implementasi hyogo framework for action di asia-pacific

86

Upload: truonglien

Post on 17-Dec-2016

236 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific
Page 2: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific
Page 3: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 1

UNISDR Informs

Sebuah majalah dari Strategi Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengurangan Bencana (United Nations InternationalStrategy for Disaster Reduction) yang meliputi bidang pencegahan dan peringanan bencana untuk semua masyarakat daerah AsiaPasifik.

UNISDR INFORMSA magazine from the United NationsInternational Strategy for DisasterReduction that covers the field ofdisaster prevention and mitigation forall people of the Asia Pacific region.

Aceh 2005. Photo, OCHA/Joerg-Meier

Page 4: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific2

Terbitan ketiga dari “DisasterReduction in Asia Pacific - UNISDRInforms” ini merupakan edisi yangtebal karena mengkompilasiinformasi tentang semua kejadiandan inisiatif yang berkaitan denganpengurangan resiko bencana didaerah Asia dan Pacific sejakTsunami Samudera Hindia tahun2004 dan Konferensi Dunia tentangPengurangan Bencana tahun2005 ( World Conference onDisaster Reduction - WCDR, January2005, Kobe, Japan). Edisi ini memuat“Laporan Khusus” yang terperincitentang aktifitas yang berhu-bungan dengan tsunami di AsiaPacific serta informasi dasar tentanghasil WCDR.

Sekretariat UNISDR, saat mulaiterbentuk keberadaannya di Asiadan Pacific di bulan Juli 2005 dikomplek UNESCAP Bangkok,mengambil kesempatan untukmemulai kontak dengan mitranasional dan regional sertamenyelesaikan ringkasan usulanaktifitas pengurangan resikobencana seperti halnya melakukanproses pembuatan laporan awaltentang implementasi Dari HyogoFramework for Action (HFA) didaerah ini.

Mengingat hal tersebut di atas,beberapa artikel harus dihilangkanuntuk edisi ini, meskipun pasti akandimuat untuk edisi yang akandatang, yang diharapkan akan bisaterbit setiap dua tahun sekali.

Pada kesempatan ini, kamimenyampaikan penghargaansetinggi tingginya kepada paramitra yang telah memberikankontribusi isi dan foto kepada kamidan mengharapkan terpeliharanyakerjasama yang penuhkeberhasilan ini dengan Andasekalian untuk memastikan bahwakekayaan pengetahuan dankeahlian tentang manajemenpengurangan resiko bencana didaerah Asia dan Pacific sungguhtercerminkan dengan baik ditingkat regional maupun globalserta terpelihara dan terusditingkatkan, demi peningkatanperlindungan dan ketahananmasyarakat di daerah yang rawanterhadap bencana yang akandatang.

-Tim UNISDR Asia Pasifik

NESCAP dengan senang hati menyambut penerbitan “Disaster Reduction inAsia and the Pacific - ISDR Informs” sebagai bagian dari usaha bersama untuk

U N I S D RI N F O R M S

Editorial

Oleh : Mr Kim Hak-Su,United Nations Under-Secretary-General and Executive Secretary,Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP)

Umempromosikan implementasi dari Hyogo Framework for Action (HFA), 2005-2015, yang telah disetujui di World Conference on Disaster Reduction (WCDR)pada bulan Januari 2005. Untuk Asia dan Pasifik, sebagai salah satu daerah terseringterjadi bencana di dunia, usaha semacam ini memang sangat diperlukan untukmemelihara momentum dan perhatian akan pengurangan resiko bencana yangdilakukan oleh WCDR dan untuk mengerahkan sumber daya dan komitmenkerjasama regional yang lebih efektif di dalam implementasi HFA.

Sejak diselenggarakan WCDR, telah terjadi peningkatan kerjasama yangsignifikan antara UNESCAP dan UNISDR seperti halnya dengan mitra regionallainnya yang terkait dalam promosi pengurangan resiko bencana. UNESCAP dengansenang hati membuka Kantor Regional UNISDR yang baru untuk Asia dan Pasifikdi dalam komplek Perserikatan Bangsa-Bangsa di Bangkok, (dimana beberapakantor agency mitra PBB telah berada di sana) dan dengan hangat menyambutkolaborasi yang lebih kuat dengan Sekretariat UNISDR di bidang yang berkaitandengan pengurangan resiko bencana. Kedekatan secara fisik ini tentu sajamemudahkan interaksi antar agensi dan mendorong terjadinya beberapa aktivitasbersama yang berhubungan dengan implementasi HFA dan pengintegrasianpengurangan dan pencegahan bencana ke dalam pengembangan sistem peringatandini terhadap tsunami.

Adalah penting bahwa, dalam semua aktivitas bersama ini, kerjasama antaraSekretariat UNISDR dan UNESCAP merupakan wujud dari promosi dan revitalisasiKemitraan UNISDR Asia, yang meliputi UNDP, OCHA, ADPC dan ADRC, gunamemperoleh dampak yang lebih efektif dan berkelanjutan dalam pengurangan resikobencana di tingkat regional.

Sebuah kerjasama dalam merencanakan berbagai langkah tentu saja sangatpenting, terlebih saat kita telah menyaksikan suatu peningkatan biaya ekonomi yangtajam di daerah Asia Pasifik untuk bencana alam selama 15 tahun terakhir. Sepanjang15 tahun yang lalu, kerusakan yang tahunan telah hampir mencapai tiga kali lipatmenjadi US$ 29 milyar dari rata-rata tahunan sebesar US$ 10.6 milyar selama limadekade sebelumnya. Lebih dari itu, selama periode tahun 1900 ke 1985, kerugianekonomi akibat bencana alam di daerah ini tercatat mencapai 25 persen dari totalkerugian ekonomi sedunia akibat bencana alam. Kerugian ekonomi daerah inisekarang telah meningkat menjadi 49 persen dari total kerugian ekonomi duniaakibat bencana alam untuk periode 1900- 2005.

Di dalam konteks itu , UNESCAP melihat peluang terjalinnya sinergi usaharegional yang lebih besar, seperti usaha yang berhubungan dengan peningkatankesadaran publik tentang pengurangan resiko bencana dimana UNESCAP selalumengadakan peringatan Hari Internasional untuk Pengurangan Bencana setiap tahunsejak 1990.

UNESCAP sekarang telah mengambil peran yang lebih aktif dalam penguranganresiko bencana di daerah ini melalui pengadaan suatu dana perwalian regional dalammendukung penyediaan sistem peringatan dini untuk tsunami dan bencana alamlainnya di Samudera Hindia dan Asia Tenggara serta pengembangan proyekpercobaan tentang pembangunan ketahanan masyarakat terhadap bencana melaluikemitraan.

Dengan menguatnya perhatian UNESCAP dalam pengurangan bencanabekerjasama dengan UNISDR, para anggota Kemitraan UNISDR Asia dan mitraregional penting lainnya, saya menantikan suatu era baru kemitraan yang berdampakkuat pada pengurangan resiko bencana di daerah Asia dan dan Pacific sertamenyambut penerbitan ini sebagai gambaran tentang kekayaan pengetahuan dankeahlian di bidang pengurangan resiko bencana di daerah kita.

Page 5: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 3

Pengurangan Bencana di Asia & Pacific-UNISDR Informs adalah suatu usahakolaboratif dari Asian Disaster PreparednessCentre (ADPC), Asian Disaster ReductionCentre (ADRC), UN Economic Commission forAsia and the Pacific (UNESCAP), UN Develop-ment Programme (UNDP) Regional CentreBangkok, UN Office for the Coordination ofHumanitarian Affairs Regional Office forAsia Pacific (UNOCHA-ROAP) serta UNInternational Strategy for Disaster Reductionfor Asia & Pacific (UNISDR Asia & Pacific)yang bersama-sama merepresentasikanKemitraan ISDR Asia.

Pengurangan Bencana di Asia & Pacific-UNISDR Informs diterbitkan setiap duatahun sekali. Silakan mengirimkan kontribusidan komentar ke: [email protected]

UNISDR Senior Regional Coordinator,Joseph Chung

Substantive Production, Christel Rose

Editor, Alain Valency R.

Design, Toby Gibson, Christel Rose

Cover photo, UNICEF Maldives/Pirozzi

Cover design, Mario Barrantes

Technical Production, Roopa Rakshit,Asian Disaster Preparedness Center (ADPC)

Photo creditsSEEDS, OCHA-ROAP, OCHA Kobe, UNDP-BCPR Delhi, UNESCO Jakarta, IOC, ADPC,ADRC, IFRC, UNISDR Asia & Pacific, UNISDRGeneva and PPEW, UN Tsunami SpecialEnvoy, Toby Gibson, Dr Simon Baker, AkshatChaturvedi, LIPI, BRR Nad-Nias

Informasi lebih lanjut tentang KemitraanISDR Asia tersedia di www.unisdr.org/asiapacific

Anggota Kemitraan ISDR Asia dapatdihubungi di alamat internet berikut:

• Asian Disaster Preparedness Centre(ADPC)www.adpc.net

• Asian Disaster Reduction Centre(ADRC)www.adrc.or.jp

• UNDP Regional Centre [email protected]

• United Nations Economic Commissionfor Asia and Pacific (UNESCAP)www.unescap.org

• United Nations Office for theCoordination of Humanitarian AffairsRegional Office for Asia and the Pacific(UNOCHA-ROAP)www.ochaonline.un.org/roap

• United Nations International Strategyfor Disaster Reduction (UNISDR) Asia &Pacificwww.unisdr.org/asiapacific

Pernyataan: Informasi dan Opini yangdisampaikan dalam publikasi ini tidak secaraotomatis mencerminkan kebijakan UNISDR

U N I S D RI N F O R M S

UNISDR GLOBAL 4Konferensi Dunia tentang Pengurangan Bencana Sistem UNISDR yang diperkuat

Kampanye Dunia untuk Pengurangan Bencana

BERITA REGIONAL 8UNISDR membuka kantor regional untuk Asia Pasifik Kemitraan UNISDR dalam Pengurangan Resiko

Bencana Hari Internasional untuk Pengurangan Bencana Tenaga Ahli Asia mendapat penghargaan

Hari manajemen bencana ASEAN Stasiun Penyiaran Asia dilibatkan dalam usaha global Website

UNISDR Asia-Pasifik Microfinance untuk pengurangan resiko bencana

Kampanye dunia UNISDR di daerah Asia Pasifik

MITRA KERJA 16Kemitraan dan aktifitasnya, dari Vietnam sampai Afganistan

INISIATIF REGIONAL DALAM MANAJEMEN BENCANA 23Bantuan dari kantor regional UN-OCHA Rencana Aksi DIPECHO Proyek Interface Bencana-Konflik

Pengurangan Bencana Badai Tropis di Teluk Bengal Pelembagaaan Manajemen Resiko Bencana Berbasis

Masyarakat Mainstreaming Manajemen Resiko Bencana kedalam pembangunan Pengurangan

Resiko Bencana di Asia Tengah Kasus Maldives Pengintegrasian Pengurangan Resiko Bencana ke

dalam pembangunan Mekanisme Finansial

AREA FOKUS TEMATIS 28Bencana Air, Pantai, dan Kenaikan Permukaan Air Laut Teknologi Ruang Angkasa dalam Manajemen

Bencana Pertimbangan Gender Langkah-langkah inovatif dalam Pengurangan Resiko Bencana,

Kesiapsiagaan

INISAIATIF DAN PROYEK YANG BERKAITAN DENGAN PENDIDIKAN 33Studi kasus sekolah-sekolah di India SEED dan ADRRN Sekolah Lapangan Iklim Perpustakaan

Lapangan UNISDR Pengurangan Resiko Bencana dalam pendidikan non-formal “Local Wisdom Award”

Program Kesiapsiagaan Bencana Sekolah di Indonesia Komunikasi dalam Situasi Darurat

PELUANG PELATIHAN TENTANG MANAJEMEN BENCANA 40Kursus Pelatihan Spesifik

HAK SUMBER DAYA DALAM KONTEKS BENCANA 42Hak sumber daya dalam rekonstruksi dan pemulihan berkelanjutan paska bencana

TSUNAMI SAMUDERA INDIA TAHUN 2004: SATU TAHUN KEMUDIAN 44Penguatan Sistem Peringatan Dini Prestasi dan Kemajuan EWC III, Konferensi Internasional tentang

Peringatan Dini Konsorsium Global Di Peringatan pertama... Dana Sumbangan Tsunami Regional

Sistem Peringatan Dini Tsunami Asia milik AS UNESCAP Memperoleh Dana dari Republik Korea

Program Regional UNDP Sambutan Clinton buat UNESCAP Aktivitas UNESCO di Indonesia Bantuan

dari UNU untuk Srilanka Exercise Pacific Wave 06 Komunikasi Inisiatif Database Pringatan dini

IMPLEMENTASI HYOGO FRAMEWORK FOR ACTION DI ASIA-PASIFIK 67Pengaturan Institusional Pembangunan Kemitraan Contoh Sukses Komunitas Lokal Pesan-pesan

Tingkat Tinggi

PUBLIKASI DAN MULTIMEDIA 78

Daftar Isi

Page 6: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific4

PROSES PERSIAPAN

UNISDR Global

2005 World Conferenceon Disaster Reduction:sebuah tonggak pentingdalam sejarah penguranganbencana alam.

Konferensi Dunia tentang Pengurangan Bencanakedua (World Conference on Disaster Reduction -WCDR II) diselenggarakan di Kobe, Jepang, daritanggal 18 sampai 22 Januari 2005. Melalui resolusiMajelis Umum PBB A/RES/58/214, konferensitersebut terlaksana dan berhasil membuat rencana-rencana untuk 10 tahun mendatang, setelahterhenti beberapa lama tanpa membuat kemajuanyang berarti di bidang pengurangan resiko bencanaalam sejak konferensi dunia pertama yangdiselenggarakan di Yokohama, Jepang, tahun 1994.

Konferensi tersebut diselenggarakan ketika duniasedang berduka atas korban-korban bencana Tsu-nami Samudera Hindia yang belum pernah terjadisebelumnya. Konferensi ini dilaksanakan 23 harisetelah bencana Tsunami terjadi. Hal ini mendorongSekretaris Jenderal PBB Mr Kofi Annan untukmembuat pernyataan: “Sangat jarang sebuahtragedi membuat sebuah konferensi menjadi sangattepat dari sisi topik dan waktunya semacam ini”.

arena Majelis Umum PBB telah meminta secretariatUNISDR untuk menjadi panitia penyelenggaraKonferensi, maka sebuah unit khusus dibawah

sekretariat UNISDR dibentuk untuk mengkoordinasi seluruhproses. Sebuah Komite Persiapan dari awal sampai akhir jugadibentuk, dipimpin oleh sebuah Biro yang terdiri dari 5 negaraanggota PBB yang mewakili kelompk regional, ditambahnegara penyelenggara (Jepang) sebagai anggota ex-officio. Biroini memimpin diskusi dalam meninjau kembali keorganisasiandan persiapan-persiapan penting untuk konferensi.

Sesi pertama dari Komite Persiapan yang dilaksanakan diGenewa pada bulan Mei 2004 dan dilanjutkan dengan Sesikesembilan UN Inter-Agency Task Force on Disaster Reduction(IATF/DR) serta Sesi kedua yang dilaksanakan pada bulanOktober 2004 juga di Genewa dan dilanjutkan dengan Sesikesepuluh IATF/DR, menjadi motor penggerak yangmendorong diskusi-diskusi subtantif dalam WCDR II. Diantarasesi-sesi Komite Persiapan tersebut, sejumlah konsultasidiselenggarakan di bawah petunjuk Biro.

Kontribusi yang substantif juga dibuat melalui berbagaijalan:

K

Sebuah dialog online dengan dukungan dari UNDP dari 15Juni sampai 15 Juli 2004 untuk mendiskusikan area-area1

penting untuk tindakan selanjutnya dalam menerapkanpengurangan resiko bencana alam di tahun 2005-2015. Hasildari diskusi ini memberikan kontribusi langsung dalampeninjauan kembali “Strategi dan Rencana Kerja Yokohamauntuk Dunia yang lebih aman (Yokohama Strategy and Plan ofAction for a Safer World)” tahun 1994 dan secara tidak langsungdalam konsultasi intergovernmental dalam sebuah usulankerangka kerja 2005-2015 sebelum konferensi.

Karena partisipasi yang nyata dari negara yang berwenangadalah sangat penting untuk menjadikan konferensi ini

2produktif, Sekretariat UNISDR meminta pemerintah-pemerintahnasional untuk mengupayakan laporan dan informasi nasionaldalam pengurangan bencana alam, yang mendorong otoritasdan kebijakan nasional di bidang pengurangan bencana alamdalam mengupayakan informasi untuk mengidentifikasikan

UNISDR GLOBAL

Page 7: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 5

Diskusi-diskusi yang diadakan di sejumlah pertemuandaerah dan tematik yang diselenggarakan oleh agen-agen

PELAKSANAAN

Konferensi WCDR terdiri atas tiga proses utama yaitu: segmenantar pemerintah, segmen tematik dan forum publik.

Segmen Antar pemerintah (Intergovernmental Segment)Segmen antar pemerintah, dengan delegasi lebih dari 160Negara Anggota PBB, menjadi tempat para delegasi untukmembuat pernyataan umum tentang isu penguranganbencana. Disamping siadang Pleno, suatu Komite Utama(Komite Perencanaan) juga diadakan untuk tujuan perundingandan perencanaan. Ketua Komite Perencanaanmempresentasikan teks hasil akhir dari dokumen yangdirundingkan (Hyogo Framework for Action and Hyogo Decla-ration) kepada Konferensi pada hari terakhir Konferensi untukdipakai oleh WCDR.

3mitra di berbagai lokasi memberikan kontribusi pada prosespersiapan dari perspektif mereka yang relevan.

Komite Perencanaan yang dibentuk oleh Komite Persiapan,dipercaya untuk mencermati dan membuat dokumen hasil4

tiga konferensi, yaitu: Review of the Yokohama Strategy, HyogoFramework for Action 2005-2015, dan Hyogo Declaration. Duadokumen terakhir dirundingkan oleh Komite di Genewa,kemudian oleh Komite Utama di Kobe. Pertemuan pertama dariKomite Perencanaan diadakan pada tanggal 9 November 2004di Genewa, dan diikuti oleh beberapa pertemuan lagi sampaitanggal 17 Desember 2004. Pekerjaan perencanaan kemudian

Selama diskusi dan konsultasi, Sekretariat UNISDRmenerima berbagai masukan dari masyarakat sipil. Suatu5

kampanye kesadaran juga diselengggarakan untukmengingatkan media tentang Konferensi tsb dan untukmemberi penjelasan kepada mereka tentang pentingnyapengurangan resiko bencana. Usaha yang berhubungandengan media ini difokuskan terutama pada rangkaian bencanaalam sepanjang musim gugur dan musim dingin 2004-2005,yang puncaknya adalah bencana Tsunami di Samudera Hindiapada tanggal 26 Desember 2004.

kebutuhan-kebutuhan dan menjelaskan secara terperincirekomendasi kebijakan untuk proses persiapan WCDR.

dilimpahkan ke KomiteUtama yang dibentuk olehkonferensi di Kobe, dankomite ini pula yangmenyelesaikan duadokumen yangdirundingkan tsb.Konferensi membuatcatatan pada Yokohama Re-view dan menyetujui HyogoDeclaration dan HyogoFramework for Action.Komite Perencanaan danKomite Utama diketuai olehMr Marco Ferrari dari Swit-zerland.

Segmen Tematik (The-matic Segment)Segmen Tematik dibentukuntuk melengkapi diskusiatas hasil programpertemuan level antarpemerintah. SegmenTematik terdiri dari tiga sesiMeja Bundar Tingkat Tinggidan sejumlah Sesi Tematikyang dikelompokkanmenjadi lima Panel Tematik,seperti halnya Sesi Re-gional. Sebagian besarkegiatan berada di bawah

segmen ini, yang memyumbangkan peran yang substansialbagi konferensi, di semua bidang yang berhubungan denganpengurangan resiko bencana alam. Panel ini dipimpin oleh paraperwakilan pemerintah dengan didudung oleh berbagai agensi.

Forum publik (Public forum)Forum Publik terbuka bagi kalayak umum dan pesertakonferensi, terdiri dari workshop, stan pameran dan sesi poster.Dengan kira-kira 40,000 pengunjung dan peserta umum, Fo-rum Publik berpeluang untuk mempromosikan aktifitasorganisasi melalui presentasi, poster dan pameran publik, debat

UNISDR GLOBAL

sangat jarang sebuahtragedi membuat

konferensi yang sangatbertopik yang diadakanpada waktu yang tepat.

Page 8: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific6

terbuka, seminar dan berbagai kegiatan lain. Penyelenggaramencakup pemerintah, agensi PBB, organisasi internasional,LSM, institusi teknis dan sektor swasta.

Sesi Khusus tentang Tsunami Samudera HindiaMengingat dampak tragis dari tsunami Desember 2004 yangmembinasakan area dan masyarakat pantai daerah SamuderaHindia, WCDR mempersembahkan suatu Sesi Khusus tentangBencana di Samudera Hindia dengan judul: Pengurangan resikountuk masa depan yang lebih aman. Sesi ini menampungbanyak pernyataan dari wakil negara-negara yang terkenadampak dan menghasilkan suatu Statemen Umum yangmenekankan bahwa UNISDIR harus mengambil peran pentingdalamm mengidentifikasi, meneliti dan menyebarluarkansemua pelajaran yang dapat diambil dari bencana tsunami yangterbaru saja terjadi dalam rangka meningkatkan daya tahanmasyarakat pantai terhadap tsunami dan mengurangi dampakbencana yang serupa di masa mendatang. Sesi khusus ini jugamerekomendasikan untuk meningkatkan mekanismekoordinasi dan kerja sama regional agar dapat merespondampak bencana alam secara efektif serta mengundangorganisasi internasional untuk memasukkan strategipengurangan bencana regional ke dalam program kerjamereka. Pada kesempatan itu , Pemerintah Jerman menawarkandiri menjadi tuan rumah penyelenggaraan KonferensiInternasional ketiga tentang Peringatan Dini (Third Interna-tional Conference on Early Warning) pada tahun 2006 di Bonn,Jerman. Sejenak kesunyian terlihat di upacara pembukaankonferensi untuk mengenang korban Bencana SamuderaHindia.

HASIL

Empat dokumen kunci berikut, yang disetujui oleh 168 NegaraAnggota PBB yang hadir di Konferensi, adalah hasil utama dariKonferensi Dunia tentang Pengurangan Bencana kedua bulanJanuari 2005:

menggambarkan observasi yang kuat tentang penguranganresiko bencana global.

Tinjauan tentang Strategy Yokohama dan Rencana Kegiatanuntuk Dunia yang lebih aman (Review of the Yokohama1

Strategy and Plan of Action for a Safer World). Yokohama Re-view adalah suatu analisa tentang kemajuan yang dicapai sejaktahun 1994 (saat Konferensi Yokohama dilaksanakan) sampaisaat ini. Dokumen ini mencerminkan kondisi kesadaran saat inidan kemajuannya, batasan-batasan yang ada serta

Hyogo Framework of Action 2005-2015: MembangunKetahanan Negara dan Masyarakat terhadap Bencana:2

Berdasarkan pelajaran yang diambil dan adanya gap yangteridentifikasi dalam proses review terhadap Strategi Yokohama,Hyogo Framework mengidentifikasi lima prioritas dan beberapakegiatan yang kongkret dan spesifik yang perlu diterapkan ditingkat local, nasional dan internasional pada kurun waktu 2005-2015.

Deklarasi Hyogo: Deklarasi ini mencerminkan suatukehendak politis untuk meningkatkan perhatian terhadap3

pengurangan bencana dan menyadari pentingnyamenterjemahkan Hyogo Framework for Action kedalamtindakan kongkret pada semua level untuk mengurangi resikodan kerawanan bencana.

Statemen Umum dari Sesi Khusus tentang BencanaSamudera Hindia: Pengurangan Resiko untuk Masa Depan4

yang Lebih Aman: Pernyataan ini “menekankan kebutuhanakan Strategi Internasional untuk Pengurangan Bencana gunamengidentifikasi, meneliti dan menyebar luaskan semuapelajaran yang dapat diambil dari bencana Tsunami baru-baruini.” Statemen ini meminta secretariat ISDR untuk mengirimkanlaporan ke sesi inti dari Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (UN Eco-nomic and Social Council - ECOSOC) and sesi ke-60 MajelisUmum PBB. Statemen tersebut juga “meminta Dewan Ekonomidan Sosial untuk memasukkan mekanisme penguranganbencana regional ke dalam agenda sesi inti dari segmenpertemuan kemanusiaan tahun 2005.”

Empat dokumen tersebut mencerminkan suatu komitmenyang kuat dari masyarakat internasional untuk melakukan usahapengurangan bencana dan mulai bekerja dengan sebuahrencana kegiatan tertentu yang berorientasi hasil untuk kurunwaktu tahun 2005-2015. Deklarasi Hyogo, Hyogo Framework forAction 2005-2015 dan Statemen Umum adalah bagian darilaporan pelaksanaan konferensi. ●

Dokumen-dokumen tersebut di atas dan informasi tentang WCDRII yang relevan, termasuk juga Laporan Kesimpulan, dapat diaksesdi: ww.unisdr.org/wcdr

Menuju SistemUNISDR yanglebih kuat

yang bersifat promosi dan rencanainstitusional untuk langkah lebih lanjut .

Sebagaimana disetujui di HyogoFramework, Sistem UNISDR akan bekerjadengan mitra nasional, regional daninternasional dalam menjalankan fungsisebagai pendukung untuk menyediakanbantuan dan koordinasi dalam promosiimplementasi Hyogo Framework. Untukdapat menyelesaikan pekerjaan ini, darisudut pandang Hyogo Framework,sejumlah langkah-langkah telah dansedang diambil untuk memperkuatSistem UNISDR itu.

Unsur-unsur Utama dari sistem yangdiperkuat yang diusulkan adalah:

■ Sebuah forum global yang bernamaPlatform Global untuk PenguranganResiko Bencana (Global Platform for Di-saster Risk Reduction) dengankeikutsertaan Pemerintah disampingagensi PBB, organisasi regional danmasyarakat sipil. Sebagian peran forumini adalah untuk memberi masukan dankomitmen untuk mendukungimplementasi Hyogo Framework, danuntuk memandu berbagai jaringan danplatform yang berhubungan (iniberdasar pada UN Inter-Agency TaskForce on Disaster Reduction, yangberlaku dari tahun 2000 sampai 2005).Forum ini memiliki suatu KomitePenasehat Program (Programme Advi-sory Committee - PAC) untuk

isetujuinya Hyogo Framework forAction 2005-2015 (oleh Konferensi

Dunia tentang Pengurangan Bencanatahun 2005) telah menggerakkan secarabesar-besaran aktivitas penguranganbencana di seluruh dunia. Pemerintah,para agensi PBB dan organisasi regionalsudah mulai mendefinisi ulang rencanadan strategi nasional, sub-regional danregional serta menyiapkan kampanye

D

UNISDR GLOBAL

Page 9: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 7

Kampanye Duniauntuk PenguranganBencanaKAMPANYE DUNIA 2005

mengurangi hilangnya nyawa, matapencarian, sosial dan juga kerugianlingkungan yang disebabkan olehbencana. Tema kampanye dua tahun inimencerminkan lima prioritas yangtercantum di Hyogo Framework.

Tema Kampanye Dunia untukPengurangan Bencana 2006-2007:“Pengurangan Resiko Bencana Mulai dariSekolah” telah terpilih sebagai respon ataskeputusan Hyogo Framework for Action(HFA) untuk mejadikan pendidikanpengurangan bencana sebagai prioritasagenda nasional dalam mengurangidampak bencana dan mengurangikerawanan masyarakat yang tinggal didaerah yang sering terjadi bencana.

Ketika sebuah bencana datang, anak-anakadalah termasuk dalam kelompok yangyang paling rentan, khususnya merekayang menghadiri sekolah pada waktubencana. Dalam semua masyarakat, anak-anak merupakan harapan masa depan.Disamping itu, dikarenakan memilikijaringan langsung dengan kaum muda,sekolah dipertimbangkan secara universalsebagai institusi pendidikan, untukmenanamkan nilai-nilai budaya danmenyampaikan pengetahuan tradisionalmaupun konvensional ke generasi muda.Oleh karena itu, dalam melindungi anak-anak kita selama bencana alam diperlukandua prioritas langkah berbeda yang tidakdapat dipisahkan: pendidikan tentangresiko bencana dan keselamatan sekolah.

Untuk mengamankan masa depanmasyarakat kita, Sekretariat UNISDR danmitranya sudah menjadikan pendidikantentang resiko bencana dan fasilitassekolah yang lebih aman sebagai dua temakunci dari Kampanye Dunia tentangPengurangan Bencana tahun 2006-2007.Kampanye yang berjudul “ PenguranganResiko Bencana Mulai dari sekolah”,bertujuan untuk menmberitahu danmengerahkan Pemerintah, masyarakat danindividu untuk memastikan bahwapengurangan resiko bencana terintegrasisecara penuh ke dalam curriculum sekolahdi negara-negara yang beresiko tinggi danmemastikan bahwa gedung-gedungsekolah, dibangun atau didesain untuktahan terhadap bencana alam.

Kampanye tersebut akan dilaksanakanselama dua tahun, sampai akhir 2007, dansesudah itu akan terus berlanjut di bawahsponsor Dekade Pendidikan untukPengembangan Berkelanjutan UNESCO(UNESCO Decade of Education for Sustain-able Development). ●

ada tahun 2005, Kampanye Duniauntuk Pengurangan Bencana berfokus

memastikan adanya dukungan dankonsistensi terhadap program. Sebuahprogram kerja yang terintegrasi untukSistem UNISDR akan dikembangkanoleh PAC, didukung oleh SekretariatUNISDR.

■ Sebuah Badan PengawasanManajemen (Management OversightBoard - MOB) yang memberikan nasihattentang masalah strategi, manajerial danmobilisasi sumber daya kepada WakilSekretaris Jendral Urusan Kemanusiaandalam fungsinya sebagai ketua dariSistem UNISDR, dengan seorangperwakilan dari United Nations Develop-ment Group (UNDG) sebagai wakil ketua.

■ Sekretariat UNISDR sebagai suatukesatuan yang mandiri di dalamSekretariat PBB, dengan satu jalurtanggung-jawab kepada WakilSekretaris Jendral Urusan Kemanusiaan,untuk bertindak sebagai “perantara yangjujur”, katalisator dan titik fokus utamadi dalam Sistem PBB tentangpengurangan resiko bencana, untukterus mempromosikan rasa kepemilikandan komitmen terhadap penguranganresiko bencana dengan ke masyarakatnasional, regional, dan internasional,serta melaporkan kemajuannya.

■ Platform Nasional untuk PenguranganResiko Bencana (National Platforms forDisaster Risk Reduction) yang dibentukoleh Pemerintah di tiap negara, dengantanggung jawab sebagai forum nasionaluntuk koordinasi dan menindak lanjutiimplementasi Hyogo Framework sertadengan link yang sesuai ke Tim Negaraanggota PBB, jika memungkinkan.

■ Jaringan regional atau platformkoordinasi untuk kerjasama dalampengurangan bencana di tingkatregional dan sub-regional, termasukinter-agency task forces dan jaringanplatform nasional, untuk koordinasi danmainstreaming pengurangan resikobencana dalam setting regional, danuntuk jaringan advokasi dan informasi.

■ Platform Tematik atau jaringankeahlian dalam mendukung daerahprioritas yang diidentifikasi di HyogoFramework, yang dipimpin ataudidukung oleh Platform Global. ●

pada “Investasi untuk Mencegah Bencana”.Tsunami Samudera Hindia tahun 2004,Angin topan Katrina di Amerika Serikat dangempa bumi di India dan Pakistanmenunjukkan sekali lagi bahwamasyarakat miskin pada umumnya yangpaling menderita akibat bencana alamyang terjadi, dikarenakan mereka seringtinggal dan bekerja di lokasi yang sangatrawan bencana. Investasi dalampengurangan resiko bencana dapatmengurangi kerawanan masyarakatterhadap bencana dan membantumemecahkan lingkaran kemiskinan.Microcredit adalah suatu alat yang efektifuntuk pengurangan kemiskinan, tetapipotensinya untuk mengurangi dampakbencana perlu untuk diselidiki lebih lanjut. Untuk itu, UNISDR meminta para tenagaahli dan rekan kerja dari berbagai latarbelakang untuk berbagi sudut sudutpandang mereka terhadap isu tsb danuntuk memandu komunitas manajemenbencana dalam memanfaatkanmicrofinance sebagai alat untukmeningkatkan pilihan mata pencarian danmengurangi kemiskinan. Microfinance tsbmemang masih jarang digunakan sebagaialat untuk memperkecil risiko kerawananterhadap bencana alam. Menjelang HariInternasional untuk Pengurangan Bencana(12 Oktober 2005), Sekretariat UNISDRterlibat dalam suatu dialog menarikdengan masyarakat microfinance tentangkemungkinan penggunaan cara ini untukmengurangi resiko bencana danmeningkatkan daya tahan masyarakatterhadap bencana. Hal tsb diatas diringkasdalam 10 kesimpulan yang tersedia secaradetil dalam Kotak kit Kampanye, yangmemberikan banyak contoh suksespengurangan resiko bencana melaluimicrofinance. Beberapa studi kasus danpendapat tenaga ahli tersedia di websiteUNISDR.

KAMPANYE DUNIA 2006-2007

Di tahun 2006, UNISDR memutuskan untukmeluncurkan dua tahun kampanyepeningkatan kesadaran akanpengurangan resiko bencana, bukan yangtahunan. Tujuannya adalah untukmenfasilitasi langkah langkah jangkapanjang untuk memasukkanpengurangan resiko bencana ke dalamsektor spesifik dan agenda nasional.Kampanye ini bertujuan untuk menaikkankesadaran masyarakat dan negara,memobilisasi langkah dan menguatkanpengalaman yang telah ada untuk

P

UNISDR GLOBAL

Page 10: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific8

Berita Regional UNISDR2005 di Bangkok, Thailand, oleh UnitedNations Economic and Social Commis-sion for Asia and the Pacific (UNESCAP).UNISDR Asia & Pacific sekarang ini dibagimenjadi dua badan yang terpisah yaitu:

■ Sebuah unit regional, yangberpusat di Bangkok, Thailand, yangmeliputi keseluruhan daerahkepulauan Asia dan Pacifik. Unit inimempekerjakan seorangKoordinator Senior Regional dan satuPegawai Program Regional, serta duastaff lokal pendukung;■ Sebuah kantor koneksi sub-re-gional untuk Asia Tengah, berpusat diDushanbe, Tajikistan, yang meliputiUzbekistan, Kyrgyzstan, Kazakhstan,Turkmenistan dan Tajikistan,dikoordinir oleh seorang PegawaiProfesional Yunior.

TUGAS POKOK & BIDANGKONSENTRASI

Tugas pokok dari UNISDR Asia & Pacificmeliputi:

■ Peningkatan kesadaran DRR,termasuk mempromosikanKampanye Pengurangan BencanaDunia dan Penghargaan tahunanPBB “Sasakawa Award” untukPengurangan Bencana;■ Mendukung melalui perumusankebijakan;■ Penyebar luasan buku petunjukuntuk membantu penerapan HyogoFramework for Action ( HFA);■ Mempromosikan pembentukanplatform nasional untukpengurangan resiko bencana;■ Penambahan jaringan danpembangunan kerjasama untukberperan dalam suatu budayakeselamatan yang efektif; dan■ Membantu untuk melindungisemua masyarakat di daerahkepulauan Asia dan Pacifik.

Tiga bidang konsentrasi yang spesifiktelah diidentifikasi untuk memandupekerjaan UNISDR Asia dan Pacifiktersebut. Hal itu meliputi:

■ Mempromosikan Hyogo Frame-work for Action (HFA) ke seluruhdaerah kepulauan Asia dan Pasifikserta pembentukan kerjasama ditingkat regional untuk memudahkanpenerapannya, dengan dukunganoperasional dan keahlian anggotaUNISDR Asian Partnership on Disas-ter Reduction (IAP) yang efektif danpihak-pihak lain yang terkait.■ Melanjutkan dan memperkuatproyek yang dilaksanakan di bawahUnited Nations Flash Appeal for theIndian Ocean Tsunami Early WarningSystem (IOTWS), termasukpeningkatan koordinasi dankerjasama dengan mitra teknisyang relevan dan masyarakatpemberi donor.■ Mengembangkan sebuah sistemmanajemen informasi yangefektif dengan database yangcomprehensive, memelihara sebuahwebsite regional, memproduksisebuah publikasi dua tahunan yangberjudul “Disaster Reduction in Asiaand the Pacific - UNISDR Informs”,menyebar luaskan highlight regionalyang mempromosikan inisiatif mitraregional serta peristiwa-peritiwa lainyang terkait.

Unit UNISDR Regional untuk Asia danPasifik akan bekerja melalui growingnetwork dari platform nasional untukmemobilisasi langkah pemerintahandalam DRR. Unit ini juga akan bekerjasecara langsung dengan pemerintahdaerah (sebagaimana diamanatkandalam HFA) untuk membantu merekamengidentifikasi prioritas mereka danmerumuskan rencana aksi nasionaldalam penurunan resiko bencana kearahpengintegrasian dalam rencanapembangunan nasional. Unit ini jugaakan membuat penggunaan jaringanmitra regional secara efektif padatingkatan nasional, terutama paraanggota UN Country Team, untukmemudahkan strategi implementasiDRR yang efektif. ●

Untuk informasi lebih lanjut, silakanmengunjungi www.unisdr.org/asiapacific

engan 50% lebih dari semuabencana yang terjadi di dunia,

UNISDR membukakantor regionaluntuk kawasanAsia-Pacific diBangkok

Ddaerah kepulauan Asia dan Pasifikmenjadi disaster-prone area yang palingbesar dan paling sering terjadi bencana,dengan angin taufan regular yangfrekuensinya makin meningkat, tsunami,banjir, kekeringan, kebakaran dan resikobencana alam lainnya. Meskipuntersedia keahlian, pengetahuan danpemahaman akan bagaimana terjadinyabencana di dalam disaster risk reduction(DRR), akan tetapi peningkatanpertumbuhan penduduk, meluasnyakemiskinan, penurunan kualitaslingkungan, peningkatan polusi danpemukiman-pemukiman liar telahmeningkatkan kerentanan kebanyakanmasyarakat di daerah itu. Hal ini tentusaja bisa mengubah bencana alamtersebut di atas menjadi bencana besaryang membinasakan semua kehidupanmanusia dan denyut nadi kehidupanekonomi mereka, serta membuat usahapengembangan yang kontinyu menjadimundur beberapa tahun.

DIMINTA OLEH 168 NEGARAANGGOTA PBB

Pada bulan Desember 2004, tsunamiyang tragis di Samudera Hindiameningkatkan kesadaran darimasyarakat di Asia dan Pacific tentangpentingnya mengintegrasikan DRR kedalam perencanaan pembangunannasional, dan mengingatkan merekaakan keharusan bekerja sama secaraterkoordinasi dalam menghadapiancaman bencana. Dengan semangatitu , sebagai kelanjutan langsung atasKonferensi Dunia dalam PenguranganBencana (yang diselenggarakan padabulan Januari 2005 di Kobe, Jepang) danatas permohonan 168 Negara AnggotaPBB yang berkumpul pada kesempatanitu, Sekretariat UNISDR mendirikansebuah kantor reginal untuk meng-coverkeseluruhan daerah kepulauan Asia danPacifik. Unit UNISDR Regional untuk Asiadan Pacifik dibentuk pada bulan Juni

REGIONAL UNISDR

Page 11: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 9

etelah pendirian Unit UNISDR Re-gional untuk Asia dan Pasifik pada

Preparedness Center (ADPC), the AsianDisaster Reduction Center (ADRC) danUN International Strategy for DisasterReduction Asia & Pacific (UNISDR Asia &Pacific. Adapun rencana ke depanmeliputi perluasan dari grup tersebut keorganisasi regional lainnya yang tertarikdan bekerja di bidang manajemen resikobencana dan bidang aktifitas lain yangrelevan.

Dikarenakan daerah Asia dan Pasifikterlalu luas dan terlalu beragam untukdicakup oleh hanya satu programstrategi regional, maka beberapa inisiatifdan mekanisme Disaster Risk Reduction(DRR) yang telah ada pada tingkatnasional dan regional harus digunakansepenuhnya untuk mengoptimalkanefektifitas tindakan pada tingkatregional, nasional dan lokal. Peran dariIAP adalah membangun kemampuandan mekanisme regional dalampenurunan resiko bencana alam(Disaster Risk Reduction/DRR) dengantepat untuk mendukung langkahbersama, serta mendukungpemrograman dan implementasipada tingkatan regional, gunalebih membantu negara-negaratertentu dalam mengusahakanDRR sebagai bagian dariperencanaan pembangunannasional, mengidentifikasi prioritasnasional serta mengembangkanstrategi nasional.

TINDAKAN PRIORITAS

Tindakan prioritas untuk IAP telahdidefinisikan sebagai berikut:

tukar-menukar informasi sehinggamenghasilkan dialog yang dapatmemperkuat karakteristik individu darimitra kerja dan karateristik pekerjaanmereka sebagai sebuah grup.

UNISDR AsiaPartnership dalammerevitalisasipenurunan resikobencana

1 Mempromosikan DRR melaluidaerah dengan cara mengorganisir

atau menyediakan dukungan (selamamemungkinkan) ke strategic initiative dinegara-negara target serta sub region,melalui kerjasama dengan stakeholdersyang diperlukan untuk setiap kasus yangspesifik.

Menciptakan suatu forum untukdiskusi, berbagi pengalaman dan

2

3

4

Memastikan bahwa rekomendasidalam Hyogo Framework for Action

( HFA) yang disetujui oleh KonferensiDunia di bidang Pengurangan Bencanapada tahun 2005 dapat diadaptasikanuntuk memenuhi persyaratan utamasetiap negara di daerah Asia Pasifik.

Bekerjasama dengan sektor pentingpemerintah dan stakeholder dalam

negeri lainnya untuk mengidentifikasiaktifitas utama pengurangan bencanaserta penerapanannya di tingkatnasional dan masyarakat.

AKTIVITAS

Berbagai aktivitas telah dilaksanakanoleh IAP sejak Juli 2005. Aktifitas inimeliputi perayakan Hari PenurunanBencana Internasional, mengorganisirupacara UN Sasakawa Award for Disas-ter Reduction di Bangkok, melakukanpendekatan terhadap pemerintahnasional secara langsung atau melaluiUN Country Teams atau specific jointnational fora, mempromosikanimplementasi HFA pada tingkat nasionaldan lokal, dan mengembangkan (kapansaja diminta) rencana tindakan strategisnasional untuk DRR yang akan meliputiprakarsa berkelanjutan dilaksanakanpada tingkat nasional. ●

Untuk informasi lebih lanjut, silahkanberkunjung ke:www.unisdr.org/asiapacific

Sbulan Juni 2005 di Bangkok, Thailand,mitra regional yang terkait dalammanajemen bencana meminta UNISDRAsia dan Pasifik untuk memeloporiUNISDR Asia Partnership (IAP) dalampenurunan bencana dan untukrevitalisasi keseluruhan unit sebagaimekanisme regional untukpemprogaman bersama, perencanaandan implementasi di tingkat regionalsepanjang sesuai dengan HyogoFramework for Action ( HFA), dalamkerjasama yang lebih erat denganpemerintah dan dengan mitra dalamnegeri.

LATAR BELAKANG& PERAN

Didirikan pada tahun 2003 atas gagasanAsian Disaster Preparedness Center(ADPC) sebagai suatu organisasi infor-mal untuk mempromosikan berbagaihal dalam penurunan resiko bencana didaerah Asia Pasifik, Kemitraan sekarangini terdiri atas empat program PBB dandua organisasi regional: Regional Centrein Bangkok UNDP-RCB), UN Economicand Social Commission for Asia andPacific Region (UNESCAP), , UN Office forthe Coordination of Humanitarian AffairsRegional Office for Asia and the Pacific(UNOCHA/ROAP), Asian Disaster

REGIONAL UNISDR

Page 12: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific10

Hari PenurunanBencanaInternasional

Kampanye Dunia tentangPengurangan Bencana tahun 2005

ternational Strategy for Disaster Reduc-tion (UNISDR) dan organisasiinternasional dan nasional lainnya diThailand menghadiri Hari PenurunanBencana Alam Internasional 2005 di UNConference Centre (UNCC), Bangkok,pada tanggal 12 Oktober 2005 yangdiorganisir oleh Forum Tahunan ESCAP/ADPC.

Acara ini dibuka oleh Dr. Kim Hak-Su,Sekretaris Eksekutif UNESCAP, (yangmenyampaikan pesan dari SekretarisJenderal PBB pada Hari PenurunanBencana Alam Internasional), Dr BhitchitRattakul, mantan Gubernur BangkokMetropolitan Administration dan jugamantan Deputi Menteri IlmuPengetahuan dan Teknologi, serta WakilPerdana Menteri Pemerintah KerajaanThailand, Yang Mulia Mr Kosin Kesthong.

Hal penting dari peringatan HariInternasional tahun 2005 di daerah Asiadan Pasifik tersebut adalah upacarapenganugerahan penghargaan UNISDR-administered UN Sasakawa Award forDisaster Reduction, sebuahpenghargaan internasional yang dibuatoleh Mr Ryoichi Sasakawa pada tahun1987 untuk berperan dalam inisiatifinternasional di bidang kemanusiaan.Untuk pertama kalinya upacarapemberian penghargaan UN SasakawaAward dilaksanakan di daerah Asia-Pasifik. Sekretaris Eksekutif UNESCAPmembuka acara tersebut di Bangkok,Thailand. Yang Mulia Mr Kosin Kesthong,Wakil Perdana Menteri PemerintahKerajaan Thailand menganugerahkanpiagam Sasakawa dan hadiah 40,000USD kepada pemenang UN SasakawaAward 2005, Mr Chimeddorj Batchulluun,Wakil Kepala Departemen ManajemenProfesional dan Kepala Divisi Koordinasidan Manajemen, National EmergencyManagement Agency (NEMA), Mongolia.Dua Piagam Penghargaan jugadiberikan oleh Sekretaris EksekutifUNESCAP dan Dr Bhitchit Rattakulberturut-turut kepada Dr Claude de Villede Goyet, mantan Direktur ProgramKoordinasi Persiapan Kondisi Daruratdan Pemulihan Bencana di Pan Ameri-can Heath Organisation (PAHO) dankepada Mr Jaime Parejo Garcia, KepalaUnit Anjing Penolong di pasukanpemadam kebakaran Sevilla, Spanyoluntuk hasil kerja mereka yang sangatberharga di bidang persiapan bencana.Sebuah Piagam tanda jasa diberikanoleh Koordinator Senior RegionalUNISDR Mr Joseph Chung kepada MrDarmili, mewakili Masyarakat SimeulueIndonesia atas peran mereka dalammengatasi tsunami tahun 2004 dengansedikit korban jiwa, sebagai ucapanterima kasih atas pemeliharaan

masyarakat terhadap pengetahuanturun-temurun.

Piagam Penghargaan dan Tanda Jasadiberikan bersama dengan hadiahmasing-masing berupa uang sebesar5,000 USD. Dr Claude de Ville denganmurah hati memutuskan untukmendonasikan uang peghargaan tsbkepada Masyarakat Simeulue untukmempercepat proses rehabilitasi danpemulihan dari tsunami tahun 2004melalui pengembangan strategimanajemen bencana yang terintegrasi,termasuk juga langkah-langkahpenurunan bencana.

Upacara penganugerahan penghargaantersebut dilanjutkan dengan suatudiskusi panel dengan tema “Manajemenresiko Bencana Alam di Asia dan Pasifik:Belajar dari Pengalaman Sekarang danInovasi”.

Penganugerahan UN Sasakawa Awardkepada wakil Mongolia dan pemberianpiagam tanda jasa kepada MasyarakatSimeulue Indonesia menunjukkan usahadan prestasi yang penting di bidangpenurunan resiko bencana di daerahAsia-Pasifik yang merupakan salah satudisaster-prone area terbesar di dunia.Aktivitas peringatan Hari PenurunanResiko Bencana Alam Internasionaltahun 2005 juga diramaikan oleh suatupameran tentang “PenguranganBencana di daerah UNESCAP.” ●

Gambar : Penerima Penghargaan UNSasakawa Award 2005, ChimeddorjBatchulluun, NEMA Mongolia(sebelah kiri), dan Wakil PerdanaMenteri Kerajaan Thailand

Untuk informasi lebih lanjut, silahkanberkunjung ke:www.unisdr.org/eng/media-room/p r e s s r e l e a s e / 2 0 0 5 / P R - 2 0 0 5 2 5 -sasakawa05.pdf

dengan tema “Microfinance untukPenurunan resiko Bencana” berpuncakpada tanggal 12 Oktober 2005, yaitupada Hari Penurunan BencanaInternasional. Banyak peristiwa danaktivitas diorganisir di daerah Asia danPasifik pada kesempatan itu , termasuksebuah diskusi meja bundar tingkattinggi tentang potensi Microfinanceuntuk pemulihan Tsunami pada tanggal14-15 Oktober 2005 di Delhi Baru, India,yang diorganisir oleh UNISDRbekerjasama dengan National Instituteof Disaster Management (NIDM) dan AllIndia Disaster Mitigation Institute(AIDMI). ●

Untuk informasi lebih lanjut, silahkanhubungi Daniel Kull <[email protected]> atau Praveen Pardeshi,UNISDR Geneva <[email protected]>

HARI PENURUNAN BENCANAINTERNASIONAL

Tenaga ahli Asiamendapatpenghargaanglobal PBBDi Bangkok, Thailand, United NationsEconomic and Social Commission forAsia and the Pacific (UNESCAP) dan AsianDisaster Preparedness Center (ADPC)),bekerjasama dengan United Nations In-

K

REGIONAL UNISDR

Page 13: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 11

HARI PENURUNAN BENCANAINTERNASIONAL

Asia tenggaramenetapkan HariManajemenBencana ASEAN

Sementara itu, sebagai tindak lanjut dariTsunami Samudra Hindia tanggal 26Desember 2004, beberapa negara-negara yang terkena dampak bencana,seperti Thailand dan Malaysia,menyetujui 26 Desember sebagai HariPencegahan Bencana Nasional (di Thai-land) dan Hari Kesadaran BencanaNasional (di Malaysia), yang mungkin, dimasa yang akan datang, mereka akanmemperingati sebagai Hari ManajemenBencana ASEAN pada tanggal 26Desember.

Kenyataannya, pada pertemuanterakhirnya di Jakarta, Indonesia, padabulan Desember 2005, Komite ASEANbidang Manajemen Bencana (ASEANCommittee on Disaster Management/ACDM) lah yang mengusulkankemungkinan perubahan Hari ASEAN ketanggal 26 Desember. Diskusi lebihlanjut akan diselenggarakan diPertemuan kementrian ASEANberikutnya untuk membahas

kemungkinan perubahan tanggal HariASEAN dari Rabu kedua bulan Oktoberke tanggal 26 Desember. Ini akanmemungkinkan bagi beberapa negarauntuk memperingati dua peristiwasekaligus pada satu peringatan. ●

Untuk informasi lebih lanjut, silahkanmenghubingi Adelina Kamal, ASEAN,melalui email: [email protected]

HARI PENURUNAN BENCANA INTERNASIONAL

Media Penyiaran di Asiadilibatkan dalam usahaglobal untuk mengurangidampak bencana alam

12 Oktober - Genewa/Kuala Lumpur/Hong KongCNN Internasional, Persatuan Bangsa-Bangsa danAsia-Pacific Broadcasting Union telah meluncurkansuatu usaha untuk meningkatkan kesadaran danpersiapan publik untuk menghadapi bencana alamdengan meningkatkan pesan-pesan media untukpemirsa tentang Hari Penurunan Bencana Internasionalsaat ini.

Cable News Network (CNN) meminjamkan kemahirannyadalam memberitakan situasi krisis dengan menyediakansalah satu mantan wartawan terbaiknya untuk bertindaksebagai seorang produsen eksekutif dan pelatih kewartawan broadcast Asia yang terkena dampak tsunamibulan Desember 2004. Melalui usaha ini, laporan tentangpenurunan bencana dan usaha pemulihan pasca tsu-nami akan dibuat dan akan saling ditukar antar sesamamedia penyiaranAsia-Pasifik dan untuk digunakan olehCNN World Report dalam acara Peringatan pertama Tsu-nami tanggal 26 Desember 2004.

Angin topan Katrina yang baru saja terjadi danmenyebabkan kerugian ekonomi dan penderitaanmanusia yang belum pernah terjadi sebelumnya diAmerika Serikat adalah sebuah peringatan bahwa kitasemua rentan akan bencana alam. Semua orang dapatterkena dampak sesungguhnya dari bencana alam,kapan saja dan di mana saja. “Oleh karena itu kita harus

selalu siap dan terdidik untuk semua jenis bencana alam”kata Salvano Brice?o, direktur Sekretariat StrategiInternasional untuk Penurunan Bencana. Former CNNBangkok Bureau Chief Tom Minister hari ini akan mulaimengunjungi produser televisi di Indonesia, Malaysia,Thailand, India, Sri Lanka dan Banglades untuk me-reviewbagian-bagian yang telah dibuat sejak adanyapertemuan para broadcasters yang diselenggarakan diBangkok untuk mendiskusikan pemenuhan kesadaranakan bencana dan membangun respon masyarakatmelalui media pada bulan Juni. “Aku tahu bahwa masing-masing produser ini telah terkena dampak tsunami tahunlalu baik secara langsung maupun tak langsung. Merekamasing-masing hidup di negara yang terkena dampakdan mereka memiliki cerita tentang orang-orang atautempat-tempat yang mereka tahu. Tetapi bagaimanapunitulah yang akan tetap mereka jalani di sisa hidupmereka,” kata Menteri.

“Selagi inisiatif ini sedang memusatkan padapeningkatan kesadaran publik tentang bagaimana caramerespon para korban bencana dan juga peningkatanaliran informasi nasional dan regional dalam situasi krisistsb, tsunami samudra India tahun 2004 membuka matakita dan membawa kepada perhatian kita akanbanyaknya stasiun penyiaran yang tidak mempunyaisistem peringatan dini,” kata Craig Hobbs, pegawaisenior, Hubungan Internasional di ABU. “pembuatanmateri kolaborasi dan aktifitas pertukaran yangdifasilitasi oleh UNISDR ini dapat membantumembangun komunikasi antara stasiun penyiaran, BMGdan dinas darurat masyarakat menuju koordinasi yanglebih baik di dalam pengembangan respon masyarakatmaupun sistem peringatan dini.”

untuk informasi lebih jauh, silahkan berkunjung ke:www.unisdr.org/eng/public_aware/world_camp/2005/2005-iddr.html

abu minggu kedua bulan Oktober -Hari Penurunan Bencana

Internasional - telah terpilih olehSekretariat dan Negara-Negara AnggotaASEAN (Association of South EastAsian Nations) untuk diperingatisebagai Hari Manajemen BencanaASEAN. Pada tanggal 12 Oktober2005, seperti di tahun sebelumnya,Sekretariat ASEAN mengkoordinirnegara-negara anggota untukmenfasilitasi peringatan HariManajemen Bencana ASEAN.

R

REGIONAL UNISDR

Page 14: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific12

HARI PENURUNAN BENCANA INTERNASIONAL

Aktivitas nasional untukmemperingati HariManajemen BencanaASEAN tanggal 12Oktober 2005

BRUNEI DARUSSALAM

The Brunei Fire Services mengadakan suatu pamerantentang aktivitas Komite ASEAN untuk ManagementBencana. Di sana diselenggarakan lombamenggambar untuk anak-anak usia 5 sampai 10 tahundan lomba mengarang bebas dengan topik bencanaalam.

KAMBOJA

Komite Nasional untuk Manajemen Bencana (NationalCommittee for Disaster Management-NCDM) Kambojapada tangal 12 Oktober 2005 mengorganisir suatuforum nasional di Propinsi Kompong Thom di bawahkepemimpinan Yang Mulia Mr Nhim Vanda, wakil ketuapertama NCDM, menyertakan semua agensi media,organisasi intemasional, LSM-LSM sebagai stakeholderNCDM dan pejabat dari propinsi terdekat. Isu yangberhubungan dengan strategi pengurunan bencanadibahas dari sudut pandang hasil PertemuanKementrian ASEAN Pertama bulan Desember 2004tentang Manajemen Bencana yang diselenggarakandi Phnom Penh, Kamboja, dan dipandang darisudut Hyogo Declaration bulan Januari 2005. Forumtersebut diselenggarakan back-to-back denganpertemuan pemulihan darurat bencana banjir yangdihadiri lebih dari 1,500 orang. Poster-poster danspanduk-spanduk dipertunjukkan sepanjang jalanraya dan di sekitar lokasi pertemuan dengan temaberikut : “Langkah-langkah Pengurangan BencanaMenuju Masyarakat yang Lebih Aman sebagai Bagiandari Strategi Pengurangan Kemiskinan dariPemerintah Kerajaan Kamboja”. Acara ini dilanjutkandengan sebuah konferensi pers.

INDONESIA

Indonesia mengorganisir sebuah Konferensi ASEAN-PBB tentang Humanitarian Assistance Rapid ResponseCapacity pada tanggal 24 dan 25 Oktober 2005di Bandung, Jakarta. Konferensi tersebut bertujuanuntuk memberi masukan tentang peningkatankemampuan Negara-Negara Anggota ASEAN untukmenyediakan bantuan kemanusiaan tanggap daruratmelalui kerjasama dengan PBB. Pemerintah propinsiIbu Kota Jakarta menyelenggarakan satu rangkaianaktifitas diantaranya: workshop tentang pemetaanresiko bencana alam lokal untuk semua ketua RT,pameran, pawai dan pelatihan akan serangan terorisdan bencana alam radiasi. MasyarakatPenanggulangan Bencana Indonesia (MPBI)

melaksanakan satu rangkaian kegiatan yangmencakup: mobilisasi asset pertahanan di dalammanajemen bencana; pelatihan dan workshopuntuk regu penyelamat dan tindakan gawat darurat;seminar tentang flu burung; dan sebuah workshopyang menjajaki penggunaan microfinance untukpengurangan kerentanan terhadap bencana alam.

MALAYSIA

Malaysia mengorganisir sebuah pameran selama 5hari di Twin Tower Petronas, Kuala Lumpur. Semuaorganisasi yang bergabung dalam Force of NatureAid Foundation ikut ambil bagian dalam pameran,diantaranya adalah beberapa organisasi danLSM-LSM. Direktorat Manajemen Krisis dan Bencanadari Divisi Keamanan Nasional ( di kantor PerdanaMenteri) diwakili oleh SMART (Special MalaysianAssistance and Rescue Team) dengan foto, film danperalatan yang didisplay pada stan khusus. DivisiKeamanan Nasional menerbitkan artikel untuksedikitnya dua surat kabar lokal, dan suatu talk-showdi radio delama 30 menit untuk mencerminkankesiapsiagaan Malaysia melihat kejadian Angin topanKatrina dan Rita yang baru saja terjadi.

MYANMAR

Myanmar memperingati Hari tersebut bersamadengan Palang Merah sepanjang minggu pertamabulan Oktober 2005.

PILIPINA

Kantor Pertahanan Sipil mendukung organisasiberbagai aktifitas melalui sektor departemen danagensi lain.

SINGAPURA

Satu rangkaian pelatihan pendidikan publikdiselenggarakan di seluruh negeri, mencakup suatupelatihan evakuasi dari bangunan dan perumahanbertingkat dan pelatihan anti-terrorist komersil untukmemberi tahu masyarakat apa yang harus dilakukanpada saat terjadi peristiwa semacam itu .

THAILAND

Departemen Pencegahan dan Penurunan BencanaAlam Thailand mengorganisir kampanye kesadaranmasyarakat. Kantor UNISDR regional yang berpusatdi Bangkok mengorganisir upacara pemberianpenghargaan UN Sasakawa Award for DisasterReduction dan suatu diskusi panel tentangprestasi inovatif dalam DRR di Asia dan Pasifik sebagaibagian dari forum tahunan ESCAP/ADPC.

VIET NAM

Central Committee for Flood and Storm Control(CCFSC) mengorganisir pertemuan tahunannyadengan aparat pemerintah, organisasi-organisasi PBBdan LSM-LSM yang lain.

Untuk informasi lebih lanjut tentang Hari ManajemenBencana Alam ASEAN, silahkan hubungi Adelina Kamal,ASEAN, email: [email protected]

REGIONAL UNISDR

Page 15: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 13

HARI PENURUNAN BENCANA INTERNASIONAL

Pejabat tingkat tinggimendiskusikanmicrofinance untukpenurunan resiko bencanaalam.TAJIKISTAN: Tahun 2005 adalah tahun MicrofinancePerserikatan Bangsa-Bangsa, dan UNISDR mendedi-kasikan Hari Penurunan Bencana Internasional tanggal12 Oktober 2005 untuk mempromosikan peningkatanketahanan akan bencana alam dengan memasukanlangkah-langkah penurunan resiko bencana alamdalam microfinance proyek. UNISDR Asia Tengahmendukung kegiatan ini dengan mengadakan suatuseminar diskusi tentang “Microfinance dan PenurunanResiko Bencana” untuk pejabat tingkat tinggi, termasukWakil I Menteri Pertahanan Sipil dan Keadaan DaruratMr Radjabov, Perwakilan Pengembangan JaringanPenduduk Aga Khan Mr Feeresta dan Kepala EuropeanBank for Reconstruction and Development (EBRD),Mr Pillonel. Tujuan pokoknya adalah untuk menaikkankesadaran di antara komunitas sosial dan komunitasfinancial dan institusi pengambil langkah penurunanresiko bencana, dikarenakan proyek microfinancesangat mudah terpuruk oleh bencana alam yang seringterjadi di Tajikistan.

Di Tajikistan, bencana alam menghadirkan suatu resikoyang besar bagi kaum miskin dan kaum pinggiran, yangmerupakan kaum yang paling rentan di masyarakat.Kehilangan harta benda dan mata pencarian lebih lanjutakan menjadikan siklus kemiskinan makin parah. Padatahun 2005, bencana alam telah menyebabkankerusakan ekonomi dan sosial senilai 99,472,400somonies (31,280,000 USD) dan Tajikistan menopang

suatu kerugian yang besar akibat dari bencana alamsetara dengan 202,9 juta USD lebih tahun 2000-2005.Selama periode ini, 36,998 rumah rusak atau hancurtotal dan 111,292 orang menjadi korban. Resikobencana alam tidak hanya mengancam kehidupanmanusia tetapi juga mempengaruhi sumber alam danpeluang pendapatan. Hal ini menyebabkab terjadinyapenurunan ekonomi dan sosial dan membawa kearahkemunduran socio-ekonomi. Sebagai tambahan,aktifitas pertolongan pertama dan rehabilitasi yangbegitu banyak dan sangat diperlukan setelah bencanaalam adalah sangat mahal› padahal dana ini bisadiarahkan untuk pengurangan kemiskinan danpengembangan socio-economic sebagai gantinya.

Investasi dalam penurunan resiko bencana alamberperan untuk mengurangi kerentanan masyarakatakan bencana dan membantu memutus sikluskemiskinan yang tak berujung-pangkal. Microcredittelah membuktikan kemampuannya di berbagai daerahsebagai senjata untuk melawan kemiskinan dankelaparan. Dengan akses ke microcredit, orang denganpendapatan rendah bisa mendapatkan perlindungandiri yang lebih baik terhadap kerugian dan kehilanganyang tak diduga.

Tujuan web site ini adalah untukmembuat suatu hubungan interaktifdengan mitra regional yang dimintauntuk menyediakan informasi secarareguler. UNISDR Asia dan Pasifik lebihditekankan untuk mengatur danmenfasilitasi informasi terbaru danterpercaya yang ditujukan untukkomunitas manajemen bencana demikepentingan manajemen danpencegahan bencana alam yangefektif, menguatkan kapasitas lokalmelalui sharing informasi yangefektif, tukar-menukar pengalaman danproses pendidikan yang berhubungandengan penurunan resiko bencanaalam, dan menaikkan ketahanankomunitas yang rentan akan bencanadi daerah Asia dan Pasifik. ●

HARI PENURUNAN BENCANAINTERNASIONAL

Peluncuranweb site UNISDRAsia-Pasifik

NISDR Asia & Pasifik pada tanggal 8Maret 2006 meluncurkan web site-

Untuk informasi lebih lanjut atas aspeksubstantif, silahkan [email protected]. Semua aspek teknis diaturdari Genewa- hubungi [email protected].

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi TineRamstad, UNISDR Tajikistan, melalui email :[email protected]

Unya (www.unisdr.org/asiapacific) yangmenyediakan informasi dasar tentangpenurunan resiko bencana di daerahAsia dan Pasifik dan merefleksikanaktifitas dan peristiwa-peristiwapenurunan resiko bencana yangdikembangkan oleh mitra regional yangterkait di seluruh daerah Asia dan Pacific,termasuk berita-berita khusus.

REGIONAL UNISDR

Page 16: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific14

HARI PENURUNAN BENCANAINTERNASIONAL

Kampanye duniaUNISDR untukmemulai penurunanbencana di daerahAsia-Pasifik

NISDR Asia dan Pasifik telahmeluncurkan Kampanye

Pengurangan Bencana Dunia 2006-2007 dengan judul “Penurunan BencanaAlam dimulai dari Sekolah” di seluruhAsia. Langkah pertama dari prosestersebut meliputi suatu kompetisipembuatan slogan bagi anak-anaksekolah untuk mendukung keseluruhantema dari kampanye. Pengumuman darikompetisi tersebut disebarluaskan keseluruh jaringan sekolah di Asia.

Perlu dicatat bahwa studi kasus ataskesuksesan pengintegrasian penurunanresiko bencana ke dalam kurikulumsekolah dan kedalam ketahananinfrastruktur sekolah terhadap bencanatelah didapat dari daerah dandimasukkan kedalam press kitkampanye. Studi kasus yang terkaitdisediakan oleh SEEDS (SustainableEnvironment and Ecological Develop-ment Society, India), SOPAC (SouthPacific Applied Geoscience Commission,Fiji) dan NSET (National Society for Earth-quake Technology, Nepal). Guidelinekompetisi pembuatan slogan dan studikasus diterjemahkan ke dalam bahasaThai dan disebarluaskan di seluruhjaringan sekolah di Thailand, termasukmelalui seminar ADRC (Asian DisasterReduction Center, Jepang) di pendidikansekolah dasar (1-3 Maret, Phuket,Thailand). ●

Untuk informasi lebih lanjut, silahkanmenghubungi [email protected]

U

REGIONAL UNISDR

SEEDS: Atas, para siswa mempraktekkan tehnik pencarian dan penyelamatan (SAR),Siswati High School, Ahmedabad.

Tengah, para siswa dalam kampanye penyadaran masyarakat di Shimla.Bawah, Duck, cover and Hold (menunduk, berlindung dan berpegangan): tindakanpertama yang dilakukan ketika gempa bumi terjadi, sedang di praktekkan di sebuahsekolah di New Delhi. Photos: SEEDS

Page 17: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 15

Untuk informasi terbaru mengenai Peristiwa

Terkait dengan Penurunan Bencana Alam di

seluruh Asia, silahkan mengunjungi

Peristwa terjadi secara terus menerus, oleh karena itu silahkan membantu kamidalam meng-update berita dengan mengirimkan informasi ke [email protected]

Pemetaan Pedesaan (PRA) adalah suatu alat penilaian yangdisetujui dalam program manajemen resiko bencana alam

yang akan memperkuat kemampuan masyarakat untuk mencegahatau memperkecil dampak bencana alam.

Peta tersebut disiapkan selama pertemuan massa, dimana semuaorang berbagi informasi tentang desa dan lingkungan mereka.Fokus informasi ini adalah pada jenis rumah dan kerentanannyaterhadap kerusakan atau kegagalan struktur. Semua variabeldiperhitungkan selama menyiapkan laporan analisa situationalseperti ketersediaan sumber daya kunci yang bisa digunakan selamakeadaan darurat, kerentanan pribadi secara fisik atau sosial dsb.

Untuk informasi lebih lanjut silahkan menghubungi Akshat Chaturvedidari UNISDR Asia Pasifik, email: [email protected]

PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL(PRA) DAN PENURUNAN RESIKOBENCANA ALAM

Pemetaan Pedesaan

Pberbasis masyarakat. Di daerah yang rentan terhadap berbagaimacam bencana seperti Kachchh, daerah Gujarat, di wilayah baratIndia, masyarakat menciptakan peta untuk menentukankerentanan, sumber daya dan mekanisme respon desa terhadapbencana alam seperti angin puyuh, gempa bumi dan banjir.

Sasaran yang utama dari latihan ini adalah pengumpulan danpenyebarluasan informasi dengan partisipasi aktif dari masyarakat.Hal itu memberi suatu gambaran keseluruhan resiko dan kapasitasrespon dari desa dan masyarakat tersebut. Saat menggunakaninformasi ini untuk merencanakan pengembangan desa, pemetaanpedesaan memberikan outline prioritas pengembangan aktivitas

EVENTS

Vulnerable person

Main road

Symbols depict weak houses,handicapped residents etc.

Community Hall(cyclone safety shelter)

Page 18: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific16

Mitra KerjaAfghanistanCOMPREHENSIVE DISASTER MANAGEMENT PROGRAMME(CDMP) & DISASTER RISK REDUCTION (DRR)

terpenuhi, menyusul “Winterization Workplan” yangdiluncurkan di bulan Oktober 2005. Pada bulan Desember 2005,Kantor Kemanusiaan dari UNAMA menfasilitasi pendirian PusatOperasi Keadaan Darurat Nasional yang berperan pentingdalam penyaluran informasi selama keadaan darurat saat ini danke depan.

Sementara itu, Comprehensive Disaster ManagementProgramme (CDMP) yang berlaku sekian tahun kedepan yangmencakup keseluruhan spektrum penurunan resiko bencanadi Afghanistan sedang dikembangkan oleh DDP yang dibantuoleh UNDP. Tercakup dalam program ini adalah pengembangansistem respon efektif pada semua tingkat, dan suatupendekatan logis yang akan mendorong pengembangan areageografik tertentu. Proyek percobaan seperti itu dapatdigunakan tidak hanya untuk mengembangkan sistem respondalam area tersebut tetapi juga mengembangkan/meningkatkan kapasitas DDP untuk menyediakan bantuansejenis di area geografik lainnya sebagai bagian dari programyang lebih besar. Selanjutnya, adalah perlu untuk memastikanbahwa koordinasi respon nasional dan internasional dalamsuatu bencana yang besar berjalan secara efektif dalammendukung usaha daerah.

Mekanisme manajemen bencana institusional yang adasekarang ini secara esensial reaktif dan dipusatkan padatanggap darurat ketika suatu bencana terjadi. Tidak ada alatpenghubung antara otoritas nasional, praktisi manajemenbencana dan masyarakat intelektual, dan negara pun benar-

D i Afghanistan, National Emergency Commission (NEC)mengkoordinir dan memandu memperkuat kapasitas dan

proses manajemen bencana alam dengan menggunakanDepartment for Disaster Preparedness (DDP) sebagai “execu-tive arm-nya.” Fungsi utama yang berhubungan dengan tugasini diuraikan dalam National Disaster Management Plan (NDMP).Di bawah NDMP, DDP mempunyai tugas untuk mengkoordinirdan mengatur semua aspek yang berhubungan dengantanggap darurat terhadap bencana alam atas nama NEC, fasepemulihan dan pengembangan paska bencana yang saat inimenjadi tanggung jawab pemerintah. Meskipun DDPbertanggung jawab untuk pengembangan dan penerapankebijakan, rencana dan kemampuan manajemen bencana alamnasional, di semua tingkat, akan tetapi kapasitasnya sekarangbelum cukup untuk mengemban tugas tersebut secara efektif.

United Nations Assistance Mission to Afghanistan (UNAMA) jugadilibatkan di dalam Disaster Risk Reduction (DRR). UNAMAmenunjukkan komitmennya dengan secara terus-menerusmendukung Pemerintah Afghan di dalam penambahankapasitas dan pengenalan bencana. Dalam usaha bersamainstitusi-institusi pemerintah, agensi PBB dan masyarakat do-nor, kebutuhan persiapan menghadapi musim dingin telah

MITRA KERJA

Umumnya bangunan di Afghanistan di konstruksi dengantanpa rekayasa dan melibatkan kerja-kerja dan ahli-ahliteknis menggunakan tanah lempung yang tidak dikuatkan,sehingga ketahanannya sangat kurang.

Page 19: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 17

benar kekurangan staff profesional yangterlatih dalam manajemen bencana,kekurangan penelitian danpengetahuan atas dampak potensialperubahan iklim, variabilitas iklim danpenurunan kualitas lingkungan.

CDMP bertujuan untukmengembangkan suatu strategiadvokasi khusus untuk menaikkankesadaran umum di sektor politis danpembuatan kebijakan (termasukPemerintah, LSM-LSM dan para agensieksternal) terhadap konsekwensipotensial dari dampak bencana alampada program pengembangan danpada pentingnya pengintegrasianpraktek manajemen resiko ke dalamperencanaan pembangunan. Semacamkampanye komunikasi akan menjadibagian dari strategi nasionalmenyeluruh dalam menghadapi segalabentuk bencana alam sebagaimanahalnya penurunan kerentanan seluruhnegara, termasuk di dalam pusat padatpenduduk serta komponen kapacity-building yang kuat melalui aktifitaspelatihan baik lokal, regional maupunnasional. Strategi ini akan memberikanpenekanan khusus atas kepemilikannasional dan empowerment masyarakatlokal untuk memungkinkan merekaberperan aktif di dalam aktivitaspenurunan resiko dan manajemenrespon. Strategi tersebut akanditerapkan dalam kerjasama yang eratdan kemitraan dengan para agensi danproyek lain menuju langkah-langkahefektif yang terintegrasi danpenggunaan sumber daya yang terbatassecara optimal.

Focus utama dari intervensi Comprehen-sive Disaster Management Programme(CDMP) adalah untuk memudahkanadopsi budaya manajemen resiko yangkomprehensif melalui:

Menerapkan sistem respon.

1 Pengembangan yang profesionalmenyangkut sistem manajemen

bencana alam melalui staff kunci DDPnasional dan daerah, otoritas daerah danstaff kunci kementerian yangberhubungan dengan penurunan resikoyang ditunjuk;

Mainstreaming manajemen resikobencana ke dalam proses2

perencanaan dan pengembanganinvestasi.

3

4

Memperkuat sistem peringananbeban masyarakat dan dukungan

institusi;

Mengembangkan programperinganan beban dan

kesiapsiagaan untuk mencakupberbagai macam bencana dan areageografis yang lebih luas; dan

5Yang mendapat keuntungan langsungdari program ini adalah sebagai berikut,yaitu: masyarakat dan organisasiberbasis masyarakat; pejabat-pejabatpenting nasional, pemerintah propinsidan daerah ( termasuk LSM-LSM ) yangmemiliki tanggung jawab pemrogramanmanajemen bencana alam dankoordinasi respon operasional; parapembuat keputusan kepemerintahandan politikus; para pejabat perencanaannasional dan semua jalur departemen-departemen pemerintahan atau paraagensi yang dilibatkan di dalam aktifitasperencanaan pembangunan ; LSM-LSMdan sektor swasta. Penurunan resikobencana alam secara khusus disebutkandalam suatu persetujuan terbaru yangdikenal sebagai çAfghan Compacté,suatu persetujuan antara masyarakatdonor dan pemerintah Afghanistan.UNDP yakin bahwa CDMP akan secarasignifikan meningkatkan penguranganresiko di Afghanistan.Untuk informasi lebih lanjut, silahkanmenghubungi Kai Yamaguchi, UNAMA Af-ghanistan, [email protected], atauPhilip Thomas Stenchion, UNDP Afghani-stan, [email protected].

Review independen oleh Departmentfor International Development, UK(DFID) menyarankan bahwa pendekatanini menghadirkan suatu kemajuanpenting di bidang yang biasanyacenderung dikuasai oleh input diskretyang mempunyai dampak terbatasterhadap kapasitas pemerintah dalammenurunkan resiko bencana alam secarasignifikan.

Banglades juga membuat kemajuanutama dalam usahanya untukmenetapkan proses Community RiskAssessment (CRA) yang seragam melaluipengesahan petunjuk nasional. Petunjuktersebut dimodelkan di standardinternasional manajemen resiko AS-NZS:4360:1999 dan meliputi pertimbangan“awal dan akhir” untuk pengintegrasiandampak perubahan iklim dan hasil mod-eling ilmiah lain untuk memastikanbahwa resiko lingkungan untukmasyarakat yang terjadi sekarang dan dimasa yang akan datang dapatditentukan secara akurat. Petunjuktersebut telah dikembangkan lebih darienam bulan yang lalu melalui suatu

proses sangat konsultatif yangmelibatkan Pemerintah dan mitra LSM.Pengujian lapangan dilakukan padapertengahan Maret dan implementasipenuh diharapkan dapat dimulai bulanJuli 2006 dilanjutkan program pelatihanintensive untuk organisasi mitra.

Petunjuk tersebut adalah suatu langkahpenting dalam keseluruhan strategimainstreaming Bangladesh dikarenakanoutput dari proses CRA (yaitu strategipenurunan resiko) akan dikonsolidasidalam rencana kegiatan penurunanresiko berbagai Disaster ManagementCommittees (DMC). Sebuah programpelatihan untuk memperluaspengetahuan dan pemahaman tentangpenurunan resiko dari anggota DMCsekarang ini sedang direncanakan,demikian juga halnya templateperencanaan penurunan resiko.Untuk informasi lebih lanjut silahkanmenghubungi Ian Rector, [email protected]

BangladeshCOMPREHENSIVE DISASTERMANAGEMENT PROGRAMME(CDMP) & COMMUNITY RISKASSESSMENT (CRA)

anglades telah memainkan suatuperan kunci dalam kemajuanB

signifikan yang diperoleh negara-negaraanggota South Asian Association for Re-gional Cooperation (SAARC). Dalamsebuah Pertemuan Khusus SAARCtentang Manajemen Bencana baru-baruini, tujuh negara anggota memutuskanuntuk menetujui suatu kerangka kerjaregional untuk memandu programmanajemen bencana dan penurunanresiko di dalam dan di luar tujuh negara-negara anggota. Meskipun masihdiperlukan waktu yang lama untukmenuju hal yg lebih rinci, keputusantersebut benar-benar menyediakandasar yang kuat untuk membangunkerangka kerja daerah dan nasional dinegara-negara itu. Kerangka kerja re-gional dimodelkan di sekitar Compre-hensive Disaster ManagementProgramme (CDMP) Banglades yangsangat sukses. CDMP dirancang untukmenyediakan suatu kerangka kerjauntuk kontribusi multi-donor kemanajemen resiko bencana alam diBanglades dan juga untuk memudahkanstrategi berbasis pendekatan gunamemperoleh lebih dulu kerangka kerjainstitusional dan kerangka kebijakan.

MITRA KERJA

Page 20: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific18

IranMEMPERKUAT KAPASITAS UNTUKMANAJEMEN RESIKO BENCANA

PilipinaEMPAT POIN RENCANA TINDAKANNASIONAL UNTUK KESIAPSIAGAANMENGHADAPI BENCANA

operasi manajemen bencanaberlangsung.

pengadaan sistem manajemen bencanaberbasis masyarakat, dan bertujuanmembantu pemerintah daerah untukmembuat keputusan dalammengadaptasikan langkah-langkahmanajemen resiko bencana kepadamasyarakat (melalui pemetakanbencana, sistem peringatan berbasismasyarakat dan pendistribusian materiInformation-Education-Communication(IEC) kepada masyarakat). Untukinformasi lebih lanjut atas inisiatif ini,silahkan menghubungi ADD.

Pada tingkatan institusi, PemerintahPilipina telah mengembangkan ç EmpatPoint Rencana Tindakan Nasional untukKesiapsiagaan Menghadapi Bencanaéyang terfokus pada:

memungkin, bantuan asing. Strategiyang dilibatkan akan meliputipengadaan atau memperkuathubungan dan networking denganinstitusi peramalan asing yangmencakup Lingkar Pacific dan LautChina Selatan ( seperti Hawaii, Jepang,China) untuk dapat menemukanramalan yang berbeda dari tempat yangberbeda yang memiliki bencana alamyang sejenis. Pencatatan kejadian danperamalan akan menjadi pusat daristrategi, tidak hanya sebagai perhatiandomestik tetapi juga regional. Usahakhusus akan ditempatkan di dalampenilaian resiko dan pemetaan resikoterutama sekali yang berhubungandengan geo-hazard-prone area(misalnya: peta geo-hazard) danidentifikasi resiko potensial sebagaiacuan di dalam rencana penggunaanlahan dan rencana manajemen bencana.Hubungan yang lebih dekat akandibentuk dengan media massa untukmenset-up suatu sistem rapid media linkuntuk penyebarluasan informasi secarareal-time dari para agensi monitoringkepada media, terutama sekali selama

1 Meng-upgrade kemampuanPAGASA & PHIVOLCS yang telah ada

dalam meramal resiko bencana alamseperti taufan, gempa bumi, letusangunung berapi dan tsunami melaluipeningkatan peralatan danpengembangan staff, memanfaatkansumber daya pemerintah dan, jika

2 Mengembangkan sebuah kampanyeinformasi publik tahunan atas kesiap

siagaan menghadapi bencana yangmeliputi “Rencana Komunikasi Strategis”di sekolah, tempat kerja, tempat ibadah,mall-mall dan organisasi masyarakatdengan fokus khusus pada pesankesiapsiagaan (seperti: “Deteksi, Reaksi &Evakuasi”, “Siap Siaga”, “Jangan Panik”, dll.)melawan resiko becana alam seperti: (a)hujan badai yang menyebabkan banjirdan tanah longsor; (b) gempabumi yangmenghancurkan bangunan, rumah danstruktur; (c) letusan gunung berapi yangmenyebabkan arus pyroclastic, hujanabu, lahar dan lava; dan (d) tsunami yangmenyebabkan meluasnya kerusakandaerah pantai. Mekanisme pengirimanpesan akan melalui komik, poster,pamflet, TV& iklan radio, iklan cetak,pesan di gedung bioskop danpemasukan kesiap siagaan dalammenghadapi bencana alam di dalamkurikulum sekolah. Target tempat akanmeliputi sekolah, tempat kerja, kantorpemerintah dan bangunan-bangunan,gereja-gereja, mall-mall, dan organisasimasyarakat.

3 Memperkuat capacity building dariLocal Government Units ( LGUs) di

area yang diketahui rentan. Inisiatif inimeliputi pengembangan budayakesadaran untuk siap siaga menghadapibencana bagi masyarakat yangdiketahui rentan, dengan menyediakanbantuan teknis di dalam programpendidikan dan informasi denganpenekanan pada peringanan dan kesiapsiagaan menghadapi segala macambencana alam melalui seminar dan work-shop bagi LGUs untuk bisa membuatprosedur operasi yang siap dijalankan.

Mempromosikan mekanismekemitraan antara pemerintah-swasta

4di dalam pemulihan dan rehabilitasi,termasuk pembaharuan danstandardisasi Manual of Operations forSearch & Rescue and Relief & Rehabilita-tion (seperti membangun 40,000rumah), untuk menguatkan satu samalain: (a) sinergi pemerintah, sektor swastadan partispasi masyarakat; (b)manajemen logistik; (c) komunikasiefektif; (d) manajemen informasi; dan (e)alat penghubung yang efektif antarausaha tingkat lokal dan national. Untuk informasi lebih lanjut, silahkanmengunjungi http://ocd.ndcc.gov.ph

NDP Iran telah memulai suatu pro-gram lima tahunan untuk “

Memperkuat Kapasitas ManajemenResiko Bencana di Republik Islam Iran2005-2009”. Program tersebutberkonsentrasi pada tiga area utama,yaitu: meningkatkan akses informasi atasresiko bencana dan manajemen resikobencana, merumuskan suatu programmanajemen resiko gempa bumi di kota,dan menfasilitasi jaringan pengetahuantentang manajemen resiko bencanaditingkat sub-regional. Diskusi-diskusitersebut dilakukan oleh berbagai agenuntuk mengkongretkan rencanakegiatan.

Suatu seminar konsultasi diadakandengan mitra program lima tahunanpada bulan Maret 2006 untukmenghasilkan rencana kerja tahunandan mengeksplorasi lingkup dan usahakelembagaan dalam membuat portalinformasi nasional untuk disaster riskmanagement (DRM). National Society forEarthquake Technology (NSET, Nepal)adalah mitra teknis untuk program limatahunan di Iran. Wakil dari NSETmembagi pengalaman program DRM dinegeri mereka dan menyelidiki berbagaikemungkinan kerja sama dengan Iran.Bureau for Crisis Prevention and Recov-ery (BCPR) UNDP Asia Selatan dan BaratDaya menyediakan dukungan advisoryuntuk menyelidiki sumber dayatambahan yang dapat dikerahkan dandukungan teknis yang dapat disediakanoleh BCPR dan organisasi dunia lain dansumber daya non-organisasi duniauntuk komponen program tersebutyang berbeda.Untuk informasi, lebih lanjut, silahkanmenghubungi [email protected]

U

elalui kerjasama dengan UNDP dandengan pembiayaan dari OCHA,

Pemerintah Pilipina telahmengembangkan suatu proyek “Memperkuat Kapasitas KesiapsiagaanBencana di Kotamadya Real, Infanta danNakar”. Proyek tersebut dimulai padabulan Maret 2005 untuk menyiapkanmasyarakat menghadapi bencana alam.Satu komponen spesifik dari proyektersebut adalah pemetaan bencana dan

M

MITRA KERJA

Page 21: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 19

India

SPACE TECHNOLOGY, MANAJEMENRESIKO MASYARAKAT, RENCANASUMBER DAYA MANUSIA,PENGAMBILAN DATA & ANALISIS

work (IDRN) online menghubungkan565 daerah untuk menempatanperalatan dan sumber daya material lainmilik pemerintah atau swasta untukmerespon situasi darurat. Portal IndiaDisaster Knowledge Network ( IDKN)online yang lain sedang dikembangkanuntuk menyediakan sebuah platformbagi para praktisi dan institut teknisuntuk berbagi peralatan, format,petunjuk dan sumber daya material lainyang menyangkut berbagai fase siklusmanajemen bencana.

ejumlah inisatif telah dikembangkanpada tingkat nasional dalam bidang

1 Spatial data di bidang geologi,topografi, hydrologi, land use, land

cover, dan data sosial - ekonomi tentangpemukiman, demographi dan pola occu-pational saat ini sedang diintegrasidengan platform GIS. Berbagai studimodeling juga sedang dilaksanakanpada banjir, angin puyuh, dan lain lainuntuk penilaian resiko tingkat lokal danstrategi peringanan bencana.Berdasarkan pada penilaian ini, berbagaiproyek peringanan sedangdikembangkan untuk pencegahanbencana alam jangka panjang.

2 Suatu sistem peringatan dinimenyeluruh untuk berbagai

bencana sedang dikembangkan. Sebuahjaringan sistem radar Doppler yangcanggih telah diinstall sepanjang pesisirtimur dan barat untuk tracking anginpuyuh. 166 pusat peramalan banjirditempatkan di sepanjang lembahutama sungai untuk memonitorpermukaan air sungai dan reservoir.Pekerjaan tersebut sedang dalam prosesmenuju sistem peringatan dini tsunamimulti-purpose yang maju. Suatu sistemramalan cuaca medium-range telahterpasang untuk memonitor musimkemarau berbasis mingguan dan untukmenyediakan bimbingan ke petani didaerah yang terkait itu.

3 Aplikasi State-Of-The-Art dariteknologi informasi dan komunikasi

untuk manajemen bencana alam: Emer-gency Operation Centre ( EOC) telahdibentuk di Departemen Dalam Negeridengan suatu jaringan komunikasivoice/data berbasis satelit denganpengulangan tiga kali untuk fail-proofcommunication. Beberapa EOC serupasedang dibentuk juga di Ibukota negaradan Ibukota propinsi. Persiapan jugasedang dilakukan untuk emergency air-lifting of mobile EOCs pada lokasibencana. India Disaster Resource Net-

pencegahan dan kesiap siagaanmenghadapi bencana. Peta daerahresiko bencana alam telah disiapkanuntuk seluruhan negara dan micro-zo-nation maps untuk bencana alam yangspesifik sedang disiapkan untuk areayang spesifik dengan teknik yangcanggih berdasarkan teknologi remotesensing dan geo-information. AplikasiSpace Technology sudah sangat maju diIndia, meliputi:

S

PROGRAM MANAJEMEN RESIKOBENCANA ALAM BERBASISMASYARAKAT DENGAN UNDP

resiko bencana alam mereka sendiri disebuah kerangka kerja yang bersifatpartisipatif dan mengembangkanVillage-Level Disaster ManagementPlans ( VDMPS) yang meliputi petasumber daya internal, peta resiko dankerentanan, peta evakuasi danperlindungan, dan identifikasi aktivitasperinganan bencana alam yang spesifik.Para penduduk melakukan pelatihansungguhan untuk menvalidasi rencanamereka dan agar selalu membekasdiingatan tentang kesiapsiagaan. VDMPSterintegrasi secara horisontal denganrencana-rencana blok dan distrik dansecara vertikal terintegrasi denganrencana-rencana sektoral departemenyang terkait. Proses ini mengerahkanberjuta-juta penduduk desa dalambentuk proyek. Proses ini juga mampumeningkatkan kewaspadaan akan resikobencana alam antar mereka.Untuk informasi lebih lanjut, silahkanmenghubungi UNDP-BCPR Delhi melaluiShefali Juneja, email: [email protected]

PENDIRIAN INSTITUT NASIONALMANAJEMEN BENCANA

rogram Manajemen Resiko BencanaBerbasis Masyarakat (Community-

Based Disaster Risk ManagementProgramme - CBDRM) telah diluncurkandengan bantuan UNDP untukdiimplementasikan di 169 daerah multi-hazard di 17 negara bagian dan daerahpersekutuan. Di bawah Program ini, parapenduduk desa dilatih untuk menilai

P

S ebuah Institut Nasional ManajemenBencana (National Institute of Disas-

ter Management - NIDM) telah didirikanuntuk merumuskan dan menerapkansuatu rencana pengembangan sumberdaya manusia yang menyeluruh dalammanajemen bencana, mengembangkanmodul pelatihan, melakukan riset dandokumentasi kerja di bidangmanajemen bencana, mainstreammanajemen bencana dalam pendidikanpada setiap tingkatan, dan menyediakanbantuan di dalam perumusan kebijakanpada tingkat national atas manajemenbencana. Sebuah Perencanaan SumberDaya Manusia Nasional atas ManajemenBencana telah dikembangkan danmodul pelatihan telah disiapkan untukberbagai sektor. Networking denganinstitusi riset dan pelatihan telahdibentuk untuk berbagi pengetahuandan sumber daya dan untukmenerapkan program pelatihan kepadaNegara dan distrik. Manajemen bencanatelah dimasukkan dalam kurikulumsekolah menengah dan sekolah tinggi,dalam mata pelajaran ilmu teknik danarsitektur, serta sedang dikembangkankurikulum serupa untuk ilmu kedokterandan ilmu perawatan.Untuk informasi lebih lanjut, silahkanmenghubungi P. G. Dhar Chakrabarti,Direktur eksekutif, Institut NasionalManajemen Bencana, Kementrian DalamNegeri email: [email protected] ataumengunjungi www.nidm.net

Sebuah inisiatif UNDP telahdikembangkan di India untukmelembagakan inventarisasi bencanamelalui “Desinventar”, suatu alat yangdikembangkan oleh Network for SocialStudies on Disaster Prevention in LatinAmerica (LARED) untuk menangkap danmenganalisa data yang dipilah ataskejadian dan kerugian bencana. Padatahun 2003, UNDP India menerapkaninisiatif ini di negara bagian Orissa, yangselanjutnya sekarang sedang diterapkanke dalam enam negara bagian yang lain.Demikian juga sebuah Program RegionalTsunami oleh Bureau for Crisis Preven-tion and Recovery, UNDP (BCPR)dilaksanakan dengan tujuan untukmembangun kapasitas negara-negaraterkena imbas dalam pemulihan paskabencana dan pengurangan resikobencana. Implementasi Desinventar diNegara Bagian Tamil Nadu sedangdilakukan di bawah Program RegionalTsunami. Pada bulan Maret tahun ini, timBCPR RP mendukung finalisasimetodologi pengumpulan data dankontekstualisasi perangkat lunak untukdiaplikasikan di negara bagian TamilNadu. Sebuah institut pemerintah juga

MITRA KERJA

Page 22: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific20

Studi kasusBAGAIMANA PARTISPASI DAPAT MENCIPTAKANPERUBAHAN POSITIF: SEBUAH DESA DI VIETNAMMEGGALAKKAN DUKUNGAN MASYARAKAT

Terletak di tepi Sungai Merah di Vietnam utara, NgaQuan adalah sebuah pedesaan di pegunungan sepertipada umumnya dengan populasi hampir 2,000 orang.Ekonomi lokal, yang berbasis pertanian, peternakandan perikanan, menghasilkan pendapatan per kapitapenduduk desa dengan rata-rata hanya 200 dolar ASper-tahun. Menurut kriteria pemerintah, Nga Quanmasih termasuk masyarakat miskin yang sangat rentanakan resiko bencana alam seperti banjir, air bah dantanah longsor. Dalam sejarah terbarunya, desa tersebuttelah menderita akibat 3 banjir bandang yangmenyebabkan jebolnya tanggul sebanyak dua kali danmenyebabkan kerusakan harta benda dan lahanpertanian.

Sejak Januari 2005, proyek Community-Based DisasterRisk Management (CBDRM) telah diterapkan di desaNga Quan oleh organisasi Save the Children danPartnernya di Vietnam, Central Committee for Flood andStorm Control (CCFSC), Committee for Family Popula-tion and Children dan Palang Merah Vietnam, dengandana bantuan dari Disaster Preparedness, EuropeanCommunity Humanitarian Office (DIPECHO). MenurutMr Cao Ngoc Hung, ketua komite masyarakat lokal,proyek ini telah membantu masyarakat dalammenghadapi Hazard, Vulnerability and Capacity Assess-ment (HVCA) secara sistematis dan untukmeningkatkan proses persiapan menghadapi bencanatahunan. Lebih khusus, beliau menyatakan denganbangga bahwa proyek ini adalah “untuk pertama kaliseluruh masyarakat, termasuk orang tua, petani, vet-eran, wanita-wanita, pemuda dan anak-anak,dikerahkan untuk ambil bagian dalam sebuah proyekmanajemen bencana, dari pelatihan ke perencanaantindakan lalu ke implementasi akhir dari semuaintervensi proyek.”

Melalui HVCA, desa Nga Quan dapat mengidentifikasisejumlah aktivitas dan proyek berskala kecil yangdiperlukan untuk diterapkan di tahun yang akandatang, termasuk memperkuat tanggul lokal,memperluas saluran irigasi, meningkatkan mutugridline masyarakat, dan membangun suatu pusatpengungsian untuk masyarakat. Penduduk lokal jugamengusulkan untuk menanam pohon sebagai bagiandari suatu rencana reboisasi, membangun tempatbermain yang aman untuk anak-anak, dan melatih danmeningkatkan kapasitas respon darurat dan regupenolong.

Di luar dari prioritas ini, proyek ini telah menyetujui3,000 euro untuk masyarakat untuk memperkuattanggul, dan diluar perkiraan lebih dari 500 orang daridesa terpencil ikut serta dalam pekerjaan perbaikan.Orang lokal mengerahkan sumber daya dan tenagakerja mereka untuk menggali sebuah tanggul padatyang menghasilkan tanggul sepanjang 800 m, yangmerupakan sebuah prestasi besar jika dibandingkandengan rencana awal yang hanya 200 m. Tanggul

tersebut sekarang mempunyai suatu pondasi kuat danpermukaan yang luas yang dijadikan sebagai jalanpengubung antar desa, yang bisa dilalui oleh truk besarjika sebelumnya hanya sepeda motor yang bisa lewat.Pendanaan proyek bersama masyarakat ini jugamembantu untuk memperbaiki suatu tanggul irigasikecil rusak oleh hujan deras yang baru-baru ini terjadi.Tanggul irigasi lahan yang dulu dari tanah sekarangdiperbaiki dengan material beton dan batu, yang akantahan untuk beberapa tahun.

Terima kasih kepada usaha yang luar biasa dari semuastakeholder terkait, termasuk masyarakat lokal, mitrapropinsi dan pusat, DIPECHO dan Save the Children,proyek ini dengan sukses mencapai sasarannya danmembuahkan hasil yang berkualitas dengan waktu dandana terbatas. Desa Nga Quan bisa mengerahkan semuasumber daya yang tersedia seperti kontribusi materialdan tenaga kerja, anggaran masyarakat, pendukungteknis dari daerah dan agensi manajemen bencanapropinsi dan bahkan dari sektor swasta. Selama upacarapenutupan, direktur dari perusahaan lokal yangmemperbaiki tanggul berkata: “Kita berada di sini untukmembantu masyarakat memperkuat, tanggul, jalan danbendungan. Anda datang dari jauh untuk membantuorang, tetapi kami adalah agensi lokal, jadi kenapa kamitidak membantu masyarakat kami sendiri?” Pemborongtersebut kemudian menawarkan suatu kontrak non-profit untuk membantu masyarakat meningkatkan jalanpenghubung antar desa yang lain sepanjang 300 m.Mereka hanya membayar biaya-biaya permesinan danbeberapa gaji untuk para pekerja. Penduduk lokal tentusaja bangga akan perubahan positif masyarakat mereka,dan proyek tersebut juga telah menerima perhatian luarbiasa dari otoritas lokal, daerah dan propinsi.

Ketika masyarakat diberi kekuasaan dan didukung,mereka dapat mencapai hasil yang luar biasa. Mr CaoNgoc Hung, ketua dari komite masyarakat lokal, berkata:“Dengan dukungan dari Save the Children and DIPECHO,desa Nga Quan dapat menyelesaikan proyek tersebut,bahkan lebih.”

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi Savethe Children di Vietnam, [email protected]

MITRA KERJA

Page 23: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 21

ditetapkan dan disetujui olehPemerintah Negara Bagian untukmemakai sistem tersebut, begitumemulai proses pelembagaan. Sebuahrencana implementasi Desinventaruntuk Negara Bagian juga telahdiselesaikan dalam konsultasi denganTim Pemulihan PBB dan rekanpendamping pemerintah. Setelahpertemuan individu dengan rekanpendamping pemerintah, selanjutnyadilakukan pertemuan konsultatifdengan agensi mitra pemerintah dimana setiap agensi menunjuk seseorangyang bertanggung jawab menyediakaninformasi dan data terkait untukpengembangan dari database bencana.Langkah ini akan membantu otoritasterkait dalam mengembangkankebijakan dan program manajemenbencana di masa datang.Untuk informasi lebih lanjut, silahkanmenghubungi [email protected]

ThailandMANAJEMEN RESIKO BENCANA BERBASIS MASYARAKATDI DESA YANG TERKENA DAMPAK TSUNAMI

S

KambojaKETAHANAN DIRI MASYARAKAT &PENGURANGAN RESIKO BANJIR

di Kamboja dalam proses pegambilankeputusan manajemen resiko bencanabanjir.

ebuah langkah bantuan teknis telahdikembangkan oleh Kementerian

Sumber Daya Air dan Meteorologi untuk“Community Self-Reliance and FloodRisk Reduction” dengan pembiayaan dariAsian Development Bank (ADB) padabulan April 2005. Inisisatif ini dibiayai dariPoverty Reduction Cooperation Funddan Pemerintah Kamboja. Hal inibertujuan untuk mengurangimasyarakat pedesaan yang rentanterkena bencana banjir dan kekeringandengan cara melibatkan masyarakatyang rentan di Lembah sungai Mekong

Prosedur prakiraan badai melaluiSuara Vietnam (radio), Televisi Viet-

1 Pengetahuan dasar tentangbencana khas di Vietnam seperti

banjir, badai topan, air bah tiba-tiba, danlangkah pencegahan.

2 Peralatan keselamatan yangdiperlukan sebelum pergi

menangkap ikan di laut.

3

4

5

nam dan dengan tembakan.

Lokasi tempat berlindung yang amandari badai topan untuk kapal dan

perahu.

Stasiun peringatan bahaya banjir.

Strategi Pengurangan Bencana Nasionaljuga mencakup penguatan peringatandini bencana dan penguatan kapasitasforcasting melalui peralatan yang lebihbaik untuk memperoleh data peramalanyang akurat, dapat dipercaya dan tepatwaktu, seperti halnya memperkuatkerangka kerja institusional Viet Nammelalui restrukturisasi perundang-undangan nasional sertapengembangan strategi dan rencanabaru untuk meningkatkan distribusitanggung-jawab dan koordinasitindakan antara Central Committeefor Flood and Storm Control (CCFSC),Disaster Control Committees (DCCs) danNational Committee for Search andRescue.

Kamboja: untuk informasi lebih lanjut,silahkan mengunjungi ADB Kambojawww.adb.org/documents/adbbo/csrn/aota/37290012.asp

Vietnam: untuk informasi lebih lanjut,silahkan mengunjungi www.ccfsc.org.vn/dmu_en

Viet NamKEMAJUAN TERBARU DALAMPERINGANAN BENCANA, KONTROLBANJIR DAN BADAI

Pada tahun 2005, korban jiwa dankerusakan ekonomi yang disebabkanoleh berbagai bencana di Vietnam dapatdikurangi secara signifikan. Ucapanterima kasih kepada StrategiPengurangan Bencana Nasional yangdikembangkan oleh Pemerintah,termasuk koordinasi yang erat antarberbagai kementerian dan sektor terkaitdari tingkat pusat hingga ke tingkat lokalserta partisipasi aktif dari penduduklokal. Suatu strategi peningkatankewaspadaan di seluruh negaradikembangkan, mencakup kursuspelatihan bagi penduduk desa di bidangpengukuran, peringanan danpencegahan bencana.

Kursus ini, yang diorganisir olehDepartemen Perikanan, DepartemenTransportasi, Komite Nasional untukSearch and Rescue (SAR), Komite Pusatuntuk Kontrol Banjir dan Badai, PalangMerah Vietnam yang bekerjasamadengan otoritas lokal, menyediakanpengetahuan dan ketrampilan yangdibutuhkan untuk bereaksi terhadapbadai dan taufan di laut dalam konteksperkembangan bencana luar biasa dantidak dapat diprediksi. Kursus pelatihanberfokus pada tema berikut:

T hailand adalah salah satu negara yang sering terkenabencana di Asia, menderita akibat rangkaian bencana

berkisar antara banjir dan kekeringan sebagai bencana yang pal-ing sering terjadi, serta tidak terkecuali tsunami. Meskipun resikobencana alam ini sifatnya terjadi berulang-ulang, sistemmanajemen bencana Thailand yang lampau pada dasarnyalebih berfokus pada respon dan aktifitas pemulihan dibandingpencegahan dan kesiapsiagaan. Bagaimanapun di tahun 2003,otoritas manajemen bencana Thailand, Department of DisasterPrevention and Mitigation (DDPM) memperkenalkan konsep“Manajemen Resiko Bencana Berbasis Masyarakat (Community-Based Disaster Risk Management - CBDRM)” sebagai solusi untukmasyarakat yang rentan akan bencana dan memilih desaTablamu, yang sangat menderita dari bencana tsunami

MITRA KERJA

Page 24: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific22

Desember 2004, sebagai model untukmasyarakat tahan bencana.

Dengan pendukung teknis dari GTZpemerintah Jerman, DDPMmeluncurkan suatu proyek satusetengah tahun berupa “Advisory Tech-nical Assistance on Disaster Risk Man-agement” dimana dua masyarakatpercontohan telah terpilih, yaitu: DesaTung Kraborg yang rentan banjir diProvinsi Trat dan daerah tsunami DesaTablamu di provinsi selatan Phang-Nga.Sasaran dari proyek ini adalahmemperkuat kapasitas ketahananmasyarakat akan bencana banjir dan tsu-nami melalui suatu proses pendidikanatas bencana, keikutsertaan dalampelatihan penilaian resiko, pembentukansuatu organisasi manajemen resikobencana permanen yang disebut “Village Disaster Prevention and Mitiga-tion Committee”, perumusan suaturencana penurunan bencana dan pro-gram pengurangan bencana,implementasi dari rencana denganketerlibatan masyarakat dan evaluasiproyek, termasuk aktivitas pelatihanevakuasi. Desa Tablamu adalah sebuahmasyarakat nelayan di Provinsi Phang-Nga yang terkena parah akibat TsunamiSamudera Hindia pada tanggal 26Desember. Puluhan penduduk Tablamutewas dan banyak orang yangmengalami luka serius. Sebelumbencana ini, masyarakat tidak punyapengetahuan tentang resiko bencanaalam dari lautan ini dan tidakmengetahui bagaimana cara berlindungdari bencana tersebut.

Suatu tim CBDRM dari Kantor pusatDDPM, tenaga ahli GTZ dan juga pejabatpemerintahan dari Provinsi Phang-Nga

melakukan sejumlah kunjunganlapangan ke para pemimpin desa,pejabat pemerintahan provinsi dan lokal,kelompok pemuda Tablamu dankelompok para wanita untukmemperkenalkan konsep CBDRM danpertukaran informasi dan pengetahuantentang banjir dan tsunami. Serangkaianaktivitas penilaian resiko bencanadiselenggarakan, mencakup penilaianbencana yang lalu yang terjadi di dalammasyarakat dengan menggunakanperalatan CBDRM seperti kalendarmusiman dan problem trees sertapengembangan pemetakan resikobencana alam untuk mengidentifikasiancaman bencana kepada masyarakattersebut. Masyarakat didorong untukmembentuk suatu organisasimanajemen resiko bencana desa yangbertanggung jawab atas aktivitasmanajemen bencana di desa melaluikoordinasi dengan tetangga desa danpara petugas pemerintah dan non-pemerintah. Organisasi ini dibagi dalamsuatu panitia utama yang bertanggungjawab untuk keseluruhan aktivitasmanajemen bencana sepertipengembangan kebijakan, petunjuk danlangkah yang berkaitan denganmanajemen bencana, dan suatu sub-committee untuk menyelesaikanaktifitas yang lebih spesifik yangberhubungan dengan pencegahan dankesiap siagaan bencana, peringatan dini,monitoring dan komunikasi, pencariandan penyelamatan, pemulihan danrehabilitasi.

Di dalam masyarakat percontohan, suaturencana pencegahan dan peringananbencana dikembangkan denganketerlibatan dari semua anggotamasyarakat, termasuk imigran Birma

yang bekerja di sektor perikananmasyarakat. Rencana tersebutmenyediakan rincian dari apa yang harusterpenuhi sebelum, selama dan setelahterjadi sebuah bencana. Masyarakat jugadidorong untuk mengembangkanrencana berbasis tahunan sehinggainformasi yang berhubungan denganpihak yang bertanggung jawab, sifatalami bencana, dll., bisa dibaharui.

Di minggu kedua bulan Mei 2006, suaturencana pencegahan dan peringananbencana desa akan akan diuji coba diTablamu untuk menilai tingkatkesiapsiagaan dari masyarakat terhadaptsunami yang lain . Rencana tersebutmeliputi sebuah situasi real-lifeperingatan dini tsunami, evakuasi tsu-nami, perawatan PPPK, operasipertolongan dan evaluasi latihan.Pelajaran dan pelatihan yang telah dapatdiidentifikasi sejauh ini adalahmencakup :

1 Mekanisme dan Organisasimasyarakat di sektor lain selain

manajemen bencana dan di lain desaharus dimasukkan dalam pertimbanganagar bisa belajar dari pengalaman-pengalaman sukses yang ada dan harusdiintegrasikan untuk efisiensi yangmaksimal.

2 Keterlibatan pemerintah lokal akanmemudahkan ketahanan jangka

panjang dari proyek tersebut.

3 Pelatihan pemetakan resiko bencanasecara visual seperti grafik, GIS,

Powerpoint adalah penting untukmenaikkan perhatian masyarakat yangkadang susah untuk diperoleh.

4 Keikutsertaan dan komunikasi efektifantar semua stakeholder adalah

penting. Gubernur propinsi, kepaladaerah, walikota, para pemimpinmasyarakat, kelompok minoritas danimigran, seluruhnya adalah para aktorkunci yang tidak bisa dihilangkan dariproses pengambilan keputusan.

5 Ketahanan proyek CBDRM beradadiatas dukungan terus menerus dari

agen manajemen bencana nasional danjuga keterlibatan yang efektif daripemerintah daerah.

DDPM sekarang merencanakan untukmemperluas pelatihan CBDRM kemasyarakat lain yang di daerah beresikodengan menggunakan pengalaman danpelajaran yang diperoleh dari Tablamu. ●

Untuk informasi lebih lanjut, silahkanmenghubungi Suporn Ratananakin,Departemen Peringanan dan PencegahanBencana, melalui email: [email protected]

MITRA KERJA

Page 25: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 23Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 23

hubungan media. Disamping untuk membantu koordinasitanggapan keadaan darurat praktis oleh lokal, nasional daninternasional selama tanah longsor di Leyte, Pilipina, Tim UNDACyang dipimpin oleh ROAP Regional Disaster Response Advisorsjuga mengusahakan secara bersama-sama adanya penghubungantara tanggap keadaan darurat dan pemulihan/rehabilitasi. Ditahun 2005, ROAP juga memimpin Latihan UNDAC untukpenilaian kapasitas nasional di Pilipina bersamaan dengan re-view tengah tahunan yang diikuti review putaran kedua di tahun2006. Dukungan untuk memperkuat proses perencanaanterhadap situasi yang tidak pasti terus menerus diberikan olehROAP.

ROAP (bekerja sama dengan Pusat Regional UNDP di Bangkok)membuka Kantor Tim Koordinasi Regional dari UN SystemInfluenza Coordinatorûs (UNSIC’s) untuk Kesiapsiagaan FluBurung dan Manusia di daerah Asia dan Pacific. Dukungankoordinasi ROAP diarahkan untuk pembangunan platformregional untuk kapasitas antar agensi yang berbeda-beda danbackstopping ke perencanaan tingkat nasional sertamenghubungkan dengan institusi lain yang terlibat dalamkesiapsiagaan dan perencanaan tentang penyakit- seperti APEC(Asia-Pacific Economic Cooperation) dan ASEAN (Association ofSouth East Asian Nations)- bekerjasama dengan KantorKoordinasi Regional Avian and Human Influenza (AHI) UNSICuntuk Asia Pasifik. Di tahun 2005, ROAP bersama dengan WHO,FAO dan UNDP berpartisipasi dalam misi kesiapsiagaan AHIgabungan antar agensi ke Viet Nam, Laos dan Kamboja.

Sebagai anggota dari UNISDR Asia Partnership (IAP), ROAPtengah mendukung prakarsa pengurangan resiko bencanadengan cara berkontribusi dalam pengembangan danperancangan sebuah strategi implementasi Hyogo Frameworkfor Action 2005-2015 (HFA) tingkat nasional. ●

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi Terje Skavdal,ROAP, melalui email: [email protected]

Bantuan teknis dari kantor re-gional UN-OCHA

Kantor Regional OCHA untuk Asia dan Pasifik (RegionalOffice for Asia and the Pacific -ROAP) didirikan Bangkokdi awal tahun 2005 dan sejak saat itu terus bekerja dalam

penguatan tanggap bencana alam dan aktivitas kesiapsiagaandi daerah tersebut, seperti halnya mendukung langkahkemanusiaan yang sedang dikerjakan oleh Tim Negara PBB,kantor regional agensi PBB. OCHA ROAP juga mengatur sub-offices di Fiji, Jepang dan Papua Nugini (PNG). Tim ROAP diBangkok terdiri dari enam unit: Kesiapsiagaan dan TanggapBencana Alam; Kesiapsiagaan dan Tanggap Keadaan DaruratKomplek; Koordinasi Flu Burung dan Manusia; ManajemenInformasi; Informasi Publik dan Advokasi; dan Kerjasama Sipil-Militer. ROAP sub-offices di Fiji, Jepang dan PNG terlibat dalammendukung Tim Negara PBB dan pemerintah masing-masingdalam kesiapsiagaan dan tanggap bencana alam.

Sepanjang tahun lalu, Tim OCHA ROAP telah bekerjasamadengan Tim Negara PBB, Pemerintah, masyarakat sipil danorganisasi regional untuk menyediakan bantuan teknis,mendukung pengadaan sistem peringatan dini berbagaibencana melalui kerja sama dengan UNISDR, mendukungpengembangan rencana kesiapsiagaan bencana dan berbagaikemungkinan, mendorong rencana awal kesiap siagaan datadan komunikasi darurat, dan mendukung kampanye pelayananpublik dan inisiatif kewaspadaan masyarakat. Dengan besarnyakapasitas tim OCHA ROAP, maka pengiriman dukungan dalammenghadapi gempa bumi di Nias, Indonesia, (Maret 2005) danPakistan (Oktober 2005) dan tanah longsor di Leyte, Pilipina(Pebruari 2006), menjadi mungkin. Pengiriman staff ROAP keNias memudahkan koordinasi usaha pertolongan setelahkeberangkatan dari tim UN Disaster Assessment and Coordina-tion (UNDAC). Lima anggota ROAP dikirim ke Pakistan untukmendukung hub PBB yang disiapkan di Mansehra danIslamabad untuk mengkoordinasi penyelamatan danpemulihan, manajemen informasi, informasi publik dan

K

Rencana TindakanDIPECHO untukAsia Tenggara

Aksi yang keempat dari Disaster Pre-paredness, European Community Hu-manitarian Office (DIPECHO) untuk AsiaTenggara, yang mempromosikan proyekterkait dengan kesiapsiagaan bencana,disetujui di penghujung tahun 2004.Tahap implementasinya, yangdilaksanakan di Kamboja, Indonesia,Laos, Timor Leste dan Viet Namsemuanya di tahun 2005, akan selesai dipertengahan tahun 2006. Suatu proseskonsultasi lanjutan yang dipimpin olehGEMA dilakukan pada bulanNovemberdan Desember 2005 di lima negara-negara Asia melalui pertemuan-pertemuan konsultatif nasional denganstakeholders terkait (mitra NGO,

organisasi intemasional, otoritasnasional, delegasi Komisi Eropa,ilmuwan, masyarakat donor, danmasyarakat sipil), untuk menilaikebutuhan dan menentukan prioritasstrategi untuk tahap berikutnya. Puncakdari konsultasi ini adalah PertemuanKonsultatif Regional Asia Tenggara diBangkok pada tanggal 2 Desember 2005dan keputusan ECHO untuk memperluasStrategi Kesiapsiagaan Bencana didaerah Asia Tenggara dengan caramelanjutkan program yang sedangberjalan di beberapa negara operasi danuntuk mengembalikan kondisi-kondisiyang memungkinkan untuk peluncurankembali strategi DIPECHO di Pilipina.

ebinasaan yang disebabkan olehbencana alam dengan ukuran danK

daya rusak yang luar biasa sepanjangtahun 2005, termasuk TsunamiSamudera Hindia dan gempa bumi AsiaSelatan, menunjukkan pentingnyakesiapsiagaan dan pencegahan sebagaiunsur-unsur pokok kebijakan danstrategi manajemen bencana. Rencana

Inisiatif regional dalammanajemen bencana

INISIATIF REGIONAL

Page 26: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific24 Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S24

Rencana Aksi DIPECHO yang ke limadiluncurkan di bulan April 2006 dengansatu set petunjuk khusus, dan mitrakunci diundang untuk menyampaikanusulan proyek yang mendukung pro-gram, proyek dan aktivitas multi-facetedyang berhubungan dengan promositentang Inisiatif kesiapsiagaan bencanaberbasis masyarakat dan pekerjaanperinganan bencana skala kecil, denganbeberapa komponen advokasi. Negara-negara yang dipertimbangkan untukdipilih untuk menerima bantuanRencana Aksi ke lima tersebut adalahKamboja, Indonesia, Laos, Timor Leste,Vietnam dan Pilipina. ( Thailanddipertimbangkan hanya layak di bawahproposal program regional AsiaTenggara). ●

Petunjuk untuk Rencana Aksi yang kelimadan laporan dari enam pertemuankonsultatif tersedia di website ECHO, http:// e u r o p a . e u . i n t / c o m m / e c h o /index_en.html

Untuk informasi tentang keseluruhanlatihan, silahkan hubungi B?atrice MI?GEdi ECHO Brussels, melalui email:[email protected] atau Marc Gor-don di ECHO Bangkok / DIPECHO AsiaTenggara, [email protected]

Proyek Interfaceantara Bencanadan Konflik olehBiro UNDP untukPencegahan &Pemulihan Krisis

beberapa bukti awal tentang kaitan,tantangan dan kadang-kadang jugapeluang yang muncul untuk efektivitasCPR yang berkaitan dengan masalahtersebut.

Informasi terakhir dari bencana tsunamidi Sri Lanka dan Aceh, Indonesiamenyoroti perlunya untuk menyelidikilebih jauh tentang interface antarabencana dan konflik untuk mengambildan menerapkan pengalaman masa laluke arah memperkuat pendekatan pro-gram UNDP. Di bawah suatu prakarsaglobal untuk mainstreamingpengurangan resiko bencana ke dalamlingkup dari “proyek interface antarabencana dan konfik” yang diusulkan,suatu kerangka kerja konseptual danprogamatik yang terintegrasi akandikembangkan kearah penguranganresiko bencana dan konflik melaluipemrograman yang sensitive. Inisiatif iniberdasar pada latar belakang catatanyang diselesaikan oleh BCPR dan akandikerjakan dalam kerjasama yang eratdengan kantor negara UNDP yangrelevan. Proyek tersebut berharap untuk

menyusun usaha UNDP/BCPR untukmengefektifkan perhatian dari semuastakeholders (terutama sekali otoritaspemerintah lokal dan pusat dan kantornegara UNDP) ke arah kerangka kerjayang bertujuan untuk mengintegrasikanusaha pengurangan resiko bencanadengan pencegahan konflik, kegiatanpenambangan, pemulihan transisi daninisiatif demobilisasi senjata-api tangan.Berdasarkan pada suatu peer review dankonsultasi group, enam negara programtelah ditunjuk sebagai komponen risetlapangan dari proyek ini, yaitu Srilanka,Nepal, Guyana, Goma/Dr Kongo, Haitidan Indonesia. Tahap Pertama dariinisiatif ini harus sudah dimulai dinegara-negara tersebut pada bulan MeiJuni 2006. ●

Untuk informasi lebih lanjut, silahkanmenghubungi Delhi UNDP-BCPR melaluiShefali Juneja pada:[email protected]

Di tahun 2005, Unit PenguranganBencana Biro UNDP untuk

Sebuah kelompok kerja yangbertujuan untuk menfasilitasi

Peringananbencana anginpuyuh tropis diTeluk Bengal, LautArab

ang terhormat Perdana MenteriBanglades memimpin Sesi ke-33 dari

1 Anggota panel tentang lembahsungai internasional di suatu daerah

didukung untuk mengejar keberhasilandalam pertukaran data hydrologimereka, khususnya untuk peramalanbanjir yang bertujuan untukmeningkatkan lead-time dalamperingatan bahaya banjir sebagai usahabersama untuk mengurangi dampakbanjir.

2 Panel menghimbau seluruhanggotanya untuk meningkatkan

lebih lanjut pelayanan peramalan banjiruntuk perlindungan kehidupan manusiayang lebih baik, dan untukmenggunakan forum internasionalsebagai peluang untuk menekankandan mengerahkan tokoh kunci padabencana kemanusiaan ini.

3 Suatu proyek regional tentangpelembagaan suatu modul pelatihan

angin topan akan dimulai didalamkerangka kerjasama Panel, di bawahkepemimpinan Prof. S.K. Dube dari In-dian Institute of Technology (IIT ),Kharagpur.

4

YDiskusi Panel tentang Angin puyuhTropis di Teluk Bengal dan Laut Arab daritanggal 30 Januari hingga 4 Pebruari2006 di Dhaka, Banglades. Yang perludisoroti adalah masalah pentingnyakerja dari Panel tsb dalam usahabersama untuk mengurangi dampakdari angin puyuh tropis di Teluk Bengaldan Laut Arab. Hal ini didasarkan padafakta bahwa peringatan dini yang efektifdan tepat waktu terhadap angin puyuhtropis dan gelombang angin topan yangdihasilkan oleh angin puyuh telahberkontribusi secara mengesankandalam pengurangan total jumlahkematian dari diatas 300,000 orang ditahun 1970 menjadi 140,000 orang ditahun 1991 dan sekitar 3,000 orang ditahun 1998 - semua angin puyuh tsbbesarnya sama.

Sesi ke-33 menyetujui langkah-langkahpenting berikut untuk lebih mengurangibanyaknya orang yang tewas olehbencana yang terkait dengan anginpuyuh dan memperkecil dampak social-ekonomi mereka di dalam sub-region:

DPencegahan & Pemulihan Krisis (Bureaufor Crisis Prevention and Recovery-BCPR,UNDP) mengadakan studi yangmeninjau hubungan timbal balik antarabencana alam dan konflik, danmenganalisa dampak timbal balik positifmereka dalam kontek program DRR.Studi tersebut dilakukan karenadiketahui adanya peningkatan jumlahbencana alam yang terjadi di dalamkeadaan konflik dan post-conflict yangmenimbulkan tantangan baru untukkeseluruhan efektivitas programpengurangan dan pemulihan bencanaUNDP. Pengalaman UNDP di masa laludengan Goma, DR Kongo, programpengurangan resiko gunung berapi, pro-gram terintegrasi Crisis Prevention andRecovery (CPR) untuk Kolumbia sertaprogram pengurangan bencana diNepal, Sri Lanka dan Haiti memberikan

INISIATIF REGIONAL

Page 27: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 25Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 25

pertukaran pengalaman tentangmanajemen bencana di antara paraanggota panel akan diadakan di bawahkepemimpinan Banglades.

5 WMO diminta untuk memfasilitasiimplementasi peningkatan mutu

Sistem Telekomunikasi Global (GlobalTelecommunication System-GTS) yangsangat mendesak di Banglades, Maldives,Sri Lanka dan Thailand dan juga untukmenyusun persyaratan/kebutuhanuntuk pertukaran informasi di LingkarSamudera Hindia yang berkaitandengan tsunami. ●

Untuk informasi lebih lanjut, silahkanmenghubungi Dr Le Huu Ti, UNESCAP,melalui email: [email protected]

diadakan di seluruh lima negara proyek;standard nasional dan regional untukmenilai dan mengevaluasi proyekCBDRM telah dikembangkan, demikianjuga halnya dengan petunjuk advokasiuntuk mengintegrasikan CBDRM kedalam program dan kebijakanpemerintah lokal. Untuk mendukungusaha ini, telah dilaksanakan riset untukmenilai kapasitas kesiapsiagaan institusibencana yang ada, serta telahdikumpulkan dan dikembangkan suatudatabase ke dokumen praktek CBDRM.Sebagai tambahan, dua pertemuandengan perusahaan sektor swastadilaksanakan di Vietnam guna memintadukungan mereka untuk CBDRM. TahapKetiga dari Proyek Kemitraan untukPengurangan Bencana di Asia Tenggara(PDRSEA 3) ini juga berperan dalammemperkuat networking dan kerjasamaantar praktisi manajemen bencana diAsia Tenggara melalui Wokshop PraktisiManajemen Bencana ke-4 (bekerjasamadengan UNISDR) dan suatu pertemuan

bersama panitia regional. Di dua tahapsebelumnya, PDRSEA telah bekerjauntuk pembangunan kapasitas mitraLSM di negara-negara proyek dan untukpengembangan teknik dan peralatan.●

Untuk informasi lebih lanjut tentangCBDRM dan PDRSEA 3, silahkanmenghubungi Loy Rego, ADPC,[email protected] atau Lehuu Ti, UNESCAP,[email protected]

MelembagakanManajemen ResikoBencana BerbasisMasyarakat di AsiaTenggara

sian Disaster Preparedness Center(ADPC) dan UN Economic and Social

1 Pengembangan kerangka kerjauntuk kerjasama regional dalam

CBDRM;

2 Pemberian fasilitas dalamperencanaan strategi nasional untuk

CBDR M;

3

4

5

Riset untuk mengidentifikasikapasitas pemerintah saat ini untuk

mendukung CBDRM;

Pengembangan teknik dan peralatanuntuk mendukung pengambilan

keputusan, misalnya database; dan

Memperkuat dan melanjutkankemitraan dan networking.

Untuk memudahkan pengintegrasianCBDRM ke dalam prosespengembangan, sejumlah langkah telahdiambil selama 13 bulan yang lalu dibawah PDRSEA 3 diantaranya:perencanaan strategi CBDRM telahdiformulasikan di Kamboja, Laos, TimorLeste dan Viet Nam; pedoman pellatihanuntuk pejabat lokal telah disiapkan;workshop orientasi untuk media

ACommission for Asia and the Pacific(UNESCAP) sudah menerapkan TahapKetiga dari Proyek Kemitraan untukPengurangan Bencana di Asia Tenggara(Partnerships for Disaster Reduction inSouth East Asia Project-PDRSEA 3) sejakbulan Pebruari 2005, di bawah biayaDIPECHO. Daya dorong dari proyek iniadalah membantu negara-negara yangberpartisipasi dalam melembagakanManajemen Resiko Bencana BerbasisMasyarakat (Community-Based DisasterRisk Management-CBDRM). Usaha inidimaksudkan untuk mengerahkandukungan pemerintah dari kantormanajemen bencana nasional,kementerian yang sesuai, departementerkait dan dari otoritas lokal untukmenfasilitasi tindakan masyarakat dalammanajemen resiko bencana. Melalui caraini, PDRSEA bertujuan untukmenciptakan lingkungan yangmemungkinkan untuk pelaksanaanCBDRM di daerah Asia tenggara. KantorManajemen Bencana Nasional (NationalDisaster Management Offices- NDMOs),LSM, Palang Merah, Red Crescent Soci-eties dan para praktisi CBDRM lainnyasangat berperan penting dalammemfasilitasi proses melembagakanCBDRM ke dalam kebijakan,perencanaan dan implementasipemerintah.

PDRSEA 3 sedang menyelesaikanaktivitas di lima bidang dukungan kunciberikut :

P

Negara-negaraAsia dihimbauuntuk memasukkanmanajemen resikobencana dalampengembangan

ertemuan Komite KonsultatifRegional ke-5 (Regional Consultative

Committee-RCC 5) Pusat KesiapsiagaanBencana Asia tentang ManajemenBencana dilaksanakan di Hanoi, Vietnam,dari tanggal 18 hingga 20 Mei 2005, yangdihadiri oleh 32 wakil dari 18 negaraanggota RCC, termasuk para kepalakantor manajemen bencana nasionaldan 47 peninjau dari organisasi regional,agensi PBB dan para agensi pembiayaanbilateral dan multilateral. Dalamstatemen yang disebut “Statemen RCC 5HANOI tentang MainstreamingManajemen Resiko Bencana dalamPengembangan di Negara-Negara Asia”,pertemuan menuntut suatu pengerahanyang kuat dari negara-negara Asia untukmemasukkan manajemen resikobencana ke dalam kebijakan,perencanaan dan implementasipembangunan nasional,seperti halnyadalam sektor prioritas. Statementersebut juga meminta Asian DisasterPreparedness Center (ADPC), dalamkapasitasnya sebagai Sekretariatmekanisme RCC, untukmengembangkan satu set dokumenpetunjuk untuk mainstreamingmanajemen resiko bencana danmendukung penerapan priority imple-mentation projects (PIPs) dengan mitradan donor yang relevan. ●

Untuk informasi lebih lanjut, silahkanmenghubungi Loy Rego, ADPC, melaluiemail: [email protected]

INISIATIF REGIONAL

Page 28: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific26 Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S26

Aktivitas PenguranganResiko Bencana di AsiaTengahSebuah kemitraan manajemen resiko bencanaTajikistan REACT (Rapid Emergency AssessmentCoordination Team) dibentuk di tahun 2000 oleh OCHAuntuk memperkuat kolaborasi tanggap bencana diTajikistan. Kemitraan REACT telah tumbuh dan secaraberangsur-angsur menjadi dipimpin oleh KementerianSituasi Darurat (Ministry of Emergency Situations-MoES), dengan tingkat aktivitas peringanan dantingkat kesiapsiagaan yang lebih besar. Saat ini,sasaran utama dari REACT adalah untuk menfasilitasikolaborasi antara Pemerintah Tajikistan, masyarakatsipil dan masyarakat internasional dalam menemukantanggung jawab masing-masing secara efektif dalamhal pemulihan, pencegahan, kesiapsiagaanmenghadapi dan recovery dari situasi bencana alammaupun bencana buatan manusia. Di bawahkepemimpinan MoES, mitra REACT mengkoordiniraktifitas tanggap bencana dan juga seluruh aktifitaspengurangan resiko bencana. Keikutsertaan dalamkemitraan REACT adalah sukarela dan semua pelakudalam bidang manajemen bencana didorong untukikut. Sekarang ini keanggotaan REACT terdiri atas wakildari jalur kementerian, para agensi PBB, donator danLSM, termasuk berbagai sub-groups-yang sebagiandari mereka berasal dari sektor alami yangmemusatkan diri pada perencanaan dan tanggapsituasi tidak pasti, kelompok kerja WCDR (WorldConference on Disaster Reduction) yang telah adauntuk memfasilitasi koordinasi implementasiHyogo Framework for Action, suatu Tim KoordinasiTanggapan Cepat yang memelopori koordinasi dalammenjawab dan melakukan penilaian segala bentukbencana, dan kemitraan regional REACT di berbagaitempat dari suatu negara. Untuk informasi lebihdetil, silahkan menghubungi Nigina Alieva,nigina. [email protected]

Pertemuan Konsultatif Regional ketiga tentangPengurangan Resiko Bencana di Asia Tengah akanberlangsung di Kyrgyzstan pada tanggal 23 dan 24 Mei2006. Tujuan dari pertemuan ini adalah untukmeningkatkan rasa kepemilikan dan kepemimpinannasional dalam mempromosikan dan mainstreamingpengurangan resiko bencana dalam kebijakan dan pro-gram nasional, dan untuk mempromosikan kerja samadan kolaborasi regional dalam bidang penguranganresiko bencana. Peserta Pertemuan Konsultatif Regionalkedua mengangkat isu pendirian platform nasional danstrategi jangka panjang untuk pengurangan resikobencana. Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan danUzbekistan mengambil bagian di Konferensi Duniatentang Pengurangan Bencana (World Conference onDisaster Reduction -WCDR) dan memiliki pandanganuntuk melakukan penyesuaian kepada Hyogo Frame-work for Action 2005-2015. Event tersebut diorganisiroleh UNISDR Asia Tengah bekerjasama dengan MoESdan UNDP di Kyrgyzstan. Untuk informasi lebih lanjut,silahkan menghubungi Tine Ramstad, UNISDR Asiamelalui email: [email protected]

Suatu proyek kerjasama tentang “Capacity-BuildingPenduduk Republik Kyrgyzstan dalam KesiapsiagaanBencana dan Pengurangan Bencana” oleh PusatPengurangan Bencana Asia (Asian Disaster ReductionCenter-ADRC) dan Republik Kyrgyzstan telahdiluncurkan. Dua seminar tentang subyek di atas telahdiselenggarakan oleh Kementerian Situasi Darurat (Min-istry of Emergency Situations-MoES) di Bishkek dan Osh,berturut-turut pada tanggal 6 dan 7 Pebruari 2006,dalam konteks proyek kerjasama. Sasaran dari proyektersebut adalah untuk menaikkan kesadaran publik atasisu kesiapsiagaan dan pengurangan bencana,meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan merekadan menyertakan suatu pendekatan penguranganbencana secara menyeluruh dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sampai di sini, MoES menerbitkan satu setdokumen termasuk juga suatu manual untuk penduduk,kartografis dan pedoman pelatihan, suatu programtindakan dan peta daerah administratif, kebanyakandari mereka adalah dalam Bahasa Inggris dan BahasaRusia. Seminar yang diselenggarakan di Osh dibuka olehMr B.R. Aidaraliev, Deputi I Menteri di MoES; sementaraseminar di Bishkek dibuka oleh Mr A. K. Camchibekov,Deputy Menteri di MoES. Mr Masayuki Kitamoto,Direktur eksekutif ADRC, memberi selamat kepadaMoES atas pengembangan materi training/pendidikanyang komprehensif dan atas kesuksesan melakukanseminar, menekankan bahwa penggunaan materialyang efektif adalah kunci untuk menambahkesiapsiagaan penduduk terhadap bencana. Total Disas-ter Risk Management (TDRM) digarisbawahi sebagaiperangkat bermanfaat yang harus secara luas diterimadan diterapkan di Republik Kyrgyzstan. Untuk informasilebih lanjut, silahkan menghubungi Pusat PenguranganBencana Asia (Asian Disaster Reduction Center-ADRC)melalui email: [email protected]

INISIATIF REGIONAL

Page 29: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 27Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 27

Pengembanganprofil resikobencana: kasusMaldives

kerentanan sampai berbagai peristiwabencana dan secara rinci meneliticakupan kerentanan dalam rangkamengembangkan cara menghadapisituasi yang sudah diberitahukan danstrategi adaptif untuk masa depandalam kaitannya dengan perencanaanpengembangan dan pembangunaninstitusi kesiapsiagaan bencana, aktivitaspencegahan dan peringanan resiko. Halini akan menyebabkan rencana dan pro-gram baru untuk bisa ditinjau dalam halpotensi mereka untuk mengurangi ataumenurunkan kerentanan dan resiko.

Studi tersebut menyediakan pemetaanresiko dan bencana berdasarkan GIS danmenggambarkan masing-masing resikosecara indipendent, seperti halnyamenawarkan analisa gabungan untuksemua resiko. Peta tersebut menandai

Suatu skala index resiko 1-5 digunakanuntuk memetakan tiap-tiap pulau dandiwakili dengan skala sangat rendah,rendah, sedang, tinggi atau sangattinggi.

Studi tersebut juga telah mengenalifakta baru tentang profil bencana suatunegara. Disamping resiko nyata yangdisebabkan oleh ombak pasang surut,curah hujan di atas normal, bahaya banjirdan tsunamis, sebuah negara dapat jugamenjadi daerah pusat gempa. Sedikitnyatiga pulau karang di ujung selatannegara terletak dekat zone salah yangdapat menyebabkan gempabumisampai 7-8 MMI (Modified Mercalli Inten-sity). Untuk memecahkan masalah ini,ada keharusan untuk melakukan suatuanalisis risiko yang lebih dalam tentang

sunami Samudera Hindia tahun 2004memberikan kesempatan kepada

negara-negara yang terkena dampakuntuk menguji tingkat resiko dankerentanan kawasan pantai nasionalmereka. Sekian lama dianggap çamanédari bencana alam seperti itu, Maldivesuntuk pertama kalinya menyadaribahwa kerusakan suatu bencana alambisa disebabkan dari jarak sangat jauhseperti 2,500 km. Hilangnya kehidupan

T

manusia, dampak pada infrastrukturdan ekonomi, dan biaya-biayarekonstruksi (yang diperkirakansekitar 470 juta dolar AS atau 62%dari GDP tahunan) memaksa isumanajemen resiko danpengurangan bencana masuk kedalam agenda kebijakanpemerintah. Dengan demikian,menjadi jelas bahwa pengujiantentang bagaimana pilihanpengembangan sebuah negaradalam menghadapi resiko yangmenyebabkan kerusakan yangbesar-besaran memang sangatdiperlukan.

Sebuah studi profil resiko bencanauntuk kasus Maldives, yangdisiapkan oleh Risk ManagementSolutions India (Rmsi Pvt Ltd),diangkat oleh UNDP sebagai bagiandari Program tiga tahun UNDP yanglebih besar pada Manajemen ResikoBencana yang bertujuan untukmenyediakan bimbingan untukmendukung Pemerintah dalammengurangi dan memanage secaraefektif krentanan dan resiko yangmungkin diakibatkan oleh bencanaalam di masa mendatang. Profilresiko tersebut menyediakan suatuanalisis risiko yang komprehensiftentang Maldives dengan deskripsiberbagai resiko, kerentanan dan potensikerusakan dan kerugian yangditampilkan dengan tabel, figur danpeta, dan akan memainkan suatu peranpenting dalam memutuskan pulaumana dapat ditunjuk sebagai “pulauaman” sehingga program pembangunannasional bisa dengan mudah dikenalioleh studi itu sebagai salah satu faktor.Profil resiko tersebut juga menghitungkemungkinan terjadinya resikoberdasarkan bukti geografis, datahistoris dan proyeksi resiko masa depan,sehingga profil tersebut menyediakanmasyarakat Maldives latihan pemetaanbencana terkomplit saat ini - danmelakukan penilaian berbagai

adanya potensi bencana dan resikodalam sekala ordinal (misalnya tinggi-sedang-rendah) dan dimunculkansecara tematis pada tingkat pulau.Bencana lama yang dianalisa adalah tsu-namis potensial, angin topan (termasukangin, curah hujan dan resikogelombang), gempa bumi dan kenaikanpermukaan air laut. Penilaian kerentananmenguji baik aspek fisik maupun aspekekonomi-sosial. Bangunan persediaanbeberapa pulau dianalisa dalamkaitannya dengan sifat kerentananmereka terhadap berbagai resiko. Untukpenialain kerentanan sosial, sebagianbesar data diambil dari PenilaianKemiskinan dan Kerentanan milik UNDPtahun 2004 dan berhubungan dengandata kwalitatif dan perceptional yangdikumpulkan dari interaksi masyarakat.

bencana gempa bumi ini, danmungkin juga meninjau ulangperaturan tentang bangunan untukmemastikan praktek konstruksi yanglebih aman.

Disamping bertindak sebagaipemandu perencanaan manajemenbencana, studi tsb juga memberikansebuah kesempatan penting untukbekerja pada suatu platform GISkarena studi ini telahmengembangkan peta digitaldengan batas daratan untuk 1,037pulau, yang akan menjadi peralatanperencanaan penting untuk parapraktisi pembangunan nasional. Diatas semua itu, studi ini dimaksudkanuntuk menggembleng momentumpolitisi untuk melakukan reorientasicara berpikir tentang kebijakanpengembangan di Maldives.Meskipun niat utamanya untukmelayani praktisi penguranganbencana, studi tsb mempunyaiimplikasi luas untuk semua sektordan menarik perhatian terhadap isukunci pengembangan.Pengembangan harus dipandangdari sisi dampaknya terhadap resikobencana dan investasi dalampengurangan resiko harus menjadi

bagian dari pembangunan nasional danperencanaan strategi. Programmanajemen resiko bencana UNDP untukMaldives akan fokus pada perhatiankunci yang ditekankan oleh studitersebut dan akan terus mencari jalanuntuk memperkuat perencanaankebijakan dengan cara mendukungpenilaian dan analisa lebih lanjut ditingkat sub-national yang akan dijadikanfactor dalam kebijakan pengembanganpengurangan resiko nasional.“ProfilResiko untuk Maldives” tersebut akantersedia pada bulan Juni 2006. ●

Untuk informasi lebih lanjut, silahkanmenghubungi Rita Missal, UNDP Maldivesat [email protected]

INISIATIF REGIONAL

Page 30: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific28 Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S28

Area fokus tematis

P

T

D

Pengintegrasian PenguranganResiko Bencana ke dalamproses pembangunanPENGURANGAN RESIKO BENCANA (DISASTER RISKREDUCTION-DRR) SEBAGAI BAGIAN DARI PROSESBANTUAN PEMBANGUNANGAN PBB DI THAILAND

UNDP MEMASUKKAN PENGURANGAN RESIKO BENCANAKE DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN

im Negara PBB untuk Thailand telah bekerja secara dekatdengan UNISDR Asia & Pacific dalam memasukkan Disaster

Risk Reduction (DRR) ke dalam rencana pembangunanPemerintahan Kerajaan Thailand dengan mengintegrasikanDRR ke dalam dokumen UN Development Assistance Frame-work (UNDAF) untuk Thailand (yang diganti nama “United Na-tions Partnership Framework”, UNPAF, oleh Pemerintah KerajaanThailand). Dokumen tersebut, yang menyediakan Sistem PBByang komprehensif, kolektif dan terintegrasi dan mampumenjawab kebutuhan dan prioritas nasional yang dikenaliuntuk Thailand di dalam kerangka kerja dari Millennium Devel-opment Goals (MDGs), benar-benar mengenali penguranganresiko bencana sebagai salah satu area prioritas dari PemerintahKerajaan Thailand selama lima tahun kedepan denganmendukung manajemen lingkungan, penguasaan lokal danmemberi akses kepada komunitas yang rentan di area yangbelum terlayani untuk mendapatkan pelayanan social yanglayak, terutama masalah pendidikan. Dari sudut pandang HyogoFramework for Action (HFA), yang dikenal sebagai kerangkainternasional yang memandu implementasi danpengembangan strategi manajemen resiko bencana, UNPAFThailand disebut sebagai ilustrasi bagus atas bagaimana caramemasukkan DRR ke dalam perencanaan pembangunannasional. Dokumen tersebut disetujui setelah dua pertemuanstrategis dengan semua Kementerian Pemerintah Kerajaan Thai-land dan masyarakat donor, termasuk UNISDR, danditandatangani dalam upacara tingkat tinggi pada tanggal 7April 2006.Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi UNDP Coun-try Office for Thailand, [email protected] atau UNISDRAsia & Pacific , [email protected] untuk aspek khusus berkaitan denganDRR.

i tahun 2005, Biro Pencegahan dan Pemulihan Krisis (Bureaufor Crisis Prevention and Recovery-BCPR) UNDP dengan

dukungan dari Canadian International Development Agency(CIDA), memulai penyusunan suatu inisiatif global untukmemasukkan pengurangan resiko bencana ke dalam programpembangunan. Inisiatif ini mempunyai tiga sasaran utama, yaitu:(1) Untuk mendukung pembangunan kebijakan yang sesuai,peralatan dan kapasitas sumber daya manusia untukmemasukkan pengurangan resiko bencana ke dalam aktivitaspembangunan; (2) Untuk menyediakan suatu platform untukadvokasi dan pertukaran pengalaman; dan (3) untukmendukung penyelarasan dari berbagai alat dan praktektersebut antar semua pelaku pembangunan. Sebuah workshop,yang dilakukan pada bulan September 2005 di Geneva, memulaisuatu proses konsultatif antar kantor negara UNDP, danmenyajikan suatu forum diskusi dan masukan dari masyarakatpengembangan yang lebih luas. Diskusi di workshop jugamembahas draf petunjuk untuk mengintegrasikan DRR kedalam Common Country Assessment/UN Development Assis-tance Framework (CCA/UNDAF), pemerintahan demokratis,pengurangan kemiskinan dan bidang praktis energi danlingkungan. Peserta workshop terdiri dari para manajer praktisUNDP, wakil dari 12 kantor UNDP negara terpilih yang sekarangini dalam tahap pengembangan CCA/UNDAF, dan organisasiintemasional kunci. Sebagai tindak lanjut dari workshopkonsultatif ini, UNDP segera menyelesaikan petunjuk untukdiskusi dengan UN Development Group (UNDG). Secepatnya,petunjuk tersebut akan diposkan pada halaman web UNDPuntuk diterapkan oleh kantor negara UNDP. Dukungan CIDAakan diinisiasi sebagai latihan percontohan di 12 negara (Pro-gram UNDP) yang beresiko tinggi, yakni Tajikistan, Georgia,Malawi, Mozambique, Iran, Syria, Guatemala, Barbados, Jamaica,Niger, Kamboja dan India. ●

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi UNDP-BCPRDelhi melalui Shefali Juneja di: [email protected]

Mekanismekeuangan untukpenguranganresiko bencanaFORUM KONSORSIOM PROVENTIONTENTANG “INSENTIF UNTUKMENGURANGI BENCANA”

akademisi, sector swasta dan masyarakatsipil. Pertemuan tersebut berfokus padaisu “Insentif untuk mengurangi bencana”,dengan mempertimbangkan perspektifpolitik, ekonomi, sosial dan lingkunganuntuk sebuah pendekatan yang lebihproaktif dan preventif untukmenghadapi resiko bencana dankerentanan. Diantara topic-topik yangdidiskusikan, pertemuan tersebut jugamemberikan perhatian khusus terhadappenjaminan dan mekanisme untukmemindahkan resiko sehingga dapatmengurangi dampak bencana alamterhadap kaum miskin. Denganmemperhatikan bahwa kemiskinansering dikesampingkan dari mekanismepemindahan resiko standar, para peserta

melihat hal yang menjanjikan dari pro-gram microinsurance tingkatmasyarakat untuk menguatkankehidupan berkelanjutan dan aktifitaspenuruna resiko, serta kemitraanasuransi negeri-swasta level makrodiantara pemerintah nasional, institusikeuangan internasional dan sektorswasta untuk mengatasi bencana publiksecara lebih baik. Program percontohanyang sukses untuk mengembangkanskema microinsurance yang terjangkaujuga diperhatikan, khususnya di India.Meskipun masih banyak tantangandalam meningkatkan skala,mengembangkan institusi pembuatregulasi yang sesuai, mengumpulkanbukti-bukti keuntungan buat klien dan

rovention Consortium melaksanakanForum Tahunan kedua di Bangkok,

Thailand pada tanggal 2 dan 3 Pebruary2006 dengan para wakil daripemerintahan, organisasi internasional,institusi keuangan internasional,

FOKUS

Page 31: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 29Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 29

U

menguatkan insentif dengan caramenghubungkan program-programdengan penurunan resiko yang proaktif.Forum tersebut juga melontarkanrencana Bank Dunia untukmengembangkan Fasilitas IndekAsuransi Global bersamaan denganseruan untuk membentuk task forcetingkat tinggi untuk mencari kerangkakerja yang menghubungkanpengurangan resiko dan pembiayaanpemindahan resiko di tingkat nasionaldan regional. Kebutuhan yangmendesak akan beberapa solusi jugadisoroti karena melihat dari tsunamiSamudera Hindia yang mendapatkansedikit perhatian untuk memastikanbahwa ribuan bangunan baru yangsedang didirikan cukup terlindungi olehasuransi yang ada di market atau pro-gram microinsurance yang baru. ●

Laporan menyeluruh dari forum tersebutseperti halnya salinan presentasi danmakalah yang dipresentasikan diBangkok tersedia diwww.proventionconsortium.org

pejabat PRAMUKA dari masing-masingprovinsi Indonesia. Pertemuan tersebut,yang secara resmi diberi nama JamboreNasional akan diadakan pada bulan Juni2006 di Bumi Perkemahan Jatinangor,Jawa Barat. Dengan cara ini, diharapkanpenyebaran informasi akan menjadilebih efektif di masa datang, terutamadengan jaringan nasional PRAMUKA dandapat mencapai masyarakat yang lebihluas. Jika aktivitas tersebut terbuktisukses, maka hal itu akan menjadicontoh yang baik dalammenyebarluaskan kesadaran DRR kenegara tetangga dan negara yang seringterkena bencana lainnya.

tentang komponen alami dankomponen sosial dari banjir danbertujuan untuk menguatkankesiapsiagaan masyarakat. Sasaranakhirnya adalah untuk mengubahkebiasaan masyarakat untukmengurangi kerentanan masyarakat danproperti mereka. Aktivitas pokok dariproyek adalah mempromosikanlangkah-langkah peringanan yangberfokus pada langkah-langkahpengurangan dan kesiapsiagaan banjirnon-struktural, termasuk pendidikandan pelatihan publik kepada masyarakatdan pendirian sebuah forum yangbertindak sebagai “knowledge multi-plier” ke masyarakat yang lebih luas.Tahap lanjutan dari proyek di tahun2005 dilakukan melalui kerjasamadengan suatu LSM local yang disebut “Pusat Pengembangan MasyarakatPetani”, kebanyakan dipusatkan padapenguatan forum yang terbentuk padatahap sebelumnya. Aktifitas lanjutanseperti pelatihan kepemimpinan danpelatihan aktifitas pengumulan danadilakukan untuk meningkatkankapasitas forum, khususnya dalammenjalankan organisasi dan mengatursumber dana untuk aktifitas reguler.

Forum tersebut juga memperolehkapasitas dan pengetahuan untukmenghadapi banjir dengan lebih baik,dan untuk selalu siaga sebelum, selamadan sesudah bencana. Disamping itu,melalui visibilitasnya dalam masyarakat,forum tersebut merupakan channelpenting untuk penyebarluasan informasidan memastikan bahwa seluruh lapisanmasyarakat dapat bereaksi lebih baikterhadap banjir di masa dating. Hasil dariproyek membuktikan pentingnya duaprinsip yang sederhana tapi sangatmendasar ketika melakukankesiapsiagaan dan penguranganbencana, yaitu: keikutsertaanmasyarakat dan pendekatan dari bawahke atas. Keikutsertaan masyarakat secaraspontan dalam semua tahap proyekadalah penting untuk memastikanefisiensi dan efektivitas langkah-langkahperinganan. Keikutsertaan masyarakatdiperlukan tidak hanya untukmengidentifikasi kelompok target dantindakan prioritas, tetapi juga untukmeningkatkan visibilitas dan legitimasidari langkah-langkah dan aktifitas yangdiusulkan. Terima kasih kepadapendekatan dari bawah ke atas danmasyarakat, melalui forum yangmengembangkan proposal yangberbeda-beda (manajemen sampah,penguatan forum, usaha teknis untukkesiap siagaan banjir, dll) untukmeningkatkan kapasitas sendiri dalammengatasi banjir. ●

Untuk informasi lebih lanjut, silahkanmenghubungi Dr Jan H. Steffen, UNESCOJakarta, [email protected]

Manajemenbencana yangberkaitan denganair, kawasan pantaidan kenaikanpermukaan air laut

TOOLKIT PENGURANGAN RESIKOBENCANA BERBASIS MASYARAKATDI INDONESIA

PROYEK KESIAPSIAGAANMASYARAKAT TERHADAP BANJIR DIJAKARTA TIMUR

UNESCO Jakarta juga mengembangkan“Proyek Kesiapsiagaan dan MitigasiBanjir Berbasis Masyarakat” di JakartaTimur. Dengan populasinya yangmelebihi 12 juta, Jakarta merupakansalah satu “mega-city” yang palingproblematis di dunia untuk isu ruwetnya

tata kota. Berlokasi di suatu dataranrendah area pantai dan dipotong oleh 13sungai dan arus lain nya, ibukota Indo-nesia dipengaruhi oleh penggenanganyang terus menerus, terutama sepanjangmusim hujan yang deras. Sebuah areadengan kepadatan penduduk tinggi(57,000 penduduk/km2) di KabupatenBidara Cina, Jakarta Timur, terpilihsebagai lokasi percontohan untukimplementasi Proyek Kesiapsiagaan danPeringanan Banjir Berbasis Masyarakat(mencakup lebih dari 3,000 penduduk).Berlokasi sepanjang Sungai Ciliwung,area ini terutama sekali rawan terhadappenggenangan dan terkena dampakbanjir yang berulang lima tahun. ProyekPeringanan Banjir, yang diterapkanantara bulan Juli 2003 dan bulanOktober 2004 merupakan kolaborasiantara UNESCO Jakarta dan LAPI-ITB(Lembaga Afiliasi Penelitian Indonesia -Institut Teknologi Bandung). Proyektersebut dirancang untuk meningkatkanpemahaman dan kesadaran masyarakat

NESCO Unit Pantai Dan Pulau Kecil(Coastal and Small Island-CSI) Jakarta

telah bekerjasama dengan Yayasan Indo-nesian Development of Education andPermaculture (IDEP) dalam membuattoolkit Manajemen Bencana BerbasisMasyarakat (Community-Based DisasterManagement-CBDM) dengan tujuanuntuk menyebarluaskan informasipenting yang dibutuhkan masyarakatIndonesia dalam menghadapi bencanaalam maupun bencana akibat ulahmanusia. Di tahun 2005, 1000 kit dengansukses diproduksi, dan suatu Pelatihanawal Para Fasilitator dilaksanakan di Bali,yang dihadiri oleh LSM lokal yangterlibat dalam usaha penguranganresiko bencana berbasis masyarakat.Dengan tujuan untuk lebihmenyebarluaskan DRR toolkits kemasyarakat, CSI, bekerja sama denganIDEP, telah melakukan usaha bersamadengan PRAMUKA dan MPBI(Masyarakat Peduli Bencana Indonesia)dalam memperkenalkan toolkit inisepanjang pertemuan nasional para

FOKUS

Page 32: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific30 Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S30

Aplikasi teknologiruang angkasadalam manajemenbencana

resiko bencana di kawasan Asia Pasifik,yang konsepnya sudah didiskusikan disesi ke-12 dari Asia-Pacific RegionalSpace Agency Forum yangdiselenggarakan dari tanggal 11 hingga13 Oktober 2005 di Kitakyushu, Jepang.Pertemuan pertama Tim Proyek Bersamapendirian sistem pendukungmanajemen resiko bencana di kawasanAsia Pasifik dilaksanakan di Hanoi, VietNam pada tanggal 14 dan 15 Februari2006 oleh Japan Aerospace ExplorationAgency (JAXA) bekerjasama denganJurusan Geografi Akademi Sains Viet-nam dan UNESCAP. JAXA berencanauntuk mengorganisir pertemuan TimProyek Bersama berikutnya di Bangkokpada tanggal 27 and 28 Juni 2006,bekerja sama dengan Geo-Informaticsand Space Technology DevelopmentAgency (GISTDA) Thailand and UNESCAP.

UNESCAP MENCARI PENGGUNAANTEKNOLOGI RUANG ANGKASADALAM MEKANISME REGIONALUNTUK MANAJEMEN KEKERINGAN

Sebagai kelanjutan dari Konferensi Asiatentang Pengurangan Bencana,UNESCAP mengkoordinir sebuahpertemuan konsultatif dimana para ahlisenior dari berbagai agensi kuncinegara-negara kontributor akanbertemu di Beijing tanggal 29 dan 30Juni 2006 untuk mendiskusikanmekanisme praktis dan kongkret dancara melakukan jaringan operasionalmenggunakan teknologi ruang angkasauntuk mendukung pengurangankekeringan di kawasan Asia Pasifik.Konsep dari mekanisme tersebut akandidiskusikan lebih lanjut dengan pesertayang lebih luas dari negara-negaraanggota di workshop regional yangdijadwalkan untuk dilaksanakan di HongKong, China, besamaan dengan

mekanisme kerjasama regional dibidangaplikasi teknologi ruang angkasa untukmanajemen bencana. Banjir dankekeringan, yang dipertimbangkansebagai jenis bencana utama yangbiasanya menyerang hampir semuanegara di wilayah itu, direkomendasikanuntuk menjadi prioritas utama.Konferensi Asia tentang PenguranganBencana diselenggarakan olehPemerintah China dari tanggal 27sampai 29 September 2005 di Beijing.Konferensi tersebut diadakan untukmeningkatkan kerjasama regionaldalam mengimplementasikan HyogoFramework for Action. WorkshopRegional tentang Monitoring danPenilaian Kekeringan MenggunakanTeknologi Ruang Angkasa dilaksanakanoleh UNESCAP dari tanggal 3 sampaidengan 7 Mei 2004 di Hyderabad, Indiadengan Indian Space Research Organi-zation (ISRO) dan National RemoteSensing Agencies (NRSA) dibawahproyek RESAP yang bernama“Pembangunan Kapasitas ManajemenBencana di Asia dan Pasifik.” ●

Untuk informasi lebih lanjut tentang duainisiatif diatas silahkan hubungi WuGuoxiang, Bagian Aplikasi TeknologiRuang Angkasa, UNESCAP, [email protected].

MENUJU SUATU JARINGANPENYEDIA DATA SATELIT UNTUKMANAJEMEN BENCANA

ujuh puluh peserta dari agensi ruangangkasa, otoritas manajemen

Ap e r t e m u a nKelompok Kerja Re-gional tentangPenginderaan Jauh,Pemetaan berbasisSatelit dan GIS, danjuga pertemuanKelompok Kerja Re-gional tentangAplikasi SatelitMeteorologi danM o n i t o r i n gBencana Alam daritanggal 25 hingga28 September 2006.Dibawah RegionalSpace ApplicationsProgramme for Sus-tainable Develop-ment in Asia andthe Pacific (RESAP),U N E S C A Pmempromosikan

PertimbanganGenderHARI WANITA ADPC/UNIFEM DIACARA “KEADAAN DARURAT DANKEKUATAN WANITA”

sian Disaster Preparedness Centre(ADPC), bekerjasama dengan United

Nations Development Fund for Women(UNIFEM), menandai Hari WanitaInternasional tahun 2006 dengansebuah acara ceremonial bertemaçKeadaan Darurat dan Kekuatan Wanitaépada tanggal 8 Maret 2006 di Royal Prin-cess Hotel, Larn Luang, Bangkok. Acaratersebut dihadiri oleh para wanita danorganisasi terkenal seperti Yang MuliaMrs. Merete Fjeld Brattested, Duta BesarNorwegia di Thailand, dan Mrs. PrateepUngsongtham Hata, sekretraris jendralDuang Prateep Foundation. Organisasilain yang aktif di aktifitas akar rumputseperti World Vision Foundation Thai-land, juga hadir untuk memberi sebuahpandangan tentang peran unik wanitadalam situasi bencana dan prosespembangunan kembali paska bencanadi level masyarakat. Mesia massa danperwakilan organisasi internasional lainseperti UNAIDS (UN Programme on HIV/AIDS), UNISDR, UNESCO, UNICEF dan

bencana dan agensi lain yang sejenisdari 18 negara dan Sekretariat ASEAN,Asian Institute of Technology (AIT ),United Nations Office of Outer Space Af-fairs (OOSA) serta United Nations Eco-nomic and Social Commission for Asiaand the Pacific (UNESCAP) menghadiripertemuan pertama Tim Proyek Bersamauntuk pendirian sebuah sistempendukung manajemen resiko bencanadi kawasan Asia Pasifik. Pertemuantersebut mendiskusikan rencanaimplementasi proyek Sentinel Asia yangtujuannya untuk membentuk jaringansatelit penyelia data pengindera jarakjauh, jaringan penyelia jasa local, sertajaringan penelitian dan pelatihan. Sistemtersebut akan menggunakan data yangdidapat dari satelit untuk manajemenbencana untuk menangani bencanaseperti kebakaran hutan dan banjir.Pertemuan tersebut juga menyepakatiterm of reference dari Tim ProyekBersama dan memutuskan untukmembentuk sebuah Tim Teknis yangakan mengerjakan rencanaimplementasi secara lebih detil. Sentinel-Asia dipertimbangkan sebagai langkahpenting pertama menuju pendiriansebuah sistem pendukung manajemen

T

FOKUS

Page 33: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 31Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 31

HARI WANITA ESCAP/UNIFEM DIACARA “WANITA DALAMPEMBUATAN KEPUTUSAN”

Holeh UNESCAP di Bangkok melaluipenyelenggaraan workshopinternasional tentang “Wanita dalamPembuatan Keputusan” bekerja samadengan UN Fund for Women (UNIFEM).Acara tersebut diuntungkan dengankeikutsertaan Dr Saisuree Chutikul,mantan menteri di Kantor PerdanaMenteri dan mantan penasehat KantorSekretaris Permanen serta KomisiPengembangan Sektor Publik, Dr OrapinSopchokchai. Dua wanita rangkingteratas membagi pengalaman merekatentang peran dan tantangan yangdihadapi wanita di bidang politik danbisnis sektor swasta. Diskusi tersebutsangat merujuk ke Beijing Platform forAction (BPfA) dan menegaskan kembalirintangan yang mengeluarkan wanitadari forum pembuat keputusan yangmerepresentasikan demokrasi yangberkelanjutan, pembangunan ekonomidan keadilan sosial di seluruh dunia. ●

Untuk informasi lebih lanjut silahkanhubungi Dr Jean Dû Cunha, Direktur Pro-gram Regional, UNIFEM Asia Timurdan Asia Tenggara melalui email:[email protected]

P roses lengkap dari Core Member Meetings (CMM) dilaksanakan di berbagai belahandunia dalam konteks gagasan yang menjanjikan dibidang pengembangan sistem

Langkah-langkahinovatif dalampenurunan resikobencana,kesiapsiagaanINISIATIF YANG MENJANJIKAN DALAM PENGEMBANGANSISTEM INFORMASI PENGURANGAN BENCANA

informasi pengurangan bencana dengan judul “Kerangka kerja Internasional untukPengembangan Teknologi Pengurangan Bencana pada Strategi Penerapan - DisasterReduction Hyperbase (DRH)”. Pertemuan Asia tentang topik ini diselenggarakan padatanggal 27 dan 28 Pebruari 2006 di Tsukuba, Jepang, untuk mendukungpengembangan dari pengurangan bencana hyperbase sebagai kontribusi terhadapimplementasi dari Hyogo Framework for Action. Melihat bahwa pengembangan Di-saster Reduction Hyperbase (DRH) akan memberikan suatu kontribusi penting untukmengurangi sifat kerentanan dan menguatkan manajemen resiko bencana yangterintegrasi pada tingkatan regional, maka para peserta bermufakat atas hal-hal berikut:

■ DRH akan menjadi suatu database teknologi implementasi yang interaktip danterbuka. DRH juga akan menyediakan suatu forum untuk memfasilitasipenyusunan/ pemeriksaan, pengujian, penyebarluasn model peringanan, dan akanmenghubungkan dengan inisiatif yang relevan.

■ Di dalam suatu skema koordinasi, pengembangan dan jaringan informasi, parapeserta akan mengerahkan sumber daya (organisatoris, fundraising dan metode)untuk mendukung suksesnya misi DRH.

■ Aktivitas pengembangan DRH akan berperan dalam mengimplementasikanHyogo Framework for Action 2005-2015 yang disetujui Konferensi Dunia tentangPengurangan Bencana pada bulan Januari 2005

Pertemuan lain akan direncanakan untuk meninjau kemajuan implementasi dari DRH.Seluruh dokumen proyek yang berkaitan dengan tiga pertemuan regional Afrika danEropa, Asia dan Amerika tersedia di www.edm.bosai.go.jp/M-N.htm. Untuk informasi lebihlanjut silahkan hubungi Pedro Basabe, UNISDR, [email protected] atau Naho Ikeda, Earth-quake Disaster Mitigation Research Center, Japan, [email protected]

“GLOBAL EXPOSURE”: SEBUAH ALAT UNTUK MENGEKSPOSE DUNIA TENTANGBENCANA SECARA QUANTITATIF

Banjir bencana baru-baru ini yang disebabkan oleh terorisme, gempabumi, tsunamidan angin topan telah menarik perhatian lebih pada pentingnya spatially-explicit, datageocoded tentang ekspose unsur-unsur yang berada dalam resiko. Untukmengakomodasi hal ini maka Risk Frontiers (www.riskfrontiers.com) telahmengembangkan sebuah platform quantifikasi ekspose global yang mudah digunakandan beresolusi tinggi bernama Global Exposure. Global Exposure menyediakan datadistribusi populasi dunia yang paling terperinci dan suatu scan daratan dengan resolusi1 Km dari US Oak Ridge National Laboratory. Dia juga mempunyai fasilitas untuk men-generate ekspose permukaan yang rentan, misalnya; dengan menggunakan geocodedportfolios dari suatu perusahaan asuransi. Spatial layers lain yang juga dipersiapkandan dimasukkan didalamnya dengan format yang terpadu diantaranya: elevasi global

berbagai LSM seperti Forum-Asia, jugahadir.

Untuk informasi lebih lanjut silahkanhubungi Roopa Rakshit, ADPC, melaluiemail: [email protected]

FOKUS

Page 34: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific32 Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S32

resolusi tinggi (terakhir dari Shuttle Ra-dar Topography Mission, SRTM-NASA),jarak ke garis pantai (yang didasarkanpada garis pantai global yang palingterperinci dari National Oceanic and At-mospheric Administration, NOAA-USA),dan landasan gempabumi denganintensitas yang memiliki probality 10%exceedence dalam 50 tahun(berdasarkan Global Seismic Hazard As-sessment Program, GSHAP). Featureutama dari Global Exposure tersebutmeliputi:

■ Dikarenakan Global Exposuredikembangkan dengan menggunakansoftware MapInfoûs MapX, seluruh layerGIS yang termasuk dalam instalasiataupun informasi yang dipersiapakanuser dapat ditampilkan secarabersamaan dengan nyaman. Kontrollayernya mirip dengan control layer diMapInfo Professional.

■ Tampilan browsing peta standard,termasuk pan (menggeser), zoom in(memperbesar), zoom out(memperkecil). Pemilihan fitur denganpencarian pin point, rectangle ataupunradius.

■ Pengukuran jarak, dan penampilanlatitude/longitude.

■ Menyimpan peta yang dipilih di fileworkspace, ataupun meng-copy peta kedokumen lain.

■ Empat opsi yang fleksibel untukmenentukan sembarang area yangdiminati pada peta dunia › pencariandengan menggunakan polygon, rect-angle, radius ataupun file input (dalamformat MapInfo TAB).

■ Secara cepat dan efisien memberikanlaporan ekspose analisa hanya denganmeng-klik mouse.

■ Melaporkan dalam format Comma De-limited text yang dapat secara langsungdibuka di Microsoft Excel, siap untukmembuat grafik, diagram dan

melakukan analisis statistic lebih lanjut.

■ Untuk bencana seperti gempabumi,letusan volkanis, radiasi dan polusiindustri, laporan akan berisi jumlahpopulasi pada interval jarak 1 km secarakontinyu. Untuk bencana daerah pantaiseperti angin topan, tsunami dan badai,laporan akan berisi ekspose sebagaifungsi dari jarak ke garis pantai dalamsatuan km dan elevasi diatas permukaanair laut dalam satuan meter.

■ GUI yang mudah digunakanmemungkinkan orang awam untukmenjadi terbiasa dengan softwaretersebut dalam waktu singkat.

■ Thema global spesifik seperti populasi,elevasi, zona intensitas goncangangempa, jarak terpendek ke garis pantai,batas politis negara, dan data terpericitentang kota-kota setiap negara jugadimasukkan.

■ Seluruh layer permukaan disiapkandengan resolusi spatial sebesar 1 km.Dengan permintaan pengguna, system

kwantifikasi ekspose dapat dimodifikasidengan resolusi yang lebih tinggi,kurang dari 1 km.

Perbedaan utama antara Global Expo-sure dengan system lain seperti web-based USGSûs PAGER (Prompt Assess-ment of Global Earthquakes for Re-sponse) yang baru saja diluncurkanadalah bahwa Global Exposure bersifatlebih umum dan dapat digunakan untuksemua bentuk bencana yang memilikipengaruh regional. Sistemnya adalahberdiri sendiri dan berbasis desktop.Sekali diinstal, Global Exposuremengijinkan para pemakai untuk meng-eksplorasi secara bebas berbagai sce-nario bencana dan penilaiandampaknya. Software ini tentunya akandiminati oleh para agen pemerintahinternasional tingkat tinggi, perusahaanasuransi besar dan media outlets.Silahkan lihat gambar tampilanperangkap lunak tersebut di atas. ●

Untuk informasi lebih lanjut, silahkanhubungi Risk Frontiers melaui websitemereka: www.riskfrontiers.com

FOKUS

Page 35: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 33Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 33

FOKUS KHUSUS: PENGURANGAN & PENDIDIKAN RESIKO BENCANA

Inisiatif & proyekyang berkaitan denganpendidikanStudi kasus beberapasekolah di India

MANAJEMEN BENCANA DALAM KURIKULUM SEKOLAH

Langkah penting pertama ke arah pengurangan kerentanananak-anak di sekolah adalah pengenalan tentang “ManajemenBencana” sebagai tema wajib di dalam kurikulum sekolah padatingkat nasional dan tingkat daerah. The Central Board of Sec-ondary Education, salah satu badan nasional untuk pendidikansekolah, menyusun buku teks pertama tentang manajemenbencana di SMP tahun 2003, yang diikuti oleh dua atau lebihbuku lainnya pada beberapa tahun berikutnya. Buku seritersebut, berjudul “Bersama-Sama Menyelamatkan India”, untukanak-anak usia 13 sampai 16 tahun yang meliputi 7,500 sekolahdi India dan luar India.

Melalui kurikulum, anak-anak sekolah diperkenalkan konseputama dan praktek DRM dengan pendekatan bertahap. Di tahunpertama, anak-anak diperkenalkan untuk menjelaskan segalasesuatu yang berhubungan dengan interaksi mereka dan

yogo Framework for Action merencanakan penggunaanpengetahuan, inovasi dan pendidikan sebagai area prioritas

untuk “membangun suatu budaya keselamatan dan ketahanandi semua lapisan masyarakat”. Dalam Rencana Lima Tahun untuktahun 2002-2007 poin kesepuluh, Pemerintah Indiamenekankan pentingnya memasukkan manajemen bencana didalam sistem pendidikan nasional yang sedang berlaku.Di bawah Program Nasional Disaster Risk Management (DRM)Pemerintah India dan UNDP, sejumlah inisiatif telah dirancangke arah pengurangan kerentanan anak-anak sekolah melaluipengetahuan, pelatihan dan kampanye kewaspadaan.

H

INISIATIF

Page 36: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific34

SEEDS & ADRRN

ADRRN: Pada bulan Februari 2002, Asia DisasterReduction Centre ( ADRC) dan United Nations Officefor Coordination of Humanitarian Affairs (UN OCHA)di Kobe dengan bantuan dari dana ASEAN,mengumpulkan lebih dari 30 LSM dari seluruh Asiauntuk mendiskusikan kebutuhan akan suatujaringan LSM untuk Pengurangan Bencana& Responsdi AsiaÇ. Asian Disaster Reduction & Response Net-work (ADRRN) pun dibentuk. Penyatuan LSM-LSM inidiperkuat pada bulan Desember 2003 dan padabulan Juni 2004. Struktur, isi dan arah tujuan ADRRNdengan jelas dirumuskan dan diterapkan. MisiADRRN adalah untuk mempromosikan koordinasidan kolaborasi antar LSM dan stakeholders lainuntuk pengurangan dan respon terhadap bencanasecara efektif dan efisien di daerah Asia-Pacific.

Sekarang ini ADRRN diketuai oleh Mercy Malaysia.Untuk informasi tentang tujuannya yang lebih rinci,anggota dan Network Coordination Committee,silahkan mengunjungi http://www.adrrn.net ataumenghubungi Dr Jemilah Mahmood, Ketua, Coordina-tion Committee email: [email protected]

SEEDS: Bersama-Sama dengan Pemerintah NegaraBagian India Gujarat, SEEDS (Sustainable Environ-ment and Ecological Development Society, India) telahmemprakarsai sebuah Program Keselamatan sekolahyang menyeluruh, sebuah program yang pertama adadari berbagai program sejenis di India. Programtersebut mencakup 150 sekolah dalam tahappercobaannya. Untuk informasi lebih lanjut tersediapada web site berikut : www.gsdma.org

pengenalan lingkungan alam. Resiko bencana alam yangberagam dan berimbas pada manusia yang sering terjadi di In-dia adalah pokok yang utama dari langkah ini. Penyebab dandampak dari gejala alami diterangkan, dan petunjuk sederhanatentang kesiap siagaan dan peringanan juga dibahas di dalamkurikulum itu. Di tahun kedua, kurikulum mengupas tentangkonsep manajemen bencana dan pengurangan resiko bencana.Penekanannya adalah pembiasaan anak-anak tentang peranmasyarakat di dalam manajemen bencana dan perencanaansekolah untuk manajemen bencana. Di tahun ketiga, anak-anakdikenalkan berbagai ketrampilan untuk bertahan hidup,pencarian dan penyelamatan, sistem komunikasi alternatif yangbermanfaat selama bencana, pelatihan konstruksi yang amandan perencanaan darurat untuk semua anggota masyarakat.

Keberhasilan dari gagasan ini di tingkat nasional telahmendorong badan pendidikan daerah di 13 negara bagian yangrawan bencana untuk memperkenalkan manajemen bencanasebagai bagian dari kurikulum sekolah menengah di tingkatdaerah. Tema pengurangan resiko gempabumi telah tercakuppula dalam buku mewarnai yang didesain secara khusus untukanak-anak usia dini.

PELATIHAN PARA GURU TENTANG MANAJEMEN BENCANA

Pada tingkat nasional, beberapa sesi pelatihan telah ditawarkankepada para guru sekolah untuk melengkapi mereka dalammemahami tema yang diperkenalkan baru-baru ini. Untukmemperkuat “kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan” anak-anak untuk jangka panjang, Kementerian PengembanganSumber Daya Manusia dan Dewan Nasional Penelitian danPelatihan Pendidikan India sudah merancang modul pelatihanself-learning untuk para guru dan pendidik, dengan pendukungteknis dari UNDP. Paket tersebut meliputi enam tema, yaitu:kerangka kerja yang menyeluruh untuk keamanan lingkungansekolah, pengurangan resiko bencana , keselamatan non-struc-tural dan struktural sekolah, kesehatan dan kesejahteraan parasiswa, keamanan administrasi dalam pemberian snack tengahhari di sekolah, dan pemahaman peran dan tanggung-jawabdari berbagai pejabat dalam keselamatan sekolah. Di tingkatdistrik, para guru telah diperkenalkan tentang konsep pokokmanajemen bencana dan kesiap siagaan bencana.

AKTIVITAS DRM DI SEKOLAH

Di samping memasukkan manajemen bencana dalamkurikulum sekolah, aktivitas lain telah pula dikerjakan untukmewujudkan praktek DRM di sekolah. Pelatihan sungguhandiorganisir dengan para siswa dan guru, seperti halnya pelatihandi dalam PPPK, penyelamatan dan pemadaman kebakaran, danaktivitas “hazard hunt” untuk mengidentifikasi kawasanberbahaya di dalam sekolah itu. Aktivitas ekstra kurikuler khusustelah dirancang untuk menanamkan kewaspadaan di sekolah,seperti melukis, membuat poster , menulis esei, dan lombadebat yang berfokus pada tema yang berkaitan denganbencana.

RENCANA KESELAMATAN SEKOLAH

Sebuah komponen penting dalam Manajemen Resiko Bencanadi sekolah adalah masalah keselamatan sekolah. Rencanakeselamatan sekolah sedang dirancang, berisikan duakomponen yaitu identifikasi bencana/ penilaian tingkatkeselamatan dan perencanaan untuk respon. Keamananbangunan structural dan non-struktural sedang ditaksir daninventarisasi ketersediaan sumber daya sedang disiapkan.Rencana pengungsian sekolah juga sedang dikembangkan danteam manajemen bencana (para siswa, para guru dan staff lain)dan panitia manajemen bencana (para siswa senior, staff ad-

INISIATIF

Page 37: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 35

PERPUSTAKAANLAPANGAN UNISDRSEBUAH KONTRIBUSI SUKSES UNTUK PROSESPENDIDIKAN NON-FORMAL

“Inter-Agency Field Library on Disaster Reduction”adalah bagian dari UN Inter-Agency Library on Disas-ter yang bermarkas di Genewa di bawah koordinasiSekretariat UNISDR. Tujuan dari Inter-Agency Field Li-brary adalah untuk meningkatkan akses informasi danpengetahuan atas pengurangan bencana oleh berbagaikelompok target di daerah negara rawan bencana,melalui kemitraan aktif dengan praktisi penguranganbencana, peneliti, pendidik, para pemimpin lokal dannasional, institusi regional, masyarakat lokal,perpustakaan, LSM, PBB dan para agensipengembangan internasional lainnya, dan untukmendukung usaha berkelanjutan dalam membangunsuatu budaya pencegahan bencana yang akhirnya akanmenghasilkan masyarakat yang lebih tahan terhadapefek bencana yang disebabkan oleh alam, teknologi,lingkungan dan biologi. Inisiatif “Inter-agency FieldLibrary” pada awalnya berfokus pada pendataankebutuhan negara-negara yang paling terpengaruholeh Tsunami Samudera Hindia Desember 2004, yangdidorong oleh keinginan untuk memperlengkapimasyarakat lokal yang terpengaruh oleh bencanadengan informasi dan pengetahuan yang diperlukandalam pengurangan resiko bencana. Dikarenakaninisiatif ini merupakan suatu tindakan nyata yangmembantu Pemerintah Nasional dalam membuatprioritas pengurangan resiko bencana nasional danlocal - sebagaimana digaris bawahi di dalam HyogoFramework for Action - Sekretariat UNISDR telahbekerja keras untuk membantu perkembangan dariinisiatif antar agensi ini bersama-sama dengan WHO,UNDP, IFRC (International Federation of Red Cross andRed Crescent Societies), ProVention Consortium, WorldBank dan UNEP di beberapa bulan terakhir ini.

Inter-Agency Field Library berisi sekitar 100 buku danjurnal tentang hal-hal yang berkaitan dengan bencana,dan dipak dalam suatu batang logam biru di atas roda.Untuk membuatnya menjadi user friendly, sebuahkatalog sedang dikembangkan, bersama-sama denganpetunjuknya. Gagasan Inter-agency Field Library

diujicobakan di Indonesia dan di India bekerjasamadengan kantor UNDP Negara tersebut dan PemerintahNasional. Uji coba gagasan perpustakaan lapangantersebut telah diterima dan dihargai dengan baik.Berdasarkan pada kesuksesan awal dan kenaikanpermintaan untuk perpustakaan, Sekretariat UNISDR,dengan dukungan keuangan yang diterima daripermohonan kilat untuk Gempa Bumi dan TsunamiSamudera Hindia 2005 (UN/OCHA), akan memprosespendistribusian 10 perpustakaan ke negara-negarayang paling terpengaruh oleh tsunami sepanjangpertengahan tahun 2006, termasuk Indonesia(2 perpustakaan), India ( 2 perpustakaan) dan Maldives(1 perpustakaan).

Untuk informasi lebih, silahkan menghubungi MarieLou Darricau, UNISDR Geneva, email: [email protected]

ministratif, rumah sakit daerah, kantor pemadam kebakaran, pospolisi dll) sedang dibentuk.

Kesuksesan dari pendekatan pendidikan DRM bukan berartimerupakan tujuan akhir - ada banyak hal lain yang harusdiselidiki lebih dalam. Efek yang muncul dari inisiatif yangmeliputi banyak hal ini adalah melibatkan masyarakat dalamjumlah besar dan akan berdampak pada kesiapsiagaanbencana di tingkat daerah di masa yang akan datang. Usahauntuk memperkenalkan manajemen bencana sebagai sebuaharea spesialisasi di pendidikan tingkat tinggi seperti perguruan

tinggi dan universitas juga telah mulai. Prestasi inimempersembahkan suatu pendekatan suara untuk lebihmenekankan DRM “melalui” dan “di dalam” pendidikan.Keberhasilan inisiatif ini memunculkan sebuah pendekatanyang flexible dan inclusive terhadap penekanan manajemenresiko bencana di negara-negara lain yang bekerja di bawahHyogo Framework for Action. ●

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi UNDP-BCPRDelhi melalui Shefali Juneja email: [email protected]

INISIATIF

Page 38: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific36

Kemajuan yang sangat besar baru-baru dalam ini dalamperamalan iklim dan cuaca, dikombinasikan dengan

CFS diujicobakan di tahun 2003 di tiga kecamatan di KabupatenIndramayu, yaitu: Juntinyuat, Kandanghaur dan Losarang. Parapetani yang berpartisipasi memperoleh sebuah apresiasisistematis tentang keanekaragaman iklim dari penilaian merekasendiri terhadap pola iklim di tempat mereka, denganmemanfaatkanan data historis iklim jangka panjang. Di bawahProgram Climate Forecast Application (CFA), BMG menyediakanbagi para petani perkiraan musim satu bulan ke depan untukenam daerah curah hujan di Indramayu, melalui para pekerjapertanian, melokalisir peramalan musim menyangkutdatangnya musim kemarau atau penghujan, dan total curahhujan di dalam musim tersebut dan denganmempertimbangkan total curah hujan normal sepanjangmusim itu. Para petani menggunakanramalan datangnyamusim kemarau tersebut (musim kemarau normalnyaberlangsung dari bulan April sampai Desember) untukpedoman aktifitas persiapan lahan, dan menggunakan ramalantotal curah hujan untuk memutuskan tanaman apa yang akanditanam dan kapan waktu menanamnya, dan lain lain. Sebagaicontoh, jika peramalan BMG mengatakan musim kemarau akanbersifat lebih kering dibanding normal, para petani mulai

Merubah persepsi dan praktekdi dalam manajemen resiko:Sekolah Lapangan Iklim

pergeseran paradigma manajemen bencana dari manajemenkrisis ke manajemen resiko, telah memberikan kesempatan unikuntuk negara berkembang untuk mengurangi kerentananterhadap perubahan cuaca dan iklim yang ekstrim. Pada tahun2001, dengan dukungan dari USAID Office of Foreign DisasterAssistance (OFDA) dan National Oceanic and AtmosphericAdministration’s Office of Global Programs( NOAA/OGP) AS,Asian Disaster Preparedness Center (ADPC) mulai menerapkansuatu program bertajuk “Climate Forecast Application (CFA)untuk Peringanan Bencana” di Indonesia, Pilipina dan Viet Nam.Beberapa metodologi telah dipakai dalam pencarian suatu alatkomunikasi yang akanmenghubungkan perantara danpemakai untuk mengenalkanpemakai tentang teknologi baru,dan mengatasi berbagai persepsiyang berbeda diantara mereka.Farmers Field School for Inte-grated Pest Management (IPM)dianggap sebagai metode yangpaling efektif, dikarenakanmetode ini menyediakan duacara pembelajaran yaitupembentukan persepsi danpraktek.

Dengan mengambil SekolahLapangan Petani IPM sebagaimodel, maka sebuah SekolahLapangan Iklim (Climate FieldSchool - CFS) dikembangkan ditahun 2002 untuk memudahkankomunikasi informasi iklim untuk mengurangi resiko banjir dankekeringan di Daerah Indramayu di Jawa Barat ( Indonesia).Kantor Pertanian Indramayu memimpin pengembangan dariCFS, bekerjasama dengan Direktorat Pelindungan TanamanPangan (DITLIN) dan Badan Meteorology dan Geofisika (BMG),dengan masukan teknis Institute Petanian Bogor( IPB) danADPC. Modul pelatihan interaktif telah dikembangkan yangmeliputi konsep dasar peramalan probabilistik, produkperamalan iklim, metoda mengamati dan merekam data iklim,penggunaan data historis untuk menilai dampak variabilitasiklim pada pertanian, dan pengembangan strategi pemanenanberdasar pada skenario perkiraan iklim.

Program pelatihan dirancang dengan: (1) pelatihan spesialispertanian pada tingkat kabupaten untuk menginterpretasikandan menterjemahkan informasi iklim ilmiah ke dalam dampakpotensial dan menyiapkan pilihan respon; melatih para pelatihpada tingkat kecamatan; dan membantu penyempurnaanmodul CFS; (2) pelatihan para pekerja pertanian pada tingkatkecamatan untuk mengkomunikasikan informasi iklim dalambahasa petani; (3) memasyarakatkan praktek pertanian adaptif,melatih petani, memfasilitasi petani dalam mengadopsiteknologi baru ( diantaranya: aplikasi prakiraan iklim musimandalam membuat keputusan pertanian) dan membantupenyempurnaan modul CFS; dan ( 4) pelatihan petani. Pelatihanpetani diselenggarakan di dua musim tanam (12 pertemuan dimusim kemarau, dan 12 pertemuan lain di musim penghujan)dengan mengaplikasikan pengetahuan dalam bercocok tanam.

mencari pompa air atau traktortangan ketika mereka masih bisamendapatkannya dengan hargayang masih murah. Peramalanmusim dilengkapi denganramalan bulanan tentang totalcurah hujan, dan juga curahhujan normal bulanan selamatiga bulan ke depan dari waktuperamalan. Para petanimemverifikasi peramalan danmemonitor perkembanganmusim kemarau tersebutdengan mengamati curah hujan,dengan memanfaatkan alat ukurcurah hujan yang telahdikembangkan (yang dibuat darikaleng susu).

Dengan kesuksesan yangdidemonstrasikan di daerah

percobaan, Kantor Pertanian Indramayu kini membuat replikaCFS di sembilan kecamatan lebih, dengan dukungan keuangandari Pemerintah Daerah (Kantor Bupati). Pembuatan replika ditahun berikutnya telah direncanakan, dengan anggarantahunan 100 juta rupiah (sekitar 11,000 dolar AS) yangdiperuntukkan Pemerintah Daerah untuk memulai CFS di 4sampai 5 kecamatan setiap tahun. Usaha-usaha untukmengangkat proyek tersebut ke tingkat nasional dipimpin olehDITLIN, sebagai bagian dari program pengembanganpertaniannya. Untuk melengkapi usaha ini, BMG telahmenginvestasikan sekitar 4 milyar rupiah (sekitar 440,000 dolarAS) di tahun 2006 untuk memperkecil ukuran alat peramalaniklim agar bisa melakukan peramalan local di daerah replika.BMG merencanakan untuk meningkatkan anggaran ini sampai12 milyar rupiah (sekitar 1.3 juta dolar AS) di tahun 2007. Semuausaha ini perlu dilengkapi dengan sumber daya petani (kredit,modal pertanian) untuk memungkinkan mereka bereaksiterhadap peramalan tersebut. CFS bisa juga direplika denganmenyesuaikan kebutuhan berbagai stakeholder, misalnyapemilik perkebunan. Bagaimanapun, capacity building lebihlanjut akan diperlukan dalam mengadaptasikan kurikulum CFStersebut. ●

Untuk informasi lebih lanjut silahkan menghubungi A.R. Subbiah,Director, Climate Risk Management, Asian Disaster PreparednessCenter, melalui email: [email protected]

K

INISIATIF

Page 39: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 37

“Local Wisdom Award”diberikan kepada KHMuzammil Basuni danMasyarakat Simelue diIndonesia

Surabaya, Indonesia, 29 Maret 2006: PSB ITS ( Pusat StudiBencana Alam) dan MPBI ( Masyarakat PenanggulanganBencana Institut teknologi sepuluh nopember surabayaIndonesia) telah menganugerahkan PenghargaanKebijaksanaan Lokal kepada Kh Muzammil Basuni,pemimpin pondok pesantren Al-Hassan di Jember, JawaTimur, saat seminar tentang Kesiapsiagaan KondisiDarurat untuk Bencana Lingkungan/ Industri yangdiselenggarakan di Surabaya, Indonesia, dengandukungan dari Kementrian Lingkungan Hidup Indone-sia, UNEP dan UN-OCHA.

Award diberikan kepada Kh Muzammil Basuni untukmenghargai peran kepemimpinannya dalammenyelamatkan sekitar 400 murid (santri) selama tanahlongsor yang membianasakan yang terjadi baru-baru inidi Jember pada bulan Januari 2006. Denganpengetahuan sederhanya tentang kondisi GunungArgopuro, pemimpin informal, yang tidak punya latarbelakang pendidikan formal, melihat beberapa jamsebelum tanah longsor terjadi bahwa air dari suatusungai yang dekat telah berubah warna menjadi lebihgelap walaupun tidak ada hujan. Kondisi ini mambuat

dia berpikir bahwa telah beberapa tanah longsor padalereng bagian atas. Setelah lima jam hujan deras, airmulai membanjiri asrama sekolah sampai ketinggiankira-kira setengah meter dan evakuasi segeradilakukan. Benar, sebelum tengah malam, air bahsusulan terjadi, diikuti oleh sejumlah besar puingreruntuhan yang menabrak Desa Panti, termasukpesantren itu. Air bah tiba-tiba saja membinasakansekian banyak desa, mengakibatkan 79 orangmeninggal dunia dan lebih dari 7,000 orang kehilangantempat tinggal.

Pelajaran yang dapat diambil dari bencana tersebutmenunjukkan bahwa Pemerintah tidak bisaberhadapan dengan berbagai bencana sendirian. Olehkarena itu adalah penting untuk mempertimbangkankebijaksanaan lokal sebagai bagian dari usahapengurangan resiko bencana.

Pulau Simelue, di barat Banda Aceh (Indonesia), telahmemiliki pengalaman tentang bencana tsunami di masalalu, dan telah mengembangkan kebijaksanaan lokaluntuk pendeteksian awal dan pencegahan semong,istilah lokal untuk tsunami. Di tahun 1907, suatubencana yang mirip tsunami tahun 2004 menghantamPulau Simeleu. Masyarakat lokal mempelajari bahwaketika air laut menyusut dari pantai laut, mereka haruslari menuju yang daerah yang lebih tinggi.Kebijaksanaan Lokal ini menyelamatkan hidup orangSimeleu manakala tsunami 2004 menghantam area itu.

Penghargaan ini, yang mana ditujukan padapeningkatan kesadaran lingkungan masyarakat, adalahsuatu cara strategis untuk memotivasi masyarakatdalam pengembangan sistem pendeteksian awal. PusatStudi Bencana Belajar dan Masyarakat PenanggulanganBencana Indonesia mengusulkan bahwa Kh MuzammilBasuni dicalonkan untuk UN Sasakawa Award.

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungiAmien Widodo, PSB ( Pusat Studi Bencana Alam),[email protected] atau Hening Parlan, MPBI(Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia),[email protected]

ADRC mendukungpengarusutamaanpengurangan resikobencana ke dalampendidikan non-formal

dengan menggunakan Dana Cepat dari Indian Ocean TsunamiEarly Warning (IOTWS ). (Penjelasan detil tentang IOTWSdisajikan dalam terbitan ini di bagian “Bencana di Daerah”).

Lima sekolah Thailand dibinasakan oleh Tsunami SamuderaHindia Desember 2004. Untungnya, tidak ada siswa yangmeninggal dikarenakan peristiwa tersebut tidak terjadi ketikasekolah sedang berlangsung. Bagaimanapun, KementerianPendidikan Thailand mengakui bahwa sistem persekolahanmereka memang belum dipersiapkan untuk peristiwa tsunamiyang akan datang sebab: (1) tidak ada kurikulum yangmengajarkan para siswa tentang bencana tsunami danprosedur keselamatan; dan (2) tidak ada sekolah pantai yangmempunyai perencanaan pengungsian darurat dalammenghadapi tsunami.

Untuk berperan dalam pengembangan materi pendidikantentang tsunami, ADRC, bekerjasama dengan tenaga ahli dariUNESCO/IOC, UNICEF, UNISDR, Universitas Kyoto dan DewanPendidikan Daerah administrasi Hyogo (Jepang), telahmengumpulkan kompilasi dan tinjauan ulang dari materi yangada tentang tsunami dan bencana alam lain dengan caraberkoordinasi dengan para agen pemerintah terkait, seperti

elah diketahui secara luas bahwa pendidikan sekolah dasaritu merupakan salah satu dari unsur-unsur kunci dalam

strategi pengurangan resiko bencana jangka panjang. Anak-Anak sekolah dapat memainkan suatu peran penting dalamsituasi hidup yang nyata jika pengurangan resiko bencanadiintegrasikan sebagai bagian dari kurikulum sekolah. Untukmemenuhi kebutuhan penting ini, International OceanographicCommission of UNESCO (UNSCO/IOC), melalui UNISDR,mendukung Asian Disaster Reduction Center (ADRC) untukmembuat dan melengkapi suatu kurikulum tsunami Thailanddan proyek kesiapsiagaan bencana sebelum musim semi 2006

T

INISIATIF

Page 40: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific38

Kementerian Pendidikan Thailand dan Kementerian DalamNegeri. ADRC membuat draft materi-materi percobaan dalamBahasa Inggris, yang selanjutna diterjemahkan ke dalam bahasaThai. Pada awalnya, suatu komite tenaga ahli bertemu diBangkok pada tanggal 19 Januari 2006 untuk memberikankonsultasi tentang isi dari materi pendidikan bencana tsunamitersebut. Pertemuan kedua - sebuah seminar tigahari- dilaksanakan dari tanggal 1 hingga 3 Maret 2006 diPhuket dengan target dua sekolah dasar (kelas 4 sampai 6) diprovinsi Phuket dan Phang Nga. Tujuan dari seminar ini adalahakan mengabarkan informasi ilmiah tentang tsunami dankesiapsiagaan bencana ke para guru, menyebarluaskan dan

Sekolah Tab Lamu di Provinsi Phang Nga, dengan jumlah siswalabih dari 100, menyelenggarakan pelatihan pengungsianvertikal sederhana ke sebuah bangunan baru, sebuah gedungdengan konstruksi beton bertulang. Sekolah tersebut terletaksepanjang daerah dataran pantai yang dikelilingi oleh hutanrimba, dengan tidak ada dataran tinggi terdekat. Sekolah Kalimdi Provinsi Phuket menyelenggarakan suatu pelatihanpengungsian horisontal, dimulai dari daerah garis pantai. Sekitar30 siswa mendaki suatu bukit menuju suatu area aman yangditunjuk yang berada di dataran yang lebih tinggi. Konseppelatihan pengungsian sekolah merupakan hal yang baru bagidua sekolah percobaan Thai tersebut sebab latihan

menjelaskan isi dari materi pendidikan tsu-nami dan panduan para guru sepertihalnya konsep latihan evakuasi tsunami,dan untuk membuat konsep contohlatihan evakuasi dengan kelas-kelaspercobaan.

Rencana-rencana latihan evakuasi Tsunamidarurat dirumuskan dengan parapimpinan sekolah percobaan dan paraguru. Para guru menerangkan rencana-rencana pengungsian kepada anak-anaksekolah dan pelatihan telah dilaksanakandengan sukses . Semua sekolah disarankanuntuk menulis baik rencana evakuasi tsunami vertikal danhorisontal untuk diterapkan berdasarkan pada suatu tinjauan(a) berapa lama waktu pemberitahuan mereka harus bereaksiuntuk menghadapi tsunami, dan (b) berapa lama waktu yangdibutuhkan untuk sebuah evakuasi sekolah secara aman.Evakuasi Horisontal direkomendasikan jika ada waktu banyakuntuk melaksanakan evakuasi seperti itu sampai benar-benarkeluar sepenuhnya dari daerah dampak pantai. Bagaimanapun,jika hanya ada sedikit waktu untuk evakuasi sebelumkedatangan suatu gelombang tsunami, evakuasi vertikal kelantai tertinggi sebuah bangunan struktur beton bertulangdirekomendasikan.

Sampai tahun 2004, 520 peserta dari 33 provinsi menghadiripelatihan itu. Sebagai bagian dari komitmen UNESCO untukberperan untuk peningkatan dalam meningkatkan ketrampilanlokal yang berhubungan dengan kesiapsiagaan dan peringananbencana, UNESCO Indonesia telah bekerja sama dengan PusatPeringanan Bencana dari Institut teknologi Bandung (ITB) untukmengorganisir suatu Pelatihan untuk Pelatih tentangKesiapsiagaan Gempabumi Sekolah.

Menyusul gempabumi di Pulau Mentawai April 2005, dua sesi

ebuah training of trainers untuk para guru tentang “ProgramKesiapsiagaan Gempabumi di Sekolah” telah dilaksanakan

Program Kesiapsiagaan Gempabumi di Sekolah

di Indonesia sejak 2001 oleh Lembaga Penelitidan danPengabdian kepada Masyarakat - Institute Technology Bandung(LPPM-ITB) dengan dukungan dari USAID ( 2001), UNICEF (2002)dan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,Kementrian Pendidikan Nasional (2004). UNESCO merupakanbadan pertama yang dilibatkan dalam mendukung aktivitas inidi tahun 1999, terutama sekali dalam pengembangan materipendidikan dalam wujud poster, komik dan selebaran buku,yang semuanya berisi informasi tentangfenomena gempa bumi, serta kesiapsiagaandan tanggap darurat terhadap gempa bumi. Ditahun 2001, sebuah program kewaspadaan dankesiapsiagaan diluncurkan, diikuti pada tahun2002 berupa pengembangan dari “ProgramKesiapsiagaan Gempabumi” untuk sekolah,sebagai bagian dari program ketrampilan hidupdari Kementrian Pendidikan Nasional tahun2002. Peserta program pelatihan tersebutadalah para guru, personil kantor pendidikanlokal dan perwakilan dari Pusat Pelatihan Guru,yang dipilih dari daerah rawan gempa bumi diIndonesia. Aktivitas pelatihan diselenggarakanpada tingkat nasional untuk meningkatkankewaspadaan dan kesiapsiagaan di sekolah.

pelatihan diselenggarakan untuk para gurusekolah di Pulau Siberut di Kabupaten Mentawai,Provinsi Sumatra Barat, pada bulan Mei 2005 danPebruari 2006. Lebih khusus, pelatihan yang keduatelah sukses melatih 58 guru sekolah danperwakilan institusi pendidikan lokal darikecamatan Siberut Utara dan area sekitarnya.Keseluruhan usaha tersebut adalah juga untukmenyiapkan kurikulum dan buku petunjuk yangmemenuhi kriteria standard dari sistempendidikan nasional. ●

Untuk informasi lebih lanjut, silahkanmenghubungi UNESCO Jakarta melalui email:[email protected]

S

pemadaman kebakaran tidak secara rutindiselenggarakan. Akhirnya, pada tanggal 7April 2006, sebuah seminar seharidilaksanakan di Phuket untuk memper-kenalkan materi kelas tsunami dan konseppelatihan pengungsian tsunami ke sekitar130 pendidik Thai. Mereka mempelajaripengetahuan dasar tentang gempabumidan tsunami yang diajarkan oleh seorangtenaga ahli UNESCO/IOC dan seorangProfesor Universitas Kyoto, dan jugamempelajari bagaimana cara untukmenfasilitasi sebuah kelas dalam melak-sanakan suatu latihan mengatur aktivitas

kelas. Suatu ketertarikan yang kuat juga ditunjukkan pada akhirseminar yang berkaitan dengan pelatihan evakuasi dalamsituasi yang lebih rumit, material untuk siswa kelas lain,pengintegrasian dengan kurikulum sekolah, informasi lebihlanjut tentang tsunami dan bencana alam lain, dan lain lain.Kuisioner dan komentar yang diajukan oleh peserta di akhirseminar akan dianalisa oleh Kementerian Pendidikan dan ADRCuntuk mengevaluasi proyek dan untuk memverifikasikebutuhan-kebutuhan guru sekolah di Thailand.●

Untuk informasi lebih lanjut atas proyek ini, silahkanmenghubungi Akihiro Teranishi, Asian Disaster Reduction Centre,ADRC, [email protected].

INISIATIF

Page 41: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 39

MENINGKATKAN KEMITRAAN DENGAN SEKTORSWASTA

Asian Disaster Preparedness Center (ADPC) telahbergabung dalam Kru Gawat Darurat pertama denganT l coms Sans Frontires (TSF) cabang Tenggara di Leyte,Pilipina, dari 16 Pebruari sampai 5 Maret 2006.Keseluruhan desa telah disapu bersih oleh suatu tanahlongsor yang dahsyat di Leyte, Pilipina, diikutii hujanlebat yang membinasakan beratus-ratus rumah danmenghilangkan sejumlah jiwa. ADPC, bekerja samadengan TSF, mendirikan suatu misi tanggaptelekomunikasi darurat di Pusat Operasi St. Bernarduntuk memberikan layanan komunikasi efisien yangsebagian besar diperuntukkan bagi LSM lokal daninternasional, pejabat lokal dan provinsial, dankoordinasi dengan para personil UNDAC (UN DisasterAssessment and Coordination). Misi tersebut jugamembantu mengkoordinir, menawarkan dukungandan membantu orang yang terkena dampak bencana,menyediakan untuk mereka suatu link dengan dunialuar. Misi tersebut juga membantu mengkoordinir danmemperkuat usaha pemulihan darurat di daerah yangterkena dampak bencana paling parah melaluiperalatan komunikasi satelit nya. Tindakan inimemperkuat pentingnya komunikasi di dalam situasidarurat. ADPC dan UNISDR sedang bekerja samadalam masalah ini.

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan mengunjungiwww.adpc.net/general/landslide_philippines_main.html

OCHA BERMITRA DENGAN DHL

Suatu kemitraan strategis dikembangkan antara PBB-melalui Office for the Coordination of HumanitarianAffairs (OCHA) di Kobe, Jepang- dengan pemimpindunia sektor swasta di bidang pengiriman kilat, DHL,yang puncaknya berupa peluncuran sebuah TimTanggap Bencana Asia-Pasifik DHL di Singapura padatanggal 21 April 2006. Inisiatif ini diluncurkan oleh Dr.Vivian Balakrishnan, Menteri PengembanganMasyarakat, Pemuda dan Olah Raga Singapura danWakil Menteri untuk Perdagangan dan Industri, dan Dr.Klaus Zumwinkel, Ketua dan CEO Deutsche Post WorldNet. Tim Tanggap Bencana Asia-Pasifik DHL adalahsebuah kelompok tenaga ahli khusus untukmemastikan bahwa perlengkapan pemulihan dapatmenjangkau orang dengan cepat dan efektif dalamperistiwa bencana alam utama dengan membantumengorganisir penanganan, pergudangan danpemuatan perlengkapan pemulihan yang selanjutnyadiangkut secara efektif. Tim Tanggap Bencana lain akandibentuk di Miami, Florida (AS), Amerika Latin dandaerah Caribbean. Kepala OCHA-KOBE, Dr.Pujiono,meminta dengan sangat bahwa pelayanan TimTanggap Bencana sebaiknya juga meliputikesiapsiagaan sebelum bencana disamping tanggapsaat bencana, dan menggambarkan suatu pendekatanmelihat langkah ke depan untuk menerapkan HyogoFramework for Action (HFA) yang disetujui olehmasyarakat internasional pada Konferensi Dunia untukPenurunan Bencana pada bulan Januari 2005 di Kobe,Jepang, yang implementasinya dikoordinir olehSekretariat UNISDR dengan dukungan mitra yangterkait, termasuk OCHA.

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan [email protected]

Komunikasi dalam Situasi Darurat

INISIATIF

Below, DHL in partnership with OCHAlaunch the DHL Disaster Response TeamAsia-Pacific in Singapore, April 21 2006.

Page 42: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific40

Peluang pelatihantentang manajemenbencana

untuk praktisi tingkat dasar untuk menyediakan kerangka kerjayang diperlukan dalam peran DRM mereka. Pada tahap kedua,akan dirancang pelatihan tematik berkelanjutan. Di tahap ketigadan yang terakhir, akan dilembagakan modul pelatihan untukkader praktisi DRM berikutnya di negeri itu. Suatu surveipersiapan telah diselenggarakan di antara tim DRM saat iniuntuk menilai pengetahuan khusus, ketrampilan dan sikap yangdiperlukan untuk memudahkan implementasi dari inisiatif DRM.Dukungan keuangan dan sumber daya manusia untuk inisiatifini sudah datang dari BCPR Geneva dan United Nations Disas-ter Management Training Programme (UN/DMTP). Hubungandengan komponen pelatihan dan pembelajaran menyangkutProgram Tsunami.Regional sedang diselidiki. Ketertarikan dibidang pengembangan kapasitas praktisi DRM juga telahdiekspresikan oleh dua negara tetangga : Sri Lanka dan Paki-stan. Paket pengenalan untuk para praktisi DRM di India akandiuji melalui seminar orientasi bersama di negara tersebut padatahun 2006. Keberhasilan dari program tersebut di India akanmembuka kesempatan untuk menerapkan mereka dikomunitas DRM negara lain dimana program DRM sedangdiimplementasikan

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi UNDP-BCPRDelhi melalui Shefali Juneja pada [email protected]

Kursus pelatihan khususPENGEMBANGAN KAPASITAS PRAKTISI DRM TINGKATDASAR DI INDIA

S ejak lahirnya Program Manajemen Resiko Bencana Govern-ment of India (GoI)-UNDP pada tahun 2002, telah ada suatu

evolusi penting dalam bidang manajemen bencana di India.Suatu kelompok besar praktisi DRM dari berbagai bidang(ilmuan sosial, insinyur, arsitek, dokter, dll.) telah disebar olehUNDP dan United Nations Volunteers (UNV) India untukmenjalankan program secara efektif. Para praktisi ini, yangdipandang sebagai para profesional manajemen bencana “nextgeneration”, perlu untuk diorientasikan dan dilatih untukmainstream DRM secara efektif ke tingkat lokal dan nasional.Bureau for Crisis Prevention and Recovery (BCPR UNDP) danUNDP India baru-baru ini sudah memulai sebuah prosespembelajaran yang dikenal sebagai “Pengembangan KapasitasPraktisi DRM Tingkat Dasar di India: Suatu Inisatif Pembelajaran”,yang akan menjadi langkah pertama pengembangan sebuahframework pembelajaran untuk praktisi tingkat dasar secarasungguh-sungguh. Inisiatif ini akan dibagi dalam tiga tahap.Tahap pertama, sedang dirancang sebuah paket orientasi awal

INISIATIF

Page 43: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 41

KURSUS PELATIHAN TENTANGPENGURANGAN RESIKO DANMANAJEMENUNTUK PENGEMBANGANPARIWISATA PANTAI YANGBERKELANJUTAN

nternational Ocean Institute (IOI)memaparkan garis besar dariI

kursus pelatihanan satu minggutentang “Pengurangan Resiko danManajemen untuk PengembanganPariwisata Pantai Berkelanjutan“ pada“ International Workshop onPost-Disaster Assessment and Moni-toring of Coastal Ecosystems, Biologi-cal and Cultural Diversity in the In-dian Ocean and Asian Waters”diselenggarakan di Phuket, Thailand,mulai tanggal 20 sampai tanggal 24Pebruari 2006. Kursus tersebutditujukan untuk pejabat pemerintahsenior, sektor swasta, LSM dan stake-holder, perencana, dan pembuatkeputusan kepariwisataan. Kursus inidirancang untuk menyediakan peralatan yang dibutuhkan,yang memungkinkan mereka untuk bergerak ke arahpengembangan pariwisata berkelanjutan dan penguranganresiko di daerah tropis, dengan acuan spesifik untukmengintegrasikan perencanaan dan pengambilan keputusanyang melibatkan semua stakeholders. IOI-OceanLearnmengkoordinir aktivitas pelatihan dan pembangunan kapasitasdari IOI (www.ioinst.org). IOI, yang bermarkas di Malta,mempunyai 25 pusat operasional di seluruh dunia, dan memilikipengalaman penyampaian pendidikan dan pelatihan selama25 tahun, serta produk pembangunan kapasitas untukmempromosikan pemahaman dan manajemen berkelanjutantentang lautan, area pantai dan sumber daya laut untukmemenuhi kebutuhan baik negara maju dan negaraberkembang. IOI- OceanLearn sedang dalam proses mencaridana untuk mengembangkan dan menyampaikan kursus itu.

Untuk informasi tentang uraian singkat kursus, hubungi RobinSouth atau Damien Sweeney, IOI Regional Operational Centre forAustralia and the Western Pacific, [email protected] [email protected]

PELATIHAN MASYARAKAT TENTANG PENGURANGANRESIKO BENCANA TANAH LONGSOR DAN BANJIR

Para mahasiswa Jurusan Geografi Fisik (JGF) Universitas GadjahMada (UGM), baru saja menyampaikan sebuah “PelatihanMasyarakat Tentang Pengurangan Resiko Bencana Tanahlongsor dan Banjir” di Daerah Kebumen, Indonesia. Setelahmenjalani pelatihan khusus tentang pokok materi melalui kelasreguler dalam JGF, para siswa menghabiskan dua bulan penuh(Januari dan Pebruari 2006) dengan masyarakat daerah di desamereka masing-masing, untuk memberi pelatihan danpendidikan anggota masyarakat tentang materi ini. Pelatihantersebut di” di bawah keseluruhan kerangka kerja program dariuniversitas “Manajemen Integratif Basin Luk-Ula”.

Untuk informasi lebih lanjut silahkan [email protected]

GOLFRE

Sekelompok universitas dan LSM berbasis Internasional datangbersama-sama dalam Global Open Learning Forum on Risk Edu-cation (GOLFRE) untuk menjembatani gap yang ada antarapengetahuan dan praktek - pengetahuan yang ada di universi-tas dan pusat riset, dan praktek yang dilaksanakan di lapanganoleh para aktivis LSM, komunitas sukarelawan dan stafflapangan pemerintah. Forum tersebut mengenali kekuatanpengetahuan yang dimiliki para praktisi, dan nilai yang dapatdiambahkan oleh para akademisi berdasarkan penafsiran dananalisa mereka. Mandat dari forum adalah untuk menyadappengetahuan yang tidak dimengerti, kebijaksanaan praktis dansumber daya manusia yang tersembunyi di dalam pikiran dandi dalam praktek para pekerja lapangan sebagai sumber utamauntuk pelatihan dan pendidikan. Proses ini akan menjadi salahsatu pembelajaran dari praktek lapangan, dan penerapankembali pelajaran ke praktek lapangan secara timbal balik.

Keuntungan lain dari pendekatan tersebut, ketika digunakandengan metodologi pengajaran studi kasus, adalah bahwapendekatan itu secara konstan memperbaharui dasarpengetahuan universitas melalui penambahan informasi yangdianalisa di bidang praktek. Interaksi dengan para praktisilapangan membuat pengetahuan universitas lebih relevan.

Suatu model pembelajaran terbuka, dengan pilihanpembelajaran jarak jauh dan program kontak dimanapan saatmemungkinkan, adalah suatu cara yang paling memungkinkanuntuk menciptakan hubungan antara pusat pembelajarandengan tenaga kerja lapangan. Sifat yang dapat menyesuaikandiri dan fleksibel dari model ini sangat sesuai untuk siswa çusiadinié yang mungkin sedang bekerja, dan tidak mempunyaipelatihan formal sebelumnya.

Kemitraan tersebut, melalui forum pembelajaran terbuka ini,akan bekerja untuk meluncurkan versi beta dari kursus dasaronline tentang manajemen bencana berbasis masyarakat satutahun ke depan. Melihat kesuksesan ini, modul mahir akandikembangkan oleh para mitra selama dua tahun ke depan.Kemitraan tersebut akan mencoba untuk memposisikan dirinyasendiri untuk mampu beroperasi sebagai universitas terbukaglobal dalam lima tahun. ●

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi Golfre melaluiwebsite mereka di: www.golfre.org

INISIATIF

Page 44: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific42

S

Hak-hak sumber dayadalam konteks bencana

masyarakat besar-besaran tentang permasalahan yang munculsetelah terjadinya sebuah bencana. Bagaimanapun, suatu gapyang jelas tetap ada saat berbenturan dengan ketidakpastianhak kepemilikan sebuah sumber daya dan pemberian namapemilik komunal di dalam kebijakan dan istilah hukum. DebatPasca -Tsunami atas aktualisasi batas daerah penyanggamerupakan contoh dari ketidakpastian yang kita disaksikandalam mengakses dan mengontrol lahan sebagai buntut daribencana utama. Pada hakekatnya, permasalahan sepertinyahanya tentang bagaimana menjawab pertanyaan - lahan siapaitu?

KETIADAAN KOMITMEN POLITIS

Pendapat yang dikemukakan oleh berbagai kelompok -ilmuwan, pembuat kebijakan, pemerintah dan masyarakat yangterpengaruh bencana - bervariasi, tetapi tantangan yangmendasarinya tetaplah sama. Ini adalah tentang pengenalan(dan pemprioritasan?) klaim yang berbeda menyangkut hak-hak sumber daya pribadi dan umum - lahan, air dan sumbermata pencarian. Sebagai buntut dari bencana yang baru-baruini terjadi, permasalahan yang berhubungkan denganpenentuan klaim yang menyangkut hak-hak sumber daya telahdipertimbangkan sebagai suatu area penting untukdidiskusikan dan mencari resolusi antara pemerintah danmasyarakat yang terpengaruh bencana. Tetapi telah terjadisuatu ketiadaan komitmen politis di dalam penyelesaian klaimseperti itu dan dalam mendefinisikan hak-hak sumber dayadengan jelas. Hak-hak sumber daya hanya secara jelas dijadikansebagai konsentrasi pengembangan jangka panjang saja.

Di masa lalu, diskusi semata-mata berkisar pada hak-hak lahandan sumber daya sebagai suatu persoalan hak minoritas di

Pengujian hak-hak sumberdaya untuk rekonstruksi pascabencana dan pemulihanberkesinambungan

trategi-strategi rekonstruksi yang dikembangkan sebagaiakibat dari bencana baru-baru ini seperti tsunami Asia dan

gempabumi Asia Selatan mempunyai suatu prioritisasi yangserupa dalam prinsip panduan “untuk membangun kembaliyang lebih baik . Pada umumnya strategi ini berusaha memberipengamanan yang cukup bagi tempat perlindungan,menjadikan orang kembali bekerja dan memastikan kesehatan,pendidikan dan perlindungan untuk semua yang terpengaruhbencana. Berbagai aktivitas rekonstruksi darurat (dantransmigrasi) telah sering direncanakan dengan tetapmempertimbangkan bagaimana cara memastikan terjadinya “keadilan, subsidi, konsultasi, komunikasi, koordinasi dantransparansi” (disadur dari “Tsunami Recovery in Sri Lanka: Dam-age and Needs Assessment”, 2005).

KETIDAK-PASTIAN ATAS AKSESUNTUK PENGENDALIAN LAHANAKIBAT BENCANA BESAR

Sebuah tantangan tetap yangmenghadang strategi “pembangunankembali yang lebih baik” telah menjadibagian rekonsiliasi pentingnyamenyelesaikan rekonstruksi rumah dantempat tinggal masyarakat yangterkena dampak bencana disamping memastikan keikutsertaanmereka yang efektif di dalam proses pengambilan keputusan.Keputusan-keputusan tentang perekonstruksian rumah tidakbisa tidak dihubungkan dengan isu-isu pencapaian akses yangcukup dan layak ke sumber mata pencarian, perencanaan untukpenggunaan lahan yang berkelanjutan, dan memastikan akses-akses ke fasilitas infrastruktur umum dasar. Keputusan sepertiitu pasti akan bergantung pada suatu konsensus denganmasyarakat yang terkena dampak bencana alam, dan hasilnyaakan sangat tergantung pada “kemampuan” masyarakat dan“pemberian judul” sumber daya (disadur dari Amartya Sen).

Usaha terbaru Sri Lanka pada konsultasi masyarakat - yangdilaksanakan di 13 daerah yang terkena dampak tsunami -adalah suatu usaha pioner dalam memastikan konsultasi

dalam pengembangan proyek yangberhubungan dengan pemindahantempat tinggal, atau sebagai suatupersoalan masyarakat pribumi dalamkonteks industri dan pembangunanmasyarakat desa. Transmigrasi tanpadisengaja telah memancing konflik danmasalah-masalah yang terkait denganlingkungan dalam beradaptasi terhadapkekeringan, banjir, penurunan lahanbasah dan manajemen sumber dayaalam dan telah pula menjadi area

berbagai agen untuk beraksi. Suatu survei singkat masa laluyang berkaitan dengan masalah manajemen hak-hak sumberdaya alam mengungkapkan adanya gap dalam konteks hak-hak sumber daya di dalam bencana alam (sebelum dan sesudahbencana).

Bagaimanapun, dari pengalaman terbaru, lima situasi yang biasaterjadi menunjukkan mengapa masalah hak-hak sumber dayaperlu dikemukakan untuk rekonstruksi pasca-bencana danpengurangan resiko yang efektif. Pertama, sebagai akibat darisuatu bencana, ada banyak kebingungan yang berkaitandengan kematian pemilik sah lahan atau hilangnya arsipkepemilikan hak sumber daya (secara tradisional/ menuruthukum yang berlaku) - hal tersebut menjadikan tertundanyarekonstruksi dan ganti-rugi. Kedua, haknya ada tetapi orangnya

Sejak tahun 2004, tiga bencana utama sudahmempengaruhi berjuta-juta orang di seluruhdunia. Usaha pemulihan telah ditandai olehsuatu peningkatan aktivitas rekonstruksi- yangsering ditengahi oleh isu tentang di mana yangakan dibangun kembali, apakah perlu relokasiatau tidak, apa yang digunakan untukmerehabilitasi dan kapan?

DEBATE

Dimana Sebaiknya

Membangun Rumah

Kita?

Page 45: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 43

tidak peduli akan klaim socio-legal mereka karena kurangnyapengetahuan, komunikasi atau akses informasi dan karenanyahak tersebut tidak bisa diurus. Ketiga, masyarakat menyadarihak mereka, tetapi ini tidak bisa secara efektif diurus karena tidakada suatu sistem penyelenggaraan undang-undang yang sah.Keempat, dalam keadaan dimana daratan dibiarkanterbengkalai dan orang direlokasi di tempat lain, maka adakemungkinan terjadinya konflik berkaitan dengan klaimkompetitif terhadap hak çmilik umumé ataupun sumber dayaakses terbuka. Situasi semacam itu menunjukkan bahwajelasnya hak sumber daya tidak hanya berpotensi membanturekonstruksi dan pemulihan paska bencana, tetapi juga dapatberperan untuk membangun ketahanan sebelum bencana.

AKTIVITAS REKONSTRUKSI SERING TERHALANG OLEHKETIDAK-PASTIAN ATAS HAK-HAK SUMBER DAYA

Situasi terkait yang kelima adalah ketidak-pastian atas hak-haksosial-politik bagi orang dengan kategori yang tidak jelas›seperti imigran musiman, pastoralists, dan pengungsi.Bagaimana masyarakat seperti itu akan menghadapi masalahtersebut jika tempat tinggal mereka sebelumnya telahdirelokasi ke tempat lain? Isu ini adalah penting untuk ditanganipemerintah dan para agen kemanusiaan, karena kelompok

mendorong pemilik lahan dan rumah untuk membuat jendela-jendela pemecah angin, konstruksi rumah yang lebih baik dantanggul penghalang banjir serta menyediakan hal lain yangdiperlukan untuk membuat investasi sejenis. Pada akhirnya,kepemilikan pribadi ataupun masyarakat akan membantumengurangi resiko degradasi lingkungan yang meningkatkankerentanan terhadap bencana alam.é (IISD, 2005: 14)

DIALOG MULTI-STAKEHOLDER DAN ANTAR AGENSIDIPERLUKAN

Melihat bahwa ketahanan pra-bencana dapat memilikikemampuan untuk pemulihan pasca-bencana, makapenyelidikan lebih lanjut tentang pendekatan ini menjadisangat penting. Lebih dari itu, penting juga untuk memulaidiskusi tentang bagaimana permasalahan hak-hak sumber dayadapat terintegrasi dengan kebijakan pengembangan yangmengatur pola penggunaan lahan, praktek mata pencarian,peraturan zone pantai untuk akses dan pengendalian sumberdaya secara berkelanjutan, keberlanjutan lingkungan dankecenderungan pengembangan social-ekonomi.Membicarakan hak-hak sumber daya dapat juga mempunyaiimplikasi yang penting untuk merinci proses “mainstreaming”masalah-masalah pengurangan resiko bencana ke dalam

yang rentan seperti itubiasanya lepas dari perhatianproyek rekonstruksi di tahapshort/medium-term daripemulihan paska bencana;dan di waktu lain, merekasebagian besar merupakansubyek dari kelompok “alternatif pengembangan”.Diperlukan sebuahpendekatan terhadapkelompok yang rentan inimelalui suatu kebijakan yanglebih formal tentang hak atastanah dan resetlement didalam konteks resiko bencanamenengah/besar, terutamajenis bencana yangdikategorikan sebagaibencana serangan lambat.

Aktivitas rekonstruksi yangdilakukan oleh agensikemanusiaan seringkaliterhalang oleh ketidakpastiansocio-legal pada setiap situasi di atas. Jenis klaim terhadapsumber daya berbeda bedasarkan “hak pengguna” dan “hakpembuat keputusan” yang dibenarkan oleh legal politik ataupersetujuan tradisi masyarakat. Sistematisasi pembedaan klaim› legal atau tradisional - adalah merupakan sebuah kondisi awaluntuk rekonstruksi yang efektif dari daerah yang terkenadampak bencana. Ketiadaan hak, penggunaan lahan formal danrencana penggunaan lahan untuk pemukiman kembali danrekonstruksi daerah seringkali menjadi tidak realistis dandiskriminatis yang sangat mungkin memicu terjadinya konflikdan menyisakan pola pemukiman yang beresiko tinggi.

Melalui riset yang dilakukan diawal tahun 2005, InternationalInstitute for Sustainable development (IISD) mengujibagaimana proses klarifikasi dan sistematisasi hak sumber dayadalam kenyataannya menjadi factor yang sangat penting tidakhanya memungkinkan terjadinya pembangunan kapasitaspemulihan paska bencana, tetapi juga ketahanan sebelumterjadinya bencana. Berdasarkan bukti-bukti yang dipaparkandalam riset,“ hak sumber daya yang didefinisikan dengan jelasdan layak akan membantu untuk meningkatkan rencana didaerah yang rentan terhadap bencana. Mereka akan

kebijakan pengembangan›suatu area yang baru-baru inisedang diselidiki oleh Bureaufor Crisis Prevention and Re-covery (BCPR › UNDP) GlobalInitiative for MainstreamingDisaster Risk Reduction.

Ketika inisiatif global inidapat membantu “memasyarakatkan” isu-isu haksumber daya sebagaiperhatian penguranganresiko sepanjang tahun akanyang akan datang, maka akanmenjadi sebuah langkahpertama yang penting untukmemulai dialog multi-stake-holder dan inter-agency demitercapainya suatupemahaman yang jelastentang bagaimana hak-haksumber daya berhubungandengan konteks bencanaalam. Beberapa pertanyaan

mendasar harus dilemparkan ke dalam diskusi: Bagaimanaperencanaan pemulihan dan pembangunan pasca bencanasecara efektif bisa berhadapan dengan “resiko relokasi” sepertipengeluaran struktural? Ketentuan apakah yang tersedia untukorang tidak bergelar (tanpa klaim tradisional atau formal)sehingga kebijakan pemukiman kembali paska bencana dapatmelihatnya? Bagaimana kondisi para pengungsi sebelum dansesudah bencana-dapatkah mereka dipandang sebagai korbanbencana berkali-kali dan memiliki resiko relokasi yang berkali-kali juga? Kemungkinan diskusi semacam itu akan mulaimemunculkan jawaban atas pertanyaan yang belum bisaterjawab yang diajukan selama rekonstruksi paska bencanabaru-baru ini: “Di mana kita akan membangun kembali rumahkita?” ●

Untuk informasi lebih lanjut silahkan menghubungi UNDP-BCPRDelhi melalui Shefali Juneja di: [email protected]

Taggapan para mitra juga diharapkan untuk masukan buatdiskusi lebih lanjut di isu-isu yang akan datang. Silahkanmengirimkan komentar Anda ke: [email protected]

DEBATE

Page 46: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific44

Tsunami Samudera IndiaTahun 2004:Satu tahun kemudian

Page 47: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 45

Sebuah gempa bumi berukuran 9.0 Skala Rich-ter menyerang pantai barat Sumatra, Indonesia,pada tanggal 26 Desember 2004,mengakibatkan ombak raksasa atau “tsunami”.Bencana yang belum pernah terjadisebelumnya itu berdampak pada kehidupanberjuta-juta orang di daerah Samudera Indiadan, pada daerah lain dengan dampak yanglebih kecil. Tsunami menyebabkan lebih dari270,000 orang meninggal dan kerusakandengan kerugian bermilyar dolar. Banyak orangdiyakini meninggal karena gempabumi, tetapisebenarnya penyebab utama kematiannyaadalah trauma dan tenggelam karenaperubahan arus air laut dan ombak yangmengalir masuk kawasan pantai tanpaperingatan. Diakui secara luas bahwa korbanjiwa akan dapat dikurangi secara drastis jikasistem peringatan dini yang efektif telahdilakukan sebagaimana mestinya di daerahSamudera India.

Beberapa aktivitas telah berhasil diselesaikan dengan prestasiutamanya meliputi:Memperkuat sistem

peringatan dini dinegara-negara yangrawan tsunami

ikarenakan pentingnya untuk mengerahkan usaha dansumber daya guna membentuk suatu sistem peringatan dini

untuk daerah Samudera India, maka suatu multi-partner, inisiatifmulti-donor yang disebut “Evaluasi dan Penguatan SistemPeringatan Dini di Negara-negara yang Terkena Dampak Tsu-nami 26 Desember 2004” diluncurkan di awal tahun 2005.Inisiatif ini dibiayai melalui “UN Flash Appeal for Indian OceanEarthquake-Tsunami 2005” dengan kontribusi yang sangat besardari Komisi Eropa untuk Bantuan Kemanusiaan, PemerintahFinlandia, Jerman, Jepang, Netherlands, Norwegia dan Swedia.Hal tersebut dikoordinir oleh Platform UNISDR untuk Promo-tion of Early Warning (PPEW) dan diterapkan oleh beberapamitra internasional, regional, dan nasional.

Inisiatif ini menyediakan suatukerangka kerja yangterintegrasi secara keseluruhanuntuk memperkuat sistemperingatan dini di SamuderaIndia, dan unsur-unsur kunci-nya meliputi pelaksanaansistem inti, manajemen resikoyang terintegrasi, kesadarandan pendidikan publik,pendekatan berbasismasyarakat, serta koordinasidan membangun kemitraan.

mendukung implementasi“Hyogo Framework for Action2005-2015” yang disetujui olehNegara Anggota PBB padaKonferensi Dunia tentangPengurangan Bencana, Januari2005. Pendekatan kemitraanini telah membawa suatunilai tambah kepadakeanekaragaman aktivitas dansuatu yang lebih coherent danmengkoordinir pendekatankepada masalah-masalah, halini melebarkan jangkauan dan

D

Pengembangan proses antar pemerintah daerah untukmendukung pembentukan sistem peringatan dini tsunami

di Samudera India;

1

2 Kemajuan penting ke arah peningkatan kesadaran danpembangunan kapasitas dalam advokasi dengan ikatan

yang lebih kuat dengan media dan organisasi non- pemerintah;dan

3 Koordinasi usaha bersama dari organisasi-organisasi kunciPBB dan daerah ke arah menghubungkan sistem

peringatan tsunami ke sistem peringatan bencana lain dan kemanajemen resiko bencana.

Penggalangan kemitraan dan mekanisme koordinasi yangmencakup seluruh mitra dan penyumbang dana sangatditekankan, demikian juga fakta bahwa hal tersebutmemberikan suatu contoh sarana yang terintegrasi untuk

THE INDIA OCEAN TSUNAMI, ONEYEAR LATER

... the death toll would have

been drastically reduced if

effective early warning

systems had been in place

Page 48: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific46

keefektifan masukan dan sumber daya.

PPEW menyediakan keseluruhan koordinasi inisiatif yang menyeluruh, denganpenekanan pada ikhtisar yang strategis, perencanaan, monitoring dan evaluasi,memudahkan kemitraan, menemukan kebutuhan penderma dan penyebarluasaninformasi. PPEW juga melakukan aktifvitas khusus berhubungan dengan perintah dariSekretariat UNISDR dan Tujuan Hyogo Framework secara keseluruhan membangunketahanan masyarakat akan bencana.

Kemitraan dan koordinasi telah diperkuat ke seluruh agen PBB, organisasi regionaldan nasional, lembaga penelitian dan masyarakat lokal. Mitra-mitra tersebut meliputiUNESCO, UNESCO-Intergovernmental Oceanographic Commission (IOC), WorldMeteorological Organization (WMO), UN University Institute for Environment andHuman Security (UNU-IEHS), UN Economic and Social Commission for Asia andthe Pacific (UNESCAP), UN Environment Programme (UNEP), UNDP, UN Office forProject Services (UNOPS), Asian Disaster Reduction Centre (ADRC), Asian DisasterPreparedness Centre (ADPC), Asia-Pacific Broadcasting Union (ABU), Centre forResearch on the Epidemiology of Disasters (CRED), All India Disaster MitigationInstitute (AIDMI) dan University of Geneva. ●

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi ISDR Platform for the Promotion of EarlyWarning (PPEW) di www.unisdr.org/ppew

Kemajuan dan prestasi yang telah dibuatdalam mengimplementasikan gagasantercantum dalam list di bawah inidengan komponen kunci sebagaimanatersebut di atas.

PELAKSANAAN SISTEM INTI

■ Sebuah “Pernyataan Bersama” telahdibuat oleh negara-negara yangberpartisipasi di dalam suatu sesikhusus di World Conference on Disas-ter Reduction (WCDR), pada bulanJanuari 2005 termasuk semua negarayang terpengaruh oleh tragedi tsu-nami. Statemen tersebut menyadaripentingnya ketahanan sistemnasional dan berbagi pengalamantentang pemulihan bencana,rehabilitasi pasca-bencana danbencana alam. Statemen tersebutjuga merekomendasikan bahwamekanisme bencana regional perludibentuk dan diperkuat secepatmungkin untuk semua resikobencana alam yang terkait, yangseharusnya meliputi sistemperingatan dini, pusat regionalkolaboratif, serta penggunaan ilmupengetahuan dan teknologi modern.Keseluruhan teks dari PernyataanBersama tersebut tersedia padawww.unisdr.org/wcdr/intergover/of-ficial-doc/L-docs/special-session-indian-ocean.pdf

■ Suatu pertemuan terbatas tentangpengembangan sistem peringatandini tsunami diselenggarakan di Kobe,Jepang, pada tanggal 22 Januari 2005segera setelah WCDR. Dengandiorganisir oleh Sekretariat UNISDRdan UNESCO-IOC, pertemuan teknisad hoc ini dihadiri oleh perwakilanpemerintah nasional, organisasi PBBdan para tenaga ahli untuk berbagiinformasi tentang aktivitas danrencana pengembangan sistemperingatan dini tsunami, denganacuan khusus ke Negara-Negara disekitar Samudera Hindia yangterpengaruh oleh tsunami 26Desember 2004 dan sebagai jawabanatas permohonan untukmengembangkan sistem peringatandini tsunami lebih efektif secara glo-bal. Pertemuan tersebut menyediakansuatu tempat untuk pengarahansingkat dan diskusi tentang roadmap

Kemajuan &prestasi menujusistem peringatandini SamuderaIndia yang lebihkuat

THE INDIA OCEAN TSUNAMI, ONEYEAR LATER

Page 49: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 47

dalam menetapkan suatu sistemperingatan dini tsunami di SamuderaHindia. ■ Suatu “Interim Tsunami Advisory In-formation System” telah dibentuk,melibatkan pertukaran data seismicdan informasi bimbingan tsunamikepada 26 titik-fokus nasional diDaerah Samudera Hindia yangmenerima informasi bimbingan daripusat tsunami Jepang dan Hawaii.Sistem sementara ini sebagian telahbekerja secara efektif ketika suatugempabumi yang besar terjadi diSumatra, Indonesia, pada 28 Maret2005.

■ Titik-fokus nasional untukperingatan dini tsunami telahdirancang di 26 negara-negara diSamudera Hindia. Hal ini berperanuntuk peningkatan mekanismekoordinasi nasional dan memperkuatsistem peringatan dini regional yangefektif.

■ Suatu persetujuan regional telahdicapai tentang disain umum danmanajemen sistem peringatan dini re-gional untuk Samudera Hindia.Pestasipenting ini adalah hasil darisuatu rangkaian pertemuan-pertemuan antar pemerintahinternasional yang diselenggarakanoleh UNESCO-IOC di Paris (Maret2005) dan Mauritius (Mei 2005).Pertemuan-pertemuan tersebutmenghasilkan konsensus yangdiperlukan dan persetujuan regionalpada pembangunan sistemperingatan dini tsunami yangterdistribusi dan saling terhubung.

■ Suatu dialog tentang kebijakanoleh pembuat kebijakan administra-tif tingkat tinggi tentangpembentukan suatu sistemperingatan dini tsunami di SamuderaHindia diorganisir oleh SekretariatUNISDR dan Asian Disaster ReductionCenter (ADRC) di bulan Pebruari 2005dengan 24 peserta dari 11 negara didaerah Samudera Hindia.

■ Widiawisata untuk tenaga ahlinasional dari 26 Negara-Negara didaerah Samudera Hindia diorganisirpada bulan Juli 2005 oleh UNESCO-IOC, Sekretariat UNISDR dan ADRCyang memungkinkan tenaga ahlinasional mengunjungi danmengamati keberadaan sistemperingatan dini tsunami di Jepangdan Hawaii. Para pesertameningkatkan pengetahuan dankapasitas mereka untukmengidentifikasi kebutuhan untukperingatan dan sistem peringanantsunami nasional. Pengetahuan yangdiperoleh dari widiawisata kemdianditerapkan di dalam pengaturan

nasional atas pusat peringatan dinitsunami dan dalam menyediakanproduk informasi publik.

■ Meninjau ulang dan memperkuatGlobal Telecommunication System(GTS), yang dikoordinir oleh WorldMeteorological Organization (WMO)dalam rangka untuk mendukungpertukaran dan distribusi Sistem

meninjau kemampuan nasionaluntuk peringatan dini danperinganan tsunami, kesadaranpublik dan kebutuhan penguranganresiko, serta perlengkapan teknis.Rekomendasi dan pelatihan singkatdikirimkan secara langsung keotoritas nasional dan dirundingkandengan mereka dan akan digunakanuntuk memandu rencana teknis dan

P e r i n g a t a nT s u n a m iS a m u d e r aHindia daninformasi yangterkait den-g a n n y a ,t e r m a s u ku n t u kk e b e r a d a a nInterim Tsu-nami AdvisoryI n fo r m at i o nSystem. Timtenaga ahliWMO jugamelaksanakanmisi penilaiandi beberapanegara-negara untuk meningkatkanmutu komponen GTS nasional. Hal iniakan mempunyai keuntungan jangkapanjang tambahan dalammenyediakan basis untuk sistempertukaram informasi seluruhbencana alam di masa datang. Danatambahan juga telah dimintakankepada para donor untukimplementasi GTS.

■ Suatu seminar multidisciplinaryyang diorganisir oleh WMO tentangpertukaran peringatan dini daninformasi yang terkait dengannya,mencakup peringatan tsunami diSamudera Hindia, dilaksanakan diJakarta dari tanggal 14 sampai 18Maret 2005. Para pesertamengesahkan suatu “Rencana Kerja”WMO dan mengembangkan suaturencana teknis dan operasional yangmencakup tindakan segera, jangkapendek dan jangka panjang untukpembuatan GTS yang beroperasipenuh di seluruh negara di SamuderaHindia untuk mendukung sistemperingatan dini tsunami. Pertemuantersebut juga mengidentifikasinegara-negara di Samudera Hindiayang memerlukan bantuan untukpeningkatan mutu GTS.

■ Enambelas misi penilaiankebutuhan ke negara-negara diSamudera Hindia diorganisir olehUNESCO-IOC, Sekretariat UNISDR,WMO dan organisasi lain antara bulanSeptember dan Mei 2005, yangdidukung oleh tim ahlimultidisciplinary. Misi tersebutberdialog dengan berbagai pihak dan

strategi nasional dan regional.Laporan gabungan yang lebihlengkap telah diterbitkan pada bulanDesember 2005. Laporan tersebuttersedia di http://ioc3.unesco.org/indotsunami/nationalassessments.htm

■ Dua puluh tiga stasiun pengawastinggi permukaan air laut secara real-time telah disebar oleh UNESCO-IOC,bekerja sama dengan Hawaii Sea-Level Centre, untuk meng-upgradejaringan Global Sea Level ObservingSystem (GLOSS) di daerah itu. Stasiunpengawas tinggi permukaan air lautyang tersebar di negara-negarasekitar Samudera India tersebutmenggambarkan unsur-unsur intidari jaringan GLOSS, yang membuatsuatu basis pokok untuk monitoringdan pendeteksian tsunami diSamudera India.

MANAJEMEN RESIKO YANGTERINTEGRASI

■ Suatu kelompok kerja baru tentangperinganan bencana, kesiap siagaandan tanggapan telah dibentuksepanjang pertemuan kedua dariUNESCO-IOC Intergovernmental Co-ordination Group for the Indian OceanTsunami Warning System (ICG-IOTWS)yang dilaksanakan di Hyderabad, In-dia, pada bulan Desember 2005.Kelompok kerja tersebut memulaipekerjaan dengan proses konsultasiuntuk mengusulkan rekomendasikepada ICG tentang bagaimana caramengintegrasikan sistem peringatandini tsunami dalam manajemen

THE INDIA OCEAN TSUNAMI, ONEYEAR LATER

Page 50: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific48

bencana dan proses pembangunannasional untuk pertemuan ICGberikutnya di bulan Agustus 2006.

■ Untuk membahas dimensilingkungan dari bencana, UN Environ-ment Programme (UNEP)mengkoordinir suatu review tentangmetoda penilaian resiko lingkunganuntuk mengidentifikasi faktorlingkungan yang berkontribusiterhadap bencana di kawasan pantaiyang rentan terhadap tsunamis.Inisiatif ini menargetkan penguatankapasitas institusional dari otoritasmasalah lingkungan di Indonesia, SriLanka dan Maldives ke arahpengintegrasian penilaianlingkungan dan sistem monitoring kedalam pengurangan resiko bencananasional dan sistem peringatan dini.

■ Keterkaitan dan sinergidipromosikan dan diperkuat antarasistem peringatan tsunami, sistemperingatan bahaya lain dan institusimanajemen bencana melalui

diorganisir secara bersama antaraAsian Broadcasting Union (ABU) dansekretariat UNISDR pada bulan Juni2005 di Bangkok, Thailand,menghadirkan para pelaku mediapenyiaran bersama dengan ahli teknisdi bidang peringatan tsunami dancuaca untuk meningkatkan dialogtentang hal tersebut dan memahamipenyebaran peringatan danpendidikan public. Workshop lebihlanjut direncanakan di tingkatnasional dan para stasiun penyiaranberkomitmen untuk membuat mate-rial informasi publik yang bertargetlokal. Hal serupa telah dikembangkanbersama dengan European Broad-casting Union (EBU).

■ Sebuah workshop kesadaran danpendidikan publik diselenggarakanoleh Sekretariat UNISDR di Bangkokpada bulan September 2005,menyertakan peserta dari agensi PBB,International Federation of Red Crossand Red Crescent Societies (IFRC),institut nasional, para agensi

oleh UNESCO-IOC International Tsu-nami Information Centre (ITIC). Kotakinformasi tersebut akan menyediakansuatu sumber informasi peringatantsunami, respon dan penguranganresiko yang ada, terpercaya, danterverifikasi dan juga menyediakanmodul training. Hal tersebut ditujukanuntuk kelompok stakeholder yangterkena efek tsunami ataubertanggung jawab ataspengurangan bahaya tsunami sepertimedia massa, sistem pendidikan,agensi pemerintah, kelompokmasyarakat, dan sektor swasta. Modulpertama akan tersedia sebelumpertengahan tahun 2006.

■ UNESCO-IOC/ITIC telah merevisidan membaharui material pendidikanpaling populernya dan menjadikanmaterial tersebut tersedia dalamsuatu format elektronik yangcustomizable untuk lokalisasi olehnegara-negara. Material tersebutdapat didownload dari website ITIC.Publikasinya meliputi “Tsunami,Ombak Yang Besar”, “PeringatanBahaya Tsunami! Buku untuk Anak-anak”, “Daftar Istilah Tsunami” danposter keselamatan tsunami. Materialpendidikan ITIC tersebut tersedia dihttp://ioc3.unesco.org/itic/

■ Isu pertama tentang “PenguranganBencana di Asia & Pacific - UNISDR In-forms” (majalah ini) telah diterbitkanoleh Asian Disaster Preparedness Cen-ter (ADPC) dalam Bahasa Inggris(3,000 eksemplar) dengan versiterjemahan dalam bahasa Cina,Bahasa Indonesia dan Bahasa Rusia(masing-masing 2,000 eksemplar).Versi terjemahan merupakan bagiandari usaha untuk membuat majalahtersebut dapat diakses ke audienceyang lebih besar. Majalah inimerupakan channel penting untukmenyebarluaskan pengetahuantentang pengurangan resiko bencanaseluruh Asia, dan untuk mengenalikekayaan pengetahuan dan keahliantentang DRR di daerahtersebut.

PENDEKATAN BERBASISMASYARAKAT

■ Dengan fokus pada pendekatanberbasis masyarakat, kantor UNDP diIndia dan Sri Lanka, dan kantorUNESCO di Indonesia telah memulaiprakarsa percontoan untuk menilaimekanisme berbasis masyarakatuntuk kesiapsiagaan bencana danuntuk memperkuat mekanismepenyebarluasan peringatan dini kemasyarakat. Sebagai tambahan,prakarsa percontoan tersebut akanmembuat dokumen danmenyebarluaskan pelajaran yangdidapat dan pengalaman baiknya

dukungan pendekatan manajemenresiko bencana yang terintegrasi danmempromosikan mekanismekoordinasi di tingkat regional,nasional dan lokal.

■ Sebuah dokumen petunjuk untukimplementasi Hyogo Frameworksedang dikembangkan untukmembantu otoritas nasional danotoritas lokal dan juga stakeholderlain untuk menerapkan prioritastindakan yang disetujui di Hyogo kearah membangun ketahananmasyarakat dan negara-negaraterhadap bencana. Petunjukdirancang sebagai paket “gettingstarted” yang berfokus pada “how-to”secara step-by-step melalui contoh,studi kasus dan pelajaran yangdidapat.

KESADARAN & PENDIDIKAN PUBLIK

■ Dua workshop regional telah

penyiaran danLSM untukb e r b a g ipengalaman danm e m i k i r k a nrencana untukm e n e r a p k a nk a m p a n y ekesadaran publikd a nmengidentifikasisinergi untukkoordinasi lebihlanjut .

■Pengembanganbuklet kesadarantsunami, dengan

menggunakan sebuah cerita tua dariJepang tentang pendidikan Tsunami“Inamura-No-Hi” sedang dalam prosesdi delapan negara-negara Asia:Banglades, India, Indonesia, Malaysia,Negeri Nepal, Pilipina, Singapura danSri Lanka. Lima ribu buklet untuk or-ang dewasa dan anak-anak akandiproduksi oleh ADRC dalam bahasalokal.

■ Suatu studi persepsi diselen-ggarakan di Indonesia oleh ADRCuntuk mensurvei tingkatkewaspadaan terhadap tsunami ditingkat masyarakat, di sekolah dan didalam institusi nasional. Studitersebut, yang akan mendasari studiserupa oleh ADRC untuk Sri Lanka danMaldives, akan dilaksanakan antarabulan Desember 2005 dan April 2006.

■ Suatu kotak informasi berjudul“Guru Tsunami” sedang diselesaikan

THE INDIA OCEAN TSUNAMI, ONEYEAR LATER

Page 51: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 49

untuk menginformasikan kesiapsiagaan berbasis masyarakat lain dansistem peringatan dini lain di daerahSamudera India.

■ Untuk menginformasikankebijakan peringatan dini dan kesiapsiagaan, suatu epidemiological studitentang dampak tsunami terhadapmanusia dilaksanakan oleh Centre forResearch on the Epidemiology of Di-sasters, Belgium (CRED) di Tamil Nadu,India, bersama-sama dengan Univer-sitas Delhi dan Asosiasi KesehatanSukarela Tamil Nadu. Sasarannyaadalah untuk mengembangkankebijakan tentang kesiap siagaan danperinganan menjadi lebih baikmelalui pengumpulan bukti atasfaktor resiko yang berhubungandengan Tsunami Samudera India dandengan demikian mendukung buktiakan dampak bencana terhadapmanusia. Informasi lebih lanjuttersedia di www.cred.be/cred1/project/tsunamiintro.htm

■ Studi lapangan tentangmanajemen resiko bencana danpenialaian kerentanan dilaksanakanoleh UN University Institute for Envi-ronment and Human Security (UNU-IEHS) di Sri Lanka, yang mencakuppengembangan penialian cepatterhadap kerentanan untuk kotaGalle. Sebagai tambahan, dukungantelah disediakan untuk KomitePenasehat Teknis tentang PeringatanDini dan Kesiap siagaan BencanaSrilanka, termasuk bantuan teknisdalam pendisainan kebijakan,perencanaan, pemetakan danpenyalinan pengalaman.

■ Pemerintah Denmark menjadi tuanrumah penyelenggaraan wokshopinternasional tentang “Mem- perkuatKeta- hanan] Masyarakat Lokal untukMengatasi Resiko Alam yangBerkaitan dengan Air” di Copenhagenpada bulan November 2005. Dalam

bahwa perhatian masyarakat dapatterintegrasi dengan baik ke dalamkebijakan publik. Peserta bekerjauntuk mengembangkan wawasanlingkungan dan manajemen zonepantai yang mengintegrasikanpengurangan resikobencana alam.Langkah praktis dapat dikenali,mengusulkan jalan maju danmengidentifikasi stakeholders yangpotensial yang diharapkan akanmengintegrasikan langkah praktistersebut ke dalam aktivitas mereka.

■ Sebuah workshop internasionaltentang peran micro-finance dalamperinganan korban tsunami danpemulihan dikoordinir oleh s All IndiaDisaster Mitigation Institute (AIDMI)dan Sekretariat UNISDR di New Delhipada bulan Oktober 2005,mempertemukan semua stakehold-ers kunci di bidang microfinance danpengurangan resiko bencana. Parapeserta mempelajari pengalamantentang peran micro-credit dalampemulihan tsunami dari Pilipina,

Jepang, Sri Lanka, India danBanglades. Acara tersebutmenggambarkan suatu platformuntuk peluncuran dari suatu debatglobal tentang bagaimanamicrofinance dapat mengurangidampak bencana dan penggunaanpotensinya untuk pemulihan dari tsu-nami. Untuk pertama kalinya, konsepmicrofinance dan penguranganresiko bencana dibahas secarabersamaan pada tingkat konseptualdan operasional.

■ UNISDR Afrika menyediakanbantuan teknis dan juga kemitraanuntuk pengembangan skemaasuransi pemilik kapal nelayan danpetani di Seychelles. Sebagai dampaktsunami Desember 2004, PemerintahSeychelles menyediakan dukungankeuangan langsung ke pemilik kapalnelayan dan petani yang mengalamikerugian. Melihat bahwa penetapanganti-rugi paska bencana tidaklahekonomis dan berkelanjutan,Pemerintah mengakomodasi suatupergeseran dari pembiayaan ex-postke ex-ante bencana. Pemenuhankebutuhan kapal nelayan telah adatetapi harus dibuat lebih aktraktif,terutama untuk pemilik perahu kecil,sedangkan asuransi agrikulturseluruhnya akan merupakan suatuproduk baru di Seychelles.

PEMBANGUNAN KOORDINASI &KEMITRAAN

■ Sebuah “Pertemuan Konsultatif Re-gional tentang Peringatan Dini untukPantai Timur Afrika” diselenggarakanoleh UNISDR Afrika di Nairobi padabulan Oktober 2005 untukmemberikan informasi tentang tsu-nami kepada peserta dari daerah tsb,berbagi pengalaman terbaik dan

usaha untukm e n d u k u n gimplementasi dariHyogo Framework,peserta dario t o r i t a smanajemen resikobencana, praktisidan LSM berbasismasyarakat dariBanglades, India, In-donesia, Malaysia,Sri-Lanka dan Thai-land berfokusu n t u kmengidentifikasilangkah-langkahpraktis untukm e m a s t i k a n

THE INDIA OCEAN TSUNAMI, ONEYEAR LATER

Page 52: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific50

pelajaran yang diambil dariperingatan dini, dan untukmengidentifikasi gap peringatan dinidi pantai timur Afrika. Pertemuantersebut menghasilkan peningkatanpengetahuan tentang penguranganresiko bencana, khususnya tentangperingatan dini antar peserta, danmembantu kerjasama regional yanglebih meningkat tentang peringatandini di antara Negara-Negara Afrika diSamudera India.

■ Dengan dukungan dari UNISDRAfrika, Komisi African Union (AU)menyelenggarakan “KonferensiKementrian Afrika Pertama tentangPengurangan Resiko Bencana” di AUConference Centre, Addis Ababa,Ethiopia, dari tanggal 5 s.d 7Desember 2005. Konferensi tersebutmembangun pekerjaan pentinguntuk menjalankan penguranganresiko bencana di Afrika, yangdipimpin oleh Komisi AU, SekretariatNew Partnership for Africa’s Develop-ment (NEPAD) bekerjasama denganAfrican Development Bank (AfDB) dandengan dukungan dari SekretariatUNISDR, UNEP, UNDP dan para agensiPBB lainnya. Sebuah “ProgramTindakan untuk ImplementasiStrategi Regional Afrika untukPengurangan Resiko Bencana” jugadisetujui dalam konferensi tersebut.

■ UNISDR Afrika mendokumentasidampak dan pelajaran dari tsunamiDesember 2004 di Afrika, yanghasilnya dalam bentuk dokumenpublik. Pembuatan film, kompilasiberita dan wawancara telahberlangsung di Kenya, Seychelles danTanzania, seperti halnya pertemuaninformasi jarak jauh dan wawancarauntuk Somalia. Pelajaran yang harusambil tidak hanya akan meliputitindakan yang diambil sepanjang tsu-nami tetapi juga langkah-langkahpengurangan resiko bencana danperingatan dini yang sedangditerapkan. Produk akhir dari proyekini sekarang sedang diedit.

■ Suatu inisiatif untuk mendo-kumentasi pelajaran yang harusdipelajari sedang dalam proses,dikoordinir oleh Sekretariat UNISDR,untuk mengidentifikasi gap danmemberi gambaran pengalaman baikdari bencana tsunami dan untukmenunjukkan bagaimana pengu-rangan resiko bencana dapatmengurangi dampak tsunami. Reportdari banyak organisasi dan parapelaku telah di-compile dalam bentukreview dan ringkasan sebagai saranapenyebarluasan informasi tersebut.

■ Dukungan telah diberikan kepadaKantor Duta Khusus PBB untuk

Pemulihan dariTsunami denganm e n y e d i a k a nseorang perwirap e n g h u b u n gyang bekerjapada advocacydan isu informasipublik sepertih a l n y am e m b e r i k a nnasihat kepadaDuta Khususpada area yangm e m e r l u k a nintervensi dirinyadan mempro-

country-inform/introduction .htm

■ Sekretariat UNISDR dan UN Eco-nomic and Social Commission for Asiaand the Pacific (UNESCAP)bekerjasama dengan UNESCO-IOCdan anggota Kemitraan UNISDR Asia,menyelenggarakan “WorkshopRegional tentang Peringanan, Kesiapsiagaan dan Pengembangan SistemPeringatan Dini Tsunami” di UN Con-ference Centre (UNCC) di Bangkok,Thailand, dari tanggal 14 s.d 16 Juni2006. Keseluruhan tujuan dari work-shop tersebut adalah untukmerumuskan strategi gunamemperkuat peran penguranganresiko bencana dan rencanapengembangan sistem peringatandini tsunami untuk negara-negara didaerah Samudera India.

PROSES MONITORING, PELAPORAN& EVALUASI

■ Dalam keseluruhan kapasitaskoordinasi dan pemantauan untukinisiatif multi-partner dan multi-do-nor yang berjudul “Evaluasi danPenguatan Sistem Peringatan Dini diNegara-Negara yang Terpengaruholeh Tsunami tanggal 26 Desember2004” ini, UNISDR-PPEW Telahmemulai proses monitoring danevaluasi yang bertujuan untukmendokumentasikan pemenuhandan tantangan, memudahkan berbagiinformasi dan belajar, menaksirpelaksanaan proyek dankemajuannya, dan perencanaanprioritas untuk masa depan.

■ Suatu sistem pelaporan telahdiperkenalkan untuk membantumenggambarkan suatu manajemensumber daya secara efektif danprofesional, yang tidak hanya dengantercapainya hasil tetapi juga denganpelaporan hasil dan kontribusimemuaskan yang dibuat.

■ Suatu proses mid-term reviewdilaksanakan untuk menilai kemajuanproyek dalam kaitannya dengan

mosikan dukungan terhadappengembangan sistem peringatandini tsunami dan pengurangan resikobencana di daerah Samudera Lautandi bawah bimbingan Hyogo Frame-work for Action 2005-2015.

■ Satu set rekomendasi kepada DutaKhusus PBB untuk Pemulihan dari Tsu-nami disampaikan bersama-samaoleh WMO (World Meteorological Or-ganization), UNESCO-IOC danSekretariat UNISDR tentang aktivitasyang harus dikerjakan yang berkaitandengan sistem peringatan dini dantsunami. Rekomendasi tersebutmenghimbau Duta Khusus untukmulai bertindak dalam mendukungpenguatan hubungan antara ilmupengetahuan dan kebijakan untukpengurangan resiko bencana, denganfokus tertentu pada pemulihan danpengembangan. Rekomendasitersebut juga menghimbau DutaKhusus untuk mendukung padatingkatan politis tinggi untukmendorong kerja sama regional daninternasional yang efektif danketersediaan data, sharing data dankebijakan informasi secara real-time.

■ Bekerjasama dengan UNEP-Divi-sion of Early Warning and Assessment(DEWA) dan Global Resource Informa-tion Database (GRID-Europe),Sekretariat UNISDR telah berpartnerdengan University of Geneva untukmeng-update and memelihara profil,peta bencana dan informasikerentanan secara online, yangditampilkan di tingkat global, regionaland nasional. Secara khusus, petaonline dengan informasi tentangkejadian bencana alam telahdiupdate dengan rentang waktuberikut: (i) 1979-2000 untukgempabumi dan tsunami (termasuktsunami Samudera India bulan De-cember 2004); (ii) 1980-2004 untukaktivitas gunung berapi, angina topandan banjir; (iii) 1980-2001 untukkekeringan; dan (iv) 1997-2003 untukkebakaran hutan. Informasi lebihlanjut tersedia di www.unisdr.org/eng/

THE INDIA OCEAN TSUNAMI, ONEYEAR LATER

Page 53: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 51

sasaran hasil dan output yang telahditetapkan, dan memeriksa segalatantangan, perhatian atau resiko. Mid-term review pertama dilaksanakanpada tanggal 25 November 2005dengan partisipasi mitra pelaksanadan para donor. Mid-term reviewkedua dilaksanakan pada tanggal 7Desember 2005 dengan anggota tim,termasuk juga tim regional UNISDRAsia-Pacific.

■ UNISDR-PPEW membuat laporantriwulanan dan material informasipublik yang menyoroti informasiumum tentang proyek, prestasi dankemajuan yang diperoleh, peran mitrapelaksana, dan kontribusipengetahuan yang diterima dari do-nor pendukung. Semua laporanperkembangan dan brosur tentangproyek secara luas disebarkan dan jugatersedia di www.unisdr-earlywarning.org/tsunami ●

Menuju ‘Strategi untuk MembangunDaya Tahan TerhadapTsunami diSamudera India tahun 2006-2008’

Area dari hasil yang diharapkan adalah:

nisiatif Flash Appeal PBB untuk memperkuat sistem peringatan dini di SamuderaIndia telah memberikan suatu dasar untuk peningkatan sistem peringatan dini di

negara-negara daerah itu. Tetapi pekerjaan yang tersisa yang harus dilaksanakan jauhbanyak untuk membangun kapasitas nasional jangka panjang yang berkelanjutandalam hal ketahanan terhadap bahaya tsunami dan untuk memastikan dimasukkannyasistem ini ke dalam strategi pengembangan dan pengurangan resiko bencana.

Dalam kerjasama dengan para mitra dan donor, sebuah “Strategi untuk MembangunDaya Tahan TerhadapTsunami di Samudera India tahun 2006-2008” sedangdikembangkan oleh sekretariat UNISDR Secretariat (dalam kapasitas dan tanggungjawabnya untuk memfasilitasi implementasi dari Hyogo Framework) untuk menopangsuatu sistem peringatan dini yang menyeluruh, sistematik dan berpusat padamasyarakat.

Strategi tersebut bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari kemajuan saat inidan untuk memastikan keberlanjutan dari usaha kolektif inter-agency danmeningkatkan kerjasama dan kemitraan. Hal ini akan berlanjut untuk mendukungpengembangan dari inti sistem peringatan, sambil menggeser penekanan ke arahpembangunan daya tahan terhadap tsunamis dalam konteks pengurangan resikobencana dan resiko lainnya.

Sejalan dengan tujuan Hyogo Framework tentang “Pengembangan dan penguataninstitusi, mekanisme dan kapasitas untuk membangun daya tahan terhadap resiko”,Strategi tersebut mengidentifikasi hasil spesifik berdasarkan inisiatif peringatan dinitsunami yang sedang berjalan dan menunjukkan gap dan kebutuhan yang dikenalidalam laporan penilaian kebutuhan nasional dan juga area yang memerlukanpeningkatan lebih lanjut pada basis jangka panjang.

I

Manajemen bencana untukmendukung pembangunan1

Kesadaran publik untuk memfasiltasipeningkatan kesadaran publik2

kapasitas institusional di bidangmanajemen bencana.

mengenai tsunami.

Pendidikan untuk mendukungpenguatan peran pendidikan dalam3

peringatan dini.

Pendekatan berbasis masyarakatuntuk mendukung penguatan

kemampuan respon masyarakat local.

Pengembangan sistem intiperingatan dini untuk mendukung

penyelesaian dari rencana pelaksanaansistem inti saat ini.

Penilaian dan peringanan resiko tsu-nami untuk memudahkan

koordinasi pengembangan riset danpenilaian resiko.

Untuk menopang hasil dan aktivitas didaerah tersebut, perhatian khusus akandiberikan kepada kebutuhan capacity-building Platform Nasional UNISDR danmemperkuat mekanisme koordinasitingkat regional, nasional dan lokal.Hubungan dan sinergi akan ditekankan

4

5

6

THE INDIA OCEAN TSUNAMI, ONEYEAR LATER

Page 54: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific52

untuk mempromosikan suatu pendekatan menyeluruhterhadap peringanan, kesiap siagaan dan respon terhadapbencana yang berorientasi pada pengembangan untukmemastikan bahwa sistem peringatan dini dimasukkan kedalam rencana pengurangan resiko bencana danpengembangan nasional. Hal ini memerlukan ikatan yang lebihdan tindak lanjut implementasi dari Hyogo Framework, prosesperencanaan dan pengembangan nasional, termasukpeningkatan koordinasi dengan pemerintah, tim negara PBBdan donor.

Strategi tersebut menyediakan suatu kesempatan lebih lanjutuntuk memperkuat kolaborasi inter-agency, multi-partner danmulti-sectoral ke arah implementasi Hyogo Framework danmembangun daya tahan masyarakat dan negara terhadap tsu-namis di Samudera India. ●

Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi ISDR Platform forthe Promotion of Early Warning (PPEW) di www.unisdr.org/ppew

EWC IIIKonferensi Internasionalbulan Maret ’06 tentangPeringatan Dini: sebuahpendekatan inovatif

tentang isu kebijakan kunci melaluisuatu “Prioritas dan Forum Proyek” dansuatu “Symposium Ilmiah dan Teknis”.

Sesi “Prioritas dan Forum Proyek”mencakup kelompok resiko yang utama(resiko bumi, air dan udara). Merekadiperkenalkan melalui presentasi olehtenaga ahli - yang menguraikankarakteristik utama dari proyekeringatan dini yang terpilih - dankemudian dilanjutkan dengan diskusiyang hidup.

KEBUTUHAN POKOK UNTUKPENDEKATAN MULTI-HAZARDTERHADAP SISTEM PERINGATAN DINI

onferensi Internasional Ketiga tentang Peringatan Dini (EarlyWarning Conference - EWC III) diselengggarakan oleh

Konferensi tersebut mengangkat dan mendiskusikan isu kritisyang relevan terhadap pengembangan sistem peringatan diniyang berpusat pada masyarakat dengan penekanan spesifikpada pengetahuan resiko, monitoring dan pelayananperingatan, penyebarluasan dan komunikasi serta kemampuanmerespon. Isu-isu yang melingkupinya secara konsisten munculsepanjang Forum Proyek, termasuk kebutuhan yang mendesakuntuk menyokong suatu pendekatan multi-hazard terhadapsistem peringatan dini, kebutuhan akan keterlibatan danpemberdayaan masyarakat lokal dan juga pentingnyamempunyai kerangka kerja yang sah dan efektif padatempatnya, menekankan peran otoritas lokal dalam peringatandini, memasukkan pengurangan resiko bencana kedalamstrategi pengembangan dan pengurangan kemiskinan dan jugamemfasilitasi koordinasi keseluruhan sistem internasionalseperti misalnya sistem peringatan dini global yang diusulkandan sistem nasional.

“Symposium Ilmiah dan Teknis” menyoroti kemajuan kontinyuyang dibuat pada peringatan dini, dengan penekanan tertentupada pendekatan dan hasil riset terakhir tentang peringatan dinidi seluruh dunia, berkisar antara hal-hal teknis baru seperti dibidang observasi bumi sampai ke pendekatan baru yangberfokus pada ilmu-ilmu sosial dan praktek peringatan dini lokal.Kontribusi terhadap Symposium tersebut tersusun dalam tigasesi yang secara berturut-turut menggaris bawahi pentingnyasistem peringatan dini multi-bencana dalam kontekskeberlanjutan mereka, memaparkan dampak kejadian luar biasaseperti tsunami Samudera India pada bulan Desember 2004, dankejadian bencana mendadak potensial lainnya serta kejadianbencana yang merambat pelan-pelan, meskipun lebih sedikitdipublikasikan, mempunyai dampak yang membinasakan ditingkat lokal. Aspek penting seperti keterlibatan masyarakat,komunikasi, isu undang-undang dan kebijakan, cost-benefit danisu lain yang membuat sistem peringatan dini menjadi suksesdan bisa berlanjut jika dilaksanakan dengan baik, juga dibahas.

HASIL PENTING

Konferensi tersebut menghasilkan tigadokumen kunci yang diharapkanbertindak sebagai acuan bagi parapraktisi dan pembuat kebijakan dibidang peringatan dini. Dokumentersebut meliputi:

pada masyarakat secara efektif. Dokumen ini, yang tersusunsekitar empat unsur kunci peringatan dini, bertujuan untukmenjadi daftar sederhana tentang unsur-unsur dan tindakankunci yang bisa dijadikan acuan bagi pemerintah nasional atauorganisasi masyarakat ketika sedang mengembangkan suatusistem peringatan dini baru, mengevaluasi system yangsekarang ada atau sekedar mengecek bahwa prosedur pentingitu berada pada tempatnya. Daftar tersebut tidak dimaksudkanuntuk menjadi suatu manual disain yang menyeluruh, tetapisebagai suatu alat acuan praktis dan non teknis untukmemastikan bahwa unsur-unsur utama dari suatu sistemperingatan dini yang baik berada pada tempatnya.

KPemerintah Jerman di Bonn dari tanggal 27 hingga 29 Maret2006 dengan slogan “Dari Konsep ke Tindakan”.

Konferensi tersebut tersusun secara inovatif denganmengkombinasikan demonstrasi praktis proyek peringatan diniyang diusulkan dari seluruh dunia dengan diskusi dan debat

“Mengembangkan SistemPeringatan Dini: Daftar Kunci” yang

menyediakan bagi masyarakat danpemerintah tentang kebutuhan danunsur-unsur kunci dalam menerapkansistem peringatan dini yang berpusat

1

“Ringkasan Proyek Peringatan Dini”. Dokumen ini merupakanhasil ringkasan proposal proyek maupun pendekatan yang

berorientasi proyek yang terpilih untuk konferensi itu. Ringkasantersebut berisi lebih dari 100 proyek individu yang berfokuspada peringatan dini dan menghadirkan kekayaan gagasan,kapasitas dan keahlian untuk menjamin sistem peringatan dini

2

THE INDIA OCEAN TSUNAMI, ONEYEAR LATER

Page 55: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 53

EWC IIIAcara-acara yangdiorganisir sepanjangKonferensi InternasionalKetiga tentang PeringatanDini di bulan Maret ’06ACARA SAMPINGAN PADA KONFERENSI PERINGATANDINI TSUNAMI DI SAMUDERA INDIA

... diselenggarakan oleh UNISDR-PPEW, UNESCO-IOC,CRED (Centre for Research on the Epidemiology of Di-sasters), UNU (United Nations University), DepartemenMeteorologi Srilanka, dan tenaga ahli riset tentang Tsu-nami yang menyoroti kemajuan ke arah memperkuatsistem peringatan dini terhadap tsunami di SamuderaIndia. Acara tersebut menghadirkan suatu forum untukpertukaran informasi mengenai aktivitas implementasidan penyerahan hasil pada tingkatregional, nasionaldan lokal. Para peserta membahas prospek kedepanuntuk kemitraan ke arah pembangunan daya tahanterhadap tsunamis di daerah Samudera India.

KONFERENSI MEJA BUNDAR TENTANG SISTEMPERINGATAN DINI DAN SISTEM RESPON TERHADAPTSUNAMI SAMUDERA INDIA

... diselenggarakan oleh UNESCO-IOC dan SekretariatUNISDR pada tanggal 27 Maret 2006 menjelangberakhirnya EWC III di hadapan President Bill Clinton,Duta Khusus PBB untuk Pemulihan Tsunami. Konferensitersebut menghadirkan para pemain kunci, termasukpara pemerintah negara di daerah Samudera India,negara-negara donor dan para agen teknis, untukmemeriksa kondisi usaha dan kemajuan yang sedangberjalan dan untuk mendiskusikan apa yang perludilaksanakan untuk membuat operasional sistemperingatan dini yang end-to-end dengan segera tanpadelay. Pada kesempatan itu Mitra UNISDR membentuk

suatu Konsorsium untuk membantu setidaknya 10Pemerintah dengan bantuan teknis untukmengembangkan rencana untuk mempercepatimplementasi tujuh komponen inti dari sistemperingatan dini tsunami nasional. Mitra konsorsiummeliputi UNESCO-IOC, WMO, UNOCHA, IFRC, UNDP, UNEPdan Bank Dunia. Konsorsium tersebut dikoordinir olehUNISDR Platform for the Promotion of Early Warning(PPEW)

TENAGA AHLI DARI DAERAH PACIFIC MEMENANGKANHADIAH PERINGATAN DINI DARI MUNICH-RE FOUNDA-TION

Hadiah Peringatan Dini dari Munich-Re yang barupertama kali diadakan telah diberikan ke sebuah proyekyang berjudul “Sistem Komunikasi Peringatan Dini untukKerajaan Tonga”. Untuk informasi lebih lanjut silahkanmengunjungi web site www.ewc3.org

Photo: Mr. Maliu Takai (kiri), wakil direktur KantorManajemen Bencana Nasional Kerajaan Tonga, menerimapenghargaan dari Mr. Thomas Loster (kanan), ketuaMunich Re Foundation. Photo: DKKV/M. Malsch.

yang dapat menyelamatkan hidup dan melindungi matapencarian di seluruh dunia. Proposal yang ada mencakup semuaresiko alami utama di berbagai daerah geografis yang berbeda-beda dan melingkupi sistem teknis sampai ke tindakan berbasismasyarakat tentang peringatan dini. Banyak dari inisiatif yangterdapat dalam Ringkasan tersebut merupakan inisiatif baru,sedangkan yang lainnya merupakan adaptasi dari proyek yangada. Organisasi yang mengirimkan terdiri dari badanpemerintah, organisasi non-pemerintah, perusahaan pribadidan institusi ilmiah. Semua usulan proyek telah dilengkapi suatupengesahan tertulis dari suatu departemen pemerintah atauotoritas internasional. Untuk membantu memastikan bahwaproyek memiliki standard yang bagus, suatu prosespengendalian mutu dilakukan oleh UNISDR Platform for thePromotion of Early Warning (PPEW). Hal ini mencakup prosespenyaringan untuk memastikan bahwa proposal sesuai denganpersyaratan dasar tentang kelengkapan dan keterkaitan,

dilanjutkan dengan review dan penilaian proposal sesuaipetunjuk oleh reviewer ahli. Ringkasan tersebut diedarkankepada semua peserta konferensi untuk mempromosikanperhatian terhadap proyek peringatan dini dan untukmendorong ketertarikan donor agar memberikan dananya.

“Survei Global tentang Sistem Peringatan Dini” yangmenyediakan suatu penilaian kapasitas, gap dan peluang

menuju terwujudnya sistem peringatan dini global yangmenyeluruh untuk semua resiko alam. ●

Tiga dokumen di atas tersedia di www.unisdr-earlywarning.orgdan www.ewc3.org

3

THE INDIA OCEAN TSUNAMI, ONEYEAR LATER

Page 56: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific54

Konsorsium Global:memperkuat kapasitasnasional untuk sistemperingatan dini di SamuderaIndia

K etika kemajuan yang memuaskan sedang dibuat untukmembangun infrastruktur regional Indian Ocean Tsunami

pengembangan kapasitas nasional ini. Prospektus inimenguraikan secara singkat bantuan yang ditawarkan olehmitra konsorsium ini-UNESCO-IOC, WMO, UN/OCHA, World Bank,UNDP, UNEP dan International Federation of Red Cross and RedCrescent Societies (IFRC). Konsorsium ini dikoordinir olehUNISDR Platform for Promotion of Early Warning (PPEW) di luarkota Bonn, Jerman, dengan kerjasama yang erat denganUNESCO-IOC. Kepemimpinan operasional akan disediakan olehMitra sistem UNISDR pada tingkat nasional.

Dukungan akan meliputi kapasitas di dalam disain danperencanaan kebijakan, infrastruktur institusional danoperasional untuk sistem peringatan dini dan sistem respon tsu-nami nasional, dalam konteks regional dan sistem peringatanmulti-bencana. Suatu kerangka kerja yang mencakup tujuhkomponen inti dari suatu sistem nasional diusulkan. Di bawahTahap I, Konsorsium bertujuan untuk membantu setidaknya 10permintaan pemerintah dalam empat bulan yang akan datang,untuk memasukkan rencana nasional mereka dalampertimbangan di pertemuan Intergovernmental CoordinationGroup IOTWS berikutnya pada bulan Agustus 2006. Di Tahap II,Konsorsium akan melanjutkan dalam menawarkan bantuanjalur cepat untuk implementasi dari rencana tersebut untuk 12bulan ke depan, yaitu sampai Agustus 2007. Tahap II mungkinmemerlukan suatu perencanaan usaha pengumpulan dana,tergantung permintaan. ●

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi Robert Piper,Office of the Special Envoy for Tsunami Recovery, melalui email:[email protected]

Warning System (IOTWS), 20 dari 29 negara-negara yangberpartisipasi di dalam sistem tersebut belummengembangkan rencana nasional mereka untuk sistemperingatan dini dan respon tsunami. Tanpa infrastrukturnasional yang efektif, peringatan tsunami tidak mungkinmenjangkau orang di sepanjang garis pantai yang beresiko.Atau, dalam keadaan dimana peringatan menjangkau pantai,masyarakat dan otoritas lokal tidak cukup siap untukmengambil tindakan yang perlu untuk menyelamatkan nyawa.Ada suatu kebutuhan mendesak untuk mempercepat usahanasional dan lebih mensinkronkan mereka denganpengembangan regional agar bisa melaksanakan sistem “end-to-end” yang sesungguhnya.

Suatu Konsorsium Global tentang sistem kemitraan UNISDRtelah menyatukan tenaga untuk menawarkan suatu paketdukungan advisory yang segera kepada pemerintah di DaerahSamudera India yang telah jauh tertinggal dalam

THE INDIA OCEAN TSUNAMI, ONEYEAR LATER

Page 57: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 55

PeringatanPertama Tsunami26 Desember 2004DI INDONESIA

Peringatan untuk peringatan pertama tsunami 26Desember 2004 diorganisir di negara-negara yang pal-ing terpengaruh tsunami. Indonesia melaksanakansuatu latihan simulasi kapasitas peringatan dini real-time nasional dan suatu evaluasi tingkat kesiap siagaanmasyarakat lokal setelah satu tahun menjalankanpersiapan, yang mencakup pengembangan peta,petunjuk pengungsian dan jalur yang menggunakanfoto-foto satelit. Suatu pelatihan untuk masyarakatlokal dan suatu “pelatihan untuk pelatih” tentangbencana alam serta suatu seminar tentang ICT (Infor-mation and Communication Technology) dalam Tsu-nami Early Warning System (TEWS) juga dilaksanakanpada kesempatan itu. Aktivitas tambahan untukmemperingati peringatan tahun pertama tersebutmencakup konferensi pers, siaran radio on-air,peluncuran buku tentang aktivitas TEWS dan suatupameran nasional di Musium Nasional di Jakarta.

DI MALAYSIA

... Wakil Perdana Menteri, dalam kapasitasnya sebagaipimpinan Panitia Pemulihan Bencana Nasional, telahsecara resmi memproklamirkan 26 Desember sebagai “Hari Kesadaran Bencana Nasional”. Suatu acara makanmalam diselenggarakan oleh Divisi Keamanan Nasionaldi Kuala Lumpur dengan perwakilan dari para agenpemerintah, LSM dan perusahaan swasta yang telahmendukung dalam merespon bencana pada tingkatnasional dan internasional. Lebih dari 930 pejabatpemerintahan, LSM dan masayarakat umum diberianugerah Sertifikat Penghargaan oleh pemerintah itu.Kekuatan Alam, suatu organisasi yang dibentuk olehPemerintah Malaysia untuk menghasilkan programkesadaran bencana antar warga Negara Malaysia,

mengadakan suatu pameran sepekan tentangmanajemen bencana di Damansara, Kuala Lumpur.

DI THAILAND

... Pemerintah Kerajaan Thailand memproklamirkan 26Desember sebagai “Hari Pencegahan Bencana Nasional”dan meminta para aparat nasional yang terkait untukmenghasilkan dan melakukan berbagai macam aktifitasyang berhubungan dengan pengurangan bencanasetiap tahun. Pemerintah Kerajaan Thailand jugamenyelenggarakan suatu upacara besar berjudul “SatuTahun Mengenang Tsunami”, untuk memperingatiperingatan pertama Tsunami Samudera India 2004.Upacara dilaksanakan di area yang terpengaruh tsunamiyaitu Phuket, Phang-Nga, Krabi dan Trang, dan meliputiacara Doa Mengenang Korban Tsunami, UpacaraPeletakan Tugu Peringatan Tsunami di Pantai Haad Lek,Taman nasional Khao Lak-Lam Roo, dan Doa Lintasagama dalam Mengenang Korban Tsunami di PantaiBang Niang, Phang-Nga. Keluarga korban tsunami yangterluka, dan sukarelawan Thai menghadiri peristiwa itu.Tilly Smith, gadis muda asal Inggris yangmenyelamatkan hidup di Thailand Selatan denganevakuasi yang cepat dari pantai pada saat terjadinyatsunami, juga diundang di upacara, bersama-samadengan Patiwat, seorang penyelamat muda tsunami dariIndonesia, untuk membaca puisi sebagai peringatanpara korban itu di Thai resort Phang-Nga. Dijulukisebagai “Malaikat Pantai itu”, Tilly menghimbau anak-anak untuk belajar lebih banyak tentang bencana alam,penilaian kerentanan dan pemetaan untuk melindungidiri dan masyarakat mereka melawan dampak bencanayang mematikan.

Dana Sumbangan TsunamiRegional untuk SamuderaIndia, Asia Tenggara

komunikasi informasi, teknologi ruang angkasa, danpengurangan kemiskinan, untuk membuat kemajuan dengandana itu.

Dana Sumbangan tersebut sekarang mencapai 12.5 juta dolarAS melalui kontribusi dari Pemerintah Thailand dan Swedia.Dengan jangka waktu yang bersifat open-ended, dana inibertujuan untuk membangun dan meningkatkan kapasitaspengaturan EWS secara end-to-end yang menyeluruh untuktsunami dan resiko alam lain sesuai dengan kebutuhan danminat negara-negara di Samudera India dan Asia Tenggara.Sasaran ini berdasarkan penemuan UNESCAP dan Negaradonor bahwa peningkatan kesadaran, pengetahuan,ketrampilan yang memadai dan kesiap-siagaan pro-activetingkat nasional, propinsi dan masyarakat adalah sangatdiperlukan untuk menentukan sistem komponen yang bersifatend-to-end.

Fokus pengembangan kapasitas dana bertujuan untukberkontribusi dalam berbagai isu, seperti koordinasiinstitusional dan pengintegrasian tindakan, pengaturan sisteminter-operability, know-how yang bersifat teknis untuk

Untuk informasi lebih lanjut silahkan menghubungi [email protected]

NESCAP, pada akhir 2005 mengadakan suatu pengumpulandana sumbangan sukarela multi-donor regional untuk EarlyU

Warning System ( EWS) untuk Samudera India dan Asia tenggara(dikenal sebagai “Dana Sumbangan Tsunami Regional”). Danasumbangan ini merupakan suatu kontribusi terhadap responPBB untuk mendirikan multi-hazard EWS secara efektif di daerahitu. UNESCAP menjalankan tugasnya sebagai komisi regionalPBB untuk Asia dan Pacific, untuk mempromosikan kerjasamaregional dan pengintegrasian manajemen bencana alam yangefektif, dengan sebuah maksud untuk mendukungpengembangan sosial dan ekonomi di daerah itu. SebagaiPengelola Dana Sumbangan, UNESCAP menerapkan keahliannya dalam kerjasama teknik regional serta analisa danperumusan kebijakan dalam area manajemen lingkungan,

THE INDIA OCEAN TSUNAMI, ONEYEAR LATER

Page 58: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific56

mengoperasikan dan memelihara peralatan pendeteksian dankomunikasi, perumusan dan penyebarluasan peringatan kedaerah terkait, kemampuan untuk merespon dengan cara yangtepat waktu dan proaktif terhadap resiko alam di tingkatmasyarakat, serta perencanaan dan implementasi pegukurandaya tahan jangka panjang untuk mengurangi sifat kerentanankaum miskin. Proyek Dana Sumbangan tersebut harus denganjelas berperan dalam koordinasi regional, pengintegrasian dankerjasama dan juga memenuhi kebutuhan nasional dan lokalmelalui intervensi praktis dan hemat biaya.

Untuk merespon secara efektif dan efisien terhadap kebutuhanregional dan nasional untuk EWS, institusi unggulan yang tepatdalam manajemen bencana alam di daerah akan dihubungkanmelalui suatu strategi kemitraan yang action-oriented dankonstruktif untuk memelihara koordinasi level makro dariusaha-usaha yang dilakukan dan juga memperkecil biaya-biayatransaksi dan keterlambatan administratif. Dana sumbangan inibertujuan untuk bekerja secara langsung dengan pusat re-gional, sub-regional dan nasional yang ditunjuk dan institusi-institusi dengan tugas dan keahlian di bidang EWS untuk tsu-nami dan/atau resiko alam lainnya. Organisasi-organisasitersebut mungkin layak untuk mengajukan dana denganbertindak sebagai tempat untuk konsolidasi dan mengesahkangagasan dari semua yang merespon kebutuhan daerahterhadap kesiap siagaan dan pencegahan. Dana sumbangan iniakan melengkapi pekerjaan dari mitra PBB lain seperti UNESCO-IOC, UNISDR, UNOCHA dan UNDP, seperti halnya program yangdibiayai donor bilateral, pemerintah tuan rumah, dan organisasimasyarakat sipil seperti LSM, universitas dan pusat riset didaerah itu. Web site Dana Sumbangan berisi kebijakan yangbermanfaat dan informasi operasional seperti kriteria yangmemenuhi syarat mendapatkan bantuan, formulir aplikasi pro-posal dan petunjuk untuk membuat proposal dana. Untuk de-tail yang lebih rinci, web site tersebut dapat diakses melaluiwww.unescap.org.

Karena mengetahui arti penting dan juga kompleksitas dalammemiliki sistem kesiapsiagaan, pencegahan dan responterhadap tsunami dan resiko alam lain yang efektif, makaUNESCAP mendorong semua pihak-pihak yangberkepentingan untuk bergabung dan bekerjasama dalamusaha ini. UNESCAP menyambut baik usaha berbagi informasitentang aktivitas yang sedang berjalan, tantangan, dan rencanamasa depan usaha EWS, untuk tujuan pertukaran informasiteknis maupun untuk implementasi proyek. ●

Untuk semua komentar atau pertanyaan tentang DanaSumbangan, silahkan menghubungi Khalid Husain, UNESCAP,[email protected]

Sistem PeringatanSamudera India milik ASberperan dalam penurunanresiko bencana alam

ebagai respon atas tsunami Desember 2004, US Agency forInternational Development (USAID), telah meluncurkan Pro-

gram US Indian Ocean Tsunami Warning System (IOTWS) yangbekerja bersama mitra daerah dan internasional di seluruhDaerah Samudera India untuk mengurangi resiko bencana alam.Melalui usaha dua tahun dengan dana 16.6 juta dolar AS ini,ilmuwan dan tenaga ahli dari Amerika Serikat membagikeahlian teknis mereka, menyediakan bimbingan dan bantuanuntuk membangun kapasitas sistem peringatan dini di DaerahSamudera India.

Program AS tersebut menyediakan bantuan teknis denganmenggunakan suatu pendekatan “end-to-end” terhadap semuatingkat kemampuan peringatan dini dari kesiap-siagaanbencana tsunami tingkat masyarakat ke pendeteksiangempabumi dan sistem komunikasi peringatan tingkat regionaldan nasional. Pendekatan Multi-Bencana ini memperkuatkemampuan di Samudera India untuk merespon tidak hanyatsunami tetapi juga ke resiko alam pantai yang serius lainnyaseperti angin topan , gelombang badai laut, banjir dan jugagempabumi.

Di tingkat regional, Program IOTWS AS menyediakan bantuanmelalui Intergovernmental Oceanographic UNESCO ( IOC),kepada keseluruhan perancangan sistem peringatan,meningkatkan mutu sistem komunikasi, pengembangan stan-dard umum dan protokol, serta kapasitas bangunan untukmendeteksi peringatan. Sebagai contoh, anggota tim dari USGeological Survey (USGS) memimpin langsung pelatihan paleo-tsunami untuk para geologist Sri Lanka, Indonesia, dan Thailand.Para peserta menfokuskan diri pada identifikasi pengaturankhusus jika tsunamis meninggalkan landforms dan menerapkanteknik ini di sekitar Samudera India.

S

THE INDIA OCEAN TSUNAMI, ONEYEAR LATER

Page 59: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 57

Sampai IOTWS dibentuk secara penuh,National Oceanic and Atmospheric Ad-ministration AS (NOAA)- yangmengoperasikan Pacific Tsunami WarningCenter (PTWC) di Hawaii melanjutkan untukmemonitor aktivitas tsunami dangempabumi Samudera India pada basis 24jam sehari 7 hari seminggu dan menyediakanbuletin ke titik fokus nasional untuk peristiwapenting. PTWC, sejalan dengan NationalEarthquake Information Center (NEIC)tentang USGS, juga menyediakan informasikritis untuk kedua keadaan darurat yangnyata- seperti gempabumi Oktober 2005 diPakistan- dan banyak kasus di mana “tidakada ancaman” dilaporkan.

Anggota Tim Program ini sudah memulaibeberapa aktivitas kesiap siagaan dan respontingkat nasional dan lokal yang akanbertindak sebagai demonstrasi percobaanyang kemudian bisa direplikasi di sepanjangdaerah itu. Pada tingkat nasional, USDepartment of Agricultureûs Forest Service(USDA/FS) bekerjasama dengan PemerintahSri Lanka untuk mengembangkan suatuIncident Command System (ICS) yangmenciptakan suatu struktur organ dan sistemprosedur untuk mengatur bencana alamsecara efektif. ICS merupakan suatupendekatan “semuabencana” yang digunakan untukmenetapkan otoritas perintah dan koordinasi yang bersih danefektif dengan cepat dalam penanganan situasi darurat. ICStelah digunakan dengan sukses bertahun-tahun di AS dan In-dia, dan akan diadaptasi ke negara-negara lain di daerah untukmengorganisir fungsi dari suatu team manajemen bencana,sehingga tiap-tiap aspek dari respon terhadap suatu peristiwadapat diketahui.

Tim Program AS ini juga melakukan kerjasama yang erat denganpara agen bencana nasional untuk menetapkan sistempemberitahuan peringatan. Sebagai contoh, USAID baru-baruini telah menandatangani suatu Memorandum of Agreementdengan National Disaster Warning Center (NDWC) Thailand dimana jika anggota tim dari USDA/FS dan NOAA akanmembantu mengembangkan suatu Tsunami Alert RapidNotification System (TARNS) untuk Thailand. Inisiatif TARNSakan membantu NDWC mengembangkan dan menerapkansebuah “master plan” untuk mengadopsi prosedur danteknologi yang tepat untuk mengirimkan baik peringatanbencana maupun tanda “all clear” dengan cepat dan efisien, danakan melibatkan latihan simulasi di seluruh negara. Diharapkanpengalaman Thailand dengan TARNS akan bertindak sebagaisuatu model penting untuk negara-negara lain di DaerahSamudera India.

Disamping membantu negara-negara dalam mengembangkanperalatan efektif untuk tanda dan peringatan bencana yangsegera terjadi, penting juga untuk memperkuat kesiap siagaantiap-tiap masyarakat dalam hal kemampuannya untuk bereaksiterhadap bahaya. Untuk menentukan kebutuhan ini, anggotatim program AS IOTWS dari NOAA, University of Rhode Islanddan USAID sedang mengembangkan suatu program CoastalCommunity Resiliency (CCR). Program ini akan mempromosikanketahanan masyarakat pantai melalui kemitraannya denganKementrian Dalam Negeri, para pelajar, LSM dan sektor swasta

untuk memastikan ketahanan inisiatif kesiap siagaanmasyarakat jangka panjang. USAID dan NOAA akanmemperluas keberadaan usaha-usaha kesiapsiagaan lokal dariAS dan Asia seperti untuk menetapkan benchmarks umum danpetunjuk yang dapat diterapkan di seluruh wilayah untukmempromosikan ketahanan akan tsunami dan resiko pantailain, seperti halnya ketahanan ekonomi dan sosial. Program iniakan berfokus terutama pada masyarakat pedesaan, perkotaan,pantai wisata di Daerah Samudera India. Pada akhir tahunpembukuan 2006, USAID mengantisipasi pelatihan kemitraansudah akan melibatkan sekitar 100 masyarakat pantai di limanegara-negara fokus.

Program AS IOTWS memahami pentingnya koordinasi secaraefektif dengan semua mitra di daerah untuk menghindariduplikasi usaha dan untuk memaksimalkan sumber daya yangterbatas. Program ini telah menyelenggarakan seminar regionaldengan organisasi donor dan melanjutkan hubungan yang aktifdengan mitra nasional dan setempat untuk menjangkau tujuandalam mengembangkan suatu sistem peringatan end-to-endyang akan melindungi masyarakat dari bencana alami di daerahSamudera India. ●

Untuk informasi lebih lanjut tentang Program AS IOTWS, silahkanmengunjungi www.iotws.org atau menghubungi OrestesAnastasia, USAID Regional Development Mission, melalui email:[email protected]

Sebuah Kantor Program Integrator untuk IOTWS yang terpisahmemiliki suatu perpustakaan tentang semua aspek sistemperingatan, kesiapsiagaan bencana dan topic terkait. Silahkanmenghubungi Alan White, [email protected]

THE INDIA OCEAN TSUNAMI, ONEYEAR LATER

Page 60: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific58

UNESCAP menerima danadari Republik Korea untukkesiap siagaan bencana

Program Regional UNDP untukpemulihan berkelanjutan &penurunan resiko (2005-2006)

uatu “Program Regional tentang Pembangunan Kapasitasuntuk Pemulihan Berkelanjutan dan Pengurangan Resiko di

emerintah Republik Korea telah memberikan kontribusisebesar 1 juta USD kepada UNESCAP untuk kerjasama teknis

di negara-negara yang terpengaruh tsunami. Pada tanggal 9September 2005, Mr. Kim Hak-Su, sekretaris eksekutif UNESCAP,dan Yang Mulia Mr. Yoon Jee-Joon, duta besar Republik Koreadi Thailand, memimpin suatu upacara bertempat di Markasbesar UNESCAP di Bangkok dalam rangka memberikankontribusi penting ini untuk pekerjaan utusan regional PBB diAsia dan Pacific dalam mendukung negara-negara yangterpengaruh tsunami. UNESCAP akan menggunakan kontribusiini untuk menerapkan proyek regional sebagai bagian darirespon PBB atas Tsunami Samudera India. Proyek ini akanberfokus pada peningkatan koordinasi dan efektivitas daripraktek dan kebijakan regional, dan pengintegrasian kesiapsiagaan dan manajemen bencana regional ke dalam kebijakanpublik dan sistem nasional di daerah Asia-Pacific itu. Disampingitu mereka juga akan memfasilitasi pertukaran pengalaman danpelatihan yang bagus di daerah kawasan tersebut sepertiprogram pendidikan dan kesadaran, strategi peringanan danprogram percobaan untuk populasi yang terpengaruh olehtsunami. ●

Untuk informasi lebih lanjut silahkan [email protected]

Negara-negara yang terpengaruh Tsunami- (2005-2006)” UNDPdiinisiasi oleh Bureau for Crisis Prevention and Recovery (UNDP-BCPR) sebagai respon atas kebutuhan dari negara-negara yangterpengaruuh tsunami untuk lebih bekerjasama dalam usahapemulihan regional dan pengurangan resiko alam. Programini berada di Pusat Regional UNDP di Bangkok dan didukungoleh tim BCPR Delhi. Hasil utamanya adalah untukmeningkatkan kapasitas negara-negara yang terpengaruh olehTsunami Samudera India dalam melaksanakan pemulihan pascabencana dan inisiatif pengurangan resiko di India, Sri Lanka,Maldives, Thailand dan Indonesia. Program ini menggabungkanintervensi regional dan dalam negeri yang telah dikenali dalammendukung usaha kantor negerara-negara UNDP ke arahmemperkuat program pemulihan nasional.

Kombinasi dari fokus regional dan dalam negeri ini memastikansuatu pendekatan regional yang koheren ke inisatif pemulihanpasca tsunami UNDP, dan juga memungkinkan program iniuntuk merespon kebutuhan dan permintaan darurat kantor-kantor negara. Tiga area strategis dari dukungan untuk pro-gram regional ini telah diidentifikasi untuk mencapai hasil yangdiharapkannya: (1) suatu komponen manajemen informasi yangbertujuan untuk memperkuat pemulihan dan beneficiary track-ing, meningkatkan kapasitas untuk menganalisakecenderungan bencana dan aplikasi mereka di dalampengambilan keputusan, serta memperkuat fungsi koordinasipemulihan di tubuh UNDP untuk negara-negara yang terlibatdi dalam program tersebut; (2) Suatu komponen belajar danberlatih di bawah proyek yang dikembangkan untuk melatihspesialis mengembangkan kapasitas pemulihan awal danpengurangan resiko alam- termasuk pengembangan contin-gency dan rencana-rencana pemulihan, mengidentifikasi danmenerapkan kerangka kerja regional dan nasional untukpelatihan di dalam pengurangan resiko bencana, dan melatihpara pelaku pemulihan di dalam memulihkan dan mengurangiresiko melalui aktivitas pengembangan berkelanjutan; dan (3)komponen ketiga yang berhadapan dengan pengaturan sistemperingatan dini melalui program ini akan mencoba untukmemperkuat usaha para stakeholder untuk Early Warning Sys-tems ( EWS) yang bersifat end-to-end pada tingkat lokal. Usahaini akan meliputi pengembangan pola-pola resiko multi-haz-ard yang menyeluruh dalam rangka mendukung EWS tingkatlokal, aplikasi hasil penilaian resiko untuk pemulihan danpengembangan EWS, dialog kebijakan untuk menyertakan EWSdalam kerangka yang sah melalui kebijakan pengatur, dandefinisi dari tanggung-jawab institutional.

UNISDR dilibatkan dalam inisiatif tersebut untuk Thailanddikarenakan proyek peringatan dini yang bersifat end-to-endtelah terintegrasi sebagai suatu komponen pentingmenyangkut rencana tindakan nasional yang strategis dimanaPemerintah Kerajaan Thailand sekarang ini sedangmengembangkannya dalam konteks implementasi HyogoFramework, dengan ADPC (Asian Disaster PreparednessCentre) sebagai mitra yang yang menerapkan hal itu. ●

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi SannyJegillos, UNDP Regional Programme for Sustainable Recovery andDisaster Reduction: [email protected] atau mengunjungi:www.regionalcentrebangkok.undp.or.th/practices/cpr/rpcb

P S

THE INDIA OCEAN TSUNAMI, ONEYEAR LATER

Page 61: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 59

Sambutan MantanPresiden AS Clintonuntuk DewanEkonomi & Sosial PBBdi New York, Juli 2005

kemajuan nyata berkenaan dengan penguranganresiko bencana. Maka saya menghimbau para anggotaDewan ini untuk menerapkan secara sistematis rencanakegiatan Hyogo dan khususnya untuk memasukkankebijakan pengurangan resiko bencana dan pelatihandi dalam usaha pemulihan sehingga tidak kembali kekerentanan yang lalu, untuk memasukkan pendidikankesadaran resiko bencana dalam kurikulum sekolah,untuk mendukung program lokal dalam menilai resiko,untuk menaikkan kesadaran akan kerentanan, danuntuk menghilangkan jarak dalam hal kapasitas yangdiperlukan untuk menentukan resiko itu, dan untukmelengkapi sistem peringatan dini yang berkelanjutandan terintegrasi dengan sistem peringatan lain denganbaik, seperti misalnya untuk angin puyuh tropis.

Tahun 2005 adalah suatu tahun kunci untuk agendapengurangan resiko. Saya mempunyai keyakinan yangsangat bahwa kita tidak akan pernah mempunyaipendapatan dari sektor wisata secara penuh di Maldivesdan pantai Thailand tidak hanya sampai masing-masingnegeri mempunyai suatu sistem peringatan dini tetapisampai adanya sistem peringatan dini Asia Selatan yangterintegrasi dan terkoordinir yang meliputi semuanegara-negara . Saya benar-benar percaya bahwadikarenakan oleh visibilitas yang mereka peroleh, adasuatu potensi mahabesar untuk meningkatkanpariwisata di Sri Lanka dan Indonesia, misalnya, sebagaihasil dari apa yang telah terjadi. Tidak satupun dari halitu akan terjadi kecuali jika kita mempunyai suatusistem peringatan dini yang baik dan kerja sama semuapihak. Negara-Negara tersebut telah menjadi sedikitlebih baik dengan menyetujui untuk bekerja sama danmenyediakan teknologi yang compatible, tetapi kitaharus menyelesaikannya. Semua orang telah berkatasesautu yang benar tetapi adalah sangat penting untukmembuatnya terlaksana dan untuk melakukannyasekarang.”...

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan mengubungi Rob-ert Piper, Special Envoyûs Office melalui email:[email protected]

...“Berdasarkan atas kebutuhan akan pencegahan danperinganan bencana, saat sebagian besar kerusakanphisik yang terjadi pada tsunami raksasa ini tidakterelakkan, sangat jelas bahwa korban manusia akanlebih rendah jika sebelumnya ada strategi peringatandini yang cukup dan pencegahan lain sebagaimanamestinya. Dari Banda Aceh, kita mendapatkan buktitentang standard bangunan, misalnya banyakbangunan beton bertulang yang tetap utuh, sementarayang lain hanyut. Bantalan tumbuh-tumbuhan terlihatmembuat suatu perbedaan yang signifikan baik di In-donesia maupun Sri Lanka, dimana tumbuhan bakaukhususnya nampak sudah tidak mampu menahanakibat ombak di garis pantai. Kesiap siagaan mungkintelah menjadi suatu faktor pokok dalammembandingkan korban manusia di masyarakat pantaiIndia di Cuddalore kecamatan Tamil Nadu, antarabeberapa desa yang telah melaksanakan latihanpelatihan di bawah usaha sponsor ProgramPengembangan PBB baru-baru ini dengan desa lainnyayang tidak melaksanakan latihan pelatihantersebut.Dan tentu saja kebanyakan dari kita sekarangsudah mendengar tentang usaha yang dilakukan siswiSekolah Inggris, Tilly Smith, yang telah mempelajari tsu-nami di kelasnya beberapa minggu sebelum pergiberlibur ke Thailand, mengenali tanda peringatan, danmenurut laporan telah menyelamatkan seratus orangyang berada di pantai itu. Jika peringatan dini membuatsebuah perbedaan di Thailand, 310 mil dari pusatgempa, maka sangat jelas bahwa kita dapat perbuatlebih baik di Somalia, yang berjarak hampir 3,000 mildari pusat gempa itu.

Kurang dari satu bulan setelah tsunami, 168 negara-negara berkumpul untuk mempersiapkan HyogoFramework for Action, melanjutkan pekerjaan yangdimulai pada tahun 1994 di konferensi penguranganbencana Yokohama. Hyogo Frameworkmengedepankan tujuan strategis, prioritas tindakan,dan langkah-langkah yang disetujui dalamimplementasi untuk pemerintah dan para stakeholderlain. Saya hanya mempunyai satu poin tentang ini. Kitatidak bisa membiarkan tahun ini berlalu tanpa beberapa

THE INDIA OCEAN TSUNAMI, ONEYEAR LATER

Page 62: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific60

Aktivitas UNESCO YangBerkaitan dengan Tsunamidi Indonesia

di dalam pengukuran kesiap siagaan bencana masyarakat diIndonesia, UNESCO Jakarta dan Lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia (LIPI) sudah mengembangkan suatu alat penilaiansederhana (framework) yang akan mengukur tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam, denganpenekanan terhadap gempabumi dan tsunami. Proyek terkait,“Memperkuat Kesiap siagaan Bencana Berbasis Masyarakat diIndonesia”, didukung oleh UNESCO dan UNISDR. Proyek tersebutmeliputi lima parameter yang disetujui: (1) Pengetahuan-Perilaku-Pelatihan; (2) Perencanaan Darurat; (3) StatemenKebijakan & Produk Undang-undang; (4) Kapasitas PengerahanSumber daya; dan (5) Sistem Peringatan. LIPI telah mengundangbanyak stakeholder terkait lainnya seperti Badan KoordinasiNasional Penanggulangan Bencana dan PenangananPengungsi dan IDP (BAKORNAS PBP), Institut teknologi Bandungdan Masyarakat Peduli Bencana Nasional (MPBI) untuk ikutmensiagakan alat penilaian (framework) dengan pengetahuanspesifik dan pengalaman mereka di dalam kesiap siagaanbencana.

Tenaga ahli yang dilibatkan baru-baru ini menyelesaikankerangka penilaian dan alat untuk digunakan dalam aktivitaslapangan. Untuk menilai dan meningkatkan keefektivitasannya,kerangka penilaian kesiap siagaan bencana diuji pada bulan

etelah Tsunami Samudera India Desember 2004, UNESCOJakarta membantu Pemerintah Indonesia dalam

mengkoordinir dan meningkatkan kapasitas institusi Indone-sia dalam pencegahan dan merespon bencana gempabumi dantsunami. Untuk menyelesaikan hal itu, sebagai bagian dari Emer-gency Response and Transitional Recovery (ERTR) ProgramUNDP, UNESCO bekerja sama dengan Badan Meteorologi danGeofisika (BMG) dalam “Mendukung Pembentukan SistemPeringatan Gempabumi dan Tsunami Nasional Indonesia”.

Proyek ini meliputi pengintegrasian dari jaringan seismic yangtelah ada dengan instalasi 25 real-time broadband seismom-eters di lokasi berbeda di seluruh negeri dan komponenbangunan kapasitas yang kuat yang mencakup kursus latihanteknis tingkat tinggi personil terpilih di seluruh negeri, untukdiselenggarakan baik Program Pelatihan International TsunamiInformation Center (ITIC) - ITSU (Tsunami Warning System inthe Pacific), Pacific TsunamiWarning Centre ( PTWC) di Ha-waii maupun Japan Meteoro-logical Agency (JMA) untukmengadaptasikan ke sistemreal-time. Proyek ini jugameliputi pekerjaan tentangskenario yang berhubungandengan tsunami denganperalatan canggih dan metodabaru pada proseduroperasional sistem peringatandini tsunami. Suatu interfaceteknis/manusia akan dinilaidalam dua provinsi percobaan(Nanggroe Aceh Darussalamdan Sumatra Barat), hal inidimaksudkan untukmenyelesaikan suatu penilaiandi dua provinsi tersebut dimana strategi-strategi dalammencapai masyarakat lokal danpara agen terkait dalam merespon bencana akandikembangkan dalam kerjasama dengan Institut TeknologiBandung, Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh (NanggroeAceh Darussalam) dan Universitas Andalas di Padang (SumatraBarat).

UNESCO & KESIAP SIAGAAN BENCANA BERBASISMASYARAKAT

Atas permohoan Kementerian Riset dan Teknologi Indonesia,UNESCO Jakarta telah bekerjasama erat dengan 14 institusinasional yang dilibatkan dan beberapa negara-negara donorke arah konseptualisasi dan implementasi suatu sistemperingatan tsunami nasional yang menfokuskan padakomponen manajemen resiko bencana alam nasional berbasismasyarakat dan sistem peringatan regional. Hanya denganadanya pengintegrasian peralatan teknis dan keahlian denganpendidikan tingkat masyarakat yang komprehensif dan usahakesadaran, maka masyarakat pantai mempunyai suatukesempatan nyata dalam menyelamatkan diri dari peristiwadramatis seperti tsunami Desember 2004.

Juga terkait dengan ketiadaan instrumen standard dan sesuai

April 2006 di beberapa lokasipercobaan, termasuk Padang(sebuah kota yang berukuranbesar), Bengkulu (sebuah kotayang berukuran sedang), PuloAceh dan Samatiga (desa).Pelajaran yang dapat diambildari latihan ini akan digunakanuntuk meningkatkanperalatan dan melaksanakanaktivitas lanjutan berskala kecilyang berfokus padapeningkatan kesiap siagaanmasyarakat di desa ini.

Untuk menilai pentingnyapengetahuan tradisionaldalam kesiap siagaan bencana,aktivitas riset tambahansedang dilaksanakan di pulauSimeuleu Provinsi NangroeAceh Darussalam. PulauSimeuleu diketahui telah

mempunyai jumlah korban yang sedikit selama Tsunami 2004,pada hal letaknya dekat dengan pusat gempa. Disamping fac-tor-faktor seperti intensitas tsunami di area itu, corak topografisdari area pemukiman (misalnya bergunung-gunung berbukit-bukit) dan sistem sabuk hijau nya (seperti tumbuhan bakau)yang mungkin telah membantu mengurangi bencana, suatupenurunan tradisi selama berabad-abad dan pengetahuantentang tsunami dan gempabumi mungkin telah bisamenjelaskan sebab sedikitnya korban di Simeuleu. Aktivitas risetdi Pulau Simelue bertujuan untuk memperoleh pemahamanyang lebih baik menyangkut korban yang sedikit denganmerekam sistem pengetahuan lokal dalam bersiagamenghadapi bencana alam (terutama tsunami) dan, pada waktuyang sama, menilai keefektifannya. Hasil akhir dari proyektersebut, termasuk juga alat penilaiannya, akan dibuat tersediauntuk umum. Suatu web site akan segera dikembangkan untukmenyebarluaskan informasi dan menaikan kesadaranmasyarakat tentang kesiap siagaan bencana berbasismasyarakat. ●

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi Koen Meyers,UNESCO Jakarta, melalui email: [email protected]

S

THE INDIA OCEAN TSUNAMI, ONEYEAR LATER

Page 63: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 61

Dukungan UniversitasPerserikatan Bangsa-Bangsauntuk Sri Lanka

he United Nations University / Environment Human Settle-ment (UNU/EHS) tengah mendukung usaha peringatan dini

di Sri Lanka dengan mengembangkan suatu rencanaperingatan dini tsunami untuk kota Galle, yang terletak di baratdaya di tepi pulau. Rencana tersebut menyertakan empat unsuryang diusulkan oleh UNISDR-PPEW (Platform for the Promotionof Early Warning) untuk suatu peringatan dini yang efektif,mencakup identifikasi area beresiko tinggi, para agen kunciyang diharapkan untuk berperan aktif dalam operasi rutinsistem tersebut di kota, dan langkah-langkah yang akandimasukkan dalam rencana yang berhubungan denganpenyiaran peringatan, isu respon antisipasi.

PENILAIAN RESIKO: SIAPA YANG PERTAMA KALIDIPERINGATKAN?

Mempertimbangkan dampak dari tsunami, dan juga faktabahwa sistem peringatan dini pada dasarnya ditujukan untukmengurangi kematian dan luka-luka masyarakat, makapenilaian resiko untuk peringatan dini tsunami sejak awal telahberfokus pada pengidentifikasina masyarakat dan area yangpaling rentan terhadap resiko bencana tersebut. Kelompok danarea berikut telah dikenali mempunyai kerentanan yang tinggi,yaitu: para wanita, anak-anak, orang cacat bawaan maupunsementara, nelayan, orang yang bekerja di kawasan pantai, danarea yang sangat padat seperti halte bus, pasar dan stasiunkereta api. Dengan mempertimbangkan criteria tersebut, areaberesiko tinggi telah dikenali untuk mendapat prioritasperingatan dini dalam hal evakuasi di kota Galle (Tabel 1menunjukkan daftar area yang seperti itu ).

LAYANAN PERINGATAN

Pemerintah menunjuk Panitia Teknis untuk Peringatan DiniBencana di bawah pimpinan Direktorat Jenderal Meteorologidan beranggotakan beberapa stakeholder, untukmengeluarkan peringatan. Menurut petunjuk yang dibuat olehPanitia Teknis, advisory dan peringatan disebarluaskan kemasyarakat pantai melalui jaringan polisi, dan juga melaluimedia massa (radio dan televisi). Advisory dikeluarkan jikagempabumi mempunyai kapasitas untuk menyebabkan tsu-nami dan didasarkan pada informasi yang dikumpulkan dari

T

THE INDIA OCEAN TSUNAMI, ONEYEAR LATER

TABLE 1: Daerah-daerah beresiko tinggi di Galle

SRI LANKA: Distrik dan divisi yang terkena dampak tsu-nami 26 Desember 2004 (Sumber: Departemen Sensusdan Statistik)

Rumah Sakit Sekolah Daerah-daerah ber-populasi tinggi

RS MahamoderaMahamodera

Sekolah KeperawatanMahamodera

Tempat persinggahanbus umum, stasiunkereta

Sekertariat Distrik,Kantor Walikota

Pasar ikan, buah dansayuran

RS Sentral Kampus Dadalla BTS,C.W.W. Kannagara,Kampus Suddharma,Kampus Vidyaloka

Jalan-jalan utama, jalan-jalan di daerah pantai,jalan menuju Colombo,jalan menuju Matara

Markas Angkatan Laut,fasilitas-fasilitaspelabuhan, penjara

Daerah-daerah yangterletak di sekitarpantai, 3 daerahpemancingan

Page 64: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific62

jaringan seismograf di seluruh Daerah Samudera India.Peringatan dikeluarkan ketika konfirmasi terjadinya tsunamitelah dikumpulkan melalui informasi komplementer yangdisediakan oleh pengukuran permukaan laut yang ditempatkandi sepanjang Samudera India. Tabel 2 menunjukkan suatuikhtisar struktur peringatan dini tsunami. Layanan peringatanakan meliputi nasional, propinsi, kabupaten, dan kecamatan.

PENYEBARLUASAN PERINGATAN: RUTE PERINGATAN DIKOTA GALLE

Sistematisasi area beresiko tinggi, jalan pengungsian yangmemungkinkan, area aman dan sungai tertentu di kotamendorong untuk merancang suatu strategi dalammemperingatkan masyarakat akan resiko di kota Galle. Strategitersebut, yang diterapkan oleh Departemen Kepolisian, meliputiprioritisasi area resiko ke dalam dua kelas: resiko tinggi danmenengah. Rute dikenali untuk menjangkau area ini, danhasilnya telah menjadi suatu proposal untuk menetapkanempat rute peringatan prioritas utama dan enam ruteperingatan prioritas menengah. Tabel 3 menunjukkan rute daninstitusi utama yang perlu diperingatkan, dan juga informasitambahan mengenai prosedur evakuasi. Koordinasi prosedurevakuasi darurat seperti itu harus ditangani oleh Polisi danTentara. Mengenai perahu nelayan dan kapal,direkomendasikan bahwa Angkatan laut mengkoordinir usahauntuk memimpin kapal-kapal ke laut. Mengenai kapal yang

lebih besar, koordinasi harus ditangani oleh Kapten dariPelabuhan Galle.

RESPON ANTISIPASI

Untuk melengkapi usaha di tingkat nasional oleh Panitia Teknis,berbagai usaha telah pula dilaksanakan di kota Galle yangmenjangkau kampanye kesadaran dengan cara memasangtanda-tanda di jalan (peta evakuasi, rute evakuasi dan area amantsunami) dan membuat dan menyebarkan selebaran dan posterdalam Bahasa Tamil dan Singhala. Selebaran dan poster telahdibagi-bagikan dan dipasang di halte bus, pasar dan area umumlain. Workshop diselenggarakan, demikian juga latihan danaktivitas khusus yang menargetkan bidang pariwisata di areatertentu di daerah itu.

Sebagaimana berbagai aktivitas dilaksanakan untukmelengkapi sistem peringatan dini tsunami yang bersifat end-to-end, sebuah pelatihan dilaksanakan pada bulan Oktober2005 di Sekolah Kannangara C.W.W. di bawah koordinasi PanitiaTeknis dan UNU-EHS dengan dukungan dari Pusat ManajemenBencana Sri Lanka, UN-OCHA dan otoritas lokal. Pelatihantersebut menyoroti pendirian suatu panitia sekolah yang terdiriatas para siswa kelas atas yang perlu memandu dan membantuanak-anak lebih kecil dalam evakuasi ke bagian atas daribangunan manakala suatu peringatan dikeluarkan.

THE INDIA OCEAN TSUNAMI, ONEYEAR LATER

MONITORING

FORECASTING

WARNING

ANTICPATEDRESPONSE

National &International

National

DistrictMunicipal,Local

National &

District

Municipal &Local

National

UNESCO IOC; several countriesTechnical Committee forDisaster Early Warning

President, Prime Minister,Cabinet MembersMinstry of Disaster ManagementDisaster Management Center

District SecretaryPolice Stations and Media

Mobilization of Resources

Coordination of Event at this level

Evacuation of peple to safr areasConfirmation of Event (or lack ofEvent), mangnitude and intensity

Technical Committee forDisaster Early Warning

Page 65: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 63

BERFOKUS PADA SEKTOR PARIWISATA:KEMITRAAN PEMERINTAH-SWASTA

Untuk mempromosikan kemitraan pemerintah-swasta,berbagai usaha telah dibuat dengan sektor pariwisata di arearesort Unawatuna. Dikarenakan terdiri atas banyak hotel danresaturan yang biasanya dikunjungi wisatawan lokal dan asing,langkah-langkah tersebut dipresentasikan dalam bahasaInggris.

Setelah workshop kesadaran awal yang dihadiri oleh parapemilik dan manajer sarana-sarana tersebut, sebuah panitia adhoc lokal dibentuk untuk mengkoordinir usaha penempatanberbagai jenis tanda di jalan-jalan dan fasilitas, pengembanganrencana darurat, implementasi sirene, dan juga koordinasi baikdengan Panitia Teknis maupun Pusat Manajemen Bencana yangbertanggung-jawab mengkoordinasi tugas ini.

Pengalaman di seluruh dunia menunjukkan kebutuhan akansistem peringatan dini yang bersifat end-to-end dan efisien.Proyek yang dilaksanakan di kota Galle adalah satu contoh darisistem end-to-end seperti itu, di mana usaha-usahanya sudahmentargetkan penghubung unsur-unsur rantai dari tingkatnasional ke tingkat lokal.

THE INDIA OCEAN TSUNAMI, ONEYEAR LATER

Rute-rute Prioritas Tinggi Rute-rute Prioritas Menengah

Dukungan UNISDR-PPEW benar-benar sangat menolong.Proyek ini diselenggarakan di dalam program Flash AppealPBB untuk Gempabumi-Tsunami Samudera India 2005 yangdikoordinir oleh UN-OCHA. Sebagai tambahan, proyek inidiuntungkan oleh dukungan teknis yang disediakan olehSrimal Samansiri dari kantor UN-OCHA-Puasat InformasiKemanusiaan di Galle; dan dari staff lokal Pusat ManajemenBencana Sri Lanka, dan juga dari UNDP. Dukungan jugadiberikan oleh staff dari dari berbagai institusi di Colombodan Galle, dan dari pimpinan dan staff Sekolah KannagaraC.W.W. yang berperan dengan cara yang signifikan untukmenyelesaikan proyek ini. ●

Untuk informasi lebih lanjut tentang proyek ini, silahkanmenghubungi Juan Carlos Villagrán de León (UNU-EHS),[email protected]

1. Jalan menuju Colombo: menargetkan daerah komersialdi jalan ini, Sekolah Keperawatan, Rumah SakitMahamodera, C.W.W.Kannagara and Dadalla BTSColleges. Rute berakhir di desa berikutnya dan polisiakan menyetop semua kendaraan yang masuk ke kotamelalui desa ini

1. Jalan Humes-Richmond: menargetkan sekolah tinggiteknik (technical colleges) di jalan ini, daerah komersialdan juga daerah perumahan. Target nya adalahmenggunakan jalan ini di dalam proses evakuasi

2. Jalan menuju Matara: Menargetkan jalan-jalan tepipantai, daerah pemancingan ikan dekat pelabuhanand markas AL; Pelabuhan Galle, PerusahaanPerminyakan Galle, Badan Listrik Sri Lanka (Ceylon),Suddharma College, daerah komersial di jalan ini danpabrik semen. Polisi akan menyetop semuakendaraan yang masuk di daerah ini melalui daerahUnawatua

2. Jalan Wawella: menargetkan daerah komersial, bioskop,kampus Vidyaloka dan rumah sakit swasta dan klinik-klinik di daerah ini. Targetnya adalah mengevakuasiorang-orang melalui jalan ini

3. Area di sekitar persinggahan bus dan stasiun kereta:menargetkan gedung walikota, daerah disekitarpelabuhan dan penjara. Polisi akan bertugas dalammemobilisasi orang-orang di daerah ini ke daerahyang lebih tinggi dan mengamankan bus-bus yangkosong ke daerah pelabuhan

3. jalan menuju Karapitya: menargetkan daerahkomersial, utamanya pasar umum

4. Daerah komersial di pusat kota. Menargetkanbangunan kantor pos, daerah komersial disepanjang jalan utama dan juga pasar ikan dansayur-mayur.

4. Jalan Bandanarayaka Mawatha: menargetkandaerah-daerah di belakang Angkatan Laut danpelabuhan. Targetnya untuk evakuasi ke daerahyang lebih tinggi.

5. Daerah di belakang pelabuhan: menargetkan orang-orang di belakang daerah pelabuhan. Targetnya untukevakuasi ke daerah yang lebih tinggi

6. Jalan Akuressa: menargetkan daerah komersial di jalanini, dan juga kampus Uswathun dan daerah-daerah disekitarnya

Page 66: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific64

Manual Pelatihantentang OmbakPasifik ’06

Nicaragua, Malaysia, Pilipina, Samoa danThailand.●

Untuk informasi lebih lanjut, termasukdownload Exercise Pacific Wave 06Manual yang berisi pesan asli yangdikeluarkan oleh PTWC, Japan Meteoro-logical Agency dan West Coast/Alaska Tsu-nami Warning Centre, silahkanmengunjungi ICG/PTWS web site http://ioc3.unesco.org/ ptws/exercise_pacific_wave_06.htm

Manual latihan final tersebut harustertanggal 4 Mei 2006.

tim UNESCO menyediakan peralatanyang sangat dibutuhkan - generator-untuk dua stasiun yang on air dengansegera seperti SUARA ACEH FM yangsering terpengaruh oleh konslet.UNESCO dan International Media Sup-port (IMS) juga memfasilitasi persediaanenam tenda dan kasur dari WHO danPemerintah Switzerland untukditempatkan di sebelah stasiun itu.

Bantuan Unit Informasi dan KomunikasiPasca-Tsunami Aceh berfokus padausaha-usaha pemugaran kapasitaspenyiaran radio, mencakuppembangunan kembali Radio Nikoya diBanda Aceh yang dibinasakanseluruhnya oleh gempabumi dan tsu-nami. Radio Nikoya telah bekerja samadengan UNESCO sejak 1999, melaluisuatu proyek yang dibiayai oleh Den-mark untuk memperkuat kapasitasstasiun radio lokal di Indonesia. BantuanUNESCO adalah berupa penyediaanperalatan (peralatan transmisi, peralatansiaran, peralatan lapangan)-dikarenakantidak ada peralatan sama sekali yangtersisa di stasiun setelah peristiwa tsu-nami› dan bantuan keuangan untukbiaya dan sumber daya manusia untukmenjalankan stasiun selama satu tahun.Stasiun baru itu sendiri merupakansebuah rumah sewa yang dimodifikasiuntuk berfungsi sebagai stasiun radio,dengan suatu ruang yang dirubahmenjadi studio.

Stasiun radio dilauncing kembali dalamsuatu upacara sederhana pada tanggal31 Mei 2005, yang dihadiri oleh lebih dari100 orang tamu, mencakup organisasiintemasional dan para agen PBB lain.Walikota Banda Aceh Mawardi Nurdin,didampingi direktur kantor UNESCOJakarta, Profesor Stephen Bukit,memotong pita untuk menandaiperesmian stasiun tersebut. Sejak itu,Radio Nikoya telah secara berangsur-angsur mendapatkan kembali posisinyasebagai salah satu dari stasiun radioyang paling populer di Banda Aceh,terutama dalam kaitan dengan beritadan informasi. Serangkaian pelatihantentang manajemen, aspek teknis dan

uatu latihan simulasi telahdilaksanakan di bawah Sistem

Peringatan dan Peringanan TsunamiPacific. Pelaihan yang disponsori olehIntergovernmental OceanographicCommission (IOC) UNESCO- yangmendirikan sistem ini lebih dari 40 tahunyang lalu, bertujuan untuk mening-katkan kesiap siagaan, mengevaluasikapasitas respon di setiap negeri, danmeningkatkan koordinasi di seluruhdaerah tersebut.

Simulasi dilaksanakan dalam dualangkah, mulai dengan suatu mock tsu-nami warning bulletin dari PusatPeringatanTsunami Pacific di Hawaiipada tanggal 16 Mei 2006. Dua skenario,satu di Cili selatan dan satu di utaraPilipina, dilaksanakan untukmemungkinkan semua negara untukberpartisipasi. Buletin ini ditransmisikanuntuk menentukan titik kontak danotoritas darurat nasional yangbertanggung jawab untuk merespontsunami di setiap negeri. Hal ini denganjelas mengindikasikan bahwa inihanyalah suatu percobaan bukan suatuperingatan sebenarnya. Langkah yangkedua , yang diselenggarakan di hariyang sama, para pejabat pemerintahmenyebarluaskan pesan di dalam negerike manajemen darurat lokal dan otoritasrespon, mensimulasi apa yang akanterjadi di suatu situasi nyata.

S

M

Komunikasi didaerah yangterpengaruhtsunami

Media lokal dan regional di Aceh (In-donesia) telah sangat terkena

gempabumi dan tsunami Desember2004. Lebih dari 20 stasiun radiokomersial dan penerbit media cetak dipantai Aceh binasa atau rusak berat,dengan hilangnya staff dalam tragedi itu.Sungguhpun beberapa salurankomunikasi telah dipugar, informasiyang diproduksi oleh media tersebutmasih jauh untuk mencapai tingkatkapasitas mereka sebelum tsunami, danjuga tingkat keperluan untuk situasidarurat saat ini. Ketiadaan sumber dayamanusia dan trauma di antara praktisimedia membuat proses makin lambatdan sulit. Sektor media memerlukanmasukan substansiil yang berkaitandengan peralatan dan rekonstruksi, sertapengembangan konsep pelatihan danprogram tentang informasikemanusiaan. Disamping itu, ada suatukebutuhan mendesak untuk berbagiinformasi di antara media, pemerintahdan lembaga internasional. Lebih dari itu,pendengar juga memerlukan radiopenerima.

PEMBANGUNAN KEMBALIKAPASITAS SIARAN RADIO PASCATSUNAMI ACEH, INDONESIA

Pada bulan Januari 2005, kontribusiUNESCO dengan memfasilitasi suatupelatihan tiga hari tentang teknikproduksi radio yang diperlukan untukpembuatan program pencarian untukpenyatuan kembali anggota keluarga,post-trauma dan memperkuat hal-halyang menyangkut operasipenyelamatan dan komunikasi informasikemanusiaan di ruang editorial SUARAACEH FM di Banda Aceh. Lebih jauh lagi,

Pemberitahuan minimal satu otoritasmasyarakat pantai dijadikan sebagaiukuran yang cukup untuk pengujianend-to-end dari keseluruhan negeriuntuk kepentingan pelatihan pertamaini. Kebanyakan negara-negara PTWSikut berpartisipasi dalam mereviewberbagai bagian dari prosedur respontsunami mereka, termasuk Australia, Cili,China Hong Kong, Cook Island, Fiji,Indonesia, Korea, Selandia Baru,

THE INDIA OCEAN TSUNAMI, ONEYEAR LATER

Page 67: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 65

para wartawanan penyiaran jugadiselenggarakan di bawah bantuan iniuntuk memastikan bahwa kapasitasRadio Nikoya dan anggota staff nyadipugar sehingga hal ini akan menjadiberkelanjutan manakala bantuanUNESCO telah selesai.

Dalam kerjasama dengan PersatuanRadio Siaran Swasta Nasional Indonesia(PRSSNI), UNESCO telah menye-lenggarakan serangkaian training/work-shops, dengan peserta dari semuaanggota PRSSNI yang aktif di ProvinsiAceh. Rangkaian pelatihan itudilaksanakan pada bulan Desember2005 sebagai berikut: 7-9 Desemberpelatihan tantang manajemen di manasemua pemilik/manager stasiun radio diAceh diundang; 14-16 Desemberpelatihan tentang aspek teknis untukteknisi stasiun radio; 27-29 Desemberpelatihan tentang wartawan siaranuntuk semua reporter dari seluruhstasiun tersebut. Peralatan radiosederhana juga disediakan untuk semuastasiun anggota PRRSNI di Aceh.

MENGEMBALIKAN KAPASITASKOMUNIKASI DENGANMASYARAKAT LOKAL

UNESCO Jakarta juga telah mendukungbeberapa aktivitas ad hoc untuk

mengembalikan kapasitas komunikasidengan masyarakat lokal yangterpengaruh oleh tsunami.

Dengan dana yang dikumpulkanoleh Asosoasi Wartawan Denmark

sebagai suatu ungkapan solidaritaskepada orang Aceh yang terpengaruholeh tsunami, Asosiasi tersebut tersebutmeminta UNESCO Jakarta untukmembantu memudahan akses dandistribusi radio penerima untukpengungsi yang tinggal di kemah ataubarak setelah rumah merekadibinasakan oleh tsunami. Dengan danatersebut ditambah dengan dana yangdimilikinya, UNESCO membeli 100 unitpenerima radio darurat yangdioperasikan tanpa baterei yang akansangat bermanfaat bagi masyarakatuntuk mengakses informasi. Radiopenerima tersebut dibagi-bagikan dibarak pengungsi yang dipilih.

Dalam kerjasama dengan YayasanNurul Fikri yang Berpusat di Jakarta,

UNESCO Jakarta merancangserangkaian aktivitas yang ditujukanuntuk memperkuat masyarakat lokal diProvinsi Aceh melalui aktivitas multime-dia. Aktivitas tersebut mencakup hal-halberikut: pembentukan suatu telecentredi kota Banda Aceh yang akan menjadisuatu sumber informasi yang

bermanfaat untuk masyarakat dan suatutempat untuk mereka untuk belajarketrampilan tentang ICTS; suatu work-shop tentang produksi film pendek, yangdiikuti oleh produksi riil dari film pendekyang berhubungan dengan prosesrehabilitasi pada tingkat masyarakat.Kegiatan bioskop keliling jugadirencanakan.

Aceh dikenal sebagai suatu provinsidengan media tradisional yang kaya,

warisan dari generasi ke generasi, sepertitarian, dongeng anak-anak, teater danpenampilan seni lainnya. Bagaimanapun,sebagian dari media tradisional ini jugaterpengaruh oleh tsunami, denganbanyaknya praktisi yang meninggal.UNESCO telah mendukung usahapemeliharaan yang dibuat untukmemastikan bahwa media tradisionalAceh dapat diakses dan dipelajari olehgenerasi yang lebih muda denganmendukung produksi dari suatudokumenter audio visual mediatradisional Aceh, bekerjasama denganUniversitas Indonesia dan PusatTeknologi Komunikasi. ●

Untuk informasi lebih lanjut, silahkanmenghubungi UNESCO Jakarta melaluiemail: [email protected]

1

Database tentang isutsunami & peringatan diniSISTEM INFORMASI PERINGATAN DINI TSUNAMI(TSUNAMI EARLY WARNING INFORMATION SYSTEM ›TEWIS)

TEWIS adalah suatu database online berbasis web yangberisi informasi dokumentasi, detil kontak dan aktivitasyang didukung oleh proyek PBB multi-partner danmulti-donor yang disebut “Evaluasi dan PenguatanSistem Peringatan Dini di Negara-negara yangTerpengaruh Tsunami tanggal 26 December 2004”.Dokumen tersebut meliputi rencana, laporan, peta,gambar dan anggaran. Data Numeris yang ditampilkanterbatas, dikarenakan kebanyakan data tersebutdiharapkan untuk dimaintenance di tempat lain olehorganisasi yang berwenang. Sistem informasi tersebutsecara garis besar dibagi dalam dua kategori: umum dankhusus yang hanya dapat diakses denganmenggunakan password untuk personil proyek. Sisteminformasi yang sekarang ini berfokus pada proyek dibawah Proyek Tsunami tetapi akan diperluas untukmeliputi proyek lain yang berhubungan dan proyektingkat national. Pengembangan TEWIS dapatdilaksanakan karena adanya program Flash Appeal PBBuntuk Gempabumi-Tsunami di Samudera India. TEWISdapat diakses di www.unisdr-earlywarning.org/tewis

WEB SITE BARU UNTUK DISASTER TRACKINGRECOVERY ASSISTANCE CENTRE (D-TRAC)

Bersamaan dengan peringatan pertama TsunamiSamudera India, Disaster Tracking Recovery AssistanceCenter (D-TRAC) Thailand telah mengembangkan suatuweb site yang menyediakan detil tentang status dankemajuan yang dibuat dalam aktivitas pemulihan daritsunami. Situs ini dapat diakses pada www.d-trac.org.Situs itu meliputi laporan terperinci dalam BahasaInggris dan Thai dari 27 organisasi bantuan yangmembantu dalam tahap pemulihan dan juga memuatpeta, nama-nama desa dan daftar permintaan bantuandari berbagai organisasi bantuan yang terlibat dalampemulihan tsunami. D-TRAC merupakan suatu inisiatifyang diluncurkan melalui kemitraan antara KantorPerwakilan Krit Srifa dari Parlemen Kerajaan Thailanddengan Kantor Daerah Khuraburi. D-TRAC didirikankoordinat o dan tindakan pemulihan yang harmonismelalui penetapan suatu sistem yang efektif untukpengumpulan, organisasi dan akses yang mudahterhadap informasi dan data tentang keseluruhanaktivitas yang terkait dengan pemulihan tsunami diprovinsi itu. Agen bantuan lokal dan internasional danjuga Perwakilan Provinsial meminta perluasan dariproyek tersebut ke resiko alam yang lain di seluruhpelosok provinsi.

Informasi yang terperinci dapat diperoleh [email protected]

2

3

THE INDIA OCEAN TSUNAMI, ONEYEAR LATER

Page 68: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific66

Inisiatifperingatan diniyang lebih umumPUSAT PERINGATAN BENCANANASIONAL DIDIRIKAN DI THAILAND

tentang kesiap siagaan resiko alamdalam lima bahasa ( Cina, Inggris, Jerman,Korea, Bahasa Swedia, Thai). NDWC jugabekerjasama dengan Asian Disaster Re-duction Centre (ADRC), UNISDR danKementerian Pendidikan Thailand didalam memudahkan pelatihan evakuasiyang diselenggarakan oleh para gurudan para siswa di Sekolah Tab Lamu diDistrik Tai Muang, Provinsi Phang Nga,pada tanggal 2 Maret 2006. Pada sisiyang lebih teknis, NDWC danDepartemen Pencegahan danPeringanan Bencana memproduksi4,616 tanda-tanda evakuasi dan 177 post(dibangun di enam provinsi pantai) danmembangun 76 menara peringatan dienam provinsi pantai pada bulanDesember 2005. Menara peringatantersebut dihubungkan ke NDWC melaluisatelit sistem IMARSAT.

Untuk informasi lebiih lanjut, silahkanmenghubungi Cherdsak Virapat, NDWC [email protected]

OPERASIONAL STASIUNPERINGATAN DINI PELOPOR DITHAILAND, DIHARAPKAN ADADELAPAN LAGI

petugas memeriksa di lokasi danmelaporkan ke Pusat PeringatanBencana Nasional dan para agen yangterkait dengan gempabumi lainnya diThailand dan di seluruh dunia sebelummengeluarkan peringatan untukmasyarakat.

Untuk informasi lebih lanjut, silahkanmengunjungi www.thaisnews.com/news_detail.php

MASTER PLAN UNTUK EVAKUASITSUNAMI DIKEMBANGKAN DITHAILAND

emerintah Kerajaan Thailand telahmendirikan National Disaster Warn-

Berita Andaman TV11 dan Radio Thai-land FM 90.5, keduanya berada di kotaPhuket , sekarang siarannya sampai keprovinsi Phang Nga, Krabi dan Phuket .Sementara itu, www.thaisnews.compada tanggal 14 Maret 2006memberitakan bahwa satu stasiunperingatan dini telah berfungsi di PulauSimilan dengan lebih dari delapanstasiun di line-nya. Berbicara tentangkemajuan dari pembentukan stasiunperingatan dini di bawah tanggungjawab Agkatan Laut Kerajaan Thailand,Wakil Panglima Armada Ketiga AngkatanLaut Kerajaan Thailand-Admiral ThanaBunnark mengatakan sistem pelopor diKoh Miang, Pulau Similan, telahberoperasi. Angkatan laut direncanakanmempunyai delapan stasiun yangdibangun di provinsi pantai Andamanpada akhir 2006. Pada peristiwagempabumi di laut, skala stasiunmengukur tinggi permukaan air pasangdan tingkat ketinggian air danmelaporkannya di komputer, sementara

Pemerintah Kerajaan Thaialnd, melaluiKomite Pertahanan Sipil Department ofDisaster Prevention and Mitigation(DDPM) dalam Kementerian DalamNegeri, telah mengembangkan sebuah“Master Plan untuk Evakuasi Tsunami”yang bertindak sebagai suatu kerangkanasional untuk memandu evakuasi padasaat terjadi tsunami. Dokumen tersebutmenyoroti divisi tanggung-jawab yangjelas dan bentuk pelaporan (termasukrencana komunikasi efektif untuktindakan peringatan dini yang efektif )untuk memudahkan proses pembuatankeputusan yang terkoordinasi untukrencana eavakuasi dan membatasidampak kepanikan pada pada tingkatmasyarakat. Master Plan tersebut adalahsuatu materi pendidikan danpeningkatan kesadaran yangbermanfaat untuk masyarakat menujupemahaman situasi tsunami secara lebihbaik, mengidentifikasi area danpedesaan yang paling rentan terhadaptsunami dan ancaman gelombangpasang dan gempabumi, sertamenyediakan rekomendasi yang jelasuntuk pelatihan evakuasi tsunami danscenario yang terkait. ●

Untuk informasi lebih lanjut silahkanhubungi DDPM di www.disaster.go.th

ing Center (NDWC) untukmengkoordinir tindakan dalamimplementasi dan pengembangansistem peringatan dini untuk tsunamisdan resiko alami lain di tingkat nasional.NDWC diresmikan oleh Perdana MenteriThaksin Shinawatra pada tanggal 30 Mei2005.

Tugas NDWC yang utama adalah untukmendeteksi gempabumi danmenganalisa data seismic untukmenentukan kemungkinan terjadinyatsunami sebelum mengumumkannyakepada publik dan otoritas terkait danpara penyelamat untuk evakuasimasyarakat ke tempat aman. NDWCtelah bekerja sama dengan berbagaiinstitusi di Thailand- seperti Asian Disas-ter Preparedness Centre (ADPC)- dalamhal pertukaran informasi danpengembangan sumber daya manusiadan US Trade and Development Agency(USTDA) untuk bantuan teknis dalam“Disaster Warning Systems Integrationand Capacity Development Project”yang diusulkan.

NDWC juga bekerja sama erat denganUNISDR dalam menerapkan komponenpendidikan Tsunami Proyek SistemPeringatan Dini Samudera India . NDWCtelah mengembangkan berbagaipeningkatan kesadaran dan materipendidikan tentang pokok materi ini.Material tersebut meliputi “Natural Haz-ards Preparedness Wheels” dalamBahasa Thai dan Inggris yang dibagi-bagikan ke lebih dari 3,000 peserta diPhang Nga untuk menberikanpengetahuan tentang rencana tindakanuntuk berbagai jenis kesiap siagaanresiko alam yang berbeda, dan selebaran

P

THE INDIA OCEAN TSUNAMI, ONEYEAR LATER

Page 69: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 67

“Hyogo Framework for Action menyediakan petunjuk konkretuntuk mengurangi efek bencana selama dekade yang akan

datang, seperti bagaimana cara melindungi sekolah dan rumahsakit dan bagaimana meletakkan sistem peringatan dini pada

tempatnya. Jika diterapkan, langkah-langkah tersebut akanmengurangi dampak ekonomi dan sosial dari bencana,

termasuk jumlah orang yang meninggal dan terpengaruholeh resiko alam setiap tahunnya. Itulah sebabnya mengapa

sangatlah penting bagi Pemerintah untuk menerapkanlangkah-langkah tersebut, dan melakukannya dengan cepat.”

Presiden Bill Clinton, Duta Khusus PBB untuk Pemulihan Tsunami

Implementasi HyogoFramework for Action diAsia-Pacific

THE IMPLEMENTASI HYOGO FRAMEWORK FOR ACTION

Page 70: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific68

yogo Framework for Action 2005-2015: Membangunketahanan Masyarakat dan Negara-Negara Terhadap

“Saya sangat bahagia untuk memberi selamat kepadaPemerintah Sri Lanka atas pembuatan Road Map yangmenyeluruh ini untuk mengurangi resiko bencana. Hal inimenunjukkan kepemimpinan yang dinamis, keahlian teknisyang kuat dan buah dari konsultasi yang luas. Tahun lalu,masyarakat internasional sepakat tentang Hyogo Framework forAction 2005-2015 sebagai rencana menyelesaikan berbagaibencana dan dampaknya dengan enerjik. Road Map adalahsejalan dengan Hyogo Framework dan akan merupakan suatukontribusi penting untuk implementasinya.

Road Map sepatutnya untuk betul-betul didukung oleh paraagen donor. Di Konferensi Internasional Ketiga yang barudilaksanakan tentang Peringatan Dini, di Bonn, Jerman, sayabergabung dengan suatu konferensi khusus tentang bagaimanacara mempercepat pengembangan sistem peringatan tsunamidi Samudera Hindia. Sebuah inisiatif diumumkan di sana olehsuatu konsorsium tujuh agensi utama untuk menawarkan suatupaket dukungan bagi negara-negara di daerah tersebut untukmembantu mereka dalam mengembangkan sistem peringatandan pengurangan resiko mereka. Penawaran ini dikoordinir olehStrategi Internasional untuk Pengurangan Resiko Bencana PBB.Saya mendorong para pemerintah untuk memeriksa tawarantersebut untuk melihat bagaimana paket ini mungkin bisamembantu Anda dalam mencapai sasaran Road Map. Generasimasa depan Sri Lanka akan menjadi lebih aman ketika Road Mapdilaksanakan, dan hal itu mendapat dukungan penuh dari saya.”

Presiden Bill Clinton, Duta Khusus PBB untuk Pemulihan Tsunami,pada saat peluncuran Roadmap untuk Manajemen resiko Bencanadi Sri Lanka pada tanggal 11 Mei 2006 di Colombo.

■ Arah Strategis Sistem UNISDR untuk MembantuImplementasi Hyogo Framework for Action 2005-2015: “Membangun Ketahanan Negara danMasyarakat Terhadap Bencana”.■ Suatu brosur tentang HFA yang mempresentasikandan menjelaskan lima area prioritas dan tindakanyang terkait dimana Pemerintah dan masyarakatdidorong untuk melaksanakannya guna membangunketahanan mereka terhadap bencana.■ Sebuah klip video tentang pengurangan resikobencana, “Everybody’s Business”, telah diproduksiuntuk TVE untuk menekankan bahwa penguranganresiko bencana harus menjadi satu bagian integraldari pengambilan keputusan sehari-hari dan untukmenjelaskan bagaimana HFA, dengan petunjukkonkretnya , dapat mendukung aktivitas ini. Sekitar100 kopi telah diproduksi dalam Bahasa Inggris untukdistribusi ke mitra utama dan media. Bekerjasamadengan UNESCO, klip tersebut akan diterjemahkan kedalam beberapa bahasa untuk penyebarluasan lebihlanjut di tahun 2006. Video “Everybody’s Business”,tersedia di www.unisdr.org/eng/media-room/media-room.htm.■ Petunjuk untuk Implementasi Hyogo Framework:“Getting Started”. Petunjuk ini telah dikembangkan,menyediakan bimbingan konkret, contoh danrekomendasi bagaimana cara menerapkan masing-masing dari lima area prioritas. ●

Semua dokumen tersedia pada web site UNISDR diwww.unisdr.org/eng/hfa/hfa.htm

dalam perancangan pendekatan mereka terhadappengurangan resiko bencana adalah:

■ Menjadikan pengurangan resiko bencana sebagai suatuprioritas: memastikan bahwa pengurangan resiko bencanaadalah suatu prioritas nasional dan lokal dengan suatu basisinstitutional kuat untuk implementasinya■ Mengetahui resiko dan melakukan tindakan: men-gidentifikasi, menilai dan memonitor resiko bencana sertameningkatkan peringatan dini■ Membangun pemahaman dan kesadaran: menggunakanpengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun suatubudaya keselamatan dan ketahanan di semua tingkat.■ Mengurangi faktor resiko dasar.■ Siaga dan siap untuk bertindak: memperkuat kesiapsiagaanterhadap bencana untuk respon yang efektif pada semuatingkat.

Beberapa peralatan telah dikembangkan oleh Sistem UNISDRuntuk memudahkan implementasi HFA. Hal ini meliputi:

REVISI PERUNDANG-UNDANGAN

PengaturanInstitusionaluntukPenguranganResiko Bencana

ROADMAP UNTUK SRI LANKA YANG LEBIH AMAN

Suatu dokumen kerangka manajemen resiko bencana nasionalberjudul “Roadmap untuk Sri Lanka yang lebih aman”diluncurkan pada bulan Desember 2005 di Colombo oleh PusatManajemen Bencana Sri Lanka dan Kementerian ManajemenBencana, bekerjasama dengan UNDP Sri Lanka. Dokumen inimerupakan suatu kerangka 10 tahun yang berperan untukmenurunkan resiko bencana yang akan datang dan untukmemandu manajemen bencana yang terjadi di Sri Lanka.Dokument tersebut dipertimbangkan sebagai dokumen yangmemandu untuk mencapai “Visi Manajemen Bencana di SriLanka”, termasuk didalamnya program yang penting, proyek danaktivitas berikut dengan sumber daya yang diperlukan secara

Bencana” adalah salah satu dari hasil utama dari KonferensiDunia tentang Pengurangan Bencana bulan Januari 2005.Selama Konferensi berlangsung, 168 Pemerintah menyetujuiHyogo Framework for Action ( HFA) sebagai rencana 10-tahunanuntuk membuat dunia lebih aman dari resiko alam danberkomitmen untuk melakukan tindakan mengurangi resikobencana. HFA merupakan suatu global blueprint untuk usahapengurangan resiko bencana sepanjang dekade 2005-2015,yang tujuannya adalah untuk mengurangi kerugian bencanasecara substansial dalam kaitan nya dengan aset kehidupan dansosial, ekonomi dan lingkungan masyarakat dan negara. HFAmenawarkan prinsip-prinsip panduan, prioritas untuk tindakandan pelatihan untuk mencapai ketahanan masyarakat yangrentan terhadap bencana.

Lima tindakan prioritas yang terdapat di HFA untuk memanduNegara, organisasi dan para pelaku lainnya di semua tingkat

“H

THE IMPLEMENTASI HYOGO FRAMEWORK FOR ACTION

Page 71: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 69

detil seperti tenaga kerja, dana, peralatan dan suatu timeframeyang ditargetkan untuk mencapai visi itu. Roadmap tersebutmeliputi tujuh komponen yang berhubungan dengan persiapankebijakan nasional untuk manajemen bencana, peninjauanulang dan penyusunan tugas, serta pengidentifikasiankebutuhan pengembangan kapasitas para agensi untukmelaksanakan fungsi manajemen bencana mereka. Roadmapjuga akan mengembangkan suatu atlas kerentanan untuk SriLanka yang memungkinkan perencanaan pengembangan yangsensitif terhadap berbagai resiko dan kerentanan yang terkait.Komponen lain meliputi sistem peringatan dini multi-hazard,kesiap siagaan dan respon rencana, pengintegrasian disaster riskmanagement (DRM) ke dalam pengembangan, manajemenbencana berbasis masyarakat dan kesadaran publik, sertapendidikan dan pelatihan. Suatu lampiran pada Roadmap,dengan proposal proyek yang terperinci dan mengacu kepada

HFA diresmikan pada bulan Maret 2006. Sebagai bagian dariproses perubahan perundang-udangan, suatu TindakanManajemen Bencana baru ditetapkan untuk menyediakan dasaryang sah bagi manajemen bencana di Sri Lanka, dan suatuDewan Nasional tingkat tinggi untuk Manajemen Bencanadibentuk untuk mengatur semua aktivitas di area ini. SuatuKementerian untuk Manajemen Bencana yang terpisah jugadibentuk dan sebuah Pusat Manajemen Bencana didirikan,sebagai ujung tombak Agensi untuk Manajemen Bencana.Lembaga ini akan menerapkan DRM dalam kerjasamanyadengan stakeholder Kementrian terkait, administrasi tingkatnasional dan propinsi, agensi swasta, masyasrakat sipil, organisasinon-pemerintah dan organisasi berbasis masyarakat. Untukinformasi lebih lanjut, silahkan menghubungi UNDP Sri Lanka,[email protected]

Membangunan Kemitraanuntuk menerapkan HFA diAsia-Pacific: rencana tindakannasional yang strategis

alokasi dan pemanfaatan sumber daya melalui sasarandan aktivitas yang tergambar jelas dalam satu programyang terintegrasi; (c) membangun monitoring danevaluasi untuk sejumlah besar proyek dan aktivitas yangterkait kedalam satu program manajemen resikobencana dengan sebuah organisasi pelaksanaan dalampemerintahan yang dapat dipertanggungjawabkan; (d)memungkinkan multi-donor, pendanaan multi-year,dengan beberapa mitra pelaksana ditempatkan dibawah sebuah control manajemen di dalamkementerian yang terkait dan (e) berperan untukpemahaman umum, pengetahuan, kesadaran danapresiasi pengurangan resiko bencana untuk semuapelaku yang terlibat diantara negara-negara di daerahitu.

Output proyek yang utama adalah terwujudnya suaturencana strategis tindakan nasional yang terintegrasidan menyeluruh untuk pengurangan bencana yangakan dikuasakan oleh semua stakeholder yang terkaitdan aktor kunci baik di tingkat nasional maupun tingkatmasyarakat dan terikat komitmen dengan pemerintahdan mitra pengembangan untuk implementasinya. Padasuatu workshop nasional, prioritas DRR Negara danproses implementasinya dibahas dan disetujui, danmemperoleh komitmen dan kepemilikan penuh dariPemerintah dan didukung oleh para mitra. Keseluruhanproses pembangunan participatory dan konsensus ditingkat Negara adalah sama pentingnya dengan hasil itusendiri. Output utama lain yang diharapkan adalah:

• Dimasukkannya pengurangan resiko bencana kedalam kebijakan nasional dan pengembangan social-ekonomi pemerintah dan ke dalam sektor kunci padasemua tingkat.

• Penetapan platform nasional multidisciplinary danmulti-stakeholder untuk pengurangan resiko bencanauntuk memfasilitasi implementasi pengurangan resikobencana dan HFA melalui tindakan yang terkoordinirantara stakeholders nasional dan masyarakat yangterkait.

• Memperkuat bangunan kapasitas untukpemberdayaan dan peningkatan ketahanan masyarakatnasional dan lokal terhadap bencana.

Untuk informasi yang berkaitan dengan proses di atas,silahkan menghubungi Joseph Chung, Asia dan PacificUNISDR, [email protected]

UNISDR Asia dan Pacific telah mengembangkan suatupendekatan inovatif, dalam framework Kemitraan Asiauntuk Pengurangan Resiko Bencana guna membantupemerintah dalam menerapkan pengurangan resikobencana dan mencapai sasaran HFA di tingkat nasional.Banyak yang telah dilaksanakan di dalam penguranganresiko bencana di Daerah Asia dan Pacific dan banyakpula program dan mekanisme yang telah dikembangkandi berbagai tingkat melalui para pelaku yang berbeda.Kebanyakan di antara mereka, bagaimanapun, telahdikembangkan di atas basis jangka pendek danterisolasi sebagai respon atas kebutuhan khusus danbukan bagian dari suatu program nasional atau programmasyarakat yang terintegrasi dan menyeluruh, bukanpula program yang dikenali oleh Pemerintah. Sumberdaya keuangan yang terbatas telah memisahkan antaraberbagai inisiatif dengan keberlanjutan dan dampakjangka panjangnya.

UNISDR dan anggota Kemitraan Asia untukPengurangan Resiko Bencana sedang berusaha untukmembantu Pemerintah yang tertarik dalammerencanakan berbagai proyek dan aktivitas yangsedang diterapkan atau direncanakan pada tingkatnasional dan masyarakat, dan dalam mengidentifikasiprioritas nasional mereka untuk mendefinisikan strategimereka sendiri yang kohesif dan program nasional yangterintegrasi untuk pengurangan resiko bencana. Pointterakhir ini perlu melibatkan semua stakeholder yangterkait di tingkat nasional dan masyarakat untukmelakukan usaha gabungan dalam mengembangkansuatu strategi nasional yang menyeluruh yang meresponkebutuhan negara untuk pengurangan resiko bencanadi dalam kepemimpinan Pemerintah.

Pendekatan strategis dengan kebijakan yang harmonissemacam ini mempunyai sejumlah keuntungan untuksemua orang, tetapi khususnya untuk pemerintah,dikarenakan pendekatan ini: (a) memungkinkankoordinasi dan manajemen inisiatif pengurangan resikobencana secara lebih baik; (b) meningkatkan efisiensi

THE IMPLEMENTASI HYOGO FRAMEWORK FOR ACTION

Page 72: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific70

DRAFT RUU MANAJEMEN BENCANA DI INDONESIA

Suatu draft RUU Manajemen Bencana disampaikan oleh DewanPerwakilan Rakyat kepada Presiden Indonesia pada tanggal 30Desember 2005, dan sekarang ini sedang dalam pembicaraandi Parlemen. Tiga Menteri (Menteri Kehakiman dan Hak AzasiManusia, Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Sosial)ditugaskan oleh Presiden mewakili Pemerintah dalam diskusitentang RUU. Diantara tindakan yang terkait lainnya, RUU akanmembentuk suatu Agen Manajemen Bencana Nasional untukmengkoordinir dan menerapkan aktivitas manajemen bencana,termasuk pengurangan resiko bencana, pada tingkat nasional.Komentar-komentar telah dikumpulkan sejak Oktober 2005pada Draft RUU Manajemen Bencana melalui berbagaikonsultasi tentang “Dengar Pendapat dari Masyarakat tentangSubstansi Draft RUU Manajemen Bencana Indonesia”. Konsultasidiorganisir oleh Masyarakat Penanggulangan Bencana Indone-sia (MPBI), CARE Internasional dan UN Office for the Coordina-tion of Humanitarian Affairs (UNOCHA) di berbagai daerah diIndonesia: Yogyakarta, Surabaya, Kupang, Mataram, Bandung,Bali, Makassar, Palu, Padang, Jambi dan Samarinda. Untukinformasi lebih lanjut, silahkan menghubungi Hening Parlan, MPBI,pada [email protected]

MENUJU PERUBAHAN MANAJEMEN RESIKO BENCANA DIPILIPINA

Kemajuan telah dibuat oleh Pemerintah Pilipina di areaperundang-undangan nasional mengenai implementasi HyogoFramework for Action melalui pengembangan rencana untukmerancang ulang RUU Manajemen Bencana yang telah ada kedalam suatu “Philippine Disaster Risk Management Act of 2006”-melalui suatu kebijakan dan kelompok legislatif yang berasaldari pemerintah nasional dan daerah, para akademisi dan sektorswasta. Kebijakan yang diusulkan untuk dicakup dalam RUUyang baru meliputi pengembangan suatu integrasi dankoordinasi program manajemen bencana yang berfokus padapencegahan atau pengurangan resiko bencana, melakukankesiap siagaan darurat, dan menginisiasi respon yang cepat danefektif terhadap bencana dan pemulihan pasca bencana. RUUyang baru menempatkan fokus khusus pada keberhasilanperlindungan sipil yang sempurna melalui pengurangan resikodan manajemen bencana, memperkuat dan menaikkankapasitas institusi dan masyarakat untuk manajemen resikobencana yang efektif; dan adopsi norma-norma universal danstandard di dalam bantuan kemanusiaan. Pemerintah Pilipinajuga mempromosikan suatu proses desentralisasi yang kuat daritugas yang spesifik, termasuk pengurangan resiko yang

akan menangani “langkah-langkah pra-bencana sebagai responatas berbagai bencana yang mungkin terjadi provinsi tersebut”.Diharapkan tidak terjadi duplikasi antara badan baru ini denganProvincial Disaster Coordinating Council (PDCC) yang telah adakarena PDCC diaktifkan hanya ketika suatu bencana terjadi,selagi PDMO adalah sebuah “kantor organik dari KantorGubernur yang akan bekerja sebagai tim aksi bencana alam,bekerja dalam pencarian dan pelatihan penyelamatan sertalangkah-langkah pencegahan lain sebelum dan setelahbencana. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungiSharon Gil, UNDP Philippines, pada [email protected]

FRAMEWORK MANAJEMEN BENCANA NASIONAL INDIA

Suatu restrukturisasi institutional dan legislatif tengahberlangsung di India di bidang pencegahan dan kesiap siagaanbencana, yang diarahkan pada pengurangan resiko bencanajangka panjang. Manajemen bencana telah dirubah dariKementerian Pertanian dan Kooperasi menjadi KementerianDalam Negeri, di mana suatu Divisi Manajemen Bencanadibentuk untuk menangani semua isu tentang manajemenbencana. Langkah semacam itu dipengaruhi oleh berbagaifaktor, termasuk inisiatif global seperti International Decade forNatural Disaster Reduction (1990-1999), 1994 Yokohama Strat-egy and Plan of Action dan January 2005 Hyogo Framework forAction (2005-2015), dan juga bencana maha besar sejakgempabumi Latur di tahun 1993. Dengan cara yang sama,Negara Bagian telah disarankan untuk menyusun kembali Rev-enue and Relief Departments ke dalam Disaster ManagementDepartments (DMDs). Suatu framework institutional danundang-undang terperinci untuk manajemen bencana telahditentukan dalam Disaster Management Act 2005. Sebuah Na-tional Disaster Management Authority (NDMA) yang dipimpinoleh Perdana Menteri telah disahkan dengan seorang wakilketua dan lima orang yang lain sebagai anggota. NDMAbertanggung jawab untuk meletakkan kebijakan, rencana danpetunjuk dan mengkoordinir penyelenggaraan danimplementasi kebijakan dan rencana untuk manajemenbencana di negeri itu. Hal itu didukung oleh suatu National Ex-ecutive Committee (NEC) yang dipimpin oleh Union Home Sec-retary dan terdiri dari Sekretaris yang bertanggung-jawab atasdepartemen utama tingkat nasional dan Kepala StaffPertahanan yang terintegrasi. Anggota NEC akan membantuNDMA dalam melaksanakan fungsi nya, dan mempunyaitanggung jawab untuk menerapkan kebijakan dan rencanaNDMA dan memastikan pelaksanaan perintah yang dikeluarkanoleh pemerintah dan NDMA.

Pada tingkat daerah, State Disaster Management Authoritysekarang ini, di bawah DekritPresiden 1566, diserahkan kepemerintah lokal dan menjadisuatu tugas utama DisasterCoordinating Councils (DCCs)lokal atau Disaster Manage-ment Offices (DMOs).KantorPertahanan Sipil jugamerencanakan untukmemasukkan satu bagiantentang “MengurangiGangguan PengembanganMelalui Manajemen Bencana”ke dalam PengembanganPilipina Jangka Menengah.Sejalan dengan keputusaninstitusional baru di atas, suatuProvincial Disaster Manage-ment Office (PDMO) dibentukdi Selatan Provinsi Leyte padatanggal 12 Januari 2006. PDMO

(SDMA), yang dipimpin olehState Chief Minister, dan StateExecutive Committees (SECs),yang dipimpin oleh Chief,dibentuk untuk meng-koordinir pengembangan danimplementasi kebijakan danrencana manajemen bencanadi negara itu, sejalan denganpetunjuk yang dimuat olehNDMA. SDMA juga menyetujuiRencana manajemen bencananasional dan daerah yangdisiapkan oleh DepartemenPemerintah Daerah danAdministrasi Kecamatan, danmengkoordinir implementasimereka dengan memberikanrekomendasi ketetapan danayang dibutuhkan.

Sebuah District Disaster

THE IMPLEMENTASI HYOGO FRAMEWORK FOR ACTION

Semua penentu kebijakan memiliki peranan dalamimplementasi Hyogo Framework for Action. SekretariatUNISDR memiliki komitmen untuk merealisasikannyamelalui pemberian dukungan atas usaha-usaha part-ner/ rekanan, terutama agen-agen PBB dan anggotaKelompok Kerja Inter Agensi untuk Pengurangan ResikoBencana. Komunitas internasional harus memanfaatkanmomentum Konferensi Internasional untukPengurangan Resiko Bencana and memastikan bahwaPengurangan Resiko Bencana akan diprioritaskan di 10tahun kedepan. Sekaranglah saatnya untukmelancarkan aksi untuk mengurangi resiko bencanadengan melaksanakan ikrar yang dicanangkan di Kobe:“membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih aman.”

Salvano Briceno, Direktur, Sekretariat UNISDR

Page 73: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 71

Management Authority (DDMA) dikonstitusikan untuk tiap-tiapdaerah untuk merencanakan, mengkoordinir dan menerapkanmanajemen bencana di tingkat daerah. Tanggung jawab utamanya adalah mengidentifikasi area yang rentan terhadapbencana, menyiapkan rencana manajemen bencana daerahdan memulai langkah-langkah pencegahan bencana danperinganan akibatnya melalui Departemen pemerintah daerahdi tingkat kecamatan dan badan daerah. Otoritas lokal sepertiLembaga Panchayat Raj, walikota, district boards, cantonmentboards, otoritas perencanaan kota, dan lain lain secara aktipdihubungkan dengan manajemen bencana melalui kerjasamayang erat dengan masyarakat yang rentan. Semua proyekkonstruksi dikerjakan oleh otoritas lokal sesuai denganspesifikasi dan standard dalam pencegahan dan peringananbencana. Otoritas lokal menyelesaikan proses penyembuhan,aktivitas rehabilitasi dan rekonstruksi di area terpengaruh,sejalan dengan rencana daerah dan rencana kecamatan.

Akhirnya, Disaster Management Act telah mendasari duadana yang terpisah-Dana Respon Bencana Nasional dan DanaPeringanan Bencana Nasional- i tingkat nasional, propinsi dankotamadia untuk menangani bencana secara komprehensipdalam semua siklus nya. Masalah-masalah tentang cara danmetoda dari konstitusi dana, hubungan mereka dengan Danabantuan Bencana Nasional yang telah ada dan Dana Tidak TetapBencana Nasional, serta masalah hubungan mereka denganberbagai rencana dan program peringanan di bawah rencanatahunan dan lima tahunan akan disampaikan pada akhir 2006.●

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi P.G. DharChakrabarti, National Institute of Disaster Management, Ministryof Home Affairs melalui email: [email protected], atau silahkankunjungi www.nidm.net

Pengalaman baik & contohkesuksesan dari komitmenpolitis terhadap HFADI TINGKAT REGIONAL

FRAMEWORK REGIONAL PACIFIC UNTUK PENGURANGANRESIKO BENCANA BERBASIS HFA

Investasi untuk Pengembangan Berkelanjutan ManajemenBencana di negara-negara Pulau Pasifik - Membangun Daya

Tahan Negara dan Masyarakat terhadap Bencana, SebuahKerangka Kerja 2005-2015” telah disetujui sebagai strategi untukmainstreaming manajemen resiko bencana atas dasar “semuaresiko” ke seluruh daerah untuk meningkatkan kapasitasindividu negara-negara dan masyarakat kepulauan Pacificuntuk mengurangi kerentanan mereka dan mengatur bencanamanakala hal tersebut terjadi.

Strategi tersebut dikembangkan sebagai respon ataspermintaan “Forum Para Pimpinan” di Forum Kepulauan Pasifikke-36 yang diselenggarakan di Madang, Papua New Guinea,pada bulan Juni 2005 agar organisasi regional membantunegara-negara anggota untuk mengembangkan danmenerapkan rencana tindakan nasional yang konsisten dengan“Kerangka Kerja Regional Pasifik untuk Pembangunan DayaTahan Negara dan Masyarakat terhadap Bencana tahun 2005-2015”. Hal ini akan meningkatkan keamanan masyarakat sipil diNegara-Negara Pacific secara signifikan, yang merupakan salahsatu dari empat pilar Rencana Pacific. Di antara sejumlah inisiatifkunci yang diidentifikasi di bawah Rencana Pacific untukdiimplementasikan dengan segera adalah pengembangan danpengimplementasian kebijakan dan rencana untuk peringanandan manajemen bencana selama tiga tahun kedepan.

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi Alan Mearns,SOPAC, [email protected]

“I

THE IMPLEMENTASI HYOGO FRAMEWORK FOR ACTION

Page 74: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific72

KONFERENSI KEMENTRIAN ASIATENTANG PENGURANGAN BENCANA,BEIJING, SEPTEMBER 2005

Suatu Konferensi Kementrian Asiatentang Pengurangan Bencanadilaksanakan di Beijing, China, daritanggal 27 sampai 29 September 2005atas undangan Pemerintah RepublikRakyat China. Konferensi menyajikanplatform regional yang pertama untuknegara-negara Asia untuk berbagi dansaling bertukar pengalaman terbaik danpelajaran yang dapat diambil daripengurangan resiko bencana sertamengembangkan prioritas tindakanyang mungkin dipertimbangkan olehnegara-negara individu untukimplementasi sebagaimanadiidentifikasi di Hyogo Framework forAction (HFA). “Beijing Action for DisasterRisk Reduction in Asia” disetujui sebagaidokumen hasil utama dari Konferensi,yang meminta suatu peningkatan kerjasama regional untuk menerapkanHyogo Framework for Action di daerahitu. Pemerintah India menawarkan untukmenjadi tuan rumah konferensikementrian kedua tahun 2007 untukmenidaklanjuti kemajuan yang dibuatdalam menerapkan Beijing Action itu.Teks lengkap dari Beijing Action tersediapada www.unisdr.org/asiapacific

KONFERENSI ASIA TENTANGPENGURANGAN BENCANA 2006,SEOUL, REPUBLIK KOREA, MARET2006

Suatu Asian Conference on Disaster Re-duction (ACDR) 2006 dilaksanakan diSeoul dari tanggal 15 sampai 17 Maret2006, di dalam kemitraan denganPemerintah Jepang. Konferensi tersebutmemberikan kesempatan kedua untukmereview kemajuan yang dibuat dalammempromosikan dan menerapkanpengurangan resiko bencana di tingkatnasional di seluruh Asia sesuai denganHyogo Framework for Action, setelahmenyetujui Beijing Action pada bulanSeptember 2005. Konferensi tersebutmendedikasikan suatu komponen yangmenyeluruh ke HFA dan menegaskanlagi suatu komitmen yang kuat darinegara-negara Asia untukmengembangkan mekanisme yangkonkret dan praktis, peralatan, petunjukdan kebijakan untuk menerapkan HFAsecara efektif. Disamping itu, pemerintahAsia berkomitmen untuk memfasilitasipenterjemahan dokumen HFA ke dalambahasa lokal untuk menyampaikanpesannya kepada masyarakat lokal danmenggunakan “Guidelines for Imple-menting the Hyogo Framework: GettingStarted” yang dikembangkan olehSekretariat UNISDR untuk membuatpetunjuk nasional mereka sendiri dan

rencana tindakan nasional strategisdalam pengurangan resiko bencanadalam suatu cara yang holistic,menyeluruh dan terintegrasi.Mainstreaming pengurangan resikobencana ke dalam perencanaanpembangunan dan semua tahapmanajemen bencana, mempromosikankerjasama multi-sectoral antar stake-holder, meningkatkan sistem peringatandini tepat waktu serta penyebarluasaninformasi resiko bencana secara efisienakan menjadi komponen penting daristrategi nasional ini. Kebijakan yangpeduli gender, partisipasi masyarakatdan keterlibatan LSM di semua kegiatanjuga dipertimbangkan sebagai halpenting untuk kesuksesan penguranganbencana. ACDR 2007, yang akandilaksanakan di Kazakhstan, akanmenjadi kesempatan berikutnya untukmengevaluasi kemajuan yang dibuatdan mendiskusikan implementasi yangefektif dari HFA di seluruh daerah Asiadan Pasifik.Untuk informasi lebih lanjut, slahkanmenghubungi [email protected]

DEKLARASI PEMIMPIN ASEANTENTANG AKIBAT DARI TSUNAMI 2004

Suatu “Deklarasi untuk Aksi, BantuanDarurat, Rehabilitasi, Rekonstruksi danPencegahan Akibat Gempa Bumi danTsunami tanggal 26 December 2004”disetujui selama Pertemuan KhususPemimpin ASEAN tentang Akibat dariGempabumi dan Tsunami yangdiselenggrakan di Jakarta, Indonesia,pada tanggal 6 Januari 2005 (disebut

“Tsunami Summit”). Deklarasi tersebutmenetapkan tiga area kerja: respondarurat, rehabilitasi dan rekonstruksi, danpencegahan dan peringanan. Mengenaipencegahan dan peringanan bencana,para pemimpin menyetujui bahwabeberapa komponen ASEAN akanmengembangkan mekanismemanajemen bencana regional,mencakup promosi pendidikanmasyarakat dan kesadaran dan jugapartisipasi masyarakat di dalampencegahan dan peringanan bencanamelalui kesiap siagaan bencana berbasismasyarakat dan respon dini. Tugas inijuga meliputi pengembangan danpromosi penduduk nasional maupunregional serta kapasitas institusional,tranfer know-how, teknologi danpengetahuan ilmiah tentang bangunan,dan memanage suatu sistem peringatandini dan manajemen bencana regionalmelalui kerjasama dan kemitraaninternasional.

Sepuluh negara anggota ASEAN Com-mittee on Disaster Management (ACDM)yang disetujui di Persetujuan ASEANtentang Manajemen Bencana danRespon Darurat tahun 2005 membuatreferensi eksplisit tentang HFA.Persetujuan tersebut menghimbaunegara anggota untuk memberi prioritaskepada pengurangan resiko bencanadan bekerja sama dengan erat untukmemasukkan usaha pengurangan resikobencana ke dalam kebijakanpengembangan yang berkelanjutan,perencanaan dan pemrograman padasemua tingkat (Artikel 3, ketentuan 4 dan

THE IMPLEMENTASI HYOGO FRAMEWORK FOR ACTION

Page 75: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 73

5). UNISDR mengundang kantormanajemen bencana nasional untukbekerja sama lebih lanjut pada tingkatnasional dan masyarakat untukmeningkatkan partisipasi dari semuastakeholder lokal dan nasional yangterkait dalam pelatihan pelaku, aktivitas,mekanisme institusional dan undang-undang. Pelatihan pemetaan seperti ituakan membantu pemerintahmengidentifikasi prioritas DRR nasionalmereka dan merumuskan rencanatindakan nasional strategis yangmenyeluruh untuk DRR berdasarkanpada bangunan yang kohesif dankemitraan antar pemain kunci nasionaldan lokal yang terkait.Untuk informasi lebih lanjut, silahkanmengubungi Adelina Kamal, ASEAN/ACDM, [email protected]

INISIATIF UNESCAP YANGBERHUBUNGAN DENGANPENGURANGAN RESIKO BENCANA

UN Economic and Social Commission forAsia and the Pacific (UNESCAP) tengahmenyelesaikan berbagai inisiatif dalamframework Kemitraan UNISDR Asia atasPengurangan resiko Bencana untukmembantu tercapainya tujuan dariHyogo Framework for Action di daerahAsia dan Pacific. HFA benar-benar telahdipakai dalam “Rencana ImplementasiRegional untuk PengembanganBerkelanjutan di Asia and Pacific, tahun2006-2010” melalui suatu bagiantentang “Pengintegrasian ManajemenResiko Bencana ke dalam Kebijakan danPerencanaan Pengembangan Sosial-Ekonomi” yang bertujuan untukmenerapkan HFA secara efektif diseluruh daerah Asia dan Pacific. RencanaImplementasi Regional di atas disetujuidi Fifth Ministerial Meeting on Environ-ment and Development in Asia and thePacific (MCED-5) yang dilaksanakan diSeoul pada bulan Maret 2005. Berbagaiusaha telah dibuat pula untukmendorong jaringan sub-regionalUNESCAP yang ada tentang manajemenresiko bencana, seperti Typhoon Com-mittee dan Panel on Tropical Cyclones,untuk mengintegrasikan HFA ke dalamprogram kerja mereka masing-masing.Di dalam hubungan ini, Typhoon Com-mittee, pada Sesi ke-38- nya, yangdilaksanakan di Hanoi pada bulan No-vember 2005, “mengenali pentingnyaaktivitas penghubung Typhoon Commit-tee ke usaha global tentangpengurangan bencana, terutama HyogoFramework for Action:2005-2015 danBeijing Action for Disaster Risk Reductiondi Asia, dan memutuskan untukmengalokasikan sumber daya keuanganuntuk menyelenggarakan suatu work-shop regional tahun 2006 dengan temaberikut: “Pengintegrasian Aktivitas Hy-drology, Meteorology dan Komponen

ùPencegahan &Kesiapsiagaan Bencanadari Komite Angin Topan kedalamKerangka Kerja Internasional untukManajemen Resiko Bencana menujuDampak dan Visibilitas yang lebih baik.”.Workshop regional tersebut dijadwalkanakan diselenggarakan di Bangkok ataudi Hanoi pada bulan September 2006.

Akhirnya, UNESCAP telah berhasilmenghubungan aktivitas tindak lanjutdari sebagian besar proyek yang sedangberlanjut yang mungkin dilakukandengan implementasi HFA secara efektif.Diantaranya adalah hubungan antarausaha gabungan UNESCAP-UNDP-ECLAC (Economic Commission for LatinAmerica and the Caribbean) yang

yang mendorong perumusan dari suatuprogram yang terintegrasi dan multi-sectoral bertema “MemperkuatKapasitas Manajemen Bencana Pakistandi Tingkat Nasional Lokal” yang fiturutamanya sesuai dengan rekomendasiUNISDR tentang pokok materi melaluiHyogo Framework for Action.Di samping pembentukan mekanismeinstitusional dan kapasitas bangunandari stakeholder yang terlibat di dalammanajemen bencana, program inimenggarisbawahi penguatan peranmasyarakat untuk pengurangan resikobencana berbasis jangka panjang danberkelanjutan. Inisiatif ini memerlukansuatu investasi hampir lebih dari 16 jutadolar AS di mana UNDP telahmenyanggupi 2.5 juta dolar AS darisumber daya inti nya. Sisanya harusdidapat melalui kontribusi bersama daripara donor lainnya . Sebagai akibat darigempabumi 8 Oktober 2005, PemerintahPusat memutuskan untuk menyediakansuatu Otoritas Manajemen BencanaNasional sebagaimana direkomen-dasikan di dalam proyek diatas. Otoritasini akan dibentuk di bawah perlin-dungan legislatif penuh dan provinsitelah diminta untuk memberikanresolusi dalam mendukung mekanismeini. Pemerintah provinsial secarabersamaan merencanaan untuk mem-bentuk struktur tingkat provinsial,daerah dan local untuk mengembangkansinergi dengan mekanisme pemerintahpusat itu. Untuk informasi lebih lanjut,silahkan menghubungi [email protected]

THAILAND:MENGEMBANGKAN SUATU RENCANASTRATEGIS TINDAKAN NASIONAL

Pemerintah Kerajaan Thailand, melaluiDepartment for Disaster Prevention andMitigation (DDPM) Kementerian DalamNegeri, saat ini sedangmengembangkan suatu rencanatindakan nasional strategis ataspengurangan resiko bencana dalam limaarea prioritas yang diidentifikasi olehHFA. Suatu Task Force Nasional untukPengurangan Resiko Bencana dibentukuntuk mengendalikan rencana-rencanaimplementasi. Proyek ini dikembangkandalam kerjasama yang erat denganUNDP yang proyek “Sistem peringatandini End-To-End” -nya akan diintegrasisebagai suatu komponen penting dalamstrategi nasional. Asian Disaster Pre-paredness Center akan menjadi mitraaktif untuk menerapkan strategi padatingkat nasional akhir 2006. UNPAF, yangdikembangkan oleh Tim PBB NegaraThailand bekerjasama dengan UNISDRAsia & Pacific, juga merupakan suatumekanisme berharga dalammenerapkan HFA pada tingkat nasional.

sedang berjalan untuk menilai dampaksosial-ekonomi dari bencana hydro-me-teorological di Asia denganimplementasi tindakan prioritas HFA 1:“memastikan bahwa penguranganresiko bencana adalah suatu prioritasnasional dengan suatu basis institusionalyang kuat untuk implementasi”. Dan jugahubungan antara usaha ADPC (AsianDisaster Preparedness Center)-UNESCAP tentang pengintegrasianmanajemen resiko masyarakat ke dalamproses pengembangan social-ekonomidengan implementasi prioritas tindakanHFA 5:“Memperkuat kesiap siagaanbencana untuk respon efektif ”. Untukinformasi lebih lanjut, silahkanmenghubungi Dr Le Huu Ti, UNESCAP,[email protected]

DI TINGKAT NASIONAL

PAKISTAN:MEMPERKUAT KAPASITAS,MENDIRIKAN SUATU BADANMANAJEMEN BENCANA NASIONAL

UNDP Pakistan tengah mengejar tujuanpengembangan manusia yangberkelanjutan dengan fokus tertentuatas pemerintahan, mata pencarian, jeniskelamin, lingkungan dan pencegahankrisis dan recovery. Pada tahun 2002,UNDP membantu pemerintah Pakistandalam melaksanakan suatu review yangsaksama menyangkut situasimanajemen bencana di dalam negeri,

THE IMPLEMENTASI HYOGO FRAMEWORK FOR ACTION

Page 76: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific74

Untuk informasi lebih lanjut, silahkanmengubungi Suporn Ratananakin,DDPM, melalui email: [email protected].

VIET NAM:MENGEMBANGKAN SUATURENCANA STRATEGI DAN TINDAKANNASIONAL

Suatu “Strategy and Action Plan” ( S&AP)Nasional sekarang ini sedangdikembangkan di Viet Nam menujupencapaian sasaran Hyogo Frameworkfor Actions untuk 10 tahun yang akandatang. S&AP telah dikembangkan disekitar lima area strategis HFA.Diharapkan hal tsb bisa melengkapikeberadaan framework institusionalnasional yang menyeluruh yangberisikan:

pengintegrasian DRR di dalampengembangan kebijakan nasional,lokal dan sektoral. Para agensi PBB,terutama UNDP, telah menjadipendamping dalam mengembangkankemitraan itu.

Suatu penekanan yang kuat akandiberikan pada masalah partisipasimasyarakat lokal untuk membuat S&Apmenjadi sukses dan berkelanjutan untukjangka panjang, dan untuk membangunpenilaian bencana dan resiko sertakapasitas peringatan dini melaluipeningkatan teknologi dan data yanglebih akurat dan tepat waktu. Kesadaranpublik, termasuk peran media dalampengiriman peringatan dini yang tepatwaktu dan sebagai alat komunikasi danalat pendidikan untuk penguranganresiko bencana, juga dilihat sebagaikomponen penting dari suatu strateginasional yang sukses. S&Ap dipahamisebagai proses di mana semua stake-holder kunci diharapkan berpartisipasidengan aktif: tidak hanya para pelakulokal dan nasional tetapi juga stake-holder regional dan internasional. Padasaat yang genting ini, dan dipandangdari sudut prioritas yang diidentifikasioleh Pemerintah Viet Nam untukmenerapkan HFA di tingkat nasional, VietNam sedang mencari kerja sama denganKemitraan Asia untuk PenguranganBencana dan organisasi internasionallain untuk membantu implementasiproyek dalam rangka membantuperkembangan ketahanan MasyarakatVietnam terhadap bencana. Viet Nammengambil kesempatan di KonferensiAsia tentang Pengurangan Bencanabulan Maret 2006 di Seoul untukmeluncurkan program nya. ●

Untuk informasi lebih lanjut, silahkanmenghubungi Dang Quang Tinh, Stand-ing Office of the Central Committee forFlood and Storm Control melalui email:[email protected]

Suatu Central Committee for Floodand Storm Control (CCFSC) multi-

sectoral terutama yang aktif dalamkesiap siagaan dan respon terhadapbencana di semua tingkat administratifpemerintah dan kementrian. CCFSCdiketuai oleh Menteri Pertanian danPembangunan Desa, dengan banyakpertemuan-pertemuan yang secaralangsung dipimpin oleh wakil perdanamenteri.

Suatu Kemitraan PenguranganBencana Alam antara Pemerintah-

Negara Donor-LSM telah dibentuk untukbertindak sebagai suatu platform untuk(a) memudahkan koordinasi ke semuasektor, antara tingkat nasional dan lokaldan antara Pemerintah dan Masyarakatinternasional di dalam Disaster Risk Re-duction (DRR); dan (b) mempromosikan

Ssebuah Disaster ManagementWorking Group (DMWG) yang terdiri

dari LSM internasional, Sekretariat CCFSCdan beberapa organisasi riset, telahdengan aktif mempromosikankoordinasi, membagi pengalaman danpelajaran tentang DRR, Manajemenresiko Bencana Berbasis Masyarakat,gender mainstreaming dan isu pentinglainnya dalam DRR.

S&A berniat untuk membentuk suatuKomite Pengurangan Bencana Nasionalyang diketuai oleh wakil perdanamenteri untuk menyelesaikan semuajenis bencana dan untuk mengadopsisuatu hukum tentang penguranganresiko bencana guna memicuimplementasi Strategi PengembanganSosio-ekonomi Nasional tahun 2001-2010 dan Rencana tahun 2006-2010yang telah menetapkan penguranganresiko bencana alam sebagai prioritas.Suatu proses yang kuat tentangdesentralisasi tanggung-jawab dansumber daya pengurangan resikobencana dilakukan di tingkat sub-na-tional dan lokal untuk melakukanpenyesuaian strategi ke spesifikasi resikodari pola resiko lokal. S&Ap diharapkanmendapat komitmen dari Pemerintahuntuk mengintegrasikan DRR di dalamprogram pengembangan dankepemilikan Rencana terkait untukmemudahkan implementasi yangefektif.

1

2

3

THE IMPLEMENTASI HYOGO FRAMEWORK FOR ACTION

Page 77: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 75

ImplementasiDRR& HFA olehMasyarakat lokal;pengetahuan &pengalamantradisional

INDONESIA

Suatu “Workshop Partisipasi Masyarakatdalam Pengurangan Resiko Bencana”diselenggarakan pada tanggal 23 dan 24Pebruari 2006 di Jakarta, Indonesia, atasinisiatif Agensi Pelaksana Rehabilitasidan Rekonstruksi untuk Aceh dan Nias,UNDP Indonesia dan USAID. Pertemuantersebut membahas implementasi HFAdan Beijing Declaration dan mencari carauntuk mengembangkan rencanatindakan untuk Aceh-Nias sesuai dengansasaran HFA dan UNISDR. Kontribusipenting yang dapat diperbuat olehmasyarakat lokal dalam menerapkanHFA di tingkat masyarakat betul-betuldigarisbawahi dan direkomendasi dalamrangka melibatkan komitmen dankepemilikan pemerintah atas rencanatindakan tersebut. Diskusi mengenaikebutuhan untuk memasukkan programpengurangan resiko bencana ke dalamperencanaan pembangunan dankurikulum sekolah dan juga kebutuhanuntuk menyediakan suatu mekanismekordinasi nasional untuk DRR secarapositif digaungkan oleh berbagai mitra,

termasuk Direktur Peringanan Bencanadi BAKORNAS, dan diharapkan mencapaitarget perubahan institusional yangsekarang berlangsung di Indonesia,termasuk revisi dari draft RUUManajemen Bencana. Rekomendasi danproposal konkret dibuat untukmemastikan bahwa National DisasterManagement Agency (NDMA) yangdibentuk akan berperan dalamkoordinasi dan implementasimanajemen bencana dan penguranganresiko bencana. Untuk informasi lebihlanjut, silahkan menghubungi SugengTriutomo, Bakornas, melalui email:[email protected]

PILIPINA

Sejalan dengan HFA, Center for DisasterPreparedness (CDP) di Pilipina telahmenyelenggarakan suatu proyek yangmelibatkan pemerintah dan LSM dalamçMengintegrasikan Manajemen ResikoBencana di Pemerintahan Lokalé. Suatukelompok kerja dibentuk, yanganggotanya terdiri dari perwakilanDepartemen Dalam Negeri danPemerintah Daerah dan KantorPertahanan Sipil. Anggota kelompokkerja mengindentifikasi pengalamanbaik dalam kesiapsiagaan bencana antarunit pemerintah lokal-KotamadyaGuagua, Keselamatan Masyarakat Albaydan Pampanga, dan Kantor ManajemenDarurat (di Provinsi Albay) dan LSM.Dikarenakan Kantor Pertahanan Sipilmempunyai aktivitas pengembangankapasitas berkelanjutan yang sebagianbesar sampai pada tingkat kotamadia,proyek ini berfokus pada barangays(desa dan tingkat administratif palingrendah di Pilipina). Proyek “Mengin-

tegrasikan Manajemen Resiko Bencanadi Pemerintahan Lokalé menghasilkansuatu “Pemandu Facilitator” dan suatu“Sourcebook: Workshop PelatihanManajemen Bencana Barangay”.“Pemandu Facilitator” juga berisi kutipandari material UNISDR tentang konsepyang diperbaharui, framework danpengalaman baik (seperti pendekatanberbasis hak-hak kepemerintahan,lokalisasi Tujuan Pengembangan Millen-nium, Petunjuk untuk menekuniPemetaan Resiko Masyarakat).Sourcebook tersebutmengacu kepadasuatu participatory kritik yang dihadirioleh 33 peserta dari 27 organisasi. Untukinformasi lebih lanjut, silahkan membacamanual latihan di web site CDP di:www.cdp.org.ph.

VIET NAM

Suatu proyek ADB (Asian DevelopmentBank) berskala kecil berjudul “ProgramKemiskinan dan Lingkungan” yangdibiayai oleh LSM RETA 6150 bertujuanuntuk peningkatan keamanan manusiadi Pusat Viet Nam untuk mengatasibencana alam seperti banjir dan anginpuyuh dengan mengembangkan suatumodel perubahan iklim berbasismasyarakat untuk menganalisa strategiadaptasi masyarakat dan mekanismedalam mengatasinya, dan juga untukmenguji intervensi yang direko-mendasikan. LSM menerapkan proyekitu bekerjasama dengan pemerintahlokal dan para agensi lokal. ●

Untuk informasi lebih lanjut, silahkanmembaca keseluruhan proposal padaweb site ADB di: www.adb.org/Projects/PEP/vie-edm.asp.

THE IMPLEMENTASI HYOGO FRAMEWORK FOR ACTION

Page 78: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific76

Pesan-pesantingkat tinggiyang menyatakanHFA sebagaikerangka globaluntukPenguranganResiko Bencana

MANTAN PRESIDEN AS BILL CLINTON, DUTA KHUSUS PBBUNTUK PEMULIHAN TSUNAMI, PADA PERINGATANPERTAMA HYOGO FRAMEWORK UNTUK PENGURANGANRESIKO BENCANA JANUARI 2005:

Salah satu pelajaran dari tsunami adalah bahwa beribu-ribu nyawadan bermilyar dolar mungkin bisa diselamatkan jika strategi

pengurangan bencana yang memadai telah berada pada tempatnya.Kita tidak bisa membiarkan tahun ini berlalu tanpa kemajuan yangnyata dalam pengurangan resiko bencana yang akan mencegahkehilangan nyawa yang amat besar di masa datang. Saya menghimbausemua stakeholder—dari pemerintah sampai ke institusiinternasional—untuk menerapkan Hyogo Framework for Action, danmelakukan itu sekarang.

Pendidikan kesadaran resiko bencana perlu untuk dimasukkan kedalam kurikulum sekolah, masyarakat harus diberitahu tentang resikoyang potensial, dan konstruksi baru harus memenuhi standardbangunan yang lebih aman. Tujuan yang dapat dicapai ini disetujui oleh168 pemerintah di Konferensi Dunia tentang Pengurangan Bencanayang dilaksanakan pada bulan Januari 2005, satu bulan setelah tsunamiterjadi.é

Di World Summit 2005 yang diadakan pada bulan September 2005 diNew York, para Kepala Negara dan Pemerintah menegaskan lagikomitmen mereka untuk mencapai tujuan dari pengembangan yangberkelanjutan dan untuk melakukan tindakan lebih lanjut melaluikerjasama internasional praktis untuk membantu negara berkembangdalam meningkatkan ketahanan mereka. Mereka berkomitmen untukçmenerapkan secara total Hyogo Declaration dan Hyogo Framework forAction 2005-2015 yang disetujui di Konferensi Dunia tentangPengurangan Bencana, khususnya komitmen yang berhubungandengan bantuan untuk negara berkembang yang cenderung seringterjadi bencana alam dan negara-negara yang sedang terkena bencanadalam tahap transisi ke arah recovery phisik, sosial dan ekonomi yangberkelanjutan, untuk aktivitas pengurangan resiko dalam recoverypasca bencana dan untuk proses rehabilitasi”.

Laporan Konferensi Tingkat Tinggi Dunia 2005, A/Res/60/1 ketentuan55(g)

THE IMPLEMENTASI HYOGO FRAMEWORK FOR ACTION

Page 79: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 77

KUTIPAN-KUTIPAN DARI RESPON G8 TERHADAPBENCANA SAMUDERA HINDIA DAN TINDAKAN KEDEPAN TENTANG PENGURANGAN BENCANA,GLENEAGLES, 2005

Dunia dan bank multi-development dan negaraberkembang untuk membantu mereka melakukanpengurangan resiko bencana secara lebih efektif. Kitajuga akan mempertimbangkan bagaimana carameningkatkan profil pengurangan resiko bencana didalam pengembangan dan kementerian kita lainnya.

Kita percaya bahwa• Hal ini bisa dicapai melalui prioritisasi penguranganresiko bencana yang lebih baik dalam programpengembangan bilateral dan multilateral dan melaluirencana respon yang berpusat pada masyarakat untukmemobilisasi masyarakat saat menghadapi bencana.• Hyogo Framework for Action 2005-2015 yang disetujuidi Konferensi Dunia tentang Pengurangan Bencana padabulan Januari 2005 dapat menjadi suatu basis pentinguntuk pekerjaan kita yang menyangkut penguranganresiko bencana.• The UN should demonstrate leadership in support ofdisaster reduction, including a commitment to build amore effective International Strategy for Disaster Reduc-tion. Donors should support this process, includingthrough the allocation of greater and flexible funding. Werecognize there could be a possible role for bilateral as-sistance.• PBB perlu menunjukkan kepemimpinan dalammendukung pengurangan bencana, termasuk komitmenuntuk membangun Strategi Internasional untukPengurangan Bencana yang lebih efektif. Para donorperlu mendukung proses ini, termasuk melalui alokasipembiayaan yang fleksibel dan lebih besar. Kita yakinbahwa di sana ada peran yang mungkin untuk bantuanbilateral.• ISDR ditempatkan dengan baik untuk bertindak sebagaisuatu mekanisme advisory pengurangan resiko bencana,menekankan kebutuhan akan penyebarluasanpengalaman terbaik di area seperti pendidikan dan kodebangunan yang sesuai serta penetapan wilayah.”

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan mengunjungi http://www.unisdr.org/eng/about_isdr/ basic_docs/PostG8_Gleneagles_Tsunami.pdf

“ G8 sekarang telah mempertimbangkan permasalahanjangka panjang sebagai akibat respon kemanusiaan

yang cepat terhadap tsunami. Masyarakat dan matapencahariannya sekarang perlu untuk dibangun kembali,resiko di masa depan dikurangi dan masyarakat memilikiketahanan yang lebih terhadap peristiwa serupa di masadatang. Kita mendukung usaha internasional untukmeningkatkan kapasitas peringatan dini globalsebagaimana yang dituntut oleh Sekretaris Jendral PBB.Kita percaya bahwa tanggung jawab untuk implementasiterletak di tangan Pemerintah dan stakeholder di tingkatlokal, nasional dan regional dengan dukungan dari mitralainnya. Dan kita lihat suatu peran yang kuat oleh PBBuntuk koordinasi di tingkat internasional, termasukmelalui UNESCO/Komisi Oceanografi Antar Pemerintahuntuk Sistem Peringatan Dini Tsunami [...].

[...] Kita juga menyadari peran penting yang dimainkanoleh International Strategy for Disaster Reduction (ISDR),Program Pengembangan PBB, Program Lingkungan PBB,UNICEF, OCHA, WFP, SIAPA, FAO dan WMO. Organisasi-organisasi tersebut perlu mengetahui bahwa sistemperingatan dini itu perlu memiliki sifat multi-hazard danglobal dan mereka akan harus mengkoordinir aktivitasmereka. Kita menyambut penawaran dari PemerintahJerman untuk menjadi tuan rumah KonferensiInternasional yang ketiga tentang Peringatan Dini diBonn, Jerman, pada bulan Maret 2006 denganperlindungan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

[...] Peringatan dini sendiri tidak akan bisamenghilangkan resiko bencana, tidak pula akanmengurangi dampak bencana yang secara khusus telahmengukir implikasi terhadap orang miskin dan terhadapsulitnya pengembangan. Dalam rangka mengurangiresiko bencana, kita akan bekerja sama dengan PBB, Bank

THE IMPLEMENTASI HYOGO FRAMEWORK FOR ACTION

Page 80: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific78

The Poem of Gampoung Pande

Poem presented at a Special Performance Night of Aceh-Nias Traditional Music and Arts, during

a Community Participation in Disaster Risk Reduction workshop, Jakarta February 20006.

Assalanu’ alaikum warahmatullahwith both hands raised

I welcome youListen and answer my greetings

Please listen to my story, oh distinguished guestsFor a brief glimpse into our history

Aceh, the veradah of meccaKnown to all nations

In Gampoung Pande the story beginsAn honourable place, the King’s palace

The land of Lamuri, a glorious nameFamous across the world

A prosperous land, a prosperous peopleNurtured by the King

All nations gathered thereTo give birth to arts and cultures

In one era came the tsunami/earthquakeThe bell of Cakrodonya clanged loudly

People ran to the top of a fortressTo save their lives from disaster

The tsunami disaster landed on usGampoung Pande was torn to pieces

Come friends and build this landNow let us consider the future of our land

From Allah’s disaster, we gain wisdomWe will rise up and build this land together

Do not grieve over what was lostLet us lift our spirits together

In the eastern season, we are togetherIn the western season, we grow pepper

When all is agreed onThe yards and graves are pawned

Alhamdulillah, our poem has endedThere ic none left for me to convey

We hope to be big-heartedWe think of our own destiny

Page 81: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 79

Di tahun 2005, masyarakat internasional menyaksikan “megabencana” berskala besar termasuk Gempabumi Sumatra danTsunami Samudera Hindia yang maha dahsyat, Badai Katrina diGulf Coast Amerika Serikat, serta gempabumi dan tanah longsoryang membinasakan yang menyerang Asia Selatan.

Bencana seperti ini telah menjadikan penting, khususnyabagi anggota masyarakat manajemen keadaan daruratinternasional, untuk:

Publikasi &Multimedia

Untuk informasi lebih lanjut tentang “Menyesuaikan Diri DenganResiko: Kurikulum Pelatihan Kebijakan Bencana Dan DukunganKeputusan”, silahkan menghubungi direktur eksekutif PacificDisaster Center, Dr Allen Clark, di [email protected] atau Chief Op-erating Officer, Sinar Shirkhodai, di [email protected]. Informasi lebihjauh tentang publikasi Menyesuaikan Diri Dengan Resiko tersediajuga pada web site UNISDR di www.unisdr.org/eng/about_isdr/bd-lwr-2004-eng.htm

“MENYESUAIKAN DIRI DENGAN RESIKO: KURIKULUM PELATIHAN KEBIJAKAN BENCANA DANDUKUNGAN KEPUTUSAN”- SUATU KERJA SAMA ANTARA PUSAT BENCANA PACIFIC DANSTRATEGI INTERNASIONAL PBB UNTUK PENGURANGAN BENCANA.

Meningkatkan pengetahuan mereka tentang resiko alamidan resiko akibat ulah tangan manusia;

Mengembangkan suatu pemahaman umum tentangbagaimana cara berhadapan dengan dampak resiko secara

efektif; dan

Memahami arti yang paling efektif dari “pelatihan bersamainternasiona” untuk peringanan.

Untuk memenuhi kebutuhan ini, Pacific Disaster Center (PDC)telah bekerjasama dengan United Nations International Strat-egy for Disaster Reduction (UNISDR) untuk mengembangkansuatu kursus pelatihanan multi-level berdasarkan publikasi Liv-ing with Risk UNISDR dan kompilasi Bencana Alam dari Inter-national Federation of Red Cross dan Red Crescent Societies.Modul-modul pelatihan telah dikembangkan untuk pembuatkebijaksanaan senior, para manajer keadaan darurat senior danorganisasi manajemen bencana nasional, serta untuk personilmanajemen keadaan darurat lokal/national.

Menurut UNISDR, Menyesuaikan diri dengan Resiko adalah:“... suatu review global inisiatif pengurangan bencana [yang]ditujukan untuk orang yang tertarik dan praktisi di dalammanajemen resiko bencana dan pengembangan yangberkelanjutan. Review tersebut untuk menyediakan bimbingan,orientasi kebijakan dan inspirasi serta referensi buat studi lebihlanjut bagi subyek. Lebih dari sekedar berfokus padapengalaman kesiap siagaan bencana yang spesifik, respon ataupemulihan, review tersebut mengarahkan kepada penyediaansuatu kumpulan inisiatif dan informasi acuan yang menyeluruhatas pengurangan resiko bencana.” ●

1

2

3

MEDIA

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 79

Page 82: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific80

MASYARAKAT PENANGGULANGANBENCANA INDONESIA (MPBI)

TERJEMAHAN HYOGO FRAMEWORK FORACTION (HFA) DAN BEIJING DECLARATIONDALAM BAHASA INDONESIA

Road Map untuk disaster risk management(DRM) di Sri Lanka adalah salah satu dari inisiatifpertama yang diambil oleh KementerianManajemen Bencana yang baru saja dilantik.

Road Map telah dipublikasikan olehKementerian tersebut dengan dukungan dariUNDP, dan dalam kerjasama dengan suatulingkup stakeholders dari unsure pemerintah,agensi internasional dan LSM. Road Map inibertindak sebagai suatu dokumen visi yang

merinci kerangka nasional ke arah pencapaiankeberhasilan Sri Lanka yang lebih aman. VolumeRoad Map yang kedua menyertakan rincianaktivitas proyek prioritas yang akan diterapkanoleh berbagai stakeholder baik jangka pendek,medium dan jangka panjang ke arah

pengurangan resiko bencana di Sri Lanka.

LAPORAN TENTANG KONSULTASIMASYARAKAT ATAS BANTUAN,REKONSTRUKSI DAN REHABILITASITSUNAMI DI SRI LANKA, DESEMBER2005

Suatu usaha terbaru tentang “konsultasimasyarakat” diselenggarakan di 13 daerah yangterpengaruh tsunami di Sri Lanka oleh Komisi

Hak azasi manusia dan Universitas Colombopada bulan JulI-September 2005. Konsultasitersebut dilakukan untuk penyebarluasaninformasi tentang keputusan kebijakan yangberhubungan dengan tsunami kepadamasyarakat yang terpengaruh. Secara simultan,kebutuhan masyarakat telah ditemukan dan

penemuan tersebut dibagi ke semua stakehold-ers terkait yang sudah mengerjakan tugaspembangunan kembali “menuju Sri Lanka yanglebih aman”.

DIMENSI DI GENDER DALAMMANAJEMEN BENCANA: SUATUPANDUAN UNTUK ASIA SELATAN(TERJEMAHAN URDU) SELESAI DIBULAN MEI/JUNI 2006

LAPORAN RESMI TENTANG “MANAJEMENBENCANA DI INDONESIA DI TAHUN 2005›SUATU TULISAN SINGKA” DALAM BAHASAINDONESIA DAN DITERJEMAHKAN KEDALAM BAHASA INGGRIS, DIEDIT OLEHPUJI PUJIONO DENGAN UN-OCHA.

PERPUSTAKAAN UNDP/BCPR INDIA

MENUJU SRI LANKA YANG LEBIH AMAN›SUATU ROAD MAP UNTUK MANAJEMENRESIKO BENCANA, DESEMBER 2005 (VOL. 1);DAN APRIL 2006 (VOL.2)

KETIKA BENCANA MENGHANTAM›CERITA SAMIYARPETTAI, MARET2006, INDIA

Cetakan pertama panduan tersebut (BahasaInggris) yang dirilis pada tahun 2004 diarahkanuntuk mengatasi kelangkaan informasi spesifiktentang “Isu Gender di dalam bencana”, terutamasekali di negara-negara Asia Selatan. Setelah rilis,ada diskusi seputar penterjemahan panduan

tersebut ke dalam berbagai bahasa daerah untukmempromosikan penyebarluasan yang lebihluas antar praktisi manajemen bencana di Asia.Peluncuran Cetakan India buku tersebut (awal2005) mengidentifikasi Urdu sebagai bahasayang paling potensial. Proses terjemahan telah

dikerjakan oleh Rural Development Policy Insti-tute (RDPI) di Islamabad, di dalam koordinasidengan UNDP Pakistan. Cetakan Panduan Urdutersebut diharapkan bisa diluncurkan pada bulanMei/Juni 2006.

Film ini berdasarkan pada pendekatan pelatihanberbasis masyarakat yang diujicobakan diSamiyarpettai, sebuah çmodelé desa yangdiidentifikasi di Tamil Nadu di bawah Pemerintah

India-Program Manajemen Resiko BencanaNasional UNDP. Desa ini melaporkan lebih sedikitkematian sepanjang tsunami Desember 2004dikarenakan adanya pelatihan yang diterimaoleh masyarakat lokal di dalam penyelamatandan evakuasi, ketrampilan survival dan teknik

penyelamatan, PPPK, dan lain lain. Dokumentersebut diproduksi oleh UNDP Indiabekerjasama dengan Pemerintah India danPemerintah Daerah Tamil Nadu.

PERPUSTAKAAN ASIAN DISASTERREDUCTION CENTER (ADRC)

PUBLIKASI BUKLET KESADARAN TSUNAMIINAMURA-NO-HI DI DELAPAN NEGARA ASIA

MEDIA

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S80

Page 83: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 81

Di dalam kerjasama dengan ADRRN (Asian Disas-ter Reduction and Response Network)*, ADRCbaru-baru ini telah mengembangkan bukletkesadaran tsunami ke dalam 9 bahasa untuk 8negara-negara di Asia ( Banglades, India, Indo-nesia, Malaysia, Negeri Nepal, Pilipina, Singapuradan Sri Lanka). Di dalam buklet, suatu cerita kunopendidikan Tsunami Jepang “Inamura-No-Hi”diperkenalkan dengan beberapa adaptasi kekonteks negara masing-masing, demikian jugabeberapa informasi evakuasi tsunami. CeritaInamura-No-Hi diciptakan untuk anak-anaksekolah dasar untuk belajar dari suatu peristiwakonkret, yaitu tsunami dahsyat yang terjadi padatanggal 24 Desember 1854 di Jepang, dan olehkarena itu buku tersebut mencerminkanpentingnya pemahaman dan mengingatpelajaran yang dipelajari dari bencana masalampau dan kebutuhan akan pertimbangan dantindakan cepat di dalam kasus suatu bencana.Asian Disaster Risk Reduction Network (ADRRN)dibentuk pada tahun 2002 dengan dukungandari PBB/OCHA Kobe dan ADRC untukmempromosikan koordinasi dan kerja samaantar LSM di negara-negara Asia yang terlibat didalam pengurangan & respon bencana. ADRRNakan mendistribusikan buklet tersebut melaluiprogram mereka untuk respon tsunami, recov-ery atau pengurangan bencana pada tingkatmasyarakat, melalui kerjasama dengan ADRC.Buklet tersebut dapat download di dalam formatpdf di www.adrc.or.jp/publications/inamura/list.html. Untuk informasi lebih lanjut, silahkanmenghubungi [email protected].

dan strategis untuk pengurangan bencana,berdasar pada pengalaman bertahun-tahundalam mengatasi bencana di dunia dan Asiapada khususnya. Untuk memastikan aplikasiefektif pendekatan TDRM, maka sangatlahpenting untuk belajar dari pengalaman bagus disekitarnya baik secara nasional maupuninternasional. Untuk itu, ADRC telah menerbitkan“Pengalaman Bagus dari TDRM”- cetakanpertama dan versi lampiran. Isu pertamamempunyai 28 pengalaman bagus dari 15negara-negara Asia, sedang versi lampiranmempunyai 12 pengalaman bagus dari 7negara-negara Asia.

masalah “Pengurangan Resiko: Peran Anak-anakdalam Kesiap siagaan Bencana”, mencari artipenting dan manfaat mengikutsertakan anak-anak dalam mengurangi resiko dan akibatbencana. Save the Children Vietnammempersembahkan sebuah inisiatif untukmengajarkan anak-anak dan orang dewasabagaimana cara mengenali ancaman bencanakepada pemuda dan bagaimana cara untukmenurunkan resiko yang akan terjadi. Plan Inter-national mempersembahkan hasil riset terbarudari Negara-negara yang terpengaruh tsunamiyang mengungkapkan semangat yang kuat daripemudanya untuk berpartisipasi dalam rencanakesiapsiagaan bencana. Untuk informasi lebihlanjut, silahkan menghubungi Joachim Theis pada

[email protected].

PROFIL NEGARA ANGGOTA ADRC DANPENGALAMAN BAGUS DARI TDRM, ADRC

Baik buklet “Profil Negara Anggota ADRC”maupun “Pengalaman Bagus dari TDRM” telahditerbitkan dan di-compile oleh Asian DisasterReduction Center (ADRC) pada saat acaraKonferensi Asia tentang Pengurangan Bencana2006 di Seoul, Republik Korea, yang ditujukanuntuk memberikan petunjuk dan peralatanuntuk membantu pengurangan resiko bencanadalam konteks HFA di Daerah Asia. Isu pertamadari buklet “Profil Negara Anggota ADRC”meliputi informasi menyeluruh atas inisiatif ,proyek dan anggaran terkait yang ada,mekanisme koordinasi, perundang-undangan,kemajuan untuk mempercepat HFA, resiko alamdan situasi bencana yang ada, disampinginformasi berharga lainnya tentang 25 negara-negara ADRC.ADRC, bekerjasama dengan UN-OCHA (Kobe) dan organisasi/negara lain, telahmengembangkan Total Disaster Risk Manage-ment (TDRM) sebagai suatu pendekatan efektif

Kantor Regional Asia Pacific Timur UNICEF telahmelaksanakan suatu review menyangkutpartisipasi anak-anak dan pemuda di dalamrespon darurat dan mengeluarkan suatupublikasi menyeluruh yang berjudul “Anak-Anakdan Pemuda Merespon Tsunami”. Publikasitersebut adalah hasil dari “Child and Youth Par-ticipation Forum and Fair” (Phuket, Thailand, 12-16 November 2005) yang menghadirkan lebihdari 20 pemuda dari lima negara yangterpengaruh tsunami untuk berbagipengalaman mereka. Meskipun kebanyakan darilaporan tersebut berhubungan denganketerlibatan anak-anak di dalam situasi pascabencana, beberapa bagian publikasi mempunyaiketerkaitan yang tinggi terhadap penguranganresiko bencana dan menggarisbawahi perilakuyang mendorong dan inovatif serta refleksipemuda di dalam situasi bencana. Di antarasemua itu, sebagai bagian dari workshop tentang“Pendidikan: Mendukung hak-hak Anak dalamSituasi Bencana”, LSM Thai “Plan Thailand”menolong anak-anak dalam mengidentifikasi isuyang mempengaruhi mereka, keluarga danlingkungan mereka, sehingga meningkatkesadaran anak-anak terhadap bencana sertameningkatkan perhatian kesiap siagaan daruratyang terkait. Di Thailand utara dan timur, anak-anak sudah mempelajari tentang konservasihutan, sanitasi rumah tangga dan menenunsutera sebagai bagian dari kurikulum lokal dansudah mengusulkan konservasi tanaman bakau,manajemen sumber daya alam dan budayanenek moyang sebagai bagian dari pokok materiyang ingin mereka pelajari lebih mendalam.Pokok terakhir tersebut diangkat karenabanyaknya masyarakat Moken yang jauh darilaut, dikarenakan adanya pengetahuan turuntemurun rakyat tradisional, telah mengenalitanda sebelum terjadi tsunami.Keseluruhan workshop didedikasikan untuk

“Dasar Kesiap siagaan dan MekanismeMenghadapi Bencana Alam” telah diproduksioleh Biro Pendidikan Regional UNESCO Asia andPacific, bekerjasama dengan Institut Nasionaluntuk Pengembangan Pendidikan Sain danMatematika Pilipina. Dokumen ini berfokus padagempabumi, letusan gunung berapi dan tsunamidan menyediakan informasi dasar untukmencegah keseluruhan resiko alam berubahmenjadi bencana ekonomi dan sosial melaluiinformasi pendidikan dasar. Materi ini meliputikriteria untuk pengintegrasian konsep kesiapsiagaan bencana alam ke dalam kurikulumpendidikan, dengan tujuan agar negara-negarayang tertarik dan memiliki ancaman alam yangserupa untuk mengadaptasi dan mereplikapublikasi tersebut. Untuk informasi lebih lanjut,silahkan menghubungi email: [email protected]

PERPUSTAKAAN UNESCO

DASAR KESIAP SIAGAAN DAN MEKANISMEMENGHADAPI BENCANA ALAM, UNESCO

BUKU TENTANG PROFESI MEDIA -PENGALAMAN ALS DALAM MELAPORKANTSUNAMI 2004 DITERBITKAN

ANAK-ANAK DAN PEMUDA MERESPONTSUNAMI, UNICEF

MEDIA

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S 81

Page 84: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific

U N I S D R I N F O R M S Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific82

akan juga digunakan untuk menyediakan duaunit perpustakaan keliling untuk perpustakaanprovinsi itu. Langkah-langkah yang berkenaan

dengan persiapan dilaksanakan sebelum akhirtahun 2005, sementara pekerjaan yang riil akandimulai pada tahun 2006.

UNESCO percaya bahwa pengalaman langsungdari media dan informasi para profesional yangditugaskan ke Aceh beberapa hari setelah tsu-nami menghantam provinsi itu pada tanggal 26Desember 2004 akan sangat berharga sebagai

sumber informasi maupun arsip atas apa merekalakukan di masa yang sulit itu dan bagaimanamereka mengatasi semua tantangan tersebut.Suatu tim yang terdiri dari para penulis danpeneliti dari Departemen Perhubungan, Univer-sitas Indonesia, diundang untuk menyelesaikan

riset itu dengan mewawancarai sejumlahwartawan yang sedang memberitakan kondisiAceh tidak lama sesudah tsunami. Di samping itu,tim juga mewawancarai sejumlah tenaga ahliICTS yang sudah membangun kembali koneksiInternet di Banda Aceh dengan sukses. Buku ini

secara resmi diluncurkan bersamaan denganpertemuan media Aceh untuk memperingatiperingatan tsunami pertama.

TOOLKIT MANAJEMEN BENCANA BERBASISMASYARAKAT, UNESCO JAKARTA

UNESCO Jakarta telah mengembangkan suatupulikasi berjudul “Community-Based DisasterManagement (CBDM) Toolkit” bekerjasamadengan IDEP (Indonesian Development of Edu-cation and Permaculture Foundation) yang

terdiri dari petunjuk umum yang ringkas tentangkesiapsiagaan dan pencegahan bencana ditingkat masyarakat, buku dengan format siappakai saat peristiwa bencana, brosur dan postertentang kesiap siagaan bencana, dan delapanbuku komik tentang bencana dengan topik yang

berbeda. Keseluruhan isi tersebut juga tersediadalam CD-ROM yang menyertainya. Toolkittersebut disediakan atas dasar permintaan daripihak-pihak yang berkepentingan, terutamasekali staff pemerintah, LSM dan semua stake-holder yang bekerja dibidang DRR. Versi online

dapat dilihat dan di-download dariwww.idepfoundation. org/cbdm_download.html

MEMBANGUN RUANG BACATAMBAHAN DAN MENYEDIAKANPERPUSTAKAAN KELILING UNTUKPERPUSTAKAAN PROVINSI ACEH

Dengan dana dari Credit Suisse Group (CSG),UNESCO Jakarta telah dipercaya untukmembangun suatu ruang baca tambahan untukPerpustakaan Provinsi Aceh di Banda Aceh

binasa seluruhnya akibat tsunami Desember2004. Selain untuk ruangan baca, dana dari CSG

MENDUKUNG WEB SITE BERITA “ACEHKITA.COM”

Acehkita.com adalah sebuah web site beritayang diinisiasi oleh beberapa aktifis LSM dengantujuan utama untuk menyediakan berita tentangAceh yang dapat diakses lewat internet. Web site

ini diperbaharui setiap hari dengan berita, beritahangat, analisa dan foto tentang Aceh yangsangat bermanfaat untuk masyarakat.

UNESCO menyediakan dukungan dalam bentukbiaya operasional (terdiri dari pemeliharaan

produksi dan web site) untuk web site tersebutselama 4 bulan dari bulan November 2005sampai bulan Pebruari 2006. Web site tersebutdapat diakses di www.acehkita.com

MERCY MALAYSIA

WAKTU UNTUK MENYEMBUHKAN- SEBUAHREFLEKSI RESPON MERCY MALAYSIATERHADAP TSUNAMI SAMUDERA INDIA

Respon Malaysia terhadap Tsunami SamuderaIndia telah didokumentasikan dalam suatupublikasi yang disebut “Waktu UntukMenyembuhkan- Sebuah Refleksi Respon MercyMalaysia Terhadap Tsunami Samudera India”.Publikasi tersebut adalah suatu penjelasan detil

tentang bagaimana MERCY Malaysia merespontsunami26 Desember 2004, melalui bantuanmedis dan psychosocial. Dokumen tersebut dapatdiakses melalui web site Mercy Malaysia di:www.mercy.org.my

UNDP

ORANG-ORANG YANG BERHASIL SELAMATDARI TSUNAMI: SATU TAHUN KEMUDIAN

“Bagi orang-orang yang selamat dari tsunami,kebinasaan yang diakibatkan oleh bencana, satutahun kemudian, masih sangat menjadi bagiandari hidup mereka. UNDP membantu orang-or-

ang yang berhasil selamat tersebut untukmembangun kembali hidup mereka sekarang,dan untuk masa depan.” ●

MEDIA

Issue 02, 2006 Disater Reduction in Asia Pacific U N I S D R I N F O R M S82

Page 85: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific
Page 86: Implementasi Hyogo Framework for Action di Asia-Pacific