implementasi cost reduction program pada usaha...

48
i IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA KECIL MENENGAH (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan ”57” Salatiga) Oleh: ANDRIAS DIMAS KRISTYANTO NIM: 232008175 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013

Upload: duongtuong

Post on 18-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

i

IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA KECIL MENENGAH

(Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan ”57” Salatiga)

Oleh:

ANDRIAS DIMAS KRISTYANTO

NIM: 232008175

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan Untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2013

Page 2: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

ii

Page 3: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

ii

Page 4: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

iii

Page 5: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

iv

ABSTRACT

This study is aimed at investigating the solution or alternative method to reduce cost of Perusahaan Makanan “57” Salatiga by means of Cost Reduction Program with the result that the company objective can be achieved. It was taken into consideration that one of the main goals of a company is to produce maximum profit. Cost Reduction Program is a program to suppress the cost from extravagancy in order to create permanent saving flows by means of redesigning, simplify or combining with reducing the activities that considered as the source of extravagancy. The main key for Cost Reduction Program to success is to determine which company activities that give value-added activity to the company and which is give non value added activity. The cost from the activities which is not given any value-added to the company or even inefficient could be reduced with the Cost Reduction Program. The data gathered for this study is a primary data in the form of production activities from the company and also the overview of the company itself. In addition this study also provided with the secondary data which is obtained from the company in the form of cost of production report obtained in March 2013. This study use interviews as a method for collecting the data . The results of this study showed that the implementation of Cost Reduction Program is expected to occur in financial savings of Rp 1,959,895 / month. This program is highly recommended for a company who seek to find an efficient way to gather a maximum profit.

Keyword : value added activity, non value added activity, Cost Reduction Program

Page 6: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

v

SARIPATI

Penelitian ini bertujuan untuk mencari solusi atau alternatif cara penekanan biaya yang merupakan pemborosan bagi Perusahaan Makanan “57” Salatiga melalui Cost Reduction Program sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai, salah satu tujuan utama perusahaan adalah optimalisasi laba atau keuntungan. Cost Reduction Program adalah program penekanan biaya yang merupakan pemborosan agar tercipta penghematan permanen dengan cara merancang ulang, menyederhanakan atau menggabungkan dengan mereduksi aktivitas yang merupakan penyebab pemborosan. Kunci keberhasilan Cost Reduction Program adalah dengan menetapkan aktivitas mana yang memberikan nilai tambah dan aktivitas mana yang tidak memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Biaya dari aktivitas yang tidak bernilai tambah dan aktivitas bernilai tambah yang tidak efisien direduksi dengan pendekatan Cost Reduction Program. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa aktivitas produksi yang dilakukan perusahaan dan gambaran umum perusahaan sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi, diperoleh pada bulan Maret 2013 dan metode pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap pihak yang berkepentingan, observasi dan dokumentasi.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan Cost Reduction Program diharapkan dapat terjadi penghematan secara finansial sebesar Rp 1,959,895/bulan. Sehingga perusahaan disarankan dapat menerapkan Cost Reduction Program agar memperoleh efisiensi biaya yang akan berdampak pada laba yang maksimal Kata kunci : Aktivitas bernilai tambah, Aktivitas tidak bernilai tambah, Cost Reduction Program

Page 7: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

vi

KATA PENGANTAR

Melihat pentingnya Usaha Kecil Menengah dalam perekonomian masyarakat yang

mampu menciptakan lapangan kerja dan dengan pengaruh perkembangan industri yang

meningkat mengakibatkan persaingan usaha semakin ketat, Usaha Kecil Menengah dengan

aktivitas yang tidak efisien akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya karena

tujuan utama suatu usaha yaitu optimalisasi laba tidak tercapai. Ketidak efisienan aktivitas akan

menimbulkan biaya. Tujuan perusahaan untuk memperoleh optimalisasi laba tidak didukung

dengan aktivitas yang dilakukan perusahaan karena terdapat aktivitas tidak bernilai tambah dan

aktivitas bernilai tambah yang tidak efisien sehingga menyebabkan pengeluaran biaya, tenaga

dan waktu yang tidak perlu. Dengan adanya temuan ini, hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi

pemborosan di Perusahaan Makanan “57” sehingga perusahaan perlu mengelola aktivitasnya

dengan pendekatan Cost Reduction Program. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi

maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis harapkan demi kebaikan selanjutnya dan

juga semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pelaku bisnis atau pembaca yang beringinan

untuk berbisnis terutama dibidang manufaktur.

Salatiga, 11 Juni 2013

Penulis

Page 8: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur yang sebesar-besarnya dan rasa terima kasih penulis panjatkan kepada

Allah SWT, karena dengan segala berkat, hikmat dan anugerah-Nya penulis diijinkan

menyelesaikan dengan baik kertas kerja ini sebagai tugas akhir dari masa perkuliahannya.

Penulis juga menyadari bahwa selama masa penulisan tugas akhir ini ada pihak-pihak yang

turut serta memberikan bantuan dan dukungan. Maka perkenankan penulis untuk

menghaturkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1) Tuhan Yesus Kristus, atas kharuniaNya memberi kesehatan dan kemudahan untuk

penulis hingga akhirnya kertas kerja ini dapat selesai dengan baik.

2) Kedua orang tua yang tercinta, yang tidak henti-hentinya memberikan doa, semangat dan

dukungan selama ini.

3) Bapak Usil Sis Sucahyo, SE, MBA selaku dosen pembimbing yang telah mencurahkan

tenaga, pikiran, dan waktunya untuk membimbing penulis hingga akhirnya kertas kerja

ini dapat selesai dengan baik.

4) Bapak Hari Sunarto, SE., MBA selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW

Salatiga.

5) Ibu Supatmi, SE selaku wali studi penulis selama masa studi di Fakultas Ekonomika dan

Bisnis UKSW.

6) Seluruh dosen dan staf pengajar Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW yang sudah

memberikan pengajaran dan ilmu selama masa studi kepada penulis.

Page 9: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

viii

7) Seluruh staf tata usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

yang telah memberi bantuan pada penulis selama menjadi mahasiswa di Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

8) Nyonya Fani selaku pemilik perusahaan dan karyawan-karyawan Perusahaan Makanan

”57” Salatiga, yang membantu dalam pengumpulan data dan informasi tentang

perusahaan.

9) Sahabat-sahabatku di FEB : Nanda Paijo, Osa Hendra, Ivan, Arum, Swasti, Adit Avereli,

Jimmi botak, Iko, Agus, Sri Yudi, Dika, Dendy, Weda, Adit codot , Bintang dan Tim

Futsal Angkatan 2008.

10) Semua pihak yang telah mendukung penyusunan kertas kerja ini yang tidak dapat

disebutkan satu persatu, Terimakasih.

Salatiga, 11 Juni 2013

Penulis

Page 10: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

ix

DAFTAR ISI

Cover .......................................................................................................................... i

Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ............................................................................. ii

Lembar Pengesahan ................................................................................................... iii

Abstract....................................................................................................................... iv

Saripati........................................................................................................................ v

Kata Pengantar........................................................................................................... vi

Ucapan Terimakasih .................................................................................................. vii

Daftar Isi .................................................................................................................... ix

1. Pendahuluan ...................................................................................................... 1

2. Telaah Teoritis .................................................................................................. 4

2.1 Cost Reduction Program……………………………………………………… 4

2.2 Implementasi Cost Reduction Program dalam Penghematan Biaya Aktivitas. 4

2.3 Pengelolaan Aktivitas untuk Pengurangan Biaya…………………………….. 4

2.4 Teknologi dalam Program Penghematan Biaya................................................. 7

3. Metode Penelitian…………………………………………………………….. 8

3.1 Jenis Data……………………………………………………………………... 8

3.2 Metode Pengumpulan Data…………………………………………………… 8

3.3 Tehnik Analisis……………………………………………………………….. 8

4. Analisis Data…………………………………………………………………. 9

4.1 Gambaran Objek Penelitian............................................................................... 9

4.2 Analisis Aktivitas-aktivitas yang Ada dalam Proses Produksi Perusahaan....... 11

4.3 Analisis Aktivitas Bernilai Tambah dan Aktivitas Tidak Bernilai Tambah

Page 11: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

x

pada Proses Produksi Perusahaan “57”............................................................. 15

4.4 Analisis Aktivitas Bernilai Tambah yang tidak Efisien dalam Proses Produksi

Perusahaan ”57”................................................................................................. 20

4.5 Analisis Aktivitas Tidak Bernilai Tambah yang Menimbulkan Biaya.............. 22

4.6 Analisis Penghematan Biaya Perusahaan dari Implementasi

Cost Reduction Program.................................................................................... 24

4.7 Rekapitulasi Penghematan Biaya dengan Implementasi

Cost Reduction Program................................................................................... 33

5. Kesimpulan dan Implikasi…………………………………………………….. 33

5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………… 33

5.2 Implikasi Terapan…………………………………………………………….. 34

5.3 Keterbatasan Penelitian..................................................................................... 35

Daftar Pustaka ............................................................................................................ 37

Daftar Riwayat Hidup ............................................................................................... 38

Page 12: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

��

I. PENDAHULUAN

Perkembangan usaha dari waktu ke waktu semakin meningkat begitu pula dengan

perkembangan Usaha Kecil Menengah. Seiring dengan proses usaha yang meningkat, jenis-

jenis produk semakin bertambah jumlah dan harganya sehingga persoalan yang dihadapi

perusahaan terutama usaha kecil menengah dalam bidang industri semakin kompleks.

Manejemen perusahaan dituntut untuk menentukan suatu tindakan dengan memilih berbagai

alternatif dan kebijakan dalam mengambil keputusan agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

Salah satu tujuan utama perusahaan adalah optimalisasi laba atau keuntungan.

Usaha Kecil Menengah yang ingin berkembang atau bertahan hidup di pangsa pasar

harus mampu menghasilkan produksi yang tinggi dengan kualitas produk yang baik. Hasil

produksi yang tinggi akan tercapai apabila perusahaannya dalam menjalankan proses

produksinya secara efisien. Efisiensi dalam proses produksi perusahaan dipengaruhi oleh

faktor bahan baku, tenaga kerja, overhead pabrik dan metode produksi.

Perusahaan dalam mencapai tujuan tersebut memerlukan suatu proses yang

membutuhkan perhatian khusus dari pihak manajemen, karena proses terdiri dari atas

bermacam-macam aktivitas. Semakin kompleks aktivitas perusahaan semakin berpeluang

besar terjadinya pemborosan, utamanya akibat dari aktivitas yang tak bernilai tambah (non

value added activity) dan aktivitas yang bernilai tambah (value added activity) yang tidak

efisien. Salah satu cara untuk menekan biaya dari aktivitas-aktivitas yang tidak efisien yaitu

dengan implementasi Cost Reduction Program. Cost Reduction Program merupakan salah

satu usaha untuk meningkatkan efisiensi perusahaan dengan cara menekan biaya perusahaan

untuk mencapai tingkat tertentu (Mulyadi, 1998 : 234).

Cost Reduction Program tidak hanya fokus pada biaya saja, tetapi juga pada aktivitas-

aktivitas yang bisa menimbulkan atau meningkatkan biaya, sehingga akan dianalisis mana

saja aktivitas yang bernilai tambah (value added activity) dan aktivitas yang tidak bernilai

tambah (non value added activity) yang menyebabkan terjadinya pengeluaran atau

pemborosan biaya (non value added cost) untuk aktivitas tidak bernilai tambah tersebut.

Gejala yang mendasari adanya penerapan Cost Reduction Program yaitu dilihat dari

adanya pemborosan dalam proses produksi. Pada umumnya Cost Reduction Program

diterapkan pada industri berskala besar, namun melihat Usaha Kecil Menengah yang

memegang peran penting dalam perekonomian Indonesia baik ditinjau dari segi jumlah usaha

Page 13: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

��

maupun dalam penciptaan lapangan kerja, mendorong ketertarikan untuk menerapkan

program pengurangan biaya pada Usaha Kecil Menengah, Perusahaan Makanan “57”

Salatiga. Implementasi dengan Cost Reduction Program membantu perusahaan untuk

menekan harga pokok produksi agar laba menjadi meningkat sehingga perusahaan dapat

berkembang atau tetap hidup di pangsa pasar sekarang.

Perusahaan Makanan “57” Salatiga sudah beroperasi sejak tahun 1970 dan terletak di

Jalan Canden, Kutowinangun Tingkir Salatiga. Perusahaan Makanan “57” bergerak dalam

bidang industri makanan ringan, perusahaan ini memproduksi kue kering seperti onde-onde

gandum dan keringan yang kemudian dipasarkan di Salatiga dan kota-kota disekitarnya.

Secara umum aktivitas yang ada di Perusahaan Makanan “57” adalah:

• Tahap sebelum produksi

1. Pembelian bahan baku

2. Penyimpanan bahan baku ke gudang

• Tahap produksi

1. Pengolahan bahan baku menjadi adonan

2. Pembentukan adonan dan Penambahan bahan pelengkap

3. Pemasakan (goreng dan panggang)

4. Pengemasan

• Tahap sesudah produksi

1. Penyimpanan produk jadi ke gudang

2. Perawatan

Perusahaan berusaha untuk melakukan penekanan biaya produksi yang selama ini telah

membebani karena perusahaan belum menerapkan Cost Reduction Program sehingga

aktivitas-aktivitasnya menyebabkan pemborosan biaya, beberapa contoh aktivitas yang

menyebabkan pemborosan di perusahaan makanan “57” Salatiga antara lain:

• pembelian bahan baku dari pemasok luar kota, hal ini menambah biaya

angkut/transportasi.

• keringan wijen gosong atau produk cacat.

• disiplin karyawan yang kurang menyebabkan waktu produksi menjadi lebih panjang.

• penyedian konsumsi karyawan

Page 14: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

��

• metode penambahan bahan pelengkap (wijen) yang tidak efisien sehingga wijen

banyak yang terbuang.

• penggunaan listrik dan air (sumber daya fleksibel) yang tidak perlu.

Seiring terjadinya pengeluaran dalam melakukan proses produksi dan pengeluaran lainnya

yang berhubungan dengan produk merupakan masalah yang harus diselesaikan.

Biaya produksi dari suatu produk akan mempengaruhi harga pokok produksi, jika

biaya produksi yang dikeluarkan tinggi maka tentunya harga pokok produksi akan meningkat

dan sebaliknya. Dengan demikian, biaya produksi juga berpengaruh dengan laba yang

diperoleh semakin meningkat biaya produksinya maka semakin menurun laba yang diperoleh

perusahaan sedangkan semakin menurun biaya produksinya maka laba yang diperoleh

perusahaan akan meningkat.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis terdorong untuk mengkaji lebih

jauh tentang bagaimana cara-cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk menekan biaya

yang terjadi karena proses produksi yang kurang dikelola dengan baik dengan mengunakan

pendekatan Cost Reduction Program.

PersoalanPenelitian

1. Aktivitas apa saja yang terjadi di dalam aktivitas produksi perusahaan?

2. Aktivitas apa saja yang termasuk dalam aktivitas bernilai tambah dan aktivitas

tidak bernilai tambah pada perusahaan?

3. Bagaimana implementasi cost reduction program pada perusahaan makanan

”57”?

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari solusi atas aktivitas yang

menyebabkan pemborosan sehingga perusahaan menjadi efisien dan efektif.

Manfaat bagi Perusahaan, perusahaan dapat memahami dan mempertimbangkan

penerapaan Cost Reduction Program dalam menekan pemborosan dalam proses produksinya.

Page 15: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

��

II. TELAAH TEORITIS

Konsep yang dipilih harus sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti sehingga

dapat mendukung dalam menelaah masalah dan persoalan penelitian, serta dapat menghindari

terjadinya perbedaan pengertian makna konsep. Berikut ini merupakan konsep-konsep yang

dipilih dan didefinisikan untuk membantu pembaca dalam memahami penelitian ini.

2.1. Cost Reduction Program

Adalah program penekanan biaya yang merupakan pemborosan agar tercipta

penghematan permanen dengan cara merancang ulang, menyederhanakan atau

menggabungkan dengan mereduksi aktivitas yang merupakan penyebab pemborosan

(Mulyadi, 1998 : 234).

2.2. Implementasi Cost Reduction Program dalam Penghematan Biaya Aktivitas.

Implementasi merupakan pelaksanaan, penerapan atau bisa dikatakan sebagai suatu

tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan

terperinci (Nurdin dan Usman, 2002��

Perusahaan dalam usaha mencapai tujuan utamanya yakni laba yang maksimal

mengaharuskan suatu perusahaan untuk bertindak lebih bijaksana dalam menetapkan biaya-

biaya yang akan dikeluarkannya. Pada umumnya biaya timbul dari aktivitas-aktivitas

sehingga untuk menekan biaya-biaya yang ada diperlukan pengendalian atas aktivitas-

aktivitas perusahaan. Cost Reduction Program merupakan salah satu sarana yang dibutuhkan

oleh perusahaan untuk mengatasi masalah tersebut. Cost Reduction Program menjadikan

pengurangan biaya sebagai bagian dari strategi untuk memperoleh laba yang maksimal.

Implementasi Cost Reduction Program pada usaha kecil menengah bertujuan untuk

mengurangi biaya perusahaan dengan meminimalisir biaya yang akan timbul pada proses

reduksi, sehingga biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam menekan pemborosan tidak

melebihi biaya yang dapat dihemat dan serta untuk mengurangi aktivitas atau material yang

terbuang percuma. Seperti bahan baku, tenaga kerja, waktu, biaya listrik dan air.�

2.3. Pengelolaan Aktivitas untuk Pengurangan Biaya

Kunci keberhasilan penerapan Cost Reduction Program yaitu menetapkan aktivitas

mana yang memberikan nilai tambah dan aktivitas mana yang tidak memberikan nilai tambah

Page 16: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

��

bagi perusahaan. Aktivitas dapat dibedakan menjadi dua yaitu, aktivitas bernilai tambah dan

aktivitas yang tidak bernilai tambah.

2.3.1 Aktivitas bernilai tambah adalah aktivitas yang dibutuhkan agar dapat bertahan

dalam bisnis, aktivitas bernilai tambah jika memenuhi 3 syarat (Hansen dan

Mowen, 2004 : 489).

1. Aktivitas yang menimbulkan perubahan

2. Perubahan itu tidak dapat dicapai oleh aktivitas sebelumnya

3. Aktivitas ini memungkinkan aktivitas lain untuk dapat dilakukan

2.3.2 Aktivitas tidak bernilai tambah adalah aktivitas-aktivitas yang tidak perlu atau

aktivitas-aktivitas yang perlu namun tidak efisien dan dapat diperbaiki

(HansendanMowen,2004:490).

Pengelolaan aktivitas akan dapat mengurangi biaya, sehingga tidak terjadi pemborosan dan

mengoptimalkan aktivitas bernilai tambah. Biaya dapat ditekan sehingga perusahaan dapat

memperoleh penghematan biaya, pengurangaan biaya dengan pengelolaan aktivitas bisa

dilakukan dengan empat cara (Hansen dan Mowen 2004, 492-493) yaitu:

Efisiensi pelaksanaan aktivitas bernilai tambah

1. Pemilihan aktivitas

pengurangan biaya dilakukan dengan melakukan pemilihan diantara berbagai jenis

aktivitas yang berasal dari strategi bersaing, strategi yang berbeda akan

menghasilkan aktivitas yang berbeda. Setiap strategi memiliki berbagai aktivitas

dan biaya sendiri. Jika semua strategi hasilnya sama maka strategi yang harus

dipilih untuk biaya yang paling rendah.

2. Pembagian aktivitas

pembagian aktivitas dapat meningkatkan efisiensi dari aktivitas yang diperlukan

dengan menggunakan skala ekonomis sehingga dengan cara ini dapat menurunkan

biaya per unit.

Page 17: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

��

Efisiensi pelaksanaan aktivitas yang tidak bernilai tambah

1. Pengurangan aktivitas

pengurangan biaya dilakukan dengan menurunkan waktu dan sumber daya yang

diperlukan oleh aktivitas. Pendekatan terhadap pengurangan biaya ini harus

ditunjukan terutama pada peningkatan efisiensi dari aktivitas yang diperlukan atau

strategi jangka pendek untuk memperbaiki aktivitas tidak bernilai tambah hingga

aktivitas tersebut dapat dieliminasi, disini aktivitas tetap ada tetapi waktu yang

digunakan dan sumber daya yang dibutuhkan ditekan atau dikurangi sedemikian

rupa.

2. Penghapusan aktivitas

pengurangan biaya memfokuskan pada aktivitas tidak bernilai tambah, setelah

aktivitas tidak memberikan nilai tambah diidentifikasi, pengukuran harus

dilakukan untuk menghilangkan aktivitas tersebut dari organisasi.

Secara tidak langsung cara dalam mengurangi biaya yaitu dengan mengeliminasi kelebihan

penggunaan sumber daya dalam proses produksi. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam

usaha mengurangi biaya khususnya biaya produksi adalah :

1. Meningkatkan kualitas proses kerja sehingga dapat mengurangi kesalahan.

2. Meningkatkan produktivitas.

3. Mengurangi tingkat persediaan.

4. Memperpendek atau mengeliminasi lini produksi.

5. Mengurangi tempat atau ruang.

6. Mempersingkat waktu tempuh produksi.

Banyak pengusaha ingin menghilangkan atau menghapus aktivitas yang tidak bernilai

tambah dan aktivitas bernilai tambah yang tidak efisien karena ketika aktivitas tersebut

dijalankan akan menyebabkan biaya yang berlebih atau pemborosan sehingga akan

menghambat perkembangan perusahaan. Jadi tujuan perusahaan melakukan cost reduction

program bukan hanya untuk mencapai standar yang ditetapkan tapi juga untuk mengurangi

biaya secara bertahap di bawah standar agar terdapat efisiensi usaha, sehingga biaya yang

dikeluarkan dapat diminimumkan dan laba yang diperoleh maksimal. Disamping itu kualitas

produk tetap dipertahankan sehingga kualitasnya tidak menurun dan tidak mempengaruhi

penjualan produk tersebut.

Page 18: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

��

Delapan aktivitas utama dalam operasi manufaktur yang sering seringkali disebut sebagai

aktivitas yang tidak perlu dan penyebab pemborosan (Hansen and Mowen, 2011: 349) yaitu :

1. Rusak atau Cacat, adalah segala bentuk kesalahan, error, atau koreksi akibat dari

pekerjaan atau aktivitas yang tidak dilakukan dengan baik sebelumnya

2. Over Produksi, dapat diartikan menghasilkan sesuatu secara berlebihan atau lebih

cepat dari yang dibutuhkan pada tahap berikutnya.

3. Penyimpanan, aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya dimana barang

jadi atau bahan baku disimpan dalam persediaan

4. Proses Ekstra, adalah melakukan sesuatu yang sebenarnya sudah tidak perlu

dilakukan lagi. Pemborosan jenis ini antara lain proses produksi yang tidak efisien

karena alat yang sudah tidak memadai

5. Pergerakan, pergerakan yang dimaksud di sini adalah pergerakan atau perpindahan

karyawan di tempat kerja yang terlalu sering dan cenderung berlebihan.

6. Pemindahan, aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya untuk

memindahkan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi kesetiap departemen.

7. Waktu tunggu, aktivitas dimana bahan baku atau barang dalam proses menggunakan

waktu dan sumber daya untuk menunggu proses selanjutnya.

8. Desain barang dan jasa yang tidak memenuhi kebutuhan pelanggan.

Efisiensi aktivitas akan dapat menekan biaya, sehingga tidak terjadi pemborosan dan

memaksimalkan aktivitas yang bernilai tambah. Ketika biaya dapat ditekan sehingga

perusahaan dapat memperoleh penghematan biaya.

Page 19: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

2.4. Teknologi dalam Program Penghematan Biaya

Kemajuan teknologi telah menyebabkan siklus hidup produk menjadi lebih singkat

dan keragaman produk semakin meningkat (Hansen and Mowen, 2004 : 216).

Teknologi dalam aspek transportasi, infrastruktur, komunikasi dan ketersediaan energi

harus mampu menunjang program penghematan biaya serta menciptakan nilai tambah, baik

bagi perusahaan maupun pelanggan. Penggunaan tehnologi dalam perusahaan manufaktur

merupakan strategi yang baik dalam penghematan biaya. Perusahaan sebaiknya

menggunakan teknologi yang ada secara efisien, banyak manfaat yang dapat direalisasikan

dengan merancang ulang dan menyederhanakan proses manufaktur saat ini (Hansen and

Mowen, 2011 : 158). Teknologi dalam manufaktur akan memberikan kontribusi terhadap

kemudahan dalam menjalankan aktivitas-aktivitas produksi sehingga akan meningkatkan

produksi.�

Pada akhirnya keputusan dalam penerapan Cost Reduction Program membutuhkan

keputusan mengenai peralatan dan teknologi yang akan digunakan dalam tercapainya

keputusan tersebut, ini menjadi rumit karena terdapat banyak metode alternatif pada semua

fungsi operasi. Tetapi yang paling penting dijadikan pedoman adalah konsep fleksibelitas

yaitu kemampuam untuk merespon dengan sedikit pengorbanan waktu, biaya, dan nilai

konsumen. Hal ini dapat diartikan peralatan yang akan digunakan bersifat modular (standar)

dapat dipindahkan dan murah (Tee, Clifford. 2006).

III. METODE PENELITIAN

Unit analisis berupa organisasi, yaitu Perusahaan Makanan “57” dan Unit pengamatan

berupa unit, yaitu bagian produksi Perusahaan Makanan “57”.

3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan peneliti adalah data internal. Berupa data primer dan

sekunder, data primer merupakan data yang diperoleh peneliti langsung dari perusahaan

kemudian diolah sendiri oleh peneliti, berupa aktivitas-aktivitas produksi yang dilakukan

perusahaan dan gambaran umum perusahaan sedangkan data sekunder merupakan data yang

diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi.

Page 20: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

3.2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menggunakan studi lapangan pada bulan Maret 2013.

Studi lapangan dilakukan dengan menggunakan wawancara digunakan untuk memberi

informasi tentang aktivitas produksi, observasi digunakan untuk memberikan gambaran

tentang aktivitas-aktivitas produksi yang terjadi dalam perusahaan dan dokumentasi, untuk

memberikan data biaya produksi berupa nota pembelian bahan baku, nota pembelian bahan

bakar, rekening listrik dan air.

3.3. Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, yaitu tehnik analisis

yang berusaha mengumpulkan, menyajikan, serta menganalisis data sehingga dapat

memberikan gambaran yang jelas atas obyek yang diteliti. Setelah melakukan analisa

aktivitas maka perusahaan mampu mengetahui aktivitas apa saja yang terjadi dan selanjutnya

perusahaan mampu mengetahui aktivitas mana yang memberikan nilai tambah dan aktivitas

yang tidak memberikan nilai tambah bagi produk. Untuk aktivitas yang memberikan nilai

tambah harus tetap ditingkatkan seefektif dan seefisien mungkin sedangkan untuk aktivitas

yang tidak memberikan nilai tambah direduksi, dieliminasi atau digunakan secara bersamaan.

Langkah Analisis :

1 Mengidentifikasi aktivitas-aktivitas produksi yang dilakukan perusahaan.

2 Mengklasifikasikan semua aktivitas produksi ke dalam aktivitas bernilai tambah dan

aktivitas tidak bernilai tambah.

3 Aktivitas yang tidak bernilai tambah kemudian ditekan atau diubah dengan

implementasi Cost Reduction Program sehingga aktivitas-aktivitas produksinya

menjadi efisien dan efektif.

IV. ANALISIS DATA

4.1. Gambaran Objek Penelitian

Perusahaan yang menjadi objek penelitian adalah Perusahaan Makanan “57”.

Perusahaan ini berlokasi Jalan Canden, Kutowinangun Tingkir Salatiga dan masih menyatu

dengan tempat tinggal pemilik perusahaan. Perusahaan makanan “57” didirikan sejak 1970

Page 21: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

���

oleh Tuan Nyo Ipoo sebagai pemilik, mulai berproduksi pada saat itu juga dan sekarang

diteruskan ke generasi kedua oleh Nyonya Fanni sebagai pemilik sekaligus pimpinan dan

pengawas perusahaan. Perusahaan makanan “57” memproduksi makanan ringan berupa kue

kering, produk yang dihasilkan oleh perusahaan utamanya ada 2 macam, yaitu Onde-onde

gandum dan Keringan wijen. Setiap harinya dalam kondisi normal perusahaan, perusahaan

dapat memproduksi rata-rata mencapai 80 kg untuk setiap jenis produk, belum termasuk

dengan pesanan dan pengaruh dari bulan Ramadhan, Imlek dan Natal. Siklus produksi

perusahaan bersifat harian, artinya dari bahan baku sampai pengolahan menjadi bahan jadi

dan pengemasan dilakukan dalam sehari.

Produk Perusahaan Makanan “57” dipasarkan mulai dari Salatiga sampai dengan

Solo, Boyolali, Sragen, Ambarawa, Ungaran dan Semarang melalui agen-agen yang datang

langsung ke perusahaan untuk mengambil produk jadi. Produk perusahaan “57” dipasarkan

dengan kemasan 5 kg untuk keringan wijen dan kemasan kecil berisi 6 buah untuk onde-onde

gandum. Namun Perusahaan Makanan “57” juga memproduksi kue kering dengan

karakteristik yang berbeda dan kualitas yang lebih baik dari produk keringan yang sudah ada,

dikemas dengan ukuran kecil bermerk dagang “TALISTA”.

Bahan baku utama yang digunakan oleh perusahaan ini adalah gandum, gula, telur,

wijen, ragi, soda kue, minyak dan garam yang diperoleh dari pemasok dari Salatiga dan

bahan baku margarin diperoleh dari pemasok Semarang.

Perusahaan makanan “57” ini memiliki sepuluh orang karyawan dengan pembagian

tugasnya masing-masing yang terdiri dari tujuh karyawan dan tiga karyawati. Setiap harinya

perusahaan beroperasi mulai pukul sembilan pagi sampai pukul empat sore (09:00 – 16:00)

dengan waktu istirahat selama satu jam pada pukul dua belas dan aktivitas perusahaan

diliburkan ketika hari raya, dalam menunjang kegiatan karyawan perusahaan menyediakan

konsumsi dengan kebebasan karyawan mengambil beras di gudang ditambah sayur dengan

anggaran belanja mencapai Rp 25.000 setiap harinya. Proses pembuatan adonan, tiga

karyawan bertugas dalam pembuatan adonan untuk onde-onde gandum dan dua karyawan

bertugas dalam pembuatan adonan untuk kue keringan, kemudian dalam proses penambahan

bahan pelengkap (wijen) untuk masing-masing jenis adonan terdapat satu karyawan yang

bertugas dalam adonan onde-onde gandum dan satu karyawan yang bertugas dalam adonan

keringan. Karyawan yang bertugas dalam proses pemasakan adonan masing-masing satu

karyawan, yang bertanggungjawab dalam pemanggangan adonan keringan di tungku kayu

Page 22: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

���

dan yang bertugas dalam proses pengorengan untuk adonan onde-onde gandum, ketika semua

produk sudah jadi ada satu karyawan yang bertugas dalam proses pengemasan. Karena

perusahaan ini adalah perusahaan kecil maka tidak terdapat struktur organisasi yang besar

dan secara sederhana susunan pembagian tugas karyawan dapat digambarkan dengan tabel

sebagai berikut:

Tabel 3.1

Pembagian Tugas Karyawan Perusahaan Makanan “57”

Produk

Bag.pengolahan

adonan

Bag.penambahan

pelengkap

Bag.

pemasakan

Bag.

pengemasan

Onde-onde gandum 2 karyawan 1 karyawati 1 karyawan 1 karyawati

Keringan 3 karyawan 1 karyawati 1 karyawan

4.2. Analisis Aktivitas-aktivitas yang Ada dalam Proses Produksi Perusahaan

Aktivitas pada produksi Perusahaan Makanan ”57” secara umum ada 3 tahap, yaitu

tahap sebelum produksi, tahap produksi, dan tahap sesudah produksi.

4.2.1 Analisis Aktivitas Sebelum Produksi

Aktivitas perusahaan sebelum produksi yaitu pemesanan bahan baku. Bagian pemesanan bahan baku dimulai dengan menghubungi pemasok yang akan memasok bahan baku ke perusahaan, pemesanan bahan baku dilakukan oleh pemilik melalui telepon dan dilakukan setiap bulan atau ketika persedian bahan baku mulai habis. Masalah yang sering dialami dalam pengiriman bahan baku dari pemasok yaitu proses pengiriman yang mengalami keterlambatan dan karena bahan baku tidak berasal dari pemasok yang sama maka menyebabkan perbedaan dalam siklus pengiriman. Bahan baku yang dipakai dalam proses pembuatan kue kering ini diperoleh dari Salatiga dan Semarang.

Jika diringkas aktivitas-aktivitas sebelum produksi adalah sebagai berikut:

1. Pemesanan bahan baku • Menghubungi pemasok yang akan memasok bahan baku ke perusahaan

melalui telepon.

2. Penerimaan bahan baku

• Memindah bahan baku ke gudang dan terkadang mengalami keterlambatan dalam pengiriman.

Page 23: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

���

3. Penyimpanan bahan baku

• Menyimpan bahan baku di gudang sebelum diproduksi.

4.2.2 Analisis Aktivitas yang Terjadi dalam Proses Produksi

Perusahaan makanan “57” utamanya memproduksi 2 macam produk, yaitu onde-onde

gandum dan keringan. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi 2 produk ini pada

dasarnya sama, yang membedakan adalah untuk adonan onde-onde gandum bahan bakunya

adalah gandum, gula, margarin, telur, wijen, garam, ovalet, soda kue, minyak dan air dan

untuk adonan keringan tidak menggunakan telur sebagai bahan bakunya dan penambahan air

yang sedikit lebih banyak sehingga adonan lebih cair. Pengolahan untuk kedua adonan

tersebut tentunya berbeda, untuk adonan onde-onde gandum dibentuk bulat berisi dan proses

pemasakan dengan menggunakan metode goreng sedangkan untuk adonan keringan dibentuk

bulat pipih dan proses pemasakan melalui metode panggang dengan tungku kayu.

Secara singkat gambaran proses memproduksi onde-onde gandum pada gambar:

Gambar 1.1

Proses produksi onde-onde gandum

Pengambilan bahan baku di gudang

bahan baku ditimabang

Bahan baku di masukkan ke tempat khusus

Diaduk hingga rata

Penambahan air sedikit-

sedikit

diuleni

Proses penggorengan

Penambahan bahan

pelengkap

Pembentukan adonan

Adonan Onde-onde

gandum

ditaburi gandum

wijen

dikemas ditiriskan

� �����������

Page 24: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

���

Gambar 1.2

Proses produksi keringan wijen

Produksi Onde-onde gandum dan keringan dimulai dengan pengambilan bahan baku

di gudang kemudian ditimbang sesuai standar perusahaan atau sesuai karakteristik pesanan,

dalam proses ini banyak bahan baku yang terbuang karena kecerobohan karyawan dan

takaran bahan baku yang tidak sesuai dikarenakan saat penimbangan karyawan

melakukannya dengan tergesa-gesa. Bahan baku yang sudah siap dimasukan kedalam tempat

pengadukan (ember) dan diaduk hingga rata dengan menambahkan air sedikit demi sedikit

kemudian bahan adonan diuleni hingga kalis atau sampai adonan tidak terdapat gumpalan-

gumpalan gula atau gandum. Aktivitas ini membutuhkan waktu kurang lebih selama 1 jam

untuk setiap adonan.

Selesai pembuatan adonan, adonan diistirahatkan selama kurang lebih 20 menit, ini

dimaksudkan agar adonan mengembang. Selama proses menunggu adonan siap untuk masuk

kedalam proses selanjutnya, karyawan membuat lagi adonan onde-onde gandum dan

keringan yang lain, setiap harinya perusahaan dapat membuat 6-8 adonan onde-onde gandum

dengan setiap adonan menghasilkan kurang lebih 300 buah onde-onde gandum dan 4-5

adonan keringan dengan setiap adonan menghasilkan kurang lebih 20 kg.

Pengambilan bahan baku di gudang

bahan baku ditimbang

Bahan baku masuk dalam tempat khusus

Diaduk hingga rata

Penambahan air sedikit-

sedikit

diuleni

Menempatkan dalam loyang

Penambahan bahan pelengkap

Pencetakan adonan

Adonan Keringan

ditaburi gandum

wijen

ditiriskan Proses panggang

dikemas

Waktu Tunggu

Page 25: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

���

Proses Onde-onde gandum

Masuk dalam proses selanjutnya, adonan yang sudah siap kemudian dibentuk dalam

ukuran kecil saat proses pembentukan, adonan diberi taburan gandum agar saat pembentukan

tidak lengket. Adonan dengan ukuran kecil-kecil kemudian diberi bahan pelengkap berupa

wijen dengan cara adonan dalam bentuk kecil di tempatkan pada (tampah) dan diberi wijen

kemudian tampah tersebut digoyang agar wijen-wijen dapat menempel rata dalam adonan

onde-onde gandum, proses menambahkan wijen dengan cara menggoyang tampah (seperti

menampi beras) menyebabkan banyak wijen yang terbuang.

Selesai proses sebelumnya, adonan kemudian digoreng dengan minyak yang panas

proses ini membutuhkan waktu sekitar 5 menit setelah itu bahan jadi atau onde-onde gandum

ditiriskan pada tempat yang sudah dilapisi kertas agar minyak yang tersisa dapat terserap.

Selama proses penirisan ini, terdapat 3 kipas angin dengan ukuran besar (diameter 30 cm)

yang digunakan untuk mempercepat proses pendinginan pada onde-onde gandum. Setelah

onde-onde siap kemudian onde-onde gandum dikemas ukuran kecil dengan setiap kemasan

berisi 6 buah onde-onde gandum.

Proses Keringan wijen

Masuk dalam proses selanjutnya, adonan yang sudah siap kemudian dibentuk dalam

ukuran bulat kecil dan pipih. Saat proses pembentukan, adonan diberi taburan gandum agar

saat pembentukan tidak lengket. Adonan dengan ukuran kecil-kecil kemudian masuk dalam

penambahan bahan pelengkap berupa wijen dengan menaburkan wijen diatas adonan yang

sudah dicetak bundar pipih.

Selesai proses sebelumnya, adonan kemudian diletakkan pada loyang yang berbentuk

datar, dengan setiap loyang dapat menampung 30 buah keringan wijen dan selanjutnya

loyang-loyang yang sudah terisi dimasukkan kedalam tungu kayu proses ini membutuhkan

waktu sekitar 10 menit, untuk setiap pemanggangan dapat menampung maksimal 18 loyang.

Setelah 10 menit loyang-loyang tersebut dikeluarkan secara satu per satu dan ditiriskan,

dalam proses ini sering dijumpai sebagian kue keringan yang berada pada 1-2 loyang terakhir

dalam pengambilan dari tungku kayu mengalami overcook atau gosong. Setelah loyang-

loyang yang ditiriskan menjadi dingin, karyawan kemudian melepaskan kue kering dari

loyang dengan metode membalik loyang dan menghentakkan secara berlahan. Kue keringan

Page 26: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

���

yang sudah siap kemudian masuk dalam proses pengemasan dengan berat bersih setiap

kemasan 5 kg.

Dari semua aktivitas perusahaan dalam proses produksi Onde-onde gandum dan kue

keringan di atas, maka tahap-tahap aktivitas perusahaan jika diringkas sebagai berikut:

1. Pengambilan bahan baku • Mengambilan bahan baku dari gudang. • Menimbang bahan baku.

2. Pemrosesan bahan baku menjadi adonan • Proses membuat adonan

- Bahan baku diaduk rata dengan menambahkan air sedikt demi sedikit. - Bahan baku diuleni hingga kalis. - Adonan diistirahatkan selama 20 menit.

3. Pembentukan adonan • Adonan dipotong dan dibentuk dalam ukuran kecil. • Menambahkan wijen.

4. Pemasakan adonan

• Onde-onde Gandum - Menyiapkan pengorengan. - Menggoreng adonan. - Meniiriskan produk jadi.

• Keringan wijen - Menyiapkan tungku bakar. - Pemanggangan adonan. - Pengambilan loyang dalam tungku kayu. - Meniiriskan produk jadi.

5. Pengemasan • Mengemas produk.

4.2.3 Analisis Aktivitas Sesudah Produksi

Aktivitas terakhir yang dilakukan setelah proses produksi selesai adalah menyimpan

produk jadi ke gudang penyimpanan dan setelah itu karyawan membersihkan semua

perlengkapan, peralatan, tungku kayu dan area pabrik. Ini dimaksudkan untuk menjaga

kebersihan dan juga menjaga keawetan peralatan dari kerusakan.

Jika diringkas aktivitas-aktivitas sebelum produksi adalah sebagai berikut:

1. Penyimpanan bahan jadi • Menyimpan bahan jadi di gudang.

Page 27: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

���

2. Perawatan • Membersihkan peralatan, tungku kayu dan area pabrik.

4.3. Analisis Aktivitas Bernilai Tambah dan Aktivitas Tidak Bernilai Tambah pada

Proses Produksi Perusahaan “57”

Perusahaan dalam menerapkan cost reduction program perlu membedakan aktivitas

bernilai tambah dengan aktivitas tidak bernilai tambah. Untuk mengetahui aktivitas yang

dilakukan perusahaan bernilai tambah atau tidak, maka perlu dilakukan analisis pada aktivitas

produksi Perusahaan Makanan “57”.

4.3.1 Analisis Aktivitas Sebelum Produksi

Aktivitas sebelum proses produksi akan dimulai dengan memesan bahan baku,

perusahaan dalam proses pemesanan bahan baku yaitu melalui telepon oleh pemilik dan

dilakukan setiap bulan. Perusahaan selanjutnya menunggu pengiriman dari pemasok. Bahan

baku yang sudah dikirim pemasok, diterima perusahaan dan kemudian dipindahkan ke

gudang untuk disimpan. Aktivitas ini tidak bernilai tambah karena dengan memesan,

menunggu, memindah dan menyimpan bahan baku di gudang tidak menimbulkan perubahan

untuk bahan baku tersebut dan karyawan tidak melakukan kegiatan produksi.

Klasifikasi aktivitas bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah pada pembelian

bahan baku Perusahaan Makanan “57” sebagai berikut:

Tabel 4.1

Aktivitas Bernilai Tambah dan Aktivitas Tidak Bernilai Tambah

Bagian Pembelian Bahan Baku

Aktivitas Perusahaan Aktivitas Bernilai Tambah

Aktivitas tidak Bernilai Tambah

1. Pemesanan bahan baku

- menghubungi pemasok memesan ke pemasok melalui telepon

2. Penerimaan bahan baku

- memindah bahan baku memindah bahan baku ke gudang

menunggu pengiriman dari pemasok

3. Penyimpanan bahan baku

- menyimpan bahan baku menyimpan bahan baku di gudang

Page 28: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

���

Aktivitas yang terjadi dalam Pembelian Bahan Baku Perusahaan Makanan ”57” yang

termasuk aktivitas tidak bernilai tambah yaitu memesan bahan baku dengan menghubungi

pemasok melalui telepon, menunggu pengiriman bahan baku dari pemasok, memindahkan

bahan baku dan menyimpan bahan baku di gudang.

4.3.2 Analisis Aktivitas dalam Proses Produksi

Aktivitas produksi dimualai dengan mengambil dan menimbang bahan baku sesuai

dengan standar perusahaan, aktivitas ini merupakan aktivitas tidak bernilai tambah karena

tidak menimbulkan perubahan. Kemudian bahan baku yang sudah diambil dari gudang masuk

kedalam tempat pengolahan, ditempat tersebut bahan baku masuk dalam proses pencampuran

dengan penambahan air sedikit demi sedikit sampai menjadi adonan yang kalis, aktivitas ini

merupakan aktivitas bernilai tambah karena dengan adonan yang baik (kalis) akan

menghasilkan produk dengan kualitas yang maksimal, tetapi selanjut pada perlakuan adonan

tersebut terdapat proses fermentasi adonan yang membutuhkan waktu tunggu sekitar 20

menit agar adonan mengembang, aktivitas ini merupakan aktivitas tidak bernilai tambah

namun prosesnya diperlukan dalam pembuatan produk. Aktivitas berikutnya yaitu

membentuk adonan dengan serta menaburi tepung gandum ke adonan agar tidak lengket dan

menambahkan bahan pelengkap berupa wijen, proses ini merupakan aktivitas bernilai tambah

karena pembentukan dan penambahan wijen nantinya akan menghasilkan produk dengan

ukuran dan tampilan yang khas dari onde-onde gandum dan keringan wijen

Masuk dalam proses selanjutnya yaitu proses pemasakan dengan metode panggang

dan goreng, aktivitas ini merupakan aktivitas yang bernilai tambah karena proses ini

merupakan aktivitas yang paling penting sebab tanpa proses pemasakan, adonan tidak akan

matang sehingga akan tidak layak konsumsi. Pada proses masak dengan metode panggang,

karyawan sering kali terlambat untuk mengangkat loyang-loyang dalam tungku kayu

sehingga 2 loyang yang tersisa dalam setiap proses panggang mengalami kerusakan (gosong),

hal ini menyebabkan produk tidak layak untuk dipasarkan. Produk yang sudah matang

kemudian ditiriskan, pada proses penirisan untuk produk onde-onde gandum terdapat

penggunaan alat elektronik yang tidak diperlukan. Penggunaan alat elektronik dalam waktu

yang lama akan menyebabkan pemborosan listrik dan menambah biaya. Produk yang sudah

siap kemudian dikemas dengan ukuran yang sudah ditentukan, dari aktivitas ini sering

didapati karyawan yang mengobrol, tindakan dari karyawan ini merupakan aktivitas yang

tidak bernilai tambah sebab hal ini membuat para karyawan tidak bekerja dengan maksimal.

Page 29: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

��

Klasifikasi aktivitas bernilaiA tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah pada proses

produksi Perusahaan Makanan “57” sebagai berikut:

Tabel 4.2

Aktivitas Bernilai Tambah dan Aktivitas Tidak Bernilai Tambah

Bagian Produksi

Aktivitas Perusahaan Aktivitas Bernilai

Tambah Aktivitas tidak

Bernilai Tambah 1. Pengambilan bahan baku dari gudang

- mengambil bahan baku memindah bahan baku

- menimbang bahan baku menimbang bahan baku

2. Pemrosesan bahan baku menjadi adonan - bahan baku diaduk rata dengan

menambahkan air

pengadukan bahan baku dan air menjadi adonan setengah jadi

- adonan setengah jadi diuleni hingga kalis

adonan diuleni menjadi kalis

- adonan diistirahatkan selama 20 menit fermentasi adonan waktu tunggu 20 menit

3. Pembentukan adonan - proses membentuk adonan

adonan dibentuk ukuran kecil

- proses penambahan pelengkap menambahkan wijen

4. Pemasakan adonan

a) Onde-onde gandum

- menyiapkan penggorengan memanaskan minyak dalam pengorengan

- mengoreng adonan adonan digoreng hingga masak waktu tunggu 10 menit

- meniriskan penirisan dan penggunaan kipas angin

b) Keringan wijen - menyiapkan bahan bakar mengambil kayu bakar - menyiapkan panggangan

memanaskan tungku dengan kayu bakar

- memanggang adonan

adonan dipanggang hingga masak waktu tunggu 10 menit

- mengambil loyang

- meniriskan penirisan

5. Pengemasan

- mengemas produk jadi pengemasan produk dengan ukuran tertentu

Page 30: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

��

Pada aktivitas produksi yang merupakan aktivitas bernilai tambah yaitu pengolahan bahan

baku hingga menjadi adonan kalis, memotong dan membentuk serta menambahkan wijen,

memasak adonan dan mengemas produk jadi. Aktivitas ini juga terdapat aktivitas yang tidak

bernilai tambah seperti kecerobohan karyawan, waktu tunggu yang tidak tepat, aktivitas

mengobrol karyawan, penirisan, penggunaan alat elektronik, waktu istirahat karyawan,

menyimpan produk jadi, membersihkan peralatan dan pengecekan tungku kayu.

4.3.3 Analisis Aktivitas Sesudah Proses Produksi

Aktivitas selanjutnya yaitu penyimpanan hasil produksi. Proses ini merupakan

aktivitas yang tidak bernilai tambah karena ketika onde-onde gandum dan kue keringan sudah

dikemas, produk sudah siap untuk dipasarkan.

Aktivitas akhir dari perusahaan adalah membersihkan semua perlengkapan, peralatan,

tungku kayu dan area pabrik. Ini merupakan aktivitas yang tidak bernilai tambah namun

harus dilakukan untuk menjaga kebersihan dan juga menjaga keawetan peralatan dari

kerusakan.

Klasifikasi aktivitas bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah pada aktivitas

sesudah proses produksi Perusahaan Makanan “57” sebagai berikut:

Tabel 4.3

Aktivitas Bernilai Tambah dan Aktivitas Tidak Bernilai Tambah

Aktivitas Sesudah Proses Produksi

Aktivitas Perusahaan Aktivitas Bernilai

Tambah Aktivitas tidak Bernilai Tambah 1. Penyimpanan bahan jadi

- menyimpan produk memindah produk ke gudang

penyimpanan produk di gudang

2. Perawatan

- membersihkan peralatan pembersihan alat-alat kerja dan area pabrik

- membersihkan area pabrik

- mengecek tungku kayu pengecekan tungku kayu

Page 31: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

���

Selama aktivitas sesudah proses produksi tidak terdapat aktivitas bernilai tambah, karena

aktivitas tersebut tidak menimbulkan perubahan pada produk perusahaan.

4.4. Analisis Aktivitas Bernilai Tambah yang tidak Efisien dalam Proses Produksi

Perusahaan ”57”

Perusahaan dalam menjalankan proses produksi memerlukan aktivitas yang

memberikan nilai tambah bagi perusahan agar terciptanya produk dengan standar perusahaan

dan penggunaan bahan baku yang efisien. Namun, masih terdapat aktivitas bernilai tambah

pada perusahaan ini yang menimbulkan pengeluaran biaya yang tidak perlu karena aktivitas

bernilai tambah tersebut tidak efisien dan perusahaan sebenarnya mampu untuk memperbaiki

aktivitas tersebut. Aktivitas bernilai tambah pada perusahaan hanya terdapat pada proses

produksi karena hanya dalam proses produksi, bahan baku mentah diolah menjadi bahan jadi

yang siap untuk dikonsumsi.

Aktivitas perusahaan pada tahap proses mencampur bahan baku dan menguleni

adonan hingga kalis merupakan aktivitas yang memang perlu dilakukan perusahaan.

Kemudian dalam proses penambahan bahan pelengkap (wijen) pada produk onde-onde

gandum terdapat pemborosan pada penggunaan wijen karena metode penambahan dengan

(seperti menampi beras pada tampah) menyebabkan banyak wijen yang terbuang sehingga

proses ini menjadi tidak efisien, masuk dalam proses memasak adonan hingga menjadi

produk jadi merupakan salah satu aktivitas utama perusahaan dan aktivitas tersebut penting

dalam proses memasak untuk produk onde-onde gandum perusahaan memakai gas ukuran 12

kg sebagai bahan bakarnya namun penggunaan gas 12 kg ini masih bisa ditekan pengeluaran

biayanya karena harga gas 12 kg di pasaran cenderung mengalami kenaikan dibandingkan

gas 3 kg yang harganya lebih stabil dan murah, terlebih gas ukuran 12 kg rawan terjadinya

kecurangan yaitu dengan isi gas yang dikurangi.

Setelah itu produk jadi akan dikemas oleh satu karyawan dengan dibantu karyawan

yang bebas tugas untuk kemudian disimpan dan dipasarkan.

Page 32: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

���

Tabel 4.4

Aktivitas Bernilai Tambah dan Penyebab Pemborosan

Aktivitas Perusahaan Aktivitas Bernilai Tambah Pemborosan 1. Pengambilan bahan baku

- mengambil bahan baku dari gudang

- menimbang bahan baku

2. Pemrosesan bahan baku menjadi adonan - bahan baku diaduk rata dengan

menambahkan air pengadukan bahan baku dan air menjadi adonan setengah jadi

- adonan setengah jadi diuleni hingga kalis adonan diuleni menjadi kalis

- adonan diistirahatkan selama 20 menit adonan mengalami fermentasi

3. Pembentukan adonan

- proses membentuk adonan adonan dibentuk ukuran kecil

- proses penambahan pelengkap menambahkan wijen metode penambahan wijen tidak efisien

4. Pemasakan

a) Onde-onde gandum

- menyiapkan penggorengan

- mengoreng adonan adonan digoreng hingga masak penggunaan gas 12 kg

- meniriskan

b) Keringan wijen

- menyiapkan panggangan

- memanggang adonan adonan dipanggang hingga masak

- mengambil loyang dari tungku kayu

- meniriskan

5. Pengemasan

- mengemas produk jadi pengemasan produk dengan ukuran tertentu

- menyimpan produk jadi

Pemborosan yang terjadi di Perusahaan disebabkan oleh tidak efisiensinya aktivitas dan

aktivitas karyawan yang tidak perlu dilakukan, ini menyebabkan kinerja karyawan menjadi

tidak maksimal. Perusahaan seharusnya dapat mengurangi pemborosan yang terjadi jika

aktivitas yang menimbulkan pemborosan dapat dikelola dengan efisien.

Page 33: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

���

4.5. Analisis Aktivitas Tidak Bernilai Tambah yang Menimbulkan Biaya

Aktivitas perusahaan dalam proses produksi yang tidak bernilai tambah tidak

semuanya bisa direduksi atau dieliminasi karena aktivitas tidak bernilai tambah tersebut

memang perlu dilakukan perusahaan, itu dampak dari masih minimnya teknologi yang

dipakai perusahaan dalam menjalankan aktivitas produksinya. Namun aktivitas tidak bernilai

tambah perusahaan yang dapat direduksi atau dieliminasi tidak semuanya memberikan

penghematan biaya secara langsung tetapi terdapat aktivitas tidak bernilai tambah yang

apabila dikelola dengan baik maka akan memberikan penghematan biaya yang material bagi

perusahaan.

Aktivitas pembelian dari pemasok Semarang, akan menimbulkan biaya tambahan

untuk transportasi dan waktu tunggu yang lebih lama dibandingkan aktivitas pembelian dari

Salatiga. Aktivitas pembelian dari pemasok Semarang disebabkan karena perusahaan

menggunakan bahan baku mentega dengan merk dagang tertentu dimana mentega dengan

merk tersebut di pasaran Salatiga tidak ada sehingga perusahaan memesan bahan baku

mentega dari pemasok Semarang.

Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya terdapat aktivitas tidak bernilai tambah

tetapi aktivitas tersebut penting untuk dilakukan seperti menyimpan bahan baku di gudang

hal ini bertujuan untuk memudahkan penyediaan bahan baku dalam proses produksi,

menimbang dan memindah bahan baku bertujuan untuk mengukur standar pemakaian bahan

baku dan karena teknologi yang terbatas maka pemindahan bahan baku dilakukan dengan

tenaga karyawan, waktu tunggu untuk adonan bertujuan agar adonan dapat mengembang,

meniriskan produk jadi, menyimpan produk jadi di gudang.

Proses masak melalui metode panggang dengan tungku kayu untuk produk keringan

wijen dalam setiap panggangan, tungku kayu dapat memuat 18 loyang dan karena dalam

pengambilan loyang harus hati-hati dimaksutkan agar loyang tidak jatuh ke bara api sehingga

dalam proses pengambilan loyang dilakukan tidak secara cepat sehingga terdapat sebagian

keringan wijen dari loyang terakhir dalam pengambilan mengalami (gosong) kerusakan atau

cacat. Produk rusak merupakan bentuk dari inefisiensi perusahan dan disebabkan oleh

kesalahan karyawan dalam pengambilan loyang dari tungku yang tidak tepat waktu dan

kapasitas tungku yang terlalu berlebih.

Page 34: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

���

Proses penyimpanan merupakan aktivitas tidak bernilai tambah namun bertujuan

untuk mengantisipasi jika ada konsumen yang tiba-tiba datang untuk membeli sehingga

peruahaan masih memiliki persediaan untuk langung dijual. Aktivitas terakhir dari

perusahaan adalah membersihkan semua perlengkapan, peralatan, tungku kayu dan area

pabrik. Ini merupakan aktivitas yang tidak bernilai tambah namun harus dilakukan untuk

menjaga kebersihan dan juga menjaga keawetan peralatan dari kerusakan.

Tabel 4.5

Aktivitas Tidak Bernilai Tambah dan Aktivitas yang dapat dikelola

Aktivitas Perusahaan Aktivitas tidak Bernilai

Tambah Aktivitas yang dapat dikelola

1. Pembelian Bahan baku

- memesan bahan baku dari pemasok menghubungi pemasok pembelian bahan baku dari Semarang

- menerima bahan baku dari pemasok

- menyimpan bahan baku

2. Pengambilan Bahan Baku

- mengambil bahan baku dari gudang memindah bahan baku - menimbang bahan baku menimbang bahan baku

3. Pemrosesan bahan baku menjadi adonan - bahan baku diaduk rata dengan

menambahkan air - adonan setengah jadi diuleni hingga

kalis

- adonan diistirahatkan selama 20menit waktu tunggu 20 menit

4. Pembentukan Adonan

- proses membentuk adonan

- proses penambahan pelengkap

5. Pemasakan

a) Onde-onde gandum

- menyiapkan penggorengan memanaskan minyak dalam pengorengan

- mengoreng adonan waktu tunggu 10 menit

- meniriskan penirisan dan penggunaan kipas angin pengunaan kipas angin

b) Keringan wijen

- menyiapkan panggangan memanaskan tungku dengan kayu bakar

- memanggang adonan waktu tunggu 10 menit

- mengambil loyang dari tungku kayu

- meniriskan penirisan

Page 35: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

���

Tabel 4.5 (lanjutan)

Aktivitas Tidak Bernilai Tambah dan Aktivitas yang dapat dikelola

Aktivitas Perusahaan Aktivitas tidak Bernilai

Tambah Aktivitas yang dapat dikelola

6. Pengemasan

- mengemas produk jadi

- menyimpan produk jadi penyimpanan produk ke gudang

7. Perawatan - membersihkan perlengkapan,

peralatan dan area pabrik pembersihan alat-alat kerja dan area pabrik

- mengecek tungku kayu pengecekan tungku kayu

Waktu istirahat dimanfaatkan karyawan untuk mengobrol dan makan, dalam aktivitas

ini terdapat pemborosan terhadap penggunaan beras untuk konsumsi 10 karyawan dimana

perusahaan setiap harinya menyediakan 4 kg beras dan uang untuk pembelian sayur.

Pengunaan kipas angin dalam proses penirisan produk menyebabkan pemborosan

dalam pemakaian listrik, timing yang tidak tepat dalam pengambilan loyang dari tungku kayu

menyebabkan sebagian produk mengalami kerusakan sehingga tidak dapat dipasarkan serta

kecerobohan dan aktivitas mengobrol karyawan menyebabkan kinerja karyawan tidak

maksimal

4.6. Analisis Penghematan Biaya Perusahaan dari Implementasi Cost Reduction

Program

Dari hasil analisis biaya-biaya aktivitas yang ada pada Perusahaan Makanan ”57”,

terlihat adanya biaya yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah. Biaya tidak bernilai

tambah terjadi karena pelaksanaan aktivitas tidak bernilai tambah dan pelaksanaan aktivitas

bernilai tambah yang tidak efisien. Dengan menganalisis aktivitas diharapkan perusahaan

bisa mengetahui aktivitas-aktivitas mana yang bisa direduksi atau aktivitas mana yang bisa

dihilangkan sehingga perusahaan akan memperoleh perbaikan-perbaikan atas aktivitas-

aktivitas yang ada dan tercipta penghematan biaya aktivitas demi tercapainya laba yang

maksimal.

Page 36: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

���

4.6.1 Analisis Penghematan pada Aktivitas Pembelian Bahan Baku

Perusahaan dalam aktivitas pembelian bahan baku mempunyai dua pemasok yaitu

dari Salatiga dan Semarang, bahan baku yang dibeli dari Semarang yaitu bahan baku

margarin dan sisanya dibeli dari pemasok Salatiga, pembelian margarin dari pemasok

Semarang disebabkan keserdiaan margarin di Salatiga terbatas sehingga perusahaan memesan

dari Semarang. Aktivitas pembelian bahan baku dari pemasok yang berlokasi di luar kota,

yaitu Semarang menimbulkan waktu tunggu menjadi lama dan pembebanan biaya

transportasi kepada pihak perusahaan sebesar 5 % dari pembelian. Perusahaan dalam

melakukan pembelian dilakukan secara kredit sehingga tidak mendapat potongan pembelian

dari pemasok.

Pembebanan biaya transportasi ini merupakan pemborosan biaya karena dalam

pembelian bahan baku perusahaan seharusnya tidak perlu melakukan pembayaran atas biaya

transportasi. Untuk mengurangi pemborosan biaya, aktivitas ini dapat dikelola dengan

pemilihan aktivitas (Activity Selection). Aktivitas pembelian bahan baku dari pemasok

Semarang dapat digantikan melalui pembelian bahan baku margarin berkualitas satu tingkat

dibawah dari pemasok Semarang serta harga yang lebih murah dengan keserdiaan bahan baku

dari pemasok Ambarawa, sehingga pemborosan yang terjadi karena biaya tambahan

transportasi dan pembelian bahan baku margarin dapat ditekan.

Tabael 4.6

Penyebab Pemborosan dan Solusi Aktivitas Pembelian Bahan baku

Aktivitas Penyebab pemborosan Solusi

Pembelian bahan baku

Tambahan biaya transportasi karena jarak tempuh pengiriman dari pemasok Semarang ke perusahaan jauh

Membeli bahan baku dari pemasok Ambarawa dengan merk berbeda tetapi kualitas yang sama dan harga lebih murah

Page 37: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

���

Tabel 4.7

Analisis biaya aktivitas dari Aktivitas Pembelian bahan baku

Aktivitas sebelum penerapan estimasi

sesudah penerapan Penghematan Cost Reduction Cost Reduction

Program Program

Pembelian bahan baku margarin Rp 1.522.500 Rp 1.310.000 Rp 242.500

Perusahaan dalam melakukan pembelian bahan baku margarin merk “A” dari

pemasok Semarang umumnya membeli 10 dus dengan harga beli Rp 145.000/dus

(harga pasaran margarin di Semarang, maret 2013) dan biaya transportasi sebesar 5

% dari pembelian sedangkan margarin merk “B” di Ambarawa Rp 131.000/dus

(harga pasaran margarin di Ambarawa, maret 2013)

• Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam pembelian bahan baku margarin merk “A” (10 dus x Rp 145.000) + (5% x (10 x 145.000)) = Rp 1.522.500

• Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam pembelian bahan baku margarin dibeli dari pemasok Ambarawa tanpa tambahan biaya transportasi: 10 dus x Rp 131.000 = Rp 1.310.000

• Penghematan yang diharapkan adalah : Biaya pembelian bahan baku margarin dari Semarang – Ambarawa Rp Rp 1.522.500 – Rp 1.310.000 = Rp 242.500

4.6.2 Analisis Penghematan pada Aktivitas Pengunaan Bahan Bakar Gas

Aktivitas memasak dengan metode goreng pada adonan onde-onde gandum di

perusahaan membutuhkan bahan bakar gas untuk aktivitas tersebut. Perusahaan dalam

penggunaan gas menggunakan gas dengan ukuran 12 kg, dalam masa sekarang gas 12 kg

selalu mengalami kenaikan harga sehingga perlu dikaji ulang dalam penggunaan gas ukuran

12 kg agar tidak terjadi penambahan biaya dalam proses masak. Aktivitas penggunaa bahan

bakar gas ini dapat dikelola dengan pemilihan aktivitas (Activity Selection). Aktivitas bernilai

tambah yang tidak efisien akan ditingkatkan dalam efisiensinya dengan menganti bahan

bakar gas ukuran 12 kg dengan harga Rp 74.500/tabung menjadi gas ukuran 3 kg yang

harganya Rp 14.500/tabung, (harga pasaran LPG 12 kg dan 3 kg di Salatiga, maret 2013).

Page 38: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

���

Tabel 4.8

Penyebab pemborosan dan Solusi Aktivitas Penggunaan Bahan Bakar Gas

Aktivitas Penyebab pemborosan Solusi Penggunaan bahan bakar gas 12 kg

harga bahan bakar gas 12 kg selalu mengalami kenaikan

bahan bakar gas ukuran 12 kg diganti dengan gas ukuran 3 kg

Tabel 4.9

Analisis Biaya Aktivitas dari Aktivitas Penggunaan Bahan Bakar Gas

Aktivitas sebelum penerapan estimasi

sesudah penerapan Penghematan Cost Reduction Cost Reduction

Program Program Penggunaan

Bahan bakar Rp 1.676.250 1.305.000 Rp 371.250

Pemakaian gas 12 kg rata-rata dalam 1 kompor dapat digunakan untuk 4 hari, jadi

rata-rata penggunaan gas di perusahaan 3 kg/ hari dan dalam proses memasak

perusahaan memiliki 3 kompor dengan masing-masing menggunakan gas 12 kg

• Aktivitas penggunaan bahan bakar gas selama satu bulan :

3kompor x( (30 hari x 3kg) : 12 kg) = 22.5 tabung gas 12 kg/bulan

- Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam satu bulan :

Jumlah tabung x harga tabung

22.5 tabung gas x Rp 74.500 = Rp 1.676.250

- Total biaya penggunaan bahan bakar gas 12kg dalam satu bulan Rp 1.676.250

• Aktivitas penggunaan bahan bakar gas dengan menganti gas 12 kg menjadi 3 kg :

3kompor x ((30hari x 3kg) : 3 kg) = 90 tabung gas 3 kg/bulan

- Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam satu bulan :

Jumlah tabung x harga tabung

90 tabung gas x Rp 14.500 = Rp 1.305.000

Page 39: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

��

• Penghematan dari pengantiaan bahan bakar gas 12 kg menjadi 3 kg :

Rp 1.676.250 – Rp 1.305.000 = Rp 371.250

4.6.3 Analisis Penghematan pada Aktivitas Penambahan Wijen

Pengeluaran biaya yang besar terjadi pada aktivitas penambahan pelengkap yaitu

wijen yang ditambahkan dalam adonan onde-onde gandum dengan cara meletakan adonan

onde-onde gandum ke atas tampah kemudian wijen ditaburkan dan secara bersamaan

tempayan tersebut digoyangkan. Biaya ini menjadi besar dikarenakan dalam proses

penambahan wijen tidak menggunakan metode yang baik sehingga banyak wijen yang

terbuang. Aktivitas ini merupakan aktivitas bernilai tambah yang tidak efisien, wijen yang

terbuang menyebabkan pemborosan bagi perusahaan. Aktivitas penambahan wijen ini dapat

dikelola dengan pemilihan aktivitas (Activity Selection) pada metode penambahan wijen

dengan mengunakan media tertutup (panci) dan pengurangan aktivitas (Activity Reduction)

pada wijen yang digunakan dalam proses tersebut. Pemborosan penggunaan wijen diharapkan

berkurang 40 %, pengurangan ini didasari oleh pengunaan wijen yang ditakar.

Tabel 4.10 Penyebab Pemborosan dan Solusi Aktivitas Penambahan Wijen

Aktivitas Penyebab pemborosan Solusi

Penambahan wijen Metode penambahan wijen yang tidak efisien

Menggunakan media tertutup dan penakaran wijen

Tabel 4.11

Analisis Biaya Aktivitas dari Aktivitas Penambahan wijen

Aktivitas sebelum penerapan estimasi

sesudah penerapan Penghematan Cost Reduction Cost Reduction

Program Program Penambahan

Wijen Rp2.610.000 Rp1.566.000 Rp1.044.000

Page 40: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

��

Penggunaan wijen dalam perusahaan mencapai 5 kg/hari, dengan alokasi 3 kg untuk Onde-onde gandum dan 2 kg untuk Keringan. Harga wijen Rp 29.000/kg (harga pasaran Salatiga. Maret 2013)

• Maka perhitungan biaya aktivitas penambahan wijen ke adonan onde-onde gandum selama satu bulan adalah : 3 kg x Rp 29.000 x 30 hari = Rp 2.610.000

• Dengan menakar pengunaan wijen sebanyak dua sendok makan dan penggunaan

media tertutup dalam proses penambahan, dimaksudkan untuk mengurangi wijen

yang terbuang dari media pencampuran serta penggunaan wijen yang diharapkan

berkurang sebesar 40%.

Aktivitas penggunaan wijen yang seharusnya dilakukan selama satu bulan adalah:

(1-(3kg x 40%)) x Rp 29.000 x 30 hari = Rp 1.566.000

• Aktivitas pemborosan wijen: Rp 2.610.000 – Rp 1.566.000 = Rp 1044.000

4.6.4 Analisis Penghematan pada Aktivitas Penyediaan Konsumsi bagi Karyawan

Aktivitas penyediaan konsumsi bagi 10 karyawan oleh perusahaan bertujuan untuk

menunjang aktivitas karyawan agar dalam melakukan tugas-tugas mereka di proses produksi,

karyawan bekerja dengan maksimal tanpa harus meninggalkan area perusahaan untuk

mencari makan sehingga waktu dalam proses produksi tidak terbuang percuma. Perusahaan

dalam penyediaan konsumsi semuanya dipercayakan kepada karyawan yang bertugas dalam

penyediaan konsumsi dari mulai mengatur jenis masakan, belanja dan memasak dengan

anggaran belanja sayur Rp 25.000/hari, untuk kebutuhan lain (beras, gula, garam, minyak dan

gandum) karyawan bebas mengambil dari gudang penyimpanan bahan baku perusahaan.

Namun karena kontrol dan pengawasan yang lemah terjadi penyalahgunaan, dimana

karyawan menambah jumlah konsumsi yang dimasak khususnya beras mencapai 4 kg

beras/hari sehingga menyebabkan pemborosan bagi perusahaan karena setiap hari terdapat

kelebihan penyediaan konsumsi, perlakukan dari sisa konsumsi tersebut sering kali

dimanfaatkan karyawan untuk dibawa pulang. Hal ini merupakan biaya yang tidak perlu

dikeluarkan oleh perusahaan. Aktivitas penyediaan konsumsi bagi karyawan dapat dikelola

dengan pengurangan aktivitas (Activity Reduction), pemborosan yang terjadi karena

penyediaan beras yang berlebihan diharapkan berkurang sebesar 25% ini didasari dari asumsi

konsumsi beras perkapita maksimal sebesar 150 gram/sekali makan.

Page 41: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

���

Tabel 4.12 Penyebab Pemborosan dan Solusi Aktivitas Penyediaan Konsumsi

Tabel 4.13

Analisis Biaya Aktivitas dari Aktivitas Penyediaan Konsumsi

Aktivitas sebelum penerapan estimasi

sesudah penerapan Penghematan Cost Reduction Cost Reduction

Program Program Penyediaan

Konsumsi Rp 1.854.000 Rp 1.578.000 Rp 276.000

• Pengeluaran perusahaan untuk aktivitas penyediaan konsumsi dalam satu bulan :

((4 kg x Rp 9.200) + Rp 25.000) x 30 hari = Rp 1.854.000

• Jika diasumsikan konsumsi beras perkapita sebesar 150 gram dan jumlah karyawan

perusahaan 10 orang dengan frekuensi 2x makan/hari

Maka konsumsi beras karyawan:

150 gram x 10 karyawan x 2 = 3000 gram atau 3kg/hari

Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam satu bulan dengan asumsi tersebut:

((3kg x Rp 9.200) + Rp 25.000) x 30 hari = Rp 1.578.000

Penghematan yang diharapkan :

Rp Rp 1.854.000- Rp 1.578.000 = Rp 276.000

4.6.5 Analisis Penghematan pada Aktivitas Penggunaan Listrik

Pemborosan biaya pada aktivitas penggunaan listrik bagian produksi disebabkan oleh

karena adanya konsumsi tenaga listrik yang tidak perlu dari penggunaan kipas untuk

mempercepat proses pendinginan pada onde-onde gandum yang ditiriskan setelah melalui

proses mengoreng. Biaya listrik untuk proses pendinginan onde-onde gandum dirasa tidak

perlu karena tanpa kipas angin proses ini akan tetap terjadi secara alami jika sirkulasi udara di

Aktivitas Penyebab pemborosan Solusi

Penyediaan konsumsi penyediaan konsumsi yang berlebihan

pengurangan penyediaan konsumsi

Page 42: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

���

sekitar pabrik baik dan penggunaan kipas angin dapat menyebabkan debu-debu di area pabrik

menempel pada onde-onde gandum yang ditiriskan sehingga kehighgenisan produk menjadi

berkurang. Untuk mengurangi pemborosan dari penggunaan listrik, aktivitas ini dapat

dikelola dengan penghapusan aktivitas (Activity Elimination) sehingga perusahaan tidak perlu

mengeluarkan biaya dalam proses pendinginan untuk produk onde-onde gandum.

Tabel 4.14 Penyebab Pemborosan dan Solusi Aktivitas Penggunaan Listrik

Aktivitas Penyebab pemborosan Solusi

Penggunaan listrik

penggunaan listrik yang tidak perlu, dengan rata-rata penggunaan 5jam/hari

menambah fentilasi di pabrik, sehingga proses pendinginan terjadi secara alami

Tabel 4.15 Analisis Biaya Aktivitas dari Aktivitas Pengunaan listrik

Aktivitas sebelum penerapan estimasi

sesudah penerapan Penghematan Cost Reduction Cost Reduction

Program Program Penggunaan listrik

Rp26.145 Rp0 Rp26.145

• Perusahaan masuk dalam golongan industri dengan daya rendah, dengan perhitungan I/1 TR 2200 Va, 830/kwh (www.pln.co.id)

• Pemakaian 3 kipas angin dengan masing-masing berdaya 70 watt, rata-rata pemakaian selama 5 jam/hari

• Biaya perusahaan untuk penggunaan kipas angin dalam satu bulan : Rp 830 x 0.07 kwt x 5 jam x 3 kipas x 30 hari = Rp 26.145 Setelah dilakukan penghapusan aktivitas maka diharapkan biaya yang dikeluarkan

perusahaan menjadi Rp 0

4.6.6 Analisis Aktivitas Pengambilan Loyang dari Tungku Kayu

Perusahaan dalam proses memanggang adonan keringan wijen masih menggunakan

tungku tradisional berbahan bakar kayu, hal ini dimaksudkan untuk menjaga cita rasa produk

Page 43: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

���

yang khas. Tungku kayu tersebut terbuat dari susunan batu bata dengan ukuran lebar 1 m,

tinggi 1 m, panjang 3 m dengan lubang di salah satu sisinya. Dalam proses memanggang,

tungku kayu ini dapat menampung 18 loyang sekaligus dan untuk meniriskan loyang

tersebut dari tungku kayu memakai tongkat kayu dengan panjang 2 m sehingga loyang yang

berada di ujung tungku dapat terjangkau untuk ditiriskan.

Aktivitas pengambilan loyang dari tungku kayu yang memerlukan kehati-hatian

dalam memidahkan loyang untuk ditiriskan menyebabkan waktu pengambilan loyang

menjadi lama, ditambah proses memanggang keringan wijen dengan memaksimalkan

kapasitas tungku kayu yang mencapai 18 loyang dan ketepatan waktu karyawan dalam

melihat kematangan produk dengan perkiraan waktu dan penglihatan karyawan itu sendiri

menyebabkan sebagian keringan wijen yang terdapat di 1-2 loyang terakhir dalam proses

pengambilan loyang dari tungku kayu mengalami overcook atau gosong. Hal ini

menyebabkan bahan baku, tenaga dan waktu terbuang percuma atau dapat dikatakan sebagai

pemborosan karena produk rusak tersebut tidak layak untuk dipasarkan. Aktivitas ini

merupakan aktivitas tidak bernilai tambah sehingga untuk mengurangi pemborosan dari

produk rusak tersebut perlu pengelolaan aktivitas dengan pemilihan aktivitas (Activity

Selection) sehingga produk rusak atau pemborosan dalam perusahaan dapat ditekan.

Tabel 4.16

Penyebab Pemborosan dan Solusi Aktivitas Pengambilan Loyang dari Tungku Kayu

Aktivitas Penyebab pemborosan Solusi

Penirisan keringan wijen

penggunaan maksimal tungku kayu dengan 18 loyang dan ketepatan pengambilan yang kurang tepat

penggunaan timer atau alarm dan pengurangaan loyang, menjadi 16 loyang dalam setiap proses panggang

Namun untuk mencari pemborosan dan penghematan secara monetary belum dapat

dilakukan karena biaya overhead perusahaan masih menyatu dengan pengeluaran pribadi

pemilik sehingga pembebanan biaya dalam setiap produk untuk mengetahui harga pokok

produksi produk tidak dapat dilakukan.

4.7. Rekapitulasi Penghematan Biaya dengan Implementasi Cost Reduction Program

Hasil analisis dari keselurahan aktivitas diharapkan akan mendapat total penghematan

selama satu bulan jika Cost Reduction Program diterapkan dalam perusahaan yaitu sebesar

Page 44: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

���

Rp 1.959.895. Dari hasil analisis tersebut maka penerapan Cost Reduction Program akan

memberi dan menambah nilai manfaat bagi Perusahaan Makanan “57” Salatiga. Antara lain,

penggunaan bahan baku dengan efisien, penggunaan waktu yang optimal, kesalahan dalam

proses produksi berkurang dan tanggung jawab karyawan yang meningkat. Semua itu akan

berdampak pada penghematan biaya produksi perusahaan.

Tabel 4.17

Analisis Biaya dengan Penerapan Cost Reduction Program

Jenis Biaya sebelum penerapan estimasi

penerapan Penghematan Cost Reduction Cost Reduction Program Program

Biaya pembelian margarin 1,552,500 1,310,000 242,500

Biaya bahan bakar gas 1,676,250 1,305,000 371,250

Biaya wijen 2,610,000 1,566,000 1,044,000

Biaya konsumsi karyawan 1,854,000 1,578,000 276,000

Biaya listrik 26,145 0 26,145

Total 7,718,895 5,759,000 1,959,895

Sumber : Tabel 4.7, Tabel 4.9, Tabel 4.11, Tabel 4.13, Tabel 4.15

V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian di Perusahaan Makanan “57” Salatiga dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

Perusahaan Makanan “57” Salatiga dalam periode Maret 2013, perusahaan dalam

menjalankan aktivitas produksi dapat diklasifikasikan ke dalam aktivitas bernilai tambah dan

aktivitas tidak bernilai tambah. Aktivitas bernilai tambah menyangkut aktivitas produksi

perusahaan dari mulai pengolahan bahan baku sampai menjadi onde-onde gandum dan

keringan wijen. Untuk aktivitas tidak bernilai tambah pada aktivitas produksi Perusahaan

Makanan “57” utamanya terjadi dalam tahap sebelum produksi, sesudah produksi dan

Page 45: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

���

terdapat pada saat proses produksi. Pemborosan yang terdapat di perusahaan terjadi karena

pembelian dari pemasok luar kota, penggunaan listrik, metode penambahan wijen,

penyediaan konsumsi yang tinggi dan penggunaan bahan bakar gas 12 kg.

Aktivitas tidak bernilai tambah yang terjadi pada Perusahaan Makanan “57” dapat

direduksi dengan cara pemilihan aktivitas, pengurangan aktivitas, penghapusan aktivitas dan

gabungan dari pemilihan dan pengurangan aktivitas yang tidak bernilai tambah. Pemilihan

aktivitas dilakukan untuk mengelola terjadinya pemborosan dalam pembelian bahan baku

margarin dan penggunaan bahan bakar gas. Penghapusan aktivitas dilakukan untuk

pemborosan biaya penggunaan listrik dalam pendinginan produk onde-onde gandum dan

pengurangan aktivitas untuk mengelola aktivitas penyediaan konsumsi bagi karyawan.

Sedangkan aktivitas penambahan wijen dikelola dengan gabungan pemilihan aktivitas dan

pengurangan aktivitas.

Penghematan biaya yang diharapkan dengan menerapkan Cost Reduction Program,

Perusahaan Makanan “57” dapat menekan aktivitas tidak bernilai tambah dan penghematan

yang akan didapat sebesar Rp 1.959.895,00/bulan.

5.2 Implikasi Terapan

Implikasi terapan berkaitan dengan saran-saran yang diberikan kepada objek penelitian yang

bersangkutan, dalam hal ini Perusahaan Makanan “57” Salatiga. Berikut ini adalah implikasi

terapan dari penelitian ini :

1. Perusahaan Makanan “57” dalam rangka meningkatkan efisiensinya disarankan

menerapkan Cost Reduction Program. Dengan menerapkan Cost Reduction Program,

Perusahaan dapat meningkatkan laba karena aktivitas bernilai tambah yang tidak

efisien dapat dikelola menjadi efisien dan aktivitas tidak bernilai tambah dapat

dikurangi dan dieliminasi sehingga akan mengurangi biaya secara keseluruhan dalam

proses produksi.

2. Aktivitas yang menyebabkan pemborosan banyak terjadi karena faktor sumber daya

manusia dan kebiasan-kebiasan perusahaan yang tidak efisien dalam menjalankan

proses produksi. Upaya dalam menerapkan Cost Reduction Program, sebaiknya

Perusahaan Makanan “57” memperhatikan kualitas sumber daya manusia serta

Page 46: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

���

mengubah metode-metode yang tidak efisien di dalam proses produksi sehingga dapat

mencapai tujuan yang diharapkan.

Sumber daya manusia atau karyawan dapat ditingkatkan dengan melakukan berbagai

cara, misalnya seperti meningkatkan kedisiplinan karyawan dengan pengawasan

terhadap tenaga kerja, peneguran, pemberian sanksi atau pemberian bonus apabila

karyawan tersebut telah bekerja dengan baik.

3. Upaya dalam menerapkan Cost Reduction Program, dapat dilaksanakan dengan

pengunaan alat-alat seperti timer atau alarm, penyediaan bahan bakar yang lebih

hemat, pengantian biaya penggunaan margarin, pengawasan karyawan, menghemat

pengunaan listrik dan penggunaan media tertutup untuk proses penambahan bahan

pelengkap sehingga akan meningkatkan efisiensi perusahaan.

5.3 Keterbatasan Penelitian dan Penelitian Lanjutan

Dalam proses penelitian dan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab IV,

terdapat kelemahan-kelemahan dalam proses penulisan ini, dari kelemahan-kelemahan yang

ada diharapkan pada penelitian serupa selanjutnya dapat diperbaiki dan dapat menjadi

masukan. Kelemahan-kelemahan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Penghitungan harga pokok produksi untuk setiap produk tidak dapat dilakukan karena

disebabkan oleh masih menyatunya perusahaan dengan tempat tinggal pemilik

sehingga pengeluaran untuk perusahaan dengan pengeluaran pribadi pemilik tidak

dapat dibedakan. Hal ini menyebabkan pembebanan biaya, khususnya biaya listrik

dan air untuk kesetiap produk tidak dapat dilakukan.

2. Penghematan yang diperoleh dari penelitian ini masih bersifat finansial dan untuk

dampak sosial serta jangka panjang dari keputusan-keputusan dalam penelitian ini

belum diketahui karena penulis belum melakukan penelitian lebih lanjut.

3. Data yang diperoleh dari penelitian ini belum menghimpun aktivitas perusahaan

secara terperinci sehingga penulis menggunakan asumsi-asumsi untuk mempermudah

penghitungan, maka dalam penelitian ini masih memerlukan penelitian lanjutan

berjangka panjang untuk memperoleh data aktivitas perusahaan secara rinci dan

menemukan pemborosan, difokuskan untuk aktivitas pemrosesan adonan dan proses

panggang sehingga penghematan dalam jangka panjang dapat dicapai perusahaan.

Page 47: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

���

DAFTAR PUSTAKA

Hansen, Don R dan Mowen, Maryanne M, 2004, Akuntansi Manajemen, Erlangga, Jakarta.

Hansen, Don R dan Mowen, Maryanne M, 2011, Akuntansi Manajerial, Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 1993, Akuntansi Manajemen, Aditya Media, Yogyakarta.

Mulyadi, 1998, Total Quality Management, Aditya Media, Yogyakarta.

Tee, Clifford. 2006. Accent Reduction Guide. http://accentreductionguide.com diunduh 26 Oktober 2011.

PT PLN (Persero) 2013, Tarif Tenaga Listrik, http://www.pln.co.id/?p=49 diunduh 3 maret 2013.

Yustinengrum, Widya, 2009, Penerapan Cost Reduction Program pada Perusahaan Tahu Sumber Karya Salatiga. Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana.

Page 48: IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,

���