digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-penelitian implementasi kur kkni... · iv...

323

Upload: phamthu

Post on 10-Mar-2019

269 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan
Page 2: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Penelitian A. Rusdiana & Nasihudinii

Page 3: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan KPT berbasis KKNI Menju Akuntabilitas PT iii

Dr. H. A. Rusdiana, MMDrs. Nasihudin, M.Pd.

PERAN PIMPINAN PTKISDalam Implementasi Kebijakan Kurikulum Pendidikan Tinggi

Berbasis Kkni Menuju Akuntabilitas Perguruan Tinggi

PUSAT PENELITIAN DAN PENERBITANLEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2017

Page 4: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Penelitian A. Rusdiana & Nasihudiniv

PERAN PIMPINAN PTKISDalam Implementasi Kebijakan Kurikulum Berbasis KKNIMenuju Akuntabilitas Perguruan Tinggi

Penulis:Dr. H. A. Rusdiana, MMDrs. Nasihudin, M.Pd.

Editor:Mr. Muhardi, Ss., M.Pd.

Desain Cover Dan Tata letak:M. Zaky Nurzaman

Cetakan Pertama, Nopember 2017

Pusat Penelitian Dan PenerbitanLembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada MasyarakatUIN Sunan Gunung Djati BandungJl. H.A. Nasution No. 105 Bandung

304 hlm.: 15,55x23,5. Premium bookpaper 52 gramISBN: xxx-xxx-xxx-xxx-1

Hak Cipta dilindungi UU RI No 19/Th. 2002Dilarang memperbnyak dalam bentuk dan dengan cara apapuntanpa seizin penerbit.

Page 5: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan KPT berbasis KKNI Menju Akuntabilitas PT i

Kata Pengantar

enerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi yangmengacu pada SN-Dikti dan Kerangka KualifikasiNasional Indonesia (KKNI) merupakan suatu

keniscayaan. Mendesak darisegi keharusan regulasi dantuntutan kebutuhan masyarakat. Dari segi regulasi, karenaPerpres No. 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi NasionalIndonesia, dan Permenristek-Dikti tentang Setandar NasionalPendidikanTinggi (SN-Dikti) mengharuskan itu. Mendesak darisegi tuntutan kebutuhan, agar out- put lulusan perguruan tinggiterstandarisasi dan layak berkompetisi dalam pasar tenaga kerjakelas dunia.

Pada kenyataannya pelaksanaan Kurikulum KKNI padaPerguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) khususnya padaperguruantinggi swasta di Jawa Barat dan Banten belumterlaksana secara optimal, baik dalam bentuk dokumenkurikulum secara normatif maupun implementasinya dalamproses pembelajaran. Perguruan Tinggi Keagamaan Islam diJawa Barat dan Banten dari jumlah 116 tahun 2016-2017 sebagianbesar penyelenggaranya adalah berbasisYayasan PendidikanIslam atau pesantren. Pimpinan PTKIS umumnya belumtentuberbasis keilmuan tentang kurikulum baik magister atauprogram doktor. Terlepasdari basis keilmuan atau keahlianpersonal pimpinan, peranpimpinan dalam optimalisasikurikulum pada sebuah lembaga pendidikan adalah sebuahkepastian.

Hasil Penelitian tentang Peran Pimpinan PTKIS dalamPelaksanaan Kurikulum Berbasis KKNI yang dilaksanakan oleh

P

Page 6: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Penelitian A. Rusdiana & Nasihudinii

Rusdiana dan Nasihudin pada delapan Program Studi PAI diWilayah II Jawa Barat dan Banten berhasil mengidentifikasiaspek-aspek peran yang masih memerlukan pembenahan agarpelaksanaan Kurikulumberjalan optimal. Perandalam maknailmu sosial sebagai“ sekumpulan hak dan kewajiban yangmelekat pada seseorang sesuai dengan statusnya sebagaipimpinan”. Aspek-aspek hasil penelitian tersebut menjadipenting terkait duahal: pertama: aspekaspek yang masih menjadikendala optimalnya peranpimpinan; kedua: isyarat yang harusmenjadi kesadaran bersama mengenai soslusi peningkatannya.

Sesederhana apa pun penelitian yang telah dilakukan,dan sekecil apapun sampelnya, Hasil penelitian ini menjadisumbangan yang sangat bermakna untuk dua hal tersebut.Kesadaran dan inspirasi untuk solusi adalah bagian darirekomendasi untuk pengembangan selanjutnya. Semoga.

Bandung, 27 Oktober 2017An. Tim Pembimbing,

Drs. H. Yaya Sunarya, M.Ag.

Page 7: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan KPT berbasis KKNI Menju Akuntabilitas PT iii

Pengantar Penulis

erangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI),merupakan kerangka acuan yang dijadikan ukurandalam pengakuan penjenjangan pendidikan. KKNI

juga disebut sebagai kerangka penjenjangan kualifikasikompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, danmengintegrasikan antara bidang pendidikan dan pelatihan kerjaserta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuankompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagaisektor. Dalam Perpres No. 08 tahunn 2012, ditegaskan bahwaKKNI merupakan perwujudan mutu dan jati diri BangsaIndonesia terkait dengan sistem pendidikan dan pelatihannasional yang dimiliki Indonesia. Dengan demikian KKNImerupakan program studi yang mengharuskan sistempendidikan di Perguruan Tinggi memperjelas profil lulusannya,sehingga dapat disesuaikan dengan kelayakan dalam sudutpandang analisa kebutuhan masyarakat.

Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan menjadikansistem yang dianut oleh setiap Perguruan Tinggi haruslahberangsur diubah. Seiring dengan kebutuhan dan tuntutantersebut, perubahan kurikulum ini menjadi upaya untukpengembangan inovasi terhadap suatu tuntutan tersebut.Respon terhadap perubahan kurikulum ini dapat dilihat daribanyaknya aturan yang memayungi penerapan kurikulum baru,misalnya UU No.14 Tahunn 2005 tentang Guru dan Dosen, UUNo.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, PeraturanPresiden No.8 tahun 2012 tentang Kerangka KualifikasiNasional Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan danKebudayaan No. 49 tahun 2014 tentang Standar NasionalPendidikan Tinggi, Perpres No. 08 tahun 2012 dan PemendikbudNo. 73 tahun 2013 tentang Capaian Pembelajaran Sesuai dengan

K

Page 8: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Penelitian A. Rusdiana & Nasihudiniv

Level KKNI, UU PT No. 12 tahun 2012 pasal 29 tentangKompetensi lulusan ditetapkan dengan mengacu pada KKNI,Permenristek dan Dikti No. 44 tahun 2015 tentang StandarNasional Pendidikan Tinggi.

Kurikulum ini menuntut mahasiswa memilikikemampuan yang memenuhi kriteria, dalam aspek attitude,bidang kemampuan kerja, pengetahuan, managerial dantanggung jawab. Dengan adanya target pencapaian ini,Perguruan Tinggi harus mampu menjabarkan sebuah capaianpembelajaran pada setiap mata kuliah yang ada sehinggatersusun sesuai kebutuhan profil kelulusan.

Tim KKNI menegaskan, bahwa “Penerapan KerangkaKualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) di Perguruan Tinggi akanmenguatkan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikansekaligus menjamin kualitas lulusaan”. Selain itu, “KKNI akanmemudahkan mahasiswa menghadapi Masyarakat EkonomiASEAN (MEA), sebab para lulusan dapat disamakan denganlulusan dari Universitas di ASEAN. Untuk meningkatkankualitas lulusan Perguruan Tinggi, ada beberapa hal yang patutdipenuhi yaitu, learning outcomes; jumlah sks, mata kuliah wajib,proses pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa;akuntabilitas asesmen, waktu studi minimum; dan perlunyaDiploma Supplement. Namun dalam implementasinya beberapaPTKIS, menghadapi kesulitan.

Oleh karena itu, kami meneliti ”Peran PimpinanPendidikan Tinggi Keagamaan Islam Swasta DalamImplementasi Kurikulum Pendidikan Tinggi Berbasis KKNIMenuju Akuntabilitas Pendidikan Tinggi” (Studi di delapanprogran studi Pendidikan Islam PTKIS Wilayah II Jawa Baratdan Banten). Dengan tujuan untuk mengidentifikasi peranpimpinan dan kinerja dosen PTKIS dalam implentasi kurikulumPT berbasis KKNI menuju akuntabiltas Pendidikan Tinggi.

Hasil kajian ini diharapkan dapat memberikan kontribusiterhadap model implementasi kebijakan penerapan kurikulumKKNI, khususnya pada PTKIS Kopertais Wilayah II Jawa Baratdan Banten.

Bandung, 27 Oktober 2017Tim Penulis,

Page 9: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan KPT berbasis KKNI Menju Akuntabilitas PT v

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Pembimbing Ahli ....................................................... iPengantar Penulis................................................................................. iiiDAFTAR ISI ........................................................................................ viiiDAFTAR TABEL ................................................................................... ixDAFTAR GAMBAR............................................................................... x

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1B. Identifikasi Permasalahan ........................................................... 12

1.Batasan Permasalahan................................................................. 122.RumusanMasalah ........................................................................ 13

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 131.Tujuan Umum .............................................................................. 132.Tujuan Khusus ............................................................................. 13

D. Signifkasi Kontribusi Penelitian................................................ 141.Kegunaan bagi ilmu pengetahuan............................................ 142.Kegunaan bagi Institusi.............................................................. 143.Kegunaan bagi masyarakat........................................................ 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Konsep Dasar Peran Pimpinan PTKIS ...................................... 15

1. Makna Kepemimpinan .............................................................. 152. Peran dan Fungsi Kepemimpinan............................................ 163. Kepemimpinan Pendidikan Tinggi.......................................... 17

B. Implementasi Kebijakan KPT Berbasis KKNI .......................... 271. Konsep Dasar Implementasi Pegembangan Kurikulum....... 272. Implentasi Kurikulum Pendidikan Tinggi Berbasis KKNI... 303. Individu yang Terlibat Dalam Implementasi Kurikulum..... 49

C. Faktor-faktor yang Memengaruhi Ilmplementasi KebijakanKurikulum....................................................................................... 521. Karakteristik kurikulum ............................................................ 522. Strategi Implementasi ................................................................ 523. Karakteristik pengguna kurikulum ......................................... 52

Page 10: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Penelitian A. Rusdiana & Nasihudinvi

D. Akuntabilitas PTKIS: Dampak Ilmplementasi Kebijakan ..... 551. Akuntabilitas lembaga Pendidikan Tinggi ............................. 552. Kriteria Akuntabilitas Pendidikan Tinggi............................... 573. Permasalahan Akuntabilitas Pendidikan Tinggi.................... 574. Akuntabilitas VS Mutu dan Kinerya Pendidikan Tinggi...... 58

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................. 591. Penelitian Mukhidin, dkk. (2014) ............................................. 592. Penelitian Didin Kurniadin (2015)............................................ 593. Penelitian Siti Rabiah S. Rauf (2015)......................................... 604. Penelitian Wawan dan Imas Masitoh (2015)........................... 615. Penelitian Ali Akbar Jono (2016) .............................................. 62

BAB III METODE PENELITIANA. Metode Penelitian.......................................................................... 65B. Sumber Data ................................................................................... 67

1.Sumber data Primer .................................................................... 682.Sumber data Skuder.................................................................... 683.Jenis Data dan Instumen Penelitian Penelitian ....................... 70

C. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 701.Observasi ...................................................................................... 712.Wawancara................................................................................... 713.Studi Dokumentasi...................................................................... 71

D. Prosedur dan Teknik Pengumpulan Data ................................ 721.Persiapan memasuki kancah penelitian (getting in). ............. 722.Ketika berada di lokasi penelitian (getting along).................. 723.Pengumpulan data (logging to data)........................................ 724.Teknik Analisa Data.................................................................... 73

E. Pemeriksaan atau pengecekan Data........................................... 761.Perpanjangan pengamatan ........................................................ 762.Ketekunan pengamatan.............................................................. 763.Triangulasi.................................................................................... 764.Melakukan Diskusi dengan Teman Sejawat............................ 775.Melakukan Pengecekan Nara Sumber (Membercheck)......... 77

F. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................... 771.Tempat Penelitian........................................................................ 772.Waktu Penelitian ......................................................................... 78

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBHASANA. Kondisi Objektif Lokasi Penelitian .......................................... 91

1.Latar Alamiah Lokasi Penelitian ............................................... 922.Deskripsi Peran Pimpinan PTKIS .......................................... 100

B. Temuan Penelitian ...................................................................... 1781.Temuan Berdasarkan Situs Tunggal....................................... 1782.Temuan Berdasarkan Multi Situs............................................ 210

Page 11: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan KPT berbasis KKNI Menju Akuntabilitas PT vii

C. Intrepretasi Data Temuan Penelitian....................................... 2361.Peran KaProdi dalam implentasi KPT berbasis KKNI......... 2362.Langkah Kegiatan menetapkan KPT, berbasis KKNI .......... 2383.Individu yang terlibat dalam Implementasi Kurikulum ..... 2394.Faktor yang Memengaruhi Implementasi Kurikulum....... 2415.Dampak Implentasi kebijakan KPT berbasis KKNI PT........ 244

D. Pembahasan Temuan Penelitian1.Analisis Teori Kepemimpinan, ............................................... 2462.Analisis Teori Kebijakan: ......................................................... 2553.Analisis Teori TQM, menuju Akuntabilitas PT..................... 2644. Analisis Praktis Implemetasi Kebijakan Kurkulum KKNI 276

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASIA. Kesimpulan................................................................................... 289B. Implikasi ....................................................................................... 290C. Rekomendasi ................................................................................ 293

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 295

PROFIL PENULIS .............................................................................. 305

Page 12: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Penelitian A. Rusdiana & Nasihudinviii

Page 13: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan KPT berbasis KKNI Menju Akuntabilitas PT ix

DAFTAR TABEL

Tabel: hlm1.1. Data Potensi PTKI di Indonesia Tahun 2017 .....................................3

1.2. Data Potensi PTKIS Kop Wilayah II Jabar-Banten Th.2017.............41.2. Data Peringkat Akreditasi PTKIS Kop Wil II Th.2017 ....................4

2.1. Faktor-faktor yang Memengaruhi Implementasi Kurikulum PT..534.1. Lokus Penelitian Peran Pimpinan PTKIS ........................................92

4.2. Profil Prodi PAI STAI Syekh Manshur TA 2016/2017...................934.3. Profil Prodi PAI STAI KH. Agus Salim TA 2016/2017...................94

4.4. Profil Prodi PAI STAI Miftahul Huda TA 2016/2017...................94

4.5. Profil Prodi PAI IAI Bunga Bangsa TA 2016/2017..........................954.6. Profil Prodi PAI Fak Tarbiyah IALM TA 2016/2017 .....................96

4.7. Profil Prodi PAI FAI Universitas Ibn Khaldun TA. 2016/2017 .....974.8. Profil Prodi PAI STAI Al- Azhary TA. 2016/2017..........................97

4.9. Data Kinerja FAI Uninius Bandung TA. 2016/2017........................984.10.Rekapitulasi Data Profil 8 Prodi PAI Tahun 2016/2017.................99

4.11.Data Keadaan Dosen Prodi PAI STAISMAN Pandeglang...........1074.12.Data Keadaan Dosen Prodi PAI STAI KH. Agus Salim Bekasi ...126

4.13.Data Keadaan Dosen Prodi PAI STAI Miftahul Huda Subang ...134

4.14.Data Keadaan Dosen Prodi PAI IAI BBC Cirebon ........................1424.15.Data Keadaan Dosen Prodi PAI IAILM Tasikmalaya...................150

4.16.Data Keadaan Dosen Prodi PAI FAI Univ Ibnu Kholdun............1584.17.Data Keadaan Dosen Prodi PAI STAI Al-Azhari ..........................165

4.18.Data Keadaan Dosen Prodi PAI FAI UNINUS ..............................1734.19.IPK Rata-rata Mahasiswa PAI STAISMAN (4 tahun terakhir) ....182

4.20.IPK Rata-rata Mahasiswa STAI KHAS (4 tahun terakhir)............1864.21.IPK Rata-rata Mahasiswa STAI MH (4 tahun terakhir) ................190

4.22.IPK Rata-rata Mahasiswa PAI IAI BBC (4 tahun terakhir)...........194

4.23.IPK Rata-rata Mahasiswa PAI IAILM (4 tahun terakhir) .............1984.24.IPK Rata-rata Mahasiswa PAI FAI UIK (4 tahun terakhir) ..........202

4.25.IPK Rata-rata Mahasiswa PAI STAI Al-Azhari (4 th terakhir) ....2064.26.IPK Rata-rata Mahasiswa PAI FAI UNINUS (4 tahun terakhir) .210

4.27.Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi KPT ...............2434.28.IPK Rata-rata mahasiswa di 8 Prodi PAI (3 tahun terakhir) ........245

4.29.Peringkat Monev dan Akreditasi Ban-PT. 8 Prodi PAI PTKIS ....2464.30.IPK Rata-rata mahasiswa di 8 Prodi PAI (3 tahun terakhir) ........266

4.31.Peringkat Monev dan Akreditasi Ban-PT. 8 Prodi PAI PTKIS ....268

Page 14: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Penelitian A. Rusdiana & Nasihudinx

DAFTAR GAMBAR

Gambar hlm2.1. Model Medan Daya (Kurt Lewin) .....................................................282.2. Model Pembelajaran ............................................................................33

2.3. Siklus Implementasi Kurikulum PT ..................................................34

3.1. Proses analisis data Model Miles and Huberman ...........................734.1 Temuan data tunggal di Prodi PAI STAISMAN ...........................180

4.2 Peran Kepemimpinan Ketua Prodi PAI STAISMAN....................1814.3 Implementasi Kebijakan KPT KKNI Prodi PAI STAISMAN.......181

4.4 Faktor Pendukung Impl. Keb.KPT KKNI PAI STAISMAN.........1824.5 Temuan data tunggal di Prodi PAI STAI KH. Agus Salim ..........184

4.6 Peran Kepemimpinan Ka Prodi PAI STAI KH. Agus Salim........1854.7 Implementasi Keb. KPT KKNI PAI STAI KH. Agus Salim.........185

4.8 Faktor Pendukung Implementasi Kebijakan KPT KKNI..............186

4.9 Temuan data tunggal di Prodi PAI STAI Miftahul Huda ............1884.10 Peran Kepemimpinan Ketua Prodi PAI STAI Miftahul Huda ....189

4.11 Implementasi Kebijakan KPT Berbasis KKNI PAI STAI MH ......1894.12 Faktor Pendukung Impl Keb KPT KKNI PAI STAI Mif Huda....190

4.13 Temuan data tunggal di Prodi PAI IAI BBC ..................................1924.14 Peran Kepemimpinan Ketua Prodi PAI IAI BBC ..........................193

4.15 Implementasi Keb KPT Berbasis KKNI Prodi PAI IAI BBC.........1934.16 Faktor Pendukung Impl.Keb. KPT KKNI Prodi PAI IAI BBC.....194

4.17 Temuan data tunggal di Prodi PAI IAILM Tasikmalaya .............196

4.18 Peran Kepemimpinan Ketua Prodi PAI IAILM Tasikmalaya......1974.19 Implementasi Keb KPT Berbasis KKNI Prodi PAI IAILM ..........197

4.20 Faktor Pendukung Impl. Keb KPT KKNI Prodi PAI IAILM .......1984.21 Temuan data tunggal di Prodi PAI FAI UIK .................................200

4.22 Peran Kepemimpinan Ketua Prodi PAI FAI UIK..........................2014.23 Implementasi Keb. KPT Berbasis KKNI Prodi PAI FAI UIK .......201

4.24 Faktor Pendukung Impl. Keb KPT KKNI Prodi PAI FAI UIK ....2024.25 Temuan data tunggal di Prodi PAI STAI Al-Azhary ...................204

4.26 Peran Kepemimpinan Ketua Prodi PAI STAI Al-Azhary ............205

4.27 Implementasi Keb KPT Berbasis KKNI Prodi PAI STAI A Az....2054.28 Faktor Pendukung Impl Keb KPT KKNI PAI STAI Al-Azhary ..206

4.29 Temuan data tunggal di Prodi PAI FAI UNINUS ........................2084.30 Peran Kepemimpinan Ketua Prodi AI FAI UNINUS ...................209

4.31 Implementasi Keb KPT Berb KKNI Prodi AI FAI UNINUS ........2094.32 Faktor Pendukung Impl Keb. KPT KKNI Prodi PAI UNINUS ...210

4.33 Kinerja 8 Ketua Prodi PAI dalam Impl Keb. KPT KKNI .............2134.34 Langkah Kerja 8 Kapodi Dalam Impl Kebijakan KPT KKNI......216

4.35 Faktor yg Memengaruhi Impl Keb KPT KKNI di 8 Prodi PAI....219

4.36 Dampak Implementasi Kebijakan KPT KKNI di 8 Prodi PAI .....2354.37 Dampak Ideal Impl Keb KPT KKNI Menuju Akuntabilitas PT ..265

Page 15: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan KPT berbasis KKNI Menju Akuntabilitas PT xi

Page 16: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan
Page 17: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Serangkaian agenda globalisasi dan industrialisasi dapatditengarai dalam berbagai spektrum, diantaranya adalahperlunya kesiapan sumber daya manusia yang berdaya saingtinggi. Bangsa Indonesia masih menghadapi berbagaiketimpangan, baik dari segi materil, spiritual, maupun kualitassumber daya manusia yang masih jauh tertinggal dibandingNegara-negara maju. Daya saing sebuah bangsa tidak bisadipisahkan dari mutu dan kualitas sumber daya manusia bangsatersebut. Jati diri bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumberdaya manusia yang dimilikinya. Untuk itu diperlukan hadirnyaSDM terbaik bangsa yang memiliki kecerdasan tinggi, sikap danmental prima, daya juang dan daya saing tinggi, kemampuanhandal, serta nasionalisme sejati. Kualitas SDM yang diinginkantentu saja SDM yang mampu melaksanakan pembangunannasional secara inovatif, kreatif, dan produktif dengan semangatkerja dan disiplin tinggi.

Karena itulah, peningkatan SDM pada dasarnyamerupakan proses peningkatan kualitas manusia danmentransformasikan manusia menjadi angkatan kerja produktifserta berdaya saing (Aan, 2008:12). Jika sumber daya manusiayang bermutu dijadikan sebagai sasaran utama melaluiprofesionalisme pengelolaan kelembagaan pendidikan, makasentra-sentra pengembangan sumber daya manusia, sepertisekolah/madrasah, perguruan tinggi, dan lembaga pelatihan(pendidikan luar sekolah) diharapkan memiliki platformmanajemen kelembagaan yang berstandar internasional sertamemiliki standar operasional manajemen yang dapatmemastikan terjaminnya mutu proses dan lulusan yangdihasilkan.

Page 18: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin2

Segala yang tersirat dalam agenda globalisasi dankecenderungan migrasi tenaga kerja pada tataran internasional,menjadi tantangan dan tuntutan nyata bagi dunia pendidikanpada setiap jenjang, khususnya perguruan tinggi agar lebihprofesional dalam menjalankan fungsi tridarma perguruantingginya. Untuk itu, pendidikan memiliki peranan yangstrategis dalam upaya menyiapkan sumber daya manusiaunggul dan berdaya saing global. Pengembangan sumber dayamanusia bukan hanya dimaknai sebagai upaya mengantisipasiliberalisme perdagangan secara an-sich, melainkan juga untukmengantisipasi arus migrasi tenaga kerja pada tataraninternasional yang semakin meluas (Danim, 2006:45).

Banyak pihak yang memperhatikan berbagai kegiatan danpermasalahan bidang pendidikan. Karena melalui kegiatanpendidikan kualitas sumber daya manusia di suatu negara dapatditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi kepentingan dankebutuhan di setiap negara untuk terus berusaha meningkatkanpembangunan di bidang pendidikan. Sehingga dari usaha-usahatersebut dapat tercipta sumber daya manusia yang berkualitasdan mampu mengikuti berbagai kemajuan di bidang ilmupengetahuan dan teknologi.

Pendidikan merupakan usaha pembinaan kepribadian dankemajuan manusia baik jasmani maupun rohani. Pendidikanmerupakan proses budaya untuk meningkat kan harkat danmartabat manusia. Hal ini dapat dilihat dalam Undang-undangNo. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasionaldisebutkan mengenai fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional.Dalam Undang-undang tersebut dinyatakan bahwa PendidikanNasional berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaatdalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuanuntuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadimanusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang MahaEsa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, danmenjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab(UU, No 20/2002:3).

Pengelolaan pendidikan mulai dari tingkat yang palingdasar sampai ke Perguruan tinggi hendaknya mendapatperhatian yang serius dari semua pihak, khususnya pemerintah(Ahmad K, dkk, 2008:3). Rata-rata Perguruan tinggi di Indonesia

Page 19: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 3

belum memiliki kemampuan daya saing ”competitivecomparative” apabila bila dibanding dengan Perguruan tinggi diluar negeri. Pada bulan Januari 2017 4ICU University Web telahmengumumkan daftar universitas terbaik dari berbagai negaradi Asia Tenggara. Dari daftar tersebut, Universitas Indonsia diIndonesia, menduduki peringkat pertama, peringkat ke-8 di AsiaTenggara; Universitas Gadjah Mada (UGM) mendudukiperingkat kedua di Indonesia, peringkat ke-7 di Asia Tenggara;Institut Teknologi Bandung (ITB) peringkat ketiga di Indonesianamun menduduki peringkat ke-8 di Asia Tenggara. dan hanyamenduduki peringkat ke-15 di Asia Tenggara.UIN SGDBandung menduduki peringkat ke 88 dari 150 Universitasterbaik di Indonesia (http://www.4icu.org/id/).

Perguruan tinggi banyak didirikan di manamana sehinggabanyak perguruan tinggi yang jatuh bangun dalamperjalannnya, terutama yang dialami oleh Perguruan TinggiKeagamaan Islam Swasta (PTKIS). Namun demikian kemajuanyang sangat pesat dari segi kuantitas yang tidak diimbangidengan peningkatan kualitasnya sehingga kondisi PTKISmenjadi tidak sehat. Dalam harian Kompas, 14 Oktober 2012,diberitakan bahwa,” lebih dari 30% PTKIS terancam bangkrutatau ditutup”. Hali itu, sebagai akibat pertumbuhan jumlahPTKIS tidak terkendali, penyebab lainnya karena PTN kinicenderung membuka jalur penerimaan mahasiswa secarakhusus dan melebihi kuota. Selain itu jika dilihat jumlahmahasiswa di Indonesia hanya 1.706.800 orang, artinya sekarangini rata-rata mahasiswa yang kuliah ditiap PTKIS kurang dari600 orang.

Pendidikan tinggi bernuansa Islam, meliputi; SekolahTinggi Agama Islam Negeri, Institut Agama Islam, UniversitasIslam Negeri dan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Swasta(PTKIS) memiliki kedudukan yang strategis dalam PendidikanNasional. Hal tersebut dikarenakan potensi masyarakatIndonesia yang mayoritas muslim menjadi pangsa pasarpotensial bagi keberlangsungan Pendidikan Tinggi di Indonesia.

Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS),sebagai Lembaga Pendidikan Tinggi yang dibina dandikembangkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.Secara kelembagaan, merupakan bagian dari pengembanganPendidikan Tinggi Keagamaan Islam, secara kuantitas memiliki

Page 20: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin4

konstribusi besar bagi pengembangan sumber daya manusia.Maka dari itu PTKIS, merupakan bagian penting dan potensialuntuk dikembangkan keberadaannya. Adapun data potensiPTKIS, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 1, berikut:

Tabel: 1.1Data Potensi PTKIS Tahun 2017

No Jenis PTKI Jumlah Prosen

1 Sekolah Tinggi Agama IslamNegeri

16 2.20 %

2 Institut Agama Islam Negeri 19 2.62 %

3 Universitas Islam Negeri 17 2.44 %

4 Pendidikan Tinggi KeagamaanIslam Swasta

672 92.84 %

Jumlah 724 100.00 %

Sumber: http://diktis.kemenag.go.id (diakses 21 Juli 2017)diolah penneliti

Data tabel 1.1, menunjukan bahwa jumlah PTKIS 672(92.84%) jumlahnya lebih besar dibanding jumlah PTKINtersebar di wilayah Indonesia. Begitu pula potensipengembangan PTKIS, di lingkungan Koordinatorat PendidikanTinggi Agama Islam Swasta (KOPERTAIS) Wilayah II Jawa Baratdan Banten, dari tahun-ke tahun jumlahnya terus meningkat.Sampai saat ini, keberadaan PTKIS di lingkungan KOPERTAISWilayah II Jawa Barat dan Banten, tidak kurang dari 117 PTKIS,(288 Program Studi), meliputi: 98 Sekolah Tinggi, 8 Institut, dan11 Universitas. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 2,berikut:

Tabel: 1.2Data Potensi Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam di

lingkungan KOPERTAIS Wilayah II Jawa Barat dan BantenTahun 2017

No Jenis PTKI Jumlah Prosen

1 Sekolah Tinggi AgamaIslam

98 83.75 %

2 Institut Agama Islam 8 6.83 %

3 Universitas Islam 11 9.42 %

Jumlah 117 100.00 %

Sumber: Data Kopertais Wilayah II Jabar-Banten 2017.

Page 21: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 5

Data tabel 1. 2, menunjukan bahwa jumlah PTKIS dilingkungan KOPERTAIS Wilayah II Jawa Barat dan Banten,sebagian besar didominasi oleh STAI 98 (83, 75 %), yang padaumunya berada di daerah.

Akan tetapi keberadaan tersebut, banyak pihak menilaibahwa PTKIS, selama ini dapat dikatagorikan “kurang berhasil”dalam mengembangkan visi, misi dan tanggung jawabnya.Pernyataan ini dapat dibuktikan bahwa secara nasional, PTKISdi lingkungan Kopertais Wilayah II Jabar-Banten, berdasarkanakreditasi BAN-PT, sebagian besar Proggram Studi nilaiakreditasinya rendah (C). Padahal, nilai akreditasi BAN-PT,merupakan satu alat ukur bagi akuntabilitas Perguruan Tinggi.Hal itu, dapat dilihat pada tabel 3, berikut:

Tabel: 1. 3Data PTKIS KOPERTAIS Wilayah II Jawa Barat dan Banten

Menurut Peringkat Akreditasi Tahun 2017

Peringkat Akreditasi Jumlah Pogram StudiJenisPTKIS

A B C Terakreditasi Belum Jml

Universitas 1 15 18 33 1 34

Institut 0 12 28 50 0 50

STAI 0 41 159 200 5 202

Jumlah 0 68 215 283 6 288

Sumber: Data Kopertais Wilayah II Jabar-Banten 2017.

Data tabel 3, menunjukan bahwa peringkat akreditasiPTKIS di lingkungan KOPERTAIS Wilayah II Jawa Barat danBanten, masih rendah. Faktanya dari 288 Program Studi denganperingkat akreditasi A tidak ada, atau 0%; perinkat B 68 Prodiatau 23, 61 %; pringkat C 215 Prodi atau 74.65%; belumakreditasi 6 prodi atau 1,74 %. Fakta itu menunjukan bahwaPTKIS di lingkungan KOPERTAIS Wilayah II Jawa Barat danBanten, belum Akuntabel.

Berdasarkan hasil penelitian Direktorat Pendidikan TinggiAgama Islam (2012:13-30), masalah-masalah yang menjadipenghambat terwujudnya akuntambilatas PTKIS meliputi faktorinternal dan eksternal. Yang termasuk fator internal adalah:Pertama, Manajemen dan kepemimpinan, termasuk di dalamnyakreativitas pimpinan, integritas pimpinan; Kedua, kurikulum;

Page 22: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin6

Ketiga, Dosen; Keempat, Proses perkuliahan; Kelima, Inputmahasiswa; Keenam, Fasilitas belajar; Ketujuh, Lingkungan;Kedelapan, Dana operasional, termasuk di dalamnya sistemkompensasi; Kesembilan, Rendahnya kemampuan dosen PTKISdalam melakukan penelitian ilmiah. Kesepuluh, Rendahnyakemampuan dosen PTKIS dalam menulis laporan penelitianatau artikel yang berdasarkan hasil penelitian yang menarik;kesebelas, Kurangnya perhatian pimpinan PTKIS untukmenyebarluaskan hasil penelitian yang telah dilakukan olehdosen dan mahasiswanya.

Adapun, yang termasuk faktor eksternal yaitu: Pertama,bergesernya aspirasi pendidikan masyarakat yang dulu lebihmementingkan pendidikan agama ke ilmu umum seiringdengan laju pembangunan bangsa; Kedua, semakin sempitnyapeluang lulusan PTKIS untuk bekerja sebagai pegawai negerisebagai akibat zero growth (atau bahkan minus growth)pemerintah dibidang kepegawaian. Sementara itu, pekerjaan disektor swasta tidak memberikan ruang yang cukup bagi lulusanPTKIS; ketiga, banyaknya lulusan PTKIS yang tidak segeramendapatkan pekerjaan yang diinginkan menyebabkanberkurangnya minat calon mahasiswa untuk belajar di PTKIS.PTKIS dianggap sebagai perguruan tinggi yang tidakmenjanjikan prospek masa depan cerah. Lulusan SLTA yangmempunyai potensi akademik tinggi cenderung memilihperguruan Tinggi selain PTKI, yang dianggapnya lebihmenjanjikan; keempat, beratnya tantangan yang harus dihadapioleh ahli agama dalam menjalankan profesinya mungkin jugamembuat sebagian calon mahasiswa kurang berminat untukmenjadi ahli agama.; kelima, kurangnya minat lulusan SLTAyang memiliki potensi akademik tinggi untuk belajar di PTKImenyebabkan mutu kebanyakan mahasiswa PTKI menjadikurang ideal. Banyak PTKI yang terpaksa harus menerimadengan mutu kurang ideal ini karena mereka takut kekuranganmahasiswa apabila mereka terlalu selektif dalam memilihmahasiswa; Keenam, Input mahasiswa yang kurang ideal inimenyebabkan sulitnya PTKI menghasilkan lulusan yangbermutu sesuai dengan harapan masyarakat.

Berbagai persoalan dan tantangan yang dihadapi PTKIsebagaimana telah dikemukakan dalam latar belakang masalahdi atas dirasakan oleh hampir semua PTKIS. Tuntutan kualitasdan relevansi pendidikan terhadap PTKIS lebih besar

Page 23: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 7

dibandingkan dengan Perguruan Tinggi Umum lainnya.Pendidikan di PTKIS lebih ditekankan pada pendidikan agamayang mampu menghasilkan lulusan lebih siap kerja sekaligusjuga tetap menjaga nilai-nilai agama. Beban ganda ini terutamaditerima oleh mahasiswa jurusan umum (tadris) di satu sisiharus menjadi tenaga profesional di bidang umum, sisi lainharus tetap mengemban misi perguruan tinggi agama Islam.

Salah satu indikator keberhasilan sebuah Perguruan tinggi,adalah tingginya kualitas kinerja sumber daya manusia yangdimiliki oleh lembaga tersebut, terutama dosen. Jika kinerjadosen baik, dua pertiga kualitas Perguruan tinggi pun akanmenjadi baik. Salah satu faktor yang menentukan berkualitasnyakinerja dosen di sebuah Perguruan tinggi adalah faktor kualitaspimpinan dan pola kepemimpinan yang dijalankan. Berartirektor, direktur, atau ketua, jurusan/prodi suatu Perguruantinggi, baik sebagai personnal, educator, manager, administrator,supervisor, social, leader, entreupreneur and climator sangat berperandalam membentuk kualitas dosen (Usman, H. 2006: 277).

Dalam konteks manajemen, Sutermeister (1976:277),menegaskan bahwa kualitas pemimpin merupakan salah satufaktor yang dapat mempengaruhi kinerja personil perusahaan,di samping latihan, pengalaman, pendidikan, sikap kepribadian,organisasi, kondisi sosial, kebutuhan individu, kondisi fisiktempat kerja, kemampuan dan motivasi kerja).

Untuk hal itu, Covey (Hesselbein at.,al., 1997:1),menekankan bahwa seorang pemimpin yang baik ditandaidengan berlakunya empat peran kepemimpinan yang ada didalam dirinya (the 3 roles of leadership), yakni sebagai perintis“pathfinding” penyelaras„ “aligning” dan pemberdaya”empowering”.

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitaspemimpin ada dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.Faktor internal di antaranya berupa struktur, aturan dan praktik-praktik yang dapat mendukung atau membatasi kemampuanpemimpin dalam menjalankan tugasnya. Faktor internalmencerminkan kemampuan individu dalam memusatkanperhatian dirinya sebagai pemimpin dengan caramempertimbangkan kualitas atau kemampuan yangdimilikinya. Faktor eksternal di antaranya dapat berupalingkungan ekonomi, sosial dan politik. Jabatan atau posisi yangditempati seorang pemimpin menggambarkan perilaku yang

Page 24: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin8

mengindahkan, menyadari, atau menolak suatu keadaan tempatdia berada (Wilson, at.,al., 1990:10).

Beberapa abad yang lalu, seseorang dikatakan memilikikualitas pribadi ketika ia dilahirkan sebagai raja ataubangsawan. Di era modern, keunggulan seorang pemimpindidasarkan pada beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oranglain dalam kelompoknya, seperti kecerdasan, tingkatpendidikan, bertanggung jawab, aktivitas dan partisipasi sosialserta status ekonomi dan sosial. Hal tersebut nampak jelas padalembaga atau organisasi formal, yang telah menerapkan standaratau aturan yang baku tentang syarat-syarat menjadi seorangpemimpin.

Dalam Islam, potensi setiap individu ini dikenal istilahfitrah, yaitu sifat tertentu yang ada “maujud” sejak masa awalpenciptaannya atau disebut juga sifat pembawaan manusia yangada sejak manusia dilahirkan. Beberapa fitrah yang dimiliki olehmanusia antara lain: fitrah bermoral, fitrah kemerdekaan, fitrahkebenaran, fitrah individu, fitrah sosial, fitrah politik, fitrah senidan fitrah-fitrah lainnya. Berbagai fitrah tersebut harusdikembangkan sehingga terwujud dalam perilaku-perilakupositif dalam kehidupan sehari-hari (Muhaimin. 2002: 16).

Faktor ini pun termasuk ke dalam faktor internalkepemimpinan. Gaya memerintah seorang perwira tertinggi,berbeda dengan gaya memerintah seorang rektor. Hal ini terkaitdengan aturan dan norma yang diberlakukan di masing-masingorganisasi. Seorang pemimpin pada dasarnya tidak pernahbekerja dalam ruang vakum, tetapi dia selalu ada dalamlingkungan sosial yang dinamis. Situasi dan kondisi khususselalu membutuhkan tipe kepemimpinan yang khusus pula.Seorang pemimpin dalam hal ini harus memiliki fleksibilitasyang tinggi terhadap situasi dan kondisi yang menyertai parabawahannya. Bila tidak, maka yang akan muncul bukankepatuhan „komitmen” melainkan perlawanan „resistensi” daripara bawahan yang pada akhirnya berakibat pada tidakefektifnya suatu kepemimpinan. Pemahaman terhadap situasidan kondisi ini sangat penting bagi seorang pemimpin sehinggagaya atau model kepemimpinannya tidak monoton.

Pendidikan Tinggi Keagamaam Islam Swasta (PTKIS)sebagai lembaga pendidikan sesungguhnya menghadapitantangan, di satu sisi harus berupaya meningkatkan mutu dankualitas sebagaimana yang ditetapkan dalam Standar Nasional

Page 25: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 9

Pendidikan sehingga dapatmemenuhi harapan stakeholders;memenuhi harapan dan kebutuhan orangtua, masyarakat, duniakerja, pemerintah, dan sebagainya. Di sisi lain, PTKIS masihdipandang sebagai lembaga pendidikan kelas dua, tingkatpopularitas dan prioritas pilihan lulusan SMA/MA/SMK dibawah PTU/PTN/PTS, dan ternyata masih ada masyarakatyang belum/kurang mengenal lembaga PTKIS. PTKIS jugamempunyai beban tertentu yaitu harus menyesuaikan diridengan pola-pola kebudayaan masyarakat yang dapatmemberikan keutungan ekonomis bagi pribadi siswa, dankeuntungan lain bagi masyarakat, misalnya berkembangteknologi dengan pesat, munculnya budaya gemar membaca,gemar meneliti, berpikir kritis, munculnya manusia kreatif, danhumanis.

Agar PTKIS dapat memenuhi kebutuhan dan keinginanpelanggannya yang berakibat pada manajemen PTKIS yangakuntabel, PTKIS setidaknya harus terus menerusmeningkatkan mutu pembelajaran, di samping harus berusahamemenuhi Standar Nasional Pendidikan yang telah ditentukan.Hal penting lainyang diyakini dapat menentukan mutupembelajaran adalah gaya kepemimpinan atau perilakupimpinan PTKIS , kompetensi dosen, dan fasilitas pembelajaran.Pimpinan PTKIS adalah orang yang berpengaruh danmenentukan kebijakan-kebijakanlembaga dalam usahapeningkatan mutu pembelajaran. Dosen adalah tenagaprofesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasipeserta didik. Dosen berperan penting dalam prosespeningkatan mutu pembelajaran. Fasilitas pembelajaran adalahsegala sesuatuyang meliputi peralatan dan perlengkapan yanglangsung maupun tidak langsung digunakan dalam prosespembelajaran. Sejalan dengan temuan tersebut, penulis berupayamenganalisis faktor-faktor yang menonjol yang mempengaruhiakuntabilitas PTKIS di Jawa Barat.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Burke,Shattock, (Adams, at.,al., 2006:217), faktor perilaku pimpinan,menjadi faktor penentu akuntbilitas sebuah Perguruan tinggi.Berdasar dari rumusan itu, pengamatan serta asumsi penulisbahwa faktor perilaku pimpinan PT (Rektor/Ketua, Dekan,Ketua Jurusan), kompetensi dosen, kurikulum dan fasilitaspembelajaran menjadi faktor yang menonjol yang

Page 26: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin10

mempengaruhi akuntabilitas PT. Tiga faktor ini sangat berkaitdengan faktor utama pengelolaan Perguruan Tinggi dansekaligus menentukan apakah Perguruan tinggi itu akuntabelatau tidak.

Ketiga komponen tersebut, akan digunakan untukmengetahui sejauh mana pengaruhnya terhadap akuntabilitasmanajemen Perguruan tinggi. Hal ini penting sebab eksis dantidaknya PT sangat ditentukan oleh perilaku pimpinan PTdalam memimpin dan mengelola lembaga hingga berdampakpada pilihan menempatkan dosen yang memiliki kompetensiuntuk menghasilkan pembelajaran yang bermutu denganditunjang oleh tersedia dan lengkapnya kurikulum dan fasilitaspembelajaran di PT. Tentu jika ini dilakukan akan berdampakkepada kepercayaan masyarakat kepada PT. Oleh karena itulahpenelitian tentang akuntabilitas manajemen PTKIS di Jawa Baratyang dipengaruhi oleh perilaku pimpinan, kompetensi dosendan fasilitas pembelajaran penting dilakukan.

Dikatakan pimpian pendidikan berhasil; pertama apabilaPT memahami keberadaan lembaga sebagai organisasi yangpenting dalam menghadapi globalisasi dan tuntutanmasyarakat. Kedua, mampu melaksanakan peranankepemimpinannya sebagai seorang yang diberi tanggung jawabuntuk memimpin pendidikan. Kunci sukses pertama yangmenentukan keberhasilan implementasi Kurikulum PendidikanTinggi berbasis KKNI, adalah kepemimpinan PT, terutamaperanannya dalam pelaksanaan program pendidikan danmenyejahterakan semua sumber daya pendidikan yang tersedia.Kepemimpinan PT, merupakan salah satu faktor penentu yangdapat menggerakkan semua sumber daya PT. Oleh karena itudalam menyukseskan implementasi Kurikulum PT berbasisKKNI, untuk itu, diperlukan kepemimpinan pendidikan yangmandiri, dan profesional dengan kemampuan manajemen sertakepemimpinan yang tangguh, agar mampu mengambilkeputusan untuk meningkatkan mutu pendidikan (Mulyasa,2014.: 39).

Kepemimpinan PT, sangat berperan dalam meningkatkansemangat kerja dosen dalam menjalankan tugas di lembagaPendidikan Tinggi. Tinggi rendahnya semangat kerja Dosen disuatau lembaga PT. banyak dipengaruhi oleh kepemimpinanPendidikan Tinggi semakin baik pimpinan PT, dalammenerapkan kepemimpinan, semakin tinggi pula semangat kerja

Page 27: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 11

dosen dalam melaksanakan tugas. Dengan demikian, perankepemimpinan pendidika Tinggi adalah membantu para dosendalam mengembangkan kemampuan profesionalismenya baikpada peningkatan pengetahuan, keterampilan mengajar, sertapeningkatan motivasi kerja Dosen.

Kurikulum dalam proses pendidikan dan pembelajaranmenduduki posisi strategis dalam menentukan arah danketercapaian tujuan pendidikan. Kurikulum menentukan ragamkompetensi yang ingin dicapai dari suatu prosespendidikan/pembelajaran meskipun bukan satu-satunyapenentu, mengingat banyak supporting condition yang perludiperhatikan. Terkait dengan pembangunan pendidikan,masing-masing PTKIS di daerah memerlukan pendidikan yangsesuai dengan karakteristik daerah. Kurikulum sebagaijantungnya pendidikan perlu dikembangkan dandiimplementasikan secara kontekstual pada semua jenjang danjenis pendidikan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengansatuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

Jika dianalisa dari berbagai aspek, sudah sewajarnyaterdapat pro dan kontra dari setiap perubahan kurikulum meskidemikian tetap terdapat kelebihan dan kekurangan. Namunsebagus apapun rancangan kurikulum jika tidak didukung olehsemua sarana pendukung tentu tidak akan tercapai sebagaimanayang diharapkan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikantelah dilakukan terus menerus, baiksecara konvensional maupuninovatif. Pemerintah telah melakukan upaya untukmeningkatkan kualitas pendidikan, salah satunya sepertipengembangan kurikulum. Hal ini dilakukan karena kurikulumtidak hanya sebagai bagian yang menentukan perwujudan masadepan masyarakat sebagaimana yang dicita-citakan bangsa,tetapi juga harus selalu mengikuti tuntutan perubahan.

Atas dasar tersebut, maka lahir kurikulum baru, yaitukurikulum Pendidikan Tinggi berbasis KKNI, sebagai bentukpenyempurnaan kurikulum sebelumnya. Kebijakan pemerintahdengan menerapkan kurikulum PT ini tidak akan berjalandengan baik dan mencapai kesuksesan apabila tidak didukungsemua pihak. Pihak-pihak yang ikut mendukung kesuksesankurikulum PT, berbasis KKNI diantaranya adalah peranmasyarakat, pendidik dan tenaga kependidikan, pengawas,pimpinan, bahkan Yayasan penyelenggara Pendidikan Tinggi.

Page 28: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin12

Pengembangan kurikulum PT berbasis KKNI, ditujukanuntuk menyiapkan generasi masa depan yang memilkikemampuan berkomunikasi, kamampuan berfikir jernih dankritis, kemampuan mempertimbang- kan segi moral suatupermasalahan, kemampuan menjadi warga negara yangbertanggung jawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dantoleran terhadap pandangan yang berbeda, kemampuan hidupdalam masyarakat yang mengglobal, memilki minat luas dalamkehidupan, memilki kesiapan untuk bekerja, memilkikecerdasan sesuai bakat/minatnya, dan memilki rasa tanggungjawab terhadap lingkngan (Daryanto, 2014: 6).

Seiring dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat yangsarat dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,seyogianya setiap komponen terkait dalam pendidikanmelakukan upaya perubahan, pengembangan dan inovasiterhadap tuntutan tersebut. Menjadi sebuah keniscayaan bilakurikulum terus hadir dengan pola-pola perubahan sebagai hasildari pemikiran masyarakat, karena “pengguna” kurikulum padaakhirnya juga masyarakat.

Respon pemerintah terhadap perubahan kurikulumtersebut dapat dilihat dari banyaknya aturan yang memayungipenerapan kurikulum baru, misalnya lahirnya UUndang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kebijakantentang implementasi kurikulum 2013, lahirnya Undang-undangNo. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, PeraturanPresiden No. 8 tahun 2012 tentang Kerangka KualifikasiNasional Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan danKebudayaan No. 49 tahun 2014 tentang Standar NasionalPendidikan Tinggi. Implikasi Kebijakan tersebut secara tidaklangsung berdampak pada pola perubahan kurikulum setiapprogram studi bahkan penyesuaian materi ajar (content) yangakan disampiakan kepada mahasiswa.

KKNI, merupakan kerangka acuan minimal yang menjadiukuran, pengakuan penjenjangan pendidikan yang dilakukan.KKNI juga disebut sebagai kerangka penjenjangan kualifikasikompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, danmengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidangpelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberianpengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaandi berbagai sektor. KKNI merupakan perwujudan mutu dan jatidiri Bangsa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan dan

Page 29: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 13

pelatihan nasional yang dimiliki Indonesia (Perpres Nomor. 8tahun 2012).

Dalam perspektif KKNI, setiap program studi diharuskanmemperjelas “profil lulusan” yang diharapkan melalui kegiatanpelacakan studi, studi kelayakan dan analisis kebutuhan dimasyarakat. Profil lulusan mencerminkan kemampuan minimalyang harus dikuasai mahasiswa setelah lulus yang merujukpada empat aspek kebutuhan (1) sikap (attitude), (2) bidangkemampuan kerja, (3) pengetahuan, dan (4) manajerial dantanggung jawab. Keempat kemammpuan kemudian harusdijabarkan ke dalam sebuah capaian pembelajaran (learningoutcome) pada setiap mata kuliah di program studi. Sehingganantinya, semua perencanaan pembelajaran atau RencanaPelaksanaan Semester (RPS) harus didasarkan pada capaianpembelajaran (Learning Outcome) yang sesuai dengan kebutuhanprofil lulusan.

Namun hal tersebut di PTKIS belum terlaksana denganmaksimal, walaupun Koprtais telah melakukan berbagaipembinaan serta pelatihan seperti seminar/workshop/diklatuntuk para pimpinan PTKIS, dalam mengimplementasi- kankebijakan kurikulum PT. Berbasis KKNI. bertujuan untukmeningkatkan profesionalisme dosen. Kondisi tersebut terjadimungkin disebabkan oleh kurangnya kemampuan para pimpiandalam memahami landasan pendidikan, mulai melemahnyasemangat mendidik, serta belum maksimalnya dalammenjalankan tugas profesinya, selain itu materi pelajaran yangdiampu tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya,masih kurangnya kesadaran dosen dalam penggunaan waktumengajar secara efektif. Sejatinya sebagai pimpinan lembagapendidikan formal, pmpinan PTKIS menjadi teladankeberhasilan proses pendidikan di lembaga yang bersanhgkutan.Oleh karena itu memintut peran pimpinan PTKIS sebagaiEdukator, Manajer, Administrator, Supervisor, Leader,Innovator, dan Motivator yang mampu menjalankan tugas sertakewajibannya sebagai pemimpin untuk meningkatkan kualitaspendidikan di PTKIS-nya.

Hal tersebut, menjadi peomena yang menarik untuk dikajilebih lanjut mengingat kondisi PTKIS di lingkungan KopertaisWilayah II Jawa Barat dan Banten belum seluruhnya memahamitentang implementasi kurikulum PT berbasis KKNI, makaberdasarkan latar belakang di atas penulis mencoba untuk

Page 30: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin14

mencermati dan mengetahui bagaimana peran Pimpinan PTKISmampu untuk mengimplementasikan kurikulum PT. BerbasisKKNI terhadap dosen maupun mahasiswa.

Berdasarkan kenyataan tersebut peneliti tertarik untukmelihat bagaimana peran dari pimpinan institusi dalampengembangan kurikulum dan upaya-upaya yang dilakukanuntuk menyiapkan lulusannya dapat diterima oleh lapanganpekerjaan. Untuk melakukan itu, maka penelitian ini denganjudul “Peran Pimpinan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islamwasta Dalam Implementasi Kurikulum Pendidikan TinggiBerbasis KKNI Menuju Akuntabilitas Pendidikan Tinggi” (Studidi PTKIS Wilayah II Jawa Barat dan Banten).

B. Identifikasi PernasalahanBerawal dari deskripsi latar belakang masalah di atas,

beragam fakta menggambarkan betapa rendahnya mutupengelolaan di kebanyakan PTKIS, demi kemaslahatanmasyarakat dapat menimbulkan citra buruk bagi mutu programPTKIS memang kurang/tidak bermutu sehingga tidak dapatmenghasilkan lulusan yang bermutu sesuai dengan kebijakan.Dampak ikutannya dapat berupa anggapan bahwa manajemenpendidikan Islam di PTKIS memang belum mampu menyajikanpelayanan yang bermutu yang memenuhi harapan customers danstakeholders.

Begitu pula dengan implentasi kebijakan kurikulum PTberbasis KKNI menuju akuntabiltas Pendidikan Tinggi. Jikapimpinan PTKIS sebagai pelaksana program kebijakankurikulum PT berbasis KKNI, tidak memiliki kemampuanmelaksanakan tugas yang disyaratkan oleh program makaPTKIS tidak dapat menyampaikan output program dengantepat. Atau, jika syarat yang ditetapkan organisasi pelaksanaprogram tidak dapat dipenuhi oleh kelompok sasaran makakelompok sasaran tidak mendapatkan output program.

Oleh karena itu, kesesuaian antara unsur dalam kebijakanpenerapan kurikulum PT berbasis KKNI, mutlak diperlukanagar program berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuatdan mewujdkan Pendidikan Tinggi yang akuntabel. Gunamenghadapi tantangan dan persaingan global, ratifikasiIndonesia di berbagai konvensi internasional serta menghadapiMasyarakat Ekonomi Asean (MEA). Maka implementasikebijakan penerapan kurikulum berorientasi SN Dikti dan KKNIharus segera dilaksanakan.

Page 31: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 15

1. Batasan Permasalahan

Berdasar pada identifikasi masalah implemetasikankurikulum PT berbasis KKNI menuju akuntabiltas PendidikanTinggi, maka fokus penelitian ini adalah “Peran ketua prodisebagai pembuat keputusan dalam implemetasikan kurikulumPT berbasis KKNI, guna mewujudkan PTKIS yang akuntabel,dengan Pertanyaan penelitian diarahkan pada: (1)Bagaimanakah ketua Prodi merencanakan danmengembangkan kurikulum di institusinya, (2) langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam menetapkan KPT,berbasis KKNI; (3) peran Stakeholder dalam penyusunan KPTberbasis KKNI; (3) faktor-faktor apa saja yang ikutmempengaruhi penerapan KPT berbasis KKNI.2. Rumusan Masalah

Berdasar pada identifikasi dan batasan masalahimplemetasikan kurikulum PT berbasis KKNI menujuakuntabiltas Pendidikan Tinggi, maka rumusan masalahnya,”bagaimana seharusnya pihak-pihak terkait berupaya untukimplemetasikan kurikulum PT berbasis KKNI, gunamewujudkan PTKIS yang akuntabel.” Maka untuk mengkajipokok permasalahan tersebut maka penulis mem-breakdawn kedalam beberapa sub masalah yaitu:

a. Seberapa besar peran ketua Prodi merencanakan danmengembangkan kurikulum dalam implentasi kurikulumPT berbasis KKNI menuju akuntabilitas PTKIS?

b. Bagaimana langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalammenetapkan KPT, berbasis KKNI; menuju akuntabilitasPTKIS?

c. Faktor-faktor apa saja yang ikut mempengaruhi penerapanKPT berbasis KKNI menuju akuntabilitas PTKIS?

d. Bagimana Dampak penerapan KPT berbasis KKNI terhadapakuntabilitas PTKIS?

C. Tujuan PenelitianBerdasar perumusan masalah dan berbagai fenomena

perkembangan yang terjadi, maka penelitian ini, memilikitujuan, yaitu:

1. Tujuan UmumSecara umum penelitian ini bertujuan ini ingin melihat

peran pimpinan PTKIS, dalam membuat keputusan terkait

Page 32: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin16

pelaksanaan sekaligus pengembangan kurikulum, dalammenjamin mutu lulusan dan mutu pendidikan.2. Tujuan Khusus

Berdasar pada tujuan umum untuk mengidentifikasi peranpimpinan dan kinerja dosen PTKIS dalam implentasi kurikulumPT berbasis KKNI menuju akuntabiltas Pendidikan Tinggi.Secara lehih khusus peneltian ini, bertujuan untuk:a. Mendeskripsikan peran ketua Prodi merencanakan dan

mengembangkan kurikulum dalam implentasi kurikulumPT berbasis KKNI menuju akuntabilitas PTKIS?

b. Mendeskripsikan langkah-langkah kegiatan yang dilakukandalam menetapkan KPT, berbasis KKNI; menujuakuntabilitas PTKIS?

c. Mendeskripsikan faktor-faktor yang ikut mempengaruhipenerapan KPT berbasis KKNI menuju akuntabilitas PTKIS?

d. Mendeskripsikan Dampak penerapan KPT berbasis KKNIterhadap akuntabilitas PTKIS?

D. Signifkasi Kontribusi Penelitian1. Kegunaan bagi ilmu pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusiterhadap model implementasi kebijakan pendidikan, khususnyadalam Implementasi kebijakan Kurikulum PT berbasis KKNIpada PTKIS Kopertais Wilayah II Jawa Barat dan Banten.2. Kegunaan bagi Institusi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahanpertimbangan dan masukan bagi pengambil kebijakanmengimplementasikan kebijakan pengembangan Kurikulum PTberbasis KKNI., sehingga output lulusan PTKIS di LingkunganKopertais Wilayah II Jabar Baten dari waktu ke waktu diikutidengan peningkatan kualitas.3. Kegunaan bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagimasyakat mahasiswa, orang tua maupun lingkungan dalammemenuhi kebutuhan, harapan, kepuasaan layanan, mutuproduk yang bekualitas.

Page 33: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 17

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Peran Pimpinan Pendidikan TinggiKeagamaan Islam Swasta

1. Makna Kepemimpinan

Ada beberapa makna dari peran, jika dipelajari lebih jauhlagi maka akan banyak makna dari kata “peran”. Kata ”peran”dapat dijelaskan sau persatu, diantaranya dijelaskan dariterjemahan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). DalamKamus Besar Bahasa Indonesia (2007:854) “... peran berartiperangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orangyang berkedudukan di masyarakat....”

Selanjutnya Veithzal Rivai dan Sylviana Murni (2009:245),menjelaskan bahwa, “peran adalah perilaku yang diatur dandiharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu”.

Ketika istilah peran digunakan dalam lingkunganPendidikan Tinggi, maka seseorang yang diberi (ataumendapatkan) suatu posisi, diharapkan menjalankan perannyasesuai dengan apa yang diharapkan oleh pekerjaan tersebut.Oleh karena itu, diperlukan sikap tanggung jawab danprofesional dari pemegang peran tersebut.

Berdasarkan definisi di atas penulis menarik simpulan,peran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dimilikioleh orang yang berkedudukan di masyarakat atau sebuahlembaga. Dalam hal ini, pimpinan perlu menjalankan perannyasesuai dengan hak dan kewajibannya. Peran sebagai Pimpinanadalah perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai denganposisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun informalyang memeberikan kontribusi kepada lembaganya.

Kepemimpinan berkaitan dengan proses yang disengaja dariseseorang untuk menekankan pengaruhnya yang kuatterhadap orang lain untuk membimbing, membuat struktur,

Page 34: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin18

memfasilitasi aktivitas di dalam kelompok atau organisasi.House et.,al. (Gary Yukl, 2010:4), menyatakan “kepemimpinanadalah kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi,dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusinyademi efektifitas dan keberhasilan organisasi”.

Hersey. P.& Blachard. K (1982: 99), menyimpulkan bahwakepemimpinan merupakan “Proses mempengaruhi aktivitasseseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan dalamsituasi tertentu. Berbeda dengan Blanchard, menurut Sondang.P. Siagian (2010:13), bahwa seseorang akan menjadi pemimpinefektif manakala mampu memenuhi tiga faktor mendasar yangmeliputi bakat sebagai pemimpin, pengetahuan teoritikal,sertakesempatan menduduki jabatan sebagai pemimpin. Jadikepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhiorang lain untuk mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan pola yang dikembangkan Korten, dapatdipahami bahwa jika tidak terdapat kesesuaian antara tiga unsurimplementasi kebijakan, kinerja program tidak akan berhasilsesuai dengan apa yang diharapkan. Jika output program tidaksesuai dengan kebutuhan kelompok sasaran jelas outputnyatidak dapat dimanfaatkan. Jika organisasi pelaksana programtidak memiliki kemampuan melaksanakan tugas yangdisyaratkan oleh program maka organisasinya tidak dapatmenyampaikan output program dengan tepat. Atau, jika syaratyang ditetapkan organisasi pelaksana program tidak dapatdipenuhi oleh kelompok sasaran maka kelompok sasaran tidakmendapatkan output program. Oleh karena itu, kesesuaianantara tiga unsur implementasi kebijakan mutlak diperlukanagar program berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.2. Peran dan Fungsi Kepemimpinan

Pada umunya fungsi kepemimpinan adalahmengusahakan agar kelompok yang dipimpinnya dapatmewujudkan tujuan dengan baik melalui kerjasama yangproduktif dalam segala situasi. Menurut Sondang S. P. Siagian(1999:46), fungsi-fungsi kepemimpinan meliputi:

a. Pimpinan Sebagai Penentu ArahSetiap organisasi dibentuk sebagai wahana untuk

mencapai tujuan tertentu. Arah yang hendak ditempuh olehorganisasi menuju tujuannya harus sedemikian rupa sehinggamengoptimalkan pemanfaatan dari segala sarana dan prasarana

Page 35: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 19

yang tersedia. Perumus dan penentu strategi dan taktik tersebutadalah pimpinan dalam organisasi tersebut.

b. Pimpinan Sebagai Wakil dan Juru Bicara OrganisasiKebijaksanaan dan kegiatan organisasi perlu dijelaskan

kepada pihak luar agar pihak tersebut mempunyai pengetahuanyang tepat tentang kehidupan organisasi yang bersangkutan,dan yang paling bertanggung jawab sebagai wakil dan jurubicara organisasi dalam hubungan dengan berbagai pihaktersebut adalah pimpinan organisasi. Pimpinan perlumengetahui keputusan lain yang telah dibuat oleh pimpinanyang lebih rendah. Serta pengetahuan tentang berbagai kegiatanyang berlangsung dalam organisasi sebagai pelaksanaan dariberbagai keputusan yang telah diambil.

c. Pimpinan Sebagai Komunikator yang EfektifPemeliharaan hubungan baik ke luar maupun ke dalam

dilakukan melalui proses komunikasi. Interaksi yang terjadiantara sesama anggota dalam suatu organisasi dimungkinkankarena komunikasi yang efektif. Komunikasi sangat diperlukanpimpinan dalam menyampaikan suatu keputusan dalam rangkapengendalian dan pengawasan, pengerahan bawahan danmenyampaikan informasi kepada pihak lain.

d. Pimpinan Sebagai MediatorDalam kehidupan organisasional, selalu ada saja situasi

konflik yang harus diatasi, baik dalam hubungan ke luarmaupun dalam hubungan ke dalam organisasi. Fungsi pimpinansebagai mediator dalam hal ini difokuskan pada penyelesaiansituasi konflik yang mungkin timbul dalam organisasi.Timbulnya situasi konflik dalam organisasi merupakantantangan yang harus dihadapi pimpinan. Untuk mengatasinyasecara rasional, objektif, efektif dan tuntas, dituntutkemampuannya berperan sebagai seorang mediator yanghandal.

e. Pimpinan Sebagai IntegratorAdanya pembagian tugas, sistem alokasi daya, dana dan

tenaga, serta diperlukannya spesialisasi pengetahuan danketrampilan dapat menimbulkan sikap, perilaku dan tindakanyang berkotak-kotak. Oleh karena itu diperlukan integratorterutama pada hirarki puncak, yaitu pimpinan. Hanyapimpinanlah yang berada “di atas semua orang dan semuasatuan kerja yang memungkinkannya menjalankan perananintegratif yang didasarkan pada pendekatan yang holistik.

Page 36: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin20

Berdasarkan pembahasan tersebut di atas dapatdisimpulkan bahwa keefektivan kepemimpinan dapat disorotidari segi penyelenggaraan fungsi-fungsi kepemimpinan yangbersifat hakiki, yaitu sebagai penentu arah yang hendakditempuh melalui proses pengambilan keputusan, sebagai wakildan juru bicara organisasi dalam usaha pemeliharaan hubungandengan pihak-pihak yang berkepentingan di luar organisasi,sebagai komunikator yang efektif, sebagai mediator yangrasional, objektif dan netral serta sebagai integrator. Denganfungsi-fungsi kepemimpinan tersebut, seorang pimpinan dapatmenggerakkan, mengarahkan dan mempengaruhi bawahannya.

3. Kepemimpinan Pendidikan Tinggi

a. Hakikat Kepemimpinan Program Studi di Pendidikan

Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untukmenggerakan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuanpendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektifdan efisien. Salah satu pemimpin di institusi pendidikan tinggi,adalah Ketua Program Sstidi merupakan tokoh sentral dalampendidikan tinggi. Berdasar pada UU no12 tahun 2012, Bab Ipasal 1, ayat (7), dinyatakan bahwa:

“...Program Studi adalah kesatuan kegiatan Pendidikandan pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metodepembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikanakademik, pendidikan profesi, dan/atau pendidikanvokasi”.

Ayat, ini mengisayarkan bahwa pentingnya kedudukanprogram studi pada suatu perguruan tinggi.

Ketua Prodi dapat berperan sebagai fasilitator bagipengembangan pendidikan termasuk di dalamnyapengembangan kurikulum. Ketua Prodi juga berperan sebagaipelaksana suatu tugas, sebagai akumulator, konseptor,manajerial yang bertanggung jawab dan berkontribusidisemua kegiatan atau institusi.

Henry Mintzberg (Wahjosumidjo, 2010:90), menyatakanada tiga macam peran pemimpin dilihat dari otoritas dan statusformalnya. Peran tersebut meliputi interpersonal, informational,dan decision roles.

Kaprodi merupakan ujung tombak keberhasilan PT untukmutu disamping pimpinan lainnya seperti ketua program Studi,dekan, dan rektor. Dengan demikian Kaprodi merupakansasaran yang tepat untuk dijadikan sasaran (responden).

Page 37: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 21

Sementara Dosen dijadikan sasaran dalam penelitian ini karenabeberapa literatur menyatakan bahwa dosen adalah penentuutama pendidikan yang berkualitas. Dosen adalah pendidikprofesional dan ilmuwan dengan tugas utamamentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskanilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan,penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (UU.RI, no.14/2005).

Maka dari itu, kepemimpinan Program Studi, memerlukanperhatian yang utama karena melalui kepemimpinan programstudi yang baik, akan melahirkan tenaga-tenaga yangberkualitas dalam berbagai bidang sebagai pemikir, pekerja,yang terpenting bahwa melalui pendidikan, kita dapatmenyiapkan tenaga-tenaga yang berkualitas, tenaga yang siaplatih dan siap pakai memenuhi kebutuhan masyarakat bisnis,dan industri, serta masyarakat lainnya (Subagio, 2005:161).

Kunci keberhasilan suatu lembaga pendidikan padahakikatnya terletak pada efisiensi dan efektifitas penampilanpemimpinnya. Pemimpin dituntut memiliki persyaratan kualitaskepemimpinan yang kuat, sebab keberhasilan suatu lembagahanya dapat dicapai melalui kepemimpinan seorang pemimpinyang berkualitas. Pemimpin yang berkualitas adalah pemimpinyang memiliki kemampuan dasar, kualifikasi pribadi, sertapengetahuan dan keterampilan profesional (Akif, 2015:12).

Kepemimpinan pendidikan (school leader/principal),dalam tataran organisasi Perguruan Tinggi akan berkaitandengan kepemimpinan pendidikan hal ini disebabkan pimpinanpendidikan merupakan orang yang punya otoritas tertinggidalam pengelolaan Lembaga Pendidikan guna mencapai tujuanyang telah ditentukan (Uhar, 2010:136).

Untuk hal itu, Kasali (Muhaimin, 2012:29), denganmengutip Maxwell mengemukakan ada lima levelkepemimpinan yaitu: (1) level 1, pemimpin karena hal-hal yangbersifat legalitas misalnya menjadi pemimpin karena SuratKeputusan (SK); (2) level 2, pemimpin yang memimpin dengankecintaannya, pemimpin pada level ini sudah memimpin orangbukan memimpin pekerjaan; (3) level 3, pemimpin yang lebihberorientasi pada hasil, pada pemimpin level ini prestasi kejaadalah sangat penting; (4) level 4, pada tingkat ini pemimpinberusaha menumbuhkan pribadi-pribadi dalam organisasiuntuk menjadi pemimpin; (5) level 5, pemimpin ini memiliki

Page 38: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin22

daya tarik yang luar biasa. Pada pemimpin level ini orang-orangingin mengikutinya bukan hanya karena apa yang telahdiberikan pemimpin secara personal atau manfaatnya, tetapijuga karena nilai -nilai dan simbol-simbol yang melekat padadiri orang tersebut.

Untuk hal itu, Muhaimin (2012:31), menegaskan bahwa,agar seorang pimpinan pendidikan mampu bergerak daripemimpin level 1 menuju pemimpin level di atasnya, sampaidengan pemimpin level 5 dibutuhkan empat unsur, yaitu: (1)Unsur pertama yang harus dimiliki Pimpinan Pendidikan untukmampu menjadi pemimpin besar adalah visi; (2) Unsur keduaadalah keberanian. Pimpinan Pendidikan yang mencintaipekerjaannya akan memiliki keberanian yang tinggi, karenadengan kecintaannya terhadap pekerjaannya tersebut berarti iamengerjakannya dengan hati; (3) Unsur ketiga adalahkemampuan untuk bekerja dalam alam yang realistis, dan (4)Unsur keempat Pimpinan pendidi mampu menjadi pemimpinyang tidak sekedar pemimpin legalitas adalah memilikikepedulian dan sensivitas yang tinggi terhadap manusia.

Maka dari itu, untuk bisa memimpin dengan baik, seorangpemimpin harus mencintai orang-orang yang dipimpinnya.Seorang pemimpin untuk dapat memulai memimpin denganbaik adalah dengan memiliki sifat kasih sayang atau mencintaiterhadap yang dipimpinnya. Dengan dimilkinya sifat ini, makapemimpin akan menjadi SDM sebagai aset utama yang palingpenting dan tidak tertandingi oleh aset apapun.

Dari paparan di atas, diketahui bahwa kunci sukses yangmenentukan keberhasilan pendidikan Tinggi adalahkepemimpinan Program Studi, terutama dalammengoordinasikan, menggerakkan dan meyelaraskan semuasumber daya pendidikan yang tersedia. Kepemimpinan ProgramStudi merupakan salah satu faktor penentu yang dapatmenggerakkan semua sumber daya Program Studi, untukmewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran melalui kegiatanPendidikan dan pembelajaran yang memiliki kurikulum danmetode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikanakademik, pendidikan profesi, dan/atau pendidikan vokasiyang dilaksanakan secara terencana dan bertahap.

Oleh karena itu, dalam menyukseskan implementasikurikulum pendidikan tinggi berbasis KKNI, diperlukanPimpinan program Studi yang mandiri, profesional dengan

Page 39: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 23

kemampuan manajemen serta kepemimpinan yang tangguh,agar mampu mengambil keputusan dan prakarsa untukmeningkatkan mutu pendidikan. Maka dari itu pulakepemimpinan Program Studi diperlukan, terutama untukmemobilisasi sumber daya pendidikan dalam kaitannya denganperencanaan dan evaluasi program, pembelajaran, pengelolaanketenagaan, sarana dan sumber belajar, keuangan, pelayanansiswa, serta hubungan dengan masyarakat (Mulyasa, 2014:39).

Pimpinan dalam satuan pendidikan, seperti halnyaProgram Studi, Ia mempuyai dua jabatan dan peran pentingdalam melaksanakan proses pendidikan. Pertama, Ia adalahpengelola pendidikan di lembaganya (dosen), dan kedua, Iaadalah pemimpin formal pendidikan dilembaganya (Ara, 2012:106).

Selanjutnya, Soewadji Lazaruth (2005:60), menjelaskanbahwa, pemimpin pendidikan mempunyai peranan sangat besardalam mengembangkan mutu pendidikan. Berkembangnyasemangat kerja, kerja sama yang harmonis, minat terhadapperkembangan pendidikan, suasana kerja yang menyenangkandan perkembangan mutu profesional di antara para dosenbanyak ditentukan oleh kualitas kepemimpinan. Sebagaipemimpin pendidikan (Ketua Prodi) harus mampu menolongstafnya untuk memahami tujuan bersama yang akan dicapai.Pimpinan pendidikan harus memberi kesempatan kepadastafnya untuk saling bertukar pendapat dan gagasan sebelummenentukan tujuan.

Pimpinan pendidikan terdiri dari dua kata kunci yaitu"pimpinan" dan "pendidikan". berarti ketua atau kepalapemimpin dalam sebuah organisasi atau lembaga pendidikantempat menerima dan memberi pelajaran (Wahjosumidjo, 2007:83).

Untuk hal itu, Subagio (2005: 161), menegaskan bahwa;pimpinan pendidikan adalah seorang guru/dosen (jabatanfungsional) yang diangkat untuk menduduki jabatan struktural(kepala sekolah/ketua program studi) di Prodinya. Ia adalahpejabat yang ditugaskan untuk mengelola Prodi.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulanbahwaPimpinan PTKIS adalah seorang dosen yang mendapat tugastambahan dimana Pimpinan PTKIS merupakan orang yangpaling bertanggung jawab terhadap aplikasi prinsip-prinsipadministrasi pendidikan yang inovatif di lembaganya. Sebagai

Page 40: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin24

orang yang mendapat tugas tambahan berarti tugas pokokPimpinan PTKIS tersebut adalah dosen yaitu sebagai tenagapengajar dan pendidik. Sehingga dapat dipahami bahwaPimpinan PTKIS menduduki dua fungsi yaitu sebagai tenagakependidikan dan sebagai pendidik.

Pimpinan PTKIS, dimaksdsud adalah Rektor bagiUniversitas dan Institut; Ketua bagi Sekolah Tinnggi; Dekan bagiFakultas dan Ketua program Studi/Jurusan.

Pendidikan sebagai usaha membantu anak didik mencapaikedewasaan, diselenggarakan dalam suatu kesatuan organisasisehingga usaha yang satu dengan lainnya saling berhubungandan saling mengisi. Pengelolaan pendidikan denganmenciptakan lingkungan belajar yang kondusif secaraberkelanjutan merupakan komitmen dalam pemenuhan janjisebagai sebagai pemimpin pendidikan. Peranan Pimpinanpenting sangat penting dalam menentukan operasional kerjaharian, mingguan, bulanan, semesteran, dan tahunan yang dapatmemecahkan berbagai problematika pendidikan di sekolah.Pemecahan berbagai problematika ini sebagai komitmen dalammeningkatkan mutu pendidikan melalui supervisi pengajaran,konsultasi dan perbaikan-perbaikan penting guna meningkatkankualitas pengajaran (Syaiful Sagala, 2013: 19).

Peran pimpinan pendidikan yang paling penting untukmemastikan kesuksesan pembelajaran siswa adalah adanyakepemimpinan dalam pengajaran yang efektif (James, 2013: 13).Maka dari itu, pimpinan PTKIS yang berfokus pada visi yangtelah ditetapkan untuk sekolahnya, akan menjaga kemampuanmemimpin dalam diri dosen. Selain itu, Pimpinan pendidikkanmemberi contoh pengajaran dan pembelajaran yang efektif,sehingga sekolah berjalan dengan arah yang benar.

Pimpinan PTKIS harus mampu menciptakan situasi belajarmengajar yang baik. Ini berarti bahwa ia harus mampumengelola “school plant”, yaitu pelayanan-pelayanan khusussekolah, dan fasilitas-fasilitas pendidikan sehingga Guru/dosen-Guru/dosen dan murid-murid memperoleh kepuasanmenikmati kondisi-kondisi kerja; mengelola personalia pengajardan murid; membina kurikulum yang memenuhi kebutuhananak; dan mengelola catatan-catatan pendidikan. Kesemuanyaini diharapkan, agar ia dapat memajukan program pengajaran disekolahnya (Hendiyat, dkk., 1988:19).

Page 41: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 25

Menurut Usman, H. (2006:277), rektor, direktur, ketua, danjururusan suatu Perguruan tinggi, berfungsi sebagai personnal,educator, manager, administrator, supervisor, social, leader,entreupreneur and climator sangat berperan dalam membentukkualitas dosen.

Dalam dunia pendidikan, peran Pimpinan sangatmenentukan untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar.Perannya bukan hanya menguasai teori teori kepemimpinan,lebih dari itu seorang Pimpinan pendidikan harus bisamengimplementasikan kemampuannya dalam aplikasi teorisecara nyata. Untuk itu, seorang Pimpinan pendidikan sudahsepatutnya memiliki ilmu pendidikan secara menyeluruh.

Ada beberapa hasil penelitian kepemimpinan pendidikandalam pengajaran khususnya Amerika Serikat diketahui bahwakepemimpinan pengajaran banyak dikaitkan dengankeberhasilan sekolah yang efektif (School efectiviness). Penelitianini dilakukan antara lain oleh Edmonds (1979), Brookover et al.,(1979), Sapore (1983), dan Rutter et al., (1979), yang menyatakanbahwa sekolah yang berprestasi mempunyai kepala sekolah yangdapat memahami peranan yang dimainkan dalam programpengajaran di sekolahnya. Kajian liain, dilakukan oleh Levindan Locked (1993), Mortimore (1998), Cheng (1996), Scheernsdan Bosker (1997), menunjukkan bahwa peranan pemimpinmerupakan elemen yang penting dalam mewujudkan perubahandan keberhasilan suatu sekolah. Dalam kegiatannya bahwapemimpin memiliki kekuasaan untuk mengerahkan danmempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugasyang harus dilaksanakan. Pada tahap pemberian tugaspemimpin harus memberikan arahan dan bimbingan dengan jelas,agar bawahan dalam melaksankaan tugasnya dapat denganmudah dan hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telahditetapkan (Yusran Razak, dkk. 2016: 31).

Untuk hal itu, E.Mulyasa (2007:120), menegaskan bahwauntuk mendorong visinya dalam meningkatkan kualitas tenagakependidikan Pimpinan pendidikan harus mempunyai peransebagai E.M.A.S.L.I.M., apabila teori tersebut diperankan padaKetua Program Studi PTKIS, adalah sebagai berikut: (a)pimpinan sebagai pendidik (edukator) sebagai pendidik,pimpinan harus senantiasa berupaya meningkatkan kualitaspembelajaran yang dilakukan oleh para Guru/dosen,menggerakkan kegiatan belajar menajar yang merupakan intu

Page 42: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin26

dari proses pendidikan, memiliki strategi yang tepatuntukmeningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan disekolah/prodi-nya; (b) pimpinan sebagai pelaksana administrasi(administrator) sekaligus pengelola (manajer) di sekolah/prodi-,pimpinan dituntut untuk mampu menerapkan kurikulumdengan baik, mengelola sarana dan prasarana agar mampumendayagunakan sumber daya sekolah/prodi-nya dalamrangka mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan; (c)pimpinan sebagai pemimpin (leader) dan pembaharu(innovator) dengan menjadi pemimpin yang mampumembangun dan menjalin komunikasi yang harmonis kepadastakeholders sekolah/prodi-nya sehingga mendapatkan ide dangagasan baru untuk memajukan sekolah/prodi-nya yang lebihbaik; (d) pimpinan sebagai pengawas (supervisor) memberikanbimbingan, bantuan, pengawasan dan penilaian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan danpengembangan pendidikan serta pengajaran yang berupaperbaikan program dan kegiatan pendidikan pengajaran untukdapat menciptakan situasi belajar mengajar yang kondusif; dan(e) tugas dan fungsi pimpinan ptkis sebagai pemberi motivasi(motivator) terutama kepada pendidik dalam menjalankantugasnya serta dalam mengembangkan innovasi yang telahpimpinan berikan. bentuk motivasi yang pimpinan berikansangat beragam, baik berupa materi maupun diklat danpelatihan yang menunjang kinerja pendidik.

Menurut Ordway Tead (Engkoswara, 2012:179), bahwaperanan pemimpin akan berhasil apabila memiliki sepuluh sifatkepemimpinan sebagai berikut:1) Energik jasmiah dan mental. ia memiliki kekuatan fisik yang

tangguh dan mentalitas baja yang tak pernah menyerahdalam menjalankan kepemimpinannya;

2) Kesadaran akan tujuan dan arah. ia menyadari betulmemelihara tujuan dan mengupayakan keberhasilan;

3) Antusiasme. ia memilki keyakinan dalam usahanya sehinggabekerja dengan optimisme yang tinggi;

4) Keramahan dan kecintaan. Sikap ramah yangmenguntungkan pemimpin adalah keramahan yang tulusdiikuti dengan penuh kasih sayang kepada sesame;

5) Integritas. Pemimpin yang memilki integritas adalah seorangyang memilki kepribadian utuh yang dapat dijadikanteladan; (6 penguasaan teknis.

Page 43: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 27

6) Penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian dalambidangnya membuat bawahan percaya dan ini menimbulkankewibawaan;

7) Ketegasan dalam mengambil keputusan. Saat mengambilkeputusan pemimpin harus tegas dalam memutuskanpersoalan dengan didasari prosedur yang benar danpelaksanaan yang konsisten;

8) Kecerdasan. Pemimpin yang cerdas adalah pemimpin yangmampu berfikir rasional dan menggunakan hati dalammelaksanakan kepemimpinannya;

9) Keterampilan mengajar. Ia harus mampu mendidik, melatih,dan membimbing anggota secara emphatic, dan

10) Kepercayaan (faith). Pemimpin yang dipercaya akandisenangi dan dengan penuh kerelaan anggota akanmengikuti semua perintah.

Berdasarkan bebarap pandangan diatas mengenai peranPimpinan pendidikan, maka dapat disimpulkan bahwaPimpinan PTKIS adalah seorang pemimpin yang menjalankanperannya dalam memimpin lembaga pendidikan. PimpinanPTKIS perlu terus mengembangkan diri agar pelaksanaan dantugasnya dapat mendorong organisasi sekolah kearah yang lebihefektif dan berkualitas sesuai dengan tuntutan masyarakat yangterus berkembang.

Dari beberapa teori di atas, Peters, dkk.(1993:116),menyimpulkan bahwa kriteria model pimpinan pendidikan yangefektif dicirikan dengan tujuh hal yaitu: (1) visioner, (2) agenperubahan, (3) percaya diri, (4) kharismatik, (5) empatik, (6)membangkitkan inspirasi, (5) merangsang intelektual.

b. Kepemimpinan Ideal Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi adalah wahana akademik, danmerupakan tempat berkumpulnya para ilmuan dimanapengelolaannya harus bisa mengakomodir semua unsur dankepentingan didalamnya secara profesional. Atmosferakademik akan tercipta jika civitas akademica yang merupakantiga unsur utama di dalam pendidikan tinggi yaitu dosen,mahasiswa dan pegawai harus bisa bersinerji dalam memainkanperanannya (Rina Anwar, 2011: 15). Peranan yersebut, antara lain:1) Pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat

merupakan Tridharma Pendidikan Tinggi yang tugasnyadiemban oleh setiap dosen sebagai tenagapendidik/tendik/fungsional. Sedangkan untuk pengelolaan

Page 44: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin28

sumber daya (SDM, keuangan, aset, data, sisteminformasi, dan lainnya) biasanya ditugaskan kepadapegawai sebagai tenaga kependidikan/distendik/struktural.Hal ini senada dengan Peraturan Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi BirokrasiRepublik Indonesia (PermenPAN dan RB nomor 34 tahun2011, tentang Pedoman Evaluasi Jabatan. Sedangkanmahasiswa sangat jelas sekali posisinya sebagai objek yangsangat vital dalam Pendidikan Tinggi.

2) Keberadaan dan keberhasilan sebuah lembaga Pendid ikanTinggi sangat bergantung pada input, proses, output, danoutcome, yang mana kesemua tahapan ini harusdikendalikan oleh seorang pimpinan yang capable dalambidangnya. Mengacu pada lingkup tugas tenaga pendidik(dosen) dan tenaga kependidikan (pegawai) di atas makapemimpin di Pendidikan Tinggi (kampus) sebenarnyadapat dibagi menjadi dua kelompok: (a) para pemimpinstruktural (structural leaders) seperti dekan dan stafnya,rektor dan stafnya; serta (b) para pemimpin ilmu (scientistleaders) yang mempimpin kelompokilmu, dihormati oleh peers-nya, mempunyai followerkeilmuan, mahasiswa, peneliti, ataupun masyarakatumum.

3) Kepemimpinan struktural di universitas mencakup Dekandan Rektor. Ketua Program Studi/Jurusan. Mereka adalahpemimpin administratif dan akademik yang mendukungpara dosen. Dalam hal ini diperlukan kepemimpinan yangsupportive dimana ada pemimpin (struktural) yangmendukung pemimpin lain (pemimpin keilmuan). Modelini serupa dengan kepemimpinan di lembaga yangberbasis pengetahuan, misal: rumah sakit, lembagakonsultan, lembaga penelitian. Dekan dan Rektordiharapkan seorang pemimpin yang kompeten untukmemimpin sebuah sistem yang solid.

4) Di sebuah fakultas pemimpin struktural boleh hanya satu,akan tetapi pemimpin ilmu bisa banyak (puluhan),seperti dosen yang mendidik mahasiswa,mengembangkan ilmu pengetahuan, mereka memimpinprogram studi pendidikan, laboratorium, studio, pusatdan unit penelitian juga menghasilkan karya -karyailmiah yang meningkatkan kinerja pendidikan tinggi.

Page 45: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 29

Para scientist leaders ini yang bersama-sama akanmeningkatkan kinerja universitas dan mengembangkanilmu pengetahuan. Scientist leader juga yang menemukanilmu baru, memberikan pencerahan ke masyarakat,memperoleh hadiah Nobel, sampai ke membimbing calonpemimpin bangsa. Agar para scientist leaders ini dapatbekerja dengan baik dan nyaman serta tidak anarkis, makaharus ada dekan atau rektor. Efektifitas pelaksanaan tatakelola perguruan tinggi merupakan tanggung jawabpemimpin perguruan tinggi (rektorat) atau fakultas.

Maka dari itu, ciri-ciri di atas, menurut Laksono T(2012: 8), diperlukan untuk menopang para pemimpinkeilmuan (scientist leaders). salah satunya bengan perilakupimpinan yang supportif, Dekan, ketua jurusan bersamaanggota sistem infrastruktur pendukung, bersifat:

1) Mendukung kebutuhan dosen lain, misalnya: tempat kerjayang baik, pelatihan, pendidikan lebih lanjut (S2/S3) dansebagainya.

2) Ramah, memberikan informasi mengenai kesempatan bagidosen untuk berkembang dan mendorong para dosenuntuk maju.

3) Memahami dan mempunyai empati pada masalah -masalahyang dihadapi para dosen dalam bekerja.

4) Mendukung karier para dosen, terlepas dari perbedaansuku, agama, ras, dan kekerabatan.

5) Dapat dipercaya oleh dosen yan g dipimpinnya dandihargai.

6) Memimpin perekrutan dosen yang memberikan peluangsama bagi semua pihak untuk terpilih (tidak KKN).

c. Ciri Pokok Kepemimpinan Perguruan Tinggi Bermutu

Pimpinan adalah salah satu kategori SDM di PT. Yangdimaksud dengan pimpinan ialah seseorang yang ditugaskanmemimpin PT atau suatu unit PT pada suatu lapisanmanajemen seperti fakultas, jurusan, lembaga, dan biro. Katapimpinan dalam hal sinonim dengan manajer, untukmembedakan dari pemimpin yang mengandung makna lebihluas dan umum. Arti pimpinan juga terkandung dalam artipemimpin. Dalam hubungan ini, kedudukan dosen agak unik.Jika kelas (yang diajar) dipandang sebagai suatu unit PT, makadia dapat disebut pimpinan (manajer). Tapi jika kelas

Page 46: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin30

dipandang sebagai guru suatu kelompok sosial (sejumlahmahasiswa), maka ia dapat dipandang sebagai pemimpin.Kepemimpinan adalah sikap, gaya, dan kemampuan yangdimiliki oleh seorang pimpinan atau pemimpin (Tampubolon,2001:100).

Berdasarkan pengertian kepemimpinan di atas, menurutTampubolon (2001:102), ada lima ciri pokok kepemimpinandalam mengelola PT bermutu, yaitu:

1) Visioner, mengandung pengertian mempunyai wawasanyang luas dan matang sehingga mampu memperkirakanmasa depan. Pengertian ini mengimplikasikan adanyakemampuan merumuskan visi dan misi PT, serta bersikapdan bertindak proaktif. Pemimpin yang visioner tidakcenderung bersikap status quo atau mempertahankantradisi yang tak sesuai lagi dengan perkembangan zaman,akan tetapi ia adalah agen perubahan.

2) Pemersatu, berarti mampu mempersatukan semua unsur danpotensi yang berbeda-beda sehingga menjadi kekuatansinergis yang bermanfaat bagi semua pihak. Kebergaman itubagi seorang pemimpin pemersatu adalahsuatu keindahan dan kekuatan yang dapat membawakebahagiaanbersama.

3) Pemberdaya, berarti mampu dan selalu berusaha mendorong,memotivasi, dan membantu orang lain untukmengembangkan dirinya menjadi lebih bermutu.Pemberdaya mengimplikasikan adanya sifat-sifat dankemampuan-kemampuan: demokratis, terbuka, delegatif,komunikatif, empatik, tanggap, memotivasi, menumbuhkansituasi M-M, memfasilitasi.

4) Pengendali RE, berarti mampu mengendalikan rasio (R) danemosi (E), secara seimbang. Pemimpin yang pengendali R-Emampu mengendalikan rasio dan emosinya sendiri dalammenghadapi setiap masalah atau tantangan. Disamping itu,selalu berusaha memahami pikiran dan perasaan orang lain,sehingga dapat menentukan pendekatan yang paling baikdalam bernegosiasi dan membina hubungan yang salingmenguntungkan.

5) Integritas, mengandung pengertian selalu taat pada prinsip-prinsip moral dan hukum, terutama ajaran agama, dalamsemua gerak kehidupan, termasuk kehidupan akademik.

Page 47: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 31

Karena itu, orang yang mempunyai integritas selalumempunyai nama baik, dihormati, serta disegani denganwajar dan tulus di tengah masyarakat. Demikian jugapimpinan PT di semua lapisan manajemen, termasuk dosen.

d. Tugas Pimpinan Program Studi di PTKI

Dekan, ketua program studi atau pejabat PTKI yangsejenis merupakan atasan langsung dosen yang memilikikewajiban mengarahkan dan melakukan pembinaan kepadadosen dalam kedudukan sebagai penanggungjawabpelaksanaan BKD di tingkat fakultas atau jurusan atau jabatansejenis, dengan tugas, sebagaimana diuraikan oleh Diktis (2011:34-5), sebagai berikut:

1) Dekan, ketua jurusan, ketua program studi atau pejabatPerguruan Tinggi Keamaan Islam (PTKI) yang setara wajibmendistribusikan secara adil tugas pengajaran kepada dosen.

2) Dekan, ketua jurusan, ketua program studi atau pejabatPerguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) yang sejenis wajibmengalokasikan waktu bagi dosen untuk menjalankan tugasPendidikan dan pengajaran dan penelitian dengan bobotsekurang-kurangnya 9 (sembilan) SKS setiap semester. Dekan,ketua jurusan, ketua program studi atau pejabat PTAI yangsejenis wajib mengusulkan dosen fakultas yang tidak dapatmemenuhi bobot minimum tugas Pendidikan dan pengajarankepada Rektor atau pimpinan PTAI sejenis untuk ditugaskandi fakultas atau jurusan lain pada internal PTAI atau padaPTAI lain dengan skema program resource sharing.

3) Pada awal semester, dekan, ketua jurusan, ketua programstudi atau pejabat sejenis pada PTAI (Perguruan Tinggi AgamaIslam) dapat meminta para dosen untuk mengumpulkanRBKD. RBKD digunakan sebagai patokan pengaturan bebankerja dosen pada semester yang akan datang. Teknispengumpulan RBKD dapat ditunjuk melalui Unit PelaksanaPenjaminan Mutu, atau lembaga sejenis. Dekan, ketua jurusan,ketua program studi atau pimpinan PTAI yang sejenismenegur secara lisan atau tertulis pada dosen yang belummembuat/menyampaikan RBKD sesuai dengan batas waktuyang telah ditetapkan. Ketentuan teknis tentang hal ini diaturmelalui peraturan pimpinanan perguruan tinggi masing-masing.

Page 48: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin32

B. Implementasi Kebijakan Kurikulum Pendidikan TinggiBerbasis KKNI

Ahli manajamen kebijakan David C. Korten (PenelitianTarigan, 2000:19), memandang, bahwa suatu program akanberhasil diimplementasikan, jika terdapat kesesuaian dari tigaunsur implementasi program, yaitu: pertama, kesesuaian antaraprogram dengan pemanfaat, yaitu kesesuaian antara apa yangditawarkan oleh program dengan apa yang dibutuhkan olehkelompok sasaran (pemanfaat). Kedua, kesesuaian antaraprogram dengan organisasi pelaksana, yaitu kesesuaian antaratugas yang disyaratkan oleh program dengan kemampuanorganisasi pelaksana. Ketiga, kesesuaian antara kelompokpemanfaat dengan organisasi pelaksana, yaitu kesesuaian antarasyarat yang diputuskan organisasi untuk dapat memperolehoutput program dengan apa yang dapat dilakukan olehkelompok sasaran program.

1. Konsep Dasar Implementasi Pegembangan Kurikulum

a. Makna Implementasi

Implementasi adalah melaksanakan sesuatu atau aplikasipraktis dari metode, prosedur atau tujuan yang diinginkan.Loucks dan Lieberman (1983: 2011), mendefinisikanimplementasi kurikulum sebagai mencoba praktek baru dan apayang akan tampak ketika benar-benar digunakan dalam sistemkampus. Contoh, rencana kurikulum yang diintegrasikandengan penggunaan teknologi.

Tujuan mengembangkan kurikulum adalah untukmembuat perbedaan bagi para peserta didik. Singkatnya,implementasi kurikulum membawa perubahan dan mudah-mudahan perbaikan. Bagaimana Anda membawa perubahan?Dengan kata lain, bagaimana Anda memastikan bahwakurikulum membawa perubahan yang diinginkan.

Pada dasarnya, perubahan adalah melakukan sesuatusecara berbeda. Perubahan dihasilkan dari pengetahuan baru.Namun demikian, kehadiran pengetahuan baru tidak cukupuntuk perubahan. Orang biasanya enggan untuk berubah karenamereka merasa nyaman dengan apa yang mereka sedanglakukan. Jadi, untuk mengubah, mereka harus menyadarikebutuhan untuk berubah. Orang sepertinya lebih menyadari

Page 49: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 33

kebutuhan untuk berubah, jika mereka memahami perubahandan bagaimana cara kerjanya.

Untuk hal itu, Kurt Lewin (Saefullah, dkk., 2016:4),dianggap sebagai bapak perubahan sosial menyarankan padamodel keseimbangan (lihat Gambar 2. 1), sebagai berikut:

Keseimbangan

Daya Dorong Daya Penahan

a. Regulasi pemerintahb. Kebutuhan masyarakat

c. Perubahan Teknologi,penetahuan, dan

keterampiland. Ledakan pengetahuan

e. Proses administratrif

a. Ketakutan atas apa yang tidakdiketahui

b. Ancaman terhadap kekuasaandan kebiasaan

c. Usangd. Nilai tradisional

e. Keterbatasan Sumberdaya

Gambar 2.1. Model Medan Daya (Kurt Lewin)Sumber: diadaftasi dari (Saefullah, dkk.2016)

Menurut Kurt Lewin, semua orang dihadapkan dengandua kekuatan yang saling bersaing. yaitu:1) Daya Dorong (driving forces); Ini adalah kekuatan yang

mengarahkan atau mendorong Anda untuk melakukansesuatu dan perubahan ke arah tertentu. Daya ini cenderunguntuk memulai sebuah perubahan dan menjaga itu terusterjadi. Di tempat kerja, tekanan dari atasan Anda, insentifkeuangan dan persaingan untuk promosi mungkin dapatdijadikan contoh untuk daya dorong ini.

2) Daya penahan (restraining force); Ini adalah kekuatan untukmenahan atau mencegah Anda melakukan sesuatu danperubahan. Di tempat kerja sikap apatis, permusuhan,peralatan yang usang, adalah beberapa contoh daya penahanini.

Adapun kesetimbangan, ketika dua kekuatan (pendorongdan penahan) memiliki kekuatan yang sama, status quodipertahankan. Dengan kata lain, tidak ada upaya menujuperubahan dan jadi Anda melakukan hal yang sama seperti yangAnda lakukan sebelumnya.

Page 50: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin34

Sebagai contoh, di lingkungan kampus, ketua jurusan atauketua prodi yang otokratis dan terus-menerus menekanbawahannya mungkin dapat membawa perubahan dalamjangka pendek. Dengan kata lain, kekuatan pendorong telahmengalahkan kekuatan penahan dan ketika hal ini terjadi,perubahan dimulai. Selama kekuatan pendorong lebih kuatdaripada kekuatan penahan, perubahan akan terus berlanjut.

Metode yang digunakan oleh ketua jurusan dapatmenyebabkan peningkatan permusuhan dan antagonisme danyang nampak pada diri dosen, dosen menolak untuk bekerjasama dan enggan untuk melakukan lebih dari yang diperlukan.Dengan kata lain, daya penahan nampak lebih kuat danperubahan perlahan akan berhenti.

Untuk hal itu, Lewin (Saefullah, dkk., 2016:4), menekankanbahwa untuk membawa perubahan, lebih baik mengurangi dayapenahan daripada meningkatkan daya pendorong. Ini disebutsebagai unfreezing dimana kekuatan-kekuatan penahandikurangi untuk merangsang peningkatan kekuatan pendorong.Misalnya, ketua jurusan dapat mendorong lebih banyak diskusidan pemecahan masalah kelompok dalam upaya untukmenghilangkan permusuhan dan sikap apatis.

Jika ada kekhawatiran/ketakutan di kalangan dosententang hal yang mereka tidak akan tahu-bagaimanamenerapkan perubahan yang terbaik, akan lebih baik jikamereka diberi pelatihan sebelum menerapkan ide-ide baru.

b. Implementasi Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum terkait erat dengan lembagapendidikan tinggi itu melakukan perencanaan, yaitupenggunaan analisis yang bersifat rasional dan sistematisterhadap proses pengembangan pendidikan yang bertujuanuntuk menjadikan pendidikan lebih efektif dan efisien dalammenanggapi kebutuhan dan tujuan peserta didik danmasyarakat. Menurut Vembriarto (1993:198), ada empat halterpenting terkait dengan implementasi pengembangankurikulum, yaitu: (1) tujuan apa yang dicapai denganperencanaan, (2) status sistem pendidikan yang ada danbagaimana keadaannya sekarang, (3) kemungkinan-kemungkinan pilihan apa yang ditempuh untuk mencapaitujuan, dan (4) strategi yang terbaik untuk mencapai tujuan.

Page 51: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 35

Perencanaan tersebut untuk menentukan keadaan yang sebaik-baiknya dari hubungan-hubungan sumber daya internal daneksternal dalam suatu sistem pendidikan dengan keadaaan yangdinamis serta cara yang efisien dan efektif untuk mencapaitujuan yang diinginkan.

2. Implentasi Kurikulum Pendidikan Tinggi Berbasis KKNI

a. Kurikulum Pendidikan Tinggi Berbasis KKNI

Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT), merupakanseperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,dan bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedomanpenyelenggaraan kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi.Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT), dikembangkan olehsetiap Perguruan Tinggi dengan berorientasi pada KerangkaKualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan mengacu padaStandar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti). DirektoratJenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan. (Ditjen Belmawa)pada tahun 2016, telah merancang sejumlah progam terkaitdengan pengembangan dan penerapan KPT di perguruan tinggi.Penerapan KPT tersebut diharapkan dapat menghasilkanlulusan-lulusan yang bermutu dan relevan denganpembangunan nasional termasuk kebutuhan tenaga terdidik danterampil di dunia industri.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012tentang Pendidikan Tinggi, dinyatakan bahwa penyusunankurikulum adalah hak perguruan tinggi, tetapi selanjutnyadinyatakan harus mengacu kepada standar nasional (Pasal 35ayat 1). Secara garis besar kurikulum, sebagai sebuah rancangan,terdiri dari empat unsur, yakni capaian pembelajaran, bahankajian yang harus dikuasai, strategi pembelajaran untukmencapai, dan sistem penilaian ketercapaiannya. Panduanringkas ini juga dilengkapi dengan dua “Panduan “ yangtercantum dalam lampiran.

Kurikulum pendidikan tinggi merupakan program untukmenghasilkan lulusan, sehingga program tersebut seharusnyamenjamin agar lulusannya memiliki kualifikasi yang setaradengan kualifikasi yang disepakati dalam KKNI. Konsep yangdikembangkan Direktorat Jenderal Pembelajaran danKemahasiswaan selama ini, dalam menyusun kurikulumdimulai dengan menetapkan profil lulusan yang dijabarkanmenjadi rumusan kompetensinya. Dengan adanya KKNI

Page 52: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin36

rumusan kemampuan’ dinyatakan dalam istilah “capaianpembelajaran” (terjemahan dari learning outcomes), dimanakompetensi tercakup di dalamnya atau merupakan bagian daricapaian pembelajaran (CP).

Penggunaan istilah kompetensi yang digunakan dalampendidikan tinggi (DIKTI) selama ini setara dengan capaianpembelajaran yang digunakan dalam KKNI, tetapi karena didunia kerja penggunaan istilah kompetensi diartikan sebagaikemampuan yang sifatnya lebih terbatas, terutama yang terkaitdengan uji kompetensi dan sertifikat kompetensi, makaselanjutnya dalam kurikulum pernyataan “kemampuan lulusan”digunakan istilah capaian pembelajaran. Disamping hal tersebut,didalam kerangka kualifikasi di dunia internasional, untukmendeskripsikan kemampuan setiap jenjang kualifikasidigunakan istilah “learning outcomes” (Kemenristekdikti, 2016:1).

Dalam Perpres No. 8 tahun 2012, ditegaskan bahwa KKNImerupakan kerangka acuan minimal yang menjadi ukuran,pengakuan penjenjangan pendidikan yang dilakukan. KKNIjuga disebut sebagai kerangka penjenjangan kualifikasikompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, danmengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidangpelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberianpengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaandi berbagai sektor. KKNI merupakan perwujudan mutu dan jatidiri Bangsa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan danpelatihan nasional yang dimiliki Indonesia. .

Dalam perspektif KKNI, setiap program studi diharuskanmemperjelas “profil lulusan” yang diharapkan melalui kegiatanpelacakan studi, studi kelayakan dan analisis kebutuhan dimasyarakat. Profil lulusan mencerminkan kemampuan minimalyang harus dikuasai mahasiswa setelah lulus yang merujukpada empat aspek kebutuhan (1) sikap (attitude), (2) bidangkemampuan kerja, (3) pengetahuan, dan (4) manajerial dantanggung jawab. Keempat kemammpuan kemudian harusdijabarkan ke dalam sebuah capaian pembelajaran (learningoutcome) pada setiap mata kuliah di program studi. Sehingganantinya, semua perencanaan pembelajaran atau RencanaPelaksanaan Semester (RPS) harus didasarkan pada capaianpembelajaran (Learning Outcome) yang sesuai dengan kebutuhanprofil lulusan.

Page 53: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 37

Kurikulum Pendidikan Tinggi dikembangkan oleh setiapPerguruan Tinggi dengan mengacu pada Standar NasionalPendidikan Tinggi untuk setiap Program Studi yang mencakuppengembangan kecerdasan intelektual, akhlak mulia, danketerampilan (Pasal 35 ayat1). (Kemenristekdikti, 2016:1).

Instruksi nasional ini termaktub dalam Peraturan MenteriPendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 73 tahun2013 tentang penerapan KKNI bidang pendidikan tinggi.Permen ini merupakan turunan dari Peraturan Presiden RINomor 8 Tahun 2012 dijelaskan bahwa KKNI (KerangkaKualifikasi Nasional Indonesia), merupakan kerangkapenjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapatmenyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antarabidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalamankerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensikerjasesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.

Berdasarkan pada dua kebijakan tersebut, maka setiapProgram studi dituntut pada perlu merumuskan kembaliKurikulum yang betul-betul mengarah pada kebutuhan tersebut.Dari sisi KKNI, kurikulum setiap program studi harusmemperjelas diri Profil Lulusan dan Capaian Kompetensi yangdiharapkan.

b. Tujuan Kebijakan kurikulum sesuai dengan SN-DIKTI

Perguruan Tinggi dan setiap jenis pendidikan tinggi baikakademik, vokasi dan profesi agar segera melakukan perubahankurikulum dan meningkatkan mutu proses pendidikan danpembelajaran sesuai dengan SN-DIKTI, dengan harapan kelakpada gilirannya dapat menghasilkan lulusan yang siapmenghadapi tantangan dan peluang kehidupan yang semakinkompleks di abad ke-21 ini dan siap bersaing di era MasyarakatEkonomi ASEAN (MEA).

c. Tujuan akhir Pembelajaran dari kurikulum

Ketika kita memasuki kelas, pengambilan keputusanmenjadi tanggung jawab dosen. Hingga titik ini, implementasikurikulum telah didiskusikan pada tingkat program danpengambilan keputusan merupakan sifat programatik(meskipun secara singkat didiskusikan mengenai peran dosen).Sekarang di dalam kelas dosen akan mengambil alih dan

Page 54: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin38

membuat keputusan yang bersifat metodologis. Mereka akanmenjawab pertanyaan seperti:

1) Apa tujuan pembelajaran yang harus dicapai sebagai hasildari proses pembelajaran? (harus mengacu pada capaianpembelajaran program studi dan capaian pembelajaraninstitusi)

2) Apa cakupan topik atau konten yang harus saya berikansesuai dengan capaian pembelajaran perkuliahan?

3) Metode pembelajaran atau strategi apa yang harus sayagunakan agar berlangsungnya pembelajaran dan mencapaitujuan pembelajaran? (pelibatan pengembangan hard skilldan soft skill)

4) Bagaimana cara mengevaluasi pembelajarani untukmenentukan apakah saya telah berhasil mencapai tujuanatau capaian pembelajaran?

Keempat hal tersebut, dipetakan pada gambar 2.2,berikut:

Gambar 2.2. Model pembelajaranSumber: Kemenristekdikti, 2016

Pelaksanaan pembelajaran dalam kelas meliputi penetapancapaian pembelajaran perkulihan atau tujuan pembelajaran,memilih isi, memilih pengalaman belajar dan memilih teknikatau tugas untuk mengevaluasi pencapaian pembelajaran (lihatGambar 2.2). Dimana dan bagaimana dosen mulaimerencanakan pembelajaran? tiga contoh perencanaanpembelajaran, sebagai berikut:(a) Dosen X mengambil buku dan membagi jumlah bab dengan

jumlah minggu dalam satu semester berjalan. Misalnya, satubab dapat diajarkan lebih dari dua atau tiga pokok bahasan.Urutan dan subpokok bahasan dari masing-masing babmenuntun penyajian konten. Dosen dapat mempersiapkan

Page 55: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 39

beberapa catatan bagi mahasiswa, untuk mengajukanbeberapa pertanyaan selama kuliah berlangsung di kelas(yang mungkin berasal dari buku teks) dan memberikantugas kelompok untuk memperjelas kajian dalam setiap bab.

(b) Dosen Y memilih topik untuk studi selama seminggu atauselama beberapa tatap muka dengan menggunakan segalamacam sumber daya yang terkait dengan topik tersebut.Sumber daya dapat mencakup buku teks, buku referensi,website, majalah, dll. Perkulihan ini menggunakanpendekatan pemecahan masalah, dan mahasiswa didoronguntuk memperoleh pemecahan masalah melalui berbagaisumber informasi.

(c) Dosen Z datang ke kelas tanpa mengetahui apa yang diaakan berikan dalam perkuliahan tersebut. Sebuah tema atauisu yang ditulis di papan tulis dan mahasiswa diharapkandapat memberikan kontribusi pemahaman dan interpretasitentang tema atau isu tersebut. Beberapa pandanganmungkin berpendapat bahwa ini adalah spontanitas, yanglain, kurang direncanakan dengan baik, atau diistilahkansebagai-tidak terencana..

Ketiga pendekatan ini mungkin ekstrim, tetapi ada banyakdosen yang masuk dalam salah satu kategori ini. Dosen tersebutdapat mengikuti kurikulum atau mengikuti rencana secaraumum. Ketiga pendekatan tidak dapat menentukan tujuanpembelajaran secara spesifik atau capaian pembelajaranmahasiswa yang diharapkan dapat dicapai. Pada kebanyakankasus, dosen banyak mengadopsi pendekatan eklektik, yaitumereka menggabungkan satu atau lebih metode.

Tujuan pembelajaran atau capaian pembelajaran adalahpernyataan yang menunjukkan apa yang Anda inginkan darimahasiswa untuk diketahui, yang harus dilakukan dan dinilaisetelah dan selama melakukan proses pembelajaran. Mengapaharus capaian pembelajaran?

Capaian pembelajaran, meliputi:(a) Memperjelas dosen tentang perubahan apa yang mereka

inginkan dicapai oleh mahasiswa;(b) Membantu dalam memilih pengalaman belajar yang sesuai

untuk mencapai perubahan atau pembelajaran yangdiinginkan;

Page 56: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin40

(c) Menginformasikan kepada mahasiswa tentang apa yangdiharapkan dari mereka;

(d) Mengindikasikan apa yang penting untuk dinilai dalampembelajaran,

d. Siklus Implementasi Pengembangan Kurilulum

Siklus Implementasi Pengembangan Kurilulum,berorientasi pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia(KKNI) dan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi(SN Dikti). Dipolakan oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran danKemahasiswaan (Ditjen Belmawa) pada tahun 2016, sebagaiberikut:

Gambar 2. 3. Siklus implementasi kurikulum PTSumber: Kemenristekdikti, 2016

Siklus implementasi kurikulum PT, drincikan (Sumber:Kemenristekdikti (2016:17). sebagai berikut:1) Standar Kompetensi Lulusan

Standar kompetensi lulusan (SKL) suatu jenjangpendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasionalmencakup komponen ketakwaan, akhlak, pengetahuan,ketrampilan, kecakapan, kemandirian, kreativitas, kesehatan,dan kewarganegaraan. SKL dirumuskan pada tingkat programstudi karena akan membentuk profil lulusan program studi yangbersangkutan.

Sesuai UU No.12 Tahun 2012 Pasal 29 Ayat (2) dinyatakanbahwa KKNI merupakan acuan pokok dalam merumuskankompetensi lulusan. Sedangkan KKNI termaktub dalam Perpres

Page 57: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 41

No. 8 Tahun 2012. Keduanya menjadi acuan utuh dalampenetapan kompetensi lulusan.

Dengan adanya SKL, kita memiliki patok mutu, baikevaluasi bersifat mikro seperti kualitas proses dan kualitasproduk pembelajaran, maupun evaluasi makro sepertiefektivitas dan efisiensi program pendidikan yangdiselenggatakan pada tingkat program studi maupun tingkatuniversitas, sehingga ke depan pendidikan kita akan melahirkanstandar mutu yang dapat dipertanggungjawabkan pada setiapjalur, jenis dan jenjang pendidikan. SKL selanjutnya dijabarkanke dalam SK atau capaian pembelajaran (learning outcomes)program studi, dan selanjutnya KD atau capaian pembelajaranyang diharapkan (intended learning outcomes) atau capaianpembelajaran perkuliahan (course learning outcomes).

Standar Kompetensi (SK), merupakan ukuran kemampuanminimal yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikapyang harus dicapai, diketahui, dan mahir dilakukan olehmahasiswa pada setiap tingkatan dari suatu materi yangdiajarkan.

Standar kompetensi juga merupakan capaian pembelajaranyang diharapkan setelah mahasiswa menyelesaikan seluruhperkuliahannya pada program studi tertentu, atau disebut jugasebagai capaian pembelajaran program studi (program learningoutcomes). SK adalah pernyataan tentang keterampilan danpengetahuan serta sikap yang harus dimiliki oleh seseoranguntuk mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas sesuai denganunjuk kerja yang dipersyaratkan.

Kompetensi Dasar (KD), merupakan penjabaran SKmahasiswa yang cakupan materinya lebih sempit dibandingdengan SK mahasiswa. Jika menggunakan terminologi dalamPerpres No.8 Tahun 2012 tentang KKNI, kompetensi dasar dapatdikategorikan sebagai capaian pembelajaran yang diharapkan(intended learning outcomes) atau capaian pembelajaranperkuliahan (course learning outcomes).2) Kompetensi Dasar

Dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensiharus berkaitan dengan tuntutan SKL, SK atau capaianpembelajaran program studi, dan KD atau capaian pembelajaranperkuliahan, organisasi kegiatan pembelajaran, dan aktivitasuntuk mengembangkan dan memiliki kompetensi seefektifmungkin.

Page 58: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin42

Proses pengembangan kurikulum berbasis kompetensimenggunakan asumsi bahwa mahasiswa yang akan belajar telahmemiliki pengetahuan dan keterampilan awal yang dibutuhkanuntuk menguasai kompetensi tertentu.

Pendidikan berbasis kompetensi mencakup kurikulum,paedagogi danpenilaian Pembelajaran berbasis kompetensi adalah programpembelajaran di mana hasil belajar atau kompetensi yangdiharapkan dicapai oleh mahasiswa, sistem penyampaian, danindikator pencapaian hasil belajar dirumuskan secara tertulissejak perencanaan dimulai McAshan, 1989:19).

Selanjutnya McAshan, M. (1989:20), menegaskan bahwa;dalam pembelajaran berbasis kompetensi perlu ditentukanstandar minimum kompetensi (mastery level) yang harusdikuasai mahasiswa. Sesuai pendapat tersebut, komponenmateri pembelajaran berbasis kompetensi meliputi: (a)kompetensi yang akan dicapai/dikuasai; (b) strategipenyampaian untuk mencapai kompetensi; (c) sistem evaluasiatau penilaian yang digunakan untuk menentukan keberhasilanmahasiswa dalam mencapai kompetensi. Intinya kompetensiyang harus dikuasai oleh mahasiswa perlu dirumuskan denganjelas dan spesifik. Perumusan dimaksud hendaknya didasarkanatas prinsip “relevansi dan konsistensi antara kompetensidengan materi yang dipelajari, waktu yang tersedia, dankegiatan serta lingkungan belajar yang digunakan”

Menurut Batton, Barry (1991: 263), langkah-langkah yangperlu dilakukan untuk mendapatkan perumusan kompetensiyang jelas dan spesifik, antara lain dengan melaksanakan: (a)analisis kebutuhan, (b) analisis tugas, (c) analisis kompetensi, (d)penilaian oleh profesi dan pendapat pakar mata kuliah, (e)pendekatan teoritik, dan (f) telaah buku teks yang relevandengan materi yang dipelajari.

Konsep pembelajaran berbasis kompetensi menyaratkandirumuskannya secara jelas kompetensi yang harus dimiliki atauditampilkan mahasiswa setelah mengikuti kegiatanpembelajaran. Dengan tolokukur pencapaian kompetensi, makadalam kegiatan pembelajaran mahasiswa akan terhindar darimempelajari materi yang tidak perlu yaitu materi yang tidakmenunjang tercapainya penguasaan kompetensi.

Page 59: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 43

Pencapaian setiap kompetensi tersebut terkait erat dengansistem pembelajaran. Dengan demikian komponen minimalpembelajaran berbasis kompetensi adalah: (a) pemilihan danperumusan kompetensi yang tepat; (b) spesifikasi indikatorpenilaian untuk menentukan pencapaian kompetensi; (c)pengembangan sistem penyampaian yang fungsional danrelevan dengan kompetensi dan sistem penilaian, Batton,(1991:264).

Selanjutnya Batton, (1991:266), menegaskan bahwa,penerapan konsep dan prinsip pembelajaran berbasiskompetensi diharapkan bermanfaat untuk:(a) menghindari duplikasi dalam pemberian materi

pembelajaran, yang disampaikan dosen harus benar-benarrelevan dengan kompetensi yang ingin dicapai.

(b) mengupayakan konsistensi kompetensi yang ingin dicapaidalam mengajarkan suatu mata kuliah. Dengan kompetensiyang telah ditentukan secara tertulis, siapa pun yangmengajarkan mata kuliah tertentu tidak akan bergeser ataumenyimpang dari kompetensi dan materi yang telahditentukan.

(c) meningkatkan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan,kecepatan, dan kesempatan mahasiswa.

(d) membantu mempermudah pelaksanaan akreditasi.Pelaksanaan akreditasi akan lebih dipermudah denganmenggunakan tolokukur SK.

(e) memperbarui sistem evaluasi dan pelaporan hasil belajarmahasiswa. Dalam pembelajaran berbasis kompetensi,keberhasilan mahasiswa diukur dan dilaporkan berdasarpencapaian kompetensi atau subkompetensi tertentu, bukandidasarkan atas perbandingan dengan hasil belajarmahasiswa yang lain, hal ini berarti penilaian harus berbasispada kriteria (criterion reference test).

(f) memperjelas komunikasi dengan mahasiswa tentang tugas,kegiatan, atau pengalaman belajar yang harus dilakukan dancara yang digunakan untuk menentukan keberhasilanbelajarnya (rubrik).

(g) meningkatkan akuntabilitas publik. Kompetensi yang telahdisusun, divalidasikan, dan dikomunikasikan kepada publik,sehingga dapat digunakan untuk mempertanggung-jawabkan kegiatan pembelajaran kepada publik.

Page 60: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin44

(h) memperbaiki sistem sertifikasi. Dengan perumusankompetensi yang lebih spesifik dan terperinci, Perguruantinggi dapat mengeluarkan sertifikat atau transkrip yangmenyatakan jenis dan aspek kompetensi yang dicapai.

3) Pemetaan KurikulumMeskipun para dosen bekerja bersama-sama pada

Perguruan tinggi yang sama, mereka sering kali kurangmemiliki pengetahuan yang lengkap tentang segala yang merekaajarkan. Dosen-dosen yang serumpun pun kurang memilikiinformasi tentang segala yang mereka ajarkan. Meskipunkerangka kerja kurikulumnya mungkin menyebutkan tujuanumum dan standar, tetapi sering kali tidak mengatakan apa puntentang segala yang dikerjakan dosen dari hari ke hari.

Jacobssen, et.al. (2009:112), menawarkan ide tentang"curriculum maps" (peta kurikulum) sebagai cara untukmemetakan apa yang sedang mereka kerjakan dan membantumemastikan bahwa tidak ada kesenjangan pada keterampilan-keterampilan yang penting dan tidak terlalu banyak terjaditumpang-tindih atau pengulangan. Curriculum mapping(pemetaan kurikulum) di mulai dengan masing-masing dosenmendeskripsikan proses dan keterampilan yang ditekankannya,konsep dan topik esensial yang diajarkannya, dan hasil yangdiharapkannya dari mahasiswa.

Setelah itu, bergantung situasinya, deskripsi-deskripsi inisaling diinformasikan kepada dosen-dosen di Perguruan tinggitersebut, dan peta kurikulum dikonstruksikan untukmemperlihatkan kurikulum PT, termasuk kesenjangan yangmungkin ada dan topik-topik yang tidak perlu diajarkan lebihdari satu kali. Meskipun para dosen pemula tidak akan dimintamemimpin proses ini, dengan memahami bahwa hal tersebutakan membantu mereka masuk ke dalam pemetaan kurikulumdan mendapatkan pemahaman yang lebih jelas tentang apa yangsebenarnya akan terjadi di ruang kelas dan bagaimana hal-halyang mereka ajarkan dapat dimasukkan dengan tepat kedalamnya.4) Silabus

Silabus disusun berdasarkan Standar Isi, yangsetidaknya berisikan: Identitas Mata Kuliah, Standar Kompetensi(SK) atau capaian pembelajaran program studi, dan KompetensiDasar (KD) atau capaian pembelajaran yang diharapkan

Page 61: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 45

(intended learning ourcomes), Indikator, Materi Pokok, Kegiatanpembelajaran, Alokasi Waktu, Sumber Belajar, dan Penilaian.

Dengan demikian, silabus pada dasarnya menjawabpermasalahan permasalahan sebagai berikut.(a) Kompetensi apa saja yang harus dicapai mahasiswa sesuai

dengan yang dirumuskan oleh Standar Isi (ProgramLearning Outcomes dan Course Learning Outcomes);

(b) Materi Pokok apa sajakah yang perlu dibahas dan dipelajarimahasiswauntuk mencapai Standar Isi (analisis melalui domainpengetahuan dancapaian pembelajaran yang diharapkan)’

(c) Kegiatan pembelajaran yang bagaimanakah yang seharusnyadiskenariokan oleh dosen sehingga mahasiswa mampuberinteraksi dengan objek belajar baik secara mandirimaupun terbimbing;

(d) Indikator apa sajakah yang harus ditentukan untukmencapai Standar Isi.

(e) Bagaimanakah cara mengetahui ketercapaian kompetensiberdasarkan Indikator sebagai acuan dalam menentukanjenis dan aspek yang akan dinilai (indikator penilaian);

(f) Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapaiStandar Isi tertentu;

(g) Sumber Belajar apa sajakah yang dapat diberdayakan untukmencapai Standar Isi tertentu.

Adapun prinsip Pengembangan Silabus, antara lain:(a) Ilmiah; Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi

muatan dalam silabusharus benar dan dapat dipertangungjawabkan secarakeilmuan;

(b) Relevan; Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutanpenyajian materidalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik,intelektual, sosial, emosional, dan spiritual mahasiswa.

(c) Sistematis; Komponen-komponen silabus salingberhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi;

(d) Konsisten; Ada hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas)antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, kegiatanpembelajaran, sumber belajar, dansistem penilaian;

Page 62: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin46

(e) Memadai; Cakupan indikator, materi pokok, kegiatanpembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukupuntuk menunjang pencapain kompetensi dasar;

(f) Aktual dan Kontekstual; Cakupan indikator, materi pokok,kegiatan pembelajaran, dan system penilaianmemperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan senimutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yangterjadi;

(g) Fleksibel; Keseluruhan komponen silabus dapatmengakomodasi variasi mahasiswa, pendidikan, sertadinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutanmasyarakat. Sementara itu, materi ajar ditentukanberdasarkan dan atau memperhatikan kultur daerah masing-masing. Hal ini dimaksudkan agar kehidupan peserta didiktidak tercerabut dari lingkungannya;

(h) Menyeluruh; Komponen silabus mencakup keseluruhanranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).

(i) Desentralistik; Pengembangan silabus ini bersifatdesentralistik. Maksudnya bahwa kewenanganpengembangan silabus bergantung pada PT masing-masing.

5) Rencana dan Pelaksanaan Perkuliahan

Dalam perencanaan pembelajaran digunakan RencanaPelaksanaanPerkuliahan (RPP) atau disebut juga Rencana Program danKegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS) untuk RPP dalam satusemester. Sebuah RPP merupakan “garis besar persiapansebelumnya pembelajaran, dengan demikian waktu dan bahandapat digunakan secara efisien.

Menurut Peter, (1975:194), idealnya, pembelajaran yangberbeda membutuhkan rencana pelaksanaan perkulihan yangberbeda dan mahasiswa yang berbeda memerlukan rencanapelaksanaan perkuliahan yang berbeda pula. Berikut ini adalahRencana Pelaksanaan Perkuliahan generik yang terdiri dari:

(a) Tujuan(b) Pengetahuan prasyarat(c) Pengalaman belajar (metode pembelajaran dan kegiatan

belajar)(d) Alat bantu pembelajaran dan sumber daya(e) Tugas-tugas(f) Evaluasi tugas atau teknik

Page 63: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 47

Para dosen yang kurang berpengalaman akan memilikirincian lebih lanjut termasuk dalam rencana pembelajaran.Namun, hal ini diperlukan juga bagi para dosen baikberpengalaman dan yang tidak berpengalaman untukmenyiapkan rencana pembelajaran yang lengkap dansepenuhnya mengkomunikasikan ide-ide mereka. Ini adalahpraktek yang umum bagi dosen yang berpengalaman untukmenyederhanakan atau mempersingkat rencana pembelajaran.Sebagai dosen yang kurang pengalaman dosen, kurang detaildalam perencanaan adalah mungkin. Setelah rencana pelajarandibuat, dosen dapat menunjukkan gaya dan keterampilanmengajarnya.

Peter, (1975:197), mengadaptasi pendapat Clark danLampert (1966), yang menyatakan bahwa: perencanaanpembelajaran adalah determinan utama dari apa yang diajarkan.Kurikulum yang dipublikasikan, ditransformasikan, dandiadaptasikan dalam proses perencanaan dengan penambahan,penghapusan, interpretasi, dan keputusan dosen tentangkecepatan, urutan, dan penekanan (pengajarannya). Dalamperencanaan pembelajaran termasuk di dalamnyamengalokasikan waktu pembelajaran untuk individu dankelompok mahasiswa; menyusun kelompok mahasiswa;mengorganisasikan jadwal harian, mingguan, dan triwulanan;dan mengompensasi waktu untuk interupsi di luar kelas danberkomunikasi dengan dosen pengganti.

6) Penilaian dan Evaluasi

Ciri Penilaian evaluasai pembelajaran kurikulum 2013,yaitu Asesmen Autentik menicayakan proses belajar yangAutentik pula. Menurut Ormiston, at.,al. (2008:132), belajarautentik mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yangdilakukan oleh peserta didik dikaitkan dengan realitas di luarsekolah atau kehidupan pada umumnya. Asesmen semacam inicenderung berfokus pada tugas-tugas kompleks ataukontekstual bagi peserta didik, yang memungkinkan merekasecara nyata menunjukkan kompetensi atau keterampilan yangdimilikinya.

Untuk hal itu, Bahrul Hayat (2004:108), menegaskan bahwapenilaian autentik adalah proses pengumpulan informasitentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran pesertadidik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan,

Page 64: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin48

membuktikan, atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuanpembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai.

Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasioleh Guru/dosen tentang perkembangan dan pencapaianpembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melaluiberbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikanatau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telahbenar-benar dikuasai dan dicapai.

Hakikat penilaian pendidikan menurut konsep authenticassesment ini adalah proses pengumpulan berbagai data yangbisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa.Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui olehGuru/dosen agar bisa memastikan bahwa siswa mengalamiproses pembelajaran dengan benar. Apabila data yangdikumpulkan Guru/dosen mengindikasikan bahwa siswamengalami kemacetan dalam belajar, Guru/dosen segara bisamengambil tindakan yang tepat. Karena gambaran tentangkemajuan belajar itu diperlukan di sepanjang prosespembelajaran, asesmen tidak hanya dilakukan di akhir periode(semester) pembelajaran seperti pada kegiatan evaluasi hasilbelajar (seperti EBTA/Ebtanas/UAN), tetapi dilakukan bersamadan secara terintegrasi (tidak terpisahkan) dari kegiatanpembelajaran.

Penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didikyang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik prosesmaupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yangdisesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di StandarKompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan KompetensiDasar (KD) (Kunandar, 2013: 36).

Contoh asesmen autentik antara lain keterampilan kerja,kemampuan mengaplikasikan atau menunjukkan perolehanpengetahuan tertentu, simulasi dan bermain peran, portofolio,memilih kegiatan yang strategis, serta memamerkan danmenampilkan sesuatu.

Kontras dengan pandangan Munif (2013:155), bahwaasesmen autentik yang mendasarka pada alasan praktek berikut;(a) suatu misi sekolah adalah untuk mengembangkan warganegara produktif, (b) untuk menjadi warga negara yangproduktif, seseorang harus mampu untuk melakukan/menyelenggarakan tugas yang bermakna di dalam dunia yang

Page 65: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 49

nyata; (c), sekolah harus membantu para siswa menjadi pandaiuntuk melakukan/ menyelenggarakan tugas yang merekahadapi ketika mereka lulus; (d) untuk menentukan kopetensi itusukses, (e) kemudian sekolah meminta para siswa untukmelaksanakan tugas penuh arti yang replicate dengan dunianyata dalam menghadapi tantangan, untuki melihat para siswaadalah mampu untuk melakukannya.

Asesmen autentik mengharuskan pembelajaran yangautentik pula. Menurut Ormond (2004: 7), belajar autentikmencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang diperlukandalam kenyataannya di luar sekolah. Asesmen Autentik terdiridari berbagai teknik penilaian:

(a) pengukuran langsung keterampilan peserta didik yangberhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikanseperti kesuksesan di tempat kerja.

(b) penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan keterlibatanyang luas dan kinerja yang kompleks.

(c) analisis proses yang digunakan untuk menghasilkan responpeserta didik atas perolehan sikap, keteampilan, danpengetahuan yang ada.

Dengan demikian, asesmen autentik akan bermakna bagiGuru/dosen untuk menentukan cara-cara terbaik agar semuasiswa dapat mencapai hasil akhir, meski dengan satuan waktuyang berbeda. Konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuandicapai melalui penyelesaian tugas di mana peserta didik telahmemainkan peran aktif dan kreatif. Keterlibatan peserta didikdalam melaksanakan tugas sangat bermakna bagiperkembangan pribadi mereka.

Dalam pembelajaran autentik, peserta didik dimintamengumpulkan informasi dengan pendekatan saintifik,memahahi aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satusama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yangdipelajari dengan dunia nyata yang luar sekolah. Di sini,Guru/dosen dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas

apa yang terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang mereka inginpelajari, memiliki parameter waktu yang fleksibel, danbertanggungjawab untuk tetap pada tugas. Asesmen autentik punmendorong peserta didik mengkonstruksi, mengorganisasikan,menganalisis, mensintesis, menafsirkan, menjelaskan, danmengealuasi informasi untuk kemudian mengubahnya menjadipengetahuan baru.

Page 66: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin50

Sejalan dengan deskripsi di atas, pada pembelajaranautentik, Guru/dosen harus menjadi “Guru/dosen autentik.”Peran Guru/dosen bukan hanya pada proses pembelajaran,melainkan juga pada penilaian. Menurut Nugiyantoro (2011:33),untuk bisa melaksanakan pembelajaran autentik, Guru/dosenharus memenuhi kriteria berikut:

(a) Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahanpeserta didik serta desain pembelajaran.

(b) Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didikuntuk mengembangkan pengetahuan mereka sebelumnyadengan cara mengajukan pertanyaan dan menyediakansumberdaya memadai bagi peserta didik untuk melakukanakuisisi pengetahuan.

(c) Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasibaru, dan mengasimilasikan pemahaman peserta didik.

(d) Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar pesertadidik dapat diperluas dengan menimba pengalaman daridunia di luar tembok sekolah.

Asesmen autentik adalah komponen penting dari reformasipendidikan sejak tahun 1990an. Wiggins (1993:2001),menegaskan bahwa metode penilaian tradisional untukmengukur prestasi, seperti tes pilihan ganda, benar/salah,menjodohkan, dan lain-lain telah gagal mengetahui kinerjapeserta didik yang sesungguhnya. Tes semacam ini telah gagalmemperoleh gambaran yang utuh mengenai sikap,keterampilan, dan pengetahuan peserta didik dikaitkan dengankehidupan nyata mereka di luar sekolah atau masyarakat.

Asesmen hasil belajar yang tradisional bahkan cenderungmereduksi makna kurikulum, karena tidak menyentuh esensinyata dari proses dan hasil belajar peserta didik. Ketika asesmentradisional cenderung mereduksi makna kurikulum, tidakmampu menggambarkan kompetensi dasar, dan rendah dayaprediksinya terhadap derajat sikap, keterampilan, dankemampuan berpikir yang diartikulasikan dalam banyak matapelajaran atau disiplin ilmu; ketika itu pula asesmen autentikmemperoleh traksi yang cukup kuat. Memang, pendekatan apapun yang dipakai dalam penilaian tetap tidak luput darikelemahan dan kelebihan. Namun demikian, sudah saatnyaGuru/dosen profesional pada semua satuan pendidikanmemandu gerakan memadukan potensi peserta didik, sekolah,

Page 67: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 51

dan lingkungannya melalui asesmen proses dan hasil belajaryang autentik.

Data asesmen autentik digunakan untuk berbagai tujuanseperti menentukan kelayakan akuntabilitas implementasikurikulum dan pembelajaran di kelas tertentu. Data asesmenautentik dapat dianalisis dengan metode kualitatif, kuanitatif,maupun kuantitatif. Analisis kualitatif dari asesmen otentifberupa narasi atau deskripsi atas capaian hasil belajar pesertadidik, misalnya, mengenai keunggulan dan kelemahan,motivasi, keberanian berpendapat, dan sebagainya.

Analisis kuantitatif dari data asesmen autentikmenerapkan rubrik skor atau daftar cek (checklist) untuk menilaitanggapan relatif peserta didik relatif terhadap kriteria dalamkisaran terbatas dari empat atau lebih tingkat kemahiran(misalnya: sangat mahir, mahir, sebagian mahir, dan tidakmahir). Rubrik penilaian dapat berupa analitik atau holistik.Analisis holistik memberikan skor keseluruhan kinerja pesertadidik, seperti menilai kompetisi Olimpiade Sains Nasional.

Adapun jenis Jenis-jenis Asesmen Autentik, dalam rangkamelaksanakan asesmen autentik yang baik, Guru/dosen harusmemahami secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu,Guru/dosen harus bertanya pada diri sendiri, khususnyaberkaitan dengan: (a) sikap, keterampilan, dan pengetahuan apayang akan dinilai; (b) fokus penilaian akan dilakukan, misalnya,berkaitan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan; dan (3)tingkat pengetahuan apa yang akan dinilai, seperti penalaran,memori, atau proses.

Ada, beberapa jenis asesmen autentik dianjurkanKemendikbud (2013: 11-16), yaitu sebagag berikut:

(a) Penilaian Kinerja

Asesmen autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasipeserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yanggakan dinilai. Guru/dosen dapat melakukannya denganmeminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsurproyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukankriteria penyelesaiannya. Dengan menggunakan informasi ini,Guru/dosen dapat memberikan umpan balik terhadap kinerjapeserta didik baik dalam bentuk laporan naratif mauun laporankelas. Ada beberapa cara berbeda untuk merekam hasilpenilaian berbasis kinerja:

Page 68: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin52

(1) Daftar cek (checklist). Digunakan untuk mengetahui munculatau tidaknya unsur-unsur tertentu dari indikator atausubindikator yang harus muncul dalam sebuah peristiwaatau tindakan.

(2) Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records).Digunakan dengan cara Guru/dosen menulis laporan narasitentang apa yang dilakukan oleh masing-masing pesertadidik selama melakukan tindakan. Dari laporan tersebut,Guru/dosen dapat menentukan seberapa baik peserta didikmemenuhi standar yang ditetapkan.

(3) Skala penilaian (rating scale). Biasanya digunakan denganmenggunakan skala numerik berikut predikatnya. Misalnya:5 = baik sekali, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, 1 = kurangsekali.

(4) Memori atau ingatan (memory approach). Digunakan olehGuru/dosen dengan cara mengamati peserta didik ketikamelakukan sesuatu, dengan tanpa membuat catatan.Guru/dosen menggunakan informasi dari memorinyauntuk menentukan apakah peserta didik sudah berhasil ataubelum. Cara seperti tetap ada manfaatnya, namun tidakcukup dianjurkan.

Penilaian kinerja memerlukan pertimbangan-pertimbangan khusus. Pertama, langkah-langkah kinerja harusdilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja yang nyatauntuk suatu atau beberapa jenis kompetensi tertentu. Kedua,ketepatan dan kelengkapan aspek kinerja yang dinilai. Ketiga,kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan oleh pesertadidik untuk menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran. Keempat,fokus utama dari kinerja yang akan dinilai, khususnya indikatoresensial yang akan diamati. Kelima, urutan dari kemampuanatau keerampilan peserta didik yang akan diamati.

Pengamatan atas kinerja peserta didik perlu dilakukandalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaiankemampuan tertentu. Untuk menilai keterampilan berbahasapeserta didik, dari aspek keterampilan berbicara,misalnya, Guru/dosen dapat mengobservasinya pada konteksyang, seperti berpidato, berdiskusi, bercerita, dan wawancara.Dari sini akan diperoleh keutuhan mengenai keterampilanberbicara dimaksud. Untuk mengamati kinerja peserta didikdapat menggunakan alat atau instrumen, seperti penilaian sikap,

Page 69: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 53

observasi perilaku, pertanyaan langsung, atau pertanyaanpribadi.

Penilaian-diri (self assessment) termasuk dalam rumpunpenilaian kinerja. Penilaian diri merupakan suatu teknikpenilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinyasendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaiankompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajarantertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untukmengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor.

(a) Penilaian ranah sikap. Misalnya, peserta didik dimintamengungkapkan curahan perasaannya terhadap suatu objektertentu berdasarkan kriteria atau acuan yang telahdisiapkan.

(b) Penilaian ranah keterampilan. Misalnya, peserta didikdiminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yangtelah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria atauacuan yang telah disiapkan.

(c) Penilaian ranah pengetahuan. Misalnya, peserta didikdiminta untuk menilai penguasaan pengetahuan danketerampilan berpikir sebagai hasil belajar dari suatu matapelajaran tertentu berdasarkan atas kriteria atau acuan yangtelah disiapkan.

Teknik penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapamanfaat positif. Pertama, menumbuhkan rasa percaya diripeserta didik. Kedua, peserta didik menyadari kekuatan dankelemahan dirinya. Ketiga, mendorong, membiasakan, danmelatih peserta didik berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkansemangat untuk maju secara personal.

(b) Penilaian Proyek

Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatanpenilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh pesertadidik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugasdimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik,mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian,penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman,mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain.

Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, pesertadidik memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap,keterampilan, dan pengetahuannya. Karena itu, pada setiap

Page 70: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin54

penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukanperhatian khusus dari Guru/dosen .

(1) Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencaridan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis,memberi makna atas informasi yang diperoleh, danmenulis laporan.

(2) Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran denganpengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuanyang dibutuhkan oleh peserta didik.

(3) Orijinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yangdikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.

Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan,dan produk proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harusdilakukan oleh Guru/dosen meliputi penyusunan rancangandan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, danpenyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakaninstrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporanpenilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis.

Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkinmemerlukan penilaian khusus. Penilaian produk dari sebuahproyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk hasilakhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksudmeliputi penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkanproduk, seperti makanan, pakaian, hasil karya seni (gambar,lukisan, patung, dan lain-lain), barang-barang terbuat dari kayu,kertas, kulit, keramik, karet, plastik, dan karya logam. Penilaiansecara analitik merujuk pada semua kriteria yang harusdipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian secaraholistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhanatas produk yang dihasilkan.

(2) Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulanartefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasilkerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat darihasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksisecara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dandievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutanyang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkanperkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode

Page 71: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 55

tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didikdari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukannilai), atau informasi lain yang releban dengan sikap,keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik ataumata pelajaran tertentu.

Fokus penilaian portofolio adalah kumpulan karya pesertadidik secara individu atau kelompok pada satu periodepembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan olehGuru/dosen , meski dapat juga oleh peserta didik sendiri.Asesmen autentik adalah pengukuran yang bermakna secarasignifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap,keterampilan, dan pengetahuan

Memalui penilaian portofolio Guru/dosen akanmengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik.Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuatkarangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan,resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, Guru/dosen dan/atau pesertadidik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutanpembelajaran.

Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakanlangkah-langkah seperti berikut:.

(a) Guru/dosen menjelaskan secara ringkas esensi penilaianportofolio.

(b) Guru/dosen atau Guru/dosen bersama peserta didikmenentukan jenis portofolio yang akan dibuat.

(c) Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri ataudi bawah bimbingan Guru/dosen menyusun portofoliopembelajaran.

(d) Guru/dosen menghimpun dan menyimpan portofoliopeserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatantanggal pengumpulannya.

(e) Guru/dosen menilai portofolio peserta didik dengan kriteriatertentu.

(f) Jika memungkinkan, Guru/dosen bersama peserta didikmembahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.

(g) Guru/dosen memberi umpan balik kepada peserta didikatas hasil penilaian portofolio.

Page 72: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin56

(3) Penilaian Tertulis

Meski konsepsi asesmen autentik muncul dariketidakpuasan terhadap tes tertulis yang lazim dilaksanakanpada era sebelumnya, penilaian tertulis atas hasil pembelajarantetap lazim dilakukan. Tes tertulis terdiri dari memilih ataumensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban dan mensuplaijawaban. Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihanbenar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-akibat.Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawabansingkat atau pendek, dan uraian.

Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut pesertadidik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan,menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dansebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulisberbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif,sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan,dan pengetahuan peserta didik.

Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didikberkesempatan memberikan jawabannya sendiri yang berbedadengan teman-temannya, namun tetap terbuka memperolehnilai yang sama. Misalnya, peserta didik tertentu melihatfenomena kemiskinan dari sisi pandang kebiasaan malasbekerja, rendahnya keterampilan, atau kelangkaan sumberdayaalam. Masing-masing sisi pandang ini akan melahirkan jawabanberbeda, namun tetap terbuka memiliki kebenarann yang sama,asalkan analisisnya benar.

Tes tersulis berbentuk esai biasanya menuntut dua jenispola jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response) ataujawaban terbatas (restricted-response). Hal ini sangat tergantungpada bobot soal yang diberikan oleh Guru/dosen . Tes semacamini memberi kesempatan pada Guru/dosen untuk dapatmengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebihtinggi atau kompleks.

Untuk hal itu, Nuryani, (2011:21), memandang, beberapaalasan logis tentunya menjadi sebuah penguat bagi pentingnyapenilaian autentik dilakukan. Diantaranya ketika melakukanpenilaian, banyak kegiatan yang akan lebih jelas apabila dinilailangsung, umpamanya kemampuan berargumentasi atauberdebat, keterampilan menggunakan komputer danketerampilan melaksanakan percobaan. Begitu pula menilai

Page 73: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 57

sikap atau perilaku siswa terhadap sesuatu atau pada saatmelakukan sesuatu.

Senada dengan itu, Zainul (2001:7), menyebutkan bahwapenilaian kerja yang merupakan bagian dari penilaian autentik,bahwa penilaian autentik perlu ditekankan untuk mengukuraspek lain di luar kognitif, yaitu tujuh kemampuan dasarmenurut Howard Gardner yang tidak mungkin dinilai hanyadengan cara-cara yang biasa. Ketujuh kemampuan dasartersebut adalah: (a) visual-spatial, (b) bodily–kinethetic, (c) musical-rythmical, (d) interpersonal, (e) intrapersonal, (f) logical mathematical,dan (g) verbal linguistic. Baru dua kemampuan yang terakhiryang banyak diukur dan dinilai orang, sementara limakemampuan yang lainnya belum banyak diungkap. Dariketerangan di atas jelaslah bahwa proses penilaian (assesmen)terutama penilaian kerja menjadi fokus utama penilaian.

7) Lulusan yang Kompenten

Standar kompetensi lulusan (SKL) merupakan bagian daristandar nasional pendidikan yang merupakan kriteriakompetensi lulusan minimal yang berlaku diseluruh wilayahhukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. SKL yangdijabarkan kedalam standar kompetensi (SK) dan kompetensidasar (KD) mata pelajaran digunakan sebagai pedomanpenilaian. Penyusunan SKL satuan pendidikan merupakanagenda prioritas karena menjadi rujukan dalam penyusunanstandar-standar pendidikan lainya. Berikut akan kami jabarkantentang Kompetensi dalam standar kompetensi lulusan (SKL)dan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD), sertaperbedaan antara kompetensi dan tujuan.

Kompetensi menurut kamus ilmiah adalah kemampuanyaitu kemampuan peserta didik dalam mengembangkanpotensinya. Kompetensi menurut Hall dan Jones (Muslich,2009:15), adalah pernyataan yang mengambarkan penampilansuatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakanperpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapatdiamati dan diukur. Pada intinya kompetensi adalah perpaduanantara pengetahuan dan kemampuan dan penerapankeduannya, yang merupakan karestiristik mendasar danmerupakan bagian dari kepribadian, Terlepas dari pengertiandiatas kompetensi terdiri berbagai aspek, Bloom, dkk (1956)misalnya, menganalisis kompetensi menjadi tiga aspek yang

Page 74: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin58

masing-masing memiliki tingkatan yang berbeda yaitu:Kompetensi Kognitif, Kompetensi Afektif dan KompetensiPsikomotorik.

Hall dan Jones (Muslich Mansyur, 2009:16), membedakankompetensi menjadi lim jenis yaitu: (a) Kognitif yang meliputi:pengetahuan, pemahaman dan perhatian; (b) Afektif yangmeliputi nilai, sikap, minat dan apresiasi; (c) Kompetensipenampilan, yang meliputi demonstrasi ketrampilan fisik danpsikomotorik; (d) Kompetensi produk, yang meliputiketerampilan melakukan perubahan; (e) Kompetensi eksploratifatau ekspresif yang menyangkut pemberian pengalaman yangmeliputi nilai kgunaan dalam prospek kehidupan.

Jadi yang dimaksud dengan kompetensi adalahkemampuan bersikap, berfikir, dan bertindak secara konsistensebagai perwujuddan dari pengetahuan, sikap, dan keteramilanyang dimiliki oleh peserta didik.(Rusman, 2009: 578).

3. Individu-individu yang Terlibat Dalam ImplementasiKurikulum

Menerapkan kurikulum membutuhkan keterlibatanbanyak orang yang berbeda. Masing-masing adalah 'pemainkunci' dalam proses perubahan. Tanpa keterlibatan yangterkoordinasi dari orang-orang ini, pelaksanaan programkurikulum akan menghadapi banyak masalah.

Di antara para pemain utama yang diidentifikasi adalah:dosen, mahasiswa, ketua jurusan/ketua program studi, pejabatdi Perguruan tinggi ybs., pengembang kurikulum, akademisi,orang tua, pejabat politik yang tertarik dan warga negara. Dalamsistem terpusat, kurikulum nasional dikembangkan di tingkatnasional dalam hal ini pendidikan tinggi dan diteruskan kemasing-masing Guru/dosen anan tinggi untuk dilaksanakan.

a. Dosen

Tanpa diragukan lagi, orang yang paling penting dalamproses implementasi kurikulum adalah dosen. Denganpengetahuan, pengalaman dan kompetensi, dosen memegangperanan yang amat penting bagi setiap upaya perbaikankurikulum. Apapun landasan filosofis yang menjadi keyakinansistem pendidikan yang dianut, tidak dapat disangkal bahwadosen mempengaruhi mahasiswa. Dosen yang baik akanmendorong pembelajaran yang lebih baik. Dosen yang paling

Page 75: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 59

tahu tentang praktek pembelajaran dan bertanggung jawabuntuk memperkenalkan kurikulum di dalam kelas.

Kunci untuk mendapatkan berkomitmen dosen untukinovasi adalah meningkatkan pengetahuan mereka tentangprogram ini. Hal ini berarti dosen perlu dilatih dan lokakaryaharus diselenggarakan demi pengembangan profesional.Sayangnya, dalam proses implementasi kurikulum tidak semuadosen akan mendapatkan manfaat dari paparan tersebut. Terlalubanyak jumlah dosen, dan dana yang kurang mencukupi untukmencapai seluruh dosen. Pendekatan yang paling umum adalahmelakukan workshop satu hari yang diberikan oleh para ahlidengan metode ceramah yang merupakan strategi pedagogisyang paling dominan.

b. Mahasiswa

Ada kecenderungan di kalangan pelaksana kurikulumuntuk mengabaikan peran mahasiswa sebagai agen perubahan.Semakin meningkat kesadaran bahwa mahasiswa dapatberkontribusi pada perubahan yang bermakna. Mahasiswaharus bersedia untuk berpartisipasi dalam program ini. Jikamahasiswa tidak melihat relevansi program, ada kemungkinanmereka tidak akan termotivasi untuk berpartisipasi atau belajar.Namun, masih belum jelas bagaimana mahasiswa harus terlibatdalam tahap implementasi kurikulum, meskipun mereka adalahpenerima utama dari program ini. Mungkin begitu melekatdalam pemikiran dan perilaku mahasiswa bahwa perubahanyang diusulkan dalam kurikulum tidak diterima dengan penuhperhatian. Misalnya, mahasiswa sudah terbiasa menggunakancatatan yang ada dari dosennya sedangkan program barumengharuskan mereka untuk membuat catatan mereka sendiridan mengkonstruk pengetahuannya sendiri (constructivism-student centered learning). Beberapa mahasiswa mungkin tidaktahu bagaimana membuat catatan yang efektif dan harusdiajarkan bagaimana melakukan hal itu.

Bahkan mahasiswa yang diminta untuk berpartisipasidalam diskusi mungkin tidak dapat melakukannya dengan baik,karena mereka telah terbiasa untuk menjadi penerima informasisecara pasif. Untuk itulah kita perlu mengetahui siapamahasiswa kita (knowledge of learner kata Lee Sculman).

Page 76: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin60

c. Pimpinan PT

Pimpinan PT, Ketua STAI Rektor, adalah pemain pentingdalam proses pelaksanaan kurikulum di kampus.

1) Mereka harus memahami perlunya perubahan serta langkah-langkah yang harus diambil sepanjang jalan.

2) Mereka harus memiliki pengetahuan yang mendalamtentang perubahan yang terencana dan prosesimplementasinya. Mereka harus terbiasa dengan tujuan dankomponen kurikulum dan dapat melihat pergeseran perandosen peran dalam kelas dan cara dosen berinteraksidenganmahasiswa.

3) Mereka harus dapat diakses dan berkecenderungan untukberkomunikasi dengan orang lain yang terlibat dalam proses.Membangun arus informasi dua arah akan menempatkanketua jurusan atau ketua program studi kesempatan untuktetap memperoleh isu-isu terkini yang perlu ditangani. Halini juga akan memungkinkan ketua jurusan/prodimengidentifikasi secara langsung masalah-masalah pentingatau masalah lain sebelum masalah tersebut menjadipenyebabkan timbulnya frustrasi atau bahkan kemarahan dikalangan dosen. Jalur komunikasi terbaik harus ditetapkansejak awal untuk mendapatkan informasi dari orang-orangsekitar serta untuk menyediakan sebuah platform di manamereka dapat menyuarakan keprihatinan mereka. Informasiyang dikumpulkan dari mendengarkan dan berbicarakepada orang-orang, juga akan membantu ketua jurusanatau ketua program studi untuk memutuskan pada hal apaharus fokus dan membutuhkan perhatian.

4) Mereka harus mampu meyakinkan stake holder tentangmanfaat dari kurikulum baru dan bagaimana strategipedagogis baru dapat menjadi lebih bermakna bagiputra/putri mereka. Misalnya, mereka mungkin perlu untukberbicara dengan orang tua dan masyarakat mengenaikurikulum baru. Adalah penting untuk memberikan pesanbahwa kita berpikir dengan hati-hati tentang perlunyaperubahan, bahwa kita telah mengantisipasi masalah yangakan timbul dan memiliki rencana untuk mengatasi masalahtersebut.

5) Mereka harus diingatkan, bahwa hal terbaik-dalam membuatrencana adalah perencanaan tersebut harus dapatmenanggulangi tantangan tak terduga. Misalnya, tidak

Page 77: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 61

cukup dosen dalam mata kuliah tertentu karenapengunduran diri, perubahan tak terduga dari programpemerintah (lihat Perpres No 8 tahun 2012 dan UU No. 12Tahun 2012), kebijakan pemerintah yang tiba-tiba berubah.Untuk alasan ini, rencana implementasi yang fleksibelmungkin diperlukan dan disesuaikan serta ditinjau kembalisepanjang proses perubahan tersebut.

6) Mereka harus berkomitmen untuk perubahan dan mampumenggunakan berbagai strategi kepemimpinan untukmemenuhi kebutuhan dosen seperti, membangun kekuatanstaf dosen mereka, bersedia mengambil risiko, berpikirpositif tentang perubahan terencana dan menggunakanoptimisme ini untuk memotivasi orang lain.

d. OrangtuaDi Perguruan tinggi mungkin peran orang tua tidak

sebesar tingkatpendidikan dasar dan menengah. Namun selain dosen,mahasiswa dan pengelola Perguruan tinggi, orang tua jugamemainkan peran penting dalam proses implementasi.Misalnya, ketika orang tua melihat materi perkuliahan yangdiajarkan dengan cara yang asing bagi mereka, mereka secaraalami memiliki pertanyaan tentang apa yang sedang terjadi.Ketika mahasiswa membawa pekerjaan rumah dari kampusbahwa orang tua merasa tidak mampu untuk membantu secaramoral dan finansial, mereka merasa bingung dan tersesat.

Untuk menjadi sukses, setiap program baru perlumelibatkan orang tua. Salah satu cara untuk menjangkau orangtua adalah dengan mengadakan lokakarya bagi mereka denganberfokus pada kurikulum baru. Lokakarya harus dirancanguntuk membantu orang tua lebih memahami isi dan filosofi dariprogram baru.

Orangtua perlu diberi kesempatan untuk berbagikeprihatinan mereka dan menyuarakan dukungan merekadalam sebuah forum terbuka. Lokakarya ini sebaiknyadilakukan oleh dosen sehingga mereka dapat menjelaskan apayang sebenarnya terjadi di dalam proses perkuliahan.

Pendekatan lain yang dapat dijangkau oleh orang tuaadalah membuat informasi yang tersedia tentang perubahankurikulum di internet. Demikian pula informasi yang berbasiscetak dapat dibuat untuk menginformasikan orang tua tentang

Page 78: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin62

perubahan yang sedang berlangsung dengan pengenalankurikulum baru.

C. Faktor-faktor yang Memengaruhi Ilmplementasi KebijakanKurikulum PT

Implementasi kurikulum adalah penerapan ataupelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkandalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan denganpelaksanaan dan pengelolaan, sambil senantiasa dilakukanpenyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik pesertadidik, baik perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya.Menurut Maunah, 2009: 78), implementasi kurikulumdipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:1. Karakteristik kurikulum

Karakteristik kurikulum, yang mencakup ruang lingkupbahan ajar, tujuan, fungsi, sifat dan sebagainya;2. Strategi Implementasi

Strategi implementasi, yaitu strategi yang digunakandalam implementasi kurikulum seperti diskusi profesi, seminar,penataran, lokakarya penyediaan buku kurikulum dan berbagaikegiatan lain yang dapat mendorong penggunaan kurikulum dilapangan;3. Karakteristik pengguna kurikulum

Karakteristik pengguna kurikulum, yang meliputipengetahuan, keterampilan, serta nilai dan sikap guru terhadapkurikulum dalam pembelajaran. Sedang Marsh (Hamalik, 2008:239), mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhiimplementasi kurikulum yaitu: dukungan kepala sekolah,dukungan rekan sejawat guru, dan dukungan internal dalamkelas.

Menurut Sukmadinata (2006:177), pengembangankurikulum yang menekankan isi, membutuhkan waktumempersiapkan situasi belajar dan menyatukannya dengantujuan pengajaran yang cukup lama. Kurikulum yangmenekankan situasi, waktu, untuk mempersiapkannya lebihpendek, sedangkan kurikulum yang menekankan situasi, waktuuntuk mempersiapkannya lebih pendek, sedangkan kurikulumyang menekankan organisasi waktu persiapannya hampir samadengan kurikulum yang menekankan isi.

Diantara faktor-faktor yang dapat diidentifikasi sebagaipendorong perubahan kurikulum adalah kecukupan sumberdaya, waktu, etos kampus dan dukungan profesional. Faktor

Page 79: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 63

intrinsik adalah; pengetahuan profesional, kecukupanprofesional dan minat profesional serta motivasi. Hal itu, dapatdilihat tabel 2.1, berikut:

Tabel 2. 1Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi KPT

Faktor Deskripsi

1 2

1. Kecukupansumberdaya

Kecukupanperalatan fasilitas dansumberdaya untuk menerapkan kurikulumbaru.

2. Waktu Waktu yang tersedia untukmenyiapkandan menyampaikan persyaratankurikulumbaru, misalnya dosenmembutuhkan cukup waktu untukmengembangkan pemahaman mereka,berkenaan dengan mata kuliah dan materajar yang harus disiapkan.

3. Etos kampus Keyakinan perguruan tinggi terhadapkurikulum baru. Status kurikulum darisudut pandang dosen, staf administrasi,masyarakat. Misalnya sejauh manaadministrator kampus mengakui pentinyamata kuliah tertentu, dalam kurikulumprrguruan tinggi tersebut.

4. Dukunganprofesional

Dukungan untuk dosen, baik dari PT-nya,maupun dari luar (kementerian). Misalnyakesempatan untuk menerima dukungankurikulum secara profesional yangberkelanjutan.

5. Kecukupanprofesional

Dosen memiliki kemampuan dankompetensi untuk menyampaikanmaterinya sesuai dengan kurikulum yaitukepercayaan yntuk mengajar.

6. Pengetahuanprofesional

Pengetahuan dan pemahaman yangdimiliki dosen mengenai kurikulum baru,misalnya metode pembelajaran yangberbeda untuk mendorong mahasiswabelajar dan mencapai prestasi yang lebihtinggi.

Page 80: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin64

1 2

7. Minat dansikapprofesional

Sikap minat dosen terhadap kurikulumbaru, misalnya ketajaman dan kedalamandalam mengajarkan suatu mata kuliah,

Sumber: diadaptasi dari SCIQ http://home.cc.umanitoba.ca/lewthwai/ intro SCIQ.html] (diakses, tgl, 5 Sep. 2017).

Terkait dengan faktor kecukupan profesional, adabeberapa topik yang harus dikembangkan pimpinan PT, dalammerancang kesempatan pengembangan profesional bagi dosenuntuk melaksanakan program baru.

1) Filosofi Program: Penting bagi dosen untuk memahami baikfilosofi di balik program maupun bagaimana program barudapat mempengaruhi mahasiswa, orang tua, administratordan para pemangku kepentingan lainnya.

2) Isi/konten: Dosen kerap menemukan di dalam kurikulumdimasukkan konten yang belum terbiasa diajarkan, yangdalam perkuliahan mereka sebelumnya tidak diajarkandalam beberapa saat, atau konten yang kerap disajikan tetapidengan cara yang asing bagi mereka. Misalnya, penggunaanpendekatan berbasis pemecahan masalah (problem basedlearning) dari pada pendekatan berbasis topik. Pendekatanberbasis output (output based learning) yang harus bergeserpada pendekatan berbasis capaian (outcomes based learning)yang amat memperhatikan pengembangan soft skill selainhard skill (konten pembelajaran).

3) Pedagogi/andragogi: Dosen perlu diberi kesempatan untukakrab dengan pendekatan program pedagogis/andragogisbaru. Mereka mungkin perlu mempraktikkan keterampilanmengajar tertentu yang ditekankan dalam program baru,seperti pengajaran karakter, nilai-nilai, atau mungkin untukterbiasa dengan alat bantu pembelajaran seperti internet.

4) Komponen program: Dosen akan membutuhkan banyakkesempatan untuk belajar tentang komponen program barudi awal tahap implementasi. Sebagai contoh, program barumungkin memberikan penekanan lebih besar pada penilaianberbasis kelas (classroom based assessment atau schoolbased assessment), sedangkan dosen lebih terbiasa denganpenilaian diakhir perkulihan atau penilaian terpusat/nasional.

Page 81: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 65

D. Akuntabilitas PTKIS Sebagai Dampak IlmplementasiKebijakan

Menurut Samoedra Wibawa (2011:3), kebijakan secarasubstantif terbagi menjadi dua aspek, yaitu Aksi danKonsekuensi Kebijakan. Dalam Aksi kebijakan merupakan suatuaktifitas yang dimulai dari input dan proses.

Guna mencapai tujuan kebijakan, pemerintah harusmelakukan aksi atau tindakan berupa penghimpunansumberdaya dan pengelolaan sumber daya tersebut. Hasil dariaksi pertama dapat disebut input kebijakan dan aksi yang keduasecara terbatas disebut sebagai proses (implementasi) kebijakan.sedangkan konsekuensi kebijakan memiliki dua jenispemahaman yaitu output dan dampak. Output adalah barang,jasa, atau fasilitas lain yang diterima oleh sekelompokmasyarakat tertentu, baik kelompok sasaran maupun kelompoklain yang tidak dimaksudkan untuk disentuh oleh kebijakan.Output biasanya berupa dampak jangka pendek. Sedangkandampak adalah perubahan kondisi fisik maupun social sebagaiakibat dari output kebijakan. Dampak disini yang dimaksudadalah dampak jangka panjang.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa secarasubstantif, kegiatan dalam studi implementasi terdiri dari aksikebijakan berupa input dan proses, sedangkan evaluasiimplementasi merupakan studi atas konsekuensi kebijakanberupa output sedangkan evaluasi dampak merupakan studiatas konsekuensi kebijakan berupa dampak yang ditimbulkanrentetan aktifitas input, proses dan output kebijakan.

Tujuan Kebijakan kurikulum sesuai dengan SN-DIKTI,bahwa Perguruan Tinggi dan setiap jenis pendidikan tinggi baikakademik, vokasi dan profesi agar segera melakukan perubahankurikulum dan meningkatkan mutu proses pendidikan danpembelajaran sesuai dengan SN-DIKTI, dengan harapan kelakpada gilirannya dapat menghasilkan lulusan yang siapmenghadapi tantangan dan peluang kehidupan yang semakinkompleks di abad ke-21 ini dan siap bersaing di era MasyarakatEkonomi ASEAN (MEA).

1. Akuntabilitas lembaga Pendidikan Tinggi

McAshan menyebutkan bahwa akuntabilitas adalahkondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitasperformannya dalam menyelesaikan tujuan yang menjadi

Page 82: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin66

tanggungjawabnya. Sedangkan John Elliot merinci makna yangterkandung di dalam akuntabilitas, yaitu: (1) cocok atau sesuai(fitting In) dengan peranan yang di harapkan, (2) menjelaskandan mempertimbangkan kepada orang lain tentang keputusandan tindakan yang di ambilnya, (3) performan yang cocok dandan meminta pertimbangan/penjelasan kepada orang lain.(Slamet, P. 2005: 112).

Akuntabilitas membutuhkan aturan, ukuran atau kriteria,sebagai indikator keberhasilan suatu pekerjaan atauperencanaan. Dengan demikian, maka akuntabilitas adalahsuatu keadaan performan para petugas yang mampu bekerjadan dapat memberikan hasil kerja sesuai dengan criteria yangtelah di tentukan bersama sehingga memberikan rasa puas pihaklain yang berkepentingan. Intinya akuntabilitas pendidikanadalah kemampuan sekolah mempertanggungjawabkan kepadapublik segala sesuatu mengenai kinerja yang telah dilaksanakan.

Scorvis D. Anderson dalam bukunya Accountability What,Who, and Whither? Dalam Made Pidarta (Slamet, P. 2005: 112),menyebutkan lima bagian yang merupakan manifestasi dariakuntabilitas, yaitu: (1) mengontrak performan. Performan ditentukan kriterianya dan disepakati bersama. Artinya pertugaspelaksana tidak boleh menyimpang dari kriteria tersebut. (2)memiliki kunci pembentuk arah dalam bentuk biaya dan usahaperforman yang dikontrak/ditentukan, diharapkan tercapaitujuan secara efektif sehingga pengontrak merasa puas. (3) unsurpemeriksaan yang dilakukan oleh orang-orang bebas dan tidakterlibat dalam kegiatan internal, seperti orang tua siswa,masyarakat, atau pemerintah. (4) memberikan jaminan, dalambidang pendidikan mutu dapat terjamin dengan menggunakankriteria atau ukuran tertentu. (5) pemberian insentif, diberikansebagai penghargaan dan dapat di ukur menurut kriteriatertentu, dengan maksud untuk meningkatkan motivasi dansistem kompetisi dalam meningkatkan performan.

Akuntabilitas suatu lembaga pendidikan tinggi dapatdiartikan sejauh mana perguruan tinggi tersebut mempunyaimakna dari para stakeholders-nya, dapat tidaknya kinerja(produk), prilaku pengelola dapat dipertanggung-jawabkansecara hukum, etika akademik, agama, dan nilai budaya.Bersarkan UU no.12 tahun 2012. pasal 78, ditegaskan bahwapada ayat: “... Akuntabilitas Perguruan Tinggi merupakanbentuk pertanggungjawaban Perguruan Tinggi kepada

Page 83: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 67

Masyarakat yang terdiri atas: (1) akuntabilitas akademik; dan (2)akuntabilitas non akademik.

Akuntabilitas Perguruan Tinggi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) wajib diwujudkan dengan pemenuhan StandarNasional Pendidikan Tinggi. (3) akuntabilitas Perguruan Tinggisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui sistempelaporan tahunan. (4) laporan tahunan akuntabilitas PerguruanTinggi dipublikasikan kepada Masyarakat. (5) Sistem pelaporantahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan”.

2. Kriteria Akuntabilitas Pendidikan TinggiDaulat P Tampubolon, (2001:123), menegaskan bahwa,

akuntabilitas perguruan tinggi mencakup enam persoalan yaitu:a. Apakah peraturan yang ditetapkan oleh perguruan tinggi

dapat dipertanggung jawabkan secara undang-undang?b. Apakah materi kuliah yang diberikan dosen dapat

dipertanggung-jawabkan secara kurikuler dan etikaakademik?,

c. Apakah nilai hasil ujian (ip/ipk) yang diperoleh mahasiswaterpercaya?,

d. Apakah prilaku (sikap) kepelayanan para pengelolaperguruan tinggi dapat dipertanggung -jawabkan secarahukum, etika, agama, dan nilai budaya?,

e. Apakah penelitian yang dilakukan dan hasilnya tidakbertentangan dengan agama dan atau undang-undang?,serta

f. Apakah perguruan tinggi mempunyai kode etik?”

Dengan demikian, akuntabilitas suatu perguruan tinggimerupakan hal yang sangat penting untuk menjaga mutululusannya dengan masyarakat pemakainya. Adanya“keunggulan” tertentu lulusannya, merupakan hal memberikannilai tambah bagi lulusannya dan citra perguruan tinggi yangbersangkutan. Apalagi dalam pengembangan kurikulumsepenuhnya diserahkan kepada perguruan tinggi yangbersangkutan sehingga masa yang akan datang, kompetisiantara perguruan tinggi akan semakin ketat.

3. Permasalahan Akuntabilitas Pendidikan Tinggi

Akuntabilitas sebagai upaya mewujudkan good governancebelum membudaya di Indonesia. Dari hasil pengkajian yangdilakukan oleh berbagai lembaga riset independen nasional dan

Page 84: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin68

internasional, memperlihatkan rendahnya pemahaman danpenerapan prinsip-prinsip good governance di Indonesia. Surveyyang dilakukan Booz-Allen di Asia Timur pada tahun 1998menunjukkan, Indonesia memiliki index governance dengan skorpaling rendah (2,88), jauh di bawah Singapura (8,93), Malaysia(7,72) dan Thailand (4,89), (Thomas, 2006:1).

Menurut The Jakarta Consulting Group, (2013:3), salah satuproblem mendasar yang dihadapi lembaga nirlaba adalahmerosotnya kepercayaan publik. Sebab, masih banyak skandalkeuangan menyeruak pada sejumlah yayasan. Tudingan miringdiarahkan kepada yayasan sosial, terutama berkaitan dengan‘kedok’ untuk mencari keuntungan.

Padahal, akuntabilitas merupakan salah satu prosesmanajemen yang vital dalam pengelolaan Pendidikan Tinggi,akuntabilitas memainkan peranan yang signifikan sebagaiparameter profesionalitas pada penyelenggaraan PT. Dalampengelolaan PT yang profesional. Untuk mengelola lembagasosial keagamaan, seperti halnya wakaf, menurut Syafi’i Antonio(Achmad Djuneidi. 2008:viii), ada tiga filosofi dasar, yaitu;pertama, pola manajemennya harus dalam bingkai denganproyek yang terintegrasi. Kedua, mengedepankan asaskesejahteraan, yang menyeimbangkan antara kewajiban yangharus dilakukan dan hak yang diterima. Ketiga, asas transparansidan akuntabilitas. Akuntabilitas yang ada pada lembagapendidikan tinggi akan berimplikasi pada semakin kuatnyalegitimasi sosial, dimana lembaga itu akan mendapat public rust.Legitimasi dari masyarakat akan menaikkan dukunganmasyarakat dalam pengelolaan Lembaga.

4. Akuntabilitas VS Mutu dan Kinerya Pendidikan Tinggi

Dari beberapa teori di atas, diketahui bahwa akuntabilitasPT, berkaitan dengan mutu atau kualitas. Dengan kata laiantujuan pendidikan tidak akan tercapai secara optimal tanpadanya manajemen atau pengelolaan yang berkualitas, yangselanjutnya untuk pengelolaan kegiatan manajemen tersebutdiperlukan sumberdaya manusia pengelola PT (pimpinan, dosen,dan tenaga administrasi) yang memiliki kemampuan dankompetensi yang tinggi.

Berkaitan dengan itu, Cascio (Hadari Nawawi, 2000:219),mengungkapkan faktor yang dipengaruhi mutu dan kinerja,yaitu: (a) partisipasi SDM, (b) pengembangan karir, (c)

Page 85: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 69

komunikasi, kesehatan, dan keselamatan kerja, (d) penyelesaiankonflik, (e) insentif yang baik, dan (f) kebanggaan.

Suprihanto (1996:89), menyebutkan bahwa aspek-aspekyang dapat digunakan untuk menilai kinerja atau prestasi kerjadiantaranya: (a) kemampuan kerja, (b) kerajinan, (c) disiplin, (d)hubungan kerja, (e) prakarsa, dan (f) kepemimpinan atau hal-halkhusus sesuai dengan bidang dan level pekerjaan yangdijabatnya.

Menurut Davis Goetsch, (2006:233), ada beberapa unsurumum dalam mutu, yaitu:

“…Quality involves meeting or exceeding customer expectations.Quality applies to products, services, people, processes, and environments.Quality is an ever changing state (i.e., what is considered quality todaymay not be good enough to be considered quality tomorrow). Withthese common elements extracted, the following definition of quality can beset forth: Quality is a dynamic state associated with products, services,people, processes, and environments that meets or exceeds expectations”

Maksudnya, “mutu berkenaan dengan produk dan layanan,

yang dapat memenuhi kebutuhan, harapan dan kepuasaan daripelanggan. Mutu pendidikan berkaitan dengan pemenuhan

keinginan dan harapan dari pelanggan pendidikan itu sendiriyaitu mahasiswa, orang tua maupun lingkungan serta

stakeholder. Konsep mutu berfokus pelanggan tidak hanyaberkenaan dengan karakteristik produk dan layanan yang

memenuhi harapan pelanggan, tetapi juga mencakupkarakteristik dan kelengkapan yang menunjukkan kelebihan

dibandingkan dengan produk dan layanan dari para pesaing.

Kelebihan tersebut berkenaan dengan model penawaran yang baru,paduan penawaran produk dengan layanan, respon atau layanan

yang cepat, dan hubungan yang special”.

Dalam bidang pendidikan, mutu berkenaan denganprogram dan hasil pendidikan yang dapat memenuhi harapansesuai tingkat dan perkembangan masyarakat dan duniakerja. Dosen berusaha memberikan layanan pembelajaran yangmemberikan kepuasan kepada para mahasiswanya. Dalamkonsep mutu layanan pendidikan adalah mutu layanan diukurdari kepuasan pelanggan atau peserta didik. Layananpendidikan atau pembelajaran yang bermutu, adalah yangmemenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan kepadapeserta didik sebagai pelanggan pendidikan.

Program pendidikan PTKIS yang berkualitas harusmemiliki ciri-ciri yang khusus atau berbeda denganPedindikan Tingi lainnya. Perbedaan ini dapat dibedakan

Page 86: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin70

dengan direflesikan pada tujuan khusus, sifat dan orang-orang dalam Pedindikan Tingi Keagamaan Islam Swastatersebut. Pedindikan Tingi Keagamaan Islam Swasta haruslebih efektif dalam menjalankan program pendidikan yangberkualitas, dan hal itu akan terwujud jika hasil belajar,dimaksudkan telah didefinisikan secara jelas dan pencapaianbelajar didokumentasikan serta dikomunikasikan secarapersuasif.

Sejalan dengan temuan tersebut, penulis berupayamenganalisis faktor-faktor yang menonjol yang mempengaruhimutu akuntabilitas PTKIS, yang menonjol yaitu: (a) identitaslembaga; (b) kurikulum; (c) proses pembelajaran; (d) dosen danstaf; (e) sarana dan prasarana; (f) manajemen; (g) pembiayaan; (h)penilaian dan pembelajaran; dan (1) aktivitas mahasiswa.

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan

1. Penelitian Mukhidin, dkk. (2014)

Mukhidin dan Mustika Nuramalia Handayani, dkk (2014),Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi AgroindustriBerbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, kajian ilmiahyang dilakukan oleh Mukhidin dan Mustika NuramaliaHandayani pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan KejuruanUniversitas Pendidikan Indonesia (2014). Hasil penelitian ini,berupa strategi pengembangan kurikulum pendidikan teknologiagroindustri berbasis KKNI dilakukan dalam beberapa tahapyaitu: (1) perumusan profil lulusan melalui analisis SWOT jugatracer study; (2) perumusan learning outcome (capaianpembelajaran) program studi mengacu pada KKNI; (3)perumusan bidang kajian dan kedalaman mata kuliah; (4)penyusunan struktur kurikulum dan silabus kedalam dokumenkurikulum program studi pendidikan teknologiagroindustri.(www.scribd.com/doc/ diakses, tgl, 5 Sep. 2017).

2. Penelitian Didin Kurniadin (2015)

Didin Kurniadin (2015), melakukan penelitian denganjudul; ”Studi Perilaku Kepemimpinan Perguruan Tinggi Islam”Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruhKreativitas pimpinan, integritas pimpinan, iklim organisasi dansistem kompensasi untuk meningkatkan efektivitaskepemimpinan pimpinan PTKIS di Jawa Barat. Pendekatan yangdigunakan adalah kuantitatif dengan metode survey, melaluiteknik pengumpulan data oleh angket terhadap 31 PTKIS di

Page 87: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 71

Jawa Barat sebagai sampel. Unit analisis dari tiap PTKI adalah 1orang Ketua, 1 orang ketua program studi, 1 orang Sekretarisprogram studi, 3 orang dosen dan 4 orang mahasiswa, total 10orang. Skor yang diambil adalah skor rata-rata unit analisis daritiap PTKI. Teknik analisis data yang digunakan adalah WMSdan analisis jalur (path analysis). Penilitian ini, menunjukanteridentifikasi bahwa kreativitas pimpinan, integritas pimpinan,iklim organisasi dan sistem kompensasi berpengaruh secarapositif dan signifikan terhadap perilaku kepemimpinan PTKIS diJawa Barat. Penilitian ini, merekomendasikan, bahwa dalamrangka meningkatkan perilaku kepemimpinan PTKIS adalah: (1)dilakukan pendidikan dan pelatihan khusus pimpinan; (2)dilakukan penilaian kinerja pimpinan dan audit kinerja, 3) fokusdalam mengelola PTKIS, memiliki SPO dan SPM, secara berkalamelakukan dialog atau hearing; (3) menjalin hubunganinterpersonal dan penguatan komitmen organisasi; (4)penyediaan media IT, training pemanfaatan IT dan digitalisasisistem manajemen dan akademik (https:// www.google.co.id.ejournal.upi.edu. diakses, tgl, 5 Sep. 2017).

3. Penelitian Siti Rabiah S. Rauf (2015)

Siti Rabiah S. Rauf (2015), melakukan penelitian Tesisnyadengan judul; ”Peran Kepemimpinan Dekan Dalam PeningkatanKinerja Dosen Di Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan IainSultan Amai Gorontalo” Penelitian ini bertujuan untuk: (a)mengetahui peran kepemimpinan terhadap kinerja dosen; (b)mengetahui hasil kinerja dosen dalam melaksanakan TridharmaPerguruan Tinggi dan (c) Mendeskripsikan faktor pendukungdan penghambat peningkatan kinerja dosen. Penelitian inimerupakan penelitian lapangan yang bersifat kualitatif di IAINSultan Amai Gorontalo. Penentuan sumber data yang digunakandalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknikpengumpulan data dalam penelitian ini adalah metodeobservasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis datayang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, menarikkesimpulan. Hasil penelitian ini adalah pertama, perankepemimpinan dekan dalam peningkatan kinerja dosen padaTridharma perguruan tinggi (pendidikan. penelitian, danpengabdian kepada masyarakat) di Fakultas Ilmu Tarbi yah danKeguruan sangat penting dan hal ini ditunjukkan denganbagaimana dekan menjadi konseptor, motivator, pembuatkeputusan, dinamisator dan katalisator, supervisor. Kedua, basil

Page 88: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin72

kinerja dosen di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAINSultan Amai Gorontalo terdiri atas dua konteks, yaitu kinerjasebagai perilaku kerja dan kinerja sebaggai hasil kerja; kinerjadosen sebagai perilaku kerja terdiri atas 3 indikator: timelines(ketepatan waktu), kreativitas dan kerjasama, need forsupervision (kebutuhan untuk diawasi); kinerja dosen sebagaihasil kerja dosen terdiri atas 3 indikator: kualitas (quality),kuantitas (quantity), dan efektivitas biaya. Ketiga. Faktorpendukung kepemimpinan dekan dalam meninggkatkan kinerjadosen di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN SultanAmai Gorontalo yaitu: adanya tunjanygan sertifikasi dosen,komitmen dosen dalam melaksanakan Tridharma perguruantinggi, budaya kerj asama dosen, dukungan pemerintahpusat/Kemenag dan Kemendikbud, dukungan pemerintahpropinsildaerah, pembinaan dan evaluasi internal oleh LPM,tersedianya perpustakaan. Faktor penghambat dalammeningkatkan kinerja dosen: kurangnya kedisiplinan dosendalam kehadiran mengajar di kelas, kurangnya motivasi dosendalam menulis karya ilmiah dan melakukan penelitian, belumterpenuhinya sarana dan prasarana pendidikan, kurangnyasupervisi dan monitoring dalam proses pembelajaran di kelas,beban mengajar dosen melebihi SKS yang menjadikewajibannya dan kurangnya honor insentif mengajar(https://www.google.co.id/?gws_siti+rabiah diakses, tgl, 5 Sep.2017).

4. Penelitian Wawan dan Imas Masitoh (2015).

Wawan dan Imas Masitoh (2015), melakukan Penelitian,dengan judul; “ Mutu Kinerja Perguruan Tinggi Agama IslamSwasta Jawa Barat”. Penelitian ini dilatrar belakanigi olehadanya kinerja pimpinan, budaya organisasi, komunikasiorganisasi, dan layanan akademik merupakan faktor-faktormutu kinerja yang sangat menentukan bagi perguruan tinggiagama Islam swasta fokus pada Institut Agama Islam swasta se-Jawa Barat, Sehingga, lemahnya kondisi dalam faktor-faktor itumenyebabkan ketidakseimbangan dalam mutu kinerjaperguruan tinggi agama Islam swasta. Penelitian ini untukidentifikasi pengaruh kinerja pimpinan, budaya organisasi,komunikasi organisasi, dan layanan akademik terhadap mutukinerja perguruan tinggi agama Islam swasta di Jawa Barat.Metode penelitian yang digunakan adalah survei, denganpendekatan kuantitatif, melalui teknik pengumpulan data

Page 89: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 73

dengan angket terhadap 53 dosen dan 53 mahasiswa. Teknikanalisis data yang digunakan adalah WMS dan path analysisyang berhasil mengidentifikasi bahwa kinerja pimpinan, budayaorganisasi, komunikasi organisasi, dan layanan akademikmemiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap mutukinerja perguruan tinggi agama Islam swasta, maka untukmeningkatkan mutu kinerja perguruan tinggi agama Islamswasta, penelitian ini, merekomendasikan; menyarankan sistemnilai dan iklim organisasi dalam budaya organisasidipertahankan; kinerja pimpinan program studi dan pelayananakademik ditingkatkan, serta visi, misi, tujuan, dan strategidibuat (https://jurnal.dpr.go.id/index.php/kajian diakses, tgl, 5Sep. 2017).

5. Penelitian Ali Akbar Jono (2016)

Ali Akbar Jono (2016), melakukan penelitian dengan judul;“Studi Implementasi Kurikulum Berbasis KKNI, Pada ProgramStudi Pendidikan Bahasa Inggris Di LPTK Se-Kota Bengkulu”.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prospek dan kesiapanbeberapa perguruan tinggi di kota Bengkulu yang berposisisebagai lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK)pogram studi pendidikan bahasa Inggris terhadap wacanapemberlakukan kurikulum berbasis KKNI yang efektif akandiberlakukan pada tahun akademik 2016/2017. Disamping itupenelitian ini bertujuan menjadi sarana penemuan solusiterhadap kendala yang menjadi rintangan dari pemberlakukankurikulum berbasis KKNI. Penelitian ini menggambarkanbahwa, lima LPTK yang menyelenggarakan program studipendidikan bahasa Inggris pada prinsipnya siap melakukanperberlakuan kurikulum berbasis KKNI pada tahun akademik2016/2017, akan tetapi efektifitas penerapan kebijakan iniseyogya dibarengi dengan kesiapan semua perangkat yangdibutuhkan termasuk kebijakan pengembangan kurikulumtertulis dari masing-masing institusi secara permanen. Dari limaLPTK yang ada, hanya FKIB-Unib yang telah menerapkankurikulum KKNI dan berjalan baik sedangkan yang lain masihdalam proses finalisasi struktur kurikulum yang diharapkan.KKNI, Pembaharuan Kurikulum, dan LPTK (www.google.co.idejournal.iainbengkulu.ac.id diakses, tgl, 5 Sep. 2017).

Berdasarkan penelusuran terhadap hasil empat penelitianterdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini, ditemukan

Page 90: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin74

bahwa pentingnya Implementasi kebijakan pengembangankurikulum PT, berbasis KKNI, di motori oleh pimpinan PT,dikarenakan kinerja pimpinan memiliki pengaruh yang positifdan signifikan terhadap mutu kinerja perguruan tinggi agamaIslam swasta. Empat penelitian terdahulu dengan fokus danlokus kajian yang berbeda-beda. Akan tetapi kajian terdahulu,dapat dijadikan pelengkap dan perbandingan dalampenyusunan penelitian: ”Peran Pimpinan Pendidikan TinggiKeagamaan Islam Swasta Dalam Implementasi KurikulumPendidikan Tinggi Berbasis KKNI Menuju AkuntabilitasPendidikan Tinggi” (Studi di PTKIS Wilayah II Jawa Barat danBanten).

Penilitian ini, dipandang penting untuk dilaksanakan,antara lain sebagai media sosialisasi bagi semua pihak yangterlibat dalam sistem pengeloaan pendidikan tinggi khususnyapada Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS)diingkungan Kopertais Wilayah II Jawa Barat dan Banten,termasuk mahasiswa, masyarakat sebagai pengguna ataustakeholdes tentang kebijakan pemerintah melalui peraturanpresiden (perpres) nomor 8 tahun 2012 yang kemudian dituangdalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 73tahun 2013, mengenai kewajiban setiap program studi di semualembaga pendidikan tinggi yang mewadahinya untuk efektifmelaksanakan kurikulum berbasis KKNI yang terhitung palinglambat tahun akademik 2016/2017.

Melalui penelitian ini pula diharapkan menjadi pembukatabir dalam mengurai kekusutan dari berbagai hambatan dantantangan dalam menyiapkan proses penerapan kurikulumberbasis KKNI khusunya pada delapan prodi PTKISdilingkungan Kopertais Wilayah II Jawa Barat dan Banten.

Page 91: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 75

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai “carailmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaantertentu” (Sugiono, 2011:3). Maka dari itu, metode penelitiandapat diartikan sebagai suatu cara yang dilakukan secarasistematis dan terorganisir dalam ilmiah untuk memperolehdata-data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitianuntuk memperoleh tujuan penelitian yang dipergunakan untuksuatu hal tertentu. Dengan adanya metode penelitian, makaakan mempermudah peneliti dalam hal memperoleh data danmencapai tujuan penelitian.

Peneliti menggunakan metode deskriptif dan melaluipendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukanberupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal darinaskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatanmemo, dan dokumen resmi lainnya dan dideskripsikan dalambentuk narasi. Hal ini mengacu pada pengertian metodepenelitian kualitatif, sebagai berikut:

”...Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitianyang berlandaskan pada filsafat postpositifsime, digunakanuntuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagailawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagaiinstrument kunci, pengambilan sample sumber dan datadilakukan secara purposive dan snowball, teknikpengumpulan data dilakukan dengan triangulasi (gabungan)analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitiankualitatif lebih menekankan pada makna daripadageneralisasi.”(Sugiono, 2011:15)

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat diuraikanbahwa yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalahingin menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara

Page 92: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin76

mendalam, rinci dan tuntas, sesuai dengan permasalahan yangpenulis teliti yaitu Peran Pimpinan Pendidikan TinggiKeagamaan Islam Swasta dalam Ilmplementasi Kurikulum PTberbasis KKNI munuju Akuntabilitas Perguruan Tinggi. Olehkarena itu penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitianini memiliki kesesuaian dengan fokus penelitian yang penelitibahas yaitu memperoleh gambaran secara jelas dan mendalamtentang peran pelatih dalam meningkatkan motivasi belajar dankemandirian musisi jalanan.

Unit analisis dari penelitian ini ditentukan secara purposive,yaitu semua PTKIS di Lingkungan Kopertais Wilayah II JawaBarat dan Banten, dianggap mewakili. Data dikumpulkanmelalui wawancara mendalam dan studi dokumentasi terkaitmasalah penelitian. Analisis dilakukan secara kualitatif.

Untuk mendapatkan data yang objektif dalam penelitianini penulis menggunakan metode dan teknik pengumpulan datatertentu. Sebagaimana pendapat Surakhmad, Winarno (1985:131)bahwa "metode merupakan cara utama yang dipergunakanuntuk mencapai tujuan".

Metode ini digunakan sesuai dengan tujuan utama daripenelitian ini yakni untuk mendeskripsikan bagaimanaimplementasi kebijakan Kurikulum PT berbasis KKNI, dalammenuju akuntabilitas penidikan tinggi agama Islam di KopertaisWilayah II Jawa Barat dan Banten, sedangkan pendekatananalisis kualitatif digunakan atas pertimbangan-pertimbangansebagai berikut:

a. Bahwa pendekatan ini akan lebih adaptif bila dihadapkandengan kenyataan yang kompleks.

b. Bahwa pendekatan ini memungkinkan hubungan aniararesponder dengan peneliti masuk dalam persoalan yangmenjadi objek penelitian,

c. Bahwa pendekatan ini lebih peka dan lebih mudlah masukdalam persoalan dan memfokuskannya.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Moleong(2001:27), menekankan bahwa: penelitian kualitatif berakarpada, Tatar alamiah sebagai keutuhan. Penelitian kualitatifmengandalkan manusia sebagai alai penelitian, memanfaatkanmetode, kualitatii analisis data secara induktif, mengarahkansasaran penelitian pada usaha menemukan teori dari dasar,bersifat deskriptif, dan lebih mementingkan proses dari padahasil.

Page 93: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 77

Dengan menggunakan metoda kualitatif peneliti dapatmemusatkan diri pada persoalan-persoalan aktual melaluipengumpulan data, usunan data, penjelasan data dan analisisdata. Untuk itu, Nasution (1988:54), mengemukakan bahwa:penelitian kualitatif adalah Metode kualitatif tidakmembutuhkan populasi dan sample banyak, populasitergantung pada konsep yang digunakan dan terbatas pada,unit kualitasnya. Jumlah subyek penelitian tidak dikemukakansecara ketat tetapi tergantung pada tercapainya tendensi data.

Sukmadinata (2007:94), mengemukakan bahwa;"Penelitian kualitatif siklusnya belum selesai selamadiketemukan hal baru. Penelitian kualitatif tidak ada,penjumlahan jawaban yang ada hanya penyempumaanjawaban".

Berdasarkan pendapat di atas, metode kualitatifmempunyai sifat yang berbeda dengan metode yang bersifatkuantitatif. Perbedaannya tampak dalam desain penelitian danproses penelitian. Dalam desain penelitian, metode kualitatiflebih bersifat terbuka, sedangkan metode kuantitatif bersifatketat dalam arti sedikit sekali peluang untuk melakukanperubahan-perubahan. Ditinjau dari proses, penelitian kualitatifbersifat partisipatoris terhadap Konteks yang diteliti sehinggainstrumen penelitian sering dirinya sendiri, sedangkan dalammetode kuantitatif peneliti mempunyai jarak tertentu untukmenjaga keterlibatannya dalam konteks yang diteliti.

Berdasarkan pendapat di atas, metode kualitatifmempunyai sifat yang berbeda dengan metode yang bersifatkuantitatif. Perbedaannya tampak dalam desain penelitian danproses penelitian. Dalam desain penelitian, metode kualitatiflebih bersifat terbuka, sedangkan metode kuantitatif bersifatketat dalam arti sedikit sekali peluang untuk melakukanperubahan-perubahan. Ditinjau dari proses, penelitian kualitatifbersifat partisipatoris terhadap Konteks yang diteliti sehinggainstrumen penelitian sering dirinya sendiri, sedangkan dalammetode kuantitatif peneliti mempunyai jarak tertentu untukmenjaga keterlibatannya dalam konteks yang diteliti.

B. Sumber Data

Salah satu pertimbangan dalam memilih masalahpenelitian adalah ketersediaan sumber data. Penelitiankuantitatif lebih bersifat explanation (menerangkan,

Page 94: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin78

menjelaskan), karena itu bersifat to learn about the people(masyarakat objek), sedangkan penelitian kualitatif lebih bersifatunderstanding (memahami) terhadap fonemena atau gejala sosial,karena bersifat to learn about the people (masyarakat sebagaisubyek). Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalahsubyek dari mana data dapat diperoleh. Dalam Kamus BesarBahasa Indonesia, data diartikan sebagai kenyataan yang adayang berfungsi sebagai bahan sumber untuk menyusun suatupendapat, keterangan yang benar, dan keterangan atau bahanyang dipakai untuk penalaran dan penyelidikan (Tim PusatBahasa, 1997:324).

Sumber data kualitatif adalah sumber data yangdisuguhkan dalam bentuk dua parameter “abstrak”, misalnya:banyak-sedikit, tinggi-rendah, tua-muda, panas-dingin, situasiaman-tidak aman, baik-buruk. Agar data tersebut dapatdianalisis dengan metode statistik maka data kualitatif harusditransformasikan menjadi data yang bersifat kuantitatif. Agarusaha mentransformasikan nilai tersebut terlepas/bebas darisubyektifitas diperlukan penguasaan bidang ilmu yangbersangkutan. Contoh: suatu kasus pencurian sepeda motordikatakan kecil apabila jumlah pencurian antara 1-4 tiap hari,dikatakan besar apabila pencurian antara 5-10 tiap hari. Sumberdata dalam penelitian kualitatif ada 2 (dua), yaitu sumber dataprimer dan sumber data skunder.

Sumber data dalam penelitian ini data primer dan datasekunder implementasi Kurikulum Pendidikan Tinggiberbasis KKNI dalam menuju Akuntabilitas PerguruanTinggi.

1. Sumber data Primer

Suharsimi Arikunto (2010:22), menegaskan bahwasumber data primer adalah “data dalam bentuk verbal ataukata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak gerik atau perilakuyang dilakukan subyek dan dapat dipercaya oleh informan”.

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah KetuaProdi Program Sudi Pendidikan Agama Islam di lingkunganKopertais Wilah II Jawa Barat dan Banten. Lofland (Maleong2006:157), menyatakan bahwa “…sumber data utama dalampenelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan”.

Menurut Sunardi (2011: 89), dalam pencarian data primerada tiga dimensi penting yang perlu diketahui, yaitu:

Page 95: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 79

a. Kerahasiaan, kerahasiaan mencakup mengenai apakahtujuan penelitian untuk diketahui oleh responden atau tidak.Merahasiakan tujuan penelitian dilakukan bertujuan agarpara responden tidak memberikan jawaban-jawaban yangbiasa dari apa yang kita harapkan;

b. Struktur, struktur berkaitan dengan tingkat formalitas(resmi), atau pencarian data dilakukan secara terstrukturatau tidak terstruktur. Pencarian dilakukan secaraterstruktur jika peneliti dalam mencari data denganmenggunakan alat, misalnya kuesioner dengan pertanyaanyang sudah dirancang secara sistematis, dan sangatterstruktur baik itu dilakukan secara tertulis ataupun lisan.Sebaliknya pencarian dapat dilakukan dengan cara tidakterstruktur, jika instrumennya dibuat tidak begitu formalatau terstruktur;

c. Metode Koleksi, metode koleksi menunjuk pada saranauntuk mendapatkan data. Untuk mengumpulkan dataprimer diperlukan metode dan instrumen tertentu. Misalcara mengumpulkan data melalui wawancara.

Sumber data primer dalam penelitian ini adalahketerangan dari delapan Ketua Program Sudi PendidikanAgama Islam di lingkungan Kopertais Wilah II Jawa Baratdan Banten, yang berkaitan dengan implementasi kebijakanKurikulum PT berbasis KKNI, dalam menuju akuntabilitaspenidikan tinggi agama Islam.

2. Sumber data Skuder

Data skunder merupakan pendekatan penelitian yangmenggunakan data-data yang telah ada, selanjutnya dilakukanproses analisa dan interpretasi terhadap data-data tersebutsesuai dengan tujuan penelitian, data ini didapat dari sumber kedua atau melalui perantaraan orang. Menurut Sugiono,(2011:163), data sekunder dapat dipergunakan untuk hal-halsebagai berikut:

a. Pemahaman masalah, data sekunder dapat digunakansebagai sarana pendukung untuk memahami masalah yangakan kita teliti;

b. Penjelas masalah, data sekunder bermanfaat sekali untukmemperjelas masalah dan menjadi lebih operasional dalampenelitian karena didasarkan pada data sekunder yangtersedia;

Page 96: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin80

c. Formulasi alternatif, alternatif penyelesaian masalah yanglayak sebelum kita mengambil suatu keputusan, kadang kitamemerlukan beberapa alternatif lain;

d. Solusi masalah, data sekunder disamping memberi manfaatdalam membantu mendefinisikan dan mengembangkanmasalah, data sekunder juga kadang dapat memunculkansolusi permasalahan yang ada. Tidak jarang persoalan yangakan kita teliti akan mendapatkan jawabannya hanyadidasarkan pada data sekunder saja.

e. Pemahaman, penjelasan, formulasi, dan alternatif masalah

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yangdiperoleh peneliti secara tidak langsung melalui mediaperantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunderumumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telahtersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikandan yang tidak dipublikasikan. Menurut Sunardi Nur (2011:76),ada beberapa kriteria dalam mengevaluasi data sekunder, antaralain:

a. Waktu keberlakuan, apakah data mempunyai keberlakuanwaktu. Jika saat dibutuhkan data tidak tersedia atau sudahkedaluwarsa, maka sebaiknya jangan digunakan lagi untukpenelitian kita;

b. Kesesuaian, apakah data sesuai dengan kebutuhan kita,kesesuaian berhubungan dengan kemampuan data untukdigunakan menjawab masalah yang sedang diteliti.;

c. Ketepatan, apakah kita dapat mengetahui sumber-sumberkesalahan yang dapat mempengaruhi ketepatan data,misalnya apakah sumber data dapat dipercaya, bagaimanadata tersebut dikumpulkan atau metode apa yang digunakanuntuk mengumpulkan data tersebut;

d. Biaya, berapa besar biaya untuk mendapatkan data sekundertersebut, jika biaya jauh lebih dari manfaatnya, sebaiknyakita tidak perlu menggunaknnya.

Salah satu metode dalam pengumpulan data skunderadalah dukumen, Dukumen merupakan bahan tertulis ataubenda yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktifitastertentu. Ia bisa merupakan rekaman atau dukumen tertulisseperti arsip, database, surat-surat, rekaman, gambar, benda-benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu peristiwa.Banyak peristiwa yang telah lama terjadi bisa diteliti dandipahami atas dasar dukumen atau arsip.

Page 97: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 81

Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh darisumber manusia atau human resources, melalui observasi danwawancara. Akan tetapi ada pula sumber bukan manusia, nonhuman resources, diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik.Menurut Sugiyono (2011: 88), studi dokumen merupakanpelengkap dari penggunaan metode obsevasi dan wawancaradalam penelitian kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitiankualitatif ini akan semakin tinggi jika melibatkan/menggunakanstudi dokumen ini dalam metode penelitian kualitatifnya.

Adapun data sekunder dalam penelitian ini terdiri daridokumen-dokumen yang berhubungan dengan implementasikebijakan Kurikulum PT berbasis KKNI, dalam menujuakuntabilitas penidikan tinggi agama Islam yang meliputi:kalender akademik, jadwal perkuliahan, kerangka acuanpraktek, buku panduan akademik, jadwal rapat ketua prodidengan staff, buku laporan dosen dan mahasiswa piket, sertabuku bimbingan mahasiswa pada saat praktikumdilaboratorium maupun lapangan.

3. Jenis Data dan Instumen Penelitian Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri.Djam’an Satori dan Aan Komariah (2010:62), menyatakan bahwa;dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan instrumen kunci(Key Instrumen). Sebagai key Instrumen maka peneliti membuatsendiri seperangkat alat observasi, pedoman wawancara, danpenilaian dokumentasi yang digunakan sebagai panduan umumdalam proses pencatatan.

Pernyataan sebagai instrumen kunci dikatakan Bogdandan Biklen (2007:7), sebagai berikut: ”…. qualitative research hasthe natural setting as the direct source of data and the researcheris the key instrument.” Maksudnya: ".... Penelitian kualitatifmemiliki seting alami sebagai sumber data langsung, danpeneliti sebagai instrumen kunci. "

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitianlapangan dan terjun langsung ke lokasi Jurusan PAI padaPTKIS Kopertais Wilayah II Jabar Banten. Untuk memperolehdata dan informasi yang dibutuhkan adalah penelitian ini,maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulandata yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.

Page 98: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin82

Adapun teknik yang digunakan untuk mengumpulkan datadalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik ataucara mengumpulkan data dengan jalan mengadakanpengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.Dalam metode observasi ini, peneliti menggunakan observasinon partisipan. Yaitu pengamat tidak ikut serta dalam kegitan,dia hanya berperan mengamati kegia tan, tidak ikut dalamkegiatan (Sukmadinata, 2010: 220).

Dengan observasi peneliti berharap mendapatkan dataatas informasi yang akurat tentang bagaimana peran KetuaProdi Jurusan PAI pada PTKIS Kopertais Wilayah II JabarBanten. dalam implementasi kurikulum implementasi kebijakanKurikulum PT berbasis KKNI, dalam menuju akuntabilitaspenidikan tinggi agama Islam.

2. Wawancara

Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan duapihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan danyang diwawancarai yang memberikan jawaban ataspertanyaan dari pewawancara dengan maksud tertentu(Moleong, 1995:186). Wawancara digunakan sebagai teknikpengumpulan data untuk menentukan permasalahan yangditeliti dan mengetahui hal-hal dari responden yang lebihmendalam. Peneliti melakukan wawancara dengan KetuaProdi, perwakilan dosen, mahasiswa Jurusan PAI padaPTKIS Kopertais Wilayah II Jabar Banten. dalam implementasikurikulum implementasi Kurikulum PT berbasis KKNI, dalammenuju akuntabilitas penidikan tinggi agama Islam.

3. Studi Dokumentasi

Studi Dokumen merupakan suatu teknik pengumpulandata dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik(Sugiono, (2011:137). Dokumen-dokumen yang dihimpundipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah.Dengan demikian pengumpulan data dengan metodedokumen ini dapat menambah dan memperkuat data selainmetode observasi dan metode wawancara yang dikumpulkandalam penelitian.

Page 99: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 83

Dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan datamelalui kegiatan implementasi kurikulum implementasiKurikulum PT berbasis KKNI, buku, foto, Rencana PelaksanaanPembelajaran (RPP), serta catatan terkait peran KetuaJurusan/prodi PAI pada PTKIS Kopertais Wilayah II JabarBanten.

Dengan demikian semua aspek yang menjadi buktitertulis yang berhubungan dengan peran Ketua Jurusan/prodiPAI pada PTKIS Kopertais Wilayah II Jabar Banten, dalamimplementasi implementasi kurikulum implementasi KurikulumPT berbasis KKNI, akan sangat berguna bagi peneliti sebagaiinformasi atau data yang dapat dianalisis.

D. Prosedur dan Teknik Pengumpulan Data

Prosedur dan Teknik pengumpulan data didasarkan padaprinsip yang dianjurkan oleh Naturalictic Approach yang melekatpada tradisi ilinu. sosial (Lofland & Lofland,1984:44-50),mengarah pada situasi dan kondisi setting penelitian, kejadianyang dialami oleh subyek penelitian individu atau, kelompokatas dasar latar belakang (biografi, histori dan hubungan)personal atau kelompok yang tedalin. Menurutnya, proses inimencakup tiga tahap kegiatan, yaitu:

1. Persiapan memasuki kancah penelitian (getting in).

Agar proses pengumpulan data dan informasi berjalansesuai rencana, peneliti terlebih dahulu telah menyiapkan segalasesuatu diperlukan, baik kelengkapan bersifat administratifmaupun semua masalah dan persoalan berhubungan dengansetting dan subyek peneltian untuk mencari relasi awal. Ketikaberusaha memasuki lokasi, penelitian, peneliti harus menempuhpendekatan informal dan formal, serta juga harus mampumenjamin hubungan yang akrab dengan informan.

Untuk itu, agar diperoleh suatu data yang valid, penelitimelakukan adaptasi dan proses belajar dari sumber datatersebut dengan berlandaskan yang etis dan simpatik sehinggabisa mengurangi jarak antara peneliti dengan para informan.Peneliti berperilaku dengan sopan, baik dalam kata bahasa danbertindak. Pada tahap ini yang diutamakan adalah bagaimanapeneliti dapat diterima dengan baik pada waktu memasukisetting area.

Page 100: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin84

2. Ketika berada di lokasi penelitian (getting along)

Disaat peneliti mernasuki situasi lokasi penelitian, makahubungan yang terjalin harus tetap dipertahankan. Kedudukansubyek harus dihormati dan diberikan kebebasan untukmengemukakan semua persoalan, data serta informasi yangdiketahui, peneliti tidak boleh mengarahkan dan melakukanintervensi terhadap worldview subyek penelitian. Imajinasi dandaya nalar peneliti harus diasah dan dikembangkan untukmenangkap apa yang disampaikan, tindakan apa yangdilakukan, apa yang dirasakan serta kerangka mental dari dalamyang dimiliki subyek (emic). Berdasarkan emic yang diperoleh,peneliti mencoba memahami, menafsirkan dan mencoba untukmembuat pemaknaan baru atas worldview peneliti etic.

3. Pengumpulan data (logging to data)

Untuk mengumpulkan informasi dan data yangdiperlukan, maka peneliti dengan menggunakan tiga teknikpengumpulan data, yang terdiri dari: (a) Observasi; (b)wawancara secara mendalam in-dept interview; dan (c)dokumentasi, sehingga thick description didapatkan. Sedangkanpencatatan data dan penulisannya dilakukan dengan caramemanfaatkan bentuk-bentuk instrumen penelitian,diantaranya: peneliti, field note, interview write ups, mapping,photograpic, sound serta beberapa dokumen penting.

4. Teknik Analisa Data

Miles and Huberman (Sugiyono, 2011:337),mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatifdilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terusmenerus hingga tuntas, sampai datanya jenuh. Aktivitas dalamanalisis data setelah pengumpulan data, antara lain datareduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan dataverification (verifikasi data). Proses analisis data tersebutdigambarkan 3.1, sebagai berikut:

Page 101: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 85

Gambar: 3.1Proses analisis data Model Miles and Huberman

Sumber: diadaftasi Sugiyono (2011:328).

Dalam pelaksanaannya reduksi data, penyajian data, danpenarikan kesimpulan/verifikasi, merupakan sebuah langkahyang sangat luwes, dalam arti tidak terikat oleh batasankronologis. Secara keseluruhan langkah-langkah tersebut salingberhubungan selama dan sesudah pengumpulan data, sehinggamodel dari Miles dan Huberman disebut juga sebagai ModelInteraktif. Berdasarkan pada penjelasan yang dikembangkanoleh Agus Salim (2006:22-23), dapat dijelaskan secara ringkassebagai berikut:

a. Reduksi data

Reduksi data (data reduction), dalam tahap ini penelitimelakukan pemilihan, dan pemusatan perhatian untukpenyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data kasar yangdiperoleh.

b. Penyajian data (data display).

Peneliti mengembangkan sebuah deskripsi informasitersusun untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan.Display data atau penyajian data yang lazim digunakan padalangkah ini adalah dalam bentuk teks naratif.

c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawingand verification).

Peneliti berusaha menarik kesimpulan dan melakukanverifikasi dengan mencari makna setiap gejala yangdiperolehnya dari lapangan, mencatat keteraturan dankonfigurasi yang mungkin ada, alur kausalitas dari fenomena,dan proposisi.

Dalam sebuah penelitian, analisis data dilakukan atasstatemen (statement) atau pernyataan yang dikemukakan olehpara informan. Hal ini dilakukan dengan cara, peneliti membacaseluruh transkrip wawancara yang ada dan mendeskripsikanseluruh pengalaman yang ditemukan di lapangan. Berdasarkanupaya pada tahap yang dikemukakan tersebut akan diketahuimakna baik makna konotatif-denotatif atau makna implisit daneksplisit dari pernyataan atas topik atau objek.

Selanjutnya uraian makna itu sendiri akan memperlihatkantema-tema makna (meaning themes) yang menunjukkankecenderungan arah jawaban atau pengertian yang

Page 102: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin86

dimaksudkan oleh para informan. Serta aspek penting lain yangdianalisis dalam fenomenologis adalah penjelasan holistik danumum tentang sebuah pembicaraan dengan subjek penelitian.Dari penjelasan umum tersebut harus ditarik keterkaitan antarmakna yang dikembangkan pada setiap topik yang dibicarakanselama proses wawancara berlangsung (general description of theexperience).

Menurut Kirk dan Miller, (Moleong Lexy 1996:42), bahawakeabsahan data penelitian dapat dilihat dari kemampuanmenilai data dari aspek validitas dan reliabilitas data penelitian.Untuk menguji validitas penelitian dapat dilakukan denganmetode triangulasi di mana peneliti menemukan kesepahamandengan subjek penelitian. Sedangkan reliabilitas dapatdilakukan dengan melakukan atau menerapkan prosedur fieldnoteatau catatan lapangan dengan prosedur yang akan ditetapkan.

Agar mendapatkan gambaran yang memuaskan darisebuah hasil wawancara, karena penelitian ini menerapkanwawancara sebagai alat pengumpulan data yang pokok,menurut Tesch (Creswell, 2002: 144-45), dapat ditempuh tahap-tahap sebagai berikut jika peneliti telah menyiapkan teks atautranskrip wawancara secara lengkap, yaitu:

1) Pahami catatan secara keseluruhan. Peneliti akan membacasemua catatan dengan seksama dan mungkin juga akanmenuliskan sejumlah ide yang muncul.

2) Selanjutnya, peneliti akan memilih satu dokumenwawancara yang paling menarik, yang singkat yang adapada tumpukan paling atas.

3) Menyusun daftar seluruh topik untuk beberapa informan.4) Tahap berikutnya, peneliti akan menyingkat topik-topik

tersbeut ke dalam kode-kode dan menuliskan kode-kodetersebut pada bagian naskah yang sesuai.

5) Selanjutnya peneliti akan mencari kata yang paling deskriptifuntuk topik dan mengubah topik-topik tersebut ke dalamkategori-kategori.

6) Membuat keputusan akhir tentang singkatan setiap kategoridan mengurutkan kategori-kategori tersbeut menurut abjad.

7) Mengumpulkan setiap materi yang ada dalam satu tempatdan memulai melakukan analisis awal.

8) Seandainya diperlukan, akan disusun kode-kode terhadapdata yang sudah ada.

Page 103: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 87

Data dalam penelitian kualitatif berbeda dengan penelitiankuantitatif. Teks, picture, simbol, penangkapan observer adalahsekumpulan data yang harus diolah. Bahkan menurut sayamengolah bukan tindakan atau perilaku baku sebagaimanahalnya langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitiankuantitatif. Hakekatnya dalam penelitian kualitatif, mengolahdata adalah memberi kategori, mensistematisir, dan bahkanmemproduksi makna oleh si “peneliti” atas apa yang menjadipusat perhatiannya.

Sugiyono (2011: 147) mengemukakan bahwa;“Pengolahan data merupakan kegiatan menganalisis datasetelah sumber data terkumpul”. Berdasar pada itu,pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan terhadapjawaban responden melalui penyebaran kuesioner yang terdiridari:

1. Verifikasi Data; Kuesioner dikumpulkan kemudian dicektentang kelengkapan jawaban responden pada tiap itemberdasarkan pedoman jawaban kuesioner.

2. Tabulasi Data; Tabulasi dalam penelitian ini bertujuanuntuk menjelaskan gambaran mengenai frekuensi tiapoption dalam setiap item, sehingga terlihat jelas frekuensijawaban tersebut.

3. Persentase Data; Persentase data digunakan untuk melihatperbandingan besar kecilnya frekuensi jawaban dalamkuesioner yang dihitung dalam jumlah persentase, karenajawaban pada setiap kuesioner berbeda. Ali (1985: 184)mengemukakan bahwa rumus untuk menghitung persentase,yaitu:% = dimana : %: Persentase (jumlah persentase yang dicari)n : Nilai yang diperolehN : Jumlah seluruh nilai 100 : Bilangan tetap

4) Penafsiran DataPenafsiran dapat dilakukan untuk memperoleh

gambaran yang jelas terhadap jawaban pada pertanyaan yangdiajukan. Kriteria penafsiran data untuk kepentingan penelitianini adalah merujuk pada pendapat Riduwan (2010:41), yangpenulis sarikan sebagai berikut :81% - 100% = Sangat diterapkan61% - 80% = Diterapkan41% - 60% = Cukup diterapkan21% - 40% = kurang diterapkan

Page 104: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin88

0% - 20% = Sangat kurang diterapkanE. Pemeriksaan atau pengecekan Data

Pemeriksaan atau pengecekan keabsahan data (validitas)merupakan derajat ketepatan antara data terjadi pada objekpenelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidakberbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan datayang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Teknikpemeriksaan atau pengecekan keabsahan data pada penelitianini adalah:

1. Perpanjangan pengamatan

Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembalikelapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengansumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Denganperpanjangan pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengannara sumber akan semakin terbentuk raporrt, semakin akrab(tidak ada jarak), semakin terbuka, salingmempercayai sehinggatidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Bila telahterbentuk raporrt, maka telah terjadi kewajaran dalampenelitian, dimana kehadiran peneliti tidak lagi menggangguperilaku yang dipelajari.

2. Ketekunan pengamatan

Upaya meningkatkan ketekunan berarti melakukanpengamatan lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan caratersebut, maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapatdirekam secara pasti dan sistematis. Sejak awal peneliti sudahterbimbing oleh masalah penelitian yang dirumuskan pada babI. Oleharena itu hal-hal yang tidak relevan dengan masalahpenelitian, peneliti dapat menyelami masalah tersebut secarateliti dan mendalam. Hal itu terefleksi dari catatan lapanganyang menggambarkan kondisi objektif fenomena di lapangandan refleksi terhadap kondisi itu.

3. Triangulasi

Triangulasi menurut Moleong (1996:179), adalah “teknikpemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yanglain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagaipembanding terhadap data itu”. Seperti diketahui bahwamengecek keabsahan suatu data diperlukan pembanding yangberfungsi sebagai control terhadap data yang ada. Triangulasi

Page 105: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 89

yang digunakan dalam penelitian ini, adalah triangulasi dengansumber data dan triangulasi dengan metode pengumpulan data.

a. Trianglasi dengan Sumber Data

Pada teknik ini peneliti membandingakan informasi yangdiperoleh pada latar penelitian melalui sumber yang berbedayaitu informasi yang diperoleh dari infoman dicek silang denganinforman serupa dari informan lain. Suatu informasi diakuikebenarannya apabila disepakati oleh para informan.

b. Trianglasi dengan Metode Pengumpulan Data

Triangulasi dengan metode yang dimaksud adalahpengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian,beberapa teknik pengumpulan data, dan pengecekan derajatkepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.Melalui teknik ini peneliti membandingkan antara data yangdiperoleh dari sumber yang sama tetapi metode yang digunakanberbeda, yaitu data hasil dokumen/ pengamatan dibandingkandengan hasil wawancara.

4. Melakukan Diskusi dengan Teman Sejawat

Diskusi dengan teman sejawat merupakan suatu kegiatanyang bertujuan untuk memeriksa keabsahan data yangdilakukan dengan cara mendiskusikan data yang telahterkumpul dengan pihak-pihak yang memeiliki pengetahuandan keahlian yang terkait. Biasanya dilakukan dengan carakonsultasi dengan sesama rekan mahasiswa, dosen/pejabatyang berpengalaman dan kompeten di bidangnya, dan dosenpembimbing

5. Melakukan Pengecekan Nara Sumber (Membercheck)

Membercheck adalah, proses pengecekan kebenaran datayang di diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuannyaadalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperolehsesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabiladata yang dikemukakan disepakati oleh pemberi data berati datatersebut valid, sehingga semakin kredibel dan dapat dipercayasecara ilmiah, tetapi apabila data yang ditemukan penelitidengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberidata, maka peneliti harus merubah temuannya, dan harusmenyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.Jadi tujuan membercheck adalah arar informasi yang diperolehdan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai denganapa yang dimaksud sumbar data atau informan.

Page 106: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin90

Pengecekan nara sumber membercheck menujukan adanyaupaya yang melibatkan informan ahli atau informan kuncidalam memeriksa data yang telah disimpulkan. Hal inidimaksukan untuk mengetahui apakah persepsi peneliti tentangdata yang dikumpulkan adalah cocok atau tidak cocok.

F. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penalitian kualitatif bukanlah penelitian yang lepas daritempat dan waktu. Karena penelitian kualitatif sama denganpenelitian kuantitatif yang menggali data-data yang tidak bisadilepaskan dari masalah tempat dan waktu. Perbedaanyaterletak pada teknik analisis yang digunakan. Penelitiankualitatif menggunakan teknik non statistik, sedangkanpenelitian kuantitatif mengunakan analisis statistik.

Peneitian ini berlangsung di lima belas Jurusan PAI padaPTKIS Kopertais Wilayah II Jabar Banten.PTKIS, yaitu: (1) ProdiPAI STAI Syekh Mansur Pandeglang; (2) Prodi PAI UniversitasIbnu Kholdun Bogor; (3) Prodi PAI Al- Azhary Cianjur; (4) ProdiPAI STAI KH. Agus Salim Bekasi; (5) Prodi PAI STAI MiftahulHuda Subang; (6) Prodi PAI IAI Bunga Bangsa Cirebon; (7);Prodi PAI IALM Tasikmalaya; dan (8) Prodi PAI FAI UniversitasIslam Nusantara;

2. Waktu Penelitian

Penelitian dan pengambilan data dilaksanakan mulai daribulan Agustus sampai bulan Oktober 2017, dilanjutkan dengananalisis data serta penulisan laporan akhir. Penggunaan waktuyang relative lama ini diharapkan akan memberi kemudahandan kekeluasaan penulis dalam proses pelaksanaan penelitian,serta penulisan laporan hasil penelitiannya.

Meskipun demikian, penelitian ini dilakukan secarafleksibel dan tidak kaku dengan waktu. Artinya bahwapenggalian data-data penelitian tidak secara kaku mengikutitable proses penelitian yang telah dibuat sebelunnya. Ketika adakekurangan satu data penelitian, maka pencarian data itudilakukan dengan mengesampingkan jadwal waktu yang telahditentukan. Karena data kualitatif memang tidak mungkinhanya diambil dalam waktu yang relative sempit. Yangterpenting adalah peneilitian ini selesai sesuai tujuan yang telahditentukan.

Page 107: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 91

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBHASAN

A. Kondisi Objektif Lokasi Penelitian Peran Pimpinan PTKISdalam Implentasi KPT Berbasis KKNI menujuAkuntabilitas PT

Berdasarkan pada desain rencana penelitian, “PeranPimpinan PTKIS dalam Implentasi Kurikulum PendidikanTinggi Berbasis KKNI menuju Akuntabilitas Perguruan Tinggi“(Studi di PTKIS Wilayah II Jawa Barata dan Banten),menetapkan Delapan Program Studi Pendidikan Agama Islam,sebagai lokasi yang layak menjadi tempat penelitian dilihat darisudut karakteristik tempat dan situasi sesuai dengan denganobjek penelitian, yaitu: (1) Prodi PAI STAI Syekh MansurPandeglang; (2) Prodi PAI STAI KH. Agus Salim Bekasi; (3)Prodi PAI STAI Miftahul Huda Subang; (4) Prodi PAI IAI BungaBangsa Cirebon; (5) Prodi PAI IALM Tasikmalaya; (6) Prodi PAIUniversitas Ibnu Kholdun Bogor; (7) Prodi PAI Al- AzharyCianjur; dan (8) Prodi FAI Universitas Islam Nusantara. Untuklebih jelasnya kedelapan program studi PAI sebagai lokuspenelitian dapat dilihat pada tabel 4.1, berikut:

Page 108: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin92

Tabel: 4.1.Lokus Penelitian Peran Pimpinan PTKIS dalam Implentasi

Kurikulum Berbasis KKNI menuju Akuntabilitas PT

No Nama PTKIS Alamat

1 2 3

1. Prodi PAI STAI SMANPandeglang

Jl Raya Labuan Km.5Kadulisung, kabupaten/kota

Pandeglang, Provinsi Banten

2.Prodi PAI STAI KH. Agus

Salim Bekasi

Jl. Jend.Urip Sumohardjo Kali

Ulu Cikarang Utara, Bekasi,Jawa BaRata-rata

3. Prodi PAI STAI Miftahul

Huda Subang;

Jl. Rancasari Dalam No B33,

Pamanukan, KabupatenSubang, Jawa BaRata-rata

4. Prodi PAI IAI Bunga

Bangsa Cirebon;

Jl. Widarasari III Tuparev

Cirebon Prop. Jawa BaRata-rata

5.

Prodi PAI IALMTasikmalaya

Jl. Suryalaya No.17,Tanjungkerta, Pagerageung,

Kab. Tasikmalaya, PropinsiJawa Barata

6. Prodi PAI Universitas IbnuKholdun Bogor

Jl. K.H. Sholeh Iskandar RayaKm. 4, Kedung Badak, Bogor

16161, Jawa Barat.

7.

Prodi PAI Al- Azhary

Cianjur

Jl. Haji Askio (KH.Abdullah Bin

Nuh) Panembong Cianjur

8. Prodi FAI Universitas Islam

Nusantara;

Jl. Soekarno Hatta no. 530

Bandung.

Sumber: diolah Peneliti

1. Latar Alamiah Lokasi Penelitian

Situs I Prodi PAI STAI Syekh Mansur PandeglangProgram Studi Pendidikan Agama Islam STAI Syekh

Manshur Pandeglang merupakan salah satu prodi padaPerguruan Tinggi Keamaan Islam Swasta di Propinsi BantenIndonesia, dikelola oleh Syekh Manshur Pandeglang, dibina olehKementerian Agama dan termasuk kedalam Kopertis wilayah IIDitjen Pendidikan Islam. Jurusan ini telah beridiri sejak 1Desember 1988 dengan Nomor SK PT 219 Tahun 1988 danTanggal SK PT 1 Desember 1988, Sekolah Tinggi ini beralamat di

Page 109: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 93

Jl Raya Labuan Km.5 Kadulisung, kabupaten/kota Pandeglang,Provinsi Banten, Indonesia. Telepon/Fax 0253 [email protected]. memiliki 275 mahasiswa, 165lulusan, dibina oleh 25 dosen. Untuk lebih detainya dapat dilihatpada tabel 4.1., berikut:

Tabel: 4.2.Profil Prodi PAI STAI Syekh Manshur Pandeglang

Tahun Akademik 2016/2017

No Uraian Jumlah Kondisi Ket

1. Status Program Studi 1 PS Akif Akreditasi

C

3. Mahasiswa 304 Mhs

4. Lususan 59 orng

Pringkat 9/tingkatSTAIKopwil II2016

5. Dosen/TenagaPendidik

20 Orang S3-1, S2-17S1-2

7Sertifikasi

6. Tenaga Kependidikan 6 Orang S2-1, S1-5 1 Operator

5. Luas Tanah 11,000 M² Miliksendiri

6. Ruang Kelas 20 RK Baik Milik

sendiri

7. Jaringan 1 Baik Milik

sendiri

Sumber: Profil STAISMAN TA 2016/2017

Pimpinan STAI Ketua, Dr. M. Noor Anzali. M.Pd;Pembantu Ketua I (Bidang Akademik & Kemahasiswaan): Drs.H. Sanyata Jaka Santoso, M.Pd; Pembantu Ketua II (BidangKeuangan & Sumberdaya): Drs. H. Ahmad Fathoni, M.Pd; KetuaProgram Studi PAI: Moch. Subekhan, M.Ag.

Situs II Prodi PAI STAI KH. Agus Salim Bekasi

Program Studi Pendidikan Agama Islam STAI Haji AgusSalim Cikarang Bekasi merupakan salah satu Perguruan TinggiSwasta yang telah beridiri sejak 5 November 2003, SKPenyelenggaraan Dj.II/511/2003. Kampus ini beralamat di Jl.Jend.Urip Sumohardjo Kali Ulu Rt.003/001 Desa Tanjung SariKec. Cikarang Utara, Bekasi, Jawa Barat, Indonesia. Kode Post: –17530. Nomor Telp: – (021) 89114664, Fax: – (021) 89114664,

Page 110: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin94

Email: – [email protected]. Untuk lebih detainyadapat dilihat pada tabel 4.3., berikut:

Tabel: 4.3.Profil Prodi PAI STAI KH. Agus Salim Bekasi

Tahun Akademik 2016/2017

No Uraian Jumlah Kondisi Ket

1. Status Program Studi 1 PS Akif Akreditasi B

3. Mahasiswa 324 Mhs

4. Lususan 67 Orng

Pringkat 8/

tingat STAIKopwil IITahun 2016

5. Dosen/Tenaga

Pendidik

31 Orang S3-4, S2-27 6 Sertifikasi

6. TenagaKependidikan

6 Orang S2-1, S1-5 1 Operator

5. Luas Tanah 11,000 M² Milik sendiri

6. Ruang Kelas 20 RK Baik Milik sendiri

Sumber: Profil Prodi PAI STAI KH. Agus Salim BekasiTahun Akademik 2016/2017

Situs III Prodi PAI STAI Miftahul Huda Subang

Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah TinggiAgama Islam (STAI) Miftahul Huda Pamanukan Subang.Didirikan sejak tahun 1988 rekomendasi dari KoordinatorKopertais Wilayah II Jawa Barat, dengan Suratrekomendasipada tanggal 25 November 1989. Selanjutnya mendapat IzinOperasional dari Direktorat Jenderal Kelembagaan AgamaIslam Departemen Agama yang merujuk pada Surat KeputusanPada Tangal 01 Desember 1989. Mendapat status Terdaftardengan Surat Keputusan No: E/264/1990. Alamat: Jl. RancasariDalam No B33, Pamanukan, Rancasari, Rancasari, Pamanukan,Kabupaten Subang, Jawa Barat 41254, Indonesia NomorTelepon: 0260-550647 Fax: 0260-550647 Email:staimiftahulhudasubang1988 @ gmail.com Situs Web Resmi:https://staimiftahulhudasubang.blogspot.co.id. Untuk lebihdetainya dapat dilihat pada tabel 4.4, berikut:

Tabel: 4.4.Profil Prodi PAI STAI Miftahul Huda

Tahun Akademik 2016/2017No Uraian Jumlah Kondisi Ket

Page 111: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 95

1 2 3 4 5

1. Program Studi 1 PS Akreditasi B

3. Mahasiswa 227 Mhs Akif

4. Lususan 51 orng

Pringkat 6/tingatSTAI Kopwil IITahun 2016

1 2 3 4 5

5. Dosen/Tenaga

Pendidik

27 Orang S3-2, S2-25 5 Sertifikasi

6. TenagaKependidikan

5 Orang S2-1, S1-5 1 Operator

5. Luas Tanah 65,000M²

Milik sendiri

6. Ruang Kelas 12 RK Baik Milik sendiri

Sumber: STAI Miftahul Huda Tahun Akademik

Situs IV Prodi PAI IAI Bunga Bangsa CirebonProgram Studi Pendidikan Agama Institut Agama Islam

Bunga Bangsa Cirebon merupakan salah satu Perguruan TinggiSwasta atau IAI BBC yang telah beridiri sejak 17 Juni 2001 STAIBunga Bangsa berdiri di bawah Yayasan Pendidikan BungaBangsa Cirebon dengan Akta Notaris Iskandar WiramiharjaNomor 1 Tanggal 1 September 1995. Kampus ini beralamat diJalan Widarasari III Tuparev Cirebon Prop. Jawa Barat Indonesia(45153) Tlp: 0231-246215. FAX:0231-246215 Email: [email protected] Website: www.staibbc.ac.id. Untuk lebihdetainya dapat dilihat pada tabel 4.5, berikut:

Tabel: 4.5.Profil Prodi PAI IAI Bunga Bangsa Cirebon

Tahun Akademik 2016/2017No Uraian Jumlah Kondisi Ket

1 2 3 4 5

1. Prodi PAI 1PS Akreditasi B

3. Mahasiswa 283 Mhs Akif

4. Lususan 77 orng -

Pringkat 3/tingat IAIKopwil IITahun 2016

5. Dosen/TenagaPendidik

41 Orang S3-7,S2-34

-

1 2 3 4 5

6. TenagaKependidikan

6 Orang S2-1, S1-5 1 Operator

5. Luas Tanah 223,93 M² Milik

sendiri

Page 112: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin96

6. Ruang Kelas 42 RK Baik Milik

sendiri

7. Jaringan 1 Baik

Sumber: Profil IAI Bunga Bangsa TA 2016/2017

Situs V Prodi PAI IALM Tasikmalaya

Program Studi Pendidikan Agama Fakultas Agama IslamInstitut Agama Islam Cipasung atau lebih dikenal dengan namaIAIC adalah sebuah Perguruan Tinggi Islam yang berada diwilayah komplek Pondok Pesantren Cipasung Tasikmalaya,Jawa Barat. Berdiri sejak 1985, dengan SK Ketua KopertaisNomor 2 tahun 1985. Kampus ini beralamat di Jl. SuryalayaNo.17, Tanjungkerta, Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya,Propinsi Jawa Barat 46158. (0265) Telpn 455808.http://www.iailm.ac.id. Untuk lebih detainya dapat dilihatpada tabel 4.6, berikut:

Tabel: 4.6.Profil Prodi PAI Fak Tarbiyah IALM Tahun 2016/2017

No Uraian Jumlah Kondisi Ket

1. Prodi PAI 1 PS Akreditasi B

3. Mahasiswa 205 Mhs Akif

4. Lususan 71 orng -

Pringkat 1/tingat IAIKopwil IITahun 2016

5. Dosen/TenagaPendidik

38 Orang S3-9, S2-92

-

6. Tenaga

Kependidikan

20 Orang S2-2, S1-

18

1 Operator

5. Luas Tanah 6000 M² Milik sendiri

6. Ruang Kelas 20 RK Baik Milik sendiri

7. Jaringan 1 Baik

Sumber: Profil IAILM Tasikmalaya TA 2016/2017

Situs VI Prodi PAI Universitas Ibnu Kholdun Bogor

Program Studi Pendidikan Agama Islam FAI UniversitasIbn Khaldun Bogor adalah salah satu pada Perguruan TinggiKeamaan Islam Swasta, didirikan sejak tahun 1983. olehpara Tokoh Ulama di Bogor dan merupakan Kampus Islamtertua di Kota Bogor. Nama Universitas Ibn KhaldunBogor diambil dari nama seorang ulama dan cendekiawan

Page 113: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 97

muslim abad pertengahan yang bernama Ibn Khaldun. KampusUIKA terletak di Jl. K.H. Sholeh Iskandar Raya Km. 4, KedungBadak, Bogor 16161, Jawa Barat. Untuk lebih detainya dapatdilihat pada tabel 4.7., berikut:

Tabel: 4.7.Profil Prodi PAI FAI Universitas Ibn Khaldun Bogor

Tahun Akademik 2016/2017No Uraian Jumlah Kondisi Ket

1. Status Program Studi 1 PS Akif Akreditasi B

3. Mahasiswa 214 Mhs

4. Lususan 85 orng

Pringkat1/tingatUNIV Kopwil

II Tahun 2016

5. Dosen/TenagaPendidik

31 Orang S3-4, S2-27 6 Sertifikasi

6. Tenaga Kependidikan 6 Orang S2-1, S1-5 1 Operator

5. Luas Tanah 11,000M²

Milik sendiri

6. Ruang Kelas 20 RK Baik Milik sendiri

Sumber: Profil FAI Universitas Ibn Khaldun Bogor 2016/2017

Situs VII Prodi PAI Al- Azhary Cianjur

Program Studi Pendidikan Agama Islam STAI Al-AzharyCianjur, Jawa Barat Berada di Kab. Cianjur – Prop. Jawa Barat –Indonesia, Berdiri pada 19 Mei 1983 Dengan Nomor SKKep/E.III/PP.00.9/149/83 Tanggal 19 Mei 1983. PerguruanTinggi ini Adalah Sebuah Sekolah Tinggi PTA Islam Swasta dijawa Barat dan Termasuk dari kopertis wilayah DitjenPendidikan Islam. Beralamat di Jl. Haji Askio (KH.Abdullah BinNuh) Panembong Cianjur dengan Kodepos: 43211, Kalian BisaMenghubungi Kantor Sekolah Tinggi di nomor 0263.262200,dengan no FAX (0263.262200) atau Alamat Email: [email protected], www.stai-alazhary-cianjur.ac.id. Untuklebih detainya dapat dilihat pada tabel 4.8, berikut:

Tabel: 4.8Profil Prodi PAI STAI Al- Azhary Cianjur

Tahun Akademik 2016/2017

No Uraian Jumlah Kondisi Ket

1 2 3 4 5

1. Program Studi 1 PS Akreditasi B

3. Mahasiswa 284 Mhs Akif Pringkat 6/tingat

Page 114: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A. Rusdiana & Nasihudin98

4. Lususan 92rng - STAI Kopwil IITahun 2016

1 2 3 4 5

5. Dosen/Tenaga

Pendidik

34 Orang S3-5, S2-29 5 Sertifikasi

6. Tenaga

Kependidikan

5 Orang S2-1, S1-5 1 Operator

5. Luas Tanah 65,000 M² Milik sendiri

6. Ruang Kelas 12 RK Baik Milik sendiri

Sumber: Profil STAI Al Al- Azhary Cianjur TA 2015/2016

Situs VIII Prodi PAI FAI Universitas Islam Nusantara

Program Studi Pendidikan Agama Fakultas Agama IslamUniversitas Islam Nusantara (UNINUS), sejak 30 November 1995merupakan perguruan tinggi swasta (PTS) yang beralamat di Jl.Soekarno Hatta no. 530 Bandung. web: http://uninus.ac.id.Email: [email protected]. Untuk lebih detainya dapat dilihat padatabel 4.9, berikut:

Tabel: 4.9.Data Kinerja FAI UNINUS Bandung

Tahun Akademik 2016/2017No Uraian Jumlah Kondisi Ket

1. Program Studi 1 PS Akif Akreditasi B

3. Mahasiswa 260 Mhs Akif

4. Lususan 57orng

Pringkat 2/tingatUNIV Kopwil IITahun 2016

5. Dosen/Tenaga

Pendidik

27 Orang S3-7, S2-20 -

6. Tenaga

Kependidikan

6 Orang S2-1, S1-5 1 Operator

5. Luas Tanah 20100 M² Milik sendiri

6. Ruang Kelas 14 RK Baik Milik sendiri

7. Jaringan 1 Baik

Sumber: Profil FAI Uninius Bandung TA 2016/2017

Page 115: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum KKNI menuju Akuntabilitas PT 99

Tabel: 4.10

Rekapitulasi Data Profil 8 Prodi PAI di lingkungan KOPERTAIS Wilayah Jawa Barat dan BantenTahun Akademik 2016/2017

NoSitus Penelitian

TahunPendirian

JumlahMahasiswa

JumlahLulusan

JumlahDosen

AkreditasiBAN PT

PeringkatMonevKopwil II

1. Prodi PAI STAI Syekh Mansur

Pandeglang

1988 304 99 21 C VII/STAI

2. Prodi PAI STAI KH. Agus Salim Bekasi 2003 2014 67 21 B X/STAI

3. Prodi PAI STAI Miftahul Huda Subang 1089 227 51 22 B VI/STAI

4. Prodi PAI IAI Bunga Bangsa Cirebon 2001 283 77 28 B III/IAI

5. Prodi PAI IALM Tasikmalaya 1985 205 71 32 B I/IAI

6. Prodi PAI Universitas Ibnu Kholdun

Bogor

1983 225 85 36 B I/UNIV

7. Prodi PAI Al- Azhary Cianjur 1983 284 92 27 B IX/STAI

8. Prodi PAI FAI Universitas Islam

Nusantara

1995 260 47 35 B II/UNIV

Sumber: Data Staistik Koprertais Wilayah II Jabar-Banten 2017 (diolah oleh Peneliti)

Page 116: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan
Page 117: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 1

2. Deskripsi Peran Pimpinan PTKIS Dalam ImplementasiKurikulum PT Berbasis KKNI Menuju AkuntabilitasPerguruan Tinggi

Sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untukmendeskripsikan: (a) peran ketua Prodi dalam implentasikurikulum PT berbasis KKNI; (b) langkah-langkah kegiatanyang dilakukan dalam menetapkan KPT, berbasis KKNI;; (c)faktor-faktor yang ikut mempengaruhi penerapan KPT berbasisKKNI, (d) dampak implentasi kurikulum PT berbasis KKNIpada 8 Progran Studi PAI di lingkungan Kopertais Wilayah IIJawa Barat dan Banten

Situs I : Prodi PAI STAI Syekh Mansur Pandeglang

a. Peran Ketua Prodi PAI STAISMAN Pandeglang dalamimplentasi kurikulum PT berbasis KKNI menujuakuntabilitas PT

Diketahui bahwa kepemimpinan visioner adalahkemampuan seorang pemimpin dalam membangun,menciptakan dan mengkomunikasikan visi serta berfikirstartegis untuk dapat mengarahkan dan merubah organisasikearah yang lebih baik sehingga dapat meraih keunggulan dankeberhasilan di masa depan. Pilarpilar kepemimpinan visionermeliputi peran sebagai penentu arah, agen perubahan, jurubicara, dan pelatih.1) Ketua Prodi sebagai Penentu arah

Peran Pimpinan merupakan peran di mana seorangpemimpin menyajikan suatu visi, meyakinkan gambaran atautarget untuk suatu organisasi, guna diraih pada masa depan. Intidari penentu arah adalah menetapkan sasaran yang menjaditujuan organisasi masa depan.

Menurut Shollhudin; “...Tujuan penerapan kurikulum PTberbasis KKNI akan sulit tercapai jika para dosen berjalansendiri-sendiri tanpa arah yang jelas dan konkrit. Tugas sayasebagai Ketua Prodi harus mampu mampu memberi arahanpada para dosen untuk sampai pada tujuan yang diharapkanbaik untuk jangka pendek, menengah dan jangkapanjang”(Wawancara, NL/I.1.1. 4-11-2017).

Dengan demikian sebagai penentu arah seorang pemimpinmempunyai tugas untuk menetapkan visi, misi, tujuan, dansasaran strataegis.

Menurut Tim PK 2016, Visi: Prodi PAI STAISMAN padatahun 2020 Menjadi program studi unggulan dan terdepan

Page 118: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin2

dalam menghasilkan guru Pendidikan Agama Islam yangprofesional, berwawasan global serta mendapat pengakuanmasyarakat. Misi Program Studi PAI STAI Syekh ManshurPandeglang, Banten adalah mampu: 1) Menghasilkan sarjanapendidikan agama Islam yang memiliki kompetensipaedogogik, profesional, kepribadian, dan sosial; 2)Menghasilkan karya-karya ilmiah yang bermanfaat bagipengembangan pendidikan agama Islam; 3)Menyebarluaskan dan menerapkan hasil inovasi PendidikanAgama Islam dalam kehidupan masyarakat. (Wawancara,NL/I.2.1. 4-11-2017).

Peran ini merupakan gambaran di mana seorangpemimpin menyajikan suatu visi, meyakinkan gambaran atautarget untuk suatu organisasi, guna diraih pada masa depan. Intidari penentu arah adalah menetapkan sasaran yang menjaditujuan organisasi masa depan. Dengan demikian sebagaipenentu arah seorang pemimpin mempunyai tugas untukmenetapkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strataegis.

2) Ketua Prodi Agen Perubahan

Agen perubahan merupakan peran penting kedua dariseorang pemimpin visioner. Para pemimpin yang efektif harussecara konstan menyesuaikan terhadap perubahan dan berpikirke depan tentang perubahan potensial dan yang dapat dirubah.

Menurut Menurut Shollhudin; “...mengorganisirkurikulum tidak akan berjalan baik dan tidak akan mencapaitujuan jika tidak menjalin komunikasi atau hubungan baikdengan berbagai pihak di luar organisasi. untuk menjebatanihubungan baik tersebut, maka tugas saya sebagai Ketua Prodibertugas untuk menjadi juru bicara bagi bagi jurusan yangdipimpin ”(Wawancara, NL/I.1.2. 4-11-2017)..

Akan tetapi, sebagai agen perubahan seorang pemimpinvisioner seharusnya tidak mempertahankan status qua sehinggaorganisasi tetap dibangun kearah yang lebih baik.Kepemimpinan sebagai agen perubahan di atas, dapat menjadisuatu kekuatan atau energi yang dapat menggerakkan,memelihara keseimbangan dan mempertahankan organisasisekalipun organisasi dihadapkan kepada situasi transisi, kritis,bahkan kemunduran. Jika keempat dimensi ini terusdipertahankan secara konsisten dan disepakati sebagai suatu

Page 119: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 3

nilai-nilai, asumsi ataupun kepercayaan oleh seluruh anggotaorganisasi, maka akan terbentuk apa yang dinamakan budayaorganisasi (corpoRata-ratae culture).

3) Ketua Prodi Juru bicara/Komunikator

Seorang pemimpin yang bervisi adalah juga seseorangyang mengetahui segala bentuk komunikasi tersedia, gunamenjelaskan dan membangun dukungan untuk suatu visi masadepan.

Menurut Menurut Shollhudin; “....Pemeliharaan hubunganbaik secara intern maupun ekstern dapat terjalin melalui suatuproses komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Berbagaikeputusan organisasi disampaikan kepada para pelaksanamelalui jalur komunikasi yang ada dalam organisasi, untukkemudian dilaksanakan demi tercapainya tujuan organisasi.Dalam hal inilah sebagai ketua prodi berfungsi sebagaikomunikator baik intern maupun ekstern organisasi”(Wawancara, NL/I.1.3. 4-11-2017).

4) Ketua Prodi sebagai IntegRata-rataor

Peran integRata-rataor yaitu: (1) pembentuk tim yangmemberdayakan orang-orang, (2) menghidupkan visi organisasi,(3) mentor dan teladan, (4) membangun kepercayaan, dan (5)menghargai keberhasilan setiap anggota tim.

Menurut Menurut Shollhudin; “....Selaku Ketua Prodisaya dituntut mampu mengintegrasikan semua unsur,golongan, atau kelompok dalam organisasi yangdipimpinnya. Tidak menutup kemungkinan bahwa dalamsuatu organisasi muncul adanya kelompok-kelompok kecilberdasarkan satu kepentingan tertentu. Di satu sisi,munculnya kelompok tersebut sejauh bertujuan untukmengoptimalkan kerja demi tercapainya tujuan memangdapat meng untungkan. Namun, di isi lain, munculnyakelompok tersebut bisa menghambat kerja tim karena tidakjarang mereka adalah kelompok trouble maker ataupengacau” (Wawancara, NL/I.1.4. 4-11-2017).

Berdasarkan pembahasan tersebut di atas, dapatdisimpulkan bahwa efektifitas kepemimpinan dapat disorotidari segi penyelenggaraan fungsi-fungsi kepemimpinan yangbersifat hakiki, yaitu sebagai penentu arah yang hendak

Page 120: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin4

ditempuh melalui proses pengambilan keputusan, sebagai wakildan juru bicara organisasi dalam usaha pemeliharaan hubungandengan pihak-pihak yang berkepentingan di luar organisasi,sebagai komunikator yang efektif, sebagai mediator yangrasional, objektif dan netral serta sebagai integrataor. Denganfungsi-fungsi kepemimpinan tersebut, seorang pimpinan dapatmenggerakkan, mengarahkan, dan mempengaruhi bawahannya.

b. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan Ketua Prodi

PAI STAISMAN Pandeglang dalam menetapkan KPT,

berbasis KKNI menuju Akuntabilitas PT

Moch. Subekhan (2017), pengembangan Kurikulum ProdiPAI STAISMAN, dilakukan melalui mekanisme, sebagai berikut:

”...Tahap 1: studi kelayakan dan kebutuhanPengembangan kurikulum melakukan kegiatan analisiskebutuhan program dan merumuskan dasar-dasarpertimbangan bagi pengembangan kurikulum tersebut.Untuk itu Tim melakukan studi dokumentasi atau studilapangan, sejak April –Juni 2014; pada tanggal 21 April 2014dilaksananakan Lokakaya yang dihadiri oleh perwakilanorang dari tiap kelas. Dengan memhasilkan beberapamasukan yang berarti untuk penyusunan kurikulum baru.Tahap 2: Tim penyusunan konsep awal perencanaankurikulum; Konsep awal ini dirumuskan berdasarkanrumusan kemampuan, selanjutnya merumuskan tujuan, isi,strategi pembelajaran sesuai dengan pola kurikulumsistemik, dilakukan bulan agustus sampai Mei 2014; Tahap 3:pengembangan rencana ini mencakup penyusunan silabus,pengembangan bahan pelajaran dan sumber-sumbermaterial lainnya. Haiu, dilakukan pada bulan Juni sampaiakhir bulan Agustus 2015; Tahap 4: pelaksanaan uji cobakurikulum di lapangan; Pengujian kurikulum di lapangandimaksudkan untuk mengetahui tingkat keandalannya,kemungkinan pelaksanaan dan keberhasilannya, hambatandan masalah-masalah yang timbul dan factor-faktorpendukung yang tersedia, dan lain-lain yang berkaitandengan pelaksanaan kurikulum, dilaksakan pada bulanSeptember 2015 awal tahun Akademik 2015/2016; melalui 3mata kuliah sebagai sampel; Tahap 5: pelaksanaankurikulum, ada dua kegiatan yang perlu dilakukan ialah: (a)

Page 121: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 5

Kegiatan desiminasi, yakni pelaksanaan kurikulum dalamlingkup sampel dilaksanakan pada bulan Januari 2016, dan(b) Pelaksanaan kurikulum secara menyuluruh yangmencakup semua mata kuliah dilaksanaka mulai bulanPebruari 2016 pada semester Genap tahun akademik2015/2016; Tahap 6 pelaksanaan penilaian dan pemantauankurikulum: Selama pelaksanaan kurikulum penilaian padaujian tengah semerter dan pemantauan yang berkenaandengan desain kurikulum dan hasil pelaksanaan kurikulumserta dampaknya dilakukan pada ujian akhir semester;Tahap 7: pelaksanaan perbaikan dan penyusuaian;Berdasarkan penilaian dan pemntauan kurikulum diperolehdata dan informasi yang akuRata-rata, yang selanjutnyadapat digunakan sebagai bahan untuk melakukan perbaikanpada kurikulum tersebut bila diperlukan, atau melakukanpenyusuaian kurikulum dengan keadaan. Perbaikandilakukan terhadap beberapa aspek dalam kurikulumtersebut. Dilakukan pada akhir semester genap, menjelangperkuliaha Semester ganjil tahun akademi 2016/2017. ”(Wawancara, NL/I.3.4. 4-11-2017).

Proses implementasi kurikulum meliputi semuapengalaman di dalam lingkungan pendidikan, baik yangdirencanakan maupun yang tidak direrencakan, yang memilikidampak terhadap belajar dan pengembangan personal setiapindividu siswa. Aspek yang direncanakan dari proses proseskurikulum disebut kurikulum bukan intensional (unintentionalcurriculum). Ada empat unsur yang saling berkaitan denganproses kurikulum, yaitu:1) Penetapan Kebijakan Tujuan Umum kurikulum

Keputusan yang dibuat mengenai tujuan (umum dankhusus) yang hendak dicapai oleh institusi pendidikan.STAISMAN memiliki kebijakan, peraturan-ratauran danpedoman untuk melakukan perencanaan pengembangan, danpemutakhiran kurikulum. Kebijakan pelaksanaan kurikulumtertuang dalam Surat Keputusan Ketau STAISMAN Nomor: 021Tahun 2014 Tentang Kurikulum Program Studi PAI BerbasisKerangka Kualifikasi Nasional Indonesia di LingkunganSTAISMAN Pandeglang, sebagai berikut:

Page 122: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin6

2) Penetapan Kebijakan isi/matri pelajaran

Keputusan tentang isi/materi kuliah yang sesuai yangdiyakini untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan inimendapat kontribusi yang bermakna dari karya bidang conceptformation and attainment, bahasa dan berfikir, semua teori belajar.(Wawancara, NL/I.2.2. 4-11-2017).

3) Penetapan Kebijakan Tentang Metode yang akan

digunakan

Setelah isi pelajaran ditentukan, selanjutnya dipilihmetode-metode mengajar yang berguna untuk mengorganisasidan menyamapaikan isi (content) tersebut. Metode-metodetersebut akan menentukan pengalaman-pengalaman pendidikanbagi siswa. Pengalaman-pengalaman tersebut adalah produkdari interaksi antara apa yang diajarkan, bagaiman caramenyajikannya, dan cara siswa belajar. Pada langkah iniberbagai hal memberikan sumbangannya seperti motivasi,perhatian dan persepsi, kerpibadian, gaya kognitif dan aspek-aspek sosial dari belajar. Tahap tersebut merupakan tahapbelajar mengajar.

4) Penetapan Kebijakan tentang Evaluasi yang menggunakan

bermacam tehnik assesmen

Evaluasi yang menggunakan bermacam tehnik assesmenpendidikan, yang diperlukan dengan maksud mengetahuiapakah tujuan-tujuan telah tercapai, yang pada gilirannyamenjadi bahan untuk membuat keputusan selanjutnya tentangtujuan, isi/materi dan metode pengajaran.

Kebijakan pengembangan kurikulum yang berlaku diSTAISMAN berdasarkan: Surat Keputusan Rektor Nomor: 028Tahun 2014 Tentang Penetapan Buku Panduan PenyusunanKurikulum STAISMAN, berisi hal-hal sebagai berikut: (1)Penyusunan kurikulum dilakukan denganmempertimbangkan capaian visi STAISMAN yang inovatif,mandiri, dan terkemuka dalam menghasilkan lulusanberkualitas yang menjunjung tinggi nilai moral dan etika; (2)Penyusunan kurikulum dilakukan dengan berpedoman padadokumen mutu STAISMAN yang terdiri dari kebijakan mutu,standar mutu, dan manual mutu; (3) Kurikulum senantiasadapat diperbaharui (living document) sesuai dengan perubahan

Page 123: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 7

dan perkembangan paradigma pendidikan tinggi atas dasartelaah kritis dengan didukung bukti ilmiah yang mengarahkepada kompetensi KKNI; (3) Penyusunan kurikulumdilakukan dengan melibatkan tenaga ahli, stakeholders(pemangku kepentingan), asosiasi bidang studi, dan sivitasakademika program studi untuk mendapatkan masukan; (4)Penyusunan dan perbaikan kurikulum dilakukan serentak disetiap program studi dan diharapkan penerapannya jugadilakukan secara serentak; (5) Pengembangan kurikulumdidukung oleh landasan yuridis, landasan filosofi, danlandasan teoritis; (6) Pengembangan kurikulum atas dasarlandasan yuridis dengan mempertimbangkan peraturan-ratauran-peraturan-ratauran yang berlaku; (7) Pengembangankurikulum atas dasar landasan filosofi seperti idealisme,humanisme, esensialisme, parenialisme, danrekonstruktivisme sosial; (8) Pengembangan kurikulum atasdasar landasan teoritis didasarkan atas ilmu dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang mencakup relevansi,kontinuitas, fleksibilitas, efektivitas, efesiensi, dan pragmatis;(9) STAISMAN akan menyediakan dana bantuanpemutakhiran kurikulum kepada setiap program studi untukmengembangkan dan melaksanakan kurikulum tersebut; (9)Setiap program studi hanya menjalankan 1 kurikulum yangtelah disahkan oleh Ketua STAISMAN; (10) Implementasikurikulum KKNI harus dilaksanakan paling lambat semesterGanjil 2016/2017; (11) Mata Kuliah wajib di STAISMANmengacu kepada ketetapan Ketua STAISMAN, dan (12) Hal-hal teknis lainnya (seperti SKS, masa studi, dan lainnya)mengacu kepada Panduan Kurikulum yang ditetapkan olehKetua STAISMAN. (Wawancara, NL/I.2.3. 4-11-2017).

Semua kebijakan yang telah ditetap diatas, merupakangambaran untuh yang harus dilaksakan. Akan tetapi sebagusapapun kebijakan diluncurkan tiada akan tercapai, malahan halini akan menimbulkan konsekuensi yang merugikan bagikeberhasilan implementasi kebijakan. Hambatan yang terjadidalam fregmentasi birokrasi berhubungan dengan implementasikebijakan publik menurut Budi Winarno (200:153), memangkebijakan baru membutuhkan perubahan”.

Page 124: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin8

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan KPTberbasis KKNI menuju akuntabilitas PT., di PAISTAISMAN Pandeglang

1) Kinerja Dosen

Dosen merupakan salah satu komponen esensial dalamsuatu sistem pendidikan tinggi di Indonesia. Peran, tugas, dantanggung-jawab dosen sangat bermakna dalam mewujudkantujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupanbangsa, meningkatkan kualitas manusia Indonesia, meliputikualitas iman/takwa, akhlak mulia, dan penguasaan ilmupengetahuan, teknologi, dan seni, serta mewujudkan masyarakatIndonesia yang maju, adil, makmur, dan beradab.

Untuk menjalankan fungsi, peran, dan kedudukan yangsangat strategi s itu, tentu diperlukan sosok dosen yangprofesional dan kompeten dalam melaksanakan tugasnyasebagaimana diamanatkan UU RI Nomor 14 Tahun 2005Tentang Guru dan Dosen, bahwa “Dosen dinyatakan sebagaipendidik profesional dan ilmuan dengan tugas utamamengajarkan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmupengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian,dan pengabdian kepada masyarakat” (pasal 1 butir 2). Padabutir berikutnya dijelaskan, profesional dinyatakan sebagaipekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang danmenjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukankeahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standarmutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi(pasal 1 butir 4). Dalam implementasinya, pelaksanaan Undang-undang dimaksud dilakukan melalui sertifikasi.

Tabel: 4.11Data Keadaan Dosen Prodi PAI PAI STAISMAN Pandeglang

Kualifikasi Jumlh SertifikasiNo Status

S3 S2 S1 sdh blm

1 Dosen Tetap 11 1 - 12 5 7

2 Dosen Tidaktetap

3 3 2 8 6 2

Jumlah 20 11 9

Sumber: Borang Akreditasi Prodi PAI STAISMAN Tahun 2016

Tanpa diragukan lagi, orang yang paling penting dalamproses implementasi kurikulum adalah dosen. Denganpengetahuan, pengalaman dan kompetensi, dosen memegang

Page 125: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 9

peranan yang amat penting dalam upaya perbaikan kurikulum.Apapun landasan filosofis yang menjadi keyakinan sistempendidikan yang dianut, tidak dapat disangkal bahwa dosenmempengaruhi mahasiswa. Dosen yang baik akan mendorongpembelajaran yang lebih baik. Dosen yang paling tahu tentangpraktek pembelajaran dan bertanggung jawab untukmemperkenalkan kurikulum di dalam kelas.

Ari Hasan Anshori (2017), menjelaskan bahwa ”....(1)Ketika memasuki kelas, pengambilan keputusan menjaditanggung jawab dosen. Hingga titik ini, implementasikurikulum telah didiskusikan pada tingkat program danpengambilan keputusan merupakan sifat programatik(meskipun secara singkat didiskusikan mengenai perandosen). (2) di dalam kelas dosen akan mengambil alih danmembuat keputusan yang bersifat metodologis. (a) tujuanpembelajaran yang harus dicapai sebagai hasil dari prosespembelajaran saya harus mengacu pada capaian pembelajaranprogram studi dan capaian pembelajaran institusi; (b) cakupantopik atau konten yang harus saya berikan sesuai dengancapaian pembelajaran perkuliahan, (c) Metode pembelajaranatau strategi yang harus saya gunakan agar berlangsungnyapembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran, denganpelibatan pengembangan hard skill dan soft skill. (d) caramengevaluasi pembelajaran untuk menentukan apakah sayatelah berhasil mencapai tujuan atau capaian pembelajaran.Dalam hal itu, kami masih dihadapkan dengan kendala, padaakhinya dalam melakukan evaluasi pembelajan berjalan seperibiasa melalui ujian tulis (Wawancara, NL/I.4.1. 4-11-2017).

Sejalan dengan itu, Syamsiyah (2017), menambhakanbahwa: ”....Kami sebagai dosen pengajar berfungsi sebagaiperencanan, pelaksana dan pengembang kurikulum bagikelasnya. Sekalipun kami tidak mencetuskan sendiri konsep-konsep tentang kurikulum, kami merupakan penerjemahkurikulum. Kami juga yang mengolah, meramu kembalikurikulum dari pusat untuk dideskripsikan dikelasnya. Olehkarena itu kami bisa dikatakan sebagai barisan pengembangankurikulum yang terdepan. Adapun peran kami dalammengembangkan kurikulum antara lain: (1) sebagai perencanapengajaran. Artinya, kami harus membuat perencanaanpengajaran dan persiapan sebelum melakukan kegiatan belajarmengajar; (2) sebagai pengelola pengajaran harus dapat

Page 126: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin10

menciptakan situasi belajar yang memungkinkan tujuanbelajar yang telahditentukan. (3) sebagai evaluator. Artinya,kami melakukan pengukuran untuk mengetahui apakah anakdidik telah mencapai hasil belajar seperti yang diharapkan,nampaknya masih dihadapkan dengan kendala terutamadalam hal alokasi waktu yang tersedia, kelengkapan instrumenyang diperlukan (Wawancara, NL/I.4.2. 4-11-2017).

Dari dua penjelasan dosen di atas, peneliti menenemukandua hal yang dianggap prinsipil dalam ilplementasi kurikulum,yang semestinya sebagai kewajiban pengajar, yaitu; pertama,proses pembelajan yang dilakukan mereka (dosen), ”belum adaperubahan” padahal dalam paduan kurikulum sudah jelasbahwa perubahan paradigma dalam proses pembelajaran yangawalnya berpusat pada guru (techer centred) menjadipembelajaran yang berpusat pada siswa (learning centred),diiharapkan mampu mendorong siswa untuk terlibat secaraaktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan prilaku.Melalui proses pembelajaran dengan keterlibatan aktif siswa iniberarti guru/dosen tidak mengambil hak anak untuk belajardalam arti yang sesungguhnya. Dalam proses pembelajaranyang berpusat pada siswa, maka siswa memperoleh kesempatandan fasilitas untuk membangun sendiri pengetahuannyasehingga mereka akan memperoleh pemahaman yangmendalam (deep learning), dan pada akhirnya dapatmeningkatkan mutu kualitas siswa.

Kedua; dalam hal penilaian akhir pembelajaran samahalnya dengan proses di atas. Padahal pola penilaian dalamkurikulum baru mensyaRata-ratakan dengan penilaian”autentik” Standar Penilaian kurikulum 2013 bertujuan untukmenjamin perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengankompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsippenilaian, pelaksanaan penilaian peserta didik secaraprofesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengankonteks sosial budaya; dan pelaporan hasil penilaian pesertadidik secara objektif, akuntabel, dan informatif. Penilaianautentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiahdalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.

Kunandar (2013:36), mengemukakan bahwa “kurikulum2013 mempertegas adanya pergeseran dalam melakukanpenilaian, yaitu dari penilaian melalui tes (berdasarkan hasilsaja), menuju penilaian autentik (mengukur sikap, keterampilan,

Page 127: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 11

dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil)”. Penilaian inimampu menggambarkan peningkatan hasil belajar pesertadidik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba,dan membangun jejaring. Penilaian autentik dilakukan olehguru/dosen dalam bentuk penilaian kelas melalui penilaiankinerja, portofolio, produk, projek, tertulis, dan penilaian diri.

Penilaian otentik sebagai jawaban atas kebingunganpendidik dalam penilaian sesuai ketentuan Peraturan-ratauranMenteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentangpenilaian autentik (authentic asessment) dan PermendikbudNomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatanilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum2013.

Kedua hal teresebut, peneliti menduga bahwapermasalahan tersebut bertumpu pada kurangnya komitmendosen sebagai dampak dari pola manajemen kepemimpinan,maka dari itu, kunci untuk mendapatkan komitmen dosendalam inovasi adalah meningkatkan pengetahuan merekatentang program ini. Hal ini berarti dosen perlu dilatih danlokakarya harus diselenggarakan demi pengembanganprofesional. Sayangnya, dalam proses implementasi kurikulumtidak semua dosen akan mendapatkan manfaat dari paparantersebut. Terlalu banyak jumlah dosen, dan dana yang kurangmencukupi untuk mencapai seluruh dosen. Pendekatan yangpaling umum adalah melakukan workshop satu hari yangdiberikan oleh para ahli dengan metode ceramah yangmerupakan strategi pedagogis yang paling dominan.2) Keterlibatan Mahasiswa

Ada kecenderungan di kalangan pelaksana kurikulumuntuk mengabaikan peran mahasiswa sebagai agen perubahan:(a) Semakin meningkat kesadaran bahwa mahasiswa dapat

berkontribusi pada perubahan yang bermakna; Siti Aminah(2017), menanggapi hal tersebut:

”...Sebagai seorang terpelajar dan bagian masyarakat, makamahasiswa memiliki peran yang kompleks dan menyeluruhsehingga dikelompokkan dalam dua fungsi yaitu agent ofchange and social control. Dengan fungsi tersebut, tentu sajatidak dapat dipungkiri bagaimana peran besar yang diembanmahasiswa untuk mewujudkan perubahan bangsa. Ide danpemikiran cerdas seorang mahasiswa mampu merubah

Page 128: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin12

paradigma yang berkembang dalam suatu kelompok danmenjadikannya terarah sesuai kepentingan bersama. Ada satuhal yang menjadi kebanggaan kami yaitu semangat membaramelakukan sebuah perubahan. Kami sebagai calon pemimpindan pembina pada masa depan ditantang untukmemperlihatkan kemampuan untuk memerankan peran itu.Kami sebagai agent of change berarti mahasiswa seorangkonsultan perubahan dan calon pemimpin bangsa masadepan, menggantikan generasi yang telah ada danmelanjutkan tongkat estafet pembangunan dan perubahan.Untuk menjadi agent of change tidak cukup, kami hanyamemupuk diri dengan ilmu spesifikk saja, perlu adanya softskill lain yang harus dimiliki seperti kepemimpinan,memposisiskan diri, interaksi generasi yang lain dansensitivitas yang tinggi. Maka dengan adanya pengembangankurikulum KKNI, yang syaRata-rata dengan penilaian autentik(adalam arti tidak hanaya bisa menjawab pertanyaan denganteks dan referensi akan tetapi karya lain soft skill jugadihargai.” Maka dari itu saya menyabut dengan dengankehadiran kurikulum KKNI dengan paradigma belajarberpusat pada siswa dengan haran mennjadikan pembelajaranyang bermakna” ”....Energi besar yang disebut collectiveconsciousness (kesadaran kolektif) inilah yang menyebabkangagasan, opini dari sekelompok kecil mahasiswa, akanmenjadi gagasan besar mahasiswa dalam waktu cepat.Kesadaran kolektif yang dimiliki kalangan mahasiswa itusudah terbukti dari sejarah perjalanan bangsa yang mencatatgerakan mahasiswa beberapa kali berhasil melakukanperubahan besar, misal reformasi. Karena itu, energi besaryang dimiliki mahasiswa harus mampu diberdayakan secaracermat oleh kalangan perguruan tinggi, untuk melakukaninternalisasi nilai. Yang menjadi persoalan diperlukan(Wawancara, NL/I.5.1. 4-11-2017).

(b) Kesediaan mahasiswa untuk berpartisipasi dalam programpengembangan krikulum PT berbasis KKNI; DedenAnggara (2017), menurutnya bahwa:

”...pada saat ini, bukan zamannya lagi mahasiswa untuksekedar menjadi pelaku pasif atau menjadi penonton dariperubahan sosial yang sedang dan akan terjadi tetapimahasiswa harus menjadi aktor utama perubahan tersebutdengan jiwa masyarakat yang akan dituju dari perubahan

Page 129: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 13

tersebut yaitu masyarakat yang adil dan makmur.Mahasiswa harus menjadi agen pemberdayaan setelahperubahan yang berperan dalam pembangunan fisik dannon fisik sebuah bangsa yang kemudian ditunjang denganfungsi mahasiswa selanjutnya yaitu social control, kontrolsosial, yang mengawasi dan mengawal jalannya perubahanbangsa sehingga menutup celah-celah adanya ketimpangan.Mahasiswa bukan sebagai pengamat dalam peran ini, namunmahasiswa juga dituntut sebagai aktor dalam masyarakat,karena tidak bisa dipungkiri bahwa mahasiswa jugamerupakan bagian masyarakat. Idealnya, mahasiswamenjadi panutan dalam masyarakat, berlandaskan denganpengetahuannya, dengan tingkat pendidikannya, norma-norma yang berlaku disekitarnya, dan pola berpikirnya. Halitu, barangkali perlu dibekali dengan pengetahuan.Kurikulum KKNI dibuat dalam rangka mengakomodasikanberbagai perbedaan siswa (kesiapan, potensi, dan minat),lingkungan, dan budaya, yang disusun secara luessehingga penerapanya pun, disesuaikan dengan keadaandan kebutuhannya kami sebagai mahasiwsa. Kurikulummemuat kemampuan akademik (academic skills) danketerampilan hidup (life skills) agar peserta didik dapatmemperoleh manfaat dari pendidikannya menjadibermakna. Kalu deikian, mau tidak mau kami harus siapuntuk melaksanakan, dikarenakan posis dosen dalamkonteks ini hanya sebagai fasilitator, kalau tidak adakesiapan dari kami, siapa yang akan difalitasinya olehDosen. (Wawancara, NL/I.5.2. 4-11-2017).

(c) Motivasi masaiswa untuk untuk berpartisipasi atau belajar.Dan Kebutuhan mahasiswa atas program pendidikanmenurut Isnen Hadi (2017), yaitu:

”.... seiring dengan peeradaban umat manusia terusberubah dan berkembang dan perubahan itu jugamerupakan implikasi dari kemajuan ilmu dan teknologiyang merupakan hasil dari sebuah penelitian, kajian danpengembangan hasil-hasil kajian dalam perubahan danpengembangan perilaku social dan kehidupan. Semua orangakan terjun dalam kehidupan nyata tersebut dan merekaharus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dankemajuan. Jika tidak mereka akan teralienasi, tersingkir dari

Page 130: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin14

kemajuan dan menjadi kelompok yang tertinggal. Oleh sebabitu sekolah harus terus dinamis, dan kurikulumnya harusterus dievaluasi untuk dilakukan perubahan-perubahan danpengembangan-pengembangan agar sesuai dengan harapanmasyarakat, baik pelanggan maupun pemakai jasapendidikan. Dengan dijadikannya KKNI sebagai rujukandalam pengembangan kurikulum, lulusan PTAI diharapkandapat memenuhi tuntutan pasar kerja dan kebutuhanstakeholders lainnya serta dapat berkiprah dalam kehidupansosial kemasyarakatan dan pergaulan internasional. Selainitu dengan dijadikannya KKNI sebagai acuan dalampengembangan kurikulum PTAI, nantinya kami para lulusanPTAI memnginkan memperoleh kesamaan hak danpengakuan terutama dalam kaitannya dengan studi lanjutdiberbagai negara dimana negara tersebut memilikikesamaan kualifikasi sebagaimana kualifikasi yangditetapkan” (Wawancara, NL/I.5.3. 4-11-2017).

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalammembangun kurikulum dalam konteks pendidikan nasionalberupaya menumbuhkan wawasan dan kejelian berfikir dalammenata dan menatap dunia pendidikan sesuai denganperkembangan tuntutan zaman. Ada kecenderungan dikalangan pelaksana kurikulum untuk mengabaikan peranmahasiswa sebagai agen perubahan. Padahal (1) kesadaranmahasiswa dapat berkontribusi pada perubahan yangbermakna; (2) adanya kesediaan mahasiswa untukberpartisipasi dalam program ini; (3) motivasai mahasiswadibangun dengan adanya relevansi program, ada kemungkinanmereka tidak akan termotivasi untuk berpartisipasi atau belajar,apabila tuntutan yang relevan dengan kebutuhannnya tidakterpenuhi.

Maka dari itu, dalam mendesain kurikulum yangberorientasi pada siswa, Alice Crow (Sukmadinata. 2009:103),menyarankan bebrapa hal, yaitu: (1) kurikulum harusdisesuaikan dengan perkembangan anak; (2) isi kurikulum harusmencangkup ketrampilan,pengetahuan, dan sikap yangdianggap berguna untuk masa sekarang dan masa depan; (3)anak hendaknya ditematkan sebagai subjek belajar yangberusaha unuk beajar sendiri. artinya, siswa harus didoronguntuk melakukan berbagai aktifitas belajar, bukan hanya

Page 131: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 15

sekedar menerima informasi dari guru; (4) diusahakan apa yangdipelajari siswa sesuai dengan minat, bakat, dan tingkatperkembangan mereka.

Kurangnya Partisipasi Siswa. Siswa kurang mampumengeluarkan potensi dan bakatnya. Hal ini karena siswacenderung pada ketakutan akan guru karena pengenalanselintas materi tanpa berusaka mengembangkan materi (pasif).Siswa hanya terpaku pada materi yang diajarkan oleh gurutanpa adanya rasa ingin berusaha untuk mengembangkanpotensinya.3) Dukungan Pimpinan PT

(a) Memahami perlunya perubahanKetua harus memahami perlunya perubahan serta

langkah-langkah yang harus diambil sepanjang jalan. KetuaSTAI, adalah pemain penting dalam proses pelaksanaankurikulum di kampusnya. Untuk hal itu, M. Noor Anzali. (2017),menegaskan:

”....dalam meyikapi pengembangan kurikulum, saya selakuketua STAI, sangat memahami bahwa KKNI merupakankerangka acuan minimal yang menjadi ukuran, pengakuanpenjenjangan pendidikan yang dilakukan. KKNI jugadisebut sebagai kerangka penjenjangan kualifikasikompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, danmengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidangpelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangkapemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai denganstruktur pekerjaan di berbagai sektor. KKNI merupakanperwujudan mutu dan jati diri Bangsa Indonesia terkaitdengan sistem pendidikan dan pelatihan nasional yangdimiliki Indonesia. (Perpres No. 8 tahun 2012). Dalamperspektif KKNI, setiap program studi diharuskanmemperjelas “profil lulusan” yang diharapkan melaluikegiatan pelacakan studi, studi kelayakan dan analisiskebutuhan di masyarakat. Profil lulusan mencerminkankemampuan minimal yang harus dikuasai mahasiswasetelah lulus yang merujuk pada empat aspek kebutuhan (1)sikap (attitude), (2) bidang kemampuan kerja, (3)pengetahuan, dan (4) manajerial dan tanggung jawab.Keempat kemammpuan kemudian harus dijabarkan kedalam sebuah capaian pembelajaran (learning outcome) padasetiap mata kuliah di program studi. Sehingga nantinya,

Page 132: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin16

semua perencanaan pembelajaran atau Rencana PelaksanaanSemester (RPS) harus didasarkan pada capaian pembelajaran(Learning Outcome) yang sesuai dengan kebutuhan profillulusan. (Wawancara, NL/I.6.1. 4-11-2017).

(b) Memiliki pengetahuan yang mendalam tentangperubahan

Ketua STAI harus memiliki pengetahuan yangmendalam tentang perubahan yang terencana dan prosesimplementasinya. Mereka harus terbiasa dengan tujuandan komponen kurikulum dan dapat melihat pergeseranperan dosen peran dalam kelas dan cara dosenberinteraksidengan mahasiswa.

Menanggapi hal itu, M. Noor Anzali. (2017), menegaskan,bahwa: “....Deskripsi kualifikasi pada setiap jenjang KKNIdinyatakan sebagai capaian pembelajaran yang mencakupaspek-aspek pembangunan jati diri bangsa, penguasaan ilmupengetahuan dan teknologi, kemampuan untuk dapatmelakukan kerja secara bermutu, serta wewenang dankewajiban sseseorang sesuai dengan level kualifikasinya.Aspek pembangunan jati diri bangsa tercermin dalamPancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan BhinekaTunggal Ika yaitu menjunjung tinggi pengamalan kelima silapancasila dan pengetahuan hokum, serta mempunyaikomitmen untuk menghargai keragaman agama, suku,budaya, bahasa, dan seni yang tumbuh dan berkembang dibumi Indonesia. Dalam KKNI, CP didefenisikan sebagaikemampuan yang diperoleh melalui internalisasipengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, danakumulasi pengalaman kerja. CP merupakan alat ukur dariapa yang diperoleh seseorang dalam menyelesaikan prosesbelajar, baik terstruktur maupun tidak. Rumusan CP disusundalam empat unsure yaitu: sikap dan tata nilai, kemampuankerja, penguasaan pengetahuan, dan wewenang dantanggung jawab. Sikap dan tata nilai. Merupakan perilakudan tata nilai yang merupakan karakter atau jati diri bangsadan Negara Indonesia. (1) Sikap dan tata nilai initerinternalisasi selama proses belajar, baik terstrukturmaupun tidak. (2) Kemampuan kerja. Merupakan wujudakhir dari transformasi potensi yang ada dalam setiapindividu pembelajar menjadi kompetensi atau kemampuan

Page 133: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 17

yang aplikatif bermanfaat. (3) Penguasaan pengetahuan.Merupakan informasi yang telah diproses dandiorganisasikan untuk memperoleh pemahaman,pengetahuan, dan pengalaman yang terkumulasi untukmemiliki suatu kemampuan. (4) Wewenang dan tanggungjawab. Merupakan konsekuensi seorang pembelajar yangtelah memiliki kemampuan dan pengetahuanpendukungnya untuk berperan dalam masyarakat secarabenar dan beretika”. (Wawancara, NL/I.6.2. 4-11-2017).

(c) Dapat diakses dan berkecenderungan untukberkomunikasi

Ketua STAI harus dapat diakses dan berkecenderunganuntuk berkomunikasi dengan orang lain yang terlibat dalamproses. Menanggapi hal itu, Sanyata Jaka Santoso. (2017),menegaskan, bahwa:

”...untuk membangun arus informasi dua arah akanmenempatkan ketua jurusan atau ketua program studikesempatan untuk tetap memperoleh isu-isu terkini yangperlu ditangani. Hal ini juga akan memungkinkan ketuajurusan/prodi mengidentifikasi secara langsung masalah-masalah penting atau masalah lain sebelum masalah tersebutmenjadi penyebabkan timbulnya frustrasi atau bahkankemarahan di kalangan dosen. Jalur komunikasi terbaikharus ditetapkan sejak awal untuk mendapatkan informasidari orang-orang sekitar serta untuk menyediakan sebuahplatform di mana mereka dapat menyuarakan keprihatinanmereka. Informasi yang dikumpulkan dari mendengarkandan berbicara kepada orang-orang, juga akan membantuketua jurusan atau ketua program studi untuk memutuskanpada hal apa harus fokus dan membutuhkan perhatian”.(Wawancara, NL/I.7.2. 4-11-2017).

(d) Mampu meyakinkan stake holder tentang manfaat darikurikulum

Keua STAI harus mampu meyakinkan stake holder tentangmanfaat dari kurikulum baru dan bagaimana strategi pedagogisbaru dapat menjadi lebih bermakna bagi putra/putri mereka.Misalnya, mereka mungkin perlu untuk berbicara dengan orangtua dan masyarakat mengenai kurikulum baru. Adalah pentinguntuk memberikan pesan bahwa kita berpikir dengan hati-hati

Page 134: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin18

tentang perlunya perubahan, bahwa kita telah mengantisipasimasalah yang akan timbul dan memiliki rencana untukmengatasi masalah tersebut.

Menanggapi hal itu, Ahmad Fathoni (2017), menegaskan,

bahwa:

“.....Dalam era globalisasi saat ini, pergerakan tenaga kerjaantara Negara akan semakin mengalir sehingga tuntutanterhadap pengelolaan serta peningkatan mutu tenaga kerjanasional serta kesetaraan kualifikasinya dengan tenaga kerjaasing akan menjadi salah satu tantangan terbesar bagipengembangan perekonomian Indonesia. Oleh karena itu,tidak dapat dipungkiri lagi bahwa KKNI harus mampumenjadi rujukan penataan tenaga kerja Indonesia di berbagaisector kegiatan perekonomian formal maupun informaldengan menetapkan jenjang kualifikasi yang jelas sertakesetaraanya dengan kualifikasi Negara-negara lain diIndonesia. Karena begitu banyak dan bervariasinya kualitasproduk pendidikan formal, nonformal maupun informal,maka KKNI merupakan rujukan bagi semua jenis lembagapendidikan atau pelatihan yang bertanggung jawabmempersiapkan angkatan kerja Indonesia menjadi tenagakerja yang berkualifikasi atau bertanggung jawab terhadappemulihan kelompok pengangguran yang belummemperoleh pekerjaan tetap. Tenaga kerja yang belummemenuhi kualifikasi KKNI dimana mutu dan kinerja yangdihasilkan tidak terukur atau belum sesuai dengan yangdipersuaRata-ratakan oleh pengguna tenaga kerja, dapatdisesuaikan melalui pendidikan atau pelatihan tambahanpada lembaga yang telah memiliki program sesuai dengankriteria KKNI.” (Wawancara, NL/I.7.1. 4-11-2017).

(e) Fleksibel dalam menanggulangi tantangan tak terdugaKetua STAI harus Fleksibel dalam menanggulangi

tantangan tak terduga.M. Noor Anzali. (2017), menegaskan, bahwa: ”....hal terbaik

dalam membuat rencana adalah perencanaan tersebut harusdapat menanggulangi tantangan tak terduga. Misalnya, tidakcukup dosen dalam mata kuliah tertentu karenapengunduran diri, perubahan tak terduga dari programpemerintah (lihat Perpres No 8 tahun 2012 dan UU No. 12Tahun 2012), kebijakan pemerintah yang tiba-tiba berubah.

Page 135: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 19

Untuk alasan ini, rencana implementasi yang fleksibelmungkin diperlukan dan disesuaikan serta ditinjau kembalisepanjang proses perubahan tersebut”. (Wawancara,NL/I.6.4. 4-11-2017).

(f) Komitmen untuk perubahanKetua STAI harus berkomitmen untuk perubahan dan

mampu menggunakan berbagai strategi kepemimpinan untukmemenuhi kebutuhan dosen seperti, membangun kekuatan stafdosen mereka, bersedia mengambil risiko, berpikir positiftentang perubahan terencana dan menggunakan optimisme iniuntuk memotivasi orang lain.

Menanggapi hal itu, Ahmad Fathoni, (2017), menegaskan,bahwa: “....KKNI merupakan suatu pembaharuan yangdilakukan pemerintah dalam rangka penyetarakan danpengakuan lulusan dalam negeri dengan lulusan dari danberbagai universitas dunia. Untuk itu, perguruan tinggivokasional dan perguruan tinggi pada umumnya yang adadi Indonesia harus merespon kebijakan tersebut secarapositif, salah satunya dengan menyesuaikan kurikulum yangada dengan standar kerangka kerja Indonesia dan standar-standar yang telah ditentukan berbagai perusahaan danlembaga penerima kerja. Tidak dapat dipungkiri bahwaperan kurikulum dalam suatu lembaga pendidikan iBaratjantung, kurikulum sangat berpengaruh dalam menentukankompetensi lulusan, untuk itu kurikulum harus senantiasadikembangkan secara berkala (continuous qualityimprovement) sehingga mampu mengembangkan SDMIndonesia berdaya saing di era global” (Wawancara,NL/I.7.2. 4-11-2017).

4) OrangtuaDi Perguruan tinggi mungkin peran orang tua tidak

sebesar tingkat pendidikan dasar dan menengah. Namun selaindosen, mahasiswa dan pengelola Perguruan tinggi, orang tuajuga memainkan peran penting dalam proses implementasi.Misalnya, ketika orang tua melihat materi perkuliahan yangdiajarkan dengan cara yang asing bagi mereka, mereka secaraalami memiliki pertanyaan tentang apa yang sedang terjadi.Ketika mahasiswa membawa pekerjaan rumah dari kampusbahwa orang tua merasa tidak mampu untuk membantu secaramoral dan finansial, mereka merasa bingung dan tersesat.

(a) Keterlibatan Orangtua terhadap isi dan filosofi Kurikulum

Page 136: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin20

Untuk menjadi sukses, setiap program baru perlumelibatkan orang tua. Salah satu cara untuk menjangkau orangtua adalah dengan mengadakan lokakarya bagi mereka denganberfokus pada kurikulum baru. Lokakarya harus dirancanguntuk membantu orang tua lebih memahami isi dan filosofi dariprogram baru.

Menurut H Zulkipli (2017), saya pernah menhadidiriLokakaya pengembangan kurikulum, pada tanggal 21 April2014. ketika anak saya baru masuk semester awal. Lokakayayang dihadiri oleh perwakilan orang dari tiap kelas.Pandangan saya pada waktu itu bahwa: ”....Di PT., Dosenmerupakan wakil kami untuk mendidik anak-anak kami. Kamimembayar SPP dan lain jenisnya, yang diwajiban oleh kampuspada hakikatnya adalah kewajiban kami untuk medidik anak,namun kami tidak mempunyai kewenangan untuk itu, artinyatitik sentral suatu kurikulum berkat usaha dosen dankampusnya, guna menimbulkan kegairahan belajar anak kami.Sehingga memacu belajar lebih keras untuk mencapai tujuanbelajar mengajar yang bersumber dari tujuan kurikulum,untuk itu dosen perlu memiliki ketrampilan belajar mengajar.Penguasaan ketrampilan tersebut bergantung pada bahanyang dimilikinya, apalagi anak kami sebagai calon guruagama, sudah barang tentu harus dilatih oleh guru yang sudahberpengalaman, memiliki kewenangan untu itu. Maka dari itupula kami percaya bahwa para guru/dosen dituntut untuk: (1)menyusun dan merumuskan tujuan yang tepat memilih danmenyusun bahan pelajaran sesuai kebutuhan, minat dan tahapperkembangan anak, memilih metode dan media mengajaryang bervariasi, kurikulum yang tersusun sistematis dan rinciakan memudahkan guru dalam implementasinya. (2) peranguru/dosen lebih besar daripada dikelola oleh kami,guru/dosen turut berpartisipasi, bukan hanya dalampenjabaran dalam program tahunan/semester/ satuanpengajaran, tetapi didalam menyusun kurikulum yangmenyeluruh untuk sekolahnya.Adapun peran kami sebagaiorang tua, sesuai dengan keterbatasannya dapat berkenaandengan dua hal, pertama dalam penyusunan kurikulum.Dalam penyusunan kurikulum mungkin tidak semua orangtua dapat ikut serta hanya terbatas kepada beberapa orang sajayang cukup waktu dan mempunyai latar belakang yangmemadai. Kedua, dalam pelaksanaan kurikulum diperlukan

Page 137: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 21

kerja sama yang sangat eRata-rata antara guru dengan paraorang tua murid. Sebagian kegiatan belajar yang dituntutkurikulum dilaksanakan dirumah. Kami sebagai orang tuamengikuti atau mengamati kegiatan belajar anakanyadirumah. (Wawancara, NL/I.8.1. 4-11-2017).

Berkaitan dengan peranan masyarakat dalam pendidikandalam UU No.20/2005 Sisdiknas pasal 54 tentang Peran SertaMasyarakat Dalam Pendidikan menyebutkan, bahwa:

”.....(1) Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputiperan serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasiprofesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalampenyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayananpendidikan. (2) Masyarakat dapat berperan serta sebagaisumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan. (3)Ketentuan mengenai peran serta masyarakat sebagaimanadimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjutdengan Peraturan-ratauran Pemerintah”.

Hal itu sesuai dengan Tim Penulis Paket Pelatihan AwalMBS untuk Sekolah dan Masyarakat (2003 : 2-7) menyatakan adatujuh jenis peran serta orang tua dalam pembelajaran. Adapunperan tersebut diantaranya yaitu:

”....(1) hanya sekedar pengguna jasa pelayanan pendidikanyang tersedia. misalnya, orang tua hanya memasukkan anakke sekolah dan menyerahkan sepenuhnya kepada pihaksekolah; (2) memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga,misalnya dalam pembangunan gedung sekolah; (3) menerimasecara pasif apa pun yang diputuskan oleh pihak yang terkaitdengan sekolah, misalnya komite sekolah; (4) menerimakonsultasi mengenai hal-hal yang terkait dengan kepentingansekolah. misalnya, kepala sekolah berkonsultasi dengankomite sekolah dan orang tua murid mengenai masalahpendidikan, masalah pembelajaran matematika, dll. dalamkonsep mbs hal yang keempat ini harus selalu terjadi; (5)memberikan pelayanan tertentu. misalnya, sekolah bekerjasama dengan mitra tertentu seperti komite sekolah dan orangtua murid mewakili sekolah bekerjasama dengan puskesmasuntuk memberikan penyuluhan tentang perlunya sarapan pagisebelum sekolah, atau makanan yang bergizi bagi anak-anak;(6) melaksanakan kegiatan yang telah didelegasikan ataudilimpahkan sekolah. sekolah, misalnya, meminta komitesekolah dan orang tua murid tertentu untuk memberikan

Page 138: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin22

penyuluhan kepada masyarakat umum tentang pentingnyapendidikan atau hal-hal penting lainnya untuk kemajuanbersama; dan (7) mengambil peran dalam pengambilankeutusan pada berbagai jenjang. Misalnya orang tua siswa ikutserta membicarakan dan mengambil keputusan tentangrencana kegiatan pembelajaran di sekolah, baik dalampendanaan, pengembangan dan pengadaan alat bantupembelajarannya”(Tim Penulis 2003: 2-7).

(b) Kesempatan untuk memberikan Pandanngan dan solusi

Orangtua perlu diberi kesempatan untuk berbagikeprihatinan mereka dan menyuarakan dukungan merekadalam sebuah forum terbuka. Lontaran yang disampaikan H.Maman diantaranya:

”....Harapan kami para orang tua, dalam melakukanpengajaran bermakna, kami mengharapkan; (1) agarguru/Dosen tidak hanya mengajarkan materi, tetapi jugamemberikan pemaknaan mengenai materi tersebut. Hal inijuga harus berkaitan dengan kemampuan anak kami; (2)memberikan motivasi kepada siswa yang berprestasi agarmampu mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya;(3) menjalankan kurikulum dengan sebaik mungkin; dan (4)membersihkan organ-organ kurikulum darin oknum-oknumtak bertanggung jawab. (Wawancara, NL/I.8.2. 4-11-2017).

Lontaran pendapat ini, sebaiknya disampaikan padaLokakarya dilakukan oleh dosen sehingga mereka dapatmenjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di dalam prosesperkuliahan.

(c) Akses Informasi tentang perubahan yang sedang

berlangsung

Pendekatan lain yang dapat dijangkau oleh orang tuaadalah membuat informasi yang tersedia tentang perubahankurikulum di internet. Demikian pula informasi yang berbasiscetak dapat dibuat untuk menginformasikan orang tua tentangperubahan yang sedang berlangsung dengan pengenalankurikulum baru.

”...informasi yang kami terima dari kampus, sekitarkemajuan anak pada tiap semester. Dalam buku kemajuanmahasiswa dalam benut IP Semastar Dari ketuajurusan/prodi. Dari buku itu juga diperoleh informasi berapa

Page 139: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 23

mata kuliah yang harus diambil oleh anak kami padaperkualiahan semester yang akan datang perhatian”.(Wawancara, NL/I.8.3. 4-11-2017).

d. Dampak penerapan KPT berbasis KKNI menujuakuntabilitas PT, di PAI STAISMAN Pandeglang

1) Penerapan KPT berbasis KKNI dapaatdipertanggungjawabkan

Apakah peraturan-ratauran yang ditetapkan olehperguruan tinggi dapat dipertanggung jawabkan secara undang-undang?- Kebijakan strategis termasuk statuta, rancana stRata-rataegis,

ditetapkan berdasarkan keputusan senat universitas.Dalampelaksanaannya, pimpinan selalu bertindak dengan tanggungjawab, jujur dan berdasarkan ketentuan yang berlaku.(Wawancara, NL/I.8.3. 4-11-2017).

-2) Materi kuliah yang diberikan dosen dapat dipertanggung-

jawabkan secara kurikuler dan etika akademikApakah materi kuliah yang diberikan dosen dapat

dipertanggung-jawabkan secara kurikuler dan etika akademik.?- Kegiatan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan peraturan-

ratauran-peraturan-ratauran akademik. (Wawancara, NL/I.8.4.4-11-2017).

3) Indek Prestasi Mahasiswa terpercayaApakah nilai hasil ujian (ip/ipk) yang diperoleh

mahasiswa terpercaya?. Kegiatan Penilaaaian peserta didikdilaksanakan berdasarkan peraturan-ratauran-peraturan-ratauran akademik, Standar penilaian Hasil Studi, dan StandarKompetensi Kelulusan menngunakan empat parameterberdasarkan peningkatan soft skills yaitu: keterampilan kerja,cakupan keilmuan (pengetahuan), metode dan tingkatkemampuan mengaplikasikan keilmuan, dan kemampuanmanajerial mengajar. (Wawancara, NL/I.7.3. 4-11-2017).

Situs II Prodi PAI STAI KH. Agus Salim Bekasi

a. Peran Ketua Prodi PAI STAI KH. Agus Salim Bekasidalam implentasi kurikulum PT berbasis KKNI menujuakuntabilitas PT

Diketahui bahwa kepemimpinan visioner adalahkemampuan seorang pemimpin dalam membangun,

Page 140: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin24

menciptakan dan mengkomunikasikan visi serta berfikirstartegis untuk dapat mengarahkan dan merubah organisasikearah yang lebih baik sehingga dapat meraih keunggulan dankeberhasilan di masa depan. Pilarpilar kepemimpinan visionermeliputi peran sebagai penentu arah, agen perubahan, jurubicara, dan pelatih. Untuk hal itu, Nasrulloh, menjelaskan:1) Ketua Prodi sebagai Penentu arah;

Peran ini merupakan peran di mana seorang pemimpinmenyajikan suatu visi, meyakinkan gambaran atau target untuksuatu organisasi, guna diraih pada masa depan. Inti daripenentu arah adalah menetapkan sasaran yang menjadi tujuanorganisasi masa depan. Dengan demikian sebagai penentu arahseorang pemimpin mempunyai tugas untuk menetapkan visi,misi, tujuan, dan sasaran strataegis.Visi misi, tujuan, dan sasaranstrategis Program Studi PAI STAI KH. Agus Salim Bekasi.2) Ketua Prodi Agen perubahan

Agen perubahan merupakan peran penting kedua dariseorang pemimpin visioner. Para pemimpin yang efektif harussecara konstan menyesuaikan terhadap perubahan dan berpikirke depan tentang perubahan potensial dan yang dapat dirubah.Sebagai agen perubahan seorang pemimpin visioner seharusnyatidak mempertahankan status qua sehingga organisasi tetapdibangun kearah yang lebih baik.3) Ketua Prodi Juru bicara

Seorang pemimpin yang bervisi adalah juga seseorangyang mengetahui segala bentuk komunikasi tersedia, gunamenjelaskan dan membangun dukungan untuk suatu visi masadepan.

Pemimpin, sebagai juru bicara untuk visi, harusmengkomunikasikan suatu pesan yang mengikat semua orangagar melibatkan diri dan menyentuh visi organisasi secarainternal dan secara eksternal. Visi yang disampaikan harusbermanfaat, menarik, dan menimbulkan kegairahan tentangmasa depan organisasi.

Ketika menjadi juru bicara, sang pemimpin harus dapatmenyampaikan pikiran dan gagasannya, mampumensosialisakan visi secara internal maupun eksternal,bertindak sebagai negosiator dalam berhubungan dengan pihaklain, serta membangun kerja sama dan membentuk jaringaneksternal.

Page 141: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 25

4) Ketua Prodi PelatihPeran yaitu: (1) pembentuk tim yang memberdayakan

orang-orang, (2) menghidupkan visi organisasi, (3) mentor danteladan, (4) membangun kepercayaan, dan (5) menghargaikeberhasilan setiap anggota tim. (Wawancara, NL/II.1.1. 4-11-2017).

b. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan Ketua ProdiPAI STAI KH. Agus Salim Bekasi menetapkan KPT,berbasis KKNI menuju Akuntabilitas PT

1) Mekanisme Pengembangan Kurikulum

Mekanisme Pengembangan Kurikulum Prodi PAI: Tahap 1:studi kelayakan dan kebutuhan Pengembangan kurikulummelakukan kegiatan analisis kebutuhan program danmerumuskan dasar-dasar pertimbangan bagi pengembangankurikulum tersebut. Untuk itu si pengembang perlumelakukan studi dokumentasi atau studi lapangan.Tahap 2:penyusunan konsep awal perencanaan kurikulum; Konsepawal ini dirumuskan berdasarkan rumusan kemampuan,selanjutnya merumuskan tujuan, isi, strategi pembelajaransesuai dengan pola kurikulum sistemik; Tahap 3:pengembangan rencana ini mencakup penyusunan silabus,pengembangan bahan pelajaran dan sumber-sumber materiallainnya; Tahap 4 : pelaksanaan uji coba kurikulum dilapangan; Pengujian kurikulum di lapangan dimaksudkanuntuk mengetahui tingkat keandalannya, kemungkinanpelaksanaan dan keberhasilannya, hambatan dan masalah-masalah yang timbul dan factor-faktor pendukung yangtersedia, dan lain-lain yang berkaitan dengan pelaksanaankurikulum; Tahap 5: pelaksanaan kurikulum, ada dua kegiatanyang perlu dilakukan ialah: (a) Kegiatan desiminasi, yaknipelaksanaan kurikulum dalam lingkup sampel yang lebih luas,dan (b) Pelaksanaan kurikulum secara menyuluruh yangmencakup semua satuan pendidikan pada jenjang yang sama;Tahap 6 pelaksanaan penilaian dan pemantauan kurikulum:Selama pelaksanaan kurikulum perlu dilakukan penilaian danpemantauan yang berkenaan dengan desain kurikulum danhasil pelaksanaan kurikulum serta dampaknya; dan Tahap 7:pelaksanaan perbaikan dan penyusuaian; Berdasarkanpenilaian dan pemntauan kurikulum diperoleh data daninformasi yang akuRata-rata, yang selanjutnya dapatdigunakan sebagai bahan untuk melakukan perbaikan pada

Page 142: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin26

kurikulum tersebut bila diperlukan, atau melakukanpenyusuaian kurikulum dengan keadaan. Perbaikan dilakukanterhadap beberapa aspek dalam kurikulum tersebut.(Wawancara, NL/II.2.1. 4-11-2017).

Proses kurikulum meliputi semua pengalaman di dalamlingkungan pendidikan, baik yang direncanakan maupun yangtidak direrencakan, yang memiliki dampak terhadap belajar danpengembangan personal setiap individu siswa. Aspek yangdirencanakan dari proses proses kurikulum disebut kurikulumbukan intensional (unintentional curriculum). Ada empat unsuryang saling berkaitan dengan proses kurikulum, yaitu:1) Keputusan Tujuan Umum kurikulum

Pertama, keputusan yang harus dibuat mengenai tujuan(umum dan khusus) yang hendak dicapai oleh institusipendidikan.2) Keputusan isi/matri pelajaran

Keputusan tentang isi/materi pelajaran yang sesuai yangdiyakini untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan inimendapat kontribusi yang bermakna dari karya bidang conceptformation and attainment, bahasa dan berfikir, semua teoribelajar.3) Keputusan Metode yang akan digunakan

Setelah isi pelajaran ditentukan, selanjutnya dipilihmetode-metode mengajar yang berguna untuk mengorganisasidan menyamapaikan isi (content) tersebut. Metode-metodetersebut akan menentukan pengalaman-pengalaman pendidikanbagi siswa. Pengalaman-pengalaman tersebut adalah produkdari interaksi antara apa yang diajarkan, bagaiman caramenyajikannya, dan cara siswa belajar. Pada langkah iniberbagai hal memberikan sumbangannya seperti motivasi,perhatian dan persepsi, kerpibadian, gaya kognitif dan aspek-aspek social dari belajar. Tahap tersebut merupakan tahapbelajar mengajar.

4) Evaluasi yang menggunakan bermacam tehnik assesmenKeempat, tahap evaluasi yang menggunakan bermacam

tehnik assesmen pendidikan, yang diperlukan dengan maksudmengetahui apakah tujuan-tujuan telah tercapai, yang padagilirannya menjadi bahan untuk membuat keputusanselanjutnya tentang tujuan, isi/materi dan metode pengajaran.(Wawancara, NL/II.1.2. 4-11-2017).

Page 143: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 27

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan KPTberbasis KKNI menuju akuntabilitas PT., di PAI STAI KH.Agus Salim Bekasi

1) Kinerja DosenTanpa diragukan lagi, orang yang paling penting dalam

proses implementasi kurikulum adalah dosen. Denganpengetahuan, pengalaman dan kompetensi, dosen memegangperanan yang amat penting bagi setiap upaya perbaikankurikulum. Apapun landasan filosofis yang menjadi keyakinansistem pendidikan yang dianut, tidak dapat disangkal bahwadosen mempengaruhi mahasiswa. Dosen yang baik akanmendorong pembelajaran yang lebih baik. Dosen yang palingtahu tentang praktek pembelajaran dan bertanggung jawabuntuk memperkenalkan kurikulum di dalam kelas.

Kunci untuk mendapatkan berkomitmen dosen untukinovasi adalah meningkatkan pengetahuan mereka tentangprogram ini. Hal ini berarti dosen perlu dilatih dan lokakaryaharus diselenggarakan demi pengembangan profesional.Sayangnya, dalam proses implementasi kurikulum tidak semuadosen akan mendapatkan manfaat dari paparan tersebut. Terlalubanyak jumlah dosen, dan dana yang kurang mencukupi untukmencapai seluruh dosen. Pendekatan yang paling umum adalahmelakukan workshop satu hari yang diberikan oleh para ahlidengan metode ceramah yang merupakan strategi pedagogisyang paling dominan. (Wawancara, NL/II.2.1. 4-11-2017).

Tabel: 4.12Data Keadaan Dosen Prodi PAI PAI PAI STAI KH. Agus Salim

Kualifikasi SertifikasiNo Status

S3 S2 S1Jumlah

sdh blm

1 Dosen Tetap 11 1 - 12 5 7

2 Dosen Tidaktetap

3 3 2 8 6 2

Jumlah 20 11 9

Sumber: Borang Akreditasi Prodi PAI Tahun 2016

2) Keterlibatan MahasiswaAda kecenderungan di kalangan pelaksana kurikulum

untuk mengabaikan peran mahasiswa sebagai agen perubahan.- Semakin meningkat kesadaran bahwa mahasiswa dapat

berkontribusi pada perubahan yang bermakna.- Mahasiswa harus bersedia untuk berpartisipasi dalam

program ini.

Page 144: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin28

- Jika mahasiswa tidak melihat relevansi program, adakemungkinan mereka tidak akan termotivasi untukberpartisipasi atau belajar. (Wawancara, NL/II.3.1. 4-11-2017).

3) Dukungan Pimpinan PTPimpinan PT, Ketua STAI, adalah pemain penting dalam

proses pelaksanaan kurikulum di kampus. Dede Iswadi,menjelaskan bahwa:(a) Memahami perlunya perubahan

Mereka harus memahami perlunya perubahan sertalangkah-langkah yang harus diambil sepanjang jalan(b) Memiliki pengetahuan yang mendalam tentang perubahan

Mereka harus memiliki pengetahuan yang mendalamtentang perubahan yang terencana dan proses implementasinya.Mereka harus terbiasa dengan tujuan dan komponen kurikulumdan dapat melihat pergeseran peran dosen peran dalam kelasdan cara dosen berinteraksidengan mahasiswa. (Wawancara,NL/II. 2.1.1. 4-11-2017).(c) Dapat diakses dan berkecenderungan untuk

berkomunikasiMereka harus dapat diakses dan berkecenderungan untuk

berkomunikasi dengan orang lain yang terlibat dalam proses.Membangun arus informasi dua arah akan menempatkan ketuajurusan atau ketua program studi kesempatan untuk tetapmemperoleh isu-isu terkini yang perlu ditangani.

Hal ini juga akan memungkinkan ketua jurusan/prodimengidentifikasi secara langsung masalah-masalah pentingatau masalah lain sebelum masalah tersebut menjadipenyebabkan timbulnya frustrasi atau bahkan kemarahan dikalangan dosen. Jalur komunikasi terbaik harus ditetapkansejak awal untuk mendapatkan informasi dari orang-orangsekitar serta untuk menyediakan sebuah platform di manamereka dapat menyuarakan keprihatinan mereka. Informasiyang dikumpulkan dari mendengarkan dan berbicara kepadaorang-orang, juga akan membantu ketua jurusan atau ketuaprogram studi untuk memutuskan pada hal apa harus fokusdan membutuhkan perhatian (Wawancara, NL/II. 2.2.1. 4-11-2017).

(d) Mampu meyakinkan stake holder tentang manfaat darikurikulum

Page 145: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 29

Mereka harus mampu meyakinkan stake holder tentangmanfaat dari kurikulum baru dan bagaimana strategi pedagogisbaru dapat menjadi lebih bermakna bagi putra/putri mereka.Misalnya, mereka mungkin perlu untuk berbicara dengan orangtua dan masyarakat mengenai kurikulum baru. Adalah pentinguntuk memberikan pesan bahwa kita berpikir dengan hati-hatitentang perlunya perubahan, bahwa kita telah mengantisipasimasalah yang akan timbul dan memiliki rencana untukmengatasi masalah tersebut.(e) Fleksibel dalam menanggulangi tantangan tak terduga

Mereka harus diingatkan, bahwa hal terbaik dalammembuat rencana adalah perencanaan tersebut harus dapatmenanggulangi tantangan tak terduga. Misalnya, tidak cukupdosen dalam mata kuliah tertentu karena pengunduran diri,perubahan tak terduga dari program pemerintah (lihat PerpresNo 8 tahun 2012 dan UU No. 12 Tahun 2012), kebijakanpemerintah yang tiba-tiba berubah. Untuk alasan ini, rencanaimplementasi yang fleksibel mungkin diperlukan dandisesuaikan serta ditinjau kembali sepanjang proses perubahantersebut.

(f) Komitmen untuk perubahan

Mereka harus berkomitmen untuk perubahan dan mampumenggunakan berbagai strategi kepemimpinan untukmemenuhi kebutuhan dosen seperti, membangun kekuatan stafdosen mereka, bersedia mengambil risiko, berpikir positiftentang perubahan terencana dan menggunakan optimisme iniuntuk memotivasi orang lain.

4) OrangtuaDi Perguruan tinggi mungkin peran orang tua tidak

sebesar tingkat pendidikan dasar dan menengah.Namun selain dosen, mahasiswa dan pengelola

Perguruan tinggi, orang tua juga memainkan peran pentingdalam proses implementasi. Misalnya, ketika orang tuamelihat materi perkuliahan yang diajarkan dengan cara yangasing bagi mereka, mereka secara alami memiliki pertanyaantentang apa yang sedang terjadi. Ketika mahasiswa membawapekerjaan rumah dari kampus bahwa orang tua merasa tidakmampu untuk membantu secara moral dan finansial, merekamerasa bingung dan tersesat. (Wawancara, NL/II. 4.2.1. 4-11-2017).

Page 146: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin30

(a) Pemahaman Orangtua terhadap isi dan filosofi Kurikulum

Untuk menjadi sukses, setiap program baru perlumelibatkan orang tua. Salah satu cara untuk menjangkau orangtua adalah dengan mengadakan lokakarya bagi mereka denganberfokus pada kurikulum baru. Lokakarya harus dirancanguntuk membantu orang tua lebih memahami isi dan filosofi dariprogram baru.(b) Kesempatan untuk memberikan Pandanngan dan solusi

Orangtua perlu diberi kesempatan untuk berbagikeprihatinan mereka dan menyuarakan dukungan merekadalam sebuah forum terbuka. Lokakarya ini sebaiknyadilakukan oleh dosen sehingga mereka dapat menjelaskan apayang sebenarnya terjadi di dalam proses perkuliahan.(c) Akses Informasi tentang perubahan yang sedang

berlangsungPendekatan lain yang dapat dijangkau oleh orang tua

adalah membuat informasi yang tersedia tentang perubahankurikulum di internet. Demikian pula informasi yang berbasiscetak dapat dibuat untuk menginformasikan orang tua tentangperubahan yang sedang berlangsung dengan pengenalankurikulum baru.

d. Dampak penerapan KPT berbasis KKNI menujuakuntabilitas PT, di PAI STAI KH. Agus Salim Bekasi

1) Penerapan KPT berbasis KKNI dapaatdipertanggungjawabkan

Peraturan-ratauran yang ditetapkan oleh perguruan tinggidapat dipertanggung jawabkan secara undang-undangKebijakan strategis termasuk statuta, rancana strataegis,ditetapkan berdasarkan keputusan senat universitas. Dalampelaksanaannya, pimpinan selalu bertindak dengan tanggungjawab, jujur dan berdasarkan ketentuan yang berlaku.(Wawancara, NL/2.1.2. 4-11-2017).2) Materi kuliah yang diberikan dosen dapat dipertanggung-

jawabkan secara kurikuler dan etika akademikApakah materi kuliah yang diberikan dosen dapat

dipertanggung-jawabkan secara kurikuler dan etika akademik.?- Kegiatan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan peraturan-

ratauran-peraturan-ratauran akademik.3) Indek Prestasi Mahasiswa terpercaya

Apakah nilai hasil ujian (ip/ipk) yang diperolehmahasiswa terpercaya?.Kegiatan Penilaaaian peserta didik

Page 147: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 31

dilaksanakan berdasarkan peraturan-ratauran-peraturan-ratauran akademik, Standar penilaian Hasil Studi, dan StandarKompetensi Kelulusan menngunakan empat parameterberdasarkan peningkatan soft skills yaitu: keterampilan kerja,cakupan keilmuan (pengetahuan), metode dan tingkatkemampuan mengaplikasikan keilmuan, dan kemampuanmanajerial mengajar. (Wawancara, NL/II.5.1. 4-11-2017).

Situs III Prodi PAI Miftahulhuda Pamanukan Subang

a. Peran Ketua Prodi PAI Miftahulhuda Pamanukan Subangdalam implentasi kurikulum PT berbasis KKNI menujuakuntabilitas PT

Diketahui bahwa kepemimpinan visioner adalahkemampuan seorang pemimpin dalam membangun,menciptakan dan mengkomunikasikan visi serta berfikirstartegis untuk dapat mengarahkan dan merubah organisasikearah yang lebih baik sehingga dapat meraih keunggulan dankeberhasilan di masa depan. Pilarpilar kepemimpinan visionermeliputi peran sebagai penentu arah, agen perubahan, jurubicara, dan pelatih Untuk hal itu, Hasanuddin, menjelaskan:1) Ketua Prodi sebagai Penentu arah

Peran ini merupakan peran di mana seorang pemimpinmenyajikan suatu visi, meyakinkan gambaran atau target untuksuatu organisasi, guna diraih pada masa depan. Inti daripenentu arah adalah menetapkan sasaran yang menjadi tujuanorganisasi masa depan. Dengan demikian sebagai penentu arahseorang pemimpin mempunyai tugas untuk menetapkan visi,misi, tujuan, dan sasaran strataegis. Visi misi, tujuan, dansasaran strategi s Program Studi PAI Miftahul Falah PamanukanSubang.2) Ketua Prodi Agen perubahan

Agen perubahan merupakan peran penting kedua dariseorang pemimpin visioner. Para pemimpin yang efektif harussecara konstan menyesuaikan terhadap perubahan dan berpikirke depan tentang perubahan potensial dan yang dapat dirubah.Sebagai agen perubahan seorang pemimpin visioner seharusnyatidak mempertahankan status qua sehingga organisasi tetapdibangun kearah yang lebih baik.

Page 148: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin32

3) Ketua Prodi Juru bicara

Seorang pemimpin yang bervisi adalah juga seseorangyang mengetahui segala bentuk komunikasi tersedia, gunamenjelaskan dan membangun dukungan untuk suatu visi masadepan.

Pemimpin, sebagai juru bicara untuk visi, harusmengkomunikasikan suatu pesan yang mengikat semua orangagar melibatkan diri dan menyentuh visi organisasi secarainternal dan secara eksternal. Visi yang disampaikan harusbermanfaat, menarik, dan menimbulkan kegairahan tentangmasa depan organisasi.

Pimpinan, ketika menjadi juru bicara, sang pemimpinharus dapat menyampaikan pikiran dan gagasannya, mampumensosialisakan visi secara internal maupun eksternal,bertindak sebagai negosiator dalam berhubungan dengan pihaklain, serta membangun kerja sama dan membentuk jaringaneksternal.4) Ketua Prodi Pelatih

Peran yaitu: (1) pembentuk tim yang memberdayakanorang-orang, (2) menghidupkan visi organisasi, (3) mentor danteladan, (4) membangun kepercayaan, dan (5) menghargaikeberhasilan setiap anggota tim. (Wawancara, NL/III.1.1. 7-11-2017).

b. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan Ketua ProdiPAI Miftahulhuda Pamanukan Subang dalam menetapkanKPT, berbasis KKNI menuju Akuntabilitas PT

Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalampengembangan Kurikulum Prodi PAI: Rifki, menjelaskan:1) Mekanisme Pengembangan Kurikulum

Mekanisme Pengembangan Kurikulum Prodi PAI: Tahap1: studi kelayakan dan kebutuhan Pengembangan kurikulummelakukan kegiatan analisis kebutuhan program danmerumuskan dasar-dasar pertimbangan bagi pengembangankurikulum tersebut. Untuk itu sipengembang perlu melakukanstudi dokumentasi atau studi lapangan. Tahap 2: penyusunankonsep awal perencanaan kurikulum; Konsep awal inidirumuskan berdasarkan rumusan kemampuan, selanjutnyamerumuskan tujuan, isi, strategi pembelajaran sesuai denganpola kurikulum sistemik;Tahap 3: pengembangan rencana inimencakup penyusunan silabus, pengembangan bahan

Page 149: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 33

pelajaran dan sumber-sumber material lainnya; Tahap 4 :pelaksanaan uji coba kurikulum di lapangan; Pengujiankurikulum di lapangan dimaksudkan untuk mengetahuitingkat keandalannya, kemungkinan pelaksanaan dankeberhasilannya, hambatan dan masalah-masalah yang timbuldan factor-faktor pendukung yang tersedia, dan lain-lain yangberkaitan dengan pelaksanaan kurikulum; Tahap 5:pelaksanaan kurikulum, ada dua kegiatan yang perludilakukan ialah: (a) Kegiatan desiminasi, yakni pelaksanaankurikulum dalam lingkup sampel yang lebih luas, dan (b)Pelaksanaan kurikulum secara menyuluruh yang mencakupsemua satuan pendidikan pada jenjang yang sama; Tahap 6pelaksanaan penilaian dan pemantauan kurikulum: Selamapelaksanaan kurikulum perlu dilakukan penilaian danpemantauan yang berkenaan dengan desain kurikulum danhasil pelaksanaan kurikulum serta dampaknya; Tahap 7:pelaksanaan perbaikan dan penyusuaian; Berdasarkanpenilaian dan pemntauan kurikulum diperoleh data daninformasi yang akuRata-rata, yang selanjutnya dapatdigunakan sebagai bahan untuk melakukan perbaikan padakurikulum tersebut bila diperlukan, atau melakukanpenyusuaian kurikulum dengan keadaan. Perbaikan dilakukanterhadap beberapa aspek dalam kurikulum tersebut.(Wawancara, NL/III.2.1. 7-11-2017).

Proses kurikulum meliputi semua pengalaman di dalamlingkungan pendidikan, baik yang direncanakan maupun yangtidak direrencakan, yang memiliki dampak terhadap belajar danpengembangan personal setiap individu siswa. Aspek yangdirencanakan dari proses proses kurikulum disebut kurikulumbukan intensional (unintentional curriculum). Ada empat unsuryang saling berkaitan dengan proses kurikulum.

2) Keputusan Tujuan Umum kurikulum

Pertama, keputusan yang harus dibuat mengenai tujuan(umum dan khusus) yang hendak dicapai oleh institusipendidikan.

3) Keputusan isi/materi pelajaran

Keputusan tentang isi/materi pelajaran yang sesuai yangdiyakini untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan inimendapat kontribusi yang bermakna dari karya bidang conceptformation and attainment, bahasa dan berfikir, semua teoribelajar.

Page 150: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin34

4) Keputusan Metode yang akan digunakanSetelah isi pelajaran ditentukan, selanjutnya dipilih

metode-metode mengajar yang berguna untuk mengorganisasidan menyamapaikan isi (content) tersebut. Metode-metodetersebut akan menentukan pengalaman-pengalamanpendidikan bagi siswa. Pengalaman-pengalaman tersebutadalah produk dari interaksi antara apa yang diajarkan,bagaiman cara menyajikannya, dan cara siswa belajar. Padalangkah ini berbagai hal memberikan sumbangannya sepertimotivasi, perhatian dan persepsi, kerpibadian, gaya kognitifdan aspek-aspek social dari belajar. Tahap tersebut merupakantahap belajar mengajar. (Wawancara, NL/III.3.1. 7-11-2017).

5) Evaluasi yang menggunakan bermacam tehnik assesmen

Keempat, tahap evaluasi yang menggunakan bermacamtehnik assesmen pendidikan, yang diperlukan dengan maksudmengetahui apakah tujuan-tujuan telah tercapai, yang padagilirannya menjadi bahan untuk membuat keputusanselanjutnya tentang tujuan, isi/materi dan metode pengajaran.(Wawancara, NL/III.2.2. 7-11-2017).

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan KPTberbasis KKNI menuju akuntabilitas PT., di PAIMiftahulhuda Pamanukan Subang

Berdasarkan pemaran Kusman ada beberapa faktoryang memengaruri pengembangan kurikulum Prodi PAI yaitu:1) Kinerja Dosen

Tanpa diragukan lagi, orang yang paling penting dalamproses implementasi kurikulum adalah dosen. Denganpengetahuan, pengalaman dan kompetensi, dosen memegangperanan yang amat penting bagi setiap upaya perbaikankurikulum. Apapun landasan filosofis yang menjadi keyakinansistem pendidikan yang dianut, tidak dapat disangkal bahwadosen mempengaruhi mahasiswa. Dosen yang baik akanmendorong pembelajaran yang lebih baik. Dosen yang palingtahu tentang praktek pembelajaran dan bertanggung jawabuntuk memperkenalkan kurikulum di dalam kelas.

Kunci untuk mendapatkan berkomitmen dosen untukinovasi adalah meningkatkan pengetahuan mereka tentangprogram ini. Hal ini berarti dosen perlu dilatih dan lokakaryaharus diselenggarakan demi pengembangan profesional.Sayangnya, dalam proses implementasi kurikulum tidak semua

Page 151: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 35

dosen akan mendapatkan manfaat dari paparan tersebut. Terlalubanyak jumlah dosen, dan dana yang kurang mencukupi untukmencapai seluruh dosen. Pendekatan yang paling umum adalahmelakukan workshop satu hari yang diberikan oleh para ahlidengan metode ceramah yang merupakan strategi pedagogisyang paling dominan. (Wawancara, NL/III.4.1. 7-11-2017).

Tabel: 4.13Data Keadaan Dosen Prodi PAI STAI Miftahul Huda Subang

Kualifikasi SertifikasiNo Status

S3 S2 S1

Jumlah

sdh blm

1 Dosen Tetap 11 1 - 12 5 7

2 Dosen Tidaktetap

3 3 2 12 6 2

Jumlah 24 11 9

Sumber: Borang Akreditasi Prodi PAI Tahun 2016

2) Keterlibatan MahasiswaMenurt Kapodi di kalangan pelaksana kurikulum untuk

mengabaikan peran mahasiswa sebagai agen perubahan.- Semakin meningkat kesadaran bahwa mahasiswa dapat

berkontribusi pada perubahan yang bermakna.- Mahasiswa harus bersedia untuk berpartisipasi dalam

program ini.Jika mahasiswa tidak melihat relevansi program, ada

kemungkinan mereka tidak akan termotivasi untukberpartisipasi atau belajar. (Wawancara, NL/III.3.2. 7-11-2017).3) Dukungan Pimpinan PT

Pimpinan PT, Ketua STAI, adalah pemain penting dalamproses pelaksanaan kurikulum di kampus, hal ini diteskanKusman, sebagai berikut:(a) Memahami perlunya perubahan

Mereka harus memahami perlunya perubahan sertalangkah-langkah yang harus diambil sepanjang jalan(b) Memiliki pengetahuan yang mendalam tentang perubahan

Mereka harus memiliki pengetahuan yang mendalamtentang perubahan yang terencana dan proses implementasinya.Mereka harus terbiasa dengan tujuan dan komponen kurikulumdan dapat melihat pergeseran peran dosen peran dalam kelasdan cara dosen berinteraksidengan mahasiswa.(c) Dapat diakses dan berkecenderungan untuk

berkomunikasi

Page 152: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin36

Mereka harus dapat diakses dan berkecenderungan untukberkomunikasi dengan orang lain yang terlibat dalam proses.

Membangun arus informasi dua arah akan menempatkanketua jurusan atau ketua program studi kesempatan untuktetap memperoleh isu-isu terkini yang perlu ditangani. Hal inijuga akan memungkinkan ketua jurusan/prodimengidentifikasi secara langsung masalah-masalah pentingatau masalah lain sebelum masalah tersebut menjadipenyebabkan timbulnya frustrasi atau bahkan kemarahan dikalangan dosen. Jalur komunikasi terbaik harus ditetapkansejak awal untuk mendapatkan informasi dari orang-orangsekitar serta untuk menyediakan sebuah platform di manamereka dapat menyuarakan keprihatinan mereka. Informasiyang dikumpulkan dari mendengarkan dan berbicara kepadaorang-orang, juga akan membantu ketua jurusan atau ketuaprogram studi untuk memutuskan pada hal apa harus fokusdan membutuhkan perhatian. (Wawancara, NL/III.4.1. 7-11-2017).

(d) Mampu meyakinkan stake holder tentang manfaat darikurikulum

Mereka harus mampu meyakinkan stake holder tentangmanfaat dari kurikulum baru dan bagaimana strategi pedagogisbaru dapat menjadi lebih bermakna bagi putra/putri mereka.Misalnya, mereka mungkin perlu untuk berbicara dengan orangtua dan masyarakat mengenai kurikulum baru. Adalah pentinguntuk memberikan pesan bahwa kita berpikir dengan hati-hatitentang perlunya perubahan, bahwa kita telah mengantisipasimasalah yang akan timbul dan memiliki rencana untukmengatasi masalah tersebut.(e) Fleksibel dalam menanggulangi tantangan tak terduga

Mereka harus diingatkan, bahwa hal terbaik dalammembuat rencana adalah perencanaan tersebut harus dapatmenanggulangi tantangan tak terduga. Misalnya, tidak cukupdosen dalam mata kuliah tertentu karena pengunduran diri,perubahan tak terduga dari program pemerintah (lihat PerpresNo 8 tahun 2012 dan UU No. 12 Tahun 2012), kebijakanpemerintah yang tiba-tiba berubah. Untuk alasan ini, rencanaimplementasi yang fleksibel mungkin diperlukan dandisesuaikan serta ditinjau kembali sepanjang proses perubahantersebut.(f) Komitmen untuk perubahan

Page 153: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 37

Mereka harus berkomitmen untuk perubahan dan mampumenggunakan berbagai strategi kepemimpinan untukmemenuhi kebutuhan dosen seperti, membangun kekuatan stafdosen mereka, bersedia mengambil risiko, berpikir positiftentang perubahan terencana dan menggunakan optimisme iniuntuk memotivasi orang lain.4) Orangtua

Di Perguruan tinggi mungkin peran orang tua tidaksebesar tingkatpendidikan dasar dan menengah. Namun selain dosen,mahasiswa dan pengelola Perguruan tinggi, orang tua jugamemainkan peran penting dalam proses implementasi.Misalnya, ketika orang tua melihat materi perkuliahan yangdiajarkan dengan cara yang asing bagi mereka, mereka secaraalami memiliki pertanyaan tentang apa yang sedang terjadi.Ketika mahasiswa membawa pekerjaan rumah dari kampusbahwa orang tua merasa tidak mampu untuk membantusecara moral dan finansial, mereka merasa bingung dantersesat (Wawancara, NL/III.5.1. 7-11-2017).

(a) Pemahaman Orangtua terhadap isi dan filosofi KurikulumUntuk menjadi sukses, setiap program baru perlu

melibatkan orang tua. Salah satu cara untuk menjangkau orangtua adalah dengan mengadakan lokakarya bagi mereka denganberfokus pada kurikulum baru. Lokakarya harus dirancanguntuk membantu orang tua lebih memahami isi dan filosofi dariprogram baru. (Wawancara, NL/III.5.2.1. 7-11-2017).(b) Kesempatan untuk memberikan Pandanngan dan solusi

Orangtua perlu diberi kesempatan untuk berbagikeprihatinan mereka dan menyuarakan dukungan merekadalam sebuah forum terbuka. Lokakarya ini sebaiknyadilakukan oleh dosen sehingga mereka dapat menjelaskan apayang sebenarnya terjadi di dalam proses perkuliahan.(c) Akses Informasi tentang perubahan yang sedang

berlangsung

Pendekatan lain yang dapat dijangkau oleh orang tuaadalah membuat informasi yang tersedia tentang perubahankurikulum di internet. Demikian pula informasi yang berbasiscetak dapat dibuat untuk menginformasikan orang tua tentangperubahan yang sedang berlangsung dengan pengenalankurikulum baru. (Wawancara, NL/III.5.2.2, 7-11-2017).

Page 154: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin38

d. Dampak penerapan KPT berbasis KKNI menujuakuntabilitas PT, di PAI Miftahulhuda Pamanukan Subang

Menurut Hasanuddin, ada beberapa hal dari penerapanKPT berbasis KKNI menuju akuntabilitas PT, di PAIMiftahulhuda Pamanukan Subang, yaitu:1) Penerapan KPT berbasis KKNI dapaat

dipertanggungjawabkanPeraturan-ratauran yang ditetapkan oleh perguruan

tinggi dapat dipertanggung jawabkan secara undang-undang?- Kebijakan strategi s termasuk statuta, rancana stRata-rataegis,

ditetapkan berdasarkan keputusan senat universitas.- Dalam pelaksanaannya, pimpinan selalu bertindak dengan

tanggung jawab, jujur dan berdasarkan ketentuan yangberlaku.

2) Materi kuliah yang diberikan dosen dapat dipertanggung-jawabkan secara kurikuler dan etika akademik

Materi kuliah yang diberikan dosen dapat dipertanggung-jawabkan secara kurikuler dan etika akademik.? Kegiatanpembelajaran dilaksanakan berdasarkan peraturan-ratauran-peraturan-ratauran akademik. (Wawancara, NL/III.6.1.1, 7-11-2017).3) Indek Prestasi Mahasiswa terpercaya

Kegiatan Penilaaaian peserta didik dilaksanakanberdasarkan peraturan-ratauran-peraturan-ratauran akademik,Standar penilaian Hasil Studi, dan Standar KompetensiKelulusan menngunakan empat parameter berdasarkanpeningkatan soft skills yaitu: keterampilan kerja, cakupankeilmuan (pengetahuan), metode dan tingkat kemampuanmengaplikasikan keilmuan, dan kemampuan manajerialmengajar. (Wawancara, NL/III.1.2. 7-11-2017).

Situs IV Prodi PAI IAI Bunga Bangsa Cirebon

a. Peran Ketua Prodi PAI IAI Bunga Bangsa Cirebon dalamimplentasi kurikulum PT berbasis KKNI menujuakuntabilitas PT

Diketahui bahwa kepemimpinan visioner adalahkemampuan seorang pemimpin dalam membangun,menciptakan dan mengkomunikasikan visi serta berfikirstartegis untuk dapat mengarahkan dan merubah organisasikearah yang lebih baik sehingga dapat meraih keunggulan dankeberhasilan di masa depan. Pilarpilar kepemimpinan visioner

Page 155: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 39

meliputi peran sebagai penentu arah, agen perubahan, jurubicara, dan pelatih, hal ini ditegaskan Abdul Hayyi Imam,sebagai berikut:1) Ketua Prodi sebagai Penentu arah

Peran ini merupakan peran di mana seorang pemimpinmenyajikan suatu visi, meyakinkan gambaran atau target untuksuatu organisasi, guna diraih pada masa depan. Inti daripenentu arah adalah menetapkan sasaran yang menjadi tujuanorganisasi masa depan. Dengan demikian sebagai penentu arahseorang pemimpin mempunyai tugas untuk menetapkan visi,misi, tujuan, dan sasaran strataegis. Visi misi, tujuan, dansasaran strategis Program Studi PAI IAI IBC.2) Ketua Prodi Agen perubahan

Agen perubahan merupakan peran penting kedua dariseorang pemimpin visioner. Para pemimpin yang efektif harussecara konstan menyesuaikan terhadap perubahan dan berpikirke depan tentang perubahan potensial dan yang dapat dirubah.Sebagai agen perubahan seorang pemimpin visioner seharusnyatidak mempertahankan status qua sehingga organisasi tetapdibangun kearah yang lebih baik. (Wawancara, NL/IV1.1. 11-11-2017).3) Ketua Prodi Juru bicara

Seorang pemimpin yang bervisi adalah juga seseorangyang mengetahui segala bentuk komunikasi tersedia, gunamenjelaskan dan membangun dukungan untuk suatu visi masadepan.Menurut Oman Fathurohman:

“....Pemeliharaan hubungan baik secara intern maupunekstern dapat terjalin melalui suatu proses komunikasi, baiksecara lisan maupun tertulis. Berbagai keputusan organisasidisampaikan kepada para pelaksana melalui jalurkomunikasi yang ada dalam organisasi tersebut untukkemudian dilaksanakan demi tercapainya tujuan organisasi.Dalam hal inilah seorang pemimpin berfungsi sebagaikomunikator baik intern maupun ekstern organisasi”.(Wawancara, NL/IV.2.1. 11-11-2017).

Pemimpin, sebagai juru bicara untuk visi, harusmengkomunikasikan suatu pesan yang mengikat semua orangagar melibatkan diri dan menyentuh visi organisasi secarainternal dan secara eksternal. Visi yang disampaikan harus

Page 156: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin40

bermanfaat, menarik, dan menimbulkan kegairahan tentangmasa depan organisasi.

Ketika menjadi juru bicara, sang pemimpin harus dapatmenyampaikan pikiran dan gagasannya, mampumensosialisakan visi secara internal maupun eksternal,bertindak sebagai negosiator dalam berhubungan dengan pihaklain, serta membangun kerja sama dan membentuk jaringaneksternal. Seorang pemimpin yang bervisi adalah juga seseorangyang mengetahui segala bentuk komunikasi tersedia, gunamenjelaskan dan membangun dukungan untuk suatu visi masadepan. (Wawancara, NL/IV.2.2. 11-11-2017).4) Ketua Prodi Pelatih

Peran yaitu: (1) pembentuk tim yang memberdayakanorang-orang, (2) menghidupkan visi organisasi, (3) mentor danteladan, (4) membangun kepercayaan, dan (5) menghargaikeberhasilan setiap anggota tim. (Wawancara, NL/IV1.2. 11-11-2017).b. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan Ketua Prodi

PAI IAI Bunga Bangsa Cirebon dalam menetapkan KPT,berbasis KKNI menuju Akuntabilitas PT

Abdul Hayyi Imam, Kaprodi PAI IBC , menjelaskanbahwa langkah kegiatan yang dilakukan, antara lain sbb:1) Mekanisme Pengembangan Kurikulum

Mekanisme Pengembangan Kurikulum Prodi PAI:- Tahap 1: studi kelayakan dan kebutuhan Pengembangan

kurikulum melakukan kegiatan analisis kebutuhan programdan merumuskan dasar-dasar pertimbangan bagipengembangan kurikulum tersebut. Untuk itu si pengembangperlu melakukan studi dokumentasi atau studi lapangan.

- Tahap 2: penyusunan konsep awal perencanaan kurikulum;Konsep awal ini dirumuskan berdasarkan rumusankemampuan, selanjutnya merumuskan tujuan, isi, strategipembelajaran sesuai dengan pola kurikulum sistemik

- Tahap 3: pengembangan rencana ini mencakup penyusunansilabus, pengembangan bahan pelajaran dan sumber-sumbermaterial lainnya.

- Tahap 4: pelaksanaan uji coba kurikulum di lapangan;Pengujian kurikulum di lapangan dimaksudkan untukmengetahui tingkat keandalannya, kemungkinan pelaksanaandan keberhasilannya, hambatan dan masalah-masalah yangtimbul dan factor-faktor pendukung yang tersedia, dan lain-lain yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum.

Page 157: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 41

- Tahap 5: pelaksanaan kurikulum, ada dua kegiatan yang perludilakukan ialah: (a) Kegiatan desiminasi, yakni pelaksanaankurikulum dalam lingkup sampel yang lebih luas, dan (b)Pelaksanaan kurikulum secara menyuluruh yang mencakupsemua satuan pendidikan pada jenjang yang sama.

- Tahap 6: pelaksanaan penilaian dan pemantauan kurikulum:Selama pelaksanaan kurikulum perlu dilakukan penilaian danpemantauan yang berkenaan dengan desain kurikulum danhasil pelaksanaan kurikulum serta dampaknya;

- Tahap 7: pelaksanaan perbaikan dan penyusuaian;Berdasarkan penilaian dan pemntauan kurikulum diperolehdata dan informasi yang akuRata-rata, yang selanjutnya dapatdigunakan sebagai bahan untuk melakukan perbaikan padakurikulum tersebut bila diperlukan, atau melakukanpenyusuaian kurikulum dengan keadaan. Perbaikan dilakukanterhadap beberapa aspek dalam kurikulum tersebut.(Wawancara, NL/IV.1.3. 11-11-2017).

Proses kurikulum meliputi semua pengalaman di dalamlingkungan pendidikan, baik yang direncanakan maupun yangtidak direrencakan, yang memiliki dampak terhadap belajar danpengembangan personal setiap individu siswa. Aspek yangdirencanakan dari proses proses kurikulum disebut kurikulumbukan intensional (unintentional curriculum). Ada empat unsuryang saling berkaitan dengan proses kurikulum.2) Keputusan Tujuan Umum kurikulum

Pertama, keputusan yang harus dibuat mengenai tujuan(umum dan khusus) yang hendak dicapai oleh institusipendidikan.3) Keputusan isi/matri pelajaran

Keputusan tentang isi/materi pelajaran yang sesuai yangdiyakini untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan inimendapat kontribusi yang bermakna dari karya bidang conceptformation and attainment, bahasa dan berfikir, semua teori belajar.4) Keputusan Metode yang akan digunakan

Setelah isi pelajaran ditentukan, selanjutnya dipilihmetode-metode mengajar yang berguna untuk mengorganisasidan menyamapaikan isi (content) tersebut. Metode-metodetersebut akan menentukan pengalaman-pengalaman pendidikanbagi siswa. Pengalaman-pengalaman tersebut adalah produkdari interaksi antara apa yang diajarkan, bagaiman caramenyajikannya, dan cara siswa belajar. Pada langkah ini

Page 158: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin42

berbagai hal memberikan sumbangannya seperti motivasi,perhatian dan persepsi, kerpibadian, gaya kognitif dan aspek-aspek social dari belajar. Tahap tersebut merupakan tahapbelajar mengajar.5) Evaluasi yang menggunakan bermacam tehnik assesmen- Keempat, tahap evaluasi yang menggunakan bermacam tehnik

assesmen pendidikan, yang diperlukan dengan maksudmengetahui apakah tujuan-tujuan telah tercapai, yang padagilirannya menjadi bahan untuk membuat keputusanselanjutnya tentang tujuan, isi/materi dan metode pengajaran.(Wawancara, NL/IV.1.4. 11-11-2017).

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan KPTberbasis KKNI menuju akuntabilitas PT., di PAI IAI BungaBangsa Cirebon

Menurut Sadari, Bag. Akademik dan Kemahasiswaan IAIBunga Bangsa Cirebon, ada beberapa faktor yang memengaripenerapan kurikulum, yaitu: Kinerja DosenTanpa diragukanlagi, orang yang paling penting dalam proses implementasikurikulum adalah dosen. Dengan pengetahuan, pengalamandan kompetensi, dosen memegang peranan yang amat pentingbagi setiap upaya perbaikan kurikulum. Apapun landasanfilosofis yang menjadi keyakinan sistem pendidikan yangdianut, tidak dapat disangkal bahwa dosen mempengaruhimahasiswa. Dosen yang baik akan mendorong pembelajaranyang lebih baik. Dosen yang paling tahu tentang praktekpembelajaran dan bertanggung jawab untuk memperkenalkankurikulum di dalam kelas. keputusan selanjutnya tentangtujuan, isi/materi dan metode pengajaran. (Wawancara,NL/IV.5.1. 11-11-2017).

Kunci untuk mendapatkan berkomitmen dosen untukinovasi adalah meningkatkan pengetahuan mereka tentangprogram ini. Hal ini berarti dosen perlu dilatih dan lokakaryaharus diselenggarakan demi pengembangan profesional.Sayangnya, dalam proses implementasi kurikulum tidak semuadosen akan mendapatkan manfaat dari paparan tersebut. Terlalubanyak jumlah dosen, dan dana yang kurang mencukupi untukmencapai seluruh dosen. Pendekatan yang paling umum adalahmelakukan workshop satu hari yang diberikan oleh para ahlidengan metode ceramah yang merupakan strategi pedagogisyang paling dominan.

Page 159: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 43

Tabel: 4.14Data Keadaan Dosen Prodi PAI IAI BBC Ciremon

Kualifikasi SertifikasiNo Status

S3 S2 S1Jumlah

sdh bl

1 Dosen Tetap 11 1 - 12 5 7

2 Dosen Tidaktetap

3 3 2 12 6 2

Jumlah 24 11 9

Sumber: Borang Akreditasi Prodi PAI Tahun 2016

1) Keterlibatan MahasiswaPelaksana kurikulum untuk mengabaikan peran

mahasiswa sebagai agen perubahan.- Semakin meningkat kesadaran bahwa mahasiswa dapat

berkontribusi pada perubahan yang bermakna.- Mahasiswa harus bersedia untuk berpartisipasi dalam

program ini.- Jika mahasiswa tidak melihat relevansi program, ada

kemungkinan mereka tidak akan termotivasi untukberpartisipasi atau belajar. (Wawancara, NL/IV.6.1. 11-11-2017).

2) Dukungan Pimpinan PTPimpinan PT, Ketua STAI Rektor, adalah pemain penting

dalam proses pelaksanaan kurikulum di kampus.(a) Memahami perlunya perubahan

Mereka harus memahami perlunya perubahan sertalangkah-langkah yang harus diambil sepanjang jalan(b) Memiliki pengetahuan yang mendalam tentang perubahan

Mereka harus memiliki pengetahuan yang mendalamtentang perubahan yang terencana dan proses implementasinya.Mereka harus terbiasa dengan tujuan dan komponen kurikulumdan dapat melihat pergeseran peran dosen peran dalam kelasdan cara dosen berinteraksidengan mahasiswa. (Wawancara,NL/IV.1.6. 11-11-2017).

(c) Dapat diakses dan berkecenderungan untukberkomunikasi

Mereka harus dapat diakses dan berkecenderungan untukberkomunikasi dengan orang lain yang terlibat dalam proses.Membangun arus informasi dua arah akan menempatkan ketuajurusan atau ketua program studi kesempatan untuk tetapmemperoleh isu-isu terkini yang perlu ditangani. Hal ini juga

Page 160: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin44

akan memungkinkan ketua jurusan/prodi mengidentifikasisecara langsung masalah-masalah penting atau masalah lainsebelum masalah tersebut menjadi penyebabkan timbulnyafrustrasi atau bahkan kemarahan di kalangan dosen. Jalurkomunikasi terbaik harus ditetapkan sejak awal untukmendapatkan informasi dari orang-orang sekitar serta untukmenyediakan sebuah platform di mana mereka dapatmenyuarakan keprihatinan mereka. Informasi yangdikumpulkan dari mendengarkan dan berbicara kepada orang-orang, juga akan membantu ketua jurusan atau ketua programstudi untuk memutuskan pada hal apa harus fokus danmembutuhkan perhatian. (Wawancara, NL/IV.7.1. 11-11-2017).(d) Mampu meyakinkan stake holder tentang manfaat dari

kurikulumMereka harus mampu meyakinkan stake holder tentang

manfaat dari kurikulum baru dan bagaimana strategi pedagogisbaru dapat menjadi lebih bermakna bagi putra/putri mereka.Misalnya, mereka mungkin perlu untuk berbicara dengan orangtua dan masyarakat mengenai kurikulum baru. Adalah pentinguntuk memberikan pesan bahwa kita berpikir dengan hati-hatitentang perlunya perubahan, bahwa kita telah mengantisipasimasalah yang akan timbul dan memiliki rencana untukmengatasi masalah tersebut. (Wawancara, NL/IV.7.2. 11-11-2017).(e) Fleksibel dalam menanggulangi tantangan tak terduga

Mereka harus diingatkan, bahwa hal terbaik dalammembuat rencana adalah perencanaan tersebut harus dapatmenanggulangi tantangan tak terduga. Misalnya, tidak cukupdosen dalam mata kuliah tertentu karena pengunduran diri,perubahan tak terduga dari program pemerintah (lihat PerpresNo 8 tahun 2012 dan UU No. 12 Tahun 2012), kebijakanpemerintah yang tiba-tiba berubah. Untuk alasan ini, rencanaimplementasi yang fleksibel mungkin diperlukan dandisesuaikan serta ditinjau kembali sepanjang proses perubahantersebut.

(f) Komitmen untuk perubahanMereka harus berkomitmen untuk perubahan dan

mampu menggunakan berbagai strategi kepemimpinan untukmemenuhi kebutuhan dosen seperti, membangun kekuatan stafdosen mereka, bersedia mengambil risiko, berpikir positiftentang perubahan terencana dan menggunakan optimisme ini

Page 161: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 45

untuk memotivasi orang lain. yang akan timbul dan memilikirencana untuk mengatasi masalah tersebut. (Wawancara,NL/IV.8.1. 11-11-2017).

3) Dukungan Orangtua

Di Perguruan tinggi mungkin peran orang tua tidaksebesar tingkat pendidikan dasar dan menengah. Namun selaindosen, mahasiswa dan pengelola Perguruan tinggi, orang tuajuga memainkan peran penting dalam proses implementasi.Misalnya, ketika orang tua melihat materi perkuliahan yangdiajarkan dengan cara yang asing bagi mereka, mereka secaraalami memiliki pertanyaan tentang apa yang sedang terjadi.Ketika mahasiswa membawa pekerjaan rumah dari kampusbahwa orang tua merasa tidak mampu untuk membantu secaramoral dan finansial, mereka merasa bingung dan tersesat.(Wawancara, NL/IV.8.2. 11-11-2017).(a) Pemahaman Orangtua terhadap isi dan filosofi Kurikulum

Untuk menjadi sukses, setiap program baru perlumelibatkan orang tua. Salah satu cara untuk menjangkau orangtua adalah dengan mengadakan lokakarya bagi mereka denganberfokus pada kurikulum baru. Lokakarya harus dirancanguntuk membantu orang tua lebih memahami isi dan filosofi dariprogram baru. (Wawancara, NL/IV.8.3. 11-11-2017).(b) Kesempatan untuk memberikan Pandanngan dan solusi

Orangtua perlu diberi kesempatan untuk berbagikeprihatinan mereka dan menyuarakan dukungan merekadalam sebuah forum terbuka. Lokakarya ini sebaiknyadilakukan oleh dosen sehingga mereka dapat menjelaskan apayang sebenarnya terjadi di dalam proses perkuliahan.(Wawancara, NL/IV.1.3. 11-11-2017).(c) Akses Informasi tentang perubahan yang sedang

berlangsungPendekatan lain yang dapat dijangkau oleh orang tua

adalah membuat informasi yang tersedia tentang perubahankurikulum di internet. Demikian pula informasi yang berbasiscetak dapat dibuat untuk menginformasikan orang tua tentangperubahan yang sedang berlangsung dengan pengenalankurikulum baru. (Wawancara, NL/IV.8.4. 11-11-2017).d. Dampak penerapan KPT berbasis KKNI menuju

akuntabilitas PT, di PAI IAI Bunga Bangsa CirebonMenurut Oman Fathurohman, dampak pelaksanaan

penerapam Kur KKNI, pada Prodi PAI IBC, anta lain:

Page 162: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin46

1) Penerapan KPT berbasis KKNI dapaatdipertanggungjawabkan

Peraturan-ratauran yang ditetapkan oleh perguruan tinggidapat dipertanggung jawabkan secara undang-undang- Kebijakan strategis termasuk statuta, rancana stRata-rataegis,

ditetapkan berdasarkan keputusan senat universitas.- Dalam pelaksanaannya, pimpinan selalu bertindak dengan

tanggung jawab, jujur dan berdasarkan ketentuan yangberlaku.

2) Materi kuliah yang diberikan dosen dapat dipertanggung-jawabkan secara kurikuler dan etika akademik

Materi kuliah yang diberikan dosen dapat dipertanggung-jawabkan secara kurikuler dan etika akademik.? Kegiatanpembelajaran dilaksanakan berdasarkan peraturan-ratauran-peraturan-ratauran akademik.3) Indek Prestasi Mahasiswa terpercaya

Kegiatan Penilaaaian peserta didik dilaksanakanberdasarkan peraturan-ratauran-peraturan-ratauran akademik,Standar penilaian Hasil Studi, dan Standar KompetensiKelulusan menngunakan empat parameter berdasarkanpeningkatan soft skills yaitu: keterampilan kerja, cakupankeilmuan (pengetahuan), metode dan tingkat kemampuanmengaplikasikan keilmuan, dan kemampuan manajerialmengajar. (Wawancara, NL/IV.2.5. 11-11-2017).

Situs V Prodi PAI IAI LM Suryalaya Tasikmalayaa. Peran Ketua Prodi PAI IAI LM Suryalaya Tasikmalaya

dalam implentasi kurikulum PT berbasis KKNI menujuakuntabilitas PT

Diketahui bahwa kepemimpinan visioner adalahkemampuan seorang pemimpin dalam membangun,menciptakan dan mengkomunikasikan visi serta berfikirstartegis untuk dapat mengarahkan dan merubah organisasikearah yang lebih baik sehingga dapat meraih keunggulan dankeberhasilan di masa depan. Pilarpilar kepemimpinan visionermeliputi peran sebagai penentu arah, agen perubahan, jurubicara, dan pelatih.1) Ketua Prodi sebagai Penentu arah

Peran ini merupakan peran di mana seorang pemimpinmenyajikan suatu visi, meyakinkan gambaran atau target untuksuatu organisasi, guna diraih pada masa depan. Inti daripenentu arah adalah menetapkan sasaran yang menjadi tujuan

Page 163: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 47

organisasi masa depan. Dengan demikian sebagai penentu arahseorang pemimpin mempunyai tugas untuk menetapkan visi,misi, tujuan, dan sasaran strataegis. Visi misi, tujuan, dansasaran strategi s Program Studi PAI IALM Tasikmalaya.

Peran Pimpinan merupakan peran di mana seorangpemimpin menyajikan suatu visi, meyakinkan gambaran atautarget untuk suatu organisasi, guna diraih pada masa depan. Intidari penentu arah adalah menetapkan sasaran yang menjaditujuan organisasi masa depan.

Menurut Andri Ardiansyah: “...Tujuan penerapankurikulum PT berbasis KKNI akan sulit tercapai jika para dosenberjalan sendiri-sendiri tanpa arah yang jelas dan konkrit. Tugassaya sebagai Ketua Prodi harus mampu mampu memberi arahanpada para dosen untuk sampai pada tujuan yang diharapkanbaik untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang”(Wawancara, NL/V.1.1. 14-11-2017)..

Dengan demikian sebagai penentu arah seorang pemimpinmempunyai tugas untuk menetapkan visi, misi, tujuan, dansasaran strataegis. Visi misi, tujuan, dan sasaran strategisProgram Studi PAI Program Studi PAI IALM.2) Ketua Prodi Agen perubahan

Agen perubahan merupakan peran penting kedua dariseorang pemimpin visioner. Para pemimpin yang efektif harussecara konstan menyesuaikan terhadap perubahan dan berpikirke depan tentang perubahan potensial dan yang dapat dirubah.Sebagai agen perubahan seorang pemimpin visioner seharusnyatidak mempertahankan status qua sehingga organisasi tetapdibangun kearah yang lebih baik. Agen perubahan merupakanperan penting kedua dari seorang pemimpin visioner. Parapemimpin yang efektif harus secara konstan menyesuaikanterhadap perubahan dan berpikir ke depan tentang perubahanpotensial dan yang dapat dirubah.

Menurut Soalahuddin “....sebuah organisasi tidak akanberjalan baik dan tidak akan mencapai tujuan jika tidak menjalinkomunikasi atau hubungan baik dengan berbagai pihak di luarorganisasi tersebut. untuk menjebatani hubungan baik tersebut,maka tugas saya sebagai Ketua Prodi bertugas untuk menjadijuru bicara bagi organisasi yang dipimpinnya. (Wawancara,NL/V.1.2. 14-11-2017).

Page 164: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin48

Sebagai agen perubahan seorang pemimpin visionerseharusnya tidak mempertahankan status qua sehinggaorganisasi tetap dibangun kearah yang lebih baik.3) Ketua Prodi Juru bicara

Seorang pemimpin yang bervisi adalah juga seseorangyang mengetahui segala bentuk komunikasi tersedia, gunamenjelaskan dan membangun dukungan untuk suatu visi masadepan. Pemimpin, sebagai juru bicara untuk visi, harusmengkomunikasikan suatu pesan yang mengikat semua orangagar melibatkan diri dan menyentuh visi organisasi secarainternal dan secara eksternal. Visi yang disampaikan harusbermanfaat, menarik, dan menimbulkan kegairahan tentangmasa depan organisasi. Ketika menjadi juru bicara, sangpemimpin harus dapat menyampaikan pikiran dan gagasannya,mampu mensosialisakan visi secara internal maupun eksternal,bertindak sebagai negosiator dalam berhubungan dengan pihaklain, serta membangun kerja sama dan membentuk jaringaneksternal. (Wawancara, NL/V.1.3. 14-11-2017).4) Ketua Prodi Pelatih

Peran yaitu: (1) pembentuk tim yang memberdayakanorang-orang, (2) menghidupkan visi organisasi, (3) mentor danteladan, (4) membangun kepercayaan, dan (5) menghargaikeberhasilan setiap anggota tim. (Wawancara, NL/V.1.4. 14-11-2017).b. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan Ketua Prodi

PAI IAI LM Suryalaya Tasikmalaya dalam menetapkanKPT, berbasis KKNI menuju Akuntabilitas PT

Ardiansyah, Ketua Prodi PAI IAIM, menjelaskan bawwa:.1) Mekanisme Pengembangan Kurikulum

Mekanisme Pengembangan Kurikulum Prodi PAI: Tahap 1:studi kelayakan dan kebutuhan Pengembangan kurikulummelakukan kegiatan analisis kebutuhan program danmerumuskan dasar-dasar pertimbangan bagi pengembangankurikulum tersebut. Untuk itu si pengembang perlu melakukanstudi dokumentasi atau studi lapangan. Tahap 2: penyusunankonsep awal perencanaan kurikulum; Konsep awal inidirumuskan berdasarkan rumusan kemampuan, selanjutnyamerumuskan tujuan, isi, strategi pembelajaran sesuai denganpola kurikulum sistemik; Tahap 3: pengembangan rencana inimencakup penyusunan silabus, pengembangan bahan pelajarandan sumber-sumber material lainnya. Tahap 4 : pelaksanaan ujicoba kurikulum di lapangan; Pengujian kurikulum di lapangan

Page 165: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 49

dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keandalannya,kemungkinan pelaksanaan dan keberhasilannya, hambatan danmasalah-masalah yang timbul dan factor-faktor pendukungyang tersedia, dan lain-lain yang berkaitan dengan pelaksanaankurikulum. Tahap 5: pelaksanaan kurikulum, ada dua kegiatanyang perlu dilakukan ialah: (a) Kegiatan desiminasi, yaknipelaksanaan kurikulum dalam lingkup sampel yang lebih luas,dan (b) Pelaksanaan kurikulum secara menyuluruh yangmencakup semua satuan pendidikan pada jenjang yang sama.Tahap 6 pelaksanaan penilaian dan pemantauan kurikulum:Selama pelaksanaan kurikulum perlu dilakukan penilaian danpemantauan yang berkenaan dengan desain kurikulum danhasil pelaksanaan kurikulum serta dampaknya; Tahap 7:pelaksanaan perbaikan dan penyusuaian; Berdasarkan penilaiandan pemntauan kurikulum diperoleh data dan informasi yangakuRata-rata, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahanuntuk melakukan perbaikan pada kurikulum tersebut biladiperlukan, atau melakukan penyusuaian kurikulum dengankeadaan. Perbaikan dilakukan terhadap beberapa aspek dalamkurikulum tersebut. Proses kurikulum meliputi semuapengalaman di dalam lingkungan pendidikan, baik yangdirencanakan maupun yang tidak direrencakan, yang memilikidampak terhadap belajar dan pengembangan personal setiapindividu siswa. Aspek yang direncanakan dari proses proseskurikulum disebut kurikulum bukan intensional (unintentionalcurriculum). Ada empat unsur yang saling berkaitan denganproses kurikulum. (Wawancara, NL/V.2.1. 14-11-2017).2) Keputusan Tujuan Umum kurikulum

Keputusan yang harus dibuat mengenai tujuan (umum dankhusus) yang hendak dicapai oleh institusi pendidikan.3) Keputusan isi/matri pelajaran

Keputusan tentang isi/materi pelajaran yang sesuai yangdiyakini untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan inimendapat kontribusi yang bermakna dari karya bidang conceptformation and attainment, bahasa dan berfikir, semua teoribelajar.4) Keputusan Metode yang akan digunakan

Setelah isi pelajaran ditentukan, selanjutnya dipilihmetode-metode mengajar yang berguna untuk mengorganisasidan menyamapaikan isi (content) tersebut. Metode-metodetersebut akan menentukan pengalaman-pengalaman pendidikan

Page 166: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin50

bagi siswa. Pengalaman-pengalaman tersebut adalah produkdari interaksi antara apa yang diajarkan, bagaiman caramenyajikannya, dan cara siswa belajar. Pada langkah iniberbagai hal memberikan sumbangannya seperti motivasi,perhatian dan persepsi, kerpibadian, gaya kognitif dan aspek-aspek social dari belajar. Tahap tersebut merupakan tahapbelajar mengajar.5) Evaluasi yang menggunakan bermacam tehnik assesmen

Iahap evaluasi yang menggunakan bermacam tehnikassesmen pendidikan, yang diperlukan dengan maksudmengetahui apakah tujuan-tujuan telah tercapai, yang padagilirannya menjadi bahan untuk membuat keputusanselanjutnya tentang tujuan, isi/materi dan metode pengajaran.c. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan KPT

berbasis KKNI menuju akuntabilitas PT., di PAI IAI LMSuryalaya Tasikmalaya

Meurut Suhrwardi faktor-faktor yang mempengaruhipenerapan KPT berbasis KKNI, di Prodi PAI IAI LM SuryalayaTasikmalaya, antara lain:.1) Kinerja Dosen

Tanpa diragukan lagi, orang yang paling pentingdalam proses implementasi kurikulum adalah dosen. Denganpengetahuan, pengalaman dan kompetensi, dosen memegangperanan yang amat penting bagi setiap upaya perbaikankurikulum. Apapun landasan filosofis yang menjadi keyakinansistem pendidikan yang dianut, tidak dapat disangkal bahwadosen mempengaruhi mahasiswa. Dosen yang baik akanmendorong pembelajaran yang lebih baik. Dosen yang palingtahu tentang praktek pembelajaran dan bertanggung jawabuntuk memperkenalkan kurikulum di dalam kelas.

Kunci untuk mendapatkan berkomitmen dosen untukinovasi adalah meningkatkan pengetahuan mereka tentangprogram ini. Hal ini berarti dosen perlu dilatih dan lokakaryaharus diselenggarakan demi pengembangan profesional.Sayangnya, dalam proses implementasi kurikulum tidak semuadosen akan mendapatkan manfaat dari paparan tersebut. Terlalubanyak jumlah dosen, dan dana yang kurang mencukupi untukmencapai seluruh dosen. Pendekatan yang paling umum adalahmelakukan workshop satu hari yang diberikan oleh para ahlidengan metode ceramah yang merupakan strategi pedagogisyang paling dominan. (Wawancara, NL/V.3.1. 14-11-2017).

Page 167: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 51

Tabel: 4.15Data Keadaan Dosen Prodi PAI IAILM Tasikmalaya

Kualifikasi SertifikasiNo Status

S3 S2 S1

Jumlah

sdh bl

1 Dosen Tetap 11 15 - 26 17 9

2 Dosen Tidak

tetap

3 3 2 12 2 10

Jumlah 14 18 2 37 119 19

Sumber: Borang Akreditasi Prodi PAI Tahun 2016

2) Keterlibatan MahasiswaDikalangan pelaksana kurikulum untuk mengabaikan

peran mahasiswa sebagai agen perubahan.- Semakin meningkat kesadaran bahwa mahasiswa dapat

berkontribusi pada perubahan yang bermakna.- Mahasiswa harus bersedia untuk berpartisipasi dalam

program ini.- Jika mahasiswa tidak melihat relevansi program, ada

kemungkinan mereka tidak akan termotivasi untukberpartisipasi atau belajar. (Wawancara, NL/V.5.1. 14-11-2017).

3) Dukungan Pimpinan PTPimpinan PT, Rektor, adalah pemain penting dalam proses

pelaksanaan kurikulum di kampus.(a) Memahami perlunya perubahan

Mereka harus memahami perlunya perubahan sertalangkah-langkah yang harus diambil sepanjang jalan(b) Memiliki pengetahuan yang mendalam tentang perubahan

Mereka harus memiliki pengetahuan yang mendalamtentang perubahan yang terencana dan proses implementasinya.Mereka harus terbiasa dengan tujuan dan komponen kurikulumdan dapat melihat pergeseran peran dosen peran dalam kelasdan cara dosen berinteraksidengan mahasiswa.(c) Dapat diakses dan berkecenderungan untuk

berkomunikasiMereka harus dapat diakses dan berkecenderungan untuk

berkomunikasi dengan orang lain yang terlibat dalam proses.Membangun arus informasi dua arah akan menempatkan ketuajurusan atau ketua program studi kesempatan untuk tetapmemperoleh isu-isu terkini yang perlu ditangani. Hal ini jugaakan memungkinkan ketua jurusan/prodi mengidentifikasisecara langsung masalah-masalah penting atau masalah lain

Page 168: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin52

sebelum masalah tersebut menjadi penyebabkan timbulnyafrustrasi atau bahkan kemarahan di kalangan dosen. Jalurkomunikasi terbaik harus ditetapkan sejak awal untukmendapatkan informasi dari orang-orang sekitar serta untukmenyediakan sebuah platform di mana mereka dapatmenyuarakan keprihatinan mereka. Informasi yangdikumpulkan dari mendengarkan dan berbicara kepada orang-orang, juga akan membantu ketua jurusan atau ketua programstudi untuk memutuskan pada hal apa harus fokus danmembutuhkan perhatian. (Wawancara, NL/V.6.1. 14-11-2017).(d) Mampu meyakinkan stake holder tentang manfaat dari

kurikulumMereka harus mampu meyakinkan stake holder tentang

manfaat dari kurikulum baru dan bagaimana strategi pedagogisbaru dapat menjadi lebih bermakna bagi putra/putri mereka.Misalnya, mereka mungkin perlu untuk berbicara dengan orangtua dan masyarakat mengenai kurikulum baru. Adalah pentinguntuk memberikan pesan bahwa kita berpikir dengan hati-hatitentang perlunya perubahan, bahwa kita telah mengantisipasimasalah yang akan timbul dan memiliki rencana untukmengatasi masalah tersebut. (Wawancara, NL/V.7.1. 14-11-2017).(e) Fleksibel dalam menanggulangi tantangan tak terduga

Mereka harus diingatkan, bahwa hal terbaik dalammembuat rencana adalah perencanaan tersebut harus dapatmenanggulangi tantangan tak terduga. Misalnya, tidak cukupdosen dalam mata kuliah tertentu karena pengunduran diri,perubahan tak terduga dari program pemerintah (lihat PerpresNo 8 tahun 2012 dan UU No. 12 Tahun 2012), kebijakanpemerintah yang tiba-tiba berubah. Untuk alasan ini, rencanaimplementasi yang fleksibel mungkin diperlukan dandisesuaikan serta ditinjau kembali sepanjang proses perubahantersebut.(f) Komitmen untuk perubahan

Mereka harus berkomitmen untuk perubahan dan mampumenggunakan berbagai strategi kepemimpinan untukmemenuhi kebutuhan dosen seperti, membangun kekuatan stafdosen mereka, bersedia mengambil risiko, berpikir positiftentang perubahan terencana dan menggunakan optimisme iniuntuk memotivasi orang lain. (Wawancara, NL/V.7.2. 14-11-2017).

Page 169: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 53

4) OrangtuaDi Perguruan tinggi mungkin peran orang tua tidak

sebesar tingkat pendidikan dasar dan menengah. Namun selaindosen, mahasiswa dan pengelola Perguruan tinggi, orang tuajuga memainkan peran penting dalam proses implementasi.Misalnya, ketika orang tua melihat materi perkuliahan yangdiajarkan dengan cara yang asing bagi mereka, mereka secaraalami memiliki pertanyaan tentang apa yang sedang terjadi.Ketika mahasiswa membawa pekerjaan rumah dari kampusbahwa orang tua merasa tidak mampu untuk membantu secaramoral dan finansial, mereka merasa bingung dan tersesat.(Wawancara, NL/V.8.1. 14-11-2017).5) Pemahaman Orangtua terhadap isi dan filosofi Kurikulum

Untuk menjadi sukses, setiap program baru perlumelibatkan orang tua. Salah satu cara untuk menjangkau orangtua adalah dengan mengadakan lokakarya bagi mereka denganberfokus pada kurikulum baru. Lokakarya harus dirancanguntuk membantu orang tua lebih memahami isi dan filosofi dariprogram baru. (Wawancara, NL/V.8.2. 14-11-2017).6) Kesempatan untuk memberikan Pandanngan dan solusi

Orangtua perlu diberi kesempatan untuk berbagikeprihatinan mereka dan menyuarakan dukungan merekadalam sebuah forum terbuka. Lokakarya ini sebaiknyadilakukan oleh dosen sehingga mereka dapat menjelaskan apayang sebenarnya terjadi di dalam proses perkuliahan.7) Akses Informasi tentang perubahan yang sedang

berlangsungPendekatan lain yang dapat dijangkau oleh orang tua

adalah membuat informasi yang tersedia tentang perubahankurikulum di internet. Demikian pula informasi yang berbasiscetak dapat dibuat untuk menginformasikan orang tua tentangperubahan yang sedang berlangsung dengan pengenalankurikulum baru. (Wawancara, NL/V.8.3. 14-11-2017).d. Dampak penerapan KPT berbasis KKNI menuju

akuntabilitas PT, di PAI IAI LM Suryalaya Tasikmalaya1) Penerapan KPT berbasis KKNI dapaat

dipertanggungjawabkanPeraturan-ratauran yang ditetapkan oleh perguruan tinggi

dapat dipertanggung jawabkan secara undang-undang?Kebijakan strategi s termasuk statuta, rancana stRata-rataegis,ditetapkan berdasarkan keputusan senat universitas. Dalam

Page 170: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin54

pelaksanaannya, pimpinan selalu bertindak dengan tanggungjawab, jujur dan berdasarkan ketentuan yang berlaku.2) Materi kuliah yang diberikan dosen dapat dipertanggung-

jawabkan secara kurikuler dan etika akademikMmateri kuliah yang diberikan dosen dapat

dipertanggung-jawabkan secara kurikuler dan etika akademik.- Kegiatan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan peraturan-

ratauran-peraturan-ratauran akademik.3) Indek Prestasi Mahasiswa terpercaya

Kegiatan Penilaaaian peserta didik dilaksanakanberdasarkan peraturan-ratauran-peraturan-ratauran akademik,Standar penilaian Hasil Studi, dan Standar KompetensiKelulusan menngunakan empat parameter berdasarkanpeningkatan soft skills yaitu: keterampilan kerja, cakupankeilmuan (pengetahuan), metode dan tingkat kemampuanmengaplikasikan keilmuan, dan kemampuan manajerialmengajar. (Wawancara, NL/V.9. 14-11-2017).Situs VI Prodi PAI FAI Univ Ibnu Khadun Bogora. Peran Ketua Prodi PAI FAI Univ Ibnu Khadun Bogor

dalam implentasi kurikulum PT berbasis KKNI menujuakuntabilitas PT

Diketahui bahwa kepemimpinan visioner adalahkemampuan seorang pemimpin dalam membangun,menciptakan dan mengkomunikasikan visi serta berfikirstartegis untuk dapat mengarahkan dan merubah organisasikearah yang lebih baik sehingga dapat meraih keunggulan dankeberhasilan di masa depan. Pilarpilar kepemimpinan visionermeliputi peran sebagai penentu arah, agen perubahan, jurubicara, dan pelatih. Hal ini ditegaskan Santi Lisnawati, sebagaiberikut:1) Ketua Prodi sebagai Penentu arah

Peran Pimpinan merupakan peran di mana seorangpemimpin menyajikan suatu visi, meyakinkan gambaran atautarget untuk suatu organisasi, guna diraih pada masa depan. Intidari penentu arah adalah menetapkan sasaran yang menjaditujuan organisasi masa depan.

Menurut Kaprodi PAI: “...Tujuan penerapan kurikulumPT berbasis KKNI akan sulit tercapai jika para dosen berjalansendiri-sendiri tanpa arah yang jelas dan konkrit. Tugas sayasebagai Ketua Prodi harus mampu mampu memberi arahanpada para dosen untuk sampai pada tujuan yang diharapkan

Page 171: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 55

baik untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang”(Wawancara, NL/VI.1.1. 7-11-2017).

Dengan demikian sebagai penentu arah seorang pemimpinmempunyai tugas untuk menetapkan visi, misi, tujuan, dansasaran strataegis. Visi misi, tujuan, dan sasaran strategi sProgram Studi PAI UIK Bogor..2) Ketua Prodi Agen perubahan

Agen perubahan merupakan peran penting kedua dariseorang pemimpin visioner. Para pemimpin yang efektif harussecara konstan menyesuaikan terhadap perubahan dan berpikirke depan tentang perubahan potensial dan yang dapat dirubah.Menurut Kaprodi PAI:

“....sebuah organisasi tidak akan berjalan baik dan tidakakan mencapai tujuan jika tidak menjalin komunikasi atauhubungan baik dengan berbagai pihak di luar organisasitersebut. untuk menjebatani hubungan baik tersebut, makatugas saya sebagai Ketua Prodi bertugas untuk menjadi jurubicara bagi organisasi yang dipimpinnya. (Wawancara,NL/VI.1.2. 7-11-2017).

Sebagai agen perubahan seorang pemimpin visionerseharusnya tidak mempertahankan status qua sehinggaorganisasi tetap dibangun kearah yang lebih baik.3) Ketua Prodi Juru bicara

Seorang pemimpin yang bervisi adalah juga seseorangyang mengetahui segala bentuk komunikasi tersedia, gunamenjelaskan dan membangun dukungan untuk suatu visi masadepan. Menurut Kaprodi PAI:

“....Pemeliharaan hubungan baik secara intern maupunekstern dapat terjalin melalui suatu proses komunikasi, baiksecara lisan maupun tertulis. Berbagai keputusan organisasidisampaikan kepada para pelaksana melalui jalurkomunikasi yang ada dalam organisasi tersebut untukkemudian dilaksanakan demi tercapainya tujuan organisasi.Dalam hal inilah seorang pemimpin berfungsi sebagaikomunikator baik intern maupun ekstern organisasi”.(Wawancara, NL/VI.1.3. 7-11-2017)..

Pemimpin, sebagai juru bicara untuk visi, harusmengkomunikasikan suatu pesan yang mengikat semua orangagar melibatkan diri dan menyentuh visi organisasi secarainternal dan secara eksternal. Visi yang disampaikan harusbermanfaat, menarik, dan menimbulkan kegairahan tentang

Page 172: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin56

masa depan organisasi. Ketika menjadi juru bicara, sangpemimpin harus dapat menyampaikan pikiran dan gagasannya,mampu mensosialisakan visi secara internal maupun eksternal,bertindak sebagai negosiator dalam berhubungan dengan pihaklain, serta membangun kerja sama dan membentuk jaringaneksternal.4) Ketua Prodi Pelatih

Peran yaitu: (1) pembentuk tim yang memberdayakanorang-orang, (2) menghidupkan visi organisasi, (3) mentor danteladan, (4) membangun kepercayaan, dan (5) menghargaikeberhasilan setiap anggota tim.

“....Selaku Ketua Prodi saya dituntut mampumengintegrasikan atau menyatukan segala unsur, golongan,atau kelompok dalam organisasi yang dipimpinnya. Tidakmenutup kemungkinan bahwa dalam suatu organisasimuncul adanya kelompok-kelompok kecil berdasarkan satukepentingan tertentu. Di satu sisi, munculnya kelompoktersebut sejauh bertujuan untuk mengoptimalkan kerja demitercapainya tujuan memang dapat meng untungkan.Namun, di isi lain, munculnya kelompok tersebut bisamenghambat kerja tim karena tidak jarang mereka adalahkelompoktrouble maker atau pengacau” (Wawancara,NL/VI.1.4. 7-11-2017).

b. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan Ketua ProdiPAI FAI Univ Ibnu Khadun Bogor dalam menetapkanKPT, berbasis KKNI menuju Akuntabilitas PT

1) Mekanisme Pengembangan KurikulumMekanisme Pengembangan Kurikulum Prodi PAI: Tahap 1:

studi kelayakan dan kebutuhan Pengembangan kurikulummelakukan kegiatan analisis kebutuhan program danmerumuskan dasar-dasar pertimbangan bagi pengembangankurikulum tersebut. Untuk itu si pengembang perlumelakukan studi dokumentasi atau studi lapangan.Tahap 2:penyusunan konsep awal perencanaan kurikulum; Konsepawal ini dirumuskan berdasarkan rumusan kemampuan,selanjutnya merumuskan tujuan, isi, strategi pembelajaransesuai dengan pola kurikulum sistemikTahap 3:pengembangan rencana ini mencakup penyusunan silabus,pengembangan bahan pelajaran dan sumber-sumber materiallainnya.Tahap 4 : pelaksanaan uji coba kurikulum di lapangan;Pengujian kurikulum di lapangan dimaksudkan untuk

Page 173: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 57

mengetahui tingkat keandalannya, kemungkinan pelaksanaandan keberhasilannya, hambatan dan masalah-masalah yangtimbul dan factor-faktor pendukung yang tersedia, dan lain-lain yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum.Tahap 5:pelaksanaan kurikulum, ada dua kegiatan yang perludilakukan ialah: (a) Kegiatan desiminasi, yakni pelaksanaankurikulum dalam lingkup sampel yang lebih luas, dan (b)Pelaksanaan kurikulum secara menyuluruh yang mencakupsemua satuan pendidikan pada jenjang yang sama.Tahap 6pelaksanaan penilaian dan pemantauan kurikulum: Selamapelaksanaan kurikulum perlu dilakukan penilaian danpemantauan yang berkenaan dengan desain kurikulum danhasil pelaksanaan kurikulum serta dampaknya;Tahap 7:pelaksanaan perbaikan dan penyusuaian; Berdasarkanpenilaian dan pemntauan kurikulum diperoleh data daninformasi yang akuRata-rata, yang selanjutnya dapatdigunakan sebagai bahan untuk melakukan perbaikan padakurikulum tersebut bila diperlukan, atau melakukanpenyusuaian kurikulum dengan keadaan. Perbaikan dilakukanterhadap beberapa aspek dalam kurikulum tersebut.(Wawancara, NL/VI.1.5. 7-11-2017).

Proses kurikulum meliputi semua pengalaman di dalamlingkungan pendidikan, baik yang direncanakan maupun yangtidak direrencakan, yang memiliki dampak terhadap belajar danpengembangan personal setiap individu siswa. Aspek yangdirencanakan dari proses proses kurikulum disebut kurikulumbukan intensional (unintentional curriculum). Ada empat unsuryang saling berkaitan dengan proses kurikulum, yaitu:.(a) Keputusan Tujuan Umum kurikulum

Pertama, keputusan yang harus dibuat mengenai tujuan(umum dan khusus) yang hendak dicapai oleh institusipendidikan.(b) Keputusan isi/matri pelajaran

Keputusan tentang isi/materi pelajaran yang sesuai yangdiyakini untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan inimendapat kontribusi yang bermakna dari karya bidang conceptformation and attainment, bahasa dan berfikir, semua teoribelajar.(c) Keputusan Metode yang akan digunakan

Setelah isi pelajaran ditentukan, selanjutnya dipilihmetode-metode mengajar yang berguna untuk mengorganisasi

Page 174: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin58

dan menyamapaikan isi (content) tersebut. Metode-metodetersebut akan menentukan pengalaman-pengalaman pendidikanbagi siswa. Pengalaman-pengalaman tersebut adalah produkdari interaksi antara apa yang diajarkan, bagaiman caramenyajikannya, dan cara siswa belajar. Pada langkah iniberbagai hal memberikan sumbangannya seperti motivasi,perhatian dan persepsi, kerpibadian, gaya kognitif dan aspek-aspek social dari belajar. Tahap tersebut merupakan tahapbelajar mengajar.(d) Evaluasi yang menggunakan bermacam tehnik assesmen

Tahap evaluasi yang menggunakan bermacam tehnikassesmen pendidikan, yang diperlukan dengan maksudmengetahui apakah tujuan-tujuan telah tercapai, yang padagilirannya menjadi bahan untuk membuat keputusanselanjutnya tentang tujuan, isi/materi dan metode pengajaran.(Wawancara, NL/VI.2.1. 7-11-2017).

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan KPTberbasis KKNI menuju akuntabilitas PT., di PAI FAI UnivIbnu Khadun Bogor

1) Kinerja DosenTanpa diragukan lagi, orang yang paling penting dalam

proses implementasi kurikulum adalah dosen. Denganpengetahuan, pengalaman dan kompetensi, dosen memegangperanan yang amat penting bagi setiap upaya perbaikankurikulum. Apapun landasan filosofis yang menjadi keyakinansistem pendidikan yang dianut, tidak dapat disangkal bahwadosen mempengaruhi mahasiswa. Dosen yang baik akanmendorong pembelajaran yang lebih baik. Dosen yang palingtahu tentang praktek pembelajaran dan bertanggung jawabuntuk memperkenalkan kurikulum di dalam kelas. (Wawancara,NL/VI.2.2. 7-11-2017).

Untuk mendapatkan berkomitmen dosen untuk inovasiadalah meningkatkan pengetahuan mereka tentang program ini.Hal ini berarti dosen perlu dilatih dan lokakarya harusdiselenggarakan demi pengembangan profesional. Sayangnya,dalam proses implementasi kurikulum tidak semua dosen akanmendapatkan manfaat dari paparan tersebut. Terlalu banyakjumlah dosen, dan dana yang kurang mencukupi untukmencapai seluruh dosen. Pendekatan yang paling umum adalahmelakukan workshop satu hari yang diberikan oleh para ahlidengan metode ceramah yang merupakan strategi pedagogisyang paling dominan. (Wawancara, NL/VI.2.3. 7-11-2017).

Page 175: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 59

Tabel: 4.16Data Keadaan Dosen Prodi PAI FAI Univ Ibnu Khodun

Kualifikasi SertifikasiNo Status

S3 S2 S1Jumlah

sdh blm

1 Dosen Tetap 11 19 - 20 12 8

2 Dosen Tidaktetap

13 8 - 21 10 11

Jumlah 16 27 32 21 19

Sumber: Borang Akreditasi Prodi PAI Tahun 2016

2) Keterlibatan MahasiswaAda kecenderungan di kalangan pelaksana kurikulum

untuk mengabaikan peran mahasiswa sebagai agen perubahan.- Semakin meningkat kesadaran bahwa mahasiswa dapat

berkontribusi pada perubahan yang bermakna.- Mahasiswa harus bersedia untuk berpartisipasi dalam

program ini.- Jika mahasiswa tidak melihat relevansi program, ada

kemungkinan mereka tidak akan termotivasi untukberpartisipasi atau belajar. (Wawancara, NL/VI.4.1. 7-11-2017).

3) Dukungan Pimpinan PTPimpinan PT, Ketua STAI Rektor, adalah pemain penting

dalam proses pelaksanaan kurikulum di kampus.(a) Memahami perlunya perubahan

Mereka harus memahami perlunya perubahan sertalangkah-langkah yang harus diambil sepanjang jalan

(b) Memiliki pengetahuan yang mendalam tentang perubahan

Mereka harus memiliki pengetahuan yang mendalamtentang perubahan yang terencana dan proses implementasinya.Mereka harus terbiasa dengan tujuan dan komponen kurikulumdan dapat melihat pergeseran peran dosen peran dalam kelasdan cara dosen berinteraksidengan mahasiswa. (Wawancara,NL/VI.5.1. 7-11-2017).

(c) Dapat diakses dan berkecenderungan untukberkomunikasi

Mereka harus dapat diakses dan berkecenderungan untukberkomunikasi dengan orang lain yang terlibat dalam proses.Membangun arus informasi dua arah akan menempatkan ketuajurusan atau ketua program studi kesempatan untuk tetap

Page 176: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin60

memperoleh isu-isu terkini yang perlu ditangani. Hal ini jugaakan memungkinkan ketua jurusan/prodi mengidentifikasisecara langsung masalah-masalah penting atau masalah lainsebelum masalah tersebut menjadi penyebabkan timbulnyafrustrasi atau bahkan kemarahan di kalangan dosen. Jalurkomunikasi terbaik harus ditetapkan sejak awal untukmendapatkan informasi dari orang-orang sekitar serta untukmenyediakan sebuah platform di mana mereka dapatmenyuarakan keprihatinan mereka. Informasi yangdikumpulkan dari mendengarkan dan berbicara kepada orang-orang, juga akan membantu ketua jurusan atau ketua programstudi untuk memutuskan pada hal apa harus fokus danmembutuhkan perhatian. (Wawancara, NL/VI.7.2. 7-11-2017).

(d) Mampu meyakinkan stake holder tentang manfaat darikurikulum

Mereka harus mampu meyakinkan stake holder tentangmanfaat dari kurikulum baru dan bagaimana strategi pedagogisbaru dapat menjadi lebih bermakna bagi putra/putri mereka.Misalnya, mereka mungkin perlu untuk berbicara dengan orangtua dan masyarakat mengenai kurikulum baru. Adalah pentinguntuk memberikan pesan bahwa kita berpikir dengan hati-hatitentang perlunya perubahan, bahwa kita telah mengantisipasimasalah yang akan timbul dan memiliki rencana untukmengatasi masalah tersebut. (Wawancara, NL/VI.6.3. 7-11-2017).(e) Fleksibel dalam menanggulangi tantangan tak terduga

Mereka harus diingatkan, bahwa hal terbaik dalammembuat rencana adalah perencanaan tersebut harus dapatmenanggulangi tantangan tak terduga. Misalnya, tidak cukupdosen dalam mata kuliah tertentu karena pengunduran diri,perubahan tak terduga dari program pemerintah (lihat PerpresNo 8 tahun 2012 dan UU No. 12 Tahun 2012), kebijakanpemerintah yang tiba-tiba berubah. Untuk alasan ini, rencanaimplementasi yang fleksibel mungkin diperlukan dandisesuaikan serta ditinjau kembali sepanjang proses perubahantersebut.(f) Komitmen untuk perubahan

Mereka harus berkomitmen untuk perubahan dan mampumenggunakan berbagai strategi kepemimpinan untukmemenuhi kebutuhan dosen seperti, membangun kekuatan stafdosen mereka, bersedia mengambil risiko, berpikir positiftentang perubahan terencana dan menggunakan optimisme ini

Page 177: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 61

untuk memotivasi orang lain. (Wawancara, NL/VI.7.5. 7-11-2017).4) Orangtua

Di Perguruan tinggi mungkin peran orang tua tidaksebesar tingkatpendidikan dasar dan menengah. Namun selaindosen, mahasiswa dan pengelola Perguruan tinggi, orang tuajuga memainkan peran penting dalam proses implementasi.Misalnya, ketika orang tua melihat materi perkuliahan yangdiajarkan dengan cara yang asing bagi mereka, mereka secaraalami memiliki pertanyaan tentang apa yang sedang terjadi.Ketika mahasiswa membawa pekerjaan rumah dari kampusbahwa orang tua merasa tidak mampu untuk membantu secaramoral dan finansial, mereka merasa bingung dan tersesat.(Wawancara, NL/VI.8.1. 7-11-2017).(a) Pemahaman Orangtua terhadap isi dan filosofi Kurikulum

Untuk menjadi sukses, setiap program baru perlumelibatkan orang tua. Salah satu cara untuk menjangkau orangtua adalah dengan mengadakan lokakarya bagi mereka denganberfokus pada kurikulum baru. Lokakarya harus dirancanguntuk membantu orang tua lebih memahami isi dan filosofi dariprogram baru. (Wawancara, NL/VI.8.2. 7-11-2017).(b) Kesempatan untuk memberikan Pandanngan dan solusi

Orangtua perlu diberi kesempatan untuk berbagikeprihatinan mereka dan menyuarakan dukungan merekadalam sebuah forum terbuka. Lokakarya ini sebaiknyadilakukan oleh dosen sehingga mereka dapat menjelaskan apayang sebenarnya terjadi di dalam proses perkuliahan.(Wawancara, NL/VI.8.3. 7-11-2017).(c) Akses Informasi tentang perubahan yang sedang

berlangsungPendekatan lain yang dapat dijangkau oleh orang tua

adalah membuat informasi yang tersedia tentang perubahankurikulum di internet. Demikian pula informasi yang berbasiscetak dapat dibuat untuk menginformasikan orang tua tentangperubahan yang sedang berlangsung dengan pengenalankurikulum baru. (Wawancara, NL/VI.8.3. 7-11-2017).d. Dampak penerapan KPT berbasis KKNI menuju

akuntabilitas PT, di PAI FAI Univ Ibnu Khadun Bogor1) Penerapan KPT berbasis KKNI dapaat

dipertanggungjawabkanApakah peraturan-ratauran yang ditetapkan oleh

perguruan tinggi dapat dipertanggung jawabkan secara undang-

Page 178: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin62

undang? Kebijakan strategis termasuk statuta, rancana strata-rataegis, ditetapkan berdasarkan keputusan senat universitas.Dalam pelaksanaannya, pimpinan selalu bertindak dengantanggung jawab, jujur dan berdasarkan ketentuan yang berlaku.(Wawancara, NL/VI.2.3. 7-11-2017).2) Materi kuliah yang diberikan dosen dapat dipertanggung-

jawabkan secara kurikuler dan etika akademikApakah materi kuliah yang diberikan dosen dapat

dipertanggung-jawabkan secara kurikuler dan etika akademik.?Kegiatan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan peraturan-ratauran-peraturan-ratauran akademik. (Wawancara, NL/VI.2.4.7-11-2017).3) Indek Prestasi Mahasiswa terpercaya

Kegiatan Penilaaaian peserta didik dilaksanakanberdasarkan peraturan-ratauran-peraturan-ratauran akademik,Standar penilaian Hasil Studi, dan Standar KompetensiKelulusan menngunakan empat parameter berdasarkanpeningkatan soft skills yaitu: keterampilan kerja, cakupankeilmuan (pengetahuan), metode dan tingkat kemampuanmengaplikasikan keilmuan, dan kemampuan manajerialmengajar. (Wawancara, NL/VI.2.5. 7-11-2017).

Situs VII Prodi PAI STAI Al-Azhary Cianjur

a. Peran Ketua Prodi PAI STAI Al-Azhary Cianjur dalamimplentasi kurikulum PT berbasis KKNI menujuakuntabilitas PT

Kepemimpinan visioner adalah kemampuan seorangpemimpin dalam membangun, menciptakan danmengkomunikasikan visi serta berfikir startegis untuk dapatmengarahkan dan merubah organisasi kearah yang lebih baiksehingga dapat meraih keunggulan dan keberhasilan di masadepan. Pilarpilar kepemimpinan visioner meliputi peran sebagaipenentu arah, agen perubahan, juru bicara, dan pelatih.(Wawancara, NL/VII.1.1. 11-11-2017).1) Ketua Prodi sebagai Penentu arah

Peran ini merupakan peran di mana seorang pemimpinmenyajikan suatu visi, meyakinkan gambaran atau target untuksuatu organisasi, guna diraih pada masa depan. Inti daripenentu arah adalah menetapkan sasaran yang menjadi tujuanorganisasi masa depan. Dengan demikian sebagai penentu arahseorang pemimpin mempunyai tugas untuk menetapkan visi,misi, tujuan, dan sasaran strataegis. Visi misi, tujuan, dan

Page 179: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 63

sasaran strategi s Program Studi PAI PAI STAI Al-Azhary .(Wawancara, NL/VII.1.2. 11-11-2017).2) Ketua Prodi Agen perubahan

Agen perubahan merupakan peran penting kedua dariseorang pemimpin visioner. Para pemimpin yang efektif harussecara konstan menyesuaikan terhadap perubahan dan berpikirke depan tentang perubahan potensial dan yang dapat dirubah.Sebagai agen perubahan seorang pemimpin visioner seharusnyatidak mempertahankan status qua sehingga organisasi tetapdibangun kearah yang lebih baik.3) Ketua Prodi Juru bicara

Seorang pemimpin yang bervisi adalah juga seseorangyang mengetahui segala bentuk komunikasi tersedia, gunamenjelaskan dan membangun dukungan untuk suatu visi masadepan.

Pemimpin, sebagai juru bicara untuk visi, harusmengkomunikasikan suatu pesan yang mengikat semua orangagar melibatkan diri dan menyentuh visi organisasi secarainternal dan secara eksternal. Visi yang disampaikan harusbermanfaat, menarik, dan menimbulkan kegairahan tentangmasa depan organisasi.

Ketika menjadi juru bicara, sang pemimpin harus dapatmenyampaikan pikiran dan gagasannya, mampumensosialisakan visi secara internal maupun eksternal,bertindak sebagai negosiator dalam berhubungan dengan pihaklain, serta membangun kerja sama dan membentuk jaringaneksternal.4) Ketua Prodi Pelatih

Peran yaitu: (1) pembentuk tim yang memberdayakanorang-orang, (2) menghidupkan visi organisasi, (3) mentor danteladan, (4) membangun kepercayaan, dan (5) menghargaikeberhasilan setiap anggota tim. (Wawancara, NL/VII.1.1. 11-11-2017).b. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan Ketua Prodi

PAI STAI Al-Azhary Cianjur dalam menetapkan KPT,berbasis KKNI menuju Akuntabilitas PT

1) Mekanisme Pengembangan KurikulumMenurut Asep: Mekanisme Pengembangan Kurikulum

Prodi PAI: Tahap 1: studi kelayakan dan kebutuhanPengembangan kurikulum melakukan kegiatan analisiskebutuhan program dan merumuskan dasar-dasarpertimbangan bagi pengembangan kurikulum tersebut. Untuk

Page 180: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin64

itu si pengembang perlu melakukan studi dokumentasi ataustudi lapangan. Tahap 2: penyusunan konsep awalperencanaan kurikulum; Konsep awal ini dirumuskanberdasarkan rumusan kemampuan, selanjutnya merumuskantujuan, isi, strategi pembelajaran sesuai dengan polakurikulum sistemik Tahap 3: pengembangan rencana inimencakup penyusunan silabus, pengembangan bahanpelajaran dan sumber-sumber material lainnya. Tahap 4 :pelaksanaan uji coba kurikulum di lapangan; Pengujiankurikulum di lapangan dimaksudkan untuk mengetahuitingkat keandalannya, kemungkinan pelaksanaan dankeberhasilannya, hambatan dan masalah-masalah yang timbuldan factor-faktor pendukung yang tersedia, dan lain-lain yangberkaitan dengan pelaksanaan kurikulum. Tahap 5:pelaksanaan kurikulum, ada dua kegiatan yang perludilakukan ialah: (a) Kegiatan desiminasi, yakni pelaksanaankurikulum dalam lingkup sampel yang lebih luas, dan (b)Pelaksanaan kurikulum secara menyuluruh yang mencakupsemua satuan pendidikan pada jenjang yang sama. Tahap 6pelaksanaan penilaian dan pemantauan kurikulum: Selamapelaksanaan kurikulum perlu dilakukan penilaian danpemantauan yang berkenaan dengan desain kurikulum danhasil pelaksanaan kurikulum serta dampaknya; Tahap 7:pelaksanaan perbaikan dan penyusuaian; Berdasarkanpenilaian dan pemntauan kurikulum diperoleh data daninformasi yang akuRata-rata, yang selanjutnya dapatdigunakan sebagai bahan untuk melakukan perbaikan padakurikulum tersebut bila diperlukan, atau melakukanpenyusuaian kurikulum dengan keadaan. Perbaikan dilakukanterhadap beberapa aspek dalam kurikulum tersebut.(Wawancara, NL/VII.2.1. 11-11-2017).

Proses kurikulum meliputi semua pengalaman di dalamlingkungan pendidikan, baik yang direncanakan maupun yangtidak direrencakan, yang memiliki dampak terhadap belajar danpengembangan personal setiap individu siswa. Aspek yangdirencanakan dari proses proses kurikulum disebut kurikulumbukan intensional (unintentional curriculum). Ada empat unsuryang saling berkaitan dengan proses kurikulum. (Wawancara,NL/VII.1.4. 11-11-2017).

Page 181: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 65

2) Keputusan Tujuan Umum kurikulumKeputusan yang harus dibuat mengenai tujuan (umum

dan khusus) yang hendak dicapai oleh institusi pendidikan.3) Keputusan isi/matri pelajaran

Keputusan tentang isi/materi pelajaran yang sesuai yangdiyakini untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan inimendapat kontribusi yang bermakna dari karya bidang conceptformation and attainment, bahasa dan berfikir, semua teoribelajar.4) Keputusan Metode yang akan digunakan

Setelah isi pelajaran ditentukan, selanjutnya dipilihmetode-metode mengajar yang berguna untuk mengorganisasidan menyamapaikan isi (content) tersebut. Metode-metodetersebut akan menentukan pengalaman-pengalaman pendidikanbagi siswa. Pengalaman-pengalaman tersebut adalah produkdari interaksi antara apa yang diajarkan, bagaiman caramenyajikannya, dan cara siswa belajar. Pada langkah iniberbagai hal memberikan sumbangannya seperti motivasi,perhatian dan persepsi, kerpibadian, gaya kognitif dan aspek-aspek social dari belajar. Tahap tersebut merupakan tahapbelajar mengajar. (Wawancara, NL/VII.1.5. 11-11-2017).5) Evaluasi yang menggunakan bermacam tehnik assesmen

Evaluasi yang menggunakan bermacam tehnik assesmenpendidikan, yang diperlukan dengan maksud mengetahuiapakah tujuan-tujuan telah tercapai, yang pada gilirannyamenjadi bahan untuk membuat keputusan selanjutnya tentangtujuan, isi/materi dan metode pengajaran. (Wawancara,NL/VII.1.4. 11-11-2017).c. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan KPT

berbasis KKNI menuju akuntabilitas PT., di PAI STAI Al-Azhary Cianjur

1) Kinerja DosenTanpa diragukan lagi, orang yang paling penting dalam

proses implementasi kurikulum adalah dosen. Denganpengetahuan, pengalaman dan kompetensi, dosen memegangperanan yang amat penting bagi setiap upaya perbaikankurikulum. Apapun landasan filosofis yang menjadi keyakinansistem pendidikan yang dianut, tidak dapat disangkal bahwadosen mempengaruhi mahasiswa. Dosen yang baik akanmendorong pembelajaran yang lebih baik. Dosen yang palingtahu tentang praktek pembelajaran dan bertanggung jawab

Page 182: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin66

untuk memperkenalkan kurikulum di dalam kelas. (Wawancara,NL/VII.3.1. 11-11-2017).

Menurut Asep: Kunci untuk mendapatkan berkomitmendosen untuk inovasi adalah meningkatkan pengetahuan merekatentang program ini. Hal ini berarti dosen perlu dilatih danlokakarya harus diselenggarakan demi pengembanganprofesional. Sayangnya, dalam proses implementasi kurikulumtidak semua dosen akan mendapatkan manfaat dari paparantersebut. Terlalu banyak jumlah dosen, dan dana yang kurangmencukupi untuk mencapai seluruh dosen. Pendekatan yangpaling umum adalah melakukan workshop satu hari yangdiberikan oleh para ahli dengan metode ceramah yangmerupakan strategi pedagogis yang paling dominan. .(Wawancara, NL/VII.3.1. 11-11-2017).

Tabel: 4.17Data Keadaan Dosen Prodi PAI STAI Al-Azhari

Kualifikasi SertifikasiNo Status

S3 S2 S1Jumlah

sdh blm

1 Dosen Tetap 11 1 - 12 5 7

2 Dosen Tidak

tetap

3 3 2 12 6 2

Jumlah 14 4 2 24 11 9

Sumber: Borang Akreditasi Prodi PAI Tahun 2016

Asep Supriyadi, menjeleskan bahwa: (1) tujuanpembelajaran harus disesuaikan dengan visi misi, tujuanpendidikan institusi, dan capaian pembelajaran. Oleh karena itu,tujuan pembelajaran harus mengacu pada goal pendidikan.Dengan demikian, maka setiap proses yang ada harus linierdengan tujuan yang telah ditentukan. (2) Cakupan topik/kontendisesuaikan dengan mata kuliah masing-masing dandisesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang mencakup sikaptata nilai, keterampilan dan pengetahuan. (3) Cara yang secaraaplikatif adalah dengan berpanduan kepada Silabus dan SAPyang sudah disesuaikan dengan kurikulum yang ada. (4)Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan dua cara: penugasandan test. Penugasan dibagi pada dua jenis: pertama, resumesetiap pertemuan dan kedua, presentasi makalah dalam bentukkelompok serta presentasinya. Sedangakn untuk test dilakuakanpada saat UTS dan UAS dengan bentuk test tertulis (Wawancara,NL/VII.4.1. 11-11-2017).

Page 183: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 67

2) Keterlibatan Mahasiswa

Dikalangan pelaksana kurikulum untuk mengabaikanperan mahasiswa sebagai agen perubahan. Semakin meningkatkesadaran bahwa mahasiswa dapat berkontribusi padaperubahan yang bermakna. Mahasiswa harus bersedia untukberpartisipasi dalam program ini. Jika mahasiswa tidak melihatrelevansi program, ada kemungkinan mereka tidak akantermotivasi untuk berpartisipasi atau belajar. (Wawancara,NL/VII.5.1. 11-11-2017).

3) Dukungan Pimpinan PT

Pimpinan PT, Ketua STAI, adalah pemain penting dalamproses pelaksanaan kurikulum di kampus.

(a) Memahami perlunya perubahan

Mereka harus memahami perlunya perubahan sertalangkah-langkah yang harus diambil sepanjang jalan

(b) Memiliki pengetahuan yang mendalam tentang perubahan

Mereka harus memiliki pengetahuan yang mendalamtentang perubahan yang terencana dan proses implementasinya.Mereka harus terbiasa dengan tujuan dan komponen kurikulumdan dapat melihat pergeseran peran dosen peran dalam kelasdan cara dosen berinteraksidengan mahasiswa.

(c) Dapat diakses dan cenderungan untuk berkomunikasi

Mereka harus dapat diakses dan berkecenderungan untukberkomunikasi dengan orang lain yang terlibat dalam proses.Membangun arus informasi dua arah akan menempatkan ketuajurusan atau ketua program studi kesempatan untuk tetapmemperoleh isu-isu terkini yang perlu ditangani. Hal ini jugaakan memungkinkan ketua jurusan/prodi mengidentifikasisecara langsung masalah-masalah penting atau masalah lainsebelum masalah tersebut menjadi penyebabkan timbulnyafrustrasi atau bahkan kemarahan di kalangan dosen. Jalurkomunikasi terbaik harus ditetapkan sejak awal untukmendapatkan informasi dari orang-orang sekitar serta untukmenyediakan sebuah platform di mana mereka dapatmenyuarakan keprihatinan mereka. Informasi yangdikumpulkan dari mendengarkan dan berbicara kepada orang-orang, juga akan membantu ketua jurusan atau ketua programstudi untuk memutuskan pada hal apa harus fokus danmembutuhkan perhatian.

Page 184: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin68

(d) Mampu meyakinkan stake holder tentang manfaat darikurikulum

Mereka harus mampu meyakinkan stake holder tentangmanfaat dari kurikulum baru dan bagaimana strategi pedagogisbaru dapat menjadi lebih bermakna bagi putra/putri mereka.Misalnya, mereka mungkin perlu untuk berbicara dengan orangtua dan masyarakat mengenai kurikulum baru. Adalah pentinguntuk memberikan pesan bahwa kita berpikir dengan hati-hatitentang perlunya perubahan, bahwa kita telah mengantisipasimasalah yang akan timbul dan memiliki rencana untukmengatasi masalah tersebut.(e) Fleksibel dalam menanggulangi tantangan tak terduga

Mereka harus diingatkan, bahwa hal terbaik dalammembuat rencana adalah perencanaan tersebut harus dapatmenanggulangi tantangan tak terduga. Misalnya, tidak cukupdosen dalam mata kuliah tertentu karena pengunduran diri,perubahan tak terduga dari program pemerintah (lihat PerpresNo 8 tahun 2012 dan UU No. 12 Tahun 2012), kebijakanpemerintah yang tiba-tiba berubah. Untuk alasan ini, rencanaimplementasi yang fleksibel mungkin diperlukan dandisesuaikan serta ditinjau kembali sepanjang proses perubahantersebut. (Wawancara, NL/VII.6.1. 11-11-2017)(f) Komitmen untuk perubahan

Mereka harus berkomitmen untuk perubahan dan mampumenggunakan berbagai strategi kepemimpinan untukmemenuhi kebutuhan dosen seperti, membangun kekuatan stafdosen mereka, bersedia mengambil risiko, berpikir positiftentang perubahan terencana dan menggunakan optimisme iniuntuk memotivasi orang lain.4) Orangtua

Di Perguruan tinggi mungkin peran orang tua tidaksebesar tingkatpendidikan dasar dan menengah. Namun selain dosen,mahasiswa dan pengelola Perguruan tinggi, orang tua jugamemainkan peran penting dalam proses implementasi.Misalnya, ketika orang tua melihat materi perkuliahan yangdiajarkan dengan cara yang asing bagi mereka, mereka secaraalami memiliki pertanyaan tentang apa yang sedang terjadi.Ketika mahasiswa membawa pekerjaan rumah dari kampusbahwa orang tua merasa tidak mampu untuk membantu secaramoral dan finansial, mereka merasa bingung dan tersesat.(Wawancara, NL/VII.7.1. 14-11-2017)

Page 185: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 69

(a) Pemahaman Orangtua terhadap isi dan filosofi Kurikulum

Untuk menjadi sukses, setiap program baru perlumelibatkan orang tua. Salah satu cara untuk menjangkau orangtua adalah dengan mengadakan lokakarya bagi mereka denganberfokus pada kurikulum baru. Lokakarya harus dirancanguntuk membantu orang tua lebih memahami isi dan filosofi dariprogram baru. (Wawancara, NL/VII.7.2. 11-2017)

(b) Kesempatan untuk memberikan Pandanngan dan solusi

Orangtua perlu diberi kesempatan untuk berbagikeprihatinan mereka dan menyuarakan dukungan merekadalam sebuah forum terbuka. Lokakarya ini sebaiknyadilakukan oleh dosen sehingga mereka dapat menjelaskan apayang sebenarnya terjadi di dalam proses perkuliahan.(Wawancara, NL/VII.7.3.1 14-11-2017)

(c) Akses Informasi tentang perubahan yang sedangberlangsung

Pendekatan lain yang dapat dijangkau oleh orang tuaadalah membuat informasi yang tersedia tentang perubahankurikulum di internet. Demikian pula informasi yang berbasiscetak dapat dibuat untuk menginformasikan orang tua tentangperubahan yang sedang berlangsung dengan pengenalankurikulum baru. (Wawancara, NL/VII.7.3.2 11-11-2017)

d. Dampak penerapan KPT berbasis KKNI menujuakuntabilitas PT, di PAI STAI Al-Azhary Cianjur

1) Penerapan KPT berbasis KKNI dapaatdipertanggungjawabkan

Peraturan-ratauran yang ditetapkan oleh perguruan tinggidapat dipertanggung jawabkan secara undang-undang,

- Kebijakan strategi s termasuk statuta, rancana stRata-rataegis,ditetapkan berdasarkan keputusan senat universitas.

- Dalam pelaksanaannya, pimpinan selalu bertindak dengantanggung jawab, jujur dan berdasarkan ketentuan yangberlaku.

2) Materi kuliah yang diberikan dosen dapat dipertanggung-jawabkan secara kurikuler dan etika akademik

Apakah materi kuliah yang diberikan dosen dapatdipertanggung-jawabkan secara kurikuler dan etika akademik.?Kegiatan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan peraturan-ratauran-peraturan-ratauran akademik. (Wawancara,NL/VII.3.2. 11-11-2017)

Page 186: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin70

3) Indek Prestasi Mahasiswa terpercayaKegiatan Penilaian peserta didik dilaksanakan berdasarkan

peraturan-ratauran-peraturan-ratauran akademik, Standarpenilaian Hasil Studi, dan Standar Kompetensi Kelulusanmenngunakan empat parameter berdasarkan peningkatan softskills yaitu: keterampilan kerja, cakupan keilmuan(pengetahuan), metode dan tingkat kemampuanmengaplikasikan keilmuan, dan kemampuan manajerialmengajar. (Wawancara, NL/VII.3.3. 11-11-2017)

Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) yang dikelola STAISAl-Azhary Cianjur tercatat sebagai program studi yang tinggipeminat dibandingkan prodi lainnya. Hal itu, terlihat dari jumlahmahasiswa yang mendaftar.Dosen STAIS Al-Azhary Dadang ZenalMutaqin mengatakan, setiap tahun jumlah peminat Jurusan PAIbertambah. Dalam setahun, sebut dia, ada dua kelas baru yangberminat masuk, dengan setiap kelasnya terdapat 40 hingga 50mahasiswa.“Dengan minimnya guru PAI, membuat merekaberpikir peluang besar untuk menjadi guru PAI. Karenanya takheran banyak yang minat memilih jurusan ini, disamping jugamemang dari mahasiswa yang mendaftar dasarnya sudah menjadiguru PAI,” terangnya kepada “BC”, Senin (16/11/2015).Tingginyaminat ke PAI, diakui Dadang menjadi tantang tersendiri bagilembaga untuk mencari formulasi yang tepat dan efektif dalampeningkatan kualitas lulusannya nanti. “Salahsatunya kita sudahterapkan, setiap lulusan PAI harus bisa baca dan menulis Al-quran,” katanya. Sementara Agus Trisandi (20), seorang mahasiswaPAI STAIS Al-Azhary Cianjur mengaku memang berniat untukmenjadi guru agama. Karenanya, ia sengaja mengambil jurusan PAIuntuk bekal cita-citanya itu. “Di samping memang peluang kerjamenjadi guru PAI cukup besar, alasan saya memilih jurusan iniialah ingin memperdalam agama Islam dan bisa mengajarkannyapada orang lain. Sehingga saya bisa memanfaatkan ilmu yang sayadapatkan untuk diwariskan pada anak-anak penerus bangsa,”ungkapnya. (fir).

Situs VIII Prodi PAI FAI UNINUS Bandung

a. Peran Ketua Prodi PAI FAI UNINUS Bandung dalamimplentasi kurikulum PT berbasis KKNI menujuakuntabilitas PT

Diketahui bahwa kepemimpinan visioner adalahkemampuan seorang pemimpin dalam membangun,menciptakan dan mengkomunikasikan visi serta berfikirstartegis untuk dapat mengarahkan dan merubah organisasi

Page 187: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 71

kearah yang lebih baik sehingga dapat meraih keunggulan dankeberhasilan di masa depan. Pilarpilar kepemimpinan visionermeliputi peran sebagai penentu arah, agen perubahan, jurubicara, dan pelatih, hal ini dijelaskan oleh Dekan FAI Uninus,sbb:

1) Ketua Prodi sebagai Penentu arah

Peran ini merupakan peran di mana seorang pemimpinmenyajikan suatu visi, meyakinkan gambaran atau target untuksuatu organisasi, guna diraih pada masa depan. Inti daripenentu arah adalah menetapkan sasaran yang menjadi tujuanorganisasi masa depan. Dengan demikian sebagai penentu arahseorang pemimpin mempunyai tugas untuk menetapkan visi,misi, tujuan, dan sasaran strataegis.Visi misi, tujuan, dan sasaranstrategi s Program Studi PAI UNINUS. (Wawancara,NL/VIII.1.1. 14-11-2017)

2) Ketua Prodi Agen perubahan

Agen perubahan merupakan peran penting kedua dariseorang pemimpin visioner. Para pemimpin yang efektif harussecara konstan menyesuaikan terhadap perubahan dan berpikirke depan tentang perubahan potensial dan yang dapat dirubah.Sebagai agen perubahan seorang pemimpin visioner seharusnyatidak mempertahankan status qua sehingga organisasi tetapdibangun kearah yang lebih baik.

3) Ketua Prodi Juru bicara

Seorang pemimpin yang bervisi adalah juga seseorangyang mengetahui segala bentuk komunikasi tersedia, gunamenjelaskan dan membangun dukungan untuk suatu visi masadepan.

Pemimpin, sebagai juru bicara untuk visi, harusmengkomunikasikan suatu pesan yang mengikat semua orangagar melibatkan diri dan menyentuh visi organisasi secarainternal dan secara eksternal. Visi yang disampaikan harusbermanfaat, menarik, dan menimbulkan kegairahan tentangmasa depan organisasi.

Kajur, ketika menjadi juru bicara, sang pemimpin harusdapat menyampaikan pikiran dan gagasannya, mampumensosialisakan visi secara internal maupun eksternal,bertindak sebagai negosiator dalam berhubungan dengan pihaklain, serta membangun kerja sama dan membentuk jaringaneksternal.

Page 188: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin72

4) Ketua Prodi IntegRata-rataorAdanya pembagian tugas, sistem alokasi daya, dana dan

tenaga, serta diperlukannya spesialisasi pengetahuan danketrampilan dapat menimbulkan sikap, perilaku dan tindakanyang berkotak-kotak. Oleh karena itu diperlukan integRata-rataor terutama pada hirarki puncak, yaitu pimpinan. Hanyapimpinanlah yang berada “di atas semua orang dan semuasatuan kerja yang memungkinkannya menjalankan perananintegRata-rataif yang didasarkan pada pendekatan yang holistik.Peran yaitu: (1) pembentuk tim yang memberdayakan orang-orang, (2) menghidupkan visi organisasi, (3) mentor dan teladan,(4) membangun kepercayaan, dan (5) menghargai keberhasilansetiap anggota tim. (Wawancara, NL/VIII.1.2. 14-11-2017)b. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan Ketua Prodi

PAI FAI UNINUS Bandung dalam menetapkan KPT,berbasis KKNI menuju Akuntabilitas PT

Menurut Dadang Mustofa Langkah-langkah kegiatanyang dilakukan Ketua Prodi PAI FAI UNINUS Bandung dalammenetapkan KPT, berbasis KKNI, sbb:1) Mekanisme Pengembangan Kurikulum

Mekanisme Pengembangan Kurikulum Prodi PAI: Tahap 1:studi kelayakan dan kebutuhan Pengembangan kurikulummelakukan kegiatan analisis kebutuhan program danmerumuskan dasar-dasar pertimbangan bagi pengembangankurikulum tersebut. Untuk itu si pengembang perlu melakukanstudi dokumentasi atau studi lapangan. Tahap 2: penyusunankonsep awal perencanaan kurikulum; Konsep awal inidirumuskan berdasarkan rumusan kemampuan, selanjutnyamerumuskan tujuan, isi, strategi pembelajaran sesuai denganpola kurikulum sistemik Tahap 3: pengembangan rencana inimencakup penyusunan silabus, pengembangan bahan pelajarandan sumber-sumber material lainnya. Tahap 4 : pelaksanaan ujicoba kurikulum di lapangan; Pengujian kurikulum di lapangandimaksudkan untuk mengetahui tingkat keandalannya,kemungkinan pelaksanaan dan keberhasilannya, hambatan danmasalah-masalah yang timbul dan factor-faktor pendukungyang tersedia, dan lain-lain yang berkaitan dengan pelaksanaankurikulum. Tahap 5: pelaksanaan kurikulum, ada dua kegiatanyang perlu dilakukan ialah: (a) Kegiatan desiminasi, yaknipelaksanaan kurikulum dalam lingkup sampel yang lebih luas,dan (b) Pelaksanaan kurikulum secara menyuluruh yangmencakup semua satuan pendidikan pada jenjang yang sama.

Page 189: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 73

Tahap 6 pelaksanaan penilaian dan pemantauan kurikulum:Selama pelaksanaan kurikulum perlu dilakukan penilaian danpemantauan yang berkenaan dengan desain kurikulum danhasil pelaksanaan kurikulum serta dampaknya; Tahap 7:pelaksanaan perbaikan dan penyusuaian; Berdasarkan penilaiandan pemntauan kurikulum diperoleh data dan informasi yangakuRata-rata, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahanuntuk melakukan perbaikan pada kurikulum tersebut biladiperlukan, atau melakukan penyusuaian kurikulum dengankeadaan. Perbaikan dilakukan terhadap beberapa aspek dalamkurikulum tersebut. (Wawancara, NL/VIII.1.3. 14-11-2017)

Proses kurikulum meliputi semua pengalaman di dalamlingkungan pendidikan, baik yang direncanakan maupun yangtidak direrencakan, yang memiliki dampak terhadap belajar danpengembangan personal setiap individu siswa. Aspek yangdirencanakan dari proses proses kurikulum disebut kurikulumbukan intensional (unintentional curriculum). Ada empat unsuryang saling berkaitan dengan proses kurikulum.1) Pertama, keputusan yang harus dibuat mengenai tujuan

(umum dan khusus) yang hendak dicapai oleh institusipendidikan.

2) Keputusan tentang isi/materi pelajaran yang sesuai yangdiyakini untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan inimendapat kontribusi yang bermakna dari karya bidangconcept formation and attainment, bahasa dan berfikir,semua teori belajar.

3) Keputusan Metode yang akan digunakan; Setelah isipelajaran ditentukan, selanjutnya dipilih metode-metodemengajar yang berguna untuk mengorganisasi danmenyamapaikan isi (content) tersebut. Metode-metodetersebut akan menentukan pengalaman-pengalamanpendidikan bagi siswa. Pengalaman-pengalaman tersebutadalah produk dari interaksi antara apa yang diajarkan,bagaiman cara menyajikannya, dan cara siswa belajar. Padalangkah ini berbagai hal memberikan sumbangannya sepertimotivasi, perhatian dan persepsi, kerpibadian, gaya kognitifdan aspek-aspek social dari belajar. Tahap tersebutmerupakan tahap belajar mengajar.

4) Keputusan Evaluasi yang menggunakan bermacam tehnikassesmen; Keempat, tahap evaluasi yang menggunakanbermacam tehnik assesmen pendidikan, yang diperlukan

Page 190: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin74

dengan maksud mengetahui apakah tujuan-tujuan telahtercapai, yang pada gilirannya menjadi bahan untukmembuat keputusan selanjutnya tentang tujuan, isi/materidan metode pengajaran. (Wawancara, NL/VIII.1.3. 14-11-2017)

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan KPTberbasis KKNI menuju akuntabilitas PT., di PAI FAIUNINUS Bandung

Ada, bebrapa faktor yang mempengaruhi penerapan KPTberbasis KKNI menuju akuntabilitas PT, di PAI FAI UNINUSBandung, yaitu:1) Kinerja Dosen

Tanpa diragukan lagi, orang yang paling penting dalamproses implementasi kurikulum adalah dosen. Denganpengetahuan, pengalaman dan kompetensi, dosen memegangperanan yang amat penting bagi setiap upaya perbaikankurikulum. Apapun landasan filosofis yang menjadi keyakinansistem pendidikan yang dianut, tidak dapat disangkal bahwadosen mempengaruhi mahasiswa. Dosen yang paling tahutentang praktek pembelajaran dan bertanggung jawab untukmemperkenalkan kurikulum di dalam kelas. Hal ini berartidosen perlu dilatih dan lokakarya harus diselenggarakan demipengembangan profesional. Sayangnya, dalam prosesimplementasi kurikulum tidak semua dosen akan mendapatkanmanfaat dari paparan tersebut. Terlalu banyak jumlah dosen,dan dana yang kurang mencukupi untuk mencapai seluruhdosen. Pendekatan yang paling umum adalah melakukanworkshop satu hari yang diberikan oleh para ahli denganmetode ceramah yang merupakan strategi pedagogis yangpaling dominan. (Wawancara, NL/VIII.3.1. 14-11-2017)

Tabel: 4.18Data Keadaan Dosen Prodi PAI FAI UNINUS

Kualifikasi SertifikasiNo Status

S3 S2 S1Jumlah

sdh bl

1 Dosen Tetap 11 1 - 12 5 7

2 Dosen Tidak

tetap

3 3 2 12 6 2

Jumlah 24 11 9

Sumber: Borang Akreditasi Prodi PAI Tahun 20162) Keterlibatan Mahasiswa

Ada kecenderungan di kalangan pelaksana kurikulumuntuk mengabaikan peran mahasiswa sebagai agen perubahan.

Page 191: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 75

- Adanya kesadaran bahwa mahasiswa dapat berkontribusipada perubahan yang bermakna.

- Mahasiswa harus bersedia untuk berpartisipasi dalamprogram ini.

Jika mahasiswa tidak melihat relevansi program, adakemungkinan mereka tidak akan termotivasi untukberpartisipasi atau belajar. (Wawancara, NL/VIII.6.1. 14-11-2017)

3) Dukungan Pimpinan PT

Menurut Engkos Kosasih Dekan FAI UNINUS PimpinanPT, Ketua STAI Rektor, adalah pemain penting dalam prosespelaksanaan kurikulum di kampus.

(a) Memahami perlunya perubahan

Mereka harus memahami perlunya perubahan sertalangkah-langkah yang harus diambil sepanjang jalan

(b) Memiliki pengetahuan yang mendalam tentang perubahan

Mereka harus memiliki pengetahuan yang mendalamtentang perubahan yang terencana dan proses implementasinya.Mereka harus terbiasa dengan tujuan dan komponen kurikulumdan dapat melihat pergeseran peran dosen peran dalam kelasdan cara dosen berinteraksidengan mahasiswa.

(c) Dapat diakses dan berkecenderungan untukberkomunikasi

Mereka harus dapat diakses dan berkecenderunganuntuk berkomunikasi dengan orang lain yang terlibat dalamproses. Membangun arus informasi dua arah akanmenempatkan ketua jurusan atau ketua program studikesempatan untuk tetap memperoleh isu-isu terkini yang perluditangani.

Hal ini juga akan memungkinkan ketua jurusan/prodimengidentifikasi secara langsung masalah-masalah penting ataumasalah lain sebelum masalah tersebut menjadi penyebabkantimbulnya frustrasi atau bahkan kemarahan di kalangan dosen.Jalur komunikasi terbaik harus ditetapkan sejak awal untukmendapatkan informasi dari orang-orang sekitar serta untukmenyediakan sebuah platform di mana mereka dapatmenyuarakan keprihatinan mereka.

Informasi yang dikumpulkan dari mendengarkan danberbicara kepada orang-orang, juga akan membantu ketuajurusan atau ketua program studi untuk memutuskan pada halapa harus fokus dan membutuhkan perhatian.

Page 192: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin76

(d) Mampu meyakinkan stake holder tentang manfaat darikurikulum

Mereka harus mampu meyakinkan stake holder tentangmanfaat dari kurikulum baru dan bagaimana strategi pedagogisbaru dapat menjadi lebih bermakna bagi putra/putri mereka.Misalnya, mereka mungkin perlu untuk berbicara dengan orangtua dan masyarakat mengenai kurikulum baru. Adalah pentinguntuk memberikan pesan bahwa kita berpikir dengan hati-hatitentang perlunya perubahan, bahwa kita telah mengantisipasimasalah yang akan timbul dan memiliki rencana untukmengatasi masalah tersebut.(e) Fleksibel dalam menanggulangi tantangan tak terduga

Mereka harus diingatkan, bahwa hal terbaik dalammembuat rencana adalah perencanaan tersebut harus dapatmenanggulangi tantangan tak terduga. Misalnya, tidak cukupdosen dalam mata kuliah tertentu karena pengunduran diri,perubahan tak terduga dari program pemerintah (lihat PerpresNo 8 tahun 2012 dan UU No. 12 Tahun 2012), kebijakanpemerintah yang tiba-tiba berubah. Untuk alasan ini, rencanaimplementasi yang fleksibel mungkin diperlukan dandisesuaikan serta ditinjau kembali sepanjang proses perubahantersebut.(f) Komitmen untuk perubahan

Mereka harus berkomitmen untuk perubahan dan mampumenggunakan berbagai strategi kepemimpinan untukmemenuhi kebutuhan dosen seperti, membangun kekuatan stafdosen mereka, bersedia mengambil risiko, berpikir positiftentang perubahan terencana dan menggunakan optimisme iniuntuk memotivasi orang lain. (Wawancara, NL/VIII.2.2. 14-11-2017)4) Orangtua

Di Perguruan tinggi mungkin peran orang tua tidaksebesar tingkatpendidikan dasar dan menengah. Namun selain dosen,mahasiswa dan pengelola Perguruan tinggi, orang tua jugamemainkan peran penting dalam proses implementasi.Misalnya, ketika orang tua melihat materi perkuliahan yangdiajarkan dengan cara yang asing bagi mereka, mereka secaraalami memiliki pertanyaan tentang apa yang sedang terjadi.Ketika mahasiswa membawa pekerjaan rumah dari kampusbahwa orang tua merasa tidak mampu untuk membantu secaramoral dan finansial, mereka merasa bingung dan tersesat.

Page 193: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 77

(a) Pemahaman Orangtua terhadap isi dan filosofi KurikulumUntuk menjadi sukses, setiap program baru perlu

melibatkan orang tua. Salah satu cara untuk menjangkau orangtua adalah dengan mengadakan lokakarya bagi mereka denganberfokus pada kurikulum baru. Lokakarya harus dirancanguntuk membantu orang tua lebih memahami isi dan filosofi dariprogram baru. (Wawancara, NL/VIII.5.1. 14-11-2017)(b) Kesempatan untuk memberikan Pandanngan dan solusi

Orangtua perlu diberi kesempatan untuk berbagikeprihatinan mereka dan menyuarakan dukungan merekadalam sebuah forum terbuka. Lokakarya ini sebaiknyadilakukan oleh dosen sehingga mereka dapat menjelaskan apayang sebenarnya terjadi di dalam proses perkuliahan.(Wawancara, NL/VIII.5.2.3. 14-11-2017)(c) Akses Informasi tentang perubahan yang sedang

berlangsungPendekatan lain yang dapat dijangkau oleh orang tua

adalah membuat informasi yang tersedia tentang perubahankurikulum di internet. Demikian pula informasi yang berbasiscetak dapat dibuat untuk menginformasikan orang tua tentangperubahan yang sedang berlangsung dengan pengenalankurikulum baru. (Wawancara, NL/VIII.5.3. 14-11-2017)d. Dampak penerapan KPT berbasis KKNI menuju

akuntabilitas PT, di PAI FAI UNINUS BandungMenurut Engkos Kosasih Dekan FAI UNINUS, dampak

penerapan KPT berbasis KKNI menuju akuntabilitas PT, di PAIFAI UNINUS Bandung, yaitu:1) Penerapan KPT berbasis KKNI dapat

dipertanggungjawabkanApakah peraturan-ratauran yang ditetapkan oleh

perguruan tinggi dapat dipertanggung jawabkan secara undang-undang? Kebijakan strategi s termasuk statuta, rancana stRata-rataegis, ditetapkan berdasarkan keputusan senat universitas.- Dalam pelaksanaannya, pimpinan selalu bertindak dengan

tanggung jawab, jujur dan berdasarkan ketentuan yangberlaku.

2) Materi kuliah yang diberikan dosen dapat dipertanggung-jawabkan secara kurikuler dan etika akademik

Apakah materi kuliah yang diberikan dosen dapatdipertanggung-jawabkan secara kurikuler dan etika akademik.?Kegiatan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan peraturan-ratauran-peraturan-ratauran akademik.

Page 194: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin78

3) Indek Prestasi Mahasiswa terpercayaApakah nilai hasil ujian (ip/ipk) yang diperoleh

mahasiswa terpercaya?. Kegiatan Penilaaaian peserta didikdilaksanakan berdasarkan peraturan-ratauran-peraturan-ratauran akademik, Standar penilaian Hasil Studi, dan StandarKompetensi Kelulusan menngunakan empat parameterberdasarkan peningkatan soft skills yaitu: keterampilan kerja,cakupan keilmuan (pengetahuan), metode dan tingkatkemampuan mengaplikasikan keilmuan, dan kemampuanmanajerial mengajar.

Dari pembahas dia tas, diketahui bahwa kurikulummerupakan rancangan pendidikan yang merangkum semuapengalaman belajar yang disediakan bagi siswa disekolah.Kurikulum disusun oleh ahli pendidikan, pendidik, pejabatpendidikan serta unsur masyarakat lainnya. Rancangan inidisusun dengan tujuan memberi pedoman kepada pelaksanapendidikan dalam proses bimbingan perkembangan siswa untukmencapai tujuan yang di cita-citakan mahsiswa. Dalammelaksanakan pengembangan kurikulum, terdapat berbagaifaktor yang menghambat. Antara lain adalah:

1) Pada dosen: dosen kurang berpartisipasi dalampengembangan kurikulum disebabkan beberapa hal yaitukurang waktu, kekurang sesuaian pendapat, baik dengansesama dosen maupun pimpinan & administRata-rataorkarena kemampuan dan pengetahuan dosen sendiri

2) Dari masyarakat: untuk pengembangan kurikulumdibutuhkan dukungan masyarakat, baik dalam pembiayaanmaupun dalam memberikan umpan balik terhadap sistempendidikan ataupun kurikulum yang sedang berjalan.Masyarakat adalah sumber input dari sekolah.

3) Masalah biaya: untuk pengembangan kurikulum apalagiuntuk kegiatan eksperimen baik metode isi atau sistemsecara keseluruhan membutuhkan biaya yang sering tidaksedikit.

4) Pimpinan: dalam hal ini Ketua Prodi seharusnya mempunyailatar belakang mendalam tentang teori dan praktekkurikulum. Para pimpinan merupakan peranan yang pentingdalam pengembangna kurikulum.

Birokrasi: terdiri dari para inspeksi ddari Kemenag/Kopertais dan juga orang tua maupun tokoh-tokoh masyarakat.Pimpian dan stafnya tidak dapat bekerja secara sinergi dalam

Page 195: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 79

kerangka patokan yang ditetapkan oleh Depditi. (Wawancara,NL/VIII.8.2.4. 14-11-2017)

Intinya, usaha perbaikan kurikulum harus memenuhilangkah, yaitu: perlunya mengadakan penilaian umum (kualitasdan mutu), mengetahui kebutuhan mahasiswa dan dosen,mengidentifikasi masalah yang timbul berdasarkan studi,menyiapkan desain perencanaan (tujuan, cara mengevaluasi,metode penyampaian, penilaian), menerqapkan caramengevaluasi/apakah yang direncanakan itu dapatdirealisasikan.

B. Temuan Penelitian Peran Pimpinan PTKIS dalamImplentasi KPT Berbasis KKNI menuju Akuntabilitas PT

1. Temuan Berdasarkan Situs Tunggal

Sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untukmendeskripsikan: Peran Pimpinan PTKIS DalamImplementasi Kurikulum PT Berbasis KKNI MenujuAkuntabilitas Perguruan Tinggi, mencakup: (a) Peran ketuaProdi dalam implentasi kurikulum PT berbasis KKNI menujuakuntabilitas PT; (b) langkah-langkah kegiatan yang dilakukandalam menetapkan KPT, berbasis KKNI; menuju akuntabilitasPT; (c) faktor-faktor yang ikut mempengaruhi penerapan KPTberbasis KKNI, dan (d) dampak implenetasi kebjakan penerapanberbasis KKNI, menuju akuntabilitas PT., pada 8 Progran StudiPAI di lingkungan Kopertais Wilayah II Jawa Barat dan Banten,yaitu:

a. Situs I Prodi PAI STAI SMAN Pandeglang

Bersarkan hasil observasi, wawancara, danpenelusuran dokumen Dalam Implementasi Kurikulum PTBerbasis KKNI Menuju Akuntabilitas Perguruan Tinggi, didi Program Studi PAI STAISMAN Pandeglang, ditemukanbeberapa hal sebagai sebagai berikut:

1) Peran Ketua Program Studi PAI STAISMAN Pandeglang,dalam Implementasi Kurikulum PT berbasis KKNI, menujuAkutabilitas PT. (a) Sebagai penentu arah; tergambar padaVisi, misi, tujuan dan Rencana strategi (Renntra) lembaga,secara tektual lengkap, namun secara kontekstual sulit utukterealisasi. Visi, misi, tujuan baru berbetuk selogan; (b)Sebagai agen perubahan, belum mencerminkan adanyabudaya organisasi (corpoRata-ratae culture); (c) Sebagai

Page 196: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin80

komunikator organisasi belum efektif, belum terkendalinyadan terawasinya, kinerja bawahan; (d) Sebgagai integRata-rataor belum optimalkan dalam tercapainya tujuan yangmenguntungkan.

2) Langkah-langkah kegiatan Ketua Program Studi PAISTAISMAN Pandeglang, dalam menetapkan KPT, berbasisKKNI; menuju akuntabilitas PT; dilakukan melalui: (a)Menentukan kebijakan Tujuan Umum kurikulum; (b)Menetukan Kebijakan isi/matri pelajaran; (c) MenentukanKebijakan Metode yang akan digunakan; dan (d)Mememtukan Kebijakan Tentang Evaluasi dan penilaianHasil pembelajaran. Akan tetapi belum oleh strukturbirokrasi, sumber daya, komunikasi, disposisi.

3) Faktor-faktor yang ikut mempengaruhi penerapan KPTberbasis KKNI menuju akuntabilitas PT. Program Studi PAISTAISMAN Pandeglang, dihadapkan pada kondisi: (a)dosen belum profesional, belum komitmen terhadapkebijakan kurikulum, (b) Masih rendahnya kesadaran,kerlibatan, mahasiwa tehadap porgam, dikarenakankurangnya memahami program dan kurangnya motivasidari program studi, (c) atasan belum memahami, memilikipengetahuan, komitmen terhadap peubahan, (d)orangtua/masyarakat kurangnya memahami program,kurangnya kesempatan untuk memberikan padanganperubahan, dan kuranya akses tentang perubahan.Menyebabkan kurangnya partisipasi terhadap pogram;

4) Dampak yang ikut mempengaruhi penerapan KPT berbasisKKNI menuju akuntabilitas PT. Program Studi PAISTAISMAN Pandeglang, dalam empatahun terakhir yaitu:(a) Rata-rataa-nilai ipk tahun akademik 2013/2014, 2,98, (b)Rata-rataa-nilai ipk tahun akademik 2014/2015, 2,99, (c)Rata-rataa-nilai ipk tahun akademik 2015/2016, 2,97, (d)Rata-rataa-nilai ipk tahun akademik 2016/2017, 2,97.

Hasil Rekaman Data Dokmentasi, Wawancara, dan ObservasiLapangan di Program Studi PAI STAISMAN Pandeglang

Untuk lebih jelasnya mengenai temuan penelitian yangdilaksanakan di di Program Studi PAI STAISMAN Pandeglang,dideskripsikan pada gambar 4.1 berikut:

Page 197: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 81

Gambar 4.1Temuan data tunggal di Prodi PAI STAISMAN

Sumber: diolah oleh Peneliti

Hasil Rekaman DataDokmentasi

Setelah dibuat transkrip dipilih,dipilah selanjutnya deskripsikan

Hasil Observasilapangan

Temuan Penelitian

HasilWawancaramendalam

Implementsikurikulum PTberbasis KKNI

1. Peran KetuaProdi

2. Langkah-langkah kegiatan

3. Faktor-faktoryangmemengaruhi

Kineja Ketua Prodidalam ImplementasiKurikulum PT berbasisKKNI1. Sebagai penentu arah

dalam menentukan arahkebijakan, tergambarpadaVisi, misi, dan tujuanprodi, baru berbentukselogan;

2. Agen perubahan, belumbelum mencerminkan adanya (corporate culture);

3. Sebagai komunikatororga nisasi belum efektif,belum terkendalinya danterawasi nya, kinerjadosen;

4. Sebgagai integratorbelum optimalkan dalamtercapainya tujuan yangmenguntungkan.

KegiatanImplementasiKurikulum PTberbasis KKNIDiimplentasikanmelalui:

1. Keputusan tujuanUmum Kurikulum

2. Keputusanisi/materi pembelajaran

3. Keputusanisi/materi pembelajaran

4. Keputusan evaluasidg penggunaanmacam tek- nikasesment.

Keempat kebijakan diatas. belum didukungoleh struktur birokrasi,sumber daya, komu-nikasi, disposisi.

Faktor-faktor yang mem-pengaruhi ImplementasiKurikulum PT berbasisKKNI

1. Rendahnya kinerja Dosen,kurang profesional, dantidak komitmen terhadapkebijak an kurikulum,

2. Rendahnya kesadaran, dankerlibatan mahasiswa,karena kurang mendapatmotivasi.

3. Atasan kurang memahami,memiliki pengetahuan, &ko mitmen terhadappeubahan,

4. Rendahnya partisipasi ortu/masyarakat, karenakurangnya mendapatkesempatan untuk memberikan masukan, dankuranya akses untukmengataui perubahan.

Page 198: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin82

1) Kinerja Kepemimpinan Ketua ProdiSecara rinci data tunggal penelitian di STAISMAN

dideskripsikan dalam gambar 4: 2, 3, dan 4 sebagai berikut:

Gambar 4.2 Peran Kepemimpinan Ketua ProdiSumber: diolah oleh Peneliti

2) Implementasi Kurikulum

Gambar 4.3Implementasi Kebijakan Kurikulum PT Berbasis KKNI

Sumber: diolah oleh Peneliti

Keputusan tujuan Umum Kurikulumbelum didukung oleh struktur birokrasi,sumber daya, komu-nikasi, disposisi

Keputusan isi/materi pem belajaran

belum didukung oleh struktur birokrasi,

sumber daya, komu-nikasi, disposisi

Keputusan evaluasi dg penggunaanmacam tek- nik asesment belumdidukung oleh struktur birokrasi, sumberdaya, komu-nikasi, disposisi

ProdiBelum

Akuntabel

Keputusan isi/materi pem belajaran

belum didukung oleh struktur birokrasi,

sumber daya, komu-nikasi, disposisi

Implementasi KPT ber-basis KKNI

Agen perubahan, belum belummencerminkan ada nya (corporateculture);

Arah kebijakan: Visi, misi, dan tujuanprodi, baru berbentuk selogan; sulituntuk direalisasikan

Belum terintegrasinya programsehingga belum tercapainya tujuanyang menguntungkan

Prodi BelumAkuntabel

KinerjaKepemimpinan

Ketua Prodi Komunikasi belum efektif; belumterawasi dan terkendalinya kinerjadosen

Page 199: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dala

k

b

3) Faktor-faktor yang memengaruhi Implementasi Kurikulum

Gambar 4.4 FakKebijakan Kur

4) Dampak Imple

Akreditasipengalaman belaratamahasiswa sel

IPK Rata-rata M(selam

No. TahunAkademik

1 2013/2014

2 2014/2015

3 2015/2016

4 2016/2017

b. Prodi PAI STABersarkan

penelusuran dokKKNI Menuju AStudi PAI STAI Ksebagai sebagai be

KKNI

Rendahnya kinerja dan, kurangnyaprofesional dalam pelaksanaan PBM,karena kurangnya pengawasan

pimpimpinan

Rendahnya kesadaran, dan kerlibatanmahasiswa, dalam implentasikurikulum PT berbasis KKNI karena

urang mendapat informasi dan

Rendahnya partisipasi ortu/masyarakat, karena kurangnyamendapat kesempatan untuk mem

m Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKN

erikan masukan, dan kuranya akses

tor-faktor yang mendukung Implikulum PT Berbasis KKNI di STASumber: diolah oleh Penelitimentasi Kurikulum

Prodi C (nilai 300). Ouipujar mahasiswa diukur dari

ama kurun waktu 4 tahun terakhir.Tabel: 4.19

ahasiswa Prodi STAISMAN Pana kurun waktu 4 tahun terakhir)

IPKProsentase

dengan

MinRata-rata

Mak <2,75 2,75-

2.60 2.98 3.74 1% 97

2.60 2.99 3.48 1% 99

2.57 2.97 3.24 3% 97

2.58 2.97 3.24 2% 98

Sumber: diolah oleh Peneliti

I KH. Agus Salim Bekasi;hasil observasi, wawanca

umen Implementasi Kurikulum Pkuntabilitas Perguruan Tinggi,H. Agus Salim bekasi, ditemukan brikut:

Prodi BelumAkuntabel

Atasan kurang memahami, memilikipengetahuan, dan komitmen terhadappeubahan. Karena kurangnyakomunikasi koodinasi

Faktor-FaktorImplementasiKurikulum PTberbasis

I 83

ementasiISMAN

t lulusanIPK Rata-

deglang

LulusanIPK

3,50 >3,50

% 2%

% 0%

% 0%

% 0%

ra, danT Berbasis

di Programeberapa hal

Page 200: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin84

1) Peran Ketua Prodi Program Studi PAI STAI KH. Agus Salimbekasi, dalam Implementasi Kurikulum PT berbasis KKNI,menuju Akutabilitas PT, yaitu:. (a) Sebagai penentu arah;tergambar pada Visi, misi, tujuan Prodi, secara tektuallengkap, namun secara kontekstual sulit utuk terealisasi,karena Visi, misi, tujuan baru berbentuk selogan, sulit diukurdan belum mencerminkan Tridharma PT; (b) Sebagai agenperubahan, belum menjadi suatu kekuatan atau energi yangdapat menggerakkan, memelihara keseimbangan danmempertahankan organisasi sekalipun organisasidihadapkan kepada situasi transisi, kritis, (c) Sebagaikomunikator organisasi belum efektif, karena belumterkendalinya dan terawasinya, kinerja dosen; dan (d)Sebagai integRata-rataor belum optimal dalam mencapaitujuan yang menguntungkan.

2) Langkah-langkah kegiatan Implementasi Kurikulum PTberbasis KKNI, menuju Akutabilitas PT., dilakukan melalui:(a) Penetapan Tujuan Umum kurikulum; (b) Penetapanisi/matri pelajaran; (c) Penetapan Tentang Metode yang akandigunakan; dan (d) Penetapan Pola Evaluasi dan penilaianHasil pembelajaran. Akan tetapi belum ditunjang denganstruktur birokrasi, sumber daya, komunikasi, disposisi.

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan KPT berbasisKKNI, belum efektik karena: (a) masih kurangnya, komitmen

terhadap kebijakan kurikulum, (b) kurangnya kesadaran,

kerlibatan, mahasiswa karena kurangnya motivasi, (c) Atasanbelum memahami, memiliki pengetahuan, komitmen terhadap

peubahan. Karena kurangnnya komunikasi dan koordinasi; (d)

Masih rendahnya partisipasi masyarakat, dikarenaka merekakurangnya memahami program, tidak ada kesempatan untuk

memberikan padangan, dan kuranya akses tentang perubahan.

4) Dampak yang ikut mempengaruhi penerapan KPT berbasisKKNI menuju akuntabilitas PT. Program Studi STAI KH.Agus Salim bekasi, dalam empatahun terakhir yaitu: (a) Rata-

rataa-nilai ipk tahun akademik 2013/2014, 2,98, (b) Rata-rataa-nilai

ipk tahun akademik 2014/2015, 2,99, (c) Rata-rataa-nilai ipk tahunakademik 2015/2016, 2,97, (d) Rata-rataa-nilai ipk tahun akademik

2016/2017, 2,97.

Untuk lebih jelasnya mengenai temuan penelitian dariProdi PAI STAI KH. Agus Salim bekasi, dideskripsikan padagambar 4.5 berikut:

Page 201: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 85

Gambar 4.5Temuan data tunggal Prodi PAI STAI KH. Agus Salim

Sumber: diolah oleh Peneliti

Hasil Rekaman DataDokmentasi

Setelah dibuat transkripdipilih, dipilah selanjutnya

deskripsikan

HasilObservasilapangan

TemuanPenelitian

HasilWawancaramendalam

Implementsikurikulum PTberbasis KKNI

1. Peran KetuaProdi

2. Langkah-langkah kegiatan

3. Faktor-faktor ygmemengaruhi

Peran Ketua Prodi dalamImplementasi KurikulumPT berbasis KKNI1. Sebagai penentu arah

dalam menentukankebijakan, tergambarpada Visi, misi, dantujuan prodi, baruberbentuk selogan;

2. Agen perubahan,belum belum mencerminkan ada nya(corporate culture);

3. Sebagai komunikatororganisasi belumefektif, belum terkendalinya dan terawasinya, kinerja dosen;

4. Sebgagai integrator belum optimalkan dalamtercapainya tujuanyang menguntungkan.

KegiatanImplementasiKurikulum PTberbasis KKNIDiimplentasikanmelalui:1. Keputusan tujuan

Umum Kurikulum

2. Keputusan isi/materi

pem belajaran

3. Keputusan isi/materi

pem belajaran

4. Keputusan evaluasi

dengan penggunaan

macam teknik ases-

ment.

Keempat kebijakan diatas. belum didukungoleh struktur birokrasi,sumber daya, komu-nikasi, disposisi.

Faktor-faktor yang mem-pengaruhi ImplementasiKurikulum PT berbasisKKNI

1. Rendahnya kinerjaDosen, kurang profesional, dan tidak komitmenterhadap kebi jakankurikulum,

2. Rendahnya kesadaran,dan kerlibatan mahasiswa, karena kurangmendapat motivasi.

3. Atasan kurang memahami, memiliki pengetahuan, & komitmen terhadap peubahan,

4. Masih rendahnya partisipasi orang tua/masyarakat, karena kurang mendapat kesempatan untuk memberikanmasukan, dan kuranyaakses untuk mengatauiperubahan.

Page 202: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin86

Secara rinci data tunggal penelitian di STAI KH. AgusSalim bekasi dideskripsikan dalam gambar 4: 6, 7 dan 8 sebagaiberikut:1) Kinerja Kepemimpinan Ketua Prodi

Gambar 4.6 Peran Kepemimpinan Ketua ProdiSumber: diolah oleh Peneliti

2) Implementasi Kurikulum

Gambar 4.7Implementasi Kebijakan Kurikulum PT Berbasis KKNI

Sumber: diolah oleh Peneliti

Keputusan tujuan Umum Kurikulumbelum didukung oleh struktur birokrasi,sumber daya, komu-nikasi, disposisi

Keputusan isi/materi pem belajaran

belum didukung oleh struktur birokrasi,

sumber daya, komu-nikasi, disposisi

Keputusan evaluasi dg penggunaanmacam tek- nik asesment belumdidukung oleh struktur birokrasi, sumberdaya, komu-nikasi, disposisi

ProdiBelum

Akuntabel

Keputusan isi/materi pem belajaran

belum didukung oleh struktur birokrasi,

sumber daya, komu-nikasi, disposisi

Implemen-tasi Kuri -kulum PTberbasisKKNI

Agen perubahan, belum belummencerminkan ada nya (corporateculture);

Arah kebijakan: Visi, misi, dan tujuanprodi, baru berbentuk selogan; sulituntuk direalisasikan

Belum terintegrasinya programsehingga belum tercapainya tujuanyang menguntungkan

Prodi BelumAkuntabel

PeranKepemimpin

an KetuaProdi

Komunikasi belum efektif; belumterawasi dan terkendalinya kinerjadosen

Page 203: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 87

Rendahnya kinerja dan, kurangnyaprofesional dalam pelaksanaan PBM,karena kurangnya pengawasan danmotivasi pimpimpinan

Rendahnya kesadaran, dan kerlibatanmahasiswa, dalam implentasi kurikulumPT berbasis KKNI karena kurangmendapat informasi dan motivasi.

Rendahnya partisipasi ortu/ masyarakat,karena kurangnya mendapat kesempatanuntuk mem berikan masukan, dankuranya akses untuk mengatauiperubahan.

ProdiBelum

Akuntabel

Atasan kurang memahami, memilikipengetahuan, dan komitmen terhadappeubahan. Karena kurangnya komunikasikoodinasi

3) Faktor-faktor yang memengaruhi Implementasi Kurikulum

Gambar 4.8Faktor-faktor yang mendukung Implementasi KebijakanKurikulum PT Berbasis KKNI Prodi PAI STAI KH. Agus

SalimSumber: diolah oleh Peneliti

4) Dampak Implementasi KurikulumAkreditasi Prodi B (nilai 320). Ouiput lulusan

pengalaman belajar mahasiswa diukur dari IPK Rata-ratamahasiswa selama kurun waktu 4 tahun terakhir.

Tabel: 4.20IPK Rata-rata mahasiswa Prodi PAI STAI KH. Agus Salim

(4 tahun terakhir)

IPKProsentase Lulusan

dengan IPKNo.

TahunAkademik

MinRata-rata

Mak<2,75 2,75-3,50 >3,50

1 2013/2014 2.60 2.98 3.74 1% 97% 2%

2 2014/2015 2.60 2.99 3.48 1% 99% 0%

3 2015/2016 2.57 2.97 3.24 3% 97% 0%

4 2016/2017 2.58 2.97 3.24 2% 98% 0%

Sumber: diolah oleh Peneliti

c. Prodi PAI STAI Miftahul Huda Subang;Bersarkan hasil observasi, wawancara, dan penelusuran

dokumen Implementasi Kurikulum PT Berbasis KKNI MenujuAkuntabilitas Perguruan Tinggi, di Program Studi PAI STAI

Faktor-Faktor

ImplementasiKurikulumPT berbasis

KKNI

Page 204: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin88

Miftahul Huda Subang, ditemukan beberapa hal sebagai sebagaiberikut:1) Peran Ketua Prodi PAI STAI Miftahul Huda Subang, dalam

Implementasi Kurikulum PT berbasis KKNI, menuju AkutabilitasPT. (a) Sebagai penentu arah; tergambar pada Visi, misi, tujuanProdi, secara tektual lengkap, namun secara kontekstual sulit utukterealisasi, karena Visi, misi, tujuan baru berbentuk selogan, sulitdiukur dan belum mencerminkan Tridharma Perguruan Tinggi; (b)Sebagai agen perubahan, belum menjadi suatu kekuatan atau energiyang dapat menggerakkan, memelihara keseimbangan danmempertahankan organisasi sekalipun organisasi dihadapkankepada situasi transisi, kritis, bahkan kemunduran; (c) Sebagaikomunikator organisasi belum efektif, karena belum terkendalinyadan terawasinya, kinerja dosen; dan (d) Sebagai integRata-rataorbelum optimal dalam mencapai tujuan yang menguntungkan.

2) Langkah-langkah kegiatan Implementasi Kurikulum PT berbasisKKNI, menuju Akutabilitas PT., dilakukan melalui: (a) PenetapanTujuan Umum kurikulum; (b) Penetapan isi/matri pelajaran; (c)Penetapan Tentang Metode yang akan digunakan; dan (d)Penetapan Pola Evaluasi dan penilaian Hasil pembelajaran. Akantetapi belum ditunjang dengan struktur birokrasi, sumber daya,komunikasi, disposisi.

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan KPT berbasis KKNImenuju akuntabilitas PT., belum efektik karena dihadapkan padakondisi: (a) masih kurangnya, komitmen terhadap kebijakankurikulum, (b) kurangnya kesadaran, kerlibatan, mahasiswa karenakurangnya motivasi, (c) Atasan belum memahami, memilikipengetahuan, komitmen terhadap peubahan. Karena kurangnnyakomunikasi dan koordinasi; (d) Masih rendahnya partisipasiorangtua/masyarakat, dikarenaka mereka kurangnya memahamiprogram, kurangnya kesempatan untuk memberikan padanganperubahan, dan kuranya akses tentang perubahan.

4) Dampak yang ikut mempengaruhi penerapan KPT berbasis KKNImenuju akuntabilitas PT. Program Studi PAI Miftahul HudaSubang,, dalam empatahun terakhir yaitu: (a) Rata-rataa-nilai ipktahun akademik 2013/2014, 2,98, (b) Rata-rataa-nilai ipk tahunakademik 2014/2015, 2,99, (c) Rata-rataa-nilai ipk tahun akademik2015/2016, 2,97, (d) Rata-rataa-nilai ipk tahun akademik2016/2017, 2,97. Akreditasi Prodi B

Hasil Rekaman Data Dokmentasi, Wawancara, dan ObservasiLapangan di Program Studi PAI STAI Miftahul Huda Subang

Untuk lebih jelasnya mengenai temuan penelitian yangdilaksanakan di STAI KH. Agus Salim bekasi, dideskripsikan padagambar 4.9 berikut:

Page 205: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 89

Gambar 4.9Temuan data tunggal di Prodi PAI STAI Miftahul Huda

Sumber: diolah oleh Peneliti

Secara rinci data tunggal penelitian di STAI Miftahul Hudadideskripsikan dalam gambar 4: 10, 11 dan 12 sebagai berikut:

Hasil Rekaman DataDokmentasi

Setelah dibuat transkripdipilih, dipilah selanjutnya

deskripsikan

HasilObservasilapangan

TemuanPenelitian

HasilWawancaramendalam

Implementsikurikulum PTberbasis KKNI

- Peran KetuaProdi

- Langkah-langkah kegiatan

- Faktor-faktor ygmemengaruhi

Peran Ketua Prodi dalamImplementasi KurikulumPT berbasis KKNI1. Sebagai penentu arah

dalam menentukankebijakan, tergambarpada Visi, misi, dantujuan prodi, baruberbentuk selogan;

2. Sebagai agen perubahan, belum belum mencerminkan ada nya(corporate culture);

3. Sebagai komunikatororganisasi belum efek tif,belum terkendali nya danterawasi nya, kinerjadosen;

4. Sebgagai integratorbelum optimalkan dalamtercapainya tujuan yangmenguntungkan.

Kegiatan ImplementasiKurikulum PT berbasisKKNI

Diimplentasikanmelalui:

1. Penetapan tujuan

Umum Kurikulum

2. Penetapan isi/materi

pem belajaran

3. Penetapan isi/materi

pem belajaran

4. Penetapan evaluasi

dg penggunaan

teknik asesment.

Keempat kebijakan diatas. belum didukungoleh struktur birokrasi,sumber daya, komu-nikasi, disposisi.

Faktor-faktor yang mem-pengaruhi ImplementasiKurikulum PT berbasisKKNI

1. Rendahnya kinerja Dosen,kurang profesional, dan tidakkomitmen terhadap kebijakan kurikulum,

2. Rendahnya kesadaran, dankerlibatan mahasiswa,karena kurang mendapatmotivasi.

3. Atasan kurang memahami,memiliki pengetahuan, & komitmen terhadap peubahan,

4. Masih rendahnya partisipasiorang tua/masyarakat,

karena kurangnya mendapatkesempat an untukmemberikan masukan, dankuranya akses untukmengataui perubahan.

Page 206: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin90

Keputusan tujuan UmumKurikulum belum didukung olehstruktur birokrasi, sumber daya,komu-nikasi, disposisi

Keputusan isi/materi pem belajaran

belum didukung oleh struktur

birokrasi, sumber daya, komu-

nikasi, disposisi

Keputusan evaluasi dg penggunaan

teknik asesment belum didukung oleh

struktur birokrasi, sumber daya, komu-

nikasi, disposisi

Prodi BelumAkuntabel

Keputusan isi/materi pem belajaran

belum didukung oleh struktur

birokrasi, sumber daya, komu-

nikasi, disposisi

1) Kinerja Kepemimpinan Ketua Prodi

Gambar 4.10 Peran Kepemimpinan Ketua ProdiSumber: diolah oleh Peneliti

2) Implementasi Kurikulum

Gambar 4.11Implementasi Kebijakan Kurikulum PT Berbasis KKNI

Sumber: diolah oleh Peneliti

ImplementasiKurikulumPT berbasisKKNI

Agen perubahan, belum belummencerminkan ada nya (corporateculture);

Arah kebijakan: Visi, misi, dan tujuanprodi, baru berbentuk selogan; sulituntuk direalisasikan

Belum terintegrasinya programsehingga belum tercapainya tujuanyang menguntungkan

Prodi BelumAkuntabel

PeranKepemim

pinan KetuaProdi

Komunikasi belum efektif; belumterawasi dan terkendalinya kinerjadosen

Page 207: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 91

3) Faktor-faktor yang memengaruhi Implementasi Kurikulum

Gambar 4.12 Faktor-faktor yang mendukung ImplementasiKebijakan Kurikulum PT Berbasis KKNI

Sumber: diolah oleh Peneliti

4) Dampak Implementasi Kurikulum

Akreditasi Prodi B (nilai 320). Ouiput lulusan pengalamanbelajar mahasiswa diukur dari IPK Rata-ratamahasiswa selamakurun waktu 4 tahun terakhir.

Tabel: 4.21IPK Rata-rata mahasiswa Prodi PAI STAI Miftahul Huda

(4 tahun terakhir)

IPKProsentase Lulusan dengan

IPKNo. TahunAkademik

MinRata-rata

Mak<2,75 2,75-3,50 >3,50

1 2013/2014 2.60 2.98 3.74 1% 97% 2%

2 2014/2015 2.60 2.99 3.48 1% 99% 0%

3 2015/2016 2.57 2.97 3.24 3% 97% 0%

4 2016/2017 2.58 2.97 3.24 2% 98% 0%

Sumber: diolah oleh Peneliti

d. Prodi PAI IAI Bunga Bangsa Cirebon

Bersarkan hasil observasi, wawancara, danpenelusuran dokumen di Program Studi IAI Bunga BangsaCirebon, ditemukan beberapa hal sebagai sebagai berikut:1) Peran Ketua Prodi PAI IAI BBC, dalam Implementasi KPT

berbasis KKNI, menuju Akutabilitas PT. (a) Sebagai

Rendahnya kinerja Dosen dalamPBM karena kurangnyapengawasan dan kontrol Pimpinan

Rendahnya kesadaran, dankerlibatan mahasiswa, dalamimplentasi kurikulum PT berbasisKKNI karena kurang mendapatinformasi dan motivasi.

Rendahnya partisipasi ortu/masyarakat, karena kurangnyamendapat kesempatan untuk memberikan masukan, dan kuranya aksesuntuk mengataui perubahan.

Prodi BelumAkuntabel

Atasan kurang memahami, memilikipengetahuan, dan komitmenterhadap peubahan. Karenakurangnya komunikasi koodinasi

Faktor-FaktorImplementasiKPT berbasis

KKNI

Page 208: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin92

penentu arah; tergambar pada Visi, misi, tujuan Prodi,secara tektual lengkap, namun secara kontekstual sulit utukterealisasi, karena Visi, misi, tujuan baru berbentuk selogan,sulit diukur dan belum mencerminkan Tridharma PT; (b)Sebagai agen perubahan, belum menjadi suatu kekuatan atauenergi yang dapat menggerakkan, memeliharakeseimbangan dan mempertahankan organisasi sekalipundihadapkan kepada situasi transisi, kritis; (c) Sebagaikomunikator organisasi belum efektif, karena belumterkendalinya dan terawasinya, kinerja dosen; dan (d)Sebagai integRata-rataor belum optimal dalam mencapaitujuan yang menguntungkan.

2) Langkah-langkah kegiatan Kaprodi PAI IAI BBC dalamImplementasi KPT berbasis KKNI, dilakukan melalui: (a)Penetapan Tujuan Umum kurikulum; (b) Penetapanisi/matri pelajaran; (c) Penetapan Tentang Metode yang akandigunakan; dan (d) Penetapan Pola Evaluasi dan penilaianHasil pembelajaran. Akan tetapi belum ditunjang denganstruktur birokrasi, sumber daya, komunikasi, disposisi.

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan KPT berbasisKKNI, Kaprodi PAI IAI BBC belum efektik karena masihdihadapkan pada kondisi: (a) dosen belum profesional masihkurangnya, komitmen terhadap kebijakan kurikulum, (b)kurangnya kesadaran, kerlibatan, mahasiswa karenakurangnya motivasi, (c) Atasan belum memahami, memilikipengetahuan, komitmen terhadap peubahan. Karenakurangnnya KIS; (d) Masih rendahnya partisipasimasyarakat, dikarenaka mereka kurangnya memahamiprogram, kurangnya kesempatan untuk memberikanpadangan perubahan, dan kuranya akses.

4) Dampak yang ikut mempengaruhi penerapan KPT berbasisKKNI Prodi PAI dalam empatahun terakhir yaitu: (a) Rata-rataa-nilai ipk TA 2013/2014, 2,98, (b) Rata-rataa-nilai ipk TA2014/2015, 2,99, (c) Rata-rataa-nilai ipk TA 2015/2016, 2,97,(d) Rata-rataa-nilai ipk TA 2016/2017, 2,97. Akreditasi ProdiB

Untuk lebih jelasnya mengenai temuan penelitian yangdilaksanakan di Program Studi IAI Bunga Bangsa Cirebon,dideskripsikan pada gambar 4.13 berikut:

Page 209: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 93

Gambar 4.13 Temuan data tunggal di Prodi PAI IAI BBC

Sumber: diolah oleh PenelitiSecara rinci data tunggal penelitian di Prodi PAI BBC

dideskripsikan dalam gambar 4: 14, 15 dan 16 sebagai berikut:

Hasil Rekaman DataDokmentasi

Setelah dibuat transkripdipilih, dipilah selanjutnya

deskripsikan

HasilObservasilapangan

TemuanPenelitian

HasilWawancaramendalam

Implementsikurikulum PTberbasis KKNI

1. Peran KetuaProdi

2. Langkah-langkah kegiatan

3. Faktor-faktor ygmemengaruhi

Peran Ketua Prodidalam ImplementasiKurikulum PT berbasisKKNI

1. Sebagai penentu arahdalam menentukankebijakan, tergambarpada Visi, misi, dantujuan prodi, baruberbentuk selogan;

2. Agen perubahan, belumbelum mencerminkanadanya (corporateculture);

5. Sebagai komunikatororganisasi belum efektif, belum terkendalinyadan terawasinya, kinerjadosen;

3. Sebgagai integrator blmoptimalkan dalamtercapainya tujuan yangmenguntungkan.

KegiatanImplementasiKurikulum PTberbasis KKNIDiimplentasikanmelalui:

1. Penetapan tujuan

Umum Kurikulum

2. Penetapan isi/materi

pem belajaran

3. Penetapan isi/materi

pem belajaran

4. Penetapan evaluasi

drngan penggunaan

teknik asesment.

Keempat kebijakan diatas. belum didukungoleh struktur birokrasi,sumber daya, komu-nikasi, disposisi.

Faktor-faktor yang mem-pengaruhi ImplementasiKurikulum PT berbasisKKNI

1. Rendahnya kinerjaDosen, kurang profesional, dan tidak komitmen terhadap kebijak ankurikulum,

2. Rendahnya kesadaran,dan kerlibatan mahasiswa, karena kurangmendapat motivasi.

3. Atasan kurang memahami, memiliki pengetahuan, & komitmenterhadap peubahan,

4. Masih rendahnya partisipasi ortu/masyara kat,karena kurangnya mendapat kesempatan untukmemberikan ma sukan,dan kurangya akses

Page 210: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin94

1) Kinerja Kepemimpinan Ketua Prodi

Gambar 4.14Peran Kepemimpinan Ketua ProdiSumber: diolah oleh Peneliti

2) Implementasi Kurikulum

Gambar 4.15Implementasi Kebijakan Kurikulum PT Berbasis KKNI

Sumber: diolah oleh Peneliti

3) Faktor-faktor yang memengaruhi Implementasi Kurikulum

Keputusan tujuan Umum Kurikulumbelum didukung oleh strukturbirokrasi, sumber daya, komu-nikasi,disposisi

Keputusan isi/materi pem belajaran

belum didukung oleh struktur

birokrasi, sumber daya, komu-nikasi,

disposisi

Keputusan evaluasi dg penggunaan

macam tek- nik asesment belum

didukung oleh struktur birokrasi,

sumber daya, komu-nikasi, disposisi

ProdiBelum

Akuntabel

Keputusan isi/materi pem belajaran

belum didukung oleh struktur

birokrasi, sumber daya, komu-nikasi,

disposisi

ImplementasiKurikulumPT berbasisKKNI

Agen perubahan, belum belummencerminkan ada nya (corporateculture);

Arah kebijakan: Visi, misi, dan tujuanprodi, belum mencerminkanTridharma Perguruan Tinggi

Belum terintegrasinya programsehingga belum tercapainya tujuanyang menguntungkan

Prodi BelumAkuntabel

PeranKepemimpin

an KetuaProdi

Komunikasi belum efektif; belumterawasi dan terkendalinya kinerjadosen

Page 211: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 95

Rendahnya kinerja Dosen dalam PBMkarena kurangnya Motivasi Pimpinan

Rendahnya kesadaran, dan kerlibatanmahasiswa, dalam implentasi KPTberbasis KKNI karena kurang mendapatinformasi dan motivasi.

Rendahnya partisipasi ortu, karenakurangnya mendapat kesempatan untukmem berikan masukan, &kuranya akses.

ProdiBelum

Akuntabel

Atasan kurang memahami, memilikipengetahuan, dan komitmen terhadappeubahan. Karena kurangnya komunikasi

Gambar 4.16 Faktor-faktor yang mendukung ImplementasiKebijakan Kurikulum PT Berbasis KKNI

Sumber: diolah oleh Peneliti4) Dampak Implementasi Kurikulum

Akreditasi Prodi B (nilai 324). Ouiput lulusanpengalaman belajar mahasiswa diukur dari IPK Rata-ratamahasiswa selama kurun waktu 4 tahun terakhir.

Tabel: 4.22IPK Rata-rata mahasiswa Prodi PAI BBC (4 tahun terakhir)

IPKProsentase Lulusan dengan

IPKNo. TahunAkademik

MinRata-rata

Mak<2,75 2,75-3,50 >3,50

1 2013/2014 2.60 2.98 3.74 1% 97% 2%

2 2014/2015 2.60 2.99 3.48 1% 99% 0%

3 2015/2016 2.57 2.97 3.24 3% 97% 0%

4 2016/2017 2.58 2.97 3.24 2% 98% 0%

Sumber: diolah oleh Peneliti

e. Prodi PAI IALM Tasikmalaya

Bersarkan hasil observasi, wawancara, danpenelusuran dokumen Implementasi Kurikulum PT BerbasisKKNI Menuju Akuntabilitas Perguruan Tinggi, di ProgramStudi PAI IAILM Tasikmalaya, ditemukan beberapa hal sebagaisebagai berikut:1) Peran Ketua Prodi PAI IAILM Tasikmalaya, dalam

Implementasi Kurikulum PT berbasis KKNI, menujuAkutabilitas PT. (a) Sebagai penentu arah; tergambar padaVisi, misi, tujuan Prodi, IAILM Tasikmalaya secara tektual

Faktor-FaktorImplementasiKurikulumPT berbasisKKNI

Page 212: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin96

lengkap, namun secara kontekstual sulit utuk terealisasi,karena Visi, misi, tujuan baru berbentuk selogan, sulit diukurdan belum mencerminkan Tridharma Perguruan Tinggi; (b)Sebagai agen perubahan, belum menjadi suatu kekuatan atauenergi yang dapat menggerakkan, memeliharakeseimbangan dan mempertahankan organisasi sekalipunorganisasi dihadapkan kepada situasi transisi, kritis, bahkankemunduran; (c) Sebagai komunikator organisasi belumefektif, karena belum terkendalinya dan terawasinya, kinerjadosen; dan (d) Sebagai integRata-rataor belum optimaldalam mencapai tujuan yang menguntungkan.

2) Langkah-langkah kegiatan Ketua Prodi PAI Program StudiIAILM Tasikmalaya dalam Implementasi Kurikulum PTberbasis KKNI, menuju Akutabilitas PT., dilakukan melalui:(a) Penetapan Tujuan Umum kurikulum; (b) Penetapanisi/matri pelajaran; (c) Penetapan Tentang Metode yang akandigunakan; dan (d) Penetapan Pola Evaluasi dan penilaianHasil pembelajaran. Akan tetapi belum ditunjang denganstruktur birokrasi, sumber daya, komunikasi, disposisi.

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan KPT berbasisKKNI menuju akuntabilitas PT., Ketua Prodi PAI IAILMTasikmalaya belum efektik karena masih dihadapkan padakondisi: (a) dosen belum profesional masih kurangnya,komitmen terhadap kebijakan, (b) kurangnya kesadaran,kerlibatan, mahasiswa karena kurangnya motivasi, (c)Atasan belum memahami, memiliki pengetahuan, komitmenterhadap peubahan. Karena kurangnnya komunikasi dankoordinasi; (d) Masih rendahnya partisipasi masyarakat,dikarenaka mereka kurangnya memahami program,kurangnya kesempatan untuk memberikan padanganperubahan, dan kuranya akses.

4) Dampak yang ikut mempengaruhi penerapan KPT berbasisKKNI. Program Studi PAI Miftahul Huda Subang,, dalamempatahun terakhir yaitu: (a) Rata-rataa-nilai ipk TA2013/2014, 2,98, (b) Rata-rataa-nilai ipk TA 2014/2015, 2,99,(c) Rata-rataa-nilai ipk TA 2015/2016, 2,97, (d) Rata-rataa-nilai ipk TA 2016/2017, 2,97. Akreditasi Prodi B

Untuk lebih jelasnya mengenai temuan penelitian yangdilaksanakan di Prodi PAI IAILM Tasikmalaya, dideskripsikanpada gambar 4.17 berikut:

Page 213: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 97

Gambar 4.17 Temuan data tunggal di Prodi PAI IAILMSumber: diolah oleh Peneliti

Hasil Rekaman DataDokmentasi

Setelah dibuat transkripdipilih, dipilah selanjutnya

deskripsikan

HasilObservasilapangan

TemuanPenelitian

HasilWawancaramendalam

Implementsikurikulum PTberbasis KKNI

1. Peran KetuaProdi

2. Langkah-langkahkegiatan

3. Faktor-faktorygmemengaruhi

Peran Ketua Prodidalam ImplementasiKurikulum PT berbasisKKNI1. Sebagai penentu arah

dalam menentukankebijakan, tergambarpada Visi, misi, dantujuan prodi, baruberbentuk selogan;

2. Agen perubahan, belumbelum mencerminkancorporate culture;

3. Sebagai komunikatororganisasi belum efektif, belum terkendalinyadan terawasinya, kinerjadosen;

4. Sebgagai integrator belum optimalkan dalamtercapainya tujuan yangmenguntungkan.

KegiatanImplementasiKurikulum PTberbasis KKNI

Diimplentasikanmelalui:

1. Penetapan tujuanUmum Kurikulum

2. Penetapan isi/materipem belajaran

3. Penetapan isi/materipem belajaran

4. Penetapan evaluasidg penggunaanmacam tek- nikasesment.

Keempat kebijakan diatas. belum didukungoleh struktur birokrasi,sumber daya, komu-nikasi, disposisi.

Faktor-faktor yang mem-pengaruhi ImplementasiKurikulum PT berbasisKKNI

1. Rendahnya kinerja Do-sen, kurang profesi onal,dan tidak komitmen terhadap kebijakan

2. Rendahnya kesadaran,dan kerlibatan mahasiswa, karena kurang mendapat motivasi.

3. Atasan kurang memahami, memiliki pengetahuan, & komitmen terhadap peubahan,

4. Masih rendahnya partisipasi orangtua/masyarakat, karena kurangnyamendapat kesempatanuntuk memberikan masukan, dan kuranyaakses untuk mengatauiperubahan.

Page 214: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin98

Secara rinci data tunggal penelitian di Prodi PAI IAILMTasikmalaya, dideskripsikan dalam gambar 4: 18, 19 dan 20sebagai berikut:1) Kinerja Kepemimpinan Ketua Prodi

Gambar 4.18 Peran Kepemimpinan Ketua ProdiSumber: diolah oleh Peneliti

2) Implementasi Kurikulum

Gambar 4.19 Implementasi Kebijakan KPT Berbasis KKNISumber: diolah oleh Peneliti

Keputusan tujuan UmumKurikulum belum didukung olehstruktur birokrasi, sumber daya,komu-nikasi, disposisi

Keputusan isi/materi pem belajaran

belum didukung oleh struktur

birokrasi, sumber daya, komu-

nikasi, disposisi

Keputusan evaluasi dg penggunaan

macam tek- nik asesment belum

didukung oleh struktur birokrasi,

sumber daya, komu-nikasi, disposisi

Prodi BelumAkuntabel

Keputusan isi/materi pem belajaran

belum didukung oleh struktur

birokrasi, sumber daya, komu-

nikasi, disposisi

ImplementasiKurikulumPT berbasisKKNI

Agen perubahan, belum belummencerminkan ada nya (corporateculture);

Arah kebijakan: Visi, misi, dan tujuanprodi, belum mencerminkanTridharma Perguruan Tinggi

Belum terintegrasinya programsehingga belum tercapainya tujuanyang menguntungkan

Prodi BelumAkuntabel

PeranKepemimpinan Ketua Prodi Komunikasi belum efektif; belum

terawasi dan terkendalinya kinerjadosen

Page 215: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 99

Rendahnya kinerja Dosen dalamPBM karena kurangnya koodinasi,infomasi dan motivasi

Rendahnya kesadaran, dankerlibatan mahasiswa, dalamimplentasi KPT berbasis KKNIkarena kurang mendapat informasidan motivasi.

Rendahnya partisipasi ortu/masyarakat, karena kurangnyamendapat kesempatan untuk memberikan masukan, dan kuranya akses

Prodi BelumAkuntabel

Atasan kurang memahami, memilikipengetahuan, dan komitmenterhadap peubahan. Karenakurangnya komunikasi koodinasi

3) Faktor-faktor yang memengaruhi Implementasi Kurikulum

Gambar 4.20 Faktor-faktor yang mendukung ImplementasiKebijakan Kurikulum PT Berbasis KKNI

Sumber: diolah oleh Peneliti4) Dampak Implementasi Kurikulum

Akreditasi Prodi B (nilai 324). Ouiput lulusanpengalaman belajar mahasiswa diukur dari IPK Rata-ratamahasiswa selama kurun waktu 4 tahun terakhir.

Tabel: 4.23IPK Rata-rata mahasiswa Prodi PAI IAILM (4 tahun terakhir)

IPKProsentase Lulusan dengan

IPKNo. TahunAkademik

Min Rata-rata Mak <2,75 2,75-3,50 >3,50

1 2013/2014 2.60 2.98 3.74 1% 97% 2%

2 2014/2015 2.60 2.99 3.48 1% 99% 0%

3 2015/2016 2.57 2.97 3.24 3% 97% 0%

4 2016/2017 2.58 2.97 3.24 2% 98% 0%

Sumber: diolah oleh Peneliti

f. Prodi PAI Universitas Ibnu Kholdun BogorBersarkan hasil observasi, wawancara, dan

penelusuran dokumen Implementasi Kurikulum PT BerbasisKKNI Menuju Akuntabilitas Perguruan Tinggi, di ProgramStudi PAI FAI Univ Ibnu Kholdun Bogor, ditemukan beberapahal sebagai sebagai berikut:1) Peran Ketua Prodi PAI FAI Univ Ibnu Kholdun Bogor, dalam

Implementasi Kurikulum PT berbasis KKNI, menujuAkutabilitas PT. (a) Sebagai penentu arah; tergambar pada

Faktor-FaktorImplementasiKurikulumPT berbasisKKNI

Page 216: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin100

Visi, misi, tujuan Prodi, PAI FAI UIK secara tektual lengkap,namun secara kontekstual sulit utuk terealisasi, karena Visi,misi, tujuan baru berbentuk selogan, sulit diukur dan belummencerminkan Tridharma PT; (b) Sebagai agen perubahan,belum menjadi suatu kekuatan atau energi yang dapatmenggerakkan, memelihara keseimbangan danmempertahankan organisasi sekalipun organisasidihadapkan kepada situasi transisi, kritis, bahkankemunduran; (c) Sebagai komunikator organisasi belumefektif, karena belum terkendalinya dan terawasinya, kinerjadosen; dan (d) Sebagai integRata-rataor belum optimaldalam mencapai tujuan yang menguntungkan.

2) Langkah-langkah kegiatan Ketua Prodi PAI FAI ULK dalamImplementasi KPT berbasis KKNI, menuju Akutabilitas PT.,dilakukan melalui: (a) Penetapan Tujuan Umum kurikulum;(b) Penetapan isi/matri pelajaran; (c) Penetapan TentangMetode yang akan digunakan; dan (d) Penetapan PolaEvaluasi dan penilaian Hasil pembelajaran. Akan tetapibelum ditunjang dengan struktur birokrasi, sumber daya,komunikasi, disposisi.

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan KPT berbasisKKNI, Kaprodi PAI FAI UIK belum efektik karena masihdihadapkan pada kondisi: (a) dosen belum profesional masihkurangnya komitmen terhadap kebijakan,(b) kurangnyakesadaran, kerlibatan, mahasiswa karena kurangnyamotivasi, (c) Atasan belum memahami, memilikipengetahuan, komitmen terhadap peubahan. Karenakurangnnya KIS; (d) Masih rendahnya partisipasimasyarakat, dikarenaka mereka kurangnya memahamiprogram, kurangnya kesempatan untuk memberikanpadangan, dan kuranya akses.

4) Dampak yang ikut mempengaruhi penerapan KPT berbasisKKNI. Prodi PAI Prodi PAI FAI UIK, dalam empatahunterakhir yaitu: (a) Rata-rataa-nilai ipk tahun akademik2013/2014, 2,98, (b) Rata-rataa-nilai ipk tahun akademik2014/2015, 2,99, (c) Rata-rataa-nilai ipk tahun akademik2015/2016, 2,97, (d) Rata-rataa-nilai ipk tahun akademik2016/2017, 2,97. Akreditasi Prodi B

Untuk lebih jelasnya mengenai temuan penelitian yangdilaksanakan di Prodi PAI FAI Univ Ibnu Kholdun Bogor,dideskripsikan pada gambar 4.21 berikut:

Page 217: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 101

Gambar 4.21 Temuan data tunggal di Prodi PAI FAI UIKSumber: diolah oleh Peneliti

Secara rinci data tunggal penelitian di Prodi PAI FAI UnivIbnu Kholdun Bogor dideskripsikan dalam gambar 4: 22, 23 dan24 sebagai berikut:

Hasil Rekaman DataDokmentasi

Setelah dibuat transkripdipilih, dipilah selanjutnya

deskripsikan

HasilObservasilapangan

TemuanPenelitian

HasilWawancaramendalam

Implementsikurikulum PTberbasis KKNI

1. Peran KetuaProdi

2. Langkah-langkahkegiatan

3. Faktor-faktor ygmemengaruhi

Peran Ketua Prodidalam ImplementasiKurikulum PT berbasisKKNI1. Sebagai penentu arah

dalam menentukan kebijakan, tergambar padaVisi, misi, dan tujuanprodi, baru berbentukselogan;

2. Agen perubahan, belummencerminkan ada nya(corporate culture);

3. Sebagai komunikatororganisasi belum efektif, belum terkendalinyadan terawasinya, kinerjadosen;

4. Sebgagai integrator belum optimalkan dalamtercapainya tujuan yangmenguntungkan.

KegiatanImplementasi KPTberbasis KKNI

Diimplentasikanmelalui:

1. Penetapan tujuan

Umum Kurikulum

2. Penetapan isi/materi

pem belajaran

3. Penetapan isi/materi

pem belajaran

4. Penetapan evaluasi

dengan penggunaan

teknik asesment.

Keempat kebijakan diatas. belum didukungoleh struktur birokrasi,sumber daya, komu-nikasi, disposisi.

Faktor-faktor yangmem-pengaruhiImplementasi KPTberbasis KKNI

1. Rendahnya kinerja Do-sen, kurang profesional,dan tidak komitmenterhadap kebijakan

2. Rendahnya kesadaran,dan kerlibatan mahasiswa, karena kurangmendapat motivasi.

3. Atasan kurang memahami, memiliki pengetahuan, & komitmenterhadap peubahan,

4. Masih rendahnya partisipasi ortu/masyarakat,karena kurangnya mendapat kesempatan untukmemberikan masukan,dan kuranya akses.

Page 218: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin102

1) Kinerja Kepemimpinan Ketua Prodi

Gambar 4.22 Peran Kepemimpinan Ketua ProdiSumber: diolah oleh Peneliti

2) Implementasi Kurikulum

Gambar 4.23 Implementasi Kebijakan KPT Berbasis KKNISumber: diolah oleh Peneliti

Agen perubahan, belum belummencerminkan ada nya (corporateculture);

Arah kebijakan: Visi, misi, dan tujuanprodi, belum mencerminkanTridharma Perguruan Tinggi

Belum terintegrasinya programsehingga belum tercapainya tujuanyang menguntungkan

Prodi BelumAkuntabel

PeranKepemimpinan

Ketua ProdiKomunikasi belum efektif; belumterawasi dan terkendalinya kinerjadosen

Keputusan tujuan UmumKurikulum belum didukung olehstruktur birokrasi, sumber daya,komu-nikasi, disposisi

Keputusan isi/materi pem belajaran

belum didukung oleh struktur

birokrasi, sumber daya, komu-

nikasi, disposisi

Keputusan evaluasi dg penggunaan

macam tek- nik asesment belum

didukung oleh struktur birokrasi, sumber

daya, komu-nikasi, disposisi

ProdiBelum

Akuntabel

Keputusan isi/materi pem belajaran

belum didukung oleh struktur

birokrasi, sumber daya, komu-

nikasi, disposisi

ImplementasiKurikulumPT berbasisKKNI

Page 219: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 103

3) Faktor-faktor yang memengaruhi Implementasi Kurikulum

Gambar 4.24 Faktor-faktor yang mendukung ImplementasiKebijakan Kurikulum PT Berbasis KKNI

Sumber: diolah oleh Peneliti4) Dampak Implementasi Kurikulum

Akreditasi Prodi B (nilai 324). Ouiput lulusan pengalamanbelajar mahasiswa diukur dari IPK Rata-ratamahasiswa selamakurun waktu 4 tahun terakhir.

Tabel: 4.24IPK Rata-rata mahasiswa Prodi PAI FAI Univ Ibnu Kholdun

(selama kurun waktu 4 tahun terakhir)

IPKProsentase Lulusan dengan

IPKNo.Tahun

AkademikMin Rata-rata Mak <2,75 2,75-3,50 >3,50

1 2013/2014 2.60 2.98 3.74 1% 97% 2%

2 2014/2015 2.60 2.99 3.48 1% 99% 0%

3 2015/2016 2.57 2.97 3.24 3% 97% 0%

4 2016/2017 2.58 2.97 3.24 2% 98% 0%

Sumber: diolah oleh Peneliti

g. Prodi PAI STAI Al- Azhary CianjurBersarkan hasil observasi, wawancara, dan

penelusuran dokumen Implementasi Kurikulum PT BerbasisKKNI Menuju Akuntabilitas Perguruan Tinggi, di ProgramStudi PAI STAI Al- Azhary Cianjur, ditemukan beberapa halsebagai sebagai berikut:

Rendahnya kinerja Dosen dalam PBMkarena kurangnya Pembinaan, rewoarddan funishment dari pimpinan

Rendahnya kesadaran, dan kerlibatanmahasiswa, dalam implentasi kurikulumPT berbasis KKNI karena kurangmendapat informasi dan motivasi.

Rendahnya partisipasi ortu/ masyarakat,karena kurangnya mendapat kesempatanuntuk mem berikan masukan, dankuranya akses untuk mengatauiperubahan.

Prodi BelumAkuntabel

Atasan kurang memahami, memilikipengetahuan, dan komitmen terhadappeubahan. Karena kurangnya komunikasikoodinasi

Faktor-Faktor

ImplementasiKurikulumPT berbasis

KKNI

Page 220: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin104

1) Peran Ketua Prodi PAI STAI Al-Azhary, dalam ImplementasiKPT berbasis KKNI,. (a) Sebagai penentu arah; tergambarpada Visi, misi, tujuan Prodi, STAI Al-Azhary, secara tektuallengkap, namun secara kontekstual sulit utuk terealisasi,karena Visi, misi, tujuan baru berbentuk selogan, sulit diukurdan belum mencerminkan Tridharma PT; (b) Sebagai agenperubahan, belum menjadi suatu kekuatan atau energi yangdapat menggerakkan, memelihara keseimbangan danmempertahankan organisasi sekalipun dihadapkan kepadasituasi transisi, kritis,(c) Sebagai komunikator organisasibelum efektif, karena belum terkendalinya dan terawasinya,kinerja dosen; dan (d) Sebagai integrataor belum optimaldalam mencapai tujuan yang menguntungkan.

2) Langkah-langkah kegiatan Ketua Prodi PAI STAI Al-Azhary, dalam Implementasi KPT berbasis KKNI, dilakukanmelalui: (a) Penetapan Tujuan Umum kurikulum; (b)Penetapan isi/matri pelajaran; (c) Penetapan TentangMetode yang akan digunakan; dan (d) Penetapan PolaEvaluasi dan penilaian Hasil pembelajaran. Akan tetapibelum ditunjang dengan struktur birokrasi, sumber daya,komunikasi, disposisi.

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan KPT berbasisKKNI, Kaprodi PAI STAI Al- Azhary, belum efektik karenamasih dihadapkan pada kondisi: (a) dosen belum profesionalmasih kurangnya, komitmen terhadap kebijakan, (b)kurangnya kesadaran, kerlibatan, mahasiswa karenakurangnya motivasi, (c) Atasan belum memahami, memilikipengetahuan, komitmen terhadap peubahan. Karenakurangnnya KIS; (d) Masih rendahnya partisipasiorangtua/masyarakat, dikarenaka mereka kurangnyamemahami program, kurangnya kesempatan untukmemberikan padangan perubahan, dan kuranya akses.

4) Dampak yang ikut mempengaruhi penerapan KPT berbasisKKNI menuju akuntabilitas PT. Program Studi PAI STAI Al-Azhary, dalam 4 tahun terakhir yaitu: (a) Rata-rataa-nilai ipkTA 2013/2014, 2,98, (b) Rata-rataa-nilai ipk TA 2014/2015,2,99, (c) Rata-rataa-nilai ipk TA 2015/2016, 2,97, (d) Rata-rataa-nilai ipk TA 2016/2017, 2,97. Akreditasi Prodi B

Untuk lebih jelasnya mengenai temuan penelitian yangdilaksanakan di Prodi PAI STAI Al- Azhary Cianjur,dideskripsikan pada gambar 4.25 berikut:

Page 221: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 105

Gambar 4.25 Temuan data tunggal Prodi PAI STAI Al-Azhary

Sumber: diolah oleh PenelitiSecara rinci data tunggal penelitian di Prodi PAI STAI Al-

Azhary Cianjur dideskripsikan dalam gambar 4: 26, 27 dan 28sebagai berikut:

1) Kinerja Kepemimpinan Ketua Prodi

Hasil Rekaman DataDokmentasi

Setelah dibuat transkripdipilih, dipilah selanjutnya

deskripsikan

HasilObservasilapangan

Temuan Penelitian

HasilWawancaramendalam

Implementsikurikulum PTberbasis KKNI

1. Peran KetuaProdi

2. Langkah-langkahkegiatan

3. Faktor-faktoryg

Peran Ketua Prodidalam ImplementasiKPT berbasis KKNI

1. Sebagai penentu arahdalam menentukan arahkebijakan, tergambarpadaVisi, misi, dan tujuanprodi, baru berbentukselogan;

2. Agen perubahan, belumbelum mencerminkan adanya (corporate culture);

3. Sebagai komunikatororga nisasi belum efektif,belum terkendalinya danterawasi nya, kinerjadosen;

4. Sebgagai integratorbelum optimal dalamtercapainya tujuan yangmenguntungkan.

KegiatanImplementasi KPTberbasis KKNIDiimplentasikanmelalui:

1. Penetapan tujuanUmum Kurikulum

2. Penetapan isi/materipem belajaran

3. Penetapan isi/materipem belajaran

4. Penetapan evaluasidg penggunaanmacam tek- nikasesment.

Keempat kebijakan diatas. belum didukungoleh struktur birokrasi,sumber daya, komu-nikasi, disposisi.

Faktor-faktor yang mem-pengaruhi ImplementasiKPT berbasis KKNI

1. Rendahnya kinerja Do-sen, kurang profesional,dan tidak komitmenterhadap kebijakan

2. Rendahnya kesadaran,dan kerlibatan mahasiswa, karena kurang mendapat motivasi.

3. Atasan kurang memahami, memiliki pengetahuan, & komitmen terhadap peubahan,

4. Masih rendahnya partisipasi ortua/masyarakat, karena kurangnya mendapatkesempatan untuk memberikan masukan, dankuranya akses untukmengataui perubahan.

Page 222: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin106

Gambar 4.26Peran Kepemimpinan Ketua Prodi

Sumber: diolah oleh Peneliti2) Implementasi Kurikulum

Gambar 4.27Implementasi Kebijakan Kurikulum PT Berbasis KKNI

Sumber: diolah oleh Peneliti

3) Faktor-faktor yang memengaruhi Implementasi Kurikulum

Agen perubahan, belum belummencerminkan ada nya (corporateculture);

Arah kebijakan: Visi, misi, dan tujuanprodi, belum mencerminkanTridharma Perguruan Tinggi

Belum terintegrasinya programsehingga belum tercapainya tujuanyang menguntungkan

Prodi BelumAkuntabel

PeranKepemimpin

an Ketua Prodi Komunikasi belum efektif; belumterawasi dan terkendalinya kinerjadosen

Keputusan tujuan Umum Kurikulumbelum didukung oleh strukturbirokrasi, sumber daya, komu-nikasi,disposisi

Keputusan isi/materi pem belajaran

belum didukung oleh struktur

birokrasi, sumber daya, komu-nikasi,

disposisi

Keputusan evaluasi dg penggunaanmacam tek- nik asesment belumdidukung oleh struktur birokrasi,sumber daya, komu-nikasi, disposisi

Prodi BelumAkuntabel

Keputusan isi/materi pem belajaran

belum didukung oleh struktur

birokrasi, sumber daya, komu-nikasi,

disposisi

Implementasi KurikulumPT berbasisKKNI

Page 223: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 107

Gambar 4.28 Faktor-faktor yang mendukung ImplementasiKebijakan Kurikulum PT Berbasis KKNI

Sumber: diolah oleh Peneliti4) Dampak Implementasi Kurikulum

Akreditasi Prodi B (nilai 324). Ouiput lulusanpengalaman belajar mahasiswa diukur dari IPK Rata-ratamahasiswa selama kurun waktu 4 tahun terakhir.

Tabel: 4.25IPK Rata-rata mahasiswa Prodi PAI STAI Al- Azhary Cianjur

(selama kurun waktu 4 tahun terakhir)

IPKProsentase Lulusan dengan

IPKNo. TahunAkademik

Min Rata-rata Mak <2,75 2,75-3,50 >3,50

1 2013/2014 2.60 2.98 3.74 1% 97% 2%

2 2014/2015 2.60 2.99 3.48 1% 99% 0%

3 2015/2016 2.57 2.97 3.24 3% 97% 0%

4 2016/2017 2.58 2.97 3.24 2% 98% 0%

Sumber: diolah oleh Penelitih. Prodi FAI Universitas Islam Nusantara Bandung

Bersarkan hasil observasi, wawancara, danpenelusuran dokumen Implementasi Kurikulum PT BerbasisKKNI Menuju Akuntabilitas Perguruan Tinggi, di ProgramStudi PAI FAI UNINUS Bandung, ditemukan beberapa halsebagai sebagai berikut:

Rendahnya kinerja Dosen dalamPBM karena kurangnya memahamikebijakan dan tidak adanyaPembinaan.

Rendahnya kesadaran, dankerlibatan mahasiswa, dalamimplentasi kurikulum PT berbasisKKNI karena kurang mendapatinformasi dan motivasi.

Rendahnya partisipasi ortu/masyarakat, karena kurangnyamendapat kesempatan untuk memberikan masukan, dan kuranya aksesuntuk mengataui perubahan.

Prodi BelumAkuntabel

Atasan kurang memahami, memilikipengetahuan, dan komitmenterhadap peubahan. Karenakurangnya komunikasi koodinasi

Faktor-FaktorImplementasiKurikulumPT berbasis

KKNI

Page 224: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin108

1) Peran Ketua Prodi PAI FAI UNINUS, dalam ImplementasiKurikulum PT berbasis KKNI, (a) Sebagai penentu arah;tergambar pada Visi, misi, tujuan Prodi, PAI FAI UNINUSsecara tektual lengkap, namun secara kontekstual sulit utukterealisasi, karena Visi, misi, tujuan baru berbentuk selogan,sulit diukur dan belum mencerminkan Tridharma PT; (b)Sebagai agen perubahan, belum menjadi suatu kekuatan atauenergi yang dapat menggerakkan, memeliharakeseimbangan dan mempertahankan organisasi, (c) Sebagaikomunikator organisasi belum efektif, karena belumterkendalinya dan terawasinya, kinerja dosen; dan (d)Sebagai integrataor belum optimal dalam mencapai tujuanyang menguntungkan.

2) Langkah-langkah kegiatan Ketua Prodi PAI FAI UNINUS,dalam Implementasi KPT berbasis KKNI, dilakukan melalui:(a) Penetapan Tujuan Umum kurikulum; (b) Penetapanisi/matri pelajaran; (c) Penetapan tentang metode yang akandigunakan; dan (d) Penetapan Pola Evaluasi dan penilaianHasil pembelajaran. Akan tetapi belum ditunjang denganstruktur birokrasi, sumber daya, komunikasi, disposisi.

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan KPT berbasisKKNI, Kaprodi PAI FAI UNINUS, belum efektik karenamasih dihadapkan pada kondisi: (a) dosen belum profesionalmasih kurangnya, komitmen terhadap kebijakan kurikulum,(b) kurangnya kesadaran, kerlibatan, mahasiswa karenakurangnya motivasi, (c) Atasan belum memahami, memilikipengetahuan, komitmen terhadap peubahan. Karenakurangnnya KIS; (d) Masih rendahnya partisipasi orangtua,dikarenaka mereka kurangnya memahami program,kurangnya kesempatan untuk memberikan padanganperubahan, dan kuranya akses tentang perubahan.

4) Dampak yang ikut mempengaruhi penerapan KPT berbasisKKNI menuju akuntabilitas PT. Program Studi PAI PAI FAIUNINUS, dalam empatahun terakhir yaitu: (a) Rata-rataa-nilai ipk tahun akademik 2013/2014, 2,98, (b) Rata-rataa-nilaiipk tahun akademik 2014/2015, 2,99, (c) Rata-rataa-nilai ipktahun akademik 2015/2016, 2,97, (d) Rata-rataa-nilai ipktahun akademik 2016/2017, 2,97. Akreditasi Prodi B

Untuk lebih jelasnya mengenai temuan penelitian yangdilaksanakan di Prodi PAI FAI UNINUS Bandung,dideskripsikan pada gambar 4.25 berikut:

Page 225: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 109

Gambar 4.29 Temuan data tunggal di Prodi PAI FAI UNINUS

Sumber: diolah oleh Peneliti

Secara rinci data tunggal penelitian di Prodi PAI PAI FAIUNINUS Bandung dideskripsikan dalam gambar 4: 30, 31 dan32 sebagai berikut:

Hasil Rekaman DataDokmentasi

Setelah dibuat transkripdipilih, dipilah selanjutnya

deskripsikan

HasilObservasilapangan

TemuanPenelitian

HasilWawancaramendalam

Implementsikurikulum PTberbasis KKNI

1. Peran KetuaProdi

2. Langkah-langkah kegiatan

3. Faktor-faktor ygmemengaruhi

Peran Ketua Prodidalam ImplementasiKPT berbasis KKNI1. Sebagai penentu arah

dalam menentukankebijakan, tergambarpada Visi, misi, dantujuan prodi, baruberbentuk selogan;

2. Agen perubahan, belummencerminkan adanya(corporate culture);

3. Sebagai komunikatororganisasi belum efektif,belum terkendalinya &terawasinya, kinerjadosen;

4. Sebgagai integrator orgbelum optimal dalamtercapainya tujuan yangmenguntungkan.

Kegiatan Implementasi KPT berbasisKKNIDiimplentasikanmelalui:

1. Penetapan tujuan

Umum Kurikulum

2. Penetapan isi/materi

pem belajaran

3. Penetapan isi/materi

pem belajaran

4. Penetapan evaluasi

dengan penggunaan

tek nik asesment.

Keempat kebijakan diatas. belum didukungoleh struktur birokrasi,sumber daya, komu-nikasi, disposisi.

Faktor-faktor yang mem-pengaruhi ImplementasiKPT berbasis KKNI

1. Rendahnya kinerja Do-sen, kurang profesional,dan tidak komitmenterhadap kebijakan

2. Rendahnya kesadaran,dan kerlibatan mahasiswa, karena kurangnyamendapat motivasi.

3. Atasan kurang memahami, memiliki pengetahuan, & komitmenterhadap peubahan,

4. Masih rendahnya partisipasi ortua/masyarakat,karena kurangnya mendapat kesempatan untukmemberikan masukan,dan kuranya akses.

Page 226: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin110

1) Kinerja Kepemimpinan Ketua Prodi

Gambar 4.30 Peran Kepemimpinan Ketua ProdiSumber: diolah oleh Peneliti

3) Implementasi Kurikulum

Gambar 4.31 Implementasi Kebijakan KPT Berbasis KKNISumber: diolah oleh Peneliti

Agen perubahan, belum belummencerminkan ada nya (corporateculture);

Arah kebijakan: Visi, misi, dan tujuanprodi, belum mencerminkanTridharma Perguruan Tinggi

Belum terintegrasinya programsehingga belum tercapainya tujuanyang menguntungkan

Prodi BelumAkuntabel

Peran/KinerjaKepemimpinan Ketua Prodi

Komunikasi belum efektif; belumterawasi dan terkendalinya kinerjadosen

Keputusan tujuan Umum Kurikulumbelum didukung oleh struktur birokrasi,sumber daya, komu-nikasi, disposisi

Keputusan isi/materi pem belajaran

belum didukung oleh struktur birokrasi,

sumber daya, komu-nikasi, disposisi

Keputusan evaluasi dg penggunaan

macam tek- nik asesment belum

didukung oleh struktur birokrasi, sumber

daya, komu-nikasi, disposisi

ProdiBelum

Akuntabel

Keputusan isi/materi pem belajaran

belum didukung oleh struktur birokrasi,

sumber daya, komu-nikasi, disposisi

Implementa siKurikulum PTberbasisKKNI

Page 227: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 111

3) Faktor-faktor yang memengaruhi Implementasi Kurikulum

Gambar 4.32 Faktor-faktor yang mendukung ImplementasiKebijakan Kurikulum PT Berbasis KKNI

Sumber: diolah oleh Peneliti4) Dampak Implementasi Kurikulum

Akreditasi Prodi B (nilai 324). Ouiput lulusan pengalamanbelajar mahasiswa diukur dari IPK Rata-ratamahasiswa selamakurun waktu 4 tahun terakhir.

Tabel: 4.26IPK Rata-rata mahasiswa Prodi PAI PAI FAI UNINUS

(selama kurun waktu 4 tahun terakhir)

IPKProsentase Lulusan

dengan IPKNo. TahunAkademik

MinRata-rata

Mak<2,75 2,75-3,50 >3,50

1 2013/2014 2.60 2.98 3.74 1% 97% 2%

2 2014/2015 2.60 2.99 3.48 1% 99% 0%

3 2015/2016 2.57 2.97 3.24 3% 97% 0%

4 2016/2017 2.58 2.97 3.24 2% 98% 0%

Sumber: diolah oleh Peneliti

2. Temuan Berdasarkan Multi Situs

Sesuai dengan temuan penelian berdasarkan kasus tunggaldi atas, yaitu Peran Pimpinan PTKIS Dalam Implementasi

Rendahnya kinerja dosen dalamPBM, karena kurangnya penwasan,pengendalian, dan pembinaanpimpinan

Rendahnya kesadaran, dankerlibatan mahasiswa, dalamimplentasi kurikulum PT berbasisKKNI karena kurang mendapatinformasi dan motivasi.

Rendahnya partisipasi ortu/masyarakat, karena kurangnyamendapat kesempatan untuk memberikan masukan, dan kuranya aksesuntuk mengataui perubahan.

Prodi BelumAkuntabel

Atasan kurang memahami, memilikipengetahuan, dan komitmenterhadap peubahan. Karenakurangnya komunikasi koodinasi

Faktor-FaktorImplementasiKurikulum

PT berbasisKKNI

Page 228: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin112

Kurikulum PT Berbasis KKNI Menuju AkuntabilitasPerguruan Tinggi, mencakup: (a) Peran ketua Prodi dalamimplentasi kurikulum PT berbasis KKNI menuju akuntabilitasPT; (b) langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalammenetapkan KPT, berbasis KKNI; menuju akuntabilitas PT; (c)faktor-faktor yang ikut mempengaruhi penerapan KPT berbasisKKNI menuju akuntabilitas PT., pada 8 Progran Studi PAI dilingkungan Kopertais Wilayah II Jawa Barat dan Banten. Makadalam bagian ini akan disajikan temuan penelitian berdasarkanmulti kasus dideskripsikan sebagai berikut:a. Kinerja delapan Ketua Prodi PAI dalam implentasi

kurikulum PT berbasis KKNI menuju akuntabilitas PT didelapan prodi PAI

Akumulasi temuan penelitian kinerja Ketua program StdiPAI PTKIS dalam implementasi kebijakan Kurikulum PTBerbasis KKNI menuju Akuntabilitas Perguruan Tinggi didelapan prodi PAI PTKIS Kopertais Wilayah II Jawa Barat.Ditemukan berbagai fenomena kinerja pimpinan. Atas dasat itu,maka dalam bagian ini, berturut-turut akan disasjikandeskripsikan kinerja delapan Ketua program studi PAI PTKIS dilingkungan Kopertais Wilayah II Jabar Bnaten, dideskripsikansebagai berikut:1) Kinerja Ketua Proprogram Sudi PAI STAI SMAN

Pandeglang: (a) sebagai penentu arah, kurang efektif dalampenyampaian visi, (b) sebagai agen perubahan, belumkonstan menyesuaikan terhadap perubahan; (c) sebagai jurubicara belum efektif dalam menyampaikan visi, dan (d)sebagai pelatih, belum mengoptimalkan potensi kemampuanSDM yang ada.

2) Kinerja Ketua Proprogram Sudi PAI STAI KH. Agus SalimBekasi: (a) sebagai penentu arah, kurang efektif dalammenkomunikasikan visi, (b) sebagai agen perubahan, belummengarah pada perubahan; (c) sebagai juru bicara belummengikat pada semua orang yangg terkait, dan (d) sebagaipelatih, masih kurangnya memberikan harapan, padakonsituen.

3) Kinerja Ketua Proprogram Sudi PAI STAI Miftahul HudaSubang; (a) sebagai penentu arah, masih kurangnyapemberian motivasi terhadap bawahan, (b) sebagai agenperubahan, belum fokus pada perubahan yang potensial; (c)sebagai juru bicara belum mendukug pada visi masa depan,

Page 229: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 113

dan (d) sebagai pelatih, belum mengarhkan untukterciptanya bekerjasama.

4) Kinerja Ketua Proprogram Sudi PAI IAI Bunga BangsaCirebon; (1) sebagai penentu arah, masih kurangnyapemberian motivasi terhadap bawahan, (2) sebagai agenperubahan, belum fokus pada perubahan yang potensial; (3)sebagai juru bicara belum mendukug pada visi masa depan,(4) sebagai pelatih, belum memusatkan pada realisasi visi.

5) Kinerja Ketua Proprogram Sudi PAI IALM Tasikmalaya;Kaprodi: (a) sebagai penentu arah, belum meyakinkanbawahan bahwa yg dikerjakan itu benar, (b) sebagai agenperubahan, belum mengarah pada seluruh situasi masadepan; (c) sebagai juru bicara, belum menyentuh pada visiinternal maupun eksternal, dan (d) sebagai pelatih, belummengerakan untuk terciptanya kinerja yang kondusif..

6) Kinerja Ketua Proprogram Sudi PAI PAI Universitas IbnuKholdun Bogor: (a) sebagai penentu arah, belum mendukungterhadap pentingnya partisipasi bawahan, (b) sebagai agenperubahan, belum mengarah pada hal-hal yang mengancamorg saat ini; (c) sebagai juru bicara, belum menyapaikan visiyang bermanfaat, dan (d) sebagai pelatih, belummemberikan harapan pada pentingnya visi masa depan.

7) Kinerja Ketua Proprogram Sudi PAI PAI Al- Azhary Cianjur;(a) sebagai penentu arah, belum mengarah pada usahamenuju masa depan, (b) sebagai agen perubahan, belummengarah pada peristiwa yang terjadi saat ini; (c) sebagaijuru bicara, belum menyapaikan visi yang menumbuhkankegairahan org masa depan, dan (d) sebagai pelatih, belummembangun kepercayaan kepada para pelaksan.

8) Kinerja Ketua Proprogram Sudi PAI FAI Universitas IslamNusantara: (a) sebagai penentu arah, belum mengarah padapentingnya visi menuju masa depan, (b) sebagai agenperubahan, belum mengarah pada prediksi masa datang; (c)sebagai juru bicara, belum mengikat pada semua orang agarmelibatkan diri pada visi, dan (d) sebagai pelatih, belummenyentuh pada pentingnya untuk memusatkan diri padarealisasi visi untuk masa depan.

Untuk lebih jelasnya mengenai temuan penelitian multikasus tentang peran 8 ketua Prodi PAI PTKIS di lingkunganKopertais Wilayah II Jabar Bnaten, dideskripsikan pada gambar4. 33, sebagai berikut:

Page 230: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

PKDIKb

A.Rusdiana & Nasishudin114

Kapodi: (1) sebagai penentu arah, belummeyakinkan bawahan bahwa yg dikerjakan itubenar, (2) sebagai agen perubahan, belummengarah pada seluruh situasi masa depan; (3)sebagai juru bicara, belum menyentuh pada visiinternal maupun eksternal, (4) sebagai pelatih,belum mengerhkan untuk terciptanya bekerjasama.

Kapodi: (1) sebagai penentu arah, belummendukung terhadap pentingnya partisipasibawahan, (2) sebagai agen perubahan, belummengarah pada hal-hal yang mengancam org saatini; (3) sebagai juru bicara, belum menyapaikan visiyang bermanfaat, (4) sebagai pelatih, belummemberikan harapan pentingnya visi masa depan.

Kapodi: (1) sebagai penentu arah, belum mengarahpada usaha menuju masa depan, (2) sebagai agenperubahan, belum mengarah pada peristiwa yangterjadi saat ini; (3) sebagai juru bicara, belummenyapaikan visi yang menumbuhkan kegairahanorg masa depan, (4) sebagai pelatih, belummembangun kepercayaan pada para pelaksana.

Kapodi: (1) sebagai penentu arah, belum mengarahpada pentingnya visi menuju masa depan, (2)sebagai agen perubahan, belum mengarah padaprediksi masa datang; (3) sebagai juru bicara, belummengikat pada semua orang agar melibatkan diripada visi, (4) sebagai pelatih, belum menyentuhpada pentingnya untuk memusatkan diri padarealisasi visi untuk masa depan.

Ket:S=Situs

Gambar 4.33 Kinerja Ketua Prodi PAI dalam ImplemetasiKurikulum KKNI Menuju Akuntabilitas PT

Sumber: diolah oleh Peneliti

eran/Kinerjaetua Prodialam

mplementasiurikulum PTerbasis KKNI

S-5

S-6

S-7

Kapodi: (1) sebagai penentu arah, kurang efektifdlm penyampaian visi, (2) sebagai agen perubahan,belum konstan menyesuaikan thd perubahan; (3)sebagai juru bicara belum efektif dalammenyampaikan visi, (4) sebagai pelatih, belummengoptimalkan potensi kemampuan SDM yg ada.-

S-1

Kapodi: (1) sebagai penentu arah, kurang efektifdalam menkomunikasikan visi, (2) sebagai agenperubahan, belum mengarah pada perubahan; (3)sebagai juru bicara belum mengikat pd semua orangyang terkait, (4) sebagai pelatih, kurang memberikan harapan, pada konsituen yg membutuhkan.

S-2

Kapodi: (1) sebagai penentu arah, masih kurangnyapemberian motivasi terhadap bawahan, (2) sebagaiagen perubahan, belum fokus pada perubahan yangpotensial; (3) sebagai juru bicara belum mendukugpada visi masa depan, (4) sebagai pelatih, belummengarhkan untuk terciptanya bekerjasama.

S-3

Kapodi: (1) sebagai penentu arah, masih kurangnyapemberian motivasi terhadap bawahan, (2) sebagaiagen perubahan, belum fokus pada perubahan yangpotensial; (3) sebagai juru bicara belum mendukugpada visi masa depan, (4) sebagai pelatih, belummemusatkan pada realisasi visi.

S-4

S-8

ProdiTidak

Akuntabel

Page 231: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 115

b. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan Kaprodi PAI dalammenetapkan KPT, berbasis KKNI menuju Akuntabilitas PT

Akumulasi temuan penelitian tentang Langkah-langkahkegiatan yang dilakukan para piminan PTKIS dalamimplementasi kebijakan Kurikulum PT Berbasis KKNI menujuAkuntabilitas Perguruan Tinggi di delapan prodi PAI PTKISKopertais Wilayah II Jawa Barat. Ditemukan berbagai fenomenapelaksanaan kegiatan yang dilakukan para ketua Program Studi.Atas dasar itu, maka dalam bagian ini, berturut-turut akandideskripsikan langkah-langkah kegiatan delapan Ketuaprogram studi PAI PTKIS di lingkungan Kopertais Wilayah IIJabar Bnaten, sebagai berikut:

1) Langkah kerja Ketua Proprogram Sudi PAI STAI SMANPandeglang, membuat dan menetapkan kebijakan: (a) tujuanumum kurikulum, tidak disosialisasikan; (b) isi/matri pelajaran,dibuat, tidak dilengkapi dengan panduan; (c) metode yang akandigunakan, dibuat. belum ditunjang dg profsional dosen; dan (d)panduan dan instrumen evaluasi penilaian akhir studi, tidakdibuat. Dalam pelaksaannya tidak didukung denganpengawasan, pembinan dan pengendalian.

2) Langkah kerja Ketua Proprogram Sudi PAI STAI KH. AgusSalim Bekasi, membuat dan menetapkan kebijakan: (a) tujuanumum kurikulum, tidak disosialisasikan; (b) isi/matri pelajaran,dibuat namun namun kurang jelas; (c) metode yang akandigunakan, dibuat namun belum ditunjang dengan komitmendosen; dan (d) panduan dan instrumen evaluasi penilaian akhirstudi, tidak dibuat. Dalam pelaksaannya tidak didukung denganpengawasan, pembinan dan pengendalian.

3) Langkah kerja Ketua Proprogram Sudi PAI STAI Miftahul HudaSubang, membuat dan menetapkan kebijakan: (a) tujuan umumkurikulum, tidak disosialisasikan; (b) isi/matri pelajaran, dibuatnamun tidak disosialisasikan; (c) metode yang akan digunakan,dibuat namun belum ditunjang sarpras; dan (d) panduan daninstrumen evaluasi penilaian akhir studi, tidak dibuat. Dalampelaksaannya tidak didukung dengan pengawasan, pembinandan pengendalian.

4) Langkah kerja Ketua Proprogram Sudi PAI IAI Bunga BangsaCirebon, membuat dan menetapkan kebijakan: (a) tujuan umumkurikulum, tidak disosialisasikan; (b) isi/matri pelajaran, dibuatnamun namun kurang jelas; (c) metode pembelajarn, tiakditunjang dg komitmen profsional dosen; dan (d) panduan

Page 232: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin116

&instrumen evaluasi penilaian akhir studi, tidak dibuat. Dalampelaksaannya tidak didukung dengan pengawasan, pembinandan pengendalian.

5) Langkah kerja Ketua Proprogram Sudi PAI IALM Tasikmalaya,menetapkan (a) tujuan umum kurikulum, tidak disosialisasikan;(b) isi/matri pelajaran, dibuat namun kurang difahami olehpengguna; (c) metode PBM digunakan kurang tepat ditunjangdengan komitmen dosen; dan (d) Panduan dan instumenevaluasi penilaian akhir studi, tidak dibuat. Dalam pelaksaannyatidak didukung dengan pengawasan, pembinan danpengendalian.

6) Langkah kerja Ketua Proprogram Sudi PAI PAI Universitas IbnuKholdun Bogor, membuat dan menetapkan kebijakan: (a) tujuanumum kurikulum, tidak disosialisasikan; (b) isi/matri pelajaran,dibuat namun namun kurang jelas; (c) metode yang akandigunakan, dibuat namun belum ditunjang dengan komitmendan profesional dosen; dan (d) panduan dan instrumen evaluasipenilaian akhir studi, tidak dibuat. Dalam pelaksaannya tidakdidukung dengan pengawasan, pembinan dan pengendalian.

7) Langkah kerja Ketua Proprogram Sudi PAI PAI Al- AzharyCianjur, membuat dan menetapkan kebijakan: (a) tujuan umumkurikulum, tidak disosialisasikan; (b) isi/matri pelajaran, dibuatnamun namun kurang jelas; (c) metode yang akan digunakan,dibuat namun belum ditunjang dengan kreatifitas, komitmendosen; dan (d) panduan dan instrumen evaluasi penilaian akhirstudi, tidak dibuat. Dalam pelaksaannya tidak didukung denganpengawasan, pembinan dan pengendalian.

8) Langkah kerja Ketua Proprogram Sudi PAI FAI UniversitasIslam Nusantara, membuat dan menetapkan kebijakan: (a)tujuan umum kurikulum, kurang disosialisasikan; (b) isi/matripelajaran, dibuat namun namun kurang difahami olehpengguna; (c) metode PBM, dibuat namun belum ditunjangdengan profesional dosen; dan (d) panduan dan instrumenevaluasi penilaian akhir studi, tidak dibuat. Dalampelaksaannya tidak didukung dengan pengawasan, pembinandan pengendalian.

Untuk lebih jelasnya mengenai temuan penelitian multikasus tentang peran 8 ketua Prodi PAI PTKIS di lingkunganKopertais Wilayah II Jabar Bnaten, dideskripsikan pada gambar4. 33, sebagai berikut:

Page 233: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 117

Kebijakan implentasi kurikulum PT berbasisKKNI, mencakup: (1) tujuan umum kurikulum,tidak disosialisasikan; (2) isi/matri pelajaran,dibuat namun kurang difahami oleh pengguna; (3)metode PBM digunakan kurang tepat ditunjangdengan komitmen dosen; (4) Panduan daninstumen evaluasi penilaian akhir studi, tidak

Kebijakan implentasi kurikulum PT berbasisKKNI, mencakup: (1) tujuan umum kurikulum,kurang disosialisasikan; (2) isi/matri pelajaran,dibuat namun namun kurang jelas; (3) metode yangakan digunakan, dibuat namun belum ditunjangdengan komitmen dan profesional dosen; (4)panduan dan instrumen evaluasi penilaian akhir

Kebijakan implentasi kurikulum PT berbasisKKNI, mencakup: (1) tujuan umum kurikulum,tidak disosialisasikan; (2) isi/matri pelajaran,dibuat namun namun kurang jelas; (3) metode yangakan digunakan, dibuat namun belum ditunjangdengan kreatifitas, komitmen dosen; (4) panduandan instrumen evaluasi penilaian akhir studi, tidakdibuat.

Kebijakan implentasi kurikulum PT berbasisKKNI, mencakup: (1) tujuan umum kurikulum,kurang disosialisasikan; (2) isi/matri pelajaran,dibuat namun namun kurang difahami olehpengguna; (3) metode PBM, dibuat namun belumditunjang dengan profesional dosen; (4) panduandan instrumen evaluasi penilaian akhir studi, tidakdibuat.

Ket:

S=Situs

Gambar 4.34 Langkah Krja Kaprodi PAI dalam ImplementasiKebijakan KPT Berbasis KKNI Menuju Akuntabilitas PT

Sumber: diolah oleh Peneliti

LangkahKerja Kaprodi

DalamImplementasiKPT berbasis

KKNIS-5

S-6

S-7

Kebijakan implentasi kurikulum PT berbasisKKNI: (1) tujuan umum kurikulum, tidakdisosialisasikan; (2) isi/matri pelajaran, dibuat,tidak dilengkapi dengan panduan; (3) metode yangakan digunakan, dibuat. belum ditunjang dgprofsional dosen; (4) panduan dan instrumenevaluasi penilaian akhir studi, tidak dibuat.

S-1

Kebijakan implentasi kurikulum PT berbasisKKNI, mencakup: (1) tujuan umum kurikulum,kurang disosialisasikan; (2) isi/matri pelajaran,dibuat namun namun kurang jelas; (3) metode yangakan digunakan, dibuat namun belum ditunjangdengan komitmen dosen; (4) panduan daninstrumen evaluasi penilaian akhir studi, tidak

S-2

Kebijakan implentasi kurikulum PT berbasisKKNI, mencakup: (1) tujuan umum kurikulum,tidak disosialisasikan; (2) isi/matri pelajaran,dibuat namun tidak disosialisasikan; (3) metodeyang akan digunakan, dibuat namun belumditunjang sarpras; (4) panduan dan instrumen

S-3

Kebijakan implentasi kurikulum PT berbasisKKNI, mencakup: (1) tujuan umum kurikulum,kurang disosialisasikan; (2) isi/matri pelajaran,dibuat namun namun kurang jelas; (3) metodepembelajarn, tiak ditunjang dg komitmenprofsional dosen; (4) panduan &instrumen evaluasi

S-4

S-8

ProdiTidak

Akuntabel

Page 234: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin118

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan KPT

berbasis KKNI menuju akuntabilitas PT

Akumulasi temuan penelitian tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi penerapan KPT berbasis KKNI menuju

akuntabilitas PT di delapan prodi PAI PTKIS Kopertais Wilayah

II Jawa Barat. Ditemukan berbagai fenomena pelaksanaan yang

memengaruhi implementasi kebijakan kurikulum PT berbasis

SNP, mengacu pada KKNI dalam menuju Akuntabilitas PT. Atas

dasar itu, maka dalam bagian ini, berturut-turut akan

dideskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan

KPT berbasis KKNI menuju akuntabilitas PT di delapan prodi

PAI PTKIS Kopertais Wilayah II Jawa Barat, sebagai berikut:

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan KPT berbasis

KKNI di Prdi PAI STAISMAN, masih kurangnya waktu

yang tersedia untuk menyiapkan dan menyampaikan

persyaratan kurikulum baru, dosen membutuhkan cukup

waktu untuk mengembangkan pemahaman mereka,

berkenaan dengan mata kuliah dan materi ajar yang harus

disiapkan.

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan KPT berbasis

KKNI di Proprogram Sudi PAI STAI KH. Agus Salim, masih

lemahnya keyakinan perguruan tinggi terhadap kurikulum

baru. Status kurikulum dari sudut pandang dosen, staf

administrasi, masyarakat.

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan KPT berbasis

KKNI di Prodi PAI STAI Miftahul Huda, masih kurangnya

dukungan untuk dosen, baik dari PT-nya, maupun dari luar

Misalnya kesempatan untuk menerima dukungan kurikulum

secara profesional yang berkelanjutan;

4) Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan KPT berbasis

KKNI PT di Prodi PAI FT IAI BBC, masih kurannya dosen

yang memiliki kemampuan dan kompetensi untuk

Page 235: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 119

menyampaikan materinya sesuai dengan kurikulum yaitu

kepercayaan yntuk mengajar.

5) Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan KPT berbasis

KKNI menuju akuntabilitas PT di Prodi PAI FT IALM, masih

minimnya pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki

dosen mengenai kurikulum baru, misalnya metode

pembelajaran yang berbeda untuk mendorong mahasiswa

belajar dan mencapai prestasi yang lebih tinggi.

6) Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan KPT berbasis

KKNI di Prodi PAI FAI UIK, kurangnya sikap minat dosen

terhadap kurikulum, misalnya ketajaman dan kedalaman

dalam mengajarkan suatu mata kuliah;

7) Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan KPT berbasis

KKNI PT di Prodi PAI STAI Al- Azhary, masih lemahnya

keyakinan perguruan tinggi terhadap kurikulum. Status

kurikulum dari sudut pandang dosen, staf administrasi,

masyarakat. Misalnya sejauh mana administrator mengakui

pentingnya mata kuliah tertentu, dalam kurikulum tersebut.

8) Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan KPT berbasis

KKNI menuju akuntabilitas PT di Proprogram Sudi PAI FAI

Universitas Islam Nusantara, kurangnya waktu yang

tersedia untuk menyiapkan dan menyampaikan persyaratan

kurikulum baru, misalnya dosen membutuhkan cukup

waktu untuk mengembangkan pemahaman mereka,

berkenaan dengan mata kuliah dan materi ajar yang harus

disiapkan.

Untuk lebih jelasnya mengenai temuan penelitian multi

kasus tentang faktor-faktor dalam implementasi kurikulum PT

berbasis SNP menngacu pada KKI menuju akuntabilitas PT di 8

Prodi PAI PTKIS di lingkungan Kopertais Wilayah II Jabar

Bnaten, dideskripsikan pada gambar 4. 35, sebagai berikut:

Page 236: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin120

Ket:

S=Situs

Gambar 4.35 Faktor-faktor yang memengaruhi ImplementasiKebijakan KPT Berbasis KKNI Menuju Akuntabilitas PT

Sumber: diolah oleh Peneliti

ProdiTidak

Akuntabel

Faktor-faktoryang

MemengaruhiImplementasi

Kebijakan KPTberbasis KKNI

S-5

Masih minimnya pengetahuan dan pemahaman yangdimiliki dosen mengenai kurikulum baru, misalnyametode pembelajaran yang berbeda untuk mendorongmahasiswa belajar dan mencapai prestasi yang lebihtinggi.

Masih kurangnya waktu yg tersedia untuk menyiapkandan menyampaikan persyaratan kurikulum baru, dosenmembutuhkan cukup waktu untuk mengembangkanpemahaman mereka, berkenaan dengan mata kuliah danmateri ajar yang harus disiapkan.

S-1

Masih lemahnya keyakinan perguruan tinggiterhadap kurikulum baru. Status kurikulum darisudut pandang dosen, staf administrasi, masyarakat.Misalnya sejauh mana administrator kampusmengakui pentingnya mata kuliah tertentu...

S-2

Masih kurangnya dukungan untuk dosen, baikdari PT-nya, maupun dari luar (kementerian).Misalnya kesempatan untuk menerima dukungankurikulum secara profesional yang berkelanjutan;

S-3

Masih kurannya dosen yang memilikikemampuan dan kompetensi untukmenyampaikan materinya sesuai dengankurikulum yaitu kepercayaan yntuk mengajar.

S-4

S-6

Masih minimnya pengetahuan dan kurangnyasikap minat dosen terhadap kurikulum baru,misalnya ketajaman dan kedalaman dalammengajarkan suatu mata kuliah tertentu

S-7

Masih lemahnya keyakinan perguruan tinggi terhadapkurikulum baru. Status kurikulum dari sudut pandangdosen, staf administrasi, masyarakat. Misalnya sejauhmana administrator kampus mengakui pentingnya matakuliah tertentu, dalam kurikulum tersebut.

Kurangnya waktu yang tersedia untukmenyiapkan dan menyampaikan persyaratankurikulum baru, misalnya dosen membutuhkancukup waktu untuk mengembangkan pemahamanmereka, berkenaan dengan mata kuliah dan materiajar yang harus disiapkan

S-8

Page 237: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 121

Diantara faktor-faktor yang dapat diidentifikasi sebagai

pendorong perubahan kurikulum adalah kecukupan sumber daya,

waktu, etos kampus dan dukungan profesional. Faktor intrinsik adalah;

pengetahuan profesional, kecukupan profesional dan minat profesional

serta motivasi. Hal itu, dapat dilihat tabel 2.1, berikut:

d. Dampak Penerapan KPT berbasis KKNI menuju

akuntabilitas PT

Akumulasi temuan penelitian tentang Dampak Penerapan

KPT berbasis KKNI menuju akuntabilitas PT di delapan prodi

PAI PTKIS Kopertais Wilayah II Jawa Barat. Ditemukan

berbagai fenomena dampak ikutan dari implementasi kebijakan

kurikulum PT berbasis SNP, mengacu pada KKNI dalam

menuju Akuntabilitas PT. Atas dasar itu, maka dalam bagian ini,

berturut-turut akan dideskripsikan dampak ikutan dari

penerapan KPT berbasis KKNI menuju akuntabilitas PT di

delapan prodi PAI PTKIS Kopertais Wilayah II Jawa Barat,

sebagai berikut:

1) Dampak ikutan dari Implentasi Kebijakan Kurikulum PT

berbasis KKNI di Proprogram Sudi PAI STAISMAN

Pandeglang, kurang optimalnya kinerja dosen; rendahnya

partisipasi mahasiswa; kurangnya dukungan pimpinan, dan

kurangnya partisipasi orang tua/masyarakat. Berdasarkan

penelusuran dokumen ditemukan beberapa hal sebagai

berikut:

(a) Penyususan Kurikulum PT berbasis KKNI belum dapat

dipertanggung-jawabkan secara kualitas dikarenakan:

- Rancangan kurikulum yang dibuat tidak mencakup

maksud dan tujuan setiap mata kuliah dan

spesifikkasinya tidak rinci, dan disyahkan oleh pejabat

yang berwenang;

- Tdak adanya Studi kelayakan, prosedur

pembuatan/program, penetapan tidak

didokumentasikan.

- Tidak adanya masukan dari mahasiswa, alumni dan

‘’client’’ bagi rancangan kurikulum merupakan bagian

sistem mutu tidak didokumentasikan.

Page 238: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin122

- Spesifikkasi meliputi silabus dan satuan acara

perkuliahan/praktikum, tidak disyahkan oleh pejabat

tertentu;

- Tidak adanya panduan penggunaan metode dan teknik

penilaian yang disyahkan oleh pejabat tertentu;

- Tidak adanya bukti peninjauan/revisi secara periodik

dalam rangka meningkatkan relevansi dengan dunia

kerja perlu diatur secara berkala.

(b) Dalam pelaksanaan kurikulum kurang bertanggung

jawab, berdasarkan ketentuan yang berlaku.

- Metode pengajaran tidak dimantapkan dan dijelaskan

dalam prosedur-prosedur dan tidak diikuti dengan

pelaksanaan setiap aspek program.

- Berbagai catatan dalam kaitan ini perlu dipelihara dan

didokumenta-

sikan dengan baik, antara lain, jadwal kuliah/praktikum,

‘’course submissions’’, (pengiriman kursus) kerangka kerja,

catatan kerja, catatan penilaian, ren-cana kerja dan

catatan-catatan prestasi kerja. Demikian pula catatan-

catatan kegagalan dan kinerja di bawah standard dan

tindakan koreksi yang diambil harus didokumentasikan.

- Belum adanya sistem untuk membantu memecahkan

masalah- pembelajaran.

- Belum adanya panduan tetang rincian penilaian dan

kriteria kelulusan ‘’grading’’ mahasiswa.

(c) Materi kuliah yang diberikan dosen kurang dipertanggung-

jawabkan secara kurikuler dan etika akademik

- Kegiatan pembelajaran dilaksanakan tidak berdasarkan

peraturan-ratauran-peraturan-ratauran akademik.

- Proses yang dilaksanakan dalam rangka pengelolaan

program dan kurikulum tidak spesifikk, termasuk

pengaturan untuk kerja tim.

- Peranan dalam tim, wewenang dan tanggung jawab tidak

dijelaskan dengan baik.

Page 239: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 123

- Tidak adanya paparan audit dari pihak luar, merupakan

bukti yang baik bila tersedia untuk memberikan

gambaran, mutu manajemen pembelajaran.

(b) Mutu Indeks Prestasi (IP/IPK) mahasiswa Rata-

ratamasih rendah, belum signifikan dan tidak

menggambarkankan kurva normal;

2) Dampak ikutan dari Implentasi Kebijakan Kurikulum PT

berbasis KKNI menuju akuntabilitas PT di Proprogram Sudi

PAI STAI KH. Agus Salim Bekasi, akibat dari kurang

optimalnya, kinerja dosen; rendahnya partisipasi mahasiswa;

kurangnya dukungan pimpinan, dan kurangnya partisipasi

orang tua/masyarakat. Berdasarkan penelusuran dokumen

ditemukan beberapa hal sebagai berikut:

(a) Penyususan Kurikulum PT berbasis KKNI belum dapat

dipertanggung-jawabkan secara kualitas dikarenakan:

- Rancangan kurikulum yang dibuat tidak mencakup

maksud dan tujuan setiap mata kuliah dan

spesifikkasinya tidak rinci, didokumentasikan, namun

tidak disyahkan oleh pejabat yang berwenang;

- Tdak adanya Studi kelayakan, prosedur

pembuatan/program, penetapan tidak

didokumentasikan.

- Tidak adanya masukan dari mahasiswa, alumni dan

‘’client’’ bagi rancangan kurikulum merupakan bagian

sistem mutu tidak didokumentasikan.

- Spesifikkasi meliputi silabus dan satuan acara

perkuliahan/praktikum, tidak disyahkan oleh pejabat

tertentu;

- Tidak adanya panduan penggunaan metode dan teknik

penilaian yang disyahkan oleh pejabat tertentu;

- Tidak adanya bukti peninjauan/revisi secara periodik

dalam rangka meningkatkan relevansi dengan dunia

kerja perlu diatur secara berkala.

Page 240: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin124

(b) Dalam pelaksanaannya, pimpinan kurang bertindak

dengan tanggung jawab, jujur dan berdasarkan

ketentuan yang berlaku.

- Metode pengajaran harus dimantapkan dan dijelaskan

dalam prosedur-prosedur yang harus diikuti dalam

pelaksanaan setiap aspek program studi.

- Berbagai catatan dalam kaitan ini perlu dipelihara dan

didokumenta-

sikan dengan baik, antara lain, jadwal

kuliah/praktikum, ‘’course submissions’’, (pengiriman

kursus) kerangka kerja, catatan kerja, catatan penilaian,

ren-cana kerja dan catatan-catatan prestasi kerja.

Demikian pula catatan-catatan kegagalan dan kinerja

di bawah standard dan tindakan koreksi yang diambil

harus didokumentasikan.

- Sistem yang dikembangkan untuk membantu

memecahkan masalah-masalah pembelajaran juga

perlu didokumentasikan.

- Rincian penilaian formatif dan sumatif serta kriteria

untuk kelulusan dan ‘’grading’’ mahasiswa merupakan

unsur yang penting dalam pelaksanaan kurikulum.

- Materi kuliah yang diberikan dosen kurang

dipertanggung-jawabkan secara kurikuler dan etika

akademik

- Kegiatan pembelajaran dilaksanakan tidak berdasarkan

peraturan-ratauran-peraturan-ratauran akademik.

- Proses yang dilaksanakan dalam rangka

pengelolaan program dan kurikulum tidak spesifik,

termasuk pengaturan untuk kerja tim.

- Peranan dalam tim, wewenang dan tanggung jawab

tidak dijelaskan dengan baik.

- Tidak adanya paparan audit dari pihak luar,

merupakan bukti yang baik bila tersedia untuk

memberikan gambaran, mutu manajemen pembelajaran.

(c) Mutu Indeks Prestasi (IP/IPK) mahasiswa belum

terpercaya, dikarenakan perolehan nilai (IP/IPK)

Page 241: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 125

mahasiswa Rata-ratarendah, belum signifikan dan tidak

menggambarkankan kurva normal;

3) Dampak ikutan dari Implentasi Kebijakan Kurikulum PT

berbasis KKNI menuju akuntabilitas PT di Proprogram Sudi

PAI STAI Miftahul Huda Subang, akibat dari kurang

optimalnya, kinerja dosen; rendahnya partisipasi mahasiswa;

kurangnya dukungan pimpinan, dan kurangnya partisipasi

orang tua/masyarakat. Berdasarkan penelusuran dokumen

ditemukan beberapa hal sebagai berikut:

(a) Penyususan Kurikulum PT berbasis KKNI belum dapat

dipertanggung-jawabkan secara kualitas dikarenakan:

- Rancangan kurikulum yang dibuat mencakup

maksud dan tujuan setiap program studi dan

spesifikkasinya secara rinci, didokumentasikan, namun

tidak disyahkan oleh pejabat yang berwenang;

- Tdak adanya Studi kelayakan, prosedur pembuatan/

program, penetapan tidak didokumentasikan.

- Tidak adanya masukan dari mahasiswa, alumni dan

‘’client’’ bagi rancangan kurikulum merupakan bagian

sistem mutu tidak didokumentasikan.

- Spesifikkasi meliputi silabus dan satuan acara

perkuliahan/praktikum, tidak disyahkan oleh pejabat

tertentu;

- Tidak adanya panduan penggunaan metode dan teknik

penilaian yang disyahkan oleh pejabat tertentu;

- Tidak adanya bukti peninjauan/revisi secara periodik

dalam rangka meningkatkan relevansi dengan dunia

kerja perlu diatur secara berkala.

(b) Dalam pelaksanaannya, pimpinan kurang bertindak

dengan tanggung jawab, jujur dan berdasarkan

ketentuan yang berlaku.

- Metode pengajaran harus dimantapkan dan dijelaskan

dalam prosedur-prosedur yang harus diikuti dalam

pelaksanaan setiap aspek program studi.

- Berbagai catatan dalam kaitan ini perlu dipelihara dan

didokumenta-

Page 242: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin126

sikan dengan baik, antara lain, jadwal kuliah/

praktikum, ‘’course submissions’’, (pengiriman kursus)

kerangka kerja, catatan kerja, catatan penilaian, ren-

cana kerja dan catatan-catatan prestasi kerja. Demikian

pula catatan-catatan kegagalan dan kinerja di bawah

standard dan tindakan koreksi yang diambil harus

didokumentasikan.

- Sistem yang dikembangkan untuk membantu

memecahkan masalah-masalah pembelajaran juga

perlu didokumentasikan.

- Rincian penilaian formatif dan sumatif serta kriteria

untuk kelulusan dan ‘’grading’’ mahasiswa merupakan

unsur yang penting dalam pelaksanaan kurikulum.

- Materi kuliah yang diberikan dosen kurang

dipertanggung-jawabkan secara kurikuler dan etika

akademik

- Kegiatan pembelajaran dilaksanakan tidak berdasarkan

peraturan-ratauran-peraturan-ratauran akademik.

- Proses yang dilaksanakan dalam rangka

pengelolaan program dan kurikulum tidak spesifik,

termasuk pengaturan untuk kerja tim.

- Peranan dalam tim, wewenang dan tanggung jawab

tidak dijelaskan dengan baik.

- Tidak adanya paparan audit dari pihak luar,

merupakan bukti yang baik bila tersedia untuk

memberikan gambaran, mutu manajemen pembelajaran.

(c) Mutu Indeks Prestasi (IP/IPK) mahasiswa belum

terpercaya, dikarenakan perolehan nilai (IP/IPK)

mahasiswa Rata-ratarendah, belum signifikan dan tidak

menggambarkankan kurva normal;

4) Dampak ikutan dari Implentasi Kebijakan Kurikulum PT

berbasis KKNI menuju akuntabilitas PT di Proprogram Sudi

PAI FT IAI Bunga Bangsa Cirebon, akibat dari kurang

optimalnya, kinerja dosen; rendahnya partisipasi mahasiswa;

kurangnya dukungan pimpinan, dan kurangnya partisipasi

Page 243: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 127

orang tua/masyarakat. Berdasarkan penelusuran dokumen

ditemukan beberapa hal sebagai berikut:

(a) Penyususan Kurikulum PT berbasis KKNI belum dapat

dipertanggung-jawabkan secara kualitas dikarenakan:

- Rancangan kurikulum yang dibuat mencakup

maksud dan tujuan setiap program studi dan

spesifikkasinya secara rinci, didokumentasikan, namun

tidak disyahkan oleh pejabat yang berwenang;

- Tdak adanya Studi kelayakan, prosedur pembuatan/

program, penetapan tidak didokumentasikan.

- Tidak adanya masukan dari mahasiswa, alumni dan

‘’client’’ bagi rancangan kurikulum merupakan bagian

sistem mutu tidak didokumentasikan.

- Spesifikkasi meliputi silabus dan satuan acara

perkuliahan/praktikum, tidak disyahkan oleh pejabat

tertentu;

- Tidak adanya panduan penggunaan metode dan teknik

penilaian yang disyahkan oleh pejabat tertentu;

- Tidak adanya bukti peninjauan/revisi secara periodik

dalam rangka meningkatkan relevansi dengan dunia

kerja perlu diatur secara berkala.

(b) Dalam pelaksanaannya, pimpinan kurang bertindak

dengan tanggung jawab, jujur dan berdasarkan

ketentuan yang berlaku.

- Pelaksanaan kurikulum merupakan tahapan penting

dalam proses pendidikan.

- Metode pengajaran harus dimantapkan dan dijelaskan

dalam prosedur-prosedur yang harus diikuti dalam

pelaksanaan setiap aspek program studi.

- Berbagai catatan dalam kaitan ini perlu dipelihara dan

didokumenta-

sikan dengan baik, antara lain, jadwal

kuliah/praktikum, ‘’course submissions’’, (pengiriman

kursus) kerangka kerja, catatan kerja, catatan penilaian,

ren-cana kerja dan catatan-catatan prestasi kerja.

Demikian pula catatan-catatan kegagalan dan kinerja

Page 244: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin128

di bawah standard dan tindakan koreksi yang diambil

harus didokumentasikan.

- Sistem yang dikembangkan untuk membantu

memecahkan masalah-masalah pembelajaran juga

perlu didokumentasikan.

- Rincian penilaian formatif dan sumatif serta kriteria

untuk kelulusan dan ‘’grading’’ mahasiswa merupakan

unsur yang penting dalam pelaksanaan kurikulum.

- Materi kuliah yang diberikan dosen kurang

dipertanggung-jawabkan secara kurikuler dan etika

akademik

- Kegiatan pembelajaran dilaksanakan tidak berdasarkan

peraturan-ratauran-peraturan-ratauran akademik.

- Proses yang dilaksanakan dalam rangka

pengelolaan program dan kurikulum tidak spesifik,

termasuk pengaturan untuk kerja tim.

- Peranan dalam tim, wewenang dan tanggung jawab

tidak dijelaskan dengan baik.

- Tidak adanya paparan audit dari pihak luar,

merupakan bukti yang baik bila tersedia untuk

memberikan gambaran, mutu manajemen pembelajaran.

(c) Mutu Indeks Prestasi (IP/IPK) mahasiswa belum

terpercaya, dikarenakan perolehan nilai (IP/IPK)

mahasiswa Rata-ratarendah, belum signifikan dan tidak

menggambarkankan kurva normal;

5) Dampak ikutan dari Implentasi Kebijakan Kurikulum PT

berbasis KKNI menuju akuntabilitas PT di Proprogram Sudi

PAI FT IALM Tasikmalaya, akibat dari kurang optimalnya,

kinerja dosen; rendahnya partisipasi mahasiswa; kurangnya

dukungan pimpinan, dan kurangnya partisipasi orang

tua/masyarakat. Berdasarkan penelusuran dokumen

ditemukan beberapa hal sebagai berikut:

(a) Penyususan Kurikulum PT berbasis KKNI belum dapat

dipertanggung-jawabkan secara kualitas dikarenakan:

- Rancangan kurikulum yang dibuat mencakup

maksud dan tujuan setiap program studi dan

Page 245: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 129

spesifikkasinya secara rinci, didokumentasikan, namun

tidak disyahkan oleh pejabat yang berwenang;

- Tdak adanya Studi kelayakan, prosedur pembuatan/

program, penetapan tidak didokumentasikan.

- Tidak adanya masukan dari mahasiswa, alumni dan

‘’client’’ bagi rancangan kurikulum merupakan bagian

sistem mutu tidak didokumentasikan.

- Spesifikkasi meliputi silabus dan satuan acara

perkuliahan/praktikum, tidak disyahkan oleh pejabat

tertentu;

- Tidak adanya panduan penggunaan metode dan teknik

penilaian yang disyahkan oleh pejabat tertentu;

- Tidak adanya bukti peninjauan/revisi secara periodik

dalam rangka meningkatkan relevansi dengan dunia

kerja perlu diatur secara berkala.

(b) Dalam pelaksanaannya, pimpinan kurang bertindak

dengan tanggung jawab, jujur dan berdasarkan

ketentuan yang berlaku.

- Metode pengajaran tidak dimantapkan dan dijelaskan

dalam prosedur-prosedur yang harus diikuti dalam

pelaksanaan.

- Berbagai catatan tidak dipelihara dan

didokumentasikan dengan baik, antara lain, jadwal

kuliah/praktikum, ‘’course submissions’’, (pengiriman

kursus) kerangka kerja, catatan kerja, catatan penilaian,

ren-cana kerja dan catatan-catatan prestasi kerja.

Demikian pula catatan-catatan kegagalan dan kinerja

di bawah standard dan tindakan koreksi yang diambil

harus didokumentasikan.

- Sistem yang dikembangkan untuk membantu

memecahkan masalah-masalah pembelajaran juga

perlu didokumentasikan.

- Belum adanya rincian penilaian, kriteria untuk

kelulusan dan ‘’grading’’ mahasiswa merupakan unsur

yang penting dalam pelaksanaan kurikulum.

Page 246: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin130

- Belum adanya panduan akademik untuk dosen dalam

memeberikan materi kuliah, sehingga kurang dapat

dipertanggung-jawabkan secara kurikuler dan etika

akademik

- Kegiatan pembelajaran dilaksanakan tidak berdasarkan

peraturan-ratauran-peraturan-ratauran akademik.

- Proses yang dilaksanakan dalam rangka

pengelolaan program dan kurikulum tidak spesifik,

termasuk pengaturan untuk kerja tim.

- Peranan dalam tim, wewenang dan tanggung jawab

tidak dijelaskan dengan baik.

- Tidak adanya paparan audit dari pihak luar,

merupakan bukti yang baik bila tersedia untuk

memberikan gambaran, mutu manajemen pembelajaran.

(c) Mutu Indeks Prestasi (IP/IPK) mahasiswa belum

terpercaya, dikarenakan perolehan nilai (IP/IPK)

mahasiswa Rata-ratarendah, belum signifikan dan tidak

menggambarkankan kurva normal;

6) Dampak ikutan dari Implentasi Kebijakan Kurikulum PT

berbasis KKNI menuju akuntabilitas PT di Proprogram Sudi

PAI FAI Universitas Ibnu Kholdun Bogor, akibat dari kurang

optimalnya, kinerja dosen; rendahnya partisipasi mahasiswa;

kurangnya dukungan pimpinan, dan kurangnya partisipasi

orang tua/masyarakat. Berdasarkan penelusuran dokumen

ditemukan beberapa hal sebagai berikut:

(a) Penyususan Kurikulum PT berbasis KKNI belum dapat

dipertanggung-jawabkan secara kualitas dikarenakan:

- Rancangan kurikulum yang dibuat mencakup

maksud dan tujuan setiap program studi dan

spesifikkasinya secara rinci, didokumentasikan, namun

tidak disyahkan oleh pejabat yang berwenang;

- Tdak adanya Studi kelayakan, prosedur pembuatan/

program, penetapan tidak didokumentasikan.

- Tidak adanya masukan dari mahasiswa, alumni dan

‘’client’’ bagi rancangan kurikulum merupakan bagian

sistem mutu tidak didokumentasikan.

Page 247: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 131

- Spesifikkasi meliputi silabus dan satuan acara

perkuliahan/praktikum, tidak disyahkan oleh pejabat

tertentu;

- Tidak adanya panduan penggunaan metode dan teknik

penilaian yang disyahkan oleh pejabat tertentu;

- Tidak adanya bukti peninjauan/revisi secara periodik

dalam rangka meningkatkan relevansi dengan dunia

kerja perlu diatur secara berkala.

(b) Dalam pelaksanaannya, pimpinan kurang bertindak

dengan tanggung jawab, jujur dan berdasarkan

ketentuan yang berlaku.

- Pelaksanaan kurikulum merupakan tahapan penting

dalam proses pendidikan.

- Metode pengajaran harus dimantapkan dan dijelaskan

dalam prosedur-prosedur yang harus diikuti dalam

pelaksanaan setiap aspek program studi.

- Berbagai catatan dalam kaitan ini perlu dipelihara dan

didokumenta-

sikan dengan baik, antara lain, jadwal kuliah/

praktikum, ‘’course submissions’’, (pengiriman kursus)

kerangka kerja, catatan kerja, catatan penilaian, ren-

cana kerja dan catatan-catatan prestasi kerja. Demikian

pula catatan-catatan kegagalan dan kinerja di bawah

standard dan tindakan koreksi yang diambil harus

didokumentasikan.

- Sistem yang dikembangkan untuk membantu

memecahkan masalah-masalah pembelajaran juga

perlu didokumentasikan.

- Rincian penilaian formatif dan sumatif serta kriteria

untuk kelulusan dan ‘’grading’’ mahasiswa merupakan

unsur yang penting dalam pelaksanaan kurikulum.

- Materi kuliah yang diberikan dosen kurang

dipertanggung-jawabkan secara kurikuler dan etika

akademik

- Kegiatan pembelajaran dilaksanakan tidak berdasarkan

peraturan-ratauran-peraturan-ratauran akademik.

Page 248: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin132

- Proses yang dilaksanakan dalam rangka

pengelolaan program dan kurikulum tidak spesifik,

termasuk pengaturan untuk kerja tim.

- Peranan dalam tim, wewenang dan tanggung jawab

tidak dijelaskan dengan baik.

- Tidak adanya paparan audit dari pihak luar,

merupakan bukti yang baik bila tersedia untuk

memberikan gambaran, mutu manajemen pembelajaran.

(c) Mutu Indeks Prestasi (IP/IPK) mahasiswa belum

terpercaya, dikarenakan perolehan nilai (IP/IPK)

mahasiswa Rata-ratarendah, belum signifikan dan tidak

menggambarkankan kurva normal;

7) Dampak ikutan dari Implentasi Kebijakan Kurikulum PT

berbasis KKNI menuju akuntabilitas PT di Proprogram Sudi

PAI STAI Al- Azhary Cianjur, akibat dari kurang

optimalnya, kinerja dosen; rendahnya partisipasi mahasiswa;

kurangnya dukungan pimpinan, dan kurangnya partisipasi

orang tua/masyarakat. Berdasarkan penelusuran dokumen

ditemukan beberapa hal sebagai berikut:

(a) Penyususan Kurikulum PT berbasis KKNI belum dapat

dipertanggung-jawabkan secara kualitas dikarenakan:

- Rancangan kurikulum yang dibuat mencakup

maksud dan tujuan setiap program studi dan

spesifikkasinya secara rinci, didokumentasikan, namun

tidak disyahkan oleh pejabat yang berwenang;

- Tdak adanya Studi kelayakan, prosedur pembuatan/

program, penetapan tidak didokumentasikan.

- Tidak adanya masukan dari mahasiswa, alumni dan

‘’client’’ bagi rancangan kurikulum merupakan bagian

sistem mutu tidak didokumentasikan.

- Spesifikkasi meliputi silabus dan satuan acara

perkuliahan/praktikum, tidak disyahkan oleh pejabat

tertentu;

- Tidak adanya panduan penggunaan metode dan teknik

penilaian yang disyahkan oleh pejabat tertentu;

Page 249: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 133

- Tidak adanya bukti peninjauan/revisi secara periodik

dalam rangka meningkatkan relevansi dengan dunia

kerja perlu diatur secara berkala.

(b) Dalam pelaksanaannya, pimpinan kurang bertindak

dengan tanggung jawab, jujur dan berdasarkan

ketentuan yang berlaku.

- Pelaksanaan kurikulum merupakan tahapan penting

dalam proses pendidikan.

- Metode pengajaran harus dimantapkan dan dijelaskan

dalam prosedur-prosedur yang harus diikuti dalam

pelaksanaan setiap aspek program studi.

- Berbagai catatan dalam kaitan ini perlu dipelihara dan

didokumenta-

sikan dengan baik, antara lain, jadwal kuliah/

praktikum, ‘’course submissions’’, (pengiriman kursus)

kerangka kerja, catatan kerja, catatan penilaian, ren-

cana kerja dan catatan-catatan prestasi kerja. Demikian

pula catatan-catatan kegagalan dan kinerja di bawah

standard dan tindakan koreksi yang diambil harus

didokumentasikan.

- Sistem yang dikembangkan untuk membantu

memecahkan masalah-masalah pembelajaran juga

perlu didokumentasikan.

- Rincian penilaian formatif dan sumatif serta kriteria

untuk kelulusan dan ‘’grading’’ mahasiswa merupakan

unsur yang penting dalam pelaksanaan kurikulum.

- Materi kuliah yang diberikan dosen kurang

dipertanggung-jawabkan secara kurikuler dan etika

akademik

- Kegiatan pembelajaran dilaksanakan tidak berdasarkan

peraturan-ratauran-peraturan-ratauran akademik.

- Proses yang dilaksanakan dalam rangka pengelola-

an program dan kurikulum tidak spesifik, termasuk

pengaturan untuk kerja tim.

Page 250: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin134

- Peranan dalam tim, wewenang dan tanggung jawab

tidak dijelaskan dengan baik.

- Tidak adanya paparan audit dari pihak luar,

merupakan bukti yang baik bila tersedia untuk

memberikan gambaran, mutu manajemen pembelajaran.

(c) Mutu Indeks Prestasi (IP/IPK) mahasiswa belum

terpercaya, dikarenakan perolehan nilai (IP/IPK)

mahasiswa Rata-ratarendah, belum signifikan dan tidak

menggambarkankan kurva normal;

8) Dampak ikutan dari Implentasi Kebijakan Kurikulum PT

berbasis KKNI menuju akuntabilitas PT di Proprogram Sudi

PAI FAI Universitas Islam Nusantara, akibat dari kurang

optimalnya, kinerja dosen; rendahnya partisipasi mahasiswa;

kurangnya dukungan pimpinan, dan kurangnya partisipasi

orang tua/masyarakat. Berdasarkan penelusuran dokumen

ditemukan beberapa hal sebagai berikut:

(a) Penyususan Kurikulum PT berbasis KKNI belum dapat

dipertanggung-jawabkan secara kualitas dikarenakan:

- Rancangan kurikulum yang dibuat mencakup

maksud dan tujuan setiap program studi dan

spesifikkasinya secara rinci, didokumentasikan, namun

tidak disyahkan oleh pejabat yang berwenang;

- Tdak adanya Studi kelayakan, prosedur pembuatan/

program, penetapan tidak didokumentasikan.

- Tidak adanya masukan dari mahasiswa, alumni dan

‘’client’’ bagi rancangan kurikulum merupakan bagian

sistem mutu tidak didokumentasikan.

- Spesifikkasi meliputi silabus dan satuan acara

perkuliahan/praktikum, tidak disyahkan oleh pejabat

tertentu;

- Tidak adanya panduan penggunaan metode dan teknik

penilaian yang disyahkan oleh pejabat tertentu;

Page 251: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 135

- Tidak adanya bukti peninjauan/revisi secara periodikdalam rangka meningkatkan relevansi dengan duniakerja perlu diatur secara berkala.

(b) Dalam pelaksanaannya, pimpinan kurang bertindakdengan tanggung jawab, jujur dan berdasarkanketentuan yang berlaku.

- Metode pengajaran harus dimantapkan dan dijelaskandalam prosedur-prosedur yang harus diikuti dalampelaksanaan setiap aspek program studi.

- Sistem yang dikembangkan untuk membantumemecahkan masalah-masalah pembelajaran jugaperlu didokumentasikan.

- Rincian penilaian formatif dan sumatif serta kriteriauntuk kelulusan dan ‘’grading’’ mahasiswa merupakanunsur yang penting dalam pelaksanaan kurikulum.

- Materi kuliah yang diberikan dosen kurangdipertanggung-jawabkan secara kurikuler dan etikaakademik

- Kegiatan pembelajaran dilaksanakan tidak berdasarkanperaturan-ratauran-peraturan-ratauran akademik.

- Proses yang dilaksanakan dalam rangkapengelolaan program dan kurikulum tidak spesifik,termasuk pengaturan untuk kerja tim.

- Peranan dalam tim, wewenang dan tanggung jawabtidak dijelaskan dengan baik.

- Tidak adanya paparan audit dari pihak luar,merupakan bukti yang baik bila tersedia untukmemberikan gambaran, mutu manajemen pembelajaran.

(c) Mutu Indeks Prestasi (IP/IPK) mahasiswa belumterpercaya, dikarenakan perolehan nilai (IP/IPK)mahasiswa Rata-ratarendah, belum signifikan dan tidakmenggambarkankan kurva normal;

Untuk lebih jelasnya mengenai temuan penelitian multikasus tentang faktor-faktor dalam implementasi kurikulum PTberbasis SNP menngacu pada KKI menuju akuntabilitas PT di 8Prodi PAI PTKIS di lingkungan Kopertais Wilayah II JabarBnaten, dideskripsikan pada gambar 4. 36, sebagai berikut:

Page 252: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin136

(a) Rancangan kurikulum yang dibuat belum dapatdipertanggungjawabkan secara hukum, (b) Pelaksanaankurikulum dan pembelajaran belum optimal masihbergantung pada polalama (c) capaian penbelajaranmasih rendah, (d) nilai akreditasi rendah (e) minat calonmahasiswa turun.

(a) Rancangan kurikulum yang dibuat belum dapatdipertanggungjawabkan secara hukum, (b) Pelaksanaankurikulum dan pembelajaran belum optimal masihbergantung pada polalama (c) capaian penbelajaranmasih rendah, (d) nilai akreditasi rendah (e) minat calonmahasiswa turun.

(a) Rancangan kurikulum yang dibuat belum dapatdipertanggungjawabkan secara hukum, (b) Pelaksanaankurikulum dan pembelajaran belum optimal masihbergantung pada polalama (c) capaian penbelajaranmasih rendah, (d) nilai akreditasi rendah (e) minat calonmahasiswa turun..

(a) Rancangan kurikulum yang dibuat belum dapatdipertanggungjawabkan secara hukum, (b) Pelaksanaankurikulum dan pembelajaran belum optimal masihbergantung pada polalama (c) capaian penbelajaranmasih rendah, (d) nilai akreditasi rendah (e) minat calonmahasiswa turun.

Ket:

S=Situs

Gambar 4.36 Dampak Implementasi Kebijakan KurikulumPT Berbasis KKNI Menuju Akuntabilitas PT

Sumber: diolah oleh Peneliti

ProdiTidak

Akuntabel

DampakImplementasi KPTberbasisKKNI

S-5

S-6

S-7

(a) Rancangan kurikulum yang dibuat belum dapatdipertanggungjawabkan secara hukum, (b) Pelaksanaankurikulum dan pembelajaran belum optimal masihbergantung pada polalama (c) capaian penbelajaranmasih rendah, (d) nilai akreditasi rendah (e) minat calonmahasiswa turun.

S-1

(a) Rancangan kurikulum yang dibuat belum dapatdipertanggungjawabkan secara hukum, (b) Pelaksanaankurikulum dan pembelajaran belum optimal masihbergantung pada polalama (c) capaian penbelajaranmasih rendah, (d) nilai akreditasi rendah (e) minat calonmahasiswa turun.

S-2

(a) Rancangan kurikulum yang dibuat belum dapatdipertanggungjawabkan secara hukum, (b) Pelaksanaankurikulum dan pembelajaran belum optimal masihbergantung pada polalama (c) capaian penbelajaranmasih rendah, (d) nilai akreditasi rendah (e) minat calonmahasiswa turun.

S-3

(a) Rancangan kurikulum yang dibuat belum dapatdipertanggungjawabkan secara hukum, (b) Pelaksanaankurikulum dan pembelajaran belum optimal masihbergantung pada polalama (c) capaian penbelajaranmasih rendah, (d) nilai akreditasi rendah (e) minat calonmahasiswa turun.

S-4

S-8

Page 253: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 137

C. Intrepretasi Data Temuan PenelitianInterpretasi data dalam penelitian ini, berupaya

menggabungkan hasil analisis dengan pernyataan, kriteria,atau standar tertentu untuk menemukan makna dari datayang dikumpulkan untuk menjawab permasalahan dalampenelitian yang sedang diperbaiki. Teknik yang dilakukandalam interpretasi data, antara lain dengan: (1)menghubungkan data dengan pengalaman peneliti, (2)mengaitkan temuan (data) dengan hasil kajian pustakaatau teori terkait, (3) memperluas analisis denganmengajukan pertayaan mengenai penelitian dan implikasihasil penelitian, dan/atau, (4) meminta nasihat temansejawat jika mengalami kesulitan.

Sesuai dengan tujuan dan temuan penelitian ini,untuk menbkaji dan mencermati tentang: (a) peran ketuaProdi dalam implentasi kurikulum PT berbasis KKNI (b)langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalammenetapkan KPT, berbasis KKNI; (c) faktor-faktor yangikut mempengaruhi penerapan KPT berbasis KKNI menujuakuntabilitas PT., dan (d) dampak implentasi kurikulumPT berbasis KKNI pada 8 Progran Studi PAI di lingkunganKopertais Wilayah II Jawa Barata dan Banten. Pada bagianini, akan diintreprestasikan data temuan penelitian, yaitusebagai berikut:1. Kinerja/Peran ketua Prodi dalam implentasi

kurikulum PT berbasis KKNIa. Ketua Prodi Sebagai Penentu Arah

Ketua Prodi, sebagai perumus, penentu strategi ,dan taktik guna mencapai tujuan prodi. Begitu juga halnyadengan penentuan arah kurikulum PT berbasis KKNI, didelapan prodi, nampaknya para Ketua prodi dalammengarahkan programnya belum optimal.b. Ketua Prodi Sebagai Wakil dan Juru Bicara Organisasi

Ketua prodi sebagai pimpinan program, perlumengetahui keputusan lain yang telah dibuatnya dankoordinasikan oleh bawahannya, misalya kegiatan dosen.Serta pengetahuan tentang berbagai kegiatan yangberlangsung dalam organisasi sebagai pelaksanaan dari

Page 254: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin138

berbagai keputusan yang telah diambilnya. Akan tetapi, didelapan prodi, nampaknya peran para Ketua prodi belumoptimal dalam mewakili prodinya, dikarenakankebanyakan dosen belum banyak mengetahui tentangselukbeluk pelaksanaan Kebijakan kurikulum sesuaidengan SN-DIKTI mengacu pada KKNI.c. Ketua Prodi Sebagai Komunikator yang Efektif

Komunikasi kebijakan kurikulum yang efektif dariketua prodi kepada dosen sangat diperlukan, hal ituberguna dalam rangka pengendalian dan pengawasan,pengerahan dan menyampaikan informasi kepada pihaklain (dosen). Nampaknya para Ketua prodi di delapanprodi, belum efektif mengkomunikasikan. Kebijakankurikulum sesuai dengan SN-DIKTI mengacu pada KKNI.Oleh karena itu kinerja dosen sulit untuk dikendalikanpembelajaran berjalan seperti biasa. Artinya dosen belumbisa membedakan antara pola pembelajaran lama denganpembelajaran pola baru, begituga dalam hal penilaian.d. Ketua Prodi Sebagai Mediator

Fungsi Kaprodi sebagai mediator dalam hal inidifokuskan pada penyelesaian situasi konflik yangmungkin timbul dalam organisasi. Nampaknya di delapanprodi, para Ketua prodi belum optimal dalam memdiasi,persoalan tentang perubahan kurikulum PT berbasis KKNI,dikarenakan kebanyakan para dosen masih kebingungandalam menerepkan kurikulum sesuai dengan SN-DIKTImengacu pada KKNI. Akhirnya pembelajaran berjalansebagaimana biasanya, belum ada perubahan yang berarti.e. Ketua Prodi Sebagai Integrator

Ketua prodi sebagai integrator di delapan prodi,nampaknya belum optimal dikarenakan belummemperlihatkan adanya pembagian tugas, sistem alokasidaya, dana dan tenaga, serta diperlukannya. Orgamisasiyang baik, seperti halnya program studi dibangun, denganspesialisasi pengetahuan dan ketrampilan dapatmenimbulkan sikap, perilaku dan tindakan yang berkotak-kotak. Artinya belum ada kesinambukan antara programyang diberikan dengan para pelaksana program (dosen).

Page 255: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 139

Berdasarkan pembahasan tersebut di atas dapatdisimpulkan bahwa keefektivan kepemimpinan dapatdisoroti dari segi penyelenggaraan fungsi-fungsikepemimpinan yang bersifat hakiki, yaitu sebagai penentuarah yang hendak ditempuh melalui proses pengambilankeputusan, sebagai wakil dan juru bicara organisasi dalamusaha pemeliharaan hubungan dengan pihak-pihak yangberkepentingan di luar organisasi, sebagai komunikatoryang efektif, sebagai mediator yang rasional, objektif dannetral serta sebagai integrator. Dengan fungsi-fungsikepemimpinan tersebut, seorang pimpinan dapatmenggerakkan, mengarahkan dan mempengaruhibawahannya.2. Langkah-langkah Implementasi Kebijakan Kegiatan

yang dilakukan dalam menetapkan KPT, berbasisKKNI

Tujuan mengembangkan kurikulum adalah untukmembuat perbedaan bagi para peserta didik. Singkatnya,implementasi kurikulum membawa perubahan danmudah-mudahan perbaikan. Bagaimana cara membawaperubahannya? Dengan kata lain, bagaimana para aktordalam hal ini para ketua prodi, dosen dan civitasakademika memastikan bahwa kurikulum membawaperubahan yang diinginkan. Nampaknya para aktor,pengembangkan kurikulum di delapan prodi, itu belummemahami bagaimana cara membawa perubahannya danbelum dapat memastikan bahwa kurikulum KKNI akandapat membawa perubahan yang diinginkan.a. Perencanaan kurikulum KKNI di delapan Prodi

tersebut belum menentukan keadaan yang sebaik-baiknya dari hubungan-hubungan sumber dayainternal dan eksternal dalam suatu sistem pendidikandengan keadaaan yang dinamis serta cara yang efisiendan efektif untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

b. Secara garis besarnya rancangan kurikulum di delapanprodi, belum memenuhi empat unsur, yang ditentukanoleh Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentangPendidikan Tinggi, yaitu: (1) capaian pembelajaran,

Page 256: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin140

bahan kajian yang harus dikuasai, (2) strategipembelajaran untuk mencapai, (3) sistem penilaianketercapaiannya, dan (4) panduan ringkas ini jugadilengkapi dengan dua “Panduan “ yang tercantumdalam lampiran.

c. Kondisi delapan program studi, belum memoerjelasmemperjelas “profil lulusan” yang diharapkan melaluikegiatan pelacakan studi, studi kelayakan dan analisiskebutuhan di masyarakat. Profil lulusan mencerminkankemampuan minimal yang harus dikuasai mahasiswasetelah lulus yang merujuk pada empat aspekkebutuhan (1) sikap (attitude), (2) bidang kemampuankerja, (3) pengetahuan, dan (4) manajerial dan tanggungjawab. Keempat kemammpuan kemudian harusdijabarkan ke dalam sebuah capaian pembelajaran(learning outcome) pada setiap mata kuliah di programstudi. Sehingga nantinya, semua perencanaanpembelajaran atau Rencana Pelaksanaan Semester (RPS)harus didasarkan pada capaian pembelajaran (LearningOutcome) yang sesuai dengan kebutuhan profil lulusan.

3. Individu-Individu yang yang terlibat dalamImplementasi Kurikulum

Dalam sistem terpusat, kurikulum dikembangkandi tingkat institusi dalam hal ini PTKIS/Prodi danditeruskan ke masing-masing dosen untuk dilaksanakan.e. Dosen

Nampaknya para dosen sebagai garda terdepandalam pengembangkan kurikulum di delapan prodi, belumberfungsi mendorong pembelajaran yang lebih baik. Dosenpada umumnya belum mengetahui praktek pembelajarandan bertanggung jawab untuk memperkenalkankurikulum baru di dalam kelas. Belum memahamibagaimana cara membawa perubahannya dan belum dapatmemastikan bahwa kurikulum KKNI akan dapatmembawa perubahan yang diinginkan.f. Mahasiswa

Pengembangkan kurikulum PT berbasis KKNI didelapan prodi, ada kecenderungan dikalangan pelaksana

Page 257: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 141

kurikulum mengabaikan peran mahasiswa sebagai agenperubahan. Padahal, semakin meningkat kesadaranmahasiswa dapat berkontribusi pada perubahan yangbermakna.

Nampaknya kondisi mahasiswa di delapan prodi,masih belum jelas bagaimana mahasiswa harus terlibatdalam tahap implementasi kurikulum, meskipun merekaadalah penerima utama dari program ini. Mungkin begitumelekat dalam pemikiran dan perilaku mahasiswa bahwaperubahan yang diusulkan dalam kurikulum tidakditerima dengan penuh perhatian. Bahkan mahasiswa yangdiminta untuk berpartisipasi dalam diskusi mungkin tidakdapat melakukannya dengan baik, karena mereka telahterbiasa untuk menjadi penerima.g. Dukungan Pimpinan PT

Pimpinan PT, Ketua STAI Rektor, adalah pemainpenting dalam proses pelaksanaan kurikulum dikampusnya. Nampaknya pengembangkan kurikulum PTberbasis KKNI di delapan prodi, ada kecenderungan,bahwa para pemimpin/atasan prodi:7) Mereka belum memahami perlunya perubahan serta

langkah-langkah yang harus diambil sepanjang jalan.8) Mereka belum memiliki pengetahuan yang mendalam

tentang perubahan yang terencana dan prosesimplementasinya. Mereka belum terbiasa dengantujuan dan komponen kurikulum dan dapat melihatpergeseran peran dosen peran dalam kelas dan caradosen berinteraksidengan mahasiswa.

9) Mereka belum dapat dapat diakses danberkecenderungan untuk berkomunikasi dengan oranglain yang terlibat dalam proses. Membangun arusinformasi dua arah akan menempatkan ketua jurusanatau ketua program studi kesempatan untuk tetapmemperoleh isu-isu terkini yang perlu ditangani.

10) Mereka belum mampu meyakinkan stake holdertentang manfaat dari kurikulum baru dan bagaimanastrategi pedagogis baru dapat menjadi lebih bermaknabagi putra/putri mereka..

Page 258: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin142

11) Mereka belum diingatkan, bahwa hal terbaik-dalammembuat rencana adalah perencanaan tersebut harusdapat menanggulangi tantangan tak terduga.

12) Mereka belum berkomitmen terhadap perubahan danmampu menggunakan berbagai strategi kepemimpinanuntuk memenuhi kebutuhan dosen seperti,membangun kekuatan staf dosen mereka, bersediamengambil risiko, berpikir positif tentang perubahanterencana dan menggunakan optimisme ini untukmemotivasi orang lain.

h. OrangtuaUntuk menjadi sukses, setiap program baru perlu

melibatkan orang tua. Salah satu cara untuk menjangkauorang tua adalah dengan mengadakan lokakarya bagimereka dengan berfokus pada kurikulum baru.Nampaknya pengembangkan kurikulum PT berbasis KKNIdi delapan prodi, ada kecenderungan, bahwa:

i. Orangtua/masyakat tidak diberi kesempatan untukberbagi keprihatinan mereka dan menyuarakandukungan mereka dalam sebuah forum terbuka.

ii. Prodi/dosen, tidak melakukan lokakarya sehinggamereka tidak dapat menjelaskan apa yang sebenarnyaterjadi di dalam proses perkuliahan.

iii. Kurangnya akses informasi terhadap orangtua/masyakat, padahal pendekatan yang dapat dijangkauoleh orang.masyarakat tua adalah membuat informasiyang tersedia tentang perubahan kurikulum di internet.Informasi yang berbasis cetak dapat dibuat untukmenginformasikan orang tua tentang perubahan yangsedang berlangsung dengan pengenalan kurikulumbaru.

4. Faktor-faktor yang Memengaruhi ImplementasiKurikulum

Pengembangan kurikulum di delapan programStudi pada umumnya menekankan pada isi,membutuhkan waktu mempersiapkan situasi belajar danmenyatukannya dengan tujuan pengajaran yang cukuplama. Kurikulum yang menekankan situasi, waktu, untuk

Page 259: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 143

mempersiapkannya lebih pendek, sedangkan kurikulumyang menekankan situasi, waktu untukmempersiapkannya lebih pendek, sedangkan kurikulumyang menekankan organisasi waktu persiapannya hampirsama dengan kurikulum yang menekankan isi. Apabiladirinci, faktor-faktor tersebut, antara lain sebagai berikut:a. Kecukupan peralatan fasilitas dan sumberdaya untuk

menerapkan kurikulum baru;b. Waktu yang tersedia untuk menyiapkan dan

menyampaikan persyaratan kurikulum baru, misalnyadosen membutuhkan cukup waktu untukmengembangkan pemahaman mereka, berkenaandengan mata kuliah dan mater ajar yang harusdisiapkan;

c. Keyakinan perguruan tinggi terhadap kurikulum baru.Status kurikulum dari sudut pandang dosen, stafadministrasi, masyarakat. Misalnya sejauh manaadministrator kampus mengakui pentinya mata kuliahtertentu, dalam kurikulum prrguruan tinggi tersebut;

d. Dukungan untuk dosen, baik dari PT-nya, maupun dariluar (kementerian). Misalnya kesempatan untukmenerima dukungan kurikulum secara profesionalyang berkelanjutan;

e. Dosen memiliki kemampuan dan kompetensi untukmenyampaikan materinya sesuai dengan kurikulumyaitu kepercayaan yntuk mengajar;

f. Pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki dosenmengenai kurikulum baru, misalnya metodepembelajaran yang berbeda untuk mendorongmahasiswa belajar dan mencapai prestasi yang lebihtinggi;

g. Sikap minat dosen terhadap kurikulum baru, misalnyaketajaman dan kedalaman dalam mengajarkan suatumata kuliah.

Untuk lebih jelasnya dalam memahami faktor-faktor tersebut, dapat dilihat pada tabel 4.28, sebagaiberikut:

Page 260: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin144

Tabel 4.27Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi

kurikulum PT

Faktor Deskripsi

1 2

8. Kecukupansumber daya

Kecukupan peralatan fasilitas dansumberdaya untuk menerapkan kurikulumbaru.

9. Waktu Waktu yang tersedia untukmenyiapkan danmenyampaikan persyaratan kurikulumbaru,misalnya dosen membutuhkan cukup waktuuntuk mengembangkan pemahaman mereka,berkenaan dengan mata kuliah dan materajar yang harus disiapkan.

10. Etos kampus Keyakinan perguruan tinggi terhadapkurikulum baru. Status kurikulum dari sudutpandang dosen, staf administrasi,masyarakat. Misalnya sejauh manaadministrator kampus mengakui pentinyamata kuliah tertentu, dalam kurikulumprrguruan tinggi tersebut.

11. Dukunganprofesional

Dukungan untuk dosen, baik dari PT-nya,maupun dari luar (kementerian). Misalnyakesempatan untuk menerima dukungankurikulum secara profesional yangberkelanjutan.

12. Kecukupanprofesional

Dosen memiliki kemampuan dan kompetensiuntuk menyampaikan materinya sesuaidengan kurikulum yaitu kepercayaan yntukmengajar.

13. Pengetahuanprofesional

Pengetahuan dan pemahaman yang dimilikidosen mengenai kurikulum baru, misalnyametode pembelajaran yang berbeda untukmendorong mahasiswa belajar dan mencapaiprestasi yang lebih tinggi.

14. Minat dansikapprofesional

Sikap minat dosen terhadap kurikulum baru,misalnya ketajaman dan kedalaman dalammengajarkan suatu mata kuliah,

Sumber: diolah oleh Peneliti

Page 261: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 145

5. Dampak Implentasi kebijakan penerapan KPT berbasisKKNI menuju akuntabilitas PT

Secara substantif kebijakan pengembangan kurikulumterbagi menjadi dua aspek, yaitu aksi dan konsekuensikebijakan. Dalam segi aksi kebijakan merupakan suatu aktifitasyang dimulai dari input dan proses. Nampak di delapan prodibeleum memperhatikan itu, dikerenakan masih ditemukannya:a. Rancangan kurikulum belum ditetapkan oleh perguruan

tinggi, hal itu belum dapat dipertanggung jawabkan secaraundang-undang;

b. Materi kuliah yang diberikan dosen belum dapatdipertanggung-jawabkan secara kurikuler dan etikaakademik, dikarenakan tidak berdasar pada peraturan danetika akademik;

c. Nilai hasil ujian (ip/ipk) yang diperoleh mahasiswa belumterpercaya, dikarenakan tidak ditunjang dengan pedomandan instrumen penilaian ynang kualifaid.

d. Evaluasi implementasi merupakan studi atas konsekuensikebijakan berupa output sedangkan evaluasi dampakmerupakan studi atas konsekuensi kebijakan berupa dampakyang ditimbulkan rentetan aktifitas input, proses dan outputkebijakan.

Rancangan kurikulum yang legal, berdasar padaperundangan yang berku, berdampak pada materi kuliah danpenilaian studi mahasiswa yang kualifaid pada gilirannya dapatmenghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan danpeluang kehidupan yang semakin kompleks.

Dengan demikian, akuntabilitas suatu perguruan tinggimerupakan hal yang sangat penting untuk menjaga mutululusannya dengan masyarakat pemakainya. Adanya“keunggulan” tertentu lulusannya, merupakan hal memberikannilai tambah bagi lulusannya dan citra perguruan tinggi yangbersangkutan. Apalagi dalam pengembangan kurikulumsepenuhnya diserahkan kepada perguruan tinggi yangbersangkutan sehingga masa yang akan datang, kompetisiantara perguruan tinggi akan semakin ketat.a. Dampak Output Mutu/kualitas dan Akuntabilitas PTKIS

Pertama; ouput kinerja implementas kurikulum PTberbasis KKNI di delapan program studi PAI Kopertais WilayahII Jabar-Banten, dapat kategori masih rendah, dikerenakan masihrendannya perolehan IPK rata-rata, sebagai berikut:

Page 262: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin146

Tabel: 4.28IPK Rata-rata mahasiswa di delapan Prodi PAI (3 tahun terakhir)

IPKProsentase Lulusan /

IPKNo. TahunAkademik

MinRata-rata

Mak<2,75 2,75-

3,50>3,50

1 2 3 4 5 6 7 8

1 STAISMAN

2014/2015 2.60 2.99 3.48 1% 99% 0%

2015/2016 2.57 2.97 3.24 3% 97% 0%

2016/2017 2.58 2.97 3.24 2% 98% 0%

2 STAI KH Agus Salim

2014/2015 2.60 2.99 3.48 1% 99% 0%

2015/2016 2.57 2.97 3.24 3% 97% 0%

2016/2017 2.58 2.97 3.24 2% 98% 0%

3 STAI Mitahul Huda

2014/2015 2.60 2.99 3.48 1% 99% 0%

2015/2016 2.57 2.97 3.24 3% 97% 0%

2016/2017 2.58 2.97 3.24 2% 98% 0%

4 IAI BBC

2014/2015 2.60 2.99 3.48 1% 99% 0%

2015/2016 2.57 2.97 3.24 3% 97% 0%

2016/2017 2.58 2.97 3.24 2% 98% 0%

5 IAIM Suryalaya

2014/2015 2.60 2.99 3.48 1% 99% 0%

2015/2016 2.57 2.97 3.24 3% 97% 0%

2016/2017 2.58 2.97 3.24 2% 98% 0%

6 FAI Univ Ibnu Kholdun

2014/2015 2.60 2.99 3.48 1% 99% 0%

2015/2016 2.57 2.97 3.24 3% 97% 0%

2016/2017 2.58 2.97 3.24 2% 98% 0%

7 STAI Al-Azhary

2014/2015 2.60 2.99 3.48 1% 99% 0%

2015/2016 2.57 2.97 3.24 3% 97% 0%

2016/2017 2.58 2.97 3.24 2% 98% 0%

8 FAI UNINUS

2014/2015 2.60 2.99 3.48 1% 99% 0%

2015/2016 2.57 2.97 3.24 3% 97% 0%

2016/2017 2.58 2.97 3.24 2% 98% 0%

Sumber: diolah oleh Peneliti

Kedua, akuntabilitas dapat diartikan sebagai kewajiban-kewajiban dari individu-individu atau penguasa yang

Page 263: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 147

dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber daya publik danyang bersangkutan dapat menjawab hal-hal yang menyangkutpertanggungjawabannya.

Pengakuan Akuntabilitas PTKIS secara definitif olehpemerintah, di buktikan dengan hasil penilaian internal melaluiMonitoring dan Evaluasi Kopertais, dan Akreditasi secaraNasional oleh Ban-PT. Adapun Gambaran Akuntabilitas kinerja8 prodi PAI PTKIS dilingkunngan Kopertais Wil II Jabar Banten,dapat dilihat pada tabel 4, 17, berikut:

Tabel: 4.29Peringkat Monev dan Akreditasi Ban-PT. 8 Prodi PAI PTKIS

PerinkatNo. Pendidikan Tinggi Keagamaan

Islam SwastaModev

Tahun 2016AkreditasiBAN-PT

1 2 3 4

1. Prodi PAI FAI UIK Kholdun Bogor 1 Univ B

2. Prodi PAI FAI UNINUS 2 Univ B

3. Prodi PAI IALM Tasikmalaya 1 Ins B

4. Prodi PAI IAI Bunga Bangsa Cirebon 3 Ins B

5.Prodi PAI STAI Miftahul Huda

Subang 6 STAI B

6. Prodi PAI STAI Syekh Mansur 7 STAI C (300)

7. Prodi PAI AL - Azhary Cianjur 9 STAI B

8.Prodi PAI STAI KH. Agus SalimBekasi 10 STAI B

Sumber: Data Staistik Koprertais Wil. II Jabar-Banten 2017

D. Pembahasan dan Analisis Temuan Penelitian

1. Analisis Teori Kepemimpinan, tentang peran/KinerjaPimpimpinan PTKIS dalam Implentasi kurikulum PTberbasis KKNI menuju Akuntabilitas PTKIS

f. Kinerja ketua Prodi dalam Implentasi kurikulum PTberbasis KKNI

1) Ketua Prodi Sebagai Penentu ArahKetua Prodi dibentuk sebagai wahana untuk mencapai

tujuan tertentu. Sejatinya arah yang hendak ditempuh olehprogram Studi menuju tujuannya harus sedemikian rupasehingga mengoptimalkan pemanfaatan dari segala sarana danprasarana yang tersedia. Ketua Prodi, sebagai perumus, penentu

Page 264: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin148

strategi , dan taktik guna mencapai tujuan prodi. Begitu jugahalnya dengan penentuan arah kurikulum PT berbasis KKNI, didelapan prodi, nampaknya para Ketua prodi dalammengarahkan programnya belum optimal.

Ketua Prodi, menjalankan peran sebagai penentu arahpengambil keputusan menggunakan metode kesepakatanbersama orang yang berpengalaman dan orang kepercayaanperusahaan, dari segala sarana dan prasarana yang tersediadiperusahaan.Strategi dan taktik yang pemimpin jalankandiperusahaan melibatkan beberapa orang karyawan sepertikepala-kepala bagian perusahaan dalam proses pengambilankeputusan melalui rapat, pemimpin berpandangan bahwakeputusan yang diambil dari hasil rapatakan lebih baik karenakeputusan tersebut merupakan hasil sumbangan pemikiranbeberapa orang.

Ketua Prodi, juga selalu mengarahkan dosen, untukmenjalankan progam dalam hal ini program pengembangankurikulum, agar bermanfaat, bagi mahasiswa. Ketua Prodi,harus mengoptimalkan pemanfaatan dari segala sarana danprasarana. Ketua Prodi, menjalankan peran kepemimpinansebagai penentu arah dengan baik. Tidak pernah berhentimengontrol kegiatannya.2) Ketua Prodi Sebagai Wakil dan Juru Bicara Organisasi

Sejatinya, kebijakan dan kegiatan pengembangankurikulum dijelaskan kepada para dosen agar merekamempunyai pengetahuan yang tepat tentang arah tujuanbersangkutan, dan ketua prodi yang paling bertanggung jawabsebagai wakil dan juru bicara PTKIS dalam hubungan denganberbagai pihak. Ketua prodi sebagai pimpinan program, perlumengetahui keputusan lain yang telah dibuatnya dankoordinasikan oleh bawahannya, misalya kegiatan dosen. Sertapengetahuan tentang berbagai kegiatan yang berlangsung dalamorganisasi sebagai pelaksanaan dari berbagai keputusan yangtelah diambilnya. Begitu juga halnya denganmengkoordinanasikan kurikulum PT berbasis KKNI, di delapanprodi, nampaknya para Ketua prodi belum optimal dalammewakili prodinya.

Sebagai wakil dan juru bicara, Ketua prodi perlumengetahui keputusan yang dibuat bersama wakil dan perlumengetahui keputusan yang telah dibuat oleh Kepala Bagian.Sebagai juru bicara, seperti menyampaikan dan menjabarkan

Page 265: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 149

informasi kepada pihak di luar unit bahkan diluar perusahaan,mengenai rencana perusahaan. Kebijakan, langkah-langkah,hasil dan sebagianya merupakan tugas Kepala Bagian yang adasebagai wakil-wakil pemimpin, apabila pemimpintidak adadiperusahaan.

Sebagai juru bicara perusahaan, Ketua prodi perlumengetahui keputusan yang telah dibuat. Kebijaksanaan dankegiatan perusahaan yang dijelaskan kepada pihak luar itu apayang dibutuhkan pihak luar. Mutu atau kualitas kayu olahanperusahaan atau dasar hukumnya. Ketua prodi, menjalankanperan kepemimpinan sebagai juru bicara, dimana saja saatdibutuhkan dan beliau ada ditempat. Ketua prodi jadi jurubicara karena beliau sudah mengetahui tentang prodinya. Ketuaprodi menjalankan peran kepemimpinan sebagai juru bicarasering dilakukan sangat baik. Agar program studinya tidakpernah ada masalah.3) Ketua Prodi Sebagai Komunikator yang Efektif

Pemeliharaan hubungan baik ke luar maupun ke dalamdilakukan melalui proses komunikasi. Interaksi yang terjadiantara sesama anggota dalam suatu organisasi dimungkinkankarena komunikasi yang efektif. Komunikasi kebijakankurikulum yang efektif dari ketua prodi kepada dosen sangatdiperlukan, hal itu berguna dalam rangka pengendalian danpengawasan, pengerahan bawahan dan menyampaikaninformasi kepada pihak lain. Begitu juga halnya denganmengkomunikasikan program kurikulum PT berbasis KKNI, didelapan prodi, nampaknya para Ketua prodi belum efektifmengkomunikasikannya.

Ketua prodi melakukan pemeliharaan hubungan baikdengan karyawan melalui proses komunikasi. Ketua prodi, jugamenyampaikan keputusan dalam pengendalian, pengawasandan menyampaikan informasi kepada pihak lain. Komunikasiyang ketua prodi lakukan, dengan berkomunikasi denganseluruh dosen dan karyawan. Komunikasi kepada karyawanharus dilakukan, tujuannya untuk Proggam Studi juga. JadiKetua prodi, mengetahui masalah-masalah yang ada padadosen/karyawan. dan masalah yang ada diperusahaan. Interaksiyang terjadi antara dosen dan karyawan di prodi baik-baik saja.Karena di prodi tidak pernah ada masalah pada dosen dankaryawan.

Page 266: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin150

Ketua prodi, melakukan pemeliharaan hubungan keluardan kedalam dengan melakukan komunikasi. Ketua prodi,menyampaikan keputusan dalam rangka pengendalian,pengawasan dan menyampaikan informasi kepada pihak lain.Kalau dalam setiap pengambilan keputusan yang melibatkankaryawan itu, sering dilibatkan tetapi ada saja dosen/karyawanyang tidak mau ikut terlibat dalam pengambilan keputusandengan alasan-alasan mereka dalam hal seperti rapat-rapat sertapertemuan lainnya walaupun Ketua prodi, juga sudah dengantegas memberikan sanksi.4) Ketua Prodi Sebagai Mediator

Dalam kehidupan organisasional, selalu ada saja situasikonflik yang harus diatasi, baik dalam hubungan ke luarmaupun dalam hubungan ke dalam organisasi. Fungsi Kaprodisebagai mediator dalam hal ini difokuskan pada penyelesaiansituasi konflik yang mungkin timbul dalam organisasi.Timbulnya situasi konflik dalam organisasi merupakantantangan yang harus dihadapi pimpinan. Untuk mengatasinyasecara rasional, objektif, efektif dan tuntas, dituntutkemampuannya berperan sebagai seorang mediator yanghandal. Begitu juga halnya dengan memediasi pemahamandosen tentang kurikulum PT berbasis KKNI, di delapan prodi,nampaknya para Ketua prodi belum optimal dalammemdiasinya.

Kaprodi sebagai pimpinan, selalu siap menyelesaikansituasi konflik yang bisa diatasi, baik dari dalam hubungan keluar maupun dari hubungan ke dalam prodi. Kaprodi harusmenyelesaikan adanya konflik yang ada di prodinya, jugahubungan prodi ke luar maupun didalam prodi. Menyelesaikansituasi konflik yang terjadi diprodi dengan mendalami. Apayang terjadi dengan cara rapat bersama. Diperusahaandiselesaikanya. Dimana saja Kaprodi atau kantor-kantor lainjuga harus menjalankan tantangan konflik yang terjadi diprodinya. Kaprodi selalu menjalankan peran kepemimpinansebagai mediator sering dilakukan dengan maksimal.

Kaprodi, harus mampu berkomunikasi dengan individu-individu yang terlibat konflik dengan baik, dengan memberikesempatan kepada individu tersebut untuk menyampaikanpendapatnya tentang kondisi-kondisi yang dihadapi. Kaprodimenyelesaikan situasi konflik yang terjadi diperusahaan,tempatnya diperusahaan. Sebagai pimpinan, Kaprodi harus

Page 267: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 151

menjalankan tantangan konflik yang terjadi diperusahaan.Kaprodi menjalankan peran kepemimpinan sebagai mediatordengan baik, sejatinya beliau turun langsung apabila adamasalah. Apabila ada konflik diprodi. Kaprodi sebagaipimpinan yang mengatasi, terkadang bawahannya sebagaiwakil.Pimpinan yang menyelesaiakan konflik denganmengadakan rapat bersama yang terkait masalah konflik.Dengan bermusyawarah dengan bawahan.5) Ketua Prodi Sebagai Integrator

Orgamisasi yang baik, seperti halnya program studidibangun, dengan adanya pembagian tugas, sistem alokasi daya,dana dan tenaga, serta diperlukannya spesialisasi pengetahuandan ketrampilan dapat menimbulkan sikap, perilaku dantindakan yang berkotak-kotak. Oleh karena itu diperlukanintegrator terutama pada hirarki puncak, yaitu Kaprodi. Hanyakaprodilah yang berada “di atas semua orang dan semua satuankerja yang memungkinkannya menjalankan peranan integratifyang didasarkan pada pendekatan yang holistik. Begitu jugahalnya dengan mengintegrasikan kurikulum PT berbasis KKNI,di delapan prodi, nampaknya kegiatan itu belum terintegrasidengan baik.

Kaprodi, selaku integrator melakukan pembagian tugas,sistem alokasi daya, dana dan tenaga di program studinya, itudibutuhkan suasana unit kerja yang kondusif, penuhkekeluargaan dan kerja sama akan membuat karyawansemangat untuk bekerja, hal tersebut tidak terlepas dari perananpemimpin perusahaan dalam menempatkan karyawan padabagian kerja yang ada. Setiap bagian, memiliki Kepala Bagianmasing-masing.

Kaprodi, jelas melakukan pembagian tugas karyawan,sistem alokasi daya, dana program studi dan dosen/karyawansebagai bawahan diprodi. Pembagian tugas, sistem alokasi daya,dana dan tenaga diperusahaan yang manager lakukan, hanyamengawasi pembagian tugas yang Sekretaris prodi lakukan.Dana program studi yang digunakan dan disiplin dan kinerjakaryawannya. Kaprodi, harus melakukan pembagian tugas,sistem alokasi daya, dana dan tenaga di program studinya, agarprogram studi menghasilkan produk mutu terbaik yangkaryawan lakukan, sebagai bawahannya. Kaprogram studiselaku pemimpin melakukan pembagian tugas, sistem alokasi

Page 268: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin152

daya, dana dan tenaga di program studinya, sangat baik, darihasil yang diperoleh.g. Efetifitas Kinerja Ketua Prodi dalam Implentasi

KurikulumEfektifitas kepemimpinan dapat disoroti dari segi

penyelenggaraan fungsi-fungsi kepemimpinan yang bersifathakiki, yaitu sebagai penentu arah yang hendak ditempuhmelalui proses pengambilan keputusan, sebagai wakil dan jurubicara organisasi dalam usaha pemeliharaan hubungan denganpihak-pihak yang berkepentingan di luar organisasi, sebagaikomunikator yang efektif, sebagai mediator yang rasional,objektif dan netral serta sebagai integrator.

Menurut Charles J. Keating (Pasolong, 2007:25), tugaskepemimpinan selalu berhubungan dengan kelompok yaituuntuk: (1) memulai, (2) mengatur, (3) memberitahu, (4)mendukung, (5) menilai, (6) menyimpulkan. Menurut Stoner(Pasolong, 2007:26), tujuannya tidak lain agar seseorangberoperasi secara efektif kelompok memerlukan seseoranguntuk melakukan dua hal fungsi utama, (1) berhubungandengan tugas atau memecahkan masalah, (2) memeliharakelompok atau sosial.

Maka dari itu, Kartono (2006:14), menyarankan bahwa:persyaratan kepemimpinan itu harus selalu dikaitkan dengantiga hal penting seperti kekuasaan kewenangan pemimpin gunamempengaruhi dan menggerakan bawahan dalam bekerja,kelebihan pemimpin, keunggulan pemimpin, keutamaanpemimpin, sehingga mampu mengatur bawahan dan pemimpinyang memiliki kemampuan melebihi bawahannya. Denganfungsi-fungsi kepemimpinan tersebut, seorang pimpinan dapatmenggerakkan, mengarahkan dan mempengaruhi bawahannya.

Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuanuntuk menggerakan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuanpendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektifdan efisien. Salah satu pemimpin di institusi pendidikan tinggi,Ketua Prodi merupakan tokoh sentral pendidikan. Ketua Prodidapat berperan sebagai fasilitator bagi pengembanganpendidikan termasuk di dalamnya pengembangan kurikulum.Ketua Prodi juga berperan sebagai pelaksana suatu tugas, sebagaiakumulator, konseptor, manajerial yang bertanggung jawabdan berkontribusi disemua kegiatan atau institusi. HenryMintzberg (Wahjosumidjo, 2010:90), menyatakan ada tiga macam

Page 269: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 153

peran pemimpin dilihat dari otoritas dan status formalnya. Perantersebut meliputi interpersonal, informational, dan decision roles

Dari makna tersebut, dipahami bahwa Kaprodimerupakan ujung tombak keberhasilan PT untuk mutudisamping pimpinan lainnya seperti ketua program Studi,dekan, dan rektor. Dengan demikian Kaprodi merupakansasaran yang tepat untuk dijadikan sasaran (responden).Sementara Dosen dijadikan sasaran dalam penelitian ini karenabeberapa literatur menyatakan bahwa dosen adalah penentuutama pendidikan yang berkualitas. Dosen adalah pendidikprofesional dan ilmuwan dengan tugas utamamentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskanilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan,penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Undang RI No.14 Tahun 2005).

Pimpinan adalah salah satu kategori SDM di PT. Yangdimaksud dengan pimpinan ialah seseorang yang ditugaskanmemimpin PT atau suatu unit PT pada suatu lapisanmanajemen seperti fakultas, jurusan, lembaga, dan biro. Katapimpinan dalam hal sinonim dengan manajer, untukmembedakan dari pemimpin yang mengandung makna lebihluas dan umum.

Arti pimpinan juga terkandung dalam arti pemimpin.Dalam hubungan ini, kedudukan dosen agak unik. Jika kelas(yang diajar) dipandang sebagai suatu unit PT, maka dia dapatdisebut pimpinan (manajer). Tapi jika kelas dipandangsebagai guru suatu kelompok sosial (sejumlah mahasiswa),maka dia dapat dipandang sebagai pemimpin. Kepemimpinanadalah sikap, gaya, dan kemampuan yang dimiliki oleh seorangpimpinan atau pemimpin (Tampubolon, 2001:100).

Maka dari itu, ciri-ciri di atas, diperlukan untukmenopang para pemimpin keilmuan (scientist leaders). salahsatunya bengan perilaku pimpinan yang supportif, Dekan,ketua jurusan bersama anggota sistem infrastruktur pendukung,bersifat:

7) Mendukung kebutuhan dosen lain, misalnya: tempat kerjayang baik, pelatihan, pendidikan lebih lanjut (S2/S3) dansebagainya.

8) Ramah, memberikan informasi mengenai kesempatan bagidosen untuk berkembang dan mendorong para dosenuntuk maju.

Page 270: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin154

9) Memahami dan mempunyai empati pada masalah -masalahyang dihadapi para dosen dalam bekerja.

10) Mendukung karier para dosen, terlepas dari perbedaansuku, agama, ras, dan kekerabatan.

11) Dapat dipercaya oleh dosen yang dipimpinnya dandihargai.

12) Memimpin perekrutan dosen yang memberikanpeluang sama bagi semua pihak untuk terpilih (tidak KKN).(Laksono, 2012: 7).

Disini, nampak jelas peran kepemimpinan Dekan,ketua program studi atau pejabat PTKI yang sejenismerupakan atasan langsung dosen yang memiliki kewajibanmengarahkan dan melakukan pembinaan kepada dosen dalamkedudukan sebagai penanggungjawab pelaksanaan BKD ditingkat fakultas atau jurusan atau jabatan sejenis, dengan tugas,sebagai berikut:

4) Dekan, ketua jurusan/ketua program studi atau pejabatPerguruan Tinggi Keamaan Islam (PTKI) yang setara wajibmendistribusikan secara adil tugas pengajaran kepada dosen.

5) Dekan, ketua jurusan/ketua program studi atau pejabatPerguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) yang sejenis wajibmengalokasikan waktu bagi dosen untuk menjalankan tugasPendidikan dan pengajaran dan penelitian dengan bobotsekurang-kurangnya 9 (sembilan) SKS setiap semester. Dekan,ketua jurusan, ketua program studi atau pejabat PTAI yangsejenis wajib mengusulkan dosen fakultas yang tidak dapatmemenuhi bobot minimum tugas Pendidikan dan pengajarankepada Rektor atau pimpinan PTAI sejenis untuk ditugaskandi fakultas atau jurusan lain pada internal PTAI atau padaPTAI lain dengan skema program resource sharing.

6) Pada awal semester, dekan, ketua jurusan/ketua programstudi atau pejabat sejenis pada PTAI (Perguruan Tinggi AgamaIslam) dapat meminta para dosen untuk mengumpulkanRBKD. RBKD digunakan sebagai patokan pengaturan bebankerja dosen pada semester yang akan datang. Teknispengumpulan RBKD dapat ditunjuk melalui Unit PelaksanaPenjaminan Mutu, atau lembaga sejenis. Dekan, ketua jurusan,ketua program studi atau pimpinan PTAI yang sejenismenegur secara lisan atau tertulis pada dosen yang belummembuat/menyampaikan RBKD sesuai dengan batas waktuyang telah ditetapkan. Ketentuan teknis tentang hal ini diatur

Page 271: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 155

melalui peraturan pimpinanan perguruan tinggi masing-masing. (Diktis, 2011:34-35)

h. Pentingnya Peran dan Kinerja Ketua Prodi dalamImplentasi kurikulum PT berbasis KKNI

Dengan demikian, kinerja ketua/pimpinan prodimempunyai peran penting dalam menggerakan kemajuanprogram studi. UU-Sisdiknas No. 20 tahun 2003 dan PP tentangStandar Nasional Pendidikan yang menyatakan bahwapenjaminan mutu adalah wajib, baik internal (evaluasi diri)maupun eksternal (akreditasi), tujuan darisemua ini adalahuntuk melakukan pengawasan dan pembinaan mutu perguruantinggi dan untuk memberi jaminan kepada masyarakatmengenai mutunya. Untuk itu dibutuhkankan seorangpemimpin yang dapat meningkatkan kualitas kerja dan dapatmemotivasi seluruh bawahannya untuk bekerja dengan baik.Seorang pemimpin merupakan aspek yang sangat sentral dalamsuatu organisasi baik di organsisasi pendidikan maupun padaorganisasi yang lainnya.

Menurut pandangan Fiedller dalam Stogdill (1974),kepemimpinan sebagai berikut: “Perilaku kepemimpinan yangdimaksudkan pada umumnya adalah beberapa tindakankhusus, dimana pemimpin itu terlibat dengan cara-carapengarahan dan pengoorganisasian pekerjaan anggotakelompok”. Sementara menurut Kotter (1996), salah satu peranpemimpin dalam organisasi adalah menimbulkan antusiasme,ketertarikan, semangat juang, dan menumbuhkan spirit bagiorang-orang dalam kelompok atau organisasi. Cheng (1996),Scheerns dan Bosker (1997) menunjukkan bahwa perananpemimpin merupakan elemen yang penting dalam mewujudkanperubahan dan keberhasilan suatu sekolah (Yusran Razak, dkk.2016:31).

Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memilikikekuasaan untuk mengerahkan dan mempengaruhibawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harusdilaksanakan. Pada tahap pemberian tugas pemimpin harusmemberikan suara arahan dan bimbingan dengan jelas, agarbawahan dalam melaksankaan tugasnya dapat dengan mudahdan hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telahditetapkan.

Page 272: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin156

2. Analisis Teori Kebijakan: tentang Implentasi Kebijakankurikulum PT berbasis KKNI menuju AkuntabilitasPTKIS

Seuai dengan desain dan tema penelitian ini yaitu:”Implementasi Kebijakan Sistem Informasi ManajemenPendidikan/Education Management Information System DalamMewujudkan Akuntabilitatas Pendidikan Tinggi KeagamaanIslam Swasta. (Studi di PTKIS Wilayah II Jawa Barat danBanten). Dikarenakan karakteristik, penelitian ini sipatnyapeneltian kebijakan dalam rangka peningkatanmutu.akuntabilitas PTKIS. Penelitian kebijakan pada awalnyamerupakan kegiatan untuk membuat atau merumuskan suatukebijakan. Pemikiran ini banyak dipengaruhi oleh AnnMajchrzak (1984:12), yang mengemukakan bahwa penelitiankebijakan adalah sebuah penelitian tentang suatu permasalahansosial yang mendasar dalam rangka merumuskan rekomendasikebijakan berkenaan dengan masalah sosial tersebut. Makapembahasan penelitian kedua ini, berkenaan dengan analasisteori kebijakan menuju akuntabilitas PTKIS, selanjutnyaberturut-turut analisi teori TQM, dan analisi praktis implentasikebijakan EMIS, menunuju Akuntabikitas PTKIS.a. Implementasi Kebijakan dalam menetapkan Kurikulum

PT, berbasis KKNI menuju Akuntabilitas PTTujuan mengembangkan kurikulum adalah untuk

membuat perbedaan bagi para peserta didik. Singkatnya,implementasi kurikulum membawa perubahan dan mudah-mudahan perbaikan. Dengan kata lain, bagaimana para aktordalam hal ini para ketua prodi, dosen dan civitas akademikamemastikan bahwa kurikulum membawa perubahan yangdiinginkan. Nampaknya para aktor, pengembangkan kurikulumdi delapan prodi, itu belum memahami bagaimana caramembawa perubahannya dan belum dapat memastikan bahwakurikulum KKNI akan dapat membawa perubahan yangdiinginkan, dikarenakan, oleh beberapa hal, diantaranya:1) Perencanaan kurikulum KKNI di delapan Prodi tersebut

belum menentukan keadaan yang sebaik-baiknya darihubungan-hubungan sumber daya internal dan eksternaldalam suatu sistem pendidikan dengan keadaaan yangdinamis serta cara yang efisien dan efektif untuk mencapaitujuan yang diinginkan.

Page 273: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 157

2) Secara garis besarnya rancangan kurikulum di delapanprodi, belum memenuhi empat unsur, yang ditentukan olehUndang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang PendidikanTinggi, yaitu: (1) capaian pembelajaran, bahan kajian yangharus dikuasai, (2) strategi pembelajaran untuk mencapai,(3) sistem penilaian ketercapaiannya, dan (4) panduanringkas ini juga dilengkapi dengan dua “Panduan “ yangtercantum dalam lampiran.

3) Kondisi di delapan program studi, belum memperjelasmemperjelas “profil lulusan” yang diharapkan melaluikegiatan pelacakan studi, studi kelayakan dan analisiskebutuhan di masyarakat. Profil lulusan mencerminkankemampuan minimal yang harus dikuasai mahasiswasetelah lulus yang merujuk pada empat aspek kebutuhan (1)sikap (attitude), (2) bidang kemampuan kerja, (3)pengetahuan, dan (4) manajerial dan tanggung jawab.Keempat kemammpuan kemudian harus dijabarkan kedalam sebuah capaian pembelajaran (learning outcome) padasetiap mata kuliah di program studi. Sehingga nantinya,semua perencanaan pembelajaran atau Rencana PelaksanaanSemester (RPS) harus didasarkan pada capaian pembelajaran(Learning Outcome) yang sesuai dengan kebutuhan profillulusan.

Kegiatan pengembangkan kurikulum pada hakikatnyamerupakan merupakan proses pelaksanaan dari kebijakanPemerintah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012tentang Pendidikan Tinggi, dinyatakan bahwa penyusunankurikulum adalah hak perguruan tinggi, tetapi selanjutnyadinyatakan harus mengacu kepada standar nasional (Pasal 35ayat 1). Secara garis besar kurikulum, sebagai sebuah rancangan,terdiri dari empat unsur, yakni capaian pembelajaran, bahankajian yang harus dikuasai, strategi pembelajaran untukmencapai, dan sistem penilaian ketercapaiannya. Panduanringkas ini juga dilengkapi dengan dua “Panduan “ yangtercantum dalam lampiran.

Perguruan Tinggi dan setiap jenis pendidikan tinggibaik akademik, vokasi dan profesi agar segera melakukanperubahan kurikulum dan meningkatkan mutu prosespendidikan dan pembelajaran sesuai dengan SN-DIKTI, denganharapan kelak pada gilirannya dapat menghasilkan lulusan yangsiap menghadapi tantangan dan peluang kehidupan yang

Page 274: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin158

semakin kompleks di abad ke-21 ini dan siap bersaing di eraMasyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Akan tetapi, suatu kebijakan, belum tentu dapatdiimplementasikan dengan alasan bahwa: (1) salah satu tahapanyang paling krusial dari kebijakan adalah tahap implementasi;(2) implementasi kebijakan selalu ditandai oleh adanyakesenjangan antara isi kebijakan dengan konteks kebijakan; dan(3) perlu dicarikan faktor-faktor kritis yang dapatmengoptimalisasikan implementasi kebijakan. Efektivitasimplementasi kebijakan hanya akan dicapai apabila faktor-faktorkritis dari implementasi kebijakan dapat diatasi dan dijadikan.

Faktor-faktor kritis tersebut menurut George EdwardIII (Widodo, 2010:9-10), mencakup 4 variabel penentu kebijakanpublik yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi atau sikap, danstruktur birokrasi sehingga implementasi kebijakan menjadiefektif. Keempat hubungan pariabel tersebut dijelaskanm sebagaiberikut:1) Kominikasi suatu program hanya dapat dilaksanakan

dengan baik apabila jelas bagi para pelaksana. Hal inimenyangkut proses penyampaian informasi, kejelasaninformasi dan konsistensi informasi yang disampaikan.

2) Sumberdaya, berkenaan dengan sumber daya pendukunguntuk melaksanakan kebijakan, yaitu sumber daya manusia,kewenangan, informasi serta sarana dan prasarana.Sumberdaya menjamin dukungan efektivitas implementasikebijakan.

3) Disposisi atau sikap, berkenaan dengan kesediaan dari paraimplementor untuk menyelesaikan kebijakan publik tersebut.Kecakapan saja tidak mencukupi, tanpa kesediaan dankomitmen untuk melaksanakan kebijakan. Disposisi menjagakonsistensi tujuan antara apa yang ditetapkan pengambilkebijakan dan pelaksana kebijakan.

4) Struktur birokrasi berkenaan dengan kesesuaian organisasibirokrasi yang menjadi penyelenggara implementasikebijakan publik. Struktur birokrasi menjelaskan susunantugas dari para pelaksana kebijakan, memecahkannya dalamrincian tugas serta menetapkan prosedur standar operasi.Ada dua indikator penting dalam struktur organisasi yaitu:”standar operasi prosedur dan fragmentasi organisasi”.

(a) Standar operasi prosedur sebaiknya dibuat secarasederhana namun tetap tidak mengurangi makna

Page 275: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 159

sehingga tidak menyulitkan aparat pelaksana. Standaroperasi prosedur merupakan tanggapan internal terhadapwaktu yang terbatas dan sumber-sumber dari pelaksanaserta keinginan untuk keseragaman dalam bekerjanyaorganisasi-organisasi yang kompleks dan tersebar luas.Dengan menggunakan standar operasi prosedur, parapelaksana dapat memanfaatkan waktu yang tersediadengan efisien.

(b) Fragmentasi organisasi adalah penyebaran tanggungjawab pelaksanaan tugas sehingga tidak tumpang tindih(duplikasi) dengan tetap mencakup pada pembagiantugas secara menyeluruh. Fragmentasi organisasiterutama berasal dari tekanan-tekanan di luar unitbirokrasi, seperti legislatif, kelompok-kelompokkepentingan, pejabat-pejabat eksekutif, peraturan-peraturan dan sifat kebijakan yang mempengaruhiorganisasi.

b. Individu yang terlibat dalam Implementasi KebijakanKurikulum

Karakteristik implementasi kebijakan mencakup empataspek, yaitu: (1) siapa yang terlibat dalam implementasikebijakan; (2) esensi proses administratif; (3) kepatuhan terhadapkebijakan; (4) pengaruh implementasi pada isi dan dampakkebijakan(Sudiyono. 2007:81)

Di antara para pelaku utama yang terlibat dalamimplementasi kebijakan Kurikulum yang diidentifikasi adalah:dosen, mahasiswa, ketua jurusan/ketua program studi, pejabatdi Perguruan tinggi ybs., pengembang kurikulum, akademisi,orang tua, pejabat politik yang tertarik dan warga negara. Dalamsistem terpusat, kurikulum nasional dikembangkan di tingkatnasional dalam hal ini pendidikan tinggi dan diteruskan kemasing-masing Guru/dosen anan tinggi untuk dilaksanakan.1) Dosen

Tanpa diragukan lagi, orang yang paling penting dalamproses implementasi kurikulum adalah dosen. Denganpengetahuan, pengalaman dan kompetensi, dosen memegangperanan yang amat penting bagi setiap upaya perbaikankurikulum.

Apapun landasan filosofis yang menjadi keyakinan sistempendidikan yang dianut, tidak dapat disangkal bahwa dosenmempengaruhi mahasiswa. Dosen yang baik akan mendorong

Page 276: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin160

pembelajaran yang lebih baik. Dosen yang paling tahu tentangpraktek pembelajaran dan bertanggung jawab untukmemperkenalkan kurikulum di dalam kelas.

Nampaknya para dosen sebagai pengembangkankurikulum di delapan prodi, belum berfungsi mendorongpembelajaran yang lebih baik. Dosen pada umumnya belummengetahui praktek pembelajaran dan bertanggung jawabuntuk memperkenalkan kurikulum baru di dalam kelas. Belummemahami bagaimana cara membawa perubahannya dan belumdapat memastikan bahwa kurikulum KKNI akan dapatmembawa perubahan yang diinginkan.2) Mahasiswa

Pengembangkan kurikulum PT berbasis KKNI di delapanprodi, ada kecenderungan dikalangan pelaksana kurikulummengabaikan peran mahasiswa sebagai agen perubahan.Padahal, semakin meningkat kesadaran bahwa mahasiswa dapatberkontribusi pada perubahan yang bermakna. Mahasiswaharus bersedia untuk berpartisipasi dalam program ini. Jikamahasiswa tidak melihat relevansi program, ada kemungkinanmereka tidak akan termotivasi untuk berpartisipasi atau belajar.

Namun, masih belum jelas bagaimana mahasiswa harusterlibat dalam tahap implementasi kurikulum, meskipun merekaadalah penerima utama dari program ini. Mungkin begitumelekat dalam pemikiran dan perilaku mahasiswa bahwaperubahan yang diusulkan dalam kurikulum tidak diterimadengan penuh perhatian. Misalnya, mahasiswa sudah terbiasamenggunakan catatan yang ada dari dosennya sedangkanprogram baru mengharuskan mereka untuk membuat catatanmereka sendiri dan mengkonstruk pengetahuannya sendiri(constructivism-student centered learning).

Beberapa mahasiswa mungkin tidak tahu bagaimanamembuat catatan yang efektif dan harus diajarkan bagaimanamelakukan hal itu. Bahkan mahasiswa yang diminta untukberpartisipasi dalam diskusi mungkin tidak dapatmelakukannya dengan baik, karena mereka telah terbiasa untukmenjadi penerima informasi secara pasif. Untuk itulah kita perlumengetahui siapa mahasiswa kita..3) Dukungan Pimpinan PT

Pimpinan PT, Ketua STAI Rektor, adalah pemain pentingdalam proses pelaksanaan kurikulum di kampus. Nampaknya

Page 277: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 161

pengembangkan kurikulum PT berbasis KKNI di delapan prodi,ada kecenderungan, bahwa:(a) Mereka belum memahami perlunya perubahan serta

langkah-langkah yang harus diambil sepanjang jalan.(b) Mereka belum memiliki pengetahuan yang mendalam

tentang perubahan yang terencana dan prosesimplementasinya. Mereka belum terbiasa dengan tujuan dankomponen kurikulum dan dapat melihat pergeseran perandosen peran dalam kelas dan cara dosen berinteraksidenganmahasiswa.

(c) Mereka belum dapat dapat diakses dan berkecenderunganuntuk berkomunikasi dengan orang lain yang terlibat dalamproses. Membangun arus informasi dua arah akanmenempatkan ketua jurusan atau ketua program studikesempatan untuk tetap memperoleh isu-isu terkini yangperlu ditangani. Hal ini juga akan memungkinkan ketuajurusan/prodi mengidentifikasi secara langsung masalah-masalah penting atau masalah lain sebelum masalah tersebutmenjadi penyebabkan timbulnya frustrasi atau bahkankemarahan di kalangan dosen. Jalur komunikasi terbaikharus ditetapkan sejak awal untuk mendapatkan informasidari orang-orang sekitar serta untuk menyediakan sebuahplatform di mana mereka dapat menyuarakan keprihatinanmereka. Informasi yang dikumpulkan dari mendengarkandan berbicara kepada orang-orang, juga akan membantuketua jurusan atau ketua program studi untuk memutuskanpada hal apa harus fokus dan membutuhkan perhatian.

(d) Mereka belum mampu meyakinkan stake holder tentangmanfaat dari kurikulum baru dan bagaimana strategipedagogis baru dapat menjadi lebih bermakna bagiputra/putri mereka. Misalnya, mereka mungkin perlu untukberbicara dengan orang tua dan masyarakat mengenaikurikulum baru. Adalah penting untuk memberikan pesanbahwa kita berpikir dengan hati-hati tentang perlunyaperubahan, bahwa kita telah mengantisipasi masalah yangakan timbul dan memiliki rencana untuk mengatasi masalahtersebut.

(e) Mereka belum diingatkan, bahwa hal terbaik-dalammembuat rencana adalah perencanaan tersebut harus dapatmenanggulangi tantangan tak terduga. Misalnya, tidakcukup dosen dalam mata kuliah tertentu karena

Page 278: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin162

pengunduran diri, perubahan tak terduga dari programpemerintah (lihat Perpres No 8 tahun 2012 dan UU No. 12Tahun 2012), kebijakan pemerintah yang tiba-tiba berubah.Untuk alasan ini, rencana implementasi yang fleksibelmungkin diperlukan dan disesuaikan serta ditinjau kembalisepanjang proses perubahan tersebut.

(f) Mereka belum berkomitmen terhadap perubahan danmampu menggunakan berbagai strategi kepemimpinanuntuk memenuhi kebutuhan dosen seperti, membangunkekuatan staf dosen mereka, bersedia mengambil risiko,berpikir positif tentang perubahan terencana danmenggunakan optimisme ini untuk memotivasi orang lain.

4) OrangtuaUntuk menjadi sukses, setiap program baru perlu

melibatkan orang tua. Salah satu cara untuk menjangkau orangtua adalah dengan mengadakan lokakarya bagi mereka denganberfokus pada kurikulum baru.

Untuk hal itu, nampaknya pengembangkan kurikulum PTberbasis KKNI di delapan prodi, ada kecenderungan, bahwa:(a) Orangtua/masyakat tidak diberi kesempatan untuk berbagi

keprihatinan mereka dan menyuarakan dukungan merekadalam sebuah forum terbuka. Prodi/dosen, tidak melakukanlokakarya sehingga mereka tidak dapat menjelaskan apayang sebenarnya terjadi di dalam proses perkuliahan.

(b) Kurangnya akses informasi terhadap orangtua/masyakat,padahal pendekatan yang dapat dijangkau olehorang.masyarakat tua adalah membuat informasi yangtersedia tentang perubahan kurikulum di internet. Demikianpula informasi yang berbasis cetak dapat dibuat untukmenginformasikan orang tua tentang perubahan yangsedang berlangsung dengan pengenalan kurikulum baru.

c. Aspep-aspek yang menentukan Keberhasilan Imlpmentasikebijakan

Darwin (1999:121), menyatakan bahwa ada lima aspekyang menentukan tingkat implementabilitas kebijakan publik,yaitu:1) Sifat kepentingan yang dipengaruhi

Dalam proses implementasi satu kebijakan seringkalimenimbulkan konflik dari kelompok sasaran atau masyarakat,artinya terbuka peluang munculnya kelompok tertentudiuntungkan (gainer), sedangkan dipihak lain implementasi

Page 279: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 163

kebijakan tersebut justru merugikan kelompok lain (looser).(Dwiyanto, Agus. 2005:103). .

Implikasinya, masalah yang muncul kemudian berasal dariorang-orang yang merasa dirugikan. Upaya untuk menghalang-halangi, tindakan complain, bahkan benturan fisik bisa sajaterjadi. Singkatnya, semakin besar konflik kepentingan yangterjadi dalam implementasi kebijakan publik, maka semakinsulit pula proses implementasi nantinya, demikian pulasebaliknya.2) Kejelasan manfaat

Dalam konteks pemerintahan yang amanah, berartipemerintah haruslah menyelesaikan persoalan-persoalanwalaupun tidak bisa dikatakan seluruh persoalan, karenaketerbatasan diri pemerintah sendiri, untuk kemudianmemberdayakan masyarakat atau melalui LSM dan organisasilainnya untuk menyelesaikan persoalan yang muncul dalammasyarakat, dimana upaya intervensi pemerintah haruslahbermanfaat bagi masyarakat secara langsung maupun tidaklangsung.

Jika dilihat dari aspek bermanfaat atau tidak, makasemakin bermanfaat implementasi kebijakan publik, dengansendirinya dalam proses implementasi nantinya akan lebihmudah, dalam artian untuk waktu yang tidak begitu lamaimplementasi kebijakan dilaksanakan serta mudah dalam prosesimplementas, sebaliknya bila tidak bermanfaat maka akan sulitdalam proses implementasi lebih lanjut.

3) Perubahan perilaku yang dibutuhkanAspek lain yang harus diperhatikan dalam implementasi

kebijakan publik adalah perubahan perilaku kelompok sasaranatau masyarakat. Maksudnya, sebelum implementasi kebijakankelompok sasaran atau masyarakat melakukan sesuatu denganpola implementasi kebijakan terdahulu. Ketika satu kebijakanbaru diimplementasikan, terjadi perubahan baik dalam finansial,cara atau tempat dan sebagainya. Perubahan tersebut akanmenimbulkan resistensi dari kelompok sasaran.

Masalahnya, lebih banyak implementasi kebijakan yangmenuntut perubahan perilaku, baik sedikit atau banyak, artinyapengambil kebijakan seharusnya memilih alternatif kebijakanyang paling kecil menimbulkan pengaruh pada perubahanperilaku kelompok sasaran atau masyarakat. Oleh Darwin(1999:122) menyatakan bahwa: Dalam hal ini pengambil

Page 280: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin164

kebijakan perlu menghindari pengambilan kebijakan yangmenuntut perubahan perilaku terlalu jauh, dan tentunya tidakbertentangan dengan agama, keyakinan, atau pola hidupmasyarakat yang sudah turun temurun.4) Aparat pelaksana

Aparat pelaksana atau implementor merupakan faktor lainyang menentukan apakah satu kebijakan publik sulit atau tidakdiimplementasikan. Komitment untuk berperilaku sesuai tujuankebijakan penting dimiliki oleh aparat pelaksana. Oleh karenaitu, Darwin (1999:123) menyatakan bahwa dalam hal inidiperlukan pengembangan aturan yang jelas dan sistemmonitoring dan kontrol yang efektif dan transparan yang dapatmencegah kemungkinan terjadinya perilaku aparat yangberlawanan dengan tujuan publik tersebut. Selain itu,masyarakat perlu diberdayakan agar lebih kritis dalammensikapi perilaku aparat yang menyimpang, pilihan prorammerupakan upaya mengimplementasikan kebijakan in-builtmekanisme yang menjamin transparasi dan pengawasan, hal inipenting untuk mengarahkan perilaku aparat. Selain itu, kualitasaparat dalam melaksanakan proses impementasi pun menjadikendala yang sering dijumpai. Terutama, menyangkutimplementasi kebijakan yang membutuhkan ketrampilankhusus.

Dengan demikian memberikan indikasi bahwa aparatpelaksana kebijakan menjadi salah satu aspek untuk menilaisulit tidaknya implementasi kebijakan. Komitmen, kualitas danpersepsi yang baik nantinya akan memudahkan dalam prosesimplementasi kebijakan dan sebaliknya.5) Dukungan sumber daya

Suatu program akan dapat terimplementasi dengan baikjika didukung oleh sumber daya yang memadai, dalam hal inidapat berbentuk dana, peralatan teknologi, dan sarana sertaprasarana lainnya. Kesulitan untuk melaksanakan satu programterkait erat dengan beberapa hal yang disebut terakhir, bilasumber daya yang ada tidak mendukung maka implementasiprogram tersebut nantinya dalam implementasi programtersebut akan menemui kesulitan.

Kelima faktor yang menentukan sulit atau tidaknya prosesimplementasi kebijakan publik di atas oleh Muhadjir Darwinnampaknya diuraikan secara umum, dalam pengertian tidakdibedakan mana aspek organisasi serta mana faktor lingkungan.

Page 281: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 165

Oleh Effendi (2000:13), dikatakan bahwa perbedaan antara studiimplementasi dengan penelitian ilmiah biasa terletak di dalamvariabel penelitian (khususnya variabel independen). Dimana,penelitian ilmiah biasa bebas menentukan variabel independen,artinya variabel yang secara teoritis penting, dapat dijadikanvariabel independen atau dependen sebagai obyek atau topikpenelitian. Sedangkan studi implementasi, ada keharusandimana variable penelitian (independen) adalah variabel yangcomparable (dapat diimplementasikan), disebabkan olehvariabel-variabel independen tersebut digunakan untukmemperbaiki implementasi kebijakan, karenanya tidak semuavariabel dapat dijadikan topik untuk studi implementasi.

3. Analisis Teori TQM, menuju Akuntabilitas PTa. Dampak Implentasi kebijakan penerapan KPT berbasis

KKNI menuju akuntabilitas PTSecara substantif kebijakan pengembangan kurikulum

terbagi menjadi dua aspek, yaitu aksi dan konsekuensikebijakan.1) Dalam Aksi kebijakan merupakan suatu aktifitas yang dimulai

dari input dan proses. Guna mencapai tujuan kebijakan,pemerintah harus melakukan aksi atau tindakan berupapenghimpunan sumberdaya dan pengelolaan sumber dayatersebut. Hasil dari aksi pertama dapat disebut inputkebijakan dan aksi yang kedua secara terbatas disebutsebagai proses (implementasi) kebijakan.

2) Konsekuensi kebijakan memiliki dua jenis pemahaman yaituoutput dan dampak. Output adalah barang, jasa, ataufasilitas lain yang diterima oleh sekelompok masyarakattertentu, baik kelompok sasaran maupun kelompok lainyang tidak dimaksudkan untuk disentuh oleh kebijakan.Output biasanya berupa dampak jangka pendek. Sedangkandampak adalah perubahan kondisi fisik maupun socialsebagai akibat dari output kebijakan. Dampak disini yangdimaksud adalah dampak jangka panjang.

Tujuan Kebijakan kurikulum sesuai dengan SN-DIKTI,bahwa Perguruan Tinggi dan setiap jenis pendidikan tinggi baikakademik, vokasi dan profesi agar segera melakukan perubahankurikulum dan meningkatkan mutu proses pendidikan danpembelajaran sesuai dengan SN-DIKTI, dengan harapan kelakpada gilirannya dapat menghasilkan lulusan yang siapmenghadapi tantangan dan peluang kehidupan yang semakinkompleks di abad ke-21 ini dan siap bersaing di era MasyarakatEkonomi ASEAN (MEA).

Page 282: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin166

Daulat P Tampubolon, (2001:123), menegaskan bahwa,akuntabilitas perguruan tinggi mencakup enam persoalan yaitu:1) Apakah peraturan yang ditetapkan oleh perguruan tinggi

dapat dipertanggung jawabkan secara undang-undang?2) Apakah materi kuliah yang diberikan dosen dapat

dipertanggung-jawabkan secara kurikuler dan etikaakademik?,

3) Apakah nilai hasil ujian (ip/ipk) yang diperoleh mahasiswaterpercaya?,

4) Apakah prilaku (sikap) kepelayanan para pengelolaperguruan tinggi dapat dipertanggung -jawabkan secarahukum, etika, agama, dan nilai budaya?,

5) Apakah penelitian yang dilakukan dan hasilnya tidakbertentangan dengan agama dan atau undang-undang?,serta

6) Apakah perguruan tinggi mempunyai kode etik?”Dengan demikian, akuntabilitas suatu perguruan tinggi

merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga mutululusannya dengan masyarakat pemakainya. Adanya“keunggulan” tertentu lulusannya, merupakan hal memberikannilai tambah bagi lulusannya dan citra perguruan tinggi yangbersangkutan. Apalagi dalam pengembangan kurikulumsepenuhnya diserahkan kepada perguruan tinggi yangbersangkutan sehingga masa yang akan datang, kompetisiantara perguruan tinggi akan semakin ketat.

Dari paparan di atas, dampak implementasi kebijakanKurikulum PT berbasis KKNI di delapan program studi PAIKopertais Wilayah II Jabar-Banten, dapat kategori sebagaiberikut:

Gambar: 4. 37Dampak Ideal Implelemtasi Kebijakan KPT Berbasis KKNI

Sumber: dikembangkan oleh peneliti

Dampak implementasi KebijakanKurikulum PT Berbasis KKNI

PENGETAHUAN UNTUK AKSIPELAKSANAAN KURIKULUM

Bertambahnya wawasan dan penge tahuanpegawai akan tugas dan fungsinya dalampelaksanaan PTKIS, untuk mengimplementasikan Kuri-kulum. Berujud pada kebijakan,

pedoman. Juklak/juknis yang kredibel danakuntabel.

KINERJA DALAM IMPLEMENTASIKURIKULUM-di PTKIS, SEBAGAI

KOSEKUENSISemula biasa-bisa saja, berubahsesuai visi misi tujuan dalampeningkatan mutu Output Kinerja,berujud pada tercapainya programsesuai dengan perencanaan.

Page 283: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 167

1) Dampak Pengetahuan tehadap Sasaran Program

Dampak pengetahuan dari implementasi kebijakankurikulum sebagai motivasi dan sumber pengetahuan bagi parapelaksana. Ahli manajamen kebijakan David C. Korten (Tarigan,1991:81), memandang, bahwa suatu program kebijakan akanberhasil dilaksanakan jika terdapat kesesuaian dari tiga unsurimplementasi program, yaitu:1) Kesesuaian antara program dengan pemanfaat, yaitu

kesesuaian antara apa yang ditawarkan oleh programdengan apa yang dibutuhkan oleh kelompok sasaran(pemanfaat).

2) kesesuaian antara program dengan organisasi pelaksana,yaitu kesesuaian antara tugas yang disyaratkan olehprogram dengan kemampuan organisasi pelaksana.

3) Kesesuaian antara kelompok pemanfaat dengan organisasipelaksana, yaitu kesesuaian antara syarat yang diputuskanorganisasi untuk dapat memperoleh output program denganapa yang dapat dilakukan oleh kelompok sasaran program.

2) Dampak Output Mutu/kualitas dan Akuntabilitas PTKIS

Pertama; ouput kinerja implementas kurikulum PTberbasis KKNI di delapan program studi PAI Kopertais WilayahII Jabar-Banten, dapat kategori masih rendah, dikerenakan masihrendannya perolehan IPK rata-rata dalam tiga tahun terakhirsebagai berikut:

Tabel: 4.30IPK Rata-ratamahasiswa di delapan Prodi PAI

dalam kurun waktu 3 tahun terakhir

IPKProsentase Lulusan

dengan IPKNo. TahunAkademik

MinRata-

rataMak

<2,75 2,75-

3,50

>3,50

1 2 3 4 5 6 7 8

1 STAISMAN

2014/2015 2.60 2.99 3.48 1% 99% 0%

2015/2016 2.57 2.97 3.24 3% 97% 0%

2016/2017 2.58 2.97 3.24 2% 98% 0%

2 STAI KH Agus Salim

2014/2015 2.60 2.99 3.48 1% 99% 0%

2015/2016 2.57 2.97 3.24 3% 97% 0%

2016/2017 2.58 2.97 3.24 2% 98% 0%

Page 284: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin168

1 2 3 4 5 6 7 8

3 STAI Mitahul Huda

2014/2015 2.60 2.99 3.48 1% 99% 0%

2015/2016 2.57 2.97 3.24 3% 97% 0%

2016/2017 2.58 2.97 3.24 2% 98% 0%

1 2 3 4 5 6 7 8

4 IAI BBC

2014/2015 2.60 2.99 3.48 1% 99% 0%

2015/2016 2.57 2.97 3.24 3% 97% 0%

2016/2017 2.58 2.97 3.24 2% 98% 0%

5 IAIM Suryalaya

2014/2015 2.60 2.99 3.48 1% 99% 0%

2015/2016 2.57 2.97 3.24 3% 97% 0%

2016/2017 2.58 2.97 3.24 2% 98% 0%

6 FAI Univ Ibnu Kholdun

2014/2015 2.60 2.99 3.48 1% 99% 0%

2015/2016 2.57 2.97 3.24 3% 97% 0%

2016/2017 2.58 2.97 3.24 2% 98% 0%

7 STAI Al-Azhary

2014/2015 2.60 2.99 3.48 1% 99% 0%

2015/2016 2.57 2.97 3.24 3% 97% 0%

2016/2017 2.58 2.97 3.24 2% 98% 0%

6 FAI UNINUS

2014/2015 2.60 2.99 3.48 1% 99% 0%

2015/2016 2.57 2.97 3.24 3% 97% 0%

2016/2017 2.58 2.97 3.24 2% 98% 0%

Sumber: diolah oleh PenelitiKedua, akuntabilitas dapat diartikan sebagai kewajiban-

kewajiban dari individu-individu atau penguasa yangdipercayakan untuk mengelola sumber-sumber daya publik danyang bersangkutan dapat menjawab hal-hal yang menyangkutpertanggungjawabannya”. Untuk hal itu, Guy Benveniste,(1997:3), menjelaskan, ada tiga indikator penting kaitannyadengan akuntabilitas dalam penilaian sebuah organisasi ataulembaga (Organisasi PT), yaitu:a. Verifikasi penggunaan sumber-sumber organisasi. Sumber-

sumber organisasi seperti halnya perguruan tinggi dapatberupa modal atau anggaran, sumber daya manusia, saranadan prasarana yang meliputi gedung perguruan tinggi danfasilitasnya;

b. Verifikasi target, program, implementasi dan evaluasi outputtertentu yang diharapkan. Hal ini tentu berkaitan denganstrataegi manajemen sebuah perguruan tinggi sehingga

Page 285: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 169

perencanaan program kerja, pengorganisasian ataukonsolidasi, implementasi dan kontrol terhadap pelaksanaanprogram; dan

c. Evaluasi internal dan eksternal terhadap output sebuahproduk yang dihasilkan.

Pengakuan Akuntabilitas PTKIS secara definitif olehpemerintah, di buktikan dengan hasil penilaian internal melaluiMonitoring dan Evaluasi Kopertais, dan Akreditasi secaraNasional oleh Ban-PT. Adapun Gambaran Akuntabilitas kinerja8 prodi PAI PTKIS dilingkunngan Kopertais Wil II Jabar Banten,dapat dilihat pada tabel 4, 17, berikut:

Tabel: 4.31.Peingkat Monev dan Akreditasi Ban-PT. 8 Prodi PAI PTKIS

PerinkatNo. Pendidikan Tinggi Keagamaan

Islam SwastaModev

Tahun 2016AkreditasiBAN-PT

1

Prodi PAI FAI Universitas IbnuKholdun Bogor 1 Univ B

2

Prodi PAI FAI Universitas Islam

Nusantara 2 Univ B

3 Prodi PAI IALM Tasikmalaya 1 Ins B

4 Prodi PAI IAI Bunga Bangsa Cirebon 3 Ins B

5

Prodi PAI STAI Miftahul HudaSubang 6 STAI B

6

Prodi PAI STAI Syekh Mansur

Pandeglang 7 STAI C (300)

7 Prodi PAI AL - Azhary Cianjur 9 STAI B

8

Prodi PAI STAI KH. Agus SalimBekasi 10 STAI B

Sumber: Data Staistik Koprertais Wilayah II Jabar-Banten 2017

Maka dari itu, Gasperz (2002:28), menyarankan bahwa:“suatu organisasi jika ingin kompetitip dalam persaingan globaltidak bisa mengabaikan tuntutan kebutuhan stakeholder sertamampu memuaskan pelanggan.

Artinya, suatu organisasi yang kompetitip dalampersaingan global, yaitu organisasi yang fokus terhadaptuntutan kebutuhan stakeholder serta mampu memuaskanpelanggan.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa secarasubstantif, kegiatan dalam studi implementasi terdiri dari aksi

Page 286: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin170

kebijakan berupa input dan proses, sedangkan evaluasiimplementasi merupakan studi atas konsekuensi kebijakanberupa output sedangkan evaluasi dampak merupakan studiatas konsekuensi kebijakan berupa dampak yang ditimbulkanrentetan aktifitas input, proses dan output kebijakan.b. Teori (TQM), menuju Akuntabilitas PT

Secara filosofis, konsep TQM menekankan kepadapencarian secara konsisten terhadap perbaikan yangberkelanjutan untuk mencapai kebutuhan dan kepuasanpelanggan. Strategi yang dapat dikembangkan dalampenerapan TQM di lingkungan pendidikan sebagaimanadiungkapkan Sallis (2008:7), bahwa institusi pendidikan harusmemosisikan diri sebagai institusi jasa atau dengan kata lainmenjadi industri jasa, yaitu institusi yang memberikanpelayanan (service) sesuai dengan apa yang diinginkan olehpelanggan.

Selanjutnya, Sallis, (2008:8), berpendapat bahwaoperasionalisasi konsep TQM dalam pendidikan harusmemerhatikan beberapa hal pokok yaitu; (1) perbaikan terusmenerus (continuous improvement), (2) menentukan standar mutu(quality assurance), (3) perubahan kultur (change of culture), (4)perubahan organisasi (upside-down organization), dan (5)mempertahankan hubungan dengan pelanggan (keeping close tothe costumer).

Slamet (2008:11), menyebutkan ada tiga tingkatoperasionalisasi konsep TQM dalam manajemen perguruantinggi yaitu: (1) tingkat pertama berhubungan denganperencanaan dan kebijaksanaan. Perencananaan harus dapatmenjawab apa yang perlu diperhatikan dan apa yang menjadikebutuhan pelanggan, sedangkan kebijaksanaan menyangkutkeputusan strategi s tentang arah, maksud, budaya organisasi,dan kebijakan mutu. (2) Tingkat yang kedua berhubungandengan penataan manajemen dan prosedur. Manajemenberhubungan dengan penerapan kebijakan, interpretasikebijakan dan mengembangkan prosedur. Dalam hal ini,institusi harus membuat manual mutu yang terinci sebagairujukan bagi dosen dan pegawai perguruan tinggi tentangsistem dan prosedur-prosedur yang harus diikuti, dan (3)Tingkatan ketiga berhubungan dengan tugas meningkatkanmutu yang mengikuti prosedur dan penyesuaian dengankondisi di lapangan.

Page 287: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 171

Sesungguhnya, esensi dari penerapan TQM dalammanajemen perguruan tinggi terdiri atas tiga tahapan utama,yaitu: (1) tahap perencanaan, (2) pelaksanaan dan (3) adaptasi.

Adapun strategi dasar yang dapat dikembangkansebagaimana disarankan oleh Slamet (2008:13), adalah sebagaiberikut: (1) Mengidentifikasi kekurangan dan masalah yang adadi perguruan tinggi, (2) Mengadopsi filosofi mutu pendidikan,(3) Secara terus-menerus melakukan usaha-usaha perbaikanmutu, dan (4) Melibatkan semua orang yang bersangkutandengan pendidikan.

Adanya sistem manajemen mutu dalam suatu institusiperguruan tinggi, menjamin terlaksananya perbaikan mutusecara berkelanjutan, dengan demikian memberikankemungkinan yang sangat besar bagi eksistensi dan kontinuitasperguruan tinggi. Dengan berorientasi kepada mutu, makasangat dimungkinkan kebutuhan dan kepuasan pelanggandapat terpenuhi, dan hal tersebutlah yang menjadi jaminan bagikeberlangsungan masa depan perguruan tinggi sebagai institusijasa.

Seperti sudah disebutkan sebelumnya bahwa dalampenerapan TQM, institusi pendidikan harus menyusun sistemmutu dalam bentuk pedoman mutu (quality manual), tertulissebagai acuan bagi semua orang yang terlibat dalam pencapaianstandar-standar kinerja mutu yang ditetapkan. Selain itu,perguruan tinggi harus betul-betul menjamin bahwa semuaprosedur kerja dan arah pekerjaan staf berjalan sesuai denganpedoman mutu dan untuk itu perlu dibentuk unit organisasipejamin mutu.

Untuk itu, Rahayu (Bambang 2010:154), mengungkapkanbahwa organisasi peningkatan mutu perguruan tinggi selaindapat bersifat inheren dalam proses manajemen perguruantinggi tersebut, juga dapat dibentuk Satuan/Badan/ “LembagaPenjamin Mutu” yang merupakan alat manajemen perguruantinggi yang bertanggung jawab kapada Rektor. Dalam hal ini,organisasi organisasi penjamin mutu perguruan tinggi dapatmencakup tingkat universitas dan tingkat unit kerja yang terdiriatas unit pelaksana akademik (fakultas, jurusan/program studi,lembaga, pusat, dan lembaga lain), unsur pelaksana akademik,dan unsur penunjang (perpustakaan, laboratorium, workshop,studio, unit pelaksana teknis, sekolah laboratorium, dan lainnya)

Page 288: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin172

yang dibentuk rektor dan atau pimpinan unit kerja yangbersangkutan.

Tugas dan fungsi organisasi penjamin mutu di suatuperguruan tinggi, antara lain: (1) mengembangkan danmelaksanakan sistem peningkatan mutu perguruan tinggi; (2)menyusun perangkat atau standar yang diperlukan dalamrangka pelaksanaan sistem peningkatan mutu; (3)menyelenggarakan sosialisasi, pelatihan, dan kerja samapeningkatan mutu; (4) mengkoordinasikan, memfasilitasi, danmemotivasi kegiatan peningkatan mutu pada setiap unit kerja;(5) melakukan evaluasi pelaksanaan sistem peningkatan mutu;dan (6) melaporkan secara berkala pelaksanaan peningkatanmutu untuk setia periode mutu.

Lebih lanjut Rahayu (Bambang, 2010:155), menegaskanbahwa penyelenggaraan peningkatan mutu di setiap unit kerjamengacu pada sistem peningkatan mutu dan perangkatimplementasi sistem peningkatan mutu perguruan tinggi. Padasetiap jenis kegiatan yang diselenggarakan setiap unit kerjadapat dibentuk gugus kendali mutu (GKM) kegiatan.

Adapun tugas organisasi peningkatan mutu pada tingkatunit kerja, antara lain: (1) menyusun standar mutu unit kerja danbersama-sama GKM menuyusun standar mutu setiap kegiatanpada unit kerja yang bersangkutan; (2) mengkoordinasikan,memfasilitasi, dan memotivasi GKM untuk menyusun proseduroperasional standar (standard operational procedure) setiapkegiatan yang diselenggarakan; (3) bersama-sama GKMmemotivasi pelaksana kegiatan untuk melaksanakankegiatannya sesuai dengan prosedur operasional standarkegiatan itu; (4) melaksanakan evaluasi atau pengukuran mutuyang dicapai unit kerja dan memotivasi pelaksana kegiatan atauGKM untuk melaksanakan evaluasi atau atau penguluran mutuhasil kegiatan, serta melakukan tindakan perbaikan mutuberkelanjutan (qontinous quality improvement); (6) melaporkansecara berkala pelaksanaan peningkatan mutu unit kerja untuksetiap periode mutu.

Dengan adanya unit organisasi penjamin mutu,memungkinkan proses implementasi sistem manajemen mutudiaudit secara berkala, hal tersebut dalam rangka memperolehmasukan untuk manajemen review dan penyempurnaanpelaksanaan sistem tersebut.

Page 289: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 173

Mutu bagi sebuah institusi tidak dapat terjadi begitu saja,melainkan harus direncanakan. Mutu harus menjadi bagianpenting dari strategi institusi dan harus disusun secarasistematis dengan menggunakan proses perencanaan strategi s.Perencanaan strategi s merupakan salah satu bagian terpentingdalam TQM. Tanpa arahan jangka panjang yang terformulasikandalam perencanaan strategis, sebuah institusi tidak akan dapatmerencanakan peningkatan mutu dan memuaskan parapelangganya.

Kepemimpinan dan komitmen terhadap mutu harusdatang dari atas, hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkanoleh Prawirosentoso (2007: 92), tentang delapan prinsip TQMyang diantaranya bahwa tanggung jawab utama terletak padamanajemen puncak (top management). Kewajiban pimpinanadalah mengkomunikasikan apa yang sudah digariskan dalamperencanaan strategi s yang memuat tentang standar mutu yangdicita-citakan institusi kepada seluruh staf. Semua unsur staf dilingkungan institusi harus memiliki kesadaran, pengetahuandan komitmen tentang standar mutu tersebut. Hal ini relevanpula dengan apa yang menjadi prinsip TQM sebagaimana yangdiungkapkan oleh Prawirosentoso (2007: 93), tentang delapanprinsip TQM point ke empat bahwa setiap karyawanbertanggung jawab atas tercapainya mutu produk yang baik.

Jika unsur pimpinan dan staf memiliki pengetahuan,komitmen dan kesadaran yang penuh tentang mutu, maka akanmelahirkan gerakan kolektif dalam proses peningkatan mutuproses dan produk dari institusi. Joseph Juran (Prawirosentoso,2007:91), mengungkapkan bahwa pihak manajemen, didalamnya termasuk unsur pimpinan dan staf, harusbertanggung jawab dan terlibat secara penuh atas mutu produkmelalui trilogi mutu yaitu, perencanaan mutu (quality planning),monitoring dan kendali mutu (monitoring and control quality), danmemperbaiki mutu (quality improvement. Hal tersebut berlakupula dalam konteks operasionalisasi konsep TQM di lingkunganperguruan tinggi. Unsur pimpinan dalam hal ini rektor atauketua memiliki peranan penting sebagai inisiator konsep mutudan komunikator kepada seluruh staf untuk melakukan gerakankolektif menuju standar mutu.

Implikasinya, rektor/ketua, atau pimpinan Perguruantinggi, harus memprakarsai pelatihan mutu bagi para stafakademik dan non akademik. Pembinaan/pengembangan staf

Page 290: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin174

dapat dilihat sebagai sebuah alat yang penting dalammembangun kesadaran dan pengetahuan tentang mutu. Ia bisamenjadi agen perubahan strategi s dalam mengembangkankultur mutu di lingkungan perguruan tinggi. Jika TQM secaraluas bicara tentang kultur, maka tujuan TQM harus ditemukanuntuk mengetahui pikiran dan hati staf. Hal itu telah diakui olehteori-teori motivasi bahwa pembna, pelatihan, dan sejenisnyaadalah salah satu dari motivator yang paling penting dalamsebuah institusi.

Untuk hal itu, Sallis (2008:25), mengungkapkan bahwapembinaan dalam bentuk pelatihan, merupakan tahapimplementasi awal yang sangat penting. Oleh karena itu, setiaporang perlu dilatih dasar-dasar TQM. Staf membutuhkanpengetahuan tentang beberapa alat kunci yang mencakup timkerja, metode evaluasi, pemecahan masalah, dan teknikmembuat keputusan hubunganya dengan operasionalisasikonsep TQM.

Dalam konteks manajemen modern dan perguruan tinggisebagai badan hukum pendidikan, maka perguruan tinggi tidakhanya perlu dilihat sebagai pusat ilmu pengetahuan, pusatpenelitian, dan pusat pengabdian kepada masyarakat,melainkan juga suatu entitas korporat penghasil ilmupengetahuan yang perlu bersaing untuk menjaminkelangsungan hidupnya. Terlebih bagi perguruan tinggi swastayang eksistensinya sangat dipengaruhi oleh daya saing yangdimilikinya ditengah-tengah persaingan dunia perguruan tinggiswasta yang semakin terbuka.

Untuk hal itu, Mandey (2009:92), mengungkapkan bahwapersaingan, sebagaimana dialami oleh perusahaan profit,meliputi persaingan di bidang mutu, harga, dan layanan.Perguruan tinggi sebagai suatu entitas non profit, menghadapihal yang sama pula. Pengelolaan semuanya memerlukanpengetahuan dan keterampilan manajemen, yaitu manajemensumber daya manusia perguruan tinggi.

Mutu sebagai alat bagi perguruan tinggi dalam menjalanipersaingan dan memenuhi kebutuhan serta kepuasanpelanggan, memiliki beberapa perspektif dan konsep derivatifyang beragam. Mutu merupakan sebuah filosofi dan metodologiyang dipercaya dapat membantu institusi untuk merencanakanperubahan dan mengatur agenda dalam meghadapi tekanan-tekanan eksternal yang berlebihan.

Page 291: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 175

Institusi disebut bermutu dalam konsep TQM sebagaimanadiungkapkan Sallis, (2008:33), harus memenuhi spesifikasi yangtelah ditetapkan. Secara operasional, mutu ditentukan oleh duafaktor yakni terpenuhinya spesifikasi yang telah ditentukansebelumnya dan terpenuhinya spesifikasi yang diharapkanmenurut tuntutan dan kebutuhan pengguna jasa. Mutu yangpertama disebut quality in fact (mutu sesungguhnya) dan mutuyang kedua disebut quality in perception (mutu persepsi).

Prinsip-prinsip di atas, jika dilaksanakan dengan baik danterintegrasi maka tentunya akan melahirkan kelembagaanpendidikan yang memiliki kualifikasi mutu, baik quality in factmaupun quality in perception. Pada akhirnya dapat memenuhikebutuhan dan kepuasan para pelanggannya yang menjadiidentitas dan orientasi institusi jasa pada umumnya.

Dalam rangka melaksanakan perbaikan/peningkatanmutu Tri Dharma di perguruan tinggi secara berkelanjutan,maka konsep TQM merupakan alternatif pendekatan yang tepat.TQM merupakan kegiatan pikiran (sikap, gagasan), dan kegiatanpraktis (metoda, prosedur, teknik) yang mendorong perbaikansecara kontinu. Sebagai suatu pendekatan, TQM mengupayakanagar pergeseran paradigma institusi yang mengarah kepadaterbentuknya budaya organisasi (corporate culture), yangkomitmen dengan keperbaikan mutu jangka panjang, inovasi,dan perubahan yang terus menerus. Di samping itu, unit-unitkerja yang melaksanakannya dilibatkan dalam siklus perbaikanmutu sehingga tercipta budaya oganisasi sebagai produkgerakan kolektif dari seluruh komponen yang terlibat dalammeningkatkan mutu pelayanan organisasi terhadap parapelanggannya. Dalam konsep TQM, perubahan budayaorganisasi yang dibangun melalui gerakan kolektif secaraberkelanjutan merupakan esensinya.

Perguruan tinggi sebagai organisasi, memiliki budayatersendiri yang dibentuk dan dipengaruhi oleh nilai-nilai,persepsi, kebiasaan-kebiasaan, kebijakan-kebijakan pendidikan,dan perilaku orang-orang yang berada di dalamnya. Sebungandengan dengan itu, Komariah (2008:261), mengungkapkanbahwa budaya perguruan tinggi dimaknai sebagai karakteristikkhas suatu perguruan tinggi yang dapat diidentifikasikanmelalui nilai yang dianutnya, sikap yang dimilikinya, kebiasaan-kebiasaan yang ditampilkannya dan tindakan yang ditunjukan

Page 292: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin176

oleh seluruh personil yang membentuk suatu kesatuan khususdari sistem perguruan tinggi.

Lebih lanjut Komariah (2011:262), mengungkapkan bahwabudaya yang berkembang di perguruan tinggi diarahkan bagitumbuh suburnya mutu dalam berbagai aspek. Sudah begitulama kita menantikan pendidikan berkualitas sehingga tuntutanterhadap kualitas sangat semarak dan perwujudannya sangatpenting karena mutu sudah menjadi a very critical competitivevariable dalam persaingan internasional. Pendidikan yangberkualitas selalu dicari orang, tidak pernah sepi daripengunjung, tidak kehilangan pelanggan, ibarat daya tarik gulabagi semut sehingga sudah selayaknya kita konsisten dalampemeliharaan dan peningkatan mutu pendidikan.

Dengan demikiann, budaya mutu adalah melaksanakansistem pendidikan dengan bermutu yang ditandai denganadanya komitmen mutu di perguruan tinggi tersebut. Dalamkonteks perguruan tinggi, maka adanya kolektifitas yangdibangun oleh seorang ketua atau rektor bersama-sama dekan,ketua jurusan dan para pimpinan unit organisasi sepertipimpinan lembaga penelitian, lembaga pengabdian kepadamasyarakat, perpustakaan, dan yang lainnya dalam membanguncorporate culture berbasis mutu akan sangat menentukankeberhasilan dari gerakan perbaikan mutu yang berkelanjutansebagai penerapan dari konsep TQM di lingkungan perguruantinggi.

Agar kinerja organisasi penjamin mutu dalammengopersionalisasikan konsep TQM memberikan dampaksignifikan bagi performance manajemen dan organisasi perguruantinggi, maka Mandey (2009:106), memberikan petunjuk, bahwadalam merencanakan pelaksanaan TQM, perlu memperhatikanlangkah-langkah penting sebagai berikut: (1) menetapkan apayang akan dikerjakan, (2) mencari dan menetapkan metode-metode dan prosedur yang diperlukan untuk menjamin mutu,(3) mendokumentasikan apa yang akan dikerjakan (pedoman,metoda, prosedur tertulis (Prosedur Operasional Standar/SOP),(4) melaksanakan kegiatan sesuai apa yang disepakati secaratertulis, (6) menyiapkan bukti-bukti tentang apa yang dikerjakan(memungkinkan informasi ini digunakan pihak lain).

Page 293: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 177

4. Analisis Praktis Implemetasi Kebijakan MenujuAkuntabilitas Perguruan Tinggi

Perguran tinggi, sebagai salah satu lembaga mempunyaitugas peningkatan Tri Dharma PT, dalam menuju akuntabilitasPerguruan Tinggi, diyakini akan menjadi solusi alternatif dalammemecahkan persoalan-persoalan PTKIS, yang semakin kronisdan rumit, terutama berkaitan dengan masalah kualitas SDM,yang menjadi persoalan anak bangsa.a. Potensi dan Kekuatan

Peningkatan Tri Dharma PT, merupakan sarana untukoptimalisasi seluruh potensi PTKIS, yang menyelenggarakanpendidikan tinggi berbasis ke Islaman, dengan beberapa alasan:

1) Kekuatan PTKIS, di samping mengajarkan ilmu-ilmukauniyah juga mengajarkan ilmu-ilmu agama. Semangatuntuk mengajarkan ilmu-ilmu agama dilandasi firman AllahSWT., mengingatkan agar ada sebagian orang yang berimanmendalami ilmu-ilmu agama (tafaqquh fiddin) dalam (Q.S.At-Taubah [9]: 122), artinya:

”....Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya(ke medan perang), mengapa tidak pergi dari tiap-tiapgolongan di antara mereka beberapa orang untukmemperdalam pengetahuan mereka tentang agama danuntuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila merekatelah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjagadirinya”.(Depag, RI, 1998:301-2).

2) Program Studi Penedidikan Agama Islam PTKIS-Kopertaiswilayah II Jabar-Banten, merupakan program studi yangpaling paporit dibanding dengan prodi lainnya Prodi ini,cukup diminati maysrakat. Dikarenakan, secara sosio-kultural masyarakat Propinsi Jawa Barat dan Banten cukuprelijius yang secara historis berada di wilayah penyebaranagama Islam Sunan Gunung Djati/Syarif Hidayatullah,Sultan Maulana Hasanuddin, dan Syekh Yusuf Mansur.Dengan demikian, lembaga-lembaga pendidikan Islamdalam hal ini PTKIS, tumbuh subur di dua wilayah provinsiini.

3) Penerapan sistem pembelajaran dalam dunia pendidikantinggi memberikan ruang dan waktu yang cukup untukmengelola seluruh potensi mahasiswa yang multi kompleksdan multi dimensi. Membangun budaya mutu kehidupan

Page 294: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin178

mahasiswa, mulai dari budaya belajar, budaya hidup Islami,budaya untuk membangun kepribadian, dan lain-lainyadapat dilakukan secara leluasa sesuai dengan target dantujuan pendidikan yang telah ditetapkan, dan dengan hidupberasrama mahasiswa mendapatkan wawasan nasional danmultikultural di mana mahasiswa hidup dengan temannyadari berbagai daerah dengan kultur dan karakter yangberbeda, hidup bersama, saling memahami perbedaan,belajar hidup bermasyarakat dan berdampingan dalamkerangka ukhuwah Islamiyah.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan terhadap delapanprodi PAI PTKIS, ditemukan potensi dan kekuatan, untukmengimplentasikan Kebijakan Kurikulum PT berbasis KKNIyaitu:1) Prodi PAI STAI SMAN Pandeglang

Program Studi Pendidikan Agama Islam STAI SyekhManshur Pandeglang merupakan salah satu prodi padaPerguruan Tinggi Keamaan Islam Swasta di Propinsi BantenIndonesia, dikelola oleh Syekh Manshur Pandeglang, dibina olehKementerian Agama dan termasuk kedalam Kopertis wilayah IIDitjen Pendidikan Islam. Jurusan ini telah beridiri sejak 1Desember 1988 dengan Nomor SK PT 219 Tahun 1988 danTanggal SK PT 1 Desember 1988. Secara kelembagaan SekolahTinggi ini kuat, memiliki kecukupan peralatan fasilitas dansumberdaya untuk menerapkan kurikulum baru. Namun dalammengimplementasikan kurikulum PT berbasis KKNI,dihadapkan pada beberapa persoalan yang mendasardiantaranya, masih kurangnya waktu yang tersedia untukmenyiapkan dan menyampaikan persyaratan kurikulum baru,misalnya dosen membutuhkan cukup waktu untukmengembangkan pemahaman mereka, berkenaan dengan matakuliah dan materi ajar yang harus disiapkan.2) Prodi PAI STAI KH. Agus Salim Bekasi

Program Studi Pendidikan Agama Islam STAI HajiAgus Salim Cikarang Bekasi, berada dibawah binaan PerguruanTinggi Swasta yang telah beridiri sejak 5 November 2003, SKPenyelenggaraan Dj.II/511/2003. Kampus ini beralamat di Jl.Jend.Urip Sumohardjo Kali Ulu Rt.003/001 Desa Tanjung SariKec. Cikarang Utara, Bekasi, Jawa Barat. Secara kelembagaanSekolah Tinggi ini kuat, memiliki kecukupan peralatan fasilitasdan sumberdaya untuk menerapkan kurikulum baru. Namun

Page 295: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 179

dalam mengimplementasikan kurikulum PT berbasis KKNI,dihadapkan pada beberapa persoalan yang mendasardiantaranya, masih lemahnya keyakinan perguruan tinggiterhadap kurikulum baru. Status kurikulum dari sudut pandangdosen, staf administrasi, masyarakat. Misalnya sejauh manaadministrator kampus mengakui pentingnya mata kuliahtertentu, dalam kurikulum tersebut.3) Prodi PAI STAI Miftahul Huda Subang

Program Studi Pendidikan Agama Islam SekolahTinggi Agama Islam (STAI) Miftahul Huda Pamanukan Subang.Didirikan sejak tahun 1988 rekomendasi dari KoordinatorKopertais Wilayah II Jawa Barat, dengan Suratrekomendasipada tanggal 25 November 1989. Selanjutnya mendapat IzinOperasional dari Direktorat Jenderal Kelembagaan AgamaIslam Departemen Agama yang merujuk pada Surat KeputusanPada Tangal 01 Desember 1989. Mendapat status Terdaftardengan Surat Keputusan No: E/264/1990. Alamat: Jl. RancasariDalam No B33, Pamanukan, Rancasari, Rancasari, Pamanukan,Kabupaten Subang, Jawa Barat. Secara kelembagaan SekolahTinggi ini kuat, memiliki kecukupan peralatan fasilitas dansumberdaya untuk menerapkan kurikulum baru. Namun dalammengimplementasikan kurikulum PT berbasis KKNI,dihadapkan pada beberapa persoalan yang mendasardiantaranya, masih kurangnya dukungan untuk dosen, baik dariPT-nya, maupun dari luar (kementerian). Misalnya kesempatanuntuk menerima dukungan kurikulum secara profesional yangberkelanjutan.4) Prodi PAI IAI Bunga Bangsa Cirebon

Program Studi Pendidikan Agama Institut AgamaIslam Bunga Bangsa Cirebon merupakan salah satu PerguruanTinggi Swasta atau IAI BBC yang telah beridiri sejak 17 Juni 2001STAI Bunga Bangsa berdiri di bawah Yayasan Pendidikan BungaBangsa Cirebon dengan Akta Notaris Iskandar WiramiharjaNomor 1 Tanggal 1 September 1995. Kampus ini beralamat diJalan Widarasari III Tuparev Cirebon Prop. Jawa Barat. Secarakelembagaan Sekolah Tinggi ini kuat, memiliki kecukupanperalatan fasilitas dan sumberdaya untuk menerapkankurikulum baru. Namun dalam mengimplementasikankurikulum PT berbasis KKNI, dihadapkan pada beberapapersoalan yang mendasar diantaranya, masih kurannya dosenyang memiliki kemampuan dan kompetensi untuk

Page 296: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin180

menyampaikan materinya sesuai dengan kurikulum yaitukepercayaan yntuk mengajar.5) Prodi PAI IALM Tasikmalaya

Program Studi Pendidikan Agama Fakultas Agama IslamInstitut Agama Islam Cipasung atau lebih dikenal dengan namaIAIC adalah sebuah Perguruan Tinggi Islam yang berada diwilayah komplek Pondok Pesantren Cipasung Tasikmalaya,Jawa Barat. Berdiri sejak 1985, dengan SK Ketua KopertaisNomor 2 tahun 1985. Kampus ini beralamat di Jl. SuryalayaNo.17, Tanjungkerta, Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya,Propinsi Jawa Barat. Secara kelembagaan Sekolah Tinggi inikuat, memiliki kecukupan peralatan fasilitas dan sumberdayauntuk menerapkan kurikulum baru. Namun dalammengimplementasikan kurikulum PT berbasis KKNI,dihadapkan pada beberapa persoalan yang mendasardiantaranya, masih minimnya pengetahuan dan pemahamanyang dimiliki dosen mengenai kurikulum baru, misalnyametode pembelajaran yang berbeda untuk mendorongmahasiswa belajar dan mencapai prestasi yang lebih tinggi.6) Prodi PAI Universitas Ibnu Kholdun Bogor

Program Studi Pendidikan Agama Islam FAI UniversitasIbn Khaldun Bogor adalah salah satu pada Perguruan TinggiKeamaan Islam Swasta, didirikan sejak tahun 1983. olehpara Tokoh Ulama di Bogor dan merupakan Kampus Islamtertua di Kota Bogor. Nama Universitas Ibn KhaldunBogor diambil dari nama seorang ulama dan cendekiawanmuslim abad pertengahan yang bernama Ibn Khaldun. KampusUIKA terletak di Jl. K.H. Sholeh Iskandar Raya Km. 4, KedungBadak, Bogor 16161, Jawa Barat. Secara kelembagaan SekolahTinggi ini kuat, memiliki kecukupan peralatan fasilitas dansumberdaya untuk menerapkan kurikulum baru. Namun dalammengimplementasikan kurikulum PT berbasis KKNI,dihadapkan pada beberapa persoalan yang mendasardiantaranya, kurangnya sikap minat dosen terhadap kurikulumbaru, misalnya ketajaman dan kedalaman dalam mengajarkansuatu mata kuliah,7) Prodi PAI Al- Azhary Cianjur

Program Studi Pendidikan Agama Islam STAI Al-AzharyCianjur, Jawa Barat Berada di Kab. Cianjur – Prop. Jawa Barat –Indonesia, Berdiri pada 19 Mei 1983 Dengan Nomor SKKep/E.III/PP.00.9/149/83 Tanggal 19 Mei 1983. Perguruan

Page 297: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 181

Tinggi ini Adalah Sebuah Sekolah Tinggi PTA Islam Swasta dijawa Barat dan Termasuk dari kopertis wilayah DitjenPendidikan Islam. Beralamat di Jl. Haji Askio (KH.Abdullah BinNuh) Panembong Cianjur. Secara kelembagaan Sekolah Tinggiini kuat, memiliki kecukupan peralatan fasilitas dansumberdaya untuk menerapkan kurikulum baru. Namun dalammengimplementasikan kurikulum PT berbasis KKNI,dihadapkan pada beberapa persoalan yang mendasardiantaranya, masih lemahnya keyakinan perguruan tinggiterhadap kurikulum baru. Status kurikulum dari sudut pandangdosen, staf administrasi, masyarakat. Misalnya sejauh manaadministrator kampus mengakui pentingnya mata kuliahtertentu, dalam kurikulum tersebut.8) Prodi FAI Universitas Islam Nusantara

Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas AgamaIslam Universitas Islam Nusantara (UNINUS), sejak 30November 1995 merupakan perguruan tinggi swasta (PTS) yangberalamat di Jl. Soekarno Hatta no. 530 Bandung. Secarakelembagaan Prodi PAI Fakultas Agama Islam Universitas IslamNusantara (UNINUS). Pendidikan Tinggi ini, meiliki pondasikebijakan yang sangat kuat untuk mengimplentasikan KebijakanKurikulum Pendidikan Tinggi, Secara kelembagaan SekolahTinggi ini kuat, memiliki kecukupan peralatan fasilitas dansumberdaya untuk menerapkan kurikulum baru. Namun dalammengimplementasikan kurikulum PT berbasis KKNI,dihadapkan pada beberapa persoalan yang mendasardiantaranya,Namun dalam mengimplementasikan kurikulumPT berbasis KKNI, dihadapkan pada beberapa persoalan yangmendasar diantaranya, kurangnya waktu yang tersedia untukmenyiapkan dan menyampaikan persyaratan kurikulum baru,misalnya dosen membutuhkan cukup waktu untukmengembangkan pemahaman mereka, berkenaan dengan matakuliah dan materi ajar yang harus disiapkan.b. Masalah dan Kelemahan

Program Studi PAI PTKIS, sebagai salah satu lembagapendidikan mempunyai tugas peningkatan Tri Dharma PT.dalam rangka akuntabilitas PT, dihadapkan pada berbagaipermasalah yang cukup kompleks, mulai dari rendahnyatranspraransi dan akuntabibilitas PTKIS, lebih banyakdisebabkan karena lemahnya implementasi kebijakanpengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi mengacu pada

Page 298: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin182

SNI berbasis KKNI, yang diselenggarakan oleh delapanProgram Studi Pendidikan Agama Islam PTKIS KopertaisWilayah II Jawa Barat dan Banten.

Lemahnya implementasi kebijakan tersebut, padaumumnya disebabkan rendahnya unsur-unsur penunjangpelaksanaan kebijakan peningkatan Tri Dhama PT, yaitumulai dari ketidak kecukupan sumber daya, waktu, etoskampus, kurangnya dukungan profesional, ketidak kecukupanprofesional, minimya pengetahuan profesional, minat dan sikapprofesional. Megakibatkan kurang jelas dan kurang tepatnyamedia dalam komunikasi/sosialisasi kebijakan; masihrendahnya kuantitas dan kualitas sumberdaya (manusia,finansial, sarana-prasaran dan informasi), lemahnya sikapdan kinerja aparat pelaksana kebijakan, serta kurang efektifdan efisiennya struktur birokrasi dalam pelaksanaanPembinaan SDM.

Berdasarkan hasil penelitian menyimpulkan bahwa, belumoptimalnya pelaksanaan fungsi pembinaan SDM yang dilakukanoleh PTKIS terhadap SDM, disebabkan belum adanya; (1)kesesuaian program dengan pemanfaat, (2) kesesuai programdengan organisasi pelaksana, (3) kesesuaian antara kelompokpemanfaat dengan organisasi pelaksana.

Bertolak dari pendapat beberapa para ahli kebijakan publiktentang Model atau pendekatan implemetasi kebijakan, dalamkonteks ini Implemetasi kebijakan penerapam kurikulum PTberbasis KKNI, memiliki kendala yang dihadapi antara laianadalah sebagai berikut:

1) Kendala dalam hal Sumber Daya yang dimiliki olehpelaksana kebijakan

Sumberdaya yang dimaksud, meliputi: Pertama Staf.Sumber daya utama dalam implementasi kebijakan adalah stafatau pegawai (street-level bureaucrats). Kegagalan yang seringterjadi dalam implementasi kebijakan, salah-satunya disebabkanoleh staf/pegawai yang tidak cukup memadai, mencukupi,ataupun tidak kompeten dalam bidangnya. Penambahan jumlahstaf dan implementor saja tidak cukup menyelesaikan persoalanimplementasi kebijakan, tetapi diperlukan sebuah kecukupanstaf dengan keahlian dan kemampuan yang diperlukan(kompeten dan kapabel) dalam mengimplementasikankebijakan.

Page 299: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 183

Kedua Informasi. Dalam implementasi kebijakan, informasimempunyai dua bentuk yaitu: pertama, informasi yangberhubungan dengan cara melaksanakan kebijakan. Kedua,informasi mengenai data kepatuhan dari para pelaksanaterhadap peraturan dan regulasi pemerintah yang telahditetapkan.

Ketiga Wewenang. Pada umumnya kewenangan harusbersifat formal agar perintah dapat dilaksanakan secara efektif.Kewenangan merupakan otoritas atau legitimasi bagi parapelaksana dalam melaksanakan kebijakan yang ditetapkansecara politik. Ketika wewenang tidak ada, maka kekuatan paraimplementor di mata publik tidak dilegitimasi, sehingga dapatmenggagalkan implementasi kebijakan publik. Tetapi dalamkonteks yang lain, ketika wewenang formal tersedia, makasering terjadi kesalahan dalam melihat efektivitas kewenangan.Di satu pihak, efektivitas kewenangan diperlukan dalamimplementasi kebijakan; tetapi di sisi lain, efektivitas akanmenyurut manakala wewenang diselewengkan oleh parapelaksana demi kepentingannya sendiri atau kelompoknya.

Keempat; Fasilitas fisik merupakan faktor penting dalamimplementasi kebijakan. Implementor mungkin mempunyai stafyang mencukupi, kapabel dan kompeten, tetapi tanpa adanyafasilitas pendukung (sarana dan prasarana) maka implementasikebijakan tersebut tidak akan berhasil.

2) Kendala yang berkaitan dengan Disposisi

Faktor-faktor yang menjadi perhatian disposisi dalamimplementasi kebijakan menurut Edward III (Agustino,2006:155), terdiri dari dua persoalan yaitu: pertama Pengangkatanbirokrasi. Disposisi atau sikap pelaksana akan menimbulkanhambatan-hambatan yang nyata terhadap implementasikebijakan bila personel yang ada tidak melaksanakan kebijakanyang diinginkan oleh pejabat-pejabat yang lebih atas. Karena itu,pengangkatan dan pemilihan personel pelaksana kebijakanharuslah orang-orang yang memiliki dedikasi pada kebijakanyang telah ditetapkan, lebih khusus lagi pada kepentinganwarga masyarakat. Kedua, Inisiatif merupakan salah-satu teknikyang disarankan untuk mengatasi masalah sikap para pelaksanakebijakan dengan memanipulasi insentif. Pada dasarnya orangbergerak berdasarkan kepentingan dirinya sendiri, makamemanipulasi insentif oleh para pembuat kebijakanmempengaruhi tindakan para pelaksana kebijakan.

Page 300: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin184

Dengan cara menambah keuntungan atau biaya tertentumungkin akan menjadi faktor pendorong yang membuat parapelaksana menjalankan perintah dengan baik. Hal ini dilakukansebagai upaya memenuhi kepentingan pribadi atau organisasi.

3) Kendala dalam hal Komunikasi yang berkaitan dengan isidan tujuan yang akan dicapai oleh suatu kebijakan

Komunikasi merupakan salah-satu variabel penting yangmempengaruhi implementasi kebijakan publik, komunikasisangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan dariimplementasi kebijakan publik”. Implementasi yang efektif akanterlaksana, jika para pembuat keputusan mengetahui mengenaiapa yang akan mereka kerjakan. Informasi yang diketahui parapengambil keputusan hanya bisa didapat melalui komunikasiyang baik.

Ada tiga indikator yang dapat digunakan dalam mengkurkeberhasilan variabel komunikasi. Edward III (Agustino2006:157), mengemukakan tiga variabel tersebut yaitu: pertamaTransmisi/Penyaluran komunikasi yang baik akan dapatmenghasilkan suatu implementasi yang baik pula. Seringkaliterjadi masalah dalam penyaluran komunikasi yaitu adanyasalah pengertian (miskomunikasi) yang disebabkan banyaknyatingkatan birokrasi yang harus dilalui dalam proses komunikasi,sehingga apa yang diharapkan terdirtorsi di tengah jalan. Ada,beberapa hambatan umum yang biasa terjadi dalam transmisikomunikasi yaitu: a) terdapat pertentangan antara pelaksanakebijakan dengan perintah yang dikeluarkan oleh pembuatkebijakan. Pertentangan seperti ini akan mengakibatkan distorsidan hambatan yang langsung dalam komunikasi kebijakan. b)informasi yang disampaikan melalui berlapis-lapis hierarkibirokrasi. Distorsi komunikasi dapat terjadi karena panjangnyarantai informasi yang dapat mengakibatkan bias informasi, danc) masalah penangkapan informasi juga diakibatkan olehpersepsi dan ketidakmampuan para pelaksana dalammemahami persyaratan-persyaratan suatu kebijakan.

Kedua; Kejelasan komunikasi yang diterima oleh pelaksanakebijakan (street-level-bureaucrats) harus jelas dan tidakmembingungkan atau tidak ambigu/mendua. Dan Ketiga;Konsistensi perintah yang diberikan dalam pelaksanaan suatukomunikasi harus konsisten dan jelas untuk ditetapkan ataudijalankan. Jika perintah yang diberikan sering berubah-ubah,

Page 301: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 185

maka dapat menimbulkan kebingungan bagi pelaksana dilapangan.

4) Sikap penolakan dari agen kelompok sasaran atau bahkanpelak agen pelaksana kebijakan

Sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksanakebijakan sangat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalanimplementasi kebijakan publik. Hal ini sangat mungkin terjadikarena kebijakan yang dilaksanakan bukanlah hasil formulasiwarga setempat yang mengenal betul permasalahan danpersoalan yang mereka rasakan. Tetapi kebijakan publikbiasanya bersifat top down yang sangat mungkin para pengambilkeputusan tidak mengetahui bahkan tak mampu menyentuhkebutuhan, keinginan atau permasalahan yang harusdiselesaikan.

c. Trend ke Depan

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yangdemikian pesat mendorong terjadinya perubahan paradigmamasyarakat, pranata sosial, dan kehidupan individu. Fakta inimelahirkan kecenderungan-kecenderungan futuristik dalamdunia pendidikan, yaitu: Pertama, pergeseran paradigmapengelolaan lembaga pendidikan berasrama dari manajemenilmiah menuju manajemen mutu yang mensyaratkan fokus padapelanggan, keterlibatan total, pengukuran, pandangan sistem,dan peningkatan berkelanjutan. Lembaga pendidikan tinggisejatinya dapat merubah pendekatan pengelolaanpendidikannya agar tidak ditinggalkan oleh pelanggannya;

Kedua, PTKIS, dihadapkan pada situasi yang kompleks(complexity), di tengah-tengah perubahan lingkungan sosial,budaya, dan politik dan perubahan sikap mental penyelenggarapendidikan dan stakeholders pendidikan lainnya. Lembagapendidikan tinggi dituntut untuk bisa bertahan dan kcnsistendengan identitasnya sebagai lembaga tafaqquhfiddin danlembaga yang pembangunan karakter (Character building)sehingga tetap kompetitif dan unggul.

Ketiga, pergeseran sosio-budaya, lingkungan, paradigmamasyarakat yang ditandai dengan perubahan gaya hidup,dekadensi moral, dan lain sebagainya menjadi tantangan barubagi lembaga pendidikan tinggi Islam untuk mampu melahirkanlulusan yang berprinsip dan taat pada sistem nilai (valuesystem) yang telah dibangun dan bahkan mampu merubah dan

Page 302: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin186

memperbaiki paradigma masyarakat yang bertentangan dengannilai-nilai Islami.

d. Langkah-langkah Antisipatif

Perubahan lingkungan yang semakin kompleks danterkadang tidak terprediksi memunculkan berbagai persoalanserius yang perlu diantisipasi. Kemampuan untuk meresponberbagai kecenderungan global perlu kearifan (wisdom).Adopsi prinsip-prinsip manajemen mutu total (TQM),merupakan salah satu solusinya. TQM merupakan metodologiyang dapat membantu para pimpinan pendidikan berasramamerespon perubahan lingkungan yang begitu cepat. Ishikawa(1993:135), menjelaskan kelebihan TMQ, yaitu: "....TQM,merupakan sistem manajemen yang mengangkat mutu sebagaistrategi usaha dan berorientasi kepada kepuasan pelanggandengan melibatkan seluruh anggota organisasi". Untukmengembangkan wawasan keunggulan dan penciptaan iklimkompetitif. manajemen strategi s dapat diaplikasikan sebagaiperspektif dalam implementasi manajemen mutu total ini.Manajemen strategi s merupakan serangkaian langkah-langkahstrategi s berupa formulasi strategi , implementasi strategi , danevaluasi serta kontrol.

Kearifan dalam memandang masalah, kearifan dalammengantisipasi masalah, dan kearifan dalam menyelesaikanmasalah dengan melakukan langkah-langkah antisipatif berikut:Pertama: Menjadikan sistem nilai (value system), yaitu nilaiteologis, etis, estetis, fisik-fisiologis, logis, dan teologis landasanmengelola mutu pendidikan tinggi yang akan menentukanbentuk, corak, intensitas, kelenturan, perilaku seseorang ataukelompok yang diwujudkan dalam bentuk fisik, perilaku, dansimbol-simbol yang pada gilirannya menjadi budaya ataukultur.

Pentingnya penekanan aspek nilai dalam proses perubahankarena kedudukannya yang sangat sentral dalam masyarakat.Sistem nilai dipandang sebagai pedoman tertinggi bagi seluruhartikulasi tingkah laku manusia baik secara personal maupunsosial. Seluruh sistem nilai kelakuan manusia yang tingkatnyalebih konkrit, semuanya berderivasi dari sistem ini.

Berdasar pemikiran tersebut Mastuhu (2000: 82),menyatakan, bahwa: ”...Setiap masyarakat terlepas dari

Page 303: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 187

perbedaan stratifikasinya pasti mempunyai tata nilai yangberpengaruh sangat besar dalam kehidupan seseorang secarapersonal dan mengikat secara integratif bagi seluruh anggotakomunitas. Dengan kesatuan sistem nilai, suatu komunitasdapat disatukan dan cenderung mempunyai ikatan solidaritasdan rasa identitas bersama yang kokoh”.

Salah satu implikasi praktisnya adalah bahwa PTKIS,semakin menekankan pentingnya corporate culture, yangberbasis kearifan ajaran Islam, dalam melaksanakanpembinaandan dan pengembangannya. Pada saat yangbersamaan, peningkatan akuntabilitas PTKIS pun tidak dapatdilepaskan dari kearifan lokal (local wisdom).

Kedua, Reorientasi proses pendidikan dengan menekankanpada keseimbangan perkembangan potensi indera, akal, danhati (qalbu) yang menurut al-Syaibani (Tafsir, 1999:221) bahwa,manusia mempunyai tiga kekuatan yang sama pentingnya,laksana sebuah segitiga yang sisi-sisinya sama panjang. Potensiyang dimaksud ialah jasmani, akal, dan roh. Kemajuan,kebahagiaan, dan kesempurnaan kepribadian manusiabergantung pada keselarasan ketiga potensi itu.

Masalah mendasar terkait dengan proses pendidikanadalah fenomena pengukuran mutu hasil pendidikan fokus padapenilaian ranah kognitif atau menilai mutu hasil pendidikanberdasarkan angka-angka dan cenderung mengabaikan ranahafektif dan psikomotorik. Islam mengajarkan keseimbanganantara potensi indera, akal, dan hati sebagai sumberpengetahuan. Islam tidak membenarkan akal berkuasamerajalela sehingga pengetahuan yang dihasilkan akal menjaditidak terkendali. Tafsir (1999:222), merinci potensi-potensitersebut: Secara umum manusia memperoleh pengetahuanmelalu tiga jalan, yaitu: Pertama, potensi jasmani berupa indera.Potensi ini dapat dipergunakan untuk memperoleh pengetahuanempiris. Kedua, potensi akal. Potensi ini digunakan tatkala inginmemperoleh pengetahuan tentang obyek yang tidak dapatdiindera (tidak empiris), tetapi dapat dipikirkan secara logis.Ketiga, potensi hati (suara hati). Dengan menggunakan potensiini manusia dapat memperoleh pengetahuan mistik.Pengetahuan mistik yang dimaksud ialah semua pengetahuanyang mengenai daerah suprarasional (supralogis, gaib). Atasdasar itu, PTKIS, memiliki potensi besar untuk kemajuan,

Page 304: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin188

sehingga aktualisasi dan artikulasi dari potensi tersebutmembutuhkan manajemen pendidikan yang bermutu danakuntabel.

Ketiga, rekonstruksi paradigmatik pengelolaan pendidikantinggi di atas, dengan menekankan pada pengembanganwawasan keunggulan dan penciptaan iklim kompetitif. DediMulyasana (2011:288), menjelaskan bahwa persaingan di eraperubahan bukanlah persaingan dengan sesama lembaga lain,tapi persaingan dengan diri sendiri. Rekayasa ulang,benchmarking, perbaikan terus menerus, manajemen kualitastotal, produksi yang ramping, persaingan berdasarkan waktu(time-based competition). Tidak dipungkiri, pengelolaandelapan prodi Pendidikan Agama Islam pada PTKIS Jabar-Banten, masih didominasi oleh cara-cara konvensional, dimanaproses manajemen sangat bergantung kepada figur pimpinanmulai dari perencanaan, pelaksanaan , sampai pada evaluasi.Pengelolaan pendidikan konvensional seperti ini, tidak cukuprelevan dalam menghadapi persaingan dan perubahanlingkungan yang begitu cepat dan dinamis.

Page 305: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 189

BAB VKESIMPULAN, IMPLIKASI, DANREKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian, analisis, dan pembahasan terdapattemuan hasil penelitian tentang: ”Peran Pimpinan PTKIS dalamImplentasi Kurikulum Pendidikan Tinggi Berbasis KKNI menujuAkuntabilitas Perguruan Tinggi“ (Studi di PTKIS Wilayah IIJawa Barat dan Banten), dapat ditarik kesimpulan, secara umumPeran Pimpinan PTKIS dalam Implemenntasi KurikulumPendidikan Tinggi Berbasis KKNI menuju AkuntabilitasPerguruan Tinggi di Delapan Program Studi Pendidikan Islam,belum efektif dilaksanakan, sehingga berdampak pada kinerjaPTKIS yang tidak akuntabel. Secara lebih khusus penelitian ini,menyimpulkan sebagai berikut:

1. Kinerja Pimpinan PTKIS, dalam hal ini, delapan KetuaProgram Sudi Pendidikan Islam belum optimal memerankanfungsinya sebagai penentu arah, wakil juru bicara,komunikator, mediator, dan integrator dalammemngiplementasikan kurikulum PT berbasis KKNI menujuakuntabilitas Perguruan Tinggi.

2. Implemenntasi Kurikulum Pendidikan Tinggi Berbasis KKNImenuju Akuntabilitas Perguruan Tinggi di Delapan ProgramStudi Pendidikan Islam, belum efektif dilaksanakan,dikarenakan belum didukung oleh komunikasi, sumberdaya,disposisi, dan struktuk birokrasai yang memadai.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakankurikulum PT berbasis KKNI, terdiri atas, kecukupansumber daya, waktu, etos kampus, dukungan profesional,

Page 306: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin190

kecukupan profesional, pengetahuan profesional, dan Minatdan sikap profesional.

4. Dampak Implemenntasi Kurikulum Pendidikan TinggiBerbasis KKNI menuju Akuntabilitas Perguruan Tinggi diDelapan Program Studi Pendidikan Islam, terdiri atasdampak pengetahuan dan dampak ouput mutu yangdihasilkan. Dari segi dampak pengetahuan belummemperlihatkan, adanya tanda-tanda sebagai berikut:

a. Kesesuaian antara program dengan pemanfaat, yaitukesesuaian antara apa yang ditawarkan oleh programdengan apa yang dibutuhkan oleh kelompok sasaran(pemanfaat).

b. Kesesuaian antara program dengan organisasi pelaksana,yaitu kesesuaian antara tugas yang disyaratkan olehprogram dengan kemampuan organisasi pelaksana.

c. Kesesuaian antara kelompok pemanfaat denganorganisasi pelaksana, yaitu kesesuaian antara syarat yangdiputuskan organisasi untuk dapat memperoleh outputprogram dengan apa yang dapat dilakukan olehkelompok sasaran program.

Adapun dari segi dampak ouput mutu yangdihasilkan belum memperlihatkan, adanya tanda-tandasebagai berikut:

a. Ouput kinerja implementasi kurikulum PT berbasisKKNI di delapan program studi PAI Kopertais WilayahII Jabar-Banten, dapat kategori masih rendah,dikerenakan dalam tiga tahun terakhir; perolehan rata-rata IPK mahasiswa masih rendah.

b. Rendannya perolehan rata-rata IPK mahasiswa dalamtiga tahun terakhir, berdampak pada masih rendahnyakinerja program studi belum akuntabel, dikarenakanperolehan nilai akreditasi di delapan program studi PAImasih rendah, dengan rata-rata masih B (Baik), belumdapat dikatakan Unggul.

B. Implikasi

Implikasi dirumuskan berdasarkan temuan penelitianyang merupakan konsekuensi logis untuk mencapai kondisi

Page 307: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 191

yang ideal dalam Implentasi Kurikulum Pendidikan TinggiBerbasis KKNI menuju Akuntabilitas Perguruan Tinggi. Agarprogram ini terlaksana dengan baik, maka implikasi daripenelitian ini, dijadikan sebagai salah satu dasar untukpengambilan kebijakan, antara lain:

1. Tujuan dan program kebijakan publik berorientasi padakepentingan publik. Tujuan kebijakan dibuat, merupakansasaran capaian kegiatan, dan program dibuat sebagai alatuntuk mengantarkan tercapainya tujuan. Penetapankebijakan untuk mencapai tujuan, harus di kembangkanberdasarkan visi, misi, dan rencana strategis lingkunganorganisasi. Perencanaan kebijakan yang efektif bilaperencanaan itu melibatkan beberapa steskholders yangberkepentingan dengan kebijakan tersebut, dan disebutsebagai kebijakan partisifatif. Penjabaran kebijakan perludiwujudkan dalam bentuk kebijakan operasional sesuaibidang dan program pelaksanaan yang memuat aspek-aspek, (1) tujuan yang akan dicapai, (2) kebijakan-kebijakanyang harus diambil dalam mencapai tujuan, (3) aturan-aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harusdilalui, (4) perkiraan anggaran yang dibutuhkan, dan (5)strategi pelaksanaan .

2. Pelaksanaan kebijakan harus melibatkan aspek-aspekinternal dan eksternal yang dapat menjadi daya dukungsehinga satu kebijakan dapat dilaksanakan secara tepat.Efektifitas pelaksanaan kebijakan harus didukung dengamkomunikasi kebijakan, sumberdaya, disposisi/kesiapan, danstruktur birokrasi, serta dikawal dengan pengawasan yangefektif. Dampak dari sebuah pelaksanaan kebijakan adalahelemen penting yang perlu dilihat dan diperhirtungkandalam seduah analis kebijakan.

3. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaankebijakan publik merupakan faktor-faktor yang harusdiidentifikasi, di analisis dan diantisipasi sebelumpelaksanaan terimplementasi melalui pendekatan masalahimplementasi melalui analisis lingkungan. Dengan analisislingkungan akan diketahui secara jelas dan pasti faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan organisasi yang dapatmencakup saluran distribusi yang handal. Akan tetapi, tidakkalah pentingnya untuk dikenali secara tepat adalah

Page 308: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin192

berbagai kelemahan yang mugkin terdapat dalam organisasi.Kelemahan manajerial, fungsional, operasional, struktur ataubahkan yang bersifat psikologis.

4. Langkah strategis dalam implementasi kebijakan adalahupaya yang dikembangkan secara efektif. Manajemenstrategis dalam imlementasi kebijakan meliputi perencanaan,pelaksanaan, dan evalusi. Perumusan masalah merupakantahap yang paling penting dalam perencanaan implementasikebijakan publik. Setelah masalah dikenali dan diidentfikasidengan baik, maka perencaan implentasi kebijanan dapatdirumuskan atau disusun/ditetapkan. Implementasikebijakan merupakan tahapan dari proses kebijakan setelahadanya penetapan kebijakan, harus diimplementasikan agarmempunyai dampak dari tujuan yang diinginkan. Langkahstrategis diperlukan sebagai sebuah upaya untukmendukung efektifitas implentasi kebijakan.

5. Hasil penelian ini, memperkuat penelitian terdahulu yangmeneliti persoalan mutu kinerja Pendidikan TinggiKeagamaam Islam Swasta yang dilakukan oleh Wawan danImas Masitoh (2015), dengan judul; “Mutu Kinerja PerguruanTinggi Agama Islam Swasta Jawa Barat”. Penelitian inimenyimpulkan bahwa: (a) Kinerja pimpinan, budayaorganisasi, komunikasi organisasi layanan akademik danmutu kinerja Institut Agama Islam Swasta memiliki kriteriacukup baik. (b) Budaya organisasi berpengaruh secara positifdan signifikan terhadap mutu kinerja Institut Agama IslamSwasta. (c) Kinerja pimpinan berpengaruh secara positif dansignifikan terhadap mutu kinerja Institut Agama IslamSwasta. (d) Komunikasi organisasi berpengaruh secarapositif dan signifikan terhadap mutu kinerja Institut AgamaIslam Swasta. (e) Layanan akademik berpengaruh secarapositif dan signifikan terhadap terhadap mutu kinerjaInstitut Agama Islam Swasta. (f) Kinerja pimpinan, budayaorganisasi, komunikasi organisasi, layanan akademik secarabersama-sama berpengaruh secara positif dan signifikanterhadap mutu kinerja Institut Agama Islam Swasta.

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan analisisnya, makasecara substantif, ada empat kunci utama yang perlu dicermatiyaitu; komunikasi, sumberdaya, disposisi, dan struktur birokasi

Page 309: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 193

dalam implementasi kebijakan EMIS di PTKIS. Oleh karena itu,untuk meruduksi sekaligus menyelesaikan problem dalamimplementasi ”Peran Pimpinan PTKIS dalam ImplentasiKurikulum Pendidikan Tinggi Berbasis KKNI menujuAkuntabilitas Perguruan Tinggi, penulis mengajukanrekomendasi, sebagai berikut:

1. Ketua Program Studi, sebagai ujung tombak dan penentudalam pencapaian Kurikulum di PTKIS, sejatinya merekamelakukan mengembangan wawasan pengetahuan,peningkatkan keahlian mengenai manajemen pengembangankurikulum melalui studi lanjut maupun pendidikan danpelatihan.

2. Pimpinan PTKIS, sejatinya memprioritaskan Ketua ProgramStudi sebagai pelaksana kebijakan kurikulum, untuk selalumelakukan komunikasi internal, maupun ekternalorganisasi, agar informasi yang didapat dijadikan sebagaidasar operasional dan langsung dapat diterapkan;

3. Pemerintah, dalam hal ini, Kemenag RI (DijenPendis/Kopertais), untuk merubah paradigma, pola fikirsumber daya PTKIS agar lebih professional, difokuskan padaWASDALBIN Program Studi, secara kontiniu danberkelanjutan.

4. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini, dapat dijadikan acuanbagi para peneliti selanjutnya dalam rangka perbaikankedepan, apabila metodologi dan temuan penelitian inidinilai kredibel dan relevan, maka dapat dimanfaatkansebagai referensi dalam meneliti kasus sejenis pada lembagalainya.

Page 310: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin194

Page 311: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 195

DAFTAR PUSTAKAAan Komariah dan Djam'an Satori, 2010, Metodologi Penelitian.

Kualitatif. Bandung: Alfabeta.Abboud, Peter F., dkk. 1975. Elementary Modern Standard Arabic.

Part Two. Michigan: Department of Near Eastern StudiesUniversity of Michigan.

Achmad Djuneidi. 2008. Menuju Era Wakaf Produktif. Jakarta:Mumtaz Publishing.

Achmad Kuncoro, Engkos dan Riduwan, 2008. CaraMenggunakan dan. Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis).Bandung: Alfabeta.

Adams, Jr. Jacob E .and Hill, Paul T, 2006. “EducationalAccountability in a Regulated Market”. Peabody Journal ofEducation, 81(1).

Agus Dwiyanto, 2000. Dwiyanto, Agus. 2005. Mewujudkan GoodGovernance Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta: GadjahMada University Press.

Agus, Salim 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial.Yogyakarta: Tiarawacana.

Agustino, Leo. 2006. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung:Alfabeta., hlm. 155.

Ahmad Fathoni, Puket II STAISMAN, wawancara, Pandeglang, 4September 2017

Ahmad Tafsir, 1999. Ilmu Pendidikan islam Dalam Perspektif Islam,Bandung, PT. Remaja Rosda Karya.

Akif, 2015. Kepemimpinan Transformasional Berkeadilan Gender.Yogyakarta: Samudra Biru.

Ann Majchrzak, 1984, Methods for Policy Research, London: Sage.Ara Hidayat, 2012. Pengelolaan Pendidikan; Konsep, Prinsip, dan

Aplikasi dalam Mengelola Sekolah/Madrasah. Bandung:Kaukaba.

Page 312: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin196

Ari Hasan Anshori Dosen PAI STAISMAN, wawancara,Pandeglang, 4 September 2017.

Batton, Barry. 1991. Professional Competencies and Certifcation inthe Instructional Technology Field. Colorado: Englewood.,hlm. 263.

Benveniste, Guy, 1997. Birokrasi (terjemahan Sahat Simamora),Jakarta,.PI. Raja Grafindo Persada.

Bogdan, R.C dan Biklen, S.K. 1982. Qualitative Research forEducation: An Introduction to Theory and Mehtods, Boston:Allyn and Bacon, Inc.

Creswell, John W. 2002. Research Design: Qualitative&Quantitative. Approaches. Terj. Jakarta; KIK Press.

Danim Sudarwan, 2006. Visi Baru Manajemen Sekolah, Jakarta:Bumi Aksara.

Darwin. 1999. Implementasi Kebijakan. Yogyakarta: PusatPenelitian Kependudukan UGM.

Daryanto, 2014. Siap Menyongsong Kurikulum 2013, (cet. 1).Yogyakarta: Gava Media.

Daulat Purnama Tampubolon, 2001. Perguruan Tinggi Bermutu:Paradigma Baru Manajemen Pendidikan Tinggi MneghadapiTantangan Abad ke-21. Jakarta: PT. Gramedia PustakaUtama.

Daulat Purnama Tampubolon, 2001. Perguruan Tinggi Bermutu:Paradigma Baru Manajemen Pendidikan Tinggi MneghadapiTantangan Abad ke-21. Jakarta: PT. Gramedia PustakaUtama.

David and Davis B. Stanley. Goetsch L. 2006. Quality Management:Introduction to Total Quality Managemen For Production,Processing and Service. New Jersey: Pearson Education. Inc.

Deden Anggara 2017, Mahasiswa PAI STAISMAN, wawancara,Pandeglang, 4 September 2017.

Dedi Mulyasana, 2011. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Depag RI, 1998. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Surabaya: Al-Hdayah.

Edward Sallis. 20008. Total Quality Management In Education.Jogyakarta: IRCiSoD.

Effendi, Sofian 2000, Analisis Kebijakan Publik, Yogyakarta:Universitas Gadjah Mada.

Engkoswara, 2012. Administasi Pendidikan. cet.3. Bandung:Alfabeta, hlm.179

Page 313: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 197

Fraser, Lyn, M. & Ormiston, Aileen. 2008. Memahami LaporanKeuangan. Edisi ketujuh (terjemahan). Jakarta: Indeks.

Gasperz, Vincent, 2002, Total Quality Management, Jakarta:Gramedia. Pustaka Utama.

H. Maman, Orang tua Mahasiswa STAISMAN, wawancara,Pandeglang, 4 September 2017

H. Oding, Orang tua Mahasiswa STAISMAN, wawancara,Pandeglang, 4 September 2017

Hadari Nawawi, 2000. Manajemen Strategik, Organesasi Non ProfitBidang Pemerintahan. Yogyakarta: UGM.

Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Cet.II Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hayat, Bahrul. 2004. Penilaian Kelas dalam Penerapan StandardKompetensi. Jurnal pendidikan Penabur No. 3 Desember2004.

Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, 1988. Kepemimpinan danSupervisi Pendidikan. Jakarta: PT. Bina Aksara.

Hersey, P. & K. Blanchard. 1992. Manajemen Perilaku Organisasi(terjemahan oleh Agus Dharma).Jakarta: Erlangga.

Hesselbein, Goldsmith, Beckhard. 1997. The Organization of theFuture,San Fransisco: Jossey Bush Publishers.

Ishikawa, Kaoru. 1993. Pengendalian Mutu Terpadu, Bandung:Remaja Rosdakarya.

Isnaen Hadi (2017), Mahasiswa PAI STAISMAN, wawancara,Pandeglang, 4 September 2017.

Jacobsen, et al. 2009. Methode for Teaching. Yogjakarta: PustakaPelajar.

James, 2013. Kualitas Kepala Sekolah yang Efektif, Jakarta: TimIndeks.

Kartini, Kartono. 2006. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Kemendikbud, 2013. Konsep Penilaian Autentik Pada Proses danHasil belajar, Jakarta: Badan Pengembangan Sumber DayaManusia Pendidikan dan Kebudayaan dan PenjaminanMutu Pendidikan.

Kemenristekdikti, 2016 Panduan Penyusunan KurikulumPendidikan Tinggi: Jakarta: Ditjen Belmawa.

Komariah, Aan, 2008. Kepemimpinan Visioner dan CorporateCulture di Perguruan Tinggi, Cetakan Pertama, Bandung:Alfabeta.

Page 314: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin198

Kunandar, 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar PesertaDidik berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Raja GrafindoPersada.

Laksono Trisnantoro, “Kepemimpinan Struktural PerguruanTinggi”, dalamhttp://www.anajemenpendidikantinggi.net/index.php/component/content/article/11-rubrik2/85, (diakses pada 17Juli 2017).

Lofland, John & Lyn.H.Lofland. 1984. Analyzing Social Settings.California: Wadsworth Publishing.

Loucks, S. & Lieberman, A. 1983. ‘Curriculum Implementation’in Fenwick W. English (Ed.) Fundamental CurriculumDecision. Alexandria: ASCD Press.

M. Noor Anzali, Ketua STAISMAN, wawancara, Pandeglang, 4September 2017

Mandey, Silvia L. 2009, “Pengaruh Faktor Gaya Hidup TerhadapKeputusan Pembelian” Jurnal Konsumen", Vol 6(1) 2009.

Mastuhu, 2000. Menata Ulang Pemikiran Sistem PendidikanNasional dalam Abad 21. Jakarta: Balitbang Agama.

Maunah, Binti. 2009. Pengembangan Kurikulum BerbasisKompentensi. Yogyakarta: Sukses Offset.

McAshan, M. 1989. Competency Based Education and BehaviourObjectives. New Jersey: Englewood Cliffs, EducationalTechnology Publication, Inc.

Moleong Lexy, 2006. Metode Penelitian Kulaitatif. Bandung:Remaja Rosda Karya.

Muhaimin, 2012. Manajemen Pendidikan. Cet.4. Jakarta: Kencana,hlm. 29.

Mulyasa, E. 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung:Rosda Karya.

Mulyasa, E. 2014, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013,Cet.4 . Bandung: Rosda Karya.

Munif Catib. 2013. Sekolahnya Manusia. Bandung: Kaifa.Muslich Mansyur, 2009, KTSP pembelajaran Berbasis Kompetensi

dan Konseptual, Jakarta: PT Bumi Aksara.Nana Syaodih Sukmadinata. 2009. Pengembangan Kurikulum

(Teori dan Praktek). Cet.11. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Nani, Orang tua Mahasiswa STAISMAN, wawancara,Pandeglang, 4 September 2017

Page 315: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 199

Nasution, S. 1988. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif.Bandung: Tarsito.

Nasution, S. 2008. Asas- Asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara.Nurgiayanoro Burhan. 2011. Penilaian Otentik. Jakarta:GMUP.Nuryani, 2011. Penilaian Otentik (Authentic Assessment) dan

Penerapannya dalam Pendidikan Sains, FPMIPA Pasca sarjanaUPI.

Orsmond, P. 2004. Self and Peer Assessment Guidance on Practice inThe Bioscience [Online]. Tersedia: http://www. bioscience.heacademi. ac.uk/fulltext.pdf. [2 April 2015].

Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Bandung:Alfabeta.

Peters, Tom dan Austin, Nancy.1993. A Passion fo Excellence:The Leadership Difference. Philadelphia: Westminster Press.

Prawirosentono, Suyadi, 2007, Filosofi Baru Tentang MutuTerpadu. Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Rina Anwar, “Kepemimpinan Ideal Pendidikan Tinggi”, dalamhttp://mmpt. pasca. ugm. ac.id/ home.php?k=9&j=50,(diakses pada 17 Juli 2017).

Rohanah Aan. Pendidikan dan Kualitas SDM (Artikel). HarianRadar Cirebon, Edisi Senin 21 Juli 2008.

Rusman, 2009, Manajemen Kurikulum, Jakarta: Raja GrafindoPersada.

Saefullah A.&A.Rusdiana, 2016. Manajemen Perubahan. BandungPustaka Setia.

Sanyata Jaka Santoso, Puket I STAISMAN, wawancara,Pandeglang, 4 September 2017

Sholahudin Wahid, Ketua Prodi PAI STAISMAN, wawancara,Pandeglang, 4 September 2017.

Siagian, Sondang P. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: Bumi. Aksara., hlm. 13.

Siti Aminah (2017), Mahasiswa PAI STAISMAN, wawancara,Pandeglang, 4 September 2017.

Slamet Margono 2008. Filsafat dan Prinsip-Prinsip ManajemenMutu Terpadu di Perguruan Tinggi, Jakarta, Heds Project,hlm. 1.

Soebagio, 2005. Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta:Ardadizya Jaya, hlm. 161

Soewadji Lazaruth, 1994. Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya,Yogyakarta: Kanisius.

Sondang P. Siagian. 1999. Teori dan Praktek Kepemimpinan.Jakarta: Rineka Cipta.

Page 316: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin200

Sudarman 2004 Belajar Efektif Di Perguruan Tinggi. Bandung:Simbiosa Rekatama Media.

Sudiyono. 2007. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta:Universitas Gajah Mada.

Sugiono. 2011. Memahami Penelitian Kualitatif dan RD.Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2003. Metode Penelitian Administrasi, Bandung:Alfabeta.

Suharsimi Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktik. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukamdinata, S. Nana. 2006. Pengembangan Kurikulum teori danPraktek. Bandung: Remaja Rosda karya.

Sukmadinata, NS. 2007. Pengendalian Mutu Pendidikan (konsep,Prinsip, dan Instumen), Bandung: Reflika Aditama.

Sumardjoko Bambang, 2010, Membangun Budaya PendidikanMutu. Perguruan Tinggi. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Sunardi Nur, 2011. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal,Jakarta: Bumi Aksara,

Sutermeister, A. Robert, 1976. People abd Productivity. New York:McGraw-Hill Inc.

Syaiful Sagala, 2013. Administrasi Pendidikan Kontemporer,Bandung: Alfabeta, 170

Syamsiyah Dosen PAI STAISMAN, wawancara, Pandeglang, 4September 2017.

Tampubolon P. Daulat. 2001. Perguruan Tinggi Bermutu. Jakarta:Penerbit Blantika,

Tarigan, Antonius. 1999. Implementasi Kebijakan Jaring PengamanSosial: Studi Kasus Program Pengembangan Kecamatan diKabupaten Dati II Lebak, Jawa Barat, (Tesis Masigter)Yogyakarta: Jur Administrasi Publik UGM.

Tarigan, Antonius. 2000. Implementasi Kebijakan Jaring PengamanSosial: Studi Kasus Program Pengembangan Kecamatan diKabupaten Dati II Lebak, Jawa Barat, Tesis MasigterAdministrasi Publik. Yogyakarta: UGM Yogyakarta.

Thomas S. Kaihatu, 2006. “Good Governance dan Penerapannya diIndonesia,” dalam Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan.Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas EkonomiUniversitas Kristen Petra Surabaya, Vol. 8, Nomor 1, Maret2006.

Tim Penulis 2003. Paket Pelatihan Awal MBS untuk Sekolah danMasyarakat . Jakarta: Diknas.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan PengembanganBahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2007.

Page 317: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 201

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed. III, Cet. 4. Jakarta: BalaiPustaka.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan PengembanganBahasa. 1997. Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi II, Jakarta :Balai Pustaka.

Tim PK 2016, Pengembanangan Jurikulum PT Berbasis KKNIProdi PAI STAISMAN, Pendeglang.

Tim PK Prodi PAI, 2016, Dokumen Kurikulum PAISTAISMANBerbasis KKNI. Pandeglang: Prodi PAISTAISMAN Pandeglang.

Tim TPK, 2016. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mengacu Pada FAI.:Bandung: UNINUS.

Tim TPK, 2016. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mengacu PadaKKNI Bogor: FAI Universitas Ibnu Kholdun .

Tim TPK, 2016. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mengacu PadaKKNI IAI BBC . Cirebon: IAI-BBC .

Tim TPK, 2016. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mengacu PadaKKNI IALM, Tasikmalaya:I IALM.

Tim TPK, 2016. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mengacu PadaKKNI IALM, Tasikmalaya:I IALM.

Tim TPK, 2016. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mengacu PadaKKNI STAI Al- Azhary: Cianjur: STAI Al- Azhary .

Tim TPK, 2016. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mengacu PadaKKNI STAI-KH Agus Salim.. Bekasi: STAI KH. Agus Salim.

Tim TPK, 2016. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mengacu PadaKKNI STAI-Miftahul Huda . Subang: STAI-Miftahul Huda .

Uhar Suharsaputra, 2010. Administrasi Pendidikan, Bandung:Refika Aditama

Usman, H. 2006. Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara.

Veithzal Rivai dan Sylviana Murni, 2009. Education Management;Analisis Teori dan praktik . Jakarta: PT. RajaGrafindo.

Vembriarto. 1993. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.Wahjosumidjo, 2007. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Raja

Grafindo.Wibawa, Samodra. 2011. Politik Perumusan Kebijakan Publik.

Yogyakarta: Graha Ilmu.Widodo, Joko.2010. Analisis Kebijakan Publik. Malang:

Bayumedia.Wiggins, G. 1993. Assesment: Authenticity, Context and Validity.

Deltha Phi: Kappan.Wilson, J.R. and M.M. Ludlow, 1990. The environment and

potensial growth of herbage under plantations. In: H.M. Shelton

Page 318: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin202

and W.W Sturs (eds.). Forages for Plantation Crops.Proceeding of workshop, Sanur, Bali, Indonesia.

Winarno Surakhmad, 1985, Pengantar Penelitian Ilmiah; Dasar,Metode, dan Teknik, Bandung, Tarsito.

Winarno, Budi. 2005. Teori dan Proses Kebijakan Publik.Yogyakarta: Media Pressindo.

www.google.co.idejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/(diakses tanggal 6April 2017).

www.scribd.com/doc/315063361/Pengembangan-Kurikulum-Pendidikan-Teknoogi-Agroindustri (diakses tanggal 6April 2017).

Yukl, Gary, 2010, Kepemimpinan dalam Organisasi, Edisi Kelima.Jakarta: PT. Indeks.

Yusran Razak, dkk. 2016. “Kepemimpinan, Kinerja Dosen DalamPeningkatan Mutu Pendidikan Perguruan Tinggi”TANZIM Jurnal Penelitian Manajemen Pendidikan Vol.1 No.2.

Zainal Arifin, 2001. Evaluasi Pembelajaran, Cet. Ke- 5. Bandung:Remaja Rosdakarya.

DOKUMEN PERATURAN PERUNDANG_UNDANGANData Potensi Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), Tahun

2017.Data Potensi Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI),

Kopertais Wilayah II Jabar-Banten Tahun 2017.Direktorat Pendidikan Tinggi Islam RI, 2011. Pedoman Beban

Kerja Dosen dan Evaluasi Pelaksanaan TridharmaPerguruan Tinggi Bagi Dosen di Lingkungan PerguruanTinggi Agama Islam. Jakarta: Ditjen Pendis KementerianAgama RI.

Direktorat Pendidikan Tinggi Islam RI, 2011. Pedoman BebanKerja Dosen dan Evaluasi Pelaksanaan TridharmaPerguruan Tinggi Bagi Dosen di Lingkungan PerguruanTinggi Agama Islam. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendis

Direktorat Pendidikan Tinggi Agama Islam 2012, AnalisisDeskriptif PTAIS TA. 2011/2012. Jakarta: Ditjen PendisKemenag RI.

Peraturan Presiden Nomor. 8 tahun 2012. Tentang KerangkaKualifikasi Nasional Indonesia

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81Tahun 2014 tentang Ijazah, Sertifikat Kompetensi, dan SertifikatProfesi Pendidikan Tinggi;

Page 319: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 203

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 1 Tahun2016 Tentang Ijazah, Transkrip Akademik, Dan SuratKeterangan Pendamping Ijazah

Undang-Undang RI Nomor. 20 Tahun 2003, Tentang SistemPendidikan Nasional.

Undang-Undang RI Nomor. 14 Tahun 2005 Tentang Guru danDosen.

Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2012 Tentang PendidikanTinggi.

Page 320: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin204

Page 321: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 205

BIODATA PENULISDr. H. A. Rusdiana, Drs., MM. Lahir di Puhun Ciamis,tanggal 21 April 1961, merupakan anak pertama dari tujuhbersaudara pasangan Bapak Sukarta (Alm), dengan IbuJunirah. Sejak kecil mengikuti orang tua di Dusun Puhun DesaCinyasag Kec. Panawangan Kab. Ciamis. Tamat Sekolah Dasardi SD Cinyasag I, tahun 1975. Madrasah Tsanawiyah diPanawangan Ciamis lulus tahun 1979, Madrasah AliyahBandung lulus 1982, S-1, Jurusan Dakwah Fakutas UshuluddinIAIN Sunan Gunung Djati Bandung tahun 1987, S-2 Magister

Manajemen (IMMI) Jakarta lulus tahun 2002. dan menyelesaikan S-3 ProgramPascasarjana Manajemen Pendidikan Universitas Islam Nusantara Bandung,lulus tahun 2012, dengan Disertasi “Implentasi Kebijakan WASDALBINMenuju Akuntabilitas Perguruan Tinggi.Sesuai dengan moto hidupnya “belajar dan mengabdi”, Ia mengabdi sebagaiDosen Manajemen Pendidikan pada Fak. Tarbiyah dan Keguruan danPascasarjana UIN Bandung. Sampai saat ini, telah menulis buku ajar, PengantarManajemen (Tresna Bhakti, 2002), Manajemen SDM (Tresna Bhakti, 2007), IlmuSosisl dan Budaya Dasar (Tresna Bhakti, 2008), Pendidikan Kewarganegaraan(Tresna Bhakti, 2009), Sosiologi Pendidikan (BatiC 2010), AntropologiPendidikan (BatiC 2011); Kebijakan Pendidikan (Lemlit UIN SGD, 20014);Organisasi Lembaga Pendidikan (PPs. UIN SGD, 2015); Manajemen Kantor(Lemlit UIN SGD, 2016). Manjemen Kewirausahaan (UHS, 2017).Buku teks: Dasar-Dasar Manajemen (Pustaka Tresna Bhakti Bandung, 2002);Manjemen Sumber Daya Manusia (Pustaka Tresna Bhakti, 2008); ManjemenSumber Daya Manusia (Arsad Bandung, 2012); Manajemen KewirausahaanKontemporer (Arsad, 2012); Pendidikan Kewirausahaan (Insan KomunikaBandung, 2012); Membagun Desa Peradaban Berbasis Pendidikan (InsanKomunika Bandung, 2012); Manajemen Kurikulum (Arsad Bandung, 2013);Manajemen Keuangan Sekolah (Arsad Bandung, 2013); Konsep InovasiPendidikan (Bandung, 2014); Kewiarausahaan (Pustaka Setia, 2014);Manajemen Perkantoran Modern (Insan Komunika, 2014); Asas-asasManajemen berwawasan Global (Pustaka Setia, 2014); Sistem InformasiManajemen (Pustaka Setia, 2014); Manajemen Operasi (Pustaka Setia, 2014);Pendidikan Nilai (Pustaka Setia, 2014); Kebijakan Pendidikan (Pustaka Setia,2015); Pendidikan Multikultural (Pustaka Setia, 2015); Evaluasi Pemebelajaran(Pustaka Setia, 2015); Manajemen Konflik (Pustaka Setia, 2015); PengelolaanPendidikan (Pustaka Setia, 2015); Pendidikan Profesi Keguruan (Pustaka Setia,2015); Manajemen Pendidikan dan Pelatihan (Pustaka Setia, 2015). ManajemenPerubahan (Pustaka Setia, 2016); Pengembangan Organisasi LembagaPendidikan (Pustaka Setia, 2016); Sistem Pemikiran Manajemen Pendidikan(Pustaka Setia, 2017); Komunikasi Informasi Teknologi Pendidikan (PustakaSetia, 2017); Manajemen Evaluasi Program Pendidikan (Pustaka Setia, 2017);Penelitian: Strategi Pengembangan IAIN Bandung (Tesesis) (2002); ProfilMahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi UIN SGD Bandung. (Studi Analisistentang Latar belakang Fotensi, Model Motivasi Pengembangan DiriMahasiswa). (2009); Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan ManajemenBerbasis Sekolah/Madrasah (MBS/M) (Penelitian di MTs Al-MishbahCipadung Kec. Cibiru Kota Bandung) (2010); Strategi Akselerasi peningkatanMutu Jurusan/Program Studi di Lingkungan Fakultas Sains dan TeknologiUIN SGD Bandung. (2011); Implementasi Kebijakan WASDALBIN menujuakuntablitas PT. (Disertasi) (2012); Pemberdayaan Perempuan MeleluiPelatihan Keterampilan Wirausaha Produk Beras Ketan (di Desa Cinyasag Kec.

Page 322: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

A.Rusdiana & Nasishudin206

Panawangan Kab. Ciamis). (2012); Studi Evaluatif Pembelajaran MK Ke-Islaman di Fak. Sains dan Teknologi UIN SGD.(2013); PemberdayaanMasyarakat Melalalui Kelompok Balajar Usaha (KBU) Di Pusat KediatanBalajar Masyarakat Tresna Bhakti Ds. Cinyasag Kec. Panawangan Kab. Ciamis(2013); Penerapan Pendidikan Karakter melalui pendekatan PembelajaranAktif, Kreatif, dan Menyenagkan (PAKEM) di MTs. Al-Mishbah CipadungBandung. (2014); Perubahan Perilaku Sosial Keagamaan di Desa Cinysag Kec.Panawangan Kab. Ciamis, (2015); Implementasi Kebijakan EMIS, menujuAkuntabilitas PTKIS Jabar-Banten (2016); Peran Pimpinan PTKIS dalamImplementasi Kebijakan Kurikulum KKNI, menuju Akuntabilitas PeguruanTinggi (2017).Disamping itu, tak luput dari pengabdian kepada masyarakat. Ia, membinadan mengembangkan Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah Cipadung-Bandung yang menyelenggarakan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejaktahun 1984-Sekarang, serta garapan khusus “Bina Desa” melalui YayasanPengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejaktahun 1994 dan sekaligus sebagai Pembina Yayasan, kegiatannya pembinaandan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurangdari 50 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina danmengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Tresna Bhaktisejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan Panawangan Kab. Ciamis.

Drs. Nasihudin, M. Pd., lahir di Bekasi, 20 September1962, Lektor Kepala pada Fakultas Tarbiyah dan danKeguruan Universitas Islam Negeri Sunan GunungDjati Bandung. Wakil Koordinatorat KOPERTAISWilayah II Jawa Barat dan BantenPendidikan, S1 Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Gunung

Djati Bandung lulus tahun 1987, S2 Ilmu Pendidikan UniversitasPendidikan Indonesia Tahun 203. Sedang menyelesaikan S3 padaProgram Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Gunung DjatiBandung. Mengajar mata kuliah Evaluasi Pendidikan pada FakultasTarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung DjatiBandung. Jabatan; Wakil Koordinator Bidang Akademik padaKoordinatorat Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta Jawa Barat danBanten (2016-sekarang). Mengampu Mata kuliah Evaluasi Pemelaran,dan Statistik Pendidikan pada jurusan PAI dan PGMI FakultasTarbiyah Bandung.Karya Penelian: Kualitas keberagamaan Keluarga Ojeg di CipadungKec. Cibiru Kota Bandung (2013); Upaya meningkatkan minat belajarmahasiswa dalam mata kuliah statistik melalui pembelajaran PeerTeaching, di Jurusan PGMI UIN SGD Bandung (2014); PartisipasiMahasiswa UIN SGD Bandung dalam Pemberdayaan Masyarakat KotaBandung (2015); Implementasi Kebijakan EMIS, menuju AkuntabilitasPTKIS Jabar-Banten (2016); Peran Pimpinan PTKIS dalamImplementasi Kebijakan Kurikulum KKNI, menuju AkuntabilitasPeguruan Tinggi (2017). dan menulis Jurnal; Nasionalisme pada sistempendidikan Pesantren” pada Jurnal At-Tarbiyah IAIN Cirebon tahun2010. Buku Ajar Evaluasi Pembelajaran Bandung Tresna Bhakti (2016).

Page 323: digilib.uinsgd.ac.iddigilib.uinsgd.ac.id/10994/1/12-Penelitian Implementasi Kur KKNI... · iv Penelitian A. Rusdiana & Nasihudin PERAN PIMPINAN PTKIS Dalam Implementasi Kebijakan

Pe

yai

dankeb

Pen

antdis

denole

tersPTK

dal

impkur

desobs

penAg

bicPen

Isla

penme

yankeb

dipole

Prepro

me

Penpen

medija

kedma

lem

Peran Pmpinan PTKIS dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum berbasis KKNI 207

nelitian ini, dilatar belakangi oleh masalah yang paling krusial dalam kebijakan,

tu pada tahap implementasi, karena selalu ada kesenjangan antara isi kebijakan

lingkungan dimana kebijakan diimplementasikan. Masalah implementasiijakan kurikulum berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) di

didikan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) yaitu: pertama Ketidak sesuaian

ara Permendikbud Nomor 73 tahun 2013 dengan dokumen Kurikulum yangusun PTKIS. Kedua, ketidak sesuaian antara Permendikbud Nomor 73 tahun 2013

gan praktek pembelajaran yang dilaksanakan, dan ketiga, ouput yang dihasilkanh PTKIS. Peran pimpinan PTKIS menentukan besar kecilnya tingkat kesenjangan

ebut. Oleh kerena itu, penelitian ini difokuskan pada peran dan kinerja pimpinanIS. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji: langkah-langkah pimpinan PTKIS

am implemetasi kurikulum berbasis KKNI, faktor-faktor yang memengaruhi

lemetasi kurikulum Pendidikan Tinggi berbasis KKNI; dampak implemetasiikulum berbasis Kurikulum Berbasis KKNI. Penelitian ini menggunakan metode

kriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara;ervasi, dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Hasil

elitian ini menujukan bahwa; Peran delapan ketua program studi Pendidikanama Islam belum optimal memerankan fungsinya sebagai penentu arah, wakil juru

ara, komunikator, mediator, dan integrator. Implemenntasi kebijakan Kurikulumdidikan Tinggi Berbasis KKKI di delapan program studi Pendidikan Agama

m, belum efektif, masih kurangnya sumber daya, waktu, etos kampus, dukungan

getahuan, minat dan sikap profesional. Dampak pengetahuan belummperlihatkan kesesuaian antara apa yang ditawarkan oleh kebijakan dengan apa

g dibutuhkan. Belum adanya kesesuaian antara tugas yang disyaratkan olehijakan dengan kemampuan organisasi pelaksana. Kesesuaian antara syarat yang

utuskan untuk memperoleh output program dengan apa yang dapat dilakukanh kelompok sasaran program. Adapun dampak ouput perolehan rata-rata Indeks

stasi Kumulatif (IPK) mahasiswa masih rendah. Nilai akreditasi di delapangram studi program studi Pendidikan Agama Islam, masih rendah, belum

ncapai kategori Unggul. Dengan demikian kinerja program studi belum akuntabel.

elitian ini merokomendasikan; Pertama; perlu peningkatan wawasangetahuan, keahlian ketua program Studi. Kedua, Ketua Program Studi selalu

lakukan komunikasi internal, maupun ekternal; Ketiga, penelitian ini, dapatdikan acuan bagi para peneliti-peneliti selanjutnya dalam rangka perbaikan

epan, apabila metodologi dan temuan penelitian ini dinilai kredibel dan relevan,ka dapat dimanfaatkan sebagai referensi dalam meneliti kasus sejenis pada

baga lainya.

Pusat Penelitian dan PenerbitanLembaga Penelitan dan Pengabdian Kepada MayarakatUIN Sunan Gunung Djati Bandung