implementasi dan perancangan …repository.amikom.ac.id/files/publikasi_11.01.2949,...

20
IMPLEMENTASI DAN PERANCANGAN MANAJEMEN USER DAN ACL (ACCESS CONTROL LIST) PADA MIKROTIK ROUTEROS ( STUDI KASUS : SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA) NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh Muhammad Razif .N 11.01.2949 Dhewa Cahya Saputra 11.01.3002 Kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014

Upload: hoangtu

Post on 19-Mar-2018

230 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

IMPLEMENTASI DAN PERANCANGAN MANAJEMEN USER DAN ACL

(ACCESS CONTROL LIST) PADA MIKROTIK ROUTEROS

( STUDI KASUS : SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan oleh

Muhammad Razif .N 11.01.2949

Dhewa Cahya Saputra 11.01.3002

Kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA

2014

Implementation and Design of User management and ACL

(Access Control List) on Mikrotik RouterOS (case study : SMKN 2 Yogyakarta )

Implementasi dan Perancangan Manajemen User dan ACL

(Access Control List) pada Mikrotik RouterOS ( Studi Kasus : SMK Negeri 2 Yogyakarta)

Muhammad Razif Nasran Dhewa Cahya Saputra Joko Dwi Santoso

Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

One of the technological advances in the field of information transmission at this point is

the growing use of the Wi-Fi (Wireless Fidelity), where Wi-Fi device allows a connection to the

users information even when the moving condition, thus providing convenience to the users of

information in the activities. Wireless communication has become a basic need or a new lifestyle

information society. Wireless networks are becoming an alternative technology and relatively easy

to implement in the work environment, such as in offices, malls, airports, hotels or cafes and

school

SMK Negeri 2 Yogyakarta is a business entity engaged in the field of education. This

school already has a network hotspot network in the school but not yet stable. One of the biggest

problems for wireless infrastructure primarily with open access to the public as a hotspot in SMK

Negeri 2 Yogyakarta was obtained between the amount of bandwidth that users are not

balanced, user authentication for users and there is no filtering certain websites such as social

media that can interfere with the activity of learning students.

Use of User Management and ACL (Access Control List) Mikrotik RB-751U 2HnD the

Hotspot network management in SMK Negeri 2 Yogyakarta is very reliable, however the adding

better features student database integration, so that eventually all the students of SMK Negeri 2

Yogyakarta can use the wireless facility SMK Negeri 2 Yogyakarta, in accordance with the users

and passwords contained in the central database of SMK Negeri 2 Yogyakarta

Keywords: Hotspot, Mikrotik RB751U-2HnD, Manajemen User dan ACL(Access Control List), Winbox

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi nirkabel telah menjadi kebutuhan dasar atau gaya hidup baru masyarakat

informasi. Jaringan nirkabel menjadi teknologi alternatif dan relatif lebih mudah untuk

diimplementasikan di lingkungan kerja, seperti di perkantoran, mall, bandara, hotel atau kafe

maupun disekolah.

SMK Negeri 2 yogyakarta adalah badan usaha yang bergerak di bidang pendidikan.

Permasalahan yang timbul dalam menangani jaringan nirkabel di SMK Negeri 2 yogyakarta

yaitu di dalam pengaturan, penggunaan dan pemanfaatan fasilitas nirkabel yang masih

terdapat beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut antara lain :

1.Sulitnya menerapkan sebuah kebijakan kepada pengguna nirkabel pada akses login

yang tidak terautentifikasi secara benar.

2.Jumlah bandwidth yang diperoleh antar pengguna tidak seimbang.

3.Tidak ada filtering situs-situs tertentu seperti media sosial yang dapat mengganggu

aktivitas belajar para siswa pada saat jam pelajaran.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Jaringan Komputer

Teknologi jaringan komputer terbentuk dari gabungan dua teknologi yang sangat

berbeda, yaitu teknologi komputer sebagai pengolah data dan teknologi komunikasi. Jaringan

komputelr merupakan teknik penyebarluasan informasi yang dihasilkan dari proses pengolahan

data dengan memanfaatkan teknologi komputer. Jaringan komputer adalah sekelompok

komputer otonom yang dihubungkan satu dengan lainnya dengan menggunakan protokol

komunikasi melalui media transmisi atau media komunikasi, sehingga dapat saling berbagi

data dan informasi, program-program, penggunaan bersama perangkat keras seperti printer,

hard disk, dan sebagainya1.

2.2 Jaringan Nirkabel

2.2.1 Sejarah Jaringan Nirkabel

Pada akhir 1970-an IBM mengeluarkan hasil percobaan mereka dalam merancang

jaringan nirkabel dengan teknologi infra merah, dan perusahaan lain seperti Hewlett-Packard

menguji jaringan nirkabel dengan frekuensi radio. Kedua percobaan dari perusahaan tersebut

hanya mencapai kecepatan akses 100 Kbps. Karena tidak memenuhi standar IEEE 802 untuk

LAN yaitu 1 Mbps maka produknya tidak dapat dipasarkan. Pada tahun 1985, Federal

Communication Commission (FCC) menetapkan pita untuk Industrial Scientific and Medical

(ISM band) yaitu 902-928 MHz, 2400-2483.5 MHz dan 5725-5850 MHz yang bersifat tidak

terlisensi, sehingga pengembangan jaringan nirkabel secara komersial memasuki tahapan

serius.

1 Budi sutedjo dharma oetomo,2003,Konsep & Perancangan Jaringan Komputer : Andi Offset

Kemudian pada tahun 1990 jaringan nirkabel dapat dipasarkan dengan produk yang

menggunakan teknik spread spectrum (SS) pada pita ISM. Sebuah lembaga independen yaitu

Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) pada tahun 1997 membuat

spesifikasi/standar jaringan nirkabel pertama yang diberi kode 802.11. Peralatan yang sesuai

standar 802.11 dapat bekerja pada frekuensi 2,4 GHz, dan kecepatan transfer data maksimal

2 Mbps.

2.2.2 Definisi Jaringan Nirkabel

Jaringan Wireless (Nirkabel) adalah teknologi jaringan yang tidak menggunakan

perangkat kabel yang umumnya dijumpai di dalam sebuah jaringan komputer saat ini.

Teknologi ini sesuai dengan namanya nirkabel yang artinya tanpa kabel, memanfaatkan

gelombang radio untuk melakukan interaksi atau komunikasi antar unit komputer.

2.2.3 Standarisasi Jaringan Nirkabel

Karena jaringan nirkabel melakukan pengiriman data menggunakan frekuensi radio,

maka jaringan nirkabel diatur oleh jenis hukum yang sama seperti yang digunakan untuk

mengatur frekuensi jaringan AM/FM radio. Federal Communications Commission (FCC)

mengatur penggunaan alat dari jaringan nirkabel. Dalam pemasaran jaringan nirkabel saat ini,

telah diterapkan beberapa standar operasional dan syarat yang berlaku di Amerika Serikat

yang diciptakan dan dirawat oleh Institute of Electrical Electronic Engineers (IEEE).

2.2.4 Topologi Jaringan Nirkabel

Topologi jaringan nirkabel dapat dibagi menjadi tiga yaitu, Independent Basic Service

Set (IBSS), Basic Service Set (BSS), dan Extended Service Set (ESS).

1. Independent Basic Service Set (IBSS)

Topologi yang paling sederhana adalah tipe Ad Hoc, yaitu merupakan jaringan

sederhana. Pada tipe Ad Hoc komunikasi terjadi antara dua perangkat atau lebih pada

cakupan area tertentu tanpa harus memerlukan sebuah titik akses atau server .

Dimana node-node yang independen akan saling berkomunikasi secara peer to peer

atau point to point.

2. Basic Service Set (BSS)

Topologi yang lebih kompleks adalah topologi infrastruktur. Pada topologi

infrastruktur paling sedikit ada satu titik akses yang bertindak sebagai base station.

Titik akses akan menyediakan fungsi sinkronisasi dan koordinasi, melakukan

forwarding serta broadcast paket data. Fungsi ini hampir sama dengan teknologi

bridge pada metode jaringan dengan kabel.

3.Extended Service Set (ESS)

Pada topologi ini, beberapa titik akses digunakan untuk dapat menangani batasan

wilayah yang lebih luas. Metode ini terdiri dari dua atau lebih BSS yang terkoneksi

pada satu jaringan kabel. Setiap titik akses diatur dalam saluran (channel) yang

berlainan untuk menghindari terjadinya interferensi. Metode ini akan membentuk sel-

sel seperti pada jaringan selular. Pengguna dapat melakukan roaming ke sel yang

lain dengan cukup mudah tanpa kehilangan sinyal.

2.3 Mikrotik

2.3.1 Pengenalan Mikrotik

Mikrotik adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang digunakan untuk

memfungsikan komputer sebagai router. PC router tersebut dilengkapi dengan berbagai

fasilitas dan alat, baik untuk jaringan kabel maupun nirkabel. Mikrotik sekarang ini banyak

digunakan oleh ISP, penyedia hotspot, ataupun oleh pemilik warnet.

Pada standar perangkat keras berbasiskan PC (Personal Computer) mikrotik

dikenal dengan kestabilan, kualitas kontrol dan fleksibilitas untuk berbagai jenis paket data

dan penanganan proses rute atau lebih dikenal dengan istilah routing. Sedangkan aplikasi

yang dapat diterapkan dengan Mikrotik selain routing adalah aplikasi kapasitas akses

(bandwidth), manajemen, firewall, wireless access point (WiFi), backhaul link, sistem

hotspot, VPN (Virtual Privati Network) server dan masih banyak lainnya.

(http://www.mikrotik.com, 2008).

2.4 Mikrotik Hotspot

Kebanyakan orang menyebut jika akses internet yang di sebarkanvia wireless di

public area (café, mall, sekolah, dsb) itu adalah layanan hotspot. Sedangkan sebenarnya

hotspot di Mikrotik adalah sebuah sistem untuk memberikan fitur autentifikasi pada user

yang akan menggunakan jaringan (internet / intranet). Metode autentikasi menggunakan

protocol http / https yang bisa dilakukan oleh semua web browser. Jadi untuk bisa akses ke

jaringan, client diharuskan memasukkan username dan password pada login page yang

disediakan.

Berikut ini adalah beberapa fitur yang terdapat pada hotspot gateway Mikrotik

RouterOS

1.Limitasi berdasarkan uptime, data rate, quota based, policy firewall.

2.Plug-and-play akses ke jaringan.

3.Otentikasi klien ke jaringan lokal.

4.User accounting.

5.RADIUS support untuk autentikasi dan akutansi.

6. Configureable bypass untuk non-interactive device.

7.Walled Garden untuk browsing exception.

8.Trial user dan advertisement mode.

2.5 Firewall

Firewall merupakan suatu cara atau sistem yang diterapkan baik terhadap hardware,

software maupun sistem itu sendiri dengan tujuan untuk melindungi, baik dengan menyaring,

membatasi, atau bahkan menolak suatu atau semua hubungan atau kegiatan semua

segment pada jaringan pribadi dengan jaringan luar yang bukan merupakan ruang

lingkupnya (Simarmata, 2006). Segment tersebut dapat merupakan sebuah workstation,

server, router, atau LAN(Local Area Network). Firewall adalah suatu cara untuk membatasi

informasi yang masuk dan keluar dari jaringan lokal. Pada umumnya host firewall terhubung

ke internet dan LAN lokal, dan akses LAN ke internet hanya dapat melalui firewall. Dengan

demikian firewall dapat mengendalikan apa yang diterima dan dikirim dari internet dan LAN

lokal.

2.6 Manajemen User

User atau pengguna adalah orang yang berhak mengakses suatu layanan pada

jaringan. Hak akses dari seorang user ada berbagai macam tingkatannya. Ada akses yang

tidak terbatas, terbatas dan bahkan sampai tidak diberi akses sedikitpun.

2.7 ACL (Access Control List)

ACL (Access Control List) adalah daftar kondisi yang digunakan untuk mengetes

trafik jaringan yang mencoba melewati interface router. Daftar ini memberitahu router paket-

paket mana yang akan diterima atau ditolak. Penerimaan dan penolakan berdasarkan

kondisi tertentu. Untuk mem-filter trafik jaringan, ACL menentukan jika paket itu dilewatkan

atau diblok pada interface router. Router ACL membuat keputusan berdasarkan alamat asal,

alamat tujuan, protokol, nomor port, MAC Address.

3. GAMBARAN UMUM

3.1 Sejarah Singkat SMK Negeri 2 Yogyakarta

SMK Negeri 2 Yogyakarta beralamat di jalan A.M. Sangaji 47 Yogyakarta, lebih dikenal

dengan nama STM Jetis (STM 1 Yogyakarta). SMK Negeri 2 Yogyakarta merupakan salah satu

sekolah menengah tertua di Indonesia dan cukup punya nama di dunia industri maupun

pemerintahan. Banyak lulusannya tersebar di seantero Indonesia, mampu memimpin di bidang

industri maupun pemerintahan.

Gedungnya anggun dan berwibawa, dibangun pada tahun 1919.Pada masa penjajahan

Belanda gedung ini dipakai sebagai sebagai gedung sekolah PJS (Prince Juliana School).

Karena merupakan peninggalan sejarah, maka gedung ini oleh Menteri Kebudayaan dan

Pariwisata melalui Peraturan Menteri Nomor: PM.25/PW.007/MKP/2007 ditetapkan sebagai

cagar budaya.

4. IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN

4.1 Implementasi dan Pembahasan

Pada bab implementasi dibahas mengenai langkah-langkah dalam melakukan

manajemen User dan ACL(Access Control List) pada Login Hotspot menggunakan router

Mikrotik RB751U-2HnD pada SMK Negeri 2 Yogyakarta. Langkah penerapan mengacu pada

tahapan perancangan berdasarkan topologi jaringan yang sudah dibuat. Implementasi

meliputi lingkungan perangkat keras dan implementasi perangkat lunak.

4.1.1Simulasi Perancangan Topologi jaringan hotspot menggunakan Mikrotik RB751U-

2HnD

Gambar 4.1 Simulasi Topologi jaringan Hotspot Mikrotik RB751U-2HnD

Topologi jaringan pada hotspot yang akan digunakan yaitu topologi dengan

menggunakan Mikrotik RB751U-2HnD. Konsep dari Mikrotik RB751U-2HnD ini ialah

Manajemen user yang dapat dilakukan yang dikelola oleh user admin. Salah satu aplikasi

yang digunakan untuk melakukan akses ke router mikrotik adalah aplikasi winbox.

Manajemen user dibagi menjadi 2 profil user siswa dan profil user guru. diperlukan

untuk membatasi hak akses user sehingga hanya user yang mempunyai nomor induk siswa /

guru yang dapat mengakses internet di SMK Negeri 2 yogyakarta yang menggunakan

fasilitas hotspot.

Manajemen user juga digunakan untuk mengatur bandwith dan situs media sosial

apa saja yang dapat diakses oleh user guru dan user siswa. Untuk user siswa pada saat jam

pelajaran tidak dapat mengakses situs jejaring sosial dan untuk user guru dapat mengakses

situs jejaring sosial. Dengan manajeman user ini diharapkan dapat meningkatkan keamanan

dan peforma jaringan hotspot di SMK Negeri 2 Yogyakarta.

4.2 Konfigurasi Awal Mikrotik

Setting konfigurasi Hotspot pada Mikrotik dilakukan dengan menggunakan tool Winbox.

Kabel dari Internetdihubungkan ke Ethernet 5 dengan menggunakan kabel UTP tipe

crossover, sedangkan Ethernet 2 Mikrotik menggunakan kabel tipe straight dihubungkan ke

laptop. Buka Winbox, kemudian klik tombol “…” agar Winbox men-scan MAC address Mikrotik,

kemudian Login. Masukkan User name pada kotak Login, defaultnya adalah admin dan

passwordnya dikosongkan, kemudian klik tombol Connect.

Gambar 4.2 Tampilan Login Awal Winbox

Klik Remove Configuration, router akan disconnected. Tunggu sampai router reboot.

Gambar 4.3 Remove Configuration

4.2.1 Konfigurasi Interface

Merubah nama Interface agar lebih memudahkan dalam mengkonfigurasi dengan

cara masuk ke menu Interface, tab General, lalu ubah nama Ethernet 5 menjadi PUBLIC, dan

Ethernet 2 menjadi LAN.

Gambar 4.4 Merubah Nama Ethernet

Kemudian mengaktifkan Interface wlan1 dan gunakan mode AP Bridge, isikan SSID

dengan nama Hotspot.

Gambar 4.5 Mengaktifkan Interface Wlan1

Tutup Winbox, atur IP address Laptop agar satu subnet dengan IP Interface ether2-

LAN, kemudian Login kembali menggunakan IP address Mikrotik, bukan menggunakan MAC

address lagi. Hal ini untuk menghindari koneksi yang kadang bermasalah jika menggunakan

MAC address.

Gambar 4.6 Login Winbox Menggunakan IP address Mikrotik

4.2.2 Konfigurasi DNS, IP Route

Selanjutnya Setting DNS, masuk ke menu IP, DNS, Setting, masukkan DNS speedy

atau bisa menggunakan DNS Google 8.8.8.8 / 8.8.4.4. Aktifkan Allow Remote Requests.

Gambar 4.7 Setting DNS

Kemudian Setting IP Route dengan cara masuk ke menu IP, Route, NAT, pilih

Gateway = 192.168.1.1

Gambar 4.8 Setting Route Gateway

Fungsi Gateway yaitu melakukan protokol converting, agar dua arsitektur jaringan

komputer yang berbeda dapat berkomunikasi.

4.2.3 Konfigurasi SNTP Client dan Clock

Mengatur jam dan tanggal mikrotik dengan cara masuk ke menu System, SNTP-

Client, masukkan Primary dan Secondary NTP Server. Kemudian sesuaikan clock Mikrotik

menjadi GMT+7(Jakarta) dengan cara masuk ke menu System, Clock, pilih Time Zone : Asia

/ Jakarta.

Gambar 4.9 Setting SNTP Client

Gambar 4.10 Setting Clock

4.3 Konfigurasi Awal Hotspot Mikrotik

Konfigurasi Hotspot menggunakan Hotspot Setup Wizard. Langkah pertama yaitu,

masuk ke menu IP, Hotspot, Hotspot Setup, pilih Hotspot Interface : wlan1, isi IP address

dari wlan1, dan centang Masquerade Network.

Gambar 4.11 Menentukan Interface Hotspot

Gambar 4.12 Setting IP Address Network

Kemudian menentukan range IP address yang akan diberikan pada User (DHCP

Server) misal : 192.168.100.2-192.168.100.254. Jadi User akan diberikan IP secara otomatis

oleh DHCP Server antara range IP tersebut.

Gambar 4.13 Setting Address Pool

Selanjutnya memilih SSL Sertificate, pilih none saja, kemudian Next. IP Address

untuk SMTP Server kosongkan saja, kemudian Next. Masukkan DNS Server, Kemudian

Next. Memasukkan nama DNS untuk local Hotspot Server. Jika diisi nantinya akan

menggantikan alamat IP dari wlan1 sebagai url halaman Login. Jika tidak diisi maka url

halaman Login akan menggunakan IP address dari wlan1. Kosongkan saja dan masukkan

nama untuk awal Login Hotspot, klik Next.

Gambar 4.14 Setting SSL Hotspot

Gambar 4.15 Setting DNS Hotspot

Gambar 4.16 Setting DNS Name

Gambar 4.17 Setting User Hotspot

Hotspot sudah berhasil dibuat, coba koneksikan laptop ke wifi Hotspot yang

telah dibuat. Buka Browser dan akses web yang diinginkan, request halaman akan

dialihkan ke halaman Login Hotspot mikrotik.

Gambar 4.18 Wifi Hotspot-Sekolah

Gambar 4.19 Halaman Login Hotspot

Silakan coba Login dengan Username : admin dan password : kosong. Jika

berhasil Login berarti Hotspot sudah beres

Gambar 4.20 Berhasil Login Hotspot

4.4 Manajemen Jaringan Hotspot Mikrotik

Setelah router Mikrotik RB 751U-2HnD tersambung dengan internet, maka tahap

selanjutnya melakukan pengaturan untuk memanajemen jaringan Hotspot. Pengaturan ini

diperlukan untuk menentukan User siapa saja yang dapat menggunakan fasilitas Hotspot

disini membagi User Guru dan User Siswa, membatasi penggunaan bandwidth dan

melakukan pemblokiran situs media sosial pada jam aktif pembelajaran di sekolah untuk

User siswa. Untuk membatasi User yang dapat menggunakan Hotspot yaitu dengan

menggunakan fasilitas IP, Hotspot , User. Pembatasan penggunaan bandwidth dilakukan

manajemen bandwidth pada simple queue dan pemblokiran situs media sosial dilakukan

manajemen situs pada firewall. Berikut tahapan yang dilakukan :

4.4.1 Manajemen User

Pengaturan Login untuk membatasi hak akses internet dibagi menjadi dua, yaitu

Login untuk User Siswa dan User Guru. Dalam memanajemen User dan ACL(Access

Control List) pada Login menggunakan Nomor induk yang dimiliki siswa / atau guru dan

password yang sudah terdaftar saja yang dapat mengakses internet. Untuk grup User

Siswa dan grup User Guru untuk membedakan hak akses internet yang didapat dalam

jaringan Hotspot . Pengaturan Nomor induk sebagai Username dan password untuk masing-

masing siswa dan guru langkah-langkah sebagai berikut :

Masuk IP, Hotspot, User Profile tambahkan beberapa group User sesuai dengan

keperluan anda, tambahkan group guru dan group siswa dan ikuti Setting seperti gambar

berikut:

Gambar 4.21 Menambahkan User Profile guru

4.4.2 Manajemen Situs Pada ACL (Access Control List)

Untuk mengatur pemblokiran situs digunakan fitur firewall dan Pengaturan

pemblokiran situs pada jam tertentu menggunakan fitur Time yang ada pada Firewall. Pada

tahap ini ada beberapa situs akan diblokir oleh sistem secara otomatis tanpa batas waktu,

sehingga User yang mengakses internet melalui Hotspot tidak akan bisa mengakses situs

yang telah diblokir dan untuk User siswa pada saat aktif jam pembelajaran akses internet

untuk media sosial seperti facebook dan twitter akan dimatikan selama berakhirnya

pembelejaran disekolah. Berikut ini adalah tabel daftar situs yang diblokir.

Pada Manajemen Situs untuk pemblokiran situs media sosial bagi User siswa pada

jam aktif pembelajaran yang perlu di Setting pada firewall yaitu : Layer7 Protocols, Mangle,

Filter Rules. Berikut cara pemblokiran situs pada firewall :

Pertama untuk membuat penambahan regexp bisa dilakukan di menu Layer 7

Protocol. Setelah Anda menambahkan regexp, Anda bisa melakukan filtering dengan

mendefinisikan Layer 7 Protocol pada rule filter yang Anda buat atau dibelokkan ke mangle

untuk membuat address list situs yang akan diblok. masuk ke IP, Firewall, Layer7 Protocols

kemudian kita tambahkan Name dan Regexp

Gambar 4.22 Penambahan Layer7 Protocols

Setelah membuat Layer7 Protocols kita masuk ke mangle untuk sebagai penanda

suatu koneksi dari layer 7 Protocols. Masuk ke IP, Firewall, Mangle. tambahkan

konfigurasinya :

Buat rule (klik tanda + merah) dengan parameter sebagai berikut :

Pada tab General :

Chain = prerouting

Src.address = 192.168.100.0/24

Protocol = 6 (tcp)

Dst Port = 80,443

Pada tab Advanced :

Layer7 Protocol = twitter.com

Pada tab Action :

Action = add dst to address list

Adreess List= twitter

Kemudian klik Aplly dan OK.

Gambar 4.23 Hasil Akhir Konfigurasi fiter rules

4.4.3 Manajemen Bandwidth

Untuk mengatur Bandwith User Guru dan User Siswa menggunakan simple queue

klik menu IP, Hotspot, User Profile. Ikuti Setting di Rate Limit (rx/tx) pada Gambar dibawah

untuk User Guru dan User Siswa:

Gambar 4.24 Pengaturan Bandwidth pada User Profile Guru

Gambar 4.25 Pengaturan Bandwidth pada User Profile Siswa

5 Penutup

5.1 Kesimpulan

Setelah melaksanakan penelitian dan pengujian terhadap manajemen user dan ACL

(Access Control List) dengan menggunakan router Mikrotik RB751U-2HnD pada hotspot

nantinya di SMK Negeri 2 Yogyakarta, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pembagian Bandwidth menggunakan simple queue di mikrotik RB751U-2HnD

dengan membagi sama rata kecepatan antara upload / download antar user yang

berdasarkan user siswa dan user guru lebih baik dibandingkan tidak menggunakan

Mikrotik

2. Dengan memanajemen situs jejaring sosial dengan mikrotik RB751U-2HnD, siswa

tidak bisa lagi mengakses jejaring sosial yang dapat mengganggu aktivitas jam

pelajaran.

3. Dengan memanajemen user dan ACL (Access Control List) dengan mikrotik

RB751U-2HnD pada Login hotspot di SMK Negeri 2 Yogyakarta hanya yang

mempunyai Nomor Induk Siswa / Guru saja yang dapat mengakses hotspot

sehingga dapat terautentikasi user secara benar.

4. Dari sisi administrator, sistem Login pada mikrotik hotspot dapat lebih mempermudah

dalam hal pemeliharaan dan monitoring. Karena seluruh aktifitas pengguna dapat

dilihat didalam Mikrotik RB751U-2HnD.

5.2 Saran

Sebagai bahan pertimbangan demi meningkatkan mutu dan pelayanan kepada

pengguna nirkabel SMK Negeri 2 Yogyakarta nantinya, penulis memberikan saran sebagai

berikut :

1. Diharapkan kedepannya dapat dikembangkan aplikasi yang memudahkan orang

awam untuk dapat melakukan manajemen user, bandwidth, dan situs tanpa perlu

mempelajari lebih lanjut mengenai router Mikrotik

2. Mikrotik Routerboard memliki kendali keterbasan kapasitas penyimpanan lebih

baiknya Menambahkan fitur yang terintegrasi pada database eksternal siswa dan

guru, sehingga nantinya semua siswa dan guru SMK Negeri 2 Yogyakarta dapat

mempergunakan fasilitas nirkabel SMK Negeri 2 Yogyakarta, sesuai dengan

pengguna dan password yang terdapat pada database eksternal pusat SMK Negeri 2

Yogyakarta

DAFTAR PUSTAKA

Budi Sutedjo Dharma Oetomo. 2003. Konsep & Perancangan Jaringan Komputer . Andi

Offset : Yogyakarta.

Edi S. Mulyanta. 2005. Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer. Andi: Yogyakarta.

Matthew Gast. 2005. 802.11® Wireless Networks The Definitive Guide : O’Reilly.

Mikrotik. 2008. Sejarah Mikrotik. http://www.mikrotik.co.id, diakses pada tanggal 12 Oktober

2009

Satya, Ika Atman. (2006). Mengenal dan menggunakan Mikrotik Winbox Router

Modem Berbasis PC (Windows dan Linuk). DATAKOM: Jakarta.

Simarmata, J. 2006. Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi . Andi : Yogyakarta.

Wahana Komputer. 2005. Menjadi Administrator Jaringan Komputer, Andi : Yogyakarta.

Yugianto Gin Gin, Oscar Rachman. Router Teknologi, Konsep, Konfigurasi, dan

Troubleshooting. IF Informatika: Bandung. Hal 297 – 302