implementasi model pembelajaran konstruktivisme 5e

10
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME 5E YANG DIINTERVENSI PETA KONSEP BERMEDIA KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MAHASISWA DALAM PERKULIAHAN KIMIA FISIKA I Endang Susilowati dan M. Masykuri Program studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Sebelas maret Jl. Ir. Sutami 36 A, Surakarta Abstract. The aim of this research is to know the students’ participation in joining the subject of Chemist Physics I by using constructivism learning model 5E intervened by concept map with computer as media. This action research was done by two cycles started from action up to reflection. Chemist department of FKIP UNS 2007 was the place of the research. The result of the research indicates that (1) constructivism learning model 5E intervened by concept map with computer as media is able to increase the students’ participation in joining the subject of Chemist Physics 1. The students’ participation covers: their attendance 83,04%, their interest 61,30 %, their asking activity 53,91%, their listening and noting activity 65,22%, their doing the task 65,22%, and their using library facilities 59,13%. Keywords: constructivism 5E, concept map, and participation. Pendahuluan Dinamisasi dunia pendidikan yang ber- tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran senantiasa dilakukan untuk mengantisipasi peru- bahan yang senantiasa terjadi. Terkait dengan hal itu, dalam pendidikan tinggi program pembel- ajaran diarahkan agar dapat memberikan motivasi dan inovasi pada mahasiswa dalam membelajaran dan menelaah bidang ilmu yang dikaji. Permasalahan pembelajaran di tingkat pendidikan tinggi saat ini adalah masih adanya gaya pembelajaran searah (top down), dominasi dosen dalam pembelajaran, keengganan dosen melakukan inovasi pembelajaran, dan kurangnya link dengan dunia kerja (industri dan institusi pembelajaran tingkat menengah) tingkat partisipasi mahasiswa sangat minim. Hal ini menyebabkan minimnya tingkat partisipasi maha- siswa dalam pembelajaran dan berimbas pada menurunnya minat dan motivasi belajar sehingga prestasi belajar menurun. Lahirnya kurikulum berbasis kompetensi (KBK) telah mengubah paradigma baru dalam proses pembelajaran. Di tingkat pendidikan tinggi, mestinya dosen bukan lagi satu-satunya sumber pengetahuan, tetapi merupakan bagian integral dalam sistem pembelajaran. Tuntutan terhadap pelayanan pembelajaran saat ini banyak disebabkan oleh perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karenanya, konsep pembelajaran saat ini pun berubah dari dosen mengajar menjadi mahasiswa belajar. Asumsi pergeseran itu bertitik tolak pada mahasiwa yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dirinya dalam memperkaya ilmu pengetahuan, sikap, dan keterampilan berdasarkan kompetensi yang ada pada kurikulum. Model pembelajaran yang sesuai dengan pemikiran terebut adalah dengan pendekatan konstruktivisme. 81

Upload: phungque

Post on 25-Jan-2017

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME 5E

Endang Susilowati dan M. Masykuri, Implementasi Model Pembelajaran ... 81IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME 5EYANG DIINTERVENSI PETA KONSEP BERMEDIA KOMPUTER

UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MAHASISWADALAM PERKULIAHAN KIMIA FISIKA I

Endang Susilowati dan M. Masykuri

Program studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIPUniversitas Sebelas maret

Jl. Ir. Sutami 36 A, Surakarta

Abstract. The aim of this research is to know the students’ participation in joining the subject ofChemist Physics I by using constructivism learning model 5E intervened by concept map withcomputer as media. This action research was done by two cycles started from action up to reflection.Chemist department of FKIP UNS 2007 was the place of the research. The result of the researchindicates that (1) constructivism learning model 5E intervened by concept map with computer asmedia is able to increase the students’ participation in joining the subject of Chemist Physics 1. Thestudents’ participation covers: their attendance 83,04%, their interest 61,30 %, their asking activity53,91%, their listening and noting activity 65,22%, their doing the task 65,22%, and their usinglibrary facilities 59,13%.

Keywords: constructivism 5E, concept map, and participation.

Pendahuluan

Dinamisasi dunia pendidikan yang ber-tujuan meningkatkan kualitas pembelajaransenantiasa dilakukan untuk mengantisipasi peru-bahan yang senantiasa terjadi. Terkait dengan halitu, dalam pendidikan tinggi program pembel-ajaran diarahkan agar dapat memberikan motivasidan inovasi pada mahasiswa dalam membelajarandan menelaah bidang ilmu yang dikaji.

Permasalahan pembelajaran di tingkatpendidikan tinggi saat ini adalah masih adanyagaya pembelajaran searah (top down), dominasidosen dalam pembelajaran, keengganan dosenmelakukan inovasi pembelajaran, dan kurangnyalink dengan dunia kerja (industri dan institusipembelajaran tingkat menengah) tingkatpartisipasi mahasiswa sangat minim. Hal inimenyebabkan minimnya tingkat partisipasi maha-siswa dalam pembelajaran dan berimbas pada

menurunnya minat dan motivasi belajar sehinggaprestasi belajar menurun.

Lahirnya kurikulum berbasis kompetensi(KBK) telah mengubah paradigma baru dalamproses pembelajaran. Di tingkat pendidikantinggi, mestinya dosen bukan lagi satu-satunyasumber pengetahuan, tetapi merupakan bagianintegral dalam sistem pembelajaran. Tuntutanterhadap pelayanan pembelajaran saat ini banyakdisebabkan oleh perkembangan kemajuan ilmupengetahuan dan teknologi. Karenanya, konseppembelajaran saat ini pun berubah dari dosenmengajar menjadi mahasiswa belajar. Asumsipergeseran itu bertitik tolak pada mahasiwa yangdiharapkan mampu meningkatkan kemampuandirinya dalam memperkaya ilmu pengetahuan,sikap, dan keterampilan berdasarkan kompetensiyang ada pada kurikulum. Model pembelajaranyang sesuai dengan pemikiran terebut adalahdengan pendekatan konstruktivisme.

81

Page 2: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME 5E

Varia Pendidikan, Vol. 20, No. 1, Juni 200882

Pengetahuan atau pengertian mahasiswadiperoleh sebagai akibat dari proses konstruksi(aktif) yang berlangsung terus menerus dengancara mengatur, menyusun dan menata ulangpengalaman yang dikaitkan dengan strukturkognitif yang dimiliki sehingga struktur kognitiftersebut sedikit demi sedikit dimodifikasi dandikembangkan. Oleh karena pengetahuan dicip-takan dalam pikiran mahasiswa sebagai hasil dariinteraksi pancaindera mahasiswa dengan dunia-nya maka pengetahuan tidak semata-mata di-ucapkan atau ditransfer oleh dosen kepadamahasiswa (Rahayu, 2002: 23). Pembelajarankonstruktivisme dilandasi oleh lima prinsip dasar(Moussiaux and Norman, 2001), yaitu: 1) meng-aktifkan pengetahuan awal, 2) memperolehpengetahuan, 3) memahami pengetahuan, 4)menggunakan pengetahuan, dan 5) merefleksikanpengetahuan. Salah satu strategi pembelajaranyang diwarnai oleh prinsip-prinsip konstrukti-vistik yakni pembelajaran siklus belajar (learningcycle) (Krajcik, 1991: 125).

Berdasarkan ciri tersebut maka jelas bahwabelajar bagi konstruktivis adalah kegiatan yangaktif, yang dibangun sendiri oleh mahasiswa.Pencarian terhadap arti dari yang mereka pelajarimerupakan proses penyesuaian konsep dan ide-ide baru dengan kerangka berfikir yang telah adadalam pikiran mereka. Belajar juga merupakantanggung jawab diri mahasiswa yang meliputipengalaman, pengetahuan yang telah dipunyaidan kemampuan kognitif serta lingkungan.

Sebaliknya, mengajar menurut kaum kon-struktivis bukanlah memindahkan pengetahuandari dosen ke mahasiswa, melainkan suatu ke-giatan yang memungkinkan mahasiswa mem-bangun sendiri pengetahuannya. Mengajar berartipartisipasi dengan pelajar dalam membentukpengetahuan, membuat makna, mencari keje-lasan, bersikap kritis dan mengadakan justifikasi,sehingga mengajar merupakan suatu bentukbelajar sendiri (Paul, S. 1997: 66).

Inovasi pembelajaran mutlak diperlukanterutama untuk mata kuliah yang memiliki tingkat

kesulitan tinggi, antara lain mata kuliah KimiaFisika 1. Sebagaimana mata kuliah kimia fisikayang lain, bagi sebagian mahasiswa mata kuliahini dirasa sukar (Masykuri, et al, 2000: 32). Halini karena materinya banyak mengandung apli-kasi matematis, biologis, dan fisik.

Menurut struktur kurikulum yang berlakupada Program Studi Pendidikan Kimia, keter-kaitan Kimia Fisika I dengan matakuliah-mata-kuliah yang lain sangatlah erat. Pada satu sisi,matakuliah Kimia Fisika I menuntut prasyaratmata kuliah (prerequisite): Kimia Dasar I, KimiaDasar II, Matematika Dasar I, Matematika DasarII, Fisika Dasar I dan Fisika Dasar II. Pada sisilain, Kimia Fisika I diperlukan sebagai salah satupendukung matakuliah-matakuliah pilihan, antaralain Kimia Bahan Alam, Kimia Industri, KimiaBumi dan Antariksa, dan Prakarya Kimia, disam-ping juga sebagai pendukung utama mata kuliahPenelitian dan Tugas Akhir (Skripsi). Secaraparalel dan sinergis Kimia Fisika I berjalan ber-iringan dengan mata kuliah Kimia Analitik, KimiaOrganik, Kimia Anorganik, Radiokimia dan Bio-kimia (Evaluasi Diri Program Kimia FKIP UNS,2002:51).

Secara garis besar ruang lingkup mata-kuliah Kimia Fisika I terdiri dari: konsep-konsepdasar, hukum termodinamika pertama, termo-kimia, hukum termodinamika kedua, energibebas, dan hukum termodinamika ketiga. Bebe-rapa bagian dalam cakupan materi tersebut me-ngandung tingkat kesulitan yang tinggi. Konsep-konsep sulit tersebut dapat merupakan salah satuatau gabungan dari: konsep-konsep matematisyang memerlukan perhitungan rumit, konsep-konsep abstrak yang memerlukan pemodelan,ataupun konsep-konsep pendalaman/pengayaanyang memerlukan terapan konsep dari bidangkimia yang lain.

Peningkatan pemahaman mahasiswaterhadap konsep-konsep sukar pada gilirannyaakan berimbas pada peningkatan kompetensimahasiswa secara umum. Terkait dengan hal iniPeraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 sebagai

Page 3: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME 5E

Endang Susilowati dan M. Masykuri, Implementasi Model Pembelajaran ... 83

penjabaran UU Pendidikan Nasional No. 20 tahun2003 membedakan 4 jenis kompetensi yaitukompetensi paedagogik, kepribadian, profesionaldan sosial. Di antara keempat jenis kompetensitersebut, kompetensi profesional yang diartikansebagai kemampuan penguasaan materi pem-belajaran secara luas dan mendalam memerlukanpenanganan yang sangat khusus, terutama untukmata kuliah kompleks seperti Kimia Fisika I.

Upaya peningkatan kompetensi mahasiswadalam Kimia Fisika I dapat dilakukan dengan pe-ngembangan metode pembelajaran. Aplikasi pende-katan siklus belajar 5 fase sudah pernah dilakukanoleh peneliti yang sama dalam Mata Kuliah Kese-timbangan Fase melalui 2 siklus (Endang Susilowatidkk, 2003), namun hasilnya belum optimal,sehingga perlu dilakukan modifikasi denganpendekatan lain misalnya penggunaan media.

Berdasarkan pada uraian di atas, makasalah satu solusi untuk mengatasi permasalahanpembelajaran Kimia Fisika I adalah pemanfaatanmodel konstruktivisme 5E yang diintervensi petakonsep bermedia komputer. Aplikasi 5E terdiridari lima fase yaitu engagement, exploration,explanation, elaboration/extension, dan evalu-ation (Lorsbach, 2001). Setiap fase dalampembelajaran 5E memiliki fungsi khusus untukmenyumbang proses belajar dikaitkan denganasumsi tentang aktifitas mental dan fisik maha-siswa serta strategi yang dikerjakan dosen sangatmendukung tercapainya pemahaman konsepmahasiswa terhadap konsep-konsep yang kom-pleks.

Implementasi model pembelajaran kon-struktivisme 5E yang diintervensi peta konsepbermedia komputer ini dilakukan denganpenelitian tindakan kelas (Classroom ActionResearch) dengan pendekatan kualitatif yangterdiri dari 2 siklus (Madya, 1994:8). Adapunfokus dari penelitian yang dilakukan adalahenyusun model pembelajaran siklus belajar model5E yang diintervensi peta konsep bermediakomputer dan mengetahui tingkat partisipasimahasiswa dalam perkuliahan kimia fisika I.

Metode

Penelitian ini merupakan penelitiantindakan kelas (classroom action research) yangmenggunakan pendekatan kualitatif karenamenggunakan sumber data langsung sebagai latarilmiah, data deskriptif berupa kata-kata ataumenggunakan kalimat, dibatasi oleh fokus,analisis data dilakukan secara induktif dan lebihmementingkan proses daripada hasil. Adapunjenis penelitian yang digunakan adala penelitiantindakan partisipan, karena peneliti terlibatlangsung dari awal hingga akhir penelitian. Halini sesuai dengan pendapat Madya (1994:9) bah-wa orang yang melakukan tindakan harus terlibatdalam proses penelitian dari awal hingga akhir.

Penelitian dilaksanakan di Program studiPendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Univer-sitas Sebelas Maret Surakarta. Waktu penelitiandari bulan April 2006 sampai bulan Nopember2007, dengan pelaksanaan tindakan pada semes-ter gasal Agustus 2007 sampai Januari 2008.

Subjek pengembangan adalah mahasiswaProgram Studi Pendidikan Kimia FKIP UNSSurakarta. Objek penelitian ini adalah serta stra-tegi pembelajarannya menggunakan pendekatansiklus belajar 5-E yang diintervensi peta konsepbermedia komputer dan tingkat partisipasimahasiswa dalam perkuliahan Kimia Fisika I.

Data yang dikumpulkan dalam penelitianini meliputi keseluruhan kegiatan dari awalsampai akhir yang diambil melalui wawancaradan pengisian angket, observasi dengan lembarpengamatan, catatan lapangan. Data meliputi:data persepsi awal mahasiswa tentang mata kuliahKimia Fisika I, data tentang kelebihan dankekurangan strategi pembelajaran yang diguna-kan dosen dan data tingkat partisipasi mahasiswadalam perkuliahan Kimia Fisika I.

Teknik analisis data dilakukan dalam tigakomponen berurutan: reduksi data, penyajiandata, dan penarikan kesimpulan. Dalam pene-litian ini reduksi data meliputi penyeleksian datamelalui ringkasan atau uraian singkat, dan peng-

Page 4: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME 5E

Varia Pendidikan, Vol. 20, No. 1, Juni 200884

golongan data ke dalam pola yang lebih luas.Penyajian data dilakukan dalam rangka mengor-ganisasikan data yang merupakan penyusunaninformasi secara sistematik dari hasil reduksi datadimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan,observasi, dan refleksi pada masing-masing siklus(tindakan).

Penarikan kesimpulan merupakan upayapencarian makna data, mencatat keteraturan, danpenggolongan data. Data yang terkumpul disaji-kan secara sistematis dan diberi makna.

Untuk menjaga keabsahan data dalampenelitian ini digunakan teknik triangulasi, yaituteknik pemeriksaan data yang memanfaatkansesuatu yang lain di luar data itu (Rochman Nata-widjaja, 1997:21). Triangulasi dalam penelitianini meliputi 1) triangulasi dengan sumber, dila-kukan dengan membandingkan dan mengecekulang data hasil pengamatan, dengan hasil wa-wancara: 2) triangulasi dengan metode, dilakukandengan membandingkan dan mengecek ulanginformasi dari pengamatan, wawancara, dan tesakhir tindakan dengan metode yang digunakandalam tindakan, dan 3) triangulasi dengan teoridilakukan untuk membandingkan data hasiltindakan, pengamatan, dan wawancara dengan te-ori yang terkait.

Secara umum, langkah-langkah/proseduroperasional pengembangan terdiri dari tahaprefleksi awal/penyadaran, tahap identifikasimasalah, tahap sosialisasi, tahap perencanaanatau penyusunan model, tahap pelaksanaan/tindakan, tahap observasi dan evaluasi, tahapanalisis dan refleksi, tahap tindak lanjut. Masing-masing tahap diuraikan pada penjelasan berikut.

Pada tahap refleksi awal/penyadarandilakukan diskusi antar tim pengampu matakuliah Kimia Fisika I Program studi PendidikanKimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas SebelasMaret Surakarta mengenai evaluasi terhadapperkuliahan pada tahun sebelumnya dan rencanapelaksanaan proses pembelajaran serta perma-salahannya dengan mengacu pada silabi yangberlaku.

Kegitan tahap identifikasi masalah inimeliputi identifikasi kesalahan pemahamankonsep-konsep Kimia Fisika I dari mahasiswa dandosen melalui tes tertulis. Selain itu juga identi-fikasi kesalahan strategi pembelajaran yang telahdigunakan pada tahun lalu, dan berdasarkan hasilidentifikasi permasalahan di atas kemudian dite-tapkan prioritas permasalahan untuk dibuat modelpembelajarannya berdasarkan pendekatan siklusbelajar 5E yang diintervensi peta konsep ber-media komputer.

Tahap sosialisasi dilakukan sesama timpengampu dengan cara melakukan diskusi yangterus menerus menyangkut materi dan modelpembelajaran yang diterapkan selama perku-liahan.

Pada tahap perencanaan atau penyusunanmodel, tim peneliti menyusun pendekatan pem-belajaran siklus belajar dengan model 5E yangdiintervensi peta konsep bermedia komputer yangtelah diterapkan dalam Kimia Fisika I. Rancangnini meliputi menyusun skenario pembelajaran danmenyusun instrumennya. Setelah rancanganpembelajaran tersusun kemudian disimulasikanuntuk dilakukan perbaikan.

Model pembelajaran siklus belajar 5E yangdiintervensi peta konsep bermedia komputer yangtelah disusun tim peneliti diterapkan untuk kelassesungguhnya pada tahap pelaksanaan/tindakan.Pada pelaksanaannya tim peneliti mengacu padalangkah-langkah engagement, exploration, expla-nation, elaboration/ extension dan evalustion.

Pada tahap observasi dan evaluasi, timpeneliti mengadakan pengamatan terhadappelaksanaan perkuliahan. Fokus pengamatanditekankan pada pembelajaran konsep-konsepyang memiliki tingkat kesulitan tinggi; imple-mentasi model siklus belajar 5E yang diinter-vensi peta konsep bermedia komputer terhadapkualitas perkuliahan secara menyeluruh, yangmeliputi: tingkat pemahaman konsep KimiaFisika I, peranserta mahasiswa dalam perku-liahan, dan keslitan dosen pengampu dalammelaksanakan model belajar.

Page 5: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME 5E

Endang Susilowati dan M. Masykuri, Implementasi Model Pembelajaran ... 85

Tahap analisis dan refleksi dilakukanterhadap pelaksanaan proses pembelajaran, hasilpenguasaan materi (nilai tes), dan tanggapanterhadap proses pembelajaran yang dilaksanakandosen. Berdasar pelaksanaan tahap observasi danevaluasi sebelumnya, data yang diperoleh selan-jutnya menjadi bahan refleksi bagi tim penelitiuntuk perbaikan model pembelajaran yang telahdibuat maupun penyusunan model pembelajaranpokok bahasan lainnya (pada siklus II). Setelahperbaikan selesai kemudian dibuat modelpembelajaran terpilih untuk diterapkan padatahun ajaran berikutnya, serta untuk ditularkankepada dosen kimia yang lain agar dapat diterap-kan dalam perkuliahan. Setelah kegiatan riset aksiini diharapkan ada tindak lanjut tim peneliti untukmelakukan perbaikan terus-menerus sertamengembangkan strategi pembelajaran agartujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Prosedur dan langkah-langkah dalammelaksanakan tindakan mengikuti model yangdikembangkan oleh Kemmis dan McTaggart(dalam Rofi’uddin, 1996:31) berupa siklus spiralyang terdiri dari: perencanaan, pelaksanaantindakan, observasi dan refleksi yang diikutisiklus spiral berikutnya.

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian ini mencakup temuan dananalisis mengenai pelaksanaan pembelajaranKimia Fisika I dan langkah-langkah dalammelaksanakan tindakan mengikuti siklus spiralyang terdiri dari: perencanaan, pelaksanaantindakan, observasi, dan refleksi, yang diikutisiklus spiral berikutnya. Beberapa aspek kuan-titatif disertakan untuk mendukung tercapainyaindikator peningkatan kualitas proses dalampembelajaran mencakup: tingkat partisipasimahasiswa dalam pembelajaran dan persepsimahasiswa terhadap pembelajaran.

Identifikasi kondisi awal mahasiswa yangdilakukan mencakup mata persepsi terhadap matakuliah, gaya belajar, minat dan gaya belajar maha-

siswa, dan prioritas yang diperbaiki dalampengajaran Kimia Fisika I. Hasil identifikasipersepsi awal mahasiswa adalah bahwa mata-kuliah Kimia Fisika I adalah matakuliah yangsukar (55 %), matematis (86 %), abstrak (82 %)dan kompleks (94 %). Pada pengisian angket ini,untuk indikator sukar ada 41 % mahasiswa yangmerasa ragu-ragu dalam menjawab, sehinggadimungkinkan lebih dari 55 % yang merasabahwa matakuliah Kimia Fisika I adalah sukar.

Pada identifikasi cara belajar siswa diper-oleh hasil bahwa minat belajar mahasiswamemiliki kategori sedang dan mahasiswa rata-ratabelajar rutin pada malam sebelum kuliah. Dariidentifikasi kekurangan strategi pembelajaranyang telah digunakan pada tahun-tahun sebelum-nya diketahui bahwa prioritas yang perlu diper-baiki untuk menngkatkan kualitas pembelajaranKimia Fisika I adalah matode mengajar dosen,adanya media ajar dan Dilengkapi buku teks/referensi.

Berdasarkan hasil identifikasi permasa-lahan di atas kemudian ditetapkan prioritas per-masalahan untuk dibuat model pembelajarannyaberdasarkan model konstruktivisme 5E diinter-vensi peta konsep bermedia komputer yang di-intervensi peta konsep yang bermedia komputer.

Sosialisasi dilakukan sesama tim pengam-pu dengan cara melakukan diskusi yang terusmenerus menyangkut materi dan model pem-belajaran yang diterapkan selama perkuliahan.

Kegiatan tindakan dalam pembelajaransebagai wujud implementasi pelaksanaan modelkonstruktivisme 5E diintervensi peta konsepbermedia komputer dalam pembelajaran KimiaFisika I ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklusspiral. Masing-masing siklus terdiri dari: PraTindakan, Perencanaan Tindakan, PelaksanaanTindakan, Observasi dan Evaluasi, serta Analisisdan Refleksi.

Kegiatan pra tindakan yang dilakukanmeliputi: refleksi awal/penyadaran, identifikasimasalah dan sosialisasi. Pada tahap ini dilakukandiskusi antar tim pengampu mata kuliah Termo-

Page 6: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME 5E

Varia Pendidikan, Vol. 20, No. 1, Juni 200886

dinamika Program Studi Pendidikan Kimia FKIPUNS Surakarta mengenai evaluasi terhadapperkuliahan pada tahun sebelumnya dan rencanapelaksanaan proses pembelajaran serta permasa-lahannya dengan mengacu pada silabi yangberlaku.

Pada tahap Perencanaan Tindakan timpeneliti menyusun model pembelajaran konstruk-tivisme 5E diintervensi peta konsep bermediakomputer yang diintervensi peta konsep bermediakomputer yang telah diterapkan dalam KimiaFisika I. Setelah rancangan pembelajaran tersusunkemudian disimulasikan untuk dilakukanperbaikan.

Model pembelajaran konstruktivisme 5Ediintervensi peta konsep bermedia komputer yangdiintervensi peta konsep bermedia komputer yangtelah disusun tim peneliti diterapkan untuk kelassesungguhnya. Pada pelaksanaannya tim penelitimengacu pada langkah-langkah engagement,exploration, explanation, elaboration/ extensiondan evalustion.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan timpeneliti diperoleh temuan bahwa, pada awalpembelajaran, mahasiswa terlihat agak kaku,karena belum terbiasa. Kelompok kecil yang telahdibentuk belum sepenuhnya menjalankan fungsikerjasama antar anggota kelompok. Selain itu,antusiasme dan motivasi dari mahasiswa belumnampak, bahkan mahasiswa masih sangat ter-gantung pada instruksi peneliti. Kesempatan yangdiberikan bagi mahasiswa untuk menguji prediksiatau membuat prediksi yang baru, mencobaalternatif, dan mendiskusikannya dengan temansekelompok, serta mencatat pengamatan dan ide-ide belum dapat dilaksanakan optimal. Selanjut-nya, pada tatap muka berikutnya mahasiswamulai terlihat antusias dan termotivasi untukmengikuti pembelajaran.

Terdapat perbedaan dalam pelaksanaanpembelajaran pada kedua siklus. Pada siklustindakan I, pembelajaran difokuskan agar maha-siswa memahami konsep Termodinamika. Pene-rapan pembelajaran yang berorientasi pada

konstruktivistik pada tindakan I ini memangbelum dapat dilaksanakan secara optimal, karenamahasiswa masih sangat tergantung padainstruksi dosen (peneliti).

Di samping ketuntasan belajar, indikatorkeberhasilan dalam pembelajaran adalah kualitasproses pembelajaran yang meliputi yaitu kualitaspembelajaran menurut persepsi mahasiswa sela-ma perkuliahan Kimia Fisika I dan tingkatpartisipasi mahasiswa. Indikator persepsi maha-siswa dalam penelitian ini meliputi: penerapanmodel belajar konstruktivisme 5E diintervensipeta konsep bermedia komputer dalam pembe-lajaran, unjuk kerja (performance) dosen, tingkatpartisipasi mahasiswa dalam perkuliahan dankualitas media ajar yang digunakan.

Secara umum penerapan pembelajaranyang berorientasi pada konstruktivistik padatindakan II ini sudah lebih baik dibanding tin-dakan I, tetapi belum optimal. Pada pembelajarantindakan II ini, tujuan pembelajaran sudah ter-capai. Suasana pembelajaran yang kondusif ter-nyata sangat membantu mahasiswa dalam belajarsehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Hasil umpan balik berupa pesepsi maha-siswa terhadap peberapan model pembelajaran5E yang diintervensi peta konsep bermedia kom-puter (Tabel 1) menunjukkan bahwa menurutmahasiswa model pembelajaran tersebut dinilaibaik. Hal ini ditunjukukkan oleh persepsi maha-siswa pada kelima yaitu tahap pembelajaranengagement (penjajakan dosen-mahasiswa),explanation (pemaparan konsep mahasiswa),elaboration/extension (perluasan dan pendalamankonsep mahasiswa) dan evaluation (penilaiandosen-mahasiswa) yang cenderung baik.

Metode mengajar yang dikembangkandiintervensi dengan peta konsep bermedia kom-puter. Menurut mahasiswa, media ajar yang digu-nakan sudah baik/memuaskan, seperti ditunjukkanpada Tabel 2. Persepsi mahasiswa terhadap mediayang digunakan berkisar 78 – 84 % mahasiswamenilai baik dan baik sekali, sedangkan selebihnyamenilai cukup. Adanya tanggapan positif dari ma-

Page 7: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME 5E

Endang Susilowati dan M. Masykuri, Implementasi Model Pembelajaran ... 87

hasiswa terhadap media yang digunakan menun-jukkan adanya kontribusi dalam pencapaianketuntasan pemahaman terhadap konsep-konsepdalam mata kuliah Kimia Fisika I.

Sedangkan Persepsi mahasiswa terhadapdosen dalam perkuliahan (Tabel 3), secara umummenunjukkan kualitas yang baik. Persepsimahasiswa yang menilai performence dosen dalamperkuliahan cenderung baik. Hal ini sangatmendukung implementasi model pembelajaran

konstruktivisme 5E diintervensi peta konsepbermedia komputer di kelas. Tingkat performancecukup baik ini tampak pada indikator ketrampilandosen dalam menyajikan materi dan ketrampilandosen dalam bertanya.

Hasil umpan balik mengenai partisipasimahasiswa (Tabel 4) dalam pembelajaran menun-jukkan tingkat kehadiran mahasiswa dalamperkuliahan sangat tinggi. Ini tentu membawadampak positif dalam menyumbangkan aspek

Keterangan: 1. Sangat kurang; 2. Kurang; 3. Cukup; 4. Baik; dan 5. Baik sekali

Tabel 2. Persepsi mahasiswa terhadap media ajar yang digunakan

Keterangan: 1 Sangat kurang; 2. Kurang; 3. Cukup baik; 4. Baik; dan 5. Baik sekali

Persepsi Mahasiswa (%) No Tahap-tahap Pembelajaran

1 2 3 4 5

1. Engagement 0,00 6,52 32,61 52,17 8,70

2. Exploration 0,00 2,17 36,96 50,00 8,70

3. Explanation 0,00 6,52 47,83 36,96 6,52

4. Elaboration/extension 0,00 6,52 32,61 54,35 4,35

5. Evaluation 0,00 4,35 28,26 52,17 13,04

Persepsi Mahasiswa (%) No Uraian 1 2 3 4 5

1. Pemilihan media ajar yang digunakan dosen dalam perkuliahan 0 0 15,22 58,70 26,09

2. Tampilan media ajar yang digunakan dosen dalam perkuliahan 0 0 15,22 47,83 36,96

3. Kejelasan media ajar dalam menguraikan materi perkuliahan 0 0 30,43 54,35 15,22

4. Peranan/kontribusi media ajar dalam memahami konsep-konsp Kimia Fisika I

0 0 26,09 65,22 8,70

Tabel 1. Persepsi Mahasiswa terhadap Penerapan Model Konstruktivisme 5E diintervensi petakonsep bermedia komputer

Page 8: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME 5E

Varia Pendidikan, Vol. 20, No. 1, Juni 200888

pemahaman mahasiswa terhadap materi yangdikaji di kelas. Tingkat kehadiran yang tinggi(83,04%). Hal ini dapat disebabkan oleh beberapafaktor, antara lain materi ajar yang sangat penting,adanya media yang menarik, faktor dosen ataupunmetode pembelajaran yang diberikan yangbervariasi. Semua faktor tersebut saling menunjangmendukung terhadap implementasi modelkonstruktivisme 5E diintervensi peta konsepbermedia komputer selama perkuliahan.

Sementara itu minat mahasiswa, keaktifanmendengarkan dan mencatat serta pengerjaantugas sudah cukup baik, namun temuan lainmenunjukkan bahwa penerapan model konstruk-tivisme 5E diintervensi peta konsep bermediakomputer belum efektif mendorong mahasiswauntuk bertanya (tingkat partisipasi mahasiswamasih belum cukup tinggi. Menurut pengamatandi lapangan, keengganan mahasiswa untukbertanya sebagian disebabkan mahasiswa sudah

Tabel 3. Persepsi mahasiswa terhadap dosen dalam perkuliahan

Persepsi Mahasiswa (%) No Tahap-tahap Pembelajaran

1 2 3 4 5

1. Variasi strategi penyajian dosen 0,00 6,52 54,35 28,26 8,70

2. Motivasi belajar yang diberikan dosen 0,00 6,52 54,35 32,61 6,52

3. Kejelasan uraian dosen 0,00 4,35 56,52 30,43 6,52

4. Kualitas pertanyaan dosen 0,00 0,00 43,48 52,17 2,17

5. Ketrampilan dosen dalam menyajikan materi 0,00 0,00 50,00 41,30 8,70

No. Indikator Tingkat Partisipasi Mahasiswa (%)

1. Tingkat kehadiran mahasiswa 83,04

2. Minat mahasiswa 61,30

3. Keaktifan bertanya 53,91

4. Keaktifan mendengarkan dan mencatat 65,22

5. Pengerjaan tugas 65,22

6. Pemanfaatan sarana perpustakaan 59,13

Rata-rata 64,64

Keterangan: 1 Sangat kurang; 2. Kurang; 3. Cukup; 4. Baik; dan 5. Baik sekali

Tabel 4. Tingkat Partisipasi Mahasiswa dalam Pembelajaran

Keterangan: 10 – 20 % = Sangat kurang, 21 – 40 % = Sangat kurang, 41 – 60 % = cukupbaik 61 – 80 % = baik, 81 – 100 % = sangat baik

Page 9: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME 5E

Endang Susilowati dan M. Masykuri, Implementasi Model Pembelajaran ... 89

faham terhadap materi namun sebagian lainmemang disebabkan faktor psikis mahasiswa, dimana mahasiswa malu untuk bertanya.

Secara umum, dari indikator persepsimahasiswa terhadap perkuliahan menunjukkanbahwa model pembelajaran yang diterapkancukup mampu meningkatkan partisipasimahasiswa. Tingkat partisipasi yang cukup tinggiini secara simultan akan mendorong tercapainyatujuan pembelajaran.

Simpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwamodel pembelajaran konstruktivisme 5E yangdiintervensi peta konsep bermedia komputer da-pat meningkatkan partisipasi mahasiswa dalamperkuliahan Kimia Fisika I Peningkatan partisi-pasi mahasiswa meliputi: tingkat kehadiran maha-siswa 83,04 %, minat mahasiswa 61,30 %, keak-

tifan bertanya 53,91 %, keaktifan mendengarkandan mencatat 65,22 %, pengerjaan tugas 65,22%,pemanfaatan sarana perpustakaan 59,13%.

Pengembangan model pembelajaran ini te-lah memberikan hasil yang cukup baik dalam me-ningkatkan kualitas proses dalam mata kuliahKimia Fisika I yang meliputi kualitas model pem-belajaran dan tingkat partisipasi mahasiswadalam perkuliahan. Namun hasil tersebut masihbelum optimal. Upaya perbaikan dapat dilakukansecara terus menerus menyangkut segala aspekyang terkait dalam pembelajaran, termasuk faktormahasiswa, kurikulum/silabi, sarana prasarana,dan lain-lain.

Di samping itu model pembelajaran inidapat pula diterapkan untuk perkuliahan lainterutama untuk mata kuliah yang memiliki tingkatkesulitan yang tinggi. Secara sinergi hal ini akanmemberikan dampak positif pada peningkatankualitas pembelajaran diperguruan tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Endang Susilowati Dan M. Masykuri. 2003. Pengembangan Pembelajaran Kimia MenggunakanPendekatan Siklus Belajar dengan Model 5-E Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep-Konsep Kesetimbangan Fase. Laporan Penelitian LPTK. Surakarta: LPPM UNS.

FKIP UNS. 2002. Buku Pedoman Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Surakarta: FKIP UNS.

Krajcik, J.S. 1991. Developing Student’s Understanding of Chemical. In S.M. Glynn, R.H. Yeannydan B.K. Britton (Eds). The Psychology of Learning Science Concepts. (pp. 117-147). Hillsdale,N.J: Erlbaum.

Lorsbach, A.W. 2001. The Learning Cycle as a Tool for Planning Science Instruction. Online. Http://www.coe.ilstu.edu/science/lorsbach/257lrcy.htm, diakses 10 Agustus 2006).

Madya, S. 1994. Panduan Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta.

Masykuri, M., Sulistyo Saputro dan A. Darjono. 2000. Pengembangan Pembelajaran Mata KuliahKimia Fisika IV Program Studi Kimia FKIP UNS Tahun 1999/2000 menggunakan PirantiLunak Power Point. Surakarta: Puslitbangjari UNS.

Moussiaux, S.J. dan Norman, J.T. 2001. Constructivist Teaching Practices: Perceptions of Teachersand Students. Online. Http://www.ed. psu.edu/ci/Journals/97file2.htm, diakses 8 Maret 2001).

Page 10: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME 5E

Varia Pendidikan, Vol. 20, No. 1, Juni 200890

Rochman, Natawidjaja. 1997. Konsep Dasar Penelitian Tindakan (Action Research). Bandung:Depdikbud IKIP Bandung.

Paul Suparno. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius.

Program Kimia FKIP UNS. 2002. Laporan Evaluasi Diri (Self Evaluation). Surakarta: Program KimiaFKIP UNS.

Rahayu, S. 2002. Pengembangan Model-Model Pembelajaran Berbasis Konstruktivistik dalamPembelajaran Kimia. Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY.

Madya, S. 1994. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Lembega Penelitian IKIPYogyakarta.