implementasi kewajiban penggunaan asuransi nasional kliping media/apbi montly... · selain itu,...
TRANSCRIPT
www.apbi-icma.org
Hilirisasi Batubara
(Penyusunan Kebijakan
Gasifikasi Batubara Menjadi
DME)
Implementasi Kewajiban
Penggunaan Asuransi
Nasional
December 2018
Hal. 3
Hal. 13
Hal. 22
Hal. 37
Hal. 38
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 3 |
Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan
(KLHK) tanggal 3 Desember 2018 dikantor KLHK
Kebon Nanas Jakarta mengundang beberapa
asosiasi dalam rapat terkait dengan persiapan
workshop SDGs untuk tanggal 6 Desember
2018. Rapat ini dipimpin langsung oleh Sigit
Reliantoro (Sekretaris Jendral Direktorat
Jendral Pengendalian Pencemaran & Kerusakan
Lingkungan) dan dihadiri oleh para Asosiasi
seperti APBI-ICMA, API-IMA, GAPKI, Asosiasi
Produsen Pupuk Indonesia, Asosiasi
Ketenagalistrikan Indonesia, IPA, serta
akademisi SDGs dari Unpad Bandung.
Para wakil dari asosiasi mendengar sepintas
Rapat Persiapan Terkait Workshop SDGs
sudah melaksanakan dan memenuhi SDGs dan
ada lagi beberapa yang belum.
Para wakil dari asosiasi yang hadir memberikan
nama para pemateri yang akan memberikan
presentasi terkait SDGs ini pada tanggal 6
Desember 2018. Dalam hal ini APBI bersama-
sama dengan IMA sebagai asosiasi yang
mewadahi sektor pertambangan memiliki data
yang sama dan akan diwakili oleh Delma Azrin
(Komite Lingkungan dan Kehutanan APBI).
tentang SDGs ini dari akademisi Unpad
terkait dengan persiapan data/informasi
yang dibutuhkan dari pelaku usaha
untuk dipresentasikan pada workshop
tanggal 6 Desember 2018 di Bandung.
Para wakil dari asosiasi termasuk dari
APBI-ICMA menyebutkan persoalan
yang dihadapi terkait ulitnya akses
untuk mendapatkan data dari para
anggota asosiasi. Diakui bahwa
beberapa pelaku usaha ada yang
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 4 |
Pada tanggal 4 Desember 2018, Direktur
Pembinaan Program Mineral dan Batubara
dibawah Direktorat Jendral Minerba dan
Batubara melaksanakan FGD penyusunan
kebijakan gasifikasi batubara menjadi DME
yang dilaksanakan di Hotel Grand Savero Bogor.
FGD ini dipimpin langsung oleh M. Wafid
(Direktur Pembinaan Program Mineral dan
Batubara), seperti yang diketahui bahwa
konversi batubara menjadi DME ini beberapa
kali disampaikan langsung oleh Menteri ESDM
salah satunya pada saat acara resepsi ulang
tahun ke 29 APBI. Bahkan Presiden Joko
Widodo juga menyerukan agar industri
pertambangan batubara mengembangkan
hilirisasi batubara menjadi gasifikasi.
Setelah beberapa pertemuan yang diinisiasi
oleh ESDM, asumsi kapasitas DME yang
diperlukan berkisaran 1000 – 5000 ton/hari.
Adapun perhitungan mengenai capex dari
investasi DME sebesar 539 juta US$, sedangkan
Opex DME ini sebesar 198,53 USD. Disisi lain
harga DME memang butuh standarisasi khusus
karena belum ada peraturan yang mengatur
secara khusus. Namun dalam simulasi
perhitungan yang sudah dilakukan di beberapa
pertemuan, didapatkan harga sebesar USD
393/ton.
FGD Penyusunan Kebijakan Gasifikasi
Batubara menjadi DME
Sedangkan dari segi insentif fiskal, PT. Bukit
Asam selaku pelaku bisnis mengharapkan
pemerintah memberi fasilitas keringanan tarif
royalti batubara untuk batubara kalori rendah
khusus untuk program hilirisasi batubara
tersebut hingga 0%. Setelah dilakukan
perhitungan maka salah satu solusi menaikan
IRR > 10,6% agar program hilirisasi batubara
layak, maka dengan tarif royalti 3%, NPV yang
dihasilkan 496,4 dan IRR pun sebesar 10,6%.
Adapun kesimpulan yang dapat dihasilkan
dalam pertemuan tersebut melihat dari aspek
produksi batubara secara hasil kajian maka
produksi batubara memenuhi kebutuhan input
pabrik pengelolaan batubara sebesar: Lignite
kurang lebih 4600 TDP (-/+ 15 juta TPY),
sedangkan subbituminous kurang lebih 4000
TDP (-/+ 1.3 Juta TPY), namun secara fakta
berdasarkan salah satu proyek gasifikasi
batubara menjadi methanol di China, produksi
batubara memenuhi kebutuhan input pabrik
pengolahan batubara sebesar : 420.000/tahun
(lignit).
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 5 |
Pada tanggal 18 Desember 2018 Kementerian
Perdagangan dalam hal ini Direktorat Fasilitasi
Ekspor dan Impor mengadakan rapat
membahas persiapan implementasi kewajiban
penggunaan asuransi nasional yang akan
berlaku pada 1 Februari 2019. Rapat dipimpin
oleh Kasubdit Fasilitasi Ekspor dan Impor yang
baru menjabat di posisi tersebut sejak
September 2018 yaitu Rumaksono. Hadir pula
wakil dari beberapa Direktorat seperti
Direktorat Ekspor Industri dan Pertambangan
Kemendag dan Direktorat Mineral dan
Batubara, Kementerian ESDM. APBI-ICMA
diwakili oleh Hendra Sinadia (Direktur
Eksekutif), Ferry Prasetyo dan Jhonny Djajadi
(Ketua dan Wakil Komite Logistik APBI-ICMA).
Selain itu, dari pihak eksportir hadir wakil dari
GAPKI dan dari pihak importir hadir dari PT.
Bulog.
Implementasi Kewajiban Penggunaan
Asuransi Nasional
Dalam penjelasannya Kasubdit Fasilitas Ekspor
dan Impor memaparkan latar belakang
terbitnya Permendag No. 82/2017 ini didasari
oleh paket kebijakan ekonomi XV dan pokok-
pokok penting yang diatur dalam Permendag
No. 80/2018 (Perubahan kedua dari
Permendag No. 82/2017). Selain itu
disampaikan bahwa pemerintah akan tetap.
melaksanakan ketentuan dalam Permendag
per tanggal 1 Februari 2019. Adapun Peraturan
Dirjen Daglu yang mengatur tentang petunjuk
teknis dari kewajiban penggunaan asuransi
nasional bagi eksportir batubara, kelapa sawit,
dan importir beras akan segera ditandatangani
Mengenai pihak asuransi nasional, sampai saat
ini ada sekitar 43 perusahaan asuransi nasional
yang memiliki coverage marine cargo yang
daftarnya diterbitkan oleh Otoritas Jasa
daftarnya diterbitkan oleh Otoritas
Jasa Keuangan (OJK). Namun
Kementerian Perdagangan
mensyaratkan perusahaan asuransi
nasional yang terdaftar haruslah
perusahaan asuransi nasional yang
memenuhi beberapa kriteria seperti
antara lain:
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 6 |
1. Harus memiliki barang atau aset yang
diakui di Indonesia.
2. Harus memiliki cabang minimal di 5
daerah penghasil batubara seperti Kaltim,
Kalsel, Sumsel, dsb.
3. Harus memiliki claim agent di negara
tujuan ekspor batubara atau CPO
tersebut.
4. Harus memiliki minimum equity sebesar
Rp. 1 triliun.
Pemerintah dalam hal ini OJK akan
mengeluarkan daftar terbaru perusahaan
asuransi yang dapat memberikan layanan
kepada para eksportir yang terkena kewajiban
berdasarkan Permendag 80/2018 tersebut.
Daftar tersebut adalah daftar yang “dinamis”
yang bisa berubah tergantung dengan
pemenuhan kriteria oleh para perusahaan
jasa asuransi dan keputusan dari pihak OJK.
Untuk mempersiapkan pelaksanaan
kewajiban tersebut, Kementerian
Perdagangan merencanakan melakukan
percobaan (trial) atau semacam pilot project
pada bulan januari 2019 akan melakukan
ekspor batubara atau CPO menggunakan
asuransi nasional. Adapun eksportir yang
akan ditunjuk melaksanakan trial tersebut
akan dibahas kemudian.
Sementara posisi APBI-ICMA dari awal
kemunculan Permendag No. 82/2017 sampai
perubahan keduanya ini menjadi Permendag
No. 80/2018 tetap berkomitmen mendukung
kebijakan pemerintah tersebut sepanjang
ekspor tidak terganggu dan tidak
menimbulkan beban biaya tambahan. Namun
dilihat dari singkatnya waktu implementasi ini
maka APBI-ICMA telah mengirim surat
kepada Direktur Fasilitasi Ekspor & Impor
Ditjen Perdagangan Luar Negeri pada tanggal
14 Desember 2018, yang intinya agar
Permendag 80/2018 ditunda pelaksanaannya.
Sebagai informasi, APBI belum pernah
diundang oleh Kemendag untuk membahas
pelaksanaan Permendag 80 sebelum rapat
yang diadakan pada tanggal 18 Desember
2018 tersebut. Pada rapat ini pun kami
menyampaikan secara lisan agar sebaiknya
Permendag ini diundur, hal ini dikarenakan
waktu yang sangat singkat untuk meyakinkan
pihak buyer untuk mengikuti aturan tersebut
dan juga bagi pihak eksportir untuk
mendiskusikan dengan pihak buyer. Pihak
Kemendag mengkonfirmasi bahwa surat APBI
telah diterima dan akan menjadi bahan
pertimbangan bagi pemerintah.
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 7 |
Sementara PT. Bulog selaku pengimpor
barang menyatakan bahwa mereka tidak
masalah dengan menggunakan asuransi
nasional ini bahkan sebelum dimunculkan
peraturan ini mereka pun sudah
menggunakan asuransi nasional, mereka
merasa senang karena selaku buyer mereka
gampang untuk mengurus claim asuransinya
karena berada di satu negara yang sama.
Sedangkan Bulog menilai mengapa para buyer
CPO dan batubara merasa tidak nyaman
karena jika mereka menggunakan asuransi
dari negara yang berbeda maka mereka
membayangkan akan sulit untuk mengklaim
asuransinya.
Pihak Kemendag pun mengakui perihal
keterlambatan implementasi kesiapan
asuransi nasional ini karena ada beberapa
sebab internal di Kemendag. Adapun hasil
dari pertemuan ini pun akan dilaporkan ke
pimpinan (Dirjen Perdagangan Luar Negeri).
Sehubungan dengan hal tersebut maka
Kemendag kemungkinan akan kembali
mengumpulkan GAPKI dan APBI beserta
dengan anggotanya masing-masing untuk
kembali membahas tentang hal ini yang
kemungkinan akan diadakan antara tanggal
26 – 28 Desember 2018.
Kejelasan pelaksanaan penggunaan asuransi
nasional ini sangat penting untuk
memberikan kepastian kelancaran ekspor
mengingat hampir 90 persen dari incoterm
ekspor batubara masih menggunakan skema
Free on Board (FoB) yang mana asuransi dan
kapal ditanggung oleh pihak buyer. Dengan
pemberlakuan Permendag 80/2018
dikhawatirkan ekspor akan terganggu dan
pihak eksportir dalam hal ini akan terbebani
dengan biaya tambahan untuk penutupan
asuransi marine cargo. Sedang disisi lain
dalam hal terjadi penjaminan asuransi secara
ganda (double insurance) tentu pihak
asuransi yang dapat membayarkan ganti
kerugian kepada satu penyedia jasa asuransi
sehingga hal ini akan membebani para
eksportir. Sementara itu pemerintah sedang
berupaya keras menggenjot ekspor batubara
untuk menambal defisit neraca transaksi
berjalan yang semakin melebar.
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 9 |
2016 dimana APBI-ICMA pun hadir dalam
beberapa diskusi yang diadakan oleh DJMB
sejak tahun itu, maka setelah melewati banyak
perbincangan dan menerima banyak masukan
baik dari lintas kementerian, lintas asosiasi,
lintas para akademisi, akhirnya penyusunan
draft final ini dapat diselesaikan pada akhir
bulan November 2018 sehingga dapat dilakukan
penyerahan naskah ini pada tanggal 13
Desember 2018.
Secara singkat naskah perumusan ini terdiri
dari 6 bab.
Pemaparan Naskah Final Kebijakan
Mineral dan Batubara
Pada tanggal 13 Desember 2018, APBI-
ICMA yang diwakili oleh Ridzza Djumri
(Ketua IV) dan Marvin (Sekretariat APBI)
menghadiri acara penyerahan draft final
terkait dengan Naskah Kebijakan Mineral
dan Batubara Indonesia. Naskah ini
merupakan amanat dari UU No. 4 Tahun
2009 Tentang Pertambangan Mineral &
Batubara. Acara ini dibuka oleh Bambang
Gatot Ariyono (Dirjen Minerba) selaku
Pembina dari tim penyusun naskah ini
lalu kemudian dilanjutkan dengan
presentasi singkat terkait isi dari naskah
ini oleh ketua penyusunan naskah ini
oleh M. Wafid (Direktur Pembinaan
Program Minerba) yang dalam hal ini
berhalangan hadir dan digantikan oleh
Sri Raharjo (Direktur Teknik Tata Kelola
Pertambangan Minerba), dihadiri pula
dari beberapa Asosiasi (APBI, IMA,
PERHAPI, IAGI, dll), Akademisi,
Kementerian terkait (Kemenkeu, KLHK,
Kemenko), dan perwakilan dari
perusahaan Minerba. Setelah melalui
pembahasan yang dimulai dari tahun
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 10 |
- Bab I. Pendahuluan
Dalam pendahuluan terdapat 5 hal yang
dibahas yaitu latar belakang alasan mengapa
kebijakan ini diperlakukan, kedua adalah
landasan penyusunan kebijakan minerba ini
yang kemudian dibagi lagi menjadi 2 yaitu
landasan filosofis dan landasan hukum, ketiga
merupakan asas kebijakan mineral dan
batubara Indonesia yang dibagi dalam 3 asas
yaitu: asas kemanfaatan, asas keadilan, asas
kepastian, keempat adalah tujuan kebijakan
ini yang memiliki 3 tujuan yaitu landasan
penyusunan peraturan perundang-undangan,
landasan bagi pemangku kepentingan, dan
penguatan kemandirian industri dan
pembangunan ekonomi nasional. Yang kelima
adalah visi dan misi.
- Bab II. Inventarisasi mineral dan batubara
Dalam bab II ini hanya terdiri dari 2 pokok
bahasan yaitu yang pertama ialah lingkup
inventarisasi yang meliputi pemetaan umum
dan geologi, eksplorasi, penambangan yang
sedang beroperasi, dan wilayah penciutan.
Yang kedua adalah strategi inventarisasi yang
terdapat 5 pokok bahasannya seperti menata
aturan dan NSPK, dilakukan oleh lembaga
negara, pemberian insentif, verifikasi dan
validasi, kompetensi nasional, menyiapkan
sarana dan prasarana yang handal.
-Bab III. Pengelolaan mineral dan batubara
Bab ini membahas tentang lingkup
pengelolaan mineral dan batubara yang
menyatakan bahwa Negara memiliki hak dan
kewajiban untuk mengelola mineral dan
batubara. Pengelolaan ini dibagi 3 yaitu:
lingkup dan strategi wilayah pertambangan,
lingkup dan strategi pengusahaan mineral dan
batubara, lingkup dan strategi pembinaan,
pengawasan, dan penegakan hukum.
- Bab IV. Pengelolaan lingkungan hidup
pertambangan mineral dan batubara
Pembahasan dalam bab IV ini membahas 2
hal yaitu terkait dengan lingkup pengelolaan
lingkungan hidup pertambangan mineral dan
batubara dan yang kedua adalah membahas
tentang strategi pengelolaan lingkungan
hidup pertambangan mineral dan batubara
- Bab V. Pengelolaan pertambangan rakyat
Pembahasan dalam bab V membahas tentang
lingkup pertambangan rakyat dan strategi
pertambangan rakyat
- Bab VI. Penutup
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 11 |
Seminar Revisi ke-6 PP No.23 2010 di
Indonesian Resources Studies (IRESS)
Direktur Eksekutif APBI-ICMA Hendra Sinadia
hadir memenuhi undangan dari Indonesian
Resources Studies (IRESS) sebagai panelis
dalam acara diskusi membahas topik soal
rencana amandemen Peraturan Pemerintah
(PP) No. 23 Tahun 2010. Isu tersebut bermula
dari rencana pemerintah yang akan
melakukan revisi (amandemen) ke-enam dari
PP No. 23/2010 untuk memberikan kepastian
hukum dan kepastian usaha bagi pemegang
Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan
Batubara (PKP2B) generasi 1 yang akan
berakhir masa perjanjiannya. Sebagaimana
yang diamanatkan oleh Undang-undang No. 4
Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara,
setelah berakhirnya masa berlaku dari PKP2B
maka bentuk pengusahaan akan dikonversi
menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus
(IUPK) Operasi Produksi. Dalam kurun waktu
2019-2025, seluruh dari 7 perusahaan PKP2B
akan berakhir masa berlakunya perjanjian dan
akan dikonversi menjadi IUPK.
Dalam beberapa minggu terakhir ini memicu
perdebatan publik di media karena beberapa
pengamat dan wakil masyarakat berpendapat
bahwa perubahan PP 23/2010 hanya akan
menguntungkan pengusaha dan tidak sejalan
dengan spirit dari UU Minerba. Oleh karena
itu IRESS mengangkat topik tersebut sebagai
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 12 |
bahan diskusi dengan mengundang para
narasumber dari berbagai latar belakang.
Selain Hendra Sinadia, hadir juga Dr. Simon
Sembiring pengamat pertambangan minerba
yang juga mantan dirjen Minerba. Kemudian
Dr. Ahmad Redy, pakar hukum pertambangan
pengajar di Universitas Tarumanegara serta
Yusri Usman dari Center of Energy and
Resources Indonesia (CERI). Acara yang
dilaksanakan di restoran Pulau Dua Senayan
dihadiri sekitar 100 orang peserta, termasuk
dari pihak media serta beberapa anggota
DPR-RI seperti yaitu Ferdinand Hutahaen dari
Fraksi Partai Demokrat.
Marwan Batubara dari IRESS
mempertanyakan maksud pemerintah yang
merevisi PP 23/2010 yang hanya akan
menguntungkan para pelaku usaha. Oleh
karena itu IRESS meminta agar peran BUMN
lebih digalakkan sehingga konsesi wilayah
PKP2B yang berakhir izinnya untuk di lelang
dengan prioritas kepada BUMN. Sementara
itu Simon Sembiring melihat bahwa revisi PP
23/2010 tidak sejalan dengan spirit dari UU
Minerba, oleh karena itu revisi PP 23/2010
sebaiknya dihentikan. Disisi lain Achmad Redi
menyatakan akan mengajukan uji materi ke
Mahkamah Agung jika pemerintah tetap
menerbitkan revisi PP 23/2010. Hal yang
sama juga diutarakan oleh Yusri Usman yang
menyoroti adanya intervensi para pelaku
usaha dalam proses penyusunan revisi PP
23/2010.
Direktur Eksekutif APBI-ICMA dalam
kesempatan ini menyampaikan bahwa para
pelaku usaha pemegang PKP2B generasi-1
hanya menginginkan adanya kepastian hukum
dan kepastian usaha jangka panjang dari
kontrak yang telah ditandatangani dengan
pemerintah Republik Indonesia. Hingga saat
ini PKP2B masih tetap berlaku hingga
berakhirnya masa kontrak seperti yang
tercantum di dalam Pasal 169 huruf (a) UU
Minerba. Oleh karena itu pada dasarnya APBI
mengharapkan pemberian dasar hukum bagi
konversi PKP2B menjadi IUPK seharusnya
diterbitkan jauh hari sebelumnya bahkan
seharusnya sudah dibahas segera setelah UU
No. 4/2009 diterbitkan mengingat
perusahaan membutuhkan kepastian
investasi jangka panjang. Sehingga tidak
benar sinyalemen yang menyebutkan pelaku
usaha mengintervensi proses pembahasan
RPP karena pelaku usaha yang dilibatkan oleh
pemerintah untuk membahas rancangan
peraturan sesuai dengan UU No. 12 Tahun
2011 tentang Penyusunan Peraturan
Perundang-undangan.
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 13 |
Penandatanganan MOU Antara JCOAL
Dengan APBI-ICMA
Pada tanggal 4 Desember 2018 APBI-ICMA
menerima kunjungan dari Japan Coal Energy
Center. Pada kunjungan kali ini perwakilan
JCOAL yang hadir adalah Mr. Norio Ishihara
(Chief Geologist), Mr. Shinjiro Teuchi
(Assistant Manager) dan Mrs. Yamada
Fumiko (Assistant Director).
Japan Coal Energy Center (JCOAL) merupakan
Institusi Jepang yang mendukung
pengembangan, komersialisasi, transfer dan
diseminasi teknologi batubara dan
pengembangan sumber daya manusia, untuk
memastikan pasokan batubara internasional
berjalan dengan baik dan tetap harmonis
dengan lingkungan.
Selain itu Jcoal yang merupakan satu-
satunya institusi di Jepang yang memainkan
peran utama pada industri batubara dari hulu
ke hilir, organisasi dibawah pemerintahan
jepang dan hukum yuridis METI.
Saat ini Jcoal telah mempromosikan berbagai
kegiatan terkait pemanfaatan batubara,
pasokan energi, pertumbuhan ekonomi
berkelanjutan dan upaya pengurangan beban
lingkungan global seperti emisi CO2.
JCOAL juga melakukan berbagai
kegiatan untuk membuat
batubara menjadi sumber daya
atau sumber energi yang lebih
efektif, yang bertujuan untuk
berkontribusi pada pasokan
energi yang stabil dan
perkembangan ekonomi industri
yang sehat di Jepang.
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 14 |
Maksud kedatangan tim JCOAL adalah
melakukan penandatangan kerjasama dengan
APBI. Penandatangan MOU kerjasama ini
dilakukan oleh Direktur Eksekutif APBI-ICMA
Hendra Sinadia dan Mr. Norio Ishihara (Chief
Geologist). Dalam kerjasama tersebut JCOAL
dan APBI akan menyelenggarakan FGD,
sharing session, kajian, seminar batubara
berkala yang dikhususkan untuk anggota
APBI.
Adapun tujuan kerjasama ini untuk mengatasi
isu lingkungan dan pengembangan sumber
daya batubara berkelanjutan melalui program
pelatihan, diskusi dan bertukar informasi
terkait kebijakan yang relevan dan
implementasi bisnis di Indonesia.
Kegiatan FGD/seminar yang akan
dilaksanakan dibagi menjadi 3 fokus, antara
lain:
1. Environmentaly compliant and effective fly
ash and bottom ash utilization
2. Co-combustion of coal and biomass
3. Prevention of spontaneous combustion of
low rank coal
Sebelumnya APBI-ICMA juga mensupport
Jcoal dalam penyelenggaraan Clean Coal
Technology (CCT) Seminar di Jakarta.
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 15 |
Penandatanganan Kerjasama Antara APBI-
ICMA & Jumore E-Commerce Co., Ltd.
Pada tanggal 11 Desember 2018, Asosiasi
Pertambangan Batubara Indonesia dan
Jumore Global menjalin kerjasama untuk
digital platform bisnis trading batubara.
Penandatanganan kerjasama tersebut
dilakukan oleh Pandu Sjahrir selaku Chairman
APBI-ICMA dan Lu Hongxiang selaku
Chairman Jumore E-Commerce Co., Ltd.
Penandatanganan kerjasama ini merupakan
kelanjutan dari pertemuan antara anggota
APBI dengan pihak Jumore pada tanggal 31
Oktober 2018 bertempat di sekretariat APBI
yang diprakarsai oleh Dubes Indonesia untuk
Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun
Pada awalnya penandatanganan MOU ini
akan dilakukan di Shanghai China bertepatan
dengan acara China Import Conference &
Exhibition akan tetapi pada akhirnya bisa
terwujud penandatanganan kerjasama ini di
Jakarta. Dalam kerjasama ini Jumore melihat
pangsa pasar Indonesia cukup potensial
dimana Indonesia adalah negara eksportir
platform yang ditawarkan oleh Jumore
merupakan suatu peluang yang menarik
untuk di eksplore guna memberikan peluang
bagi para eksportir kita. Selain itu, data base
pelaku usaha yang dimiliki oleh Jumore juga
memberikan peluang menarik bagi eksportir
batubara kita untuk menjajaki kerjasama
dalam penetrasi ke pasar China
batubara terbesar ke Tiongkok.
Disisi lain, APBI melihat bahwa
kerjasama melalui digital
Jumore merupakan Platform e-
commerce business to business asal China
yang menghubungkan pengusaha dari
berbagai negara. Jumore memiliki komitmen
untuk membantu ekspor batubara Indonesia
ke China dan negara lain.Jumore telah
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 16|
secara digital yang menjanjikan, memberikan
kemudahan akses pasar bagi para pelaku
bisnis batubara agar dapat memasarkan dan
mengekspor produknya bukan hanya di
Indonesia, namun juga di pasar China, serta
mengembangkan digital platform yang
terbaik untuk membantu anggota APBI-ICMA
dalam upaya menjangkau pasar global.
Agar tercapainya tujuan tersebut hal yang
akan dilakukan APBI-ICMA, antara lain:
Menghimbau dan mengajak anggota untuk
bergabung ke platform Jumore;
Menciptakan cross-links dan model kerjasama
antara institusi dan plaform digital;
Menciptakan sebuah sub-platform untuk
anggota pada situs Jumore Global, guna
memfasilitasi bisnis antara anggota APBI-
ICMA dan mitra bisnis global.
Rencananya sosialisasi penggunaan platform
memiliki networking di puluhan negara di
dunia. Sedangkan Indonesia merupakan salah
satu negara terkini yang akan di eksplore oleh
pihak Jumore.
Adapun yang melatarbelakangi kerjasama ini
yaitu: Indonesia sebagai mitra perdagangan
utama bagi Cina dan sebagai inti
perekonomian di wilayah ASEAN, digital
transformasi akan memberikan manfaat bagi
mitra ekonomi untuk merangsang
pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan
produktifitas,dan Jumore sebagai pemain
utama transformasi digital dalam
perdagangan global dan rantai pasokan.
Kerjasama yang akan berlangsung 2 tahun
kedepan ini, bertujuan membentuk proyek
kolaborasi untuk menstimulasi dan
mengekspos anggota APBI-ICMA kepada
prospek perdagangan bisnis trading batubara
akan dilakukan pada bulan
Januari 2019 kepada anggota
APBI-ICMA. Untuk itu kita
harapkan semoga kerjasama ini
dapat memberikan manfaat
positif bagi APBI-ICMA dan juga
para anggotanya.
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 17 |
Partisipasi APBI di Acara “2018 China
Import Coal Seminar” di Qinhuangdao
salah satu kota pelabuhan pengapalan
batubara terpenting di China. Acara Seminar
tersebut merupakan yang kedua kalinya
diadakan oleh CICTC yang juga sebagai tindak
lanjut komitmen China untuk mendorong
impor seperti yang dipresentasikan dalam
acara “China Import Conference & Exhibition”
di ShangHai tanggal 6-7 Nopember 2018.
Keikutsertaan APBI di acara China Import Coal
Seminar di Qinhuangdao merupakan tindak
lanjut dari pembicaraan antara Ketua APBI-
ICMA Pandu Sjahrir dengan pimpinan dari
CICTC pada saat acara China Import Exhibition
di Shanghai. Acara “2018 China Import Coal
Seminar”
dihadiri sekitar 200 orang peserta umumnya
dari berbagai kota di China yang antusias untuk
mendengarkan perkembangan industri
batubara China. Di acara sesi impor, selain
wakil dari APBI, hadir juga pembicara dari Yan
Coal Australia dan pihak IHS Markit yang dalam
hal ini diwakili oleh director mereka John
Howland. Dalam paparan yang durasinya 30
menit, Direktur Eksekutif APBI-ICMA
menyampaikan outlook sektor batubara
Indonesia dimana sekitar lebih dari 80 persen
dari produksi nasional di ekspor. Selama
beberapa tahun terakhir ini China masih
menjadi tujuan ekspor terbesar batubara
Indonesia dimana di tahun 2017 diperkirakan
Direktur Eksekutif APBI-
ICMA hadir sebagai speaker
di acara “2018 China Import
Coal Seminar” yang
diselenggarakan oleh China
International Coal Trade
Commission (CICTC) tanggal
6-7 Desember 2018. Acara
diselenggarakan di Shangri-
La Hotel Qinhuangdao,
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 18 |
sekitar 114 juta ton. China merupakan
importir batubara Indonesia terbesar dimana
sebagian besar adalah batubara dengan
kualitas menengah dan kalori rendah.
Meski China masih menjadi pasar ekspor
batubara terbesar Indonesia namun para
eksportir mencemaskan ketidakpastian
kebijakan impor batubara di China.
Sebagaimana diketahui, merosotnya harga
batubara terutama untuk kalori menengah
dan rendah disebabkan sebagian besar oleh
berkurangnya impor dari China.Instruksi dari
otoritas pelabuhan di China yang membatasi
impor batubara di
harga batubara merosot cukup tajam.Oleh
karena itu APBI-ICMA mengharapkan
dukungan dari pemerintah China untuk dapat
memprioritaskan impor batubara dari
Indonesia mengingat Indonesia selama ini
menjadi eksportir batubara terpenting buat
China.Selain itu APBI-ICMA juga
menyampaikan bahwa opsi penggunaan mata
uang RMB untuk perdagangan batubara
Indonesia - China dapat dipertimbangkan.
Delegasi dari pihak CICTC berencana akan
berkunjung ke Indonesia di 2019 untuk
mempererat kerjasama dengan APBI-ICMA
guna mendorong perdagangan batubara
kedua negara.
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 19 |
Seminar IEA Coal Forecast to 2023
Pada tanggal 18 Desember 2018,
International Energy Agency (IEA)
bekerjasama dengan KADIN Indonesia dan
APBI-ICMA melaksanakan acara Seminar
dengan tema “IEA Coal Forecast to 2023”
bertempat di The Ritz Carlton Hotel Mega
Kuningan,Jakarta. Acara tersebut
diselenggarakan dalam rangka peluncuran
laporan (report) IEA yang untuk tahun ini
diadakan di Indonesia.
Sambutan pembukaan disampaikan oleh
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang
Mineral,Batubara dan Kelistrikan Garibaldi
Thohir. Dalam kesempatan ini Garibaldi
Thohir menyampaikan bahwa
Termal, outlook batubara di proyeksikan masih
positif dengan didukung oleh meningkatnya
permintaan dari India dan negara-negara
ASEAN, termasuk meningkatnya konsumsi
domestik di tanah air
Lebih lanjut Garibaldi Thohir menegaskan
bahwa pemerintah Indonesia saat ini sedang
fokus pada percepatan pembangunan
infrastruktur, termasuk pembangkit listrik.
Dengan ketersediaan sumberdaya batubara
yang cadangannya cukup besar dan harga yang
lebih terjangkau, batubara masih menjadi
andalan bagi Indonesia dan negara-negara Asia
untuk pemenuhan energi. Pemanfaatan
batubara untuk dalam
KADIN Indonesia menilai sektor
industri pertambangan batubara
memiliki peranan yang cukup
besar sebagai salah satu sumber
pemenuhan energi dan sumber
penerimaan negara. Meskipun
harga batubara dalam beberapa
bulan terakhir ini mengalami
tekanan akibat kebijakan
pemerintah China dalam
mengontrol impor batubara
negeri, khususnya sebagai sumber energi
utama dan efisien dalam membangun
pembangkit listrik (PLTU) merupakan tulang
punggung dalam pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi bangsa.
Acara selanjutnya dilanjutkan dengan paparan
dari Menteri ESDM Ignasius Jonan yang
menyampaikan presfektif perkembangan
beberapa perusahaan di seluruh dunia,
dijelaskan lebih lanjut oleh Menteri ESDM
bahwa hanya perusahaan-perusahaan yang
mampu berinovasi dan lebih kreatif yang
akan lebih bertahan dalam semua industri,
untuk itu Menteri ESDM menegaskan bahwa
agar perusahaan-perusahaan batubara bisa
tetap exist diperlukan diversifikasi dalam
industri batubara salah satunya adalah
diharapkan perusahaan batubara
mengembangkan nilai tambah dalam hal ini
DME (Dimetyl ether) berbahan batubara yang
akan mengurangi impor migas. Selain itu,
Menteri menghimbau perusahaan untuk
membangun PLTU mulut tambang. Lebih
lanjut Menteri ESDM mengatakan bahwa
peningkatan nilai tambah perlu dilakukan
oleh perusahaan tambang agar bisa bertahan
hingga beberapa decade kedepan. Ia
menjelaskan negara-negara, Cina dan Jepang
pengembangan nilai tambah batubara sudah
Advance mampu mengubah batu bara
menjadi bahan bakar jet sehingga harganya
menjadi lebih murah ketimbang bahan bakar
minyak (BBM) avtur.
Setelah menyampaikan presentasi
selanjutnya Menteri ESDM memberikan
pencerahan terkait 4 tahun pencapaian
kinerja Kementerian ESDM,dimana Menteri
ESDM memutarkan Video yang berjudul “4
Tahun Perjalanan Energi Berkeadilan” yang
merupakan kompilasi dari capaian dari
Kementerian ESDM.
Setelah Menteri ESDM menyampaikan
paparannya dilanjutkan dengan penyampaian
presentasi dari Keisuke Sadamori (Director
Energy Market and Security-IEA).Dalam
kesempatan ini Keisuke Sadamori
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 20 |
menyampaikan bahwa dengan adanya
perdagangan batubara thermal melalui jalur
laut dan tidak ada laginya penambangan baru
berkapasitas besar,membuat harga batubara
akan tetap tinggi dan pasar batubara
diprediksi masih tetap stabil hingga 2023.
Lebih lanjut Sadamori mengatakan bahwa
investasi di tambang baru akan tetap kecil.Hal
ini tak terlepas dari adanya resiko aturan baru
di tiap negara yang memperketat
pelaksanaan pertambangan batubara.Selain
itu,aturan masing-masing negara juga akan
sangat berpengaruh.
Acara selanjutnya dilanjutkan dengan diskusi
panel dengan menghadirkan 4 pembicara
yaitu: M. Wafid (Direktur Pembinaan Program
Mineral dan Batubara, Direktorat Jenderal
Mineral dan Batubara), Benhur (Kepala Sub.
Direktorat Perlindungan Lingkungan,
Direktorat
Kelistrikan), Carloz Fernandez AlVarez (Senior
Coal Analysis-IEA), Pandu Sjahrir (Ketua
Umum APBI-ICMA) dan Arthur Simatupang
(Ketua Umum APLSI).
Dalam diskusi panel tersebut M. Wafid
menekankan kembali tentang pentingnya
hilirisasi batubara sebagai upaya peningkatan
nilai tambah batubara, Benhur menekankan
bahwa pembangkit listrik berbasis batubara
saat ini masih dibutuhkan akan tetapi PLTU
diharapkan menggunakan teknologi yang
lebih ramah lingkungan, Carloz Fernandez
perolehan PNBP tahun 2019 akan menurun
dikarenakan penurunan produksi batubara
terkait aturan DMO yang diterapkan saat
ini,dan gairah pelaku usaha batubara di tahun
depan tidak akan terlalu tinggi. Hal ini tak
terlepas dari rencana pemerintah mengubah
kontrak PKP2B menjadi IUPK OP.
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 21 |
menekankan tentang
perkembangan demand
batubara di masa yang datang,
bahwa coal demand masih
bergerak positif walaupun dari
sisi pertumbuhannya
mengalami perlambatan.
Pandu menekankan bahwa
kemungkinan angka
Rapat Tim Pelaksana EITI (Extractive
Industries Transparency Initiative)
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 22 |
Kamis, 6 Desember 2018, jam 09.00 - 15.00
WIB bertempat di Ruang Rapat Lt. 4 Gedung
Kementerian Bidang Perekonomian, Jl.
Medan Merdeka Barat No.7, yang membahas
Finalisasi Laporan EITI 2016. Rapat ini dihadiri
oleh Tim Pelaksana EITI Indonesia yang terdiri
dari Asosiasi yang bergerak dalam bidang
pertambangan (APBI-ICMA, API-IMA, dan IPA)
dalam hal ini Direktur Eksekutif APBI-ICMA
duduk dalam Tim Pelaksana EITI. Perwakilan
dari industri pertambangan BUMN (Bukit
Asam, Antam, Timah, Pertamina, dan SKK
Migas), perwakilan NGO (Article 33, Publish
What You Pay Indonesia), dan yang terakhir
perwakilan pemerintahan (ESDM, Kemenkeu,
Kemenko Perekonomian, Kepala Dinas
Sumatera Selatan, Kalimantan Timur) Hasil
pembahasan rapat, yaitu Draft
IA (Independent Administrator) yang
disampaikan kepada peserta yang datang baik
tim MSG (Multi Stakeholders Group) dan
pemerintahan yang hadir (Direktoran Jendral
Pajak, Direktoran Jendral Anggaran). jika
ternyata masih ada masukan, tanggapan dan
saran terkait Finalisasi Laporan EITI 2016,
maka masukan tersebut akan ditunggu
sampai hari ini Jumat, 7 Desember 2018,
untuk dapat diakomodir dan diperbaiki
kembali oleh Tim Independent Administrator,
namun jika sampai batas waktu yang
ditentukan tidak ada masukan lagi, maka
Laporan EITI 2016 tersebut akan menjadi
Final Laporan EITI 2016 yang nantinya akan
dimintakan persetujuan dalam Rapat Tim
Pelaksana pada hari Rabu 12 Desember
2018.
Laporan Kontekstual dan Draft Laporan
Rekonsiliasi yang telah di perbaiki dengan
memasukkan hasil masukan dan saran dari
peserta rapat tim teknis pada 6 Desember
2018, adapun bagian yang telah diperbaiki
dalam Laporan tersebut di beri warna kuning.
Dalam rapat tersebut disepakati juga jika
dalam Laporan yang telah direvisi oleh
Rapat Tim Pelaksana EITI terkait
Finalisasi Laporan EITI tahun 2016
APBI-ICMA REPORT DESEMBER2018 23 |
Pada tanggal 12 Desember 2018, bertempat
di Ruang Rapat Lt.1 Gedung Kementerian
Bidang Perekonomian, JL Medan Merdeka
Barat No.7 Jakarta, dilaksanakan rapat yang
membahas Finalisasi Laporan EITI 2016. Rapat
ini dibuka oleh Ahmad Bastian Halim (Asisten
Deputi Industri Ekstraktif – Kemenko
Perekonomian) dihadiri oleh Tim Pelaksana
Perekonomian, Direktorat Jenderal Anggaran,
Direktorat Jenderal Pajak). Dalam Tim
Pelaksana EITI Indonesia, Direktur Eksekutif
APBI-ICMA duduk dalam Tim Pelaksana EITI.
Dalam pemaparan finalisasi laporan EITI 2016
ini beberapa masukan dari Tim Pelaksana
sudah dimasukan kedalam draft final ini.
Direktur Eksekutif APBI-ICMA yang duduk
didalam Tim Pelaksana ini sudah
menginformasikan ke pengurus APBI-ICMA
untuk di review dan memberikan masukannya
untuk laporan EITI ini. Setelah itu masukan
dari para Tim Pelaksana yang sudah
dikumpulkan oleh IA (Independent
Administration) untuk dimasukan kedalam
laporan EITI 2016, adapun masukan
masukannya sebagai berikut :
Narasi terkait dengan pengaturan Gross split
sebaiknya merujuk pada peraturan, maka
tindaklanjutnya sudah disesuaikan narasinya
dalam buku laporan EITI ini;
Kejelasan apakah isu terkait tax loss carry
forward selama 10 tahun untuk masa
ekplorasi tidak sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 36,
EITI Indonesia yang terdiri
dari MSG (Multi Stakeholders
Group) dimana didalamnya
terdiri dari Asosiasi yang
bergerak dalam bidang
pertambangan (APBI-ICMA,
API-IMA dan IPA), CSO
(Article 33, Publish What You
Pay Indonesia) dan
pemerintahan (KESDM,
Kemenkeu, Kemenko
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 24 |
maka tindaklanjutnya sudah jelas bahwa
menurut pasal 31 D UU no 36 menyebutkan
bahwa ketentuan perpajakan untuk usaha
migas diatur dengan PP sehingga tidak
menyalahi UU;
Klarifikasi Gambar 20. menunjukkan
Kementerian BUMN sebagai pemegang
saham dari BUMN, bukannya DepKeu,
tindaklanjutnya adalah dalam PP no 45 tahun
2005, Menteri adalah menteri yang ditunjuk
dan/atau diberi kuasa untuk mewakili
Pemerintah selaku rapat umum pemegang
saham. Dalam RUPS BUMN selalu diwakili
oleh Kementerian BUMN;
Rancangan Perubahan ke – 6 PP No. 23/2010
dan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP)
Perpajakan Batubara, narasi ini sudah
sepenuhnya berasal dari APBI-ICMA. Dengan
demikian setelah melewati proses yang
panjang dalam pengumpulan data serta
menerima masukan yang panjang dari Tim
Pelaksana EITI, maka draft ini sudah final dan
sudah ditandatangani oleh anggota Tim
Pelaksana EITI yang hadir dalam rapat tanggal
12 Desember 2018 ini dan masih ditunggu
penandatanganan lembar persetujuan oleh
Tim Pelaksana yan tidak hadir dalam rapat
tanggal 12 Desember 2018 paling lambat
sampai Senin, 17 Desember 2018, bila sudah
rampung semua maka akan segera naik cetak
laporan EITI 2016 ini dan kemungkinan tahun
2019 sudah dapat didistribusikan.
Indonesian Mining Awards 2018
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 25 |
Asosiasi Pertambangan Indonesia (API-IMA)
telah menggelar Indonesia Mining Award
2018 yang bertujuan untuk mengapresiasi
perusahaan tambang dengan kinerja terbaik
dalam beberapa aspek dan memberikan
motivasi pada semua pihak agar
meningkatkan kinerja masing-masing
sehingga bisa memberi kontribusi lebih besar
lagi bagi bangsa dan juga masyarakat.
Apresiasi tersebut diberikan dalam bentuk
penghargaan, dimana dalam ajang tersebut,
turut hadir Menteri Energi Sumber Daya
Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dan Direktur
Jenderal Mineral dan Batubara Bambang
Gatot Ariyono.
Ketua IMA Ido Hutabarat mengungkapkan
bahwa sejumlah pencapaian di sektor
pertambangan, seperti penyerapan tenaga
kerja, lingkungan, dan kontribusi terhadap
penerimaan negara, menjadi bentuk
komitmen dan hasil kerja keras dari
perusahaan-perusahaan yang bergerak di
sektor pertambangan, Ia pun menyoroti
kontribusi perusahaan pertambangan dalam
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 26 |
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang
tahun ini telah melampaui target. Pasalnya,
data per November 2018 menunjukkan
realisasi PNBP sudah mencapai Rp. 42 triliun,
lebih tinggi dari target pemerintah sebesar
Rp. 31,09 triliun. Dengan capaian ini,
pemerintah pun percaya diri untuk
menargetkan PNBP sektor pertambangan
sebesar Rp.41,82 triliun.
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengapresiasi
kontribusi dan capaian terhadap PNBP di
sektor minerba tersebut.Selain soal PNBP,
Ignasius Jonan juga menyoroti tentang
penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN) di sektor minerba.Jonan menilai TKDN
di sektor ini sudah bagus, yakni mencapai
76%.Adapun, dalam IMA Award 2018 ini, ada
sejumlah perusahaan yang meraih
penghargaan dari delapan kategori. Dengan
daftar sebagai berikut:
Pertama, kategori perusahaan dengan
pembayar PNBP terbesar adalah PT Kaltim
Prima Coal.
Kedua, kategori Perusahaan dengan
Pengelolaan Lingkungan Terbaik adalah PT
Kaltim Prima Coal (Batubara) dan PT Aneka
Tambang (UBEP Pongkor-Mineral).
Ketiga, Perusahaan Pengelola Keselamatan
Pertambangan Terbaik adalah PT Adaro
Indonesia (Batubara) dan PT Vale Indonesia
(Mineral).
Keempat, Perusahaan dengan Realisasi
Investasi Terbaik berdasarkan RKAB adalah PT
Indominco Mandiri (Batubara) dan PT
Freeport Indonesia (Mineral).
Kelima, Perusahaan Penyuplai batubara
tertinggi adalah PT Kideco Jaya Agung
(PKP2B) dan PT Bukit Asam,Tbk (IUP).
Keenam, Perusahaan yang sudah Berupaya
Menggunakan Produk Dalam Negeri adalah
PT J. Resources Bolaang Mongondow
Ketujuh, Perusahaan dengan Penerapan
Konservasi Mineral Ikutan Terbaik adalah PT.
Timah, Tbk.
Kedelapan, Perusahaan Jasa Pertambangan
yang Melakukan Kaidah Pertambangan
Terbaik adalah PT. Pama Persada Nusantara
Kesembilan, Tokoh
Indonesia yang
berkontribusi
terbesar di sektor
pertambangan
Indonesia adalah
Almarhum DR.
Soetaryo Sigit
Perkenalan Perusahaan Lumut Maritime
Terminal Sdn Bhd
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 27 |
Tanggal 13 Desember 2018, Perwakilan APBI
(Suharsono) memenuhi undangan pertemuan
terkait perkenalan perusahaan Lumut
Maritime Terminal Sdn Bhd. Acara di pandu
oleh Mr. Mubarak Ali (Chief Executive Officer)
dan dihadiri oleh beberapa rekanan kerja
Lumut Port, perwakilan PT. Kaltim Prima Coal
dan beberapa undangan lainnya.
Dalam kesempatan ini Mr.Mubarak Ali
menyampaikancompany profile Lumut
Maritime Terminal Sdn Bhd. Lumut Port yang
secara strategis terletak di Selat Malaka, di
pantai barat Semenanjung Malaysia, di Perak.
Pelabuhan ini didirikan sebagai Pelabuhan
Negara dan katalis untuk pertumbuhan
ekonomi, pembangunan dan industrialisasi
Negara dan bangsa pada umumnya. Lumut
Maritime Terminal Sdn Bhd diresmikan pada
24 Juli 1995 dan telah beroperasi selama
lebih dari 20 tahun. Pada tahun 2002, Lumut
Port mulai mengoprasikan dan mengelola
Terminal Massal Lekir. Lumut Port Industrial
Park menyediakan lahan
yang dapat berkontribusi pada
Pelabuhan.Pada tahun 2016, Lumut Maritime
Terminal telah mendapatkan sertifikasi ISO
9001: 2015.
Selanjutnya CEO Lumut Maritime Terminal
Sdn Bhd menjelaskan posisi bisnis dari
Lumut Port ini yaitu semua transaksi
langsung di lakukan antara penjual dan
pembeli, sehingga posisi Lumut Port hanya
sebagai penyedia pelabuhan yang berfungsi
untuk memperlancar transaksi bisnis antara
penjual dan pembeli. Lumut Port dalam hal
ini memberi service kepelabuhan sehingga
para penjual barang yang memerlukan
dukungan pelabuhan akan terbantu. Biaya
service yang akan dikenakan kepada
pengguna merupakan biaya yang kompetitif
dan sangat negosiable. Lumut port mengajak
semua pengguna yang memerlukan
pelabuhan di selat Malaka bisa bekerjasama
di kemudian hari.
Saat ini Lumut Maritime Terminal Sdn Bhd
menyediakan fasilitas beberapa jenis kargo
yaitu: Dry Bulk, Liquid Bulk, Break Bulk
untuk pergudangan atau
transshipment dan ditawarkan
untuk investor lokal dan asing
Seminar Pemakaian B-20 di Industri
Pertambangan
APBI-ICMA REPORT DESEMBER2018 28 |
Pada tanggal 6 Desember 2018 bertempat di
Hotel Grand Sahid Jakarta diadakan Seminar
Pemakaian B-20 di Industri Pertambangan
oleh Majalah Tambang bekerjasama dengan
ASPINDO. Pada awalnya acara ini
direncanakan dibuka oleh Bapak Wakil
Menteri ESDM Archandra Tahar, akan tetapi
karena beliau berhalangan hadir maka acara
dibuka oleh Ibu Andriah Feby Misna (Direktur
Bioenergi Direktorat Bioenergi) Direktorat
Jenderal Energi Baru Terbarukan dan
Konservasi Energi (EBTKE). Dalam paparannya
Ibu Andriah Feby Misna menekankan tentang
Prioritas Pengembangan Energi Nasional
sebagai berikut :
1. Memaksimalkan penggunaan energi
terbarukan;
2. Meminimalkan penggunaan minyak bumi;
3. Mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi
dan energi baru;
4. Menggunakan batubara sebagai andalan
pasokan energi nasional;
5. Memanfaatkan nuklir sebagai pilihan
terakhir
Selanjutnya, Ibu Andriah Feby Misna
menjelaskan tentang tujuan Program
Mandatori Biofuel, sebagai berikut:
1. Mengurangi emisi GRK;
2. Kemandirian energi;
3. Stabilisasi harga CPO;
4. Hilirisasi Industri Sawit;
5. Memenuhi Target 23% EBT pada tahun
2025;
6. Mengurangi Impor BBM;
7. Memperbaiki defisit neraca perdagangan;
8. Menghemat devisa
Acara dilanjutkan dengan sesi Panelis dengan
menghadirkan beberapa Panelis, yaitu: Gema
(Pertamina), Abdul Rochim (Tim Teknis Energi
Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
(EBTKE) dan Bambang Tjahjono (Direktur
Eksekutif ASPINDO) dengan moderator Budi
Santoso.
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 29 |
Panelis dari Pertamina (Gema) menjelaskan
tentang perkembangan kesiapan Pertamina
dalam mendukung mandatori B20 dimana
secara umum Pertamina telah siap untuk
mendukung pelaksanaan mandatori B20 di
seluruh Indonesia dengan mempersiapkan
semua infrastruktur yang ada. Panelis kedua
Abdul Rochim (Tim Teknis EBTKE)
menjelaskan tentang beberapa panduan
penggunaan B20 termasuk menjelaskan
kharakteristik B20, dimana menurut beliau
sebenarnya B20 bersifat membantu
membersihkan semua kotoran yang ada di
mesin, sehingga akan terbentuk endapan di
filter, akan tetapi bila mesin sudah bersih
maka akan endapan yang terbentuk akan
semakin sedikit.
Panelis ketiga Bambang Tjahjono (ASPINDO)
menjelaskan tentang kelebihan dan
kekurangan biodiesel. Lebih lanjut Bambang
Tjahjono menyampaikan beberapa
permasalahan dalam penerapan B20 antara
lain: tentang mekanisme penyimpanan,
keterlambatan pasokan, subsidi selisih harga
yang belum terealisasi dan beberapa hal
lainnya.
Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab
dan akhirnya ditutup dengan penyampaian
akhir dari Ibu Andriah Feby Misna (Direktur
Bioenergi Direktorat Bioenergi) Direktorat
Jenderal Energi Baru Terbarukan dan
Konservasi Energi (EBTKE).
Seminar APINDO “The Future Digital
Transformation, Government & Private
Partnership”
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 30 |
Dalam sambutannya Ketua APINDO Hariyadi
B.Sukamdani mengungkapkan, adanya
penguatan konektivitas yang sejalan dengan
pertumbuhan pergerakan ekonomi baru di
daerah akan mendorong peningkatan
produktivitas dan daya saing nasional.
Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan dan merata sehingga
dapat dirasakan oleh seluruh lapisan
masyarakat.
Lebih lanjut Hariyadi B. Sukamdani
menjelaskan diperlukan sinergi antara swasta
dan pemerintah dalam menjawab sejumlah
tantangan tersebut. Sinergi tersebut
diharapkan mampu menjadi benchmarkyang
pada akhirnya dapat menjaga pertumbuhan
ekonomi nasional sekaligus menciptakan
lapangan kerja.
Dibagian lain menurut Ketua APINDO
Bidang Perhubungan Carmelita Hartoto
mengatakan bahwa seminar ini bertujuan
untuk mendapatkan masukan ataupun
usulan terkait peningkatan sinergi
pemerintah dan swasta nasional, terutama
dalam penguatan konektivitas nasional dan
menjawab tantangan persaingan dagang di
era transformasi digital saat ini. Dengan
demikian untuk menjawab tantangan ini,
dibutuhkan keterlibatan peran pemerintah
dan swasta nasional, sekaligus kesepahaman
dan sinergi antara pemerintah dan pelaku
usaha transportasi nasional dalam
merumuskan dan mencari cara penguatan
konektivitas nasional.
Pada tanggal 10 Desember
2018 bertempat di Hotel JS
Luwansa Jakarta, Direktur
Eksekutif APBI-ICMA Hendra
Sinadia menghadiri acara
seminar yang diselengggarakan
oleh APINDO dengan tema “The
Future Digital Transformation,
Seminar APINDO “The Future Digital
Transformation, Government & Private
Partnership”
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 31 |
Direktur Eksekutif APBI-ICMA hadir dalam
acara Diskusi Media yang diadakan oleh
Publish What You Pay Indonesia dengan
tema “ Catatan Akhir Tahun 2018 dan 4
Tahun Nawacita Jokowi-JK di Sektor Energi,
Migas dan Pertambangan” pada tanggal 21
Desember 2018 bertempat di Tjikini Lima
Restaurant & Cafe, Menteng Jakarta Pusat.
Hadir dalam Diskusi Media ini beberapa
pembicara yaitu Faisal Basri ( Pengamat
ekonomi), Fabby Tumiwa (Direktur Eksekutif
IESR), Haris Azhar (Direktur Eksekutif
Lokataru), Ahmad Hanafi (Direktur Eksekutif
IPC) dan Maryati Abdullah (Koordinator
Nasional PWYP Indonesia).
Awal tahun 2018, keputusan pembentukan
holding migas menandai integrasi BUMN
untuk menata pengusahaan negara di bidang
minyak dan gas bumi. Integrasi ini antara lain
ditujukan guna memperkuat struktur
permodalan, memaksimalkan pemanfaatan
cadangan gas dan pembagian peran hulu-hilir,
meningkatkan efisiensi anak-anak holding
BUMN, serta menyinergikan investasi modal
dan capital expenditure. Kini, efektifitas
holding ini dinanti-nanti publik guna
memaksimalkan pemanfaatan migas untuk
pemenuhan energi dan industri hilir dalam
negeri, serta mendorong semakin
profesionalnya Pertamian di tengah tuntutan
efisiensi dan peran pemenuhan BBM satu
Dalam Diskusi Media ini
dihasilkan beberapa ulasan,
analisis dan rekomendasi
penting yang dirangkum dari
situs PWYP Indonesia sebagai
berikut:
Pembentukan Holding
BUMN: Integrasi Sektor Migas
dan Jalan Panjang Divestasi
Freeport
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 32 |
harga, serta tuntutan peningkatan daya saing
di dunia migas. Sementara, holding BUMN
Pertambangan melalui Inalum menghadapi
fase panjang proses divestasi Freeport,
terutama dalam tahapan proses akuisisi
saham hingga mencapai 51%. Divestasi yang
ditargetkan selesai akhir tahun ini
mensyaratkan adanya penerbitan IUPK (Izin
Usaha Pertambangan Khusus), stabilitas
perpajakan, kewajiban pembangunan smelter,
dan penyelesaian masalah Iuran Izin Pinjam
Pakai Kawasan Hutan (IPPKH). Belum lagi,
biaya akuisisi saham oleh Inalum yang
mencapai US$ 3,85 miliar atau Rp 55,8 Triliun
(Kurs 14.500) inipun telah diambil keputusan
dengan menerbitkan obligasi valuta asing
(global bond) senilai US $ 4 miliar (US$ 3,85
miliar untuk pembayaran saham dan US$ 150
juta untuk refinancing).
Amandemen/Peralihan Izin kontrak Karya
dan Terminasi/Penawaran Wilayah Kerja
Migas
Setelah melalui proses yang panjang, proses
renegosiasi Kontrak Karya (KK) dan Perjanjian
Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara
(PKP2B) hampir tuntas dilakukan pada tahun
ini. Dari total 101 perusahaan dengan rincian
33 KK dan 68 PKP2B, hanya satu perusahaan
yang belum melakukan amandemen kontrak,
yakni perusahaan mineral, PT Kumamba
Mining. Meski demikian, hal ini seharusnya
telah dilakukan pemerintah sejak delapan
tahun yang lalu, mengingat Pasal 169
Undang-Undang (UU) Nomor 4 Tahun 2009
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
(Minerba) memandatkan penyesuaian
ketentuan kontrak pertambangan, kecuali
aspek penerimaan negara, paling lambat satu
tahun sejek beleid tersebut berlaku, yakni 12
Januari 2010. Catatan penting dari proses
renegosiasi KK dan PKP2B ini adalah absennya
transparansi. Transparansi merupakan hal
krusial agar publik dan segenap pihak
mendapatkan informasi yang benar dan
seimbang mengenai keadaan sesungguhnya
dari proses yang sedang berlangsung,
sehingga tidak terjadi informasi yang
asimetris, yang mana dapat memicu
kekeliruan-bahkan polemik publik yang tidak
sehat–akibat ketidaktahuan dan kurangnya
informasi. Standar transparansi dan
keterbukaan informasi publik menurut UU
juga mensyaratkan pemerintah untuk
memberikan alasan kebijakan dan argumen
yang sejelas-jelasnya kepada publik akan
dasar pertimbangan pengambilan keputusan
publik. Sementara di sektor Migas, tantangan
penerapan skema gross split mewarnai proses
terminasi dan penawaran (perpanjangan
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 33 |
maupun baru) bagi blok-blok Wilayah Kerja
Migas di seluruh Indonesia. Kebutuhan
peningkatan pencadangan migas dari kegiatan
eksplorasi menuntut skema gross split yang
semakin kompetitif. Demikian halnya dengan
tuntutan untuk tetap mempertahankan
bahkan meningkatkan kinerja produksi blok-
blok terminasi yang beralih ke Pertamina
seperti Blok Mahakam, Blok Rokan dan
sebagainya, menjadi tantangan tersendiri di
sektor ini. Demikian halnya dengan
pertanyaan mengenai eningkatan status Blok
Masela yang cukup ditunggu-tunggu tahun
ini. Pergantian Kepala SKK Migas tahun ini
mencatatkan pekerjaan rumah yang tidak
ringan, selain peningkatan kinerja lifting –
pencadangan migas – juga efisiensi cost
recovery dan perbaikan kontrol PSC menjadi
tuntutan publik di sektor hulu migas.
Sementara di Riau, akses masyarakat atas
Kontrak-Kontrak Migas masih saja mengalami
kendala di tengah semangat penerapan
transparansi dan tuntutan tata kelola yang
baik di sektor pemerintahan dan kebijakan
publik.
Evaluasi GNPSDA KPK: Capaian dan
Tantangan Reformasi di Sektor Minerba,
Migas dan Energi
Tahun 2018 ini, KPK bersama
Kementerian/Lembaga terkait dan Pemda
melakukan evaluasi pelaksanaan GNPSDA,
termasuk di sektor pertambangan mineral
dan batubara, serta sektor migas dan energi.
GNPSDA yang merupakan kegiatan koordinasi
dan supervisi KPK ini sedikit banyak telah
menunjukkan kemajuan berupa berkurangnya
IUP Non Clean and Clear, meningkatnya
penerimaan negara dan berkurangnya tagihan
piutang PNBP Minerba, pencabutan izin yang
tidak memenuhi ketentuan reklamasi dan
pasca-tambang, serta supervisi aspek lain
seperti sistem pengawasan produksi dan
penjualan serta pemenuhan kewajiban
hilirisasi dan peningkatan nilai tambah (PNT).
Evaluasi GNPSDA tahun ini secara umum
merekomendasikan adanya koordinasi yang
lebih interns lintas kementerian dan lembaga
khususnya dalam menyelesaikan persoalan
tumpang tindih kewenangan dan wilayah,
penguatan kelembagaan dan anggaran bagi
pengawasan sektor pertambangan dan migas,
pengembangan sistem monitoring yang
terintegrasi antara proses perizinan –
penerimaan negara – dan aspek sosial dan
lingkungan hidup. Salah satu bentuk
rekomendasi dari peningkatan dan integrasi
sistem tersebut diterbitkannya sistem daring
MOMS (Minerba Online Monitoring System)
dan One Map Geoportal, PWYP
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 34 |
mengapresiasi upaya tersebut dengan catatan
pengintegrasian tersebut diharapkan dapat
berjalan efektif baik dari sisi perizinan-
penerimaan negara dan aspek kepatuhan
sosial dan lingkungan, serta memastikan
transparansi dan saluran pengaduan publik
juga disediakan dengan baik.
Pembukaan “Beneficial Ownership” :
Penyiapan Sistem dan Efektivitas
Pencegahan Korupsi dan Aliran Dana Ilegal.
Penguatan Komitmen dalam Aksi OGP dan
Stranas Pencegahan Korupsi
Lahirnya Peraturan Presiden No.13 Tahun
2018 tentang prinsip mengenali pemilik
sesungguhnya (beneficial ownership) dari
perusahaan diapresiasi publik, yang menandai
komitmen Pemerintah untuk melaksanakan
pencegahan korupsi melalui tindak pencucian
uang dan aliran dana-dana ilegal. Komitmen
ini juga dicatat sebagai pelaksanaan peta jalan
EITI Indonesia dalam pembukaan BO, dan
juga menjadi komitmen rencana aksi
keterbukaan pemerintahan (Open
Government Partnership, OGP) dan Stranas
Pencegahan Korupsi Tahun 2018-2019.
Pembukaan BO ini juga dikerangkakan dalam
optimalisasi dan peningkatan penerimaan
negara, yang menjadi bagian dari penguatan
data pada kepesertaan Indonesia dalam
komitmen pertukaran informasi untuk
kepentingan perpajakan (Automatic Exchange
of Information, AEOI) yang dimulai bulan
September tahun 2018 ini. Sebagai catatan
dan rekomendasi, proses pengumpulan data
BO dan integrasi sistem perlu dipersiapkan
dengan baik, termasuk akses masyarakat
menjadi penting untuk meningkatkan
pengawasan dan mencegah dampak tindak
korupsi dan aliran dana ilegal bagi publik.
Kebijakan pembukaan BO ini juga perlu diikuti
dengan kebijakan lain seperti pencegahan
konflik kepentingan dalam kebijakan publik
dan bisnis, serta kebijakan integrasi dan
deklarasi harta dan kekayaan pejabat, guna
memastikan sektor publik tidak digunakan
untuk kepentingan memperkaya segelintir
orang dan kelompok mengingat banyaknya
bisnis-bisnis yang ditengarai memiliki
hubungan dan dipengaruhi oleh person-
person politik (politically exposed persons–
PEPs).
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 35 |
Revisi Undang-Undang Migas dan
Pertambangan : Jalan ditempat (DPR) atau
Tersendat
Kebijakan perluasan penggunaan B-20 :
Efektivitas antara Hilirisasi Pertambangan,
Energi Terbarukan dan Pengendalian
Deforestasi
Per 1 September 2018, pemerintah
menetapkan kebijakan perluasan mandatori
penggunaan B20 ke sektor non-PSO lainnya,
seperti pertambangan, ketenagalistrikan,
perkeretaapian, manufaktur dan sebagainya.
Kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi
tekanan terhadap defisit transaksi berjalan
(Current Account Deficit/CAD) melalui
pengurangan impor solar. Sekaligus dapat
dijadikan sebagai instrumen pengendalian
harga komoditas, termasuk komoditas
pertanian (Agustian dkk. 2015). Selain itu,
perluasan B-20 diharapkan mempercepat
proses transisi energi dari fosil menuju energi
terbarukan. Dalam pelaksanaannya, kebijakan
ini mengalami berbagai macam persoalan di
lapangan. Mulai dari kebijakan alasan tujuan
jangka pendek untuk menyelamatkan rupiah;
Macetnya pasokan FAME dan kendala
distribusi; serta problematika kelembagaan
dan tata kelola komoditas kelapa sawit.
Kebijakan perluasan mandatori B-20 ternyata
ditengarai belum mampu untuk
menyelesaikan persoalan perluasan lahan
sawit yang menjadi penyebab utama
deforestasi. Apalagi alokasi dana dari BPDPKS
yang seharusnya dapat dialokasikan untuk
pos-pos kegiatan riset, peremajaan sawit,
pengadaan sarana prasarana, pengembangan
SDM, sebagian besar dihabiskan untuk
insentif biodiesel. Ketidakpastian kebijakan B-
20 semakin kentara dengan kebijakan
Pemerintah yang menyetop sementara dana
pungutan ekspor minyak kelapa sawit dan
turunannya yang dikelola oleh BPDPKS per 4
Desember 2018 ini.
Defisit Fiskal Migas dan Ketergantungan
Energi Fosil : Diversifikasi Energi yang tidak
bisa ditawar lagi
komitmen pertukaran informasi untuk
kepentingan perpajakan (Automatic Exchange
of Information, AEOI) yang dimulai bulan
September tahun 2018 ini. Sebagai catatan
dan rekomendasi, proses pengumpulan data
BO dan integrasi sistem perlu dipersiapkan
dengan baik, termasuk akses masyarakat
menjadi penting untuk meningkatkan
pengawasan dan mencegah dampak tindak
korupsi dan aliran dana ilegal bagi publik.
Kebijakan pembukaan BO ini juga perlu diikuti
dengan kebijakan lain seperti pencegahan
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 36 |
konflik kepentingan dalam kebijakan publik
dan bisnis, serta kebijakan integrasi dan
deklarasi harta dan kekayaan pejabat, guna
memastikan sektor publik tidak digunakan
untuk kepentingan memperkaya segelintir
orang dan kelompok mengingat banyaknya
bisnis-bisnis yang ditengarai memiliki
hubungan dan dipengaruhi oleh person-
person politik (politically exposed persons–
PEPs).
Kuota Produksi dan DMO Batubara : Antara
Inkonsistensi Pengendalian Produksi dan
Insentif bagi Pengusaha
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019 memandatkan
pengendalian produksi batubara, yakni
maksimal 406 juta ton di tahun 2018.
Nyatanya, pemerintah pada tahun 2018
menetapkan target produksi batubara
nasional sebesar 485 juta ton. Tak hanya itu,
pemerintah justru mengeluarkan kebijakan
insentif penambahan produksi batubara
melalui Kepmen ESDM 1395 K/30/MEM/2018
tentang Harga Jual Batubara untuk
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Kepentingan
Umum yang mengatur insentif kenaikan
produksi sebesar 10% bagi perusahaan yang
memenuhi ketentuan DMO 25% dengan
harga jual USD 70 per ton. Meski pelaksanaan
pemberian insentif tidak serta merta dapat
dilakukan, namun hal ini sudah
mencerminkan rendahnya komitmen
pemerintah dalam melaksanakan
pengendalian produksi batubara secara
konsisten. Bahkan, pemerintah kembali
menambah alokasi produksi batubara tahun
ini sebesar 100 juta ton untuk kebutuhan
ekspor melalui Kepmen ESDM No.1924
K/30/MEM/2018 dengan dalih meningkatkan
devisa negara mengingat harga batubara di
tahun 2018 sempat menyentuh angka
tertinggi dalam lima tahun terakhir. Sehingga
target produksi mencapai 585 juta ton. Target
produksi menjadi tak terkendali dan terus
mengejar tuntutan pasar ekspor. Sementara
kewajiban DMO sebesar 25% belum
sepenuhnya terpenuhi. Hingga Juli 2018,
pemenuhan DMO baru 69 juta ton,
sementara target DMO nasional mencapai
131 juta ton. Sektor ini dihadapkan pilihan
pelik, antara pengendalian produksi dan
insentif bagi pengusaha.
UMBRA Strategic Legal Solutions Merupakan salah satu perusahaan konsultan hukum. Kami ucapkan selamat bergabung sebagai Anggota Mining Service di APBI-ICMA Telkom Landmark Tower, Tower 2, 49th Floor Phone : (+62) 21 5082 0999 M&A, Restructuring, Technology, and State-Owned Enterprises: Email: [email protected] Power & Infrastructure: Email: [email protected] Financial Institutions, Technology and Financing: Email: [email protected] Energy, Environment & Extractive Industries: Email: [email protected] Capital Market & State-Owned Enterprises: Email: [email protected] Foreign Direct Investment & Government Relations: Email: [email protected]
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 37 |
Dewan Pengurus APBI-ICMA periode 2018 – 2021 :
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 38 |
Tim Sekretariat APBI-ICMA :
APBI-ICMA REPORT DESEMBER 2018 39 |
Suharsono | Office Manager
Linda Nurmala Apriyanti | Secretary
Wahyu Adharyati | Accounting & Finance
Marvin Gilbert | External Relation Specialist
Rostina S. Sikumbang | Administration Staff
CONTACT US
Menara Kuningan Building,
1st Floor, Suite A, M & N
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-7Kav. 5
Jakarta Selatan 12940 - INDONESIA
ADDRESS
+62-21 3001 5935
+62-21 3001 2477
www.apbi-icma.org
PHONE & EMAIL
Twitter : @APBI_ICMA
Youtube : APBI ICMA
Instagram : apbi.icma
SOCIAL MEDIA