pengadaan Paket
• Pengadaan “Barang Diwajibkan” hanya dapat diikuti oleh Produsen Barang Diwajibkan Dalam Negeri sesuai Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 3 Tahun 2014
• Pengadaan "Barang Diwajibkan" yang merupakan bagian dari tender internasional harus dievaluasi
• Sanksi akan diterapkan terhadap pelanggaran Pengadaan "Barang Diwajibkan"
• BPKP, BPPT dan K/L Terkait melakukan audit struktur harga produk dalam negeri, dan memberikanusulan sebagai dasar pengambilan kebijakan untuk mendukung produk dalam negeri, sertamelakukan pengawasan hingga akhir barang wajib di suatu proyek
• Harga Perkiraan Sendiri [HPS] harus mengacu kepada kewajaran harga produk dalam negeri
-
Kepentingan Kreditur vs. TKDN
• Pada proyek dengan penyandang dana asing, investor cenderung memberikan porsi yang kecil untukproduk dalam negeri
• Posisi tawar dalam negeri lemah, porsi TKDN kecil
• Vendor list dikuasai pihak investor/penyandang dana asing;
• Proyek berlokasi di wilayah Indonesia, sehingga investor harus tunduk pada peraturan perundangan
-
Pembinaan dan Pendampingan
• Pedampingan Manufaktur oleh BPPT, agar dapat membantu perusahaan dalam negeri masuk dalame-brand dan AML;
• Merekomendasikan kepada BPKP agar Proyek RDMP Balikpapan dan Lawe-lawe dijadikan sebagaipercontohan audit proyek BUMN, berdasarkan Surat Menteri Perindustrian Nomor: B/396/M-IND/IND/V/2020 perihal Permohonan Reviu Pemakaian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada Mega Proyek BUMN
-
Front End Engineering Design [FEED]
• Pelaksanaan FEED wajib dilaksanakan oleh perusahaan konsultan perencana dalam negeri ataukonsultan dalam negeri yang bekerjasama dalam bentuk konsorsium dengan konsultan asing, dan dalam pemilihan barang dan jasa wajib mengunakan produk dalam negeri;
• Konsultan FEED tidak boleh ikut lelang EPC
• Perusahaan pelaksana pekerjaan FEED hanya boleh mengikuti tender EPC, bilamana strategi tenderyang dilaksanakan adalah dual atau multi FEED and single EPC
-
Kesimpulan
• Seluruh regulasi terkait pengadaan barang/jasa wajib mengacu pada PP Nomor 29 Tahun 2018
• Perlu ketegasan terkait Barang Diwajibkan (Barang Wajib), demi memproteksi manufaktur dalam negeri
• BPKP dan BPPT melakukan audit struktur harga produk dalam negeri, dan memberikan usulan sebagai dasar pengambilankebijakan untuk mendukung produk dalam negeri
• Seluruh pengadaan barang/jasa dalam kategori pasal 57 PP 29/2018 (termasuk Proyek yang dibiayai melalui pembiayaanasing), wajib mentaati regulasi yang berlaku, khususnya PP 29/2018 & Permenperin 3/2014;
• Konsultan FEED harus dilaksanakan oleh konsultan dalam negeri, dan/atau konsultan asing wajib menggandeng (bekerjasamadalam bentuk konsorsium dengan) konsultan dalam negeri, dan dalam pemilihan barang/jasa wajib mengutamakan produk DN;
• Audit Teknologi wajib diterapkan untuk kebutuhan barang pada pengadaan barang/jasa yang terindikasi akan diimpor;
• Sistem informasi satu pintu untuk produk dalam negeri yang terintegrasi sesuai PP 29/2018;
• Seluruh Kementerian/Lembaga segera menyusun juknis khusus dalam penerapan sanksi atas pelanggaran P3DN mengacupada PP 29 tahun 2018. (sanksi/denda sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP);
-
Catatan Rakor P3DN (20 Mei 2020)
• Presiden RI secara eksplisit telah menginstruksikan P3DN kepada semua Kementerian dan Lembaga dengan kalimat langsung "ini
perintah" pada Ratas 6 Mei 2020.
• Kementerian Perindustrian telah mengirimkan surat mengenai P3DN kepada PT. PLN yang ditanggapi secara positif. Kementerian Perindustrian
juga telah menyampaikan surat kepada BPKP untuk melakukan monitoring dan evaluasi (monev) terhadap implementasi TKDN di masing-
masing Kementerian dan Lembaga.
• Menteri Perindustrian menyampaikan bahwa di tataran pimpinan baik Kelembagaan maupun BUMN sudah memiliki political will yang tinggi
untuk melaksanakan TKDN. Perlu diperhatikan pada level operasional dan peneraapan sanksi yang tegas.
• Kementerian BUMN sudah melakukan audit dan untuk setiap proyek, dan akan dicek tingkat TKDN, dan dapat bekerja sama dengan
BPKP.
• Menko Bidang Kemaritiman dan lnvestasi meminta seluruh pimpinan agar memerintahkan pada level operasional untuk mematuhi P3DN. Salah
satu kunci dalam pelaksanaan TKDN adalah penerapan sanksi yang tegas bagi yang menghambat program P3DN
• Menko Bidang Kemaritiman dan lnvestasi melalui Menteri Perindustrian telah memberikan perintah kepada BPKP untuk melakukan audit
dengan tujuan tertentu/investigasi.
-
Terima kasih
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
Jakarta, 24 Juni 2020
-
Acara Sosialisasi P3DN, 2 September 2019
“Industri hanya akan tumbuh dan berkembang jika produknya digunakan,
baik untuk mencapai skala ekonomi, maupun untuk peningkatan kualitas produk”
-
Acara Sosialisasi P3DN, 2 September 2019
1. Menyampaikan informasi kepada pemangku kepentingan dan masyarakat
bahwa penggunaan produk dalam negeri bersifat wajib bagi
Kementerian/Lembaga yang menggunakan sumber pembiayaan
APBN/APBD/Pinjaman/Hibah serta BUMN/BUMD/Badan Usaha Swasta
dengan sumber pembiayaan APBN/APBD/KPBU/ dan/atau mengusahakan
sumberdaya yang dikuasai Negara
2. Mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersinergi melaksanakan
kewajiban ini dan bersama-sama mencari jalan keluar jika ada masalah
dalam penerapan kebijakan ini
3. Meningkatkan kinerja industri dalam negeri demi kemandirian bangsa
dan penyediaan tenaga kerja
-
Surat Edaran Menteri Perindustrian No. 4 Tahun 2019
• Melaksanakan kewajiban penggunaan produk dalam negeri
• Membentuk Tim P3DN → Koordinasi, Pengawasan & Evaluasi
• Menyampaikan data dan informasi serta potensi capaian TKDN