implementasi cloud computing menggunakan …repository.unnur.ac.id/6/1/skripsi reza jakaria -...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING
MENGGUNAKAN PROXMOX VIRTUAL ENVIRONMENT
DI UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG
REZA JAKARIA
5520119011
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG
BANDUNG
2013
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa : Reza Jakaria
NIM : 5520119011
Prodi : Teknik Informatika
Judul Skripsi : IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING
MENGGUNAKAN PROXMOX
VIRTUAL ENVIRONMENT DI UNIVERSITAS
NURTANIO BANDUNG
MENYATAKAN
Bahwa skripsi tersebut di atas adalah hasil karya saya sendiri dan bukan
plagiat. Apabila ternyata ditemukan didalam laporan skripsi saya terdapat unsur
plagiat, maka saya siap untuk mendapatkan sanksi akademik yang terkait dengan
hal tersebut.
Bandung, 21 Oktober 2013
Yang menyatakan,
Reza Jakaria
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama Mahasiswa : Reza Jakaria
NIM : 5520119011
Prodi : Teknik Informatika
Judul Skripsi : IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING
MENGGUNAKAN PROXMOX
VIRTUAL ENVIRONMENT DI UNIVERSITAS
NURTANIO BANDUNG
SKRIPSI INI TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI
Bandung, 21 Oktober 2013
Pembimbing
Cholid Fauzi, S.T., M.T.
Dekan
Ir. Abdul Madjid, M.Sc.
Ka. Prodi
Sardjono, S.T., M.T.
LEMBAR PENGESAHAN
IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING MENGGUNAKAN
PROXMOX VIRTUAL ENVIRONMENT DI UNIVERSITAS
NURTANIO BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana pada
Fakultas Ilmu Komputer dan Informatika
Universitas Nurtanio Bandung
Jurusan Teknik Informatika
Peneliti,
Reza Jakaria
5520119011
Menyetujui
Pembimbing Utama
Sardjono, S.T., M.T.
Co. Pembimbing
Cholid Fauzi, S.T., M.T.
Mengetahui
Dekan
Ir. Abdul Madjid, M.Sc.
Ka. Prodi
Sardjono, S.T., M.T.
i
ABSTRAK
Saat ini teknologi informasi di institusi pendidikan semakin berkembang,
termasuk infrastruktur teknologi informasi yang menunjang dalam meningkatkan
mutu pendidikan. Namun dalam penerapannya, investasi infrastruktur teknologi
informasi membutuhkan biaya yang tinggi, oleh karena itu dibutuhkan suatu cara
agar biaya investasi infrastruktur teknologi informasi tidak terlalu memakan biaya
yg begitu besar. Tentu saja Teknologi Cloud computing dapat dijadikan sebagai
solusi dalam menurunkan biaya investasi infrastruktur teknologi informasi,
dengan mengusung konsep Infrastructure as a Service (IaaS), Proxmox Virtual
Environment dapat menyederhanakan pemanfaatan sumber daya perangkat keras
dengan cara virtualisasi. Dengan begitu institusi pendidikan dapat menghemat
biaya investasi infrastruktur teknologi informasi sampai 90%.
Kata kunci: Cloud Computing, Infrastruktur, Institusi Pendidikan, Proxmox
Virtual Environment.
ii
ABSTRACT
Currently information technology in educational institutions more
growing, including information technology infrastructure support to improve the
quality of education. But at the implementation, information technology
infrastructure investment costs are so high, therefore it takes a way to reduce the
cost of information technology infrastructure investments that are not too costly.
Of course Cloud computing technology can be used as a solution to reduce the
cost of information technology infrastructure investment, with the concept of
Infrastructure as a Service (IaaS), Proxmox Virtual Environment can simplify the
utilization of hardware resources by means of virtualization. so educational
institutions so it can save the cost of information technology infrastructure
investments to 90%.
Keywords: Cloud Computing, Infrastructure, Educational Institutions, Proxmox
Virtual Environment.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga peulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir yang
merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program studi strata satu
(S1) pada jurusan Teknik Informatika Universitas Nurtanio Bandung.
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari
sempurna. Karena itu, kritik dan saran akan senantiasa penulis terima dengan
lapang dada. Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari pula bahwa laporan
tugas akhir ini tidak akan terwujud tanpa bantuan pembimbing dan dorongan dari
berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Marsma TNI (Purn) H. Tarsila, S.IP., M.M. selaku Rektor Universitas
Nurtanio Bandung.
2. Ir. Abdul Madjid, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan
Informatika Universitas Nurtanio Bandung.
3. Sardjono, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika
dan Pembimbing I Tugas Akhir Teknik Informatika Universitas
Nurtanio Bandung
4. Cholid Fauzi, S.T., M.T. selaku Pembimbing II Tugas Akhir Teknik
Informatika Universitas Nurtanio Bandung.
iv
5. Seluruh Dosen Program Studi Teknik Informatika Universitas
Nurtanio Bandung, terima kasih atas bimbingan dan pengajarannya.
Semoga ilmu yang penulis terima kelak bermanfaat bagi penulis.
6. Seluruh Karyawan dan Staff Universitas Nurtanio Bandung.
7. Kedua Orang Tua penulis, khususnya Ibunda tercinta yang telah
memberikan dukungan moril dan materil, kasih sayang dan
pengorbanan kepada penulis yang tak terhitung dan ternilai jumlahnya.
8. Adik dan kakak-kakak penulis yang selalu memberikan dukungannya,
Vicky Chandra, Rita Oktavia, Lettu Tek. Eldi Rainaldi, Siti Aisyah,
dan Denis Arief Ramadhan.
9. Keluarga besar Wiliater Tampubolon, Paman, Bibi, Sepupu-sepupu:
Rika, Rita, Rima, Gerry, Irvan, Vera, Rendi, Joseph dan Keponakan-
keponakan yang tidak bisa penulis sebutkan satu-satu.
10. Keluarga besar Mumuh Mitraganda, Paman, Bibi, Sepupu-sepupu:
Riky, Asty, Rudi, Wedhi, Tendys, Tely dan Keponakan-keponakan
yang tidak bisa penulis sebutkan satu-satu.
11. Teman-teman Teknik Informatika angkatan 2009: Anton, Erfan,
Daniel, Samuel, Mario, Bernard, Tommy, Hariawansyah, Marco,
Gelar, Fariq, Dewo, Yudi, Gingin, Eric, Dony dan yang lainnya yang
tidak bisa penulis sebutkan satu-satu.
12. Teman-teman Manajemen angkatan 2009: Pipih, Irma, Fithria,
Rohaeni, Herlin, Budi dan yang lainnya yang tidak bisa penulis
sebutkan satu-satu.
v
13. Teman-teman Rumah: Indra, Raga, Irvan, Fikry, Mega, Rani dan yang
lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu-satu.
Penulis mendoakan untuk semua pihak yang telah membantu penulis,
semoga mendapatkan imbalan yang setimpal dan senantiasa di berkahi rahmat
yang berlimpah dari Allah S.W.T. Amin.
Bandung, 21 Oktober 2013
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2. Identifikasi Masalah .......................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.4. Batasan Masalah ............................................................................... 3
1.5. Maksud dan Tujuan .......................................................................... 4
1.6. Manfaat Penelitian ............................................................................ 4
1.7. Metodologi Penelitian ....................................................................... 5
1.8. Sistematika Penulisan Laporan ......................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 8
2.1. Sejarah dan Perkembangan Cloud Computing ................................. 8
2.2. Definisi Virtualisasi .......................................................................... 10
2.3. Teknik Virtulisasi ............................................................................. 14
2.4. Hypervisor ........................................................................................ 16
vii
2.5. Virtual Machine ................................................................................ 17
2.6. Definisi Cloud Computing ................................................................ 18
2.7. Karakteristik Cloud Computing ........................................................ 20
2.8. Model Cloud Computing Berdasarkan Infrastruktur ........................ 22
2.9. Model Cloud Computing Berdasarkan Layanan ............................... 23
2.10. Kelebihan Cloud Computing ............................................................ 25
2.11. Kendala Cloud Computing ................................................................ 27
2.12. Proxmox Virtual Environment .......................................................... 28
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN ............................................... 35
3.1. Analisis Sistem ................................................................................. 35
3.2. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan ............................................. 36
3.3. Solusi Yang Ditawarkan ................................................................... 37
3.4. Analisis Bisnis Proses Implementasi Cloud Computing .................. 39
3.5. Analisi Kebutuhan Sistem Non Fungsional ...................................... 40
3.5.1. Analisis Perangkat Keras (Hardware) ................................. 41
3.5.2. Analisis Perangkat Lunak (Software) ................................... 42
3.5.3. Analisis Pengguna (User) ..................................................... 42
3.3 Sistem Permodelan ........................................................................... 44
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ............................................ 47
4.1. Implementasi ..................................................................................... 47
4.1.1. Instalasi Proxmox Virtual Environment ............................... 47
4.1.2. Membuat Virtual Machine ................................................... 56
4.2. Pengujian .......................................................................................... 73
viii
4.2.1. Pengujian Sistem Login ........................................................ 74
4.2.2. Pengujian Pembuatan Virtual Machine ................................ 75
4.2.3. Pengujian Upload ISO Image ............................................... 78
4.2.4. Pengujian Virtual Machine ................................................... 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 80
5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 80
5.2. Saran ................................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 82
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Paravirtualization ................................................................... 15
Gambar 3.1 Infrastruktur Server Traditional .............................................. 36
Gambar 3.2 Infrastruktur Server Virtual .................................................... 37
Gambar 3.3 Diagram Alur Implementasi Cloud Computing ...................... 39
Gambar 3.4 Diagram Use Case Pada Infrastruktur Cloud Computing ...... 43
Gambar 3.5 Diagram Activity ..................................................................... 45
Gambar 3.6 Diagram Class ......................................................................... 46
Gambar 4.1 Boot Awal Proxmox VE ......................................................... 48
Gambar 4.2 Proxmox Lisence Agreement .................................................. 49
Gambar 4.3 Target Harddisk Instalasi Proxmox ........................................ 50
Gambar 4.4 Konfigurasi Lokasi dan Waktu ............................................... 51
Gambar 4.5 Konfigurasi Password dan Email Administrator .................... 52
Gambar 4.6 Konfigurasi Network ............................................................... 53
Gambar 4.7 Proses Instalasi ........................................................................ 54
Gambar 4.8 Selesai Instalasi ....................................................................... 55
Gambar 4.9 Login Via Console .................................................................. 56
Gambar 4.10 Login Via Browser .................................................................. 57
Gambar 4.11 Halaman Utama Proxmox VE ................................................. 58
Gambar 4.12 Upload ISO Image .................................................................. 59
x
Gambar 4.13 Select File Upload .................................................................. 60
Gambar 4.14 Create VM .............................................................................. 61
Gambar 4.15 Setting Node VM .................................................................... 62
Gambar 4.16 Memilih Sistem Operasi Untuk VM ....................................... 63
Gambar 4.17 Memilih Sumber Instaler ........................................................ 64
Gambar 4.18 Setting Harddisk VM .............................................................. 65
Gambar 4.19 Setting CPU VM ..................................................................... 66
Gambar 4.20 Setting Memory VM ................................................................ 67
Gambar 4.21 Setting Network VM ............................................................... 68
Gambar 4.22 Informasi dari VM .................................................................. 69
Gambar 4.23 Start VM ................................................................................. 70
Gambar 4.24 Start Console ........................................................................... 71
Gambar 4.25 Tampilan Console VM ............................................................ 72
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perbandingan Virtual Environment ............................................. 33
Tabel 3.1 Perbandingan Biaya Infrastruktur Server Traditional & Virtual 41
Tabel 3.2 Penjelasan Pengguna (User) ........................................................ 43
Tabel 4.1 Pengujian Sistem Login ............................................................... 74
Tabel 4.2 Pengujian Pembuatan Virtual Machine ....................................... 75
Tabel 4.3 Pengujian Upload ISO Image ...................................................... 78
Tabel 4.4 Pengujian Virtual Machine .......................................................... 78
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Seiring pertumbuhan informasi yang begitu cepat, infrastruktur teknologi
informasi merupakan aset strategis dan dasar yang penting bagi perangkat lunak
untuk dapat memberikan layanan dan aplikasi user yang dibutuhkan oleh institusi
pendidikan maupun institusi-institusi yang lainnya. Perkembangan teknologi baru
yang serba cepat, berdampak pada pusat data yang menjadi sangat kompleks,
tidak fleksibel dan sulit untuk disesuaikan dengan kebutuhan biaya yang semakin
tinggi dan secara relatif pasti, namun tanpa mempertimbangkan perubahan
kebutuhan tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan suatu inovasi untuk menjawab
tantangan ini, sehingga infrastruktur teknologi informasi menjadi aset strategis
yang mampu menjadi sarana informasi untuk mencapai sukses.
Institusi pendidikan dihadapkan pada kebutuhan investasi infrastruktur
teknologi informasi yang semakin besar, karena semakin banyaknya perangkat
lunak dan aplikasi yang di digunakan dalam menunjang kegiatan akademik. Hal
tersebut tentu akan berimbas kepada naiknya kebutuhan, antara lain kebutuhan
akan sumber daya perangkat keras, kebutuhan akan ruangan, kebutuhan akan
energi, kebutuhan akan sumber daya manusia atau tenaga ahli dan secara
keseluruhan akan menaikkan biaya investasi pada institusi pendidikan tersebut.
2
Cloud computing menawarkan ekspansi infrastruktur teknologi informasi
ke level yang lebih tinggi tanpa harus dihadapkan pada biaya investasi yang
berlipat. Hal tersebut memungkinkan karena cloud computing menyederhanakan
cara memanfaatkan sumber daya perangkat keras, kebutuhan akan ruangan,
kebutuhan akan energi, dan kebutuhan akan sumber daya manusia atau tenaga ahli
sehingga dapat menurunkan biaya investasi. Oleh karena itu cloud computing
dapat menjadi solusi guna meningkatkan kualitas infrastruktur teknologi
informasi, tanpa membutuhkan biaya investasi yang tinggi.
1.2. Identifikasi Masalah
Dengan semakin banyaknya perangkat lunak dan aplikasi yang digunakan,
otomatis mendorong kebutuhan akan infrastruktur teknologi informasi semakin
besar, tentu saja hal tersebut akan menaikkan biaya terhadap investasi
infrastruktur teknologi informasi.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan
suatu permasalahan yaitu bagaimana merancang suatu infrastruktur teknologi
3
informasi, tanpa membutuhkan biaya investasi yang tinggi di institusi pendidikan,
khususnya di Universitas Nurtanio Bandung?
1.4. Batasan Masalah
Agar dalam pengerjaan skripsi ini lebih terarah, maka pembahasan
penulisan ini dibatasi pada ruang lingkup pembahasan sebagai berikut:
1. Menggunakan model infrastruktur Private cloud
2. Menggunakan model layanan Infrastructure as a Service (IaaS)
3. Server Cloud computing dibangun dengan menggunakan sistem
operasi Proxmox Virtual Environment berbasis Linux distribusi Debian
versi 5.
4. Menggunakan Full Virtualization pada sisi server dengan Kernel-
based Virtual Machine (KVM)
5. Aplikasi server yang akan digunakan adalah Website Server, dan Mail
Server.
6. Menggunakan topologi jaringan internet yang ada di Universitas
Nurtanio Bandung
4
1.5. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penulisan skripsi ini adalah untuk membangun suatu
infrastruktur teknologi informasi dengan mengimplementasi teknologi cloud
computing.
Sedangkan tujuannya itu sendiri adalah mengefisiensikan sumber daya
perangkat keras, kebutuhan akan ruangan, kebutuhan akan energi, dan kebutuhan
akan sumber daya manusia atau tenaga ahli, agar dapat menurunkan biaya
investasi terhadap pembangunan infrastruktur teknologi informasi di Universitas
Nurtanio Bandung.
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penulisan skripsi ini adalah:
1. Meningkatkan pemahaman tentang perkembangan teknologi informasi
khususnya mengenai teknologi cloud computing.
2. Menerapkan dan mengembangkan teori-teori yang diperoleh dari
bangku kuliah, khususnya mengenai infrastruktur teknologi informasi.
5
1.7. Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam menyusun laporan skripsi ini adalah:
1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan seperti mempelajari buku-buku referensi
yang berhubungan dengan teknologi cloud computing. Selain itu
mempelajari website-website referensi yang menyajikan materi-materi
tentang teknologi cloud computing.
2. Analisa Sistem
Menganalisa kebutuhan sistem dan mengidentifikasi kebutuhan
informasi berdasarkan hasil pengamatan serta studi pustaka yang telah
dilakukan.
3. Implementasi Sistem
Mengimplementasi teknologi cloud computing yang akan
dikembangkan.
4. Pengujian Sistem
Menguji hasil implemetasi teknologi cloud computing agar
sesuai dengan yang diharapkan.
6
5. Kesimpulan
Merupakan kesimpulan akhir dari implementasi yang telah
dibuat dan terdapat saran penelitian yang bersifat pengembangan.
1.8. Sistematika Penulisan Laporan
Secara garis besar materi laporan skripsi ini terbagi dalam beberapa bab
yang tersusun sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, identifikasi masalah, batasan
masalah, tujuan, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan
sistematika penulisan laporan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang teori yang berhubungan dengan judul
skripsi, seperti penjelasan mengenai arti dari teknologi cloud
computing itu sendiri dan hal-hal yang terkait mengenai teknologi
cloud computing.
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
Bab ini menjelaskan mengenai analisa teknologi cloud computing
dan perancangan yang dilakukan untuk membangun server cloud
computing itu sendiri.
7
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Pada bab ini menjelaskan bentuk implementasi beserta
pengujiannya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian ini dijelaskan mengenai kesimpulan dan saran guna
memperbaiki kelemahan yang terdapat pada aplikasi tersebut.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Sejarah dan Perkembangan Cloud Computing
Hal yang mendasari konsep cloud computing berawal pada tahun 1960-an,
saat John McCarthy, pakar komputasi MIT yang dikenal juga sebagai salah satu
pionir intelejensi buatan, menyampaikan visi bahwa “suatu hari nanti akan
menjadi infrastruktur publik seperti listrik dan telepon”.
Namun baru di tahun 1995, Larry Ellison, pendiri Oracle, memunculkan
ide “Network Computing” sebagai kampanye untuk menggugat dominasi
Microsoft yang saat itu merajai desktop computing dengan Windows 95-nya.
Larry Ellison menawarkan ide bahwa sebetulnya user tidak memerlukan berbagai
perangkat lunak, mulai dari sistem operasi dan berbagai perangkat lunak lain,
yang dijejalkan ke dalam personal computer desktop mereka. Personal computer
desktop bisa digantikan oleh sebuah terminal yang langsung terhubung dengan
sebuah server yang menyediakan environment yang berisi berbagai kebutuhan
perangkat lunak yang siap diakses oleh pengguna.
Ide “Network Computing” ini sempat menghangat dengan munculnya
beberapa pabrikan seperti Sun Microsystem dan Novell Netware yang
menawarkan Network Computing Client Sebagai pengganti desktop. Namun
9
akhirnya, gaung network computing ini lenyap dengan sendirinya, terutama
disebabkan kualitas jaringan komputer yang saat itu masih belum memadai,
sehingga akses Network Computing (NC) ini menjadi sangat lambat, sehingga
orang-orang akhirnya kembali memilih kenyamanan personal computer desktop,
seiring dengan semakin murahnya harga personal computer.
Merasakan ketidakpraktisan dengan aplikasi-aplikasi berbasis web, maka
kini diciptakanlah suatu terobosan baru, yaitu cloud computing. Aplikasi yang ada
di cloud computing tidak tergantung pada sistem operasi yang digunakan oleh
pemakai. Yang penting, pengguna dapat mengkases internet, menuju ke alamat
atau situs tertentu untuk menjalankan program yang dia perlukan.
Tonggak selanjutnya adalah kehadiran konsep Application Service
Provider (ASP) di akhir era 90-an. Seiring dengan semakin meningkatnya kualitas
jaringan komputer, memungkinkan akses aplikasi mejadi lebih cepat. Hanya saja
ASP ini masih bersifat privat, dimana layanan hanya dicustomisasi khusus untuk
satu pelanggan tertentu, sementara aplikasi yang disediakan umumnya masih
bersifat client-server.
Kehadiran berbagai teknik baru dalam pengembangan perangkat lunak di
awal abad 21, terutama di area pemrograman berbasis web disertai peningkatan
kapasitas jaringan internet telah menjadikan situs-situs internet bukan lagi sekedar
informasi statik. Tapi sudah mulai mengarah ke aplikasi bisnis yang lebih
kompleks. Dan seperti sudah sedikit di singgung Benioff ex-Vice President
Oracle, meluncurkan layanan aplikasi Customer Relationship Management (CRM)
10
dalam betuk Software as a Service (SaaS), yang mendapatkan sambutan luar biasa
di dunia teknologi informasi. Dengan misinya yang terkenal yaitu “The End of
Software”, Benioff bisa dikatakan berhasil mewujudkan visi bos-nya di Oracle,
Larry Elisson, tentang Network Computing menjadi kenyataan satu dekade
kemudian.
2.2. Definisi Virtualisasi
Virtualisasi dalam ruang lingkup teknologi informasi adalah sebuah teknik
untuk menyembunyikan karakteristik fisik dari sumber daya komputer dan
bagaimana cara sistem lain, aplikasi atau pengguna berinteraksi dengan sumber
daya tersebut. Hal ini termasuk membuat sebuah sumber daya tunggal (seperti
server, sebuah sistem operasi, sebuah aplikasi, atau peralatan penyimpanan)
terlihat berfungsi sebagai beberapa sumber daya logikal atau dapat juga termasuk
definisi untuk membuat beberapa sumber daya fisik (seperti beberapa peralatan
penyimpanan atau server) terlihat sebagai satu sumber daya logikal.
Virtualisasi merupakan toolset lengkap yang digunakan untuk mengurangi
sumber daya fisik. Penggunaan masing-masing virtualisasi dijelaskan sebagai
berikut:
11
1. Server Virtualization
Server Virtualization ini difokuskan pada partisi fisik dari
sebuah sistem operasi ke dalam mesin virtual. Terdapat dua aspek
dalam virtualisasi server:
Software Virtualization, menjalankan virtualisasi sistem
operasi diatas sebuah platform virtualisasi perangkat lunak
yang berjalan pada sebuah sistem operasi yang telah
tersedia.
Hardware Virtualization, menjalankan sistem operasi virtual
di atas sebuah platform perangkat lunak yang berjalan
langsung di atas perangkat keras tanpa sistem operasi yang
ada.
Ketika bekerja dengan virtualisasi server, server fisik menjadi
sebuah host untuk semua sistem operasi virtual atau Virtual Machines
(VMs).
2. Storage Virtualization
Storage Virtualization diguanakan untuk menggabungkan media
penyimpanan fisik dari beberapa devices untuk menjadikannya sebagai
sebuah penyimpanan tunggal. Media penyimpanan ini dapat berupa:
Direct Attached Storage (DAS), Network Attached Storage (NAS),
atau Storage Area Networks (SANs); dan dapat dihubungkan dengan
12
melalui beberapa protokol: Fibre Channel, Internet SCSI (iSCSI),
Fibre Channel pada Ethernet, atau bahkan Network File System (NFS).
3. Network Virtualization
Network Virtualization memungkinkan pengendalian bandwidth
yang tersedia dengan memisahkan ke dalam saluran independen yang
dapat ditugaskan untuk sumber daya tertentu. Sebagai contoh, bentuk
paling sederhana dari virtualisasi jaringan adalah Virtual Local Area
Network (VLAN), yang menciptakan segregasi logis dari jaringan
fisik.
4. Management Virtualization
Management Virtulization difokuskan pada teknologi yang
mengelola seluruh pusat data, baik fisik maupun virtual, untuk
menyajikan satu infrastruktur kesatuan tunggal dalam penyediaan
layanan. Management Virtualization tidak harus dilakukan melalui
sebuah antarmuka tunggal.
5. Desktop Virtualization
Desktop Virtualization memungkinkan untuk mengendalikan
mesin virtual untuk sistem desktop. Virtulisasi desktop memiliki
beberapa keunggulan, diantaranya adalah kemampuan untuk
memusatkan deployment desktop dan mengurangi biaya manajemen
13
karena pengguna mengakses desktop terpusat melalui berbagai
perangkat.
6. Presentation Virtualization
Presentation Virtualization hanya dapat menyediakan layer
presentasi dari sebuah lokasi pusat untuk para pengguna. Kebutuhan
presentation virtualization berkurang sejalan dikenalnya teknologi
virtualization application, protokol yang digunakan untuk presentation
virtualization berada di bagian depan dari kedua teknologi desktop
virtualization dan server virtualization karena mereka adalah protokol
yang digunakan untuk mengkases, menggunakan dan mengelola beban
kerja virtual.
7. Application Virtualization
Application Virtualization menggunakan prinsip yang sama
seperti server berbasis perangkat lunak, tapi bukan menyediakan mesin
untuk menjalankan sistem operasi keseluruhan, application
virtulization merupakan aplikasi produktivitas dari sistem operasi.
14
2.3. Teknik Virtualisasi
Pada dasarnya virtualisasi dibagi menjadi tiga teknik, yaitu:
1. Full Virtualization
Full virtulization menggunakan teknik translasi biner dan
eksekusi langsung. Dengan menempatkan virtual machine
management (VMM) di ring 0, mengakibatkan sistem operasi guest,
yaitu sistem operasi yang di-virtualisasi, terpisah dari sumber daya
perangkat keras. Hal ini mengakibatkan sistem operasi guest tidak
menyadari bahwa sedang di-virtualisasi, tanpa modifikasi terhadap
sistem operasi tersebut. Instruksi-instruksi sensitif di translasi biner
menjadi barisan instruksi yang dapat dieksekusi di perangkat keras.
Translasi instruksi tersebut dan instruksi sistem operasi dilakukan
secara langsung (on-the-fly dan cached) sehingga dapat dilakukan
dengan cepat. Sementara instruksi di tingkat pengguna diteruskan dan
dieksekusi secara langsung tanpa melalui translasi virtual machine
management (VMM) agar performanya terjaga.
15
2. Paravirtualization
Gambar 2.1 Paravirtualization
Paravirtualization dilakukan dengan memodifikasi sistem
operasi untuk mengganti instruksi-instruksi sensitif dengan hypercall
yang dapat berkomunikasi secara langsung dengan lapisan virtualisasi
hypervisor. Paravirtulization memiliki kelebihan dan kekurangan
dibandingkan dengan full virtualization. Paravirtualization memiliki
kelebihan berupa overhead yang lebih sedikit. Kekurangan dari teknik
ini adalah performa yang tergantung dari jenis beban kerja. Selain itu,
paravirtualization tidak dapat mendukung sistem operasi tanpa
modifikasi seperti Windows XP, sehingga kompatibilitasnya rendah.
Apabila dilihat dari sisi pengembangan, modifikasi sistem operasi
relatif lebih mudah daripada membuat metode translasi biner untuk
mendukung full virtalization.
16
3. Hardware Assisted Virtualization
Teknik ini menggunakan bantuan perangkat keras prosesor. Dua
tipe prosesor yang telah mendukung instruksi virtualisasi adalah Intel-
VT dan AMD-V. Keduanya menyediakan modus eksekusi CPU bagi
instruksi-instruksi sensitif dengan membuat virtual machine
management berjalan di bawah ring 0, yang disebut ring -1. Instruksi-
instruksi sensitif secara otomatis dikenali kemudian di-trap ke
hypervisor, sehingga tidak memerlukan translasi biner atau
paravirtualization.
2.4. Hypervisor
Hypervisor sendiri adalah sebuah teknik virtualisasi yang memungkinkan
beberapa sistem operasi untuk berjalan bersamaan pada sebuah host. Dikatakan
teknik virtualisasi karena sistem operasi yang ada bukanlah sebuah sistem operasi
yang sesungguhnya, hanya sebuah virtual machine saja. Tugas dari hypervisor
adalah untuk mengatur setiap sistem operasi tersebut sesuai dengan gilirannya
agar tidak menggangu satu dengan yang lainnya. Terkadang hypervisor juga
disebut sebagai Virtual Machine Management (VMM), sesuai denga tugasnya
dalam mengatur beberapa virtual machine.
Pada setiap jenis komputer, seperti cluster computing, grid computing,
personal computer ataupun mainframe, memiliki sistem operasi yang berbeda satu
17
sama lain karena memiliki sistem yang berbeda pula. Setiap sistem operasi
tersebut didesain sesuai dengan kebutuhan dari sistem masing-masing. Untuk
hypervisor sendiri, didesain lebih mirip sistem operasi untuk mainframe. Hal ini
dikarenakan sebuah hypervisor harus bisa mengatur beberapa sistem sekaligus,
layaknya sebuah host melayani beberapa client sekaligus pada mainframe. Pada
cloud computing, bukan hanya sistem saja yang harus diatur. Maka dari itu
digunakanlah sebuah hypervisor sebagai sistem operasi dari cloud computing.
Hypervisor bertugas untuk mengatur beberapa virtual machine sehingga nantinya
sebuah cloud computing dapat berjalan dengan baik.
2.5. Virtual Machine
Virtual machine (VM) adalah suatu environment, biasanya sebuah
program atau sistem operasi yang tidak ada secara fisik tetapi dijalankan dalam
environment lain. Dalam konteks ini, virtual machine disebut guest, sementara
environment yang menjalankan disebut host. Ide dasar dari virtual machine adalah
mengabstraksi perangkat keras dari satu komputer (processor, computing power,
media penyimpanan, network) ke beberapa environment eksekusi, sehingga
menciptakan ilusi bahwa masing-masing environment menjalankan komputernya
terpisah.
Virtual machine muncul karena adanya keinginan untuk menjalankan
banyak sistem operasi pada satu komputer. Teknologi virtual machine memiliki
18
banyak kegunaan seperti memungkinkan konsolidasi perangkat keras,
memudahkan recovery sistem dan menjalankan perangkat lunak terlebih dahulu.
2.6. Definisi Cloud Computing
Cloud computing adalah sebuah model komputasi atau computing, dimana
sumber daya seperti processor, computing power, media penyimpanan, network
dan perangkat lunak menjadi abstrak dan diberikan sebagai layanan di jaringan
internet menggunakan pola akses remote. Ketersediaan on-demand sesuai
kebutuhan, mudah untuk di kontrol, dinamis dan skalabilitas yang hampir tanpa
limit adalah beberapa atribut penting dari cloud computing. (Purbo, Onno W.
2012. Membuat Sendiri Cloud Computing Server Menggunakan Open Source.)
Para pakar IT telah memberikan banyak definisi tentang cloud computing.
Eracana, sebagaimana dikutip Akhmad Syaikhu, “Cloud computing is becoming
an adoptable technology for many of the organization with it’s dynamic
scalability and usage of virtualized resources as a service through the internet”.
Definisi yang semakna diungkapkan oleh Furht, bahwa “Cloud computing can be
defined as a new style of computing in which dynamically scalable and often
virtualized resources are provided as a services over the internet”. Arti yang lebih
sederhana diungkapkan oleh Hudson, sebagaimana yang dikutip oleh Won Kim
dalam jurnal yang berjudul “Cloud Computing: Today and Tomorrow”,
menyebutkan, “Cloud computing is being able to access files, data, programs and
19
3rd party services from web browser via the internet that are hosted by a 3rd
party provider and paying only for the computing resources and services used”.
Dari sekian banyak definisi tentang cloud computing, semuanya memiliki
titik poin yang sama yaitu pemanfaatan layanan teknologi informasi yang bisa
diakses oleh pengguna melalui jaringan internet. Secara mendasar, cloud
computing menggunakan prinsip penggabungan pemanfaatan teknologi komputer
(komputasi) dan pengembangan berbasis internet (awan). Syamsumar dan Zen,
memberikan konsep cloud computing sebagai berikut, cloud atau awan merupakan
metafora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan pada diagram
jaringan komputer. Awan (cloud) dalam cloud computing juga merupakan
abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikan yaitu mode komputasi
dimana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan (as
a service), sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat internet (di dalam awan)
tanpa pengetahuan tentangnya, ahli dengannya, atau memiliki kendali terhadap
infrastruktur teknologi yang membantunya.
Cloud computing atau komputasi awan merupakan tren baru di bidang
komputasi terdistribusi dimana berbagai pihak dapat mengembangkan aplikasi
dan layanan berbasis Service Oriented Architecture (SOA) di jaringan internet.
Batasan dari cloud computing sendiri masih mencari bentuk dan standarnya.
Dimana pasarlah yang akan menentukan model mana yang akan bertahan dan
model mana yang akan berakhir. Namun semua sepakat bahwa cloud computing
akan menjadi masa depan dari dunia komputasi. Bahkan lembaga riset bergengsi
20
Gartner Group juga telah menyatakan bahwa cloud computing adalah wacana
yang tidak boleh dilewati oleh seluruh organisasi IT ataupun praktisi IT yang
berkepentingan di dunia IT, mulai saat ini dan dalam beberapa waktu mendatang.
Ini disebabkan karena cloud computing adalah sebuah mekanisme yang
memungkinkan kita “menyewa” sumber daya teknologi informasi (processor,
computing power, media penyimpanan, network dan perangkat lunak) melalui
internet dan memanfaatkan sesuai kebutuhan kita dan membayar sesuai dengan
yang kita gunakan.
2.7. Karakteristik dalam Cloud Computing
Menurut National Institute of Standards and Technology (NIST) terdapat
lima karakteristik sehingga sistem tersebut dapat dikatakan sebagai cloud
computing, yaitu:
1. On-Demand Self-Service
Pengguna dapat mengkonfigurasi secara mandiri layanan yang
akan digunakan melalui sebuah sistem, tanpa perlu interaksi dengan
pihak penyedia layanan. Konfigurasi layanan yang dipilih ini harus
segera tersedia dan saat itu juga secara otomatis.
21
2. Broad Network Access
Sebuah layanan cloud computing harus dapat diakses dari mana
saja, kapan saja, dengan alat apapun, asalkan kita terhubung ke
jaringan layanan.
3. Resource Pooling
Sumber daya komputasi (processor, computing power, media
penyimpanan, network, dsb) disediakan oleh penyedia layanan untuk
memenuhi banyak pelanggan dengan model multi-tenant. Sumber daya
komputasi ini bisa berupa sumber daya fisik ataupun virtual dan juga
bisa dipakai secara dinamis oleh para pelanggan untuk mencukupi
kebutuhannya.
4. Measured Service
Tersedia layanan untuk mengoptimasi dan memonitor layanan
yang dapat difungsikan secara otomatis. Dengan monitoring sistem ini,
kita bisa melihat beberapa resources komputasi yang telah dipakai,
seperti: processor, computing power, media penyimpanan, network,
jumlah pengguna aktif, dsb.
5. Rapid Elasticity
Kapabilitas dari layanan cloud computing bisa digunakan oleh
para pengguna secara dinamis berdasarkan kebutuhan. Pengguna dapat
22
dengan mudah menambah atau mengurangi kapasitas layanan.
Kapasitas layanan ini biasanya tidak terbatas, dan pengguna dapat
dengan bebas dan mudah memilih kapasitas yang diinginkan setiap
saat.
2.8. Model Cloud Computing Berdasarkan Infrastruktur
Ada beberapa model penyebaran dari cloud computing yang dapat diterima
oleh para stakeholder saat ini dan diakui oleh National Institute of Standards and
Technology (NIST):
1. Public Cloud
Public cloud merupakan sebuah model layanan cloud yang
disediakan oleh provider/penyedia layanan dan ditujukan untuk
layanan public/masal. Mekanisme public cloud adalah sebuah utilitas
berbasis bayar yang disesuaikan dengan penggunaan. Resource dari
cloud ini dihosting di tempat penyedia layanan, mulai dari aplikasi
hingga ke media penyimpanan atau storage.
2. Private Cloud
Private cloud dibangun, dioperasikan dan dikelola oleh sebuah
organisasi untuk perusahaan atau keperluan internal untuk mendukung
operasi bisnisnya secara eksklusif. Mulai dari masyarakat umum,
23
perusahaan swasta, institusi pendidikan hingga organisasi pemerintah
di seluruh dunia yang mengadopsi model ini untuk mengeksploitasi
manfaat cloud seperti fleksibilitas, pengurangan biaya, dan sebagainya.
3. Community Cloud
Community cloud terbagi menjadi beberapa organisasi dan
mendukung komunitas tertentu yang telah berbagi kepentingan
misalnya misi, persyaratan keamanan, kebijakan, dan pertimbangan.
Community cloud dikelola oleh sebuah organisasi atau pihak ketiga
dan mungkin oleh anggota aktif.
4. Hybrid Cloud
Hybrid cloud merupakan infrastruktur yang terdiri dari dua atau
lebih cloud (private, community, atau public). Jadi, hybrid cloud adalah
infrastruktur cloud berupa gabungan dari beberapa cloud yang ada.
2.9. Model Cloud Computing Berdasarkan Layanan
Ada beberapa model cloud computing berdasarkan jenis layanannya, dan
National Institute of Standards and Technology (NIST) membagi jenis layanan
tersebut menjadi tiga, yaitu:
24
1. Infrastructure as a Service (IaaS)
Infrastucture as a Service merupakan sebuah layanan yang
memberikan sumber daya teknologi informasi dasar, yang meliputi
processor, computing power, media penyimpanan, network dan lain-
lain, yang dapat digunakan oleh pengguna untuk menjalankan aplikasi
yang dimilikinya.
2. Platform as a Service (PaaS)
Platform as a Service adalah layanan yang menyediakan modul-
modul siap pakai yang dapat digunakan untuk mengembangkan sebuah
aplikasi, yang tentu saja hanya dapat berjalan di atas platform tersebut.
Pengguna PaaS tidak memiliki kendali terhadap sumber daya
komputasi dasar seperti processor, computing power, media
penyimpanan, network dan lain-lain.
3. Software as a Service (SaaS)
Software as a Service memberikan kemudahan kepada para
pengguna untuk dapat memanfaatkan sumber daya perangkat lunak.
Para pengguna dapat mengakses aplikasinya melalui web browser.
25
2.10. Kelebihan Cloud Computing
Kelebihan dari teknologi cloud computing antara lain adalah:
1. Reduce Cost
Teknologi cloud computing memudahkan pengguna untuk
menghemat biaya dan efisiensi lebih baik karena menggunakan
anggaran yang rendah untuk sumber daya operasi yang dianggarkan
oleh sebuah organisasi, perusahaan atau institusi untuk meningkatkan
realibility sistem yang dibangun.
2. Increase Storage
Perusahaan, organisasi atau instansi dapat menggunakan
teknologi cloud computing sebagai pusat data, dimana data-data
tersimpan terpusat dan dapat diakses oleh semua pengguna atau
cabang-cabang dari sebuah perusahaan, organisasi atau instansi dan
dapat menyimpan data lebih banyak ketimbang menggunakan
komputer pribadi.
3. Highly Automated
Istilah ini dapat diartikan bahwa seseorang pengguna tidak perlu
khawatir akan harus mengganti atau memperbaharui versi dari aplikasi
yang mereka gunakan, karena sistem ini dapat melakukan sistem
26
otomatis pembaharuan atau penggantian versi dari aplikasi tanpa harus
diberi masukan dari seorang pengguna.
4. Flexibility
Teknologi cloud computing memberikan banyak sistem
fleksibilitas dari metode komputasi yang terdahulu dan dengan mudah
dapat berorientasi pada profit yang berkembang dengan cepat dan
berubah-ubah.
5. More Mobility
Suatu perusahaan, organisasi atau instansi yang memiliki
pengawai atau pengguna dapat melakukan akses data atau informasi
dari tempat yang berbeda-beda. Cloud computing dapat membentuk
manajemen serta operasional yang lebih mudah diakses dikarenakan
sistem perusahaan, organisasi atau instansi tergabung dalam satu cloud
sehingga dengan mudah dapat diakses, dipantau dan diatur.
6. Allow IT to Shift Focus
Dalam sebuah perusahaan, organisasi atau instansi yang
menggunakan teknologi cloud computing tidak perlu mengkawatirkan
server yang harus diperbaharui dan isu-isu komputasi lainnya.
27
2.11. Kendala Cloud Computing
Selain kelebihan cloud computing mempunyai beberapa kendala,
diantaranya:
1. Service Level
Dalam hal ini terkadang kita harus mengetahui service level
yang didapatkan mengenai transaction reponese time, data protection
dan kecepatan pengembalian data karena cloud provider tidak akan
konsisten dengan performa dari aplikasi ataupun transaksi.
2. Privacy
Dalam hal ini semua pengguna ataupun perusahaan melakukan
hosting, maka ada kemungkinan data yang disimpan dapat terbaca oleh
pengguna yang lain tanpa sepengetahuan kita ataupun persetujuan kita.
3. Compliance
Kita harus memperhatikan regulasi dari bisnis yang kita miliki,
dalam hal ini secara teori cloud service provider diharapkan dapat
menyamakan level compliance sebagai penyimpanan data didalam
cloud, namun dikarenakan teknologi ini baru maka disarankan untuk
berhati-hati dalam penyimpanan data.
28
4. Data Ownership
Seiring dengan kita menyimpan data dalam cloud, pelanggan
berhak menanyakan data yang berada di dalam cloud apakah
sepenuhnya dimiliki oleh pelanggan tersebut atau tidak karena
pelanggan tersebut harusnya memiliki data di dalam cloud
sepenuhnya.
5. Data Mobility
Pelanggan akan bertanya beberapa hal seperti apakah data yang
sudah disimpan dapat di-share diantara cloud service? Pelanggan juga
mempertanyakan apakah data akan kembali bilamana pelanggan
memutuskan kerjasama dengan cloud service. Pelanggan juga harus
memastikan bahwa data pelanggaan yang telah di-copy sudah terhapus
bilamana memutuskan kerjasama dengan cloud service.
2.12. Proxmox Virtual Environment
Proxmox Virtual Environment adalah platform virtualisasi bersifat open
source yang mendukung virtualisasi berbasis Kernel-based Virtual Machine
(KVM) dan Container-based Virtualization (OpenVZ).
Fitur yang ditawarkan oleh Proxmox VE adalah sebagai berikut:
29
1. High Performance and Scalability
Proxmox VE memberikan kinerja dan skalabilitas yang handal
untuk beban kerja server yang sangat besar.
2. Full Virtualization – KVM
Kernel-based Virtual Machine (KVM) adalah solusi full
virtualization untuk linux pada mesin server berbasis x86 yang
mendukung virtualisasi.
3. Live Snapshot
Dengan mengguanakan Proxmox VE Live Snapshot pengguna
dapat memelihara keadaan virtual machine KVM. Snapshot mencakup
isi dari memori mesin virtual, pengaturan mesin virtual, dan keadaan
semua media penyimpanan mesin virtual.
4. Operating System Virtualization - OpenVZ
OpenVZ adalah Container-based Virtualization untuk linux.
OpenVZ menciptakan beberapa kontainer linux yang terisolasi secara
aman atau dikenal seperti Virtual Private Server (VPS) pada server
fisik tunggal dan memungkinkan utilisasi lebih baik pada server, serta
memastikan bahwa aplikasi yang dijalankan tidak mengalami konflik.
30
5. Live Migration
Migrasi server pada proxmox, memungkinkan perpindahan
mesin virtual yang sedang berjalan dari host satu ke host yang lain
tanpa harus mematikan mesin server terlebih dahulu dan tanpa
mengalami gangguan pada server yg sedang berjalan.
6. Open Source
Proxmox VE dilisensikan dibawah lisensi perangkat lunak Open
Source. Hal ini menjamin akses penuh ke semua fungsi untuk semua
orang dalam meningkatkan keamanan dan mengatasi segala kendala
yang dihadapi.
7. High Availability Cluster
Jika Virtual Machine (VM) atau Container (CT) dikonfigurasi
sebagai High Availability (HA) dan host fisik gagal, maka virtual
machine secara otomatis restart pada salah satu node cluster proxmox
yang tersisa.
8. Restful Web API
Proxmox VE menggunakan REST seperti Application
Programming Interface (API) dan Proxmox menggunakan JavaScript
Object Notation (JSON) sebagai format data primer dan secara
keseluruhan menggunakan skema JSON.
31
9. Proxmox Cluster File System
Proxmox VE tidak membutuhkan manajemen node karena
semua node mempunyai kapabilitas manajemen yang sama dan
menghilangkan Single Point of Failures (SPOF).
Proxmox Cluster File System (PMXCFS) adalah database untuk
file sistem untuk menyimpan file konfigurasi, direplikasi pada semua
node menggunakan corosync yang digunakan untuk menyimpan file
konfigurasi proxmox yang terkait.
10. Rich Web Appication for Management
Proxmox VE sangat mudah untuk digunakan. Tidak perlu
menginstal alat manajemen secara terpisah atau manajemen tambahan
dengan database yang besar.
11. Backup and Restore
Alat backup yang teritegrasi (vzdump) menciptakan snapshot
yang konsisten. Pada dasarnya menciptakan arsip bertipe data .tar dari
VM dan CT termasuk file konfigurasinya.
12. Role-based Administration
Dengan menggunakan peran pengguna berbasiskan manajemen
izin untuk semua objek (VM, CT, media penyimpanan, node dan
sebagainya).
32
13. Multiple Authentication Source
Proxmox mendukung beberapa sumber otentikasi, seperti linux
PAM Standar Authentication, Proxmox Server Authentication,
Microsoft Active Directory (MS ADS), dan LDAP.
14. Network Model
Proxmox menggunakan model jaringan bridge (jembatan).
Semua VM’s dapat berbagi bridge tersebut, seolah-olah kabel jaringan
virtual dari setiap host terhubung ke switch yang sama. Untuk
menghubungkan VM’s ke internet, bridge yang melekat pada network
card fisik diberikan konfigurasi TCP/IP
15. Storage Model
Proxmox VE menggunakan model penyimpanan yang sangat
fleksibel, image virtual machine dapat disimpan pada media
penyimpanan local, ataupun di dalam media penyimpanan bersama
seperti Network Attach Storage (NAS), atau Network File System
(NFS).
Untuk urusan mengatur mesin-mesin virtual dan cluster, proxmox
menyediakan sebuah kontrol panel berbasis web dengan interface yg sangat
mudah untuk digunakan. Dari kontrol panel tersebut para pengguna dapat
melakukan semua pekerjaan yang dibutuhkan untuk mengatur mesin virtual.
33
Proxmox berbasis linux dengan arsitektur x86_64, oleh karena itu
proxmox hanya dapat di-install pada mesin yang mendukung arsitektur x86_64
atau berbasis 64 bit. Selain itu, Proxmox juga membutuhkan prosesor yang
mendukung virtualisasi pada perangkat keras (hardware virtualization), baik
prosesor Intel dengan teknologi Intel-VT nya maupun prosesor AMD dengan
teknologi AMD-V nya.
Tentu saja Proxmox bukanlah satu-satunya platform yang dapat digunakan
untuk membangun infrastruktur cloud computing, masih ada beberapa platform
lain yang serupa dengan Proxmox tetapi dengan kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Namun dari tabel berikut ini dapat menjadi suatu rujukan untuk
membandingkan Proxmox dengan platform lainnya.
Tabel 2.1 Perbandingan Virtual Environment
(Sumber: Proxmox)
Proxmox VE VMware
Vsphare
Windows
Hyper-V
Citrix Xen
Server
Guest
Operating
System
Support
Windows and
Linux (KVM)
other operating
systems are
know to work
and are
community
supported
(OpenVZ
supports Linux
only)
Windows,
Linux, and
Unix
Modern
Windows OS,
Linux support
is limited
Most
Windows OS,
Linux support
is limited
Open Source Yes No No No
34
OpenVZ
container
(know as OS
Virtualization)
Yes No No No
Single-view
for
Management
(centralized
control)
Yes
Yes, but
requires
dedicated
management
server (or VM)
? ?
Simple
Licensing
Structure
Only one
subscription
pricing, all
featured
enabled
No No No
High
Availability Yes Yes
Requires
Microsoft
Failover
clustering,
limited guest
OS support
Yes
Live VM
Snapshots;
Backup a
Running VM
Yes Yes Limited Yes
Virtual
Machine Live
Migration
Yes Yes Yes Yes
Max. RAM
and CPU per
Host
160 CPU/2 TB
RAM
160 CPU/2 TB
RAM ? ?
Bare Metal
Hypervisor Yes Yes No Yes
Tabel di atas menunjukan bahwa proxmox memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan platform lainnya.
35
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN
3.1. Analisis Sistem
Analisis sistem merupakan suatu tahapan pemahaman terhadap suatu
sistem yang sedang berjalan maupun yang akan dibuat. Tahapan analisis bertujuan
untuk mengetahui mekanisme atau prosedur kerja dari proses yang sedang
berjalan maupun yang akan dibuat. Tujuan dari tahapan tersebut adalah untuk
mengindentifikasi kebutuhan batasan sistem, dan hubungan antar kebutuhan
sistem.
Pada sub bab ini akan diuraikan proses analisis sistem infrastruktur
teknologi informasi yang diterapkan dengan konsep cloud computing dan sebagai
layanan Infrastructure as a Service (IaaS), dimana Universitas Nurtanio sebagai
pengguna dapat mengefisiensikan sumber daya perangkat keras yang ada,
kebutuhan akan ruangan, kebutuhan akan energi dan kebutuhan sumber daya
manusia atau tenaga ahli.
36
3.2. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan
Sistem yang sedang berjalan diartikan sebagai sistem yang sedang dipakai,
sedangkan analisis sistem yang sedang berjalan diartikan sebagai cara untuk
memahami terlebih dahulu masalah yang dihadapi oleh sistem, seperti
mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan fungsional dari sistem sehingga dapat
diketahui apa saja kebutuhan-kebutuhan pengguna yang belum terpenuhi oleh
sistem yang sedang berjalan tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian di Pusat Komputer Universitas Nurtanio
Bandung, infrastruktur teknologi informasi di Pusat Komputer Universitas
Nurtanio Bandung masih menggunakan cara tradisional dimana satu buah server
fisik hanya digunakan untuk satu aplikasi.
Gambar 3.1 Infrastruktur Server Tradisional
Cara tersebut pun dinilai tidak efisien karena setiap penambahan aplikasi
baru, Universitas Nurtanio harus mengeluarkan biaya untuk server baru pula.
Tidak hanya itu, kebutuhan akan ruang dan sumber daya energi pun harus ikut
bertambah dengan adanya server baru.
37
Dengan begitu muncul permasalahan dimana saat ini infrastruktur
teknologi informasi di Universitas Nurtanio Bandung kurang efisien dengan
banyak mengeluarkan biaya investasi untuk pengadaan server baru setiap ada
penambahaan aplikasi baru.
3.3. Solusi Yang Ditawarkan
Berdasarkan hasil analisis sistem yang sedang berjalan, solusi yang
diberikan adalah dengan membangun sebuah infrastruktur teknologi informasi
yang efisien dengan mengimplementasi teknologi cloud computing.
Dengan menggunakan Proxmox Virtual Environment yang merupakan
sistem operasi untuk virtualisasi server, satu buah server fisik dapat menjadikan
beberapa server virtual yang didalamnya terdapat banyak aplikasi.
Gambar 3.2 Infrastruktur Server Virtual
38
Rp-
Rp20.000.000
Rp40.000.000
Rp60.000.000
Rp80.000.000
Biaya HardwareFisik
Biaya ListrikTahunan
Fisik Rp75.000.000 Rp32.850.000
Virtual Rp15.000.000 Rp4.108.440
Selain itu dengan virtualisasi server, Universitas Nurtanio dapat
menghemat biaya investasi. Seperti terlihat pada tabel 3.1 perbandingan biaya
antara infrastruktur server tradisional dengan infrastruktur server virtual.
Tabel 3.1 Perbandingan Biaya Infrastruktur Server Tradisional dan Virtual
BANYAKNYA SERVER 10
FISIK VIRTUAL HEMAT
MENGHEMAT ENERGI
PEMAKAIAN LISTRIK SERVER TAHUNAN (kWh) 32.850 4.108 28.742
PENURUNAN BIAYA
HARDWARE FISIK Rp 75.000.000 Rp 15.000.000 Rp 60.000.000
BIAYA LISTRIK TAHUNAN Rp 32.850.000 Rp 4.108.440 Rp 28.741.560
ASUMSI
1. Perbandingan 1:10 (1 Server Fisik = 10 Server Virtual)
2. Wh ke kWh dibagi 1000
3. Pemakaian Listrik (Wh) = Daya Alat Listrik (Watt) x Jam x Hari
4. Biaya Listrik = Pemakaian (kWh) x Tarif Dasar Listrik
5. Harga server fisik dgn spek bukan untuk virtualisasi
Rp 7.500.000
6. Harga server fisik dgn spek untuk virtualisasi
Rp 15.000.000
7. Daya listrik server fisik (Watt)
375
8. Daya listrik server virtual (Watt)
469
9. Tarif dasar listrik per kWh Rp 1.000
39
3.4. Analisis Bisnis Proses Implementasi Cloud Computing
Dalam membangun suatu infrastruktur teknologi informasi, ada beberapa
proses yang harus dilakukan, diantaranya mulai dari proses instalasi, hingga
proses konfigurasi. Proses-proses tersebut dapat dilihat pada diagram alur di
bawah ini.
Gambar 3.3 Diagram Alur Implementasi Cloud Computing
Pada Gambar 3.3 dijelaskan bahwa hal yang pertama dilakukan adalah
dengan melakukan instalasi sistem operasi yang akan digunakan sebagai server
yang mendukung virtualisasi. Sistem operasi yang digunakan adalah Proxmox
Virtual Environment berbasis Linux distribusi Debian versi 5. Proses instalasi
pada Proxmox VE dibarengi oleh proses konfigurasi, konfigurasi tersebut
diantaranya konfigurasi lokasi, waktu, root password, IP Address, gateway,
40
broadcast network, DNS, dan host server. Selanjutnya setelah proses instalasi
berhasil masuk ke proses Login, apabila proses Login berhasil maka selanjutnya
akan masuk pada halaman utama dari Proxmox VE. Dilanjutkan dengan proses
upload ISO image yang nantinya akan digunakan sebagai media pada saat
instalasi server virtual. Setelah proses upload berhasil maka proses selanjutnya
adalah membuat virtual server/virtual machine, yang diawali dengan setting
kebutuhan sumber daya perangkat keras untuk virtual machine tersebut. Lalu
setelah proses setting selesai, dilanjutkan proses instalasi sistem operasi yang akan
digunakan pada virtual machine, proses instalasi dan konfigurasi virtual machine
sama dengan proses instalasi dan konfigurasi pada umumnya dan disesuaikan
dengan fungsi dan kebutuhan dari server tersebut.
3.5. Analisis Kebutuhan Sistem Non Fungsional
Analisis kebutuhan non-fungsional merupakan analisis yang dibutuhkan
untuk menentukan spesifikasi kebutuhan sistem. Spesifikasi ini juga meliputi
elemen-elemen dan komponen-komponen apa saja yang dibutuhkan untuk sistem
yang akan dibangun, sampai dengan sistem tersebut di implementasikan. Analisis
kebutuhan ini juga menentukan spesifikasi masukan yang dibutuhkan oleh sistem,
keluaran yang akan dihasilkan oleh sistem dan proses yang dibutuhkan untuk
mengolah masukan sehingga menghasilan suatu keluaran yang diinginkan.
Kebutuhan non-fungsional terbagi menjadi beberapa analisis, yaitu:
41
1. Analisis Perangkat Keras (Hardware)
2. Analisis Perangkat Lunak (Software)
3. Analisis Pengguna (User)
3.5.1. Analisis Perangkat Keras (Hardware)
1. Perangkat Keras yang ada Pada Universitas Nurtanio:
a. Processor Intel Xeon 3400 Series (quad-core) up to 3.06 GHz/8 MB
b. Memory Up to 32 GB DDR-3 ECC memory up to 1333 MHz 2 GB
c. Storage 500 GB SATA
d. Network Interface Dual Gigabit Ethernet
e. Ports 7 USB 2 Ethernet 1 serial and video
2. Perangkat Keras yang Disarankan:
a. Dual or Quad Socket Server (Quad/Six/Hex)
b. CPU: 64bit (Intel EMT64 or AMD64)
c. Intel VT/AMD-V Capable CPU/Mainboard (for KVM Full
Virtualization Support)
d. Min 1 GB RAM, 8 GB more is better
e. Hardware RAID
f. Fast Hard Drives, best results with 15k rpm SAS, RAID 10
g. Min One or Two Gbit NIC (for bonding)
42
3.5.2. Analisis Perangkat Lunak (Software)
Adapun perangkat lunak yang digunakan antara lain:
1. Perangkat Lunak Pada Sistem
a. Proxmox Virtual Environment
b. FreeBSD (untuk guest OS/OS pada VM)
c. Ubuntu Server (untuk guest OS/OS pada VM)
2. Perangkat Lunak Pada Admin dan User
a. Microsoft Windows atau Linux OS
b. Browser Mozila Firefox atau Google Chrome
c. Java Plug-in
3.5.3. Analisis Pengguna (User)
Analisis pengguna bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan siapa saja
user yang terlibat dalam menggunakan sistem yang dikembangkan sehingga dapat
memperjelas fungsionalitas dari sistem yang akan dikembangkan dan dapat
diketahui tingkat pemahaman user terhadap komputer. Pada tabel 3.1 merupakan
penjelasan pengguna (user) yang akan mengoperasikan server cloud.
43
Tabel 3.2 Penjelasan Pengguna (User)
User Tanggung
Jawab HakAkses
Tingkat
Pendidikan
Tingkat
Keterampilan Pengalaman
JenisPelat
ihan
Admin Mengontrol
Sistem dan
Aplikasi
yang berada
dalam server
cloud dan
virtual
mesin.
Berinterak
si dengan
sistem
S-1 Menguasai
Internet,
Linux, Unix,
Network
Manajemen,
TCP/IP.
Pernah
membangun
server
sebelumnya.
Sistem
Administra
tor.
Pengun
jung
Mengunakan
Aplikasi
Web
Berinterak
si dengan
Aplikasi
Website
- Menguasai
Internet,
mampu
berinteraksi
dengan
aplikasi web
- -
44
3.6. Sistem Permodelan
Gambar 3.4 Diagram Use Case Pada Infrastruktur Cloud Computing
45
Gambar 3.5 Diagram Activity
46
Gambar 3.6 Diagram Class
47
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
4.1. Implementasi
Implementasi merupakan suatu tahap untuk menerapkan sebuah sistem
yang telah dirancang sebelumnya, mulai dari instalasi, konfigurasi hingga sebuah
sistem tersebut telah siap untuk masuk ke tahap selanjutnya yaitu tahap pengujian.
4.1.1. Instalasi Proxmox Vitual Environment
1. Siapkan ISO image Proxmox Virtual Environment yang telah
di-download sebelumnya.
2. Burn ISO image Proxmox Virtual Environment ke dalam CD.
3. Nyalakan komputer dan masukkan CD yang telah di burn ke
dalam CD-ROM komputer server.
4. Setting bios komputer server yang akan digunakan, pada boot
awal pilihlah boot from CD.
48
5. Setelah di setting maka komputer akan boot melalui CD, jika
berhasil maka akan muncul tampilan gambar seperti di bawah
ini.
Gambar 4.1 Boot Awal Proxmox VE
6. Tekan enter untuk memulai instalasi.
49
7. Setelah itu akan muncul halaman Proxmox License
Agreement, yang menerangkan bentuk lisensi dari Proxmox
VE, pilih “I agree” untuk melanjutkan.
Gambar 4.2 Proxmox License Agreement
50
8. Lalu Proxmox akan menunjukkan Target Harddisk yang akan
di-instal. Pada dasarnya Proxmox VE mempartisi harddisk
secara otomatis, yang memudahkan kepada para pengguna
pada saat instalasi, pilih “next” untuk melanjutkannya.
Gambar 4.3 Target Harddisk Instalasi Proxmox
51
9. Selanjutnya isikan lokasi dan zona waktu, lalu pilih “next”
untuk melanjutkan.
Gambar 4.4 Konfigurasi Lokasi dan Waktu
52
10. Setelah itu masukkan password dan alamat email
administrator. Isikan password dengan panjang minimal 8
karakter dan juga kombinasikan antara huruf, nomor dan
simbol agar password lebih kuat. Lalu pilih “next” untuk
melanjutkan.
Gambar 4.5 Konfigurasi Password dan Email Administrator
53
11. Selanjutnya Network Configuration, masukkan Hostname, IP
Address, Netmask, Gateway, dan DNS Server sesuaikan
dengan network yang digunakan, lalu pilih “next” untuk
melanjutkan.
Gambar 4.6 Konfigurasi Network
54
12. Lalu proses instalasi pun dimulai, tunggu hingga proses
instalasi selesai.
Gambar 4.7 Proses Instalasi
55
13. Setelah instalasi selesai, restart komputer server dengan
memilih “reboot”.
Gambar 4.8 Selesai Instalasi
56
14. Setelah komputer server merestart, maka akan muncul
halaman login yang menunjukkan bahwa proses instalasi
selesai dan berhasil.
Gambar 4.9 Login via Console
4.1.2. Membuat Virtual Machine
Setelah instalasi selesai dan berhasil, virtual machine
dapat dibuat melalui web browser dengan mengakses alamat IP
server Proxmox. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
57
1. Akses Proxmox melaui web browser dengan memasukkan
alamat IP server Proxmox melalui https protokol. Setelah itu
maka akan muncul halaman login. Masukkan username
default sebagai “root” dengan password yang telah dibuat
sebelumnya pada saat instalasi.
Gambar 4.10 Login via Browser
58
2. Setelah login berhasil, maka akan muncul halaman utama dari
Proxmox VE. Terdapat beberapa menu pada halaman utama
guna memudahkan administrator untuk memanage mesin-
mesin virtual yang ada.
Gambar 4.11 Halaman Utama Proxmox VE
59
3. Selanjutnya upload ISO image yang nantinya akan diinstal
sebagai Sistem Operasi di mesin virtual. Klik icon harddisk
lalu masuk ke tab “Content”, lalu pilih “Upload” hingga
muncul halaman upload.
Gambar 4.12 Upload ISO Image
60
4. Setelah muncul halaman upload, pilih “Select File” dan pilih
ISO image yang akan di-upload.
Gambar 4.13 Select File Upload
61
5. Selanjutnya membuat VM, klik pada node yang akan dibuat
VM, lalu pilih “Create VM” pada pojok kanan atas.
Gambar 4.14 Create VM
62
6. Setelah itu akan muncul jendela setting VM. Pilih node yang
akan diinstal VM, masukkan VM ID dari VM yang akan
dibuat, lalu masukkan nama dari VM yang akan dibuat. Klik
“next” untuk melanjutkan.
Gambar 4.15 Setting Node VM
63
7. Selanjutnya pilih jenis sistem operasi yang akan diinstal di
dalam VM. Pilih sistem operasi yang kompatibel dengan
aplikasi web yang nantinya akan digunakan.
Gambar 4.16 Memilih Sistem Operasi untuk VM
64
8. Lalu pilih “Use CD/DVD disk image file (iso)”, jika
instalernya berbentuk ISO image, setelah itu tentukan Storage
dan ISO Image yang akan digunakan. Tetapi jika installernya
dari CD/DVD secara fisik, pilih “Use physical CD/DVD
Drive”.
Gambar 4.17 Memilih Sumber Installer
65
9. Lalu isikan Bus/Device, Disk Size, dan Format dari Harddisk,
sesuaikan dengan fungsi dan kebutuhan dari VM.
Gambar 4.18 Setting Harddisk VM
66
10. Selanjutnya isikan Socket dan Core dari CPU Processor.
Sesuaikan dengan fungsi dan kebutuhan dari VM.
Gambar 4.19 Setting CPU VM
67
11. Setelah itu tentukan besaran Memory dan sesuaikan dengan
fungsi dan kebutuhan dari VM.
Gambar 4.20 Setting Memory VM
68
12. Lalu pilih “Bridge mode” pada Setting Network.
Gambar 4.21 Setting Network VM
69
13. Setelah itu lalu muncul jendela konfirmasi yang menampilkan
informasi dari VM yang telah di-setting sebelumnya.
Gambar 4.22 Informasi dari VM
70
14. Setelah setting VM selesai, selanjutnya klik kanan pada VM
yang sebelumnya telah dibuat lalu pilih “Start” untuk mulai
menjalankan VM.
Gambar 4.23 Start VM
71
15. Lalu untuk menampilkan monitor dari VM, klik kanan
kembali pada VM dan pilihlah menu “Console”.
Gambar 4.24 Start Console
72
16. Setelah itu akan muncul jendela baru dengan menampilkan
monitor dari VM.
Gambar 4.25 Tampilan Console VM
17. Lakukan instalasi aplikasi website yang diperlukan pada VM
yang telah buat dan di-setting sebelumnya.
73
4.2. Pengujian
Pengujian sistem merupakan tahapan yang sangat penting dalam
membangun sebuah sistem, hal terpenting yang bertujuan untuk menemukan
kesalahan-kesalahan atau kekurangan-kekurangan dalam sistem yang diuji.
Pengujian bermaksud untuk mengetahui apakah sistem yang telah dibuat
memenuhi kriteria yang sesuai dengan tujuan perancangan sistem tersebut.
Adapun Pengujian program ini menggunakan metode Black Box.
Pengujian Black Box merupakan pengujian program berdasarkan fungsi dari
sistem. Tujuan dari metode Black Box ini adalah untuk menemukan kesalahan
fungsi pada sistem. Pengujian dengan metode Black Box dilakukan dengan cara
memberikan sejumlah input pada sistem yang kemudian diproses sesuai dengan
kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah sistem yang kemudian diproses
sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah sistem
menghasilkan output yang diinginkan dan sesuai dengan fungsi dari program
tersebut. Apabila dari input yang diberikan proses menghasilkan output yang
sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka sistem yang bersangkutan telah
benar, tetapi jika output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan
fungsionalnya, maka masih terdapat kesalahan pada sistem tersebut.
Pengujian dilakukan dengan mencoba semua kemungkinan yang terjadi
dan pengujian dilakukan berulang-ulang. Jika dalam pengujian ditemukan
74
kesalahan, maka akan dilakukan penelusuran dan perbaikan untuk memperbaiki
kesalahan yang terjadi. Jika telah selesai melakukan perbaikan, maka akan
dilakukan secara terus menerus hingga diperoleh hasil yang terbaik.
4.2.1. Pengujian Sistem Login
Pengujian sistem login dilakukan oleh administrator
Tabel 4.1 Pengujian Sistem Login
No. Skenario
Pengujian
Test
Case
Hasil yang
diharapkan Hasil Pengujian
Kesim
pulan
1. Mengosongkan
kolom isian
Username dan
Password,
langsung
mengklik login
Userna
me: -
Passwo
rd: -
Sistem akan
menolak akses
login Sesuai Harapan Valid
2. Hanya mengisi
kolom
Username dan
mengosongkan
kolom
Password
Userna
me:
root
Passwo
rd: -
Sistem akan
menolak akses
login Sesuai Harapan Valid
3. Hanya mengisi
kolom
Password dan
mengosongkan
kolom
Username
Userna
me: -
Passwo
rd:
pass
Sistem akan
menolak akses
login Sesuai Harapan Valid
4. Menginputkan
data login
dengan benar
Userna
me:
root
Passwo
rd:
pass
Sistem menerima
akses login
Sesuai Harapan Valid
75
4.2.2. Pengujian Pembuatan Virtual Machine
Pengujian pembuatan virtual machine dilakukan oleh administrator
Tabel 4.2 Penguijian Pembuatan Virtual Machine
No. Skenario
Pengujian
Test
Case
Hasil yang
diharapkan Hasil Pengujian
Kesim
pulan
1. Mengosongkan
semua kolom
isian pada tab
General
VM
ID: -
Name:
-
Resour
ce
Pool: -
Sistem akan
menolak ke
setting
berikutnya Sesuai Harapan Valid
2. Hanya mengisi
kolom name
dan
mengosongkan
kolom VM ID
pada tab
General
VM
ID: -
Name:
Test
Sistem akan
menolak ke
setting
berikutnya Sesuai Harapan Valid
3. Hanya mengisi
kolom VM ID
dan
mengosongkan
kolom name
pada tab
General
VM
ID:
100
Name:
-
Sistem akan
menerima dan
memperbolehkan
ke setting
berikutnya
Sesuai Harapan Valid
4. Mengisi kolom
VM ID dengan
huruf pada tab
General
VM
ID:
contoh
vm
Sistem akan
menolak Sesuai Harapan Valid
5. Mengisi kolom
VM ID dengan
angka pada tab
General
VM
ID:
123
Sistem akan
menerima Sesuai Harapan Valid
6. Mengisi kolom
VM ID dengan
dua karakter
angka pada tab
General
VM
ID: 12
Sistem akan
menolak
Sesuai Harapan Valid
7. Mengisi kolom
VM ID dengan
lebih dari tiga
karakter angka
VM
ID:
123
Sistem akan
menerima Sesuai Harapan Valid
76
pada tab
General
8. Mengosongkan
pilihan radio
button pada tab
OS
- Sistem akan
menolak ke
setting
berikutnya
Sesuai Harapan Valid
9. Memilih salah
satu menu pada
radio button
pada tab OS
- Sistem akan
menerima dan
memperbolehkan
ke setting
berikutnya
Sesuai Harapan Valid
10. Mengosongkan
kolom ISO
Image pada tab
CD/DVD
ISO
Image:
-
Sistem akan
menolak ke
setting
berikutnya
Sesuai Harapan Valid
11. Memilih salah
satu ISO Image
pada tab
CD/DVD
ISO
Image:
Ubuntu
13.04
Sistem akan
menerima dan
memperbolehkan
ke setting
berikutnya
Sesuai Harapan Valid
12. Mengosongkan
semua kolom
pada tab
Harddisk
Bus/De
vice: -
Storag
e: -
Disk
Size
(GB): -
Format
: -
Cache:
-
Sistem akan
menolak ke
setting
berikutnya
Sesuai Harapan Valid
13. Mengisi Disk
Size dengan
huruf pada tab
Harddisk
Disk
Size
(GB):
test
Sistem akan
menolak
mengisikan
huruf
Sesuai Harapan Valid
14. Mengisi semua
kolom isian
pada tab
Harddisk
Bus/De
vice:
IDE
Storag
e: local
Disk
Size
(GB):
80
Format
: vmdk
Sistem akan
menerima dan
memperbolehkan
ke setting
berikutnya
Sesuai Harapan Valid
77
Cache:
Default
15. Mengosongkan
semua kolom
pada tab CPU
Sockets
: -
Core: -
Sistem akan
menolak ke
setting
berikutnya
Sesuai Harapan Valid
16. Mengisi kolom
Sockets dan
Core dengan
huruf pada tab
CPU
Sockets
: abc
Core:
abc
Sistem akan
menolak
mengisikan
huruf
Sesuai Harapan Valid
17. Mengisi kolom
Socket dan
Core dengan
angka pada tab
CPU
Sockets
: 1
Core: 2
Sistem akan
menerima dan
memperbolehkan
ke setting
berikutnya
Sesuai Harapan Valid
18. Hanya mengisi
kolom Sockets
pada tab CPU
Sockets
: 1
Core: -
Sistem akan
menolak ke
setting
berikutnya
Sesuai Harapan Valid
19. Hanya mengisi
kolom Core
pada tab CPU
Sockets
: -
Core: 1
Sistem akan
menolak ke
setting
berikutnya
Sesuai Harapan Valid
20. Mengisi semua
kolom dengan
benar pada tab
CPU
Sockets
: 1
Core: 2
Sistem akan
menerima dan
memperbolehkan
ke setting
berikutnya
Sesuai Harapan Valid
21. Mengosongkan
kolom Memory
(MB) pada tab
Memory
Memor
y
(MB):
-
Sistem akan
menolak ke
setting
berikutnya
Sesuai Harapan Valid
22. Mengisi kolom
Memory (MB)
dengan huruf
pada tab
Memory
Memor
y
(MB):
abc
Sistem akan
menolak ke
setting
berikutnya
Sesuai Harapan Valid
23. Mengisi kolom
Memory (MB)
dengan angka
pada tab
Memory
Memor
y
(MB):
1024
Sistem akan
menerima dan
memperbolehkan
ke setting
berikutnya
Sesuai Harapan Valid
24. Mengisi kolom
Memory (MB)
dengan benar
Memor
y
(MB):
Sistem akan
menerima dan
memperbolehkan
Sesuai Harapan Valid
78
pada tab
Memory
1024 ke setting
berikutnya
25. Mengosongkan
semua kolom
isian pada tab
Network
- Sistem akan
menolak Sesuai Harapan Valid
26. Mengisi semua
kolom isian
pada tab
Network
- Sistem akan
menerima dan
memperbolehkan
ke setting
berikutnya
Sesuai Harapan Valid
4.2.3. Pengujian Upload ISO Image
Pengujian upload ISO Image dilakukan oleh administrator
Tabel 4.3 Pengujian Upload ISO Image
No. Skenario
Pengujian
Test
Case
Hasil yang
diharapkan Hasil Pengujian
Kesim
pulan
1. Memilih file
dengan format
.iso -
Sistem akan
menerima dan
proses upload
dimulai
Sesuai Harapan Valid
4.2.4. Pengujian Virtual Machine
Pengujian virtual machine dilakukan oleh administrator
Tabel 4.4 Pengujian Virtual Machine
No. Skenario
Pengujian
Test
Case
Hasil yang
diharapkan Hasil Pengujian
Kesim
pulan
1. Menyorot VM
dan mengklik
kanan pada VM
yang akan
dijalankan
-
Akan muncul
pop up dialog
dengan pilihan
menu start,
migrate,
shutdown, stop,
dan console
Sesuai Harapan Valid
79
2. Menyorot VM
dan mengklik
kanan pada VM
yang akan
dijalankan lalu
memilih menu
start
-
VM akan mulai
menyala
Sesuai Harapan Valid
3. Menyorot VM
dan mengklik
kanan pada VM
yang sedang
berjalan lalu
memilih menu
shutdown
-
Akan
memamatikan
sistem operasi
dan aplikasi yang
sedang berjalan
di dalam VM
Sesuai Harapan Valid
4. Menyorot VM
dan mengklik
kanan pada VM
yang sedang
berjalan lalu
memilih menu
stop
-
Sistem operasi
dan aplikasi
dalam VM akan
dihentikan secara
paksa.
Sesuai Harapan Valid
5. Menyorot VM
dan mengklik
kanan pada VM
yang sedang
berjalan lalu
memilih menu
Console
-
Akan muncul
jendela baru
dengan
menampilkan
monitor dari
sistem operasi di
dalam VM
Sesuai Harapan Valid
80
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya serta hasil dari pengujian yang
didapatkan, maka akhirnya dapat diambil beberapa kesimpulan, diantaranya:
1. Teknologi cloud computing dengan Infrastrucure as a Services (IaaS)
nya merupakan suatu teknologi yang menyederhanakan cara
pemanfaatan sumber daya perangkat keras, kebutuhan akan ruangan,
kebutuhan akan energi dan kebutuhan akan sumber daya manusia atau
tenaga ahli.
2. Proxmox Virtual Environment dapat dijadikan sebagai suatu sarana
untuk memanfaatkan teknologi cloud computing dalam hal ini
teknologi Infrastructure as a Service (IaaS).
3. Dengan fitur Virtual Machine-nya, Proxmox Virtual Environment
dapat dengan mudah untuk menambah dan mengurangi jumlah
komputer server, yang dapat mendukung banyak aplikasi yang berjalan
di dalamnya.
4. Cloud computing dapat menjadi solusi guna meningkatkan kualitas
infrastruktur teknologi informasi, tanpa membutuhkan biaya investasi
yang tinggi.
81
5.2. Saran
Adapun saran yang menuju kearah pengembangan yaitu:
1. Diharapkan agar sistem keamanan pada teknologi cloud computing
lebih diperhatikan, guna mengurangi ancaman dari pihak yang tidak
bertanggung jawab.
2. Perlu spesifikasi hardware yang tepat dalam membangun infrastruktur
teknologi cloud computing.
3. Diperlukannya backup secara periodik atau menambah server cluster
dengan menggunakan prinsip fail over & take over untuk
mengantisipasi kegagalan sistem.
82
DAFTAR PUSTAKA
Purbo, Onno W. 2012. Membuat Sendiri Cloud Computing Server Menggunakan
Open Source. Yogyakarta: Andi Offset.
Telkom. 2012. Cloud Computing Untuk Perguruan Tinggi.
http://www.telkomcloud.com/sme/cloud-computing-untuk-perguruan-
tinggi/ , (diakses 09 Februari 2013)
Mohammed. Arif. 2009. A History Of Cloud Computing.
http://www.computerweekly.com/Articles/2009/06/10/235429/A-history-
of-cloud-computing.htm , (diakses 09 Februari 2013)
Fayruzrahma. 2012. Arsitektur KVM Part 1.
http://fayruzrahma.wordpress.com/2012/07/25/arsitektur-kvm-part-1/
(diakses 09 Februari 2013)
Fayruzrahma. 2012. Arsitektur KVM Part 2.
http://fayruzrahma.wordpress.com/2012/07/25/arsitektur-kvm-part-2/
(diakses 09 Februari 2013)
83
Santoso, Berkah I. 2012. Cloud Computing dan Strategi TI Modern.
http://www.cloudindonesia.or.id/e-book-cloud-computing-dan-strategi-ti-
modern.html (diakses 05 Maret 2013)
Santoso, Berkah I. 2012. Perkembangan Virtualisasi.
http://www.cloudindonesia.or.id/e-book-perkembangan-virtualisasi.html
(diakses 05 Maret 2013)
Budiyanto, Alex. 2012. Pengantar Cloud Computing.
http://www.cloudindonesia.or.id/pengantar-cloud-computing.html
(diakses 12 Maret 2013)
Sukanda. 2012. Pengantar Proxmox. http://www.cloudindonesia.or.id/pengantar-
proxmox.html (diakses 10 April 2013)
Hidayat, Rachmat. 2012. Mengenal Proxmox VE Lebih Dalam.
http://www.cloudindonesia.or.id/mengenal-proxmox-ve-lebih-
dalam.html (diakses 10 April 2013)
Andargini, Muhammad Rivai, 2010. Keuntungan Teknologi Virtualisasi & Cloud
Computing. http://www.excellent.co.id/product-
services/vmware/keuntungan-teknologi-virtualisasi-cloud-computing/
(diakses 12 April 2013)
84
Putra, Rifki. 2012. Teknik Virtualisasi (Hypervisor). http://rifkiputra.com/teknik-
virtualisasi-hypervisor-2/ (diakses 15 April 2013)
Proxmox. 2012. Features Proxmox VE. http://www.proxmox.com/proxmox-
ve/features (diakses 02 Mei 2013)
Proxmox. 2012. Comparison. http://www.proxmox.com/proxmox-ve/comparison
(diakses 02 Mei 2013)
Proxmox. 2012. System Requirements. http://www.proxmox.com/proxmox-
ve/requirements (diakses 02 Mei 2013)
85